UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh Noviandi Hamid NIM: 104017000555
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H./ 2011 M.
UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA melalui PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Prasyarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh NOVIANDI HAMID NIM: 104017000555
Pembimbing I
Pembimbing II
Maifalinda Fatra, M.Pd NIP: 197005281996032002
Lia Kurniawati, M.Pd NIP: 197605212008012008
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH dan KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431H/2011M
i
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul "Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa melalui Pendekatan Konstruktivisme" oleh Noviandi Hamid, NIM 104017000555, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah pada Selasa, 21 Juni 2011 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak mendapat gelar sarjana SI (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Matematika.
Jakarta, Juni 2011 Panitia Ujian Munaqosah
Tanggal
Tanda Tangan
Ketua Jurusan Maifalinda Fatra. M.Pd NIP. 19700528 199603 2 002
...............................
...........................
Sekretaris Jurusan Otong Suhyanto. M. Si NIP. 19681104 199903 1 001
...............................
...........................
Penguji I Abdul Muin. M.Pd NIP. 19751201 200604 1 003
...............................
...........................
Penguji II Dra. Eni Rosda S. M. Psi NIP. 19530813 198003 2 001
...............................
...........................
Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Prof. Dr. Dedel Rosyada, M.A NIP. 19571005 198703 1003
ii
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
:
Noviandi Hamid
NIM
:
1040 17000 555
Jurusan
:
Pendidikan Matematika
Angkatan Tahun
:
2004 / 2005
Alamat
:
Jl. Ibnu Sina Ivno.63, Komp. IAIN, Ciputat, Jakarta
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA Bahwa skripsi yang berjudul Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa melalui Pendekatan Konstruktivisme adalah benar hasil karya sendiri dibawah bimbingan dosen : 1 Nama
: Maifalinda Fatra, M.Pd
NIP
: 19700528 199603 2 002
Dosen Jurusan : Pendidikan Matematika 2 Nama NIP
: Lia Kurniawati, M.Pd : 19760521 200801 2 008
Dosen Jurusan : Pendidikan Matematika Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila ternyata skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
Jakarta, Juni 2011 Yang Menyatakan
Noviandi Hamid
ABSTRAK Noviandi Hamid (104017000555), “Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa melalui Pendekatan Konstruktivisme” Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Juni 2011. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan solusi dalam meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa dalam suatu kelas yang memiliki kemampuan beragam, serta untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa dari berbagai tingkat kemampuan. Penelitian dilaksanakan bulan Januari sampai dengan April 2011 di YMJ (Yayasan Miftahul Jannah) Ciputat, Jakarta tahun pelajaran 2010/2011. Penelitian ini menggunakan meteodologi penelitian tindakan kelas (PTK) yang berlangsung selama dua siklus. Dalam pelaksanaan tindakan penelitian strategi instruksional Pendekatan Konstruktivisme yang digunakan adalah Tutor Sebaya, dimana subjek penelitian dikelompokan secara heterogen. Pengumpulan data aktivitas belajar matematika siswa menggunakan lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa dan wawancara terhadap subjek penelitian. Sedangkan pengukuran hasil belajar matematika siswa menggunakan instrumen tes formatif akhir siklus. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa dalam Pendekatan Konstruktivisme pada pembelajaran dengan strategi Tutor Sebaya dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa dan hasil belajar matematika siswa.
Kata kunci: Pendekatan Konstruktivisme, aktivitas belajar matematika.
iii
ABSTRACT
Noviandi Hamid (104017000555), "Effort to Improve Mathematics Learning Activities Students through Constructivist Approach" a Paper of Mathematics Education and Teacher Training Faculty Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, June 2011. The purpose of this research is to find a solution in increasing the activity of mathematics learning in a class of varying abilities, as well as to improve mathematics learning outcomes of students from various levels of ability. Research carried out in January to April 2011 in YMJ (Yayasan Miftahul Jannah) Ciputat, Jakarta academic year 2010/2011. This study used Classroom Action Research (CAR) which lasted for two cycles. In the implementation of the action research approach is constructivism instructional strategies used were peer tutors, where research subjects are grouped in heterogeneous. Data collection mathematics learning activities using observation sheets mathematics learning activities and interviews with research subjects. While the measurement of students' mathematics learning outcomes using test instruments formative end of the cycle. Research results revealed that the constructivism approach to learning with Peer Tutor instructional strategies to improve student mathematics learning activities and results of mathematics learning.
Keywords: constructivism approach, the activity of learning mathematics.
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim Tahmid serta syukur tak hentinya kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan semesta alam. Segala inspirasi dan kemudahan dalam pencapaian sebuah kesuksesan adalah anugerah Allah SWT. Shalawat dan salam kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, serta umatnya hingga akhir zaman. Alhamdulillah skripsi dengan judul ”Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa melalui Pendekatan Konstruktivisme” dapat penulis selesaikan dengan baik. Selama proses penyelesaian skripsi banyak elemen yang terlibat dan turut membantu membimbing penulis. Penulis ucapkan terima kasih yang tak hingga kepada: 1.
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yakni Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A.
2.
Ketua jurusan Pendidikan Matematika sekaligus sebagai dosen pembimbing skripsi I Ibu Maifalinda Fatra, M.Pd atas segala kesempatan untuk berbagi ilmu dan korektor ketika penulis melakukan kekeliruan.
3.
Dosen pembimbing skripsi II Ibu Lia Kurniawati, M.Pd atas segala ilmu dan inspirasi dalam mengembangkan pola pikir penulis.
4.
Para dosen dan staf jurusan Pendidikan Matematika UIN Jakarta atas segala ilmu dan pengetahuan kematematikaan sehingga penulis dapat sedikit tahu bagaimana cara belajar.
5.
Keluarga besar YMJ (Yayasan Miftahul Jannah) Ciputat, Jakarta atas kesempatan yang diberikan pada penulis dalam mengaplikasikan sebuah pengajaran.
6.
Teman terbaikku di jurusan Pendidikan Matematika angkatan 2004, kakanda (2001-2003), adik-adik (2005-2008) dan teman kosan yang tidak dapat disebutkan satu persatu namanya. Terima kasih telah mau berteman dan mendukung penulis dalam menyelesaikan study di UIN Jakarta. Insya Allah kita akan mendapatkan yang terbaik.
v
7.
Kedua orang tua yang memberikan restu (Allahummagfirli waliwalidayya warhamhuma kama rabbayani shagira), adik-kakak, keluarga besar dan Ningsih Rizki Rodhiyah Asjhar yang senantiasa mendukung dan mendoakan penulis hingga dapat menyelesaikan study di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Terlepas dari segala kelemahan dan kekurangan, penulis memohon maaf atas segala kekeliruan yang ditimbulkan. Penulis sangat mengharapkan kritik dan solusi dalam rangka perbaikan penulisan karya ilmiah selanjutnya.
Jakarta, Juni 2011
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan Pembimbing Skripsi .............................................................
i
Surat Pernyataan Karya Sendiri ............................................................................
ii
Abstrak ..................................................................................................................
iii
Kata Pengantar ......................................................................................................
v
Daftar Isi................................................................................................................
vii
Daftar Tabel ..........................................................................................................
x
Daftar Gambar .......................................................................................................
xi
Daftar Lampiran ....................................................................................................
xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................................
1
B. Identifikasi, Pembatasan dan Rumusan Masalah .............................
6
a) Identifikasi Masalah ....................................................................
6
b) Pembatasan Masalah ...................................................................
6
c) Rumusan Masalah .......................................................................
7
C. Tujuan Penelitian .............................................................................
7
D. Manfaat Penelitian ...........................................................................
7
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Kerangka Teori ................................................................................
8
1. Aktivitas Belajar Matematika .....................................................
8
a. Pengertian ...............................................................................
8
b. Aktivitas-aktivitas Belajar ......................................................
12
c. Penilaian Aktivitas dalam Pembelajaran ................................
15
2. Pendekatan Konstruktivisme.......................................................
16
a. Pengertian ...............................................................................
16
b. Komponen-komponen Pendekatan Konstruktivisme ............
18
c. Desain Sistem Pembelajaran Kontruktivisme ........................
19
d. Kelebihan dan kekurangan Pendekatan
vii
Konstruktivisme .....................................................................
22
e. Strategi Tutor Sebaya .............................................................
23
B. Hasil Penelitian yang Relevan .........................................................
24
C. Pengajuan Konseptual Hipotesis Tindakan .....................................
25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ..........................................................
26
B. Tahapan Penelitian Tindakan Kelas ................................................
26
C. Indikator keberhasilan......................................................................
31
D. Subjek/Partisipan yang terlibat dalam Penelitian ............................
31
E. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ......................................
32
F. Tahapan Intervensi Tindakan...........................................................
32
G. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ...................................
33
H. Data dan Sumber Data .....................................................................
33
I.
Instrumen-instrumen Penelitian .......................................................
33
J.
Teknik Pengumpulan Data...............................................................
35
K. Validitas
dan
Teknik
Pemeriksaan
Keterpercayaan
(Trusworthiness) Studi.....................................................................
35
L. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis ..................................
36
M. Pengembangan Perencanaan Tindakan ............................................
38
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Hasil Intervensi Tindakan .......................................
39
1.
Kegiatan Pendahuluan ..............................................................
39
2.
Siklus I ......................................................................................
43
a.
Tahap Perencanaan ............................................................
43
b.
Tahap Pelaksanaan.............................................................
43
c.
Tahap Observasi ................................................................
52
d.
Tahap Refleksi ...................................................................
55
Siklus II .....................................................................................
56
a.
Tahap perencanaan ............................................................
56
b.
Tahap pelaksanaan .............................................................
57
c.
Tahap Observasi ................................................................
62
3.
viii
d.
Tahap Refleksi ...................................................................
65
B. Pemeriksaan Keabsahan Data ..........................................................
65
C. Analisis Data ....................................................................................
66
D. Interprestasi Hasil Analisis .......................................................................
68
E. Pembahasan Temuan Penelitian................................................................
71
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ......................................................................................
73
B. Saran ................................................................................................
73
Daftar Pustaka .....................................................................................................
74
Lampiran-lampiran ............................................................................................
76
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1
: Rangkuman Nilai Awal Hasil Belajar Matematika Siswa ............
Tabel 4.2
: Skor Awal Rata-rata Observasi Aktivitas Belajar Matematik Siswa Pra Penelitian .....................................................................
Tabel 4.3
40
41
: Skor Rata-rata Aktivitas Belajar Matematika Siswa Selama Pembelajaran Siklus I ....................................................................
53
Tabel 4.4
: Nilai Tes Belajar Matematika Akhir Siklus I ................................
54
Tabel 4.5
: Skor Rata-rata Aktivitas Belajar Matematika Siswa Selama Pembelajaran Siklus II ...................................................................
62
Tabel 4.6
: Nilai Tes Belajar Matematika Akhir Siklus II ...............................
63
Tabel 4.7
: Skor Rata-rata Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa ...
68
Tabel 4.8
: Nilai Rata-rata Hasil Tes Akhir Belajar Siswa .............................
69
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
: Kegiatan Tes Akhir Siklus I .........................................................
55
Gambar 2
: Kegiatan Tes Akhir Siklus II .........................................................
64
Gambar 3
: Diagram Batang Hasil Skor Rata-rata Aktivitas melalui Lembar
Gambar 4
Observasi ......................................................................................
68
: Digram Batang Hasil Skor Rata-rata Tes Hasil Belajar Siswa .....
70
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................
76
Lampiran
2: LKS, Latihan, Tugas dan Kuis ....................................................
102
Lampiran
3: Lembar Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa .............
113
Lampiran
4: Lembar Observasi Guru ..............................................................
114
Lampiran
5: Lembar Pedoman Wawancara Guru ...........................................
116
Lampiran
6: Lembar Wawancara Siswa ..........................................................
118
Lampiran
7: Hasil Wawancara Guru dan Siswa ..............................................
120
Lampiran
8: Tes Akhir Siklus .........................................................................
125
Lampiran
9: Daftar Nilai Awal Hasil Belajar Matematika Siswa ...................
132
Lampiran
10: Perhitungan Statistik Nilai Awal Hasil Belajar Matematika Siswa ..........................................................................................
134
Lampiran
11 : Daftar Nilai Tes Akhir Siklus ...................................................
135
Lampiran
12 : Perhitungan Statistik Nilai Akhir Siklus ..................................
137
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan
merupakan
salah
satu
faktor
penentu
keberhasilan
pembangunan upaya meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam Al- Qur’an, Allah swt berfirman dalam surat Ar-Radu ayat 11 yang berbunyi: … … Artinya: … Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri …
Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa betapa penting pendidik itu diperoleh karena dengan pendidikan kita dapat merubah kehidupan suatu bangsa dimasa yang akan datang. Pendidikan atau proses pembelajaran dapat dilakukan dimana saja baik secara formal (sekolah atau lembaga yang berakitan dengan pendidikan), informal (tempat les, tempat pembinaan keterampilan) dan lingkungan sekitar (keluarga, teman dan masyarakat). Sesuai dengan hadist Nabi saw “tuntutlah ilmu walau sampai negeri Cina”, mengapa demikian? Karena sudah sejak zaman dahulu sudah dikatakan bahwa tuntutlah ilmu ditempat dimana pendidikan itu dapat diperoleh. Jadi dapat dikatakan bahwa untuk memperoleh ilmu tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Hal ini berkaitan dengan hadist Nabi saw yang berbunyi “tuntutlah Ilmu dari buain sampai akhir hayat”. Salah satu tempat yang diberikan kepercayaan untuk menuntut ilmu pengetahuan adalah sekolah. Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari apa yang perlu diketahui agar dapat berpikir cerdas dan bertindak cepat. Hal tersebut sejalan dengan Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa ”Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
1
2
mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.”1 Banyak faktor yang mempengaruhi keberasilan sebuah pendidikan, antara lain fasilitas, guru, siswa dan lingkungan itu sendiri. Salah satu diantaranya yang merupakan faktor utama adalah guru. Guru adalah seseorang yang berada di garda terdepan untuk menciptakan kualitas sumber daya manusia karena seorang guru berhadapan langsung dengan siswa dalam proses belajar mengajar. Seorang guru diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang melibatkan siswa secara langsung atau tidak langsung dan bertanggung jawab dalam proses pembelajaran (belajar mengajar). Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal menyediakan berbagai macam bidang studi untuk dipelajari oleh peserta didik. Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah adalah matematika. Beberapa tahun terakhir, medali emas dari berbagai olimpiade digenggam Indonesia. Ada kado istimewa untuk Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Sabtu (2/5), hari ini. Enam medali emas diraih pelajar SMA asal Indonesia dari ajang International Conference of Young Scientists (ICYS) 2009 di Pszczyn, Polandia, pada 24-28 April. Hasil ini sangat membanggakan, namun Surya Dharma berpendapat bahwa ajang olimpiade keilmuan internasional tersebut, jumlah siswa-siswa Indonesia yang berprestasi sangat kecil bila dibandingkan mutu prestasi belajar anak Indonesia secara keseluruhan.2 Hasil olimpiade sains yang telah dipaparkan di atas, sekiranya menjadi renungan bagi kita sebagai pendidik (guru). Mengapa demikian?. Hasil yang telah disebutkan di atas perlu kiranya dibandingkan dengan hasil PISA (Programme International Student Assessment) 2009 yang menempatkan siswa Indonesia pada
1
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda, 2003, h.9 2 Anan's, “Mutu Pendidikan di Negeri Para Juara” dari http://anantoprasetya.student.ac.id/ [02 Januari 2011, 11:36 PM]
3
urutan ke-61 dari 65 negara dengan nilai rata-rata untuk kemampuan matematika secara umum adalah 371. Sedang negara tetangga kita Thailand mendapat urutan ke-50 dengan nilai rata-rata 419.3 Rendahnya prestasi belajar matematika di Indonesia ini telah menjadi perhatian para pakar pendidikan termasuk guru-guru di sekolah. Salah satu faktor rendahnya prestasi belajar matematika yaitu tentang kegunaan matematika itu sendiri. Matematika bukan hanya digunakan untuk memberikan kemampuan dalam perhitungan-perhitungan (kuantitatif), tetapi juga dalam penataan cara berpikir, terutama dalam pembentukan kemampuan menganalisis, membuat sintesis, melakukan evaluasi hingga kemampuan memecahkan masalah. Matematika bukanlah ilmu yang berisi hafalan rumus belaka, siswa tidak hanya sekedar menerima rumus dari guru dan menghafalnya, namun siswa harus mengetahui bagaimana rumus tersebut terjadi dan digunakan. Rendahnya prestasi belajar matematika juga disebabkan karena aktivitas dalam pembelajaran matematika masih sangat rendah. Siswa jarang sekali mengajukan pertanyaan walaupun guru telah memancing dengan pertanyaanpertanyaan yang sekiranya siswa belum jelas. Selain itu, aktivitas siswa dalam mencatat, membuat ringkasan dan mengerjakan soal-soal latihan masih rendah. Dalam proses pembelajaran selama ini, pada umumnya guru senantiasa mendominasi kegiatan dan segala inisiatif datang dari guru, sementara siswa sebagai obyek untuk menerima apa-apa yang dianggap penting dan menghafal materi-materi yang disampaikan oleh guru serta tidak berani mengeluarkan ideide pada saat pembelajaran berlangsung. Hal ini dapat dikatakan bahwa guru dalam kegiatan belajar mengajar di kelas kurang menekankan pada aspek kemampuan siswa dalam menemukan konsep-konsep dan struktur-struktur matematika berdasar pengalaman mereka sendiri. Pada bagian lain dalam Rochamad, Ratumanan berpendapat bahwa “… pembelajaran matematika di Indonesia bersifat behavioristik dengan penekanan pada transfer pengetahuan dan hukum latihan. Guru mendominasi kelas dan menjadi sumber utama pengetahuan, kurang 3
IP-PMRI, ”Rangking Indonesia pada PISA 2009 dan 10 Terbaik”, dari http://p4mri.net/new/?tag=pmri, [02 Januari 2011, 11:36 PM]
4
memperhatikan aktivitas siswa, interaksi siswa, negosiasi makna dan kontruksi pengetahuan. 4 Proses belajar membutuhkan aktivitas karena pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang penting di dalam interaksi belajar-mengajar. Dalam pembelajaran, yang lebih banyak melakukan aktivitas di dalam pembentukan diri adalah siswa, sedang guru memberikan bimbingan dan merencanakan segala kegiatan yang akan diperbuat oleh siswa. Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada SMP YMJ (Yayasan Miftahul Jannah) hanya terdapat 20% siswa aktif, 40% siswa kurang aktif dan 40% siswa pasif dalam mengikuti pembelajaran. Hasil observasi ini diperkuat dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan pada guru dan siswa. Hasil wawancara peneliti dengan guru menyatakan bahwa 60% siswa yang tidak aktif disebabkan beberapa faktor yaitu latar belakang siswa, kesiapan siswa dalam belajar matematika, pengetahuan dasar siswa dalam pelajaran matematika. Dari uraian di atas, menyatakan bahwa paradigma pendidikan telah mengalami pergeseran. Peristiwa belajar saat ini didasarkan pada konsep stimulus-respon mulai berganti menjadi pendekatan yang lebih manusiawi. Suatu pendekatan yang lebih menekankan pada hakikat manusia sebagai makhluk pembangun
ilmu
pengetahuan.
Hal
ini
dikenal
sebagai
pendekatan
konstruktivisme.5 Pendekatan yang dimana seorang guru bukan sebagai sumber pengatahuan, melainkan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran dan murid bukan sebagai objek tetapi sebagai subjek (pelaku). Tugas guru adalah memfasilitasi proses tersebut dengan: (1) menjadikan pengetahuan bermakna bagi siswa; (2) memberikan kesempatan siswa menemukan dan menerapkan idenya
4
Rochmad, “Tinjauan Filsafat dan Psikologi Kontruktivime: Pembelajaran Matematika yang Melibatkan Penggunaan Pola Pikir Induktif-dedukatif”, dari http//www.rochmad-uunesblogspot.com[19 Januari 2009] 5 Benny A. Pribadi, Model Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: PT.Dian Rakyat, 2009) cet. pertama, h. 154
5
sendiri; (3) menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar.6 Sejalan dengan pendapat di atas, Benny dalam bukunya mengutip pendapat
Duffy dan Cunningham, dalam Jonessen (2003), mengemukakan
beberapa alasan rasional dalam penggunaan pendekatan konstruktivisme dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai berikut: 1. Semua pengetahuan dan hasil belajar merupakan proses konstruksi individu. 2. Pengetahuan merupakan konstruksi peristiwa yang dialami dari berbagai sudut pandang atau perpektif. 3. Proses belajar harus berlangsung dalam konteks yang relevan. 4. Belajar dapat terjadi melalui media pembelajaran. 5. Belajar merupakan dialog sosial yang bersifat inheren. 6. Siswa yang belajar memiliki latar belakang yang multidimensional. 7. Memahami pengetahuan yang dipelajari merupakan pencapaian utama manusia.7 Berdasarkan alasan-alasan di atas proses pembelajaran akan lebih variatif, inofatif dan konstruktif dalam merekonstruksi wawasan pengetahuan dan implementasinya sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas peserta didik8.
Untuk
membuktikan
hal
tersebut,
maka
peneliti
tergerak
mengimplementasikan pendekatan konstruktivisme untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika dengan judul penelitian: Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa melalui Pendekatan Konstruktivisme.
6
Kunandar, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 306 7 Benny A. Pribadi ……………h. 155-156 8 Trianto, Model-model Pembelajaran Inofatif Berorientsi Konstruktivistik, (Jakarta:Prestasi Pustaka, 2007), h. 3
6
B. Indentifikasi, Pembatasan dan Rumusan Masalah. a) Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah di atas, dapat didefinisikan masalahmasalah sebagai berikut: 1. Faktor apa saja yang menyebabkan rendahnya aktivitas belajar siswa? 2. Apakah pendekatan konstruktivisme dapat diterapkan pada pelajaran matematika? 3. Bagaimana pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa? 4. Apakah pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa? 5. Jenis-jenis
aktivitas
apakah
yang dapat
ditingkatkan melalui
pendekatan konstruktivisme?
b) Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah maka penulis perlu memperjelas dan memberikan arah dalam pembahasan skripsi, maka penulis berusaha memberikan batasan sesuai dengan judul, yaitu sebagai berikut: 1. Aktivitas belajar siswa adalah kegiatan yang dilakukan siswa di dalam kelas atau selama proses pembelajaran berlangsung (seperti: memperhatikan, bertanya, mengeluarkan pendapat, mencatat/menyalin, menggambar, membuat kontruksi, melakukan percobaan, memecahkan masalah). 2. Aktivitas belajar yang dimaksud adalah aktivitas belajar siswa setelah diberi pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme. 3. Pendekatan Konstruktivisme yang dimaksud yaitu pendekatan yang memperdayakan pengetahuan siswa dengan cara memberi kebebasan untuk mencari pemecahan masalah dengan bantuan/petunjuk guru dan menggunakan strategi tutor sebaya sebagai pendukung dalam pembelajaran serta memberikan bantu secara bertahap bila siswa mengalami kesulitan untuk memahami materi pelajaran.
7
c) Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah dan fokus penelitian di atas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian, yaitu: 1. Bagaimana pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa? 2. Jenis-jenis aktivitas apa yang dapat ditingkatkan melalui pendekatan konstruktivisme? 3. Bagaimana pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa?
C . Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menemukan solusi dalam meningkatkan aktivitas belajar matematika melalui pendekatan konstruktivisme. 2. Mendapatkan jawaban secara empiris seberapa besar Pendekatan Konstruktivisme dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa. 3. Mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui Pendekatan Konstruktivisme
D. Manfaat Penelitian 1.
Bagi guru, pendekatan konstrukvisme dapat menjadi altenatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar matematika.
2.
Bagi siswa, dengan pendekatan konstruktivime dapat meningkatkan aktivitas belajar dan memahami materi pada pelajaran matematika.
3.
Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat menjadi informasi untuk meningkatkan mutu pendidikan.
4.
Bagi pembaca dan mahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan kajian untuk diteliti lebih lanjut dan mendalam.
BAB II KAJIAN TEORI dan PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN
A. Kerangka Teori 1. Aktivitas Belajar Matematika a.
Pengertian Belajar
merupakan
salah
satu
faktor
terpenting
dalam
perkembangan peradaban manusia. Sebagai makhluk yang memiliki akal dan pikiran, manusia selalu memikirkan dan berusaha untuk menjadikan segala sesuatu menjadi lebih mudah. Sehingga setiap manusia berusaha untuk mengetahui apa yang menjadi permasalahan hidup dan mencari jalan keluar atas permasalahan tersebut. Untuk dapat mengatasi permasalahan tersebut, manusia memerlukan perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut dapat diperoleh berdasarkan pemikiran dan pengalaman pribadi atau melalui interaksi sosial dengan orang lain. Proses yang menyebabkan perubahan tingkah laku pada manusia disebut belajar. Belajar pada hakekatnya dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Belajar adalah proses dimana seseorang memperoleh pengetahuan baik secara formal, informal, dan non formal yang dapat merubah pengetahuan yang telah diketahui dengan pengetahuan yang akan diperoleh dari hasil belajar yang bersifat dinamis. Banyak para ahli dalam bidang pendidikan yang mengemukakan tentang belajar. Belajar menurut Gagne, penulis buku klasik Principles of Intructional Design, dapat diartikan sebagai “A natural process that leads to changes in what we know, what we can do, and we behave.”(p.1). Belajar juga dipandang sebagai proses alami yang dapat membawa perubahan pada pengetahuan, tindakan dan prilaku seseorang. Sedangkan menurut Heinich dkk. (2005), belajar diartikan sebagai “…development of new knowledge, skills, or attitudes as individual interact with learning
8
9
resources.”(p.6). Belajar merupakan sebuah proses pengembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang terjadi manakala seseorang melakukan interaksi secara intensif dengan sumber-sumber belajar.1 Proses belajar dapat terjadi baik secara sengaja atau tidak sengaja dan berlangsung sepanjang waktu yang bermuara pada perubahan tingkah laku, pengetahuan dan sikap dari orang yang sedang belajar. Belajar akan mempunyai suatu arti ketika pengetahuan yang diperoleh mempunyai makna.Menurut Suparno, belajar yang bermakna adalah2 : 1. Belajar berarti membentuk makna, makna diciptakan dari apa yang dilihat, didengar, rasakan dan dialami oleh siswa. 2. Konstruksi arti itu dipengaruhi oleh pengertian yang telah ia punyai. Konstruksi arti adalah proses yang terus menerus setiap kali berhadapan dengan fenomena atau persoalan yang baru, dan disini akan terjadi pula proses rekonstruksi. 3. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi lebih sebagai perkembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru. 4. Situasi ketidakseimbangan ( disequilibrium ) adalah situasi yang baik untuk memacu belajar. Disequilibrium = keraguan. 5. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman pelajar dengan dunia fisik dan lingkungannya. 6. Hasil belajar seseorang tergantung dari apa yang telah diketahui sipelajar. Sejalan dengan pendapat Suparmo di atas, Dahar mengemukakan bahwa belajar bermakna adalah “suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.”3 Banyak hal yang merupakan suatu proses belajar, contohnya ketika seseorang beriteraksi dengan lingkungan dan mengalami perubahan dari tidak bisa menjadi bisa atau dari tidak tahu menjadi tahu, maka sesungguhnya orang tersebut sedang belajar. Oleh karena perubahan berlangsung sepanjang umur manusia, maka perubahan sebagai hasil 1
Benny A. Pribadi Model Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: PT.Dian Rakyat, 2009) cet pertama, h. 6 2 UPI, “Konstruktivisme dan Belajar Mengajar Matematika”, dari http://math-upi-03blog.friendster.com/2007/02/sedikti-tips-untuk-yang-ingin-mengajar/ 3 Trianto, Model-model Pembelajaran Inofatif Berorientsi Konstruktivistik, (Jakarta:Prestasi Pustaka, 2007), h. 25
10
belajar haruslah positif dan memiliki makna bagi yang mengalaminya, sehingga dapat bertahan lama dalam ingatan. Belajar secara umum dapat diartikan sebagai perubahan pada individu melalui suatu pengalaman/kegiatan. Belajar bukanlah sematamata mentransfer pengetahuan yang ada di luar sana (sesuatu yang belum diketahui), tetapi belajar lebih pada bagaimana seseorang memproses dan menginterpretasikan pengalaman baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki. Penjelasan di atas telah dikemukan bahwa belajar merupakan hasil dari interaksi seseorang dengan lingkungan sekitar. Interaksi tersebut dapat diartikan sebagai aktivitas. Aktivitas artinya “keaktifan, kegiatan”.4 Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku dengan suatu kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran akan menimbulkan aktivitas. Aktivitas dalam belajar yang dimaksud adalah aktivitas belajar siswa setelah diberi pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme. Di bawah ini beberapa pandangan mengenai konsep aktivitas belajar, diantaranya5: 1. Siswa adalah suatu organisme hidup, di dalam diri beraneka ragam kemungkinan dan potensi yang hidup yang sedang berkembang. Di dalam diri terdapat prinsip aktif, keinginan untuk berbuat dan bekerja sendiri. Prinsip aktif inilah yang mengendalikan tingkah laku siswa. 2. Setiap siswa memiliki berbagai kebutuhan, meliputi kebutuhan jasmani, rohani dan sosial. Kebutuhan menimbulkan dorongan untuk berbuat. Setiap saat kebutuhan dapat berubah dan bertambah, sehingga variasinya semakin banyak dan beraneka ragam pula.
4 5
Sutan Rajasa, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Karya Utama, 2002), h.23 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), cet III, h.170
11
Aktivitas belajar adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar mengajar, kedua aspek harus selalu berkaitan. Dengan begitu apapun yang dilakukan tidak terlepas dari tujuan belajar yang sebenarnya karena aktivitas dan keduanya akan membuahkan aktivitas belajar yang optimal. Dalam aktivitas belajar, seseorang tidak dapat menghindari diri dari situasi. Situasi akan menentukan aktivitas apa yang akan dilakukan dalam rangka belajar. Bahkan situasi itulah yang mempengaruhi dan menentukan aktivitas belajar apa yang dilakukan kemudian. Menurut beberapa pengertian aktivitas di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa aktivitas merupakan inti dari suatu proses belajar, karena belajar merupakan suatu kegiatan. Dapat dikatakan bahwa aktivitas merupakan asas yang terpenting karena belajar merupakan suatu kegiatan. Tanpa kegiatan atau bergerak tak mungkin seseorang dikatakan belajar. Aktivitas belajar sangat dibutuhkan, dapat dilihat dari salah satu mata pelajaran yang sangat membutuhkan aktivitas belajar yaitu matematika. Kata matematika berasal dari kata mathaein
yang
mempunyai arti belajar (berpikir). Banyak orang yang berpendapat tentang arti kata matematika. Ada yang mengartikan matematika arti segi filsafat, ada yang mengartikan dari segi keilmuan dan ada yang mengartikan dari segi pengalaman sehari-hari. Matematika secara estimologi berarti pengetahuan yang diperoleh secara bernalar. Arti bernalar disini dapat diartikan sebagai logika (pemikiran yang jelas dan tepat disertai dengan argument-argumen). Menurut Arini, ciri utama matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antara konsep atau pernyataan dalam matematika bersifat konsisten .6 Sedangkan dalam bidang keilmuan, matematika berperan sebagai bahasa karena sebagai komunikasi. Sejalan 6
Arini, “Definisi Matematika, 2008”, dari http://arinimath.blogspot.com/2008/02/definisi -matematika.html, [08 Juni 2011]
12
dengan pendapat Arini, Sujono juga mengemukan pengertian matematika, yaitu “sebagai cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan terorganisasi secara sistematik. Selain itu, matematika merupakan ilmu pengetahuan tentang penalaran yang logic dan masalah yang berhubungan dengan bilangan. Bahkan dia mengartikan matematika sebagai ilmu bantu dalam menginterpretasikan berbagai ide dan kesimpulan.”.7 Untuk mengenal matematika lebih jauh lagi, kita perlu mengetahui ciri-ciri atau mengenal sifat-sifat matematika itu sendiri. Ciri dari matematika yang pertama yaitu memiliki objek yang sangat abstrak dan kedua yaitu deduktif dan konsisten. Pengertian dari ciri yang pertama adalah matematika tidak mempelajari obyek secara langsung (sesuatu yang dapat ditangkap oleh panca indra). Dalam hal ini kita perlu ketahui bahwa subtansi dari matematika itu sendiri adalah pola pikir. Kemudian pengertian dari ciri matematika yang kedua adalah suatu kesimpulan yang didapatkan dari pengalaman yang bersifat tetap. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam aktivitas belajar matematika adalah suatu kegiatan yang merubah tingkah laku dalam pengembangan pengetahuan, keterampilan dan yang diperoleh secara bernalar dan berhubungan dengan bentuk baik bersifat fisik (berhubungan dengan bilangan) dan mental (penalaran logika). Dan dapat disimpulkan definisi aktivitas belajar matematika secara oprasional yaitu kegiatan yang dilakukan siswa di dalam kelas atau selama proses pembelajaran
berlangsung
seperti
memperhatikan,
bertanya,
mengerluarkan pendapat, mencatat/menyalin, menggambar, membuat kontruksi, melakukan percobaan dan memecahkan masalah.
b. Aktivitas-aktivitas Belajar Kegiatan/aktivitas belajar, guru
perlu menimbulkan aktivitas
belajar siswa dalam berbuat dan berpikir. Hal ini perlu diperhatikan karena 7
Hamzah, “Mengajar Matematika Dengan Menggunakan Metode Pendekatan Konstruktivisme , 2007”, dari http://guru-beasiswa-blogspot.com/2007/12pembelajaran – matematika-dengan-menggunakan.html, [08 Juni 2011]
13
pada dasarnya pengetahuan bukanlah hasil transfer ilmu. Pengetahuan disusun dan dilaksakan oleh siswa itu sendiri (aktif) dan bimbingan oleh guru (scoffolding). Aktivitas yang dilakukan oleh siswa dan guru ini akan membuat kesan dalam proses belajar. Bila keduanya berpartisipasi aktif, maka siswa memiliki ilmu/pengetahuan dengan baik. Menurut Bahri, aktivitas belajar yaitu “mendengar, memandang, meraba, membau dan menicip/mengecap,
menulis
atau
mencatat,
membaca,
membuat
ikhtisar/ringkasan, mengamati (tabel, diagram, bagan), menyusun paper, mengingat, berfikir, latihan dan praktek”.8 Saat belajar, seseorang tidak akan dapat menghindarkan diri dari situasi. Situasi akan menentukan aktivitas apa yang akan dilakukan dalam rangka belajar. Bahkan situasi itulah yang mempengaruhi dan menentukan aktivitas belajar apa yang dilakukan kemudian. Hasil penelitian Dierdrich menyimpulkan bahwa terdapat 177 macam kegiatan peserta didik yang meliputi aktivitas jasmani dan aktivitas jiwa, antara lain sebagai berikut:9 1) Visual activities, membaca, memperhatikan: gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain dan sebagainya. 2) Oral activities, seperti : menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi, interupsi dan sebagainya. 3) Listening activities, mendengarkan: uraian, percakapan diskusi, musik, pidato dan sebagainya. 4) Writing activities, menulis: cerita, karangan, laporan, tes, angket, menyalin dan sebagainya. 5) Drawing activities, menggambar, membuat grafik, peta, diagram, pola dan sebagainya. 6) Motor activities, melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang dan sebagainya. 8 9
Ke-2, h. 9
Syaiful Bahri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), h.38-45 Ahamad Rohani HM, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), Cet.
14
7) Mental activities, menganggap, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan dan sebagainya. 8) Emotional activities, menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang, gugup dan sebagainya.
Prinsip aktivitas yang diuraikan di atas didasarkan pada pandangan psikologis bahwa segala pengetahuan harus diperoleh melalui pengamatan dan pengalaman siswa sendiri. Guru mempunyai tugas merangsang keaktifan dengan menyajikan bahan pelajaran, sedangkan yang mengelola dan mencerna adalah siswa itu sendiri sesuai dengan kemauan, kemampuan, bakat dan latar belakang masing-masing. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses dari keaktifan siswa. Dari aktivitas yang telah diuraikan di atas, terdapat beberapa aktivitas
belajar
matematika
yang
sesuai
dengan
pedekatan
konstruktivisme untuk mengarahkan aktivitas siswa dalam pembelajaran, yaitu : Indikator Aktivitas
Aspek yang diamati
Visual
Memperhatikan penjelasan guru atau teman Menanyakan materi yang belum dipahami Merespon/menjawab pertanyaan Menyalin/mencatat materi Mengerjakan tugas Menggambar pola Memecahkan/menjawab permasalahan
Oral
Writing Drawing Mental
15
c.
Penilaian Aktivitas dalam Pembelajaran Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan
kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Dengan melakukan aktivitas siswa dapat memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan aspek tingkah laku lainnya, serta mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat. Penggunaan asas aktivitas besar nilainya bagi pengajaran para siswa, oleh karena:10 1. Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri. 2. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara integral. 3. Memupuk kerja sama yang harmonis di kalangan siswa. 4. Para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri. 5. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis. 6. Mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, dan hubungan antara orang tua dengan guru. 7. Pengajaran diselenggarakan secara realitas dan konkret sehingga mengembangkan
pemahaman
dan
berpikir
kritis
serta
menghindarkan verbalitas. 8. Pengajaran di sekolah menjadi hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan di masyarakat.
Penilaian proses belajar mengajar terutama adalah melihat sejauh mana keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar-mengajar dan bagaimana siswa memperoleh pengetahuan tersebut. Keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal: 1. Memperhatikan penjelasan guru saat proses belajar mengajar, 2. Mengemukan pendapat, 3. Terlibat dalam pemecahan masalah, 10
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 175
16
4. Bertanya kepada guru atau siswa lain apabila tidak memahami persoalan yang dihadapi, 5. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru, 6. Berusaha memecahkan soal atau masalah yang sejenis, Dari uraian di atas, bahwa proses belajar (aktivitas belajar) ini mengacu pada pandangan konstruktivisme yang memfokuskan pada kesuksesan siswa. Kesuksesan yang dimaksud adalah bagaimana siswa mengorganisasikan
pengalaman
dan
mengkonstruksikan
sendiri
pengetahuan melalui asimilasi (menggunakan pengetahuan yang telah dimiliki) dan akomodasi (menggabungkan pengetahuan yang telah dimiliki dengan pengatahuan yang baru didapat dari orang lain).
2. Pendekatan Konstruktivisme a. Pengertian Pendekatan dalam pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).11 Proses belajar mengajar akan menentukan hasil yang akan diperoleh. Hasil ini dapat dilihat dari kemajuan siswa dalam proses belajar. Siswa akan berperan sebagai subjek yang melakukan proses dan guru berperan sebagai fasilitator. Maka pendekatan akan bertujuan kepada siswa yang sedang belajar. Pendekatan ini akan membutuhkan beberapa
11
Akhmad Sudrajat, “Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik dan Model Pembelajaran” dari Akhmadsudrajat.wordpress.com/.../pengertian-pendekatan-strategimetode-teknik-taktik-dan-model-pembelajaran/
17
strategi, metode dan taktik dalam belajar. Inilah tugas dari seorang guru. Pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan konstruktivisme. Konstruktivisme
artinya
“kehidupan
merancang
atau
membangun”.12 Asal kata konstruktivisme yaitu “to construct” yang berarti “membentuk”. Konstruktivisme adalah salah satu aliran filsafat yang mempunyai pandangan bahwa pengetahuan yang kita miliki adalah hasil konstruksi atau bentukan diri kita sendiri. Dengan kata lain, kita akan miliki pengetahuan apabila kita terlibat aktif dalam proses penemuan pengetahuan dan pembentukannya dalam diri kita. Agus Suprijono berpendapat bahwa semua pengetahuan adalah hasil dari kegiatan atau tindakan seseorang.
Tanpa adanya interaksi/tindakan dengan objek,
seseorang tidak dapat mengontruksi pengetahuan. Teori
konstrutivisme
ini
menyatakan
bahwa
siswa
harus
menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai lagi (asimilasi dan akomodasi). Satu ide dari Vygostky adalah scoffolding yakni “pemberian bantuan kepada anak selama tahap-tahap awal perkembangan dan mengurangi bantuan tersebut dan memberi kesempatan kepada anak untuk mengambil alih tanggungjawab
yang
semakin
besar
segera
setelah
anak
dapat
melakukannya”.13 Control belajar dipegang oleh sibelajar. Bantuan yang diberikan pada
pembelajar
dapat
berupa
petunjuk,
peringatan,
dorongan,
menguraikan masalah ke dalam bentuk lain yang memungkinkan siswa dapat mandiri.Vygotsky menggunakan istilah Zo-ped yaitu suatu wilayah tempat bertemunya antara pengertin spontan anak (pengertian yang didapatkan dari pengalaman sehari-hari) dengan pengertian sistematis, logis orang dewasa. Teori Vygotsky menekankan pada hakikat sosiokultural dari pembelajaran, yang berlangsung ketika siswa bekerja 12 13
Sutan Rajasa, ………………, h.325 Trianto, Model-model Pembelajaran …….., h.27
18
dalam Zone of proximal depelopment yaitu tingkat perkembangan sedikit diatas tingkat perkembangan seorang anak saat ini. Piaget juga mengumukakan bahwa pengetahuan tidak diperoleh secara pasif oleh seorang. Konstruktivisme adalah sebuah teori yang memberikan kebebasan terhadap manusia yang ingin belajar atau mencari kebutuhannya dengan kemampuan yang telah dimiliki untuk menemukan keinginan atau kebutuhannya tersebut dengan bantuan fasilitasi orang lain.
b. Komponen-komponen Pendekatan Konstruktivisme Implementasi
pendekatan
konstruktivisme
dalam
kegiatan
pembelajaran perlu memerlukakan beberapa komponen penting sebagai berikut.14 1. Belajar aktif (active learning). 2. Siswa terlibat dalam aktivits pembelajaran yang bersifat otentik dan situasional. 3. Aktifitas belajar harus menarik dan menantang. 4. Siswa harus mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah dimiliki sebelumnya dalam sebuah proses yang disebut “bridging”. 5. Siswa harus merefleksikan pengetahuan yang sedang dipelajari. 6. Guru harus lebih banyak berperan sebagai fasilitator yang dapat membantu siswa dalam melakukan konstruksi pengetahuan. Dalam hal ini, guru tidak lagi hanya sekadar berperan sebagai penyaji informasi. 7. Guru harus dapat memberi bantuan berupa scoffolding
yang
diperlukan oleh siswa dalam menempuh proses belajar.
Setting pembelajaran konstruktivistik yang mendorong konstruksi pengetahuan secara aktif memiliki beberapa ciri: (1) menyediakan peluang kepada siswa belajar dari tujuan yang ditetapkan dan mengembangkan ide14
Benny A. Pribadi………h. 161
19
ide secara lebih luas; (2) mendukung kemandirian siswa belajar dan berdiskusi, membuat hubungan, merumuskan kembali ide-ide dan menarik kesimpulan sendiri; (3) sharing dengan siswa mengenai pentingnya pesan bahwa dunia adalah tempat yang kompleks di mana terdapat pandangan yang multi dan kebenaran sering merupakan hasil interpretasi; (4) menempatkan pembelajaran berpusat pada siswa dan penilaian yang mampu mencerminkan berpikir divergen siswa. Proses
pembelajaran
dengan
pendekatan
konstruktivisme
mempunyai beberapa faktor-faktor yang melandasi kegiatan pembelajaran, yaitu15: 1. Berikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan belajar dalam konteks nyata. Belajar terjadi manakala siswa menerapkan pengetahuan yang dipelajari dalam mengatasi permasalahan. 2. Ciptakan aktifitas belajar kelompok. Belajar merupakan sebuah proses yang berlangsung melalui interaksi sosial antara guru dan siswa
dalam
menggali
dan
mengaplikasikan
kombinasi
pengetahuan yang telah mereka miliki. 3. Ciptakan model dan arahkan siswa untuk mendapat mengkonstruk pengetahuan. Guru dan siswa bekerja sama untuk mencari solusi terhadap suatu permasalahan. Guru, yang pada umumnya memiliki pengalaman dan pengetahuan yang lebih luas/ekstensif, perlu memberi arah yang konsisten agar siswa dapat memperoleh pengalaman belajar yang bermakna.
c. Desain Sistem Pembelajaran Kontruktivisme Gagnon dan Collay (2001) mengemukakan sebuah desain system pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontruktivisme. Desain yang dikemukakan terdiri atas beberapa komponen penting dalam pendekatan
15
Benny A. Pribadi……… h. 162
20
aliaran konstruktivisme16 yaitu situasi, pengelompokan, pengaitan, pertanyaan, eksibisi dan refleksi. 1. Situasi Komponen ini menggambarkan secara komprehensif tentang maksud dan tujuan dilaksanakannya aktivitas pembelajaran. 2. Pengelompokan Komponen ini memberikan kesempatan kepada
siswa untuk
melakukan interaksi dengan sejawat. 3. Pengaitan Komponen ini dilakukan untuk menghubungkan pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa dengan pengetahuan yang baru (asimilasi). 4. Pertanyaan Komponen ini pembelajaran
merupakan hal yagn penting dalam aktivitas karena akan memunculkan gagasan asli yang
merupakan inti dari pendekatan konstruktivisme. 5. Eksibisi Komponen ini dapat mengetahui pengetahuan seperti apa yang telah dibangun oleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. 6. Refleksi Komponen ini pada dasarnya memberikan kesempatan pada siswa untuk berpikir kritis tentang pengalaman belajar yang telah mereka tempuh baik secara personal maupun kolektif dengan bimbingan dari guru (scoffolding).
Berdasarkan teori Vygotsky yang telah dikemukakan di atas maka pembelajaran dapat dirancang/didesain dalam model pembelajaran konstruktivis di kelas sebagai berikut: 1. Identifikasi prior knowledge danmiskonsepsi. Identifikasi awal terhadap 16
gagasan
Benny A. Pribadi……. . . h. 163
intuitif
yang
mereka
miliki
terhadap
21
lingkungannya
dijaring
untuk
mengetahui
kemungkinan-
kemungkinan akan munculnya miskonsepsi yang menghinggapi struktur kognitif siswa. Identifikasi ini dilakukan dengan tes awal, interview. 2. Penyusunan
program
pembelajaran.
Program
pembelajaran
dijabarkan dalam bentuk satuan pelajaran. 3. Orientasi dan elicitasi. Situasi pembelajaran yang kondusif dan mengasyikkan
sangatlah
perlu
diciptakan
pada
awal-awal
pembelajaran untuk membangkitkan minat mereka terhadap topik yang
akan
dibahas.
Siswa
dituntun
agar
mereka
mau
mengemukakan gagasan intuitifnya sebanyak mungkin tentang gejala-gejala yang mereka amati dalam lingkungan hidupnya sehari-hari. Pengungkapan gagasan tersebut dapat memalui diskusi, menulis, ilustrasi gambar dan sebagainya. Gagasan-gagasan tersebut
kemudian
dipertimbangkan
bersama.
Suasana
pembelajaran dibuat santai dan tidak menakutkan agar siswa tidak khawatir dicemooh dan ditertawakan bila gagasan-gagasannya salah. Guru harus menahan diri untuk tidak menghakiminya. Kebenaran akan gagasan siswa akan terjawab dan terungkap dengan sendirinya melalui penalarannya dalam tahap konflik kognitif. 4. Refleksi. Dalam tahap ini, berbagai macam gagasan-gagasan yang bersifat miskonsepsi yang muncul pada tahap orientasi dan elicitasi direflesikan dengan miskonsepsi yang telah dijaring pada taha pawal. Miskonsepsi ini diklasifikasi berdasarkan tingkat kesalahan dan
kekonsistenannya
untuk
memudahkan
merestrukturisasikannya. 5. Resrtukturisasi ide, berupa: (a) tantangan, (b) konflik kognitif dan diskusi kelas, (c) membangun ulang kerangka konseptual. 6. Aplikasi. Menyakinkan siswa akan manfaat untuk beralih konsepsi dari miskonsepsi menuju konsepsi yang benar. Menganjurkan
22
mereka untuk menerapkan konsep yang benar tersebut dalam berbagai macam situasi untuk memecahkan masalah yang instruktif dan kemudian menguji penyelesaian secara empiris.Mereka akan mampu membandingkan secara eksplisit miskonsepsi mereka dengan penjelasan secara benar. 7. Review
dilakukan
untuk
meninjau
keberhasilan
strategi
pembelajaran yang telah berlangsung dalam upaya mereduksi miskonsepsi yang muncul pada awal pembelajaran. Revisi terhadap strategi pembelajaran dilakukan bila miskonsepsi yang muncul kembali bersifat sangat resisten. Hal ini penting dilakukan agar miskonsepsi yang resisten tersebut tidak selamanya menghinggapi struktur kognitif, yang pada akhirnya akan bermuara pada kesulitan belajar dan rendahnya prestasi siswa bersangkutan.
d. Kelebihan dan kekurangan Pendekatan Konstruktivisme Beberapa kelebihan pendekatan konstruktivisme: 1. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan gagasan dengan bahasa sendiri. 2. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berfikir tentang pengalamannya sehingga menjadi lebih kreatif dan imajinatif. 3. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba gagasan baru. 4. Memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa. 5. Mendorong siswa untuk memikirkan perubahan gagasan mereka 6. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
Beberapa kekurangan pendekatan konstruktivisme: 1. Pendekatan ini akan membutuhkan banyak waktu. 2. Tidak semua siswa aktif dalam pembelajaran. Hal ini agak sedikit merepotkan guru untuk memotivasi siswa.
23
3. Saat siswa mengkonstruksi pengetahuan akan terdapat miskonsepsi karena setiap siswa mempunyai pendapat yang berbeda dalam pembelajaran. 4. Terkadang RPP yang telah dibuat akan mengalami perubahan saat pelaksanaannya. Salah
satu
cara
untuk
mengatasi
kekurang
pada
pendekatan
konsrtuktivisme yaitu stratergi tutor sebaya.
3. Strategi Tutor Sebaya Arti luas dari sumber belajar adalah pengetahuan yang tidak hanya berasal dari guru. Sumber belajar dapat berasal dari orang lain selain guru, misalnya teman dari kelas yang lebih tinggi, teman sekelas atau keluarganya dirumah. Sumber belajar bukan guru dan berasal dari orang lain yang lebih pandai disebut tutor. Ada dua macam tutor, yaitu tutor sebaya dan tutor kakak. Tutor sebaya adalah teman sebaya yang lebih pandai. Menurut Dedi Supriyadi, tutor sebaya
adalah “seseorang atau
beberapa siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk membantu siswa lain yang mengalami kesulitan belajar. Totur sebaya diambil dari kelompok yang berprestasi tinggi”.17 Tutor berfungsi sebagai pelaksana mengajar yang cara mengajarnya telah disiapkan secara khusus dan terperinci. Untuk menghidupkan suasana kompetitif, setiap kelompok harus terus dipacu untuk menjadi kelompok yang terbaik. Oleh karena itu, selain aktivitas anggota kelompok, peran ketua kelompok atau tutor sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan kelompok dalam mempelajari materi ajar yang disajikan. Sejalan dengan pendapat Dedi di atas,
Ischak dan Warji
berpendapat, tutor sebaya adalah “sekelompok siswa yang telah tuntas terhadap bahan pelajaran memberikan bantuan kepada siswa yang 17
Herman Suherman dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Common Textbook), hal. 276, cet. Edisi revisi
24
mengalami kesulitan dalam memahami bahan pelajaran yang sedang dipelajarinya”.18 Maka dapat disimpulkan bahwa tutor sebaya adalah pembelajaran yang pelaksanaannya dengan membagi kelas dalam kelompok-kelompok kecil, yang sumber belajarnya bukan hanya guru melainkan juga teman sebaya yang pandai dan cepat dalam menguasai suatu materi tertentu. Dalam pembelajaran, siswa yang menjadi tutor hendaknya mempunyai kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan teman lainnya, sehingga pada saat dia memberikan bimbingan ia sudah dapat menguasai bahan yang akan disampaikan. Strategi tutor sebaya lebih mudah diberikan pada siswa karena biasanya sisw aleih mudah menerima penjelasan dari temannya. Karena dalam hal ini siswa tidak merasa enggan enggan bertanya, takut dan malu dalam meminta penjelasan dan bantuandari teman sebaya. Dengan strategi ini diharapkan siswa yang mempunyai kemampuan kurang dapar serta aktif dalam pembelajaran diskusi kelompok. B. Hasil-hasil Penelitian yang Relevan 1. Fani Prima Ardiana, dalam penelitiannya yang berjudul “Keefektifan Penerapan Pendekatan Konstruktivisme terhadap Hasil Belajar Siswa Materi Pokok Trigonometri di SMA Negeri 15 Semarang kelas X Semester 2 Tahun Pelajaran 2006/2007”, memberikan kesimpulan bahwa aktivitas siswa selama pembelajaran juga terus mengalami peningkatan pada setiap pembelajarannya, dan perubahan sikap serta tanggapan siswa terhadap pembelajaran matematika dengan pendekatan konstruktivis semakin membaik. 2. Palupi, Anteng Retno (2009) Upaya Meningkatkan Keberanian Siswa Mengerjakan soal-soal Latihan di depan kelas Melalui Pendekatan Konstruktivisme (PTK Pembelajaran Matematika di Kelas VII SMP Darussalam Surakarta). Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hasil penelitian ini adalah: 1) Adanya peningkatan keberanian 18
Herman Suherman, Strategi Pembelajaran ... , hal. 276
25
siswa yaitu sebelum tindakan 16,1%, pada putaran I 30,35%, pada putaran II 49,1%, pada putaran III 74,1%, 2) Adanya peningkatan prestasi belajar siswa ditunjukkan dengan siswa yang memperoleh nilai 70 ke atas yaitu sebelum tindakan 25%, pada putaran I 28,57%, pada putaran II 50%, dan pada putaran III 78,57%.
C. Pengajuan Konseptual Hipotesis Tindakan Diterapkannya pendekatan konstruktivisme dapat membuka ruang yang luas bagi siswa untuk mengalami sebuah pengalaman belajar yang lebih bermakna, berkesan dan menyenangkan. Pendekatan konstruktivisme lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan
sendiri
berbagai
pengetahuan
yang
dipelajarinya.
Melalui
pengalaman langsung, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari (asimilasi) dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya (akomodasi). Pendekatan Konstruktivisme akan memperdayakan pengetahuan siswa dengan cara memberi kebebasan untuk mencari pemecahan masalah dengan bantuan/petunjuk guru. Namun tidak menuntut kemungkinan bahwa pemecahan masalah dapat dilakukan sesama siswa (tutor sebaya), hal ini dapat membantu guru dalam mengatasi siswa yang kesulitan saat pembelajaran di kelas. Berdasarkan pemikiran yang telah dipaparkan di atas, maka diharapkan bahwa pendekatan konstruktivisme dengan menggunakan strategi tutor sebaya dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan bulan Januari sampai dengan April 2011 di SMP YMJ (Yayasan Miftahul Jannah) yang beralamat di Jl. Limun no. 27 Ciputat Timur kelas VIII tahun pelajaran 2010/2011 dengan perincian sebagai berikut. Tabel 1 Jadwal Penelitian No
Kegiatan Persiapan dan perencanaan Observasi (Studi lapangan) Pelaksanaan Pembelajaran Analisis Data Laporan penelitian
1 2 3 4 5
Januari
Februari
Maret
√
√
April
√ √
√ √
B. Tahapan Pelaksaan Tindakan Kelas (PTK) Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau yang lebih dikenal dengan Classroom Action Research. PTK adalah “suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa”.1 Sejalan dengan pendapat di atas, menurut Elliot, penelitian tindakan adalah “kajian tentang kajian sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan melalui proses diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan mempelajari pengaruh yang ditimbulkannya”.2
1
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), cet. Ke-7, h. 3 2 Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 25
26
27
Penelitian ini diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan (pra penelitian) dan akan dilanjutkan dengan dua siklus. Dalam hal ini, yang dimaksud siklus adalah satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula. Setiap siklus terdiri dari empat tahap kegiatan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), pengamatan/observasi (observation), dan refleksi (reflection). Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai berdasarkan indikator keberhasilan. Keempat tahapan dari suatu siklus dalam sebuah PTK digambarkan dalam sebuah bagan berikut: Perencanaan Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan
? Gambar 1: Siklus dalam PTK Sumber: Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), h. 16)
28
Pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus I yang terdiri dari empat tahap kegiatan yaitu “perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi”.3 a. Perencanaan (planning) Setelah mengamati kondisi real pembelajaran yang terjadi di kelas, kemudian peneliti mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang terjadi. Selanjutnya peneliti merencanakan tindakan apa yang akan dikenakan terhadap subjek penelitian. Pada tahap perencanaan, meliputi kegiatan: 1.
Mengembangkan perangkat pembelajaran dan merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2.
Merancang instrumen penelitian.
b. Pelaksanaan (action) Pada tahap pelaksanaan tindakan, peneliti melaksanakan tindakan penelitian sesuai dengan skenario yang telah direncanakan dalam RPP. c. Pengamatan (observation) Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini peneliti bekerja sama dengan guru kolaborator. Guru kolaborator melakukan pengamatan dan mendokumentasikan semua proses yang terjadi dalam tindakan pembelajaran, baik kelemahan metode pembelajarannya, ketidaksesuaian antara tindakan dengan skenario pembelajaran, maupun respon subjek penelitian yang berbeda dengan yang diharapkan. Selain itu guru kolaborator memberikan penilaian terhadap instrumen penelitian (aktivitas belajar matematika). d. Refleksi (reflection) Peneliti beserta guru kolaborator mengevaluasi tindakan penelitian yang
telah
dilakukan,
baik
itu
kelemahan
metode
pembelajaran,
ketidaksesuaian antara tindakan dengan skenario pembelajaran, maupun respon subjek penelitian yang berbeda dengan yang diharapkan. Hasil yang diperoleh dalam siklus ini dibandingkan dengan indikator keberhasilan kinerja, apakah sudah mencapai keberhasilan kinerja yang diharapkan atau belum, jika belum hasil evaluasi ini menjadi bahan pertimbangan dalam 3
Suharsimi Arikunto, dkk, ………………., h. 16
29
menentukan hal apa saja yang perlu diperbaiki dalam tindakan siklus selanjutnya. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, penelitian akan dilanjutkan dengan siklus II. Apabila dengan hasil dari siklus II sudah menunjukkan bahwa indikator keberhasilan telah dicapai, maka penelitian dihentikan. Tetapi apabila indikator keberhasilan belum dicapai, maka penelitian dilanjutkan ke siklus III, dengan hasil refleksi siklus II sebagai acuannya. Adapun bagan dari desain penelitian di atas adalah sebagai berikut: KegiatanPendahuluan: 1) Observasi proses pembelajaran di kelas 2) Observasi tingkat aktivitas belajar siswa 3) Wawancara dengan guru kelas 4) Wawancara dengan siswa Siklus I
Perencanaan
a. Membuat RPP siklus I
Tindakan
b. Membuat LKS c. Membuat pedoman observasi d. Membuat pedoman wawancara e. Membuat soal tes Siklus I untuk siswa
Pelaksanaan
a. Memberikan LKS
Tindakan
b. Penyampaian materi melalui pendekatan konstruktivisme c. Memberikan tes formatif d. Guru memberikan bantuan (scoffolding) dalam
memahami,
mengerjakan
dan
memecahkan masalah. e. Memberikan tes akhir siklus I f. Penilaian tes formatif dan tes akhir siklus II g. Dukomentasi
30
Observasi Tindakan
a. Kolaborator
mengobservasi
proses
pendekatan konstrutivisme. b. Kolaborator mengamati aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran. c. Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan aktivitas siswa
Refleksi
Peneliti bersama kolaborator mengevalusi
Tindakan
proses pembelajaran silkus I. Hasil penelitian siklus I dibandingkan dengan indikator keberhasilan. Apabila indikator keberhasilan belum tercapai, maka penelitian dilanjutkan ke siklus II dengan hasil evaluasi siklus I digunakan sebagai acuannya.
Siklus II
Perencanaan Tindakan
a. Membuat RPP siklus II dengan ditambah hasil refleksi pada siklus I b. Membentuk kelompok yang terdiri 3 - 4 siswa secara heterogen. c. Membuat pedoman observasi d. Membuat pedoman wawancara e. Membuat soal tes Siklus II untuk siswa
Pelaksanaan
a. Memberikan LKS
Tindakan
b. Penyampaian materi melalui pendekatan konstruktivisme c. Memberikan tes formatif d. Guru memberikan bantuan (scoffolding) dalam
memahami,
mengerjakan
dan
memecahkan masalah. e. Memberikan tes akhir siklus I f. Penilaian tes formatif dan tes akhir siklus II g. Dukomentasi
31
h. Penilaian tes formatif dan tes akhir siklus II i. Dokumentasi Observasi
a.
Tindakan
Kolaborator
mengobservasi
proses
pendekatan konstrutivisme. b.
Kolaborator mengamati aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran.
c.
Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan aktivitas siswa
Refleksi
Peneliti bersama kolaborator mengevalusi proses
Tindakan
pembelajaran silkus II. Hasil penelitian siklus II dibandingkan dengan indikator keberhasilan. Apabila indikator keberhasilan belum tercapai, maka
penelitian
dilanjutkan
ke
siklus
selanjutnya
C. Indikator keberasilan Berdasarkan desain yang telah dipaparkan di atas, maka apakah siklus selanjutnya perlu dilanjutkan atau tidak, sedangkan penelitian akan dihentikan dengan indikator keberhasilan sebagai berikut: 1. Hasil pengamatan melalui lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa menunjukkan peningkatan aktivitas belajar matematika siswa. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil persentase seluruh indikator aktivitas mencapai rata-rata 70%. 2. Tes yang diberikan setiap akhir siklus menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa mencapai ≥ 70.
D. Subjek/partisipan yang terlibat dalam Penelitian Partisipan dalam penelitian tindakan ini adalah siswa-siswi kelas VIII SMP YMJ (Yayasan Miftahul Jannah) tahun pelajaran 2010/2011 semester genap, dengan jumlah siswa putra 21 orang dan putri 19 orang sebagai subjek penelitian, guru kolaborator dan peneliti.
32
E. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pelaksana tindakan penelitian dan pewawancara terhadap subjek penelitian. Peneliti bekerja sama dengan guru kolaborator yang bertugas: (a) Mengamati aktivitas belajar matematika siswa dan menulisnya dalam instrumen catatan observasi aktivitas belajar matematika siswa serta memberikan skor pada instrumen aktivitas belajar matematika siswa. (b) Mengamati pelaksanaan tindakan penelitian dan menuangkannya dalam lembar catatan evaluasi tindakan penelitian. (c) Bersama peneliti mengevaluasi tindakan penelitian yang telah dilakukan pada suatu siklus tertentu dalam tahap refleksi dan (d) mendokumentasikan aktivitas pembelajaran dalam bentuk foto-foto selama penelitian berlangsung.
F. Tahapan Intervensi Tindakan Penelitian ini diawali dengan mengamati kondisi real pembelajaran yang terjadi di kelas, mencari akar masalahnya, kemudian peneliti mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang terjadi. Setelah itu, peneliti merencanakan tindakan apa yang akan dikenakan terhadap subjek penelitian tindakan. Hasil perencanaan ini akan dilaksanakan dalam tahap pelaksanaan tindakan pada siklus I. Setelah semua rangkaian tahapan siklus I dilalui, hasilnya dianalisis dan dibandingkan dengan indikator keberhasilan. Jika hasil siklus I sudah memenuhi indikator keberhasilan, maka untuk lebih meyakinkan lagi peneliti akan memperbaiki pelaksanaan tindakan siklus I dalam siklus II. Sebaliknya, jika hasil siklus I belum memenuhi indikator keberhasilan, maka penelitian tindakan dilanjutkan dengan siklus II dengan menggunakan hasil refleksi pada siklus I. Jika hasil siklus II sudah memenuhi indikator keberhasilan, maka penelitian tindakan ini dihentikan. Sebaliknya, jika hasil siklus II belum memenuhi indikator keberhasilan, maka penelitian tindakan dilanjutkan dengan siklus III dan seterusnya hingga memenuhi indikator keberhasilan.
33
G. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Hasil intervensi tindakan yang diharapkan dari penelitian ini adalah meningkatnya aktivitas belajar matematika siswa dan hasil belajar matematika siswa sesuai dengan indikator keberhasilan. H. Data dan Sumber Data Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. 1. Data kuantitatif
: nilai tes siswa pada setiap akhir siklus
2. Data kualitatif
: hasil observasi aktivitas belajar matematika siswa,
catatan evaluasi tindakan penelitian/keterangan, hasil wawancara guru dan siswa, serta hasil dokumentasi (berupa foto kegiatan pembelajaran).
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari seluruh siswa kelas VIII SMP YMJ (Yayasan Miftahul Jannah) tahun pelajaran 2010/2011 sebagai subjek penelitian, guru kolaborator dan peneliti.
I.
Instrumen-instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
terdiri atas dua jenis yaitu: 1. InstrumenTes Untuk tes digunakan tes formatif yaitu tes yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus dan tes subsumatif yang diberikan pada akhir pembelajaran, tes ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan hasil belajar matematika siswa dan ketuntasan belajar siswa terhadap seluruh materi yang telah diberikan pada ke dua siklus sebagai implikasi dari PTK. Tes yang digunakan telah memenuhi validitas content dan validitas konstruksi. 2. Instrumen Non Tes Dalam instrumen non tes ini digunakan instrumen sebagai berikut: a. Instrumen aktivitas belajar matematika siswa, untuk mengukur aktivitas belajar matematika siswa saat tindakan dikenakan terhadap
34
subjek penelitian tindakan. Berikut adalah tabel kisi-kisi instrumen aktivitas belajar matematika siswa:
Tabel 3 Kisi-kisi instrumen aktivitas belajar matematika siswa Indikator aktivitas belajar Visual activities
No 1 2
Butir-butir Pernyataan
Oral activities
3 4 5
Writing activities Drawing activities Mental activities
Memperhatikan penjelasan teman/guru Menanyakan materi yang belum dipahami kepada teman/guru Merespon/ Menjawab pertanyaan teman/guru Menyalin/mencatat materi pembelajaran Mengerjakan tugas
Nomor butir 1 2 3 4 5
Menggambar pola
6
Memecahkan/menjawab permasalahan/persoalan
7
Tabel 4 Kisi-kisi penskoran instrumen aktivitas belajar matematika siswa Alternatif pengamatan Pasif Kurang Aktif Aktif
Skor 1 2 3
Keterangan: Pasif (1)
= jika persentase aktivitas belajar siswa kurang dari 30%
Kurang Aktif (2) = jika persentase aktivitas belajar siswa berkisar 30% - 65% Aktif (3)
= jika persentase aktivitas belajar siswa berkisar lebih dari 65%
35
b. Catatan evaluasi tindakan penelitian/keterangan, bertujuan untuk mengevaluasi apakah pelaksanaan tindakan penelitian telah sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah direncanakan dan hal-hal lain yang terjadi selama pelaksanaan tindakan penelitian berlangsung. Sehingga dapat memperbaiki tindakan selanjutnya. c. Pedoman wawancara, wawancara dilakukan terhadap subjek penelitian. Tujuannya adalah untuk mengetahui aktivitas belajar matematika siswa pada indikator-indikator aktivitas serta hal-hal lain berkaitan dengan pendekatan konstruktivisme.(terlampir)
J.
Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian tindakan ini data-data yang dikumpulkan berupa
informasi tentang: 1. Data hasil belajar matematika siswa Data hasil belajar matematika siswa diperoleh dari tes formatif setiap akhir siklus. 2. Data aktivitas belajar matematika siswa Data aktivitas belajar matematika siswa diperoleh dari hasil observasi aktivitas
belajar
matematika
siswa,
catatan
evaluasi
penelitian/keterangan, hasil wawancara guru dan siswa,
tindakan serta hasil
dokumentasi aktivitas pembelajaran saat tindakan berlangsung. Setelah semua data terkumpul, peneliti bersama guru kolaborator melakukan analisis dan evaluasi data untuk mengambil kesimpulan tentang perkembangan aktivitas belajar matematika siswa, tentang kelebihan dan kekurangan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan.
K. Validitas dan Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (Trusworthiness) Studi Untuk memperoleh data yang valid, yaitu yang objektif, sahih dan handal dalam penelitian ini digunakan adalah:
36
a. Tes : Validitas Validitas content (isi) yaitu validitas yang mengukur tujuan intruksional khusus pada materi. Validitas konstruk yaitu validitas yang setiap butir soalnya terdapat aspek berpikir yang sesuai dengan tujuan intruksional khusus. b. Non Tes : Teknik triangulasi yaitu: menggali data dari sumber yang sama dengan menggunakan cara yang berbeda. Untuk memperoleh informasi tentang aktivitas siswa dilakukan dengan mengobservasi siswa. Teknik member chek yaitu: memeriksa kembali data-data yang telah terkumpul, baik tentang kejanggalan-kejanggalan, keaslian atau kelengkapannya dan mengulang, mengolah serta menganalisis data yang sudah terkumpul.
L. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis Setelah data-data penelitian yang dihasilkan terkumpul, peneliti memeriksa kembali kelengkapan dan keabsahan data-data tersebut. Tahap selanjutnya adalah menganalisis data-data tersebut. 1. Data kuantitatif Data kuantitatif berupa data skor aktivitas belajar matematika siswa dan nilai tes formatif akhir siklus. Data-data tersebut penulis sajikan ke dalam bentuk tabel, diagram batang (grafik), serta mengelompokkannya ke dalam tabel distribusi frekuensi dengan menggunakan aturan sturgess. Kemudian data dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif berupa nilai persentase, rata-rata (ukuran pemusatan data), nilai tertinggi, nilai terendah, dan standar deviasi (ukuran penyebaran data). Statistik deskriptif merupakan statistik yang berkenaan dengan pengumpulan, pengolahan, penganalisisan,
37
dan penyajian sebagian atau seluruh data (pengamatan) tanpa pengambilan keputusan.4 Rumus persentase yang digunakan adalah5: 𝑓 𝑝 = × 100% 𝑁 Keterangan: p = Angka persentase. f = Frekuensi yang akan dicari persentasenya. N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu).
Menganalisis data dengan standar deviasi bertujuan untuk mengukur sejauh mana variabilitas atau sebaran/penyebaran data-data tersebut. Jika semakin besar nilai standar deviasi maka kualitas data semakin tidak baik. Sebaliknya semakin kecil nilai standar deviasi maka kualitas data semakin baik pula. Rumus standar deviasi yang digunakan adalah6: 𝑓. 𝑥𝑖2 −
𝜎=
𝑓. 𝑥𝑖 2 /𝑛 𝑛
Keterangan: 𝜎 = Standar deviasi xi = Data ke-i f
= Frekuensi
n = banyaknya individu Setelah
menganalisis
data-data,
selanjutnya
adalah
memberikan
interpretasi terhadap nilai persentase, rata-rata dan standar deviasi sehingga diperoleh suatu kesimpulan yang tepat.
4
Kadir, Statistika Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial Dilengkapi dengan Output Program SPSS, (Jakarta: Rosemata Sempurna, 2010), h. 4. 5 Anas Sudijono,Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h. 43. 6 Kadir, Statistika.....,h. 43.
38
2. Data kualitatif Data kualitatif berupa data aktivitas belajar matematika siswa yang diperoleh dari instrumen catatan observasi aktivitas belajar matematika siswa, catatan evaluasi tindakan penelitian, catatan tindakan penelitian dan hasil wawancara peneliti terhadap subjek penelitian. Dianalisis secara kualitatif dengan proses koding untuk mengorganisasi data, selanjutnya membuat interpretasi data dan mendeskripsikannya secara jelas atas dasar data sehingga menjadi suatu kesimpulan.
M. Pengembangan Perencanaan Tindakan Konstruktivisme merupakan pendekatan pembelajaran yang memperhatikan keragaman siswa, memiliki banyak metode dan strategi instruksional dalam melaksanakannya. Berdasarkan teori yang diuraikan bahwa konstruktivisme merupakan pendekatan pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan belajar setiap siswa dan membantu dalam mengembangkan potensi belajar semua siswa. Zaman selalu berubah dan kompetitif berdasarkan perkembangan teknologi informasi, untuk itu guru yang ideal harus merancang proses pembelajaran bagi siswanya demi kesuksesan siswa dalam menghadapi perkembangan zaman. Sejalan dengan alasan tersebut penulis mengharapkan bahwa tindak lanjut tindakan penelitian ini tidak berhenti sampai penelitian ini berakhir, tetapi juga dikembangkan secara maksimal sesuai dengan teori Pendekatan Konstruktivisme. Dalam melakukan penelitian, guru bidang studi dapat berkolaborasi dengan observer yang dalam hal ini adalah teman seprofesi untuk membantu kelancaran penelitian dan dapat juga sebagai kolaborator untuk berdiskusi membicarakan kegiatan pada siklus selanjutnya.
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Kegiatan Pendahulan Penelitian pendahuluan dimulai dengan melakukan observasi di SMP YMJ (Yayasan Miftahul Jannah). Berdasarkan hasil wawancara terhadap guru dan siswa serta hasil observasi pada proses pembelajaran didapatkan beberpa informasi yang diperlukan oleh peneliti. Penelitian dimulai pada tanggal 29, 31 Januari, 3 dan 5 Februari 2011. Pada hari Sabtu, tanggal 29 Januari peneliti menemui kepala sekolah dan kepala bidang kurikulum untuk menjelaskan tujuan kedatangan peneliti dan menanyakan apakah pembelajaran dengan Pendekatan Kontruktivisme pernah diterapkan pada mata pelajaran matematika di SMP YMJ (Yayasan Miftahul Jannah). Berdasarkan jawaban kepala bidang kurikulum diperoleh informasi bahwa di sekolah tersebut belum pernah menerapkan pembelajaran dengan Pendekatan Kontruktivisme. Kemudian, kepala sekolah menanyakan seperti apa dan bagaimana penerapan pembelajaran dengan Pendekatan Kontruktivisme. Peneliti menjelaskan aplikasi dari pendekatan ini dan akan melakukan penelitian ini pada kelas VIII. Setelah diizinkan untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut, kepala bidang kurikulum meminta peneliti menemui guru bidang studi matematika kelas VIII. Pada hari dan tanggal yang sama peneliti menemui guru bidang studi matematika kelas VIII. Dari hasil diskusi dengan guru tersebut, kelas yang direkomendasikan untuk dijadikan objek penelitian adalah kelas VIII B. Alasan terpilihnya kelas VIII B karena aktivitas siswa kelas ini cukup berbeda dengan kelas VIII A. Alasan ini didukung dengan hasil belajar matematika siswa pada pembelajaran sebelumnya dengan hasil berikut:
39
40
Tabel 4.1 Rangkuman Nilai Awal Hasil Belajar Matematika Siswa Jumlah Siswa
40
𝑋
58,59
X Max
85
X Min
40
SD
12,1
Pada tanggal 31 Januari, peneliti melakukan wawancara dengan guru bidang studi matematika kelas VIII B . Wawancara ini dilaksanakan untuk mengetahui aktivitas belajar matematika siswa dan permasalahan yang dihadapi guru dalam pembelajaran matematika di kelas tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Kemampuan siswa pada pelajaran matematika terbilang kurang. Hal ini terlihat dari kemampuan siswa memahami materi. Hanya sebagian kecil siswa yang dapat memahami materi (siswa yang pintar saja) dan sebagian besar siswa kurang memahami materi, jangankan materi pada pertemuan sebelumnya, materi yang baru saja diajarkan pun terkadang sulit untuk memahaminya. b. Metode yang sering digunakan guru adalah ekspositori, tanya jawab dan penugasan. c. Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru, terutama siswa yang duduk di belakang. d. Siswa hanya akan menjawab atau mengajukan pendapatnya tentang materi yang disampaikan guru jika ada pertanyaan dari guru. Jika tidak ada pertanyaan, maka tidak ada yang berinisiatif mengajukan pendapatnya.
41
e. Saat guru memberikan kesempatan bertanya, siswa hanya diam saja. Tetapi ketika ada soal yang sulit, siswa bertanya cara mengerjakannya. f. Upaya yang telah dilakukan guru untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa adalah dengan memberikan latihan-latihan soal.
Pada tanggal 3 dan 5 Februari 2011, peneliti melakukan observasi pembelajaran matematika di kelas VIII B. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran matematika di kelas tersebut dan aktivitas belajar matematika siswa. Hasil observasi pembelajaran di kelas adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 2 Skor Awal Rata-rata Observasi Aktivitas Balajar Matematika Siswa Pra Penelitian Indikator Aktivitas
Pertemuan
Rata-
Ket
1
2
rata
53,33
56,67
55
Kurang
53,33
50,83
52,08
Kurang
Merespon/ menjawab pertanyaan 50,83
54,17
52,5
Kurang
Memperhatikan penjelasan guru Menanyakan materi yang belum dipahami
Menyalin/mencatat materi
45
46,67
45,84
Kurang
Mengerjakan tugas
56,67
63,33
60
Kurang
Memecahkan/menjawab soal
46,67
53,33
50
Kurang
Menggambar pola
44,17
53,33
48,75
Kurang
50,6
Kurang
= cukup
Keterangan Keterangan interval persentase: 33 - 49
= sangat kurang
67 – 83
50 – 66
= kurang
84 – 100 = baik
42
Berdasarkan table 4.2 didapat bahwa persentase aktivitas belajar matematika siswa masih kurang dengan interval 50,6 %. Maka tahap perencanaan yang akan digunakan pada siklus I dan II adalah untuk meningkatkan aktivitas siswa dengan pendekatan konstruktivisme melalui lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa. Pada hari dan tanggal yang sama, peneliti juga melakukan wawancara dengan 5 orang siswa kelas VIII B. Kelima siswa ini terdiri dari 2 orang siswa yang aktif, 3 orang siswa yang cukup aktif dan pasif. Ketentuan ini berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap aktivitas belajar siswa pada pelajaran matematika sebelumnya dan dianggap dapat mewakili jawaban semua siswa. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas belajar matematika siswa. Berdasarkan hasil wawancara diperoleh informasi sebagai berikut: 1. Sebagian siswa memperhatikan materi yang guru sampaikan, sementara sebagian lagi tidak memperhatikan jika materi yang guru sampaikan sulit. 2. Hampir semua siswa tidak tahu cara mengaitkan materi matematika dengan kehidupan sehari-hari. 3. Sebagian siswa tidak pernah berdiskusi dengan siswa lainnya, ada siswa yang lebih memilih untuk bertanya langsung ke guru daripada bertanya ke temannya. 4. Siswa tidak pernah mengajukan pendapatnya tentang materi yang disampaikan guru. 5. Sebagian siswa terkadang bertanya kepada guru jika ada materi yang kurang dimengerti. Ada siswa yang lebih sering bertanya ke temannya daripada ke guru. 6. Sebagian siswa kurang mampu mengerjakan soal-soal matematika, namun tergantung tipe soalnya. Soal yang sulit biasanya tidak bisa mereka selesaikan (tidak seperti yang dicontohkan).
43
7. Siswa tidak pernah menentukan atau mendapatkan rumus matematika dengan cara mereka sendiri.
2. Tahap Siklus I a. Tahap Perencanaan Pada tahap perencanaan peneliti menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan diukur dalam penelitian ini. Selanjutnya peneliti menyusun indikator kemudian membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Untuk menunjang pembelajaran peneliti membuat lembar kerja siswa (LKS) yang akan digunakan pada saat tindakan berlangsung. Selain itu, peneliti juga menyusun berbagai instrumen penelitian. Peneliti bersama guru kolaborator mendiskusikan RPP yang akan dilaksanakan, mendiskusikan penyebaran siswa (kemampuan tinggi,sedang dan tinggi) dalam kelompok pada pembelajaran siklus I.
b. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksaan siklus I ini terdiri dari 6 kali pertemuan dilakukan sesuai jam mata pelajaran matematika pada hari kamis jam pelajaran 5 - 6 dan hari sabtu jam pelajaran 1 - 2 dengan pokok bahasan persamaan garis lurus. Tahap ini dilakukan pada tanggal 10 – 26 Februari 2011 dan didampingi oleh guru mata pelajaran matematika sebagai observer. Adapun uraian proses pembelajaran sebagai berikut:
1) Pertemuan 1/ Kamis, 10 Februari 2011 Kegiatan belajar matematika dikelas VIII B awal ini guru matematika hadir untuk membantu kegiatan peneliti dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Sebelum proses pembelajaran dimulai, peneliti dan siswa berdo’a bersama, lalu peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud dan tujuan peneliti menggantikan guru matematika untuk beberapa
44
pertemuan ke depan (10 kali pertemuan dan 2 kali untuk tes akhir siklus) serta memperkenalkan sebuah pendekatan yang akan dilakukan oleh peneliti pada
setiap
pertemuan
yaitu
pendekatan
konstruktivisme.
Setelah
menjelaskan semuanya peneliti mempersilakan siswa untuk bertanya, namun tak satu pertanyaan pun yang siswa tanyakan. Maka peneliti memulai proses pembelajaran hari ini. Pada pertemuan ini materi yang akan diajarkan yaitu pengertian persamaan garis lurus. Pembelajaran dimulai dengan apersepsi siswa dari materi yang sebelumnya (relasi fungsi). Apersepsi ini dimulai dengan diberikan beberapa contoh soal dengan 2 himpunan dan meminta siswa untuk mencari hubungannya, apakah relasi atau fungsi. Hanya beberapa siswa yang dapat menyatakannya. Siswa yang dapat menyatakan hubungan dari
2
himpunan
tersebut,
peneliti
mempersilakan
siswa
untuk
mempersentasikan apa yang diketahui oleh siswa tersebut (2 siswa). Setelah siswa selesai mempresentasikan didepan, peneliti mempersilakan untuk siswa lainnya untuk bertanya/menanggapi, namun para siswa hanya terdiam. Maka peneliti mempersilakan 2 siswa yang maju ke depan tadi untuk kembali ke tempat duduknya. Kemudian peneliti menjelaskan kembali materi yang akan diajarkan yaitu bentuk persamaan garis lurus. Setelah
menjelaskan
materi
yang
akan
diajarkan,
peneliti
memberikan soal latihan dan memberikan bimbingan secara bertahap (scaffolding). Saat mengerjakan soal latihan, keadaan kelas menjadi gaduh. Hal ini teramati dari beberapa siswa yang tidak langsung mengerjakan latihan yang diberikan, beberapa lagi terlihat mondar-mandir melihat jawaban teman. Namun demikian ada juga beberapa siswa lainnya yang langsung mengerjakan latihan yang diberikan. Peneliti berkelilling mengamati hasil kerja siswa untuk memberikan bantuan pada siswa bila ada yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal latihan. Setelah semua siswa selesai mengerjakan soal latihan yang
45
diberikan, mereka mengumpulkan secara individu. Peneliti mengakhiri pertemuan ini dengan memberikan tugas pada siswa dan mengarah siswa untuk mempelajari materi selanjutnya. Pada pertemuan ini, berdasarkan hasil diskusi dengan observer masih terdapat beberapa kendala. Diantaranya yaitu kurangnya kemampuan peneliti dalam manajemen kelas. Hal ini disebabkan masih kurangnya kedekatan peneliti dengan siswa (belum tahu keadaan siswa). Dari kurangnya kedekatan peneliti dengan siswa menyebabkan siswa enggan bertanya. Akhirnya siswa ketika mengerjakan soal yang diberikan, bergantung pada jawaban siswa yang lebih pintar. Dari kendala yang dihadapi, peneliti mendapat arahan dan bimbingan dari guru (observer) untuk pertemuan berikutnya agar dapat meminimalisir kendala-kendala tersebut.
2) Pertemuan ke- 2/Sabtu, 12 Februari 2011 Proses
pembelajaran
pada
pertemuan
ini
dimulai
dengan
mengkondisikan kelas dan mengabsen siswa. Semua siswa hadir, namun ada kegiatan rapat OSIS yang meminta 4 siswa untuk mengikuti rapat. Pada pertemun ini, materi yang diajarkan yaitu membuat tabel dan menggambar grafik pada koordinat cartesius. Sebelum memulai pelajaran, peneliti meminta siswa untuk mengumpulkan tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. Ternyata dari 40 siswa hanya 28 siswa yang mengumpulkan tugas. Sebagian siswa memberikan alasan siswa bahwa mereka binggung/tidak mengerti apa yang harus dikerjakan. Maka peneliti mengulas sedikit materi yang
diajarkan pada pertemuan sebelumnya,
peneliti, “apa yang dimasud dengan relasi dan fungsi?”, hanya sebagian siswa yang mengcungkan tangan untuk menjawabnya, “relasi adalah hubungan antara 2 himpunan dan fungsi adalah hubungan antara 2 himpunan, dimana himpunan asal menempati tepat satu ke himpunan
46
lawan”, “iya betul, ada yang bisa memberikan contoh dari bentuk relasi dan fungsi”, lagi-lagi hanya siswa itu-itu saja yang mengacungkan tangan untuk menjawab. Peneliti mencoba meminta siswa lainnya untuk menjawab, ternyata tidak ada siswa yang ingin mencobanya. Maka peneliti menunjuk beberapa siswa untuk mengerjakannya didepan kelas. Hasil belum memuaskan, karena siswa yang maju ke depan hanya sebagian yang dapat menunjukkan bentuk relasi dan fungsi. Dengan sedikit penjelasan, peneliti mencoba untuk memasuki materi selanjutnya dengan memberikan lembar LKS dan meminta siswa untuk membentuk kelompok bebas (4-7 anggota). Kegiatan diskusi berjalan, namun aktivitas yang diharapkan belum terlihat. Masih banyak siswa mondar-mandir menganggu siswa yang sedang mencoba untuk menyelesaikan beberapa soal pada lembar LKS yang diberikan. Ternyata sebagian besar siswa dari anggota kelompok tidak mencoba mengerjakannya sampai batas waktu yang telah ditentukan. Setelah siswa mengumpulkan hasil kerja kelompok, peneliti meminta beberapa siswa untuk menunjukkan jawaban yang telah dikerjakan, lagi-lagi hanya siswa itu-itu saja yang maju ke depan. Peneliti meminta siswa yang lain untuk maju ke depan, peneliti, ”coba kamu, silakan kerjakan di depan”, siswa 1”saya belum ngerti pak”, peneliti, “coba dulu, nanti dibantu sama tementemen yang lain”, siswa 1, “kalo salah, gak papa kan pak”. Akhirnya nya beberapa siswa lainnya turut mencoba maju ke depan walau hasilnya belum benar, setidaknya siswa sudah mulai memberanikan diri untuk maju ke depan. Siswa yang menuliskan hasil kerja kelompoknya didepan kelas dibantu dengan siswa lain. Selanjutnya, peneliti menjelaskan secara tuntas matari yang sedang diajarkan dan meminta siswa mengeluarkan pendapat tentang materi yang telah dipelajari hari ini. Kegiatan belajar pun selesai. Pada pertemuan ini, siswa mulai memberanikan diri untuk mencoba mengerjakan soal di papan tulis, walau hasilnya belum memuaskan setidaknya siswa telah menunjukan sedikit kemajuan dalam aktivitas mental
47
yaitu menunjukkan hasil yang telah dikerjakan dan berani mempertanggung jawabkannya. Dalam hal ini, siswa perlu diberi kepercayaan diri untuk menyelesaikan tugasnya sendiri atau kelompok. 3) Pertemuan ke- 3/Kamis, 17 Februari 2011 Pada pertemuan ini dimulai, penetili mengkondisikan kelas dan meminta siswa untuk mengumpulkan tugas serta mengabsen siswa. Pada pertemuan ini ada satu siswa tidak masuk tanpa keterangan. Pelajaran dimulai dengan membahas tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. Pada pertemun ini, materi yang diajarkan yaitu menentukan gradien dari persamaan garis lurus. Peneliti memulai dengan pertanyaan “siapa yang mengetahui pengertian gradien?”, siswa “gradien adalah kemiringan sebuah garis”, peneliti “iya betul, ada yang lainnya”, siswa”bisa dilihat dari persamaan garis pak”, peneliti “baik, coba adik-adik diskusikan LKS ini”. Diskusi pun berjalan dengan beberapa kelompok yang beranggotakan 5-6 siswa. Saat berdiskusi, beberapa siswa bertanya “pak, ini soalnya digimanain”, peneliti “coba perhatikan penjelasan pada LKS”, peneliti membimbing siswa dalam diskusi dan memberikan arahan dalam menyelesaikan soal-soal latihan. Peneliti meminta pada setiap anggota untuk memahami materi ini (tutor sebaya). Dengan metode ini diharapkan siswa dapat menyelesaikan soal-soal latihan. Setelah siswa menyelesaikan soalsoal tersebut, peneliti meminta siswa secara acak untuk mengerjakannya di papan tulis. Diskusi pun selesai sampai waktu yang telah ditentukan. Peneliti member sedikit penjelasan tentang materi
yang sedang diajarkan dan
meminta siswa mengeluarkan pendapat tentang materi yang telah dipelajari hari ini. Kegiatan belajar diakhiri dengan pemberitahuan akan diada kuis pada pertemuan selanjutnya tentang materi yang telah dipelajari. Pada pertemuan ini, peneliti mencoba menggunakan metode tutor sebaya. Dalam hal ini, peneliti memberikan tanggung jawab pada siswa yang
48
lebih aktif untuk membantu siswa lainnya dalam memahami materi dan menyelesaikan soal-soal yang terdapat pada LKS. Akitivitas siswa mulai tertuju pada kegiatan diskusi, walau belum seluruh anggota aktif namun keadaan kelas agak sedikit kondusif karena siswa berusaha memahami materi yang diberikan. Dari perkembangan aktivitas siswa ini, peneliti mendapat saran dari guru (observer) untuk memaksimal metode tutor sebaya pada pendekatan kontruktivisme ini dan dapat meningkatkan aktivitasaktivistas lainnya terutama pada aktivitas bertanya dan mencatat materi yang dipelajari.
4) Pertemuan ke- 4/Sabtu, 19 Februari 2011 Pada pertemuan ini peneliti memulai dengan mengkondisikan kelas, mengambsen siswa dan meminta siswa untuk mempersiapkan alat tulis yang dibutuhkan untuk mengerjakan kuis. Penelitian mengadakan kuis ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan yang siswa telah dapatkan pada materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya yaitu menentukan bentuk umum persamaan garis luru, membuat tabel pasangan berurut (𝑥, 𝑦) dan grafik pada koordinat cartesius, menentukan gradien melalui bentuk persamaan garis lurus dengan waktu 25 menit. Soal berbentuk essai berjumlah 3 soal dengan poin yang berbeda. Setiap soal mewakili materi yang telah diajarkan. Saat siswa mengerjakan soal kuis keadaan kelas kurang terkendali, hanya sebagian kecil siswa mengerjakan dengan tenang. Sampai waktu yang telah ditentukan habis, siswa mengumpulkan hasil pekerjaan individu. Peneliti memberikan waktu sejenak (refresh) setelah mengerjakan kuis dengan
games.
Games
ini
menstimulus
siswa
untuk
melakukan
kemungkinan-kemungkinan pada sebuah operasi yang akan digunakan pada materi yang akan dipelajari.
49
Pada pertemuan ini, siswa cukup antusias mengikuti pembelajaran. Dalam hal ini siswa diberikan stimulus dengan games yang membuat siswa untuk mencoba mencari angka yang tepat pada sebuah operasi. Setelah siswa dapat menentukan titik-titik yang dimaksud, siswa dapat membuat grafik pada koordinat cartesius. Aktivitas-aktivitas pada pertemuan ini rata-rata mengalami peningkatan dari pertemuan sebelumnya, terutama pada aktivitas bertanya. Dari beberapa pertanyaan yang diajukan siswa, peneliti memberikan arahan dan penjelasan pada materi yang diajarkan dan memberikan soal latihan. Siswa mengerjakan soal latihan secara individu. Setelah semua siswa mengumpulkan latihan yang diberikan, pembelajaran diakhiri dengan menyebutkan kembali rumus menentukan gradien yang melalui titik pusat dan sebuah titik lainnya (x, y). Pada pembelajaran ini, keadaan kelas cukup terkendali. Menurut observer, peningkatan aktivitas siswa sudah mulai membaik, sudah terlihat dari keadaan kelas yang kondusif. Namun perlu ada peningkatan lagi pada setiap indikator aktivitasnya.
5) Pertemuan ke- 5/Kamis, 24 Februari 2011 Pada pertemuan ini peneliti memulai dengan mengkondisikan kelas, mengabsen siswa dan mempersilakan siswa membentuk kelompok serta memberikan LKS pada setiap kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa. Materi yang akan dipelajari yaitu menentukan gradien dengan mengetahui 2 buah titik. Pembelajaran ini menggunakan metode tutor sebaya pada setiap kelompok agar dapat membantu siswa yang kurang dalam pemahaman materi. Dengan tutor sebaya diharapkan setiap siswa dapat memahami materi dan menyelesaikan soal yang diberikan. Diskusi mulai terarah, aktivitas siswa ada penurunan dan peningkatan. Penurunan terjadi pada aktivias bertanya pada guru, namun
50
diskusi berjalan lancar karena siswa yang kurang paham dibantu oleh siswa yang lebih paham tentang materi yang sedang dipelajari. Hal ini terlihat dari siswa yang mulai dapat menyelesaikan soal yang diberikan secara individu dengan sedikit bantuan yang guru berikan. Siswa 1 ”eh, ini ginikan caranya …”, siswa 2 “iya, tapi jangan ampe salah (𝑥1 , 𝑦1 ) sama (𝑥2 , 𝑦2 ) terus perhatiin tanda plus (+) min (-) nya yak”, siswa 1 “sip, gua kerjain dulu yak, ntar kalo gua binggung, gua nanya lagi yak …”. Peneliti dan observer memperhatikan kegiatan diskusi siswa sampai akhir waktu yang telah ditentukan. Semua siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya secara individu. Peneliti dan siswa mengakhiri pertemuan dengan mengemukan kembali materi yang telah dipelajari hari ini dan memberikan games pada siswa untuk mencoba mencari penyelesaian dari games yang diberikan. Pada pembelajaran ini, keadaan kelas sudah mulai terkendali. Menurut observer, peningkatan aktivitas siswa sudah mulai membaik, sudah terlihat dari keadaan kelas yang kondusif. Namun perlu ada peningkatan lagi pada setiap indikator aktivitasnya.
6) Pertemuan ke- 6/Sabtu, 26 Februari 2011 Proses pembelajaran pada pertemuan ini peneliti memulai dengan mengondisikan kelas, mengabsen siswa. Saat keadaan kelas sudah terkendali, peneliti mempersilakan siswa untuk menuliskan hasil yang telah didapatkan dari games yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. Pembelajaran dimulai dengan hasil pemecahan siswa pada games yang diberikan. Keadaan kelas saat itu cukup ramai karena sebagian besar siswa ingin menuliskan hasil jawabannya dipapan tulis. Siswa 1, “saya pak, saya pak …”, siswa 2, “saya aja pak, kalo dia kan udah sering maju ke depan”, siswa 3, “saya juga bisa pak”, peneliti,” ya coba kamu maju ke
51
depan”. Hasil yang dituliskan benar, namun masih ada beberapa siswa yang bingung cara mencarinya, siswa 4, “ko bisa ya pak?”, siswa 5,”ya bisalah, makanya jangan cuma maen PS doang bisanya”. Setelah keadaan kelas berangsur surut menjadi tenang, pembelajaran pun dimulai. Pada pertemun ini, materi yang diajarkan yaitu menentukan gradien melalui gambar grafik pada koordinat cartesius. Pembelajaran pada pertemuan ini tidak menggunakan LKS, melainkan dengan membahas tugas yang telah diberikan dengan meminta siswa untuk mengerjakan di depan kelas secara acak. Hasil cukup memuaskan, antusias siswa terlihat kembali, 2/3 siswa mengacungkan tangan untuk mengerjakan di depan kelas, peneliti pun memilih sebagian yang mengacungkan tangan dan sebagian lagi yang tidak mengacungkan tangan. Hasilnya pun terlihat jelas, siswa yang tidak mengacungkan tangan ternyata sebagian siswa yang telah sering maju ke depan kelas, peneliti, “ya coba kamu maju ke depan”,siswa 1,”saya kan udah sering maju ke depan pak, saya sudah bisa ko pak, beginikan pak caranya”, peneliti, “ya betul, baik coba yang lainnya, ya coba kamu”, siswa 2, “iya pak, tapi kalo salah, gak pa pa ya pak”. Satu persatu siswa mengerjakan di depan kelas dengan cara siswa maju ke depan dan soal dibacakan oleh siswa lainnya. Pembahasan soal pun selesai, peneliti melulai materi baru dengan meminta siswa membuat garis lurus yang melalui 2 titik pada koordinat cartesius. Keadaan kelas sudah terkendali, siswa mengikuti pembelajaran dengan tertib. Beberapa siswa yang membuat garis lurus pada koordinat cartesius dan siswa lainnya mencoba mencari gradien dari garis lurus tersebut dengan arahan peneliti. Hasil cukup memuaskan, karena siswa yang kurang aktif mulai mencoba menjawab dengan sedikit bantuan dari teman yang lebih paham. Dari beberapa garis lurus yang dibuat, peneliti meminta siswa menentukan titiknya yang dilalui oleh garis lurus tersebut, peneliti,” siapa yang bisa menyebutkan titik-titik lain yang dilalui garis lurus ini?”,
52
terdapat beberapa siswa bertanya, siswa 1,”pak, gimana caranya pak?”, peneliti, “masih ingat cara mengambar garis lurus dan membuat tabel?”, siswa 1,”saya lupa pak”, peneliti,”siapa yang masih ingat?”, siswa 2, “pak, kalo tinggal diperpanjang aja garisnya, gimana pak?”, peneliti, “iya betul”, peneliti sedikit mengulas kembali materi-materi sebelumnya. Peneliti dan siswa pun mengakhiri pembelajaran dengan mengulas sedikit materi yang telah
dipelajari
sebelumnya
dan
memberitahukan
siswa
untuk
mempersiapkan diri untuk tes akhir siklus pada pertemuan berikutnya. Pada pembelajaran ini, keadaan kelas sudah terkendali. Menurut observer, peningkatan aktivitas siswa sudah semakin meningkat, sudah terlihat dari keadaan kelas yang kondusif dan siswa yang kurang aktif pun sudah mulai berkurang. Peningkatan ini perlu terus ditingkatkan agar sesuai target yang diingin.
c. Tahap Observasi Pengamatan dilakukan oleh peneliti dan guru (observer) yang mencatat seluruh aktivitas siswa dan hal-hal yang terjadi pada setiap pertemuan selama proses pembelajaran. Hasil pengamatan aktivitas belajar matematika siswa disajikan pada tabel berikut:
53
Tabel 4.3 Skor Rata-rata Aktivitas Belajar Matematika Siswa Selama Pembelajaran Siklus I No
Pertemuan
Indikator Aktivitas 1
1
2
3
4 5 6 7
Memperhatikan penjelasan guru Menanyakan materi yang belum dipahami Merespon/ menjawab pertanyaan Menyalin/mencatat materi Mengerjakan tugas
3
4
5
6
rata
Ket
51,67 57,50 56,90 54,31 63,89 63,33 57,93
Kurang
53,33 58,33 60,34 68,1 64,81 67,5 62,07
Kurang
51,67 58,33 62,07 63,79 63,89 63,33 60,51
Kurang
48,33 53,33 53,45 54,31 52,78 54,17 52,73
Kurang
61,67 63,33 63,79 64,66 65,74 67,50 77,34
Cukup
Memecahkan/menjawab
50
53,33 55,17 56,9 62,96 58,33 67,34
Cukup
53,33 56,67 58,62 59,48 60,19 59,17 57,91
Kurang
soal Menggambar pola
2
Rata-
Rata-rata
62,26
Kurang
Keterangan: 33 – 49 = sangat kurang
67 – 83 = cukup
50 – 66 = kurang
84 – 100 = baik
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa 7 indikator aktivitas yang diamati pada pertemuan 1 – 6 skor rata-rata aktivitas belajar matematika siswa pada siklus I yaitu 62,26% dengan kategori aktivitas belajar siswa pada tingkat kurang. Dalam hal ini siswa belum menunjukkan aktivitas belajar yang baik dalam belajar matematika. Ketika tes siklus I dilaksanakan hanya beberapa siswa yang terlihat siap menghadapi tes dan beberapa lainnya siswa masih
54
bergantung pada teman dalam menjawab soal yang diberikan. Tes akhir siklus ini dilakukan pada pertemuan ke-7 hasil sebagai berikut:
Tabel 4.4 Nilai Tes Belajar Matematika Akhir Siklus I Interval
F
𝑓𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓
40 - 47
2
5%
48 - 55
2
5%
56 - 63
9
22,5%
64 - 71
12
30%
72 - 79
6
15%
80 - 87
5
12,5%
88 - 95
4
10%
Skor
Keterangan: 40 siswa 𝑋𝑚𝑖𝑛 = 40
𝑋 = 68,8
𝑋𝑚𝑎𝑥 = 93
SD = 12,33
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan rata-rata hasil belajar matematika siswa dari tes akhir siklus adalah 68,8. Berdasarkan rata-rata hasil belajar matematika siswa sudah memenuhi nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah untuk pelajaran matematika kelas VII tahun ajaran 2010-2011 yaitu 55, namun hasil ini belum memenuhi indikator keberhasilan penelitian yaitu ≥ 70. Hasil siklus I ini dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa belum mencapai hasil yang cukup baik. Faktor penyebab belum tercapainya nilai yang cukup baik pada siklus I ini yaitu kurang perhatian siswa terhadap penjelasan yang diberikan oleh guru. Hal ini siswa beranggapan guru yang mengajar bukan merupakan guru yang perlu diperhatikan karena masih terbilang baru. Masih kurangnya aktivitas siswa
55
dalam bertanya yang berimplikasi pada merespon pertanyaan, mencatat serta menggambar pola siswa masih perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran di kelas.
Gambar 1 Kegiatan Tes Akhir Siklus I d. Tahap Refleksi Berdasarkan hasil observasi pada siklus diperoleh persentase rata-rata aktivitas siswa mencapai 62,26 %.
Hasil observasi yang telah didapat
mengalami peningkatan pada setiap pertemuan, namun belum menunjukkan bahwa indikator aktivitas belajar matematika siswa tercapai dari aspek yang diharapkan dan perlu ditingkatkan lagi hingga rata-rata 70%. Faktor-faktor yang menyebabkan indicator aktivitas ini belum tercapai dikarenakan: 1. Siswa belum mengikuti aturan (tahap-tahap) pembelajaran 2. Sebagian siswa masih mengandalkan anggota kelompoknya untuk mengerjakan soal (anggota kelompok terlalu banyak, 4 – 7 siswa)
56
3. Siswa enggan bertanya karena sudah diwakili oleh anggota kelompoknya. 4. Siswa kurang termotivasi untuk memecahkan permasalahan (no reward) Dari faktor yang telah dikemukan di atas, maka peneliti bersama guru kolaborator melakukan perbaikan proses pembelajaran terhadap aktivitas yang akan dilakukan pada siklus II, yaitu: 1. Guru menyampaikan kembali tahap-tahap dari pembelajaran 2. Menentukan anggota kelompok (heterogen) dan terdiri dari 3-4 siswa. 3. Memotivasi siswa dengan memberi poin (reward) pada kuis akan diberikan nilai maximal bila dapat menyelesaikan semua soal yang diberikan dengan benar. 4. Memberikan stimulus pada siswa untuk bertanya (umpan balik) dan memecahkan masalah.
3. Tahap Siklus II a. Tahap Perencanaan Pada tahap perencanaan peneliti menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan diukur dalam penelitian ini. Selanjutnya peneliti menyusun indikator kemudian memperbaiki rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada siklus I. Untuk menunjang pembelajaran peneliti membuat lembar kerja siswa (LKS) yang akan digunakan pada saat tindakan berlangsung. Selain itu, peneliti juga menyusun berbagai instrumen penelitian. Peneliti bersama guru kolaborator mendiskusikan RPP yang akan dilaksanakan, mendiskusikan penyebaran siswa (kemampuan tinggi,sedang dan tinggi) dalam kelompok pada pembelajaran siklus II.
57
b. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksaan siklus II terdiri dari 4 kali pertemuan dilakukan sesuai jam mata pelajaran matematika pada hari kamis jam pelajaran 5 - 6 dan hari sabtu jam pelajaran 1 - 2 dengan pokok bahasan persamaan garis lurus. Tahap ini dilakukan pada tanggal 2 – 14 Maret 2011 dengan didampingi oleh guru mata pelajaran matematika sebagai observer. Adapun uraian proses pembelajaran sebagai berikut: 1) Pertemuan 8/ Sabtu, 02 Maret 2011 Kegiatan belajar matematika dikelas VIII B pada siklus II, peneliti memulai proses pembelajaran dengan menyatakan kembali tujuan dari penelitian yang sedang dilakukan serta menjelaskan kembali tahap-tahap dari pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan konstruktivisme. Pertemuan ini materi yang akan diajarkan yaitu menentukan persamaan garis yang saling sejajar dan berhimpitan 𝑚1 = 𝑚2
dan
menggambarkan garis yang saling sejajar jika diketahui suatu persamaan garis dan 2 buah titik. Apersepsi ini dimulai dengan menanyakan kembali materi sebelumnya dan memberikan beberapa soal yang terkait. Peneliti, “ada berapa bentuk untuk mencari suatu gradien”, beberapa siswa mengacungkan tangan, siswa 1, ” dilihat dari bentuk persamaan garis lurusnya pak”, peneliti,”ada yang lain”, siswa 2, “lihat dari titik-titik yang dilewatin sama garis pak”, peneliti, “iya betul”. Selanjutnya peneliti membuat kelompok yang berjumlah 3-4 siswa untuk mendiskusikan materi yang akan dipelajari. Terbentuk 9 kelompok dengan bahan diskusi yang berbeda (3 bahasan) yang akan dipersentasikan secara acak. Diskusi berjalan cukup lancar, hanya beberapa siswa yang masih tidak mengikuti diskusi. Peneliti mencoba mencari tau apa yang menjadi penyebabnya, peneliti,”kenapa gak ikut diskusi?”, siswa, “saya sudah ngerti pak,”, peneliti,”kalo sudah ngerti, coba ajarin temen kamu yang belum
58
paham”, siswa, “iya pak, tapi udah dikasih tau gak ngerti-ngerti juga”. Peneliti mencoba strategi tutor sebaya pada pertemuan ini. Setelah diskusi selesai dengan waktu yang telah ditentukan, peneliti meminta siswa untuk mempersetasikannya di depan kelas. Respon siswa cukup antusias memperhatikan penjelasan dari temannya. Kelompok yang maju hanya 3 kelompok, sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Kemudian guru menjelaskan kembali dari penjelasan siswa yang maju ke depan kelas. Selanjutnya peneliti memberikan soal latihan dan memberikan bantuan secara bertahap (scaffolding). Peneliti berkelilling mengamati hasil kerja siswa untuk memberikan bantuan pada siswa bila ada yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal latihan. Peneliti dan siswa mengakhiri pertemuan ini dengan mengemukan kembali materi yang telah dipelajari dan mengarah siswa untuk mempelajari materi selanjutnya. Berdasarkan hasil diskusi dengan observer, peneliti harus lebih fokus pada siswa yang kurang aktif, agar materi yang disampaikan dapat dipahami oleh siswa dan menjaga situasi kelas tetap kondusif.
2) Pertemuan ke- 9/Kamis, 07 Maret 2011 Proses pembelajaran pada pertemuan ini peneliti memulai dengan mengkondisikan kelas dan mengabsen siswa. Semua siswa hadir, namun ada kegiatan rapat OSIS yang meminta 3 siswa untuk mengikuti rapat. Pada pertemuan ini, materi yang diajarkan yaitu menentukan persamaan garis yang saling berpotongan
𝑚1 ≠ 𝑚2 , saling tegak lurus
𝑚1 × 𝑚2 = -1 , menggambarkan garis lainnya bila diketahui salah satu titiknya. Melanjutkan kelompok pada materi sebelumnya, siswa langsung membentuk kelompok masing-masing. Kegiatan diskusi berjalan dengan lancar dari pertemuan sebelumnya. Aktivitas siswa sudah terlihat, hal ini terlihat pada kegiatan kelompok yang dilakukan siswa sampai waktu diskusi
59
yang telah ditentukan selesai. Peneliti meminta beberapa siswa untuk menunjukkan hasil dari diskusi yang telah dilakukan secara acak (siswa yang belum pernah maju ke depan kelas). Setelah siswa selesai mempersentasikan hasil diskusi kelompok, peneliti memberikan kesempatan pada siswa lain untuk bertanya tentang materi yang telah berlangsung. Ternyata tidak ada siswa yang bertanya, peneliti memberikan soal latihan. Saat mengerjakan soal latihan, seketika keadaan kelas menjadi gaduh, peneliti mencoba mengondisikan kelas. Siswa 1,”pak ini gimana caranya”, peneliti,”coba kamu perhatikan bentuk pertanyaannya”, siswa,”tapi beda pak sama yang dijelasin tadi”, peneliti mencoba menjelaskan kembali dari materi yang telah dipersentasikan oleh siswa dari kelompok yang telah ditentukan. Setelah peneliti memberikan penjelasan dan memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya, peneliti memberikan beberapa soal yang berbeda dari contoh yang diberikan (kelompok yang persentasi) agar siswa dapat mencari tau sendiri (mengkonstruk) materi yang sedang dipelajari. Setelah siswa paham,
peneliti
mempersilakan
siswa
untuk
melanjutkan
kembali
mengerjakan soal latihan dan mengumpulkan secara individu. Sebelum mengakhiri pertemuan, peneliti memberika tau kan pada siswa untuk mempersiapkan diri pada pertemuan berikutnya akan diadakan kuis yang akan menambahkan nilai siswa. Pada pertemuan ini, aktivitas bertanya, memperhatikan penjelasan guru, serta pemecahan masalah siswa mengalami peningkatan yang sangat baik. Hal ini terlihat dari hasill kerja siswa, sekitar 80 % siswa dapat mengerjakan soal yang diberikan.
3) Pertemuan ke- 10/ Sabtu, 09 Maret 2011 Pada pertemuan ini penetili memulai dengan mengkondisikan kelas dan mengabsen siswa. Pada pertemuan ini ada 2 siswa yang tidak masuk tanpa
keterangan.
Pelajaran
dimulai
dengan
mempersilakan
siswa
60
mempesiapkan alat tulis yang akan digunakan untuk mengerjakan kuis. Kuis berlangsung selama 25 menit dengan 3 soal dan siswa wajib mengerjakan 2 soal, 1 soal bonus (nilai tambahan). Setelah waktu mengerjakan kuis selesai, peneliti mempersilakan siswa membentuk kelompok yang telah ditentukan serta memberikan LKS pada masing-masing kelompok. Diskusi kali ini tidak berjalan dengan lancar, karena sebagian siswa masih membahas kuis yang telah berlalu. Peneliti mencoba mengodisikan kelas agar diskusi dapat berjalan dengan lancar. Materi yang pada pertemuan ini yaitu menentukan bentuk persamaan garis lurus yang bergradien m dan melalui titik (x1, y1). Diskusi pada pertemuan kali ini tidak dibarengi dengan persentasi siswa di depan kelas, namun dengan cara menunjukkan hasil kerja siswa dengan menjelaskan urutan yang harus dilakukan. Saat siswa mengerjakan soal di depan kelas, perhatian siswa cukup fokus, keadaan kelas sangat tenang, proses pembelajaran pun berjalan lancar. Materi kali ini 85% siswa dapat memahami, hal ini terlihat dari cara siswa menyelesaikan soal pada LKS yang diberikan. Proses pembelajaran pun selesai. Sebelum menutup pejalaran, ada siswa yang bertanya tentang jawaban kuis tadi, siswa, ”pak, nilai kuisnya nanti buat nambahin nilaikan pak, soalnya saya gak mau nilai matematika saya jelek lagi”, peneliti, ”iya, nilai kuisnya dimasukan sama nilai tes akhir nanti”. Peneliti dan siswa menutup pelajaran dengan membaca hamdallah. Pada pertemuan ini, keadaan siswa kurang stabil, namun masih bisa dikendalikan. Observer menyarankan agar siswa selalu diberikan motivasi dalam belajar, baik berupa reward menyelesaikan soal yang diberikan.
atau pujian saat siswa dapat
61
4) Pertemuan ke- 11/Kamis, 14 Maret 2011 Pada pertemuan ini peneliti memulai dengan mengkondisikan kelas dan mengabsen siswa. Dengan intruksi dari peneliti, siswa langsung membentuk kelompok masing-masing. Pada pertemuan ini, materi yang akan dipelajari yaitu menentukan bentuk persamaan garis lurus yang melalui 2 titik yaitu (x1, y1) dan (x2, y2). Menurut sebagian besar siswa, materi tidak terlalu susah. Diskusi sangat lancar, karena siswa dapat menyelesaikan soal yang diberikan kurang dari waktu yang telah disediakan. Setelah semua soalnya selesaikan dikerjakan siswa di depan kelas, ada beberapa siswa bertanya, siswa 1,”pak, kalo materi yang ini mah gampang, saya masih gak ngerti materi yang membedakan kedudukan garis 2 garis”, peneliti, ”coba perhatikan gradien dari 2 persamaan garisnya, ada yang bisa menyebutkan syarat dari kedudukan beberapa garis?”, siswa 2, ”𝑚1 = 𝑚2 untuk yang sejajar atau berimpit,𝑚1 ≠ 𝑚2 saling tidak berpotongan dan 𝑚1 . 𝑚2 = −1 untuk saling tegak lurus”, peneliti,”iya betul, ada yang bisa memberikan contoh nya”, siswa 3, ”3𝑦 + 2𝑥 + 4 = 0 𝑑𝑎𝑛 𝑥 + 2𝑦 = 4”, peneliti,”siapa yang bisa menjawabnya”, siswa 4, ”tidak saling berpotongan pak, soalnya 𝑚1 ≠ 𝑚2
”, peneliti, ”coba kamu, kenapa dibilang saling tidak
berpotongan? Dan berapa gradiennya ”, siswa 5, ”gradiennya beda pak, yang pertama
2 3
dan yang ke dua
1 2
”, peneliti, ”iya betul”. Setelah semua
pertanyaan siswa terjawab semua, peneliti mengakhiri pertemuan ini dengan memberitahukan untuk pertemuan berikutnya akan diadakan tes akhir siklus II, diharapkan siswa mempersiapkan diri dengan mengulang kembali materimateri yang telah dipelajari. Peneliti dan siswa mengakhiri pembelajaran dengan membaca hamdallah. Pertemuan ini berkhir dengan sangat baik, semua siswa merasa belajar kali ini sangat senang, Hal ini terlihat dari antuias siswa selama proses pembelajaran, keadaan kelas yang langsung kembali kondusif saat
62
terjadi kegaduhan, siswa dapat menyimpulkan materi-materi yang telah dipelajari sebelumnya. Observer mengangap bahwa siswa sudah mulai paham dengan pendekatan yang digunakan oleh peneliti selama proses pembelajaran.
c. Tahap Observasi Pengamatan dilakukan oleh peneliti dan guru (observer) yang mencatat seluruh aktivitas siswa dan hal-hal yang terjadi pada setiap pertemuan selama proses pembelajaran. Hasil pengamatan aktivitas belajar matematika siswa disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.5 Skor Rata-rata Aktivitas Belajar Matematika Siswa Selama Pembelajaran Siklus II No
1
2
3
4 5 6 7
Pertemuan
Indikator Aktivitas Memperhatikan penjelasan guru Menanyakan materi yang belum dipahami Merespon/ menjawab pertanyaan Menyalin/mencatat materi Mengerjakan tugas Memecahkan/menjawab soal Menggambar pola
3
Rata4
rata
Ket
1
2
65
74,9
69,3 70,83 70,01
Cukup
70
76,34 75,44 73,33 73,78
Cukup
65,83 74,19 72.81 72,5
71,33
Cukup
64,17 69,89 65,79 67,5
67,34
Cukup
71,67 70,97 71,93 71,67 71,56
Cukup
68,33 72,04 67,54 70,83 69,69
Cukup
68,33 67,74 66,67 69,17 67,98
Cukup
Rata-rata
70,24
Cukup
63
Keterangan: 33 – 49
= sangat kurang
67 – 83
= cukup
50 – 66
= kurang
84 – 100
= baik
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa 7 indikator akivitas yang diamati pada pertemuan 8-11 skor rata-rata aktivitas belajar matematika siswa pada siklus II yaitu 70,24% dengan kategori aktivitas belajar siswa pada tingkat cukup. Dalam hal ini siswa sudah menunjukkan aktivitas belajar yang baik dalam belajar matematika. Dari hasil observasi terlihat siswa telah mencapai indikator aktivitas yang diamati yaitu memperhatikan penjelasan guru, menanyakan materi yang belum dipahami, merespon/ menjawab pertanyaan, menyalin/mencatat materi, menggambar pola pada siklus I sudah meningkat yaitu dari 62,26% menjadi 70,24%. Ketika tes siklus II dilaksanakan hanya beberapa siswa yang terlihat tidak siap menghadapi tes tersebut dan sebagian besar siswa telah siap menghadapi tes akhir siklus II ini. Tes akhir siklus ini dilakukan pada pertemuan ke-12 dengan hasil tes belajar matematika sebagai berikut: Tabel 4.6 Nilai Tes Belajar Matematika Akhir Siklus II Interval
F
𝑓𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓
48 - 54
3
7,5%
55 - 61
6
15%
62 - 68
8
20%
69 - 75
6
15%
76 - 82
6
15%
83 - 89
7
17,5%
90 - 96
4
10%
Skor
64
Keterangan: 𝑋𝑚𝑖𝑛 = 48
𝑋 = 72,53
𝑋𝑚𝑎𝑥 = 96
SD = 12,56
Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan rata-rata hasil belajar matematika siswa dari tes akhir siklus adalah 72,53. Berdasarkan rata-rata hasil belajar matematika siswa sudah memenuhi nilai Kreteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah untuk pelajaran matematika kelas VII tahun ajaran 2010-2011 yaitu 55. Hasil ini telah mencapai indikator keberhasilan yang diinginkan oleh peneliti yaitu ≥ 70. Dari hasil siklus II ini dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa telah mencapai hasil yang cukup baik.
Gambar 2 Kegiatan Tes Akhir Siklus II
65
d. Tahap Refleksi Pada siklus II ini kemampuan siswa dalam memahami pelajaran matematika sudah mengalami peningkatan sesuai dengan aktivitas yang diharapkan pada penelitian ini.peningkatan dapat dilihat dari beberapa indicator yaitu memperhatikan penjelas guru, menanyakan materi yang belum dipahami, merespon pertanyaan dari guru dan siswa lain, mencatat materi yang dipelajari, mengerjakan tugas, menggambar pola, memecahkan masalah/menyelesaikan soal yang diberikan. Akttivitas siswa dapat dilihat pada lembar observasi siswa pada lampiran. Berdasarkan hasil observasi pada siklus diperoleh persentase rata-rata aktivitas siswa mencapai 70,24%, dengan hasil ini indikator keberhasilan telah tercapai. Dengan adanya peningkatan aktivitas belajar matematika siswa dan indikator keberhasilan sudah tercapai maka penelitian ini dihentikan. Namun ada beberapa aktivitas yang perlu dilanjutkan dan diteliti kembali yaitu aktivitas memecahkan masalah dan menggambar pola. Guru sebagai pembimbing siswa dalam kelas perlu membuat situasi kelas nyaman bagi siswa yang sedang belajar, menyediakan alat evaluasi yang dapat membantu siswa memahami materi yang sedang dipelajari (LKS) dan menyesuaikan tindakan dalam kelas serta mengantisipasi keadaan kelas yang mungkin terjadi.
B. Pemeriksaan Keabsahan Data Instrumen yang digunakan untuk melihat aktivitas belajar matematika siswa dalam penelitian ini yaitu lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa. Lembar observasi ini diberikan untuk mengetahui aktivvitas belajar matematika siswa dalam belajar matematika. Selain lembar observasi aktivvitas belajar siswa ini, dalam penelitian ini juga menggunakan interumen tes, lembar observasi guru, dan wawancara sebagai pendukung untuk mencari data-data yang ingin diperoleh.
66
Peneliti mewawancarai guru dan beberapa siswa, wawancara ini dilakukan sebelum dan sesudah penelitian dilakukan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan pendekatan konstruktivisme. Untuk mengetahui apakah data yang diperoleh valid dan memiliki kepercayaan yang tinggi, dilakukan member chek. Dalam melakukan member chek peneliti memeriksa kembali data-data yang diperoleh dari narasumber selama peneliti melakukan penelitian, sehingga datadata yang diperoleh benar. Selain melakukan member chek, untuk mendapatkan data yang abash dilakukan pula tekni triangulasi melalui pengamatan terhadap aktivitas belajar matematika siswa dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme yang bertujuan menggali data dari sumber yang sama dengan menggunakan cara yang berbeda. Di dalam melakukan triangulasi peneliti tidak hanya bertanya dan berdiskusi dengan guru kolabolator tentang hasil observasi yang diperoleh dengan guru-guru lainnya. Peneliti juga membaca berulang-ulang data yang diperoleh dan melakukan reduksi data, yaitu menghilangkan data yang tidak relevan dengan fokus penelitian. Hal ini bertujuan agar data atau infornasi yang diperoleh sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
C. Analisis Data Tahap analisis data terdiri dari analisis data pada saat dilapangan dan data yang sudah terkumpul. Untuk data dari lapangan diperoleh dari berbagai sumber, sedangkan data yang sudah terkumpul diperoleh dari lembar observasi, hasil tes dan hasil wawancara. Untuk data hasil observasi belajar matematika siswa diperoleh skor awal rata-rata aktivitas belajar matematika siswa sebelum menggunakan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran yaitu 50,6% dengan katagori aktivitas belajar matematika siswa rendah. Setelah melakukan penelitian pada siklus I skor rata-rata aktivitas belajar matematika siswa mengalami peningkatan yaitu menjadi 62,26%, namun hasil ini belum mencapai indikator ketercapaian yang diinginkan yaitu ≥70%, kemudian penelitian dilanjutkan pada siklus II, skor rata-rata aktivitas belajar
67
matematika siswa meningkat mencapai 70,24%, hasil ini dikatagorikan aktivitas belajar matematika siswa baik. Dari data yang diperoleh melalui lembar observasi menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar matematika siswa dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme dalam proses pembelajaran. Hasil dari lembar observasi di atas didukung dengan hasil tes akhir siklus atau data berupa nilai siswa yang diperoleh dari hasil belajar siswa. Skor awal siswa sebelum peneliti yaitu 59,58. Setelah dilakukan peneliti pada siklus I, berdasarkan hasil tes akhir siklus I mengalami peningkatan rata-rata tes yaitu 68,8, hasil ini belum mencapai indikator ketercapai rata-rata ≥ 70. Penelitian dilanjutkan pada siklus II. Hasil tes akhir siklus II ini mencapai rata-rata 72,53. Dengan hasil yang telah dicapai, penelitian dihentikan. Selain hasil dari observasi dan tes akhir siklus, peneliti juga memperoleh data dari wawancara pada guru dan beberapa siswa, wawamcara ini dilakukan sebelum dan sesudah penelitian dilakukan. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui respon siswa siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme. Hasil wawancara pada guru sebelum penelitian diperoleh bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika rendah, walau sudah diberikan perhatian ekstra, namun setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konsruktivisme guru tersebut berpendapat adanya peningkatan aktivitas belajar matematika siswa, sedangkan hasil wawancara pada beberapa siswa sebelum penelitian, satu siswa mengemukakan,”saya bingung apa yang harus saya kerjain, soalnya gurunya lebih seneng nanya/memperhatian siswa yang lebih pinter”. Setelah dilakukan penelitian peneliti mewawancarai kembali untuk mengetahui respon siswa terhadap
pendekatan
konstruktivisme,
siswa
yang
diwawancarai
peneliti
mengemukakan seneng terhadap pendekatan konstruktivisme, karena banyak waktu yang diberikan untuk bertanya, mengeluarkan pendapat dan dapat tukar pendapat dengan teman yang lebih paham pada waktu pembelajaran.
68
D. Interpretasi Hasil Analisis Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa pada awal penelitian (pra) dari hasil pengamatan menunjukkan aktivitas belajar matematika siswa masih rendah, namun pada siklus I dan II aktivitas belajar matematika siswa sudah meningkat. Ini menunjukkan adanya peningkatan pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa.
Tabel 4.7 Skor Rata-rata Lembar Observasi Akitivitas Belajar Matematika Siswa Tahap
Rata-rata
Kategori
Awal
50,6%
Aktivitas Kurang
I
62,26%
Aktivitas Kurang
II
70,24%
Aktivitas Cukup
80 70 1
60
2
50
3 40
4
30
5
20
6 7
10 0 Awal
Siklus I
Siklus II
Gambar 3 Diagram Batang Hasil Skor Rata-rata Aktivitas Melalui Lembar Observasi
69
Keterangan: 1. Memperhatikan penjelasan guru 2. Menanyakan materi yang belm dipahami 3. Merespon/menjawab pertanyaan 4. Menyalin/mencatat materi 5. Mengerjakan tugas 6. Memecahkan/menjawab soal 7. Menggambar pola
Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan rata-rata aktivitas belejar siswa melalui lembar observasi pada awal penelitian yaitu 50,6%, setelah dilakukan peneliti pada siklus I rata-rata aktivitas belajar siswa menjadi 62,26% dan dilanjutkan pada siklus II rata-rata aktivitas siswa menjadi 70,24%. Ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar matematika siswa dan menunjukkan bahwa siswa sudah aktif dalam proses pembelajaran dengan diberikan tindakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme. Disamping lembar aktivitas belajar siswa, peneliti melakukan tes untuk mendukung/memperkuat data penelitian. Berikut data tes siswa:
Tabel 4.8 Nilai Rata-rata Hasil Tes Akhir Belajar Siswa Tahap
Rata-rata
SD
Awal
58,59
12,1
I
68,88
12,3
II
72,53
12,56
70
80 70 60 50 Nilai
40
SD
30 20 10 0 Awal
Siklus I
Siklus II
Gambar 4 Diagram Batang Hasil Skor Rata-rata Tes Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan hasil tes belajar matematika siswa yang diperoleh mengalami peningkatan yang cukup baik. Rata-rata tes belajar siswa pada awal penelitian yaitu 58,59 (pra penelitian), setelah penelitian dilakukan pada siklus I, rata-rata tes belajar siswa menjadi 68,88 dan dilanjutkan pada siklus II menjadi 72,53. Berdasarkan hasil lembar observasi dan tes akhir tes belajar siswa terlihat bahwa adanya peningkatan aktivitas belajar matematika siswa dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme. Hasil ini juga didukung dengan
hasil wawancara
terhadap beberapa siswa yang diperoleh informasi bahwa pembelajaran dengan pendekatan ini memberikan nuansa baru bagi siswa yang untuk aktif dalam pembelajaran. Seperti pernyataan salah satu siswa bahwa dengan pendekatan ini siswa tidak takut untuk bertanya, mencoba dan tukar pendapat pada guru dan siswa lainnya.
71
E. Pembahasan Temuan Penelitian Penelitian ini menghasilkan beberapa temuan dalam prosesnya (proses pembelajaran di kelas). Terjadinya peningkatan dan penurun pada setiap pertemuan. Hal ini dilihat dari aktivitas siswa yang didukung dengan hasil belajar siswa dan antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran menggunakan pendekatan konstruktivisme yang didukung dengan lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa serta hasil wawancara yang dilakukan pada akhir siklus. Berikut ini uraian hasil yang didapatkan pada 2 siklus yang dilakukan saat pelitian . Menurut hasil wawancara, lembar kerja siswa (LKS) pada pembelajaran dapat membantu/memudahkan siswa dalam diskusi kelompok untuk memahami materi pembelajaran. Pada LKS terdapat bahan diskusi tentang materi yang sedang dipelajari, soal-soal latihan dan tugas yang tersusun secara sistematis, sehingga memacu siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Penggunaan LKS dalam pembelajaran melalui Pendekatan Konstruktivisme lebih efektif dibandingkan dengan tidak menggunakan LKS. Saat siswa menggunakan LKS, siswa lebih fokus pada materi yang dipelajari dan sebagai penunjang operasional pembelajaran. Penggunaan LKS pada pembelajaran didukung dengan strategi tutor sebaya. Totur sebaya merupakan kunci keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan adanya peranan tutor sebaya akan menstimulus interaksi sesama anggota kelompok dalam diskusi. Terdapat perubahan jumlah anggota kelompok pada siklus I (5-7 siswa secara acak) menjadi (3-4 siswa dengan mempertimbangkan kemampuan siswa) pada siklus II. Hasil dari perubahan ini, diskusi yang berjalan dengan baik, maka keaktifan siswa dalam pembelajaran akan terpengaruh dengan baik pula. Penambahan taktik juga dilakukan pada penelitian ini untuk menstimulus aktivitas belajar siswa berupa reward. Pemberian reward ini dilakukan pada siklus II sebagai upaya untuk perbaikan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Reward ini diberikan kepada siswa yang paling aktif dalam pembelajaran dan saat kuis dilaksanakan. Dengan adanya reward, siswa berusaha memahami materi yang
72
diajarkan saat pembelajaran berlangsung dan berusaha untuk menyelesaikan semua soal saat kuis. Temuan-temuan pada penelitian ini terlihat pada skor rata-rata lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa (halaman 66) dan nilai rata-rata hasil tes akhir belajar siswa (halaman 67) pada siklus I dan II. Hal ini dapat diartikan bahwa kemampuan siswa dalam menguasai materi sudah baik, sehingga Pendekatan Konstruktivisme terbukti memenuhi kebutuhan belajar siswa dan memaksimalkan potensi belajar siswa.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
temuan
penelitian,
pendekatan
kontruktivisme dengan mengkolaborasikan strategi totur sebaya dan metode diskusi pada pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa. Peningkatan aktivitas belajar siswa meningkat secara bertahap. Secara keseluruhan, indikator aktivitas belajar matematika siswa meningkat pada setiap siklusnya (visual activities, oral activities, writing activities, drawing activities dan mental activities). Namun ada beberapa indikator aktivitas yang perlu diperhatikan dan perbaikan dalam pembelajaran diantaranya (writing activities, drawing activities dan mental activities dengan tujuan untuk memperbaiki mutu pengetahuan yang akan dimiliki siswa. Pendekatan Konstruktivisme dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Hal ini terlihat peningkatan skor hasil rata-rata siswa pada tes akhir siklus I dan II yaitu 68,88 dengan nilai minimum 40 dan nilai maximum 90 menjadi 72,53 dengan nilai minimum 48 dan nilai maximum 96.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka saran-saran penulis adalah: 1. Bagi para guru yang ingin meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika pada siswa yang beragam kemampuan akademiknya, seyogyanya menerapkan Pendekatan Konstruktivisme dengan strategi totur sebaya dan metode diskusi. 2. Bagi para pembaca yang berminat untuk meneliti agar dilakukan penelitian
lanjutan mengenai Pendekatan Konstruktivisme baik pada metode dan strategi instruksional, variabel penelitian, maupun pada jenjang pendidikan yang lainnya. Sehingga turut memperkuat pembuktian teori-teori Pendekatan Konstruktivisme secara empiris.
73
DAFTAR PUTAKA
Anan's,
“Mutu Pendidikan di Negeri Para Juara, 2010”,dari anantoprasetya.student.ac.id, 02 Januari 2011, 11:36 PM
http://
Ahamad Rohani HM, Pengelolaan Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), Cet. Ke-2, h. 9 Anas Sudijono,Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h. 43. Arini,
“Definisi Matematika, 2008”, http://arinimath.blogspot.com/2008/02/definisi -matematika.html
dari
Benny A. Pribadi Model Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: PT.Dian Rakyat, 2009) cet pertama, h. 6, 154, 155, 156, 161, 162, 163 Hamzah, “Mengajar Matematika Dengan Menggunakan Metode Pendekatan Konstruktivisme , 2007”, dari http://guru-beasiswablogspot.com/2007/12pembelajaran –matematika-denganmenggunakan.html, [08 Juni 2011] IP-PMRI, ”Rangking Indonesia pada PISA 2009 dan 10 Terbaik”, dari http://p4mri.net, [02 Januari 2011, 11:36 PM] Kadir, Statistika Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial Dilengkapi dengan Output Program SPSS, (Jakarta: Rosemata Sempurna, 2010), h. 4, 43
Kunandar, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 306 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), cet III, h.170, 175 Rochmad, Tinjauan Filsafat dan Psikologi Kontruktivime: Pembelajaran Matematika yang Melibatkan Penggunaan Pola Pikir Induktif-dedukatif, http//www.rochmad-uunes-blogspot.com[19 Januari 2009] Syaiful Bahri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), h.38-45
74
75
Sudrajat, “Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, dan Model Pembelajaran. ”Akhmadsudrajat.wordpress.com/.../pengertianpendekatan-strategi-metode-teknik-taktik-dan-model-pembelajaran/ [26 Januari 2011] Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), cet. Ke-7, h. 17 Sutan Rajasa, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Karya Utama, 2002), h.23, 325 Trianto,
Model-model Pembelajaran Inofatif Berorientsi (Jakarta:Prestasi Pustaka, 2007), h. 3, 25, 27
Konstruktivistik,
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda, 2003, h.1 UPI, “Konstruktivisme dan Belajar Mengajar Matematika, 2003” dari http://mathupi-03-blog.friendster.com/2007/02/sedikti-tips-untuk-yang-ingin-mengajar/ [13 April 2011] Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 25
Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAN PEMBELAJARAN (RPP) (siklus I)
Standar Kompetensi
Nama Sekolah
: SMP YMJ
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: VIII/ 2
Semester
: Genap
:
Memahami persamaan garis lurus dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar
:
Indikator
:
Menentukan gradien, persamaan dan grafik garis lurus.
1. Menentukan bentuk umum persamaan garis lurus 2. Membuat tabel pasangan berurut (𝑥, 𝑦) dan grafik pada koordinat cartesius. 3. Menentukan gradien melalui bentuk persamaan garis 𝑦 = 𝑚𝑥 , 𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐 dan 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0 4. Menentukan gradien melalui sebuah titik A (𝑥1 , 𝑦1 ) dengan titik pusat (0, 0). 5. Menentukan gradien melalui dua titik A (𝑥1 , 𝑦1 ) dan B (𝑥2 , 𝑦2 ). 6. Menentukan gradien melalui gambar grafik dari koordinat cartesius.
Alokasi waktu
: 12 40 menit( 6pertemuan )
A. Tujuan setelah pembelajaran, siswa diharapkan dapat: 1. Menentukan bentuk umum persamaan garis lurus. 2. Membuat tabel pasangan berurut (𝑥, 𝑦). 3. Menggambar persamaan garis lurus pada koordinat cartesius.
76
77
4. Mejelaskan pengertian gradien dari persamaan garis lurus. 5. Menentukan gradien dari persamaan garis lurus 𝑦 = 𝑚𝑥 dan 𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐. 6. Menentukan gradien dari persamaan garis lurus 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0 7. Menentukan gradien yang melalui sebuah titik (𝑥1 , 𝑦1 ) dan titik pusat (0, 0). 8. Menentukan gradien yang melalui 2 titik (𝑥1 , 𝑦1 ) dan (𝑥2 , 𝑦2 ). 9. Menentukan gradien melalui gambar grafik dari koordinat cartesius. B. Materi Pokok (terlampir) Persamaan Garis Lurus: 1. Bentuk Persamaan Garis Lurus 2. Gradien C. Pendekatan / Model Pembelajaran Pendekatan : Kontruktivisme
D. Langkah-langkah Kegiatan Pertemuan 1 Pertemuan/ Kegiatan
Aktivitas
Indikator Guru
Siswa
Mengkondisikan kelas.
Menentukan Bentuk Pendahuluan
Umum Persamaan garis lurus
Alokasi
Mempersiapkan
Mengabsen siswa.
semua
Menjelaskan
belajar matematika.
kepada
peralatan
siswa
tentang Memperhatikan
pembelajaran
dengan
pendekatan konstruktivisme. Apersepsi: mengingatkan kembali materi relasi dan fungsi
waktu
arahan guru.
10 menit
78
yang berkaitan dengan materi persamaan garis lurus. Memberikan contoh 2 himpunan dan meminta siswa untuk menentukan hubungannya. Mempersilakan untuk
siswa berdiskusi
dalam
kelompok
kecil
berdiskusi
dengan
teman
(teman yang duduk berdekatan).
sebangku nya.
Meminta siswa untuk Menunjukan menunjukkan
hasil
diskusi di depan kelas. Kegiatan Inti
diskusi
hasil didepan
kelas Menanggapi
Memberikan
hasil
kesempatan pada siswa
dari pekerjaan siswa 60 menit
untuk menanggapi.
lainnya.
Memberikan tanggapan Memperhatikan dan
menyimpulkan
penjelasan guru.
hasil diskusi bersama siswa. Guru
mempersilakan Mencatat
hasil
siswa untuk mencatat
diskusi
hasil diskusi bersama.
penjelasan guru
Memberikan
latihan Mengerjakan latihan soal yang diberikan
soal. Mengamati pekerjaan
dan
hasil siswa
dan
guru mengumpulkan hasil
pekrjaan
79
memberikan
bantuan
(bimbingan)
bila
individu.
diperlukan (scaffolding) Memberikan tugas Refleksi
(menyatakan
secara lisan tentang
kembali materi yang
materi yang telah
telah dipelajari)
dipelajari.
Menyarankan
Penutup
Menyimpulkan
untuk
siswa Mempersiapkan
mempelajari
materi
yang
akan
materi pada pertemuan
dipelajari
pada
yang akan datang.
pertemuan
yang
10 menit
akan datang. Menutup pelajaran.
Membaca hamdallah
Pertemuan ke - 2 Pertemuan/ Kegiatan
Aktivitas
Indikator Guru
Alokasi Siswa
waktu
Mengkondisikan kelas. Mengabsen siswa. Meminta siswa mengumpulkan tugas
Mempersiapkan semua peralatan belajar matematika.
Apersepsi :
Pendahuluan Membuat tabel pasangan berurut(𝑥, 𝑦) dan grafik
Menyebutkan
mengingatkan kembali
bentuk umum
materi bentuk umum
persamaan garis
persamaan garis lurus.
lurus.
10 menit
80
pada
Meminta siswa untuk
Menuliskan
koordinat
menulis bentuk umum
beberapa bentuk
cartesius
persamaan garis lurus
persamaan garis
yang mereka ketahui.
lurus.
Membentuk kelompok kecil
Memperhatikan arahan guru.
Memberikan LKS dan mempersilakan membentuk kelompok. Mempersilakan siswa untuk berdiskusi.
menggunakan LKS
Membimbing siswa
dengan bimbingan
saat diskusi. Inti
Berdiskusi
guru
Meminta siswa untuk
Menuliskan hasil
menunjukkan hasil
diskusi di papan
diskusi di depan kelas.
tulis.
Memberikan
Menanggapi dan
kesempatan pada siswa
bertanya bila ada
lain untuk menanggapi.
yang tidak dimengerti.
Memberikan tanggapan dan menyimpulkan
Memperhatikan penjelasan guru.
hasil diskusi bersama siswa. Mempersilakan siswa untuk mencatat hasil diskusi bersama. Memberikan latihan
Mencatat hal-hal yang di anggap perlu. Mengerjakan latihan soal yang
60 menit
81
soal.
diberikanoleh guru
Memantau hasil
dan mengumpulkan hasil pekerjaan
pekerjaan siswa.
individu Memberikan tugas Refleksi
(menyatakan Menyimpulkan
kembali materi yang
secara lisan tentang
telah dipelajari).
materi yang telah dipelajari. siswa Mempersiapkan
Menyarankan
Penutup
untuk
mempelajari
materi
yang
10 menit akan
materi pada pertemuan
dipelajari
pada
yang akan datang.
pertemuan
yang
akan datang. Menutup pelajaran.
Membaca hamdallah
Pertemuan ke - 3 Pertemuan/ Kegiatan
Guru
Menetukan
Pendahuluan
Aktivitas
Indikator
Siswa
Mengabsen siswa.
melalui
Meminta
persamaan garis 𝑦 = 𝑚𝑥,
waktu
Mengkondisikan kelas.
gradien
bentuk
Alokasi
siswa Mengumpulkan
mengumpulkan tugas. Menanyakan
materi Merespon
yang telah dipelajari dirumah
tugas.
pertanyaan guru.
15 menit
82
𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐 dan a𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0
Membahas tugas yang Mejawab tugas yang diberikan
bersama
siswa. Membentuk kelompok kecil
diberikan
guru
di
papan tulis. Memperhatikan arahan guru.
Memberikan LKS dan mempersilakan membentuk kelompok. Mempersilakan siswa untuk berdiskusi (tutor
menggunakan LKS
sebaya).
dengan bimbingan
Membimbing siswa diskusi. Inti
Berdiskusi
Meminta siswa untuk menunjukkan hasil diskusi di depan kelas. Memberikan
guru Menuliskan hasil diskusi di papan tulis. Menanggapi dan bertanya bila ada
kesempatan siswa
yang tidak
untuk menanggapi.
dimengerti.
Memberikan tanggapan dan menyimpulkan
Memperhatikan penjelasan guru.
hasil diskusi bersama siswa. Mempersilakan siswa
Mencatat hal-hal
untuk mencatat hasil
yang di anggap
diskusi bersama.
perlu.
Memberikan latihan soal.
Mengerjakan latihan soal yang diberikan
55 menit
83
Memantau
hasil
oleh
guru
dan
mengumpulkan hasil
pekerjaan siswa.
pekerjaan individu. Refleksi
(menyatakan Menyimpulkan
kembali materi yang
secara lisan tentang
telah dipelajari)
materi yang telah dipelajari.
Memberitahukan akan Mempersiapkan ada kuis dipertemuan
materi
yang
akan
yang akan datang.
dipelajari
pada
pertemuan
yang
akan datang.
Penutup Menyarankan untuk
siswa Mempersiapkan diri
mempelajari
materi
yang
telah
dipelajari mempelajari
10 menit
dan
untuk
kuis
pertemuan
pada yang
akan datang.
materi
pada pertemuan yang akan datang. Menutup pelajaran.
Membaca hamdallah
Pertemuanke – 4 Pertemuan/ Kegiatan
Indikator
Aktivitas Guru
Alokasi Siswa
waktu
Mengkondisikan kelas. Pendahuluan
Mengabsen siswa. Mempersilakan
30 menit siswa
84
Mempersiapkan
mempersiapkan peralatan belajar.
semua
Memberikan soal kuis
peralatan
belajar matematika.
yang jumlah 3 soal. Memberikan
intruksi Memperhatikan
cara mengerjakan soal. Memantau Menentukan gradien melalui 2
arahan guru.
siswa Mengerjakan
mengerjakan kuis.
soal
kuis yang diberikan.
Meminta siswa
Menggambarkan
mengambarkan sebuah
grafik
titik A
grafik dari suatu
persamaan
(𝑥1 , 𝑦1 )
persamaan garis lurus.
lurus yang diberikan
dengan titik pusat (0, 0)
dengan garis
guru. Meminta
siswa
menyebutkan titik-titik
Menyebutkan titiktitik pada grafik.
pada grafik. Mengarahkan Inti
siswa
Mencari gradien dari
untuk mencari gradien
titik-titik yang telah
pada titik-titik tersebut.
diketahui.
Memancing untuk
siswa
menentukan
Menentukan rumus mencari gradien.
rumus mencari gradien. Memberikan tanggapan dan
menyimpulkan
Memperhatikan penjelasan guru dan
hasil diskusi bersama
bertanya bila ada
siswa.
yang belum
Mempersilakan bertanya
untuk tentang
dipahami.
40 menit
85
materi. Memberikan
latihan
soal .
Mengerjakan latihan soal yang diberikan
Memantau hasil kerja
oleh
guru
dan
mengumpulkan hasil
siswa.
pekerjaan individu. Refleksi
(menyatakan Menyimpulkan
kembali materi yang
secara lisan tentang
telah dipelajari)
materi yang telah dipelajari.
Menyarankan
Penutup
untuk
siswa Mempersiapkan
mempelajari
materi
yang
akan
materi pada pertemuan
dipelajari
pada
yang akan datang.
pertemuan
yang
10 menit
akan datang. Menutup pelajaran.
Membaca hamdallah.
Pertemuanke – 5 Pertemuan/ Kegiatan
Aktivitas
Indikator Guru
Alokasi Siswa
waktu
Mengkondisikan kelas. Menentukan gradien Pendahuluan
Mengabsen siswa. Games: Isilah operasi Mencoba
melalui 2
di bawah ini dengan
memecahkan
titik A
angka 1 s/d 9 dan tidak
masalah.
(𝑥1 , 𝑦1 ) dan B
boleh ada angka yang
(𝑥2 , 𝑦2 ).
sama …+…=…
10 menit
86
…-…=… …:…=… Membangkitkan ingin
tahu
rasa Mepersiapkan siswa
(motivasi)
Membentuk kelompok kecil
semua
peralatan
belajar matematika. Memperhatikan arahan guru.
Memberikan LKS dan mempersilakan membentuk kelompok.
Inti
Mempersilakan siswa
Berdiskusi
untuk berdiskusi.
menggunakan LKS
Membimbing siswa
dengan bimbingan
diskusi.
guru.
Meminta siswa untuk
Menuliskan hasil
menunjukkan hasil
diskusi dipapan
diskusi di depan
tulis.
kelas.
Memberikan
Menanggapi dan
kesempatan pada
bertanya bila ada
siswa lain untuk
yang tidak
menanggapi.
dimengerti.
Memberikan tanggapan dan menyimpulkan hasil diskusi bersama siswa.
Memperhatikan penjelasan guru.
60 menit
87
Mempersilakan siswa
Mencatat hal-hal
untuk mencatat hasil
yang di anggap
diskusi bersama.
perlu.
Memberikan latihan soal.
Mengerjakan latihan soal yang diberikan
Memantau
hasil
oleh
guru
dan
mengumpulkan hasil
pekerjaan siswa.
pekerjaan individu. Refleksi
(menyatakan Menyimpulkan
kembali materi yang
secara lisan tentang
telah dipelajari)
materi yang telah dipelajari.
Isilah kotak-kotak di Memecahkan bawah
ini
dengan
angka 1 s/d 9 dan tidak
Penutup
masalah
yang
diberikan guru
10 menit
boleh ada angka yang sama dan berjumlah 15.
Menutup pelajaran.
Membaca hamdallah
Pertemuanke – 6 Pertemuan/ Kegiatan
Guru Menentukan
Pendahuluan
Aktivitas
Indikator
Alokasi Siswa
waktu
Mengkondisikan kelas.
gradien
Mengabsen siswa.
melalui
Mencoba games yang Mencoba
10 menit
88
gambar
telah diberikan pada
menunjukan
grafik dari
pertemuan sebelumnya.
yang telah di coba
koordinat cartesius
Membangkitkan
rasa
hasil
dirumah.
tidak mudah menyerah Mempersiapkan (motivasi)
semua
peralatan
belajar matematika Meminta siswa untuk Menggambarkan menggambarkan grafik dari
tugas
grafik.
yang
diberikan. Meminta siswa untuk Menentukan menentukan
gradiennya.
gradiennya.
Mengemukan
Memberikan
pendapat.
kesempatan pada siswa lain untuk menanggapi. Inti
Mengarahkan
dan Memperhatikan
memberikan penjelasan pada
siswa
materi
60 menit
penjelasan guru.
dengan
sebelumnya
(review). Mempersilakan
siswa Bertanya
untuk bertanya.
tentang
materi yang sedang dipelajari.
Memberikan
latihan Mengerjakan latihan
soal. Memantau hasil kerja siswa.
soal yang diberikan oleh
guru
dan
mengumpulkan hasil
89
pekerjaan individu. Refleksi
(menyatakan Menyimpulkan
kembali materi yang
secara lisan tentang
telah dipelajari)
materi yang telah dipelajari.
Memberitahukan akan Mempersiapkan
Penutup
ada tes akhir siklus
materi
yang
akan
(ulangan) dipertemuan
dipelajari
pada
yang akan datang.
pertemuan
yang
10 menit
akan datang. Menyarankan untuk
siswa Mempersiapkan diri
mempelajari
untuk
tes
akhir
materi pada pertemuan
siklus
pada
yang akan datang.
pertemuan
yang
akan datang. Menutup pelajaran.
Membaca hamdallah.
E. Sumber dan Alat Belajar Sumber : Buku paket, yaitu: -
Berlogika dengan Matematika 2 untuk kelas VIII SMP dan MTs, Umi Salamah, PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2009.
-
LKS yang disesuaikan dengan pendekatan konstruktivisme.
Alat Bantu : -
Whiteboard
-
Spidol warna (merah, hitam, biru)
-
Penghapus
-
Penggaris
90
F. Penilaian Teknik
: latihan soal dan tes akhir siklus
Bentuk instrumen
: pilihan ganda (terlampir)
Ciputat, 16 Februari 2011 Mengetahui, Guru Kolaborator
Peneliti
Pranowo, BA
Noviandi Hamid NIM. 104017000555
91
RENCANA PELAKSANAN PEMBELAJARAN (RPP) (siklus II )
Standar Kompetensi
Nama Sekolah
: SMP YMJ
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas
: VIII/ 2
Semester
: Genap
:
Memahami persamaan garis lurus dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar
: Menentukan bentuk persamaan garis lurus dan hubungan gradien dengan persamaan garis lurus
Indikator
: 1. Menentukan
garis
yang
saling
sejajar
dan
berhimpitan. (𝑚1 = 𝑚2 ) 2. Menggambarkan garis yang saling sejajar jika diketahui suatu pesamaan garis dan 2 buah titik. 3. Menentukan garis yang saling berpotongan 𝑚1 ≠ 𝑚2 dan saling tegak lurus (𝑚1 × 𝑚2 = -1) 4. Menggambarkan garis yang saling tegak lurus bila diketahui salah satu titiknya. 5. Menentukan bentuk persamaan garis lurus yang bergradien m dan melalui titik (x1, y1) 6. Menentukan bentuk persamaan garis lurus yang melalui 2 titik yaitu (x1, y1) dan (x2, y2). Alokasi waktu
: 8 40 menit( 4 pertemuan )
A. Tujuan setelah pembelajaran, siswa diharapkan dapat: 1. Menentukan bentuk 2 persamaan garis lurus yang saling sejajar. 2. Mengenal bentuk 2 persamaan garis lurus yang saling tegak lurus.
92
3. Menggambar 2 persamaan garis lurus yang saling sejajar. 4. Menggambar 2 persamaan garis lurus yang saling tegak lurus. 5. Menentukan persamaan garis lurus yang sejajar dan tegak lurus dengan mengetahui suatu persamaan garis lurus. 6. Membuat persamaan garis lurus dengan mengetahui nilai m
dan
melalui titik (x, y). 7. Membuat persamaan garis lurus dengan mengetahui 2 titik yaitu (x1, y1) dan (x2, y2). B. Materi Pokok (terlampir) Persamaan Garis Lurus: Gradien
C. Pendekatan / Model Pembelajaran Pendekatan : Kontruktivisme
D. Langkah-langkah Kegiatan Pertemuan 8 Pertemuan/ Kegiatan
Aktivitas
Indikator Guru Mengkondisikan kelas. Menentukan persamaan
Pendahuluan
Alokasi Siswa
Mempersiapkan semua
peralatan
belajar matematika. Apersepsi:
Menyatakan
garis yang
mengingatkan
beberapa cara untuk
saling sejajar
kembali cara mencari
menentukan gradien
dan
gradien dari sebuah
berhimpitan
persamaan garis lurus.
𝑚1 = 𝑚2
waktu
10 menit
93
Megambarkan Membentuk
Membentuk
garis yang
kelompok yang terdiri
kelompok yang telah
saling sejajar
dari 3 – 4 siswa untuk
ditentukan
jika diketahui
membahas tentang
suatu
persamaan garis yang
persamaan
sejajar dan
garis dan 2
berhimpitan.
buah titik.
Memberi tantangan
Mencermati lembar
pada siswa dengan
kerja yang diberikan
lembar kerja siswa. Mempersilakan siswa untuk berdiskusi. Membimbing siswa diskusi. Meminta siswa untuk menunjukkan hasil Kegiatan Inti
Berdiskusi
dalam
kelompok
masing-
masing
dengan
bimbingan guru. Menuliskan jawaban dipapan tulis.
diskusi di depan 60 menit
kelas. Memberikan
Siswa mengevaluasi
kesempatan siswa
jawaban yang telah
untuk menanggapi.
ada.
Memberikan tanggapan dan
Memperhatikan penjelasan guru.
menyimpulkan hasil diskusi bersama siswa. Mempersilakan siswa
Mencatat
untuk mencatat hasil
diskusi.
diskusi bersama.
hasil
94
Memberikan tugas Refleksi (menyatakan Menyimpulkan Penutup
kembali materi yang
secara lisan tentang
telah dipelajari)
materi yang telah
10 menit
dipelajari. Menutup pelajaran.
Membaca hamdallah.
Pertemuan ke - 9 Pertemuan/ Kegiatan
Aktivitas
Alokasi
Indikator Guru Mengkondisikan kelas. Meminta siswa
waktu
Siswa Mempersiapkan semua peralatan belajar matematika.
mengumpulkan tugas Membentuk Pendahuluan Menentukan
Inti
Menyebutkan 10 menit
kelompok yang terdiri
bentuk umum
dari 3 – 4 siswa untuk
persamaan garis
membahas tentang
lurus.
persamaan
persamaan garis yang
garis yang
berpotongan dan
saling
saling tegak lurus.
berpotongan
Memberi tantangan
Mencermati lembar
𝑚1 ≠ 𝑚2
pada siswa dengan
kerja yang diberikan
dan saling
lembar kerja siswa.
tegak lurus
Mempersilakan siswa
𝑚1 × 𝑚2 = 1
untuk berdiskusi. Membimbing siswa
Berdiskusi
dalam
kelompok
masing-
masing
dengan
60 menit
95
saat diskusi.
bimbingan guru.
Megambarkan Meminta siswa untuk
Siswa
garis lainnya
menunjukkan hasil
jawaban
bila diketahui
diskusi di depan
tulis.
salah satu
kelas. (secara acak)
titiknya.
Memberikan
menulis dipapan
Siswa mengevaluasi
kesempatan siswa
jawaban yang telah
untuk menanggapi.
ada.
(reward) Memberikan
Memperhatikan
tanggapan dan
penjelasan guru.
menyimpulkan hasil diskusi bersama siswa. Mempersilakan siswa
Mencatat
untuk mencatat hasil
diskusi
hasil
diskusi bersama. (kel) Refleksi
Menyimpulkan secara lisan tentang materi yang telah dipelajari.
Penutup
Memberi
tahukan Mempersiapkan diri
siswa akan ada kuis
untuk
pada
materi selanjutnya
pertemuan
kuis
dan
selanjutnya. Menutup pelajaran.
Membaca hamdallah
10 menit
96
Pertemuan ke - 10 Pertemuan/ Kegiatan
Aktivitas
Indikator Guru
Alokasi waktu
Siswa
Mengkondisikan kelas. Mengabsen siswa. siswa Mempersiapkan
Mempersilakan mempersiapkan
semua
peralatan
peralatan belajar.
belajar matematika.
Memberikan soal kuis Pendahuluan
30 menit
yang jumlah 3 soal, Menentukan bentuk persamaan garis lurus yang bergradien m dan melalui titik (x1, y1)
terdiri 2 soal wajib dan 1 soal bonus. Memberikan
intruksi Memperhatikan
cara mengerjakan soal. Memantau
arahan guru.
siswa Mengerjakan
mengerjakan kuis. Membentuk kelompok
soal
kuis yang diberikan. Menyebutkan secara
yang terdiri dari 3 – 4
lisan
siswa untuk membahas
menentukan
tentang bentuk
gradien.(reward)
cara2
untuk
persamaan garis bila Inti
diketahui gradien m
45 menit
dan melalui titik (x1, y1). Memberi tantangan
Berdiskusi
dalam
pada siswa dengan
kelompok
masing-
beberapa soal.
masing
dengan
97
Mempersilakan siswa
bimbingan guru.
untuk berdiskusi. Membimbing siswa saat diskusi. Meminta siswa untuk
Siswa
menunjukkan hasil
jawaban
diskusi di depan kelas
tulis.
menulis dipapan
(secara acak). Memberikan
Mengevaluasi
kesempatan siswa
jawaban yang telah
untuk menanggapi da
ada
bertanya.
.
Memberikan tanggapan dan menyimpulkan hasil
Memperhatikan penjelasan guru.
diskusi bersama siswa. Mempersilakan siswa untuk mencatat hasil
Mencatat hasil diskusi
diskusi bersama.(kel) Refleksi
Penutup
(menyatakan Menyimpulkan
kembali materi yang
secara lisan tentang
telah dipelajari)
materi yang telah dipelajari.
Menutup pelajaran.
Membaca hamdallah
5 menit
98
Pertemuanke – 11 Pertemuan/ Kegiatan
Indikator
Aktivitas Guru
Alokasi waktu
Siswa
Mengkondisikan kelas. Mempersilakan
siswa Mempersiapkan
mempersiapkan
semua
peralatan belajar.
belajar matematika.
Membentuk kelompok Pendahuluan
peralatan
Membuat beberapa
yang terdiri dari 3 – 4
soal
siswa untuk membahas
grafik atau 2 buah
tentang bentuk
titik serta.
berbentuk
30 menit
persamaan garis yang melalui 2 titik yaitu (x1, y1) dan (x2, y2). Memberi tantangan Menentukan bentuk persamaan
beberapa soal . Mempersilakan siswa
garis lurus
untuk berdiskusi.
yang melalui
Membimbing siswa
2 titik yaitu Inti
pada siswa dengan
saat diskusi.
Berdiskusi
dalam
kelompok
masing-
masing
dengan
bimbingan guru. Siswa
(x1, y1) dan
Meminta siswa untuk
(x2, y2).
menunjukkan hasil
jawaban
diskusi di depan kelas
tulis.
menulis dipapan
(secara acak). Memberikan
Mengevaluasi
kesempatan siswa
jawaban yang telah
untuk menanggapi dan
ada. (reward)
40 menit
99
bertanya. Memberikan tanggapan, Memperhatikan menyimpulkan hasil
penjelasan guru.
diskusi bersama siswa, dan meriview materi sebelumnya. Mempersilakan siswa untuk mencatat hasil
mencatat hasil diskusi.
diskusi bersama. Refleksi
(menyatakan Menyimpulkan
kembali materi yang
secara lisan tentang
telah dipelajari)
materi yang telah dipelajari.
Memberitahukan akan Mempersiapkan ada tes akhir siklus II
materi
yang
akan
(ulangan) dipertemuan
dipelajari
pada
yang akan datang.
pertemuan
yang
akan datang. Penutup
Menyarankan untuk
siswa Mempersiapkan diri
mempelajari
untuk
tes
materi pada pertemuan
siklus
pada
yang akan datang
pertemuan
yang
akan datang. Motivasi:
Manfaat
materi
pembelajaran:
materi
yang
dipelajari
telah
merupakan
kemampuan yang harus
akhir
10 menit
100
dikuasai
dalam
memecahkan permasalahan kehidupan
sehari-hari
yang berkaitan dengan bentuk persamaan garis lurus
sebagai
untuk
dasar
menguasai
materi-materi berikutnya dan salah satu materi yang akan diujikan
pada
ujian
nasional. Menutup pelajaran.
Membaca hamdallah.
E. Sumber dan Alat Belajar Sumber : Buku paket, yaitu: -
Berlogika dengan Matematika 2 untuk kelas VIII SMP dan MTs, Umi Salamah, PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2009.
-
LKS yang disesuaikan dengan pendekatan konstruktivisme.
Alat Bantu : -
Whiteboard
-
Spidol warna (merah, hitam, biru)
-
Penghapus
-
Penggaris
101
F. Penilaian Teknik
: latihan soal dan tes akhir siklus
Bentuk instrumen
: Pilihan ganda dan essay (terlampir)
Ciputat, 5 Maret 2011 Mengetahui, Guru Kolaborator
Peneliti
Pranowo, BA
Noviandi Hamid NIM. 104017000555
102
Lampiran 2
Pertemuan 2: Lembar Kerja Siswa (LKS) Pendekatan Konstruktivvsme
Tabel Pasangan Berurut dan Koordinat Cartesius Telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya yaitu bentuk umum persamaan garis lurus 𝑦 = 𝑎𝑥 dan 𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑐. Pada pertemuan ini kita akan mempelajari bentuk lain dari persamaan garis lurus yaitu 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0. Bentuk ini hampir sama dengan bentuk sebelumnya, hanya ada penambahan koefisien b pada y.Perhatikan bentuk-bentuk berikut: a. 𝑦 = 3𝑥
d. 2𝑦 = 4𝑥 − 2
b. 𝑦 = 4𝑥 + 6
e. 3𝑥 − 2𝑦 = 5
c. 𝑥 + 4 = 𝑦
f. −5𝑥 + 2𝑦 = −7
Diskusikanlah dan selesaikanlah bentuk persamaan di atas, kemudian tentukan nilai (𝑥, 𝑦) dengan menyebutkan pasangan berurut dan sajikan pada koordinat cartesius!
Hasil Diskusi:
103
Latihan Soal 1. Jika diketahui fungsi 𝑓 𝑥 = 3𝑥 − 5 dan { x | -2 < x ≤ 5, x ∈ R}, tentukan: a. Domain b. Range c. Tabel pasangan berurut d. Grafik 2.
Perhatikan gambar berikut Tentukan: a. Titik-titik dari garis pada gambar b. Domain dan range 3
1 2
104
Pertemuan 3: LKS
Menetukan Gradien Melalui Bentuk Persamaan Garis 𝑦 = 𝑚𝑥 , 𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐 dan 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0 Pada pertemuan kali ini,
kita akan membicarakan tentang menentukan
gradien dari bentuk persamaan garis lurus. Sebelum kita membicarakan lebih lanjut lagi, alangkah baiknya diskusikan terlebih dahulu istilah yang digunakan, yaitu: x =…
b =…
y =…
c =…
a =…
m=…
Perhatikan bentuk-bentuk persamaan berikut: a. 𝑦 = 4𝑥
f. 𝑦 − 2𝑥 = 2
b. 𝑦 = 3𝑥 − 3
g. 3𝑦 + 6𝑥 + 6 = 0
c. 𝑦 + 4 = 𝑥
h. 3𝑦 − 12𝑥 = 2
d. 2𝑦 = 6𝑥 − 3
i. −3𝑥 + 4𝑦 + 3 = 0
e. 8𝑥 + 4 = 2𝑥
j. 4 + 2𝑦 − 4𝑥 = 0
Carilah gradien dari persamaan di atas? Diskusikan:
105
Hasil Diskusi:
Latihan Soal! 1.
Apa yang kamu ketahui tentang gradien? Berikan 2 contoh!
2.
Tentukan gradien dari persamaan garis lurus berikut: a. 𝑦 = 2𝑥 b. 𝑦 = 4𝑥 + 3 c. 3𝑦 = 9𝑥 − 5 d. 4𝑥 − 2𝑦 + 3 = 0 e. 2𝑥 − 6𝑦 = 5 f. 2𝑦 − 2 = 8𝑥
Tugas 1.
Buatlah 10 persamaan garis lurus dan tentukan gradiennya
106
Pertemuan 4: Latihan Soal 1.
A
B 3 4 5 6
7 9 11 13
Tentukan bentuk fungsi dari A ke B, domain dan rangenya (30) 2.
Buatlah table dan gambarkan fungsi berikut (20) a. 𝑦 = 𝑥 − 1 b. 3𝑥 = 𝑦 − 1
3.
Tentukan gradien dari persamaan garis lurus berikut: (50) a. 𝑦 = 4𝑥 − 6 b. 2𝑦 = 4𝑥 c. 4𝑥 = −6 − 𝑦 d. 4 = 4𝑥 − 8𝑦 e. 𝑦 − 4𝑥 = 3
107
Tugas 1. Tentukan gradien garis berikut:
q p r
t
s
2. Gambarkan dan tentukan gradien yang melalui titik pusat (0, 0) dan a. A (2,5) b. B (-3, 7) c. C (3, -4) d. D (2, - 7) e. E (-2, -8)
108
Pertemuan 5: LKS
Menentukan Gradien Melalui 2 Titik A (𝑥1 , 𝑦1 ) dan B (𝑥2 , 𝑦2 ). Perhatikan gambar berikut: y
p s
x
q
t r
Materi sebelumnya telah membahas tentang menentukan titik-titik pada koordinat cartesius. Sekarang kita akan membahas mengenai gradien dari 2 titik yang diketahui. Lihatlah garis-garis pada koordinat cartesius diatas. Carilah gradien dari garis-garis tersebut. Diskusikalah!
109
Hasil Diskusi:
Latihan Soal 1.
Tentukan gradien yang melalui titik: a. (3, 4) dan (1, 8) b. (-3, -2) dan (3, 7) c. (0, 4) dan (3, 6) d. (5, 3) dan (6, -3) e. (-2, 3) dan (10, -7)
2.
Gambarkan titik-titik tersebut!
Tugas 1. Jika diketahui gradiennya, tentukan titik yang belum ketahui berikut: a. 𝑚 = 2 melalui titik (2, 4) dan (R, 10) b. 𝑚 = 4 melalui titik (-3, -2) dan (P, 10) c. 𝑚 = −3 melalui titik (N, -6) dan (−3, 12) 2
d. 𝑚 = 3 melalui titik (5, -1) dan (𝐿, 5) 4
e. 𝑚 = − 5 melalui titik (K, -3) dan (-6, 5) 2. Gambarkan garis-garis di atas pada koordinat cartersius
110
Pretemuan 8: Latihan Soal 1. Tunjukkan hubungan dari persamaan garis berikut: a. 𝑦 = −2𝑥 + 4 dan 8𝑥 + 4𝑦 + 12 = 0 2
b. 𝑦 = 3 𝑥 − 4 dan 4𝑥 − 6𝑦 − 24 = 0 2. Diketahui sebuah garis yang melalui titik (3, 1) dan (4,3) . Tentukan gradien dan gambarkan garis yang sejajar dengan persamaan garis 𝑦 = 2𝑥 + 3
Pertemuan 9: Latihan Soal 1. Tentukkan hubungan antara garis a. 𝑦 = 2𝑥 + 4 dengan garis 3𝑥 + 2𝑦 = 4 b. (3,-2) dan (4,4) dengan (1, 2) dan (5, -3) c. (1, 4) dan (2,3) dengan 2𝑦 − 6𝑥 − 6 = 0 2. Tentukan dan gambarkan persamaan garis yang melalui titik (-4, -1) dan tegak 2
lurus dengan gari𝑠 𝑦 = 3 𝑥 + 5
Pertemuan 10: Kuis 1. Tunjukkan bahwa garis dengan persamaan 𝑦 = −2𝑥 + 4 dan garis dengan persamaan 8𝑥 + 4𝑦 + 12 = 0 saling sejajar 2. Tentukan persamaan garis yang melalui titik C (-4, -1) dan tegak lurus dengan 2
garis 𝑦 = − 3 𝑥 + 5 3. Gambarkan garis-garis pada soal no 1 dan 2 pada koordinat cartesius!
111
LKS
Persamaan Garis Lurus Bergradien m dan melalui titik (x1, y1) Dalam materi sebelumnya, kita telah mengetahui bentuk umum dari suatu persamaan garis yaitu 𝒚 = 𝒎𝒙 + 𝒄
……..(1)
Dari persamaan tersebut bila melalui suatu titik (x1, y1), maka persamaannya menjadi 𝒚𝟏 = 𝒎𝒙𝟏 + 𝒄 atau 𝒄 = 𝒚𝟏 − 𝒎𝒙𝟏
……...(2)
Dari 2 persamaan tersebut, carilah bentuk persamaan garis lurusnya? (Diskusikanlah)
Hasil Diskusi
Latihan Tentukan persamaan garis berikut yang : a. Melalui titik P (2, 5) dan bergradien 6 3
b. Melalui titik S (2, 7) dan bergradien 4 5
c. Melalui titik P (6, 5) dan bergradien − 3 d. Melalui titik P (8, -4) dan bergradien −3 e. Melalui titik P (-2, 3) dan bergradien -1 f. Melalui titik S (2, 7) dan bergradien 7
112
Pertemuan 11 LKS
Persamaan Garis Lurus melalui titik (x1, y1) dan (x2, y2) Untuk membuat persamaan garis lurus yang melalui 2 titik dapat kita lakukan dengan sama dengan yang sebelumnya. Hanya saja kita perlu mengganti nilai dari gradien (m) sendiri. Masih ingat cara mencari gradien dengan 2 titik?
Carilah bentuk persamaan garis lurus yang melalui (x1, y1) dan (x2, y2)? (Diskusikanlah)
Hasil Diskusi
Latihan Tentukan persamaan garis yang melalui titik: a. N (3, 5) dan M (6, 6) b. K (5, -2) dan L (-3, - 2) c. S (6, -2) dan T (3, 8) d. O (4, -2) dan P (3, 5) e. A (5, 1) dan B (-3, 2)
113
Lampiran 3 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa Indikator Aktivitas Visual
Aspek yang diamati
Pertemuan 1
2
3
4
Ket
Memperhatikan penjelasan guru atau teman Menanyakan materi yang
Oral
belum dipahami Merespon/menjawab pertanyaan Writing Drawing Mental
Menyalin/mencatat materi Mengerjakan tugas Menggambar pola Memecahkan/menjawab permasalahan Ciputat,………………,2011 Observer
(…………………………..)
114
Lampiran 4 Lembar Observasi Guru Nama Sekolah
:
Mata Pelajaran
:
Nama Guru
:
Kelas
:
Hari/Tanggal
:
Pokok Bahasan
:
Pertemuan ke
:
Sub Pokok Bahasan
:
Tujuan Observasi : untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran melalui pendekatan konstruktivisme No 1
2
Aspek yang diamati Membuka pelajaran:
Mengkondisikan kesiapan siswa untuk belajar
Membangun rasa ingin tahu siswa (motivasi)
Menyampaikan tujuan/indikator yang ingin dicapai
Mengaitkan pembelajaran sekarang dengan pembelajaran sebelumnya:
Kemampuan membangkitkan pengetahuan siswa sebelumnya
3
4
5
Keterampilan mengaitkan materi pelajaran
Mengarahkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran:
Efesiensi/alokasi waktu
Ketepatan pengelompokan (proposi)
Memberikan arahan pada siswa
Membimbing siswa dalam pembelajaran (kelompok):
Memancing siswa untuk mengeluarkan pendapat
Menetapkan/mencari totur sebaya
Membangkitkan semangat bekerja sama
Memberikan bantuan/penjelasan (scaffolding) pada siswa
Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengeluarkan pendapat dan bertanya:
Menyediakan waktu pada siswa untuk bertanya
Memantau dan membantu siswa yang kurang memahami materi
Memberi tantangan berupa soal serupa (umpan balik)
Penilaian 1
2 3 4
Kritik dan Saran
115
6
7
8
Merespon dan menjawab pertanyaan siswa
Kesiapan materi
Tahap penjelasan
Pemberian acuan/kata kunci
Pengembangan materi
Pemberian kesempatan berpikir
Ketepatan alat evaluasi
Mencakup indikator
Mencakup kesiapan siswa
Mencakup penjelasan materi
Mencakup alokasi waktu
Menutup pelajaran
Merangkum materi yang telah dipelajari
Pemberian tugas
Memotivasi siswa untuk mempelajari materi selanjutnya
Keterangan nilai pengamatan : 1= Kurang, 2 = Cukup, 3 = Baik, 4 = Baik Sekali Ciputat,………………,2011 Observer
(…………………………..)
116
Lampiran 5 Lembar Pedoman Wawancara Guru
Tahap
: Pra Penelitian
Hari/Tanggal
:
TujuanWawancara
: Untuk mengetahui aktivitas belajar matematika siswa dan permasalahan yang terjadi pada pembelajaran matematika di kelas tersebut.
Daftar pertanyaan: 1. Bagaimana kemampuan matematika siswa kelas VIII B? 2. Metode apa saja yang sering Bapak gunakan pada pembelajaran matematika? 3. Apakah siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan materi pelajaran yang Bapak sampaikan? 4. Apakah siswa bertanya tentang materi yang telah Bapak sampaikan? 5. Apabila ada salah satu siswa yang bertanya atau memberi tanggapan? 6. Apakah siswa yang lain memperhatikannya? 7. Apabila Bapak memberikan pertanyaan, bagaimana respon atau antusias siswa terhadap pertanyaan Bapak? 8. Apakah setiap tugas yang diberikan oleh Bapak selalu dikerjakan dengan baik oleh siswa? 9. Apakah Bapak sudah/pernah menggunakan pendekatan kontruktivisme? 10. Bagaimana pendapat Bapak mengenai pendekatan kontruktivisme? 11. Mohon saran Bapak terkait dengan penelitian tindakan kelas yang akan saya lakukan!
117
Lembar Pedoman Wawancara Guru
Tahap
: setelah melakukan penelitian
Hari/Tanggal
:
Tujuan Wawancara
: Untuk mengetahui aktivitas belajar matematika siswa dan tanggapan guru mengenai pendekatan konstruktivisme pada siklus I, serta kekurangan-kekurangan yang harus diperbaiki pada siklus berikutnya.
Daftar pertanyaan: 1. Menurut Bapak, apakah penerapan pendekatan konstruktivisme pada siklus I ini sudah dilaksanakan dengan baik? 2. Bagaimana pendapat Bapak mengenai aktivitas belajar siswa saat ini? 3. Apakah siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan materi pelajaran yang saya sampaikan? 4. Apakah siswa bertanya tentang materi yang saya sampaikan? 5. Ketika ada siswa yang bertanya atau memberi tanggapan, apakah siswa yang lain memperhatikannya? 6. Bagaimana respon atau antusias siswa terhadap pertanyaan yang saya berikan? 7. Apakah siswa mencatat materi pelajaran dan tanggapan yang dikemukan siswa lain? 8. Apabila ada kekurangan, hal apakah yang harus diperbaiki menurut Bapak?
118
Lampiran 6 Lembar Pedoman Wawancara dengan Siswa
Tahap
: Pra Penelitian
Hari/Tanggal
:
Tujuan Wawancara
: Untuk mengetahui aktivitas belajar matematika siswa dalam pelajaran matematika dan permasalahan yang dihadapi siswa terkait dengan pelajaran matematika sebelumnya.
Daftar pertanyaan
:
1. Bagaimana pendapat adik-adik tentang penyampaian dan penjelasan guru? 2. Apakah adik-adik mendengarkan penjelasan yang disampaikan guru/teman? 3. Apakah adik-adik antusias dalam mengikuti pelajaran matematika? 4. Bagaimana menurut adik-adik tentang proses pembelajaran yang adik-adik ikuti? 5. Apakah adik-adik mengerti materi yang disampaikan oleh guru? 6. Apakah guru memberikan kesempatan kepada adik-adik untuk bertanya dan mengerluarkan pendapat dalam pembelajaran? 7. Apakah guru menyediakan lembar kerja untuk memudahkan adik-adik belajar?
119
Lembar Pedoman Wawancara dengan Siswa
Tahap
: setelah melakukan penelitian
Hari/Tanggal
:
Tujuan Wawancara
: Untuk mengetahui aktivitas belajar matematika siswa dalam pelajaran matematika dan permasalahan yang dihadapi siswa melalui
pendekatan
konstruktivisme
pada
pelajaran
matematika. Daftar pertanyaan 1. Apakah
:
adik-adik
menyukai
pelajaran
matematika
dengan
pendekatan
konsruktivisme? 2. Apa yang menyebabkan adik-adik suka/tidak menyukainya? 3. Apa saja yang menjadi kendala adik-adik dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan konstruktivisme? 4. Apakah adik-adik memperhatikan penjelasan guru/teman pada saat pembelajaran berlangsung? 5. Jika ada materi yang kurang adik-adik mengerti, apakah adik-adik bertanya pada guru/teman? 6. Apakah adik-adik mengajukan pertanyaan pada saat pembelajaran berlangsung? 7. Ketika
teman
adik-adik
mengajukan
pertanyaan,
apakah
adik-adik
memperhatikan? 8. Apakah adik-adik mencatat materi dan tanggapan yang dikemukan oleh teman mu? 9. Apakah adik-adik dapat menyelesaikan soal/tugas yang guru berikan? 10. Apa yang adik-adik rasakan selama pembelajaran matematika melalui pendekatan konstruktivisme?
120
Lampiran 7 Hasil Wawancara dengan Guru
Tahap
: Pra Penelitian
Hari/Tanggal
: 29 Januari 2011
Tujuan Wawancara
: Untuk mengetahui aktivitas belajar matematika siswa dalam pelajaran matematika dan permasalahan yang dihadapi siswa melalui
pendekatan
konstruktivisme
pada
pelajaran
matematika. Hasil wawancara : 1. Sebagian besar kemampuan siswa masih dibawah KKM, kira-kira 60% 2. Metode yang sering digunakan adalah ceramah, simulasi, games, penugasan, tanya jawab, dan sebagainya. 3. Sebagian siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru, yan lainnya main atau ngobrol sendiri. 4. Siswa sangat jarang sekali bertanya tentang materi pelajaran. Siswa sering bertanya pada saat mengerjakan soal. 5. Apabila ada siswa yang bertanya atau memberi tanggapan maka siswa yang lain cuek dan hanya beberapa yang memperhatikan. 6. Sebagian besar siswa mnjawab apabila diberikan pertanyaan lisan. Akan tetapi siswa lebih semangat dan kompak menjawab ketika games dan diberikan penilaian untuk tiap kelompok (barisan tempat duduk). 7. Respon siswa kurang baik, hanya beberapa siswa yang langsung merespon pertanyaan yang diberikan dan baru merespon ketika pertanyaan itu ditujukan langsung pada siswa tersebut, namun kadang hasilnya kurang memuaskan. 8. Seluruh siswa mengerjakan setiap tugas yang diberikan guru. Namun sebagian besar siswa mengandalkan hasil pekerjaan siswa lain, sehingga banyak siswa yang mengulur waktu untuk mengumpulkan hasil pekerjaannya. 9. Saya belum pernah menggunakan pendekatan ini.
121
10. Menurut saya, pendekatan konstruktivisma pada konsepnya bagus, tapi dalam pelaksanaanya sulit. Terkadang membutuhkan respon yang spontan terhadap aktivitas siswa lakukan. 11. Coba saja dulu, mengajar kelas ini harus sabar. Kalo bisa tentukan kelompok sesuai dengan karakter dan kemampuan siswa.
122
Hasil Wawancara dengan Siswa
Tahap
: Pra Penelitian
Hari/Tanggal
: 31 Januari 2011
Tujuan Wawancara
: Untuk mengetahui aktivitas belajar matematika siswa dalam pelajaran matematika dan permasalahan yang dihadapi siswa melalui
pendekatan
konstruktivisme
pada
pelajaran
matematika.
Pertanyaan-pertanyaan: 1.
Bagaimana pendapat adik-adik tentang penyampaian dan penjelasan guru? S21 : guru cuma memperhatikan siswa yang pinter aja, kalo yang pinter udah bisa, siswa yang lain dianggap juga bisa, padahal saya sering kurang paham apa yang diajarin sama guru S13 : penjelasan cukup paham saya, tapi guru jarang kesulitan-kesulitan pada materi yang diajarkan. S27 : kalo saya tergantung keadaan, kalo saya sedang senang saat belajar, saya bisa mengikutinya tapi kalo lagi BT saya males memperhatikan.
2.
Apakah adik-adik mendengarkan penjelasan yang disampaikan guru/teman? Jawaban-jawaban: S21 : 40% saya mendengarkan. Tidak mendengarkan ketika saya bosen dan saya memang tidak suka matematika, jadi saya ngobrol dengan teman. S13 : Sangat sering mendengarkan karena enak penjelasannya, dan gampang materinya. Saya tidak mendengarkan ketika saya ngantu, dan kalo ribet materinya bikin males. S27 : Tergantung, jika materinya mudah dimengerti maka saya sering mendengarkan. Sebaliknya jika materinya susah, dan gak ngerti maka saya jarang mendengarkannya.
123
3.
Apakah adik-adik antusias dalam mengikuti pelajaran matematika? Jawaban-jawaban: S21 : Kagak. Tapi tergantung mood sih... S13 : Sering antusias karena enak, senang dalam belajar matematika dan saya tidak pernah tidak antusias. S27 : Antusias.
4.
Bagaimana menurut adik-adik tentang proses pembelajaran yang adik-adik ikuti? S21 : Tergantung mood... S13 : cukup asyik, tapi kadang-kadang kalo dikasih soal latihan beda sama yang dijelasin sama guru S27 : enak, apalagi kalo soalnya aneh-aneh (beda sama contoh), jadi nanti pas ulangan saya bisa ngerjain semua soal yang diberikan
5.
Apakah adik-adik mengerti materi yang disampaikan oleh guru? Jawaban-jawaban: S21 : gak terlalu paham S13 : cukup paham, asalkan soal yang diberikan sesuai dengan cotoh yang diberikan, kalo gak malah binggung pas ngerjain soalnya S27 : ya ngertilah, kan saya ngikuti pelajarannya
6.
Apakah guru memberikan kesempatan kepada adik-adik untuk bertanya dan mengerluarkan pendapat dalam pembelajaran? Jawaban-jawaban: S21 : ngasih sih, tapi apa yang saya mau tanyakan, saya aja kurang paham apa yang dijelasin. S13 : iya . . S27 : ini yang saya tunggu-tunggu, tapi waktu dan materi yang diberikan kurang banyak
124
7.
Apakah guru menyediakan lembar kerja untuk memudahkan adik-adik belajar? Jawaban-jawaban: S21 : Kadang-kadang membantu sih... tapi tetep aja gak ngerti. S13 : Membantu sekali dan sering diisi. S27 : Sangat membantu.
125
Lampiran 8 Tes Akhir Siklus I Pilihlah satu jawaban yang benar! 1. Perhatikan pasangan berurut berikut: I. {(2, 4), (4, 6), (4, 8), (8,12)} II. {(2, 4), (4, 4), (6, 8), (8,12)} III. {(2, 4), (4, 6), (6, 8), (8,12)} IV. {(2, 4), (4, 6), (6, 8), (6,8)} Dari himpunan pasangan berurut di atas yang merupakan fungsi adalah ... a. I dan II
c. I dan IV
b. II dan III
d. II dan IV
2. Dari persamaan berikut ini merupakan persamaan garis lurus, adalah… a. 3𝑥 − 4 = 5
c. 4𝑦 − 5 = 11
b. 2𝑥 − 4𝑦 = 8
d. 4 − 12 = 8𝑦
3. Perhatikan tabel berikut X
2
4
C
f(x) = 2x + 3
A
B
15
x, y
(2, a)
(4, b)
(c, 15)
Nilai a, b, c pada tabel secara berurut adalah … a. 7, 8, 9
c. 7, 11, 6
b. 7, 11, 15
d. 7, 11, 9
4. Gradien persamaan garis lurus dari 2𝑥 + 3𝑦 = 8 adalah ... a. −
3 2 2
b. − 3
c. d.
3 2 2 3
5. Persamaan garis yang mempunyai gradien 4 adalah … a. 4𝑥 + 16𝑦 = 12
c. 8𝑥 + 2𝑦 = 10
b. 3𝑦 − 12𝑥 − 10 = 0
d. 12𝑥 + 3𝑦 = 10
6. Gradien garis yang melalui titik (3, -4) dan (2, -5) adalah…
126
a. 1
c. -9
b. -1
d. 9
7. Suatu garis melalui titik (-2, 5 p ) dan (2 p , 1) jika gradien garis tersebut
2 , 3
nilai p adalah ... 1
a. − 2
c.
1
1 19 1
b. − 5
d. − 19
8. Diketahui sebuah garis y 2 x 4 . Gambar garis tersebut koordinat cartesius adalah… y
a.
y
c.
2
2
4
b.
4 4 x
x y
d.
y
2
3
2
4 4
x
2
9. Perhatikan persamaan berikut! I. 2 x 6 y 30 0 II. 3 x y 5 0 III. x 3 y 12 0 IV. 2 x 3 y 12 0 Persamaan garis yang mempunyai gradien sama adalah ... a. I dan III
c. I dan IV
b. II dan III
d. II dan IV
x
127
10. Titik yang dilalui oleh garis 3x 3 y 15 0 adalah … a. (0, 18)
c. (0, -6)
b. (0, 6)
d. (0, -18)
11. Persamaan garis yang melalui titik (0,-2) adalah ... a. 3𝑥 − 𝑦 + 2 = 0
c. 𝑦 − 3𝑥 − 2 = 0
b. 3𝑥 + 𝑦 − 2 = 0
d. 𝑦 + 3𝑥 + 2 = 0
12.Perhatikan gambar dibawah ini: y
3
4
8
x
Persamaan garis yang memenuhi grafik diatas adalah … a. 𝑦 + 2𝑥 = 13
c. 2𝑥 + 𝑦 = 13
b. 𝑦 − 2𝑥 = 13
d. 2𝑥 − 𝑦 = 13
13. Persamaan garis yang mempunyai gradien -3 dan melalui titik (0,6) adalah … a. 3𝑥 + 𝑦 = 6
c. 𝑦 − 3𝑥 = 6
b. 3𝑥 − 𝑦 = 6
d. −3𝑥 + 𝑦 = 6
14. Persamaan garis yang melalui titik (0, -4) dan (5, 0)adalah … a. 4𝑥 − 5𝑦 = 20
c. 5𝑦 + 4𝑥 − 20 = 0
b. 4𝑥 + 5𝑦 = 20
d. 5𝑦 + 4𝑥 + 20 = 0
15. Garis dengan persamaan 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 8 yang melalui titik (3, -2) dan (2,4) adalah … 1
c. a = -3 dan b =
a. a = 3 dan b = 2 1
b. a = 3 dan b = − 2
1 2 1
d. a = -3 dan b = − 2
128
Jawaban Instrumen Tes
No
Jawaban
no
Jawaban
1
B
9
A
2
A
10
C
3
C
11
D
4
B
12
D
5
B
13
A
6
B
14
B
7
D
15
A
8
C
129
Tes Akhir Siklus II
Pilihlah satu jawaban yang benar! 1). Persamaan garis yang melalui titik (3, 5) dan sejajar garis 2𝑥 = 𝑦 = 4 adalah ... a. 𝑦 = −2𝑥 + 1
c. 𝑦 = −2𝑥 + 11
b. 𝑦 = 2𝑥 − 1
d. 𝑦 = 2𝑥 − 11
2). Persamaan garis yang mempunyai gradien -3 dan melalui titik (0, 6) adalah.... a. 3𝑥 + 𝑦 = 6
c. 𝑦 − 3𝑥 = 6
b. 3𝑥 − 𝑦 = 6
d. −3𝑥 − 𝑦 = 6 2
3). Garis l sejajar dengan garis m. jika gradien garis l adalah 1 3, maka gradien garis m adalah…. 2
a. −1 3 1
b. 1 3
c.
5 3 3
d. − 5
4). Persamaan garis yang melalui titik P (-3,-5) dan tegak lurus garis 6𝑦 + 2𝑥 = 4 adalah.... a. 𝑦 + 3𝑥 = −2
c. 𝑦 − 3𝑥 = −2
b. 𝑦 + 3𝑥 = 2
d. −𝑦 + 3𝑥 = 2
5). Persamaan garis yang melalui titik (-2, 4) dan tegak lurus 2𝑥 + 𝑦 = −5adalah... a. 𝑦 = 2𝑥 − 8
c. 𝑦 + 2𝑥 = −8
b. 𝑦 − 2𝑥 = 8
d. 𝑦 = 2𝑥 + 8
130
6). Tentukan persamaan garis l ... k
l
y=
2x +
3
a. 2𝑥 − 𝑦 = −5 b. 2𝑥 + 𝑦 = 5
(3,1)
c. 2𝑥 − 𝑦 = −5 d. 2𝑥 − 𝑦 = 5 7). Persamaan garis P adalah…. a. −2𝑥 − 3𝑦 + 11 = 0
3x
P
+ 2y
b. −2𝑥 + 3𝑦 + 11 = 0
+
(2, 5)
8 = 0
c. 2𝑥 − 3𝑦 − 11 = 0 d. 2𝑥 − 3𝑦 + 11 = 0 Q
8). Persamaan garis g dan h berturut-turut adalah 2 x 3 y 0 dan 6 x 4 y 8 . Hubungan garis g dangaris h adalah…. a. sejajar
c. berimpit
b. berpotongan
d. berpotongan
tegak
lurus
9). Persamaan garis yang melalui titik (-2, 1) dan sejajar dengan garis yang melalui titik (4, 3) dan (-2, -5) adalah…. a. 3𝑦 − 4𝑥 = 5
c. 3𝑦 − 4𝑥 = −5
b. 3𝑦 + 4𝑥 = 5
d. 3𝑦 − 4𝑥 = 11
1 A B C D
2
3
4
5
6
7
8
9
10
131
Untuk soal-soal berikut, kerjakan dengan lengkap! 10). Diketahui 2 persamaan garis yaitu 2𝑦 = −3𝑥 + 8 dan 6𝑥 + 4𝑦 − 12 = 0. Jika {𝑥 l 2 ≤ x < 11, 𝑥 ∈ 𝑅}. Tentukan: a. Tentukan nilai x nya
(2 poin)
b. Tunjukkan hubungan 2 garis tersebut, apakah saling sejajar atau saling tegak lurus
(3 poin)
c. Gambarkan grafiknya
(2 poin)
Jawab
y
x
132
Lampiran 9 Daftar Nilai Awal Hasil Belajar Matematika Siswa No
Nama
Nilai Tes Akhir Siklus
1
A
70
2
B
50
3
C
80
4
D
60
5
E
40
6
F
75
7
G
75
8
H
45
9
I
50
10
J
65
11
K
65
12
L
65
13
M
85
14
N
50
15
O
65
16
P
50
17
Q
80
18
R
60
19
S
60
20
T
80
21
U
70
22
V
65
23
W
60
24
X
75
133
25
Y
45
26
Z
70
27
AA
50
28
BB
50
29
CC
50
30
DD
80
31
EE
45
32
FF
85
33
GG
55
34
HH
55
35
II
60
36
JJ
55
37
KK
55
38
LL
55
39
MM
50
40
NN
45
Jumlah
2445
Nilai Masimum
85
Nilai Minimum
40
Rata-rata
59,58
Varians
146.44
134
Lampiran 10 Perhitungan Statik Nilai Awal Belajar Matematika = 1 + 3.3 log n
a. Banyak Kelas (B)
= 1 + 3,3 log 40 = 1 + 6,28 = 7, 28 =7 = Data Terbesar – Data Terkecil
b. Rentangan (r)
= 85– 40 = 45 c. Panjang Kelas Interval (P) =
𝑟 𝐵
=
45 7
= 6,43= 7 (pembulatan ke atas)
d. Tabel Distribusi Frekeunsi Interval
batas
batas
Skor
bawah
atas
40 – 46
39,5
47 – 53
Xi
F
f .Xi
46,5
43
6
258
-16.575 274.731 1648.38
46,5
53,5
50
8
400
-9.575
91.6806 733.445
54 – 60
53,5
60,5
57
10
570
-2.575
6.63063 66.3063
61 – 67
60,5
67,5
64
5
320
4.425
19.5806 97.9031
68 – 75
67,5
75,5
71
6
426
11.425
130.531 783.184
76 – 82
75,5
82,5
79
3
237
19.425
377.331 1131.99
83 – 89
82,5
89,5
86
2
172
26.425
698.281 1396.56
40
2383
Jumlah 𝑓𝑖 .𝑥𝑖
e. Mean (𝑋)
=
f. Median
=𝑏+𝑝
g. Modus
= 𝑏 +𝑝𝑏
h. Varians (𝑠 2 ) i. Standar Deviasi
=
𝑓𝑖
2383
1 2
( 𝑛−𝐹)
=
𝑓 1 +𝑏2
xi2
f.xi2
5857.78
= 59,58
40
𝑏1
xi
= 53,5 + 7
= 53,5 + 7
𝑓𝑖 .𝑥 12 𝑓𝑖
=
5857 ,78 40
= 𝑠 2 = 151,96 = 12,1
20 −14 10 2 2+5
= 53,5 + 4,2= 57,7
= 53,5 + 2 = 55,5
= 146,44
135
Lampiran 11 Daftar Nilai Tes Akhir Siklus Nilai Tes Akhir No
Siklus
Nama I
II
1
A
73
76
2
B
53
68
3
C
93
88
4
D
67
68
5
E
53
68
6
F
80
88
7
G
87
88
8
H
53
68
9
I
53
68
10
J
73
80
11
K
67
72
12
L
67
72
13
M
93
92
14
N
67
72
15
O
73
80
16
P
67
68
17
Q
87
84
18
R
67
68
19
S
67
72
20
T
87
84
21
U
73
80
22
V
73
80
136
23
W
67
76
24
X
80
84
25
Y
53
56
26
Z
73
76
27
AA
53
64
28
BB
60
64
29
CC
60
60
30
DD
93
84
31
EE
60
52
32
FF
93
96
33
GG
67
64
34
HH
60
60
35
II
67
60
36
JJ
60
60
37
KK
67
60
38
LL
67
60
39
MM
40
48
40
NN
47
52
Jumlah
2740
2860
Nilai Masimum
93
96
Nilai Minimum
40
48
Rata-rata
68.8
72.53
Varians
151.98
157.75
Standar Deviasi
12.33
12.56
137
Lampiran 12 Perhitungan Statistik Nilai Akhir Siklus I d. Banyak Kelas (B)
= 1 + 3.3 log 𝑛 = 1 + 3,3 𝑙𝑜𝑔 40 = 1 + 6,28 = 7, 28 =7 = Data Terbesar – Data Terkecil
e. Rentangan (r)
= 93 – 40 = 53 f. Panjang Kelas Interval (P) =
𝑟 𝐵
=
53 7
= 7,57= 8 (pembulatan ke atas)
g. Tabel Distribusi Frekeunsi Interval
batas
batas
Skor
bawah
atas
40 - 47
39,5
48 - 55
Xi
f
f .Xi
xi
xi2
f.xi2
47,5
43
2
86
-25.8
665.64
1331.28
47,5
55,5
51
2
102
-17.8
316.84
633.68
56 - 63
55,5
63,5
59
9
531
-9.8
96.04
864.36
64 - 71
63,5
71,5
67
12
804
-1.8
3.24
38.88
72 - 79
71,5
79,5
75
6
450
6.2
38.44
230.64
80 - 87
79,5
87,5
83
5
415
14.2
201.64
1008.2
88 - 95
87,5
95,5
91
4
364
22.2
492.84
1971.36
40
2752
Jumlah e. Mean (𝑋)
=
𝑓𝑖 .𝑥𝑖 𝑓𝑖
=
2752 40
= 68,8 1 2
( 𝑛−𝐹)
20−13
f. Median
=𝑏+𝑝
g. Modus
= 𝑏 +𝑝𝑏
h. Varians (𝑠 2 )
=
i. Standar Deviasi
= 𝑠 2 = 151,96 = 12,33
𝑓𝑖 .𝑥 12 𝑓𝑖
6078.4
𝑓 𝑏1 1 +𝑏2
=
= 63,5 + 8
= 63,5 + 8
6078 ,4 40
12 3 3+6
= 151,96
= 63,5 + 4,7= 62,58
= 63,5 + 2,7= 66,17
138
Perhitungan Statik Nilai Akhir Siklus II = 1 + 3.3 𝑙𝑜𝑔 𝑛
a. Banyak Kelas (B)
= 1 + 3,3 𝑙𝑜𝑔 40 = 1 + 6,28 = 7, 28 =7 = Data Terbesar – Data Terkecil
b. Rentangan (r)
= 96 – 48 = 48 c. Panjang Kelas Interval (P) =
𝑟 𝐵
=
48 7
= 6,85 = 7 (pembulatan ke atas)
d. Tabel Distribusi Frekeunsi Interval
batas
batas
Skor
bawah
atas
48 - 54
47,5
55 - 61
Xi
F
f .Xi
54,5
51
3
153
-21.525 463.326 1389.98
54,5
61,5
58
6
348
-14.525 210.976 1265.85
62 - 68
61,5
68,5
65
8
520
-7.525
56.6256 453.005
69 - 75
68,5
75,5
72
6
432
-0.525
0.27563 1.65375
76 - 82
75,5
82,5
79
6
474
6.475
41.9256 251.554
83 - 89
82,5
89,5
86
7
602
13.475
181.576 1271.03
90 - 96
89,5
96,5
93
4
372
20.475
419.226
40
2901
Jumlah 𝑓𝑖 .𝑥𝑖
e. Mean (rata-rata)
=
f. Median
=𝑏+𝑝
g. Modus
= 𝑏 +𝑝𝑏
h. Varians (𝑠 2 ) i. Standar Deviasi
=
𝑓𝑖
2901
1 2
( 𝑛−𝐹)
=
𝑓 1 +𝑏2
xi2
f.xi2
1676.9 6309.98
= 72,53
40
𝑏1
Xi
= 68,5 + 7
𝑓𝑖 .𝑥 12 𝑓𝑖
20−17
= 68,5+ 7
=
6309,98 40
6 −2 −2+0
= 68,5 + 3,5 = 72 = 68,5+ 7 = 75,5
= 157,75
= 𝑠 2 = 151,96 = 12,56