UNIVERSITAS INDONESIA
PROSES AUDIT ATAS AKUN PINJAMAN OBLIGASI, PINJAMAN DARI PEMERINTAH PUSAT, DAN PINJAMAN MEDIUM TERM NOTES PADA PT PQR
LAPORAN MAGANG
YOSHANTI ANDIKASARI 0906525964
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPOK JULI 2013
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
UNIVERSITAS INDONESIA
PROSES AUDIT ATAS AKUN PINJAMAN OBLIGASI, PINJAMAN DARI PEMERINTAH PUSAT, DAN PINJAMAN MEDIUM TERM NOTES PADA PT PQR
LAPORAN MAGANG Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
YOSHANTI ANDIKASARI 0906525964
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPOK JULI 2013
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Triratna, karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan laporan magang ini. Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan laporan magang ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan laporan magang ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada: 1. Tuhan Yang Maha Esa dan Triratna yang telah memberikan berkah dan perlindungan selama hidup saya, serta kekuatan bagi saya untuk menjalani perkuliahan selama di FEUI hingga akhir. 2. Orangtua tercinta (Andy Saputra dan Ikajanti Koesnadi), yang telah memberikan dukungan moril dan semangat selama saya kuliah hingga penulisan laporan magang ini rampung. 3. Ibu Rini Yulius, S.E., M.Ak, selaku dosen pembimbing penulis yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran selama membantu dan membimbing penulisan laporan magang ini. 4. Bapak Mafrizal Heppy, Ak., MBA dan Ibu Dian Nastiti, S.E., MBA, selaku dosen-dosen penguji yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk menguji dan memberi masukan atas laporan magang ini. 5. Mbak Retty Wahyu Susanti, selaku Manajer di RSM AAJ Associates Divisi Blue yang telah memberikan kesempatan untuk bergabung, belajar, dan mendapatkan pengalaman berharga di dalam tim auditnya. 6. Kak Maxson Hakim Wijaya, Kak Ispriyanti, dan Kak Juhanson Alfons Simbolon, selaku senior di RSM AAJ Associates yang telah mengarahkan, mengajarkan, dan memberi masukan kepada saya baik selama bertugas sebagai intern atau pun dalam penulisan laporan magang ini.
iv Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
7. Najla Masthura, Santi Rosita, Kartika Anzelia, Devitha Amelia, dan Nabila Rachman, yang telah menjadi teman-teman seperjuangan di Divisi Blue RSM AAJ Associates. 8. Teman-teman terdekat selama berkuliah di FEUI: Yolanda Oclines, Elly Juliaty, Ranita Wijaya, Rika Christin, Ratna Yani, Lita J. Kurnia, dan Sukha Adiputra. Tak lupa juga teman-teman yang sama-sama berjuang menyelesaikan studi hingga 4 tahun bersama: Jessica Sani, Yosef I. Sidharta, I Made Ari Mahadi, dan Jane Natalie. Serta teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah mendukung dan membantu penulis selama kuliah.
Akhir kata, semoga semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan magang ini mendapatkan berkah atas perbuatan baiknya. Semoga laporan magang ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan berbagai hal positif lainnya.
Depok, 8 Juli 2013
Yoshanti Andikasari
v Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
ABSTRAK
Nama
: Yoshanti Andikasari
Program Studi
: Akuntansi
Judul
: Proses Audit atas Akun Pinjaman Obligasi, Pinjaman dari Pemerintah Pusat, dan Pinjaman Medium Term Notes pada PT PQR
Laporan ini menganalisis proses audit yang dilakukan atas pinjaman obligasi, pinjaman dari pemerintah pusat, dan pinjaman Medium Term Notes (MTN) pada PT PQR yang merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara. Analisis dilakukan dengan membahas metodologi audit yang digunakan oleh auditor dengan teori yang diterapkan pada umumnya. Analisis dimulai dari fase awal penerimaan dan peninjauan kembali atas klien, kemudian fase perencanaan awal dan perencanaan audit, fase pekerjaan lapangan atas transaksi, akun, dan pengungkapan, fase pekerjaan lapangan atas entitas secara keseluruhan, hingga fase terakhir yakni fase penyelesaian dan pelaporan. Dalam laporan ini auditor juga mengacu pada PSAK 50: Instrumen Keuangan – Penyajian (revisi 2010) dan PSAK 55: Instrumen Keuangan – Pengakuan dan Pengukuran (revisi 2011) dalam memperoleh keyakinan bahwa akun liabilitas keuangan telah disajikan, diakui, dan diukur sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. Hasil yang dapat disimpulkan adalah metodologi audit yang digunakan oleh auditor secara keseluruhan tidak berbeda signifikan dengan teori yang dipaparkan.
Kata kunci: Proses audit, obligasi, pinjaman dari pemerintah pusat, pinjaman Medium Term Notes (MTN).
vii Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
ABSTRACT
Name
: Yoshanti Andikasari
Study Program
: Accounting
Title
: Audit Process of Bonds Payable, Government Notes, and Medium Term Notes of PT PQR
This report analyzes the audit process of obligation, government notes, and Medium Term Notes (MTN) of PT PQR, a state-owned enterprise. The explanation focuses on the audit methodology used by auditor and the auditing theory. This report explains from the very first phase until the last phase of auditing, start from client acceptance and re-evaluation preplanning and planning, fieldwork for transactions, balances, and disclosures, fieldwork for entity-wide program, completion and reporting. This report also describes how the auditor use PSAK 50: Financial Instrument – Presentation (revision 2010) and PSAK 55: Financial Instrument – Recognition and Measurement (revision 2011), as guidance to obtain reasonable assurance that the financial liabilities are presented, recognized, and measured in accordance with generally accepted accounting principles. The conclusion is that audit methodology used by auditor is not significantly different with the perceived theory.
Key words: Audit process, bonds payable, government notes, Medium Term Notes (MTN)
viii Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii KATA PENGANTAR ....................................................................................iv HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................vi ABSTRAK ................................................................................................... vii ABSTRACT ................................................................................................ viii DAFTAR ISI ..................................................................................................ix DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv
BAB 1: PENDAHULUAN ............................................................................. 1 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Program Magang...................................... 1 1.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Program Magang ................................ 1 1.3 Aktivitas Selama Program Magang ....................................................... 2 1.4 Latar Belakang Tema Laporan Magang ................................................ 5 1.5 Ruang Lingkup Penulisan Laporan Magang.......................................... 8 1.6 Tujuan Pembahasan .............................................................................. 9 1.7 Sistematika Penulisan Laporan Magang................................................ 9
BAB 2: LANDASAN TEORI ...................................................................... 11 2.1 Liabilitas ............................................................................................ 11 2.1.1
Definisi Liabilitas ................................................................... 11
2.1.2
Penyajian Liabilitas................................................................. 12
2.1.3
Pengakuan dan Pengukuran Liabilitas ..................................... 12
2.2 Pengauditan ........................................................................................ 13 2.2.1
Definisi Pengauditan ............................................................... 13
2.2.2
Jenis-jenis Audit ..................................................................... 14
2.2.3
Asersi Manajemen .................................................................. 15
ix Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
2.2.3.1 Asersi Manajemen Terkait Klasifikasi Transaksi dan Peristiwa ............................................................. 15 2.2.3.2 Asersi Manajemen Terkait Saldo ............................... 16 2.2.3.3 Asersi Manajemen Terkait Penyajian dan Pengungkapan ........................................................... 17 2.2.4
Tujuan Pengauditan ................................................................ 18 2.2.4.1 Tujuan Audit Terkait Transaksi ................................. 18 2.2.4.2 Tujuan Audit Terkait Saldo........................................ 19 2.2.4.3 Tujuan Audit Terkait Penyajian dan Pengungkapan ... 20
2.2.5
Materialitas ............................................................................. 21
2.2.6
Bukti Audit untuk Pengauditan Liabilitas Keuangan ............... 22
2.2.7
Pengauditan untuk Liabilitas Keuangan .................................. 23
BAB 3: PROFIL TEMPAT MAGANG DAN PERUSAHAAN ................. 28 3.1 Profil Kantor Akuntan Publik (KAP) Aryanto, Amir Jusuf, Mawar, & Saptoto (RSM AAJ Associates) ......................................... 28 3.1.1 Gambaran Umum RSM AAJ Associates ................................. 28 3.1.2 Produk Layanan RSM AAJ Associates .................................... 28 3.1.3 Struktur Organisasi RSM AAJ Associates ............................... 30 3.2 Profil PT PQR .................................................................................... 33 3.2.1 Gambaran Umum PT PQR ...................................................... 33 3.2.2 Visi dan Misi PT PQR ............................................................. 36 3.2.3 Struktur Organisasi.................................................................. 37
BAB 4: PEMBAHASAN .............................................................................. 39 4.1 Proses Audit Secara Umum ................................................................ 39 4.2 Fase Penerimaan dan Evaluasi Kembali atas Klien ............................. 43 4.3 Fase Perencanaan Awal dan Perencanaan Audit ................................. 45 4.4 Fase Pekerjaan Lapangan untuk Transaksi, Akun, dan Pengungkapan 50 4.4.1 Prosedur Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi.......................................................................... 51 4.4.2 Prosedur Analitis ..................................................................... 54
x Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
4.4.3 Prosedur Pengujian Rincian Saldo ........................................... 56 4.5 Fase Pekerjaan Lapangan atas Entitas Secara Keseluruhan ................. 64 4.6 Fase Penyelesaian dan Pelaporan ........................................................ 66
BAB 5: PENUTUP ....................................................................................... 69 5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 69 5.2 Saran .................................................................................................. 71 5.2.1 Saran untuk PT PQR ............................................................... 71 5.2.2 Saran untuk RSM AAJ Associates – KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar, dan Saptoto ............................................. 71
DAFTAR REFERENSI ................................................................................. 72
LAMPIRAN
xi Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Posisi Pembiayaan Menurut Jenis ............................................. 6
Tabel 2.1
Tujuan Audit Terkait Saldo dan Prosedur Pengujian Rincian Saldo ....................................................................................... 25
Tabel 3.1
Divisi RSM AAJ Associates ................................................... 31
Tabel 3.2
Daftar Kantor Wilayah PT PQR .............................................. 33
Tabel 4.1
Perbandingan Proses Pengauditan antara Teori Arens dengan RSM Audit Methodology........................................................ 40
Tabel 4.2
Matriks Perhitungan Batas Materialitas ................................... 48
Tabel 4.3
Batas Materialitas Audit PT PQR............................................ 49
Tabel 4.4
Analytical Review atas Pinjaman Obligasi PT PQR ................ 54
Tabel 4.5
Analytical Review atas Pinjaman MTN PT PQR..................... 55
Tabel 4.6
Rincian Pinjaman MTN tahun 2012 ........................................ 56
Tabel 4.7
Rekapitulasi Perhitungan Ulang Nilai Pinjaman Obligasi, SUP, dan MTN PT PQR .................................................................. 58
Tabel 4.8
Contoh Perbedaan Perhitungan Beban Bunga PT PQR dengan Perhitungan Ulang Auditor ......................................... 59
Tabel 4.9
Rekapitulasi Perhitungan Ulang Beban Bunga Obligasi PT PQR .................................................................................. 60
Tabel 4.10
Rekapitulasi Perhitungan Ulang Beban Bunga SUP PT PQR .. 61
Tabel 4.11
Rekapitulasi Perhitungan Ulang Beban Bunga MTN PT PQR ......................................................................... 62
xii Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1
Struktur Organisasi RSM AAJ Associates............................... 32
Gambar 3.2
Struktur Organisasi PT PQR ................................................... 38
xiii Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Perhitungan Ulang Beban Bunga Obligasi PT PQR................. 73
Lampiran 2
Perhitungan Ulang Beban Bunga MTN PT PQR ..................... 76
xiv Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
BAB I PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG PELAKSANAAN PROGRAM MAGANG Program magang menjadi salah satu sarana bagi mahasiswa untuk
memperdalam ilmu, memperkaya pengalaman atas praktek nyata di dunia kerja dan menerapkan pengetahuan yang didapat di bangku perkuliahan selama menjalani program magang. Jika selama di bangku perkuliahan mahasiswa mempelajari akuntansi dan audit dari segi teori, maka program magang menjadi kesempatan bagi mahasiswa untuk melihat dan melakukan proses audit secara langsung untuk berbagai bisnis yang berbeda. Selain memperkaya pengetahuan dan pengalaman di dunia kerja, mahasiswa juga dapat mengasah kemampuan interpersonal. Selama menjadi karyawan magang, mahasiswa pasti menghadapi tantangan untuk dapat beradaptasi dan berkomunikasi dengan baik tak hanya dengan kolega namun juga dengan klien. Laporan atas hasil program magang ini juga menjadi salah satu syarat kelulusan mahasiswa setelah menyelesaikan masa magang di bangku perkuliahan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Program magang akan memudahkan mahasiswa untuk mendapatkan tema dan menggali lebih dalam permasalahan terkait akuntansi dan pengauditan di dunia nyata sebagai bahan penulisan tugas akhir. Di samping itu, program magang dapat menjadi batu loncatan dalam dunia karir karena pengalaman yang didapat akan menjadi bekal yang sangat berharga bagi mahasiswa dalam melanjutkan karirnya setelah terjun ke masyarakat.
1.2
WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN PROGRAM MAGANG Program magang dilaksanakan di Kantor Akuntan Publik (KAP) Aryanto,
Amir Jusuf, Mawar dan Saptoto (RSM AAJ Associates) yang berlokasi di Jakarta.
1 Universitas Indonesia Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
2
RSM AAJ Associates merupakan kantor akuntan publik yang berafiliasi dengan salah satu firma akuntansi internasional yakni RSM International. Program magang ini berlangsung selama empat bulan lebih sejak tanggal 2 Januari 2013 hingga tanggal 10 Mei 2013. Penempatan magang dilakukan di lini jasa Audit & Assurance khususnya Divisi Blue.
1.3
AKTIVITAS SELAMA PROGRAM MAGANG Selama program magang yang dilaksanakan di RSM AAJ Associates,
peserta magang ditempatkan di lini Audit & Assurance khususnya Divisi Blue. Intern atau peserta magang memiliki kesempatan untuk terjun langsung dan melakukan praktek pengauditan secara profesional di bawah bimbingan Junior Auditor, Senior Auditor, dan Manager In Charge. Selama empat bulan lebih program magang berjalan, telah dilakukan aktivitas audit atas laporan keuangan tahunan untuk tiga klien yang berbeda. Salah satu dari ketiga klien tersebut adalah PT PQR yang merupakan perusahaan BUMN dengan risiko audit cukup tinggi dan adanya fokus atas kepatuhan peraturan-peraturan dari Pemerintah serta Bapepam-LK. Sementara dua klien lainnya bukan merupakan perusahaan yang terdaftar di bursa efek . Berikut ini adalah kegiatan audit yang dilakukan selama program magang berlangsung: 1. General Audit per 31 Desember 2012 atas PT PQR PT PQR merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berfokus pada jasa keuangan khususnya penyaluran kredit dengan prinsip gadai dan fidusia. PT PQR memiliki kantor pusat di Jakarta dan kantor wilayah (kanwil), kantor cabang serta UPC (Unit Pembantu Cabang) dan CPS (Cabang Pembantu Syariah) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Audit laporan keuangan tahunan atas PT PQR telah berjalan sejak bulan Desember 2012. Kegiatan audit di Kantor Wilayah berfokus pada test of control dan test of detail atas akun kas dan setara kas, pendapatan usaha, persediaan, utang pajak, beban operasional, dan aset tetap. Kegiatan audit di Kantor Wilayah juga mencakup kunjungan ke penerima dana atau mitra atas
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
3
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT PQR. Sementara itu kegiatan audit di Kantor Cabang juga serupa dengan kegiatan audit di Kantor Wilayah hanya saja fokus audit yang lebih mendetail pada validasi data antara data akuntansi dengan data operasional. Dalam penugasan audit laporan keuangan PT PQR ini, intern bertanggungjawab untuk menangani working paper atas audit akun kas dan setara kas, beban dibayar di muka, pinjaman obligasi, pinjaman medium term notes (MTN), pinjaman dari pemerintah pusat, serta utang pajak. Untuk audit atas akun kas dan setara kas, intern melakukan cash opname atau pemeriksaan fisik atas kas, membuat rekonsiliasi kas, dan menyusun konfirmasi bank serta deposito. Kemudian intern juga membantu melakukan perhitungan amortisasi atas beban dibayar di muka dan melakukan rekapitulasi utang pajak. Intern juga membantu para junior auditor dan senior auditor dalam pemeriksaan fisik inventori dan barang jaminan milik Kantor Wilayah dan Cabang. Untuk pengauditan akun pinjaman obligasi, pinjaman Medium Term Notes (MTN) dan pinjaman dari pemerintah pusat, intern bertanggungjawab untuk melakukan penghitungan ulang dan pengecekan pencatatan serta dokumentasi. General Audit Engagement untuk PT PQR tidak hanya untuk menyusun dan menyajikan laporan keuangan serta opini auditor atas kewajaran laporan keuangan itu sendiri, tapi juga untuk membantuk PT PQR menyusun Laporan Keuangan PKBL, Laporan Keuangan anak perusahaan, Laporan Evaluasi Kinerja, dan Laporan Kepatuhan atas Peraturan dan Pengendalian Internal.
2. General Audit per 31 Desember 2012 atas PT ABC PT ABC merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa dan menyediakan jasa pelatihan sumber daya manusia kepada perusahaan maupun institusi yang membutuhkan. Jasa yang diberikan meliputi pelatihan komunikasi, pelatihan kepemimpinan, dan pelatihan lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian sumber daya manusia.
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
4
PT ABC merupakan franchise dari salah satu perusahaan pelatihan dan pengembangan diri yang berasal dari Amerika Serikat. PT ABC memiliki kantor pusat di Rawamangun, Jakarta dan memiliki dua kantor cabang masing-masing di Bandung dan Surabaya serta satu kantor pemasaran khusus di Medan. Kegiatan audit dilakukan sejak awal Maret 2013 dan dilakukan di kantor pusat Jakarta terlebih dahulu, lalu setelahnya dilakukan di kantor cabang Bandung dan Surabaya. Kegiatan audit atas laporan keuangan PT ABC per tanggal 31 Desember 2012 ini dilakukan untuk kepentingan Rapat Umum Pemegang Saham perusahaan. Dalam penugasan ini, penulis sebagai intern turut membantu menyusun rekapitulasi pajak kantor pusat dan vouching beban operasional kantor pusat. Selain itu intern juga membantu junior auditor dalam proses pengauditan
kantor
cabang Bandung dengan
membantu
audit
dan
mengerjakan working paper atas kas dan setara kas, aset tetap, modal, dan beban umum dan administrasi. Intern melakukan pemeriksaan fisik atas kas, rekonsiliasi kas, konfirmasi rekening bank dan deposito, konfirmasi modal, penghitungan ulang beban depresiasi aset tetap, dan vouching atas beban umum dan administrasi.
3. General Audit per 31 Desember 2012 atas PT DEF PT DEF merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perminyakan dan gas. Awalnya sejak berdiri di tahun 1996, PT DEF pernah menekuni sejumlah bidang bisnis hingga akhirnya di tahun 2001 PT DEF serius terjun ke dunia minyak dan gas bumi. Hal tersebut diawali dengan pengambil alihan perusahaan yang bergerak dalam kegiatan hilir migas berupa pengolahan gas alam menjadi Gas Alam Cair (Liquified Petroleum Gas/LPG) di Pangkalan Brandan. Setahun setelahnya yakni di tahun 2002, PT DEF kembali mengambil alih perusahaan migas lainnya yang bergerak di kegiatan hulu industri migas yaitu eksplorasi dan produksi migas. Kemudian di tahun 2003 PT DEF
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
5
mengambil alih salah satu perusahaan yang mengelola kegiatan hulu migas di lapangan lepas pantai Udang Natuna. Perusahaan ini merupakan mitra PT Pertamina EF dalam mekanisme kerja sama yang dikenal dengan sebutan Technical Assistance Contract (TAC). RSM AAJ Associates bertanggungjawab untuk melakukan kegiatan audit laporan keuangan tahunan atas PT DEF dan juga dua anak perusahaannya. Salah satu anak perusahaan tersebut belum melakukan kegiatan operasional selama tahun 2012 oleh karena itu kegiatan audit lebih difokuskan pada PT DEF sebagai holding company dan anak perusahaan dengan kegiatan operasional hulu migas yang berperan paling penting dalam keuangan PT DEF. Dalam
kegiatan
audit
anak
perusahaan
PT
DEF,
intern
bertanggungjawab untuk membantu senior auditor dalam mengaudit Cost Recovery, persediaan, beban operasional, kas dan setara kas, aset tetap, utang pajak, utang dan piutang usaha, transaksi pihak-pihak berelasi, kewajiban imbalan kerja, serta pendapatan operasional. Sementara itu kegiatan audit atas PT DEF sendiri sebagai holding company hampir serupa dengan kegiatan audit atas anak perusahaannya hanya saja tidak menekankan pada audit atas persediaan dan kewajiban imbalan kerja.
1.4
LATAR BELAKANG TEMA LAPORAN MAGANG Mangani (2009) menyatakan bahwa di dalam suatu sistem ekonomi, pasar
keuangan berperan penting untuk mengalirkan dana dari pihak yang memiliki dana berlebih kepada pihak yang membutuhkan dana. Dana tersebut kemudian mengalir baik secara langsung dari pemberi dana kepada peminjam dana atau pun secara tidak langsung melalui lembaga-lembaga perantara keuangan. Berdasarkan
sumber
dananya,
lembaga
perantara
keuangan
diklasifikasikan menjadi tiga kategori yakni lembaga penerima deposito, contractual saving institution, dan perantara investasi. Lembaga keuangan yang termasuk sebagai perantara investasi memperoleh dana dari warkat niaga (commercial paper) dan unit penyertaan untuk kemudian meminjamkannya
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
6
kepada nasabah atau konsumen. Perantara investasi terdiri atas perusahaan pembiayaan, reksa dana, dan reksa dana pasar uang. Berdasarkan jenis pembiayaannya, perusahaan pembiayaan dibagi menjadi perusahaan pembiayaan bisnis/komersial, perusahaan pembiayaan konsumen, dan perusahaan pembiayaan perdagangan.
Tabel 1.1 – Posisi Pembiayaan Menurut Jenis Posisi (dalam milyar Rupiah) KETERANGAN Desember 2010 Sewa
Guna
Desember 2011
Desember 2012
53.166,9
76.591,83
105.082,04
Anjak Piutang
2.295,5
3.914,72
5.147,57
Kartu Kredit
875,67
1,67
2,48
Pembiayaan
130.015,92
164.790,93
191.820,22
186.353.99
245.299,14
302.052,31
Usaha
Konsumen Total
Sumber: Publikasi Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI), Bank Indonesia, 2013
Dari segi pembiayaan yang disalurkan kepada masyarakat, porsi pembiayaan konsumen merupakan porsi terbesar dari portofolio piutang perusahaan pembiayaan yakni sebesar Rp 191,820 trilyun atau 63,51% dari total keseluruhan piutang pembiayaan di bulan Desember 2012. Kemudian disusul oleh pembiayaan sewa guna usaha sebesar Rp 105,082 trilyun, anjak piutang sebesar Rp 5,148 trilyun dan kartu kredit sebesar Rp 2,48 milyar. Dari Tabel 1.1 di atas, terlihat bahwa posisi pembiayaan konsumen memiliki tren yang meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini dikarenakan adanya ekspansi pelayanan untuk pembiayaan dan diversifikasi produk keuangan yang ditawarkan kepada masyarakat.
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
7
PT PQR merupakan salah satu perusahaan pembiayaan konsumen milik pemerintah Indonesia dan telah menjadi sumber pendanaan alternatif selain bank yang banyak diminati dan dimanfaatkan oleh masyarakat dan pengusaha golongan kecil dan menengah. Penulis memilih PT PQR sebagai bahan penulisan laporan magang karena PT PQR memiliki karakteristik bisnis yang unik sebagai satu-satunya perusahaan pembiayaan konsumen milik pemerintah dengan prinsip gadai dan fidusia. Meski kini kompetisi di dalam industri pembiayaan konsumen terbilang cukup ketat karena pada akhirnya banyak bank komersial dan perusahaan manufaktur yang juga turut bersaing menyediakan pembiayaan konsumen, perusahaan pembiayaan konsumen tetap memiliki pangsa pasar yang signifikan karena perusahaan ini pada umumnya bersedia memberikan pinjaman kepada konsumen dengan beragam kemudahan yang tidak disediakan oleh bank dan lembaga keuangan lainnya. Pokok pembahasan laporan magang yang dipilih hanya mencakup pengauditan liabilitas keuangan PT PQR khususnya pinjaman obligasi, pinjaman dari pemerintah pusat atau Surat Utang Pemerintah (SUP), dan pinjaman Medium Term Notes (MTN). Pembahasan difokuskan pada ketiga liabilitas keuangan tersebut karena ketiganya merupakan bagian dari sumber pendanaan utama yang dimiliki oleh PT PQR. Prosedur audit atas liabilitas keuangan menjadi topik yang menarik untuk dibahas karena liabilitas keuangan memiliki aspek-aspek penting yang khas dan perlu diperhatikan oleh auditor. Aspek pertama yang mempengaruhi pencatatan dan penyusunan laporan keuangan adalah pengakuan liabilitas keuangan. Suatu transaksi atau kejadian boleh diakui hanya jika menimbulkan kewajiban masa kini dan penyelesaian di masa mendatang yang harus dipenuhi dan dipicu oleh transaksi yang sebelumnya telah terjadi. Setelah itu aspek kedua yang penting untuk diperhatikan juga adalah pengukuran liabilitas keuangan. Hal ini penting karena pada awal pengakuan, liabilitas keuangan diukur pada nilai wajarnya namun untuk seterusnya akan diukur pada biaya perolehan diamortisasi (amortized cost) dan dengan
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
8
menggunakan metode suku bunga efektif yang akan mempengaruhi nilai dan perhitungan beban bungaatas liabilitas keuangan tersebut. Aspek penting lainnya adalah bagaimana liabilitas keuangan telah disajikan dan diungkapkan secara wajar dalam laporan keuangan. Dalam hal ini pengakuan awal dan penghentian pengakuan liabilitas keuangan harus diperhatikan sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan itu sendiri. Prosedur audit yang efektif dan efisien dengan tetap memperhatikan tujuan audit, Standar Profesional Akuntan Publik, dan standar akuntansi keuangan yang berlaku umum (PSAK No. 50 dan PSAK No. 55 untuk instrumen keuangan) diperlukan bagi auditor untuk mendapatkan keyakinan memadai bahwa pencatatan nilai liabilitas keuangan perusahaan telah memperhatikan dan mempertimbangkan aspek-aspek penting tersebut. Hal ini membuat proses dan prosedur pengauditan atas liabilitas keuangan PT PQR menarik untuk dibahas lebih lanjut.
1.5
RUANG LINGKUP PENULISAN LAPORAN MAGANG Ruang lingkup pembahasan di dalam laporan ini terbatas pada analisa
penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan pelaksanaan prosedur audit atas liabilitas keuangan PT PQR untuk kepentingan pelaporan keuangan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012. Liabilitas keuangan milik PT PQR yang menjadi pokok pembahasan laporan ini terdiri dari pinjaman obligasi, pinjaman dari pemerintah atau Surat Utang Pemerintah (SUP), dan pinjaman Medium Term Notes. Pembahasan dari segi pengauditan akan fokus pada pelaksanaan prosedur audit dan temuan-temuan yang terkait dengan akunakun liabilitas keuangan PT PQR tersebut. Analisa atas pengauditan PT PQR dilakukan secara runut sesuai RSM Audit Methodology yang digunakan sebagai pedoman pengauditan oleh RSM AAJ Associates. Pengauditan dimulai dengan proses penerimaan dan peninjauan kembali atas klien hingga fase terakhir yakni penyelesaian audit dan penerbitan laporan audit.
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
9
1.6
TUJUAN PEMBAHASAN Analisa audit atas akun liabilitas keuangan PT PQR bertujuan untuk: 1. Membahas perlakuan akuntansi atas akun liabilitas keuangan PT PQR dari segi Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia. 2. Membahas kesesuaian prosedur audit atas liabilitas keuangan PT PQR khususnya pinjaman obligasi, pinjaman SUP, dan pinjaman Medium Term Notes (MTN), dengan teori pengauditan pada umumnya. Oleh karena itu laporan magang ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
bahan pembelajaran dan tambahan informasi bagi pembaca yang ingin mengetahui informasi terkait pengauditan atas liabilitas keuangan bagi perusahaan yang bergerak di bidang pembiayaan konsumen dengan prinsip gadai dan fidusia.
1.7
SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN MAGANG Laporan magang ini terdiri dari lima bab dan lampiran yang terkait dengan
pembahasan laporan magang ini, dengan rincian sebagai berikut: 1. Bab 1 Pendahuluan Bab ini berisi tentang latar belakang pelaksanaan program magang, waktu dan tempat pelaksanaan program magang, aktivitas selama program magang, latar belakang tema laporan magang, ruang lingkup penulisan laporan magang, tujuan pembahasan, dan sistematika penulisan laporan magang. 2. Bab 2 Landasan Teori Bab ini berisi konsep dan teori mengenai akuntansi, pengauditan, dan teori lainnya yang terkait dengan tema penulisan laporan magang ini. 3. Bab 3 Profil Tempat Magang dan Perusahaan Bab ini berisi profil RSM AAJ Associates – KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar, dan Saptoto sebagai tempat pelaksanaan program magang dan profil PT PQR yang merupakan klien dari RSM AAJ Associates serta perusahaan yang menjadi inti pembahasan laporan ini.
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
10
4. Bab 4 Pembahasan Bab ini menjabarkan analisa dan pembahasan kegiatan dan prosedur audit yang dilakukan oleh RSM AAJ Associates. Bab ini juga membahas perbandingan teori dan konsep di Bab 2 dengan praktek audit yang sesungguhnya, serta temuan-temuan apa saja yang didapat dari kegiatan audit tersebut. 5. Bab 5 Penutup Bab ini berisi kesimpulan dari keseluruhan laporan magang ini dan saran untuk RSM AAJ Associates – KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar, dan Saptoto serta PT PQR.
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
LIABILITAS
2.1.1
Definisi Liabilitas Berdasarkan PSAK No. 50 (Revisi 2010) tentang “Instrumen Keuangan:
Penyajian”, liabilitas keuangan adalah setiap liabilitas yang berupa: 1. Kewajiban kontraktual: a. Untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lainnya kepada perusahaan lain b. Untuk mempertukarkan aset atau liabilitas keuangan dengan perusahaan lain dimana perusahaan tidak diuntungkan dari peristiwa pertukaran tersebut 2. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrumen ekuitas yang diterbitkan perusahaan dan merupakan: a. Nonderivatif di mana entitas harus atau berpotensi diwajibkan menyerahkan
sejumlah
instrumen
ekuitas
yang
diterbitkan
perusahaan b. Derivatif yang akan atau berpotensi diselesaikan selain dengan pertukaran kas atau aset keuangan lain dengan sejumlah instrumen ekuitas yang diterbitkan perusahaan. Contoh liabilitas keuangan yang mencerminkan kewajiban kontraktual untuk menyerahkan sejumlah kas di masa depan adalah utang dagang, wesel bayar, pinjaman diterima, dan utang obligasi. Sedangkan liabilitas keuangan dengan kewajiban kontraktual untuk menyerahkan aset keuangan selain kas. Contohnya adalah wesel bayar atas obligasi pemerintah dimana pemegang wesel bayar berhak menerima obligasi pemerintah dan bukannya kas. PSAK No. 50 (Revisi 2010) juga menjelaskan bahwa instrumen utang perpetual memberikan hak kontraktual kepada pemegangnya untuk menerima pembayaran bunga setiap tanggal tertentu dan juga dapat diperpanjang.
11 Universitas Indonesia Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
12
2.1.2
Penyajian Liabilitas Suatu peristiwa atau transaksi dikategorikan sebagai liabilitas jika
memiliki tiga karakteristik berikut ini: 1. Merupakan kewajiban masa kini yang membutuhkan adanya penyelesaian dengan pertukaran atau penggunaan kas, barang, atau jasa di masa depan. 2. Merupakan kewajiban yang harus dipenuhi. 3. Transaksi atau peristiwa lainnya yang memicu munculnya kewajiban tersebut telah terjadi. Liabilitas terdiri dari dua kategori yakni: 1. Liabilitas lancar. Merupakan kewajiban yang proses likuidasi atau penyelesaiannya diekspektasi memerlukan aset lancar perusahaan atau menimbulkan adanya liabilitas lancar lainnya. Contoh liabilitas lancar adalah utang usaha, wesel bayar, utang jangka panjang yang jatuh tempo di periode sekarang, utang dividen, uang muka dan deposito, utang pajak penghasilan, dan lain sebagainya. 2. Liabilitas jangka panjang. Merupakan kewajiban jangka panjang yang menimbulkan adanya pengorbanan manfaat ekonomi di masa mendatang dan sifatnya tidak terhutang dalam satu tahun operasional perusahaan. Contoh liabilitas jangka panjang adalah utang obligasi, wesel bayar jangka panjang, kewajiban imbalan kerja, dan utang sewa.
2.1.3
Pengakuan dan Pengukuran Liabilitas Kieso, Weygandt, dan Warfield (2011) menyatakan bahwa liabilitas
membutuhkan adanya pengeluaran sumber daya perusahaan baik berupa aset keuangan ataupun jasa, oleh karena itu poin terpenting dalam pengakuan dan pengukuran liabilitas adalah tanggal di mana transaksi liabilitas itu menjadi terhutang bagi perusahaan. Menurut PSAK No. 55 “Instrumen Keuangan – Pengakuan dan Pengukuran”, entitas mengukur liabilitas keuangan pada nilai wajarnya saat pengakuan awal liabilitas keuangan tersebut. Namun untuk seterusnya perusahaan
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
13
harus mengukur liabilitas keuangan pada biaya perolehan diamortisasi (amortized cost) dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Konsep tersebut wajib diaplikasikan untuk seluruh liabilitas keuangan kecuali untuk: 1. Liabilitas derivatif yang terkait dengan instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal maka nilainya harus diukur pada biaya perolehan. 2. Liabilitas keuangan yang timbul ketika transfer aset keuangan tidak memenuhi syarat penghentian pengakuan aset keuangan atau pencatatan transfer tersebut menggunakan pendekatan keterlibatan berkelanjutan. 3. Kontrak jaminan keuangan. 4. Komitmen untuk menyediakan pinjaman di bawah suku bunga pasar.
2.2
PENGAUDITAN
2.2.1
Definisi Pengauditan Menurut Arens et al (2009), pengauditan adalah proses akumulasi dan
evaluasi bukti-bukti dan informasi untuk menentukan dan melaporkannya. Untuk melakukan kegiatan audit, auditor harus membutuhkan informasi yang andal dan kriteria standar untuk mengevaluasi informasi tersebut. Proses pengauditan berbeda dengan akuntansi dimana akuntansi merupakan kegiatan pencatatan, pengklasifikasian, dan pelaporan peristiwa-peristiwa ekonomi secara logis untuk menyediakan informasi keuangan dalam proses pembuatan keputusan. Sedangkan dalam proses pengauditan, auditor fokus pada penentuan apakah informasi yang telah dicatat memang telah sesuai merepresentasikan peristiwa ekonomi yang terjadi selama periode pembukuan tersebut. Selain itu auditor juga harus memahami dan memiliki pengetahuan mendalam atas akumulasi dan interpretasi bukti audit yang didapat dari informasi keuangan tersebut. Standar Auditing (SA) Seksi 110 menjabarkan tujuan dari kegiatan audit atas laporan keuangan adalah untuk memungkinkan auditor menyatakan pendapat atas kewajaran laporan keuangan yang diaudit, dalam semua hal yang material, dan apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
14
Hayes (2005) menyatakan bahwa audit merupakan suatu kegiatan dengan pendekatan yang sistematis. Kegiatan audit yang efektif pasti didasarkan pada suatu rencana audit (audit plan) yang terstruktur dan terdokumentasi dengan rapi. Audit juga harus dilaksanakan secara objektif, independen, dan memerlukan suatu evaluasi dan pengujian bukti yang andal.
2.2.2
Jenis-jenis Audit Arens et al (2009) membagi jenis-jenis audit ke dalam tiga kategori yakni:
1. Audit operasional (operational audit) Kegiatan audit operasional bertujuan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas prosedur dan metode operasional suatu bagian atau proses dalam organisasi. Audit operasional tidak hanya mengkaji dari segi akuntansi saja namun dapat juga mengkaji struktur organisasi, sistem informasi yang digunakan, hingga metode produksi dan pemasaran. Audit operasional dianggap lebih sulit dilakukan dibandingkan dengan audit kepatuhan atau audit laporan keuangan karena banyaknya bidang-bidang yang dapat dikaji dengan audit operasional sementara tidak ada standar baku dalam pelaksanaan audit operasional itu sendiri. Kriteria untuk mengevaluasi informasi dalam proses audit operasional juga umumnya cenderung subjektif. Oleh karena itu audit operasional lebih dianggap sebagai konsultan manajemen dibandingkan auditor.
2. Audit kepatuhan (compliance audit) Audit kepatuhan bertujuan untuk menentukan apakah entitas yang diaudit telah memenuhi suatu prosedur atau pun peraturan tertentu yang telah ditentukan oleh pihak berwenang. Hasil dari audit kepatuhan umumnya hanya dilaporkan kepada manajemen karena manajemen lah yang berwenang dan bertanggungjawab dalam seberapa jauh pelaksanaan prosedur dan peraturan oleh entitas.
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
15
3. Audit laporan keuangan (financial statement audit) Audit laporan keuangan dilakukan untuk menentukan apakah suatu laporan keuangan telah disajikan dengan wajar dan sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Kriteria tersebut dapat berupa kerangka pelaporan keuangan dan prinsip akuntansi yang berlaku umum (Standar Akuntansi Keuangan). Hasil atas audit laporan keuangan ini adalah laporan keuangan yang telah diaudit dan dapat dipergunakan untuk kepentingan pembuatan keputusan internal entitas dan untuk kepentingan para pemangku kepentingan lainnya. Audit laporan keuangan menjadi penting dan merupakan suatu kewajiban bagi emiten dan perusahaan publik di Indonesia. Berdasarkan Peraturan BAPEPAM Nomor X.K.2 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala, perusahaan harus menyampaikan laporan keuangan tahunan yang disertai dengan laporan akuntan publik dengan opini audit kepada BAPEPAM.
2.2.3
Asersi Manajemen Menurut Arens et al, (2009), asersi manajemen adalah pernyataan
manajemen atas klasifikasi transaksi dan akun-akun yang terkait serta pengungkapannya dalam laporan keuangan. Asersi manajemen terkait langsung dengan kerangka pelaporan keuangan karena asersi manajemen merupakan kriteria yang digunakan oleh manajemen dalam mencatat dan mengungkapkan informasi dalam laporan keuangan. Asersi manajemen terbagi ke dalam tiga kategori yakni asersi manajemen terkait dengan klasifikasi transaksi dan peristiwa untuk periode yang diaudit, asersi manajemen terkait saldo akhir akun, dan asersi manajemen terkait penyajian dan pengungkapan.
2.2.3.1 Asersi Manajemen Terkait Klasifikasi Transaksi dan Peristiwa Menurut Arens et al., (2009), asersi manajemen tentang klasifikasi transaksi dan peristiwa yang terjadi selama periode yang diaudit terdiri atas: 1. Keterjadian (occurrence) Asersi ini mengenai apakah transaksi yang termasuk ke dalam laporan keuangan memang benar-benar terjadi selama periode akuntansi terkait.
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
16
2. Kelengkapan (completeness) Asersi ini mengenai apakah semua transaksi yang memang seharusnya termasuk ke dalam laporan keuangan telah diperhitungkan dalam pelaporan. 3. Akurasi (accuracy) Asersi akurasi mengenai apakah transaksi telah dicatat pada jumlah yang sebenarnya.
Asersi
ini
menekankan
pentingnya
pencatatan
dan
perhitungan jumlah yang benar. 4. Klasifikasi (classification). Asersi klasifikasi mengenai apakah transaksi dicatat pada akun yang sesuai. Misalnya beban gaji pegawai administrasi dicatat pada beban umum dan bukan dicatat ke dalam harga pokok penjualan. 5. Pisah batas (cutoff) Asersi ini mengenai apakah transaksi dicatat pada periode akuntansi yang sesuai. Contohnya transaksi penjualan dengan pengiriman barang pada bulan Januari tahun berikutnya tidak dicatat pada bulan Desember.
2.2.3.2 Asersi Manajemen Terkait Saldo Menurut Arens et al., (2009), asersi manajemen tentang saldo akun pada akhir periode terdiri atas: 1. Keberadaan (existence) Asersi ini mengenai apakah aset, liabilitas, dan ekuitas yang disajikan dalam laporan posisi keuangan memang benar ada pada saat tanggal penyajian laporan posisi keuangan tersebut. 2. Kelengkapan (completeness) Asersi kelengkapan mengenai apakah semua akun dan jumlahnya yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan memang telah disajikan secara keseluruhan. 3. Penilaian dan alokasi (valuation and allocation) Asersi ini mengenai apakah akun aset, liabilitas, dan ekuitas yang disajikan dalam laporan keuangan telah disajikan dalam jumlah yang tepat,
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
17
termasuk dengan seluruh penyesuaian penilaian yang menunjukkan nilai aset secara net realizable value. 4. Hak dan kewajiban (rights and obligation) Asersi ini menunjukkan apakah aset yang dilaporkan memang berhak dimiliki oleh entitas dan apakah liabilitas memang merupakan kewajiban entitas pada saat tanggal pelaporan.
2.2.3.3 Asersi Manajemen Terkait Penyajian dan Pengungkapan Menurut Arens et al., (2009), asersi manajemen tentang penyajian dan pengungkapan informasi keuangan dalam laporan terdiri atas: 1. Keterjadian, hak dan kewajiban (occurrence and rights and obligation) Asersi ini menunjukkan apakah peristiwa-peristiwa ekonomi yang diungkapkan telah terjadi dan menunjukkan hak atau pun kewajiban entitas. 2. Kelengkapan (completeness) Asersi ini mengenai apakah semua pengungkapan yang diperlukan telah disajikan dalam laporan keuangan. Contohnya semua transaksi material dan dalam jumlah signifikan dengan pihak-pihak berelasi telah diungkapkan dalam laporan keuangan. 3. Akurasi dan penilaian (accuracy and valuation) Asersi ini mengenai apakah informasi keuangan telah diungkapkan secara wajar dan dalam nilai yang sesuai dan sesungguhnya. Asersi ini menekankan pencatatan akuntansi yang akurat dan penilaian yang wajar dan sesuai. 4. Klasifikasi dan dapat dipahami (classification and understandability) Asersi ini mengenai apakah nilai-nilai dalam laporan keuangan telah diklasifikasikan dengan sesuai dan catatan atas laporan keuangan. Asersi ini juga menunjukkan deskripsi saldo akun dan pengungkapan yang terkait atas akun tersebut dapat dipahami oleh pembaca.
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
18
2.2.4
Tujuan Pengauditan Tujuan pengauditan terbagi ke dalam tiga kategori yakni tujuan audit
terkait transaksi, tujuan audit terkait dengan saldo, dan tujuan audit terkait dengan penyajian dan pengungkapan (Arens et al., 2009).
2.2.4.1 Tujuan Audit terkait Transaksi Menurut Arens et al., (2009), berikut ini adalah tujuan audit terkait dengan transaksi: 1. Keterjadian (occurrence) Audit bertujuan untuk memberikan keyakinan memadai bagi auditor bahwa transaksi yang dicatat memang benar-benar terjadi. Tujuan ini merupakan perimbangan terhadap asersi manajemen atas keterjadian transaksi. 2. Kelengkapan (completeness) Audit bertujuan untuk memberikan keyakinan memadai bagi auditor bahwa semua transaksi yang seharusnya dicatat dan dijurnal telah benarbenar dicatat dan dijurnal. Tujuan ini merupakan perimbangan asersi manajemen atas kelengkapan transaksi. Kelengkapan berbeda dengan keterjadian, keterjadian berkaitan dengan adanya potensi kelebihan pencatatan sedangkan kelengkapan berkaitan dengan transaksi yang belum dicatat. 3. Akurasi (accuracy) Audit bertujuan untuk memberikan keyakinan memadai bagi auditor bahwa keakuratan informasi atas transaksi akuntansi dan merupakan bagian dari asersi manajemen atas akurasi. 4. Pencatatan dan penjurnalan (posting and summarization) Audit bertujuan untuk memberikan keyakinan memadai bagi auditor bahwa akurasi transfer informasi dari transaksi yang dicatat dalam jurnal ke jurnal subsidiari dan buku besar. Tujuan ini merupakan bagian dari asersi akurasi.
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
19
5. Klasifikasi (classification) Audit bertujuan untuk memberikan keyakinan memadai bagi auditor bahwa transaksi telah dicatat dalam akun yang sesuai dan tujuan audit ini merupakan perimbangan aseri manajemen atas klasifikasi. 6. Waktu (timing) Audit bertujuan untuk memberikan keyakinan memadai bagi auditor bahwa asersi manajemen atas pisah batas (cutoff). Kesalahan waktu akan muncul jika transaksi dicatat bukan pada hari transaksi tersebut terjadi.
2.2.4.2 Tujuan Audit terkait Saldo Menurut Arens et al., (2009), berikut ini adalah tujuan audit terkait dengan saldo: 1. Keberadaan (existence) Audit bertujuan untuk memberikan keyakinan memadai bagi auditor bahwa jumlah yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan memang telah disajikan dengan sesuai. Tujuan audit ini merupakan perimbangan asersi manajemen atas keberadaan saldo akun. 2. Kelengkapan (completeness) Audit bertujuan untuk memberikan keyakinan memadai bagi auditor bahwa semua jumlah yang seharusnya dicatat dan disajikan memang telah dicatat dan disajikan. Tujuan ini merupakan perimbangan asersi manajemen atas kelengkapan saldo akun. Tujuan audit keberadaan berbeda dengan tujuan audit kelengkapan, tujuan audit keberadaan berhubungan dengan adanya potensi kelebihan catat sementara tujuan audit kelengkapan berhubungan dengan adanya nilai yang tidak tercatat (kurang catat). 3. Akurasi (accuracy) Audit bertujuan untuk memberikan keyakinan memadai bagi auditor bahwa nilai yang disajikan adalah nilai yang tepat. Tujuan audit ini merupakan bagian dari asersi manajemen atas penilaian dan alokasi. 4. Klasifikasi (classification) Audit bertujuan untuk memberikan keyakinan memadai bagi auditor bahwa transaksi yang termasuk ke dalam daftar yang dibuat klien telah
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
20
dimasukkan atau dijurnal ke dalam akun buku besar yang sesuai. Tujuan klasifikasi ini terkait dengan bagaimana akun buku besar disajikan dan diungkapkan secara wajar dalam laporan keuangan. 5. Pisah batas (cutoff) Audit bertujuan untuk memberikan keyakinan memadai bagi auditor bahwa transaksi telah dicatat dan disajikan pada periode yang sesuai. Tujuan audit ini penting karena seringkali terjadi potensi salah saji pencatatan transaksi yang terjadi di akhir periode tutup buku. 6. Kesesuaian detail (detail tie-in) Audit bertujuan untuk memberikan keyakinan memadai bagi auditor bahwa detail data yang mendukung nilai saldo akun di laporan keuangan telah disajikan dengan benar dan sesuai dengan nilai yang tercantum di buku besar. 7. Nilai realisasi (realizable value) Audit bertujuan untuk memberikan keyakinan memadai bagi auditor bahwa saldo akun telah dikurangi dengan penurunan nilai biaya perolehan menjadi nilai realisasi atau nilai pasar yang sesuai untuk perlakuan akun tersebut. Tujuan audit ini hanya berlaku untuk akun-akun aset dan merupakan bagian dari asersi valuasi dan alokasi untuk saldo akun. 8. Hak dan kewajiban (rights and obligation) Tujuan audit ini merupakan perimbangan untuk asersi manajemen atas hak dan kewajiban dari saldo akun yang disajikan. Auditor harus memastikan bahwa aset yang disajikan dalam laporan keuangan memang benar-benar merupakan hak perusahaan, begitu juga dengan liabilitas yang disajikan dalam laporan keuangan memang benar merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh perusahaan.
2.2.4.3 Tujuan Audit terkait Penyajian dan Pengungkapan Tujuan audit terkait dengan penyajian dan pengungkapan serupa dengan asersi manajemen atas penyajian dan pengungkapan (Arens et al., 2009). Tujuan audit terkait dengan penyajian dan pengungkapan terdiri atas keterjadian dan hak serta kewajiban (occurrence and rights and obligations), kelengkapan
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
21
(completeness), akurasi dan valuasi (accuracy and valuation), serta klasifikasi dan dapat dipahami (classification and understandability).
2.2.5
Materialitas Materialitas merupakan suatu pertimbangan penting bagi auditor dalam
menentukan opini atas laporan keuangan yang akan diterbitkan (Arens et al., 2009). Menurut Hayes (2005), suatu informasi dapat dikatakan material bila penghapusan atau salah saji atas informasi tersebut dapat mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pengguna laporan keuangan. Dengan konsep materialitas tersebut auditor diharapkan dapat memperoleh keyakinan memadai bahwa adanya salah saji material dapat teridentifikasi. SA Seksi 312: “Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit” menyatakan bahwa suatu laporan keuangan dianggap mengandung salah saji material bila laporan keuangan tersebut mengandung salah saji yang dampaknya cukup signifikan sehingga laporan keuangan tersebut tidak disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Arens et al., (2009) menjabarkan lima tahap penerapan konsep materialitas dalam pengauditan sebagai berikut: 1. Menentukan penilaian awal atas materialitas (set preliminary judgment about materiality). 2. Mengalokasikan penilaian awal atas materialitas ke dalam segmen-segmen (allocate preliminary judgment about materiality to segments). 3. Mengestimasi total salah saji dalam segmen (estimate total misstatement in segments). 4. Mengestimasi kombinasi nilai salah saji (estimate the combined misstatement). 5. Membandingkan kombinasi nilai salah saji dengan penilaian awal atau penilaian materialitas yang telah direvisi sebelumnya (compare combined estimate with preliminary or revised judgment about materiality).
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
22
2.2.6
Bukti Audit untuk Pengauditan Liabilitas Keuangan Arens et al., (2009) menyatakan bahwa bukti audit merupakan segala
informasi yang digunakan oleh auditor untuk menentukan apakah informasi yang diaudit memang telah disajikan sesuai dengan kriteria. Bukti-bukti yang digunakan oleh auditor memiliki beragam bentuk, mulai dari bukti yang didapat sendiri oleh auditor, dari pihak ketiga, dan dari klien. Suatu bukti audit harus relevan dengan tujuan audit tersebut. Bukti audit juga harus andal dan dapat memberikan keyakinan memadai bagi auditor bahwa laporan keuangan tersebut telah disajikan secara wajar. Berikut ini adalah macam-macam bukti audit yang diperlukan dalam pengauditan liabilitas keuangan sesuai dengan tujuan auditnya: 1. Konfirmasi (confirmation) Konfirmasi merupakan respon tertulis secara langsung dari pihak ketiga independen yang memverifikasi keakuratan informasi yang diminta oleh auditor. Konfirmasi ini dibuat untuk klien dan nantinya klien akan meminta pihak ketiga yang terkait untuk meresponnya secara langsung kepada auditor. Untuk proses audit liabilitas keuangan diperlukan konfirmasi dari bank atau pihak ketiga pemberi pinjaman sebagai bukti audit untuk memenuhi tujuan audit kelengkapan (completeness) dan keberadaan (existence). 2. Dokumentasi (documentation) Yang dimaksud dengan dokumentasi adalah pemeriksaan yang dilakukan auditor atas dokumen dan pencatatan klien untuk meyakinkan bahwa informasi substansial telah tercatat dan disajikan dalam laporan keuangan. Auditor bisa memperoleh bukti audit ini dari dokumen internal organisasi dan dokumen eksternal yang dimiliki oleh pihak ketiga yang bersangkutan seperti tagihan dan polis asuransi. Untuk proses audit liabilitas keuangan, auditor dapat memperoleh bukti ini dari dokumentasi yang terkait dengan pencatatan, penambahan, atau pun pengurangan liabilitas keuangan dan bunga pinjamannya. Bukti audit ini diperlukan untuk memenuhi tujuan audit kelengkapan (completeness), keberadaan (existence), dan hak serta kewajiban (rights and obligation).
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
23
3. Prosedur analitis (analytical procedures) Auditor melakukan prosedur analitis dengan membandingkan dan melihat hubungan antar akun untuk menimbang apakah saldo akun atau informasi terkait telah disajikan secara wajar dan sesuai dengan kriteria. Prosedur analitis dapat membantu auditor melihat perubahan signifikan dari liabilitas keuangan perusahaan dan seringkali dipergunakan selama fase perencanaan dan penyelesaian audit. Prosedur analitis ini dibutuhkan sebagai bukti audit
untuk memenuhi tujuan audit
kelengkapan
(completeness) dan akurasi (accuracy). 4. Wawancara dengan klien (inquiries of the client) Auditor dapat memperoleh bukti audit yang andal dari hasil wawancara dengan klien baik secara tertulis maupun lisan. Wawancara ini diperlukan ketika auditor menemukan adanya perubahan signifikan dalam liabilitas keuangan perusahaan, adanya kejanggalan dalam pencatatannya atau pun penyajiannya. Bukti audit ini dibutuhkan untuk memenuhi tujuan audit kelengkapan (completeness), akurasi (accuracy), dan juga untuk memenuhi tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan khususnya klasifikasi dan dapat dipahami (classification and understandability). 5. Perhitungan ulang/rekalkulasi (recalculation) Auditor melakukan penghitungan ulang atas sampel data yang dipilih dan membandingkannya dengan perhitungan yang dilakukan oleh klien. Perhitungan ulang ini diperlukan khususnya untuk mendapatkan keyakinan memadai atas kewajaran nilai liabilitas keuangan perusahaan dan nilai bunga pinjaman yang dibebankan untuk periode bersangkutan. Penghitungan ulang ini diperlukan sebagai bukti untuk memenuhi tujuan audit akurasi (accuracy).
2.2.7
Pengauditan untuk Liabilitas Keuangan Arens et al., (2009) menjabarkan bahwa proses pengauditan laporan
keuangan terbagi ke dalam empat fase. Keempat fase tersebut adalah sebagai berikut:
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
24
1. Fase I – Perencanaan dan desain pendekatan audit. Sebelum melaksanakan audit, auditor harus membuat perencanaan dan desain audit yang sistematis, efektif, dan efisien sehingga pelaksanaan audit nantinya tidak memakan waktu dan biaya yang cukup signifikan. Terdapat tiga aspek penting dalam melakukan perencanaan dan desain pendekatan audit yaitu sebagai berikut: a. Memperoleh pemahaman atas entitas yang diaudit dan lingkungan bisnisnya. Aspek ini penting bagi auditor untuk menilai adanya risiko salah
saji
material
pada
laporan
keuangan
dan
untuk
menginterpretasikan informasi yang diperoleh selama pelaksanaan audit. b. Memahami pengendalian internal dan menilai risiko pengendalian. Aspek ini penting karena jika auditor menilai bahwa klien memiliki pengendalian internal yang efektif dalam kegiatan operasional dan akuntansinya maka risiko salah saji laporan keuangan dapat berkurang. Jumlah akumulasi bukti audit yang diperlukan juga lebih sedikit bila dibandingkan dengan ketika pengendalian internal klien tidak efektif. c. Menilai risiko salah saji material. Auditor dapat menggunakan pemahamannya
atas
industri,
strategi
bisnis,
dan
efektivitas
pengendalian internal klien untuk menilai besarnya risiko salah saji material dalam laporan keuangan.
2. Fase II – Pelaksanaan pengujian pengendalian (test of controls) dan pengujian substantif atas transaksi (substantive tests of transactions). Prosedur uji pengendalian (test of controls) dilakukan untuk menguji efektivitas sistem pengendalian yang dimiliki klien dan mendapatkan bukti yang valid dan memadai atas kondisi pengendalian internal klien terkait dengan liabilitas keuangan perusahaan. Pada fase ini juga dilakukan uji substantif atas transaksi (substantive tests of transactions) yang bertujuan untuk menguji dan mengevaluasi pencatatan liabilitas keuangan yang dilakukan oleh klien dengan melakukan verifikasi nilai moneter dari transaksi tersebut.
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
25
Pengujian pengendalian internal dan pengujian substantif atas transaksi liabilitas keuangan dilakukan dengan: a. Mengecek otorisasi atas penerbitan liabilitas keuangan baru. b. Melakukan pemeriksaan atas pengendalian yang memadai untuk pembayaran pokok dan beban bunga liabilitas keuangan. c. Mengecek pencatatan dan dokumentasi atas liabilitas keuangan. d. Mengecek verifikasi berkala yang dilakukan oleh pihak independen.
3. Fase III – Pelaksanaan prosedur analitis (analytical procedures) dan pengujian detail saldo (test of details of balances).
Tabel 2.1 – Tujuan Audit Terkait Saldo dan Prosedur Pengujian Rincian Saldo Tujuan Audit Terkait Saldo
Prosedur Pengujian Rincian Saldo
Liabilitas keuangan di skedul klien Hitung dan sesuaikan saldo liabilitas sesuai dengan master file liabilitas keuangan dan akru beban bunga. dalam sistem dan totalnya sesuai Lacak total ke buku besar dan saldo dengan buku besar (detail tie-in)
ke master file.
Liabilitas keuangan memang benar- Konfirmasi liabilitas keuangan. benar ada (existence)
Periksa
otorisasi
dan
persetujuan
untuk liabilitas keuangan. Liabilitas keuangan yang dimiliki Periksa pembayaran setelah periode telah dimasukkan ke dalam skedul berakhir untuk menentukan liabilitas perhitungan (completeness)
pada saat tanggal neraca. Mendapatkan konfirmasi dari bank dan rekonsiliasi bank.
Liabilitas keuangan dan akru bunga Konfirmasi liabilitas keuangan, suku dicatat dengan akurat (accuracy)
bunga,
dan
tanggal
pembayaran
bunga. Hitung ulang akru beban bunga.
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
26
Tujuan Audit terkait Saldo Liabilitas
keuangan
diklasifikasikan
Prosedur Pengujian Rincian Saldo
telah Periksa tanggal jatuh tempo pada
dengan
sesuai perjanjian liabilitas keuangan untuk
(classification)
menentukan porsi liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang. Mengkaji
ulang
apakah
terdapat
liabilitas kepada pihak-pihak berelasi. Liabilitas
keuangan
dicatat
pada Periksa
periode yang sesuai (cutoff)
dokumen
menentukan keuangan
terkait
apakah memang
untuk liabilitas
berlaku
pada
tanggal atau sebelum tanggal neraca. Perusahaan memiliki kewajiban untuk Periksa membayar
liabilitas
dokumen
keuangan menentukan
(obligations)
mempunyai
terkait
apakah
untuk
perusahaan
kewajiban
untuk
membayar. Sumber: Arens et al., (2009) – telah diolah kembali
Pada fase ini auditor akan menggunakan prosedur analitis dengan melakukan perbandingan dan hubungan antar informasi keuangan untuk menilai apakah saldo liabilitas keuangan telah disajikan secara wajar. Dari prosedur analitis, auditor dapat memprediksi beban bunga atas liabilitas keuangan dan memperoleh keyakinan atas kewajaran penyajian saldo beban bunga liabilitas keuangan dalam laporan keuangan perusahaan. Auditor juga melakukan prosedur uji rincian saldo (tests of details of balance) sesuai dengan masing-masing tujuan audit atas saldo yang terkait untuk menguji apakah ada salah saji moneter atas saldo liabilitas keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan.
4. Fase IV – Penyelesaian audit dan penerbitan laporan audit. Di dalam fase terakhir ini, semua informasi yang didapat selama pelaksanaan audit akan dirangkum untuk mencapai suatu kesimpulan apakah
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
27
laporan keuangan klien telah disajikan dengan wajar. Setelah laporan keuangan yang diaudit telah mencapai proses finalisasi, maka auditor harus menerbitkan pendapat auditor atas laporan keuangan klien.
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
BAB III PROFIL TEMPAT MAGANG DAN PERUSAHAAN
3.1
Profil Kantor Akuntan Publik (KAP) Aryanto, Amir Jusuf, Mawar, & Saptoto (RSM AAJ Associates)
3.1.1 Gambaran Umum RSM AAJ Associates RSM AAJ Associates merupakan salah satu kantor akuntan publik terkemuka di Indonesia yang berkantor pusat di Jakarta dan memiliki cabang di Surabaya. Pertama kali berdiri pada tahun 1985 oleh Amir Abadi Jusuf dan bergerak di bidang jasa dengan menyediakan berbagai layanan mulai dari jasa audit dan konsultan akuntansi profesional, hingga manajemen risiko, perpajakan, keuangan, dan teknologi informasi. RSM AAJ Associates terdiri dari KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar, & Saptoto, serta unit bisnis lainnya yang bernaung di bawah payung RSM AAJ Associates. RSM AAJ Associates merupakan salah satu kantor akuntan publik anggota jaringan RSM International, sebuah organisasi global atas kantor akuntan publik yang profesional dan independen. RSM International memiliki 700 kantor yang tersebar di 90 negara dan dengan lebih dari 32.500 profesional yang siap memenuhi kebutuhan audit, akuntansi, dan keuangan.
3.1.2
Produk Layanan RSM AAJ Associates Berikut ini adalah macam-macam layanan yang disediakan oleh RSM
AAJ Associates untuk membantu kegiatan audit, akuntansi, dan bisnis klien: 1. Audit & Assurance. Merupakan jasa layanan audit dan assurance dengan RSM Audit Methodology yang telah mematuhi standar audit internasional. Layanan yang diberikan meliputi: a. General Audit b. Special Audit c. Review & Compilation d. Attestation Engagement e. Financial Due Diligence
28 Universitas Indonesia Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
29
2. Risk & Internal Audit Advisory. Layanan ini meliputi: a. Corporate Governance Advisory b. Internal Audit Advisory & Outsourcing c. Risk Management Advisory d. Internal Control & Sarbanes-Oxley Advisory e. IT Assurance & Advisory f. Performance Improvement g. System & Procedures Development
3. Transaction Support & Capital Market. Dalam menyediakan layanan ini, RSM AAJ Associates berperan sebagai partner yang siap membantu menyediakan solusi bisnis bagi klien.
4. Business Establishment & Corporate Secretarial. RSM AAJ Associates berperan
untuk
membantu
klien
dalam
mempersiapkan
dan
mempertahankan bisnis di Indonesia. Beberapa jasa yang ditawarkan di antaranya adalah business establishment services, corporate secretarial services, dan executive search.
5. Tax Advisory. RSM AAJ Associates telah lama memberikan layanan terhadap perusahaan domestik dan asing dalam hal penanganan berbagai isu perpajakan di Indonesia, mulai dari audit perpajakan, isu perpajakan internasional dan lintas negara, dan sebagainya. Lingkup jasa ini adalah: a. Tax consulting, terkait dengan konsultasi perencanaan pajak, investasi bisnis yang tax-efficient, prosedur pencatatan dan dokumentasi perpajakan, dan lain sebagainya. b. Tax compliance, meliputi persiapan dan pengisian SSP untuk PPh Badan, witholding tax, PPh 21 karyawan, dan PPN.
6. Accounting & Administration. RSM AAJ Associates memberikan pelayanan dalam kegiatan administrasi dan akuntansi klien sehingga
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
30
klien dapat menyusun laporan administrasi dan keuangan yang andal. Jasa ini meliputi: a. Accounting services. Terdiri dari layanan pembukuan umum, persiapan laporan keuangan interim dan tahunan, serta analisa laporan keuangan. b. Administration
services.
Terdiri
dari
layanan
pembukuan
remunerasi untuk karyawan yang meliputi perhitungan gaji, pajak penghasilan,
jaminan
sosial,
persiapan
slip
gaji,
hingga
administrasi dan pengendalian tagihan serta pembayaran.
7. International Financial Reporting Standards (IFRS). Seiring dengan pengaplikasian International Financial Reporting Standards (IFRS) yang semakin meluas di dunia internasional, isu konvergensi IFRS dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia menjadi kian penting. Jasa ini meliputi due diligence and transaction supports, valuasi dan pelatihan IFRS, konversi terhadap IFRS, atau audit laporan keuangan sesuai dengan IFRS. Berikut ini adalah ruang lingkup jasa yang diberikan terkait dengan IFRS: a. IFRS Conversion Project b. Due Diligence in an IFRS Environment c. Valuations relating to the Purchase Price Allocation Process d. Shared-based Payments e. Audit on IFRS Financial Statements f. IFRS Training
3.1.3
Struktur Organisasi RSM AAJ Associates RSM AAJ Associates dikepalai oleh dewan eksekutif atau Board of
Partners yang merupakan dewan tertinggi di dalam RSM AAJ Associates dan berperan untuk menentukan tujuan dan strategi perusahaan, menangani isu-isu penting dalam organisasi, serta mengarahkan seluruh sumber daya yang dimiliki untuk mencapai visi misi organisasi. Board of Partners diketuai oleh seorang Chief Executive Partner (CEP).
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
31
Heads of Service Line (Head of Audit, Head of Risk and Internal Audit, Head of Tax, Head of Transaction Support) setara dengan Senior Managing Partner Service Lines dan bertanggungjawab kepada Chief Executive Partner. Masing-masing lini jasa akan dipimpin oleh Managing Partner yang akan mengawasi Division Chief Operating Officer (DCOO). Di sisi lain, Partner in Charge (PIC) berperan dalam mengawasi kualitas kinerja anggota RSM AAJ Associates dan mengawasi kepatuhan terhadap peraturan-peraturan yang berlaku. Menurut lingkup pengawasannya, PIC terdiri dari PIC for Ethics & Independence, PIC Continuing Professional Development (CPD), dan PIC Personnel. Terdapat 8 (delapan) divisi di dalam RSM AAJ Associates yang menawarkan lini jasa berbeda-beda. Suatu divisi dipimpin oleh Division Chief Operating Officer (DCOO) yang bertanggungjawab melapor kepada Managing Partner serta Head of Service Line yang bersangkutan. Berikut ini adalah daftar divisi yang ada di RSM AAJ Associates beserta lini jasa yang ditawarkan:
Tabel 3.1 Divisi RSM AAJ Associates Division
Service Line
Blue
Audit & Assurance, IFRS
Green
Audit & Assurance, IFRS
Red
Audit & Assurance, IFRS
Tosca
Audit & Assurance, IFRS
White
Risk & Internal Audit
Orange
Transaction Support & Capital Market
Purple
Tax Corporate Services
Brown (Surabaya)
All Service Lines
Sumber: Employee Handbook of RSM AAJ Associates
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
32
Gambar 3.1. Struktur Organisasi RSM AAJ Associates Sumber: Employee Handbook of RSM AAJ Associates
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
33
3.2
Profil PT PQR
3.2.1 Gambaran Umum PT PQR PT PQR merupakan salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan karakteristik bisnis yang berbeda dibanding BUMN lainnya. PT PQR bergerak di bidang jasa keuangan atau penyaluran kredit khususnya atas dasar hukum gadai dengan berbagai macam produk keuangan yang ditawarkan kepada masyarakat luas. PT PQR telah berdiri sejak 1 April 1901 dan beberapa kali berubah status. Pada tanggal 1 April 2012, PT PQR resmi berubah status dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). Berdasarkan data Laporan Tahunan PT PQR di tahun 2011, perusahaan memiliki 1 buah kantor pusat yang berlokasi di Jakarta Pusat, 12 buah kantor wilayah dan 4.586 buah kantor cabang yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Tabel 3.2 Daftar Kantor Wilayah PT PQR Kantor Wilayah PT PQR dan Daerah Operasi 1. Kanwil I – Medan
7. Kanwil VII – Denpasar
2. Kanwil II – Pekanbaru
1. Kanwil VIII – Jakarta 1
3. Kanwil III – Palembang
2. Kanwil IX – Jakarta 2
4. Kanwil IV – Balikpapan
3. Kanwil X – Bandung
5. Kanwil V – Manado
4. Kanwil XI – Semarang
6. Kanwil VI – Makassar
5. Kanwil XII – Surabaya
Sumber: Laporan Tahunan 2012 PT PQR
Produk yang ditawarkan oleh PT PQR terbagi ke dalam dua kategori yakni Produk Bisnis Inti dan Produk Bisnis Non-Inti. Selain kedua kategori produk tersebut, PT PQR juga menawarkan layanan tambahan yang sifatnya melengkapi kedua kategori produk yang ditawarkan. Produk Bisnis Inti terdiri atas: 1. KCA (Kredit Cepat Aman) Produk keuangan ini berupa pinjaman berdasarkan hukum gadai dengan barang jaminan yang menjadi agunan meliputi perhiasan
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
34
emas/permata, kendaraan bermotor, elektronik, kain, dan alat rumah tangga lainnya. 2. Rahn Produk jasa gadai ini berlandaskan pada prinsip-prinsip syariah dan mengacu pada sistem administrasi modern. Besar kredit yang diberikan sama dengan Gadai Konvensional/KCA namun berbeda dalam proses penetapan sewa modal.
Di sisi lain, produk dan layanan Bisnis Non-Inti terdiri dari: 1. Jasa Taksiran Jasa ini merupakan bentuk layanan kepada masyarakat yang ingin mengetahui keratase dan kualitas harta perhiasan, emas, berlian, dan batu permata, baik untuk keperluan investasi atau keperluan bisnis. 2. Jasa Titipan Jasa ini merupakan pelayanan kepada masyarakat yang ingin menitipkan barang atau surat berharga yang dimiliki. 3. Kreasi Kredit Angsuran Fidusia ini diberikan kepada para pengusaha mikrokecil (dalam rangka pengembangan usaha) dengan skema penjaminan secara fidusia. 4. Krasida Kredit Angsuran Sistem Gadai diberikan kepada para pengusaha mikrokecil (dalam rangka pengembangan usaha) atas dasar gadai. Pengembalian pinjaman dilakukan melalui angsuran per bulan dengan jangka waktu kredit tertentu. 5. Kresna Kredit Serba Guna diberikan kepada pegawai/karyawan dalam rangka kegiatan yang sifatnya produktif/konsumtif dengan besar kredit yang diberikan didasarkan pada jumlah angsuran maksimum sepertiga dari penghasilan bersih.
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
35
6. KTJG (Kredit Tunda Jual Gabah) Kredit Tunda Jual Gabah diberikan kepada para petani pada saat panen raya dengan jaminan gabah kering giling. Kredit ini disalurkan dengan harapan dapat menjadi modal budidaya bagi para petani lokal. 7. Kremada (Kredit Perumahan Rakyat) Kredit
Perumahan
Rakyat
disalurkan
kepada
masyarakat
berpenghasilan rendah yang tergabung dalam kelompok untuk pembangunan rumah baru dan renovasi. 8. Krista Pinjaman ini diberikan kepada pengusaha kelompok mikro yang tergabung dalam kelompok yang membutuhkan dana bagi usahanya. 9. Persewaan Gedung Layanan ini diberikan dalam bentuk persewaan gedung pertemuan milik perusahaan kepada masyarakat luas untuk berbagai macam kegiatan seperti acara rapat, seminar, dan lain sebagainya. 10. Jasa Lelang Jasa ini dilakukan oleh anak perusahaan PT PQR yang bergerak di bidang jasa lelang dengan menyelenggarakan penjualan umum secara lelang. Kegiatan operasional anak perusahaan PT PQR ini sempat dibekukan di tahun 2010, namun di tahun 2012 sudah kembali beroperasi. 11. Investa Pinjaman ini diberikan atas dasar hukum gadai kepada nasabah dengan jaminan saham yang tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI). 12. KUCICA (Kiriman Uang Cara Instan Cepat Aman) KUCICA merupakan salah satu bentuk layanan pengiriman uang dari/ke dalam dan luar negeri. Untuk layanan ini, PT PQR bekerja sama dengan Western Union. 13. MULIA PT PQR menjual emas kepada masyarakat baik secara tunai maupun angsuran dalam jangka waktu kredit tertentu.
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
36
14. ARRUM (Ar Rahn untuk Usaha Mikro/Kecil) Skema pinjaman ini berlandaskan pada prinsip-prinsip syariah bagi para pengusaha skala mikro dan kecil untuk keperluan pengembangan usaha melalui sistem pengembalian secara angsuran. Skema pinjaman ini mensyaratkan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) sebagai agunan. 15. KAGUM (Kredit Aneka Guna Untuk Umum) Kredit Aneka Guna Untuk Umum diberikan kepada pegawai/karyawan suatu instansi/lembaga yang memiliki kerjasama dengan PT PQR dengan sistem fidusia dan diangsur tiap bulan.
Selain kedua kategori produk yang telah dijabarkan, PT PQR juga menyediakan layanan tambahan berikut ini: 1. G-Lab Unit layanan ini menyediakan jasa taksiran logam mulia, batu permata, serta batu-batuan berharga lainnya dengan sertifikasi khusus dan hanya tersedia di kantor pusat PT PQR. 2. Pegadaian 24 Unit layanan ini merupakan galeri emas yang menyediakan kebutuhan produk MULIA dan produk lainnya yang terkait dengan perdagangan dan produksi emas. 3. Amanah Pinjaman yang diberikan untuk keperluan kepemilikan kendaraan bermotor kepada para pegawai tetap suatu instansi atau perusahaan tertentu dengan skema jaminan sistem fidusia atas objek atau surat kuasa pemotongan gaji.
3.2.2 Visi dan Misi PT PQR Visi PT PQR adalah menjadi “Champion” dalam pembiayaan mikro dan kecil berbasis gadai dan fidusia bagi masyarakat golongan menengah ke bawah. Sasarannya adalah untuk memberikan kemudahan bagi pengusaha mikro dan kecil. PT PQR menganggap bahwa peranan usaha skala mikro dan
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
37
kecil perlu lebih ditingkatkan dengan tersedianya pendanaan yang cepat dan aman oleh perusahaan. Berawal dari maksud dan tujuan tersebut, PT PQR merumuskan misinya sebagai berikut: 1. Membantu program pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnya golongan menengah ke bawah dengan memberikan solusi keuangan yang terbaik melalui penyaluran pinjaman kepada usaha skala mikro dan menengah atas dasar hukum gadai dan fidusia. 2. Memberikan manfaat kepada pemangku kepentingan dan melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik secara konsisten. 3. Melaksanakan usaha lain dalam rangka optimalisasi sumber daya.
3.2.3 Struktur Organisasi PT PQR PT PQR dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang bertanggungjawab langsung kepada Dewan Pengawas. Dalam kegiatan operasional PT PQR sehari-hari, Direktur Utama dibantu oleh empat orang direktur lainnya yang mempunyai spesialisasi masing-masing yakni Direktur Keuangan, Direktur Operasi, Direktur Pengembangan Usaha, dan Direktur Umum dan SDM. Direktur Keuangan khusus menangani, mengatur, dan mengawasi kinerja bidang akuntansi, tresuri, manajemen risiko, investasi dan afiliasi. Bidang investasi dan afiliasi umumnya bergerak di bidang properti yang bertujuan untuk memberikan nilai tambah bagi perusahaan. Direktur Operasi menangani kegiatan operasional perusahaan seharihari dan mencakup semua lingkup produk atau layanan bisnis perusahaan. Direktur Operasi bertanggungjawab menangani, mengatur, dan mengawasi kinerja bisnis perusahaan berbasis gadai, fidusia, syariah, dan emas. Sementara itu Direktur Pengembangan Usaha berperan meningkatkan dan mengembangkan usaha, bisnis, atau pun produk perusahaan yang potensial membantu perusahaan dalam mencapai target dan tujuannya. Divisi Pengembangan Usaha ini terdiri atas Pengembangan Bisnis & Produk, Pengelolaan
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
38
Gambar 3.2 – Struktur Organisasi PT PQR Sumber: Laporan Tahunan 2013 PT PQR
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
BAB IV PEMBAHASAN
4.1
Proses Audit Secara Umum Proses audit laporan keuangan PT PQR (Persero) yang dilakukan oleh
RSM AAJ Associates berdasarkan pada RSM Audit Methodology yang disusun dengan mengacu kepada International Standards of Auditing (ISA) dan RSM Quality Assurance and Risk Containment Policies. RSM Quality Assurance and Risk Containment Policies merupakan serangkaian pedoman dan peraturan bagi para auditor RSM AAJ Associates dalam mendesain suatu sistem pengendalian kualitas audit yang andal dan efektif. RSM Audit Methodology juga mempertimbangkan karakteristik bisnis dan risiko yang dihadapi klien. Tahapan-tahapan proses audit dalam RSM Audit Methodology tidak jauh berbeda bila dibandingkan dengan fase pengauditan yang dijabarkan oleh Arens et al., (2009). RSM Audit Methodology membagi proses pengauditan ke dalam lima fase sebagai berikut: 1. Penerimaan dan peninjauan kembali atas klien (Client acceptance and re-evaluation) Dalam fase ini auditor harus melakukan penilaian dan peninjauan atas klien baru atau untuk pengauditan yang baru pertama kali dilakukan (first time audit), peninjauan kembali untuk klien lama, dan meninjau kesepakatan perikatan audit antara auditor dan klien. 2. Perencanaan awal dan perencanaan audit (Preplanning and planning) Dalam fase ini auditor harus memahami seperti apa karakteristik bisnis, pengendalian internal, dan sistem informasi serta teknologi yang dimiliki oleh klien. Auditor juga harus melakukan penilaian atas risikorisiko yang dihadapi klien seperti risiko bisnis dan risiko terjadinya kecurangan dalam pelaporan keuangan (fraud). 3. Pekerjaan lapangan untuk transaksi, akun, dan pengungkapan (Fieldwork – Transactions, accounts, and disclosures)
39 Universitas Indonesia Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
40
Fase ini menekankan pada prosedur yang harus dilakukan oleh auditor untuk mendapatkan keyakinan memadai atas transaksi, saldo akun, serta pengungkapan informasi keuangan yang dilakukan oleh klien. 4. Pekerjaan lapangan untuk entitas secara keseluruhan (Fieldwork – Entity-wide program) Fase ini mencakup peninjauan kepatuhan atas hukum dan regulasi yang berlaku, peristiwa setelah tanggal neraca, komitmen dan kontijensi, serta risalah rapat. 5. Penyelesaian dan pelaporan (Completion and reporting) Dalam fase ini auditor harus melakukan evaluasi salah saji yang teridentifikasi selama audit, prosedur analitis akhir, evaluasi penyajian dan
pengungkapan
laporan
keuangan,
serta
menyusun
dan
mengkomunikasikan management letter dan opini auditor atas laporan keuangan.
Tabel 4.1 – Perbandingan Proses Pengauditan antara Teori Arens dengan RSM Audit Methodology Fase
RSM Audit Methodology
Fase
1
Penerimaan dan peninjauan
1
kembali atas klien 2
Perencanaan
awal
Arens et al., (2009) Perencanaan
dan
desain
pendekatan audit dan
perencanaan audit 3
Pekerjaan lapangan untuk transaksi,
akun,
2
dan
pengungkapan
Pengujian
pengendalian
dan
pengujian
substantif
atas
transaksi 3
Pengujian prosedur analitis dan pengujian rincian saldo
4
Pekerjaan lapangan untuk entitas secara keseluruhan
4
Penyelesaian
audit
dan
penerbitan laporan audit
(entity-wide program) 5
Penyelesaian dan pelaporan Sumber: RSM AAJ Associates dan Arens et al., (2009) – telah diolah kembali
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
41
Tabel 4.1 menjabarkan perbandingan antara fase pengauditan menurut RSM Audit Methodology dan teori menurut Arens et al., (2009). Menurut RSM Audit Methodology, proses pengauditan dimulai dari fase penerimaan dan peninjauan ulang atas di mana auditor harus melakukan evaluasi atas klien dan perikatan audit yang akan disepakati bersama. Fase selanjutnya adalah perencanaan awal dan perencanaan audit di mana auditor harus memahami karakteristik bisnis, pengendalian internal, sistem informasi, teknologi, serta risiko yang dihadapi oleh klien. Informasiinformasi yang didapat dari langkah-langkah tersebut akan sangat bermanfaat bagi auditor dalam penetapan nilai materialitas yang akan digunakan dalam kertas kerja pengauditan. Fase pertama dan kedua tersebut sesuai dengan fase pertama pengauditan yang dijabarkan oleh Arens et al, (2009), yakni fase perencanaan dan desain pendekatan audit. Rangkaian tahapan tersebut sesuai dengan konsep yang dijabarkan oleh Arens et al, (2009), di mana tahapantahapan itu akan berujung pada pengembangan rencana dan program audit yang efektif dan efisien. Fase ketiga dari RSM Audit Methodology berfokus pada prosedur pekerjaan lapangan (fieldwork) khususnya untuk transaksi, saldo akun, dan pengungkapan. Fase tersebut sama dengan cakupan fase kedua dan ketiga dari proses audit menurut Arens et al, (20009), yang terdiri dari pengujian pengendalian, pengujian substantif atas transaksi, prosedur analitis, dan pengujian rincian saldo. Dalam fase ketiga ini, auditor harus melakukan pengujian atas pengendalian internal, prosedur analitis, pengambilan sampel, dan pengujian substantif serta rincian saldo yang memadai. Fase keempat dari RSM Audit Methodology adalah pekerjaan lapangan untuk lingkup entitas secara keseluruhan (fieldwork – entity-wide program). Pekerjaan lapangan ini dilakukan sejalan dengan pekerjaan lapangan pengauditan atas transaksi, akun, dan pengungkapan. Fase ini mencakup peninjauan kepatuhan atas hukum dan regulasi yang berlaku, peristiwa setelah tanggal neraca, komitmen dan kontijensi, serta risalah rapat. RSM Audit Methodology mengelompokkan prosedur-prosedur tersebut ke dalam fase tersendiri sementara Arens memasukkan beberapa prosedur serupa ke dalam
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
42
fase terakhirnya yakni penyelesaian dan penerbitan laporan audit. RSM Audit Methodology mengelompokkan fase tersendiri untuk pekerjaan lapangan lingkup entitas secara keseluruhan dengan pertimbangan bahwa dengan begitu auditor dapat berfokus pada kondisi entitas secara keseluruhan dan melakukan prosedur audit untuk fase ini secara komprehensif. Fase ini dilakukan bersamaan dengan fase ketiga (pekerjaan lapangan untuk transaksi, akun, dan pengungkapan) agar auditor dapat segera memiliki informasi penting dan krusial terkait entitas secara keseluruhan yang berpotensi mempengaruhi kinerja pekerjaan lapangan. Fase pengauditan yang terakhir menurut RSM Audit Methodology adalah fase penyelesaian dan pelaporan. Langkah-langkah dalam fase ini kurang lebih sama dengan fase terakhir (penyelesaian audit dan penerbitan laporan audit) yang dituturkan oleh Arens et al, (2009). Dalam fase ini, RSM Audit Methodology menyatakan bahwa auditor sebaiknya melakukan peninjauan atas salah saji dan bukti audit yang teridentifikasi selama proses audit. Auditor juga harus meninjau apakah penyajian dan pengungkapan dalam laporan keuangan tersebut telah memenuhi standar akuntansi keuangan. Hasil dari peninjauan tersebut menjadi bahan pertimbangan penting dalam menyusun opini laporan keuangan dan poin-poin untuk disertakan dalam management letters. Secara garis besar, fase pengauditan menurut RSM Audit Methodology telah sesuai dengan teori yang dijabarkan oleh Arens et al, (2009). Proses pengauditan yang diterapkan RSM Audit Methodology secara keseluruhan memiliki perbedaan yang tidak terlalu signifikan dan memiliki kesesuaian dengan teori yang ada. Hanya saja RSM Audit Methodology menekankan pentingnya penerimaan dan peninjauan kembali atas klien (Client Acceptance and Re-evaluation) dan pekerjaan lapangan untuk entitas secara keseluruhan (Fieldwork – Entity-wide Program) dengan mengelompokkan masing-masing prosedur yang terkait ke dalam satu fase khusus yang terpisah dari fase lainnya. Kedua fase tersebut diklasifikasikan tersendiri dengan pertimbangan bahwa masing-masing prosedur dalam fase tersebut perlu dilakukan secara fokus dan komprehensif namun tetap saling bersinergi dengan fase lainnya
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
43
agar auditor dapat menyusun rencana pengauditan yang efektif dan efisien serta dapat memperoleh informasi atas entitas yang andal dengan segera.
4.2
Fase Penerimaan dan Evaluasi Kembali atas Klien Penugasan audit atas laporan keuangan PT PQR bukanlah penugasan
audit pertama kali (first time audit) yang dilakukan oleh RSM AAJ Associates. PT PQR merupakan klien lama dan RSM AAJ Associates sendiri telah melakukan tiga kali penugasan audit laporan keuangan untuk tahun-tahun sebelumnya. Menurut Arens et al, (2009), untuk pengauditan klien lama yang berlanjut maka dibutuhkan evaluasi untuk menentukan apakah ada isu-isu penting yang dapat menjadi alasan auditor untuk tidak melanjutkan perikatan audit. Dalam fase ini Partner In-Charge (PIC) akan mengisi kuesioner yang didesain khusus oleh RSM AAJ Associates untuk meninjau apakah auditor akan meneruskan perikatan audit dengan klien. Terdapat tiga buah kuesioner dalam
fase
ini
yaitu
Engagement
Risk
Assessment
Questionnaire,
Independence Questionnaire, dan Annual Client Continuation Questionnaire. Berdasarkan kuesioner-kuesioner tersebut auditor akan melakukan peninjauan dari segi: 1. Risiko perikatan audit (Engagement risk) Auditor harus mempertimbangkan apakah ada perbedaan signifikan dari risiko perikatan audit di tahun bersangkutan dengan tahun-tahun sebelumnya yang berpotensi mempengaruhi kelanjutan perikatan audit dengan klien. 2. Independensi (Independence) Auditor
harus mempertimbangkan apakah
ada hal-hal terkait
independensi auditor yang berpotensi mempengaruhi kelanjutan perikatan audit dengan klien. 3. Pelaksanaan audit yang sesuai (Proper conduct of audit) Dalam aspek ini auditor harus menilai apakah ada masalah terkait dengan sumber daya manusia berpengalaman untuk perikatan audit
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
44
bersangkutan dan apakah terdapat pembatasan lingkup audit yang mempengaruhi opini laporan keuangan yang akan diterbitkan nantinya. 4. Prasyarat perikatan audit (Preconditions for audit engagement) Auditor harus memperhatikan apakah manajemen setuju untuk mengeluarkan pernyataan untuk mengakui tanggungjawab yang seharusnya sebagai manajemen perusahaan dan apakah terdapat pembatasan ruang lingkup audit yang dapat mempengaruhi opini atas laporan keuangan.
Peninjauan ini penting bagi tim auditor yang akan mengaudit PT PQR karena dari peninjauan ini auditor dapat menilai seberapa besar acceptable audit risk yang dihadapi dan prosedur audit seperti apa yang akan diterapkan. Prosedur dalam fase ini juga sudah sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Arens et al., (2009) bahwa diperlukan pemahaman dan evaluasi klien secara mendalam untuk menentukan apakah perikatan audit akan dilanjutkan. Hal ini tentunya lebih banyak melibatkan penilaian auditor (auditor’s judgment), meski tetap melihat pada fakta yang terjadi di lapangan. Karena itulah pada prakteknya fase ini lebih banyak dilakukan oleh Partner In-Charge yang sudah berpengalaman. Untuk tahap ini tim audit melakukan peninjauan kembali atas PT PQR dan berikut ini adalah poin-poin penting yang dapat disimpulkan: 1. PT PQR merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tentunya berkaitan erat dengan pemerintah. Oleh karena itu auditor yang bersangkutan harus memahami regulasi pemerintah terkait dengan penyajian dan pengungkapan di dalam pelaporan keuangan BUMN. 2. RSM AAJ Associates telah melakukan tiga kali penugasan audit atas laporan keuangan PT PQR. Auditor yang bersangkutan telah memiliki pengetahuan dan pemahaman memadai atas karakteristik bisnis serta permasalahan yang umumnya dihadapi oleh PT PQR. 3. PT PQR berganti status dari Perusahaan Umum menjadi Perseroan Terbatas terhitung mulai tanggal 1 April 2012. Hal ini mempengaruhi
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
45
pelaporan keuangan PT PQR untuk tahun 2012 khususnya laporan laba rugi PT PQR yang hanya melaporkan kondisi laba rugi perusahaan selama 9 (sembilan) bulan terhitung sejak April 2012 hingga Desember 2012. Namun hal ini tidak mempengaruhi laporan posisi keuangan PT PQR yang merupakan potret aset dan liabilitas per tanggal 31 Desember 2012.
4.3
Fase Perencanaan Awal dan Perencanaan Audit Pada fase ini tim auditor dari RSM AAJ Associates harus memiliki
pemahaman memadai atas karakteristik bisnis PT PQR, memahami risiko bisnis yang dihadapi klien, pengendalian internal klien, menetapkan batas materialitas, melakukan prosedur analitis pendahuluan, dan kemudian mengembangkan prosedur audit yang sesuai. Pada praktek yang terjadi di lapangan, fase ini dilakukan oleh Manajer dengan Senior Auditor. Untuk informasi seputar karakteristik bisnis, risiko bisnis klien, dan pengendalian internal klien, auditor biasanya memperoleh informasi tersebut dari wawancara dengan klien, informasi dari auditor yang menangani klien di tahun sebelumnya, dan informasi yang beredar di media massa serta pasar. Untuk memperoleh informasi karakteristik bisnis klien auditor dibantu dengan form Knowledge of Business – General Information. Form tersebut menjabarkan poin-poin apa saja terkait dengan klien yang harus diketahui oleh auditor, seperti informasi kontak klien, persyaratan pelaporan, tipe entitas, sifat bisnisnya, manajemen, direksi, pihak-pihak berelasi, kompetitor, konsumen penting, dan lain sebagainya. Sementara itu untuk mengetahui informasi terkait dengan risiko yang dihadapi klien, auditor dibantu dengan form Fraud Risk Assessment, Fraud Risk Assessment – Client Enquiry, Fraud Risk Assessment – Journal Entry Testing, dan Business Risk Assessment. Dalam form Business Risk Assessment, auditor dianjurkan untuk menilai faktor internal dan eksternal yang dapat memicu adanya risiko salah saji material. Oleh karena itu auditor harus menilai kondisi industri perusahaan, regulasi terkait, kegiatan
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
46
operasional perusahaan, produk dan pasar, fasilitas pabrik, serta pembiayaan perusahaan. Sedangkan form lainnya khusus untuk meninjau faktor-faktor yang berpotensi menimbulkan risiko salah saji material yang dikarenakan adanya tindak kecurangan. Dalam hal ini auditor harus meninjau faktor-faktor yang mengindikasikan tindak kecurangan dalam pelaporan keuangan atau pun penyalahgunaan aset yang dilakukan oleh manajemen perusahaan. Di samping itu untuk mengetahui seberapa efektif dan efisien pengendalian internal klien telah berjalan, auditor melakukan prosedur tambahan selain wawancara yakni observasi. Dalam melakukan observasinya, auditor dapat menggunakan form Entity Level Controls sebagai pedoman. Auditor harus meninjau seperti apa aplikasi lingkungan pengendalian klien, seberapa siap klien menghadapi risiko, serta bagaimana pengawasan yang dilakukan oleh manajemen. Dari observasi tersebut auditor dapat memperoleh informasi pelaksanaan pengendalian internal klien secara keseluruhan dan dapat menilai besarnya risiko pengendalian untuk penugasan audit tersebut. Form Entity Level Controls menjabarkan aspek-aspek penilaian auditor untuk pengendalian klien ke dalam poin-poin berikut: 1.
Control Environment. Auditor harus menilai apakah manajemen telah menekankan nilai-nilai integritas dan etika, bagaimana manajemen dapat memastikan bahwa tidak ada kesalahan dalam pengendalian internal, bagaimana manajemen dapat memastikan akuntabilitas dalam pelaporan, serta bagaimana manajemen dapat memastikan bahwa telah terdapat kebijakan dan prosedur untuk memastikan manajemen sumber daya yang efektif.
2.
Risk Assessment. Auditor harus menilai bagaimana manajemen dapat memastikan kesiapan dalam menghadapi peristiwa-peristiwa yang tidak teridentifikasi atau terantisipasi sebelumnya.
3.
Monitoring. Auditor harus menilai bagaimana manajemen dapat memastikan bahwa terdapat prosedur untuk mengawasi jalannya pengendalian internal dan memperbaiki kelemahan pengendalian internal secara berkala.
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
47
Untuk masing-masing akun tertentu, auditor juga dibantu dengan form khusus untuk menelaah pengendalian internal yang dilakukan manajemen terkait dengan akun tersebut. Akan tetapi evaluasi pengendalian internal khusus untuk masing-masing akun dilaksanakan pada fase Pekerjaan Lapangan. Misalnya sebagai contoh, ketika auditor ingin melihat seperti apa pengendalian internal dari persediaan perusahaan maka auditor harus melihat seperti apa manajemen persediaan yang ada di dalam perusahaan serta pengendalian internal yang diaplikasikan oleh manajemen. Auditor harus mengevaluasi kegiatan pengendalian yang seharusnya diaplikasikan yakni: 1.
Pemisahan tanggungjawab, misalnya pemisahan tanggungjawab antara kustodian persediaan, pihak yang mengotorisasi transaksi, pencatatan dan akuntansi atas persediaan, serta bagian informasi teknologi terkait dengan persediaan.
2.
Otorisasi yang sesuai, misalnya transaksi dan arus keluar masuk atas inormasi persediaan memang diotorisasi oleh pihak yang berwenang.
3.
Dokumentasi dan pencatatan yang memadai, misalnya purchase order, invoice, dan daftar persediaan didokumentasikan dengan rapi dan prenumbered. Bila ada dokumen dalam bentuk file softcopy maka diperlukan adanya back-up data yang memadai untuk mengantisipasi hilangnya atau rusaknya dokumen original tersebut.
4.
Pengendalian fisik atas persediaan dan dokumennya, misalnya inventori disimpan di dalam ruangan tersendiri dengan akses terbatas hanya untuk kustodian persediaan dan pihak berwenang lainnya.
5.
Pengecekan berkala atas pengendalian itu sendiri, misalnya pengecekan yang dilakukan oleh pihak independen selain personel yang menangani persediaan baik secara fisik maupun untuk hal dokumentasi dan akuntansinya. Kemudian tim auditor menetapkan besarnya nilai materialitas untuk
pengauditan PT PQR. Untuk penetapan nilai materialitas ini auditor dibantu Materiality Determination Form. Prosedur audit yang harus terlebih dahulu dilakukan adalah menentukan siapa pengguna laporan keuangan dan apa yang
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
48
akan digunakan sebagai dasar perhitungan nilai materialitas. Misalnya, jika pengguna laporan keuangan mayoritas adalah kreditor maka auditor akan mempertimbangkan untuk menetapkan batas materialitas yang rendah untuk pos-pos laporan keuangan yang menyangkut likuiditas perusahaan, seperti aset lancar dan liabilitas jangka pendek. Oleh karena itu dalam penentuan batas materialitas ini auditor tidak hanya bergantung dari segi kuantitatif atau perhitungan batas materialitas semata, namun juga mengandalkan penilaian profesional dari auditor. Setelah itu prosedur selanjutnya yang harus dilakukan oleh auditor adalah melakukan perhitungan materialitas yang akan digunakan sebagai pedoman prosedur audit selanjutnya.
Tabel 4.2 – Matriks Perhitungan Batas Materialitas Benchmark Total assets
OM Percentage Range 0.5% - 2%
Revenues
0.5% - 2%
Sumber: Kertas kerja RSM AAJ Associates atas PT PQR – telah diolah kembali
Ada tiga poin penting dalam materialitas yang dipertimbangkan dalam RSM Audit Methodology yakni overall materiality (OM), performance materiality (PM), dan summary of unadjusted differences (SUD). Poin-poin tersebut penting untuk menentukan besarnya sampling yang harus diambil dan menentukan seberapa material (baik dari segi kuantitatif maupun kualitatif) salah saji yang ditemukan oleh auditor untuk kemudian diangkat sebagai temuan audit. Auditor RSM AAJ menentukan besarnya OM berdasarkan nilai total pendapatan dengan besarnya persentase adalah 2%. Auditor memfokuskan dasar perhitungan batas materialitas antara total aset dan total pendapatan karena auditor menilai bahwa kedua nilai tersebut merupakan fokus utama pengguna laporan keuangan yakni kreditor dan pemerintah. Nilai total aset PT PQR tahun 2012 sebelum diaudit adalah sekitar Rp 29 Trilyun, sementara nilai
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
49
total pendapatan PT PQR di tahun 2012 sebelum diaudit adalah sekitar Rp 1,4 Trilyun.
Tabel 4.3 – Batas Materialitas Audit PT PQR Materialitas
Dalam Rupiah penuh
Overall Materiality (OM)
29,789,610,537
Performance Materiality (PM)
20,852,727,376
Summary
of
Unadjusted
625,581,821
Difference (SUD) Sumber: Kertas kerja RSM AAJ Associates atas PT PQR – telah diolah kembali
Total pendapatan yang dipilih sebagai dasar perhitungan batas materialitas karena jika auditor menggunakan total aset sebagai dasar perhitungan batas materialitas maka nantinya nilai batas materialitas akan terlalu besar sehingga dikuatirkan akan muncul potensi salah saji material yang tidak dapat teridentifikasi dan terkoreksi. Nilai OM menunjukkan materialitas dengan pertimbangan faktor-faktor kualitatif yang dapat mempengaruhi perikatan audit menurut penilaian auditor. Selanjutnya
performance
materiality
(PM)
merupakan
batas
materialitas yang digunakan auditor dalam pekerjaan lapangan dan dihitung 80% dari OM jika risiko perikatan audit rendah dan 70% dari OM jika risiko perikatan audit tinggi. Untuk pengauditan atas PT PQR, auditor menetapkan bahwa kondisi perikatan audit berisiko tinggi karena PT PQR merupakan badan usaha milik negara (BUMN) sehingga perikatan audit sangat terkait dengan regulasi-regulasi pemerintah yang ditetapkan untuk BUMN. Oleh karena itu persentase OM yang dipakai untuk perhitungan PM adalah 70%. Sementara itu summary of unadjusted differences (SUD) merupakan batas akumulasi salah saji laporan keuangan. Nilai SUD merupakan 3% dari nilai PM. Di akhir pekerjaan lapangan auditor harus mengkaji ulang materialitas dan merangkum nilai SUD yang muncul selama pekerjaan lapangan.
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
50
Auditor
juga
perlu
melakukan prosedur
analitis
pendahuluan
(preliminary analytical procedures) untuk melihat gambaran awal tren dan fluktuasi nilai-nilai komponen keuangan yang dimiliki oleh PT PQR. Hal ini dapat membantu auditor untuk melihat apakah ada perubahan yang tidak biasa dari keuangan PT PQR terutama apabila perubahan untuk area-area yang dinilai berisiko. Selanjutnya proses terakhir yang dilakukan dari fase ini adalah pengembangan prosedur audit yang sesuai dan mempertimbangkan informasiinformasi yang telah didapat dari langkah-langkah perencanaan sebelumnya. Untuk penugasan audit laporan keuangan PT PQR untuk periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2012, auditor menggunakan pendekatan yang berbeda bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Dalam penugasan audit sebelum tahun 2012, auditor melakukan audit hanya di Kantor Pusat Jakarta dengan data-data keuangan tiap kantor wilayah diunduh secara online dari aplikasi sistem informasi buatan PT PQR sendiri. Namun untuk penugasan audit tahun 2012, Direksi dan tim auditor RSM AAJ Associates memutuskan untuk melakukan audit langsung ke tiap kantor wilayah dan cabang karena sistem informasi online telah dihapuskan karena banyaknya masalah yang timbul sehingga informasi yang ditampilkan menjadi kurang representatif. Untuk penugasan audit PT PQR, dibentuk beberapa tim kecil yang disebar ke berbagai Kantor Wilayah PT PQR untuk mengaudit laporan keuangan kantor wilayah dan kantor cabang sekaligus melakukan kunjungan PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan). Anggota tim yang baru mulai bergabung di pertengahan proses pengauditan PT PQR akan membantu kegiatan audit di Kantor Pusat dan juga membantu audit di kantor wilayah (Kanwil).
4.4
Fase
Pekerjaan
lapangan
untuk
Transaksi,
Akun,
dan
Pengungkapan Dalam fase pekerjaan lapangan ini, pembahasan melingkupi prosedur pekerjaan lapangan untuk transaksi, akun, dan pengungkapan pinjaman obligasi, Medium Term Notes (MTN), dan pinjaman pemerintah.
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
51
Obligasi merupakan salah satu sumber pendanaan yang nilainya cukup besar, kedua setelah pinjaman bank, bagi PT PQR. Obligasi memiliki porsi 19,45% dari total liabilitas dan PT PQR telah menerbitkan emisi obligasi sebanyak 4 (empat) kali yang seluruhnya dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia. Liabilitas jangka panjang lainnya yang menjadi salah satu sumber pendanaan PT PQR adalah Pinjaman dari Pemerintah Pusat atau Surat Utang Pemerintah (SUP). Pinjaman SUP merupakan pinjaman PT PQR untuk pendanaan Kredit Usaha Mikro dan Kecil (KUMK). Pinjaman SUP ini dikategorikan sebagai liabilitas jangka panjang karena jangka waktu pinjamannya lebih dari 12 (dua belas) bulan yakni terhitung mulai tanggal 10 Desember 2009 hingga 10 Desember 2019. Selain obligasi, PT PQT memiliki sumber pendanaan lain yakni pinjaman Medium Term Notes (MTN). Pinjaman MTN atau sering disebut dengan surat utang jangka menengah merupakan pinjaman dari PT Mandiri Sekuritas yang berjangka waktu 370 hari dan diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek. Pinjaman MTN ini terdiri atas pinjaman MTN konvensional dan pinjaman MTN syariah. Untuk pinjaman MTN syariah, PT PQR akan dikenakan cicilan imbalan ijarah yaitu sejumlah dana yang harus dibayarkan sebagai imbalan atas manfaat yang diterima perusahaan yang pembayarannya dilakukan pada tanggal pembayaran yang telah ditetapkan. Dalam mengaudit ketiga liabilitas tersebut auditor menerapkan prosedur pengujian pengendalian, pengujian substantif atas transaksi, prosedur analitis, dan pengujian rincian saldo yang serupa. Yang membedakan adalah rincian dari masing-masing prosedur serta hasil yang didapatkan.
4.4.1
Prosedur Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi Langkah pertama yang dilakukan oleh auditor RSM AAJ Associates
dalam pekerjaan lapangan untuk mengaudit liabilitas jangka panjang PT PQR adalah melakukan pengujian pengendalian internal klien dan pengujian
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
52
substantif atas transaksi liabilitas keuangan (terbatas pada pinjaman obligasi, pinjaman dari pemerintah pusat, dan Medium Term Notes (MTN)). Berikut ini adalah prosedur audit yang dilakukan dalam pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi liabilitas keuangan PT PQR: 1. Wawancara dengan manajemen khususnya karyawan yang menangani liabilitas keuangan terkait dan observasi atas pelaksanaan standard operating procedure (SOP) untuk penanganan liabilitas keuangan. 2. Memeriksa kelengkapan dan rincian dokumentasi atas liabilitas keuangan baru dan yang sedang berjalan. 3. Memeriksa verifikasi internal dan persetujuan atas pembayaran dan pencatatan beban bunga liabilitas keuangan untuk periode yang terkait. Di sisi lain menurut Arens et al., (2009), pengujian pengendalian internal klien dan pengujian substantif atas transaksi liabilitas keuangan dilakukan dengan: 1. Mengecek otorisasi atas penerbitan liabilitas keuangan baru. 2. Melakukan pemeriksaan atas pengendalian yang memadai untuk pembayaran pokok dan bunga. 3. Mengecek pencatatan dan dokumentasi atas liabilitas keuangan. 4. Mengecek verifikasi berkala yang dilakukan oleh pihak independen. Pada prakteknya di lapangan, auditor tidak menekankan pada observasi pelaksanaan standard operating procedure (SOP) dikarenakan transaksi liabilitas keuangan bukanlah transaksi yang rutin terjadi setiap hari, tidak seperti transaksi atas pendapatan atau transaksi operasional lainnya yang muncul setiap hari dan dalam jumlah signifikan. Oleh karena itu auditor lebih menekankan pada wawancara dengan Staf Permodalan dan Manajer Tresuri yang berkaitan langsung dengan transaksi liabilitas keuangan untuk mengetahui alur dokumentasi. Auditor juga menekankan pada pemeriksaan dokumentasi untuk melihat kewajaran pencatatan dan perhitungan serta pelaksanaan otorisasi atas transaksi liabilitas keuangan.
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
53
Prosedur yang dilakukan oleh auditor RSM AAJ Associates secara keseluruhan sesuai dengan langkah-langkah pengujian pengendalian internal klien dan pengujian substantif atas transaksi liabilitas keuangan yang dijabarkan oleh Arens et al, (2009). Namun terdapat sedikit perbedaan prosedur antara RSM Audit Methodology dan Arens et al, (2009), di mana menurut teori yang dipaparkan Arens, auditor juga harus mengecek verifikasi berkala oleh pihak independen atas transaksi liabilitas keuangan. Dari wawancara yang dilakukan terhadap Staf Permodalan, Manajer Tresuri, Kasir, dan Staf Akuntansi, auditor dapat mengetahui bagaimana pelaksanaan pengendalian internal atas liabilitas keuangan dan siapa saja yang terlibat. Divisi yang menangani dokumentasi dan perhitungan liabilitas keuangan secara langsung adalah Divisi Tresuri khususnya Staf dan Asisten Manajer Permodalan yang bertanggungjawab kepada General Manajer Tresuri. Setiap transaksi liabilitas keuangan harus dilaksanakan dengan sepengetahuan dan otorisasi General Manajer Tresuri dan Direktur Keuangan. Sedangkan yang menangani pembayaran atas beban bunga dan pokok liabilitas keuangan adalah Kasir dengan sepengetahuan dan otorisasi dari General Manajer Tresuri serta Direktur Keuangan. Setelah itu informasi atas liabilitas keuangan dari Divisi Tresuri dan pembayaran liabilitas keuangan yang menjadi tanggung jawab bagian Kasir akan disampaikan kepada Asisten Manajer Divisi Akuntansi dan General Manajer Akuntansi. Staf dan Asisten Manajer Divisi Akuntansi selanjutnya akan mengurusi keperluan posting jurnal dan pelaporan keuangan atas transaksi liabilitas keuangan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa PT PQR telah menerapkan pemisahan tanggungjawab yang sesuai (segregation of duties) atas pencatatan dan penanganan kas terkait dengan liabilitas keuangan. Prosedur selanjutnya yang dilakukan oleh auditor adalah memeriksa kelengkapan rincian dokumen dan verifikasi internal atas liabilitas keuangan PT PQR. Karena jumlah dokumen yang tidak terlalu banyak, auditor memutuskan untuk memeriksa seluruh dokumen penunjang transaksi liabilitas keuangan seperti surat pemberitahuan dari kreditor, memorandum pembayaran, hingga skedul perhitungan.
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
54
Auditor memeriksa rincian tanggal, nilai nominal, dan otorisasi untuk mengecek keabsahan dan validasi dokumen. Auditor juga memeriksa alur dokumentasi antara Divisi Tresuri, Kasir, dan Divisi Akuntansi. Namun sayangnya belum ada verifikasi berkala atas pencatatan dan perhitungan liabilitas keuangan khususnya yang menjadi sumber pendanaan modal kerja PT PQR dari pihak yang independen dengan alasan keterbatasan sumber daya manusia yang ada. Meski begitu auditor menyimpulkan bahwa pemisahan tugas antara staf yang bertugas membuat skedul, staf yang mengatur pembayaran kas, dan staf yang mengurus pencatatan ke dalam laporan keuangan, telah dilakukan dengan benar dan berjalan dengan semestinya. Berdasarkan hasil pelaksanaan prosedur audit secara komprehensif, auditor menyimpulkan bahwa secara keseluruhan pengendalian dan substantif transaksi liabilitas keuangan telah sesuai dan memadai.
4.4.2
Prosedur Analitis Setelah pengujian pengendalian dan substantif
atas transaksi,
selanjutnya auditor melakukan prosedur analitis. Prosedur analitis dilakukan dengan melakukan perbandingan nilai liabilitas jangka panjang di tahun 2012 dengan tahun sebelumnya untuk melihat perbedaan signifikan yang perlu ditelusuri lebih lanjut.
Tabel 4.4 – Analytical Review atas Pinjaman Obligasi PT PQR
31 Desember 2012 31 Maret 2012 (dalam Kenaikan/ 31 Desember 2011 Kenaikan/ Persentase Persentase (dalamRupiah penuh) Rupiah penuh) (Penurunan) (dalamRupiah penuh) (Penurunan) Pinjaman Obligasi* 4,506,584,758,802 4,655,165,507,407 (148,580,748,605) -3.19% 3,655,959,648,985 850,625,109,817 23.27% *setelah dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Sumber: Kertas kerja RSM AAJ Associates atas audit PT PQR – telah diolah kembali
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
55
Pada Tabel 4.4 terlihat bahwa auditor turut memasukkan nilai obligasi per tanggal 31 Maret 2012 dengan pertimbangan bahwa PT PQR berganti status dari Perusahaan Umum dan memulai status baru sebagai Perseroan Terbatas. Nilai obligasi per tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan nilai obligasi per tanggal 31 Desember 2011 telah terjadi kenaikan sebesar 23.27%. Dengan adanya informasi dari prosedur analitis ini, auditor dapat mengetahui bahwa terjadi transaksi penerbitan obligasi dan auditor dapat meminta bukti dokumentasi dan otorisasi penambahan obligasi tersebut untuk memastikan bahwa memang benar peningkatan tersebut terjadi karena adanya penerbitan obligasi baru. Setelah melalui pengecekan dokumen, skedul, dan wawancara dengan Staf Permodalan, auditor dapat menyimpulkan bahwa peningkatan nilai obligasi berasal dari penerbitan Obligasi Berkelanjutan (Tahap II) di periode Januari – Maret 2012. Di sisi lain, auditor tidak melakukan prosedur analitis untuk pinjaman SUP dan langsung melanjutkan prosedur selanjutnya terkait dengan pengujian rincian saldo. Hal ini dikarenakan auditor menimbang bahwa nilai pinjaman SUP yang dimiliki oleh PT PQR tidak mengalami perubahan rincian saldo. Langkah ini sesuai dengan Arens et al., (2009), yang menyatakan bahwa prosedur analitis selama pekerjaan lapangan pengauditan bersifat opsional sementara prosedur analitis sebelum dan setelah pekerjaan lapangan harus dilakukan oleh auditor.
Tabel 4.5 – Analytical Review Pinjaman MTN PT PQR
dalamjutaan Rupiah 31 Desember 2012 Pinjaman MTN Konvensional 240,000 Pinjaman MTN Syariah TOTAL 240,000 Deskripsi
31 Maret Kenaikan/ 31 Desember Kenaikan/ % % 2012 (Penurunan 2011 (Penurunan 240,000 0% 240,000 0% 425,000 (425,000) -100% 425,000 (425,000) -100% 665,000 (425,000) -64% 665,000 (425,000) -64%
Sumber: Kertas kerja RSM AAJ Associates atas PT PQR – telah diolah kembali
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
56
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa terdapat penurunan nilai pinjaman MTN syariah dari posisi per tanggal 31 Desember 2011 dan 31 Maret 2012. Hal tersebut berarti bahwa telah terjadi pelunasan jatuh tempo pinjaman MTN syariah di tahun 2012. Sementara itu nilai pinjaman MTN konvensional tidak mengalami perubahan dari tahun 2011 hingga tahun 2012.
Tabel 4.6 – Rincian Pinjaman MTN tahun 2012
No 1 2 3 4
Nama MTN
Tanggal Dist /registrasi Jatuh Tempo MTN Syariah Ijarah PerumPQR Tahap I 23-Aug-11 3-Sep-12 MTN Syariah Ijarah PerumPQR Tahap II 27-Sep-11 7-Oct-12 MTN Syariah Ijarah PerumPQR Tahap III 9-Nov-11 19-Nov-12 MTN Konvensional 28-Dec-11 8-Jan-13 TOTAL
Tenor Bunga 370 hari 370 hari 370 hari 370 hari
8.35% 8.00% 8.00% 7.75%
Nominal 100,000,000,000 125,000,000,000 200,000,000,000 240,000,000,000 665,000,000,000
Sumber: Kertas kerja RSM AAJ Associates atas PT PQR – telah diolah kembali
Untuk memberikan keyakinan memadai bahwa memang telah terjadi pelunasan pinjaman MTN syariah, auditor mengecek voucher dan dokumen pendukung pelunasan pinjaman MTN syariah yang diperoleh dari Staf Permodalan. Berdasarkan hasil pengecekan tersebut, auditor menyimpulkan bahwa terdapat pelunasan pinjaman MTN syariah sebesar Rp 425,000,000,000 di tahun 2012. Sementara nilai pinjaman MTN konvensional tidak mengalami perubahan dari nilai tahun 2011. Informasi tersebut dapat digunakan auditor dalam pengujian rincian saldo terutama terkait dengan nilai pinjaman MTN syariah.
4.4.3
Prosedur Pengujian Rincian Saldo Setelah prosedur analitis dilakukan, auditor melakukan pengujian
rincian saldo atas nilai liabilitas jangka panjang dan juga nilai beban bunga terkait. Arens et al., (2009) menjabarkan bahwa terdapat tujuh tujuan audit terkait saldo yang dapat auditor gunakan sebagai kerangka pengujian rincian saldo (lihat Tabel 2.1 – Tujuan Audit Terkait Saldo dan Prosedur Pengujian
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
57
Rincian Saldo), yakni kaitan rinci, keberadaan, kelengkapan, akurasi, klasifikasi, pisah batas, dan kewajiban. Prosedur awal yang dilakukan oleh auditor untuk menguji rincian saldo adalah dengan membandingkan nilai liabilitas keuangan yang tertera dalam laporan keuangan in-house PT PQR dengan master file dari Divisi Treasury dan buku besar yang diunduh dari sistem informasi PT PQR. Hal ini untuk melihat apakah ada perbedaan signifikan antara nilai yang dilaporkan dalam laporan keuangan in-house dengan skedul dan buku besar. Jika terdapat perbedaan maka auditor dapat melacaknya melalui transaksi yang tercantum dalam skedul dan buku besar dengan rincian yang tertera dalam dokumen-dokumen penerbitan liabilitas keuangan tersebut. Dalam penugasan audit ini, auditor tidak menemukan perbedaan dan kejanggalan antara nilai pinjaman obligasi, SUP, dan MTN yang dilaporkan dalam laporan keuangan in-house dengan nilai yang dicatat dalam skedul dan buku besar. Prosedur selanjutnya adalah pengecekan tanggal efektif, tanggal jatuh tempo, tingkat suku bunga, ketentuan lainnya, serta nilai pembayaran pokok dan bunga dengan memeriksa dokumen penerbitan dan melakukan vouching ke memorandum pembayaran dan rekening koran. Dengan begitu auditor dapat menentukan bahwa nilai pinjaman obligasi, SUP, dan MTN yang tercatat memang masih merupakan kewajiban PT PQR per tanggal 31 Desember 2012 sekaligus memenuhi tujuan audit keberadaan, kelengkapan, klasifikasi, dan kewajiban. Auditor juga dapat menggunakan informasi tersebut untuk melakukan penghitungan ulang atas beban bunga di tahun 2012. Penghitungan ulang ini adalah prosedur audit yang wajib dilakukan oleh auditor untuk memenuhi tujuan audit terkait saldo khususnya akurasi dan pisah batas. Dari prosedur penghitungan ulang, auditor juga dapat memberi keyakinan memadai bahwa nilai akru beban bunga atas liabilitas keuangan tersebut telah dicatat dengan akurat dan sesuai dengan pisah batas yang seharusnya.
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
58
Tabel 4.7 – Rekapitulasi Perhitungan Ulang Nilai Pinjaman Obligasi, SUP, dan MTN PT PQR
per 31 Desember 2012 Data Klien (Rp) Obligasi X seri B 63,180,706,098 Obligasi XI 499,047,931,066 Obligasi XII 599,056,581,253 Obligasi XIII 1,498,324,830,744 Obligasi Berkelanjutan I 997,870,979,208 Obligasi Berkelanjutan II 999,066,357,180 Total Obligasi 4,656,547,385,550 Surat Utang Pemerintah 410,000,000,000 Total SUP 410,000,000,000 MTN 240,000,000,000 MTN Syariah Total MTN 240,000,000,000
Perhitungan Ulang (Rp) 63,180,706,098 499,047,931,066 599,056,581,253 1,498,324,830,744 997,870,979,208 999,066,357,180 4,656,547,385,550 410,000,000,000 410,000,000,000 240,000,000 240,000,000
Sumber: Kertas Kerja RSM AAJ Associates atas PT PQR – telah diolah kembali
Berdasarkan Tabel 4.7, diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan nilai pinjaman obligasi dari perhitungan ulang yang dilakukan oleh auditor dengan nilai yang dijabarkan oleh data klien. Oleh karena itu prosedur selanjutnya yang dilakukan oleh auditor adalah melakukan perhitungan ulang atas beban bunga liabilitas keuangan yang bertujuan untuk memastikan bahwa PT PQR melakukan perhitungan nilai akru beban bunga obligasinya dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Dengan penghitungan ulang ini auditor bisa mendapatkan keyakinan bahwa pengukuran obligasi selanjutnya setelah pengakuan awal telah sesuai dengan PSAK 50 “Instrumen Keuangan – Pengakuan dan Pengukuran (Revisi 2011)” yakni pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
59
Tabel 4.8 – Contoh Perbedaan Perhitungan Beban Bunga PT PQR dengan Perhitungan Ulang Auditor
Data Klien Periode Beban Bunga 13.10 23 Feb - 22 Mei '12 13,100,000,000 23 Mei - 23 Agt '12 13,100,000,000 23 Agt - 23 Nov '12 13,100,000,000 23 Nov '12 - 23 Febr '13 13,100,000,000
Nilai Nominal (Rp) Bunga (%) Obligasi XI 400,000,000,000 Seri A
Perhitungan Ulang Periode Beban Bunga 1 Apr - 22 Mei 12 7,568,888,889 23 Mei - 23 Agt 12 13,100,000,000 23 Agt - 23 Nov 12 13,100,000,000 23 Nov 12 - 23 Febr 13 5,676,666,667
Sumber: Kertas Kerja RSM AAJ Associates atas PT PQR – telah diolah kembali
Dari perhitungan ulang atas beban bunga obligasi PT PQR diketahui bahwa terdapat perbedaan yang disebabkan perbedaan pengakuan hari efektif. Misalnya
saja
untuk
Obligasi
XI
Seri
A
dengan
nilai
nominal
Rp 400,000,000,000 dan tingkat bunga 13,10% per tahun dibayarkan setiap tanggal 23 Februari, 23 Mei, 23 Agustus, dan 23 November. Untuk nilai akun beban bunga pinjaman obligasi yang disajikan dalam laporan keuangan, PT PQR mengakui beban bunga selama periode 23 Februari 2012 hingga 23 Februari 2013. Sementara itu beban bunga yang seharusnya diakui hanyalah untuk periode 1 April 2012 hingga 31 Desember 2012. Oleh karena itu nilai beban bunga obligasi yang disajikan menjadi lebih besar daripada yang seharusnya. Setelah melakukan wawancara dengan Staf dan Asisten Manajer Divisi Akuntansi ternyata terdapat kesalahan pada pengakuan beban bunga obligasi untuk tahun 2012. Pembayaran bunga obligasi dilakukan setiap tiga (3) bulan sekali dengan tanggal pembayaran yang berbeda untuk tiap jenis obligasi. Divisi Akuntansi tidak memperhatikan pisah batas (cutoff) per tanggal 31 Desember 2012 untuk mengakui akru beban bunga obligasi untuk periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2012, melainkan mengakui seluruh beban bunga untuk periode tiga (3) bulan pembayaran dimana sebagian dari nilai tersebut seharusnya diakui pada tahun 2013. Hal ini menyebabkan nilai beban bunga obligasi yang diakui pada tahun 2012 menjadi lebih besar daripada yang seharusnya.
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
60
Tabel 4.9 – Rekapitulasi Perhitungan Ulang Beban Bunga Obligasi PT PQR
Nomor Seri Obligasi 1 Obligasi X - Seri B 2 Obligasi XI - Seri A 3 Obligasi XI - Seri B 4 Obligasi XII - Seri A 5 Obligasi XII - Seri B 6 Obligasi XIII - Seri A1 7 Obligasi XIII - Seri A2 8 Obligasi XIII - Seri B 9 Obligasi XIII - Seri C 10 Obligasi Berkelanjutan Tahap I - 1 11 Obligasi Berkelanjutan Tahap I - 2 12 Obligasi Berkelanjutan Tahap I - 3 13 Obligasi Berkelanjutan Tahap II - 1 14 Obligasi Berkelanjutan Tahap II - 2 15 Obligasi Berkelanjutan Tahap II - 3 16 Obligasi Berkelanjutan Tahap II - 4 TOTAL As per FS Difference
Nilai Nominal % Bunga Akru Desember 2012 63,500,000,000 10.50% 5,037,666,666.67 400,000,000,000 13.10% 39,445,555,555.56 100,000,000,000 10.00% 7,527,777,777.78 370,000,000,000 10.025% 28,025,444,444.44 230,000,000,000 8.00% 13,902,222,222.22 350,000,000,000 11.68% 30,873,888,888.89 100,000,000,000 10.00% 7,555,555,555.56 650,000,000,000 12.65% 62,582,361,111.11 400,000,000,000 12.88% 39,197,222,222.22 250,000,000,000 7.50% 14,166,666,666.67 250,000,000,000 8.00% 15,111,111,111.11 500,000,000,000 9.00% 34,000,000,000.00 150,000,000,000 6.60% 7,452,500,000.00 150,000,000,000 7.25% 8,186,458,333.33 200,000,000,000 7.50% 11,291,666,666.67 500,000,000,000 7.75% 29,170,138,888.89 353,526,236,111.11 398,376,575,255.00 (44,850,339,143.89)
Sumber: Kertas Kerja RSM AAJ Associates atas PT PQR – telah diolah kembali
Secara keseluruhan terdapat perbedaan perhitungan akru beban bunga obligasi PT PQR dengan perhitungan ulang auditor (untuk perhitungan ulang yang lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 1 – Perhitungan Ulang Beban Bunga Obligasi PT PQR di halaman 70) sebesar Rp 44,850,339,143.89 yang nilainya dianggap cukup signifikan dan material. Perbedaan tersebut menunjukkan bahwa PT PQR kelebihan mendebit beban bunga obligasi dan kelebihan mengkredit beban bunga yang masih harus dibayar. Sama halnya dengan pinjaman obligasi, auditor harus melakukan penghitungan ulang atas nilai SUP dan beban bunga SUP. Sebelum melakukan penghitungan ulang, auditor meminta rincian atau skedul beban bunga SUP yang dibuat oleh klien dan juga meminta dokumen penerbitan SUP.
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
61
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara besarnya nilai pinjaman SUP yang disajikan klien dengan hasil perhitungan ulang yang dilakukan oleh auditor. Oleh karena itu prosedur selanjutnya yang dilakukan oleh auditor adalah dengan melakukan perhitungan ulang untuk beban bunga pinjaman SUP. Dari dokumen penerbitan SUP diketahui bahwa SUP akan jatuh tempo pada tahun 2019 dan pembayaran bunga SUP dijadwalkan tiap triwulan yakni tanggal 10 Maret, 10 Juni, 10 September, dan 10 Desember tiap tahunnya.
Tabel 4.10 – Rekapitulasi Perhitungan Ulang Beban Bunga SUP PT PQR
Jangka Waktu Outstanding Loan Tingkat bunga Jumlah hari Pembayaran Bunga 10-Dec-11 9-Mar-12 410,000,000,000 6.16667% 91 10-Mar-12 9-Jun-12 410,000,000,000 5.83333% 92 10-Jun-12 9-Sep-12 410,000,000,000 5.75% 92 10-Sep-12 9-Dec-12 410,000,000,000 5.75% 91 10-Dec-12 9-Mar-13 410,000,000,000 5.75% 90 TOTAL As per FS Difference
Beban Bunga 6,303,519,389 6,028,307,058 5,942,191,781 5,877,602,740 5,813,013,699 24,151,620,967
Beban Bunga Apr-Des'12 0 5,307,531,214 5,942,191,781 5,877,602,740 1,356,369,863 18,483,695,597 17,597,682,165 886,013,432
Sumber: Kertas Kerja RSM AAJ Associates atas PT PQR – telah diolah kembali
Auditor hanya memperhitungkan beban bunga yang terjadi secara akrual untuk periode April – Desember 2012 dengan pertimbangan bahwa PT PQR merupakan perseroan terbatas yang baru berdiri sejak tanggal 1 April 2012 meskipun sebelumnya PT PQR telah ada dengan status sebagai perusahaan umum. Dari perhitungan ulang tersebut diketahui terdapat perbedaan perhitungan beban bunga SUP PT PQR dengan perhitungan ulang auditor sebesar Rp 886,013,432. Perbedaan tersebut menunjukkan bahwa PT PQR kurang mendebit beban bunga SUP.
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
62
Tabel 4.11 – Rekapitulasi Perhitungan Ulang Beban Bunga MTN PT PQR MTN
NOMINAL
BEBAN BUNGA
BEBAN BUNGA
MTN Syariah Ijarah Perum PQR Tahap I MTN Syariah Ijarah Perum PQR Tahap II MTN Syariah Ijarah Perum PQR Tahap III MTN Konvensional Perum PQR Tahun 2011
100,000,000,000 125,000,000,000 200,000,000,000 240,000,000,000
3,618,333,333.33 5,277,777,777.78 10,355,555,555.56 14,208,333,333.33
MTN SYARIAH MTN KONVENSIONAL 3,618,333,333.33 5,277,777,777.78 10,355,555,555.56 14,208,333,333.33
TOTAL
33,460,000,000.00 As per FS Difference
19,251,666,666.67 22,129,165,000.00 (2,877,498,333.33)
BEBAN BUNGA
14,208,333,333.33 4,914,444,445.00 9,293,888,888.33
Sumber: Kertas Kerja RSM AAJ Associates atas PT PQR – telah diolah kembali
Berdasarkan Tabel 4.11 yang menyajikan rekapitulasi perhitungan ulang bunga pinjaman MTN, terdapat perbedaan perhitungan beban bunga pinjaman MTN PT PQR dengan perhitungan ulang auditor sebesar Rp 2,877,498,333.33 untuk pinjaman MTN syariah dan Rp 9,293,888,888.33 untuk pinjaman MTN konvensional. Perbedaan tersebut menunjukkan bahwa PT PQR kelebihan mendebit beban bunga pinjaman MTN syariah dan kurang mencatat beban bunga MTN konvensional. Untuk perhitungan ulang yang lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran 2 - Perhitungan Ulang Beban Bunga MTN PT PQR di halaman 73. Auditor kemudian mengkomunikasikan perbedaan-perbedaan nilai tersebut kepada klien. Setelah dikomunikasikan, ternyata diketahui bahwa terjadi kesalahan pencatatan beban bunga obligasi, pinjaman SUP, dan pinjaman MTN oleh klien dan klien menyetujui adanya penyesuaian nilai beban bunga tersebut. Kesalahan pencatatan tersebut sebagian besar disebabkan oleh perbedaan pengakuan hari efektif untuk bunga. Oleh karena itu auditor membuatkan proposed adjustment journal entry (PAJE) atas perbedaan tersebut dan mengkomunikasikannya kembali kepada PT PQR. PAJE tersebut adalah:
Dr. Biaya Bunga Yang Masih Harus Dibayar Cr.
Beban Bunga Obligasi
Dr. Beban Bunga SUP Cr.
44,850,339,144 44,850,339,144
886,013,432
Biaya Bunga Yang Masih Harus Dibayar
886,013,432
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
63
Dr. Beban bunga MTN konvensional Cr.
9,293,888,888
Beban Bunga Yang Masih Harus Dibayar
Dr. Beban Bunga Yang Masih Harus Dibayar Cr.
9,293,888,888
2,877,498,333
Beban bunga MTN Syariah
2,877,498,333
Kemudian setelah mengkomunikasikan dan mendiskusikan jurnal penyesuaian dan nilai beban bunga yang seharusnya dengan klien, auditor dapat mencantumkan jurnal penyesuaian tersebut ke dalam kertas kerjanya. Di akhir pekerjaan lapangan semua jurnal penyesuaian akan dirangkum ke dalam working balance sheet auditor untuk menyesuaikan semua nilai akun dalam laporan keuangan klien untuk menghasilkan laporan keuangan yang telah diaudit. Dari semua prosedur audit yang dijabarkan oleh Arens et al., (2009), auditor pada prakteknya tidak melakukan pemeriksaan transaksi yang terjadi mendekati tanggal neraca secara khusus. Akan tetapi auditor melakukan pengujian atas pisah batas secara bersamaan dengan pemenuhan tujuan audit lainnya dalam pengujian rincian saldo atas liabilitas keuangan. Auditor memeriksa
tanggal
dokumen-dokumen
pendukung
transaksi
liabilitas
keuangan untuk meyakini bahwa liabilitas keuangan yang disajikan per tanggal 31 Desember 2012 memang benar liabilitas keuangan yang muncul pada tanggal atau sebelum tanggal neraca. Sebagian dari nilai obligasi yang disajikan oleh PT PQR telah diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek karena porsi tersebut jatuh tempo dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan setelah periode pelaporan. Porsi liabilitas tersebut disajikan sebagai liabilitas jangka pendek yakni Pinjaman Obligasi yang Akan Jatuh Tempo dalam Waktu Satu Tahun. Sementara sisanya disajikan sebagai liabilitas jangka panjang yaitu Pinjaman Obligasi – Setelah Dikurangi Bagian yang Akan Jatuh Tempo dalam Waktu Satu Tahun. Sementara itu, nilai SUP diakui seluruhnya sebagai liabilitas jangka panjang karena jangka waktunya yang melebihi 12 (dua belas) bulan dan tidak
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
64
ada porsi SUP yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun setelah tanggal pelaporan. Oleh karena itu pinjaman SUP seluruhnya disajikan sebagai liabilitas jangka panjang dalam laporan keuangan. Sebagian dari nilai pinjaman MTN yang disajikan oleh PT PQR telah diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek karena porsi tersebut jatuh tempo dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan setelah periode pelaporan. Porsi liabilitas tersebut disajikan sebagai Pinjaman MTN yang Akan Jatuh Tempo dalam Waktu Satu Tahun. Sementara sisanya disajikan sebagai liabilitas jangka panjang yaitu Pinjaman MTN – Setelah Dikurangi Bagian yang Akan Jatuh Tempo dalam Waktu Satu Tahun. Akan tetapi untuk realisasi tahun 2012, tidak ada pinjaman MTN yang disajikan dalam liabilitas jangka panjang karena seluruh sisa pinjaman MTN akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun. Oleh karena itu pinjaman MTN seluruhnya per tanggal 31 Desember 2012 diakui sebagai liabilitas jangka pendek sebagai Pinjaman MTN yang Akan Jatuh Tempo dalam Waktu Satu Tahun. Untuk penyajian dan pengungkapan, auditor mengacu pada PSAK 1: “Penyajian Laporan Keuangan (Revisi 2009)” bahwa liabilitas disajikan secara terpisah menjadi liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang sesuai dengan periode jatuh temponya agar informasi yang disampaikan menjadi lebih relevan dan dapat diandalkan. Oleh karena itu auditor berkesimpulan bahwa penyajian dan pengungkapan pinjaman obligasi, pinjaman SUP, dan pinjaman MTN telah dilakukan secara wajar dan sesuai dengan PSAK yang berlaku.
4.5
Fase Pekerjaan Lapangan atas Entitas Secara Keseluruhan Berdasarkan RSM Audit Methodology, fase pekerjaan lapangan ini
dilakukan bersamaan dengan fase pekerjaan lapangan atas transaksi, akun, dan pengungkapan. Sedangkan Arens et al., (2009) mengelompokkan beberapa prosedur dalam fase ini ke dalam fase penyelesaian audit. Pada fase ini auditor dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan awal atas perikatan audit, peninjauan atas kelangsungan hidup perusahaan (going concern), kepatuhan terhadap hukum dan regulasi yang berlaku, peristiwa setelah tanggal neraca, komitmen dan kontijensi, serta risalah rapat.
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
65
Pada tahap ini auditor dibantu dengan form-form yang didesain oleh RSM International dan disesuaikan dengan kebutuhan. Jika perikatan audit dilakukan dengan klien yang belum pernah diaudit sebelumnya atau telah diaudit oleh kantor akuntan publik lain di tahun sebelumnya, maka tahap ini dimulai dengan mengisi Daftar Pemeriksaan Awal Perikatan Audit (Initial Audit Engagement Checklist). Pengisian daftar tersebut dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang jelas atas perikatan audit, akun-akun perusahaan, prosedur audit apa saja yang dilakukan oleh auditor sebelumnya. Untuk perusahaan yang merupakan klien lama dan pernah diaudit oleh RSM AAJ Associates di tahun-tahun sebelumnya, maka pengisian daftar tersebut boleh tidak dilakukan. Selain peninjauan awal atas perikatan audit, auditor juga menggunakan form pedoman lainnya seperti Going Concern Review, Compliance with Laws and Regulations, Subsequent Events, Commitment and Contingencies, serta Extract from Minutes. Form Going Concern Review digunakan untuk membantu auditor memperoleh informasi dan bukti audit terkait dengan kesesuaian penggunaan asumsi going concern oleh manajemen dalam penyusunan laporan keuangan. Auditor menggunakan form Compliance with Laws and Regulations sebagai pedoman untuk memperoleh keyakinan memadai atas kepatuhan klien pada hukum dan regulasi yang berlaku. Sementara itu form Subsequent Events digunakan sebagai pedoman untuk memperoleh informasi seputar peristiwa-peristiwa setelah tanggal neraca yang menimbulkan adanya penyesuaian atau pengungkapan dalam laporan keuangan. Form Commitment and Contingencies digunakan sebagai alat untuk membantu auditor menggali informasi menyeluruh untuk semua komitmen dan kontijensi yang memerlukan penyesuaian atau pengungkapan dalam laporan keuangan. Auditor juga merinci tiap informasi penting dari setiap rapat direksi, komisaris, atau pun pemegang saham ke dalam form Extract from Minutes sehingga auditor dapat menyimpulkan dengan mudah informasi penting terkait dengan entitas.
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
66
Untuk mendapatkan informasi yang memberikan keyakinan memadai sekaligus untuk mengisi form tersebut, auditor melakukan wawancara dengan klien dan meminta dokumen-dokumen pendukung seperti akta pendirian, risalah rapat, dan dokumen yang terkait dengan hukum. Kemudian auditor, biasanya Manajer dan Senior Auditor, akan melakukan peninjauan ulang atas informasi yang didapat. Prosedur yang dilakukan oleh auditor tersebut telah sesuai dengan yang dijabarkan oleh Arens et al., (2009).
4.6
Fase Penyelesaian dan Pelaporan Pada fase penyelesaian dan pelaporan audit, auditor harus melakukan
prosedur analitis akhir yang bertujuan sebagai pengamatan dan pemeriksaan akhir untuk mengetahui kesalahan penyajian informasi oleh klien. Umumnya prosedur analitis akhir ini dilakukan oleh seorang manajer yang lebih memiliki pengalaman pengauditan dan lebih memahami bisnis klien. Pada fase ini semua jurnal penyesuaian yang telah diajukan dan disetujui bersama klien, dimasukkan ke dalam pembuatan working balance sheet. Kertas kerja tersebut memuat angka-angka laporan keuangan masingmasing kantor wilayah dan kantor pusat PT PQR yang telah diaudit dan diverifikasi serta disesuaikan oleh jurnal penyesuaian untuk kemudian dikonsolidasi menjadi laporan keuangan konsolidasian PT PQR. Setelah itu laporan keuangan konsolidasian PT PQR tersebut harus direview secara menyeluruh oleh manajer dan Partner In-charge untuk mengantisipasi adanya kemungkinan salah saji yang tidak teridentifiikasi oleh tim audit di lapangan dan juga untuk mengantisipasi adanya pengungkapan peristiwa setelah tanggal pelaporan yang belum diungkapkan. Selain review juga diperlukan footing, cross-footing, dan proofreading atas draft laporan keuangan PT PQR. Hal ini untuk mencegah adanya kesalahan penyajian angka dan istilah yang dipergunakan. Dalam fase ini, auditor juga memberikan opini atas laporan keuangan PT PQR untuk periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2012 bahwa laporan tersebut disajikan secara wajar tanpa pengecualian, dalam semua hal yang material.
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
67
Auditor segera mengkomunikasikan segala isu material, temuan, atau pun perbedaan rincian, yang memberikan dampak signifikan pada pelaporan keuangan kepada manajemen PT PQR. Komunikasi dua arah telah dibangun oleh auditor untuk menciptakan suasana pengauditan yang kondusif dan manajemen PT PQR pun dapat menanggapi segala temuan dengan positif dan kooperatif.
Temuan-temuan
tersebut
juga
dapat
dicantumkan
dalam
management letter agar manajemen PT PQR dapat mengetahui di mana titik kelemahan pengendalian internal atau titik kesalahan penyajian dan pelaporan informasi keuangan. Arens et al., (2009) menjabarkan bahwa management letter merupakan salah satu bentuk value-added service yang dilakukan oleh auditor selain melakukan penugasan audit umum. Dalam pengauditan untuk liabilitas keuangan PT PQR khususnya obligasi, surat utang pemerintah, dan medium term notes, auditor memasukkan temuan perbedaan nilai beban bunga atas liabilitas keuangan yang cukup signifikan dan dianggap material ke dalam management letter. Auditor mencantumkan adanya perbedaan dikarenakan kesalahan penggunaan hari efektif, kesalahan formula spreadsheet, dan pengakuan beban bunga liabilitas keuangan yang tidak sesuai sebagai poin yang harus diperhatikan oleh manajemen PT PQR. Untuk itu saran yang dapat diberikan oleh auditor adalah perlunya peninjauan ulang pencatatan dan perhitungan atas beban bunga liabilitas keuangan yang telah dibuat oleh Staf Permodalan oleh pihak yang memahami liabilitas keuangan dan memiliki otoritas. Divisi Akuntansi selaku pihak yang menerima informasi atas liabilitas keuangan untuk kepentingan pelaporan juga harus aktif berkoordinasi dan meninjau apabila terdapat kejanggalan atas informasi dari Divisi Tresuri atau pun Kasir. Hal ini dimaksudkan sebagai saran bagi PT PQR dalam perbaikan sumber daya dan pengendalian internal perusahaan terkait dengan penanganan liabilitas keuangan di masa mendatang. Secara keseluruhan fase penyelesaian dan pelaporan atas audit laporan keuangan PT PQR telah dilaksanakan sesuai dengan RSM Audit Methodology. Auditor juga telah melaksanakan proses dan prosedur audit dengan komprehensif dan kompeten. Seluruh informasi yang didapat mulai dari tahap
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
68
awal penerimaan dan peninjauan kembali atas klien, perencanaan, hingga tahap pekerjaan lapangan untuk keseluruhan akun dan entitas dirangkum oleh auditor dalam tahap ini untuk membantu penyusunan laporan keuangan dan pendapat auditor atas laporan keuangan tersebut. Proses audit dalam fase ini juga sesuai dengan teori yang dijabarkan oleh Arens et al., (2009), bahwa auditor perlu mengevaluasi hasil dan bukti audit untuk mendukung pendapat auditor atas kewajaran penyajian laporan keuangan. Sebelum auditor menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit, auditor juga dianjurkan untuk melakukan peninjauan kembali untuk pengungkapan laporan keuangan dan dokumentasi audit. Auditor juga harus mengkomunikasikan setiap temuan audit, tindak kecurangan, kelemahan pengendalian internal, dan management letter kepada manajemen perusahaan untuk menentukan tindakan perbaikan dan pencegahan dengan segera.
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan Liabilitas keuangan merupakan salah satu sumber pendanaan bagi PT
PQR sebagai Badan Usaha Milik Negara yang khusus menjalankan kegiatan operasinya dalam penyaluran kredit bagi masyarakat. Informasi liabilitas keuangan menjadi penting khususnya bagi kreditor dan para pengguna laporan keuangan lainnya dalam pengambilan keputusan. Angka liabilitas jangka panjang dalam laporan keuangan menunjukkan besarnya kewajiban perusahaan kepada pihak eksternal yang harus dipenuhi baik dengan pengeluaran kas, pertukaran aset, atau dengan ketentuan lainnya. Audit atas liabilitas keuangan khususnya pinjaman obligasi, SUP, dan MTN, merupakan bagian dari audit umum atas laporan keuangan PT PQR. Dalam proses pengauditan tersebut, auditor menggunakan RSM Audit Methodology sebagai pedoman dan alat bantu audit. Proses pengauditan menurut RSM Audit Methodology terdiri atas 5 (lima) fase yakni penerimaan dan peninjauan kembali atas klien, perencanaan awal dan perencanaan audit, pekerjaan lapangan untuk transaksi, akun, dan pengungkapan, pekerjaan lapangan untuk entitas secara keseluruhan, serta penyelesaian dan pelaporan. Secara keseluruhan RSM Audit Methodology serupa dengan teori proses pengauditan yang dijabarkan oleh Arens et al, (2009). Akan tetapi RSM Audit Methodology lebih menekankan pada fase penerimaan dan peninjauan kembali atas klien serta fase pekerjaan lapangan atas entitas secara keseluruhan. Kedua fase tersebut diklasifikasikan tersendiri namun tetap berkaitan erat dengan fase lainnya karena dianggap bagian penting dalam pengauditan yang harus dilakukan secara intensif dan komprehensif. Hal ini dikarenakan adanya pertimbangan bahwa fase penerimaan dan peninjauan kembali atas klien merupakan pondasi penting atas pengauditan untuk memperoleh informasi memadai atas klien dan juga sebagai tahap penentuan apakah akan menerima atau melanjutkan perikatan audit tersebut. Sementara fase pekerjaan lapangan atas
69 Universitas Indonesia Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
70
entitas secara keseluruhan merupakan fase di mana auditor tidak hanya melakukan pekerjaan lapangan untuk transaksi akun tertentu tapi juga melakukan pekerjaan lapangan terkait informasi entitas keseluruhan sejak awal. Dengan begitu auditor dapat melakukan peninjauan kembali atas informasi yang didapat terkait dengan keberlangsungan entitas, hukum dan regulasi, komitmen, kontijensi, dan lain sebagainya. Prosedur audit yang dijalankan oleh auditor di lapangan juga sudah mengikuti RSM Audit Methodology. Hal ini tentunya membantu kelancaran pengauditan dan memberi pedoman bagi auditor untuk menggali informasiinformasi penting di lapangan. Prosedur audit yang dilakukan pada prakteknya secara garis besar juga telah sesuai dengan teori pengauditan yang dipaparkan Arens et al., (2009). Pada fase pekerjaan lapangan untuk transaksi, akun, dan pengungkapan, pembahasan hanya terbatas pada pengauditan untuk pinjaman obligasi, SUP, dan MTN. Prosedur pengujian pengendalian, pengujian substantif atas transaksi, prosedur analitis, dan pengujian rincian saldo atas ketiga akun tersebut adalah serupa. Perbedaan tidak terlalu signifikan terletak hanya pada rincian prosedur dan hasil yang didapatkan untuk masing-masing akun. Dari pengujian rincian atas saldo, auditor menemukan perbedaan nilai antara data klien dengan hasil perhitungan ulang yang dilakukan oleh auditor. Perbedaan nilai atas nilai pinjaman obligasi, SUP, dan MTN dikomunikasikan kepada manajemen PT PQR dan setelah ditelusuri lebih lanjut penyebabnya adalah perbedaan pengakuan hari efektif untuk beban bunga dalam spreadsheet skedul yang dibuat oleh klien. Hal tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan pembuatan ayat jurnal penyesuaian untuk beban bunga pinjaman obligasi, SUP, dan MTN yang seharusnya diakui untuk periode April-Desember 2012. Selanjutnya pada fase penyelesaian dan pelaporan, auditor merangkum seluruh informasi yang didapat selama pengauditan untuk menyusun laporan keuangan yang telah diaudit dan opini atas laporan keuangan tersebut. Auditor RSM AAJ Associates menerbitkan opini wajar tanpa pengecualian, dalam semua hal yang material, untuk laporan keuangan konsolidasian PT PQR.
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
71
5.2
Saran
5.2.1
Saran untuk PT PQR Berikut ini adalah saran yang dapat diajukan kepada PT PQR untuk
periode selanjutnya, yakni:
Perlu adanya pengawasan berkala dari pihak independen atas pencatatan dan perhitungan liabilitas keuangan yang dilakukan oleh staf permodalan PT PQR. Selama ini belum ada pengawasan berkala dari pihak independen karena alasan keterbatasan sumber daya manusia dan waktu, sehingga seringkali terjadi kesalahan pada pencatatan dan perhitungan yang tidak teridentifikasi dan berdampak pada nilai yang disajikan dalam laporan keuangan.
5.2.2
Saran untuk RSM AAJ Associates – KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar, dan Saptoto Prosedur audit atas liabilitas keuangan khususnya pinjaman obligasi,
SUP, dan MTN PT PQR yang dilakukan oleh RSM AAJ Associates sesungguhnya telah dilakukan dengan komprehensif dan sesuai dengan RSM Audit Methodology. Akan tetapi berikut ini adalah beberapa saran yang dapat diajukan untuk perbaikan di masa mendatang:
Untuk penugasan audit yang berulang (terhadap klien lama), sebaiknya terus menerjunkan beberapa personel yang pernah terlibat dalam pelaksanaan audit pada periode sebelumnya. Hal ini dikarenakan pengalaman personel tersebut dalam mengaudit akun-akun tertentu dan pemahaman personel terkait dengan klien sangat membantu proses pengauditan secara keseluruhan.
Konfirmasi dapat menjadi salah satu alternatif bukti audit, selain perhitungan ulang, yang membantu auditor dalam mendapatkan keyakinan memadai atas liabilitas keuangan yang dimiliki oleh PT PQR. Auditor dapat mengirimkan konfirmasi kepada pihak ketiga (dalam hal ini adalah kreditor) terkait dengan rincian saldo pinjaman obligasi, SUP, dan MTN.
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
72
DAFTAR REFERENSI
Arens, Alvin A., Mark S. Beasley, Randal J. Elder, dan Amir Abadi Jusuf. (2009). Auditing and Assurance Services: An Integrated Approach – an Indonesian Adaptation. Singapura: Prentice Hall. Bank Indonesia. (2013). Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI). Jakarta: Author. Ikatan Akuntan Indonesia. (2010). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 50 Revisi 2010: Instrumen Keuangan – Penyajian. Jakarta: IAI. Ikatan Akuntan Indonesia. (2011). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 55 Revisi 2011: Instrumen Keuangan – Pengakuan dan Pengukuran. Jakarta: IAI. Ikatan Akuntan Indonesia. (2001). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Yayasan Karya Salemba Empat. Kieso, Donald E., Weygandt, Jerry J., Warfield, Terry D. (2011). Intermediate Accounting Volume 1 IFRS Edition. New Jersey: John Wiley & Sons. Mangani, Ketut S. (2009). Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Penerbit Erlangga. RSM AAJ Associates. (2012). Employee Handbook. Jakarta: Author. RSM AAJ Associates. 25 April 2013, 19.00 WIB. http://rsm.aajassociates.com/services.php?menu=1&id=0
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
73
Lampiran 1. Perhitungan Ulang Beban Bunga Obligasi PT PQR Skedul Pembayaran Seri No Obligasi 1 Obligasi X Seri B
2
3
Nilai Nominal (Rp)
Bunga/ Tahun
Periode
Jumlah hari
Jumlah (Rp)
Rekalkulasi Beban Bunga per 31 Desember 2012 Jumlah Jumlah hari (Rp)
63,500,000,000 10.500%
1 april - 10 april 2012 11 Apr s/d 10 Jul 12 11 Jul s/d 10 Okt 12 11 Okt 12 s/d 10 Jan 13
90 90 90 90
1,666,875,000 1,666,875,000 1,666,875,000 1,666,875,000
10 90 90 82
185,208,333 1,666,875,000 1,666,875,000 1,518,708,333
Obligasi XI Seri A
400,000,000,000 13.100%
1 april - 22 mei 2012 23 Mei s/d 23 Agtt 12 23 Agt s/d 23 Nov 12 23 Nov 12 s/d 23 Pebr 13
90 90 90 90
13,100,000,000 13,100,000,000 13,100,000,000 13,100,000,000
52 90 90 39
7,568,888,889 13,100,000,000 13,100,000,000 5,676,666,667
Seri B
100,000,000,000 10.000%
1 april - 22 mei 2012 23 Mei s/d 23 Agtt 12 23 Agt s/d 23 Nov 12 23 Nov 12 s/d 23 Pebr 13
90 90 90 90
2,500,000,000 2,500,000,000 2,500,000,000 2,500,000,000
52 90 90 39
1,444,444,444 2,500,000,000 2,500,000,000 1,083,333,333
Obligasi XII Seri A
370,000,000,000 10.025%
1 april s/d 4 Juni 12 4 Juni s/d 4 Sept 12 4 Sept s/d 4 Des 12 4 Des 12 s/d 4 Mar 13
90 90 90 90
9,273,125,000 9,273,125,000 9,273,125,000 9,273,125,000
65 90 90 27
6,697,256,944 9,273,125,000 9,273,125,000 2,781,937,500
Seri B
230,000,000,000
1 aprl s/d 4 Juni 12 4 Juni s/d 4 Sept 12 4 Sept s/d 4 Des 12 4 Des 12 s/d 4 Mar 13
90 90 90 90
4,600,000,000 4,600,000,000 4,600,000,000 4,600,000,000
65 90 90 27
3,322,222,222 4,600,000,000 4,600,000,000 1,380,000,000
8.000%
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
74
Lampiran 1. Perhitungan Ulang Beban Bunga Obligasi PT PQR (lanjutan) Seri No Obligasi 4 Obligasi XIII Seri A1
5
Nilai Nominal (Rp)
Bunga/ Tahun
Periode
Skedul Pembayaran Jumlah hari
Jumlah (Rp)
Rekalkulasi Beban Bunga Jumlah Jumlah hari (Rp)
350,000,000,000 11.675%
1 Apr s/d 1 Jul 12 1 Juli s/d 1 Okt 12 1 Okt 12 s/d 1 Jan 13
90 90 92
10,215,625,000 10,215,625,000 10,215,625,000
92 90 92
10,442,638,889 10,215,625,000 10,215,625,000
Seri A2
100,000,000,000 10.000%
1 Apr s/d 1 Jul 12 1 Juli s/d 1 Okt 12 1 Okt 12 s/d 1 Jan 13
90 90 92
2,500,000,000 2,500,000,000 2,500,000,000
92 90 92
2,555,555,556 2,500,000,000 2,500,000,000
Seri B
650,000,000,000 12.650%
1 Apr s/d 1 Jul 12 1 Juli s/d 1 Okt 12 1 Okt 12 s/d 1 Jan 13
90 90 90
20,556,250,000 20,556,250,000 20,556,250,000
92 90 92
21,013,055,556 20,556,250,000 21,013,055,556
Seri C
400,000,000,000 12.875%
1 Apr s/d 1 Jul 12 1 Juli s/d 1 Okt 12 1 Okt 12 s/d 1 Jan 13
90 90 90
12,875,000,000 12,875,000,000 12,875,000,000
92 90 92
13,161,111,111 12,875,000,000 13,161,111,111
Berkelanjutan I
250,000,000,000
7.500%
1 - 10 april 2012 11 Apr s.d 11 Jul 12 11 Jul s.d 11 Okt 12 11 Okt s.d 11 Jan 13
90 90 90 90
4,687,500,000 4,687,500,000 4,687,500,000 4,687,500,000
10 90 90 82
520,833,333 4,687,500,000 4,687,500,000 4,270,833,333
250,000,000,000
8.000%
1 - 10 april 2012 11 Apr s.d 11 Jul 12 11 Jul s.d 11 Okt 12 11 Okt s.d 11 Jan 13
90 90 90 90
5,000,000,000 5,000,000,000 5,000,000,000 5,000,000,000
10 90 90 82
555,555,556 5,000,000,000 5,000,000,000 4,555,555,556
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
75
Lampiran 1. Perhitungan Ulang Beban Bunga Obligasi PT PQR (lanjutan)
No
6
Total
Seri Obligasi
Berkelanjutan II
Skedul Pembayaran Jumlah hari 1 - 10 april 2012 90 11 Apr s.d 11 Jul 12 90 11 Jul s.d 11 Okt 12 90 11 Okt s.d 11 Jan 13 90 Periode
Jumlah (Rp) 11,250,000,000 11,250,000,000 11,250,000,000 11,250,000,000
Rekalkulasi Beban Bunga Jumlah Jumlah hari (Rp) 10 1,250,000,000 90 11,250,000,000 90 11,250,000,000 82 10,250,000,000
Nilai Nominal (Rp) 500,000,000,000
Bunga/ Tahun 9.000%
150,000,000,000
6.600%
1 april - 13 mei 2012 14 Mei s.d 14 Agst 2012 14 Agst s.d. 14 Nov 2012 14 Nov s.d. 18 Feb 2013
90 90 90 90
2,475,000,000 2,475,000,000 2,475,000,000 2,475,000,000
43 90 90 48
1,182,500,000 2,475,000,000 2,475,000,000 1,320,000,000
150,000,000,000
7.250%
1 april - 13 mei 2012 14 Mei s.d 14 Agst 2012 14 Agst s.d. 14 Nov 2012 14 Nov s.d. 14 Feb 2013
90 90 90 90
2,718,750,000 2,718,750,000 2,718,750,000 2,718,750,000
43 90 90 48
1,298,958,333 2,718,750,000 2,718,750,000 1,450,000,000
200,000,000,000
7.500%
1 april - 13 mei 2012 14 Mei s.d 14 Agst 2012 14 Agst s.d. 14 Nov 2012 14 Nov s.d. 14 Feb 2013
90 90 90 90
3,750,000,000 3,750,000,000 3,750,000,000 3,750,000,000
43 90 90 48
1,791,666,667 3,750,000,000 3,750,000,000 2,000,000,000
500,000,000,000
7.750%
1 april - 13 mei 2012 14 Mei s.d 14 Agst 2012 14 Agst s.d. 14 Nov 2012 14 Nov s.d. 14 Feb 2013
90 90 90 90
9,687,500,000 9,687,500,000 9,687,500,000 9,687,500,000
43 90 90 48
4,628,472,222 9,687,500,000 9,687,500,000 5,166,666,667
4,663,500,000,000 M.A 511.02.01 Difference
353,526,236,111 398,376,575,255 (44,850,339,144)
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013
76
Lampiran 2. Perhitungan Ulang Beban Bunga MTN PT PQR MTN
NOMINAL (Rp) MTN Syariah Ijarah Tahap I 100,000,000,000 MTN Syariah Ijarah Tahap II 125,000,000,000 MTN Syariah Ijarah Tahap III 200,000,000,000 MTN Konvensional Tahun 2011 240,000,000,000 TOTAL
TANGGAL JUMLAH HARI BUNGA %BUNGA DIST. JATUH TEMPO (DI TAHUN 2012) 23-Aug-11 3-Sep-12 247 8.35% 27-Sep-11 7-Oct-12 281 8% 9-Nov-11 19-Nov-12 324 8% 28-Dec-11 8-Jan-13 366 7.75%
BEBAN BUNGA 1 APRIL - 31 DES 2012 BEBAN BUNGA (Rp) JUMLAH HARI BUNGA 1 JAN - 31 DES 2012 PER 1 APRIL 2012 MTN SYARIAH (Rp) MTN KONVENSIONAL (Rp) 5,470,689,655 156 3,618,333,333 7,473,404,255 190 5,277,777,778 13,787,234,043 233 10,355,555,556 18,057,294,430 275 14,208,333,333 44,788,622,383 As per FS Difference
19,251,666,667 22,129,165,000 (2,877,498,333)
14,208,333,333 4,914,444,445 9,293,888,888
Universitas Indonesia
Proses audit ..., Yoshanti Andikasari, FE UI, 2013