UNIVERSITAS INDONESIA
PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM: STUDI KASUS DEPUTI BIDANG DUKUNGAN KEBIJAKAN KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA
KARYA AKHIR
DIAN KARTIKA PUTRI 1206194386
FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI JAKARTA JULI 2014
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
UNIVERSITAS INDONESIA
PERANCANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM: STUDI KASUS DEPUTI BIDANG DUKUNGAN KEBIJAKAN KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA
KARYA AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Teknologi Informasi
DIAN KARTIKA PUTRI 1206194386
FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI JAKARTA JULI 2014
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya Akhir ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama
: Dian Kartika Putri
NPM
: 1206194386
Tanda tangan : Tanggal
:
Juli 2014
ii
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Akhir ini diajukan oleh: Nama NPM Program Studi Judul Karya Akhir
: : : :
Dian Kartika Putri 1206194386 Magister Teknologi Informasi Perancangan Knowledge Management System: Studi Kasus Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Kementerian Sekretariat Negara
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Magister Teknologi Informasi pada Program Studi Magister Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia. DEWAN PENGUJI
Pembimbing I
:
Ir. Dana Indra Sensuse M.LIS., Ph.D.
(..............................)
Pembimbing II :
dr. Iik Wilarso M.T.I.
(..............................)
Penguji
:
Dr. Achmad Nizar Hidayanto, M.Kom.
(..............................)
Penguji
:
Putu Wuri Handayani, M.Sc.
(..............................)
Ditetapkan di Jakarta Tanggal Juli 2014
iii
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkah dan rahmahNya, saya dapat menyelesaikan Karya Akhir ini. Penulisan karya akhir ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister Teknologi Informasi pada Program Studi Magister Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan karya akhir ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ir. Dana Indra Sensuse M.LIS., Ph.D. dan dr. Iik Wilarso M.T.I., selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan Karya Akhir ini; 2. Dr. Achmad Nizar Hidayanto, S.Kom., M.Kom. dan Ibu Putu Wuri Handayani, M.Sc., selaku dosen penguji yang telah memberikan masukanmasukan yang membangun untuk perbaikan karya akhir ini 3. Segenap pimpinan dan pegawai Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Kemsetneg yang telah mengijinkan dan membantu dalam pengumpulan data yang diperlukan; 4. Mama, Papa, dan adik-adik saya yang telah memberikan dukungan moral dan doa tiada henti selama penulis menempuh pendidikan dan proses penyusunan karya akhir; 5. Segenap pimpinan dan rekan-rekan Sekretariat Wantimpres untuk dukungan dan segala pengertiannya sehingga saya dapat menempuh pendidikan dengan baik; 6. Sahabat, teman, dan kolega MTI UI untuk doa, dukungan semangat, dan segala bantuan bagi saya selama masa perkuliahan dan dalam menyelesaikan karya akhir ini;
iv
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
7. Teman-teman sebimbingan, Oki, Idham, Ali, Angga, dan Pak Anto, yang telah bersama-sama berjuang menyelesaikan karya akhir ini; 8. Last but not least, Mas Ikan dan Mamah, untuk segala dukungan dan rasa yang membuat saya semakin kuat dan tangguh. Saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Karya Akhir ini tentu saja masih jauh dari sempurna, kiranya berbagai masukan dan saran dari pembaca dapat diberikan untuk perbaikan. Semoga karya akhir ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Jakarta,
Juli 2014
Penulis
v
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Dian Kartika Putri
NPM
: 1206194386
Program Studi : Magister Teknologi Informasi Fakultas
: Ilmu Komputer
Jenis Karya
: Karya Akhir
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive RoyaltyFree Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : Perancangan Knowledge Management System: Studi Kasus Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Kementerian Sekretariat Negara. Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Nonekskutif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola
dalam
bentuk
pangkalan
data
(database).
Merawat,
dan
mempublikasikan karya akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di
: Jakarta
Pada tanggal :
Juli 2014
Yang menyatakan,
(Dian Kartika Putri) vi
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
ABSTRAK
Nama : Dian Kartika Putri Program Studi : Magister Teknologi Informasi Judul : Perancangan Knowledge Management System: Studi Kasus Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Kementerian Sekretariat Negara Knowledge Management berperan penting dalam membantu meningkatkan efektivitas organisasi karena dapat mendorong pengetahuan yang sudah dimiliki untuk meningkatkan kualitas proses pengambilan keputusan. Pada Kementerian Sekretariat Negara, sebagai lembaga yang paling dekat dengan pelaksanaan tugas Presiden dan Wakil Presiden dalam menjalankan kekuasaan negara dan pemerintahan, pengetahuan menjadi hal penting dalam proses analisis data sebagai masukan kepada Presiden dan Wakil Presiden. Namun demikian, hal ini belum ditunjang oleh suatu mekanisme untuk mengelola pengetahuan yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun suatu knowledge management system yang dapat diterapkan di lingkungan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan, Kementerian Sekretariat Negara. Metodologi yang digunakan adalah analisis faktor kontingensi untuk menentukan proses knowledge management yang sesuai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses knowledge management yang dapat diterapkan adalah Internalization, Socialization for Knowledge Sharing, Routines, Direction, dan Combination. Fitur yang dikembangkan adalah manajemen dokumen, kliping berita, help desk, blog, serta chatting, yang disertai fungsi pencarian pada masing-masing fitur. Kata kunci
: perancangan, knowledge management system, sistem manajemen pengetahuan, Kementerian Sekretariat Negara, Kemsetneg
xvii+135 halaman; 63 gambar; 29 tabel; 4 lampiran
vii
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
ABSTRACT
Name Program of Study Title
: Dian Kartika Putri : Master of Information Technology : Designing Knowledge Management System: a Case Study of the Deputy Minister for Policy Support, Ministry of State Secretariat
Knowledge Management plays an important role in helping to improve the effectiveness of an organization as it can encourage existing knowledge to improve the quality of decision-making process. At the Ministry of the State Secretariat, as the institution closest to the duties of President and Vice President for running state power and administration, knowledge has become important in the process of data analysis as an input to the President and Vice President. However, this has not been supported by a mechanism for managing existing knowledge. This study aimed to develop a knowledge management system that can be applied in environments of Deputy Minister for Policy Support. The methodology used is the contingency factor analysis to determine the appropriate knowledge management processes. The results showed that the processes of knowledge management that can be applied are the Internalization, Socialization for Knowledge Sharing, Routines, Direction, and Combination. Features to be developed are document management, news clippings, helpdesk, blog, and chatting, which accompanied the search function on each feature. Keywords
: designing, knowledge management systems, the Ministry of the State Secretariat
xvii+135 pages; 63 figures; 29 tables; 4 attachments
viii
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iii KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................. vi ABSTRAK ......................................................................................................... vii DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi 1. PENDAHULUAN ...............................................................................................1 1.1. Latar Belakang ....................................................................................1 1.2. Analisis Permasalahan ........................................................................4 1.3. Pertanyaan Penelitian ..........................................................................6 1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...........................................................6 1.5. Batasan Masalah .................................................................................7 1.6. Sistematika Penulisan .........................................................................7 2. TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................................9 2.1. Knowledge ..........................................................................................9 2.1.1. Definisi Knowledge .................................................................9 2.1.2. Klasifikasi Knowledge ............................................................9 2.1.3. Penyimpanan Knowledge ......................................................10 2.2. Knowledge Management...................................................................11 2.2.1. Definisi Knowledge Management .........................................11 2.2.2. Penilaian Knowledge Management .......................................11 2.2.3. Infrastruktur Knowledge Management..................................12 2.2.2.1. Budaya Organisasi ..................................................12 2.2.2.2. Struktur Organisasi .................................................16 2.2.2.3. Infrastruktur Teknologi Informasi ..........................16 2.2.2.4. Pengetahuan Umum ................................................18 2.2.4. Proses Knowledge Management ...........................................19 2.2.5. Knowledge Management System ...........................................21 ix Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
2.3. Pengembangan Knowledge Management System .............................22 2.3.1. Ten Steps Knowledge Management Road (Amrit Tiwana) ...22 2.3.2. Five Grounded Principles for Developing Knowledge Management Systems (Woodman dan Zade) ........................25 2.3.3. Identifikasi Knowledge Management Solution dengan Faktor Kontingensi (Fernandez dan Shaberwal) ...................28 2.4. Unified Modelling Languange ..........................................................33 2.4.1. Use Case Diagram ................................................................36 2.4.2. Activity Diagram ...................................................................36 2.5. Penelitian Sebelumnya ......................................................................36 2.5.1. Perancangan Model Knowledge Management System Bidang Penelitian: Studi Kasus Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) .....................................................................................36 2.5.2. Perancangan Model Knowledge Management System Untuk Mendukung Proses Kerja Akreditasi: Studi Kasus Lembaga Akreditas Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan ..............................................................................38 2.5.3. Perancangan Model Knowledge Management System: Studi Kasus Direktorat ABC .................................................39 2.5.4. Evaluating a Knowledge Management Systems Development Methodology: Practical Application in a Virtual Recruitment Organization ........................................39 2.5.5. Perbandingan dengan Penelitian Sebelumnya ......................40 2.6. Kerangka Teoritis .............................................................................44 3. METODOLOGI PENELITIAN .....................................................................46 3.1. Alur Penelitian ..................................................................................46 3.2. Sumber Data .....................................................................................49 3.3. Teknik Pengumpulan Data................................................................50 3.3.1. Wawancara ............................................................................50 3.3.2. Kuesioner ..............................................................................50 3.3.3. Mempelajari Dokumen .........................................................51 4. PROFIL ORGANISASI ..................................................................................52 4.1. Tugas dan Fungsi Kementerian Sekretariat Negara .........................52 4.2. Struktur Organisasi Kementerian Sekretariat Negara .......................54 4.3. Visi dan Misi .....................................................................................57 4.4. Tujuan dan Sasaran Strategis ............................................................58 x
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
4.5. Arah Kebijakan dan Strategi .............................................................60 4.6. Deputi Bidang Dukungan Kebijakan, Kementerian Sekretariat Negara ...............................................................................................61 4.6.1. Fungsi Deputi Bidang Dukungan Kebijakan ........................61 4.6.2. Struktur Organisasi Deputi Bidang Dukungan Kebijakan ....61 4.6.3. Implementasi Knowledge Management di Lingkungan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan ....................................64 5. ANALISIS DAN PERANCANGAN ...............................................................71 5.1. Identifikasi Faktor Kontingensi ........................................................71 5.1.1. Karakteristik Tugas ...............................................................71 5.1.2. Karakteristik Pengetahuan ....................................................72 5.1.3. Karakteristik Organisasi ........................................................74 5.1.4. Karakteristik Lingkungan .....................................................74 5.2. Analisis Proses Knowledge Management Berdasarkan Faktor Kontingensi .......................................................................................75 5.3. Proses Knowledge Management yang Ada Saat Ini .........................80 5.4. Proses Knowledge Management Tambahan .....................................83 5.5. Infrastruktur Knowledge Management .............................................85 5.5.1. Budaya Organisasi ................................................................85 5.5.2. Struktur Organisasi ...............................................................87 5.5.3. Pengetahuan Umum ..............................................................88 5.5.4. Infrastruktur Teknologi Informasi ........................................90 5.5.4.1. Infrastruktur Teknologi Informasi Saat Ini .............90 5.5.4.2. Arsitektur Knowledge Management System ...........91 5.5.5. Lingkungan Fisik ..................................................................92 5.6. Pengembangan Knowledge Management System Beserta Mekanisme dan Teknologi................................................................93 5.7. Kebutuhan Knowledge Management System ..................................100 5.7.1. Kebutuhan Fungsional Knowledge Management System ...100 5.7.1.1. Use Case Diagram ................................................101 5.7.1.2. Activity Diagram ...................................................103 5.7.2. Kebutuhan Nonfungsional Knowledge Management System..................................................................................115 5.8. Perancangan Knowledge Management System ...............................115 5.8.1. Rancangan Basisdata Knowledge Management System......115 5.8.2. Rancangan Tampilan Knowledge Management System ....116 xi
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
5.8.3. Peninjauan Rancangan Tampilan Knowledge Management System ............................................................124 5.9. Implikasi Penelitian ........................................................................129 5.9.1. Implikasi Terhadap Organisasi ...........................................130 5.9.2. Implikasi Terhadap Knowledge Management System ........130 5.9.3. Implikasi terhadap Penelitian Selanjutnya ..........................130 6. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................132 6.1. Kesimpulan .....................................................................................132 6.2. Saran ...............................................................................................132 DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................134 LAMPIRAN ........................................................................................................137 A.
Instrumen Wawancara ....................................................................137
B.
Instrumen Kuesioner .......................................................................139
C.
Hasil Wawancara ............................................................................145
D.
Tabulasi Kuesioner .........................................................................159
xii
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Tujuh Layer Arsitektur KMS (Tiwana, 2002) ................................18 Gambar 2.2. Proses Knowledge Management (Fernandez & Sabherwal, 2010) ...............................................................................................20 Gambar 2.3. Sepuluh Langkah Penyusunan Knowledge Management ...............23 Gambar 2.4. Kerangka Teoritis Penelitian Prayoga (2014) ................................37 Gambar 2.5. Kerangka Teoritis Penelitian Sari (2014) .......................................38 Gambar 2.6. Kerangka Teoritis Penelitian ..........................................................44 Gambar 3.1. Alur Penelitian yang Dilakukan .....................................................46 Gambar 4.1. Struktur Organisasi Asisten Deputi
Dukungan Kebijakan
Dalam Negeri..................................................................................62 Gambar 4.2. Struktur Organisasi Asisten Deputi
Dukungan Kebijakan
Hubungan Internasional..................................................................62 Gambar 4.3. Struktur Organisasi Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan....63 Gambar 4.4. Struktur Organisasi Asisten Deputi Dukungan Data Kebijakan dan Informatika ..............................................................................63 Gambar 4.5. Contoh Tampilan Halaman Surat dalam SPDE..............................67 Gambar 4.6. Contoh Tampilan Halaman Disposisi dalam SPDE .......................67 Gambar 4.7. Contoh Tampilan Halaman Memo dalam SPDE............................68 Gambar 4.8. Contoh Tampilan Halaman Agenda dalam SPDE..........................68 Gambar 4.9. Tampilan Halaman Depan Aplikasi Intranet ..................................69 Gambar 4.10. Tampilan Halaman Depan Perpustakaan Online ............................70 Gambar 5.1. Prosentase Ketidakpastian Tugas ...................................................72 Gambar 5.2. Prosentase Ketergantungan Tugas ..................................................72 Gambar 5.3. Kecenderungan Pengetahuan Procedural atau Declarative ...........73 Gambar 5.4. Kecenderungan Pengetahuan Tacit atau Explicit ...........................73 Gambar 5.5. Kecenderungan Tipe Organisasi Deputi Bidang Dukungan Kebijakan ........................................................................................87 Gambar 5.6. Skema Jaringan Kementerian Sekretariat Negara ..........................91 Gambar 5.7. Arsitektur KMS pada Deputi Bidang Dukungan Kebijakan ..........92 Gambar 5.8. Hasil Kuesioner Terkait Fasilitas yang Ada ...................................93 xiii Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
Gambar 5.9. Prosentase Pilihan Teknologi KMS................................................98 Gambar 5.10. Use Case Diagram KMS Deputi Bidang Dukungan Kebijakan ..102 Gambar 5.11. Activity Diagram Mengubah Dokumen........................................103 Gambar 5.12. Activity Diagram Mencari Dokumen ...........................................104 Gambar 5.13. Activity Diagram Mengunggah Dokumen....................................105 Gambar 5.14. Activity Diagram Melihat Kliping Berita .....................................105 Gambar 5.15. Activity Diagram Mencari Berita .................................................106 Gambar 5.16. Activity Diagram Meng-input Berita ............................................106 Gambar 5.17. Activity Diagram Membuat Topik Forum ....................................107 Gambar 5.18. Activity Diagram Mengisi Forum .................................................107 Gambar 5.19. Activity Diagram Mencari Topik Forum ......................................108 Gambar 5.20. Activity Diagram Mengelola Forum .............................................109 Gambar 5.21. Activity Diagram Membuat Pertanyaan .......................................109 Gambar 5.22. Activity Diagram Melihat FAQ ....................................................110 Gambar 5.23. Activity Diagram Meng-input FAQ..............................................110 Gambar 5.24. Activity Diagram Menjawab Pertanyaan ......................................111 Gambar 5.25. Activity Diagram Membaca Blog .................................................111 Gambar 5.26. Activity Diagram Memberikan Komentar ....................................112 Gambar 5.27. Activity Diagram Mencari Topik Blog .........................................112 Gambar 5.28. Activity Diagram Mengelola Blog ................................................113 Gambar 5.29. Activity Diagram Melakukan Chat ...............................................114 Gambar 5.30. Activity Diagram Mengelola Pengguna........................................114 Gambar 5.31. Rancangan Basisdata KMS ..........................................................116 Gambar 5.32. Rancangan Tampilan Halaman Beranda ......................................117 Gambar 5.33. Rancangan Tampilan Submenu Unggah Dokumen .....................117 Gambar 5.34. Rancangan Tampilan Submenu Ubah Dokumen .........................118 Gambar 5.35. Rancangan Tampilan Submenu Lihat Semua Blog ......................118 Gambar 5.36. Rancangan Tampilan Submenu Kelola Blog ...............................119 Gambar 5.37. Rancangan Tampilan menu Kumpulan Berita .............................119 Gambar 5.38. Rancangan Tampilan Submenu Ikuti Forum ................................120 Gambar 5.39. Rancangan Tampilan Submenu Kelola Forum.............................120 Gambar 5.40. Rancangan Tampilan Lihat FAQ..................................................121 xiv
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
Gambar 5.41. Rancangan Tampilan Kirim Pertanyaan .......................................121 Gambar 5.42. Rancangan Tampilan Chatting .....................................................122 Gambar 5.43. Rancangan Tampilan Pencarian Dokumen ..................................122 Gambar 5.44. Rancangan Tampilan Pencarian Berita ........................................123 Gambar 5.45. Rancangan Tampilan Pencarian Topik Forum .............................123 Gambar 5.46. Rancangan Tampilan Pencarian Topik Blog ................................124
xv
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1.
Area Perubahan, Kondisi yang diharapkan, dan Kebutuhan Pengetahuan ......................................................................................3
Tabel 2.1.
Organizational Culture Assessment Instrument (Cameron & Quinn, 2006) ...................................................................................13
Tabel 2.2.
Faktor Kontingensi dan Proses KM yang Bersesuaian .................32
Tabel 2.3.
UML View dan Diagram .................................................................35
Tabel 2.4.
Perbandingan Penelitian-penelitian Sebelumnya ...........................41
Tabel 4.1.
Pengelompokan Indikator Kinerja Utama dan Sasaran Strategis ...59
Tabel 5.1.
Rangkuman Nilai Faktor Kontingensi ............................................75
Tabel 5.2.
Pemetaan Nilai Faktor Kontingensi dengan Proses KM ................77
Tabel 5.3.
Skor Kumulatif Proses KM Berdasarkan Faktor Kontingensi .......79
Tabel 5.4.
Hasil
Skor
Prioritas
Proses
KM
Berdasarkan
Faktor
Kontingensi.....................................................................................80 Tabel 5.5.
Tabulasi Proses KM yang Ada Saat Ini ..........................................81
Tabel 5.6.
Tabulasi Fasilitas Proses KM yang Ada Saat Ini ...........................81
Tabel 5.7.
Tingkatan Intepretasi ......................................................................82
Tabel 5.8.
Dasar Pemetaan Kebutuhan ............................................................82
Tabel 5.9.
Tingkat Kebutuhan Pengembangan Proses KM .............................82
Tabel 5.10.
Tingkat Prioritas Pengembangan Proses KM .................................83
Tabel 5.11.
Pemetaan Proses KM Berdasarkan Faktor Kontingensi dengan Proses KM Saat Ini .........................................................................84
Tabel 5.12.
Prioritas Pengembangan Proses KM ..............................................84
Tabel 5.13.
Tabulasi
Kuesioner
Pentingnya
Pengetahuan
dan
Pengelolaannya ...............................................................................86 Tabel 5.14.
Hasil Penilaian Budaya Organisasi ................................................87
Tabel 5.15.
Pemetaan Kebutuhan Proses KM Beserta Mekanisme dan Teknologi (Fernandez & Sabherwal, 2010) ...................................94
Tabel 5.16.
Pemetaan Proses KM ke Fitur KMS ..............................................96
xvi
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
Tabel 5.17.
Fitur KMS Deputi Bidang Dukungan Kebijakan
Secara
Keseluruhan ....................................................................................99 Tabel 5.18.
Peninjauan Fitur Manajemen Dokumen .......................................125
Tabel 5.19.
Peninjauan Fitur Blog ...................................................................126
Tabel 5.20.
Peninjauan Fitur Berita .................................................................127
Tabel 5.21.
Peninjauan Fitur Forum ................................................................127
Tabel 5.22.
Peninjauan Fitur Helpdesk ............................................................128
Tabel 5.23.
Peninjauan Fitur Chatting.............................................................129
xvii
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
1 BAB 1 PENDAHULUAN
Bab 1 menjelaskan pendahuluan tentang penelitian yang dilakukan. Pendahuluan tersebut mencakup latar belakang permasalahan, analisis permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, batasan penelitian, serta sistematika penulisan.
1.1.
Latar Belakang
Seiring dengan bergulirnya reformasi birokrasi di pemerintahan, maka reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara (Kemsetneg) menjadi sangat penting dan mendesak untuk dikukan. Sebagai lembaga yang paling dekat dengan pelaksanaan tugas Presiden dan Wakil Presiden dalam menjalankan kekuasaan negara dan pemerintahan, sasaran utama reformasi birokrasi di Kemsetneg meliputi (1) terwujudnya struktur Kemsetneg yang ramping dan responsif terhadap perubahan; (2) terwujudnya mekanisme, prosedur, hubungan, dan tata kerja serta standardisasi pelayanan efektif, efisien, dan transparan; (3) terwujudnya sumber daya manusia yang profesional, memiliki kompetensi, integritas, dan produktivitas yang tinggi; dan (4) meningkatnya mutu layanan kepada Presiden dan Wakil Presiden serta mendukung layanan kepada masyarakat luas melalui transformasi budaya kerja berbasis teknologi komunikasi dan informasi (Rencana Strategis Kemsetneg 2010–2014 Hasil Penyempurnaan, 2012). Reformasi birokrasi di lingkungan Kemsetneg merupakan proses menata ulang, mengubah, memperbaiki, dan menyempurnakan organisasi Kemsetneg agar menjadi lebih baik, yang meliputi aspek kelembagaan, ketatalaksanaan, sumber daya manusia, dan sistem informasi manajemen (Rencana Strategis Kemsetneg 2010–2014 Hasil Penyempurnaan, 2012). 1
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
2
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN dan RB) telah menetapkan Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 4 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management), yang salah satu tujuannya adalah untuk mendorong Kementerian/ Lembaga dan Pemerintah Daerah berpartisipasi aktif dalam knowledge sharing yang dapat dimanfaatkan dalam perumusan kebijakan dan benchmarking pelaksanaan reformasi birokrasi. Salah satu cara untuk mewujudkan organisasi yang efektif dan efisien, adalah dengan memanfaatkan kekayaan pengetahuan yang dimilikinya. Manajemen pengetahuan atau knowledge management berperan penting dalam membantu meningkatkan efektivitas organisasi karena dapat mendorong pengetahuan yang sudah dimiliki untuk meningkatkan kualitas proses pengambilan keputusan (Permenpan dan RB Nomor 14/2011). Dengan adanya knowledge management, organisasi dapat belajar melaksanakan aktivitas yang semakin baik karena seberapa baik dan efektif sebuah organisasi tercermin dalam aktivitas-aktivitas yang menjadi tanggung jawabnya (Permenpan dan RB Nomor 14/2011). Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025 dan Road Map Reformasi Birokrasi 2010-2025 memuat delapan area perubahan dan kondisi yang diinginkan. Penerapan knowledge management akan membantu Kementerian/ Lembaga dan Pemerintah Daerah dalam mewujudkan delapan area perubahan dan kondisi yang diinginkan tersebut. Tabel 1.1 menunjukkan kebutuhan pengetahuan dalam setiap area perubahan (Permenpan dan RB Nomor 14/2011).
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
3
Tabel 1.1. Area Perubahan, Kondisi yang diharapkan, dan Kebutuhan Pengetahuan No.
Area Perubahan
Hasil yang Diharapkan
Kebutuhan Pengetahuan
1.
Organisasi
Organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing)
Fungsi yang merupakan jabaran dari tugas dalam rangka mencapai tujuan organisasi dan perlu dipadukan dan disempurnakan terus menerus sejalan dengan dinamika perubahan dan dengan perkembangan/tuntutan kebutuhan jaman.
2.
Tata Laksana
Sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur dan sesuai dengan prinsipprinsip good governance.
Indikator kerja, cara mengukur dan mengevaluasi hasil maupun pelaksanaan proses.
3.
Peraturan Perundangundangan
Regulasi yang lebih tertib, tidak tumpang tindih, dan kondusif.
Peta perundangan yang relevan, yang menghambat, jenis hambatan, kondisikondisi tertentu yang membuat regulasi sulit diterapkan, faktor penyimpangan yang bisa ditoleransi (deviasi).
4.
SDM Aparatur
SDM Aparatur yang berintegrasi, netral, kompeten, capable, profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera.
Indikator kinerja SDM, cara pengukuran dan evaluasinya, cara pengembangan.
5.
Pengawasan
Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi, berkinerja tinggi, dan sejahtera.
Potensi fraud, cara deteksi fraud, sistem deteksi dini, sistem restorasi, pembedaan fraud dan deviasi.
6.
Akuntabilitas
Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi.
Indikator akuntabilitas, cara mengukur dan evaluasinya.
7.
Pelayanan Publik
Pelayanan prima sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat.
Indikator pemenuhan kebutuhan, persepsi masyarakat, cara mengukur dan mengevaluasinya.
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
4
Tabel 1.1. Area Perubahan, Kondisi yang diharapkan, dan Kebutuhan Pengetahuan No.
Area Perubahan
Hasil yang Diharapkan
Kebutuhan Pengetahuan
8.
Pola Pikir (mind set) dan Budaya Kerja (culture set) Aparatur
Birokrasi dengan integritas dan kinerja yang tinggi.
Tersedianya berbagai pengetahuan pada butir 1-7, dan praktik untuk penyebaran dan pemanfaatan pengetahuan lainnya yang relevan dalam organisasi.
Dengan demikian, salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mendukung pelaksanaan reformasi birokrasi di Kemsetneg adalah melaksanakan program knowledge management yang membantu terbentuknya budaya pembelajaran organisasi.
1.2.
Analisis Permasalahan
Kemsetneg memiliki kontribusi yang signifikan terhadap kelancaran kinerja Presiden dan Wakil Presiden. Semakin berkualitas dukungan manajemen dan dukungan kebijakan yang diberikan, akan semakin tinggi tingkat kelancaran kinerja Presiden dan Wakil Presiden. Pemberian dukungan manajemen dan dukungan kebijakan tersebut telah dilaksanakan dengan cukup baik, namun masih perlu ditingkatkan. Hasil evaluasi pelaksanaan standar pelayanan tahun 2010 yang dilaksanakan oleh Tim Evaluasi Pelaksanaan Standar Pelayanan Kemsetneg, menunjukkan bahwa terdapat beberapa unit kerja yang masih memiliki kinerja belum optimal (Rencana Strategis Kemsetneg 2010–2014 Hasil Penyempurnaan, 2012). Beberapa faktor penyebab belum optimalnya pemberian dukungan manajemen dan dukungan kebijakan tersebut antara lain (Rencana Strategis Kemsetneg 2010– 2014 Hasil Penyempurnaan, 2012): 1. Kompetensi sumber daya manusia yang belum sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan organisasi,
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
5
2. Koordinasi di internal dan antar satuan organisasi/unit kerja di lingkungan Kemsetneg masih belum optimal, dan 3. Standar pelayanan dan Standard Operating Procedure (SOP) yang telah ditetapkan belum sepenuhnya dijadikan acuan dalam melaksanakan pekerjaan. Dalam Rencana Strategis Kemsetneg 2010-2014 Hasil Penyempurnaan (2012) disebutkan bahwa pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam menunjang kelancaran tugas di lingkungan Kemsetneg belum mampu memenuhi kebutuhan organisasi dan belum terintegrasi, baik prasarana, sarana, sistem dan aplikasinya. Dengan demikian, pemberian dukungan data dan informasi dalam menunjang perumusan kebijakan, pengambilan keputusan, maupun penyebarluasan informasi kepada masyarakat, belum berjalan secara optimal. Asisten Deputi Dukungan Data Kebijakan dan Informatika (Asdep DDKI),sebagai Unit Kerja di lingkungan Kemsetneg yang memiliki tugas untuk menyelenggarakan pelayanan informasi kenegaraan dan dukungan informatika di lingkungan Kemsetneg, telah membangun portal intranet sebagai sarana pertukaran informasi dan pengetahuan diantara para pegawai. Portal intranet ini mulai digunakan pada akhir tahun 2009. Fitur yang ada pada portal intranet, yang terkait pertukaran informasi dan pengetahuan, adalah share knowledge, file sharing, dan forum. Namun demikian, portal intranet belum sepenuhnya dapat dikatakan sebagai knowledge management system karena belum mendukung empat proses knowledge management, yaitu menemukan pengetahuan baru (discovery), mendapatkan pengetahuan yang sudah ada (capturing), menyebarkan pengetahuan (sharing), dan menerapkan pengetahuan (application). Berdasarkan hasil wawancara dengan Asdep DDKI, diketahui bahwa penggunaan fasilitas pertukaran informasi dan pengetahuan yang ada pada portal intranet belum optimal. Portal intranet memungkinkan pegawai memberikan tulisan/ pemikiran, serta memberikan kesempatan untuk berkomentar. Kebanyakan pegawai hanya menyadur tulisan, padahal yang diinginkan adalah pemikiran dari pegawai. Selain itu, diketahui pula bahwa pada tahun 2015, terdapat rencana untuk mengembangkan portal intranet sebagai sarana pembelajaran organisasi. Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
6
Dengan demikian, dengan adanya portal intranet diharapkan terjadi pertukaran informasi dan pengetahuan diantara pengguna secara aktif. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan langsung, dapat diketahui permasalahan yang ada adalah sebagai berikut: 1. Belum adanya kebijakan yang mengatur mengenai pelaksanaan dan pengembangan knowledge management di organisasi 2. Pengetahuan dan keterampilan yang digunakan dalam menjalankan pekerjaan sehari-hari masih tersimpan dalam setiap pegawai sehingga pelaksanaan tugas masih bergantung pada masing-masing pegawai 3. Aplikasi yang ada belum secara optimal mendukung seluruh proses knowledge management 4. Sumber daya manusia yang tersedia belum sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan organisasi.
1.3.
Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan analisis permasalahan yang telah dilakukan, maka pertanyaan penelitian yang diajukan adalah: Bagaimana rancangan Knowledge Management System yang sesuai pada Deputi Bidang Dukungan Kebijakan, Kementerian Sekretariat Negara?
1.4.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menyusun suatu knowledge management system yang dapat diterapkan di lingkungan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan, Kemsetneg. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah memberikan manfaat bagi Deputi Bidang Dukungan Kebijakan, Kemsetneg, untuk mengetahui rancangan knowledge management system yang dapat diterapkan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia aparatur, serta turut mendukung keberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi.
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
7
1.5.
Batasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut. a. Dikarenakan lingkup Kementerian yang luas, maka objek penelitian yang dilakukan merupakan salah satu unit kerja yang ada pada Kemsetneg, yaitu Deputi Bidang Dukungan Kebijakan yang memiliki tugas untuk membantu Menteri Sekretaris Negara dalam pemberian dukungan teknis dan administrasi, serta analisis dalam rangka pengambilan kebijakan dalam negeri dan hubungan internasional, serta penyiapan naskah kepresidenan dan kenegaraan, penerjemahan, dan pengelolaan informatika di lingkungan Kemsetneg. b. Hasil akhir penelitian hanya berupa perancangan Knowledge Management System sebagai solusi manajemen pengetahuan yang ada pada Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Kemsetneg. c. Implementasi Knowledge Management System dilakukan di luar pembahasan penelitian ini.
1.6.
Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian akan disusun sebagai berikut: a. BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini akan menjelaskan berbagai hal yang melatarbelakangi dilakukannya penelitian, analisis permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, serta batasan masalah. b. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan menjelaskan berbagai landasan teori yang digunakan untuk penyelesaian masalah, penelusuran tentang penelitian sebelumnya yang terkait, serta penyusunan kerangka teoritis penelitian. c. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan menjelaskan metode dan langkah-langkah yang dilakukan selama penelitian. Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
8
d. BAB 4 PROFIL ORGANISASI Bab ini akan menjelaskan mengenai kedudukan, tugas, fungsi, struktur organisasi, serta implementasi knowledge management yang terdapat pada objek penelitian. e. BAB 5 ANALISIS DAN PERANCANGAN Bab ini akan menjelaskan analisis dan perancangan rancangan knowledge management system berdasarkan metode yang dipilih. f. BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
2 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bab 2 menjelaskan tinjauan pustaka yang berisi uraian dari berbagai literatur yang terkait dengan permasalahan penelitian. Tinjauan pustaka dilakukan terkait teori yang relevan, yaitu teori mengenai knowledge (pengetahuan), knowledge management,
proses
knowledge
management,
pengembangan
knowledge
management, serta perancangan sistem. Pada bagian akhir, penulis melakukan tinjauan terhadap berbagai penelitian serupa yang pernah dilakukan serta pengembangan kerangka teoritis, sebagai acuan penelitian.
2.1.
Knowledge
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai beberapa hal terkait pengetahuan, yaitu definisi, klasifikasi, dan tempat penyimpanan knowledge. 2.1.1. Definisi Knowledge Knowledge merupakan suatu pemahaman yang didapatkan melalui pengalaman atau pembelajaran, sebagai pemahaman mengenai bagaimana melakukan sesuatu sehingga seseorang dapat melakukan suatu tugas (Awad & Ghaziri, 2004). Knowledge juga didefinisikan sebagai suatu kombinasi dari pengalaman yang terbingkai, nilai, informasi yang kontekstual, dan pandangan ahli yang menjadi dasar/sebuah kerangka untuk mengevaluasi serta menghasilkan pengalaman dan informasi baru (Davenport & Prusak, 1998). 2.1.2. Klasifikasi Knowledge Fernandez dan Sabherwal (2010) mengklasifikasikan knowledge berdasarkan sifat alamiahnya, menjadi tiga kategori, yaitu:
9
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
10
1.
Procedural atau declarative knowledge Procedural knowledge merupakan pengetahuan mengenai langkah-langkah dalam menyelesaikan suatu tugas (know-how), sedangkan declarative knowledge adalah pengetahuan yang menggambarkan proposition, korelasi yang telah diduga, ataupun formula dari konsep yang berhubungan (knowwhat).
2.
Tacit atau explicit knowledge Explicit knowledge adalah pengetahuan yang sudah terdokumentasikan dalam bentuk tulisan, gambar, berupa manual atau petunjuk, yang mudah untuk disebarluaskan. Tacit knowledge adalah pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang yang didapatkan dari pengalaman ataupun aktivitas yang pernah dilakukan, berupa intuisi atau wawasan yang dimiliki individu, sehingga sulit disebarluaskan.
3.
General atau specific knowledge General knowledge adalah pengetahuan yang dimiliki oleh banyak orang dan mudah ditransfer antar individu. Specific knowledge merupakan pengetahuan yang dimiliki oleh sedikit orang dan mahal untuk ditransfer.
2.1.3. Penyimpanan Knowledge Knowledge tersebar dalam lokasi/tempat yang berbeda. Fernandez dan Sabherwal (2010) mengelompokan lokasi penyimpanan knowledge kedalam tiga bagian, yaitu: 1.
People (manusia) Knowledge yang tersimpan dalam diri manusia, sebagai individu maupun sebagai sebuah kelompok.
2.
Artifacts (artifak) Knowledge yang tersimpan dalam artifak dibedakan menjadi tiga, yaitu knowledge yang tersimpan dalam practices, didapatkan dari pengalaman/ praktik, rutinitas organisasi ataupun pola interaksi, knowledge yang tersimpan dalam teknologi dan sistem terkomputerisasi yang menyimpan data dan Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
11
informasi, serta knowledge yang tersimpan dalam media (repository) seperti dokumen, buku, baik dalam bentuk elektronik ataupun nonelektronik. 3.
Organizational Entities (entitas organisasi) Knowledge yang tersimpan dalam entitas organisasi dibedakan menjadi tiga level, yaitu knowledge yang dimiliki oleh orang-orang yang terkumpul dalam sebuah unit organisasi (organizational unit), knowledge yang tersimpan dalam nilai, norma, praktik dan kultur pada organisasi (organization), dan knowledge yang terbentuk karena adanya hubungan antar organisasi, dengan konsumen atau supplier-nya (interorganizational relationships).
2.2.
Knowledge Management
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai beberapa hal terkait knowledge management (KM), yaitu definisi KM, proses KM, dampak KM, dan knowledge management system. 2.2.1. Definisi Knowledge Management Menurut Fernandez dan Sabherwal (2010), definisi KM adalah melakukan aktivitas menemukan, menangkap, membagi, dan menerapkan knowledge untuk meningkatkan dampak knowledge dalam mencapai tujuan organisasi dengan cara yang efektif. Menurut Awad dan Ghaziri (2004), KM merupakan model bisnis yang memiliki kerangka kerja berdasarkan pengetahuan yang dimiliki organisasi. Menurut Dalkir (2005), kebanyakan praktisi dan para profesional menyimpulkan bahwa KM membuat pengetahuan yang dimiliki organisasi, baik tacit maupun explicit, menjadi nilai tambah bagi organisasi dan setiap organisasi harus mendefinisikan KM sesuai dengan tujuan organisasi. 2.2.2. Penilaian Knowledge Management Fernandez dan Sabherwal (2010) menyatakan bahwa penilaian knowledge management merupakan aspek kritis dalam implementasi KM. Beberapa alasan yang mendasari penilaian KM adalah:
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
12
1.
Penilaian KM membantu organisasi mengidentifikasi kontribusi KM yang ada saat ini.
2.
Penilaian KM meningkatkan pemahaman tentang kualitas dari usaha yang dilakukan melalui KM serta kekayaan intelektual yang dihasilkan melalui usaha tersebut.
3.
Penilaian KM membantu organisasi memahami apakah biaya yang dikeluarkan sesui dengan manfaat yang dihasilkan.
4.
Penilaian KM membantu untuk mengidentifikasi gap yang harus diatasi dalam KM oleh individu yang ada pada organisasi.
5.
Penilaian KM membantu organisasi membuat business case kepada pimpinan organisasi untuk menerapkan investasi tambahan untuk KM.
Pada penelitian yang dilakukan Hoss dan Schlussel (2009), dinyatakan ada tiga prinsip dalam menilai KM dalam sebuah organisasi, yaitu manusia/budaya, proses, dan teknologi. 2.2.3. Infrastruktur Knowledge Management Infrastruktur KM merupakan pondasi dasar untuk KM. Dalam konteks organisasi, Infrastruktur mencakup lima komponen, yaitu budaya organisasi, struktur organisasi, infrastruktur teknologi informasi, pengetahuan umum, dan lingkungan fisik (Fernandez & Sabherwal, 2010). 2.2.2.1.
Budaya Organisasi
Fernandez dan Sabherwal (2010) menyatakan bahwa budaya organisasi mencerminkan norma dan keyakinan yang ada di organisasi yang menjadi panduan anggotanya. Disebutkan pula bahwa budaya tersebut memungkinkan KM dapat dilaksanakan dalam organisasi. Menurut Ivancevich dan Matteson (2002), budaya merupakan bagian dari kehidupan organisasi yang mempengaruhi perilaku, sikap, dan efektivitas pegawai. Selain itu, Cameron dan Quinn (2006) menyatakan bahwa budaya organisasi menjadi bagian dari area yang menjadi panduan bagi para manajer untuk meningkatkan efektivitas organisasi. Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
13
Cameron dan Quinn (2006) mengusulkan sebuah instrumen untuk melakukan penaksiran terhadap budaya yang ada pada suatu organisasi, yang disebut sebagai Organizational Culture Assesment Instrument (OCAI). Instrumen ini merupakan sebuah kuesioner yang terdiri dari enam bagian yang merupakan dimensi kunci dari budaya organisasi (Tabel 2.1). Tiap bagian terdiri empat alternatif. Responden diminta untuk memberikan nilai pada tiap alternatif, yang terdiri dari dua kolom, yaitu (1) “nilai untuk kondisi saat ini”, untuk merespon keadaan organisasi saat ini, dan (2) “nilai untuk kondisi yang diinginkan”, untuk merespon kondisi organisasi agar sukses dalam jangka waktu lima tahun ke depan. Setiap alternatif dalam masing-masing bagian mewakili empat tipe budaya organisasi, yaitu clan (budaya kekeluargaan), adhocracy (budaya inovasi produk dan teknologi), hierarchy (budaya yang serba terstruktur dan stabilitas operasional), dan market (budaya yang lebih berorientasi kepada pasar dan permintaan/ kepuasan pelanggan). Tabel 2.1. Organizational Culture Assessment Instrument (Cameron & Quinn, 2006) 1. Karakter Dominan
Saat Ini
Yang Diinginkan
100
100
A. Organisasi merupakan tempat yang sangat personal, sebagai tempat yang dirasakan sebagai keluarga. Orang-orang yang ada di organisasi terlihat saling berbagi. B. Organisasi sangat dinamis dan tempat yang entrepreneurial. Orang-orang yang ada di organisasi bersedia untuk mengambil risiko. C. Organisasi berorientasi hasil. Yang menjadi perhatian adalah bagaimana pekerjaan dapat selesai. Orang-orang yang ada di organisasi sangat kompetitif dan berorientasi untuk berprestasi. D. Organisasi sangat terkontrol dan terstruktur. Ada prosedur formal yang mengatur apa yang harus dilakukan. Total
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
14
Tabel 2.1. Organizational Culture Assessment Instrument (Cameron & Quinn, 2006) 2. Kepemimpinan Organisasi
Saat Ini
Yang Diinginkan
100
100
Saat Ini
Yang Diinginkan
100
100
Saat Ini
Yang Diinginkan
A. Kepemimpinan dalam organisasi secara umum memberikan contoh mentoring, memfasilitasi, atau membina. B. Kepemimpinan dalam organisasi secara umum memberikan contoh entrepreneurship, inovasi atau pengambilan risiko. C. Kepemimpinan dalam organisasi secara umum memberikan contoh sungguh-sungguh, agresif, atau berorientasi fokus pada hasil. D. Kepemimpinan dalam organisasi secara umum memberikan contoh berkoordinasi, mengorganisir, atau mengefisiensikan pekerjaan agar berjalan dengan lancar. Total 3. Pengelolaan Pegawai A. Gaya pengelolaan dalam organisasi adalah dengan adanya kerja sama tim, konsensus, dan partisipasi. B. Gaya pengelolaan dalam organisasi adalah dengan adanya pengambilan risiko oleh individu, inovasi, kebebasan, dan keunikan. C. Gaya pengelolaan dalam organisasi adalah dengan adanya daya saing yang kompetitif, tuntutan yang tinggi, dan prestasi. D. Gaya manajemen dalam organisasi adalah dengan adanya keamanan kerja, kesesuaian, dapat ditebak, dan stabilitas dalam hubungan. Total 4. Perekat Organisasi A. Perekat yang ada dalam organisasi adalah loyalitas dan rasa saling percaya. Komitmen kepada organisasi tinggi. B. Perekat yang ada dalam organisasi adalah komitmen terhadap inovasi dan pengembangan. Ada penekanan bahwa organisasi berada di ujung tombak.
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
15
Tabel 2.1. Organizational Culture Assessment Instrument (Cameron & Quinn, 2006) 4. Perekat Organisasi
Saat Ini
Yang Diinginkan
100
100
Saat Ini
Yang Diinginkan
100
100
Saat Ini
Yang Diinginkan
100
100
C. Perekat yang ada dalam organisasi adalah adalah adanya penekanan pada prestasi dan pencapaian tujuan. D. Perekat yang ada dalam organisasi adalah aturan formal dan kebijakan. Mempertahankan organisasi berjalan lancar adalah hal yang penting. Total 5. Penekanan Strategis A. Organisasi menekankan pengembangan sumber daya manusia. Adanya kepercayaan yang tinggi, keterbukaan, dan mempertahankan partisipasi. B. Organisasi menekankan agar memperoleh sumber daya baru dan menciptakan tantangan baru. Adanya kegiatan untuk mencoba hal-hal baru dan pencarian peluang dihargai. D. Organisasi menekankan ketetapan dan stabilitas. Mengutamakan efisiensi, kontrol, dan kelancaran operasional. Total 6. Kriteria Kesuksesan A. Organisasi mendefinisikan sukses atas dasar pengembangan sumber daya manusia, kerja sama tim, komitmen pegawai, dan kepedulian terhadap pegawai. B. Organisasi mendefinisikan sukses atas dasar produk yang paling unik atau terbaru. Organisasi menjadi pemimpin dan inovator produk. C. Organisasi mendefinisikan sukses atas dasar kemenangan di pasar dan melampaui kompetisi. Kepemimpinan pasar kompetitif menjadi kunci utama. D. Organisasi mendefinisikan sukses atas dasar efisiensi. Penyelesaian pekerjaan dapat diandalkan, penjadwalan lancar, dan produksi biaya murah menjadi hal penting. Total
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
16
2.2.2.2.
Struktur Organisasi
KM bergantung pada struktur organisasi. Beberapa aspek yang berkaitan adalah (Fernandez & Sabherwal, 2010): 1.
Hirarki pada struktur organisasi dapat mempengaruhi individu dalam organisasi dengan siapa mereka sering berinteraksi, kepada dan dari siapa ada kecenderungan untuk mentransfer pengetahuan.
2.
Struktur organisasi dapat memfasilitasi KM melalui Communities of Practice (CoP), yaitu sebuah komunitas/kelompok organik dan terorganisir yang terdiri dari individu yang tersebar secara geografis atau organisatoris tetapi berkomunikasi secara teratur berdiskusi mengenai isu-isu untuk kepentingan bersama.
3.
Struktur organisasi dapat memfasilitasi KM melalui struktur khusus dan peran yang secara khusus mendukung KM.
2.2.2.3.
Infrastruktur Teknologi Informasi
Kondisi infrastruktur Teknologi Informasi (TI) yang sudah dikembangkan untuk mendukung kebutuhan sistem informasi organisasi, dapat memfasilitasi KM (Fernandez & Sabherwal, 2010). Infrastruktur TI terdiri dari seluruh spektrum sistem informasi, termasuk sistem pemrosesan transaksi dan sistem informasi manajemen. Salah satu cara untuk melihat kondisi infrastruktur TI adalah dengan mempertimbangkan kemampuan organisasi dalam menyediakan aspek sebagai berikut: 1.
Reach, berkaitan dengan akses dan koneksi serta efisiensi akses tersebut.
2.
Depth, berfokus pada detil dan jumlah informasi yang secara efektif dapat dikomunikasikan melalui sebuah media.
3.
Richness, kemampuan untuk menyediakan beberapa isyarat (misalnya, bahasa tubuh, ekspresi wajah, nada suara) secara simultan, memberikan umpan balik yang cepat, membuat personalisasi pesan, dan menggunakan bahasa yang alami dalam penyampaiannya.
4.
Aggregation, kemampuan menyimpan dan memproses informasi. Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
17
Menurut Tiwana (2002), peran teknologi yang penting dalam KM adalah memperluas jangkauan dan meningkatkan kecepatan dalam transfer pengetahuan. Ada tiga peran kunci teknologi dalam KM, yaitu memfasilitasi komunikasi, menyediakan infrastruktur untuk menyimpan pengetahuan yang terkodifikasi dan tersampaikan, serta memetakan sebaran bit dan potongan dari pengetahuan tacit dan
pengetahuan
eksplisit
untuk
membangun
dan
mempertahankan
ketergantungan antara pengetahuan. Tiwana (2002) mengusulkan tujuh layer arsitektur Knowledge Management System, yaitu Interface Layer, Access and Authentication Layer, Collaborative Intelligence and Filtering Layer, Application Layer, Transport Layer, Middleware and Legacy Integration Layer, dan Repositories (Gambar 2.1).
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
18
Gambar 2.1. Tujuh Layer Arsitektur KMS (Tiwana, 2002) 2.2.2.4.
Pengetahuan Umum
Pengetahuan umum yang ada pada organisasi mengacu pada pengalaman kumulatif organisasi dalam memahami kategori pengetahuan dan kegiatan serta mengatur prinsip-prinsip yang mendukung komunikasi dan koordinasi (Fernandez & Sabherwal, 2010). Fernandez menyatakan bahwa pengetahuan umum dapat memberikan kesatuan untuk organisasi. Hal ini mencakup bahasa umum dan kosa kata, pengakuan domain pengetahuan individu, skema kognitif umum, normaUniversitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
19
norma bersama, dan unsur-unsur pengetahuan khusus yang pada umumnya dimiliki seluruh individu. Pengetahuan umum membantu untuk meningkatkan nilai pengetahuan seseorang yang ahli, dengan cara mengintegrasikan pengetahuan yang dimilikinya dengan pengetahuan orang lain. Karena pengetahuan umum didasarkan pada definisi hanya untuk sebuah organisasi, peningkatan nilai pengetahuan tersebut hanya untuk organisasi tertentu dan tidak beralih ke pesaingnya. Dengan demikian, pengetahuan umum mendukung transfer pengetahuan dalam organisasi tetapi menghambat transfer (atau kebocoran) pengetahuan di luar organisasi (Fernandez & Sabherwal, 2010). 2.2.2.5. Lingkungan Fisik Fernandez dan Sabherwal (2010) menyatakan bahwa aspek kunci dari lingkungan fisik meliputi (1) desain bangunan (dan pemisahan antara bangunan tersebut); (2) lokasi, ukuran, dan jenis kantor; maupun (3) jenis, jumlah, dan sifat ruang pertemuan. Lingkungan fisik dapat mendorong KM dengan memberikan kesempatan bagi individu yang ada pada organisasi untuk bertemu dan berbagi ide. 2.2.4. Proses Knowledge Management Knowledge management merupakan serangkaian aktivitas yang meliputi discovery, capture, sharing, dan application, untuk meningkatkan dampak knowledge management dalam mencapai tujuan organisasi (Fernandez & Sabherwal, 2010). Dengan demikian, proses Knowledge Management (KM) mencakup empat hal empat, yaitu: 1.
Knowledge Discovery, yaitu pengembangan tacit knowledge atau explicit knowledge yang baru dari data dan informasi ataupun sintesis dari knowledge sebelumnya. Proses ini mencakup subproses combination (suatu explicit knowledge disentisis menjadi explicit knowledge yang baru/lebih kompleks) dan socialization (sintesis tacit knowledge diantara individu).
2.
Knowledge Capture, yaitu proses mendapatkan explicit atau tacit knowledge yang terdapat pada individu, artifak, ataupun entitas organisasi. Proses ini Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
20
mencakup subproses externalization (mengonversi tacit knowledgeke dalam bentuk explicit, seperti tulisan, konsep, dan sebagainya) dan internalization (mengonversi explicit knowledge menjadi tacit knowledge). 3.
Knowledge Sharing, yaitu proses mengomunikasikan knowledge kepada individu lainnya. Ada tiga klarifikasi yang penting terkait knowledge sharing, yaitu: 1) transfer knowledge dilakukan secara efektif; 2) penerima knowledge dapat mengambil tindakan atas knowledge yang dibagikan; 3) knowledge sharing dapat berlangsung diantara individu, grup, departemen, maupun organisasi yang berbeda. Proses ini mencakup subproses socialization (sintesis tacit knowledge diantara individu) dan exchange (mengkomunikasikan atau menransfer explicit knowledge diantara individu, grup dan organisasi).
4.
Knowledge Application, yaitu utilisasi knowledge agar dapat berkontribusi kepada kinerja organisasi dalam proses pengambilan keputusan maupun pelaksanaan tugasnya. Proses ini ini mencakup subproses direction (menginstruksikan hal-hal terkait knowledge yang dimiliki kepada individu lainnya) dan routines (utilisasi knowledge yang terdapat pada prosedur, peraturan, dan norma yang mengatur tindakan).
Gambar 2.2 menunjukkan proses dan subproses yang menggambarkan aktivitas KM.
Gambar 2.2. Proses Knowledge Management (Fernandez & Sabherwal, 2010) Awad& Ghaziri (2004) mengungkapkan bahwa terdapat empat proses siklusknowledge management, disebut sebagai knowledge life cycle (KM Life Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
21
Cycle), yaitu capturing, organizing, refining, dan transfer. Capturing merupakan proses menangkap/mengambil pengetahuan yang berasal dari berbagai sumber yang tersedia. Pada tahap ini, hal penting yang perlu dilakukan adalah memunculkan dan mewakili pengetahuan ke dalam bentuk yang dapat tersedia bagi semua pengguna. Organizing merupakan proses dalam mengelola pengetahuan yang ditangkap untuk digunakan dalam menghasilkan pengetahuan lain yang bermanfaat. Refining merupakan proses dalam menyaring sebuah explicit knowledge yang tersimpan dalam database menjadi tacit knowledge. Transfer, merupakan proses menyebarkan pengetahuan agar tersedia bagi individu, grup dan entitas organisasi (Awad & Ghaziri, 2004). 2.2.5. Knowledge Management System Knowledge Management System (KMS) merupakan integrasi antara teknologi dan mekanisme yang dikembangkan untuk mendukung keempat proses dalam knowledge management, yaitu menemukan pengetahuan baru, mendapatkan pengetahuan yang sudah ada, menyebarkan pengetahuan, dan menerapkan pengetahuan. Dengan demikian, knowledge management system terdiri dari knowledge discovery system, knowledge capture system, knowledge sharing system, dan knowledge application system (Fernandez & Sabherwal, 2010). Dalam mengembangkan knowledge management system, terdapat beberapa hal yang dapat menjadi tantangan yaitu (Awad & Ghaziri, 2004): 1.
Budaya KM harus membuat berbagi pengetahuan menjadi suatu hal yang menarik untuk dilakukan. Budaya dalam suatu organisasi merupakan hal yang sulit untuk diubah. Untuk mendukung keberhasilan implementasi knowledge management system, perusahaan dapat memberikan intensif kepada karyawan yang berkolaborasi dan berbagi pengetahuan yang dimilikinya.
2.
Evaluasi terhadap Pengetahuan Evaluasi terhadap pengetahuan merupakan hal yang kompleks karena sulit untuk menilai “harga” suatu pengetahuan.
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
22
3.
Pemrosesan Pengetahuan Knowledge management system yang efektif tidak hanya menyimpan dan mengakses informasi tetapi juga mendokumentasikan bagaimana suatu keputusan dibuat.
Menurut Tiwana (2002), pada tahap inisiasi, KMS terdiri dari beberapa subkomponen sebagai berikut. 1.
Repositories, sebagai tempat penyimpanan pengetahuan formal dan informal, serta aturan yang berkaitan untuk mengakumulasi, mengelola, memvalidasi, memelihara, maupun mendistribusikan konten pengetahuan.
2.
Collaborative platform, yang mendukung pekerjaan yang terdistribusi, skills database, expert locators, dan saluran komunikasi informal.
3.
Networks, yang merupakan jaringan (baik jaringan digital maupun sosial) yang mendukung percakapan dan komunikasi.
4.
Culture, yang memungkinkan dukungan untuk berbagi pengetahuan dan penggunaan subkomponen 1 sampai 3.
2.3.
Pengembangan Knowledge Management System
2.3.1. Ten Steps Knowledge Management Road (Amrit Tiwana) Terdapat sepuluh langkah untuk menyusun knowledge management road map yang mencakup keseluruhan proses dimulai dari menyusun strategi knowledge management system berdasarkan tujuan organisasi, perancangan, pengembangan, dan implementasi knowledge management system di dalam organisasi sebagaimana ditunjukkan Gambar 2.3 (Tiwana, 2002).
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
23
Gambar 2.3. Sepuluh Langkah Penyusunan Knowledge Management Gambar 2.3. menunjukkan sepuluh langkah penyusunan KM terbagi menjadi empat fase yaitu evaluasi infrastruktur (langkah 1-2); analisis, perancangan, dan pengembangan KMS (langkah 3-7); pengembangan lebih lanjut (langkah 8-9);
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
24
dan evaluasi (langkah 10). Penjelasan untuk sepuluh langkah tersebut adalah sebagai berikut (Tiwana, 2002). 1.
Menganalisis infrastruktur yang ada Tahap ini bertujuan untuk memahami berbagai komponen yang membentuk strategi KM dan kerangka kerja teknologi. Kemudian dengan menganalisis infrastruktur yang sudah ada, akan terlihat adanya gap kritis.
2.
Menyelaraskan KM dan strategi bisnis Tahap ini menghubungkan antara desain platform KM yang akan dibuat dengan strategi bisnis, kemudian menarik strategi menjadi desain sistem. Tanpa adanya keselarasan antara KM dan strategi bisnis organisasi, akan membuat KMS yang dibangun tidak bermanfaat.
3.
Merancang arsitektur dan desain KM Pada tahap ini, dilakukan pemilihan terhadap komponen infrastruktur untuk membanguan arsitektur KM. KMS menggunakan arsitektur yang terdiri dari tujuh layer dan teknologi yang dibutuhkan untuk membangun pada setiap layer sudah tersedia.
4.
Mengaudit aset dan sistem pengetahuan yang ada Tahap ini bertujuan untuk mengaudit dan menganalisis pengetahuan yang ada di dalam organisasi, kemudian membentuk tim yang merepresentasikan berbagai unit untuk mengidentifikasi pengetahuan apakah termasuk penting atau tidak.
5.
Merancang tim KM Pada tahap ini, dibentuk Tim KM yang efektif terdiri dari para pemegang kepentingan di dalam dan luar organisasi. Selain itu, dilakukan identifikasi sumber daya ahli yang diperlukan untuk merancang, membangun, dan mengembangkan sistem yang dapat menyeimbangkankebutuhan teknis dan manajerial.
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
25
6.
Menyusun cetak biru KM Pada tahap ini, disusun cetak biru KM yang berisi rencana untuk mengembangkan dan meningkatkan KMS secara bertahap.
7.
Mengembangkan KMS Pada tahap ini, dilakukan pengembangan KMS yang mengacu pada cetak biru KM.
8.
Melakukan pengujian terhadap pilot KMS dengan metodologi Results-Driven Incremental (RDI) Proyek berskala besar, seperti KMS, harus memenuhi kebutuhan aktual para penggunanya. Oleh karena itu, proyek pilot yang sudah dikembangkan selalu dievaluasi. Evaluasi dapat dilakukan dengan metodologi RDI, berdasarkan hasil bisnis kumulatif.
9.
Mengelola kepemimpinan dan struktur untuk pemberian reward Untuk mendorong penggunaan KMS dan mendapatkan dukungan pegawai, dibutuhkan sebuah struktur reward agar pegawai termotivasi untuk menggunakan dan berkontribusi pada KMS. Selain itu, kepemimpinan yang bersemangat (dalam menggunakan KMS) akan menjadi contoh/teladan.
10. Evaluasi kinerja, mengukur return of investment (ROI) dan memperbaiki KMS Pada tahap ini, keberhasilan KMS diukur dari investasi yang telah dilakukan dan dampak kompetitifnya pada bisnis.
2.3.2. Five Grounded Principles for Developing Knowledge Management Systems (Woodman dan Zade) Woodman dan Zade (2012) melakukan penelitian mengenai pengembangan KMS dengan menggunakan grounded theory methodology. Pendekatan pengembangan KMS yang digunakan terdiri dari lima fase, yaitu (1) mendefinisikan situasi bermasalah yang dihadapi organisasi, (2) mengumpulkan visi dari situasi perbaikan yang sesuai dengan keinginan organisasi, (3) mendesain KMS, (4) Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
26
mengeksplorasi pilihan teknologi informasi untuk KMS, dan (5) mengelola potensi pengembangan KMS. Dalam penelitiannya, disebutkan bahwa terdapat lima prinsip kunci dalam pengembangan KMS, yaitu: 1.
Complexity principle: KMS mengatasi kompleksitas situasi yang bermasalah Dengan menggunakan kerangka “Cynefin”, yang mengkategorisasikan situasi organisasi menjadi empat domain (complex, complicated, chaos, dan simple). Kerangka Cynefin ini bertujuan untuk membantu para praktisi melakukan pendekatan untuk mengetahui permasalahan dengan cara yang didasarkan pada pandangan bahwa "manusia menggunakan pola untuk mengatur dunia dan memahami hal-hal dalam situasi yang kompleks". Agar prinsip ini menjadi efektif pada pengembangan KMS, praktisi tidak diperbolehkan mengambil keputusan tetapi membimbing stakeholder (yang memiliki masalah) dalam suatu organisasi untuk menentukan apakah KMS akan dianggap sebagai kandidat solusi, berdasarkan tingkat kerumitan dalam situasi permasalahan yang dihadapi.
2.
Non-reductionist principle: KMS berbeda dari bagian lainnya Fase pertama menunjukan bahwa konsep penyelesaian solusi memiliki keterikatan dan ketergantungan. Kompleksitas tantangan yang dihadapi organisasi menyulitkan tim untuk menganalisis situasi yang bermasalah membagi masalah ke dalam beberapa bagian. Hal ini membuat solusi sulit dieksplorasi secara terpisah. Sebaliknya, tim, yang dibantu oleh konsultan peneliti, terlibat secara kolektif pada fase 2 (envisioning) untuk menciptakan visi bagi situasi perbaikan di masa depan secara keseluruhan. Hasilnya adalah visi holistik yang secara jelas mengatasi permasalahan organisasi yang teridentifikasi pada fase pertama (sensemaking). Dengan demikian, fase tumpang tindih dan loop kembali. Visi yang tercipta menunjukkan perspektif stakeholder yang berbeda-beda. Oleh karena itu, praktisi KM harus melibatkan stakeholder untuk menciptakan visi holistik bagi situasi perbaikan di waktu yang akan datang Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
27
yang menangani situasi bermasalah secara keseluruhan, serta tidak menganalisis situasi bermasalah dengan memecahkan permasalahan menjadi bagian-bagian lebih kecil. 3.
Just-in-time principle: KMS memungkinkan berbagi pengetahuan tepat pada waktunya Fase ketiga, yaitu mendesain KMS, menunjukkan bahwa KMS memfasilitasi komunikasi pengetahun yang relevan dengan penggunanya. Oleh karena itu, tim dari para pemangku kepentingan organisasi, dengan dibantu oleh praktisi KM, harus merancang KMS dengan cara yang memungkinkan on-demand, identifikasi just-in-time dari pengetahuan yang relevan kepada agen pengetahuan yang relevan, di mana, kapan dan bagaimana mereka membutuhkannya. Hal ini dapat dicapai dengan merepresentasikan alur pengetahuan dan interface diantara agen pengetahuan, yang memberikan para stakeholder organisasi sarana untuk mencari nilai pengetahuan. Representasi ini dapat didukung oleh IT, namun komunikasi dan interaksi dengan pengetahuan tersebut dimungkinkan dengan cara non-IT yang sesuai dengan para stakeholder organisasi dan ditentukan secara just-in-time sebagai kebutuhan.
4.
Sociotechnical principle: KMS mencakup aspek organisasi, sosial dan TI Dalam merancang KMS, tim stakeholder organisasi, dibantu oleh praktisi KM, harus mengeksplorasi aspek organisasi dan sosial di KMS, selain aspek teknologi.
5.
Multiple-view principle: melihat KMS dari berbagai sudut pandang Pertimbangan pemilihan teknologi informasi untuk mendukung KMS harus mencari solusi yang menyediakan personalisasi dan perubahan perspektif agen pengetahuan, dengan memungkinkan mereka untuk merepresentasikan jaringan (agen
pengetahuan lain
dan
hubungannya),
serta
dengan
memungkinkan untuk merepresentasikan agen pengetahuan, alur, dan interface untuk berubah sesuai dengan situasi.
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
28
2.3.3. Identifikasi
Knowledge
Management
Solution
dengan
Faktor
Kontingensi (Fernandez dan Shaberwal) Menurut Fernandez & Sabherwal(2010), solusi KM, yang akan bermanfaat, teridentifikasi melalui keadaan spesifik yang ada pada suatu organisasi maupun keadaan sekitarnya. Pendekatan yang dilakukan Fernandez & Sabherwal berdasarkan contingency perspective, bahwa solusi KM merupakan contingent atas keadaan tertentu yang ada. Secara umum, faktor kontingensi dan infrastruktur KM mempengaruhi kesesuaian proses KM dalam dua cara, yaitu: 1.
Dengan meningkatkan atau mengurangi kebutuhan dalam mengelola pengetahuan melalui cara tertentu; dan
2.
Dengan meningkatkan atau mengurangi kemampuan organisasi untuk mengelola pengetahuan melalui cara tertentu.
Ada empat faktor kontingensi yang dapat mempengaruhi KM, yaitu karakteristik pekerjaan/tugas,
karakteristik
pengetahuan,
karakteristik
organisasi,
dan
karakteristik lingkungan. Keempat faktor tersebut memiliki dampak bagi proses KM, yaitu: 1.
Dampak Karakteristik Pekerjaan/Tugas Dua hal penting dalam melakukan analisis karakteristik pekerjaan/tugas, adalahadanyatask uncertainty dan task interdependence. Task uncertainty merupakan pekerjaan yang dilakukan tidak terstruktur secara formal, sedangkan task interdependence mengindikasikan bahwa ada pengaruh dari unit kerja lain pada dalam melakukan pekerjaan. Jika task uncertainty pada sebuah organisasi tinggi akan menyebabkan biaya lebih mahal karena ada perubahan pada permasalahan dan pekerjaan, sehingga pada kondisi tersebut disarankan menggunakan proses KM direction atau socialization. Sebaliknya, jika task uncertainty rendah maka rutinitas dapat dikembangkan untuk mendukung pengetahuan. Dalam kondisi ini maka KM proses yang direkomendasikan
adalah
exchange,
combination,
internalization,
externalization, dan routines. Jika pada suatu organisasi task interdependence dinilai tinggi maka proses KM yang disarankan adalah exchange, combination, socialization, direction, dan routines. Sebaliknya jika task Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
29
interdependence dinilai rendah maka proses KM yang disarankan adalah internalization, externalization, direction, dan routines. 2.
Dampak Karakteristik Organisasi Karakter organisasi terdiri dari dua hal, yaitu ukuran organisasi dan strategi bisnis. Ukuran organisasi akan mempengaruhi proses KM yang dapat mendukung, yaitu proses direction, routines, exchange, dan socialization for knowledge sharing. Strategi bisnis, terdiri dari dua jenis yaitu low cost dan differentiation. Jika organisasi memiliki strategi bisnis low cost, maka proses KM
yang
disarankan
adalah
direction,
routines,
internalization,
externalization, exchange, dan socialization for knowledge sharing. Jika organisasi memiliki strategi bisnis differentiation maka proses KM yang disarankan adalah internalization, externalization, combination, socialization, dan exchange. 3.
Dampak Karakteristik Lingkungan Karakteristik lingkungan dari suatu organisasi menentukan keberlangsungan proses KM. Dalam hal ini, akan dilihat apakah ada ketidakpastian lingkungan yang mempengaruhi organisasi. Jika ketidakpastian lingkungan tinggi maka proses KM yang disarankan adalah direction, routines, combination dan socialization for knowledge discovery. Sebaliknya, jika ketidakpastian lingkungan rendah maka proses KM yang disarankan adalah socialization for knowledge sharing, exchange, externalization, dan internalization.
4.
Dampak Karakteristik Pengetahuan Pada analisis pengetahuan ini terdapat tiga kelompok pengetahuan yaitu tacit dan explicit, procedural dan declarative, serta general dan specific. Jika karateristik pengetahuan pada organisasi teridentifikasi procedural maka proses KM yang disarankan adalah direction dan routines.
Fernandez & Sabherwal (2010) menyarankan metodologi untuk mengidentifikasi solusi KM yang sesuai bagi organisasi, dapat dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu:
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
30
1.
Menentukan faktor kontingensi organisasi Pada tahap ini, dilakukan penilaian terhadap faktor-faktor kontingensi dan bagaimana hal tersebut berkontribusi terhadap kondisi ketidakpastian (uncertainty).Variasi tugas yang dibutuhkan KM harus diidentifikasi apakah nilai task independence dan task uncertainty, tinggi atau tidak. Jenis pengetahuan perlu diklasifikasikan sebagai umum atau khusus, deklaratif atau prosedural, serta tacit atau explicit. Ketidakpastian lingkungan muncul dari perubahan dalam persaingan, peraturan dan kebijakan pemerintah, kondisi perekonomian,
dan
sebagainya.
Selain
itu,
strategi
bisnis
harus
diidentifikasikan apakah termasuk low cost atau differentiation. Kemudian, ukuran organisasi ditentukan sebagai besar atau kecil, dibandingkan dengan pesaing. 2.
Mengidentifikasi
proses
knowledge
management
berdasarkan
faktor
kontingensi Tahap selanjutnya adalah menentukan proses knowledge management berdasarkan nilai faktor kontingensi. Tabel 2.2 menunjukan faktor kontingensi dan dampaknya terhadap proses KM. 3.
Memprioritaskan proses knowledge management Setelah nilai faktor kontingensi ditentukan sesuai dengan proses KM yang berkaitan, maka tiap proses akan digabungkan untuk diambil nilai kumulatifnya. Hal ini dilakukan sebagai penentuan identifikasi proses KM yang dibutuhkan. Untuk proses KM yang sesuai dengan faktor kontingensi, akan diberikan nilai 1,0. Untuk proses KM yang tidak sesuai dengan faktor kontingensi akan diberi nilai 0,0. Untuk proses KM yang sesuai dengan semua kemungkinan, akan diberi nilai 0,5. Dengan demikian, nilai kumulatif prioritas dapat ditentukan. Proses KM yang memiliki nilai kumulatif besar akan mendapatkan prioritas utama.
4.
Mengidentifikasi proses knowledge management saat ini Pada tahap ini, proses KM yang sudah ada akan diidentifikasi. Untuk melakukannya, dapat dilakukan dengan melakukan survei singkat terhadap pegawai, sejauh mana proses KM yang sudah ada bermanfaat. Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
31
5.
Menganalisis proses knowledge management tambahan Berdasarkan proses-proses KM yang dibutuhkan (hasil dari tahap 3), dan proses KM yang sudah ada (hasil dari tahap 4), tambahan proses KM ditentukan. Jika ada proses KM yang teridentifikasikan (dari tahap 3) sebagai kebutuhan, maka proses KM tersebut harus ditambahkan. Akan tetapi, jika proses KM tidak diidentifikasi sebagai kebutuhan, dan pada saat ini masih digunakan, maka proses KM tersebut dapat di-dropped.
6.
Menentukan infrastruktur knowledge management dan mengidentifikasi urutan proses KM Pada tahap ini, dilakukan proses penilaian terhadap ketersediaan infrastruktur KM (budaya organisasi, struktur organisasi, dan lingkungan fisik) yang dapat memfasilitasi atau menghambat knowledge sharing dan knowledge creation.
7.
Mengembangkan KMS yang dibutuhkan sertamekanisme dan teknologinya Setelah tahap 1 sampai tahap 6 dilakukan, maka pada langkah ini, organisasi perlu mengambil langkah-langkah inisiasi KMS, mekanisme, dan teknologi yang mendukung proses KM.
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
32 Tabel 2.2. Faktor Kontingensi dan Proses KM yang Bersesuaian Proses KM
Combination
Socialization for knowledge discovery
Ketidakpastian Tugas
Rendah
Tinggi
Tinggi
Ketergantungan Tugas
Tinggi
Tinggi
E
Prosedural (P) atau Deklaratif (D) Ukuran organisasi
Faktor-faktor Kontingensi
Explicit (E) atau Tacit (T)
Strategi bisnis (Low Cost/LC) atau Differentiation (D) Ketidakpastian Lingkungan
Socialization for Exchange knowledge sharing
Externalization
Internalization
Direction
Routines
Rendah
Rendah
Rendah
Tinggi
Rendah
Tinggi
Tinggi
Rendah
Rendah
Tinggi/ Rendah
Tinggi/ Rendah
T
T
E
T
E
T/E
T/E
P/D
P/D
P/D
P/D
P/D
P/D
P
P
Kecil/Besar
Kecil
Kecil
Besar
Kecil/Besar
Kecil/Besar
Kecil
Besar
D
D
LC/D
LC/D
LC/D
LC/D
LC
LC
Tinggi
Tinggi
Rendah
Rendah
Rendah
Rendah
Tinggi
Tinggi
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
33
2.4.
Unified Modelling Languange
Unified Modelling Languange (UML) adalah sebuah bahasa permodelan visualuntuk tujuan yang digunakan untuk menspesifikasikan, memvisualisasi, mengkonstruksi, dan mendokumentasikan artifak dari sebuah sistem perangkat lunak. UML menangkap keputusan dan pemahaman dari sistem yang akan dikonstruki.
UML
digunakan
untuk
memahami,
mendesain,
mencari,
mengkonfigurasi, memelihara, dan mengontrol informasi dari sebuah sistem sistem. UML mencakup konsep semantik, notasi, dan petunjuk/acuan. UML memiliki bagian statis, dinamis,lingkungan, dan organisasi (Rumbaugh et al., 2005). Menurut Larman (2005), UML adalah notasi pemrograman standar untuk menggambar atau menyajikan gambar (dengan beberapa teks), yang berkaitan dengan software terutama object-oriented software. Ada tiga cara untuk mengimplementasikan UML (Larman,2005), yaitu: 1.
UML as sketch, diagram informal dan belum lengkap yang dibuatuntuk mengeksplorasi bagian sulit dari permasalahan atau menjadi solusi dengan memanfaatkan kelebihan bahasa visual.
2.
UML as blueprint, sebuah rancangan diagram yang detil yang digunakan untuk reverse engineering (memvisualisasikan dan memahami kode yang ada), serta untuk forward engineering (menghasilkan kode).
3.
UML as programming language, sebagai spesifikasi lengkap yang dapat dieksekusi. Penggunaan UML dengan cara ini memerlukan cara yang praktis untuk membuat diagram dari seluruh perilaku dan logika.
Tiga perspektif dalam menggunakan UML adalah sebagai berikut (Larman, 2005). 1.
Perspektif konseptual, diagram diintepretasikan untuk mendeskripsikan berbagai hal dalam sebuah keadaan di dunia nyata maupun domain tertentu.
2.
Perspektif spesifikasi, diagram (menggunakan notasi yang sama dengan perspektif konseptual) mendeskripsikan abstraksi software atau komponen
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
34
dengan spesifikasi dan antar mukanya, tetapi tidak spesifik untuk diimplementasikan dengan teknologi tertentu. 3.
Perspektif implementasi, diagram mendeskripsikan implementasi software dengan suatu teknologi tertentu.
Menurut Rumbaugh et al. (2005), UML terdiri dari beberapa view yang merepresentasikan satu aspek dalam sebuah sistem. Secara garis besar, UML view terbagi menjadi empat area utama, yaitu klasifikasi struktural, perilaku dinamis, layout fisik, dan pengelolaan model (Tabel 2.3). Penjelasan empat area adalah sebagai berikut. a. Klasifikasi struktural mendeskripsikan berbagai hal dalam sistem dan hubungannya dengan hal lainnya. Sebuah classifier memodelkan hal tersebut. Yang dimaksud classifier adalah class, use case, actor, node, colaboration, dan component. Classifier menyediakan basis dimana perilaku dinamis dibangun. View struktural ini adalah static view, design view dan use case view. b. Perilaku dinamis mendeskripsikan perilaku sistem atau classifier lainnya. Perilaku merupakan sebuah rangkaian perubahan untukmenggambarkan sistem dari view static. View perilaku dinamis adalah state machine view, activity view, dan interaction view. c. Layout fisik mendeskripsikan sumber komputasi dalam sistem dan deployment artifak yang ada di dalamnya. Hal ini merupakan deployment view. d. Pengelolaan model mendeskripsikan model-model dalam organisasi ke dalam unit hirarki. Package merupakan model unit organisasi yang umum. Sebuah model adalah hirarki package yang menyediakan abstraksi lengkap dari sebuah sistem dengan sudut pandang tertentu.
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
35
Tabel 2.3. UML View dan Diagram Area Utama Klasifikasi struktural
Perilaku dinamis
View
Diagram
Konsep Utama
static view
class diagram
association, class, dependency,generalization, interface,realization
design view
internal structure
connector, interface, part, port,provided interface, role,required interface
collaboration diagram
connector, collaboration, collaboration use, role,
component diagram
component, dependency, port, provided interface, realization, required interface, subsystem
use case view
use case diagram
actor, association, extend, include, use case, use case generalization
state machine view
state machine diagram
Completion transition, do activity, effect, event, region, state, transition, trigger
activity view
activity diagram
action, activity, control flow, control node, data flow, exception, expansion region, fork, join, object node, pin
interaction view
sequence diagram
occurrence specification, execution specification, interaction, interaction fragment, interaction operand,lifeline, message, signal
Communication diagram
Collaboration, guard condition,message, role, sequence number
Layout fisik
deployment view
package diagram
import, model, package
Pengelolaan model
model management view
package diagram
import, model, package
profile
package diagram
constraint, profile, stereotype,tagged value Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
36
2.4.1. Use Case Diagram Use case menggambarkan fungsionalitas sebuah subjek (sistem) yang diterima oleh aktor, yang berinteraksi dengan subjek berdasarkan pandangan tertentu (Rumbaugh et al, 2005). Use case merupakan sekumpulan skenario berhasil dan tidak berhasil yang menggambarkan
bagaimana
seorang
aktor
menggunakan
sistem
dalam
mendukung tujuan (Larman, 2005). Use case diagram mengilustrasikan hubungan antara aktor dan sistem, serta menunjukkan batasan sistem (Larman, 2005). 2.4.2. Activity Diagram Activity menggambarkan aliran kontrol diantara aktivitas komputasi yang terlibat dalam melakukan perhitungan atau aliran kerja (Rumbaugh et al, 2005). Activity diagram bermanfaat untuk memvisualisasikan aliran kerja dan proses bisnis (Larman, 2005).
2.5.
Penelitian Sebelumnya
Pada bagian ini, akan dijelaskan mengenai berbagai penelitian sebelumnya yang memiliki kemiripan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kemiripan ini terlihat dari objek atau teknik penelitian yang dilakukan. Hal ini dilakukan dalam rangka mendapatkan informasi untuk mengembangkan kerangka teoritis dalam penelitian. 2.5.1. Perancangan Model Knowledge Management System
Bidang
Penelitian: Studi Kasus Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) Penelitian ini dilakukan oleh Prayoga (2014), yang melakukan analisis mengenai model knowledge management system untuk mendukung proses penyimpanan pengetahuan dan mendukung kegiatan pendekatan pengetahuan antar peneliti di PNJ. Metodologi yang digunakan dalam penelitian tersebut dilakukan dengan mengacu pada Soft System Methodology (SSM) dan Ecology of Knowledge Management. Kerangka Teoritis yang dilakukan tersebut dapat terlihat pada Gambar 2.4. Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
37
SSM menghasilkan sebelas aktivitas, yaitu (1) sosialisasi kegiatan penelitian, (2) menjalin kerjasama dan kemitraan dengan industri, (3) menyelenggarakan pelatihan untuk penelitian, (4) membentuk komunitas peneliti, (5) meningkatkan reward untuk peneliti, (6) memetakan kebutuhan kebutuhan data, informasi dan pengetahuan, (7) mengumpulkan hasil penelitian dan membuka luas aksesnya, (8) menyediakan jurnal dan referensi internasional, (9) membuat publikasi dan seminar nasional, (10) menangkap dan menyimpan pengetahuan, dan (11) evaluasi kegiatan penelitian. Fitur yang terkait dengan hasil SSM adalah forum diskusi, wiki, survei, chatting, dan manajemen dokumen. Fitur yang terkait dengan proses Ecology of KM adalah perpustakaan online, wiki dan forum diskusi.
Gambar 2.4. Kerangka Teoritis Penelitian Prayoga (2014)
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
38
2.5.2. Perancangan
Model
Knowledge
Management
System
Untuk
Mendukung Proses Kerja Akreditasi: Studi Kasus Lembaga Akreditas Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan Penelitian ini dilakukan oleh Sari (2014), yang melakukan perancangan model knowledge management system untuk mendukung proses kerja akreditasi LAMPTKes. Metodologi yang digunakan untuk mengembangkan model dan strategi knowledge management system mengacu pada faktor kontingensi. Kerangkateoritis penelitian yang dilakukan tersebut terlihat pada Gambar 2.5. Proses manajemen pengetahuan hasil penelitian adalah exchange, combination, externalization, internalization, dan socialization for knowledge sharing. Sistem manajemen pengetahuan yang dirancang untuk mendukung proses-proses tersebut adalah sistem yang mempunyai fungsi sebagai lesson learned system, document management, document collaboration, dan groupware untuk Community of Practice.
Gambar 2.5. Kerangka Teoritis Penelitian Sari (2014)
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
39
2.5.3. Perancangan Model Knowledge Management System: Studi Kasus Direktorat ABC Penelitian ini dilakukan oleh Rosi (2013), yang melakukan analisis model knowledge management system bagi Direktorat ABC. Metodologi yang digunakan adalah analisis faktor kontingensi Fernandez dan Sabherwal (2010) dengan menambahkan aspek-aspek dari Tiwana untuk perancangan model KMS. Penelitian ini menghasilkan prioritas pengembangan terhadap proses manajemen pengetahuan dan rancangan model knowledge management system Direktorat ABC. Rancangan model tersebut tertuang pada prototype yang memiliki fungsifungsi
untuk
socialization
menunjang for
proses
knowledge
manajemen
discovery,
pengetahuan:
externalization,
combination, internalization,
socialization for knowledge sharing, exchange, direction, dan routines.
2.5.4. Evaluating
a
Methodology:
Knowledge Practical
Management
Application
in
Systems a
Development
Virtual
Recruitment
Organization Penelitian
ini
dilakukan
oleh
Bakry
dan
Moteleb
(2010),
yang
menganalisistentang evaluasi pengembangan KMS dengan studi kasus sebuah organisasi rekrutmen virtual. Metodologi pengembangan yang dievaluasi adalah metodologi 5 fase, yaitu (1) menetapkan permasalahan organisasi yang membutuhkan perubahan; (2) membuat solusi yang sesuai dengan tantangan dan kesempatan dari permasalahan yang dihadapi; (3) mendesain KMS dengan komponen arsitektural yang terdiri dari knowledge agents, knowledge flow, dan knowledge interfaces; (4) mengeksplorasi pilihan teknologi yang mendukung KMS; dan (5) mengelola evolusi yang berpotensi bagi pengembangan KMS dengan mengevaluasi pengembangan KMS di organisasi. Hasil evaluasi menunjukan bahwa KMS menargetkan kepada permasalahan kompleks yang ada di organisasi, KMS meliputi aspek organisasi, teknologi dan sosial, serta pengembangan KMS merupakan sebuah proses yang berkelanjutan.
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
40
2.5.5. Perbandingan dengan Penelitian Sebelumnya Penulis melakukan tinjauan terhadap penelitian sejenis yang hampir sama. Ada penelitian yang menggunakan metodologi Soft System Methodology (SSM) dan Ecology of Knowledge, dua penelitian yang menggunakan faktor kontingensi yang diperkenalkan oleh Fernandez dan Sabherwal serta satu penelitian yang mengevaluasi pengembangan KMS. Selain itu, terdapat satu penelitian sejenis yang menggunakan perpaduan metodologi Fernandez dan Sabherwal, Tiwana, serta Awad dan Ghaziri. Metodologi Tiwana digunakan spesifik hanya untuk melakukan analisis dan pemodelan arsitektur teknologi informasi KMS. Selain itu, metodologi Awad dan Ghaziri digunakan untuk mendalami arsitektur KMS. Ringkasan mengenai perbandingan dengan penelitian-penelitian sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
41
Tabel 2.4. Perbandingan Penelitian-penelitian Sebelumnya Perancangan Model Knowledge Management System Bidang Penelitian: Studi Kasus Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) oleh Prayoga (2014)
Tujuan Penelitian
Merancang KMS Politeknik Negeri Jakarta (PNJ)
Permasalahan
Tidak adanya penyimpanan dan pertukaran pengetahuan antar peneliti
Perancangan Model Knowledge Management System Untuk Mendukung Proses Kerja Akreditasi: Studi Kasus Lembaga Akreditas Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan oleh Sari (2014) Merancang KMS Lembaga Akreditas Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan
Perancangan Model Knowledge Management System: Studi Kasus Direktorat ABC Penelitian ini dilakukan oleh Rosi (2013)
- Banyaknya proses dan lamanya waktu yang diperlukan dalam kegiatan penilaian akreditasi - Ketersediaan SDM yang belum memenuhi kapasitas untuk kegiatan penilaian akreditasi.
Besarnya tingkat turn overpegawai
Merancang KMS Direktorat ABC
Evaluating a Knowledge Management Systems Development Methodology: Practical Application in a Virtual Recruitment Organization Mengevaluasi pengembangan KMS dengan studi kasus sebuah organisasi rekrutmen virtual Adanya kesulitan yang dihadapi organisasi dalam pengembangan KMS yang sesuai
Perancangan Knowledge Management System: Studi Kasus Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Kementerian Sekretariat Negara Merancang KMS Deputi Bidang Dukungan Kebijakan
- Pengetahuan yang digunakan dalam menjalankan pekerjaan sehari-hari masih tersimpan dalam setiap pegawai sehingga pelaksanaan tugas masih bergantung pada setiap pegawai
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
42
Perancangan Model Knowledge Management System Bidang Penelitian: Studi Kasus Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) oleh Prayoga (2014)
Metode Penelitian
Soft System Methodology (SSM) dan Ecology of Knowledge Management.
Objek Penelitian Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) UNJ
Tabel 2.4. Perbandingan Penelitian-penelitian Sebelumnya Perancangan Model Perancangan Model Evaluating a Knowledge Management Knowledge Knowledge System Untuk Mendukung Management System: Management Systems Proses Kerja Akreditasi: Studi Kasus Development Studi Kasus Lembaga Direktorat ABC Methodology: Akreditas Mandiri Penelitian ini Practical Application Pendidikan Tinggi dilakukan oleh Rosi in a Virtual Kesehatan (2013) Recruitment oleh Sari (2014) Organization
Faktor Kontingensi Fernandez dan Sabherwal serta analisis dan pemodelan arsitektur teknologi informasi KMS dari Awad dan Tiwana
Faktor Kontingensi Fernandez dan Sabherwal
Wawancara dan observasi
Lembaga akreditasi pendidikan kesehatan
Direktorat instansi pemerintah
Organisasi rekrutmen virtual
Perancangan Knowledge Management System: Studi Kasus Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Kementerian Sekretariat Negara - Aplikasi yang ada belum secara optimal mendukung seluruh proses knowledge management. Faktor Kontingensi Fernandez dan Sabherwal, arsitektur KMS dari Tiwana, budaya organisasi dari Cameron dan Quinn Kedeputian kementerian
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
43
Perancangan Model Knowledge Management System Bidang Penelitian: Studi Kasus Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) oleh Prayoga (2014)
Hasil Penelitian
Fitur KMS yang terkait dengan hasil SSM adalah forum diskusi, wiki, survei, chatting, dan manajemen dokumen. Fitur yang terkait dengan proses Ecology of KM adalah perpustakaan online, wiki dan forum diskusi.
Tabel 2.4. Perbandingan Penelitian-penelitian Sebelumnya Perancangan Model Perancangan Model Evaluating a Knowledge Management Knowledge Knowledge System Untuk Mendukung Management System: Management Systems Proses Kerja Akreditasi: Studi Kasus Development Studi Kasus Lembaga Direktorat ABC Methodology: Akreditas Mandiri Penelitian ini Practical Application Pendidikan Tinggi dilakukan oleh Rosi in a Virtual Kesehatan (2013) Recruitment oleh Sari (2014) Organization - Proses manajemen - Proses manajemen Hasil evaluasi pengetahuan exchange, pengetahuan menunjukan bahwa combination, combination, KMS menargetkan externalization, socialization for kepada permasalahan internalization, dan knowledge kompleks yang ada di socialization for discovery, organisasi, KMS knowledge sharing. externalization, meliputi aspek - KMS yang memiliki internalization, organisasi, teknologi fungsi:lesson learned socialization for dan sosial, serta system, document knowledge sharing, pengembangan KMS management, document exchange, merupakan sebuah collaboration, dan direction, dan proses yang groupware untuk routines. berkelanjutan. Community of Practice.
Perancangan Knowledge Management System: Studi Kasus Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Kementerian Sekretariat Negara - Proses manajemen pengetahuan yang dibutuhkan - Rancangan KMS berdasarkan analisis kebutuhan KM
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
44
2.6.
Kerangka Teoritis
Dengan mempertimbangkan sejumlah teori dan penelitian sebelumnya, penulis merumuskan kerangka teoritis untuk merancang KMS yang sesuai pada Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Kemsetneg (Gambar 2.6).
Gambar 2.6. Kerangka Teoritis Penelitian Kerangka teoritis yang digunakan dalam penelitian ini, dilakukan dengan mengadopsi metodologi Fernandez dan Sabherwal yang berdasar kepada faktorfaktor kontingensi untuk mengembangkan solusi KM. Proses KM yang dibutuhkan bergantung kepada faktor-faktor kontingensi. Dengan demikian, proses KM yang teridentifikasi akan mempengaruhi kebutuhan KMS yang akan dikembangkan. Dalam mengembangkan KMS, perlu diperhatikan pula mengenai infrastruktur KM sebagai pondasi KM. Infrastruktur KM ini akan mendukung mekanisme dan teknologi KM yang digunakan. Berdasarkan Fernandez dan Sabherwal, infrastruktur KM terdiri dari lima komponen, yaitu budaya organisasi, struktur organisasi, infrastruktur TI, pengetahuan umum, dan lingkungan fisik. Selain acuan dari Fernandez dan Sabherwal, digunakan Organization Culture Assesment Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
45
Instrument (OCAI) dari Cameron dan Quinn untuk mengidentifikasi tipe organisasi. Selain itu, untuk identifikasi infrastruktur teknologi informasi, digunakan pula acuan arsitektur KMS dari Tiwana. Proses KM yang teridentifikasi, disesuaikan dengan mekanisme dan teknologi, untuk mengetahui kebutuhan sistem. Setelah itu, ditentukan fitur-fitur KMS, yang dirancang dengan menggunakan menggunakan Unified Modeling Language (UML) yang tergambarkan pada Use Case Diagram dan Activity Diagram. Setelah itu, dibuat rancangan tampilan berdasarkan Use Case Diagram dan Activity Diagram serta dilakukan peninjauan terhadap rancangan tampilan tersebut.
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
3 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Bab 3 menjelaskan alur penelitian dan teknik pengumpulan data yang dilakukan. Alur penelitian menggambarkan langkah-langkah yang dilakukan selama penelitian, sedangkan teknik pengumpulan data menjelaskan metode yang dilakukan dalam mendapatkan data penelitian. 3.1.
Alur Penelitian
Gambar 3.1. Alur Penelitian yang Dilakukan 46
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
47
Berikut penjelasan alur penelitian yang dilakukan (Gambar 3.1): 1.
Identifikasi masalah awal Penelitian diawali dengan mengidentifikasi masalah awal. Pada langkah ini dilakukan wawancara dengan pimpinan di lingkungan Asisten Deputi Dukungan Data Kebijakan dan Informatika, serta mempelajari dokumen terkait, yaitu Rencana Strategis dan berbagai Peraturan Menteri. Hasil dari identifikasi masalah ini adalah pertanyaan penelitian.
2.
Pelaksanaan studi literatur Setelah mengidentifikasi masalah, dilakukan studi literatur yang bertujuan untuk mencari dan mempelajari teori-teori maupun penelitian-penelitian sejenis yang terkait dengan permasalahan penelitian. Berdasarkan pertanyaan penelitian serta teori dan penelitian sebelumnya, penulis merancang kerangka teoritis sebagai acuan penelitian yang akan dilakukan.
3.
Penyusunan instrumen pengumpulan data Sebelum melakukan pengumpulan data, dilakukan penyusunan instrumen pengumpulan data, yaitu mencakup instrumen wawancara dan kuesioner.
4.
Pengumpulan Data Berdasarkan instrumen yang telah disusun, dilakukan wawancara, dan penyebaran kuesioner maupun studi dokumen organisasi. Pengumpulan data bersumber dari hasil wawancara, kuesioner dan informasi yang terdapat pada dokumen-dokumen terkait.
5.
Penentuan faktor kontingensi Faktor-faktor kontingensi yang sesuai dengan organisasi, berupa karakteristik tugas, karakteristik pengetahuan, karakteristik organisasi, dan karakteristik lingkungan, ditentukan dengan melakukan wawancara, menyebarkan kuesioner, serta dengan mempelajari dokumen organisasi.
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
48
6.
Analisis proses KM (berdasarkan faktor kontingensi) Proses KM yang dibutuhkan dianalisis berdasarkan faktor kontingensi. Masing-masing faktor kontingensi akan diberikan nilai yang bersesuaian dengan proses KM dan dibuat prioritas berdasarkan tabel pemetaan Fernandez dan Sabherwal. Metode yang dilakukan adalah dengan wawancara dan kuesioner. Hasilnya adalah prioritas proses KM yang dibutuhkan.
7.
Analisis proses KM saat ini Identifikasi proses KM yang ada saat ini di organisasi dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Hasilnya adalah proses KM yang berlangsung saat ini.
8.
Analisis proses KM tambahan Setelah mendapatkan proses KM yang dibutuhkan dan proses KM yang ada, dilakukan identifikasi proses KM tambahan melalui pemetaan antara prioritas proses KM berdasarkan faktor kontingensi dengan proses KM yang ada saat ini.
9.
Analisis infrastruktur KM Dalam menganalisis infrastruktur KM, digunakan tiga acuan yaitu metode Fernandez dan Sabherwal, Cameron dan Quinn, serta Tiwana. Analisis Infrastruktur KM bertujuan untuk mendapatkan gambaran komponen infrastruktur KM, sebagai berikut: a. Budaya organisasi Analisis budaya organisasi dilakukan dengan metode wawancara dan kuesioner. Selain metode Fernandez dan Sabherwal, digunakan pula instrumen Organization Culture Assesment Instrument (OCAI) dari Cameron dan Quinn. Hasilnya adalah tipe organisasi objek penelitian. b. Struktur organisasi Analisis struktur organisasi dilakukan dengan metode wawancara untuk mengetahui aspek struktur organisasi yang dapat menunjang KM. Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
49
c. Infrastruktur Teknologi Informasi (TI), Berdasarkan Fernandez dan Sabherwal (2010), salah satu infrastruktur KM yang diperlukan dalam pengembangan KMS adalah ketersediaan infrastruktur TI yang mendukung. Untuk mengevaluasi infrastruktur TI yang ada saat ini, dilakukan studi dokumen terkait skema jaringan yang ada saat ini dan analisis arsitektur KMS yang mengacu pada Tiwana. d. Pengetahuan umum Analisis pengetahuan umum dilakukan untuk mengetahui pengetahuan dan aktivitas yang ada pada organisasi. Analisis dilakukan dengan metode wawancara dan studi dokumen. e. Lingkungan fisik Analisis lingkungan fisik dilakukan untuk mengetahui keadaan lingkungan yang memungkinkan pegawai dapat bertemu dan berbagi ide. Analisis dilakukan dengan mengamati keadaan kantor di lingkungan objek penelitian. 9.
Analisis Kebutuhan KMS Setelah proses KM diketahui, maka dilakukan analisis kebutuhan KMS dengan memetakan proses KM yang dibutuhkan dengan mekanisme KM dalam organisasi dan fitur sistem yang dibutuhkan, kemudian dibuat use case diagram dan activity diagram berdasarkan fitur sistem tersebut.
10. Perancangan KMS Berdasarkan kebutuhan KMS yang teridentifikasi, dilakukan perancangan KMS. Hasil proses ini adalah dan rancangan basis data dan rancangan tampilan KMS serta hasil peninjauan rancangan tampilan KMS tersebut.
3.2.
Sumber Data
Ada dua jenis data yang digunakan dalam penyusunan penelitian, yaitu data primer dan data sekunder. Menurut Sekaran dan Bougie (2010), data primer dapat Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
50
diperoleh dengan cara mengamati suatu kejadian, orang, atau objek tertentu, maupun dengan menyebarkan kuesioner. Data primer didapatkan dari keadaan yang sebenarnya terjadi. Data sekunder dikumpulkan dari berbagai sumber yang sudah ada, yaitu data statistik, publikasi, laporan analisis, data kepegawaian, buku, jurnal serta penelitian yang terkait dengan knowledge management. Data yang didapatkan dari wawancara dan kuesioner, akan diolah dan dianalisis bersama dengan data sekunder untuk keperluan penelitian.
3.3.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan, yang terdiri dari wawancara dan penyebaran kuesioner, serta dengan mempelajari dokumen organisasi. 3.3.1. Wawancara Wawancara dilakukan terhadap pimpinan unit kerja di lingkungan Deputi Dukungan Kebijakan. Wawancara mendalami informasi mengenai keadaan organisasi, pengetahuan yang ada pada organisasi, berbagai permasalahan, serta komitmen manajemen dalam mendukung proses KM. Wawancara disusun dengan menggunakan rangkaian pertanyaan terbuka. Instrumen wawancara penelitian dapat dilihat pada Lampiran Bagian A. Responden wawancara penelitian adalah Asisten Deputi Dukungan Kebijakan Dalam Negeri, Asisten Deputi Dukungan Kebijakan Hubungan Internasional, Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan, serta Asisten Deputi Dukungan Data Kebijakan dan Informatika. 3.3.2. Kuesioner Kuesioner dilakukan sebagai survei terhadap faktor-faktor kontingensi, proses KM, fasilitas dan budaya organisasi yang ada. Responden kuesioner adalah pimpinan (Asisten Deputi, Kepala Bidang, dan Kepala Subbidang) serta staf di lingkungan Deputi Dukungan Kebijakan, yang berjumlah seratus orang. Instrumen kuesioner penelitian dapat dilihat pada Lampiran bagian B.
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
51
Dalam menganalisis data kuesioner, digunakan teknik penentuan skor dengan skala Likert untuk menilai jawaban responden (kecuali kuesioner terkait budaya organisasi). Nilai yang ditentukan untuk setiap jawaban adalah: 1. untuk alternatif jawaban Sangat Setuju diberi nilai 5 2 untuk alternatif jawaban Setuju diberi nilai 4 3. untuk alternatif jawaban Ragu-ragu diberi nilai 3 4. untuk alternatif jawaban Tidak Setuju diberi nilai 2 5. untuk alternatif jawaban Sangat Tidak Setuju diberi nilai 1 Perhitungan skor dilakukan dengan menjumlah responden yang memberikan alternatif jawaban dikalikan dengan nilai yang bersesuaian, kemudian dibagi dengan skor ideal. Skor ideal adalah jumlah responden dikalikan dengan skor tertinggi. 3.3.3. Mempelajari Dokumen Penulis mempelajari dokumen-dokumen organisasi yang sesuai dengan lingkup penelitian, yaitu: 1. Data Kepegawaian Deputi Dukungan Data dan Kebijakan 2. Struktur Organisasi Deputi Dukungan Data dan Kebijakan 3. Data Infrastruktur TI Kemsetneg 4. Standar pelayanan dan Standard Operating Procedure (SOP) di lingkungan Deputi Dukungan Data dan Kebijakan 5. Contoh laporan, data, dan informasi yang disimpan dan digunakan di lingkungan Deputi Dukungan Data dan Kebijakan
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
4 BAB 4 PROFIL ORGANISASI
Bab 4 menjelaskan mengenai profil organisasi sebagai objek penelitian yang dilakukan. Profil tersebut mencakup tugas dan fungsi, struktur organisasi, visi misi, tujuan dan sasaran strategis, serta penjelasan mengenai prosedur kerja yang terdapat pada Deputi Dukungan Kebijakan.
4.1.
Tugas dan Fungsi Kementerian Sekretariat Negara
Kementerian Sekretariat Negara merupakan lembaga yang paling dekat dengan pelaksanaan tugas Presiden dan Wakil Presiden dalam menjalankan kekuasaan negara dan pemerintahan. Peraturan Menteri Sekretaris Negara Nomor 2 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretaris Negara. Kedudukan Sekretariat Negara adalah lembaga pemerintah yang dipimpin oleh Menteri Sekretaris Negara, berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Tugas Sekretariat Negara memberikan dukungan teknis dan administrasi serta analisis kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam menyelenggarakan kekuasaan negara (Permensesneg Nomor 2 Tahun 2011). Dalam melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat Negara menyelenggarakan fungsi (Permensesneg Nomor 2 Tahun 2011): 1. pemberian dukungan data, informasi, dan analisis dalam rangka pengambilan kebijakan di bidang politik, hukum, keamanan, perekonomian, dan kesejahteraan rakyat; 2. pemberian dukungan teknis dan administrasi serta analisis dalam rangka penyiapan izin prakarsa dan penyelesaian Rancangan Undang-Undang, Rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, dan Rancangan Peraturan Pemerintah, serta pemberian pertimbangan kepada Sekretaris 52 Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
53
Kabinet dalam penyusunan Rancangan Peraturan Presiden, penyiapan pendapat hukum, serta penyelesaian rancangan Keputusan Presiden tentang pemberian grasi, amnesti, abolisi, rehabilitasi, ekstradisi, remisi perubahan dari pidana penjara seumur hidup menjadi pidana sementara, dan naturalisasi; 3. pemberian dukungan teknis dan administrasi kerumahtanggaan, keprotokolan, pers, dan media kepada Presiden dan Wakil Presiden; 4. penyiapan naskah-naskah bagi Presiden dan Wakil Presiden; 5. pemberian dukungan teknis dan administrasi kepada Presiden dalam menyelenggarakan kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara, dalam hal pengangkatan dan pemberhentian perwira TNI dan Polri, penganugerahan gelar, tanda jasa dan tanda kehormatan, yang wewenang penetapannya berada pada Presiden, serta koordinasi pengamanan Presiden dan Wakil Presiden; 6. pemberian
dukungan
teknis
dan
administrasi
serta
analisis
dalam
penyelenggaraan administrasi pejabat negara dan pejabat lainnya yang dalam proses penetapannya memerlukan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat atau pejabat yang kedudukannya disetarakan dengan Menteri Negara, yang wewenang penetapannya berada pada Presiden; 7. pemberian
dukungan
teknis
dan
administrasi
serta
analisis
dalam
penyelenggaraan hubungan dengan lembaga negara, lembaga daerah, lembaga nonstruktural, organisasi politik, lembaga swadaya masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan, serta penanganan pengaduan masyarakat; 8. penyelenggaraan koordinasi pelaksanaan kerja sama teknik antara pemerintah Indonesia dengan pihak luar negeri; 9. penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia serta penataan organisasi dan tata laksana di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara; 10. pengembangan sistem akuntabilitas kinerja di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara; 11. penyelenggaraan pelayanan dan dukungan
perencanaan, pengelolaan
keuangan, ketatausahaan, kehumasan, teknologi informasi, pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
54
Sekretariat Negara, penyediaan prasarana dan sarana serta administrasi umum lainnya di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara; 12. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara; dan 13. pelaksanaan fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh Presiden dan Wakil Presiden serta oleh peraturan perundang-undangan.
4.2.
Struktur Organisasi Kementerian Sekretariat Negara
Kementerian Sekretariat Negara terdiri atas(Permensesneg Nomor 2 Tahun 2011): a. Sekretariat Presiden; Sekretariat Presiden mempunyai tugas menyelenggarakan
pemberian
dukungan teknis dan administrasi kerumahtanggaan, keprotokolan, pers, dan media kepada Presiden. b. Sekretariat Wakil Presiden; Sekretariat Wakil Presiden mempunyai tugas menyelenggarakan pemberian dukungan teknis dan administrasi kerumahtanggaan dan keprotokolan kepada Wakil Presiden, serta analisis dalam rangka pengambilan kebijakan Wakil Presiden dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. c. Sekretariat Militer Presiden; Sekretariat Militer Presiden mempunyai tugas menyelenggarakan pemberian dukungan teknis dan administrasi kepada Presiden dalam menyelenggarakan kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara, dalam hal pengangkatan dan pemberhentian perwira Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), penganugerahan gelar, tanda jasa dan tanda kehormatan yang wewenangnya berada pada Presiden, serta mengkoordinasikan pengamanan Presiden dan Wakil Presiden. d. Sekretariat Kementerian; Sekretariat Kementerian mempunyai tugas membantu Menteri Sekretaris Negara
dalam
menyelenggarakan
pemberian
dukungan
teknis
dan
administrasi di bidang perencanaan program dan anggaran, administrasi Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
55
keuangan, perlengkapan, pengelolaan barang milik/kekayaan negara, ketatausahaan, hubungan masyarakat, koordinasi kerja sama teknik luar negeri, dan urusan kerumahtanggaan di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara. e. Deputi Bidang Dukungan Kebijakan; Deputi Bidang Dukungan Kebijakan mempunyai tugas membantu Menteri Sekretaris Negara dalam pemberian dukungan teknis dan administrasi, serta analisis dalam rangka pengambilan kebijakan dalam negeri dan hubungan internasional, serta penyiapan naskah kepresidenan dan kenegaraan, penerjemahan, dan pengelolaan informatika di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara. f. Deputi Bidang Sumber Daya Manusia; Deputi Bidang Sumber Daya Manusia mempunyai tugas membantu Menteri Sekretaris Negara dalam pemberian dukungan teknis dan administrasi serta analisis dalam pengangkatan, pemberhentian, danpensiun pejabat negara dan pejabat lainnya yang proses penetapannya memerlukan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) atau pejabat yang kedudukannya disetarakan dengan Menteri Negara, yang wewenangnya berada pada Presiden, serta pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia, penataan organisasi dan tata laksana, dan pengembangan akuntabilitas kinerja di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara. g. Deputi Bidang Hubungan Kelembagaan dan Kemasyarakatan; Deputi Bidang Hubungan Kelembagaan dan Kemasyarakatan mempunyai tugas membantu Menteri Sekretaris Negara dalam pemberian dukungan teknis dan administrasi serta analisis kepada Presiden/Wakil Presiden dalam rangka menyelenggarakan hubungan dengan lembaga-lembaga negara, lembaga daerah, lembaga non struktural, organisasi politik, lembaga swadaya masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan, serta penanganan pengaduan masyarakat. h. Deputi Bidang Perundang-undangan; Deputi Bidang Perundang-undangan mempunyai tugas membantu Menteri Sekretaris Negara dalam menyelenggarakan pemberian dukungan teknis dan Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
56
administrasi serta analisis dalam rangka penyiapan izin prakarsa dan penyelesaian Pemerintah
Rancangan Pengganti
Undang-Undangan, Undang-Undang,
Rancangan
Peraturan
Rancangan
Peraturan
dan
Pemerintah, pemberian pertimbangan kepada Sekretaris Kabinet dalam penyusunan Rancangan Peraturan Presiden, penyiapan pendapat hukum, serta penyelesaian Rancangan Keputusan Presiden tentang pemberian grasi, amnesti, abolisi, rehabilitasi, ekstradisi, remisi perubahan dari pidana penjara seumur hidup menjadi pidana sementara, dan naturalisasi. i. Staf Ahli Bidang Politik, Pertahanan dan Keamanan; Staf Ahli Bidang Politik, Pertahanan dan Keamanan mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri Sekretaris Negara mengenai masalah politik, pertahanan, dan keamanan. j. Staf Ahli Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia; Staf Ahli Bidang Hukum, dan Hak Asasi Manusia mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri Sekretaris Negara mengenai masalah hukum dan hak asasi manusia. k. Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat; Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri Sekretaris Negara mengenai masalah ekonomi dan kesejahteraan rakyat. l. Staf Ahli Bidang Komunikasi dan Informatika; Staf Ahli Bidang Komunikasi dan Informatika mempunyai tugas memberikan telaahan kepada Menteri Sekretaris Negara mengenai masalah komunikasi dan informatika. m. Staf Ahli Bidang Aparatur Negara dan Otonomi Daerah; Staf Ahli Bidang Aparatur Negara dan Otonomi Daerahmempunyai tugas memberikan telaahan kepada MenteriSekretaris Negara mengenai masalah aparatur negara danotonomi daerah. n. Inspektorat; dan Inspektorat adalah unsur pengawas di lingkungan KementerianSekretariat Negara yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Sekretaris Negara dan secara administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
57
Kementerian Sekretariat Negara. Inspektorat mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern dilingkungan Kementerian Sekretariat Negara. o. Pusat Pendidikan dan Pelatihan. Pusat Pendidikan dan Pelatihan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Sekretaris Negara melalui Deputi Bidang Sumber Daya Manusia. Pusat Pendidikan dan Pelatihan mempunyai tugas melaksanakan urusan perencanaan dan pengembangan sumber daya manusia di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara.
4.3.
Visi dan Misi
Dalam rangka memberikan dukungan pelayanan teknis dan administratif kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam menyelenggarakan kekuasaan negara serta mendukung suksesnya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 20102014, Kementerian Sekretariat Negara menetapkan visi yang akan diwujudkan, yaitu“Terwujudnya Kementerian Sekretariat Negara yang profesional, transparan, dan akuntabel dalam rangka memberikan pelayanan prima kepada Presiden dan Wakil Presiden”. Dalam rangka mewujudkan visi Kementerian Sekretariat Negara, ditetapkan misi Kementerian Sekretariat Negara sebagai berikut: 1. Memberikan dukungan pelayanan teknis dan administrasi yang prima kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam pengambilan kebijakan penyelenggaraan kekuasaan negara; 2. Memberikan pelayanan kerumahtanggaan dan keprotokolan yang optimal kepada Presiden dan Wakil Presiden; 3. Memberikan dukungan teknis administrasi secara efektif kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam menyelenggarakan kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara; 4. Menyelenggarakan pelayanan yang efektif dan efisien di bidang pengawasan, administrasi umum, informasi dan hubungan kelembagaan; dan 5. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan prasarana Kementerian Negara. Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
58
4.4.
Tujuan dan Sasaran Strategis
Dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misi Kementerian Sekretariat Negara, dirumuskan langkah-langkah terarah dalam bentuk tujuan strategis. Tujuan strategis organisasi merupakan penjabaran atau implementasi pernyataan visi dan misi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai lima tahun mendatang agar diketahui apa yang harus dilaksanakan oleh organisasi dengan memperhatikan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki. Dengan menggunakan potensi yang dimiliki untuk memanfaatkan peluang yang ada, memanfaatkan potensi untuk mengatasi ancaman/tantangan, mengatasi kelemahan
dengan
memanfaatkan
peluang,
mewaspadai
dan
mengatasi
ancaman/tantangan serta kelemahan untuk menuju terwujudnya visi dan misi organisasi, maka ditetapkan tujuan strategis Kementerian Sekretariat Negara, yaitu“Terselenggaranya dukungan teknis dan administrasi serta analisis yang prima kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam menyelenggarakan kekuasaan negara”. Pengukuran keberhasilan pencapaian tujuan strategis tersebut, dapat diketahui melalui pencapaian indikator-indikator tujuan sebagai berikut: 1. Prosentase hasil analisis dan rekomendasi kebijakan kepada Presiden dan Wakil Presiden yang diselesaikan sesuai standar. 2. Prosentase dukungan administrasi kepada Presiden dan Wakil Presiden yang diharapkan sesuai standar. 3. Prosentase pelayanan kerumahtanggaan dan keprotokolan kepada Presiden dan Wakil Presiden sesuai dengan standar. Sebagai penjabaran dari tujuan strategis, Kementerian Sekretariat Negara telah menetapkan sasaran-sasaran strategis. Penetapan sasaran strategis memiliki peranan penting dalam memberikan fokus pada penyusunan kegiatan-kegiatan, sehingga dapat bersifat spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, relevan, dan mempunyai jangka waktu pelaksanaan. Sasaran-sasaran strategis tersebut adalah:
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
59
1. Terwujudnya kelancaran tugas Presiden dan Wakil Presiden dalam perumusan dan pengambilan kebijakan. 2. Terjaminnya kelancaran dukungan administrasi kepada Presiden dan Wakil Presiden. 3. Terjaminnya pemberian layanan kerumahtanggaan dan keprotokolan yang berkualitas kepada Presiden dan Wakil Presiden. Pencapaian sasaran-sasaran strategis diukur melalui sembilan Indikator Kinerja Utama Kementerian Sekretariat Negara. Pengelompokan Indikator Kinerja Utama sesuai dengan sasaran strategis, dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1. Pengelompokan Indikator Kinerja Utama dan Sasaran Strategis Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Utama
1. Terwujudnya kelancaran tugas Presiden dan Wakil Presiden dalam perumusan dan pengambilan kebijakan
a. Presentase rekomendasi hasil analisis di bidang kebijakan kepada Presiden dan Wakil Presiden yang dirumuskan sesuai standar. b. Presentase hasil analisis rancangan peraturan perundang-undangan dan penyelesaian peraturan perundangundangan yang dilaksanakan sesuai dengan standar. c. Presentase dukungan hubungan kelembagaan dan kemasyarakatan kepada Presiden yang sesuai dengan standar.
2. Terjaminnya kelancaran dukungan administrasi kepada Presiden dan Wakil Presiden
a. Presentase pelayanan administrasi Pejabat negara, TNI, dan Polri yang dilaksanakan sesuai dengan standar. b. Presentase dukungan administrasi penganugerahan gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan yang dilaksanakan sesuai dengan standar. c. Presentase pengaduan masyarakat kepada Presiden dan Wakil Presiden yang ditindaklanjuti sesuai dengan standar.
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
60
Tabel 4.1. Pengelompokan Indikator Kinerja Utama dan Sasaran Strategis Sasaran Strategis
Indikator Kinerja Utama d. Presentase dokumen administrasi dan rekomendasi kerja sama teknik luar negeri yang diselesaikan sesuai dengan standar.
3. Terjaminnya pemberian layanan kerumahtanggaan dan keprotokolan yang berkualitas kepada Presiden dan Wakil Presiden
4.5.
a. Presentase pelayanan kerumahtanggaan kepada Presiden dan Wakil Presiden sesuai dengan standar. b. Presentase pelayanan keprotokolan kepada Presiden dan Wakil Presiden serta pengamanan VVIP sesuai dengan standar pelayanan.
Arah Kebijakan dan Strategi
Arah kebijakan dan strategi Kementerian Sekretariat negara memuat langkahlangkah berupa program-program indikatif yang memiliki dampak terhadap pencapaian visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis Kementerian Sekretariat Negara, serta dalam rangka memecahkan permasalahan yang dihadapi. Arah kebijakan Kementerian Sekretariat Negara adalah sebagai berikut: 1. Peningkatan kualitas dukungan teknis dalam pengambilan kebijakan dan analisis perundang-undangan; 2. Peningkatan hubungan kelembagaan; 3. Peningkatan kualitas pelayanan kerumahtanggaan dan keprotokolan serta pengamanan Presiden dan Wakil Presiden; 4. Peningkatan kualitas penanganan pengaduan masyarakat; 5. Peningkatan kualitas dukungan pelayanan adminitrasi penganugerahan gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan; 6. Peningkatan kualitas dukungan pelayanan adminitrasi Pejabat Negara, TNI, dan Polri; 7. Peningkatan kualitas dukungan manajemen kepada Presiden dan Wakil Presiden; dan 8. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana aparatur. Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
61
Strategi Kementerian Sekretariat Negara adalah: 1. Manfaatkan komitmen pimpinan yang tinggi untukmendukung reformasi birokrasi; 2. Mengoptimalkan pemberian dukungan manajemen dan dukungan kebijakan kepada Presiden dan Wakil Presiden melalui reformasi birokrasi; 3. Manfaatkan kemauan dan komitmen pimpinan untuk memberikan pelayanan prima; dan 4. Mengoptimalkan sarana dan prasarana aparatur yang ada untuk memberikan pelayanan prima.
4.6.
Deputi Bidang Dukungan Kebijakan, Kementerian Sekretariat Negara
Deputi Bidang Dukungan Kebijakan merupakan objek dari penelitian yang dilakukan. Hal-hal yang terkait fungsi organisasi, struktur organisasi, serta implementasi KM di lingkungan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan, dijelaskan sebagai berikut. 4.6.1. Fungsi Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan merupakan objek penelitian penulis, terkait tugasnya, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan menyelenggarakan fungsi: a. pengumpulan dan penyiapan data serta analisis kebijakan dalam negeri dan hubungan internasional; b. penyiapan naskah dokumen kepresidenan dan kenegaraan; c. pelaksanaan penerjemahan dan pembinaan jabatan fungsional penerjemah; d. penyelenggaraan pelayanan informasi kenegaraan dan dukungan informatika; dan e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri SekretarisNegara. 4.6.2. Struktur Organisasi Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan terdiri empat asisten deputi. Struktur organisasi dari masing-masing asisten deputi adalah sebagai berikut. Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
62
a. Asisten Deputi Dukungan Kebijakan Dalam Negeri, yang mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan dan penyiapan data serta analisis kebijakan dalam negeri. Struktur Organisasi Asisten Deputi Dukungan Kebijakan Dalam Negeri dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1. Struktur Organisasi Asisten Deputi Dukungan Kebijakan Dalam Negeri b. Asisten Deputi Dukungan Kebijakan Hubungan Internasional, yang mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan dan penyiapan data serta analisis kebijakan hubungan internasional. Struktur Organisasi Asisten Deputi Dukungan Kebijakan Hubungan Internasional dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2. Struktur Organisasi Asisten Deputi Dukungan Kebijakan Hubungan Internasional c. Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan, yang mempunyai tugas melaksanakan penyiapan naskah dokumen kepresidenan dan kenegaraan serta Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
63
penerjemahan dan pembinaan jabatan fungsional penerjemah. Struktur Organisasi Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan dapat dilihat pada Gambar 4.3.
Gambar 4.3. Struktur Organisasi Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan d. Asisten Deputi Dukungan Data Kebijakan dan Informatika, yang mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan informasi kenegaraan dan dukungan informatika di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara. Struktur Organisasi Asisten Deputi Dukungan Data Kebijakan dan Informatika dapat dilihat pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4. Struktur Organisasi Asisten Deputi Dukungan Data Kebijakan dan Informatika
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
64
4.6.3. Implementasi Knowledge Management di Lingkungan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Berikut adalah gambaran mengenai implementasi knowledge management yang ada di lingkungan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan yang mencakup tiga hal, yaitu manusia/budaya, proses kerja, dan sistem informasi yang dimanfaatkan dalam berbagi pengetahuan. 4.6.3.1.
Manusia/budaya
Dalam berkomunikasi untuk melakukan pekerjaan pimpinan di masing-masing unit kerja yang ada pada Deputi Bidang Dukungan Kebijakan menyelenggarakan rapat untuk membahas permasalahan yang dihadapi maupun hal-hal lain yang terkait. Selain itu, pegawai didorong untuk mempresentasikan hasil pelatihan/ seminar/sosialisasi yang diikuti sehingga pengetahuan yang didapat dari pelatihan/seminar/sosialisasi tersebut dapat diketahui pula oleh pegawai lainnya. 4.6.3.2.
Proses Kerja
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, terdapat standar pelayanan dan prosedur kerja yang ditetapkan di lingkungan Deputi Dukungan Kebijakan sebagai acuan dalam melakukan pekerjaan. Seluruh Standar Pelayanan di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara ditetapkan melalui Permensesneg Nomor 23 tahun 2011 dan Standard Operating Procedure (SOP) ditetapkan melalui Permensesneg Nomor 15 Tahun 2012. Standar pelayanan yang ditetapkan di lingkungan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan adalah: 1. Standar pelayanan analisis permasalahan dan pelaksanaan kebijakan dalam negeri 2. Standar pelayanan analisis permasalahan dan pelaksanaan kebijakan hubungan internasional 3. Standar pelayanan penerjemahan surat-surat Presiden 4. Standar pelayanan pemberian rekomendasi pengangkatan pejabat fungsional penerjemah 5. Standar pelayanan administrasi pengangkatan dan penarikan duta besar Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
65
6. Standar pelayanan pencatatan secara verbatim dan pendokumentasian pidato presiden 7. Standar pelayanan penyajian data dukungan kebijakan nasional 8. Standar pelayanan pengembangan dan penerapan aplikasi sistem informasi 9. Standar pelayanan pemeliharaan aplikasi sistem informasi dukungan kebijakan 10. Standar pelayanan pengelolaan sistem jaringan 11. Standar pelayanan peminjaman koleksi perpustakaan 12. Standar pelayanan pengembangan bahan pustaka 13. Standar perawatan bahan pustaka Standard Operating Procedure (SOP) yang ditetapkan adalah: 1. SOP Analisis Permasalahan dan Pelaksanaan Kebijakan Dalam Negeri 2. SOP Pemantauan Permasalahan dan Pelaksanaan Kebijakan Dalam Negeri 3. SOP Analisis Permasalahan dan Pelaksanaan Kebijakan Hubungan Internasional 4. SOP Penerjemahan Surat-surat Presiden 5. SOP Administrasi Pengangkatan dan Penarikan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Negara-Negara Sahabat 6. SOP Administrasi Penerimaan Penempatan Duta Besar Luar Biasa Dan Berkuasa Penuh Negara-negara Sahabat untuk Republik Indonesia 7. SOP Pencatatan Secara Verbatim dan Pendokumentasian Pidato/Pernyataan Presiden Republik Indonesia 8. SOP Pemberian Rekomendasi Pengangkatan Pejabat Fungsional Penerjemah Melalui Mekanisme Pengangkatan Pertama dan Perpindahan dari Jabatan Lain 9. SOP Penyajian Data Dukungan Kebijakan Nasional di Lingkungan Kementerian Sekretariat Negara 10. SOP Pemeliharaan Aplikasi Sistem Informasi Dukungan Kebijakan di Lingkungan Kementerian Sekretariat Negara 11. SOP
Pembangunan/Pengembangan
Sistem
Informasi
di
Lingkungan
Kementerian Sekretariat Negara Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
66
12. SOP Penerapan Aplikasi Sistem Informasi di Lingkungan Kementerian Sekretariat Negara 13. SOP Pengelolaan Sistem Jaringan di Lingkungan Kementerian Sekretariat Negara 14. SOP Peminjaman dan Pengembalian Dokumen Perundang-Undangan, Jurnal, dan Majalah 15. SOP Pengembangan Bahan Pustaka di Lingkungan Kementerian Sekretariat Negara 16. SOP Peminjaman dan Pengembalian Koleksi Perpustakaan Secara Manual 17. SOP Peminjaman dan Pengembalian Koleksi Perpustakaan Secara Online 18. SOP Perawatan Bahan Pustaka 4.6.3.3.
Sistem Informasi
Saat ini, terdapat beberapa sistem informasi/aplikasi yang digunakan di lingkungan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan untuk mendukung pelaksanaan tugas sehari-hari. Sistem informasi tersebut adalah: 1. Sistem Persuratan dan Disposisi Elektronik Aplikasi Sistem Persuratan dan Disposisi Elektronik (SPDE) yang digunakan merupakan aplikasi berbasis web yang dapat diakses di jaringan lokal. SPDE dirancang dan dibangun untuk meningkatkan komunikasi antar pejabat dalam bentukdisposisi dan memo sert untuk mendukung proses penyelesaian dokumen persuratanyang biasanya disebut letter-memo drafting. Produk letter-memo drafting berupa konsep "surat" atau "memo"yang berisi hasil koordinasi, telaah dan kajian, serta laporan yang siap ditandatangani pimpinan. Empat hal utama yang dikelola dalam SPDE adalah surat masuk/keluar, disposisi, memo, dan agenda. Fungsi utama SPDE adalah melakukan pencatatan surat masuk/surat keluar, pembuatan disposisi, pembuatan memo, pencarian surat/disposisi/memo, pencatatan agenda, melihat disposisi, dan sebagainya terkait surat, disposisi, memo serta agenda. Contoh tampilan halaman surat dapat dilihat pada Gambar 4.5, contoh tampilan halaman disposisi dapat dilihat pada Gambar 4.6, contoh tampilan
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
67
halaman memo dapat dilihat pada Gambar 4.7, contoh tampilan halaman agenda dapat dilihat pada Gambar 4.8.
Gambar 4.5. Contoh Tampilan Halaman Surat dalam SPDE
Gambar 4.6. Contoh Tampilan Halaman Disposisi dalam SPDE
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
68
Gambar 4.7. Contoh Tampilan Halaman Memo dalam SPDE
Gambar 4.8. Contoh Tampilan Halaman Agenda dalam SPDE 2. Aplikasi email Aplikasi email yang digunakan merupakan aplikasi berbasis web yang dapat diakses di jaringan lokal dan internet. 3. Aplikasi Intranet Aplikasi intranet merupakan aplikasi berbasis web yang dapat diakses di jaringan lokal sebagai sarana pertukaran informasi maupun forum komunikasi diantara pejabat/pegawai di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara. Untuk dapat mengakses fitur-fitur yang ada pada aplikasi intranet, pegawai diharuskan untuk login terlebih dahulu. Fitur-fitur utama yang terdapat dalam aplikasi intranet adalah (1) share knowledge, merupakan kumpulan gagasan, pengalaman, konsep motivasi dan inovasi dari sumber yang kompeten untuk peningkatan kinerja dan pembelajaran, pengembangan, pengetahuan dan keterampilan pegawai; (2) Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
69
agenda, sebagai sumber informasi kegiatan yang akan dilakukan masingmasing unit kerja; (3) pengumuman, sebagai tempat pengumuman kepada yang ditujukan kepada pejabat dan pegawai di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara; (4) kritik/saran, sebagai sarana untuk menampung berbagai kritik/saran; (5) helpdesk, sebagai sarana untuk menampung berbagai permasalahan seputar Teknologi Informasi (hardware, aplikasi perkantoran, dan jaringan) yang diterapkan di lingkungan Sekretariat Negara; (6) forum, sebagai sarana diskusi bagi pejabat dan pegawai di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara; dan (7) file sharing, sebagai sarana untuk berbagi file dari pengguna kepada seluruh pengguna. Tampilan halaman depan aplikasi intranet dapat dilihat pada Gambar 4.9.
Gambar 4.9. Tampilan Halaman Depan Aplikasi Intranet 4. Aplikasi perpustakaan online Aplikasi perpustakaan online merupakan aplikasi berbasis web di jaringan lokal yang untuk memudahkan pegawai mencari referensi berupa buku, jurnal dan majalah. Tampilan halaman depan perpustakaan online dapat dilihat pada Gambar 4.10.
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
70
Gambar 4.10. Tampilan Halaman Depan Perpustakaan Online
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
5 BAB 5 ANALISIS DAN PERANCANGAN
Bab 5 menjelaskan mengenai analisis dan desain kebutuhan Knowledge Management berdasarkan data yang telah dikumpulkan. Langkah-langkah analisis kebutuhan KMS dilakukan sesuai dengan metode Fernandez dan Sabherwal (2010), dengan analisis tipe organisasi dengan Organization Culture Assesment Instrument (Cameron & Quinn, 2006) dan arsitektur KMS yang mengacu pada Tiwana (2002). Dari teknologi dan mekanisme KM yang telah dihasilkan, kemudian diidentifikasi fitur-fitur sistem lalu dibuat use case diagram dan activity diagram serta rancangan tampilan KMS. Data dikumpulkan dengan metode kuesioner, wawancara dan studi dokumen. Jumlah responden yang didapat berdasarkan kuesioner yang dikembalikan adalah tujuh puluh satu orang.
5.1.
Identifikasi Faktor Kontingensi
Tahap awal yang dilakukan dalam menyusun solusi KM yang sesuai dengan organisasi adalah dengan mengidentifikasi faktor-faktor kontingensi. Faktorfaktor kontingensi teridentifikasi berdasarkan hasil kuesioner bagian I dan wawancara. Penjelasan empat faktor kontingensi yang ada pada Deputi Bidang Dukungan Kebijakan adalah sebagai berikut. 5.1.1. Karakteristik Tugas Ada dua karakteristik tugas, yaitu ketidakpastian tugas (task uncertainty) dan ketergantungan tugas (task interdependency). Melalui metode kuesioner, diketahui karakter tugas dari Deputi Bidang Dukungan Kebijakan. Pertanyaan terkait ketidakpastian tugas adalah pertanyaan bagian I nomor 5, sedangkan pertanyaan terkait ketergantungan tugas adalah pertanyaan bagian I nomor 6. Berdasarkan hasil kuesioner, tingkat keseringan perubahan tugas yang dialami pegawai jarang terjadi. Hal ini menunjukkan ketidakpastian tugas yang ada pada 71
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
72
Deputi Bidang Dukungan Kebijakan adalah rendah. Prosentase hasil kuesioner terhadap ketidakpastian tugas ditunjukkan oleh Gambar 5.1.
Gambar 5.1. Prosentase Ketidakpastian Tugas Hasil kuesioner tehadap ketergantungan tugas yang dialami pegawai adalah banyak terjadi. Hal ini menunjukkan tingkat ketergantungan tugas yang tinggi diantara pegawai yang ada pada Deputi Bidang Dukungan Kebijakan. Prosentase hasil kuesioner terhadap ketergantungan tugas ditunjukkan oleh Gambar 5.2.
Gambar 5.2. Prosentase Ketergantungan Tugas 5.1.2. Karakteristik Pengetahuan Dalam identifikasi faktor kontingensi berdasarkan metode Fernandez dan Sabherwal (2010), karakteristik pengetahuan terbagi menjadi dua kelompok yaitu procedural atau declarative serta tacit atau explicit. 5.1.2.1. Kecenderungan pengetahuan procedural atau declarative Nilai kecenderungan pengetahuan procedural atau declarative yang ada di lingkungan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan, didapatkan dengan metode kuesioner. Pertanyaan terkait kecenderungan pengetahuan tacit atau explicit ini Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
73
adalah pertanyaan bagian I nomor 7. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa pengetahuan yang ada pada Deputi Bidang Dukungan Kebijakan adalah procedural. Prosentase hasil kuesioner kecenderungan pengetahuan procedural atau declarative ditunjukkan oleh Gambar 5.3.
Gambar 5.3. Kecenderungan Pengetahuan Procedural atau Declarative 5.1.2.1. Kecenderungan pengetahuan tacit atau explicit Nilai kecenderungan pengetahuan tacit atau explicit yang ada di lingkungan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan, didapatkan dengan metode kuesioner. Pertanyaan terkait kecenderungan pengetahuan tacit atau explicit ini adalah pertanyaan bagian I nomor 8. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa pegawai melakukan pekerjaan menggunakan media untuk menyelesaikannya. Prosentase hasil kuesioner kecenderungan pengetahuan tacit atau explicit ditunjukkan oleh Gambar 5.4. Dengan demikian, kecenderungan pengetahuan yang ada di lingkungan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan adalah explicit.
Gambar 5.4. Kecenderungan Pengetahuan Tacit atau Explicit
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
74
5.1.3. Karakteristik Organisasi Identifikasi karakteristik organisasi yang ditinjau dari dua aspek, yaitu ukuran organisasi dan strategi bisnis, dijelaskan sebagai berikut. 5.1.3.1. Ukuran Organisasi Deputi Dukungan Kebijakan merupakan salah satu kedeputian dari Kementerian Sekretariat Negara, yang secara hirarki terdiri dari empat asisten deputi. Berdasarkan data kepegawaian, jumlah pegawai yang ada di lingkungan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan adalah seratus orang. Secara fisik, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan berlokasi di pusat pemerintahan. Menurut Daft (2008), organisasi yang responsif, fleksibel, dengan jangkauan regional merupakan organisasi yang kecil. Dengan demikian, ukuran organisasi Deputi Bidang Dukungan Kebijakan adalah kecil. 5.1.3.2. Strategi Bisnis Ada dua jenis strategi bisnis dalam sebuah organisasi, yaitu low cost dan differentiation. Berdasarkan hasil wawancara, didapatkan informasi bahwa tiga asisten deputi memiliki strategi bisnis low cost, yaitu memiliki kecenderungan untuk menjalankan tugas sesuai dengan rencana kerja yang sudah ditetapkan, sehingga semua kegiatan yang dilakukan sama hanya materi yang berbeda. Selain itu, salah satu asisten deputi, yang menangani TI di lingkungan kementerian, memiliki strategi bisnis differentiation, yaitu memiliki kecenderungan untuk mencari inovasi dan peluang baru untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Dalam penelitian ini, strategi bisnis Deputi Bidang Dukungan Kebijakan diasumsikan memiliki strategi bisnis low cost karena mayoritas asisten deputi memiliki kecenderungan strategi bisnis low cost. 5.1.4. Karakteristik Lingkungan Pengetahuan yang ada di lingkungan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan berhubungan dengan tugas, pokok, dan fungsi yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Sekretaris Negara. Kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk memberikan dukungan analisis dalam rangka pengambilan kebijakan, penyiapan naskah Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
75
kepresidenan dan kenegaraan, penerjemahan, serta pengelolaan informatika di lingkungan kementerian. Berdasarkan wawancara yang dilakukan, diketahui bahwa struktur dan tugas yang dilakukan di lingkungan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan sifatnya sudah tetap sesuai dengan peraturan. Walaupun demikian, selalu dilakukan evaluasi organisasi untuk peningkatan kinerja. Namun, keputusan akhir dari hasil evaluasi tergantung pada kebijakan pimpinan, yaitu Menteri Sekretaris Negara. Oleh karena itu, lingkungan organisasi Deputi Bidang Dukungan Kebijakan ditentukan oleh peraturan dan ketetapan kebijakan pimpinan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ketidakpastian lingkungan organisasi adalah rendah.
5.2.
Analisis
Proses
Knowledge
Management
Berdasarkan
Faktor
Kontingensi Setelah melakukan identifikasi terhadap faktor-faktor kontingensi yang ada pada Deputi Bidang Dukungan Kebijakan, didapatkan nilai tingkat faktor kontingensi yang terangkum pada Tabel 5.1. Tabel 5.1. Rangkuman Nilai Faktor Kontingensi Faktor Kontingensi
Nilai
Karakteristik Tugas
Ketidakpastian Tugas
Rendah
Ketergantungan Tugas
Tinggi
Karakteristik Pengetahuan
Kecenderungan Tacit atau Explicit
Explicit
Kecenderungan Procedural atau Declarative
Procedural
Karateristik Organisasi
Ukuran Organisasi
Kecil
Strategi Bisnis
Low Cost
Karateristik Lingkungan
Rendah
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
76
Berdasarkan penilaian tersebut, ditentukan proses KM yang bersesuaian dengan faktor kontingensi. Penyesuaian dilakukan dengan memetakan nilai masingmasing faktor kontingensi dengan proses KM. Hasil pemetaan tersebut terlihat pada Tabel 5.2.
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
77 Tabel 5.2. Pemetaan Nilai Faktor Kontingensi dengan Proses KM Proses KM Faktor-faktor Kontingensi
Nilai
Ketidakpastian Tugas
Combination
Socialization for knowledge discovery
Socialization for knowledge sharing
Exchange
Externalization
Internalization
Direction
Routines
Rendah
Rendah √
Tinggi
Tinggi
Rendah √
Rendah √
Rendah √
Tinggi
Rendah √
Ketergantungan Tugas
Tinggi
Tinggi √
Tinggi √
Tinggi √
Tinggi √
Rendah
Rendah
Tinggi/ Rendah √
Tinggi/ Rendah √
Explicit (E) atau Tacit (T)
E
E√
T
T
E√
T
E√
T/E √
T/E √
Prosedural (P) atau Deklaratif (D)
P
P/D √
P/D √
P/D √
P/D √
P/D √
P/D √
P√
P√
Ukuran organisasi
Kecil
Kecil/Besar √
Kecil √
Kecil √
Besar
Kecil/Besar √
Kecil/Besar √
Kecil√
Besar
LC
D
D
LC/D √
LC/D √
LC/D √
LC/D √
LC √
LC √
Rendah
Tinggi
Tinggi
Rendah √
Rendah √
Rendah √
Rendah √
Tinggi
Tinggi
Strategi bisnis (Low Cost/LC) atau Differentiation (D) Ketidakpastian Lingkungan
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
78
Setelah dilakukan pemetaan, maka dibuat prioritas proses KM. Pemrioritasan dilakukan dengan memberikan skor kumulatif untuk setiap proses KM yang telah diidentifikasi sebelumnya. Untuk setiap nilai yang sesuai, diberikan tanda Ya dan nilai = 1, sedangkan untuk nilai yang bisa digunakan untuk semua kemungkinan, diberikan tanda OK dan nilai = 0,5. Serta untuk nilai yang tidak sesuai, diberikan tanda Tidak dan nilai = 0. Pemetaan nilai dan skor terlihat pada Tabel 5.3. Dari skor yang didapatkan, maka dibuat urutan prioritas proses KM. Berdasarkan Fernandez dan Sabherwal (2010), urutan prioritas terdiri dari tiga jenis, yaitu tinggi (skor lebih besar dari 5), sedang (skor lebih besar dari 3 dan kurang dari atau sama dengan 5), dan rendah (skor kurang dari atau sama dengan 3). Untuk pengembangan KMS dalam penelitian ini, urutan prioritas pengembangan dengan prioritas sedang akan tercakup juga menjadi prioritas tinggi. Urutan prioritas dapat dilihat pada Tabel 5.4. Berdasarkan Tabel 5.4 terlihat bahwa proses KM yang paling dibutuhkan dengan prioritas tinggi adalah Exchange dan Internalization, sedangkan proses KM dengan prioritas sedang yang juga tercakup prioritas tinggi adalah Routines, Combination,
Socialization
for
Knowledge
Sharing,
Direction
dan
Externalization. Sementara itu, proses Socialization for Knowledge Discovery memiliki prioritas rendah.
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
79 Tabel 5.3. Skor Kumulatif Proses KM Berdasarkan Faktor Kontingensi Proses KM Faktor-faktor Kontingensi
Nilai
Ketidakpastian Tugas
Rendah
Ketergantungan Tugas
Ya
Socialization for knowledge discovery Tidak
Socialization for knowledge sharing Tidak
Tinggi
Ya
Ya
Explicit (E) atau Tacit (T)
E
Ya
Prosedural (P) atau Deklaratif (D)
P
Ukuran organisasi
Exchange
Externalization
Internalization
Direction
Routines
Ya
Ya
Ya
Tidak
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tidak
OK
OK
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Ya
OK
OK
OK
OK
OK
OK
OK
OK
Ya
Ya
Kecil
OK
Ya
Ya
Tidak
OK
OK
Ya
Tidak
LC
Tidak
Tidak
OK
OK
OK
OK
Ya
Ya
Rendah
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Jumlah Ya
3
2
3
4
2
3
3
3
Jumlah OK
2
1
2
2
3
3
2
2
Jumlah Tidak
2
4
2
1
2
1
2
2
Skor kumulatif
4
2,5
4
5
3,5
4,5
4
4
Strategi bisnis (Low Cost/LC) atau Differentiation (D) Ketidakpastian Lingkungan
Combination
(Ya=1; OK=0,5; Tidak=0)
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
80
Tabel 5.4. Hasil Skor Prioritas Proses KM Berdasarkan Faktor Kontingensi Proses KM
Skor
Prioritas
5
Tinggi
4,5
Tinggi
Routines
4
Tinggi
Combination
4
Tinggi
Socialization for Knowledge Sharing
4
Tinggi
Direction
4
Tinggi
Externalization
3,5
Tinggi
Socialization for Knowledge Discovery
2,5
Rendah
Exchange Internalization
5.3.
Proses Knowledge Management yang Ada Saat Ini
Proses KM dan fasilitasnya yang ada saat ini diidentifikasi dari hasil kuesioner bagian II. Pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner, dengan menggunakan skala Likert, adalah untuk mengetahui proses KM apa saja yang terjadi serta fasilitas yang ada di lingkungan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan. Nilai dari jawaban pertanyaan ditentukan sebagai berikut. 1. untuk alternatif jawaban Sangat Setuju diberi nilai 5 2 untuk alternatif jawaban Setuju diberi nilai 4 3. untuk alternatif jawaban Ragu-ragu diberi nilai 3 4. untuk alternatif jawaban Tidak Setuju diberi nilai 2 5. untuk alternatif jawaban Sangat Tidak Setuju diberi nilai 1 Dengan menggunakan perhitungan skala Likert, didapatkan tabulasi hasil kuesioner proses KM yang ada saat ini pada Tabel 5.5. Dengan jumlah responden sebanyak 71 orang, maka skor ideal adalah 355. Kriteria intepretasi skor adalah sebagai berikut. 1. Prosentase 80% - 100% adalah sangat setuju 2. Prosentase 60% - 79,99% adalah setuju 3. Prosentase 40% - 59,99% adalah ragu-ragu 4. Prosentase 20% - 39,99% adalah tidak setuju 5. Prosentase 0% - 19,99% adalah sangat tidak setuju Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
81
Dari hasil kuesioner didapatkan bahwa responden setuju keseluruhan proses KM dilakukan di lingkungan Deputi Dukungan Kebijakan. Tabel 5.5. Tabulasi Proses KM yang Ada Saat Ini Proses KM Saat Ini
Skor
Prosentase (%)
Intepretasi
Socialization
307
86,48
Sangat Setuju
Direction
287
80,85
Sangat Setuju
Routines
287
80,85
Sangat Setuju
Internalization
286
80,56
Sangat Setuju
Combination
282
79,44
Setuju
Exchange
249
70,14
Setuju
Externalization
246
69,30
Setuju
Berdasarkan hasil kuesioner terhadap fasilitas proses KM, diketahui bahwa fasilitas terhadap seluruh proses KM telah tersedia. Tabulasi hasil kuesioner terhadap fasilitas proses KM yang ada saat ini dapat dilihat pada Tabel 5.6. Tabel 5.6. Tabulasi Fasilitas Proses KM yang Ada Saat Ini Fasilitas
Skor
Prosentase (%)
Intepretasi
Combination
280
78,87
Setuju
Routines
277
78,03
Setuju
Socialization
276
77,75
Setuju
Internalization
264
74,37
Setuju
Externalization
260
73,24
Setuju
Exchange
248
69,86
Setuju
Direction
245
69,01
Setuju
Untuk mengetahui kebutuhan pengembangan proses KM yang ada saat ini, dilakukan analisis dengan pemetaan antara proses KM terhadap fasilitas yang menunjang proses KM yang tersedia. Dalam melakukan pemetaan tersebut, penulis mengubah intepretasi menjadi tingkatan kebutuhan pengembangan proses Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
82
KM (Tabel 5.7) dan dengan tabel dasar pemetaan yang digunakan oleh Rosi (2013) dalam penelitiannya (Tabel 5.8). Tabel 5.7. Tingkatan Intepretasi Intepretasi
Tingkatan
Sangat Setuju
Tinggi
Setuju
Rendah
Tabel 5.8. Dasar Pemetaan Kebutuhan Tingkatan Proses KM
Tingkatan Fasilitas
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Rendah
Rendah
Tinggi
Rendah
Rendah
Kebutuhan Pengembangan Proses KM Saat Ini
Keterangan
Tinggi
Proses KM yang lebih sering dilakukan sudah cukup terfasilitasi dalam memenuhi kebutuhan proses tersebut, sehingga kebutuhan untuk dikembangkan adalah tinggi
Rendah
Proses KM tidak sering dilakukan, sehingga kebutuhan untuk dikembangkan adalah rendah
Dari hasil pemetaan proses KM dengan fasilitas proses KM, didapatkan tingkat kebutuhan pengembangan proses KM yang ada saat ini, seperti yang terlihat pada Tabel 5.9. Tabel 5.9. Tingkat Kebutuhan Pengembangan Proses KM Tingkat Proses KM Saat Ini
Tingkat Fasilitas
Tingkat Kebutuhan
Socialization
Tinggi
Rendah
Tinggi
Direction
Tinggi
Rendah
Tinggi
Routines
Tinggi
Rendah
Tinggi
Internalization
Tinggi
Rendah
Tinggi
Combination
Rendah
Rendah
Rendah
Exchange
Rendah
Rendah
Rendah
Externalization
Rendah
Rendah
Rendah
Proses KM
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
83
5.4.
Proses Knowledge Management Tambahan
Untuk mengidentifikasi proses KM tambahan, dilakukan pemetaan prioritas proses KM berdasarkan faktor kontingensi terhadap tingkatan kebutuhan pengembangan proses KM yang ada saat ini. Dalam menentukan prioritas pengembangan, digunakan pedoman dari Fernandez dan Sabherwal (2010) bahwa jika terdapat proses KM yang ada saat ini (subbab 5.3) dilakukan tetapi tidak teridentifikasi pada saat analisis proses KM dengan faktor kontingensi (subbab 5.2), maka proses KM tersebut dapat dihilangkan. Dalam memetakan prioritas proses KM berdasarkan faktor kontingensi terhadap tingkatan kebutuhan pengembangan proses KM yang ada saat ini digunakan tabel prioritas seperti yang terlihat pada Tabel 5.10. Tabel 5.10. Tingkat Prioritas Pengembangan Proses KM Prioritas Proses KM berdasarkan Faktor Kontingensi
Tingkat Kebutuhan Pengembangan Proses KM Saat Ini
Tingkat Prioritas Pengembangan
Tinggi
Tinggi
1
Tinggi
Rendah
2
Rendah
Tinggi
3
Rendah
Rendah
4
Tabel 5.11 menunjukkan hasil pemetaan prioritas proses KM berdasarkan faktor kontingensi terhadap tingkatan kebutuhan pengembangan proses KM yang ada saat ini, yang mengacu pada Tabel 5.10.
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
84
Tabel 5.11. Pemetaan Proses KM Berdasarkan Faktor Kontingensi dengan Proses KM Saat Ini Prioritas Proses KM Berdasarkan Faktor Kontingensi
Tingkat Kebutuhan Pengembangan Proses KM Saat Ini
Prioritas Pengembangan
Exchange
Tinggi
Rendah
2
Internalization
Tinggi
Tinggi
1
Routines
Tinggi
Tinggi
1
Combination
Tinggi
Rendah
2
Socialization for Knowledge Sharing
Tinggi
Tinggi
1
Direction
Tinggi
Tinggi
1
Externalization
Tinggi
Rendah
2
Socialization for Knowledge Discovery
Rendah
Tinggi
3
Proses KM
Dengan demikian, prioritas pertama pengembangan KMS ini adalah proses Internalization, Routines, Socialization for Knowledge Sharing, dan Direction. Kemudian prioritas pengembangan kedua adalah proses Exchange, Combination, dan Externalization, sedangkan proses Socialization for Knowledge Discovery menjadi prioritas pengembangan yang paling rendah. Dalam penelitian ini, proses KM yang akan dikembangkan adalah proses KM yang memiliki prioritas tinggi di masing-masing aktivitas KM (Tabel 5.12). Dengan demikian, proses KM yang tercakup dalam perancangan KMS adalah Internalization, Socialization for Knowledge Sharing, Routines, Direction, dan Combination. Tabel 5.12. Prioritas Pengembangan Proses KM Aktivitas KM Discovery
Proses KM
Prioritas
Combination
2
Socialization
3
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
85
Tabel 5.12. Prioritas Pengembangan Proses KM Aktivitas KM Capture Sharing Application
5.5.
Proses KM
Prioritas
Internalization
1
Externalization
2
Socialization
1
Exchange
2
Routines
1
Direction
1
Infrastruktur Knowledge Management
Penilaian infrastruktur KM dilakukan terhadap lima aspek, yaitu budaya organisasi, infrastruktur TI, pengetahuan umum, struktur organisasi, dan lingkungan fisik. 5.5.1. Budaya Organisasi Budaya organisasi merupakan komponen utama untuk memastikan adanya aliran pengetahuan di dalam organisasi. Kekuatan dan komitmen yang ada pada budaya organisasi menjadi hal yang lebih penting dibandingkan TI yang diterapkan untuk mendukung knowledge sharing (Dalkir, 2005). Berdasarkan hasil wawancara dengan asisten deputi dan kepala bidang, pimpinan di lingkungan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan memiliki komitmen untuk knowledge management. Disampaikan bahwa komitmen diberikan demi kepentingan bersama dan karena knowledge management merupakan sebuah sistem untuk mengidentifikasi proses pekerjaan, yang bisa menjadi input untuk pekerjaan berikutnya sehingga terjadi peningkatan kinerja. Pegawai di Deputi Bidang Dukungan Kebijakan menyatakan bahwa pengetahuan merupakan hal yang penting dan perlu dikelola. Tabulasi hasil kuesioner (pertanyaan bagian I nomor 1 dan 2) mengenai pentingnya pengetahuan dan pentingnya pengelolaan pengetahuan dapat dilihat pada Tabel 5.13.
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
86
Tabel 5.13. Tabulasi Kuesioner Pentingnya Pengetahuan dan Pengelolaannya Setuju
Tidak Setuju
Pengetahuan merupakan hal yang penting dalam pekerjaan
100%
0%
Pengetahuan yang ada di unit kerja perlu dikelola
100%
0%
Tipe budaya organisasi, yang diindentifikasi di lingkungan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan, dinilai dengan menggunakan Organizational Culture Assessment
Instrument
(Cameron
dan
Quinn,
2006).
Hasil
kuesioner
menunjukkan bahwa tipe budaya organisasi Deputi Bidang Dukungan Kebijakan saat ini adalah Hierarchy, sedangkan untuk tipe budaya organisasi yang diinginkan adalah Clan. Hasil kuesioner ini dapat dilihat pada Tabel 5.14 dan Gambar 5.5. Menurut Cameron (2004), tipe Hierarchy menandakan bahwa organisasi merupakan tempat formal dan terstruktur untuk bekerja; prosedur dan proses yang terdefinisi dengan baik mengatur apa yang dilakukan; pemimpin yang efektif pada organisasi ini merupakan koordinator yang baik, seorang organizer, dan ahli dalam mengefisiensikan; yang menjadi perhatian bagi organisasi dalam jangka panjang adalah stabilitas, prediktabilitas, dan efisiensi; peraturan dan kebijakan formal mempertahankan organisasi; serta hal yang menjadi penting adalah mempertahankan agar organisasi berjalan dengan lancar. Tipe Clan menandakan organisasi merupakan tempat yang ramah untuk bekerja, tempat dimana orang-orang banyak berbagi dari diri mereka sendiri, sehingga tempat kerja menyerupai keluarga dengan teman-teman terbaik di tempat kerja; pemimpin dianggap sebagai mentor, pelatih, atau bahkan sebagai tokoh tua; organisasi diselenggarakan bersama atas dasar kesetiaan dan kolaborasi; komitmen merupakan hal yang tinggi; organisasi menekankan keuntungan jangka panjang dari perkembangan individu serta moral menjadi hal penting; keberhasilan didefinisikan sebagai iklim internal dan kepedulian terhadap orang lain; organisasi mengutamakan kerja sama tim, partisipasi, dan konsensus (Cameron, 2004). Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
87
Intepretasi perubahan budaya menjadi tipe clan, berarti ada peningkatan pemberdayaan pegawai, partisipasi, pelibatan dalam pengambilan keputusan, serta kerjasama tim antar unit kerja (Cameron, 2004). Tabel 5.14. Hasil Penilaian Budaya Organisasi Tipe Budaya Organisasi
Saat Ini
Yang Diinginkan
Clan
25,1
27,1
Adhocracy
20,0
22,4
Market
24,6
23,3
Hierarchy
29,0
25,1
Gambar 5.5. Kecenderungan Tipe Organisasi Deputi Bidang Dukungan Kebijakan
5.5.2. Struktur Organisasi KM bergantung kepada struktur organisasi. Beberapa aspek yang relevan adalah struktur hirarki yang ada pada organisasi, community of practice (CoP) yang dapat memfasilitasi KM, serta struktur/peran khusus di organisasi (Fernandez & Sabherwal, 2010). Data mengenai struktur organisasi diambil dari hasil wawancara dan studi dokumen. Struktur organisasi Deputi Bidang Dukungan Kebijakan bersifat berjenjang. Deputi Bidang Dukungan Kebijakan terdiri dari empat asisten deputi yang Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
88
dibawahnya terdapat kepala bidang yang memimpin kepala subbidang. Pada Asisten Deputi Dukungan Data dan Kebijakan, selain jabatan struktural ada juga jabatan fungsional Pranata Komputer yang berada langsung di bawah tanggung jawab Asisten Deputi. Pada Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan, terdapat jabatan fungsional Penerjemah yang berada langsung di bawah tanggung jawab Asisten Deputi. Struktur organisasi secara rinci dapat dilihat pada Subbab 4.6.2. Struktur hirarki berpengaruh kepada knowledge discovery dan knowledge sharing yang ada pada organisasi dalam melakukan pekerjaannya baik secara berjenjang maupun dengan rekan kerja di level yang sama. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, diketahui bahwa keberadaan community of practice secara formal belum ada. Namun, diakui bahwa community of practice diperlukan untuk efektivitas peningkatan kinerja serta dapat meningkatkan wawasan dan sudut pandangan (lebih terbuka). Selain itu, pembentukan struktur/peran khusus belum terlalu mendesak sehingga tidak perlu ada. 5.5.3. Pengetahuan Umum Pengetahuan umum yang ada pada organisasi mengacu pada pengalaman kumulatif organisasi dalam memahami kategori pengetahuan dan kegiatan serta mengatur prinsip-prinsip yang mendukung komunikasi dan koordinasi (Fernandez & Sabherwal, 2010). Berdasarkan hasil studi dokumen dan wawancara, pengetahuan yang ada di lingkungan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan dikelompokan berdasarkan lokasi penyimpanannya, adalah sebagai berikut. 1. People (manusia) Pengetahuan tersimpan pada pegawai terdiri dari pengetahuan yang didapat dari seminar, pelatihan, maupun sekolah formal. Kegiatan utama di Deputi Bidang Dukungan Kebijakan yang memerlukan keahlian/pengetahuan individu adalah: a. Pembuatan analisis dan rekomendasi yang memerlukan ketajaman analisis pokok permasalahan karena hasilnya akan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan. Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
89
b. Penerjemahan dan pembuatan naskah kepresidenan yang memerlukan istilah dan wawasan yang berkaitan dengan pemerintahan, hubungan diplomatik, dan perkembangan berita nasional dan internasional. c. Pengelolaan aplikasi dan infrastruktur TI yang memerlukan pengalaman dan keahlian di bidang TI. 2.
Artifacts (artifak) Pengetahuan yang berada pada artifak Deputi Bidang Dukungan Kebijakan berupa dokumen-dokumen yang terkait dengan pekerjaan/kegiatan yang dilakukan. Dokumen-dokumen tersebut adalah sebagai berikut. Laporan hasil analisis kebijakan dalam negeri Laporan hasil analisis kebijakan hubungan internasional Laporan hasil diskusi terbatas (dengan pihak di luar organisasi) Dokumen hasil terjemahan Rekomendasi pengangkatan pejabat fungsional penerjemah melalui mekanisme pengangkatan pertama dan perpindahan dari jabatan lain Surat masuk (kepada Presiden/Mensesneg) Naskah surat kepresidenan Transkripsi dan pointers pidato/pernyataan Presiden Laporan hasil pemeliharaan dan/atau perbaikan sistem aplikasi informasi Laporan pembangunan/pengembangan sistem Laporan penerapan sistem Laporan hasil pengelolaan jaringan Laporan pengembangan dan perawatan bahan pustaka Laporan seminar/pelatihan Memorandum
3.
Organizational Entities (entitas organisasi) Pengetahuan pada entitas organisasi adalah pengetahuan yang berkaitan dengan entitas organisasi, yaitu Standar Pelayanan, Standard Operational Procedure, Rencana Strategis, dan Rencana Kerja.
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
90
5.5.4. Infrastruktur Teknologi Informasi Infrastruktur Teknologi Informasi (TI) yang mendukung KM, terbagi menjadi infrastruktur TI saat ini dan arsitektur KMS. 5.5.4.1.
Infrastruktur Teknologi Informasi Saat Ini
Salah satu cara untuk melihat kondisi infrastruktur TI adalah dengan mempertimbangkan kemampuan organisasi dalam menyediakan penyediaan TI dari aspek reach, depth, richness, dan aggregation (Fernandez & Sabherwal, 2010). Berdasarkan pengamatan dan studi dokumen, penjelasan mengenai empat aspek tersebut adalah sebagai berikut. 1. Reach mengacu pada akses dan koneksi, serta efisiensi dalam akses. Komputer yang digunakan setiap pegawai terhubung ke intranet dan juga internet. Koneksi ini memudahkan pegawai saling berkomunikasi dan mencari informasi yang dibutuhkan dalam mendukung pekerjaan. 2. Depth mengacu pada banyaknya informasi yang dapat dikomunikasikan secara efektif melalui TI. Hal ini berkaitan dengan bandwidth yang ada di lingkungan Kementerian Sekretariat Negara. Bandwidth yang ada memungkinkan pegawai saling bertukar data dengan cepat. Saat ini, bandwidth primer yang ada adalah 100Mbps serta bandwidth sekunder sebesar 30Mbps, yang digunakan sebagai cadangan. 3. Richness mengacu pada kemampuan TI menyediakan berbagai data, informasi, dan pengetahuan yang ada di lingkungan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan. Data, informasi, dan pengetahuan tersebut berupa dokumen laporan, rekaman suara, maupun video. 4. Aggregation mengacu pada kemampuan menyimpan dan memroses data, informasi, dan pengetahuan yang ada di lingkungan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan. Basisdata yang digunakan untuk berbagai aplikasi adalah MySql dan Microsoft SQL Server. Skema jaringan Kementerian Sekretariat Negara terlihat pada Gambar 5.6. Lingkungan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan tersebar di dua gedung, yang semuanya terhubung dengan pusat server dan database. Infrastruktur TI untuk Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
91
penerapan KMS yang dikembangkan dalam penelitian ini tidak akan ada perubahan dari infrastruktur yang sudah ada.
Gambar 5.6. Skema Jaringan Kementerian Sekretariat Negara 5.5.4.2.
Arsitektur Knowledge Management System
Berdasarkan arsitektur KMS dari Tiwana (2002), arsitektur untuk KMS yang dibangun adalah sebagai berikut (Gambar 5.7). 1. Interface Layer, merupakan layer yang berinteraksi langsung dengan pengguna. Layer ini berupa web browser yang memungkinkan akses universal ke sistem. 2. Access and Authentication Layer, merupakan layer yang mengotentifikasi pengguna yang valid. Beberapa hal terkait akses dan otentifikasi ini adalah hak akses, keamanan, firewall, dan backup. 3. Application Layer, merupakan aplikasi yang digunakan untuk mendukung proses KM yang telah teridentifikasi.
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
92
4. Transport Layer, merupakan komponen konektivitas di organisasi berupa TCP/IP, web server, maupun mail server. 6. Repositories, merupakan tempat penyimpanan data yang dibutuhkan untuk aplikasi. Dokumen data yang ada pada basisdata dirancang menggunakan MySQL.
Gambar 5.7. Arsitektur KMS pada Deputi Bidang Dukungan Kebijakan
5.5.5. Lingkungan Fisik Berdasarkan pengamatan, tempat kerja pegawai di lingkungan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan secara fisik berada di dua gedung (Gedung I dan Gedung II Kemsetneg). Kantor Asisten Deputi Bidang Dukungan Data Kebijakan dan Informatika berada di Gedung II lantai 2 (kecuali Bidang Perpustakaan), sedangkan Kantor Deputi dan Asisten Deputi lainnya berada di Gedung I lantai 1. Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
93
Ruangan kantor dan fasilitas meja kerja terbagi berdasarkan level jabatan. Asisten deputi dan kepala bidang memiliki ruangan khusus tersendiri. Meja kerja antar kepala subbagian berdampingan dengan sekat, sedangkan meja kerja staf berupa cubicle dan berada di satu area. Selain itu, ada ruang rapat sebanyak dua buah, yang letaknya di masing-masing gedung. Kemudian, terdapat perpustakaan yang diperuntukkan seluruh pegawai Kementerian, yang terletak di Gedung I lantai 3. Interaksi antar pegawai tetap dapat berlangsung tanpa canggung walaupun ada pemisahan ruang kerja dan belum tersedia ruang santai khusus. Berdasarkan hasil kuesioner (pertanyaan bagian I nomor 3), pegawai merasa fasilitas yang ada saat ini telah cukup memadai untuk mencari dan berbagi pengetahuan. Tabulasi hasil kuesioner terlihat pada Gambar 5.8.
Gambar 5.8. Hasil Kuesioner Terkait Fasilitas yang Ada
5.6.
Pengembangan Knowledge Management System Beserta Mekanisme dan Teknologi
Setelah menganalisis proses KM yang sesuai dengan kebutuhan organisasi dan dengan mempertimbangkan infrastruktur KM, selanjutnya dilakukan analisis kebutuhan proses KM beserta mekanisme dan teknologinya. Berdasarkan hasil analisis,
urutan
prioritas
pengembangan
proses
KM
adalah
Routines,
Internalization, Socialization for Knowledge Sharing, Direction, Exchange, Combination, Externalization, dan Socialization for Knowledge Discovery. Pemetaan antara proses KM dengan mekanisme dan teknologi mengacu pada tabel pemetaan kebutuhan proses KM beserta mekanisme dan teknologi dari Fernandez dan Sabherwal (2010), seperti terlihat pada Tabel 5.15. Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
94
Tabel 5.15. Pemetaan Kebutuhan Proses KM Beserta Mekanisme dan Teknologi (Fernandez & Sabherwal, 2010) Proses KM
Mekanisme
Teknologi
Combination
Pertemuan Percakapan telepon Collaborative creation of documents
Socialization for Knowledge Sharing/ Knowledge Discovery
rotasi pegawai antar departemen konferensi brainstroming retreat cooperative project initiation
video conference grup diskusi secara elektronik e-mail
Internalization
belajar dengan praktik langsung pelatihan belajar dengan mengamati pertemuan langsung
computer based communication AI-based knowledge acquisition Computer-based simulation
Externalization
basisdata akses data berbasis web data mining repositori informasi web portal best practice and lesson learn system
Pemodelan prototyping best practice lesson learn
memo manual surat presentasi
team collaboration tools akses data berbasis web repositori dan basisdata informasi lesson learn system expertise locator system
Exchange
Routines
kebijakan organisasi petunjuk kerja standar prosedur
expert system grup chat best practice basisdata lesson learn
expert systems enterprise resource planning system management information systems
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
95
Tabel 5.15. Pemetaan Kebutuhan Proses KM Beserta Mekanisme dan Teknologi (Fernandez & Sabherwal, 2010) Proses KM Direction
Mekanisme hubungan hirarki organisasi help desk pusat bantuan
Teknologi capture and transfer of expert knowledge troubleshooting system case-based reasoning system decision support system
Sistem dan fitur yang dapat mendukung KM di lingkungan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan didapatkan dari hasil pemetaan proses KM kepada fitur KMS dapat dilihat pada Tabel 5.16.
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
96 Tabel 5.16. Pemetaan Proses KM ke Fitur KMS Proses KM
Mekanisme dalam Organisasi
Kebutuhan Sistem
Fitur KMS
Internalization
Pegawai mempelajari Sistem dapat menampilkan laporan/dokumen yang terkait dengan dokumen/laporan, maupun berita pekerjaan Sistem dapat menampilkan informasi buku, jurnal ataupun kumpulan pidato Pegawai mendapatkan pembelajaran dengan mengikuti perkembangan Sistem dapat menyediakan fasilitas berita pencarian dokumen/laporan, maupun Pegawai mendapatkan dengan berita yang tersimpan dalam sistem mengikuti seminar/pelatihan/diskusi
Perpustakaan online Kliping berita Manajemen dokumen Pencarian dokumen/berita
Socialization for Knowledge Sharing
Pegawai dapat berbagi pengetahuan/pengalaman pada pertemuan
Sistem dapat memfasilitasi diskusi antar pegawai Sistem dapat memfasilitasi pertukaran dokumen
Forum Chatting Email Mailing List Manajemen dokumen: file sharing
Routines
Pegawai dapat menggunakan pengetahuan yang ada dalam prosedur untuk melakukan pekerjaan
Sistem dapat menampilkan prosedur kerja maupun peraturan yang ada pada organisasi
Manajemen Dokumen
Direction
Pegawai mengarahkan/ menyampaikan pengetahuan berdasarkan pengetahuan/ pengalaman yang dimiliki kepada
Sistem dapat memfasilitasi pengguna memberikan ataupun menerima arahan/petunjuk dalam melakukan pekerjaan
Help desk Email
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
97 pegawai lainnya Tabel 5.16. Pemetaan Proses KM ke Fitur KMS Proses KM Combination
Mekanisme dalam Organisasi Pegawai membuat analisis/rekomendasi kebijakan, laporan, atau memorandum dengan mempelajari laporan/dokumen yang sudah ada.
Kebutuhan Sistem Sistem yang dapat memfasilitasi pengguna menyampaikan pengetahuan yang dimiliki Sistem yang dapat menyimpan dokumen/laporan ataupun pengetahuan tertulis pengguna
Fitur KMS Manajemen dokumen: collaborative creation of document tools Sistem informasi persuratan dan disposisi elektronik Blog (Lesson Learn Database)
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
98
Dalam kuesioner (bagian III), ditanyakan pula mengenai fitur KMS apa saja yang dapat dimanfaatkan oleh pegawai di lingkungan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan. Berdasarkan hasil kuesioner, diketahui bahwa Manajemen Dokumen merupakan fitur KMS yang paling banyak dipilih. Hal ini menandakan bahwa Manajemen Dokumen merupakan fitur KMS yang paling mudah diterima oleh pegawai. Hasil tabulasi kuesioner mengenai pilihan fitur KMS terlihat pada Gambar 5.9.
Gambar 5.9. Prosentase Pilihan Teknologi KMS Pada kelompok jawaban lainnya, fitur yang dapat digunakan dalam KM adalah dengan menggunakan Social Media Group (di Mobile Phone), Sistem Persuratan dan Disposisi Elektronik, Ensiklopedia, File Sharing, maupun dengan Internet. Beberapa fitur yang diperlukan dalam KMS diantaranya telah dikembangkan, yaitu adalah email, perpustakaan online, Sistem Informasi Persuratan Dan Disposisi Elektronik (SPDE), serta aplikasi intranet yang mencakup fitur: file sharing, helpdesk, kliping berita, maupun share knowledge (sebagai lesson learn database). Walaupun demikian, saat ini penggunaan aplikasi intranet masih belum optimal. Oleh karena itu, dalam pengembangan rancangan KMS ini aplikasi/fitur yang sudah ada tersebut dikembangkan lebih lanjut sehingga dapat mendukung KM di lingkungan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan. Aplikasi email, mailing list, perpustakaan online, dan SPDE tidak masuk dalam cakupan pengembangan rancangan KMS karena digunakan secara terpisah. Teknologi KMS yang dapat Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
99
digunakan dalam mendukung KM di lingkungan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan secara rinci dapat dilihat pada Tabel 5.17. Tabel 5.17. Fitur KMS Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Secara Keseluruhan Fitur KMS
Saat Ini
Rancangan KMS
Keterangan
Forum
V
Pengembangan dari yang ada saat ini
-
Manajemen dokumen: file sharing
V
Pengembangan dari yang ada saat ini
-
Kliping berita
V
Pengembangan dari yang ada saat ini
-
Help Desk
V
Pengembangan dari yang ada saat ini
Hanya untuk permasalahan TI
Blog
V
Pengembangan dari yang ada saat ini
Diubah menjadi blog dari yang sebelumnya fitur share knowledge pada aplikasi intranet
Perpustakaan Online
V
-
Penggunaan secara terpisah
Sistem Informasi Persuratan dan Disposisi Elektronik
V
-
Penggunaan secara terpisah
E-mail
V
-
Penggunaan secara terpisah
Mailling list
-
V
Belum ada, pengembangan tercakup dalam pengelolaan email
Chatting
-
V
Belum ada
Manajemen dokumen: Collaborative creation of document tools
-
V
Belum ada
Pencarian
V
Pengembangan dari yang ada saat ini
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
100
5.7.
Kebutuhan Knowledge Management System
Kebutuhan KMS Deputi Bidang Dukungan Kebijakan dibagi menjadi dua, yaitu kebutuhan fungsional dan kebutuhan nonfungsional. 5.7.1. Kebutuhan Fungsional Knowledge Management System Kebutuhan fungsional merupakan kebutuhan fungsi yang ada di dalam KMS berdasarkan analisis terhadap proses KM beserta mekanisme dan teknologinya. Kebutuhan fungsional tersebut adalah: 1.
Manajemen Dokumen, mencakup file sharing dan collaborative creation of document tools Fitur ini memfasilitasi pengguna untuk bertukar dokumen mengenai laporan kerja, laporan hasil seminar/pelatihan, maupun Standar Pelayanan, Standard Operational Procedure, Rencana Strategis, dan Rencana Kerja. Pengguna dapat mengunggah dokumen, mencari dokumen, dan mengubah dokumen.
2.
Kliping Berita Fitur ini memfasilitasi pengguna untuk mendapatkan berbagai berita terkait kebijakan yang akan, sedang atau telah dilaksanakan pemerintah serta masalah aktual yang berkembang dalam masyarakat yang berdampak atau berpengaruh bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Pengguna dapat menginput berita, mencari berita, dan melihat berita.
3.
Forum Fitur ini memfasilitasi pengguna untuk berdiskusi dengan pengguna lainnya mengenai suatu topik. Pengguna dapat membuat topik, mengisi forum, mencari topik, dan mengelola forum.
4.
Help Desk Fitur ini memfasilitasi pengguna untuk mencari solusi permasalahan TI yang ditemui. Pengguna dapat melihat permasalahan yang sering ditanyakan (Frequently Asked Questions/FAQ), menyampaikan pertanyaan baru, serta menjawab pertanyaan.
5.
Blog Fitur ini memfasilitasi pengguna untuk berbagi pengetahuan terkait pekerjaan yang dimiliki kepada pengguna lain. Pengguna disediakan halaman untuk Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
101
membuat blog, mencari topik pada blog, dan pengguna lain dapat memberikan komentar. 6.
Chatting Fitur ini memfasilitasi pengguna untuk terhubung dengan pengguna lain secara online. Pengguna dapat menyampaikan dan menjawab chat.
5.7.1.1.
Use Case Diagram
Use case diagram KMS yang akan dibangun mengacu kepada pemetaan proses KM ke fitur KMS yang terdapat pada subbab 5.6. Actor yang digambarkan dalam use case diagram merupakan pengguna KMS yang terdiri dari Pegawai, Moderator Forum, Validator, dan Administrator. Pegawai dapat mencari dokumen, mengubah dokumen, mengunggah dokumen, membuat pertanyaan, melihat FAQ, mengisi forum, mencari topik forum, melihat kliping berita, mencari berita, mengelola blog, mencari topik pada blog, memberikan komentar, dan melakukan chat. Moderator forum dapat mengelola forum dan membuat topik forum. Validator dapat memvalidasi pengetahuan yang masuk ke dalam KMS. Administrator dapat meng-input berita, meng-input FAQ, menjawab pertanyaan, dan mengelola pengguna. Use case diagram dapat dilihat pada Gambar 5.10.
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
102
Gambar 5.10. Use Case Diagram KMS Deputi Bidang Dukungan Kebijakan
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
103
5.7.1.2.
Activity Diagram
Activity diagram digunakan untuk menggambarkan alur kerja dan bisnis proses yang terdapat dalam KMS. Berdasarkan use case diagram yang telah disusun, berikut adalah activity diagram untuk aktivitas yang dilakukan pada KMS. A. Fitur Manajemen Dokumen 1. Mengubah dokumen Activity diagram ini menggambarkan alur untuk mengakses fitur mengubah dokumen yang terdapat pada KMS (Gambar 5.11). Aktivitas ini dapat dilakukan oleh banyak pegawai. Pengguna dapat memilih untuk mengubah dokumen dari dokumen yang sudah dimasukkan dan menambah pengguna lain yang dapat mengubah dokumen. Sebelum disimpan, pengguna dapat mengisi keterangan perubahan terlebih dahulu.
Login
Memilih untuk mengubah dokumen Memilih dokumen yang sudah ada Mengambil (check out) dokumen Menambah/mengubah isi dokumen Meng-input kembali (check in) dokumen
Menambah pengguna
Ya
Perlu menambah pengguna?
Tidak
Menambah keterangan
Menyimpan dokumen
Gambar 5.11. Activity Diagram Mengubah Dokumen Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
104
2. Mencari dokumen Activity diagram ini menggambarkan alur untuk mengakses fitur mencari dokumen yang terdapat pada KMS (Gambar 5.12). Aktivitas ini dilakukan oleh pegawai. Pengguna dapat mencari dokumen yang sudah dimasukkan ke dalam sistem, dengan mengetikkan kata kunci, kemudian membaca atau mengunduhnya.
Gambar 5.12. Activity Diagram Mencari Dokumen 3. Mengunggah dokumen Activity diagram ini menggambarkan alur untuk mengakses fitur Mengunggah dokumen yang terdapat pada KMS (Gambar 5.13). Aktivitas ini dilakukan oleh pegawai. Untuk mengunggah dokumen, pengguna memilih file dokumen, memilih pengguna yang dapat mengubah dokumen (jika diperlukan), kemudian mengisi kata kunci, lalu menyimpan dokumen.
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
105
Gambar 5.13. Activity Diagram Mengunggah Dokumen B. Fitur Kumpulan Berita 1. Melihat kliping berita Activity diagram ini menggambarkan alur untuk mengakses fitur melihat kliping berita yang terdapat pada KMS (Gambar 5.14). Aktivitas ini dilakukan oleh pegawai. Pengguna dapat melihat berita dengan memilih berita terlebih dahulu, kemudian membaca berita tersebut.
Gambar 5.14. Activity Diagram Melihat Kliping Berita Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
106
2. Mencari berita Activity diagram ini menggambarkan alur untuk mengakses fitur mencari berita yang terdapat pada KMS (Gambar 5.15). Aktivitas ini dilakukan oleh pegawai. Pengguna dapat mencari berita yang telah dimasukkan untuk dibaca.
Gambar 5.15. Activity Diagram Mencari Berita 3. Meng-input berita Activity diagram ini menggambarkan alur untuk mengakses fitur meng-input kliping berita yang terdapat pada KMS (Gambar 5.16). Aktivitas ini dilakukan oleh administrator. Pengguna dapat memasukkan berita dengan meng-upload berita dari file ataupun memasukkan berita dengan textbox.
Gambar 5.16. Activity Diagram Meng-input Berita Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
107
C. Fitur Forum 1. Membuat topik forum Activity diagram ini menggambarkan alur untuk mengakses fitur membuat topik forum yang terdapat pada KMS (Gambar 5.17). Aktivitas ini dilakukan oleh moderator forum. Pengguna dapat membuat topik forum baru dengan memasukkan topik/judul forum, deskripsi, dan kata kunci.
Gambar 5.17. Activity Diagram Membuat Topik Forum 2. Mengisi forum Activity diagram ini menggambarkan alur untuk mengakses fitur mengisi forum yang terdapat pada KMS (Gambar 5.18). Aktivitas ini dilakukan oleh pegawai. Untuk mengisi forum, Pengguna harus memilih forum terlebih dahulu, kemudian mengisi forum.
Gambar 5.18. Activity Diagram Mengisi Forum Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
108
3. Mencari topik forum Activity diagram ini menggambarkan alur untuk mengakses fitur mencari topik forum yang terdapat pada KMS (Gambar 5.18). Aktivitas ini dilakukan oleh pegawai. Pengguna dapat mencari topik forum dengan memasukkan kata kunci, kemudian hasil pencarian akan muncul. Jika topik yang dicari terdapat pada hasil pencarian, maka pengguna dapat memilih topik tersebut untuk masuk dan melihat forum.
Gambar 5.19. Activity Diagram Mencari Topik Forum 4. Mengelola forum Activity diagram ini menggambarkan alur untuk mengakses fitur mengelola forum yang terdapat pada KMS (Gambar 5.19). Aktivitas ini dilakukan oleh moderator forum. Moderator forum diberi hak akses khusus untuk mengunci forum jika pembahasan suatu topik telah selesai atau sudah tidak relevan dengan topik awal.
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
109
Gambar 5.20. Activity Diagram Mengelola Forum D. Fitur Helpdesk 1. Membuat pertanyaan Activity diagram ini menggambarkan alur untuk mengakses fitur membuat pertanyaan yang terdapat pada KMS (Gambar 5.21). Aktivitas ini dilakukan oleh pegawai. Pengguna dapat membuat pertanyaan mengenai hardware, aplikasi perkantoran maupun permasalahan jaringan. Untuk membuat pertanyaan, pengguna memasukkan pertanyaan kemudian menyimpannya.
Gambar 5.21. Activity Diagram Membuat Pertanyaan Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
110
2. Melihat FAQ Activity diagram ini menggambarkan alur untuk mengakses fitur melihat FAQ yang terdapat pada KMS (Gambar 5.22). Aktivitas ini dilakukan oleh pegawai. Pengguna dapat melihat daftar pertanyaan yang sering ditanyakan mengenai hardware, aplikasi perkantoran maupun permasalahan jaringan.
Gambar 5.22. Activity Diagram Melihat FAQ 3. Meng-input FAQ Activity diagram ini menggambarkan alur untuk mengakses fitur meng-input FAQ yang terdapat pada KMS (Gambar 5.23). Aktivitas ini dilakukan oleh Administrator. Pengguna dapat memasukkan daftar pertanyaan dan jawaban yang sering ditanyakan mengenai hardware, aplikasi perkantoran maupun permasalahan jaringan.
Gambar 5.23. Activity Diagram Meng-input FAQ Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
111
4. Menjawab pertanyaan Activity diagram ini menggambarkan alur untuk mengakses fitur menjawab pertanyaan yang terdapat pada KMS (Gambar 5.24). Aktivitas ini dilakukan oleh Administrator. Pengguna dapat memberikan jawaban atas pertanyaanpertanyaan yang masuk mengenai hardware, aplikasi perkantoran maupun permasalahan jaringan.
Gambar 5.24. Activity Diagram Menjawab Pertanyaan E. Fitur Blog 1. Membaca blog Activity diagram ini menggambarkan alur untuk mengakses fitur membaca blog yang terdapat pada KMS (Gambar 5.25). Aktivitas ini dilakukan oleh pegawai. Pengguna dapat melihat blog dari pengguna lainnya.
Login
Memilih untuk melihat Blog
Memilih Blog
Membaca Blog
Gambar 5.25. Activity Diagram Membaca Blog Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
112
2. Memberikan komentar Activity diagram ini menggambarkan alur untuk mengakses fitur memberikan komentar pada blog yang terdapat pada KMS (Gambar 5.26). Aktivitas ini dilakukan
oleh
pegawai.
Setelah
pengguna
membaca
blog,
sistem
menyediakan fitur untuk memberikan komentar.
Gambar 5.26. Activity Diagram Memberikan Komentar 3. Mencari topik pada blog Activity diagram ini menggambarkan alur untuk mengakses fitur mencari topik pada blog yang terdapat pada KMS (Gambar 5.27). Aktivitas ini dilakukan oleh pegawai. Pengguna dapat mencari topik yang diinginkan pada blog.
Gambar 5.27. Activity Diagram Mencari Topik Blog Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
113
4. Mengelola blog Activity diagram ini menggambarkan alur untuk mengakses fitur mengelola blog yang terdapat pada KMS (Gambar 5.28). Aktivitas ini dilakukan oleh pegawai. Pengguna dapat membuat blog baru atau melanjutkan menulis blog dari draf yang sudah disimpan sebelumnya. Blog akan muncul di daftar blog pegawai jika blog telah di-publish.
Gambar 5.28. Activity Diagram Mengelola Blog F. Fitur Chatting 1. Melakukan chat Activity diagram ini menggambarkan alur untuk mengakses fitur melakukan chat yang terdapat pada KMS (Gambar 5.29). Aktivitas ini dilakukan oleh pegawai dengan pegawai lainnya. Pengguna memilih pengguna lainnya untuk menerima chat kemudian saling mengirim chat.
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
114
Gambar 5.29. Activity Diagram Melakukan Chat G. Mengelola pengguna Activity diagram ini menggambarkan alur untuk mengakses fitur mengelola pengguna yang terdapat pada KMS (Gambar 5.30). Aktivitas ini dilakukan oleh Administrator. Pengguna sebagai administrator dapat memasukkan pengguna baru, menambahkan peran kepada pengguna yang sudah ada, dan menghapus pengguna.
Gambar 5.30. Activity Diagram Mengelola Pengguna Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
115
5.7.2. Kebutuhan Nonfungsional Knowledge Management System Kebutuhan nonfungsional KMS yang dikembangkan adalah sebagai berikut. 1.
Kemudahan Penggunaan Sistem User interface KMS harus didesain untuk kemudahan dalam penggunaan sistem tanpa harus ada pelatihan tambahan.
2.
Ketersediaan Sistem KMS harus dapat diakses setiap saat selama 24 jam dalam satu hari, 7 hari seminggu.
3.
Keamanan Sistem Pengguna harus login dan terotentifikasi untuk dapat mengakses KMS. Terdapat beberapa jenis pengguna KMS, yaitu pegawai (pengguna umum), moderator forum, validator, dan administrator.
5.8.
Perancangan Knowledge Management System
Setelah kebutuhan KMS diketahui, maka dilakukan perancangan KMS yang terdiri dari use case diagram, activity diagram, basisdata, serta rancangan tampilan KMS. 5.8.1. Rancangan Basisdata Knowledge Management System Rancangan basisdata KMS yang akan dikembangkan terdiri dari tiga belas tabel, yaitu
Pengguna,
Dokumen,
Pengguna_Dokumen,
Forum,
Isi_Forum,
Kategori_Forum, Helpdesk, Kategori_Helpdesk, Berita, Kategori_Berita, Blog, Komentar_Blog, dan Chatting. Rancangan basis data dapat terlihat pada Gambar 5.31.
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
116
Gambar 5.31. Rancangan Basisdata KMS
5.8.2. Rancangan Tampilan Knowledge Management System 1. Rancangan Tampilan Beranda Tampilan Beranda KMS akan muncul setelah pengguna melakukan login. Tampilan menu terdiri dari Pencarian, Manajemen Dokumen, Blog, Kumpulan Berita, Forum, Helpdesk. Tampilan beranda berisi rekapitulasi update dari forum, chatting, berita dan dokumen, serta daftar pegawai yang sedang online. Tampilan beranda dapat dilihat pada Gambar 5.32.
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
117
Gambar 5.32. Rancangan Tampilan Halaman Beranda
2. Rancangan Tampilan Manajemen Dokumen Pada menu Manajemen Dokumen, terdapat submenu Unggah Dokumen (Gambar 5.33) dan Ubah Dokumen (Gambar 5.34).
Gambar 5.33. Rancangan Tampilan Submenu Unggah Dokumen
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
118
Gambar 5.34. Rancangan Tampilan Submenu Ubah Dokumen
3. Rancangan Tampilan Blog Pada menu Blog, terdapat submenu Lihat Semua Blog (Gambar 5.35) dan Kelola Blog (Gambar 5.36).
Gambar 5.35. Rancangan Tampilan Submenu Lihat Semua Blog
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
119
Gambar 5.36. Rancangan Tampilan Submenu Kelola Blog
4. Rancangan Tampilan Kumpulan Berita Pada menu Kumpulan Berita, sistem akan menampilkan berbagai berita terbaru yang sudah dimasukkan (Gambar 5.37). Untuk melihat suatu berita secara keseluruhan, pengguna dapat mengeklik link tertentu sehingga berita dapat dilihat secara menyeluruh.
Gambar 5.37. Rancangan Tampilan menu Kumpulan Berita Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
120
5. Rancangan Tampilan Forum Pada menu Forum, terdapat submenu Ikuti Forum (Gambar 5.38) dan Kelola Forum (Gambar 5.39).
Gambar 5.38. Rancangan Tampilan Submenu Ikuti Forum
Gambar 5.39. Rancangan Tampilan Submenu Kelola Forum
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
121
6. Rancangan Tampilan Helpdesk Pada menu Helpdesk terdapat submenu Lihat FAQ (Gambar 5.40) dan Kirim Pertanyaan (Gambar 5.41).
Gambar 5.40. Rancangan Tampilan Lihat FAQ
Gambar 5.41. Rancangan Tampilan Kirim Pertanyaan 7. Rancangan Tampilan Chatting
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
122
Dalam fitur chatting, pengguna dapat melihat daftar pegawai yang sedang online dan kemudian melakukan chat (Gambar 5.42).
Gambar 5.42. Rancangan Tampilan Chatting 8. Rancangan Tampilan Pencarian Dalam fitur pencarian, terdapat empat pilihan yang dapat digunakan pengguna untuk mencari pengetahuan yang diperlukan. Pilihan tersebut adalah pencarian dokumen, pencarian dokumen (Gambar 5.43), pencarian Berita (Gambar 5.44), pencarian Topik Forum (Gambar 5.45), dan pencarian Topik Blog (Gambar 5.46).
Gambar 5.43. Rancangan Tampilan Pencarian Dokumen Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
123
Gambar 5.44. Rancangan Tampilan Pencarian Berita
Gambar 5.45. Rancangan Tampilan Pencarian Topik Forum
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
124
Gambar 5.46. Rancangan Tampilan Pencarian Topik Blog
5.8.3. Peninjauan Rancangan Tampilan Knowledge Management System Dari rancangan tampilan yang dibuat, dilakukan presentasi kepada pengguna untuk mendapatkan masukan terhadap pengembangan KMS. Peninjauan rancangan tampilan KMS, dibagi berdasarkan enam fitur utamanya, yaitu Manajemen Dokumen, Blog, Kumpulan Berita, Forum, Helpdesk dan Chatting. Dari hasil presentasi didapatkan hasil bahwa diperlukan selingan informasi nonformal agar pegawai tertarik menggunakan KMS. Peninjauan rancangan tampilan KMS dapat dilihat pada Tabel 5.18, 5.19, 5.20, 5.21, 5.22 dan 5.23.
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
125
Tabel 5.18. Peninjauan Fitur Manajemen Dokumen Fitur Manajemen Dokumen Deskripsi
Pengguna dapat mengunggah, mengubah, atau mencari dokumen
Langkah
1. Untuk menambah dokumen, langkah yang dilakukan adalah: Memilih menu Manajemen Dokumen Memilih submenu Upload Dokumen Mengetikkan nama dokumen Mengetikkan kata kunci Memilih file dokumen Mengetikkan keterangan tambahan Mengeklik tombol Kirim 2. Untuk mengubah dokumen, langkah yang dilakukan adalah: Memilih menu Manajemen Dokumen Memilih submenu Ubah Dokumen Memilih dokumen Mengeklik tombol Ambil dokumen Melakukan perubahan pada dokumen Mengeklik tombol Simpan 3. Untuk mencari dokumen, langkah yang dilakukan adalah: Memasukkan kata kunci pada navigasi menu Mengeklik tombol Cari Memilih tab Dokumen Melihat hasil pencarian Mengetikkan kembali kata kunci jika hasil pencarian tidak sesuai Memilih dokumen yang dicari
Hasil yang diharapkan
Seluruh proses dapat terlihat dari rancangan yang dibuat
Hasil Peninjauan
Sebaiknya dapat memilih pengguna (di awal menu unggah dokumen) lebih dari satu karena dapat dimungkinkan berkolaborasi lebih dari satu orang. Selain itu, sebaiknya ada pilihan agar file yang diunggah bisa lebih dari satu.
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
126
Tabel 5.19. Peninjauan Fitur Blog Fitur Blog Deskripsi
Pengguna dapat melihat blog, memberikan komentar, kelola blog (miliknya), atau mencari topik blog
Langkah
1. Untuk melihat blog, langkah yang dilakukan adalah: Memilih menu Blog Memilih submenu Lihat Semua Blog Memilih blog yang ingin dibaca 2. Untuk memberikan komentar pada blog, langkah yang dilakukan adalah: Melaksanakan langkah melihat blog Mengetikkan komentar Mengeklik tombol Kirim 3. Untuk mengelola blog, langkah yang dilakukan adalah: Memilih menu Blog Memilih submenu Blog Post Memilih apakah akan membuat blog baru atau membuka blog yang pernah ditulis Menuliskan blog Memilih apakah akan di-publish atau tidak, dengan mengeklik tombol Selesai untuk publish dan Simpan Draf untuk menyimpan blog 4. Untuk mencari topik blog, langkah yang dilakukan adalah: Memasukkan kata kunci pada navigasi menu Mengeklik tombol cari Memilih tab topik blog Melihat hasil pencarian Mengetikkan kembali kata kunci jika hasil pencarian tidak sesuai Memilih blog yang dicari
Hasil yang diharapkan
Seluruh proses dapat terlihat dari rancangan yang dibuat
Hasil Peninjauan
Setelah menulis blog atau mengirim komentar pada blog, pengguna sebaiknya dapat me-reviewblog atau komentar yang sudah ditulis.
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
127
Tabel 5.20. Peninjauan Fitur Berita Fitur Berita Deskripsi
Pengguna dapat melihat berita atau mencari berita
Langkah
1. Untuk melihat berita, langkah yang dilakukan adalah: Memilih menu Kumpulan Berita Memilih salah satu berita Melihat berita dengan lengkap 2. Untuk mencari berita, langkah yang dilakukan adalah: Memasukkan kata kunci pada navigasi menu Mengeklik tombol Cari Memilih tab Berita Melihat hasil pencarian Mengetikkan kembali kata kunci jika hasil pencarian tidak sesuai Memilih berita yang dicari
Hasil yang diharapkan
Seluruh langkah dapat terlihat dari rancangan yang dibuat
Hasil Peninjauan
Sudah sesuai Tabel 5.21. Peninjauan Fitur Forum Fitur Forum
Deskripsi
Pengguna dapat mengisi forum, membuat topik forum, mengelola forum, atau mencari topik forum
Langkah
1. Untuk mengisiforum, langkah yang dilakukan adalah: Memilih menu Forum Memilih submenu Ikuti Forum Memilih forum yang diinginkan Mengeklik link Lihat 2. Untuk membuat topik forum, langkah yang dilakukan adalah: Memilih menu Forum Memilih submenu Buat Topik Forum Memasukkan judul/topik Forum Memasukkan deskripsi dan kata kunci Menyimpan topik baru
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
128
Tabel 5.21. Peninajauan Fitur Forum Fitur Forum Langkah
3. Untuk mengelola forum, langkah yang dilakukan adalah: Memilih menu Forum Memilih submenu Kelola Forum Memilih Forum yang akan dikunci Mengeklik tombol Kunci Forum 4. Untuk mencari topik forum, langkah yang dilakukan adalah: Memasukkan kata kunci pada navigasi menu Mengeklik tombol cari Memilih tab topik forum Melihat hasil pencarian Mengetikkan kembali kata kunci jika hasil pencarian tidak sesuai Memilih forum yang dicari
Hasil yang diharapkan
Seluruh langkah dapat terlihat dari rancangan yang dibuat
Hasil Peninjauan
Fitur membuat topik forum sebaiknya disatukan dengan kelola forum
Tabel 5.22. Peninjauan Fitur Helpdesk Fitur Helpdesk Deskripsi
Pengguna dapat melihat FAQ, membuat pertanyaan, atau menjawab pertanyaan
Langkah
1. Untuk melihat FAQ, langkah yang dilakukan adalah: Memilih menu Helpdesk Memilih submenu Lihat FAQ Melihat tampilan FAQ 2. Untuk membuat pertanyaan, langkah yang dilakukan adalah: Memilih menu Helpdesk Memilih submenu Kirim Pertanyaan Mengetikan pertanyaan Mengeklik tombol Kirim Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
129
Tabel 5.22. Peninjauan Fitur Helpdesk Fitur Helpdesk 3. Untuk menjawab pertanyaan, langkah dilakukan adalah: Memilih menu Helpdesk Memilih submenu Jawab Pertanyaan Memilih pertanyaan yang akan dijawab Mengetikkan jawaban Mengeklik tombol Kirim
yang
Hasil yang diharapkan
Seluruh proses dapat terlihat dari rancangan yang dibuat
Hasil Pengujian
Helpdesk sebaiknya bukan hanya hal yang terkait TI saja, tetapi seluruh layanan yang ada di Kemsetneg juga terdapat fasilitas helpdesk. Tabel 5.23. Peninjauan Fitur Chatting Fitur Chatting
Deskripsi
Pengguna dapat melakukan chatting
Langkah
Untuk melakukan chatting, langkah yang dilakukan adalah: Memilih menu Chatting Memilih pengguna yang sedang online Menerima chat Mengetikkan chat Mengirimkan chat
Hasil yang diharapkan
Seluruh langkah dapat terlihat dari rancangan yang dibuat
Hasil Pengujian
Sebaiknya multichat.
5.9.
dapat
dimungkinkan
untuk
dilakukan
Implikasi Penelitian
Penelitian ini memiliki implikasi yang dilihat dari tiga aspek, yaitu implikasi terhadap organisasi, implikasi terhadap knowledge management system, dan implikasi terhadap penelitian selanjutnya. Penjelasan implikasi-implikasi tersebut adalah sebagai berikut.
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
130
5.9.1. Implikasi Terhadap Organisasi Pengetahuan yang dimiliki organisasi merupakan hal penting untuk dikelola. Bagi Deputi Bidang Dukungan Kebijakan yang memiliki tipe budaya organisasi hierarchy, pimpinan
memiliki
peran penting dalam mengarahkan dan
mengkoordinasikan pekerjaan. Dengan demikian, dalam penerapan KMS diperlukan dukungan dari pimpinan untuk penggunaan KMS. Selain itu, diperlukan pula sebuah mekanisme dan prosedur penggunaan KMS yang menjadi acuan bagi pegawai untuk berbagi dan mendapatkan pengetahuan. Untuk mendukung keberhasilan KM di organisasi, diperlukan budaya yang mendukung terjadinya pertukaran pengetahuan, dengan membangun rasa saling percaya dan apresiasi atas pengetahuan yang telah dibagi. Salah satu contoh bentuk apresiasi adalah dengan memberikan pelatihan bagi pegawai untuk mengembangkan pengetahuan yang dibagikan. 5.9.2. Implikasi Terhadap Knowledge Management System Perancangan KMS yang dilakukan pada penelitian ini memprioritaskan pada proses Internalization, Socialization for Knowledge Sharing, Routines, Direction, dan Combination. Dengan demikian, proses KM lainnya, yaitu Externalization, Echange, dan Socialization for Knowledge Discovery perlu dikembangkan dan diterapkan dalam KMS. Untuk implementasi KMS lebih lanjut, diperlukan integrasi dari semua sistem atau aplikasi yang mendukung pembelajaran dan berbagi pengetahuan. Selain itu, dapat dikembangkan pula virtual folder yang memungkinkan pengguna mencari berbagai informasi melalui navigasi, fasilitas pencarian pengetahuan dengan metadata, pencarian pengetahuan dari kontennya, fasilitas indexing secara otomatis, maupun fasilitas metatagging otomatis (metatag ditambahkan pada dokumen dan konten lainnya). Dengan demikian, pegawai dapat dengan mudah menemukan dan mencari pengetahuan yang dibutuhkan. 5.9.3. Implikasi terhadap Penelitian Selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan masukan bagi penelitian perancangan KMS bagi instansi pemerintah terutama unit kerja lain di Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
131
Kementerian Sekretariat Negara. Penelitian selanjutnya diharapkan pula untuk mengembangkan mekanisme apresiasi yang sesuai di organisasi pemerintahan. Dengan demikian, diharapkan pegawai dapat tertarik untuk berkontribusi dalam KMS.
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
6 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab 6 menjelaskan mengenai kesimpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan. 6.1.
Kesimpulan
Proses knowledge management yang dapat diterapkan di lingkungan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan adalah proses Internalization, Socialization for Knowledge Sharing, Routines, Direction, dan Combination. Hasil ini didapatkan dari analisis faktor-faktor kontingensi dengan proses KM yang ada saat ini. Dengan demikian, knowledge management system yang dirancang untuk dikembangkan adalah sistem yang memiliki fitur manajemen dokumen (berbagi dokumen dan membuat dokumen bersama-sama), kliping berita, helpdesk, blog, serta chatting, yang disertai fungsi pencarian. Aplikasi/sistem yang sudah ada saat ini, yaitu email, perpustakaan online, serta Sistem Persuratan dan Disposisi Elektronik, merupakan bagian dari penerapan knowledge management yang telah diterapkan di lingkungan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan. Infrastruktur TI yang ada saat ini telah menunjang aplikasi-aplikasi yang sudah ada maupun KMS yang akan dikembangkan. Berdasarkan hasil identifikasi (dengan organizational culture assesment instrument), tipe budaya organisasi di Deputi Bidang Dukungan Kebijakan adalah hierarchy. Hasil ini mencirikan bahwa organisasi merupakan tempat formal dan terstruktur untuk bekerja. 6.2.
Saran
Untuk pengembangan penelitian, maka penulis menyarankan bahwa untuk menunjang terjadinya pertukaran pengetahuan maupun penciptaan pengetahuan baru maka dapat dilakukan penerapan kebijakan yang terkait dengan pengelolaan KM, serta dengan pemberian apresiasi kepada pegawai yang telah berbagi pengetahuan. Untuk implementasi yang menyeluruh, diperlukan integrasi dari 132
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
133
semua sistem atau aplikasi serta pengembangan virtual folder, fasilitas pencarian pengetahuan dengan metadata, pencarian pengetahuan dari kontennya, fasilitas indexing secara otomatis, maupun fasilitas metatagging otomatis.
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
DAFTAR PUSTAKA
Awad, E. M., & Ghaziri, H. M. (2004). Knowledge Management. New Jersey: Pearson Education, Inc. Bakry, Walaa., & Moteleb, Aboubakr. (2010). Proceedings of the 11th European Conference on Knowledge Management, 1. Becerra-Fernandez, I., & Sabherwal, R. (2010). Knowledge Management Systems and Processes. New York: M.E. Sharpe, Inc. Cameron, Kim. (2004). A Process for Changing for Organizational Culture. Published in Michael Driver (Ed.), The Handbook of Organizational Development. Michigan. Cameron, Kim S., & Quinn, Robert E. (2006). Diagnosing and Changing Organizational Culture: Based on the Competing Values Framework. San Francisco: Jossey-Bass. Daft, Richard.L. (2008). Organization Theory and Design, Tenth Edition. Ohio. South-Western Cengage Learning. Dalkir, Kimiz. (2005). Knowledge Management in Theory and Practice. Elsevier. Davenport, T. H., & Prusak, L. (1998). Working Knowledge: How Organizations Manage What They Know. Boston: Harvard Business School Press. Hoss, Robert., & Schlussel, Art. (2009). How Do You Measure the Knowledge Management (KM) Maturity of Your Organization? Metrics That Assess an Organization’s KM State. The Digital Government Institute. http://www.digitalgovernment.com. Ivancevich, John M., & Matteson, Michael T. (2002). Organizational Behaviour and Management, Sixth Edition. New York: McGraw-Hill. Kemsetneg (2011). Peraturan Menteri Sekretaris Negara Nomor 2 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sekretariat Negara. Jakarta: Kemsetneg. 134
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
135
Kemsetneg (2011). Peraturan Menteri Sekretaris Negara Nomor 23 Tahun 2011 tentang Standar Pelayanan Unit Kerja di Lingkungan Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia. Jakarta: Kemsetneg. Kemsetneg (2012). Peraturan Menteri Sekretaris Negara Nomor 13 Tahun 2012 tentang Penyempurnaan Rencana Strategis Kementerian Sekretariat Negara Tahun 2010-2014. Jakarta: Kemsetneg. Kemsetneg (2012). Peraturan Menteri Sekretaris Negara Nomor 15 Tahun 2012 tentang Standard Operating Procedures Unit Kerja di Lingkungan Kementerian Sekretariat Negara. Jakarta: Kemsetneg. Kemenpan dan RB (2011). Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan
Program
Manajemen
Pengetahuan
(Knowledge
Management). Jakarta: Kemenpan dan RB. Larman, C. (2005). Applying UML and Patterns: An Introduction to ObjectOriented Analysis and Design and Iterative Development, Third Edition. New Jersey: Pearson Education, Inc. Prayoga, M. N. (2014). Perancangan Model Knowledge Management System Bidang Penelitian: Studi Kasus Politeknik Negeri Jakarta. Jakarta: Universitas Indonesia. Rosi, Aldi. (2013). Perancangan Model Knowledge Management System: Studi Kasus Direktorat ABC. Jakarta: Universitas Indonesia. Rumbaugh, J., Jacobson, I., & Booch, G. (2005). The Unified Modeling Language Reference Manual Second Edition. Boston: Pearson Education, Inc. Sari, Risna. (2014). Perancangan Model Knowledge Management System Untuk Mendukung Proses Kerja Akreditasi: Studi Kasus Lembaga Akreditas Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan. Jakarta: Universitas Indonesia. Sekaran, Uma., & Bougie, Roger. (2010). Research Methods for Business: A Skill Building Approach, Fifth Edition. Chichester: John Wiley and Sons.
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
136
Tiwana, A. (2002). The Knowledge Management Toolkit. New Jersey: Pearson Education, Inc. Woodman, Mark., & Zade, Abubakar. (2012). Five Grounded Principles for Developing Knowledge Managements Systems. Electronic Journal of Knowledge Management, 10(2), 183-194.
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
LAMPIRAN
A.
Instrumen Wawancara Pertanyaan
Aspek yang Didalami
1. Apa fungsi dan peran unit kerja Bapak?
Tugas dan peran organisasi
2. Menurut Bapak/Ibu, apakah strategi bisnis unit kerja Bapak termasuk low cost (menjalankan apa yang sudah ada) atau differentiation (ada kecenderungan mencari inovasi atau peluang baru, serta menciptakan proses/produk yang baru)?
Karakteristik organisasi
3. Menurut Bapak, apakah pengetahuan merupakan aset penting bagi organisasi?
Knowledge management
4. Menurut Bapak, apakah pengetahuan perlu dikelola? Apa yang Bapak ketahui mengenai istilah Knowledge Management (pengelolaan pengetahuan)?
Knowledge management
5. Menurut Bapak, apakah pengetahuan yang ada saat ini sudah dikelola dengan baik?
Knowledge management
6. Kegiatan utama apa saja yang ada pada unit kerja Bapak?
Pengetahuan umum pada organisasi
7. Data, informasi, dan pengetahuan apa saja yang ada di lingkungan unit kerja Bapak?
Pengetahuan umum pada organisasi
8. Dalam melakukan pekerjaan/kegiatan apakah ada langkah-langkah/cara-cara yang sudah didefinikan dengan baik?
Karakteristik pengetahuan
9. Terkait lingkungan organisasi, apakah ada ketidakpastian yang menyebabkan organisasi berubah?
Karakteristik lingkungan
10. Menurut Bapak, sebagai pimpinan, apa upaya yang dilakukan untuk memotivasi para pegawai untuk berbagi pengetahuan?
Budaya organisasi
11. Apakah Bapak pernah mendengar istilah community of practice (CoP)? Menurut Bapak apakah CoP diperlukan? CoP adalah sebuah komunitas/kelompok terorganisir yang terdiri dari individu yang tersebar secara geografis atau organisatoris
Struktur organisasi menunjang KM
137
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
untuk
138
Pertanyaan tetapi berkomunikasi secara teratur dan berdiskusi mengenai isu-isu untuk kepentingan bersama
Aspek yang Didalami
12. Menurut Bapak, perlukah struktur dan posisi/peran tambahan yang khusus mengelola pengetahuan (misalnya, bidang pengelolaan pengetahuan atau asisten deputi pengelolaan pengetahuan)?
Struktur organisasi menunjang KM
13. Apakah Bapak bersedia memberikan komitmen dan mendukung pengelolaan pengetahuan di unit kerja Bapak?
Budaya organisasi
14. Menurut Bapak, apakah diperlukan sebuah sistem informasi untuk memfasilitasi pegawai dalam membentuk dan berbagi pengetahuan?
Infrastruktur teknologi informasi
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
untuk
139
B.
Instrumen Kuesioner
Responden Yth., Mohon kesedian Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner dalam kaitan dengan penelitian Knowledge Management pada unit kerja Bapak/Ibu. Terima kasih. Data Responden Unit Kerja : ___________________________________________________ Jabatan : ____________________________________________________ Usia : ____________________________________________________ Masa Kerja : ____________________________________________________ Jenis Kelamin : ____________________________________________________
I. Penilaian terhadap faktor kontingensi yang ada pada organisasi Lingkari pada salah satu jawaban yang menurut Anda sesuai. 1. Pengetahuan merupakan hal yang penting dalam pekerjaan Anda Setuju Tidak Setuju 2. Pengetahuan yang ada di unit kerja perlu dikelola Setuju Tidak Setuju 3. Telah ada fasilitas yang memadai untuk mencari dan berbagi pengetahuan (misalnya ruang rapat, pelatihan, sarana khusus, atau sejenisnya) Setuju Tidak Setuju 4. Diperlukan sebuah sistem informasi untuk memfasilitasi pegawai dalam mencari dan berbagi pengetahuan (misalnya sistem pengelolaan dokumen, chatting, forum, diskusi online, perpustakaan online, dan sebagainya) Setuju Tidak Setuju 5. Dalam melakukan pekerjaan/kegiatan, apakah sering perubahan/ketidakjelasan dalam pekerjaan/kegiatan tersebut? Jarang Sering
terjadi
6. Dalam melakukan pekerjaan, seberapa banyak tingkat ketergantungan keberhasilan/kesuksesan pekerjaan yang Anda lakukan dari pekerjaan orang lain/unit kerja lain? Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
140
Sedikit Banyak
7. Dalam melakukan suatu pekerjaan/ kegiatan, Anda melaksanakannya dengan merumuskan suatu data/informasi (perhitungan/pengambilan keputusan berdasarkan analisis) atau dengan urutan pekerjaan tertentu (prosedur)? Rumus/perhitungan Urutan Kerja/prosedur 8. Dalam melakukan suatu pekerjaan/kegiatan, terdapat media untuk mendokumentasikan urutan, metode dan prosedur yang diperlukan dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut Tanpa media Dengan media
II. Penilaian terhadap proses Knowledge Management yang ada saat ini Berilah penilaian pada setiap pertanyaan yang menurut Anda paling sesuai dan merepresentasikan kondisi yang ada saat ini, dengan skala pengukuran 1 s.d. 5. 1 – Sangat tidak setuju 2 – tidak setuju 3 – ragu-ragu 4 – setuju 5 – sangat setuju Penyataan
1
2
3
4
1. Dalam melakukan pekerjaan, diperlukan diskusi dan berbagi ide secara langsung dengan rekan kerja 2. Tersedia fasilitas untuk berdiskusi dan berbagi pengetahuan melalui media/jaringan tertentu 3. Saya terbiasa menuangkan ide dan pengetahuan dalam sebuah media/dokumen 4. Tersedia fasilitas untuk menuangkan ide dan pengetahuan ke dalam media/dokumen 5. Saya terbiasa belajar dari membaca laporan pelatihan, prosedur pengerjaan, berita maupun dokumen-dokumen lainnya 6. Tersedia fasilitas untuk belajar dari laporan pelathian, prosedur pengerjaan, maupun dokumendokumen lainnya Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
5
141
Penyataan
1
2
3
4
7. Saya terbiasa untuk bertukar dokumen, artikel dan tulisan dengan rekan kerja saya di unit yang sama atau unit kerja lain 8. Tersedia fasilitas untuk berbagi dokumen, artikel dan tulisan dengan rekan kerja saya di unit yang sama atau unit kerja lain 9. Saya terbiasa memberikan bantuan dan arahan kepada rekan kerja untuk menyelesaikan suatu permasalahan pekerjaan yang muncul 10. Tersedia fasilitas untuk berbagi pengalaman dalam menyelesaikan masalah kerja 11. Saya terbiasa melakukan pekerjaan rutin dengan memahami/mempelajari prosedur dan peraturan kerja yang ada 12. Tersedia fasilitas untuk mendapatkan informasi mengenai prosedur dan peraturan kerja yang ada 13. Saya dapat memanfaatkan dokumen-dokumen lama untuk membuat dokumen kerja baru 14. Tersedia fasilitas untuk mencari dokumendokumen lama dan melakukan pembarun menjadi dokumen kerja baru
III. Memilih Fitur KMS Menurut Anda fasilitas/fitur teknologi apa sajakah yang dapat dimanfaatkan untuk mencari, berbagi, memelihara, dan mendapatkan pengetahuan ataupun dokumen kerja yang dimiliki? Lingkari jawaban Anda (boleh lebih dari satu).
Manajemen Dokumen
Manajemen Isu
Manajemen Berita
Forum diskusi
Chatting
Searching dokumen
Data Mining
Sistem pendukung pengambilan keputusan Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
5
142
Perpustakaan Online
Email / mailing list
Lainnya : __________________________________________________
IV.
Budaya Organisasi
Berilah penilaian pada setiap pertanyaan yang menurut Anda paling sesuai dan merepresentasikan kondisi yang ada saat ini, sesuai petunjuk berikut:
Penilaian diberikan dengan angka 0-100 untuk menilai kondisi yang ada saat ini pada kolom penilaian “Saat Ini” dan kondisi yang diinginkan pada lima tahun yang akan datang pada kolom “Yang Diinginkan”.
Jumlah nilai A-D di setiap kolom harus berjumlah seratus poin.Misalnya: pada bagian I, baris A diisi 30, baris B diisi 35, baris C diisi 15, dan baris D diisi 20. Dengan demikian total nilai baris A-D adalah 100 poin.
1. Karakter Dominan
Saat Ini
Yang Diinginkan
100
100
Saat Ini
Yang Diinginkan
A. Organisasi merupakan tempat yang sangat personal, sebagai tempat yang dirasakan sebagai keluarga. Orang-orang yang ada di organisasi terlihat saling berbagi. B. Organisasi sangat dinamis dan tempat yang entrepreneurial. Orang-orang yang ada di organisasi bersedia untuk mengambil risiko. C. Organisasi berorientasi hasil. Yang menjadi perhatian adalah bagaimana pekerjaan dapat selesai. Orang-orang yang ada di organisasi sangat kompetitif dan berorientasi untuk berprestasi. D. Organisasi sangat terkontrol dan terstruktur. Ada prosedur formal yang mengatur apa yang harus dilakukan. Total 2. Kepemimpinan Organisasi A. Kepemimpinan dalam organisasi secara umum memberikan contoh mentoring, memfasilitasi, atau membina. B. Kepemimpinan dalam organisasi secara umum memberikan contoh entrepreneurship, inovasi atau pengambilan risiko. C. Kepemimpinan dalam organisasi secara umum Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
143
memberikan contoh sungguh-sungguh, agresif, atau berorientasi fokus pada hasil. D. Kepemimpinan dalam organisasi secara umum memberikan contoh berkoordinasi, mengorganisir, atau mengefisiensikan pekerjaan agar berjalan dengan lancar. Total 3. Pengelolaan Pegawai
100
100
Saat Ini
Yang Diinginkan
100
100
Saat Ini
Yang Diinginkan
100
100
Saat Ini
Yang Diinginkan
A. Gaya pengelolaan dalam organisasi adalah dengan adanya kerja sama tim, konsensus, dan partisipasi. B. Gaya pengelolaan dalam organisasi adalah dengan adanya pengambilan risiko oleh individu, inovasi, kebebasan, dan keunikan. C. Gaya pengelolaan dalam organisasi adalah dengan adanya daya saing yang kompetitif, tuntutan yang tinggi, dan prestasi. D. Gaya manajemen dalam organisasi adalah dengan adanya keamanan kerja, kesesuaian, dapat ditebak, dan stabilitas dalam hubungan. Total 4. Perekat Organisasi A. Perekat yang ada dalam organisasi adalah loyalitas dan rasa saling percaya. Komitmen kepada organisasi tinggi. B. Perekat yang ada dalam organisasi adalah komitmen terhadap inovasi dan pengembangan. Ada penekanan bahwa organisasi berada di ujung tombak. C. Perekat yang ada dalam organisasi adalah adalah adanya penekanan pada prestasi dan pencapaian tujuan. D. Perekat yang ada dalam organisasi adalah aturan formal dan kebijakan. Mempertahan-kan organisasi berjalan lancar adalah hal yang penting. Total 5. Penekanan Strategis A. Organisasi menekankan pengembangan sumber daya manusia. Adanya kepercayaan yang tinggi, Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
144
keterbukaan, dan mempertahan-kan partisipasi. B. Organisasi menekankan agar memperoleh sumber daya baru dan menciptakan tantangan baru. Adanya kegiatan untuk mencoba hal-hal baru dan pencarian peluang dihargai. C. Organisasi menekankan tindakan kompetitif dan prestasi. Adanya penekanan target dan dominasi di pasar. D. Organisasi menekankan ketetapan dan stabilitas. Mengutamakan efisiensi, kontrol, dan kelancaran operasional. Total 6. Kriteria Sukses/Keberhasilan
100
100
Saat Ini
Yang Diinginkan
100
100
A. Organisasi mendefinisikan sukses atas dasar pengembangan sumber daya manusia, kerja sama tim, komitmen pegawai, dan kepedulian terhadap pegawai. B. Organisasi mendefinisikan sukses atas dasar produk yang paling unik atau terbaru. Organisasi menjadi pemimpin dan inovator produk. C. Organisasi mendefinisikan sukses atas dasar kemenangan di pasar dan melampaui kompetisi. Kepemimpinan pasar kompetitif menjadi kunci utama. D. Organisasi mendefinisikan sukses atas dasar efisiensi. Penyelesaian pekerjaan dapat diandalkan, penjadwalan lancar, dan produksi biaya murah menjadi hal penting. Total
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
145
C. I.
Hasil Wawancara Wawancara dengan Bapak M. Hamidi Rahmat, S.H., M.A., Asisten Deputi Dukungan Kebijakan Dalam Negeri (Asdep DDKN)
1. Apa fungsi dan peran unit kerja Bapak? Jawab: Berdasarkan Permensesneg No. 2/2011, tugas Asdep DDKN adalah melaksanakan pengumpulan/penyiapan data dan kebijakan. Pada prinsipnya adalah mencari data, membuat analisis/rekomendasi dan membuat laporan kepada pimpinan dalam bentuk memorandum. Detil, tugas, pokok dan fungsi Asdep DDKN sesuai dengan pasal 652. Data yang dilakukan tidak hanya berdasarkan permintaan tetapi juga dengan inisiatif (dari lingkungan asdep DDKN). 2. Menurut Bapak, apakah strategi bisnis unit kerja Bapaktermasuk low cost (menjalankan apa yang sudah ada) atau differentiation (ada kecenderungan mencari inovasi atau peluang baru, serta menciptakan proses/produk yang baru)? Jawab: Pada umumnya program/kegiatan yang dilakukan beserta anggaran yang dibutuhkan di Asdep DDKN sesuai dengan renstra dan rencana kerja yang dibuat setahun sekali. Kegiatan yang dilakukan biasanya mengelola surat (yang ditujukan kepada menteri/presiden), rapat koordinasi yang dapat dilakukan di luar kantor maupun luar kota. Pada prinsipnya, setiap tahun kegiatannya sama tetapi materinya berbedabeda. Kegiatan ini juga bersifat given (sudah ada di tupoksi). 3. Menurut Bapak, apakah pengetahuan merupakan aset penting bagi organisasi? Jawab: Ya, karena dalam melakukan analisis ataupun membuat rekomendasi, pejabat/pegawai perlu memilah pengetahuan mana yang diperlukan atau tidak. 4. Menurut Bapak, apakah pengetahuan perlu dikelola? Jawab: Ya, karena pengetahuan memang aset yang berharga. Untuk mendapatkan pengetahuan juga diperlukan upaya dan usaha serta waktu yang cukup lama. Sehingga pengetahuan yang dimiliki setiap orang, semakin lama (masa kerjanya) dan semakin tinggi jabatannya, akan semakin baik. Di birokrasi, level bawah/analis bekerja dengan materi detil. Semakin tinggi jabatannya, semakin besar pengetahuan yang dimiliki, pimpinan tidak perlu mengetahui detil tetapi dengan menjadi visioner mengenai arah kebijakan dan bagaimana langkah-langkah mencapainya. Apa yang Bapak ketahui mengenai istilah Knowledge Management (pengelolaan pengetahuan)? Jawab: Pernah. Pada saat bertugas menjadi Kabid (di unit kerja sebelum diangkat menjadi Asdep), pernah ada pembicaraan mengenai hal ini tetapi belum dilaksanakan. Dengan adanya pengelolaan pengetahuan, ilmu-ilmu tertentu dapat diketahui dan diimplementasikan sehingga jika ada pegawai baru maka akan dengan mudah mengetahui bagaimana suatu hal dilakukan (kegiatan) yang dilakukan. 5. Menurut Bapak, apakah pengetahuan yang ada saat ini sudah dikelola dengan baik? Jawab: Memang pengelolaan pengetahuan belum dilakukan secara terstruktur. Akan tetapi, di lingkungan DDKN diadakan rapat internal yang dilakukan secara teratur untuk berbagi informasi/pengetahuan, mendiskusikan berbagai permasalahan yang dihadapi, Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
146
I.
Wawancara dengan Bapak M. Hamidi Rahmat, S.H., M.A., Asisten Deputi Dukungan Kebijakan Dalam Negeri (Asdep DDKN) dan mencari jalan keluar. Keputusan yang dihasilkan pun harus diterima bersama. Dalam rapat tersebut, semua pegawai memiliki suara yang sama. Apapun permasalahan yang dihadapi terutama masalah kedinasan akan dibahas.
6. Kegiatan utama apa saja yang ada pada unit kerja Bapak? Jawab: Tupoksi utama Asdep DDKN adalah melaksanakan analisis kebijakan dalam negeri. Permasalahan utama dalam melaksanakannnya adalah menganalisis hal yang ada, memantau situasi yang berkaitan, kami simpulkan kemudian dibuat rekomendasinya. Hasilnya akan berbentuk memorandum (kepada menteri ataupun kepada presiden) untuk disampaikan kepada pimpinan. Titik krusial dalam analisis adalah apabila kurang menganalisis akan berakibat fatal. Karena hasil analisis yang disampaikan akan menjadi dasar dalam mengambil keputusan. Siapa yang bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan tersebut? Jawab: Kegiatan analisis yang dilakukan akan dilihat bobotnya. Dalam hal-hal tertentu, Kabid atau Kasubbid akan langsung melakukan analisis (tidak dilakukan oleh analis), apalagi kondisi yang ada di Asdep DDKN adalah ada beberapa Kasubbid yang tidak memiliki staf analis. 7. Data, informasi, dan pengetahuan apa saja yang ada di lingkungan unit kerja Bapak? Jawab: Jika data dan informasi yang ada di Asdep DDKN berupa data materi pekerjaan hampir semuanya tersebar rata. Akan tetapi, data pengetahuan yang dimiliki staf berbeda-beda. Pejabat/pegawai Asdep DDKN terdiri dari lulusan berbagai bidang. Analisis yang dilakukan pun sesuai dengan keahlian masing-masing, serta sesuai bidang tugasnya. 8. Dalam melakukan pekerjaan/kegiatan apakah ada langkah-langkah/cara-cara yang sudah didefinikan dengan baik? Jawab: Dalam melakukan pekerjaan, kami memiliki SOP atau SP untuk diikuti, dengan catatan semua proses berada dalam kontrol Asdep DDKN. Misalnya, menerima sebuah surat permintaan untuk bertemu dengan presiden maka akan dilakukan analisis siapa yang akan bertemu, pertemuannya seperti apa, berkoordinasi dengan kementerian teknis, lalu menyampaikan analisis dalam waktu empat hari. Asdep DDKN mengupayakan untuk mematuhi SOP selama masih di bawah kontrol kami. 9. Terkait lingkungan organisasi, apakah ada ketidakpastian yang menyebabkan organisasi berubah? Jawab: Organisasi ini sifatnya given walaupun dalam setiap lima tahun mengusulkan perubahan karena selalu ada evaluasi. Akan tetapi, keputusan akhir tetap ada pada menteri karena organisasi ini bergantung pada kebijakan politik. 10. Menurut Bapak, sebagai pimpinan, apa upaya yang dilakukan untuk memotivasi para pegawai untuk berbagi pengetahuan? Jawab: Dalam hal memotivasi, dilakukan dukungan untuk mengikuti berbagai diklat/seminar untuk menambah pengetahuan pegawai. Setiap pegawai didorong aktif untuk mencari informasi dan pengetahuan melalui diklat/seminar ataupun bimtek. Sharing hasil diklat/seminar/bimtek akan dipresentasikan di rapat internal rutin. Apapun Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
147
I.
Wawancara dengan Bapak M. Hamidi Rahmat, S.H., M.A., Asisten Deputi Dukungan Kebijakan Dalam Negeri (Asdep DDKN) diklat yang dilakukan, walaupun sifatnya terdengar tidak substantif (contoh terakhir adalah mengikuti diklat kedaruratan keselamatan kerja). Rapat internal juga menjadi sarana efektif untuk sosialisasi akan suau hal.
11. Apakah Bapak pernah mendengar istilah community of practice (CoP)? Menurut Bapak apakah CoP diperlukan? CoP adalah sebuah komunitas/kelompok terorganisir yang terdiri dari individu yang tersebar secara geografis atau organisatoris tetapi berkomunikasi secara teratur dan berdiskusi mengenai isu-isu untuk kepentingan bersama. Jawab: Istilah tersebut mungkin secara tidak langsung sudah dilakukan melalui rapat internal. Mungkin tidak banyak dilakukan oleh unit kerja lain. Dalam rapat dikemukakan isu-isu terkait berbagai hal yang ada di lingkungan Asdep DDKN. Rapat internal ini diupayakan untuk lakukan sebulan sekali. 12. Menurut Bapak, perlukah struktur dan posisi/peran tambahan yang khusus mengelola pengetahuan (misalnya, bidang pengelolaan pengetahuan atau asisten deputi pengelolaan pengetahuan)? Jawab: Peran tertentu memang perlu tetapi dimasukkan ke dalam struktur yang sudah ada saja, tanpa membuat posisi tambahan. Terkait dengan aplikasi intranet yang sudah ada, teman-teman didorong untuk lebih giat menulis dan berbagai tulisannya melalui intranet. Akan tetapi, kelihatannya semakin berkurang. Apalagi saat ini pimpinan mengarahkan ke tulisan yang lebih ilmiah. 13. Apakah Bapak bersedia memberikan komitmen dan mendukung pengelolaan pengetahuan di unit kerja Bapak? Jawab: Ya, setiap pejabat harus memiliki komitmen untuk kepentingan bersama. 14. Menurut Bapak, apakah diperlukan sebuah sistem informasi untuk memfasilitasi pegawai dalam membentuk dan berbagi pengetahuan? Jawab: Memang diperlukan, tetapi sebaiknya jangan dibuat baru. Karena pengembangan sistem baru cenderung sulit (dari sisi permasalahan, waktu, dan sebagainya). Dengan demikian, sebaiknya dibuat link-nya melalui sistem yang ada. Fitur-fitur apa saja yang diperlukan dalam mengelola data, informasi maupun pengetahuan? Jawab: fitur untuk menulis, fitur chatting, bantuan online.
II. Wawancara dengan Bapak Eko Harnowo, S.S., M.Si., Asisten Deputi Naskah dan Penerjemah (Naster) 1. Apa fungsi dan peran unit kerja Bapak? Jawab: sesuai dengan Permensesneg, Asdep Naster memiliki tugas untuk menyiapkan naskah kepresidenan dan penerjemahannya, mengkoordinasikan pejabat fungsional penerjemah, yang terkait fungsi/perannya adalah membuat hasil naskah kenegaraan (verbatim). Khusus dalam tugas koordinasi pejabat fungsional penerjemah, Kemsetneg merupakan instansi pembina pejabat fungsional penerjemah. Naskah yang dibuat masih Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
148
II. Wawancara dengan Bapak Eko Harnowo, S.S., M.Si., Asisten Deputi Naskah dan Penerjemah (Naster) terbatas kepada naskah surat presiden kepada negara sahabat, karena naskah pidato. 2. Menurut Bapak, apakah strategi bisnis unit kerja Bapaktermasuk low cost (menjalankan apa yang sudah ada) atau differentiation (ada kecenderungan mencari inovasi atau peluang baru, serta menciptakan proses/produk yang baru)? Jawab: Ada hal-hal yang rutin jika ada hal yang baru adalah terkait naskah yang memang variasinya banyak/cenderung ada perkembangan. Misalnya pada saat Presiden menjadi high level panel eminent person yang merancang agenda MDG pasca 2015, dalam surat-surat ada hal yang baru. Untuk penerjemahan, lebih bersifat rutin. Sedangkan untuk jabatan fungsional penerjemah, memang harus selalu mencari cara agar menarik minat PNS untuk menjadi pejabat fungsional penerjemah. Sehingga dipacu untuk berinovasi bagaimana caranya PNS yang berlatar belakang sastra atau bahasa atau yang memiliki keahlian di bidang penerjemahan. Di seluruh Indonesia saat ini ada 138 orang pejabat fungsional penerjemah. 3. Menurut Bapak, apakah pengetahuan merupakan aset penting bagi organisasi? Jawab: Pengetahuan menjadi hal yang penting untuk perkembangan dan berjalannya organisasi. Pengetahuan harus senantiasa ditambah dan dikembangkan. 4. Menurut Bapak, apakah pengetahuan perlu dikelola? Jawab: Ya. Pengelolaan yang dilakukan saat ini berupa membuat bank data dan file sharing antar penerjemah. Pengetahuan yang perlu dikelola oleh penerjemah adalah pengetahuan mengenai istilah. 5. Menurut Bapak, apakah pengetahuan yang ada saat ini sudah dikelola dengan baik? Jawab: Saat ini penerjemah dapat saling mengakses file terjemahan, sehingga jika sewaktu-waktu dibutuhkan dapat diambil oleh siapapun. Terkait dengan bidang verbatim, pada akhirnya hasil transkripsi akan diupload, dibukukan, kemudian disatukan bersama naskah transkrip lainnya (serta dibuat buku kumpulannya). Selain itu, dari kumpulan pidato dibuat juga pokok-pokok pidatonya, yang juga dalam bentuk buku. Buku kumpulan pidato, pokok-pokok pidato, serta terjemahannya akan disampaikan kepada instansi terkait serta perwakilan negara sahabat. 6. Kegiatan utama apa saja yang ada pada unit kerja Bapak? Jawab: Seluruh pekerjaan yang dilakukan bidang-bidang yang ada di Asdep Naster penting. Terjemahan dan Naskah saling terkait tetapi kalau verbatim dan JFP tidak. Tiga orang pejabat fungsional penerjemah, secara pekerjaan terkait dengan bidang penerjemah tetapi sebagai seorang pejabat fungsional, kenaikan pangkat dan sebagainya ada di bidang JFP setelah melalui kepegawaian. Terkait penilaian jabatan fungsional penerjemah, pejabat fungsional juga menjadi tim penilai instansi. Kalau penilaian pusat yang terlibat adalah para pimpinan, kepegawaian, dari bidag JFP. Tim penilai instansi ini sering juga dimintai bantuan oleh kementerian lain yang belum memiliki tim penilai kegiatan pejabat fungsional penerjemah. Siapa yang bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan tersebut? Jawab: Masing-masing bidang yang ada di Asdep Naster, karena karakter oekerjaan berbeda dan pengetahuannya berbeda-beda. Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
149
II. Wawancara dengan Bapak Eko Harnowo, S.S., M.Si., Asisten Deputi Naskah dan Penerjemah (Naster) 7. Data, informasi, dan pengetahuan apa saja yang ada di lingkungan unit kerja Bapak? Jawab: Pengetahuan mengenai wawasan perkembangan hubungan antar negara/internasional. Bagaimana posisi Indonesia saat ini terutama dalam hal bilateral/multilateral dan organisasi lainnya dan di bidang penerjemahan. Terutama penguasaan penerjemahan. Khusus untuk penerjemahan diperlukan bank data glossarium untuk penggunaan istilah yang berkaitan dengan pemerintahan, hubungan diplomatik dan sebagainya. Konsistensi untuk penggunaan istilah ini diperlukan. Upaya yang dilakukan oleh Asdep Naster adalah mengadakan seminar/diskusi dengan mengundang pakar di bidang penerjemahan. Pengetahuan di bidang verbatim adalah dengan mengikuti perkembangan berita-berita baik nasional maupun internasional. Dengan demikian, pada saat membuat transkrip naskah dari pidato yang telah dilakukan, tidak akan kaget ketika mendengar suatu istilah. Sedangkan untuk bidang jabatan fungsional penerjemah adalah kebijakan terkait kepegawaian. Dengan diberlakukannya UU ASN, Asdep Naster dipacu untuk menyosialisasikan mengenai fungsi jabatan fungsional penerjemah. Jabatan fungsional penerjemah termasuk dalam daftar jabatan fungsional yang akan dikuatkan dalam UU ASN. Terkait Bank Data, sejauh mana penerapan implementasi bank data? Jawab: Bank data ini bisa diakses oleh para pejabat fungsional penerjemah. Untuk sementara, bank data menggunakan fasilitas dari Google Drive. Untuk komunikasi untuk para penerjemah sudah dibuatkan mailing list. Terdapat kekurangan untuk menginput ke bank data. Para penerjemah saling memeriksa pekerjaan karena datanya bisa diakses oleh penerjemah siapapun. 8. Dalam melakukan pekerjaan/kegiatan apakah ada langkah-langkah/cara-cara yang sudah didefinikan dengan baik? Jawab: Asdep Naster telah menyusun standar pelayanan yang mencakup urutan proses kerja. 9. Terkait lingkungan organisasi, apakah ada ketidakpastian yang menyebabkan organisasi berubah? Jawab: Tidak ada. Tetapi memang dalam instansi pemerintah, perubahan bisa terjadi karena kebijakan pimpinan terutama saat pergantian presiden/menteri. 10. Menurut Bapak, sebagai pimpinan, apa upaya yang dilakukan untuk memotivasi para pegawai untuk berbagi pengetahuan? Jawab: Upaya yang dilakukan berupa penyelenggaraan rapat/pertemuan dengan masingmasing bidang. Penyampaian arahan seringkali juga dilakukan secara informal saat pengajuan konsep surat. Untuk rapat satu Asdep jarang dilakukan, paling hanya pada awal tahun untuk evaluasi. 11. Apakah Bapak pernah mendengar istilah community of practice (CoP)? Menurut Bapak apakah CoP diperlukan? CoP adalah sebuah komunitas/kelompok terorganisir yang terdiri dari individu yang tersebar secara geografis atau organisatoris tetapi Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
150
II. Wawancara dengan Bapak Eko Harnowo, S.S., M.Si., Asisten Deputi Naskah dan Penerjemah (Naster) berkomunikasi secara teratur dan berdiskusi mengenai isu-isu untuk kepentingan bersama. Jawab: Belum pernah. CoP sebenarnya diperlukan, terutama untuk penyiapan naskah kenegaraan. Diperlukan komunikasi dengan Kemlu yang mengetahui persis mengenai hubungan diplomatik di lapangan. Terkait JFP, juga diperlukan komunikasi yang berkaitan dengan pengangkatan dan diperlukan komunikasi dengan BKN. 12. Menurut Bapak, perlukah struktur dan posisi/peran tambahan yang khusus mengelola pengetahuan (misalnya, bidang pengelolaan pengetahuan atau asisten deputi pengelolaan pengetahuan)? Jawab: Ya, tetapi belum mendesak karena hal yang lebih dibutuhkan adalah keperluan SDM. Hal penting lainnya adalah bagaimana membuat visi bersama, dengan menyebarluaskannya dan saling memahami maka akan memudahkan Kemsetneg menjadi organisasi yang handal dalam mendukung presiden/wakil presiden. 13. Apakah Bapak bersedia memberikan komitmen dan mendukung pengelolaan pengetahuan di unit kerja Bapak? Jawab: Ya. 14. Menurut Bapak, apakah diperlukan sebuah sistem informasi untuk memfasilitasi pegawai dalam membentuk dan berbagi pengetahuan? Jawab: Sebagai salah satu cara untuk menambah pengetahuan baik, tetapi harus juga mencari ke sumber yang lain juga. Sebagai sarana untuk sharing memang bisa dibilang lebih baik dan cepat. Tetapi harus ada kreativitas dan pandangan lain yang lebih terpercaya. Kemsetneg memiliki aplikasi intranet. Bagaimana tanggapan Bapak? Jawab: saat menggunakan intranet ternyata ada kesulitan, terutama saat menggunakan email yang lambat sehingga akhirnya lebih sering menggunakan email yang umum/publik. Komunikasi jarak jauh dengan email sangat penting karena pekerjaan ini terkadang tidak kenal waktu. Fitur-fitur apa saja yang diperlukan dalam mengelola data, informasi maupun pengetahuan? Jawab: Pengetahuan ada bidang-bidangnya sehingga diperlukan fitur yang sesuai dengan masing-masing bidang. Di JFP memanfaatkan mailing list dan juga grup di blackberry. Chatting melalui blackberry langsung juga bermanfaat untuk menyampaikan informasi lebih cepat. 15. Apakah ada informasi tambahan lainnya? Jawab: Suatu desk khusus untuk mengelola pengetahuan memang perlu tapi belum mendesak. Oleh karena itu, sebaiknya masing-masing unit yang bertugas untuk menambah wawasan anak buahnya, agar kita sama-sama memiliki pengetahuan yang sama.
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
151
III. Wawancara dengan Bapak Andrie Syahriza, S.Kom., M.Si., Asisten Deputi Dukungan Data kebijakan dan Informatika (DDKI) 1. Apa fungsi dan peran unit kerja Bapak? Jawab: Secara umum, fungsi dan perannya menyediakan data dan informasi kenegaraan dan layanan informatika (IT) di lingkungan Kemsetneg, guna mendukung proses pengambilan keputusan dan kebijakan oleh para pimpinan yang ada di Kemsetneg dalam memberikan layanan prima kepada presiden dan wakil presiden. 2. Menurut Bapak, apakah strategi bisnis unit kerja Bapaktermasuk low cost (menjalankan apa yang sudah ada) atau differentiation (ada kecenderungan mencari inovasi atau peluang baru, serta menciptakan proses/produk yang baru)? Jawab: Asdep DDKI lebih cenderung kepada differentitation, mencari inovasi dan peluang baru karena melayani pengguna. Kebutuhan pengguna pasti berubah-ubah dan berkembang. Misalnya saja, aplikasi yang tidak ada, menjadi tidak ada, yaitu SIPDE (sistem Informasi Persuratan dan Disposisi Elektronik) sebelumnya tidak ada. Perangkat jaringan juga terkait server security, management network, dan sebagainya. 3. Menurut Bapak, apakah pengetahuan merupakan aset penting bagi organisasi? Jawab: Ya, karena jika tidak ada pengetahuan maka organisasi tidak dapat berkembang maju. Pengetahuan yang ada di Asdep DDKI adalah pengetahuan terkait IT. Kaitannya dengan data kebijakan adalah bagaimana bisa memberikan pengetahuan baru kepada orang yang memanfaatkan data kebijakan itu, karena data kebijakan itu sangat banyak dan orang yang membutuhkan terkait dengan apa yang akan dianalisis. Data yang dibutuhkan bisa diambil dari data kebijakan nasional itu. Data dan informasi itu penting untuk menjadi pertimbangan kepada pimpinan. 4. Menurut Bapak, apakah pengetahuan perlu dikelola? Jawab: Ya. 5. Menurut Bapak, apakah pengetahuan yang ada saat ini sudah dikelola dengan baik? Jawab: Pengelolaan dilakukan dengan beberapa tools. Salah satunya adalah aplikasi intranet yang memungkinkan orang sharing knowledge yang dimiliki, entah disadur ataupun tulisannya sendiri. Selain itu, ada pula FTP, sharing dalam bentuk folder di jaringan. Atau bisa melalui website setneg.go.id yang menyimpan berbagai prosedur ataupun SOP. Sehingga tidak terkotak-kotak, pengetahuan bukan hanya pelajaran saja. Sehingga mekanismenya dengan tools-nya. 6. Kegiatan utama apa saja yang ada pada unit kerja Bapak? Jawab: Kegiatan kritis adalah pengelolaan aplikasi dan infrastruktur yang ada di Kemsetneg. Diantara teman-teman juga melakukan sharing session terhadap apa yang dikerjakannya. Level di pranata komputer tidak setara, ada yang ahli di bidang coding atau di bidang analisis. Diantara mereka akan sharing. Bisa dalam bentuk pertemuan khusus, dsikusi sehari-hari. Begitu juga dengan teman-teman yang di jaringan. Pertemuan yang dilakukan tidak selalu dengan arahan, tetapi lebih kepada memancing inisiatifnya untuk sharing. Bahkan Asdep DDKI pernah mengadakan bimtek IC Cogniter, dengan narasumber adalah teman-teman pranata komputer yang ahli di bidang tersebut. Sehingga kita memberdayakan diri sendiri untuk memicu diri menjadi lebih maju dan aktif. Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
152
III. Wawancara dengan Bapak Andrie Syahriza, S.Kom., M.Si., Asisten Deputi Dukungan Data kebijakan dan Informatika (DDKI) Siapa yang bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan tersebut? Jawab: Untuk kegiatan yang terencana dan teranggarkan, tanggung jawabnya ada di Asdep DDKI. Akan tetapi, tanggung jawab pelaksanaan ada di tangan orang-orang yang diserahi tanggung jawab. Akan tetapi, jika ada kegiatan yang non-penganggaran ada di level kabid atau kasubbid-nya. 7. Data, informasi, dan pengetahuan apa saja yang ada di lingkungan unit kerja Bapak? Jawab: pengetahuan, data dan informasi terkait jaringan, pengelolaan IT. 8. Dalam melakukan pekerjaan/kegiatan apakah ada langkah-langkah/cara-cara yang sudah didefinikan dengan baik? Jawab: Ada standar pelayanan dan SOP, yang mencakup prosedur bagaimana standardisasi prosesnya. Misalnya, pelayanan gangguan jaringan, pengumpulan data kebijakan, perawatan aplikasi, maupun pelayanan perpustakaan. 9. Terkait lingkungan organisasi, apakah ada ketidakpastian yang menyebabkan organisasi berubah? Jawab: Biasanya terjadi jika ada kebijakan pimpinan yang baru. Seandainya perubahan itu berdampak kepada kita pasti akan berubah dan mau tidak mau melakukan penyesuaian. Tetapi jika ada dampak tidak langsung maka Asdep DDKI hanya menyesuaikan saja. Misalnya, kebijakan CPNS dilakukan dengan online, maka dampak tidak langsung ke kita untuk men-support perubahan tersebut. 10. Menurut Bapak, sebagai pimpinan, apa upaya yang dilakukan untuk memotivasi para pegawai untuk berbagi pengetahuan? Jawab: Memotivasi berbagi pengetahuan, memancing agar mau melakukan sharing, memberikan kesempatan untuk mengikuti training, seminar, atau pelatihan apapun. Setelah itu, diberi kewajiban untuk sharing di depan semua orang. Di Asdep DDKI ada pertemuan staf setiap dua bulan sekali. Dari pertemuan ini, diharapkan semua pegawai menjadi duta informasi kepada seluruh instansi. Jika banyak pelatihan yang diikuti maka pertemuan rutin disesuaikan menjadi sebulan sekali. 11. Apakah Bapak pernah mendengar istilah community of practice (CoP)? CoP adalah sebuah komunitas/kelompok terorganisir yang terdiri dari individu yang tersebar secara geografis atau organisatoris tetapi berkomunikasi secara teratur dan berdiskusi mengenai isu-isu untuk kepentingan bersama. Jawab: Secara resmi ini belum pernah. Akan tetapi, dahulu pernah ada ide untuk membentuk sebuah paguyuban pengelola IT di kementerian, yang tidak bisa terealisasi karena sudah sibuk dengan urusan internal. Namun, jika sifatnya pribadi kami ikut komunitas yang tidak resmi, biasanya almamater diklat yang anggotanya tidak spesifik IT semua, sehingga secara umum jika membicarakan masalah pterkait pekerjaan sesuai dengan porsinya masing-masing. Menurut Bapak apakah CoP diperlukan? Jawab: Untuk internal di dalam Kemsetneg CoP diperlukan, karena ini bagian dari efektivitas peningkatan kinerja. CoP juga dapat meningkatkan wawasan dan sudut pandangan (lebih terbuka). Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
153
III. Wawancara dengan Bapak Andrie Syahriza, S.Kom., M.Si., Asisten Deputi Dukungan Data kebijakan dan Informatika (DDKI) 12. Menurut Bapak, perlukah struktur dan posisi/peran tambahan yang khusus mengelola pengetahuan (misalnya, bidang pengelolaan pengetahuan atau asisten deputi pengelolaan pengetahuan)? Jawab: Harus ditempatkan dulu, arah posisinya mau kemana, posisinya sebagai apa. Knowledge ini bukan hanya ada di IT, semua bidang harus ada knowledge management, sehingga harus dipastikan struktur ini ada di lingkup apa. Jika lingkup-nya lecil maka bisa ditumpangkan saja ke salah satu struktur yang ada. Akan tetapi jika hubungannya lebih luasm bisa saja sehingga dia bisa menjadi koordinator antar unit-unit untuk sharing terhadap knowledge management. Di aplikasi intranet ada forum atau kesempatan untuk memberikan knowledge yang dimiliki. Memang kembali lagi ke kulturnya, orang-orangnya mau atau tidak berbagi. 13. Apakah Bapak bersedia memberikan komitmen dan mendukung pengelolaan pengetahuan di unit kerja Bapak? Jawab: Ya. Sebagai pimpinan, setiap saat komitmen akan selalu ada. 14. Menurut Bapak, apakah diperlukan sebuah sistem informasi untuk memfasilitasi pegawai dalam membentuk dan berbagi pengetahuan? Jawab: Ya. Akan tetapi, tetap ditentukan dari diri masing-masing pegawai, karena knowledge management membutuhkan orang-orang yang aktif, mau berpikir, dan mau sharing. Instranet sudah menyediakan media untuk sharing, sepertinya bukan tipikal orang di kita yang suka membagi ilmu, banyak sebagai pekerja/terdoktrin. Padahal di Knowledge Management dibutuhkan orang yang dinamis. Kembali lagi ke budaya, bagaimana organisasi menjadikan knowledge sharing sebagai budaya. Masih banyak yang memiliki persepsi bahwa intranet hanya sebagai website untuk sekedar menari berita, padahal ditekankan lebih ke knowledge management. Saat ini ada rencana pengembangan intranet, ingin dipertajam sasaran di intranet adalah untuk knowledge sharing. Sehingga berita yang siatnya informasi satu arah, tetap ada tapi tidak diutamakan. Yang akan ditonjolkan adalah sharing knowledge-nya seperti apa. Strategi sekarang adalah bagaimana mengubah aplikasi intranet sebagai portal informasi setneg, diubah agar orang setneg mencari informasi di luar berita. Fitur-fitur apa saja yang diperlukan dalam mengelola data, informasi maupun pengetahuan? Jawab: Forum memang baik, tetapi bagaimana sehari-hari me-manage forum tersebut. Admin harus ada untuk memantau. Di lingkungan kita, ada kebijakan pimpinan yang sifatnya tidak boleh menyerang tetapi di lain pihak dalam forum orang menjadi bebas, akhirnya menjadi tugas admin untuk mengontrol itu. Kemudian, jika adminnya tidak aktif, akan berbahaya, begitu pula jika adminnya terlalu protektif, maka forum akan menjadi sepi karena forum bersifat bagaimana orang memberikan masukan. Kembali lagi, terlkait budaya, apakah kita siap dikritik oleh orang kita sendiri. Apakah kita siap menerima masukan dari orang yang levelnya lebih bawah. Apakah orang-orang kita mau membuka forum, karena jika sudah ribut di forum tetapi tidak dibaca malah percuma. Atau malah jadi preseden buruk dan menjadi permasalahan di internal kita. Hal ini bisa menimbulkan masalah, sehingga harus tahu persis mau dibawa kemana arahnya. Namun, bagaimana caranya agar orang tetap lepas pemikirannya tetapi tidak Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
154
III. Wawancara dengan Bapak Andrie Syahriza, S.Kom., M.Si., Asisten Deputi Dukungan Data kebijakan dan Informatika (DDKI) menimbulkan masalah yang bisa menjadi personal. Di lain pihak, jika forum dikhususkan hanya untuk ilmu yang serius maka bisa jadi sepi. Yang diarahkan adalah bagaimana agar manusianya bisa menjadi pintar dari segi keilmuan dan pintar dalam bersikap/berpikir, apapun topik yang dibicarakan dalam forum. Sehingga dalam forum harus dipikirkan apakah akan dibebaskan atau dibuat threads khusus. Medianya sudah ada, hanya sekarang tinggal dari internal kitanya juga yang harus sudah siap, SDM harus siap dalam jumlah kualitas dan kuantitasnya. Salah satu pengemabngan intranet adalah adanya millis, sehingga email resmi setneg akan dibuatkan grup yang berbentuk email. 15. Apakah ada informasi tambahan lainnya? Jawab: KM secara umum bisa dipratikkan dimana saja. Untuk sementara, di lingkungan tertentu, KM memang harus dibuat secara khusus. Contohnya, di Kemsetneg yang tidak terbuka terlalu umum, bersifat khusus, tetapi pembahasan terbuka untuk semuanya dan dkhususkan disini. Dalam memanfatkan forum ini, harus dimintakan pendapat pimpinan terlebih dahulu, pimpinan harus tahu (mengenai sifat dari forum yang akan dibentuk). Kami sendiri memiliki pandangan, apa saja boleh dibahas selama sifatnya pemerkaya, bukan yang sifatnya bercanda atau memfitnah. Dengan knowledge seharusnya bisa menambah/kaya akan ilmu. Untuk itu, harus dibuat batasan yang jelas agar kaya manfaat. Selain itu, karena KM terkait dengan culture maka menjadi cukup berat. Walaupun bisa dengan insentif tetapi jika diadakan orang bisa menjadi perhitungan, dan melakukannya secara take and give, padahal KM ini sifatnya sukarela dan bisa membuat orang untuk maju. Bagaimana memberdayakan diri sendiri untuk memperkaya knowledge.
IV. Wawancara dengan Bapak Johar Arifin, S.IP., MPM., Kepala Bidang Hubungan Bilateral, mewakili Asdep Dukungan Kebijakan Hubungan Internasional 1. Apa fungsi dan peran unit kerja Bapak? Jawab: Tugasnya (sesuai Permensesneg Nomor 2 Tahun 2011) yaitu untuk menyiapkan data serta analisis kebijakan pemerintah nasional. Pada intinya dilakukan pengelolaan bahan/materi kemudian kita analisis terhadap permasalahan dan kebijakan pemerintahan nasional, dalam beberapa hal kita juga melaksanakan fungsi pengelolaan dan pengumpulan data, pemantauan dan evaluasi atas permasalahan dan kebijakan hubungan internasional secara bilateral, regional. Kemudian dilakukan pula pemberian analisis. Analisis ini berurutan dari Deputi, Menseseng ke Presiden. Kemudian juga pemberian rekomendasi kebijakan internasional. Dalam pelaksanaan pengumpulan bahan dan datadata untuk analisis tersebut dilakukan fungsi koordinasi dengan instansi terkait (meminta masukan dari instansi terkait) terhadap analisis tersebut. Kemudian dari masukan instansi terkait tersebut dianalisis kembali, dibuat rekomendasi lalu disampaikan secara urut dan bertingkat dari Asdep ke Deputi, Deputi ke Mensesneg, Mensesneg ke Presiden. Analisis dilakukan terhadap permasalahan dan pelaksanaan kebijakan hubungan internasional kemudian disampaikan kepada Mensesneg dalam bentuk memorandum Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
155
IV. Wawancara dengan Bapak Johar Arifin, S.IP., MPM., Kepala Bidang Hubungan Bilateral, mewakili Asdep Dukungan Kebijakan Hubungan Internasional (hasilnya juga dalam bentuk memorandum). Banyak surat-surat yang masuk yang terkait dengan hubungan internasional baik dari instansi terkait, K/L terkait ataupun dari Internasional. Setelah masuk akan dilakukan proses, jika permasalahannya perlu dikonsultasikan dengan K/L terkait lainnya, akan diminta pertimbangan. Namun biasanya kebanyakan mitra kita dari luar negeri. misalnya permasalahan sengketa perbatasan Kamboja-Thailand, kita meminta pertimbangannya ke Kemlu atau Kemlu melaporkan kepada Presiden baru kita sampaikan (business process kita seperti itu dengan produk berupa memorandum analisis dan rekomendasi kepada Mensesneg dan Presiden). 2. Menurut Bapak, apakah strategi bisnis unit kerja Bapaktermasuk low cost (menjalankan apa yang sudah ada) atau differentiation (ada kecenderungan mencari inovasi atau peluang baru, serta menciptakan proses/produk yang baru)? Jawab: Sebenarnya jika dari sisi organisasi, sudah ada standar prosedur, namun tidak menutup kemungkinan adanya inovasi-inovasi baru untuk percepatan pekerjaan, karena pekerjaannya terkadang sangat mendesak. Misalnya permohonan audiensi kepada Presiden dengan waktu yang sangat mepet, sehingga terkadang melakukan pekerjaan melewati standar prosedur (prosedur 3 s.d. 5 hari kita bisa lebih cepat). Walaupun sudah memiliki standar namun dalam pelaksanaannya, tidak bisa menolak. Misalnya ada permohonan audiensi kepada Presiden dari PBB (jika mendesak kita harus sampaikan segera). Terdapat kondisi waktu tertentu yang memaksa kita untuk berimprovisasi dalam melakuan pekerjaan. Prosesnya harus cepat dilakukan dengan berkoordinasi dengan instansi terkait melalui tertulis meminta pertimbangan Kemlu, namun terkadang koordinasi lisan juga dilakukan. 3. Menurut Bapak, apakah pengetahuan merupakan aset penting bagi organisasi? Jawab: Iya, karena perumusan analisis dan rekomendasi memerlukan background pengetahuan yang baik, jika kita tidak memiliki background yang baik tentunya dalam memberikan analisis bisa salah/tidak tepat. Oleh karena itu, pengetahuan merupakan hal yang penting dan merupakan bagian dari proses analisis dan perumusan rekomendasi. 4. Menurut Bapak, apakah pengetahuan perlu dikelola? Apa yang Bapak ketahui mengenai istilah Knowledge Management (pengelolaan pengetahuan)? Jawab: Kalau menurut saya pribadi, KM merupakan pengelolaan pengetahuan, sebenarnya kemampuan organisasi untuk mengindentifikasi, menjelaskan dan mendistribusikan pengetahuan. Pemahaman saya, bisa saja organisasi ini mempunyai pengalaman sebelumnya kemudian bisa berkembang, dalam rangka peningkatan kinerja/inovasi organisasi, maka organisasi lama bisa digunakan sebagai masukan untuk perbaikan dalam sistem organisasi, menurut saya di dalamnya terdapat pengelolaan pengetahuan (ada sistem/pengalaman/pengetahuan lama yang bisa kita gunakan untuk organisasi yang baru). Dalam konteks saat ini, KM selalu dikaitkan dengan perkembangan IT, sehingga terkadang pengetahuan dikaitkan dengan Informasi Teknologi sampai sejauh mana pengetahuan itu berkembang sejalan dengan penguatan sisi IT, karena akses sharing Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
156
IV. Wawancara dengan Bapak Johar Arifin, S.IP., MPM., Kepala Bidang Hubungan Bilateral, mewakili Asdep Dukungan Kebijakan Hubungan Internasional terhadap pengetahuan akan lebih mudah jika didokumentasikan dalam bentuk teknologi. Sehingga dokumentasi-dokumentasi arsip lebih mudah dengan dokumentasi melalui sistem IT, namun di sini tidak melakukan hal tersebut, sehingga pengelolaan data, arsip melalui komputer biasa. 5. Menurut Bapak, apakah pengetahuan yang ada saat ini sudah dikelola dengan baik? Jawab: Sebenarnya saya tidak tahu apakah itu merupakan bagian dari KM, karena memang sebelum ada Sistem Persuratan dan Disposisi Elektronik (SPDE), dan di sini membangun database internal (surat-surat yang masuk kita database dalam suatu folder dan masing-masing orang bisa mengakses data tersebut), setiap kerjaan yang diselesaikan kita dokumentasikan ke komputer kemudian diletakkan di database Asdep yang terkoneksi diantara kita, sehingga permasalahan-permasalahan kebijakan hubungan internasional yang dahulu dapat dipergunakan data-datanya. Semua orang dapat mengakses karena masing-masing orang memiliki akun. Data tersebut tersebar di berbagai komputer, sehingga dapat melihat teman sedang mengerjakan apa (sharing folder). Di tingkat Kedeputian, terdapat SPDE, yang dapat mempercepat, namun dalam praktiknya masih terdapat kendala, misalnya masih memerlukan hardcopy berkas tersebut. Kita dapat mengetahui posisi surat secara langsung, SPDE dikembangkan oleh Biro Dukungan Informatika (sekarang menjadi Asdep DDKI), yang memudahkan untuk mencari berkas/mendapatkan informasi. Apakah sudah ada mekanisme pengelolaan pengetahuan? Jawab: Dalam mengolah informasi, mereka berdasarkan kemampuannya masingmasing, jika terdapat kesulitan akan melakukan diskusi informal. Dalam praktektnya sudah ada upaya untuk memecahkan permasalahan dengan berdiskusi sesama staf. Dalam isu-isu tertentu terdapat FGD untuk membantu penyiapan bahan, data dan analisisi kebijakan hubungan internasional, kita memiliki FGD dengan mengundang instansi terkait untuk memberikan masukan terhadap pokok permasalahan tertentu. Dalam penyelesaian pekerjaan, hanya dengan diskusi antar teman untuk membantu pemecahan permasalahan. Rapat Internal juga dilakukan walaupun periodenya tidak selalu teratur. Rapat dilakukan baik antar kabag, antar staf maupun keseluruhan. Pertemuan tersebut tergantung dari isu/pokok permasalahan. 6. Kegiatan utama apa saja yang ada pada unit kerja Bapak? Jawab: Pekerjaan utama yang dilakukan adalah analisis dan rekomendasi ke Mensesneng dan Presiden, sehingga pekerjaan itu kita butuh kecepatan, ketepatan dan sisi substansinya. Hal tersebut merupakan bagian dari pekerjaan yang harus cepat diselesaikan (membutuhkan ketrampilan pengetahuan yang cukup) sehingga pokok permasalahan dapat cepat dianalisis dan kita dapat memberikan rekomendasi kebijakan. Yang pertama adalah kemampuan pengetahuan harus cukup, kemudian yang kedua adalah kemampuan untuk melakukan koordinasi dengan instansi terkait (instansi terkait merupakan bagian dari masukan kita), masukan tersebut disimpulkan dan dianalisis yang nantinya akan menjadi rekomendasi kebijakan. Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
157
IV. Wawancara dengan Bapak Johar Arifin, S.IP., MPM., Kepala Bidang Hubungan Bilateral, mewakili Asdep Dukungan Kebijakan Hubungan Internasional 7. Data, informasi, dan pengetahuan apa saja yang ada di lingkungan unit kerja Bapak? Jawab: Secara keseluruhan Asdep, bidang-bidang hanya membedakan cakupan (regional, bilateral, multilateral dan PBB). 8. Dalam melakukan pekerjaan/kegiatan apakah ada langkah-langkah/cara-cara yang sudah didefinikan dengan baik? Jawab: Asdep DKHI memiliki Standar Pelayanan (SP), sehingga langkahnya sudah jelas, misalnya dari Asdep memberikan disposisi. Namun, beberapa hal dapat dilakukan lebih cepat dari standar prosedur tersebut, misalnya permohonan audiensi ke Presiden disampaikan satu minggu sebelumnya (harus cepat disampaikan). Dengan SP sudah mencakup seluruh pekerjaan, karena detail pekerjaannya perbidang yang berbeda (namun sebenarnya inti pekerjaannya sama) 9. Terkait lingkungan organisasi, apakah ada ketidakpastian yang menyebabkan organisasi berubah? Jawab: Perubahan diperlukan dalam rangka membantu peningkatan kinerja. Oleh karena itu, mengapa dahulu bernama Biro Kajian Internasional kemudian diganti menjadi Biro Dukungan Hubungan Internasional kemudian sekarang diganti Asdep Dukungan Kebijakan Hubungan Internasional. Perubahan-perubahan tersebut datangnya dari luar, karena kemungkinan ada perubahan peraturan dari sisi nomenklatur. Namun, di dalam juga dibutuhkan untuk melakukan evaluasi organisasi, misalnya kecenderungan pekerjaan, untuk membagi beban pekerjaan di dalam harus berimbang antar bidang. Supaya dapat berimbang maka perlu ada perubahan organisasi. Saat ini telah diusulkan proses perubahan organisasi Asdep Dukungan Kebijakan Hubungan Internasional atas permintaan dari SDM (ada permintaan perubahan dari internal dan eksternal). 10. Menurut Bapak, sebagai pimpinan, apa upaya yang dilakukan untuk memotivasi para pegawai untuk berbagi pengetahuan? Jawab: Dorongan pimpinan selalu ada, karena misalnya beberapa kali rekan-rekan mengikuti pelatihan di luar negeri. Hasilnya, pernah dilakukan, sharing mengenai apa yang diperoleh dengan tujuan pengetahuan yang mereka peroleh dapat diketahui oleh teman-teman lainnya dan sebagai evaluasi dari pimpinan. Sharing yang dilakukan tergantung arahan pimpinan, tapi untuk beberapa hal yang urgent dapat mengusulkan untuk di-sharing (persetujuan pimpinan juga menentukan) karena sharing pengetahuan dapat melatih kita bagaimana menyampaikan apa yang kita peroleh kepada teman lain dan disisi lain teman-teman dapat memperoleh pengetahuan yang kita miliki. 11. Apakah Bapak pernah mendengar istilah community of practice (CoP)? Menurut Bapak apakah CoP diperlukan? CoP adalah sebuah komunitas/kelompok terorganisir yang terdiri dari individu yang tersebar secara geografis atau organisatoris tetapi berkomunikasi secara teratur dan berdiskusi mengenai isu-isu untuk kepentingan bersama. Jawab: Saya kira untuk lintas bidang diperlukan karena jika bidang tersekat-sekat namun Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
158
IV. Wawancara dengan Bapak Johar Arifin, S.IP., MPM., Kepala Bidang Hubungan Bilateral, mewakili Asdep Dukungan Kebijakan Hubungan Internasional jika sudah bicara organisasi kita harus lintas bidang sehingga perlu ada CoP. Jadi ada komunitas yang mampu untuk dapat sharing, kemudian dapat untuk menyampaikan gagasan-gagasan untuk menyampaikan perbaikan. Mungkin dalam skala ini belum terbentuk, mungkin secara informal sudah ada. 12. Menurut Bapak, perlukah struktur dan posisi/peran tambahan yang khusus mengelola pengetahuan (misalnya, bidang pengelolaan pengetahuan atau asisten deputi pengelolaan pengetahuan)? Jawab: Jika saya pribadi, jika pembentukan unit baru terkadang terhambat masalah nomenklatur, siapa yang harus bertanggung jawab, nomenklatur menentukan. Misalnya KM ditempatkan di sini tidak pas kalaupun ada dapat melekat pada unit terkait, misalnya di sini diperlukan KM paling tidak diberikan kepada seseorang untuk melakukan hal tersebut (tidak ada unit baru). Jika dalam skala yang besar misalnya, karena KM kaitan antara pengembangan SDM dengan pengelolaan IT mungkin dapat dilekatkan pada Asdep Dukungan Data dan Kebijakan karena mengelola sistemnya, sehingga misalnya membuat sistem yang dapat menghubungkan antar orang untuk berdiskusi dapat terjadi. 13. Apakah Bapak bersedia memberikan komitmen dan mendukung pengelolaan pengetahuan di unit kerja Bapak? Jawab: Saya kira kalau itu wujudnya perbaikan kinerja kita harus mendukung itu, karena pengelolaan pengetahuan itu sebuah sistem untuk mengidentifikasi proses pekerjaan, kemudian bisa menjadi bagian input untuk peningkatan kinerja berikutnya. 14. Menurut Bapak, apakah diperlukan sebuah sistem informasi untuk memfasilitasi pegawai dalam membentuk dan berbagi pengetahuan? Jawab: Ya. Saat ini ada Sistem Data Dukungan Kebijakan Nasional (SDDKN), dan juga perpustakaan online. Kalau intranet itu bagaimana Pak? di intranet juga terdapat fasilitas sharing, kemudian ada diskusinya? Intranet baik, namun tidak semuanya menggunakan (belum optimal). Terkait dengan kemampuan orang untuk menggunakan teknologi (kesulitan kita), untuk mengakses kadang kala orang malas, sebenarnya faktor orang sehingga yang sudah ada tidak maksimal, sebenarnya jika sudah tersistem bagus kita dapat memanfaatkannya. 15. Apakah ada informasi tambahan lainnya? Jawab: Permenpan Nomor 14 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Manajemen Pengetahuan, sebagai bagian dari RB merupakan hal yang bagus, karena membuka kita untuk sharing pengetahuan. Jika sharing pengetahuan akan didapatkan pemahaman baru tentang hal baru yang dapat direplikasi di tempat lain. Jadi hal-hal yang bagus akan menjadi dan meningkatkan perubahan/inovasi di organisasi lain. Bagus untuk menunjang sistem peningkatan kinerja di organisasi lain.
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
159
D.
Tabulasi Kuesioner
Data Responden Berdasarkan Unit Kerja Asdep DDKN
15
Asdep DKHI
11
Asdep Naster
19
Asdep DDKI
26 Berdasarkan Jabatan
Asisten Deputi
3
Kepala Bidang
11
Kepala Subbidang
26
Nonpejabat
31 Berdasarkan Rentang Usia
21-30 tahun
23
31-40 tahun
27
41-50 tahun
12
51-60 tahun
8
tidak memberikan informasi
1
Berdasarkan Rentang Masa Kerja < 10 tahun
43
10-19 tahun
11
20-29 tahun
8
30-39 tahun
8
tidak memberikan informai
1
Berdasarkan Jenis Kelamin Pria
36
Wanita
35
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
160
Bagian I. Faktor Kontingensi Pertanyaan No. 1
Pertanyaan No. 2
Pertanyaan No. 3
Pertanyaan No. 4
Pertanyaan No. 5
Pertanyaan No. 6
Responden
Pertanyaan No. 7
Pertanyaan No. 8
Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Jarang
Sering
Sedikit
Banyak
Rumus/ Perhitungan
Urutan kerja/ Prosedur
Tanpa Media
Dengan Media
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
1
2
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
1
0
3
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
1
4
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
0
1
5
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
1
6
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
7
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
0
1
8
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
9
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
10
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
11
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
12
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
13
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
14
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
161 Pertanyaan No. 1
Pertanyaan No. 2
Pertanyaan No. 3
Pertanyaan No. 4
Pertanyaan No. 5
Pertanyaan No. 6
Responden
Pertanyaan No. 7
Pertanyaan No. 8
Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Jarang
Sering
Sedikit
Banyak
Rumus/ Perhitungan
Urutan kerja/ Prosedur
Tanpa Media
Dengan Media
16
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
1
17
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
18
1
0
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
20
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
1
0
21
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
22
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
23
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
24
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
25
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
27
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
28
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
29
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
30
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
31
1
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
0
32
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
1
0
1
0
1
0
33
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
34
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
1
0
1
0
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
162 Pertanyaan No. 1
Pertanyaan No. 2
Pertanyaan No. 3
Pertanyaan No. 4
Pertanyaan No. 5
Pertanyaan No. 6
Responden
Pertanyaan No. 7
Pertanyaan No. 8
Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Jarang
Sering
Sedikit
Banyak
Rumus/ Perhitungan
Urutan kerja/ Prosedur
Tanpa Media
Dengan Media
35
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
36
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
38
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
39
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
40
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
41
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
0
1
42
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
44
1
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
0
45
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
46
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
47
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
1
0
0
1
49
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
1
0
0
1
50
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
51
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0
1
53
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
54
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
55
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
163 Pertanyaan No. 1
Pertanyaan No. 2
Pertanyaan No. 3
Pertanyaan No. 4
Pertanyaan No. 5
Pertanyaan No. 6
Responden
Pertanyaan No. 7
Pertanyaan No. 8
Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Jarang
Sering
Sedikit
Banyak
Rumus/ Perhitungan
Urutan kerja/ Prosedur
Tanpa Media
Dengan Media
56
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
58
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0
1
59
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
60
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
61
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
62
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
1
0
63
1
0
1
0
0
1
1
0
0
1
1
0
1
0
1
0
64
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
65
1
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0
1
0
1
0
1
66
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
1
0
67
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
69
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
1
0
1
70
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1
0
0
1
71
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
164 Bagian II. Proses KM yang Ada Saat Ini
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 4 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5
2 4 2 4 4 5 4 3 4 5 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4
3 4 1 5 4 3 4 2 4 2 4 4 3 2 3 4 4 4 2 4 3
4 3 3 5 4 3 4 4 4 4 3 4 3 2 3 3 4 4 2 4 2
5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 4 5 4 2 4 4 5 4 4 4 5
6 4 5 5 4 3 4 4 2 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 5
No. Pernyataan 7 8 4 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 2 4 2 2 5 4 3 4 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4
9 5 5 5 4 4 4 4 4 2 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4
10 5 2 5 4 3 4 3 4 4 5 4 4 2 3 3 4 4 3 3 3
11 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4
12 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 3
13 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 3 4 5 3 4 4 4 3 4
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
14 3 5 5 4 3 4 4 5 4 4 4 4 5 5 3 4 4 4 3 4
165
Responden 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
1 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 5 3 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5
2 4 3 4 5 3 2 5 4 4 2 2 3 5 2 4 5 4 4 5 5 3 4
3 4 4 2 5 4 3 3 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 2 2 3 3 3
4 4 3 5 5 4 2 5 4 4 3 2 1 5 3 4 5 3 3 5 5 3 4
5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
6 4 2 4 5 4 2 5 2 5 4 2 4 5 3 4 4 3 2 4 4 3 4
No. Pernyataan 7 8 4 4 4 4 2 3 5 5 4 3 4 2 4 4 4 4 4 2 4 1 2 1 3 3 5 5 3 3 4 4 3 4 5 3 2 2 5 5 4 5 4 3 4 4
9 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 2 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4
10 4 3 4 5 4 3 5 4 2 1 2 1 5 3 4 4 3 3 4 4 3 3
11 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4
12 4 3 4 5 4 2 5 4 5 2 2 3 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4
13 4 4 4 5 4 3 3 2 5 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 5 4 4
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
14 4 3 4 5 4 2 5 4 5 4 2 3 5 4 4 4 4 2 4 3 4 5
166
Responden 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64
1 4 5 4 4 4 1 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5
2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 2 5
3 3 3 3 4 4 4 2 4 4 4 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3
4 4 2 3 4 3 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3
5 4 4 4 3 4 1 4 4 5 5 5 4 4 4 4 2 4 3 4 4 3 4
6 3 3 4 3 3 4 3 4 5 5 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 2 4
No. Pernyataan 7 8 4 4 3 2 2 3 4 4 4 2 1 2 4 4 4 2 5 5 4 4 2 3 3 4 3 3 4 4 3 3 2 2 3 2 5 4 3 4 3 3 3 2 3 4
9 4 3 2 3 4 1 5 4 5 5 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5
10 4 2 2 3 3 2 3 4 4 4 3 4 4 4 3 2 2 4 4 4 3 4
11 4 3 4 3 4 4 3 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4
12 3 2 4 3 3 4 3 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
13 3 2 4 3 3 2 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
14 3 2 4 3 3 2 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4
167
Responden 65 66 67 68 69 70 71
1 4 5 5 5 4 4 5
2 4 2 5 5 4 4 5
3 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 5 5 4 4 3
5 3 5 5 4 4 5 3
6 3 4 5 5 4 4 4
Pilihan Jawaban 5 4 3 2 1
28 40 2 0 1
16 40 6 9 0
2 41 17 10 1
11 34 18 7 1
17 44 6 3 1
11 38 13 9 0
No. Pernyataan 7 8 4 4 3 3 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4
8 34 16 12 1
7 37 13 12 2
9 4 4 5 5 4 3 4
10 4 2 5 5 4 3 4
11 4 4 5 4 4 5 4
12 4 4 5 5 4 4 4
13 4 5 5 4 4 5 4
14 4 5 5 5 4 4 4
18 44 4 4 1
8 30 21 10 2
11 53 6 1 0
12 45 9 5 0
14 44 10 3 0
16 40 10 5 0
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
168
Bagian III. Fitur dalam KMS No.
Nama Fitur
Jumlah
1
Manajemen Dokumen
50
2
Manajemen Isu
13
3
Manajemen Berita
30
4
Forum diskusi
37
5
Chatting
17
6
Searching dokumen
48
7
Data Mining
24
8
Sistem pendukung pengambilan keputusan
23
9
Perpustakaan Online
36
10
Email / mailing list
44
Lainnya : 11
Software Khusus Penerjemahan
1
12
Social Media Group (di Mobile Phone)
1
13
Sistem Persuratan dan Disposisi Elektronik
1
14
Sharing Knowledge
1
15
Ensiklopedia
1
16
FTP
1
17
File Sharing
1
18
Browsing Internet
4
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014
169
Bagian IV. Budaya Organisasi TIPE BUDAYA SAAT INI
Jumlah Rata-rata
Jumlah Rata-rata
Jumlah Rata-rata
Jumlah Rata-rata
1A
2A
3A
4A
5A
6A
Nilai Tipe Clan Saat Ini
1755 27,4
1565 24,5
1555 24,3
1620 25,3
1525 23,8
1600 25,0
25,1
1B
2B
3B
4B
5B
6B
Nilai Tipe Adhocracy Saat Ini
1235 19,3
1250 19,5
1340 20,9
1315 20,5
1345 21,0
1185 18,5
20,0
1C
2C
3C
4C
5C
6C
Nilai Tipe Market Saat Ini
1655 25,9
1540 24,1
1545 24,1
1600 25,0
1595 24,9
1530 23,9
24,6
1D
2D
3D
4D
5D
6D
Nilai Tipe Hierarchy Saat Ini
1720 26,9
1995 31,2
1920 30,0
1835 28,7
1920 30,0
1765 27,6
29,0
TIPE BUDAYA YANG DIINGINKAN
Jumlah Rata-rata
Jumlah Rata-rata
Jumlah Rata-rata
Jumlah Rata-rata
1A
2A
3A
4A
5A
6A
Nilai Tipe Clan Yang Diinginkan
1760 27,5
1740 27,2
1760 27,5
1680 26,3
1690 26,4
1760 27,5
27,1
1B
2B
3B
4B
5B
6B
Nilai Tipe Adhocracy Yang Diinginkan
1445 22,6
1430 22,3
1440 22,5
1435 22,4
1580 24,7
1280 20,0
22,4
1C
2C
3C
4C
5C
6C
Nilai Tipe Market Yang Diinginkan
1521 23,8
1365 21,3
1605 25,1
1625 25,4
1410 22,0
1420 22,2
23,3
1D
2D
3D
4D
5D
6D
Nilai Tipe Hierarchy Yang Diinginkan
1564 24,4
1755 27,4
1520 23,8
1570 24,5
1665 26,0
1575 24,6
25,1
Universitas Indonesia
Perancangan knowledge …, Dian Kartika Putri, Fasilkom UI, 2014