No. 13/02/36/Th.IX, 16 Februari 2015
Tipologi Wilayah Hasil Pendataan Potensi Desa (Podes) 2014 Provinsi Banten Pendataan Potensi Desa (Podes) dilaksanakan 3 kali dalam 10 tahun. Berdasarkan hasil Podes 2014 Provinsi Banten pada bulan April 2014 tercatat 1.551 wilayah administrasi pemerintahan setingkat desa yang terdiri dari 1.237 desa dan 314 kelurahan. Podes juga mencatat sebanyak 155 kecamatan dan 8 kabupaten/kota. Jumlah wilayah administrasi menurut keberadaaan infrastruktur: Terdapat 8 desa/kelurahan (0,52%) tidak ada SD (termasuk MI). Seluruh kecamatan mempunyai SLTP/sederajat dan SLTA/sederajat. Di seluruh kecamatan sudah tersedia fasilitas kesehatan berupa Puskesmas/Puskesmas Pembantu (Pustu). Sebanyak 971 desa/kelurahan (62,60%) tidak mempunyai fasilitas pasar baik dengan bangunan maupun tanpa bangunan. Seluruh desa/kelurahan terdapat keluarga pengguna listrik PLN. Sebanyak 601 desa/kelurahan (38,75%) belum mempunyai penerangan di jalan utama. Sebanyak 545 desa/kelurahan (35,14%) tidak ada angkutan umum yang melewati. Sebesar 95,21% desa/kelurahan sudah tersedia jalan yang dapat dilalui kendaraan bermotor roda 4 atau lebih sepanjang tahun. Artinya masih terdapat 4,53% desa/kelurahan yang lalu-lintasnya masih bergantung pada kondisi jalan dan cuaca serta 0,26% desa/kelurahan yang jalannya tidak dapat dilalui oleh kendaraan roda 4 sepanjang tahun. Menurut Podes 2014, di Provinsi Banten terdapat 1 desa/kelurahan yang mempunyai pulau kecil terluar sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 20051. Indeks Kesulitan Geografis (IKG) merupakan indeks komposit tertimbang dengan skala 0-100 yang dihitung untuk setiap desa. Semakin besar indeks menunjukkan tingkat kesulitan geografis yang semakin tinggi. IKG di Provinsi Banten bervariasi antar wilayah dengan rentang antara 13,99 sampai 70,72.
1
Menurut PP No. 78 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Pulau Kecil Terluar terdapat 92 pulau kecil terluar. Pulau kecil terluar adalah pulau dengan luas area kurang atau sama dengan 2000 km2 yang memiliki titik-titik dasar koordinat geografis yang menghubungkan garis pangkal laut kepulauan sesuai dengan hukum internasional dan nasional.
Berita Resmi Statistik No. 13/02/36/Th.IX, 16 Februari 2015
1
1.
Wilayah Administrasi Pemerintahan
Pendataan Podes dilaksanakan 3 kali dalam 10 tahun. Podes 2014 dilaksanakan pada bulan April 2014 secara sensus terhadap seluruh wilayah administrasi pemerintahan terendah setingkat desa, yaitu desa, kelurahan, nagari dan Unit Permukiman Transmigrasi (UPT). Wilayah setingkat desa yang didata harus memenuhi tiga syarat, yaitu: 1) mempunyai wilayah, 2) mempunyai penduduk, dan 3) mempunyai pemerintahan desa. Menurut Podes 2014, di Provinsi Banten tercatat sebanyak 1.551 wilayah administrasi setingkat desa yang terdiri dari 1.237 desa dan 314 kelurahan. Selain itu, juga tercatat sebanyak 155 kecamatan dan 8 kabupaten/kota, seperti terlihat pada Lampiran 1. Desa/Kelurahan
Kecamatan
Kabupaten/Kota
1.551
8
7
2008
2011
155
8
2014
154
154
2 008
2011
1.535
1.504
2014
2008
2011
2014
Gambar 1.1. Jumlah Kabupaten, Kecamatan, dan Desa/Kelurahan di Provinsi Banten Hasil Podes, 2008 – 2014
2.
Keberadaan Infrastruktur
2.1.
Pendidikan
Hasil Podes 2014 menunjukkan bahwa hampir semua desa/kelurahan di Provinsi Banten sudah terjangkau oleh sarana pendidikan setingkat SD/MI. Hanya 0,52 persen (8 desa/kelurahan) yang tidak ada SD/MI. Sarana pendidikan menengah pertama dan menengah atas juga telah tersedia di seluruh wilayah kecamatan di Provinsi Banten. 2.2.
Kesehatan
Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat dalam memperoleh pelayanan kesehatan sesuai UUD 1945. Untuk itu, ketersediaan sarana kesehatan dasar di setiap wilayah menjadi sangat penting. Podes 2014 menunjukkan bahwa seluruh kecamatan di Provinsi Banten, yaitu sebanyak 155 kecamatan, telah dilengkapi infrastruktur kesehatan berupa Puskesmas/Puskesmas Pembantu. Sedangkan untuk level Desa/Kelurahan, hanya 3 desa/kelurahan (0,19%) di Provinsi Banten yang tidak dilengkapi dengan fasilitas Posyandu. 2.3.
Pasar
Tersedianya sarana perdagangan seperti pasar dapat menjadi salah satu indikator kemajuan perekonomian suatu wilayah. Hasil Podes 2014 mencatat sebanyak 245 desa/kelurahan (15,80%) di Provinsi Banten sudah ada pasar dengan bangunan baik permanen maupun semi permanen dan sebanyak 335 desa/kelurahan (21,60%) hanya mempunyai pasar tanpa bangunan (pasar kaget, pasar subuh, dll). Sedangkan sebanyak 971 desa/kelurahan (62,60%) tidak mempunyai fasilitas pasar, baik pasar dengan bangunan maupun tanpa bangunan. Persentase desa/kelurahan menurut keberadaan pasar di Provinsi Banten tahun 2014 seperti terlihat pada Gambar 2.1.
Berita Resmi Statistik No. 13/02/36/Th.IX, 16 Februari 2015
2
15,8
21,6 62,6
Pasar dengan Bangunan
Pasar tanpa bangunan
Tidak ada pasar
Gambar 2.1. Persentase Desa/Kelurahan Menurut Keberadaan Pasar di Provinsi Banten, 2014 2.4.
Listrik
Ketersediaan penerangan listrik menjadi hal yang penting untuk menunjang kemajuan suatu wilayah. Seluruh desa/kelurahan di Provinsi Banten sudah teraliri listrik. Dari data Podes 2014 tercatat seluruh desa/kelurahan di Provinsi Banten sudah teraliri listrik. Sebanyak 1.116 desa/kelurahan dimana seluruh keluarga sudah menggunakan listrik dan sebanyak 435 desa/kelurahan dimana sebagian keluarga belum menggunakan listrik. Terkait keberadaan penerangan jalan utama di desa/kelurahan, sebanyak 601 desa/kelurahan (38,75%) masih belum tersedia penerangan jalan utama. Menurut jenis penerangannya dari 950 desa/kelurahan yang sudah tersedia penerangan jalan utama, dibedakan menjadi dua yaitu sebanyak 716 desa/kelurahan dengan listrik pemerintah dan sebanyak 234 desa/kelurahan disediakan oleh non pemerintah. Persentase desa/kelurahan menurut keberadaan keluarga pengguna listrik dan penerangan di jalan utama disajikan pada Gambar 2.2. Persentase Desa/Kelurahan Menurut Keluarga Pengguna Listrik
Persentase Desa/Kelurahan Menurut Keberadaan Penerangan di Jalan Utama
Gambar 2.2. Persentase Desa/Kelurahan Menurut Keberadaan Keluarga Pengguna Listrik dan Penerangan di Jalan Utama Desa di Provinsi Banten, 2014
Berita Resmi Statistik No. 13/02/36/Th.IX, 16 Februari 2015
3
2.5.
Jalan
Infrastruktur transportasi merupakan infrastruktur dasar yang sangat penting sebagai sarana pengangkutan yang berperan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi karena ketersediaan jalan akan meminimalkan modal komplementer sehingga proses produksi dan distribusi akan lebih efisien. Pembangunan prasarana jalan akan meningkatkan pertumbuhan wilayah-wilayah baru dengan meningkatnya volume lalu lintas. Sebaliknya, prasarana jalan yang buruk dan rusak akan menghambat alokasi sumber daya, pengembangan industri, pendistribusian faktor produksi, barang dan jasa, yang pada akhirnya akan memengaruhi pendapatan. Hasil Podes 2014 menunjukkan sebesar 95,21% desa/kelurahan sudah tersedia jalan yang dapat dilalui kendaraan bermotor roda 4 atau lebih sepanjang tahun. Artinya masih terdapat 4,53% desa/kelurahan yang lalulintasnya masih bergantung pada kondisi jalan dan cuaca serta 0,26% desa/kelurahan yang jalannya tidak dapat dilalui oleh kendaraan roda 4 sepanjang tahun. 3.
Desa/Kelurahan Terluar Menurut Podes 2014, di Provinsi Banten terdapat 1 desa yang mempunyai pulau kecil terluar sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor Tahun 2005. Pulau tersebut adalah Pulau Deli yang secara administratif menjadi bagian wilayah Desa Cikiruhwetan, Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang. Pulau ini berbatasan dengan wilayah laut Negara Australia. Jumlah penduduk yang menghuni Desa Cikiruhwetan adalah sebesar 6.194 jiwa. 4.
Indeks Kesulitan Geografis (IKG) Desa
Menurut Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 2014 Tentang Dana Desa, salah satu komponen yang digunakan dalam pengalokasian dana desa adalah IKG desa. BPS telah menyusun IKG untuk seluruh wilayah pemerintahan setingkat desa. IKG merupakan indeks komposit yang mempunyai skala dari 0 - 100 yang dibentuk oleh tiga komponen, yaitu: 1) ketersediaan pelayanan dasar, 2) kondisi infrastruktur, dan 3) aksesibilitas/transportasi. Semakin tinggi indeks menunjukkan tingkat kesulitan geografis yang semakin tinggi. Tabel 4.1. menyajikan IKG setiap kabupaten di Provinsi Banten. IKG terendah sebesar 13,99 yang terdapat di Desa Curug Sangereng, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang dan IKG tertinggi sebesar 70,72 yang terdapat di Desa Cikate, Kecamatan Cigemblong, Kabupaten Lebak. Nilai tengah IKG secara provinsi adalah sebesar 39,79. Tabel 4.1. IKG Desa Menurut Kabupaten di Provinsi Banten, 2014 Kabupaten
IKG Desa Terendah
Nilai Tengah
Tertinggi
(2)
(3)
(4)
Pandeglang
17,06
42,65
68,05
Lebak
18,79
40,94
70,72
Tangerang
13,99
33,95
55,19
Serang
14,22
39,72
53,59
Banten
13,99
39,79
70,72
(1)
Berita Resmi Statistik No. 13/02/36/Th.IX, 16 Februari 2015
4
Lampiran 1. Jumlah Kecamatan dan Desa/Kelurahan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, 2014 Kabupaten/Kota (1)
Kecamatan
Desa
Kelurahan
Total Desa/Kelurahan
(2)
(3)
(4)
(5)
Kabupaten
Pandeglang
35
326
13
339
Kabupaten
Lebak
28
340
5
345
Kabupaten
Tangerang
29
245
29
274
Kabupaten
Serang
29
326
0
326
Kota
Tangerang
13
0
104
104
Kota
Cilegon
8
0
43
43
Kota
Serang
6
0
66
66
Kota
Tangerang Selatan
7
0
54
54
155
1.237
314
1.551
BANTEN
Lampiran 2. Jumlah Desa/Kelurahan yang Mempunyai Sekolah di Provinsi Banten, 2014 Kabupaten/Kota (1)
TK/RA/BA
SD/MI
SMP/MTS
SMU/MA/SMK
(2)
(3)
(4)
(5)
Kabupaten Kabupaten
Pandeglang
241
338
230
117
Lebak
177
342
267
135
Kabupaten
Tangerang
241
274
228
163
Kabupaten
Serang
178
326
232
147
Kota
Tangerang
103
100
85
80
Kota
Cilegon
42
43
37
34
Kota
Serang
53
66
51
34
Kota
Tangerang Selatan
54
54
52
44
1.089
1.543
1.182
754
BANTEN
Berita Resmi Statistik No. 13/02/36/Th.IX, 16 Februari 2015
5
Lampiran 3. Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Keberadaan Sarana Kesehatan di Provinsi Banten, 2014 Kabupaten/Kota (1)
Puskesmas
Pustu
Poskesdes
Polindes
Posyandu
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Kabupaten Kabupaten
Pandeglang
36
70
66
12
339
Lebak
41
77
65
15
345
Kabupaten
Tangerang
41
43
59
36
271
Kabupaten
Serang
31
43
49
23
326
Kota
Tangerang
33
9
-
-
104
Kota
Cilegon
8
9
16
10
43
Kota
Serang
16
13
20
8
66
Kota
Tangerang Selatan
27
15
2
-
54
233
279
277
104
1.548
BANTEN
Lampiran 4. Jumlah Desa/Kelurahan yang Ada Keluarga Pengguna Listrik dan Penerangan di Jalan Utama Desa di Provinsi Banten, 2014 Kabupaten/Kota
(1)
Keberadaan Keluarga Pengguna Listrik
Penerangan Jalan Utama Desa
Listrik PLN
Listrik Non PLN
Ada
Tidak
Total
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Kabupaten Kabupaten
Pandeglang
339
14
142
197
339
Lebak
345
12
200
145
345
Kabupaten
Tangerang
274
-
153
121
274
Kabupaten
Serang
326
1
198
128
326
Kota
Tangerang
104
-
104
-
104
Kota
Cilegon
43
2
41
2
43
Kota
Serang
66
5
58
8
66
Kota
Tangerang Selatan
54
-
54
-
54
1.551
34
950
601
1.551
BANTEN
Berita Resmi Statistik No. 13/02/36/Th.IX, 16 Februari 2015
6
Lampiran 5. Jumlah Desa/Kelurahan yang Ada maupun yang Tidak Ada Pasar dengan Bangunan di Provinsi Banten, 2014 Ada Pasar dengan Bangunan
Kabupaten/Kota (1)
Ada Pasar Tanpa Bangunan
Tidak Ada Pasar
(2)
(3)
(4)
Kabupaten Kabupaten
Pandeglang
32
6
301
Lebak
43
21
281
Kabupaten
Tangerang
59
170
45
Kabupaten
Serang
47
57
222
Kota
Tangerang
34
46
24
Kota
Cilegon
5
3
35
Kota
Serang
7
3
56
Kota
Tangerang Selatan
18
29
7
245
335
971
BANTEN
Lampiran 6. Persentase Desa/Kelurahan yang Lalu-Lintas dari dan ke Desa/Kelurahan Melalui Darat Menurut Kondisi Jalan yang Dapat Dilalui Kendaraan Roda 4 Atau Lebih di Provinsi Banten, 2014 Kabupaten/Kota
(1)
Kabupaten Pandeglang Kabupaten Lebak Kabupaten Tangerang Kabupaten
Serang
Kota
Tangerang
Kota
Cilegon
Kota
Serang
Kota
Tangerang Selatan BANTEN
Kondisi Jalan yang Dapat Dilalui Kendaraan Roda 4 atau Lebih Sepanjang Tahun kecuali Sepanjang Musim Hujan
Tidak Dapat Dilalui Sepanjang Tahun
Sepanjang Tahun
Sepanjang Tahun kecuali Saat Tertentu
(2)
(3)
(4)
(5)
91,74 92,94 99,27 94,79 98,08 97,67 100,00 100,00
3,83 4,41 0,00 4,29 0,00 0,00 0,00 0,00
4,42 1,76 0,73 0,92 1,92 0,00 0,00 0,00
0,00 0,88 0,00 0,00 0,00 2,33 0,00 0,00
95,21
2,72
1,81
0,26
Berita Resmi Statistik No. 13/02/36/Th.IX, 16 Februari 2015
7