TINJAUAN KRITIS TERHADAP ADAP PANDANGAN EISENMAN TENTANG KONTRADIKSI ANTARA PAULUS DAN YAKOBUS
TESIS
Diajukan untuk Melengkapi Tugas Tugas-Tugas dan Memenuhi Salah Satu Syarat Akademik Bagi agi Pencapaian Gelar
MAGISTER TEOLOGI Jurusan Teologi Kependetaan
Oleh VICTOR CHRISTIANTO NIM: 2013-28
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI SATYABHAKTI MALANG SEPTEMBER 2014
RIWAYAT HIDUP
Victor Christianto lahir di Malang, Indonesia pada tahun 1969, dan menempuh pendidikan dasar hingga universitas di Malang. Ia menyelesaikan studi di Fakultas Teknik Universitas Negeri Brawijaya pada bulan September 1992. Selanjutnya ia bekerja sebagai insinyur dari 1993-2000 dalam pelbagai proyek di Jakarta dan luar Jawa. Pada tahun 2000 dia kembali ke Jakarta dan beralih profesi menjadi webdeveloper yang ditekuninya hingga 2008. Sejak 2000 hingga 2008, ia juga belajar secara otodidak tentang gravitasi dan kosmologi di luar jam kerja. Ia juga menerbitkan beberapa artikel ilmiah dan buku-buku sejak 2004. Pada bulan Desember 2008, ia memperoleh beasiswa untuk menempuh studi gravitasi dan kosmologi di Institute of Gravitation and Cosmology di Peoples’s Friendship University of Russia (RUDN), Moscow (Desember 2008-Juni 2009), sebelum beralih fokus ke teologi. Saat ini ia adalah staf pengajar di Institut Pertanian Malang sekaligus sedang menyelesaikan studi di program pascasarjana (MTh.) di Sekolah Tinggi Teologi Satyabhakti (www.sttsati.org). Bidang minatnya meliputi antara lain: teologi, sejarah Kekristenan Perdana, Naskah-naskah Laut Mati, energi terbarukan, gravitasi dan kosmologi. Ia telah menerbitkan 3 buku spiritual, yaitu: Grace for you: 44 Guides for Living Inspired by Jesus Christ (2013), A.L.I.C.E. with Jesus: A LIfe-Changing Experience with Jesus (2014), dan Drink the New Wine (2014). Ketiga buku tersebut diterbitkan oleh Blessed Hope Publishing, Saarbrucken, Jerman. Aktivitas lain di antaranya adalah kegiatan gerejawi di samping mengelola situs jejaring sosial untuk pengembangan energi terbarukan (www.sciprint.org). Hingga Pebruari 9, 2014, situs jejaring sosial tersebut telah memiliki 30.000 anggota terdaftar dari mancanegara. Dalam kurun waktu 2005-2014 ia telah menerbitkan lebih dari 12 buku baik bersamasama dengan Prof. Florentin Smarandache dan ilmuwan lainnya, maupun sendiri, termasuk: a. Florentin Smarandache & Victor Christianto. Multi-Valued Logic, Neutrosophy, and Schrödinger Equation. USA: Hexis-Phoenix, 2006. b. Florentin Smarandache, Victor Christianto, Radi Khrapko, Fu Yuhua, John Hutchison. Unfolding the Labyrinth: Open Problems in Physics, Mathematics, Astrophysics and other Areas of Science. USA: Hexis-Phoenix, 2006. (Koleksi paper-paper ilmiah) c. Florentin Smarandache & Victor Christianto (editors). Quantization in Astrophysics, Brownian Motion and Supersymmetry. Chennai, Tamil Nadu, India: MathTiger, 2007. (Koleksi paper-paper ilmiah) d. Florentin Smarandache & Victor Christianto (editors). Hadron Models and related New Energy issues (2008). (Koleksi paper-paper ilmiah) e. Florentin Smarandache & Victor Christianto. Cultural Advantage for Cities: An alternative for developing countries (2008). f. Fu Yuhua, Florentin Smarandache & Victor Christianto (editors). Cultural Advantages in China: Tale of Six Cities (2009). (Koleksi paper-paper tentang Cina.) g. Florentin Smarandache & Victor Christianto. Neutrosophic Logic, Wave Mechanics, and Other Stories: Selected Works 2005-2008 (2009). (Koleksi paper-paper ilmiah) h. Florentin Smarandache, Victor Christianto & Pavel Pintr (editors). Quantization and Discretization at Large Scales. Columbus, Ohio: ZIP Publishing, 2012. (Koleksi paper-paper ilmiah tentang astrofisika)
i
i. Victor Christianto. Some Problems of Nuclear Energy Development in Asia. Amazon Kindle Digital Publishing, 2013. URL: http://www.amazon.com/dp/B00B4LW5ZW or: http://www.amazon.co.jp/problems-nuclear-energy-development-ebook/dp/B00B4LW5ZW j. Florentin Smarandache & Victor Christianto. Clan Capitalism, Graph Distance, and Other Issues. Bucharest: Kogaion Editions, 2013. URL: http://www.gallup.unm.edu/~smarandache/ClanCapitalism.pdf k. Florentin Smarandache , Victor Christianto. A Journey into Quantization in Astrophysics: A Collection of Scientific Papers. Gallup, New Mexico, USA: Multimedia Larga, 2013. (Koleksi paper-paper ilmiah tentang astrofisika dan kosmologi.) l. Victor Christianto. Grace for you: 44 Guides for Living inspired by Jesus Christ. Saarbrucken, Germany: Blessed Hope Publishing, 2013. URL: https://www.morebooks.de/store/gb/book/grace-for-you/isbn/978-3-639-50070-7 m. Victor Christianto. A.L.I.C.E. with Jesus: A Life-Changing Experience with Jesus. Saarbrucken, Germany: Blessed Hope Publishing, 2014. URL: https://www.morebooks.de/store/gb/book/a-l-i-c-e-with-jesus/isbn/978-3-639-50080-6 n. Victor Christianto. Drink the New Wine: Experience God in your daily life. Saarbrucken, Germany: Blessed Hope Publishing, 2014. http://www.morebooks.de o. Victor Christianto Seeking a Theory for the End of the World: Introduction to Fractal Vibrating String. Saarbrucken, Germany: Lambert Academic Publishing, 2014. http://www.morebooks.de Selain itu ia juga telah menulis lebih dari 50 paper fisika, ekonomi dan topic-topik lainnya yang dipublikasikan di http://www.vixra.org, misalnya: n. www.vixra.org/abs/0912.0036 o. www.vixra.org/abs/0912.0037 p. www.vixra.org/abs/1001.0005 q. www.vixra.org/abs/1001.0003 r. www.vixra.org/abs/0912.0053
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul Tesis
: TINJAUAN KRITIS TERHADAP PANDANGAN EISENMAN TENTANG KONTRADIKSI ANTARA PAULUS DAN YAKOBUS
Disusun oleh
: Victor Christianto
Nomor Induk Mahasiswa
: 2013-28
Program Pendidikan
: Magister Teologi
Jurusan
: Teologi – Kependetaan
Lembaga Pendidikan
: Sekolah Tinggi Teologi Satyabhakti
Malang, 25 Agustus 2014
Disetujui oleh: Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Dr. Paskalis Edwin Nyoman Paska
Drs. Gani Wiyono, M.Th., Th.M.
iii
PENGESAHAN KARYA ILMIAH Tesis ini diberi judul TINJAUAN KRITIS TERHADAP PANDANGAN EISENMAN TENTANG KONTRADIKSI ANTARA PAULUS DAN YAKOBUS
Ditulis oleh Victor Christianto Untuk memenuhi salah satu syarat akademik bagi gelar MAGISTER TEOLOGI Jurusan Teologi – Kependetaan Telah dibaca, diuji, diterima, dan disahkan oleh: Penguji, Bidang Akademik dan Ketua Sekolah Tinggi Teologi Satyabhakti-Malang
Disahkan di: Malang Tanggal : 2 September 2014
TIM PENGUJI Anggota I
Ketua
Dr. Paskalis E. N. Paska
Anggota II
Soerono, M.Div., M.Th. Drs. Gani Wiyono, M.Th., Th.M.
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI SATYABHAKTI Ketua
Bidang Akademik
Gatut Budiyono, M.Div., D.Min.
Drs. Gani Wiyono, M.Th., Th.M.
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Allah Bapa di Surga yang telah membimbing dan memampukan penulis untuk mengerjakan tesis ini dari awal Februari 2014 hingga Agustus 2014. Tanpa pertolongan dan kekuatan yang diberikan-Nya niscaya tesis ini tidak akan dapat selesai pada waktunya. Tesis ini merupakan cerminan dari keresahan yang dirasakan penulis sejak kira-kira 20 tahun yang lalu karena tuduhan Paulinisme yang kerap dilontarkan oleh beberapa penulis khususnya di Indonesia terhadap ajaran Kekristenan (cf. Tom Jacobs). Tuduhan itu di antaranya adalah bahwa Kekristenan adalah agama buatan Paulus, bukan Yesus Kristus. Melalui diskusi dengan Dr. Bambang Noorsena, SH., MH. sekitar bulan Agustus 2013, penulis mendapati bahwa pertanyaan tersebut masih sangat relevan, khususnya dalam konteks penafsiran Naskah-naskah Laut Mati. Karena itulah lalu penulis mengajukan topik tesis tentang Robert Eisenman. Dalam kesempatan ini penulis ingin berterimakasih kepada beberapa pihak antara lain: - Bp. Dr. Paskalis Edwin Nyoman Paska yang telah membimbing penulis dalam penulisan tesis ini dengan begitu cermat, termasuk membaca lebih dari 5 kali setiap bab serta memberikan saran-saran yang berharga. - Bp. Pdt. Drs. Gani Wiyono, M.Th., Th.M., yang telah memberikan saran dan referensi berharga berupa lebih dari 20 buku seputar Naskah-naskah Laut Mati dan teologi Paulus. Penulis telah berupaya menyertakan referensi yang disarankan, meskipun tidak semua. - Ibu Pdt. Julia Theis Dermawan, S.Th, M.A., yang telah memberikan banyak informasi seputar penulisan tesis hingga tesis ini dapat terselesaikan. - Bp. Dr. Bambang Noorsena, SH., MH., yang telah meluangkan waktu untuk berdiskusi dengan penulis tentang penafsiran Naskah-naskah Laut Mati dan topiktopik lainnya. - Kakak saya David Handriyanto, MBA., yang telah memberikan dukungan moral maupun finansial dalam menempuh studi di STT Satyabhakti. - Adik-adik saya, Sonny Agustinus dan Eva Handriyantini, ST., MSi., yang telah memberikan dukungan secara moral selama penulis belajar di STT Satyabhakti. - Perpustakaan Seminari Alkitab Asia Tenggara (SAAT) Malang, yang telah mengijinkan penulis untuk mengakses literatur tentang Naskah Laut Mati. - Saudara Reynold Yulius (Arie), yang telah meluangkan waktu untuk membaca naskah tesis ini. Sebagai kata penutup, penulis juga berterimakasih kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai sumber inspirasi dan kekuatan bagi penulis. Dialah Raja segala raja, Putra Allah yang Mahakudus. Soli Deo Gloria!
Malang, 25 Agustus 2014
Victor Christianto
v
DAFTAR ISI RIWAYAT HIDUP ……………………………………………………………. LEMBAR PERSETUJUAN …………………………………………………… LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………………. KATA PENGANTAR …………………………………………………………. DAFTAR ISI …………………………………………………………………… DAFTAR TABEL ……………………………………………………………… ABSTRAKSI …………………………………………………………………… PENDAHULUAN ……………………………………………………………… Latar Belakang Masalah ………………………………………………... Rumusan Masalah ……………………………………………………… Tujuan Penelitian ……………………………………………………….. Pentingnya Penelitian …………………………………………………... Ruang Lingkup …………………………………………………………. Metode Penelitian ………………………………………………………. Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data …………………… Metode Penarikan Kesimpulan …………………………………. Definisi Istilah …………………………………………………………… Sistimatika Penulisan …………………………………………………….
i iii iv v vi viii ix 1 1 4 4 5 6 6 6 8 9 11
BAB I NASKAH-NASKAH LAUT MATI …………………………………….. Latar Belakang Historis …………………………………………………. Penanggalan (Dating) …………………………………………………… Gagasan-gagasan Utama ………………………………………………... Dokumen Damaskus ……………………………………………. Komentar atas Habakuk ………………………………………… Asal-usul Naskah-naskah Laut Mati ……………………………………. Beberapa Teori tentang Asal-Usul Naskah Laut Mati ………….. Dokumen Damaskus ……………………………………………. Kepercayaan Kaum Eseni ………………………………………. Sejarah Bangsa Yahudi Periode Bait Suci Kedua dan Daftar Imam Besar Menjelang dan Awal Dinasti Hasmonean ………………………………. Kaum Eseni dalam Catatan Sejarah …………………………………….. Perbedaan antara Jemaat Qumran dan Kristen Perdana ………………… Catatan Penyimpul ……………………………………………………….
13 13 14 14 17 19 23 23 28 29
BAB II TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PANDANGAN EISENMAN….. Pandangan Eisenman …………………………………………………….. Tinjauan Tekstual atas Pandangan Eisenman berdasar Naskah-naskah Laut Mati ………………………………………… Tinjauan Historis menurut Pandangan Para Bapa Rasuli ………………… Tinjauan Biblika berdasarkan Tulisan Paulus dan Yakobus ……………... vi
30 40 43 45 47 47 52 66 72
Catatan Penyimpul …………………………………………………………
78
BAB III KESATUAN DALAM PERBEDAAN ANTARA PAULUS DAN YAKOBUS ………………………………………………………………………… 81 Perkembangan Pemikiran mengenai Paulus dalam Sejarah ………………. 81 Apakah Alkitab Mengindikasikan Adanya Kontradiksi antara Kekristenan Yahudi dan Kekristenan Paulus? …………………………………………………... 87 Relasi antara Paulus dan Kekristenan Yahudi: Kesatuan dalam Perbedaan 92 Perspektif Baru tentang Paulus ……………………………………………. 100 BAB IV PENUTUP: KESIMPULAN DAN SARAN …………………………….. Kesimpulan ………………………………………………………………… Saran ………………………………………………………………………..
102 102 106
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………… 110 LAMPIRAN A: BIOGRAFI SINGKAT ROBERT EISENMAN ………………… 118 LAMPIRAN B: METODE BERTEOLOGI DAN BERBAGAI GARIS PEDOMAN DALAM MENGEVALUASI BERBAGAI METODE PENELITIAN …… 121
vii
DAFTAR TABEL Tabel 1. Sejarah Bangsa Yahudi Sejak Kembali dari Babel 2. Daftar Imam Besar Menjelang dan Awal Dinasti Hasmonean dan Perkiraan Masa Jabatan Guru Kebenaran 3. Perbedaan Penggunaan Pistis, Erga, dan Dikaioo dalam Paulus dan Yakobus 4. Spektrum Kekristenan Perdana
viii
Halaman 31 38 76 83
ABSTRAKSI Victor Christianto, 2014. Tinjauan Kritis terhadap Pandangan Eisenman tentang Kontradiksi antara Paulus dan Yakobus. Tesis, Jurusan: Teologi - Kependetaan. Sekolah Tinggi Teologi Satyabhakti, Malang. Pembimbing: Dr. Paskalis Edwin Nyoman Paska dan Drs. Gani Wiyono, M.Th., Th.M. Kata kunci: Dead Sea Scrolls, Robert Eisenman, Kekristenan Yahudi, sejarah Gereja Perdana, 4Q246, Apostolic Fathers, Paulus, James the Just, Yakobus. Seperti yang kita ketahui, ada banyak buku baru tentang Naskah-naskah Laut Mati, terutama sejak dibukanya akses kepada publik pada 1990an sehingga semua orang yang berminat dapat mengakses Dead Sea Scrolls (DSS). Untuk menyikapi derasnya arus informasi karena keterbukaan akses terhadap Naskah-naskah Laut Mati tersebut, diperlukan studi ilmiah berdasarkan sumber primer agar tidak mudah terseret oleh pelbagai pendapat yang beragam. Salah satu pendapat yang sangat kontroversial dikemukakan oleh Robert Eisenman. Pada intinya ia berpendapat sebagai berikut: (a) Naskah-naskah Laut Mati ditulis setelah tahun 30an M, jadi berkaitan erat dengan Kekristenan Perdana; (b) Yakobus saudara Yesus adalah Guru Kebenaran yang disebut dalam Naskah-naskah Laut Mati; (c) Rasul Paulus adalah Manusia Pendusta dalam Naskah-naskah Laut Mati, sekaligus Simon Magus dalam Pseudo-Clementine; (d) Rasul Paulus adalah seorang Herodian; (e) Kitab-kitab Perjanjian Baru termasuk Kisah Para Rasul banyak dimodifikasi untuk menutupi tokoh sebenarnya yaitu Yakobus saudara Yesus. Untuk meneliti pandangan Eisenman di atas, maka penulis mengajukan beberapa pertanyaan sebagaimana dapat dibaca pada bagian rumusan masalah. Pada intinya penulis ingin mengetahui bagaimana sebenarnya relasi antara Paulus dengan Gereja Yerusalem secara umum, dan relasi antara Paulus dengan Yakobus saudara Yesus, dengan tujuan untuk menjawab apakah benar hipotesis Eisenman tersebut. Karena itu maka tinjauan dalam tesis ini dibagi menjadi 3: tinjauan tekstual, historis, dan biblika. Kesimpulan yang dapat ditarik di antaranya adalah bahwa tesis ini menyiratkan adanya persoalan yang diakibatkan oleh perbedaan pandangan para teolog modern tentang sejarah Gereja Perdana. Namun, pertanyaan yang diajukan pada bagian Pendahuluan dapat dijawab sebagai berikut: (a) Naskah-naskah Laut Mati tidak mendukung pandangan Eisenman bahwa Yakobus adalah Guru Kebenaran; (b) Tulisan-tulisan para Bapa Rasuli (Apostolic Fathers) tidak mendukung kesimpulan Eisenman yang menyatakan bahwa ada kontradiksi antara Yakobus dan Paulus dalam Gereja mula-mula; (c) Tidak ada kontradiksi antara Kekristenan Yahudi (JudeoChristianity) dan Kekristenan Paulus (Pauline Christianity) dalam Alkitab. Penulis juga menyimpulkan bahwa diperlukan penulisan ulang sejarah Gereja Perdana berdasarkan sumbersumber primer dan yang bersifat lintas-denominasi. Terlepas dari perdebatan seputar pandangan Eisenman, tesis ini merupakan cerminan dari keresahan yang dirasakan penulis sejak kira-kira 20 tahun yang lalu karena tuduhan Paulinisme yang kerap dilontarkan oleh beberapa penulis khususnya di Indonesia terhadap ajaran Kekristenan (cf. Tom Jacobs). Tuduhan itu di antaranya adalah bahwa Kekristenan adalah agama buatan Paulus, bukan Yesus Kristus. Penulis berharap tesis ini akan menyumbang untuk meluruskan peran dan relasi Paulus dalam Gereja Perdana dan untuk menunjukkan bahwa tuduhan Paulinisme tersebut tidaklah beralasan.
ix
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dalam dua dekade terakhir ini telah terbit beberapa buku yang menyemarakkan diskusi di kalangan para ahli maupun awam seputar penafsiran Naskah-naskah Laut Mati (Dead Sea Scrolls). Memang Naskah-naskah Laut Mati telah menimbulkan perdebatan sejak pertama kali ditemukan lebih dari 6 dekade yang lalu pada tahun 1947 di Qumran oleh para gembala suku Bedouin. Pada umumnya di antara para ahli terdapat kesepakatan bahwa Naskah-naskah Laut Mati menguatkan keyakinan iman Kristen akan keaslian naskah-naskah Alkitab, seperti misalnya kitab Yesaya versi Naskah-naskah Laut Mati yang ditemukan ternyata nyaris sama dengan yang dijumpai pada versi 1000 tahun setelahnya. Namun demikian ada sementara ahli seperti Robert Eisenman yang mengajukan argumentasi bahwa Naskah-naskah Laut Mati menunjukkan adanya kontradiksi di antara jemaat Kristen mula-mula, khususnya antara Yakobus dan Paulus. Dalam hal ini, Yakobus diidentifikasikan sebagai Guru Kebenaran dan Paulus sebagai Sang Pendusta.1 Selain pandangan tersebut, Eisenman juga memaparkan hipotesisnya bahwa Paulus adalah seorang Herodian dalam sebuah makalah yang diterbitkan di Journal of Higher Criticism, 1996.2 Eisenman menyuarakan pandangan-pandangannya dalam beberapa bukunya, di antaranya The Dead Sea Scrolls Uncovered (1993) yang ditulisnya bersama Michael Wise, 1
Lihat misalnya Anthony J. Saldarini, “Freedom Fighters”, The New York Times, April 27, 1997.
2
Robert Eisenman, “Paul as Herodian”, JHC 3/1 (Spring):110-122, Institute for Higher Critical Studies, 1996.
1
2 James The Brother of Jesus (1997), dan juga The Dead Sea Scrolls and the First Christians (2004). Salah satu implikasi dari pandangan Eisenman tersebut adalah munculnya tuduhan bahwa gereja mula-mula mengalami perpecahan antara aliran Kekristenan Yudea (Judeo Christianity) dan Kekristenan Paulus (Pauline Christianity), dan bahwa Kekristenan Yudea memiliki penerus hingga sekarang yaitu para penganut Islam. Dengan demikian, tampaknya Eisenman memberi jalan kepada suatu penafsiran yang unik, yakni bahwa seolah-olah Naskah-naskah Laut Mati mendukung penafsiran Islam terhadap Perjanjian Lama. Beberapa penulis Muslim juga merujuk pada polemik seputar Naskah-naskah Laut Mati dalam bukubuku mereka.3 Selain itu, pandangan Eisenman tersebut tampak menguatkan persepsi sebagian pemikir Islam (termasuk di Indonesia) yang berpendapat bahwa “agama Nasrani itu lebih tepat dinamakan paulinisme (agama Paulus)”.4 Sebagai contoh, salah satu komentar terhadap buku Eisenman yang dibuat oleh Murray Sayle berbunyi sebagai berikut: Robert Eisenman's "James the Brother of Jesus" makes a penitential read, but he brings together much new evidence, from textual analysis and archeology, about this purely Jewish kind of Christian revelation. This kept to Judaism's strict monotheism, austerity, dietry laws and circumcision - teachings which its earliest members must have heard from the Master himself. The Christianity of James died out or was supressed but a faith spiritually descended from it is still alive. Its followers call it Submission (to the will of God) or, in Arabic, Islam.5 3
Beberapa penulis Muslim yang bisa disebut di sini antara lain adalah: H.M. Rasjidi, O. Hasyem, dan Saleh A. Nahdi. Lihat Bambang Noorsena, The Dead Sea Scrolls: Mengguncang atau Mendukung Kekristenan? Cet.I, (Malang: Roemah Boekoe – ISCS, 2013), 42-43. 4
Tom Jacobs, Paulus – Hidup, Karya dan Teologinya. Cet.-2 (Yogyakarta: Penerbit Yayasan Kanisius, 1983; Jakarta: B.P.K. Gunung Mulia, 1984), 110-113. 5
Murray Sayle, Books of the Week, Mail on Sunday, 30th March 1997, London (UK); blurp on Robert Eisenman, James the Brother of Jesus: The Key to Unlocking the Secrets of Early Christianity and the Dead Sea Scrolls (Middlesex, England: Penguin Books, 1997), cited by Rob Adams, “On Robert Eisenman and his theories” [artikel on-line]; diambil dari http://www.answering-islam.org/Literature/eisenman.html; Internet; diakses 26 Agustus 2013.
3 (“James the Brother of Jesus” dari Robert Eisenman membuat pembacaan menjadi penuh rasa sesal, tapi dia membawa banyak bukti baru, dari analisis tekstual dan arkeologi, mengenai Kekristenan Yahudi yang murni ini. Hal ini menjaga monoteisme Yahudi yang ketat, kecermatan, aturan-aturan tentang makanan, dan sunat – ajaran-ajaran yang mestinya didengar oleh jemaat mula-mula dari Sang Guru sendiri. Kekristenan Yakobus telah punah namun iman yang diwariskan darinya masih tetap hidup. Para penganutnya menyebutnya Ketaatan (pada Kehendak Allah), atau dalam bahasa Arab, Islam.) Hipotesis mengenai adanya kontradiksi antara Petrus/Yakobus dan Paulus dapat ditelusuri ke belakang sampai pada Ferdinand C. Baur6 yang mengajukan pandangan dialektis ala Hegel yaitu bahwa terdapat tesis yaitu Kekristenan Yudea versi Petrus/Yakobus dan Kekristenan Paulus yang kemudian bersintesis. Baur antara lain menyatakan bahwa Perjanjian Baru terdiri atas berbagai teologi yang berbeda dan bahwa setiap kitab dalam Perjanjian Baru lebih tepat disebut sebagai “dokumen golongan” dan dimotivasi oleh agenda teologi yang khusus yang disebut “Tendenz”. Beberapa kitab bercorak Kekristenan-Yahudi (Matius, Surat Yakobus), beberapa bercorak Kekristenan Yunani (Surat-surat Paulus), dan beberapa adalah sintesis (Kisah Para Rasul, Ibrani, dan Injil Yohanes).7 Meskipun Eisenman tidak mengutip gagasan dialektis Baur, namun tampak adanya kemiripan gagasan antara keduanya. Di samping itu, kita ketahui juga bahwa hingga sekitar 1990an 20% dari fragmenfragmen Qumran tersebut belum diterbitkan. Karena itu, banyak tuduhan diarahkan kepada
6
7
Noorsena, 34.
Michael J. Kruger, “Baur vs. Bauer: Is the New Testament really filled with contradictory Theologies?” July 18, 2012 [artikel on-line]; diambil dari URL: http://michaeljkruger.com/baur-vs-bauer-isthe-new-testament-really-filledwith-contradictory-theologies/; Internet; diakses 23 Januari 2014.
4 Vatikan, seolah-olah Gereja Katolik sengaja menyensor fragmen-fragmen yang dianggap mengancam keunikan iman Kristen.8 Berhubung karena isu teologis ini telah menyebar dan menimbulkan dampak yang luas, baik di kalangan umat Kristen maupun ke non-Kristen, maka penulis tertarik untuk menelaah kebenaran pandangan Eisenman tersebut secara teologis, historis, maupun biblika.
Rumusan Masalah Yang menjadi rumusan masalah dalam tesis ini adalah: 1. Benarkah Naskah-naskah Laut Mati mendukung pandangan Eisenman bahwa Yakobus adalah Guru Kebenaran dan Paulus adalah Sang Pendusta? 2. Benarkah tulisan-tulisan para Bapa Rasuli (Apostolic Fathers) mendukung kesimpulan Eisenman yang menyatakan bahwa ada kontradiksi antara Yakobus dan Paulus dalam Gereja mula-mula? 3. Apakah Alkitab mengindikasikan adanya kontradiksi antara Kekristenan Yahudi (Judeo-Christianity) dan Kekristenan Paulus (Pauline Christianity)?
Tujuan Penelitian Pertama, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji apakah benar ada kontradiksi yang signifikan antara pandangan Paulus dan Yakobus dalam hal soteriologi menurut Naskahnaskah Laut Mati dan menurut tulisan-tulisan para Bapa Rasuli (Apostolic Fathers).
8
Noorsena, vii.
5 Kedua, salah satu implikasi yang diharapkan dari kajian ini adalah bahwa penelitian ini dapat meluruskan pandangan yang keliru tentang interpretasi Naskah-naskah Laut Mati yang disebabkan oleh berbagai publikasi Robert Eisenman.
Pentingnya Penelitian Pertama, agar para teolog - dalam menyusun suatu pandangan berdasarkan Naskahnaskah Laut Mati- dapat mendasarkannya di atas hermeneutik dan eksegesis yang objektif dan tepat, dan tidak sekadar mengikuti kecenderungan (trend) pemikiran teologis yang sedang berkembang. Di sisi lain, para teolog akan dapat memberikan jawab yang tepat kepada semua pihak yang menanyakan berbagai hal seputar Naskah-naskah Laut Mati. Hal ini sesuai dengan nasihat Petrus dalam suratnya I Petrus 3:15, yang berbunyi: “Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat…” Kedua, bagi kaum awam dalam hal teologi, penelitian ini akan membantu agar tidak mudah terbawa arus oleh berbagai pandangan mutakhir tentang Naskah-naskah Laut Mati, yang mungkin tidak didasarkan oleh penelitian yang objektif dan dapat dipertanggungjawabkan. Meskipun mungkin tidak memiliki latar belakang pendidikan teologis, namun dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi, kaum awam pun dapat mengakses berbagai informasi dengan mudah.
6 Ruang Lingkup Ruang lingkup dari penelitian ini terbatas pada interpretasi Eisenman bahwa Naskahnaskah Laut Mati mengindikasikan adanya pertentangan antara Yakobus dan Paulus. Penelitian ini juga dibatasi pada evaluasi kritis terhadap pandangan Eisenman tersebut dengan didasarkan pada pemahaman teologis alkitabiah dan historis. Selanjutnya, penelitian diarahkan kepada benarkah gereja mula-mula terpecah antara aliran Kekristenan Yudea dan Kekristenan Paulus, serta implikasi bagi gereja dalam menyikapi kemunculan berbagai karya mutakhir seputar Naskah-naskah Laut Mati, baik yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan pandangan Eisenman tersebut.
Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (kualitatif). Untuk mendapatkan kebenaran sebagaimana dinyatakan dalam tujuan penelitian, maka digunakan beberapa metode berikut:9
Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data
1. Metode Studi Teks atau Studi Pustaka Studi teks merentang dari studi teks disiplin ilmu-ilmu kemanusiaan tertentu atau studi pustaka, sampai ke studi tentang karya sastra.10 Dalam hal ini, Naskah-naskah
9
Sebagian ulasan tentang metode penelitian ini bersumber dari Hudus Maradu Pardede, Tinjauan Kritis Teologis tentang Pengajaran Pengagung nama Yahweh dan implikasinya bagi Gereja dalam menyikapi teologi-teologi kontemporer, Tesis Master diajukan kepada Sekolah Tinggi Teologi “INTHEOS” Surakarta, (Master thesis: INTHEOS, 2005).
7 Laut Mati dan tulisan para Bapa Rasuli (Apostolic Fathers) dapat dipandang sebagai karya sastra yang mungkin atau mungkin tidak bernilai historis atau bernilai historis sebagian. Karena itu untuk menilai validitas karya sastra tersebut maka diperlukan perbandingan di antara kesaksian Naskah-naskah Laut Mati, tulisan para Bapa Rasuli serta Alkitab. Dalam menafsirkan Naskah-naskah Laut Mati serta tulisan para Bapa Rasuli akan digunakan prinsip-prinsip hermeneutis untuk naskah-naskah Perjanjian Lama sebagaimana dijelaskan oleh Stuart & Fee.11 2. Metode Historis Kritis12 Metode historis kritis digunakan untuk “mencari sumber-sumber sejarah atau kejadian masa lampau dalam membantu menerangkan kejadian masa kini dan mengantisipasi masa yang akan datang.”13 Metode ini dipakai untuk menelaah pokokpokok teologi yang menjadi fokus pembahasan dengan melihat aspek-aspek yang melatarbelakangi lahirnya pandangan tersebut dan perkembangannya dari masa ke masa, sehingga pandangan dalam bentuknya yang sekarang dapat dipahami. Dokumendokumen dan fakta-fakta sejarah yang relevan juga akan ditinjau untuk mendukung atau sebaliknya menyangkal suatu pandangan yang dikemukakan. Dokumen Pontifical Biblical Commission 1993 mengatakan tentang historical criticism sebagai berikut: “Itu adalah suatu metode kritik, karena dalam setiap langkahnya (dari kritik teks hingga
10
H. Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi III. (Yogyakarta: Penerbit Rake Sarasin, 1996), 103. 11
Douglas Stuart dan Gordon D. Fee, Hermeneutik: Menafsirkan Firman Tuhan dengan Tepat, Edisi Revisi. Diterjemahkan oleh Emma Maspaitella (Malang: Penerbit Gandum Mas, 2001), 77-94. 12
David E. Aune, ed., The Blackwell Companion to the New Testament (West Sussex: John Wiley & Sons Ltd., 2010), 101-104. 13
Sumanto, Metode Pendidikan dan Penelitian (Jogjakarta: Andi Offset, 1990), 43.
8 kritik redaksi) itu berjalan dengan bantuan kriteria ilmiah yang berupaya untuk menjadi seobjektif mungkin”.14 Dalam menggunakan metode historis kritis ini, penulis mengambil asumsi dasar bahwa Kitab Suci dilihat sebagai kitab yang kanonik dan dianggap sebagai norma (ukuran dasar) kebenaran. 3. Metode Analisa Konteks Konteks berasal dari dua kata Latin, yakni “con” yang berarti bersama-sama atau menjadi satu, dan “textus” yang berarti tersusun.15 Ayat-ayat atau ide yang dipakai dalam menyusun suatu teologi akan diuji makna sesungguhnya dengan menganalisa konteks dari ayat itu dalam perikop, kitab dan keseluruhan Alkitab. 4. Metode Komparasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, komparasi berarti perbandingan, dan komparatif berarti “berkenaan atau berdasarkan perbandingan”.16 Metode ini dipakai untuk menemukan kebenaran melalui perbandingan di antara beberapa sumber. Misalnya suatu teks dari Naskah Laut Mati dibandingkan dengan laporan sejarah dari Josephus atau hasil carbon dating, demikian seterusnya. Dengan demikian subjektivitas dalam berteologi dapat diminimalkan.
Metode Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan dilakukan secara induktif, yakni dengan menyajikan premispremis khusus untuk kemudian ditarik kesimpulan umum secara logis. 14
Aune, 103.
15
Hasan Sutanto, Hermeneutik: Prinsip dan Metode Penafsiran Alkitab (Malang: SAAT, 1988), 205.
16
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. Ke-4. (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), 719.
9
Definisi Istilah
1. Tinjauan Kritis Teologis17 Tinjauan Kritis Teologis adalah evaluasi yang dilakukan terhadap suatu pandangan atau pemahaman seseorang atau sekelompok orang dengan menguji kebenaran pandangan itu secara koheren dengan ajaran Alkitab secara menyeluruh melalui penerapan prinsipprinsip hermeneutik yang benar.
2. Naskah-naskah Laut Mati Naskah-naskah Laut Mati (Dead Sea Scrolls) adalah kumpulan dokumen yang ditemukan sejak tahun 1947 di gua-gua di Qumran oleh sekelompok gembala suku Bedouin. Salah satu versi terjemahan dari Naskah-naskah Laut Mati tersebut dalam bahasa Inggris dipublikasikan oleh Geza Vermes.18 3. Antiokhus Epiphanes: raja Seleukid yang menerapkan serangkaian aturan pembatasan religius bagi orang Yahudi.19 4.Apocrypha: Kitab-kitab yang termasuk dalam Septuaginta dan Vulgata namun tidak termasuk dalam kanon Perjanjian Lama Yahudi maupun Protestan. Dalam Gereja Katolik disebut sebagai Deuterokanonika.
17
Pardede, 7.
18
Geza Vermes, The Complete Dead Sea Scrolls in English, rev. ed. (London: Penguin Books Ltd.,
2004). 19
Stephen H. Werlin, “The Maccabean Revolt: Between Tradition and History,” [artikel on-line]; diambil dari http://www.sbl-site.org/assets/pdfs/TB5_Maccabees_SW.pdf; Internet; diakses 17 Mei 2014.
10 5. B.C.E. : Before the Common Era; mengindikasikan bahwa suatu pembagian waktu berada sebelum era Kristen; sama dengan B.C. Dalam tesis ini, singkatan ini dapat dipertukarkan dengan S.M. (Sebelum Masehi). 6. Carbon-14 dating: isotop radioaktif dari karbon dengan nomor masa 14 yang digunakan dalam penanggalan benda-benda arkeologi dan geologi. 7. C.E.: Common Era; mengindikasikan bahwa suatu pembagian waktu berada dalam era Kristen; sama dengan A.D. Dalam tesis ini, singkatan ini dapat dipertukarkan dengan M. (Masehi). 8. Eseni: satu dari tiga ordo Yahudi selama Masa Bait Suci Kedua (Second Temple Period); sebuah kelompok separatis yang membentuk komunitas monastik asketik dan sebagai respon terhadap visi apokaliptik, mereka menarik diri ke padang gurun. 9. Gereja Perdana: Gereja Kristen yang berpusat di Yerusalem sebelum tahun 100 Masehi. 10. Hasmonean: klan yang dikepalai oleh Mathatias dari Modi’in dan anak-anaknya.20 11. Herodian: sekelompok kaum yang dihubungkan khususnya dengan Herodes Agung yang memerintah sekitar 37-4 B.C.E. Pembentukan kata tersebut berarti kelompok atau pendukung Herodes. Kaum ini adalah para pendukung dari dinasti Herodes.21 12. Imam Besar: jabatan religius tertinggi dalam masyarakat Yahudi saat Bait Suci masih berdiri.22 13. Judaizer: golongan Farisi yang masuk Kristen tapi masih ingin memaksakan orang-orang non-Yahudi untuk menaati Taurat jika ingin menjadi Kristen. 20
Ibid.
21
Everett Ferguson, Backgrounds of Early Christianity (Grand Rapids, Michigan: Wm. B. Eerdmans, 1987), 422. 22
Werlin.
11 14. Kanon: suatu koleksi dari kitab-kitab yang diterima sebagai Kitab Suci. 15. Seleukid: suatu kerajaan yang berasal dari Siria utara, dan merupakan keturunan dari salah satu penerus Aleksander Agung, yang kebudayaannya terutama dipengaruhi oleh Yunani.23 16. Simon: putra kedua dari Mathatias, yang mengambil alih jabatan Imam Besar dan jendral setelah kematian saudaranya Yonatan. Simon berhasil memperjuangkan kemerdekaan Yudea dari Seleukid.24 17. Yonatan (Makabeus): putra kelima dan termuda dari Mathatias, dan saudara dari Yudas Makabeus, dan merupakan Imam Besar yang pertama dari Dinasti Hasmonean.25 18. Yudea: kawasan selatan dari Palestina Kuno; daerah Qumran adalah suatu kawasan tandus di gurun Yudea yang memberikan gulungan Naskah-naskah Laut Mati.
Sistimatika Penulisan Tesis ini disusun dalam empat bab (di luar pendahuluan). Pendahuluan mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, pentingnya penelitian, ruang lingkup, metode penelitian, definisi istilah dan sistimatika penulisan. Bab I memberikan deskripsi tentang Naskah-naskah Laut Mati. Bahasannya meliputi latar belakang historis, gagasan-gagasan utamanya, asal-usul Naskah-naskah Laut Mati, serta penanggalan (dating) gulungan Naskah-naskah Laut Mati. Bagian ini juga membahas sejarah bangsa Yahudi periode Bait Suci Kedua.
23
Ibid.
24
Ibid.
25
Ibid.
12 Dalam bab II diberikan evaluasi kritis teologis terhadap pandangan Eisenman mengenai kontradiksi antara Paulus dan Yakobus dari tiga aspek tinjauan, yaitu teologis, historis dan biblika, berdasarkan Naskah-naskah Laut Mati dan tulisan para Bapa Rasuli (Apostolic Fathers). Pada bab ini akan dibandingkan soteriologi Yakobus dan Paulus menurut pandangan para ahli. Bab III menyoroti secara lebih mendalam tentang perkembangan pemikiran mengenai Paulus sepanjang sejarah Gereja. Tujuan bab ini adalah untuk menempatkan pandangan Eisenman dalam perspektif sejarah pemikiran tentang Paulus, serta melihat lebih jauh relasi antara Paulus dan Yakobus dalam Gereja Perdana berdasarkan data-data Alkitab. Bab ini juga membahas tinjauan teologis tentang pertanyaan apakah Alkitab mengindikasikan adanya kontradiksi antara Kekristenan Yudea (Judeo Christianity) dan Kekristenan Paulus (Pauline Christianity) dalam Gereja Perdana. Bab IV berisi kesimpulan dan saran-saran. Bab ini memaparkan implikasi bagi Gereja dalam konteks berdialog dengan umat beragama lain khususnya akibat dari pandangan Eisenman. Gereja diharapkan mampu mengambil hikmahnya untuk dapat menyikapi secara benar berbagai karya mutakhir seputar Naskah-naskah Laut Mati.
DAFTAR PUSTAKA
Academic Dictionary and Encyclopedias, “Maccabeus, Jonathan,” [artikel on-line]; diambil dari http://universalium.academic.ru/277299/Maccabeus%2C_Jonathan; Internet; diakses 17 Mei 2014. Adams, Rob. “On Robert Eisenman and his theories” [artikel on-line]; diambil dari http://www.answering-islam.org/Literature/eisenman.html; Internet; diakses 26 Agustus 2013. Aune, David E., ed. The Blackwell Companion to the New Testament. West Sussex: John Wiley & Sons Ltd., 2010. Baigent, Michael, & Leigh, Richard. The Dead Sea Scrolls Deception. New York: Touchstone Book, 1991. Barrett, C.K. On Paul: Essays on His Life, Work, and Influence in the Early Church. London: T&T Clark Ltd., 2003. Barry, Phillips. “Antiochus IV, Epiphanes,” Journal of Biblical Literature Vol. 29 No. 2 (1910): 126-138 [jurnal on-line]; diambil dari http://www.biblicalstudies.org.uk/pdf/jbl/1910_barry.pdf; Internet; diakses 17 Mei 2014. Baumgarten, A. “The Zadokite Priests at Qumran: A Reconsideration,” [artikel on-line]; diambil dari http://natzraya.com/New%20Folder/Zadokite_Priests_at_Qumran.pdf; Internet; diakses 17 Mei 2014. Baur, Ferdinand C. Paul: The Apostle of Jesus Christ, 1845. Vol. I, second ed., diterjemahkan oleh Eduard Zeller. London: Williams & Norgate, 1876. Bimson, John J., & Baker, David L. “Mengenal Naskah-naskah Laut Mati,” Forum Biblika No. 2 Th. 1 (April 1992): 58-62. Boccaccini, Gabriele. Beyond the Essene Hypothesis: The Parting of The Ways between Qumran and Enochic Judaism. Grand Rapids: Wm. B. Eerdmans Publ. Co., 1998. p.190-196. 110
111
Brooke, George J. The Dead Sea Scrolls and the New Testament. Minneapolis: Fortress Press, 2005. Bruce, F.F. “The Dead Sea Habakkuk Scroll,” The Annual of Leeds University Oriental Society I (1958/59): 5-24 [jurnal on-line]; diambil dari http://www.biblicalstudies.org.uk/pdf/habakkuk_bruce.pdf; Internet; diakses 21 Mei 2014. _______. “The Teacher of Righteousness in the Qumran Texts,” The Tyndale Lecture in Biblical Archaeology 1956 [jurnal on-line]; diambil dari http://www.biblicalstudies.org.uk/pdf/qumran_bruce.pdf; Internet; diakses 17 Februari 2014. _______. Peter, Stephen, James, and John: Studies in Early Non-Pauline Christianity. Grand Rapids: Wm. B. Eerdmans Publ. Co., 1980. Charlesworth, James H. (ed.) The Bible and the Dead Sea Scrolls: The Princeton Symposium on the Dead Sea Scrolls, Volume One: Scripture and The Scrolls. Waco, Texas: Baylor University Press, 2006. Chernoivanenko, Vitaly. “The Jerusalem Theory of the Dead Sea Scrolls Authorship: Origins, Evolution and Discussions,” [artikel on-line]; diambil dari http://www.academia.edu/1340363/_The_Jerusalem_Theory_of_the_Dead_Sea_Scro lls_Authorship_Origins_Evolution_and_Discussions; Internet; diakses 11 Maret 2014 Collins, John J. “The Background of the “Son of God” Text,” Bulletin of Biblical Research 07:1 (NA 1997):51-52 [jurnal on-line]; diambil dari http://galaxie.com/journals; Internet; diakses 24 Februari 2014. _______. The Dead Sea Scrolls: A Biography. Princeton, New Jersey: Princeton University Press, 2013. vii, 149. Compton, R. Bruce. “James 2:21-24 and the Justification of Abraham,” DBSJ 2 (Fall 1997): 19-45. Cook, Edward M. “4Q246,” Bulletin for Biblical Research 5 (1995): 43-66 [jurnal on-line]; diambil dari http://www.academia.edu/236208/4Q246; Internet; diakses 24 Februari 2014. Dunn, James D.G. Unity and Diversity in the New Testament: An Inquiry into the Character of Earliest Christianity, Second ed., 3rd printing. Tottenham Road, London: SCM Press, 1990. 251-258.
112 _______. The Partings of the Ways: Between Christianity and Judaism and their significance for the Character of Christianity. Second ed. London: SCM Press, 2006. _______. Did the First Christians Worship Jesus? The New Testament Evidence. London: Society for Promoting Christian Knowledge; Louisville: Westminster John Knox Press, 2010. 132-136 Dunn, R.P. “The Tübingen Historical School,” BSac 19:73 (Jan. 1862): 76-105 [jurnal online]; diambil dari http://www.galaxie.com/journals; Internet; diakses 24 Februari 2014. Eisenman, Robert, & Wise, Michael. Dead Sea Scrolls Uncovered: The First Complete Translation and Interpretation of 50 Key Documents withheld for Over 35 Years. New York: Penguin Books, 1993. 64 Eisenman, Robert. “Paul as Herodian,” JHC 3/1 (Spring 1996): 110-122 [jurnal on-line]; diambil dari http://www.depts.drew.edu/jhc/eisenman.html; Internet; diakses 17 Februari 2014. _______. James the Brother of Jesus: The Key to Unlocking the Secrets of Early Christianity and the Dead Sea Scrolls. Middlesex, England: Penguin Books, 1997. xxxvi +1074 pp., ISBN 0-670-86932-5. 78-79 _______. The Final Proof that James and the Righteous Teacher are the Same. In R. Eisenman. The Dead Sea Scrolls and the First Christians. New Jersey: Castle Books, 2004. 332-351. Erickson, Millard J. Teologi Kristen, Volume Satu. Malang: Yayasan Penerbit Gandum Mas, 1999. Ferguson, Everett. Backgrounds of Early Christianity. Grand Rapids, Michigan: Wm. B. Eerdmans, 1987. 10, 320-325, 412-413, 448-450. Fitzmyer, S.J., Joseph A. The Semitic Background of the New Testament - Combined Edition. Grand Rapids, Michigan: Wm. B. Eerdmans Publ. Co., 1997. 79-81, 102107, 121, 129-140, 272, 435, 447. _______. To Advance the Gospel: New Testament Studies, second ed. Grand Rapids, Michigan: Wm. B. Eerdmans Publ. Co., 1998. 221-223. _______. The Dead Sea Scrolls and Christian Origins. Grand Rapids, Michigan: William B. Eerdmans Publ. Co., 2000. 82-83. Freyne, Sean. Retrieving James/Yakov, the Brother of Jesus: From Legend to History. Center for the Study of James the Brother, Institute of Advanced Theology. New York: Bard College, 2008. 4
113
Golb, Norman. “On the Jerusalem origin of the Dead Sea Scrolls,” [artikel on-line]; diambil dari http://oi.uchicago.edu/pdf/jerusalem_origin_dss.pdf; Internet; diakses 11 Maret 2014. Gonzalez, Justo L. A History of Christian Thought, Rev. Ed. Vol. 1: From the Beginnings to the Council of Chalcedon. Nashville: Abingdon Press, 1987. Goranson, Stephen. “Jannaeus, His Brother Absalom, and Judah the Essene,” [artikel online]; diambil dari URL: http://www.duke.edu/~goranson/jannaeus.pdf; Internet; diakses 11 Maret 2014. Howell Jr., Don N. “Pauline thought in the History of Interpretation,” BSAC 150:599 (July 1993): 304-5 [jurnal on-line]; diambil dari http://www.galaxie.com/journals; Internet; diakses 24 Februari 2014. Jacobs, Tom. Paulus – Hidup, Karya dan Teologinya. Cet.-2. Yogyakarta: Penerbit Yayasan Kanisius; Jakarta: B.P.K. Gunung Mulia, 1984. Jewish Encyclopedia, “High Priest,” [artikel on-line]; diambil dari http://www.jewishencyclopedia.com/articles/7689-high-priest; Internet; diakses 22 Mei 2014. Katz, Lisa. “3000 Years of Jerusalem history,” [artikel on-line]; diambil dari http://judaism.about.com/library/1_jerusalem/bl_jerusalemhistory2.htm; Internet; diakses 17 Mei 2014. Khoo, Jeffrey. “Heresies Ancient and Modern,” [artikel on-line]; diambil dari http://www.febc.edu.sg/assets/pdfs/studyresource/heresies.pdf; Internet; diakses 17 April 2014. Kim, Jin Yang. “4Q246: 4QAramaic Apocalypse,” [artikel on-line]; diambil dari http://otstory.wordpress.com/2008/02/27/4q246-4qaramaic-apocalypse/; Internet; diakses 24 Februari 2014. Kirby, Peter. “Historical Jesus Theories: Robert Eisenman”, Early Christian Writings [artikel on-line]; diambil dari http://www.earlychristianwritings.com/jesus/roberteisenman.html; Internet; diakses 17 Februari 2014. Kruger, Michael J. “Baur vs. Bauer: Is the New Testament really filled with contradictory Theologies?” July 18, 2012 [artikel on-line]; diambil dari URL: http://michaeljkruger.com/baur-vs-bauer-is-the-new-testament-really-filledwithcontradictory-theologies/; Internet; diakses 23 Januari 2014.
114 Lake, Kirssop. The Apostolic Fathers: I Clement, II Clement, Ignatius, Polycarp, Didache, Barnabas, The Shepherd of Hermas, The Martyrdom of Polycarp, The Epistle of Dionetus. Grand Rapids, MI: Christian Classics Ethereal Library (tanpa tahun). Larson, Erik W. “Are the Dead Sea Scrolls Christian?” Near Eastern Archaeology (2000) 63:3 [jurnal on-line]; diambil dari URL: http://www.nelc.ucla.edu/Faculty/Schniedewind_files/DSS/Larson_DSS_Christian.p df; Internet; diakses 21 Februari 2014. Lightfoot, J.B., & Harmer, J.R. The Apostolic Fathers. Rev. Greek Texts with introductions and English translations. Grand Rapids, Michigan: Baker Book House, 1984. Malaty, Fr. Tadros Y. Lectures in Patrology: The Apostolic Fathers. Sporting – Alexandria: St. George’s Coptic Orthodox Church, 1993. Martinez, Florentino Garcia. The Dead Sea Scrolls Translated: The Qumran Texts in English, second ed. Leiden: E.J. Brill, 1996; Grand Rapids: William B. Eerdmans, 1996. Martinez, Florentino Garcia & Tigchelaar, Eibert J.C. The Dead Sea Scrolls Study Edition, Vol. 1. Leiden: E.J. Brill, 1999. Menzies, William W., & Menzies, Robert P. Roh Kudus dan Kuasa: Dasar-dasar Pengalaman Pentakosta. Diterjemahkan oleh Magda L. Toruan. Batam Centre: Gospel Press, 2005. Muhadjir, H. Noeng. Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi III. Yogyakarta: Penerbit Rake Sarasin, 1996. Murphy, Frederick J. Early Judaism, from the Exile to the Time of Jesus. Peabody, Massachusetts: Hendrickson Publ. Inc., 2002. Noorsena, Bambang. The Dead Sea Scrolls: Mengguncang atau Mendukung Kekristenan? Cet.I. Malang: Roemah Boekoe – ISCS, 2013. 5-6, 34, 42-43, 51-55, 141-142, 149, 180-186. Olani, Ofri. “Scholar: The Essenes, Dead Sea Scrolls ‘authors’, never existed,” Haaretz.com, Mar. 13, 2009 [artikel on-line]; diambil dari http://www.haaretz.com/printedition/news/scholar-the-essenes-dead-sea-scroll-authors-never-existed-1.272034; Internet; diakses 11 Maret 2014. Ormerod, Neil. Introducing Contemporary Theologies: The What and the Who of Theology Today, rev. ed., second printing. Maryknoll: Orbis Books, 2002.
115 Ortlund, Dane C. “Justified by Faith, Judged According to Works: Another look at Pauline Paradox,” JETS 52/2 (June 2009): 323-339. Pagels, Elaine. The Text of the Gospel of Thomas. Polebridge Press, 2004 [artikel online]; diambil dari http://www.holybooks.com/wp-content/uploads/Gospel-ofThomas-Scholars-Version.pdf; Internet; diakses 3 Agustus 2014. Palumbo, Jr., Arthur E. The Dead Sea Scrolls and the Personages of Earliest Christianity. New York: Algora Publishing, 2004. Peyton, Harry A. “The Heresies of the Pharisaical Jewish Christian Ebionites,” [artikel online]; diambil dari http://www.doctrinesofchrist.com/The%20Heresies%20of%20the%20Pharisaical%2 0Jewish%20Ebionites.pdf; Internet; diakses 17 April 2014. Porter, Stanley E. (ed.) Paul: Jew, Greek, and Roman. Leiden: E.J. Brill, 2008. Price, Robert M. “Robert Eisenman’s James the Brother of Jesus: A Higher Critical Evaluation,” JHC (1996) [jurnal on-line]; diambil dari http://depts.drew.edu/jhc/rpeisman.html; Internet; diakses 24 Februari 2014. Proja, Gabriella. “6 Theories on the Origin of Dead Sea Scrolls,” [artikel on-line]; diambil dari http://ancienthistory.about.com/od/deadseascrolls/a/011211-CW-6-Theories-OnThe-Origin-Of-The-Dead-Sea-Scrolls.htm; Internet; diakses 17 Mei 2014 Rakestraw, Robert V. “James 2:14-26: Does James contradict the Pauline Soteriology?” Criswell Theological Review 4.1 (1986): 31-50 [jurnal on-line]; diambil dari http://faculty.gordon.edu/hu/bi/ted_hildebrandt/ntesources/ntarticles/ctrnt/rakestraw-james2-ctr.pdf; Internet; diakses 24 Februari 2014. Reif, Stefan C. “The Damascus Document from the Cairo Genizah: Its discovery, Early study, and Historical Significance,” [artikel on-line]; diambil dari http://orion.mscc.huji.ac.il/symposiums/3rd/papers/Reif98.html; Internet; diakses 21 Februari 2014. Riddle, M.B. “Introduction Notice to Pseudo-Clementine Literature,” The Recognitions of Clement [artikel on-line]; diambil dari http://www.compassionatespirit.com/Recognitions-and-Homilies-home.htm; Internet; diakses 24 Februari 2014. Roberts, Alexander, & Donaldson, James. Ante-Nicene Fathers: The Writings of the Fathers Down to A.D. 325. Vol. 8. Rev. ed. Peabody, Massachusetts: Hendrickson Publishers Inc., 1994. Saldarini, Anthony J. “Freedom Fighters,” The New York Times April 27, 1997 [artikel online]; diambil dari
116 http://www.nytimes.com/books/97/04/27/reviews/970427.27saldart.html; Internet; diakses 17 Februari 2014. Schaff, Philip. History of the Christian Church, Volume I: Apostolic Christianity. A.D. 1100. Dallas, TX: The Electronic Bible Society, 1998. Schiffman, Lawrence H. “The Dead Sea Scrolls and the History of Judaism,” Near Eastern Archaeology 63:3 (2000): 155-159. _______. “The Jews in Late Antiquity,” [artikel on-line]; diambil dari http://lawrenceschiffman.com/jews-in-late-antiquity.PDF; Internet; diakses 21 Mei 2014. Schmithals, Walter. Paul and James. Studies in Biblical Theology no. 46. Great Britain: SCM Press Ltd., 1965. Schonfield, Hugh J. The History of Jewish Christianity: From the First to the Twentieth Century. Duckworth, London: Vine of David, 1936. Scott, Jr., J. Julius. “Parties in the Church of Jerusalem as seen in the book of Acts,” JETS 18:4 (Fall 1975):217 [jurnal on-line]; diambil dari http://galaxie.com/journals; Internet; diakses 24 Februari 2014. Skarsaune, Oskar, & Hvalvik, Reidar (eds.) Jewish Believers in Jesus: The Early Centuries. Peabody, Massachusetts: Hendrickson Publishers Inc., 2007. Stambaugh, John, & Balch, David. Dunia sosial kekristenan mula-mula. Cet.-2. Diterjemahkan oleh Stephen Suleeman. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 1997. Stuart, Douglas, & Fee, Gordon D. Hermeneutik: Menafsirkan Firman Tuhan dengan Tepat, rev. ed. Diterjemahkan oleh Emma Maspaitella. Malang: Penerbit Gandum Mas, 2001. Sussmann, Ayala, & Peled, Ruth. The Dead Sea Scrolls. Jerusalem: Israel Antiquities Authority, 1994. Tanner, J. Paul. “The rise of Antiochus IV Epiphanes and His assault against Judea,” [artikel on-line]; diambil dari http://www.paultanner.org/English%20Docs/Daniel/Introductory/App%20O%20%20Antiochus.pdf; Internet; diakses 17 Mei 2014. Taylor, Justin. Asal-usul Agama Kristen, diterjemahkan oleh F.A. Suprapto. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2008.
117 Taylor, Nicholas. Paul, Antioch and Jerusalem: A Study in Relationships and Authority in Earliest Christianity. Journal for the Study of the New Testament, Supplement Series 66. Sheffield: Sheffield Academic Press, 1992. The Editors of Encyclopedia Britannica, “Damascus Document,” Encyclopedia Britannica [artikel on-line]; diambil dari http://global.britannica.com/EBchecked/topic/150456/Damascus-Document; Internet; diakses 21 Februari 2014. Tuinstra, E.W., & Hendriks, I.W.J. Kisah dan Makna: Naskah-naskah dari Laut Mati, Cet.-2, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1982. VanderKam, James C. The Dead Sea Scrolls and the Bible. Grand Rapids, Michigan: Wm. B. Eerdmans Publ. Co., 2012. Vermes, Geza. The Complete Dead Sea Scrolls in English, rev. ed. London: Penguin Books Ltd. 2004. Wenham, David. Paul: Follower of Jesus or Founder of Christianity? Grand Rapids, Michigan: Wm. B. Eerdmans Publ. Co., 1995. Werlin, Stephen H. “The Maccabean Revolt: Between Tradition and History,” [artikel online]; diambil dari http://www.sbl-site.org/assets/pdfs/TB5_Maccabees_SW.pdf; Internet; diakses 17 Mei 2014. White, James. “Do James and Paul contradict concerning grace?” Christian Research Journal, Vol. 32 No. 2 (2009) [jurnal on-line]; diambil dari http://www.equip.org; Internet; diakses 24 Februari 2014. Wise, Michael O., Abegg Jr., Martin G., & Cook, Edward M. Naskah Laut Mati, Cet. -2. Diterjemahkan oleh F.X. Dono Sunardi. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2008. Young, Brad H. Paul The Jewish Theologian: A Pharisee among Christians, Jews and Gentiles. Peabody: Hendrickson Publishers, 1997.
118 LAMPIRAN A: BIOGRAFI SINGKAT ROBERT EISENMAN
Robert Eisenman lahir pada 1937 di South Orange, New Jersey (USA). Ia menyelesaikan pendidikannya antara lain: B.A. dalam Fisika dan Filsafat pada tahun 1958 dari Cornell University, M.A. dalam Hebrew and Near Eastern Studies pada tahun 1966 dari New York University, dan PhD. dalam Middle East Language and Culture pada tahun 1971 dari Columbia University. Dia adalah seorang penulis, sejarawan, arkeolog, penyair jalanan dan profesor biblika, dan dikenal antara lain melalui karya-karyanya dalam sejarah Kekristenan dan Naskah-naskah Laut Mati. Dia adalah penulis dari The New Testament Code: The Cup of the Lord, the Damascus Covenant, and the Blood of Christ (Sterling/Barnes and Noble, October, 2006), James the Brother of Jesus: The Key to Unlocking the Secrets of Early Christianity and the Dead Sea Scrolls (1998), The Dead Sea Scrolls and the First Christians (1996), dan sebagai ko-editor dari The Facsimile Edition of the Dead Sea Scrolls (1991, dengan James Robinson) dan The Dead Sea Scrolls Uncovered (1992, dengan Michael Wise). Buku pertamanya adalah Islamic Law in Palestine and Israel: A History of the Survival of Tanzimat and Shari'ah dari E. J. Brill di Leiden, Holland pada tahun 1976 dan ini kemudian disusul dengan dua buku lainnya dari E.J. Brill di Leiden: Maccabees, Zadokites, Christians and Qumran: A New Hypothesis of Qumran Origins (1984) and James the Just in the Habakkuk Pesher (1986). Bukunya yang lain merupakan kumpulan puisi jalanan dalam kurun waktu 1959-62 berjudul The New Jerusalem: A Millenium Poetic/Prophetic Travel Diario, di mana Eisenman menyebutnya sebagai 'Anti-Beat Manifesto,' diterbitkan oleh North Atlantic Books, Berkeley, California, pada Juni 2007. Sementara itu, buku terakhirnya James the
119 Brother of Jesus and the Dead Sea Scrolls I & II setebal dua jilid diterbitkan oleh Grave Distractions Pub. (2012). Eisenman memimpin kampanye untuk membebaskan akses terhadap Naskah-naskah Laut Mati sekitar dekade 80an dan 90an, dan sebagai hasil dari kampanye tersebut ia dihubungkan dengan teori yang menggabungkan Eseni dengan mesianisme Palestina (atau dapat disebut Kekristenan Palestina), sebuah teori yang melawan konsensus para ahli. Pandangan-pandangannya tentang asal mula Kekristenan sangat kontroversial. Dia menjabat sebagai Professor of Middle East Religions and Archaeology and Islamic Law dan Direktur dari the Institute for the Study of Judeo-Christian Origins at California State University Long Beach. Dia juga pernah menjabat sebagai Anggota Senior (Senior Fellow) di Oxford Centre for Postgraduate Hebrew Studies dan juga sebagai American Endowment for the Humanities Fellow-in-Residence at the Albright Institute of Archaeological Research di Yerusalem, di mana Naskah-naskah Laut Mati pertama kali diselidiki. Sekitar 1991-92, dia menjabat sebagai Konsultan pada Perpustakaan Huntington di San Marino, California dan dia khususnya berperan dalam keputusan Perpustakaan tersebut untuk membuka arsipnya dan mengizinkan akses bebas untuk semua ahli pada Naskahnaskah yang belum diterbitkan. Pada tahun 2002, dialah yang pertama mengumumkan kepada masyarakat bahwa Osuari Yakobus ('James Ossuary'), yang muncul secara mengejutkan, adalah suatu penipuan. Dia melakukan hal ini pada hari pertama ‘temuan’ tersebut diumumkan kepada masyarakat luas; dia mendasarkan pernyataannya pada inskripsi yang tertera pada osuari tersebut.
120 Dirangkum dari beberapa sumber antara lain: http://www.roberteisenman.com dan http://www.huffingtonpost.com/robert-eisenman/
121 LAMPIRAN B: METODE BERTEOLOGI DAN BERBAGAI GARIS PEDOMAN DALAM MENGEVALUASI BERBAGAI METODE PENELITIAN
Ketika seseorang mengembangkan suatu teologi, maka ia perlu memperhatikan metode berteologi yang tepat. Bernard Lonergan adalah salah satu penulis utama dalam bidang metode berteologi, dan ada baiknya kita merangkumkan di sini hasil akhir dari risetnya dalam bidang metode berteologi. Lonergan mengajukan delapan keahlian fungsional dalam teologi, yang bersama-sama membentuk metode berteologi. Kedelapan keahlian fungsional tersebut adalah sebagai berikut:1 1. Riset 2. Interpretasi 3. Sejarah 4. Dialektika 5. Dasar-dasar 6. Doktrin-doktrin 7. Sistematika 8. Komunikasi Menurut Millard J. Erickson,2 ada beberapa garis pedoman yang akan menolong melindungi kita dari penilaian yang terlampau tinggi terhadap kegunaan dan sifat meyakinkan berbagai metodologi kritis, dan terhadap keputusan menerima bentukbentuknya yang tidak sesuai. 1. Kita harus waspada terhadap anggapan-anggapan yang bersifat anti-adikodrati.
1
Neil Ormerod, Introducing Contemporary Theologies: The What and the Who of Theology Today, rev. ed., second printing (Maryknoll: Orbis Books, 2002), 50-56. 2
Millard J. Erickson, Teologi Kristen, Volume Satu (Malang: Yayasan Penerbit Gandum Mas, 1999), 129-132.
122 2. Kita perlu bersiaga penuh terhadap adanya cara bernalar yang berputar-putar. 3. Kita harus selalu waspada terhadap kesimpulan-kesimpulan yang tidak beralasan. 4. Kita harus berhati-hati terhadap kesewenang-wenangan dan subyektivitas. 5. Kita harus waspada terhadap kehadiran asumsi-asumsi mengenai hubungan yang berlawanan antara iman dan akal. 6. Kita perlu memperhatikan bahwa dalam semua hal ini kita sedang menghadapi kemungkinan bukan kepastian; dan bahwa di mana terdapat berbagai kemungkinan yang dibangun satu di atas yang lain, akan ada akibat yang bertimbun dari kesimpulannya. Dalam hubungan ini, Robert Eisenman tampaknya sangat lemah dalam butir 3 dan 4: dia membangun kesimpulan-kesimpulan yang kurang beralasan berdasarkan titik tolak yang sangat subyektif.