138
Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 2, Agustus 2016
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG NUTRISI YANG DAPAT MENINGKATKAN PRODUKSI ASI DI BPS EDI SURYANINGRUM GODEAN SLEMAN YOGYAKARTA 1
Lisa Novita Sari , Eva Putriningrum
1
1
Program Studi Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta, Jl. Ringroad Barat Ambarketawang Gamping Sleman, Telp. (0274) 4342000, Email:
[email protected] ABSTRACT Background: In Indonesia, exclusive breastfeeding (a period of 6 months breastfeeding without additional intake) only covered 16.5% women. In 2013, Sleman reached a number of 80.62%. The ability to brestfeed exclusively is related to breastmilk production, which also corresponds with mothers’ nutritional status. It is necessary for puerperal mothers to have knowlegde about nutrition that increase breastmilk production. Objective: This study aimed to describe the level of knowledge of puerperal women about nutrition that can increase breastmilk production at BPS Edi Suryaningrum, Godean, Sleman, Yogyakarta. Methods: This study used descriptive quantitative research methods. Sample were selected with a total sampling, consisted of 44 puerperal women. Data were collected with a set of questionnaire, then analyzed with a univariate analysis. Results: Respondents varied, with a range of age at 20-35 years old, majority were graduates of high school and unemployed (housewife). Twenty two respondents (50.0%) had adequate knowledge about nutrition that can increase breastmilk production. Conclusion: The knowledge of puerperal women about nutrition that increase breastmilk production was majority in adequate level. Keywords: Knowledge of puerperal women, nutrition and breastmilk
PENDAHULUAN
meningkatkan metabolisme dan cadangan
Masa nifas dimulai dari plasenta lahir
dalam tubuh serta produksi ASI. Makanan
dan berakhir ketika alat-alat kandungan
yang dikonsumsi tersebut harus seimbang
kembali seperti keadaan sebelum hamil,
dan cukup mengandung karbohidrat, energi,
masa nifas berlangsung selama 42 hari.
(1)
protein, mineral, vitamin, dan air.(3)
Kebijakan nasional mengenai masa nifas
Peningkatan
pemberian
ASI
mencantumkan beberapa kebijakan yaitu
dipromosikan pemerintah saat ini, karena
terdapat
nifas.
menyusui sejak dini mempunyai dampak
setelah
yang positif baik bagi ibu maupun bayi,
4
Kunjungan
kali
kunjungan
pertama
6-8
masa jam
persalinan, kunjungan kedua 6 hari masa
karena
nifas, kunjungan ketiga pada waktu 2 minggu
dimulai sejak dalam kandungan sampai
masa nifas, dan kunjungan keempat pada
dengan usia 5 tahun yang dikenal dengan
waktu 6 minggu masa nifas. Kebutuhan
gizi
(2)
perkembangan
otak
anak
masa keemasan. Oleh karena itu diperlukan nifas
ASI ekslusif selama 6 bulan dan dapat
terutama bila untuk menyusui bayi akan
diteruskan hingga anak usia 2 tahun, dilihat
meningkat tiga kali dari kebutuhan biasa.
dari
Makanan
mengandung zat gizi, antara lain karbohidrat,
yang
pada
80%
masa
dikonsumsi
akan
komposisi
ASI
yang
banyak
139
Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 2, Agustus 2016
protein, dan lemak yang banyak dibutuhkan bayi dalam jumlah yang seimbang.
(4)
BAHAN DAN CARA PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah deskriptif
Faktor penyebab ketidakberhasilan ASI
kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini
Ekslusif antara lain seperti ibu yang bekerja
adalah semua ibu nifas yang berkunjung di
di luar rumah, pengeluaran ASI yang sedikit,
BPS Edi Suryaningrum, Godean, Sleman,
kurang memahami teknik menyusui, dan
Yogyakarta, yaitu sebanyak
yang paling penting adalah kurang mengerti
Sampel
tentang nutrisi yang dapat meningkatkan
berjumlah 44 responden. Pengambilan data
produksi ASI.(5)
primer
Tingkat pengetahuan ibu tentang gizi sangat penting dalam meningkatkan status
penelitian
ini
menggunakan
44 ibu nifas.
semua
kuesioner
populasi
tertutup.
Analisis data secara deskriptif dinyatakan dengan bilangan persentase.
gizi keluarga terutama balitanya(1). Semakin sering bayi disusui dengan ASI, maka
HASIL DAN PEMBAHASAN
payudara ibu akan semakin terangsang untuk
Tabel 1 Distribusi Karakteristik Responden
memproduksi ASI yang lebih banyak disertai makan-makanan yang bergizi.(6) Berdasarkan hasil studi pendahuluan di BPS Edi Suryaningrum, dengan melakukan wawancara pada 10 ibu nifas. Didapatkan hasil 7 ibu nifas menyatakan bahwa masa nifas tidak boleh makan amis-amisan seperti daging, ikan telur dan susu, 3 ibu nifas lainnya dapat menjelaskan makanan yang dapat meningkatkan produksi ASI seperti makanan yang mengandung protein, daging, ikan,
sayuran
hijau,
buah-buahan
dan
kacang-kacangan.
Karakteristik Umur (tahun) 18-25 26-33 34-41 Pendidikan SD SMP SMU D.III Pekerjaan Tidak bekerja Wiraswasta Lainnya
F
%
24 12 8
55 27 18
2 12 27 3
5 27 61 7
32 9 3
73 20 7
(Sumber : data primer 2015)
Tabel
1
menunjukkan
bahwa
umur
responden sebagian besar adalah 18-25
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
tahun yaitu 24 responden (55%). Tingkat
gambaran tingkat pengetahuan ibu nifas
pendidikan responden sebagian besar adalah
tentang nutrisi yang dapat meningkatkan
SMU yaitu 27 responden (61%). Sebagian
produksi ASI di BPS Edi Suryaningrum,
besar pekerjaan responden adalah tidak
Godean.
bekerja yaitu sebanyak 32 responden (73%).
140
Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 2, Agustus 2016
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Nutrisi Yang Dapat Meningkatkan Produksi ASI Tingkat F Pengetahuan Baik 18 Cukup 21 Kurang 5 Jumlah 44 (Sumber:data primer 2015)
% 41 48 11 100
Godean,
di
BPS
Sleman,
Edi
Suryaningrum
Yogyakarta,
(32%). Tabel 4 Gambaran Pendidikan Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Nutrisi Yang Dapat Meningkatkan Produksi Pengetahuan Jumlah Baik Cukup Kurang F % F % F % F % SD 0 0 1 2 1 2 2 5 SMP 4 9 6 14 2 5 12 27 SMU 14 32 11 25 2 2 27 61 D.III 0 0 3 7 0 0 3 7 Jumlah 18 41 21 48 5 11 44 100 (Sumber : data primer 2015) Pendidikan
Berdasarkan tabel 2 sebagian besar responden
dalam kategori baik sebanyak 14 responden
memiliki
pengetahuan tentang nutrisi yang dapat meningkatkan produksi ASI dalam kategori cukup yaitu sebanyak 21 responden (48%).
Tabel 5 Gambaran Pekerjaan Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Nutrisi Yang Dapat Meningkatkan Produksi ASI Pekerjaan
Tabel 3 Gambaran Umur Dengan Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Nutrisi Yang Dapat Meningkatkan Produksi ASI Umur
Baik % 27 14 0
Jumlah
F 11 3 7
% 25 7 16
Cukup Kurang
Jumlah
F 13
% 30
F 16
% 36
F 3
% 7
F 32
% 73
4 1
9 2
4 1
9 2
1 1
2 2
9 3
20 7
5
11
44
100
F 1 3 1
% 2 7 2
F 24 12 8
% 55 27 18
Jumlah 18 41 21 48 (Sumber : data primer 2015)
Jumlah 17 41 23 48 4 (Sumber : data primer 2015)
11
44
100
besar responden tidak bekerja dengan tingkat
18-25 26-33 34-41
F 12 6 0
Cukup Kurang
Tidak bekerja Wiraswasta Lainnya
Baik
pengetahuan tentang nutrisi yang dapat
Tabel 3 Menunjukkan bahwa sebagian besar
responden
berumur
18-25
tahun
dengan tingkat pengetahuan tentang nutrisi yang
Tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian
meningkatkan produksi ASI dalam kategori cukup sebanyak 16 responden (36%). Hasil
penelitian
untuk
karakteristik
dapat meningkatkan produksi ASI
responden sebagian besar adalah 18-25
dalam kategori baik sebanyak 12 responden
tahun yaitu 24 responden (55%). Tingkat
(27%).
pendidikan responden sebagian besar adalah
Tabel
4
menunjukkan responden
menunjukkan bahwa
di
bawah
sebagian
besar
besar
SMU
sebanyak 32 responden (73%).
berpendidikan
terakhir
dengan tingkat pengetahuan tentang nutrisi yang
dapat meningkatkan produksi ASI
SMU yaitu 27 responden (61%). Sebagian responden
Pengetahuan
tidak
yang
pekerjaan
kurang
disebabkan karena kurangnya
yaitu
dapat
penyuluhan
dan informasi oleh tenaga kesehatan dan
141
Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 2, Agustus 2016
masih
beredar
dilingkungan
masyarakat
mitos-mitos tentang larangan makanan yang
berpengaruh terhadap asupan nutrisi yang didapat oleh ibu nifas.
tidak boleh dikonsumsi ibu nifas. Selain itu
Sebagian besar umur responden berada
orangtua juga berpengaruh terhadap asupan
dalam
nutrisi
responden
yang
didapat
oleh
ibu
nifas.
kategori
18-25
tahun
(55%),
yaitu
dengan
24
tingkat
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan
pengetahuan tentang nutrisi yang dapat
terjadi setelah orang melakukan pengindraan
meningkatkan produksi ASI dalam kategori
terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan
baik sebanyak 12 responden (27%). Umur
terjadi melalui pancaindra manusia, yakni
merupakan
pengindraan
memengaruhi
menghasilkan
pengetahuan
salah
satu
faktor
tingkat
yang
pengetahuan.
yang sangat dipengeruhi oleh intensitas
Seseorang yang berumur produktif (muda)
perhatian
lebih
dan
Sebagian
persepsi
besar
terhadap
pengetahuan
diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan
objek.
manusia (7)
mudah
pengetahuan
dibandingkan seseorang yang berumur tidak produktif
(lebih
dewasa)
karena
orang
oleh
dewasa telah memiliki pengalaman yang
beberapa faktor diantaranya faktor internal
memengaruhi pola pikir sehingga sulit untuk
yang
diubah.(7)
terdiri
dipengaruhi
menerima
atas
umur,
jenis
kelamin,
pendidikan, pekerjaan, dan eksternal yang
Sebagian
besar
responden
adalah
terdiri atas lingkungan, sosial budaya, status
berpendidikan terakhir SMU yaitu sebanyak
ekonomi,
27
sumber
pengalaman.
informasi,
dan
(8)
responden
(61%),
dengan
tingkat
pengetahuan tentang nutrisi yang dapat
Berdasarkan
hasil
penelitian,
dapat
meningkatkan produksi ASI berada dalam
diketahui bahwa secara keseluruhan tingkat
kategori baik sebanyak 14 responden (32%).
pengetahuan ibu nifas tentang nutrisi yang
Pendidikan dapat memengaruhi pengetahuan
dapat meningkatkan produksi ASI di BPS Edi
ibu
Suryaningrum Godean sebagian besar dalam
meningkatkan produksi ASI, karena semakin
kategori cukup yaitu sebanyak 21 responden
tinggi
(48%). Pengetahuan yang kurang dapat
kualitasnya akan lebih baik.
nifas
tentang
pendidikan,
nutrisi
yang
pengetahuan
dapat
dan
disebabkan karena kurangnya penyuluhan
Tingkat pendidikan berhubungan dengan
dan informasi oleh tenaga kesehatan, serta
daya serap seseorang terhadap informasi.
masih
Pendidikan responden yang lebih tinggi
tentang
banyak larangan
dikonsumsi masyarakat.
oleh
beredarnya makanan ibu
Selain
nifas itu
mitos-mitos yang
boleh
menyebabkan kemampuan dalam memahami
dilingkungan
masalah akan semakin baik. Semakin baik
orangtua
juga
daya serap seseorang maka akan semakin baik pula kemampuan dalam menghadapi
142
Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 2, Agustus 2016
masalah. Hal ini sesuai dengan teori bahwa
dapat
pendidikan berarti bimbingan yang diberikan
pengalaman dan pengetahuan baik secara
seseorang terhadap perkembangan orang
langsung maupun tidak langsung. Pergaulan
lain menuju ke arah cita-cita tertentu yang
lingkungan sosial dalam pekerjaan akan
menentukan manusia untuk berbuat dan
memberikan dampak positif dan negatif.
mengisi
mencapai
Seseorang yang bergaul dengan orang-orang
keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan
yang mempunyai pengetahuan tinggi maka
diperlukan
secara langsung maupun tidak langsung
kehidupan
untuk
untuk
mendapat
informasi,
misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.
membuat
pengetahuan
seseorang
yang
memperoleh
dimilikinya
bertambah begitu sebaliknya.
akan
(9)
Pendidikan dapat memengaruhi seseorang termasuk juga perilaku akan pola hidup
KESIMPULAN
terutama dalam memotivasi untuk sikap
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari
berperan serta dalam pembangunan pada
penelitian ini adalah dari 44 ibu nifas,
umumnya,
sebagian besar berumur 18-25 tahun yaitu 24
semakin
tinggi
pendidikan
seseorang maka akan semakin mudah dalam menerima informasi. Sebagian
(8)
besar
responden
(55%).
Tingkat
pendidikan
responden sebagian besar adalah SMU yaitu ibu
nifas
tidak
27
responden
(61%).
Sebagian
besar
mempunyai pekerjaan yaitu sebesar 32
pekerjaan responden adalah tidak bekerja
responden
tingkat
yaitu sebanyak 32 responden (73%). Tingkat
pengetahuan tentang nutrisi yang dapat
pengetahuan ibu nifas tentang nutrisi yang
meningkatkan produksi ASI berada dalam
dapat meningkatkan produksi ASI di BPS Edi
kategori cukup sebanyak 16 responden
Suryaningrum Godean, Sleman, Yogyakarta
(36%). Hal ini sesuai dengan teori bahwa
sebagian
pekerjaan
pada
kategori cukup yaitu sebanyak 21 responden
pengetahuan seseorang. Orang-orang yang
(48%). Saran bagi tenaga kesehatan lebih
bekerja biasanya mempunyai wawasan yang
meningkatkan pemberian konseling pada ibu
lebih luas dibandingkan orang yang tidak
nifas
bekerja. Sumber informasi baru bagi mereka
meningkatkan produksi ASI, serta lebih aktif
yang bekerja akan lebih banyak dari pada
memberikan penyeluhan secara umum di
mereka yang tidak bekerja. Mereka bisa
masyarakat terutama tentang mitos-mitos
mendapatkan informasi di jalan, tempat kerja,
larangan makanan yang dikonsumsi ibu nifas.
(73%),
mempunyai
dan lain sebagainya. Pekerjaan
dengan
pengaruh
besar
tentang
memiliki
pengetahuan
nutrisi-nutrisi
yang
dapat
(7)
memengaruhi
tingkat
pengetahuan tentang gizi, karena pekerjaan
KEPUSTAKAAN
1.
Ambarwati,
ER
dan
Wulandari,
D.
Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 2, Agustus 2016
Asuhan kebidanan nifas. Yogyakarta mitra cendekia press. 2010.
2.
Nugroho. ASI dan Tumor Payudara. Yogyakarta: Nuha Medika. 2011.
3.
Proverawati dan Asfuah. Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika. 2012.
4.
Proverawati, A dan Rahmawati, D. Kapita Selecta ASI
dan Menyusui.
Yogyakarta: Nuha Medika. 2010.
5.
Maga. Faktor Determinan Produksi ASI padaIbu Menyusui di Pukesmas Telaga Jaya
Kabutaten
Gorontalo
Provinsi
Gorontalo. Jurnal Kesehatan. 2012.
6.
Syafrudin. Untaian Materi Penyuluhan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak). Jakarta: Trans Info Media. 2011.
7.
Notoadmodjo. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. 2007.
8.
Arikunto, S. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta. 2010.
9.
Mubarok, W.I. Promosi Kesehatan utuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika. 2011.
143