HUBUNGAN PELAKSANAAN TUGAS PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA DENGAN STATUS KESEHATAN PADA AGGREGATE LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI KECAMATAN JETIS KOTA YOGYAKARTA Thomas Aquino Erjinyuare Amigo
ABSTRAK Status kesehatan lansia dengan hipertensi di Kecamatan Jetis, Yogyakarta dapat dipengaruhi oleh pelaksanaan tugas perawatan kesehatan dalam keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik dan pelaksanaan tugas perawatan kesehatan keluarga dengan status kesehatan aggregate lansia dengan hipertensi. Desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional digunakan dalam penelitian pada 163 responden yang diperoleh dengan teknik klaster proporsional di masing-masing kelurahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan pelaksanaan tugas perawatan kesehatan keluarga pada aggregate lansia dengan hipertensi (p = 0,009). Kata kunci: Keluarga, tugas perawatan kesehatan, status kesehatan, lansia, hipertensi
ABSTRACT The correlation implementation of family health task on the health status in aggregate of elderly with Hypertension in Jetis, Yogyakarta . The implementation of health care tasks within the family may affect the elders’ health status. This study aimed to determine the correlation of family characteristics and implementation of family health task on elderly with hypertension in Jetis, Yogyakarta. A descriptive correlation design with cross-sectional approach and proportionate cluster sampling was applied to 163 respondents. It showed that there is a correlation of ability to treat families with the health status of elderly with hypertension (p = 0,009). Key words: Family, health care tasks, health status, elderly, hypertension Program Pendidikan Profesi Ners, FIKES Universitas Respati Yogyakarta Jl. Laksda Adisucipto Km 6,3 Depok, Sleman, Yogyakarta Korespondensi:
[email protected] 19,3 juta jiwa
yaitu 14,02% dari total penduduk, (Komisi
PENDAHULUAN Usia Harapan Hidup (UHH) masyarakat Indonesia 70,6 tahun (2009) (Komisi Nasional Lanjut Usia, 2010a; World Health Organization, 2011), Yogyakarta yaitu UHH 74,1 tahun (2008) (BPS 2009 dalam Dinas Kesehatan Provinsi Daerah
Istimewa
Yogyakarta,
(2009) dan jumlah lansia DIY
2009;
2010;
Sunantyo, 2007) sehingga jumlah lansia menjadi
Nasional Lanjut Usia, 2010b) dan catatan Puskesmas Jetis tahun 2012 bahwa jumlah lansia sebanyak 7,3% dari total penduduk di Kecamatan Jetis. Penduduk berusia 60 tahun di dunia diprediksikan lebih dari satu miliar pada tahun 2020 (Ayranci & Ozdag, 2006). Lansia di Amerika akan meningkat hingga 24% (2050) (Friedman, Bowden, & Jones, 2003). Proyeksi
WHO (1995) tahun 2020 diperkirakan lansia di
Rasio ketergantungan lansia pada tahun 2005 –
Indonesia sekitar 28 juta dan tahun 2050 lansia
2009
Indonesia mengalami pertumbuhan terbesar di
ketergantungan lansia yang tinggi terdapat di DIY
Asia, yaitu sebesar 414%, Thailand 337%, India
sebesar 21,78% (Komisi Nasional Lanjut Usia,
242%, dan China 220% (Martono, 2011). Lansia
2010b; Martono, 2011). Jumlah ≥ 60 tahun di
sebagai populasi berisiko (population at risk)
Kecamatan Jetis sebanyak 1491 orang, yang rawat
mempunyai karakteristik biologik dan usia, sosial,
jalan karena hipertensi tahun 2011 ada 12,2%.
ekonomi, gaya
Rata-rata lansia yang tinggal di Jetis tinggal
hidup, dan kejadian hidup
(Stanhope & Lancaster, 2004).
yaitu
12,1%
–
13,7%
dan
rasio
Peningkatan
bersama keluarga dan mayoritas penduduknya
termasuk
bersuku Jawa (80 - 85%). Goldenberg dan
vulnerable population (Stanhope & Lancaster,
Goldernberg (2000 dalam Friedman, Bowden, &
2004) ditambah lagi kondisi fisik, psikologi, dan
Jones, 2003), sebuah keluarga yang berfungsi
sosial yang lemah (Pander, Murdaugh, & Parsons,
dengan baik jika saling memberikan motivasi,
2002) dan juga proses penuaan yang terjadi pada
memberikan
lansia merupakan suatu kondisi yang normal
perlindungan dan keamanan untuk mencapai
karena menggambarkan perubahan struktur dan
potensi diri bagi anggota keluarga dan merupakan
fungsi
dan
tempat bagi anggota keluarga untuk belajar
merupakan proses yang alami di sepanjang
tentang kesehatan dan penyakit serta sebagai
kehidupan
tempat memberi dan memperoleh perawatan
masalah
kesehatan
yang
terjadi
(Miller,
munculnya
pada
lansia
secara
1995)
penyakit
bertahap
dan
memberikan
sepanjang kehidupan anggota keluarga (Hanson,
(Cardiovaskular Disease) (Anderson, 2007) yang
Gedaly-Duff, & Kaakinen, 2005) dan pemberian
menyebabkan
selain
perawatan pada lansia merupakan tanggung jawab
penyakit kanker (Anderson & McFarlane, 2011).
keluarga (Palloni & McEniry, 2007) sehingga
Gangguan kardiovaskular dapat terjadi akibat
keluarga memiliki potensi besar sebagai mitra
perubahan menua (Miller, 1995). Jumlah lansia
dalam
yang hipertensi di Indonesia yaitu 83/1000
kesehatan anggota keluarga terutama lansia dan
anggota rumah tangga (Tantriyani & Harmilah,
keluarga mempunyai peranan penting dalam
2012), Kota Yogyakarta paling tinggi di DIY
kesehatan individu dalam keluarga dan komunitas
(28%)
Daerah
(Bomar dalam Stanhope & Lancaster, 2004;
Istimewa Yogyakarta, 2010). Riskesdas 2007
Hanson, et al., 2005; Nightingale et all dalam
prevalensi hipertensi lansia sebanyak 53,7-67,3%
Stanhope
dan
penyakit
mempunyai
ekonomi
mencakup keluarga mengenal masalah kesehatan,
kematian
hipertensi
pada
Kesehatan
menggambarkan dengan
seperti
serta
CVD
(Dinas
kronis
berdampak
kebebasan
lansia
Provinsi
hubungan
status
sosial
mempertahankan
&
Lancaster, tugas
dan
memulihkan
2004).
perawatan
Keluarga kesehatan
masyarakat (pendidikan, kemiskinan, dan lain-
keluarga
mengambil
lain) (Biro Hukum dan Humas BPKP, 1998).
keluarga
mampu
Kasus hipertensi di seluruh puskesmas yang
keperawatan bagi anggota keluarga, keluarga
terdapat di Kota Yogyakarta pada tahun 2011
mampu menyediakan lingkungan yang kondusif
lansia (≥ 60 tahun) presentasenya yaitu 44,69%
untuk
dari total peduduk yang mengalami hipertensi
kembang
(Seksi Pengendalian Penyakit, 2012).
menggunakan fasilitas kesehatan (Hellkamp &
pemeliharaan individu,
keputusan
yang
memberikan
kesehatan serta
tepat,
tindakan
dan
tumbuh
keluarga
mampu
Lewis, 1995) yang dapat juga berpengaruh
dan multivariat dengan regresi logistik berganda.
terhadap status kesehatan anggota keluarga dalam
Instrumen penelitian tugas perawatan kesehatan
hal ini lansia dengan hipertensi.
keluarga dikembangkan peneliti sesuai dengan
Status kesehatan dapat diukur dengan
konsep dan teori dan dilkukan uji validitas dan
12-item Short Form Health Status Survey (Bentur
reliabilitas sedangkan SF-12 tidak dilakukan uji
& King, 2010; Lim & Fisher, 1999) yang dapat
karena telah dikukan uji sebelulnya. Prinsip etik
digunakan untuk mengukur status kesehatan
dalam penelitian yaitu menghargai harkat dan
individu yang terdiagnosa hipertensi (Lam, Tse,
martabat
& Gandek, 2005) dan dapat digunakan pada
keselamatan dan keamanan melalui beneficence,
lansia (Bentur & King, 2010).
respect
Berdasarkan kondisi tersebut maka perlu dilakukan
penelitian
tentang
hubungan
manusia
for
dan
human
mengutamakan
dignity,
dan
justice
(Anonymous, 2006) dan memberikan Informed Concent.
pelaksanaan tugas perawatan kesehatan keluarga dengan status kesehatan pada aggregate lansia
HASIL
dengan hipertensi di Kecamatan Jetis Kota
Analisis Univariat
Yogyakarta.
Status kesehatan pada aggregate lansia dengan hipertensi baik secara fisik (PCS) maupun mental
METODE PENELITIAN
(MCS) dan secara menyeluruh (PCS dan MCS)
Desain penelitian yang digunakan deskriptif
dapat dilihat pada tabel 1.1 yang secara garis
korelasional dengan pendekatan cross-sectional.
besar termasuk baik bahkan melebihi standar US.
Populasinya 182 lansia (≥ 60 tahun) berdasarkan
Keluarga
catatan dari Puskesmas Jetis dan sampel 163
keluarga mengambil keputusan 63,8% baik,
dengan teknik cluster random sampling dengan
keluarga yang mampu merawat lansia hipertensi
efek desain yang digunakan peneliti yaitu 1,3
74,8% baik, keluarga memodifikasi lingkungan
(Alecxih,
53,4% baik, dan keluarga yang menggunakan
Lisa,
Corea,
&
Marker
dalam
Shackman, 2001).
mengenal
hipertensi
50,3%
baik,
fasilitas kesehatan 66,9% baik.
Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juni 2012. Analisis bivariat menggunakan Chi Square Tabel 1.1 Distribusi frekuensi status kesehatan pada aggregate lansia dengan hipertensi berdasarkan SF-12 di Kecamatan Jetis Kota Yogyakarta tahun 2012 (n = 163) Jumlah n (%)
Status Kesehatan Lansia PCS Mean (SD) Median PCS (berdasarkan US) MCS Mean (SD) Median PCS (berdasarkan US) PCS dan MCS
Total n (%)
Baik
Kurang
59,6 (18) 62,3 50 (10)
89 (54,6) 89 (54,6) 113 (69,3)
74 (45,4) 74 (45,4) 50 (30,7)
163 (100) 163 (100) 163 (100)
65,3 (19,5) 71,8 50 (10)
102 (62,6) 76 (46,6) 119 (73,0)
61 (37,4) 87 (53,4) 44 (27,0)
163 (100) 163 (100) 163 (100)
Jumlah n (%)
Status Kesehatan Lansia Mean (SD) Median PCS dan MCS (berdasarkan US)
62,4 (17,9) 67,0 50 (10)
Kemampuan keluarga secara menyeluruh dalam melaksanakan
tugas
perawatan
kesehatan
keluarga 93,3%
lebih
tinggi
Total n (%)
Kurang 65 (39,9) 79 (48,5) 40 (24,5)
Baik 98 (60,1) 84 (51,5) 123 (75,5)
(54,6%)
163 (100) 163 (100) 163 (100) dibandingkan
dengan
keluarga yang kurang dalam melaksanakan tugas perawatan kesehatan keluarga (9,1%). secara
Analisis Bivariat (Tabel 1.2)
menyeluruh juga ada hubungan pelaksanaan
Keluarga yang baik dalam melaksanakan tugas perawatan kesehatan
keluarga memiliki
lansia yang mempunyai status kesehatan baik
tugas
perawatan
kesehatan keluarga dengan
status kesehatan pada aggregate lansia dengan hipertensi(OR=12,03).
Tabel 1.2 Hubungan Pelaksanaan Tugas Perawatan Kesehatan Keluarga Dengan Status Kesehatan Lansia Dengan Hipertensi di Kecamatan Jetis Kota Yogyakarta tahun 2012 (n = 163) Status Kesehatan Lansia Pelaksanaan Tugas (SF12) Total Perawatan Kesehatan Nilai p OR (95% CI) n (%) Baik Kurang Keluarga n (%) n (%) Tugas perawatan kesehatan keluarga Kurang 1 (9,1) 10 (90,9) 83 (100) 0,009* 12,03 Baik 83 (54,6) 69 (45,4) 80 (100) (1,50 – 96,31) Total 1.
84 (51,5)
79 (48,5)
163 (100)
* α < 0,05
penelitian
PEMBAHASAN
yang
dilakukan
pada
lansia
di
Ada hubungan pelaksanaan tugas perawatan
Puskesmas Srondol Kota Semarang menunjukkan
kesehatan keluarga dengan status kesehatan pada
bahwa ada hubungan dukungan keluarga dengan
aggregate lansia dengan hipertensi dan keluarga
kepatuhan lansia dalam perawatan hipertensi
yang mempunyai kemampuan yang baik dalam
(Suhadi, Wiarsih, & Widyatuti, 2011) dan juga
pelaksanaan tugas perawatan kesehatan keluarga
penelitian lain dilakukan pada keluarga dengan
mempunyai peluang 12,03 kali meningkatkan
lansia
status kesehatan pada aggregate lansia dengan
menunjukkan ada hubungan dukungan informasi,
hipertensi menjadi lebih baik dibandingkan
penghargaan,
dengan keluarga yang kurang dalam pelaksanaan
keluarga
tugas perawatan kesehatan keluarga, hal tersebut
pengendalian hipertensi (Herlinah, Wiarsih, &
menunjukkan bahwa keluarga yang mempunyai
Rekawati, 2011), secara teori juga menunjukkan
kemampuan
bahwa
baik
dalam
pelaksanaan
tugas
hipertensi
di
Koja
emosional,
dengan
kesehatan
perilaku
anggota
Jakarta
dan
Utara
intrumental
lansia
keluarga
dalam
sangat
memberikan
dipengaruhi juga oleh kemampuan keluarga
kontribusi yang baik terhadap meningkatnya
dalam melaksanakan tugas perawatan kesehatan
status kesehatan lansia dengan hipertensi. Hasil
keluarga yang mencakup lima tugas yaitu
perawatan
kesehatan
keluarga
keluarga mengenal masalah kesehatan, keluarga
hipertensi yaitu adanya tingkat keterlibatan lansia
mengambil
keluarga
dalam mengikuti berbagai kegiatan yang ada di
merawat anggota keluarga, keluarga mampu
masyarakat diantaranya kegiatan lansia (posyandu
memodifikasi
keluarga
lansia) baik di tingkat RW maupun kelurahan, dan
menggunakan fasilitas kesehatan (Maglaya et. al.,
juga berbagai kegiatan yang dilakukan di tingkat
2009) karena di dalam tugastugas tersebut pun
kecamatan, adanya Puskesmas Santun Lansia dan
tertuang makna bahwa keluarga memberikan
Puskesmas Jetis menjadi salah satu Puskesmas
motivasi, kebebasan, serta perlindungan dan
Santun Lansia, dan program dari Dinas Kesehatan
keamanan untuk mencapai potensi diri bagi
Kota Yogyakarta terhadap kesehatan lansia.
anggota keluarga (Friedman, Bowden, & Jones,
Dengan demikian status kesehatan lansia dengan
2003). Keluarga juga merupakan unit dasar dalam
hipertensi menjadi baik karena pelaksanaan tugas
mengembangkan, mengatur, dan menjalankan
perawatan kesehatan keluarga dan didukung juga
perilaku kesehatan yang meliputi nilai kesehatan,
oleh berbagai kegiatan seperti posyandu lansia,
kebiasaan hidup sehat, dan persepsi terhadap
senam lansia, lomba antar kelompok lansia, dan
kesehatan
rekreasi yang dapat bermanfaat bagi peningkatan
keputusan
yang
lingkungan,
(Stanhope
&
tepat,
dan
Lancaster,
2004).
Keluarga juga merupakan tempat bagi anggota keluarga
memperoleh
perawatan
sepanjang
kehidupan setiap anggota keluarga (Hanson et al., 2005). Nightingale, et al., (dalam Stanhope & Lancaster,
2004),
juga
menyatakan
bahwa
keluarga mempunyai peranan penting dalam kesehatan
individu
dalam
status kesehatan lansia.
keluarga
dan
komunitas. Status kesehatan lansia di Kecamatan Jetis Kota Yogyakarta termasuk dalam kategori baik juga didukung oleh tingkat kemandirian yang dimiliki lansia baik secara fisik maupun mental. Hal ini sangat konkrit dengan hasil penelitian
KESIMPULAN Pelaksanaan tugas perawatan kesehatan keluarga mempunyai hubungan dengan status kesehatan pada aggregate lansia dengan hipertensi. Oleh karena itu dinas kesehatan, petugas puskesmas perlu memperhatikan peningkatan pengetahuan keluarga
terkait
masalah
kesehatan
tentang
hipertensi dengan pendekatan tugas perawatan kesehatan keluarga dan ditunjang juga oleh institusi keperawatan.
yang menunjukkan bahwa sebagian besar status kesehatan
pada
aggregate
hipertensi
termasuk
dalam
lansia
dengan
kategori
baik
(75,5%)bila di bandingakan dengan standar norma US. Status kesehatan lansia juga baik ditandai dengan lansia secara fisik (69,3%) dan mental (73%) termasuk dalam kategori baik bila dibandingkan dengan standar
US.
Hal
ini
disebabkan karena lansia mampu mengelola situasi dan kondisi yang terjadi terkait dengan perubahan dan masalah kesehatan yang dialami saat ini. Faktor lain yang berkontribusi terhadap status kesehatan pada aggregate lansia dengan
DAFTAR PUSTAKA Komisi Nasional Lanjut Usia. (2010a). Aksesibilitas Dan Kemudahan Dalam Penggunaan Sarana Dan Prasarana. Jakarta: Komisi Nasional Lanjut Usia. World Health Organization. (2011). World Health Statistics 2011: World Health Organization. Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. (2009). Profil Kesehatan Provinsi D.I Yogyakarta Tahun 2008. Yogyakarta: Dinas Kesehatan Provinsi D.I Yogyakarta. Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. (2010). Profil Kesehatan Provinsi D.I Yogyakarta Tahun 2009. Yogyakarta: Dinas Kesehatan Provinsi D.I Yogyakarta.
Sunantyo, F. E. (2007). Serangkaian kegiatan Lansia di Yogyakarta. Retrieved 23, 2012, from http://www.promosikesehatan.com/?act=article&i d=448 Komisi Nasional Lanjut Usia. (2010b). Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lanjut Usia. Jakarta: Komisi Nasional Lanjut Usia. Ayranci, U., & Ozdag, N. (2006). Health of Elderly: Importance of Nursing and Family Medicine Care. The Internet Journal of Geriatrics and Gerontology, 1 Friedman, M. M., Bowden, V. R., & Jones, E. G. (2003). Family Nursing: Research, Theory, & Practice. New Jersey: Pearson Education, Inc. Martono, H. (2011). Lanjut Usia dan Dampak Sistemik Dalam Siklus Kehidupan. Retrieved 08 Mei, 2011, fromhttp://www.komnaslansia.or.id/modules.php? name=News&file=article&sid=63&mode=thread &order=0&thold=0 Stanhope, M., & Lancaster, J. (2004). Community and Public Health Nursing. St. Louis Missouri: Mosby. Pander, N. J., Murdaugh, C. L., & Parsons, M. A. (2002). Health Promotion in Nursing Practice. New Jersey: Prentice Hall. Anderson, M. A. (2007). Caring for Older Adults Holistically. Philadelphia: F. A. Davis Company. Anderson, E. T., & McFarlane, J. (2011). Community as partner : theory and practice in
nursing. Philadelphia: Wolters Kluwer Health/Lippincott Williams & Wilkins. Miller, C. A. (1995). Nursing Care Of Older Adults: Theory and Practice. Philadelphia: J.B Lippincott Company. Tantriyani, & Harmilah. (2012). Pengaruh Pemberian Cincau Terhadap Tekanan Darah pada Lanjut Usia yang Menderita Hipertensi Di Posyandu Lansia Desa Trimulyo Jetis Bantul. Caring Jurnal Ilmiah Keperawatan, 1(1), 35-41. Biro Hukum dan Humas BPKP. (1998). UndangUndang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia. Retrieved 18 April 2012. from www.bpkp.go.id/uu/filedownload/2/45/438.bpkp. Komisi Nasional Lanjut Usia. (2010b). Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lanjut Usia. Jakarta: Komisi Nasional Lanjut Usia. Hanson, S. M. H., Gedaly-Duff, V., & Kaakinen, J. R. (2005). Family Health Care Nursing: Theory, Practice, and Research. Philadelphia: Davis Company. Maglaya, A. S., Cruz-Earnshaw, R. G., PambidDones, L. B. L., Maglaya, M. C. S., Lao-Nario, M. B. T., & Leon, W. O. U.-D. (2009). Nursing Practice in the Community