ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN NATRIUM DAN OBESITAS DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN POLIKLINIK UMUM DI PUSKESMAS TUMARATAS KECAMATAN LANGOWAN BARAT KABUPATEN MINAHASA Fifi Mamoto*, Grace D. Kandou**, Victor D. Pijoh** Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi* Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi** ABSTRAK Latar Belakang: Hipertensi adalah penyebab kematian utama ketiga di Indonesia untuk semua umur, yaitu mencapai 17-21 % dari proporsi penduduk dan kebanyakan tidak terdeteksi. Faktor pemicu/resiko penyakit hipertensi yang dapat diubah seperti asupan natrium, obesitas, olaraga, merokok, konsumsi alkohol, stres. Tujuan penelitian: Untuk mengetahui hubungan antara asupan natrium dan obesitas dengan kejadian hipertensi pada pasien poliklinik umum di Puskesmas Tumaratas Kecamatan Langowan Barat Kabupaten Minahasa. Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di Puskesmas Tumaratas Kecamatan Langowan Barat Kabupaten Minahasa pada bulan Februari tahun 2013 sampai Mei tahun 2013. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 107 orang. Sampel diambil secara simple random sampling (sampel acak sederhana). Data diperoleh melalui kuesioner dan wawancara langsung. Analisis data dilakukan meliputi analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan uji Chi-square pada program SPSS. Hasil penelitian: Hasil uji statistik menunjukkan faktor risiko asupan natrium mempunyai hubungan yang bermakna dengan hipertensi (p = 0,003; OR = 4,063 dan 95% CI = 1,577 – 10,469), berbeda dengan obesitas menunjukan tidak ada hubungan yang bermakna dengan hipertensi (p = 0,755). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara asupan natrium dengan kejadian hipertensi, dan tidak terdapat hubungan antara obesitas dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Tumaratas Kecamatan Langowan Barat Kabupaten Minahasa. Kata Kunci: Obesitas, Natrium, Hipertensi ABSTRACT Background: Hypertension is the third leading cause of death in Indonesia for all ages, reaching 17-21% of the proportion of the population and mostly undetectable. Trigger factors / risk diseases such as hypertension, which can be altered sodium intake, obesity, sports, smoking, alcohol consumption, stress. Objective: To determine the relationship between sodium intake and obesity with hypertension in general polyclinic patients in Puskesmas Tumaratas Western District Langowan Minahasa regency. Methods: The study was an observational analytic cross sectional approach. The study was conducted at the Health Center of West Langowan Tumaratas Minahasa district in February of 2013 to May of 2013. The sample in this study amounted to 107 people. Samples were collected by simple random sampling (simple random sample). Data were obtained through questionnaires and direct interviews. Data analysis includes univariate and bivariate analysis using Chi-square test in SPSS. Results of research: Statistical test results showed sodium intake risk factors have a significant association with hypertension (p = 0.003; OR = 4.063 and 95% CI = 1.577 to 10.469), in contrast to obesity showed no significant association with hypertension (p = 0.755 ). Conclusion: There is a relationship between sodium intake with the incidence of hypertension, and there is no relationship between obesity and the incidence of hypertension in the Health Center West Langowan Tumaratas Minahasa district. Keywords: Obesity, Sodium, Hypertension
PENDAHULUAN Hipertensi adalah penyebab kematian utama ketiga di Indonesia untuk semua umur, yaitu mencapai 17-21 % dari proporsi penduduk dan kebanyakan tidak terdeteksi(Depkes, 2008). Menurut Joint National Committee (JNC) 7 (2003), hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥90 mmHg pada seseorang yang tidak sedang mengkonsumsi obat antihipertensi (Yogiantoro, 2006). Menurut Depkes (2008 sebanyak 76.0% kejadian hipertensi dalam masyarakat memang belum terdiagnosis. Faktor resiko penyakit hipertensi dapat dibedakan menjadi faktor yang tidak dapat diubah/dikontrol seperti umur, jenis kelamin, riwayat keluarga dan faktor yang dapat diubah seperti asupan natrium, obesitas, olaraga, merokok, konsumsi alkohol, stres. Hubungan antara asupan natrium dengan hipertensi dibuktikan dengan adanya peningkatan volume plasma atau cairan tubuh dan tekanan darah. Faktor resiko penyakit hipertensi yang lain yaitu obesitas. Menurut Depkes (2006), risiko relatif untuk menderita hipertensi pada orang gemuk 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang berat badannya normal. Pada tahun 2010 sampai 2012, hipertensi menempati peringkat kedua sebagai penyakit yang paling banyak ditemukan di puskesmas-puskesmas seluruh Kabupaten Minahasa. Pada tahun 2012 penderita hipertensi di Kabupaten Minahasa juga mengalami peningkatan yang drastis yakni mencapai 30.174 kasus, baik kasus lama maupun kasus baru (Angka Kesakitan Dinas Kesehatan Kab. Minahasa). Data angka kesakitan Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa menunjukkan bahwa pada tahun 2012, kasus penderita hipertensi paling banyak ditemukan di 2 puskesmas di Langowan Barat dengan jumlah kasus mencapai 3027 kasus, salah satunya yaitu di Puskesmas Tumaratas.
Berdasarkan data-data tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan antara asupan natrium dan obesitas dengan kejadian hipertensi pada pasien poliklinik umum di Puskesmas Tumaratas Kecamatan Langowan Barat Kabupaten Minahasa. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional atau potong lintang. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Tumaratas Kecamatan Langowan Barat Kabupaten Minahasa dan dilaksanakan pada bulan Maret tahun 2013 sampai bulan April tahun 2013. Populasi dari penelitian ini yaitu seluruh pasien poliklinik umum di Puskesmas Tumaratas yang berkunjung setiap hari selama penelitian dilaksanakan, yang berusia diatas 40 tahun Kriteria Inklusi Sampel a. Merupakan pasien poliklinik umum di Puskesmas Tumaratas Kecamatan Langowan Barat yang berkunjung selama penelitian dilaksanakan. b. Berusia lebih dari 40 tahun Kriteria Eksklusi Sampel a. Tidak bersedia mengikuti penelitian b. Wanita pada masa kehamilan Dalam penelitian yang dilaksanakan selama 10 hari ini didapatkan jumlah sampel sebanyak 107 orang dan teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu menggunakan simple random sampling (sampel acak sederhana). Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu asupan natrium dan obesitas, sedangkan variabel terikat yaitu kejadian hipertensi. Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis secara bertahap meliputi analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan uji Chisquare pada program komputer yaitu SPSS.
HASIL PENELITIAN Analisis Univariat 1. Karakteristik Responden Distribusi responden berdasarkan karakteristik umur diketahui bahwa 42,06% responden berada pada kelompok umur 40-49 tahun, sedangkan 40,18% responden berada pada kelompok umur 50-59 tahun. Dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berada pada kelompok umur 40-49 dan 50-59 tahun. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin diketahui bahwa sebanyak 57,1% responden berjenis kelamin laki-laki dan 42,9% responden berjenis kelamin perempuan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa responden pada penelitian ini lebih banyak berjenis kelamin laki-laki daripada perempuan. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan terakhir dapat dilihat bahwa sebanyak 43,92% responden
memiliki status pendidikan terakhir Sekolah Dasar (SD), namun 40,18% responden lainnya memiliki status pendidikan terakhir SMA, bahkan ada 6,55% responden yang mendapat gelar sarjana. Hasil ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden telah memiliki status pendidikan yang cukup baik. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 59,82% responden tidak memiliki riwayat hipertensi dalam keluarga. Berdasarkan hasil analisis univariat, dapat dilihat bahwa 63,6% responden tidak menderita hipertensi dan 36,4% responden menderita hipertensi. Hasil ini memang menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak menderita hipertensi, namun yang menjadi masalah yaitu 36,4% responden menderita hipertensi, yang berarti ada 39 orang dari 107 responden yang menderita hipertensi.
Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik responden di Puskesmas Tumaratas Kecamatan Langowan Barat Kabupaten Minahasa tahun 2013. Jumlah
Karakteristik Umur
Total Jenis Kelamin Total Pendidikan Terakhir
Total Riwayat Hipertensi pada keluarga Total Riwayat Hipertensi
40-49 tahun 50-59 tahun 60-69 tahun 70-79 tahun Perempuan Laki-laki SD SMP SMA S1 Ada Tidak ada Ada Tidak ada
Total
Analisis Bivariat 1. Hubungan antara asupan natrium dengan Hipertensi. Berdasarkan uji statistik, hasil analisis hubungan antara asupan natrium dengan
N 45 43 14 5 107 46 61 107 47 10 43 7 107 43 64 107 39 68 107
% 42.06 40.18 13.08 4.68 100 42.9 57.1 100 43,92 9,35 40,18 6,55 100 40,18 59,82 100 36,4 63,6 100
kejadian hipertensi, diperoleh nilai p sebesar 0,003. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara asupan
natrium dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Tumaratas.Uji hubungan ini juga menghasilkan nilai OR sebesar 4,063 (CI 95% = 1,577 – 10,469), ini berarti bahwa responden yang
mengkonsumsi asupan natrium lebih memiliki peluang 4,063 kali lebih besar menderita hipertensi dibandingkan dengan responden yang mengkonsumsi asupan natrium cukup.
Tabel 2. Hubungan antara asupan natrium dengan Hipertensi di Puskesmas Tumaratas Kecamatan Langowan Barat Kabupaten Minahasa tahun 2013. Asupan Natrium Lebih Cukup Total
Kejadian hipertensi Tidak Hipertensi Hipertensi n % n % 32 82,05 36 52,94 7 17,95 32 47,06 39 100 68 100
2. Hubungan antara obesitas Hipertensi. Berdasarkan uji statistik, hasil hubungan antara obesitas kejadian hipertensi diperoleh
dengan analisis dengan nilai p
Total N 68 39 107
% 63,55 36,55 100
P value
OR
0,003
4,0
95% CI 1,57-10,46
sebesar 0,755. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara obesitas dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Tumaratas
Tabel 3. Hubungan antara i obesitas dengan Hipertensi di Puskesmas Tumaratas Kecamatan Langowan Barat Kabupaten Minahasa tahun 2013. Obesitas Ya Tidak Total
Kejadian hipertensi Hipertensi Tidak Hipertensi n % n % 19 48,72 31 45,58 20 51,29 37 54,42 39 100 68 100
PEMBAHASAN Hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg, atau bila pasien memakai obat hipertensi (Mansjoer, 2001). Saat ini untuk menentukan seseorang menderita hipertensi digunakan ukuran berdasarkan The Seventh Report Of Joint National Committee On Prevention, Detection Evaluation, and Treatment Of High Blood Pressure (JNC 7)tahun 2003 yaitu dikatakan hipertensi derajat I jika TDS 140-159 mmHg dan TDD 90-99, serta dikatakan hipertensi derajat II jika TDS ≥ 160 mmHg dan TDD ≥100 mmHg (Yogiantoro, 2006). Penelitian mengenai penyakit hipertensi yang dilakukan di Puskesmas Tumaratas Kecamatan Langowan Barat ini dengan 107 jumlah sampel, ditemukan 39 (36,4%) diantaranya
Total N 50 57 107
% 46,72 53,28 100
P value 0,755
menderita penyakit hipertensi, sedangkan 68 (63,6%) lainnya ditemukan tidak menderita penyakit hipertensi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa responden yang menderita penyakit hipertensi di Puskesmas Tumaratas lebih sedikit dibandingkan dengan responden yang tidak menderita hipertensi. Hal ini dikarenakan adanya faktor-faktor lain yang mempengaruhi seperti faktor lingkungan, dalam hal ini masyarakat di Langowan Barat merupakan masyarakat yang sering dikunjungi oleh petugaspetugas kesehatan, termasuk petugas kesehatan dari Puskesmas Tumaratas sehingga pengetahuan mengenai bahaya hipertensi dapat diketahui dengan baik.Faktor gaya hidup masyarakat di Langowan Barat juga mulai menunjukkan perubahan seiring dengan
perkembangan teknologi. Masyarakat disana mulai mengurangi beberapa gaya hidup yang dapat menjadi faktor pencetus terjadinya hipertensi, seperti mengkonsumsi lemak berlebih dan kurang berolahraga. Meskipun jumlah penderita penyakit hipertensi yang ditemukan lebih sedikit dibandingkan dengan yang tidak menderita penyakit hipertensi, namun hal ini tidak dapat diabaikan, diperlukan adanya penanggulangan yang baik dalam mengurangi kejadian penyakit hipertensi di Puskesmas Tumaratas ini secara maksimal. Berdasarkan hasil uji analisis pada analisis bivariat dengan menggunakan chi square, asupan natrium dengan kejadian penyakit hipertensi diperoleh probabilitas sebesar 0,003 dengan p < 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bemakna antara kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Tumaratas Kecamatan Langowan Barat Kabupaten Minahasa. Uji hubungan ini juga menghasilkan nilai OR sebesar 4,063 (CI 95% = 1,577 – 10,469), ini berarti bahwa responden yang mengkonsumsi asupan natrium memiliki peluang 6 kali lebih besar menderita hipertensi dibandingkan dengan responden yang tidak memiliki kebiasaan merokok. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sarasaty (2011) di Desa Sawah baru yang memperoleh hasil bahwa asupan natrium terbukti sebagai salah satu faktor resiko terjadinya hipertensi. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara asupan natrium dengan obesitas. Dalam penelitian ini ditemukan 32 responden yang mengkonsumsi asupan natrium lebih dan menderita hipertensi sedangkan 7 responden yang mengkonsumsi asupan natrium cukup namun juga menderita hipertensi. Hal ini menunjukkan bahwa asupan natrium merupakan salah satu pencetus terjadinya penyakit hipertensi. Berdasarkan hasil uji analisis pada analisis bivariat dengan
menggunakan chi square, obesitas dengan kejadian hipertensi diperoleh probabilitas sebesar 0,755 dengan p < 0,05, Hasil tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bemakna antara obesitas dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Tumaratas Kecamatan Langowan Barat Kabupaten Minahasa. KESIMPULAN 1. Terdapat hubungan antara asupan natrium dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Tumaratas Kecamatan Langowan Barat Kabupaten Minahasa, dimana masyarakat yang mengkonsumsi asupan natrium lebih mempunyai peluang menderita hipertensi 4 kali lebih besar daripada yang mengkonsumsi asupan natrium cukup. 2. Tidak terdapat hubungan antara obesitas dengan kejadian hipertensi di Puskesmas Tumaratas Kecamatan langowan Barat Kabupaten Minahasa SARAN 1. Bagi Puskesmas Bagi seluruh petugas kesehatan yang ada di Puskesmas Tumaratas kiranya dapat lebih aktif dalam kegiatan-kegiatan di Puskesmas seperti penyuluhan, posyandu dan mengundang masyarakat untuk rutin memeriksakan tekanan darahnya agar dapat mencegah hipertensi. 2. Bagi Masyarakat Bagi seluruh masyarakat yang berada di wilayah kerja Puskesmas Tumaratas kiranya dapat lebih memperhatikan gaya hidup sehat. Hindari gaya hidup tidak sehat seperti mengkonsumsi makanan yang tinggi natrium dan lebih meningkatkan aktivitas fisik. 3. Peneliti Lain Peneliti lain diharapkan dapat menambah variabel-variabel lain yang memiliki kemungkinan berhubungan dengan kejadian hipertensi yang tidak ada dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA Arisman, 2010. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC Almatseir, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama Bustan, M.N. 2007.Epidemiologi :Penyakit Tidak Menular. Jakarta :RinekaCipta Depkes RI. 2008. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, RI Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa. 2013. Laporan Angka Kesakitan di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Tahun 2012. Tondano. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara.2013. Laporan Surveilans Terpadu di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012. Manado Gunawan, L. 2005. Hipertensi.Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. JNC-7. 2004. The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (online). (http://www.nhlbi.nih.gov/guideline s/hypertension/jnc7full.pdf). Diakses pada tanggal 4 Februari 2013 Mansjoer, A dkk. 2009. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta : Media Aesculapius Martha, K. 2012. Panduan Cerdas Mengatasi Hipertensi. Yogyakarta : Araska
Mustamin. 2010. Aupan Natrium, Status Gizi dan Tekanan Darah Usia Lanjut di Puskesmas Bojo Baru Kabupaten Barru. Media GiziPangan, Vol.1X Proverawati, Atikah. 2010. Obesitas dan Gangguan Perilaku Makan Pada Remaja. Yogyakarta :Nuha Medika. Pudiastuti, Dewi Ratna. 2011. Penyakit Pemicu Stroke. Yogyakarta: Nuha Medika Rudianto, B. (2013).Menaklukan hipertensi dan diabetes. Yogyakarta: Sakkhasukma. Suiraoka, IP. 2012. Penyakit Degeneratif. Yogyakarta : Medical Book Sarasaty,R. 2011. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Hipertensi Pada Kelompok LanjutUsia di Kelurahan SawahBaruKecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan Tahun2011, (Online). (Available from:(http://perpus.fkik.uinjkt.ac.i d/file_digital/RINAWANG%20J ADI.pdf) Sugiharto, A. 2007. Faktor – faktor risiko hipertensi Grade II padants. Masyarakat (studi Kasus di Kabupaten Karangayar), (online). (Avaible from: http;//eprints.undip.ac.id/)di akses 22 januari 2013 Supariasa.2001. Penilaian Status Gizi.Jakarta: EGC. Yogiantoro, M.(2006) Hipertensi Esensial. Buku Aja rPenyakit Ilmu Penyakit Dalam. Ed 4. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI.