HUBUNGAN ANTARA FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA MASYARAKAT DI KELURAHAN MOTOBOI KECIL KECAMATAN KOTAMOBAGU SELATAN KOTA KOTAMOBAGU Rilie Fardya Dedullah*,Nancy S.H Malonda*, Woodford Baren S. Joseph* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan Riskesdas 2013 adalah sebesar 26,5% dan di Sulawesi Utara adalah sebesar 27,1%. Keadaan ini menunjukan tingginya angka kejadian hipertensi di Indonesia khusunya di provinsi Sulawesi Utara. Faktor-faktor hipertensi yaitu faktor risiko yang tidak dapat diubah terdiri dari genetika, umur, jenis kelamin dan faktor yang dapat di ubah yaitu obesitas, kurang olahraga, konsumsi garam berlebih, merokok dan mengkonsumsi alkohol dan stres.Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui hubungan antara faktor risiko hipertensi dengan kejadian hipertensi pada masyarakat di Kelurahan Motoboi Kecil Kecamatan Kotamobagu Selatan Kota Kotamobagu Provinsi Sulawesi Utara. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional study.Jumlah sampel sebanyak 150 responden.Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner, tensimeter jarum aneroid, mikrotoise dan timbangan berat badan. Analisis data meliputi analisis univariat dan bivariat yang menggunakan uji chisquare (CI=95%; α=0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan Sebanyak 49,4% responden memiliki keturunan penyakit hipertensi, 51,3% responden berumur ≥ 43 tahun dan 48,6% responden adalah obesitas. Hubungan antara faktor keturunan dengan kejadian hipertensi diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,000 (p-value<0,05), hubungan antara umur dengan kejadian hipertensi diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,000 (p-value<0,05) dan hubungan antara obesitas dengan kejadian hipertensi diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,015 (p-value<0,05). Kata Kunci: Keturunan, Umur, Obesitas, Hipertensi ABSTRACT The prevalence of hypertension in Indonesia by Riskesdas 2013 was 26,5% and in North Sulawesi was 27,1%. These data shows the high incidence of hypertension in Indonesia especially in the province of North Sulawesi. Risk factors of hypertension that could not be changes were genetic, age, gender. Risk factors that could changes were obesity, less of exercise, over consumption of salt, smoking, drink of alcohol and stress. This research was determined risk factors with incident of hypertension in community at Motoboi Kecil, South Kotamobagu, Kotamobagu City, province of North Sulawesi. This research was observational analytic with cross sectional study. Sample of this research was 150 respondens, intsrumen used by kuesioner, aneroid tensimeter, mikrotoise and scale. Data analysis including univariat analysis and bivariat analysis with uji chi-square (CI=95%; α=0,05). The results of this research showed 49,4% of respondens have descendants of hypertension, 51,3% of respondens aged ≥ 43 years old and 48,6% of respondens are obesity. Relationship betewen decendant of hypertension with incident of hypertension obtained probability value of 0,000 (p-value<0,05). Relationship between age with incident of hypertension obtained probability value of 0,000 (p-value<0,05) and relationship between obesity with incident of hypertension obtained probability value of 0,015 (p-value<0,05). Keywords:Genetic, Age, Obesity, Hypertension
2025 atau sekitar29% dari total penduduk
PENDAHULUAN Penyakit tidak menular adalah
penyebab
dunia. (Triyanto, 2014).
kematian terbanyak di Indonesia, dimana
Prevalensi
hipertensi
di
Indonesia
penyakit tidak menular masih merupakan
berdasarkan hasil pengukuran menurut usia
masalah kesehatan yang penting sehingga
≥18
dalam waktu bersamaan morbiditas dan
hipertensi di Indonesia yang diperoleh melalui
mortalitas PTM makin meningkat. Oleh
kuesioner
karena itu, PTM menjadi beban ganda dan
sebesar 9,4% yang di diagnosis tenaga
tantangan
dalam
kesehatan sebesar atau sedang minum obat
pembangunan bidang kesehatan di Indonesia.
sebesar 9,5%. Jadi terdapat 0,1 % yang minum
(Depkes, 2011).Salah satu penyakit tidak
obat sendiri. Responden yang mempunyai
menular yang menyerang masyarakat saat ini
tekanan darah normal tetapi sedang minum
adalah penyakit hipertensi. Sampai saat ini,
obat hipertensi sebesar 0,7%. Jadi prevalensi
hipertensi masih menjadi masalah karena
hipertensi di Indonesia sebesar 26,5 %.
beberapa
(Kemenkes RI, 2013)
yang
hal
harus
antara
dihadapi
lain,
meningkatnya
tahun
sebesar
25,8%.
terdiagnosis
tenaga
Prevalensi
kesehatan
prevalensi hipertensi, masih banyaknya pasien
Prevalensi hipertensi di Sulawesi Utara
hipertensi yang belum mendapat pengobatan
yang diperoleh melalui kuesioner terdiagnosis
maupun yang sudah diobati tetapi tekanan
tenaga kesehatan adalah 15%, sedang minum
darahnya belum mencapai target, serta adanya
obat 15,2% dan melalui pengukuran adalah
penyakit lain yang mempengaruhi hipertensi
27,1% (Kemenkes RI, 2013). Faktor-faktor
sehingga dapat meningkatkan morbiditas dan
hipertensi yaitu faktor risiko yang tidak dapat
mortalitas. (Sudoyo dkk, 2007)
diubah dan faktor risiko yang dapat di
Menurut
WHO
Organization)
2011,
penduduk
seluruh
di
(World sekitar dunia
1
Health
ubah.Faktor risiko yang tidak dapat diubah
milyar
terdiri
dari
genetika,
umur,
jenis
menderita
kelamin.Faktor yang dapat di ubah yaitu
hipertensi dimana dua pertiganya terdapat di
obesitas, kurang olahraga, konsumsi garam
Negara-negara
Hipertensi
berlebih, merokok dan mengkonsumsi alkohol
menyebabkan 8 juta penduduk di seluruh
dan stres.Berdasarkan masalah yang ada,
dunia meninggal setiap tahunnya, dimana
maka penyakit hipertensi menjadi salah satu
hampir 1,5 juta penduduk diantaranya terdapat
penyakit
di kawasan Asia tenggara. WHO mencatat
menjadi perhatian pemerintah.
berkembang.
pada tahun 2012 terdapat 839 juta kasus penderita
hipertensi
dan
yang
ditakuti
masyarakat
dan
Kelurahan Motoboi Kecil terletak di
diperkirakan
kecamatan Kotamobagu Selatan.Secara garis
meningkat menjadi 1,15 milyar pada tahun
besar masalah yang dihadapi di wilayah kerja
puskesmas
Motoboi
Kecil
kurangnya
pengetahuan
yaitu
serta
masih
ISO 9001:2008, alat pengukur tinggi badan
perilaku
Microtoise merk SECA, dengan kapasitas
masyarakat tentang kesehatan. Data profil pusat kesehatan masyarakat Motoboi Kecil Kecamatan Kotamobagu Selatan Tahun 2013 menunjukan bahwa hipertensi merupakan salah satu penyakit menonjol
dari sepuluh
penyakit lainya, dimana pada tahun 2012 jumlah
kunjungan
pasien
hipertensi
di
Puskesmas Motoboi Kecil berjumlah 1661 pasien dan pada tahun 2013 jumlah kunjungan pasien hipertensi di Puskesmas Kelurahan Motoboi Kecil berjumlah 1385 pasien. Pada pengambilan
untuk
data
awal,
peneliti
mewawancarai 10 penderita hipertensi yang juga obesitas atau berat badan lebih khusus kepada responden yang tinggal di kelurahan Motoboi Kecil, pada hasil pengambilan data awal tersebut didapat bahwa semua responden
ukur 2 meter dan ketelitian 0,1 cm Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan menggunakan data primer, sekunder dan tersier.Data primer adalah data yang diperoleh dari kuesioner penelitian yang meliputi data tentang identitas responden, ada atau tidaknya keturunan orang tua
dengan
penyakit
hipertensi,
umur
responden, data hasil pengukuran tekanan darah, dan data berat badan dan tinggi badan.Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari Puskesmas Motoboi Kecil Kecamatan kotamobagu Selatan Kota Kotamobagu dan Kantor Kelurahan Motoboi Kecil Kecamatan kotamobagu Selatan Kota Kotamobagu.Data tersier
adalah
data
yang diperoleh
dari
textbook, skripsi, tesis dan jurnal ilmiah.
memiliki riwayat orang tua dengan hipertensi. Oleh karena itu berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti hubungan antara faktor risiko hipertensi dengan kejadian hipertensi pada masyarakat di Kelurahan Motoboi
Kecil
Kecamatan
Kotamobagu
Analisis Data Analisis data menggunakan analisis univariat dan
analisis
digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik responden.Analisis bivariat untuk mengetahui
dengan Instrumen Penelitian
alat tulis, tensimeter jarum (aneroid) merk DEPKES:
RI
AKL
20501901181 dan stetoskop merk GEA, register DEPKES:
RI AKL 10501902363,
timbangan badan digital
hipertensi
Kelurahan
Instrumen yang digunakan adalah Kuesioner,
register
univariat
hubungan antara keturunan, umur dan obesitas
Selatan Kota Kotamobagu.
GEA,
bivariat.Analisis
(alat ukur berat
badan badan) bermerek GEA model BR9807
pada
Motoboi
Kotamobagu
Selatan
masyarakat
Kecil Kota
di
Kecamatan Kotamobagu
dengan menggunakan uji statistik Chi-Square, dengan nilai α = 0,05Confidence Interval (CI) = 95% dan perhitungan Odds Ratio (OR). Penghitungan Odds Ratio digunakan untuk melihat
perbandingan
antara
prevalensi
kejadian penyakit dari kelompok risiko dengan
berjumlah 69 orang, sedangkan responden
prevalensi kejadian penyakit dari kelompok
yang tidak Hipertensi berjumlah 81 orang.
yang tanpa berisiko
Responden kategori
tidak
obesitas
obesitas
berdasarkan
sebanyak
52%
sedangkan kategori obesitas adalah 48%.
HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Karakteristik Sampel
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden
Distribusi karakteristik responden berdasarkan
Karakterisktik
umur, jenis kelamin, kejadia hipertensi dan obesitas pada tabel 1 berikut ini. Umur responden pada penelitian ini yaitu 19 – 70tahun yang dikategorikan menjadi ≥ 43 tahun
dengan
dan <43 tahun. Kejadian hipertensi
dikategorikan berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah menurut WHO dalam buku
n
%
Umur (tahun) ≥ 43
77 51,3
< 43
73 48,7
Jenis Kelamin Laki-laki
42
28
Perempuan
108
72
69
46
81
54
Triyanto (2014) yaitu hipertensi ≥140/90
Hipertensi
mmHg dan tidak hipertensi hipertensi <140/90
Hipertensi ≥ 140/90 mmHg
mmHg. Sedangkan obesitas berdasarkan indeks
Tidak Hipertensi < 140/90
massa tubuh responden yaitu 12,5 – 37,7 kg/m2
mmHg
yang dikategorikan menjadi obesitas ≥ 25,1
Indeks Massa Tubuh (kg/m2)
dan tidak obesitas < 25,1.
Obesitas (≥ 25,1)
72
48
Tidak Obesitas (< 25,1)
78
52
Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah responden
paling
banyak
terdapat
pada
Hasil Analisis Statistik
kategori umur ≥ 43 tahun yaitu sebanyak
Hasil
51,3% dan yang paling sedikit adalah kategori
mencari hubungan antara variabel independen
umur
dan
<
43
tahun
yaitu
sebanyak
48,7%.Proporsi responden perempuan
analisis
variabel
stastistik digunakan
dependepen.Hasil
untuk
analisis
lebih
hubungan antara faktor keturunan dengan
proporsi
kejadian Hipertensi dapat dilihat pada tabel 2,
responden
hasil analisis hubungan antara umur dengan
perempuan sebanyak 72%, sedangkan proporsi
kejadian hipertensi dapat dilihat pada tabel 3
responden laki-laki adalah 28%. Begitu pula
sedangkan hasil analisis hubungan antara
dengan jumlah responden dengan kejadian
obesitas dengan kejadian hipertensi dapat
Hipertensi.
dilihat pada tabel 4.
banyak
dibandingkan
responden
laki-laki.
Responden
dengan Proporsi
dengan
Hipertensi
Tabel.2 Hasil Analisis Hubungan antara Keturunan Hipertensi dengan Kejadian Hipertensi pada Masyarakat di Kelurahan Motoboi Kecil Kecamatan Kotamobagu Selatan Kota Kotamobagu Kelompok Kejadian Tidak Hipertensi Total Hipertensi n % n % N % 61 40,7 13 8,7 74 49,4 8 5,3 68 45,3 76 50,6 69 46 81 54 150 100
Keturunan Ada Tidak Ada Jumlah
p- value
OR (95% CI)
0,000
39,885 (15,485-102,731)
Tabel. 3 Hasil Analisis Hubungan Antara Umur Dengan Kejadian Hipertensi pada Masyarakat di Kelurahan Motoboi Kecil Kecamatan Kotamobagu Selatan Kota Kotamobagu Kelompok Kejadian Tidak Hipertensi Total Hipertensi n % n % n % 50 33,3 27 18 77 51,3 19 12,7 54 36 73 48,7 69 46 81 54 150 100
Umur ≥ 43 tahun < 43 tahun Jumlah
p- value
OR (95% CI)
0,000
5,263 (2,609-10,617)
Tabel.4 Hasil Analisis Hubungan antara Obesitas dengan Kejadian Hipertensi pada Masyarakat di Kelurahan Motoboi Kecil Kecamatan Kotamobagu Selatan Kota Kotamobagu.
Obesitas Obesitas Tidak Obesitas Jumlah
Kelompok Kejadian Tidak Hipertensi Total Hipertensi n % n % N % 41 27,3 32 21,3 73 48,6 28 18,7 49 32,7 77 51,4 69 46 81 54 150 100
p- value
OR (95% CI)
0,015
2,242 (1,164 – 4,318)
Tabel 2 menunjukan bahwa keturunan atau
memiliki penyakit hipertensi berjumlah 68
riwayat keluarga hipertensi dengan penyakit
(45,3%) orang.
hipertensi berjumlah
61 (40,7%)
orang,
Perhitungan dengan menggunakan uji
keturunan penyakit hipertensi dengan tidak
statistik
hipertensi
orang,
probabilitas (p-value) sebesar 0,000 dengan
tidakada keturunan hipertensi dengan kejadian
tingkat kesalahan 0,05 (p-value< 0,05) dan
hipertensi berjmlah 8 (5,3%) orang dan
diperoleh Odds Ratio (OR) sebesar 39,885.
keturunan penyakit hipertensi dengan tidak
Analisis tersebut menunjukkan bahwa terdapat
berjumlah
13
(8,7%)
Chi
Square
diperoleh
nilai
hubungan antara keturunan hipertensi dengan
kejadian Hipertensi pada Kelurahan
Motoboi
Kotamobagu
Kecil
<0,05) dan diperoleh Odds Ratio (OR) sebesar
Kecamatan
5,263. Analisis tersebut menunjukkan bahwa terdapat
hubungan
antara
keturunan hipertensi memiliki risiko 39,885
kejadian
Hipertensi
pada
kali
Kelurahan
besar
Kota
di
Kotamobagu,
lebih
Selatan
masyarakat
menimbulkan
kejadian
Motoboi
hipertensi dibandingkan dengan yang tidak
Kotamobagu
memiliki keturunan hipertensi.
Kotamobagu.Kategori
Faktor keturunan memang memiliki peran
yang
besar
terhadap
munculnya
hipertensi. Hal tersebut terbukti dengan ditemukannya bahwa kejadian
memiliki
umur
dengan
Masyarakat
Kecil
Kecamatan
Selatan
risiko
menimbulkan
umur
5,263
di
Kota ≥
kali
43
tahun
lebih
besar
kejadian
Hipertensi
dibandingkan kategori umur < 43 tahun.
hipertensi
Umur merupakan salah satu variabel
lebih banyak terjadi ada kembar monozigot
yang penting dari person/manusia karena
dibanding heterozigot (berasal dari sel telur
angka-angka
berbeda). (Suiraoka, 2012).Pada penelitian
hampir
yang dilakukan oleh Raihan (2014) terdapat
hubungan dengan umur (Maryani dan Rizki,
hubungan antara responden yang memiliki
2010).Adapun pada penelitian yang lain, yang
riwayat keluarga hipertensi dengan hipertensi
telah dilakukan oleh Zuraidah,dkk (2012) di
pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan
Rumbai Pesisir.
didapatkan bahwa kejadian hipertensi lebih
Tabel 3 menunjukan bahwa responden
banyak
kesakitan
semua
keadaannya
Kemuning
dialami
maupun
oleh
kematian
menunjukkan
Kota
Palembang
responden
dengan
pada kategori umur ≥ 43 tahun dengan
kelompok umur ≥ 35 tahun dibandingkan
Hipertensi
orang
dengan kelompok umur < 35 tahun. Dimana,
sedangkan yang tidak Hipertensi sebanyak 27
semakin bertambahnya usia, kemungkinan
(18%) orang. Responden pada kategori umur <
seseorang menderita hipertensi juga semakin
43 tahun dengan Hipertensi sebanyak 19
besar. Adapun dari penelitian sebelumnya yang
(12,7%)
dilakukan oleh Anggara (2012) bahwa ada
sebanyak
orang
50
(33,3%)
sedangkan
yang
tidak
Hipertensi sebanyak 54 (36%) orang. Jumlah
hubungan
keseluruhan kejadian penyakit hipertensi pada
hipertensi yang di lakukan di Puskesmas
umur ≥ 43 tahun adalah sebanyak 50 orang
Telaga Murni Cikarang Barat didapat bahwa
sedangkan kejadian penyakit hipertensi pada
kejadian hipertensi lebih banyak dialami oleh
umur < 43 tahun adalah 19 orang. Perhitungan
responden yang berusia lanjut ≥ 40 tahun
dengan menggunakan uji statistik Chi Square
dibandingkan dengan responden umur < 40
diperoleh nilai probabilitas (p-value) sebesar
tahun.
0,000 dengan tingkat kesalahan 0,05 (p-value
antara
umur
dengan
kejadian
Tabel 4 menunjukan bahwa responden
Timur yang mengalami obesitas dan memiliki
yang Obesitas dengan Hipertensi sebanyak 41
keturunan hipertensi lebih cenderung terkena
(27,3%)
hipertensi tahap II.
Hipertensi
orang
sedangkan
sebanyak
Responden
yang
Hipertensi
sebanyak
32
tidak
yang
tidak
(21,3%)
orang.
obesitas
28
dengan
(18,7%)
orang
sedangkan tidak Hipertensi sebanyak 49 (32,7%) orang. Jumlah keseluruhan kejadian penyakit hipertensi yang obesitas adalah sebanyak
41
orang
sedangkan
kejadian
penyakit hipertensi pada kategori yang tidak obesitas adalah 28 orang. Perhitungan dengan menggunakan
uji
statistik
Chi
Square
diperoleh nilai probabilitas (p-value) sebesar 0,015 dengan tingkat kesalahan 0,05 (p-value< 0,05) dan diperoleh Odds Ratio (OR) sebesar 2,242. Analisis tersebut menunjukkan bahwa
KESIMPULAN 1. Terdapat hubungan antara faktor keturunan dengan
kejadian
hipertensi
pada
masyarakat di Kelurahan Motoboi Kecil Kecamatan Kotamobagu Selatan Kota Kotamobagu. 2. Terdapat hubungan antara umur dengan kejadian hipertensi pada masyarakat di Kelurahan Motoboi Kecil Kecamatan Kotamobagu Selatan Kota Kotamobagu. 3. Terdapat hubungan antara obesitas dengan kejadian hipertensi pada masyarakat di Kelurahan Motoboi Kecil Kecamatan Kotamobagu Selatan Kota Kotamobagu.
terdapat hubungan antara obesitas dengan kejadian Hipertensi pada Kelurahan
Motoboi
masyarakat
Kecil
di
Kecamatan
Kotamobagu Selatan Kota Kotamobagu dan obesitas memiliki risiko 2,242 kali lebih besar menimbulkan
kejadian
hipertensi
penelitian
sebelumnya
oleh
Syahrini, dkk (2012) terdapat hubungan antara obesitas dengan hipertensi primer pada pasien di Puskesmas Tlogosari Kulon Kota Semarang dengan
(p=0,003).
Pada
1. Bagi pihak Puskesmas Motoboi Kecil Kecamatan Kotamobagu Selatan Kota Kotamobagu, agar dapat meningkatkan upaya
program
penyuluhan
dibandingkan tidak obesitas. Pada
SARAN
penelitian
sebelumnya juga yang telah dilakukan oleh Kamil, dkk (2012) bahwa terdpat hubungan antara kategori-kategori dari faktor-faktor terhadap status hipertensi pada pasien laki-laki di RSUD Abdoe Rahem Situbondo Jawa
penyakit mencegah
promosi
dan
hipertensi
kesehatan,
sosialisasi
tentang
khususnya
terjadinya
dalam
peningkatan
penyakit hipertensi pada masyarakat di Kelurahan Motoboi Kecil Kecamatan Kotamobagu Selatan Kota Kotamobagu. 2. Bagi pihak Kelurahan Motoboi Kecil, diharapkan
dapat
menjalin
hubungan
kerjasama dengan Dinas Kesehatan Kota Kotamobagu ataupun pihak-pihak terkait, sehingga dapat membuat program untuk
mencegah
kejadian
hipertensi
pada
masyarakat di Kelurahan Motoboi Kecil Kecamatan Kotamobagu Selatan Kota Kotamobagu. 3. Bagi
masyarakat
Kelurahan
Motoboi
Kecil, agar dapat melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin terutama bagi masyarakat
yang
memiliki
riwayat
keluarga hipertensi agar tekanan darahnya bisa dikontrol setiap waktu. Disamping itu, untuk mengurangi risiko hipertensi hendaknya menerapkan pola hidup sehat antara lain mengatur pola makan yang seimbang dan makanan yang kaya serat dengan memanfaatkan hasil pertanian dan perkebunan yang ada. DAFTAR PUSTAKA Anggara Feby Haendra Dwi, Nanang Prayitno. 2012. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tekanan Darah diPuskesmas Telaga Murni Cikarang Barat Tahun 2012.(online). Jurnal Ilmiah Kesehatan: Vol. 5, No.1, Hal. 20-25. Januari 2013. Lipi.go.id. Diakses pada tanggal 28 Januari 2015 Anonimous. 2013. Profil Puskesmas Motoboi Kecil Tahun 2013. Kecamatan Kotamobagu Selatan : Puskesmas Motoboi Kecil Anonimous. 2014. Profil Kelurahan Motoboi Kecil Tahun 2014. Kecamatan Kotamobagu Selatan : Kelurahan Motoboi Kecil Depkes RI, 2011. Profil Kesehatan Indonesia. (online). http://www.depkes.go.id Kementrian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Diakses melalui www.litbang.depkes.go.id/rkd2013/Lapo ran_Riskesdas2013.pdf
Maryani L, Rizki M. 2010. Epidemiologi Kesehatan.Yogyakarta : Graha Ilmu. Raihan Lailatun Najmi, Erwin, Ari Pristiana Dewi. 2014. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi Primer pada Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Rumbai Pesisir. (online). JOM PSIK: Volume 1, No. 2 Hal.1-5, Oktober 2014. Lipi.go.id. Diakses pada tanggal 28 Januari 2015 Sudoyo AW, Setoyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK, Setiati S. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UI. Suiraoka IP. 2012. Media Pendidikan Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Syahrini Erlyana Nur Susanto, Henry Setyawan Susanto, Ari Udiyono. 2012. FaktorFaktor Risiko Hipertensi Primer Di Puskesmas Tlogosari Kota Semarang. (online). Jurnal Kesehatan Masyarakat, Volume 1, Nomor 2,Tahun 2012, Halaman 315-325. http://ejournals1.undip.ac.id/inex.php/jk m. diakses pada tanggal 26 Januari 2015. Triyanto E, 2014. Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu. World Health Organization. 2011. Hypertension Fact Sheet. WHO: Department of Sutainable Development and Healthy Environments. (online). www. searo.who.int. Diakses pada tanggal 28 Januari 2015. Zuraidah, Maksuk, Nadi Apriliadi. (2012). Analisis Faktor Risiko Penyakit Hipertensi pada Masyarakat di Kecamatan Kemuning Kota Palembang.(online). poltekespalembang.ac.id. Diakses pada tanggal 28 Januari 2015.