HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DENGAN KELELAHAN KERJA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT DI PELABUHAN MANADO INDIVIDUALS WITH FATIGUE FACTOR RELATIONSHIPS WORK STEVEDORING IN PORT OF MANADO Merlin Soasa, Johan Josephus, Rahayu H. Akili Bidang Minat Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado
Ringkasan Kelelahan atau fatigue merupakan keadaan tubuh fisik dan mental yang berbeda, tetapi semuanya berakibat kepada penurunan daya kerja dan berkurangnya ketahanan tubuh untuk bekerja. Kelelahan kerja dapat disebabkan oleh faktor individu seperti umur, pendidikan, masa kerja, dan status gizi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan faktor individu dengan kelelahan kerja tenaga kerja bongkar muat di pelabuhan Manado. Penelitian ini dilaksanakan di pelabuhan Manado pada bulan Maret 2013, merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional. Subjek adalah 50 tenaga kerja yang berusia 20-65 tahun. Penilaian tingkat kelelahan kerja dilakukan dengan menggunakan alat ukur kelelahan kerja yaitu reaction timer, sedangkan untuk faktor individu digunakan kuisioner tentang karakteristik responden dan menguji hubungan antara faktor individu dengan kelelahan kerja menggunakan uji statistik korelasi Spearman. Sebagian besar subjek (36%) memiliki tingkat kelelahan kerja ringan dan (32%) memiliki tingkat kelelahan kerja berat. Dari hasil uji spearman umur tidak berhubungan dengan kelelahan kerja (r= 0,168, p= 0,245), pendidikan berhubungan dengan kelelahan kerja (r= 0,371, p= 0,008), masa kerja tidak berhubungan dengan kelelahan kerja (r=0,132, p= 0,359), status gizi tidak berhubungan dengan kelelahan kerja (r= 0,081, p= 0,578). Kata Kunci : Tingkat kelelahan kerja, umur, pendidikan, masakerja, status gizi Abstrak Tiredness or fatigue is a state of physical and mental bodies are different, but all of them resulted in a decrease in their power and reduced endurance to work. Fatigue can be caused by individual factors such as age, education, job tenure, and nutritional status. The purpose of this study was to determine the relationship of the individual with the fatigue factor manpower loading and unloading at the port of Manado. The research was carried out at the port of Manado in March 2013, an observational study with crosssectional design. Subjects were 50 workers aged 20-65 years. Assessment of the level of fatigue of work done using gauge the reaction timer job burnout, whereas for the individual factors on the characteristics of the respondents used the questionnaire and examines the relationship between individual factors with job burnout using Spearman correlation statistical test. The majority of subjects (36%) had mild fatigue and work (32%) had severe fatigue level. From the test results Spearman age was not associated with job burnout (r = 0.168, p = 0.245), education related to job burnout (r = 0.371, p = 0.008), years of not dealing with job burnout (r = 0.132, p = 0.359 ), nutritional status was not associated with job burnout (r = 0.081, p = 0.578). Keywords: Fatigue Levels, Age, Education, Years of Nutritional Status
PENDAHULUAN
sebagian besar mengalami tingkat kelelahan
Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu
sedang sebanyak 27 orang (57,4%) dan 20
yang bertujuan agar pekerja atau masyarakat
orang (42,6%) mengalami tingkat kelelahan
pekerja
ringan. Dari hasil analisa data terdapat
memperoleh
derajat
kesehatan
setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun
hubungan
antar
faktor
individu
dengan
sosial dengan usaha preventif atau kuratif
perasaan kelelahan kerja. Dari penelitian ini
terhadap penyakit atau gangguan kesehatan
sebagian besar tenaga kerja berusia >30 tahun
yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan
(80,9%), dengan tingkat pendidikan SMA
lingkungan kerja serta terhadap penyakit
(74,5%), menikah (91,5%), masa kerja >10
umum (Suma’mur, 1976) dalam (Budiono,
tahun (66,0%), status gizi gemuk (53,2%)
2003).
mengalami tingkat kelelahan sedang. Kelelahan kerja merupakan suatu
Kegiatan yang dilakukan oleh tenaga
masalah kesehatan yang umum dijumpai di
kerja di Pelabuhan Manado yaitu stevedoring
kalangan tenaga kerja. Butler dan Chalder
(adalah pekerjaan membongkar barang dari
(1990)
kapal
dalam
Setyawati
(2010)
ke
dermaga
atau
sebaliknya),
mengungkapkan bahwa perasaan kelelahan
cargodoring (pekerjaan melepaskan barang
kerja adalah satu dari beberapa symptom yang
dari tali di dermaga dan mengangkut dari
tersering
balai-balai
dermaga ke pelabuhan atau sebaliknya),
pengobatan maupun rumah-rumah sakit, 20-
receiving/delivery (pekerjaan memindahkan
40% populasi mengeluh kelelahan kerja yang
barang
mencolok.
penumpukkan di gudang dan menyerahkan
yang
ditemukan
di
Di Indonesia permasalahan kelelahan
dari
timbunan
atau
tempat
sampai tersusun di atas kendaraan atau
kerja termasuk masalah kesehatan nasional.
sebaliknya).
Dari hasil penelitian di PT. Indofood Sukses
CARA DAN METODE PENELITIAN
Makmur
2011
Penelitian yang dilakukan bersifat kualitatif
menunjukkan bahwa dari 47 tenaga kerja
dengan pendekatan Cross Sectional yaitu
Tbk
Surabaya
tahun
model penelitian observasi sekaligus melihat
Dari hasil pengumpulan data tentang umur
hubungan antara variabel independen dan
pekerja diperoleh umur 20-24 berjumlah 3
variabel
yang
orang (6%), umur25-29 sebanyak 8 orang
bersamaan dengan melakukan pengukuran
(16%), umur 30-34 sebanyak 15 orang (30%),
langsung di lapangan. Penelitian dilakukan di
umur 39-39 sebanyak 9 orang (18%), danumur
Pelabuhan Manado dengan populasi seluruh
≥40 sebanyak 15 orang (30%).
tenaga kerja bongkar muat di Pelabuhan
2. Pendidikan
Manado yang berjumlah 151 orang. Sampel
Dari
dalam penelitian ini berjumlah 50 orang
pendidikan diperoleh pendidikan untuk SD
diambil dengan teknik puposive sampling
sebanyak 25 orang (50%), SMP sebanyak 18
berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Data
orang (36%), dan SMA sebanyak 7 orang
primer dalam penelitian ini diperoleh dari
(14%).
wawancara
3. Masa Kerja
dependen
dalam
langsung
menggunakan
waktu
terhadap
kuisioner,
juga
responden
hasil
pengumpulan
data
tentang
dengan
Dari hasil pengumpulan data tentang masa
pengukuran kelelahan kerja menggunakan
kerja diperoleh masa kerja 1-5 tahun sebanyak
Reaction Timer yang dilakukan sebanyak 20
23 orang (46%), 6-10 tahun sebanyak 16 orang
kali dengan menggunakan rangsangan cahaya.
(32%), 11-15 tahun sebanyak 7 orang (14%),
Dan juga dilakukan pengkuran berat badan
16-20 tahun sebanyak 3 orang (6%), >20%
dan tinggi badan menggunakan mikrotoace
sebanyak 1 orang (2%).
untuk mengukur tinggi badan dan timbangan
4. Status Gizi
untuk mengukur berat badan. Uji statistik
Dari hasil pengumpulan data tentang status
digunakan uji korelasi spearman dengan
gizi diperoleh status gizi kurang sebanyak 6
tingkat kemaknaan 0,05.
orang (12%), status gizi normal sebanyak 27
HASIL DAN PEMBAHASAN
orang (54%), dan status gizi lebih sebanyak 17
1. Umur pekerja
orang (34%). Jai status gizi yang paling banyak adalah status gizi normal yaitu 54%.
5. Kelelahan Kerja
(0,05) yang artinya H0 diterima dengan kata
Dari hasil pengumpulan data tentang kelelahan
lain tidak terdapat hubungan antara umur
kerja
dengan
diperoleh
kelelahan
kerja
normal
kelelahan
kerja.
Tidak
adanya
sebanyak 1 orang (2%), kelelahan kerja ringan
hubungan antara umur dengan kelelahan kerja
sebanyak 18 orang (36%), kelelahan kerja
ini dipengaruhi oleh tingakat pengalaman dan
sedang sebanyak 15 orang (30%), dan
emosi yang dimiliki oleh pekerja yang lebih
kelelahan kerja berat sebanyak 16 orang
tua lebih stabil daripada pekerja yang lebih
(32%).
mudah sehingga umur yang lebih tua dapat
6. Uji Hubungan Umur Dengan Kelelahan
bekerja dengan baik dan teratur, lancar dan mantap. Setyawati (2010) yang menyatakan
Kerja Dari hasil analisis korelasi spearman diperoleh
bahwa subjek yang berusia mudah mempunyai
nilai r = 0,134 dan nilai p = 0,34 menunjukkan
kekuatan fisik dan cadangan tenaga lebih besar
hubungan yang sangat rendah, atinya semakin
daripada yang berusia tua. Akan tetapi pada
tinggi umur pekerja semakin tinggi pula
subjek yang lebih tua lebih mudah melalui
tingkat kelelahan pekerja. Dari hasil uji
hambatan.
statistik diperoleh p value (0,354) > alpha 7. Uji Hubungan Antara Pendidikan Dengan Kelelahan Kerja Tabel 1 Uji Hubungan antara Pendidikan dengan Kelelahan Kerja Tenaga Kerja Bongkar Muat di Pelabuhan Manado Korelasi Koefisien
P
0,369
0,008
Pendidikan
Kelelahan Kerja Dari hasil analisis korelasi spearman diperoleh
semakin tinggi pendidikan pekerja semakin
nilai r = 0,369 dan nilai p = 0,008
rendah pula tingkat kelelahan pekerja. Dari
menunjukkan
hasil uji statistik diperoleh p value (0,008) <
hubungan
sedang,
atinya
alpha (0,05) yang artinya H0 ditolak dengan
menunjukkan hubungan sangat rendah, atinya
kata lain adanya hubungan antara pendidikan
semakin lama masa kerja semakin tinggi
dengan kelelahan kerja. Adanya hubungan
tingkat kelelahan pekerja. Dari hasil uji
antara pendidikan dengan kelelahan kerja
statistik diperoleh p value (0,876) > alpha
tenaga kerja bongkar muat di pelabuhan
(0,05) yang artinya H0 diterima dengan kata
Manado disebabkan tenaga kerja bongkar
lain tidak terdapat hubungan antara masa
muat di pelabuhan Manado paling banyak
dengan
memiliki tingkat pendidikan SD yang tidak
hubungan antara masa kerja dengan kelelahan
mengetahui dampak dari pekerjaan yang
kerja ini sesuai dengan penelitian yang
mereka lakukan. Mereka tidak memiliki
dilakukan oleh Astanti (2010)dengan hasil
penegetahuan
dan
penelitian yaitu tidak ada hubungan antara
keselamatan kerja khususnya sikap dan cara
masa kerja dengan kelelahan kerja. Ini
kerja yang baik dalam kegiatan mengangkat
disebabkan
dan mengangkut barang. Ini sesuai dengan
mempengaruhi sehingga masa kerja tidak
teori yang dikemukakan oleh Poerwanto
memiliki hubungan dengan kelelahan kerja
dalam Setyawati, 2010 menyatakan bahwa
seperti faktor psikologi pekerja. Menurut
makin tinggi pendidikan seseorang makin
Setyawati (2010) seseorang yang bekerja
mudah seseorang berpikir secara luasdan
dengan masa kerja yang lama lebih banyak
makin mudah pula untuk menemukan cara-
memiliki
cara
bekerja dengan masa kerja yang tidak terlalu
yang
tentang
efisisen
kesehatan
guna
menyelesaikan
kelelahan
adanya
pengalaman
kerja.Tidak
faktor
lain
dibandingkan
adanya
yang
yang
pekerjaannya dengan baik.
lama. Orang yang bekerja lama sudah terbiasa
8. Uji Hubungan antara Masa Kerja
dengan pekerjaan yang dilakukannya sehingga
dengan Kelelahan Kerja Dari hasil analisis korelasi spearman diperoleh nilai r = 0,023 dan nilai p = 0,876
tidak menimbulkan kelelahan kerja bagi dirinya.
9. Uji Hubungan antara Status Gizi dengan Kelelahan Kerja Tabel 2 Uji Hubungan antara Status Gizi dengan Kelelahan Kerja Tenaga Kerja Bongkar Muat di Pelabuhan Manado Korelasi Koefisien
p
1,000
0,841
Status Gizi
Kelelahan Kerja Dari hasil analisis korelasi spearman diperoleh
terdapat hubungan antara status gizi dengan
nilai r = 1,000 dan nilai p = 0,841
kelelahan kerja.
menunjukkan hubungan sangat kuat, atinya
KESIMPULAN
semakin baik status gizi pekerja semakin
Dari
rendah tingkat kelelahan pekerja. Dari hasil uji
sebagai berikut
statistik diperoleh p value (0,841) > alpha
1. Gambaran kelelahan yang dialami tenaga
(0,05) yang artinya H0 diterima dengan kata
kerja bongkar muat di Pelabuhan Manado
lain tidak terdapat hubungan antara status gizi
yang paling banyak adalah kelelahan kerja
dengan kelelahan kerja.Status gizi yang
ringan.
dimiliki
tenaga
kerja
bongkarmuat
hasil
penelitian
dapat
disimpulkan
di
2. Tidak terdapat hubungan antara umur
pelabuhan Manado yang paling banyak adalah
dengan kelelahan kerja pada tenaga kerja
status gizi normal (54%). Beban yang diangkat
bongkar muat di Pelabuhan Manado.
melebihi 50 kg. Walaupun status gizi pekerja
3. Terdapat
hubungan
antara
pendidikan
baik tetapi jika beban kerja yang dibebankan
dengan kelelahan kerja pada tenaga kerja
kepada pekerja sudah melebihi kapasitas dan
bongkar muat di Pelabuhan Manado.
tidak sesuai dengan keadaan fisik pekerja
4. Tidak terdapat hubungan antara masa kerja
maka akan menimbulkan kelelahan kerja. Ini
dengan kelelahan kerja pada tenaga kerja
sesuai dengan penelitian yang dilakukanoleh
bongkar muat di Pelabuhan Manado.
Tamar (2010) hasil penelitiannya yaitu tidak
5. Tidak terdapat hubungan antara status gizi
Astanti. A, 2009. Hubungan Massa Kerja
dengan kelelahan kerja pada tenaga kerja
dengan Kelelahan Kerja pada Pekerja
bongkar muat di Pelabuhan Manado.
Bagian
Pembungkusan
SARAN
Jenang
Mubarok
1. Bagi perusahaan jika dalam melakukan
(http://digilib.unimus.ac.id.pdf
perekrutan
tenaga
kerja
sebaiknya
memperhatikan faktor umur dan tingkat pendidikan tenaga kerja.
mempengaruhi
mengurangi
kesehatan seperti
beban
Kudus.
Pabrik (Online). diakses
16 mei 2010. Budiono. S, Jusuf, Pusparini. A, 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan KK. Semarang:
2. Pekerja lebih memperhatikan faktor-faktor yang
di
kerja,
menjauhi
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Butler danChalder, 1990. Selintas tentang Kelelahan Kerja Terjemahan oleh
minuman beralkohol, serta mengkonsumsi
Setyawati.
2010.
makanan yang bergizi.
Amara Books.
Yogyakarta
:
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
Poerwanto, 2010.Selintas tentang Kelelahan
dengan variabel-variabel berbeda, agar
Kerja Terjemahan oleh Setyawati.
dapat
2010. Yogyakarta : Amara Books
ditemukan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi kelelahan kerja.
Setyawati,2010. Selintas tentang Kelelahan Kerja.Yogyakarta: Amara Books.
DAFTAR PUSTAKA Suma’mur, 2009.Hygiene Perusahaan dan Andrias.D, 2011. Hubungan Faktor Individu Kesehatan Kerja (Hiperkes). Jakarta: dengan Tingkat Kelelahan Kerja Sagung Seto. Subyektif pada Tenaga Kerja Bagian Tamar. M, 2010. Hubungan Beban Kerja, Pengepakkan di Pt Indofood Sukses Status Gizi, dan Umur dengan Tingkat Makmur Tbk. Bogasari Flourmilss Kelelahan
Kerja
Operator
Bagian
Surabaya. (Online). Dyeing di PT. X Salatiga. (Online). file:///H:/JURNAL/jurnal/gdl.php.htmdi akses 22 November 2011.
(http://www.fkm.undip.ac.id diakses 21 Juli 2011). Tarwaka, 2010.Ergonomi Industri. Surakarta: Harapan Offset.