SUMMARY FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN MATA PADA OPERATOR SISTEM INFORMASI AKADEMIK TERPADU (SIAT) PROGRAM STUDI DI UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO TAHUN 2013 Dinta Puspita. 811409048. Skripsi. Jurusan Kesehatan Masyarakat. Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan. Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I dr. Zuhriana K. Yusuf M. Kes dan Pembimbing II Sirajuddien Bialangi SKM, M. Kes. Abstrak Penggunaan komputer di seluruh dunia mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan mata. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik. Desain penelitian yang digunakan adalah desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh operator Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAT) program studi yang bekerja di Universitas Negeri Gorontalo yaitu sebanyak 50 operator. Sampel dalam penelitian ini adalah 31 operator yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Tehnik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Data penelitian tentang kelelahan mata dan istirahat mata diperoleh menggunakan kuesioner sedangkan tingkat pencahayaan komputer dan jarak pandang ke komputer diperoleh dengan pengukuran langsung menggunakan lux meter dan meteran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga faktor (variabel independen) memiliki hubungan dengan kelelahan mata yaitu ada hubungan antara istirahat mata dengan kelelahan mata p = 0,013 (p value < 0,05), ada hubungan intensitas pencahayaan komputer dengan kelelahan mata p = 0,006 (p value < 0,05) dan ada hubungan antara jarak pandang ke komputer dengan kelelahan mata p = 0,001 (p value < 0,05). Berdasarkan penelitian ini maka disarankan bagi institusi agar pekerjaan operator difokuskan pada pekerjaan utama dan melakukan pemeriksaan mata secara berkala. Bagi pekerja disarankan agar selalu mengistirahatkan mata secara teratur, menggunakan intensitas pencahayaan dan jarak pandang ke komputer yang memenuhi standar. Bagi peneliti selanjutnya untuk melihat hubungan faktorfaktor lain yang hubungannya dengan kelelahan mata. Kata Kunci : Kelelahan Mata, Operator, Komputer
I. Pendahuluan Era perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi menuntut manusia untuk berhubungan dengan komputer. Umumnya 80% pekerjaan kantor diselesaikan dengan memanfaatkan komputer. Peran komputer yang sangat luas dewasa ini, ditambah penggunaan internet yang semakin populer menyebabkan para pekerja menghabiskan waktunya di depan komputer sedikitnya 3 jam sehari (Hanum, 2008). Penggunaan komputer di seluruh dunia mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Pemakaian komputer biasanya menghabiskan waktu berjam-jam, terutama bagi pekerja yang menggunakan komputer sebagai alat bantu kerja utama. Berdasarkan suatu survei di Amerika Serikat, rata-rata waktu kerja yang digunakan untuk bekerja dengan komputer adalah 5,8 jam atau 69% dari total 8 jam kerja (Maryamah, 2011). Survei yang dilakukan oleh American Optometric Association (AOA) tahun 2004, membuktikan bahwa 61% masyarakat Amerika sangat serius dengan permasalahan mata akibat bekerja dengan komputer dalam waktu lama. AOA dan Federal Occupational Safety and Health Administration (FOSHA) meyakini bahwa Computer Vision Syndrome, di masa datang akan menjadi permasalahan yang mengkhawatirkan (Hanum, 2008). Sering dan lamanya seseorang bekerja dengan komputer, dapat mengakibatkan keluhan serius pada mata. Keluhan yang sering diungkapkan oleh pekerja komputer adalah kelelahan mata yang merupakan gejala awal, mata terasa kering, mata
terasa terbakar, pandangan menjadi kabur, penglihatan ganda, sakit kepala, nyeri pada leher, bahu dan otot punggung (Hanum, 2008). Timbulnya kelelahan mata dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari faktor pekerja maupun faktor lingkungan. Faktor pekerja dapat berupa kelainan refraksi, usia, perilaku yang berisiko, faktor keturunan, dan lama kerja. Sedangkan faktor lingkungan yang mempengaruhi adalah intensitas pencahayaan, kualitas iluminasi, atau ukuran objek. Faktor pekerja dan faktor lingkungan sebagai faktor risiko kelelahan mata dapat berdampak buruk terhadap pekerja. Yang termasuk dalam perilaku berisiko adalah jarak pandang mata ke monitor dan istirahat mata (Supriati, 2012). Dengan adanya latar belakang masalah ini sehingga peneliti ingin melakukan penelitian tentang “Faktorfaktor yang berhubungan dengan kelelahan mata pada operator Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAT) program studi di Universitas Negeri Gorontalo tahun 2013”. II. Metode Penelitian 2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di masing-masing ruangan operator Sistem Informasi Akadamik Terpadu (SIAT) program studi Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian dilakukan selama satu bulan yaitu dimulai pada tanggal 9 April sampai dengan tanggal 9 Mei tahun 2013. 2.2 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain
cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach) (Notoatmodjo, 2010:37-38). 2.3 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh operator Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAT) program studi yang bekerja di Universitas Negeri Gorontalo yaitu sebanyak 50 operator. Sampel dalam penelitian ini adalah 31 operator Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAT) program studi yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan purposive sampling. 2.4 Analisis Data Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik yaitu untuk melihat ada tidaknya hubungan antara variabel independen (istirahat mata, intensitas pencahayaan komputer dan jarak pandang ke komputer) dengan variabel dependen (kelelahan mata) dengan derajat kemaknaan 5%. III. Hasil dan Pembahasan 1) Hasil Univariat a. Karakteristik Responden 1. Umur Responden Distribusi kelelahan mata berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.1 Distribusi Kelelahan Mata Berdasarkan Umur pada Operator Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAT) Program Studi di Universitas Negeri Gorontalo Tahun 2013 Kelelahan Mata Total Ya Tidak Umur (tahun) n % n % n % 23-25 3 14,3 4 40,0 7 22,6 26-28 9 42,9 2 20,0 11 35,5 29-31 3 14,3 2 20,0 5 16,1 32-34 5 23,8 0 0 5 16,1 35-37 0 0 2 20,0 2 6,5 38-40 1 4,8 0 0 1 3,2 Total 21 100,0 10 100,0 31 100,0 Sumber: Data Primer, April 2013 Berdasarkan tabel 3.1 dapat diketahui bahwa seluruh operator termasuk dalam usia dewasa dan masih dalam usia produktif. Dari 31 operator yang dijadikan responden terdapat paling banyak berumur 26-28 tahun yaitu sebanyak 11 operator (35,5%) yang terdistribusi mengalami kelelahan mata terdapat 9 operator (42,9%) dan tidak mengalami kelelahan mata terdapat 2 operator (20,0%) dan yang paling sedikit berumur 38-40 tahun yaitu sebanyak 1 operator (3,2%) yang terdistribusi mengalami kelelahan mata terdapat 1 operator (4,8%) dan tidak terdapat operator yang tidak mengalami kelelahan mata.
2. Jenis kelamin Distribusi kelelahan mata berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.2 Distribusi Kelelahan Mata Berdasarkan Jenis Kelamin pada Operator Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAT) Program Studi di Universitas Negeri Gorontalo Tahun 2013 Kelelahan Mata Jenis Total Ya Tidak Kelamin n % n % n % Laki-laki 10 47,6 8 80,0 18 58,1 Perempuan 11 52,4 2 20,0 13 41,9 Total 21 100, 1 100, 31 100, 0 0 0 0 Sumber: Data Primer, April 2013 Berdasarkan tabel 3.2 dapat diketahui bahwa sebagian besar operator adalah laki-laki. Dari 31 operator yang mengalami kelelahan mata terdapat 18 operator (58,1%) yang berjenis kelamin laki-laki yang terdistribusi mengalami kelelahan mata terdapat 10 operator (47,6%) dan terdapat 8 operator (80,0%) tidak mengalami kelelahan mata. Operator yang berjenis kelamin perempuan terdapat 13 operator (41,9%) yang terdistribusi mengalami kelelahan mata sebanyak 11 operator (52,4%) dan terdapat 2 operator (20,0%) tidak mengalami kelelahan mata.
3. Asal Fakultas Distribusi kelelahan mata berdasarkan asal fakultas dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.3 Distribusi Kelelahan Mata Berdasarkan Fakultas pada Operator Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAT) Program Studi di Universitas Negeri Gorontalo Tahun 2013 Kelelahan Mata Fakultas Total Ya Tidak n % n % n % FEB 1 4,8 2 20,0 3 9,7 FSB 2 9,5 2 20,0 4 12,9 FATEK 3 14,3 2 20,0 5 16,1 FAPERTA 2 9,5 1 10,0 3 9,7 FIKK 1 4,8 0 0 1 3,2 FIP 3 14,3 1 10,0 4 12,9 FIS 5 23,8 0 0 5 16,1 FMIPA 4 19,0 2 20,0 6 19,4 Total 21 100, 10 100, 31 100, 0 0 0 Sumber: Data Primer, April 2013 Berdasarkan tabel 3.3 dapat diketahui bahwa operator yang merupakan operator Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAT) Program Studi yang ada di Universitas Negeri Gorontalo tersebar di 8 fakultas yaitu Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Sastra dan Budaya (FSB), Fakultas Teknik (FATEK), Fakultas Pertanian (FAPERTA), Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan (FIKK), Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Fakultas Ilmu Sosial (FIS) dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam dan Matematika (FMIPA).
Dari 31 operator yang dijadikan responden operator yang paling banyak terdapat di FMIPA yaitu sebanyak 6 operator (19,4%) yang terdistribusi mengalami kelelahan mata sebanyak 4 operator (19,0%) dan yang tidak mengalami kelelahan mata sebanyak 2 operator (20,0%). Operator yang paling sedikit terdapat di FIKK yaitu sebanyak 1 operator (12,9%) yang terdistribusi mengalami kelelahan mata sebanyak 1 operator (4,8%) dan tidak terdapat operator yang tidak mengalami kelelahan mata. 4. Masa Kerja Distribusi kelelahan mata berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.4 Distribusi Kelelahan Mata Berdasarkan Masa Kerja pada Operator Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAT) Program Studi di Universitas Negeri Gorontalo Tahun 2013
Masa Kerja (tahun) ≥2 <2 Total
Kelelahan Mata Ya Tidak n % n % 16 5 21
Total n %
76,2 5 50,0 21 67,7 23,8 5 50,0 10 33,3 100, 10 100, 31 100, 0 0 0 Sumber: Data Primer, April 2013 Berdasarkan tabel 3.4 dapat diketahui bahwa masa kerja operator sebagian besar ≥ 2 tahun. Dari 31 operator yang dijadikan responden terdapat paling banyak bekerja selama ≥ 2 tahun yaitu sebanyak 21 operator (67,7%) yang terdistribusi mengalami kelelahan
mata sebanyak 16 operator (76,2%) dan yang tidak mengalami kelelahan mata sebanyak 5 operator (50,0%). Operator yang bekerja selama ≥ 2 tahun terdiri dari yang bekerja selama 2 tahun terdapat 14 operator (45,2%) yang terdistribusi mengalami kelelahan mata sebanyak 10 operator (47,6%) dan yang tidak mengalami kelelahan mata sebanyak 4 operator (40%) dan yang bekerja selama 2,3 tahun terdapat 7 operator (22,6%) yang terdistribusi mengalami kelelahan mata sebanyak 6 operator (28,6%) dan yang tidak mengalami kelahan mata sebanyak 1 operator (10%). Operator yang bekerja selama < 2 tahun yaitu sebanyak 10 operator (33,3%) yang terdistribusi mengalami kelelahan mata sebanyak 5 operator (23,8%) dan yang tidak mengalami kelelahan mata sebanyak 5 operator (50,0%). Operator yang bekerja selama < 2 tahun terdiri dari yang bekerja selama 1 tahun sebanyak 1 operator (3,2%) dan operator tersebut mengalami kelelahan mata (4,8%) dan tidak ada yang mengalami kelelahan mata, yang bekerja selama 1,5 tahun sebanyak 4 operator (12,9%) terdistribusi mengalami kelelahan mata sebanyak 4 operator (19,0%) dan tidak ada yang mengalami kelelahan mata dan yang bekerja selama 1,6 tahun sebanyak 5 operator (16,1%) terdistribusi tidak ada yang mengalami kelelahan mata dan terdapat 5 operator (50%) yang tidak mengalami kelelahan mata. Masa kerja operator sebagian besar ≥ 2 tahun karena
Pustikom (Pusat Teknologi dan Komputer) yang menaungi Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAT) di Universitas Negeri Gorontalo disahkan pada tahun 2010. Sedangkan untuk operator yang bekerja < 2 tahun itu merupakan operator tergolong masih baru karena ada operator lama yang telah diganti karena sedang melanjutkan njutkan studi S2 di luar daerah. b. Hal-hal hal yang berkaitan dengan Kelelahan Mata 1. Kelelahan Mata Distribusi si operator berdasarkan kelelahan mata dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.5 .5 Distribusi Operator Berdasarkan Kelelahan Mata pada Operator Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAT) Program Studi di Universitas Negeri Gorontalo Tahun 2013 Kelelahan Mataa n % Ya 21 67,7 Tidak 10 32,3 Total 31 100 Sumber: Data Primer, April 2013 Berdasarkan tabel 3.5 3 dapat diketahui bahwa sebagian besar operator mengalami kelelahan mata. Operator yang mengalami kelelahan mata sebanyak 21 operator (67,7%) dan operator yang tidak mengalami kelelahan mata sebanyak 10 operator (32,3%). 2. Jenis Keluhan Kelelahan Mata Distribusi operator berdasarkan jenis keluhan kelelahan mata yaitu mata gatal, mata berair, mata kabur, mata rangkap/ganda, mata tegang, mata
tegang, sakit kepala kepa dan mata merah dapat dilihat pada grafik pie berikut :
MATA GATAL 14%
SAKIT KEPALA 15%
MATA TEGANG 15% MATA KABUR 14%
MATA RANGKAP/ GANDA 8% MATA BERAIR 14%
MATA PERIH 15%
MATA MERAH 5%
mber: Data Primer, April 2013 Sumber: Grafik 3.1 .1 Distribusi Operator Berdasarkan Jenis Keluhan Kelelahan Mata pada Operator Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAT) Program Studi di Universitas Negeri Gorontalo Tahun 2013 Berdasarkan grafik 3.1 dapat diketahui bahwa keluhan kelelahan mata paling banyak dirasakan oleh operator adalah mata tegang, mata perih dan sakit kepala yaitu masing-masing masing (15%) dan keluhan kelelahan mata paling sedikit dirasakan oleh operator adalah mata merah (5%). Keluhan kelelahan mata lainnya adalah mata gatal, mata berair, mata kabur yaitu masing-masing masing (14%) dan mata rangkap/ganda yaitu 8%.
3. Istirahat Mata Distribusi operator berdasarkan istirahat mata yang sesuai dengan rekomendasi National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) VDT Studies and Information untuk melakukan istirahat selama 15 menit terhadap pemakaian komputer selama dua jam dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.6 Distribusi Operator Berdasarkan Istirahat Mata pada Operator Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAT) Program Studi di Universitas Negeri Gorontalo Tahun 2013 Istirahat Mata n % Tidak 20 64,5 Ya 11 35,5 Total 31 100,0 Sumber: Data Primer, April 2013 Berdasarkan dari tabel 3.6 dapat diketahui bahwa sebagian besar operator tidak melakukan istirahat mata saat bekerja menggunakan komputer. Operator yang tidak melakukan istirahat mata saat bekerja menggunakan komputer sebanyak 20 operator (64,5%) dan operator yang melakukan istirahat mata sebanyak 11 operator (35,5%).
4. Intensitas Pencahayaan Komputer Distribusi operator berdasarkan intensitas pencahayaan komputer yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.7 Distribusi Operator Berdasarkan Intensitas Pencahayaan Komputer yang Digunakan Operator Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAT) Program Studi di Universitas Negeri Gorontalo Tahun 2013 Intensitas Pencahayaan n % Komputer Tidak Memenuhi Standar 18 58,1 Memenuhi Standar 13 41,9 Total 31 100,0 Sumber: Data Primer, April 2013 Berdasarkan tabel 3.7 dapat diketahui bahwa sebagian besar operator menggunakan intensitas pencahayaan komputer yang tidak memenuhi standar. Intensitas pencahayaan komputer yang digunakan oleh operator yang tidak memenuhi standar sebanyak 18 komputer (58,1%) dan intensitas pencahayaan komputer yang digunakan oleh operator yang memenuhi standar yaitu 50-100 lux sebanyak 13 komputer (41,9%).
5. Jarak Pandang ke Komputer Distribusi operator berdasarkan jarak pandang ke komputer yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.8 Distribusi Operator Berdasarkan Jarak Pandang ke Komputer yang Digunakan Operator Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAT) Program Studi di Universitas Negeri Gorontalo Tahun 2013
memenuhi syarat Chi square karena terdapat sel yang nilai ekpektasinya kurang dari 5 sehingga menggunakan analisis Fisher exact. Adanya hubungan faktor-faktor dengan kelelahan mata dilihat dengan p value < 0,05. Hasil dari masing-masing variabel yang diteliti adalah sebagai berikut : 1. Hubungan istirahat mata dengan kelelahan mata Hubungan istirahat mata dengan kelelahan mata dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3.9 Hubungan Istirahat Mata dengan Kelelahan Mata yang Dialami Operator Jarak Pandang ke n % Sistem Informasi Komputer Akademik Terpadu (SIAT) Tidak Memenuhi 17 54,8 Program Studi di Standar Universitas Negeri Gorontalo Tahun 2013 Memenuhi Standar 14 45,2 Total 31 100,0 Kelelahan Mata IstiraSumber: Data Primer, April 2013 Total Ya Tidak hat Berdasarkan tabel 3.8 dapat Mata diketahui bahwa sebagian besar n % n % n % operator menggunakan jarak Tidak 17 81,0 3 30,0 20 64,5 pandang ke komputer tidak Ya 4 19,0 7 70,0 11 35,5 memenuhi standar yaitu 50-100 Total 21 100, 10 100, 31 100, cm. Operator yang menggunakan 0 0 0 jarak pandang ke komputer tidak Sumber : Data Primer, April 2013 memenuhi standar sebanyak 17 Berdasarkan tabel 3.9 dapat operator (54,8%) dan operator yang diketahui bahwa dari 31 operator yang menggunakan jarak pandang ke dijadikan responden yang tidak komputer memenuhi standar yaitu melakukan istirahat mata terdapat 20 50-100 cm sebanyak 14 operator operator (64,5%) yang terdistribusi (45,2%). mengalami kelelahan mata sebanyak 17 operator (81,0%) dan yang tidak 2) Hasil Bivariat mengalami kelelahan mata sebanyak 3 Analisis bivariat dilakukan untuk operator (30,0%). Operator yang mengetahui adanya hubungan faktor- melakukan istirahat mata sebanyak 11 faktor (variabel independen) dengan operator (35,5%) yang terdistribusi kelelahan mata (variabel dependen). mengalami kelelahan mata sebanyak 4 Analisis data menggunakan analisis operator (19,0%) dan yang tidak Chi square namun hasil analisis mengalami kelelahan mata sebanyak 7 bivariat dari ketiga faktor tersebut tidak operator (70,0%).
p value
0,013
Hasil analisis tidak memenuhi syarat chi square karena terdapat sel yang nilai ekpektasinya kurang dari 5 ada 25% maka diambil p value pada analisis fisher exact yaitu p = 0,013 yang berarti p value < 0,05 dan Ho ditolak atau menyatakan ada hubungan antara istirahat mata dengan kelelahan mata. Setelah bekerja dengan komputer perlu mengistirahatkan mata sejenak dengan melihat pemandangan yang dapat menyejukkan mata secara periodik. Istirahat dalam waktu yang singkat dan sering jauh lebih bermanfaat dibandingkan dengan istirahat yang lama tetapi jarang (Maryamah, 2011). Dalam hal ini, National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) VDT Studies and Information merekomendasikan untuk melakukan istirahat selama 15 menit terhadap pemakaian komputer selama dua jam. Frekuensi istirahat yang teratur berguna untuk memotong rantai kelelahan sehingga akan menambah kenyamanan bagi pengguna komputer (Murtopo dan Sarimurni, 2005). Hasil penelitian Maryamah (2011) bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara istirahat mata dengan kelelahan mata p value = 0,047 yang berarti sejalan dengan hasil penelitian ini. Kelelahan mata yang terjadi disebabkan oleh operator yang tidak melakukan istirahat mata secara teratur atau periodik seperti yang direkomendasikan National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) VDT Studies and Information. Cara istirahat mata yang dilakukan oleh operator sebagian besar termasuk dalam maxi break yaitu mengistirahatkan mata dengan melakukan kegiatan seperti jalan-jalan,
bangun dari tempat kerja, minum kopi atau teh dan makan siang. Cara melakukan istirahat mata dengan cara maxi break kurang bisa mencegah terjadinya kelelahan mata karena istirahat mata dengan cara ini tidak teratur atau tidak secara periodik atau yang berarti istirahat lama dan jarang dilakukan. Cara istirahat mata mereka dengan keluar ruangan, cuci muka, melihat objek lain, menghentikan pekerjaan, memejamkan mata sementara, tidur sejenak dan memijat sekitar mata setelah bekerja berjamjam di muka komputer. Operator yang tidak melakukan istirahat mata namun tidak mengalami kelelahan mata dikarenakan oleh keadaan mata operator yang sehat. Mereka sering memakan makanan yang banyak mengandung vitamin A seperti buah-buahan dan sayur-sayuran yang berwarna hijau yang banyak mengandung beta karoten sehingga kesehatan mata mereka senantiasa terjaga kesehatannya walaupun tidak melakukan istirahat mata yang sesuai dengan rekomendasi National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) VDT Studies and Information, operator-operator tersebut tidak mengalami kelelahan mata. 2. Hubungan Intensitas Pencahayaan Komputer dengan Kelelahan Mata Hubungan intensitas pencahayaan komputer dengan kelelahan mata dapat dilihat pada tabel berikut :
antara intensitas pencahayaan komputer dengan kelelahan mata. Kelelahan mata dapat terjadi apabila mata difokuskan pada objek yang berjarak dekat dalam waktu yang lama karena otot-otot mata harus bekerja lebih keras untuk melihat objek yang berjarak sangat dekat, terutama jika disertai dengan pencahayaan yang menyilaukan. Jika seseorang bekerja melihat objek bercahaya di atas dasar Kelelahan Mata Intensitas p berwarna pada jarak dekat secara terus Total Ya Tidak Pencahayaan value Komputer n % n % n % menerus dalam jangka waktu tertentu mengakibatkan mata harus Tidak Memenuhi 16 76,2 2 20,0 18 58,1 berakomodasi dalam jangka waktu yang lama sehingga terjadi penurunan Standar daya Memenuhi 0,006 akomodasi mata (Maryamah, 5 23,8 8 80,0 13 41,9 2011). Standar Monitor komputer yang Total 100, 100, 100, 21 10 21 dipergunakan oleh operator komputer 0 0 0 umumnya diatur dengan tingkat Sumber : Data Primer, April 2013 Berdasarkan tabel 3.10 dapat kontras yang tinggi untuk memperoleh diketahui bahwa dari 31 operator yang kecerahan karakter dan latar belakang dijadikan responden yang sehingga intensitas cahaya yang menggunakan intensitas pencahayaan dipancarkan monitor akan tinggi dan komputer tidak memenuhi standar menyebabkan adanya pantulan yang terdapat 18 operator (58,1%) yang dapat menimbulkan silau pada mata terdistribusi mengalami kelelahan mata operator komputer. Dalam Widana dalam Occupational, sebanyak 16 operator (76,2%) dan (1986) yang tidak mengalami kelelahan mata Chervichobrachial (Pain) Syndrome Visual Display Units, sebanyak 2 operator (20,0%). Operator and yang menggunakan intensitas merekomendasikan rerata intensitas pencahayaan komputer memenuhi cahaya pada layar adalah 50-100 lux 2012). Karakteristik standar sebanyak 13 operator (41,9%) (Kurniawan, yang terdistribusi mengalami kelelahan layar/monitor komputer (VDT) dan bekerja dengan mata sebanyak 5 operator (23,8%) dan kebutuhan yang tidak mengalami kelelahan mata menggunakan komputer dapat memicu timbulnya masalah mata dan sebanyak 8 operator (80,0%). Hasil analisis tidak memenuhi penglihatan (Maryamah, 2011). Sebagian besar operator tidak syarat chi square karena terdapat sel yang nilai ekpektasinya kurang dari 5 menggunakan intensitas pencahayaan ada 25% maka diambil p value pada komputer yang memenuhi standar yang analisis fisher exact yaitu p = 0,006 direkomendasikan oleh Widana (1986) Occupational, yang berarti p value < 0,05 dan Ho dalam Chervichobrachial (Pain) Syndrome ditolak atau menyatakan ada hubungan and Visual Display Units, Tabel
3.10
Hubungan Intensitas Pencahayaan Komputer dengan Kelelahan Mata yang Dialami Operator Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAT) Program Studi di Universitas Negeri Gorontalo Tahun 2013
merekomendasikan rerata intensitas mengandung vitamin A seperti buahcahaya pada layar adalah 50-100 lux. buahan dan sayur-sayuran yang Faktor ekstrinsik yang menyebabkan berwarna hijau yang banyak kelelahan mata adalah iluminasi. mengandung beta karoten sehingga Kuantitas iluminasi yaitu cahaya yang kesehatan mata mereka senantiasa berlebihan dapat menimbulkan silau, terjaga kesehatannya walaupun tidak pandangan terganggu, dan menurunnya menggunakan intensitas pencahayaan sensitivitas retina. Kualitas iluminasi komputer yang memenuhi standar yang yaitu meliputi kontras, sifat cahaya direkomendasikan oleh Widana (1986) (flicker), dan warna. Kontras dalam Occupational, berlebihan atau kurang, cahaya Chervichobrachial (Pain) Syndrome berkedip atau menimbulkan flicker, and Visual Display Units yaitu 50-100 dan warna-warna terang, akan lux, operator-operator tersebut tidak menyebabkan mata menjadi cepat lelah mengalami kelelahan mata. (Hanum, 2008). Layar komputer yang 3. Hubungan Jarak Pandang ke digunakan oleh operator tersebut secara Komputer dengan Kelelahan Mata keseluruhan adalah LCD (Liquid Hubungan jarak pandang ke Crystal Display) sehingga aman untuk komputer dengan kelelahan mata dapat kesehatan mata karena radiasinya yang dilihat pada tabel berikut : rendah namun walaupun secara Tabel 3.11 Hubungan Jarak Pandang keseluruhan komputer menggunakan ke Komputer dengan komputer yang aman tetapi mereka Kelelahan Mata yang sebagian besar menggunakan intensitas Dialami Operator Sistem pencahayaan komputer yang tidak Informasi Akademik memenuhi standar karena mereka lebih Terpadu (SIAT) Program banyak menggunakan intensitas Studi di Universitas Negeri pencahayaan komputer lebih dari 100 Gorontalo Tahun 2013 lux sehingga bisa menimbulkan kesilauan. Dan ada sebagian kecil juga Jarak Kelelahan Mata yang menggunakan intensitas Pandang Total Ya Tidak pencahayaan komputer yang kurang ke n % n % n % sehingga cahaya dari komputer meraka Kompu yang diterima mata juga redup namun ter mereka menyatakan tetap nyaman Tidak 16 76,2 1 10,0 17 54,8 dengan keadaan komputer yang mereka Memenu gunakan tersebut. Hal inilah yang hi menyebabkan mereka banyak Standar mengalami kelelahan mata. Memenu 5 23,8 9 90,0 14 45,2 Operator yang tidak hi menggunakan intensitas pencahayaan Standar komputer yang memenuhi standar Total 21 100, 10 100, 31 100, namun tidak mengalami kelelahan 0 0 0 mata dikarenakan oleh keadaan mata Sumber : Data Primer, April 2013 operator yang sehat. Mereka sering Berdasarkan tabel 3.11 dapat memakan makanan yang banyak diketahui bahwa dari 31 operator yang
p value
0,001
dijadikan responden yang menggunakan jarak pandang ke komputer tidak memenuhi standar terdapat 17 operator (54,8%) yang terdistribusi mengalami kelelahan mata sebanyak 16 operator (76,2%) dan yang tidak mengalami kelelahan mata sebanyak 1 operator (10,0%). Operator yang menggunakan jarak pandang ke komputer memenuhi standar sebanyak 14 operator (45,2%) yang terdistribusi mengalami kelelahan mata sebanyak 5 operator (23,8%) dan yang tidak mengalami kelelahan mata sebanyak 9 operator (90,0%). Hasil analisis tidak memenuhi syarat chi square karena terdapat sel yang nilai ekpektasinya kurang dari 5 ada 25% maka diambil p value pada analisis fisher exact yaitu p = 0,001 yang berarti p value < 0,05 dan Ho ditolak atau menyatakan ada hubungan antara jarak pandang ke komputer dengan kelelahan mata. Monitor yang terlalu dekat dapat mengakibatkan mata menjadi tegang, cepat lelah, dan potensi ganggguan penglihatan. Occupational Safety and Health Association (OSHA) (1997) menyebutkan bahwa pada saat menggunakan komputer jarak antara mata pekerja dengan layar sekurangkurangnya adalah 20-40 inci atau sekitar 50-100 cm. Pekerja yang dalam jangka waktu cukup lama ketika bekerja dengan jarak monitor yang dekat akan menyebabkan mata menjadi cepat lelah karena mata dipaksa berakomodasi pada jarak dekat (Maryamah, 2010). Sebuah penelitian survei yang dilakukan oleh American Optometric Association (AOA) pada tahun 2004 menyebutkan bahwa tak jarang pekerja kantor mengalami kelelahan mata akibat terlalu lama dalam jarak dekat di
depan komputer dan gelombang elektromagnetik yang dihasilkan monitor komputer menyebabkan radiasi dan bisa mengganggu kesehatan mata. Jarak antara mata dan monitor komputer yang terlalu dekat sering mengakibatkan munculnya beragam penyakit mata. VDT (Visual Display Terminal) merupakan bagian layar monitor yang paling berpengaruh bagi kesehatan pekerja pengguna komputer terutama terhadap kesehatan mata (Maryamah, 2011). Untuk kenyamanan, monitor harus diatur sehingga mata anda sama tingginya dengan tepi atas layar, sekitar 5-6 cm di bawah bagian atas casing monitor. Monitor yang terlalu rendah akan menyebabkan leher dan pundak anda nyeri (Mashud, 2008). Hasil penelitian Maryamah (2011), Saputro (2013) dan Supriati (2012) yaitu tidak ada hubungan yang bermakna antara jarak pandang ke monitor dengan keluhan kelelahan mata yang berarti tidak sejalan dengan hasil penelitian ini yaitu ada hubungan antara jarak pandang ke komputer dengan kelelahan mata. Sebagian besar operator menggunakan jarak pandang ke komputer tidak memenuhi standar Occupational Safety and Health Association (OSHA) (1997) yaitu 50100 cm. Keadaan tempat kerja mereka sudah ergonomis yaitu peletakan layar komputer yang tepat di depan operator dan posisi duduk mereka sudah lurus di depan komputer. Sebagian besar operator yang menggunakan jarak pandang ke komputer yang dekat dikarenakan bahwa kebiasaan mereka yang sering menggunakan komputer dengan jarak pandang ke mata yang dekat untuk lebih memfokuskan hurufhuruf kecil di dalam komputer yang
merupakan pekerjaan mereka. Mereka terbiasa melihat benda-benda kecil yang terdapat di dalam pekerjaan mereka. Selain itu ada juga operator yang menggunakan jarak pandang ke komputer yang terlalu jauh dan ini bisa menyebabkan kelelahan mata karena mata dipaksa untuk memfokuskan benda kecil dalam jarak yang jauh sehingga perilaku berisiko seperti inilah yang bisa menyebabkan kelelahan mata. Operator yang tidak menggunakan jarak pandang ke komputer yang memenuhi standar namun tidak mengalami kelelahan mata dikarenakan oleh keadaan mata operator yang sehat. Mereka sering memakan makanan yang banyak mengandung vitamin A seperti buahbuahan dan sayur-sayuran yang berwarna hijau yang banyak mengandung beta karoten sehingga kesehatan mata mereka senantiasa terjaga kesehatannya walaupun tidak menggunakan jarak pandang ke komputer yang memenuhi standar yang direkomendasikan oleh Occupational Safety and Health Association (OSHA) (1997) yaitu 50-100 cm, operatoroperator tersebut tidak mengalami kelelahan mata. IV. Simpulan dan Saran 4.1 Simpulan Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara istirahat mata, intensitas pencahayaan komputer dan jarak pandang ke komputer dengan kelelahan mata yang dialami oleh operator Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAT) program studi yang ada di Universitas Negeri Gorontalo tahun 2013.
4.2 Saran Diharapkan bagi institusi agar pekerjaan operator Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAT) program studi difokuskan pada pekerjaan utama dan melakukan pemeriksaan mata secara berkala. Bagi pekerja disarankan agar selalu mengistirahatkan mata secara teratur, menggunakan intensitas pencahayaan dan jarak pandang ke komputer yang memenuhi standar. Bagi peneliti selanjutnya melihat faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kelelahan mata. V. Daftar Pustaka Al-Barry, Akmalia dan Usman. 2001. Kamus Istilah Medis. Jakarta : Arkola. Anizar. 2009. Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri. Yogyakarta : Graha Ilmu. Dewi, Sitorus dan Hasyim. 2009. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Mata pada Operator Komputer di Kantor Samsat Palembang Tahun 2009. (http://eprints.unsri.ac.id/60/3/abst rak4.pdf, diakses 22 Februari 2013). Fajar I, Isnaeni, Pudjirahaju A, Amin I, Sunindya B.R, Aswin AAG. A dan Iwan S. 2009. Statistika untuk Praktisi Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Fauzianti, Emmi. 2011. Hubungan Pengetahuan, Sikap Dengan Keluhan Subyektif dalam Penggunaan Komputer pada Pegawai Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Pesisir Selatan
Tahun 2011. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang. (http://repository.unand.ac.id/1752 8/1/HUBUNGANPENGETAHUA N.pdf, diakses pada tanggal 1 Maret 2013). Hanum, Iis. 2008. Efektivitas Penggunaan Screen pada Monitor Komputer untuk Mengurangi Kelelahan Mata Pekerja Call Centre di PT. Indosat NSR Tahun 2008. Tesis. Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara Medan. (http://repository.usu.ac.id/bitstrea m/123456789/7048/1/08E00330.p df, diakses pada tanggal 23 Februari 2013). Humaidi, Syahrul. 2005. Dampak Radiasi Monitor Komputer. (http://repository.usu.ac.id/bitstrea m/123456789/1885/1/fisikasyahrul2.pdf, diakses pada tanggal 25 Februari 2013). Ilyas, Sidarta. 2008. Penuntun Ilmu Penyakit Mata Edisi Ketiga. Jakarta : FKUI -----------------. 2004. Ilmu Perawatan Mata. Jakarta : Sagung Seto. Koesyanto, Herry. 2006. Pengaruh Penerangan dan Jarak Pandang pada Komputer Terhadap Kelelahan Mata. KEMAS Volume 1 / No. 2 / Januari - Juni 2006. (http://eprints.unsri.ac.id/60/3/abst rak4.pdf, diakses 22 Februari 2013).
Kurniawan, I Gede Wahyu. 2012. Pengaruh Intensitas Cahaya Monitor Terhadap Kenyamanan Mata, Beban Kerja dan Produktivitas pada Operator Komputer. Jurnal Matrix Vol. 2 No. 3, November 2012, Halaman 152-157. (http://p3m.pnb.ac.id/dokument/ju rnal/1360303202_Wahyu.pdf, diakses 22 Februari 2013). Maryamah, Siti. 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Kelelahan Mata pada Pengguna Komputer di Bagian Outbound Call Gedung Graha Telkom BSD (Bumi Serpong Damai) Tangerang Tahun 2011. Skripsi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. (http://perpus.fkik.uinjkt.ac.id/file digital/SITI%20MARYAMAH.pd f, diakses pada tanggal 22 Februari 2013). Mashud. 2008. Komputer, Ergonomi dan Kesehatan Kerja. (http://mgmp-tikdki.org/?pilih=news&aksi=lihat&i d=6.pdf, diakses pada tanggal 22 Februari 2013) Masruhkin, Agus. 2010. Definisi Komputer. (http://repository.usu.ac.id/bitstrea m/123456789/19201/2/Reference. pdf, diakses pada tanggal 1 Maret 2013). Murtopo dan Sarimurni. 2005. Pengaruh Radiasi Layar Komputer terhadap Kemampuan Daya Akomodasi Mata Mahasiswa
Pengguna Komputer di Universitas Muhamadiyah Surakarta. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 6, No. 2, 2005: 153–163. (http://publikasiilmiah.ums.ac.id/b itstream/.../6.%20ICHWAN%20M URTOPO.pdf, diakses pada tanggal 1 Maret 2013) Notoatmodjo, S. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Ridley, John. 2008. Ikhtisar Kesehatan dan Keselamatan Kerja Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga. Riwidikdo dan Hani. 2009. Fisika Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press. Saputro, Wisnu Eko. 2013. Hubungan Intensitas Pencahayaan, Jarak Pandang Mata ke Layar dan Durasi Penggunaan Komputer dengan Keluhan Computer Vision Syndrome. Jurnal Kesehatan Masyarakat 2013, Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013. (http://ejournal s1.undip.ac.id/index.php/jkm/searc h/titles?searchPage=4, diakses 22 Februari 2013). Sugiyono. 2013. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Suma’mur. 1996. Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : Toko Gunung Agung. Supriati, Febriana. 2012. FaktorFaktor yang Berkaitan dengan Kelelahan Mata pada Karyawan Bagian Administrasi di PT.
Indonesia Power UBP Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 720–730. (http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm/articl e/view/1352/1373, diakses 22 Februari 2013). Syaifuddin. 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 3. Jakarta : EGC. Tambayong, Jan. 2001. Anatomi dan Fisiologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC UNG. 2010. Keputusan Rektor Universitas Negeri Gorontalo Nomor: 561/H47.A2/LL/2010 Tentang Organisasi dan Tata Kerja (OTK) Pusat Teknologi Informasi dan Komputer (Pustikom) Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo : UNG. (http://repository.ung.ac.id/sk/rekt or/Otk/Pustikom.pdf, diakses pada tanggal 1 Maret 2013). ------. 2010. Rencana Strategis Universitas Negeri Gorontalo 2010-2014. (http://repository.ung.ac.id/files/80 /1/Renstra_UNG.pdf, diakses pada tanggal 5 Mei 2013). Widyati dan Yuliarsih. 2002. Hygiene dan Sanitasi Umum dan Perhotelan. Jakarta : Grasindo.