PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN KERJA PADA SHIFT KERJA PAGI, SORE DAN MALAM PADA PERAWAT DI RSU. HERMANA LEMBEAN Beatrice C. Winerungan *, Benedictus S. Lampus,*, Paul A.T Kawatu, * *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang beroperasi 24 jam. Oleh karena itu untuk mewujudkan tujuan tersebut diperlukan tenaga medis yaitu perawat yang mampu memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Mengingat tanggung jawab dan beban kerja perawat maka dilakukan pembagian tiga shift kerja, yaitu shift kerja pagi, shift kerja sore dan shift kerja malam. Hal ini akan menimbulkan permasalahan yang berkaitan dengan kesehatan badan dan daya kerjanya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat kelelahan kerja pada shift kerja pagi, sore dan malam pada perawat di RSU. Hermana Lembean. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan pendekatan studi potong lintang. Sampel dalam penelitian ini adalah total populasi yang sudah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang berjumlah 44 orang. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan lembar isian data identitas diri dan pengukuran tingkat kelelahan kerja menggunakan alat ukur Reaction timer. Dari data pengukuran tingkat kelelahan kerja dilakukan analisis dengan menggunakan uji statistik Kruskal Wallis. Hasil penelitian ini, didapatkan hasil pengukuran kelelahan kerja dengan menggunakan waktu reaksi didapatkan rata-rata untuk shift pagi = 294,56 md (kelelahan ringan), shift sore = 313,6 md (kelelahan ringan), shift malam = 287,79 md (kelelahan ringan) dan nilai p = 0,475 menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat kelelahan kerja pada shift kerja pagi, sore dan malam pada perawat di RSU. Hermana Lembean. Kata Kunci: Shift Kerja, Kelelahan kerja ABSTRACT Hospitals are the health care facilities that operate 24 hours. Therefore, to achieve these objectives it is necessary needed medical personnel that is nurse who capables of providing health services to the community. Remembering the responsibilities and workload of the nurses performed then it is divided in three shifts of work, they are Morning shift, Afternoon Shift and Evening Shift. This will cause problems related to health of the body and the energy of the nurses. The purpose of this study is to determine differences in the level of fatigue in shift work of morning, afternoon and evening to nurses in public hospital of Hermana Lembean. This type of research is analytic research by using the approach of a cross-sectional study. The sample in this study is the total population that already fulfilled the inclusion criteria and exclusion which totaled 44 people. Data in this study obtained with a spreadsheet of the data identity and measurement of the level of fatigue by using a measuring instrument Reaction Timer. From the fatigue level of the measurement data performed statistical analysis using Kruskal-Wallis test. The result of this study, fatigue measurement results obtained by using a reaction timer in the average to get the morning shift = 294.56 md (mild fatigue), afternoon shift = 313,6 md (mild fatigue), evening shift = 287,79 md (mild fatigue) and the value of p = 0,475 shows that there is no fatigue in shift work in the morning, afternoon and night to nursesat Public Hospital of Hermana Lembean. Keyword : Work Shift, Work Fatigue.
PENDAHULUAN
Penerapan teknologi maju di dalam proses produksi sampai saat ini telah
fenomena
psikososial.
tersebut
sangat
juga semakin beraneka ragam. Penyakit akibat kerja dapat menyebabkan penurunan kemampuan fisik dan mental, cacat dan bahkan kematian (Soeripto, 2008). Tingkat
psikososial
berpengaruh
terhadap
terjadinya kelelahan kerja (Setyawati, 2012). Pekerjaan
semakin intensif, sehingga efek samping yang berupa faktor fisik yang ditimbulkan
Faktor
seorang
perawat
tidak
terlepas dari sistem shift kerja. Hal ini memberikan
konsekuensi
terhadap
perpanjangan jam kerja pekerja dan salah satunya adalah dengan mempekerjakan pekerja melampaui waktu yang telah ditetapkan dan atau
memberlakukan
shift
kerja.
Pekerja
kebugaran fisik tenaga kerja berpengaruh
dengan shift kerja adalah seseorang yang
terhadap kondisi psikisnya, demikian pula
bekerja di luar jam kerja normal selama kurun
sebaliknya.
tidak
waktu tertentu (Setyawati, 2012). Shift kerja
ergonomisnya kondisi sarana, prasarana dan
dapat dilakukan lebih dari satu kali untuk
lingkungan kerja merupakan faktor dominan
memenuhi jadual 24 jam/hari (Nurmianto,
bagi menurun atau rendahnya produktivitas
2008). Pada system shift kerja di perusahaan /
kerja tenaga kerja. Suasana tenaga kerja yang
tempat kerja dapat diperoleh berbagai dampak
tidak ditunjang oleh kondisi lingkungan kerja
positif namun adanya shift kerja malam dapat
yang sehat, nyaman, aman dan selamat akan
menimbulkan akibat yang cukup mengganggu
memicu timbulnya kelelahan pada tenaga kerja
pekerja khususnya apabila pekerja mengalami
(Budiono, 2009).
kurang tidur (Setyawati, 2012).
Kelelahan
akibat
Melakukan pekerjaan secara efisien
Berdasarkan observasi dan wawancara
tidak hanya tergantung pada kemampuan atau
yang telah dilakukan di Rumah Sakit Umum
keterampilan kerja saja, tetapi juga dipengaruhi
Hermana Lembean bahwa pekerjaan yang
oleh penguasaan prosedur kerja, uraian kerja
dilakukan oleh perawat disetiap shift berbeda
(job description) yang jelas, peralatan kerja
dikarenakan perawat bekerja di ruangan yang
yang tepat atau sesuai lingkungan kerja, dan
berbeda-beda. Selain pekerjaan yang dilakukan
sebagainya
2011).Grandjean
oleh perawat berbeda, jumlah perawat juga
(1985) menyatakan bahwa kelelahan kerja
yang bekerja ditiap ruangan berbeda di tiap
tidak dapat didefinisikan secara jelas namun
shift kerja. Jumlah pasien dapat mempengaruhi
dapat dirasakan oleh pekerja (Setyawati, 2012).
tingkat kelelahan perawat dengan semakin
Perasaan lelah pada pekerja adalah semua
banyak pasien maka akan semakin tinggi
perasaan yang tidak menyenangkan yang
tingkat kelelahan yang dirasakan oleh perawat.
dialami
Oleh
(Notoatmodjo,
oleh
pekerja
serta
merupakan
karena
itu,
penulis
tertarik
untuk
melakukan
penelitian
mengenaiperbedaan
54responden. Seluruh responden yang menjadi
tingkat kelelahan kerja pada shift kerja pagi,
sampel penelitian merupakan perawat di RSU.
sore, dan malam pada perawat di RSU.
Hermana Lembean. Pada saat pengambilan
Hermana Lembean.
data dari 54 responden, yang memenuhi kriteria inklusi berjumlah 44 responden.Umur
METODE
responden yang diambil mulai dari umur 20-40
Jenis penelitian ini adalah penelitian survei
tahun.
analitik dengan
pendekatan
Jenis kelamin perawat dalam penelitian
potong
ini adalah laki-laki dan perempuanperawat.
lintang.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Laki-laki berjumlah 13 orang dan perawat
Juni sampai Oktober tahun 2014.
perempuan berjumlah 31 orang. Keadaan fisik
cross-sectional
menggunakan atau
studi
Populasi adalah keseluruhan perawat
seorang perawat dapat dilihat juga dari
RSU. Hermana Lembean yang berjumlah 54
umurnya. Umur responden dikelompokkan
orang.Sampel adalah total populasi yang sudah
menjadi
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yaitu 44
pembagian
orang yang dibagi dalam tiga shift kerja yang
umurperawat pada shift pagi yang dengan
memenuhi kriteria inklusi yaitu perawat yang
kelompok
umur
20-24
tahun
(38,9%),
berusia
kelompok
umur
25-29
tahun
(11,1%),
20-40
tahun,
bersedia
menjadi
lima tiga
kelompok shift
umur
kerja
dengan
yang
pada
responden dan kriteria eksklusi yaitu perawat
kelompok umur 30-34 tahun (22,2%), dan
yang mempunyai pekerjaan sampingan.
kelompok 35-39 tahun (27,8%). Presentase
Data primer dalam penelitian ini yaitu,
kelompok umur untuk shift sore adalah
data identitas diri perawat yang diperoleh dari
kelompok umur 20-24 tahun (53,3%) dan
hasil lembar isian data, data kelelahan kerja
presentase untuk shift malam adalah kelompok
perawat yang diperoleh dari pengukuran
umur 20-24 tahun dan kelompok umur 25-29
tingkat kelelahan kerja yang dilakukan sesudah
tahun (36,4%).Masa kerja yang digunakan
perawat berkerja dan data sekunder dari
dalam penelitian ini adalah
penelitian ini yaitu data yang diperoleh dari
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di
instansi tempat penelitian seperti jumlah
RSU. Hermana Lembean, masa kerja perawat
perawat yang bekerja dan profil rumah sakit.
pada shift pagi dengan masa kerja 1-5 tahun
>1 tahun.
(66,6%), masa kerja 6-10 tahun (22,2%), masa kerja 11-15 dan 16-20 tahun sama (5,6%).
HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian yang dilakukan di
Presentase masa kerja perawat pada shift sore
RSU. Hermana Lembean maka diperoleh
dengan masa kerja 1-5 tahun (93,3%), masa
sampel
kerja 6-10 tahun (6,7%) dan presentase masa
44
responden
dari
populasi
kerja perawat pada shiftmalam dengan masa
malam pada perawat di RSU. Hermana
kerja 1-5 tahun (81,8%) dan masa kerja 6-10
Lembean.
tahun (18,2%). Hasil perhitungan perbedaan tingkat kelelahan kerja pada shiftkerja pagi, sore dan
Tabel 1. Perbedaan Tingkat Kelelahan Kerja Pada Shift Kerja Pagi, Sore dan Malam Pada Perawat di RSU. Hermana Lembean Shift
N
Mean Rank
Kelelahan Pagi
18
23,59
Kelelahan Sore
15
22,47
Kelelahan Malam
11
21,00
Jumlah
44
*Uji Kruskal Wallis Berdasarkan hasil pengukuran data dari tabel 1
sehingga tidak terdapat perbedaan tingkat
menunjukan bahwa kelelahan pada shift pagi
kelelahan kerja pada shift kerja pagi, sore dan
adalah 23,59% (18 responden), kelelahan pada
malam pada perawat di RSU. Hermana
shift sore adalah 22,47% (15 responden) dan
Lembean.
kelelahan pada shift malam adalah 21,00% (11
Hasil penelitian ini didukung oleh
responden).
penelitian yang dilakukan oleh Mariyanti,
Tabel 2. Hasil uji dengan Kruskal Wallis (Test
dkk (2011) tentang burnout pada perawat
Statistic) untuk shift dengan kelelahan kerja
yang bertugas di ruang rawat inap dan
KATEGORI
rawat jalan RSAB Harapan Kita. Dan hasil
KELELAHAN Chi-Square Df
dari penelitian ini di peroleh kesimpulan
1,498 2
bahwa tidak ada perbedaan burnout (psikis) yang menimbulkan kelelahan emosional atau perasaan kelelahanyang signifikan
Asymp. Sig.
,473
antara perawat yang bertugas di ruang rawat inap dan yang bertugas di ruang
Dari hasil pengolahan data menggunakan uji
rawat
Kruskal Wallis diketahui bahwa nilai Chi-
Kita”.Kelelahan
Square adalah 1,498 dan nilai Asymp. Sig atau
kondisi yang berbeda-beda dari setiap
nilai p sebesar 0,473 yang berarti nilai p > 0,05
jalan
di
RSAB
biasanya
“Harapan menunjukan
individu, tetapi semuanya bermuara kepada
SARAN
penurunan
1. Bagi Institusi RSU. Hermana Lembean,
kapasitas kerja serta ketahanan tubuh.
untuk mengontrol kelelahan kerja dan
Secara umum gejala kelelahan dapat
masalah kesehatan dan keselamatan
kehilangan
efisiensi
dan
dimulai dari yang sangat ringan sampai perasaan yang sangat melelahkan (Tarwaka, 2010). Faktor-faktor yang perlu dilakukan agar kelelahan kerja dapat diatasi adalah
kerja lainya. 2. Sebaiknya jam kerja tiap shift kerja dibagi sama rata (8 jam kerja) 3. Diperlukan waktu istirahat yang cukup dalam
malakukan
pelayanan
kerja,
lingkungan kerja yang nyaman, tidak
karena pelayanan yang dilakukan bukan
adanya kebisingan, waktu istirahat dan
hanya dilakukan pada pagi dan siang
waktu
proposional,
hari melainkan sampai pada malam hari,
pemberian gizi yang baik, serta beban kerja
sehingga sangat diperlukan istirahat
yang perlu disesuaikan dengan kemampuan
yang
psikis dan fisik pekerja yang bersangkutan
melaksanakan pelayanan pada pasien
(Setyawati, 2012).
dengan maksimal.
bekerja
yang
4. Tidak
cukup
sehingga
melakukan
dapat
pekerjaan
berat
sebelum masuk kerja.
KESIMPULAN 1. Tingkat kelelahan kerja pada shift kerja pagi
pada
perawat
dalam kategori
tingkat kelelahan normal 11 % dan kelelahan ringan 88,9 %.
DAFTAR PUSTAKA Budiono, S. M. A., R. M. S. Jusuf dan A. Pusparini.
2. Tingkat kelelahan kerja pada shift kerja
2009.
Penerbit
kelelahan normal 6,7 % dan kelelahan
Semarang. Semarang.
malam pada perawat dalam kategori tingkat kelelahan ringan 100 %. terdapat
Universitas
Diponegoro
Mariyanti S, Citrawati, A. 2011.
3. Tingkat kelelahan kerja pada shift kerja
4. Tidak
Rampai
Hiperkes & KK. Edisi Kedua. Badan
sore pada perawat dalam kategori tingkat
ringan 93,9 %.
Bunga
perbedaan
tingkat
kelelahan kerja pada shift kerja pagi, sore dan malam pada perawat.
Burnout pada Perawat yang Bertugas di Ruang Rawat Inap dan
Rawat
Jalan
RSAB
Harapan Kita. Jakarta. Journal Psikologi 9(2):48-59.
Notoatmodjo, S. 2011. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Edisi Revisi. Rineka Cipta. Jakarta. Nurmianto, E. 2008. Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Edisi Kedua. Prima Printing. Surabaya. Setyawati,
L.
Kelelahan
2012. Kerja.
Selintas Amara
Tentang Books.
Yogyakarta.
Soeripto, M. 2008. Higiene Industri. Fakultas
Kedokteran
Universitas
Indonesia. Jakarta Tarwaka. 2010. Ergonomi Industri, Dasardasar PengetahuanErgonomi dan Aplikasi di Tempat Kerja. Harapan Press.Surakarta.