HUBUNGAN ANTARA STATUS MEROKOK DAN KONSUMSI ALKOHOL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI USIA 40-65 TAHUN DI DESA WINEBETAN KECAMATAN LANGOWAN SELATAN KABUPATEN MINAHASA TAHUN 2014 Jurgens Mikhael Walangitan*, Budi T. Ratag*, Jantje D. Prang** *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi
ABSTRAK Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan darah di pembuluh darah meningkat secara kronis. Prevalensi hipertensi akan terus meningkat tajam dan diprediksikan pada tahun 2025 nanti, sekitar 29% orang dewasa diseluruh dunia menderita hipertensi. Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol merupakan faktor risiko yang dapat diubah yang dapat menyebabkan terjadinya hipertensi. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara status merokok dan konsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi pada laki-laki usia 40-65 tahun di Desa Winebetan Kecamatan Langowan Selatan Kabupaten Minahasa Tahun 2014. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional study. Penelitian ini dilakukan di Desa Winebetan Kecamatan Langowan Selatan Kabupaten Minahasa pada bulan Juli- Oktober 2014. Populasi dalam penelitian 283 dan diambil sampel sebanyak 165 secara simple random sampling. Data diambil melalui kuesioner dan wawancara langsung. Analisis data dilakukan meliputi analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan uji chi-square dengan CI 95%, tingkat signifikansi 5% (α 0,05). Hasil Uji Statistik menunjukkan faktor risiko status merokok mempunyai hubungan bermakna dengan kejadian hipertensi (p = 0.031, RP = 1,39 dan 95% CI = 0,976 – 1,958), kebiasaan mengkonsumsi alkohol mempunyai hubungan bermakna dengan kejadian hipertensi (p = 0.017, RP = 1,38 dan 95% CI = 1,015 – 1,880). Terdapat hubungan antara status merokok dengan kejadian hipertensi dan terdapat hubungan antara konsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi di Desa Winebetan Kecamatan Langowan Selatan Kabupaten Minahasa Tahun 2014. Kata Kunci : Status Merokok, konsumsi alkohol, hipertensi ABSTRACT Hypertension is a condition when the blood pressurerises chronically in blood vessels. The prevalence of hypertension will continue to rise sharply and it’s predicted in 2025, approximately 29% of adults worldwide will suffer from hypertension. Smoking habits and alcohol consumption are modifiable risk factors that can lead to hypertension. The objective of this study was to determine the relationship between smoking status and alcohol consumption with the hypertension case in among males aged 40 - 65 years in Winebetan Village, District of South Langowan, Minahasa Regency 2014. This research is an observational analytic study using cross sectional study design. This research was conducted in Winebetan Village, District of South Langowan, Minahasa Regency in July-October 2014. The population was 283 people and then 165 samples were taken by simple random sampling technique. The data was taken through questionnaires and interviews. Data analysis was conducted including univariate and bivariate analysis by using Chi-square test with 95% CI, at the significance level of 5% (α 0,05%). Statistical test results showed that smoking status has a significant relationship with the hypertension case (p = 0.031, RP = 1,39 and 95% CI = 0,976 – 1,958), the habit of consuming alcohol has a significant relationship with hypertension (p = 0.017, RP = 1,38 and 95% CI = 1,015 – 1,880). There is a relationship between smoking status and alcohol consumption with the hypertension case in Winebetan Village, District of South Langowan, Minahasa Regency 2014. Keywords: Smoking status, alcohol consumption, hypertension
1
PENDAHULUAN
hampir 6 juta orang setiap tahun dan merupakan
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika tekanan
salah satu penyebab utama penyakit tidak menular
darah di pembuluh darah meningkat secara kronis.
(PTM) dan kematian di seluruh dunia (WHO,
Hal tersebut dapat terjadi karena jantung bekerja
2012). Secara nasional prevalensi perokok saat ini
lebih keras memompa darah untuk memenuhi
29,2% dengan rerata jumlah rokok yang dihisap 12
kebutuhan
Jika
batang per hari. Menurut Depkes (2008), prevalensi
dibiarkan, penyakit ini dapat mengganggu fungsi
masyarakat di Sulawesi Utara yang mengkonsumsi
organ-organ lain, terutama organ-organ vital seperti
alkohol mecapai 17,4% melebihi angka rata – rata
jantung dan ginjal (Depkes, 2013). Menurut catatan
nasional 4,6%. Menurut jenis kelamin, prevalensi
Badan
Health
peminum alkohol lebih besar laki-laki (8,8%)
Organization (WHO) tahun 2011 terdapat 1 milyar
dibanding perempuan (0,7%). Sedangkan menurut
orang didunia menderita hipertensi. Dua pertiga
pendidikan, prevalensi minum alkohol tinggi
diantaranya
berkembang.
tampak pada yang berpendidikan tamat SMP dan
Prevalensi hipertensi akan terus meningkat tajam,
tamat SMA. Prevalensi peminum alkohol di
diprediksikan pada tahun 2025 nanti, sekitar 29%
pedesaan lebih tinggi dari perkotaan.
oksigen
Kesehatan
berada
dan
nutrisi
Dunia
di
tubuh.
/World
Negara
orang dewasa diseluruh dunia menderita hipertensi (Depkes, 2013).
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian
Prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar
tentang hubungan antara status merokok dan
25,8% terdapat pada penduduk berusia 18 tahun
konsumsi alkohol dengan kejadian hipertensi pada
keatas. Prevalensi hipertensi cenderung lebih tinggi
laki-laki usia 40-65 tahun di Desa Winebetan
pada kelompok penduduk yang berpendidikan
Kecamatan
rendah dan yang tidak bekerja (Depkes, 2013).
Minahasa tahun 2014.
Langowan
Selatan
Kabupaten
Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2013 jumlah kasus hipertensi sebanyak 98,07% kasus hipertensi
METODE PENELITIAN
dan berada pada peringkat kedua
di sepuluh
Jenis penelitian ini adalah obseravsional analitik
penyakit menonjol. Kabupaten Minahasa kasus
dengan desain cross sectional study (studi lintang).
hipertensi tahun 2013 terdapat 21.806 kasus dan
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Winebetan
penyakit hipertensi berada di peringkat kedua di
Kecamatan
sepuluh penyakit menonjol. Pada tahun 2013
Minahasa pada bulan Juli-Oktober 2014. Jumlah
terdapat 1463 kasus hipertensi di Puskesmas
sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 165
Manembo Kecamatan Langowan Selatan. Salah
sampel. Sampel dalam penelitian ini menggunakan
satu faktor risiko terjadinya hipertensi yang dapat
teknik simple random sampling.
diubah, yaitu kebiasaan merokok. Hubungan antara
Kriteria inklusi:
kebiasaan merokok dengan hipertensi dibuktikan
a.
dengan adanya aterosklerosis pada pembuluh darah (Bustan, 2007). Merokok dapat mencetuskan
World
Selatan
Kabupaten
Responden yang berada ditempat saat pengumpulan data
b.
penyakit jantung dan pembuluh darah (Joewana, 2005).
Langowan
Responden yang tinggal lebih dari 6 bulan di Desa Winebetan
Kriteria eksklusi: Health
Organization
(WHO)
menyatakan, tembakau menyebabkan kematian
a.
Responden
yang
tidak
bisa
berkomunikasi dengan baik
2
b.
Responden yang tidak bersedia untuk
Tabel 1. Distribusi frekuensi karateristik responden
diwawancara
di Desa Winebetan Kecamatan Langowan Selatan.
Variabel Bebas (Independen) dalam penelitian ini
Karateristik
n
%
adalah status merokok dan konsumsi alkohol dan
Umur 40 -49 50 – 59 60 – 65
61 69 35
37,0 41,8 21,2
Pendidikan Terakhir SD SMP SMA S1
51 69 44 1
30,9 41,8 26,7 6
Pekerjaan Petani Pegawai Wiraswasta Penisunan Swasta
127 3 31 2 2
77,0 1,8 18,1 1,2 1,2
Status Perkawinan Kawin Belum Kawin
149 16
90,3 9,7
Variabel Terikat (Dependen) adalah kejadian hipertensi. Analisis data dilakukan meliputi analisis univariat
dan
menggunakan
analisis uji
bivariat
chi-square
dengan
pada
program
computer.
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Univariat 1. Karateristik Responden Responden
dalam
penelitian
ini
merupakan
masyarakat Desa Winebetan Kecamatan Langowan Selatan Kabupaten Minahasa khususnya laki-laki yang berusia 40-65 tahun. Berdasarkan karateristik umur responden menunjukan bahwa paling banyak termasuk pada umur 50-59 tahun yaitu (41,8%) dan
Analisis Bivariat
yang paling sedikit yaitu kelompok umur 60-65
1. Hubungan antara status merokok dengan
terdapat 25 responden (21,2%).
kejadian hipertensi
Dari hasil penelitan berdasarkan karateristik
Analisis hubungan antara status merokok dengan
pendidikan terakhir dari responden menunjukan
kejadian hipertensi menunjukkan bahwa terdapat
bahwa dalam penelitian ini responden yang
hubungan yang bermakna antara status merokok
memiliki tingkat pendidikan akhir SMP paling
dengan kejadian hipertensi pada laki-laki usia 40 –
banyak
65 tahun di Desa Winebetan Kecamatan Langowan
terdapat
69
responden
(41,
8%).
Didapatkan bahwa sebagian besar responden
Selatan
memiliki pekerjaan sebagai petani yaitu 127
statistik menggunakan chi-square diperoleh nilai p
responden (77,0%). Dalam penelitian ini juga
= 0,031 dengan nilai RP sebesar, 1,39 (CI 95% =
didapatakan bahwa dari 165 responden, terdapat
0,976 – 1,958).
149 responden (90,3%) yang sudah kawin dan
Tabel 2. Hubungan Antara Status Merokok Dengan
responden
Kejadian Hipertensi
yang
responden (9,7%).
belum
kawin
terdapat
16
Kabupaten
SM
Minahasa.
Hasil
analisis
Kejadian Hipertensi Tidak
Hpt
P
Total
Hpt
value
n
%
n
%
n
%
Ya
94
56,97
38
23,30
132
80
Tidak
17
10,30
16
9,70
33
20
Total
111
67,27
54
32,73
165
100
0,031
SM : Status Merokok
3
Hpt : Hipertensi
pada lama merokok. Seseorang yang merokok lebih dari satu pak rokok per hari menjadi 2 kali lebih
2. Hubungan antara konsumsi alkohol dengan
rentan terhadap penyakit aterosklerosis koroner
kejadian hipertensi
dari pada mereka yang tidak merokok yang diduga
Analisis hubungan antara konsumsi alcohol dengan
menjadi
kejadian hipertensi menunjukkan bahwa terdapat
terhadap pelepasan katekolamin oleh sistem saraf
hubungan yang bermakna antara konsumsi alkohol
otonom (Price dan Wilson, 2006). Hasil penelitian
dengan kejadian hipertensi pada laki-laki usia 40 –
oleh Anggara dan Prayitno (2012) bahwa terdapat
65 tahun di Desa Winebetan Kecamatan Langowan
hubungan
Selatan
analisis
merokok dengan kejadian hipertensi di Puskesmas
statistik menggunakan chi-square diperoleh nilai p
Telaga Murni Cikarang Barat, nilai p = 0,000 dan
= 0,017 dengan nilai RP sebesar, 1,38 (CI 95% =
OR 8,1 (CI 95%= 2,55 – 25,64).
Kabupaten
Minahasa.
Hasil
1,015 – 1,880).
penyebab
yang
adalah
bermakna
pengaruh
antara
nikotin
kebiasaan
Dari hasil penelitian mengenai konsumsi alkohol yang, didapatkan hasil bahwa dari 165
Tebel 3. Hubungan antara konsumsi alkohol
responden (100%) yang mengkonsumsi alkohol
dengan kejadian hipertensi.
sebanyak 123 responden (74,54%) sedangkan yang
KA
Kejadian Hipertensi Tidak
Hpt
tidak P
Total
Hpt
value
n
%
n
%
n
%
Ya
89
53,94
34
23,30
123
74,54
Tidak
22
13,33
20
12,13
42
25,46
Total
111
67,27
54
32,73
165
100
0,017
mengkonsumsi
alkohol
42
responden
(25,46%). Hasil penelitan ini menunjukan bahwa jumlah responden yang mengkonsumsi alkohol jauh lebih banyak dari pada responden yang tidak mengkonsumsi
alkohol.
Alkohol
dapat
menyebabkan gangguan kesadaran berat yang meliputi penurunan ingatan kejadian yang baru dan
KA : Konsumsi Alkohol
lama dalam jangka waktu beberapa minggu sampai
Hpt : Hipertensi
bulan setelah pesta minuman keras (Sudoyo dkk, 2009).
PEMBAHASAN
Penelitian yang dilakukan oleh Barlina
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa responden
dkk (2006) tentang pengaruh sabut kelapa terhadap
yang
merokok di Desa
kualitas nila aren dan palm wine, minuman
Winebetan dari 165 responden penelitian terdapat
beralkohol adalah semua jenis minuman yang
132 responden (80%) yang memiliki kebiasaan
mengandung etanol, termasuk cap tikus, anggur,
merokok sedangkan terdapat 33 responden (20%)
bir, saguer. Cap tikus adalah jenis cairan berkadar
yang tidak memiliki kebiasaan merokok. Hipertensi
alkohol 30 – 40 % yang dihasilkan melalui
merupakan keadaan peningkatan tekanan darah
penyulingan saguer (cairan putih yang keluar dari
yang akan memberi gejala yang berlanjut kesuatu
mayang pohon enau). Tinggi rendahnya kadar
organ target seperti stroke (untuk otak), penyakit
alkohol pada cap tikus tergantung kepada kualitas
jantung coroner (untuk pembuluh darah jantung)
penyulingan. Semakin bagus sistem penyulingan,
dan hipertrofi ventrikel kanan untuk otot jantung
semakin tinggi pula kadar alkoholnya (Barlina dkk,
(Bustan, 2007). Risiko merokok berkaitan dengan
2006). Dalam penelitian yang dilakukan oleh
jumlah rokok yang dihisap per hari, dan bukan
Malonda dkk (2012) terdapat hubungan antara
memiliki kebiasaan
4
kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol
Anggara F. H. D dan Prayitno, N. 2013. Faktor-
dengan kejadian hipertensi didapatkan hasil nilai p
Faktor Yang Berhubungan Dengan Tekanan
0,003 OR = 2,8 (CI 95% = 1,418-5,529).
Darah
Di
Puskesmas
Telaga
Murni,
Cikarang Barat Tahun 2012.Jurnal Ilmiah Kesehatan.Volume 5, Nomor 1.
KESIMPULAN 1.
Responden
yang
132
Barlina R, Karouw S dan Pasang P. 2006.
responden dan 33 responden yang tidak merokok.
Pengaruh Sabut Kelapa Terhadap Kualitas
2. Responden yang mengkonsumsi alkohol terdapat
Nira Aren Dan Palm Wine. Jurnal Litri
123
2006; Volume 12, Nomor 4, Hal 166-171
responden
merokok
dan
42
terdapat
responden
tidak
mengkonsumsi alkohol.
Bustan, M. N. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak
3. Terdapat 111 responden yang menderita hipertensi dan 54 responden yang tidak menderita
Menular. Jakarta: Rineka Cipta Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008.
hipertensi.
Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar 2007.
4. Terdapat hubungan antara status merokok
Jakarta Badan Penelitian dan Pengembangan
dengan kejadian hipertensi pada laki-laki usia 40-
Kesehatan Departemen Kesehatan, Republik
65 tahun di Desa Winebetan Kecamatan Langowan
Indonesia.
Selatan Kabupaten Minahasa Tahun 2014 dengan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2013.
nilai RP 1,39.
Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar 2012.
5. Terdapat hubungan antara konsumsi alkohol
Jakarta Badan Penelitian dan Pengembangan
dengan kejadian hipertensi pada laki-laki usia 40-
Kesehatan Departemen Kesehatan, Republik
65 tahun di Desa Winebetan Kecamatan Langowan
Indonesia.
Selatan Kabupaten Minahasa Tahun 2014 dengan nilai RP 1,38.
Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Utara. 2013. Surveilens
Terpadu
Penyakit
Berbasis
Puskesmas 2013 Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa. 2013. Hasil
SARAN 1. Bagi Puskesmas
Pengukuran Tekanan Darah. Tahun 2013
Petugas kesehatan yang ada di Wilayah Kerja
Joewana, S. 2005. Gangguan Mental dan Perilaku
Puskesmas Langowan Selatan perlu meningkatkan
Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif. Jakarta:
kegiatan penyuluhan kesehatan mengenai bahaya
EGC
merokok, bahaya konsumsi alkohol dan penyakit
Malonda, N. Dinarto, K. L. Pangastuti, R. 2012.
hipertensi bagi masyarakat.
Pola Makan Dan Konsumsi Alkohol Sebagai
2. Bagi Masyarakat
Faktor Risiko Hipertensi Pada Lansia Di
Masyarakat
Desa
Winebetan
perlu
lebih
Kota Tomohon. Jurnal Gizi Klinik Indonesia
memperhatikan kesehatan dengan meningkatkan
UGM.Yogyakarta.
gaya hidup sehat, dan mengurangi kebiasaan
Indonesia. Volume 8, Nomor 4, Hal 202-
merokok, konsumsi alkohol. Masyartakat juga
212.
perlu melakukan pengkuruan tekanan darah secara rutin.
Jurnal
Gizi
Klinik
Price, S dan Wilson, L. 2006. Patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Ramaiah. S. 2007. Hipertensi. Jakarta: PT Bhuana
DAFTAR PUSTAKA
5
Sudoyo, A. Setiohadi, B. Idrus, A. K, Marcellus dan Setiati, S. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed 1. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK, UI. World
Health
Organization,
2012.
Tobacco,
(online) http://www.who.int/mediacentre/news/releas es/2012/tobacco_20120530/en/ diakses pada 23 April 2014
6