PENGARUH KOMPRES HANGAT TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PINGGANG BAWAH (LOW BACK PAIN) PADA LANSAIA DI PANTI WREDHA PANGESTI LAWANG MALANG Tri Johan Agus Yuswanto*, Bambang Soemantri**, Anita Rahmawati ***
Abstrak Nyeri pinggang bawah (low back pain) adalah keluhan yang paling sering dijumpai terutama pada lansia. Untuk meringankan keluhan nyeri ini bisa dilakukan dengan cara farmakologi dan non farmakologi. Penanganan rasa nyeri secara farmakologi pada lansia umumnya kurang adekuat karena takut terjadi efek samping yang lebih merugikan. Oleh karena itu, penanganan pada lansia lebih baik menggunakan non farmakologi (fisioterapi). Penelitian ini bertujuan membuktikan bahwa ada pengaruh kompres hangat terhadap penurunan intensitas nyeri pinggang bawah pada lansia. Desain penelitian ini adalah Studi pre eksperimental dengan menggunakan metode one group pretest and post test. Sampel yang digunakan diambil dengan teknik purposive sampling berdasarkan beberapa kriteria inklusi yang telah ditetapkan. Variabel yang diukur pada penelitian ini adalah intensitas nyeri sebelum dan sesudah diberikan kompres hangat. Intensitas nyeri diukur dengan menggunakan skala nyeri Bourbonnais dan didukung oleh kriteria obyektif pada lembar observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada penurunan intensitas nyeri yang signifikan antara sebelum dan sesudah diberikan kompres hangat (uji T, p<0,05). Hasil Analisa data menunjukkan bahwa terbukti adanya pengaruh kompres hangat terhadap penurunan intensitas nyeri pinggang bawah (uji T, t hitung>t tabel). Kesimpulan dari penelitian ini adalah kompres hangat dapat menurunkan intensitas nyeri pinggang bawah pada lansia. Kata kunci: nyeri pinggang bawah, kompres hangat, lansia
Abstract Low back pain is a symptom that frequently faced especially in elderly. This symptom of pain can be alleviated by pharmacologycal care and non-pharmacologycal care. The management of pain sensation by pharmacological care in elderly is not generally adequate because of the worried about side effect that more to be harmful. Because of that, the management in elderly is better to use non-pharmacologycal care (i.e. physioteraphy) rather than pharmacologycal care. Research is aimed to prove that low back pain in elderly will reduced by heat application. Design for this research was pre-experimental study using one group pre test and post test method. Total sample which used in this research was 14 and it was took by purposive sampling technique based on several inclusion criteria that have to be standardized. The variable measured in this research was low back pain intensity before and after given with heat application. The low back pain intensity was measured by bourbonnais pain scale and supported by objective criteria that listed in the observation sheet. Result of this research indicate the significant reduction of the pain intensity beetwen before and after used of heat application (T-test, p<0,05). Based on result of the data analysis there is provable influence of heat application for reduction of low back pain (T-test, t calculated>t table). The conclusion of this research is heat application can reducing low back pain intensity. Keywords: low back pain, heat application, elderly * Program Studi Ilmu Keperawatan FKUB ** Laboratorium Anatomi - Histologi FKUB *** Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan FKUB
PENDAHULUAN Nyeri
pinggang
bawah
(low
back pain) merupakan keluhan yang
untuk
dari
80% low
mengeluh
penduduk back
pernah
pain
dan
di
Indonesia diperkirakan jumlahnya lebih 4
lagi .
banyak berbagai
Sehubungan proses
prosentase
nyeri
Untuk mengurangi rasa nyeri pinggang bawah bisa dilakukan dengan memberikan
obat-obatan
fisioterapi.
obat-obatan
dan untuk
mengatasi rasa nyeri pinggang bawah
degeneratif,
sering diperlukan dalam jangka waktu
bawah
lama
sehingga
pengaruh
meningkat seiring dengan pertambahan
sampingnya
harus
usia7.
Penanganan
rasa
nyeri
yang
dengan
pinggang
Penyebab
nyeri
dirasakan8.
sering dijumpai6. Di Amerika Serikat lebih
meringankan
pinggang
farmakologi
pada
efek
diperhatikan8. nyeri
lansia
secara umumnya
dan
kurang adekuat karena takut terjadi
multifaktor5. Pada dasarnya timbulnya
efek samping yang lebih merugikan.
rasa nyeri ini karena tekanan pada
Oleh karena itu, penanganan pada
susunan saraf tepi daerah pinggang
lansia
yang sebagian besar karena spasme
fisioterapi3 .
bawah
bermacam-macam
otot4.
lebih
baik
menggunakan
Tujuan dari penelitian ini adalah Pengobatan Low Back Pain
yang
terbaik
adalah
dengan
menghilangkan penyebabnya. Tetapi untuk
memastikan
bukanlah
hal
yang
mudah
berbagai
pemeriksaan.
Oleh nyeri
kompres hangat terhadap penurunan intensitas nyeri pinggang bawah.
penyebabnya
memerlukan
pengobatan
Untuk mengetahui adakah pengaruh
karena macam
karena
pinggang
itu, bawah
lebih sering hanya bersifat simptomatis METODE PENELITIAN Penelitian desain
pre
penelitian randomisasi sampelnya.
ini
menggunakan
eksperimental
yang
tidak
dalam Model
yaitu
memakai pengambilan
yang
digunakan
menggunakan perlakuan
satu dengan
kelompok pengukuran
sebanyak dua kali yaitu sebelum dan sesudah
perlakuan.
Pengukuran
dilakukan dengan menggunakan skala
adalah one group pretest and post test
nyeri
yaitu model penelitian yang hanya
observasi.
bourbonnais
dan
lembar
HASIL PENELITIAN Dari
hasil
pengukuran
hangat pada Tabel 1 dan setelah
didapatkan data mengenai tingkat nyeri
dilakukan kompres hangat pada Tabel
lansia
2.
sebelum
dilakukan
kompres
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Intensitas Nyeri Pinggang Bawah Sebelum Diberikan Kompres Hangat Intensitas nyeri pinggang bawah Tidak nyeri (skala 0) Nyeri ringan (skala 1-3) Nyeri sedang (skala 4-6) Nyeri berat (skala 7-9) Nyeri sangat berat (skala 10) Jumlah
F
%
0 5 8 1 0 14
0 35,71 57,14 7,15 0 100
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Intensitas Nyeri Pinggang Bawah Setelah Diberikan Kompres Hangat Intensitas nyeri pinggang bawah Tidak nyeri (skala 0) Nyeri ringan (skala 1-3) Nyeri sedang (skala 4-6) Nyeri berat (skala 7-9) Nyeri sangat berat (skala 10) Jumlah
F 3 8 3 0 0 14
% 21,43 57,14 21,43 0 0 100
Tabel 3 Perbedaan Intensitas Nyeri Pinggang Bawah Sebelum dan Setelah Diberikan Kompres Hangat Responden nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Jumlah:14
4 5 2 6 4 5 2 4 3 3 5 7 4 3 57
Pre test Kategori nyeri sedang sedang ringan sedang sedang sedang ringan sedang ringan ringan sedang berat sedang ringan
nilai 2 2 0 5 2 4 0 1 1 0 2 6 2 1 28
Post test Kategori nyeri ringan ringan tidak nyeri sedang ringan sedang tidak nyeri ringan ringan tidak nyeri ringan sedang ringan ringan
nilai 2 3 2 1 2 1 2 3 2 3 3 1 2 2 29
Perbedaan Kategori penurunan Berkurang moderat Berkurang lebih moderat Berkurang moderat Sedikit berkurang Berkurang moderat Sedikit berkurang Berkurang moderat Berkurang lebih moderat Berkurang moderat Berkurang lebih moderat Berkurang lebih moderat Sedikit berkurang Berkurang moderat Berkurang moderat
Tabel 4 Hasil uji statistik Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pinggang Bawah
Pair 1
Nyeri awal Nyeri akhir
N
Mean
14
4.0714 2.0000
Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa intensitas nyeri pinggang bawah lansia
Sig.
df
.000
t
13
Sig. (2-tailed)
10.617
.000
penurunan tingkat nyeri dengan nilai yang bervariasi.
sebelum diberikan kompres hangat
Hasil uji t menunjukkan p value
bervariasi dan yang terbanyak adalah
0,000 (p value < α), sehingga dapat
berupa nyeri sedang (57,14%). Setelah
disimpulkan bahwa hubungan antara
dilakukan kompres hangat, 57,14 %
nyeri awal dan akhir signifikan. Nilai t
lansia mengeluh nyeri ringan seperti
hitung (10.617) > t tabel (1.770) dan
telihat pada tabel 2.
Sig (2-tailed) (0.000) < α, maka dapat
Perbedaan
intensitas
nyeri
disimpulkan bahwa Ho ditolak berarti
pinggang bawah sebelum dan setelah
ada
kompres hangat dapat dilihat pada
terhadap penurunan intensitas nyeri
Tabel 3. Dari Tabel 3 dapat dilihat
pinggang
pengaruh
kompres
hangat
bawah.
bahwa semua responden mengalami
PEMBAHASAN Intensitas bawah
lansia
nyeri sebelum
pinggang
Nilai penurunan intensitas nyeri
diberikan
setelah kompres hangat berbeda-beda
kompres hangat bervariasi karena sifat
karena
nyeri adalah subyektif, dipengaruhi
menghasilkan kadar endhorpins yang
beberapa factor dan juga penyebab
berbeda-beda.
nyeri
pinggang
bawah
setiap
individu
dapat
Nyeri pinggang bawah yang
bermacam-
macam sehingga dapat menimbulkan
disebabkan
intensitas nyeri yang berbeda-beda.
mengalami penurunan intensitas nyeri
Setelah
masalah
otot
kompres
yang lebih besar dibanding dengan
hangat intensitas nyeri semua lansia
nyeri yang disebabkan oleh masalah
menjadi menurun karena efek kompres
tulang
hangat dapat merelaksasikan otot,
disebabkan masalah otot mempunyai
menghambat
inflamasi,
lebih banyak mekanisme penurunan
nyaman,
nyeri yaitu selain berdasarkan teori
merangsang pengeluaran endhorpins
gate control, endorphins dan efek
dan
psikologis juga didasarkan pada efek
memberi
diberikan
oleh
terjadinya perasaan
menghambat
transmisi
impuls
nyeri keotak dengan teori gate control.
karena
fisiologis.
karena
nyeri
yang
KESIMPULAN 1. Hasil pengukuran intensitas nyeri
kompres hangat adalah semua intensitas
nyeri
hangat pada 14 orang responden
penurunan
nilai
diketahui 57,14% mengalami nyeri
penurunannya
sedang, 35,71% nyeri ringan dan
pinggang
7,15% nyeri berat.
ngilu/nyeri tulang sedikit berkurang
sebelum
dilakukan
kompres
2. Hasil pengukuran intensitas nyeri
mengalami nyeri
bervariasi.
bawah
sedangkan
yang
nyeri
yang
tetapi Nyeri bersifat
bersifat
setelah dilakukan kompres hangat
pegal/kaku otot berkurang moderat
yaitu
dan lebih moderat.
57,14% mengalami nyeri
ringan, tidak merasakan nyeri dan nyeri
sedang
masing-masing
4. Setelah
dilakukan
uji
statistik
Paired-Sample T Test diperoleh hasil bahwa kompres hangat dapat
21,43%. 3. Perbedaan
intensitas
nyeri
sebelum dan setelah diberikan
menurunkan
intensitas
nyeri
pinggang bawah.
SARAN 1. Pengurus/perawat dipanti wredha
kemampuan
lansia
misalnya
dapat memberikan kompres hangat
berjalan-jalan (bagi yang masih
sebagai alternatif untuk membantu
bisa
lansia yang mengalami gangguan
gerakan-gerakan ringan.
rasa
nyeri
pinggang
bawah
berjalan)
3. Penelitian
atau
selanjutnya
melakukan
dengan
khususnya nyeri karena spasme
melibatkan lebih banyak sampel
otot.
dari tempat yang lebih luas dan
2. Lansia
disarankan
tidak
selalu
dilakukan randomisasi.
duduk di kursi roda tetapi divariasi dengan
aktivitas
lain
sesuai
DAFTAR PUSTAKA 1. Ignativius D. 1991. Medical Surgical Nursing. Sounders Company. USA. p. 365 2. Kozier B, Erb G, Berman A, Synder S. 2004. Fundamentals of Nursing. Concept, Process, and Practice.
Sevent Edition. Pearson Educated, Inc. USA 3. Lumbantobing
SM.
2004.
Neurogeriatri. Balai Penerbit FKUI. Jakarta 4. Rumah Sakit Pondok Indah. 2001. Sakit Pinggang: Buletin minggu, 14
Mei
2001.
Grahawaldotnet.pt.
5. Rumawas R. 1986. Nyeri Pinggang (Anatomi
Pandangan &
Pinggang
Umum
patofisiologi Bawah).
2005. Penataksanaan
Fisioterapi pada Nyeri Pinggang
NusaIndah.tripod.com Bawah:
7. Suharto.
Nyeri
Bawah Aspesifik Akibat Joint Block Thoracal
dan
Lumbal.
Cermin
Dunia Kedokteran no. 146: 52-54
Makalah
8. Sunaryo. 1986. Farmakologi Obat-
disajikan pada Seminar Sehari di
obat Anti-inflamasi Non Steroid.
Aula FKUI. Jakarta, 28 juni 1986
makalah disajikan pada Seminar
6. Smeltzer S, Bare B. 1996. Buku
Sehari di Aula FKUI. Jakarta, 28
Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
&
Suddarth
vol
3.E.
Waluyo A (penterjemah) Ester M (editor). 2001. EGC. Jakarta
juni 1986