58 Jurnal Care Vol. 4, No.1, Tahun 2016
TUGAS KELUARGA DALAM PEMELIHARAAN KESEHATAN DENGAN MEKANISME KOPING LANSIA Agnesia Priska L Kelen1, Farida Hallis2, Ronasari Mahaji Putri3 Fakultas Ilmu Kesehatan,Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang e-mail:
[email protected]
ABSTRACT The family is the smallest unit of the society that has a strong influence on the development of the individual. The existence of a positive family support, will also help individuals easily cope with any problems that exist, including coping mechanisms. The purpose of this study was to analyze the relationship between family duties in the maintenance of health with the elderly coping mechanisms in RT 04 RW 01 Guyangan Tlogomas, Malang. The design of this study that used was descriptive crosssectional study of correlative models, with the entire eldery population and elderly families as much as 60 people. The sampling was done by simple random sampling as much as 52 families and the elderly and also the data technique is Spearman rank. The results found that most of the 29 (56%) families can carry out the maintenance on the elderly well, the majority 38 (73%) elderly can perform adaptive coping mechanisms and significant relationship between family duty in health maintenance in the elderly with coping mechanisms. The advice that needs to be studied is adding factors that affect the score of the family duties with coping mechanisms Keywords: Family Duties, Coping Mechanisms, Elderly
ABSTRAK Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang memiliki pengaruh kuat terhadap perkembangan individu. Adanya dukungan keluarga yang positif, juga akan membantu individu dengan mudah menghadapi setiap problem yang ada, termasuk mekanisme koping. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan dengan mekanisme koping lansia di wilayah RT 04 RW 01 Guyangan Tlogomas Malang.Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif model cross sectional study, dengan populasi seluruh lansia dan keluarga lansia berjumlah 60 orang. Pengambilan sampel dilakukan secara simpel random sampling berjumlah 52 keluarga dan lansia serta teknik analisa data spearman rank.Hasil didapatkan sebagian besar 29 (56%) keluarga dapat melaksanakan pemeliharaan terhadap lansia secara baik, sebagian besar 38 (73%) lansia dapat melakukan mekanisme koping secara adaptif dan terdapat hubungan yang signifikan antara tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan dengan mekanisme koping Lansia. Saran perlu dikaji dengan menambahkan faktor-faktor yang mempengaruhi skor tugas keluarga dengan mekanisme koping . Kata Kunci: Tugas Keluarga, Mekanisme Koping, Lansia
59
PENDAHULUAN
terhadap lansia (Junaidi, 2007). Keluarga
Keluarga
merupakan
perasaan
beridentitas
matriks dari
dari
anggota-
harus beradaptasi dengan kebutuhankebutuhan
masyarakat
sementara
dan
keluarga juga membantu perkembangan
adalah
dan pertumbuhan anggotanya. Secara
psikososial
demografi pada tahun 2000 jumlah lansia
anggota-anggotanya dan kesejahteraan
meningkat menjadi 9.99% dari seluruh
selama hidupnya secara umum. Keluarga
penduduk Indonesia (22.277.700 jiwa)
juga
dan
dengan umur harapan hidup 65-70 tahun
perkembangan anggotanya, mengambil
dan pada tahun 2020 akan meningkat
keputusan untuk melakukan tindakan
11,09% (29.120.000 jiwa) dengan umur
yang tepat, dan memberikan perawatan
harapan hidup 70-75 tahun (Nugroho,
kepada anggota keluarga yang sakit
2000).
anggotanya berbeda.
merasa Tugas
memelihara
memiliki
utamanya
pertumbuhan
membantu
pertumbuhan
(Effendy, 1998). Secara biologis berbagai penyakit yang telah
berkaitan dengan perubahan menjadi tua
meningkatkan kesejahteraan sosial dan
akan muncul pada kegiatan sehari-hari
derajat
seperti rematik, tekanan darah tinggi,
Keberhasilan
pembangunan
kesehatan
masyarakat,
yang
dampak positifnya adalah meningkatkan
ketidakmampuan
taraf hidup masyarakat, menurunkan
sehari-hari (Nursasi, 2002). Keadaan
angka kematian dan meningkatkan usia
seperti
harapan hidup, sehingga kemungkinaan
menimbulkan masalah kesehatan.
ini
melakukan
cenderung
kegiatan berpotensi
mencapai usia lebih tua makin banyak. Sisi lain pembangunaan secara tidak
Dilihat dari aspek psikologis perubahan-
langsung juga berdampak negatif melalui
perubahan sering terjadi pada lansia
perubahaan nilai-nilai dalam keluarga
antara lain: pensiunan, merasakan atau
yang berpengaruh kurang baik terhadap
sadar akan kematian, ekonomi akibat
kesejahteraan
Lansia
sering
pemberhentian dari jabatan, penyakit
keluarga
yang
kronis, kehilangan hubungan dengan
selama ini diharapkan. Perubahan yang
teman-teman dan family dan hilangnya
terjadi juga menyebabkan berkurangnya
ketegapan fisik, (Nugroho,1995).
lansia.
kehilangan pertalian
peran dan status lansia dalam keluarga. Selain itu juga mulai terlihat hilangnya
Selain
bentuk-bentuk
psikologis merupakan faktor penting yang
dukungan
keluarga
penyakit
degeneratif,
masalah
60
dapat mempengaruhi kehidupan lansia di
Dalam menghadapi permasalahan diatas
antaranya adalah: kesepian, keterasingan
pada umumnya lansia
dari
untuk mengatasi masalah-masalah yang
lingkungan,
ketidakberdayaan,
ketergantungan, kurang percaya
memiliki cara
diri,
sedang dihadapi. Upaya menghadapi
keterlantaran terutama bagi lansia yang
masalah yang dihadapi dikenal dengan
miskin serta kurangnya motivasi dari
istilah
anggota keluarga. Hal tersebut dapat
sebagai upaya-upaya yang
menghilangkan
seseorang untuk mengatasi stressor baik
harapan,
kebahagiaan,
ketenangan,
hasrat,
pikiran,
dan
dalam
koping.
diri
Koping
maupun
didefinisikan dilakukan
lingkungannya.
kemampuan untuk merasakan ketenangan
Mekanisme koping tiap individu berbeda.
hidup, hubungan yang bersahabat dan
Perbedaan
bahkan
keinginaan
beberapa faktor antara lain, kemampuan
menikmati kehidupan sehari-hari (Partini,
personal, ekonomi, dan dukungan sosial
2002).
(Rasmun, 2001).
menghilangkan
Dalam
masyarakat,
pengertian
dan
sering
mitos
dijumpai
yang
salah
tersebut
disebabkan
oleh
Penggunaan koping yang efektif dalam merawat lansia akan lebih optimal bila
mengenai lansia sehingga hal ini dapat
didukung
merugikan
Diantaranya
(Nursasi, 2002). Karena dalam kehidupan
keberadaan lansia di persepsikan secara
keluarga, usia lanjut merupakan figur
negatif sebagai beban keluarga dan
tersendiri dalam kaitannya dengan sosial
masyarakat sekitarnya.
budaya bangsa. Motivasi dari keluarga
pada
lansia.
bertujuan
pemberdayaan
agar
lansia
keluarga
tetap
dapat
Perubahaan psikologis lansia yaitu adanya
menjalankan kegiatan sehari-hari secara
perasaan kesepian, kehilangan pekerjaan
teratur, dan akan tercipta hubungan
dan
interpersonal di antara mereka baik
kehilangan
pasangan
hidup.
Sedangkan perubahaan sosial berkaitan
(Nursasi, 2002).
dengan kehilangan pekerjaan akibat masa pensiun, merasa kehilangan kekuasaan,
Dari studi pendahuluan yang dilakukan
merasa tidak berguna dan diasingkan. Jika
peneliti pada bulan di RT 04 Dusun
keterasingan terjadi maka lansia akan
Guyangan Tlogomas, terhadap 15 lansia
menolak
diketahui sebanyak 60% mengasingkan
untuk
bersosialiasi
lingkungan (Kuntjoro, 2002).
dengan
diri.
Perilaku
mengasingkan
diri
menunjukan lansia cenderung menguasai
61
lingkungan atau mempunyai mekanisme
42% lansia berpendidikan SMA.
koping yang rendah, dalam memecahkan masalah secara efektif dan cenderung menguasai lingkungan METODE PENELITIAN Desain penelitian adalah dengan
pendekatan
Pengambilan
cross
sampel
menggunakan Instrumen
korelasional
simple
dengan
random
penelitian
sectional. sampling.
menggunakan
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Tugas Keluarga di RT 04 RW 01 Guyangan Tlogomas Malang N Tugas Jumlah Prosentase(%) o Keluarga 1 Baik 29 56 2 Cukup 16 31 3 Kurang 7 13 Total 52 100 Tabel 1 dapat diinterpretasikan bahwa sebanyak
29
(
56%)
keluarga
closedended questions yakni angket tertutup
melaksanakan pemeliharaan kesehatan
berstruktur
secara baik.
dibuat
dimana
sedemikian
angket
tersebut
rupa,
sehingga
responden hanya tinggal memilih atau menjawab pada jawaban yang sudah ada (Aziz, 2009). Analisa data menggunakan uji Spearman Rank. HASIL Karakteritik responden umur keluarga
berdasarkan
didapatkan sebanyak
32,7% keluarga lansia berusia 42-46tahun Karakteristik responden
berdasarkan
umur lansia, diketahui sebanyak 58% lansia berusia 55-64 tahun
pendidikan keluarga di ketahui sebanyak 40% keluarga lansia berpendidikan SMA. responden
Tabel 2 diinterpretasikan bahwa sebagian besar 38 ( 73%) lansia mempunyai mekanisme koping adaptif PEMBAHASAN Pelaksanaan Tugas Keluarga Dalam Pemeliharaan Kesehatan
Karakteristik lansia berdasarkan tingkat
Karakteristik
Tabel 2 Distribusi Frekuensi mekanisme Koping Lansia di RT 04 RW 01 Guyangan Tlogomas Malang N Mekanisme Jumlah Prosentase o Koping (%) 1 Adaptif 38 73 2 Maladaptif 14 31 Total 52 100
berdasar
pendidikan lansia diketahui sebanyak
Sebanyak 56% keluarga melaksanakan tugas pemeliharaan kesehatan terhadap lansia
secara
mengindikasikan melaksanakan
baik. bahwa tugas
Hasil
ini
keluarga pemeliharaan
terhadap lansia dengan baik disebabkan salah satunya adalah umur. Sebanyak
62
32,7%
mempunyai
perubahan yang lebih baik.Hal ini sesuai
umur 42-46 tahun. Pada rentangan usia
dengan teori yang menyatakan semakin
ini keluarga dinilai matang. Semakin
tinggi
matang
akan
mudah menerima informasi sehingga
semakin menjadikannya lebih dewasa dan
makin banyak pengetahuan yang dimiliki
matang dalam bertindak dan bersikap.
(Kuncoro, 2000).
Hal
keluarga
umur
ini
individu
sesuai
maka
dengan
teori
pendidikan
seseorang
makin
yang
menyatakan bahwa semakin cukup umur
Dari hasil penelitian terlihat bahwa rata-
tingkat
rata
kematangan
dan
kekuatan
umur
keluarga
lansia
antara
seseorang, maka akan lebih matang
42-46 tahun, dan berpendidikan akhir
seseorang tersebut dalam berfikir dan
SMA.Kedua faktor inilah yang kemudian
berkarya. Hal ini akibat dari pengalaman
menjadikan sebagian besar keluarga dapat
dan kematangan jiwanya (Hurlock,1998).
melaksanakan pemeliharaan kesehatan yang baik terhadap anggota keluarganya
Pendidikan juga merupakan salah satu
yang berusia lanjut. Umur yang matang,
faktor yang mempengaruhi tugas keluarga
pendidikan yang tinggi, lingkungan dan
dalam pemeliharaan kesehatan. Sebanyak
pengalaman yang mendukung tidak hanya
40% responden mempunyai pengetahuan
menjadikan masyarakat sadar dan peduli
yang
akan
baik.
dikatakan
Pengetahuan
responden
baik karena mempunyai
tingkat
pendidikan
merupakan
SMA.
hal
tersebut,
sudah
menjadikannya sebagai gaya hidup (way
SMA
of life) atau budaya yang perlu terus
sebuah pendidikan formal
dilestarikan. Jika hal ini mampu dilakukan
yang dikatakan cukup tinggi di kalangan
dengan
masyarakat.Keluarga yang mempunyai
keluarga
tingkat pendidikan SMA pada umumnya
perkembangan
sudah
mengambil
mampu
mengetahui
bahkan
memahami
tentang
dan
pelaksanaan
baik,
maka
akan
memberikan
setiap
mudah
anggota mengenal
kesehatan
keputusan
lansia,
yang
perawatan
yang
tepat, baik,
pemeliharaan kesehatan. Semakin tinggi
mempertahankan hubungan timbal balik
tingkat pengetahuan atau informasi yang
yang
dimiliki seseorang, maka semakin selektif
mempertahankan suasana rumah yang
dalam berpikir dan bertindak
serta
menguntungkan
dan ras
(Effendy, 1998).
semakin modern lingkungan
dalam sebuah masyarakat, maka akan semakin
mudah
untuk
melakukan
harmonis
dan secara
dapat kesehatan
63
Mekanisme Koping Lansia di Wilayah
mekanisme koping lansia. Sebagian besar
RT 04 RW 01 Guyangan Tlogomas
lansia berumur 55-64 tahun. Semakin
Malang
Dengan
Sebanyak 73% lansia dapat melakukan
semakin siap pula dalam menerima
mekanisme koping secara adaptif dan
cobaan. Hal ini didukung oleh teori
27%
aktivitas
lansia
melakukannya
secara
umur
yang
yang
matang
menyatakan
maladaptif. Artinya bahwa mayoritas
hubungan antara sistem sosial
lansia
individu
dapat
melakukan
mekanisme
maka
bertahan
stabil
bahwa dengan
pada
saat
koping secara baik dan positif. Hasil di
individu bergerak dari usia pertengahan
atas, dipengaruhi oleh beberapa faktor
menuju usia tua (Tamher & Noorkasiani,
diantaranya
2009).
keterampilan
dan
kemampuan lansia. Keterampilan dan kemampuan
lansia,
distimulasi
oleh
Faktor lingkungan juga merupakan faktor
tingkat pendidikan. Sebanyak 42% lansia
yang
mempunyai tingkat pendidikan SMA.
mekanisme
Semakin tinggi tingkat pendidikan lansia
lingkungan sosial masyarakat di RT 04
akan
untuk
RW 01 Guyangan Tlogomas Malang,
melakukan mekanisme koping secara baik
rata-rata mapan secara ekonomi dan
bagi setiap stressor yang datang. Semakin
mempunyai kualitas SDM yang tinggi.
tinggi tingkat pendidikan lansia semakin
Lingkungan adalah tempat pertama bagi
banyak pengalaman hidup yang dilaluinya,
seseorang,
sehingga
dalam
mempelajari hal-hal yang baik dan juga
menghadapi masalah yang terjadi. Hal ini
hal-hal yang buruk tergantung pada sifat
sesuai dengan teori yang menyatakan
lingkungan dan individu itu sendiri.
mempengaruhi
akan
lebih
lansia
siap
penting
dalam
koping
dan
mempengaruhi lansia.
Kondisi
seseorang
dapat
pengetahuan, keterampilan yang cukup dapat membantu individu dalam mencari
Faktor motivasi dan dukungan sosial juga
alternatif
distimulasi oleh informasi merupakan
dalam
yang realitas
pemecahan
penyelesaian
dan rasional
masalah
masalah
dapat
sehingga teratasi
salah satu faktor yang mempengaruhi mekanisme
koping
dengan kemampuan dan keterampilan
dikemukakan
yang dimiliki (Rasmun, 2001).
Motivasi
oleh
ini
lansia.
Hal
(Rasmun
meliputi
ini
2001)
dukungan
menemukan kebutuhan informasi dan Selain pendidikan, usia juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
psikologis
pada
diri
individu
yang
64
diberikan oleh anggota keluarga, saudara dan lingkungan sekitar.
KESIMPULAN 1. Sebagian besar atau 29 (56%) keluarga
lansia
Hasil analisa data terdapat hubungan yang
pemeliharaan
signifikan antara tugas keluarga dalam
secara baik
pemeliharaan
kesehatan
dengan
kesehatan
melakukan
keluarga dalam pemeliharaan kesehatan,
secara adaptif.
mekanisme
antara
Faktor-faktor
pemeliharaan
mempengaruhi
mekanisme koping lansia, diantaranya: faktor
ekonomi,
tugas
keluarga
dalam
kesehatan
dengan
mekanisme koping lansia
dan
Saran agar dapat melakukan penelitian
sosial,
lanjutan dengan menambahkan faktor-
dukungan sosial dan motivasi keluarga.
faktor yang mempengaruhi skor tugas
Keluarga
keluarga dengan mekanisme koping,
kemampuan,
keterampilan
koping
3. Terdapat hubungan yang signifikan
yang dilakukan lansia, begitu sebaliknya. yang
lansia
2. Sebagian besar atau 38 (73%) lansia
mekanisme koping. Semakin baik tugas maka semakin adaptif mekanisme koping
melakukan
keterampilan
dengan
motivasinya
akan
membantu lansia menghadapi berbagai problem fisik, psikis dan sosial yang dihadapi termasuk mekanisme koping yang diterapkan. Kondisi ini juga sesuai dengan apa yang diungkapkan Nugroho (2002), bahwa keluarga merupakan salah satu objek dalam bidang keperawatan.
REFERENSI Alimul,
A.
2009.Metode
Kebidanandan
Teknik
Penelitian Analisa
Data. Salemba Medika. Jakarta Depkes RI. Effendy. 1998. Keperawatan Kesehatan Masyarakat . Jakarta:
Kedudukan
keluarga
pemenuhan
kebutuhan
mempunyai
peranan
dalam
hal
kesehatan
sangat
besar.
Keluarga adalah unit terkecil penyusun unit dasar dari masyarakat yang memiliki pengaruh
yang
kuat
terhadap
perkembangan seorang individu, bahkan dapat
menentukan
berhasil
kehidupan individu tersebut.
tidaknya
EGC Hurlock. 1998. Psikologi Perkembangan Suatu
Pendekatan
Rentang
Kehidupan.
Sepanjang Jakarta:
Erlangga. Kuntjoro, Sri. 2002. Masalah Kesehatan Jiwa Lansia. Http: / www.
e-
psikologi.com / lansia / 020402 htm.4 Januari 2012.Pkl. 18.25 WIB.
65
Nugroho, W. 1995. Perawatan Lanjut Usia. Jakarta : EGC Nugroho, W.
2000.
Keperawatan
Gerontik Edisi 2. Jakarta: EGC Nursasi, Y. 2002. Koping Lansia Terhadap Penurunan Fungsi Gerak. Vol. 6 no 2:60 hlm Desember 2002: Makara Kesehatan. Rasmun.2001. Mental
Keperawatan
Kesehatan
Psikiatri
Terintegrasi
Dengan Keluarga. Jakarta: Pt. Raja Interprata.