1
PELAKSANAAN TUGAS KESEHATAN KELUARGA PADA KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Diyatmi Triariningrum1, Sukihananto2 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat – 16424 Email:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan tugas kesehatan keluarga pada keluarga dengan hipertensi di wilayah RW 10 Kelurahan Tugu. Desain penelitian ini adalah kuantitatif menggunakan sampel keluarga yang anggota keluarganya menderita hipertensi sebesar 79 keluarga yang dipilih dengan teknik total sampling. Hasil penelitian menunjukan keluarga mengenal masalah hipertensi berada pada kategori tinggi (60,8%), sudah baik dalam mengambil keputusan (67,1%), merawat keluarga dengan hipertensi yang tergolong baik (55,7%), modifikasi lingkungan tergolong baik (58,2%), dan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang masih tergolong kurang baik (53,2%). Peneliti menyarankan agar perawat komunitas memberikan edukasi tentang tugas kesehatan keluarga dengan hipertensi. Kata kunci: hipertensi, tugas kesehatan keluarga, keluarga Abstract This study purposed to describe family health task in families with hypertension in RW 10 Kelurahan Tugu. This is a quantitative research design used a sample of families who have family members suffering from hypertension for 79 selected families with a total sampling technique. Results showed Families with hypertension identify hypertension problems at the high category (60.8%), have good decision-making (67.1%), caring for a family with hypertension were classified as good (55.7%), environmental modifications are classified as good (58 ,2%), and health facilities are still relatively poor (53.2%). Researchers suggest that community nurses provide education on family health task with hypertension. Keywords : Hypertension, Family health task,family
Pendahuluan
lingkungan,
Keluarga harus mampu melaksanakan tugas
kesehatan (Maglaya, 2009). Tugas perawatan
kesehatan keluarga antara lain harus mampu
kesehatan keluarga memberi peluang 12,03
mengenal masalah kesehatan setiap anggota
kali dalam meningkatkan status kesehatan
keluarga,
untuk
pada aggregate lansia dengan hipertensi
melakukan tindakan yang tepat, merawat
menjadi lebih baik jika dibandingkan dengan
anggota keluarga yang sakit, memodifikasi
keluarga
mengambil
keputusan
dan
yang
Pelaksanaan tugas..., Diyatmi Triariningrum, FIK UI, 2013.
mengunjungi
tidak
pelayanan
melakukan
tugas
2
perawatan kesehatan keluarga dengan baik
Kecamatan Cimanggis merupakan satu dari
(Amigo, 2012).
11 kecamatan yang ada di Kota Depok. Data
Masalah yang sering terjadi di masyarakat
sensus penduduk memperlihatkan bahwa
adalah masalah penyakit tidak menular
kecamatan Cimanggis merupakan kecamatan
(PTM).
WHO memperkirakan tahun 2020
yang terpadat diantara kecamatan lainnya
PTM akan menyebabkan 73% kematian dan
dengan jumlah penduduk 242.214 jiwa (BPS,
60% kesakitan di dunia. Negara-negara di
2010). Kepadatan penduduk dapat menjadi
dunia yang paling merasakan dampaknya
pemicu masalah stress. Menurut Sudoyo
adalah negara berkembang (WHO/SEARO,
(2006), stress merupakan salah satu faktor
2005). WHO juga memprediksi bahwa PTM
resiko yang dapat menyebabkan kejadian
berkontribusi
semua
hipertensi.
kematian dan 44% dari beban penyakit pada
kelurahan
negara-negara di Asia Tenggara.
kelurahan tugu. Kelurahan Tugu juga pernah
sebesar
56%
dari
Cimanggis yang
mempunyai
salah
satunya
6
adalah
menjadi lahan praktik bagi mahasiswa profesi Hipertensi merupakan salah satu masalah
bidang komunitas FIK UI. Hasil wawancara
yang terus meningkat di Indonesia. Prevalensi
dari salah satu petugas Puskesmas Tugu
hipertensi di Indonesia umur diatas 18 tahun
menyatakan bahwa penyakit tidak menular
sebesar 31,7% dengan insiden komplikasi
yang menempati urutan pertama di Puskesmas
penyakit kardiovaskular lebih banyak pada
Tugu adalah penyakit hipertensi kemudian
perempuan 52% dibandingkan laki-laki 48%.
diikuti oleh penyakit diabetes. Tahun 2012
Sebanyak 76 % kasus hipertensi di Indonesia
tercatat sebanyak 339 pasien baru dengan
belum terdiagnosis.
masalah hipertensi di Puskesmas Tugu. Menurut
salah
satu
petugas
puskesmas
Kurangnya pengetahuan keluarga khususnya
wilayah RW 10 memiliki angka kejadian
mengenai tugas kesehatan keluarga dapat
hipertensi yang tinggi.
mengakibatkan tidak tepatnya penanganan yang diberikan kepada penderita penyakit
Metodologi
tidak menular di keluarga. Hasil penelitian menunjukan
di
Kecamatan
Jetis
Kota
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
Yogyakarta terdapat 49,7% keluarga belum
dengan
mampu mengenal masalah hipertensi dan
bertujuan
36,2% keluarga belum mampu mengambil
pelaksanaan tugas kesehatan keluarga pada
keputusan yang tepat untuk menangani
keluarga dengan hipertensi di RW 10
hipertensi (Amigo, 2012).
Kelurahan Tugu. Sampel penelitian ini adalah keluarga
metode untuk
dengan
Pelaksanaan tugas..., Diyatmi Triariningrum, FIK UI, 2013.
survey
deskriptif
mengetahui
minimal
satu
yang
gambaran
anggota
3
keluarganya menderita hipertensi di RW 10 Kelurahan Tugu. Teknik pengambilan sample menggunakan
total
sampling
sehingga
diperoleh sample sebanyak 79 keluarga. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat ukur penelitian berupa kuesioner. Analisis data yang digunakan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan tugas kesehatan keluarga adalah dengan menggunakan analisis univariat.
Pembahasan Mengenal Masalah Hipertensi Hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
sebagian besar responden sudah baik dalam mengenal
masalah
hipertensi.
Hal
ini
diperkuat dengan hasil penelitaian Amigo (2012) yang menyebutkan sebagian besar keluarga
sudah
baik
dalam
mengenal
masalah. Penelitian Lestari (2009) juga
HASIL
mempunyai hasil yang sama yaitu sebagian
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan dan Penghasilan di RW 10 Kelurahan Tugu Depok (n=79)
besar keluarga sudah dalam kategori baik dalam mengenal masalah hipertensi. Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan
Variabel Pendidikan Rendah Sedang Tinggi Penghasilan < UMR Depok 2013 ≥ UMR Depok 2013
Frekuensi
Persentase (%)
27 44 8
34,2 55,7 10,1
55 24
69,6 30,4
dapat
dipengaruhi
faktor
usia,
pengalaman, tingkat pendidikan, keyakinan, fasilitas
dan
merupakan seseorang,
penghasilan. cerminan
pola
dipengaruhi Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga di RW 10 Kelurahan Tugu Depok (n=79).
oleh
pikir
oleh
Pengetahuan
dari
pendidikan
dan
pemahaman
tingkat
pendidikannya,
karena semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang pola pikir dan pemahamannya pun menjadi
lebih
baik.
Latar
belakang
pendidikan berpengaruh terhadap pola pikir Variabel Frekuensi Mengenal Masalah Hipertensi Baik 48 Cukup 24 Rendah 7 Mengambil Keputusan Baik 53 Kurang Baik 26 Merawat Baik 44 Kurang Baik 35 Modifikasi Lingkungan Baik 46 Kurang Baik 33 Menggunakan Fasilitas Kesehatan Baik 37 Kurang Baik 42
Persentase (%)
seseorang, kemampuan kognitif yang dimiliki
60,8 30,4 8,9
berperan dalam mengenal masalah kesehatan
67,1 32,9 55,7 44,3 58,2 41,8 46,8 53,2
dan menggunakan pengetahuannya untuk menjaga kesehatan (Potter & Perry, 2005 dalam Yenni, 2011). Hasil penelitian Almas et al, (2012) menyatakan bahwa pengetahuan tentang hipertensi dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Penelitian tersebut menjelaskan responden pengetahuan
yang
pendidikannya
tentang
Pelaksanaan tugas..., Diyatmi Triariningrum, FIK UI, 2013.
hipertensinya
rendah juga
4
rendah. Hal ini didukung oleh hasil yang
mengetahui apa yang akan dilakukan sebelum
menunjukan bahwa sebagian besar responden
melakukan tindakan yang benar.
sebagian
besar
sudah
dalam
kategori
pendidikan sedang. Letak RW 10 berada di lingkungan
perkotaan
mendapatkan
media
yang
untuk
mudah
memperoleh
pengetahuan. Menurut Li (2013), menunjukan bahwa di China orang yang tinggal di daerah rural
memiliki
hipertensi
yang
pengetahuan
tentang
jauh
rendah
lebih
dibandingkan dengan yang tinggal di daerah urban.
Secara keseluruhan hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan Klein (2006) dalam Suhadi (2011) yang menyatakan seseorang perlu
mengetahui
sebelum
melakukan
tindakan yang benar. Tingkat mengenal masalah yang tinggi dapat mempengaruhi tindakan yang benar pada seseorang dalam mengambil keputusan. Tingkat mengenal masalah yang sudah tinggi pada penelitian ini mungkin dapat menjadi salah satu penyebab
Mengambil Keputusan
sudah baiknya keputusan yang diambil oleh
Hasil penelitian menunjukan sebagian besar
responden.
keluarga
mengambil
pengetahuan semakin baik pula keputusan
keputusan terkait masalah hipertensi. Hasil
yang dapat diambil. Kepala keluarga yang
penelitain Amigo (2012) juga menunjukkan
mempunyai tingkat pendidikan tinggi dan
hasil yang sama. Hasil penelitian Lestari
penghasilan diatas UMR namun masih dalam
(2009) memperlihatkan hasil yang sama yaitu
kategori kurang baik dalam mengambil
sebagian
keputusan mungkin disebabkan karena faktor
sudah
besar
baik
dalam
keluarga
telah
mampu
Semakin
sosial.
Menurut Kamaludin (2010), pengambilan
berpengaruh
keputusan dapat dipengaruhi oleh dua faktor
Kebiasaan-kebiasaan
yaitu faktor sosial dan psikologis. Faktor
mempengaruhi seseorang dalam mengambil
sosial salah satunya adalah perilaku. Perilaku
keputusan yang berkaitan dengan masalah
yang
kesehatan.
bisa
disebabkan
pengalaman-pengalaman
yang
karena diperoleh
seseorang begitu juga faktor lingkungan baik fisik maupun non fisik (Nugroho, 2008). Menurut
Notoatmodjo
(2003),
kesehatan
seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor behavior causes. Klein (2006) dalam Suhadi (2011)
menyatakan
seseorang
perlu
terhadap
sosial
tingkat
mengambil keputusan dengan baik.
baik
Lingkungan
tinggi
sikap yang
juga
dapat
seseorang. ada
akan
Merawat Keluarga Jika seseorang telah mampu mengetahui apa yang akan dilakukan maka seseorang tersebut dapat melakukan tindakan dengan tepat dan benar termasuk dalam hal merawat keluarga dengan hipertensi (Klein, 2006 dalam Suhadi, 2011). Menurut Potter & Perry (2005) dalam Yenni (2011), latar belakang pendidikan
Pelaksanaan tugas..., Diyatmi Triariningrum, FIK UI, 2013.
5
berpengaruh terhadap pola pikir seseorang,
memperhatikan ventilasi dan sanitasi rumah.
kemampuan kognitif yang dimiliki berperan
Memodifikasi
dalam mengenal masalah dan menggunakan
dilakukan dengan mengurangi bahaya fisik
pengetahuannya untuk menjaga kesehatan.
yang ada dirumah yang bertujuan untuk
Secara umum kategori merawat keluarga dengan hipertensi sudah dalam kategori baik. Hasil analisis peneliti hal ini disebabkan karena secara umum kategori mengenal masalah keluarga sudah tinggi, sehingga keluarga dapat memberikan perawatan yang sesuai
kepada
anggota
keluarga
yang
menderita hipertensi. Sikap yang sudah baik dalam mengambil keputusan juga dapat menjadi salah satu faktor sudah baiknya kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan hipertensi. Menurut Sahar (2004) dalam Ramlah (2011), keluarga yang mempunyai tingkat pengetahuan yang baik akan memberikan perawatan yang baik pula kepada keluarga.
lingkungan
juga
dapat
meminimalkan resiko kesehatan (Maglaya et al., 2009). Meminimalkan resiko psikososial juga merupakan salah satu cara yang dapat diterapkan
untuk
mengurangi
masalah
kesehatan. Keluarga dapat meningkatkan interaksi antar anggota keluarga dengan cara berkomunikasi baik secara verbal maupun nonverbal (Alender, 2010 dalam Amigo, 2012). Secara teori kemampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan merupakan suatu bentuk dukungan secara emosional yang memberikan rasa nyaman dan membantu proses penyembuhan, selain itu dapat pula dilakukan dengan cara menyediakan suasana yang nyaman, menciptakan pola komunikasi yang baik dan memberikan pujian (Maglaya, 2009 dalam Amigo, 2012). Hasil penelitian
Menurut Kaakinen et al. (2010) dalam
Herlinah (2011), menunjukkan bahwa suasana
Ramlah (2011), penghasilan keluarga akan
yang kondusif yang ada didalam keluarga
mempengaruhi kehidupan keluarga dan akan
seperti
mempengaruhi keluarga dalam memberikan
kenyamanan
dukungan.
hipertensi pada lansia.
Salah
satu
faktor
yang
mempengaruhi kepatuhan dalam merawat keluarga adalah faktor ekonomi keluarga (Suhadi, 2011).
perhatian
mempengaruhi
dan
keadaan
Keluarga yang mempunyai pendidikan tinggi akan semakin baik pula perilaku terhadap halMenurut Notoatmodjo (2003), semakin tinggi
memodifikasi
tingkat pendidikan akan semakin tinggi pula
membantu
pemahaman terhadap sesuatu sehingga akan
meningkatkan kesehatan anggota keluarga
menjadi landasan dalam bertindak. Modifikasi
yang sakit. Salah satu contohnya yaitu dengan
lingkungan
lingkungan
harus
sayang,
hal yang berhubungan dengan kesehatan.
Modifikasi Lingkungan Keluarga
kasih
mampu
rumah
untuk
hipertensi
Pelaksanaan tugas..., Diyatmi Triariningrum, FIK UI, 2013.
sangat
berkaitan
6
dengan lingkungan rumah. Salah satu bentuk
pemanfaatan fasilitas kesehatan. Menurut
modifikasi lingkungan terhadap hipertensi
Adams & Carter (2010), pada penelitiannya
adalah menciptakan suasana rumah yang
menyatakan
bahwa
tenang dan nyaman. Menurut Sururoh (2007),
mendatangi
klinik
terdapat hubungan antara tingkat pendapatan
kesibukan seseorang dalam bekerja, sulitnya
dengan kualitas lingkungan rumah seseorang.
mengambil cuti, dan antrian yang panjang,
Hasil analisis peneliti hal ini terjadi mungkin
sehingga
disebabkan karena lemahnya kondisi ekonomi
mempunyai
sehingga membuat keluarga sulit untuk
memeriksakan keluarganya ke pelayanan
melakukan modifikasi lingkungan. Keluarga
kesehatan. Menurut Harahap (2012), salah
yang tingkat ekonominya rendah biasanya
satu faktor yang berpengaruh signifikan
berada
padat
terhadap pemanfaatan pelayanan rumah sakit
penduduk sehingga untuk mencapai salah satu
yaitu jarak. Tingkat ekonomi menengah
faktor yaitu menjaga ketenangan dirumah
kebawah belum tentu tidak patuh dalam
sulit dilakukan.
program
dalam
lingkungan
yang
seseorang
penghalang
untuk
diantaranya
yang
banyak
adalah
bekerja waktu
pengobatan
dan
tidak untuk
perawatan
hipertensi, dan tingkat ekonomi baik juga
Penggunaan Fasilitas Kesehatan Tidak dikenalinya tanda dan gejala hipertensi yang spesifik dapat menyebabkan komplikasi yang serius dan menyebabkan hal yang fatal.
belum tentu patuh dalam program perawatan dan pengobatan hipertensi (Power Park , 2002 dalam Suhadi, 2011).
Oleh karena itu hipertensi sering disebut
Secara
sebagai
dapat
kesehatan pada keluarga dengan hipertensi
menyebabkan kematian secara tiba-tiba tanpa
masih dalam kategori kurang baik. Hasil
dapat dikenali tanda dan gejalanya (Hammer
analisis peneliti hal ini terjadi mungkin karena
& McPhee, 2010). Tanda dan gejala yang
tingkat
tidak diketahui dapat menjadi salah satu
Tingkat
pendidikan
akan
mempengaruhi
penyebab kurangnya penggunaan fasilitas
perilaku
seseorang
dalam
memanfaatkan
kesehatan pada keluarga dengan hipertensi.
fasilitas
Penggunaan
juga
menunjukan bahwa responden yang kepala
Terdapat
keluarganya berpendidikan menengah dan
hubungan yang signifikan antara tingkat
tinggi lebih sedikit yang memanfaatkan
pendidikan
fasilitas
silent
dipengaruhi
killer
fasilitas oleh
karena
kesehatan
pendidikan.
dengan
perilaku
dalam
keseluruhan
pendidikan
kesehatan.
kesehatan,
penggunaan
yang
fasilitas
masih
Hasil
rendah.
penelitian
sedangkan
yang
memanfaatkan fasilitas kesehatan (Mandias,
berpendidikan rendah lebih banyak yang
2012). Kesibukan, jarak, dan tingkat ekonomi
menggunakan fasilitas kesehatan daripada
juga
yang rendah dalam menggunakan fasilitas
mempunyai
pengaruh
terhadap
Pelaksanaan tugas..., Diyatmi Triariningrum, FIK UI, 2013.
7
kesehatan. Hal tersebut mungkin disebabkan
hipertensi
karena keluarga yang sibuk bekerja sehingga
Keluarga di RW 10 Kelurahan Tugu dalam
tidak
untuk
memodifikasi lingkungan terkait hipertensi
membawa anggota keluarga yang mengalami
sebagian besar sudah baik. Keluarga di RW
hipertensi mengunjungi fasilitas kesehatan
10 Kelurahan Tugu dalam memanfaatkan
yang ada. Di RW 10 hanya terdapat kurang
fasilitas kesehatan sebagian besar masih
dari lima klinik dan letak puskesmas yang
kurang baik.
jauh. Jarak RW 10 dengan fasilitas pelayanan
Hasil penelitian menunjukan tugas kesehatan
kesehatan juga mungkin menjadi penyebab
keluarga yang masih dalam kategori kurang
kurangnya pemanfaatan fasilitas kesehatan.
baik adalah tugas yang ke lima yaitu
Keluarga dengan pendidikan kepala keluarga
memanfaatkan
rendah
keluarga yang menderita hipertensi. Hal ini
mempunyai
justru
banyak
lebih
waktu
banyak
yang
menggunakan fasilitas kesehatan mungkin
dapat
disebabkan
komunitas
karena
kesehatan
yang
masyarakat Jamkesmas sosial
berbagai diperuntukkan
miskin
yaitu
merupakan
untuk
fasilitas jamkesmas.
program
pelayanan
bagi bantuan
besar
fasilitas
menjadi
kesehatan
masukan
dalam
sudah
baik.
untuk
untuk
perawat
memberikan
edukasi
kesehatan tentang hipertensi. Perawat harus benar-benar
memberikan
edukasi
yang
dimengerti tentang tanda dan gejala serta
bagi
komplikasi yang bisa ditimbulkan akibat
masyarakat miskin dan tidak mampu. Adanya
hipertensi yang terkadang sulit disadari.
kemudahan dan fasilitas tersebut membuat
Perawat komunitas juga bisa menjelaskan
keluarga lebih banyak mengunjungi fasilitas
pentingnya penggunaan fasilitas kesehatan
kesehatan (Puskesmas).
untuk menangani hipertensi.
Kesimpulan
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
masukan
penelitian
melakukan penelitian dengan metode dan
mengenai
kesehatan
sebagian
pelaksanaan
tugas
untuk
dessain
hipertensi di RW 10 Kelurahan Tugu
selanjutnya diharapkan dapat meneliti tentang
Keluarga di RW 10 Kelurahan Tugu pada
faktor-faktor
kategori
kesehatan keluarga.
masalah
hipertensi
sebagian besar sudah baik. Keluarga di RW 10
Kelurahan
Tugu
dalam
mengambil
yang
yang
selanjutnya
kesehatan keluarga pada keluarga dengan
mengenal
penelitian
peneliti
lain.
mempengaruhi
Peneliti tugas
Ucapan Terima Kasih 1. Bapak
Ns.
Sukihananto
S.Kep.,
keputusan terkait dengan hipertensi sebagian
M.Kep. selaku dosen pembimbing
sudah baik. Keluarga di RW 10 Kelurahan
yang
Tugu
tenaga, pikiran dan kesabaran untuk
dalam
merawat
keluarga
dengan
telah
Pelaksanaan tugas..., Diyatmi Triariningrum, FIK UI, 2013.
menyediakan
waktu,
8
mengarahkan
peneliti
dalam
Lung: The Journal of Acute and Critical Care 41, 26-34.
menyusun penelitian ini 2. Orang tua dan keluarga tercinta yang selalu memberikan semangat dan doa serta dukungan moral dan material selama penyusunan penelitian ini.
Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nugroho, Adi., et al,. (2008). Studi Korelasi
Referensi
Karakteristik Dengan Perilaku Keluarga
Almas, et al. (2012). Good knowledge about
Dalam Upaya Penanggulangan Malaria Di
hypertension is linked to better control of
Kecamatan Kintap Kabupaten Tanah Laut
hypertension. Biomed Central Research
Propinsi
Notes, 5:579.
September-Desember Tahun 2007.
Amigo, E.A. (2012). Hubungan karakteristik dan
pelaksanaan
kesehatan
tugas
keluarga
perawatan
dengan
status
kesehatan pada aggregate lansia dengan hipertensi di Kecamatan Jetis Yogyakarta. Tesis Program Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
Kalimantan
Selatan
Periode
Park, et al. (2011). Association between primary care quality and health behaviors in patients with essentials hypertension who visit a family physician as a usual source of care. Korean Journal Family Medicine 32 (2), 104-111. Ramlah, Sahar, J., & Rekawaty, E. (2011). Hubungan pelaksanaan tugas kesehatan
BPS. (2010). Kota Depok dalam Angka 2010.
dan
dukungan
pengabaian
Badan Pusat Statistik Kota Depok.
lansia
keluarga Di
dengan
wilayah
kerja
puskesmas Kassi-Kassi Makassar. Tesis Program Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Harahap, Nurhasanah. (2012). Pengaruh letak
Keperawatan Universitas Indonesia.
geografis dan kualitas pelayanan terhadap
Suhadi. (2011). Analisis faktor-faktor yang
pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh
mempengaruhi kepatuhan lansia dalam
pasien di Rumah Sakit Umum Daerah
perawatan
Kabupaten
Tesis
Puskesmas Srondol Kota Semarang. Tesis
Universitas
Program Pasca Sarjana Fakultas Ilmu
Program
Tapanuli Pasca
Selatan.
Sarjana
Sumatera Utara.
hipertensi
di
wilayah
Keperawatan Universitas Indonesia.
Hwang, et al. (2012). Family caregiving in
Sururoh, L. (2007). Hubungan antara tingkat
pulmonary arterial hypertension. Heart &
pendidikan, tingkat pendapatan, jumlah anggota
keluarga
Pelaksanaan tugas..., Diyatmi Triariningrum, FIK UI, 2013.
dengan
kualitas
9
lingkungan
rumah
di
Kelurahan
Mergosono Kecamatan Kedungkandang Kota Malang. Skripsi Program Sarjana Universitas Negeri Malang. WHO/SEARO.(2005). Surveillance of major non-communicable diseases in South–East Asia region. Report of an inter-country consultation. Geneva: WHO
Pelaksanaan tugas..., Diyatmi Triariningrum, FIK UI, 2013.
10
Pelaksanaan tugas..., Diyatmi Triariningrum, FIK UI, 2013.