PELAKSANAAN TUGAS KESEHATAN KELUARGA PADA SUKU MELAYU DI KELURAHAN PEKAN LABUHAN KECAMATAN MEDAN LABUHAN Shandra*, Lufthiani** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara **Dosen Departemen Keperawatan Jiwa dan Komunitas Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara Phone: 087867677510 E-mail:
[email protected] Abstrak Keluarga dalam pelaksanaan tugas-tugas kesehatan tidak terlepas dari pengaruh suatu kebudayaan yang dianut lingkungan sekitarnya, dimana tingkah laku sakit yang didefinisikan sebagai cara dimana gejala-gejala dari suatu penyakit ditanggapi dan diperankan oleh seseorang individu yang mengalami sakit dipengaruhi oleh faktor perbedaan suku bangsa dan budaya. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pelaksanaan tugas kesehatan keluarga pada suku Melayu di Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan labuhan. Penelitian ini dilakukan tanggal 23 April 2012 sampai dengan 3 Juni 2012 dengan menggunakan desain penelitian deskriprif. Metode pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling dan diperoleh sampel sebanyak 53 keluarga. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner pelaksanaan tugas kesehatan keluarga. Data disajikan dalam bentuk narasi, tabel distribusi frekuensi dan persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan tugas kesehatan keluarga pada suku Melayu 60,4% berada dalam kategori cukup baik. Hal ini dilihat dari keluarga mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarga dengan baik, keluarga mengambil keputusan untuk melakukan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga dengan cukup baik, keluarga memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit dengan baik, keluarga memodifikasi lingkungan rumah untuk meningkatkan kesehatan keluarga dengan cukup baik, dan keluarga mempertahankan hubungan timbal balik dengan lembaga kesehatan dengan baik.
Kata Kunci : Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga, Suku Melayu ditekankan oleh Anderson dan Foster (2008), tingkah laku sakit yang didefinisikan sebagai cara dimana gejalagejala dari suatu penyakit ditanggapi dan diperankan oleh seseorang individu yang mengalami sakit dipengaruhi oleh faktor perbedaan suku bangsa dan budaya. Berdasarkan hasil penelitian oleh Puspita (2010) mengenai pelaksanaan tugas kesehatan keluarga pada suku Jawa, didapati bahwa pelaksanaan tugas kesehatan keluarga pada suku Jawa berada dalam kategori baik (75%) dan 53,6% keluarga suku Jawa lebih mengutamakan pengobatan medis dibanding pengobatan tradisional. Selain itu penelitian oleh Merliana (2010) menyatakan bahwa pelaksanaan tugas kesehatan keluarga pada suku Batak toba
PENDAHULUAN Keluarga merupakan konteks sosial primer untuk promosi kesehatan dan pencegahan penyakit (Potter & Perry, 2009). Keluarga bertindak sebagai yang pertama sekali mengenal adanya gangguan kesehatan pada salah satu anggota keluarga. Masalah kesehatan dalam keluarga dapat diatasi jika keluarga dapat menjalankan tugasnya dalam bidang kesehatan, yaitu sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai lima tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan (Suryanto, 2008). Seorang individu dalam pelaksanaan tugas-tugas kesehatan keluarga tentunya tidak terlepas dari pengaruh suatu kebudayaan yang dianut lingkungan sekitarnya. Seperti yang
32
juga dalam kategori baik (87%) dan 95% keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan, sedangkan pelaksanaan kesehatan keluarga oleh suku Minangkabau dalam penelitian Santi (2010) didapati dalam kategori baik dengan pemanfaatan lembaga kesehatan 80,5%. Pelaksanaan tugas kesehatan keluarga pada suku Batak Karo oleh penelitian Edi (2010) juga masuk dalam kategori baik (63,04%) dengan 69,6% keluarga memanfaatan lembaga kesehatan dengan baik. Berdasarkan hasil penelitian pelaksanaan tugas kesehatan keluarga pada suku Jawa, Batak Toba, Minangkabau, dan Batak Karo diatas, keempat suku yang mendominasi di kota Medan tersebut sudah melakukan fungsi keluarga dengan baik, dalam hal ini peneliti tertarik untuk mengetahui pelaksanaan tugas kesehatan keluarga pada suku Melayu yang merupakan suku pribumi di kota Medan, dimana jumlah penduduk Sumatera Utara yang bersuku Melayu berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2000 pada kota Kota Medan adalah sebanyak 125.557 jiwa atau 6,59% dari total penduduk di kota medan. Kecamatan yang paling banyak ditempati oleh suku Melayu adalah kecamatan Medan Labuhan dengan jumlah penduduk bersuku Melayu sebanyak 18.786 jiwa. Bedasarkan data tersebut diketahui bahwa suku Melayu cukup mendominasi di Medan. Kebudayaan Melayu memiliki keunikan tersendiri dalam mengobati suatu penyakit. Metode yang mereka terapkan untuk mengobati penyakit adalah dengan pengobatan tradisional. Masyarakat Melayu mengenal dua macam penyakit, yaitu penyakit nyata dan penyakit yang gaib (Arif, 2007). Berdasarkan keterangan di atas, peneliti mengetahui bahwa masyarakat Melayu memiliki keunikan dalam menghadapi dan mengatasi permasalahan kesehatan yang terjadi di dalam keluarga, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti pelaksanaan tugas kesehatan keluarga pada suku Melayu. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mendapatkan
gambaran pelaksanaan tugas kesehatan keluarga pada suku Melayu. METODE Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan mengambil sampel 15% dari 353 populasi, yaitu 53 keluarga bersuku melayu asli (tidak campuran) di lingkungan 25 Kelurahan Pekan Labuhan. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Analisa data dilakukan menggunakan uji statistik deskriptif dan data disajikan dalam bentuk narasi dan tabel distribusi frekuensi. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga pada Suku Melayu dalam Mengenal Masalah Kesehatan Setiap Anggota Keluarga Tabel 5.3.Distribusi Frekuensi dan Persentase Kategori Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga pada Suku Melayu dalam Mengenal Masalah Kesehatan Setiap Anggota Keluarga (n=53) Kategori Baik Cukup Kurang Total
Frekuensi 27 19 7 53
Persentase 50,9 35,8 13,2 100
Pelaksanaan tugas kesehatan keluarga pada suku Melayu dalam mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarga dalam kategori baik (50,9%). Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga pada Suku Melayu dalam Mengambil Keputusan untuk Melakukan Tindakan Kesehatan yang Tepat bagi Keluarga
33
Tabel 5.5.Distribusi Frekuensi dan Persentase Kategori Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga pada Suku Melayu dalam Mengambil Keputusan untuk Melakukan Tindakan Kesahatan yang tepat Bagi Keluarga (n=53) Kategori Baik Cukup Kurang Total
Frekuensi 18 34 1 53
Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga pada Suku Melayu dalam Memodifikasi Lingkungan Rumah atau Menciptakan Suasana Rumah yang Sehat untuk Meningkatkan Kesehatan Keluarga dan Perkembangan Kepribadian Anggota Keluarga Tabel 5.9.Distribusi Frekuensi dan Persentase Kategori Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga pada Suku Melayu dalam Memodifikasi Lingkungan Rumah atau Menciptakan Suasana Rumah yang Sehat untuk Meningkatkan Kesehatan Keluarga dan Perkembangan Kepribadian Anggota Keluarga (n=53)
Persentase 34,0 64,2 1,9 100
Pelaksanaan tugas kesehatan keluarga pada suku melayu dalam mengambil keputusan untuk melakukan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga dalam kategori cukup baik (64,2%).
Kategori Baik Cukup Kurang Total
Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga pada Suku Melayu dalam Memberikan Perawatan Kepada Anggota Keluarga yang Sakit Tabel 5.7.Distribusi Frekuensi dan Persentase Kategori Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga pada Suku Melayu dalam Memberikan Perawatan Kepada Anggota Keluarga yang Sakit (n=53) Kategori Baik Cukup Kurang Total
Frekuensi 43 9 1 53
Frekuensi 13 27 13 53
Persentase 24,5 50,9 24,5 100
Pelaksanaan tugas kesehatan keluarga pada suku melayu dalam memodifikasi lingkungan rumah atau menciptakan suasana rumah yang sehat untuk meningkatkan kesehatan keluarga dan perkembangan kepribadian anggota keluarga dalam kategori cukup baik (50,9%). Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga pada Suku Melayu dalam Mempertahankan Hubungan Timbal Balik Antara Keluarga dan Lembaga Kesehatan
Persentase 81,1 17,0 1,9 100
Pelaksanaan tugas kesehatan keluarga pada suku melayu dalam memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit dalam kategori baik (81,1%).
34
Tabel 5.11.Distribusi Frekuensi dan Persentase Kategori Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga pada Suku Melayu dalam Mempertahankan Hubungan Timbal Balik Antara Keluarga dan Lembaga Kesehatan (n=53)
Kategori Baik Cukup Kurang Total
Frekuensi 28 15 10 53
masalah kesehatan setiap anggota keluarga dalam kategori baik. Menurut Friedman (2010), semakin tinggi tingkat pendidikan suatu keluarga, maka semakin baik pengetahuan keluarga tersebut tentang kesehatan. Berdasarkan asumsi peneliti, faktor yang mempengaruhi keluarga Melayu dalam mengenal masalah kesehatan hanya memperoleh persentase 50,9% adalah karakteristik demografi keluarga, salah satunya adalah tingkat pendidikan keluarga, dimana berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa 35,8% responden berpendidikan terakhir SMP. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Lestari (2009) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan keluarga dengan terjadinya gangguan masalah kesehatan pada anggota keluarga. Hal tersebut juga sejalan dengan pernyataan Rahim dan Rashid (2006) bahwa keluarga Melayu lebih mementingkan pendidikan yang berkaitan dengan adat dan agama daripada pendidikan formal. Berdasarkan hasil penelitian pada 53 keluarga, sebanyak 49,1% keluarga menyatakan bahwa keluarga selalu dapat membedakan sehat-sakit setiap anggota keluarga, 39,6% keluarga menyatakan kadang-kadang mengetahui penyebab penyakit yang dialami anggota keluarga, 60,4% keluarga menyatakan selalu menanyakan keluhan yang dirasakan oleh anggota keluarga yang sakit dan 71,7% keluarga selalu mengetahui anggota keluarga yang sakit dari perubahan aktivitasnya, pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan pernyataan Efendi, Ferry dan Makhfudli (2009) bahwa perubahan sekecil apapun yang dialami keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian keluarga atau orang tua.
Persentase 52,8 28,3 18,9 100
Pelaksanaan tugas kesehatan keluarga pada suku melayu dalam mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan dalam kategori baik (52,8%). Tabel 5.11.Distribusi Frekuensi dan Persentase Kategori Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga pada Suku Melayu di Kelurahan Pekan Labuhan (n=53) Kategori
Skor
Baik 91-120 Cukup 61-90 Kurang 30-60 Total
Frekuen si 20 32 1 53
Persen tase 37,7 60,4 1,9 100
Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan diatas, secara keseluruhan diketahui bahwa pelaksanaan tugas kesehatan pada suku Melayu di Kelurahan Pekan Labuhan kategori cukup baik sebanyak 32 keluarga (60,4%). Pembahasan Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga pada Suku Melayu dalam dalam Mengenal Masalah Kesehatan Setiap Anggota Keluarga
Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga pada Suku Melayu dalam Mengambil Keputusan untuk Melakukan Tindakan Kesehatan yang Tepat bagi Keluarga
Pelaksanaan tugas kesehatan keluarga pada suku Melayu dalam mengenal
Berdasarkan hasil penelitian, 41,5% keluarga menyatakan kepala keluarga
35
selalu berperan penting dalam mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian 54,7% keluarga menyatakan keluarga selalu melakukan diskusi yang melibatkan anggota keluarga yang lain sebelum memutuskan tindakan perawatan atau pengobatan pada anggota keluarga yang sakit, hal tersebut sejalan dengan Ali (2010) yang mengatakan bahwa dalam perawatan pasien sebagai individu, keluarga berperan sebagai pengambil keputusan, kemudian 47,2% keluarga menyatakan selalu menggunakan pengobatan tradisional (obat-obatan alami) seperti tumbuh-tumbuhan, madu, dan lain-lain dalam mengobati penyakit dalam keluarga, 71,7% keluarga menyatakan pilihan tempat rujukan pengobatan atau perawatan yang diambil keluarga selalu dapat mengatasi masalah kesehatan, hal ini sesuai dengan pernyataan Arif (2007), bahwa dalam kebudayaan Melayu memiliki keunikan tersendiri dalam mengobati suatu penyakit dimana mereka menerapkan metode pengobatan tradisional yaitu dengan menggunakan ramuan tumbuhan tertentu untuk mengobati penyakit.
rumah atau membawanya ke pelayanan kesehatan untuk mendapat tindak lanjutan agar tidak terjadi masalah yang lebih parah lagi. Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga pada Suku Melayu dalam Memodifikasi Lingkungan Rumah atau Menciptakan Suasana Rumah yang Sehat untuk Meningkatkan Kesehatan Keluarga dan Perkembangan Kepribadian Anggota Keluarga Berdasarkan hasil penelitian Masri (2003) menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang rendah mempengaruhi pengertian masyarakat akan perlunya memelihara lingkungan. Dengan kata lain, semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula pastisipasi untuk memelihara lingkungan. Berdasarkan hasil penelitian 64,2% keluarga menyatakan bahwa setiap anggota keluarga selalu melakukan perawatan diri dengan baik, seperti mencuci tangan sebelum makan, mandi 2 kali sehari, memakai alas kaki jika keluar rumah, dan lain-lain, 56,6% keluarga tidak mempunyai jadwal tugas-tugas setiap anggota keluarga dalam melakukan pembersihan rumah seperti menyapu rumah, mencuci piring, menyapu halaman, dan lain-lain, 56,6% keluarga menyatakan tidak melaksanakan upaya-upaya pencegahan penyakit seperti menutup tempat penampungan air, mengubur barang bekas, dan menguras bak air untuk mencegah penyakit demam berdarah, dan lain-lain. Hal tersebut bertentangan dengan hasil penelitian Masri (2003) yang menyatakan bahwa kelompok usia 20-40 tahun merupakan usia produktif yang menunjukkan tingkat produktifitas sekaligus lebih memungkinkan untuk dibina dan dilestarikan dalam pemeliharaan lingkungan. Sedangkan berdasarkan karakteristik keluarga dalam data demografi 64,2% keluarga berada dalam rentang umur 20-40 tahun yang merupakan usia produktif tetapi 56,6% keluarga menyatakan tidak melaksanakan upaya-upaya pencegahan penyakit di lingkungan rumah.
Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga pada Suku Melayu dalam Memberikan Perawatan Kepada Anggota Keluarga yang Sakit Berdasarkan hasil penelitian, 77,4% keluarga selalu merawat sendiri anggota keluarga yang sakit, 73,6% keluarga selalu memberikan perawatan sederhana kepada anggota keluarga yang sakit seperti mengompres jika panas, membuatkan larutan gula garam jika diare, dan lain-lain, 88,7% keluarga selalu membantu memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti menyuapi makanan, memandikan, dan lain-lain, serta 84,9% keluarga selalu memperhatikan perkembangan anggota keluarga yang sakit. Pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan pernyataan Setiadi (2008) bahwa keluarga memberikan perawatan kepada anggota keluarganya yang sakit di
36
pelaksanaan tugas kesehatan keluarga pada suku Melayu yang berkategori cukup baik, disarankan bagi perawat keluarga atau komunitas untuk melihat kembali budaya keluarga Melayu yang kurang menguntungkan kesehatan, dan perawat komunitas dapat membantu keluarga agar dapat memilih dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatan status kesehatan.
Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga pada Suku Melayu dalam Mempertahankan Hubungan Timbal Balik Antara Keluarga dan Lembaga Kesehatan Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa 62,3% keluarga selalu percaya kepada petugas kesehatan yang ada di fasilitas kesehatan seperti dokter, perawat, bidan, 52,8% keluarga selalu membawa anggota keluarga yang sakit ke fasilitas pelayanan kesehatan (puskesmas, rumah sakit, dokter, bidan) yang ada. Halimah (2012) menambahkan bahwa dahulu masyarakat melayu di Kelurahan Pekan Labuhan selalu menggunakan pengobatan tradisional atau dengan istilah obat kampung sebagai jenis pengobatan yang diyakini keluarga mampu mengatasi masalah kesehatan jika ada anggota keluarga yang sakit, namun sekarang sejak masyarakat mendapatkan akses pengobatan gratis di puskesmas, umumnya masyarakat melayu di lingkungan 25 Kelurahan Pekan Labuhan memanfaatkan Puskesmas sebagai pelayanan kesehatan yang utama untuk pengobatan jika ada anggota keluarga yang sakit.
DAFTAR PUSTAKA Ali, Z. (2010). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC Anderson, dan Foster. (2008). Antropologi Kesehatan. Jakarta: Universitas Indonesia Press Arif (2007). Pengobatan Tradisional Melayu. Diambil tanggal 17 Oktober 2011 dari www.melayuonline.com Edi, R.S. (2010). Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga pada Suku Karo di Kelurahan Tanah Merah Kecamatan Binjai Selatan. Skripsi FKEP USU Efendi, Ferry, dan Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Friedman, M.M. (2010). Keperawatan Keluarga: Teori dan Praktik. Jakarta: EGC Halimah. (2012). Wawancara Tokoh Masyarakat Suku Melayu, 2 Juni. Lestari, G.A.I.S. (2009). Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga dan Penerapan Tugas Kesehatan Keluarga tentang Hipertensi dengan Kejadian Hipertensi pada Usia 25 Th Keatas di RW 03 Kelurahan Krukut Kecamatan Limo Kota Depok. Diambil tanggal 10 Juli 2012 dari www.library.upnvj.ac.id
SIMPULAN DAN SARAN Pelaksanaan tugas kesehatan keluarga pada suku Melayu secara keseluruhan berada dalam kategori cukup baik, dimana tugas kesehatan keluarga pada suku Melayu dalam mengenal masalah kesehatan setiap aggota keluarga dalam kategori baik, dalam mengambil keputusan untuk melakukan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga dalam kategori cukup baik, dalam memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit dalam kategori baik, dalam memodifikasi lingkungan rumah untuk meningkatkan kesehatan keluarga dalam kategori cukup baik, dan dalam mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan dalam kategori baik. Berdasarkan hasil
37
Masri
(2003). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Keluarga dalam Pemeliharaan Lingkungan di Kelurahan Nelayan Indah Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan. Diambil tanggal 10 Juli 2012 dari http://repository.usu.ac.id Merliana, E.P. (2010). Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga pada Batak Toba di Kelurahan Kenangan Kecamatan Percut Sei Tuan. Skripsi FKEP USU Potter, dan Perry. (2009). Fundamental Keperawatan Buku 1 Edisi 7. Jakarta: Salemba Medika Puspita, D.S. (2010). Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga pada Suku Jawa di Kelurahan Kenangan Baru Perumnas Mandala Kecamatan Percut Sei Tuan Deli Sedang. Skripsi FKEP USU Rahim, A., dan Rashid, A. (2006). Hala Tuju Pengurusan Sumber Manusia dan Kerjaya. Kuala Lumpur: Prin-AD Santi, M.N. (2010). Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga Suku Minangkabau di Kelurahan Tegal Sari III Kecamatan Medan Area. Skripsi FKEP USU Setiadi. (2008). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu Suryanto. (2008). Optimalisasi Peran dan Fungsi Keluarga. Diambil tanggal 15 Oktober 2011 dari http://www.gemari.or.id
38