1
KAJIAN HIDROMORFOLOGI DANAU MARTUBUNG INDAH KECAMATAN MEDAN LABUHAN SUMATERA UTARA (Hydromorphology Study of Martubung Indah Lake Distric of Medan Labuhan North Sumatera) Dita Agnesia(1), Darma Bakti(2), Zulham Apandy Harahap(3) (1)Program
Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia, 20155, email :
[email protected] (2)Staf Pengajar Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia, 20155 (3)Staf Pengajar Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia, 20155 ABSTRACT
Lake is the water mass that occupied the basin wide and surrounded by land and can be formed both natural and artificial. Martubung Indah Lake is an artificial lake in PERUMNAS Griya Martubung, North Sumatera. Morphometry data is required in determining layers lake and also determined the lake ability can be used by the public. The purpose of this research was to discover the hydromorphometry aspects Martubung Indah Lake. This research was held from May to June 2016. Collecting data in this research were depth, stream flow, lake width, water quality, and around the lake. These data were processed using ArcMap. The result of this research Martubung Indah lake has 100.532,88 m2 wide scale, maximum length of 509,44 m, maximum width 197,34 m, circumference of 1301.52 m. Maximum depth of 1.5 m, with flat basic shape of the lake. The capacity of Martubung Indah lake which can be used bythe public is 68.657,77 m3 of water volume, stream flow around 0.09 L/s - 0.13 L/s, residence time of water ± 794 - 795 days, the brightness of the water approximately 0.10 to 0.55 m, and Martubung Indah Lake is including into the oligothropic lake. Keywords: Martubung Indah Lake, lake hydromorphometry, the status of the lake. PENDAHULUAN Danau merupakan suatu badan air yang tergenang dapat terbentuk secara alami maupun buatan. Air perairan danau umumnya jernih dan keberadaan tumbuhan air terbatas hanya pada bagian tepi danau. Morfometri merupakan cabang ilmu limnologi yang membahas tentang pengukuran kenampakan bentuk suatu daerah perairan. Perairan dikatakan bertipe danau apabila perairan tersebut memiliki luas mulai dari <1 Km2 - 1 juta Km2. Kesadaran masyarakat tentang pentingnya sumberdaya perairan danau dapat
mempengaruhi kualitas perairan danau tersebut mengingat berbagai pencemaran akibat aktivitas manusia. Data morfometri sangat diperlukan dalam menentukan lapisan danau dan dapat juga mengetahui seberapa besar kemampuan danau dalam pemanfaatan yang dilakukan oleh manusia, untuk mengetahui terjadinya pendangkalan dan beberapa indeks tingkat kesuburan perairan, memberikan informasi berupa kedalaman perairan, bentuk danau, penetrasi cahaya dan perkembangan volume danau.
2
Danau Martubung Indah adalah sebuah danau buatan yang berlokasi di tengah kawasan perumahan PERUMNAS Griya Martubung Kecamatan Medan Labuhan. Danau Martubung Indah dimanfaatkan beragam aktifitas seperti wisata, pertanian, pembuangan limbah rumah tangga dan Keramba Jaring Apung (KJA) sehingga perlu dilakukan penelitian ini untuk mengkaji mengenai aspek hidrologi dan morfologi Danau Martubung Indah. METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2016 di Kecamatan Medan Labuhan, Provinsi Sumatera Utara. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah GPS (Global Positioning System), tali skala dengan pemberat, alat tulis, sechi disk, bola duga, stopwatch, laptop, coolbox, tali plastik, lakban, rakit kecil, kertas label, botol sampel, kamera digital, dan peralatan analisa kualitas air seperti thermometer, pH meter. Bahan yang digunakan adalah Software Surfer 8, Software ArcMap dan data titik koordinat Danau Martubung Indah. Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan adalah data yang diperoleh dari lapangan (Observasi) seperti data hidrologi dan morfometri maupun hasil analisis di Laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Medan untuk data kualitas air. Data sekunder diambil dari Peta Rupa Bumi Indonesia yang dikeluarkan
oleh Badan Geospasial instansi terkait. Penentuan stasiun pengambilan data hidromorfologi dengan menggunakan metode purposive sampling dilakukan pada outlet danau, inlet danau, bagian pinggiran danau yang bersudut, tengah danau dan keliling danau. Prosedur Penelitian Morfometri Langkah kerja awal dalam pengambilan data morfometri yaitu pengukuran dimensi permukaan dilakukan dengan cara mengelilingi keseluruhan pinggiran danau dengan menggunakan alat GPS (Global Positioning System). Pengukuran dimensi bawah permukaan dilakukan dengan cara mengambil titik koordinat pada satu titik dan mengukur kedalaman dengan tali pemberat berskala dibantu dengan menggunakan rakit kecil. Hidrologi Langkah kerja dalam pengambilan data hidrologi yaitu mengukur debit inlet dan outlet danau dengan mengukur kecepatan arus dengan bola duga dan menghitung luas penampang dari tiap-tiap outlet dan inlet pada danau. Parameter Kualitas Air Pengukuran parameter fisika kimia air dilakukan pada saat pengambilan sampel air secara lansung pada empat stasiun berbeda selama penelitian dengan interval waktu setiap dua minggu. Pengukuran parameter fisika kimia dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung (in situ) dan secara tidak langsung (ex situ). Analisis Data Morfometri Aspek morfometri dibedakan atas dimensi permukaan dan dimensi bawah permukaan. Dimensi Permukaan (Surface Dimension)
3
Pengukuran dimensi permukaan danau mengacu kepada Hakanson (1981) sebagai berikut: 1. Panjang maksimum (Lmax dinyatakan dalam meter) diperoleh dengan cara mengukur jarak antara dua titik terjauh pada permukaan tepi danau dapat melalui pulau-pulau dan daratan pada danau. 2. Panjang maksimum efektif (Le dinyatakan dalam meter) diperoleh dengan mengukur jarak terjauh antara dua titik di tepi permukaan danau tidak dapat melalui pulau-pulau ataupun daratan pada danau. Lmax = Le apabila tidak terdapat pulau maupun daratan pada danau. 3. Lebar maksimum (Wmax dinyatakan dalam meter) diperoleh dengan mengukur jarak dua titik terjauh pada tepi permukaan danau yang ditarik tegak lurus terhadap Lmax. 4. Lebar maksimum efektif (We dinyatakan dalam meter) diperoleh dengan mengukur jarak dua titik terjauh pada tepi permukaan danau ditarik tegak lurus terhadap Le. 5. Luas permukaan (Ao dinyatakan dalam Ha, Km2 atau m2) merupakan luas wilayah permukaan danau, nilainya akan bervariasi tergantung pada musim. Pengukuran luas permukaan dari peta bathimetri menghitung luas polygon dengan menggunakan program Arc Map. Pengukuran menggunakan rumus luas persegi panjang: Ao = Lmax x Wmax Keterangan: Lmax = Panjang Maksimum Wmax = Lebar Maksimum 6. Lebar rata-rata (W dinyatakan dalam meter) merupakan rasio antara luas permukaan danau (Ao dalam m2) dengan panjang maksimum ( Lmax dalam meter). Perhitungan nilai lebar rata-rata (W) danau mengacu kepada Hakanson (1981).
7. Indeks perkembangan garis tepi (SDI, tanpa satuan) menggunakan hubungan antara SL dengan luas permukaan. Perhitungan nilai SDI diperoleh melalui persamaan (Hakanson, 1981)
Keterangan: SDI>1 : bentuk badan perairan tidak beraturan SDI≤1 : bentuk badan perairan beraturan 8. Panjang garis keliling danau (dinyatakan dalam meter) dapat di ukur dari peta bathimetri dengan menggunakan Software Arc Map. Pengukuran dapat menggunakan tools measure dengan menarik garis dari sudut tepi peta bathimetri sepanjang garis keliling danau hingga membentuk polygon. Nilai panjang garis keliling akan terlihat pada kolom length dengan satuan yang telah ditentukan. Dimensi Bawah Permukaan (Subsurface Dimension) Pengukuran dimensi bawah permukaan mengacu kepada Hakanson (1981), sebagai berikut: 1. Kedalaman rata-rata (Z dinyatakan dalam meter), Volume dibagi dengan luas permukaan.
2. Kedalaman maksimum (Zm dinyatakan dalam meter) merupakan kedalaman suatu danau pada titik terdalam. Pengukuran secara langsung dapat dilakukan dengan menggunakan tali berskala dengan diberikan pemberatdibawahnya dan secara tidak langsung dapat dibaca
4
pada kontur kedalaman peta bathimetri. 3. Kedalaman relative (Zr dinyatakan dalam meter) adalah rasio antara Zm dengan diameter rata-rata permukaan danau. Perhitungan kedalaman relatif dalam bentuk persamaan:
Keterangan: Zr<2% : mudah mengalami pengaadukan Zr≥2% : tidak mudah mengalami pengadukan 4. Perkembanagan volume danau (VD tanpa satuan) merupakan ukuran yang menggambarkan bentuk dasar danau secara umum. Diperoleh melalui persamaan:
Keterangan: Ao : Luas permukaan air (m2) Z : Kedalaman rata-rata (m) Zm : Kedalaman maksimum (m) Apabila VD>1, maka dasar perairan relative rata.Jika nilai VD≤1, maka dasar perairan berbentuk seperti kerucut. 5. Volume total air danau (V dinyatakan dalam m3) merupakan perkalian antara luas permukaan (m2) dengan kedalaman rata-rata (m). ditentukan oleh asumsi bahwa pada umumnya danau berbentuk kerucut dengan volume total danau merupakan penjumlahan dari setiap lapisan atau kontur. Diperoleh melalui persamaan:
dangkal, pada akhirnya mempengaruhi nilai kekeruhan, aktivitas biologi, kedalaman penetrasi cahaya, kelimpahan biota dan produktivitas biologi.
Keterangan: S : Kemiringan rata-rata (%) L : Panjang garis keliling dari masing-masing kontur (m) n : Jumlah kontur pada peta Dm : Kedalaman maksimum (m) Ao : Luas permukaan (m2)
1.
2.
3. 6. 6. Kemiringan rata-rata (Mean slope), dapat menggambarkan karakteristik perairan yang
Hidrologi Debit (Discharge) dinyatakan sebagi volume yang mengalir pada selang waktu tertentu, biasanya dinyatakan dalam satuan m3/detik. Diperoleh melalui persamaan: Keterangan: Q : Debit Air (m3/detik) A : Luas penampang saluran air (m2) V : Kecepatan arus (m/detik) Residence time atau waktu tinggal air (satuannya dalam jam atau hari). Perhitungan Residence time adalah sebagai berikut:
Keterangan: Rt : Waktu tinggal air (jam atau hari) Vtot : Volume total (m3) Qrat : Debit rata-rata (m3/detik) Morpho Edaphic Index (MEI) merupakan parameter yang umum dipakai untuk memprediksi potensi hasil suatu perairan dengan rumus sebagai berikut:
5
Nilai MEI berkisar antara 0 – 30 maka dinyatakan sebagai perairan yang berproduktivitas tinggi. Apabila nilai MEI semakin tinggi maka produktivitas perairan semakin rendah.
Peta Bathimetri Layout peta Bathimetri Danau Martubung Indah diolah dengan menggunakan Software Arc Map dapat dilihat pada Gambar 1. Layout peta garis kontur Danau Martubung Indah yang diolah dengan menggunakan Software Surfer 8 dapat dilihat pada Gambar 2 dan Layout kedalaman bathimetri secara 3D dapat dilihat pada Gambar 3.
Hasil
Gambar 1. Layout peta bathimetri Danau Martubung Indah Keterangan: Lmax (Panjang maksimum) = 509,44 meter. Le (Panjang maksimum efektif) = 498,11 meter. Wmax (Lebar maksimum) = 197,34 meter. We (Lebar maksimum efektif) = 195 meter.
6
m
m
m m
m
m
Gambar 2. Layout Peta Kontur Danau Martubung Indah Kecamatan Medan Labuhan Dari tampilan gambar layout isodepth diatas menunjukkan garis kontur yang saling terhubung dengan area-area yang memiliki kedalaman yang sama Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada kedalaman bathimetri secara 3D.
m m m m m m
Gambar 3. Layout Bathimetri 3D Danau Martubung Indah Kecamatan Medan Labuhan
7
Dimensi Permukaan Hasil pengukuran di lapangan secara langsung didapatkan bahwa Danau Martubung Indah memiliki luas 100.532,88 m2, dengan panjang maksimum 509,44 m, Lebar Maksimum 197,34 m, dan Panjang Keliling danau 1.301,52 m. Data yang lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 1. Dimensi Bawah Permukaan Berdasarkan hasil pengukuran di lapangan secara langsung didapatkan bahwa kedalaman rata-rata danau Martubung Indah adalah 0,81 m dengan kedalaman maksimum 1,5 m. Volume air danau Martubung Indah adalah 68.657,77 m3 dengan masa tinggal air (Residence Time) selama 794 – 795 hari, dan memiliki kemiringan rata-rata 0,79 %. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2. Parameter Fisika Kimia Hasil pengukuran parameter fisika yang didapat secara berturut-turut mulai dari bulan Mei sampai Juni 2016 yaitu untuk nilai TDS 374,25 mg/L; 239,75 mg/L; 292,5 mg/L, nilai TSS yaitu 344,75 mg/L;191,5 mg/L; 199,25 mg/L, nilai Tabel 1. Data Dimensi Permukaan No. Parameter 1. Panjang Maksimum (Lmax) 2. Panjang Maksimum Efektif (Le) 3. Lebar Maksimum (Wmax) 4. Lebar Maksimum Efektif (We) 5. 6. 7. 8.
Luas Permukaan (Ao) Lebar Rata-Rata (W) Indeks Perkembangan Danau (SDI) Panjang Keliling Danau (SI)
Nilai SDI danau ini lebih rendah dibandingkan dengan beberapa danau buatan seperti Danau Kelapa gading yang terletak di Kisaran yang memiliki nilai SDI 3,55 (Ridoan, dkk., 2016) dan lebih tinggi dibandingkan Danau Siombak yang terletak di Marelan dengan SDI 2,48
kekeruhan yaitu 102,17 NTU; 72,7 NTU; 35,3 NTU, nilai kecerahan cahaya yaitu 0,15 m; 0,35 m; 0,55 m dan nilai konduktivitas (DHL) secara berturut-turut yaitu 1036,75 µmhos; 691,75 µmhos; 807,75 µmhos. Hasil pengukuran parameter kimia yang didapat secara berturut-turut mulai dari bulan Mei sampai Juni 2016 yaitu untuk nilai nitrat (NO3) yaitu <0,5, posphat (PO4) 1,13 mg/l; 0,53 mg/l; 0,55 mg/l; pH yaitu 6,5; 6,5; 6,9. Data parameter fisika kimia yang diperoleh secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 3. Pembahasan Dimensi Permukaan Berdasarkan hasil pengukuran morfometri Danau Martubung Indah (DMI) menggunakan Software ArcMap diperoleh luas permukaan (Ao) sebesar 100.532,88 m2 dengan garis tepi (Sl) sebesar 1.301,52 m sehingga diperoleh Indeks perkembangan Danau (SDI) sebesar 2,52. Dengan nilai Indeks Perkembangan Danau (SDI) sebesar 2,52.
Satuan m m m m m2 m m m
Nilai 509,44 498,11 197,34 195 100. 532,88 197,33 2,52 1.301,52
(Muhtadi, dkk., 2016). DMI memiliki nilai SDI 2,52 yang menggambarkan bahwa danau tersebut memiliki bentuk yang tidak beraturan. DMI memiliki volume total 68.657,77 m3. Berdasarkan luas dan volume danau tersebut, maka dapat dikatakan bahwa Danau Martubung
8
Indah termasuk kedalam danau buatan yang berukuran kecil. Dimensi Bawah Permukaan Danau Martubung Indah (DMI) merupakan danau buatan dengan kedalaman rata-rata (Z) 0,81 m. Kedalaman rata-rata DMI termasuk dangkal. Kedalaman maksimum DMI (Zmax) 1,5 m dan kedalaman relatif (Zr) 0,45%. Menurut Tambunan (2010) kedalaman relatif dapat mengambarkan stabilitas stratifikasi. Perairan yang memiliki kedalaman relatif yang kurang dari 2% akan mudah mengalami pengadukan sedangkan perairan yang memiliki kedalaman relatif lebih besar dari 4% memiliki stabilitas sratifikasi yang tinggi. Nilai Zr DMI adalah 0,45% yang berarti bahwa danau ini akan mudah mengalami pengadukan. Nilai kemiringan rata-rata danau adalah 0,79% dengan perkembangan volume danau 1,62. Menurut Tambunan (2010), Tabel 2. Data Dimensi Bawah Permukaan No. Parameter 1. Kedalaman Rata-Rata (Z) 2. Kedalaman Maksimum (Zm) 3. Kedalaman Relatif (Zr) Perkembangan Volume Danau 4. (VD) 5. Volume Total (Vtot) 6. Debit Air (Q)
7. 8. 9.
Residence Time (RT) Kemiringan Rata-Rata Morpho Edapic Index (MEI)
Parameter Fisika dan Kimia Nilai TDS yang dihasilkan pada bulan Mei hingga Juni 2016 berturut-turut adalah 374,25 mg/L; 239,75 mg/L; dan 292,5 mg/L seperti terlihat pada Tabel 3. Hasil pengukuran nilai TSS yang diperoleh pada bulan Mei sampai Juni 2016 berturut-turut yaitu 344,75 mg/L; 191,5 mg/L; dan 199,25 mg/L seperti terlihat pada Tabel 3. Penyebab TSS di perairan yang utama
perkembangan volume danau (Volume Development /VD) menggambarkan bentuk danau secara umum. Perkembangan volume danau yang kurang dari satu akan memiliki bentuk danau yang kerucut dan perkembangan volume danau yang lebih besar dari satu memiliki bentuk dengan dasar yang rata. Berdasarkan nilai VD DMI termasuk kedalam danau yang memiliki bentuk dengan dasar yang rata. Debit air yang keluar dari bulan Mei hingga Juni berturut-turut 0,09 L/s; 0,001 L/s; dan 0,001 L/s. Dari hasil perhitungan Residence Time diperoleh bahwa Danau Martubung Indah memiliki RT selama ± 794 – 795 hari yang memungkinkan pengendapan unsur hara yang cukup lama pada dasar perairan. Berdasarkan nilai RT yang di dapat, maka debit air yang keluar dari dalam Danau Martubung Indah termasuk kedalam kategori arus air lambat.
Minggu Ke
Satuan m m % m3
I II III
I II III
m3/detik Hari % µmhos/cm2
Nilai 0,81 1,5 0,45 1,62 68.657,77 0,09 0,10 0,16 794 – 795 0,79 1279,93 854,01 997,2
adalah kikisan tanah atau erosi tanah yang terbawa ke badan air yang mana apabila terlalu tinggi akan menghambat proses penetrasi cahaya ke dalam air dan mengakibatkan terganggunya proses fotosintesis akibatnya produktifitas perairan menurun.
9
Tabel 3. Data parameter fisika kimia Parameter Satuan Minggu Ke – 1 Fisika o Suhu C 30 TDS mg/L 374,25 TSS mg/L 344,75 Kecerahan M 0,10125 Kekeruhan NTU 102,175 Konduktifitas µmhos 1036,75 Kimia pH 6,5 Nitrat mg/l <0,5 Posfat mg/l 1,13
Danau Martubung Indah memiliki nilai konduktivitas yang berkisar antara 691,75 – 1036,75 µmhos/cm. Perubahan nilai konduktivitas ini dapat terjadi karena berubahnya konsentrasi dari ion-ion zat terlarut (yang dalam hal ini mineral-mineral seperti NaCl) bertambah ataupun berkurang. Jika konsentrasi ionnya turun maka konduktifitasnya juga turun yang berarti DHL nya turun dan begitu pula sebaliknya. Menurut Sylvester (1985) menyatakan bahwa batas-batas toleransi ikan terhadap DHL dipengaruhi oleh kesadahan perairan. Dalam perairan tawar, ikan dapat hidup layak apabila nilai DHLnya berkisar 150 – 500 µmhos/cm. selanjutnya dinyatakan bahwa nilai DHLnya diatas 500 µmhos/cm atau lebih, ikan tidak dapat bertahan lagi. Dalam perairan sadah batas maksimum ketahanan ikan dapat lebih tinggi lagi yaitu 2000 µmhos/cm. Berdasarkan hal itu konduktivitas Danau Martubung Indah tidak layak digunakan untuk kegiatan perikanan. Status Trofik Danau Besarnya penetrasi cahaya yang masuk ke perairan dinyatakan sebagai kecerahan yang digambarkan melalui nilai kedalaman secchi disk. Tingkat kecerahan di Danau Martubung Indah adalah 0,15 m, 0,35 m dan 0,55 m nilai tersebut
Nilai Minggu Ke – 2
Minggu Ke – 3
31 239,75 191,5 0,35 72,7 691,75
31 292,5 199,25 0,55 35,3 807,75
6,5 <0,5 0,53
6,9 <0,5 0,5575
menunjukkan bahwa perairan tergolong Hipereutrof karena nilai kecerahan yang dihasilkan masih berada dibawah 2,5 m. Hal ini sesuai dengan PERMEN LH No. 28 Tahun 2009 tentang daya tampung beban pencemaran air danau dan/ atau waduk. Danau Martubung Indah memiliki kandungan Posphat yang berkisar antara 0,5375 – 1,135 mg/L dan Nitrat sebesar <0,5 mg/L. Berdasarkan pengukuran nilai kecerahan, nilai Posphat (P) dan Nitrat (N) yang dapat juga dijadikan sebagai penentuan status trofik. Danau Martubung Indah termasuk kedalam golongan danau Oligotrofik berdasarkan PERMEN LH No. 28 Tahun 2009 tentang daya tampung beban pencemaran air danau dan/ atau waduk. Rekomendasi Pengelolaan Danau Martubung Indah merupakan danau yang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai penampung limbah rumah tangga, resapan air hujan dan kegiatan rekreasi, agar danau ini dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan maka diperlukan pengelolaan terhadap danau. Beberapa metode yang dapat digunakan dalam pengelolaan danau ini agar terus dapat dimanfaatkan adalah: 1. Menutup area pembuangan sampah umum yang berada di sekitar danau untuk
10
mengurangi bahan pencemar yang masuk ke danau. 2. Melakukan pengerukan di beberapa bagian danau yang sudah mengalami pendangkalan. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1. Aspek hidromorfometri Danau Martubung Indah adalah memiliki luas 100.532,88 m2 panjang maksimum 509,44 m. Lebar maksimum 197,34 m, dan panjang keliling danau 1.301,52 m. Kedalaman rata-rata danau 0,81 m, kedalaman maksimum 1,5 m, dengan kemiringan rata-rata 0,79%. Kapasitas air di Danau Martubung Indah Kecamatan Medan Labuhan memiliki volume air danau yang dapat dimanfaatkan sebanyak 68.657,77 m3 dengan waktu tinggal air sekitar 794 – 795 hari. 2. Parameter kualitas fisika kimia perairan Danau Martubung Indah memiliki rata-rata Suhu adalah 31,5°C, Total Dissolved Solid (TDS) 292,5 mg/L, Total Susspensed Solid (TSS) 245,16 mg/L, Kecerahan 0,35 m, Kekeruhan 70,05 NTU, Daya Hantar Listrik (DHL) 845,41 µmhos, Nitrat (NO3) <0,5 mg/L dan Posfat (PO4) 0,73 mg/L. Danau Martubung Indah termasuk kedalam golongan danau Oligotrophic berdasarkan PERMEN LH No. 28 Tahun 2009 tentang daya tampung beban pencemaran air danau dan/ atau waduk. Saran Sebaiknya dilakukan monitoring pemetaan bathimetri di Danau Martubung Indah untuk mengetahui pengaruh laju sedimentasi pada beberapa bagian danau agar dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Daftar Pustaka Aisyah, S dan L.Subehi. 2012. Pengukuran dan Evaluasi Kualitas Air Dalam Rangka Mendukung Pengelolaan Perikanan di Danau Limboto.
Pusat Penelitian Limnologi LIPI, Cibinong. Alabaster, J. S. dan R. Llyod. 1982. Water Quality Criteria for Freshwater Fish. Food and Agriculture Organization of The United Nation. Butterworths. London. Amalia, F. J. 2010. Pendugaan Status Kesuburan Perairan DanauLido, Bogor, Jawa Barat, Melalui BeberapaPendekatan. [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Barus, T. A. 2004. Pengantar Limnologi Studi Tentang Ekosistem Air Daratan. USU Press, Medan. Chrismada, T. 2011. Volume Sel Fitoplankton. Warta Limnologi N0.46/Tahun XXIV. ISSN 02515168. Cole GA. 1983. Textbook of Limnology. Third Edition. Waveland Press. Illinios, USA. 401p Effendi, H. 2003.Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Fauzi,
M., Rispiningtati dan A.P. Hendrawan.2014.Kajian Kemampuan Maksimum Danau Sentani DalamMereduksi Banjir di DAS Sentani.Program Magister Teknik Pengairan. Universitas Brawijaya, Palembang.
Hakanson, L. 1981. A Manual of Lake Morphometry. National Swedish Environment Protection Board, New York. Indrayani, E., K. H. Nitimulyo., S. Hadisusanto dan Rustadi. 2015.
11
Peta bathimetri Danau Sentani Papua. Depik. Vol 4(3): 116 – 120.
Tampung Beban Pencemaran Air Danau dan/ atau Waduk.
Latifah, D., A. N. Anna dan A. A. Sigit. 2014. Analisis Daya Hantar Listrik (DHL) Airtanah Asin dan Dampak Pada Peralatan Rumah Tangga di Kecamatan Grogol. Publikasi Ilmiah. Fakultas Geografi. Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Pratiwi, N. T. M., E. M. Adiwilaga., J. Basmi., M. Krisanti., O. Hadijah dan P. K. Wulandari. 2007. Status Limnologi Situ Cilala Mengacu pada Kondisi Parameter Fisika, Kimia, dan Biologi Perairan. Jurnal Perikanan, Vol 9 (1): 82–94.
Lukman dan I. Ridwansyah. 2010. Kajian Kondisi Morfometri dan Beberapa Parameter Stratifikasi Perairan Danau Toba. Jurnal LIMNOTEK. Vol 17 (2): 158 – 170. Muhtadi, A., Yunasfi., R. Leidonald., S. D. Sandy., A. Junaidy dan A. T. Daulay. 2016. Status Limnologis Danau Siombak, Medan, Sumatera Utara. Jurnal Oseanologi dan Limnologi di Indonesia. Vol 1 (1): 39 – 55. Nasution, A. K. A. 2008. Penentuan Kekeruhan Pada Air Reservoir di PDAM Tietanadi Instalasi Pengolahan Air Sunggal Medan Metode Turbidimetri. Fakultas Matetamatika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sumatera Utara, Medan. Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut, Suatu Pendekatan Ekologis. Penerjemah: H.Muhammad Eidman. PT Gramedia Pustaka. Jakarta. Odum, E. P. 1971. Fundamental of Ecology.Third Edition. Philadelphia: W. B Saunders Co. Peraturan Pemerintah Lingkungan Hidup No. 28 Tahun 2009. Daya
Pribadi, M. A. 2005. Evaluasi Kualitas Air Sungai Way Sulan Kecil Kabupaten Lampung Selatan. [Skripsi] Fakultas Kehutanan. Institut pertanian Bogor, Bogor. Ridoan, R. 2016. Kajian Hidromorfologi Danau Kelapa Gading Di Kisaran Naga Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara. [Skripsi] Fakultas Pertanian universitas Sumatera Utara, Medan. Rostianingsih, S dan K. Gunadi. 2004. Pemodelan Peta Topografi Ke Objek Tiga Dimensi. Jurnal Informatika. Vol 5 (1): 14 – 21. Santoso, A. D. 2008. Studi Penentuan Produktivitas Danau Buatan dengan MEI (Morphoedaphic Index) Analysis.Jurnal Hidrosfir Indonesia. Vol 3(2): 81 – 86. Soeprobowati, T. R. 2012. PetaBathimetri DanauRawapening. Jurnal BIOMA. Vol 14(2):75 – 78. Susilowati, E. 2007.Struktur Komunitas Makrozoobenthos Sebagai Indikator Biologi Perairan di Hulu Sungai Cisadane Bogor. [Skripsi] Fakultas perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
12
Straskraba, M. dan J. G. Tundisi. 1999. Guidelines of Lake Menagement Vol. 9. International Lake Environment Committee Foundation. Shiga. Jepang. Tambunan, F. 2010. Daya Dukung Perairan Danau LidoBerkaitan dengan Pemanfaatannya untuk Kegiatan Budidaya Perikanan Sistem Keramba Jaring Apung. [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Wetzel, R. G. 1983. Limnology Second Edition. W.B Sounders Company. Philadelphia.