Keluarga Berencana & Kesehatan
Dr.Budiman Chandra
Keluarga Berencana & Kesehatan Introduksi Definisi Keluarga Berencana atau Family Planning menurut WHO “ An Expert Committe”(1974) adalah usaha menolong individu atau pasangan antara lain untuk : 1. Mencegah terjadinya kelahiran yang tidak dikehendaki atau sebaliknya bagi pasangan yang menginginkan anak. 2. Mengatur interval waktu kehamilan. 3. Mengontrol waktu kelahiran berhubungan dengan usia orang tua. 4. Menentukan jumlah anak dalam keluarga Ruang lingkup dari program Keluarga Berencana yang modern tidak hanya sebatas pada definisi tetapi juga melaksanakan program sterilisasi,pendidikan sek, screening test pada kelainan patologis sistem reproduksi, konsultasi sebelum dan sesudah perkawinan,mengajar masyarakat cara meningkatkan ekonomi dan gizi keluarga dan kegiatan lain.
2
Gambaran Jumlah Penduduk Dunia Tahun 1000 -2000 Tabel 1. Jumlah Penduduk Dunia Berdasarkan Tahun Tahun 1000 1600 1800 1930 1960 1970 1975 2000 Grafik 1 :
Jumlah(Juta) 250 500 1000 2000 3000 3600 3967 6200 Jumlah Pertambahan Penduduk Dunia Tahun 1000-2000
3
Di Indonesia pelaksanaan program keluarga berencana diawali dibentuknya suatu struktur organisasi pada tahun 1970 berdasarkan Keppres no. 8, 1970. dan direvisi dengan Keppres no. 33/1972. dan Keppres no. 38/1978, menjadi suatu organisasi Non Departemen yaitu Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Sebagai negara yang sedang berkembang masalah pertambahan penduduk menjadi perhatian penting dan perlu adanya penanganan khusus agar tidak terjadi ledakan penamabahan penduduk karena berdasarkan sensus pada tahun 1961, 1971 dan, 1980, jumlah penduduk Indonesia dari 97.085.348, 119.208.229 menjadi 147.490.298. orang bila tidak ada usaha mnekan laju pertambahan penduduk maka diperkirakan pada tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia akan menjadi tiga kali lipat atau hanpir mencapai 500 juta orang. Pelaksanaan program keluarga berencana di Indonesia ternyata berhasil menekan laju pertambahan penduduk dimana berdasarkan sensus tahun 2001 jumlah penduduuk Indonesia hanya berjumlah 208,313,000 orang dengan tingkat laju pertambahan penduduk sekitar 1,8-2,0% pertahun. Dalam pelaksananaan dilapangan program keluarga ternyata tidak dapat berdiri sendiri dan bersifat lintas sektor melibatkan berbagai instansi pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat nasional maupun internasional,khususnya dengan bidang kesehatan merupakan suatu mitra kerja yang utama dimana keluarga berencana dan kesehatan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
4
Grafik 2. Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 1961 - 2001
Crude Death Rate dan Crude Live Birth Rate Merupakan angka kematian dan kelahiran hidup per 1000 penduduk dalam waktu satu tahun, khususnya di negara yang sedang berkembang angka-angka ini dapat dipakai sebagai yardstick atau alat pengukur untuk kegiatan program keluarga berencana serta status kesehatan masyarakat suatu negara. Pelaksanaan dari program KB dan perbaikan status kesehatan masyarakat Indonesia selama kurang lebih 30 tahun dapat dilihat pada tabel dan grafik CDR & CLBR Indonesia 1970 - 2001 dibawah ini:
5
Tabel 2. CDR & CLBR Indonesia 1970 - 2001 Per 1000 Penduduk Tahun per 1000
1970 1975 1980
1985
1990
1995
CDR
18.7 16,7
12,5
CLBR 43,8 40,2
35,4
2000
2001
11,2
9.7
7,5
7.3
7.2
32,7
30,3
23,6
22,0
21,7
Sumber :Seamic Health Statistics,Tokyo,2002
Grafik 3.
Trend penurunan dari angka Crude Death Rate dan Crude Live Birth Rate dari tahun 1970 sampai 2001 terjadi dalam waktu bersamaan dan berjalan sejajar yang menunjukkan keberhasilan dalam program menekan laju pertambahan penduduk diiringi dengan perbaikan status kesehatan masyarakat di Indonesia. Hal ini dapat terjadi oleh sebab adanya keterpaduan program antara kegiatan keluarga berencana dan usaha kesehatan primer di desa maupun di kecamatan di seluruh pelosok Indonesia yang sering disebut sebagai Program KB-KES. 6
●Hubungan Program Keluarga Berencana
dengan Kesehatan
Keterpaduan adalah penyatuan/penyerasian yang dinamis antara kegiatan dan program keluarga berencama dengan program kesehatan dan paling sedikit ada dua program yang saling mendukung dalam mencapal suatu tujuan serta sasaran yang telah disepakati bersama.,berkembang secara dinamis dari tahap awal ke tahap lebih lanjut dan menjadi program - program bersama berupa program Keluarga Berencana dan program kesehatan KIA, Imunisasi, Gizi serta penanggulangan penyakit menular seperti diare dan lain-lain dengan koordinasi dan bantuan pemerintahan serta partisipasi aktif dari masyarakat setempat dengan tujuan akhir yaitu Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera. Diagram 1. Keterpaduan Kegiatan KB - Kes Pemerintah Daerah/Masyarakat Keluarga Berencana
Kegiatan
BKKBN
Kesehatan Dinas Kes
Wilayah Kerja Petugas Populasi Program Sarana Pelatihan Penelitian Penyuluhan Target
Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera
7
●Keterpaduan Pelayanan Kesehatan dan KB Dalam kegiatan pelayanan kesehatan di Puskesmas, Puskesmas Keliling atau Posyandu, seorang ibu hamil yang datang untuk PNC (Prenatal Care) selain dilakukan pemeriksaan hamil, pemberian vaksinasi (Tetanus Toxoid) pemberian tablet besi dan juga akan memperoleh penyuluhán mengenai KB tentang manfaat bagi si ibu menunda kehamilan yang akan datang agar di ibu dapat beristirahat dan menjaga kesehatan diri serta dapat mengasuh anak yang dilahirkan dengan baik dengan cara memberikan ASI secara terus menerus sampai anak berumur satu tahun atau menggunakan metoda Kontrasepsi yang paling sesuai seperti yang telah dianjurkan oleh petugas medis. Dalam hal ini, secara tidak langsung telah terjadi dan dilakukan penyatuan program kegiatan Primary Health Care berupa KIA, Imunisasi, Gizi dan Keluarga berencana. ►Tujuan
Keterpaduan KB-Kesehatan
Tujuan keterpaduan KB-Kesehatan adalah untuk mempercepat penurunan angka kematian bayi dan balita serta angka kelahiran, dalam rangka mempercepat terwujudnya Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). ▪Aspek Keterpaduan
dalam
Wilayah / Lokasi Kerja
Pada wilayah binaan Puskesmas terdapat Puskesmas Pembantu, Posyandu yang melayani ibu,bayi dan balita yang berkunjung,selain diberikan pelayanan dan penyuluhan kesehatan pada ibu , pemberian imunisasi kepada bayi dapat juga diberikan penyuluhan tentang manfaat mengikuti program KB. Pada tempat dan waktu yang bersamaaan terjadi penyatuan kegiatan dua program dalam satu lokasi untuk pencapaian tujuan bersama yakni penurunan angka kelahiran, kematian bayi dan balita.
8
▪Aspek Keterpaduan dalam Tenaga Petugas. a. Seorang Bidan Desa dapat memberikan sekaligus kegiatan penyuluhan KB dan periksa hamil, pemberian imumnisasi Tetanus Toxoid pada ibu, pengobatan lain seperti diare dengan oralit dan penimbangan balita. b. Seorang petugas imumnisasi lapangan dapat memberikan penyuluhan KB, dan nasehat tentang perawatan anak, gizi, pada saat melakukan tugas vaksinisasi di lapangan/desa. c
Seorang PLKB dalam kegiatan di lapangan selain memberikan penyuluhan KB dapat juga sekaligus memberikan penyuluhan tentang hal – hal lain seperti pertanian, kesehatan dan koperasi.
▪Aspek Keterpaduan Dalam Target Populasi Sasaran utama keterpaduan dari program adalah sekelompok masyarakat yang perlu perhatian dan penanganan khusus seperti : a. b. c. d.
tersebut mendapat
Bayi (usia antar 0-1 tahun) Balita (usia antara 1 - 4 tahun) Ibu sedang hamil, ibu melahirkan dan menyusui Wanita PUS (Pasangan Usia Subur)
Dengan tujuan utama bersama: ▪ Semua balita ditimbang setiap bulan, dan hasil timbangannya dicatat di Kartu Menuju Sehat(KMS). ▪ Semua bayi disusui ibunya sampai usia 2 tahun atau lebih, dan mendapat makanan lain yang sesuai dengan kebutuhannya. ▪ Semua anak yang berumur 1—5 tahun mendapat 1 kapsul vitamin A dosis tinggi setiap 6 bulan. ▪ Semua anak yang menceret segera diberi minum larutan Gula Garam atau Larutan Oralit. ▪ Setiap ibu hamil dan ibu menyusui makan 1—2 piring makanan bergizi lebih banyak dan biasanya. ▪ Setiap ibu hamil minum 1 tablet Tambah Darah tiap bulan mulai usia kehamilan 7—9 bulan. ▪ Setiap pasangan usia subur mengerti dan mengikuti keluarga berencana. 9
Diagram 2. PROGRAM TERPADU KB - KES
Target Populasi
Balita (0-4 thn)
Ibu Hamil /Menyusui
▪ Penyuluhan
▪
▪ Imumnisasi
▪ Periksa hamil
▪ Peserta KB aktif
▪ Penimbangan
▪ Imumnissi
▪ Konseling
▪ Gizi
▪ Pemberian Vit
♦
Penyuluhan
PUS ▪ Penyuluhan
Penurunan Angka ▪ Kelahiran ▪ Kematian Ibu & anak
♦ Perbaikan gizi keluarga ♦ Keluarga Kecil ▪ Dua orang anak ▪ Bahagia & sejahtera
NORMA KELUARGA KECIL BAHAGIA SEJAHTERA
10
► MEKANISME PELENGGARAAN KETERPADUAN K8 - KES Pelaksanaan Keterpaduan KB - Kesehatan pada unumnya dilaksanakan pada tingkat Kesamatan dan Desa dimana sudah tersedia sarana prasarana baik untuk Keluarga Berencana naupun fasilitas kesehatan dan pada saat tertentu juga dilakukan oleh instansi lain seperti Program Bakti TNI Masuk Desa. Diagram 3. MEKANISME PENYELENGGARAAN
♦ Tingkat Kecamatan
♦ Tingkat Desa
Unsur yang terlibat
Unsur yang terlibat
1) Camat & Staf 2)Petugas Puskesmas 3)Petugas KB PPLKB& PLKB 4)Petugas Tim Pembina LKMD 5)Tim Penggerak PKK 6) Kelompok peserta KB
1) 2) 3) 4) 5) 6)
Kepala Desa & Staf Kader kesehatan, PPKBD/Pos KB Desa Guru UKS Dukun bayi Kelompok peserta KB
►PERANAN DALAM PROGRAM KETERPADUAN KB-KESEHATAN 1) Camat & Staf Koordinator perencanaan, penggerakan, pengawasan, pengendalian dan penilaian pelaksanaan program Keterpaduan KB-Kesehatan. 2) Petugas Puskesmas. Membantu Camat sebagai koordinator dan berperan sebagai pimpinan dalam melakukan penggerakan, pengawasan, pengendalian dan penilaian pelaksanaan program keterpaduan KB-Kesehatan.
11
3) Petugas KB (PPLKB dan PLKB) Membantu Camat dalam melakukan perencanaan, penggerakan, pengawasan, pengendalian dan penilaian pelaksanaan program keterpaduan KB Kesehatan. 4)
Tim Pembina LKMD Merumuskan dukungan sumberdaya dari sektor – sektor yang terkait dalam pembinaan desa dan Koordinator bimbingan terhadap LKMD.
5)
Tim Penggerak PKK. Dapat memberikan bantuan dana sarana dan menggerakkan anggota PKK dalam pelaksanaan program keterpaduan KB-Kesehatan.
6)
Kepala Desa Lurah Koordinator penyelenggaraan KB-Kesehatan di Desa.
7)
Kader Kesehatan Tenaga pelaksana di Desa.
program Keterpaduan
program keterpaduan KB-Kesehatan
8)
PPKBD,KB Desa Wahana pelaksana program keterpaduan KB-Kesehatan di desa.
9)
LKMD. Wahana dan pusat penggerakan partisipasi masyarakat dalam program keterpaduan KB-Kesehatan di desa.
10) Anggota PKK Tenaga pelaksana program keterpaduan KB-Kesehatan di Desa. No 7, 8 dan 10 merupakan Kader Pembangunan Desa (KPD)
12
► MANFAAT KETERPADUAN KB-KESEHATAN Beberapa manfaat yang diperoleh dari Kesehatan:
Keterpaduan KB-
1. Setiap program diharapkan dapat mencapai hasil yang optimal walaupun sumber daya terbatas.namun diperoleh hasil bersama yang lebih baik. 2. Masyarakat memperoleh kemudahan pelayanan paripurna di satu kesempatan dan satu tempat sekaligus, sehingga tidak terjadi pemborosan waktu, dana dan tenaga. 3. Dicapai peningkatan hasil guna (efektivitas) dan daya guna (efisiensi) dari sumber daya (tenaga, dana dan sarana) pada pelaksnaan program. 4. Cakupan pelayanan dapat diperluas, sehingga mempercepat terwujudnya peningkatan derajat kesehatan ibu, bayi dan balita dan terwujudnya NKKBS. Hal ini dimungkinkan karena pelayanan yang menyeluruh terhadap sasaran, penyuluhan yang intensif dan makin tingginya frekwensi kontak pemberian pengayoman kepada masyarakat
lebih lebih untuk
Tanpa adanya keterpaduan ini, apalagi dalam situasi kekurangan tenaga, dana dan sarana program, sulit dicapai hasil yang diharapkan oleb masing-masing program.
13
Jenis Metoda Kontrasepsi Ada dua jenis metoda untuk mengatur dan mencegah terjadinya suatu kehamilan yaitu : 1.Temporary Methods a.Behavioural Abstinence Coitus Interruptus Rhythm method(safe period) Natural Family Planning Methods b.Chemical Foam Tablets Jellies,Pastes and Creams c.Mechanical Condom Diaphragm and Cervical Cap Intra Uterine Devices Lippes Loop d.Combined Mechanical and Chemical e.Physiological(oral) Combined pill Sequential pill Micro-pill Slow release combinations Depo(Intramuscular) Implant(subcutaneus) f.Post-conceptional Menstrual Regulation Menstrual Induction Abortion g.Immunological Birth Control Vaccine 2.Permanent Methods Sterilization Vasectomy Tubectomy 14
Tabel 3. Persentase Kegagalan Berbagai Metoda Kontrasepsi Metoda Kontrasepsi
Angka Kegagalan(%)
None Douche Foam Rhythm Jelly Coitus Interruptus Diaphragm Condom IUD Minipill Sequential pill Combined pill Depo Implant
80 31 25 20 20 18 15 12 2-5 2-3 0.5-1.4 0.005 – 0.7 - (7.5)* - (8.7)*
Sandoz,Medical Time,July 1971 * Affandi & Samil.,Ujung Pandang,1985
Tabel 4.Penggunaan Metoda Kontrasepsi di Indonesia 2001 Metoda Oral Injeksi IUD Kondom Steril Lain
Persentase 32.7 57.4 6.9 0.8 1.8 0.4
Sumber : SEAMIC Health Statistics 2002
15