perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH KOMPETENSI DAN PERANAN PENYULUH PERTANIAN TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA COPERATIVA CAFÉ ORGANIK DAN KEBERDAYAAN PETANI KOPI DI SUCO ESTADO SUB DISTRIK ERMERA DISTRIK ERMERA TIMOR LESTE
TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Mencapai Derajat Magister Program Studi Penyuluhan Pembangunan Minat Utama : Manajemen Pengembangan Masyarakat
Oleh : ANTONIO BERNARDO S. DA SILVA NIM. S 621008002
PROGRAM STUDI PENYULUHAN PEMBANGUNAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH KOMPETENSI DAN PERANAN PENYULUH PERTANIAN TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA COPERATIVA CAFÉ ORGANIK DAN KEBERDAYAAN PETANI KOPI DI SUCO ESTADO SUB DISTRIK ERMERA DISTRIK ERMERA TMOR LESTE
TESIS Oleh Antonio Bernardo S. da Silva S621008002
Komisi Pembimbing
Nama
Tanda tangan
Tanggal
Pembimbing I
Prof. Dr. Ir. Totok Mardiaknto, MS. NIP. 19470713 1981 03 1 001
............
...........
Pembimbing II
Dr. Ir. Suwarto, M.Si. NIP. 19561119 1983 03 1 002
............
...........
Telah dinyatakan memenuhi syarat Pada tanggal .... Oktober 2012 Ketua Program Studi Penyuluhan Pembangunan Program Pascarjana UNS,
Prof. Dr. Ir. Totok Mardikanto, MS NIP. 19470713 1981 03 1 001 commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH KOMPETENSI DAN PERANAN PENYULUH PERTANIAN TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA COPERATIVA CAFÉ ORGANIK DAN KEBERDAYAAN PETANI KOPI DI SUCO ESTADO SUB DISTRIK ERMERA DISTRIK ERMERA TMOR LESTE TESIS Oleh Antonio Bernardo S. da Silva S621008002 Tim Penguji
Jabatan
Nama
Tanda tangan
Tanggal
Ketua
Dr. Sapja Anantanyu, ,SP, M.Si NIP : 196812271994 03 1 001
............
........
Sekretaris
Ir.Marcelinus Mollo, MS, Ph.D. NIP :19490320 1976 11 1 001
............
........
Prof. Dr. Ir. Totok Mardiaknto, MS. NIP :19470713 1981 03 1 001
............
..........
Dr. Ir. Suwarto, M.Si. NIP : 19561119 1983 03 1 002
............
...........
Anggota Penguji :
Telah dipertahankan di depan penguji Dinyatakan telah memenuhi syarat Pada tanggal ........ Oktober 2012
Direktur Pasca Sarjana UNS,
Prof. Dr. Ir. Achmad Yunus, MS NIP. 19610717 1986 01 1 001
Ketua Program Studi, Penyuluhan Pembangunan, Program Pasca Sarjana UNS
Prof. Dr. Ir. Totok Mardikanto, MS NIP. 19470713 1981 03 1 001
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS Saya menyatakan sebenarnya bahwa: 1.
Tesis yang berjudul: “PENGARUH KOMPETENSI DAN PERANAN PENYULUH PERTANIAN TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA COPERATIVA CAFÉ ORGANIK DAN KEBERDAYAAN PETANI KOPI DI SUCO ESTADO SUB DISTRIK ERMERA DISTRIK ERMERA TIMOR LESTE” ini adalah karya penelitian saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik, serta tidak terdapat kata atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis digunakan sebagai acuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundangundangan RI (Permendiknas No. 17 Tahun 2010)
2.
Publikasi sebagian atau keseluruhan isi tesis pada jurnal atau forum ilmiah lain harus seijin dan menyertakan pembimbing sebagai author dan Program Pascasarjana UNS sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya satu semester (enam bulan sejak pengesahan tesis) saya tidak melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan tesis ini, maka Program Studi Penyuluhan Pembangunan Program Pascasarjana UNS berhak mempublikasikannya pada jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Program Studi Penyuluhan Pembangunan Program Pascasarjana UNS. Apabila saya melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia mendapatkan sanksi akademik yang berlaku.
Solo, awal Oktober 2012
Antonio Bernardo S. da Silva S621008002
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena Berkat dan AnugerahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan thesis yang berjudul “Pengaruh Kompetensi dan Peranan Penyuluh Pertanian Terhadap Partisipasi Anggota Coperativa Café Organik (CCO) dan Keberdayaan Petani Kopi”, di Suco Estado Sub Distrik Ermera Distrik Ermera Republica Democratica de Timor Leste. Tujuan dari penulisan tesis ini adalah sebagai persyaratan untuk mencapai derajat magister pada program studi penyuluhan pembangunan, konsentrasi pada manajemen pengembangan masyarakat pada program pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam penyelesaian thesis ini, sejak penelitian hingga penulisannya, penulis banyak mendapat bimbingan, bantuan moril dan materil serta dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu maka penulis ingin mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada : 1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS Selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta 2. Prof. Dr.Ir. Achmad Yunus, MS selaku Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta 3. Prof. Dr. Ir. Totok Mardikanto, MS Selaku Ketua Program Studi Penyuluhan Pembanguan, Program pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang juga selaku Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan thesis ini. 4. Dr. Ir. Suwarto,M.Si, Selaku Pembimbing II yang telah banyak memberikan saran dan masukan dalam penyusunan tesis ini. 5. Dr. Sapja Anantanyu, SP. M.Si.
Selaku Ketua penguji yang telah menguji dan
memberikan arahan dalam penyelesaian tesis ini 6. Ir. Marcelinus Mollo, MS, Ph.D. Selaku anggota Sekretaris penguji yang telah menguji dan memberi arahan dalam penyelesaian thesis ini. 7. MPH Sinode Igreja Protestante iha Timor Leste (IPTL) yang telah memberikan rekomendasi dalam melanjutkan pendidikan di Program pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8. Global Ministry (UCC-USA), Rev. DR. Jim Moos, Rev DR. James Vijay yang telah memberikan beasiswa dalam pendidikan di Program pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta 9. NCBA yang telah memberikan ijin kepada saya untuk melakukan penelitian di Coperativa Café Organik Suco Estado. 10. Sr. Faustinho Martins ka Unit CCT Ermera dan Sr Manuel Maia atas penyediaan tempat dan pelayanan selama penulis berada di lokasi penelitian. 11. Rekan-rekan Mahasiswa/i Program Penyuluhan pembangunan S2 Angkatan “ XI” dan S3 angkatan “ IV ” tahun 2010, terima kasih atas kebersamaannya selama ini, semoga tetap bersatu dalam persaudaraan dan persahabatan. 12. Almarhum Kedua orang tua, Saudara-saudariku juga sanak keluargaku yang tercinta dalam dukungan moril dan spirituil dalam penyelesaian pendidian ini. 13. Bapak Usman Abdullah sekeluarga yang telah membantu saya selama saya berada di Solo. 14. Special buat Istriku tercinta dan anak-anak (Alfa, Jeanne, Daywin dan Iculay Jr, terima kasih atas Doa dan pengorbanan kalian buat keberhasilanku saat ini. Kamu telah ditinggal sekian lama dalam kesendirian dan bertahan dalam derita, tak lupa buat Mince yang setia menemani kalian selama ini. 15. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan Thesis ini. Sebagai insan yang berdosa yang mempunyai banyak kelemahan, maka penulis mengharapkan saran dan pendapat demi kesempurnaan penulisan Thesis ini. Atas saran dan masukan dari berbagai pihak, penulis menyampaikan terima kasih. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu menyertai setiap langkah kita dan memberkati semua yang kita usahakan dalam perjuangan hidup kita.
Solo, awal Oktober 2012
Penulis,
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di kaki gunung Matebian mane pada tanggal 4 Januari 1973 dari ayah Bernardo Guterres (+) dan Ibu Amelia Pinto (+). Penulis merupakan youngest (Ragil) dari tujuh bersaudara. Tahun 1992 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Baucau. Setahun kemudian, tahun 1993-1994 memasuki FAPERTA Universitas Timor Timur (UNTIM). Tahun 1994 tinggalkan kampus karena lulus PNS di Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Timor Timur sampai tahun 2000. Sekembali dari tempat pengunsi di Timor Barat (SoE) melanjutkan pendidikan di FAPERTA Universitas Nasional Timor Leste (UNTL) selesai pada tahun 2005. Sambil kuliah dan bekerja di beberapa NGO maupun Sinode IPTL (2004-2008) serta terakhir sebagai staff UNFPA Timor Leste. Keaktipan dalam Gerakan Mahasiswa Kristen dimulai pada tahun 1993 menjadi anggota Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cab. Dili. Setelah Timor Leste merdeka, bersama
mahasiswa-mahasiswi Kristen membuka
Movimento Estudante
Cristaun Timor Leste (MEC-TL) atau Gerakan Mahasiswa Kristen Timor Leste dan menjadi Ketua MEC-TL dalam dua kali Kongres hingga saat ini.
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Persembahan;
Tesis ini dipersembahkan kepada : Bapak di Sorga atas perlindungan dan bimbinganNya Kedua orang tua (+) Bernardo Guterres dan (+) Amelia Pinto Kepada istriku tercinta Meriana A Tefbana dan anakanakku tercinta ( Alfa, Jeanne, Daywin dan Iculay) serta Subrinha Mince Natonis. Saudara/i (Rev. Elias Pinto Se kel, Rev Moises A da Silva Se kel, Augusto Pinto Se kel, Rev Jacinto da Silva Se kel, Angelina A Pinto Se kel, Alzira pinto Se kel; Mana Marce no mana Leo, Rev Mateus Pinto Se kel, Rev Manuel A Pinto Se kel, Rev Dr. Luis A Pinto Se kel, Mn Carlos Bucoli Se kel, Maun Ze Ossu Se kel, Keluarga besar bapak Anselmo, Keluarga besar Tirloloria dan Saudara-saudari
dari
menyebut satu persatu. Subrinho/a sira tomak
commit to user viii
“Deroria” yang saya tidak
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Moto “Keberhasilan ini tercapai hanya karena kemurahan Tuhan … Oleh karena itu semua orang pasti bisa bila mau berusaha … untuk memulai sesuatu yang berguna ……………….. Karena pengetahuan dan kepintaran hanya bersumber dari Allah”. Sebab “ Ia menjadi pohon kehidupan bagi orang yang memegangnya, siapa yang berpegang padanya akan disebut BERBAHAGIA”. (
She is a tree of life to those who embrace her; those who lay
hold of her will be blessed , Proverbs 3 :18 ).
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Antonio Bernardo S. da Silva, S621008002, 2012, “PENGARUH KOMPETENSI DAN PERANAN PENYULUH PERTANIAN TERHADAP PARTISIPASI ANGGOTA COPERATIVA CAFÉ ORGANIK (CCO) DAN KEBERDAYAAN PETANI KOPI” di Suco Estado Sub Distrik Ermera, Distrik Ermera, Timor Leste, TESIS. Pembimbing I : Prof. Dr. Ir.Totok Mardikanto, MS, Pembimbing II : Dr. Ir. Suwarto, M.Si. Magister Penyuluhan Pembangunan, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (PPsUNS). ABSTRAK Millennium Development Goals (MDG) adalah tujuan pembangunan milenium yang hendak dicapai oleh berbagai Negara pada tahun 2015 dan merupakan komitmen bersama negara-negara maju untuk menangani permasalahan pembangunan fisik dan non fisik di negaranegara berkembang. Timor Leste merupakan Negara baru yang sebagian besar penduduknya berada di bawah garis kemiskinan. Kehidupan masyarakat sehari-hari tergantung kepada hasil pertanian musiman serta sebagian daerah menggantungkan diri kepada hasil perkebunan kopi. Sebagai Negara agraris maka politik pembangunan nasional Timor Leste menitikberatkan pada sektor pertanian. Oleh karena itu kehadiran penyuluh pertanian di tengah masyarakat melalui kompetensi dan peranan penyuluh pertanian sebagai teladan untuk memberdayakan dan meningkatkan pendapatan petani pada umumnya. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan partisipasi petani dalam program Coperativa Café Organik (CCO) dan keberdayaan petani kopi di Desa Estado; (2) Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi anggota CCO dan keberdayaan petani kopi di Desa Estado; (3)Menganalisis pengaruh kompetensi penyuluh, peranan penyuluh dan faktor-faktor lainnya terhadap partisipasi anggota CCO dan berdayanya petani kopi di Desa Estado. Untuk mengumpulkan informasi dalam menganalisis penelitian ini maka 60 responden dipilih dengan purposive sampling karena homogen. Jenis penelitian yaitu penelitian survey dengan teknik pengumpulan data menggunakan kusioner dan teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif dan analisis jalur. Berdasarkan hasil analisis penelitian disimpulkan bahwa dalam rangka memberdayakan petani kopi di Suco Estado Sub Distrik Ermera melalui :(1) Partisipasi anggota Coparativa Café Organic (CCO) dalam perencanaan dan pelaksanaan program CCO oleh penyuluh pertanian belum maximum oleh karena pelaksanaan program CCO oleh penyuluh pertanian belum melibatkan anggota dalam semua program. Sehingga proses keberdayaan petani kopi masih dikategorikan rendah. (2) Faktor-faktor yang berpengaruh langsung dan signifikan kepada partisipasi anggota CCO adalah peranan penyuluh dan karakteristik penyuluh sedangkan variabel lain meskipun tidak berpengaruh secara langsung terhadap partisipasi anggota namun berpengaruh melalui peranan penyuluh terhadap partisipasi anggota. Untuk keberdayaan petani kopi, variabel yang berpengaruh langsung adalah partisipasi anggota sedangkan variabel lain meskipun tidak berpengaruh langsung secara signifikan namun berpengaruh secara tidak langsung melalui Partisipasi anggota CCO terhadap keberdayaan petani kopi; (3) Meskipun Kompetensi penyuluh, peranan penyuluh dan variabel lain secara langsung tidak berpengaruh terhadap keberdayaan petani kopi namun berpengaruh tidak langsung melalui peranan penyuluh dan partisipasi anggota CCO terhadap keberdayaan petani kopi. Kata kunci: penyuluh pertanian, partisipasi anggota koperasi, keberdayaan petani
commit to user xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Antonio Bernardo S. da Silva, S621008002, 2012, EFFECT OF COMPETENCE AND ROLE OF AGRICULTURAL EXTENSION ON PARTICIPATION OF COOPERATIVA CAFÉ ORGANIK (CCO)’S MEMBERS AND SELF-HELP OF COFFEE FARMERS of Suco Estado, Ermera Sub District and Ermera District, TIMOR LESTE, TESIS. Under Direction by I: Prof. Dr. Ir.Totok Mardikanto, MS, II: Dr. Ir. Suwarto, M.Si. Program Study Extension Development, Post-graduate program of Sebelas Maret University, Surakarta. ABSTRACT Millennium Development Goals (MDG is a goal of development going to be achieved by various countries in 2015 and it is a commitment of developed countries in resolving physical and non-physical problems of developing countries. Timor Leste is a new country with population condition is mostly under poverty line. People of the country depends their daily life on harvest of seasonal agriculture and several regions depends on coffee plantation. As an agricultural country, so the national development politic of Timor Leste emphasizes on agricultural sector. Therefore, competence and role of agricultural informant in empowering people of rural regions is very useful to improve income of farmers. Therefore, empowerment of farmers can be achieved by participation of members of Coperativa Café Organik (CCO) of researcher areas. Purposes of the research are: (1) to describe participation of farmers in Coperativa Café Organik (CCO) program in empowering coffee farmers of Estado village; (2) to describe factors affecting participation of CCO members and self-help of coffee farmers of Estado Village; (3) to analyze effect of competence and role of agricultural informant and other factors on participation of CCO members and self-help of coffee farmers of Estado Village. In attempts of collecting information for research analysis, then 60 respondents are selected by using purposive sampling technique because the population is full homogenous. The research is survey one by using questionnaire for data collection and the data is analyzed by using descriptive statistical test and path analysis. It is concluded that empowerment of coffee farmer of Suco Estado of Ermera subdistrict is performed through: (1) participation of Coperativa Café Organik (CCO)’s members in planning and implementation of program was not involving completely all members of CCO including monitoring and evaluation conducted by agricultural informant in both activities and annual evaluations was not involving members of CCO; (2) factors affecting directly and significantly on participation of CCO’s member were role and characteristics of agricultural informant, whereas competence of agricultural informant and supporting factor were affecting indirectly on participation of the members; (3)effect of competence and role of agricultural informant was very great in empowering coffee farmer through participation of the members, whereas competence had no direct effect on self-help of coffee farmer, but it affected indirectly through role of the agricultural informant and participation of members of Coperativa Café Organik (CCO). Key words : Agricultural extension, participation the members of Cooperation, self help of farmers
commit to user xix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xv
BAB I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang .............................................................................................
1
B. Perumusan Masalah Penelitian.....................................................................
7
C. Tujuan Penelitian.................................................................. ……………...
9
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................
10
BAB II.TINJAUAN PUSTAKA A. Penyuluhan sebagai proses pemberdayaan .........................……………...
11
1. Pengertian Penyuluhan .........................................................................
11
2. Penyuluh Pertanian …………………………………………………...
15
3. Tujuan Penyuluh …………………………………….. …....................
18
4. Penyuluhan Sebagai Proses Pemberdayaan …………….....................
19
5. Politik penyuluhan yang di kembangkan oleh Ministerio Agricultura e Pescas (MAP) Timor Leste ………………………............................
23
B. Kompetensi ………………………………………………………………
24
1. Pengertian kompetensi …………………………………………….....
24
2. Kompetensi penyuluh pertanian …………………………………......
26
C. Peranan penyuluh ………………………………………………………...
29
D. Partisipasi Petani ………………………………………………………...
33
1. Pengertian Partisipasi …………………………………………….......
33
2. Tipe-tipe partisipasi ………………………………………………......
40
E. Pemberdayaan Masyarakat ……………………………………………...
45
1. Konsep Pemberdayaan …..……………………………………….......
45
2. Tujuan pemberdayaan masyarakat ………………………… ……......
48
3. Unsur-unsur Pmberdayaan Masyarakat…………………………........
50
4. Syarat tercapainya tujuan Pemberdayaan Masyarakat…….. …….......
50
5. Obyek pemberdayaan masyarakat ………………………………........ commit to user masyarakat………………....... 6. Indikator keberhasilan pemberdayaan
51
x
52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7. Strategi pemberdayaan masyarakat………………………………....... F. Kopi Organik
52 53
1. Kopi Arabika (Cofee Arabica) …………………………………….....
53
2. Kopi Organik …………………..…………………………………......
54
3. Pertanian Organik …………….…..……………………………….....
55
G. Koperasi Kopi Organik 1. Koperasi (Cooperative)……………………………………. …….......
58
2. Cooperativa Café Organik (CCO) Koperasi Kopi Organik.. …….......
60
H. Kerangka Berpikir ……………………………………………………….
62
I. Hipotesa ………………………………………………………………...
65
J. Pembatasan Masalah ……………………………………………………..
67
BAB III.METODE PENELITIAN A. Tempat dan waktu Penelitian…………… .........................………….. .....
68
B. Jenis Penelitian …………………………………………. …………….....
68
C. Populasi dan Sampel ………………………………………………........
69
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ……………………….. .....
70
1. Variabel ………………………………………………………….......
70
2. Definisi operasional ……………………………………………….....
70
E. Teknik Pengumpulan Data …………………………………………….....
78
F. Instrumen Pengumpulan Data …………………….……... ………….......
78
G. Uji Validitas dan Reliabilitas …………………………………………….
79
1. Uji Validitas ……………………………………………………….....
79
2. Uji Reliabilitas……………………………………………………......
81
H. Tenik analisis data ……………………………………………………......
82
1. Analisis Deskriptif………………………………………………........
82
2. Analisis Jalur ……………………………………………………........
83
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran wilayah penelitian ............................................................... ....
86
1. Kondisi geografis …………………………………………..................
86
2. Geografi suco Estado …………………………………………………
89
3. Gambaran umum CCO Estado ……………………………………….
93
B. Hasil Penelitian ..........................................................................................
96
1. Karakteristik Responden Penelitian ………………………….............
96
2. Data karakteristik jawaban responden dalam penelitian …………......
98
a. Variebel kompotensi penyuluh ……………………………….......
99
b. Variebel Peranan Penyuluh …………………………………........
101
c. Variebel Karakteristik Penyuluh ………………………………....
103
d. Variebel Faktor pendukung ………………………………….......
104
e. Partisipasi anggota CCO …….………………………………........
106
f. Keberdayaan petani kopi ……..……………………………..........
109
C. Analisis jalur …………………..................................................................
110
1. Analisis 1: Pengaruh karakteristik penyuluh terhadap kompetensi
112
penyuluh (X1) …………………………………………………........... 2. Analisis 2 Pengaruh kompetensi penyuluh (X1) Karakteristik
113
penyuluh (X3) dan faktor pendukung (X4) terhadap Peranan penyuluh (X2)…………………………………………………………………… 3. Persamaan 3. Pengaruh Kompetensi
Penyuluh (X1), peranan
115
penyuluh (X2) Karakteristik Penyuluh (X3) dan faktor pendukung (X4)
terhadap
Partisipasi
anggota
CCO
(Y1))………………………………………………………………… 4. Persamaan 4, Pengaruh Kompetensi
Penyuluh (X1),
peranan
117
penyuluh (X2) Karakteristik Penyuluh (X3) faktor pendukung (X4) dan Partisipasi anggota CCO (Y1) terhadap keberdayaan petani kopi (Y2)……………………………………………………………… 5. Diagram Pengaruh Signifikan dan Tidak Signifikan Analisis Jalur
121
(path analysis) ………………………………………………………... commit user 6. Rangkuman dekomposisi daritokoefisien jalur, pengaruh langsung dan
122
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tidak langsung dan pengaruh total …………………………………… D. Pembahasan ………………….................................................................... 1. Pengaruh
Karakteristik
penyuluh
terhadap
Kompetensi
124 124
penyuluh……………………................................................................ 2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Peranan penyuluh ………..
125
3. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Partisipasi Anggota Coperativa Café Organik (CCO) dan keberdayaan petani kopi ……...
130
BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan…....................................................................................
142
B. Implikasi…........................................................................................
143
C. Saran…..............................................................................................
144
DAFTAR PUSTAKA……....................................................................................
145
LAMPIRAN………………….…..........................................................................
150
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
No
Teks
Halaman
1.
Hasil penjualan kopi arabika dari Timor Leste 2005-2009 ..........................
3
2.
Hasil produksi kopi buah merah ………………………...............................
3
3
Luas tanam, luas panen dan produktivitas kopi di 6 Distrik ………………
4
4
Prosentase luas tanam Kopi di 6 Distrik penghasil kopi …………………...
87
5
Jumlah penduduk dan luas wilayah sub distrito di Distrito Ermera tahun 2010 ...............................................................................................................
89
6
Kepadatan penduduk per Sucos di Distrito Ermera tahun 2010 ...................
91
7
Kepadatan penduduk Sucos Estado per Aldeia tahun 2010 ..........................
91
8
Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dan pendidikan terakhir tahun 2011................................................................................................................
9
Penduduk menurut mata pencaharian dan pendidikan terakhir di Suco Estado tahun 2011 .........................................................................................
10
Karakteristik responden berdasarkan Usia, Jenis kelamin,
Pendidikan,
lamanya berusaha tani dan penguasaan lahan ……………………………...
92
93
97
11
Penilaian reponden terhadap Variabel Penelitian ………………………….
98
12
Penilaian reponden terhadap Kompetensi penyuluh dan sub-sub variabel ...
100
13
Distribusi Responden Berdasarkan sub variabel dalam Peranan Penyuluh..
102
14
Distribusi Responden Berdasarkan sub variabel
dalam Karakteristik
Penyuluh …………………………………………………………………... 15
Distribusi Responden Berdasarkan sub variabel dalam Faktor pendukung .
16
Distribusi Responden Berdasarkan sub variabel dalam Partisipasi anggota CCO ………………………………………………………………………..
17
Distribusi Responden Berdasarkan sub variabel
dalam Keberdayaan
petani kopi ………………………………………………………………….
103 105 107
109
18
Daftar hasil perhitungan uji persamaan I …………………………………..
112
19
Daftar hasil perhitungan uji persamaan II ………………………………….
113
20
Hasil uji Analisis Jalur Pengaruh Kompetensi Penyuluh, Karakteristik committerhadap to user Peranan penyuluh …………… Penyuluh dan Faktor Pendukung
114
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
Daftar hasil perhitungan uji persamaan III ………………………………...
22
Hasil Uji Analisis Jalur Pengaruh Kompetensi
Penyuluh,
115
Peranan
Penyuluh, Karakteristik Penyuluh dan Faktor Pendukung terhadap
116
Partisipasi Anggota CCO ………………………………………………….. 23
Daftar hasil perhitungan uji persamaan IV ………………………………...
24
Hasil Uji Analisis Jalur Pengaruh Kompetensi
117
Penyuluh, Peranan
Penyuluh, Karakteristik Penyuluh, dan Faktor Pendukung, Partisipasi
118
Anggota CCO terhadap terhadap Keberdayaan anggota petani kopi …….. 25
Rangkuman dekomposisi dari koefisien jalur, pengaruh langsung dan tidak langsung dan pengaruh total tantang : Kompetensi penyuluh, peranan penyuluh, karakteristik penyuluh, fak pendukung, partisipasi anggota CCO dan Keberdayaan Petani Kopi
commit to user
xv
122
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
No
Teks
Halaman
1.
Proses perubahan perilaku …………............................................................
13
2.
Model proses komunikasi ………………………………………………….
20
3
Diagram Konsep Kerangka Berpikir ………………………………………
64
4
Diagram Analisis jalur……………………………………………………...
85
5
Peta pembagian wilayah RDTL …….……………………………………...
86
6
Struktur Pemerintahan Suco Estado Estado ………………………………..
90
7
Struktur Coperativa café Timor Estado ……………………………………
96
8
Diagram Pengaruh Signifikan dan tidak signifikan Analisis jalur
commit to user
xvi
121
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
No
Teks
Halaman
1.
Jadwal penelitian …………………………………………………………...
150
2.
Surat ijin penelitian ………………………………………………………...
151
3
Surat Keterangan selesai penelitian dari CCT ……………………………..
152
4
Kuisioner penelitian ………………………………………………………..
153
5
Kisi-kisi instrument ………………………………………………………...
157
6
Uji Validitas dan Reliabilitas ………………………………………………
165
7
Hasili Analisis ……………………………………………………………...
168
8
Normalitas ………………………………………………………………….
172
commit to user
xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Millennium Development Goals (MDG) adalah tujuan pembangunan milenium yang hendak dicapai oleh berbagai bangsa pada tahun 2015. Millennium Development Goals merupakan komitmen bersama negara-negara maju
dan
negara-negara
berkembang
dalam
menangani
permasalahan
pembangunan utama termasuk kemiskinan dan hak asasi manusia di Negaranegara berkembang. Pembangunan manusia merupakan fokus utama yang hendak dicapai dengan meletakkan dasar pada konsensus dan kemitraan global dengan harapan negara yang lebih kaya dapat mendukung dan memajukan pembangunan di negara-negara miskin dan berkembang. Republica Democratica de Timor Leste (RDTL) sebagai Negara baru sangat mengharapakan perubahan dan
pengembangan
di
dalam
pembangunan.
Pembangunan yang dimaksudkan adalah pembangunan fisik dan pembangunan manusia yang seutuhnya dalam mempercepat kemajuan di segala bidang, baik itu sosial politik maupun ekonomi. Menurut Demography Health Survey (DHS) Timor Leste 2009 (UNDP, 2011) bahwa “penduduk Timor Leste 41 % berada di bawah garis kemiskinan nasional” dan merupakan Negara paling misikin di Asia Tengggara. Sehingga upaya pengetasan kemiskinan sedang dibangun oleh Pemerintah dengan cara : (1). Meningkatkan Sumber Daya Manusia di segala commit to user bidang, (2). memperbaiki sumber pengairan dan irigasi untuk meningkatkan 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
produksi pertanian, 3) meningkatkan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Alam (SDA) yang ada seperti kopi organik dan minyak dan gas di selat Timor. Timor Leste Strategic Development Plan 2011-2030 (2011) merumuskan “Timor-Leste akan memiliki diversifikasi
ekonomi
modern,
dengan infrastruktur
yang berkualitas tinggi termasuk jalan, listrik, pelabuhan dan telekomunikasi dalam percepatan pembangunan”. Oleh karena itu untuk mensukseskan pembangunan nasional bagi Negara baru Republica Democratica de Timor Leste (RDTL) adalah menitik beratkan pada pembangunan di sektor pertanian karena mayoritas
penduduknya
bermata
pencaharian
sebagai
petani
subsisten.
Pembangunan pertanian yang dimulai saat ini diharapkan akan memberikan peningkatan produktivitas dan produksi pertanian yang diharapkan mampu memberikan hasil yang maximum berupa peningkatan pendapatan dan kesejahteraan kepada masyarakat Timor Leste. Sebab pembangunan pertanian merupakan upaya pembangunan yang terencana dalam melakukan perubahanperubahan yang dikehendaki yakni meningkatkan kesejahteraan masyarakat Timor
Leste,
mempercepat
pertumbuhan
ekonomi,
mengurangi
angka
kemiskinan, penyediaan lapangan pekerjaan serta memelihara keseimbangan antara sumber daya alam dan lingkungan hidup. Timor Leste termasuk Negara yang berpenghasilan kopi organik yang telah mensuplai 0,2% biji kopi kepada pasar kopi internasional per tahun (Timor Leste Strategic Development Plan 2011-2030, 2011). Timor Leste telah mengeksport kopi dengan hasil penjulan dalam US Dollar seperti tabel 1. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
Tabel 1: Hasil penjualan kopi arabika dari Timor Leste 2005-2009 Tahun Hasil export 2005 2006 2007 2008 2009 kopi dalam 43.451 60.685 19.179 49.206 34.512 US Dollar (000) Sumber : Timor Leste em Numeros 2009 (Timor Leste dalam Angka 2009) Komoditi kopi merupakan salah satu sumber pendapatan masyarakat dan devisa bagi negara sehingga perlu dibina dan dibangun serta didorong perkembangannya sehingga mampu memanfaatkan peluang pasar dalam dan luar negeri untuk mendorong pertumbuhan perkembangan ekonomi di Negara ini. Perkembangan petani kopi dari tahun ke tahun bertambah, hal ini terlihat pada tahun 2001 petani kopi berjumlah 19.000 kepala keluarga yang menjadi anggota Coperativa Café Organic (Komisi perencanaan, 2002), pada tahun 2008 meningkat menjadi 22.000 kepala keluarga (www.USAID.Com), sedangkan jumlah petani kopi di Timor Leste berjumlah 51.358 kepala keluarga atau 27,8 % dari total 184.652 kepala keluarga ( Sensu Populasaun no uma kain , 2010). Produksitivitas kopi Arabika di Timor Leste meningkat pesat sejak go Internasional pada zaman Indonesia seperti tabel 2. Tabel : 2. Hasil produksi kopi buah merah 1995-2001 Tahun Hasil Produksi 1995 1996 1997 1998 1999 dalam (Ton) 30 457 775 1363 1476 Sumber : www.Gov.East-Timor.Org
2000 1255
2001 1320
Hasil produksi di dalam tabel ini merupakan rata-rata produksi kopi yang dipasarkan melalui pelabuhan Dili. Sedangkan produksi kopi di areal perkebunan kopi berkisar 150-250 kg/ha yang telah meningkat ke 600 kg/ha (Timor Leste Strategic Development Plan 2011-2030, 2011). Sesuai tabel 3 menunjukkan commit to user bahwa ada 6 distrik yang berpenghasil kopi di Timor Leste.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
Tabel 3: Luas tanam dan produktivitas kopi di 6 Distrik No Nama Distrik Luas Tanam (ha) Produksi (Ton)/Th 1 Ermera 30.744 6.715,00 2 Liquica 6.772 1.555,00 3 Bobonaro 2.542 682,00 4 Aileu 1.437 103,25 5 Ainaro 5.026 1.489,00 6 Manufahi 7.311 2.109,00 Sumber : Ministerio Agricultura e pescas Timor Leste, 2010 (Kementerian Pertanian dan perikanan Timor Leste) Komoditi kopi di Distrito Ermera umumnya merupakan sumber pendapatan masyarakat dan devisa bagi negara Republica Democratica de Timor Leste. Sebagai sumber pendapatan bagi petani yang ada maka perlu dibina melalui pelatihan dan pembinaan yang terus menerus serta di dorong perkembangannya sehingga mampu memanfaatkan peluang pasar dalam dan luar negeri. Perkembangan dan peningkatan secara kualitas maupun kuantitas yang ada menunjukkan “adanya pendampingan” dan pembinaan terus menerus bagi petani di dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas kopi. Hambatan yang dihadapi selama ini adalah: Kurangnya Pengalaman dalam berusaha tani, Kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM), minimnya pendidikan formal dan non formal (UNDP, 2011) serta kurangnya pengorganisasian petani di dalam merencanakan dan mengiplementasikan program bersama di tengah masyarakat. Oleh karena itu dalam pelaksanaan pembangunan pertanian yang semakin meningkat, maka dibutuhkan tenaga professional yang handal di bidang pendampingan atau penyuluh pertanian yang menjadi agen pemberdayaan dan tulang punggung di dalam memberdayakan petani di seluruh wilayah Timor Leste. Untuk mensukseskan dan memenuhi tuntutan ini maka Pemerintah dalam commit to user hal ini Ministerio Agrecultura e Pescas Republik Demokratik Timor Leste telah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
menempatkan tenaga Penyuluh Pertanian sebanyak 389 petugas Penyuluh pertanian untuk 442 Desa di seluruh wilayah Timor Leste atau 88 % desa di Timor Leste telah diisi oleh petugas penyuluh pertanian. Penempatan penyuluh pertanian ini merupakan program pemerintah dalam rangka memberdayakan masyarakat dan mempercepat pertumbuhan ekonomi secara tidak langsung melalui peningkatan penghasilan petani. Sebagai tenaga professional yang ditugaskan untuk memberdayakan petani, maka penyuluh pertanian di dalam melaksanakan tugasnya selalu berpijak dari tujuan penyuluhan yaitu “mengembangkan kemampuan petani dalam menguasai, memanfaatkan dan menerapkan teknologi baru sehingga para petani mampu bekerja
lebih baik dan dapat meningkatkan kehidupan keluraga yang lebih
sejahtera”. Oleh karena itu penyuluh pertanian dituntut memiliki kompetensi berkomunkasi dan berinteraksi dengan petani, professionalime di dalam memfasilitasi dan juga sebagai pemantau program yang akan diimplementasikan bersama masyarakat, sehingga program proses keberdayaan petani kopi dapat di tingkatkan dalam membawa sebuah perubahan sesuai dengan tugas dan pekerjaan seorang penyuluh (the right man on the right place). Dalam perkembangannya maka peranan penyuluh pertanian tidak hanya pada fungsi menyampaikan inovasi dan mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh petani, tetapi harus memiliki pula keahlian atau kompetensi yang diandalkan untuk menjadi jembatan penghubung antara pemerintah, swasta, LSM dan seluruh stakeholders pertanian lainnya. Selaras dengan itu maka penyuluh pertanian harus memiliki kualifikasi dan berlatar commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
belakang sebagai penyuluh untuk memperlancar tugasnya ditengah masyarakat melalui keterlibatannya di dalam menyusun program peberdayaan masyarakat pada umumnya dan membina anggota koperasi petani kopi organik. Pembinaan yang dilakukan terhadap anggota koperasi petani kopi organic adalah bagian dari keberdayaan anggota koperasi melalui partisipasi anggota. Partisipasi anggota diharapkan menjadi sebuah landasan dalam “memilih (Choice). Merencanakan (planning) dan memutuskan (decision) seuah arah perubahan di dalam masyarakat agar dapat meningkatkan harkatnya sebagaai manusia (helping people to help themselves). Coperativa Cafe Organik, (CCO) sebagai salah satu koperasi petani kopi organik yang menjadi payung bagi petani kopi sebagai pengumpul dan penjual kopi selama ini sebagai perpanjangan tangan dari Coperativa Café Timor (CCT). Coperativa Café Timor (CCT) merupakan perpanjangan tangan dari National Cooperativa Bussines Association (NCBA) di dalam mengekspor kopi arabika dari Timor Leste. Dengan jalur ini dapat menampung produksi kopi yang secara langsung dapat membantu petani kopi di Timor Leste dan khususnya para petani kopi yang berada di Distrito Ermera dalam rangka membeli dan menjual hasil usaha petani baik dalam negeri maupun yang bertujuan di eksport.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
B. Perumusan Masalah Timor Leste merupakan Negara agraris yang mayoritas penduduknya ber usahatani di bidang pertanian subsisten. Walaupun sebagai Negara agraris tetapi kemampuan produksi pertanian dalam negeri belum mencukupi kebutuhan masyarakat di Negara paling muda di Asia Tenggara ini. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan pokok lain terutama sembilan bahan pokok (Sembako) masih tergantung kepada impor dari Indonesia, Australia, Philipina Thaialnd dan Vietnam. Atas keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) petani itu sehingga produksi pertanian dalam negeri belum optimal untuk mencukupi permintaan pasar saat ini. Untuk memberdayakan masyarakat maka Pemerintah RDTL melalui Kementerian Pertanian dan Perikanan telah menugaskan penyuluh pertanian di setiap desa diseluruh wilayah Timor Leste, dalam rangka membantu memberdayakan masyarakat di daerah pedesaan. Dalam rangka “meningkatkan pelayanan penyuluh, terutama mempersiapkan penyuluh yang berkompeten serta mampu membawa dampak perubahan bagi masyarakat di daerah pedesaan”. Secara umum kompetensi dan peranan penyuluh pertanian di Timor Leste pada umumnya masih terfokus kepada peningkatan Sumber Daya Manusia bagi Penyuluh Pertanian sebagai ujung tombak keberhasialan dalam rangka melaksanakan tugasnya dengan tujuan “mengembangkan kemampuan petani dalam menguasai, memanfaatkan dan menerapkan teknologi baru sehingga para petani mampu bekerja lebih baik dan dapat “mensejahterakan keluarganya”. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
Oleh karena itu peningkatan kualitas dalam Kompetensi dan Peranan penyuluh pertanian perlu ditingkatkan dengan dinamika perubahan yang diinginkan. Maka tenaga penyuluh yang ada diharapkan menjadi tenaga yang professional dalam kewajibannya dalam memberi motivasi kepada para petani melalui metode-metode dan teknik-teknik yang dapat diikuti oleh petani serta menjadi panutan di dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi (MonEv) dalam partisipasi anggota petani kopi organik. Penyuluh pertanian dituntut memiliki kompetensi berkomunkasi dan berinteraksi dengan petani, professionalime di dalam memfasilitasi dan juga sebagai pemantau program yang akan dimplementasikan bersama masyarakat, seingga program proses keberdayaan petani kopi dapat di tingkatkan dalam membawa sebuah perubahan sesuai dengan tugas dan pekerjaan seorang penyuluh (the right man on the right place). Dalam perkembangannya maka peranan penyuluh pertanian tidak hanya pada fungsi menyampaikan inovasi dan mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh petani, tetapi harus memiliki pula keahlian yang diandalkan untuk menjadi jembatan penghubung antara pemerintah, swasta, LSM dan seluruh stakeholders pertanian lainnya. Selaras dengan itu maka penyuluh pertanian harus memiliki kualifikasi dan berlatar belakang sebagai penyuluh untuk memperlancar tugasnya ditengah masyarakat. Permasalahan-permasalahan rendahnya Sumber daya manusia (Petani maupun Penyuluh pertanian) perlu diupayakan penyelesaiannya. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan mengindentifikasi dan menganalisis commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
“Pengaruh Kompetensi dan Peranan Penyuluh Pertanian dengan partisipasi anggota Coperativa Café Organik (CCO) dan keberdayaan petani kopi organik”. Berdasarkan permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini, antara lain : 1. Seberapa besar partisipasi petani dalam program Coperativa Café Organik
(CCO) dalam keberdayaan petani kopi di Desa Estado? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi partisipasi anggota CCO dan
keberdayaan petani kopi di Desa Estado? 3. Sejauh mana Pengaruh kompetensi, peranan penyuluh dan faktor-faktor
lainnya terhadap partisipasi anggota CCO dan keberdayaan petani kopi di Desa Estado ? C. Tujuan Penelitian Secara spesifik tujuan penelitian ini adalah : 1. Mendeskripsikan partisipasi petani dalam program Coperativa Café Organik
(CCO) dalam keberdayaan petani kopi di Desa Estado. 2. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi anggota CCO
dan keberdayaan petani kopi di Desa Estado. 3. Menganalisis pengaruh kompetensi, peranan penyuluh dan faktor-faktor
lainnya terhadap partisipasi anggota CCO dan keberdayaan petani kopi di Desa Estado.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
D. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini berupa: 1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan memberikan gambaran yang sebenarnya terkait peranan penyuluh pertanian dalam penyebaran informasi kepada petani dan dapat dipergunakan sebagai bahan keilmuan di bidang penyuluhan pembangunan di daerah ini khususnya dan Timor Leste pada umumnya 2. Manfaat praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran dalam mendukung kompetensi dan peranan penyuluhan dalam usaha memberdayakan petani kopi melalui Coperativa Café Organik (CCO). 3. Manfaat bagi Peneliti Bagi peneliti, kegiatan penelitian ini dapat menjadi media belajar, terutama penerapan teori-teori selama pembelajaran berlangsung yang diharapkan menjadi modal di dalam membangun masyarakat di Timor Leste. 4. Bagi pemerintah sebagai sumbangan pemikiran dalam pengambilan kebijakan yang terkait dengan pembangunan, pelayanan dan pemberdayan masyarakat. 5. Bagi Coperativa Café Organik (CCO) sebagai sebuah masukan dan perbaikan program dalam pemberdayaan petani kopi di Timor Leste pada umumnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Penyuluhan Sebagai proses Pemberdayaan 1. Pengertian Penyuluhan Menurut Van den Ban dan Hawkins (1999) bahwa “penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang benar”. Konsep “penyuluhan” atau “extension” telah digunakan oleh Universitas Oxford dan Cambridge pada pertengahan abad 19. Istilah penyuluhan dalam bahasa Belanda yaitu voorlichting”, dalam bahasa Jerman dikenal sebagai “berating” dan bahasa Perancis sebagai vulgarization serta dalam bahasa Spanyol sebagai capacitation (Mardikanto, 2009).. Dalam
perkembangan
selanjutnya
menurut
(Mardikanto,
2009),
pengertian penyuluhan diartikan sebagai: a. Penyuluhan
sebagai
proses
penyebarluasan
informasi,
merupakan
terjemahan dari kata “extension”, penyuluhan dapat diartikan sebagai proses penyebarluasan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, yang dihasilkan oleh perguruan tinggi ke dalam praktek atau kegiatan praktis. b. Penyuluhan sebagai proses penerangan/penjelasan, berasal dari kata “suluh” atau “obor” dapat diartikan sebagai kegiatan penerangan atau memberikan terang bagi mereka yang berada dalam kegelapan. commit to user 11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
c. Penyuluhan sebagai proses pendidikan non formal (luar sekolah) merupakan bagian dari sistem pembangunan pertanian yang merupakan sistem pendidikan di luar sekolah (pendidikan non formal) bagi petani beserta keluarganya, dan anggota masyarakat lainnya yang terlibat dalam pembangunan pertanian. Filosofi dasar dari penyuluhan adalah mempengaruhi pengambilan keputusan seseorang dalam mengadopsi suatu inovasi. Hal tersebut tidak dapat dilakukan dengan pemaksaan karena tidak akan bertahan lama. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah melalui proses pendidikan, yang bertujuan untuk mempengaruhi sikap, cara berpikir, dan bertindak. Penyuluhan juga dipandang sebagai proses pendidikan atau proses belajar diartikan sebagai, kegiatan penyebarluasan informasi dan penjelasan yang diberikan dapat merangsang terjadinya proses perubahan perilaku yang dilakukan melalui proses
pendidikan atau kegiatan belajar. Artinya,
perubahan perilaku yang terjadi/dilakukan oleh sasaran tersebut berlangsung melalui proses belajar (Mardikanto. 2009). Hal ini penting untuk dipahami, karena perubahan perilaku dapat dilakukan melalui beragam cara, seperti: pembujukan, pemberian insentif/hadiah, atau bahkan melalui kegiatankegiatan pemaksaan (baik melalui penciptaan kondisi lingkungan fisik maupun sosial ekonomi, maupun pemaksaan melalui aturan dan ancamanancaman).
Lain halnya dengan perubahan perilaku yang terjadi karena
bujukan/hadiah atau pemaksaan, perubahan tersebut biasanya dapat terjadi dalam waktu yang relatif singkat, tetapi lebih cepat pula meluntur, yaitu jika commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
bujukan/hadiah/pemaksaan tersebut dihentikan, berhenti atau tidak mampu lagi melanggengkan kegiatannya (gambar berikut ). perubahan perilaku melalui proses belajar
perubahan perilaku melalui bujukan, paksaan
Gambar 1 : Proses Perubahan Perilaku (Mardikanto, 2009)
Sebab pendidikan yang dimaksud di sini tidak berlangsung vertikal yang lebih bersifat “menggurui” tetapi merupakan pendidikan orang dewasa yang berlangsung horizontal dan lateral yang lebih bersifat partisifatif Mead dalam Mardikanto (2009). d. Penyuluhan sebagai proses perubahan perilaku yang berarti memerlukan interaksi antara penyuluh dan yang disuluh agar terbangun perubahan perilaku yang merupakan perwujudan dari : pengetahuan, sikap, dan ketrampilan, seseorang yang dapat diamati oleh orang/pihak lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. e. Penyuluhan sebagai proses rekayasa sosial (Social engineering) merupakan segala upaya yang dilakukan untuk menyiapkan sumber daya manusia agar mereka tahu, mau dan mampu melaksanakan peran sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dalam sistem sosialnya masing-masing. Karena commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
rekayasa sosial dilakukan oleh pihak luar maka rekayasa sosial bertujuan untuk terwujudnya proses perubahan sosial demi terciptanya kondisi sosial yang diinginkan pihak luar (perekayasa). f. Penyuluhan sebagai proses pemasaran sosial (social marketing) yang berarti bahwa Pemasaran sosial adalah penerapan konsep dan atau teoriteori pemasaran dalam proses perubahan sosial. Berbeda dengan rekayasa sosial yang lebih berkonotasi untuk
“membentuk” (to do to) atau
menjadikan masyarakat sesuatu yang “baru” sesuai yang dikehendaki oleh perekayasa
proses
pemasaran
sosial
yang
dimaksudkan
untuk
“menawarkan” (to do for) sesuatu kepada masyarakat. g. Penyuluhan sebagai proses perubahan Sosial SDC
dalam Mardikanto,
2009) menyatakan bahwa penyuluhan tidak sekedar merupakan proses perubahan perilaku pada diri seseorang, tetapi merupakan proses perubahan sosial yang mencakup banyak aspek, termasuk politik dan ekonomi yang dalam jangka panjang secara bertahap mampu diandalkan menciptakan pilihan-pilihan baru untuk memperbaiki kehidupan masyarakatnya. Arti
perubahan perilaku adalah adanya perubahan-perubahan pengaruh
yang terjadi di dalam suatu masyarakat, struktur, nilai-nilai dan pranata sosialnya. h. Penyuluhan sebagai proses penguatan kapasitas (capacity strengthening) adalah penguatan kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu (dalam masyarakat) kelembagaan, maupun hubungan atau jejaring antar individu, kelompok organisasi sosial, serta pihak lain di luar sistem masyarakatnya commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
sampai di arus global. Oleh karena itu sistem penyuluhan seharusnya berorientasi pada kegiatan mendalami dan mengembangkan perubahan perilaku masyarakat dan merupakan proses pendidikan berkelanjutan yang dilakukan dengan cara persuasif atau membujuk. Namun, hingga saat ini tidak jarang berubah bentuk menjadi proses instruksi dengan cara paksaan. Hal ini terjadi karena kegiatan penyuluhan dilakukan dengan cara berorientasi pada kepentingan sektoral atau target pembangunan tertentu tanpa memikirkan kepentingan dan kesiapan khalayak dalam menerima berbagai tawaran perubahan tersebut. Sistem penyuluhan yang berorientasi pada keterpaduan dengan mengutamakan kepentingan khalayak sasaran seharusnya dijadikan tolak ukur dalam merancang suatu program penyuluhan (Karsidi, 2000). Oleh karena itu
dapat diartikan bahwa penyuluhan merupakan
keterlibatan seseorang untuk memberikan informasi kepada orang lain dengan tujuan membantu sesamanya agar dapat mengembangkan diri dalam rangka meningkatkan pengetahuan yang lebih tajam, memperoleh pengetahuan yang lebih luas di dalam masyarakat. 2. Penyuluh Pertanian Penyuluh pertanian sering dikatakan sebagai “ujung tombak” dalam proses keberhasilan pembangunan pertanian dalam memberdayakan petani. Sebagai ujung tombak, peran penyuluhan dangat ditentukan oleh “pemegang tombaknya” yakni mengikuti semua aturan dan tanggungjawabnya sebagai seorang penyuluh.
commit to user 2009) mengemukakan bahwa Rogers dalam (Mardikanto
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
penyuluh pertanian adalah seseorang yang atas nama pemerintah atau lembaga penyuluhan berkewajiban untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sasaran untuk mengadopsi inovasi. Selain itu Boland (Mardikanto, 1993) yang mengatakan bahwa Penyuluh pertanian adalah seseorang yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan penyuluhan. Dalam hal ini Mosher (1966) menyatakan bahwa penyuluhan pertanian hanya sebagai “faktor pelancar”. Oleh karena itu petani merupakan sasaran utama dalam penyuluhan pertanian,
Cambers
(1993)
meneyebutkan
bahwa
pendekatan
yang
mendahulukan atau memprioritaskan petani sebagai pendekatan farmer first. Adapun ciri pendekatan farmer first tersebut adalah sebagai berikut : a. Tujuan utamanya adalah memberdayakan petani b. Petani difasilitasi oleh pihak luar dalam menganalisis kebutuhan dan prioritas c. Alih teknologi dari pihak luar ke petani melalui prinsip-prinsip, metodemetode dan seperangkat pilihan-pilihan. d. Petani diberikan kesempatan untuk memilih materi yang dibutuhkannya. e. Karakteristik perilaku petani dicirikan oleh pengaplikasian prinsip-prinsip, memilih dari seperangkat pilihan-pilihan dan mencoba serta menggunakan metode-metode. f. Hasil utama yang ingin dicapai oleh pihak luar adalah petani mampu rneningkatkan kemampuan adaptasinya serta
memberikan
pilihan-pilihan
yang lebih luas bagi petani. g. Karakteristik model penyuluhan yang utamanya yaitu dari petani ke petani. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
h. Agen penyuluhan berperan sebagai fasilitator dan pencari serta memberikan pilihan. Sejalan dengan pendapat di atas, Soedijanto (2003) dalam Sadono (2008) menyatakan bahwa mutu Sumber Daya Manusia (SDM) petani akan mendukung pembangunan pertanian kini dan masa mendatang bila penyuluhan pertanian menjadi “proses pemberdayaan”, bukan proses transfer teknologi. Menyuluh bukannya "mengubah cara bertani" melainkan "mengubah petani" melalui 6 dimensi belajar (learning) yaitu: a. Learning to know (penguasaan konsep, komunikasi informasi,pemahaman lingkungan, rasa senang memahami, mengerti dan menemukan sesuatu). b. Learning to do (penekanan pada skill tingkat rendah ke tingkat tinggi menuju ke arah kompetensi ). c. Learning to live together (mengenal diri sendiri, mengenal diri orang lain, menemukan tujuan bersama, bekerjasama dengan orang lain). d. Learning to be (memecahkan masalah sendiri, mengambil keputusan dan memikul tanggung jawab, belajar untuk disiplin). e. Learning society (mengembangkan diri secara utuh, terus menerus). f. Learning organization (belajar memimpin, belajar berorganisasi, belajar mengajarkan kepada orang lain). Tujuan utama dari pendekatan-pendekatan baru yang diuraikan diatas commit to user adalah memberdayakan petani sehingga menjadi petani yang mandiri, dimana
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
penyuluh berperan sebgai fasilitator, pencari serta memberiak pilihan-pilihan kepada petani untuk memilih pilihan yang terbaik bagi petani itu sendiri. Hal ini sesuai dengan falsafah penyuluh yang dianut dalam penyuluhan pertanian yaitu “to help people to help themselves through educational means to improve their level of living (menolong orang agar orang tersebut dapat menolong dirinya sendiri melalui penyuluhan sebagai sarananya untuk meningkatkan derajat kehidupan). 3. Tujuan Penyuluhan Penyuluhan dilakukan dengan tujuan tertentu menurut Setiana dalam Yudanto (2009) tujuan penyuluhan meliputi: a. Memberikan informasi. Tujuan penyuluhan adalah dapat memberikan informasi kepada individu atau masyarakat lain tentang arti penting dalam melibatkan diri di dalam kelompok petani yang dibentuk demi tercapainya kesejahteraan keluarga. Sarana informasi yang diberikan umumnya ditujukan untuk meningkatkan wawasan kepada anggota kelompok atau peserta kelompok penyuluhan. Pemberian informasi dilakukan oleh komunikator atau nara sumber yang ada dalam kegiatan penyuluhan kepada
komunikan atau peserta
penyuluhan. b. Mengubah suatu sikap Adanya penyuluhan bertujuan untuk mengubah sikap dari peserta penyuluhan yang mnerima informasi-informasi yang dapat membawa perubahan di
commit to user Contohnya penyuluhan yang dalam suatu komunitas.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
dilakukan kepada anggota koperasi kopi organik, awal mula berdirinya koperasi ini tidak diminati orang karena beranggapan sebagai kaki tangan Pengusaha yang mau mempermainkan harga kopi petani pada saat memetik buah merah kopi. Namun setelah menjadi anggota malah mendapatkan keuntungan melalui
program : Pemberdayaan mendapat
pengalaman dalam sharing informasi baik dengan anggota maupun dengan penyuluh yang ada, mengikuti pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kualitas kopi. c. Pemberian keterampilan baru. Tujuan lain dari penyuluhan adalah membekali peserta penyuluhan dengan keterampilan baru. Adanya penyuluhan dapat menjadi mediator bagi komunikator untuk memberikan berbagai keterampilan seperti dalam perawatan kopi, penanganan kopi pasca panen dan penanganan penyakitpenyakit yang sering menyerang perkebunan kopi maupun menyerang bunga atau buah kopi arabika. Dengan demikian maka penyuluhan dapat bermanfaat bagi setiap anggota yang mau dan menerima serta mempertimbangkan untuk mengabil maknanya yang terbaik di dalam kehidupan sebagai bagian masyarakat di suatu daerah. 4. Penyuluhan Sebagai Proses Pengembangan Masyarakat Penyuluhan merupakan proses pengembangan masyarakat sebagai komunikasi setiap saat. Hal tersebut karena penyuluhan dapat digunakan sebagai media komunikasi dari komunikator kepada komunikan. Komunikasi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
merupakan mekanisme yang menyebabkan hubungan antar manusia di dalam masyarakat, dengan menggunakan lambang-lambang
yang mengandung
makna, dan dapat dilakukan dengan menembus ruang dan menyimpannya dalam dimensi waktu. Sutaryo menjelaskan bahwa komunikasi adalah pengalihan informasi untuk memperoleh tanggapan. Menurut Sutaryo (Yudanto 2009) ”komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communion atau common. Bilamana komunikator mengadakan komunikasi berarti komunikator mencoba membagikan informasi agar antara komunikan dengan komunikator sepaham atas suatu pesan tertentu. Model proses komunikasi terdiri dari tujuh bagian, yaitu: sumber komunikasi, pengkodean, pesan, saluran, pengkodean, penerima, dan umpan balik.
Pesan
Pesan Pengkodean
sumber
Pesan Saluran
Pesan Pendekodean
Penerima
Umpan balik Gambar 2 : Model Proses Komunikasi (Robbins, 1996)
Keterangan dari gambar tersebut sebagai berikut : a) Sumber Sumber mengawali suatu pesan dengan pengkodean suatu pikiran baik dalam bentuk tulisan maupun dalam bentuk media elektronik. b) Pengkodean Empat kondisi yang mempengaruhi pesan terkode: keterampilan, user sikap, pengetahuan, dan commit sistem tososial
budaya
Komunikator harus
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
mengetahui siapa yang ingin dicapai serta tanggapan apa yang diinginkan. Individu mempertahankan gagasan – gagasan mengenai sejumlah besar topik, dan komunikasi dipengaruhi oleh sikap tersebut. Selanjutnya, kegiatan komunikasi individu dirintangi oleh sejauh mana pengetahuan individu tersebut mengenai topik yang telah dipilih. Komunikator dapat mengkomunikasikan materi yang sebenarnya komunikator sendiri tidak menguasai sehingga akan menyampaikan informasi yang salah sasaran oleh penerima atau petani yang akan diberdayakan. c) Pesan Pesan merupakan suatu produk fisik yang sebenarnya dari pengkodean sumber. Apabila kita bicara, pembicaraan itulah pesan, bila menulis, tulisan itulah pesan, bila kita melakukan gerakan isyarat (gesture), gerakan lengan, ungkapan pada wajah kita, itulah pesannya. Pesan dipengaruhi oleh kode atau kelompok simbol yang digunakan untuk mentransfer makna, isi dari pesan itu sendiri. Contoh pesan benar adalah mengikuti semua ide dari sumber dengan menguasai alurnya agar mudah menyampaikan pesan itu kepada orang lain serta dimengerti oleh penerima. Seperti Penyuluh pertanian menyampaikan ide-ide baru dalam perawatan kopi buah merah. Baik itu proses pemetikan (terutama cara memetik yang benar) samapi proses pengiriman kopi itu sendiri. d) Saluran Saluran adalah medium pesan yang berjalan. Medium dipilih oleh sumber, baik saluran secara formal maupun non formal. Saluran formal commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
ditetapkan oleh organisasi, saluran tersebut yang meneruskan pesan mengenai kegiatan anggota yang bertalian dengan pekerjaan. Bentuk pesan lain, seperti pesan sosial atau pribadi mengikuti saluran informal dalam organisasi tersebut. e) Penerima Penerima merupakan sasaran dari pesan yang disampaikan. Sebelum pesan dapat diterima, simbol – simbol harus diterjemahkan ke dalam suatu ragam yang dapat dipahami oleh komunikan. Hal tersebut disebut dengan pengkodean pesan. Pengetahuan, sikap, dan latar belakang budaya seseorang tidak hanya mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menerima melainkan juga mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mengirim. f) Umpan balik Umpan balik merupakan pengecekan seberapa suksesnya dalam mentransferkan pesan sesuai dengan apa yang diinginkan pengirim pesan. Setelah mentransferkan pengetahuan kepada petani kopi,
maka untuk
mengecek keberhasilan itu membutuhkan observasi yang mendalam agar bisa
membandingkan
suatu
keadaan
dalam
suasana
sebelum
menyampaikan ide-ide baru dan sesudah menerima ide-ide itu di dalam masyarakat. Dengan demikian maka dapat ditegaskan bahwa penyuluhan merupakan proses pengembangan masyarakat. Melalui penyuluhan masyarakat dapat diberi pemahaman atau informasi yang penting dan berguna dalam commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
mengembangkan diri seagai bagian dari masyarakat. Keberhasilan proses belajar dalam penyuluhan, tidak diukur dari seberapa banyak terjadi “transfer of knowledge”, tetapi lebih memperhatikan seberapa jauh terjadi dialog (diskusi, sharing) antar peserta kegiatan penyuluhan yang berarti dalam penyuluhan akan terjadi interaktif antara komunikator dengan komunikan yang menyebabkan peserta penyuluhan memperoleh pengetahuan yang lebih luas untuk dipraktekkan baik dalam kelompok maupun sebagai individu. 5. Politik Penyuluhan yang dikembangkan oleh Ministerio Agrecultura e Pescas Timor Leste Pada pemerintahan IV Pemerintah Republica Democratica de Timor Leste (RDTL) memutuskan tujuan penting sektor pertanian yang hendak di capai politik Penyuluhan Pertanian (Estratejia Nasional Estensaun Agrikula Timor Leste, 2010) ada 2 seperti : (a). Atu atinji seguransa aihan, liu husi hasae produsaun no produktividade nebe liu nível subsistensia, ho (b) Atu kontribui ba kresimentu ekonómiku husi promosaun/hasa’e esportasaun, kriasaun empregu, hasae kapasidade tekniko no jestaun iha sub-setores hotu-hotu. Iha nee sei reforsa mos infraestrutura agríkultura. Dengan terjemahan “ (a). Untuk meningkatkan ketahanan pangan dengan meningkatkan produksi dan produktivitas melewati tingkatan sub sisten; (b). Ikut berkontribusi melalui peningkatan ekonomi dengan peningkatan eksportir, membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan sumber daya manusia dalam perencanaan dan teknik di segala sektor termasuk infrastrutur pertanian. Program kementrian Pertanian dan perikanan Timor Leste yang telah ditetapkan untuk dicapai adalah : (i) muda husi agrikultura subsistensia ba agrikultura orientadu ba merkadu; (ii) muda husi áreas produsaun kiik no fragmentadu ba áreas / zonas produsaun espesializadas (iii) muda husi to’os udan ben ba estabelesimentu infraestrutura irrigasaun atu asegura produsaun agríkola; no (iv) reduz disparidades rejionais iha produsaun agríkola liu husi estabelesimentu ho/ka reabilitasaun sentrus estensaun iha áreas rurais, commit to user estradas ligasaun rurais ho marketing.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
Dengan terjemahan “ (i).Beralih dari pertanian sub sisten ke pemasaran hasil pertanian (ii).Beralih dari produksi bermutu rendah ke produksi yang bermutu tinggi; (iii). Beralih dari kebun tadah hujan kepada penyediaan infrastrutur irigasi untuk produksi petani sepanjang tahun; (iv). Mengurangi ketergantungan produksi petani dengan memperbaiki pusat penyuluhsn di pedesaan, jalan raya yang menghubungkan petani dan pasar.
B. Kompetensi 1. Pengertian Kompetensi Istilah kompetensi diartikan sebagai kecakapan seseorang yang memadai untuk melakukan suatu tugas atau memiliki suatu ketrampilan dan kecakapan yang dipersyaratkan dalam suatu pekerjaan. Ennis, M. R, (2008) menjelaskan bahwa kompetensi dapat diartikan sebagai, “ A competency is the capability of applying or using knowledge, skills, abilities, behaviors, and personal characteristics to successfully perform critical work tasks, specific functions, or operate in a given role or position. Personal characteristics may be mental/intellectual/cognitive, social/emotional/attitudinal, and physical or psychomotor attributes necessary to perform the job”.
Kompetensi
dapat
didefinisikan
sebagai
keseluruhan
pengetahuan,
kemampuan, keterampilan dan sikap, yang diperlukan bagi seorang individu untuk bekerja secara efektif dalam lingkungan kerja tertentu.
Kompetensi
meliputi ; (1) Kompetensi Profesional adalah kompetensi pengetahuan khusus dan keterampilan aktivitas kerja, pengetahuan tentang proses dan teknologi, pasar dan pesaing atau produksi dan jasa, (2) Kompetensi Sosial didefinisikan sebagai kemampuan untuk berkomunikasi dan bekerja dengan orang-orang; ini adalah fitur individu dan kemampuan untuk beradaptasi di lingkungan social. (3) Kompetensi konseptual meliputi berpikiran sistematis, kemampuan untuk situasi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
model dengan menggunakan spektrum yang luas dari pengetahuan dan pengalaman dan pemahaman yang jelas tentang proses ke depan Leonardo da Vinci dalam Yudanto, (2009). Selanjutnya kompetensi didefinisikan oleh Spencer
dalam Yudanto, (2009)
sebagai “an underlying characteristic’s of an individual which is causally related to criterion-referenced effective and or superior performance in a job or situasion”. Oleh karena itu karakteristik yang mendasari seseorang dan berkaitan dengan efektifitas kinerja individu dalam pekerjaannnya
yaitu; (1)
underlying
characteristic’s mengandung arti bahwa kompetensi adalah bagian kepribadian yang mendalam dan melekat kepada seseorang serta perilaku yang dapat diprediksi pada berbagai keadaan dan tugas pekerjaan, (2) causally related berari bahwa kompetensi adalah sesuatu yang menyebabkan atau memprediksi perilaku dan kinerja, (3) criterion-referenced mengandung arti bahwa kompetensi sebenarnya memprediksi siapa yang berkinerja baik dan kurang baik, diukur dari kriteria atau standar yang digunakan. Oleh karena itu
kompentensi seorang
individu merupakan sesuatu yang melekat dalam dirinya yang dapat digunakan untuk memprediksi tingkat kinerjanya. Sesuatu yang dimaksud bisa menyangkut motif, konsep diri, sifat, pengetahuan maupun kemampuan/keahlian. Kompentensi individu yang berupa kemampuan dan pengetahuan cenderung kelihatan karena ada dipermukaan dan bisa dikembangkan melalui pendidikan dan pelatihan. Sedangkan watak, konsep diri dan motif kompentensi dapat diperoleh pada saat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
proses seleksi dan lebih bersifat tersembunyi dan sulit dikembangkan, meskipun berperan sebagai sumber kepribadian Kompetensi secara lengkap dikemukakan oleh Parry dalam Marius,J.A. (2007) yang berbunyi; “sebagai kumpulan pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang berhubungan satu dengan yang lain yang berpengaruh pada sebagian besar pekerjaan seseorang (peranan atau tanggungjawab) yang berkorelasi dengan kinerja dan dapat diukur dan diterima sebagai suatu standart dalam pekerjaan yang dapat berubah melalui pelatihan dan pengembanagan diri.” 2. Kompetensi Penyuluh Pertanian Kompetensi Penyuluh Pertanian adalah kemampuan atau potensi internal yang ada pada diri penyuluh. Selaras dengan peran yang harus di mainkan oleh setiap penyuluh (Berlo, 1960) mengemukakan kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap penyuluh yang mencakup: 1) Kemampuan berkomunikasi, yang tidak hanya terbatas pada kemampuan memilih inovasi, memilih dan menggunakan saluran komunikasi yang efektif, memilih dan menerapkan metoda penyuluhan yang efektif dan efisien, memilih dan menggunakan alat Bantu dan alat peraga yang efektif dan murah; tetapi yang lebih penting adalah kemampuan dan ketrampilan penyuluh untuk berempati dan berinteraksi dengan masyarakat sasaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
2) Sikap penyuluh di tengah masyarakat : a. Menghayati dan bangga dengan profesinya, serta merasakan bahwa kehadirannya untuk melaksanakan tugas penyuluhan itu memang sangat dibutuhkan masyarakat sasarannya. b. Meyakini
bahwa
inovasi
yang
disampaikan
itu
telah
teruji
kemanfaatannya, memiliki peluang keberhasilan untuk diterapkan pada kondisi alam wilayah kerjanya, memberikan keuntungan dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai sosial budaya masyarakat setempat, serta
meyakini
bahwa
inovasi
yang disampaikan
benar-benar
merupakan kebutuhan nyata masyarakat sasarannya. c. Menyukai dan mencintai masyarakat sasarannya, dalam arti selalu siap memberikan bantuan dan atau melaksanakan kegiatan-kegiatan demi berlangsungnya perubahan-perubahan usahatani maupun perubahan kehidupan masyarakat sasarannya 3) Kemampuan pengetahuan dan keahlian penyuluh tentang : a) isi, fungsi, manfaat, dan nilai-nilai yang terkandung dalam inovasi yang disampaikan, baik secara konseptual (keilmiahan) maupun secara praktis. b) Latar belakang dan keadaan masyarakat sasarannya, baik yang menyangkut perilaku, nilai-nilai sosial budaya, keadaan alam, maupun kebutuhan-kebutuhan nyata yang dibutuhkan masyarakat c) Segala sesuatu yang seringkali menyebabkan warga masyarakat suka atau tidak menghendaki terjadinya perubahan, maupun segala commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
sesuatu yang menyebabkan masyarakat seringkali cepat/lamban mengadopsi inovasi. 4) Karakteristik sosial budaya penyuluh. Dalam kenyataannya, kompetensi penyuluh tidak cukup hanya dengan memenuhi persyaratan ketrampilan , sikap dan pengetahuan atau sebagai keahlian menyuluh saja, tetapi keadaan latar belakang sosial budaya ( bahasa,
agama,
kebiasaan-kebiasaan)
sering
justru
lebih
banyak
menentukan keberhasilan penyuluhan yang dilaksanakan. Oleh karena itu maka penyuluh sebagai komunikator yang profesional tentu mengetahui, menguasai dan mendalami informasi (pesan) yang akan di sampaikan kepada komunikan (sasaran) dengan mempersiapkan diri melalui pengetahuan yang luas informasi pembangunan, ilmu, teknologi yang akan disampaikan kepada masyarakat. Kompetensi ini perlu dilengkapi dengan kemampuan tentang cara, metode dan teknik menyampaikannya agar memperoleh hasil yang maksimal. Masyarakat sasaran yang mampu menilai sendiri karena merasakan kegunaanya serta memenuhi kebutuhan masyarakat dan mampu memecahkan masalah yang dihadapi. Arti sebuah keberhasilan dari kompetensi seorang penyuluh di dalam menjalankan peran melalui kemampuan penyuluh yang mampu perilaku
masyarakat/sasaran
oleh
karena
mempengaruhi perubahan kepandaiannya
dalam
menyampaikan ide, gagasan, pesan dan informasi pembangunan. Dengan demikian maka seorang penyuluh memiliki kemampuan userkomunikasi yang baik sehingga dalam penguasaan metode,commit materi toserta
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
dapat mempengaruhi para petani dalam hal ini petani kopi. Materi yang dipersiapakan adalah materi-materi yang berkaitan dengan : pengembangan usaha sebagai anggota dalam koperasi, pendidikan formal sebagai bagian petani kopi dalam merawat dan meningkatkan kualitas kopi agar meningkatkan pula pendapatan para petani kopi itu sendiri.
C. Peranan Penyuluh Poerwadarminta (1976) mendefinisikan ” Peranan sebagai sekumpulan fungsi yang dilakukan oleh seseorang sesuai dengan statusnya dalam suatu kegiatan sistem sosial”. Setiap peranan dalam suatu sistem sosial mempunyai serangkaian tingkah laku yang sejalan dengan peranan tersebut. Tingkah laku peranan ini dapat dilihat dari beberapa segi, yaitu role prescription (pernyataan secara formal dan eksplisit) tentang tingkah laku yang harus dikerjakan oleh seseorang yang memegang peranan tertentu, role description (tingkah laku) yang secara nyata dilakukan oleh seseorang yang memegang suatu peranan tertentu dan dapat diamati oleh orang lain) dan role expectation (gambaran/harapan) yang ada dalam diri orang lain mengenai tingkah laku yang seyogyanya dilakukan oleh seseorang dalam menjalankan peranan tertentu). Ketiga dimensi peranan ini harus dapat berjalan seiring; tingkah laku yang dijalankan seseorang harus sesuai dengan yang, seharusnya ia lakukan, dan sesuai Pula dengan harapan orang lain, Poerwadarminta (1976). Peranan merupakan penjabaran dari kata peran, menurut Soekanto (1990) dalam Wijianto, 2009) Peran adalah aspek dinamis dari commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
kedudukan (status). Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peran. Oleh karena itu peranan merupakan serangkaian aspek dinamis dari suatu kedudukan. Bila seseorang melaksanakan suatu pekerjaan sebagai kewajiabannya maka telah menjalankan suatu peranan. Dengan demikin maka suatu peranan paling sedikit mencakup tiga peranan seperti: 1) Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi seseorang dalam
masyarakat.
Dalam
arti
rangkaian
peraturan-peraturan
yang
membimbing seseorang dalam kehidupan bermasyarakat. 2) Peranan merupakan suatu konsep yakni menyangkut perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi. 3) Peranan juga dapat diartikan sebagai perikelakuan individu di dalam struktur sosial masyarakat. Secara
konvensional,
peranan
penyuluhan
hanya
dibatasi
pada
kewajibannya untuk menyampaikan inovasi dan mempengaruhi sasaran penyuluhan melalui metoda dan teknik-teknik tertentu sampai mereka (sasaran penyuluhan) itu dengan kesadaran dan kemampuannya sendiri mengadopsi inovasi yang disampaikan. Selain itu penyuluh harus memiliki keahlian tertentu sehingga dapat diandalkan untuk menjadi jembatan penghubung antara pemerintah dan petani (sasaran) untuk menyampaikan inovasi atau kebijakankebijakan yang harus diterima dan dilaksananakan oleh masyarakat sasaran, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
maupun untuk menyampaikan umpan balik atau tanggapan masyarakat kepada pemerintah atau lembaga penyuluhan yang bersangkutan (Mardikanto, 1993). Sebagai bagian dari pada penyebarluasan informasi maka Mardikanto (2009) mengemukakan beragam peran/tugas penyuluhan dalam satu kata yaitu edfikasi, yang merupakan akronim dari: edukasi, diseminasi informasi/inovasi, fasilitasi, konsultasi, supervisi, pemantauan dan evaluasi, yaitu: 1. Edukasi, yaitu untuk memfasilitasi proses belajar yang dilakukan oleh para penerima
manfaat
penyuluhan
(beneficiaries)
dan
atau
stakeholders
pembangunan yang lain-nya. Seperti telah dikemukakan, meskipun edukasi berarti pendidikan, tetapi proses pendidikan tidak boleh menggurui apalagi memaksakan kehendak (indoktrinasi, agitasi), melainkan harus benar-benar berlangsung sebagai proses belajar bersama yang partisipatif dan dialogis. 2. Diseminasi Informasi/Inovasi, yaitu penyebarluasan informasi/ inovasi dari sumber informasi dan atau penggunanya. Tentang hal ini, seringkali kegiatan penyuluhan
hanya
terpaku
untuk
informasi/inovasui dari pihak-luar.
lebih
mengutamakan
penyebaran
Tetapi, dalam proses pembangunan,
informasi dari “dalam” seringkali justru lebih penting, utamanya yang terkait dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat, pengambilan keputus-an kebijakan dan atau pemecahan masalah yang segera memerlu-kan penanganan. 3. Fasilitasi, atau pendampingan, yang lebih bersifat melayani kebutuhankebutuhan yang dirasakan oleh sasaran.object. Fungsi fasilitasi tidak harus selalu dapat mengambil keputusan, memecahkan masalah, dan atau memenuhi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
sendiri kebutuhan-kebutuhan klien, tetapi seringkali justru hanya sebagai penengah/ mediator. 4. Konsultasi, yang tidak jauh berbeda dengan fasilitasi, yaitu membantu memecahkan
masalah
atau
sekadar
memberikan
alternatip-alternatip
pemecahan masalah. Dalam melaksanakan peran konsultasi, penting untuk memberi-kan rujukan kepada pihak lain yang “lebih mampu” dan atau lebih kompeten untuk menanganinya.
Dalam melaksanakan fungsi konsultasi,
penyuluh tidak boleh hanya “menunggu” tetapi harus aktif mendatangi kliennya. 5. Supervisi, atau pembinaan. Dalam praktek, supervisi seringkali disalah-artikan sebagai kegiatan “pengawasan” atau “pemeriksaan”.
Tetapi sebenarnya
adalah, lebih banyak pada upaya untuk bersama-sama klien melakukan penilaian (self assesment), untuk kemudian memberikan saran alternatif perbaikan atau pemecahan masalah yang dihadapi. 6. Pemantauan, yaitu kegiatan evaluasi yang dilakukan selama proses kegiatan sedang berlangsung.
Karena itu, pemantauan tidak jauh berbeda dengan
supervisi. Bedanya adalah, kegiatan pemantauan lebih menonjolkan peran penilaian, sedang supervisi lebih menonjolkan peran “upaya perbaikan”. 7. Evaluasi, yaitu kegiatan pengukuran dan penilaian yang dapat dilakukan pada sebelum (formatif), selama (on-going, peman-tauan) dan setelah kegiatan selesai dilakukan (sumatif, ex-post). Meskipun demikian, evaluasi seringkali hanya dilakukan setelah kegiatan selesai, untuk melihat proses hasil kegiatan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
(output),
dan dampak (outcome) kegiatan, yang menyangkut kinerja
(performance) baik teknis maupun finansialnya. Berdasarkan pada tugas dan fungsi yang ada maka seorang penyuluh harus mampu menjadi ”Center of Change” pusat perubahan. Dalam arti bersama masyarakat mampu membentuk sebuah wadah sebagai bagian dari ”transfer knowgledge” melalui sharing informasi dan pengalaman dalam mencapai suatu perubahan dengan kemampuan dan kecerdasan dalam menentukan metode pelatihan, mengindentifikasi permasalahan dan menyusun rencana kerja program penyuluhan. Seorang penyuluh juga diharapkan dapat mempersiapkan materi serta dituntut untuk menumbuhkembangkan sistem penyuluhan baik sebagai aparat pemerintah maupun sebagai bagian dari pada warga negara yang mengharapkan sebuah perubahan.
D. Partisipasi petani 1. Pengertian Partisipasi Partisipasi secara umum diartikan sebagai peran serta, keikutsertaan dan keterlibatan. menurut Gordon W Allport (Santoso, 1988) mengatakan bahwa partisipasi adalah the person who participates is ego envolved instead of merely tales involved". Seseorang yang berpartisipasi sebenamya mengalami keterlibatan dirinya/egonya yang sifatnya lebih daripada keterlibatannya dalam pekerjaan atau tugas saja. Dengan keterlibatan dirinya berarti menjadikan keterlibatan pikiran dan perasaannya. Keith Davis mengemukakan:
commit to user
dalam Santoso (1988)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
" Participation can be devined as mental and emotional involvement of a person in a group situation which encourages him to contribute to group goals and share responsibility in them". Pendapat tersebut diatas dapat diartikan sebagai berikut : Partisipasi dapat diartikan sebagai keterlibatan mental/pikiran dan emosi/perasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan. Sedangkan Slamet,M (2003) mengatakan bahwa partisipasi masyarakat dalam pembangunan dapat diartikan sebagai ikut sertanya masyarakat dalam pembangunan, ikut dalam kegiatan-kegiatan pembangunan, dan ikut serta memanfaatkan dan menikmati hasil-hasil pembangunan. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan bukan hanya berarti ikut menyumbangkan sesuatu input ke dalam proses pembangunan, tetapi termasuk ikut memanfaatkan dan menikmati hasil-hasil pembangunan. Tumbuhnya partisipasi dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu: adanya kesempatan untuk membangun kesempatan
dalam
memanfaatkan
pembangunan,
kesempatan
itu,
kedua
dan
adanya
ketiga
kemampuan
adanya
kemauan
untuk untuk
berpartisipasi. Verhangen dalam Mardikanto (1994) menyatakan bahwa partisipasi masyarakat dalam pembangunan pada hakikatnya sangat ditentukan oleh adanya kesadaran warga masyarakat yang bersangkutan. Sedangkan Slamet (1985) dalam Septaningsih (2009), menyatakan bahwa tumbuhnya partisipasi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
sebagai suatu tindakan yang nyata diperlukan adanya tiga prasyarat yang menyangkut kemauan, kemampuan dan kesempatan untuk berpartisipasi. a.
Kesempatan Berbagai kesempatan untuk berpartisipasi dipengaruhi oleh : (1) Kemauan politik dari penguasa atau pemerintah untuk melibatkan masyarakat dalam pembangunan, (2) Kesempatan untuk memperoleh informasi, (3) Kesempatan untuk memobilisasi dan memanfaatkan sumber daya, (4) Kesempatan untuk memperoleh dan menggunakan teknologi tepat guna, serta (5) Kesempatan untuk berorganisasi, termasuk untuk memperoleh dan menggunakan peraturan, perijinan dan prosedur kegiatan yang harus dilaksanakan.
b.
Kemauan Secara psikologis kemauan partisipasi muncul oleh adanya motif intrinsik (dari dalam diri sendiri) maupun ekstrinsik (karena rangsangan, dorongan atau tekanan dari luar). Tumbuh dan berkembangnya kemauan partisipasi sedikitnya diperlukan sikap-sikap yang : (1) Sikap
untuk
meninggalkan
nilai-nilai
yang
menghambat
pembangunan, (2) Sikap terhadap penguasa atau pelaksana pembangunan pada umumnya, (3) Sikap untuk selalu ingin memperbaiki mutu hidup dan tidak cepat puas diri,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
(4) Sikap kebersamaan untuk dapat memecahkan masalah dan tercapainya tujuan pembangunan, dan (5) Sikap kemandirian atau percaya diri atas kemampuannya untuk memperbaiki mutu hidupnya. c. Kemampuan Beberapa kemampuan yang dituntut untuk dapat berpartisipasi dengan baik, antara lain : (1)
Kemampuan untuk mengidentifikasi masalah,
(2)
Kemampuan untuk memahami kesempatan yang dapat dilaksanakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi, dan
(3)
Kemampuan untuk melaksanakan pembangunan sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan serta sumber daya lain yang dimiliki. Kesempatan untuk dapat berpartisipasi dalam pembangunan yang
menuju kualitas hidup itu dapat bermacam-macam bentuknya, antara lain adanya sumber daya alam yang dapat dikembangkan, adanya pasaran yang terbuka (prospek untuk mengembangkan sesuatu), tersedianya modal (uang, kredit), tersedianya sarana dan prasarana, terbukanya lapangan kerja pembangunan dan lain sebagainya. Sedangkan kemampuan untuk memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang terbuka adalah pengertian, pengetahuan, ketrampilan, sikap mental yang menunjang dan kesehatan tubuh yang memadai, kecuali sumberdaya alam, kesempatan-kesempatan yang lain tentunya harus dapat diusahakan oleh pengelola-pengelola commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
pembangunan
yang
disediakan
atau
dikembangkan
agar
dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat yang merasa memerlukannya. Dalam melibatkan partisipasi masyarakat perlu menjadikan prinsip pertukaran dasar (basic exchange principle) sebagai acuan. Masyarakat akan berpartisipasi dalam pembangunan, jika ada insentif (reinforcement) yang diperoleh tersebut cenderung negative dan mengakibatkan hukuman dan kerugian, maka kemungkinan besar aktivitas tersebut akan ditinggalkan. Hal ini berarti, partisipasi masyarakat mutlak membutuhkan identifikasi tentang kebutuhan-kebutuhan rill masyarakat, sehingga hasil pembangunan dapat benar-benar memberikan kemanfaatan bagi mereka (Suparjan dan Hempri Suyatno, 2003) dalam Septaningsih (2009). Sedangkan partisipasi menurut FAO
dalam (Yudanto, 2009)
partisipasi mempunyai makna : a) Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa ikut serta dalam pengambilan keputusan. b) Partisipasi adalah “kepekaan” (membuat peka) pihak masyarakat untuk meningkatkan kemauan menerima dan kemampuan untuk menanggapi proyek-proyek pembangunan. c) Partisipasi adalah suatu proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa orang atau kelompok yang terkait mengambil inisiatif dan menggunakan kebebasannya untuk melakukan hal itu. d) Partisipasi adalah pemantapan dialog antara masyarakat setempat dengan para staf yang melakukan persiapan, pelaksanaan, monitoring proyek agar memperoleh informasi mengenai konteks lokal dan dampak-dampak sosial. e) Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan dan lingkungan mereka. Selanjutnya Mikkelsen (2001), Gitosaputro dalam (Yudanto, 2009) menambahkan bahwa ada dua makna partisipasi masyarakat yaitu commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
partisipasi transformasional dan partisipasi instrumental.
Partisipasi
transformasional terjadi ketika partisipasi itu dipandang sebagai tujuan dan sarana untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi, misalnya menjadikam swadaya dan dapat berkelanjutan.
Sedangkan partisipasi instrumental
terjadi ketika partisipasi dilihat sebagai suatu cara untuk mencapai sasaran tertentu, misalnya partisipasi masyarakat setempat dalam proyek-proyek yang dilakukan oleh orang luar. Margono Slamet (2003) mengelompokkan pengertian partisipasi masyarakat dalam pembangunan dapat diuraikan menjadi 5 jenis, yaitu : a) Ikut memberi input proses pembangunan, memenrima imbalan atas input tersebut dan ikut menikmati hasilnya, b) Ikut member input dan menikmati hasilnya, c) Ikut menikmati input dan menerima imbalan tanpa ikut menikmati hasil pembangunan secara langsung, d) Menikmat/memanfaatkan hasil pembangunan tanpa ikut memberi input, dan e) Memberi input tanpa menerima imbalan dan tidak menikmati hasilnya. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan merupakan salah satu bentuk rasa pertanggungjawaban masyarakat terhadap pembangunan itu sendiri. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan sangat ditentukan oleh proses komunikasi dan interaksi antar individu dalam masyarakat. Oleh sebab itu, faktor penentu partisipasi masyarakat dalam pembangunan menurut Madrie dalam Septaningsih (2009) sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor dari dalam diri individu masyarakat. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
Koentjaraningrat (1980), Harahap dan Subhilhar (1998) dalam Yudanto (2009) mengatakan bahwa partisipasi masyarakat terutama masyarakat pedesaan dalam pembangunan itu sebenarnya menyangkut dua tipe yang pada prinsipnya berbeda, yaitu : a) Partisipasi dalam aktivitas-aktivitas bersama dalam proyekproyek pembangunan yang khusus, b) Partisipasi sebagai individu diluar aktivitas-aktivitas bersama dalam pembangunan. Partisipasi yang ditekankan disini adalah atas dasar kemauan sendiri berdasarkan kesadaran bahwa jika dia ikut akan mempunyai manfaat. Dari pendapat Koentjaraningrat tersebut terdapat dua sumber munculnya partisipasi yaitu partisipasi karena ada dorongan (motivasi) dari luar dan partisipasi yang munculnya dari dalam diri manusia itu sendiri. Kedua bentuk partisipasi tersebut mempunyai kekuatan masing-masing yang saling mengisi.
Partisipasi dari luar dapat berupa paksaan atau
rangsangan berbuat dalam pembangunan.
Sedangkan partisipasi yang
muncul dari dalam diri manusia itu, tanpa ada paksaan dan rangsangan dari luar mayarakat melainkan dengan kesadaran sendiri dalam melaksanakan pembangunan. Selanjutnya Menurut Ndraha dalam dalam Septaningsih (2009), partisipasi masyarakat dapat digerakkan melalui : a) Proyek pembangunan desa yang dirancang secara sederhana dan mudah dikelola oleh masyarakat. b) Organisasi
dan
lembaga
kemasyarakatan
yang
commit to user menggerakkan dan menyalurkan aspirasi masyarakat.
mampu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
c) Peningkatan peranan masyarakat dalam pembangunan. Ndraha (1987) mengatakan bahwa dalam proses pembangunan, partisipasi berfungsi sebagai masukan dan keluaran. Sebagai masukan artinya partisipasi masyarakat dapat berfungsi dalam 6 fase proses pembangunan, yaitu fase penerimaan informasi, fase perencanaan pembangunan, fase pelaksanaan pembangunan, fase penerima kembali hasil pembangunan dan fase penilaian pembangunan. Sedangakan sebagai keluaran
artinya
partisipasi
berfungsi
menumbuhkan
kemampuan
masyarakat untuk berkembang secara mandiri. 2. Tipe-tipe Partisipasi Gitosaputro dalam Yudanto (2009) menggolongkan partisipasi ke dalam 4 bentuk partisipasi, yaitu : (1)Partisipasi dalam pengambilan keputusan, (2) Partisipasi dalam pelaksanaan program pembangunan, (3) Partisipasi dalam menilai kemajuan-kemajuan program pembangunan, serta (4) Partisipasi dalam memanfaatkan hasil-hasil pembangunan. Cohen dan Uphoff dalam Yudanto, (2009) menyatakan bahwa partisipasi dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu : (1) partisipasi dalam proses pengambilan keputusan, (2) partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan, dan (3) partisipasi dalam menikmati hasil-hasil pembangunan. Rogers dan Shoemaker dalam Yudanto, (2009) mengemukakan bahwa tingkat partisipasi anggota sistem sosial dalam pengambilan keputusan berhubungan positif dengan kepuasan mereka terhadap keputusan inovasi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
kolektif.
Hal ini berarti bahwa semakin tinggi partisipasi anggota dalam
pengambilan keputusan, maka semakin besar pula tanggung jawab mereka untuk melaksanakan keputusan tersebut. Dusseldorp dalam Yudanto, (2009) membuat klasifikasi dari berbagai jenis partisipasi. Klasifikasinya didasarkan pada sembilan dasar. Dalam setiap klasifikasi Dusseldorp menunjukkan dua macam partisipasi yang dipilih secara tajam. a. Penggolongan Partisipasi Berdasarkan pada Derajat kesukarelaan Ada dua bentuk partisipasi berdasarkan derajat kesukarelaan, yaitu partisipasi bebas dan parisipasi terpaksa. Partisipasi bebas terjadi bila seorang individu melibatkan dirinya secara sukarela didalam suatu kegiatan partisipasi tertentu. Partisipasi bebas dapat dibagi ke dalam dua sub kategori, yaitu partisipasi spontan yaitu bila seorang individu mulai berpartisipasi berdasarkan pada keyakinan tanpa dipengaruhi melalui penyuluhan atau ajakan oleh lembaga-lembaga atau oleh orang lain. Sedangkan Partisipasi terbujuk, yaitu bila seorang individu mulai berpartisipasi setelah diyakinkan melalui program penyuluhan atau oleh pengaruh lain sehingga berpartisipasi secara sukarela di dalam aktivitas kelompok tertentu. b. Penggolongan Partisipasi Berdasarkan pada Cara Keterlibatan Klasifikasi partisipasi dibedakan menjadi dua jenis yaitu partisipasi langsung dan partisipasi tidak langsung. Partisipasi langsung terjadi bila diri commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
orang itu menampilkan kegiatan tertentu di dalam proses partisipasi. Partisipasi tidak langsung terjadi bila seseorang mendelegasikan hak partisipasinya, misalnya dalam pengambilan keputusan kepada orang lain yang berikutnya dapat mewakilinya. c. Penggolongan Partisipasi Berdasarkan pada Keterlibatan di dalam Berbagai tahap dalam Proses Pembangunan Terencana. Ada enam langkah menurut penggolongan ini yaitu (1) perumusan tujuan, (2) penelitian, (3) persiapan rencana, (4) penerimaan rencana, (5) pelaksanaan, dan (6) penilaian. Disebut partisipasi lengkap bila seseorang baik secara langsung maupun tidak langsung terlibat di dalam seluruh enam tahap dari proses pembangunan terencana. Disebut partisipasi sebagian bila seseorang baik secara langsung maupun tidak langsung tidak terlibat di dalam seluruh enam tahap itu. Dengan perkataan lain, seseorang tetap dianggap berpartisipasi sebagian sekalipun dia terlibat dalam lima tahap, lebih-lebih bila kurang dari itu. d. Penggolongan Partisipasi Berdasarkan pada Tingkatan Organisasi Dusseldorp dalam Yudanto, (2009) membedakan dua macam partisipasi menurut klasifikasi ini yaitu partisipasi yang terorganisasi dan pertisipasi yang tidak terorganisasi. Partisipasi yang terorganisasi terjadi bila suatu struktur organisasi dan seperangkat tata kerja dikembangkan atau sedang dalam proses penyiapan. Organisasi yang demikian ini banyak kita commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
ketemukan di pedesaan yang umumnya mengurusi bidang-bidang kebutuhan dasar. Partisipasi
yang
tidak
terorganisasi
terjadi
bila
orang-orang
berpartisipasi hanya dalam tempo yang kadang-kadang saja yang umumnya karena keadaan yang gawat serta membutuhkan keterlibatan masyarakat di dalam menangani kegiatan-kegiatan yang melibatkan banyak orang. e. Penggolongan Partisipasi Berdasarkan pada Intensitas dan Frekuensi Kegiatan Partisipasi intensif terjadi bila disitu ada frekuensi aktivitas partisipasi yang tinggi. Menurut Muller dalam Yudanto (2009) hal ini diukur melalui diminsi kuantitatif dari partisipasi. Partisipasi Ekstensif terjadi bila pertemuan-pertemuan diselenggarakan secara tidak teratur dan kegiatankegiatan atau kejadian-kejadian (events) yang membutuhkan partisipasi dalam interval waktu yang panjang. f.
Penggolongan Partisipasi Berdasarkan pada Lingkup Liputan Kegiatan Penggolongannya ada dua. Pertama partisipasi tak terbatas yaitu bila seluruh kekuatan yang mempengaruhi komunitas tertentu diawasi oleh dan dijadikan sasaran kegiatan yang membutuhkan partisipasi anggota komunitas itu. Kedua adalah partisipasi terbatas, yang terjadi bila hanya sebagian kegiatan sosial, politik, administrative dan lingkungan fisik yang dapat dipengaruhi melalui kegiatan partisipasi.
g.
commit to user Penggolongan Partisipasi Berdasarkan pada Efektifitas
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
Secara ekstrim berdasarkan pada tingkat efektivitasnya, partisipasi dibedakan menjadi dua yaitu partisipasi efektif dan partisipasi tidak efektif. Partisispasi
efektif
yaitu
kegiatan-kegiatan
partisipasi
yang
telah
menghasilkan perwujudan seluruh tujuan yang mengusahakan aktivitas partisipasi. Partisipasi tidak efektif, terjadi bila tidak satupun atau sejumlah kecil saja dari tujuan-tujuan aktivitas partisipasi yang dicanangkan terwujud. h. Penggolongan Partisipasi Berdasarkan pada Siapa yang Terlibat Orang-orang yang dapat berpartisipasi dapat dibedakan sebagai berikut:
(1). Anggota masyarakat setempat : Penduduk setempat dan
pemimpin setempat, (2). Pegawai pemerintah : Penduduk dalam masyarakat dan bukan penduduk, (3). Orang-orang luar : Penduduk dalam masyarakat dan bukan penduduk, (4). Wakil-wakil masyarakat yang terpilih. i. Penggolongan Berdasarkan pada Gaya Partisipasi Rootman membedakan tiga model praktek organisasi masyarakat. Di dalam setiap model itu terdapat perbedaan tujuan-tujuan yang dikejar dan perbedaan dalam gaya partisipasi. 1). Pembangunan lokalitas : Model praktek organisasi masyarakat ini sama dengan pembangunan masyarakat dan maksudnya adalah melibatkan orang-orang di dalam pembangunan mereka sendiri dengan cara ini menumbuhkan energi sosial yang dapat mengarah pada kegiatan menolong diri sendiri. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
2). Perencanaan sosial: Pemerintah telah merumuskan tujuan-tujuan dan maksud-maksud tertentu yang berkenaan dengan perumahan, kesehatan fisik dan lain sebagainya. 3). Aksi sosial (sosial action) : Tujuan utama dari tipe partisipasi ini ialah memindahkan hubungan-hubungan kekuasaan dan pencapaian terhadap sumber-sumber. Ditengah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, tantangan dan tuntutan terhadap partisipasi anggota kelompok semakin dibutuhkan. Partisipasi yang di maksud adalah partisipasi dalam keterlibatan anggota koperasi kopi organic didalam memberdayakan anggotanya melalui program dan kegiatan yang diputuskan bersama.
E. Pemberdayaan Masyarakat 1. Konsep Pemberdayaan Defenisi pemberdayaan (empower) menurut Oxford English Dictionary mengandung dua arti. Pengertian pertama adalah to give power or authority atau bisa diartikan sebagai memberikan kekuasaan, mengalihkan kekuatan atau mendelegasikan otoritas ke pihak lain. Pengertian ke dua to give ability to or enable diartikan sebagai upaya untuk memberikan kemampuan dan keberdayaan. Konsep pemberdayaan juga merupakan isu kunci dalam filosofi pendidikan orang dewasa pada akhir tahun 1960-an hingga awal 1970-an yang dipelopori oleh Paul Freire di Brazilia yang secara umum mengatakan bahwa ; commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
“ pada dasarnya, mendapatkan informasi yang tepat, melalui proses merenungkan dan menyadari tentang kondisi sekarang dalam perumusan perubahan-perubahan yang diinginkan dan kondisi yang akan dibangun. Harus ditambahkan ke dalm variabel-variabel perubahan sikap yang mendorong orang, kelompok atau institusi dalam tindakan praktis, metodis dan sistematis, menuju tujuan dan target yang ditetapkan dengan meninggalkan sikap lama yang sekedar reaktif atau reseptif " (SCHIAVO e MOREIRA, 2005). Oleh karena itu arti pemberdayaan menurut Freire mengarah kepada perubahan yang terjadi dalam kehidupan pribadi, kelompok dan organisasi dengan tujuan meninggalkan perilaku yang lama dan menuju ke pembaharuan demi memperbaiki kehidupan yang reaktif dan reseptif.. Arti lain Pemberdayaan merupakan peningkatan kekuatan/kekuasaan (power) dan kondisi yang tidak menguntungkan (the disanvantage). “empowerment aims to increase the power of the disadvantage” (Ife, 2002). Pemberian kekuatan meliputi level individu atau kelompok, memberikan kesempatan kepada mereka untuk memperoleh kekuatan pada dirinya, mendistibusikan kekuatan (power) dari yang telah memiliki kepada orangorang yang lemah. Beberapa kelompok lemah diantaranya adalah orang-orang miskin, penganggur, pekerja dengan pendapatan rendah, perempuan, kelompok minoritas dan lainnya. Beberapa strategi yang dapat meningkatkan kekuatan kelompok-kelompok lemah antara lain melalui: kebijakan dan perencanaan, pendekatan politik dan social, dan pendidikan. Menurut Mas’oed (1993), pemberdayaan diartikan sebagai upaya untuk memberikan daya (empowerment) atau kekuatan (strengthening) kepada masyarakat.
Keberdayaan
masyarakat,
adalah
unsur-unsur
yang
memungkinkan masyarakat mampu bertahan (survive) dan (dalam pengertian commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
yang dinamis) mampu mengembangkan diri untuk mencapai tujuan-tujuannya. Karena itu, memberdayakan masyarakat merupakan upaya untuk (terus menerus) meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat
“bawah”
yang tidak mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan.
Dengan kata lain, pemberdayaan masyarakat adalah
meningkatkan kemampuan dan meningkakan kemandirian masyarakat. Sejalan dengan itu, pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya peningkatan kemampuan
masyarakat
(miskin)
untuk
berpartisipasi,
bernegoisiasi,
mempengaruhi dan mengendalikan kelembagaan masyarakatnya secara bertanggung jawab (accountable) demi perbaikan kehidupannya. Pemberdayaan meningkatkan
skala
dapat
diartikan
utilitas
dari
sebagai obyek
proses
yang
terencana
guna
diberdayakan.
Guna
mengupayakan kesetaraan serta untuk mengurangi kesenjangan antara masyarakat miskin dan pemegang modal diperlukan upaya merevitalisasi untuk mengoptimalkan utilitas melalui penambahan nilai. Penambahan nilai ini dapat mencakup pada ruang bidang aspek sosial, ekonomi, kesehatan, politik dan budaya. World bank dalam Mardikanto (2010) menyatakan yang dimaksud dengan pemberdayaan adalah pemberian kesempatan kepada kelompok grassroot untuk bersuara dan menentukan sendiri pilihan-pilihannya (voice and choice) kaitannya dengan: aksesibilitas informasi, keterlibatan dalam pemenuhan
kebutuhan
serta
partisipasi
commit to user
dalam
keseluruhan
proses
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
pembangunan, bertanggung-gugat (akuntabilitas publik), dan penguatan kapasitas lokal. Dalam konsep pemberdayaan tersebut, terkandung pemahaman bahwa pemberdayaan tersebut diarahkan terwujudnya masyarakat madani (yang beradab) dan
dalam
pengertian
dapat
mengambil
keputusan
(yang
terbaik)
bagi
kesejahteraannya sendiri. Pemberdayaan masyarakat, dimaksudkan untuk memperkuat kemampuan (capacity strenghtening) masyarakat, agar mereka dapat berpartisipasi secara aktif dalam keselu-ruahn proses pembangunan, terutama pembangunan yang ditawarkan oleh penguasa dan atau pihak luar yang lain (penyuluh, LSM, dll) (Mardikanto, 2010)
Dengan demikian maka Empowerment secara singkat dapat diartikan sebagai upaya untuk memberikan kesempatan dan kemampuan kepada masyarakat (miskin) untuk mampu dan berani bersuara (voice) serta kemampuan dan keberanian untuk memilih (choice) alternatif perbaikan kehidupan yang terbaik. 2.
Tujuan Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh banyak pihak, seringkali terbatas pada pemberdayaan ekonomi dalam rangka pengentasan kemiskinan (poverty alleviation) atau penanggulangan kemiskinan (poverty reduction). Karena itu, kegiatan pemberdayaan masyarakat selalu dilakukan dalam bentuk pengembangan kegiatan produktif untuk peningkatan pendapatan (income generating). Pemahaman seperti itu tidaklah salah, tetapi belum cukup.
Sebab hakekat dari pemberdayaan masyarakat adalah
to userkemauan dan keberanian, serta meningkatkan kemampuan, commit mendorong
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
memberikan kesempatan bagi upaya-upaya masyarakat (setempat) untuk dengan atau tanpa dukungan pihak luar mengembangkan kemandiriannya demi terwujudnya perbaikan kesejahteraan (ekonomi, sosial, fisik dan mental) secara berkelanjutan. Margono masyarakat,
Slamet merupakan
(2003)
menegaskan
ungkapan
lain
bahwa
dari
pemberdayaan
tujuan
penyuluhan
pembangunan, yaitu untuk mengembangkan masyarakat (petani) menjadi sumber daya manusia yang mampu meningkatkan kualitas hidupnya secara mandiri, tidak tergantung pada “belas kasih” pihak lain. Melalui penyuluhan, masyarakat penerima manfaatnya mendapatkan alternatif dan mampu serta memiliki kebebasan untuk memilih alternatif yang terbaik bagi dirinya. Penyuluhan sebagai proses pemberdayaan, akan menghasilkan masyarakat yang dinamis dan progresif secara berkelanjutan, sebab didasari oleh adanya motivasi intrinsik dan ekstrinsik dalam diri mereka. Keberdayaan masyarakat, adalah unsur-unsur yang memungkinkan masyarakat mampu bertahan (survive) dan (dalam pengertian yang dinamis) mampu mengembangkan diri untuk mencapai tujuan-tujuannya. Karena itu, memberdayakan masyarakat merupakan upaya untuk (terus menerus) meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat “bawah” yang tidak mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan
kata
lain,
pemberdayaan
masyarakat
adalah
meningkatkan
kemampuan dan meningkatkan kemandirian masyarakat. Sejalan dengan itu, pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya peningkatan kemampuan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
masyarakat (miskin) untuk berpartisipasi, bernegosiasi, mempengaruhi dan mengendalikan
kelembagaan
masyarakatnya
secara
bertanggunggugat
(accountable) demi perbaikan kehidupannya (Mardikanto, 2009). 3.
Unsur-unsur Pemberdayaan Masyarakat Upaya pemberdayaan masyarakat perlu memperhatikan sedikitnya 4 (empat) unsur pokok, yaitu: 1. Aksesibilitas informasi, karena informasi merupakan kekuasaan baru kaitannya dengan: peluang, layanan, penegakan hukum, efektivitas negosiasi, dan akuntabilitas. 2. Keterlibatan atau partisipasi, yang menyangkut siapa yang dilibatkan dan bagaimana mereka terlibat dalam keseluruhan proses pembangunan. 3. Akuntabilitas, kaitannya dengan pertanggungjawaban publik atas segala kegiatan yang dilakukan dengan mengatas-namakan rakyat. 4. Kapasitas organisasi lokal, kaitannya dengan kemampuan bekerjasama, mengorganisir warga masyarakat, serta memobilisasi sumberdaya untuk memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi. Dengan ke empat unsur ini dapat mengukur sekuat apa kapasitas organisasi yang di bentuk oleh petani sebagai sebuah wadah dalam memperjuangkan kesejahteraan bersama.
4.
Syarat Tercapainya Tujuan Pemberdayaan Masyarakat Menurut Mardikanto (2009), tujuan-tujuan pemberdayaan masyarakat dapat dicapai melalui tiga jalur kegiatan yang harus dilaksanakan, yaitu : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
a) Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat untuk berkembang. Titik-tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia dan masyarakatnya memiliki potensi (daya) yang dapat dikembangkan. b) Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu dengan mendorong, memberikan motivasi, dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya, serta berupaya untuk mengembangkannya. c) Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat (empowering). Upaya pemberdayaan masyarakat perlu mengikutsertakan semua potensi yang ada pada masyarakat. Pemerintah daerah harus mengambil peranan lebih besar karena mereka yang paling mengetahui mengenai kondisi, potensi, dan kebutuhan masyarakatnya. 5. Obyek Pemberdayaan Masyarakat Obyek atau target sasaran pemberdayaan dapat diarahkan pada manusia (human) dan wilayah/kawasan tertentu. Pemberdayaan yang diarahkan pada manusia dimaksudkan untuk menaikkan martabatnya sebagai mahluk sosial yang berbudaya dan meningkatkan derajat kesehatannya agar mereka dapat hidup secara lebih produktif. Upaya pemberdayaan dilakukan melalui serangkaian program penguatan kapasitas dalam kerangka perencanaan dan penentuan kelompok sasaran pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan dengan pendekatan universal dan pendekatan ideal
Secara universal,
pemberdayaan diberikan kepada semua masyarakat. Keuntungan dari penedekatan ini mudah untuk diterapkan, namun kejelekan pendekatan ini commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
adalah adanya disparitas atau kesenjangan pemahaman yang cukup tinggi. Pendekatan ideal adalah pendekatan yang menekankan bahwa pola pemberdayaan yang sesuai dengan klasifikasi strata masyarakat. 6. Indikator Keberhasilan Pemberdayaan Masyarakat Menurut Mardikanto, (2009) Indikator keberhasilan yang dipakai untuk mengukur pelaksanaan program-program pemberdayaan masyarakat mencakup: (1) Jumlah warga yang secara nyata tertarik untuk hadir dalam tiap kegiatan yang dilaksanakan, (2) Frekuensi kehadiran tiap-tiap warga pada pelaksanaan tiap jenis kegiatan, (3) Tingkat kemudahan penyelenggaraan program untuk memperoleh pertimbangan atau persetujuan warga atas ide baru yang dikemukakan (4) Jumlah dan jenis ide yang dikemukakan oleh masyarakat yang ditujukan untuk kelancaran pelaksanaan program, (5) Jumlah dana yang dapat digali dari masyarakat untuk menunjang pelaksanaan program kegiatan, (6) Intensitas kegiatan petugas dalam pengendalian masalah, (7) Meningkatnya kapasitas skala partisipasi masyarakat, (8) Berkurangnya masyarakat yang menderita, (9) Meningkatnya kepedulian dan respon terhadap perlunya peningkatan mutu hidup (10) Meningkatnya kemandirian masyarakat. 7. Strategi Pemberdayaan Masyarakat Menurut Mardikanto (2009), strategi pemberdayaan pada dasarnya mempunyai tiga arah. Pertama, pemihakan dan pemberdayaan masyarakat. Kedua,
pemantapan
otonomi
dan
pendelegasian
wewenang
dalam
pengelolaan pembangunan yang mengembangkan peran serta masyarakat. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
Ketiga, modernisasi melalui penajaman arah perubahan struktur sosial ekonomi, budaya dan politik yang bersumber pada partisipasi masyarakat.
F. Kopi Organik 1. Kopi Arabika (Coffea Arabica) Tanaman kopi arabica (Coffea Arabica L.) merupakan
komoditi
perkebunan rakyat yang tergolong penting sejak dulu, sekarang dan di masa yang akan datang. Melalui berbagai cara yang dipergunakan untuk meningkatkan mutu dan kualitasnya agar bersaing di pasar internasional. Tanaman kopi dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik bila faktor iklim dan tanah dapat memenuhi syarat untuk penanaman tanaman kopi. Bila tidak memenuhi syarat tumbuh, maka akan mengalami kekerdilan dalam pertumbuhan yang dapat mengakibatkan hasil tanaman tersebut tidak memuaskan petani selaku pembudidaya tanaman kopi. Setiap jenis kopi menghendaki suhu ketinggian yang berbeda dalam pertumbuhannya. Kopi arabika dapat tumbuh pada ketinggian 1000 s/d 1700 meter dari permukaan laut (dpl) dengan suhu rata-rata 21 0 C – 24 0 C. Bila di tanam di dataran rendah kurang dari 1000 m dari permukaan laut (dpl), biasanya akan berproduksi dengan mutu kopi yang rendah serta mudah terserang penyakit karat daun (Himielia vastatrix atau HV). Curah hujan yang bisa membantu tanaman kopi dalam proses pertumbuhan sampai pada hasil kopi yakni curah hujan yang merata di daerah tertentu dengan curah hujan commit to user 2000 mm – 3000 mm per tahun (AAK,1982).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
Hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman ini adalah : penyakit busuk buah, kanker batang dan jamur upas. Pencegahan dan pemberantasan hama ini adalah dengan cara memetik buah yang terserang dan memusnahkan dengan dibakar kemudian menguburnya, Yahmadi dalam da Silva, (2005). Tanaman kopi menghendaki penyinaran matahari yang cukup panjang dengan intensitas cahaya yang sedang. Oleh karena itu dalam praktek, kebun kopi diberi naungan dengan tujuan agar tajuk pohon pelindung itu memberikan efek-efek filter (saringan) cahaya matahari agar intesitasnya cahaya matahari tidak terlalu berat. Kopi dalam perekonomian Timor Leste mempunyai peranan penting, baik sebagai komoditi eksport yang mendatangkan devisa bagi negara maupun sebagai penampung lapangan pekerjaan bagi petani perkebunan kopi di pedesaan dan merupakan sumber pendapatan penting bagi pekerja-pekerja musiman di perkebunan kopi. Oleh karena itu “ Kopi dalam memberikan kontribusinya kepada negara menduduki urutan pertama, dimana 40.000 kepala keluarga memperoleh penerimaan pendapatan dari kopi sebagai penghasilan utama serta 200.000 jiwa penduduk menggantungkan setengah dari penghasilannya dari komoditi
kopi dalam mencukupi kebutuhan
keluarganya” ( Perencanaan Pembangunan Nasional, 2002). 2. Kopi Organik Kopi organik merupakan kopi yang diproduksi dengan menganut system pertanian yang berkelanjutan. Karena commit to userkopi organik di hasilkan dari
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
perkebunan kopi yang tidak mengggunakan pestisida dan herbisida. Ciri khas kopi organik adalah Tidak menggunakan pupuk un-organik serta telah mendapat sertifikasi dari The International Federation for Organic Agriculture Movement (IFOAM). IFOAM merupakan organsasi yang menjaga keaslian dan menilai organisasi-organisasi pertanian organik di seluruh dunia bersama dengan tim sertifikasi dari Amerika Serikat yakni The organic coffe Improvement Association of USA (OCIA). Biji kopi organik tidak mengandung zat-zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia. Beberapa ahli telah membuktikan bahwa biji kopi yang berasal pohon kopi yang di rawat dengan menggunakan herbisida dan pestisida ternyata mengandung zat-zat kimia yang terkandung di dalam pestisida dan herbisida. Beberapa zat tersebut pun merupakan zat-zat yang berbahaya untuk tubuh jika di terakumulasi dalam jumlah yang banyak. Kopi organik dapat diproduksi pada kondisi sumber daya lahan yang tingkat kesuburan tanahnya tinggi, curah hujannya cukup serta daya dukung lingkungannya tinggi. Pengelolaan tanah mempunyai arti yang sangat penting yang meliputi penyediaan bahan organik yang cukup di dalam tanah dan memanfaatkan mikroba-mikroba dalam tanah yang dapat menyuburkan tanah perkebunan kopi. 3. Pertanian Organik Pertanian organik merupakan kegiatan bercocok tanam yang akrab dengan lingkungan, yang mana berusaha commit to usermeminimalkan dampak negative
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
bagi alam sekitar terutama bagi perkembangan unsure hara yang terdapat di dalam tanah. Keuntungan daripada pertanian organik adalah adanya penjagaan lingkungan termasuk konservasi sumber daya lahan pertanian yang dimiliki. Prinsip ekologi dalam penerapan pertanian organik (Rustiono. D, 2008) dapat dijelaskan sebagai berikut ini : a) Memperbaiki kondisi tanah sehingga menguntungkan pertumbuhan tanaman, terutama pengolahan bahan organik dan meningkatkan kehidupan biologi di dalam tanah. b) Optimalisasi ketersediaan pada keseimbangan daur hara, melalui fiksasi nitrogen, penyerapan hara, perubahan dan daur pupuk dari luar usaha tani. c) Membatasi terjadinya kehilangan hasil panen akibat hama dan penyakit dengan melaksanakan usaha preventif melalui perlakuan yang arnan.
Dengan demikian maka dalam menjaga keberlanjutan tujuan mempertahankan pertanian organik dibagi dalam dua bagian, yakni dalam jangka pendek dan jangka panjang seperti yang diuraikan dibawah ini : Tujuan Pertanian organik dalam jangka pendek yang hendak dicapai adalah : 1) Ikut serta mensukseskan program pengetasan kemiskinan melalui peningkatan peluang pasar dan ketersediaan lahan pertanian yang sempit. 2) Mengembangkan agrobisnis dengan jalan menjalin kemitraan antara petani sebagai produsen dan para pengusaha. 3) Membantu menyediakan produk pertanian bebas residu bahan kimia pertanian lainnya dalam rangka ikut meningkatkan kesehatan masyarakat. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
4) Mengembangkan
dan
budidaya organik balk
meningkatkan
minat
petani
pada
kegiatan
sebagai mata pencaharian utarna maupun
sampingan yang mampu meningkatkan pendapatan tanpa menimbulkan terjadinya kerusakan lingkungan. 5) Mempertahankan
dan
melestarikan
produktivitas
lahan,
sehingga
lahan mampu berproduksi secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan generasi sekarang dan mendatang. Pertanian organik dalam jangka panjang dapat menjawab tantangan seperti di bawah ini : 1. Melindungi dan melestarikan keragaman
hayati
serta fungsi
keragaman dalam bidang pertanian. 2. Memasyarakatkan budidaya organik yang bermanfaat dalam memepertahankan dan meningkatkan produktivitas lahan sehingga menunjang
kegiatan
budidaya
pertanian
yang
berkelanjutan
(sustanble). 3. Membatasi terjadinya pencemaran lingkungan hidup akibat residu pestisida dan pupuk, serta bahan kimia pertanian lainnya. 4. Mengurangi ketergantungan petani terhadap masukan pupuk dari luar yang mahal dan dapat mencemarkan lingkungan. 5. Meningkatkan usaha konservasi tanah
dan air, serta mengurangi
masalah erosi akibat pengolahan tanah yang intensif. 6. Mengembangkan dan mendorong kembali munculnya teknologi pertanian organik yang commit telah dimiliki to user oleh petani secara turun temurun
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
dan merangsang kegiatan penelitian pertanian organic oleh lembaga penelitian dan universitas. 7. Membantu
meningkatkan
kesehatan
masyarakat
dengan
cara
menyediakan produk-produk pertanian bebas pestisida, residu pupuk dan bahan kimia pertanian lainnya. 8. Meningkatkan peluang pasar produk organik baik domestic maupun global dengan jalan menajalin kemitraaan antara petani dan pengusaha yang bergerak dalam bidang pertanian. Oleh karena itu guna mencapai tujuan jangka pendek maupun jangka panjang adalah dengan melibatkan pihak lain dalam mendorong dan meyakinkan masyarakat (petani) akan keaslian lahan yang dimiliki. Cara meyakinkan petani adalah dengan cara memberikan pengetahuan usahatani secara organik. G. Koperasi Kopi Organik (Coperativa Café Organik - CCO) 1. Coperativa (Koperasi) Koperasi adalah organisasi ekonomi yang berwatak sosial, yang ditumbuhkan dan dikembangkan secara swadaya oleh masyarakat dengan maksud meningkatkan kemampuan dan kepentingan ekonomi dan sosial para anggotanya. Dengan sebuah motivasi “ koperasi dibentuk oleh anggota, untuk anggota melalui penyatuan sumber daya dari anggota”, dalam rangka menolong diri dan untuk melakukan aksi bersama secara tertib dan terarah untuk meraih sebuah keberhasilan ditengah masyarakat. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
Menurut Fay (Hendrojogi, 2007) mengartikan koperasi sebagai : “a cooperative society is an association for the purpose of joint trading, originating among the weak and conducted always in a unselfish spirit such terms that all who are prepared to assume the duties of membership share in its rewards in proportion to the degree in which they make use of their association”. Kata-kata yang tersurat di sini dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Adanya unsur kesukarelaan dari anggota dalam koperasi b. Adanya kerja sama di antara anggota untuk mencapai tujuan yang diharapkan terutama memperdayakan yang lemah. c. Mendapatkan imbalan baik moril maupun sperituail Sedangkan koperasi menurut Soeriaatmadja (Hendrojogi, 2007) bahwa : “Koperasi adalah suatu perkumpulan dari orang orang yang atas dasar persamaan derajat sebagai manusia dengan tidak memandang haluan agama dan politik secara sukarela masuk untuk sekedar memenuhi kebutuhan bersama yang bersifat kebendaan atas tanggungan bersama”.
Oleh karena itu dari pendapat diatas dapat diartikan bahwa koperasi sebagai : a) Kumpulan orang-orang (anggota) yang berarti bahwa koperasi mengutamakan orang-orang
(angota) dari pada modal atau uang.
Anggota koperasi memiliki hak suara dan kewajiban yang sama. b) Persamaan derajat dapat diartikan bahwa “ koperasi tidak membedakan pria dan wanita di dalam keanggotaan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
c) Tidak memandang haluan agama dan politik “ yang berati bahwa didalam membangun koperasi, tidak diperbolehkan mengalihkan kepada partai politik atau agama tertentu. d) Sukarela yang berarti “ Memilih untuk menjadi anggota koperasi tidak didasari oleh pemaksaan untuk menjadi anggota tetapi memberikan peluang kepada anggota, maupun calon anggota untuk memilih sesuai dengan kehendaknya, baik itu masuk menjadi anggota maupun memilih kelaur dari keanggotaan. e) Sekedar memenuhi kebutuhan anggota, yang berarti koperasi tidak mncari keuntungan dan berusaha di bidang pokok dari anggotaangotanya untuk mendidik anggota-anggotanya unuk hidup sederhana. f) Tanggungan bersama yang berarti koperasi perlu menanam rasa tanggungjawab anggota terhadap kewajiban anggota setiap saat. Oleh karena itu tujuan yang hendak dicapai dalam melibatkan diri di dalam salah satu koperasi adalah unsur sosial yang diutamakan. Terutama menyangkut kedudukan anggota dalam koperasi, hubungan sesama anggota dan hubungan anggota koperasi dengan pengurus. Unsur social ini juga ditemukan dalam cara kerja koperasi yang demokratis, kesamaan derajat, kebeasan untuk keluar dari keanggotaan, persaudaraan dan kesatuan (fraternity and Unity), pembagian sisa hasil yang proporsional kepada anggota serta dapat menolong diri sendiri (self help).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
2. Coperativa Café Organik (CCO) Koperasi Petani kopi Organik Usaha Coperativa Café Organik (CCO) koperasi petani kopi organik adalah sebuah badan atau organisasi yang berdiri atas kemauan dari kelompok petani kopi untuk melakukan kegiatan simpan-pinjam dan penyediaan sembilan bahan pokok bagi anggota CCO dan masyarakat sekitarnya serta memberdayakan anggota koperasi melalui sharing informasi dan sebagai tempat pelatihan dalam membudidayakan kopi dan vanili. Tujuan dibentuk Coperativa Café Organik (CCO) adalah : Pertama, untuk memberikan penyuluhan dan teknik-teknik budidaya dan pemeliharaan kopi organik serta meningkatkan siklus biologis dengan memperhatikan flora dan fauna, mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah bagi Distrik Ermera khususnya. Kedua, untuk membeli kopi anggota untuk diekspor melalui Coperativa Café Timor (koperasi kopi Timor), Ketiga untuk memberikan pelatihan-pelatihan kepada petani kopi terutama untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kopi organik yang ada. CCO dalam memberdayakan anggotanya selalu bekerja sama dengan Coperativa Café Timor (CCT) sebagai pembeli kopi terbesar di seluruh wilayah Timor Leste, baik itu dalam program maupun dalam menyalurkan kopi. Dengan tujuan sosial dalam membangun Coperativa Café Timor (CCT) seperti berikut ini : (1) memberi kontribusi dengan merehabilitasi dan membangun ekonomi masyarakat Timor Leste. (2) menjadi gerakan ekonomi rakyat serta ikut membangun perekonomian Negara Republica Democratica de Timor Leste. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
(3) memperbaiki tingkat pendapatan dan kondisi hidup keluarga petani. (4) memperluas lapangan kerja bagi angkatan kerja Timor Leste agar mendapatkan kehidupan yang layak. (5) mengebangkan kapasitas berbisnis dan melakukan bisnis kepada usaha skala kecil di daerah pedesaan. (6) mengestabilkan program kesehatan kopi serta anggota keluarga petani kopi (7) memberi kontribusi dengan membangun suatu kebijakan mengenai lingkungan yang bermanfaat bagi skala petani yang kecil dari usaha kecil maupun menengah. Oleh karena itu kerja sama antara CCO dengan Coperativa Café Timor (CCT) dapat meningkatkan produktivitas kopi organik yang ada agar dapat meningkatkan kualitas kopi Timor Leste. Kerja sama antara CCO dan CCT bersama dengan National Coperative Bussiness Association (NCBA) dapat menjadi pioneer didalam memperjuangkan harga kopi bagi petani-petani kopi di Timor Leste.
H. Kerangka Berpikir Sumber daya manusia menjadi fokus sentral dalam perkembangan pembangunan di segala bidang akhir-akhir ini. Keberhasilan penyuluh pertanian di suatu tempat tidak saja disebabkan oleh potensi yang ada di dalam dirinya tetapi terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan vertikal (genetika, tradisi) maupun lingkungan horizontal (geografik, fisik dan sosial). Oleh karena itu kompetensi penyuluh menjadi penting di dalam memperlancar tugasnya dalam berkomunikasi dan bersikap yang merupakan karakter sebagai commit to user seorang penyuluh. Jika tidak memiliki kompetensi ini maka kemungkinan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
besar tidak berhasil dalam menjalankan peranannya. Dengan demikian maka peranan seorang penyuluh menjadi tolak ukur dalam “Proses perubahan perilaku manusia yang dilakukan melalui suatu sistem pendidikan” dalam hal ini pendidikan non formal. Dalam menjalankan tugasnya, peranan seorang penyuluh dibatasi pada kewajiban untuk menyampaikan inovasi dan mempengaruhi sasaran utama atau penerima manfaat melalui : Edukasi, Desiminasi informasi, Fasilitasi, Konsultasi, supervise, Pemantauan dan Evaluasi terhadap usaha memberdayakan petani kopi melalui keterlibatan anggota Coperativa Café Organik (CCO). Faktor penting lain yang ikut mempengaruhi keberdayaan petani kopi melalui partisipasi anggota koperasi adalah karakteristik penyuluh seperti : umur, tingkat pendidikan, penampilan, suku dan motivasi kerja dalam menunjang keberhasilan penyuluhan. Bersamaan dengan itu maka faktor pendukung penyuluhan lain yang tak kalah penting dalam memberdayakan petani kopi melalui : dukungan dan kebijakan pemerintah, kelembagaan dan sarana prasarana. Faktor pendukung ini menjadi sarana penting dalam keterlibatan pemerintah/swasta di dalam keikutsertaan memberdyakan masyarakat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
Sistematik kerangka berpikir dalam penelitian ini ini sebagaimana tersaji pada gambar 3.
Kompetensi penyuluh (X1) Kemampuan Berkomunikasi Sikap Penyuluh Pengetahuan Penyuluh
Peranan penyuluh
(X2)
Edukasi Desiminasi informasi Fasilitasi Konsultasi Supervisi Pemantauan Evaluasi
Karakteristik Penyuluh (X3) Penampilan Umur Tk. Pendidikan formal Suku Motivasi kerja
Partisipasi anggota CCO (Y1) Perencanaan Pelaksanaan Memberikan Korbanan Pemanfaatan hasil Monitoring dan Evaluasi
Faktor pendukung
(X4)
Dukungan atau kebijakan pemerintah Kelembagaan Dukungan sarana dan prasarana
Gambar 3 : Kerangka Berpikir
commit to user
Keberdayaan petani kopi (Y2) Peningkatan pendapatan Kemandirian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
I. Hipotesis Berdasarkan kerangka berpikir maka dapat dibangun hipotesis penelitian sebagai berikut : 1) Hipotesis Mayor Kompetensi penyuluh pertanian, peranan penyuluh pertanian, Karakteristik Penyuluh dan faktor pendukung berpengaruh langsung maupun tidak langsung yang signifikan terhadap partisipasi anggota CCO dan Keberdayaan anggota petani kopi. 2) Hipotesis Minor a. Terdapat pengaruh langsung maupun tidak langsung yang signifikan antara kompetensi penyuluh (X1) terhadap keberdayaan petani kopi (Y2). b. Terdapat pengaruh langsung maupun tidak langsung yang signifikan antara kompetensi penyuluh (X1)
terhadap partisipasi anggota
CCO.(Y1). c. Terdapat pengaruh langsung maupun tidak langsung yang signifikan antara kompetensi penyuluh (X1) terhadap peranan penyuluh (X2). d. Terdapat pengaruh langsung maupun tidak langsung yang signifikan antara peranan penyuluh (X2) terhadap keberdayaan petani kopi (Y2). e. Terdapat pengaruh langsung maupun tidak langsung yang signifikan antara peranan penyuluh (X2) terhadap partisipasi anggota CCO (Y1).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
f. Terdapat pengaruh langsung maupun tidak langsung yang signifikan antara Karakteristik penyuluh (X3) terhadap keberdayaan petani kopi (Y2). g. Terdapat pengaruh langsung maupun tidak langsung yang signifikan antara karakteristik penyuluh (X3)
terhadap partisipasi anggota
koperasi petani CCO (Y1). h. Terdapat pengaruh langsung maupun tidak langsung yang signifikan antara karakteristik penyuluh (X3)
terhadap kompetensi penyuluh
pertanian (X1). i. Terdapat pengaruh langsung maupun tidak langsung yang signifikan antara karakteristik penyuluh (X3)
terhadap partisipasi peranan
penyuluh pertanian (X2). j. Terdapat pengaruh langsung maupun tidak langsung yang signifikan antara faktor pendukung (X4) terhadap keberdayaan petani kopi (Y2). k. Terdapat pengaruh langsung maupun tidak langsung yang signifikan antara faktor pendukung (X4) terhadap partispasi anggota CCO (Y1). l. Terdapat pengaruh langsung maupun tidak langsung yang signifikan antara Faktor pendukung (X4) terhadap peranan penyuluh (X2). m. Terdapat pengaruh langsung yang signifikan antara partisipasi anggota CCO (Y1) terhadap keberdayaan petani kopi (Y2).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
J. Pembatasan Masalah Penelitian ini dibatasi dengan: 1.
Pengaruh kompetensi dan peranan penyuluh pertanian dengan aspek – aspek
seperti:
kemampuan
berkomunikasi,
sikap
penyuluh,
pengetahuan Penyuluh, edukasi, desiminasi informasi, fasilitasi, konsultasi, supervisi, pemantauan dan evaluasi. 2. Partisipasi anggota koperasi kopi organik dan pemberdayaan petani kopi dengan aspek-spek seperti: perencanaan, pelaksanaan, memberikan korbanan, pemanfaatan hasil , monitoring dan evaluasi; peningkatan pendapatan serta kemandirian. 3. 4.
Responden dalam penelitian ini adalah anggota CCO di desa Estado Penyuluh pertanian adalah staf lapangan Coparativa Café Organik (CCO) yang bertugas melakukan penyuluhan pertanian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN Metoda penelitian merupakan seperangkat pendekatan yang menyeluruh untuk mengumpulkan data dan menganalisis masalah-masalah tertentu menurut Mikkelsen (2003), Slamet (2006), Saebani (2008), Karlinger (2006), Daniel, M, dkk, (2008) bahwa “penelitian ilmiah adalah penyelidikan yang sistematis, terkontrol, empiris, dan kritis tentang fenomena-fenomena alami, dengan dipandu oleh teori dan hipotesis-hipotesis tentang hubungan yang dikira terdapat antara fenomena-fenomena itu, dengan tujuan mendapatkan pengetahuan baru melalui prosedur tertentu”.
A. Tempat dan waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Timor Leste dengan lokasi penelitian di Desa Estado Sub Distrik Ermera Distrik Ermera. Lokasi penelitian ini dipilih dengan sengaja (purposive sample) dengan alasan pemilihannya adalah : (1) Merupakan daerah penghasil kopi organik terbesar di Timor Leste, (2) Merupakan salah satu pusat koperasi petani kopi di Timor Leste; (3). Merupakan tempat processing kopi basah dan di jemur di Tibar (Liquica). Waktu penelitian pada bulan Mei sampai Juni 2012.
B. Jenis Penelitian Berdasarkan sifatnya maka penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Mardikanto (2010) menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif memusatkan pada pengumpulan data kuantitatif yang berupa angka-angka untuk kemudian dianalisis commit to user 68
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
dengan menggunakan analisis statistika dengan mempergunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS). Selanjutnya
menurut
Singarimbun
dan
Efendi
(1995)
penelitian
digolongkan menjadi tiga tipe yaitu (1) penelitian penjajakan (eksploratif) yaitu penelitian yang bertujuan menemukan sebab terjadinya sesuatu, bersifat terbuka masih mencari – cari dan belum mempunyai hipotesis; (2) penelitian deskriptif adalah suatu penelitian untuk mendeskripsikan secara rinci terhadap suatu fenomena tertentu; (3). penelitian penjelasan (eksplanatori) yaitu suatu penelitian yang menyoroti hubungan antara variabel penelitian dan menguji hipotesis. Dengan demikian maka tipe penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif yang mana berusaha untuk menjelaskan keadaan lokasi penelitian.
C. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah anggota Coperativa Café Organic (CCO) atau anggota Koperasi Petani Kopi Organik di Desa Estado Sub Distrito Ermera, Distrito Ermera. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dipilih dengan sengaja (purposive sample) dengan
alasan
“ Populasi di lokasi penelitian adalah
homogen yang berarti seluruh masyarakat bermata pencaharian sebagai petani kopi dan menjadi anggota Coperativa Café Organik (CCO)” yang mempunyai kepentingan yang sama yakni bisa menyalurkan hasil kopi untuk meningkatkan pendapatan. Sehingga pegambilan sampel responden dipilih secara sengaja terhadap 60 responden dari 3 Rukun Kampung (RK). Berkaitan dengan populasi commit to user yang homogen, maka Mardikanto (2010) mengemukakan bahwa “ Populasi yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
full homogen dapat diambil dalam jumlah kecil atau bahkan hanya diambil satu sampel saja”.
D. Variabel Penelitian dan definisi Operasional 1. Variabel Mardikanto (2010) menjelaskan bahwa Variabel adalah “faktor-faktor yang akan dikaji dalam penelitian”.
Dengan demikian maka varaibel-
varaibel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. X1 = Kompetensi Penyuluh pertanian (Kemampuan berkomunikasi, Sikap dan pengetahuan. b. X2 = Peranan Penyuluh pertanian ( Edukasi, Deseminasi informasi/inovasi, Fasilitasi, Konsultasi, Supervisi, Pemantauan dan Evaluasi) c. X3 = Karakteristik Penyuluh ( Penampilan, Suku dan Motivasi kerja). d. X4 = Faktor pendukung (dukungan atau kebijakan pemerintah, sarana dan prasarana serta kelembagaan) e. Y1=Partisipasi anggota CCO (Perencanaan, Pelaksanaan, Memeberikan korbanan, pemanfaatan hasil dan Monitoring & evaluasi). f. Y2 = Keberdayaan anggota koperasi petani kopi organik (Peningkatan Pendapatan anggota dan Kemandirian). 2. Definisi operasional Definisi operasional ini dimaksudkan untuk memberikan batasan yang jelas dalam proses penelitian ini. Adapun konsep operasional dimaksud commit to user anatara lain :
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
a) Kompetensi Penyuluh adalah kemampuan penyuluh dalam pengetahuan, dan sikap yang terwujud dalam tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas penyuluhan pertanian. Variabel ini diukur melalui indiaktor-indiaktor seperti dibawah ini : 1. Kemampuan berkomunikasi adalah kemampuan seorang penyuluh di dalam menyampaikan berbagai macam informasi yang berkenaan dengan penyuluhan dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti. Indikator ini diukur dengan menggunakan skala ordinal yang di klasifikasi dengan skor 1 – 4 yaitu: 1. Sangat sulit, 2. Sulit, 3 mudah, 4. Sangat mudah. 2. Sikap penyuluh (Attitude) adalah cara menempatkan atau membawa diri ditengah anggota koperasi dengan kesederhanaan, sehingga akrab dalam pergaulan serta mau bersahabat yang bukan menjadi guru. Namun sesuai dengan tugas keprofesiannya sebagai penyuluh, serta bersedia menerima berbagai macam inovasi. Indikator ini diukur dengan menggunakan skala ordinal yang di klasifikasi dengan skor 1 – 4 yaitu: 1. Sering mengeluh, 2. Basa biasa saja, 3.Cukup menyukai, 4. Sangat bangga. 3. Pengetahuan merupakan hasil dari proses mencari tahu, dari yang tadinya tidak tahu menjadi tahu. Dalam hal ini pengetahuan Penyuluh tentang arti, fungsi, manfaat dan tujuan dari inovasi.Selain itu diharapkan Penyuluh dapat mengetahui kondisi sosial anggota CCO. Adapun Indikator ini diukur dengan menggunakan skala ordinal yang di klasifikasi dengan skor 1 – 4 yaitu: 1. Sangat sulit menjelaskan,2. Sulit commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
menjelaskan,3. Cukup mampu menjelaskan, 4. Mampu menjelaskan dengan sangat lancar. b) Peranan penyuluh adalah fungsi seorang Penyuluh yang sesuai dengan statusnya dalam suatu kegiatan sistem sosial. Setiap peranan dalam suatu sistem sosial mempunyai serangkaian tingkah laku yang sejalan dengan peranan dalam mempengaruhi sasaran penyuluhan melalui metoda dan teknik-teknik yang digunakan. Variabel ini diukur melalui indiaktorindiaktor seperti dibawah ini : 1. Edukasi, adalah proses pembelajaran yang dilakukan oleh penyuluh pertanian terhadap anggota CCO dan sebagai tempat untuk sharing informasi. Indikator ini diukur dengan menggunakan skala ordinal yang di klasifikasi dengan skor 1 – 4 yaitu: 1. Tidak pernah, 2. Jarang Sekali, 3 Sering, 4. Selalu. 2. Desiminasi informasi adalah proses penyebarluasan informasi oleh penyuluh kepada anggota CCO dengan menggunakan brosur, seminar ataupun penerangan langsung oleh penyuluh kepada anggota CCO. Indikator ini diukur dengan menggunakan skala ordinal yang di klasifikasi dengan skor 1 – 4 yaitu: 1. Tidak pernah, 2. Jarang Sekali, 3 Sering, 4. Selalu. 3. Fasilitasi, atau pendampingan adalah proses pendampingan kepada anggota CCO sebagai bagian dari mediator dalam penyelesaian suatu permasalahan. Indikator ini diukur dengan menggunakan skala ordinal yang di klasifikasi dengan skor 1 – 4 yaitu: 1. Tidak pernah, 2. Jarang commit to user Sekali, 3 Sering, 4. Selalu.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
4. Konsultasi adalah proses membantu memecahkan suatu permasalahan atau sekadar memberikan alternatif pemecahan masalah bersama anggota CCO. Indikator ini diukur dengan menggunakan skala ordinal yang di klasifikasi dengan skor 1 – 4 yaitu: 1. Tidak pernah, 2. Jarang Sekali, 3 Sering, 4. Selalu. 5. Supervisi adalah upaya penyuluh pertanian bersama-sama dengan anggota koperasi melakukan penilaian, kemudian memberikan saran alternatif perbaikan atau pemecahan masalah yang dihadapi. Indikator ini diukur dengan menggunakan skala ordinal yang di klasifikasi dengan skor 1 – 4 yaitu: 1. Tidak pernah, 2. Jarang Sekali, 3 Sering, 4. Selalu. 6. Pemantauan, adalah proses berlangsungnya penilaian terhadap suatu kegiatan atau program yang sedang berlangsung. Indikator ini diukur dengan menggunakan skala ordinal yang di klasifikasi dengan skor 1 – 4 yaitu: 1. Tidak pernah, 2. Jarang Sekali, 3 Sering, 4. Selalu. 7. Evaluasi, yaitu adalah proses pengukuran dan penilaian terhadap suatu keberhasilan kegiatan yang dimulai dari awal sampai berakhirnya kegiatan tersebut baik financial maupun keberhasilan kegiatan itu sendiri. Indikator ini diukur dengan menggunakan skala ordinal yang di klasifikasi dengan skor 1 – 4 yaitu: 1. Tidak pernah, 2. Jarang Sekali, 3 Sering, 4. Selalu. c) Karakteristik Penyuluhan merupakan bagian dari individu dan melekat pada diri penyuluh yang mendasari tingkah laku penyuluh dalam situasi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
kerja maupun situasi lainnya dalam memberdayakan anggota CCO. Variabel ini diukur melalui indiaktor-indiaktor seperti dibawah ini : 1. Penampilan adalah proses dan cara yang menjadi ciri khas seorang penyuluh di dalam pergaulannya di tengah masyarakat. Indikator ini diukur dengan menggunakan skala ordinal yang di klasifikasi dengan skor 1 – 4 yaitu: 1. Sombong, 2. Tidak bersahabat. 3. Bersahabat dengan siapa saja 4. Ramah dan Bersahabat dengan siapa saja 2. Suku adalah asal usul seseorang dalam masyarakat yang dibatasi dengan garis keturunan atau batas wilayah. Indikator ini diukur dengan menggunakan skala ordinal yang di klasifikasi dengan skor 1 – 4 yaitu: 1. Tidak terima suku lain 2. Menerima suku lain tetapi tidak mau bekerja sama, 3 Menerima suku lain dan mau bekerja sama, 4. Sangat bersahabat dengan siapa saja. 3. Motivasi kerja adalah dorongan yang dapat mempengaruhi penyuluh dalam melakukan pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Indikator ini diukur dengan menggunakan skala ordinal yang di klasifikasi dengan skor 1 – 4 yaitu: 1. Masa bodoh, 2. Kurang berminat untuk menambah pendapatan, 3 Berusaha untuk menambah pendapatan, 4. Sangat bernafsu untuk mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi. d) Faktor penunjang penyuluhan merupakan dukungan yang diberikan oleh kelembagaan atau pemerintah kepada penyuluh dalam penyuluhan. Meliputi: dukungan atau kebijakan pemerintah, kelembagaan dan sarana prasarana. Variabel ini diukur melalui indiaktor-indiaktor seperti dibawah commit to user ini :
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
1. Dukungan atau kebijakan pemerintah adalah adanya dukungan pemerintah atau lembaga swasta kepada penyuluh pertanian dalam memberdayakan masyarakat. Indikator ini diukur dengan menggunakan skala ordinal yang di klasifikasi dengan skor 1 – 4 yaitu: 1. Tidak ada, 2. Ada, tapi belum diimplementasikan, 3 Ada tetapi belum seperti yang diharapkan, 4. Ada dan sudah seperti yang diharapkan. 2. Sarana
dan
prasarana
adalah
ketersediaan
fasilitas,
peralatan,
perlengkapan yang disediakan untuk memperlancar kegiatan tugastugas penyuluh pertanian. Indikator ini diukur dengan menggunakan skala ordinal yang di klasifikasi dengan skor 1 – 4 yaitu: 1. Belum tersedia, 2. Ada tersedia tetapi belum berfungsi, 3 Ada tersedia tetapi belum seperti yang di harapkan, 4. Ada tersedia dan sudah seperti yang di harapkan. 3. Kelembagaan adalah wadah yang mendukung kinerja penyuluh pertanian dalam memberdayakan anggota koperasi petani kopi organic melalui : sumber pembiayaan, efektivitas kelembagaan dan penyusunan program yang baku. Indikator ini diukur dengan menggunakan skala ordinal yang di klasifikasi dengan skor 1 – 4 yaitu: 1. Belum tersedia, 2. Ada tersedia namun belum berfungsi, 3 Ada tersedia tetapi belum seperti yang diharapkan 4. Ada tersedia dan sudah seperti yang di harapkan. e) Partisipasi anggota CCO merupakan keikutsertaaan seseorang dalam suatu kegiatan CCO. Maksudnya adalah kegiatan atau pernyataan keikutsertaan commit to user sebagai bagian dari anggota CCO dengan tujuan untuk memperoleh
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
manfaat baik bagi keluarga maupun di dalam lingkungan. Variabel ini diukur melalui indiaktor-indiaktor seperti dibawah ini : 1. Perencanaan adalah keikutsertaan seorang anggota bersama penyuluh di di dalam penyusunan kegiatan bersama melalui: identifikasi potensi wilayah, memandu penyusunan rencana usaha petani, penyusunan programa penyuluhan pertanian (tim), penyusunan rencana kerja tahunan penyuluh pertanian. Indikator ini diukur dengan menggunakan skala ordinal yang di klasifikasi dengan skor 1 – 4 yaitu: 1. Tidak hadir, 2. Hadir tetapi tidak aktif, 3 Aktif tetapi tidak direspon dengan baik, 4. Aktif dan dilibatkan. 2. Pelaksanaan adalah pelaksanaan kegiatan oleh anggota koperasi bersama dengan penyuluh pertanian mempersiapkan: materi yang dibutuhkan oleh petani, frekuensi kegiatan penyuluhan pertanian, kesesuaian metode, dan upaya menumbuhkan kelembagaan petani. Indikator ini diukur dengan menggunakan skala ordinal yang di klasifikasi dengan skor 1 – 4 yaitu: 1. Tidak hadir, 2. Hadir tetapi tidak aktif, 3 Aktif tetapi tidak di respon dengan baik, 4. Aktif dan dilibatkan 3. Pemanfaatan hasil adalah Keaktifan anggota dalam mempergunakan hasil kegiatan yang ada baik fisik maupun non fisik. Indikator ini diukur dengan menggunakan skala ordinal yang di klasifikasi dengan skor 1 – 4 yaitu: 1. Tidak memanfaatkan hasil, 2. Memanfaatkan sebagian kecil, 3 Memanfaatkan sebagian, 4. Memanfaatkan hasil kegiatan secara penuh.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 77
4. Monitoring dan evaluasi adalah keikutsertaan anggota di dalam mengevaluasi dan melaporkan hasil kegiatan penyuluhan yang telah dilaksanakan. Meliputi : pelaksanaan evaluasi kegiatan, dan evaluasi dampak pelaksanaan penyuluhan. Indikator ini diukur dengan menggunakan skala ordinal yang di klasifikasi dengan skor 1 – 4 yaitu: 1. Tidak pernah ikut, 2. Jarang mengikuti, 3 Sering mengikuti, 4. Mengikuti Monitoring dan Evaluasi (MonEv) secara penuh. f) Keberdayaan merupakan upaya untuk (terus menerus) meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat “bawah” yang tidak mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain, memberdayakan masyarakat adalah meningkatkan kemampuan dan meningkatkan kemandirian masyarakat. Variabel ini diukur melalui indikator-indikator seperti di bawah ini : 1. Peningkatan pendapatan merupakan hasil akhir yang didapat seseoang dalam mengambil kesempatan di dalam menjadi anggota CCO. Dengan keterlibatan ini akan meningkatan pendapatan bagi petani kopi melalui meningkatkan pengetahuan dalam membudidayakan kopi dalam kualitas maupun kuantitas. Indikator ini diukur dengan menggunakan skala ordinal yang di klasifikasi dengan skor 1 – 4 yaitu: 1. Sangat Rendah, 2. Rendah, 3 Tinggi, 4. Tinggi sekali. 2. Kemandirian artinya masyarakat diberikan ruang yang cukup untuk menentukan pilihan atas sejumlah alternatif dan menetapkan visi dirinya ke depan. Keputusan sepenuhnya di tangan masyarakat sendiri commit to user sebagai perencana, pelaksana, pengawas dan evaluator. Kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78
masyarakat dalam mengambil keputusan harus terus dikembangkan. Indikator ini diukur dengan menggunakan skala ordinal yang di klasifikasi dengan skor 1 – 4 yaitu: 1. Tidak ada, 2. Sangat rendah, 3 Sesuai target, 4. Melampaui target.
E. Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh dengan cara wawancara langsung, ataupun
observasi dengan responden berdasarkan daftar pertanyaan yang telah disiapkan. Data sekunder diperoleh dari literatur, lembaga-lembaga dan kantor-kantor pemerintah yang berhubungan dengan penelitian ini. Dalam memperoleh informasi yang diperlukan maka teknik pengumpulan datanya adalah sebagai berikut : a. Wawancara yaitu pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada responden dengan menggunakan kuesioner sebagai panduannya. b. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap obyek penelitian. c. Pencatatan adalah pengambilan data dari dokumen-dokumen instansi/ lembaga yang berkaitan dengan kegiatan penelitian.
F. Instrumen untuk mengupulkan Data Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini Kuisioner. commit to user Kuisioner merupakan daftar yang berisikan suatu rangkaian pertanyaan untuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 79
memperoleh data berupa jawaban-jawaban dari responden mengenai sesutu hal atau dalam sesuatu bidang (Koentjaraningrat, 1983). Oleh karena itu isi daripada kuesioner berkaitan dengan pertanyaan tentang topik yang diberikan kepada subjek, baik secara individual atau kelompok untuk mendapatkan informasi tertentu. Seperti yang dikemukakan oleh Riduwan, (2011) bahwa angket ”questionnaire” adalah daftara pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna. Dengan demikian maka Angket yang disusun dalam penelitian ini berisikan tentang : kompetensi penyuluh, peran penyuluh, karakteristik penyuluh, faktor pendukung penyuluh, dan partisipasi anggota Coperativa Cafe Organic (CCO) serta Hasil keberdayaan petani kopi itu sendiri. Oleh karena itu kusioner merupakan alat untuk mengukur suatu konsep, maka konsep yang sedang diukur itu harus ”measureable” dan dapat diukur (Slamet, 2006).
G. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas Uji validitas merupakan akurasi alat ukur terhadap yang diukur walaupun dilakukan berkali-kali dan dimana-mana (Sugiyono, 2006). Sedangkan untuk mengetahui valid tidaknya suatu instrumen pengukuran yaitu apabila dapat diukur atau mampu mengukur apa yang ingin dicari secara tepat. Singarimbun dan Efendi (1995) membagi validitas menjadi 6 bagian diantaranya : (1) Validitas isi adalah suatu alat pengukur ditentukan oleh sejauhmana isi alat pengukur tersebut mewakili semua aspek yang dianggap commit to user sebagai aspek kerangka konsep , (2) Validitas eksternal adalaha kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 80
alat ukur untuk mengukur gejala social yang memberikan hasil yang sama dengan hasil alat ukur yang sudah ada, (3) Validitas konstruk adalah kerangka dari suatu konsep yang digunakan dalam penelitian yang kemudian atas dasar konsep disusun tolak ukur operasional , (4) Validitas prediktif adalah kemampuan alat ukur untuk memperediksikan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang, (5) Validitas budaya adalah sejauhmana suatu alat ukur dapat digunakan untuk responden pada suatu masyarakat yang berbeda dimensi budayanya dan (6) Validitas rupa adalah jenis validitas yang menekankan aspek “rupanya” suatu alat pengukur untuk mengukur apa yang hendak diukur. Dengan demikian maka Validitas yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Validitas isi, yang mengukur sejauhmana alat ukur mewakili semua dimensi atau aspek dari kerangka konsep yang didasari atas pendapat para ahli baik dalam kajian pustaka maupun dari dosen pembimbing sesuai dengan tujuan penelitian dan uji validitas logika. Dalam menghitung validitas ini dengan menghitung korelasi antara setiap pertanyaan-pertanyaan dengan skor total dengan menggunakan teknisi korelasi product moment dengan bantuan program Statistical package for Social Science (SPSS) dengan membandingkan angka korelasi dengan angka kritik pada table korelasi nilai r (angka korelasi) pada taraf tertentu; yakni 1 % atau 5 % . Apa bila angka korelasi tersebut lebih besar dari pada angka pada tabel korelasi nilai r maka item pertanyaan tersebut dinyatakan valid untuk dipergunakan dalam penelitian. Interprestasi hasil uji coba validitas instrumen penelitian dengan teknik analisis korelasi butir-total yang disajikan pada lampiran 6. Hasilnya commit to user menunjukkan bahwa terdapat 11 butir intsrumen yang setelah dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 81
analisis dinyatakan tidak valid, yaitu pada butir nomor 1, 6, 8, 22, 23, 31. 33. 34. 39,40 dan 43 dalam daftar pertanyaan. Dengan demikian ke 11 butir intstrumen yang tidak valid tersebut dihilangkan atau dieliminir (Sugiyono, 2008). Dasar pertimbangannya yaitu bahwa semua butir yang dinyatakan tidak valid, sudah terwakili oleh butir-butir yang valid sebagai indikator variabel. Berdasarkan proses pengujian validitas instrument, maka keseluruhan instrumen penelitian yang digunakan telah memenuhi persyaratan valid. Artinya, instrumen telah dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. 2. Uji Reliabilitas Keterandalan instrumen atau uji reliabilitas merupakan sebuah alat ukur untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang (Sulstyo, 2010). Kerlinger (2006) mengatakan bahwa Reliabilitas atau keandalan atau ketepatan, merupakan instrumen pengukur dalam penelitian. Reliabilitas instrumen pada penelitian ini, diuji dengan melihat nilai koefisien Alpha Cronbach dengan bantuan Program Statistical package for Social Science (SPSS). Ketelitian dalam mengukur instrument dapat dilihat dari koefisien korelasi cronbach alpha dari data yang diperoleh yaitu
> 0,75
(young, dalam Mardikanto, 2010). Interpretasi hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada lampiran 6. Hasil perhitungan cronbach alpha menunjukkan bahwa instrumen penelitian untuk variabel kompetensi penyuluh, peranan penyuluh, karakteristik penyuluh, factor pendukung, partisipasi anggota CCO dan keberdayaan petani kopi commit to user seluruhnya reliabel karena masing-masing nilainya lebih besar dari 0,75.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 82
Namun tidak berarti bahwa dengan menggunakan instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya, otomatis hasil (data) penelitian menjadi valid dan reliabel. Hal ini masih akan dipengaruhi oleh kondisi obyek yang diteliti, dan kemampuan orang yang menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu peneliti harus mampu mengendalikan obyek yang diteliti dan meningkatkan kemampuan dan menggunakan instrumen untuk mengukur variabel yang diteliti (Sugiyono, 2011). H. Teknik Analisis Data Data dan semua informasi yang diperoleh dianalisis baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Sedangkan untuk mendiskripsikan variabel penelitian dalam penelitian ini mengguakan analisis data : analisis statistik deskriptif dan Analisis jalur (Path analysis). 1. Analisis Statistik Deskriptif Menurut Sugiyono (2010) statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi. Sesuai data yang tersedia, data primer dianalisis melalui tahap, Prasetyo dan Jannah, (2005) dalam Angoroseto, (2012) : a. Pengkodean data (coding), merupakan suatu proses penyusunan secara sistematis data mentah (yang ada dalam kuisoner) ke dalam bentuk yang mudah dibaca ke dalam mesin pengolah data seperti komputer. b. Data entering, untuk memudahkan data yang telah diubah menjadi kode ke dalam mesin pengolah data. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 83
c. Data cleaning, untuk memastikan seluruh data yang telah dimasukkan ke mesin pengolah data sudah sesuai yang sebenarnya d. Data output yang merupakan hasil pengolahan data e. Analisis data yaitu suatu proses lanjutan dari proses pengolahan data untuk melihat bagaimana mengintrepretasikan data dari hasil yang sudah ada pada tahap hasil pengolahan data . Dalam penelitian ini akan digunakan skala data ordinal. Pada data dengan skala ordinal, “pusat kecenderungan” adalah pada nilai tengah atau median (Mardikanto, 2010). 2. Analisis Jalur (Path Analysis) Analisis jalur atau yang dikenal dengan path analysis digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen). Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008), dan Muhidin dan Abdurahman (2009) dalam penelitian sosial, tidak semata-mata hanya mengungkapkan hubungan variabel sebagai terjemahan statistik dari hubugan antara variabel alami, tetapi terfokus pada upaya untuk mengungkapkan hubungan kausal antara variabel. Menurut Muhidin dan Abdurahman (2007), sebelum melakukan analisis, hendaknya diperhatikan beberapa asumsi sebagai berikut : (a) hubungan antar variabel adalah linear dan aditif, (b) semua variabel residu tidak mempunyai korelasi satu sama lain, (c) pola hubungan antar variabel adalah rekursif atau hubungan yang tidak melibatkan arah pengaruh yang commit to user timbal balik, (d) tingkat pengukuran semua variabel sekurang-kurangnya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 84
adalah interval. Riduwan dan Kuncoro (2008) menambahkan asumsi lainnya yaitu : (a) observed variables diukur tanpa kesalahan (instrumen pengukuran valid dan reliabel), (b) model yang dianalisis dispesifikasikan (diidentifikasi) dengan benar berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep yang relevan, artinya model teori yang dikaji atau diuji dibangun berdasarkan kerangka teoritis tertentu yang mampu menjelaskan hubungan kausalitas antar variabel yang diteliti. Keunggulan dari analisis jalur dibanding regresi menurut Mardikanto (2010) adalah sebagai berikut : a. Koefisien jalur, sudah memperhatikan pengaruh variabel bebas yang lain terhadap variabel terikatnya b. Tidak memerlukan uji otokorelasi, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas c. Dapat
diterapkan
pada
variabel-varibel
berskala
ordinal,
dengan
memanfaatkan nilai koefisien korelasi jenjangnya. Oleh karena data yang dipergunakan dalam path analysis adalah data interval maka semua data yang berseberangan dengan data interval perlu di transpormasikan ke data interval sebelum menganalisis data yang ada. Variabel-variabel dalam penelitian ini memiliki skala ordinal, sehingga perlu terlebih dahulu dilakukan penjenjangan (ranking) terhadap data aslinya untuk menganalisis path analisisnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 85
Berikut diagram analisis dalam penelitian dapat disajikan seperti Gambar 4.
€1 €3
Kompetensi penyuluh (X1) €2
X1X3
X2X1
€4
Y1X1 Y2X1
Peranan penyuluh (X2)
Y2X1
Y2X2
Partisipasi X2X3 Karakteristik Penyuluh (X3) X2X4
Y2Y1
anggota CCO (Y1) Y1X3 Y2X4 Y1X4
Faktor pendukung (X4)
Gambar 4 : Diagram Analisis jalur
commit to user
Y2X3
Keberdayaan petani kopi (Y2)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran umum wilayah Penelitian 1.
Kondisi Geografis Umum Republica Democratica de Timor Leste (RDTL) adalah Negara yang mendeklarasikan diri sebagai sebuah Negara merdeka pada tanggal 20 Mei 2002 yang terletak dibagian paling timur pulau Timor dari kepulauan sunda kecil. Di sebelah barat berbatasan dengan Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Indonesia. Laut Sewu dan Selat Wetar berada di sebelah utara, sedangkan Australia ada di bagian selatan atau kurang lebih 500 kilometer di seberang laut Timor. Daerah kantong Oecusse berada di sebelah barat Pulau Timor merupakan bagian dari wilayah Timor Leste termasuk pulau Atauro dan Jako dengan jumlah penduduk 1.066.409 jiwa (Sensu populasaun no uma kain 2010).
Gambar 5 : Peta Pembagian wilayah Negara Republica Democratica commit to user de Timor Leste 86
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 87
Secara administratif Distrito Ermera merupakan salah satu distrito dari 13 distrito yang berada di wilayah Republica Democratica de Timor Leste (RDTL). Distrik ini terletak pada 80 – 400 Lintang Selatan dan 1250 – 1350 Bujur Timur dengan batas-batas wilayah : Sebelah utara berbatasan dengan Distrito Liquica Sebelah selatan berbatasan dengan Distrito Ainaro Sebelah timur berbatasan dengan Distrito Aileu Sebelah barat berbatasan dengan Distrito Bobonaro Distrito Ermera merupakan daerah penghasil kopi terbesar di timor Leste bila dibandingkan dengan Distrito lain yang memiliki areal perkebunan kopi. Tabel 4: Prosentase luas tanam dan produksi kopi di 6 Distrik penghasil kopi No Nama Luas Tanam (%) Produksi Distrik (ha) (Ton)/Th 1 Ermera 30.744 57,11 6.715,00 2 Liquica 6.772 12,58 1.555,00 3 Bobonaro 2.542 4,72 682,00 4 Aileu 1.437 2,67 103,25 5 Ainaro 5.026 9,34 1.489,00 6 Manufahi 7.311 13,58 2.109,00 Total 53.832 100,00 12.652,25 Sumber : DNPI-AC/MAP, 2010 (diolah) Berdasarkan Tabel 4 bahwa Distrito Ermera merupakan penghasil kopi terbesar di Timor Leste yakni 57,11 persen dengan luas lahan 30.744 ha dan produksi sebanyak 6.715 ton/tahun. Melihat luas lahan perkebunan kopi di Distrito Ermera ada peningkatan bila dibandingkan dengan luas lahan pada tahun 1998 seluas 27.826 ha (BPS Kabupaten Ermera, 1998).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 88
Dilihat dari kondisi tofografi Distrito Ermera berdasarkan ketinggian tempat dari permukaan laut, maka dapat dikelompokkan ke dalam empat bagian yaitu : a) Daerah yang memiliki ketinggian 40 – 100 meter dari permukaan laut, berlokasi di Sub Distrito Hatolia yakni daerah Sare serta sepanjang sungai Marobo. b) Daerah yang memiliki ketinggian 101 – 500 meter dari permukaan laut, berlokasi di Sub Distrito Hatolia Kota dan sekitarnya. c) Daerah yang memiliki ketinggian 501 – 1000 meter dari permukaan laut, berlokasi di Talo, Fatubesi (Sub Distrito Hatolia), Sub Distrito Ermera dan Sub Distrito Railaco. d) Daerah yang memiliki ketinggian diatas 1000 meter dari permukaan laut, meliputi Sub Distrito Atsabe (Parmin dan Laclo) serta hampir seluruh wilayah Sub Distrito Letefoho. Dengan demikian maka sebagian besar wilayah Distrito Ermera termasuk dalam kategori ketinggian yang cocok untuk tanaman kopi yakni 1000 meter dari permukaan laut. Sedangkan curah hujan berkisar antara 1000-3000 mm per tahun dengan distribusi rata-rata enam bulan basah dan empat bulan kering serta dua bulan lembab (BPS Kabupaten Ermera 1998). Distrito Ermera seluas 746,00 km2 yang membawahi 5 sub distrik dengan luas wilayahnya dilihat pada Tabel 5.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 89
Tabel 5 : Jumlah penduduk dan luas wilayah sub distrito di Distrito Ermera tahun 2010 Sub Jumlah Luas wilayah Kepadatan No Distrito penduduk (Km2) penduduk jiwa/km2 1 Atsabe 17.264 164,82 105 2 Ermera 33.530 114,41 293 3 Hatolia 34.999 249,58 140 4 Letefoho 20.887 108,52 192 5 Railaco 10.364 108,67 95 Jumlah 117.064 746,00 157 Sumber : Dirasaun Nacional Estatistika (DNE) Timor Leste, 2010 Tabel 5 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Sub Distrito Ermera berada pada urutan kedua bila dibandingkan dengan ke empat sub distrik yang ada yakni 33.530 jiwa dengan luas wilayah 114,41 km2 serta penduduk terpadat yaitu 293 jiwa/km2. 2.
Geografis Suco Estado Suco Estado merupakan salah satu Suco yang terletak di Sub Distrito Ermera Distrito Ermera. Berjarak sekitar 12 km dari Sub Dstrito Ermera atau berjarak sekitar 20 km dari Distrito Ermera yang dapat di tempuh dengan Angguna (Angkutan setempat). Tofografi daerah ini bergunung dengan mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani kopi dan pertanian hortikultura seperti : Sawi, buncis dan labu siam. Pemerintahan terkecil setelah Sub Distrik adalah Suco (Desa) yang dikepalai oleh seorang kepala desa. Suco Estado membawahi 12 Aldeia (setingkat dengan Rukun Kampung) dan dikepalai oleh seorang Chefe Aldeia (Kepala RK). Tugas Chefe Aldeia secara struktural adalah membantu kepala Chefe Suco (Kepala Desa) dalam rangka membina dan memelihara ketentraman serta ketertiban masyarakat. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 90
Menurut Gambar 6 bahwa dalam menjalankan tugas pemerintahannya kepala desa dibantu oleh seorang Anciao serta perwakilan dari Tua-tua adat 1 orang dan 2 orang perwakilan dari Pemuda dan pemudi. Untuk pelaksanaan program dalam desa Chefe Suco di bantu oleh Chefe Aldeia dalam rangka mengerakkan dan meningkatkan prakarsa dan partisipasi masyarakat untuk melaksanakan pembangunan dalam desa.
Chefe Suco Penasehat Ançiao
Pemuda
Tua Adat
Pemudi
12 Chefe Aldeia
Gambar : 6 Struktur Pemerintahan Suco Estado Estado
a. Luas wilayah dan komposisi Penduduk Suco Estado Suco Estado merupakan salah satu Suco dari 10 Suco yang terletak di Sub Distrito Ermera. Tabel 6 menunjukkan bahwa luas wilayah Suco Estado di Sub Distrito Ermera berada pada urutan pertama dengan luas wilayah 15,17 km2 dan kepadatan penduduk Suco Estado tercatat 212 jiwa/km2. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 91
Tabel 6 : Kepadatan penduduk per Sucos di Distrito Ermera tahun 2010 Jumlah Luas wilayah Kepadatan penNo Suco penduduk (Km2) duduk (jiwa/Km2) 1 Estado 3.211 15,17 212 2 Humboe 2.023 10,32 196 3 Lauala 2.612 8,13 321 4 Legumea 1.057 10,21 104 5 Mirtutu 3.140 11,62 270 6 Poetete 7.743 13,28 583 7 Ponilala 3.198 14,22 225 8 Raimerahei 2.766 9,78 283 9 Riheu 6.297 10,85 580 10 Talimoro 1.483 10,83 137 Total 33.530 114,41 393 Sumber : Sensu populasaun no uma kain Timor Leste, 2010 (Sensus Penduduk dan Perumahan Timor Leste 2010) Sedangkan kepadatan penduduk menurut Rukun Kampung (RK) dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 : Kepadatan penduduk Sucos Estado per Aldeia tahun 2011 Kepala LakiKeluarga laki 1 Hoitaso 58 130 2 Hamrik Metin 65 164 3 Tatoli 97 272 4 Tasaquina 61 162 5 Coracao de J 108 261 6 Sarmata 63 143 7 Indati Luli 39 93 8 Moris Mesak 82 247 9 Culau Haburas 35 103 10 Rai Lacan 43 136 11 Lilimo 59 156 12 Sinais 26 72 TOTAL 736 1939 Sumber : Monografi Suco Estado 2011 No
Aldeia
commit to user
Perempuan 141 175 240 175 252 149 88 222 82 116 152 59 1851
Jumlah 271 339 512 337 513 292 181 469 185 252 308 131 3790
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 92
Pada akhir tahun 2011, penduduk Suco Estado tercatat sebanyak 3790 jiwa yang dirinci per jenis kelamin dan per status sosial dirinci pada Tabel 8. Tabel 8 : Komposisi penduduk menurut jenis kelamin dan pendidikan terakhir tahun 2011 Komposisi penduduk Status Jumlah % No (Orang) 1. Jumlah penduduk 3.790 100,00 menurut jenis Laki-laki 1.939 51,20 kelamin Perempuan 1.851 48,80 2. Pendidikan 3.790 100,00 Tidak sekolah 1180 31,13 SD 2245 59,24 SMP 168 4,43 SMA 128 3,38 Perguruan Tinggi 69 1,82 Sumber: Monografi Suco Estado 2011 Dari Tabel ini dapat dilihat bahwa jumlah penduduk Suco Estado adalah 3.790 jiwa, dengan jumlah penduduk terbesar laki-laki. Apabila dilihat dari sex ratio, yaitu perbandingan antara penduduk laki-laki dengan perempuan, maka di Suco Estado pada tahun 2011 mempunyai angka sex ratio sebesar 105 persen yang berarti setiap 100 orang penduduk perempuan terdapat 105 orang penduduk laki-laki. Untuk tingkat pendidikan penduduk di Suco Estado umumnya masih rendah, karena persentase terbesar pada tingkat pendidikan SD yaitu sebesar 2345 jiwa atau 59,24 persen yang diikuti oleh tidak sekolah yaitu 1180 jiwa atau 31,13 persen. Namun dengan perkembangan dan pergerakan globalisasi maka penduduk Suco Estado mulai menyadari pentingnya pendidikan dengan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Karena dengan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 93
pendidikan dapat mempengaruhi kualitas sumber daya manusia dengan pola pikir yang semakin maju juga. b. Penduduk Suco Estado menurut mata pencahariannya Berikut data mata pencaharian penduduk suco Estado : Tabel 9: Penduduk menurut mata pencaharian dan pendidikan terakhir di Suco Estado tahun 2011 No Mata Pencaharian Jumlah (orang) (%) 1. Puncionario Public (PNS) 34 4,62 2. Forca Defesa Timor Leste (FDTL) 0,00 3. Policia Nacional Timor Leste 3 0,41 4. Tukang Kayu 37 5,03 5. Tukang Batu 27 3,67 6. Petani 635 86,28 TOTAL 736 100,00 Sumber: Monografi Suco Estado 2011 Dilihat dari Tabel jumlah terbesar penduduk bermata pencaharian sebagai petani sebesar 86,28 persen dan tukang kayu sebesar 5,03 persen. 3.
Gambaran Umum Coperativa Café Organik Estado Coperativa Café Organik Estado merupakan sebuah koperasi petani kopi yang awal berdirinya di mulai pada tahun 1980 dan saat itu bernama Koperasi Unit Desa (KUD). Dalam perjalanannya maka KUD dilebur menjadi Pusat Koperasi Unit Desaa (PUSKUD) pada tahun 1994. Sebagai bagian dari pemberdayaan kepada petani maka Nacional Cooperative Business Association (NCBA) yang berasal dari Amerika serikat bekerja sama dengan PUSKUD pada tahun 1994 membentuk Coperativa café Timor (CCT) dan salah satu bagian pengembangan yang perlu di bantu dan dikembangkan adalah Coperativa café organic (CCO) dengan tujuan untuk commit to userLeste maupun sebagai bagian dari menampung aspirasi petani kopi di Timor
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 94
sosialisasi arti pentingnya kopi organic di tengah masyarakat. Oleh karena itu Coperativa café organic (CCO) merupakan perpanjangan tangan dari Coperativa café Timor atau Nacional Cooperative Business Association (CCT-NCBA) yang bertujuan : (1) Memberi kontribusi dengan merehabilitasi dan membangun ekonomi masyarakat Timor Leste, (2) Menjadi gerakan ekonomi rakyat serta ikut membangun tatanan perekonomian Negara Republica Democratica de Timor Leste, (3) Memperbaiki tingkat pendapatan dan kondisi hidup keluarga petani kecil, (4) Memperluas lapangan kerja bagi angkatan kerja Timor Leste supaya mendapat kehidupan yang layak, (5) Mengembangkan kapasitas berbisnis dan melakukan bisnis usaha berskala kecil di daerah pedesaan, (6) Mengestabilkan program kesehatan kopi serta semua anggota keluarga, (7) Memberi kontribusi dengan membangun suatu kebijakan mengenai lingkungan yang bermanfaat bagi skala petani yang kecil dari usaha kecil maupun menengah, (8) Mencari laba atas usaha yang dilakukan. Dengan demikian maka CCT diharapkan menjadi salah koperasi yang mampu membela hak-hak masyarakat kecil terutama anggota kopi yang ada di seluruh wilayah Timor Leste. a. Visi “Terwujudnya kehidupan anggota Coperativa café Timor yang damai dan sejahtera dalam satu kesatuan ekonomi anggota yang kuat”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 95
b. Misi (1) Memperkuat usaha Coperativa café Timor untuk meningkatkan perkembangan di bidang usaha diversifikasi pertanian. (2), Memperkuat usaha Coperativa café Timor sehingga mampu memberikan pelayanan pada anggota dan diharapkan menjadi industri pertanian di Timor Leste, (3) Meningkatkan pelayanan Coperativa café Timor terhadap angota, (4) Membangun kemitraan dengan anggota baik di dalam negeri maupun di luar negeri yang saling menguntungkan. c. Struktur Organisasi Coperativa café Timor Estado (CCT) Coperativa café Organik Estado (CCO) merupakan perpanjangan tangan dari Coperativa café Timor (CCT) yang berada di kabupaten di mana terkumpul anggota koperasi. Secara lengkap struktur yang dibangun dalam menjangkau semua daerah yang berpenghasilan kopi di daerah Distrito Ermera dan sekitarnya di pimpin oleh seorang supervisor dan dibantu oleh Kepala Instalasi dan kepala Administrasi serta 9 orang asisten Supervisor yang bertugas di 9 lokasi di wilayah Distrito Ermera dan sekitarnya. Dengan demikian maka Asisten Supervisor membawahi anggota CCO di daerahnya masing-masing seperti Gambar 7.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 96
CCT Estado Ka Instalasi Estado Ka Admin
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Anggota Coperativa Café Organic (CCO) Gambar 7: Struktur Coperativa café Timor Estado Keterangan : Assisten Supervisor : (1). Hotinho, (2). Aifu (3). Hatolia (A), (4). Hatolia (B), (5).Lauana, (6) Letefoho, (7). Atsabe, (8). Railaco dan (9). Lolotoe B. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Responden Penelitian Responden dalam penelitian ini adalah 60 orang anggota Coperativa café organic (CCO) di Suco Estado Sub Distrito Ermera Distrito Ermera. Gambaran karakteristik responden berdasarkan Jenis kelamin, Usia, Pendidikan, lamanya berusaha tani dan penguasaan lahan yang disajikan pada Tabel 10.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 97
Tabel 10. Karakteristik responden berdasarkan Usia, Jenis kelamin, Pendidikan, lamanya berusaha tani dan penguasaan lahan Karakteristik Jumlah No Kategori Persentase responden (orang) < 40 23 38,33 41 – 50 17 28.33 1 Usia (tahun) 51 – 60 9 15,00 > 60 11 18,33 Perempuan 1 1,67 2 Jenis kelamin Laki-laki 59 98,33 Tidak Sekolah 10 16,67 SD 18 30,00 3 Pendidikan SMP 17 28,33 SMA 15 25,00 PT 0 0,00 < 10 15 25,00 Pengalaman 11 – 20 13 21,67 4 berusaha tani 21 – 30 9 15,00 (tahun) > 31 23 38,33 <1 27 45,00 Penguasaan lahan 5 1,1 – 2 23 38,33 (ha) > 2,1 10 16,67 Sumber : Analisis data primer tahun 2012 Tabel 10 menunjukkan bahwa aktivitas responden dalam bidang pertanian didominasi oleh kaum muda yakni 23 responden atau 38,33 persen berumur di bawah 40 tahun. Ditinjau dari jenis kelamin di dominasi oleh responden yang berjenis kelamin laki-laki yaitu 59 responden atau 98,33 persen dari responden. Pendidikan responden masih bervariasi yakni 38,33 persen responden adalah tamatan SD. Sedangkan responden yang telah berpengalaman dalam berusaha tani lebih dari 30 tahun sebanyak 23 orang atau 38,33 persen dari responden yang ada. Untuk penguasaan lahan, mayoritas responden memiliki areal lahan perkebunan relatif sempit yang berkisar 1 ha yakni 27 responden atau 45 persen dari responden yang ada. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 98
2. Data Karakteristik Jawaban Responden dalam Penelitian Responden dalam penelitian ini adalah anggota Coperativa café organic (CCO) di Suco Estado Sub Distrito Ermera Distrito Ermera yang berjumlah 60 orang. Data Karakteristik Jawaban Responden berdasarkan Variabel : Kompetensi Penyuluh (X1), Peranan Penyuluh (X2), Karakteristik Penyuluh (X3), Faktor pendukung (X4), Partisipasi anggota CCO (Y1), dan Keberdayaan Petani Kopi yang disajikan pada Tabel 11. Tabel 11 : Penilaian reponden terhadap Variabel Penelitian No Variabel Median Kriteria 1 Kompetensi Penyuluh (X1) 3 Cukup trampil 2 Peranan Penyuluh (X2) 3 Sering 3 Karakteristik Penyuluh (X3) 3 Ramah dan berusaha 4 Faktor pendukung (X4) 3 Ada tersedia tetapi belum seperti yang diharapkan 5 Partisipasi anggota CCO 3 Aktif tetapi tidak (Y1) direspon dengan baik 6 Keberdayaan petani kopi 2 Masih rendah (Y2) Sumber : Analisis data primer tahun 2012 Tabel 11 menunjukkan bahwa untuk variabel kompetensi penyuluh, peranan penyuluh karakteristik penyuluh, faktor pendukung dan partisipasi anggota Coperativa café Organik (CCO) berada dalam median skor 3 yang berarti kompetensi dan peranan penyuluh cukup trampil dan berarti dalam menyampaikan inovasi kepada masyarakat. Sedangkan untuk variabel keberdayaan petani kopi berada dalam median skor 2 yang berarti hasil keberdayaan terhadap petani kopi termasuk dalam kategori
rendah.
Rendahnya keberdayaan terhadap petani dipengaruhi oleh sumber daya manusia serta pemahaman terhadap perubahan belum diterima dengan baik commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 99
oleh masyarakat. Hal ini disebabkan pemahaman
penyuluhan pertanian
belum dipahami secara baik karena keterbatasan Sumber Daya Manusia di mana dapat terlihat pada Tabel : 9 menunjukkan bahwa 31,13 % penduduk di Desa ini adalah tidak sekolah. Hal ini mempengaruhi pemahaman terhadap ide-ide yang disampaikan oleh penyuluh pertanian terutama kepada anggota Coperativa Café Organik di Suco Estado, secara lengkap dapat diuraikan sebagai berikut : a. Variabel Kompetensi Penyuluh (X1) Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dikumpulkan, maka diperoleh data penilaian responden terhadap variabel Kompetensi penyuluh dan subsub variabelnya pada Tabel 12. Tabel 12 : Penilaian reponden terhadap Kompetensi penyuluh dan sub-sub variabel Kompetensi Jumlah Kriteria Skor % Median Penyuluh (orang) 1.Kemam- 1. Sangat sulit dipahami 1 1 1,70 puan ber- 2. Sulit dipahami 2 3 5.00 komunikasi 3. Mudah dipahami 3 54 90.00 3 (X1.1) 4. Sangat mudah 4 2 3,30 dipahami 2.Sikap 1. Sering mengeluh 1 1 1.70 Penyuluh 2. Biasa biasa saja 2 7 11.70 (X1.2) 3. Cukup menyukai 3 50 83.30 3 4. Sangat Bangga 4 2 3,30 3.Pen1. Sangat sulit 1 0 0.00 getahuan menjelaskan Penyuluh 2. Sulit menjelaskan 2 7 11.70 (X1.3) 3. Cukup mampu 3 51 85.00 3 menjelaskan 4. Mampu menjelaskan 4 2 3,30 dengan sangat lancar Sumber : Analisis data primer tahun 2012 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 100
Dari Tabel 12 diketahui bahwa kecenderungan penilaian responden terhadap
Kemampuan berkomunikasi (X1.1) berada pada kategori tinggi
(median 3) atau mudah dipahami yang ditunjukkan oleh 90,00 persen pendapat responden. Hal ini bermakna bahwa kemampuan penyuluh dalam menyampaikan inovasi, memilih dan menggunakan alat media komunikasi, memilih metode pemberdayaan, menggunakan alat peraga dan kemampuan dalam berinteraksi dengan masyarakat berjalan baik serta menguasai sumber informasi yang disampaikan. Hal ini disebabkan oleh kedekatan penyuluh dengan masyarakat di Suco Estado. Namun demikian, penyuluh tetap membutuhkan pengetahuan tambahan sesuai dengan pergerakan globalisasi dan ilmu pengetahuan yang berjalan pesat saat ini. Dari aspek sikap penyuluh dalam menghayati dan bangga terhadap profesinya 83,30 persen responden memberikan penilaian cukup menyukai dan bangga sebagai seorang penyuluh di Suco Estado. Hal ini didasari atas kerja sama penyuluh dengan anggota Coperativa Café Organik (CCO) di dalam memberdayakan petani kopi di Suco Estado. Sedangkan untuk pengetahuan penyuluh dalam memahami arti, fungsi, manfaat dan tujuan inovasi
dengan median 3 yang berarti penyuluh “cukup mampu untuk
menjelaskan” informasi-informasi tentang inovasi, yakni dengan 80 persen penilaian dari responden. Hal ini bermakna bahwa tingkat pengetahuan penyuluh dalam pemahaman inovasi tergolong tinggi berdasarkan informasi-informasi yang disampaikan kepada masyarakat di Suco Estado Sub Distrito Ermera Distrito Ermera. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 101
Secara umum, kompetensi penyuluh berada pada kategori tinggi (median 3) sesuai dengan penilaian yang diberikan oleh responden yang berarti kehadiran dan informasi-informasi yang disampaikan oleh penyuluh berguna bagi masyarakat dan cukup berpengalaman di bidang penyuluhan. b. Variabel Peranan Penyuluh (X2) Berdasarkan data hasil penelitian maka diperoleh data penilaian responden terhadap
variabel Peranan penyuluh (X2) dan sub-sub
variabelnya seperti : Edukasi, Desiminasi Informasi, Fasilitasi, Komunikasi, Supervisi, Pemantauan dan Evaluasi yang datanya dapat disajikan. Dari Tabel 13 diketahui bahwa kecenderungan penilaian responden terhadap edukasi, deseminasi informasi, fasilitasi dan konsultasi berada pada kategori sering (median 3). Responden berpendapat bahwa penyuluh melakukan peranannya di tengah masyarakat dan khususnya kepada anggota Coperativa Café Organik (CCO) di desa Estado. Sedangkan jawaban responden terhadap Supervisi, Pemantauan dan Evaluasi berada pada kategori jarang sekali (median 2) yang berarti bahwa penilaian masyarakat atau anggota CCO jarang melakukan Supervisi, Pemantauan dan Evaluasi di dalam peranannya sebagai penyu;uh di Suco Estado bersama masyarakat melalui supervisi dan pemantauan kepada masyrakat yang kurang serta jarang melakukan evaluasi bersama masyarakat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 102
Tabel 13 : Distribusi Responden Berdasarkan sub variabel dalam Peranan Penyuluh (X2) Peranan Jumlah Tafsiran Kriteria Skor % Median Penyuluh (orang) 1.Edukasi (X2.1) 1.Tidak pernah 1 0 0 2.Jarang sekali 2 9 15,00 3 3.Sering 3 48 80.00 4.Selalu 4 3 5,00 2.Desiminasi 1.Tidak pernah 1 0 0 informasi (X2.2) 2.Jarang sekali 2 19 31,70 3 3.Sering 3 39 65,00 4.Selalu 4 2 3,30 3.Fasilitasi (X2.3) 1.Tidak pernah 1 0 0 2.Jarang sekali 2 23 38,30 3 3.Sering 3 33 55,00 4.Selalu 4 4 6,70 4.Konsultasi 1.Tidak pernah 1 4 6.70 (X2.4) 2.Jarang sekali 2 26 43,30 3 3.Sering 3 29 48,30 4.Selalu 4 1 1,70 5. Supervisi (X2.5) 1.Tidak pernah 1 0 0 2.Jarang sekali 2 36 60,00 2 3.Sering 3 22 36,70 4.Selalu 4 2 3,30 6.Pemantauan 1.Tidak pernah 1 0 0 (X2.6) 2.Jarang sekali 2 45 75,00 2 3.Sering 3 13 21,70 4.Selalu 4 2 3,30 7.Evaluasi (X2.7) 1.Tidak pernah 1 1 1,70 2.Jarang sekali 2 49 81,70 2 3.Sering 3 8 13,30 4.Selalu 4 2 3,30 Sumber : Analisis data primer tahun 2012
c. Variabel Karakteristik Penyuluh (X3) Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dikumpulkan, maka diperoleh data penilaian responden terhadap variabel Karakteristik penyuluh dan sub-sub variabelnya seperti : Penampilan penyuluh, Suku dan Motivasi kerja yang datanya dapat disajikan pada Tabel 14. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 103
Tabel 14: Distribusi Responden Berdasarkan sub variabel dalam Karakteristik Penyuluh (X3) Karakteristi Jumlah MediTafsiran Kriteria Skor % k Penyuluh (orang) an 1.Penampila 1. Sombong 1 4 6,70 n 2. Tidak bersahabat 2 26 43,30 3 (X3.1) 3. Bersahabat 3 30 50,00 4. Ramah/Sangat bersbt 4 0,00 2.Suku 1. Tidak terima suku 1 0 0,00 (X3.2) lain 2. Menerima tetapi tidak 2 3 5,00 mau bekerja sama 3 3. Menerima suku lain 3 57 95,00 dan mau bekerja sama 4. Menerima semua 4 0,00 suku dan sangat bersahabat 3.Motivasi 1. Masa bodoh dengan 1 2 3,30 kerja prestasi (X3.3) 2. Tidak berusaha untuk 2 9 15.00 berprestasi 3 3. Berusaha untuk 3 48 80.00 berprestasi 4. Sangat ingin 4 1 1,70 berprestasi Sumber : Analisis data primer tahun 2012 Dari Tabel 14 diketahui bahwa kecenderungan penilaian responden terhadap penampilan penyuluh berada pada kategori penampilan penyuluh bersahabat (median 3) yang ditunjukkan oleh 70,00 persen responden. Prosentase terbesar berikutnya berada pada kategori penampilan penyuluh tidak bersahabat dengan penilaian dari 23,30 persen responden. Pada sub variabel perbedaan suku penyuluh yang ditempatkan ke wilayah tertentu berada pada kategori Menerima suku lain dan mau bekerja sama (median 3 ) yang ditunjukkan dengan 75 persen responden. Sedangkan pada sub variabel motivasi kerja penilaian responden menunjukkan 78,30 persen pada kategori penyuluh dalam commit tugasnyato selalu user berusaha untuk memperbaiki
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 104
kedudukan yang ada saat ini yakni dengan berusaha untuk berprestasi dalam pekerjaannya. Secara umum, penilaian responden terhadap karakteristik penyuluh berada pada kategori median 3 di mana rata-rata jawaban responden memberikan nilai positif terhadap karakter yang dimiliki oleh penyuluh, namun penyuluh secara kuntinyu dibina agar kedekatan dan keharmonisan bekerja dengan masyarakat di Suco Estado dapat dijaga demi tercapainya tujuan bersama yakni kehidupan yang layak dan lebih baik lagi. d. Variabel Faktor Penunjang/pendukung Penyuluhan (X4) Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dikumpulkan, maka diperoleh data penilaian responden terhadap variabel Faktor pendukung penyuluh (X4) dan sub-sub variabelnya seperti : Dukungan atau kebijakan Pemerintah, Sarana dan prasarana serta Kelembagaan yang datanya dapat disajikan pada Tabel 15. Penilaian responden pada sub variabel dukungan atau kebijakan Pemerintah berada pada median skor 3 yaitu
91,70 %. Hal ini
mengindikasikan bahwa komitmen dukungan atau kebijakan pemerintah dalam pengembangan Coperativa Café Organik dirasa mendukung sebagai bagian dari pemberdayaan kepada petani kopi di desa Estado khususnya dan kepada masyarakat Timor Leste pada umumnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 105
Tabel 15. Distribusi Responden Berdasarkan sub variabel pendukung Penyuluh (X4) Faktor Jumlah Tafsiran Kriteria Skor pendukung (orang) 1.Dukungan 1. Tidak ada 1 1 atau 2. Ada, tetapi belum 2 1 kebijakan diimplementasikan Pemerintah 3. Ada, tetapi belum 3 55 (X4.1) seperti yang diharapkan 4. Ada, dan sudah 4 3 seperti yang diharapkan 2.Sarana 1. Tidak ada 1 0 prasarana 2. Ada, tetapi belum 2 0 (X4.2) diimplementasikan 3. Ada, tetapi belum 3 60 seperti yang diharapkan 4. Ada, dan sudah 4 0 seperti yang diharapkan 3.Kelem1. tidak ada 1 1 bagaan 2. ada, tetapi belum 2 0 (X4.3) diimplementasikan 3. ada, tetapi belum 3 57 seperti yang diharapkan 4 2 4. ada, dan sudah seperti yang diharapkan Sumber : Analisis data primer tahun 2012
dalam Faktor %
Median
1,70 1,70 91,70 3 5,00
0,00 0,00 100.0
3
0.00
1.70 0,00 95,00
3
8,30
Dari aspek sarana prasarana 91,70 % responden menyatakan bahwa sarana dan prasarana yang dimiliki saat ini cukup memadai namun perlu penambahan sarana prasarana untuk kelancaran kegiatan atau distribusi kopi buah merah terutama pada saat panen tiba. Untuk mensuport transportasi pada saat panen kopi maka pihak CCO bersama dengan CCT menyewa angkutan umum dalam mengangkut kopi buah merah ke Suco commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 106
Estado (instalasi/Pabrik) ataupun juga mengangkut kopi buah bersih untuk di jemur di Tibar (dekat ibu kota Negara RDTL). Dari aspek kelembagaan, diketahui bahwa 91,70 % responden cenderung menilai bahwa ada dukungan tetapi belum sesuai dengan yang diharapkan (median 3). Hal ini mengindikasikan bahwa kelembagaan yang menjadi perpanjangan tangan bagi CCO seperti CCT belum memberiakan kepuasan kepada masyrakat terutama dalam penetapan harga buah merah kopi pada saat panen. Sehingga perlu sosialisasi harga kopi kepada masyarakat baik oleh CCO ataupun CCT maupun pemerintah sebagai pengambil keputusan dalam kaitannya dengan harga kopi di seluruh Timor Leste. e. Variabel Partisipasi Anggota Coperativa Café Organik (Y1) Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dikumpulkan, maka diperoleh data penilaian responden terhadap variabel Partisipasi Anggota Coperativa Café Organik (CCO) dan sub-sub variabelnya seperti : perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan, memberikan korbanan, pemanfaatan hasil kegiatan dan monitoring dan evaluasi yang datanya dapat disajikan pada Tabel 16. Bahwa penilaian responden pada sub variabel perencanaan kegiatan yang berada pada median skor 3 ( Aktif tetapi tidak direspon dengan baik). yaitu sebesar 83,30 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa ada komitmen keterlibatan anggota Coperativa Café Organik (CCO) di dalam setiap perencanaan kegiatan namun dengan kekurangan dana yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 107
beredar maka dengan sendirinya kegitan dimaksud tidak direalisasikan dengan baik dan sesuai dengan kehendak masyarakat setempat. Tabel 16. Distribusi Responden Berdasarkan sub variabel dalam Partisipasi Anggota Coperativa Café Organik (Y1) Partisipasi Jumlah Tafsiran Kriteria Skor % anggota (orang) 1.Peren1. Tidak hadir 1 4 6.70 canaan 2. Hadir tetapi tidak 2 14 23.30 Kegiatan aktif (Y1.1) 3. Aktif tetapi tidak 3 36 60.00 direspon dengan baik 4. Aktif dan 4 6 10,00 dilibatkan dalam keputusan 2.Pelak1. Tidak hadir 1 12 20,00 sanaan 2. Hadir tetapi tidak 2 12 20,00 Kegiatan aktif (Y1.2) 3. Aktif tetapi tidak 3 34 56.70 direspon dengan baik 4. Aktif dan 4 2 3.30 dilibatkan dalam keputusan 3.Peman1. Tidak 1 0 0,00 faatan memanfaatkan Hasil hasil Kegiatan 2. Memanfaatkan 2 3 5.00 (Y1.4) sebagian kecil 3. Memanfaatkan 3 50 83.30 sebagian 4. Memanfaatkan 4 7 11.70 hasil kegiatan secara penuh 4.Moni1. Tidak pernah ikut 1 16 26.70 toring dan 2. Jarang mengikuti 2 27 45,00 evaluasi 3. Sering mengikuti 3 9 15,00 (Y1.5) 4. Mengikuti 4 8 13,30 MONEV secara penuh Sumber : Analisis data primer tahun 2012 commit to user
Median
3
3
3
2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 108
Dari aspek pelaksanaan kegiatan yang berada pada median skor 3 ( Aktif tetapi tidak direspon dengan baik). yaitu sebesar 83,30 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa pelaksanaan kegiatan mengikuti hasil diskusi bersama anggota namun perlu keterbukaan diantara penyuluh dan anggota agar tidak saling mencurigai sehingga menghambat kegiatan-kegiatan selanjutnya. Daris aspek Pemberian korbanan yang berada pada median skor 2 ( Jarang) yaitu sebesar 43,30 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa anggota yang pada umumnya adalah petani jarang memberikan sumbangan atau korbanan untuk kegiatan bersama baik itu di dalam Suco Estado maupun dalam rangka pengumpulan dana untuk kegiatan koperasi. Dari aspek pemanfaatan hasil kegiatan diketahui bahwa 71,70 persen responden menilai bahwa memanfaatkan hasil kegiatan secara penuh (median 4). Hal ini mengindikasikan bahwa hasil kegiatan yang dirundingkan bersama antara penyuluh dan anggota koperasi selalu dimanfaatkan dengan baik oleh anggota koperasi dan masyarakat pada umumnya di Suco Estado. Dari aspek Monitoring dan Evaluasi diketahui bahwa 70,00 persen responden menilai bahwa anggota koperasi jarang mengikuti (median 2). Hal ini mengindikasikan bahwa anggota tidak dilibatkan dalam monitoring dan evaluasi suatu kegiatan yang melibatkan anggota Coperativa Café Organik (CCO) di suco Estado. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 109
f. Variabel Keberdayaan petani kopi (Y2) Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dikumpulkan, maka diperoleh data penilaian responden terhadap variabel Keberdayaan petani kopi (Y2) dan sub-sub variabelnya seperti : Peningkatan penghasilan dan Kemandirian Usaha anggota CCO yang datanya dapat disajikan pada Tabel 17. Tabel 17. Distribusi Responden Berdasarkan sub variabel Keberdayaan petani kopi (Y2) Keberdayaan Jumlah Tafsiran Kriteria Skor petani kopi (orang) 1. Sangat Rendah 1.Pening1 12 2. Rendah Katan 2 9 3. Tinggi penghasilan 3 37 4. Tinggi Sekali anggota 4 2 CCO (Y2.1) 1. Sangat Rendah 2.Keman1 5 dirian usaha 2. Rendah 2 42 3. Tinggi anggota 3 13 4. Tinggi Sekali (Y2.2) 4 0
dalam % 20.00 15,00 61,70 3,30 8,30 70.00 21.70 0.00
Median
3
2
Sumber : Analisis data primer tahun 2012 Dari Tabel 17 diketahui bahwa penilaian responden pada sub variabel peningkatan penghasilan anggota CCO dikategorikan tinggi (median 3) yaitu sebesar 93,30 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa kehadiran Coperativa Café Timor atau Coperativa Café Organik di suco Estado dapat meningkatkan pendapatan petani, yakni melalui kemudahan dalam menjual hasil panen dari anggota CCO kepada Coperativa Café Timor sebagai pembeli utama. Proses pembelian buah merah kopi di daerah ini adalah di lokasi pemetikan kopi sehingga petani tidak commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 110
membutuhkan transportasi dalam mengantar kopi yang hendak di jual kepada CCT. Dari aspek kemandirian Usaha anggota berada pada kategori rendah (median 2) yaitu sebesar 60,00 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa anggota koperasi belum mampu untuk bekerja secara mandiri baik itu di dalam mengelola perkebunan kopinya maupun di dalam pemasaran hasil kopi kepada pembeli lain. C. Analisa Jalur Analisis jalur dilakukan untuk menganalisis pola hubungan antara variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (indogen). Keunggulan dari analisis jalur bila dibanding dengan regresi menurut Mardikanto (2010) adalah sebagai berikut : 1) Koefisien jalur, sudah memperhatikan pengaruh variabel bebas yang lain terhadap variabel terikatnya; 2) Tidak memerlukan uji otokorelasi, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas; 3) Dapat
diterapkan
pada
variabel-variabel
berskala
ordinal,
dengan
memanfaatkan nilai koefisien korelasi jenjangnya. Dengan demikian maka variabel yang akan dianalisis hanya memiliki skala ordinal, maka perlu terlebih dahulu dilakukan penjenjangan terhadap data aslinya baru dilakukan analisis yang diperlukan. Untuk membantu peniliti dalam ketilitian menganalisis data maka peneliti menggunakan SPSS 17 untuk mendapatkan nilai koefisien jalur (p) antar variabel commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 111
seperti : Kompetensi Penyuluh (X1), Peranan Penyuluh (X2), Karakteristik Penyuluh (X3), Faktor Pendukung/Penunjang Penyuluhan (X4), Partisipasi Anggota Coperativa Café Organik (CCO) (Y1), dan Keberdayaan Petani Kopi (Y2). Pengujian dilakukan pada taraf nyata 5% (α = 0,05), dengan kriteria pengujian : 1. Jika nilai taraf nyata 5% (α = 0,05) lebih besar dari probabilitas Sig (0,05 > Sig), maka H1 di terima dan H0 ditolak artinya signifikan. 2. Jika nilai taraf nyata 5% (α = 0,05) lebih kecil dari probabilitas Sig (0,05 < Sig), maka H1 di ditolak dan H0 di diterima artinya tidak signifikan. Berdasarkan hipotesa yang ada maka dapat dibahas sesuai dengan persamaanpersamaan berikut ini : 1. Analisis Pengaruh Karakteristik Penyuluh (X3) terhadap Kompetensi Penyuluh (X1) Untuk melihat pengaruh variabel Karakteristik Penyuluh,
terhadap
kompetensi penyuluh, maka dilakukan perhitungan menggunakan SPSS 17 pada lampiran 7.1 diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 18 . Daftar Hasil Perhitungan Uji Persamaan 1 Uraian Persamaan 1
R2
Fhitung
Sig.
Taraf nyata (α)
0,012
0,711
0,403
0,05
Sumber : Analisis data primer tahun 2012 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 112
Berdasarkan perhitungan pada Tabel 18 dengan hipotesa : H1 = ρx1X3 > 0 H0 = ρx1X3 = 0 H1: Karakteristik Penyuluh (X3) berpengaruh terhadap kompetensi penyuluh. H0: Karakteristik Penyuluh (X3) tidak berpengaruh terhadap kompetensi penyuluh. Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 18 bahwa nilai taraf nyata 5% lebih kecil dari nilai signifikansi atau [0,05< Sig ] maka H0 diterima dan H1 ditolak dengaan keputusannya karakteristik penyuluh tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kompetensi penyuluh. 2. Persamaan 2. Pengaruh Kompetensi Penyuluh (X1), Karakteristik Penyuluh (X3) dan faktor pendukung (X4) terhadap Peranan penyuluh (X2), a. Pengaruh Gabungan Kompetensi Penyuluh (X1), Karakteristik Penyuluh (X3) dan faktor pendukung (X4) terhadap Peranan penyuluh (X2) Untuk melihat pengaruh variabel Kompetensi Penyuluh, Karakteristik Penyuluh dan faktor pendukung secara gabungan terhadap peranan penyuluh
maka dilakukan perhitungan menggunakan SPSS 17 untuk
mendapatkan nilai R2 (R square). Berdasarkan perhitungan pada lampiran 7.2 diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 19. Daftar Hasil Perhitungan Uji Persamaan 2 Uraian Persamaan 2
R2 0,341
Fhitung 9.680
Sumber : Analisis data primer tahun 2012 commit to user
Sig. 0,000
Taraf nyata (α) 0,05
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 113
Tabel 19 menunjukkan bahwa besarnya pengaruh secara bersama sama antara faktor eksternal (Kompetensi Penyuluh, Karakteristik Penyuluh dan faktor pendukung terhadap peranan penyuluh sebesar 0,341 = 34,10 %, sedangkan sisanya 65,90 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini. Oleh karena itu berdasarkan hipotesa yang ada maka : H1 = ρx2X1X1 + ρx2X3X3 + ρx2X4X4 > 0 H0 = ρx2X1X1 + ρx2X3X3 + ρx2X4X4 = 0 H1: Kompetensi Penyuluh (X1), Karakteristik Penyuluh (X3) dan faktor pendukung (X4) berpengaruh terhadap Peranan penyuluh. H0: Kompetensi Penyuluh (X1), Karakteristik Penyuluh (X3) dan faktor pendukung (X4) tidak berpengaruh terhadap Peranan penyuluh.. Tabel 17 menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari nilai taraf nyata 5% (α = 0,05) atau [0,05 > Sig ] maka keputusannya adalah Kompetensi Penyuluh, Karakteristik Penyuluh dan faktor pendukung secara bersama sama berpengaruh secara signifikan terhadap Peranan penyuluh. b.
Pengaruh Parsial Kompetensi Penyuluh (X1), Karakteristik Penyuluh (X3) dan faktor pendukung (X4) terhadap Peranan penyuluh (X2) Hasil uji analisis dengan menggunakan SPSS 17 untuk melihat Pengaruh Parsial Kompetensi
Penyuluh,
Karakteristik Penyuluh dan
faktor pendukung secara partial/individual terhadap tingkat peranan penyuluh tersaji pada Tabel 20
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 114
Tabel 20. Hasil uji Analisis Jalur Pengaruh Kompetensi Penyuluh (X1), Karakteristik Penyuluh (X3) dan Faktor Pendukung (X4) terhadap Peranan penyuluh (X2) Uraian
β Sig Keputusan Taraf nyata(α) ρX2X1 0,222 0,046 0,05 H1 diterima ρX2X3 0,422 0,000 0,05 H1 diterima ρX2X4 0,338 0,003 0,05 H1 diterima Sumber: Analisis data primer tahun 2012 Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai koefisien jalur : (1) kompetensi penyuluh terhadap Peranan penyuluh sebesar
0,222, (2)
karakteristik terhadap Peranan penyuluh sebesar 0,422, dan (3) Faktor pendukung terhadap Peranan penyuluh sebesar 0,338. Dari hasil secara parsial (individu) diperoleh bahwa variabel kompetensi penyuluh, karakteristik penyuluh dan factor pendukung masing-masing berpengaruh langsung secara signifikan terhadap Peranan penyuluh. Hal ini dikarenakan nilai taraf nyata 5% (α = 0,05) lebih besar
dari nilai
probabilitas sig atau [0,05 > Sig ]. Besarnya pengaruh ditunjukkan oleh koefisien jalur yang secara berurutan sebesar 0,046 untuk kompetensi penyuluh; 0,000 untuk Karakteristik penyuluh; dan 0,003 untuk fsktor pendukung. 3. Persamaan 3. Pengaruh Kompetensi Penyuluh (X1), peranan penyuluh (X2) Karakteristik Penyuluh (X3) dan faktor pendukung (X4) terhadap Partisipasi anggota CCO (Y1). a) Pengaruh Gabungan Kompetensi Penyuluh (X1), Karakteristik Penyuluh (X3) Peranan Penyuluh (X2) dan faktor pendukung (X4) terhadap Partisipasi anggota CCO (Y1) Untuk melihat pengaruh variabel Kompetensi Penyuluh, peranan commit to user penyuluh, Karakteristik Penyuluh dan faktor pendukung secara gabungan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 115
terhadap
Partisipasi
anggota
CCO
maka
dilakukan
perhitungan
menggunakan SPSS 17 untuk mendapatkan nilai R2 (R square). Berdasarkan perhitungan menggunakan perhitungan pada lampiran 7.3 diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 21. Daftar Hasil Perhitungan persamaan 3 Fhitung Uraian R2 Sig. 0,001 Persamaan 3 0,282 5.406
Taraf nyata (α) 0,05
Sumber : Analisis data primer tahun 2012 Berdasarkan Tabel 21, besarnya pengaruh secara bersama sama antara factor eksternal (Kompetensi Penyuluh, Karakteristik Penyuluh dan faktor pendukung terhadap peranan penyuluh sebesar 0,282 = 28,20 %, sedangkan sisanya 71,80 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini. Berdasarkan hipotesa yang ada maka : H1 = ρY1X1X1 + ρY1X3X3 + ρY1X4X4 + ρY1X4Y1 ≠ 0 H0 = ρY1X1X1 + ρY1X3X3 + ρY1X4X4 + ρY1X4Y1 = 0 H1: Kompetensi Penyuluh, Peranan penyuluh, Karakteristik Penyuluh dan faktor pendukung berpengaruh terhadap Partisipasi anggota CCO H0: Kompetensi Penyuluh, Peranan penyuluh, Karakteristik Penyuluh dan faktor pendukung tidak berpengaruh terhadap Partisipasi anggota CCO. Tabel 21 menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0,000 lebih kecil dari nilai taraf nyata 5% (α = 0,05) atau [0,05 > Sig ] maka keputusannya adalah Kompetensi Penyuluh, Peranan penyuluh, Karakteristik Penyuluh dan faktor pendukung secara bersama sama berpengaruh secara signifikan terhadap partisipasi anggota. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 116
b) Pengaruh Parsial Kompetensi Penyuluh (X1), Peranan penyuluh (X2) Karakteristik Penyuluh (X3) dan faktor pendukung (X4) terhadap Partisipasi anggota CCO (Y1) Hasil uji analisis dengan menggunakan SPSS 17 untuk melihat Pengaruh Parsial Kompetensi Penyuluh, Peranan penyuluh Karakteristik Penyuluh dan faktor pendukung secara partial/individual
terhadap
Partisipasi anggota CCO tersaji pada Tabel 22. Tabel 22. Hasil Uji Analisis Jalur Pengaruh Kompetensi Penyuluh (X1), Peranan Penyuluh (X2), Karakteristik Penyuluh (X3), dan Faktor Pendukung (X4) terhadap Partisipasi Anggota CCO (Y1) Uraian Β Sig Taraf nyata (α) ρY1X1 -0,087 0,470 0,05 ρY1X2 0,443 0,003 0,05 ρY1X3 -0,286 0,032 0,05 ρY1X4 0,233 0,066 0,05 Sumber: Analisis data primer tahun 2012
Keputusan H0 diterima Ha diterima Ha diterima H0 diterima
Berdasarkan Tabel 22 maka analisis diperoleh bahwa:
(1) nilai
koefisien jalur kompetensi penyuluh terhadap partisipasi anggota CCO sebesar -0,087 (2) koefisien jalur peranan penyuluh terhadap partisipasi anggota CCO sebesar
0,443, (3) koefisien jalur karakteristik penyuluh
terhadap partisipasi anggota CCO sebesar -0,286, dan (4) koefisien jalur factor pendukung terhadap partisipasi anggota CCO sebesar 0,233. Dari hasil uji secara parsial (individu) diperoleh hasil bahwa variabel Peranan penyuluh dan Karakteristik penyuluh masing-masing berpengaruh langsung secara signifikan terhadap partisipasi anggota CCO. Hal ini commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 117
dikarenakan nilai taraf nyata 5% (α = 0,05) lebih besar dari
nilai
probabilitas sig atau [0,05 > Sig ]. Sedangkan Kompetensi penyuluh dan factor pendukung tidak berpengaruh langsung secara signifikan terhadap partisipasi anggota CCO karena nilai taraf nyata 5% (α = 0,05) lebih kecil dari nilai probablitas sig atau [0,05 < Sig ]. 4. Persamaan 4, Pengaruh Kompetensi Penyuluh (X1), peranan penyuluh (X2) Karakteristik Penyuluh (X3) faktor pendukung (X4) dan Partisipasi anggota CCO (Y1) terhadap keberdayaan petani kopi (Y2) a) Pengaruh Gabungan Kompetensi Penyuluh (X1), peranan penyuluh (X2) Karakteristik Penyuluh (X3) faktor pendukung (X4) dan Partisipasi anggota CCO (Y1) terhadap keberdayaan petani kopi (Y2) Untuk melihat pengaruh variabel Kompetensi Penyuluh, peranan penyuluh, Karakteristik Penyuluh, faktor pendukung dan Partisipasi anggota CCO secara gabungan terhadap Keberdayaan petani kopi maka dilakukan perhitungan menggunakan SPSS 17 untuk mendapatkan nilai R2 (R square), Berdasarkan perhitungan pada lampiran 7.4. diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 23. Daftar Hasil Perhitungan persamaan 4 Fhitung Uraian R2 Persamaan 4 0,224 3.122 Sumber : Analisis data primer tahun 2012
Sig, 0.015
Taraf nyata (α) 0,05
Besarnya angka R square adalah 0,224. Angka ini menyatakan besarnya Pengaruh Kompetensi
Penyuluh,
peranan penyuluh
Karakteristik Penyuluh, faktor pendukung commit to user dan partisipasi anggota CCO
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 118
terhadap Keberdayaan petani kopi secara gabungan dapat dilihat dari koefisien determinasi adalah sebesar 0,224= 22,40% Nilai yang diperoleh sebesar 22,40 % Pengaruh Kompetensi
Penyuluh,
mempunyai arti bahwa
peranan penyuluh, Karakteristik
Penyuluh, faktor pendukung secara gabungan terhadap Keberdayaan anggota petani kopi, sebesar 22,40 %,
sedangkan sisanya 77,60 %
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini, b) Pengaruh Parsial Kompetensi Penyuluh (X1), Peranan penyuluh (X2) Karakteristik Penyuluh (X3) faktor pendukung (X4) dan Partisipasi anggota CCO (Y1) terhadap Keberdayaan anggota petani kopi (Y2) Hasil uji analisis dengan menggunakan SPSS 17 untuk melihat Pengaruh Parsial Kompetensi Penyuluh, Peranan penyuluh, Karakteristik Penyuluh, Faktor Pendukung dan partisipasi anggota CCO secara partial/individual terhadap Keberdayaan anggota petani kopi tersaji pada Tabel 24 Tabel 24. Hasil Uji Analisis Jalur Pengaruh Kompetensi Penyuluh (X1), Peranan Penyuluh (X2), Karakteristik Penyuluh (X3), dan Faktor Pendukung (X4), Partisipasi Anggota CCO (Y1) terhadap terhadap Keberdayaan anggota petani kopi (Y2) Uraian ρY2X1
β 0.247
Sig 0.054
Taraf nyata (α) 0,05
Keputusan H0 diterima
ρY2X2
0.015
0.926
0,05
H0 diterima
ρY2X3
0.082
0.564
0,05
H0 diterima
ρY2X4
0.089
0.512
0,05
H0 diterima
ρY2Y1
0.344
0.018
0,05
H1 diterima
commit user Sumber : Analisis data primer tahunto2012
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 119
Berdasarkan Tabel 23 maka analisis diperoleh bahwa:
(1) nilai
koefisien jalur kompetensi penyuluh terhadap Keberdayaan petani kopi sebesar 0.247, (2) koefisien jalur Peranan penyuluh terhadap Keberdayaan petani kopi sebesar 0.015, (3) koefisien jalur karakteristik penyuluh terhadap Keberdayaan petani kopi sebesar 0.082, (4) koefisien jalur fsktor pendukung terhadap Keberdayaan petani kopi sebesar 0.089 dan koefisien jalur partisipasi anggota CCO terhadap Keberdayaan petani kopi sebesar 0.344. Dari hasil uji secara parsial (individu) diperoleh hasil bahwa variabel Y1 berpengaruh langsung secara signifikan terhadap Y2. Hal ini dikarenakan nilai taraf nyata 5% (α = 0,05) lebih besar
dari nilai
probabilitas sig atau atau [0,05 > Sig ]. Besarnya pengaruh tersebut ditunjukkan oleh koefisien jalur yang sebesar 0,344. Sedangkan Kompetensi penyuluh, peranan penyuluh, karakteristik penyuluh dan factor pendukung berpengaruh tidak langsung secara signifikan terhadap Keberdayaan petani kopi karena nilai taraf nyata 5% (α = 0,05) lebih kecil dari nilai probablitas sig atau (0,05 < sig) dengan nilai koefisien jalur masing-masing 0,247, 0,015, 0,082 dan 0,089.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 120
Sedangkan Koefisien determinasi untuk masing-masing persamaan sebagai berikut ini : 1. Persamaan 1 : R12 = 0,012 2. Persamaan 2 : R22 = 0,341 3. Persamaan 3 : Ry12 = 0,282 4. Persamaan 4 : Ry22 = 0,224 Dengan demikian koefisien errornya adalah : 2 E1 = PX1ε1 (Koefisien erorr untuk persamaan 1) = 1 − R1 = 1 − 0,988
= 0,994 2 E2 = PX2ε2 (Koefisien erorr untuk persamaan 2) = 1 − R1 = 1− 0,659
= 0,812 2 E3 = PY1ε3 (Koefisien erorr untuk persamaan 3) = 1 − R1 = 1− 0,718
= 0,847 2 E4 = PY2ε4 (Koefisien erorr untuk persamaan 4) = 1 − R1 = 1− 0,776
= 0,881
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 121
5. Diagram Pengaruh Signifikan dan Tidak Signifikan Analisis Jalur (path analysis) Gambar 8 merupakan hasil analisis jalur yang berpengaruh secara signifikan dan berpengaruh secara tidak signifikan.
€1 = 0.994 €3 =0.847
Kompetensi penyuluh (X1) €2 =0.812 0.222
€4 =0.881
-0.087
0.015
-0.110
Peranan penyuluh (X2)
0.247 0.443
Partisipasi
0.344
anggota CCO (Y1)
0.422 -0.286
Keberdayaan petani kopi (Y2)
Karakteristik Penyuluh (X3) 0.089 0.338
0.082
0.233
Faktor pendukung (X4)
Gambar 8. Diagram Pengaruh signifikan dan tidak signifikan Analisis Jalur. Keterangan: : Pengaruh signifikan : Pengaruh tidak signifikan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 122
Hasil perhitungan, maka persamaan simultan sebagai berikut Persamaan simultan 1: X1 = ρX3X1X1 + ρX2ε1 = - 0,110 + 0,994 ε1 Persamaan simultan 2: X2 = ρX2X1X1 + ρX2X3 X3 + ρX2X4 X4 = ρX3ε2 = 0,222X1 + 0,422X3 + 0,338X4 + 0,812 ε2 Persamaan simultan 3: Y1 = ρY1X1X1 + ρY1X2X2 + ρY1X3 X3 + ρY1X4 X4 + ρY€3 = -0,087X1 + 0,443X2+(- 0,286)X3 + 0,233X4 + 0.847€3 Persamaan simultan 4: Y2 = ρY2X1X1 + ρY2X2X2 + ρY2X3 X3 + ρY2X4 X4 + ρY2Y1 Y1 + ρY€4 = 0,247X1 + 0,015X2 + 0,082X3 + 0,082X4 + 0,344Y1 + 0.881€4 6. Rangkuman dekomposisi dari koefisien jalur, pengaruh langsung dan tidak langsung dan pengaruh total. Tabel 25 : Rangkuman dekomposisi dari koefisien jalur, pengaruh langsung dan tidak langsung dan pengaruh total tantang : Kompetensi penyuluh, peranan penyuluh, karakteristik penyuluh, fak pendukung, partisipasi anggota CCO dan Keberdayaan Petani Kopi. Tidak langsung melalui Langsung
No
pengaruh variabel
1
X1 Y2
0,247
-
-
-
0,247
2
X1 Y1
-0,087
-
0,0984
-
0,011
3 4
X1 X2 X2 Y1
0,222 0,443
-
-
-
0,222 0,443
5
X2 Y2
0,015
-
-
0,1524
0,167
6
X3 X1
-0,11
-
-
-
-0,110
7 8
X3 X2 X3 Y1
0,422 -0,286
0,0096
0,1870
-
0,422 -0,089
9
X3 Y2
0,082
-0,0272
-0,0017
-0,0984
-0,045
10
X4 X2
0,338
-
-
-
0,338
11
X4 Y1
0,233
-
-
-
0,233
12
X4 Y2
0,089
-
0,1497
0,0802
0,319
Y1 Y2
0,344
-
0,344
X1
X2
commit to user Sumber : Analisis data primer tahun 2012 13
Total
Y1
Keputusan Tidak signifikan Tidak signifikan Signifikan Signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Signifikan Signifikan Tidak signifikan Signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Signifikan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 123
Berdasarkan Tabel 25, diperoleh pengaruh langsung maupun tidak langsung dari masing-masing variabel seperti : a) Pengaruh langsung Berdasarkan diagram path analysis pada Tabel 25 maka variabel yang berpengaruh langsung antara lain : 1) Kompetensi penyuluh berpengaruh langsung terhadap Peranan penyuluh, Partisipasi anggota CCO dan Keberdayaan petani, 2) Peranan penyuluh berpengaruh langsung terhadap Partisipasi anggota CCO dan Keberdayaan petani; 3) Karakteristik penyuluh berpengaruh langsung terhadap Kompetensi penyuluh, Peranan penyuluh, Partisipasi anggota CCO, Keberdayaan petani 4) Faktor pendukung berpengaruh langsung terhadap Peranan penyuluh, Partisipasi anggota CCO, Keberdayaan petani. 5) Partisipasi anggota CCO berpengaruh langsung terhadap Keberdayaan petani. b) Pengaruh tidak langsung Berdasarkan diagram path analysis pada Tabel 25 maka variabel yang berpengaruh tidak langsung antara lain : 1. Kompetensi penyuluh berpengaruh tidak langsung terhadap Partisipasi anggota CCO dan Keberdayaan petani, melalui Peranan penyuluh 2. Peranan penyuluh berpengaruh tidak langsung terhadap Keberdayaan user petani, melalui Partisipasi commit anggotatoCCO.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 124
3. Karakteristik penyuluh berpengaruh tidak langsung terhadap Partisipasi anggota CCO dan Keberdayaan petani, melalui Kompetensi penyuluh dan Partisipasi anggota CCO. 4. Faktor pendukung berpengaruh tidak langsung terhadap Partisipasi anggota CCO dan Keberdayaan petani, melalui Peranan penyuluh dan Partisipasi anggota CCO. Besarnya nilai setiap variable yang dapat berpengaruh dapat dilihat pada table 25 dan gambar :7 diagram Analisis jalur.
D. PEMBAHASAN Dari diagram Analisis jalur gambar 7 maka faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Keberdayaan Petani Kopi
di Suco Estado dapat dijelaskan sebagai
berikut : 1. Pengaruh Karakteristik penyuluh terhadap Kompetensi penyuluh Dari hasil pengujian bahwa karakteristik penyuluh tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Kompetensi penyuluhan. Sesuai dengan hasil analisis Karakteristik penyuluh (Penampilan penyuluh, Suku dan Motivasi kerja) tidak signifikan dan bepengaruh terhadap Kompetensi Penyuluh (Kemampuan berkomunikasi penyuluh, sikap penyuluh dan Pengetahuan Penyuluh) dikarenakan distribusi penilaian responden yang homogen. Penilaian dimaksud yaitu pada median 3 yang berarti kehadiran penyuluh sangat bersahabat di dalam melaksanakan tugasnya, masyarakat menerima semua suku, karena hasil kerja atau profesionalisme seorang penyuluh yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 125
dibutuhkan di dalam memberdayakan masyarakat. Seorang penyuluh juga diberi kesempatan di dalam memotivasi kariernya untuk mencapai level kedudukan dan gaji yang lebih tinggi. 2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Peranan penyuluh Faktor-faktor yang berpengaruh langsung terhadap Peranan penyuluh dalam penelitian ini dapat dijelaskan berdasarkan variabel sebagai berikut ini : a. Faktor Kompetensi penyuluh Faktor kompetensi penyuluh (Kemampuan berkomunikasi penyuluh, sikap penyuluh dan Pengetahuan Penyuluh) dalam penelitian ini berpengaruh langsung secara signifikan terhadap peranan penyuluh (Edukasi, Desiminasi informasi, Fasilitasi, Konsultasi, Supervisi, Pemantauan dan Evaluasi). Hal ini dapat dijelaskan bahwa dengan berkomunikasi, bersikap dan berpengetahuan yang tinggi akan berdampak pada meningkatnya peranan
penyuluh.
Karena
kegiatan
penyuluhan
adalah
kegiatan
berkomunikasi. Oxford Dictionary mendefinisikan komunikasi sebagai “ the sending or exchange of information, idea etc atau pengiriman, tukar menukar informasi, ide dan sebagainya, Marzuki dalam Marius, J.A, (2007). Dengan demikian bahwa peranan penyuluh di Suco Estado dipengaruhi oleh karakteristik penyuluh dalam hal ini Penampilan sebagai seorang penyuluh dalam mensukseskan peranan penyuluh diantaranya Edukasi, Desiminasi, Fasilitasi, Supervisi, Pemantauan dan commit Konsultasi, to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 126
Evaluasi. Kehadiran penyuluh dianggap sebagai tenaga professional dan tidak menggenal dari mana atau pun warna kulitnya tetapi penting bagi masyarakat dalam hal ini anggota koperasi kopi organik adalah hasil kerja penyuluh pertanian dalam memberdayakan petani kopi demi peningkatan dan kemandirian petani pada akhirnya. Untuk mencapai hasil yang maksimal maka seorang penyuluh selalu berusaha untuk beprestasi demi perbaikan hidup sebagai penyuluh lewat penghargaan yang diterima serta meyakinkan kepada perusahaan Coperativa Café Timor (CCT) di dalam pelayanannya sebagai seorang tenaga lapangan. Karena motivasi seseorang untuk berhasil dan maju merupakan keputusan yang diambil dan dimulai dari diri sendiri untuk memuaskan diri yang dipengaruhi oleh dorongan kebutuhan seseorang demi kepuasan dalam kehidupannya. b. Faktor Karakteristik penyuluh Faktor karakteristik seperti: Penampilan, Suku dan Motivasi kerja dapat berpengaruh terhadap Peranan Penyuluh dalam hal ini Penampilan sebagai seorang penyuluh dalam mensukseskan peranan diantaranya Edukasi, Desiminasi, Fasilitasi, Konsultasi, Supervisi, Pemantauan dan Evaluasi. Kehadiran penyuluh dianggap sebagai tenaga professional dan tidak menggenal dari mana atau pun warna kulitnya tetapi penting bagi masyarakat dalam hal ini anggota koperasi kopi organik adalah hasil kerja penyuluh pertanian dalam memberdayakan petani kopi demi peningkatan dan kemandirian petani pada akhirnya. Untuk mencapai hasil yang maksimal maka seorang penyuluh commit toselalu user berusaha untuk beprestasi demi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 127
perbaikan hidup sebagai penyuluh lewat penghargaan yang diterima serta meyakinkan kepada perusahaan Coperativa Café Timor (CCT) di dalam pelayanannya sebagai seorang tenaga lapangan. Karena motivasi seseorang untuk berhasil dan maju merupakan keputusan yang diambil dan dimulai dari diri sendiri untuk memuaskan diri yang dipengaruhi oleh dorongan kebutuhan seseorang demi kepuasan dalam kehidupannya. Pada dasarmya Motivasi merupakan faktor pendorong dalam melakukan suatu pekerjaan. Dalam melaksanakan tugas-tugas sebagai penyuluh pertanian, sebagian besar (80,00%) penyuluh pertanian melaksanakan tugas karena kebutuhan akan berprestasi. Motivasi berprestasi adalah suatu dorongan yang dimiliki oleh seseorang untuk mewujudkan hasil kerja (kinerja) yang lebih baik daripada orang lain. Menurut Handoko (1992), karakteristik orang yang memiliki motivasi berprestasi adalah sebagai berikut: 1. Mempunyai tujuan yang jelas dan cukup merupakan tantangan untuk dicapai dengan baik dan tepat. 2. Mereka senang dengan pekerjaan yg membutuhkan keahlian, keterampilan dan upaya pribadinya. 3. Merasa sangat berkepentingan dengan keberhasilannya sendiri, khususnya dalam mencari solusi dari masalah masalah yang dihadapinya. 4. Senang mendapat umpan balik terhadap hasil kerja yang telah dilakukan.
Motivasi berprestasi merupakan dorongan dalam pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Hodgetts, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 128
dalam Siregar A.N. (2010), menyatakan bahwa ciri-ciri khusus orang yg memiliki kebutuhan berprestasi tinggi adalah: 1. Senang memikul tanggung jawab dalam bekerja karena kemampuan melaksanakan pekerjaan menjadi ukuran prestasi bagi orang tersebut (personal responsibility). 2. Senang mengelakkan pekerjaan beresiko namun tidak mau pekerjaan yang terlalu tinggi resikonya maupun yang terlalu rendah. Lebih memilih resiko yang moderat dimana dia memiliki peluang untuk berhasil karena tergantung pada kemampuannya (moderate risk taking). 3. Senang pada informasi sebagai umpan balik pada hasil kerjanya karena ia dapat memperbaiki hasil kerjanya/penampilannya apabila kurang berhasil (feedback on result). 4. Penghargaan dalam bentuk uang tidak terlalu penting tetapi pengakuan akan dirinya itulah yang ia cari (accomplishment) dan 5. Senang bekerja sendiri sampai selesai, jarang meninggalkan pekerjaan yg belum selesai. Orang ini sangat realistis, tidak ingin membuat tujuan yang tidak mungkin dicapainya (task preoccupation). c.
Faktor Pendukung Penyuluh Faktor Pendukung penyuluh seperti: Dukungan atau kebijakan pemerintah,
Kelembagaan
dan
Dukungan
sarana
dan
prasarana
berpengaruh secara signifikan terhadap Peranan Penyuluh. Diantaranya : Edukasi, Desiminasi, Fasilitasi, Konsultasi, Supervisi, Pemantauan dan Evaluasi. Dari aspek dukungan atau kebijakan pemerintah terhadap peranan penyuluh diketahui bahwa 91,70 % responden cenderung menilai bahwa ada dukungan tetapi belum sesuai dengan yang diharapkan (median 3). Hal ini mengindikasikan bahwa dukungan pemerintah belum dirasakan oleh masyarakat walaupun Politik penyuluhan pertanian telah diimplemntasikan dengan penempatan staf lapangan di seluruh wilayah Timor Leste yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 129
diharapkan akan lebih membantu petani bila dilengkapi dengan sarana dan prasarana serta anggaran operasional penyuluh pertanian. Dari aspek kelembagaan, diketahui bahwa 91,70 % responden cenderung menilai bahwa ada dukungan tetapi belum sesuai dengan yang diharapkan (median 3). Hal ini mengindikasikan bahwa kelembagaan yang menjadi perpanjangan tangan bagi CCO seperti CCT belum memberikan kepuasan kepada masyrakat terutama dalam penetapan harga buah merah kopi pada saat panen. Sehingga perlu sosialisasi harga kopi kepada masyarakat baik oleh CCO ataupun CCT maupun pemerintah sebagai pengambil keputusan dalam kaitannya dengan harga kopi di seluruh Timor Leste. Oleh karena itu kelembagaan yang perlu diperhatikan oleh seorang penyuluh mencakup baik kelembagaan ekonomi maupun kelembagaan sosial. Oleh karena itu kelembagaan dipandang sebagai variabel yang strategis dalam pembangunan di tingkat petani sebagai sarana pelancar produksi pertanian dan pendistribusian, lembaga penunjang produksi, lembaga pemasaran produk pertanian. Hal ini terbukti pada lembaga Coperativa Cafe Timor (CCT) yang selama ini telah membantu masyarakat setempat melalui pembelian dan pemasaran kopi di Suco Estado. Dari aspek sarana prasarana CCO cukup memadai namun sebagai ujung tombak Coperativa Café Timor (CCT) pada khususnya memiliki Kantor dan perlengkapan yang memadai untuk memberdayakan anggota commit to user petani. Yakni kantor yang dipergunakan sebagai pusat informasi bagi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 130
kantor cabang di seluruh wilayah Distrito Ermera dan sekitarnya. Dalam rangka mendapatkan informasi dari anggota CCO maupun transportasi yang di pergunakan untuk mendukung peranan penyuluh dalam mensosialisasikan inforamsi dan inovasi-inovasi baru kepada anggota koperasi. 3. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Partisipasi Anggota Coperativa Café Organik (CCO) dan keberdayaan petani kopi Faktor-faktor yang berpengaruh langsung maupun tidak berpengaruh langsung terhadap Partisipasi Anggota Coperativa Café Organik (CCO) dapat dijelaskan berdasarkan variabel seperti berikut ini: a. Pengaruh langsung maupun tidak langsung kompetensi penyuluh terhadap Partisipasi Anggota Coperativa Café Organik (CCO) dan keberdayaan petani kopi Faktor Kompetensi penyuluh tidak berpengaruh langsung secara signifikan terhadap partisipasi anggota dengan nilai koefisien jalur (r) = -0,087. Hal ini disebabkan penyuluh pertanian disini adalah penyuluh pertanian swasta yakni staff penyuluhan dari Cooperativa Café Timor. Karena sebagai penyuluh pertanian swasta maka dituntut untuk bekerja maksimal bukan kepada penyuluhan saja tetapi bekerja juga untuk aktivitas lain diluar penyuluhan serta masih rendahnya Sumber Daya Manusia dalam penyuluhan swasta. Namun secara tidak langsung kompetensi penyuluh mempengaruhi Partisipasi anggota CCO melalui peranan penyuluh dan mempengaruhi commit to user anggota CCO, yang berarti keberdayaan petani melalui partisipasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 131
kemampuan berkomunikasi, sikap dan pengetahuan seorang penyuluh ikut mempengaruhi
anggota
CCO
di
dalam
mensukseskan
program
keberdayaan terhadap petani kopi di Suco Estado. b. Pengaruh langsung maupun tidak langsung Peranan penyuluh terhadap Partisipasi Anggota Coperativa Café Organik (CCO) dan keberdayaan petani kopi Sesuai dengan analisis data yang ada bahwa Peranan Penyuluh (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap Partisipasi Anggota Coperativa Café Organik ((Y1). Hal ini diketahui dari hasil analisis thitung sebesar (3,148) pada signifikasi 0,003. Dengan demikian maka peranan penyuluh melalui proses pembelajaran kepada anggota CCO, proses penyebarluasan informasi kepada masyarakat, memfasilitasi, menjadi konseling,
melakukan
penilaian,
pemantauan
serta
mengevaluasi
keberhasilan yang dicapai. Karena peranan adalah sekumpulan fungsi yang dilakukan oleh seseorang sesuai dengan statusnya dalam suatu kegiatan sistem sosial. Kegiatan penyuluhan di suco Estado berjalan selangkah demi selangkah, namun pada musim pemetikan kopi semua komponen difungsikan untuk mempercepat transaksi antara petani dan perusahaan. Hal ini terbukti dari proses penerimaan kopi buah merah di tempat proses buah merah menjadi biji putih dibuka 24 jam. Pasca pemetikan kopi akan dilanjutkan dengan pemangkasan atau peremajaan terhadap perkebunan kopi anggota CCO serta pembibitan anakan pohon kopi yang selanjutnya commit to user dibagikan kepada anggota yang membutuhkan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 132
Peranan penyuluh di suco Estado menurut penilaian responden adalah “sering” (median 3). Penilaian terhadap penyuluh dalam mengjalankan fungsinya ditengah masyarakat sebagai : (1). Sebagai Edukasi yakni sharing informasi di dalam mencari solusi untuk suatu program yang dikehendaki bersama. Karena penyuluh bukan guru di tengah masyarakat tetapi sebagai sahabat untuk pemecahan suatu masalah; (2). Sebagai Desiminasi yakni proses penyebarluasan informasi terkini kepda anggota CCO terutama tentang informasi-informasi yang berkaitan dengan arti penting perkebunan kopi organik dan keuntungan serta penanganan perkebunan kopi itu sendiri; (3). Sebagai Fasilitasi merupakan bagian dari pelayanan kepada anggota CCO atas kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan masyarakat pada umumnya serta kepad kelompok pada khususnya terutama menjadi mediator dalam pemecahan suatu masalah; (4). Sebagai Konsultasi yakni ikut memberikan masukan dan alternativealternatif yang menguntungkan anggota pada umumnya; (5). Sebagai supervise
atau
pembinaan
yakni
melakukan
pembinaan
kepada
masyarakat, mengajak masyarakat untuk melakukan self assessment.serta melakukan penilaian atas jalannya suatu kegiatan yang melibatkan anggota CCO; (6). Sebagai Pemantauan maka penyuluh melakukan evaluasi terhadap setiap aktivitas yang sedang berlangsung yang dilakukan oleh anggota CCO terutama aktivitas fisik; (7). Sebagai Evaluasi maka penyuluh mengevaluasi seluruh rangkaian suatu kegiatan yang dilakukan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 133
oleh anggota CCO dari awal hingga terrealisasinya aktifitas yang ada. Seperti proses pembuatan proposal sampai terlaksananya suatu pelatihan. c. Pengaruh langsung maupun tidak langsung Karakteristik penyuluh terhadap Partisipasi Anggota Coperativa Café Organik (CCO) dan keberdayaan petani kopi Faktor yang berpengaruh langsung secara signifikan terhadap partisipasi anggota adalah Karakteristik penyuluh. Hal ini disebabkan oleh karena ; karakteristik penyuluh dalam penampilannya sebagai penyuluh memiliki
kedekatan
dengan
anggota
CCO
dalam
perencanaan,
pelaksanaan, memberikan korbanan, pemanfaatan hasil dan monitoring evaluasi seluruh kegiatan akan dilaksanakan bersama maupun kegiatan yang telah terlaksana. Penyuluh pertanian dalam menjalankan tugasnya selalu melibatkan anggota CCO sebagai bagian dalam mentransfer (knowledge) pengetahuan. Penampilan dan profesionalisme seorang penyuluh akan menunjukkan kepada anggota CCO dan masyarakat di Suco Estado pada umumnya bahwa tdak mewakili ras dan warna kulit di dalam membangun masyarakat setempat tetapi lebih terarah kepada pelayanannya sebagai seorang penyuluh yang bersama sama masyarakat setempat bahu membahu di dalam proses pencapaian tujuan yaitu keberdayaan petani kopi di suco Estado. Semangat professional yang dimiliki oleh seorang penyuluh merupakan motivasi kerja untuk mencapai kedudukan dan penghasilan yang lebih tinggi. Karena menjadi penyuluh pertanian merupakan pilihan utama demi mencukupi kebutuhan keluarga. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 134
Berdasarkan hasil analisis yang ada bahwa karakteristik penyuluh tidak berpengaruh langsung dan signifikan terhadap Keberdayaan petani kopi tetapi secara tidak langsung berpengaruh setelah melalui faktor lain; Oleh karena itu Karakteristik penyuluh secara tidak langsung berpengaruh terhadap Keberdayaan petani kopi setelah melalui Partisipasi anggota CCO. Hal ini berarti bahwa dengan motivasi kerja yang tinggi akan mempengaruhi anggota petani melalui peningkatan jaringan kerja antara penyuluh dan anggota koperasi yang ada. d. Pengaruh langsung maupun tidak langsung Faktor Pendukung terhadap Partisipasi Anggota Coperativa Café Organik (CCO) dan keberdayaan petani kopi Faktor pendukung tidak berpengaruh langsung secara signifikan terhadap Partisipasi anggota CCO (Y1) dan Keberdayaan Keberdayaan petani kopi (Y2). Berdasarkan hasil analisis yang ada bahwa Faktor pendukung berpengaruh langsung secara signifikansi terhadap Peranan penyuluh. Oleh karena Peranan penyuluh
menjadi ujung tombak di
dalam memberdayakan anggota CCO agar ikut berpartisipasi di dalam perencanaan, pelaksanaan, memberikan korbanan pemanfaatan hasil serta monitoring evaluasi demi tercapainya suatu perubahan perilaku bagi anggota CCO itu sendiri. Di lain pihak, perubahan perilaku baru dapat tercapai setelah selang waktu tertentu, terutama setelah melihat hasil perubahan positif yang dirasakan oleh masyarakat. Keberhasilan penyuluh dalam membawa perubahan sebenarnya tergantung commit tokepada user kemampuannya untuk menyatu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 135
dengan kliennya dan pengetahuan serta keterampilan yang diperlukan oleh kliennya. Untuk itu beberapa prioritas minimum yang diperhatikan di antaranya: 1) Kemampuan penyuluh berkomunikasi; 2) Tersedianya suatu sistem sarana penunjang yang memungkinkan penyuluh dan kliennya melakukan yang ingin mereka lakukan 3) Adanya kebijakan pemerintah yang memungkinkan para penyuluh dan kliennya melakukan apa yang mereka lakukan dalam upayanya untuk memperoleh suatu manfaat atau imbalan tertentu (baik yang sifatnya ekonomis maupun sosial). Dalam mensukseskan tujuan yang hendak dicapai dalam hal ini keberdayaan kepada petani kopi dengan keterlibatan semua anggota, maka factor pendukung sangat penting demi tercapainya tujuan yang diharapkan. Dukungan dimaksud adalah kebijakan pemerintah Republica Democratica de Timot Leste (RDTL)
menempatkan tenaga penyuluh Pertanian di
setiap Suco di seluruh wilayah RDTL. Mempermudah akses Coperativa Café Timor (CCT) dalam membeli, mengekspor dan memberikan peluang untuk bergerak di bidang lain seperti program kesehatan (ada klinik swasta yang dikelola oleh CCT) dan Pendidikan formal serta sarana dan prasarana yang cukup
memadai. Oleh karena itu maka perlu ditingkatkan agar
berdaya guna di dalam mempengaruhi anggota CCO di dalam mensukseskan program-program CCO seperti : reboisasi dan pemangkasan tanaman kopi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 136
e. Pengaruh langsung Partisipasi Anggota Coperativa Café Organik (CCO) terhadap keberdayaan petani kopi Variabel Partisipasi anggota CCO (Y1) berpengaruh langsung secara signifikan terhadap Keberdayaan petani kopi (Y2). Dengan demikian bahwa hasil penelitian ini yang memperlihatkan adanya pengaruh partisipasi anggota CCO langsung terhadap Keberdayaan Petani Kopi dalam peningkatan pendapatan dan kemandirian dalam berusaha. Hal ini mempertkuat pernyataan Hikmat (2006) bahwa partisipasi merupakan komponen penting sebagai pembangkitan kemandirian dalam proses pemberdayaan. Adanya
pengaruh
partisipasi
anggota
merupakan
alat
pemberdayaan masyarakat petani untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Ini menempatkan orang sebagai pusat yang menggambarkan kapasitasi masyarakat lokal terhadap pentingnya perubahan di era globalisasi melalui inovasi dan partisipatif anggota yang secara kekeluargaan bahu membahu dalam memperjuangkan kehidupan yang lebih baik lagi. Oleh karena itu menurut Ife (2008) mengemukakakn bahwa kondisi-kondisi yang mendorong orang berpartisipasi adalah : Pertama, Orang akan berpartisipasi apabila mereka merasa bahwa isu atau akativitas tersebut berguna atau penting untuk diikuti, Kedua, Bahwa orang harus merasa bahwa aksi mereka akan membuat perubahan, Ketiga, bahwa setiap bentuk partisipasi harus diakui dan dihargai, Keempat, bahwa orang commit to user harus bisa berpartisipasi dan didukung dalam partisipasinya dan partisipasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 137
itu tidak boleh mengucilkan terutama mereka yang kemampuan berfikir dan pendididkan pas pasan saja. Sedangkan
variabel
yang
berpengaruh
langsung
terhadap
Keberdayaan petani kopi (Y2) adalah Partisipasi anggota CCO (Y1). Dengan demikian bahwa hasil penelitian ini yang memperlihatkan adanya pengaruh partisipasi anggota CCO langsung terhadap Keberdayaan Petani Kopi dalam peningkatan pendapatan dan kemandirian dalam berusaha. Hal ini mempertkuat pernyataan Hikmat (2006) bahwa partisipasi merupakan komponen penting sebagai pembangkitan kemandirian dalam proses pemberdayaan. Adanya
pengaruh
partisipasi
anggota
merupakan
alat
pemberdayaan masyarakat petani untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Ini menempatkan orang sebagai pusat yang menggambarkan kapasitasi masyarakat lokal terhadap pentingnya perubahan di era globalisasi melalui inovasi dan partisipatif anggota yang secara kekeluargaan bahu membahu dalam memperjuangkan kehidupan yang lebih baik lagi. Dengan demikian maka pengaruh partisipasi anggota CCO terhadap keberdayaan petani dalam meningkatkan pendapatan dalam rangka mencapai kemandirian di dalam berusaha tani. Kemandirian petani selalu diakitkan dengan partisipasi yang menurut Pali et.al. (2005) merupakan alat pemberdayaan masyarakat petani untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Strategi
penyuluh pertanian untuk peningkatan Partisipasi anggota Coperativa commit to user CAFÉ Organik (CCO) dan Keberdayaan Petani Kopi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 138
Mendasar pada tujuan Program Pemerintah Timor Leste tahun 20082012 dalam Politika Nasional Ekstensaun Agrikola, yang berbunyi “ (1) Atu atinji siguransa ai-hán, husi hasa’e produsaun no produtividade ne’ebé liu nível subsisténsia; no (2) Atu kontribui ba kresimentu ekonómiku husi promove/hasa’e esportasaun, kriasaun empregu, hasa’e kapasidade téknika no jestaun iha sub-seitór hotu. Iha ne’e sei reforsa mos infrastrutura agrikultura”. Dengan terjemahan “ (a). Untuk meningkatkan ketahanan pangan dengan meningkatkan produksi dan produktivitas melewati tingkatan sub sisten; (b). Ikut berkontribusi melalui peningkatan ekonomi dengan peningkatan eksportir, membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan sumber daya manusia dalam perencanaan dan teknik di segala sektor termasuk infrastrutur pertanian. Dengan tujuan Politik Penyuluhan yang ada maka penyuluh pertanian diandalkan untuk menjadi ujung tombak demi tercapainya tujuan nasional yang ada telah dirumuskan sebagai bagian dari Negara agraris dan sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Oleh karena itu untuk melibatkan dan meingkatkan partisipasi masyarakat dalam hal ini anggota CCO dalam program Penyuluhan pertanian adalah dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Meningkatkan kemampuan anggota melalui peningkatan pendidikan non-formal, yaitu menyelenggarakan pelatihan teknis dan non teknis dalam pembudidayaan tanaman kopi serta politik pengelolaan Coperativa Café Organik, pemberian motivasi, pelatihan pemasaran, pelatihan dan hal-hal yang berkaitan dengan keberlanjutan CCO terutama dalam mempertahankan keaslian tanaman kopi (organic) 2. Meningkatkan masuknya infomasi kepada anggota CCO baik melalui commit tomaupun user penyuluhan secara langsung melalui media yang umum
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 139
digunakan masyarakat seperti : radio, televisi, dan koran. Menurut Mardikanto (2009), media massa lebih efektif dan lebih murah untuk mengenalkan suatu inovasi, semakin banyak media yang digunakan maka akan memberikan pengaruh semakin baik, semakin jelas informasi yang diterima akan semakin banyak orang mengerti inovasi tersebut dan dapat melaksanakannya. 3. Meningkatkan pengetahuan kepada anggota CCO melalui peranan penyuluh dalam memberdayakan petani kopi dalam pemberian informasi, penyuluhan juga dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan pengelolaan koperasi serta arti pentingnya partisipasi anggota atau masyarakat dalam
mbudidaya ikan. Menurut
Mardikanto (2010 : 108), penyuluhan yang intensif dan berkelanjutan, yang tidak saja berupa penyampaian informasi tentang adanya kesempatan yang diberikan kepada masyarakat, melainkan juga dibarengi dengan dorongan dan harapan-harapan dapat meningkatkan kemauan masyarakat berpartisipasi, serta upaya yang terus menerus untuk meningkatkan kemampuannya untuk berpartisipasi. Dengan demikian maka partisipasi anggota CCO sebagai innovator dalam pengembangan CCO adalah sebagai berikut : a) Dalam Perencanaan, anggota CCO ikut menentukan program-program yang sesuai dengan kondisi Suco Estado b) Dalam pelaksanaan, anggota CCO ikut berpartisipasi di dalam semua kegiatan yang diputuskan bersama. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 140
c) Dalam pemanfaatan hasil, diperuntukkan untuk seluruh anggota CCO dan masyarakat pada umunya di suco Estado. Salah satu tujuan penyuluhan adalah sebagai proses perubahan Sosial. SDC
dalam (Mardikanto, 2009) menyatakan bahwa penyuluhan tidak
sekedar merupakan proses perubahan perilaku pada diri seseorang, tetapi merupakan proses perubahan sosial yang mencakup banyak aspek, termasuk politik dan ekonomi yang dalam jangka panjang secara bertahap mampu diandalkan menciptakan pilihan-pilihan baru untuk memperbaiki kehidupan masyarakatnya. Karena penyuluhan merupakan bagian dari pemberdayaan yang tidak dapat dipisahkan, penyuluhan dan pemberdayaan saling mendukung satu sama lain. Penyuluhan berkaitan dengan upaya pengubahan sikap, pengetahuan dan ketrampilan sedangkan pemberdayaan merupakan (a) upaya memberikan power (Ife, 1995) yang berupa kekuasaan, kekuatan kemampuan dan materi (asset) kepada kelompok sasaran, dan (b) proses mendorong atau memotivasi petani kopi yang ada agar memiliki semangat dalam mengatasi hidupnya. Oleh karena itu di dalam memberdayakan petani maka faktor terpenting adalah bagaimana mendudukan para petani pada posisi pelaku (subject) pembangunan yang aktif, bukan hanya sebagai penerima yang pasif. Dengan demikian akan timbul rasa tanggungjawab petani sebagai bagian dari usahanya untuk kemandirian serta mampu meningkatkan pendapatan di dalam keluarga pada khusunya. Melalui kemandirian itu masyarakat akan melakukan hal-hal kebersamaan (wai se khan se = bahasa Nau Eti yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 141
berarti kebersamaan dalam suatu kegiatan) demi perbaikan masa depan masyarakat setempat, dengan bersama-sama melakukan hal-hal sebagai berikut ini : 1. Melakukan identifikasi persoalan yang berkembang dalam masyarakat untuk
mencari
akar
penyebab
masalah
dan
bagaimana
cara
memecahkan masalah tersebut. 2. Melakukan identifikasi untuk mengetahui potensi yang ada (kekuatan dan kelemahan) yang hidup dalam masyarakat. 3. Melakukan pembelaan terhadap kelompok-kelompok masyarakat yang dirugikan dan termarginalkan dari pembangunan. 4. Melakukan langkah positif kedepan untuk menentukan potensi peluang yang ada. Dengan
demikian
maka
strategis
yang
tepat
untuk
memberdayakan petani adalah strategis pembangunan yang terpusat pada masyarakat (people centered development), di mana dengan strategis ini pengambilan keputusan dikembalikan kepada para petani yang
mempunyai
kapasitas
dan
sesuai
kebutuhannya
untuk
merencanakan perubahan-perubahan akan terjadi di tengah masyarakat pada umumnya dan kepada anggota CCO pada khususnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan permasalahan, tujuan, hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bagian terdahulu, maka dalam rangka meningkatkan keberdayaan petani kopi di Suco Estado Sub Distrik Ermera dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Partisipasi Anggota Coparativa Café Organic (CCO) dalam perencanaan dan pelaksanaan program belum maximum karena pelaksanaan program CCO oleh penyuluh pertanian belum melibatkan anggota dalam semua program. Sehingga keberdayaan petani kopi di Estado pun masih dikategorikan rendah. 2. Faktor-faktor yang berpengaruh langsung dan signifikan kepada partisipasi anggota CCO adalah peranan penyuluh dan karakteristik penyuluh sedangkan variabel lain meskipun tidak berpengaruh secara langsung terhadap partisipasi anggota namun berpengaruh melalui peranan penyuluh terhadap partisipasi anggota. Untuk keberdayaan petani kopi, variabel yang berpengaruh langsung adalah partisipasi anggota sedangkan variabel lain meskipun tidak berpengaruh langsung secara signifikan namun berpengaruh secara tidak langsung melalui Partisipasi anggota CCO terhadap keberdayaan petani kopi. 3. Meskipun Kompetensi penyuluh, peranan penyuluh dan variabel lain secara langsung tidak berpengaruh terhadap keberdayaan petani kopi namun berpengaruh tidak langsung melalui peranan penyuluh dan partisipasi anggota CCO terhadap keberdayaan petani kopi. commit to user 142
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 143
B. Implikasi Implikasi dalam penelitian ini adalah: a) Implikasi praktis 1) Peranan penyuluh dipengaruhi secara langsung oleh kompetensi Penyuluh, Karakteristik Penyuluh dan Faktor pendukung yang
berdampak pada
meningkatkan Partisipasi anggota CCO demi tercapainya kemandirian petani kopi organik di Suco Estado Distrito Ermera. 2) Peranan penyuluh berpengaruh secara tidak langsung kepada keberdayaan petani kopi melalui Partisipasi anggota CCO. Oleh karena itu sebagai bagian dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kemandirian bagi anggota CCO, maka keadaan yang perlu dipersiapkan adalah : a. Mempersiapakan Sumber Daya Manusia sebagai ujung tombak dalam penyuluhan pertanian. b. Meningkatkan dan mengintensipkan kelompok-kelompok tani yang ada di agar mudah dijangkau dalam memberdayakan. c.
Mendinamiskan kelompok petani yang telah ada melalui peran serta dalam kegiatan sehingga tumbuh dan
berkembang kreaivitas,
keberanian dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kelompok atas dasar kekuatan sendiri dalam kebersamaan (collective self – reliance). b) Implikasi Teoritis Peranan penyuluh dan karakteristik penyuluh dalam memberdayakan petani kopi sangat diperlukan sehingga perlu di dukung dengan kajian-kajian commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 144
teoritis yang mendalam untuk dikembangkan menjadi bahan pembelajaran dalam memberdayakan petani. Oleh karena itu peranan, karakteristik dan partisipasi anggota perlu di dukung dengan teori yang relevan dalam rangka pencapaian tujuan yang di harapkan.
C. Saran Sebagai Negara agraris yang baru merdeka maka kehadiran penyuluh pertanian di tengah masyarakat sangat dibutuhkan untuk memberdayakan masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu disarankan hal-hal sebagai berikut: 1) Di butuhkan peran pemerintah dan CCT untuk mengoptimalkan para penyuluh dalam melaksanakan penyuluhan agar petani mengerti arti penting sebuah perubahan, terutama berkaiatan dengan perubahan peri laku petani dalam berorganisasi
di
dalam
masyarakat
serta
mampu
mengoptimalkan
pengetahuannya lewat pembudidayaan tanaman kopi di suco Estado Distrito Ermera. 2) Kesadaran sebagai petani akan membantu para anggota Koperasi di dalam menjalankan fungsinya sebagai petani demi tercapainya kehidupan yang layak di dalam masyarakat. 3) Sinergis antara Pemerintah, pihak Swasta dan para anggota petani kopi akan berdampak positif yakni perubahan dan berdayanya petani kopi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Angoroseto, P, 2012, Thesis : Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Penyuluh dalam pemanfaatan Cyber Extension di Kabupaten Bogor, UNS, Surakarta. Arikunto, S, 1998, Prosedur penelitian sutu pendekatan praktek, Rineka Cipta, Jogyakarta. Badan Pusat Statistik, 1998, Kabupaten Ermera dalam angka 1998, BPS, Ermera. Berlo, David K, 1960, The Process of Communication, Holt Rinehart and Winston, New York. Boyatzis, R. E, (1982),The competent manager: A model for effective performance, Wiley, New York. Bungin, HMB, 2006, Metodologi penelitian kuantitatif, Fajar interpratama offset, Jakarta. Chambers, R, 1993, Challenging the professions frontiers for rural Development, Intermediate Thecnology publication, London. Da Silva, Antonio BS, 2005, Skripsi, Prospek pengembangan agroindustri kopi arabika di sub distrik Ermera, FAPERTA UNTL, Dili. Diresaun National Estatistika, 2009, Timor Leste em Numeros 2009, Dili Timor Leste. ………, 2010, Sensu Populasaun no uma kain 2010, Dili, Timor Leste. ………, 2010, Demography Health Survey 2009, Dili, Timor Leste. Daniel, M dkk, 2008, Participatory Rural Appraisal (PRA), PT Bumi Aksara, Jakarta. Ennis, Michelle R., (2008) Journal : Competency models : A Review of the Literature and The Role of the Employment and Training Administration (ETA), U. S. Department of Labor. Gerungan,WA,1981, Psikologi Sosial, PT Eresco, Bandung. Goulet, D. 1977, Journal : The cruel choice : a new concept in the theory of development. : Athenum New York. Handoko, M. 1992. Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku. Kanisius, Yogyakarta. Hendrojogi, 2007, Koperasi : asas-asas, teori dan praktik, Raja Grafindo, Jakarta. Ife, Jim, 1995, Community Development, Pty,.Ltd, Logman, Australia. commit to user
145
146 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Karsidi, Ravik. 2000. Peningkatan Profesionalisme dalam Penyuluhan. Makalah: Disampaikan Dalam Diskusi Panel Peningkatan Profesionalisme Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian yang Efektif dan Handal, Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret, Solo, 17 Juni 2000. Surakarta. Kartasasmita, Ginanjar, 1996, Jakarta.
pembangunan untuk Rakyat, PT Pustaka Cidesindo,
Kerlinger, Fred N, 2006, Asas-asas penelitian Behavioral, UGM Press. Jogyakarta. Komisi Perencanaan, 2002, Perencanaan Pembangunan Nacional, Dili Timor Leste. Koentjaraningrat, 1983, Metode-metode penelitian Masyarakat, Gramedia, Jakarta. Kuncoro, M, 2009, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Penerbit Erlangga. Yogyakarta. Lionberger, Herbert F. dan Paul H. Gwin. 1982. Communication Strategies- A Guide for Agricultural Change Agents (Terjemahan: Strategi Komunikasi: Pedoman bagi Penyuluh Pertanian, penerjemah: Totok Mardikanto). Sebelas Maret University Press. Surakarta. Lucia, A. D., & Lepsinger, R. (1999). The art and science of competency models: Pinpointing critical success factors in organizations Pfeiffer, New York. Ministerio Agricultura e Pescas, 2010. Estratejia Nasional Estensaun Agrikula Timor Leste, Dili, Timor Leste. Mardikanto, T, 1993, Penyuluhan Pembangunan Pertanian, UNS Press, Surakarta. ………, 1994,Bunga Rampai Penyuluhan pembangunan Pertanian, Prima Theresia presindo, UNS Press, Surakarta. ………, 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. UNS Press, Surakarta. ………, 2010, a. Komunikasi Pembangunan. UNS-Press, Surakarta. ………, 2010, b. Konsep-konsep Pemberdayaan Masyarakat. UNS-Press, Surakarta. ………, 2010, c.Metode Penelitian dan Evaluasi Pemberdayaan Masyarakat. UNS-Press, Surakarta. Marius, J.A, 2007, Disertasi, Pengembangan Kompetensi penyuluh pertanian di Propinsi Nusa Tenggara Timur, IPB, Bogor. commit to user
147 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Mas’ud, Fuad, 2004, Survai diagnosis Organisasional konsep dan aplikasinya, UNDIP Press, Semarang. Mas’oed, 1993 Ekonomi politik pembangunan dan pemberdayaan masyarakat, Dalam prespektif vol 5 no tahun 1993. Mikkelsen, B, 2003, Metode penelitian partisipatoris dan upaya-upaya pemberdayaan, YOI, Jakarta. Mosher, A.T, 1966, Getting Agriculture Moving,: A Praeger Inc Publisher, New York. Muhidin, Sambas A dan Abdurahman, M, 2009, Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur dalam penelitian, Penerbit Pustaka Setia, Bandung. Ndraha, T, 1990, Pembangunan masyarakat, Mempersiapkan masyarakat tinggal landas, Rineka Cipta, Jakarta. Poerwoedarminta, WJS, 1976, Kamus umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta. Riduwan, 2011, Skala pengukuran variable-variabel Penelitian, Penerbit Alfabeta, Bandung. ………, 2009, Metode dan teknik menyusun proposal penelitian, Penerbit Alfabeta, Bandung. Riduwan dan Kuncoro, 2008, Cara menggunakan dan memaknai Analisis Jalur, Penerbit Alfabeta, Bandung. Robins, Stephen P, 1996, Perilaku organisasi, PT Prenahlindo, Jakarta. Rustiono, Dedy, 2008, Thesis “Pemberdayaan petani oleh penyuluh untuk pengembangan usaha tani padi organik di desa Pondok, Sukoharjo, PP UNS, Surakarta. Sadono, Dwi, 2008, Pemberdayaan petani : Paradigma baru penyuluhan pertanian di Indonesia, journal Penyuluhan (4) 1. Septaningsih, Eko, 2009, Thesis : Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Museum Kars (Studi Kasus di Desa Gebangharjo Kecamatan Pracimantoro Kabupaten Wonogiri), Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Saebani, B.A, 2008, Metode Penelitian, Penerbit Pustaka Setia, Bandung.
commit to user
148 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Santoso, B, 2011 Thesis “Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam program minapolitan di Kecamatan Playen Kabupaten Gunung Kidul. Pasca Sarjana UNS, Surakarta. Santoso, Sastropoetro, 1988, Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin Dalam Pembangunan Nasional, Penerbit Alumni, Bandung. Sayogyo, 1993, Kata pengantar dalam perlawanan kaum tani oleh james C. Scott, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta. Sastrapratedja, M, 1992, Karakter Manusia dalam Pembangunan, UGM Press Yogyakarta. Setiana, L, 2005 Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat, Penebar Swadaya, Jakarta. Shivo, Marcio dan Moreira, Elissio N, 2005, Glossario Social, Comunicarte, Rio de Janeiro. Siagian, Sondang P, 1989. Pembangunan Masyarakat Desa, LP3ES Jakarta. Singarimbun, M dan Sofian Effendi, 1995, Metode Penelitian Survey, LP3S, Jakarta. Siregar, A.N dan Saridewi, 2010, Journal, Hubungan antara motivasi dan budaya kerja, IPB Bogor. Slamet, Y, 1993, Analisis kuantitatif untuk data sosial, Dabara Publiser, Solo. ………, 2006 Metode penelitian Sosial, UNS Press Surakarta. Slamet, Margono, 2003, Meningkatkan partisipasi masyarakatdalam pembangunan pedesaan, dalam membentuk pola perilaku manusia pembangunan. Penyunting Ida yustina dan adjad Sudrajat IPB Press, Bogor. Subejo. 2006, Penyuluhan Pertanian Indonesia Di Tengah Isu Desentralisasi, Privatisasi Dan Demokratisasi. http://subejo.staff.ugm.ac.id. Suharno, Iski, M, 2009, Thesis: Hubungan karakteristik dan pengelolaan kelompok tani berumur panjang dengan keragaannya di kabupaten Indramayu, IPB, Bogor. Sugiyono, 2011, Statistik Untuk Penelitian, CV Alfabeta. Bandung. Timor Leste Strategic Development Plan 2011-2030, 2011, Dili, Timor Leste. UNDP, 2011, Timor Leste Human Deevelopment Report, Dili. Van den Ban dan Hawkins. 1999. Penyuluhan Pertanian, Kanisius, Yogyakarta. commit to user
149 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Verhagen, Koenraad, 1996, Pengembangan keswadayaan : Pengalaman LSM di tiga Negara. Yayasan Bina Swadaya Jakarta. Wijianto, Arif (2008) Thesis Hubungan antara Peranan dan Kompetensi Penyuluhan dengan partisipasi anggota dalam kegiatan kelompok tani di kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali, UNS, Surakarta. WWW.USAID.Com, Coffe Gives Timor Leste Economy, Health services a pick-me-up, Buletin, diakses pada tanggal 15 Januari 2012. WWW. Gov. East Timor.Org, The coperativa café Timor (CCT), Report General Manager CCT, diakses pada tanggal 15 Januari 2012. Yudanto, Haryo, 2009, Thesis dengan judul Hubungan antara Pengarus – Utamaan Anak dalam Proses Pembelajaran dengan Terwujudnya Sekolah Ramah Anak (Friendly School) {Studi Korelasi Di Tujuh Sekolah Dasar di Wilayah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta), UNS, Surakarta.
commit to user