perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KARAKTERISASI LABU KUNING (Cucurbita moschata) BERDASARKAN PENANDA MORFOLOGI DAN KANDUNGAN PROTEIN, KARBOHIDRAT, LEMAK PADA BERBAGAI KETINGGIAN TEMPAT
TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh derajat Magister Program Studi Biosain
Oleh :
TEDIANTO NIM. S901008018
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KARAKTERISASI LABU KUNING (Cucurbita moschata) BERDASARKAN PENANDA MORFOLOGI DAN KANDUNGAN PROTEIN, KARBOHIDRAT, LEMAK PADA BERBAGAI KETINGGIAN TEMPAT
TESIS
Oleh : TEDIANTO NIM. S901008018
Telah disetujui oleh tim pembimbing
commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KARAKTERISASI LABU KUNING (Cucurbita moschata) BERDASARKAN PENANDA MORFOLOGI DAN KANDUNGAN PROTEIN, KARBOHIDRAT, LEMAK PADA BERBAGAI KETINGGIAN TEMPAT
TESIS
Oleh : TEDIANTO NIM. S901008018 Tim penguji
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI TESIS Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa : 1.
Tesis yang berjudul : ”Karakterisasi Labu Kuning (Cucurbita moschata) Berdasarkan Penanda Morfologi dan Kandungan Protein, Karbohidrat, Lemak pada Berbagai Ketinggian Tempat” adalah penelitian saya sendiri dan bebas plagiat, serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis digunakan sebagai acuan dalam naskan ini dan disebutkan dalam sumber acuan serta daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan (Permendiknas No 17, tahun 2010).
2.
Publikasi sebagaian atau keseluruhan isi Tesis pada Jurnal atau forum ilmiah lain harus seijin dan meyertakan tim pembimbing sebagai author dan PPs UNS sebagai institusinya. Apabila sekurang-kurangnya satu semester (enam bulan sejak pengesahan Tesis) saya tidak melakukan publikasi dari sebagian atau keseluruhan isi Tesis ini, maka Prodi Biosain PPs-UNS berhak mempublikasikannya pada jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Prodi Biosains PPs-UNS. Apabila saya melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya besedia mendapatkan sanksi akademik yang berlaku. Surakarta, Juni 2012 Mahasiswa
Tedianto NIM S901008018
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tedianto. 2012. Karakterisasi Labu Kuning (Cucurbita moschata) Berdasarkan Penanda Morfologi dan Kandungan Protein, Karbohidrat, Lemak pada Berbagai Ketinggian Tempat. Komisi Pembimbing I: Prof. Dr. Ir., Edi Purwanto, M.Sc., Pembimbing II: Dr. Prabang Setyono, M.Si. TESIS: Program Studi Biosain, Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. ABSTRAK Labu kuning atau Cucurbita moschata dapat dikomsumsi sebagai sumber pangan alternatif karena kandungan karbohidratnya tinggi. Tanaman ini dapat tumbuh pada habitat yang cukup beragam dari dataran rendah sampan tinggi. Karena kandungan nutrisinya cukup lengkap dan kemampuan tumbuhnya beragam, maka banyak orang menanamnya. Tujuan penelitian ini adalah 1) mengetahui keragaman morfologi dan kandungan biokimia Cucurbita moschata di berbagai ketinggian tempat tumbuh, 2) mengetahui ada tidaknya korelasi antara kondisi lingkungan dengan kandungan protein, karbohidrat dan lemak. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi lapangan dimana sampel tanaman Cucurbita moschata diambil dari 3 kabupaten Wonogiri, Karanganyar, dan Magetan secara acak. Metode yang digunakan untuk menguji kandungan protein, karbohidrat, lemak menggunakan Analisis Proximat. Data morfologi yang meliputi batang, daun, bunga, buah dan biji serta kandungan biokimia diberbagai ketinggian tempat yang berbeda dianalisis dengan Anova dilanjutkan dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT). Hubungan antara faktor lingkungan dengan kandungan biokimia dilakukan uji Korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Cucurbita moschata mempunyai keragaman pada jumlah cabang sulur, sedangkan bentuk daun cenderung seragam, terdapat keragaman warna putik pada dan benang sari, warna kulit buah bervariasi kuning, hijau tua bercak. Kandungan protein, karbohidrat dan lemak menunjukkan kecenderungan semakin menurun jika habitat tempat tumbuh semakin tinggi. Prosentasi kandungan protein, karbohidrat dan lemak tertinggi dan terendah masing-masing 2.45% dan 0.31%, 16.65% dan 4.05% dan 0.45% dan 0.03%. Hubungan antara faktor lingkungan dengan kandungan biokimia, menunjukkan bahwa semakin tinggi pH tanah dan suhu udara maka kecenderungan kandungan gizinya semakin tinggi, demikian juga semakin tinggi kelembaban tanah maka kandungan protein karbohidrat, lemak semakin rendah. Kata kunci : Cucurbita moschata, Karakterisasi morfologi, protein, karbohidrat, lemak, Ketinggian tempat.
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tedianto. 2012. Characterization of Pumpkin (Cucurbita moschata) Based on Morphology Markers, Content of Protein, Carbohydrates, Fats at Various Altitude Sites. Commission Lecturer I: Edi Purwanto, Prof. Dr. Ir., M.Sc., Lecturer II: Prabang Setyono, Dr., M.Si. THESIS: Program Study of Biosain, Postgraduate Program of Sebelas Maret University of Surakarta. ABSTRACT Pumpkin or Cucurbita moschata can be used as an alternatif of food mainly because of the carbohydrate contain. This plant could grow in quite difference habitat, ranging from a couple hundred meters to seventeen hundred meters above sea level (a s l). Due to the nutricious contains as well as the ability to grow in the diversity of environmental conditions these plants were planted optimally by many people. The aims of this study were (1) to look at the diversity of morphological and biochemical variation among Cucurbita moschata plants based on the altitudes, (2) to examine whether any relation between the environmental conditions and the contents of protein, carbohydrate and lipid. The methodology used in this experiment was field observation especially in collecting the morphological data, while the data of protein, carbohydrate and lipid of Cucurbita moschata plants sampled randomly and proceed to the Laboratory of Agricultural Faculty of UNS-Solo. Accordingly, the morphological characters and protein, carbohidrate, lipid contents in the different altitudes were analyzed using Anova that would be followed by Duncan Multiple Range Test (DMRT). Meanwhile, to test whether any relations between environmental factors and the biochemical contents, Pearson Correlation Test was employed. The results showed that morphological characters was quite uniform, while variation of total number of tendril was found as one of the very characteristic of this species. At least two kind of skin pumpkin colour were observed, namely the yellow, and dark spotted green to black. The highest and the lowest of protein, carbohydrate and lipid contents were 2.45% and 0.31%, 16.65% and 4.05% and 0.45% and 0.03% respectively. The relationship between environmental factors and biochemical contains showed, that protein, carbohydrate and lipid contains will tend to increase if the soil pH and the temperature are quite high; conversely they will decrease the contents if the relative humidity was quite high. Key words : Cucurbita moschata, morphologycal characters, protein, carbohydrates, lipids, Altitude.
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Setelah kesulitan pasti ada kemudahan (Q.S. Al Insyirah : 5)
Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolong (Q.S. Al Baqorah (2) : 153)
Anak harus menjadi lebih baik daripada kedua orang tuannya (Pesan Orang Tua)
Karya ilmiah ini dipersembahkan kepada : Istri dan anakku tercinta Ibu dan bapakku Saudaraku
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmad dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tulisan Tesis yang berjudul ”Karakterisasi Labu Kuning (Cucurbita moschata) Berdasarkan Penanda Morfologi dan Kandungan Protein, Karbohidrat, Lemak pada Berbagai Ketinggian Tempat”. Dalam tulisan ini disajikan pokok-pokok bahasan yang meliputi karakter morfologi, kandungan biokimia dan kondisi lingkungan di berbagai ketinggian tempat pada C. moschata. Karakter morfologi C. moschata yang disajikan meliputi karakter batang, daun, bunga, buah dan biji. Kandungan biokimia yang disajikan meliputi protein, karbohidrat dan lemak pada buah labu kuning yang diperoleh dari berbagai ketinggian tempat dengan kondisi lingkungan berbeda di kabupaten Wonogiri, Karanganyar dan Magetan. Beberapa kendala yang dihadapi dalam pengambilan sampel adalah luasnya wilayah sampel dan penentukan ketinggian tempat. Untuk mengantisipasi nya digunakan peta wilayah kabupaten Wonogiri, Karanganyar dan Magetan serta GPS untuk menjelajah dan menentukan areal pengambilan sampel dengan menggunakan patokan berdasarkan ketinggian tempat. Dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan masukan, kritik, saran yang membangaun untuk perbaikan dan penyempurnaan karya ini agar dapat memberikan manfaat dalam pengembangan ilmu dan teknologi yang berkaitan dengan C. moschata.
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
UCAPAN TERIMA KASIH Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan kemudahan bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis dengan judul ”Karakterisasi Labu Kuning (Cucurbita moschata) Berdasarkan Penanda Morfologi dan Kandungan Protein, Karbohidrat, Lemak pada Berbagai Ketinggian Tempat”. Terima kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada : 1.
Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS, Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta atas ijin untuk mengikuti studi lanjut di Universitas ini.
2.
Prof. Dr. Ir Ahmad Yunus, MS. selaku Direktur program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bimbingan, motivasi dan fasilitas selama penulis mengikuti pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3.
Prof. Dr. Sugiyarto, M.Si. Ketua Program Studi Biosains Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang senantiasa memberikan bimbingan moril selama penulis mengikuti perkuliahan di Program Studi Biosains Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4.
Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D. selaku Ketua Tim Peneliti Hibah Pasca sarjana tentang ”Studi Kekerabatan Genetik dalam Rangka Pengembangan Cucurbita moschata Berdaya Hasil Tinggi”, yang telah mengikutsertakan dan mendanai penelitian hingga selesainya tesis ”Karakterisasi Labu Kuning (Cucurbita moschata) Berdasarkan Penanda Morfologi dan Kandungan Protein, Karbohidrat, Lemak pada Berbagai Ketinggian Tempat”.
5.
Prof. Dr. Ir. Edi Purwanto, M.Sc. selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan baik materi, metode serta petunjuk penulisan tesis ini.
6.
Dr. Prabang Setyono, M.Si. selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan baik materi, metode serta petunjuk penulisan tesis ini.
7.
Segenap staf dosen Program Studi Biosains Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan materi perkuliahan yang menunjang commit to user kelancaran pelaksanaan penelitian. ix
perpustakaan.uns.ac.id
8.
digilib.uns.ac.id
Ibu Liswardani, petugas Laboratorium Pangan dan Gizi Fakultas Pertanian yang telah membantu pelaksanaan penelitian kandungan biokimia buah labu kuning.
9.
Sahabat tim waluh kuning, yang telah telah mendampingi dan membantu penulis untuk mendapatkan sampel penelitian di lapangan.
10. Istriku yang setia membantu dan memotivasi proses penulisan sehingga tesis ini selesai. 11. Adikku yang telah membantu proses penulisan sehingga tesis ini selesai. 12. Staf guru SMA Negeri 1 Wonogiri yang telah mendukung dan memotivasi saya dalam melanjutkan pendidikan di Program Studi Biosains Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 13. Semua pihak yang telah membantu penulis sehingga tersusun tesis ini. Segala bantuan dan kebaikan yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini semoga menjadi amal soleh yang memperoleh imbalan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amiin .
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
JUDUL
......................................................................................................
i
PENGESAHAN PEMBIMBING
.............................................................
ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI
..............................................................
iii
..........................................................
iv
...............................................................................................
v
.............................................................................................
vi
PERNYATAAN ORISINALITAS ABSTRAK ABSTRACT
MOTTO DAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR
..........................................................
vii
.............................................................................
viii
UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI
....................................................................
ix
............................................................................................
xi
DAFTAR TABEL
....................................................................................
xiii
...............................................................................
xvi
DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN
............................................................................ xvii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
…………………………..........
1
…………………………………..
5
………………………………………
5
………………………………………..
6
……………………………………..
6
………………………………………….
7
B. Pembatasan Masalah C. Rumusan Masalah D. Tujuan Penelitian E. Manfaat Penelitian
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A.
Landasan Teori
1. Labu Kuning (Cucurbita moschata )
….…………...
7
…………………………………..
17
3. Biokimia Nutrisi Labu Kuning (Cucurbita moschata) …
18
4. Pengaruh Lingkungan terhadap Pertumbuhan Tanaman .. commit to user
22
2. Penanda Morfologi
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Kerangka berfikir C. Hipotesa
………………………………………..
29
…………………………………………………
29
BAB III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian B. Alat dan Bahan
…………………………..
30
………………………………………….
30
C. Prosedur Kerja Penelitian D. Analisa Data
……………………………….
32
.………………………………………........
37
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakterisasi Morfologi Cucurbita moschata
…………..
38
B. Kandungan Biokimia (protein, karbohidrat, lemak) Cucurbita moschata
…………………………………….
60
C. Korelasi antara Lingkungan terhadap Kandungan Biokimia Cucurbita moschata
……………………………………..
66
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
………………………………………………
74
……………………………………………………..
75
…………………………………………………...
76
LAMPRAN-LAMPIRAN
……………………………………………….
78
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Tabel 1.
Hasil analisa kadar gizi daging buah labu kuning per 100 gr ..
Tabel 2.
Hasil analisa kadar gizi dari per 100 gr daun labu kuning
2
yang masih muda segar ..........................................................
2
Tabel 3.
Taksonomi tanah menurut Martinus at al. (2003) ..................
28
Tabel 4.
Karakteristik morfologi batang Cucurbita moshata ................
38
Tabel 5.
Karakteristik morfologi daun Cucurbita moshata ...................
40
Tabel 6.
Karakteristik morfologi bunga Cucurbita moshata .................
43
Tabel 7.
Karakteristik morfologi buah Cucurbita moshata ...................
48
Tabel 8.
Karakteristik morfologi biji Cucurbita moshata .....................
52
Tabel 9.
Karakteristik morfologi Cucurbita moshata ............................
55
Tabel 10.
Kandungan biokimia (protein, karbohidrat, lemak) Cucurbita moshata ..................................................................
60
Tabel 11.
Data lingkungan Cucurbita moshata .....................................
66
Tabel 12.
Uji korelasi ..............................................................................
69
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GRAFIK Grafik 4.1.
Diameter batang Cucurbita moschata pada berbagai ketinggian tempat
Grafik 5.1.
.................................................................................
.................................................................................
...............................................................
...............................................................
................................................
44
................................................
44
................................................
45
...............................................................
48
Jumlah alur buah Cucurbita moschata pada berbagai ketinggian tempat
Grafik 7.3.
44
Panjang tangkai buah Cucurbita moschata pada berbagai ketinggian tempat
Grafik 7.2.
................................................
Panjang mahkota bunga jantan Cucurbita moschata pada berbagai ketinggian tempat
Grafik 7.1.
44
Panjang mahkota bunga betina Cucurbita moschata pada berbagai ketinggian tempat
Grafik 6.6.
................................................
Panjang kelopak bunga jantan Cucurbita moschata pada berbagai ketinggian tempat
Grafik 6.5.
43
Panjang kelopak bunga betina Cucurbita moschata pada berbagai ketinggian tempat
Grafik 6.4.
................................................
Panjang tangkai bunga jantan Cucurbita moschata pada berbagai ketinggian tempat
Grafik 6.3.
41
Panjang tangkai bunga betina Cucurbita moschata pada berbagai ketinggian tempat
Grafik 6.2.
41
Diameter tangkai daun Cucurbita moschata pada berbagai ketinggian tempat
Grafik 6.1.
40
Panjang tangkai daun Cucurbita moschata pada berbagai ketinggian tempat
Grafik 5.4.
40
Panjang daun Cucurbita moschata pada berbagai ketinggian tempat
Grafik 5.3.
38
Lebar daun Cucurbita moschata pada berbagai ketinggian tempat
Grafik 5.2.
...............................................................
...............................................................
48
Jarak alur buah Cucurbita moschata pada berbagai ketinggian tempat
............................................................... commit to user
49
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
Grafik 7.4.
Panjang buah Cucurbita moschata pada berbagai ketinggian tempat
Grafik 7.5.
digilib.uns.ac.id
Diameter
................................................................................. buah
ketinggian tempat Grafik 7.6.
berbagai
...............................................................
49
...............................................................
49
.................................................................................
52
Lebar biji Cucurbita moschata pada berbagai ketinggian tempat
Grafik 8.3.
pada
Panjang biji Cucurbita moschata pada berbagai ketinggian tempat
Grafik 8.2.
moschata
Tebal daging buah Cucurbita moschata pada berbagai ketinggian tempat
Grafik 8.1.
Cucurbita
49
.................................................................................
52
Berat per 100 biji Cucurbita moschata pada berbagai ketinggian tempat
...............................................................
52
Grafik 10.1. Kandungan protein dalam Cucurbita moshata pada berbagai ketinggian tempat
………………………………………...
Grafik 10.2. Tren protein terhadap area ketinggian tempat
…………....
60 61
Grafik 10.3. Kandungan karbohidrat dalam Cucurbita moschata pada berbagai ketinggin tempat
……………………….……….
Grafik 10.4. Tren karbohidrat terhadap area ketinggian tempat
……….
62 63
Grafik 10.5. Kandungan lemak dalam Cucurbita moshata pada berbagai ketinggian tempat
………………………………………..
Grafik 10.6. Tren lemak terhadap area ketinggian tempat
…………….
64 65
Grafik 11.1. Keadaan pH tanah tempat tumbuhnya Cucurbita moshata pada berbagai ketinggian tempat …………………….......
67
Grafik 11.2. Keadaan suhu tempat tumbuhnya Cucurbita moshata pada berbagai ketinggian tempat …………………….................
68
Grafik 11.3. Keadaan kelembaban tanah tempat tumbuhnya Cucurbita moshata pada berbagai ketinggian tempat ………………..
68
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Gambar 1.
Batang Cucurbita moschata .................................................
9
Gambar 2.
Daun Cucurbita moschata ....................................................
10
Gambar 3.
Bunga Cucurbita moschata ..................................................
12
Gambar 4.
Buah Cucurbita moschata ....................................................
13
Gambar 5.
Biji Cucurbita moschata ......................................................
14
Gambar 6.
Buah Cucurbita moschata varietas bokor ............................
14
Gambar 7.
Buah Cucurbita moschata varietas kelenting .......................
14
Gambar 8.
Peta lokasi pengambilan sampel Cucurbita moschata ..........
31
commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.
Tabel data hasil pengamatan sampel labu kuning (Cucurbita moschata) berdasarkan ketinggian tempat …….
82
Lampiran 2.
Analisa data sampel labu kuning (Cucurbita moschata) .....
83
Lampiran 3.
Analisis statistik morfologi labu kuning (Cucurbita moschata) Uji DMRT ……………………………………..
Lampiran 4.
Analisis statistik biokimia labu kuning (Cucurbita moschata) Uji Anova ……………………………………..
Lampiran 5.
84
101
Analisis statistik lingkungan labu kuning (Cucurbita moschata) Uji Korelasi …………………………………… 104
Lampiran 6.
Laporan hasil analisa waluh kuning dari Laboratorium Pangan dan Gizi Fakultas Partanian UNS ............................. 105
Lampiran 7.
Biodata Penulis ……………………………………………
109
Lampiran 8.
Pernyataan
110
………………………………………………
commit to user xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini Ketua Tim Peneliti dari proyek penelitian berjudul “Studi Genetik dalam Rangka Pengembangan Cucurbita moschata Berdaya Hasil Tinggi“, yang didanai melalui program penelitian Hibah Pascasarjana DIKTI Tahun 2010/2011 dengan dana Rp 90.000.000 (sembilan puluh juta rupiah). Nama NIP Unit kerja Alamat Telp./ email
: : : : :
Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D 19570820 198503 1 004 Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Raya Ir. Sutami No. 36A Jebres Surakarta. 57126 (0271)632450/
[email protected]
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis berjudul “Karakterisasi Labu Kuning (Cucurbita moschata) Berdasarkan Penanda Morfologi dan Kandungan Protein, Karbohidrat, Lemak pada Berbagai Ketinggian Tempat” yang disusun oleh : Nama NIM Prodi Pembimbing
: : : :
Tedianto S 901008018 Biosains PPS UNS 1. Prof. Dr. Ir. Edi Purwanto, M.Sc 2. Dr. Prabang Setyono, M.Si
Berkenaan dengan hal itu maka hak publikasi adalah pada Tim Peneliti. Demikian pernyataan ini dibuat untuk dijadikan perhatian bagi pihak-pihak berkepentingan.
commit to user xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Ketahanan pangan merupakan bagian yang sangat penting bagi ketahanan nasional. Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan penduduknya. Kebijakan ketahanan pangan merupakan isu sentral dalam pembangunan serta merupakan fokus utama dalam pengembangan pertanian (Suryana, 2005). Undang-undang RI Nomor 7 tahun 1996 disebutkan bahwa ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau. Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi mengembangkan sumber bahan pangan diantaranta adalah labu kuning (Cucurbita moschata atau Pumpkin). Tanaman labu kuning biasanya dibudidayakan di lahan kering dan hanya sebagai tanaman sekunder ketika musim kemarau menjelang. Di daerah pedesaan labu kuning biasanya ditanam secara tumpang sari dengan tanaman pertanian lain seperti palawija atau padi sehingga dapat mendatangkan nilai tambah tersendiri bahkan dapat dijadikan cadangan makanan di masa paceklik. Buah labu kuning yang sudah cukup tua asalkan tidak cacat dan retak tidak akan mudah busuk sehingga dapat disimpan dalam waktu yang relatif lama dan dijadikan sebagai bahan pangan dan sayuran yang selalu tersedia. Labu kuning
1
commit to user
merupakan salah satu jenis tanaman pangan yang memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi baik buah, daun, batang serta pucuknya yang masih muda. Tabel 1. Hasil analisis kadar gizi daging buah labu kuning per 100 gram.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 2. Hasil analisis kadar gizi dari per 100 gram daun labu kuning yang masih muda dan segar.
Kandungan gizi cukup tinggi baik pada buah, daun, biji atau akarnya. Buah labu kuning dilaporkan memiliki kandungan karotenoid yang tinggi bahkan lebih tinggi daripada wortel, sehingga dapat digunakan sebagai antikanker dan mencegah penyakit jantung (Wu & Jin, 1998). Selain kandungan
2
commit to user
karotenoid cukup tinggi, kadar fenolik pada labu kuning dapat mencapai 476.63 mg GAE/100g, kandungan fenolik ini dapat berfungsi sebagai antioksidan alami berguna sebagai antikanker, mencegah serangan jantung dan anti-inflammasi (Que et al., 2008). Buah labu kuning juga memiliki kandungan tetrasaccharide perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id glyceroglycolipids yang terbukti memiliki efek hipoglikemik (Jiang & Du, 2011). Akar labu kuning memiliki kandungan resin alkaloid dan saponin dan ekstraknya sering digunakan sebagai ramuan obat dan terbukti mematikan terhadap tikus dan mencit (Akwaoao et al, 2000). Biji labu kuning mengandung 37.8-45.5 % minyak, 25.2-37.0 % protein, dan mengandung sterol tanaman yang berguna untuk menurunkan kolesterol dan memiliki efek hipoglikemik (antidiabetes) serta berfungsi sebagai antimicrobial dan Nephroprotectif (Fu et al., 2006; Abd. El-Azis & Abd. El-Kalek, 2011; Debnath, et al., 2010)). Pemanfaatan labu kuning oleh masyarakat terbatas sebagai sayur atau makanan ringan. Padahal apabila diolah secara profesional labu kuning ini dapat digunakan sebagai bahan baku industri seperti pembuatan tepung, keripik, dodol, geplak, roti, biskuit, sereal, manisan, selai, makanan bayi dan berbagai olahan lainnya. Labu kuning mengandung fenol, flavonoid, vitamin (seperti β carotene, vitamin A, vitamin B2, α-tocopherol, vitamin C dan Vitamin E), asam amino, karbohidrat dan mineral khususnya potasium. Labu kuning juga memiliki kandungan energi yang rendah yaitu 17 kkal tiap 100 gr serta serat yang banyak sehingga cocok untuk program diet dan mengatasi obesitas. Labu kuning juga merupakan sumber provitamin A sehingga dapat digunakan untuk mencegah defisiensi vitamin A (Soe et al., 2005; Garcia, et al., 2007; Tamer, et al., 2010).
3
commit to user
Varietas labu kuning yang ada di Indonesia sangat beragam dan biasanya dibedakan berdasarkan ukuran, bentuk dan warna buah. Ukuran buah ada yang kecil hingga jumbo, dengan berat berkisar antara 0.11-273 kg (Rayburn, et al., 2008). Bentuknya ada yang bulat, berbentuk mirip buah pir atau memanjang, perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id sedangkan permukaannya bisa rata, halus, berbintil, berusuk atau berkerut. Warna kulit bervariasi dari hijau, putih, kuning oranye atau merah tergantung jenisnya (Weinsten et al, 2004; Tatum et al, 2006). Varietas labu kuning yang ada di Indonesia adalah labu kuning lokal dan labu kuning introduksi dari beberapa negara seperti Taiwan, Australia, Jepang dan Amerika. Varietas lokal yang banyak ditanam antara lain jenis bokor atau creme, jenis kelenting dan jenis ular, sedangkan varietas introduksi yang dikembangkan masyarakat adalah jenis Taiwan, jenis Hai Je Pi atau vegetable spaghety squash dan jenis kobaca dari Jepang (Suranto & Suwarno, 2009). Labu kuning banyak tumbuh di kabupaten Wonogiri, Karanganyar dan Magetan yang berada dilerang gunung Lawu dengan kondisi lingkungan beragam pada kisaran ketinggian tempat 0 mdpl sampai dengan 3265 mdpl. Mengingat potensi yang dimiliki labu kuning sebagai sumber pangan alternatif, maka perlu penelitian lebih lanjut mengenai keragaman spesies labu kuning yang mempunyai karakter yang paling baik sehingga dapat dikembangkan untuk digunakan sebagai bahan pangan alternatif dengan mutu gizi dan nutrisi yang baik. Studi variasi labu kuning ini dilakukan berdasarkan karakterisasi morfologi dan kandungan protein, karbohidrat, lemak pada berbagai ketinggian tempat di pulau Jawa, khususnya di kabupaten Wonogiri, Karanganyar dan Magetan.
4
commit to user
B. Pembatasan Masalah Untuk mempermudah dalam memahami penelitian tentang karakterisasi labu kuning berdasarkan penanda morfologi dan kandungan protein, karbohidrat, lemak pada berbagai ketinggian tempat, maka perlu adanya pembatasan masalah, perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id yaitu sebagai berikut : 1. Penelitian dilakukan pada berbagai ketinggian tempat di wilayah kabupaten Wonogiri, Karanganyar dan Magetan dengan mengamati karakter morfologi dan menghitung kandungan protein, karbohidrat, lemak pada C. moschata. 2. Ketinggian tempat dalam hal ini ditentukan oleh penulis pada ring ketinggian, yaitu ; area I. 1 – 300 m dpl, area II. 301 – 600 m dpl, area III. 601 – 900 m dpl, area IV. 901 – 1200 m dpl, area V. 1201 – 1500 m dpl. 3. Tanaman labu kuning yang diamati adalah labu kuning varietas lokal non budidaya, meliputi C. moschata varietas bokor dan C. moschata varietas kelenting.
C. Rumusan Masalah 1. Bagaimana keragaman tanaman labu kuning (C. moschata) di berbagai ketinggian tempat berdasarkan penanda morfologinya ? 2. Bagaimana pengaruh ketinggian tempat terhadap kandungan protein, karbohidrat, lemak pada tanaman labu kuning (C.moschata)? 3. Bagaimana korelasi antara kandungan protein, karbohidrat, lemak pada labu kuning (C. moschata) dengan faktor lingkungan ?
5
commit to user
D. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui keragaman tanaman labu kuning (C. moschata) di berbagai ketinggian tempat berdasarkan penanda morfologinya. 2. Menguji pengaruh ketinggian tempat terhadap kandungan protein, perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id karbohidrat , lemak pada tanaman labu kuning (C. moschata). 3. Mengetahui korelasi antara kandungan protein, karbohidrat, lemak pada labu kuning (C.moschata) dengan faktor lingkungan.
E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis Penelitian ini bermanfaat untuk menambah akurasi dan identifikasi, khususnya pada beberapa varietas labu kuning (C. moschata). 2. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini bermanfaat sebagai sumber data yang berguna dalam koleksi plasma nutfah labu kuning (C. moschata). b. Karakterisasi morfologi dan kandungan protein, karbohidrat dan lemak labu kuning (C. moschata) memberikan data yang lebih akurat sehingga dapat mendukung program pemuliaan tanaman.
6
commit to user
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori perpustakaan.uns.ac.id 1. Labu Kuning (Cucurbita moschata)
digilib.uns.ac.id
Labu kuning atau waluh di Indonesia memiliki berbagai nama daerah antara lain labu parang, labu kuning, labu merak, labu manis atau pumpkin (ingg). Tanaman ini merupakan tanaman menjalar yang hidup semusim, setelah berbuah sekali kemudian mati (Suprapti, 2005). Tanaman ini dapat tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi. Adapun ketinggian tempat yang ideal adalah antara 0-1500 m di atas permukaan laut. Tanaman ini tidak memerlukan jenis tanah yang khusus bahkan di lahan bergambutpun C. moschata dapat tumbuhn dengan baik. Kisaran pH yang cocok untuk pertumbuhan tanaman labu kuning antara 5.5-7. Tanaman ini memerlukan curah hujan antara 20-35 mm per bulan (Sudarto, 1993). Tanaman labu kuning di pedesaan sering dijadikan tanaman tumpang sari. Labu kuning yang pertumbuhannya dapat mencapai panjang 5-10 meter dan buahnya dapat mencapai 10-20 kg/buah. Tanaman ini menghendaki tempat terbuka dan banyak menerima sinar matahari (Sudarto, 1993). Menurut Steenis, 2003 kunci determinasi tanaman labu kuning adalah: 1b, 2a (golongan 2 : tumbuhan pembelit), 27a, 28b, 29b, 30b, 31b (famillia 118 : Cucurbitaceae), 1a, 4b, 5b (Genus 6 : Cucurbita).
7
commit to user
Klasifikasi tanaman labu kuning : Divisi
: Spermatophyta
Sub divisi
: Angiospermae
Kelas perpustakaan.uns.ac.id Ordo
: Dicotyledonae digilib.uns.ac.id : Cucurbitales
Familia
: Cucurbitaceae
Genus
: Cucurbita
Spesies
: Cucurbita moschata Duch
Di Indonesia banyak ditanam labu kuning varietas lokal, misalnya labu kuning bokor (creme), labu kuning kelenting dan labu kuning ular. Selain itu terdapat beberapa varietas yang merupakan introduksi dari beberapa negara, seperti Taiwan, Australia, Jepang dan Amerika (Henny, 2003). Ada lima species labu yang umumnya dikenal, yaitu Cucurbita maxima Duchenes, Cucurbita ficifolia Bouche, Cucurbita mixta, Cucurbita moschata Duchenes dan Cucurbita pipo L. Kelimanya disebut labu kuning (waluh) karena mempunyai ciri-ciri yang hampir sama. a. Akar (radix). Setelah biji labu kuning berkecambah akan keluar akar pertama dan daun tunas, kemudian disusul dengan keluarnya akar rambut yang makin lama makin banyak. Sistem perakaran C. moschata merupakan sistem perakaran tunggang dengan batang akar (corpus radicis) menancap jauh dalam tanah hingga mencapai 4 meter. Akar tanaman ini terdiri atas akar
8
commit to user
rambut (pilus radicis) yang makin lama makin banyak hingga mencapai radius 30 cm (Sudarto, 1993). Bentuk perakaran tunggang dengan rambut akat yang sangat lebat sesuai dengan habitatnya di daerah kering ataupun daerah agak basah. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Sistem perakaran tunggang yang sangat panjang menyebabkan tanaman ini sukar dicabut (Tjitrosoepomo, 1989). b. Batang (caulis) Batang labu kuning (C. moschata) sangat panjang, bersegi lima (pentangularis) tumpul, berambut (pilosus) yang kaku dan agak tajam. Panjang batang dapat mencapai 5-10 meter atau bahkan lebih. Batang bersifat basah (herbaceus) penuh dengan bintik kelenjar. Pada ketiak daun muncul sulur berpilin (spiral) berfungsi sebagai alat pemegang sehingga batang tetap kokoh bertambat pada tanah, rumput, batang kayu atau turus. Arah tumbuh batang menjalar di atas tanah atau memanjat (scandens) pada turus (Steenis, 2003).
Gambar 1. Batang Cucurbita moschata 9
commit to user
c. Daun (folium) Daun labu kuning (C. moschata) berbentuk menyirip, ujungnya agak meruncing. Tulang daun tampak jelas, berbulu halus dan agak lembek sehingga jika kena sinar matahari agak layu. Labu kuning termasuk perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id tanaman berdaun lebar berwarna hijau keabu-abuan dengan diameter mencapai 20 cm. Letak daun berselang seling di antara batang dengan panjang tangkai daun. C. moschata memiliki daun tunggal, merupakan daun tidak lengkap, bertangkai panjang 15-20 cm, letak berseling (folia disticha) diantara batang yang menjalar di atas tanah. Daun labu kuning termasuk daun yang cukup lebar berbentuk bulat (orbicularis) dengan ujung meruncing (acuminatus) dan pangkalnya berbentuk jantung. Helaian daun bersifat lunak atau herbaceus (Steenis, 2003).
Gambar 2 . Daun Cucurbita moschata d. Bunga (flos) Bunga labu kuning (C. moschata) berbentuk lonceng (companulatus), bersifat actinomorphus atau beraturan (regularis) yakni tajuk bunga dapat dibagi menjadi dua bagian yang setangkup dengan beberapa cara (Tjitrosoepomo, 1989). 10
commit to user
Kelopak (calyx) berlekatan (gamosepalus), berbagi hampir sampai pangkalnya dengan jumlah tajuk kebanyakan 5 berbentuk garis, ujungnya agak melebar, bergerigi tidak teratur hingga bercangap (Steenis, 2003). Mahkota bunga (corola) berbentuk lonceng (companulatus), perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id berwarna kuning, tajuk kebanyakan berjumlah 5 saling berlekatan pangkalnya (gamopetalus) bercangap hingga berbagi lebih dalam, tinggi mencapai 15 cm, pada daun tajuk ditemukan alat tambahan rambut (pilosus) (Steenis, 2003). Bunga labu kuning bersifat uniseksual-monoceus yakni bunga berkelamin tunggal dan berumah satu. Dalam satu rumpun bunga terdapat bunga jantan (flos masculus) dan bunga betina (flos femineus) terdapat pada satu individu atau batang tanaman (Sudarto, 1993). Bunga jantan (flos masculus) bertangkai lebih panjang, tipis dan berambut, panjangnya 5-25 cm, terletak pada ketiak daun. Bunga ini mempunyai alat kelamin jantan (androecium) yang terdiri atas 3 buah benang sari (stamen) dengan kepala sari (anthera) mempunyai 2 ruang sari yang melipat menghadap keluar (ekstrorsum) (Tjitrosoepomo, 2000). Bunga betina (flos femineus) bertangkai lebih pendek, panjangnya antara 2-7 cm, mempunyai alat kelamin betina (gynoecium) berupa putik (pistillum) dengan kepala putik (stigma) berbagi 3 seperti garpu, bakal buah (ovarium) tenggelam (inferus) pada dasar bunganya, dasar bunga berbentuk bulat sampai lonjong di bawah kelopak bunga (calyx) sehingga bunga betina ini lebih pendek, bulat dan menebal (Tjitrosoepomo, 2000).
11
commit to user
Bunga labu kuning berbentuk lonceng dan berwarna kuning. Dalam rumpun terdapat bunga jantan dan bunga betina atau bersifat uniseksual monoesius. Bakal buah terdapat pada pangkal bunga betina. Bunga jantan memiliki tangkai yang tipis tetapi panjang. Bunga jantan biasanya muncul perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pertama kali setelah tanaman berumur 1-1.5 bulan dan kemudian disusul bunga betina. Jumlah bunga jantan lebih banyak dari pada bunga betina. Untuk melakukan penyerbukan dapat dibantu oleh angin ataupun serangga.
Gambar 3 . Bunga Cucurbita moschata e. Buah (fructus) Buah labu kuning (C. moschata) berbuah sejati tunggal yang berdaging (carnosus). Dinding buah (pericarpium) dapat dibedakan dengan jelas dalam 3 lapisan yaitu kulit luar (exocarpium) yang sangat kuat dan keras berwarna kuning, kulit tengah (mesocarpium) yang tebal berdaging dan berair serta dapat dimakan sehingga dinamakan daging buah (sarcocarpium), dan kulit dalam (endocarpium) yang berbatasan dengan
12
commit to user
ruang yang berisi biji (semen), mempunyai ruang buah yang selain berisi biji-biji (semen) dalam jumlah besar juga masih mempunyai ruangan yang kosong (Tjitrosoepomo, 1989). Tipe buah labu kuning menyerupai tipe buah mentimun (pepo) perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id karena tergolong tumbuhan famili Cucurbitaceae. Buah ini terdiri dari 3 daun buah yang tepinya melipat ke dalam dan mempunyai sekat yang sempurna (septum completus) tetapi ujung daun buahnya melipat lagi ke arah dinding buah sehingga ruang yang terjadi dari tengah buah berbagi lagi oleh sekat yang tidak sempurna (septum incompletus). Jika buah telah masak maka sekat menghilang sehingga buah hanya mempunyai satu ruang saja dengan rongga kosong berisi biji-bijinya (Tjitrosoepomo, 1989). Buah labu kuning (C. moschata) yang tua berwarna kuning sedangkan yang masih muda berwarna hijau. Jika kulit buah tidak cacat, rusak ataupun terluka, buah ini dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Bentuk buah beragam tergantung jenisnya. Kebanyakan berbentuk bokor (bulat pipih) dan beralur dengan berat sekitar 2-5 kg (Sudarto, 1993).
Gambar 4 . Buah Cucurbita moschata f. Biji (semen) Biji labu kuning (Cucurbita moschata) terletak ditengah daging buah pada bagian rongga yang kosong yang diselimuti oleh lendir dengan serat. 13
commit to user
Biji berbentuk berbentuk pipih dan ujungnya meruncing. Kulit biji (spermadermis) terdiri atas lapisan kulit luar (testa) dan lapisan kulit dalam (tegmen). Inti biji (nucleus seminis) terdiri atas lembaga (embryo) yang terletak pada ujung biji yang paling runcing dan putih lembaga perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id (albumen) sebagai cadangan makanan bagi embryo. Lembaga (embryo) pada ujung biji tersebut nantinya menjadi tempat munculnya akar dan tunas. Biji berkuran 1-1.5 cm atau tergantung jenisnya (Sudarto, 1993).
Gambar 5. Biji Cucurbita moschata Menurut Sudarto, 2000 ; Henny K, 2003 di Indonesia terdapat labu kuning varietas lokal dan introduksi, diantaranya : a. Labu kuning varietas bokor atau cerme
Gambar 6. Buah Cucurbita moschata varietas bokor 14
commit to user
Ciri-ciri : buahnya terdapat alur, berbentuk bulat pipih, batang bersulur panjang (3-5 m), warna daging buah berwarna kuning muda, kuning hingga orange, tebal, rasanya manis dan gurih, berdaging halus dan padat, beratnya mencapai 4-5 kg atau lebih. perpustakaan.uns.ac.id b. Labu kuning varietas kelenting
digilib.uns.ac.id
Ciri-ciri : buahnya berbentuk lonjong, oval, memanjang, kulitnya berwarna kuning, daging buah berwarna kuning muda, kuning hingga orange, b erat mencapai 2-5 kg per buah, panjang sulur 3-5 meter dengan masa panen 4,4-6 bulan.
Gambar 7. Buah Cucurbita moschata varietas kelenting c. Labu kuning varietas ular Ciri-ciri : buahnya panjang ramping, warna daging buah berwarna kuning muda, kuning hingga orange dan beberapa di antaranya kadang-kadang buahnya kasar dan rasanya tidak enak.
15
commit to user
d. Labu kuning introduksi : - Labu kuning Taiwan Buahnya kecil, beratnya 1-2 kg/buah, rasanya enak, padat, manis, kandungan airnya sedikit dan warnanya kuning mencolok. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id - Labu kuning Hai Je Pi atau vegetable speghtty squash Bentuknya oval, beratnya 1-2 kg/buah, kulit buah berwarna kuning putih susu, pada waktu muda berwarna kuning muda tetapi setelah tua berwarna kuning keemasan, daging buah mumpur (Jw : pera) dan mudah terurai, warna kuning keemasan. - Labu kuning Kobaca dari Jepang Buahnya kecil, berat 2 kg/buah, kulit hijau tua bercak kuning atau coklat muda, daging buah berwarna kuning keemasan, halus, gempi dan rasanya manis. - Beberapa labu kuning hibrida yang dibudidayakan, diantaranya : Zapello dari Denmark Dikenal dengan Gian Melon termasuk labu kuning bokor dengan ciri bentuk buah bulat beralur tipis, warna kulit kuning, bijinya lebih besar daaripada labu kuning lokal, berat setiap 1000 biji sekitar 200-225 gr. F1-Rocky Karakteristik labu kuning ini batang besar, daun lebar, kulit buah berwarna kelabu gelap, daging buah kuning, halus, tebal dan keras, tiap cabang menghasilkan 3 buah, dengan rata-rata 2-3 kg/ buah. 16
commit to user
F1-Rambo Karakteristik labu kuning ini buah berwarna hijau kelabu berkerutkerut, daging buah gempi berwarna kuning. F1-Rover perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Karakteristik labu kuning ini bentuk buah bulat pipih, kulit berwarna merah kekuningan, daging buah berwana kuning, berat buah mencapai 7 kg/ buah.
2. Penanda Morfologi Menurut Sriyono (2006), penanda morfologi merupakan penanda yang menggunakan sifat yang biasanya terekspresi dalam fenotif suatu jenis, misalnya bentuk, letak, ukuran dan warna dari bagian vegetatif maupun generatif suatu tanaman. Kekerabatan secara fenotipik merupakan kekerabatan yang didasarkan pada analisis sejumlah penampilan fenotipik dari suatu organisme. Hubungan kekerabatan antara dua individu atau populasi dapat diukur berdasarkan sejumlah karakter dengan asumsi bahwa karakter yang tampak berbeda disebabkan adanya perbedaan susunan genetik (Kartikaningrum, dkk. 2003). Menurut Na’iem (1996) bahwa penanda morfologi memiliki kelemahan yaitu sulitnya mencari hubungan antara genotipe dan fenotipe dengan menggunakan marka morfologi. Hal ini disebabkan karena sifat morfologi umumnya dikontrol oleh gen majemuk dan faktor lingkungan yang kompleks.
17
commit to user
Faktor lingkungan diyakini dapat mempengaruhi terjadinya perubahan morfologi tanaman antara lain iklim, suhu, jenis tanah, kondisi tanah, ketinggian tempat dan kelembaban (Sitompul dan Guritno, 1995). Tanaman sejenis akan bervariasi morfologinya apabila faktor lingkungan lebih dominan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id mempengaruhi tanaman dari pada faktor genetik. Tanaman tidak akan menunjukkan variasi morfologi yang signifikan apabila faktor genetik lebih dominan mempengaruhi tanaman tersebut (Suranto, 2001). Secara genetik, tidak ada dua individu dalam satu spesies yang sama. Apalagi faktor lingkungan juga ikut berpengaruh dalam timbulnya ciri-ciri yang muncul sebagai fenotif. Perbedaan yang tampak pada tiap anggota species
menyebabkan
adanya keanekaragaman
dalam
species
yang
menyebabkan tiap anggota species dapat dilihat kedekatan kekerabatannya satu sama lain. Semakin banyak persamaan ciri yang dimiliki semakin dekat kekerabatannya. Sebaliknya semakin sedikit persamaan ciri semakin jauh kekerabatannya. Dengan demikian dalam suatu species dapat dijumpai kelompok populasi yang satu dengan yang lainnya dibedakan berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri morfologi atau fenotifnya (Sofro, 1994)
3. Biokimia Nutrisi Labu Kuning (Cucurbita moschata) Labu kuning adalah tanaman musiman yang telah banyak dimanfaatkan secara tradisional sebagai bahan makanan manusia maupun hewan. Labu kuning memiliki nilai nutrisi tinggi sebagai sayuran atau sebagai campuran bahan makanan (pie, soup, roti, lauk, dll). Labu kuning merupakan salah satu
18
commit to user
jenis tanaman yang memiliki kandungan gizi cukup tinggi baik pada buah, biji, daun maupun batang serta pucuknya yang masih muda. Kandungan gizi buah labu kuning terutama terdiri atas kalori, protein, lemak, karbohidrat, vitamin C, vitamin A, vitamin B dan air (Sudarto, 1993). perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Protein Setiap sel dari organisme mampu untuk mensintesis protein tertentu yang sesuai dengan keperluannya. Sintesis protein dalam sel dapat terjadi karena pada inti sel terdapat suatu zat (substansi) yang berperan penting sebagai "pengatur sintesis protein", yaitu DNA dan RNA. Protein merupakan kelompok nutrien yang sangat penting dalam kehidupan, senyawa ini terdapat dalam sitoplasma pada semua sel hidup. Protein merupakan substansi organik yang mirip karbohidrat dan lemak dalam hal kandungan unsur karbon, hidrogen dan oksigen. Tetapi semua protein mengandung nitrogen dan beberapa diantaranya mengandung fosfor. Protein tersusun dari molekul yang terikat satu sama lain dalam rantai panjang yang bercabang dalam tiap rantainya. Santuan individunya disebut asam amino dan merupakan bahan pembangun protein. Asam amino pada dasarnya tersusun atas nitrogen, karbon, oksigen dan hidrogen. Ada 22 (dua puluh dua) asam amino yang dapat digabungkan-gabungkan, jadi kemungkinan untuk menghasilkan protein yang berbeda hampir tidak terbatas dengan banyak asam amino bergabung dalam jumlah yang berbeda. Asam amino membentuk urutan berbeda untuk masing-masing protein. Urutan ini menentukan bentuk dan fungsi protein individual. 19
commit to user
Protein merupakan salah satu kelompok bahan makronutrien. Protein tidak seperti makronutrien lain (lemak dan karbohidrat), protein berperan lebih penting dalam pembentukan biomolekul dari pada sebagai energi. Namun demikian apabila organisme sedang kekurangan energi, perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id maka terpaksa protein ini juga dipakai sebagai sumber energi. Kandungan energi protein rata-rata 4.1 kkal/ gram atau setara dengan kandungan energi karbohidrat (Sudarmaji dkk, 2007). b. Karbohidrat Karbohidrat merupakan senyawa yang mengandung unsur C, H dan O. Terdapat pada tumbuhan sekitar 75%, disamping itu bagian yang padat dari tanaman juga tersusun dari zat ini. Dinamakan karbohidrat karena senyawa ini sebagai hidrat dan karbon, dalam perbandingan antara H dan O sering 2 berbanding 1 (Hamidjojo, 2005). Pada tanaman karbohidrat di bentuk dari hasil reaksi CO2 dan H2O melalui proses fotosintesis di dalam sel tumbuhan yang mengandung klorofil. Reaksi fotosintese Cahaya matahari
6 CO2 + 6 H2O
C6 H12 O6 + 6 O2
Pada proses fotosintesis, klorofil pada tanaman akan menyerap dan menggunakan energi matahari untuk membentuk karbohidrat dengan bahan utama CO2 dari udara dan air (H2O). Energi kimia yang terbentuk akan disimpan di dalam daun, batang, umbi, buah dan biji-bijian. 20
commit to user
Karbohidrat merupakan sumber kalori utama yaitu 4.1 kkal/gr. Karbohidrat menghasilkan serat yang berguna untuk pencernaan, berperan penting dalam menentukan karekteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna dan tekstur. Karbohidrat dalam tubuh berfungsi mencegah perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id timbulnya ketosis (pemecahan protein yang belebihan), kehilangan mineral dan membantu metabolisme lemak dan protein. Cara mudah dan murah mendapatkan karbohidrat dengan mengekstrak bahan nabati sumber karbohidrat yaitu serealia atau umbi-umbian. (Winarno, 2004). c. Lemak Lemak dapat disintesis dari karbohidrat dan protein, karena dalam metabolisme, ketiga zat tersebut bertemu di dalarn daur krebs. Sebagian besar pertemuannya berlangsung melalui pintu gerbang utama siklus krebs, yaitu asetil ko-enzim A. Akibatnya ketiga macam senyawa tadi dapat saling mengisi sebagai bahan pembentuk semua zat tersebut. Lemak dapat dibentuk dari protein dan karbohidrat, karbohidrat dapat dibentuk dari lemak dan protein dan seterusnya. Sintesis lemak dari karbohidrat : - Glukosa diurai menjadi piruvat à gliserol. - Glukosa diubah à gula fosfat à asetil ko-A à asam lemak. - Gliserol + asam lemak à lemak. Sintesis lemak dari protein : - Protein
asam amino protease
Sebelum terbentuk lemak asam amino mengalami deaminasi lebih dahulu, 21
commit to user
setelah itu memasuki daur krebs. Banyak jenis asam amino yang langsung ke asam piravat à asetil ko-A. Asam amino serin, alanin, valin, leusin, isoleusin dapat terurai menjadi Asam pirovat, selanjutnya asam piruvat à gliserol à fosfogliseroldehid. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Fosfogliseraldehid dengan asam lemak akan mengalami esterifkasi membentuk lemak. Lemak dan minyak merupakan salah satu kelompok yang termasuk golongan lipida. Sifat lemak yang khas dan mencirikan golongan lipida (termasuk minyak dan lemak) adalah daya larutannya dalam pelarut organik misalnya (eter, benzene, khlorofrom) atau sebaliknya ketidak larutannya dalam pelarut air (Sudarmaji dkk, 2007).
4. Pengaruh Lingkungan terhadap Pertumbuhan Tanaman Tanaman memerlukan kondisi lingkungan yang optimum untuk dapat tumbuh dengan maksimal, kondisi tersebut meliputi tanah, ketersediaan air, ketinggian tempat dan intensitas cahaya. Lingkungan dapat berpengaruh terhadap tanaman, sehingga bentuk morfologi tanaman akan berbeda jika tanaman terdapat pada lingkungan yang berbeda. a. Ketinggian Tempat Ketinggian tempat adalah ketinggian dari permukaan air laut (elevasi) yang merupakan faktor pembatas bagi pertumbuhan suatu jenis tanaman. Faktor iklim meliputi suhu udara, sinar matahari, kelembaban udara dan angin berpengaruh terhadap proses pertumbuhan tanaman. Ketinggian
22
commit to user
tempat dari permukaan laut menentukan suhu udara dan intensitas cahaya yang diterima tanaman. Semakin tinggi suatu tempat, maka semakin rendah atau dingin suhu tempat tersebut. Labu kuning merupakan tanaman yang menyukai sinar matahari, perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id maka sangat cocok bila ditanam di tempat terbuka dan cukup banyak mendapatkan sinar matahari. Ketinggian yang ideal untuk pertumbuhan labu kuning adalah 0-1500 m dpl (Sudarto, 2000). Ketinggian tempat sangat mempengaruhi iklim, terutama curah hujan dan suhu udara. Curah hujan berkorelasi positif dengan ketinggian, sedangkan suhu udara berkorelasi negatif. Wilayah pegunungan, dimana curah hujan lebih tinggi dengan suhu lebih rendah, kecepatan penguraian bahan organik dan pelapukan mineral berjalan lambat. Sebaliknya di dataran rendah penguraian bahan organik dan pelapukan mineral berlangsung cepat. Karena itu di daerah pegunungan keadaan tanahnya relatif lebih subur, kaya bahan organik dan unsur hara jika dibandingkan dengan tanah di dataran rendah (Djayadiningrat 1990). b. Suhu Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah menghambat pertumbuhan bahkan dapat mengakibatkan kematian bagi tanaman. Suhu mempengaruhi kegiatan fotosintesa, pernafasan, permeabilitas dinding sel (bila suhu rendah/dingin, dinding sel kurang melewatkan cairan, bila suhu tinggi terjadi denaturasi protein), serapan air dan hara akan mempengaruhi pernafasan, aktifitas enzym, koagulasi protein dan transpirasi. Makin
23
commit to user
tinggi suhu, makin banyak cahaya di perlukan sehingga tanaman dapat melakukan fotosintesa dengan baik. Enzim mempercepat reaksi kimia pada sel hidup, dalam batas suhu tertentu kecepatan reaksi yang dikatalisis enzim akan naik bila suhunya perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id naik. Reaksi paling cepat terjadi pada suhu optimum. Suhu optimum sangat diperlukan aktivitas enzim karena apabila suhu terlalu rendah maka kestabilan enzim akan naik tetapi aktivitas turun, sedangkan pada suhu tinggi aktivitas enzim tinggi tetapi kestabilan rendah, namun kecepatan akan menurun drastis pada suhu yang lebih tinggi (Muchtadi, dkk., 1988). c. Kelembaban Tanah dan udara yang lembab berpengaruh terhadap pertumbuhan. Pada keadaan lembap, banyak air yang diserap oleh tumbuhan dan sedikit penguapan sehingga mengakibatkan pertumbuhan menjadi cepat. Akibat pemanjangan sel yang cepat tumbuhan bertambah besar. Pada kondisi ini, faktor kehilangan air sangat kecil karena transpirasi yang kurang. Adapun cara mengatasi kelebihan air, tumbuhan beradaptasi dengan permukaan helaian daun yang lebar. Kelembaban tanah adalah air yang mengisi sebagian atau seluruh pori tanah yang berada di atas water table (Jamulya dan Suratman, 1993). Definisi lain menyebutkan bahwa kelembaban tanah menyatakan jumlah air yang tersimpan di antara pori tanah. Kelembaban tanah sangat dinamis, hal ini disebabkan oleh penguapan melalui permukaan tanah, transpirasi dan perkolasi (Suyono dan Sudarmadi, 1997).
24
commit to user
Kelembaban tanah permukaan secara fisika diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu: 1) kelembaban tanah higroskopik, air yang terjerap dari uap air di atmosfer akibat gaya tarik menarik dengan permukaaan zarrah (terikat oleh “gaya hidroskopik”), 2) kelembaban tanah kapiler, terikat perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id oleh gaya tegangan muka berupa selaput berkesambungan disekeliling zarrah dan di dalam ruang (pori) kapiler, dibedakan lagi menjadi: kapasitas maksimum kelembaban kapiler, titik kapiler lento (atau lambat), kapasitas kapiler optimum (kapasistas air lapang), dan 3) kelembaban gravitasi, tidak terikat oleh tanah melainkan teratus bebas oleh gaya berat. Besar gaya ikat tergantung dari kelengkungan permukaan kelembaban kapiler (Baver, 1956 dalam Jamulya dan Suratman, 1993). d. pH Tanah Nilai pH tanah merupakan gambaran kepekatan ion hidrogen dalam partikel tanah berkisar antara 0-14, semakin tinggi kepekatan H+ dalam tanah maka semakin rendah pH tanah, dan jika kepekatan H+ semakin kecil, maka semakin tinggi pH tanah tersebut. Sehingga dijumpai tiga kemungkinan nilai pH yaitu asam, netral, dan basa (Purwowidodo, 1987). Kondisi pH tanah mempengaruhi serapan unsur hara dan pertumbuhan tanaman terhadap ketersediaan unsur hara dan adanya unsur beracun. Beberapa unsur hara fungsional seperti besi, mangan dan seng berkurang apabila pH dinaikan dari 5.0 menjadi 7.5 atau 8.0. Pada pH kurang dari 5.0 besi dan mangan larut dalam jumlah cukup banyak dapat menyebabkan tanaman keracunan. Pada pH yang sangat tinggi, ion bikarbonat akan
25
commit to user
dijumpai dalam jumlah banyak sehingga menggangu serapan normal unsur lain dan sangat merugikan pertumbuhan tanaman (Soepardi, 1983). Menurut Kusmana (1989) tanah di hutan hujan pegunungan Gunung Gede Prangango memiliki pH asam (5.0-5.4) karena kandungan bahan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id organiknya tinggi (banyak mengandung humus) dan tekstur tanahnya baik (porositas tanahnya tinggi), sehingga aerasi dan drainase tanah cukup baik. e. Cahaya Cahaya merupakan komponen yang sangat penting untuk proses fotosintesis. Intensitas cahaya akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman sehingga akan memberikan pengaruh pada morfologi tanaman. Pemberian naungan 20% memberikan hasil yang lebih baik apabila diaplikasikan pada awal pengisian polong dibandingkan dengan awal tanam atau awal berbunga (Herawati dan Saludin, 1995). Hasil penelitian tanaman anggrek yang mendapatkan intensitas cahaya 55%, menghasilkan daun terlebar dan pembentukan tunas terbaik dibandingkan tanaman yang mendapat perlakuan intensitas cahaya 65% dan 75% (Widiastoety dan Bahar, 1995). Hal ini didukung hasil penelitian Widiastoety, dkk. (2000), menunjukkan tanaman pada intensitas cahaya 55% memberikan produksi bunga dan lebar daun tertinggi serta pembentukan tunas terbaik, sedangkan naungan 75% menyebabkan tanaman menghasilkan panjang tangkai bunga tertinggi. f. Air Air merupakan komponen utama berlangsungnya proses fotosintesis. Pengangkutan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tanaman dimungkinkan
26
commit to user
melalui gerakan air dalam tanaman. Jumlah pemakaian air oleh tanaman berkorelasi posistif dengan produksi biomasa tanaman, hanya sebagian kecil air yang diserap akan menguap melalui stomata atau melalui proses transpirasi (Crafte et al., 1949; Dwidjoseputro, 1984). perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Air dalam tanaman berkisar antara 80-90 persen berat kering tanaman. Prosentase ini akan menjadi lebih besar lagi pada bagian tanaman yang sedang aktif tumbuh. Penyebaran air oleh akar sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yaitu air yang tersedia dalam tanah, temperatur tanah, aerasi tanah dan konsentrasi larutan tanah (Williams dan Josep, 1970). Kekurangan air akan mengganggu keseimbangan kimiawi dalam tanaman yang berakibat berkurangnya hasil fotosintesis atau semua proses fisiologis berjalan tidak normal. Apabila keadaan ini berjalan terus maka akibat yang ditimbulkan adalah tanaman kerdil, layu, produksi rendah dan kualitas menurun (Crafte, et al., 1949; Dwidjoseputro, 1984 ). g. Tanah Tanah berasal dari hasil pelapukan batuan bercampur sisa bahan organik dari organisme yang hidup didalamnya. Tekstur dan komposisi kimia tanah merupakan faktor utama yang menentukan jenis tumbuhan apa yang dapat tumbuh dengan baik pada suatu lokasi tertentu, apakah itu suatu ekosistem alam atau daerah pertanian. Tumbuhan yang tumbuh secara alamiah pada jenis tanah tertentu dapat beradaptasi terhadap kandungan mineral dan tekstur tanah tersebut dan mampu menyerap air dan mengekstrasi nutrien esensial dari tanah itu (Campbell et al, 2003).
27
commit to user
Tabel 3. Taksonomi tanah menurut Martinus H. at al.(2003) Taksonomi Tanah
Diskripsi Tanah Organik
Berbagai kedalaman akumulasi sisa tanaman di air tergenang dan rawa
Tanah abu volkan
Bagian permukaan tanah mineralnya berketebalan 30-60 digilib.uns.ac.id cm dan memiliki sifat andic
Alfisols
Pedalfers (Al-Fe)
Beriklim subhumid. Umumnya pada vegetasi hutan. Akumulasi lempung pada B2, sedang A2 umumnya tebal
Spodosols
Tanah berabu
Pasiran, tanah hutan dingin koniferus terlindi. Hor O sangat masam, A2 terlindi. Akumulasi BO dan/ Fe, Al – oksida pada hor B2.
Oxisols
Tanah oksida
Tanah melapuk lanjut, dalamnya > 3m, kesuburan rendah, didominsai lempung Fe & Al oksida dan asam.
Ultisols
Tanah pelindihan
Vertisols
Tanah membalik
Mollisols
Tanah lunak
Histosols Andisols perpustakaan.uns.ac.id
Sangat asam, tanah tropika dan subtropik yang melapuk lanjut. Hor A2 dalam. Dicirikan dengan akumulasi lempung di B2 Kandungan lempung (mengembang-mengkerut) tinggi. Membutuhkan musim basah dan kering untuk berkembang. Umumnya hanya memiliki hor A1 mencampur sendiri yang dalam. Tanah padang rumput, hor A1 berwarna gelap, mungkin memiliki B2 dan akumulasi kapur.
Inceptisols
Tanah muda
Entisols
Tanah baru berkembang
Aridosols
Tanah Arid (Pedocals)
Tanah dengan pembentukan horison lemah. Seperti Entisols, dengan cukup waktu membentuk hor A1 yang tegas dan B2 lemah. Tanah tergenang menghambat pengembangan hor. Tanah tanpa perkembangan profil, kecuali mungkin hor A1 yang tipis. Deposit dataran banjir tepi sungai, deposit abu volkan, dan pasir merupakan Entisols. Tanah daerah beriklim kering/arid. Ada perkembangan akumulasi kapur/gipsum, lapisan garam, dan/ hor A1 dan B2.
Gelisols
Tanah Beku
Tanah daerak kutub utara/selatan
Tanah mengandung berbagai bahan organik (BO) sebagai pembentuk butir mineral yang menyebabkan terjadinya keadaan gembur pada tanah, disamping itu BO merupakan sumber pokok dari dua unsur yaitu phospor dan sulfur yang merupakan satu-satunya sumber nitrogen (Buckman and Brady, 1982). 28
commit to user
B. Kerangka Berfikir Labu Kuning (Cucurbita moschata Duch) di berbagai ketinggian tempat
perpustakaan.uns.ac.id
Karakteristik Labu Kuning
Penanda Morfologi
digilib.uns.ac.id
Kandungan Protein, Karbohidrat dan Lemak
Karakterisasi
Informasi Dasar untuk Pembudidayaan dan Pemuliaan Tanaman
C. Hipotesa 1. Ada keragaman tanaman labu kuning (C. moschata) di berbagai ketinggian tempat berdasarkan penanda morfologinya. 2. Ada pengaruh ketinggian tempat terhadap kandungan protein, karbohidrat, lemak pada tanaman labu kuning (C. moschata). 3. Ada korelasi antara kandungan protein, karbohidrat, lemak pada labu kuning (C. moschata) dengan faktor lingkungan.
29
commit to user
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Penelitian dilaksanakan bulan Juni sampai dengan November 2011. Tempat pengambilan sampel meliputi 3 kabupaten, yaitu kabupaten Wonogiri (14 kecamatan, yaitu Paranggupito, Pracimantoro, Eromoko, Wuryantoro, Wonogiri, Nguntoronadi, Baturetno, Tirtomoyo, Ngadirojo, Girimarto, Jatipurno, Slogohimo, Bulukerto dan Puhpelem), kabupaten Karanganyar (6 kecamatan yaitu Jatiyoso, Matesih, Karangpandan, Tawangmangu, Ngargoyoso dan Jenawi), kabupaten Magetan (3 kecamatan , yaitu Poncol, Plaosan dan Panekan). Pengamatan karakterisasi morfologi dilakukan di lapangan dan di laboratorium. Karakterisasi kandungan protein, karbohidrat, lemak pada buah Cucurbita moschata dengan analisis proximat di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian (THP) Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
B. Alat dan Bahan 1. Penanda morfologi Alat yang digunakan dalam karakterisasi labu kuning berdasarkan penanda morfologi dan kandungan protein, karbohidrat, lemak adalah kamera digital, kantong plastik, pita meter, pisau, kertas label, alat tulis. Untuk data lingkungan digunakan pH meter, termometer, higrometer, altimeter, GPS.
30
commit to user
Bahan yang digunakan adalah specimen tanaman labu kuning (C. moschata) varietas bokor dan kelenting dengan mengamati bagian batang, daun, bunga, buah dan biji. Gambar 8. Peta lokasi pengambilan sampel C. moschata. perpustakaan.uns.ac.id
A. Kabupaten Wonogiri
B. Kabupaten Karanganyar
digilib.uns.ac.id
C. Kabupaten Magetan
2. Karakterisasi kandungan protein, karbohidrat, lemak Alat dan bahan yang digunakan dalam karakterisi kandungan protein, karbohidat, lemak pada buah labu kuning C. moschata adalah sebagai berikut :
31
commit to user
Kadar Air : Botol timbang, eksikator, oven, tang penjepit, neraca analitik. Kadar Abu Cara Kering : Cawan porselin, eksikator, oven, tang penjepit, neraca analitik, tanur, kompor perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Kadar Lemak dengan Metode Soxhlet : Alat ekstraksi soxhlet, eksikator, oven, neraca analitik, kertas saring bebas lemak, pelarut organik (petroleum benzene dan petroleum ether). Kadar Protein Total dengan Metode Kjeldahl : Kompor listrik, labu destruksi (labu kjeldahl), neraca analiitik, alat destilasi, gelas ukur, biuret, erlenmeyer, katalis campuran, H2SO4, larutan asam borat 0.1 N, Na tiosulfat, larutan HCl dan indikator campuran MB-MR.
C. Prosedur Kerja Penelitian 1. Penelitian di Lapangan Penelitian tanaman C. moschata varietas lokal dilakukan dengan survai/koleksi secara acak berdasarkan metode sampling stratifikasi pada berbagai ketinggian tempat di kabupaten Wonogiri, kabupaten Karanganyar dan kabupaten Magetan yang terbagi menjadi 5 area pengamatan, yaitu : - Area I
: 1-300 m dpl
- Area II
: 301-600 m dpl
- Area III
: 601-900 m dpl
- Area IV
: 901-1200 m dpl
- Area V
: 1201-1500 m dpl
32
commit to user
Pengamatan pada masing-masing area pengamatan dilakukan 5 kali ulangan pengamatan pada kisaran daerah pengamatan. a. Pengamatan penanda morfologi Pengamatan dilakukan pada bagian batang, daun, bunga, buah dan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id biji C. moschata dan didokumentasi.Karakter morfologi batang yang diamati meliputi : diameter batang, bentuk batang, banyak bulu pada batang, jumlah sulur. Karakter morfologi daun meliputi : lebar daun, panjang daun, panjang tangkai daun, diameter tangkai daun, warna daun bagian atas, tulang daun, tambahan daun. Karakter morfologi bunga meliputi : panjang tangkai bunga (♂/♀), panjang kelopak bunga (♂/♀), panjang mahkota bunga (♂/♀), bulu pada tangkai bunga (♂/♀), warna tangkai bunga (♂/♀), warna benang sari, warna putik. Karakter morfologi buah meliputi : warna tangkai buah, warna buah (dominan), warna sekunder kulit buah, alur buah, jarak diantara alur buah, jumlah warna pada buah, panjang buah, diameter buah, ketebalan daging buah, warna daging buah. Karakter morfologi biji meliputi : panjang biji, lebar biji, permukaan biji dan warna biji. b. Pengambilan sampel Pengambilan sampel dikhususkan pada labu kuning varietas lokal yang terdapat di lokasi penelitian. Untuk keperluan pengamatan morfologi diambil batang, daun, bunga, buah dan biji, sedangkan untuk mengetahui kandungan protein, karbohidrat, lemak diambil buah C. moschata.
33
commit to user
2. Penelitian di Laboratorium Prosedur kerja karakterisasi kandungan protein, karbohidrat, lemak dilakukan dengan menggunakan analisis proximat, yaitu sebagai berikut : Penentuan Kadar Air dengan Cara Thermogravimetri perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Cara kerja : 1) Botol timbang yang telah bersih dikeringkan dalam oven pada suhu 105oC dengan tutup dibuka selama 1 jam. Kemudian didinginkan dalam eksikator dalam kondisi tertutup. Setelah dingin botol ditimbang (C gr). 2) Timbang sampel yang telah dihaluskan sebanyak 1-2 gr (D gr) dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya. 3) Keringkan dalam oven pada suhu 105oC dengan tutup dilepas selama 8-24 jam tergantung bahannya, kemudian didinginkan eksikator dan ditimbang. Panaskan lagi dalam oven selama 30 menit, dinginkan dalam eksikator dan ditimbang. Perlakuan ini diulangi sampai tercapai berat konstan (E gr). Berat konstan artinya selisih penimbangan berturut-turut 0.2 mg. 4) Pengurangan berat merupakan banyaknya air dalam bahan. Perhitungan : % Air (wb) =
–
% Air (db) =
–
군AA % 군AA %
Penentuan Kadar Abu Cara Kering Cara kerja : 1) Cawan porselin bersih dikeringkan dalam oven pada suhu 105oC selama 1 jam, kemudian dinginkan dalam eksikator dan ditimbang (X gr). 34
commit to user
2) Timbang sampel kering sebanyak 3-5 gr (Y gr) dalam cawan porselin dan selanjutnya dibakar di atas kompor listrik sampai tidak terbentuk asap. Selanjutnya abukan dalam tanur pada suhu 600oC selama 12 jam atau sampel terbentuk abu yang sempurna (berwarna putih). perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3) Pindahkan cawan dalam oven suhu 120oC selama 1 jam dan dinginkan dalam eksikator. 4) Setelah didinginkan ditimbang (Z gr) Perhitungan % Abu (wb) =
군AA %
Penentuan Kadar Lemak dengan Metode Soxhlet Cara kerja : 1) Timbang 1-2 gr (G) bahan, bungkus dengan kertas saring bebas lemak. 2) Keringkan dalam oven 105oC selama 5 jam, dinginkan dan timbang (H). 3) Labu penampung, alat ekstraksi soxhlet dan alat pendingin dipasang. 4) Tuangkan pelarut organik (petroleum ether) melalui lubang alat pendingin sampai ether turun ke dalam labu penampung dan diisi lagi sampai setengah isi alat ekstraksi. 5) Alirkan air pendingin dan pemanas dihidupkan. Ekstraksi berlangsung selama 4-16 jam atau sampai pelarut terlihat jernih (± 10 -15 kali sirkulasi). 6) Matikan pemanas saat ether di dalam alat ekstraksi mengalir turun ke labu penampung. 7) Bungkusan sampel dikeluarkan, diangin-anginkan dan dikeringkan dalam oven sampai semua ether menguap dan timbang dalam keadaan panas (I).
35
commit to user
Perhitungan : % Lemak kasar (wb) =
l–
군AA %
% Lemak kasar (db) =
l–
군AA %
l
Penentuan Kadar Protein Total dengan Metode Kjeldahl perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Cara kerja : 1) Timbang dengan teliti 0.2 gr (J) bahan yang telah ditumbuh halus dan masukkan dalam labu kjeldahl, tambahkan 0.7 gr katalis campuran dan 5 ml H2SO4 pekat. 2) Kemudian lakukan destruksi dalam lemari asam, mula-mula dengan api kecil dan setelah asap hilang api dibesarkan, pemanasan diakhiri setelah cairan menjadi jernih tak berwarna. 3) Dibuat perlakuan blangko yaitu seperti perlakuan di atas tanpa contoh. 4) Setelah labu kjeldahl beserta cairan dingin pindahkan larutan ke dalam labu destilasi dan encerkan dengan 20-60 ml aquades. Tambahkan beberapa butir zink granuler. 5) Tambahkan pelan-pelan melalui dinding 15 ml asam borat yang ada dalam erlenmeyer penampung destilat (destilat yang keluar tak bersifat basis lagi). 6) Labu erlenmeyer berisi destilat diambil dan ditambahkan indikator campuran metil red dan metil blue sebanyak 3 tetes. Titrasi dengan HCl 0.02 N (K ml). 7) Bandingkan dengan titrasi blanko (L). Perhitungan : % Protein =
㩈lH
A,A군
,
군AA %
36
commit to user
Penentuan Kadar Karbohidrat dengan Metode By Defferent Metode perhitungan ini dilakukan setelah diketahui hasil analisis air, abu, lemak dan protein dengan cara (100% - % air - % abu - % lemak - % protein). Hasil pengurangan merupakan kadar karbohidrat. perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Analisa Data Data karakterisasi morfologi C. moschata diuji dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT) akan diuraikan secara deskriptif meliputi variabel yang telah diamati untuk masing-masing varietas pada berbagai ketinggian tempat. Untuk mengetahui pengaruh ketinggian tempat terhadap kandungan protein, karbohidrat, lemak pada C. moschata dilakukan uji F (Anova). Untuk mengetahui korelasi antara kandungan protein, karbohidrat, lemak dengan pH, suhu, kelembaban tanah dilakukan uji Korelasi Pearson.
37
commit to user
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakterisasi Morfologi Cucurbita moschata perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Karakterisasi morfologi C. moschata diuji dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT) dan diuraikan secara deskriptif. 1. Karakterisasi morfologi batang (caulis) Cucurbita moschata Tabel 4. Karakteristik morfologi batang (caulis) Cucurbita moschata Varietas
Ketinggian tempat
Cucurbita moschata var. bokor
Diameter (cm)
1 - 300 m dpl 301 - 600 m dpl 601 - 900 m dpl 901 - 1200 m dpl
1.00 1.05 1.17 0.91
ab a 1.23 b 0.89 a 1.17 b 0.95 a 0.92 a 1.23 b
1201 - 1500 m dpl 1 - 300 m dpl 301 - 600 m dpl 601 - 900 m dpl
Cucurbita moschata var. kelenting
ab ab
diameter batang (cm)
901 - 1200 m dpl 1201 - 1500 m dpl Keterangan : berdasarkan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT), angka yang diikuti oleh huruf yang sama, berbeda tidak nyata pada taraf kepercayaan 95%. 1.30 1.20 1.10 1.00 0.90
1.00
1.17
1.17
1.05
0.95
0.89
1.23
0.91
0.80
1.23
0.92
0.70 1 - 300 m dpl
301 - 600 m dpl
601 - 900 m dpl
ketinggian tempat
901 - 1200 m dpl
1201 - 1500 m dpl
bokor
kelenting
Grafik 4.1. Diameter batang Cucurbita moschata pada berbagai ketinggian tempat.
Pengamatan dan pengukuran batang C. moschata dilakukan pada batang di posisi tumbuhnya daun ke 20 dari pucuk batang. Hal ini dilakukan untuk 38
commit to user
mendapatkan ukuran batang dengan besar yang sama dan konstan. Dari pengambilan sampel pada batang C. moschata var. bokor didapatkan data pengukuran diameter, jumlah cabang sulur, warna dan bulu batang pada area ketinggian 1-300 m dpl adalah 1.00 cm, 3.80, hijau dan banyak bulu; 301-600 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id m dpl adalah 1.05 cm, 3.40, hijau, dan banyak bulu; 601-900 m dpl adalah 1.17 cm, 3.60, hijau dan banyak bulu; 901-1200 m dpl adalah 0.91 cm, 3.40, hijau dan banyak bulu; 1200-1500 m dpl adalah 1.23 cm, 3.00, hijau dan banyak bulu. Sedang C. moschata var. kelenting didapatkan data pengukuran diameter, jumlah cabang sulur, warna dan bulu batang pada area ketinggian 1300 m dpl adalah 0.89 cm, 3.60, hijau dan banyak bulu; 301-600 m dpl adalah 1,17 cm, 3.80, hijau, dan banyak bulu; 601-900 m dpl adalah 0.95 cm, 3.40, hijau dan banyak bulu; 901-1200 m dpl adalah 0.92 cm, 3.60, hijau dan banyak bulu; 1201-1500 m dpl adalah 1.23 cm, 3.20, hijau dan banyak bulu. Diameter batang C. moschata var. bokor dan kelenting, secara umum menunjukkan keragaman. Semakin tinggi lokasi maka diameter batang C. moschata kecenderungan semakin melebar. Pada taraf kepercayaan 95%, dengan uji DMRT disimpulkan bahwa diameter batang pada berbagai ketinggian adalah seragam atau berbeda tidak nyata, kecuali varietas bokor pada area ketinggian 901-1200 m dpl dengan 1201-1500 m dpl berbeda nyata dan varietas kelenting pada area ketinggian 301-600 m dpl dengan 1201-1500 m dpl berbeda nyata. Batang terdapat sulur yang secara umum ditemukan bercabang 3 atau 4, tetapi di area ketinggian 1-300 m dpl desa Tubokarto Pracimantoro Wonogiri
39
commit to user
pada C. moschata varietas bokor ditemukan sulur bercabang 5, sedangkan di area ketiggian 901-1200 m dpl desa Girimulyo Jatipurno Wonogiri pada C. moschata varietas kelenting juga ditemukan sulur bercabang 5 (Lampiran 1). 2. Karakterisasi morfologi daun Cucurbita moschata perpustakaan.uns.ac.id Tabel 5. Karakteristik morfologi daun Cucurbita moschata
digilib.uns.ac.id
Cucurbita moschata var. bokor
Ketinggian tempat 1 - 300 m dpl 301 - 600 m dpl 601 - 900 m dpl 901 - 1200 m dpl
Lebar daun 20.67 a 21.20 a 21.95 a 22.13 a
Panjang daun 16.91 a 18.73 a 18.13 a 18.19 a
Panjang tangkai 17.13 a 19.50 a 19.47 a 17.93 a
Diameter tangkai 0.84 a 0.95 a 0.99 a 0.81 a
Cucurbita moschata var. kelenting
1201 - 1500 m dpl 1 - 300 m dpl 301 - 600 m dpl 601 - 900 m dpl
20.40 a 22.37 a 20.81 a 19.93 a
15.97 a 18.30 a 16.67 a 15.55 a
19.53 a 20.07 a 17.87 a 16.17 a
1.11 a 0.96 a 0.92 a 0.93 a
Varietas
901 - 1200 m dpl 20.73 a 16.17 a 18.67 a 0.88 a 1201 - 1500 m dpl 23.10 a 18.27 a 20.97 a 1.23 b Keterangan : berdasarkan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT), angka yang diikuti oleh huruf yang sama, berbeda tidak nyata pada taraf kepercayaan 95%.
lebar daun (cm)
28.00 23.00 18.00
22.37 20.67
21.20
21.95
22.13
23.10
20.81
19.93
20.73
20.40
13.00 8.00 1 - 300 m dpl
301 - 600 m dpl
601 - 900 m dpl
ketinggian tempat
901 - 1200 m dpl
bokor
1201 - 1500 m dpl
kelenting
Grafik 5.1. Lebar daun Cucurbita moschata pada berbagai ketinggian tempat.
panjang daun (cm)
23.00 18.00 13.00
18.30 16.91
18.73 16.67
18.13 15.55
18.19 16.17
18.27 15.97
8.00 3.00 1 - 300 m dpl
301 - 600 m dpl
601 - 900 m dpl
ketinggian tempat
901 - 1200 m dpl
bokor
1201 - 1500 m dpl
kelenting
Grafik 5.2. Panjang daun Cucurbita moschata pada berbagai ketinggian tempat. 40
commit to user
panjang tangkai daun (cm)
23.00
20.07
19.50
17.13
17.87
18.00 13.00
19.47 16.17
18.67 17.93
20.97 19.53
8.00 3.00
perpustakaan.uns.ac.id1 - 300 m dpl
301 - 600 m dpl
601 - 900 m dpl
ketinggian tempat
901 - 1200 m dpl
1201 - 1500 m dpl
bokor
kelenting
digilib.uns.ac.id
Grafik 5.3. Panjang tangkai daun Cucurbita moschata pada berbagai ketinggian tempat. diameter tangkai daun (cm)
1.30
1.23 1.11
1.20 1.10 1.00
0.96
0.90 0.80
0.95 0.92
0.84
0.99 0.93
0.88 0.81
0.70 1 - 300 m dpl
301 - 600 m dpl
601 - 900 m dpl
901 - 1200 m dpl
1201 - 1500 m dpl
ketinggian tempat
bokor
kelenting
Grafik 5.4. Diameter tangkai daun Cucurbita moschata pada berbagai ketinggian tempat.
Pengamatan dan pengukuran daun C. moschata dilakukan pada daun ke 10 dari pucuk batang. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan ukuran daun dengan besar yang sama dan konstan. Dari pengambilan sampel di berbagai ketinggian pada daun C. moschata var. bokor didapatkan data pengukuran tentang lebar daun, panjang daun, panjang tangkai, diameter tangkai, warna permukaan daun, tulang daun pada area ketinggian 1-300 m dpl adalah 20.67 cm, 16.91 cm, 17.13 cm, 0.84 cm, hijau, meyirip bertemu; 301-600 m dpl adalah 21.20 cm, 18.73 cm, 19.50 cm, 0.95 cm, hijau tua bercak, meyirip bertemu; 601-900 m dpl adalah 21.95 cm, 18.13 cm, 19.47 cm, 0.99 cm, hijau tua bercak, meyirip tidak bertemu; 901-1200 m dpl adalah 22.13 cm, 19.19 cm, 17.93 cm, 0.81 cm, hijau tua bercak, meyirip tidak bertemu; 12011500 m dpl adalah 20.40 cm, 15.97 cm, 19.53 cm, 1.11 cm, hijau tua,
41
commit to user
menyirip bertemu. Sedangkan C. moschata var. kelenting diperoleh data lebar daun, panjang daun, panjang tangkai, diameter tangkai, warna permukaan daun dan tulang daun pada area ketinggian 1-300 m dpl adalah 22.37 cm, 18.30 cm, 20.07 cm, 0.96 cm, hijau tua bercak, meyirip bertemu; 301-600 m perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dpl adalah 20.81 cm, 116.67 cm, 17.87 cm, 0.92 cm, hijau tua bercak, meyirip bertemu; 601-900 m dpl adalah 19.93cm, 15.55 cm, 16.17 cm, 0.93 cm, hijau tua bercak, meyirip tidak bertemu; 901-1200 m dpl adalah 20.73 cm, 16.17 cm, 18.67 cm, 0.88 cm, hijau tua bercak, meyirip bertemu; 1201-1500 m dpl adalah 23.10 cm, 18.27 cm, 20.97 cm, 1.23 cm, hijau, meyirip bertemu. Karakteristik morfologi daun C. moschata var. bokor maupun kelenting menunjukkan keseragaman pada berbagai areal ketinggian yang secara umum dijelaskan diagram (Grafik 5.1 s.d. 5.4). Rata-rata lebar daun pada berbagai area ketinggian tidak menunjukkan perbedaan mencolok. Begitu juga ratarata panjang daun dan panjang tangkai daun juga tidak menunjukkan perbedaan mencolok. Sedangkan diameter tangkai daun pada area ketinggian 1201-1500 m dpl menunjukkan perbedaan mencolok dibandingkan diameter tangkai daun pada area katinggian yang lebih rendah. Pada masing-masing area ketinggian baik C. moschata varietas bokor dan kelenting terdapat keragaman warna permukaan daun yaitu hijau dan hijau tua terdapat bercak (Lampiran 1). Pada taraf kepercayaan 95%, dengan uji DMRT disimpulkan rata-rata panjang daun, lebar daun dan panjang tangkai daun pada berbagai ketinggian adalah seragam atau berbeda tidak nyata. Sedangkan diameter tangkai daun,
42
commit to user
semakin naik area ketinggian, semakin lebar pula diameter tangkai daunnya (Grafik 5.4). Pada varietas bokor, diameter tangkai daun di berbagai area ketinggian berbeda tidak nyata atau seragam, namun memiliki kecenderungan semakin naik area ketinggian semakin lebar pula diameter tangkai daunnya. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Pada varietas kelenting, diameter tangkai daun pada area ketinggian 12011500 m dpl berbeda nyata dengan diameter tangkai daun pada area ketinggian 1- 300 m dpl, 301-600 m dpl, 601-900 m dpl dan 901-1200 m dpl. 3. Karakterisasi morfologi bunga Cucurbita moschata Tabel 6. Karakteristik morfologi bunga Cucurbita moschata Ketinggian tempat
Varietas Cucurbita moschata var. bokor
Panjang tangkai ♀
1 - 300 m dpl 301 - 600 m dpl 601 - 900 m dpl 901 - 1200 mdpl
Cucurbita moschata var. kelenting
Panjang tangkai ♂
Panjang kelopak ♀
Panjang kelopak ♂
Panjang mahkota ♀
Panjang mahkota ♂
4.37 a
5.97 a
3.81 a
3.63 b
6.23 a
6.77 a
3.70 a
7.97 ab
2.97 a
3.00 a
6.73 a
7.50 ab
5.10 ab
8.30 ab
3.39 ab
3.09 ab
8.97 ab
8.40 ab
5.90 ab
11.87 b
4.37 ab
3.40 ab
8.17 ab
7.83 ab
1201 - 1500 m dpl
7.83 b
10.37 ab
5.00 b
3.27 ab
10.50 b
10.10 b
1 - 300 m dpl 301 - 600 m dpl 601 - 900 m dpl
4.33 a
15.90 a
3.98 a
4.53 b
6.68 a
7.80 a
4.63 a
10.27 a
3.19 a
3.06 a
8.63 a
8.83 a
5.33 a
9.43 a
3.47 a
2.93 a
7.70 a
7.60 a
901 - 1200 m dpl
4.77 a
8.77 a
4.17 a
3.03 a
7.40 a
7.20 a
1201 - 1500 m dpl
3.87 a
9.13 a
3.50 a
2.87 a
9.33 a
9.40 a
Keterangan : berdasarkan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT), angka yang diikuti oleh huruf yang sama, berbeda tidak nyata pada taraf kepercayaan 95%.
panjang tangkai bunga ♀ (cm)
9.00 8.00
7.83
7.00 6.00 5.00 4.00
4.37 4.33
3.00 1 - 300 m dpl
5.33
4.63
5.10
5.90 4.77 3.87
3.70 301 - 600 m dpl
601 - 900 m dpl
ketinggian tempat
901 - 1200 m dpl
bokor
1201 - 1500 m dpl
kelenting
Grafik 6.1. Panjang tangkai bunga ♀ Cucurbita moschata pada berbagai ketinggian tempat.
43
commit to user
17.00
panjang tangkai bunga ♂ (cm)
15.90
15.00 13.00
10.27
11.00
11.87 10.37
9.43
9.00
9.13
8.77
8.30
7.97
7.00
5.97
5.00 perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3.00 1 - 300 m dpl
301 - 600 m dpl
601 - 900 m dpl
901 - 1200 m dpl
ketinggian tempat
1201 - 1500 m dpl
bokor
kelenting
Grafik 6.2. Panjang tangkai bunga ♂ Cucurbita moschata pada berbagai ketinggian tempat.
panjang kelopak bunga ♀ (cm)
5.50 5.00
3.98
4.00 3.50 3.00
5.00
4.37
4.50
3.81
3.19
3.50
3.39
2.97
2.50
4.17
3.47
2.00 1 - 300 m dpl
301 - 600 m dpl
601 - 900 m dpl
901 - 1200 m dpl
ketinggian tempat
1201 - 1500 m dpl
bokor
kelenting
Grafik 6.3. Panjang kelopak bunga ♀ Cucurbita moschata pada berbagai ketinggian tempat. panjang kelopak bunga ♂ (cm)
5.00
4.53
4.50 4.00
3.63
3.50
3.06
3.00
3.00
3.40
3.09 2.93
3.03
2.87
601 - 900 m dpl
901 - 1200 m dpl
1201 - 1500 m dpl
bokor
kelenting
2.50 1 - 300 m dpl
301 - 600 m dpl
3.27
ketinggian tempat
Grafik 6.4. Panjang kelopak bunga ♂ Cucurbita moschata pada berbagai ketinggian tempat.
panjang mahkota bunga ♀ (cm)
11.00
10.50
10.00
8.63
9.00
7.70
8.00 7.00 6.00
8.97
6.68
6.73
9.33
8.17 7.40
6.23
5.00 1 - 300 m dpl
301 - 600 m dpl
601 - 900 m dpl
ketinggian tempat
901 - 1200 m dpl
bokor
1201 - 1500 m dpl
kelenting
Grafik 6.5. Panjang mahkota bunga ♀ Cucurbita moschata pada berbagai ketinggian tempat. 44
commit to user
panjang mahkota bunga ♂ (cm)
10.50
10.10
10.00 9.50 9.00
8.83
8.50 8.00
7.80
7.50 7.00 6.50
perpustakaan.uns.ac.id 6.00
7.50
9.40 8.40
7.83
7.60
7.20
6.77
1 - 300 m dpl
digilib.uns.ac.id 301 - 600 m dpl
601 - 900 m dpl
901 - 1200 m dpl
ketinggian tempat
1201 - 1500 m dpl
bokor
kelenting
Grafik 6.6. Panjang mahkota bunga ♂ Cucurbita moschata pada berbagai ketinggian tempat.
Pengamatan dan pengukuran bunga C. moschata dilakukan pada bunga segar mekar sempurna. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan ukuran bunga dengan besar yang hampir sama dan konstan, dengan mengamati di 3 cabang yang berbeda. Pengambilan sampel di berbagai ketinggian pada bunga C. moschata var. bokor didapatkan data panjang tangkai ♀, panjang tangkai ♂, panjang kelopak ♀, panjang kelopak ♂, panjang mahkota ♀, panjang mahkota ♂, jumlah bulu tangkai ♀, jumlah bulu tangkai ♂, warna tangkai ♀, warna tangkai ♂, warna putik, warna benang sari pada area ketinggian 1-300 m dpl adalah 4.37 cm, 5.97 cm, 3.81 cm, 3.63 cm, 6.23 cm, 6.77 cm, sedikit, banyak, hijau, hijau muda, orange, orange tua; 301-600 m dpl adalah 3.70 cm, 7.97 cm, 2.97 cm, 3.00 cm, 6.73 cm, 7.50 cm, sedikit, banyak, hijau, hijau muda, orange tua, orange; 601-900 m dpl adalah 5.10 cm, 8.30 cm, 3.93 cm, 3.09 cm, 8.97 cm, 8.40 cm, sedikit, banyak, hijau, hijau muda, orange tua, orange; 901-1200 m dpl adalah 5.90 cm, 11.37 cm, 4.37 cm, 3.40 cm, 8.17 cm, 7.83 cm, sedikit, banyak, hijau, hijau muda, orange tua, orange; 12011500 m dpl adalah 7.83 cm, 10.37 cm, 5.00 cm, 3.27 cm, 10.50 cm, 10.10 cm, banyak, banyak, hijau, hijau muda, orange tua, orange. Sedang C. moschata 45
commit to user
var. kelenting diperoleh data panjang tangkai ♀, panjang tangkai ♂, panjang kelopak ♀, panjang kelopak ♂, panjang mahkota ♀, panjang mahkota ♂, jumlah bulu tangkai ♀, jumlah bulu tangkai ♂, warna tangkai ♀, warna tangkai ♂, warna putik, warna benang sari pada area ketinggian 1-300 m dpl perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id adalah 4.33 cm, 15.90 cm, 3.89 cm, 4.53 cm, 6.68 cm, 7.80 cm, sedikit, banyak, hijau, hijau muda, orange tua, orange; 301-600 m dpl adalah 4.63 cm, 10.27 cm, 3.19 cm, 3.06 cm, 8.63 cm, 7.80 cm, sedikit, banyak, hijau, hijau muda, orange tua, orange; 601-900 m dpl adalah 5.33 cm, 9.43 cm, 3.47 cm, 2.93, 7.70 cm, 7.60 cm, sedikit, banyak, hijau, hijau muda, orange tua, orange; 901-1200 m dpl adalah 4.77 cm, 8.77 cm, 4.17 cm, 3.03 cm, 7.40 cm, 7.20 cm, banyak, hijau, hijau, orange, orange tua; 1201-1500 m dpl adalah 3.87 cm, 9.13 cm, 3.50 cm, 2.87 cm, 9.33 cm, 9.40 cm, sedikit, banyak, hijau, hijau muda, orange tua, orange (Lampiran 1). Karakteristik morfologi bunga C. moschata var. bokor menunjukkan keragaman pada berbagai area ketinggian, sedang C. moschata var. kelenting terjadi keseragaman yang secara umum dijelaskan diagram (Grafik 6.1 s.d. 6.6). Rata-rata panjang tangkai ♀ dan ♂ pada berbagai area ketinggian tidak menunjukkan perbedaan mencolok, kecuali C. moschata var. bokor di area ketinggian 1201-1500 m dpl. Panjang kelopak ♀ dan ♂ pada berbagai area ketinggian tidak menunjukkan perbedaan mencolok, kecuali C. moschata var. bokor di area ketinggian 1201-1500 m dpl, begitu juga panjang kelopak ♂ pada C. moschata var. bokor dan C. moschata var. kelenting di area ketinggian 1-300 m dpl. Rata-rata panjang mahkota ♀ dan ♂ C. moschata var.
46
commit to user
bokor menunjukkan keseragaman, kecuali ketinggian 1201-1500 m dpl terdapat perbedaan nyata. Pada masing-masing area ketinggian baik C. moschata var. bokor dan C. moschata var. kelenting terdapat keragaman pada warna putik yaitu orange perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id hingga orange tua. Sedangkan pada benang sari secara umum berwarna orange, kecuali pada ketinggian 1-300 m dpl berwarna orange tua untuk C. moschata var. bokor dan pada ketinggian 901-1200 m dpl juga 1201-1500 m dpl berwarna orange tua untuk C. moschata var. kelenting . Pada taraf kepercayaan 95%, dengan uji DMRT disimpulkan bahwa rata-rata panjang tangkai ♀, panjang kelopak ♀, panjang mahkota♀, panjang mahkota ♂ pada berbagai area ketinggian adalah seragam atau berbeda tidak nyata, kecuali pada C. moschata var. bokor di area ketinggian 1201-1500 m dpl juga pada panjang tangkai ♀ di area ketinggian 901-1200 m dpl dan panjang kelopak ♂ di area ketinggian 1-300 m dpl. Pada varietas bokor, walaupun secara umum panjang tangkai ♀, panjang tangkai ♂, panjang kelopak ♀, panjang kelopak ♂, panjang mahkota ♀, panjang mahkota ♂ pada berbagai areal ketinggian seragam atau berbeda tidak nyata, namun tampak jelas memiliki kecenderungan semakin tinggi area ketinggian semakin panjang ukurannya. Pada varietas kelenting, walaupun secara umum panjang tangkai ♀, panjang tangkai ♂, panjang kelopak ♀, panjang kelopak ♂, panjang mahkota ♀, panjang mahkota ♂ pada berbagai areal ketinggian seragam atau berbeda tidak nyata, namun tampak jelas memiliki kecenderungan semakin tinggi area ketinggian semakin pendek
47
commit to user
ukurannya yaitu pada panjang tangkai ♀, panjang tangkai ♂, panjang kelopak ♂ dan juga tampak jelas memiliki kecenderungan semakin tinggi area ketinggian semakin panjang ukurannya yaitu pada panjang mahkota ♂. 4. Karakterisasi morfologi buah Cucurbita moschata perpustakaan.uns.ac.id Tabel 7. Karakteristik morfologi buah Cucurbita moschata Varietas
Panjang tangkai
Ketinggian tempat
digilib.uns.ac.id
Jumlah alur
Jarak alur
Panjang buah
Diameter buah
Tebal daging
Cucurbita
1 - 300 m dpl
8.70 a
11.20 a
5.47 a
16.63 a
20.73 a
3.47 a
moschata
301 - 600 m dpl
7.12 a
10.40 a
5.73 a
18.23 a
24.93 a
3.98 a
var. bokor
601 - 900 m dpl
10.26 a
10.80 a
5.77 a
17.23 a
20.60 a
3.63 a
901 - 1200 m dpl
11.80 a
10.80 a
5.90 a
18.40 a
27.40 a
4.17 a
1201 - 1500 mdpl
8.96 a
11.20 a
10.50 a
15.67 a
27.00 a
4.20 a
Cucurbita
1 - 300 m dpl
8.20 a
10.80 a
5.13 a
24.80 a
20.33 a
3.81 a
moschata var. kelenting
301 - 600 m dpl
8.72 a
4.20 a
1.73 a
23.93 a
19.73 a
3.10 a
601 - 900 m dpl
9.80 a
2.80 a
2.47 a
22.33 a
21.47 a
3.42 a
901 - 1200 m dpl
8.60 a
6.00 a
3.27 a
25.67 a
21.27 a
3.57 a
1201 - 1500 mdpl 9.50 a 6.40 a 3.43 a 24.20 a 22.13 a 3.87 a Keterangan : berdasarkan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT), angka yang diikuti oleh huruf yang sama, berbeda tidak nyata pada taraf kepercayaan 95%. panjang tangkai buah (cm)
14.00 12.00 10.00
8.70 8.20
8.00 6.00
8.72
10.26 9.80
7.12
11.80 8.60
9.50 8.96
901 - 1200 m dpl
1201 - 1500 m dpl
4.00 2.00 0.00 1 - 300 m dpl
301 - 600 m dpl
601 - 900 m dpl
ketinggian tempat
bokor
kelenting
Grafik 7.1. Panjang tangkai buah Cucurbita moschata pada berbagai ketinggian tempat. 11.20
jml. alur buah
12.00 10.00
10.80
10.40
10.80
10.80
11.20
8.00 6.00
6.00
4.20
4.00
6.40
2.80
2.00 0.00 1 - 300 m dpl
301 - 600 m dpl
601 - 900 m dpl
ketinggian tempat
901 - 1200 m dpl
bokor
1201 - 1500 m dpl
kelenting
Grafik 7.2. Jumlah alur buah Cucurbita moschata pada berbagai ketinggian tempat. 48
commit to user
jarak alur buah (cm)
12.00
10.50
10.00 8.00 6.00 4.00
5.47
5.73
5.77
1.73
2.47
5.90
5.13
2.00 0.00
perpustakaan.uns.ac.id1 - 300 m dpl
301 - 600 m dpl
601 - 900 m dpl
3.43
3.27 901 - 1200 m dpl
ketinggian tempat
bokor
1201 - 1500 m dpl
digilib.uns.ac.id kelenting
Grafik 7.3. Jarak alur buah Cucurbita moschata pada berbagai ketinggian tempat.
panjang buah (cm)
30.00 25.00
24.80
23.93
25.67
22.33
15.00 10.00
24.20
18.40
20.00
16.63
18.23
15.67
17.23
5.00 0.00 1 - 300 m dpl
301 - 600 m dpl
601 - 900 m dpl
901 - 1200 m dpl
ketinggian tempat
1201 - 1500 m dpl
bokor
kelenting
Grafik 7.4. Panjang buah Cucurbita moschata pada berbagai ketinggian tempat. 27.40
diameter buah (cm)
30.00 25.00 20.00 15.00
20.73 20.33
24.93 19.73
21.47 20.60
27.00 22.13
21.27
10.00 5.00 0.00 1 - 300 m dpl
301 - 600 m dpl
601 - 900 m dpl
901 - 1200 m dpl
ketinggian tempat
1201 - 1500 m dpl
bokor
kelenting
tebal daging buah (cm)
Grafik 7.5. Diameter buah Cucurbita moschata pada berbagai ketinggian tempat. 5.00 4.00
3.81
3.98
3.00
3.47
3.10
4.17
3.63
3.57
3.42
4.20 3.87
2.00 1.00 0.00 1 - 300 m dpl
301 - 600 m dpl
601 - 900 m dpl
901 - 1200 m dpl
ketinggian tempat
bokor
1201 - 1500 m dpl
kelenting
Grafik 7.6. Tebal daging buah Cucurbita moschata pada berbagai ketinggian tempat.
Pengamatan dan pengukuran buah C. moschata dilakukan pada buah yang sudah tua. Dari pengambilan sampel di berbagai ketinggian pada buah C.
49
commit to user
moschata var. bokor didapatkan data pengukuran panjang tangkai buah, jumlah alur, jarak alur, panjang buah, diameter buah, tebal daging buah, warna daging buah, pada area ketinggian 1-300 m dpl adalah 8.70 cm, 11.20 cm, 5.47 cm, 16.63 cm, 20.73 cm, 3.47 cm, orange, buah bulat gepeng dengan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id alur jelas tidak ada bercak; 301-600 m dpl adalah 7.12 cm, 10.40 cm, 5.73 cm, 18.23 cm, 24.93 cm, 3.98 cm, orange, buah bulat gepeng dengan alur jelas terdapat bercak; 601-900 m dpl adalah 10.26 cm, 10.80 cm, 5.77 cm, 17.23 cm, 20.60 cm, 3.63 cm, orange, buah bulat gepeng dengan alur jelas tidak ada bercak; 901-1200 m dpl adalah 11.80 cm, 10.80 cm, 5.90 cm, 18.40 cm, 27.40 cm, 4.17 cm, orange, buah bulat gepeng dengan alur jelas tidak ada bercak; 1201-1500 m dpl adalah 8.96 cm, 11.20 cm, 10.50 cm, 15.67 cm, 27.00 cm, 4.20 cm, orange, buah bulat gepeng dengan alur jelas tidak ada bercak. Sedang buah C. moschata var. kelenting data panjang tangkai buah, jumlah alur, jarak alur, panjang buah, diameter buah, tebal daging buah, warna daging buah pada area ketinggian 1-300 m dpl adalah 8.20 cm, 10.80 cm, 5.13 cm, 24.80 cm, 20.33 cm, 3.81 cm, orange, buah lonjong dengan alur tidak jelas terdapat bercak; 301-600 m dpl adalah 8.72 cm, 4.20 cm, 1.73 cm, 23.93 cm, 19.73 cm, 3.10 cm, kuning, buah lonjong tidak ada alur; 601-900 m dpl adalah 9.80 cm, 2.80 cm, 2.47 cm, 22.33 cm, 21.47 cm, 3,42 cm, orange, buah membulat tidak ada alur; 901-1200 m dpl adalah 8.60 cm, 6.00 cm, 3.27 cm, 25.67 cm, 21.27 cm, 3.57 cm, orange, buah lonjong membulat dengan alur tidak jelas ; 1201-1500 m dpl adalah 9.50 cm, 6.40 cm, 3.43 cm, 24.20 cm, 22.13 cm, 3.87 cm, orange, buah membulat dengan alur tidak jelas.
50
commit to user
Karakteristik morfologi buah C. moschata var. bokor maupun kelenting menunjukkan keseragaman pada berbagai area ketinggian yang secara umum dijelaskan diagram (Grafik 7.1 s.d. 7.6). Rerata panjang tangkai buah, jumlah alur, jarak alur, panjang buah, diameter buah, tebal daging buah pada perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id berbagai area ketingian tidak menunjukkan perbedaan yang mencolok. Pada berbagai ketinggian C. moschata var. bokor dan kelenting secara umum waktu masih muda kulit buah berwarna hijau atau kuning dan semakin menua buah berwarna kuning bercak atau tidak bercak, kecuali ketinggian 901-1200 m dpl dan 1201-1500 m dpl kulit buah waktu muda berwarna hijau kehitaman tidak terdapat bercak untuk C. moschata vari. bokor (Lampiran 1). Pada taraf kepercayaan 95%, dengan uji DMRT disimpulkan rata-rata panjang tangkai buah, jumlah alur, jarak alur, panjang buah, diameter buah dan tebal daging buah pada berbagai ketinggian adalah seragam atau berbeda tidak nyata. Sedang panjang tangkai buah, panjang buah, diameter buah dan tebal daging buah C. moschata var. bokor dan kelenting di berbagai berbeda tidak nyata atau seragam, namun kecenderungan semakin naik area ketinggian semakin tinggi angka panjang tangkai, panjang buah, diameter buah dan tebal daging buahnya (Grafik 7.1, 7.4, 7.5, 7.6). Jumlah alur dan jarak alur antara C moschata var. bokor dengan C. moschata var. kelenting tidak dibandingkan, karena keduanya mempunyai ciri-ciri yang sangat berbeda (Grafik 7.2 , 7.3). Secara umum C. moschata var. bokor buah bulat agak gepeng dan beralur jelas sedangkan C. moschata var. kelenting buah lonjong (oval) dan tidak beralur atau beralur tidak jelas.
51
commit to user
5. Karakterisasi morfologi biji Cucurbita moschata Tabel 8. Karakteristik morfologi biji Cucurbita moschata Varietas Cucurbita moschata var. bokor
perpustakaan.uns.ac.id
Cucurbita moschata var. kelenting
Ketinggian tempat
Pj. biji
1 - 300 m dpl 301 - 600 m dpl 601 - 900 m dpl
1.64 ab 1.50 a 1.62 ab
901 - 1200 m dpl 1201 - 1500 m dpl 1 - 300 m dpl 301 - 600 m dpl
1.82 b 1.78 b 1.74 a 1.62 a
Lebar biji
Berat/100 biji
0.88 ab 24.86 a 0.78 a 21.44 a digilib.uns.ac.id 0.94 bc 23.83 a 1.04 c 0.92 abc 0.96 a 0.92 a
34.00 b 25.18 a 32.00 a 26.32 a
601 - 900 m dpl 1.58 a 0.88 a 27.11 a 901 - 1200 m dpl 1.62 a 0.90 a 26.00 a 1201 - 1500 m dpl 1.54 a 0.86 a 27.96 a Keterangan : berdasarkan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT), angka yang diikuti oleh huruf yang sama, berbeda tidak nyata pada taraf kepercayaan 95%.
panjang biji (cm)
1.90 1.80 1.70 1.60
1.82
1.78
1.74 1.64
1.62 1.50
1.50
1.62
1.62 1.58
1.54
1.40 1 - 300 m dpl
301 - 600 m dpl
601 - 900 m dpl
901 - 1200 m dpl
ketinggian tempat
1201 - 1500 m dpl
bokor
kelenting
Grafik 8.1. Panjang biji Cucurbita moschata pada berbagai ketinggian tempat.
lebar biji (cm)
1.15 1.05 0.95
0.96
0.85
0.88
1.04 0.92
0.94
0.92 0.86
0.90
0.88 0.78
0.75 1 - 300 m dpl
301 - 600 m dpl
601 - 900 m dpl
901 - 1200 m dpl
ketinggian tempat
1201 - 1500 m dpl
bokor
kelenting
berat 100 biji (gr)
Grafik 8.2. Lebar biji Cucurbita moschata pada berbagai ketinggian tempat. 35.75 30.75 25.75
32.00 24.86
20.75
26.32 21.44
34.00
27.11
27.96 26.00
23.83
25.18
15.75 10.75 1 - 300 m dpl
301 - 600 m dpl
601 - 900 m dpl
901 - 1200 m dpl
ketinggian tempat
bokor
1201 - 1500 m dpl
kelenting
Grafik 8.3. Berat per 100 biji Cucurbita moschata pada berbagai ketinggian tempat. 52
commit to user
Pengamatan dan pengukuran biji C. moschata pada 100 biji yang sudah tua. Pengukuran di berbagai ketinggian pada biji C. moschata var. bokor didapatkan data pengukuran panjang biji, lebar biji, berat per 100 biji, permukaan biji warna biji pada area ketinggian 1-300 m dpl adalah 1.64 cm, perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 0.88 cm, 24.86 cm, halus, keputihan; 301-600 m dpl adalah 1.50 cm, 0.78 cm, 21.44 cm, halus, keputihan; 601-900 m dpl adalah 1.62 cm, 0.94 cm, 23.83 cm, kasar, kecoklatan sampai kekuningan; 901-1200 m dpl adalah 1.82 cm, 1.04 cm, 34.00 cm, halus, kecoklatan sampai kekuningan; 1201-1500 m dpl adalah 1.78 cm, 0.92 cm, 25.18 cm, halus, kecoklatan. Sedang C. moschata var. kelenting data panjang biji, lebar biji, berat per 100 biji, permukaan biji warna biji pada area ketinggian 1-300 m dpl adalah 1.74 cm, 0.96 cm, 32.00 cm, halus, kecoklatan; 301-600 m dpl adalah 1.62 cm, 0.92 cm, 26.32 cm, halus, keputihan; 601-900 m dpl adalah 1.58 cm, 0.88 cm, 27.11 cm, halus, keputihan; 901-1200 m dpl adalah 1.62 cm, 0.90 cm, 26.00 cm, kasar, kecoklatan; 1201-1500 m dpl adalah 1.54 cm, 0.86 cm, 27.96 cm, halus, keputihan sampai kecoklatan (Lampiran 1). Karakteristik morfologi biji C. moschata varietas bokor menunjukkan keragaman, sedang pada vareitas kelenting menujukkan keseragaman pada berbagai area ketinggian yang secara umum dijelaskan pada diagram (Grafik 8.1 s.d. 8.3). Pada varietas bokor rata-rata panjang biji dan lebar biji pada berbagai area ketinggian menunjukkan perbedaan mencolok. Sedang berat biji pada area ketinggian 901-1200 m dpl, menunjukkan perbedaan mencolok dibandingkan berat biji pada area ketinggian yang lebih rendah.
53
commit to user
Secara umum diberbagai area ketinggian pada C. moschata var. bokor dan C. moschata var. kelenting permukaan biji halus, kecuali pada area ketinggian 601-900 m dpl permukaan bijinya kasar untuk C. moschata bokor dan 901-1200 m dpl permukaan bijinya kasar untuk C. moschata var. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kelenting. Warna biji terdapat keragaman warna yaitu keputihan, kekuningan hinga kecoklatan. Warna kecoklatan tampak medominasi pada ketinggian 1201-1500 m dpl untuk C. moschata varietas bokor dan ketinggian 1-300 m dpl, 1201-1500 m dpl untuk C. moschata varietas kelenting (Lampiran 1). Pada taraf kepercayaan 95%, dengan uji DMRT disimpulkan varietas bokor rerata panjang biji, lebar biji dan berat biji pada berbagai ketinggian adalah tidak seragam atau berbeda nyata, terutama pada panjang biji antara area ketinggian 301-600 m dpl dengan 901-1200 mdpl dan 1201-1500 m dpl. Sedangkan untuk varietas kelenting rata-rata panjang biji, lebar biji dan berat biji pada berbagai area ketinggian adalah seragam atau berbeda tidak nyata. Pada varietas bokor, walaupun panjang biji, lebar biji dan berat per 100 biji terdapat perbedaan nyata tetapi dapat dilihat pada area ketinggian 9011200 m dpl mempunyai angka tertinggi kalau dibandingkan dengan area ketinggian yang lain. Sedangkan untuk varietas kelenting walaupun panjang biji, lebar biji dan berat per 100 biji terdapat keseragaman atau berbeda tidak nyata tetapi pada area ketinggian 1-300 m dpl mempunyai angka tertinggi kalau dibandingkan dengan area ketinggian diatasnya.
54
commit to user
Tabel 9. Karakterisasi morfologi Cucurbita moschata No I
Organ Tumbuhan
Karakterisasi Morfologi 1 – 300 m dpl
301 – 600 m dpl
601 – 900 m dpl
901 – 1200 m dpl
1201–1500 m dpl
Cucurbita moschata var. bokor : 1.Batang (caulis)
Diameter Bentuk Warna Jml. cabang sulur
Kedungringin, Wng (B1U5)
Watondo, Bulukerto, Wng (B2 U2)
Kemuning, Ngargoyoso, Kra (b3 U3)
Sikalas Girimarto Wng (B4 U2))
Segorogunung Ngaragoyoso (B5 U4)
1.00 Bersegi lima Hijau 3.80
1.05 Bersegi lima Hijau 3.40
1.17 Bersegi lima Hijau 3.60
1.91 Bersegi lima Hijau 3.40
1.23 Bersegi lima Hijau 3.00
Kedungringin, Wng (B1U5)
Watondo, Bulukerto, Wng (B2 U2)
Kemuning, Ngargoyoso, Kra (b3 U3)
Sikalas Girimarto Wng (B4 U2))
Segorogunung Ngaragoyoso (B5 U4)
20.67 16.91 17.13 0.84 Hijau tua Menyirip, bertemu
21.20 18.73 19.50 0.95 Hijau tua, bercak Menyirip, bertemu
21.95 18.13 19.47 0.99 Hijau, bercak Menyirip, bertemu
22.13 18.19 17.93 0.81 Hijau tua, bercak Menyirip, bertemu
20.40 15.97 19.53 1.11 Hijau tua Menyirip, bertemu
Kedungringin, Wng (B1U5)
Watondo, Bulukerto, Wng (B2 U2)
Kemuning, Ngargoyoso, Kra (b3 U3)
Sikalas Girimarto Wng (B4 U2)
Segorogunung Ngaragoyoso (B5 U4
2.Daun (folium)
Lebar Panjang Panjang tangkai Diameter tangkai Warna permuk atas Tulang daun
3.Bunga (flos)
55
Panjang tangkai ♀ Panjang tangkai ♂ Panjang kelopak ♀ Panjang kelopak ♂ Panjang mahkota ♀ Panjang mahkota ♂ Jml. bulu tangkai ♀ Jml. bulu tangkai ♂ Warna tangkai ♀ Warna tangkai ♂ Warna putik Warna benang sari
Kedungringin, Wng (B1U5)
Watondo, Bulukerto, Wng (B2 U2)
Kemuning, Ngargoyoso, Kra (b3 U3)
Sikalas Girimarto Wng (B4 U2)
Segorogunung Ngaragoyoso (B5 U4
4.37 5.97 3.81 3.63 6.23 6.77 Sedikit Banyak Hijau Hijau muda Orange Orange
3.70 7.97 2.97 3.00 6.73 7.50 Sedikit Banyak Hijau Hijau muda Orange tua Orange
5.10 8.30 3.39 3.09 8.97 8.40 Sedikit Banyak Hijau Hijau muda Orange tua Orange
5.90 11.87 4.37 3.40 8.17 7.83 Sedikit Banyak Hijau Hijau muda Orange tua Orange
7.83 10.37 5.00 3.27 10.50 10.10 Banyak Banyak Hijau Hijau muda Orange tua Orange
Kedungringin, Wng (B1U5)
Watondo, Bulukerto, Wng (B2 U2)
Kemuning Ngargoyoso Kra (B3 U5)
Sikalas Girimarto Wng (B4 U2)
Segorogunung Ngaragoyoso (B5 U4)
8.70 11.20 5.47 16.63 20.73 3.47 Orange Hijau kuning,
7.12 10.40 5.73 18.23 24.93 3.98 Orange Hijau kuning, bercak
10.26 10.80 5.77 17.23 20.60 3.63 Orange Hijau kuning,
11.80 10.80 5.90 18.40 27.40 4.17 Orange Hijau kuning,
8.96 11.20 10.50 15.67 27.00 4.20 Orange Hijau kuning,
4.Buah (fructus)
Panjang tangkai Jumlah alur Jarak alur Panjang buah Diameter buah Tebal daging buah Warna daging buah Warna buah
56
5.Biji (semen)
Panjang biji Lebar biji Berat /100 gr Permukaan biji Warna biji II
Kedungringin, Wng (B1U5)
Watondo, Bulukerto, Wng (B2 U2)
Kemuning Ngargoyoso Kra (B3 U5)
Sikalas Girimarto Wng (B4 U2)
Segorogunung Ngaragoyoso (B5 U4)
1.64 0.88 24.86 Halus Keputihan
1.50 0.78 21.44 Halus Keputihan
1.62 0.94 23.83 Kasar Kecoklata, kekuningan
1.82 1.04 34.00 Halus Kecoklatan, kekuningan
1.78 0.92 25.18 Halus Kecoklatan
Tambak merang Girimarto (K3 U1)
Randusari, Slogohimo, Wng (K3 U2)
Setren, Slogohimo, Wng (K4 U2)
Beruk Jatoyoso Kra ( K5 U3)
1.89 Bersegi lima Hijau 3.60
1.17 Bersegi lima Hijau 3.80
0.96 Bersegi lima Hijau 3.40
0.92 Bersegi lima Hijau 3.60
1.23 Bersegi lima Hijau 3.20
MojopuroWuryantoro Wng (K1U3)
Tambak merang Girimarto (K3 U1)
Randusari, Slogohimo, Wng (K3 U2)
Setren, Slogohimo, Wng (K4 U2)
Beruk Jatoyoso Kra ( K5 U3)
22.37 18.30 20.07 0.96 Hijau tua, bercak Menyirip, bertemu
20.81 16.67 17.87 0.92 Hijau tua, bercak Menyirip, bertemu
19.93 15.55 16.17 0.93 Hijau Menyirip, bertemu
20.73 16.17 18.67 0.88 Hijau Menyirip, bertemu
23.10 18.27 20.97 1.23 Hijau Menyirip, bertemu
Cucurbita moschata var. kelenting : 1.Batang (caulis)
MojopuroWuryantoro Wng (K1U3)
Diameter Bentuk Warna Jml. cabang sulur
2.Daun (folium)
Lebar Panjang Panjang tangkai Diameter tangkai Warna permuk atas Tulang daun
57
3.Bunga (flos)
Panjang tangkai ♀ Panjang tangkai ♂ Panjang kelopak ♀ Panjang kelopak ♂ Panjang mahkota ♀ Panjang mahkota ♂ Jml. bulu tangkai ♀ Jml. bulu tangkai ♂ Warna tangkai ♀ Warna tangkai ♂ Warna putik Warna benang sari
MojopuroWuryantoro Wng (K1U3)
Tambak merang Girimarto (K3 U1)
Randusari, Slogohimo, Wng (K3 U2)
Setren, Slogohimo, Wng (K4 U2)
Beruk Jatoyoso Kra ( K5 U3)
4.33 15.90 3.98 4.53 6.68 7.80 Sedikit Banyak Hijau Hijau muda Orange tua Orange
4.63 10.27 3.19 3.06 8.63 8.83 Sedikit Banyak Hijau Hijau muda Orange tua Orange
5.33 9.43 3.47 2.93 7.70 7.60 Sedikit Banyak Hijau Hijau muda Orange tua Orange
4.77 8.77 4.17 3.03 7.40 7.20 Banyak Banyak Hijau Hijau Orange Orange tua
3.87 9.13 3.50 2.87 9.33 9.40 Sedikit Banyak Hijau Hijau muda Orange tua Orange
MojopuroWuryantoro Wng (K1U3)
Tambakmerang Girimarto (K3 U1)
Randusari, Slogohimo, Wng (K3 U2)
Setren, Slogohimo, Wng (K4 U2)
Beruk Jatoyoso Kra ( K5 U3)
4.Buah (fructus)
58
Panjang tangkai Jumlah alur Jarak alur Panjang buah Diameter buah Tebal daging buah Warna daging buah Warna buah
8.20 10.80 Alur tidak jelas 5.13 24.80 20.33 3.81 Orange Hijau kuning,
8.72 4.20 Alur tidak jelas 1.73 23.93 19.73 3.10 Orange Hijau kuning,
9.80 2.80 Alur tidak jelas 2.47 22.33 21.47 3.42 Orange Hijau kuning,
8.60 6.00 Alur tidak jelas 3.27 25.67 21.27 33.57 Orange Hijau kuning,
MojopuroWuryantoro Wng (K1U3)
Tambakmerang Girimarto (K3 U1)
Randusari, Slogohimo, Wng (K3 U2)
Setren, Slogohimo, Wng (K4 U2)
1.74 0.96 32.00 Halus Kecoklatan
1.62 0.90 26.32 Halus Keputihan
1.58 0.88 27.11 Halus Keputihan
1.62 0.90 26.00 Kasar Kecoklatan
9.50 6.40 Alur tidak jelas 3.43 24.20 22.13 3.87 Orange Hijau kuning,
5.Biji (semen)
Panjang biji Lebar biji Berat /100 gr Permukaan biji Warna biji
Beruk Jatoyoso Kra ( K5 U3)
1.53 0.86 27.96 Halus Keputihan, kecoklatan
59
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Kandungan Biokimia (protein, karbohidrat, lemak) Cucurbita moschata Tabel 10. Kandungan biokimia (protein, karbohidrat, lemak) pada buah Cucurbita moschata. Varietas Cucurbita moschata var. bokor
Cucurbita moschata var. kelenting
Ketinggian tempat 1- 300 m dpl 301 - 600 m dpl 601 - 900 m dpl
Protein
Karbo hidrat
Lemak
Mineral total
Air
1.45 1.22 1.11
9.16 10.79 7.25
0.24 0.19 0.20
0.94 0.70 0.59
88.21 87.11 90.85
901 - 1200 m dpl 1201 - 1500 m dpl Rerata 1 - 300 m dpl
1.03 0.92 1.15 0.98
8.52 7.38 8.62 10.88
0.21 0.10 0.19 0.20
0.86 0.58 0.73 0.85
89.37 91.02 89.3 87.12
301 - 600 m dpl 601 - 900 m dpl 901 - 1200 m dpl 1201 - 1500 m dpl
1.08 1.24 1.00 0.79
8.31 10.84 7.88 8.32
0.16 0.19 0.15 0.16
0.75 0.76 0.79 0.54
89.70 86.96 90.19 90.18
Rerata
1.02
9.24
0.17
0.74
88.83
Pengukuran biokimia dilakukan dengan menganalisis buah labu kuning (Cucurbita moschata) di berbagai ketinggian tempat untuk diuji kandungan protein, karbohidrat, lemak. Cucurbita moschata var. bokor secara umum didapatkan rata-rata protein 0.15, karbohidrat 8.62, lemak 0.19. Cucurbita moschata var. kelenting rata-rata protein 0.02, karbohidrat 9.24, lemak 0.17. Variasi tersebut dipengaruhi oleh varietas labu kuning, kondisi lingkungan, tingkat kematangan saat panen atau lama penyimpanan (Tamer et al., 2010).
protein (%)
1.50
1.45
1.30
1.22
1.10 0.90
0.98
1.08
1.24 1.03 1.00
1.11
0.92 0.79
0.70 1 - 300 m dpl
301 - 600 m dpl
601 - 900 m dpl
901 - 1200 m dpl
ketinggian tempat
commit to user
1201 - 1500 m dpl
bokor
kelenting
Grafik 10.1. Kandungan protein buah Cucurbita moschata pada berbagai ketinggian tempat. 60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan (Grafik 10.1) kandungan protein buah C. moschata var. bokor diketahui semakin tinggi area ketinggian tempat maka kandungan proteinnya semakin rendah. Secara berturutan data kandungan protein mulai area ketinggian tempat I, II, III, IV dan V adalah sebagai berikut 1.45, 1.22, 1.11, 1.03 dan 0.92. Sedangkan kandungan protein buah C. moschata var. kelenting diketahui bahwa ketinggian 601-900 m dpl menempati prosentasi kandungan protein tertinggi dibandingkan dengan area ketinggian tempat lainnya. Secara berturutan data kandungan protein mulai area ketinggian I, II, III, IV dan V adalah sebagai berikut 0.98, 1.08, 1.24, 1.00 dan 0.79. Berdasarkan uji ANOVA (Lampiran 4; tabel 2), varietas dan ketinggian tempat berpengaruh tidak nyata (non significant) terhadap kandungan protein buah labu kuning dengan nilai P-value (varietas) = 0.326 dan P-value (ketinggian tempat) = 0.372. Sedangkan berdasarkan data hasil pengamatan dengan tidak memperhatikan jenis varietas labu kuning, maka kandungan protein buah labu kuning diberbagai area ketinggian tempat sebagaimana (Lampiran 4; tabel 3) didapatkan tren data persamaan sebagai berikut :
Protein (%)
1.4
1.21
1.2
1.15
1.18
tren data protein protein
1.01
1 0.8 0.6 0.4
0.86 Protein = 1.357 x exp(-0.077.area
ketinggian)
0.2 0
1-300
301-600
601-900
901-1200 1201-1500
Area ketinggian (m.dpl)
Grafik 10.2. Tren protein terhadap area ketinggian tempat.
Hubungan fungsional antara protein dengan area ketinggian tempat adalah commit to user Protein = 1.357.exp (-0.077.area ketinggian) 61
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tren data kandungan protein grafik di atas, dapat diketahui bahwa semakin tinggi lokasi buah labu kuning non budidaya, maka kandungan protein dalam buah tersebut kecenderungannya semakin rendah. Dari hasil penelitian diketahui bahwa kadar protein dari labu kuning varietas bokor berbanding lurus dengan kadar karbohidratnya. Hal ini dikarenakan produksi protein melalui proses respirasi memanfaatkan hasil fotosintesis tanaman untuk diubah menjadi senyawa struktural. Glikolisis adalah proses awal respirasi pembentukan asam amino dari asam piruvat hasil pemecahan karbohidrat. Bila karbohidrat yang terbentuk menurun maka asam piruvat juga menurun dan pembentukan asam amino dan asam nukleat sebagai bahan baku sintesis protein juga menurun (Gardner dkk., 1991). Kadar protein pada labu kuning varietas kelenting menunjukkan fakta yang sebaliknya yakni berbanding terbalik dengan kadar karbohidrat pada tanaman labu kuning varietas bokor. Hal ini mungkin varietas kelenting memiliki daya toleransi terhadap rendahnya kadar CO2 dan mampu mempertahankan produksi bahkan meningkatkan akumulasi proteinnya dengan cara mengeluarkan cadangan protein yang digunakan untuk menyimpan karbon dan nitrogen, untuk digunakan saat sintesis karbohidratnya terhambat (Mapegau, 2006).
karbohidrat (%)
12.00 11.00
10.88
10.79
10.84
10.00 9.00
9.16
8.00
8.52 7.88
8.31 7.25
7.00
8.32 7.38
6.00 1 - 300 m dpl
301 - 600 m dpl
601 - 900 m dpl
901 - 1200 m dpl
ketinggian tempat
commit to user
1201 - 1500 m dpl
bokor
kelenting
Grafik 10.3. Kandungan karbohidrat buah Cucurbita moschata diberbagai ketinggian tempat. 62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan (Grafik 10.3) kandungan karbohidrat buah C. moschata var. bokor pada berbagai area ketinggian tempat diketahui ketinggian 301-600 m dpl menempati prosentasi kandungan karbohidrat tertinggi dibandingkan dengan area ketinggian tempat lainnya, Secara berturutan data kandungan karbohidrat mulai area ketinggian tempat I, II, III, IV dan V adalah sebagai berikut 9.16, 10.79, 7.25, 8.52 dan 7.38. Sedangkan kandungan karbohidrat buah C. moschata
var. kelenting pada berbagai area ketinggian tempat
diketahui area ketinggian 1-300 m dpl menempati prosentasi kandungan karbohidrat tertinggi dibandingkan dengan area ketinggian tempat lainnya. Secara berturutan data kandungan karbohidrat dari area ketinggian tempat I, II, III, IV dan V adalah sebagai berikut 10.88, 8.31, 10.84, 7.88 dan 8.32. Berdasarkan uji ANOVA (Lampiran 4; tabel 5), varietas dan ketinggian tempat berpengaruh tidak nyata (non significant) terhadap kandungan karbohidrat buah labu kuning dengan nilai P-value (varietas) = 0.506 dan Pvalue (ketinggian tempat) = 0.560. Sedangkan berdasarkan data hasil pengamatan dengan tidak memperhatikan jenis varietas labu kuning, maka kandungan karbohidrat pada labu kuning diberbagai area ketinggian tempat sebagaimana (Lampiran 4; tabel 6) didapatkan tren data persamaan, sbb: Kaohidrat (%)
12
10.02
10
9.55
9.04
tren data karbohidrat karbohidrat
8.20
8
7.85
6 4
Karbohidrat = 10.765 x exp(-0.064.area
ketinggian)
2 0
1-300
301-600
601-900
901-1200 1201-1500
commit to user
Area ketinggian (m.dpl)
Grafik 10.4. Tren karbohidrat terhadap area ketinggian tempat. 63
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hubungan fungsional antara karbohidrat dengan area ketinggian tempat adalah : Karbohidrat = 10.765.exp (-0.064. area ketinggian) . Tren data kandungan karbohidrat grafik di atas, diketahui bahwa semakin tinggi lokasi buah labu kuning non budidaya, maka kandungan karbohidrat buah tersebut kecenderunganya semakin rendah. Menurut Loy (2004), kandungan karbohidrat setelah panen berkisar 6268% dan akan mengalami penurunan setelah 3 bulan disimpan menjadi 5862%. Kandungan utama karbohidrat dalam buah labu kuning adalah pati dan gula/monosakarida. Kandungan karbohidrat berbanding terbalik dengan kandungan airnya, semakin tinggi jumlah karbohidrat maka kandungan airnya akan semakin rendah. Kadar air dalam tanaman dipengaruhi oleh kelembaban tanah dan udara, suhu, curah hujan dan kadar air dalam tanah. Pada kadar air yang rendah terjadi penurunan aktivitas beberapa enzim pada tanaman dan peningkatan aktivitas enzim hidrolisis. Enzim amilase meningkat untuk mengubah karbohidrat menjadi gula sedangkan enzim nitrat reduktase, etilen, peroksidase dan beberapa enzim lain menurun aktivitasnya (Suryawati, 2007).
Lemak (%)
0.30 0.25
0.24
0.20
0.20
0.19 0.16
0.15
0.21
0.20 0.19
0.16
0.15
0.10
0.10 1 - 300 m dpl
301 - 600 m dpl
601 - 900 m dpl
901 - 1200 m dpl
ketinggian tempat
1201 - 1500 m dpl
Bokor
Kelenting
Grafik 10.5. Kandungan lemak buah Cucurbita moschata pada berbagai ketinggian tempat.
Berdasarkan (Grafik 10.5) kandungan lemak buah C. moschata var. commit to user bokor diketahui ketinggian 1-300 m dpl menempati prosentasi kandungan 64
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
lemak tertinggi. Secara berturutan data kandungan lemak mulai ketinggian tempat I, II, III, IV dan V adalah 0.24, 0.19, 0.20, 0.21 dan 0.10. Sedangkan pada kandungan lemak buah C. moschata var. kelenting diketahui bahwa area ketinggian 1-300 m dpl menempati prosentasi kandungan lemak tertinggi dibandingkan dengan area ketinggian tempat lainnya. Secara berturutan data kandungan lemak mulai area ketinggian tempat I, II, III, IV dan V adalah 0.20, 0.16, 0.19, 0.15 dan 0.16. Berdasarkan uji ANOVA (Lampiran 4; tabel 8), varietas dan ketinggian tempat berpengaruh tidak nyata (non significant) terhadap kandungan lemak buah labu kuning dengan nilai P-value (varietas) = 0.567 dan P-value (ketinggian tempat) = 0.136. Sedangkan berdasarkan data hasil pengamatan dengan tidak memperhatikan jenis varietas labu kuning, maka kandungan lemak pada labu kuning diberbagai area ketinggian tempat sebagaimana (Lampiran 4; tabel 9) didapatkan tren data persamaan sebagai berikut :
Lemak (%)
0.25
0.22 0.18
0.2
0.20
tren data Lemak Lemak
0.18
0.15
0.13
0.1
Lemak = 1/[4.852 - 0.236.area ketinggian + 0.133(area ketinggian)2] 0.05 0 1-300
301-600
601-900
901-1200 1201-1500
Area ketinggian (m.dpl)
Grafik 10.6. Tren lemak terhadap area ketinggian tempat.
Hubungan fungsional antara lemak dengan area ketinggian tempat adalah : Lemak =
,侰 A,
군
.Ė uĖ롨uab commit bĖ A,군 to
. Ė uĖ롨uab user
bĖ
65
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tren data kandungan lemak grafik di atas, diketahui bahwa semakin tinggi lokasi buah labu kuning non budidaya, maka kandungan lemak dalam buah tersebut kecenderunganmya semakin rendah. Kandungan lemak buah labu kuning relatif rendah sehingga baik bila digunakan untuk menurunkan kolesterol dan mencegah penyakit jantung. Kandungan lemak C. moschata adalah sekitar 2.175%, lebih rendah daripada kacang tanah (40-50%), dan bahkan lebih rendah dari timun (2.52%) (Hussain., 2010). Kandungan lemak pada labu kuning lebih banyak terdapat pada bijinya berupa sterol, asam palmitat, asam stearic, asam oleic dan asam linoleic (Rodriguez et al., 1996; Applequist et al., 2006).
C. Korelasi lingkungan terhadap kandungan biokimia Cucurbita moschata Tabel 11. Data lingkungan Cucurbita moschata Varietas Cucurbita moschata var. bokor
Cucurbita moschata var. kelenting
Ketinggian tempat
Kelemb. tanah
pH
Suhu
Jenis tanah
1 - 300 m dpl 301 - 600 m dpl
6.09 5.99
29.40 28.00
1.98 1.69
Alfisol, inceptisol, vertisol
601 - 900 m dpl 901 - 1200 m dpl 1201 - 1500 m dpl Rerata
5.76 5.33 5.54 5.74
26.80 24.70 22.30 26.24
1.94 2.31 1.97 1.98
Alfisol, ultisol
1 - 300 m dpl 301 - 600 m dpl 601 - 900 m dpl 901 - 1200 m dpl
5.50 5.39 5.23 5.66
30.10 27.40 25.40 23.90
2.01 2.13 2.13 1.89
Alfisol, inceptisol, vertisol
1201 - 1500 m dpl Rerata
4.73 5.30
22.80 25.92
1.58 1.95
ultisol
Alfisol, oxsisol, ultisol Ultisol Ultisol
Alfisol, ultisol, oxsisol Alfisol, oxisol, ultisol Alfisol, oxisol, ultisol
Ket : Jenis tanah yang dicetak tebal adalah jenis tanah yang mendominasi pada berbagai area ketinggian tempat.
commit to user 66
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pengukuran data faktor lingkungan dilakukan dengan mengukur pH, suhu dan kelembaban tanah pada berbagai ketinggian tempat di sekitar tumbuhnya C. moschata pada area pengamatan. Adapun kondisi lingkungan tempat tumbuhnya C. moschata var. bokor secara umum rerata mempunyai pH 5.74, suhu 26.24 dan kelembaban tanah 1.98. Sedangkan kondisi lingkungan lokasi tempat tumbuhnya C. moschata var. kelenting rerata
derajat kemasaman (pH)
mempunyai pH 5.30, suhu 25.92 dan kelembaban tanah 1.95 (Tabel 11). 6.20 6.00 5.80 5.60 5.40 5.20 5.00 4.80
6.09 5.50
5.99 5.76
5.66
5.39 5.23
5.54
5.33 4.73
4.60 4.40 1 - 300 m dpl
301 - 600 m dpl
601 - 900 m dpl
901 - 1200 m dpl
ketinggian tempat
1201 - 1500 m dpl
bokor
kelenting
Grafik 11.1. Keadaan pH tanah tempat tumbuhnya Cucurbita moschata pada berbagai ketinggian tempat.
Berdasarkan (Grafik 11.1) keadaan pH tanah tempat tumbuhnya C. moschata varietas bokor dan kelenting pada berbagai area ketinggian tempat ada kecenderugan bahwa semakin tinggi area ketinggian tempat maka pH tanah semakin semakin rendah. Kondisi ini terdapat sedikit perbedaan pada area ketinggian 1201-1500 m dpl C. moschata var. bokor mempunyai rerata pH 5.54 sedang area ketinggin 901-1200 m dpl C. moschata var. kelenting mempunyai rerata pH 5.66. Kondisi rendahnya pH dimungkinkan adanya kandungan organik yang cukup tinggi dan kondisi baiknya tekstur tanah, sehingga aerasi tanah dan drainase tanah cukup baik (Kusmana 1989). commit to user 67
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31.40
30.10
suhu (oC)
29.40 27.40
29.40
28.00 27.40
25.40
26.80 24.70
25.40
23.40
22.80 22.30
23.90
21.40 19.40 1 - 300 m dpl
301 - 600 m dpl
601 - 900 m dpl
901 - 1200 m dpl
ketinggian tempat
1201 - 1500 m dpl
bokor
kelenting
Grafik 11.2. Keadaan suhu tempat tumbuhnya Cucurbita moschata pada berbagai ketinggian tempat.
Berdasarkan (Grafik 11.2) tentang keadaan suhu lingkungan di sekitar tempat tumbuhnya Cucurbita moschata varietas bokor dan Cucurbita moschata varietas kelenting pada berbagai area ketinggian tempat bahwa semakin tinggi area ketinggian tempat maka kondisi suhu lingkungannya semakin semakin rendah. Berdasarkan ketinggian tempatnya di Indonesia dikenal dua suhu yaitu panas dan dingin. Suhu panas umumnya dijumpai pada ketinggian dibawah 700 m dpl, sedangkan suhu dingin dijumpai pada ketinggian tempat di atas 700 m dpl. Hal ini dapat dijelaskan bahwa tinggi tempat dari permukaan laut menentukan suhu udara dan intensitas sinar yang diterima oleh tanaman. Semakin tinggi suatu tempat, semakin rendah suhu tempat tersebut. (Muawin, Heru A. 2009).
kelembaban tanah
2.40 2.20
1.98
2.13
2.00 1.80
2.31
2.13 1.94
2.01
1.97
1.89
1.69
1.60
1.58
1.40 1 - 300 m dpl
301 - 600 m dpl
601 - 900 m dpl
901 - 1200 m dpl
ketinggian tempat
1201 - 1500 m dpl
bokor
kelenting
Grafik 11.3. Keadaan kelembabancommit tanah tempat to usertumbuhnya Cucurbita moschata pada berbagai ketinggian tempat. 68
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan (Grafik 11.3) keadaan kelembaban tanah di sekitar tempat tumbuhnya C. moschata varietas bokor dan C. moschata varietas kelenting pada berbagai area ketinggian tempat bahwa ketinggian tempat tidak berpengaruh terhadap kelembaban tanah. Hal ini dimungkinkan karena tidak semua tanaman labu kuning non budidaya di temukan pada lokasi area pengambilan sampel dekat dengan aliran air. Untuk mengetahui korelasi antara kandungan protein, karbohidrat, lemak dengan faktor lingkungan (ketinggian tempat, pH, suhu, kelembaban udara, kelembaban tanah) dilakukan uji Korelasi Pearson. Tabel 12. Uji Korelasi
Ketinggian tempat pH Suhu Kelembaban tanah
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Ketinggian tempat 1 50 -.281* .048 50 -.769** .000 50 .030 .837 50
Protein -.277 .052 50 .336 .017 50 .256 .073 50 -.117 .420 50
Karbohidrat -.248 .082 50 .124 .389 50 .381 .006 50 -.146 .313 50
Lemak -.334 .018 50 .079 .584 50 .219 .127 50 -.051 .725 50
Keterangan : Interprestasi terhadap koefisien korelasi menurut Sugiono, 2011 : 0.00 – 0.199 : sangat rendah 0.20 – 0.399 : rendah 0.40 – 0.599 : sedang 0.60 – 0.799 : kuat 0.80 – 1.000 : sangat kuat
Berdasarkan uji Korelasi Pearson (Tabel 12.) maka tingkat hubungan antara faktor lingkungan (ketinggian tempat, pH, suhu, kelembaban tanah) dengan kandungan protein, karbohidrat, lemak, dapat dibahas sebagai berikut. commit to user 69
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tingkat hubungan antara ketinggian tempat dengan kandungan protein dalam buah C. moschata adalah rendah dengan arah korelasi -0.277, ada kecenderungan bahwa semakin tinggi tempat maka kandungan protein yang terdapat dalam buah C. moschata semakin rendah. Tingkat hubungan antara ketinggian tempat dengan kandungan karbohidrat dalam buah C. moschata adalah rendah dengan arah korelasi -0.248, ada kecenderungan bahwa semakin tinggi tempat maka kandungan karbohidrat yang terdapat dalam buah C. moschata semakin rendah. Tingkat hubungan antara ketinggian tempat dengan kandungan lemak dalam buah C. moschata adalah rendah dengan arah korelasi -0.334 artinya ada kecenderungan bahwa semakin tinggi ketinggian tempat maka kandungan lemak yang terdapat dalam buah C. moschata semakin rendah. Hal ini dimungkinkan bahwa semakin tinggi tempat biasanya suhu, pancaran sinar matahari dan jumlah konsentrasi CO2 semakin berkurang sehingga menyebabkan proses fotosintesis terhambat dan karbohidrat yang dihasilkan semakin sedikit, begitu juga dengan protein dan lemak yang dihasilkan semakin berkurang. Tingkat hubungan antara pH tanah dengan kandungan protein yang terdapat dalam buah C. moschata adalah rendah dengan arah korelasi 0.336, artinya ada kecenderungan bahwa semakin tinggi pH (ke arah normal) maka kandungan protein yang terdapat dalam buah C. moschata semakin tinggi. Tingkat hubungan antara pH tanah dengan kandungan karbohidrat yang terdapat dalam buah C. moschata adalah sangat rendah dengan arah korelasi commit to user 70
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
0.124, ada kecenderungan bahwa semakin tinggi pH (ke arah normal) maka kandungan karbohidrat yang terdapat dalam buah C. moschata semakin tinggi. Tingkat hubungan antara pH tanah dengan kandungan lemak yang terdapat dalam buah C. moschata adalah sangat rendah dengan arah korelasi 0.079, ada kecenderungan bahwa semakin tinggi pH (ke arah normal) maka kandungan lemak yang terdapat dalam buah C. moschata semakin tinggi. Hal ini dimungkinkan bahwa kondisi tanah dengan pH ke arah normal, maka kandungan bahan organiknya cukup tinggi (tanah banyak mengandung humus) dan tekstur tanahnya baik (porositas tanahnya tinggi), sehingga bahan yang dibutuhkan untuk metabolisme pembentuk karbohidrat juga semakin terpenuhi, begitu juga dengan bahan yang dibutuhkan untuk metabolisme pembentukan protein dan lemak semakin tinggi. Tingkat hubungan antara suhu lingkungan dengan kandungan protein yang terdapat dalam buah C. moschata adalah hubungan rendah dengan arah korelasi 0.256, ada kecenderungan bahwa semakin tinggi suhu maka kandungan protein yang terdapat dalam buah C. moschata semakin tinggi. Tingkat hubungan antara suhu lingkungan dengan kandungan karbohidrat yang terdapat dalam buah C. moschata adalah rendah dengan arah korelasi 0.381, artinya da kecenderungan bahwa semakin tinggi suhu maka kandungan karbohidrat yang terdapat dalam buah C. moschata semakin tinggi. Tingkat hubungan antara suhu lingkungan dengan kandungan lemak yang terdapat dalam buah C. moschata adalah rendah dengan arah korelasi 0.219, ada commit to user 71
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kecenderungan bahwa semakin tinggi suhu maka kandungan lemak yang terdapat dalam buah C. moschata semakin tinggi. Hal ini dimungkinkan kenaikan suhu diakibatkan adanya pancaran sinar matahari yang meningkat, sehingga kebutuhan fotosintesis akan cahaya terpenuhi optimal dan karbohidrat yang dihasilkan meningkat, begitu juga protein dan lemak yang dihasilkan juga meningkat. Suhu berpengaruh terhadap fisiologi tumbuhan, antara lain memengaruhi kerja enzim. Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan menghambat proses pertumbuhan. Tingkat hubungan antara kelembaban tanah dengan kandungan protein yang terdapat dalam buah C. moschata adalah sangat rendah dengan nilai arah korelasi -0.117, ada kecenderungan bahwa semakin tinggi kelembaban tanah, maka kandungan protein semakin rendah. Tingkat hubungan antara kelembaban tanah dengan kandungan karbohidrat yang terdapat dalam buah C. moschata adalah sangat rendah dengan arah korelasi -0.146 , ada kecenderungan bahwa semakin tinggi kelembaban tanah maka kandungan karbohidrat yang terdapat dalam buah C. moschata semakin rendah. Tingkat hubungan antara kelembaban tanah dengan kandungan lemak yang terdapat dalam buah C. moschata adalah sangat rendah dengan nilai korelasi -0.051, ada kecenderungan bahwa semakin tinggi kelembaban tanah maka kandungan lemak yang terdapat dalam buah C. moschata semakin rendah.. Hal ini dimungkinkan pada keadaan yang lembab, banyak air yang diserap oleh tumbuhan dan sedikit penguapan yang terjadi sehingga mengakibatkan pertumbuhan menjadi cepat. Akibat pemanjangan sel-sel yang cepat, commit to user 72
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tumbuhan bertambah besar. Kelembaban tanah juga menyebabkan daya asimilasi tanaman lebih tinggi dan banyak dihasilkan karbohidrat, sedangkan pada tanah kering tanaman mengalami stres air sehingga sehingga tekanan osmotiknya tinggi dan tekanan turgor menurun, stomata menutup sehingga difusi CO2 dari atmosfir ke tanaman menurun akan mengakibatkan aktifitas fotosintesa menurun sehingga hasil karbihidrat, protein dan lemak juga menurun. Kemungkinan terjadinya tingkat hubungan yang sangat rendah hingga rendah antara faktor lingkungan dengan kandungan protein, karbohidrat, lemak adalah sedikitnya variasi jenis tanah yang terdapat pada area penelitian di berbagai ketinggian tempat yaitu alfisol, inceptisol dan vertisol dengan kecenderungan semakin tinggi lokasi ketinggian tempat maka jenis tanahnya semakin homogen ke ultisol (Tabel 11.) sehingga menyebabkan terjadi sedikitnya variasi nilai pH tanah diberbagai lokasi pengambilan sampel. Sedangkan
sedikitnya
variasi
suhu
udara
dan
kelembaban
tanah
dimungkinkan terjadi karena interval 300 m dpl merupakan jarak ketinggian yang pendek untuk menghitung tingkat hubungan faktor lingkungan terhadap kandungan protein, karbohidrat, lemak pada buah C. moschata diberbagai ketinggian tempat.
commit to user 73
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 1.
Di berbagai area ketinggian tempat karakteristik morfologi diameter batang Cucurbita moschata varietas bokor maupun kelenting secara umum menunjukkan keragaman, cabang sulur berjumlah 3, 4 dan 5; diameter tangkai daun pada area ketinggian tempat 1201-1500 m dpl terjadi keragaman, permukaan daun berwarna hijau sampai hijau tua bercak; bunga C. moschata varietas bokor menunjukkan keragaman, putik dan benang sari berwarna orange hingga orange tua; kulit buah pada waktu muda menujukkan keragaman berwarna kuning, hijau sampai kehitaman; biji C. moschata varietas bokor menunjukkan keragaman berwarna keputihan, kekuningan hingga kecoklatan.
2.
Ketinggian tempat berpengaruh tidak nyata terhadap kandungan biokimia yang berupa protein, karbohidrat, lemak pada buah C. moschata. Namun demikian secara umum semakin tinggi area ketinggian tempat maka kecenderungan
kandungan
biokimianya semakin
menurun. Area
ketinggian 1-600 m dpl merupakan ketinggian tempat yang paling baik buah labu kuning menghasilkan protein, karbohidrat dan lemak. Kandungan protein terbanyak (2.45%) dan paling sedikit (0.31%), kandungan karbohidrat terbanyak (16.65%) dan paling sedikit (4.05%), kandungan lemak terbanyak (0.45%) dan paling sedikit (0.03%). commit to user 74
perpustakaan.uns.ac.id
3.
digilib.uns.ac.id
Tingkat hubungan yang terjadi antara faktor lingkungan dengan kandungan biokimia pada buah C. moschata yang tumbuh diberbagai area ketinggian tempat adalah semakin tinggi nilai pH tanah dan suhu udara, maka ada kecenderungan bahwa kandungan protein, karbohidrat, lemak semakin tinggi. Sedangkan semakin tinggi kelembaban tanah, maka ada kecenderungan bahwa kandungan protein, karbohidrat, lemak semakin rendah.
B. Saran 1.
Informasi tentang labu kuning sangat diperlukan untuk disosialisasikan kepada masyarakat mengingat belum banyaknya penelitian yang berkaitan dengan lokasi ketinggian tempat.
2.
Perlu dilakukan pengujian lebih lanjut tentang kandungan biokimia dan molekuler pada daun, kulit buah, daging buah dan biji pada labu kuning sehingga diketahui ekspresi karakter fenotif dan genetisnya.
3.
Perlu dilakukan pengamatan dan pengujian lebih lengkap tentang faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan kandungan biokimia serta karakter molekuler yang terdapat diberbagai lokasi ketinggian tempat di Indonesia.
commit to user 75