perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERMAINAN IDENTITAS DALAM MEDIA SOSIAL (Studi Kasus Permainan Identitas Remaja Dalam Facebook Di Kalangan Pelajar SMA dan SMK Muhamadiyah Di Surakarta).
TESIS
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Derajat Magister Ilmu Komunikasi Program Studi Ilmu Komunikasi
Oleh: Jahid Syaifullah S231008008
PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user 2015
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERMAINAN IDENTITAS DALAM MEDIA SOSIAL (Studi Kasus Permainan Identitas Remaja Dalam Facebook Di Kalangan Pelajar SMA dan SMK Muhamadiyah Di Surakarta). TESIS
Oleh: Jahid Syaifullah S231008008
Komisi Pembimbing
Nama
Pembimbing I
Dra Prahastiwi Utari M.Si, Ph.D NIP. 196008131987022001
Pembimbing II
Tanti Hermawati, S.Sos., M.Si NIP. 196902071995122001
Tanda Tangan
Telah dinyatakan memenuhi syarat pada tanggal 19 Agustus 2014
ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Program Pasca Sarjana UNS
Prof. Drs. Totok Sarsito, SU, MA, Ph.D NIP. 194904281979031001 commit to user
ii
Tanggal
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERMAINAN IDENTITAS DALAM MEDIA SOSIAL (Studi Kasus Permainan Identitas Remaja Dalam Facebook Di Kalangan Pelajar SMA dan SMK Muhamadiyah Di Surakarta). TESIS
Oleh: Jahid Syaifullah S231008008
Jabatan Ketua Sekretaris Anggota Anggota
Nama Sri Hastjarjo, Ph.D NIP. 197102171998021001 Drs. Y. Slamet, M.Sc. Ph.D NIP. 194803161976121001 Dra Prahastiwi Utari M.Si, Ph.D NIP. 196008131987022001 Tanti Hermawati, S.Sos., M.Si NIP. 196902071995122001
Tanda Tangan
Tanggal
………………
………………
………………
………………
………………
………………
………………
………………
Telah dipertahankan di depan penguji Dinyatakan telah memenuhi syarat pada tanggal ……………….
Direktur Program Pasca Sarjana UNS Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Program Pasca Sarjana UNS
Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus,MS Prof. Drs. Totok Sarsito, SU, MA, Ph.D NIP. 196107171986011001 NIP. 194904281979031001 commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Nama :
JAHID SYAIFULLAH
NIM
S231008008
:
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul PERMAINAN IDENTITAS DALAM MEDIA SOSIAL (Studi Kasus Permainan Identitas Remaja Dalam Facebook Di Kalangan Pelajar SMA dan SMK Muhamadiyah Di Surakarta). adalah benar-benar karya saya sendiri. Hal yang bukan karya saya, dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya di atas tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik, yang berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.
Surakarta, Agustus 2014 Yang membuat pernyataan,
Jahid Syaifullah
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T. atas kasih, sayang, dan ridho-Nya serta shalawat dan salam penulis sampaikan pada junjungan kami, Muhammad saw sehingga penulisan ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulisan tesis yang sederhana dan lugas ini tentunya tidak luput dari kesalahan dan kekurangan . Namun demikian penulis berharap penulisan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi yang membacanya. Penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan bagaimana sebenarnya remaja dalam memainkan identitasnya (play identity), dan mengetahui bentuk – bentuk permainan identitas yang dilakukan remaja serta bagaimana remaja melakuka play identity dalam facebook. Tesis ini disusun sekaligus juga untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Magister Ilmu Komunikasi (M.I.Kom.) dengan minat utama Manajemen Komunkasi pada program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam proses penulisan Tesis ini, tentu saja melibatkan berbagai pihak yang telah banyak memberikan kontribusi pada penulis baik secara akademis maupun non akademis. Pada kesempatan ini penulis banyak mengucapkan terimakasih kepada: 1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S. selaku Rektor UNS. 2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S. selaku Direktur Program Pasca Sarjana UNS.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Drs. Pawito, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 4. Prof. Drs. Totok Sarsito, SU, MA, Ph.D Ketua Progam Studi Pasca Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 5. Sri Hastjarjo, Ph.D dan Drs. Y. Slamet, M.Sc. Ph.D selaku penguji tesis. 6. Dra Prahastiwi Utari M.Si, Ph.D sebagai dosen pembimbing pertama dan Tanti Hermawati, S.Sos., M.Si sebagai pembimbing kedua atas waktu, perhatian dan diskusi-diskusi menarik yang dicurahkan untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan Tesis ini. 7. Seluruh Pengajar Program Studi Ilmu Komunikasi Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada penulis. 8. Seluruh Karyawan staf Tata Usaha Program Studi Ilmu Komunikasi Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta Dengan keterbatasan yang dimiliki, penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan dan perlu pengembangan lebih lanjut. Penulis mengharapkan kritik dan saran agar tesis ini menjadi lebih baik lagi serta sebagai masukan bagi penulis untuk penelitian dan penulisan karya ilmiah di kemudian hari.
Surakarta, 19 Agustus 2014
commit to user
vi
Jahid Syaifullah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Jahid Syaifullah S231008008 Permainan Identitas dalam Media Sosial (Analisis Deskriptif Kualitatif Permainan Identitas Remaja Dalam Facebook Di Kalangan Pelajar SMA Muhamadiyah Di Surakarta). Pembimbing I : Dra Prahastiwi Utari M.Si, Ph.D Pembimbing II : Tanti Hermawanti, S.Sos., M.Si. Tesis : Program Studi Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAKS Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengungkapkan bagaimana sebenarnya remaja dalam memainkan identitasnya (play identity), dan mengetahui bentuk – bentuk permainan identitas yang dilakukan remaja. Juga mencari bagaimana remaja melakukan play identity. Masalah pokok dalam penelitian ini bagaimana remaja dalam mempermainkan identitasnya di media sosial Facebook, identitas macam apa yang terbentuk dari permainan identitas tersebut, serta alasan remaja dalam mempermainkan identitas remaja di media sosial Facebook. Mengacu pada teori dari Identitas On-line dari Zao, dkk. (2008) menyatakan munculnya Internet telah mengubah kondisi produk tradisional identitas. Identitas secara fisik terlepas dari pertemuan sosial di lingkungan on-line, sehingga mungkinkan bagi individu untuk berinteraksi dengan satu sama lain di internet dengan modus teks penuh tanpa mengungkapkan apa-apa tentang karakteristik fisik mereka. Teori Johari Window terdapat empat jenis kepribadian dalam Identity Play: open, blind, hidden dan blur. Pendapat Muangman dikutip oleh Sarlito (2000) mengatakan bahwa remaja adalah Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dan kanak-kanak menjadi dewasa. Jenis penelitian yang digunakan yakni studi analisis deskriptif kualitatif adalah penelitian yang dilakukan pemeriksaan longitudinal secara mendalam terhadap suatu keadaan atau kejadian dengan menggunakan cara-cara yang sistematis dalam melakukan pengamatan, pengumpulan data, analisis informasi, dan pelaporan hasilnya. Penelitian dilakukan di lima Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan Muhammadiyah Surakarta yakni: SMA Muhammadiyah 1, SMA Muhammadiyah 2, SMA Muhammadiyah 3 dan SMK Muhammadiyah 2. Jumlah responden seluruhnya adalah 98 siswa. Subyek penelitian adalah siswa telah memiliki akun facebook telah lebih dari 1 tahun dan aktif aktif dalam mengakses akun facebook-nya. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi akun Facebook mereka. Kemudian data-data yang digunakan di uji kredibilitas dengan model triangulasi. Hasil penelitian menyatakan remaja SMA Muhammadiah di Surakarta sebagian besar masih berada pada area terbuka yakni Bright Identity , seperti karakter orang timur yang masih terbuka dan ramah terhadap orang lain. Selebihnya melakukan penyamaran identitas (Blur Identity) dan bahkan penyembunyian identitas aslli mereka ( Blind Identity) Kata kunci : permainan identitas, remaja , facebook. . commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Jahid Syaifullah. S231008008. Identity Playing and Social Media (A Case Study on Adolescent Identity Playing Case in Facebook among the students of SMA Muhammadiyah in Surakarta). THESIS. First Counselor: Dra Prahastiwi Utari M.Si, Ph.D, Second Counselor: Tanti Hermawanti, S.Sos., M.Si. Thesis : Postgraduate Study Program of Surakarta Sebelas Maret University. ABSTRACT The objectives of research were to reveal how the adolescents actually play their identity, and to find out the forms of identity playing the adolescents do. This study also aimed to find out how the adolescents play their identity. The main problem of research was how the adolescents play their identity in social media Facebook, what type of identity is created from the identity playing, and the adolescents‟ reasons in playing their identity in social media Facebook. This study referred to On-Line Identity theory from Zao et al (2008) stating that the presence of Internet has changed the condition of traditional identity product. Identity is, physically, independent of social encounter in on-line setting, so that it enables individual to interact with another in internet with full text mode without suggesting anything about their physical characteristic. Johari Window‟s theory states that there are four types of personality in identity play: open, blind, hidden, and blur. Muangman in Sarlito (2000) suggested that adolescent is an individual experiencing psychological development and identification pattern and child becomes adult. The type of study employed in this research was case study, the one conducted with longitudinal in-depth investigation on a condition or event called a case using systematical method in conducting observation, data collection, information analysis and reporting of its finding. This research was taken place in five Muhammadiyah Senior High and Vocational Middle Schools in Surakarta: SMA Muhammadiyah 1, MA Muhammadiyah 2, SMA Muhammadiyah 3, and SMK Muhammadiyah 2. The respondents consisted of 98 students. The subject of research was the students who had had facebook account more than 1 year and were active in accessing their facebook account. Techniques of collecting data employed were interview, observation, and documentation of their Facebook account. Then, the data used had been tested for its credibility using triangulation method. The result of research stated that the adolescents of SMA Muhammadiyah in Surakarta made identity play in facebook in level text area: picture profile, information, and language. The language styles used were feminine and masculine. Identity play in facebook lied on mature and masking identities. The adolescents‟ perception in identity play was that it (1) facilitated them to be recognized by friends, (2) featured their personal advantage (strength), and (3) showed off their hobby. Keywords: identity play, adolescent, facebook commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iv KATA PENGANTAR .................................................................................... v ABSTRAK ...................................................................................................... vii DAFTAR ISI ................................................................................................... ix BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 15 C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 16 D. Rumusan Masalah .......................................................................... 17 E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 17 F. Manfaat Penelitian ....................................................................... 18
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR ............................... 17 A. Kajian Teori ................................................................................... 17 1. Komunikasi .............................................................................. 17 2. Produksi dan Penerimaan Pesan dalam Komunikasi ............... 17 3. Facebook sebagai Sosial Media ............................................... 22 4. Tampilan Identitas dalam Media Baru ..................................... 24 5. Kajian tentang Remaja ............................................................. 26 6. Kajian tentang Permainan Identitas ......................................... 26 7. Bentuk-bentuk Permainan Identitas dalam Facebook .............. 27 8. Alasan Permainan Identitas dalam Facebook .......................... 29 B. Penelitian Yang Relevan ................................................................ 31 C. Kerangka Berpikir .......................................................................... 32 commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 33 A. Jenis Penelitian ............................................................................... 33 B. Subyek Penelitian ........................................................................... 34 C. Tempat dan Waktu Penelitiaan ..................................................... 37 D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 38 E. Validitas Data ................................................................................. 39 F. Teknik Analisis Data ...................................................................... 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... ... 39 A. Identitas Material Online............................................................ .... 39 B. Persepsi Remaja terhadap Identitas dalam Media Facebook ..... .... 61 C. Pembahasan ................................................................................ .... 87 1. Persepsi terhadap Permainan Identitas dalam Facebook.. ..... ... 87 2. Permainan Identitas ................................................................. .. 91 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 101 A. Kesimpulan ................................................................................ 101 B. Implikasi ..................................................................................... 109 C. Saran ........................................................................................... 109 Daftar Pustaka
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang diberi kelebihan dengan akal pikiran yang mampu membuatnya untuk berpikir demi mempertahankan kehidupannya dan memudahkan kehidupannya. Dengan akal pikiran tersebut manusia menciptakan peradabannya sendiri. Memasuki abad baru ini peradaban manusia semakin berkembang dengan pesat. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah mencapai pada taraf yang sangat mengesankan. Salah satu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat berpengaruh dalam kehidupan dan peradaban manusia adalah kemajuan di bidang telekomunikasi. Tak bisa dipungkiri lagi kemajuan di bidang ini telah mengeliminasi batasan waktu dan batasan geografis di dalam penyebaran informasi. Suatu peristiwa yang terjadi di belahan bumi yang lain kini dapat diketahui secara cepat bahkan dapat disaksikan langsung oleh penduduk di belahan bumi lainnya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memang sangat mengesankan masyarakat dunia. Berbagai kemajuannya telah mempermudah manusia di dalam mencapai apa yang menjadi cita-cita kehidupannya. Salah satu kemajuan yang sangat dirasakan oleh masyarakat dunia adalah kemajuan di bidang komunikasi. Bidang komunikasi jelas merupakan sebuah bidang yang sangat penting bagi perikehidupan manusia karena dengan hanya adanya komunikasi maka manusia dapat mempertinggi peradabannya. Dan hanya dengan komunikasi maka manusia dapat menjalankan perannya sebagai makhluk sosial di kehidupan ini. Tak mengherankan bisnis yang bergerak di bidang ini pun bermunculan untuk memuaskan kebutuhan manusia akan informasi yang semakin cepat ini guna mencapai apa yang dicita-citakan. commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
Facebook merupakan media sosial yang paling banyak digunakan oleh masyarakat kita di negara kita saat ini dibanding media sosial yang ada seperti friendster, blog, facebook, sampai twitter. Total pengguna facebook di seluruh dunia telah mencapai 400 juta user dan jumlah user facebook terus bertambah di berbagai belahan dunia. Pemilihan Facebook oleh pengguna jejaring sosial disebabkan Facebook lebih lengkap dan mudah dibandingkan jejaring sosial lainnya seperti friendster dan Yahoo Massanger. Tabel di bawah ini menunjukkan daftar 4 negara teratas yang warganya menjadi user aktif facebook. Indonesia menduduki peringkat ke-4 dunia di bawah USA, Brazil dan India dengan user mencapai hampir 51,4 juta orang atau hampir 12 persen dari jumlah penduduk negara kita. Tabel 1.1 Distribusi Pengguna Facebook Juni – Desember 2012 No
Negara
Penguna
Seluruh pengguna 981.873.500 1 USA 169.566.460 2 Brazil 64.274.480 3 India 62.291.400 4 Indonesia 51.362.000 Sumber: www.quintly.com. 28 Desember 2012.
Pertambahan/ pengurangan -113.928.550 +13.858.560 +13.100.820 +12.484.380 +7.530.120
% (+/-) -13,13% + 8,90% +25,60% +26,07% +17,18%
Berdasarkan usia pengguna facebook yang dilansir dalam http://www. social bakers.com/facebook-statistics/indonesia, per 28 October 2012 sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
Gambar 1.1. Grafik Pie Distribusi Pengguna Facebook Menurut Usia di Indonesia Sumber: www.quintly.com. 28 Desember 2012. Dari gambar di atas terlihat dominasi pengguna facebook adalah usia 18 sampai 24 tahun dengan jumlah prosentase sebesar 43,1%. Perkembangan zaman yang maju pesat membawa dampak negatif dan positif dari perkembangan teknologi yang juga berkembang. Munculnya websitewebsite atau aplikasi-aplikasi seperti facebook, friendster, skype, multiply dan sebagainya yang memudahkan para pemakainya untuk dapat mengekspresikan dan mempresentasikan dirinya sendiri sesuai kepribadian mereka sendiri, maupun sesuai kepribadian yang ingin mereka bentuk sendiri. Karena pada umumnya, lewat komunikasi melalui media komputer (CMC) seseorang dapat dengan mudah membangun suatu hubungan sosial yang lebih cepat daripada lewat proses tatap muka dan dapat membentuk suatu identitas yang baru, atau seseorang mengkonsep dirinya sendiri. Dunia cyber yang menawarkan impian untuk dapat menunjukkan eksistensi diri, mendapatkan perhatian besar dari publik, karena secara psikologis, manusia memiliki kebutuhan diri untuk dapat bersosialisasi dan mendapatkan penghargaan dari apa yang telah dilakukan, termasuk penghormatan. Hal ini sangat disadari oleh pengguna cyber dalam content identity play, sehingga pada nyatanya mereka berlomba-lomba menunjukkan jati diri yang bahkan terkesan dimanipulasi, hanya untuk meningkatkan daya tarik pribadi kepada sesama pengguna cyber lainnya. Berbagai fasilitas kemudahan berkomunikasi yang ditawarkan dunia cyber, dapat dimanfaatkan dalam segi positif yang akan manjangkau dunia sosial. Fenomena grouping juga merebak, karena pengaruh kesamaan minat yang dapat membuat sebagian pengguna membentuk link community dan mengembangkan kebutuhan tersebut menjadi suatu kegiatan internal yang menghubungkan mereka. Budaya komunikasi juga dapat ditemui dalam dunia cyber, karena komunikasi yang dilakukan tidak melalui tatap muka, maka pengguna membangun budaya komunikasi sendiri yang dikembangkan dan menjadi sebuah commit to user sebuah peraturan hukum yang peraturan, bahkan ada yang telah menjadi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
mencakup didalanmya untuk menghindari adanya kejahatan media cyber. Budaya komunikasi tidak tertulis lainnya dapat dijumpai dalam penggunaan bahasa yang berbeda bila dibandingkan dengan bahasa komunikasi sehari-hari, simbol-simbol juga diciptakan untuk mempermudah menyatakan perasaan emosional dan ekspresi sesama pengguna. Dewasa ini, dunia cyber yang memang memberikan banyak sekali kemudahan namun juga banyak sekali hambatan dan pengaruh negatif yang meliputi penggunaannya. Oleh karena itu, fenomena sosialisasi diri di dunia cyber harus ditanggapi dengan bijaksana sesuai dengan kaidah dan norma yang telah disepakati bersama. You are who you pretend to be, bermakna bahwa seseorang yang menempatkan diri menjadi seseorang yang dia inginkan. Dalam dunia cyber, apapun dapat dilakukan untuk mendapatkan perhatian dan simbol prestice dari sesama pengguna lainnya, biasanya pengguna yang memanipulasi diri dapat dikaitkan dengan kondisi psikologis, dapat dikatakan sebagai sebuah pelarian dari kenyataan hidup yang dijalani. Beberapa contoh kasus negatif yang dapat diambil dari kejadian di dunia maya adalah maraknya para pengguna yang mengekspose kehidupan pribadi secara berlebihan, sehingga tidak ada privasi diri yang seharusnya disaring dalam komunikasi cyber. Sehingga banyak kasus bullying dan kriminalitas dunia cyber yang mewabah. Keberadaan new media di satu sisi membantu aktivitas sosial individu dengan lebih mudah dan cepat, akan tetapi di sisi lain dapat berakibat negatif bila tidak dipergunakan dengan bijak. Sebagai contoh, saat ini beragam informasi dapat di akses dengan mudah tanpa sensor, seperti : peristiwa kriminal, pelecehan seksual, kekerasan, penyalahgunaan narkotika dengan mudah diakses oleh para remaja baik di rumah maupun di warung-warung internet. Sesuai dengan karakteristik remaja yang masih labil dalam bersikap maupun berprilaku, maka tak pelak informasi yang mereka serap bisa jadi mempengaruhi sikap maupun perilaku mereka sehari-hari (Mulyana, 2005:4). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
Terdapat contoh kasus diantaranya, seorang anak yang hidup dalam keluarga 'broken home' yang kekurangan kasih sayang serta perhatian dari orangorang di sekelilingnya. Untuk mendapatkan apa yang ia butuhkan, anak itu mengekspose dirinya serta kehidupannya di media maya melalui fasilitas seperti facebook, friendster, atau bahkan blog. Dengan melebih-lebihkan informasi mengenai dirinya serta mengumbar setiap kejadian yang ia alami lewat dunia cyber, maka ia mendapatkan dirinya sebagai pusat perhatian dari orang-orang yang terhubung dengannya di dunia maya. Turkle dalam bukunya yang berjudul life in the screen, identity in the age of internet (Turkle, 1995:116-122) mengemukakan bahwa kita dapat menjadi siapapun yang kita inginkan dan kita pasti dapat mendeskripsikan diri kita seperti yang kita inginkan. Kita juga tidak perlu mengkhawatirkan pendapat orang lain mengenai pembawaan diri kita, karena mereka tidak berasumsi berdasarkan dari bentuk tubuh kita, karena mereka tidak mendengar suara kita dan berasumsi darinya. Kemudahan dan keleluasaan untuk menampilkan identitas dirinya dalam facebook baik identitas diri sebenarnya maupun yang disamarkan bahkan disembunyikan disatu sisi mampu menimbulkan rasa percaya diri remaja, namun disisi lain rentan terhadap tindakan untuk menipu diri sendiri atau orang lain. Media facebook memang memberikan dampak keterbukaan personal bagi penggunanya. Para pengguna dapat dengan bebas menyuarakan berbagai keinginan hatinya bahkan sampai dengan persoalan-persoalan yang sebenarnya sangat rahasia bagi penggunaanya jika di dalam kehidupan nyata. Dalam suatu interaksi antara individu dengan orang lain, apakah orang lain akan menerima atau menolak, bagaimana mereka ingin orang lain mengetahui tentang mereka akan ditentukan oleh bagaimana individu dalam mengungkapkan dirinya. Burhan (2008) pengungkapan diri (self-disclosure) adalah proses menghadirkan diri yang diwujudkan dalam kegiatan membagi perasaan dan informasi dengan orang lain Menurut Morton (Wirawan, 2006) pengungkapan diri merupakan kegiatan membagi perasaan dan informasi yang akrab dengan orang lain. Informasi di commit to user atau evaluatif. Deskriptif artinya dalam pengungkapan diri ini bersifat deskriptif
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
individu melukiskan berbagai fakta mengenai diri sendiri yang mungkin belum diketehui oleh pendengar seperti, jenis pekerjaan, alamat dan usia. Sedangkan evaluatif artinya individu mengemukakan pendapat atau perasaan pribadinya seperti tipe orang yang disukai atau hal-hal yang tidak disukai atau dibenci. Pengungkapan diri ini dapat berupa berbagai topik seperti informasi perilaku, sikap, perasaan, keinginan, motivasi dan ide yang sesuai dan terdapat di dalam diri orang yang bersangkutan. Kedalaman dan pengungkapan diri seseorang tergantung pada situasi dan orang yang diajak untuk berinteraksi. Dalam proses pengungkapan diri nampaknya individu-individu yang terlibat memiliki kecenderungan mengikuti norma resiprok (timbal balik). Bila seseorang menceritakan sesuatu yang bersifat pribadi, maka akan cenderung memberikan reaksi yang sepadan. Pada umumnya mengharapkan orang lain memperlakukan sama seperti memperlakukan mereka. "Seseorang yang mengungkapkan informasi pribadi yang lebih akrab daripada yang kita lakukan akan membuat kita merasa terancam dan kita akan lebih senang mengakhiri hubungan semacam ini. Bila sebaliknya kita yang mengungkapkan diri terlalu akrab dibandingkan orang lain, kita akan merasa bodoh dan tidak aman". (Archer, 1994). Kebudayaan juga memiliki pengaruh dalam pengungkapan diri seseorang. Tiap-tiap bangsa dengan corak budaya masing-masing memberikan batas tertentu sampai sejauh mana individu pantas atau tidak pantas mengungkapkan diri. Kurt Lewin (dalam Raven & Rubin, 1983) dari hasil penelitiannya menemukan bahwa orang-orang Amerika nampaknya lebih mudah terbuka daripada orang-orang Jerman, tetapi keterbukaan ini hanya terbatas pada hal-hal permukaan saja dan sangat enggan untuk membuka rahasia yang menyangkut pribadi mereka. Di lain pihak, orang Jerman pada awalnya lebih sulit untuk mengungkapkan diri meskipun untuk hal-hal yang bersifat permukaan, namun jika sudah menaruh kepercayaan, maka mereka tidak enggan untuk membuka rahasia pribadi mereka yang paling dalam. Play identity merupakan identik dengan proses pengganti dimana seseorang mengganti dirinya dengan tiruan atau asosiasi lain sesuai dengan to user penguna facebook melakukan rangsangan internal. Namun commit tidak semua
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
pengungkapan diri ada pula yang melakukan play identity. Bagaimanapun facebook adalah dunia virtual seperti yang diungkap oleh Turkle menerangkan mengenai konsep identitas di dunia virtual. Dunia virtual menawarkan suatu bentuk yang berbeda, identitas kelompok yang lebih bebas, tidak terdesentralisasi, lebih cair, fleksibel dan selalu dalam proses (tidak berhenti). Bahkan Turkle menggambarkan apabila anda adalah seekor anjing dalam dunia virtual tidak ada orang yang tahu siapa identitas anda sebenarnya. Identitas di dalam dunia maya tidak terbatas dan kita mungkin saja tidak pernah mengetahui secara fisik orang yang terhubung bersama kita di dunia online jika kita hanya mengetahui identitas online saja. Hal serupa juga diungkap oleh Bell bahwa eksistensi dari internet sebagai “cyberspace” sangat essensial bagi masyarakat terutama bagi mereka yang membutuhkan ruang ekspresi atas hal-hal yang tidak bisa dilakukan dalam dunia yang nyata. Dari dua pendapat di atas menunjukkan bahwa di dunia virtual seseorang dapat dengan bebas memainkan peran atau identitasnya. Hal ini dilakukan karena suatu bentuk dari ekspresi atas hal-hal yang tidak bisa dilakukan dalam dunia yang nyata. Satunya jurnal yang ditulis oleh Christiany (2011) yang menyoroti kecanduan terhadap internet salah satunya jejaring sosial yakni facebook. Dari tulisannya menyatakan hal-hal yang ironis mengenai FB. Zuckerberg, orang yang membidani lahirnya FB, justru adalah orang yang suka duduk melamun sendirian di ruang asrama. Lagi pula ia tidak segan untuk mengkhianati teman-teman yang pernah membantunya mengembangkan FB ini. Makin banyak uang yang diperoleh, makin banyak pula teman-teman yang ditendangnya. Hal ini sama dengan banyak pecandu FB yang mengalami kesulitan bergaul dalam dunia nyata, namun memiliki banyak teman di FB. Greenfield (dalam Papu, 2009) menyebut internet sebagai alat penghubung sosial yang juga mengisolasi individu secara sosial pada saat yang sama. Jejaring sosial dapat berfungsi sebagai alat kontak untuk banyak orang sekaligus. Namun untuk relasi yang lebih sehat, mendalam, dan bermakna, pertemuan dan kehadiran dalam ruang dan waktu yang sama di dunia nyata tetaplah yang terbaik.commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
Bila kita lihat fasilitas yang ada pada facebook seperti diungkap Zao dkk. (2008) seperti: picture, gender, sex, relation, birthday, hometown, residen, contact, dll., dapat diisi dengan option missing (tidak diisi) atau with others (lainlain). Sarana fasilitas inilah yang membuat seseorang dapat mengisi secara jujur atau dengan play identity. Jarak seseorang dengan sumber mempengaruhi perhatiannya pada pesan tertentu. Semakin dekat jarak semakin besar pula peluang untuk terpapar pesan itu. Hal ini terjadi dalam arti jarak secara fisik ataupun secara sosial. Di dalam media sosial khususnya facebook pada tingkat individu telah menciptakan perubahan mendasar dalam pemahaman kita tentang diri dan identitas. Struktur media sosial membuka ruang yang lebar bagi setiap orang untuk secara artifisial menciptakan konsep tentang diri dan identitas. Kekacauan identitas akan mempengaruhi persepsi, pikiran, personalitas, dan gaya hidup setiap orang. Bila setiap orang bisa menjadi siapapun, sama artinya semua orang bisa menjadi beberapa orang yang berbeda pada saat yang sama. Pada akhirnya yang ada dalam media sosial adalah permainan identitas: identitas baru, identitas palsu, identitas ganda, identitas jamak, bahkan di dalam tindakannya para pengguna tidak luput dari aksi mature identity, masking identity atau bahkan hidden identity. Seorang komunikator di dalam melakukan penyampaian sebuah pesan akan mempertimbangkan berbagai macam hal yang akan mempengaruhi keefektifan pesan yang sesuai dengan keinginannya. Salah satunya adalah kesamaan (similirity) merupakan faktor penting lainnya yang mempengaruhi penerimaan pesan oleh khalayak. Kesamaan ini antara lain meliputi gender, pendidikan, umur, agama, latar belakang sosial, ras, hobi, dan kemampuan bahasa. Kesamaan juga bisa meliputi masalah sikap dan orientasi terhadap berbagai aspek seperti buku, musik, pakaian, pekerjaan, keluarga, dan sebagainya. Preferensi khalayak terhadap seorang komunikator berdasarkan kesamaan budaya, agama, ras, pekerjaan, dan pendidikan berpengaruh terhadap proses seleksi, interpretasi, dan pengingatan pesan sepanjang hidupnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
Dikenal
kredibilitasnya
dan
otoritasnya.
Khalayak
cenderung
memperhatikan dan mengingat pesan dari sumber yang mereka percaya sebagai orang yang memiliki pengalaman dan atau pengetahuan yang luas. Menurut Ferguson, ada dua faktor kredibilitas yang sangat penting untuk seorang sumber: dapat dipercaya (trustworthiness) dan keahlian (expertise). Faktor-faktor lainnya adalah tenang/sabar (compusere), dinamis, bisa bergaul (sociability), terbuka (extroversion) dan memiliki kesamaan dengan audiens. Menunjukkan motivasi dan niat. Cara komunikator menyampaikan pesan berpengaruh terhadap audiens dalam memberi tanggapan terhadap pesan tersebut. Respon khalayak akan berbeda menanggapi pesan yang ditunjukkan untuk kepentingan informasi (informative) dari pesan yang diniatkan untuk meyakinkan (persuasive) mereka. Pandai dalam cara penyampaian pesan gaya komunikator menyampaikan (delivery) pesan juga menjadi faktor penting dalam proses penerimaan informasi. Pengguna facebook dapat mengirim pesan di accountnya dengan harapan mendapatkan feedback dari teman atau siapapun yang melihatnya. Pesan ini merupakan bentuk dari komunikasi yang dapat diterjemahkan oleh orang yang membaca pesan tersebut. Seperti yang diungkap Mulyana, (2005 : 41). Komunikasi merupakan penafsiran pesan secara teori diungkap oleh John Fiske (1990) yang menyatakan komunikasi sebagai transmisi pesan, yakni bagaimana pengirim
dan
penerima
pesan
mengkontruksi
pesan
(encode)
dan
menerjemahkannya (decode), dan bagaimana transmiter menggunakan saluran dan media komunikasi. Dan komunikasi sebagai proses atau state of mind pribadi yang lain. Remaja merupakan kelompok masyarakat yang sedang mengalami terjadinya perubahan mendasar yang sangat berpengaruh terhadap eksistensi dan perannya dalam berbagai dimensi kehidupan. Perubahan-perubahan itu antara lain meliputi jasmani, rohani, pikiran, perasaan, dan sosial (Wirawan, 2006) yang dapat membuatnya menunjukan sikap dan perilaku berbeda dari masa sebelumnya (masa kanak-kanak). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
Pada masa ini remaja sudah ingin melepaskan semua identitas dan atribut masa kanak-kanak; namun remaja juga belum dapat dikatakan telah menjadi individu dewasa. Keadaan ini menempatkan remaja pada posisi transisional antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Remaja memiliki berbagai keunikan dalam berbagai dimensi kehidupan, seperti keinginannya untuk menunjukkan eksistensi dirinya kepada orang lain, ingin melepaskan ketergantungannya pada pihak lain, termasuk orang tua. Ingin dilihat dan diakui sebagai dirinya sendiri, bukan sebagai duplikat (tiruan) dari individu lain, baik orang tua maupun orang dewasa lainnya. Remaja mengalami konflik internal, yakni antara keinginan untuk mengelola dirinya sendiri secara mandiri, dengan kebutuhannya akan perhatian dan pertolongan dari orang tua dan orang dewasa lainnya. Masa remaja merupakan salah satu tahap perkembangan sepanjang rentang kehidupan manusia yang paling unik, penuh dinamika, sekaligus penuh dengan tantangan dan harapan. Pada masa ini terjadi perubahan mendasar pada aspek biologis, kognitif, dan sosial (Christiany, 2011). Posisi dan situasi kebingungan sebagai transisi, sebagai akibat perubahanperubahan pada aspek biologis dan psikologis tersebut, remaja mengalami krisis identitas. Sehingga pembentukan identitas diri pada remaja menjadi sangat penting, sebab jika krisis identitas tersebut tidak segera selesai dengan terbentuknya identitas, akibatnya remaja akan menampilkan kepribadian yang tidak jelas, terombang-ambing karena tidak jelasnya identitas diri. Karena posisinya yang transisional tersebut, maka remaja merupakan masa yang sangat menarik untuk dikaji. Alasan
lain
remaja
memanipulasi
identitasnya
dalam
facebook
sebagaimana dikemukakan Shanyang Zhao (2008) dalam jurnal Sosiologi yang dilansir pada 17 Maret 2008, menyatakan bahwa: The impact of the internet on identity production has been under investigation for more than a decade. However, most early studies focused on online identity construction in anymous environment. This jurnal found that individuals tended to play-act in being someone else or act out their underlying negative impulses the online world. More recently, commit in to user researchers began began to shift their attention to self-presentations in
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
less anonymous online environments such as Internet dating sites. The results suggested that people acted differently in such environments than they did in other online settings. This was an important finding, for it indicated that the online world was not monolithic, and online selfpresentations varied according to the nature of the settings. The present study extends this line of research to identity constructions on Facebook, a newly emerged online social networking site which has become most popular among college students in the United States. Pendapat tersebut diperkuat dari hasil penelitian “Self disclosure pada remaja pengguna facebook” yang menghasilkan kesimpulan bahwa para remaja lebih suka berbagi dengan menggunakan facebook karena bagi mereka dengan menceritakan diri lewat facebook, mereka akan lebih banyak mendapat perhatian dan dukungan dari banyak orang (Asandi dan Rosyidi, 2010). Permainan identitas pada facebook ternyata juga dilakukan oleh remajaremaja siswa SMA Muhammadiyah Surakarta. Observasi peneliti terhadap beberapa akun siswa SMA Muhammadiyah Surakarta ditemukan berbagai ragam pembentukan identitas diri remaja. Penggunaan identitas diri yang sebenarnya seperti nama, alamat, tempat sekolah, dan foto merupakan bentuk identitas yang banyak dilakukan oleh siswa SMA Muhammadiyah Surakarta. Peneliti juga menemui adanya permainan identitas dalam facebook yang dilakukan oleh remaja SMA Muhammadiyah Surakarta misalnya dengan menampilkan nama samaran yaitu nama mereka yang digabung dengan nama keluarga, nama teman dekat, bahkan nama pacar. Beberapa akun juga menunjukkan gambar samaran misalnya menampilkan tokoh kartun, tokoh artis tertentu dan sebagainya. Hasil wawancara melalui media online facebook yang dilakukan peneliti kepada beberapa remaja SMA Muhammadiyah Surakarta ditemukan beberapa alasan penggunaan identitas diri mereka, yaitu sebagai agar mudah dikenal teman, ingin menunjukkan hobi, serta ingin menunjukkan aktivitas yang sedang dilakukannya saat ini. Siswa SMA Muhammadiyah Surakarta merupakan individu yang tergolong dalam kelompok perkembangan remaja dimana sedang terjadi transisi jati diri dari masa anak-anak menuju remaja. Masa transisi tersebut diikuti dengan commit to user terjadinya proses pencarian jati diri remaja termasuk pula dalam media sosial
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
Facebook. Perilaku bermain identitas dengan tujuan menunjukkan kedewasaan siswa atau untuk menonjolkan sisi tertentu dari siswa merupakan dampak dari masa transisi kepribadian tersebut. Perilaku-perilaku remaja untuk menunjukkan jati dirinya dalam facebook ternyata beberapa diantaranya tidak menunjukkan perilaku seorang remaja muslim yang tidak sesuai dengan kaidah keislaman, misalnya menampilkan indentitas sedang berpacaran, menampilkan bagian tubuh yang seharusnya disembunyikan atau ditutupi. Remaja SMA Muhammadiyah Surakarta merupakan kelompok remaja yang tentunya mendapatkan pendidikan agama lebih banyak dibandingkan remaja-remaja yang menempuh pendidikan di sekolah jalur umum. Munculnya permainan identitas dan perilaku permainan identitas yang kurang sesuai dengan konsep pendidikan di SMA Muhammadiyah menarik peneliti untuk melakukan riset tentang Permainan Identitas dalam Facebook (Studi Kasus Permainan Identitas Remaja di Kalangan Pelajar SMA Muhammadiyah di Surakarta). Fokus penelitian yang dilakukan adalah tentang obyek permainan identitas,
bentuk
identitas
yang dihasilkan
serta alasan remaja
SMA
Muhammadiyah Surakarta dalam melakukan permainan identitas di facebook.
B. Identifikasi Masalah Keberadaan facebook membuat semakin bebas seorang remaja ekpresikan dirinya secara terbuka maupun disembunyikan. Yang menjadi pertanyaan, Mengapa di dalam komunikasi media maya (Facebook) terdapat kebebasan di dalam pengungkapan diri serta permainan identitas? Sudahkah facebook sebagai new media memberikan kebebasan berekspresi? Selanjutnya bagaimana seorang pengguna media maya (facebook) mengekspresikan dirinya bukan seperti di dalam kenyataan yang ada di dalam dirinya sendiri untuk membuat komunikan tertarik atas apa-apa yang disampaikan oleh pengguna? Apakah mereka menggunakan virtual identity (avatar)? Apakah dengan play identity sebatas mencari kesenangan atau upaya mendapatkan teman yang lebih banyak di facebook sebagai media sosial? Apakah para remaja menyadari melakukan play commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
identity di facebook? Sudahkah dipikirkan dampak positif atau negatif dari play identity tersebut? Sudahkah diakui atau belum oleh teman-teman di facebook ?
C. Pembatasan Masalah Cakupan play identity sangatlah luas meliputi komunikasi, psikologi dan sosiologi. Karena keterbatasan peneliti secara metodologis, teknis maupun kemampuan substantif. Penelitian ini dibatasi hanya membahas bentuk kepribadian remaja berdasarkan Johari Window dalam pengungkapan diri serta permainan identitas di media sosial facebook? bagaimana seorang pengguna media maya (facebook) mengekspresikan dirinya bukan seperti di dalam kenyataan yang ada di dalam dirinya sendiri untuk membuat komunikan tertarik atas apa-apa yang di sampaikan oleh pengguna?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
D. Rumusan Masalah Berdasakan pada batasan masalah, maka peneliti merumuskan bahwa kehadiran media sosial facebook menjadikan remaja dapat menampilkan dirinya atau memainkan identitasnya (play identity), lalu bagaimana bentuk kepribadian remaja berdasarkan Johari Windows yang diakibatkan oleh play identity remaja? Peneliti melihat bahwa usia remaja adalah masa pembentukan kepribadian. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya adalah kemajuan teknologi media sosial salah satunya facebook. Namun media ini memberikan kebebasan dalam ekpresi diri salah satunya melakukan play identity. Hal ini perlu dibuktikan apakah semua remaja pengguna facebook melakukan play identity. 1. Bagaimana tipe kepribadian remaja berdasarkan identitas remaja di media social facebook? 2. Apa alasan remaja dalam mempermainkan identitas remaja di media sosial Facebook?
E. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengungkapkan tipe kepribadian remaja berdasarkan identitas remaja di media social facebook. 2. Untuk mengungkapkan alasan remaja dalam mempermainkan identitas remaja di media sosial Facebook.
F. Manfaat Penelitian 1. Bagi remaja Dari penelitian ini diharapkan remaja mampu menyadari kehadiran facebook sebagai media sosial sebagai sarana komunikasi interpersonal memiliki
dampak
pengungkapan
atau
positif
atau
pengelolaan
negatif. identitas
Kebebasan perlu
facebook
dalam
pemahaman
dalam
pembentukan dan pengelolaan identitas remaja dalam facebook. 2. Bagi kalangan akademisi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi pada pemikiran tentang pengaruh new media dalam hal ini facebook dapat memberikan pergeseran pada teori komunikasi. sehingga diharapkan bagi kalangan akademis maupun peneliti bisa digunakan hasil dari penelitian ini guna mendukung penelitian tentang media selanjutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR
A. Kajian Teori 1. Komunikasi Gary Cronkhite (dalam Sobur,2006 :6-7) merumuskan empat asumsi pokok komunikasi yang dapat membantu memahami komunikasi, yaitu: Communication is a process, Communication is transactive, Communication is multidimensional. Pengertian karakteristik sumber (sources), saluran (channel), pesan (messages), audiences dan efek dari pesan, semuanya berdimensi kompleks. Suatu pesan misalnya mempunyai efek yang berbedabeda di antara audience. Tergantung pada keyakinan, nilai-nilai, kepribadian, motif atau pun pola-pola perilaku yang spesifik, seperti kebiasaan mendengarkan, membaca, berbicara, menulis dan pilihan reference group (kelompok eksternal yang menjadi orientasi). Terakhir Communication is multiusefull). Stephen & Karen (2008:4) mengartikan komunikasi dalam kerangka psikologi behaviorisme sebagai usaha menimbulkan respon melalui lambanglambang verbal, ketika lambang-lambang verbal tersebut bertindak sebagai stimuli. Sedangkan Raymond S. Ross mendefinisikan komunikasi sebagai proses transaksional yang meliputi pemisahan, dan pemilihan bersama lambang secara kognitif, begitu rupa sehingga membantu orang lain untuk mengeluarkan pengalamannya sendiri arti atau respons yang sama dengan yang dimaksud oleh sumber (Rahmat, 2003:3). 2. Produksi Penerimaan Pesan dalam Komunikasi Komunikasi merupakan penafsiran pesan secara teori diungkap oleh John Fiske (1990) yang menyatakan komunikasi sebagai transmisi pesan, yakni bagaimana pengirim dan penerima pesan mengkontruksi pesan (encode) dan menerjemahkannya (decode), dan bagaimana transmiter menggunakan commit to user
16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
saluran dan media komunikasi. Dan komunikasi sebagai proses atau state of mind pribadi yang lain. Dalam hal ini media komunikasi yang dipakai untuk proses transmisi pesan adalah facebook sebagai media sosial. Komunikasi sebagai proses berhubungan antar individu atau antar kelompok yang tak lepas dari komponen komunikator. Sebuah komunikasi bisa diisi oleh orang-orang yang berkualitas dalam mengungkapkan pesan. Komunikator yang berkualitas tersebut tidak akan dikuasai jika tidak memenuhi kriteria seorang komunikator. komunikasi menyarankan adanya suatu pikiran, suatu makna atau suatu pesan dianut secara sama. Pesan adalah unsur yang sangat penting dalam komunikasi, untuk mengidentifikasi pesan menurut Onong Uchjana Effendy (2003:20) pesan merupakan pernyataan dalam bentuk stimuli yang disampaikan komunikator kepada sasaran, memerlukan suatu strategi dan perencanaan komunikasi dimana di dalamnya kita harus menentukan jenis pesan, antara lain informational message (pesan yang mengandung informasi), instructional message (pesan yang mengandung perintah), dan motivasional message (pesan yang berusaha mendorong). Komunikasi merupakan peristiwa sosial, peristiwa yang terjadi ketika manusia berinteraksi dengan manusia lain. Menganalisa peristiwa sosial secara psikologis membawa pada psikologi sosial. Menurut Ross (dalam Rahmat, 2003:10) definisi dari psikologi sosial merupakan ilmu yang berusaha memahami dan menguraikan keseragaman dalam perasaan, kepercayaan, atau kemauan juga tindakan yang diakibatkan oleh interaksi sosial. Definisi psikologi sosial adalah usaha untuk memahami, menjelaskan dan meramalkan bagaimana pikiran, perasaan, dan tindakan orang lain (yang hadirnya boleh jadi sebenarnya dibayangkan, atau disiratkan) seperti dikutip dalam (dalam Rahmat,
2003:10).
Bila
individu-individu
berinteraksi
dan
saling
mempengaruhi maka terjadilah : a) proses belajar yang meliputi aspek kognitif dan afektif (aspek berfikir dan aspek merasa); b) proses penyampaian dan penerimaan lambang-lambang (komunikasi); c) mekanisme penyesuaian diri seperti sosialisasi, permainan peranan, identifikasi, proyeksi, agresi, dan commit to user sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
Pada umumnya studi mengenai komunikasi massa berkaitan dengan persoalan efek komunikasi massa. Efek atau pengaruh ini telah menjadi pusat perhatian bagi berbagai pihak dalam masyarakat yang melalui pesan-pesan yang hendak disampaikan berusaha untuk menjangkau khalayak yang diinginkan. Oleh karenanya mereka berusaha untuk menemukan saluran yang paling efektif untuk dapat mempengaruhi audience. Dalam konteks inilah pembahasan bagian ini akan ditujukan pada tiga teori, yaitu difusi inovasi. Salah satu aplikasi komunikasi massa terpenting adalah berkaitan dengan proses adopsi inovasi. Hal ini relevan untuk masyarakat yang sedang berkembang maupun masyarakat maju. Karena terdapat kebutuhan terus menerus dalam perubahan sosial dan teknologi untuk mengganti cara-cara lama dengan teknik-teknik baru. Teori ini berkaitan dengan komunikasi massa karena adalam berbagai situasi di mana efektivitas potensi perubahan yang berawal dari penelitian ilmiah dan kebijakan publik, harus diterapkan oleh masyarakat yang pada dasarnya berada di luar jangkauan langsung pusat-pusat inovasi atau kebijakan publik inovasi (Mugin, 2008:279). a. Pengetahuan (Knowledge), Kesadaran individu akan adanya inovasi dan adanya pemahaman tertentu tentang bagaimana inovasi tersebut berfungsi. b. Persuasi
(Persuasion),
Individu
memiliki/membentuk
sikap
yang
menyetujui atau tidak menyetujui inovasi tersebut. c. Keputusan (Decision), Individu terlibat dalam aktivitas yang membawa pada suatu pilihan atau mengadopsi atau menolak inovasi. d. Konformasi (Confirmation), Individu akan mencari pendapat yang menguatkan keputusan yang telah diambilnya, namun dia dapat berubah dari keputusan sebelumnya jika pesan-pesan mengenai inovasi yang diterimanya berlawanan satu dengan yang lainnya. Proses psikologis merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam komunikasi antar pribadi. Hal ini terjadi karena dalam komunikasi antar pribadi kita mencoba menginterpretasikan makna yang menyangkut diri kita sendiri, diri orang lain dan hubungan yang terjadi. Kesemuanya terjadi melalui commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
suatu proses pikir yang melibatkan penarikan kesimpulan. Menurut Fisher (Mugin, 2008:282), proses pemahaman oleh individu diantaranya: a. Munculnya respons individu terbatas setelah kegiatan komunikasi. b. Ingatan atau persepsi individu dapat berubah setelah suatu tindakan komunikasi. c. Individu sering mencampuradukkan hubungan antar pribadi dengan respons, emosional mereka. Dalam komunikasi antar pribadi, memahami diri pribadi merupakan suatu hal yang mendasar. Diri pribadi biasanya menjadi pusat dari proses komunikasi dan dengan memahami diri pribadi, kita akan lebih memahami komunikasi yang kita lakukan. Persepsi merupakan upaya untuk memahami diri pribadi yang dilakukan melalui panca indera. Melalui alat pikiran dan logika kita mempresentasikan informasi yang telah kita komunikasi antar pribadi yang efektif juga mensyaratkan kita untuk lebih memahami orang lain yang ditujukan untuk mengurangi ketidakpastian (uncertainty reduction) dan perbandingan sosial (social comparison), terutama bagi orang yang baru saling kenal. roleh melalui penginderaan. Proses ini memiliki subyektivitas tinggi dan kelemahan (Stephen & Karen, 2008:56). Hubungan antar pribadi memainkan peran penting dalam membentuk kehidupan kita. Orang memerlukan hubungan antar pribadi untuk dua hal (Stephen & Karen, 2008:61): a. Perasaan (attachment), perasaan mengacu pada hubungan yang secara emosional intensif. b. Ketergantungan (dependency), ketergantungan mengacu pada instrument perilaku antar pribadi seperti membutuhkan bantuan/persetujuan dan mencari kedekatan. Teori-teori yang menjelaskan berkembangnya suatu hubungan antara lain (Stephen & Karen, 2008:256): a. Self disclosure proses penetration mengemukakan bahwa orang saling mengenal atau memahami melalui tahap mengungkapkan informasi commitpribadi. to user superficial sampai yang bersifat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
Bagi
mereka,
cara
tersebut
menjadi
lebih
efektif
untuk
mengungkapkan dirinya daripada bercerita secara langsung kepada orangorang tertentu. Hal ini cukup penting bagi remaja sebab dengan selfdisclosure sebagai salah satu keterampilan sosial yang harus dimiliki agar mereka dapat diterima dalam lingkungan sosialnya. Self-disclosure adalah jenis komunikasi dimana kita mengungkapkan informasi tentang diri kita sendiri yang secara aktif kita sembunyikan. Self-disclosure merupakan salah satu faktor yang dibutuhkan dalam hubungan interpersonal, karena dengan adanya pengungkapan diri seseorang dapat mengungkapkan pendapatnya, perasaannya, cita-citanya dan sebagainya, sehingga memunculkan hubungan keterbukaan (Papu, 2002) . Hubungan keterbukaan ini akan memunculkan hubungan timbal balik positif yang menghasilkan rasa aman, adanya penerimaan diri, dan secara lebih mendalam dapat melihat diri sendiri serta mampu menyelesaikan berbagai masalah hidup. b. Process view, Steve Duck dengan pendekatan process view menyatakan bahwa hubungan tidak berkembang secara linier, tidak semua hubungan akrab, tidak semua hubungan berkembang dan hubungan dapat sekaligus stabil dan memuaskan (Devito, 2010: 168). c.
Social exchange, Teori ini menjelaskan bahwa orang sebenarnya menggunakan prinsip ekonomi dalam suatu hubungan yaitu dengan mempertimbangkan kontribusi dan pengaruhnya terhadap kontribusi orang lain dalam hubungan tersebut (Devito, 2010: 168).
3. Facebook sebagai Sosial Media Situs Facebook diperkenalkan oleh Mark Zuckerberg pada tahun 2004. Facebook merupakan salah satu bentuk situs jejaring sosial yang banyak digunakan saat ini. Jejaring sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang commit to user diikat dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
keturunan. Begitu pula dengan situs Facebook ini yang juga memiliki fungsi menunjukan jalan dimana para penggunanya berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga. Para Facebooker tersebut dapat bergabung dalam komunitas kota, pekerjaan, sekolah, kampus, dan daerah tertentu. Melalui Facebook, kita juga dapat menjalin komunikasi dengan teman-teman ataupun relasi baru. Layanan Facebook ini merupakan sistem berbasis web berbasiskan menyediakan kumpulan cara yang beragam bagi penggunanya untuk dapat berinteraksi seperti memperbarui profil pribadi, memperbarui status, berkirim komentar, chatting, mengirim pesan, video, blog, diskusi grup, dan lain-lain. Komponen dalam situs Facebook terdiri dari: a. Wall Adalah bagian dari Facebook dimana pengguna lain dapat menulis pesan kepada account yang kita miliki. Wall juga merupakan ruang menulis publik, sehingga orang lain dapat membaca secara langsung wall yang telah ditulis ter up-date di home page mereka atau bias langsung membalas melalui wall to wall. Ketika seseorang menerima pesan maka si pengguna dapat merespon langsung wall tersebut atau langsung menghapusnya b. Message Tempat dimana para pengguna situs Facebook dapat berkirim pesan yang bersifat pribadi atau personal tanpa di ketahui oleh user yang lain. c. Status Up-date Adalah tempat dimana pengguna Facebook dapat mengganti atau meng up-date berita mengenai dirinya di kolom halaman yang telah disediakan Facebook sesuai dengan apa yang dirasakan serta keinginannya. d. Profile Merupakan halaman, tempat dimana seseorang mengisi data-data pribadi nya seperti alamat, no telepon, pendidikan pekerjaan informasi lainnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
e. Foto Pengguna dapat meng up-load foto-foto pribadi serta foto yang apapun yang ingin dimasukan dalam account Facebook nya. Bisa juga membuat album foto dan memberikan nama albun sesuai dengan yang diinginkan, mengganti profile picture, serta menerima foto hasil tag dari teman. f. Chat Fitur yang diberikan oleh Facebook, untuk bertukar pesan secara langsung (Chatting) antar sesama pengguna Facebook dalam waktu yang bersamaan secara Online. Facebook merupakan situs yang sederhana dan mudah digunakan, dan yang paling penting adalah mempunyai efek mencandu. Harian Kompas mengungkapkan efek mencandu itu bisa disebabkan oleh dua hal utama. Pertama, karena kita senang memperoleh teman dan mendapat perhatian dari orang lain. Kedua, kita senang menjadi orang yang dikenal dan diakui keberadaannya. Karena itu, akan semakin mudah menjadi pecandu jejaring sosial di internet bila seseorang memiliki kebutuhan besar akan perhatian, penghargaan diri, dan pengakuan akan eksistensi dirinya. 4. Tampilan Identitas dalam Media Baru Seseorang dalam membentuk identitas online yang dimilikinya melalui profil yang ditampilkannya dan melalui sharing dan ekspresi pendapat yang diungguhnya sehingga memungkinkan dirinya untuk berkomunikasi dalam jaringan pertemanannya. Sesuatu yang ditampilkan seseorang sebagai bagian dari dirinya merupakan bagian dari strategi seseorang dalam menampilkan identitas dirinya (Juju & Sulianta, 2010: 20). Pengguna facebook menampilkan identitasnya melalui material yang diungguhnya, misalnya foto profil atau melalui pengguggahan status yang menggambarkan bagaimana dirinya. Pengguna facebook tak risih untuk berlaku narsis dalam akunnya, dengan misalnya menggunakan profil picture tertentu. Terkait status, memang penggunggahan status tidak bisa serta merta dihubungkan dengan narsis, namun narsis dalam status akan muncul dari misi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
perbuatannya, misalnya seseorang memposting sesuatu dan berharap dialah yang pertama menggunggahnya, lalu kemudian apa yang ditulisnya menjadi center of attention. Misi pencarian perhatian inilah yang kemudian membuat seseorang narsis dalam status facebook. Bahkan untuk mendapatkan perhatian itu, penggunggah status tak jarang menambahkan symbol-simbol untuk atau bahasa asing (Juju & Sulianta, 2010: 26-32). Pengelolaan identitas diri seseorang dalam facebook menurut Luik, dkk (2011) menyebutkan ada lima strategi yang digunakan pemilik akun dalam menampilkan identitas dirinya, yaitu: a. Ingratiation Merupakan
strategi
identitas
diri
dimana
seseorang
cenderung
menampilkan penekanan pada hal-hal baik tentang orang lain, atau menunjukkan sedikit hal-hal negative tentang dirinya sendiri. Ini merupakan strategi agar pelaku strategi disukai orang lain. b. Competence Merupakan strategi identitas diri, dimana seseorang cenderung untuk mengungkapkan kemampuannya, prestasi, kinerja, dan kualifikasi yang dimiliki. Strategi ini agar tampak terampil dan berkualitas. c. Intimidation Merupakan strategi identitas diri dimana seseorang cenderung ekspresif dalam menunjukkan ancaman, pernyataan kemarahan, dan kemungkinan ketidaksenangan. Hal ini merupakan strategi dalam rangka untuk mendapatkan kekuatan yang diinginkan. d. Exemplification Merupakan strategi identitas diri dimana seseorang menunjukkan dirinya memiliki komitmen biologis, militansi, mau mengorbankan di, dan memiliki kedisiplinan diri. Ini merupakan strategi agar secara moral tampak lebih unggul.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
e. Supplification Merupakan
strategi
identitas
diri,
dimana
seseorang
cenderung
menampakkan dirinya lemah, butuh bantuan. Ini merupakan strategi agar tampak tak berdaya sehingga orang lain bergerak dating membantunya. 5. Kajian tentang Remaja Menurut Singgih (1991:121) memberikan batasan bahwa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak ke masa dewasa yakni antara usia 12 tahun sampai 21 tahun. Masa remaja adalah masa transisi dan masa anak ke arah menuju masa dewasa. Wirawan (2006: 9) mengambarkan remaja sebagai berikut. a. Individu berkembang dan saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ini mencapai kematangan seksual. b. Individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dan kanak-kanak menjadi dewasa. c. Terjadi peralihan dan ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri.
6. Kajian tentang Permainan Identitas Teori Indentitas dikemukakan oleh Sheldon Stryker (1980) (dalam Mustofa, 2009:12) menyatakan pemusatan perhatian pada hubungan saling mempengaruhi di antara individu dengan struktur sosial yang lebih besar lagi (masyarakat). Individu dan masyarakat dipandang sebagai dua sisi dari satu mata uang. Seseorang dibentuk oleh interaksi, namun struktur sosial membentuk interaksi. Sedangkan Identitas On-line Zao, dkk. (2008:18) memberikan gambaran: Munculnya Internet telah mengubah kondisi produk tradisional identitas. Identitas secara fisik terlepas dari pertemuan sosial di lingkungan on-line, itu mungkinkan bagi individu untuk berinteraksi dengan satu sama lain di internet dengan modus teks penuh tanpa mengungkapkan commit to user apa-apa tentang karakteristik fisik mereka. Selain itu, bahkan dalam situasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
dimana modus audiovisual digunakan dalam kontak online, anonimitas dapat dipertahankan melalui informasi pemotongan tentang latar belakang pribadi seseorang,
seperti
nama,
tempat
tinggal
dan
kombinasi
pertalian.
Kelembagaan tanpa jati diri dan anonimitas menciptakan lingkungan yang dimediasi teknologi di mana modus baru produksi identitas muncul (Bargh, McKenna & Fitzsimons, 2002; McKenna, Green & Gleason, 2002). Lebih lanjut Zao, dkk. (2008:1818) menjelaskan tentang identitas online: karakteristik penting dari mode ini muncul produksi identitas adalah kecenderungan untuk bertindak atas orang-orang awam menjadi orang lain atau untuk menempatkan pada pribadi online yang berbeda yang berbeda dari kehidupan nyata identitas mereka tanpa tubuh. Pertemuan online yang memungkinkan orang untuk menyembunyikan fitur yang tidak diinginkan fisik, dan anonimitas memungkinkan individu menciptakan tokoh-biografi mereka dan kata-kata lain personalitas. Dalam lingkungan online tanpa tubuh dan anonim memungkinkan bagi orang untuk menemukan kembali diri mereka sendiri melalui produksi identitas baru. Seperti contoh, di dunia online seorang pria bisa berpura-pura menjadi seorang wanita, seorang lemah menjadi seorang bintang atlet, dan introvert menjadi ekstrovert (Turkle, 1995). 7. Bentuk-bentuk Permainan Identitas dalam Facebook Permainan identitas yang dikemukakan oleh Goffman (Santoso & Setiansah, 2010: 52-53) mengemukakan bahwa penerimaan lingkungan penting bagi manusia dalam menjalani hidupnya, sehingga ketika berinteraksi manusia akan mengelola pesan yang ditampilkan, sehingga penerimaan orang lain akan sesuai dengan apa yang diharapkannya. Berdasarkan pernyataan tersebut maka, semua manusia akan menggunakan strategi penunjukkan identitas dirinya agar dia diterima di lingkungan yang diharapkannya. Bentuk-bentuk penampilan identitas diri seseorang dalam media baru sebagaimana dikemukakan oleh Sahana (2008) menyebutkan bahwa media baru yang saat ini ada misalnya internet memungkinkan penggunanya untuk commit to user mengekspresikan banyak identitas dirinya atau bahkan menjadi orang lain,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
namun orang kenyataannya cenderung akan tetap mempertahankan satu identitas yang memiliki karakteristik yang stabil, agar orang lain bisa mengenali dan berinteraksi dengan dirinya. Lebih lanjut Castell (2004) menambahkan bahwa identitas dalam network society memiliki dimensi yang berbeda, karena merupakan konstruksi ulang dari komunikasi global dan lokal, serta dialektik ruang dan waktu. Secara umum bentuk-bentuk permainan identitas dalam facebook ditunjukkan dalam dua hal, yaitu: a. Permainan Profil Seseorang akan membentuk identitas online yang dimilikinya melalui profil yang ditampilkannya dan melalui sharing dan ekspresi pendapat yang diungguhnya yang memungkinkan untuk berkomunikasi dengan jaringan pertemannya. Apa yang ditampilkan seseorang sebagai bagian dalam dirinya merupakan bagian dari strategi seseorang dalam menampilkan identitas dirinya (Palfrey & Gasser, 2008: 20-23). Pengguna akun facebook menampilkan identitasnya melalui material
yang
diunggahnya
misalnya
foto
profil
dan
melalui
penggungahan status yang menggambarkan bagaimana dirinya. Pengguna facebook tidak risih untuk berlaku narsis dalam akunnya, dengan misalnya menggunakan profile picture tertentu (Juju dan Sulianta, 2010, 26). Bagaimana seseorang menampilkan identitas secara material atau tampilan yang terlihat secara jelas, berhubungan dengan status seperti apa dari diri dan keberadaannya yang ingin ditampilkannya. Konsep ini mengacu kepada apa yang disebut sebagai status attainment model. Nielsen (2006: 193-216) memamparkan status attainment model sebagai status yang dimiliki oleh seseorang dan terbagi dalam dua kategori yaitu achievement satus dan ascription status. Achievement status adalah status yang dimiliki seseorang yang diasosiasikan dengan pencapaian orang tersebut, sedangkan ascription status adalah status yang dimiliki oleh commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
seseorang yang diasosiasikan dengan latar belakang keluarga, sehingga orang tidak perlu harus berjuang untuk mendapatkan status ini. b. Penggunaan Gaya Bahasa Facebook melalui
staus
memungkinkan yang
seseorang mengelola
diunggahnya.
Bagaimana
cara
identitasnya seseorang
mengekspresikan dirinya dengan berbagai tujuan akan membentuk bagaimana identitas diri seseorang tersebut terlihat. Bagaimana cara mengekspresikan
pikirannya,
bagaimana
cara
seseorang
untuk
mengungkapkan sesuatu. Debora Tannen (Griffin, 2011: 438-441) dalam teori Genderlact style theory mengungkapkan bahwa diantara laki-laki dan perempuan terdapat perbedaan pendekatan dalam mengungkapkan sesuatu. Laki-laki cenderung langsung mengatakan sesuatu secara straigth to the point, atau yang diistilahkan sebagai Report Talk. Sedangkan perempuan cenderung memikirkan keberlangsungan hubungan atau istilahnya Rapport talk. Sehingga kemudian muncul gaya bahasa komunikasi verbal yang maskulin dan gaya komunikasi verbal yang feminin. 8. Alasan Permainan Identitas dalam Facebook Play identity sekarang ini dapat dikatakan menjadi sebuah trend, terdapat dampak negatif dan positif didalamnya. Misalnya saja: belakangan ini muncul pengguna aplikasi-aplikasi online, seperti facebook atau friendster. Dimana orang tersebut menutupi identitas diri mereka yang sebenarnya dan malah menciptakan identitas baru untuk merepresentasikan diri mereka, kadang bahkan jauh dari kenyataan yang sebenarnya. Pengungkapan diri juga berkaitan dengan identitas individu seseorang, menurut teori identitas sosial Taylor dan Moghaddam (1994) (dalam Susetyo, 2004:5) identitas individu yang tampil dalam setiap interaksi sosial disebut dengan identitas sosial, yaitu bagian dari konsep diri individu yang terbentuk karena kesadaran individu sebagai anggota commit to usersuatu kelompok sosial, dimana di
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
dalamnya mencakup nilai-nilai dan emosi-emosi penting yang melekat dalam diri individu sebagai anggotanya. Nilai-nilai dan emosi berkaitan dengan kejiwaan individu, yaitu sebagai berikut Beum (1998:20) :
1) Stimulus Response Theory Teori ini mendasarkan pada pernyataan bahwa tingkah laku manusia berkembang berdasarkan rangsang dan tingkah laku balas yaitu konsepkonsep dasar untuk menerangkan gejala tingkah laku yang dapat diukur dan didefinisikan secara nyata. 2) Teori Belajar Sosial dan Tiruan Menurut teori ini perkembangan kondisi jiwa individu dipengaruhi oleh empat prinsip dalam belajar yaitu dorongan (drive), isyarat (cue), tingkah laku balas (response), dan ganjaran (reward), yang mana saling memiliki hubungan kausalitas 3) Teori Proses Pengganti Menyatakan bahwa tingkah laku manusia yang bersifat tiruan merupakan suatu bentuk asosiasi suatu rangsang dengan rangsang lainnya, yang memperkuat tingkah laku balas tetapi bukan syarat yang penting dalam proses belajar individu, sehingga dikategorikan sebagai proses pengganti. Teori Stryker mengkombinasikan konsep peran (dari teori peran) dan konsep diri/self (dari teori interaksi simbolis). Bagi setiap peran yang kita tampilkan dalam berinteraksi dengan orang lain, kita mempunyai definisi tentang diri kita sendiri yang berbeda dengan diri orang lain, yang oleh Stryker dinamakan “identitas”. Jika kita memiliki banyak peran, maka kita memiliki banyak identitas. Perilaku kita dalam suatu bentuk interaksi, dipengaruhi oleh harapan peran dan identitas diri kita, begitu juga perilaku pihak yang berinteraksi dengan kita. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
Intinya, teori interaksi simbolis dan identitas mendudukan individu sebagai pihak yang aktif dalam menetapkan perilakunya dan membangun harapan-harapan sosial. Perspektif interaksionis tidak menyangkal adanya pengaruh struktur sosial, namun jika hanya struktur sosial saja yang dilihat untuk menjelaskan perilaku sosial, maka hal tersebut kurang memadai. B. Penelitian Yang Relevan Ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakuakan oleh penulis saat ini. Qurrotul A.R. Asandi dan Hamim Rosyidi 2010 dari Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya, menulis jurnal dengan judul “Fungsi Self-Disclosure Pada Remaja Pengguna Facebook” hasil penelitian ini mengungkapkan Hasil penelitian menunjukkan model self-disclosure yang mereka lakukan di Facebook tergantung pada kepercayaan dan kedekatan. Kepercayaan itu sendiri terbangun karena banyaknya dukungan dan perhatian yang diberikan. Semakin banyak perhatian yang diberikan, maka kepercayaaan semakin besar sehingga informasi yang dibagi juga semakin banyak dan detail. Self-disclosure yang paling sering remaja lakukan terkait dengan masalah asmara. Fungsi selfdisclosure bagi remaja di Facebook yaitu pengembangan diri, pengekspresian perasaan mereka secara tidak langsung, support, penjernihan diri, dan mempermudah berkomunikasi. Penelitian lain tentang pembentukan identitas dilakukan oleh Shang yang Zao, Sherri Grasmuck dan Jason Martin dengan judul Identity Contruction On Facebook : Digital Empowermnet Ini Anchored Relationships riset terkini tentang online sel-presentation selalu terfokus pada kontruksi identitas anonymous di lingkungan online. Beberapa penelitian menemukan bahwa individual melanggar aturan main dan anti norma hubungan di dunia online.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
C. Keranga Berfikir LEVEL TEKS (Identitas Material Online) 1. Profile picture 2. Informasi 3. Bahasa
Identitas remaja dalam facebook
Level Persepsi Remaja Gambar 2.2. Kerangka Berpikir Remaja merupakan kelompok individu yang memasuki masa transisi untuk mencari identitas dirinya. Upaya untuk mencari identitas dirinya ditampilkan dalam kehidupan nyata (offline) maupun dalam dunia maya (online). Kesadaran
remaja
terhadap
dirinya
memunculkan
suatu
upaya
untuk
menampilkan dirinya sesuai dengan keinginannya. Perilaku remaja dalam facebook yang dilakukan melalui media teks dilakukan dengan permainan teks dalam facebook. Alasan atau motivasi remaja dalam melakukan permainan identitas adalah untuk menunjukkan kedewasaannya (mature), menyembunyikan dirinya (hidden), dan menampilkan dirinya dalam sosok yang diinginkannya (masking).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Pada penelitian ini, penulis menggunakan salah satu metode penelitian yakni studi kasus dimana studi kasus adalah salah satu metode penelitian dalam ilmu sosial. Dalam riset yang menggunakan metode ini, dilakukan pemeriksaan longitudinal yang mendalam terhadap suatu keadaan atau kejadian yang disebut sebagai kasus dengan menggunakan cara-cara yang sistematis dalam melakukan pengamatan, pengumpulan data, analisis informasi, dan pelaporan hasilnya. Sebagai hasilnya, akan diperoleh pemahaman yang mendalam tentang mengapa sesuatu terjadi dan dapat menjadi dasar bagi riset selanjutnya, Studi kasus dapat digunakan untuk menghasilkan dan menguji hipotesis. Pendapat lain menyatakan bahwa studi kasus adalah suatu strategi riset, penelaahan empiris yang menyelidiki suatu gejala dalam latar kehidupan nyata. Strategi ini dapat menyertakan bukti kualitatif yang bersandar pada berbagai sumber dan perkembangan sebelumnya dari proposisi teoretis. Studi kasus dapat menggunakan bukti baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Penelitian dengan subjek tunggal memberikan kerangka kerja statistik untuk membuat inferensi dari data studi kasus kuantitatif. Dalam melakukan studi kasus, ada 3 tahapan penelitian sebagaimana dikemukakan oleh Patton (2002) yaitu the raw case data, construct a case record, and write a final case study narrative. Studi kasus dalam penelitian ini dilakukan pada obyek yang telah diteliti, yaitu akun facebook remaja SMA dan SMK Muhammadiyah Surakarta. Data primer dalam penelitian ini diambil dari hasil wawancara (interview) dengan informan dalam penelitian. Informan diambil menggunakan tehnik purposive sampling, artinya bahwa penentuan sampel mempertimbangkan kriteria-kriteria tertentu yang telah dibuat terhadap obyek yang sesuai dengan commit to user
31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
tujuan penelitian. Dalam penelitian ini, penulis mengambil sampel penelitian adalah siswa Muhammadiyah Surakarta dengan kriteria aktif menggunakan situs jejaring sosial Facebook lebih dari satu tahun, paling aktif mengakses akun facebooknya, dan menjadi teman dari peneliti. Aktif disini mengacu pada aktivitas penggunaan Facebook (terutama update status dan unggah gambar) yang dilakukan sampai penelitian ini berlangsung, tepatnya bulan September 2013. Sebagai tambahannya, peneliti memilih beberapa sampel yang peneliti kenal untuk membandingkan identitas mereka di dunia online dan di dunia offline atau interaksi tatap muka. Data sekuder diambil dari dokumen yang berasala dari profil Facebook informan yang telah terpilih. Adapun aktivitas permainan identitas dipilih dari periode bulan September 2013. Penetuan periode ini untuk menyamakan waktu dimana informan sudah membuat akun Facebook dan aktif menjalankannya hingga penelitian berlangsung. Penyajian data dilakukan dengan mengambil sampel informasi tekstual seperi informasi data diri, update status dana catatan (notes), selain itu data didukung oleh gambar-gambar informan yang diunggah ke dalam akun Facebook.
B. Subyek Subjek penelitian yang dipilih yaitu remaja SMA pengguna Facebook yang dipilih dengan pertimbangan: 1. Menggunakan situs ini telah lebih dari 1 tahun; dengan asumsi bahwa semakin lama menggunakan situs ini maka semakin banyak teman facebook mereka dan terkait dengan keluasan self-disclosure; 2. Paling aktif dalam mengakses akun facebook-nya dan menggunakannya sebagai media untuk curhat daripada siswa yang lainnya. Berdasarkan kriteria sampel yang telah ditentukan, maka diperoleh 24 orang sampel yaitu: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
Tabel 3.1. Nama-nama Sampel Penelitian No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Nama Akun Facebook Apidkariiy Ulala (Hafidz Achmadi) Arieny Chumant caiianxkhamu Celamalamaannyaa Arika Devi Sintiyani Bangkit Rizky Cenika Sigenit UnyuUnyu Chicix Thembhem Bocah Crewet DhEnizz OnCe MoRe DhiEndha Ckrg CNdrie Agie Ega Ayup Sasongko Ekailham Bagaskara Ersha Yulinda Iqkkha Morganous Smashblastforever Lanang Hari Hanafi Afianto Tania Dira Harucky (Taraucky) Romadhona Adi Rusdiana Nur Azizah Mierna Fierna Jb‟S Buyung Dvithaa Ciindta Sllalu
Jenis Kelamin L P P L P P L P L L P P L L P L P P L P
C. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di lima Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan Muhammadiyah
Surakarta
yakni:
SMA
Muhammadiyah
1,
SMA
Muhammadiyah 2, SMA Muhammadiyah 3 dan SMK Muhammadiyah 2. Jumlah responden seluruhnya adalah 98 siswa yang terdiri dari SMA Muhammadiyah 1 sebanyak 23 siswa, SMA Muhammadiyah 2 sebanyak 24 siswa, SMA Muhammadiyah 3 sebanyak 23 siswa dan SMK Muhammadiyah 2 semula sebanyak 22 siswa namun 2 diataranya tidak lengkap dalam menjawab pertanyaan jadi sisanya 20 siswa. Peneliti
melakukan
wawancara melalui chat facebook untuk commit toSubyek user penelitian yakni para siswa mendapatkan data yang dibutuhkan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
merupakan para pengurus IPM di sekolahnya masing-masing, tujuannya adalah para siswa ini mampu mewakili karakteristik siswa yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Guna memenuhi kriteria subyek dari penelitian tentang permainan identitas dimedia sosial khususnya situs Facebook adalah mereka yang memiliki account FB lebih dari satu tahun, dari jawaban wawancara 2% diataranya adalah siswa yang memiliki account tahun 2012 dan 18 % telah memiliki accaunt pada tahun 2011. Sehingga 20 % dari subyek tidak digunakan dalam penelitian ini karena tidak memenuhi kriteria. Facebook yang diperkenalkan oleh Mark Zuckerberg pada tahun 2004 dan terus bertambah penggunanya hingga juta orang per minggu. Seperti diulas pada latabelakang bahwa Indonesia adalah negara yang sangat pesat pertumbuhan pengguna Facebook dan usia remaja merupakan pemilik accout terbanyak hingga saat ini. Beberapa siswa bahkan telah memiliki account dari tahun 2007 dan sangat memungkinkan jumlah teman yang dimilikinya telah mencapai ribuan jumlahnya. Hal ini tidak terlepas dari mudahnya akses internet juga penguasaan teknologi internet termasuk pada usia anak-anak. Sebelum membahas tentang identitas on line, setiap siswa diajukan pertanyaan mengenai pemahaman mereka tentang pengertian identitas. Jawaban siswa beragam, diantaranya menjawab identitas itu adalah: tanda pengenal, kepribadian, jati diri dan data diri. Setiap individu memiliki identitas yang khas sebagai pembeda dengan individu lainnya, selain itu juga sarana melakukan interaksi dengan orang lain dan dikenali karena memiliki ciri tersendiri sebagai karakter peribadi. Identitas bagi remaja merupakan hal yang penting karena masa remaja seperti dikutip Muangman, remaja adalah individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dan kanak-kanak menjadi dewasa. (Sarlito, 2000:9). Pola identifikasi melalui proses interaksi seperti diungkap oleh Stryker (1980) seseorang dibentuk oleh interaksi, namun struktur sosial membentuk interaksi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
Pada saat ini interaksi dapat dilakukan dengan media online maupun offline. Keberadaan internet seseorang dapat berinterkasi tanpa tersekat oleh wilayah ataupun bangsa dan di dunia on-line seseorang dapat mengungkap atau menyembunyikan
identitasnya.
keleluasan
dan
ketiadaan
pengawasan
menjadikan seseorang begitu menentukan identitas on line-nya. Identitas On-line Zao, dkk. (2008:1817) di dunia online mungkinkan bagi individu untuk berinteraksi dengan satu sama lain di internet dengan modus teks penuh tanpa mengungkapkan apa-apa tentang karakteristik fisik mereka. Di dunia maya atau online laksana mengisi kerta formulir tanpa ada pengawasan, beban dan keleluasaan tanpa batas
D. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data penelitian dilakukan dalam dua langkah yaitu pengamatan dan analisis pada level teks akun facebook dan wawancara kepada narasumber terkait dengan hasil pengamatan. Pertama, dalam pengamatan teks, peneliti hanya mengamati atau terlibat secara pasif sebagai pengamat, peneliti tidak melakukan intervensi apapun pada obyek observasi sehingga obyek observasi tetap akan berperilaku sesuai dengan apa adanya atau kebiasaan yang dilakukannya. Dalam proses pengamatan ini, peneliti juga mendokumentasikan status yang diunggah oleh obyek observasi untuk selanjutnya dilakukan penelitian terhadap fenomena yang terjadi. Kedua, peneliti melakukan wawancara kepada nara sumber yaitu obyek penelitian melalui chat di facebook untuk menanyakan hasil analisis identitas yang disimpulkan oleh peneliti kepada obyek penelitian, serta meminta alasan tentang permainan identitas diri yang dilakukan oleh obyek penelitian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
E. Validitas Data Patton (2002) menyebutkan bahwa ada 4 jenis trianggulasi data yang bisa dipilih untuk digunakan dalam verifikasi dan validitas data penelitian, yaitu methods triangulation, triangulation of source, analyst triangulation, dan theory/perspective triangulation. Pada penelitian ini, guna memastikan validitas data
yang
digunakan,
peneliti
menggunakan
triangulasi
sumber
data
(triangulation or source). Tipe triangulasi ini dipilih karena dalam penelitian ini peneliti menggunakan data lebih dari satu sumber, yaitu data observasi, wawancara dan sumber pustaka. Validitas data penelitian dilakukan dengan mengkonfrontir bentuk permainan identitas berupa material teks yang terdapat dalam akun facebook responden dengan wawancara peneliti kepada responden. Jika terdapat kerancuan, maka peneliti aku menanyakan kepada responden lebih detail sehingga diketemukan proses atau identitas diri yang diinginkan responden dalam facebook.
F. Tehnik Analisis Data Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan interactive model. Interactive model menawarkan teknik analisa data yang disebut interaktif model yang didalamnya terdiri tiga komponen, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan serta pengujian kesimpulan (Pawito, 2007: 104-106). Secara keseluruhan langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut. 1. Editing, pengelompokan, meringkas data. Pada tahap peneliti memilih narasumber
sesuai
kriteria
untuk
diamati.
Peneliti
selanjutnya
mendokumentasikan unsur material dalam akun yang diamati yaitu profile picture, nama akun dan informasi diri, dengan cara mengcapture satu persatu tiap akun yang diamati. Disamping itu didokumentasikan pula status yang diungguh untuk mendapatkan model identitas material, alasan dalam penggunaan identitas dan analisis kepribadian menurut Johari Windows. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
2. Memberi catatan-catatan, melakukan analisa awal sehingga ditemukan tema, kelompok dan pola data. Pada tahap ini, peneliti melakukan analisa awal dengan berusaha menemukan tema untuk tiap kelompok. Pemberian tema tiap-tiap kelompok dilakukan dengan memperhatikan teori yang telah ada sebelumnya sehingga tema yang muncul memiliki dasar pijakan yang kuat. 3. Menyusun konsep serta penjelasan berkenaan dengan tema, pola dan kelompok data. Pada tahap ini peneliti mulai menyusun konsep dan menjelaskan terkait kategori kelompok dan sub kategori dalam kelompok yang ditemukan dalam langkah sebelumnya. Dalam menyusun konsep ini, peneliti mendasarkan susunan konsep dan penjelasan yang muncul, dengan mempertimbangkan teori atau temuan yang telah ada sebelumnya sebagai bahan pertimbangan, sehingga penjelasan dan konsep yang terbangun akan menjadi lebih kuat dan lebih bisa dipertanggungjawabkan. Misalnya konsep identitas terberi, mengacu pada penjelasan tentang ascription status. Bahwa identitas terberi merupakan identitas yang menampilkan sesuatu yang otomatis melekat pada diri seseorang karena adanya hubungan keluarga. 4. Mengorganisir data/data display. Dalam tahapan ini peneliti mulai mengorganisir atau mengatur tampilan data berdasar kategorinya beserta konsep dan penjelasan yang telah dibentuk. Data ditampilkan sedemikian rupa dalam tampilan analisis level teks dan analisis level persepsi, sehingga semaksimal mungkin bisa dibaca dengan mudah. Misalnya dengan menempatkan gambar terlebih dahulu sebelum menyusul kemudian penjelasan dibawahnya, menyusun berdasarkan urutan yang nyaman diikuti, misalnya secara material menampilkan identitas yang diinginkan oleh pemilik akun. 5. Penarikan dan pengujian kesimpulan. Tujuan analisis tentunya untuk mendapatkan kesimpulan yang memuat jawaban akan rumusan permasalahan penelitian yang dilakukan. Pada tahap ini peneliti menganalisis secara keseluruhan data penelitian yang telah disusun berdasarkan kategorinya masing-masing. Penulis membandingkan kembali hasil analisa pada level teks dengan hasil analisa pada level persepsi, untuk kemudian didapatkan commit to user gambaran mengenai bagaimana tampilan identitas remaja SMA dalam media
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
baru. Kesimpulan yang dihasilkan diharapkan mampu menjawab pertanyaan yang diajukan dalam rumusan permasalahan penelitian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pembahasan pada bab ini adalah hasil dari studi lapangan untuk memperoleh data dengan menggunakan wawancara untuk mengetahui permainan identitas yang dilakukan kalangan remaja SMA Muhammadiyah di Surakarta. Setelah gambaran umum responden, dilanjutkan pemaparan hasil wawancara mengenai identitas, facebook, play identity atau self discloser. Pada penelitian kali ini penulis membagi ke dalam dua garis besar yang akan menegaskan permainan identitas remaja, yakni di level teks yang terdiri dari identitas material online dan gender style. Yang kemudian di lanjutkan dengan pembahasan di level persepsi, yakni keadaan identitas asli para remaja SMA Muhammadiah yang terbukti melakukan permainan identitas. Secara umum, untuk bias diterima dalam suatu jejaring pertemanan di dunia maya, apalagi untuk berteman secara online dengan teman yang belum di kenalnya di dunia nyata, seseorang pastimenerapkan semacam strategy, yakni dengan membangun identitas online. Identitas online merupakan identitas yang sengaja dibangun seseorang di dunia maya agar bias di terima di dalam lingkungan online dimana dia berada. Seperti halnya identitas nyata, identitas online pun juga dimungkinkan akan mengalami manipulasi tertentu dengan harapan untuk mencapai tujuan yang hendak di inginkan oleh sang pemilik akun dalam bentuk permainan identitas yang dilakukannya di dalam identitas materialnya yang terdiri dari nama akun mereka, foto profil, hingga foto diri mereka. Remaja dalam penelitian ini merupakan focus utama untuk diamati sebagaimana penunjukkan identitas mereka di media social facebook. Dari data yang sudah di kumpulkan peneliti selama 4 bulan pada 20 orang remaja SMA Muhammadiah kota Surakarta yang ada pada jejaring social facebook yang menjadi teman peneliti, terlihat bahwa permainan identitas remaja SMA Muhammadiah Surakarta bisa dilihat dari tiga hal, Yakni : commit to user
39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
1. Identitas berdasarkan material yang di tampilkannya melalui akun facebook remaja 2. Identitas berdasar gaya bahasa yang digunakan remaja melalui status – status yang digunakan di dalam percakapan di dunia online mereka 3. Strategi atau bahkan alasan yang secara umum di tunjukkan remaja dalam permainan identitas mereka melalaui percakapan dengan penulis
A. Tipe Kepribadian Remaja Berdasarkan Identitas Material Online di Media Facebook Saat ini Facebook telah memiliki 800 juta pengguna aktif yang separuhnya masuk (log on) ke situs jejaring sosial ini setiap hari, dan rata-rata pengguna menghabiskan 700 juta menit tiap bulan untuk mengakses situs ini (Facebook Statistics, 2011). Ketika pengguna ingin menjalin hubungan dengan pengguna lain, dia harus melihat profil pengguna tersebut dan mengirimkan “permintaan pertemanan”. Pengguna yang menerima permintaan tersebut harus menyetujuinya agar kedua pengguna tersebut bisa saling terhubung. Dalam pembahasan di level text, upaya penulis mempertajam analisa yang akan mengerucutkan kepada permainan identitas remaja yang berada pada areal identigas material online. Sebelum membahas tentang identitas on line, setiap siswa diajukan pertanyaan mengenai pemahaman mereka tentang pengertian identitas. Jawaban siswa beragam, diantaranya menjawab identitas itu adalah: tanda pengenal, kepribadian, jati diri dan data diri. Setiap individu memiliki identitas yang khas sebagai pembeda dengan individu lainnya, selain itu juga sarana melakukan interaksi dengan orang lain dan dikenali karena memiliki ciri tersendiri sebagai karakter peribadi. Identitas bagi remaja merupakan hal yang penting karena masa remaja seperti dikutip Muangman, remaja adalah individu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dan kanak-kanak menjadi dewasa. (Sarlito, 2000:9). Pola identifikasi melalui proses interaksi seperti diungkap oleh Stryker (1980) commit to user seseorang dibentuk oleh interaksi, namun struktur sosial membentuk interaksi.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
Pada saat ini interaksi dapat dilakukan dengan media online maupun offline. Keberadaan internet seseorang dapat berinterkasi tanpa tersekat oleh wilayah ataupun bangsa dan di dunia on-line seseorang dapat mengungkap atau menyembunyikan identitasnya. keleluasan dan ketiadaan pengawasan menjadikan seseorang begitu menentukan identitas on line-nya. Identitas Online Zao, dkk. (2008:1817) di dunia online mungkinkan bagi individu untuk berinteraksi dengan satu sama lain di internet dengan modus teks penuh tanpa mengungkapkan apa-apa tentang karakteristik fisik mereka. Di dunia maya atau online laksana mengisi kerta formulir tanpa ada pengawasan, beban dan keleluasaan tanpa batas Dalam mengisi data diri di account Facebook tidak ada aturan atau kewajiban mengisi dengan identitas asli bahkan anonim, atau identitas itu disembunyikan karena fitur dalam facebook juga memberikan keleluasaan dalam publikasi atau tidak dipublikasi identitas kita secara utuh. Hal ini menjadikan seseorang dalam Facebook dengan mudah mempresentasikan dirinya seperti yang diinginkannya baik yang asli maupun yang rekaan semata. Saat dilontarkan pertanyaan apakah profil anda sesuai dengan identitas asli anda? Para siswa SMA dan SMK Muhammadiyah di Surakarta kebanyakan masih menggunakan identitas asli. Mereka merasa nyaman dan memandang publikasi profil tidak membahayakan dirinya. Model self-disclosure yang mereka lakukan di Facebook tergantung pada kepercayaan dan kedekatan. Kepercayaan itu sendiri terbangun karena banyaknya dukungan dan perhatian yang
diberikan.
Semakin
banyak
perhatian
yang
diberikan,
maka
kepercayaaan semakin besar sehingga informasi yang dibagi juga semakin banyak dan detail. Pengungkapan diri di dunia online berkaitan dengan identitas sosial seseorang, menurut teori identitas sosial Taylor dan Moghaddam (1994) (dalam Susetyo, 2004:5) identitas individu yang tampil dalam setiap interaksi sosial disebut dengan identitas sosial, yaitu bagian dari konsep diri individu commit to usersebagai anggota suatu kelompok yang terbentuk karena kesadaran individu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
sosial, dimana di dalamnya mencakup nilai-nilai dan emosi-emosi penting yang melekat dalam diri individu sebagai anggotanya. Perilaku terbuka diri atau Self-disclosure pada remaja adalah upaya mencari teman dan menjalin keakraban karena Self-disclosure merupakan salah satu faktor yang dibutuhkan
dalam
pengungkapan
diri
hubungan seseorang
interpersonal, dapat
karena
dengan
mengungkapkan
adanya
pendapatnya,
perasaannya, cita-citanya dan sebagainya, sehingga memunculkan hubungan keterbukaan. Interaksi on-line terutama di Facebook dapat dilakukan dengan memperbarui status, berkirim komentar, chatting, mengirim pesan atau video. Ragam aktivitas ini sering kali melibatkan emosi pada saat itu, misal pada wall sudah tertulis apa yang anda pikirkan? Tentu saja hal ini akan memancing kita untuk menulis apa yang ada didalam benak. Kaitannya dengan identitas adalah dalam mengisi komentar tentunya ingin menjaga image yang melekat dalam dirinya. Siswa yang mengisi profil pribadinya dengan identitas asli senantiasa terbuka apa adanya, Pada siswa yang mengisi profil pribadi campuran yakni sebagian asli dan sebagian rekaan,. Hal ini menunjukkan bahwa didunia maya atau FB hanya untuk permain saja, seseorang di FB bisa menjadi dirinya atau orang lain. Bagi siswa yang melakukan play identity pendapat mereka tidak mengisi profil pribadi dengan identitas asli. Hal serupa juga terjadi ketika mereka memberikan nama account facebook, 65 % mereka mencampur nama asli dengan nama rekaan. Layaknya remaja pada pemberian nama account facebook dengan beragam nama-nama yang unik biasanya berkaitan dengan kondisi fisik seperti manis, cantik, kecil, tembem, imut atau sifat seperti cuek juga relasi dengan hubungan dengan pacarnya. Sedangkan nama samaran biasanya dikaitkan dengan idola atau karakter tertentu. Melalui facebook, orang bisa mengenal satu sama lain lebih jauh, hanya dengan melihat profile, teman-teman, aktivitas, dan juga melalui foto commitmerupakan to user yang mereka tampilkan. Facebook cerminan kepribadian dari si
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
pemililik account dengan adanya applikasi-aplikasi yang banyak dan unik, sehingga bisa dikatakan facebook sebagai identity play. Play identity merupakan perilaku seseorang tersebut menutupi identitas diri mereka yang sebenarnya dan malah menciptakan identitas baru untuk merepresentasikan diri mereka, kadang bahkan jauh dari kenyataan yang sebenarnya. Account facebook yang dimiliki tiap orang mempunyai tujuan yang berbeda sesuai kebutuhan mereka, ada orang yang menggunakan facebook sesuai dengan fungsinya tanpa memainkan identitasnya namun ada juga yang memainkan screen name, karena sebagian besar remaja memiliki email address lebih dari satu dan hal tersebut menyebabkan remaja memiliki beberapa account social network dan screen name. Dari pemaparan di atas, peneliti menarik sebuah benang merah peristiwa
identitas
online
ini
dengan
maksud
mempermudah
serta
memperjelas objek-objek penelitian yang dalam identitas onlinenya mereka mengindikasikan sebuah permainan identitas. Sebelum jauh di bahas mengenai tipologi permainan identitas, di tahapan pertama saat ini akan di bahas hal-hal yang mendukung serta memperjelas wacana serta gambaran permainan identitas, yakni: a. Profil Picture : didalam akun facebook, objek material yang di bahas disini adalah mengenai profil picture, yang sejauh ini merupakan sebuah komponen pokok di dalam bentuk utuh akun facebook. Objek penelitian di SMA Muhammadiah kota Surakarta, pada level ini akan di kelompokkan ke dalam 2 pokok sumber tipologi yang menjadi komponen akun facebok, yakni: 1) Nama Akun: Nama facebook dapat saja nama asli, atau bahkan nama samaran Internet yang biasa dipakai, atau suatu nama baru yang digunakan. Nama pengguna ini tergantung kepada seberapa besar anonimitas yang ingin di dapatkan selama melakukan penyuntingan. Sebuah nama yang kontroversial dapat saja membuat orang lain menjadi salah persepsi terhadap kredibilitas ataupun pandangan diri commit to user kita . Sebagai tambahan, facebook adalah sebuah sumber komunikasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
tanpa tatap muka yang dapat digunakan secara meluas di seluruh dunia, jadi harus peduli agar jangan sampai mengganggu orang lain yang mungkin memiliki perbedaan budaya, agama, ataupun suku. Di dalam penelitian kali ini, penulis membagi beberapa macam nama akun, yakni: a) Nama Akun Asli. Pada level identitas online, cakupan nama akun yang sering menjadi pertanda seseorang yakni keunikan nama. Namun beberapa objek penelitian tidak menggunakan nama identitas samaran, seperti yang tampak berikut ini: Bangkit Rizky
Nur Azizah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
Lanang Hari S
Nama akun asli terdapat pada pemilik akun Bangkit Rizky dan Lanang S Hari. Pada level identitas online penggunaan nama akun asli bertujuan untuk menunjukkan identitas diri yaitu mengingatkan pada diri indivisu serta untuk menunjukkan kebanggaan pemilik akun terhadap status yang dimilikinya saat ini. (1) Mengingatkan dengan diri individu Penggunaan nama akun asli yang bertujuan untuk mengingatkan pembaca terhadap diri pemilik akun dilakukan oleh Bangkit Risky. Penggunaan nama akun asli yang digunakan oleh Bangkit Rizky. Bangkit Rizky menggunakan nama akun asli berdasarkan kepribadian pemilik akun pada kesehariannya. Pemilik akun merupakan orang yang terbuka dan memiliki prinsip untuk berusaha jujur dan membuka diri. Bangkit Rizky berpendapat bahwa menggunakan nama akun asli bukan menjadi masalah baginya dan justru keharusan untuk menunjukkan bahwa dirinya adalah pribadi yang jujur. Pemilik akun juga mengemukakan bahwa media Facebook dapat digunakan untuk keperluan lainnya selain sekedar media komunikasi social. Mencari teman-teman baru atau melakukan usaha online akan lebih berkesan apabila kita menampilkan nama akun kita yang sebenarnya. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh pemilik akun kepada penulis sebaga berikut. “saya menggunakan facebook tidak hanya untuk berkomunikasi dengan teman, commit seringkali juga mencari teman-teman lama atau to user teman-teman baru yang dianjurkan oleh teman. Penggunaan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
nama akun asli memudahkan mereka dalam mengenal saya. Selain itu saya juga berpendapat bahwa penggunaan facebook dapat pula digunakan untuk kegiatan bisnis online, sehingga keterbukaan nama kita sangat diperlukan sebagai bentuk kredibilitas kita”. Penggunaan nama akun sebenarnya juga dilakukan oleh Nur Azizah. Siswi kelas XI SMA Muhammadiyah 3 Surakarta ini merupakan pribadi yang terbuka dan sederhana. Dalam kesehariannya Nur Azizah banyak memiliki teman di kalangan wanita. Beberapa teman menyebutnya sebagai pribadi yang enak diajak bicara, ramah dan supel. Penggunaan nama akun asli dalam akun Nur Azizah menurut pemilik akun bertujuan agar orang-orang yang dikenalnya, khususnya teman-temannya mudah mengenali akun facebooknya. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Nur Azizah sebagai berikut. “saya menggunakan nama asli serta identitas asli dalam facebook saya agar teman-teman mudah mengenali diri saya. Saya tidak suka menyembunyikan sesuatu. Dengan menggunakan identitas sebenarnya teman-teman juga mudah untuk menemukan akun facebook saya”. (2) Kebanggaan Posisi Penggunaan nama akun asli lainnya digunakan oleh Lanang S Hari dalam menampilkan nama akunnya dilandasi oleh suatu sifat pemilik akun yang merupakan sosok yang terbuka baik secara individual maupun dalam kelompoknya. Ada hal yang istimewa di dalam kepribadiannya sejauh pengamatan penulis, di dalam panampilan yang terlihat urakan, ternyata Lanang merupakan seseorang penyantun yang bisa menempatkan
sebagaimana
mestinya.
Lanang,
nama
panggilannya, merupakan asli Surakarta. Lanang telah menjadi pengguna Facebook sejak tahun 2011, dia mengaku membuat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
Facebook setelah banyak teman-teman sekolahnya yang terlebih dahulu bergabung dengan jejaring sosial ini. Berbagai
manfaat
telah
dirasakannya
semenjak
memiliki akun Facebook. Manfaat itu terutama dalam hal bersosialisasi dan menambah jaringan pertemanan. Selain itu juga mengaku ketagihan dengan jejaring sosial ini lantaran fiturnya yang memberi kemudahan bagi penggunanya untuk bertukar informasi secara cepat, chat (obrolan) dengan banyak orang, serta sistem sharing yang memudahkannya berbagi kesukaan ataupun cerita. Lanang memasukkan beberapa informasi pribadi, seperti hari ulang tahun, status hubungan, agama, alamat email, hingga alamat rumah. Beberapa informasi yang tidak dimasukkan seperti nomor telepon dikarenakan dirinya menghindari adanya pencemaran nama baik yang kerap terjadi di dunia maya. Dia juga termasuk siswa yang aktif meng-update status dalam profil Facebooknya. Dia juga sering mengunggah foto dan merubah profil maupun informasi profilnya agar teman-temannya mengetahui kegiatan-kegiatan yang sedang dilakukannya, seperti yang disebutkannya saat wawancara dengan penulis “saya banyak berkomunikasi dengan teman-teman melalui facebook karena fiturnya yang menarik dan penggunannya pun sangat mudah, selain itu juga karena banyak teman – teman yang menggunakan facebook. akhirnya saya pun juga memakainya Bang. Saya sering mengunduh kegiatan-kegiatan saya khususnya yang menunjukkan pretasi saya, saya bangga bila teman-teman memberikan komentar berupa pujian atau dukungan”
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
b) Nama akun samaran Perilaku remaja menjadikan akun mereka sebagai ajang pamer diri merupakan kebutuhan akan pengakuan diri mereka. Pada bagian ini akhirnya
mereka
menggunakan
nama
akun
samaran
dan
mengesankan sisi keunikan yang menegaskan cirri khas mereka. Contoh : Tembem cUbby'Ndutz
Tikha Bieber
Chicix Thembhem BOcah Crewet
Penggunaan nama aku samaran terpada pada pemilik akun Tembem cUbby'Ndutz dan Tikha Bieber. Perilaku remaja user ajang pamer diri merupakan menjadikan akun commit merekatosebagai
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
kebutuhan akan pengakuan diri mereka. Pada bagian ini akhirnya mereka menggunakan nama akun samaran dan mengesankan sisi keunikan yang menegaskan ciri khas mereka. (1) Mengingatkan ciri khas seseorang Tembem cUbby'Ndutz memiliki nama asli Intan Rotami. Kesehariannya Intan Rotami merupakan anak yang terbuka
dan
supel.
Penggunaan
nama
akun
Tembem
cUbby'Ndutz karena ingin menggambarkan kesan wajahnya sebagai bentuk yang tembem, cubby, dan gendut seperti yang tergambarkan dalam setiap foto profilnya. Hal ini dilakukannya karena anggapannya cantik itu di mulai dari kesan wajah, oleh sebab itu di dalam akunnya dia menggunakan nama Tembem cUbby'Ndutz. Pemilik akun tidak bertujuan untuk mengaburkan identitas dirinya, namun hanya untuk menunjukkan ciri khas pada dirinya yang menurutnya menarik bagi orang lain. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan kepada peneliti sebagai berikut. “Saya menggunakan nama akun Tembem cUbby‟Ndutz hanya untuk menunjukkan bahwa saya adalah seorang yang memiliki pipi tembem. Menurut saya pipi tembem bukanlah suatu hal yang
memalukan
justru
bagi
saya
pipi
tembem
itu
menggemaskan. Selain itu saya ingin orang dapat mengenal saya tidak hanya dari nama saya tapi juga dari ciri khas yang ada pada diri saya dan saya memilih pipi tembem. (2) Merujuk pada kelompok tertentu Penggunaan nama akun samaran juga dilakukan oleh Tikha Bieber yang bernama asli Dewi Fatikha Sari siswi SMA Muhammadiyah 3 Surakarta ini merupakan siswi. Sifat keseharian Dewi Fatikhah adalah seorang remaja putri yang di dalam kehidupan sosialnya tidak terlalu aktif melakukan to user komunikasi di commit dalam lingkungannya. Dewi Fatikhah termasuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
siswi yang termasuk pandai di dalam setiap mata pelajaran terutama pelajaran eksak. Walaupun sebagai anak yang pandai Dewi Fatikhah merasa memiliki kekurangan yaitu tidak banyak bersosialisasi dengan teman – teman kelasnya, dia pun agak merasa tidak menikmati
di
Selanjutnya
dalam
untuk
setiap
aktifitas
memudahkan
kegiatan
Dewi
Fatikhah
belajar. untuk
mendapatkan teman khususnya dalam media facebook, Dewi Fatikhah mencantumkan nama Justin Bieber dengan alasan banyak remaja yang menggemari Justin Bieber dan harapannya mau pula berteman dengan dirinya. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan kepada peneliti sebagai berikut. “Saya kurang bisa bergaul dengan teman-teman di sekolah. Saya ingin mendapatkan teman yang banyak dan saya berpikir menggunakan nama Justin Bieber membantu saya untuk mendapatkan teman, karena banyak remaja yang menyenangi Justn Bieber. Dewi Fatikhan dalam kesehariannya memamg sangat menggemari Justin Bieber. Sehingga sampai di dalam kehidupan akunnya banyak di hiasi tentang tokoh penyanyi remaja yang sedang mendunia ini. Tikha di dalam kehidupan akunnya tidak menampilkan dirinya sebagai sosok dewi fatikha, namun sebagai sosok Tikha yang di bayangi dengan karakter
Justin
bieber
meskipun
tidak
ada
maksud
menyembunyikan identitas aslinya. Tikha lebih bangga mendapat pengakuan serta pujian dari teman – teman facebooknya sebagai sosok penggemar Justin Bieber daripada sosok pribadinya sendiri sebagai siswa SMA Muhammadiyah 3 Surakarta yang berprestasi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
c) Nama Akun Campuran Nama Asli dan Samaran. perilaku seseorang remaja sering kali menutupi identitas diri mereka yang sebenarnya dan malah menciptakan identitas baru untuk merepresentasikan diri mereka, kadang bahkan jauh dari kenyataan yang sebenarnya. Termasuk dari sebuah nama akun mereka. Mereka dengan sengaja mencampurkan nama asli mereka dengan nama samaran yang kadang sangat jauh dari kesan pembawaan diri mereka sendiri. Contoh: Arieny Chumantcaiianxkhamu Celamalamaannyaa
Widhi Chayyanx Beby
Penggunaan nama akun campuran nama asli dan samaran merupakan perilaku seseorang remaja untuk menutupi identitas diri mereka yang sebenarnya dan malah menciptakan identitas baru untuk merepresentasikan diri mereka, kadang bahkan jauh dari kenyataan yang sebenarnya. Termasuk dari sebuah nama akun commit to user mereka. Mereka dengan sengaja mencampurkan nama asli mereka
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
dengan nama samaran yang kadang sangat jauh dari kesan pembawaan diri mereka sendiri. Penggunaan nama akun campuran nama asli dan samaran terungkap pada pemilik akun Arieny Chumantcaiianxkhamu Celamalamaannyaa dan Widhi Chayyanx Beby dengan persepsi sebagai berikut. (1) Facebook adalah relationship yang tidak serius Arieny
Chumantcaiianxkhamu
Celamalamaannyaa
pemilik akun memiliki nama sebenarnya Zul Arini Farida. Dalam kesehariannya di dalam lingkungan sekolah, Arini merupakan sosok
siswa berprestasi.
Zul
Arini
Farida
mengungkapkan bahwa media facebook baginya hanyalah media untuk bersosialisasi, sehingga tidak harus bersungguhsungguh salah satunya ketika menampilkan identita dirinya. Menurutnya facebook adalah sarana untuk saling menukar informasi dan membangun hubungan yang tidak serius atau dalam konteks suatu usaha, selama ini komunikasi yang ia lakukan hanya menanyakan kabar teman dan berbagi informasi yang ringan kepada teman-teman facebook. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan kepada peneliti sebagai berikut. “Facebook sebagai sarana untuk bertukar informasi dan saling membangun hubungan sekedar iseng menanyakan kabar dan untuk hiburan semata. (2) Identitas akun dirahasiakan dari orang lain dan dimaksudkan hanya kepada seseorang tertentu Penggunaan
nama
Arieny
Chumantcaiianxkhamu
Celamalamaannyaa juga dimaksudkan kepada seseorang yang saat itu merupakan sosok yang dikagumi dan ingin dijadikan kekasih oleh Arini. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan kepada peneliti sebagai berikut. “Saya menggunakan nama akun Arieny Chumantcaiianxkhamu commit didalam to user akun facebooknya dengan Celamalamaannyaa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
maksud sebagai ungkapan perasaan yang mendalam dari seorang perempuan kepada seseorang yang di cintainya dengan sangat tulus dan mendalam. Saya juga sering menggunakan sampul di akun foto saya dengan kekasih saya”.
Widhi Chayyanx Beby memiliki nama asli Widhi Rahma Sari yang merupakan siswi SMA Muhammadiah 3 Surakarta. Keseharian Widhi Rahma Sari adalah sosok pribadi yang kurang terbuka. Penggunaan nama akun asli dan samaran menurutnya untuk menghindari dikenalnya dirinya oleh orangorang yang tidak dikehendakinya atau orang-orang iseng. Pemilik akun menginginkan hanya orang-orang tertentu yang mengetahui akunnya. Selain itu menggunakan nama akun Widhi Chayyanx Beby dimaksudkan sebagai pernyataannya kepada
pacarnya
saat
itu.
Hal
tersebut
sebagaimana
dikemukakannya kepada peneliti sebagai berikut. “Saya menggunakan nama akun Widhi Chayyanx Beby karena ingin menggambarkan perasaannya kepada saya kepada kekasih saya bahwa saya sangat menyayanginya. Saya juga menghindari orang-orang yang baru di kenalnya melalui facebook sebagai tanda atau signal bahwa saya sudah memiliki pasangan”.
2) Gambar Foto Diri : di dalam kamus besar bahasa Indonesia, gambar atau foto diri adalah merupakan gambar diam, yang dihasilkan oleh kamera yang merekam suatu obyek atau kejadian atau keadaan pada suatu waktu tertentu. Di dalam akun facebook terutama penampakan gambar identitas diri yang sering muncul adalah bentuk kegiatan mengeksplorasi diri dengan tujuan pengenalan identitas remaja. pada level ini akan di kelompokkan ke dalam 2 pokok komponen akun commit to user facebok, yakni:
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
a) Gambar asli/Foto diri Pada akun remaja, satu bagian yang komplit terdiri dari nama akun, gambar akun, serta informasi akun. Hal inilah yang sering membuat remaja menjadikan facebook sebagai identitas mereka, meskipun secara online. Didalam facebook foto profil objek penelitian adalah bagian yang sering mereka ganti, karena memang sangat mudah prosesnya. Gambar akun remaja asli tampak sebagai berikut: Bangkit Rizky
Nur Azizah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
Lanang S Hari
Menggunakan
gambar
atau
foto
diri
sendiri
disini
menunjukkan bahwa pemilik akun dalam pemasangan profile picture sengaja memilih menggunakan gambar dirinya sendiri tanpa mengaitkan dengan foto orang lain, misalnya keluarga atau orang dengan hubungan tertentu misalnya. Dalam penelitian ini peneliti menemukan dua alasan terhadap pemakaian gambar asli atau foto asli dalam profile picture pemilik akun, yaitu: (1) Pengetahuan akan aturan dalam Facebook Pengetahuan tentang aturan dalam Facebook ini dimaksudkan bahwa pemilik akun tersebut benar pemilik akun pribadinya, maka dia memasang profile picture yang menunjukkan dirinya sendiri. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Bangkit Rizky kepada peneliti sebagai berikut: “biasanya saya menggunakan foto asli saya dalam profile picture, walaupun
berganti-ganti
pose sesuai
dengan
keinginan saya, namun saya selalu menggunakan foto saya, karena menurut saya, salah satu tujuan profile picture dalam facebook adalah
agar
diketahui
facebooknya itu”. commit to user
siapa
pemilik akun
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
Penggunaan foto diri asli dalam profile picture facebook juga disebabkan adanya keinginan untuk lebih mudah dikenali, walaupun sebenarnya pemilik akun kadang merasa kurang percaya diri terhadap foto asli dirinya. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Nur Azizah sebagai berikut. “sebenarnya saya kurang pede kalau memasang foto asli saya pada profile picture, namun karena agar lebih mudah dikenali oleh teman-teman, saya selalu memakai foto asli saya”.
(2) Kesadaran akan identitas diri Persepsi terhadap pemasangan foto diri dalam profile picture facebook juga disebabkan adanya kesadaran akan identitas diri pemilik akun. Salah satu faktor yang mendorong pemakaian foto diri tersebut adalah adanya kebanggaan pemilik akun akan dirinya serta percaya bahwa dirinya adalah seeorang yang memiliki kelebihan tertentu. Hal tersebut sebagaimana dikemukan oleh Lanang S Hari sebagai berikut. “Saya yakin bahwa diri saya memiliki kelebihan-kelebihan yang
dapat
dibanggakan,
walaupun
juga
memiliki
kekurangan, namun saya yakin dengan keberadaan diri saya, makanya saya pede menggunakan foto asli saya dalam profile picture facebook saya”.
b) Gambar foto bentukan Gambar atau foto profil bentukan merupakan foto besar di bagian atas kronologi, tepat di atas foto profil. Kekhasan ini membantu orang mengetahui lebih banyak tentang identitas asli, juga akan terbantu dalam mencegah spam, profil palsu, dan konten lain yang dapat mengurangi nilai pengalaman para remaja di Facebook. Cara commit tokeunikan user mudah untuk memastikan foto sampul adalah dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
memilih foto dari kehidupan, seperti foto pernikahan, foto di pantai, atau pesta ulang tahun. Jika ingin menggunakan foto untuk menunjukkan solidaritas atau menyatakan dukungan terhadap suatu gerakan atau organisasi, para remaja objek penelitian akan menunjukkan foto atau gambaran identitas mereka dengan sesuatu yang mereka inginkan. Seperti yang tampak pada gambar berikut ini: Apidkariiy Ulala (Hafidz Achmadi)
Muhammad Jani Aldino
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
Ekailham Bagaskara
Hasil penelitian terhadap pengunaan foto bentukan dalam profile picture facebook siswa SMA Muhammadiyah Surakarta menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menggunakan foto bentukkan pada profile picturenya dengan alasan sebagai kelompok preference, yaitu kelompok pecinta atau penghobi sesuatu. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa kelompok preferensinya adalah pecinta komik atau film kartu Jepang. Persepsi remaja dalam menampilkan foto bentukan adalah sebagai berikut. (1) Menunjukkan hobi Apidkariiy Ulala (Hafidz Achmadi) menggunakan foto bentukan dari komik Jepang, walaupun pada foto itu terdapat maksud tertentu yang ingin disampaikannya kepada orang lain. Hafidz
Achmadi
mengungkapkan
bahwa
ia
senang
menggunakan foto bentukan dari komik Jepang, karena menurutnya gambar komik Jepang sangat bagus selain itu dia juga ingin menunjukkan jatidirinya bahwa dia adalah pencinta komik Jepang. Hal tersebut sebagaimana dikemukakanya kepada penulis sebagai berikut. “saya menggunakan profile picture dari komik Jepang, semata-mata untuk menunjukkan bahwa saya pecinta komik commit to user Jepang”.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
(2) Menunjukkan sifat keperkasaan Namun motivasi tersebut berbeda dengan Ekailham Bagaskara, walaupun sama-sama menggunakan foto bentukan dari gambar komik Jepang, namun Ekailham Bagaskara selalu menampilkan tokoh-tokoh atau adegan dari komik Jepang yang menunjukkan sisi seorang lelaki yang gagah, kuat, dan dingin. Hal tersebut sebagaimana dikemukakannya kepada peneliti sebagai berikut. “saya suka komik Jepang karena mereka mampu menunjukkan tokoh-tokoh yang keren-keren, misalnya jika menggambarkan seorang lelaki yang baik, pasti akan terlihat gagah, kuat dan dingin. Saya menggunakan gambar tokoh komik Jepang untuk menunjukkan bahwa diri saya adalah seorang lelaki yang memiliki pribadi gagah, kuat dan dingin.” 3) Nama dan Foto : gabungan tipe identitas online pada level ini adalah indikasi percampuan nama dan gambar yang tampak pada akun facebook para remaja yang menjadi obyek penelitian di SMA Muhammadiah kota Surakarta. Dalam kasusnya, remaja yang menjadi objek
penelitian,
lebih
banyak
kepada
pencampuran
untuk
menunjukkan status harga diri, atau bahkan kepada kecantikan atau bahkan ketampanan diri. Ada beberapa hal yang menarik disini, selain hal tersebut di atas juga ada beberapa penegasan mengenai kesukan mereka terhadap sesuatu, baik itu tokoh maupun komunitas. Ada beberapa temuan pada akun mereka yang menarik, yang oleh penulis di kelompokkan menjadi: a) Gambar Asli-Nama bentukan Nama akun dan foto profil yang tampak sebenarnya merupakan pengungkapan pengguna akun FB yang secara terpotong-potong. Ada beberapa bagian informasi yang mengenai kehidupan online penggunanya tampak tertutupi, atau di samarkan, atau bahkan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
terkesan dilebih-lebihkan dalam hal pekerjaan, tempat tinggal, atau bahkan status hubungan. Hal ini tampak sebagai berikut: Milla Dia Cemplukz
Cenika Sweety
Iqkkha Morganous Smashblastforever
Chicix Thembhem Bocah Crewet
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
Novietha Chu‟ach Chetiyach
Nama akun dan foto profil yang tampak sebenarnya merupakan pengungkapan pengguna akun FB yang secara terpotong-potong. Ada beberapa bagian informasi yang mengenai kehidupan online penggunanya tampak tertutupi, atau di samarkan, atau bahkan terkesan dilebih-lebihkan dalam hal pekerjaan, tempat tinggal, atau bahkan status hubungan. Penggunaan gambar diri asli dan nama bentukan terdapat pada akun Milla Dia Cempluz, Cenika Sweety, Iqkkha Morganous Smashblastforever dan Novietha Chu‟ach Chetiyach. Persepsi remaja dalam menampilkan gambar asli dan nama samaran adalah: (1) Menonjolkan ciri khas individu Penggunaan gambar diri asli dan nama bentukan pada akun Milla Dia Cempluz yang sebenarnya bernama Miladia Mufidah bertujuan untuk menunjukkan kekhasan dirinya yaitu pada kata Cempluz dan menunjukkan jati diri yang sebenarnya melalui informasi jenis kelamin, ulang tahun, status hubungan dan pekerjaan. Hal tersebut sebagaimana dikemukakannya kepada peneliti sebagai berikut. “Saya menggunakan nama Milla Diaa Cempluks untuk menggambarkan realitas dari penampilan fisik. Foto yang saya jadikan foto profil menampakkan sebagian wajah saya. Saya juga menginginkan sesuatu yang motivatistik di luar kehidupan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
asli saya dengan penulisan nama profil yang sedikit saya samarkan.
(2) Memudahkan pengenalan identitas diri Penggunaan gambar diri asli dan nama bentukan lainnya terdapat pada akun Cenika Sweety yang memiliki nama asli Rieska Wardhani. Motivasi yang Rieska Wardhani dalam menampilkan gambar diri asli dalam akun facebook adalah untuk
memudahkan teman-temannya
mengenali
dirinya.
Menurutnya penggunaan identitas diri seperti gambar asli, jenis kelamin, dan tanggal lahir adalah hal yang wajar dan umum untuk dibagikan kepada orang lain. Hal tersebut dikemukakan kepada peneliti sebagai berikut. “Saya menggunakan foto asli saya agar teman-teman mudah mengenali diri saya. Menurut saya informasi tentang foto, jenis kelamin dan tanggal lahir adalah sesuatu yang biasa dan tidak menimbulkan masalah”.
Sedangkan digunakan
oleh
penggunaan pemilik
akun
nama
bentukan
yang
tidak
bertujuan
untuk
menggaburkan identitas dirinya, namun untuk menonjolkan kelebihan-kelebihan diri yang dianggap menarik oleh pemilik akun. Sesuatu yang ingin ditunjukkan oleh pemilik akun adalah ekspresi cantiknya, polosnya, dan misteriusnya seorang Rieska. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan kepada peneliti sebagai berikut. “Nama Cenika Sweety saya gunakan untuk menunjukkan bahwa diri saya adalah seseorang yang cantik, polos, dan misterius”. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
b) Gambar Asli-Nama Asli Point yang kedua adalah identitas online yang didalamnya termasuk Profil Picture, nama akun, bahasa status, bahkan informasi yang ada di dalam akun FB smuanya sama dengan kehidupan aslinya, tanpa ada rekayasa ataupun tipuan, atau bahkan samara, seperti yang tergambarkan sebagai berikut : Mierna Fiesta
Romadhona Adi Rusdiana
Point yang kedua adalah identitas online yang didalamnya termasuk Profil Picture, nama akun, bahasa status, bahkan informasi yang ada di dalam akun FB semuanya sama dengan kehidupan aslinya, tanpa ada rekayasa ataupun tipuan, atau bahkan samaram, seperti yang ditunjukkan pada akun Mierna Fiesta dan Romadhona Adi Rusdiana (1) Memudahkan orang mengenali identitas pemilik akun Mierna Fiesta mengungkapkan bahwa menggunakan user lebih memudahkan seseorang foto asli dancommit namato asli
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
mengenalinya, selain itu menampilkan foto asli dan nama asli adalah sesuatu yang penting dalam menjalin suatu hubungan, termasuk dalam media Facebook. Hal tersebut sebagaimana dikemukakannya kepada peneliti sebagai berikut. ”Menyebutkan foto asli dan nama asli menunjukkan diri kita orang yang jujur. Bagi saya menunjukkan foto dan nama asli agar orang mudah mengenali saya dan percaya pada saya”
(2) Menekankan status pemilik akun Romadhona Adi Rusdiana menggunakan foto diri asli dan nama asli dalam akun facebooknya dengan alasan perlu untuk menunjukkan diri pribadi yang sebenarnya. Bahkan dalam akun facebooknya Romadhona juga menampilkan foto dirinya dengan pacarnya. Romadhona berpendapat bahwa menampilkan foto dirinya dengan pacar justru membuat dirinya tenang karena terhindar dari prasangka cemburu pacar dan orang-orang yang ingin berkenalan dengan dirinya karena iseng menjadi
lebih
sedikit.
Hal
tersebut
sebagaimana
dikemukakannya kepada peneliti sebagai berikut. “Saya menggunakan foto dan nama asli agar orang mudah kenal saya. Sedangkan menyertakan foto pacar saya agar teman-teman perempuan tidak menganggu saya dan pacar saya lebih percaya bahwa saya bersungguh-sungguh kepada dia”. c) Gambar foto bentukan-Nama asli Gambar atau foto profil bentukan merupakan foto besar di bagian atas kronologi, tepat di atas foto profil. Kekhasan ini membantu orang mengetahui lebih banyak tentang identitas asli, juga akan terbantu dalam mencegah spam, profil palsu, dan konten lain yang dapat mengurangi nilai pengalaman para remaja di Facebook. Cara commit tokeunikan user mudah untuk memastikan foto sampul adalah dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
memilih foto dari kehidupan, seperti foto pernikahan, foto di pantai, atau pesta ulang tahun. Jika ingin menggunakan foto untuk menunjukkan solidaritas atau menyatakan dukungan terhadap suatu gerakan atau organisasi, para remaja objek penelitian akan menunjukkan foto atau gambaran identitas mereka dengan sesuatu yang mereka inginkan. Seperti yang tampak pada gambar berikut ini: Apidkariiy Ulala (Hafidz Achmadi)
Muhammad Jani Aldino
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
Ekailham Bagaskara
Gambar atau foto profil bentukan merupakan foto besar di bagian atas kronologi, tepat di atas foto profil. Kekhasan ini membantu orang mengetahui lebih banyak tentang identitas asli, juga akan terbantu dalam mencegah spam, profil palsu, dan konten lain yang dapat mengurangi nilai pengalaman para remaja di Facebook. Cara mudah untuk memastikan keunikan foto sampul adalah dengan memilih foto dari kehidupan, seperti foto pernikahan, foto di pantai, atau pesta ulang tahun. Jika ingin menggunakan foto untuk menunjukkan solidaritas atau menyatakan dukungan terhadap suatu gerakan atau organisasi, para remaja objek penelitian akan menunjukkan foto atau gambaran identitas mereka dengan sesuatu yang mereka inginkan. Penggunaan foto bentukan dan nama asli terlihat pada akun Apidkariiy Ulala (Hafidz Achmadi) dan Muhammad Jani Aldino. Persepsi remaja dalam menampilkan foto bentukan dan nama asli adalah sebagai berikut. (1) Menunjukkan hobi Apidkariiy Ulala (Hafidz Achmadi) merupakan siswa yang memiliki kegemaran membaca buku-buku komik, khususnya komik dari Jepang misalnya Naruto, Sai Saiya, dan lain-lain. Apidkariiy Ulala (Hafidz Achmadi) mengungkapkan bahwa banyak juga teman-temannya yang memiliki hobi yang sama terhadap komik Jepang. Beberapa siswa yang memiliki commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
hobi yang sama tersebut sering melakukan interaksi antara lain saling memberikan informasi tentang komik terbaru dan saling meminjam komik. Komunikasi kelompok ini lama-lama terbawa dalam komunitas di facebook. Apidkariiy Ulala (Hafidz Achmadi) sendiri menyatakan bahwa hobinya terhadap komik Jepang membuat dia ingin menampilkan semua yang ada pada diri dan sekitarnya sebagaimana yang terdapat dalam komik
Jepang
tersebut.
Hal
tersebut
sebagaimana
dikemukakannya dalam wawancara sebagai berikut. “Saya
memang
penghobi
komik
Jepang,
dan
sering
memimpikan bahwa saya termasuk dari salah satu tokoh komik tersebut. Saya sering menampilkan tokoh-tokoh komik yang saya sukai sebagai wujud dari identitas diri saya. Selain itu yang pasti agar teman-teman tahu bahwa saya menyukai komik”.
(2) Menunjukkan aktivitas yang dilakukan pada saat itu Berbeda dengan Apidkariiy Ulala (Hafidz Achmadi), Muhammad Jani Aldino menggunakan tokoh dari Games online yang sedang up date di kalangan remaja. Muhammad Jani Aldino menyatakan tidak memiliki maksud tertentu dengan penampilan gambar tokoh game online dalam Profice picturenya, dia hanya ingin menunjukkan kepada temantemannya bahwa saat ini dia sedang memainkan game online tersebut. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan kepada peneliti sebagai berikut. “Saya tidak memiliki maksud khusus dan tertentu terhadap penggunaan gambar tokoh game online dalam profile picture facebook saya, saya hanya ingin menunjukkan bahwa saya saat ini sedang memainkan game online tersebut”. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
b. Informasi Informasi merupakan data yang telah diberi makna melalui konteks. Sebagai contoh, di dalam akun facebook remaja, tampak berbagai macam pengetahuan yang menunjang akan pribadi sang pemilik akun, yang meliputi pekerjaan, tempat tinggal, asal daerah, hingga sampai kepada tanggal lahir dan status hubungan. Pada level informasi ini, penulis mencoba mengkaji fenomena yang merebak pada pengguna facebook terutama remaja dalam pengisian informasi yang seharusnya berisi datadata kenyataan mereka, namun ternyata pada kasus remaja di SMA Muhammadiah Surakarta, banyak di temukan informasi-informasi yang belum sesuai dengan keadaan asli para remaja itu sendiri. Oleh sebab itu, pada bagian informasi ini, penulis membaginya menjadi : a) Informasi Realitas Media adalah informasi yang di tunjukkan dengan cara melebih-lebihkan keadaan sang pemilik akun baik dengan cara menunjukkan informasi pekerjaan ataupun tempat tinggal, atau bahkan pendidikan. Contoh: Chicix Thembhem BOcah Crewet
DhiEndha Ckrg CNdrie Agie
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
Informasi Realitas Media adalah informasi yang di tunjukkan dengan cara melebih-lebihkan keadaan sang pemilik akun baik dengan cara menunjukkan informasi pekerjaan ataupun tempat tinggal, atau bahkan pendidikan. Penggunaan permainan identitas diri berdasarkan informasi realitas media terlihat pada akun Chicix Thembhem BOcah Crewet dan DhiEndha Ckrg CNdrie Agie. (1) Penunjukkan sifat pemilik akun Penggunaan nama akun Chicix Thembhem BOcah Crewet, secara informasi terdapat dua buah data yang dapat diterima oleh pembaca akun, yaitu pemilik akun adalah berwajah tembem dan memiliki perilaku sebagai orang yang cerewet. Pengungkapan informasi tersebut merupakan hal yang disengaja oleh pemilik akun, yaitu ingin menginformasikan kepada pembaca akun tentang ciri-ciri fisik dan sifat pemilik akun. Hal tersebut sebagaimana dikemukakannya sebagai berikut. “Saya merasa bahwa memiliki pipi yang tembem bukanlah suatu kekurangan, bagi saya justru suatu kelebihan dan saya ingin orang lain tahu bahwa saya bangga dengan keadaan pipi saya yang tembem bersebut. Saya juga ingin agar orang-orang yang baru mengenal saya tidak benci kepada saya karena saya memiliki sifat yang cerewet. Maka saya beritahukan dulu kepada orang-orang yang belum kenal saya bahwa saya ini orangnya cerewet, cerewet banget bahkan.
(2) Penunjukkan status pemilik akun Penggunaan nama akun DhiEndha Ckrg CNdrie Agie, secara informasi pemilik akun ingin menginformasikan kepada khalayak bahwa saat itu pemilik aku merupakan pasangan dari commit toagar userorang-orang mengetahui dan tidak Agie. Hal ini bertujuan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
menganggu hubungan mereka berdua, disisi lain juga untuk menunjukkan kepada pasangannya bahwa pemilik akun berani mengungkapkan tentang hubungan mereka berdua. Hal tersebut sebagaimana dikemukakannya sebagai berikut. “Saya ingin orang-orang tahu bahwa saya sekarang berhubungan dengan Angie, dan biar Angie tahu bahwa saya berani mengungkapkan hubungan ini kepada orang lain”.
b) Informasi realitas objek adalah informasi yang di tegaskan dengan sesuatu keadaan sebenarnya,yang di tulis berdasarkan identitas asli yang melekat baik dari hal kesukaan atau bahkan status hubungan. Lebih jauh lagi adalah tempat dan tanggal lahir. Contoh: Mierna Fieta
Ersha Yulinda
Informasi realitas obyek terlihat pada akun Mierna Fieta dan Ersha Yulinda. Penggunaan informasi realitas objek menurut kedua pemilik akun adalah selain agar orang lain mudah mengenalinya jugacommit sebagaitobentuk user kejujuran mereka terhadap akun
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
mereka, dan untuk menciptakan kepercayaan orang lain terhadap dirinya. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Mierna Fieta sebagai berikut. “Saya ingin teman-teman mudah mengenali facebook saya, makanya saya menggunakan data identitas diri yang sebenarnya, yaitu nama, alamat, sekolah, dan tanggal lahir. Saya tidak takut apabila ada orang yang ingin berbuat jahat kepada saya, karena bagi saya kejujuran itu adalah hal yang paling penting”.
c. Bahasa Identitas verbal yang terangkum dalam akun facebook sample penelitian selanjutnya penulis mengelompokkannya menjadi: 1) Gaya Bahasa Maskulin (Rapport style) Rapport style dalam menunjukkan bahasa status-statusnya, ciri khas yang nampak pada para pengguna facebook adalah menunjukkan bahasa yang kuat, tegas, bersifat jantan, bahkan enggan menunjukkan bahasa bahasa yang berkeluh kesah. Contoh: Lanang Hari S
Lanang Hari S dalam berinteraksi atau berkomunikasi di Facebook menggunakan gaya bahasa yang menunjukkan ciri maskulinitas. Gaya bahasa yang langsung mengarah kepada pokok permasalahan,
tanpa
ditutup-tutupi,
lugas
dan
mandiri
menunjukkan ciri-ciri karakteristik seorang lelaki. Handayani dan Novianto (2004: 162) mengemukakan bahwa laki-laki lebih berkarakter aktif, kompetitif, agresif, dominan, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
mandiri dan percaya diri, dan sosok laki-laki selalu dikaitkan dengan kemandirian. Penggunaan gaya bahasa bagi Lanang merupakan salah satu hal yang dapat menunjukkan eksistensi seseorang. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan kepada peneliti sebagai berikut: Berbahasa menunjukkan bagaimana kita. Kalau kita berbicara dengan tegas, berani dan to the point atau langsung pada tujuan, akan menunjukkan bahwa kita adalah lelaki yang memiliki sikap seorang lelaki. Dalam menggunakan bahasa di Facebook, saya senantiasa berusaha untuk menunjukkan sosok lelaki yang tangguh pada diri saya.
Ega Ayup Sasongko
Gaya bahasa dalam kalimat yang digunakan Ega Ayup Sasongko dalam memberikan komentar di Facebook menunjukkan bahwa pemilik akun adalah orang yang berani menghadapi tantangan. Sikap berani menghadapi tantangan merupakan salah satu karakteristik maskulinitas seorang lelaki. Cornwall (1997:11) mengemukakan lima karakteristik maskulinitas tradisional antara lain (1) laki-laki tidak boleh mengeluh walau dalam keadaan kelelahan, (2) laki-laki adalah jantan, (3) laki-laki adalah kuat, (4) laki-laki adalah gemar berpetualang, dan (5) laki-laki adalah pemberani. Facebook bagi Ega Ayup Sasongko merupakan salah satu wadah untuk mengekspresikan commit to user jati dirinya serta sarana untuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
berkomunikasi, berinteraksi salah salah satunya saling menasehati. Hal tersebut tertungkap dalam ungkapan Ega Ayup Sasongko kepada peneliti sebagai berikut. Facebook sebaiknya dapat memberikan manfaat pada diri kita, maka saya berusaha untuk tidak membuat status atau comment yang tidak berguna. Lebih baik memberikan status atau comment yang dapat membangun diri saya pribadi dan temanteman saya, daripada hanya menampilkan status atau comment yang bersifat tidak nyata.
Krisna Datuela
Gaya bahasa dalam kalimat yang digunakan Krisna Datuela menunjukkan bahwa pemilik akun merupakan seseorang yang memiliki sifat-sifat seorang lelaki. Burton (2011: 192) mengemukakan bahwa laki-laki selalu lekat dengan Kisah-kisah tentang kompetensi, konflik, penggunaan kekuasaan,
status
figur publik.
Lelaki
sebagai
pemimpin
merupakan representasi lelaki sebagai pemimpin atau pengatur ditunjukkan dalam visual seorang lelaki yang terlihat mengatur suatu peristiwa. Dalam berbagai kontek agama dan kebudayaan lelaki lebih banyak didudukkan sebagai pemimpin disamping wanita. Dalam agama Islam disebutkan bahwa “lelaki adalah pemimpin bagi wanita”. Konsep ini menunjukkan bahwa lelaki lebih banyak memiliki peran sebagai pemimpin dibandingkan seorang wanita, sehingga memiliki tugas dan tanggung jawab commit to user memimpin.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
Krisna Datuela mengungkapkan laki-laki adalah seorang pemimpin dalam keterangannya sebagai berikut. Bagi orang muslim laki-laki adalah pemimpin, baik pemimpin untuk dirinya sendiri, keluarga dan masyarakat. Seorang pemimpin harus berani mengambil sikap yang tegas, tidak plinplan dan berani bersikap, walaupun itu sangat sulit.
2) Gaya Bahasa Feminin (Repport style) Repport style adalah gaya penulisan bahasa status di facebook dengan menunjukkan bahasa-bahasa tulis yang alay, lemah gemulai, bahkan kadang juga perfeksionis. Contoh: Aniza Clal0e CyAnx Amoe
Aniza Clal0e CyAnx Amoe dalam berinteraksi atau berkomunikasi di Facebook menggunakan gaya bahasa yang menunjukkan ciri feminis. Gaya bahasa yang menunjukkan sikap kurang terbuka, menunggu, dan pasif. Gaya bahasa yang digunakan oleh Aniza Aniza Clal0e CyAnx Amoe menunjukkan adanya kecenderungan orientasi terhadap terjalinnya suatu hubungan, sehingga sebisa mungkin menghindari perselisihan dan tidak menunjukkan posisi yang lebih unggul. commit to user Perempuan lebih banyak berbicara di lingkungan privat, yaitu
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
lingkungan yang merupakan bagian dari lingkar pergaulannya. Perempuan juga banyak berbicara untuk menjalin interaksi (Tannen, 2003: 48).
Cenika Sigenit UnyuUnyu
Gaya bahasa dalam kalimat yang digunakan Cenika Sigenit UnyuUnyu dalam membuat status di Facebook menunjukkan bahwa pemilik akun adalah orang yang tidak tegas, ingin diperhatikan dan mudah mengeluh. Kalimat status pertama yaitu “aq sayang kau dan dia” menunjukkan bahwa pada saat membuat status Cenika Sigenit UnyuUnyu berada dalam kondisi yang mengharuskan memilih diantara dua pilihan. Namun ternyata baginya menentukan pilihan tersebut sangat sulit, sehingga dengan agak nakal ia memutuskan memilih keduanya. Konteks sikap nakal terlihat pada kalimat “haha murko (haha serakah)”. Disisi lain penggunaan kalimat diakhir status dapat pula diartikan bahwa Cenika Sigenit UnyuUnyu menginginkan adanya perhatian dari kedua orang tersebut. Griffin (2011: 438) mengemungkapkan bahwa perempuan tidak merasa risih untuk berkeluh kesah dalam interaksi commit to user komunikasi yang dilakukan, sehingga tak jarang posisi lemah, sub
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
ordinat bukan merupakan masalah, tapi justru cara untuk mempererat hubungan.
Berdasarkan identifikasi akun facebook responden penelitian, maka dapat disusun jenis permainan identitas remaja SMA Muhammadiyah Surakarta sebagai berikut. Tabel 4.1 Ringkasan Permainan Identitas Remaja dalam Facebook No Nama akun 1 Apidkariiy Ulala (Hafidz Achmadi)
2
3
4
5
6
Identitas Material - Nama akun : Asli-Samaran - Foto profil: Samaran - Gaya bahasa: Rapport style
Arieny Chumant caiianxkhamu Celamalamaannyaa
- Nama akun : Samaran - Foto profil: Asli - Gaya bahasa: Repport style
Arika Devi Sintiyani
- Nama akun : Asli - Foto profil: Asli - Gaya bahasa: Repport style
Bangkit Rizky
- Nama akun : Asli - Foto profil: Asli - Gaya bahasa: Rapport style
Cenika Sigenit UnyuUnyu
- Nama akun : Samaran - Foto profil: Asli - Gaya bahasa: Repport style
Chicix Thembhem Bocah Crewet
- Nama akun : Samaran - Foto profil: Asli commit to - Gaya bahasa: Repport style
Gaya penulisan Sebagian besar berisi tentang aktivitasnya yang berhubungan dengan hobi serta sering menampilkan pengalaman berupa cerita-cerita lucu Sebagian besar menampilkan kebersamaanya bersama teman-teman sekolah. Dalam statusnya juga sering menceritakan kegiatan-kegiatan yang dilakukannya bersama teman-teman Sebagian besar status dan komentarnya dalam facebook menunjukkan hasrat dan keinginannya pada sesuatu. Sebagian besar mengungkapkan keadaan dirinya yang sebenarnya khususnya prestasi yang dimilikinya Sebagian besar pesannya dalam facebook adalah ungkapan perasaan hatinya, entah yang berhubungan dengan suatu harapan atau kerinduannya pada seseorang Pesannya sebagian besar didominasi oleh ungkapan perasaan dan user informasi-informasi kepada teman-teman
Permainan identitas Hafids mengambarkan dirinya sebagai penggila hobi komik Jepang. Selain itu juga mengambarkan dirinya sebagai seorang humoris Arini menggambarkan dirinya sebagai sosok yang dewasa, penyayang, dan toleran
Arika menggambarkan dirinya sebagai seorang yang kurang sabar dan ingin memperoleh apa yang diinginkannya Dalam facebook Risky ingin menggambarkan dirinya sebagai sosok yang dewasa dan memiliki prestasi Cenika menampilkan profil gadis yang manja
Cici menampilkan sosok gadis yang istimewa, yaitu memiliki ciri khas bentuk pipi yang tembem dan bagi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 77
Cici pipi tembem merupakan kelebihan yang belum tentu dimiliki oleh teman lainnya 7
8
9
10
11
12
13
DhEnizz OnCe MoRe
- Nama akun : Asli-Samaran - Foto profil: Asli - Gaya bahasa: Repport style
DhiEndha Ckrg CNdrie - Nama akun : Agie Samaran - Foto profil: Asli - Gaya bahasa: Repport style
Ega Ayup Sasongko
Ekailham Bagaskara
Ersha Yulinda
- Nama akun : Asli - Foto profil: Asli - Gaya bahasa: Rapport style
- Nama akun : Asli - Foto profil: Aslisamaran - Gaya bahasa: Rapport style
- Nama akun : Asli - Foto profil: Asli - Gaya bahasa: Repport style
Iqkkha Morganous Smashblastforever
- Nama akun : Asli-Samaran - Foto profil: Asli - Gaya bahasa: Repport style
Lanang Hari
- Nama akun : Asli - Foto profil: Asli - Gaya bahasa: Rapport style
Sebagian besar pesan Deni berupa kegiatankegiatan yang dialaminya bersama teman-teman. Bercerita kegiatan-kegiatan yang telah dialami bersamasama teman Dinda menyampaikan pesan-pesan yang berhubungan dengan perasaan hatinya, khususnya perasaannya terhadap teman dekatnya Agie. Sebagian besar pesan Ega berupa kalimatkalimat penyemangat bagi dirinya dan temantemannya. Sebagian besar menampilkan kebersamaanya bersama teman-teman sekolah. Dalam statusnya juga sering menceritakan kegiatan-kegiatan yang dilakukannya bersama teman-teman Ersha menyampaikan pesan-pesan yang berhubungan dengan perasaan hatinya
Ika banyak menyampaikan pesan yang berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan serta isi hatinya baik ketika gembira maupun ketika gundah Lanang Hari banyak mengungkapkan sesuatu yang ingin dicapainya di masa mendatang
commit to user
Deni menampilkan sosok yang mudah bergaul dan memiliki banyak teman
Dinda menampilkan sosok yang perhatian, khususnya kepada teman dekatnya Agie
Ega menggambarkan dirinya sebagai seorang yang dewasa yang telah memiliki tujuan hidup bagi masa depannya. Ilham menampilkan dirinya sebagai seorang pria yang ideal, yaitu digambarkan dengan fotofoto atau gambar sosok dalam komik yaitu lelaki yang memiliki proporsi tubuh ideal dan tampan Ersha menampilkan sosok yang perhatian. Ersha sering memberikan like kepada status temantemannya sebagai tanda support kepada temannya Ika dalam facebook tergambar sebagai seorang wanita yang sedang mencari jati diri, yaitu kadang senang tetapi seketika dapat berubah sedih Lanang Hari ingin menunjukkan cita-citanya di masa mendatang dan menggambarkan bagaimana dirinya nanti ketika dewasa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78
14
15
Hanafi Afianto
- Nama akun : Asli - Foto profil: Asli - Gaya bahasa: Rapport style
Tania Dira Harucky (Taraucky)
- Nama akun : Asli-samaran - Foto profil: Asli - Gaya bahasa: Repport style
16
Romadhona Adi Rusdiana
- Nama akun : Asli - Foto profil: Aslisamaran - Gaya bahasa: Rapport style
17
Nur Azizah
- Nama akun : Asli - Foto profil: Asli - Gaya bahasa: Repport style
18
Mierna Fierna
- Nama akun : Samaran - Foto profil: Asli - Gaya bahasa: Repport style
19
Jb‟S Buyung
- Nama akun : Samaran - Foto profil: Asli - Gaya bahasa: Rapport style
20
Dvithaa Ciindta Sllalu
- Nama akun : Samaran - Foto profil: Asli - Gaya bahasa: Repport style
Hanafi banyak membuat status-status yang menunjukkan sikap dewasa, tentang arti kedewasaan, bagaimana harus dewasa dan sebagainya Tania banyak menampilkan profil atau comment yang bersifat kekanak-kanakan dan menggunakan bahasabahasa gaul Romadhona dalam status dan commentnya banyak mengungkapkan kalimat-kalimat bijak yang mengajak kepada teman-teman dan dirinya untuk bersikap lebih dewasa. Nur Azizah dalam status dan commentnya juga banyak mengungkapkan kalimat-kalimat bijak yang memotivasi dirinya serta menjadi pijakan dalam kehidupan yang akan ditempuhnya Mierna dalam status dan commentnya banyak mengungkapkan keadaan dirinya, yaitu kejadian-kejadian yang tengah dialaminya. Buyung dalam status dan commentnya banyak menggunakan kalimat-kalimat filosofis dan menggunakan bahasa Inggris. Dvita banyak menyampaikan pesan yang berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan serta isi hatinya baik ketika gembira maupun ketika gundah
commit to user
Hanafi ingin menunjukkan kepada teman-temannya bahwa dirinya merupakan sosok yang telah dewasa
Tania ingin menunjukkan kepada teman-temannya bahwa dirinya merupakan sosok yang enak diajak bicara, humoris, dan gaul Romadhona menginginkan dirinya dianggap sebagai seorang yang dewasa
Nur Azizah ingin tampil sebagai sosok wanita yang telah dewasa, yaitu memiliki tujuan hidup dan mampu mengurus dirinya sendiri
Mierna menginginkan teman-temannya mengetahui bahwa dirinya merupakan gadis yang ceria dan ajak diajak berteman. Buyung ingin menunjukkan bahwa dirinya adalah seorang yang memiliki kelebihan dari kebijaksanaan dan mampu berbahasa Inggris Dvita dalam facebook tergambar sebagai seorang wanita yang sedang mencari jati diri, yaitu kadang senang tetapi seketika dapat berubah sedih
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 79
Selanjutnya bentuk-bentuk permainan identitas dalam material online yang dilakukan oleh remaja SMA Muhammadiyah Surakarta adalah sebagai berikut: Tabel. 4.2. Permarinan Identitas dalam Material Online No
Material online
Gaya
Permainan Identitas
Bahasa 1
Nama Akun - Asli 1.Bangkit Rizki 2.Nur Azizah 3.Lanang Hari S.
1.Mengingatkan diri dengan 1.Rapport individu Style 2.Kebanggaan posisi 2.Rapport Style 1.mengingatkan ciri yang ingin - Samaran ditampilkan kepada seseorang 1.TembemChubby 1.Repport 2.merujuk kepada penggemar, Ndutz Style fans, atau bahkan kelompok 2.Tikha Bieber 2.Repport tertentu. 3.Chicix tembem Style bocah cerewet - Asli-samaran 1. Arieny
1.Repport Style 2.Repport Chumantcaiianxkhamu Style Celamalamaannyaa 2.Widhi Chayyanx
1.anggapan media facebook hanya sebagai media tempat mencari kesenangan bercerita 2.menutup diri dan membatasi diri karena sudah memiliki pasangan 1.
Beby 2
Foto akun - Asli 1.Bangkit Rizki 2.Nur Azizah 3.Lanang Hari S.
1.Rapport 1.Kesadaran akan kelebihan Style wajahnya 2.pengetahuan akan peraturan 2.Rapport Facebook Style - Samaran 1.Menunjukkan Hobi 1.Apidkariyy 1.Rapport 2.menunjukkan aktifitas Ulala(hafidz Ahmadi) Style keseharian yang sering dilakukan 2.Muhammad Jani 2.Rapport Aldinno Style 3.Eka Ilham 3.Rapport Bagaskara Style commit to user
1.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 80
3
Nama Akun dan 1.Repport 1.Memudahkan orang mengenali Foto Style pemilik akun - Nama Asli foto asli 2.menunjukkan dan menekankan 1.Mierna Fieta 2.Repport status pemilik akun. 2.Romadhona Adi Style Rusdiana -
Nama Asli Foto 1.Rapport 1.Menunjukkan Hobi bentukan Style 2.menunjukkan aktifitas 1.Apidkariyy 2.Rapport keseharian yang sering dilakukan Ulala(hafidz Ahmadi) Style 2.Muhammad Jani 3.Rapport Aldinno Style 3.Eka Ilham Bagaskara 1.Menunjukkan ciri khas individu - Nama bentukan pemilik akun foto asli 1.Repport 2.Menunjukkan kesenangan dan Style kesukaan akan sebuah 1.Iqkkha Morganous 2.Repport kelompok,seseorang, atau Smashblastforever Style golongan. 3.Repport 2.Milla dia cemplukz Style 3.Cenika sweety 1. 4.
Informasi -
Informasi Realitas media
1. Chicix Thembemb .Repport Style Bocah Cerewet 2.Repport Style 2. DhiEndha Ckrg 3.Repport CNdrie Agie Style -
1.Menunjukkan
kelebihan
dan
keunikan pada diri pemilik akun 2.menunjukkan
status
sang
pemilik akun.
Informasi Realitas Objek
1. Mierna Fieta 2. Ersha Yulinda
.Repport 1.memudahkan perkenalan dengan Style orang baru di media facebook 2.Repport Style 2. menunjukkan status sang pemilik akun yang apa adanya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 81
Hasil analisis identitas dalam material online menunjukkan bahwa pada material nama akun sebagian besar menggunakan nama asli dan campuran asli dan samaran B. Alasan Remaja Dalam Mempermainkan Identitas Remaja Di Media Sosial Facebook Alasan remaja dalam mempermainkan identitas dalam facebook ditinjau dari dua hal, yaitu persepsi remaja terhadap permainan identitas dalam facebook serta materi yang digunakan untuk bermain identitas. Penelitian menunjukkan bahwa permainan identitas di kalangan pelajar SMA Muhammadiyah di Surakarta meliputi tiga hal yaitu material, gaya bahasa, dan strategi secara umum. Permainan identitas tersebut dianalisis berdasarkan obyek material indentitas yang terdapat dalam facebook dan merupakan unsur awal seseorang dikenali antara lain melalui nama akun dan profile picture-nya. Berdasarkan pengamatan terhadap nama akun dan profile picture yang
ditampilkan,
ditemukan
bahwa
persepsi
pelajar
SMA
Muhammadiyah di Surakarta dalam pembentukan identitas atau permainan identitas diri di facebook digolongkan menjadi dua kategori yaitu identitas anonymous dan identitas nonymous. Altheide (2000: 2) mengemukakan identitas merupakan bagian penting dari konsep diri. Konsep diri adalah totalitas seseorang terhadap suatu kelompok referensi yang menunjukkan eksistensi diri individu tersebut. Konstruksi atau pembentukan identitas khususnya terhadap situasi public terbagi dalam dua konstruksi yaitu identity announcement merupakan identitas diri yang sengaja dikonstruksi agar orang lain mengenal dirinya, dalam proses ini individu mengklaim identitas dirinya terhadap hal-hal yang dianggap mewakili dirinya walaupun hal tersebut merupakan benda abstrak. Konstruksi pembentukan identitas selanjutnya adalah identity placement yaitu identitas diri yang diperoleh berdasarkan keberadaan individu tersebut saat ini, misalnya berdasarkan nama commitpekerjaan to user atau institusi sekolah. keluarga, alamat rumah, institusi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 82
Identitas diri yang digunakan atau ditampilkan oleh pengguna facebook secara umum terbagi dalam dua kategori yaitu anonymous dan nonymous. Pola penggunaan identitas diri anonymous sengaja dilakukan untuk menyembunyikan indentitas penting seperti nama sebenarnya, tempat tinggal, institusi pekerjaan atau sekolah. Sedangkan pola pembentukan
identitas
diri
nonymous
individu
tersebut
sengaja
menunjukkan identitas penting mereka seperti nama lengkap, tempat tinggal, institusi pekerjaan atau sekolah (Suler, 2002: 456). Wang (2009: 25) juga menyatakan bahwa komunikasi yang dilakukan secara online menekankan pada kurangnya petunjuk dalam sebuah interaksi komunikasi dan komunikasi yang terjadi bersifat anonim. Beebe (2008: 78) menyatakan anonimitas merupakan suatu keadaan dimana kita tidak mengetahui dengan siapa kita menjalin komunikasi. Hal ini sejalan dengan Devito (1997: 231) yang mendukung salah satu kerugian ketika kita membina hubungan secara online kita tidak dapat melihat secara langsung orang yang kita ajak menjalin hubungan. Selain itu kemungkinan orang yang berinteraksi secara online memberitahu informasi yang salah mengenai dirinya dan terdapat kemungkinan kecil untuk mengetahui kebohongan tersebut. Raven dan Robin menyatakan bahwa proses pengungkapan diri pada individu juga memiliki keceenderungan mengikuti norma resiprok atau timbal balik (Dayaksini, 2009: 88). Bila seseorang menceritakan sesuatu yang bersifat pribadi pada kita, kita cenderung memberikan reaksi yang seimbang. Pada umumnya kita mengharapkan
orang lain
memperlakukan kita sama seperti kita memperlakukan mereka. Menurut Taylor (2009: 335), anonimitas yang terdapat dalam interaksi secara online memudahkan seseorang untuk mengungkapkan informasi personalnya, hal ini mungkin karena individu merasa lebih mampu mengekspresikan aspekaspek penting dari diri mereka saat mereka melakukan interaksi secara online. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 83
Persepsi remaja dalam menampilkan identitas dirinya dalam facebook memiliki keragaman motivasi yang berbeda-beda. Tampilan identitas seseorang selain dilihat secara langsung, misalnya melalui profile picture, dapat pula dilihat secara tidak langsung melalui gaya bahasa yang digunakankannya. Averill mengungkapkan bahwa bagaimana seseorang mengekspresikan apa yang dirasakannya, berkaitan dengan bagaimana pemahamannya akan lingkungan, situasi, dan budaya yang melingkupinya. Budaya disebut menjadi panduan bagaimana seseorang mengekspresikan apa yang dirasakanya, karena budaya yang berbeda mampu menampilkan ekspresi atau emosi yang berbeda pula (Littlejohn, 2009: 127). Kecenderugan bagaimana seseorang mengolah kata dalam menyampaikan suatu pesan kepada orang lain, sangat dipengaruhi oleh gaya bahasa yang dipegangnya, karena gaya bahasa yang berbeda membawa pengaruh pada pilihan kata, intonasi, tanda baca, materi, serta pesan yang disampaikan. Identitas pribadi atau pengungkapan diri melalui media, seperti facebook menjadi salah satu motivasi seseorang dalam menggunakan sarana new media pada saat ini. Selain motivasi identitas pribadi, McQuail (1991: 72) motif-motif lain penggunaan media oleh individu adalah motif informasi, motif integrasi sosial dan motif hiburan. Penggunaan permainan identitas ini mereka gunakan untuk berbagai keperluan diantaranya untuk kebebasannya dalam menggunakan akun Facebook-nya atau untuk update,chatting, bahkan bertukar gambar. pemenuhan rasa aman,ikut-ikutan dan merupakan panggilan kesayangan. Namun yang paling menonjol pada permainan identitas remaja SMA Muhammadiah adalah kebanggaan posisi mereka di dalam komunitas Ikatan Remaja Muhammadiah, dan untuk menunjukkan sebuah hobi yang ditampilkannya melalui gambar – gambar anime jepang yang tampak melalui akun facebook mereka. Untuk lebih jelas maka faktor penggunaan permainan identitas itu akan penulis paparkan pada beberapa poin berikut yaitu: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 84
a.
Menunjukkan hobi
Apidkariiy Ulala (Hafidz Achmadi) merupakan siswa yang memiliki kegemaran membaca buku-buku komik, khususnya komik dari Jepang misalnya Naruto, Sai Saiya, dan lain-lain. Apidkariiy Ulala (Hafidz Achmadi) mengungkapkan bahwa banyak juga teman-temannya yang memiliki hobi yang sama terhadap komik Jepang. Beberapa siswa yang memiliki hobi yang sama tersebut sering melakukan interaksi antara lain saling memberikan informasi tentang komik terbaru dan saling meminjam komik. Komunikasi kelompok ini lama-lama terbawa dalam komunitas di facebook. Apidkariiy Ulala (Hafidz Achmadi) sendiri menyatakan bahwa hobinya terhadap komik Jepang membuat dia ingin menampilkan semua
yang ada pada diri
dan sekitarnya
sebagaimana yang terdapat dalam komik Jepang tersebut.
b.
Kebanggaan posisi
Penggunaan nama akun asli lainnya digunakan oleh Lanang S Hari dalam menampilkan nama akunnya dilandasi oleh suatu sifat pemilik akun yang merupakan sosok yang terbuka baik secara to user individual maupuncommit dalam kelompoknya. Ada hal yang istimewa di
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 85
dalam kepribadiannya sejauh pengamatan penulis, di dalam panampilan yang terlihat urakan, ternyata Lanang merupakan seseorang penyantun yang bisa menempatkan sebagaimana mestinya. Lanang, nama panggilannya, merupakan asli Surakarta. Lanang telah menjadi pengguna Facebook sejak tahun 2011, dia mengaku membuat
Facebook setelah banyak teman-teman
sekolahnya yang terlebih dahulu bergabung dengan jejaring sosial ini. Berbagai manfaat telah dirasakannya semenjak memiliki akun Facebook. Manfaat itu terutama dalam hal bersosialisasi dan menambah jaringan pertemanan. Selain itu juga mengaku ketagihan dengan jejaring sosial ini lantaran fiturnya yang memberi kemudahan bagi penggunanya untuk bertukar informasi secara cepat, chat (obrolan) dengan banyak orang, serta sistem sharing yang memudahkannya berbagi kesukaan ataupun cerita. Lanang memasukkan beberapa informasi pribadi, seperti hari ulang tahun, status hubungan, agama, alamat email, hingga alamat rumah. Beberapa informasi yang tidak dimasukkan seperti nomor telepon dikarenakan dirinya menghindari adanya pencemaran nama baik yang kerap terjadi di dunia maya. Dia juga termasuk siswa yang aktif meng-update status dalam profil Facebooknya. Dia juga sering mengunggah foto dan merubah profil maupun informasi profilnya agar teman-temannya mengetahui kegiatan-kegiatan yang sedang dilakukannya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 86
c.
Merujuk dan kecintaan kepada kelompok tertentu
Nama kelompok yang penulis maksud disini adalah nama atau identitas yang disenangioleh pengguna akun Facebook tersebut. Nama kelompok ini terdiri dari berbagai kategori,baik itu namagroup band kesukaan mereka(seperti,Tika Bieber), Klub Sepak Bola(seperti Anang Liverpudian) atau bahkan nama klub otomotif dimana mereka tergabung (seperti: Aconk SOTIC, Dian SATCS dan Danang VW Lovers)karena nama ini sudah melekat pada diri mereka, namun tidak mungkin mereka cantumkan pad anama asli mereka.Selain nama keluarga juga ada yang menggunakan nama akun Facebook-nya dengannama aslinya yang dipendekkan, sehingga dengan maksud kecintaan mereka kepada kelompok tertentu, mereka mengubah nama asli mereka dan melakukan permainan identitas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 87
Keberadaan new media seperti facebook telah membuka lebar seseorang untuk bisa mendapatkan motif-motif di atas secara bersamaan. Meskipun, tidak bisa dipungkiri bahwa ada salah satu motif yang lebih menonjol untuk dipilih. Pengguna facebook juga bisa menjadi aktor dalam menggunakan media tersebut sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Pengguna facebook yang notabene pemilik akun merupakan orang yang sepenuhnya memegang kendali atas berjalannya komunikasi. Hal ini sejalan dengan teori Uses and Gratifications. Menurut Severin & Tankard (2007: 205), teori Uses and Gratifications lebih menekankan pada pendekatan manusiawi. Artinya, manusia itu memiliki otonomi dan wewenang dalam memberlakukan media. Karena khalayak mempunyai banyak alasan untuk menggunakan media. Selain itu, konsumen mempunyai
kebebasan
untuk
memutuskan
bagaimana
mereka
menggunakan media dan bagaimana media itu berdampak untuk dirinya. Karena menurut teori ini mungkin saja media dapat mempunyai pengaruh jahat dalam kehidupan mereka. Terdapat lima asumsi dasar teori uses and gratification khalayak aktif, inisiatif dalam pemilihan media, media berkompetisi dengan sumber lainnya, audience mempunyai kesadaran diri akan penggunaan media serta kepuasaan yang diperoleh dapat berasal dari isi media, terpaan media dan situasi sosial dimana terpaan media terjadi. Persepsi pelajar terhadap permainan identitas dalam facebook berkaitan erat dengan motivasi mereka dalam pengungkapan identitas pribadi. Kaitan antar teori uses and gratification dan motif identitas pribadi bahwa teori ini menjelaskan adanya situasi sosial memberikan commit to user dukungan dan penguatan pada nilai-nilai tertentu melalui media.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 88
Penguatan diri bisa didapat melalui media, dengan media seseorang dapat memperkenalkan identitas dirinya pada pengguna media yang lain. Situasi
sosial
yang
terjadi
dikalangan
pelajar
di
SMA
Muhammadiyah Surakarta adalah facebook menjadi sebuah sarana komunikasi yang “wajib” dimiliki oleh mereka. Bagi mereka yang tidak memiliki akun facebook, maka mereka akan “terisolasi” dari pergaulan antar mereka. Setidaknya, komunikasi di dunia maya akan menjadi bahan perbincangan juga di dunia nyata. Memalui facebook juga mereka bias menampilkan identitas mereka. Mereka bias leluasa mempresentasikan dirinya sesuai dengan motivasi serta persepsi mereka. Teks-teks lain dalam material facebook juga menjadi sarana sebagai penyampai pesan akan identitas diri mereka seperti gaya bahasa. Secara umum, gaya bahasa akan mempengaruhi bagaimana identitas diri seseorang secara utuh dilihat oleh orang lain. Dikotomi perempuan dan laki-laki secara nyata masih menjadi bagian pengaturan bagaimana perempuan harus bertutur dan bagaimana laki-laki harus berbicara. Kondisi tersebut terjadi pula dalam penggunaan facebook. Perbedaan gender seseorang seringkali berimbas pada penggunaan gaya bahasa yang digunakan dalam facebook. Seorang pemilik akun laki-laki cenderung memiliki gaya bahasa yang tegas, berani, ceplas ceplos, dan intimidatif. Sedangkan gaya bahasa pemilik akun perempuan cenderung bersifat lemah, lembut, banyak pertimbangan, suka bercerita, dan menginginkan perhatian. Deborah Tannen dalam Genderlect Theory mengungkapkan bahwa laki-laki dalam gaya bahasanya menggunakan Repport Talk dan perempuan menggunakan Rapport talk (Griffin, 2011).
C. PEMBAHASAN Identitas merupakan konsep diri yang dipengaruhi oleh budaya, masyarakat, hubungan, dan citra diri yang dimiliki (Littlejohn, 2009: 492). Karenanya, agar seseorang bisa diterima dalam lingkungannya, dia commit sesuai to userdengna citra diri yang dimilikinya hendaknya menampilkan dirinya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 89
yaitu citra diri yang dituntut muncul dari dirinya terkait hubungan yang dijalinnya dengan pihak lain, yang dipengaruhi juga dari adanya norma budaya dan nilai yang berlaku di masyarakat, sehingga mungkin saja, apa yang berbeda. Sobur (2003) menambahkan bahwa membicarakan mengenai diri, berarti akan membahas mengenai bagaimana kesadaran diri seseorang dan bagaimana pengungkapan diri orang tersebut (Sobur, 2003: 500-501). Ketika seseorang membuka informasi dirinya pada orang lain, artinya dia telah memikirkan reaksi yang mungkin muncul dari orang lain, dan telah mempertimbangkan apakah yang ditampilkannya tersebut, sesuai dengan identitas
yang dia ingin orang lain melihatnya
(Supratiknya,1995:14-16). Stuart Hall dalam The Question of Cultural Identity (1996: 596636) menegaskan bahwa perkembangan era modern kini telah membawa perkembangan
baru
dan
mentranformasikan
bentuk-bentuk
individualisme; sebagai „tempat‟ di mana konsepsi baru mengenai subyek individu dan bagaimana identitas itu bekerja. Ada transformasi yang terjadi dalam individu modern dimana mereka mencoba untuk melepaskan diri dari tradisi maupun struktur (sosial) yang selama ini dianggap membelenggu. Bukan berarti bahwa masyarakat yang hidup pada masa pramodern tidak individualis, melainkan term ini memiliki „kehidupan‟, „pengalaman‟, dan „konsep‟ yang berbeda sesuai dengan masanya. Salah satu ciri modernitas yang diduga kuat merubah tatanan sosial yang ada menurut Hall adalah penemuan dan perkembangan mesin. Melalui pembahasan ini, Stuart Hall ingin menempatkan identitas menurut beberapa teori sebagai the enlightenment 'subject', identitas yang stabil dan final, sebagai de-centred sampai kepada identitas yang terbuka, kontradiksi,
tidak
selesai,
identitas
terfragmentasi
dari
subjek
postmodernisme. Bagi Hall dalam Identity: Community, Culture, Difference (1990), “..There are two kinds of identity, identity as being (which offers a sense of unity and commonality) and identity as becoming commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 90
(or a process of identification, which shows the discontinuity in our identity formation)”. Salah satu teori yang menjadi rujukan bagi Stuart Hall adalah pembahasan pembentukan pusat subyek yang merujuk pada Michel Foucault yang menggelontorkan 'genealogy of the modern subject'. Foucault memformulasikan sebuah tipe baru dari kekuasaan yang berasal dari penelusuran sejarah di abad ke-20 yang disebutnya sebagai 'disciplinary power'. 'Disciplinary power' mengandung pembahasan mengenai regulasi, pengawasan, dan pemerintah yang berlaku pada 1) populasi secara keseluruhan dan 2) individu maupun tubuh. Konsep ini berkembang dimana „polisi‟ dan kedisiplinan yang beralaku pada masyarakat modern baik di tempat kerja, barak-barak, penjara, sekolah, rumah sakit, dan sebagainya.Yang menjadi perhatian penting Stuart Hall adalah bahwa sejarah modern menunjukkan kekuaasaan dan kedisiplinan Foucault merupakan produk dari sekala besar regulasi institusi yang di akhir era modernisasi, teknik ini melibatkan aplikasi dari kekuasaan dan pengetahuan yang selanjutnya disebut sebagai „individualizes‟ yang terinternalisasi dalam diri (tubuh) seseorang. Bagi mereka yang menyatakan bahwa identitas modern telah terfragmentasi memberikan argumen bahwa apa yang terjadi di saat ini tentu menempatkan konsepsi subyek sebagai yang tidak hanya dipahami secara sederhana sebagai yang terpisah malainkan „dislocation‟, berasal dari wacana pengetahuan modern. Stuart Hall selanjutnya memaparkan sketsa tentang subyek yang berasal dari teori-teori sosial serta human sciences yang berasal dari paruh kedua abad ke-20, yang pada dasarnya merupakan apa yang disebut dengan „the final de-centring of the cartesian subject‟. Saat ini, identitas seseorang bisa dilihat dengan dua cara utama, pertama dilakukan secara langsung melalui pertemuan langsung, Kedua melalui penilaian identitas berdasarkan tampilan yang dibentuk melalui commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 91
media. Media disini dipahami dalam dua pengelompokkan, yaitu new media dan old media. New media merupakan media-media yang sedang up to date di saat sekarang dan menjadi sarana dalam komunikasi dan interaksi khususnya media internet. Tampilan identitas dalam new media memiliki karakteristik kebebasan yang lebih luas dan lebih terbuka. Dalam internet, penggunanya memiliki kebebasan dalam menampilkan dirinya sedemikian rupa sesuai dengan apa yang diinginkannya. Sherry Turkle dalam Littlejohn (2009) melihat bahwa perkembangan komunikasi lewat komputer atau Computer Mediated Communitaion (CMC) merupakan suatu bentuk emansipasi, yaitu tiap orang yang terlibat memungkinkan untuk mengeksploitasi identitas mereka masing-masing, namun masih dalam koridor keamanan secara sosial dan fisik (Littlejohn, 2009: 163). Meminjan konsep yang digelontorkan oleh Christine Hine (2000), David Bell melihat cyberspace atau ruang cyber bisa didekati dalam term „culture‟ dan „cultural artefact‟. Sebagai sebuah budaya (culture), pada awalnya internet ditenggarai sebagai model komunikasi yang sederhana bila dibandingkan dengan model komunikasi secara langsung atau face-toface. Bahwa interaksi face-to-face tidak hanya melibatkan teks sebagai simbol atau tanda dalam berinteraksi semata. Ekspresi wajah, tekanan suara, cara memandang, posisi tubuh, agama, usia, ras, dan sebagainya merupakan tanda-tanda yang juga berperan dalam interaksi antar individu. Sedangkan dalam Computer Mediatied Communication (CMC) interaksi terjadi berdasarkan teks semata bahkan emosipun ditunjukkan dengan menggunakan teks, yakni dengan simbol-simbol dalam emoticon. Namun, pemaparan internet sebagai sebuah kultur/budaya masih membuat David Bell tidak bisa menegaskan definisi secara pasti, „It‟s a slippery term, to be sure; hard to define, multiplicitous‟ (2001:1). Selanjutnya Bell mencoba mendekati cyberspace dengan pemahaman bahwa ruang cyber tersebut merupakan kombinasi dari tiga hal, yakni material, simbolik, dan commit dimensito user pengalaman. Bell (2001:2) bahkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 92
memberi penekanan bahwa pengalaman di dunia cyber dengan semua spektakuler dan kehidupannya dimanifestasikan dengan memediasi material dan simbolik. Bahkan memikirkan apa itu dan makna dari ruang siber itu sendiri melibatkan hypertextuality, sebagaimana campuran dan gabungan dari perangkat keras/hardware, perangkat lunak/software, dan perangkat pendukung yang bisa menyimpan data, meramalkan, memberi harapan maupun ketakutan, juga keberhasilan dan kegagalan. Oleh karena itu menurut Bell, cyberspace adalah kultur yang hidup dan tengah berlangsung, dihasilkan oleh individu maupun komunitas, mesin, dan kisah-kisah yang terjadi dalam kehidupan sehari1hari. Model selanjutnya menurut Bell, sebagaimana yang disodorkan Hine, adalah internet sebagai artefak kebudayaan (cultural artefac). Menurut Hine, internet tidak hanya bisa dipahami sebagai sekumpulan komputer yang berinteraksi dengan bahasa komputer itu sendiri, yakni TCP/IP. Kata „Internet‟ bisa didenotasikan sebagai seperangkat program komputer
yang memungkinkan
user
untuk
melakukan
interaksi,
memunculkan berbagai macam bentuk komunikasi, serta untuk bertukar informasi. Perkembangan program seperti E1 Mail, IRC, bulletin boards, MUDS, video konferensi, dan kemunculan WWW atau World Wide Web pada dasarnya adalah pembuktian. Perkembangan kehadiran internet telah melahirkan media sosial sebagai tempat berinteraksi secara langsung, dua arah antar pengguna. facebook merupakan salah satu contoh media sosial yang lahir dari perkembangan internet itu sendiri. Sebagai media komunikasi, pengguna facebook memiliki kesempatan untuk mengelola identitasnya sesuai dengan apa yang ingin ditampilkannya. Pengguna facebook sendiri juga beragam, dari berbagai tingkat umur, jenis kelamin, tingkat sosial dan semuanya mendapatkan kesempatan yang sama untuk menampilkan identitas diri yang diinginkannya. Membangun
identitas virtual dengan kehadiran facebook commit to user budaya cyber yang memediasi merupakan salah satu medium dalam
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 93
interaksi antar subyek di ruang virtual. Dalam penjelasan yang dipaparkan David Bell di di atas bahwa komunikasi termediasi komputer bisa didekati dalam dimensi pengalaman. Perangkat facebook yang dilahirkan oleh Mark Zurkenberg memberikan perangkat untuk membangun subyek. Setiap pengguna dan atau pemilik akun di facebook disediakan form untuk menuliskan profil diri mereka seperti nama, nama kecil, tempat tanggal lahir, pendidikan, hobi, sampai pada kutipan yang disenangi olehnya. Penulis telah membahas mengenai hal ini dalam sub-bab material facebook sebelumnya. Fasilitas facebook tersebut memungkinkan seseorang mengkonstruksi dirinya melalui perantaraan teks, baik itu dalam pengertian kumpulan kata maupun gambar yang pada akhinya memberikan kepingan-kepingan gambar bagaimana subyek pemilik akun facebook itu. Pada praktiknya ruang konstruksi identitas ini bisa bersifat opt in (hanya dibaca oleh pemilik akun itu sendiri, sebagian teman dalam jaringan facebook, atau teman dari teman dalam jaringan facebook) atau opt out (yang bisa dibaca oleh siapapun juga). Meski facebook memiliki kuasa untuk mengarahkan bagaimana informasi apa saja yang harus disampaikan oleh subyek tersebut, namun pilihan untuk memberikan informasi tersebut tetap kembali kepada kesadaran pengetahuan dari pengguna facebook tersebut. Kesadaraan pengetahuan yang bagi Foucault seharusnya membebaskan setiap orang dari pemahaman kesejarahan tentang identitas yang selama ini berlaku atau terjadi di dunia nyata. Karena bagi Foucault secara esensi siapapun memiliki kekuasaan untuk mengkosntruk dirinya dan apabila ada kekuasaan lain -dalam hal ini pengaruh kuasa yang mendominasi yang lain (the other)- maka hal tersebut bisa menyebabkan kegilaan dan kemarahan. Hanya saja, sebagaimana ketika Foucault membahas tentang subyek dalam episteme yang menyatakan subyek itu ada pada bahasa dan bukan pada Tuhan atau manusia yang dianggapnya sudah mati, teks atau commit to user satu-satunya (wacana) identitas gambar yang ada di facebook merupakan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 94
yang dipahami oleh pengguna facebook yang lain (the other). Misalnya, Hafidz Achmadi yang merupakan pelajar SMA Muhammadiah 3 Surakarta. Di kehidupan nyata, Hafidz Achmadi posturnya macho dan bahkan terlihat sangar. Ketika memiliki akun facebook pada 2010, Hafidz Achmadi
mengaku
merekayasa
akun
facebooknya
tersebut.
Ia
menggunakan akun dengan nama Apidkariiy Ulala. Profile picture dari Apidkariiy Ulala juga menampilkan gambar animasi, baik yang dia ambil dari hasil pencarian di internet, atau gambar animasi yang dia buat sendiri. Begitu pula dengan aktifitas dalam update statusnya. Tidak ada alasan khusus mengenai foto profil dan nama akunnya, kecuali hanya sebagai ajang popularitas diri dan keunikan nama supaya terlihat imut dengan sebutan Apidkariiy Ulala. Begitulah gambaran Hafidz Achmadi dalam dunia vertual (facebook). Dia membuat identitasnya melalui teks, gambar, gaya bahasa dan info material lain yang ada di facebook sehingga menghubungkannya dalam jaringan pertemanan di facebook, bahkan hingga group-group mana saja yang dia akan ikuti sebagai seorang Apidkariiy Ulala. Berdasarkan perspektif wacana yang dikembangkan Foucault, identitas pengguna facebook tidak bisa berdiri sendiri. Identitas itu harus bercermin dari yang lain (the other) dan tidak bisa lepas dari pengakuan atau pengukuhan pengguna facebook yang lain. Jika mencontohkan dalam kasus akun facebook Apidkariiy Ulala, identitas Apidkariiy Ulala tersebut tidak akan terlihat jika dia tidak memiliki jaringan dalam hal ini adalah teman facebook. identitas bagi Foucault memerlukan pengakuan dari yang lain, dibentuk oleh serangkaian opini yang melibatkan konfirmasi dalam hal ini oleh para pengguna facebook yang lainnya. David Holmes (2005: 55) menegaskan bahwa salah satu poin penting dalam komunikasi yang termediasi komputer ini adalah “Dengan sedikit mengabaikan beragam bentuk interaksi sosial yang mungkin mendukung perspektif CMC. Perspektif ini memfokuskan pada integrasi commityang to user informasi dimana komunikasi terjadi melalui medium komputer
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 95
berdasarkan pada proses informasi yang dapat dijumpai dalam beragam bentuk”. Proses informasi inilah yang terjadi di facebook hanya melalui teks dan gambar. Dalam kasus Hafidz Achmadi di atas, ada perbedaan identitas dia di dunia nyata yang terlihat macho dan terkesan sangar tetapi di dunia virtual dia merekayasa diri sebagai remaja yang lucu. Ini yang kemudian disebut oleh Tim Jordan bahwa operasionalisasi identitas di dunia virtual menjadi identity fluidity, renovated hierarchies, dan information as reality. Identity fluedity bermakna sebuah proses pembentukan identitas secara online atau virtual dan identitas yang terbentuk ini tidaklah mesti sama atau mendekati dengan identitasnya di dunia nyata (offline identities). Renovated hierarchies adalah proses dimana hirarki-hirarki yang terjadi di dunia nyata (offline hierarchies) direka bentuk kembali menjadi online hierarchies. Bahkan
dalam
praktiknya
Tim
Jordan
(1999:
62-87)
mendefenisikan istilah ini denanti-hierarchical. Hasil akhir dari identity fluidity dan renovated hierarchies inilah yang selanjutnya menjadi informational space, yakni infromasi yang menggambarkan realita yang hanya berlaku di dunia virtual. Identitas diri pelajar di SMA Muhammdiyah Surakarta dalam facebook dilakukan menggunakan level text dalam obyek material seperti nama akun, profile picture, dan status. Penelitian menemukan permainan identitas siswa SMA Muhammadiyah Surakarta terhadap nama akun facebook meliputi: (1) blind name yaitu nama akun yang memang bukan berdasarkan nama asli, atau bahkan menggunakan nama seseorang yg disukainya di luar nama aslinya, (2) blur name yaitu nama akun yang ditunjukkan dengan nama yang mencampurkan atau menggabungkan identitas aslinya atau nama panggilannya dengan kesan pembawaan diri, dan (3) bright name yaitu nama akun yang memang sengaja di perlihatkan sebagaimana adanya tanpa ada tambahan, ataupun penambahan nama di luar identitas alinya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 96
Obyek material selanjutnya adalah Profil Picture berupa (1) masking yaitu profil picture yang tergambarkan dengan sesuatu identitas yang diinginkan, tapi dengan menyembunyikan gambar asli yang mempunyai akun, atau lebih kepada gambar pemilik akun yang bersama dengan sesutau yang disukainya, (2) mature yaitu profil picture yang sengaja di tunjukkan dengan gaya sok dewasa, ataupun bhkan sesutau yg di luar keadaan aslinya berdasarkan atribut yang mlekat pada dirinya, dan (3) dissemble yaitu profil picture yang di sembunyikan dan di gantikan dengan gambar atau tulisan yang menegaskan keinginan sang pemilik akun. Bedanya dengan masking, dissemble lebih kepada tidak tampak gambar seseorang sang pemilik akun. Obyek material selanjutnya adalah informasi pemilik akun dimana permainan identitas dilakukan dengan metode (1) excessive information yaitu informasi yang di tunjukkan dengan cara melebih-lebihkan keadaan sang pemilik akun baik dengan cara menunjukkan informasi pekerjaan ataupun tempat tinggal, atau bahkan pendidikan, (2) pretend information yaitu informasi yang di tegaskan dengan sesuatu yang berpura pura, baik dari hal kesukaan atau bahkan status hubungan. Lebih jauh lagi adalah tempat dan tanggal lahir yang sengaja di mudakan atau bhkan di tuakan, dan (3) hidden information atau level hidden information, adalah merujuk kepada sebuah gambaran yang memang tidak tampak informasi yang tertulis, baik itu dari segi pekerjaan, tempat tinggal, atau apapun yang ada di dalam akun facebook. Facebook pada dasarnya memang merupakan media komunikasi yang memberikan keleluasaan bagi penggunanya untuk menampilkan diri, namun karena apa yang ditampilkannya akan dilihat oleh orang lain, maka tampilan yang ada dipertimbangkan masih pada batasan penerimaan orang lain. Hal ini terjadi karena setiap individu memiliki karakter dan motivasi tertentu dalam melakukan interaksi dan komunikasi dalam facebook. Setiap
orang
memiliki langkah-langkah khusus dalam user lain. Dalam karyanya berjudul mempresentasikan dirinyacommit kepadatoorang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 97
The Presentation of Self in Everyday Life, Erving Goffman (1959) menyatakan bahwa individu, disebut aktor, mempresentasikan dirinya secara verbal maupun non-verbal kepada orang lain yang berinteaksi dengannya. Presentasi diri atau sering juga disebut manajemen impresi (impression management) merupakan sebuah tindakan menampilkan diri yang dilakukan oleh setiap individu untuk mencapai sebuah citra diri yang diharapkan. Presentasi diri yang dilakukan ini bisa dilakukan oleh individu atau bisa juga dilakukan oleh kelompok individu/tim/organisasi (Boyer, dkk, 2006: 4). Facebook telah menjadi media dalam melakukan impression management dikalangan pelajar SMA Muhammadiyah Surakarta. Bagi Novi Dyah Ayu, siswi di SMA Muhammadiyah 1 misalnya, keberadaan facebook telah membantu dirinya dalam mencurahkan informasi-informasi terkait dengan dirinya. Dia bahkan kerapkali bercerita detail dalam status facebooknya. Padahal, dalam dunia nyata Novi cenderung pendiam dan pasif. Keberadaan facebook telah membantu Novi untuk menunjukkan identitas dirinya. Bagi kalangan remaja, seperti yang terjadi pada pelajar di SMA Muhammadiyah Surakarta, keberadaan facebook sebagai sarana media baru menjadi sesuatu yang tidak bisa dinapikan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Bahkan, dalam pergaulan mereka kepemilikan accaount facebook sudah menjadi sebuah “kewajiban” tersendiri. Mereka yang tidak memiliki facebook bisa terisolir dari jaringan pergaulan dikalangan mereka atau dunia luar pada umumnya. Facebook menjadi media yang bisa leluasa menyampaikan pesan tertentu yang bisa dibaca oleh khalayak. Pesan yang disampaikan melalui facebook bisa yang bersifat informasi umum atau terkait dengan individu, seperti mengungkapkan sebuah isi hati atau perasaan. Pesan yang disampaikan melalui facebook tidak hanya terpaku pada status yang ditulis (pernyataan langsung). Akan tetapi terdapat faktor identitas material dari commit to user facebook yang bisa menggambarkan sebuah pesan identitas dari si pemilik
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 98
akun, seperti nama, foto, dan lain sebagainnya. Identitas material yang ditampilkan dalam facebook, disadari atau tidak oleh kalangan pelajar di SMA Muhammadiyah di Surakarta telah mencitrakan identitas dirinya. Hal ini bisa sesuai dengan citra dirinya di dunia nyata atau hanya sebatas permainan identitas semata dalam dunia maya. Kondisi kesesuaian atau tidak
bergantung pada
motivasi
atau
drive
dari
remaja
SMA
Muhammadiyah Surakarta dalam menggunakan media sosial berupa facebook. Presentasi diri yang terjadi di dalam new media akan berbeda-beda berdasarkan jenis mediumnya. Jika medium tersebut adalah homepage pribadi, maka presentasi diri akan terjadi lebih konstan dan tetap. Hal disebabkan frekuensi untuk melakukan perubahan-perubahan di dalam medium tersebut tidak terlalu tinggi (Marwick & Boyd, 2010: 2-3). Pelajar di SMA Muhammadiyah Surakarta mempresentasikan dirinya melalui biografi singkat yang tersedia pada material facebook, seperti yang terdapat dalam menu „tentang‟. Pelajar sebagai pengguna facebook diberikan ruang yang sangat leluasa untuk menyampaikan pernyataan melalui update status. Menulis status di facebook merupakan salah satu cara yang paling dominan untuk mempresentasikan diri. Sementara status di facebook ini, yang bersifat dinamis dan interaktif, mengalami perubahan yang sangat cepat dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, medium facebook ini membuat presentasi diri berlangsung lebih dinamis. Satu status yang dinyatakan dalam facebook bisa dikomentari oleh banyak teman. Ketika mengkaitkan antara media sosial dan presentasi diri, bisa terjadi pandangan yang cukup kontradiktif. Di satu sisi, presentasi diri yang berakar dari interaksi tatap muka antar individu memandang presentasi diri melalui media sosial akan menghilangkan elemen non verbal komunikasi dan konteks terjadinya komunikasi. Sehingga presentasi diri tidak maksimal di dalam media sosial. Di sisi lain, commitnon to user ketidakhadiran elemen-elemen verbal dan konteks bisa dipandang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 99
sebagai sebuah kondisi bagi pengguna untuk lebih mudah mengontrol dan atau minimal dalam melakukan presentasi diri. Sehingga ketiadaan elemen-elemen nonverbal bisa membuat komunikasi tidak berjalan cukup „kaya‟. Namun, pada saat yang sama setiap pengguna mendapatkan kesempatan untuk lebih inventif dalam melakukan presentasi diri (Papacharissi, 2002: 644-645). Dari sisi medium, ekspresi non verbal maupun konteks bisa dijembatani dengan adanya aplikasi khusus yang bisa melambangkan ekspresi. Emoticons, animasi, simulasi, hypertext dan kata atau simbol tertentu bisa digunakan untuk menggambarkan ekspresi. Dengan demikian, terkadang kemampuan untuk melakukan kreasi terhadap media sosial yang dipakai bisa membuat ketiadaan ekspresi non verbal menjadi tidak terasa. Sebagai contoh, jika ingin memberikan senyum, maka biasanya di ketikkan tanda “:” dan “)”, jika ingin tertawa biasanya diberikan tanda “:” dan “D”, untuk mengungkapkan tertawa dengan “LOL” (laugh out loud), dan untuk menggambarkan konteks biasanya di tambahkan elemen *ngakak*, *loncat-loncat*, *cross finger* dan berbagai kreasi lainnya yang dipakai. Dalam
presentasi
diri,
media
sosial
dipandang
sebagai
perpanjangan diri pengguna. Seperti yang diutarakan oleh McLuhan (1965) bahwa medium adalah perpanjangan indera maupun sistem saraf manusia. Pengguna media sosial akan menata media yang dipakai selayaknya
sebuah
„ruang
tamu‟,
bahkan
„kamar‟,
bagi
para
pengunjungnya. Joseph Dominick (1999: 646) pernah melakukan penelitian mengenai presentasi diri di website pribadi. Dalam studinya itu, dia mengutip pandangan beberapa pakar mengenai website pribadi. Rubio memandangnya sebagai sebuah open housedimana pemiliknya tidak pernah muncul. Erickson membandingkan website tersebut sebagai resume/biodata informal yang berisi informasi pribadi. Chandler menjuluki website tersebut sebagai mengiklankan diri sendiri (selfcommit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 100
advertisement). Burns mengatakan bahwa website tersebut sebagai kartu nama di abad ke-21. Hal ini menjadi masuk akal ketika melihat praktek penggunaan media sosial (facebook) saat ini. Pengguna akan berupaya untuk memilih foto profil yang sesuai dengan sosok impiannya. Begitu juga jika melihat dari konten tulisan yang ada di media sosialnya. Dalam facebook terdapat bagian: “what‟s on your mind” (apa yang sedang ada dipikiranmu) yang memancing pengguna untuk menulis sesuatu. Ada dua fase penting dalam presentasi diri di sosial media seperti facebook yaitu fase awal perkenalan dan fase berteman. Dalam fase awal pertemanan, pengguna akan saling mencari informasi mengenai calon temannya di media sosial. Di medium facebook, pengguna melakukan eksplorasi terhadap akun calon temannya baik itu biodata, foto-foto, teman-temannya, update statusnya, bergabung di grup mana, bermain game apa, dan bebagai elemen lainnya. Dengan melakukan ini, pengguna melakukan sebuah proses konstruksi identitas pengguna (siapa dia) lainnya berdasarkan hasil eksplorasi, begitu pula sebaliknya berlaku untuk calon temannya. Sehingga, pengguna secara tidak langsung menyadari bahwa dirinya akan dikenali berdasarkan apa yang ada di akunnya. Fase berteman merupakan fase yang lebih dinamis karena pengguna dan temannya (atau teman-temannya) sudah memiliki interaksi yang dan impresi awal. Seperti yang telah diutarakan bahwa identitas dalam konteks media sosial akan lebih bersifat dinamis, maka fase berteman akan berpotensi untuk mengubah atau mempertahankan impresi awal. Hal ini pun sejalan dengan apa yang terjadi pada dunia nyata. Hanya saja, dengan media sosial dinamika perkembangan identitas akan sangat tinggi karena ada media sosial pada umumnya „membuat‟ pengguna untuk sering memodifikasi akunnya. Ketika modifikasi dilakukan, disitulah potensi untuk terjadinya pergerakan identitas diri atau bahkan permainan identitas diri. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 101
Selain itu, fase pertemanan yang terjadi di media sosial membuat presentasi diri terkesan lebih kompleks dari dunia nyata. Selayaknya pertemanan di dunia nyata, ada banyak macam pertemanan yang terjadi baik itu pertemanan dalam konteks satu kantor, dalam konteks sahabat satu kelompok, pertemanan dari almamater yang sama, pertemanan karena memiliki bakat dan minat yang sama, dan konteks lainnya. Pertemanan melalui media sosial bisa membuat teman-teman dari berbagai konteks pertemanan untuk saling bertemu satu sama lain. Dalam kondisi yang seperti ini, maka bentuk presentasi diri yang dilakukan oleh pengguna menjadi tidak sederhana. Presentasi diri di kantor dan sesama sahabat akan berpotensi tercampur di dalam media sosial. Pengguna yang bisa saja sangat serius dan tidak banyak berekspresi di kantor akan sangat berbeda ketika berada di media sosial. Presentasi diri yang dilakukan ini akan dilihat oleh teman-temannya yang berasal dariberbagai konteks. Jika pengguna berada pada media sosial yang perubahan kontennya tidak terlalu dinamis, maka impresi fase perkenalan dan pertemanan tidak terlalu jauh berbeda. Sebaliknya, jika berada pada media sosial yang memungkinkan (atau mengharuskan) perubahan konten yang sangat dinamis, maka fase perkenalan dan pertemanan menjadi sangat dinamis. Sebut saja model homepage personal yang tidak terlalu membuat penggunanya untuk melakukan perubahan konten secara cepat. Berbeda dengan medium seperti facebook yang mengharapkan pengguna untuk merubah konten secara dinamis. Presentasi diri dalam facebook juga bisa dipandang sebagai sebuah bentuk revitalisasi atau eksperimen terhadap identitas dirinya. Individu bisa saja memiliki kendala dalam melakukan presentasi diri sesuai dengan impiannya.
Dalam
konteks
ini
ada
sebagian
remaja
di
SMA
Muhammadiyah Surakarta yang mengalami kendala semantik maupun konteks untuk menyampaikan atau memberi komentar terhadap peristiwaperistiwa yang sedang terjadi. Keberadaan facebook memberikan ruang commituntuk to user yang seluas-luasnya bagi mereka mempresentasikan dirinya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 102
Dalam mempresentasikan diri, para pengguna harus mengatur penampilan mereka dengan berbagai strategi. Apa yang dipublikasikan atau konten dalam media sosial harus melalui standar editorial diri yang dimiliki. Maka dari itu, mereka harus memiliki strategi dalam mengkonstruksi identitas mereka. Disinilah, play identity bisa lebih mudah dilakukan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan Facebook merupakan sebuah artefak kebudayaan (cultural artefac) yang lahir dari perkembangan teknologi informasi (internet). Internet tidak hanya bisa dipahami sebagai sekumpulan komputer yang berinteraksi dengan bahasa komputer itu sendiri. Kata „Internet‟ bisa didenotasikan sebagai seperangkat program komputer yang memungkinkan user untuk melakukan interaksi, memunculkan berbagai macam bentuk komunikasi. Dalam cultural artefac interaksi terjadi berdasarkan teks semata bahkan emosipun ditunjukkan dengan menggunakan teks, yakni dengan simbol-simbol dalam emoticon. David Bell mencoba mendekati keberadaan internet sebagai cyberspace dengan pemahaman bahwa ruang cyber tersebut merupakan kombinasi dari tiga hal, yakni material, simbolik, dan dimensi pengalaman. Identitas merupakan konsep diri yang dipengaruhi oleh budaya, masyarakat, hubungan, dan citra diri yang dimiliki. Facebook merupakan salah satu contoh media social yang lahir dari perkembangan internet itu sendiri. Sebagai media komunikasi, dalam Facebook penggunanya memiliki kesempatan untuk mengelola identitasnya sesuai dengan apa yang ingin ditampilkannya. Siswa SMA Muhammdiyah Surakarta dalam Facebook dilakukan menggunakan level text dalam obyek material seperti nama akun facebook meliputi: (1) blind name, (2) blur name dan (3) bright name. Obyek material selanjutnya adalah Profil Picture berupa (1) masking, (2) mature, dan (3) dissemble. Obyek material selanjutnya adalah informasi pemilik akun dimana permainan identitas dilakukan dengan metode (1) excessive information, (2) pretend information, dan (3) hidden information atau level hidden information. Remaja SMA Muhammadiyah Surakarta sebagai nara sumber penelitian ini menunjukkan sebagian merupakan siswa yang aktif dalam commit besar to user
103
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 104
pergaulan di sekolah dan masyarakat. Perilaku remaja yang cenderung terbuka menyebabkan perilaku mereka dalam menampilkan identitasnya di media Facebook cenderung terbuka dan tidak terdapat subjek yang benar-benar menyembunyikan identitasnya. Permainan identitas yang dilakukan oleh remaja SMA Muhammadiyah Surakarta dilakukan pada taraf pengkaburan beberapa item dalam identitas namun masih dapat ditemukan identitas yang sebenarnya dari subjek. Berdasarkan hasil temuan dapat disimpulkan bahwa permainan identitas remaja SMA Muhammadiyah di Surakarta adalah sebagai berikut: 1. Remaja SMA Muhammadiyah Surakarta sebagai narasumber penelitian ini menunjukkan sebagian besar merupakan siswa yang aktif dalam pergaulan di sekolah dan masyarakat. Perilaku remaja yang cenderung terbuka menyebabkan perilaku mereka dalam menampilkan identitasnya di media Facebook cenderung terbuka dan tidak terdapat subjek yang benar-benar menyembunyikan identitasnya. Permainan identitas yang dilakukan oleh remaja SMA Muhammadiyah Surakarta dilakukan pada taraf pengkaburan beberapa item dalam identitas namun masih dapat ditemukan identitas yang sebenarnya dari subjek. a. Permainan identitas yang dilakukan di kalangan remaja SMA Muhammadiyah Surakarta terjadi pada area level text yang merupakan identitas material online. Identitas material online yang banyak digunakan oleh remaja SMA Muhammadiyah Surakarta dalam menampilkan identitasnya di facebook meliputi profil picture, informasi, dan bahasa. b. Profil picture didalam akun facebook merupakan salah satu material online
yang
banyak
dijadikan
media
oleh
remaja
SMA
Muhammadiyah Surakarta dalam melakukan permainan identitas dirinya dalam facebook. Pada tahap ini material yang digunakan untuk melakukan
permainan identitas remaja SMA Muhammadiyah commit user Surakarta meliputi nama dan to foto profil. Jenis-jenis permainan yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 105
ditampilkan antara lain penggunaan nama asli, nama samaran, foto asli, foto samaran. Selain itu juga terdapat kombinasi penggunaan nama dan foto yaitu nama asli dan foto asli, nama asli dan foto samaran, nama samaran dan foto asli, serta nama samaran dan foto samaran. c. Permainan identitas remaja SMA Muhammadiyah Surakarta pada level text berupa informasi dilakukan melalui informasi realitas media dan informasi relialitas obyek. Pada informasi realitas media remaja menampilkan identitas dirinya dengan cara melebih-lebihkan keadaan dirinya untuk terlihat berbeda atau ekslusif dibandingkan yang lain. Sedangkan informasi realitas objek dilakukan oleh remaja SMA Muhammadiyah Surakarta untuk menjelaskan keadaan sebenarnya dari pemilik akun facebook . d. Gaya bahasa yang digunakan dalam permainan identitas facebook remaja SMA Muhammadiyah Surakarta ditunjukkan dengan gaya bahasa feminim dan gaya bahasa maskulin. Penggunaan gaya bahasa tersebut ditunjukkan oleh cara penggunaan bahasa yang dilakukan oleh remaja SMA Muhammadiyah Surakarta untuk menuliskan identitas dirinya, gaya bahasa ketika membuat status, dan saat memberikan komentar. e. Permainan identitas pada facebook remaja SMA Muhammadiyah Surakarta berdasarkan hasil analisis ditemukan terjadi pada taraf matur dan masking identity, dan tidak ditemukan adanya identitas yang merupakan kategori hidden identity. Matur identity yang dilakukan oleh remaja SMA Muhammadiyah Surakarta ditunjukkan oleh cara remaja menyampaikan suatu pendapat dalam facebook baik dalam membuat status atau memberikan komentar. Ciri-ciri yang ditampilkan adalah remaja ingin menunjukkan dirinya adalah sebagai seorang yang telah dewasa dengan pola pikir yang mencirikan kedewasaan, sementara sebenarnya mereka merupakan pada tahap perkembangan user remaja. Perbedaan commit cara to berpendapat yang terlihat dewasa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 106
dibandingkan dengan keadaan remaja berdasarkan umur menyebabkan terjadinya hipperealitas antara cara berbicara dengan umur remaja. Sedangkan pada masking identity remaja mencoba membangun identitasnya
berdasarkan
keinginan
yang
mereka
harapkan.
Pembentukan identitas berupa penonjolan bentuk fisik tertentu misalnya bentuk wajah dan sebagainya, penampilan kepada kelompok hobby, kelompok penggemar artis, dan sebagainya. 2. Beberapa alasan mereka melakukan permainan identitas adalah untuk menunjukkan sikap kepada seseorang, menampilkan kelebihan atau kemenarikan dari seseorang, menunjukkan hobi, menunjukkan prestasi, serta menunjukkan diri pada kelompok tertentu. a. Persepsi remaja SMA Muhammadiyah Surakarta dalam melakukan permainan identitas dalam facebook dilandasi oleh beberapa keinginan. Beberapa remaja SMA Muhammadiyah Surakarta yang memunculkan identitasnya dengan identitas yang sebenarnya berpendapat bahwa menampilkan identitas sebenarnya misalnya berupa gambar diri asli dalam akun facebook adalah untuk memudahkan teman-temannya mengenali dirinya. Menurutnya penggunaan identitas diri seperti gambar asli, jenis kelamin, dan tanggal lahir adalah hal yang wajar dan umum untuk dibagikan kepada orang lain. Sedangkan penggunaan nama bentukan yang digunakan oleh pemilik akun tidak bertujuan untuk menggaburkan identitas dirinya, namun untuk menonjolkan kelebihan-kelebihan diri yang dianggap menarik oleh pemilik akun. Beberapa remaja SMA Muhammadiyah Surakarta juga berpersepsi tentang menggunakan foto asli dan nama asli lebih memudahkan seseorang mengenalinya, selain itu menampilkan foto asli dan nama asli adalah sesuatu yang penting dalam menjalin suatu hubungan, termasuk dalam media Facebook . b. Persepsi remaja SMA Muhammadiyah Surakarta dalam permainan identitas juga untuk menunjukkan hobby dan aktivitas tertentu yang commit to usersiswa yang memiliki hobi yang sedang mereka lakukan. Beberapa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 107
sama tersebut sering melakukan interaksi antara lain saling memberikan informasi tentang komik terbaru dan saling meminjam komik. Komunikasi kelompok ini lama-lama terbawa dalam komunitas di facebook. Sedangkan penampilan gambar tokoh game online dalam Profice picture-nya, menunjukkan kepada teman-temannya bahwa saat ini dia sedang memainkan game online tersebut.
B. Implikasi 1. Implikasi Teoritis a. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa obyek penelitian yaitu pelajar SMA dan SMK Muhammadiyah Surakarta dengan leluasa melakukan permainan identitas dalam akun facebook. Berdasarkan pada teori David Bell mengenai cyberspace, dalam cultural artefac interaksi
terjadi
berdasarkan
teks
semata,
bahkan
emosipun
ditunjukkan dengan menggunakan teks, yakni dengan simbol-simbol dalam emoticon. Oleh karena itu, pemahaman akan ruang cyber harus dikaji melalui kombinasi dari tiga hal, yakni material, simbolik, dan dimensi pengalaman. Interaksi dalam cyberspace mengakibatkan operasionalisasi identitas yang membuka ruang bagi pelajar pengguna facebook untuk melakukan permainan identitas. b. Penelitian menunjukkan bahwa permainan identitas yang dilakukan oleh remaja SMA Muhammadiyah Surakarta bisa terlihat dari kombinasi yang telah dijabarkan oleh David Bell di atas. Material facebook berupa profil picture, informasi serta bahasa yang dipakai memberikan keleluasaan bagi pelajar untuk menggambarkan identitas diri sesuai dengan yang diharapkan oleh mereka. Pelajar bisa dengan bebas memberikan nama akun atau foto tanpa harus sesuai dengan identitas asli mereka di dunia nyata. Nama akun misalnya, ada pelajar yang menggunakan nama asli, nama samara atau gabungan dari dua commitfoto to user hal itu. Begitu pula dengan profil. Simbol-simbol material yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 108
ada dalam facebook bisa memberikan atau mengungkapkan identitas virtual pelajar SMA Muhammadiyah di Surakarta. Kondisi di atas menggambarkan mengenai operasionalisasi identitas pelajar di media sosial berupa facebook. Tiga jenis operasionalisasi identitas
berupa
identity
fluidity,
renovated
hierarchies,
dan
information as reality melekat dalam pengungkapan identitas diri di dunia virtual. Melalui operasionalisasi identitas inilah permainan identitas di kalangan pelajar SMA Muhammadiyah Surakarta berlangsung. c. Permainan identitas remaja SMA Muhammadiyah Surakarta dalam facebook sejauh ini masih dalam taraf yang baik, artinya tidak terdapat motive-motive dari remaja untuk melakukan manipulasi identitas dirinya, apalagi pada keinginan untuk melakukan penipuan berkaitan dengan facebook . Kondisi ini tentunya menjadi bahan masukan untuk peneliti selanjutnya untuk lebih meningkatkan pemilihan pembahasan, misalnya dengan menganalisis latar belakang penggunaan identitas remaja ditinjau dari budaya, motif dan sebagainya.
2. Implikasi Metodologis a. Temuan penelitian menunjukkan bahwa permainan identitas remaja SMA Muhammadiyah Surakarta dalam permainan identitas berkutat pada level text. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk melakukan pengembangan penelitian selanjutnya, yaitu dengan dilakukan penekanan-penekanan baik dari segi strategi penelitian maupun focus penelitian. b. Setelah peneliti menemukan jenis-jenis permainan identitas dan alasan permainan identitas oleh remaja, penelitian selanjutnya perlu mengaplikasikan faktor-faktor social dan budaya yang melekat pada diri remaja SMA, sehingga dapat diketahui faktor apakah yang dapat mendorong remaja untuk berperilaku sesuai dengan norma agama dan useronline. masyarakat, khususnyacommit dalam to dunia
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 109
3. Implikasi Praktis a. Temuan penelitian menunjukkan bahwa permainan identitas remaja SMA Muhammadiyah Surakarta dalam permainan identitas berkutat pada level text. Kemampuan remaja dalam melakukan inovasi gambar khususnya melalui program pengolahan gambar semisal fotosoft atau correl draw sangat membantu remaja untuk melakukan inovasi permainan identitas dalam facebook . b. Persepsi remaja SMA Muhammadiyah Surakarta dalam melakukan permainan identitas tidak ditemukan terjadinya hidden identity, sehingga menunjukkan bahwa semua subjek penelitian memiliki tingkat kejujuran dan keyakinan diri yang baik, artinya mereka tidak memcoba untuk melakukan kecurangan dan penipuan dalam menampilkan identitas dirinya. c. Remaja SMA Muhammadiyah Surakarta mulai mampu menggunakan media social internet sebagai media komunikasi yang mampu mengkomunikasikan pesan kepada orang lain, baik secara audient umum
maupun
audient
termaksud.
Ketika
remaja
SMA
Muhammadiyah Surakarta mengunggah profil kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan atau hobby mereka, mereka bertujuan untuk menunjukkan kepada audient umum tentang aktivitas dan hobby mereka. Sedangkan ketika remaja SMA Muhammadiyah Surakarta menggunakan foto profil atau nama tertentu, misalnya foto sedang berdua dengan pasangannya, nama akun yang menyebut nama seseorang selain dirinya, semuanya ditujukan untuk menyampaikan informasi kepada audient tertentu, baik yang ingin diajak komunikasi maupun yang ingin dihindari.
C. Saran Berikut ini disampaikan saran-saran dari peneliti berkaitan dengan commit to user temuan-temuan hasil penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 110
1. Temuan penelitian menunjukkan bahwa permainan identitas remaja SMA Muhammadiyah Surakarta dalam facebook banyak dilakukan pada area level text berupa material media online. Permainan identitas remaja dalam facebook sebagian besar ditunjukkan dalam permainan profile picture facebook. Permainan profile picture tentunya membutuhkan kemampuan remaja untuk mengolah gambar baik gambar diri mereka maupun gambar rekaan. Walaupun hanya sekedar alat social media, namun demikian dapat pula dijadikan ajang untuk menunjukkan kreativitas remaja. Remaja hendaknya mampu meningkatkan ketrampilan mereka dalam menguasai program pengolahan visual dalam komputer, sehingga kemampuan mereka untuk menginovasi identitas mereka di facebook semakin menarik. 2. Remaja SMA Muhammadiyah Surakarta dalam penelitian ini melakukan permainan identitas dengan tujuan untuk menunjukkan matur identity dan masking identity. Kondisi ini menunjukkan bahwa remaja SMA Muhammadiyah Surakarta tidak memiliki motif yang buruk dalam permainan identitasnya. Tindakan-tindakan tersebut perlu dibina dan didukung agar perilaku-perilaku penipuan melalui media komputer dapat diminimalisir. Selain itu remaja hendaknya selalu berupaya untuk menciptakan personal identity mereka yang mampu meningkatkan personal branding, yaitu menciptakan image positif bagi identitas remaja, misalnya dengan menampilkan prestasi remaja atau kegiatan-kegiatan positif yang dilakukan oleh remaja. 3. Temuan penelitian ini hanyalah sebagai contoh kasus realitas yang terjadi pada remaja di media baru. Penelitian ini hanya dilakukan pada facebook , sebagai salah satu media social. Guna mendapat gambaran yang lebih komprehensif terkait bagimana permainan identitas yang dilakukan oleh remaja dalam media maka perlu diadakan pula penelitian komparasi apa yang terjadi dalam media social lainnya seperti twitter dan blog oleh pihak-pihak terkait. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA Archer, Sally L. 1994. Intervention for Adolescent Identity Development. California. Sage Publications, Inc. Beebe, S.A. 2008. Interpersonal Communication. Boston: Pearson Education. Beum, N. 1998. The Emergence of On-line Community, dalam S. Jones (ed.). Cybersociety 2.0: Revisiting Computer-Mediated Communication and Community. London: Sage Bell, David. 2001. An Introduction to Cyberculture. London: Routledge Burhan, M, 2008. Sosiologi Komunikasi¸ Jakarta:Kencana Prenada Media group Dayaksini, T & Hudaniah. 2009. Psikologi Sosial, Malang: UMM Press. Devito J. A. 2010. Komunikasi Antar Manusia (Edisi Kelima). Jakarta: Karisma Publishing Effendi, U. Onong. 2003. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya, Bandung. Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori dan Filfasat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti. Fiske, John. 1990. Cultural and Communication Studies. Yogyakarta & Bandung: Jalasutra. Foucault, Michel. 1977. Discipline and Punish: the Birth of the Prison. London: Allen Lane the Penguin Press. Griffin, E.M. 2011. A First Look At Comunnication Theory. Eight Edition. New York: McGraw Hill Hall, Stuart. 1996. The Question of Cultural Identity. Oxford: Blackwell. Holmes, David. 2005. Communication Theory: Media, Technology and Society. London, Thousand Oaks, New Dehli: SAGE Publications. Jordan, Tim. 1999. Cyberpower, The culture and Politcs of Cyberspace and The Internet, London and New York: Routledge. Juju, Dominikus & Sulianta Ferry. 2010. Hitam Putih Facebook. Jakarta: Elex Media Computindo. Kurnaili S. 2009. Step by Step Facebook. Jakarta: PT. Alex Media Komputindo. Littlejohn, Stephen W. and Foss, Karen A. 2009. Theories Human Communication, nine edition, USA: Thomas Wadsworth. Luik, Jandy. 2011. Media sosial dan presentasi diri. Bab Buku Komunikasi 2.0: Teoritisasi dan Implikasi. Yogyakarta: Aspikom. commit to user
111
perpustakaan.uns.ac.id
112 digilib.uns.ac.id
Marcia, Antony. 1993. What is Social Media. UK: i-crossing.co.uk McQuail, Danis & Windahl, Sven. 1993. Communication Models for the study of mass comminication, Longman Singapore Publishers, Singapore. Moleong, L. J. 2005. Metodologi penelitian kualitatif, Edisi Revisi Cet.ke21.Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Monks, F.J., et.at. (1982). Psikologi Perkembangan. Gadjah Mada University Press, Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mustofa, Kholifah. 2009. Proses Pencarian Identitas Diri pada Remaja. Jakarta: KPG. Palfrey John & Urs Gasser. 2008. Understanding the First Generation of Digital Natives. New York: Basic Books. Patton, Michael Quinn. 2002. Qualitative Research and Evaluation Method. 3rd ed. UK: Sage Publication, Inc. Pawito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LKiS Rakhmat Jalaluddin. 2003 Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Raven B.H. & Rubin, J.Z. 1983. Social Psycology. Second Edition. John Willey and Son Inc. Rheingold, H. 2000. The Virtual Community: Homesteading on the Electronic Frontier, London: MIT Press Santoso, Edi & Mite Setiansah. 2010. Teori Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Santrock, John W. 2003. Adolescence. Alih bahasa: . Jakarta: Penerbit Erlangga. Shangyang Zao, Sherri Grasmuck dan Jason Martin. 2008. Identity Contruction On Facebook : Digital Empowermnet Ini Anchored Relationships, USA: computer and human behavior. Singgih D. Gunarso, 1991, Psikologi Perkembangan, Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia. Sobur, Alex. 2006. Semiotika Komunikasi. Bandung: CV. Remaja Rosdakarya Steinberg, L. 2002. Adolescence. New York: The McGraw-Hill Companies. Inc Stryker, Sheldon. 1980. Symbolic Interactionism: A Social Structural Version. Menlo Park: Benjamin Cummings. Supratiknya. A. 1995. Komunikasi Antar Pribadi. Tinjauan Psikologis. Yogyakarta: Kanisius. Sutopo. HB. 2002. Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar Teoritis dan Praktis. Surakarta : UNS Press. commit to user
113 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Taylor. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Turkle, Sherry. 1995. Life on The Screen: Identity in The Age of The Internet. New York: Simon & Schuster. Wirawan, Sarwono, Sarlito. 2006. Psikologi Sosial.; Individu dan Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: PT. Balai Pustaka.
JURNAL Asandi, Q dan H. Rosyidi. 2010. Self-Disclosure pada Remaja Pengguna Facebook, Yogyakarta. Jurnal Penelitian Psikologi, 01(01), 87-98 Castell, Tanja. 2004. Gender Trouble in Web. 2.0. Gender Relationship in Social Network Sites, Wikis and Weblogs. International Journal of Gender Science and Technology. (1): 105-127. Christiany J. 2011. Hubungan Penggunaan Jejaring Sosial Facebook dengan Perilaku Remaja di Kota Makasar. Jurnal Penelitian. Makasar: IPTK – Kom, Vol 13. No 1. Juni 2011. Demartoto, Argyo, 2009, Membedah Gagasan Post Modernisme Baudrillard : Realitas Semu, Jurnal Sosiologi DILEMA, ISSN : 0215 - 9635, Vol 21. No. 2 Tahun 2009. Nielsen, Francois. 2006. Achievement and Ascription in Educational Attainment: Genetic and Environment Influences on Adolescent Schooling. Social Forces. (85) 1 : 193 – 216 ARTIKEL Demartoto, Argyo. 2010. Konsep Maskulinitas dari Jaman ke Jaman dan Citranya dalam Media, (Online), (http://argyo.staff.uns.ac.id/2010/08/10/konsep-maskulinitas-darijamanke- jaman-dan-citranya-dalam-media/, diakses 25 September 2013). http://www. social bakers.com/facebook-statistics/Indonesia J. Papu, Pengungkapan Diri, Diakses pada tanggal 10 Maret 2014, dari http://www.e-psikologi.com , 2002. Joseph Luft. 1992. The Johari Windows : A Grafic Model of Awareness in Interpersonal Relation. Reading Book for Human Relations Training. NTL Institude. Sahana, Facebook Indonesia Outpaces South East Asian Counterparts in 2008, Diakses pada tanggal 10 Maret 2014, dari commit to user http://www.insidefacebook.com , 2008.
114 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Susetyo, Prihadi. 2012. Facebook diprediksi capai 1 miliar pengguna di Agustus. (online: http://techno.okezone.com/read/2012/01/13/55/556859/ facebook-diprediksi-capai-1-miliar-pengguna-di-agustus), diunduh tanggal 10 Februari 2014. www.quintly.com. 28 Desember 2012.
commit to user
115 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran 1 FIELDNOTES Penelitian dilakukan di lima Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan Muhammadiyah Surakarta yakni: SMA Muhammadiyah 1, SMA Muhammadiyah 2, SMA Muhammadiyah 3 dan SMK Muhammadiyah 2. Jumlah responden seluruhnya adalah 98 siswa yang terdiri dari SMA Muhammadiyah 1 sebanyak 23 siswa, SMA Muhammadiyah 2 sebanyak 24 siswa, SMA Muhammadiyah 3 sebanyak 23 siswa dan SMK Muhammadiyah 2 semula sebanyak 20 siswa namun 2 diataranya tidak lengkap dalam menjawab pertanyaan jadi sisanya 18 siswa. Setelah dilakukan klasifikasi data, maka ditentukan 24 orang sample penelitian sebagai berikut. 1. Apidkariiy Ulala (Hafidz Achmadi) Apidkariiy Ulala merupakan siswa SMA Muhammadiah 3 Surakarta yang bernama asli Hafidz Achmadi. Dalam kesehariannya, Hafidz merupakan sosok yang unik, lucu, bersahabat, humoris, bahkan termasuk siswa berprestasi juga di kelasnya. Ada hal yang istimewa di dalam kepribadiannya sejauh pengamatan penulis, di dalam panampilan yang terlihat macho, sangar, bahkan ternyata Hafidz merupakan seseorang periaang yang bisa menjadikan suasana lebih hidup, bersahabat, bahkan terkesan lebih dekat sebagaimana mestinya. Hafidz , nama panggilannya, merupakan asli Sukoharjo. Hafidz telah menjadi pengguna Facebook sejak tahun 2010, dia menjadikan facebook sebagai media curhat dan sebagai tempat promosi-promosi karyanya, karena kebetulan hafidz memang memiliki hobi menggambar. Berbagai manfaat telah dirasakannya semenjak memiliki akun Facebook. Manfaat itu terutama dalam hal menambah pertemanan. Selain itu juga mengaku banyak menemukan komunitas komunitas baru yang mendukung hobinya itu. Dengan jejaring sosial ini hafidz dapat menemukan berbagai latar belakang seseorang yang baru di temuinya dengan detail, lantaran fiturnya yang memberi kemudahan bagi penggunanya untuk bertukar informasi secara cepat, dengan banyak commit to user berbagi kesukaan ataupun cerita. orang, serta sharing yang memudahkannya
perpustakaan.uns.ac.id
116 digilib.uns.ac.id
Hafidz tidak memasukkan beberapa informasi pribadinya, seperti hari ulang tahun, status hubungan, agama, alamat email, hingga alamat rumah. Beberapa informasi yang tidak dimasukkan seperti nomor telepon memang sengaja tidak di cantumkannya dikarenakan dirinya menghindari adanya keisengan orang – orang yang baru di kenalnya yang kerap terjadi di dunia maya. Dia juga termasuk siswa yang aktif meng-update status dalam profil Facebooknya. Dia juga sering mengunggah foto dan merubah profil maupun menuliskan segala sesuatu yang lucu, unik, sederhana namun memiliki makna yang luar biasa melalui status - statusnya. Namun di dalam ceritanya kepada penulis, identitas yang dimiliki Hafidz di dalam akun facebooknya merupakan rekayasa, meskipun sifatnya hanya sebagian yakni pada level nama dan profil picture, terutama di dalam aktifitas update statusnya. Hafidz di dalam foto profilnya selalu menggunakan gambar anime hasil lukisan tangannya, ataupun memang mengambil dari internet. Di dalam ceritanya, hafidz mengungkapkan berbagai hobinya yang memang sangat jauh dari bayangan orang sebelumnya. Jika kita menyaksikan secara fisik, mungkin kita akan membayangkan hobinya banyak di bidang olahraga. Tapi ternyata anggapan itu salah ketika Hafidz mulai menceritakan kehidupannya secara detail kepada penulis. Sebuah perjalanan panjang kehidupannya yang membuatnya memiliki hobi yang demikian. Orang tua hafidz yang berprofesi sebagai abdi Negara harus membuatnya selalu berpindah-pindah daerah dari kawasan klaten, delanggu, solo, palur, hingga sekarang menetap di sragen. Tidak ada alasan khusus mengenai foto profil dan nama akunnya, kecuali hanya sebagai ajang popularitas diri dan keunikan nama supaya terlihat imut dengan sebutan Apidkariiy Ulala. Dalam keadaan ini hafidz hanya menginginkan sebuah bentuk keakraban dalam sebuah pergaulan kehidupan kesehariannya. Kehidupan sebelumnya yang selalu berpindah – pindah, menjadikan hafidz kehilangan teman – temannya. Dari hal inilah kemudian ia menginginkan sebuah bentuk pertemanan yang akrab, hangat, bahkan terkesan lebih mendalam melalui berbagai bentuk komunikasi to user yang dilakukannya, baik itucommit melalui bahan-bahan candaannya, ataupun
perpustakaan.uns.ac.id
117 digilib.uns.ac.id
ungkapan-ungkapan uniknya yang selalu keluar daripada cara berfikir pada umumnya.
2. Arieny Chumantcaiianxkhamu Celamalamaannyaa Arieny Chumantcaiianxkhamu Celamalamaannyaa bernama asli Zul Arini Farida. Siswi dari SMA Muhammadiah 3 kota Surakarta ini merupakan siswi yang termasuk aktif di dalam kegiuatan pembelajaran di setiap mata pelajaran. Dalam kesehariannya di dalam lingkungan sekolah, arini merupakan sosok siswa berprestasi. Arini memakai facebook sejak tahun 2010. Arini menggunakan Facebook setelah banyak teman-temannya mulai menggunakan Facebook. Dia menggunakan Facebook sebagai sarana untuk bertukar informasi dan saling membangun hubungan sekedar iseng menanyakan kabar dan untuk hiburan semata. Informasi seperti jenis kelamin, ulang tahun, status hubungan dan pekerjaan menjadi informasi yang dia pilih untuk ditampilkan ke dalam profilnya. Informasi-informasi ini menurut Arini masih dirasa wajar dan tidak terlalu pribadi untuk dibagikan kepada temanteman Facebooknya.Sementara informasi kontak pribadi sengaja tidak ditampilkan agar orang-orang yang tidak mengenalnya secara pribadi tidak dapat mengakses informasi yang sifatnya lebih rahasia ini. Arini hingga kini, tercatat masih aktif menggunakan Facebook dan banyak mengaksesnya dari seluler ataupun smartphone. Dia juga kerap membuat update status yang panjang dan sifatnya bercerita secara detail kepada pembacanya. Mayoritas status yang dibuatnya sekedar untuk hiburan dan berbagai informasi yang dirasa lucu. Namun dari ribuan temannya dalam Facebook, setiap kali dirinya menulis status selalu mendapat komentar yang bernada positif, mengajak pembicaraan lebih lanjut atau sekedar ikut bersuara. Arini dalam profil Facebooknya digambarkan sebagai perempuan yang selalu menggunakan wajah aslinya sebagai gambar cover profil picturenya, meskipun di gambar sampulnya selalu dia pasang dengan foto dirinya bersama teman-temannya. Bukan karena tidak ada maksud tertentu, Arini menggunakan foto profil wajah commit user aslinya dikarenakan mayoritas yangtoberkomentar maupun mengirim wall
118 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kepadanya adalah kaum laki-laki. Arini
menggunakan
nama
Arieny
Chumantcaiianxkhamu
Celamalamaannyaa didalam akun facebooknya merupakan keinginan yang merupakan dambaan perasaan yang mendalam dari seorang perempuan kepada seseorang yang di cintainya dengan sangat tulus dan mendalam. Bahkan Termasuk di dalam foto yang dijadikan sampul di akunnya kadang menampakkan dirinya bersama kekasihnya. Arini mengaku, di dalam akun facebooknya merupakan samaran, hal ini terungkap dari namanya yang menegaskan nama palsu yang berupa keinginan pribadinya yang berhubungan dengan perasaannya kepada kekasihnya. Anak pertama dari tiga bersaudara ini di dalam kehidupan aslinya merupakan sosok yang dewasa, penyayang, toleran, bahkan santun. Meskipun akhirnya kadang timbul juga keinginan pribadinya untuk di perhatikan serta di berikan kasih sayang yang lebih dari orang tuanya.
3. Arika Devi Sintiyani Arika Devi Sintyani merupakan siswa SMA Muhammadiah 3 Surakarta yang bernama asli Arika Devi Sintyani. Arika termasuk remaja yang cukup pandai bergaul di kelas, hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya teman dan kenalan di sekolah. Arika nama panggilannya merupakan asli Surakarta. Arika telah menjadi pengguna Facebook sejak tahun 2010, dia menjadikan facebook sebagai media untuk berkomunikasi dengan temanteman,
tempat
curhat
dan
mencari
kenalan-kenalan
baru.
Arika
mengungkapkan bahwa berbagai manfaat telah dirasakannya semenjak memiliki akun Facebook, terutama dalam hal menambah pertemanan. Arika mengaku banyak menemukan komunitas komunitas baru yang mendukung hobinya itu. Dengan jejaring sosial ini Arika dapat menemukan berbagai latar belakang seseorang yang baru di temuinya dengan detail, lantaran fiturnya yang memberi kemudahan bagi penggunanya untuk bertukar informasi secara cepat,dengan banyak orang, serta berbagi informasi yang memudahkannya commit to user berbagi kesukaan ataupun cerita.
perpustakaan.uns.ac.id
119 digilib.uns.ac.id
Arika menggunakan data yang sebenarnya untuk mengungkapkan ientitasnya. Nama asli, alamat sekolah asli, tanggal lahir asli, dan status yang asli. Arika mengungkapkan bahwa dirinya merasa perlu untuk menggunakan identitas yang asli agar orang percaya pada dirinya serta mudah dikenali oleh teman-temannya. 4. Bangkit Rizky Bangkit Rizky adalah siswa SMA Muhammadiah 1 Surakarta yang bernama asli sama dengan nama akunnya yaitu Bangkit Rizky. Bangkit Rizky termasuk remaja yang cukup supel bergaul dengan teman-teman di sekolah maupun di lingkungan masyarakat atau kampungnya. Bangkit Rizky mulai menggunakan facebook pada tahun 2010 dengan alasan agar mudah bergaul dengan teman-teman dan mengetahui perkembangan informasi yang terjadi disekitar teman-temannya baik teman sekolah maupun teman bermain. Bangkit Rizky dalam akun facebooknya mengunakan data sebenarnya dalam menunjukkan identitasnya, yaitu nama asli, foto asli, alamat tempat tinggal dan tanggal lahir. Bangkit Rizky mengemukakan bahwa menggunakan identitas yang asli sangat penting agar menimbulkan kepercayaan orang lain tentang dirinya, serta agar mudah dikenali oleh teman-temannya. Bangkit Rizky berpendapat bahwa facebook merupakan media sosial yang dapat digunakan untuk menunjukkan jati dirinya serta eksistensi dirinya dengan cara menampilkan kejadian-kejadian yang telah dialaminya dan menunjukkan prestasi-prestasi yang ada pada dirinya. Bangkit Rizky juga menyatakan bahwa melalui facebook, teman-temannya dapat mengetahui sifat dan jati dirinya yang sebenarnya, yang ketika bertemu lewat offline mereka tidak mengetahuinya.
5. Cenika Sigenit UnyuUnyu Cenika Sweety atau Cenika Sigenit UnyuUnyu merupakan siswi yang bernama asli Rieska Wardhani. Siswi dari SMA Muhammadiah 3 kota Surakarta ini merupakan siswi yang termasuk pendiam dan tertutup. Dalam commit sekolah, to user rieska merupakan sosok siswa kesehariannya di dalam lingkungan
perpustakaan.uns.ac.id
120 digilib.uns.ac.id
yang aneh dan kurang bergaul dengan teman – temannya di kelas. Rieska memakai facebook sejak tahun 2010. Rieska menggunakan Facebook setelah banyak teman-temannya mulai menggunakan media spsial ini. Dia menggunakan Facebook sebagai sarana untuk hiburan semata. Meskipun dalam situasi yang sangat berbeda dengan teman – temannya dan tergolong penuh misterius secara kehidupan kesehariannya, di dalam kehidupan onlinenya Rieska mencantumkan Informasi seperti jenis kelamin, ulang tahun, status hubungan dan pekerjaan menjadi informasi yang dia pilih untuk ditampilkan ke dalam profilnya, .eskipun kadang yang di tampilkannya juga rekayasa. Informasi-informasi ini menurut Rieska masih dirasa wajar dan tidak terlalu pribadi untuk dibagikan kepada teman-teman Facebooknya. Sementara informasi kontak pribadi sengaja tidak ditampilkan agar orangorang yang tidak mengenalnya secara pribadi tidak dapat mengakses informasi yang sifatnya lebih rahasia ini. Dia juga kerap membuat update status yang panjang dan sifatnya bercerita secara detail kepada pembacanya. Rieska menggunakan nama Cenika Sweety didalam akun facebooknya merupakan keinginan yang merupakan dambaan perasaan yang mendalam dari seorang cenika atau rieska tentang ekspresi cantiknya, polosnya, dan misteriusnya seorang rieska. Tidak banyak informasi yang di dapatkan penulis dari Rieska kecuali hanya percakapan tentang identitasnya yang dia tulis melalui chatting. Rieska mengaku, di dalam akun facebooknya merupakan samaran, hal ini terungkap dari namanya yang menegaskan nama, informasi, bahkan kadang foto palsu yang berupa keinginan pribadinya yang berhubungan dengan kesan cantik, polos, genit, dan bahkan menggoda. Foto – foto yang di tampilkannya memang sensual, namun di balik foto ini berarti apa masih dalam pencarian penulis selama ini. Bahkan di dalam informasi yang di tuliskannya di wallnya, dia menyatakan pernah bersekolah di Universitas Bokeper Indonesia. Hal yang sangat terasa aneh dan janggal bagi siswi seusianya memainkan peranan dengan penuh misteri dan membuat kekhawatiran dalam pergaulan yang semu dan dalam area abu – abu di commit to user kalangan siswa sekolah menengah.
121 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6. Chicix Thembhem Bocah Crewet Suci Artika Putri merupakan nama asli dari Chicix Thembhem BOcah Crewet. Siswi dari SMA Muhammadiah 3 kota Surakarta ini merupakan siswi dengan
tingkatan
sosialita
yang
tinggi.
Dalam
setiap
penampilan
kesehariannya Suci selalu menampilkan sisi modis dan trendi dalam berbusana. Suci memakai facebook sejak tahun 2010. Suci mulai beralih menggunakan Facebook setelah banyak teman-temannya mulai meninggalkan jejaring sosial, Friendster, dan beralih ke Facebook. Dia memanfaatkan Facebook sebagai sarana untuk bertukar informasi dan saling membangun hubungan atau berinteraksi baik yang sifatnya formal, maupun informal sekedar iseng menanyakan kabar dan untuk hiburan semata. Informasi seperti jenis kelamin, ulang tahun, status hubungan danpekerjaan menjadi informasi yang dia pilih untuk ditampilkan ke dalam profilnya. Informasi-informasi ini menurut Suci masih dirasa wajar dan tidak terlalu pribadi untuk dibagikan kepada teman-teman Facebooknya.Sementara informasi kontak pribadi sengaja tidak ditampilkan agar orang-orang yang tidak mengenalnya secara pribadi tidak dapat mengakses informasi yang sifatnya lebih rahasia ini. Suci hingga kini, tercatat masih aktif menggunakan Facebook dan banyak mengaksesnya dari seluler ataupun smartphone. Dia juga kerap membuat update status yang panjang dan sifatnya bercerita secara detail kepada pembacanya. Biasanya juga meng-update yang menurutnya bagus dan dapat memberi dampak positif yang sifatnya memberi semangat, motivasi, dan sebagainya. Mayoritas status yang dibuatnya sekedar untuk hiburan dan berbagai informasi yang dirasa lucu. Namun dari ribuan temannya dalam Facebook, setiap kali dirinya menulis status selalu mendapat komentar yang bernada positif, mengajak pembicaraan lebih lanjut atau sekedar ikut bersuara. Suci dalam profil Facebooknya digambarkan sebagai perempuan cantik yang cukup memiliki banyak penggemar dikarenakan mayoritas yang berkomentar maupun mengirim wall kepadanya adalah kaum laki-laki. commit to user Suci menggunakan nama Chicix Thembhem BOcah Crewet didalam
perpustakaan.uns.ac.id
122 digilib.uns.ac.id
akun facebooknya merupakan gambaran realitas yang diinginkan dari penampilan fisik. Hampir sama sebetulnya dengan Intan Rotami siswi Sma Muhammadiah 3 yang menganggap kecantikan itu dimulai dari kesan bentuk serta ekspresi wajah. Termasuk di dalam foto yang dijadikan sampul di akunnya menampakkan sebagian wajahnya yang ia anggap sensual. Suci mengaku, di dalam akun facebooknya merupakan samaran, meskipun dalam gambaran foto dirinya merupakan bentuk asli. Di dalam informasi yang di sebutkan, suci memang menginginkan sesuatu yang di luar kehidupan teman – temannya. Suci mengaku tinggal di London, dan berasal dari Afganistan. Ada kesengajan dalam penulisan informasi yang di sampaikannya dalam akunnya. Suci di dalam kehidupannya yang glamour, amat menyukai teman – teman dari Luar negeri. Selain ketampanan wajah, suci banyak menginginkan teman – teman yang bisa menjadikannya akses menuju kepada keinginan pribadinya, yakni pemenuhan akan kebutuhan dalam berpenampilan.
7. DhEnizz OnCe MoRe DhEnizz OnCe MoRe merupakan salah satu siswa di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta. DhEnizz OnCe MoRe yang bernama asli Deni Dwi Saputra merupakan siswa yang aktif bergaul di kalangan sekolah dan masyarakat. Di sekolah Deni merupakan siswa yang aktif bergaul dengan teman-temannya baik laki-laki maupun perempuan. Deni menggunakan facebook mulai tahun 2010 awal dengan alasan untuk lebih mudah bergaul dengan teman-teman. Deni dalam akun facebooknya menggunakan data campuran, yaitu sebagian merupakan data identitas yang sebenarnya dan sebagian adalah data samaran. Deni menggunakan foto diri yang sebenarnya dan tanggal lahir yang sebenarnya. Sedangkan data diri lainnya yaitu alamat, sekolah dan hobi dia samarkan. Deni mengungkapkan bahwa dirinya menggunakan data samaran tidak bertujuan untuk menipu orang lain, namun ingin lebih terlihat keren atau berbeda saja. to user merupakan sarana yang bagus Deni mengungkapkan commit bahwa facebook
perpustakaan.uns.ac.id
123 digilib.uns.ac.id
untuk mengetahui informasi-informasi yang berkembang dalam pergaulannya baik disekolah maupun di lingkungan masyarakat. Deni mengungkapkan bahwa perlu bagi dirinya untuk senantiasa mengikuti perkembangan status dan coment teman-temannya di facebook agar tidak ketinggalan informasi dan dapat nyambung ketika berkomunikasi lewat offline.
8. DhiEndha Ckrg CNdrie Agie DhiEndha Ckrg CNdrie Agie adalah sisw1 di SMA Muhammadiyah 3 Surakarta. DhiEndha Ckrg CNdrie Agie yang bernama asli Dhinda Wulandari merupakan siswi yang tergolong aktif dalam bergaul di sekolah dan masyarakat. Dhinda termasuk anak yang berpenampilan modis, hal tersebut terlihat ketika dia disekolah maupun di rumah. Dhinda menggunakan facebook pada awal tahun 2010 dengan alasan di ajak teman-teman. Setelah menggunakan facebook Dhinda merasa banyak manfaat yang dia dapatkan terutama mengetahui informasi dan keadaan terbaru dari teman-temannya. Dalam berteman di facebook Dhinda tidak hanya berteman dengan temanteman sesama sekolah SMA Muhammadiyah 3 Surakarta, tetapi juga berteman dengan teman-teman SD atau SMP juga teman-teman sekampung. Dhinda menggunakan identitas campuran, yaitu menggunakan profil picture dan tanggal lahir asli, namun nama, alamat, dan tempat sekolah disamarkan. Dhinda menyatakan bahwa ketika menggunakan identitas campuran dia ingin menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Ketika ia menggunakan profil picture asli bertujuan agar teman-teman mudah mengetahui jati dirinya, sedangkan ketika ia menggunakan mana DhiEndha Ckrg CNdrie Agie untuk menunjukkan kepada teman-teman dan Agie (pacarnya) bahwa dia telah memiliki pacar. Dhinda juga menggunakan alamat dan nama sekolah samaran, tujuannya adalah agar terlihat berbeda dan lebih keren. 9. Ega Ayup Sasongko Ega Ayup Sasongko merupakan siswa SMA Muhammadiah 2 commit to user Surakarta yang bernama asli Ega Ayup Sasongko. Ega termasuk remaja yang
perpustakaan.uns.ac.id
124 digilib.uns.ac.id
aktif bergaul di kelas, hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya teman dan kenalan di sekolah. Ega nama panggilannya merupakan asli Surakarta. Ega telah menjadi pengguna Facebook sejak tahun 2010, dia menjadikan facebook sebagai media untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan teman-teman, tempat curhat dan mencari kenalan-kenalan baru. Ega mengungkapkan bahwa berbagai manfaat telah dirasakannya semenjak memiliki akun Facebook, terutama dalam hal menambah pertemanan. Ega mengaku banyak menemukan komunitas komunitas baru yang mendukung hobinya itu. Dengan jejaring sosial ini Ega dapat menemukan berbagai latar belakang seseorang yang baru di temuinya dengan detail, lantaran fiturnya yang memberi kemudahan bagi penggunanya untuk bertukar informasi secara cepat,dengan banyak orang, serta berbagi informasi yang memudahkannya berbagi kesukaan ataupun cerita. Ega menggunakan data yang sebenarnya untuk mengungkapkan ientitasnya. Nama asli, alamat sekolah asli, tanggal lahir asli, dan status yang asli. Ega mengungkapkan bahwa dirinya merasa perlu untuk menggunakan identitas yang asli agar orang percaya pada dirinya serta mudah dikenali oleh teman-temannya. Ega mengungkapkan bahwa facebook merupakan wahana untuk saling berbagi informasi dengan teman-teman. Selain untuk mengetahui informasi yang terjadi disekitar pergaulannya juga untuk menunjukkan kegiatankegiatan yang sedang dilaksanakannya. Ega sering menunjukkan kegiatankegiatannya yang berhubungan dengan prestasinya, misalnya sebagai anggota Paskribraka Indonesia.
10. Ekailham Bagaskara Ekailham Bagaskara merupakan siswa SMA Muhammadiah 2 Surakarta. Di dalam keseharian onlinenya, Ekailham Bagaskara, atau yang panggilan akrabnya Bagas ada kemiripan dengan jani dan Ilham baik dalam foto profil ataupun di dalam pengisisan setiap tulisan – tulisannya di akun commit dan to user facebook yang banyak menggunakan mengunggah gambar – gambar serta
perpustakaan.uns.ac.id
125 digilib.uns.ac.id
tulisan tentang anime Jepang. Bagas yang dalam hobinya merupakan penggemar kartun jepang, telah menjadi pengguna Facebook sejak tahun 2011, dia menjadikan facebook sebagai media curhat dan bertukar informasi dengan teman – temannya. Selain itu, Bagas menggunakan facebook juga karena sebelumnya telah banyak teman – temannya yang menggunakan media social ini. Berbagai manfaat telah dirasakannya semenjak memiliki akun Facebook. Manfaat itu terutama dalam hal menambah informasi dan perkembangan terbaru seputare tokoh – tokoh anime dan kelanjutan film-film anime jepang yang sedang di putar saat ini. Pada keadaan seperti ini, Bagas banyak menggunakan media ini untuk bertukar informasi serta jadwal tayang film-film anime jepang di televisi. Bagas memang memiliki hobi yang sama dengan Ilham dan Jani yakni di bidang menggambar terutama karakter – karakter kartun tokoh – tokoh anime jepang. Dengan jejaring sosial ini Bagas banyak mendapatkan berbagai macam informasi serta dapat berkomunikasi secara langsung kepada teman – temannya sesama penggemar tokoh anime jepang meskipun tidak bertatap muka. facebook baginya memberikan sebuah tempat informasi dan perputaran pertukaran pendapat yang luas dan tidak ada jarak jenis kelamin dan usia di dalam pertemanannya. Bagas memasukkan informasi pribadinya, seperti hari ulang tahun, agama, alamat email, hingga alamat rumah. Beberapa informasi yang tidak dimasukkan dikarenakan dirinya menganggap ini merupakan hal yang tidak akan ia ungkap kepada setiap orang – orang yang baru di kenalnya di dunia maya. Dia juga termasuk siswa yang aktif meng-update status dalam akun facebooknya berupa tulisan – tulisan dan gambar ataupun video berdurasi pendek tentang anime jepang. Di dalam ceritanya kepada penulis, identitas yang dimiliki Bagas di dalam akun facebooknya merupakan rekayasa, meskipun sifatnya hanya sebagian yakni pada level profil picture. Bagas di dalam foto profilnya selalu menggunakan gambar anime-anime jepang. Di dalam pengakuannya, Bagas mengungkapkan berbagai hobinya yang memang sudah terbentuk semenjak duduk di bangku sekolah dasar. Hobi yang dimilikinya memang sangat commit to user menginspirasi tulisan – tulisan dan isian – isian di dalam akun facebooknya.
perpustakaan.uns.ac.id
126 digilib.uns.ac.id
Tidak ada sebuah alasan yang khusus mengenai penggunaan gambar-gambar anime jepang sebagai foto profilnya. Hal ini memang selalu dilakukannya semenjak menggunakan media social facebook.
11. Ersha Yulinda Ersha Yulinda merupakan siswa SMA Muhammadiah 2 Surakarta yang bernama asli Ersha Yulinda. Ersha termasuk remaja yang cukup pandai bergaul di kelas, hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya teman dan kenalan di sekolah. Ersha nama panggilannya merupakan asli Surakarta. Ersha telah menjadi pengguna Facebook sejak tahun 2010, dia menjadikan facebook sebagai media untuk berkomunikasi dengan teman-teman, tempat curhat dan mencari kenalan-kenalan baru. Ersha mengungkapkan bahwa berbagai manfaat telah dirasakannya semenjak memiliki akun Facebook, terutama dalam hal menambah pertemanan. Ersha mengaku banyak menemukan komunitas komunitas baru yang mendukung hobinya itu. Dengan jejaring sosial ini Ersha dapat menemukan berbagai latar belakang seseorang yang baru di temuinya dengan detail, lantaran fiturnya yang memberi kemudahan bagi penggunanya untuk bertukar informasi secara cepat,dengan banyak orang, serta berbagi informasi yang memudahkannya berbagi kesukaan ataupun cerita. Ersha menggunakan data yang sebenarnya untuk mengungkapkan ientitasnya. Nama asli, alamat sekolah asli, tanggal lahir asli, dan status yang asli. Ersha mengungkapkan bahwa dirinya merasa perlu untuk menggunakan identitas yang asli agar orang percaya pada dirinya serta mudah dikenali oleh teman-temannya.
12. Iqkkha Morganous Smashblastforever Iqkkha Morganous SmashblastForever atau yang bernama asli Ikka Agustina merupakan siswi dari SMA Muhammadiah 2 Surakarta. Ikka commit to user kesehariannya tidak terlalu aktif merupakan siswi yang di dalam lingkungan
perpustakaan.uns.ac.id
127 digilib.uns.ac.id
melakukan komunikasi. ikka sebenarnya merupakan siswi yang termasuk pandai di dalam setiap mata pelajaran. Namun karena tidak banyak berkomunikasi dengan teman – teman kelasnya, dia pun lebih cenderung menikmati kehidupan onlinenya. Ikka mulai membuat akun Facebook dari tahun 2010. Ikka, panggilan akrabnya, senang menggunakan akun Facebook tak lain karena banyak menemukan teman – teman barunya di facebook, selain itu juga fenomenanya perkembangan jejaring sosial ini di Indonesia terutama mulai tahun 2009 hingga sekarang yang di jadikan alasan olehnya agar tidak ketinggalan pergaulan akhirnya menjadikan Ikka untuk membuat profil Facebook. Facebook digunakan sebagai sarana curhat serta berosialisasi, menjaga hubungan dengan teman-teman lama. Ikka mengaku mendapatkan banyak teman-teman baru di dalam facebook,. Di dalam akun Iqkkha Morganous SmashblastForever Data diri seperti status hubungan, agama, pendidikan, pekerjaan dan hari ulang tahun adalah informasi-informasi yang ia pilih untuk menggambarkan dirinya. Sementara informasi nomor telepon tidak ia cantumkan karena menurutnya informasi tersebut tidak perlu diketahui teman-teman Facebooknya. Ikka termasuk aktif menggunakan Facebook hingga sekarang karena banyak teman-temannya yang mengajak interaksi dan saling curhat lewat jejaring sosial ini. Ia kerap menulis status yang menggambarkan perasaanya, emosi dan juga aktivitas yang sedang ia lakukan atau bahkan sesuatu tentang group vocal smash, terutama bintangnya yakni morgan. Ia sering mengunggah foto group vocal smash dan juga personelnya yakni morgan, tetapi jarang yang di gunakan adalah foto dirinya. Ikka memamg sangat menggemari Group vocal Smash terutama sang bintangnya yakni Morgan. Karena terlalu suka dengan morgan, Ikka sampai melakukan aksi nonton smash bersama teman – teman facebooknya di Cirebon beberapa waktu yang lalu, Sehingga yang paling dahsyat adalah sampai di dalam kehidupan akunnya banyak di hiasi tentang tokoh penyanyi remaja yang tergabung dalam group smash ini. Ikka di dalam kehidupan akunnya sedikit sekali menampilkan dirinya sebagai sosok Ikka Agustina, commit user dengan karakter Morgan sang namun sebagai sosok Ikka yang di to bayangi
perpustakaan.uns.ac.id
128 digilib.uns.ac.id
bintang Smash, meskipun tidak ada maksud menyembunyikan identitas aslinya. Ikka lebih bangga mendapat pengakuan serta pujian dari teman – teman facebooknya sebagai sosok penggemar Morgan dan group vocal, dan yang menjadi orang yang pertama mengetahui segala sesuatu tentang Morgan dan group vocal Smash daripada sosok pribadinya sendiri sebagai siswa SMA Muhammadiah 2 Surakarta yang memiliki potensi terpendam di bidang keilmuan eksak, yang hampir sama dengan Tikha Bieber siswi SMA Muhammadiah 3 Surakarta.
13. Krisna Datuela Krisna Datuela merupakan siswa SMA Muhammadiah 3 Surakarta yang bernama asli Krisna Datuela. Krisna termasuk remaja yang cukup aktif bergaul di kelas. Krisna nama panggilannya merupakan asli Surakarta. Krisna telah menjadi pengguna Facebook sejak tahun 2011 awal, dia menjadikan facebook sebagai media untuk berkomunikasi dengan teman-teman dan mencari kenalan-kenalan baru. Krisna mengungkapkan bahwa berbagai manfaat semenjak memiliki akun Facebook. Krisna dapat menemukan berbagai latar belakang seseorang yang baru di temuinya dengan detail, lantaran fiturnya yang memberi kemudahan bagi penggunanya untuk bertukar informasi secara cepat,dengan banyak orang, serta berbagi informasi yang memudahkannya berbagi kesukaan ataupun cerita. Krisna menggunakan data yang sebenarnya untuk mengungkapkan ientitasnya. Nama asli, alamat sekolah asli, tanggal lahir asli, dan status yang asli. Krisna mengungkapkan bahwa dirinya merasa perlu untuk menggunakan identitas yang asli agar orang percaya pada dirinya serta mudah dikenali oleh teman-temannya. Dalam akun facebooknya, Krisna juga memampangkan foto seorang perempuan yang merupakan pacarnya. Krisna mengungkapkan bahwa tujuan memajang foto tersebut adalah untuk menyampaikan kepada pacarnya bahwa dia bersungguh-sungguh berpacaran dengannya dan agar teman-temannya tahu bahwa dia sudah memilikicommit pacar. to user
129 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
14. Lanang Hari S Lanang Hari merupakan siswa SMA Muhammadiah 1 Surakarta. Dalam kesehariannya, Lanang merupakan sosok yang terbuka baik secara individual maupun dalam kelompoknya. Ada hal yang istimewa di dalam kepribadiannya sejauh pengamatan penulis, di dalam panampilan yang terlihat urakan, ternyata Lanang merupakan seseorang penyantun yang bisa menempatkan
sebagaimana
mestinya.
Lanang,
nama
panggilannya,
merupakan asli Surakarta. Lanang telah menjadi pengguna Facebook sejak tahun 2011, dia mengaku membuat Facebook setelah banyak teman-teman sekolahnya yang terlebih dahulu bergabung dengan jejaring sosial ini. Berbagai manfaat telah dirasakannya semenjak memiliki akun Facebook. Manfaat itu terutama dalam hal bersosialisasi dan menambah jaringan pertemanan. Selain itu juga mengaku ketagihan dengan jejaring sosial ini lantaran fiturnya yang memberi kemudahan bagi penggunanya untuk bertukar informasi secara cepat, chat (obrolan) dengan banyak orang, serta sistem sharing yang memudahkannya berbagi kesukaan ataupun cerita. Lanang memasukkan beberapa informasi pribadi, seperti hari ulang tahun, status hubungan, agama, alamat email, hingga alamat rumah. Beberapa informasi yang tidak dimasukkan seperti nomor telepon dikarenakan dirinya menghindari adanya pencemaran nama baik yang kerap terjadi di dunia maya. Dia juga termasuk siswa yang aktif meng-update status dalam profil Facebooknya. Dia juga sering mengunggah foto dan merubah profil maupun informasi profilnya.seperti yang disebutkannya saat wawancara dengan penulis “saya banyak berkomunikasi dengan teman-teman melalui facebook karena fiturnya yang menarik dan penggunannya pun sangat mudah, selain itu juga karena banyak teman – teman yang menggunakan facebook. akhirnya saya pun juga memakainya Bang.” Namun di dalam pengakuannya, identitas yang dimiliki Lanang di dalam akun facebooknya merupakan rekayasa terutama di dalam aktifitas commit to user pekerjaanya. Di dalam aktifitas kesehariannya, lanang merupakan seorang
perpustakaan.uns.ac.id
130 digilib.uns.ac.id
pelajar yang aktifitasnya hanya belajar dan bermain, tetapi di dalam akun facebooknya, lanang menyebutkan bahwa dia mengaku sebagai president di institute technologi California seperti yang telah di gambarkan di atas. Diakui Lanang bahwa identitasnya memang palsu di level informasi pekerjaannya. Hal itu di lakukannya dengan maksud ajang pamer diri agar mendapatkan pujian serta tanggapan positif dari teman – teman barunya di facebook.
15. Mierna Fiesta Mierna Fiesta adalah siswa SMA Muhammadiah 2 Surakarta yang bernama asli Mierna Fita F. Mierna Fiesta termasuk remaja yang cukup supel bergaul dengan teman-teman di sekolah maupun di lingkungan masyarakat atau kampungnya. Mierna Fiesta mulai menggunakan facebook pada tahun 2010 dengan alasan agar mudah bergaul dengan teman-teman dan mengetahui perkembangan informasi yang terjadi disekitar teman-temannya baik teman sekolah maupun teman bermain. Mierna Fiesta dalam akun facebooknya mengunakan data sebenarnya dalam menunjukkan identitasnya, yaitu nama asli, foto asli, alamat tempat tinggal dan tanggal lahir. Mierna Fiesta mengemukakan bahwa menggunakan identitas yang asli sangat penting agar menimbulkan kepercayaan orang lain tentang dirinya, serta agar mudah dikenali oleh teman-temannya. Mierna Fiesta berpendapat bahwa facebook merupakan media social yang dapat digunakan untuk menunjukkan jati dirinya serta eksistensi dirinya dengan cara menampilkan kejadian-kejadian yang telah dialaminya dan menunjukkan prestasi-prestasi yang ada pada dirinya. Mierna Fiesta juga menyatakan bahwa melalui facebook, teman-temannya dapat mengetahui sifat dan jati dirinya yang sebenarnya, yang ketika bertemu lewat offline mereka tidak mengetahuinya.
16. Muhammad Jani Aldino Muhammad Jani Aldino merupakan siswa SMA Muhammadiah 1 commit to user Surakarta. Di dalam kehidupan social media, Muhammad jani aldino, atau
131 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang panggilan akrabnya Jani ada kemiripan dengan Jani baik dalam foto profil ataupun di dalam pengisisan setiap tulisan – tulisannya di akun facebook. Jani yang merupakan penggemar kartun jepang, telah menjadi pengguna Facebook sejak tahun 2010, dia menjadikan facebook sebagai media berkomunikasi dan bertukar pendapat dengan teman – temannya. Selain sebagai perkembangan pergaulan, Jani menggunakan facebook karena sebelumnya juga telah banyak teman – temannya yang menggunakan media social ini. Berbagai manfaat telah dirasakannya semenjak memiliki akun Facebook. Manfaat itu terutama dalam hal menambah keceriaan dalam berbicara, karena tidak bertatap muka secara langsung, dan tidak ada jarak antara dia dengan teman – teman barunya di facebook, Selain itu juga mengaku banyak mendapatkan bahan serta ide baru dalam setiap gambarannya. Jani memang memiliki hobi yang sama dengan Jani yakni di bidang menggambar terutama karakter – karakter kartun tokoh – tokoh anime jepang. Dengan jejaring sosial ini Jani mendapatkan berbagai macam keasyikan berkomunikasi secara langsung meskipun tidak bertatap muka. facebook baginya memberikan sebuah ruang yang bebas dan tidak ada jarak usia di dalam pertemanannya. Jani memasukkan sebagian informasi pribadinya, seperti hari ulang tahun, agama, alamat email, hingga alamat rumah. Beberapa informasi yang tidak dimasukkan dikarenakan dirinya menganggap ini merupakan hal privasi yang tidak akan ia ungkpa kepada setaip orang – orang yang baru di kenalnya di dunia maya. Dia juga termasuk siswa yang aktif meng-update status dalam profil Facebooknya dengan tulisan – tulisan mengenai kegiatan kesehariannya. Sepanjang pengakuannya kepada penulis, identitas yang dimiliki jani di dalam akun facebooknya merupakan rekayasa, meskipun sifatnya hanya sebagian yakni pada level profil picture. Jani di dalam foto profilnya selalu menggunakan gambar anime-anime jepang. Di dalam ceritanya, jani mengungkapkan berbagai hobinya yang memang sangat jauh dari bayangan orang sebelumnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
132 digilib.uns.ac.id
17. Novietha Chu’ach Chetiyach Novi Dyah Ayu merupakan nama asli dari Novietha Chu‟ach Chetiyach. Siswi dari SMA Muhammadiah 1 kota Surakarta ini merupakan siswi yang tergolong pendiam dan merupakan sosok religius. Novi memakai facebook sejak tahun 2011. Novi mulai menggunakan Facebook setelah banyak teman-temannya yang mengundang dan mengajak menggunakan media social facebook. Novi menggunakan Facebook sebagai alat
untuk
berkomunikasi dan membangun hubungan atau berinteraksi baik sekedar iseng menanyakan kabar dan untuk hiburan semata. Dalam membangun akun facebooknya, Novi menggunkaan informasi seperti jenis kelamin, ulang tahun, status hubungan dan pekerjaan menjadi informasi yang Novi pilih untuk ditampilkan ke dalam profilnya. Informasiinformasi ini menurut Novi masih dirasa wajar dan tidak terlalu pribadi untuk dibagikan kepada teman-teman Facebooknya. Sementara informasi kontak pribadi sengaja tidak ditampilkan agar orang-orang yang tidak mengenalnya secara pribadi tidak dapat mengakses informasi yang sifatnya lebih rahasia ini. Novi hingga kini, tercatat masih aktif menggunakan Facebook dan sering mengaksesnya baik melalui smartphone ataupun computer yang terhubung dengan jaringan internet. Novi juga kerap membuat update status yang sifatnya bercerita secara detail kepada pembacanya. Pada kehidupan aslinya memang sosok Novi lebih banyak diam dan pasif dalam berkomunikasi, dan akhirnya dia menggunakan media social facebook sebagai media cerita serta media mengeksplorasi dirinya sebagai seseorang yang bias bergaul juga sebagaimana selayaknya remaja pada jenjang umur seusianya. Biasanya juga meng-update yang menurutnya bagus dan dapat memberi dampak positif yang sifatnya memberi semangat, motivasi, dan sebagainya. Mayoritas status yang dibuatnya sekedar untuk hiburan dan berbagai informasi yang dirasa lucu.
18. Nur Azizah Nur Azizah merupakan siswa SMA Muhammadiah 3 Surakarta yang commit to userremaja yang kurang aktif bergaul bernama asli Nur Azizah. Azizah termasuk
perpustakaan.uns.ac.id
133 digilib.uns.ac.id
di kelas. Azizah berasal dari Surakarta. Azizah menggunakan Facebook sejak tahun 2011 awal. Azizah menjadikan facebook sebagai media untuk berkomunikasi dengan teman-teman dan mencari kenalan-kenalan baru. Manfaat yang dirasakan oleh Azizah selama menggunakan Facebook adalah dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman-teman sekolah, mengetahui informasi-informasi terbaru di antara teman-temannya, dan kadang juga mendapatkan teman atau kenalanbaru. Azizah menggunakan data yang sebenarnya untuk mengungkapkan ientitasnya. Nama asli, alamat sekolah asli, tanggal lahir asli, dan status yang asli. Azizah mengungkapkan bahwa dirinya merasa perlu untuk menggunakan identitas yang asli agar orang percaya pada dirinya serta mudah dikenali oleh teman-temannya. Azizah mengungkapkan bahwa dalam facebook kita harus jujur, karena seringkali teman facebook kita adalah teman kita di lingkungan sekolah atau masyarakat. Kalau kita membuat status atau memberikan komentar yang tidak sesuai dengan keadaan kita, maka pergaulan kita di lingkungan sekolah juga tidak akan nyaman.
19. Romadhona Adi Rusdiana Romadhona Adi Rusdiana merupakan siswa SMA Muhammadiah 1 Surakarta yang bernama asli Romadhona Adi Rusdiana dan biasa dipanggil Adi. Adi termasuk remaja yang kurang aktif bergaul di kelas. Adi berasal dari Surakarta. Adi menggunakan Facebook sejak tahun 2011 awal. Adi menjadikan facebook sebagai media untuk berkomunikasi dengan temanteman dan mencari kenalan-kenalan baru. Manfaat yang dirasakan oleh Adi selama menggunakan Facebook adalah dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman-teman sekolah, mengetahui informasi-informasi terbaru di antara teman-temannya, dan kadang juga mendapatkan teman atau kenalanbaru. Adi menggunakan data yang sebenarnya untuk mengungkapkan usertanggal lahir asli, dan status yang ientitasnya. Nama asli, alamatcommit sekolahtoasli,
perpustakaan.uns.ac.id
134 digilib.uns.ac.id
asli. Adi mengungkapkan bahwa dirinya merasa perlu untuk menggunakan identitas yang asli agar orang percaya pada dirinya serta mudah dikenali oleh teman-temannya. Adi mengungkapkan bahwa dalam facebook kita harus jujur, karena seringkali teman facebook kita adalah teman kita di lingkungan sekolah atau masyarakat. Kalau kita membuat status atau memberikan komentar yang tidak sesuai dengan keadaan kita, maka pergaulan kita di lingkungan sekolah juga tidak akan nyaman. Dalam akun facebooknya Adi menyertakan foto seorang perempuan yang merupakan pacarnya. Hal tersebut dimaksudkan sebagai pernyataan tentang statusnya saat ini, juga untuk menunjukkan kepada pacarnya bahwa dia bersungguh-sungguh dalam berhubungan dengan pacarnya tersebut.
20. Tikha Bieber Tikha Bieber atau yang bernama asli Dewi Fatikha Sari siswi SMA Muhammadiah 3 Surakarta ini merupakan siswi dan seorang remaja putri yang di dalam kehidupan sosialnya tidak terlalu aktif melakukan komunikasi di dalam lingkungannya. Tikha sebenarnya merupakan siswi yang termasuk pandai di dalam setiap mata pelajaran terutama pelajaran eksak. Namun karena tidak banyak bersosialisasi dengan teman – teman kelasnya, dia pun agak merasa tidak menikmati di dalam setiap aktifitas kegiatan belajar. Tikha mulai membuat akun Facebook dari tahun 20011. Tikha, panggilan akrabnya, tertarik membuat akun Facebook tak lain karena banyak menemukan teman – teman barunya di media sosial ini, selain itu juga fenomenanya perkembangan jejaring sosial ini di Indonesia terutama mulai tahun 2009 hingga sekarang yang di jadikan alasan olehnya agar tidak ketinggalan pergaulan akhirnya menjadikan Tikha untuk membuat profil Facebook. Facebook digunakan sebagai sarana berosialisasi, menjaga hubungan dengan teman-teman lama. Tikha mengaku mendapatkan banyak commit toDi user teman-teman baru di dalam facebook,. dalam akun Tikha Bieber Data diri
135 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
seperti status hubungan, agama, pendidikan, pekerjaan dan hari ulang tahun adalah informasi-informasi yang ia pilih untuk menggambarkan sosok dirinya, apa yang disuka dan apa yang tidak disukai. Sementara informasi nomor telepon dan jaringan tidak ia cantumkan karena menurutnya informasi tersebut tidak perlu diketahui teman-teman Facebooknya. Tikha termasuk aktif menggunakan Facebook hingga sekarang karena banyak teman-temannya yang mengajak interaksi lewat jejaring sosial ini. Ia kerap menulis status yang menggambarkan perasaanya, emosi dan juga aktivitas yang sedang ia lakukan atau bahkan sesuatu tentang justin bieber. Ia sering mengunggah foto justin bieber dan jarang foto dirinya. Tikha memamg sangat menggemari Justin Bieber. Sehingga sampai di dalam kehidupan akunnya banyak di hiasi tentang tokoh penyanyi remaja yang sedang mendunia ini. Tikha di dalam kehidupan akunnya tidak menampilkan dirinya sebagai sosok dewi fatikha, namun sebagai sosok Tikha yang di bayangi dengan karakter Justin bieber meskipun tidak ada maksud menyembunyikan identitas aslinya. Tikha lebih bangga mendapat pengakuan serta pujian dari teman – teman facebooknya sebagai sosok penggemar justin bieber daripada sosok pribadinya sendiri sebagai siswa SMA Muhammadiah 3 Surakarta yang berprestasi.
commit to user
136 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran 2 DOKUMENTASI AKUN FACEBOOK
1. Bangkit Rizky
2. Lanang Hari S
3. Hanafi Afianto
commit to user
137 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Tania Dira Harucky
commit to user
138 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5. Romadhona Adi Rusdiana
commit to user
139 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6. Ersha Yulinda
commit to user
140 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
7. Nur Azizah
commit to user
141 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
8. Arika Devi Sintiyani
commit to user
142 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
9. Mierna Fierna
commit to user
143 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
10. Jb‟S Buyung
commit to user
144 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
11. Devita Ayu W L
12. Fitri Nur Fitri Nurjannah
commit to user
145 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
13. Chicix Thembem BOcah Crewet Sucy Artika Putri
commit to user
146 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
14. Widhi Chayyang Babe Widi Rahma Sari
commit to user
147 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
15. Tikha Bieber Dewi Fatikha Sari
commit to user
148 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
16. Eka Ilham Bagaskara
commit to user
149 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
17. Hestu Nugroho PA
commit to user
150 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
18. Wanda Religia
commit to user
151 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
19. Novietha Chu’ach Chetiyach
commit to user
152 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
20. Muhammad Jani Aldino
commit to user