KOMUNIKASI ORGANISASI PAGUYUBAN KAMPUNGRAWA AMBARAWA (Studi Deskriptif Kualitatif Hubungan Internal Paguyuban Kampungrawa Ambarawa Kabupaten Semarang)
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 Ilmu Komunikasi Program Studi Ilmu Komunikasi
Diajukan Oleh: Toppan Geni Purnama L100 090 123
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
ABSTRAK
KOMUNIKASI ORGANISASI PAGUYUBAN KAMPUNGRAWA AMBARAWA (Studi Deskriptif Kualitatif Hubungan Internal Paguyuban Kampungrawa Ambarawa Kabupaten Semarang)
Sebuah perusahaan atau organisasi dikelola dangan suatu komunikasi. Dalam artian jika komunikasi yang dilakukan antar unit-unit kerja di dalam organisasi tersebut berjaan secara harmonis dan terstruktur maka organisasi tersebut akan semakin kokoh serta hubungan antar anggota dan kinerja anggotanya semakin meningkat. Komunikasi ini biasanya melibatkan seluruh elemen di dalam organisasi seperti anggota dengan anggota, anggota dengan organisasi, dan organisasi dengan organisasi lainnya. Adanya komunikasi internal di dalam organisasi yang baik akan mempengaruhi keharmonisan dan kerukunan antar anggota organisasi sehingga dapat mengurangi miscommunication yang sering mengakibatkan kesenjangan antar anggota di dalam organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola aliran komunikasi yang terjadi di dalam internal organisasi Paguyuban Kampung Rawa Ambarawa di Kabupaten Semarang dengan kerukunan antar anggota paguyuban tersebut. Penelitian ini dilakukan di jl.Lingkar Ambarawa 03. Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang, Jawa Tengah dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Adapun metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi yang terjalin di dalam paguyuban kampungrawa ambarawa kabupaten semarang berjalan dengan baik dimana tiap marga tani dan anggotanya terjalin dengan harmonis, hal ini dapat dilihat dari kegiatan rapat rutin paguyuban yang diselenggarakan tiap 2 bulan sekali dimana dalam agenda rapat tersebut komunikasi keatas, kebawah, serta komunikasi horisontalnya berjalan dengan baik. Komunikasi internal yang terjadi di dalamnya sering digunakan dalam musyawarah untuk memecahkan masalah-masalah yang terjadi di paguyuban tersebut.
Kata Kunci : Komunikasi Organisasi, Pola Aliran Komunikasi, Hubungan Internal
dan
A. PENDAHULUAN Sektor
pariwisata
pemerintahan
setempat
banyak
dibentuklah sebuah paguyuban yang
diminati di negeri ini karena sumber
menaungi ke-12 marga tani tersebut
daya alam di Indonesia sangat jauh
dengan nama Paguyuban Kampung
lebih baik daripada di negara luar. Ini
Rawa.
membuat suatu peluang bisnis dan
memanfaatkan
usaha untuk berlomba memanfaatkan
diperebutkan
sumber daya alam di indonesia ini
tersebut untuk dijadikan destinasi
untuk dikelola dan dipasarkan ke
objek
seluruh negeri dan luar negeri.
Kampoeng Rawa. Kampoeng Rawa
Sebagai contoh potensi alam di Rawa
adalah suatu objek wisata keluarga
Pening, Rawa Pening adalah rawa
dengan konsep rekreasi air yang
yang
Jl.Lingkar
memanfaatkan sumber daya alam
terletak
di
Paguyuban
ini
kemudian
lahan dari
wisata
yang
kedua
dengan
desa
nama
Ambarawa
03.
Kecamatan
berupa rawa dan didalamnya terdapat
Ambarawa
Kabupaten
Semarang,
aneka
Jawa Tengah.
pemancingan,
Berawal dari pengolahan enceng gondok yang banyak tumbuh di area rawa
sehingga
mengakibatkan
ekosistem rawa terganggu dan atas dasar
inilah
permainan
muncul
ide
untuk
memanfaatkan potensi alam Rawa Pening dari masarakat sekitar yaitu dari desa Bejalen dan Tambakboyo. Dari kedua desa tersebut terbentuk
becakan
air,
air
seperti
speedboat, juga
becak-
permainan
daratnya seperti becak mini, ATV, bahkan permainan outbound seperti flying fox pun juga ada disini. Rumah makan didalamnya dibuat terapung
di
atas
air
dengan
memanfaatkan drum-drum kosong yang dipakai sebagai penyangga bangunan inti agar tidak tenggelam.
12 marga tani yang terdiri dari para
Inisiatif mendirikan objek wisata
nelayan serta para petani sawah dan
ini muncul ketika pendapatan mereka
tambak sebagai anggotannya. Setelah
kurang memenuhi kebutuhan hidup
dilakukan
bersama-
dan keprihatinan mereka saat musim
sama dengan para perangkat desa
kemarau datang, serta terganggunya
musyawarah
aktifitas pertanian tambak mereka
naiknya perekonomian mereka dan
karena banyaknya enceng gondok di
masyarakat desa pun berkesempatan
dalam rawa. Oleh sebab itulah Agus
mendapatkan
Sumarno serta para petani sawah dan
keahlian yang mereka punya karena
tambak mulai mempunyai ide untuk
di dalam paguyuban kampung rawa
memberdayakan semua
hambatan
ini diutamakan mengambil sumber
tersebut menjadi sebuah peluang
daya manusia yang ada dari kedua
usaha
desa tersebut untuk diberdayakan di
yang dapat
kesejahteraan
meningkatkan
mereka.
Dibawah
bimbingan Agus Sumarno sebagai ketua
Kopjapari
(koperasi
terbentuklah objek wisata Kampoeng Rawa. Namun hal ini tidak luput juga dari dukungan KSP Artha Prima yang memberikan pinjaman modal senilai
1
milliar
rupiah
serta
mendapatkan binaan untuk usaha keramba ikan milik masyarakat. Kerjasama antara paguyuban marga tani dan KSP Artha Prima yang terjalin sejak 2004 ini memberikan banyak
manfaat
terhadap
para
masyarakat sekitar. Semua hasil bumi dari para marga tani seperti padi, ikan, kayu dan sumber daya manusianya
selalu
dipakai
oleh
paguyuban kampung rawa untuk dimanfaatkan dalam objek wisata
sesuai
dalam objek wisata kampoeng rawa yang berdiri pada tahun 2012 ini.
jasa
pariwisata) di daerah tersebut maka
pekerjaan
Di dalam organisasi Paguyuban Kampung Rawa, sangat mutlak perlu diterapkannya
proses
aliran
komunikasi yang baik dan harmonis di
dalam
internal
organisasinya,
sebab sebuah organisasi dikelola dan dibangun dengan dasar komunikasi. Hal tersebut dibutuhkan agar aliran komunikasi mengalami
yang
ada
yang
tidak namanya
miscommunication atau salah paham antara unit-unit kerja yang dapat mengakibatkan permasalahan yang berujung
pertengkaran
dan
persaingan yang tidak sehat antar anggota Paguyuban Kampung Rawa tersebut. Berdasarkan pemaparan diatas
kampoeng rawa yang secara tidak
dapat
langsung
yang ingin diteliti yaitu bagaimana
berdampak
terhadap
dirumuskan
permasalahan
pola aliran komunikasi organisasi
vertically within the firm which gets
dalam
work
hubungan
Paguyuban
internal
Kampung
di Rawa
Ambarawa Kabupaten Semarang?
rumusan masalah diatas adalah untuk mengetahui bagaimana pola aliran organisasi
dalam
hubungan internal di Paguyuban Kampung
Rawa
(operation
and
management).” (Pertukaran gagasan di antara para administrator dan
Tujuan penelitian berdasarkan
komunikasi
done
Ambarawa
Kabupaten Semarang.
karyawan dalam suatu perusahaan atau jawatan yang menyebabkan terwujudnya perusahaan atau jawatan tersebut lengkap dengan strukturnya yang
khas
(organisasi)
dan
pertukaran gagasan secara horizontal dan vertikal di dalam perusahaan atau jawatan yang menyebabkan
B. TINJAUAN PUSTAKA
pekerjaan berlangsung (operasi dan
1. KOMUNIKASI
manajemen).
DALAM
INTERNAL KOMUNIKASI
ORGANISASI Komunikasi
organisasi
adalah
suatu proses komunikasi yang terjadi di organisasi. Dengan kata lain yaitu proses pertukaran informasi antar unit-unit
kerja
dalam
sebuah
organisasi. Proses komunikasi ini terjadi di dalam organisasi atau internal dan diluar organisasi atau eksternal. Lawrence D. Brennan (Effendy, 2009: 122) mendefinisikan komunikasi
internal
sebagai
:
“Interchange of ideas among the administrators and its particular structure
(organization)
and
interchange of ideas horizontally and
2. JARINGAN KOMUNIKASI Setiap
organisasi
mempunyai
jaringan komunikasi yang berbedabeda
di
bagian
sistem
dan
strukturnya. Begitu juga peranan individu dalam sistem komunikasi ditentukan oleh hubungan struktur antara individu-individu yang ada, maka
hubungan
ditentukan interaksi
tersebut
oleh
pola
individu
akan
hubungan
dengan
arus
informasi dalam jaringan sistem komunikasinya.
Secara
umum,
jaringan komunikasi ini dibedakan menjadi komunikasi
dua
yaitu
jaringan
formal dan jaringan
komunikasi informal (Muhammad 2007: 107).
yang lebih rendah (bawahan) ke
a) JARINGAN
KOMUNIKASI
FORMAL Jaringan komunikasi formal yaitu proses pesan yang mengalir melalui jalan resmi yang ditentukan oleh hierarki resmi organisasi atau oleh fungsi pekerjaan (Muhammad, 2007: 107). Maksudnya adalah suatu proses komunikasi yang bersifat resmi yang dilakukan dalam lembaga formal melalui garis perintah, misalnya proses komunikasi di dalam suatu perusahaan atau organisasi pada saat jam
kerja.
Informasi mengalir dari tingkat
Menurut
Muhammad
(2007: 108-124) terdapat tiga arah formal aliran informasi dalam sebuah organisasi, yaitu:
tingkat yang lebih tinggi (atasan). Hampir semua karyawan pernah melakukan proses komunikasi ini, tujuannya feedback
atau
memberikan
tanggapan
balik,
memberikan kritik dan saran, serta mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
kepada atasannya. Dengan adanya proses komunikasi ke atas ini, para atasan dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan komunikasi ke bawah yang mereka lakukan.
(3) Komunikasi horisontal Yaitu
proses
informasi
di
penyampaian
antara
rekan-rekan
sejawat dalam unit kerja yang sama. Artinya
(1) Komunikasi ke bawah
ialah
pertukaran
informasinya
hanya dilakukan pada rekan yang
Informasi yang mengalir dari
mempunyai
level
misalnya
karyawan
dengan
kepada mereka yang berotoritas lebih
karyawan,
supervisor
dengan
rendah. Dalam kata lain ialah proses
supervisor, OB dengan OB, dan lain
aliran pesan dari para atasan kepada
sebagainya.
para bawahannya yang berhubungan
horisontal antara lain mempunyai
dengan perintah, informasi, tugas-
tujuan untuk memecahkan masalah,
tugas, pengarahan, dan lain-lain.
berunding
jabatan
berotoritas
(2) Komunikasi ke atas
lebih
tinggi
yang
Arus
atau
sama,
komunikasi
musyawarah,
mengkoordinasi tugas-tugas, berbagi informasi, dan lain-lain.
b) JARINGAN
KOMUNIKASI
menggunakan
teknik
purposive sampling, dimana peneliti
INFORMAL Jaringan
narasumber
informal
cenderung memilih informan yang
penyampaian
dianggap tahu dan dapat dipercaya
informasi yang cenderung berisikan
untuk menjadi sumber data yang
laporan rahasia yang tidak mengalir
mantap dan mengetahui masalahnya
melalui saluran perusahaan yang
secara mendalam. Selanjutnya dalam
formal (Pace dan Faules, 2005: 200).
observasi, dilakukan saat mengamati
Komunikasi informal dapat diartikan
proses rapat serta mengamati proses
juga
interaksi antar anggota paguyuban.
adalah
komunikasi
proses
desas-desus
(grapevine),
selentingan, gosip, serta kabar angin dimana mempunyai sumber yang rahasia dan bukan perintah atau informasi dari atasan.
analisis
data,
peneliti menggunakan teknik analisis interaktif dari Miles and Huberman
3 komponen yaitu: reduksi data (data
PENELITIAN ini
teknik
dimana teknik analisis ini terdiri dari
C. METODOLOGI
Penelitian
Dalam
menggunakan
reduction), penyajian data
(data
display),
serta
dan
penarikan
pendekatan kualitatif dengan jenis
pengujian kesimpulan (drawing and
penelitian deskriptif. Penelitian ini
verifying
dilakukan di Paguyuban Kampung
2011:
Rawa yang bertempat di jl.Lingkar
validitas data yang digunakan dalam
Ambarawa
03.
Kecamatan
penelitian
Ambarawa
Kabupaten
Semarang,
sumber. Triangulasi sumber yaitu
conclusions)
246).
ini
Selanjutnya
adalah
triangulasi
upaya
teknik
yang
sumber-sumber yang lebih bervariasi
adalah
guna memperoleh data berkenaan
wawancara,
dengan persoalan yang sama, hal ini
observasi, serta dokumentasi. Di
berarti peneliti bermaksud menguji
dalam
peneliti
data yang diperoleh dari sumber
atau
(untuk dibandingkan) dengan data
dilakukan dengan
oleh
data
peneliti
melakukan
wawancara,
menentukan
informan
untuk
adapun
Jawa Tengah. Dalam penelitian ini, pengumpulan
peneliti
(Sugiyono,
mengakses
dari sumber lain (Pawito, 2007: 99).
tani dari kedua desa tersebut yang
Sehingga
diberi nama Paguyuban Kampung
dalam
penelitian
ini,
peneliti akan melakukan cross chek dari hasil wawancara pada informan satu dengan informan yang lainnya. Disamping
itu,
peneliti
akan
melakukan cross chek dari hasil observasi dan dokumentasi.
Berdasarkan pengumpulan data sudah
Tujuan Paguyuban
dari
dibentuknya
Kampung
Rawa
ini
adalah untuk memajukan sumber daya alam dan sumber daya manusia di daerah tersebut sehingga menjadi
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
yang
Rawa.
dilakukan
hal yang dapat mengangkat sektor perekonomian di kedua belah desa
dalam
dengan cara membentuk objek wisata
penelitian, maka disimpulkan hasil
dan rumah makan apung dengan
dan pembahasan penelitian sebagai
nama Objek Wisata Kampoeng Rawa
berikut
Ambarawa. Didalam objek wisata
1. Komunikasi Internal Organisasi Paguuban Kampung Rawa
Kampoeng Rawa tersebut diperlukan adanya proses komunikasi organisasi yang baik oleh para pengelolanya,
Kampoeng Rawa didirikan oleh
dan dalam hal ini pengelola dari
dua desa yaitu desa Bejalen dan
objek wisata tersebut adalah pihak
Tambakboyo,
Paguyuban
faktor
yang
Kampung
Rawa.
mendasarinya yaitu karena dari dulu
Paguyuban Kampung Rawa adalah
kedua
sebuah
belah
pihak
desa
terus
paguyuban
yang
bersengketa dalam hal klaim tanah
beranggotakan 12 marga tani dari
wilayah serta hasil bumi mereka
desa Bejalen dan Tambakboyo yang
tidak pernah maju. Maka dari itulah
bersama-sama
muncul
hasil
keinginan
menyelesaikan
untuk
konflik
dan
bumi
mereka
memajukan
hasil
sehingga
dibentuklah
suatu
paguyuban yang menaungi 12 marga
alam
ingin dan
memajukan perekonomian
masyarakat sekitar Rawa Pening. Di dalam suatu paguyuban sering terjadi konflik-konflik internal baik besar maupun kecil yang dimana
konflik
tersebut
dapat
memicu
perpecahan seluruh paguyuban, maka dari
itulah
dibutuhkan
proses
komunikasi organisasi dalam hal jaringan komunikasi yang baik untuk diterapkan di dalamnya. Di dalam Paguyuban
Kampung
komunikasi diterapkan
Rawa,
organisasi disana
sudah
yang mulai
terorganisir dan teratur antar unitunit komunikasi yang ada seperti proses
komunikasi
paguyuban
kepada para ketua marga tani, ketua kepada anggota-anggota marga tani di dalam paguyuban, dan lain-lain yang berhubungan dengan proses interaksi yang terjadi di dalam Paguyuban Kampung Rawa untuk suatu kegiatan
atau
kepentingan
bersama-sama.
ini
dapat
dikategorikan
sebagai
komunikasi internal organisasi. Pihak Rawa
Paguyuban
sangat
Kampung
menjaga
proses
komunikasi internal yang ada agar dapat menghindari perselisihan dan permasalahan yang ditimbulkan dari kesalah pahaman informasi yang diterima
anggotanya.
Hal
ini
dilakukan karena banyak investorinvestor luar yang tertarik untuk menanam modal dan keuntungan di Kampoeng Rawa, sehingga hal ini dapat
merusak
pemberdayaan
sistem
serta
karyawan
dan
anggota yang diprioritaskan dari orang-orang pribumi kedua desa. Dan juga untuk menjaga kerukunan kedua desa agar selalu tetap solid dan mengesampingkan
pertikaian-
Yang dimaksud dengan unit-unit
pertikaian antar kedua desa tersebut.
komunikasinya ialah seseorang yang
Mereka sangat memegang teguh
dapat
gotong royong serta pemanfaatan
melakukan
kegiatan
komunikasi seperti ketua paguyuban,
sumber
ketua marga tani, serta para anggota
masyarakat
marga tani yang tergabung di dalam
Tambakboyo untuk menumbuhkan
Paguyuban Kampung Rawa. Mereka
perokonomian masyarakat di sekitar
melakukan proses komunikasi di
kampung rawa.
dalam lingkungan organisasi yang disebut paguyuban sehingga proses
daya desa
manusia Bejalen
2. Jaringan Komunikasi Formal
dari dan
Di
dalam
terjadinya
sebuah proses
organisasi,
dalam
suatu
pertukaran
organisasi.
perusahaan Dalam
Paguyuban
informasi yang dilakukan seluruh
Kampung
anggotanya pasti melalui jaringan
dimaksud ada dua jenis yaitu atasan
komunikasi.
yang membawahi seluruh anggota
dibedakan
Jaringan menjadi
jaringan komunikasi
komunikasi dua,
yaitu
formal dan
Rawa,
atau
paguyuban
marga
organisasi
membawahi
jaringan
dan
yang
atasan
yang
membawahi para anggota kelompok
jaringan komunikasi informal. Setiap mempunyai
atasan
tani
saja.
Atasan
seluruh
yang
anggota
komunikasi yang berbeda-beda, hal
paguyuban adalah ketua paguyuban
serupa
yang sekarang dijabat oleh bapak
juga
Paguyuban dalam
hal
berlaku Kampung ini
di
dalam
Rawa.
penelitian
Di lebih
Agus Sumarno, arus komunikasi yang
dilakukan
Agus
Sumarno
condong ke arah komunikasi formal
kepada seluruh anggota paguyuban
sebab komunikasi yang dilakukan
melalui
suatu
ditujukan untuk para ketua marga
organisasi
pada
saat
media
tani
kegiatan organisasi tersebut disebut
Paguyuban Kampung Rawa saja,
dengan komunikasi formal. Peneliti
undangan
juga ingin lebih berfokus untuk
pemberitahuan tentang diadakannya
mengetahui pola aliran komunikasi
rapat dan acara-acara yang akan
yang terjadi di dalam Paguyuban
dilakukan pihak paguyuban yang
Kampung
Rawa
tersebut.
mana membutuhkan kehadiran para
Komunikasi
formal
Paguyuban
arah aliran informasi yaitu:
Komunikasi
kebawah
tersebut
di
dapat
dalam
berupa
anggota paguyuban tersebut. Kemudian membawahi
a) Komunikasi ke Bawah
tergabung
yang
berlangsungnya suatu pekerjaan atau
Kampung Rawa terbagi kedalam tiga
yang
undangan
atasan anggota
yang kelompok
marga tani yaitu ketua marga tani. yaitu
Marga tani yang tergabung di dalam
komunikasi yang dilakukan atasan
Paguyuban Kampung Rawa ini ada
kepada bawahan yang dilakukan di
12 dan semua anggota paguyuban
berjumlah
325
orang.
Arus
anggota kepada ketua mereka banyak
komunikasi mereka berawal dari
terkendala
informasi yang diterima dari ketua
kesibukan pekerjaan mereka.
paguyuban yang diteruskan kepada anggotanya masing-masing melalui rapat yang diselenggarakan setiap 1 bulan sekali. Setiap marga tani memiliki
tanggal
pelaksanaan
dan
yang
waktu
berbeda-beda.
Agenda rapat yang mereka adakan yaitu untuk meneruskan informasi yang diterima ketua marga tani mereka kepada para anggotanya masing-masing.
oleh
jarak
maupun
Pada lingkup rapat paguyuban para ketua paguyuban yang hadir biasanya ditemani oleh beberapa anggotanya saja, mereka biasanya dari kalangan orang penting dan berpengaruh di dalam kelompok marga tani mereka sehingga tidak semua anggotanya ikut menghadiri rapat.
Di
biasanya
dalam
rapat
terdapat
tersebut
ide-ide
yang
muncul dari para anggota marga tani
b) Komunikasi ke Atas
masing-masing
Setiap komunikasi kebawah yang
yang
lantas
ke
ketua
dikomunikasikan
dilakukan oleh para atasan pasti ada
paguyuban untuk dipertimbangkan
timbal balik atau tanggapan yang
dan dimusyawarahkan dengan para
dilakukan anggota kepada atasannya.
anggota
Komunikasi yang dilakukan oleh
menghasilkan kesepakatan bersama
para bawahan ke atasan tersebut disebut dengan komunikasi keatas. Di
dalam
Paguyuban
Kampung
Rawa, arus komunikasi jenis ini biasa
dilakukan
pada
saat
berlangsungnya suatu rapat, entah itu rapat yang dilakukan marga tani ataupun rapat yang dilakukan pihak paguyuban.
Hal
ini
dikarenakan
proses interaksi yang dilakukan para
lainnya
sehingga
c) Komunikasi Horisontal Hubungan yang terjalin baik diantara para anggota di dalam suatu kelompok
sangatlah
diperlukan
karena hal itu adalah factor untuk menjalin
kerukunan
dan
keharmonisan antar anggota di dalam organisasi
tersebut.
Sayangnya
komunikasi
horizontal
di
dalam
Paguyuban Kampung Rawa tidak
berimbang
antara
komunikasi
kelompok marga taninya sendiri.
horizontal di dalam marga tani dan di
Seharusnya
dalam
kelompok,
paguyuban.
Komunikasi
di
dalam
komunikasi
suatu
horizontal
horizontal di dalam marga tani
mempunyai
tergolong efektif karena setiap marga
mengkoordinasikan
tani
untuk
saling membagi informasi untuk
berunding dan memecahkan suatu
perencanaan dan aktifitas-aktifitas,
masalah secara rutin setiap bulan, di
memecahkan
samping itu factor yang lain adalah
menyelesaikan konflik antar anggota,
seringnya setiap anggota berbagi
menjamin pemahaman yang sama,
informasi
dan
mengadakan
dan
rapat
ide-ide
untuk
tujuan tugas-tugas,
masalah,
mengembangkan
sokongan
kemajuan dan keuntungan marga
interpersonal
taninya.
121-122). Jika tujuan ini dapat
Berbeda
dengan
komunikasi
horizontal di dalam paguyuban yang terlihat kurang efektif dan harmonis. Hal ini dikarenakan setiap marga tani
(Muhammad,
terealisasi di dalam suatu kelompok, maka keharmonisan dan keefektifan suatu
komunikasi
E. KESIMPULAN
mengutamakan komunikasi antara
Komunikasi
anggotanya
antar
anggota
kelompok juga dapat tercapai.
di paguyuban itu cenderung lebih
para
2007:
internal
di
masing-masing,
Paguyuban Kampung Rawa sudah
sehingga komunikasi mereka jadi
terkoordinasi dan teratur dari satu
terfokus
masalah-masalah
bagian dengan bagian lainnya untuk
yang ada di internal marga taninya.
arus komunikasinya. Hal ini terlihat
Dari hasil wawancara yang diambil
saat
dari beberapa ketua marga tani
mengadakan rapat musyawarah serta
disebutkan jika kebanyakan dari
kegiatan-kegiatan
mereka bertujuan untuk menghindari
bersama-sama yang bertujuan untuk
perselisihan dengan kelompok lain
membangun
serta
menjaga
membangun
keharmonisan antar anggota di dalam
membangun
kepada
dapat
lebih
mereka
secara
rutinitas
lainnya
secara
silaturahmi, arus
informasi,
keterbukaan
antar
anggota paguyuban dan hubungan di
Kemudian
arus
komunikasi
internal mereka pun sangat dijaga
horizontal mereka kurang efektif dan
dengan rukun dan tetap solid agar
harmonis,
kelak dapat berguna bagi masa depan
paguyuban setiap marga tani di
generasi
paguyuban
mereka
supaya
bisa
pasalnya
itu
di
dalam
cenderung
lebih
merawat dan mamanfaatkan potensi
mengutamakan komunikasi antara
alam rawa pening.
para anggotanya masing-masing dan
Kemudian
arus
komunikasi
kebawah Paguyuban Kampung Rawa sudah
teratur,
mereka
mengkomunikasikan suatu informasi yang berawal dari paguyuban melalui ketua paguyuban kemudian diterima oleh ketua kelompok masing-masing marga tani yang mana ditransferkan lagi
kepada
para
anggota-
anggotanya, arus komunikasi seperti ini
bersifat
terstruktur
dan
bukan komunikasi antar kelompok marga taninya, sehingga komunikasi mereka
jadi
terfokus
kepada
masalah-masalah yang ada di internal marga taninya. Mereka berdalih jika hal ini mereka lakukan dengan tujuan untuk
menghindari
perselisihan
dengan kelompok lain serta dapat lebih menjaga keharmonisan antar anggota di dalam kelompok marga taninya sendiri.
terkoordinasi. Arus komunikasi ke
Dan yang terakhir komunikasi
atas mereka berjalan hanya sebatas
informal mereka intensitasnya sering
mengusulkan ide-ide atau kritik saran
dilakukan karena pada dasarnya
yang
mereka masyarakat pedesaan yang
bertujuan
membangun
Paguyuban Kampung Rawa menjadi
mana
lebih baik. Kebanyakan komunikasi
perkampungan
keatas yang mereka lakukan di dalam
ngobrol saat bertemu dijalan, saat di
paguyuban
rapat
warung serta pos ronda, dan tempat-
atau
saat
tempat lainnya. Hal ini memicu
suatu
kegiatan
terjadi
musyawarah berlangsungnya
saat
timbulnya
kental
akan seperti
tradisi ngobrol-
komunikasi-komunikasi
tertentu di Paguyuban Kampung
yang bersifat selentingan, isu-isu,
Rawa.
serta kabar angin tentang Paguyuban
Kampung Rawa yang tanpa mereka sadari darimana sumber informasi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA Effendy. Onong Uchjana. 2009. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung
:
PT
Remaja
Rosdakarya. Muhammad. Arni. 2007. Komunikasi Organisas.
Jakarta
:
Bumi
Aksara. Pace, R. Wayne dan Don F. Faules. 2010. Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Penerjemah Deddy Mulyana. 2005. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Pawito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif.
Yogyakarta
:
PT
LKIS Pelangi Aksara. Sugiono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung : Alfabeta. www.kampoengrawa.com
diakses
pada hari Selasa, tanggal 20 Mei 2014, pukul 20.00 wib)