ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PEMANFAA ATAN PROBIOTIK CAIR DENGAN INT TERVAL PEMBERIAN SA SATU KALI SEMINGGU PADA PAKAN T TERHADAP PER ERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS S AYAM RAS PEDAGING (Gallus domesticus)
SKRIPSI
WENDA PRATIWI
PROGRAM STUDI S1 BIOLOGI DEPARTEMEN BIOLOGI FA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ATAN PROBIOTIK CAIR DENGAN INTE PEMANFAA TERVAL SATU KALI SEMINGGU PADA PAKAN T PEMBERIAN SA TERHADAP ERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS PER S AYAM RAS PEDAGING (Gallus domesticus)
SKRIPSI
WENDA PRATIWI
PROGRAM STUDI S1 BIOLOGI DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI FA UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016
i SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
Scanned by CamScanner
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI
Skripsi ini tidak dipublikasikan, namun tersedia di perpustakaan dalam lingkungan Universitas Airlangga, diperkenankan untuk dipakai sebagai referensi kepustakaan, tetapi pengutipan harus seizin penulis dan harus menyebutkan sumbernya sesuai kebiasaan ilmiah. Dokumen skripsi ini adalah hak milik Universitas Airlangga.
iv SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, karunia, dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan naskah skripsi dengan judul “Pemanfaatan Probiotik Cair dengan Interval Pemberian Satu Kali Seminggu Pada Pakan Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Ayam Ras Pedaging (Gallus domesticus)” dengan lancar. Skripsi disusun untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan S1 pada program studi Biologi di Universitas Airlangga. Penelitian skripsi ini merupakan bagian dari penelitian payung dengan topik “probiotik untuk ternak” dengan peneliti utama Drs. Agus Supriyanto, M.Kes. Penulis menyadari akan kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Penulis menyampaikan permohonan maaf atas segala kesalahan dan kekhilafan. Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu, mendukung, membimbing, dan berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis serta sebagai tambahan informasi dan pengetahuan bagi pembaca.
Surabaya, Juni 2016 Penulis,
Wenda Pratiwi
v SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan limpahan rahmatNya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada : 1. Prof. Dr. Tini Surtiningsih, Ir., DEA. selaku dosen pembimbing I yang senantiasa memberikan masukan, nasihat, koreksi, waktu, dan ilmunya selama masa perkuliahan hingga penyusunan skripsi ini, 2. Drs. Agus Supriyanto, M.Kes. selaku dosen pembimbing proyek dan Pembimbing II yang senantiasa memberikan nasihat, masukan, ilmu dan bimbingan dari awal proyek ini dilaksanakan hingga penulisan skripsi, 3. Dr. Dwi Winarni, M.Si selaku dosen penguji yang senantiasa membimbing, menasehati, dan berbagi ilmu kedisiplinan dan ilmu analisis statistik dengan sabar hingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan, 4. Dr. Edy Setiti Wida Utami, MS. selaku dosen wali yang selalu memberikan bimbingan selama empat tahun masa perkuliahan, 5. Keluarga tercinta : Ibu Mufarrokhah, Ayah H. Moh. Chotib (Alm), Adik Istifadatul Yunaidah dan Kakak Aniyatut Taqwa beserta suami I Ketut Suarnata yang selalu memberikan limpahan kasih sayang, doa dan motivasi positif, dan dukungan moril maupun materiil yang tiada batasnya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan, 6. Segenap staf laboratorium dan seluruh staf pengajar Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga atas segala ilmu,
vi SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
bantuan, pelayanan yang baik selama proses penelitian dan perkuliahan hingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan, 7. Beberapa rekan di kandang ayam Desa Bulangan, Kabupaten Gresik. Mas Jabfar, Mas Saiful, Mas Toyim, dan para “anak kandang” yang sudah membantu penelitian selama di lapangan, 8. Teman-teman proyek probiotik unggas Sri Lestari, Lira Susinarla, dan Maristya Ryan yang berjuang bersama-sama selama di laboraturium, lapangan dan sampai penulisan skripsi ini selesai, 9. Teman-teman dari maba sampai selamanya, saudara beda orang tua Fatikhatus Sholikhah, Sri Lestari Ningsih, Tri Wulandari, dan Riski Eka Sari yang tak pernah lelah mendengar keluh kesah, yang selalu memotivasi dari masa perkuliahan, proposal hingga penulisan dan penyelesaian skripsi, 10. Teman-teman Kos yang sudah menemani hampir 4 tahun. Sinta, Nana, Arina, Tiya, Sukris, Devi, Oki, Wida yang selalu mengundang canda tawa dan selalu menghibur dan memberi semangat saat penulisan skripsi. Terima kasih untuk Ibu Elmiana, ibu kos yang baik hati dan penuh perhatian, 11. Teman sepermainan dari bayi hingga tak terhingga. Yang akan membantu, sudah membantu dan berjanji untuk membantu. Irma, Veni, Ovi, Naya, Sukha, Leli, Fuad, Faris, Wira, Imam, Riki, Khori, 12. Irawan Mauluddin. Terima kasih atas doa, semangat, dan nasihat yang diberikan. Semoga selalu istiqomah,
vii SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
13. Teman-teman Biologi angkatan 2012 terima kasih untuk semangat, momen berharga, ilmu dan pertemanan yang indah selama empat tahun perkuliahan yang diberikan kepada penulis. Semoga kita semua sukses di waktu masing-masing, 14. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih. Allah yang membalas semua kebaikan kalian.
Surabaya, Juni 2016 Penulis,
Wenda Pratiwi
viii SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Wenda Pratiwi. 2016. Pemanfaatan Probiotik Cair dengan Interval Pemberian Satu Kali Seminggu Pada Pakan Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Ayam Ras Pedaging (Gallus domesticus). Skripsi ini di bawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Tini Surtiningsih, DEA dan Drs. Agus Supriyanto, M.Kes, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya.
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh variasi dosis probiotik cair pada pakan terhadap petumbuhan dan produktivitas ayam ras pedaging (Gallus domesticus). Penelitian ini bersifat ekperimental dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Penelitian ini terdiri atas perlakuan kontrol dan perlakuan variasi dosis. Perlakuan kontrol (Pakan, tanpa probiotik), P1 (Probiotik 15 mL/kg pakan), P2 (Probiotik 30 mL/kg pakan), P3 (Probiotik 45 mL/kg pakan), P4 (Probiotik 60 mL/kg pakan), P5 (Probiotik 75 mL/kg pakan), yang diberikan pada pakan ayam dengan interval pemberian satu kali semingggu. Tiap perlakuan terdiri dari 8 ulangan individu ayam. Mikroba probiotik yang dipakai terdiri atas Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus plantarum, Lactobacillus casei, Lactobacillus fermentum, Bacillus subtilis, Bacillus licheniformis, dan Saccharomyces cereviceae. Variabel terikat pada penelitian ini adalah pertumbuhan, produktivitas, konversi pakan, dan jumlah bakteri Escherichia coli pada feses ayam. Berdasarkan uji statistik Kruskal-Wallis dan dilanjutkan uji Mann-Whitney, hasil laju pertumbuhan terbaik ditunjukkan pada perlakuan P3 (Pakan+Probiotik 45 mL/kg pakan) dengan nilai rata-rata pertumbuhan tertinggi pada minggu ke 3-4 sebesar 584,29±60,51 g/ayam. Sedangkan berdasarkan uji statistik One Way Anova dan dilanjutkan uji duncan, hasil produktivitas tertinggi yaitu pada perlakuan P3 ((Pakan+Probiotik 45 mL/kg pakan) dengan nilai rata-rata 1664,29 ± 98,802 g/ayam.
Kata kunci: Ayam ras pedaging (Gallus domesticus), pertumbuhan, probiotik cair, produktivitas.
ix SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Wenda Pratiwi. 2016. Using Liquid Probiotics with Once a week Interval Giving in Feed on Growth and Productivity of Broiler Chicken (Gallus domesticus). This thesis is under guidance of Prof. Dr. Ir. Tini Surtiningsih, DEA and Drs. Agus Supriyanto, M.Kes, Biology Department, Faculty of Science and Technology, Airlangga University, Surabaya.
ABSTRACT This study aims to determine the effect of liquid probiotics dose variations in feed to growth and productivity of broiler (Gallus domesticus). This research is experimental by using a completely randomized design (CRD). This study consisted of control treatment and dose variations treatment. Control treatment (only feed without probiotics), P1 (Probiotics 15 mL/kg feed), P2 (Probiotics 30 mL/kg feed), P3 (Probiotics 45 mL/kg feed), P4 (Probiotics 60 mL/kg feed) , P5 (Probiotics 75 mL/kg feed), given in chicken feed at once a week interval giving. Each treatment consists of 7 individual replications broilers. Probiotic microbes consisting of Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus plantarum, Lactobacillus casei, Lactobacillus fermentum, Bacillus subtilis, Bacillus licheniformis and Saccharomyces cerevisiae. The dependent variable in this study is the growth, productivity, feed conversion, and the number of Escherichia coli in broiler feces. Based on statistical test of Kruskal-Wallis and Mann-Whitney continued test, the results indicated the best growth rate in treatment P3 (Feed + Probiotics 45 mL/kg feed) with the highest growth average value is 584.29 ± 60, 51 g/broiler at 3-4 weeks. While based on the statistical test One Way Anova and Duncan continued test, the highest productivity results in treatment P3 ((Feed + Probiotics 45 mL/kg feed) with the highest average value is 1664.29 ± 98.802 g/broiler. Keywords: Broiler chicken (Gallus domesticus), growth, liquid probiotics, productivity.
x SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...........................................................................................i LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ii LEMBAR PENGESAHAN ...............................................................................iii PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI ...........................................................iv KATA PENGANTAR ........................................................................................v UCAPAN TERIMA KASIH ..............................................................................vi ABSTRAK……………………………………………………………….. …….ix ABSTRACT ........................................................................................................x DAFTAR ISI........................................................................................................xi DAFTAR TABEL….....………………………………………………………...xiii DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………...xiv DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xv BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1 1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................6 1.3 Asumsi Penelitian .....................................................................................7 1.4 Hipotesis Penelitian...................................................................................8 1.5.1 Hipotesis Kerja .................................................................................8 1.5.2 Hipotesis Statistik.............................................................................8 1.5 Tujuan Penelitian.....................................................................................9 1.6 Manfaat Penelitian ...................................................................................9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................10 2.1 Tinjauan Umum Ayam Ras Pedaging (Gallus Domesticus) ...................10 2.2 Nutrisi Ayam Ras Pedaging (Gallus Domesticus)...................................13 2.3 Pertumbuhan dan Produktivitas Ayam Ras Pedaging (G. domesticus) ...16 2.4 Tinjauan Umum Mikroba Probiotik .......................................................18 2.4.1 Tinjauan Umum Probiotik................................................................18 2.4.2 Komponen Probiotik ........................................................................22 2.5 Tinjauan Umum Molase ..........................................................................29 2.6 Konversi Pakan atau Food Convertion Ratio (FCR) ..............................31 2.7 Tinjauan Umum Feses Ayam Ras Pedaging (G. domesticus) .................32 BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................35 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................................35 3.2 Bahan dan Alat Peneltian.........................................................................35 3.2.1 Bahan Penelitian...............................................................................35
xi SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
3.2.2 Alat Penelitian ..................................................................................36 3.3 Variabel Penelitian...................................................................................36 3.4 Rancangan Penelitian...............................................................................37 3.5 Prosedur Penelitian ..................................................................................38 3.5.1 Tahap Pembuatan Probiotik .............................................................38 3.5.2 Tahap Aplikasi .................................................................................41 3.6 Prosedur Pengambilan Data .....................................................................46 3.7 Kerangka Penelitian .................................................................................48 3.8 Analisis Data ............................................................................................49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................50 4.1 Hasil penelitian ........................................................................................50 4.1.1 Pengukuran pertambahan berat badan ayam ....................................50 4.1.2 Pengaruh probiotik terhadap laju pertumbuhan berat badan ayam ..52 4.1.3 Pengaruh probiotik terhadap produktivitas ayam ras pedaging .......54 4.1.4 Nilai konversi pakan ayam ras pedaging..........................................56 4.1.5 Pengaruh Probiotik Terhadap Jumlah Koloni Bakteri Escherichia coli Pada Feses Ayam di Media EMB ........................58 4.2 Pembahasan ................................................................................................59 4.2.1 Pengukuran pertambahan berat badan ayam ....................................59 4.2.2 Pengaruh probiotik terhadap laju pertumbuhan berat badan ayam ..62 4.2.3 Pengaruh probiotik terhadap produktivitas ayam ras pedaging .......65 4.2.4 Nilai konversi pakan ayam ras pedaging..........................................68 4.2.5 Pengaruh Probiotik Terhadap Jumlah Koloni Bakteri Escherichia coli Pada Feses Ayam di Media EMB ........................71 BAB V PENUTUP...............................................................................................73 5.1 Kesimpulan ..............................................................................................73 5.2 Saran ........................................................................................................74 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..xvi LAMPIRAN.........................................................................................................
xii SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR TABEL Nomor 2.1 2.2 2.3 3.1 3.2 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5
Judul
Halaman
Ciri Ayam Ras Pedaging Persyaratan Mutu Ayam Ras Pedaging Kandungan Mikroba Utama yang Viable pada Saluran Pencernaan Ayam Rancangan Penelitian Jumlah Pakan Per Hari Ayam Ras Pedaging Rata-rata berat badan Ayam ras pedaging dengan frekuensi pemberian probiotik satu minggu sekali. Rata-rata Selisih Berat Badan Ayam Per Minggu (g/ayam) Berat badan ayam ras pedaging saat panen (Minggu ke 5) Nilai Feed Conversion Ratio (FCR) Jumlah Koloni Bakteri Patogen E.coli Pada Feses Ayam
11 14 33 38 44 50 53 55 57 59
xiii SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR GAMBAR No. 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 3.1 3.2 3.3 4.1 4.2 4.3 4.4
Judul
Halaman
Morfologi Ayam Ras Pedaging / Broiler Fase Pertumbuhan Ayam Ras Pedaging Sel Lactobacillus acidophilus Sel Lactobacillus plantarum Sel Lactobacillus casei Sel Lactobacillus fermentum Sel Saccharomyces cereviceae Sel Bacillus subtilis Sel Bacillus licheniformis Kandang Panggung untuk Pemeliharaan Ayam Ras Pedaging Tempat Makan dan Tempat Minum Ayam yang Digunakan dalam Penelitian Kerangka Penelitian Grafik pengukuran berat badan ayam pada umur 1, 2, 3, 4, dan 5 minggu. Laju pertumbuhan ayam (selisih berat badan ayam per minggu). Berat badan ayam pada minggu ke 5. Nilai Feed Conversion Ratio (FCR) ayam
12 17 22 23 24 25 26 27 28 42 44 48 52 54 56 58
xiv SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR LAMPIRAN No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
7.
8.
Judul Data berat badan ayam (g) selama pemeliharaan (5 minggu) Data Laju Pertumbuhan Berat Badan Ayam (selisih berat badan ayam per minggu) Data Produktivitas Ayam Ras Pedaging (Berat badan ayam saat panen) Tabel Perhitungan Mikroba Probiotik TPC Konsorsium Mikroba dalam Molase Analisis Statistik Data Pertumbuhan Ayam Ras Pedaging 6.1 Uji Normalitas data 6.2 Uji Kruskal-Wallis 6.3 Uji Post Hoc (Mann-Whitney) Uji Statistik Produktivitas Ayam Ras Pedaging 7.1 Uji Normalitas data 7.2 Uji Homogenitas data 7.3 Uji One Way Anova 7.4 Uji Post Hoc (Duncan) Dokumentasi
xv SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya
bermata pencaharian di bidang pertanian. Ternak merupakan suatu bidang usaha yang tidak dapat dipisahkan dari usaha tani pangan baik di pedesaan maupun di kota besar. Disamping itu, sektor peternakan juga dituntut dapat menyediakan pangan berupa protein hewani. Untuk memenuhi permintaan protein hewani tersebut salah satu sektor usaha peternakan yang sangat berkembang yakni peternakan unggas terutama ayam pedaging (Budiansyah, 2004). Ayam ras pedaging (Gallus domesticus) atau yang biasa dikenal ayam broiler merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam produksi daging. Menurut Kartasudjana dan Suprijatna (2010), ayam ras pedaging mulai dipelihara dan dikenal di Indonesia sekitar tahun 1950. Hingga saat ini ayam ras pedaging telah dikenal masyarakat Indonesia memiliki banyak kelebihan. Menurut Rasyaf (1997), dalam jangka waktu 6-8 minggu ayam ras pedaging sanggup mencapai bobot hidup 1,5-2 kg. Murtidjo (1987) menyatakan bahwa ayam ras pedaging merupakan hasil budidaya teknologi yang memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas pertumbuhan cepat. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka kebutuhan daging dan telur di Indonesia tiap tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2014 produksi 1 SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2
daging mencapai 2,98 juta ton. Produksi daging ini sebagian besar yaitu 52% berasal dari daging ayam ras pedaging. Sedangkan daging sapi berkontribusi 19,2% terhadap total produksi daging nasional (Anonim, 2015). Dengan adanya peningkatan kebutuhan daging maka harus diimbangi dengan pemberian pakan yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ayam ras pedaging sehingga produksi menjadi lebih optimal. Dalam formulasi pakan ayam, guna memperbaiki efesiensi pemanfaatan pakan dan memacu pertumbuhan, banyak ditambahkan senyawa-senyawa yang berfungsi sebagai growth factor atau promotor. Yang paling banyak digunakan adalah kelompok antibiotic seperti zinc-bacitracine, monensin, dan chlorotetracycline pada level sub-therapeutic (Greitzer dan Leitgeb, 1998). Antibiotic growth promotor (AGP) yang digunakan apabila melebihi aturan pemakaian dapat menyebabkan berkembangnya populasi bakteri yang resisten terhadap antibiotic sehingga penggunaan antibiotik menjadi tidak efektif. Selain itu, pada level sub-therapeutic antibiotik dapat menimbulkan resistensi mikroorganisme terhadap pengobatan pada manusia, meninggalkan residu pada produk ternak karena AGP dapat terserap bersama nutrien dalam usus ayam dan apabila produk ternak dikonsumsi oleh manusia maka secara tidak langsung dapat membahayakan kesehatan manusia (Istinganah et al., 2013). Adapun upaya lain yang dapat dilakukan oleh peternak adalah mengganti penggunaan antibiotik dengan bahan alami seperti mikroba maupun hasil metabolitnya berupa asam-asam organik yaitu probiotik. Probiotik merupakan
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
3
tambahan pakan yang mengandung mikroba hidup yang keberadaannya memperbaiki keseimbangan mikroorganisme dalam saluran pencernaan (Daud et al., 2007). Terdapat dua bentuk probiotik yaitu probiotik cair dan probiotik padat. Probiotik padat menggunakan carrier / bahan baku Malt dextrose, sedangkan probiotik cair dapat menggunakan bahan baku limbah cair molase / tetes tebu. Probiotik dapat diberikan secara oral pada hewan dalam bentuk tablet, cairan atau dalam bentuk pasta (Hardiningsih dan Nurhidayat, 2006). Adanya mikroba yang secara alami berada dalam usus memberikan peluang bagi kultur mikroorganisme pada probiotik untuk memperbanyak diri dan mengoptimalkan fungsi dalam saluran pencernaan. Mikroorganisme tersebut harus tahan dalam berbagai kondisi. Mekanisme probiotik menguntungkan karena dapat merangsang reaksi enzimatik yang berkaitan dengan detoksifikasi, khususnya pada racun yang potensial menyebabkan keracunan, baik yang berasal dari makanan (exogenous) maupun dari dalam tubuh (endogenous), merangsang enzim yang berkaitan dengan proses pencernaan bahan yang kompleks atau enzim tersebut tidak ada dalam saluran pencernaan mammalia, dan mensintesis zat-zat yang esensial yang tidak cukup jumlahnya dari makanan (Haetami, et al. 2008). Mikroba yang potensial digunakan untuk kelompok probiotik adalah dari kelompok bakteri asam laktat Lactobacillus spp., kelompok Bacillus spp., dan dari kelompok khamir yaitu Saccharomyces cereviceae. Menurut Arslan dan Saattci (2004), bahwa penambahan mikroba probiotik pada ransum mempunyai dampak positif terhadap pertumbuhan, produksi telur, efisiensi penggunaan pakan, mampu
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
4
menetralisir toksin yang dihasilkan bakteri patogen, menghambat pertumbuhan bakteri patogen dengan mencegah kolonisasi di dinding usus halus. Pakan merupakan campuran dari beberapa bahan baku, baik yang sudah lengkap maupun yang masih akan dilengkapi, yang disusun secara khusus dan mengandung zat gizi yang mencukupi kebutuhan ternak untuk dapat dipergunakan sesuai dengan jenis ternaknya. Probiotik cair dicampurkan ke pakan karena ayam selalu melakukan proses makan setiap harinya. Pakan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan pokok hidup ayam, membentuk sel-sel pada jaringan tubuh serta menggantikan bagian-bagian yang rusak. Probiotik dapat dicampurkan pada pakan dengan cara di spray agar probiotik masuk merata pada pakan. Kondisi mikroba yang terkandung dalam probiotik tidak terpengaruh dengan kondisi pakan yang kering dikarenakan kandungan air yang diperlukan mikroba sudah didapatkan dari carrier molase yang mengandung air. Pada produk biologis seperti halnya probiotik sampai saat ini belum ditemukan dosis yang menjadi acuan untuk aplikasi di lapangan. Berdasarkan penelitian Gunawan dan Sunandari (2003), penggunaan probiotik dosis mulai dengan 0,25% dalam pakan yang diberikan setiap hari dapat meningkatkan pertambahan bobot badan ayam ras pedaging hingga umur 6 minggu. Mampu meningkatkan 19−26% produksi telur, menekan konversi ransum dan kadar air feses. Selain itu, menurut Agustina (2007) bahwa penggunaan probiotik dapat menekan jumlah kematian ayam ras pedaging. Probiotik bekerja menurunkan angka konversi ransum
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
5
dengan memperluas bidang penyerapan nutrien oleh usus sehingga makanan yang dimakan dapat terserap baik (Harimurti, 2009). Penggunaan probiotik juga mampu menurunkan biaya pakan sehingga lebih efektif dan efisien, mampu mengurangi bau kotoran (feses) karena pada ternak yang menggunakan probiotik dalam pakan maka feses menjadi lebih kering, kandungan ammonia juga akan menurun sampai 50%. Kultur anaerobik dari feses dapat dijadikan indikator mantapnya saluran pencernaan ayam yang menunjukkan bahwa saluran pencernaan ayam stabil dan ayam tumbuh menjadi sehat (Barrow, 1992). Kesesuaian antara mikroba pada feses ayam dengan mikroba yang diinokulasikan pada probiotik menunjukkan bahwa mikroba viable atau hidup dan mampu berkolonisasi dalam saluran pencernaan ayam. Penelitian ini menggunakan tujuh kultur mikroba yaitu empat kultur bakteri asam laktat (BAL), dua kultur Bacillus dan satu kultur Yeast. Bakteri asam laktat memproduksi asam-asam organik yang mampu digunakan untuk mencegah kolonisasi bakteri patogen dalam
usus
halus, menghasilkan bakteriosin untuk
menghambat pertumbuhan bakteri patogen (Abun,2008). Selain BAL, kultur bakteri yang digunakan adalah dari kelompok Bacillus sp. yang mampu memperluas permukaan usus sehingga menyerap nutrien lebih banyak (Winarsih, 2005), dan satu kultur dari khamir yang memiliki fungsi mempertahankan kondisi pH saluran pencernaan. Masing-masing mikroba memiliki fungsi tertentu dan saling bersinergi satu sama lain dalam bentuk probiotik cair.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
6
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai penggunaan variasi dosis probiotik cair pada pakan terhadap pertumbuhan dan produktivitas ayam ras pedaging (G. domesticus) dengan interval pemberian satu kali seminggu. Penggunaan interval ini bertujuan untuk menekan biaya produksi bagi peternak. Penelitian semacam ini sudah pernah dilakukan namun hanya menggunakan 1 hingga 3 kultur mikroba dengan interval pemberian setiap hari. Pada penelitian ini diharapkan dapat diketahui dosis probiotik yang efektif dan aplikatif untuk meningkatkan pertumbuhan yaitu pertambahan berat badan (g) tiap minggu, meningkatkan produktivitas yaitu berat badan akhir ayam ras pedaging dan masa panen, serta menurunkan konversi pakan.
1.2
Rumusan Masalah 1. Apakah pemberian probiotik cair dalam variasi dosis dengan interval pemberian satu kali seminggu berpengaruh terhadap pertumbuhan ayam ras pedaging (Gallus domesticus)? 2. Apakah pemberian probiotik cair dalam variasi dosis dengan interval pemberian satu kali seminggu berpengaruh terhadap produktivitas ayam ras pedaging (Gallus domesticus)? 3. Berapa nilai Feed Conversion Ratio (FCR) pada produksi ayam ras pedaging (Gallus domesticus)? 4. Berapa jumlah TPC bakteri patogen Escherichia coli pada feses ayam ras pedaging (Gallus domesticus) diakhir penelitian?
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
7
1.3
Asumsi Penelitian Probiotik merupakan kultur dari mikroorganisme hidup yang terdiri dari
bakteri asam laktat Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus casei, Lactobacillus plantarum, Lactobacillus fermentum. Selain itu terdapat bakteri Bacillus subtilis, Bacillus licheniformis, serta kultur yeast Saccharomyces cereviceae yang mampu memberikan persediaan air untuk membebaskan oksigen, sehingga meningkatkan pertumbuhan mikroba dalam keadaan anaerob. Mikroba yang digunakan dalam pembuatan probiotik viable atau hidup dalam carrier molase, diaplikasikan ke pakan dengan cara dispray. Pemberian probiotik dapat meningkatkan pertumbuhan, produktivitas, konversi pakan (FCR), dan mempengaruhi populasi mikroflora pada feses ayam ras pedaging (G. domesticus) sehingga harus didapatkan dosis yang tepat dan efektif. Probiotik yang dicampurkan pada pakan akan masuk kedalam saluran pencernaan ayam. Didalam saluran pencernaan, mekanisme kerja probiotik adalah mampu berkolonisasi dalam saluran pencernaan ayam dan menghambat keberadaan mikroba patogen sehingga dapat meningkatkan daya cerna makanan sehingga nutrisi dapat terserap sempurna sehingga pertumbuhan dan produktivitas ayam menjadi lebih optimal. Dari penjelasan di atas, maka penelitian ini didasarkan pada asumsi bahwa pemberian probiotik pada ayam ras pedaging (G. domesticus) dengan variasi dosis yaitu 0, 15, 30, 45, 60, dan 75 mL/kg pakan akan memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan, produktivitas, konversi pakan (FCR), serta mempengaruhi jumlah koloni bakteri patogen pada feses ayam ras pedaging (G. domesticus).
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
8
1.4
Hipotesis Penelitian
1.4.1
Hipotesis kerja Jika pemberian berbagai dosis probiotik dapat meningkatkan pertumbuhan
yaitu pertambahan berat ayam ras pedaging (Gallus domesticus) tiap minggu, dan produktivitas yaitu berat badan ayam saat panen (umur 35 hari), maka pemberian dosis yang berbeda akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produktivitas ayam ras pedaging (Gallus domesticus).
1.4.2
Hipotesis statistik Hipotesis statistik pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
H0a
: Pemberian probiotik cair dalam berbagai dosis dengan interval pemberian satu kali seminggu tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ayam ras pedaging (Gallus domesticus).
H1a
: Pemberian probiotik cair dalam berbagai dosis dengan interval pemberian satu kali seminggu berpengaruh terhadap pertumbuhan ayam ras pedaging (Gallus domesticus).
H0b : Pemberian probiotik cair dalam berbagai dosis dengan interval pemberian satu kali seminggu tidak berpengaruh terhadap produktivitas ayam ras pedaging (Gallus domesticus). H1b : Pemberian probiotik cair dalam berbagai dosis dengan interval pemberian satu kali seminggu berpengaruh terhadap produktivitas ayam ras pedaging (Gallus domesticus).
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
9
1.5
Tujuan Penelitian 1. Mengetahui pengaruh pemberian probiotik dalam berbagai dosis dengan interval pemberian satu kali seminggu terhadap pertumbuhan ayam ras pedaging (Gallus domesticus). 2. Mengetahui pengaruh pemberian probiotik dalam berbagai dosis dengan interval pemberian satu kali seminggu terhadap produktivitas ayam ras pedaging (Gallus domesticus). 3. Mengetahui nilai Feed Conversion Ratio (FCR) pada produksi ayam ras pedaging (Gallus domesticus). 4. Mengetahui jumlah TPC bakteri patogen Escherichia coli pada feses ayam ras pedaging (Gallus domesticus) diakhir penelitian.
1.6
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pengaruh
probiotik dalam berbagai dosis dengan interval pemberian satu kali seminggu terhadap pertumbuhan dan produktivitas ayam ras pedaging (Gallus domesticus). Selain itu juga diharapkan dari penelitian ini dapat diketahui dosis yang paling efektif dari probiotik dan dapat diaplikasikan di lapangan.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Tinjauan Umum Ayam Ras Pedaging (Gallus domesticus) Ayam merupakan unggas yang biasa dipelihara orang untuk dimanfaatkan
untuk keperluan hidup pemeliharanya. Ayam memasok dua sumber protein dalam pangan yaitu daging ayam dan telur. Berdasarkan fungsinya ayam terbagi atas ayam pedaging atau ayam potong (broiler), untuk dimanfaatkan dagingnya, ayam petelur (layer), untuk dimanfaatkan telurnya, ayam hias
atau ayam
timangan
(pet,
klangenan), untuk dilepas di kebun/taman atau dipelihara dalam kurungan karena kecantikan penampilan atau suaranya. Misal ayam katai, ayam pelung dan ayam bekisar, ayam sabung, untuk dijadikan permainan sabung ayam (Anonim, 2010). Taksonomi Gallus domesticus adalah sebagai berikut: Kingdom : Animalia Filum
: Chordata
Kelas
: Aves
Subkelas : Neornithes Ordo
: Galliformis
Famili
: Phasianidae
Genus
: Gallus
Spesies
: Gallus domesticus (Hanifah, 2010).
10 SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
11
Murtidjo (2003) menyebutkan ayam ras pedaging merupakan ternak yang paling ekonomis bila dibandingkan dengan ternak lain, kelebihan yang dimiliki adalah kecepatan pertambahan/produksi daging dalam waktu yang relatif cepat atau singkat sekitar 4-5 minggu produksi daging sudah dapat dipasarkan atau dikonsumsi. Ciri-ciri atau karakteristik dari ayam ras pedaging dapat dilihat pada tabel 2.1. Menurut Siregar (2005) ayam ras pedaging adalah ayam muda yang berumur kurang dari 8 minggu, daging lembut, empuk, dan gurih dengan bobot hidup berkisar antara 1,5-2,0 kg/ekor. Tabel 2.1. Ciri-ciri ayam ras pedaging
Sumber : Murtidjo (1987) Ayam ras pedaging (Gallus domesticus) atau lebih dikenal dengan ayam broiler (Gambar 2.1) merupakan hewan vertebrata berdarah panas dengan tingkat metabolisme yang tinggi. Anak ayam umur sehari (Day Old Chick/DOC) memiliki temperatur tubuh 39ºC. Temperatur tubuh ayam dewasa rata-rata sekitar 40,6– 40,7ºC. Temperatur tubuh ayam meningkat dari pagi sampai sore hari, kemudian menurun sampai tengah malam (Rasyaf, 1997). Ayam ras pedaging dapat
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
12
digolongkan ke dalam kelompok unggas penghasil daging artinya dipelihara khusus untuk menghasilkan daging. Umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut: kerangka tubuh besar, pertumbuhan badan cepat, pertumbuhan bulu yang cepat, lebih efisien dalam mengubah ransum menjadi daging. Ayam ras pedaging (G. domesticus) merupakan hasil perkawinan silang dan sistem yang berkelanjutan sehingga mutu genetiknya bisa dikatakan baik (Abidin, 2002).
Gambar 2.1. Morfologi ayam ras pedaging / Broiler (Fatah, 2010) Ditinjau dari segi mutu, daging ayam memiliki nilai gizi yang lebih tinggi dibandingkan hewan ternak lainnya. Daging ayam mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi, komposisi protein ini sangat baik karena mengandung semua asam amino esensial yang mudah dicerna dan diserap oleh tubuh, akan tetapi
daging
ayam
juga
mempunyai
kadar
lemak
yang
cukup
tinggi
dibandingkan hewan ternak lainnya (Surisdiarto dan Koentjoko. 1990).
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
13
Abidin (2002), menyatakan bahwa ayam ras pedaging merupakan hasil perkawinan silang dan sistem yang berkelanjutan sehingga mutu genetiknya bisa dikatakan baik. Mutu genetik yang baik akan muncul secara maksimal sebagai penampilan produksi jika ternak tersebut diberi faktor lingkungan yang mendukung, misalnya pakan yang berkualitas tinggi, sistem perkandangan yang baik, serta perawatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
2.2
Nutrisi Ayam Ras Pedaging Menurut Rasyaf (2008) pakan merupakan campuran dari beberapa bahan
baku pakan, baik yang sudah lengkap maupun yang masih akan dilengkapi, yang disusun secara
khusus dan mengandung zat
gizi
yang mencukupi
kebutuhan ternak untuk dapat dipergunakan sesuai dengan jenis ternaknya. Bentuk ransum dapat berupa bentuk tepung komplit dan pellet. Karakteristik ransum yang baik yaitu jumlah
dan
jenis
zat
makanan
disesuaikan dengan fase pertumbuhan unggas (stater atau pembibitan, grower dan finisher), bentuk fisik ransum harus disesuaikan, sehingga mudah untuk dikonsumsi, tidak mengganggu nafsu makan dan pencernaaan, ransum tidak menyebabkan gangguan pencernaan yang dapat menurunkan manfaat dan gizi (Rasyaf, 1995). Ditinjau segi ekonomi dan biologi maka beberapa bahan baku atau zat makanan perlu dibatasi, pembatasan ini disesuaikan dengan harga-harga bahan baku. Bila disimpan dalam jangka waktu tertentu, menyebabkan timbulnya kandungan racun atau zat yang menghambat pencernaan nutrisi lainnya.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
14
Pakan merupakan kumpulan bahan makanan yang layak dimakan oleh ayam yang telah disusun mengikuti aturan tertentu. Aturan tersebut meliputi nilai kebutuhan gizi bagi ayam dan nilai kandungan gizi dari bahan makanan yang digunakan. Mutu pakan didasarkan atas kandungan nutrisi (tabel 2.2) dan zat atau bahan lain yang tidak diinginkan serta digolongkan dalam 1 (satu) tingkatan mutu. Tabel 2.2. Persyaratan Mutu Pakan untuk Ayam Ras Pedaging
Sumber : (Juju, 1992) Rasyaf (1995 ) menyatakan bahwa ransum merupakan campuran bahanbahan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan ayam akan nutrisi yang seimbang dan tepat. Seimbang dan tepat berarti nutrisi dalam ransum tidak berlebihan dan tidak kurang. Ransum yang digunakan haruslah mengandung protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Adapun tujuan dari pemberian ransum
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
15
kepada ayam adalah untuk pertambahan berat badan selama pertumbuhan dan penggemukan. Ransum berfungsi untuk memenuhi kebutuhan pokok hidup ayam, membentuk sel-sel pada jaringan tubuh serta menggantikan bagian-bagian yang rusak. Karbohidrat, lemak dan protein akan membentuk energi sebagai hasil pembakaran.
Ayam
mengkonsumsi
ransum
dengan
energi
tinggi
akan
memperlihatkan lemak karkas dalam jumlah yang lebih tinggi dibandingkan dengan ransum yang mengandung energi rendah. Ayam cenderung meningkatkan konsumsi apabila diberi ransum yang berenergi rendah. Dalam kondisi demikian, ayam akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan energinya, karena sebelum terpenuhi kebutuhan energinya maka ayam akan berhenti mengkonsumsi karena cepat kenyang (Widodo, 2002). Sedangkan untuk air minum ayam, air berfungsi untuk mengangkut zat makanan dari satu bagian ke bagian lain, membantu proses metabolisme di dalam tubuh, mengatur suhu tubuh melalui penguapan, serta membantu proses pencernaan dan penyerapan zat makanan, dengan banyaknya mengonsumsi air, presentase kandungan air pada tubuh ayam dan temperatur tubuh ayam akan konstan (Fadillah, 2013). Menurut Rasyaf (2008) ayam ras pedaging (G. domesticus) dapat bisa mendapatkan air melalui tiga cara yaitu melalui air minum, Melalui ransum yang di makan (meskipun pakan yang digunakan dalam bentuk kering, masih mengandung air), dan air metabolis yang diperoleh dari hasil metabolisme tubuh ayam itu sendiri.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
16
Sumber air yang akan digunakan harus memenuhi dua syarat, yaitu layak konsumsi dan ketersediaannya terjamin untuk kebutuhan hidup sepanjang masa. Sumber air bisa diambil dari mata air, air bawah tanah, sungai maupun danau. Kualitas air yang digunakan untuk air minum ayam, harus memenuhi syarat-syarat seperti bebas dari bahan beracun dan logam berat, bersih, tidak kotor dan tidak berbau, tidak mengandung bahan kimia dan bakteri di atas ambang yang ditetapkan, dan memenuhi standar baku air minum, baik secara fisik, kimia maupun biologi.
2.3
Pertumbuhan dan Produktivitas Ayam Ras Pedaging Menurut Anggorodi (1990) pertumbuhan pada hewan merupakan suatu
fenomena universal yang bermula dari suatu sel telur yang dibuahi dan berlanjut sampai hewan mencapai dewasanya. Pertambahan bobot badan dan bobot dari jaringan seperti berat daging, tulang, otak dan jaringan lainnya, diartikan sebagai pertumbuhan. Kemampuan ternak mengubah zat-zat nutrisi ditunjukkan dengan pertambahan bobot badan. Pertambahan bobot badan merupakan salah satu kriteria yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan. Proses pertumbuhan tersebut membutuhkan energi dan substansi penyusun sel atau jaringan yang diperoleh ternak melalui ransum yang dikonsumsinya (Juju, 1992). Secara harfiah, pertumbuhan merupakan perubahan yang dapat diketahui dan ditentukan berdasarkan sejumlah ukuran dan kuantitasnya. Proses yang terjadi pada pertumbuhan adalah proses yang irreversible (tidak dapat kembali ke bentuk semula). Akan tetapi, pada beberapa kasus ada yang bersifat reversible karena
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
17
pertumbuhan terjadi pengurangan ukuran dan jumlah sel akibat kerusakan sel atau dediferensiasi (Ferdinand dan Ariebowo, 2007). Peningkatan
pertumbuhan
kebanyakan
karena
terjadi
multiplikasi
(pembelahan sel). Profil peningkatan ini tidak kontinyu dan tidak menentu karena terjadi kompetisi diantara sel untuk mendapatkan nutrien dan air. Pertumbuhan biasanya mulai perlahan-lahan kemudian berlangsung lebih cepat dan akhirnya perlahan-lahan lagi atau sama sekali terhenti. Pola seperti ini menghasilkan kurva pertumbuhan yang berbentuk sigmoid (S) (Gambar 2.2). Tahap cepat pertumbuhan terjadi pada saat kedewasaan tubuh hampir tercapai (Anggorodi, 1990).
Gambar 2.2. Fase pertumbuhan ayam ras pedaging (Kusnadi, 1993) Pertumbuhan ayam yang cepat dipengaruhi oleh konsumsi pakan yang banyak pula, karena harus disadari jika ayam ras pedaging (G. domesticus) sangat gemar makan. Ransum ayam ras pedaging (G. domesticus) yang berkualitas baik selalu didukung oleh formulasi bahan yang tepat sesuai kebutuhan sehingga pakan yang diberikan dapat menghasilkan berat badan yang sesuai dengan harapan. Pertambahan
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
18
berat badan kerap kali digunakan sebagai pegangan berproduksi bagi para peternak dan para ahli. Akan tetapi, perlu diketahui bahwa ada bibit ayam yang memang pertambahan berat badannya hebat, tetapi hebat pula makanannya. Oleh karena itu, pertambahan berat badan haruslah pula dikaitkan dengan konsumsi ransumnya. Ransum ayam ras pedaging (G. domesticus) yang berkualitas baik selalu didukung oleh formulasi bahan yang tepat sesuai kebutuhan sehingga pakan yang diberikan dapat menghasilkan berat badan yang sesuai dengan harapan (Rasyaf, 2008). Sedangkan produktivitas ayam ras pedaging (G. domesticus) adalah kemampuan ayam yang dapat dilihat dari berat badan akhir dan kemampuan ayam untuk memproduksi daging. 2.4 2.4.1
Tinjauan Umum Probiotik Definisi probiotik Probiotik merupakan imbuhan pakan yang mengandung mikroba hidup
yang keberadaannya memperbaiki keseimbangan mikroorganisme dalam saluran pencernaan (Daud et al., 2007). Fuller (1992) menyatakan bahwa probiotik efektif bila mampu bertahan dengan baik dalam beberapa kondisi lingkungan dan tetap hidup dalam beberapa bentuk kemasan. Karakteristik probiotik yang efektif adalah dapat dikemas bentuk hidup dalam skala industri, stabil dan hidup pada kurun waktu penyimpanan lama dan kondisi lapangan, bisa bertahan hidup di dalam usus dan menguntungkan bagi ternak. Probiotik merupakan kultur dari mikroorganisme hidup yang dapat meningkatkan keseimbangan populasi mikroba dalam saluran pencernaan ternak, dan
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
19
didalamya terdapat konsorsium mikroba yang bermanfaat dalam menunjang pertumbuhan dan produktivitas ayam. Mekanisme kerja probiotik dijelaskan oleh Soeharsono (2010) yang menyatakan bahwa probiotik merupakan mikroba hidup yang a-patogen, yang mekanisme kerjanya mendesak mikroba non-indigenous keluar dari ekosistem saluran pencernaan, dan menggantikan lokasi mikroba patogen di dalam saluran pencernaan. Karena mikroba probiotik berasal dari mikroba indigenous, maka proses translokasi yang terjadi berjalan secara alamiah di dalam ekosistem usus. Mikroba patogen non-indegenous merupakan benda asing, oleh karena itu didesak keluar dari saluran pencernaan. Mekanisme probiotik ini dalam usus adalah dengan mempertahankan keseimbangan, mengeliminasi mikroba yang tidak diharapkan atau bakteri patogen dari induk semang. Terdapat dua bentuk probiotik yaitu probiotik cair dan probiotik padat. Probiotik padat menggunakan bahan baku Malt dextrose, sedangkan probiotik cair dapat menggunakan bahan baku limbah cair molase / tetes tebu. Sebagian besar para peternak menggunakan probiotik cair karena bahan baku yang digunakan relatif murah dan mudah ditemukan. Probiotik merupakan penghasil enzim berfungsi untuk memecah karbohidrat (selulosa, hemiselulosa, lignin) dan protein serta lemak. Manfaat dalam ransum ternak adalah meningkatkan daya cerna, penyerapan zat nutrisi dan efisiensi penggunaan ransum. Starbio juga dapat menghilangkan bau limbah dari Rumah Potong Hewan (RPH) maupun septic-tank, dengan cara menguraikan komponen zatzat kimia C-H-O-N-S (Suharto, 1993).
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
20
Manfaat probiotik bagi ayam ras pedaging (G. domesticus) di antaranya adalah meningkatkan daya cerna ayam sekaligus menghambat pertumbuhan bakteri patogen dalam saluran pencernaan. Peningkatan daya cerna ayam ini menyebabkan pakan yang terserap dapat lebih sempurna sekaligus saluran pencernaan ayam menjadi lebih sehat. Selain itu, dengan penggunaan probiotik, pakan yang terserap dapat diolah lebih efisien menjadi daging (Jayanata, 2011). Abun (2008) menyebutkan bahwa pemberian probiotik mampu meningkatkan performa ternak. Mikroba yang sering digunakan sebagai probiotik adalah bakteri asam laktat, Lactobacillus sp., dan Bacillus sp.. Bakteri asam laktat memproduksi asam-asam organik yang mampu digunakan untuk mencegah kolonisasi bakteri patogen dalam usus halus sehingga kemampuan bakteri patogen pada usus pun berkurang sehingga bakteri patogen hanya akan berada dalam lumen yang kemudian dikeluarkan bersama feses. Bakteri asam laktat hidup atau bakteri campuran pada probiotik memiliki efek menguntungkan pada saluran cerna dan saluran nafas host melalui kemampuannya memperbaiki keseimbangan mikroflora usus (Soebijanto, 2006 dalam Amin et al, 2010). Bakteri asam laktat mengalami fermentasi yang dapat menurunkan level derajat keasaman (pH) usus sehingga bakteri patogen tidak dapat bekerja
secara
efektif. Fuller (1997) menyebutkan
bahwa
ada
tiga
karakteristik dari probiotik yang efektif, antara lain meningkatkan resistensi kolonisasi bakteri patogen, mengaktifkan aktivitas metabolik yang berguna bagi kesehatan host, menstimulasi respon imun host.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
21
Dalam rumen ternak ruminansia, dijumpai berbagai jenis mikroba yangmembantu pencernaan. Jadi, secara alami ternak telah memanfaatkan bantuan mikroba dalam pencernaannya. Ternak memanfaatkan mikroba dalam rumen untuk memecah serat kasar hingga menjadi senyawa sederhana yang kemudian diserap tubuh. Pada ternak non-ruminansia seperti unggas, dalam ususnya juga dijumpai mikroba, baik menguntungkan maupun merugikan. Namun dalam usus ayam hanya sedikit dijumpai mikroba yang mampu mendegradasi serat kasar, sehingga ternak kurang dapat memanfaatkan serat sebagai sumber energi atau nutrien seperti halnya ternak ruminansia. Probiotik memiliki pengaruh positif pada proses fisiologis yaitu efek pada keseimbangan flora usus dan berperan dalam meningkatkan kesehatan baik pada manusia atau ternak (Ericson, 2000). Probiotik dapat diberikan secara oral pada hewan dalam bentuk tablet, cairan ataupun dalam bentuk pasta (Hardiningsih dan Nurhidayat, 2006). Menurut Arslan dan Saattci (2004), bahwa penambahan probiotik pada ransum mempunyai dampak positif terhadap pertumbuhan, produksi telur, efisiensi penggunaan pakan, mampu menetralisir toksin yang dihasilkan bakteri patogen, menghambat pertumbuhan bakteri patogen dengan mencegah kolonisasi di dinding usus halus. Beberapa mikroba yang mempunyai potensi sebagai probiotik antara lain adalah Lactobacillus acidophilus, L. casei, L.fermentum, L. plantarum, L. salivarius, L. reuteri, L. delbrueckti, L. lactis, L.cellobiosus, L. brevis, Aspergillus oryzae, Bifidobacterium longum, B. pseudolo-gum, B. bifidum, B. suis, B. thermophilum,
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
22
Bacillus subtilis, Enterococcus faecum, Saccharomyces cerevisiae, Streptococcus faecium, dan S. intermedius. 2.4.2 Komponen probiotik A. Lactobacillus acidophilus Klasifikasi Lactobacillus acidophilus adalah sebagai berikut: Kingdom
: Bacteria
Phyllum
: Firmicutes
Class
: Bacilli
Ordo
: Lactobacillales
Family
: Lactobacillaceae
Genus
: Lactobacillus
Species
: Lactobacillus acidophilus
Gambar 2.3. Sel Lactobacillus acidophilus (Armand, 2008)
(Garrity et al., 2004). Lactobacillus acidophilus mempunyai kemampuan merombak karbohidrat sederhana menjadi asam laktat. Seiring dengan meningkatnya asam laktat, pH lingkungan menjadi rendah dan menyebabkan mikroba lain tidak tumbuh. Ketika terjadi kolonisasi di permukaan saluran pencernaan, Lactobacillus mencegah tumbuhnya jamur dan menekan pertumbuhan E. coli dan bakteri patogen Gram negatif di dalam usus halus. Watkins dan Miller (1983) melaporkan bahwa bakteri patogen dalam feses ayam jumlahnya berkurang setelah diberi Lactobacillus secara teratur.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
23
Lactobacillus dapat menjaga keseimbangan populasi bakteri lainnya dalam usus halus. Lactobacillus dapat berkoloni dalam permukaan saluran pencernaan, jika mereka mendapatkan lingkungan dan nutrisi yang layak. Setelah makan, sebuah kultur Lactobacillus akan menghasilkan keseimbangan asam laktat mikroflora di dalam duodenum, ileum dan caecum ayam dalam waktu 24 jam. B. Lactobacillus plantarum Klasifikasi Lactobacillus plantarum adalah sebagai berikut: Kingdom
: Bacteria
Phyllum
: Firmicutes
Class
: Bacilli
Ordo
: Lactobacillales
Family
: Lactobacillaceae
Genus
: Lactobacillus
Species
: Lactobacillus plantarum
Gambar 2.4.Sel Lactobacillus plantarum (Bronze, 2008)
(Garrity et al., 2004). Lactobacillus plantarum merupakan bakteri Gram positif yang ditemukan dalam berbagai relung. Relung ini termasuk susu, daging, sayur fermentasi, dan saluran pencernaan manusia. Bakteri ini berbentuk batang dan tidak mempunyai spora (Gambar 2.4), tumbuh baik pada suhu 15-45 ºC dan pH asam yaitu 3,2, termasuk bakteri fakultatif anaerob yang berarti dapat tumbuh dengan atau tanpa adanya oksigen, dan merupakan
SKRIPSI
bakteri asam laktat heterofermentatif.
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
24
Fungsi utama dari bak akteri ini adalah konversi fermentasi gulaa hadir dalam bahan baku menjadi asa sam laktat (De Vries et al., 2006). C. Lactobacillus casei Klasifikasi Lactobac tobacillus casei adalah sebagai berikut: Kingdom
: Bacteria ria
Phyllum
: Firmicut cutes
Class
: Bacillii
Ordo
: Lactoba obacillales
Family
: Lactoba obacillaceae
Genus
: Lactobac obacillus
Species
: Lactobac obacillus casei
Gambar 2.5. Sel Lactobac obacillus casei (Broadbent dbent, 2008)
(Garrity et al., 2004). casei merupakan bakteri Gram positif, berbentuk Lactobacillus cas uk batang, tidak (Gambar 2.5), biasanya tidak bergerak, anaer menghasilkan spora (G erob fakultatif, oninya dalam media agar berukuran 2-5 mm, tidak tida berpigmen katalase negatif, koloniny dan metabolit utamanya ya adalah asam laktat. Tumbuh baik pada suhu uhu 25-40°C dan tersebar luas di lingkun kungan terutama dalam produk pangan. Bakteri eri ini menetap dalam saluran pencernaa naan unggas dan mamalia (Ray dan Bhunia,, 2008). Lactobacillus cas casei telah ditunjukkan untuk mempengaruhi sist istem kekebalan modulasi seperti fagositosis, produksi antibodi tubuh dengan fungsi m bodi dan sitokin. Stimulasi
SKRIPSI
aktivitas
ffagositosis pada mencit sehat telah terbuktii menggunakan
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
25
Lactobacillus casei yang difermentasi serta dalam susu nonfermented (Lee dan Salminen, 2009). D. Lactobacillus fermentum Klasifikasi Lactobacillus fermentum adalah sebagai berikut: Kingdom
: Bacteria
Phyllum
: Firmicutes
Class
: Bacilli
Ordo
: Lactobacillales
Family
: Lactobacillaceae
Genus
: Lactobacillus
Species
: Lactobacillus fermentum
Gambar 2.6. Sel Lactobacillus fermentum (UC Davis, 2014)
(Garrity et al., 2004). Lactobacillus fermentum adalah bakteri asam laktat, Gram positif, tidak membentuk
spora,
fakultatif
anaerob,
berbentuk
batang
(Gambar
2.6).
Penggunaannya sangat luas antara lain pada produk makanan dan fermentasi pakan ternak. Lactobacillus fermentum adalah bakteri non-patogen dan sangat bermanfaat sebagai probiotik untuk menjaga kesehatan manusia terhadap sejumlah penyakit seperti alergi, pertumbuhan neoplastic, dan inflammatory bowel disease. Beberapa riset menyebutkan bahwa bakteri ini mampu menghilangkan gangguan kolesterol. Lactobacillus fermentum sangat toleran terhadap derajat keasaman yang sangat rendah hingga pH-3. Lactobacillus fermentum dapat hidup pada konsentrasi kadar garam 3 g/liter.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
26
Wresdiyati (2013) menyebutkan bahwa probiotik Lactobacillus fermentum mampu meningkatkan kesehatan dan pertahanan mukosa usus inang dengan beberapa mekanisme, antara lain dengan menempel sangat baik pada sel epitel dan permukaan mukosa usus inang, sehingga dapat menghambat penempelan bakteri patogen. Selain
itu,
Lactobacillus fermentum juga dapat
menyekresikan
metabolit
antimikroba dan antiinflamasi. Smith (2008) juga melaporkan bahwa pemberian Lactobacillus fermentummampu meningkatkan tebal mukosa usus halus. E. Saccharomyces cereviceae Klasifikasi Saccharomyces cereviceae adalah sebagai berikut: Kingdom
: Fungi
Phyllum
: Ascomycota
Class
: Saccharomycetes
Ordo
: Saccharomycetales
Family
: Saccharomycetaceae
Genus
: Saccharomyces
Species
: Saccharomyces cereviceae
Gambar 2.7.Sel Saccharomyces cereviceae (Bronze, 2008)
(Garrity et al., 2004). Saccharomyces cereviceae merupakan khamir sejati, tergolong eukariotik, memiliki ukuran 6-8 µm, berbentuk bulat (Gambar 2.7), melakukan reproduksi dengan cara bertunas, dan dapat hidup di lingkungan aerob maupun anaerob.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
27
Pada medium normal, memerlukan waktu 90 menit untuk mengganda dan koloni tumbuh setelah 2-3 hari (Ballesta, 2010). Menurut Lesson dan Summer (1996) kehadiran yeast memberikan persediaan air untuk membebaskan oksigen, sehingga meningkatkan pertumbuhan mikroba dalam keadaan anaerob. Kumprectova (2000) melaporkan bahwa suplementasi dengan Saccharomyces dapat memperbaiki kinerja dari ayam pedaging, terutama bila kandungan protein dari ransumnya rendah. Disamping itu, suplementasi juga dapat menurunkan ekskresi nitrogen, yang mana memberikan indikasi pemanfaatan protein yang lebih baik. Dengan menurunnya kadar nitrogen dalam feses, secara langsung juga akan mengurangi kadar amonia dari kotoran ayam tersebut yang mana akan mengurangi polusi dan memperbaiki lingkungan, yang akan berdampak positif terhadap kinerja ternak. F. Bacillus subtilis Klasifikasi Bacillus subtilis adalah sebagai berikut: Kingdom
: Bacteria
Phyllum
: Firmicutes
Class
: Bacilli
Ordo
: Bacillales
Family
: Bacillaceae
Genus
: Bacillus
Species
: Bacillus subtilis
Gambar 2.8.Sel Bacillus subtilis (Morikawa, 2006)
(Garrity et al., 2004).
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
28
Bacillus subtilis lis memiliki bentuk batang dengan ukuran n 0,3-3,2 0,3 µm x 1,27-7,0 µm (Gambarr 2. 2.8). Bacillus subtilis sebagian motil, flagel gellumnya khas lateral, membentuk en endospora dimana endosporanya tidak lebih bih dari satu sel sporangium, merupakan kan bakteri Gram positif, merupakan organisme kemoorganotrof, kem dan bersifat aerobik se sejati atau anaerobik fakultatif (Pelczar dan n Chan, 2012). Ciri pembeda yang m menonjol dari bakteri ini adalah kemampua puannya dalam membentuk endospora. pora. Endosporanya memiliki resistensi tinggi terhadap te panas dan dapat bertahan hidup dup lama (Pelczar dan Chan, 2010). Menurut Kompi piang (2009), Bacillus sp. merupakan bakte kteri proteolitik penghasil protease terba rbaik yang dapat memutus ikatan peptida dan n meningkatkan penyerapan nutrisi olehh aayam. G. Bacillus licheniformi mis Klasifikasi Bacill illus licheniformis adalah sebagai berikut: Kingdom
: Bacteria ria
Phyllum
: Firmicut cutes
Class
: Bacillii
Ordo
: Bacillale ales
Family
: Bacillac aceae
Genus
: Bacillus us
Species
: Bacillus us licheniformis
Gambar 2.9. Sel Bacillus us licheniformis l (Bahamdain in, 2015)
(Garrity et al., 2004).
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
29
Bacillus licheniformis merupakan bakteri yang umum ditemukan di tanah dan bulu burung, merupakan kelompok bakteri Gram positif, berbentuk batang lurus atau bengkok (Gambar 2.9), berukuran 1,5-3,0 x 0,6-0,8 µm, motil dengan menggunakan flagella peritrik, termasuk organisme aerobik atau fakultatif aerob, tumbuh pada suhu 15 ºC sampai 50-55 ºC, maksimum dapat tumbuh pada suhu 68 ºC dan pH 5,7-6,8. Bacillus licheniformis dapat mempunyai spora berbentuk elips atau silindris, sentral, parasentral, atau subterminal. Winarsih (2005) melaporkan bahwa pemberian Bacillus sp. mampu memperluas permukaan usus sehingga menyerap nutrien lebih banyak dibandingkan dengan yang mendapatkan antibiotik. Kompiang (2009) mengatakan bahwa pemberian probiotik Bacillus sp. dapat mempengaruhi anatomi usus. Secara makroskopis, usus ayam menjadi lebih panjang, dan secara mikroskopis probiotik mempengaruhi densitas dan panjang villi. Permukaan usus untuk menyerap nutrien lebih luas pada ayam yang diberikan probiotik daripada ayam yang tidak diberikan probiotik.
2.4
Tinjauan Umum Molase Molase adalah tetes tebu yang umumnya digunakan sebagai sumber energi
dan untuk meningkatkan palatibilitas pakan basal, meningkatkan kandungan mineral Ca, P dan S, atau sebagai perekat dalam pembuatan pelet. Molase Produksi tetes di Indonesia sebesar 1,4 juta ton pada tahun 2007, dengan rincian : 0,6 juta ton untuk
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
30
bahan baku etanol, 0,6 juta ton untuk bahan baku MSG dan pakan ternak, dan sisanya 0,2 juta ton diekspor (Aprobi, 2008). Molase diketahui masih memiliki kandungan gula, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai media sumber karbon untuk pertumbuhan dan metabolisme bakteri. Molase yang mengandung nutrisi cukup tinggi untuk kebutuhan bakteri, telah dijadikan bahan alternatif untuk pengganti glukosa sebagai sumber karbon dalam media pertumbuhan mikroorganisme. Gula yang terkandung dalam molase terdiri dari monosakarida dan disakarida, gula jenis ini lebih mudah dikonsumsi oleh mikroba. Disamping itu molase juga mudah larut dalam air, tersedia cukup banyak dan harganya relatif murah (Cahyati, 1998). Menurut Wang et al. (1979), menambahkan bahwa glukosa dalam molase merupakan senyawa monosakarida yang mudah dimetabolisme oleh bakteri dibanding gula lainnya seperti sukrosa yang terkandung didalamnya. Menurut Batubara (2011), molase juga kaya akan asam amino seperti lisin, alanin, glutamat dan aspartat. Molase yang merupakan sumber nutrisi bagi bakteri probiotik diharapkan dapat meningkatan populasi bakteri probiotik sehingga dapat memaksimalkan kerja dari bakteri probiotik sebagai agen bioremediasi. Bakteri dan mikroorganisme akan memanfaatkan karbohidrat sebagai pakan untuk menghasilkan energi dan sumber karbon bersama dengan nitrogen diperairan akan memproduksi protein sel baru (Avnimelech, 1999). Molase dapat memberikan hingga 80% energi metabolisme untuk sapi potong dan pertambahan berat badan harian antara 0,7–0,9kg/hari pada saat persediaan rumput terbatas (Preston et al., 1987).
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
31
2.8
Konversi Pakan atau Ransum Menurut Santoso (1987) konversi pakan dapat diartikan sebagai jumlah
ransum yang diberikan untuk menghasilkan produk dalam jumlah tertentu. Konversi ransum mencerminkan keberhasilan dalam memilih atau menyusun ransum berkualitas, selain itu angka konversi juga banyak dipengaruhi oleh teknik pemberian pakan (Amrullah, 2003). Lacy dan Vest (2000) menyatakan bahwa konversi ransum berguna untuk mengukur produktivitas ternak dan didefinisikan sebagai rasio antara konsumsi ransum dengan pertambahan bobot badan yang diperoleh selama kurun waktu tertentu. Semakin tinggi konversi ransum menunjukkan semakin banyak ransum yang dibutuhkan untuk meningkatkan bobot badan per satuan bobot. Dijelaskan pula bahwa semakin rendah angka konversi ransum berarti kualitas ransum semakin baik. Efisiensi pakan dapat diketahui dengan menghitung FCR (Feed Convertion Rate), yaitu perbandingan antara pakan yang dikonsumsi dengan bobot yang dihasilkan (Tamalludin, 2014). Nilai suatu ransum selain dapat ditentukan oleh nilai konsumsi dan tingkat pertambahan bobot badan juga ditentukan oleh nilai konversi
ransum,
dimana konversi ransum menggambarkan banyaknya jumlah
ransum yang digunakan untuk pertumbuhannya (Wiradisastra, 1986). North (1990) menyatakan bahwa konversi ransum dipengaruhi oleh tipe litter, panjang dan intensitas cahaya, luas lantai per ekor, gas amonia di kandang, penyakit dan bangsa ayam. Menurut Rasyaf (2008) konversi pakan merupakan perbandingan antara pakan yang diberikan dengan bobot badan yang diperoleh. Ayam ras pedaging (G.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
32
domesticus) yang mempunyai nilai konversi pakan 2,1 berarti bahwa untuk membentuk 1 kg bobot badan diperlukan pakan sebesar 2,1 kg. Secara teknis, semakin cepat ternak tumbuh dan masa panen lebih cepat, maka jumlah pakan yang dikonsumsi menjadi lebih rendah sehingga angka konversi pakan lebih kecil sehingga terjadi peningkatan efisien pakan dan penurunan biaya produksi per kilogram bobot hidup.
2.5
Tinjauan Umum Feses Ayam Ras Pedaging Feses atau kotoran ayam merupakan hasil akhir metabolisme yang
dieksresikan oleh ayam melalui kloaka. Kotoran ayam ayam terdiri dari sisa pakan dan serat selulosa yang tidak dicerna. Kotoran ayam mengandung protein, karbohidrat, lemak dan senyawa organik lainnya. Komposisi kotoran ayam sangat bervariasi bergantung pada jenis ayam, umur, keadaan individu ayam, dan makanan (Foot et al., 1976). Feses pada ayam dapat menghasilkan gas ammonia. Gas amonia berperan dalam status kesehatan,
tingkat
produktivitas dan performans ternak
unggas serta kesehatan pekerja kandang. Unggas terpapar amonia dengan level >25 ppm dapat menyebabkan terjadinya kerusakan cilia dari trachea dan mudah terjadi penyakit seperti News Castle Deseases (ND), mengecilnya bursa fabricus, sehingga menyebabkan terjadinya penurunan status kesehatan, tingkat performans dan produktivitas unggas (Noverdiman et al,. 2012). Faktor penting dari probiotik yang ideal adalah kemampuan mempertahankan viabilitas mikroba saluran cerna selama proses pencernaan, serta tidak adanya
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
33
efek samping pada asam lambung dan sel epitel usus. Kultur anaerobik dari feses dapat dijadikan indikator mantapnya saluran pencernaan ayam yang menunjukkan bahwa saluran pencernaan ayam stabil dan ayam tumbuh menjadi sehat (Barrow, 1992). Kandungan mikroba utama yang viable pada saluran pencernaan ayam dapar dilihat pada tabel 2.3. Tabel 2.3. Kandungan mikroba utama yang viable pada saluran pencernaan ayam (Log10 median dari 5-7ayam).
Sumber: Smith (1965) Lactobacillus merupakan salah satu genus bakteri asam laktat yang paling banyak dijumpai pada saluran gastro-intestinal baik pada manusia maupun pada hewan. Pada usus halus, jumlahnya dapat mencapai 106 – 107sel/g, sedangkan pada usus besar jumlahnya berkisar antara 1010 – 1011 sel/g (Ray, 1996). Lactobacillus yang ada pada feses diduga berasal dari saluran pencernaan, sehingga lebih sesuai hidup pada pH ±5 seperti pH pada saluran pencernaan (Santoso et al , 1999). Penurunan pH pada feses ayam yang mendapat pemberian probiotik diduga
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
34
diakibatkan oleh asam organik hasil aktivitas bakteri asam laktat serta berkurangnya perombakan protein menjadi amonia. Bakteri ini akan menghasilkan asam sehingga dapat menurunkan pH di dalam saluran pencernaan (Lopez, 2000) Menurut Food and Agriculture Organization/ World Health Organization (FAO/WHO, 2001), idealnya strain probiotik seharusnya tidak hanya mampu bertahan melewati saluran pencernaan tetapi juga memiliki kemampuan untuk berkembang biak dalam saluran pencernaan, tahan terhadap cairan lambung dan cairan empedu dalam jalur makanan yang memungkinkan untuk bertahan hidup melintasi saluran pencernaan dan terkena paparan empedu. Selain itu probiotik juga harus mampu menempel pada sel epitel usus, mampu membentuk kolonisasi pada saluran pencernaan, mampu menghasilkan zat anti mikroba (bakteriosin), dan memberikan pengaruh yang menguntungkan inangnya. Syarat lainnya adalah tidak bersifat patogen dan aman jika dikonsumsi. Strain probiotik juga harus tahan dan tetap hidup selama proses pengolahan makanan dan penyimpanan, mudah diaplikasikan pada produk makanan, dan tahan terhadap proses psikokimia pada makanan (Prado et al., 2008).
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di dua tempat, yaitu di Laboratorium
Mikrobiologi Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya dan Peternakan Ayam Ras di Desa Bulangan, Dukun Kabupaten Gresik. Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan yaitu bulan September 2015 sampai Desember 2015. Pengambilan dan pengumpulan data akan dilakukan di Peternakan.
3.2 3.2.1
Bahan dan Alat Penelitian Bahan penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah DOC ayam ras
pedaging (G. domesticus) berumur 1 minggu, pakan ayam, air minum, vaksin mata, konsorsium mikroba yang terdiri dari Lactobacillus fermentum, Lactobacillus plantarum, Lactobacillus achidophillus, Lactobacillus casei, Bacillus subtilis, Bacillus licheniformis, dan Saccharomyces cereviceae. Media pertumbuhan bakteri yaitu Yeast Extract (YE) 1%, Glukosa 1%.Media spesifik yaitu Nutrient Agar(NA) (Oxoid), Potatoes Dextrose Agar (PDA) (Oxoid), MRSA (Oxoid). Media selektif yaitu EMB, akuades steril, dan limbah cair molase. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat kandang ayam adalah bambu, plastik, lampu neon, seng, dan sekam padi, dan pemanas.
35 SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
36
3.2.2
Alat penelitian Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini ada dua kelompok yaitu
alat yang digunakan di lapangan menggunakan tempat minum ayam, tempat pakan ayam, buku catatan, mistar, jirigen, syringe 15 ml, timbangan, pensil 2B, termometer suhu ruang, pH meter, pipet volume. Sedangkan
untuk
alat-alat
laboratorium yang digunakan yaitu autoclave (OSK 6500, ALP Co. Ltd), timbangan analitik (Shimadzu), colony counter (Galaxy 230), botol kaca (250 ml dan 500 ml), labu Erlenmeyer (Herma dan Duran), Petri dish, tabung reaksi (Pyrex), pipet volume (Pyrex dan Duran), bunsen, jarum ose, kapas, cling wrap, gelas ukur (Pyrex dan Duran), kertas label, aluminium foil, tisu, kompor listrik, Laminar Air Flow (ESCO), tabung cuvet, spektrofotometer, sendok, jirigen (5 dan 25 liter), spidol berwarna, rak tabung reaksi, hand sprayer, dan panci.
3.3.
Variabel Penelitian
a. Variabel bebas
: Dosis probiotik yaitu 0 (Kontrol), 15, 30, 45, 60 dan 75 mL/kg pakan
b. Variabel terikat
: Pertumbuhan ayam ras pedaging (G. domesticus) meliputi pertambahan
bobot
badan
ayam
tiap
minggu
(g),
produktivitas yaitu bobot badan pada saat panen (g), konversi pakan (FCR), jumlah koloni bakteri Escherichia coli pada feses ayam.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
37
c. Variabel terkendali : Varietas bibit anak ayam pedaging DOC (Day Old Chiken), umur bibit (hari), interval pemberian probiotik satu kali seminggu, jumlah mikroba dalam probiotik (CFU/ml), jenis pakan, kondisi kandang, jumlah pakan (g), jumlah air minum (L).
3.4
Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimental dengan metode penelitian Rancangan
Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan berupa variasi dosis probiotik, yaitu 15, 30,45,60, dan 75 mL/kg pakan. Perlakuan kontrol dilakukan tanpa pemberian probiotik (hanya pakan). Kombinasi perlakuan dapat dilihat pada tabel 3.1. Jumlah individu ulangan yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak delapan ayam, dimana jumlah minimal yang digunakan sebanyak empat ayam per perlakuan dengan perhitungan berdasarkan rumus Federer (Kusumaningrum, 2008) adalah: (
1)(
1)
15
(
1)(6
1)
15
5
5
15 4
Keterangan : n = Jumlah individu t = Jumlah Perlakuan atau treatment
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
38
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian No.
Perlakuan
1
P0
P0
: Pakan, tanpa probiotik
2
P1
P1
: Pakan + Probiotik 15 mL/kg pakan
3
P2
P2
: Pakan + Probiotik 30 mL/kg pakan
4
P3
P3
: Pakan + Probiotik 45 mL/kg pakan
5
P4
P4
: Pakan + Probiotik 60 mL/kg pakan
6
P5
P5
: Pakan + Probiotik 75 mL/kg pakan
3.5 3.5.1
Keterangan :
Prosedur Penelitian Tahap Pembuatan Probiotik
1. Persiapan Media dan Peremajaan Isolat Sebelum memulai peremajaan isolat, media disiapkan terlebih dahulu, yaitu NA, PDA, dan yeast extract 1% + glukosa 1%. Semua media yang diperlukan dilarutkandengan akuades dan dipanaskan sampai larut dan homogen. Lalu untuk NA dan PDA dimasukkan sebanyak ±4 mL pada tabung reaksi sedangkan media yeast extract dimasukkan ke dalam botol sebanyak 100 mL. Kemudian disterilkan dalam autoclave. Setelah media jadi, media NA dan PDA kemudian dimiringkan hingga memadat. Peremajaan isolat mikroba pada agar miring meliputi tujuh golongan bakteri,
diantaranya
Lactobacillus
SKRIPSI
casei,
Lactobacillus Lactobacillus
acidophilus, fermentum,
Lactobacillus Bacillus
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
subtilis,
plantarum, Bacillus
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
39
licheniformis, dan Saccharomyces cereviceae. Pada masing-masing isolat bakteri diambil
satu
ose biakan
bakteri
lalu
diinokulasikan ke media NA miring,
sedangkan biakan yeast diinokulasikan ke media PDA miring dalam keadaan steril dan diinkubasi di suhu ruang selama 24 jam. 2. Pembuatan Starter Pada biakan mikroba yang sudah tumbuh, diambil masing-masing dua sampai tiga ose lalu diinokulasikan kedalam 100 mL media yeast extract 1% + glukosa 1%. Setelah itu kultur diaduk dengan shaker berkecepatan 100 rpm selama 5-6 jam, selanjutnya diinkubasi pada suhu ruang selama 24 jam. Biakan sebanyak 10 mL kemudian dipindahkan ke dalam 90 mL yeast extract 1% + glukosa 1% dan diinkubasi pada suhu ruang selama 4x24 jam. Hal yang sama dilakukan pada 7 botol kultur mikroba yang digunakan. 3. Pembuatan Media Molase 3% Pembuatan media molase 3% dalam 1 botol kultur bakteri sebanyak 300 mL. Sebanyak 9 mL molase dengan 291 mL akuades dicampur dan dimasak diatas kompor
hingga larut. Kemudian dituang ke dalam botol dan disterilkan dalam
autoclave. Hal yang sama dilakukan pada 7 botol kultur mikroba yang digunakan. 4. Pemindahan Starter ke Media Molase Starter bakteri pada media yeast extract 1% + glukosa 1% yang sudah diinkubasi 4x24 jam kemudian dipindahkan ke media molase. Sebanyak 100 mL starter dimasukkan ke 300 mL media molase (pembuatan probiotik 25%). Proses ini
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
40
dilakukan didalam laminar air flow (LAF). Setelah itu diinkubasi lagi selama 4x24 jam. Hal yang sama dilakukan pada 7 botol kultur mikroba yang digunakan. 5. Pengukuran Kuantitas Mikroba Penghitungan kuantitas sebelas kultur mikroba dalam media molase dilakukan dengan dua pengukuran. Pertama semua kultur masing-masing diukur pada OD 600 nm dengan spektrofotometer. Setelah itu dilakukan pengukuran dengan metode Total Plate Count (TPC). Sebelum dicawankan, terlebih dahulu dilakukan pengenceran. Tujuan pengenceran adalah agar didapatkan jumlah koloni yang sesuai dengan syarat perhitungan, yaitu 30-300 koloni. Untuk pencawanan dilakukan dengan menggunakan metode pour plate dengan cara menuang 1 mL biakan mikroba dan ±15 mL media NA. Setelah koloni tumbuh pada cawan petri, lalu dilakukan penghitungan koloni menggunakan colony counter dan data yang digunakan adalah data pada seri pengenceran dengan hasil koloni berkisar antara 30-300. Tujuan penghitungan kuantitatif adalah untuk mengetahui jumlah mikroba hidup yang terdapat dalam kultur. 6. Pembuatan Probiotik Sebanyak 7 botol media molase yang masing-masing berisi mikroba yaitu Lactobaciilus
acidophilus,
Lactobacillus
fermentum,
Lactobacillus Bacillus
plantarum,
subtilis,
Bacillus
Lactobacillus licheniformis,
casei, dan
Saccharomyces cereviceae kemudian digabungkan dalam suatu jirigen berukuran 5 L. Dari hasil pencampuran 7 botol bakteri yang masing-masing berisi 400 mL ini
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
41
didapatkan probiotik sejumlah 2.800 mL. Selanjutnya diinkubasi selama ± 7 hari. Kemudian dilakukan perbanyakan. Sebelum dilakukan perbanyakan terlebih dahulu dilakukan perhitungan kuantitas mikroba dengan OD pada panjang gelombang 600 nm dan TPC dalam media spesifikyaitu media NA (Nutrient agar), PDA (Potatoes dextrose agar), dan MRSA (Manitol rogasa sharpe agar). Penghitungan ini dilakukan untuk mengetahui apakah bakteri dalam konsorsium viable atau hidup. Probiotik dibuat dengan mencampur 10% starter dan 90% carrier. Carrier dalam probiotik cair ini adalah molase. Sebanyak 756 mL molase dicampur dengan 25.200 mL akuades. Selanjutnya 2.800 mL starter konsorsium mikroba dicampur ke dalam 25.200 mL molase 3% kedalam jerigen lalu diinkubasi selama 48 jam. Hasil akhir diperoleh probiotik sebanyak 28.000 mL. 3.5.2
Tahap Aplikasi di Lapangan
1. Persiapan Kandang Kandang ayam yang dipakai adalah kandang terbuka (open house) dengan bahan baku bambu dan dibuat dengan tipe panggung (Gambar 3.1) sehingga kotoran tidak bercampur dan langsung turun ke tanah. Kandang disekat 1x1 meter untuk 4 sampel ayam yang dibatasi dengan seng. Seng yang dipakai adalah yang berbentuk lempengan. Seng dan sekat akan terus dilebarkan seiring dengan pertambahan umur ayam. Kandang ayam DOC dan ayam ras pedaging (G. domesticus) dewasa memiliki perbedaan, untuk kandang DOC, lantai bambu dilapisi kertas koran yang di atasnya
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
42
diberi sekam padi agar kaki anak ayam tidak terperangkap sehingga membuatnya stress dan mati. Sekam diangkat dan dibersihkan ketika sudah 13 hari berada dalam kandang ayam. Sedangkan untuk ayam ras pedaging (G. domesticus) dewasa yaitu berumur 15-35 hari dasar kandang tidak diberi sekam. Pengaturan suhu pada kandang DOC dan dewasa juga berbeda-beda. Pengaturan suhu pada kandang menggunakan kompor gas elpiji yang dikelilingi seng agar panasnya merata yang di letakkan sekitar 1 meter di atas ayam ras pedaging (G. domesticus). Pemanasan dilakukan pada malam hari selama 4-5 jam.
Gambar 3.1. Kandang Panggung untuk pemeliharaan ayam ras pedaging. Gambar tampak luar dan tampak dalam (Anonim, 2014) 2. Persiapan Pakan Pakan yang diberikan adalah pakan komersil dengan 2 tipe pakan yaitu pakan untuk ayam ras pedaging umur 0-18 hari dan umur 22 hari- panen. Perbedaan tipe pakan ada pada versi tesktur yaitu pellet dan butiran. Pemberian pakan dengan tekstur butiran (0-18 hari) diberikan ketika ayam masih DOC sedangkan untuk tekstur pellet (22 hari-panen) diberikan pada ayam ketika sudah dewasa. Komposisi pakan yang
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
43
dipakai yaitu jagung, katul, pollard, CGM, DDGS, bungkil kedelai, rapessed, tp. Daging dan tulang, CPO, tp. Batu, vitamin dan mineral. 3. Persiapan Bibit Ayam Ras Pedaging Anak ayam / DOC yang digunakan adalah yang sudah berumur tujuh hari, dengan berat per individu antara 130-140 gram. Seluruh DOC ditandai kemudian diambil dengan sistem lotre dan dipindahkan ke kandang untuk diberi perlakuan. Dalam enam kandang, masing-masing diisi empat DOC yang nantinya akan diberi perlakuan yang berbeda. Seluruh sampel DOC diberi vaksin tetes mata agar terhindar dari penyakit. 4. Pemberian Probiotik Pada Pakan Probiotik cair diberikan pada ayam seminggu sekali yaitu tiap hari sabtu sampai umur ayam 35 hari dengan dosis yang berbeda-beda (0, 15, 30, 45, 60,75 mL/kg pakan). Penggunaan probiotik dilakukan dengan cara spray ke dalam pakan. Sebelum digunakan probiotik dihomogenkan terlebih dahulu agar komponen mikrobanya dapat tercampur.Pakan yang diberikan ke ayam mengalami pertambahan jumlah seiring bertambahnya umur ayam. Dalam waktu 1 minggu pertambahan jumlah pakan terjadi 2 kali yaitu Pertama untuk hari sabtu, minggu, senin. Dan kedua untuk hari selasa, rabu, kamis, jumat. Pemberian pakan dapat dilihat pada tabel 3.2. Pakan diletakkan dalam tempat pakan (Gambar 3.2). Setiap harinya, pakan diberikan sekali yaitu pada pagi hari.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
44
Tabel 3.2. Jumlah Pakan Ayam Ras Pedaging Per Hari dalam Penelitian Umur ayam ke-
Jumlah pakan
Umur ayam ke-
Jumlah pakan
(hari)
per- 8 ayam/hari
(hari)
per- 8 ayam/hari
7-9
160 g
24-26
560 g
10-13
200 g
27-29
640 g
14-16
260 g
30-32
710 g
17-20
400 g
33-35
800 g
21-23
480 g
Sedangkan untuk pemberian air minum dilakukan dengan sistem ad libitum (selalu tersedia/tidak dibatasi). Tiap hari air minum diganti, dan tempat minum dibersihkan (Gambar 3.2).
Gambar 3.2. Tempat Makan dan Tempat Minum Ayam yang Digunakan (Anonim, 2006) 5. Pemeliharaan Kandang Kebersihan lingkungan kandang (sanitasi) pada areal peternakan merupakan usaha pencegahan penyakit yang paling murah, hanya dibutuhkan tenaga yang ulet/terampil saja. Tindakan preventif dengan memberikan vaksin pada ternak.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
45
Bangunan kandang perlu dipelihara secara baik yaitu kandang selalu dibersihkan dan dijaga/dicek apabila ada bagian yang rusak supaya segera disulam/diperbaiki kembali. Dengan demikian daya guna kandang bias maksimal tanpa mengurangi persyaratan kandang bagi ternak yang dipelihara. Selain itu pencahayaan didalam kandang juga diatur sesuai dengan umur ayam yang masih kecil. 6. Pengukuran berat badan ayam ras pedaging (G. domesticus) Penimbangan pada ayam ras pedaging (G. domesticus) dilakukan seminggu sekali dengan menggunakan timbangan (ketelitian 1 g). Ayam diambil satu per satu kemudian kakinya diikat secara hati-hati dengan tali rafia, kemudian ditimbang beratnya. 7. Pengukuran berat badan akhir Seluruh ayam ras pedaging (G. domesticus) dilakukan pengukuran berat badan sampai berumur 35 hari. Ayam ras pedaging (G. domesticus) dapat dipanen ketika ayam mencapai bobot 1.5-2.0 kg per ekor. Penimbangan ayam menggunakan timbangan (dengan ketelitian 1 g) dan hasil penimbangan dicatat dalam buku catatan. 8. Pengambilan Feses Ayam Sampling feses dilakukan dengan cara mengambil feses segar dari tiap perlakuan masukkan ke dalam botol steril dan diletakkan di ice box. Kemudian feses dibawa ke laboratorium untuk ditumbuhkan dalam media selektif EMB. Sampling feses dilakukan untuk mengetahui populasi Escherichia coli yang berada pada feses di tiap kelompok perlakuan.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
46
3.6 Prosedur Pengambilan Data 1. Pengukuran Pertumbuhan Ayam Pengumpulan data diperoleh dari pengukuran pertambahan berat badan ayam tiap minggu. Pengamatan dilakukan setiap minggu mulai dari minggu pertama setelah ayam berumur 7 hari/ setelah pemberian perlakuan variasi dosis, sampai masa panen (35 hari). Pengukuran berat badan ayam dengan menggunakan timbangan (ketelitan 1 g). Pertambahan bobot badan menurut Rasyaf, (2003) adalah : Pertambahan Bobot Badan (PBB) = BB akhir (BBt-1) - BB awal (BBt) 2. Pengukuran Produktivitas Ayam Pengukuran produktivitas ayam dilakukan dengan menimbang bobot badan ayam pada saat panen atau minggu ke 5. Pengukuran berat badan ayam dengan menggunakan timbangan (ketelitan 1 g). 3. Pengukuran Nilai Feed Conversion Ratio (FCR) Konversi pakan diperlukan untuk menggambarkan sejauh mana efektivitas biologis pemanfaatan zat gizi dalam pakan. Semakin kecil jumlah pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan tambahan bobot badan ayam, berarti semakin efisien pemberian pakan tersebut. Cara menghitungnya adalah jumlah pakan selama pemeliharaan dibagi total bobot ayam yang dipanen. Rumus menghitung FCR (Feed conversion ratio) adalah sebagai berikut : =
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
47
Semakin rendah angka FCR, semakin baik kualitas pakan, karena lebih efisien (dengan pakan sedikit menghasilkan bobot badan yang tinggi). 4. Menghitung jumlah bakteri Escherichia coli pada feses ayam Feses ayam yang sudah didapatkan kemudian ditimbang sebanyak 10 g dan disuspensi kedalam 90 mL air fisiologis kemudian divortex agar homogen lalu dibiarkan mengendap. Suspensi kemudian diencerkan dalam tabung reaksi hingga 1010. Tiga pengenceran terakhir kemudian dicawankan dengan cara mengambil 1 mL diletakkan pada cawan petri dan menuang media selektif EMB untuk Escherichia coli) sebanyak ±15 mL dan diinkubasi selama 24 jam. Mikroba yang sudah tumbuh kemudian dihitung dengan colony counter. Data yang digunakan adalah data pada seri pengenceran dengan hasil koloni berkisar antara 30-300 yang kemudian dibuat grafik perbandingan antar perlakuan.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
48
3.7 Kerangka Penelitian Peremajaan isolat mikroba
Pembuatan starter pada media yeast extract 1% + glukosa 1%
Proses Pembuatan Probiotik
Persiapan kandang dan Pembibitan Ayam ras pedaging
Pemberian Treatment Probiotik pada pakan, Perawatan dan Pemeliharaan Ayam dan Kandang
P0
P1
P2
P3
P4
P5
Pengambilan data dan Pemanenan
Analisis Data Gambar 3.3. Skema Rancangan Penelitian
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
49
3.8
Analisis Data Data
pertumbuhan
dan
produktivitas
ayam
diuji
statistik
dengan
menggunakan Statistical Product and Service Solution (SPSS). Data diuji normalitas dan homogenitasnya berturut-turut dengan uji Kolmogorov Smirnov dan Levene test. Berdasarkan analisis statistik, data pertumbuhan ayam berdistribusi tidak normal dan tidak homogen, maka data dianalisis dengan menggunakan uji Kruskal-Wallis dan dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney. Sedangkan data produktivitas ayam berditribusi normal dan homogen, maka data dianalisis menggunakan Analysis of Varians (ANOVA) satu arah (One Way Anova) dengan derajat signifikansi 5% dan dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT).
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1.2 Pengukuran Pertambahan Berat Badan Ayam Ras Pedaging Data berat badan ayam didapat dengan menimbang berat ayam menggunakan timbangan. Pengukuran dilakukan setiap minggu yaitu minggu ke 1, 2, 3, 4 dan 5 dimana ayam berumur 7 hari hingga 35 hari. Berikut merupakan tabel hasil pengukuran dan grafik pertambahan berat badan ayam setiap minggunya. Tabel 4.1 Rata-rata berat badan Ayam ras pedaging dengan frekuensi pemberian probiotik satu minggu sekali selama 5 minggu. Rata-rata Berat Badan Ayam (g/ayam) Perlakuan
Umur Ayam (Setelah 7 hari) 1
2
3
4
5
P0
125,57±0,787
187,14±12,536
404,29±15,924
835,71±37,796
1135,71±74,801
P1
125,43±0,535
357,14±51,223
608,57±49,809
1125,71±25,071
1292,86±44,987
P2
125,43±0,535
367,14±62,106
625,71±67,542
1140,00±119,861
1414,29±85,217
P3
125,33±0,516
366,67±19,664
643,33±24,221
1225,00±75,829
1691,67±73,598
P4
125,71±0,756
380,00±23,094
610,00±69,282
1155,71±119,563
1535,71±137,581
P5
125,71±0,756
365,71±35,989
592,86±67,259
1114,29±110,33
1435,71±37,796
Keterangan : P0 (Pakan, tanpa probiotik), P1 (Pakan + Probiotik 15 mL/kg pakan), P2 (Pakan + Probiotik 30 mL/kg pakan), P3 (Pakan + Probiotik 45 mL/kg pakan), P4 (Pakan + Probiotik 60 mL/kg pakan), P5 (Pakan + Probiotik 75 mL/kg pakan). Pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa masing-masing perlakuan memiliki rata-rata berat badan yang berbeda-beda. Pemberian perlakuan berupa variasi dosis probiotik dilakukan saat ayam berumur 1 minggu atau 7 hari, dan dilakukan 50 SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
51
pengukuran berat badan awal antara lain pada P0 (125,57 ± 0,787 g/ayam), P1(125,43 ± 0,535 g/ayam), P2 (125,43 ± 0,535 g/ayam), P3 (125,33 ± 0,516 g/ayam), P4 (125,71 ± 0,756 g/ayam), P5 (125,71 ± 0,756 g/ayam). Selanjutnya dilakukan pengukuran di minggu-minggu berikutnya. Pengukuran berat badan yang tertinggi pada umur 2 minggu yaitu pada perlakuan P4 (380,00 ± 23,094 g/ayam), sedangkan perlakuan dengan rata-rata berat badan terendah yaitu P0 (187,14 ± 12,536 g/ayam). Pada umur 3 minggu Pengukuran berat badan yang tertinggi yaitu pada perlakuan P3 (643,33 ± 24,221 g/ayam), sedangkan perlakuan dengan rata-rata berat badan terendah yaitu P0 (404,29 ± 15,924 g/ayam). Pengukuran berat badan yang tertinggi pada umur 4 minggu yaitu pada perlakuan P3 (1225,00 ± 75,829 g/ayam), sedangkan perlakuan dengan rata-rata berat badan terendah yaitu P0 (835,71 ± 37,796 g/ayam). Pada akhir penelitian yaitu pada usia 5 minggu, pengukuran berat badan yang tertinggi pada perlakuan P3 (1691,67 ± 73,598 g/ayam), sedangkan perlakuan dengan rata-rata berat badan terendah yaitu P0 (1135,71 ± 74,801 g/ayam). Secara keseluruhan, ayam memiliki pertumbuhan berat badan yang terus meningkat dari umur 1 minggu sampai panen yaitu umur 5 minggu, sehingga pertumbuhannya membentuk garis linier (Gambar 4.1). Laju kinetika pertumbuhan ayam minggu ke 1 hingga minggu ke 5 dilihat pada perlakuan P0 hingga P5 pada grafik dapat dilihat bahwa masing-masing memiliki pola yang sama yaitu pada minggu 1 dan minggu 2 untuk P1, P2, P3, P4, dan P5 memiliki kenaikan yang cenderung sama. Kemudian pada minggu ketiga dan seterusnya terlihat kecepatan pertumbuhan pada P3 lebih unggul. Pada P5 di minggu ke 5 terlihat mengalami penurunan, sedangkan untuk perlakuan P0, P1,
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
52
P2, P3, dan P4 cenderung mengalami kenaikan yang konsisten dari minggu ke 1 hingga minggu ke 5. 1800,00
Rata-rata berat badan ayam (gram/ayam)
1600,00 1400,00 1200,00
p0
1000,00
p1
800,00
p2
600,00
p3
400,00
p4
200,00
p5
0,00 1
2
3
4
5
minggu ke-
Gambar 4.1 Grafik pengukuran berat badan ayam pada umur 1, 2, 3, 4, dan 5 minggu. Kelompok P0 (Pakan, tanpa probiotik), P1 (Pakan + Probiotik 15 mL/kg pakan), P2 (Pakan + Probiotik 30 mL/kg pakan), P3 (Pakan + Probiotik 45 mL/kg pakan), P4 (Pakan + Probiotik 60 mL/kg pakan), P5 (Pakan + Probiotik 75 mL/kg pakan).
4.1.2 Pengaruh Probiotik Terhadap Laju Pertumbuhan Berat Badan Ayam Pengukuran laju pertumbuhan berat badan ayam ras pedaging (Gallus domesticus) dilakukan dengan mengukur berat badan ayam setiap minggu, mulai dari minggu pertama pemberian perlakuan probiotik hingga ayam berumur 35 hari atau 5 minggu. Kemudian menghitung selisih berat badan per minggu. Pengukuran berat badan menggunakan timbangan dengan ketelitian 1 g. Data laju pertumbuhan berat
badan ayam
terlebih dahulu diuji
normalitas dan
homogenitasnya. Hasil dari uji Kolmogorov Smirnow menunjukkan nilai signifikansi data yaitu 0,000 yang berarti data laju pertumbuhan berat badan ayam
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
53
berdistribusi tidak normal. Hasil uji homogenitas dengan menggunakan Levene Test memiliki nilai signifikansi 0,000 menunjukkan bahwa data laju pertumbuhan berat badan ayam adalah tidak homogen. Karena hasil uji menunjukkan tidak normal dan tidak homogen, maka uji Anova tidak berlaku, sehingga dilakukan uji Kruskal-Wallis dan dilanjutkan dilanjutkan uji Mann-Whitney. Hasil uji KruskalWallis diperoleh nilai p ˂ 0,05 yaitu sebesar 0,000. Sehingga Ho ditolak yang berarti pemberian variasi dosis probiotik cair dengan interval satu minggu sekali pada pakan berpengaruh terhadap pertumbuhan ayam ras pedaging (Gallus domesticus). Untuk membandingkan antar perlakuan dilakukan uji MannWhitney. Hasil uji Mann-Whitney menunjukkan adanya beda signifikan pada laju pertumbuhan berat badan ayam per minggu. Rata-rata pertumbuhan berat badan ayam ras pedaging (Gallus domesticus) minggu 5 ke dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Rata-rata Selisih Berat Badan Ayam Per Minggu (g/ayam) Rata-rata Selisih Berat Badan Ayam (g/ayam) Perlakuan
P0
Minggu 2 – minggu 1 61,57±12,67a
Minggu 3 – minggu 2 217,14±15,77c
P1
231,71 ±51,29cd
251,43±34,85def
517,14±58,79i
167,14±32,51b
P2
241,71±61,81cdef
258,57±35,32def
514,29±58,27ij
274,29±62,94defg
P3
246,14±22,18d
280,00±21,60ef
584,29±60,51j
428,57±160,36ghij
P4
254,29±22,96de 230,00±55,98cde
545,71±63,73ij
380,00±87,75h
P5
240,00± 36,03cd
521,43±69,86ij 321,43±118,52cdefgh
227,14±41,52cd
Minggu 4 – Minggu 5 – minggu 4 minggu 3 431,43±47,85h 300,00±50,00fgh
Keterangan : P0 (Pakan, tanpa probiotik), P1 (Pakan + Probiotik 15 mL/kg pakan), P2 (Pakan + Probiotik 30 mL/kg pakan), P3 (Pakan + Probiotik 45 mL/kg pakan), P4 (Pakan + Probiotik 60 mL/kg pakan), P5 (Pakan + Probiotik 75 mL/kg pakan). *notasi menunjukkan beda nyata antar perlakuan berdasarkan uji Mann-Whitney
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
54
Pada tabel 4.2 menunjukkan laju pertumbuhan berat badan tertinggi yaitu pada perlakuan P3 pada minggu ke 3-4 (584,29±60,51 g/ayam). Pertambahan berat badan pada tiap perlakuan per minggu terlihat berbeda nyata dengan kontrol. Pada perlakuan variasi dosis probiotik menunjukkan hasil yang cenderung lebih tinggi daripada perlakuan kontrol. Untuk lebih jelas dan mudahnya dapat dilihat pada
Rata-rata selisih berat badan ayam tiap minggu (gram/ayam)
histogram di bawah ini (Gambar 4.2) g j h i j
700,00 i
600,00 h
500,00 400,00 300,00
ij c dd ee f f
f g cd h de f
c
d e f g
c d ij e f g h
ij h
e df
c dd ee
cc dd
b
minggu 2 ke 3 minggu 3 ke 4
200,00 100,00
minggu 1 ke 2
minggu 4 ke 5
a
0,00 p0
p1
p2
p3
p4
p5
perlakuan
Gambar 4.2 Laju pertumbuhan ayam (selisih berat badan ayam per minggu). Kelompok P0 (Pakan, tanpa probiotik), P1 (Pakan + Probiotik 15 mL/kg pakan), P2 (Pakan + Probiotik 30 mL/kg pakan), P3 (Pakan + Probiotik 45 mL/kg pakan), P4 (Pakan + Probiotik 60 mL/kg pakan), P5 (Pakan + Probiotik 75 mL/kg pakan. 4.1.3 Pengaruh Probiotik Terhadap Produktivitas Ayam Pengukuran produktivitas ayam ras pedaging (Gallus domesticus) dilakukan dengan mengukur berat badan ayam dari minggu ke 5 atau saat panen. Pengukuran berat badan menggunakan timbangan dengan ketelitian 1 g. Data berat badan ayam pada minggu 5 terlebih dahulu diuji normalitas dan homgenitasnya. Hasil dari uji Kolmogorov Smirnow menunjukkan nilai
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
55
signifikansi data yaitu 0,708 yang berarti data pertumbuhan berat badan ayam minggu ke 5 berdistribusi normal. Hasil uji homogenitas dengan menggunakan Levene Test memiliki nilai signifikansi 0,264 menunjukkan bahwa data pertumbuhan berat badan ayam minggu minggu ke 5 adalah homogen. Analisis data dilanjutkan dengan uji Analysis of Varians (ANOVA) satu arah (One Way Anova) dengan derajat signifikansi 5%. Dari hasil uji ANOVA diperoleh nilai p ˂ 0,05 yaitu sebesar 0,000, sehingga Ho ditolak yang berarti pemberian variasi dosis probiotik cair dengan interval satu minggu sekali pada pakan berpengaruh terhadap pertumbuhan
ayam
ras pedaging (Gallus
domesticus). Hasil uji statistik dilanjutkan dengan uji Duncan dengan derajat signifikansi 5% untuk membandingkan antar perlakuan. Rata-rata pertumbuhan berat badan ayam ras pedaging (Gallus domesticus) minggu 5 ke dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Berat badan ayam ras pedaging saat panen (Minggu ke 5) No. Perlakuan Rata-rata berat badan (g/ayam) 1
P0
1135,71 ± 74,801a
2
P1
1292,86 ± 44,987b
3
P2
1414,29 ± 85,217c
4
P3
1664,29 ± 98,802e
5
P4
1535,71 ± 137,581d
6
P5
1435,71 ± 37,796c
Keterangan : P0 (Pakan, tanpa probiotik), P1 (Pakan + Probiotik 15 mL/kg pakan), P2 (Pakan + Probiotik 30 mL/kg pakan), P3 (Pakan + Probiotik 45 mL/kg pakan), P4 (Pakan + Probiotik 60 mL/kg pakan), P5 (Pakan + Probiotik 75 mL/kg pakan). *notasi menunjukkan beda nyata antar perlakuan berdasarkan uji Duncan
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
56
Pada tabel 4. 4.3 menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuha uhan berat badan ayam minggu 5 yan ang paling tinggi terdapat pada ayam rass pe pedaging dengan perlakuan P3, yaitu tu dengan rata-rata berat badan sebesar 1664,29 ± 98,802 g/ayam. Sedangkann rrata-rata berat badan terendah terdapat pada perlakuan P0 dengan rata-rata berat rat badan sebesar 1135,71 ± 74,801 g/ayam.. U Untuk lebih jelas
Berat badan ayam minggu ke 5 (panen)
dan mudahnya dapat at di dilihat pada histogram di bawah ini (Gambar bar 4.3). 2000,00 1800,00 1600,00 1400,00 1200,00 1000,00 800,00 600,00 400,00 200,00 0,00
e
d c
c b a
p0
p1
p2
p3
p4
p5
Perlakuan
Gambar 4.3 Beratt ba badan ayam pada minggu ke 5. Kelompok pok P P0 (Pakan, tanpa kan), P2 (Pakan + probiot obiotik), P1 (Pakan + Probiotik 15 mL/kg pakan Probiot obiotik 30 mL/kg pakan), P3 (Pakan + Probi obiotik 45 mL/kg kan), P5 (Pakan + pakan) n), P4 (Pakan + Probiotik 60 mL/kg pakan Probiot obiotik 75 mL/kg pakan.
4.1.4 Nilai Konversi versi Pakan Ayam Ras Pedaging Efektivitas probi probiotik yang diberikan pada perlakuan dapat pat dihitung dengan menggunakan nilai F Feed Conversion Ratio (FCR). Cara menghi ghitungnya adalah jumlah pakan selama ma pemeliharaan dibagi total bobot ayam am yang dipanen.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
57
Semakin kecil jumlah pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan tambahan bobot badan ayam, berarti semakin efisien pemberian pakan tersebut. Rumus menghitung FCR (Feed conversion ratio) adalah sebagai berikut : =
Tabel 4.3 Nilai Feed Conversion Ratio (FCR) Perlakuan
Jumlah Pakan Selama Pemeliharaan
Total Bobot Ayam (g/7 ayam)
FCR
P0
13230
7950
1,66
P1
13230
9050
1,46
P2
13230
9900
1,34
P3
13230
11650
1,14
P4
13230
10750
1,23
P5
13230
10050
1,32
Keterangan : P0 (Pakan, tanpa probiotik), P1 (Pakan + Probiotik 15 mL/kg pakan), P2 (Pakan + Probiotik 30 mL/kg pakan), P3 (Pakan + Probiotik 45 mL/kg pakan), P4 (Pakan + Probiotik 60 mL/kg pakan), P5 (Pakan + Probiotik 75 mL/kg pakan). Pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa Feed conversion ratio (FCR) ayam yang diberi probiotik P1, P2, P3, P4, dan P5 lebih rendah dibanding kontrol (P0). Nilai Feed conversion ratio (FCR) yang terendah yaitu pada perlakuan P3 sebesar 1,14. Untuk lebih jelas dan mudahnya dapat dilihat pada histogram di bawah ini (Gambar 4.3).
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
58
1,8
Feed conversion ratio
1,6 1,4 1,2 1 0,8 0,6 0,4 0,2 0 P0
P1
P2
P3
P4
P5
Perlakuan
Gambar 4.4 Nilai Fe Feed Conversion Ratio (FCR) ayam Escherichia coli 4.1.5 Pengaruh Prob robiotik Terhadap Jumlah Koloni Bakterii E Pada Fesess A Ayam di Media EMB Penghitungan an bakteri E.coli dilakukan sebab bakterii tersebut sering aitu diare. Bakteri menjadi penyebab ker keracunan makanan dengan gejala penyakit yai ing, sehingga bila ini dalam jumlah yan ang tinggi kadang terdapat dalam produk dagin ernaan. Penelitian dikonsumsi manusia nusia dapat menyebabkan infeksi saluran pencer ini menerapkan prinsi nsip competitive exclusion yang dirancang unt untuk menurunkan kolonisasi bakteri pa patogen. Hasil penghitungan jumlah bakter kteri patogen pada media EMB (Eosinn Methylene Blue) tidak menunjukkan adany nya koloni E.coli melalui pengamatann se secara makroskopis tidak terdapat koloni bakt bakteri E.coli yang berwarna hijau metali alik. Namun terdapat koloni mikroba lain yang ng tumbuh dengan ciri koloni yaitu berw rwarna putih susu dan di duga sebagai koloni oni ba bakteri probiotik. Hasil dapat dilihat pada tabel 4.5.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
59
Tabel 4.5 Jumlah Koloni Bakteri Patogen Escherichia coli Pada Feses Ayam Jumlah Mikroba Pada Media EMB Jumlah Escherichia coli Agar (CFU/mL) (CFU/mL) 1,87 x 1010 P0 0 1,27 x 1011 P1 0 1,65 x 1011 P2 0 2,63 x 1011 P3 0 2,49 x 1011 P4 0 P5 0 1,65 x 1011 Keterangan : P0 (Pakan, tanpa probiotik), P1 (Pakan + Probiotik 15 mL/kg pakan), P2 (Pakan + Probiotik 30 mL/kg pakan), P3 (Pakan + Probiotik 45 mL/kg pakan), P4 (Pakan + Probiotik 60 mL/kg pakan), P5 (Pakan + Probiotik 75 mL/kg pakan). Perlakuan
4.2 Pembahasan 4.2.1 Pengukuran Berat Badan Ayam Ras Pedaging Selama Pemeliharaan Berdasarkan tabel 4.1 dan gambar 4.1, dapat dilihat bahwa dari minggu pertama sampai minggu terakhir (minggu ke-5) terjadi peningkatakn berat badan yang berbeda-beda pada tiap individu ayam pada masing-masing perlakuan. Pada minggu pertama yaitu awal pemberian perlakuan variasi dosis probiotik, ayam ras pedaging masih berupa Day Old Chick (DOC) umur 7 hari, memiliki berat ratarata pada minggu pertama adalah 125-126 g. DOC berwarna kuning cerah dan bergerak aktif. Fadillah (2000) menyatakan DOC yang baik adalah DOC yang bebas dari terutama penyakit pullorum, omphalitis dan jamur, berasal dari induk yang matang umur dan dari pembibit yang berpengalaman, DOC terlihat aktif, mata cerah dan lincah, kaki besar dan basah, bulu cerah, tidak kusam dan penuh. Hasil pengukuran berat badan ayam ras pedaging (Gallus domesticus) dari minggu pertama hingga minggu kelima menunjukkan pertumbuhan yang linier. Berat badan tertinggi terdapat pada perlakuan P3 (pemberian probiotik dengan
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
60
dosis 45 mL/kg pakan), yang menunjukkan pertumbuhan berat badan yang pesat mulai minggu ketiga setelah perlakuan variasi dosis probiotik jika dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Berdasarkan grafik yang sudah disajikan sebelumnya, dapat terlihat adanya pengaruh pemberian probiotik pada ayam ras pedaging (Gallus domesticus). Dimana secara teori penambahan probiotik pada pakan ternak dapat meningkatkan berat badan ternak, meningkatkan efisiensi penggunaan pakan, dan penampilan ternak. Hal tersebut didukung oleh berbagai penelitian terkait probiotik yang telah dilakukan oleh para peneliti Jin et al., (1998) yang menyatakan bahwa penambahan kultur probiotik pada ransum ayam mempunyai dampak positif terhadap pertumbuhan ayam, produksi telur, dan efisiensi penggunaan pakan. Dimana komposisi dari probiotik selain terdiri dari yeast, bakteri asam laktat yang menghasilkan antibiotik, juga terdapat golongan bacillus yang merupakan bakteri proteolitik penghasil protease terbaik yang dapat memutus ikatan peptida dan meningkatkan penyerapan nutrisi oleh ayam. Berat badan terendah terdapat pada perlakuan P0 (perlakuan kontrol atau tanpa probiotik), hal ini berlangsung sejak minggu ke 2 hingga minggu ke 5 atau saat panen, yang berarti bahwa perlakuan P0 memberikan hasil yang kurang baik pada pertumbuhan berat badan ayam ras pedaging (Gallus domesticus). Probiotik berfungsi meningkatkan nafsu makan ayam, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan kecernaan pangan, penguraian dan penyerapan makanan menjadi lebih sempurna sehingga makanan yang diserap dengan baik tersebut dapat dimanfaatkan oleh ayam untuk pertumbuhan jaringan dan peningkatan bobot badan. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa meskipun hasil
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
61
yang diperoleh antar variasi perlakuan probiotik pada pertambahan berat badan tidak begitu berbeda jauh tetapi pertambahan berat badan ayam ras pedaging (Gallus domesticus) dalam penelitian ini cukup baik karena berat badannya di atas rata-rata berat badan ayam pada umumnya atau perlakuan kontrol. Pada perlakuan yang lainnya, yaitu perlakuan P1 (probiotik 15 mL/kg pakan), P4 (probiotik 60 mL/kg pakan), dan P5 (probiotik 75 mL/kg pakan) pada awal pertumbuhan juga sudah menunjukkan pertumbuhan berat badan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan P0 (perlakuan kontrol atau hanya pakan tanpa pemberian probiotik). Hal ini dapat dilihat mulai ayam berumur 14 hari (minggu ke 2) hingga ayam berusia 35 hari atau saat panen. Jika dilihat pertumbuhan berat badan ayam tiap minggu, maka kita dapat melihat di tiap perlakuan yaitu pertumbuhan pada minggu awal lebih lambat dan kemudian berlangsung cepat mulai minggu ke 3 dan seterusnya. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hery (2009) bahwa pada ayam pedaging (ayam Broiler), terdapat 2 proses utama dalam pertumbuhan, yaitu hiperplasia (penambahan jumlah sel tubuh) dan hipertrofi (perbesaran ukuran sel). Pada minggu pertama dan kedua, proses hiperplasia lebih besar dari hipertrofi, minggu ketiga seimbang, sedangkan setelah minggu ketiga hipertrofi lebih dominan. Anggorodi (1990) dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa pertumbuhan biasanya mulai perlahan-lahan kemudian berlangsung lebih cepat dan akhirnya perlahan-lahan lagi atau sama sekali terhenti. Pola seperti ini menghasilkan kurva pertumbuhan yang berbentuk sigmoid. Tahap cepat pertumbuhan terjadi pada saat kedewasaan tubuh hampir tercapai.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
62
4.2.2 Pengaruh Probiotik Terhadap Laju Pertumbuhan Berat Badan Ayam Menurut Anggorodi (1990) pertumbuhan pada hewan merupakan suatu fenomena universal yang bermula dari suatu sel telur yang dibuahi dan berlanjut sampai hewan mencapai dewasa. Pertumbuhan umumnya dinyatakan dengan pengukuran kenaikan berat badan yang dilakukan dengan penimbangan berulangulang tiap minggu (Tillman dkk., 1998). Kemampuan ternak mengubah zat-zat nutrisi ditunjukkan dengan pertambahan berat badan. Selama lima minggu pemeliharaan ayam ras pedaging diberi perlakuan yang berbeda-beda yaitu P0 (Pakan, tanpa probiotik), P1 (Pakan + Probiotik 15 mL/kg pakan), P2 (Pakan + Probiotik 30 mL/kg pakan), P3 (Pakan + Probiotik 45 mL/kg pakan), P4 (Pakan + Probiotik 60 mL/kg pakan), P5 (Pakan + Probiotik 75 mL/kg pakan). Probiotik diberikan dengan interval pemberian satu kali seminggu. Pengamatan dilakukan setiap minggu dengan mengukur berat badan ayam dari minggu pertama pemeliharaan (DOC berumur 7 hari) sampai minggu kelima atau panen. Hasil yang didapat merupakan hasil berat badan setiap minggunya, sedangkan laju pertumbuhan diketahui melalui selisih berat badan ayam ras pedaging dari minggu ke minggu yaitu selisih berat badan minggu ke 1-2, minggu ke 2-3, minggu ke 3-4 dan minggu ke 4-5,. Laju pertumbuhan digunakan untuk mengetahui kinetika pertumbuhan ayam ras pedaging selama pemeliharaan. Dengan menghitung laju pertumbuhan, nantinya akan diketahui kelompok mana yang memiliki nilai laju pertumbuhan tertinggi. Data rata-rata laju pertumbuhan dapat dilihat pada tabel 4.2. Dari data yang sudah didapatkan, dapat dilihat pada minggu ke 1-2 dari kelompok kontrol
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
63
(P0) sudah berbeda nyata dengan kelompok perlakuan. Di mana kelompok kontrol hanya mencapai kenaikan sebesar 61,57±12,67 g/ayam, sedangkan kelompok perlakuan
dari
yang
tertinggi
hingga
terendah
berturut-turut
adalah
P4(254,29±22,96 g/ayam), P3(246,14±22,18 g/ayam), P2 (241,71±61,81 g/ayam), P5 (240,00± 36,03 g/ayam) dan P1 (231,71 ±51,29 g/ayam). Setelah diuji statistik, perlakuan pada minggu pertama menunjukkan bahwa pemberian probiotik pada kelompok perlakuan dengan berbagai dosis sudah menunjukkan laju pertumbuhan yang signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Sehingga
dapat
disimpulkan bahwa pada minggu pertama, probiotik yang diberikan sudah memberikan perbedaan yang nyata dengan kelompok kontrol. Data pengamatan minggu ke 2-3 data tertinggi terdapat pada kelompok P3 (280,00±21,60 g/ayam), P2 (258,57±35,32 g/ayam), P1 (251,43±34,85 g/ayam), P4(230,00±55,98 g/ayam), P5 (227,14±41,52 g/ayam) dan terakhir adalah perlakuan kontrol (217,14±15,77 g/ayam). Selanjutnya adalah pengamatan minggu ke 3-4 kenaikan tertinggi tetap pada perlakuan P3 dengan rata-rata pertambahan berat badan sebesar 584,29±60,51 g/ayam. Sedangkan berikutnya adalah dari kelompok perlakuan P4 dan P5 berturut-turut yaitu 545,71±63,73 g/ayam dan 521,43±69,86 g/ayam, berikutnya adalah pada perlakuan P1, P2, dan P0 dengan nilai berturut-turut yaitu 517,14±58,79 g/ayam, 514,29±58,27 g/ayam dan 431,43±47,85 g/ayam. Pada minggu ke 4-5 nilai tertinggi juga tetap pada perlakuan P3 yaitu 428,57±160,36 g/ayam, sedangkan nilai terendah adalah pada perlakuan P1 dengan nilai 167,14±32,51 g/ayam, lebih rendah dari perlakuan kontrol yaitu 300,00±50,00 g/ayam. Pada minggu ini ayam ras pedaging
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
64
umumnya sudah mencapai bobot panen. Menurut Hardjosworo (2000), ayam ras pedaging di Indonesia adalah ayam ras pedaging jantan atau betina yang dipotong pada umur 5-6 minggu, dimana ayam tersebut masih muda dan mempunyai daging yang masih lunak. Sama seperti yang dikemukakan oleh Rasyaf (1997) bahwa dalam jangka waktu 6-8 minggu ayam ras pedaging sanggup mencapai bobot hidup 1,5-2 kg. Secara keseluruhan, laju pertumbuhan ayam ras pedaging tinggi ditunjukkan pada minggu ke 3-4. Hasil tertinggi terdapat pada perlakuan P3 minggu ke 3-4 dengan rata-rata pertambahan berat badan sebesar 584,29±60,51 g/ayam. Pada uji statistik Mann-Whitney menunjukkan tidak ada beda bermakna antara P1, P2, P4 dan P5 di minggu yang sama, hal ini dapat didefinisikan bahwa perlakuan P2, P4 dan P5 memiliki memiliki kemampuan yang sama terhadap parameter pertumbuhan seperti pada P1. Pertumbuhan ayam ras pedaging umumnya memiliki laju pertambahan berat badan yang cenderung lambat pada minggu pertama, minggu ke-2 mulai naik dan lebih optimal ketika berada pada minggu ke-3. Keadaan ini sesuai dengan pernyataan Anggorodi (1990) yaitu pertumbuhan biasanya mulai perlahan-lahan kemudian berlangsung lebih cepat dan akhirnya perlahan-lahan lagi atau sama sekali terhenti. Pola seperti ini menghasilkan kurva pertumbuhan yang berbentuk sigmoid (S). tahap cepat pertumbuhan terjadi pada saat kedewasaan tubuh hampir tercapai. Pertumbuhan ayam ras pedaging meliputi beberapa fase. Pertama adalah fase starter adalah fase ketika terjadi pembelahan pada sel yang biasa disebut hyperplasia pada fase ini ayam ras pedaging fokus
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
65
dengan pembentukan organ (Etches, 1993), ketika organ-organ yang dibentuk mengalami percepatan tumbuh yang baik maka waktu yang dibutuhkan untuk menuju fase selanjutnya akan semakin singkat. Pertumbuhan ayam ras pedaging pada kelompok perlakuan cenderung unggul dari pada kelompok kontrol pada tiap periode waktu (dari minggu ke minggu) hal ini dapat disebabkan karena probiotik memberikan efek yang baik yang ditunjukkan melalui laju pertumbuhan. Menurut Yacob (2008) probiotik adalah salah satu temuan dalam bidang ilmu bioteknologi yaitu suatu produk yang mengandung mikroorganisme hidup dan nonpatogen yang diberikan kepada hewan untuk memperbaiki laju pertumbuhan, efisiensi konversi ransum dan kesehatan hewan. 4.2.3 Pengaruh Probiotik Terhadap Produktivitas Ayam Berdasarkan analisis data secara statistik, pemberian variasi dosis probiotik cair pada pakan berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan ayam yang dapat dilihat dari pertumbuhan berat badan ayam pada minggu ke 5 atau panen. Rata-rata pertumbuhan berat badan tertinggi saat panen yaitu pada perlakuan P3 (1664,29 ± 98,802 g/ayam) dan berbeda nyata dengan perlakuan P0, P1, P2, P4, dan P5. Pertumbuhan berat badan tertinggi selanjutnya yaitu P4 (1535,71 ± 137,581 g/ayam) berbeda nyata dengan perlakuan P0, P1, P2, P3, dan P5. Sedangkan antara perlakuan P2 dan P5 menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata. P2 merupakan pakan ditambah dengan probiotik 30 mL/kg pakan, dan P5 merupakan pakan ditambah probiotik 75 mL/kg pakan yang merupakan dosis pemberian probiotik tertinggi dalam penelitian kali ini. Hal ini dimungkinkan
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
66
karena adanya batas-batas optimal pada ayam dalam toleransinya terhadap populasi mikroba dalam saluran pencernaan ayam. Secara keseluruhan, rata-rata pertumbuhan berat badan ayam yang diberi perlakuan probiotik berpengaruh nyata dibandingkan dengan perlakuan kontrol (hanya pakan, tanpa probiotik). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa probiotik mempunyai potensi untuk meningkatkan berat badan. Berdasarkan penelitian Gunawan dan Sunandari (2003), penggunaan probiotik dosis mulai 25 mL/kg pakan yang diberikan setiap hari dapat meningkatkan pertambahan bobot badan ayam ras pedaging hingga umur 6 minggu. Dalam penelitian ini hasil yang efektif adalah P3 (probiotik 45 mL/kg pakan) menunjukkan adanya peningkatan berat badan yang signifikan, selain itu, pemberian interval satu kali seminggu juga dapat meningkatkan nilai ekonomis bagi peternak. Menurut Guntoro (2013), menyebutkan dalam penelitiannya bahwa berbagai dosis tertentu mampu meningkatkan berat badan ayam ras pedaging dengan rentang yang berbeda. Perbedaan hasil berat badan akhir dapat dipengaruhi banyaknya dosis yang diberikan pada ayam, konsumsi pakan pada masing-masing individu ayam dan tingkat penyerapan ayam yang berbeda. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Mahdavi et al., (2005) yang menyebutkan bahwa mikroba probiotik dapat menghasilkan respon yang optimum pada saluran pencernaan dalam dosis tertentu. Owings et al., (1990), melaporkan bahwa beberapa penelitian tentang probiotik tidak selalu memberikan hasil yang positif. Perbedaan disebabkan karena perbedaan strain bakteri yang digunakam, dosis pemberian pada ternak, tingkat ketahanan bakteri pada kondisi ekstrim baik dalam saluran pencernaan ternak maupun lingkungan penyimpanan.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
67
Menurut Budiansyah (2004), pemberian probiotik pada ayam broiler dilaporkan dapat memperbaiki pertumbuhan, angka konversi serta meningkatkan ketersediaan vitamin dan zat makanan lain. Probiotik merupakan imbuhan pakan (feed additive) yang berasal dari mikroba hidup yang dapat menciptakan keseimbangan mikroba yang menguntungkan didalam saluran pencernaan ternak sehingga tampilan ternak menjadi lebih baik (Hidayat, 2010). Prinsip kerja probiotik yaitu dengan memanfaatkan kemampuan mikroorganisme tersebut dalam menguraikan rantai panjang karbohidrat, protein, dan lemak (Medicinus, 2009). Hal ini di dukung pula oleh pernyataan Budiansyah (2004) bahwa penggunaan mikroba probiotik yang menghasilkan enzim selulase yang mampu memanfaatkan makanan berserat kasar tinggi dari limbah industri dan pertanian tersebut dan membantu dalam proses pencernaan sehingga serat kasar dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan jaringan dan peningkatan bobot badan ternak unggas. Selain hal tersebut diatas Kompiang (2009) mengemukakan bahwa sistem pencernaan berperan vital dalam ekstraksi nutrient dari pakan dan penyerapannya untuk dapat digunakan oleh sel tubuh. kunci utama yag terjadi dalam sistem pencernaan adalah kemampuannya untuk mencerna pakan yang memungkinkan nutrient tersebut terserap tubuh. Komposisi dari probiotik selain terdiri dari yeast, bakteri asam laktat yang menghasilkan antibiotik, juga terdapat golongan bacillus yang merupakan bakteri proteolitik penghasil protease terbaik yang dapat memutus ikatan peptida dan meningkatkan penyerapan nutrisi oleh ayam. Peningkatan berat badan akhir tersebut erat kaitannya dengan konsumsi pakan dan kemungkinan karena peningkatan daya cerna zat gizi akibat pemberian
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
68
probiotik. Proses penyerapan pakan pada saluran pencernaan merupakan aspek yang penting untuk meningkatkan produktivitas ayam. Pencernaan yang sehat akan memberikan performa yang baik pada ayam salah satunya melalui peningkatan produktivitas. Imbuhan probiotik pada berbagai kelompok perlakuan terbukti efektif untuk meningkatkan produktivitas ayam dibuktikan dengan hasil pada penelitian ini, sesuai dengan pendapat Adler (1980) yang menyatakan bahwa terjadi perbaikan berat badan ayam yang diberi probiotik. Menurut literatur tersebut perbaikan badan terjadi karena adanya perbaikan daya cerna dan daya serap nutrisi di saluran pencernaan karena probiotik menghasilkan enzim, asam butirat, asam propionat, asam laktat, dan bacteriocin yang berfungsi untuk memperbaikan mukosa dan epitelial/ vili usus, daya cerna, dan penyerapan nutrisi serta menekan bakteri yang merugikan. Menurut Wididana et al., (1996), menyatakan bahwa penggunaan probiotik yang dicampurkan pada pakan akan memperbaiki komposisi mikroorganisme yang berada pada perut ternak sehingga akan dapat meningkatkan pertumbuhan atau produktivitas ternak. Beberapa data hasil penelitian menunjukkan bahwa bakteri probiotik yang ditambahkan dalam ransum atau air minum ternak dapat mencegah infeksi dan kolonisasi bakteri patogen dalam saluran pencernaan ternak (Hidayat, 2010). 4.2.4 Nilai Konversi Pakan Ayam Ras Pedaging Efektivitas probiotik terhadap efisiensi pakan dapat diketahui dengan menghitung FCR (Feed Convertion Rate), yaitu perbandingan antara pakan yang dikonsumsi dengan bobot yang dihasilkan (Tamalludin, 2014). Nilai
suatu
ransum selain dapat ditentukan oleh nilai konsumsi dan tingkat pertambahan
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
69
bobot badan juga ditentukan oleh nilai konversi ransum, dimana konversi ransum menggambarkan banyaknya jumlah ransum yang digunakan untuk pertumbuhannya (Wiradisastra, 1986). Menurut Kartasudjana dan Edjeng (2006) angka konversi pakan yang kecil menunjukkan ransum yang digunakan menghasilkan satu kg daging semakin sedikit. Semakin tinggi konversi ransum menunjukkan semakin banyak ransum yang dibutuhkan untuk meningkatkan bobot badan per satuan bobot. Dijelaskan pula bahwa semakin rendah angka konversi ransum berarti kualitas ransum semakin baik. Seperti yang dijelaskan oleh Wiryawan, dkk (2007) bahwa konversi pakan diperlukan untuk menggambarkan sejauh mana efektivitas biologis pemanfaatan zat gizi dalam pakan, semakin kecil jumlah pakan yang dibutuhkan untuk menghasilkan tambahan berat badan ayam, berarti semakin efisien pemberian pakan tersebut. Konsumsi pakan setiap minggu bertambah sesuai dengan pertambahan berat badan ayam. Setiap minggunya ayam mengkonsumsi pakan lebih banyak dibandingkan dengan minggu sebelumnya. Konsusmsi ayam pedaging merupakan cermin dari masuknya sejumlah unsur nutrient ke dalam tubuh ayam. Jumlah yang masuk ini harus sesuai dengan yang dibutuhkan untuk produksi dan untuk hidupnya. Pada tabel 4.4 menunjukkan nilai Feed conversion ratio (FCR) dari masing-masing perlakuan. Nilai FCR dari keseluruhan perlakuan menunjukkan nilai yang tergolong rendah termasuk perlakuan kontrol. Jika dibandingkan antar perlakuan, meskipun tidak ada perbedaan yang nyata antara perlakuan variasi
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
70
dosis probiotik dan kontrol namun konversi pakan dari ayam yang diberi probiotik memiliki nilai feed conversion ratio (FCR) yang lebih rendah jika dibandingkan dengan perlakuan kontrol yang hanya diberi pakan tanpa probiotik. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian probiotik pada pakan ayam dapat mempengaruhi efisiensi penggunaan pakan sehingga angka konversi pakan ayam ras pedaging menjadi rendah. Menurut Kompiang (2009), probiotik meningkatkan aktivitas enzim pencernaan sehingga penyerapan makanan menjadi lebih sempurna dengan makin luasnya area absorpsi sebab probiotik dapat mempengaruhi anatomi usus yaitu villi usus menjadi lebih panjang dan densitasnya lebih padat dimana proses absorpsi hasil pencernaan terjadi di permukaan vili yang memiliki banyak mikrovili (Suprijatna et al., 2005). Probiotik bekerja menurunkan angka konversi ransum dengan memperluas bidang penyerapan nutrien oleh usus sehingga makanan yang dimakan dapat terserap baik. Hal ini didukung oleh Harimurti (2009) yang melaporkan bahwa suplementasi probiotik dengan strain tunggal mampu meningkatkan tinggi vili, lebar vili akibat meningginya asam lemak yang diinduksi probiotik. Sedangkan yang dipakai di penelitian ini adalah strain campuran sehingga hasilnya diharapkan lebih mampu menekan angka konversi ransum. Pernyataan ini juga dipertegas oleh Jin et al.,. (1997) yang menyatakan bahwa keberadaan probiotik dalam ransum dapat meningkatkan aktivitas enzimatis dan meningkatkan aktivitas pencernaan. Akibatnya, zat nutrisi seperti lemak, protein, dan karbohidrat yang biasanya banyak terbuang dalam feses akan menjadi berkurang. Lebih lanjut menurut Novel dan Safitri (2009), bakteri
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
71
probiotik mampu mereduksi pH di usus, melancarkan pencernaan dengan memproduksi beberapa enzim pencernaan dan vitamin, memproduksi substansi antibakteri, misalnya asam organik, bacteriosin, dan zat-zat lainnya. 4.2.5 Pengaruh Probiotik Terhadap Jumlah Koloni Bakteri Escherichia coli Pada Feses Ayam di Media EMB Dalam penelitian ini, pemberian variasi dosis probiotik diketahui dapat menurunkan kolonisasi bakteri patogen Escherichia coli yang diisolasi dari feses ayam. Hal ini dapat diketahui dari tidak ditemukannya koloni bakteri Escherichia coli yang berwarna hijau metalik pada media EMB. Namun, terdapat koloni mikroba lain yang tumbuh pada media EMB. Koloni mikroba tersebut diduga merupakan mikroba probiotik. Oleh karena itu, konsentrasi terbaik dalam menurunkan jumlah bakteri E. coli tidak bisa ditentukan disini karena hasil perhitungan Total plate count (TPC) yang kurang maksimal. Hal ini mungkin disebabkan karena kondisi lingkungan yang berbeda antara lingkungan pada saluran pencernaan dengan lingkungan disekitar kandang. Namun, disebutkan oleh Diarlin (2014) dalam penelitiannya bahwa semakin banyak suspensi bakteri probiotik yang diberikan maka jumlah bakteri E. coli semakin menurun. Sehubungan dengan hal ini Vernazza et al.,. (2006) menyatakan bahwa, keberadaan BAL (Bakteri asam laktat) sebagai probiotik di dalam saluran pencernaan dapat menstimulasi populasi BAL lainnya dalam saluran pencernaan. Hal ini disebabkan karena bakteri probiotik dapat memodifikasi lingkungan mikroekosistem usus dengan memproduksi asam laktat, sehingga dapat menurunkan pH. Penurunan pH akan mengakibatkan pertumbuhan BAL dalam
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
72
saluran pencernaan mengalami peningkatan. Seperti yang dijelaskan oleh Husmaini (2009) dalam penelitiannya bahwa keseimbangan mikroflora usus akan tercapai apabila mikroba yang menguntungkan dapat menekan mikroba yang merugikan dengan cara mendesak keluar mikroba patogen tersebut. Berdasarkan Hoover (2000) jumlah probiotik harus lebih banyak dari jumlah bakteri patogen. Probiotik dapat meningkatkan kesehatan dengan mekanisme sebagai berikut : 1. Produksi senyawa anti mikroba seperti asam laktat, asam asetat, bakteriosin, reuterin, dan senyawa penghambat lainnya yang dapat menekan pertumbuhan mikroorganisme patogen. 2. Kompetisi dalam penyerapan nutrient, dan sisi penempelan pada sel epitel usus, produksi mukus. 3. Menstimulasi sistem imunitas dan mampu mengubah aktivitas metabolisme mikroba dalam saluran pencernaan.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan Dari uraian hasil dan pembahasan dalam penelitian ini diperoleh
kesimpulan sebagai berikut : 1.
Pemberian variasi dosis probiotik cair pada pakan berpengaruh terhadap laju pertumbuhan ayam ras pedaging (Gallus domesticus). Hasil tertinggi pada perlakuan P3 minggu ke 3-4 (584,29±60,51 g/ayam).
2.
Pemberian variasi dosis probiotik cair pada pakan berpengaruh terhadap produktivitas ayam ras pedaging (Gallus domesticus) dengan hasil produksi berat badan ayam tertinggi pada perlakuan P3 (1664,29 ± 98,802 g/ayam).
3.
Nilai Feed Conversion Ratio (FCR) ayam yang diberi perlakuan variasi dosis probiotik cair pada pakan menunjukkan semua perlakuan memiliki nilai FCR lebih rendah dibanding dengan perlakuan kontrol yang berarti probiotik mempengaruhi efisiensi penggunaan pakan ayam ras pedaging (Gallus domesticus). Nilai FCR terendah yaitu pada perlakuan P3 (1,14).
4.
Pemberian variasi dosis probiotik cair pada pakan dapat menurunkan kolonisasi bakteri patogen Escherichia coli yang diisolasi dari feses ayam. Pada penelitian ini jumlah bakteri Escherichia coli pada media EMB sebanyak 0 CFU/mL. Total plate count bakteri tertinggi pada perlakuan P3 yaitu 2,63x1011.
73 SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
74
5.2
Saran Pemberian variasi dosis probiotik cair pada pakan pada perlakuan P3
(pemberian pakan + probiotik 45 mL/kg pakan) dapat diaplikasikan pada ayam ras pedaging
(Gallus
domesticus)
untuk
meningkatkan
pertumbuhan
dan
produktivitas.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z. 2002. Meningkatkan Produktivitas Ayam Ras Pedaging. Jakarta : Agromedia. Abun. 2008. Hubungan Mikroflora dengan Metabolisme dalam Saluran Pencernaan Unggas dan Monogastrik. Makalah ilmiah. Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak. Jatinangor : Fakultas Peternakan, Universitas Padjajaran. Adler HE. and Damassa A. 1980. Effect of Ingested Lactobacilli on Salmonella Infantisand Echerichia coli and on Intestinal Flora, Pasted Vents And Chicks Growth. Avian Diseases 24. 868-878. Agustina, L.S. Purwanti., D dan Zainuddin. 2007. Penggunaan probiotik (Lactobacillus sp.) Sebagai Imbuhan pakan broiler. http://peternakan.litbang.deptan.go.id/fullteks/semnas/pro07-97.pdf Amin, M.N., Sari, D.S., dan Meilawaty, Z. 2010. Prospek Probiotik dalam Pencegahan Agresifitas Resorbsi Osteoklastik Tulang Alveolar yang Diinduksi Lipopolisakarida (LPS) pada Penyakit Periodontal. Dentika Dental Journal. 150-153. Amrullah, I.K. 2004. Nutrisi Ayam Broiler. Cetakan III. Lembaga Satu Gunung budi. Bogor. Anggorodi, R. 1990. Ilmu Makanan Ternak Unggas. Penerbit Universitas Indonesia Jakarta : UI-Press. Anonim. 2014. Gambar Kandang Ayam Ras Pedaging. http://www.gambarkandang.com/2014/12/jenis-dan-model-kandang-ayam.html. diakses tanggal 22 November 2015 pukul 18.33. Anonim. 2006. Gambar peralatan kandang. http://peralatankandang.com/page/2/. Diakses tanggal 22 November 2015 pukul 18.47. Anonim. 2015. Rencana strategis kementrian pertanian 2015-2019. Kementrian Pendidikan. www.pertanian.go.id Anonim.2010. Jenis-jenis ayam. http://www..boksgoogle.com. Diakses pada 4 Juni 2016 pukul 19.50. Aprobi, A. 2012. Studi Awal Mengenai Pembuatan Surfaktan Dari Ampas Tebu.http://eprints.undip.ac.id/1558/1/research%28FORMAT_BARU%29.pdf. Diakses pada tanggal 24 Februari 2015, pukul 19.22 WIB.
xvi SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
xvii
Armand. 2008. Morfologi Lactobacillus acidophilus. Miloslav Kalab, Agriculture and Agri-Food Canada, Ottawa. Arslan, C. and M. Saattci. 2004. Effect of Probiotic Admininstation either as Feed Additive or by Drinking Water on Performance and Blood Parameters of Japanesse Quail. Arch. Geflugelk. 68 : 160 – 163. Avnimelech, Y. 1999. Carbon / Nitrogen Ratio as a Control Element in Aquaculture Systems.Israel : Israel Institute of Technology. Bahamdain, Lina. 2015. Characterization of Some Bacillus Strains Obtained from Marine Habitats Using Different Taxonomical Methods. Life Science Journal. Faculty of Science. King Abdul Aziz University, Jeddah, Saudi Arabia. Ballesta. 2010. The Acidic Protein Binding Site Is Partially Hidden in the Free Saccharomyces cerevisiae Ribosomal Stalk Protein P0. Centro de Biología Molecular “Severo Ochoa”, Consejo Superior de Investigaciones Científic as and Universid ad Autónoma de Madrid, Canto Blanco, 28049 Madrid, Spain. Bappenas. 2000. Tentang budidaya peternakan. Jakarta : Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan. Barrow, P. A. 1992. Probiotic for chicken. Probiotic: The scientific basis. Chapman &Hall. London. Batubara N., R. 2011. Optimasi Produksi Biosurfaktan oleh Pseudomonas aeruginosa dengan Variasi Sumber Karbon dan Nitrogen. Skripsi. Medan: Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Broadbent. 2008. Morfologi Lactobacillus casei. Utah State University. Bronze, M., Vilas-Boas, L., Catulo, L., and Peres, C. 2008. Use of Lactobacillus platarum in Treatments of Olive Mill Wastewater". Acta Hort. 637-644. Budiansyah, Agus. 2004. Pemanfaatan Probiotik dalam Meningkatkan Penampilan Produksi Ternak Unggas. Institut Pertanian Bogor. Cahyati A. 1998. Optimasi Media Sumber Karbon Dan Nitrogen Pada Produksi Bahan Aktif Bioinsektisida Bacillus thuringiensis subsp. kurstaki. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Petanian Bogor. Daud, M., W.G. Piliangdan I.P. dan Kompiang. 2007. Persentase dan Kualitas Ayam Pedaging yang Diberi Probiotik dan Prebiotik dalam Ransum. JITV 12 (3) : 167-174.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
xviii
De
Vries M., Vaughan E., Kleerebezem M., and De Vos W. 2006. Lactobacillus plantarum Survival, Functional and Potential Probiotic. International Dairy Journal. 1018-1028.
Diarlin, S. Ardiyati, T. 2014. Pengaruh Lactobacillus fermentum dan Lactobacillus salivarius dalam menghambat pertumbuhan bakteri patogen pada saluran pencernaan ayam pedaging (Gallus gallus domesticus). Skripsi. Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya. Ericson, K.L. 2000. Probiotic immunomodulation in health and disease. Journal of nutrition 130 (2S Suppl) 403s-409s. Etches, R. J. 1993. Reproduction in Poultry. Departement of Animal and Poultry Science. University of Guelph. Canada. Fadillah, R. 2013. Beternak Ayam Broiler. PT Agromedia Pustaka. Jakarta. Fadillah, R. 2000. Panduan Mengelola Peternakan Ayam Broiler Komersial. http://www.booksgoogle.com. Diakses pada 3 Juni 2016 pukul 22.50. Fatah. 2010. Pengaruh penambahan tepung daun katuk (Sauropus androgynus) dalam pakan ayam broiler terhadap kecernaan pakan, bobot badan, dan produksi cairan empedu. Majalah llmu Faal Indonesia. 9 (2): 29-34. Ferdinand, P.F., dan Ariebowo, M. 2007. Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XI SMA/MA Program IPA. Jakarta: Visindo Media Persada. Foot, A.S., S.Banes, Howkins, V.C. Nielsen, and Callahan JR.O.. 1976. Studies on Farm Livestock Waste. Agriculture Research Council. England. Fuller. 1992. Probiotics: The Scientific Basis. Chapman and Hall, London. Fuller. 1997. Probiotics 2. Aplication and Practical Aspects. 1st Ed. Chapman and Hall, London. Garrity, George M., J. A. Bell, and Lilburn, T. G. 2004. Taxonomic Outline of the Procaryotes Bergeys Manual of Systematic Bacteriology, 2nd Edition. New York: Springer New York. Greitzer. K. and R. Leitgeb. 1998. Evaluation of the effectiveness of antibiotic and probiotic growth promotors on the performance of fattening bulls. Bodenkultur 49(1): 51-69. Gunawan dan Sunandari. 2003. Pengaruh penggunaan probiotik dalam ransum terhadap produktivitas ayam. http://peternakan.litbang.deptan.go.id/fullteks/wartazoa/wazo133-2.pdf
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
xix
Guntoro. 2013. Penggunaan Probiotik Bio B untuk Unggas Pedaging. Diakses melalui http://guntorotech.com/penggunaan-probiotik-bio-b-untuk-unggaspedaging/. 14 Juni 2016 pukul 22.45. Haetami, Kiki, Abun, dan Yuniar M. 2008. Studi Pembuatan Probiotik Bas (Bacillus Licheniformis, Aspergillus niger, dan Saccharomyces cereviseae) sebagai Feed Suplement serta Implikasinya Terhadap Pertumbuhan Ikan Nila Merah. Fakultas Ilmu Kelautan Universitas Padjajaran. Bandung. Hanifah A. 2010. Taksonomi Ayam. Fakultas Pertanian Jurusan Peternakan UNS. Hardiningsih, R., dan N. Nurhidayat. 2006. Pengaruh Pemberian Pakan Hiperkolestrolemia terhadap Bobot Badan Tikus Putih Wistar yang Diberi Bakteri Asam Laktat. Jurnal Biodiversitas 7 (2) : 127 – 130. Harimurti S, dan Rahayu E.S. 2009. Morfologi usus ayam broiler yang disuplementasi dengan probiotik strain tunggal dan campuran. Jurnal Agritech. 29(3):179–83. Hery. 2009. DOC Puasa. http://www.broilerkita.blogspot 2009.com. diakses pada 10 Mei 2016 pukul 18.59 Hidayat, M. N. 2010. Perlekatan Mikroba Probiotik Pada Saluran Pencernaan ternak Unggas. http:// www. lambung satu.blogspot2010.com. diakses pada 15 Mei 2016 pukul 19.35. Hoover, D. G. 2000. Microorganism and Their Products in the Preservation of Foods. In : B.M. Lund, T.C.Baird- Parker, G.W. Gould (Eds). The Microbiological Safety and Quality of Food. Aspen Publisher, Maryland Husmaini. 2009. Isolation and identification of latic acid bacteria from waste processing virgin coconut oil with the Biolog Microstation. International Seminar and Workshop Biodiversity, Biotechnology and Crop Production. Padang. Istinganah, L. 2013. Penggunaan berbagai jenis probiotik dalam ransum terhadap produksi dan bobot telur ayam arab. Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Jayanata, C. E., dan Bagus H. 2011. 28 Hari Panen Ayam Broiler. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta. Jin, L. Z., Y. W. Ho, N. Abdullah, S. dan Jalaludin, 1998. Growth Performance, Intestinal Microbial Populations, and Serum Cholesterol of Broilers Fed Diets Containing Lactobacillus Cultures. Poultry Science. 77: 1259– 1265.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
xx
Juju, W. 1992. Ilmu Nutrisi Ternak Unggas. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Kartasudjana, R. dan Edjeng, S. 2006. Manajemen Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta. Kompiang, I.P. 2009. Pemanfaatan Mikroorganisme sebagai Probiotik untuk Meningkatkan Produksi Ternak Unggas di Indonesia. Jurnal Pengembangan Inovasi Pertanian 2 (3) : 177-191. Kumprechtova. D., P. Zobac and Kumprecht, I. 2000. The effect of Saccharomyces cerevisiae Sc47 on chicken broiler performance and nitrogen output. Czech. J. Anim. Sci. 44(5): 169-177. Kusnadi, U. 1993. Hasil Penelitian Usaha TaniTernakTerpadu di Dataran Tinggi Jawa Tengah. Balai Penelitian Ternak Bogor. Kusumaningrum, A I. 2008. Pemberian Probiotik Asam Laktat dalam Air Minum Terhadap Berat Badan Akhir dan Persentase Karkas pada Ayam Broiler Strain Hubbard Umur 35 Hari. Fakultas Kedokeran Hewan Universitas Airlangga. Surabaya. Lacy and L.R. Vest. 2000. Improving Feed Conversion in Ayam Pedaging : A. guide for growers. Diakses melalui http://www.ces.uga.edu/pubcd.c:793w.html. Diakses 18 November 2015. Lee, Y.K and Salminen, S. 1999. Handbook of Probiotics and Prebiotics, 2nd Edition. Leeson, S. and J.D. Summer. 1996. Commercial Poultry Nutrition. 2nd Ed. University Books. University of Guelph. Guelph, Ontario, Canada. Lopez, J. 2000. Probiotic in Animal Nutrition. Recent advances in Animal Nutrition. Asian Australian Journal Animal Science: 1238-1246. Mahdavi, A.H., Rahman, H.R. and Pourreza, J. 2005. Effect of probiotic supplements on egg quality and laying hen’s performance. Int.j.poult. sci. Medicinus. 2009. Bakteri probiotik Meningkatkan Imunitas Tubuh. Bandung. Morikawa, M., Shinji K., Mitsuru H., Kazufumi T., Steve B., Roberto K., and Shigenori K. 2006. Biofilm Formation by a Bacillus Subtilis Strain that Prduces γ-Polyglutamate. Journal of Microbiology. Departement of Material and Life Science. Osaka University Japan. Murtidjo, B. A. 1987. Mengelola Itik. Kanisius. Yogyakarta.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
xxi
Murtidjo. 2003. Pedoman Beternak Ayam Broiler. Kanisius, Yogyakarta. North, M.O dan D.D. Bell. 1990. Commercial Chicken Production Manual,4th Edit. Chapman and bHall. New York. USA. Novel, S. S. dan R. Safitri, 2009. Manfaat Bakteri Probiotik untuk Kesehatan Manusia. Medicinus. 22(3): 122-124. Noverdiman, Yusrizal., F. Manin., Yatno. 2012. Pengaruh Penggunaan Kombinasi Probiotik Dan Prebiotik (Simbiotik) Bungkil Inti Sawit (Bis) Fermentasi Terhadap Penurunan Emisi Amonia Feses, Status Kesehatan dan Performans Ayam Petelur. Fakultas Peternakan Universitas Jambi. Jambi. Owings, W.J., Reynolds, D.L., Hasiak, R.J. and Ferket, R. 1990. Influence of dietary supplementation with Streptococcus faecium M-74 on broiler body weight, feed conversion, carcass characteristics and intestinal microbial colonization. Poult, Sci. 69:1257-1264. Pelczar, M. J. dan Chan, E. C. S. 2010. Dasar-dasar Mikrobiologi 1. Jakarta: Universitas Indonesia. Pelczar. 2012. Dasar-dasar Mikrobiologi 2. Jakarta: Universitas Indonesia. Prado, F.C., Parada, J.L., Pandey, A., and Soccol, C.R. (2008). Trends in non-dairy probiotic beverages. Food Research International, 41, 111–123. Preston. 1987. Matching ruminant production systems with available resources in the tropics and subtropics. Penambul Books: Armidale, N.S.W. Feedipedia Rasyaf, M. 2003. Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya. Jakarta. Rasyaf, M. 2008. Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya. Jakarta. Hal. 6-7. Rasyaf, M. 1997. Penyajian Makanan Ayam Petelur. Kanisius, Yogyakarta. Rasyaf, M. 1995. Pengelolaan Usaha Peternakan Ayam Pedaging. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Ray, B. 1996. Probiotics of Lactic Acid Bacteria: Science or Myth? In Lactic Acid Bacteria: Current Advance in Metabolism, Genetics, and Application. Springer-Verlag, Germany. Ray B, and Bhunia A. 2008. Fundamental Food Microbiology. Ed ke-4. London: CRC Pr. Santoso, U. 1987. Limbah Bahan Ransum yang Rasional. PT Bharata Karya Aksara, Jakarta.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
xxii
Santoso, U.K., Ohtani, Tanaka dan Sukaida. 1999. Dried Bacillus subtilis Culture reduced ammonia gas release in poultry house. Asian-australian J .Anim. Sc. 12 (5): 667-842. Siregar, Z. 2005. Pengaruh Suplementasi Enzim Selulosa Pada Pakan yang Mengandung Bungkil Inti Sawit Terhadap Penampilan Ayam Broiler Strain Bromo, Tesis .Program Pasca Sarjana Unibraw, Malang. Soeharsono, 2010. Probiotik Basis Ilmiah, Aplikasi dan Aspek Praktis. Widya Padjadjaran, Bandung. Smith, H.W. 2008. The development of theflora of the alimentary tract in younganimals. J. Pathol. Bacteriol. 90: 495-513. Smith, H.W. 1965. The development of the flora of the alimentary tract in young animals. Journal of pathology and bacteriology 90. 495-513. Suharto, W., dan Rosanto. 1993. Dua Dosen UNS Temukan starbio untuk Penggemukan Ternak Sapi. Harian Jawa Pos. 8 September 1993. Suprijatna, E. dan Kertasudjana, R. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta. Surisdiarto dan Koentjoko. 1990. Ilmu Makanan Ternak Khusus Non Ruminanasia. Malang: Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Tamalludin, F. 2014. Panduan Lengkap Ayam Broiler. Penerbit Swadaya. Jakarta. Tillman, A.D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo,S. Prawirokusumo dan S. Lebdosoekodjo. 1984. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. UC Davis. 2014. Morfologi Lactobacillus fermentum. University of California. Vernazza, C.L., B.A. Rabiu, and G.R. Gibson. 2006. Human Colonic Microbiology and the Role of Dietary Intervention: Introduction to Prebiotics. Prebiotics: Development and Application. John Wiley & Sons, Ltd Watkins, B.A. 1983. Colonization of Lactobacillus acidophilus in gnotobiotic chicks. Poultry science 62, 2152-7. Wang, D., I.C. Cooney, C., L. Demain, A., L. Dunhill, P. Humprey, A., E. and Lily, M., M. 1979. Fermentation and Enzym Technology. London: Willey Interscience.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
xxiii
Wididana, G.D.S. dan T. Higa. 1996. Penuntun Bercocok Tanam Padi dengan Teknologi Effective Microorganism-4 (EM-4). Seri Pertanian Akrab Lingkungan. Widodo, E, O. Sjofjan. dan Surisdiarto. 2002. Petunjuk Praktikum Ilmu Makanan Ternak Khusus Non Ruminansia. Winarsih, W. 2005. Pengaruh Probiotik dalam Pengendalian Slamonellosis Subklinis pada Ayam Gambaran Patologis danPerforman. Tesis. Pasca Sarjana. Intitut Pertanian Bogor. Wiradisastra, M.D. 1986. Efektivitas Keseimbangan Energi dan Asam Amino dan Efisiensi Absorpsi dalam Memenuhi Persyaratan Kecepatan Tumbuh Ayam Pedaging. Disertasi. Fakultas Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Wiryawan K. G., Sriasih, M. dan Winata, I. D. P. 2007. Penampilan Ayam Pedaging yang Diberi Probiotik (EM-4) sebagai Pengganti Antibiotik. Universitas Mataram. Lombok Barat. Wresdiyati, T. 2013. Probiotik Indigenus Meningkatkan Profil Kesehatan Usus Halus Tikus yang Diinfeksi Enteropathogenic E. coli. Medical journal. Bandung. Yacob, J. Lien, C.P. 2008. Effects of probiotic Lactobacillus salivarius W24 on the compositional stability of oral microbial communities. archives of oral biology 54 (2009) 132 – 137.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
LAMPIRAN 1. Data berat badan ayam (g) selama pemeliharaan (5 minggu) Perlakuan
P0
SKRIPSI
Ulangan 1. K 2. I 3.U 4.M 5.MI 6.MK 7.UK
1 125 126 125 127 126 125 125
P1
1. K 2. I 3.U 4.M 5.MI 6.MK 7.UK
126 125 125 126 125 125 126
P2
1. K 2. I 3.U 4.M 5.MI 6.MK 7.UK
126 125 125 126 126 125 125
P3
1. K 2. I 3.U 4.M 5.MI 6.MK 7.UK
125 125 125 126 126 125 125
Berat Ayam Minggu Ke2 3 4 200 400 800 180 425 850 170 380 900 180 400 850 200 425 800 200 400 800 180 400 850 Rata-rata Standar deviasi 400 700 1150 350 560 1150 380 620 1100 400 630 1100 360 600 1100 360 600 1130 250 550 1150 Rata-rata Standar deviasi 400 700 1300 350 560 1030 400 630 1100 450 730 1300 360 610 1100 360 600 1150 250 550 1000 Rata-rata Standar deviasi 350 600 1100 380 660 1200 400 700 1300 350 660 1300 360 630 1300 400 660 1200 360 650 1250 Rata-rata Standar deviasi
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
5 1100 1150 1200 1200 1100 1000 1200 7950 1135,71 1350 1300 1250 1300 1250 1250 1350 9050 1292,86 1550 1300 1400 1500 1350 1400 1400 9900 1414,29 1800 1650 1500 1700 1650 1750 1600 11650 1664,29
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
P4
1. K 2. I 3.U 4.M 5.MI 6.MK 7.UK
125 126 127 126 125 126 125
P5
1. K 2. I 3.U 4.M 5.MI 6.MK 7.UK
127 126 126 125 126 125 125
340 500 360 650 380 540 400 700 380 600 400 630 400 650 Rata-rata Standar deviasi 340 500 360 650 380 600 380 600 400 650 300 500 400 650 Rata-rata Standar deviasi
1000 1300 1050 1310 1130 1100 1200
1000 1300 1050 1150 1100 1000 1200
1500 1600 1350 1800 1500 1500 1500 10750 1535,71 1400 1450 1500 1450 1400 1450 1400 10050 1435,71
Keterangan : K : Kuning I : Hijau U : Ungu M : Merah MI : Merah Hijau MK : Merah Kuning UK : Ungu Kuning IK : Hijau Kuning *Warna yang digunakan untuk membedakan individu ayam yang diukur berat badannya. Pemberian warna pada sayap dan kepala ayam.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2. Data Pertambahan Berat Badan Ayam Selama Perlakuan Perlakuan
P0
Ulangan 1. K 2. I 3.U 4.M 5.MI 6.MK 7.UK
Rata-rata ± Stdev
P1
274 225 255 274 235 235 124 231,71 ± 51,296
300 210 240 230 240 240 300 251,43 ± 34,847
450 590 480 470 500 530 600 517,14 ± 58,797
200 150 150 200 150 120 200 167,14 ± 32,514
1. K 2. I 3.U 4.M 5.MI 6.MK 7.UK
274 225 275 324 234 235 125 241,71 ± 61,816
300 210 230 280 250 240 300 258,57 ± 35,322
600 470 470 570 490 550 450 514,29 ± 58,269
250 270 300 200 250 250 400 274,29 ± 62,944
1. K 2. I 3.U 4.M 5.MI 6.MK 7.UK
225 255 275 224 234 275 235 246,14 ± 22,184
250 280 300 310 270 260 290 280,00 ± 21,602
500 540 600 640 670 540 600 584,29 ± 60,514
700 450 200 400 350 550 350 428,57 ± 160,357
Rata-rata ± Stdev
P3
Rata-rata ± Stdev
SKRIPSI
4 ke 5 300 300 300 350 300 200 350 300,00± 50,000
1. K 2. I 3.U 4.M 5.MI 6.MK 7.UK
Rata-rata ± Stdev
P2
Pertambahan Berat Ayam (gram) 2 ke 3 3 ke 4 200 400 245 425 210 520 220 450 225 375 200 400 220 450 217,14±15,7 431,43±47,8 61,57±12,6 74 46 1 ke 2 75 54 45 53 74 75 55
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
P4
1. K 2. I 3.U 4.M 5.MI 6.MK 7.UK
215 234 253 274 255 274 275 254,29 ± 22,962
160 290 160 300 220 230 250 230,00 ± 55,976
500 650 510 610 530 470 550 545,71 ± 63,733
500 300 300 490 370 400 300 380,00 ± 87,750
1. K 2. I 3.U 4.M 5.MI 6.MK 7.UK
213 234 254 255 274 175 275 240,00 ± 36,037
160 290 220 220 250 200 250 227,14 ± 41,519
500 650 450 550 450 500 550 521,43 ± 69,864
400 150 450 300 300 450 200 321,43 ±118,523
Rata-rata ± Stdev
P5
Rata-rata ± Stdev
Keterangan : K : Kuning I : Hijau U : Ungu M : Merah MI : Merah Hijau MK : Merah Kuning UK : Ungu Kuning IK : Hijau Kuning *Warna yang digunakan untuk membedakan individu ayam yang diukur berat badannya. Pemberian warna pada sayap dan kepala ayam.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
3. Data Produktivitas Ayam Ras Pedaging (Berat badan ayam saat panen) Perlakuan
P0
P1
P2
P3
P4
P5
SKRIPSI
Ulangan
Produktivitas Ayam (g)
1. K 2. I 3.U 4.M 5.MI 6.MK 7.UK 1. K 2. I 3.U 4.M 5.MI 6.MK 7.UK 1. K 2. I 3.U 4.M 5.MI 6.MK 7.UK 1. K 2. I 3.U 4.M 5.MI 6.MK 7.UK 1. K 2. I 3.U 4.M 5.MI 6.MK 7.UK 1. K 2. I
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
1100 1150 1200 1200 1100 1000 1200 1350 1300 1250 1300 1250 1250 1350 1550 1300 1400 1500 1350 1400 1400 1800 1650 1500 1700 1650 1750 1600 1500 1600 1350 1800 1500 1500 1500 1400 1450
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
3.U 4.M 5.MI 6.MK 7.UK
1500 1450 1400 1450 1400
Keterangan : K : Kuning I : Hijau U : Ungu M : Merah MI : Merah Hijau MK : Merah Kuning UK : Ungu Kuning IK : Hijau Kuning *Warna yang digunakan untuk membedakan individu ayam yang diukur berat badannya. Pemberian warna pada sayap dan kepala ayam.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
4.
Tabel Perhitungan Mikroba Probiotik OD (Optical No. Mikroba Probiotik Density)
5.
SKRIPSI
Jumlah mikroba (CFU/mL)
1
Lactobacillus fermentum
0,7
3,0 x 109
2
Lactobacillus plantarum
0,7
3,7 x 1010
3
Lactobacillus acidophilus
0,9
1,26 x 1011
4
Lactobacillus casei
1
6,7 x 1011
5
Bacillus subtilis
0,8
5,3 x 1011
6
Bacillus licheniformis
0,85
3,4 x 1010
7
Saccharomyces cereviceae
1,1
8,23 x 1011
TPC Konsorsium Mikroba dalam Molase No.
Media Selektif
Jumlah mikroba (CFU/mL)
1
NA
1,32 x 1011
2
MRSA
5,76 x 1011
3
PDA
1,41 x 1011
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
6.
Analisis Statistik Data Pertumbuhan Ayam Ras Pedaging
6.1 Deskripsi data Descriptives pertambahan_berat_badan N
Std.
Std.
95% Confidence
Deviation
Error
Interval for Mean Lower
Upper
Bound
Bound
Minimum
Maximum
p0m12
7
61,57
12,674
4,790
49,85
73,29
45
75
p0m23
7
217,14
15,774
5,962
202,55
231,73
200
245
p0m34
7
431,43
47,846
18,084
387,18
475,68
375
520
p0m45
7
300,00
50,000
18,898
253,76
346,24
200
350
p1m12
7
231,71
51,296
19,388
184,27
279,15
124
274
p1m23
7
251,43
34,847
13,171
219,20
283,66
210
300
p1m34
7
517,14
58,797
22,223
462,76
571,52
450
600
p1m45
7
167,14
32,514
12,289
137,07
197,21
120
200
p2m12
7
241,71
61,816
23,364
184,54
298,88
125
324
p2m23
7
258,57
35,322
13,350
225,90
291,24
210
300
p2m34
7
514,29
58,269
22,023
460,40
568,18
450
600
p2m45
7
274,29
62,944
23,790
216,07
332,50
200
400
p3m12
7
246,14
22,184
8,385
225,63
266,66
224
275
p3m23
7
280,00
21,602
8,165
260,02
299,98
250
310
p3m34
7
584,29
60,514
22,872
528,32
640,25
500
670
p3m45
7
428,57
160,357
60,609
280,27
576,88
200
700
p4m12
7
254,29
22,962
8,679
233,05
275,52
215
275
p4m23
7
230,00
55,976
21,157
178,23
281,77
160
300
p4m34
7
545,71
63,733
24,089
486,77
604,66
470
650
p4m45
7
380,00
87,750
33,166
298,85
461,15
300
500
p5m12
7
240,00
36,037
13,621
206,67
273,33
175
275
p5m23
7
227,14
41,519
15,693
188,74
265,54
160
290
p5m34
7
521,43
69,864
26,406
456,82
586,04
450
650
p5m45
7
321,43
118,523
44,797
211,81
431,04
150
450
168
321,89
145,653
11,237
299,71
344,08
45
700
Total
SKRIPSI
Mean
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
6.2
Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test pertambahan_b erat_badan N
168
Normal Parameters
Mean
a,b
Std. Deviation
Most Extreme Differences
321,89 145,653
Absolute
,203
Positive
,203
Negative
-,094
Kolmogorov-Smirnov Z
2,626
Asymp. Sig. (2-tailed)
,000
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
6.3
Uji Kruskal-Walis Test Statistics
a,b
pertambahan_b erat_badan Chi-Square Df Asymp. Sig.
130,125 23 ,000
a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: kombinasi
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
6.3
Uji Mann-Whitney 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
SKRIPSI
2 S
3 S S
4 S S S
5 S TS S S
6 S S S TS TS
7 S S S S S S
8 S S S S S S S
9 S TS S TS TS TS S S
10 S S S TS TS TS S S TS
11 S S S S S S TS S S S
12 S S S TS TS TS S S TS TS S
13 S S S S TS TS S S TS TS S TS
14 S S S TS S TS S S TS TS S TS S
15 S S S S S S S S S S TS S S S
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
16 S S TS S S S TS S S S TS TS S S TS
17 S S S S TS TS S S TS TS S TS TS TS S S
18 S TS S S TS TS S S TS TS S TS TS TS S S TS
19 S S S S S S TS S S S TS S S S TS TS S S
20 S S TS TS S S S S S S S S S S S TS S S S
21 S TS S S TS TS S S TS TS S TS TS S S S TS TS S S
22 S TS S S TS TS S S TS TS S TS TS S S S TS TS S S TS
23 S S S S S S TS S S S TS S S S TS TS S S TS S S S
24 S TS TS TS TS TS S S TS TS S TS TS TS S TS TS TS S TS TS TS S
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
7.
Analisis Statistik Produktivitas Ayam Ras Pedaging
7.1 Deskripsi data Descriptives Produktivitas N
Mean
Std.
Std.
95% Confidence Interval
Deviation
Error
for Mean Lower
Upper
Bound
Bound
Minimum
Maximum
p0
7
1135,71
74,801
28,272
1066,53
1204,89
1000
1200
p1
7
1292,86
44,987
17,003
1251,25
1334,46
1250
1350
p2
7
1414,29
85,217
32,209
1335,47
1493,10
1300
1550
p3
7
1664,29
98,802
37,344
1572,91
1755,66
1500
1800
p4
7
1535,71
137,581
52,001
1408,47
1662,96
1350
1800
p5
7
1435,71
37,796
14,286
1400,76
1470,67
1400
1500
Tot
42
1413,10
188,725
29,121
1354,28
1471,91
1000
1800
al
7.2
Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Produktivitas
N Normal Parameters
42 a,b
Most Extreme Differences
Mean
1413,10
Std. Deviation
188,725
Absolute
,108
Positive
,108
Negative
-,068
Kolmogorov-Smirnov Z
,702
Asymp. Sig. (2-tailed)
,708
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
7.3
Uji Homogenitas Data Test of Homogeneity of Variances
Produktivitas Levene Statistic
df1
1,356
7.4
df2 5
Sig. 36
,264
Uji One way anova ANOVA
Produktivitas Sum of Squares Between Groups
7.5
Mean Square
1190297,619
5
238059,524
270000,000
36
7500,000
1460297,619
41
Within Groups Total
df
F
Sig.
31,741
,000
Uji Duncan Produktivitas a
Duncan
perlakuan
N
Subset for alpha = 0.05 1
2
3
4
p0
7
p1
7
p2
7
1414,29
p5
7
1435,71
p4
7
p3
7
Sig.
5
1135,71 1292,86
1535,71 1664,29 1,000
1,000
,646
1,000
1,000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 7,000.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
8.
Dokumentasi
Peremajaan isolat mikroba probiotik pada media NA dan PDA miring
Penanaman isolat mikroba probiotik pada media yeast ekstract dan glucosa 1%
Hasil TPC Pada Isolat mikroba Probiotik pada media NA
DOC (Day Old Chick) ayam ras pedaging umur 7 hari
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Kondisi Kandang bagian luar dan dalam (sekat antar perlakuan)
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Probiotik yang akan di spray pada pakan ayam
Proses penimbangan
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
WENDA PRATIWI