ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR PADA PAKAN DENGAN FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN BERBEDA DALAM PENINGKATAN PERTUMBUHAN IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)
SKRIPSI
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
PROGRAM STUDI S1-BIOLOGI DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA 2016
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
E d i t e d b y F o x i t R e a d e r C o p y r i g h t ( C ) b y F o x i t C o r p o r a t i o n , 2 0 0 5 2 0 1 0 F o r E
ADLN – UNIVERSITAS AIRLANGGA ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR… PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR...
HILDA LOLITA DEVI APRILIA HILDA LOLITA DEVI APRILIA
E d i t e d b y F o x i t R e a d e r C o p y r i g h t ( C ) b y F o x i t C o r p o r a t i o n , 2 0 0 5 2 0 1 0 F o r E
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI
Skripsi ini tidak dipublikasikan, namun tersedia di perpustakaan dalam lingkungan Universitas Airlangga. Diperkenankan untuk dipakai sebagai referensi kepustakaan, tetapi pengutipan seizin penulis dan harus menyebutkan sumbernya sesuai kebiasaan ilmiah. Dokumen skripsi ini merupakan hak milik Universitas Airlangga.
iv SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Alhamdulilah kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayahNya yang telah memberikan kekuatan lahir dan batin kepada penulis, sehingga mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Pemanfaatan Probiotik Cair Pada Pakan Dengan Frekuensi Pemberian Pakan Berbeda Dalam Peningkatan Pertumbuhan Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)” dengan lancar. Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat kelulusan program studi S1-Biologi Universitas Airlangga. Dalam penyusunan skripsi ini tentu tidak akan berhasil tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang terkait. Untuk itu penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan, bantuan, dan dorongan kepada penulis. Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan proposal ini, sehingga memerlukan perbaikan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Surabaya, 30 Juni 2016 Penulis
Hilda Lolita Devi Aprilia
v SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
UCAPAN TERIMA KASIH Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan naskah skripsi ini. Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan doa dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Tri Nurhariyati, S.Si., M.Kes. selaku dosen pembimbing pertama sekaligus penguji I yang telah memberikan banyak bimbingan dan ilmu yang bermanfaat serta koreksi dan dukungan selama masa perkuliahan, penelitian, dan penulisan skripsi ini.
2.
Sugiharto, S.Si., M.Si selaku dosen pembimbing kedua sekaligus penguji II yang telah memberikan banyak bimbingan dan ilmu yang bermanfaat serta koreksi dan dukungan selama masa perkuliahan, penelitian, dan penulisan skripsi ini.
3.
Drs. Agus Supriyanto, M.Kes. selaku dosen pembimbing ketiga sekaligus penguji III yang telah memberikan banyak bimbingan dan ilmu yang bermanfaat serta koreksi dan dukungan selama masa perkuliahan, penelitian, dan penulisan skripsi ini.
4.
Drs. Trisnadi W.L.C.P, M.Si. selaku dosen penguji IV yang telah memberikan banyak bimbingan dan ilmu yang bermanfaat serta koreksi dan dukungan selama masa perkuliahan, penelitian, dan penulisan skripsi ini.
5.
Prof. Dr. Bambang Irawan, M.Sc. selaku dosen wali yang telah banyak memberikan bimbingan dan nasehat selama masa perkuliahan. vi
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
6.
Seluruh staf Departemen Biologi yang banyak membantu dalam hal sarana dan prasarana selama penelitian ini berlangsung.
7.
Ayah dan ibu tercinta, Bpk. Mudjiono dan Ibu Ngatini serta adik-adik saya Indah dan Erlin yang telah memberikan kasih sayang yang tak terhingga.
8.
Bapak Siyo Sucipto dan Bunda Sumartin serta Mas Bayu Angga tersayang yang telah banyak memberi dukungan, cinta dan semangat.
9.
Pak Suwarni selaku laboran Lab. Mikrobiologi yang sudah banyak membantu saat penelitian di laboratorium.
10.
Pak Agung Wicaksono yang sudah mendukung sarana dan kebutuhan penelitian selama di Jombang.
11.
Pak Ababil, Pak Sodik dan Mas Huda yang telah banyak membantu saat penelitian dilakukan di lapangan.
12.
Keluarga besar Bapak Agus dan Ibu Nanik Handayani yang banyak membantu saat tinggal di Jombang.
13.
Fau dan Ami yang sudah berjuang bersama selama penelitian mulai awal sampai akhir. Canda tawa, tangis, jatuh, dan bangkit sudah dirasakan bersama.
14.
Laboran Lab. Basic Science, Mas A. Saiful Arif yang sudah banyak memberi saran tentang penelitian ini.
15.
Sahabatku Lira dan Lutfi Febri yang setia menemani suka dan duka mulai awal kuliah. Terima kasih untuk persahabatan ini.
16.
Rekan proyek akuakuktur, Ami, Fauziah, Nadhif, Rudi, Erick atas kerjasamanya selama proyek berlangsung. vii
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
17.
Rekan-rekan yang bekerja di Lab. Mikrobiologi FST UA, Aulia, Tama, Wenda, Ryan, Amanda, Nadia, Bayu, Mbak Nastiti, dan rekan-rekan lain yang sudah banyak membantu selama bekerja di laboratorium.
18.
Rekan-rekan seperjuangan Biologi angkatan 2012 yang telah berjuang bersama selama ini.
Surabaya, 30 Juni 2016 Penulis
Hilda Lolita Devi Aprilia
viii SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Hilda Lolita Devi Aprilia, 2016. Pemanfaatan Probiotik Cair pada Pakan Dengan Frekuensi Pemberian Pakan Berbeda dalam Peningkatan Pertumbuhan Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus). Skripsi ini di bawah bimbingan Tri Nurhariyati, S.Si., M.Kes. dan Sugiharto, S.Si., M.Si., Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan pemberian pakan berprobiotik dengan frekuensi berbeda terhadap panjang dan berat akhir, nilai laju pertumbuhan panjang (L), nilai laju pertambahan berat (W), nilai survival rate (SR), dan nilai efisiensi pemanfaatan pakan (EPP) ikan lele dumbo (Clarias gariepinus). Probiotik mengandung 3 kelompok bakteri yaitu bakteri penghasil bakteriosin (Bacillus subtilis, Bacillus licheniformis, Bacillus megaterium), bakteri asam laktat (Lactobacillus plantarum dan Lactobacillus fermentum), dan bakteri nitrifikasi (Nitrosomonas sp. dan Nitrobacter sp.). Penelitian ini bersifat eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Terdapat 7 perlakuan yaitu kontrol dan perlakuan yang diberi pakan berprobiotik dengan frekuensi setiap hari (P1), 3 hari sekali (P2), 5 hari sekali (P3), 7 hari sekali (P4), 10 hari sekali (P5), 14 hari sekali (P6). Data panjang akhir dianalisis menggunakan ANOVA satu arah kemudian dilanjutkan uji Duncan pada taraf 5%. Data berat akhir dianalisis menggunakan Kruskal-Wallis dan dilanjutkan uji Mann-Whitney dengan taraf 5%. Sedangkan nilai L, W, SR, dan EPP diuji secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan berprobiotik dengan frekuensi yang berbeda menunjukkan perbedaan panjang dan berat akhir ikan lele dumbo. Frekuensi pemberian pakan berprobiotik dalam 7 hari sekali (P4) menunjukkan hasil yang optimal terhadap panjang dan berat akhir ikan lele dumbo. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata panjang dan berat akhir berturut-turut sebesar 20,34 ± 1,41 cm dan 62,36 ± 10,77 g. Perlakuan P4 juga menunjuukan nilai terbesar pada nilai L (1,69%/hari), W (4,59%/hari), dan EPP (234,16%). Sedangkan nilai SR terbesar terdapat pada perlakuan P3 dan P5 masing-masing sebesar 96,67%.
Kata kunci : probiotik, lele dumbo (Clarias gariepinus), pertumbuhan, survival rate.
ix SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Hilda Lolita Devi Aprilia, 2016. Utilization of Liquid Probiotic in Feed with Different Frequencies for The Growth of Dumbo Catfish (Clarias gariepinus). This research was under supervision by Tri Nurhariyati, S.Si., M.Kes. and Sugiharto, S.Si., M.Si., Department of Biology, Faculty of Science and Technology, Airlangga University, Surabaya
ABSTRACT
The aims of this research were to find out the differences between treatments of addition probiotic in feed with different frequencies on final lenght and final weight, length growth rate (L), weight growth rate (W), survival rate (SR), and feed utilization efficiency (FUE) of the dumbo catfish (Clarias gariepinus). Probiotic consists of three groups of bacteria such as bacteriocin producing bacteria (Bacillus subtilis, Bacillus licheniformis, Bacillus megaterium), lactic acid producing bacteria (Lactobacillus plantarum and Lactobacillus fermentum), and nitrogen fixing bacteria (Nitrosomonas sp. and Nitrobacter sp.). This research is experimentally design with complete randomized design (CRD). There are 7 treatments such as control and treatments that have been given feed containing probiotics with frequencies every day (P1), every 3 days (P2), every 5 days (P3), every 7 days (P4), every 10 days (P5), and every 14 days (P6). The data of final catfish length are analized by one way ANOVA test and to be continued by Duncan test at 5% level. The data of final catfish weight are analyzed by Kruskal-Wallis test and to be continued by MannWhitney test at 5% level. The value of the L, W, SR, and FUE are analized descriptively. The results of this research showed that giving feed containing probiotics with different frequencies showed the different result on the final length and final weight. Giving feed containing probiotics every 7 days (P4) is the optimal result on the final length and final weight of the dumbo catfish. This is indicated by the average of final length and final weight are respectively 20,34 ± 1,41 cm and 62,36 ± 10,77 g. P4 also showed the best value on L (1,69%/day), W (4,59%/day), and FUE (234,16%). The best value of SR is on P3 and P5 are respectively 96,67%.
Keywords : probiotics, the dumbo catfish (Clarias gariepinus), growth, survival rate. .
x SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. ii LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii PEDOMAN PENGGUNAAN SKRIPSI ......................................................... iv KATA PENGANTAR ...................................................................................... v UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................ vi ABSTRAK ......................................................................................................... ix ABSTRACT ........................................................................................................ x DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 5 1.3 Asumsi Penelitian ................................................................................ 5 1.4 Hipotesis Penelitian ............................................................................. 7 1.4.1 Hipotesis Kerja............................................................................ 7 1.4.2 Hipotesis Statistik ....................................................................... 7 1.5 Tujuan Penelitian ................................................................................. 8 1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................... 8 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2 Tinjauan Umum Ikan Lele Dumbo ...................................................... 10 2.2 Sistem Pencernaan pada Ikan Lele....................................................... 13 2.2.1 Saluran Pencernaan ..................................................................... 14 2.2.2 Kelenjar Pencernaan ................................................................... 15 2.3 Tinjauan Umum Probiotik ................................................................... 16 2.3.1 Bakteri Bacillus ........................................................................... 19 2.3.2 Bakteri Asam Laktat ................................................................... 23 2.3.3 Bakteri Nitrifikasi ....................................................................... 27 2.4 Mekanisme Kerja Probiotik dalam Saluran Pencernaan Ikan .............. 31 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan .......................................................... 33 3.2 Alat dan Bahan ..................................................................................... 33 3.2.1 Bahan Penelitian ......................................................................... 33 3.2.2 Alat Penelitian ............................................................................. 34 3.3 Rancangan Percobaan .......................................................................... 34 3.3.1 Variabel Penelitian ...................................................................... 35 3.4 Prosedur Kerja ..................................................................................... 36 3.4.1 Tahap Sebelum Dilakukan Perlakuan di Lapangan .................... 36 3.4.2 Tahap Pemeliharaan Ikan Lele Dumbo ...................................... 39 3.4.3 Tahap Pemanenan ....................................................................... 39 xi SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
3.4.4 Prosedur Pengumpulan Data ....................................................... 41 3.4.5 Parameter Pengamatan ................................................................ 41 3.4.6 Analisis Data ............................................................................... 43 3.4.7 Skema Prosedur Penelitian ......................................................... 45 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian .................................................................................... 47 4.1.1 Hasil Pengukuran Panjang dan Analisa Panjang Akhir Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) ............................................... 47 4.1.2 Hasil Pengukuran Berat dan Analisa Berat Akhir Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) ....................................................... 50 4.1.3 Hasil Perhitungan Nilai Survival Rate (Tingkat Kelulushidupan) .......................................................................... 53 4.1.4 Hasil Pengukuran Nilai Efisiensi Pemanfaatan Pakan (EPP) ..... 54 4.1.5 Hasil Pengukuran Parameter Sekunder ....................................... 55 4.2 Pembahasan .......................................................................................... 58 4.2.1 Pengukuran Panjang dan Analisa Panjang Akhir Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) ....................................................... 58 4.2.2 Laju Pertumbuhan Panjang Ikan Lele Dumbo ............................ 59 4.2.3 Pengukuran Berat dan Analisa Berat Akhir Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) .................................................................... 60 4.2.4 Laju Pertumbuhan Berat Ikan Lele Dumbo ................................ 61 4.2.5 Nilai Survival Rate (Tingkat Kelulushidupan) Ikan Lele Dumbo......................................................................................... 62 4.2.6 Nilai Efisiensi Pemanfaatan Pakan ............................................. 62 4.2.7 Parameter Suhu dan pH Air Selama Masa Pemeliharaan) .......... 63 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 65 5.2 Saran .................................................................................................... 66 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 67 LAMPIRAN
xii SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul
Halaman
2.1
Ikan Lele Dumbo ................................................................................... 11
2.2
Bakteri Bacillus subtilis dengan SEM ................................................... 20
2.3
Bakteri Bacillus megaterium dengan SEM ............................................ 21
2.4
Bakteri Bacillus licheniformis dengan mikroskop cahaya ..................... 23
2.5
Bakteri Lactobacillus plantarum dengan SEM...................................... 25
2.6
Bakteri Lactobacillus fermentum dengan SEM ..................................... 26
2.7
Nitrosomonas europea pada SEM ......................................................... 29
2.8
Nitrobacter winogradsky dengan SEM .................................................. 30
3.1
Skema Prosedur Penelitian..................................................................... 45
4.1
Grafik nilai rata-rata panjang akhir ikan lele dumbo pada setiap perlakuan ............................................................................................... 49
4.2
Grafik nilai laju pertumbuhan panjang ikan lele dumbo pada setiap perlakuan ..................................................................................... 49
4.3
Grafik rata-rata grafik berat akhir ikan lele dumbo pada setiap Perlakuan ............................................................................................... 52
4.4
Grafik nilai laju pertumbuhan berat ikan lele dumbo pada setiap perlakuan ..................................................................................... 52
4.5
Grafik nilai survival rate ikan lele dumbo pada setiap perlakuan ......... 54
4.6
Grafik nilai efisiensi pemanfaatan pakan pada setiap perlakuan ........... 55
xiii SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul
Halaman
2.1
Komposisi gizi pada ikan lele ........................................................ 13
2.2
Kandungan asam amino essensial pada ikan lele .......................... 13
4.1
Rata-rata panjang ikan lele dumbo dan nilai laju pertumbuhan panjang (L) pada setiap perlakuan ................................................. 48
4.2
Rata-rata berat dan nilai laju pertumbuhan berat (W) ikan lele Dumbo pada setiap perlakuan ........................................................ 51
4.3
Nilai SR dan jumlah ikan lele dumbo saat awal dan saat panen .............................................................................................. 53
4.4
Nilai efisiensi pemanfaatan pakan pada setiap perlakuan .............. 55
4.5
Nilai ph air selama masa pemeliharaan.......................................... 56
4.6
Nilai suhu dan kelembapan lingkungan selama masa pemeliharaan .................................................................................. 57
xiv SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Judul
1
Data jumlah kematian ikan lele dumbo selama masa pemeliharaan
2
Data pemakaian pakan selama masa pemeliharaan
3
Data panjang dan berat pada perlakuan kontrol (tidak diberi probiotik)
4
Data panjang dan berat pada perlakuan P1 (pemberian probiotik setiap hari)
5
Data panjang dan berat pada perlakuan P2 (pemberian probiotik setiap 3 hari sekali)
6
Data panjang dan berat pada perlakuan P3 (pemberian probiotik setiap 5 hari sekali)
7
Data panjang dan berat pada perlakuan P4 (pemberian probiotik setiap 7 hari sekali)
8
Data panjang dan berat pada perlakuan P5 (pemberian probiotik setiap 10 hari sekali)
9
Data panjang dan berat pada perlakuan P6 (pemberian probiotik setiap 14 hari sekali)
10
Hasil analisa panjang akhir ikan lele dumbo
11
Hasil analisa berat akhir ikan lele dumbo
12
Data nilai Total Plate Count dan nilai OD
13
Bahan, alat, dan beberapa proses dalam penelitian
14
Gambar hasil pengecatan Gram bakteri
15
Data pH air setiap bulan
16
Data suhu selama masa pemeliharaan
xv SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah. Kekayaan alam tersebut harus dimanfaatkan secara optimal agar dapat memiliki nilai tambah dalam sektor ekonomi guna mensejahterahkan kehidupan masyarakat Indonesia. Salah satu sektor sumber daya alam yang berpotensi meningkatkan perekonomian Indonesia adalah dalam bidang perikanan. Diantara produk pangan, perdagangan internasional ikan merupakan yang paling dinamis dengan pertumbuhan nilai perdagangan yang tinggi. Sekitar 80% produksi ikan dan hasil perikanan lainnya berasal dari negara berkembang, dan 50% diantaranya diekspor ke pasar internasional. Dengan berkembangnya industri perikanan baik berskala nasional maupun global telah mendorong berkembangnya industri manufaktur dan jasa pendukung. Berdasarkan laporan FAO Year Book 2009, saat ini Indonesia telah menjadi negara produsen perikanan dunia, di samping China, Peru, USA dan beberapa negara kelautan lainnya. Dari tahun ke tahun angka konsumsi ikan Indonesia mengalami peningkatan. Berdasarkan data dari KKP, tingkat konsumsi ikan pada 2010 sampai 2012 rata-rata naik hingga 5,44%. Pada tahun 2010 tingkat konsumsi ikan mencapai 30,48 kg per kapita per tahun, pada 2011 sebanyak 32,25 kg per kapita
1 SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
2 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
per tahun. Sedangkan pada 2012, tingkat konsumsi ikan mencapai 33,89 kg per kapita per tahun, dan pada 2013 meningkat 35,14 kg per kapita per tahun. Salah satu jenis ikan yang sering dikonsumsi masyarakat Indonesia adalah ikan lele yaitu salah satu ikan yang habitatnya pada air tawar. Jenis atau varian ikan lele yang banyak dikonsumsi masyarakat salah satunya adalah ikan lele dumbo. Ikan lele dumbo merupakan salah satu komoditas perikanan yang memiliki nilai ekonomis penting karena banyak masyarakat yang gemar mengkonsumsinya. Ikan lele dumbo juga sangat potensial untuk dibudidayakan karena pertumbuhannya yang sangat cepat dan tidak membutuhkan air mengalir dalam pembudidayaannya (Anonim, 2008). Namun dalam budidaya ikan lele dumbo, seiring dengan tingginya jumlah produksi timbul beberapa masalah dalam budidayanya antara lain timbulnya penyakit pada ikan, penyerapan nutrisi pakan pada ikan yang kurang baik, dan kualitas air pada kolam budidaya yang kurang baik. Semua permasalahan tersebut dapat menimbulkan penurunan kualitas produksi ikan (Soeharsono, 2010). Selain masalah yang telah disebutkan juga terdapat beberapa masalah yang masih melekat yaitu pemberian jumlah pakan yang masih berlebihan dengan frekuensi terus menerus. Hal tersebut dapat merugikan para pemilik usaha budidaya ikan bernilai ekonomis terutama ikan lele dumbo karena harga pakan untuk budidaya ikan yang terus meningkat. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah-masalah tersebut adalah dengan memberikan probiotik ke pakan dalam budidaya ikan lele dumbo.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
3 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Fuller (1989) dalam Soeharsono (2010) menyatakan bahwa probiotik merupakan feed supplement berupa mikroba hidup yang secara menguntungkan mempengaruhi induk semang melalui perbaikan keseimbangan mikroorganisme dalam saluran pencernaan.
Pada umumnya mikroba yang digunakan dalam
probiotik adalah bakteri, khamir, dan kapang. Probiotik berasal dari bahasa Yunani ‘biotikos’ yang berarti “untuk kehidupan”. Probiotik mengandung sel-sel mikroba hidup yang menguntungkan bagi kesehatan inangnya bila dikonsumsi dengan batas jumlah tertentu dalam keadaan hidup, dan ketika sampai di saluran pencernaan akan tetap hidup. Bakteri tersebut memilki potensi untuk mengurangi proporsi bakteri patogen. Probiotik yaitu agen mikroba hidup yang mampu memberikan keuntungan bagi inang yakni dengan memodifikasi komunitas mikroba atau berasosiasi dengan inang, memperbaiki nilai nutrisi dan pemanfaatan pakan karena membantu penyerapan nutrisi, meningkatkan respon inang terhadap penyakit dan memperbaiki kualitas lingkungan ambangnya (Verschuere et al.2000). Aplikasi pemakaian bakteri dalam akuakultur atau budidaya ikan ini digunakan sebagai suplemen untuk komoditas budidaya ikan lele dumbo. Efek yang diharapkan dalam aplikasi budidaya ikan lele dumbo adalah sama halnya dengan efek dari penggunaan probiotik untuk kesehatan manusia ataupun ternak. Probiotik mempunyai fungsi-fungsi yang penting diantaranya adalah membantu dalam penyerapan nutrisi makanan karena dibantu oleh bakteri Bacillus dalam pemecahan senyawa yang kompleks menjadi lebih sederhana, membantu mengurangi kandungan ammonia dalam air kolam budidaya karena
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
4 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ada bakteri Nitrosomonas dan Nitrobacter juga bakteri Bacillus yang membantu proses denitrifikasi, selain itu probiotik juga berfungsi membantu mencegah penyakit karena terdapat bakteriosin yang dihasilkan Bacillus dan asam laktat yang dihasilkan oleh Lactobacillus. Dari fungsi probiotik tersebut maka probiotik bisa menjadi alternatif suplemen untuk meningkatkan pertumbuhan dan mengurangi angka mortalitas ikan lele dumbo sehingga kualitas produksi ikan lele dumbo meningkat. Hasil penelitian dari Agustin et al. (2014) menyatakan bahwa pada dosis 10 mL/kg pakan akan dapat meningkatkan nilai konversi pakan pada ikan gabus dengan metode frekuensi pemberian pakan berprobiotik yang dipakai setiap 3 hari sekali. Dalam penelitian Wardika et al. (2014) diketahui dosis probiotik 10 mL/kg pakan dapat mendukung pertumbuhan ikan lele dumbo dengan metode frekuensi pemberian pakan berprobiotik yang digunakan yaitu setiap 2 hari sekali. Pada penelitian Arief et al. (2010) menyatakan bahwa dosis pemberian probiotik 10 mL/kg pakan dapat mengurangi angka mortalitas ikan lele dumbo dengan metode frekuensi pemberian pakan berprobiotik yang digunakan pada lele dumbo adalah setiap 7 hari sekali. Beberapa penelitian tersebut diketahui dosis probiotik yang diberikan pada ikan lele dumbo adalah sama yaitu 10 mL/Kg pakan namun metode frekuensi pemberian pakan berprobiotik berbeda-beda. Dari frekuensi yang berbeda-beda tersebut belum diketahui pengaruhnya terhadap pertumbuhan ikan lele dumbo sehingga perlu dilakukan adanya kajian mengenai frekuensi pemberian pakan berprobiotik pada budidaya ikan.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
5 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah dengan penambahan pakan berprobiotik dengan frekuensi yang berbeda akan menunjukkan perbedaan panjang dan berat akhir pada ikan lele dumbo (Clarias gariepinus)? 2. Berapakah nilai laju pertumbuhan panjang dan laju pertambahan berat di masing-masing frekuensi pemberian pakan berprobiotik pada ikan lele dumbo dan pada frekuensi manakah terdapat nilai yang paling tinggi? 3. Berapakah nilai survival rate di masing-masing frekuensi pemberian pakan berprobiotik pada ikan lele dumbo dan pada frekuensi manakah nilai survival rate yang paling tinggi? 4. Berapakah nilai efisiensi pemanfaatan pakan di masing-masing frekuensi pemberian pakan berprobiotik pada ikan lele dumbo dan pada frekuensi manakah nilai efisiensi pemanfaatan pakan yang paling tinggi?
1.3 Asumsi Penelitian Probiotik merupakan suplemen pakan yang mengandung sel-sel bakteri hidup untuk membantu dalam peningkatan pertumbuhan ikan. Probiotik juga membantu dalam proses pencernaan pakan pada ikan sehingga makanan cepat dicerna. Selain itu probiotik juga dapat mencegah pathogenitas pada budidaya ikan. Probiotik yang dipakai mengandung beberapa strain bakteri yaitu Bacillus subtillis, Bacillus megaterium, Bacillus licheniformis, Lactobacillus fermentum, Lactobacillus plantarum, Nitrosomonas sp. dan Nitrobacter sp. yang dapat
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
6 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
mendukung pertumbuhan ikan lele dumbo. Mikroba tersebut dari genus Bacillus merupakan bakteri dekomposer dan hidrolitik yang dapat memecah protein sehingga mudah diserap oleh tubuh ikan (Verschuere, 2000). Dari genus Lactobacillus memproduksi asam secara alami untuk melawan pathogen, meningkatkan respon
imun ikan, dan menghidrolisis protein
sehingga
meningkatkan daya serap protein (Setiawati et al, 2013). Hal ini dapat membantu proses pencernaan ikan, meningkatkan efisiensi pemakaian pakan, dan mencegah pathogenitas pada ikan lele dumbo.
Sedangkan bakteri Nitrosomonas dapat
mengoksidasi ion ammonium menjadi nitrit dan Nitrobacter mengoksidasi ion nitrit menjadi nitrat (Titiresmi, 2006). Hal ini dapat membantu proses nitrifikasi dalam air kolam. Beberapa hal tersebut menunjukkan beberapa keuntungan dalam pemberian probiotik pada budidaya ikan lele dumbo sehingga apabila probiotik diberikan pada ikan lele dumbo dapat meningkatkan pertumbuhannya. Namun dalam pemberian probiotik ini harus dalam frekuensi tertentu agar dapat meningkatkan efisiensi pemanfaatan pakan ikan lele dumbo. Dari beberapa halhal tersebut maka diasumsikan bahwa dengan penambahan probiotik yang mengandung strain bakteri-bakteri tersebut dengan frekuensi pemberian pakan berprobiotik yang berbeda-beda dapat menunjukkan respon pertumbuhan berbeda pada ikan lele dumbo.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
7 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
1.4 Hipotesis Penelitian 1.4.1
Hipotesis Kerja Jika penambahan probiotik yang mengandung konsorsium mikroba pada pakan dapat menghalau pathogenitas, mempercepat penyerapan nutrisi pada tubuh, dan memperbaiki kualitas air lingkungan ikan lele dumbo, maka pemberian probiotik yang mengandung konsorsium pada pakan ikan lele dumbo dengan frekuensi pemberian yang berbeda-beda dapat menunjukkan respon pertumbuhan yang berbeda-beda pada ikan lele dumbo.
1.4.2
Hipotesis Statistik H0a
: Penambahan pakan berprobiotik yang mengandung konsorsium mikroba dengan frekuensi yang berbeda tidak menunjukkan perbedaan panjang akhir ikan lele dumbo (Clarias gariepinus).
H1a : Penambahan pakan berprobiotik yang mengandung konsorsium mikroba dengan frekuensi yang berbeda menunjukkan perbedaan panjang akhir ikan lele dumbo (Clarias gariepinus). H0b : Penambahan pakan berprobiotik yang mengandung konsorsium mikroba dengan frekuensi yang berbeda tidak menunjukkan perbedaan berat akhir ikan lele dumbo (Clarias gariepinus). H1b : Penambahan pakan berprobiotik yang mengandung konsorsium mikroba dengan frekuensi yang berbeda menunjukkan perbedaan berat akhir ikan lele dumbo (Clarias gariepinus).
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
8 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
1.5 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui perbedaan panjang dan berat akhir ikan lele dumbo (Clarias gariepinus) yang diberi pakan berprobiotik dengan frekuensi yang berbeda. 2. Mengetahui nilai laju pertumbuhan panjang dan laju pertambuhan berat di masing-masing frekuensi pemberian pakan berprobiotik pada ikan lele dumbo dan mengetahui frekuensi yang memiliki nilai yang paling tinggi. 3. Mengetahui nilai survival rate di masing-masing frekuensi pemberian pakan berprobiotik pada ikan lele dumbo dan mengetahui frekuensi yang memiliki nilai survival rate yang paling tinggi. 4. Mengetahui nilai efisiensi pemanfaatan pakan di masing-masing frekuensi pemberian pakan berprobiotik pada ikan lele dumbo dan mengetahui frekuensi yang memiliki nilai efisiensi pemanfaatan pakan yang paling tinggi.
1.6 Manfaat Penelitian 1. Hasil dari penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan informasi mengenai beberapa manfaat probiotik yang ditambahkan pada pakan ikan lele dumbo yaitu dapat meningkatkan pertumbuhan, mencegah penyakit atau patogenitas pada ikan lele dumbo, dan memperbaiki kualitas air budidaya. 2. Dari penelitian ini diharapkan akan diketahui frekuensi yang paling efisien dalam memberikan pakan berprobiotik sehingga pembudidaya yang
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
9 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
mengembangkan budidaya ikan lele dumbo akan bisa menentukan frekuensi pemberian pakan yang mengandung probiotik agar tidak menghabiskan biaya yang lebih tinggi untuk penyediaan pakan.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum Ikan Lele Dumbo Ikan lele dumbo merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar di Indonesia yang memiliki nilai ekonomis penting dan banyak digemari masyarakat. Ikan lele dumbo (Clarias gariepinus, Burchell) berasal dari Benua
Afrika dan
pertama kali didatangkan ke Indonesia pada tahun 1984. Jenis ikan lele ini termasuk hibrida dan pertumbuhan badannya cukup baik panjang tubuh maupun beratnya. Kedudukan taksonomi ikan lele dumbo adalah sebagai berikut : Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Actinopterygii
Ordo
: Siluriformes
Famili
: Claridae
Genus
: Clarias
Spesies
: Clarias gariepinus
(Teugels, 1986) Ikan lele memiliki harga yang ekonomis dan digemari semua lapisan masyarakat sebagai alternatif protein hewani. Pengolahan ikan lele juga mudah, bergizi tinggi dan memiliki cita rasa gurih. Ikan lele dumbo mudah dipelihara, disimpan dan dipasarkan baik berupa ikan hidup maupun ikan segar. 10 SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
11 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Gambar 2.1 Ikan Lele Dumbo (Santoso, 1994) Ikan lele memiliki bentuk tubuh memanjang, agak bulat, kepala gepeng dan batok kepalanya keras, tidak bersisik dan berkulit licin, mulut besar, warna kulit hitam keabuan dan pada umumnya terdapat bercak-bercak kelabu. Ciri-ciri morfologis lele dumbo lainnya adalah sungutnya. Sungut berada di sekitar mulut berjumlah delapan buah atau 4 pasang terdiri dari sungut nasal dua buah, sungut mandibular luar dua buah, mandibular dalam dua buah, serta sungut maxilar dua buah. Ikan lele mengenal mangsanya dengan alat penciuman, lele dumbo juga dapat mengenal dan menemukan makanan dengan cara rabaan (tentakel) dengan menggerak-gerakan salah satu sungutnya terutama mandibular (Santoso, 1994). Lele dumbo mempunyai lima buah sirip yang terdiri dari sirip pasangan (ganda) dan sirip tunggal. Sirip yang berpasangan adalah sirip dada (pectoral) dan sirip perut (ventral), sedangkan yang tunggal adalah sirip punggung (dorsal), ekor (caudal) serta sirip dubur (anal). Sirip dada ikan lele dumbo dilengkapi dengan patil atau taji tidak beracun. Patil lele dumbo lebih pendek dan tumpul bila dibandingkan dengan lele lokal (Santoso, 1994). Ikan lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin. Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air, semua perairan tawar dapat menjadi lingkungan hidup atau habitat lele dumbo
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
12 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
misalnya waduk, bendungan, danau, rawa, dan genangan air tawar lainnya. Di alam bebas, lele dumbo ini memang lebih menyukai air yang arusnya mengalir secara perlahan atau lambat. Aliran air arus yang deras lele dumbo kurang menyukainya (Santoso, 1994). Lele dumbo asal Afrika ternyata sangat toleransi terhadap suhu air yang cukup tinggi yaitu 20º – 35ºC, disamping itu lele dumbo dapat hidup pada kondisi lingkungan perairan yang jelek. Kondisi air dengan kandungan oksigen yang sangat minim lele dumbo masih dapat bertahan hidup, karena lele dumbo memiliki alat pernafasan tambahan yang disebut organ arborescent (Santoso, 1994). Pada siang hari lele dumbo memang jarang menampakkan aktivitasnya dan lebih menyukai tempat yang bersuasana sejuk dan gelap. Ikan lele dumbo bersifat nokturnal (aktif pada malam hari). Lele dumbo mencari makan biasa dilakukan pada malam hari, namun, pada kolam-kolam budidaya lele dumbo dapat dibiasakan diberi pakan pada siang hari (Santoso, 1994). Lele dumbo terkenal rakus, karena mempunyai ukuran mulut yang cukup lebar hingga mampu menyantap makanan alami di dasar perairan dan buatan misalnya pelet. Lele dumbo sering digolongkan pemakan segala (omnivora). Makanan berupa bangkai seperti ayam, bebek, angsa, burung, bangkai unggas lainnya dilahapnya hingga tulang belulangnya. Lele dumbo juga dikenal sebagai pemakan bangkai atau scavenger. Di kolam budidaya, lele dumbo mau menerima segala jenis makanan yang diberikan (Santoso, 1994).
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
13 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Protein yang terdapat dalam ikan merupakan protein yang amat penting dan istimewa karena bukan hanya berfungsi sebagai penambah jumlah protein konsumsi tetapi juga sebagai pelengkap mutu protein dalam pola makan. Ikan lele selain mengandung gizi yang penting seperti protein juga mengandung asam amino esensial seperti yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.1. Komposisi Gizi pada Ikan Lele Zat Gizi Protein Lemak Mineral Karbohidrat Air Sumber :Astawan, 2008
Jumlah (%) 17,7 4,8 1,2 0,3 76
Tabel 2.2. Kandungan Asam Amino Essensial pada Ikan Lele Asam Amino Jumlah (%) Arginin 6,3 Histidin 2,8 Isoleusin 4,3 Leusin 9,5 Lisin 10,5 Metionin 1,4 Fenilalanin 4,8 Treosin 4,8 Valin 4,7 Triptophan 0,8 Sumber : Astawan, 2008
2.2 Sistem Pencernaan Pada Ikan Lele Sistem pencernaan ikan terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
14 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2.2.1 Saluran Pencernaan Saluran pencernaan lele terdiri dari mulut, rongga mulut, esophagus, lambung usus dan anus (Mahyuddin, 2008). Usus yang dimiliki ikan lele lebih pendek dari panjang tubuhnya hal ini merupakan ciri khas ikan karnivora sementara itu lambungnya relatif besar dan panjang (Mahyuddin, 2008). Posisi mulut ikan bervariasi tergantung pada kebiasaan makan ikan, macammacam posisi mulut adalah terminal (mulut terletak di ujung hidung), sub terminal (mulut terletak di dekat ujung hidung), superior (mulut terletak di atas hidung) dan inferior (mulut terletak di bawah hidung). Adapun posisi mulut lele tergolong kedalam terminal. Mulut pada ikan berfungsi untuk memasukan makanan. Sehubungan dengan fungsi tersebut maka bukaan mulut ikan menentukan ukuran pakan yang diberikan. Pada lapisan permukaan rongga mulut terdapat sel-sel penghasil lendir. Terdapat pula lidah yang merupakan penebalan tulang arc-hyoden didasar mulut yang dilapisi sel mukus dan organ pengecap. Pada langit-langit bagian belakang terdapat organ palatin yang berfungsi mengatur kelebihan dan pemompaan. Esophagus merupakan permulaan dari saluran pencernaan yang berbentuk tabung. Pada esophagus terdapat lendir untuk membantu penelanan makanan. Setelah esophagus maka berlanjut pada lambung. Lele memiliki lambung yang berukuran relatif besar dan panjang. Besarnya ukuran lambung ikan berkaitan dengan fungsinya sebagai penampung makanan. Usus merupakan segmen terpanjang pada saluran pencernaan. Pada usus terdapat muara dari kantung empedu dan pankreas serta pada lapisan mukosa usus
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
15 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
terdapat tonjolan-tonjolan. Bentuk sel yang umum ditemukan pada epitelum usus adalah enterosit dan mukosit. Sel enterosit pada epitelum usus berperan dalam penyerapan makanan. Sementara sel mukosit pada epitelum usus berbentuk seperti piala, yang mengandung mucigen sebagai hasil sintesis sel. Mucigen akan berubah menjadi lendir jika sudah dilepaskan dan bereaksi dengan air. Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan yang berfungsi untuk mengekresikan sisa hasil metabolisme. Pada ikan teleostei anus terletak di depan urogenital. 2.2.2 Kelenjar Pencernaan Kelenjar pencernaan pada ikan terdiri dari hati, pankreas dan lambung (Djarijah, 1995). Kelenjar pencernaan berfungsi untuk menghasilkan enzim pencernaan yang membantu dalam proses pencernaan makanan. Enzim pencernaan yang dihasilkan oleh ikan karnivora berbeda dengan enzim yang dihasilkan oleh ikan herbivora, ikan karnivora akan lebih banyak menghasilkan enzim pemecah protein (Djarijah, 1995). Hati merupakan organ penting yang mensekresikan bahan yang digunakan untuk mencerna makanan. Hati berwarna merah kecoklatan dan merupakan kelenjar yang kompak dan padat. Di sekitar hati terdapat kantong empedu yang berfungsi menampung cairan empedu, yang berperan dalam emulsifikator lemak sehingga lemak dapat diserap oleh dinding usus. Organ hati tersusun oleh sel-sel hepatosit. Secara umum hati berfungsi untuk tempat memproduksi cairan empedu serta tempat metabolisme lemak dan protein.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
16 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Pankreas memiliki dua tipe sel yaitu sel eksokrin (menghasilkan enzim pencernaan: protease, amilase dan lipase) dan sel endokrin (menghasilkan hormon yang berhubungan dengan kapiler darah). Pankreas berfungsi mensekresikan enzim dan bikarbonat yang berperan dalam pencernaan makanan. Pada lambung terdapat cairan sel-sel yang mensekresikan mucus dan terdapat kelenjar gastrik. Cairan gastrik berfungsi untuk mensekresikan pepsin dan asam klorida (HCL). Asam klorida dalam lambung memiliki beberapa fungsi yaitu: 1.
Mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin
2.
Menghancurkan makanan
3.
Menurunkan pH lambung
4.
Menekan pertumbuhan bakteri patogen
2.3 Tinjauan Umum Probiotik Fuller (1989) dalam Soeharsono (2010) menyatakan bahwa probiotik merupakan feed supplement berupa mikroba hidup yang secara menguntungkan mempengaruhi induk semang melalui perbaikan keseimbangan mikroorganisme dalam saluran pencernaan. Pada umumnya mikroba yang digunakan dalam probiotik adalah bakteri, khamir, dan kapang. Probiotik mengandung sel-sel bakteri hidup yang menguntungkan bagi kesehatan inangnya bila dikonsumsi dengan batas jumlah tertentu dalam keadaan hidup, dan ketika sampai di saluran pencernaan akan tetap hidup. Bakteri tersebut memilki potensi untuk mengurangi proporsi bakteri pathogen (Soeharsono, 2010).
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
17 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Probiotik yaitu agen mikroba hidup yang mampu memberikan keuntungan bagi inang yakni dengan memodifikasi komunitas mikroba atau berasosiasi dengan inang, memperbaiki nilai nutrisi dan pemanfaatan pakan, meningkatkan respon inang terhadap penyakit dan memperbaiki kualitas lingkungan ambangnya (Verschuere et al., 2000). Dari pengertian tersebut makan dapat dikatakan bahwa probiotik juga merupakan makanan tambahan (suplemen) berupa sel-sel mikroba hidup, yang memiliki pengaruh menguntungkan bagi hewan inang yang mengkonsumsinya melalui penyeimbangan flora mikroba intestinalnya. Probiotik mempunyai manfaat untuk kesehatan manusia, hewan ternak, dan produktivitas ternak, ikan, dan bahkan untuk tanaman. Beberapa peran probiotik yang dapat menguntungkan adalah mencegah pathogenitas, peningkatan respon imun, meningkatkan nafsu makan (Soeharsono, 2010). Dalam dunia perikanan, menurut KKP, pemberian probiotik akan memacu tingkat pertumbuhannya sekaligus meningkatkan daya tahannya dari serangan parasit termasuk virus dan bakteri sebagai faktor pemicu timbulnya penyakit. Adapun manfaat penambahan probiotik pada pakan ikan antara lain :
1.
Menjaga kesehatan kolam sehingga ikan yang dipelihara menjadi lebih sehat dan lebih tahan terhadap serangan stress maupun penyakit.
2.
Merangsang nafsu makan ikan sehingga tingkat pertumbuhannya menjadi lebih bagus.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
18 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
3.
Membantu proses pencernakan dan membuat metabolisme tubuh ikan menjadi lebih baik.
4.
Meningkatkan produktivitas telur pada induk ikan yang siap memijah.
5.
Membantu memperbaiki konversi ransum/pakan dan penyerapan protein pada pakan sehingga 80-90 % dari jumlah pakan yang diberikan akan dikonversikan menjadi daging.
Pada beberapa penelitian menunjukkan bahwa contoh bakteri yang sering di pakai dalam komposisi probiotik adalah umunya dari beberapa spesies dari genus Lactobacillus, Bacillus, dan dari bakteri yang mampu melakukan nitrifikasi seperti contoh Nitrobacter dan Nitrosomonas. Bakteri-bakteri tersebut mempunyai fungsi dan peran masing-masing. Lactobacillus merupakan golongan bakteri asam laktat (BAL) memiliki peran sebagai penghasil senyawa organik seperti asam laktat yang dapat menekan pertumbuhan mikroba pathogen karena membuat lingkungan asam. Dari golongan Bacillus mempunyai peran yaitu sebagai pemecah protein agar cepat diserap. Pada penelitian yang dilakukan oleh Sopyan (2009) dibuktikan bahwa hasil uji proteolitik pada Bacillus adalah positif sehingga dapat disimpulkan bahwa bakteri ini memiliki kemampuan memecah protein yang berukuran besar menjadi protein yang lebih sederhana Lactobacillus dan Bacillus dapat menghasilkan bakteriosin untuk menghalau mikroba pathogen. Sedangkan Nitrobacter dan Nitrosomonas mempunyai peran dalam proses nitrifikasi (Soeharsono, 2010).
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
19 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2.3.1 Bakteri Bacillus Bacillus merupakan bakteri Gram positif, berbentuk batang, beberapa spesies bersifat aerob obligat dan bersifat anaerobik fakultatif. Memiliki endospora sebagai struktur bertahan saat kondisi lingkungan tidak mendukung (Holt et al., 2000). Menurut Fardiaz (1993) bentuk endospora Bacillus bervariasi tergantung pada spesiesnya. Diameter endospora ada yang berukuran lebih kecil dan ada juga yang berukuran lebih besar dari pada diameter sel induknya. Pada umumnya sporulasi terjadi saat keadaan lingkungan tinggalnya memburuk dan faktor luar lainnya yang merugikan. Bacillus
mempunyai
sifat
yang
lebih
menguntungkan
daripada
mikroorganisme lain karena dapat bertahan hidup dalam waktu yang lama pada kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan untuk pertumbuhannya (Janes et al., 1999). Spesies dari jenis Bacillus juga berbeda dalam sifat pertumbuhannya. Beberapa bersifat mesofilik misalnya Bacillus subtilis yang lainnya bersifat termofilik fakultatif misalnya Bacillus coagulans atau termofilik pada Bacillus stearothermophilus sering menyebabkan kerusakan pada makanan kaleng. Sebanyak 22 spesies Bacillus telah diidentifikasi diantaranya banyak ditemukan pada makanan. Beberapa kelompok bakteri ini menghasilkan metabolit sekunder yang dapat menekan pertumbuhan patogen (Janes et al., 1994).
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
20 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
A. Bacillus subtilis Klasifikasi Bacillus subtilis adalah sebagai berikut: Kingdom : Bacteria Phyllum
: Firmicutes
Class
: Bacilli
Ordo
: Bacillales
Family
: Bacillaceae
Genus
: Bacillus
Species
: Bacillus subtilis
(Garrity et al., 2004).
Gambar 2.2 Bakteri Bacillus subtilis dengan SEM. Sumber : Morikawa et al, 2006
Bacillus subtilis memiliki bentuk batang dengan ukuran 0,3-3,2 µm x 1,277,0µm. Bacillus subtilis sebagian motil, flagellumnya khas lateral, membentuk endospora dimana endosporanya tidak lebih dari satu sel sporangium, merupakan bakteri Gram positif, merupakan organisme kemoorganotrof, dan bersifat aerobik sejati atau anaerobik fakultatif (Pelczar dan Chan, 2010). Ciri pembeda yang
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
21 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
menonjol dari bakteri ini adalah kemampuannya dalam membentuk endospora. Endosporanya memiliki resistensi tinggi terhadap panas dan dapat bertahan hidup lama (Pelczar dan Chan, 2010). B. Bacillus megaterium Klasifikasi Bacillus megaterium adalah sebagai berikut: Kingdom
: Bacteria
Phyllum
: Firmicutes
Class
: Bacilli
Ordo
: Bacillales
Family
: Bacillaceae
Genus
: Bacillus
Species
: Bacillus megaterium
(Garrity et al., 2004).
Gambar 2.3 Bakteri Bacillus megaterium dengan SEM Sumber : Morikawa et al,2006
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
22 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Bacillus megaterium merupakan bakteri berbentuk batang, biasanya berantai, termasuk dalam kelompok bakteri Gram positif, merupakan organisme aerob, namun juga dapat hidup dalam keadaan anaerob, resisten terhadap kondisi ekstrim karena mempunyai endospora. Bacillus megaterium bergerak (motil) menggunakan flagel, sporanya lebih tahan dibandingkan bentuk vegetatifnya terhadap pemanasan, kekeringan, bahan preservatif makanan, dan pengaruh lingkungan lainnya (Naim, 2003). C. Bacillus licheniformis Klasifikasi Bacillus licheniformis adalah sebagai berikut: Kingdom
: Bacteria
Phyllum
: Firmicutes
Class
: Bacilli
Ordo
: Bacillales
Family
: Bacillaceae
Genus
: Bacillus
Species
: Bacillus licheniformis
(Garrity et al., 2004).
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
23 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Gambar 2.4 Bakteri Bacillus licheniformis dengan mikroskop cahaya Sumber : Bahamdain et al. (2015)
Bacillus licheniformis merupakan bakteri yang umum ditemukan di tanah dan bulu burung. Termasuk dalam kelompok bakteri Gram positif, berbentuk batang lurus atau bengkok, berukuran 1,5-3,0 x 0,6-0,8 µm, motil dengan menggunakan flagella peritrik, termasuk organisme aerobik atau fakultatif aerob, tumbuh pada suhu 15 ºC sampai 50-55 ºC, maksimum dapat tumbuh pada suhu 68 ºC dan pH 5,7-6,8 (Bahamdain et al., 2015). 2.3.2 Bakteri Asam Laktat Bakteri asam laktat adalah bakteri yang mampu memproduksi asam laktat, termasuk bakteri Gram positif, tidak membentuk spora, sel berbentuk batang atau bulat (baik tunggal, berpasangan maupun berantai), dan berbentuk tetrad. Klasifikasi bakteri asam laktat didasarkan pada morfologi, fermentasi glukosa, suhu pertumbuhan, kemampuan tumbuh pada konsentrasi garam, dan tingkat toleransi terhadap asam-basa. Bakteri asam laktat terdiri dari kelompok Lactobacillus, Leuconostoc, Lactococcus, Streptococcus, Bifidobacterium, dan Pediococcus (Soeharsono, 2010).
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
24 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Bakteri asam laktat yang digunakan sebagai agensia probiotik harus tetap hidup selama melewati saluran pencernaan, sebab efek probiotik yang ditimbulkan berasal dari senyawa-senyawa hasil aktivitas metabolik yang dilakukannya. Meskipun belum diketahui dengan pasti mekanisme yang berkaitan dengan keberadaan mikroflora
dalam
saluran
pencernaan
ayam,
namun
faktor-faktor
yang
mempengaruhinya antara lain pakan, umur dan kondisi kimia dan fisik lingkungan pencernaan (kecepatan pencernaan dalam perut, pH, dan potensial reduksi-oksidasi) (Cunningham, 1987; Haddadin et al., 1996). A. Lactobacillus plantarum Klasifikasi Lactobacillus plantarum adalah sebagai berikut: Kingdom
: Bacteria
Phyllum
: Firmicutes
Class
: Bacilli
Ordo
: Lactobacillales
Family
: Lactobacillaceae
Genus
: Lactobacillus
Species
: Lactobacillus plantarum
(Garrity et al., 2004).
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
25 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Gambar 2.5 Bakteri Lactobacillus plantarum dengan SEM Sumber : Bronze, 2008
Lactobacillus plantarum memiliki ciri-ciri umum yaitu termasuk bakteri Gram positif, berbentuk batang dan tidak mempunyai spora, tumbuh baik pada suhu 15-45 ºC dan pH asam yaitu 3,2. Bakteri ini termasuk bakteri fakultatif anaerob yang berarti dapat tumbuh dengan atau tanpa adanya oksigen. Hammes dan Vogel (1995) dalam Widowati et al. (2014) menyatakan bahwa bakteri ini termasuk bakteri fakultatif heterofermentatif. Bakteri asam laktat heterofermentatif mempunyai 2 (dua) jalur utama dalam memetabolisme glukosa yaitu jalur aldolase dan phosphoketolase, sehingga kedua jenis enzim tersebut tersedia melimpah dalam sel bakteri asam laktat (Claesson et al., 2007). Menurut Widowati et al. (2014) Lactobacillus plantarum menghasilkan beberapa metabolit antara lain hidrogen peroksida, karbondioksida, alkohol, asam laktat, asam asetat, dan bakteriosin. Masing-masing metabolit yang dihasilkan mempunyai aktivitas antimikrobia yang spesifik terhadap bakteri-bakteri kontaminan. Ciri fisiologisnya yaitu mampu memfermentasi beberapa senyawa gula. Menurut Ali (2011) dalam Widowati et al. (2014) Lactobacillus plantarum secara
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
26 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
umum mampu memfermentasi gula arabinosa, laktosa, raffinosa, ribosa, sukrosa, threhalosa, cellobiosa, melibiosa dan maltosa. Lactobacillus plantarum bersifat toleran terhadap garam, memproduksi asam dengan cepat dan memiliki pH optimum 3,0 – 4,6. Selain itu, Lactobacillus plantarum memiliki sifat antagonis terhadap mikrobia penyebab kerusakan makanan seperti Staphylococcus aureus, Salmonella, dan beberapa jenis bakteri Gram negatif lainnya (Widowati et al., 2014). B. Lactobacillus fermentum Klasifikasi Lactobacillus fermentum adalah sebagai berikut: Kingdom
: Bacteria
Phyllum
: Firmicutes
Class
: Bacilli
Ordo
: Lactobacillales
Family
: Lactobacillaceae
Genus
: Lactobacillus
Species
: Lactobacillus fermentum
(Garrity et al., 2004).
Gambar 2.6 Sel Lactobacillus fermentum pada mikroskop cahaya Sumber : Claesson, 2007 SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
27 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Bakteri ini termasuk ke dalam bakteri Gram positif. Memiliki sifat anaerobik fakultatif. Memiliki bentuk batang dan ukuran 0,5-1,0 x 3,0-15,0µm. Mampu hidup pada kisaran suhu 20-45˚C, suhu optimalnya adalah 37˚C. Bakteri ini menghasilkan bakteriosin sebagai produk metabolit sekunder yang berfungsi mencegah bakteri pathogen. Mampu memfermentasi glukosa dan menghasilkan gas dari proses tersebut. Karakter fisiologis dari bakteri ini adalah mampu menguraikan gula arabinosa, galaktosa, laktosa, manitol, sorbitol, dan sukrosa (Purohit et al., 2012). Bakteri ini juga mampu bertahan hidup pada lingkungan asam hingga pH di bawah 5 (Manin, 2010). 2.3.3 Bakteri Nitrifikasi Umum diketahui bahwa bakteri nitrifikasi merupakan chemolithoautotrophic bacteria (contohnya: Nitrosomonas, Nitrobacter), yang mampu memenuhi kebutuhan karbonnya melalui fiksasi CO2 (siklus Calvin), serta sumber energinya berasal dari proses oksidasi reduksi amonia menjadi nitrat. Namun beberapa strain dari bakteri pengoksidasi nitrit (nitrit oxidizing bacteria) memiliki kemampuan untuk melakukan metabolisme heterotrof dengan menggunakan substrat karbon sederhana (Ward, 2013). Nitrifikasi merupakan proses mikrobial yang mereduksi komponen nitrogen (amonia) menjadi nitrit dan nitrat (Titiresmi et al., 2010). Nitrifikasi berlangsung melalui 2 tahapan reaksi, dimana pada tahap pertama oksidasi amonium menjadi nitrit yang dilakukan oleh mikroba pengoksidasi amonium (Nitrosomonas sp.), dan pada
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
28 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
tahap kedua oksidasi nitrit oleh mikroba pengoksidasi nitrit (Nitrobacter sp.). Tahapan reaksi nitrifikasi menurut Spotte (1979) dalam Pranoto (2007) yang diacu Yuniasari, (2009) yaitu : sp.
Tahap kedua yaitu : sp.
A. Nitrosomonas Klasifikasi Nitrosomonas sp. adalah sebagai berikut: Kingdom
: Bacteria
Phyllum
: Proteobacteria
Class
: Betaproteobacteria
Ordo
: Nitrosomonadales
Family
: Nitrosomonadaceae
Genus
: Nitrosomonas
Species
: Nitrosomonas sp.
(Garrity et al., 2004).
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
29 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Gambar 2.7 Nitrosomonas europaea pada SEM. Sampel diambil saat fase log dan ditempatkan pada filter kolodium yang terlapisi tembaga Sumber : Engel, 1961
Bakteri
ini
merupakan
bakteri
golongan
Gram
negatif,
dan
chemolithoautotroph. Memiliki bentuk sel ellipsoidal, non-motil atau motil disertai dengan flagella tunggal. Bakteri ini mampu bertahan pada kisaran suhu optimum antara 20-30˚C dan kisaran pH 6-9. Bakteri ini mempunyai kemampuan mengoksidasi ion ammonium menjadi nitrit. Bakteri ini dapat ditemukan di air tawar, tanah, maupun di air limbah ammonia (George et al., 2005). A. Nitrobacter sp. Klasifikasi Nitrobacter sp. adalah sebagai berikut: Kingdom
: Bacteria
Phyllum
: Proteobacteria
Class
: Alphaproteobacteria
Ordo
: Rhizobiales
Family
: Bradyrhizobiaceae
Genus
: Nitrobacter
Species
: Nitrobacter sp.
(Garrity et al., 2004).
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
30 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Gambar 2.8 Nitrobacter winogradsky dengan SEM Sumber : Zavarzin et al., 1959
Bakteri ini merupakan bakteri Gram negatif, berukuran 0-4x1,1µm dan memiliki bentuk yang berubah-ubah. Pada saat berada pada fase lag, bakteri ini memiliki bentuk relatif oval. Namun pada saat fase log, bakteri ini berbentuk seperti buah pir karena membentuk budding pada ujung sel untuk bereproduksi. Sel bakteri yang motil dan mempunyai satu flagella adalah bud yang sudah terpisah dari sel induknya namun dengan pergerakan yang lambat dan bisa dilihat saat berada pada fase log (Zavarzin et al.,1959). Bakteri ini merupakan golongan bakteri chemolithoautotroph (Cebron et al., 2005). Chartain et al., 1983; Bock et al., 1990 dalam Cebron et al., 2005 menyatakan bahwa bakteri ini dapat ditemukan di berbagai lingkungan seperti tanah, air tawar, dan limbah lumpur. Bakteri ini mampu bertahan pada kisaran suhu optimum antara 32-49˚C dan kisaran pH 7,3-7,5. Bakteri ini memiliki kemampuan mengoksidasi ion nitrit menjadi nitrat (Cebron et al.,2005).
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
31 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2.4 Mekanisme Kerja Probiotik dalam Saluran Pencernaan Ikan Menurut Soeharsono (2010) menyatakan bahwa mikroflora dalam saluran pencernaan ikan merupakan komponen ekosistem yang kompleks dan interaksi mikrobial digunakan untuk menjamin stabilitas ekosistem yang dan kesehatan bagi ikan. Pada beberapa kasus mikroflora usus tidak dalam keadaan yang seimbang dan perlindungan secara biologi untuk melawan mikroba pathogen adalah tidak akan bisa efektif. Masuknya probiotik dalam saluran pencernaan ikan merupakan hal yang baru sehingga akan bereaksi dan memberikan dampak terhadap interaksi natural dan kompleks dari ekosistem mikroflora yang sebelumnya sudah terbentuk. Dampak yang positif diperoleh pada perbaikan terhadap bobot badan dan konversi pakan. Secara singkat mekanisme kerja dari probiotik di saluran pencernaan ikan menurut Soeharsono (2010) adalah : 1. Kompetisi dengan bakteri pathogen. 2. Pengaktifan respon imun atau menstimulasi sistem imun. 3. Kompetisi untuk reseptor perlekatan pada epitel saluran pencernaan. 4. Kompetisi untuk mendapatkan nutrien. 5. Mengeluarkan substansi antibakteri. 6. Mengurangi reaksi metabolis yang menghasilkan substansi beracun Mekanisme kerja probiotik dijelaskan oleh Soeharsono (2010) yang menyatakan bahwa probiotik merupakan mikroba hidup yang tidak patogen, yang mekanisme kerjanya mendesak mikroba non-indigenous keluar dari ekosistem saluran pencernaan, dan menggantikan lokasi mikroba pathogen di dalam saluran SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
32 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
pencernaan. Karena probiotik berasal dari mikroba indigenous, maka proses translokasi yang terjadi berjalan secara alamiah di dalam ekosistem usus. Mikroba pathogen non-indegenous merupakan benda asing, oleh karena itu harus didesak pertumbuhannya oleh mikroba probiotik dengan menghasilkan senyawa anti pathogen seperti asam laktat dan bakteriosin. Probiotik juga membantu dalam proses penyerapan nutrisi. Suharto dan Winantuningsih (1993) dalam Noviana et al. (2014) berpendapat bahwa probiotik dengan kandungan mikroba terutama bakteri asam laktat dan ragi berfungsi meningkatkan daya cerna penyerapan nutrisi dan efisiensi penggunaan ransum pakan. Menurut Arief (2013) dalam Noviana et al. (2014) menyatakan bahwa pemberian probiotik dapat meningkatkan jumlah bakteri dalam mukosa usus dan kecernaan ikan nila, efektif dalam meningkatkan pertumbuhan berat dan panjang ikan nila. Didukung oleh Putri et al. (2012) dalam Noviana et al. (2014) yang berpendapat bahwa peningkatan bobot tubuh ikan terjadi karena adanya pemanfaatkan protein dalam proses pencernaan pakan yang diberikan.
Secara alami deposit yang digunakan
berasal dari protein. Jadi protein digunakan untuk pertumbuhan maupun pemeliharaan tubuh benih ikan.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga dan di tempat budidaya ikan lele yaitu CV. Wahana Sejahtera Foods, Desa Mojokrapak, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur, Indonesia pada bulan September 2015 hingga April 2016.
3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut aquades, media yeast extract (Oxoid), dan glukosa untuk media peremajaan, molase yang digunakan untuk media pertumbuhan bakteri probiotik. Untuk perhitungan TPC pada starterbiakan menggunakan media nutrient agar (Oxoid) sedangkan pada TPC setelah dikonsorsium selain menggunakan nutrient agar juga menggunakan media MRSA (deMann Rhogasa Sharpe Agar). Bakteri probiotik berasal dari isolat murni bakteri Bacillus subtilis, Bacillus megaterium, Bacillus licheniformis, Lactobacillus fermentum, Lactobacillus plantarum, Nitrosomonas sp., Nitrobacter sp. yang didapatkan dari Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga. Kemudian bahan yang digunakan sebagai objek penelitian adalah ikan lele dumbo dan sebagai bahan tambahan yang digunakan saat di lapangan adalah pakan 33 SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
34 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
ikan lele dumbo. Bahan tambahan lain adalah alkohol sebagai desinfektan dan spiritus sebagai bahan bakar bunsen. 3.2.2 Alat Penelitian Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini saat di laboratorium adalah sebagai berikut, botol kaca 250 mL dan 500 mL, Aluminium foil (Diamond), kapas (OneMed), cling wrap, bunsen, jarum ose, batang pengaduk, sprayer, cawan petri, tabung reaksi (Pyrex dan Duran) beserta rak, vein, pipet volume (Pyrex), labu Erlenmeyer (Herma dan Iwaki), beaker glass (Herma dan Duran), gelas ukur (Herma), panci (Jawa), timbangan analitik (Shimadzu), laminar air flow (ESCO), kompor listrik, autoclave (OSK 6500, ALP Co. Ltd), waterbath, colony counter (Galaxy 230), inkubator, shaker (GFL), kertas tisu. Sedangkan saat berada di lapangan menggunakan alat sebagai berikut jaring, timbangan, mistar pengukur, pensil, kertas, bolpoin, penghapus, sling psycrometer, pH meter.
3.3 Rancangan Percobaan Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian ini menggunakan 7 perlakuan yang masing-masing perlakuan terdapat 4 ekor ikan lele dumbo dan dilakukan 5 pengulangan. Perlakuan yang diberikan berupa pemberian pakan berprobiotik dengan dosis probiotik 10 mL/kg pakan (Agustin, et al., 2014) dengan frekuensi pemberian yang berbeda-beda.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
35 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Pakan diberikan sebanyak 6% dari total bobot ikan lele dumbo. Adapun perlakuan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : Kontrol Perlakuan P1 Perlakuan P2 Perlakuan P3 Perlakuan P4 Perlakuan P5 Perlakuan P6
: Pemberian pakan ikan lele dumbo tanpa diberi probiotik : Pemberian pakan ikan + probiotik dengan dosis 10 mL/kg pakan diberikan setiap hari. : Pemberian pakan ikan + probiotik dengan dosis 10 mL/kg pakan diberikan setiap 3 hari sekali. : Pemberian pakan ikan + probiotik dengan dosis 10 mL/kg pakan diberikan setiap 5 hari sekali. : Pemberian pakan ikan + probiotik dengan dosis 10 mL/kg pakan diberikan setiap 7 hari sekali. : Pemberian pakan ikan + probiotik dengan dosis 10 mL/kg pakan diberikan setiap 10 hari sekali : Pemberian pakan ikan + probiotik dengan dosis 10 mL/kg pakan diberikan setiap 14 hari sekali
3.3.1 Variabel Penelitian Pada penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu : Variabel bebas
: Frekuensi pemberian pakan berprobiotik (setiap hari, 3 hari sekali, 5 hari sekali, 7 hari sekali, 10 hari sekali, dan 14 hari sekali), kontrol (tanpa pemberian probiotik pada pakan).
Variabel terikat
: Berat akhir ikan (g) dan nilai laju pertambahan berat (%/hari), panjang akhir ikan (cm) dan nilai laju pertumbuhan panjang (%/hari), nilai survival rate (%), dan nilai efisiensi pemanfaatan pakan (%).
Variabel terkendali
: Varietas ikan lele dumbo (Clarias gariepinus), umur benih ikan lele dumbo (minggu), ukuran kolam perlakuan (m3), dosis probiotik (10 mL/kg pakan), dan jenis pakan ikan. .
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
36 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
3.4 Prosedur Kerja 3.4.1 Tahap Sebelum Dilakukan Perlakuan di Lapangan 1. Persiapan Media dan Peremajaan Isolat Bakteri Probiotik Media yang digunakan untuk penggandaan atau peremajaan isolat bakteri probiotik kali ini dengan menggunakan yeast extract dan glukosa dengan masingmasing konsentrasi 1% dalam 100 mL. Sebanyak 1 g yeast extract dan 1 g glukosa ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik. Kemudian ditambahkan aquades sampai volume mencapai 100 mL dan diaduk secara merata. Media tersebut dimasukkan ke dalam botol 250 mL kemudian mulut botol ditutup menggunakan kapas kemudian aluminium foil. Media dalam botol tersebut kemudian disterilkan menggunakan autoclave. Setelah disterilisasi, media tersebut diturunkan suhunya dengan cara didiamkan hingga mencapai suhu ruangan. Kemudian isolat murni dimasukkan secara aseptis ke dalam media yang sudah disterilisasi tersebut. Setiap bakteri diambil 1 ose dari agar miring kemudian dimasukkan dalam botol yang berisi media. Setiap satu bakteri dimasukkan dalam satu botol yang berisi media. Tahap ini dilakukan di Laminar air flow untuk mencegah terjadinya kontaminasi. 2. Perhitungan Kuantitas Mikroba Tahap ini memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui jumlah mikroba yang hidup. Penghitungan kuantitas tujuh kultur mikroba dilakukan dengan dua pengukuran. Pertama, mengukur nilai optical density (OD) pada masing-masing biakan. Pengukuran ini dilakukan dengan mengambil biakan sebanyak 4 mL dari
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
37 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
100 mL biakan yang telah ditumbuhkan. Kemudian dimasukkan ke dalam kuvet untuk diukur nilai absorbansinya menggunakan spectrophotometer dengan panjang gelombang (π) 600 nm. Kedua, melakukan pengukuran dengan metode Total Plate Count (TPC). Untuk pencawanan, sebelumnya dilakukan pengenceran dahulu sebanyak 1010 (jumlah pengenceran tergantung pada nilai OD biakan mikroba) kemudian dilakukan metode pour plate. Metode pour plate dilakukan dengan cara mengambil tiga pengenceran terakhir kemudian masing-masing pengenceran diambil 1 mL dan dimasukkan dalam cawan petri yang berbeda. Selanjutnya sebanyak 15 mL media NA dituangkan dalam masing-masing cawan petri tersebut kemudian dihomogenkan dengan cara cawan petri digerakkan membentuk angka delapan. Selanjutnya diinkubasi selama 24 jam. Untuk biakan Lactobacillus plantarum dan Lactobacillus fermentum menggunakan media MRSA. Kemudian dilakukan penghitungan koloni menggunakan colony counter setelah koloni tumbuh pada cawan petri. Data yang digunakan adalah data pada seri pengenceran dengan hasil koloni berkisar antara 30-300. 3. Pewarnaan Gram Bakteri Pewarnaan Gram bertujuan untuk mengetahui Gram bakteri yang dibagi dalam dua golongan yaitu bakteri Gram positif dan Gram negatif. Bakteri diambil satu ose dari kultur kemudian dioleskan di atas gelas objek. Ada empat tahap pewarnaan Gram. Tahap pertama yaitu pemberian Gram A pada bakteri. Gram A diteteskan pada bakteri yang ada di atas gelas objek kemudian didiamkan selama
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
38 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
1 menit. Selanjutnya dicuci dengan aquades. Tahap kedua yaitu pemberian Gram B. Bakteri yang ada di atas gelas objek ditetesi dengan Gram B kemudian dibiarkan selama 1 menit. Selanjutnya dicuci dengan aquades. Tahap ketiga yaitu pemberian Gram C. Bakteri yang ada di atas gelas objek ditetesi dengan Gram C kemudian dibiarkan selama 30 detik. Selanjutnya dicuci dengan aquades. Tahap keempat yaitu pemberian Gram D pada bakteri. Gram D diteteskan pada bakteri yang ada di atas gelas objek kemudian didiamkan selama 30 detik. Selanjutnya dicuci dengan aquades 2. Pembuatan Probiotik pada Media Molase Media molase yang dipakai kali ini adalah dengan perbandingan aquades 97% dan molase 3% dalam 300 mL. Pembuatan starter probiotik dilakukan dengan cara setiap biakan bakteri probiotik yang sudah diremajakan sebelumnya dituangkan secara aseptis dalam media molase 300 mL yang sudah di sterilisasi dengan autoclave, sehingga total volume yang didapat adalah 400 mL dalam satu botol. Langkah ini dilakukan di laminar air flow agar mencegah terjadinya kontaminasi. Setelah itu mulut botol ditutup rapat dan biakan disimpan sebagai starter awal probiotik. Setelah disimpan kurang lebih satu minggu, jumlah koloni dihitung dengan TPC (Total Plate Count) menggunakan metode pour plate. Setelah
starter
probiotik
dihitung
jumlah
koloninya,
maka
dilakukan
pencampuran probiotik dari setiap isolat. Ada tujuh isolat bakteri probiotik sehingga jika dicampur maka volumenya menjadi 2800 mL.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
39 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
3. Persiapan Kolam Pada penelitian ini kolam yang digunakan berupa kolam beton berukuran masing-masing 1x1x1 m sebanyak tujuh kolam. 4. Persiapan Pakan Ikan Lele Dumbo Pakan yang diberikan pada perlakuan adalah berupa pelet dengan frekuensi pemberian pakan berprobiotik yang berbeda-beda. Pakan yang digunakan adalah berupa pelet. Probiotik dicampurkan dengan cara disemprotkan ke pakan dengan konsentrasi 10 mL/kg pakan. Kemudian dikeringkan dengan cara dianginanginkan hingga pelet sudah kering. 3.4.2 Tahap Pemeliharaan Ikan Lele Dumbo Pemeliharaan ikan lele dumbo dilakukan dengan cara pemberian pakan berupa pelet dengan dicampur probiotik dengan konsentrasi 10 mL/kg pakan dan diberikan dengan frekuensi yang berbeda-beda sesuai dengan jenis perlakuan selama 3 bulan. Pemberian pakan diberikan sebanyak 2 kali sehari sekitar pukul 07.00 WIB, dan 16.00 WIB. Ikan diberi pakan sebanyak 6% dari bobot total ikan. 3.4.3 Tahap Pemanenan Ikan lele dumbo yang telah diberi perlakuan dipanen setelah 3 bulan dan diukur panjang badan dan beratnya menggunakan mistar pengukur panjang dan timbangan serta menghitung berapa jumlah ikan yang mati. Pemanenan dilakukan pada pagi hari. Ada beberapa langkah yang diperlukan saat memanen lele. Pertama, ikan lele yang akan dipanen dipuasakan terlebih dahulu selama satu malam. Kedua,
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
40 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
pengurangan volume air kolam. Air kolam dikurangi volumenya menggunakan mesin diesel hingga sebatas mata kaki orang dewasa. Ketiga, ikan diambil menggunakan jaring. Ikan diambil secara random di tengah dan di setiap sudut kolam. Ikan diambil sebanyak 4 ikan di setiap pengambilan. Keempat, ikan diukur panjang badan dan beratnya. A. Cara Mengukur Panjang Badan Ikan Lele Pengukuran panjang badan ikan lele menggunakan mistar dengan ketelitian 0,1 cm. Pertama, karung plastik diletakkan di atas tanah sebagai tempat untuk meletakkan tubuh lele yang akan diukur. Kemudian ikan lele diletakkan di atas karung plastik tersebut. Selanjutnya, ikan lele diukur panjang totalnya menggunakan mistar. Untuk mengurangi pergerakan ikan lele dumbo, kepala ikan lele dipegang erat dengan tangan. Sebelum memulai pengukuran, telapak tangan harus dilindungi dengan sarung tangan untuk menghindari luka karena terkena patil ikan lele. B. Cara Mengukur Berat Lele Berat ikan lele ditimbang dengan menggunakan timbangan digital. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk meminimalisir pergeseran angka timbangan digital karena timbangan digital sangat sensitif. Pertama, wadah yang terbuat dari plastik ringan disiapkan kemudian diletakkan di atas timbangan digital. Kedua, air tawar dituangkan ke dalam wadah tersebut. Berat wadah yang ditambah air dicatat. Ketiga, ikan dimasukkan dalam wadah dan dicatat beratnya
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
41 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
kemudian berat ikan yang muncul pada timbangan dikurangi dengan berat wadah yang berisi air tersebut. C. Cara Mengukur Jumlah Ikan Lele yang Hidup Saat Panen Jumlah ikan yang hidup saat panen dihitung dengan cara mengurangi jumlah ikan yang hidup saat penebaran dengan jumlah ikan yang mati. Jumlah ikan lele yang mati dicatat setiap saat ada ikan yang mati selama masa pemeliharaan. Ikan lele yang mati ditandai dengan badan lele yang mengapung dengan posisi terbalik di permukaan air kolam, badan ikan lele dengan warna putih pucat, tidak bergerak dan badan lele menjadi kaku. 3.4.4 Prosedur Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan yaitu panjang badan dan berat ikan, jumlah pakan yang dihabiskan selama masa pemeliharaan, dan jumlah ikan yang mati setiap perlakuan. Pengukuran kualitas air diukur selama pemeliharaan yaitu pH dan suhu yang diukur setiap hari pada pagi, siang, dan sore hari. Selama masa pemeliharaan dilakukan pengamatan terhadap kelangsungan hidup dengan menghitung angka mortalitas dari ikan lele dumbo yang ada dalam kolam setiap hari. Pengamatan terhadap laju pertumbuhan panjang dan laju pertumbuhan berat dilakukan ketika awal pemeliharaan dengan mengukur panjang dan berat awal kemudian diukur kembali ketika masa panen atau masa akhir pemeliharaan dengan mengukur panjang dan berat akhir ikan lele dumbo.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
42 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
3.4.5 Parameter Pengamatan A. Parameter Utama 1. Panjang Panjang diukur ketika awal dan akhir masa pemeliharaan yang dinyatakan dengan satuan sentimeter (cm). Panjang ikan lele diukur mulai ujung mulut ikan hingga ujung ekor menggunakan mistar dengan ketelitian 0,1 cm. Menurut Djatmika et al. (1986) ikan lele dumbo baik untuk dipanen yaitu ketika panjang ikan sudah mencapai 20 cm. 2. Laju Pertumbuhan Panjang (L) Laju pertumbuhan panjang merupakan pertumbuhan panjang tiap satuan waktu yang dihitung menggunakan rumus Effendi (1997) yang diacu oleh Agustin, et al (2014) yaitu : L=
ln 𝐿𝐿𝐿𝐿−ln 𝐿𝐿𝐿𝐿
Keterangan : L Lt Lo t
𝑡𝑡
𝑥𝑥 100%
= laju pertumbuhan panjang (%/hari) = panjang rata-rata ikan saat panen (cm) = panjang rata-rata ikan saat awal (cm) = waktu pemeliharaan (hari)
3. Berat Berat diukur ketika awal dan akhir masa pemeliharaan yang dinyatakan dengan satuan gram (g). Berat ikan lele dumbo diukur menggunakan timbangan digital. Menurut Djatmika et al. (1986) ikan lele dumbo bisa dipanen ketika berat ikan sudah mencapai 60 g.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
43 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
4. Laju Pertambahan Berat (W) Laju pertambahan berat berfungsi untuk menghitung persentase pertambahan berat ikan lele tiap satuan waktu yang dihitung menggunakan rumus Effendi (1997) yang diacu oleh Agustin, et al (2014) W
=
ln 𝑊𝑊𝑊𝑊 −ln 𝑊𝑊𝑊𝑊 𝑡𝑡
Keterangan : W Wt Wo t
𝑥𝑥 100%
= laju pertambahan berat (%/hari) = bobot rata-rata ikan saat panen (g) = bobot rata-rata ikan saat awal (g) = waktu pemeliharaan (hari)
3. Nilai Survival Rate (Tingkat Kelulushidupan) Tingkat kelulushidupan (survival rate) dihitung dengan cara menghitung jumlah ikan yang hidup ketika awal dan akhir pemeliharaan. Tingkat kelulusan hidup dapat dihitung menggunakan rumus Effendi (1997) yang diacu dalam Agustin, et al (2014). SR Keterangan : SR Nt No
𝑁𝑁𝑁𝑁
= 𝑁𝑁𝑁𝑁 𝑥𝑥 100%
= Survival rate (100 %) = Jumlah ikan yang hidup saat panen (ekor ) = Jumlah ikan yang hidup saat awal (ekor )
4. Efisiensi Pemanfaatan Pakan (EPP) Nilai efisiensi pemanfaatan pakan merupakan nilai perbandingan antara pertambahan berat dengan pakan yang dikonsumsi. Menurut Craig dan Helfrig (2002) dalam Ahmadi (2012) bahwa nilai efisiensi yang baik apabila melebihi 50%.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
44 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Efisiensi pemanfaatan pakan menurut Tacon (1987) dalam Noviana et al., (2014) dihitung menggunakan rumus sebagai berikut : EPP = Keterangan : EPP Wt Wo F
𝑊𝑊𝑊𝑊−𝑊𝑊𝑊𝑊 𝐹𝐹
𝑥𝑥 100%
= efisiensi pemanfaatan pakan (100 %) = bobot biomassa ikan saat panen (g) = bobot biomassa ikan saat awal (g) = jumlah pakan ikan yang diberikan selama penelitian
B. Parameter Pendukung Parameter yang mendukung yaitu suhu (˚C) dan pH air. Suhu air diukur setiap hari setiap pagi, siang, dan sore hari menggunakan sling psycrometer. Sedangkan pH air juga diukur setiap pagi, siang, dan sore hari menggunakan pH pen. 3.4.6 Analisis Data Untuk mengetahui beda nyata antar perlakuan terhadap panjang akhir dan berat akhir ikan lele dumbo dilakukan uji menggunakan Statistical Product and Service Solution (SPSS). Data diuji normalitas dan homogenitasnya berturut-turut dengan
uji Kolmogorov Smirnow dan Levene test. Apabila data normal dan
homogen, maka data dianalisis menggunakan Analysis of Varians (ANOVA) satu arah (One Way Anova) dengan derajat signifikansi 5%. Apabila data memiliki pengaruh nyata dan berbeda maka dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) untuk membandingkan antar perlakuan dan melihat mana perlakuan yang terbaik. Bila data normal tapi tidak homogen maka data di analisis menggunakan uji Brown Forsythe kemudian dilanjutkan dengan uji
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
45 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Games Howell. Bila data tidak normal dan tidak homogen diuji dengan menggunakan uji Kruskal-Wallis dan jika berpengaruh maka dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
46 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
3.4.7 Skema Prosedur Penelitian Persiapan alat, isolat, dan media
Peremajaan isolat
Pembuatan starter mikroba
Penghitungan jumlah mikroba
Pembuatan probiotik
Persiapan kolam dan benih
Persiapan pakan berprobiotik
Perlakuan dan pengamatan
Pemanenan dan pengambilan data
Analisis data Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Pengukuran Panjang dan Analisa Panjang Akhir Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Salah satu parameter yang diukur adalah panjang ikan lele dumbo. Pengukuran panjang ikan lele dumbo pada penelitian ini diukur pada saat awal penebaran dan pada saat panen. Parameter ini dinyatakan dengan satuan sentimeter (cm). Pengukuran dilakukan dengan mengukur panjang total yaitu mulai dari ujung kepala sampai ujung ekor ikan lele dumbo. Panjang ikan lele dumbo diukur ketika awal dan akhir masa pemeliharaan menggunakan mistar. Kemudian dihitung nilai laju pertumbuhan panjang (L) yang dinyatakan dalam satuan persen per hari (%/hari). Panjang akhir ikan lele dumbo dalam penelitian ini dianalisis secara statistik menggunakan prog Statistical Product and Service Solution (SPSS) v.22. Hasil uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan uji homogenitas menggunakan Levene test menunjukkan bahwa data panjang akhir ikan lele dumbo berdistribusi secara normal dan homogen pada taraf 5%. Probabilitas pada uji normalitas untuk panjang akhir ikan lele dumbo adalah P = 0,2. Pada uji normalitas, jika nilai P > 0,05 maka data dinyatakan normal. Sedangkan probabilitas pada uji homogenitas untuk panjang akhir ikan lele dumbo adalah P = 0,105. Pada uji homogenitas, jika nilai P > 0,05 maka data dinyatakan homogen. Dikarenakan data berdistribusi normal dan homogen maka dilakukan uji ANOVA untuk mengetahui pengaruhnya. Dari uji ANOVA dihasilkan nilai probabilitas P = 47 SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
48 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
0,00 sehingga nilai P < 0,05 sehingga H0a ditolak dan H1a diterima yang berarti bahwa penambahan pakan berprobiotik dengan frekuensi yang berbeda mempengaruhi panjang akhir ikan lele dumbo (Clarias gariepinus). Kemudian dilanjutkan pada uji DMRT (Duncan Multiple Range Test) untuk mengetahui perbedaan pengaruh dari masing-masing perlakuan dengan taraf 5%. Hasil uji DMRT menunjukkan bahwa perlakuan kontrol, P4, dan P6 berbeda signifikan terhadap semua perlakuan. Perlakuan P1, P2, dan P5 tidak berbeda signifikan. Perlakuan P5 dan P3 juga tidak berbeda signifikan. (Lampiran 10) Tabel 4.1. Rata-rata panjang ikan lele dumbo dan nilai laju pertumbuhan panjang (L) pada setiap perlakuan. Perlakuan K P1 P2 P3 P4 P5 P6
Panjang (cm) Awal 5,05 5,52 5,16 5,42 5,07 5,15 5,06
Nilai L (%/hari)
Akhir 16,06 ± 1,25a 18,42 ± 1,34c 18,44 ± 0,92d 19,4 ± 0,65c 20,34 ± 1,41e 18,68 ± 1,31cd 16,83 ± 1,76b
1,41 1,47 1,55 1,56 1,69 1,57 1,47
Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti notasi huruf (a, b, c, dan d) menunjukkan beda signifikan pada uji Duncan dengan taraf 5%. Notasi yang sama menunjukkan bahwa perlakuan tersebut tidak berbeda signifikan dan notasi yang berbeda menunjukkan bahwa perlakuan tersebut berbeda signifikan. (K) tanpa probiotik ; (P1) pemberian pakan berprobiotik setiap hari ; (P2) pemberian pakan berprobiotik setiap 3 hari sekali ; (P3) pemberian pakan berprobiotik setiap 5 hari sekali ; (P4) pemberian pakan berprobiotik setiap 7 hari sekali ; (P5) pemberian pakan berprobiotik setiap 10 hari sekali ; (P6) pemberian pakan berprobiotik setiap 14 hari sekali.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
49
Panjang akhir (cm)
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
25 20
16.06a
18.42c
18.44d
19.4c
20.34e
P1
P2
P3
P4
18.68cd
16.83b
P5
P6
15 10 5 0 K
Perlakuan
L (%)
Gambar 4.1. Grafik rata-rata panjang akhir ikan lele dumbo pada setiap perlakuan. 1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2
1.69 1.55 1.41
K
1.57
1.56
1.47
P1
1.47
P2
P3
P4
P5
P6
Perlakuan
Gambar 4.2. Grafik nilai laju pertumbuhan panjang ikan lele dumbo pada setiap perlakuan Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti notasi huruf (a, b, c, dan d) menunjukkan beda signifikan pada uji Duncan dengan taraf 5%. Notasi yang sama menunjukkan bahwa perlakuan tersebut tidak berbeda signifikan dan notasi yang berbeda menunjukkan bahwa perlakuan tersebut berbeda signifikan. (K) tanpa probiotik ; (P1) pemberian pakan berprobiotik setiap hari ; (P2) pemberian pakan berprobiotik setiap 3 hari sekali ; (P3) pemberian pakan berprobiotik setiap 5 hari sekali ; (P4) pemberian pakan berprobiotik setiap 7 hari sekali ; (P5) pemberian pakan berprobiotik setiap 10 hari sekali ; (P6) pemberian pakan berprobiotik setiap 14 hari sekali. Terlihat dari gambar 4.1 dan 4.2 bahwa nilai rata-rata panjang ikan tertinggi saat panen terdapat pada perlakuan P4 yaitu pemberian pakan berprobiotik setiap 7 hari sekali dengan nilai rata-rata sebesar 20,34 cm. Sedangkan nilai rata-rata panjang akhir terendah terdapat pada kontrol yaitu 16,06
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
50 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
cm. Nilai L tertinggi juga terdapat pada perlakuan P4 yaitu 1,69%/hari dan terendah terdapat pada kontrol yaitu 1,41%/hari. 4.1.2 Hasil Pengukuran Berat dan Analisa Berat Akhir Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Selain parameter panjang, parameter lain yang diukur adalah berat ikan lele dumbo. Berat ikan lele dumbo diukur pada saat awal dan akhir masa pemeliharaan. Parameter berat dinyatakan dengan satuan gram (g). Setelah itu dihitung nilai laju pertambahan berat (W) yang dinyatakan dalam satuan persen per hari (%/hari). Berat akhir ikan lele dumbo dalam penelitian ini dianalisis secara statistik menggunakan prog Statistical Product and Service Solution (SPSS) v.22. Hasil uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan uji homogenitas menggunakan Levene test menunjukkan bahwa data panjang akhir ikan lele dumbo berdistribusi secara tidak normal dan tidak homogen pada taraf 5%. Probabilitas pada uji normalitas untuk panjang akhir ikan lele dumbo adalah P = 0,004. Pada uji normalitas, apabila nilai P > 0,05 maka data dinyatakan berdistribusi tidak normal. Sedangkan probabilitas pada uji homogenitas untuk panjang akhir ikan lele dumbo adalah P = 0,044. Pada uji homogenitas, apabila nilai P < 0,05 maka data dinyatakan tidak homogen. Jika data tidak normal dan tidak homogen maka uji ANOVA tidak berlaku sehingga dilakukan uji KruskallWallis kemudian dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney. Hasil uji Kruskall-Wallis menunjukkan nilai probabilitas P = 0,00 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0b ditolak dan H1b diterima yang berarti bahwa penambahan pakan berprobiotik
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
51 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
dengan frekuensi yang berbeda mempengaruhi berat akhir ikan lele dumbo (Clarias gariepinus). Data berat akhir ikan lele dumbo tidak berdistribusi normal dan tidak homogen maka uji DMRT tidak berlaku sehingga dilakukan uji Mann-Whitney untuk membandingkan hasil antar perlakuan. Uji Mann-Whitney menunjukkan beda signifikan pada berat akhir ikan lele dumbo di berbagai perlakuan yang diberikan. Tabel 4.2. Rata-rata berat dan nilai laju pertambahan berat (W) ikan lele dumbo pada setiap perlakuan. Perlakuan K P1 P2 P3 P4 P5 P6
Berat (g) Awal 1,34 1,43 1,29 1,31 1,45 1,19 1,24
Nilai W (%/hari)
Akhir 30,46 ± 6,94a 42,47 ± 7,64b 44,59 ± 6,56b 46,87 ± 6,59b 62,36 ± 10,77d 45,08 ± 9,78b 36,36 ± 6,03c
3,81 4,14 4,32 4,36 4,59 4,43 4,12
Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti notasi huruf (a, b, c, dan d) menunjukkan beda signifikan pada uji Mann-Whitney dengan taraf 5%. Notasi yang sama menunjukkan bahwa perlakuan tersebut tidak berbeda signifikan dan notasi yang berbeda menunjukkan bahwa perlakuan tersebut berbeda signifikan. (K) tanpa probiotik ; (P1) pemberian pakan berprobiotik setiap hari ; (P2) pemberian pakan berprobiotik setiap 3 hari sekali ; (P3) pemberian pakan berprobiotik setiap 5 hari sekali ; (P4) pemberian pakan berprobiotik setiap 7 hari sekali ; (P5) pemberian pakan berprobiotik setiap 10 hari sekali ; (P6) pemberian pakan berprobiotik setiap 14 hari sekali. Dari uji Mann-Whitney diperoleh hasil bahwa kontrol, P4, dan P6 berbeda signifikan terhadap semua perlakuan. Pada perlakuan P1 berbeda signifikan dengan perlakuan kontrol, P4, dan P6 tetapi tidak berbeda signifikan dengan perlakuan P2, P3, dan P5. Pada perlakuan P2 berbeda signifikan dengan perlakuan kontrol, P4, dan P6 tetapi tidak signifikan dengan perlakuan P1, P3, dan P5. Pada
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
52 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
perlakuan P3 berbeda signifikan dengan perlakuan kontrol, P4, dan P6 tetapi tidak signifikan dengan perlakuan P1, P2, dan P5. Pada perlakuan P5 berbeda signifikan dengan perlakuan kontrol, P4, dan P6 tetapi tidak signifikan dengan perlakuan P1, P2, dan P3. (Lampiran 11)
Berat akhir (g)
80
62.36d
60 40
42.47b
44.59b
P1
P2
45.08b
46.87b
36.36c
30.46a
20 0 K
P3
P4
P5
P6
Perlakuan
Gambar 4.3. Grafik rata-rata berat akhir ikan lele dumbo pada setiap perlakuan.
5
W (%)
4
3.81
4.14
4.32
P1
P2
4.36
4.59
4.43
4.12
P3
P4
P5
P6
3 2 1 0 K
Perlakuan
Gambar 4.4. Grafik nilai laju pertambahan berat ikan lele dumbo pada setiap perlakuan. Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti notasi huruf (a, b, c, dan d) menunjukkan beda signifikan pada uji Mann-Whitney dengan taraf 5%. Notasi yang sama menunjukkan bahwa perlakuan tersebut tidak berbeda signifikan dan notasi yang berbeda menunjukkan bahwa perlakuan tersebut berbeda signifikan. (K) tanpa probiotik ; (P1) pemberian pakan berprobiotik setiap hari ; (P2) pemberian pakan berprobiotik setiap 3 hari sekali ; (P3) pemberian pakan berprobiotik setiap 5 hari sekali ; (P4) pemberian pakan berprobiotik setiap 7 hari sekali ; (P5) pemberian pakan berprobiotik setiap 10 hari sekali ; (P6) pemberian pakan berprobiotik setiap 14 hari sekali.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
53 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Nilai rata-rata berat ikan tertinggi saat panen terdapat pada perlakuan P4 yaitu pemberian pakan berprobiotik setiap 7 hari sekali dengan nilai rata-rata sebesar 62,36 g. Sedangkan nilai rata-rata panjang akhir terendah terdapat pada kontrol yaitu 30,46 g. Nilai W tertinggi juga terdapat pada perlakuan P4 yaitu 4,59%/hari dan terendah terdapat pada kontrol yaitu 3,81%/hari. 4.1.3 Hasil Perhitungan Nilai Surival Rate (Tingkat Kelulushidupan) Tingkat kelulushidupan dihitung dengan cara menghitung jumlah ikan yang hidup ketika awal dan akhir pemeliharaan atau saat panen. Jumlah ikan lele dumbo yang hidup saat panen dihitung dengan cara mengurangi jumlah ikan yang hidup saat penebaran dengan jumlah ikan yang mati. Jumlah ikan yang mati dicatat setiap hari saat terdapat ikan yang mati selama masa pemeliharaan. Kemudian dihitung nilai survival rate (SR) yang dinyatakan dalam persen (%). Nilai SR dan jumlah ikan yang hidup saat awal dan akhir masa pemeliharaan disajikan dalam tabel 4.3 dan gambar 4.5. Tabel 4.3. Nilai SR dan Jumlah Ikan Lele Dumbo Saat Awal dan Saat Panen. Perlakuan K P1 P2 P3 P4 P5 P6
Jumlah Ikan Awal (ekor) 120 120 120 120 120 120 120
Jumlah Ikan Saat Panen (ekor) 106 102 108 116 115 116 113
Jumlah Ikan Mati (ekor) 14 18 12 4 5 4 7
Nilai SR (%) 88,33 85 90 96,67 95,83 96,67 94,17
Keterangan : (K) tanpa probiotik ; (P1) pemberian pakan berprobiotik setiap hari ; (P2) pemberian pakan berprobiotik setiap 3 hari sekali ; (P3) pemberian pakan berprobiotik setiap 5 hari sekali ; (P4) pemberian pakan berprobiotik setiap 7 hari sekali ; (P5) pemberian pakan berprobiotik setiap 10 hari sekali ; (P6) pemberian pakan berprobiotik setiap 14 hari sekali.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
54 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Hasil menunjukkan nilai SR tertinggi terdapat pada perlakuan P3 dan P5 yaitu sebesar 96,67%. Sedangkan nilai SR terendah terdapat pada perlakuan P1
SR (%)
yaitu sebesar 85% 100 95 90 85 80 75
88.33
K
96.67
95.83
96.67
P3
P4
P5
94.17
90 85
P1
P2
P6
Perlakuan
Gambar 4.5. Grafik nilai survival rate ikan lele dumbo pada setiap perlakuan. Keterangan : (K) tanpa probiotik ; (P1) pemberian pakan berprobiotik setiap hari ; (P2) pemberian pakan berprobiotik setiap 3 hari sekali ; (P3) pemberian pakan berprobiotik setiap 5 hari sekali ; (P4) pemberian pakan berprobiotik setiap 7 hari sekali ; (P5) pemberian pakan berprobiotik setiap 10 hari sekali ; (P6) pemberian pakan berprobiotik setiap 14 hari sekali.
4.1.4 Hasil Perhitungan Nilai Efisiensi Pemanfaatan Pakan (EPP) Efisiensi pemanfaatan pakan (EPP) merupakan persentase pertambahan bobot dalam periode tertentu yang diperoleh dari sejumlah pakan yang diberikan setiap harinya (Mudjiman, 1989 dalam Wardika et al., 2014). Nilai efisiensi pakan dihitung dengan cara membagi selisih rata-rata berat akhir dan berat awal dengan jumlah pakan yang dihabiskan selama masa pemeliharaan kemudian dikalikan 100%. Nilai efisiensi pemanfaatan pakan dinyatakan dalam persen (%). Nilai persentase EPP terbesar terdapat pada perlakuan P4 yaitu sebesar 234,16% sedangkan persentase terkecil terdapat pada perlakuan kontrol yaitu sebesar 103,17%.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
55 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Tabel 4.4. Nilai efisiensi pemanfaatan pakan pada setiap perlakuan. Perlakuan K P1 P2 P3 P4 P5 P6
Total Pakan Selama Pemeliharaan (g) 2991,4 2991,4 2991,4 2991,4 2991,4 2991,4 2991,4 234.16
250 200
EPP (%)
Nilai EPP (%) 103,17 139,94 156,33 176,65 234,16 170,2 132,65
139.94
150
156.33
176.65
170.2 132.65
103.17 100 50 0 K
P1
P2
P3
P4
P5
P6
Perlakuan
Gambar 4.6. Grafik nilai efisiensi pemanfaatan pakan pada setiap perlakuan. Keterangan : (K) tanpa probiotik ; (P1) pemberian pakan berprobiotik setiap hari ; (P2) pemberian pakan berprobiotik setiap 3 hari sekali ; (P3) pemberian pakan berprobiotik setiap 5 hari sekali ; (P4) pemberian pakan berprobiotik setiap 7 hari sekali ; (P5) pemberian pakan berprobiotik setiap 10 hari sekali ; (P6) pemberian pakan berprobiotik setiap 14 hari sekali.
4.1.5 Hasil Pengukuran Parameter Sekunder Parameter sekunder yang diukur kali ini adalah pH air dan suhu. Parameter ini diukur setiap hari pada pagi, siang, dan sore hari. Kisaran pH air dan suhu selama masa pemeliharaan disajikan pada tabel 4.5 dan 4.6. Kisaran pH pada awal pemeliharaan cenderung sama. Kemudian mulai berubah pH saat diberi perlakuan.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
56 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Tabel 4.5. Nilai pH air selama masa pemeliharaan. No. 1
Bulan Februari
Waktu Pagi Siang Sore
2
Maret
Pagi Siang Sore
3
April
Pagi Siang Sore
K 6,82 ± 0,69 7,35 ± 0,62 7,31 ± 0,72 7± 0,75 7,96 ± 0,74 7,89 ± 1,04 6,31 ± 0,18 6,82 ± 1,36 6,36 ± 1,24
P1 6,83 ± 0,64 7,37 ± 0,63 7,31 ± 0,67 6,65 ± 0,67 7,74 ± 0,74 7,59 ± 1,02 5,97 ± 0,15 6,42 ± 1,31 6,09 ± 1,19
P2 6,83 ± 0,63 7,37 ± 0,62 7,31 ± 0,68 6,78 ± 0,72 7,84 ± 0,75 7,68 ± 1,07 6,09 ± 6,52 6,52 ± 1,32 6,16 ± 1,19
pH P3 6,83 ± 0,64 7,37 ± 0,62 7,33 ± 0,69 6,83 ± 0,71 7,85 ± 0,74 7,72 ± 1 6,16 ± 0,19 6,55 ± 1,31 6,18 ± 1,2
P4 6,83 ± 0,64 7,37 ± 0,62 7,33 ± 0,69 6,86 ± 0,73 7,88 ± 0,72 7,76 ± 1 6,2 ± 0,18 6,62 ± 1,34 6,23 ± 1,2
P5 6,82 ± 0,71 7,37 ± 0,64 7,3 ± 0,71 6,84 ± 0,68 7,9 ± 0,7 7,75 ± 0,97 6,27 ± 0,18 6,68 ± 1,34 6,27 ± 1,21
P6 6,86 ± 0,67 7,4 ± 0,64 7,34 ± 0,7 6,96 ± 0,7 7,96 ± 0,69 7,84 ± 0,95 6,39 ± 0,15 6,74 ± 1,36 6,35 ± 1,22
Keterangan : (K) tanpa probiotik ; (P1) pemberian pakan berprobiotik setiap hari ; (P2) pemberian pakan berprobiotik setiap 3 hari sekali ; (P3) pemberian pakan berprobiotik setiap 5 hari sekali ; (P4) pemberian pakan berprobiotik setiap 7 hari sekali ; (P5) pemberian pakan berprobiotik setiap 10 hari sekali ; (P6) pemberian pakan berprobiotik setiap 14 hari sekali. Kisaran nilai pH pada penelitian ini bersifat fluktuatif. Pada pagi hari, pH air cenderung lebih rendah. Kemudian saat siang hari pH air meningkat menjadi keadaan basa. Saat sore hari nilai pH air turun kembali. Demikian juga dengan suhu, ketika pagi hari cenderung lebih rendah dibandingkan saat siang hari. Saat siang hari suhu cenderung menjadi lebih tinggi sehingga menyebabkan nilai kelembaban menjadi rendah. Nilai kelembaban saat pagi hari cenderung lebih tinggi dibanding saat siang hari. Kemudian saat sore hari nilai kelembapan naik kembali karena suhu menurun. Suhu dan kelembaban juga dipengaruhi oleh keadaan cuaca. Apabila cuaca sedang terik maka suhu menjadi tinggi dan
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
57 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
kelembaban rendah sebaliknya apabila cuaca sedang mendung atau hujan maka suhu menjadi rendah dan kelembaban tinggi. Tabel 4.6. Nilai Suhu dan Kelembapan Lingkungan Selama Masa Pemeliharaan. No.
Bulan
Waktu
1
Februari
2
Maret
3
April
Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
Suhu Kering (˚C) 26,69 ± 0,94 29,94 ± 2,41 27,75 ± 1,82 26,94 ± 1,24 32,89 ± 1,82 30,34 ± 2,81 27,03 ± 0,82 30,89 ± 6,31 28,35 ± 5,7
Suhu Basah (˚C) 24,58 ± 0,55 26,15 ± 1,16 25,6 ± 1,27 25,27 ± 0,88 27,84 ± 1,17 26,89 ± 1,57 25,13 ± 0,53 26 ± 5,2 25,45 ± 5,05
Kelembapan (%) 82,67 ± 4,73 73,5 ± 10,37 79,75 ± 7,89 86,03 ± 6,55 68 ± 9,12 74,74 ± 11,3 84,03 ± 3,79 66,42 ± 14,42 75,06 ± 14,77
Keterangan : (K) tanpa probiotik ; (P1) pemberian pakan berprobiotik setiap hari ; (P2) pemberian pakan berprobiotik setiap 3 hari sekali ; (P3) pemberian pakan berprobiotik setiap 5 hari sekali ; (P4) pemberian pakan berprobiotik setiap 7 hari sekali ; (P5) pemberian pakan berprobiotik setiap 10 hari sekali ; (P6) pemberian pakan berprobiotik setiap 14 hari sekali.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
58 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
4.2 Pembahasan 4.2.1 Pengukuran Panjang dan Analisa Panjang Akhir Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Panjang ikan lele dumbo dalam penelitian ini diukur saat awal dan akhir pemeliharaan. Panjang awal ikan diukur saat ikan masih berumur 2 minggu. Kemudian panjang akhir ikan diukur saat akhir masa pemeliharaan atau panen. Panjang ikan mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya masa pemeliharaan. Nilai panjang ikan lele dumbo saat akhir pemeliharaan yang diberi pakan berprobiotik cenderung lebih besar dibandingkan dengan kontrol. Hal ini diduga karena adanya peningkatan penyerapan nutrisi yang dilakukan oleh bakteri probiotik sehingga ikan yang diberi probiotik lebih panjang tubuhnya. Gatesoupe (1999) dalam Gullian et al. (2004) menyatakan bahwa keberadaan probiotik dalam saluran pencernaan dapat meningkatkan aktifitas enzim yang mampu memaksimalkan pencernaan dalam saluran pencernaan. Dari hasil uji ANOVA pada taraf 5% menunjukkan bahwa pemberian pakan probiotik dengan frekuensi pemberian berbeda menunjukkan pengaruh nyata terhadap panjang akhir ikan lele dumbo. Dari hasil uji DMRT menunjukkan bahwa perlakuan yang menunjukkan pengaruh paling baik terdapat pada perlakuan P4 (pemberian pakan berprobiotik dengan frekuensi pemberian 7 hari sekali) dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Nilai yang paling baik ditunjukkan oleh perlakuan P4 dan mulai menurun kembali nilainya pada perlakuan P5 dan P6. Hal ini diduga karena jika pemberian pakan probiotik yang terlalu sering akan menurunkan efektifitas probiotik tersebut dan apabila pemberian probiotik yang jarang akan memberi sedikit pengaruh sesuai dengan
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
59 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
pernyataan Agustina et al. (2006) yang menyatakan bahwa pemberian probiotik yang berlebihan akan menurunkan efektifitasnya. Gatesouppe (1999) dalam Setiawati et al. (2013) menyatakan bahwa pemberian probiotik yang terlalu sering juga mengakibatkan terlalu tingginya populasi bakteri sehingga menimbulkan persaingan pertumbuhan bakteri. 4.2.2 Laju Pertumbuhan Panjang Ikan Lele Dumbo Probiotik merupakan agen mikroba hidup yang mampu memberikan keuntungan bagi inang yakni dengan memodifikasi komunitas mikroba atau berasosiasi dengan inang, memperbaiki nilai nutrisi dan pemanfaatan pakan, meningkatkan respon inang terhadap penyakit dan memperbaiki kualitas lingkungan ambangnya (Verschuere et al., 2000). Diduga bahwa probiotik dapat menekan pertumbuhan bakteri merugikan serta membantu saluran pencernaan untuk menyerap makanan sehingga dapat meningkatkan laju pertumbuhan. Pemberian pakan berprobiotik pada ikan juga mempengaruhi laju pertumbuhan panjang ikan (L). Nilai L dari hasil penelitian ini dianalisis secara deskripstif. Persentase laju pertumbuhan panjang ikan yang diberi probiotik menunjukkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. Hal ini diduga karena pengaruh dari probiotik yang berfungsi untuk meningkatkan penyerapan nutrisi. Nilai laju pertumbuhan yang paling baik terdapat pada perlakuan P4 yaitu 1,69%/hari. Artinya panjang ikan lele dumbo bertambah sebesar 1,69% per hari. Sedangkan persentase laju pertumbuhan panjang terendah terdapat pada kontrol. Nilai L mulai menurun kembali pada perlakuan P5 (pemberian pakan berprobiotik
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
60 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
10 hari sekali) dan perlakuan P6 (pemberian pakan berprobiotik dengan frekuensi 14 hari sekali. Hal ini diduga karena jika pemberian pakan probiotik yang terlalu sering akan menurunkan efektifitas probiotik tersebut karena adanya persaingan pertumbuhan bakteri sesuai dengan pernyataan Gatesouppe (1999) dalam Setiawati et al. (2013) menyatakan bahwa pemberian probiotik yang terlalu sering juga mengakibatkan terlalu tingginya populasi bakteri sehingga menimbulkan persaingan pertumbuhan bakteri. . 4.2.3 Pengukuran Berat dan Analisa Berat Akhir Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Berat ikan lele dumbo juga diukur saat awal dan akhir pemeliharaan atau saat panen. Berat ikan mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya waktu pemeliharaan. Nilai berat ikan lele dumbo saat akhir pemeliharaan yang diberi pakan berprobiotik cenderung lebih besar dibandingkan dengan kontrol. Hal ini diduga karena adanya peningkatan penyerapan nutrisi yang dilakukan oleh bakteri probiotik sehingga ikan yang diberi probiotik lebih berat tubuhnya. Chamberlain et al. (2001) dalam Praditia (2009) menyatakan bahwa enzim-enzim yang dihasilkan bakteri akan meningkatkan proses pencernaan sehingga penyerapan nutrisi akan lebih cepat. Dari hasil uji Kruskall-Wallis pada taraf 5% menunjukkan bahwa pemberian pakan probiotik dengan frekuensi pemberian berbeda menunjukkan pengaruh nyata terhadap berat akhir ikan lele dumbo. Dari hasil uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa perlakuan yang berbeda paling signifikan dengan perlakuan lain terdapat pada perlakuan P4 (pemberian pakan berprobiotik dengan frekuensi pemberian 7 hari sekali) dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Nilai yang
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
61 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
paling baik ditunjukkan oleh perlakuan P4 dan data mulai turun kembali pada perlakuan P5 (pemberian pakan berprobiotik 10 hari sekali) dan perlakuan P6 (pemberian pakan berprobiotik 14 hari sekali).
Hal ini diduga karena jika
pemberian pakan probiotik yang terlalu sering akan menurunkan efektifitas probiotik tersebut dan apabila pemberian probiotik yang jarang akan memberi sedikit pengaruh sesuai dengan pernyataan Agustina et al. (2006) yang menyatakan bahwa pemberian probiotik yang berlebihan akan menurunkan efektifitas probiotik tersebut. Gatesouppe (1999) dalam Setiawati et al. (2013) menyatakan bahwa pemberian probiotik yang terlalu sering juga mengakibatkan terlalu tingginya populasi bakteri sehingga menimbulkan persaingan pertumbuhan bakteri. 4.2.4 Laju Pertambahan Berat Ikan Lele Dumbo Pemberian pakan berprobiotik pada ikan juga mempengaruhi laju pertambahan berat ikan (W). Nilai W dari hasil penelitian ini dianalisis secara deskripstif. Persentase laju pertambahan berat ikan yang diberi probiotik menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan kontrol. Hal ini diduga karena pengaruh dari probiotik yang berfungsi untuk meningkatkan penyerapan nutrisi. Hal serupa dinyatakan oleh Rengpipat et al. (1998) dalam Praditia (2009) bahwa keberadaan probiotik dapat meningkatkan penyerapan pakan serta menekan jumlah pathogen dalam saluran pencernaan. Nilai laju pertambahan yang paling baik terdapat pada perlakuan P4 yaitu 4,59%/hari. Artinya berat ikan lele dumbo bertambah sebesar 4,59% per hari.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
62 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
4.2.5 Nilai Survival Rate (Tingkat Kelulushidupan) Ikan Lele Dumbo Survival rate (SR) atau tingkat kelangsungan hidup merupakan peluang hidup suatu individu dalam waktu tertentu (Effendie, 1997). Nilai SR dari hasil penelitian ini dianalisis secara deskripstif. Nilai SR kontrol lebih rendah dibandingkan perlakuan P2, P3, P4, P5, dan P6. Hal ini diduga karena probiotik dapat meningkatkan sistem imun dan mengurangi bakteri pathogen karena menghasilkan asam (Soeharsono, 2010). Namun, Nilai SR pada perlakuan P1 yang diberi pakan berprobiotik setiap hari menunjukkan nilai yang lebih rendah yaitu 85% dibandingkan dengan kontrol yaitu 88,33%. Pada gambar 4.5 menunjukkan bahwa persentase kelangsungan hidup paling tinggi yaitu pada perlakuan P3 (pemberian pakan berprobiotik dengan frekuensi 5 hari sekali) dan P5 (pemberian pakan berprobiotik dengan frekuensi 10 hari sekali) masing-masing yaitu 96.67%. Sedangkan persentase yang paling rendah terdapat pada perlakuan P1 (pemberian pakan berprobiotik dengan frekuensi setiap hari) yaitu 85%. Hal ini diduga karena pemberian pakan berprobiotik yang terlalu sering akan mengakibatkan banyaknya hasil metabolit sekunder yang dihasilkan bakteri sehingga bisa bersifat racun untuk tubuh ikan lele dumbo sesuai dengan pernyataan Anggriani et al. (2012) yang menyatakan bahwa pemberian probiotik yang terlalu sering akan menghasilkan banyaknya enzim hasil metabolisme dari bakteri probiotik. 4.2.6 Nilai Efisiensi Pemanfaatan Pakan Dalam penelitian ini, nilai EPP dianalisis secara deskripstif. Hasil penelitian menunjukkan persentase EPP yang diberi pakan berprobiotik lebih
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
63 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
besar dibandingkan dengan kontrol yang tidak diberi probiotik. Persentase EPP yang paling tinggi terdapat pada perlakuan P4 yaitu 234,16% sedangkan yang paling rendah terdapat pada kontrol yaitu 103,17%. Hal ini diduga bahwa pakan berprobiotik memiliki kualitas yang lebih baik dibanding dengan pakan tanpa probiotik dan makanan mudah diserap oleh ikan. Hal ini sesuai penelitian yang dilakukan Arief (2013) menyatakan bahwa pemberian probiotik dapat meningkatkan jumlah bakteri pada mukosa usus dan meningkatkan penyerapan nutrisi serta efektif meningkatkan pertumbuhan berat dan panjang ikan. Namun pada perlakuan P1, P2, dan P3 justru memiliki nilai EPP yang lebih rendah dibandingkan perlakuan P4. Hal ini diduga karena adanya peningkatan akumulasi metabolit yang dihasilkan bakteri dan persaingan bakteri dalam mengambil nutrisi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggriani et al. (2012) yang menyatakan bahwa banyaknya enzim hasil metabolisme dari bakteri probiotik akan menyebabkan bakteri sebagian mati sehingga daya cerna ikan akan berkurang dan penyerapan pakan kurang efisien. 4.2.7 Parameter Suhu dan pH Air Selama Pemeliharaan Parameter suhu selama penelitian ini menunjukkan masih dalam kondisi yang normal. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kairuman dan Amri (2011) dalam Amanta et al. (2014) menyatakan bahwa suhu yang baik untuk kehidupan ikan lele dumbo berkisar antara 20-30˚C. Parameter pH air dalam penelitian ini bersifat fluktuatif. Nilai pH air terkadang berada di luar batas optimal untuk ikan lele dumbo namun masih berada pada batas toleransi ikan untuk bisa bertahan hidup. Menurut Sularto et al. (2007)
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
64 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
dalam Rahmawan et al. (2014) bahwa kisaran pH optimal untuk ikan adalah 68,5. Menurut Wahyuningsih (2014) dalam Praditia (2009), ikan air tawar dapat mentolerir pH air dengan kisaran 4-10. Nilai rata-rata pH terendah dalam penelitian ini terdapat pada pH air ketika pagi hari dan nilai pH tertinggi yaitu ketika siang hari. Hal ini diduga karena bakteri probiotik yang dapat menghasilkan asam bermetabolisme dengan baik ketika pagi hari karena suhu tidak terlalu tinggi sehingga asam yang dihasilkan akan lebih banyak. Sedangkan pada siang hari mengalami kenaikan hingga mencapai pH basa yaitu 8,9 hal ini diduga karena meningkatnya aktivitas fotosintesis yang dilakukan oleh alga sehingga CO2 yang diperlukan akan lebih banyak. Apabila kadar CO2 menurun akan menyebabkan kondisi perairan menjadi lebih basa. Hal ini sesuai dengan pernyataan Wetzel (1983) dalam Izzati (2011) yang menyatakan bahwa perubahan pH ditentukan oleh aktivitas fotosintesis dan respirasi dalam ekosistem. Fotosintesis memerlukan CO2 sehingga kadar CO2 akan menurun. Penurunan kadar CO2 dalam ekosistem akan meningkatkan pH perairan.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 1. Penambahan pakan berprobiotik dengan frekuensi
yang berbeda
menunjukkan perbedaan panjang akhir dan berat akhir ikan lele dumbo (Clarias gariepinus). Perlakuan yang terbaik terdapat pada perlakuan P4 yaitu pemberian pakan berprobiotik dengan frekuensi 7 hari sekali dengan rata-rata panjang akhir sebesar 20,34 cm dan rata-rata berat akhir sebesar 62,36 g. 2. Nilai laju pertumbuhan panjang (L) ikan lele dumbo pada kontrol sebesar 1,41%, perlakuan P1 sebesar 1,47%, perlakuan P2 sebesar 1,55%, perlakuan P3 sebesar 1,56%, perlakuan P4 sebesar 1,69%, perlakuan P5 sebesar 1,57%, dan perlakuan P6 sebesar 1,47%. Nilai L terbesar terdapat pada perlakuan P4. Nilai laju pertambahan berat (W) ikan lele dumbo pada kontrol sebesar 3,81%, perlakuan P1 sebesar 4,14%, perlakuan P2 sebesar 4,32%, perlakuan P3 sebesar 4,36%, perlakuan P4 sebesar 4,59%, perlakuan P5 sebesar 4,43%, dan perlakuan P6 sebesar 4,12%. Nilai W terbesar terdapat pada perlakuan P4. 3. Nilai survival rate (SR) ikan lele dumbo pada kontrol sebesar 88,33%, perlakuan P1 sebesar 82,5%, perlakuan P2 sebesar 90%, perlakuan P3 sebesar 96,67%, perlakuan P4 sebesar 95,83%, perlakuan P5 sebesar
65 SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
66 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
96,67%, dan perlakuan P6 sebesar 94,17%. Nilai SR terbesar terdapat pada perlakuan P3 dan P5. 4. Nilai efisiensi pemanfaatan pakan (EPP) ikan lele dumbo pada kontrol sebesar 103,17%, perlakuan P1 sebesar 139,94%, perlakuan P2 sebesar 156,33%, perlakuan P3 sebesar 176,65%, perlakuan P4 sebesar 234,16%, perlakuan P5 sebesar 170,2%, dan perlakuan P6 sebesar 132,65%. Nilai EPP terbesar terdapat pada perlakuan P4.
5.2 Saran 1. Penambahan probiotik dalam budidaya ikan lele dumbo sangat diperlukan untuk memperbaiki kualitas hasil produksi ikan lele dumbo. 2. Perlu diberikan dosis dan frekuensi pemberian probiotik yang sesuai karena pemberian probiotik yang berlebihan pada ikan lele dumbo akan mengurangi efektifitas probiotik tersebut. 3. Pemberian probiotik dengan dosis 10 mL/kg pakan hanya perlu diberikan dalam tujuh hari sekali saja untuk mencapai pertumbuhan yang optimal.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
67 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
DAFTAR PUSTAKA Agustin, R.,Sasanti, A.D., dan Yulisman. 2014. Konversi Pakan, Laju Pertumbuhan, Kelangsungan Hidup Dan Populasi Bakteri Benih Ikan Gabus (Channa striata) Yang Diberi Pakan Dengan Penambahan Probiotik. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia. 2 (1): 55- 66 Agustina, D.T., Marnani, dan A. Irianto. 2006. Pengaruh Pola Pemberian Probiotik A3-51 Peroral Terhadap Kelangsungan Hidup Bawal Air Tawar setelah Di Uji Tantang dengan Bakteri. Skripsi. Universitas Jenderal Sudirman Ahmadi, H., Iskandar, dan Kurniawati, N. 2012. Pemberian Probiotik Dalam Pakan Terhadap Pertumbuhan Lele Sangkuriang Pada Pendederan II. Jurnal Akuakultur Indonesia. 3 (4) : 99-107 Amanta, R. 2014. Pengaruh Kombinasi Pakan Alami dengan Pakan Buatan Terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus). Skripsi. USU : Sumatera Utara Anggriani, R., Iskandar dan T. Ankiq. 2012. Efektivitas Penambahan Bacillus sp. Hasil Isolasi dari Saluran Pencernaan Ikan Patin pada Pakan Komersil terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Benih Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus). Fakultas Perikanan, dan Ilmu Kelautan, UNPAD. Jurnal Perikanan dan Kelautan. 3 (3): 75-83 Anonim. 2008. Produksi Nasional Perikanan Air Tawar Tahun 2008. http://www.dkp.go.Id/ Diakses Tanggal 7 November 2015. Arief, M., Fitriani, N., dan Sri Subekti, S. 2014. Pengaruh Pemberian Probiotik Berbeda Pada Pakan Komersial Terhadap Pertumbuhan Dan Efisiensi Pakan Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp.). Jurnal Perikanan dan Kelautan. 6 (1): 49-53 Arief, M. 2013. Pemberian Probiotik yang Berbeda pada Pakan Komersil terhadap Pertumbuhan dan Retensi Protein serta Serat Kasar pada Ikan Nila (Oreochromis sp.). Jurnal Argoveteriner. 1 (2): 88-93 Arief, M., Puspitasari, I. dan Kusdarwati, R. 2010. Pengaruh Pemberian Beberapa Bakteri terhadap Kelangsungan Hidup Benih Ikan Lele Dumbo (Clarias sp.). Jurnal Perikanan dan Kelautan. 2 (2): 193-198
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
68 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Arief, R.R.A., Maheswari, T., Suryati., dan Hidayati, N. 2006. Karakteristik Lactobacillus Spesies Yang Diisolasi Dari Daging Sapi. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner Astawan, M. 2008. Khasiat Warna Warni Makanan. Gramedia Pustaka Tama : Jakarta Austin B, dan Austin D. 2007. Bacterial Fish Pathogens: Diseases of Farmed and Wild Fish, 4 ed. Chichester: Springer. Bahamdain, Lina, Fatma Fahmi, SahiraLari, dan Mada Ali. 2015. Characterization of Some Bacillus Strains Obtained from Marine Habitats Using Different Taxonomical Methods. Life Science Journal. Faculty of Science. King Abdulaziz University, Jeddah, Saudi Arabia. Bairagi, A., K. Ghosh, S. Kumarsen, dan A. K. Ray, 2002. Enzyme Producing Bacterial Flora Isolated From Fish Digestive Tracts. Journal of Aquaculture International. 10: 109–121. Bronze, M., Vilas-Boas, L., Catulo, L., dan Peres, C. 2008. Use of Lactobacillus plantarum in Treatments of Olive Mill Wastewater. Acta Hort. 791: 637644. Claesson, M. J., D. V. Sinderen, dan P. W. O'Toole. 2007. The Genus Lactobacillus A Genomic Basis For Understanding Its Diversity. FEMS Microbiol.Lett. 269: 22-28 Cunningham, F.E dan N.A. Cox. 1987. The Microbilology of Poultry Meat Products. Academic Press Inc, San Diego, California. Cebron, A., dan Garnier J. 2005. Nitrobacter And Nitrospira Genera As Representatives Of Nitric-Oxidizing Bacteria: Detection, Quantification And Growth Along The Lower Seine River (France). Elsevier Journal. Water Research 39: 49794992 De Vries M., Vaughan E., Kleerebezem M., dan De Vos W. 2006. Lactobacillus plantarum Survival, Functional and Potential Probiotic. International Dairy Journal. 16: 1018__1028. Djarijah, A.S. 1995. Pakan Alami. Kanisius Yogyakarta. 87 hlm Djatmika, H., dan Rusdi, T. 1986. Lele Budidaya, Hasil Olah dan Analisa Usaha. CV Simplex: Jakarta Effendie, M.I. 1997. Metoda Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri : Bogor
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
69 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Engel, A.1961. The Morphology and Identification of Nitrosomonas europea in Soil. J. gen. Microbdol. 21: 88-92 FAO/WHO, 2009. World’s Marine and Fisheries Resoures Report. London. 34 pp. Fardiaz, S. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. Raja Grafindo Persada : Jakarta. Hal 205 - 219. Fauziah, Aulia. 2012. Kemampuan Antifungi Lactobacillus plantarum Terhadap Kapang yang Tumbuh pada Silase. Skripsi. UI: Jakarta.76hlm Fuller, R. 1989. A Review: Probiotics in Man and Animals. J. Appl. Bacteriol. 66: 365–378. Fuller, R. 1992. History and Development of Probiotics In Probiotics the Scientific basis. Edited by Fuller. Chapman and hall. London, New York, Tokyo, Melbourne, Madras. Pp. 1 – 7. Garrity, George M., J. A. Bell, dan T. G. Lilburn. 2004. Taxonomic Outline of the Procaryotes Bergey’s Manual of Systematic Bacteriology, 2nd Edition. New York: Springer New York. George, M., Don J. Brenner, James T. Staley, Noel R. Krieg, David R. Boone, Paul De Vos, Michael G., Fred A. Raine, dan Karl Heinz S. 2005. The Proteobacteria Part C the Alfa, Beta, Delta, and Epsilon proteobacteria. Bergey’s Manual of Systematic Bacteriology 2nd Edition .Volume two. New York: Springer Science and Bussines Media Inc. Gullian M, Thompson F, dan Rodriguez J. 2004. Selection of Probiotic Bacteria and Study of Their Immunostimulatory Effect in Pennaeus vannamei. Journal of Aquaculture. 233: 1-14 Haddadin, M.S.Y., S.M. Abdulrahim, E.A.R. Hashmmoum, S.N. Nahashon, H.S. Nakaue, L.W. Mirosh dan R.K. Robinson, 1996. The Effects Of Lactobacillus acidophilus On The Production And Chemical Composition Of Hens' Egg. Poult.Sci. 75: 491-494. Holt, John G., N. R. Krieg, P.H.A. Sneath, J.T Staley, dan S.T. Williams. 2000. Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology 9th Edition. Philadelphia USA: Lippincott Williams & Wilkins.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
70 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Izzati, M. 2011. Perubahan Konsentrasi Oksigen Terlarut dan pH Perairan Tambak Setelah Penambahan Rumput Laut (Sargassum plagyophyllum) dan Ekstraknya. Semarang: Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Tumbuhan Jurusan Biologi Universitas Diponegoro. Janes, M.E., Nannapanemi, R., dan Johnson, M.G.1999. Identification and Characterization of Two Bacteriocin Producing Bacillus from Garlic and Ginger Root. J Food Protect. 62: 899-904 Jusadi, D., E. Gandara, dan I. Mokoginta. 2004. Pengaruh Penambahan Probiotik Bacillus sp. Pada Pakan Komersil Terhadap Konversi Pakan Dan Pertumbuhan Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus). J. Akuakultur Indonesia. 3 (1): 15-18. [KKP] Kementrian Kelautan dan Perikanan. 2013. Statistik Kelautan dan Perikanan 2011. Jakarta (ID): Pusat Data Statistik dan Informasi (PDSI) KKP. http://www.bps.go.id/Subjek/view/id/56 di akses tanggal 13 Oktober 2015. Mahyuddin, K. 2008. Panduan Lengkap Agrobisnis Lele. Penebar Swadaya : Depok. Hal 24-94. Manin, Fahmida. 2010. Potensi Lactobacillus acidophilus dan Lactobacillus fermentum dari Saluran Pencernaan Ayam Buras Asal Lahan Gambut sebagai Sumber Probiotik. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan Februari. 13 (5): 41-49 Morikawa, Masaaki, Shinji Kagihiro, Mitsuru Haruki, Kazufumi Takano, Steve Branda, Roberto Kolter, dan Shigenori Kanaya. Biofilm Formation by a Bacillus subtilis Strain that Prduces γ-Polyglutamate. 2006. Journal of Microbiology. Departement of Material and Life Science. Osaka University Japan. Naim, R. 2003. Endospora Aspek Kesehatan Industri Pangan. Majalah. IPB : Bogor Noviana, Putri, Subandiyono, dan Pinandoyo. 2014. Pengaruh Pemberian Probiotik Dalam Pakan Buatan Terhadap Tingkat Konsumsi Pakan Dan Pertumbuhan Benih Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Journal of Aquaculture Management and Technology. 3 (4): 183-190
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
71 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Praditia, F.P. 2009. Pengaruh Pemberian Bakteri Probiotik Melalui Pakan Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Udang Windu (Penaeus monodon). Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB Bogor, 42 hlm Pelczar, M. J. dan E. C. S. Chan. 2010. Dasar-dasar Mikrobiologi 1. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia Purohit, Sanju., Ruchika Sharma, Nandini Jodhawat dan Swarnjeet Kaur. 2012. Evaluation of Probiotic Potential Of Lactobacillus fermentum Strain. Int. J. Pharm. Sc i. Rev. Res. 14 (2): 142‐144 Rahmawan, M.E.A., Suminto, dan Herawati, V.E. 2014. Penggunaan Bakteri Kandidat Probiotik pada Pakan Buatan Terhadap Efisiensi Pemanfaatan Pakan, Pertumbuhan dan Kelulushidupan Lele Dumbo (Clarias gariepinus). Journal of Aquaculture Management and Technology. 3 (4): 257-264 Santoso, B. 1994. Petunjuk Praktis Budidaya Lele Dumbo dan Lokal. Penerbit Kanisius: Yogyakarta Septiarini, Harpeni, E., dan Wardiyanto. 2012. Pengaruh Waktu Pemberian Probiotik yang Berbeda Terhadap Respon Imun Non-Spesifik Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) Yang Diuji Tantang Dengan Bakteri Aeromonas salmonicida. eJurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan. 1 (1): 39-46 Setiawati, J. A., Tarsim., Y. T. Adiputra, dan S. Hudaidah. 2013. Pengaruh Penambahan Probiotik Pada Pakan dengan Dosis Berbeda Terhadap Pertumbuhan, Kelulushidupan, Efisiensi Pakan dan Retensi Protein Ikan Patin (Pangasius hypophthalamus). E-Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan. 1 (2): 151-162. Sopyan, A.S. 2009. Karakterisasi Fisiologi dan Identifikasi Molekuler Isolat-Isolat Bacillus sp. sebagai Penghasil Bacteriosin Asal Hutan Wana Wisata Cangkuang. Skripsi. IPB : Bogor. Soeharsono. 2010. Probiotik. Basis Ilmiah Aplikasi Dan Aspek Praktis. Bandung : Widya Padjadjaran. Teugels, G.C. 1986. A Systematic Revision of The African Species of The Genus Clarias (Pisces: Clariidae). Ann. Mus. Roy. Afr. Centr., Sci. Zol. 247: 199 pages
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
72 ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Titiresmi, dan Sopiah, N. 2006. Teknologi Biofilter Untuk Pengolahan Limbah Ammonia. Jurnal Teknologi Lingkungan. 7 (2): 173-179 Verschuere,L., Rombaut, G., Sorgeloos, P., dan Verstraete, W. 2000. Probiotic Bacterial as Biological Control Agents in Aquaculture. Microbial Mol. Biol. Rev. 64 (4) : 655-671 Ward, B.B. 2013. Nitrification. In Earth Systems and Environmental Sciences. Elsevier, DOI: 10.1016/B978-0-12-409548-9.00697-7 Wardika, A.S., Suminto, dan Sudaryono, A. 2014. Pengaruh Bakteri Probiotik Pada Pakan Dengan Dosis Berbeda Terhadap Efisiensi Pemanfaatan Pakan, Pertumbuhan Dan Kelulushidupan Lele Dumbo (Clarias gariepinus). Journal of Aquaculture Management and Technology. 3 (4): 9-17 Widowati, T.W., Hamzah,B.,Wijaya,A., dan Pambayun, R. 2014. Antagonism of Lactobacillus sp. B441 and II442 from Tempoyak against Staphylococcus aureus. Journal of Agritechnology., 34 (4): 14-20 Yuniasari, Deby. 2009. Pengaruh Pemberian Bakteri Nitrifikasi Dan Denitrifikasi Serta Molase Dengan C/N Rasio Berbeda Terhadap Profil Kualitas Air, Kelangsungan Hidup, Dan Pertumbuhan Udang Vaname (Litopenaeus vannamei). Skripsi. IPB : Bogor. 66 hlm Zavarzin, G., dan Legunkova, R.1959. The Morphology of Nitrobacter winogradskyi. J. gen. Microbdol. 21: 186-190
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 1. Data Jumlah Kematian Ikan Lele Selama Masa Pemeliharaan
SKRIPSI
No.
Hari/ Tanggal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
Senin, 1 Februari 2016 Rabu, 3 Februari 2016 Kamis, 4 Februari 2016 Jum'at, 5 Februari 2016 Sabtu, 06 Februari 2016 Rabu, 10 Februari 2016 Kamis, 11 Februari 2016 Jum'at. 12 Februari 2016 Sabtu, 13 Februari 2016 Minggu, 14 Februari 2016 Senin, 15 Februari 2016 Selasa, 16 Februari 2016 Rabu, 17 Februari 2016 Kamis, 18 Februari 2016 jum'at, 19 Februari 2016 Sabtu, 20 Februari 2016 Minggu, 21 Februari 2016 Senin, 22 Februari 2016 Selasa, 23 Februari 2016 Rabu, 24 Februari 2016 Kamis, 25 Februari 2016 Jumat, 26 Februari 2016 Sabtu, 27 Februari 2016 Minggu, 28 Februari 2016 Senin, 29 Februari 2016 Selasa, 1 Maret 2016 Rabu, 2 Maret 2016 Kamis, 3 Maret 2016 Jumat, 4 Maret 2016 Sabtu, 5 Maret 2016 Minggu, 6 Maret 2016 Senin, 7 Maret 2016 Selasa, 8 Maret 2016 Rabu, 9 Maret 2016 Kamis, 10 Maret 2016 Jum'at, 11 Maret 2016
K 0 0 1 0 0 1 2 0 3 1 1 0 0 0 0 0 4 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
P1 0 0 2 0 0 1 0 0 4 3 1 0 0 1 0 1 2 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
P2 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 5 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
Kolam P3 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
P4 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
P5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
P5 0 0 0 0 0 1 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74
Sabtu, 12 Maret 2016 Minggu, 13 Maret 2016 Senin, 14 Maret 2016 Selasa, 15 Maret 2016 Rabu, 16 Maret 2016 Kamis, 17 Maret 2016 jum'at, 18 Maret 2016 sabtu, 19 Maret 2016 Minggu, 20 Maret 2016 Senin, 21 Maret 2016 Selasa, 22 Maret 2016 Rabu, 23 Maret 2016 Kamis, 24 Maret 2016 Jum'at 25 Maret 2016 Sabtu, 26 Maret 2016 Minggu, 27 Maret 2016 Senin, 28 Maret 2016 Selsa, 29 Maret 2016 Rabu, 30 Maret Kamis, 31 Maret jum'at, 1 April 2016 Sabtu, 2 April 2016 Minggu, 3 April 2016 Senin, 4 April 2016 Selasa, 5 April 2016 Rabu, 6 April 2016 Kamis, 7 April 2016 Jum'at, 8 April 2016 Sabtu, 9 April 2016 Minggu, 10 April 2016 Senin, 11 April 2016 Selasa, 12 April 2016 Rabu, 13 April 2016 Kamis, 14 April 2016 Jum'at, 15 April 2016 Sabtu, 16 April 2016 Minggu, 17 April 2016 Senin, 18 April 2016
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
75
Selasa, 19 April 2016
0
0
0
0
0
0
0
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
76 77 78 79 80 81 82 83
Rabu, 20 April 2016 Kamis, 21 April 2016 Jum'at, 22 April 2016 Sabtu, 23 April 2016 Minggu, 24 April 2016 Senin, 25 April 2016 Selasa, 26 April 2016 Rabu, 27 April 2016 Total Nilai SR (%)
0 0 0 0 0 0 0 0 14 88
0 0 0 0 0 0 0 0 18 85
1 0 0 0 0 0 0 0 12 90
0 0 0 0 0 0 0 0 4 97
0 0 0 0 0 0 0 0 5 96
0 0 0 0 0 0 0 0 4 97
0 0 0 0 0 0 0 0 7 94
Keterangan : Kontrol : Pemberian pakan ikan lele dumbo tanpa diberi probiotik Perlakuan P1 : Pemberian pakan ikan + probiotik dengan dosis 10 mL/kg pakan diberikan setiap hari. Perlakuan P2 : Pemberian pakan ikan + probiotik dengan dosis 10 mL/kg pakan diberikan setiap 3 hari sekali. Perlakuan P3 : Pemberian pakan ikan + probiotik dengan dosis 10 mL/kg pakan diberikan setiap 5 hari sekali. Perlakuan P4 : Pemberian pakan ikan + probiotik dengan dosis 10 mL/kg pakan diberikan setiap 7 hari sekali. Perlakuan P5 : Pemberian pakan ikan + probiotik dengan dosis 10 mL/kg pakan diberikan setiap 10 hari sekali Perlakuan P6 : Pemberian pakan ikan + probiotik dengan dosis 10 mL/kg pakan diberikan setiap 14 hari sekali
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 2. Data Pemakaian Pakan Selama Masa Pemeliharaan
SKRIPSI
No.
Tanggal
Waktu
1
03-Feb-16
2
04-Feb-16
3
05-Feb-16
4
06-Feb-16
5
07-Feb-16
6
08-Feb-16
7
09-Feb-16
8
10-Feb-16
9
11-Feb-16
10
12-Feb-16
11
13-Feb-16
12
14-Feb-16
13
15-Feb-16
14
16-Feb-16
15
17-Feb-16
16
18-Feb-16
17
19-Feb-16
Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi
K 200 30 25 0 10 0 10 0 10 10 10 10 10 10 5 0 5 0 5 5 2.5 2.5 2.5 2.5 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Pemberian Pakan Tiap Kolam (gr) P1 P2 P3 P4 P5 200 200 200 200 200 30 30 30 30 30 25 25 25 25 25 0 0 0 0 0 10 10 10 10 10 0 0 0 0 0 10 10 10 10 10 0 0 0 0 0 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 5 5 5 5 5 0 0 0 0 0 5 5 5 5 5 0 0 0 0 0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
P6 200 30 25 0 10 0 10 0 10 10 10 10 10 10 5 0 5 0 5 5 2.5 2.5 2.5 2.5 1 1 1 1 1 1 1 1 1
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
18
20-Feb-16
19
21-Feb-16
20
22-Feb-16
21
23-Feb-16
22
24-Feb-16
23
25-Feb-16
24
26-Feb-16
25
27-Feb-16
26
28-Feb-16
27
29-Feb-16
28
01-Mar-16
29
02-Mar-16
30
03-Mar-16
31
04-Mar-16
32
05-Mar-16
33
06-Mar-16
34
07-Mar-16
35 36
SKRIPSI
08-Mar-16 09-Mar-16
Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi
0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6
0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6
0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6
0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6
0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6
0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6
0 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6 3.6
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55
SKRIPSI
10-Mar-16 11-Mar-16 12-Mar-16 13-Mar-16 14-Mar-16 15-Mar-16 16-Mar-16 17-Mar-16 18-Mar-16 19-Mar-16 20-Mar-16 21-Mar-16 22-Mar-16 23-Mar-16 24-Mar-16 25-Mar-16 26-Mar-16 27-Mar-16 28-Mar-16
Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
8.3
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14 14
14 14
14 14
14 14
14 14
14 14
14 14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14
14 18
14 18
14 18
14 18
14 18
14 18
14 18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18
18 18
18 18
18 18
18 18
18 18
18 18
18 18
18
18
18
18
18
18
18
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20 25
20 25
20 25
20 25
20 25
20 25
20 25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74
SKRIPSI
29-Mar-16 30-Mar-16 31-Mar-16 01-Apr-16 02-Apr-16 03-Apr-16 04-Apr-16 05-Apr-16 06-Apr-16 07-Apr-16 08-Apr-16 09-Apr-16 10-Apr-16 11-Apr-16 12-Apr-16 13-Apr-16 14-Apr-16 15-Apr-16 16-Apr-16
Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi
25
25
25
25
25
25
25
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20 20
20 20
20 20
20 20
20 20
20 20
20 20
20
20
20
20
20
20
20
25
25
25
25
25
25
25
25 25
25 25
25 25
25 25
25 25
25 25
25 25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25 25
25 25
25 25
25 25
25 25
25 25
25 25
25
25
25
25
25
25
25
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30 30
30 30
30 30
30 30
30 30
30 30
30 30
30
30
30
30
30
30
30
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85
17-Apr-16 18-Apr-16 19-Apr-16 20-Apr-16 21-Apr-16 22-Apr-16 23-Apr-16 24-Apr-16 25-Apr-16 26-Apr-16
Total
Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi Sore Pagi
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
35
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45 45
45 45
45 45
45 45
45 45
45 45
45 45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45
45 45
45 45
45 45
45 45
45 45
45 45
45 45
2991.4 2991.4
2991.4
2991.4
2991.4
2991.4
2991.4
Keterangan : Kontrol : Pemberian pakan ikan lele dumbo tanpa diberi probiotik Perlakuan P1 : Pemberian pakan ikan + probiotik dengan dosis 10 mL/kg pakan diberikan setiap hari. Perlakuan P2 : Pemberian pakan ikan + probiotik dengan dosis 10 mL/kg pakan diberikan setiap 3 hari sekali. Perlakuan P3 : Pemberian pakan ikan + probiotik dengan dosis 10 mL/kg pakan diberikan setiap 5 hari sekali. Perlakuan P4 : Pemberian pakan ikan + probiotik dengan dosis 10 mL/kg pakan diberikan setiap 7 hari sekali. Perlakuan P5 : Pemberian pakan ikan + probiotik dengan dosis 10 mL/kg pakan diberikan setiap 10 hari sekali Perlakuan P6 : Pemberian pakan ikan + probiotik dengan dosis 10 mL/kg pakan diberikan setiap 14 hari sekali
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 3. Data Panjang dan Berat Pada Perlakuan Kontrol (Tidak Diberi Probiotik) Panjang (cm) Berat (g) Pengulangan Awal Akhir Awal Akhir 5.5 16.2 1.53 31.4 5.5 17 1.71 32.7 1 5 14.3 1.48 22.1 5.5 16.5 1.32 30.9 4.7 16 1.11 29.5 4 15.5 1.07 25.7 2 5.3 16.3 1.45 36.4 5.4 16 1.44 24.5 4 16.5 1.02 36.7 5 19 1.43 44.5 3 5 16 1.45 31.8 5.7 18 1.61 43.4 5 17 1.13 36.4 5.1 14.3 1.15 21 4 4.5 15.5 1.09 28.6 4.9 16.5 1.12 28.1 5 15.5 1.39 30 5.4 14.5 1.57 20.1 5 5 16.7 1.36 34.2 5.4 13.9 1.41 21.2 Total 100.9 321.2 26.84 609.2 Rata-Rata 5.045 16.06 1.342 30.46 L 1.41% W 3.81% EPP 103.17%
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 4. Data Panjang dan Berat Pada Perlakuan P1 (Pemberian Probiotik Setiap Hari) Panjang (cm) Berat (g) Pengulangan Awal Akhir Awal Akhir 5.2 20 1.22 54.8 5.6 19.3 1.52 45.5 1 6 17.9 1.38 42.3 4.2 18.7 1.87 47.9 5.8 19 1.33 51.7 5.8 20.6 1.65 45.5 2 4.8 17 1.71 49.4 5.6 18.9 1.17 42.1 5.8 18.4 1.26 47 5.9 19.1 1.73 35.9 3 5.9 17 1.58 38.3 6 18 1.39 44.5 5.3 17.9 1.21 34.1 5.7 20.4 1.27 35.8 4 5.4 18.5 1.63 31 5.5 18.8 1.44 33.5 5.3 18.7 1.52 35 5.8 17.5 1.37 48.2 5 5.8 14.5 1.24 55.2 5 18.2 1.08 31.7 Total 110.4 368.4 28.57 849.4 Rata-Rata 5.52 18.42 1.4285 42.47 L 1.47% W 4.14% EPP 139.94%
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 5. Data Panjang dan Berat Pada Perlakuan B (Pemberian Probiotik Setiap 3 Hari Sekali) Panjang (cm) Berat (g) Pengulangan Awal Akhir Awal Akhir 4.6 20 1.02 60.8 4.7 18 0.87 45.1 1 5.7 18 0.99 41.6 5.5 18.5 1.32 43.4 5.1 18.5 1.45 41.5 3.8 20.5 1.71 58.6 2 5 17.5 1.48 41 5 20 1.29 52.7 6 17 1.41 38.6 4.5 18 1.36 38.6 3 5.5 18 1.38 45.7 5.5 18 1.52 38 6 18 1.41 48.4 5.7 18.5 1.16 41.3 4 5.5 18.7 1.37 46.9 5 19.2 1.25 47.3 5 17.5 1.13 36.9 5.6 19 1.16 42.4 5 4.7 18.4 1.33 45.6 4.7 17.5 1.27 37.5 Total 103.1 368.8 25.88 891.9 Rata-Rata 5.155 18.44 1.294 44.595 L 1.55% W 4.32% EPP 156.33%
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 6. Data Panjang dan Berat Pada Perlakuan B (Pemberian Probiotik Setiap 5 Hari Sekali) Panjang (cm) Berat (g) Pengulangan Awal Akhir Awal Akhir 4.6 20.3 1.14 51.5 5.5 19.7 1.11 44.9 1 5 19.2 1.63 39.6 7.3 19.8 1.6 46.7 5.1 20.1 1.27 42.1 6.2 19.3 0.97 63 2 6 20 1.41 44.3 4.7 19.7 1.31 47.9 5.2 19.8 1.77 47 6.1 18.3 1.16 47.1 3 5.8 18.9 1.43 38.5 5 19.2 1.4 45.7 5 18.2 1.78 46.8 5.5 19.3 1.56 62.9 4 6.5 18.4 1.29 49.2 5 19.2 1.14 43.1 5.5 19.7 1.07 47.3 5 19.9 1.42 38.5 5 5 20.4 0.88 49.9 4.3 18.6 0.93 41.4 Total 108.3 388 26.27 937.4 Rata-Rata 5.415 19.4 1.3135 46.87 L 1.56% W 4.36% EPP 176.65%
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 7. Data Panjang dan Berat Pada Perlakuan B (Pemberian Probiotik Setiap 7 Hari Sekali) Panjang (cm) Berat (g) Pengulangan Awal Akhir Awal Akhir 4.6 19.5 1.38 47.3 4.3 21.8 1.45 72 1 4.7 22.4 1.6 77.7 5.2 18.8 1.26 54.9 5.7 21 1.55 65.1 6.1 18.6 1.57 53.6 2 5.6 23.6 1.28 84.3 4.6 19.3 1.36 65.5 5.2 19.3 1.57 50.6 5.1 20 1.61 57.2 3 5 18.7 1.54 49.1 5.5 19.2 1.63 58.4 5.6 20.1 1.36 59.7 4.6 22 1.47 73.1 4 5.5 19.7 1.34 54.4 4.5 19.5 1.28 58 4 22.3 1.34 82.8 5 20.4 1.54 56.4 5 5.6 20.8 1.51 64.3 5 19.7 1.37 62.8 Total 101.4 406.7 29.01 1247.2 Rata-Rata 5.07 20.335 1.4505 62.36 L 1.69% W 4.59% EPP 234.16%
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 8. Data Panjang dan Berat Pada Perlakuan B (Pemberian Probiotik Setiap 10 Hari Sekali) Panjang (cm) Berat (g) Pengulangan Awal Akhir Awal Akhir 5.5 20 1.22 55 5 22 1.17 70.8 1 4.9 19 1.03 50.4 5.5 20 1.2 58 5.9 19 1.54 50.3 5.5 19.5 1.24 46.7 2 5.6 19.5 1.25 39.8 5.6 18.5 1.2 43.6 5.1 19 1.21 48.4 5.4 20 1.2 56.9 3 5 17 1.16 34.8 5.5 19 1.53 42.3 4.5 17.5 1.04 39.5 4.9 18 1.13 43.8 4 5.7 17.5 1.23 40.5 4.6 17.5 1.1 33.7 4.6 19 1.07 44.2 4.5 17 1.01 34 5 4.6 17 1.09 32.6 5 17.5 1.16 36.3 Total 102.9 373.5 23.78 901.6 Rata-Rata 5.145 18.675 1.189 45.08 L 1.57% W 4.43% EPP 170.2%
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 9. Data Panjang dan Berat Pada Perlakuan B (Pemberian Probiotik Setiap 14 Hari Sekali) Panjang (cm) Berat (g) Pengulangan Awal Akhir Awal Akhir 5.6 17 1.32 38.2 5.6 16.5 1.3 30.4 1 5 17.3 1.27 38.8 5.1 17.2 1.31 34.4 5 17.5 1.3 37.9 4.9 18 1.19 44.4 2 5.7 16.5 1.25 36.6 5 14.5 1.27 28.8 4.8 15.2 1.27 28.8 5 16.2 1.12 28 3 5.3 16 1.31 29.9 4.8 17 1.22 37.5 4.8 15.5 1.26 28.6 5.1 17.2 1.32 45.5 4 4.6 16.3 1.14 37.8 5.3 17.5 1.23 34.6 4.4 16.5 1.09 34.8 4.8 18.5 1.07 46.4 5 5.5 18 1.28 45.3 4.8 18.1 1.25 40.4 Total 101.1 336.5 24.77 727.1 5.055 16.825 1.2385 36.355 Rata-Rata 1.47% L W 4.12% EPP 132.65%
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 10. Hasil Analisa Panjang Akhir Ikan Lele Dumbo One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Panjang_akhir N
140
Normal Parameters
a,b
Mean
Most Extreme Differences
18.3079
Std. Deviation Absolute
1.76554 .067
Positive Negative
.055 -.067
Test Statistic
.067
Asymp. Sig. (2-tailed)
.200c,d
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance.
Oneway Descriptives Panjang_akhir
Kontrol Setiap Hari 3 hari sekali 5 hari sekali 7 hari sekali 10 hari sekali 14 hari sekali Total
SKRIPSI
Std. Deviation Std. Error 1.24579 .27857 1.34344 .30040 .91674 .20499 .65615 .14672 1.41803 .31708
95% Confidence Interval for Mean Lower Upper Bound Bound 15.4770 16.6430 17.7912 19.0488 18.0110 18.8690 19.0929 19.7071 19.6713 20.9987
N 20 20 20 20 20
Mean 16.0600 18.4200 18.4400 19.4000 20.3350
20
18.6750
1.31063
.29307
18.0616
19.2884
20
16.8250
1.02950
.23020
16.3432
17.3068
140
18.3079
1.76554
.14922
18.0128
18.6029
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Descriptives Panjang_akhir
Kontrol Setiap Hari 3 hari sekali 5 hari sekali 7 hari sekali 10 hari sekali 14 hari sekali Total
Minimum 13.90 14.50 17.00 18.20 18.60 17.00 14.50 13.90
Maximum 19.00 20.60 20.50 20.40 23.60 22.00 18.50 23.60
Test of Homogeneity of Variances Panjang_akhir Levene Statistic df1 df2 1.794 6 133
Sig. .105
ANOVA Panjang_akhir Sum of Squares Between Groups Within Groups Total
SKRIPSI
df
Mean Square
254.373
6
42.395
178.909 433.281
133 139
1.345
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
F 31.517
Sig. .000
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets Panjang_akhir Duncana
Perlakuan Kontrol 14 hari sekali Setiap Hari 3 hari sekali 10 hari sekali 5 hari sekali 7 hari sekali Sig.
N 20 20 20 20 20 20 20
1 16.0600
Subset for alpha = 0.05 2 3 4
5
16.8250 18.4200 18.4400 18.6750
1.000
1.000
.517
18.6750 19.4000 .050
20.3350 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 20.000.
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 11. Hasil Analisa Berat Akhir Ikan Lele Dumo One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Berat_akhir N Normal Parametersa,b
Most Extreme Differences
140 44.0271
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
12.05992 .094 .094 -.049 .094 .004c
Test Statistic Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. One Way Descriptives Berat_akhir
95% Confidence Interval for Mean
Kontrol Setiap Hari 3 hari sekali 5 hari sekali 7 hari sekali 10 hari sekali 14 hari sekali Total
SKRIPSI
N
Mean
20 20 20 20 20 20 20 140
30.4600 42.4700 44.5950 46.8700 62.3600 45.0800 36.3550 44.0271
Std. Deviation 6.94621 7.64922 6.59956 6.59442 10.77196 9.78418 6.03241 12.05992
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
Std. Error
Lower Bound
1.55322 1.71042 1.47571 1.47456 2.40868 2.18781 1.34889 1.01925
27.2091 38.8901 41.5063 43.7837 57.3186 40.5009 33.5317 42.0119
Upper Bound 33.7109 46.0499 47.6837 49.9563 67.4014 49.6591 39.1783 46.0424
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Descriptives Berat_akhir
Kontrol Setiap Hari 3 hari sekali 5 hari sekali 7 hari sekali 10 hari sekali 14 hari sekali Total
Minimum 20.10 31.00 36.90 38.50 47.30 32.60 28.00 20.10
Maximum 44.50 55.20 60.80 63.00 84.30 70.80 46.40 84.30
Test of Homogeneity of Variances Berat_akhir Levene Statistic df1 df2 Sig. 2.228 6 133 .044 ANOVA Berat_akhir Sum of Squares Between Groups Within Groups Total
SKRIPSI
Df
Mean Square
11819.206
6
1969.868
8397.171 20216.377
133 139
63.137
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
F 31.200
Sig. .000
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Kruskal-Wallis Test Ranks Perlakuan Berat_akhir Kontrol Setiap Hari 3 hari sekali 5 hari sekali 7 hari sekali 10 hari sekali 14 hari sekali Total
N 20 20 20 20 20 20 20 140
Mean Rank 21.88 68.03 76.25 86.93 124.63 75.03 40.78
Test Statisticsa,b Berat_akhir Chi-Square 79.116 Df 6 Asymp. .000 Sig. a. Kruskal Wallis Test b. Grouping Variable: Perlakuan
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Mann-Whitney Test Perlakuan K K P1 P2
P1 P2 S (P = S (P = 0,000) 0,000) TS (P = 0,478)
P3 S (P = 0,000) TS (P = 0,127) TS (P = 0,157)
P3 P4 P5
P4 S (P = 0,000) S (P = 0,000) S (P = 0,000) S (P = 0,000)
P5 S (P = 0,000) TS (P = 0,512) TS (P = 0,904) TS (P = 0,327) S (P = 0,000)
P6 S (P = 0,007) S (P = 0,013) S (P = 0,000) S (P = 0,000) S (P = 0,000) S (P = 0,004)
P6
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 12. Data Nilai Total Plate Count dan Nilai OD No. 1
2
3
4
5
6
7
SKRIPSI
Bakteri Bacillus subtilis
Nilai OD 1,45
Bacillus megaterium
0,5
Bacillus licheniformis
0,95
Lactobacillus plantarum
0,7
Lactobacillus fermentum
0,45
Nitrosomonas sp.
0,44
Nitrobacter sp
0,66
Starter 108 = 513 109 = 338 1010 = 228 108 = 264 109 = 208 1010 = 127 108 = 600 109 = 398 1010 = 300 108 = 421 109 = 282 1010 = 185 108 = 500 109 = 357 1010 = 109 108 = 505 109 = 402 1010 = 299 108 = 516 109 = 398 1010 = 280
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
TPC Rata-rata Kultur (CFU/mL) Murni 1010 = 91 2,28 x 1012 1011 = 68 1012 = 50 108 = 121 11 5,02 x 10 109 = 85 1010 = 80 1010 = 111 12 1,69 x 10 1011 = 90 1012 = 85 108 = 37 12 109 = 15 1,06 x 10 1010 = 14 108 = 49 12 1,09 x 10 109 = 42 1010 = 5 108 = 277 2,99 x 1012 109 = 224 1010 = 177 108 = 64 12 2,8 x 10 109 = 48 1010 = 37
Rata-rata (CFU/mL) 1,92 x 1013 2,99 x 1011 3,17 x 1013 5,29 x 1010 2,35 x 1010 6,74 x 1011 1,41 x 1011
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 13. Bahan, Alat, dan Beberapa Proses dalam Penelitian
Media yeast extract 1% + glukosa 1%.
Beberapa kultur bakteri dalam media molase.
Proses Pencawanan
SKRIPSI
Penanaman starter bakteri dalam media YE 1% + glukosa 1%.
Beberapa Starter / kultur murni bakteri dalam media YE 1% + glukosa 1%.
Pemindahan starter ke dalam media molase.
Pencampuran 7 kultur bakteri dalam molase menjadi konsorsium
Pengukuran nilai OD kultur bakteri menggunakan spektrofotometer
Proses pengenceran
Proses perhitungan jumlah koloni bakteri menggunakan colony counter
Autoklaf untuk sterilisasi
Oven
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
Timbangan analitik
Spektrofotometer
Pelet pakan ikan
Proses pengukuran panjang akhir ikan lele dumbo
Proses penimbangan pakan ikan
Proses penimbangan berat akhir ikan lele dumbo
Proses penghitungan suhu dan kelembapan
Sling psychrometer
pH pen
Jenis pelet pakan ikan yang digunakan
Proses pengecatan Gram
Hasil pengecatan Gram di atas kaca objek
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
Proses penyemprotan probiotik ke pakan
Proses pengukuran pH air menggunakan pH pen
Benih Ikan Lele Dumbo
Gram A, B, C, D
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Laminar Air Flow
Inkubator
Colony counter
Kuvet
Cawan petri
Waterbath
Kompor listrik Autoklaf kecil untuk del
SKRIPSI
Botol kultur
Pipet volume
Vein
Erlenmeyer
Beaker glass
Bunsen
Batang pengaduk
Jarum ose
Object glass
Vortex
Sprayer
Rak tabung reaksi
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 14. Gambar Hasil Pengecatan Gram Bakteri
No.
SKRIPSI
Nama Bakteri
1
Bacillus subtilis
2
Bacillus megaterium
3
Bacillus licheniformis
4
Lactobacillus plantarum
5
Lactobacillus fermentum
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
Hasil Pengecatan Gram
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI
6
Nitrosomonas sp.
7
Nitrobacter sp.
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 15. Data pH Air Setiap Bulan
Bulan Februari
Kamis, 4 Feb 3 2016
10:56 Pagi Siang Sore Pagi Siang
K 6.5 6 6.5 6.5 6.3 6.5
P1 6.5 6 6.5 6.5 6.3 6.5
P2 6.5 6 6.5 6.5 6.3 6.5
pH P3 6.5 6 6.5 6.5 6.3 6.5
Jum'at, 5 Feb 4 2016
Sore Pagi Siang
6.1 6.2 6.5
6.1 6.2 6.5
6.1 6.2 6.5
6.1 6.2 6.5
6.1 6.2 6.5
6.1 6.2 6.5
6.1 6.2 6.5
Sabtu, 06 Feb 5 2016
Sore Pagi Siang
6.4 6.3 6.5
6.4 6.3 6.5
6.4 6.3 6.5
6.4 6.3 6.5
6.4 6.3 6.5
6.4 6.3 6.5
6.4 6.3 6.5
Rabu, 10 Feb 6 2016
Sore Pagi Siang
6.4 6.5 6.7
6.4 6.5 6.7
6.4 6.5 6.7
6.4 6.5 6.7
6.4 6.5 6.7
6.4 6.5 6.7
6.4 6.5 6.7
Kamis, 11 Feb 7 2016
Sore Pagi Siang
6.3 6.6 6.8
6.4 6.6 6.8
6.4 6.6 6.8
6.4 6.6 6.8
6.4 6.6 6.8
6.4 6.6 6.8
6.4 6.6 6.8
Jum'at. 12 Feb 8 2016
Sore Pagi Siang
6.7 6.3 6.4
6.7 6.3 6.5
6.7 6.3 6.5
6.7 6.3 6.5
6.7 6.3 6.5
6.7 6.3 6.4
6.7 6.3 6.5
Sabtu, 13 Feb 9 2016
Sore Pagi Siang
6.7 6.1
6.8 6.2
6.8 6.2
6.8 6.2
6.8 6.2
6.6 6.1
6.8 6.2
Minggu, 14 Feb 10 2016
Sore Pagi Siang
6.6 6 6.8
6.7 6.1 6.7
6.7 6.1 6.8
6.7 6.1 6.8
6.7 6.1 6.8
6.5 6 6.8
6.7 6.1 6.8
11 Senin, 15 Feb 2016
Sore Pagi Siang
7.2 6.2 7.3
7.3 6.3 7.5
7.3 6.3 7.4
7.3 6.3 7.4
7.3 6.3 7.4
7.1 6.1 7.4
7.3 6.3 7.4
No.
Hari/ Tanggal
1 Senin, 1 Feb 2016 2
SKRIPSI
Rabu, 3 Feb 2016
Waktu
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
P4 6.5 6 6.5 6.5 6.3 6.5
P5 6.5 6 6.5 6.5 6.3 6.5
P6 6.5 6 6.5 6.5 6.3 6.5
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
7 6.3
7 6.4
7 6.4
7 6.4
7 6.4
7 6.3
7 6.4
Rabu, 17 Feb 13 2016
Sore Pagi Siang
7.4 7.4 6.5 7.3
7.5 7.5 6.6 7.5
7.5 7.5 6.6 7.5
7.5 7.5 6.6 7.5
7.5 7.5 6.6 7.5
7.3 7.4 6.4 7.3
7.5 7.5 6.6 7.5
Kamis, 18 Feb 14 2016
Sore Pagi Siang
7.4 6.3 7.6
7.5 6.4 7.4
7.5 6.4 7.4
7.6 6.4 7.4
7.6 6.4 7.4
7.4 6.2 7.6
7.6 6.4 7.8
Jum'at, 19 Feb 15 2016
Sore Pagi Siang
7.6 6.3 7.5
7.6 6.5 7.6
7.6 6.5 7.6
7.6 6.5 7.6
7.6 6.5 7.6
7.6 6.4 7.6
7.7 6.5 7.6
Sabtu, 20 Feb 16 2016
Sore Pagi Siang
6.9 7.1 7.7
7.1 7.2 7.7
7 7.1 7.7
7 7.1 7.7
7 7.1 7.7
7 7.2 7.7
7 7.1 7.7
Minggu, 21 Feb 17 2016
Sore Pagi Siang
8 7.3 7.8
7.9 7.3 7.8
7.9 7.3 7.8
7.9 7.4 7.8
7.9 7.4 7.8
7.9 7.3 7.8
7.9 7.3 7.8
Senin, 22 Feb 18 2016
Sore Pagi Siang
8 7.5 7.9
8.1 7.3 8
8 7.4 7.9
8.1 7.4 7.9
8.1 7.4 7.9
8.1 7.5 8
8.1 7.6 8
Selasa, 23 Feb 19 2016
Sore Pagi Siang
8.1 7.5 7.9
8.1 7.5 8.1
8 7.5 8.1
8.1 7.5 8.1
8.1 7.5 8.1
8.1 7.5 8.1
8.1 7.6 8.1
Rabu, 24 Feb 20 2016
Sore Pagi Siang
7.6 8 8.2
7.6 8 8.2
7.6 8 8.2
7.6 8 8.2
7.6 8 8.2
7.6 8.1 8.2
7.6 8.1 8.2
Kamis, 25 Feb 30 2016
Sore Pagi Siang
8 7.6 8
7.9 7.6 8.1
8 7.6 8
8 7.6 8
8 7.6 8
8 7.7 8.1
8 7.6 8.1
31 Jumat, 26 Feb 2016
Sore Pagi Siang Sore
8 8 8 8.2
8 8 8 8.1
8 7.8 8 8.2
8 7.9 8 8.2
8 7.9 8 8.2
8 8 8 8.2
8 8 8 8.2
12
SKRIPSI
Selasa, 16 Feb 2016
Sore Pagi Siang
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Sabtu, 27 Feb 32 2016
33
34
Pagi
7.7
7.7
7.6
7.6
7.6
7.7
7.6
Minggu, 28 Feb 2016
Siang Sore Pagi Siang
8 8.2 7.4 7.8
7.8 8 7.2 7.8
7.9 8 7.3 7.7
7.9 8 7.3 7.7
7.9 8.1 7.3 7.7
7.9 8 7.3 7.8
8 8.1 7.4 7.8
Senin, 29 Feb 2016
Sore Pagi Siang
7.9 7.6 8
7.7 7.5 7.9
7.7 7.5 8
7.8 7.5 8
7.8 7.5 8
7.9 7.6 8
7.9 7.6 8
Sore
8.3
8.1
8.2
8.2
8.2
8.2
8.2
P4 7.6 8.1
Bulan Maret No.
Hari/ Tanggal
Selasa, 1 Mar 35 2016
36 Rabu, 2 Mar 2016
Kamis, 3 Mar 37 2016
38 Jumat, 4 Mar 2016
39 Sabtu, 5 Mar 2016
Minggu, 6 Mar 40 2016
41 Senin, 7 Mar 2016
SKRIPSI
Pagi Siang
K 7.6 8.1
P1 7.6 8.1
P2 7.6 8.1
pH P3 7.6 8.1
Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang
8.3 7.6 8.2 8.4 7.8 8.2
8.2 7.6 8.2 8.3 7.5 8.1
8.3 7.6 8.1 8.4 7.6 8.2
8.3 7.6 8.1 8.4 7.6 8.2
8.3 7.6 8.2 8.4 7.7 8.2
8.3 7.6 8.2 8.4 7.6 8.2
8.3 7.6 8.2 8.4 7.7 8.3
Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang
8.5 7.7 8.1 8.5 7.5 8.2 8.1 7.3 8.1
8.3 7.3 8.2 8.2 7.1 8 7.6 6.9 8
8.4 7.6 8.3 8.4 7.3 8.1 7.9 7.2 8.1
8.4 7.6 8.2 8.4 7.3 8.1 7.9 7.2 8.1
8.4 7.6 8.3 8.5 7.5 8.1 8 7.3 8.1
8.4 7.5 8.2 8.4 7.3 8 7.9 7.2 8.1
8.4 7.7 8.3 8.5 7.5 8.1 8 7.2 8.2
Sore Pagi Siang Sore
8.5 7.4 8.4 8.7
8.2 7 8.2 8.3
8.4 7.2 8.3 8.5
8.4 7.2 8.3 8.5
8.4 7.2 8.3 8.6
8.3 7.2 8.3 8.5
8.5 7.3 8.4 8.7
Waktu
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
P5 P6 7.6 7.6 8.1 8
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Selasa, 8 Mar 42 2016
Pagi
7.6
7.1
7.3
7.3
7.4
7.2 7.5
Kamis, 10 Mar 44 2016
Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang
8.5 8.9 8.4 8.7 8.7 7.3 8.4
8.3 8.6 8.3 8.5 8.3 6.8 8.2
8.4 8.8 8.4 8.6 8.5 7 8.4
8.4 8.7 8.4 8.6 8.4 7.1 8.4
8.4 8.8 8.5 8.6 8.5 7.2 8.4
8.4 8.7 8.4 8.6 8.3 7.1 8.5
Jum'at, 11 Mar 45 2016
Sore Pagi Siang
8.8 7.4 8.2
8.4 6.9 8
8.6 7.1 8.1
8.5 7.2 8.1
8.6 7.2 8.1
8.5 8.6 7.2 7.3 8.1 8.2
Sabtu, 12 Mar 46 2016
Sore Pagi Siang
8.7 7.3 8.5
8.4 6.9 8.3
8.5 7.1 8.5
8.5 7.1 8.5
8.5 7.1 8.5
8.5 8.6 7 7.1 8.5 8.6
Minggu, 13 Mar 47 2016
Sore Pagi Siang
8.8 7.9 8.7
8.5 7.4 8.4
8.7 7.6 8.6
8.7 7.6 8.6
8.7 7.6 8.6
8.7 8.7 7.6 7.7 8.6 8.7
Senin, 14 Mar 48 2016
Sore Pagi Siang
8.9 7.8 8.8
8.7 7.2 8.5
8.9 7.5 8.7
8.9 7.6 8.7
8.9 7.6 8.7
8.9 8.9 7.4 7.7 8.7 8.7
Selasa, 15 Mar 49 2016
Sore Pagi Siang
9.1 7.6 8.7
8.8 6.9 8.5
8.9 7.2 8.6
8.9 7.3 8.6
8.9 7.3 8.6
8.9 8.9 7.3 7.4 8.6 8.7
Rabu, 16 Mar 50 2016
Sore Pagi Siang
9.1 7.5 8.7
8.8 6.5 8.4
8.9 6.9 8.5
8.9 6.9 8.5
8.9 6.9 8.5
8.9 8.9 6.9 7.2 8.5 8.5
Kamis, 17 Mar 51 2016
Sore Pagi Siang
9 7.2 8.9
8.6 6.4 8.5
8.7 6.4 8.5
8.7 6.5 8.6
8.7 6.5 8.6
8.7 8.8 6.5 6.8 8.6 8.6
Jum'at, 18 Mar 52 2016
Sore Pagi Siang
8.8 6.8 8.8
8.3 6.2 8.6
8.4 6.3 8.5
8.4 6.4 8.5
8.4 6.4 8.5
8.5 8.5 6.5 6.5 8.5 8.5
53 Sabtu, 19 Mar 2016
Sore Pagi Siang
8.8 7.2 8.2
8.5 6.7 7.8
8.4 6.8 8
8.4 7.1 8.1
8.4 7.1 8.1
8.4 8.4 7.2 7.3 8.2 8.3
43 Rabu, 9 Mar 2016
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
8.5 8.8 8.5 8.6 8.6 7.3 8.5
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Sore
7.4
7
7.2
7.4
7.4
7.4 7.5
Minggu, 20 Mar 54 2016
Pagi Siang
6.6 8.3
6.4 7.8
6.5 8
6.5 8.1
6.5 8.1
6.6 6.7 8.2 8.3
Senin, 21 Mar 55 2016
Sore Pagi Siang
7.6 6.7 7.3
7.1 6 7.5
7.2 6.2 7
7.2 6.3 7
7.3 6.3 7.1
7.3 7.5 6.4 6.5 7.1 7.3
Selasa, 22 Mar 56 2016
Sore Pagi Siang
7.1 6.1 8.1
7.5 5.8 7.1
7 5.9 7.8
7.1 6.1 7.8
7.1 6.2 7.8
7.2 7.3 6.2 6.3 7.8 7.9
Rabu, 23 Mar 57 2016
Sore Pagi Siang
7.2 5.7 6.4
5.9 5.9 6.6
6.2 5.8 6.5
6.4 5.8 6.5
6.5 5.8 6.5
6.7 7 5.9 6 6.5 6.6
Kamis, 24 Mar 58 2016
Sore Pagi Siang
6.2 5.9 6.6
6.3 5.9 6.4
6.2 5.9 6.4
6.3 6 6.5
6.3 6 6.5
6.3 6.4 6 6 6.6 6.7
Jum'at 25 Mar 59 2016
Sore Pagi Siang
6.8 5.9 6.5
6.5 5.9 6.2
6.4 5.9 6.2
6.7 5.9 6.3
6.7 5.9 6.3
6.7 6.8 5.9 6 6.4 6.4
Sabtu, 26 Mar 60 2016
Sore Pagi Siang
6.7 5.9 7.3
6.6 5.8 7
6.3 5.9 7.2
6.4 5.9 7.2
6.4 5.9 7.3
6.4 6.5 5.9 6 7.4 7.4
Sore
6.9
6.4
6.6
6.9
7.1
7.1 7.2
Senin, 28 Mar 62 2016
Pagi Siang Sore Pagi Siang
5.9 7.6 6.4 5.9 7.1
5.9 7.5 6.2 5.9 6.8
5.9 7.6 6.3 5.9 7
5.9 7.6 6.4 5.9 7
5.9 7.6 6.4 5.9 7.1
5.9 6 7.6 7.7 6.4 6.4 5.9 6 7.2 7.4
Selasa, 29 Mar 63 2016
Sore Pagi Siang
6.7 6.4 7
6.6 5.9 6.6
6.6 5.9 6.7
6.6 5.9 6.7
6.7 5.9 6.8
6.7 6.8 6 6.1 6.8 6.9
64 Rabu, 30 Mar
Sore Pagi Siang Sore
6.1 6.8 7.3 6.3
5.9 6.5 7 6.1
5.9 6.8 7.2 6.2
6 6.9 7.2 6.2
6 6.9 7.3 6.2
6.1 6.2 7 7 7.4 7.4 6.2 6.3
Minggu, 27 Mar 61 2016
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
65 Kamis, 31 Mar
Pagi Siang Sore
6.3 7 6.5
5.9 6.7 6.2
6 6.8 6.3
6.1 6.9 6.5
6.1 6.9 6.5
6.1 6.2 7 7 6.5 6.7
Bulan April No.
Hari/ Tanggal
Jum'at, 1 Apr 66 2016
67
68
69
70
71
72
73
74
SKRIPSI
Waktu
Pagi Siang Sore Sabtu, 2 Apr 2016 Pagi Siang Sore Minggu, 3 Apr 2016 Pagi Siang Sore Senin, 4 Apr 2016 Pagi Siang Sore Selasa, 5 Apr 2016 Pagi Siang Sore Rabu, 6 Apr 2016 Pagi Siang Sore Kamis, 7 Apr 2016 Pagi Siang Sore Jum'at, 8 Apr 2016 Pagi Siang Sore Sabtu, 9 Apr 2016 Pagi Siang Sore
P2
pH P3
6 6 7 6.6 6.8 6.5 6 5.9 7.4 7 6.8 6.5
6 6.6 6.3 6 7.1 6.7
6 6.7 6.7 6 7.1 6.7
6.1 7.5 7.1 6.3 6.8 6.3
5.9 7 6.8 5.9 6.5 6
5.9 7.3 6.9 6 6.6 6.2
6.5 6 7.3 7 6.8 6.2 6.2 5.9 7.7 7.3 6.7 6.4 6.2 7 6.6 6.2 7.2 6.4 6.4 7.3 6.6
K
P1
P5
P6
6 6.7 6.7 6.1 7.2 6.8
6 6.8 6.8 6.2 7.3 6.8
6 6.9 6.8 6.2 7.4 6.9
6 7.3 6.9 6 6.6 6.2
6 7.4 6.9 6.1 6.7 6.3
6.1 7.4 6.9 6.2 6.7 6.4
6.2 7.5 7 6.3 6.8 6.5
6.2 7.1 6.3 5.9 7.4 6.5
6.2 7.1 6.3 6 7.4 6.5
6.3 7.2 6.4 6.1 7.5 6.5
6.3 7.3 6.4 6.2 7.5 6.6
6.4 7.4 6.5 6.4 7.6 6.7
5.9 6.6 6.3
6 6.7 6.3
6 6.7 6.4
6.1 6.8 6.5
6.1 6.9 6.5
6.3 6.9 6.6
5.9 6.7 6.1 6 6.9 6.3
6.1 6.8 6.2 6.2 7 6.4
6.2 6.8 6.2 6.3 7 6.4
6.2 6.9 6.3 6.3 7.1 6.5
6.3 7 6.3 6.4 7.1 6.6
6.4 7 6.4 6.5 7.3 6.6
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
P4
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Minggu, 10 Apr 75 2016
Senin, 11 Apr 76 2016
Selasa, 12 Apr 77 2016
Rabu, 13 Apr 78 2016
Kamis, 14 Apr 79 2016
Jum'at, 15 Apr 80 2016
Sabtu, 16 Apr 81 2016
Minggu, 17 Apr 82 2016
Senin, 18 Apr 83 2016
Selasa, 19 Apr 84 2016
Rabu, 20 Apr 85 2016
SKRIPSI
Pagi Siang Sore
6.2 7 6.6
5.9 6.4 6.4
6 6.6 6.5
6.1 6.7 6.5
6.1 6.7 6.5
6.2 6.8 6.5
6.3 6.8 6.6
Pagi Siang Sore
6.2 6.7 6.4
5.9 6.2 6
6 6.2 6.1
6.1 6.3 6.1
6.1 6.3 6.2
6.2 6.4 6.2
6.3 6.5 6.3
Pagi Siang Sore
6.2 5.9 7 6.4 6.6 6.4
6 6.6 6.5
6.1 6.7 6.5
6.1 6.7 6.5
6.2 6.8 6.5
6.3 6.8 6.6
Pagi Siang Sore
6.5 7 6.6
6.2 6.6 6.3
6.3 6.6 6.4
6.3 6.7 6.4
6.4 6.8 6.5
6.4 6.8 6.6
6.5 6.9 6.6
Pagi Siang Sore
6.2 5.9 7 6.4 6.6 6.4
6 6.6 6.5
6.1 6.7 6.5
6.1 6.7 6.5
6.2 6.8 6.5
6.3 6.8 6.6
Pagi Siang Sore
6.2 6.7 6.4
5.9 6.2 6
6 6.2 6.1
6.1 6.3 6.1
6.1 6.3 6.2
6.2 6.4 6.2
6.3 6.5 6.3
Pagi Siang Sore
6.2 7.2 6.4
5.9 6.7 6.1
6.1 6.8 6.2
6.2 6.8 6.2
6.2 6.9 6.3
6.3 7 6.3
6.4 7 6.4
Pagi Siang Sore
6.2 7 6.6
5.9 6.6 6.3
6 6.7 6.3
6 6.7 6.4
6.1 6.8 6.5
6.1 6.9 6.5
6.3 6.9 6.6
Pagi Siang Sore
6.2 7 6.6
5.9 6.4 6.4
6 6.6 6.5
6.1 6.7 6.5
6.1 6.7 6.5
6.2 6.8 6.5
6.3 6.8 6.6
Pagi Siang Sore
6.2 6.7 6.4
5.9 6.2 6
6 6.2 6.1
6.1 6.3 6.1
6.1 6.3 6.2
6.2 6.4 6.2
6.3 6.5 6.3
Pagi
6.2
5.9
6
6.1
6.1
6.2
6.3
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Siang Sore
7 6.6
6.4 6.4
6.6 6.5
6.7 6.5
6.7 6.5
6.8 6.5
6.8 6.6
Pagi Siang Sore
6.4 7.3 6.6
6 6.9 6.3
6.2 7 6.4
6.3 7 6.4
6.3 7.1 6.5
6.4 7.1 6.6
6.5 7.3 6.6
Pagi Siang Sore
6.2 7.7 6.7
5.9 7.3 6.4
5.9 7.4 6.5
6 7.4 6.5
6.1 7.5 6.5
6.2 7.5 6.6
6.4 7.6 6.7
Pagi Siang Sore
6.2 7 6.6
5.9 6.6 6.3
6 6.7 6.3
6 6.7 6.4
6.1 6.8 6.5
6.1 6.9 6.5
6.3 6.9 6.6
Pagi Siang Sore
6.7 6 7.3 7.5 7.1 7.5
6.2 7 7
6.3 7 7.1
6.3 7.1 7.1
6.4 7.1 7.2
6.5 7.3 7.3
Pagi Siang Sore
6.8 7.3 6.3
6.5 7 6.1
6.8 7.2 6.2
6.9 7.2 6.2
6.9 7.3 6.2
7 7.4 6.2
7 7.4 6.3
Pagi Siang Sore
6.3 6.8 6.3
5.9 6.5 6
6 6.6 6.2
6 6.6 6.2
6.1 6.7 6.3
6.2 6.7 6.4
6.3 6.8 6.5
Rabu, 27 Apr 92 2016
Pagi
6.5 7.3 6.3
6.2 7 6.1
6.3 7.2 6.2
6.3 7.2 6.2
6.4 7.3 6.2
6.4 7.4 6.2
6.5 7.4 6.3
Kamis, 28 Apr 93 2016
Pagi
6.3
5.9
6
6
6.1
6.2
6.3
Kamis, 21 Apr 86 2016
Jum'at, 22 Apr 87 2016
Sabtu, 23 Apr 88 2016
Minggu, 24 Apr 89 2016
Senin, 25 Apr 90 2016
Selasa, 26 Apr 91 2016
SKRIPSI
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Lampiran 16. Data Suhu Selama Masa Pemeliharaan No.
Hari/ Tanggal 1 Senin, 1 Februari 2016 2 Rabu, 3 Februari 2016
3 Kamis, 4 Februari 2016
4 jum'at, 5 Februari 2016
5 Sabtu, 06 Februari 2016
6 Rabu, 10 Februari 2016
Kamis, 11 Februari 7 2016
Jum'at. 12 Februari 8 2016
9 Sabtu, 13 Februari 2016
Minggu, 14 Februari 10 2016
11 Senin, 15 Februari 2016
Selasa, 16 Februari 12 2016
SKRIPSI
Waktu 10:56 Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
Suhu Kering (˚C) 33 25.5 27 29 27 25.5 28 25.5 29 25.5 26 27 26.5 26.5 28 27
Suhu Kelembapan Basah (%) (˚C) 28.5 76 24 90 25 82 27 83 25 82 24 87 25.5 80 24 87 27 83 24 87 24.5 87 24.5 80 24 80 24.5 72 26 83 25 83
Pagi Siang Sore
27.5 26 26
25 24 24.5
80 84 85
Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
26 29 27.5 26.5 32.5 31
24 25.5 25 25 26 26.5
84 75 78 88 64 68
Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
28.5 32.5 32 27 31 25
25 26 26 25 26.5 25
74 64 60 84 68 98
27
25
83
Pagi
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
13 Rabu, 17 Februari 2016
Kamis, 18 Februari 14 2016
jum'at, 19 Februari 15 2016
16 Sabtu, 20 Februari 2016
Minggu, 21 Februari 17 2016
18 Senin, 22 Februari 2016
Selasa, 23 Februari 19 2016
20 Rabu, 24 Februari 2016
Kamis, 25 Februari 30 2016
Jumat, 26 Februari 31 2016
32 Sabtu, 27 Februari 2016
SKRIPSI
Siang Sore Pagi Siang Sore
28 27 27.5 32 27
26 26 25 27 25
83 82 78 78 84
Pagi Siang Sore
27 34 29
25 29 25.5
83 69 74
Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
26.5 30 28 29 28.5 26
25 26 25 25.5 26 30
88 70 77 75 80 70
Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
27 32 28 26 32.5 28.5
24.5 27 25 24.5 26 26
80 56 77 87 64 80
Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
27 32 28 25.5 27 27
24 27 26 24 26.5 26.5
87 56 84 79 84 84
Pagi Siang Sore
25.5 32 26.5
23.5 25 24.5
83 56 84
Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore
28 30.5 26 26 30 27
25.5 27 25 24.5 26.5 24.5
82 72 90 87 72 80
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
Minggu, 28 Februari 33 2016
34 Senin, 29 Februari 2016
35 Selasa, 1 Maret 2016
36 Rabu, 2 Maret 2016
37 Kamis, 3 Maret 2016
38 Jumat, 4 Maret 2016
39 Sabtu, 5 Maret 2016
40 Minggu, 6 Maret 2016
41 Senin, 7 Maret 2016
42 Selasa, 8 Maret 2016
43 Rabu, 9 Maret 2016
44 Kamis, 10 Maret 2016
45 Jum'at, 11 Maret 2016
SKRIPSI
Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
26.5 32.5 31.5 26 30 29 27 30 25 26.5 33 26.5 26.5 27 27 26.5 32 30.5 26.5 32.5 27 26.5 32 29 25.5 31 28.5 27 32.5 37 33 33 28.5 26.5 33 32 27 31
24 26 27 24 28 26 26 25 23.5 26 28 24 26 26.5 26.5 26 26 25.5 24.5 27.5 25 25 26 26 24 27.5 28 25 27 28 27 28 27 25 28 30 25 27.5
80 64 68 84 90 78 92 65 79 94 66 87 94 92 92 94 61 65 84 69 83 85 60 78 86 74 98 84 64 54 61 66 88 88 66 86 84 74
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
46 Sabtu, 12 Maret 2016
47 Minggu, 13 Maret 2016
48 Senin, 14 Maret 2016
49 Selasa, 15 Maret 2016
50 Rabu, 16 Maret 2016
51 Kamis, 17 Maret 2016
52 jum'at, 18 Maret 2016
53 sabtu, 19 Maret 2016
54 Minggu, 20 Maret 2016
55 Senin, 21 Maret 2016
56 Selasa, 22 Maret 2016
57 Rabu, 23 Maret 2016
58 Kamis, 24 Maret 2016
SKRIPSI
Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
28 26.5 32.5 33.5 27 34.5 28.5 27.5 33.5 32.5 27 33.5 33.5 26 33.5 32.5 27 34.5 32.5 27 33.5 30.5 27.5 34.5 33.5 27 33.5 32 27 34.5 30 27 35 29 27.5 30 33.5 27 30
24.5 24.5 27.5 29 25 27 28 25 30 29 26 26.5 28 23 28 26.5 26.5 29.5 27.5 25 30 29 25 29.5 28 25 28 26 25 27 26 26 27.5 25.5 27 28 28 26 28
68 84 69 70 85 55 62 80 78 73 90 56 64 78 64 60 94 72 72 84 78 88 80 72 64 84 64 60 84 55 70 92 54 74 94 84 64 92 84
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
59 Jum'at 25 Maret 2016
60 Sabtu, 26 Maret 2016
61 Minggu, 27 Maret 2016
62 Senin, 28 Maret 2016
63 Selsa, 29 Maret 2016
64 Rabu, 30 Maret
65 Kamis, 31 Maret
66 jum'at, 1 April 2016
67 Sabtu, 2 April 2016
68 Minggu, 3 April 2016
69 Senin, 4 April 2016
70 Selasa, 5 April 2016
71 Rabu, 6 April 2016
SKRIPSI
Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
30 27.5 34.5 31 26 35 33 27 34 27 27 34 34 26 34 30 26 34 27 26 34 28 26 34.5 31 25.5 33 31 27 32.5 31 27 33 31 26.5 32.5 31.5 28 33.5
27 26.5 29.5 27 24.5 27.5 28 25 28.5 26 25 28.5 28 24.5 28.5 27.5 25 28.5 25 24.5 28.5 26.5 24 29.5 28 24.5 27 28 24.5 26.5 28 25 27 28 25 26.5 27 25.5 28
76 90 72 72 86 54 68 84 65 90 83 70 62 88 70 80 82 70 83 87 65 87 83 72 72 91 61 78 80 67 78 84 62 78 86 67 69 80 64
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
72 Kamis, 7 April 2016
73 Jum'at, 8 April 2016
74 Sabtu, 9 April 2016
75 Minggu, 10 April 2016
76 Senin, 11 April 2016
77 Selasa, 12 April 2016
78 Rabu, 13 April 2016
79 Kamis, 14 April 2016
80 Jum'at, 15 April 2016
81 Sabtu, 16 April 2016
82 Minggu, 17 April 2016
83 Senin, 18 April 2016
84 Selasa, 19 April 2016
SKRIPSI
Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
31.5 27 32.5 29 28 29 26.5 26 32.5 31 26 31.5 28 27 34 31 26.5 33 27 26.5 30 27 28.5 33 31 26.5 28.5 27 28 29 26.5 27 32.5 29 26 31.5 28 27 32
27 25 26.5 26 25.5 26 25 24.5 26.5 29 25 28.5 25.5 26.5 28 28 25 28 24.5 25 25.5 25 26 26 28 24.5 26 25 25.5 26 25 25 26.5 26 25 28.5 25.5 25 26
69 84 67 77 80 77 86 87 67 84 90 78 80 94 62 78 88 68 80 87 68 84 80 71 76 84 80 84 80 77 86 84 67 77 90 78 80 84 60
HILDA LOLITA DEVI APRILIA
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
85 Rabu, 20 April 2016
86 Kamis, 21 April 2016
87 Jum'at, 22 April 2016
88 Sabtu, 23 April 2016
89 Minggu, 24 April 2016
90 Senin, 25 April 2016
91 Selasa, 26 April 2016
92 Rabu, 27 April 2016
93 Kamis, 28 April 2016
SKRIPSI
Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi Siang Sore Pagi
PEMANFAATAN PROBIOTIK CAIR…
31 27 33 32 26.5 31.5 27 28 33.5 31.5 27 32.5 29 27 34.5 30 26 34 27 27 33 31 26.5 34 27 27
28 24.5 26.5 27 24.5 28.5 24.5 25.5 28 27 25 26.5 26 25 27 26 25 28.5 25 25 27 28 25 28.5 25 25
78 80 59 68 84 78 80 80 64 69 84 67 77 84 55 70 82 70 83 84 62 78 87 70 83 84
HILDA LOLITA DEVI APRILIA