PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK CAIR DAUN LAMTORO (Leucaena leucocephala) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN SAWI PAKCOY (Brasicca chinensis L.) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh: Ahmad Alfi Roidi 121434023
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN NON SCHOLAE SAD VITAE DISCIMUS (Belajar bukan hanya mencari nilai atau angka tetapi untuk hidup)
Semua ini saya persembahkan untuk Tuhan yang maha kuasa yang tiada henti-hentinya menyertai perjalanan hidup saya, hingga menyelesaikan semuanya.
Mama, Dosen pembimbing saya dan kedua saudara saya (Hilal dan Arina) di Bangka Belitung serta
keluarga
dan
teman yang mendukung.
iv
teman-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN PUPUK CAIR DAUN LAMTORO (Leucaena leucocephala) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN SAWI PAKCOY (Brasicca chinensis L.) Ahmad Alfi Roidi 121434023 Universitas Sanata Dharma Sawi pakcoy (Brassica chinensis) merupakan jenis tanaman sayuran yang saat ini digemari masyarakat. Indonesia merupakan salah satu negara yang berpotensi baik untuk mengembangkan budidaya tanaman sawi pakcoy. Jarangnya budidaya tanaman sawi pakcoy membuat kurang terpenuhinya kebutuhan sawi pakcoy di pasar sehingga menyebaban harga sawi pakcoy di pasar cukup tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi manakah yang paling cepat menumbuhkan tanaman sawi pakcoy, sehingga dapat digunakan untuk mempercepat masa panen dan meningkatkan kualitas tanaman sawi pakcoy. Penelitian ini disusun secara faktorial menggunakan Rancngan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor dan 3 kelompok perlakuan pupuk cair daun lamtoro, masing-masing kelompok terdiri dari 10 ulangan. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi pupuk cair daun lamtoro yang digunakan yaitu 100 ml, 300 ml, dan 500 ml. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pertumbuhan dan produktivitas tanaman Sawi pakcoy yang meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah dan berat kering. Data yang diperoleh di uii normalitas dan homogenitasnya, bila hasil datanya normal dan homogen maka kemudian dianalisis dengan uji One Way-Anova, jika signifikan dilanjutkan dengan Uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi pupuk cair daun lamtoro tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tinggi tanaman. Tetapi, memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman sawi pakcoy yang lain. Konsentrasi Pupuk cair daun lamtoro yang paling cepat menumbuhkan tanaman sawi pakcoy adalah konsentrasi 100 ml. Pengaruh pemberian konsentarsi 10% unggul dalsam variabel dengan penambahan rata-rata Jumlah Daun (10.37 helai), Berat Basah (94.5 gram), dan Berat Kering (26.4 gram).
Kata kunci : Daun Lamtoro, Konsentrasi, Pertumbuhan Sawi Pakcoy.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT THE INFLUENCE OF GIVING LIQUID FERTILIZER LEAVES (Leucaena leucocephala) ON THE GROWTH AND PRODUCTIVITY OF MUSTARD PAKCOY (Brasicca chinensis L.) PLANT Ahmad Alfi Roidi 121434023 Sanata Dharma University
Pakcoy mustard(Brasicca chinensis L.) was one of vegetable which was most consumed by Indonesian people. Indonesia was one of country that have good potenstial to develop cultivation pakcoy mustard. Infrequently cultivation of pakcoy mustard not enough to complete pakcoy mustard necessary at market and make price of it pretty high. This research aimed to know the best concentration of leucaena glauca leaf’sliquid fertilizer on the mustard pakcoy growth and productivity plant. This research use Completely Randomized Design (CRD) withfour treatments there were one as control and three treatment groupsleucaena glauca leaf’sliquid fertilizer, each groups consisted of ten replicates. The independent variable in this research wasthe leucaena glauca leaf’sliquid fertilizer concentrationused 100 ml, 300 ml, and 500 ml. The dependent variable was the growth of pakcoymustardwhich included plant height, leaf number, fresh weight and dry weight. The data analyzed used normalitas test and homogeneity, if get normal data and homogene then analysis used one way-anova test, and if significant continued with duncan test. The results showed that leucaena glauca leaf’s liquid fertilizer concentration didn’t give any different influence between each treatment of the height. Theapplication of leucaena glauca leaf’sliquid fertilizerconcentration gave different influences on the number of leaves, fresh weight and dry weight significantly.The best of leucaena glauca leaf’sliquid fertilizerconcentration in increasing the growth of mustard pakcoy was 100 ml with average of number leaves (10.37 leaf) , fresh weight (94.5 gram) and dry weight (26.4 gram).
Keywords: leucaena glauca laef’s, liquid fertilizer, the growth of mustard pakcoy
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR Puji syukur atas kasih dan karunia Tuhan yang maha Kuasa sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada program Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Judul yang diajukan adalah “Pengaruh
Pemberian
Pupuk
Cair
Daun
Lamtoro
(Leucaena
leucocephala) Terhadap Pertumbuhan Dan Produktivitas Tanaman Sawi Pakcoy (Brasicca chinensis L.) Penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi: 1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku rektor Universitas Sanata Dharma. 2. Rohandi, Ph.D, selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 3. Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd, selaku Kepala Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. 4. Drs. Antonius Tri Priantoro M.For.Sc selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
dan selaku dosen pembimbing
penulisan skripsi yang selalu menyemangati dan membimbing saya. 5. Mama, Bapak, kakak, adik, keponakan, kakek, nenek serta keluarga yang selalu mendukung, meyemangati, memotivasi dan menyayangi ku. 6. Seluruh dosen Pendidikan Biologi, yang telah mengajar dan membimbing selama penulisan menimba ilmu di Universitas Sanata Dharma 7. Emi, Darwis, Ichi, Dinda, Orin, Endang, Bang Sem, Agus, Efis, Justin, Seno, Dani, Jane, Ninong, Maya, Kak Eva, Mas Ari dan
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL............................................................................................i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................ii HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................iii HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................iv HALAMAN KEASLIAN KARYA ...................................................................v LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................................vi ABSTRAK .......................................................................................................vii ABSTRACT ....................................................................................................viii KATA PENGANTAR ......................................................................................ix DAFTAR ISI .....................................................................................................xi DAFTAR TABEL ...........................................................................................xiv DAFTAR GAMBAR .......................................................................................xv DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................xvi BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1 A. LATAR BELAKANG MASALAH .................................................1 B. RUMUSAN MASALAH .................................................................3 C. BATASAN MASALAH ..................................................................4 D. TUJUAN PENELITIAN ..................................................................4 E. MANFAAT PENELITIAN ..............................................................4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................6 A. SAWI PAKCOY ............................................................................6 1. DESKRIPSI TANAMAN SAWI PAKCOY ............................6 xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. MORFOLOGI SAWI PAKCOY .............................................7 3. KANDUNGAN DAN KOMPOSISI SAWI PAKCOY...........9 4. MANFAAT TANAMAN SAWI PAKCOY ............................9 5. SYARAT TUMBUH ..............................................................10 6. HAMA DAN PENYAKIT .....................................................12 B. PERTUMBUHAN .........................................................................16 C. PUPUK ORGANIK CAIR.............................................................18 1. PENGERTIAN PUPUK ORGANIK ......................................18 2. KANDUNGAN DAN PENGARUHNYA.............................20 D. EM-4 ..............................................................................................21 E. AIR CUCIAN BERAS ..................................................................23 F. TETES TEBU/MOLASE ..............................................................23 G. TANAMAN LAMTORO...............................................................24 1. TAKSONOMI DAN MORFOLOGINYA..............................24 2. MANFAAT TANAMAN........................................................25 H. PENELITIAN YANG RELEVAN ...............................................26 I. KERANGKA BERFIKIR ..............................................................27 J. HIPOTESIS....................................................................................28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN .........................................................29 A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN.................................29 B. VARIABEL PENELITIAN ............................................................30 C. BATASAN PENELITIAN .............................................................31 D. TEMPAT PENELITIAN ................................................................33 E. ALAT DAN BAHAN ....................................................................33 F. CARA KERJA ...............................................................................34 1. PEMBUATAN PUPUK CAIR DARI DAUN LAMTORO .....34 2. PENGOLAHAN LAHAN.........................................................35 3. PERSIAPAN MEDIA TANAM................................................35 4. PEMBIBITAN...........................................................................35 5. PENANAMAN..........................................................................36
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. PENYULAMAN .......................................................................36 7. PERLAKUAN...........................................................................37 8. PEMELIHARAAN....................................................................37 9. PENGAMBILAN DATA..........................................................38 G. TABULASI DATA ........................................................................39 H. METODE ANALISI DATA ..........................................................42 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................44 A. HASIL DAN ANALISIS ...............................................................44 1. TINGGI TANAMAN SAWI PAKCOY.................................44 2. JUMLAH DAUN SAWI PAKCOY ......................................48 3. BERAT BASAH SAWI PAKCOY .......................................51 4. BERAT KERING SAWI PAKCOY ......................................55 B. PEMBAHASAN ...........................................................................59 1. TINGGI TANAMAN SAWI PAKCOY.................................59 2. JUMLAH DAUN SAWI PAKCOY ......................................65 3. BERAT BASAH SAWI PAKCOY .......................................68 4. BERAT KERING SAWI PAKCOY ......................................73 5. KENDALA DAN PENANGANANYA ................................76 BAB V IMPLEMENTASI PENELITIAN PEMBELAJARAN .......................77 BAB VI PENUTUP .........................................................................................80 A. KESIMPULAN .............................................................................80 B. SARAN .........................................................................................80 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................82
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL 2.1 KANDUNGAN DAN KOMPOSISIS SAWI PAKCOY..............................9 3.1 DENAH PENELITIAN .............................................................................30 3.2 PERLAKUAN PUPUK CAIR DAUN LAMTORO ..................................32 3.3 TABULASI DATA TINGGI TANAMAN.................................................40 3.4 TABULASI DATA JUMLAH DAUN .......................................................40 3.5 TABULASI DATA BERAT BASAH ........................................................41 3.6 TABULASI DATA BERAT KERING.......................................................41 4.1 PERTAMBAHAN TINGGI TANAMAN ..................................................45 4.2 PERTAMBAHAN JUMLAH DAUN ........................................................48 4.3 BERAT BASAH ........................................................................................52 4.4 TABULASI DATA BERAT KERING.......................................................56
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR 2.1: SAWI PAKCOY .........................................................................................6 2.2. DAUN LAMTORO ...................................................................................25 4.1. GRAFIK PERTAMBAHAN TINGGI TANAMAN .................................47 4.2. GRAFIK PERTAMBAHAN JUMLAH DAUN........................................50 4.3. GRAFIK BERAT BASAH ........................................................................54 4.4 GRAFIK BERAT KERING........................................................................58
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 SILABUS MATA PELAJARAN ............................................85 LAMPIRAN 2 RPP...........................................................................................93 LAMPIRAN 3 DATA HASIL PENELITIAN ................................................126 LAMPIRAN 4 HITUNGAN STATISTIK .....................................................130 LAMPIRAN 5 FOTO PENELITIAN ............................................................134
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Hal ini dilihat dari banyaknya lahan kosong yang dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian, selain itu kondisi tanah di Indonesia yang mempunyai kandungan unsur hara yang baik sehingga dapat membantu pertumbuhan tanaman. Salah satu produk hortikultura yang menjadi unggulan dalam sektor pertanian di Indonesia adalah tanaman sayuran. Sayuran merupakan salah satu produk hortikultura yang banyak diminati oleh masyarakat karena memiliki kandungan gizi yang bermanfaat bagi kesehatan. Salah satu komoditi sayur-sayuran yang sangat dibutuhkan oleh hampir semua orang dari berbagai lapisan masyarakat adalah Sawi pakcoy. Saat ini harga Sawi pakcoy cukup tinggi dengan harga RP.6000,00/kg tulis harian online (m.Harian jogja.com 6/8/2015). Hal tersebut dikarenakan jarangnya petani menanam Sawi pakcoy. Usia panen Sawi pakcoy tergolong cepat yaitu 30 hari. Kurangnya produksi pertanian Sawi pakcoy menyebabkan permintaan Sawi pakcoy di pasar tradisonal cukup tinggi, sehingga budidaya Sawi pakcoy dapat dijadikan usaha untuk memenuhi kebutuhan sayuran baik lokal maupun internasional. Potensi ini sangat baik karena Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan sangat cocok untuk budidaya Sawi pakcoy. Media untuk menanam Sawi
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
pakcoy juga mudah, penanaman bisa dilakukan di lahan, pot, polybag, atau secara hidroponik. Selain itu, menanam Sawi pakcoy bisa dilakukan di daerah dataran tinggi maupun dataran rendah. Dengan keadaan geografis demikian,
petani
Indonesia
mempunyai
peluang
besar
untuk
membudidayakan Sawi pakcoy dan mendapatkan hasil panen yang baik. Sayuran
yang
segar
dan
sehat
ditentukan
oleh
adanya
keseimbangan alam dan lingkungan yang tersedia bagi sayuran. Keseimbangan adalah sebuah tujuan akhir dari seluruh perbaikan keberadaan alam dan lingkungan. Keseimbangan dari seluruh siklus kehidupan tanah yang pada akhirnya akan menciptakan kesuburan. Kesuburan berasal dari hara tanah yang merupakan hasil proses metabolisme mikroba dan biota tanah. Kesuburan lahan yang sangat kaya akan
hara,
akan
berguna
untuk
pertumbuhan
dan
peningkatan
produktivitas model budidaya tanaman pangannya (Murwono, 2013). Selain kesuburan tanah, ketersediaan pupuk yang digunakan pun perlu mendapatkan perhatian. Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan
tanaman
sehingga
mampu
berproduksi
dengan
baik
(Rosmarkam dan Yuwono, 2002). Masyarakat Indonesia sekarang, terutama masyarakat yang berprofesi sebagai petani dan khususnya petani sayuran semakin peduli akan pentingnya kualitas pupuk. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas Sawi pakcoy adalah mengolah tanah dengan penambahan pupuk. Pada umumnya pupuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
yang ditambahkan oleh para petani adalah pupuk kimia sintesis seperti NPK atau urea. Penggunaan pupuk kimia memang lebih praktis namun berdampak negatif terhadap lingkungan. untuk mengatasi keterbatasan dan tidak berdampak bagi lingkungan adalah dengan menggunakan pupuk organik. Pupuk yang dapat dimanfaatkan adalah pupuk organik dari daun lamtaro yang akan dibuat menjadi pupuk organik cair dalam aplikasinya. Menurut Budelman dalam Palimbungan (2006) kandungan unsur hara pada daun lamtoro terdiri atas 3.84% N; 0.2% P; 2.06% K; 1.31% Ca; 0.33% Mg. Salah satu penelitian yang telah dilakukan adalah daun lamtoro sebagai pupuk organik cair dapat meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman sawi dan meningkatkan pertumbuhan bibit tanaman sawit. Oleh karena itu, dilakukan pengujian tentang pengaruh pupuk cair dari daun lamtaro terhadap pertumbuhan Sawi pakcoy.
B. Rumusan Masalah 1. Adakah pengaruh perbedaan konsentrasi pupuk cair dari daun lamtoro terhadap pertumbuhan dan produktivitas Sawi pakcoy ? 2. Konsentrasi pupuk berapakah yang paling efektif dalam meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas Sawi pakcoy ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
C. Batasan Masalah Fokus peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pupuk cair dari daun lamtoro terdiri dari 3 konsentrasi, yaitu 10%, 30% dan 50% dengan volume pemupukan 200 ml untuk setiap tanaman dan produktivitas Sawi pakcoy. 2. Daun lamtoro yang digunakan untuk pembuatan pupuk cair adalah daun muda dan tua. 3.
Parameter pertumbuhan yang diukur adalah tinggi tanaman, jumlah daun, dan produktivitas yang diukur adalah bobot basah dan kering Sawi pakcoy.
D. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi pupuk cair dari daun lamtoro terhadap pertumbuhan dan produktivitas Sawi pakcoy. 2. Mengetahui konsentrasi yang paling efektif dalam meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas Sawi pakcoy.
E. Manfaat 1. Bagi peneliti Menambah pengetahuan baru mengenai pengujian pupuk dengan konsentrasi yang berbeda-beda serta memberi kesadaran baru bagi peneliti untuk menggunakan pupuk organik yang bisa didapatkan di lingkungan sekitar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
Memperoleh jawaban dari permasalahan yang ada melalui data-data yang diperoleh selama penelitian untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman dan produktivitas Sawi pakcoy. 2. Bagi Dunia Pendidikan Sebagai bahan bacaan bagi para guru untuk dapat dijadikan sebagai panduan praktikum terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan Memberi pembelajarann kepada siswa terkait dengan materi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan untuk kelas XII. Dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya 3. Bagi masyarakat
Mengurangi pemakaian pupuk kimia oleh para petani.
Memberikan cara pembuatan pupuk yang murah dan cepat dengan menggunakan daun lamtoro
Mengurangi pengeluaran biaya bagi petani
Memberikan wawasan bagi petani untuk mengetahui potensi serta pengaruh pupuk cair daun lamtoro terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Sawi Pakcoy (Brassica chinensis L) 1. Deskripsi Tanaman Sawi Pakcoy Sawi pakcoy merupakan sayuran pendatang dari luar negeri yang sangat populer terutama di kalangan masyarakat keturunan Cina. Di Indonesia, tanaman pakcoy sudah banyak di budidaya dan diusahakan oleh petani, khusunya di daerah Cipanas, Jawa Barat dengan pertumbuhan tanaman sangat baik. Ciri-ciri tanaman ini mempunyai tubuh tegak dan daun kompak, tangkai daun berwarna putih, dan daun berwarna hijau segar, serta tangkai daun lebar dan kokoh (Rukmana, 1994). Adapun klasifikasi tanaman Sawi pakcoy adalah sebagai berikut : Kingdom
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Rhoeadales
Famili
: Brassicaceae
Genus
: Brassica
Spesies
: Brassica chinensis L.
Sumber Lia, 2015
6
Gambar 2.1 Sawi Pakcoy
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
2. Morfologi Karakteristik morfologi tanaman sawi sangat mirip dengan kubis/kol dikarenakan kekerabatan yang sangat dekat. Berikut adalah morfologi tanaman sawi. a. Akar Akar tanaman pakcoy berupa akar tunggang, yang membentuk cabang-cabang akar yang menyebar keseluruh arah dengan kedalaman 30-40 cm ke bawah permukaan tanah. Akar tanaman berfungsi untuk menghisap air dan zat-zat makanan dari dalam tanah, untuk menyerap unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, dan untuk memperkuat berdirinya batang tanaman (Rukmana, 1994). b. Batang Pakcoy memiliki ukuran batang yang pendek dan beruas-ruas, sehingga batang tanaman tidak terlalu kelihatan. Batang pakcoy termasuk ke dalam jenis batang semu, karena pada tanaman pelepah daun tumbuh berhimpitan, saling melekat dan tersusun rapat secara terartur. Batang tanaman pakcoy memiliki warna hijau muda yang berfungsi sebagai alat pembentuk dan penopang daun tanaman (Rukmana, 1994). c. Daun Daun tanman pakcoy berbentuk oval, berwarna hijau tua agak mengkilat, daun tidak membentuk kepala atau krop, dan daun tumbuhn agak tegak atau setengah mendatar. Daun tanaman tersusun dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
bentuk spiral yang rapat, dan melekat pada batang. Tangkai daun tanaman berwarna hijau muda, gemuk, dan berdaging (Rukmana, 1994). d. Bunga Struktur
bunga
pakcoy
tersusun
dalam
tangkai
bunga
(inflorescentia) yang tumbuh memanjang (tinggi) dan bercabang banyak. Tiap kuntum bunga terdiri atas empat helai kelopak daun, empat helai mahkota bunga berwarna kuning-cerah, empat helai benang sari, dan satu buah putik yang berongga dua (Rukmana, 2002). e. Buah dan Biji Buah tanaman pakcoy termasuk tipe buah polong, yaitu bentuknya memanjang dan berongga. Tiap buah (polong) berisi 2-8 butir biji (Rukmana, 2007). Biji pakcoy berbentuk bulat kecil berwarna coklat atau coklat kehitam-hitaman, permukaannya licin mengkilap, dan agak keras (Rukmana, 1994).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
3. Kandungan Dan Komposisi Pakcoy Tabel 2.1 kandungan dan komposisi gizi tanaman Sawi pakcoy tiap 100 gram bahan No.
Kandungan Gizi
Kadar/Komposisi
1.
Energi
15,0 kkal
2.
Protein
1,8 gram
3.
Lemak
0,2 gram
4.
Karbohidrat
2,5 gram
5.
Serat
0,6 gram
6.
Fosfor
31,0 gram
7.
Zat Besi
7,5 mg
8.
Natrium
22,0 mg
9.
Kalium
225,0 mg
10.
Vitamin A
1555,0 S.I
11.
Vitamin C
66,0 mg
12.
Kalsium
102,0 mg
Sumber: Angka Nilai Gizi (2010) 4. Manfaat Tanaman Sawi Pakcoy Menurut Fahrudin (2009), pakcoy dapat menghilangkan rasa gatal ditenggorokan pada penderita batuk, penyembuh penyakit kepala, bahanpembersihdarah, memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan memperlancar pencernaan, biji tanaman pakcoy dimanfaatkan sebagai minyak serta pelezat makanan.Sedangkan kandungan yang terdapat pada pakcoy adalah kalori, protein, lemak, karbohidrat, serat, Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C. Kadar vitamin A pada pakcoy sangat tinggi berperan menjaga kornea mata agar selalu sehat. Mata yang normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
biasanya mengeluarkan mukus, yaitu cairan lemak kental yang dikeluarkan sel epitel mukosa, sehingga membantu mencegah terjadinya infeksi. Kandungan vitamin E pada pakcoy dapat berfungsi sebagai antioksidan utama di dalam sel, dan berperan baik untuk mencegah penuaan. 5. Syarat Tumbuh Sawi pakcoy dapat ditanam di dataran tinggi maupun dataran rendah. Akan tetapi, pada umumnya tanaman sawi pakcoy dibudidayakan di dataran rendah, seperti di pekarangan, di ladang dan lain-lain. Sawi pakcoy termasuk tanaman sayuran yang tahan terhadap hujan. Sehingga dapat ditanam sepanjang tahun asalkan pada saat musim kemarau disediakan air yang cukup untuk penyiraman. Menurut Zulkarnain (2013), untuk mendapatkan hasil panen yang tinggi dan berkualitas, Sawi pakcoy hendaknya dibudidayakan di lingkungan yang cocok dengan syarat tumbuhnya. Oleh karena itu faktor ekologi yang meliputi tanah dan iklim di mana sawi dibudidayakan perlu mendapatkan perhatian agar pertumbuhan dan produksinya maksimal. a. Tanah Pada umumnya, sawi dapat dibudidayakan pada berbagai ketinggian tempat, baik dataran rendah maupun dataran tinggi dengan ketinggian 5-1200 mdpl. Tanaman ini memiliki toleransi yang baik terhadap lingkungan, baik terhadap suhu lingkungan yang tinggi maupun terhadap suhu lingkungan yang rendah. Akan tetapi, kebanyakan daerah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
penghasil sawi berada di ketinggian 100-500 mdpl. Keadaan tanah yang dikehendaki adalah tanah yang gembur, banyak mengandung humus dan drainase baik (Haryanto dkk, 2002). b. pH Menurut Haryanto dkk (2002), tanaman sawi dapat tumbuh pada tanah yang subur, gembur, berhumus dan memiliki drainase baik. Tanaman ini tumbuh dengan baik di tanah yang memiliki tingkat keasaman (pH) antara 6-7. Pada tanah asam (pH<6) dianjurkan untuk melakukan pengapuran, guna menurunkan keasaman atau menaikan pH tanah. Takaran baik kapur maupun pupuk organik yang diberikan sangat tergantung pH awal tanah. Oleh karena itu, dianjurkan untuk mengukur pH tanah sebelum penanaman sawi dilaksanakan. c. Iklim Menurut Rukmana (2007), sawi menghendaki keadaan udara yang dingin dengan suhu malam 15,60C dang siang harinya 21,10C serta penyinaran matahari antara 10-13 jam perhari. Suhu di atas 240C dapat menyebabkan tepi daun terbakar, sedangkan suhu 130C yang terlalu lama dapat menyebabkan tanaman memasuki fase pertumbuhan reproduktif yang terlalu dini. Pembungaan pada sawi bukan hanya sensitif terhadap suhu rendah melainkan juga terhadap perubahan intensitas cahaya sebanyak 16 jam per hari selama sebulan, dapat menyebabkan terbentuknya bunga di sejumlah kultivar. Sebaliknya, perubahan intensitas cahaya yang singkat disentai suhu tinggi, dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
menyebabkan tanaman tumbuh pada fase vegetatif. Di daerah tropis dan subtropis, sawi kebanyakan dibudidayakan di dataran rendah. Penanaman pada musim kemarau perlu diiringi oleh penyiraman yang teratur agar tanaman tidak kekeringan. Sebaliknya, penanaman pada musim penghujan perlu disertai oleh pengaturan drainase yang baik, agar air tidak menggenang di sektitar tanaman dan serangan ulat daun dapat diatasi. Meskipun demikian, waktu tanaman yang dianjurkan adalah akhir musim hujan. 6. Hama dan Penyakit Tumbuhan dapat mengalami gangguan oleh binatang atau organisme kecil (virus, bakteri atau jamur). Menurut Rahmawati (2012), hewan dapat disebut hama karena dapat mengganggu tumbuhan dengan memakannya. Belalang, kumbang, ulat, wereng, tikus, walang sangit merupakan contoh binatang yang sering menjadi hama tanaman. Gangguan terhadap tumbuhan yang disebabkan oleh virus, bakteri dan jamur disebut penyakit. Tidak seperti hama, penyakit tidak memakan tumbuhan, tetapi merusak tumbuhan dengan mengganggu proses-proses dalam tubuh tumbuhan sehingga mematikan tumbuhan. Oleh sebab itu, tumbuhan yang terserang penyakit umumnya bagian tubuhnya utuh akan tetapi aktivitas hidupnya terganggu dan dapat menyebabkan kematian (Rahmawati, 2012). Menurut
Prasetio (2013), hama dan penyakit merupakan kendala
utama bercocok tanam. Hama maupun penyakit harus ditanggulangi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
dengan cepat agar terhindar dari gagal panen. Organisme pengganggu tanaman yang sering menyerang tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis) dan lalat penggerek daun (Lyriomiza sp.). berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditumbulkan, maka peringkat organisme pengganggu tesebut yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. Binotalis. Hama P. vitata merupakan hama utama dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hama C. Binotalis perlu diwaspadai keberadaannya (Mukasan dkk, 2005). Berikut merupakan hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman sawi. a. Hama Menurut Rahmawati (2012), hama yang sering menyerang tanaman sawi: 1) Jangkrik Hama ini menyerang daun, membuat daun menjadi berlubanglubang sehingga mengganggu perkembangan dan pertumbuhan Sawi pakcoy. -
Indikasi: daun berlubang-lubang, jika serangan terus berlanjut maka daun akan habis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
-
Pengendalian: lakukan penyemprotan dengan insektisida organik yang berupa campuran larutan minyak cengkeh, air tembakau, bawang putih dan minyak sereh.
2) Burung Hama ini menyerang benih Sawi pakcoy yang baru mulai berkecambah. -
Indikasi: seluruh benih Sawi pakcoy habis dimakan burung
-
Pengendalian: tutup benih menggunakan daun pisang atau plastik saat petang, saat pagi dibuka agar mendapat sinar matahari yang sangat berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman sawi.
3) Kutu Daun Hama kutu ini menyerang daun, membuat daun menjadi layu dan mengering. -
Indikasi: tanaman layu kemudian mengering dan banyak terdapat kutu pada daun.
-
Pengendalian: petik daun yang terserang hama, kemudian diberi pestisida organik yang berupa campuran minyak cengkeh, air tembakau, bawang putih dan minyak sereh.
4) Ulat Daun Hama ini menyerang daun, merupakan hama yang sangat merusak yang jika tidak ditanggulangi dengan cepat maka daun akan habis dalam waktu singkat dan tanaman kemudian akan mati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
- Indikasi: daun berlubang-lubang dan lama-lama daun akan habis. - Pengendalian: petik daun yang sudah berlubang. Kumpulkan ulat daunnya dan musnahkan dan segera lakukan penyemprotan dengan pestisida organik. b. Penyakit Menurut Rahmawati (2012), penyakit yang dapat menyerang tanaman sawi, sebagai berikut: 1) Daun Mozaik Penyakit ini disebabkan oleh virus mozaik. Virus mulai masuk biasanya ketika tanaman masih berupa bibit. Virus ini menyerang daun tanaman sawi. - Indikasi: pada daun terdapat corak bergaris-garis atau belang hijau kuning. - Pengendalian: penyakit yang disebabkan oleh virus belum ada obat yang efektif. Untuk menghindari penularan lebih luas maka tanaman yang terkena penyakit ini harus segera dicabut dan dibakar, dan lakukan penyulaman jika diperlukan. 2) Layu Penyakit ini disebabkan oleh jamur yang menyerang akar. - Indikasi: tanaman terlihar layu pada siang hari, terutama saat terkena sinar matahari. Penyakit ini dapat menyebabkan kematian tanaman. - Pengendalian: tanaman yang layu dicabut kemudian dibakar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
3) Kapang Daun Penyakit ini disebabkan oleh jamur Cladosporum fulvus cke yang menyerang daun. -
Indikasi: seluruh permukaan daun dipenuhi spora berwarna cokelat.
-
Pengendalian: tanaman disemprot secara teratur menggunakan pestisida organik.
4) Bercak Daun Penyakit ini disebabkan oleh jamur Cercospora carotae yang menyerang daun. -
Indikasi: daun yang diserang memiliki bercak cokelat kehitaman.
-
Pengendalian:
lakukan
penyemprotan
secara
teratur
menggunakan pestisida organik.
B. Pertumbuhan Pertumbuhan merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Pertumbuhan adalah proses pertambahan volume yang irreversibel (tidak dapat balik) karena adanya pembelahan mitosis dan pembesaran sel. Pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif. Penambahan substansi dan pertambahan banyak jumlah sel selain laju pertumbuhan tanaman dapat diukur dengan berbagai cara salah satunya adalah pengukuran tinggi tanaman serta jumlah daun yang biasanya sering dilakukan (Gardner dkk, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
Pertumbuhan pada tumbuhan terjadi karena pertambahan ukuran yang disebabkan adanya pertambahan jumlah sel melalui proses pembelahan secara mitosis pada titik tumbuh dan pembesaran dari tiap-tiap sel. Pembelahan sel terutama terjadi di daerah jaringan meristem. Saat pertumbuhan, sel-sel tumbuhan mengalami perkembangan hingga terbentuk organ-organ yang mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda-beda (Gardner dkk, 2008). Menurut Gardner, dkk (2008) faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan, secara luas dikategorikan sebagai faktor eksternal (lingkungan) dan faktor internal (genetik), dikelompokkan sebagai berikut: a. Faktor Eksternal 1. Iklim: cahaya, temperatur, air, panjang hari, angin dan gas (CO2,O2, N2, SO2, Fl, Cl, dan O3). Gas-gas ini seringkali merupakanpolutan atmosfer (kecuali untuk tiga gas pertama) dan konsentrasinya dapat cukup tinggi untuk penghambat pertumbuhan. 2. Edafik
(tanah):
tekstur,
struktur,
bahan
organik,
kapasitas
pertukarankation (KTK), pH, kejenuhan basa, dan ketersediaan nutrisi. 3. Biologis: gulma,serangga, organisme penyebab penyakit, nematoda, macam-macam tipe herbivora, dan mikroorganisme tanah. b. Faktor Internal 1. Ketahanan terhadap tekanan iklim, tanah, dan biologis 2. Laju fotosintetik : proses fotosintesis menghasilkan fotosintat yang dimanfaatkan untuk proses-proses pertumbuhan yang ditandai dengan pertambahan biomassa tanaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
3. Respirasi yang merupakan pertukaran gas antara organisme dengan lingkungan (pengambilan oksigen dan pelepasan karbondioksida) untuk menunjang proses pertumbuhan. 4. Pembagian hasil asimilasi N: Nitrogen yang telah diserap disalurkan ke bagian tubuh organisme untuk merangsang pertumbuhan akar batang dan daun. 5. Klorofil, karoten, dan kandungan pigmen lainnya yang berperan dalam proses fotosintesis. 6. Tipe dan letak meristem: masing-masing tipe dan letak meristem pada tanaman berpengaruh pada tinggi dan ukuran tanaman. 7. Kapasitas untuk menyimpan cadangan makanan merupakan kemampuan tumbuhan dalam menyimpan makanan dalam bagian tubuhnya yaitu pada akar, daun dan batang. 8. Aktivitas enzim untuk mengontrol reaksi kimia. 9. Pengaruh langsung gen (heterosis, epistasis) yang berperan dalam proses sintesis protein. 10. Diferensiasi: berhubungan dengan proses perubahan jaringan meristem menjadi jaringan yang lebih kompleks.
C. Pupuk Organik Cair 1. Pengertian Pupuk Organik Cair Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pupuk kandang, sisa-sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Salah satu sumber bahan organik dapat berupa pupuk hijau (Nugroho, 2012). Menurut Pracaya dan P.C. Kahono (2010) pupuk hijau, yaitu pupuk alami yang berasal dari sisa tumbuhan terutama polong-polongan/kacang-kacangan, daun, batang, dan akar. Pupuk alami adalah pupuk yang terbentuk melalui proses alamiah. Terbentuk secara alami dalam hal ini berarti proses pembusukan dilakukan oleh
mikroorganisme
atau
makhluk
hidup
pengurai
(detrivor).
Mikroorganisme menguraikan bangkai, sampah, atau kotoran hewan menjadi tanah yang mengandung unsur-unsur hara yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Jenis tanaman yang dijadikan sumber pupuk hijau diutamakan dari jenis legume, karena tanaman ini mengandung hara yang relatif tinggi, terutama nitrogen dibandingkan dengan jenis tanaman lainnya (Nugroho, 2012). Pemupukan sampai saat ini masih merupakan penambahan input yang terpenting dalam meningkatkan produktivitas tanaman (Adisarwanto, 2008). Supardi dalam Priangga (2013) menyatakan pupuk organik cair memberikan beberapa keuntungan, misalnya pupuk ini dapat digunakan dengan cara menyiramkannya ke akar ataupun disemprotkan ke tanaman dan menghemat tenaga. Sehingga proses penyiraman dapat menjaga kelembaban tanah. Menurut Musnaman dalam Priangga (2013) pupuk organik cair dalam pemupukan jelas lebih merata, tidak akan terjadi penumpukan konsentrasi pupuk di satu tempat, hal ini disebabkan pupuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
organik cair 100 persen larut. Sehingga secara cepat mengatasi defesiensi hara dan tidak bermasalah dalam pencucian hara juga mampu menyediakan hara secara cepat. 2. Kandungan
Hara
dan
Pengaruhnya
terhadap
Pertumbuhan
dan
Produktivitas Tanaman Sawi pakcoy Menurut Sutedjo (2010), nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman, yang pada umumnya sangat diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian-bagian vegetatif, menyehatkan pertumbuhan daun, daun tanaman lebar dengan warna yang lebih hijau, dan meningkatkan kadar protein dalam tubuh tanaman. Selain itu, juga meningkatkan berkembang biaknya mikroorganisme di dalam tanah untuk pelapukan
bahan
organik.
Hardjowigeno
dalam
Meirina
(2014)
menyatakan unsur N yang terdapat dalam pupuk merupakan penyusun bahan organik dalam biji seperti asam amino, protein, koenzim, klorofil dan sejumlah bahan lain dalam biji, sehingga pemberian pupuk yang mengandung N pada tanaman akan meningkatkan berat kering biji. Selain mengandung nitrogen, unsur hara lain yang terdapat pada tanaman legume adalah unsur hara fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg). Unsur fosfor (P) berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme
dalam
tanaman,
merangsang
pembelahan
sel
dan
memperbesar jaringan sel. Unsur (P) juga berguna untuk merangsang pembungaan dan pembuahan dan merangsang pembentukan biji (Anonim, 2007). Menurut Suprapto dalam Meirina (2014) menegaskan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
tanaman akan menggunakan (P) secara maksimal saat tanaman dalam masa pembentukan bunga sampai kira-kira 10 hari sebelum biji berkembang penuh. Menurut Sutedjo (2010) kalium (K) berperan dalam meningkatkan kualitas biji/buah, mempercepat pertumbuhan jaringan meristematik, mengaktifkan berbagai enzim, metabolisme nitrogen dan sintesa protein, menetralisasi asam-asam organik yang penting bagi proses fisiologis. Saat pembesaran bunga dan pengisisan biji membutuhkan banyak unsur K (Meirina, 2014). Kalsium (Ca) berperan penting alam pertumbuhan ujung dan bulu-bulu akar, pembuatan protein. Magnesium berperan penting dalam pembentukan klorofil dan membantu pertumbuhan biji (Sutedjo, 2010). Selain itu, fungsi kalsium berguna bagi komponen dinding sel sehingga mencegah terjadinya layu pada tanaman. Magnesium berfungsi sebagai penyusun klorofil (Nugroho, 2012).
D. EM-4 (Effective Microorganism 4) Pembuatan kompos/pupuk organik tidak terlepas dari proses pengomposan yang diakibatkan oleh mikroba yang berperan sebagai pengurai atau dekomposer berbagai limbah organik yang dijadikan bahan pembuat kompos. Aktivator mikroba memiliki peranan penting karena digunakan untuk mempercepat pertumbuhan kompos. Dipasaran saat ini tersedia banyak produk-produk dekomposer untuk mempercepat proses pengomposan misalnya EM-4, orga-Dec, M-Dec, Probion, dan lain-lain. EM-4 merupakan kultur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
campuran mikroorganisme yang menguntungkan dan bermanfaat bagi kesuburan tanah maupun pertumbuhan dan produksi tanaman, serta ramah lingkungan. Mikroorganisme yang ditambahkan akan membantu memperbaiki kondisi biologis tanah dan dapat membantu penyerapan unsur hara. EM-4 mengandung mikroorganisme fermentasi dan sintetik yang terdiri dari bakteri asam laktat (Lactobacillus sp), bakteri fotosintetik (Rhodopseudomonas sp), Actinomycetes sp, Streptomicetes sp, dan ragi (yeast) atau yang sering digunakan dalam pembuatan tahu (Utomo, 2007 ). EM-4 mempunyai beberapa manfaat diantaranya: 1. Memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologis tanah 2. Meningkatkan ketersediaan nutrisi dan senyawa organik pada tanah. 3. Mempercepat pengomposan sampah organik atau kotoran hewan. 4. Membersihkan air limbah dan meningkatkan kualitas air pada perikanan. 5. menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dan meningkatkan produksi tanaman serta menjaga kestabilam produksi (Utomo, 2007). Berikut ini merupakan contoh reaksi yang terjadi dalam proses fermentasi pupuk cair menurut (Utomo, 2007) 1) Reaksi yang terjadi dalam proses fermentasi untuk mendapatkan nitrogen : Protein+energi
proteinase
ATP+NADP+NH3+Energi
2) Reaksi yang terjadi dalam proses fermentasi untuk mendapatkan fosfat : ATP+Glukosa
pseudomonas
Glukosa 6 fosfat+ H2O
ADP+Glukosa 6 fosfat
proteinase
Glukosa +fosfa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
E. Air Cucian Beras Beras merupakan salah satu makanan pokok masyarakat Indonesia. Konsumsi beras tertinggi adalah beras putih. Beras jenis ini diolah menjadi nasi yang merupakan ikon makanan di Indonesia. Beras yang mengalami pengolahan lebih lanjut, akan melalui proses pencucian. Proses pencucian ini menghasilkan limbah berupa air cucian beras. Air cucian beras mengandung banyak vitamin mineral seperti vitamin B1 (tiamin) dan B 12 (Fatimah, 2008). Menurut Chamsyah Noor dan Adesca (2006), bahwa salah satu bahan yang dapat digunakan untuk menyuburkan tanaman adalah air cucian beras. Hal ini karena air cucian beras bisa meningkatkan hasil tanaman karena air cucian beras mempunyai kandungan karbohidrat yang tinggi. Karbohidrat bisa jadi perantara terbentuknya hormon auksin dan giberelin. Dua jenis bahan yang banyak digunakan dalam zat perangsang tumbuh (ZPT) buatan. Auksin bermanfaat untuk merangsang pertumbuhan pucuk dan kemunculan tunas baru sedangkan giberelin berguna untuk merangsang pertumbuhan akar.
F. Tetes Tebu/Molasses Molasses adalah hasil samping yang bersal dari pembuatan gula tebu. Molasses kaya akan biotin, asam pantotenat, tiamin, fosfor dan sulfur. Molasses digunakan secara luas sebagai sumber energi untuk denitrifikasi, fermentasi anaerobic, pengolahan limbah aerobic dan diaplikasikan pada budidaya perairan. Karbohidrat dalam molasses telah siap digunakan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
fermentasi tanpa perlakuan pendahuluan karena sudah berbentuk gula (Hidayat et al, 2006). Molasses
mengandung
nutrisi
cukup
tinggi
untuk
kebutuhan
mikroorganisme sehingga dapat dijadikan bahan alternatif untuk sumber energi dalam media fermentasi. Sumber energi berguna untuk pertumbuhan sel mikroorganisme (Kusmiati et al, 2007). Menurut Simajuntak (2009), molasses banyak mengandung gula dan asam-asam organik. Huda (2013) mengatakan bahwa kandungan gula molasses terutama sukrosa berkisar 48-55%, sehingga cukup potensial untuk fermentasi asam asetat yang merupakan sumber glukosa utama bagi bakteri.
G. Tanaman Lamtoro (Leucaena leucocephala) Tanaman lamtoro berasal dari Amerika Latin, sudah sejak lama diimpor ke Indonesia. Tanaman Leucaena termasuk tanaman Leguminoseae dan tergolong subfamily Mimosaceae, merupakan tanaman multiguna karena seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan baik untuk kepentingan manusia atau pun hewan. Tanaman Leguminoseae adalah tanaman polong-polongan dengan sistem perakaran yang mampu bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium dan membentuk bintil akar yang mempunyai kemampuan mengikat nitrogen dari udara (Purwanto, 2007). 1. Taksonomi dan Morfologi Menurut Plantamor (2012) klasifikasi dari tanaman lamtoro adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Fabales
Familia
: Fabaceae
Genus
: Leucaena
Species
: Leucaena leucocephala
Nugroho, 2012 Gambar 2.2 Daun Lamtoro
2. Manfaat Tanaman Menurut Purwanto (2007) pertumbuhan tanaman Leucaena ini cepat dan kemampuan produksi hijauannya tinggi. Beberapa keunggulan tanaman Leucaena sebagai tanaman penghijauan antara lain: a. Meningkatkan kesuburan tanah, karena kemampuannya sebagai pengikat nitrogen dan banyak menghasilkan daun sebagai sumber bahan organik. b. Penanamannya mudah, dapat ditanam langsung dengan biji. c. Pertumbuhan tegak lurus ke atas. d. Mampu beradaptasi dengan kondisi iklim setempat. e. Mempunyai sistem perakaran dalam dan menyebar secara horizontal sehingga cocok bagi tanaman pelindung dan penguat teras, tanaman pagar ladang dan pagar pekarangan. Tanaman rehabilitasi lahan legum memiliki beberapa faktor pendukung antara lain: (1) cepat tumbuh, hingga banyak menghasilkan bahan organik dan pupuk hijau; (2) banyak mengandung nitrogen (N),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
hingga mampu menghasilkan hijauan makanan ternak dan menghasilkan makanan yang dapat diolah (Purwanto, 2007). Menurut Budelman dalam Palimbungan (2006) kandungan unsur hara pada daun lamtoro terdiri atas 3.84% N; 0.2% P; 2.06% K; 1.31% Ca; 0.33% Mg. Sebagai bahan pupuk cair organik, daun lamtoro salah satu tanaman legume mengandung unsur hara yang relatif tinggi, terutama nitrogen dibandingkan tanaman lainnya dan juga relatif lebih mudah terkomposisi sehingga penyediaan haranya lebih cepat (Nugroho, 2012). Menurut Palimbungan (2006) daun lamtoro dihancurkan sampai halus terlebih dahulu agar kandungan hara di dalamnya pecah dan mudah terurai dalam pembuatan pupuk cair.
H. Hasil Penelitian yang Relevan Menurut Parlimbungan (2006) bahwa pupuk organik berupa daun lamtoro akan meningkatkan kesuburan tanah dan akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman dalam memperoleh berbagai macam unsur hara. Hasil penelitian menurut Parlimbungan (2006) dengan judul “Pengaruh Ekstrak Daun Lamtoro Sebagai Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Sawi” bahwa perlakuan pupuk organik cair lamtoro terhadap tanaman sawi memberikan hasil terbaik 250cc/1 pada pertumbuhan tinggi tanaman dan berat segar tanaman. Adanya respon terhadap pada tanaman sawi adalah akibat dari perbedaan level dosis yang diberikan. Pada dosis 250cc/1 air menunjukkan dosis yang paling sesuai sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
pertumbuhan tanaman terpacu secara optimal. Aplikasi dosis kurang dari pada dosis 200cc/1 kurang/tidak memberikan pengaruh nyata. Selain itu, pupuk organik cair daun lamtoro memberikan pengaruh sangat nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman, jumlah daun, dan jumlah polong tanaman kedelai. Pemberian pupuk cair lamtoro dengan berbagai konsentrasi, yaitu konsentrasi 100, 200, 300, 400 dan 500 ml/tanaman. Menurut hasil Penelitian Monica (2015) dengan judul “Pengaruh Pemberian pupuk cair Lamtoro Terhadap Pertumbuhan Dan Produktivitas tanaman kedelai (glycine max) var grobogan”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kosentrasi 100 ml/tanaman pada pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah polong juga memberikan pengaruh yang paling baik terhadap pertumbuhan dan produktivitas hasil tanaman kedelai. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Lia (2015) menunjukkan bahwa pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman sawi pakcoy dipengaruhi oleh pemberian zat pengatur tumbuh, yaitu sitokinin dengan rata-rata tinggi tanaman (25,58 cm), lebar daun (9,26 cm), jumlah daun (96 helai), berat basah (4,53 gram) dan warna daun.
I. Kerangka Berpikir Penggunaan daun lamtoro sebagai pupuk organik karena memiliki kandungan nitrogen yang tinggi, yaitu 3,84%. Tambahan sumber nitrogen pada tanah dengan dosis yang tepat dapat menyuburkan tanaman karena nitrogen merupakan salah satu unsur hara esensial yang dibutuhkan tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
dalam jumlah banyak untuk pertumbuhannya serta merangsang pembentukan akar. Tanaman Sawi pakcoy merupakan tanaman yang mampu melakukan fiksasi nitrogen bebas di udara dan mengubahnya menjadi nitrat sehingga dapat digunakan oleh tanaman untuk proses pertumbuhannya. Bila penggunaan pupuk nitrogen terlalu banyak akan mengurangi keefektifan pengikatan nitrogen dari atmosfer. Oleh karena itu, dilakukan pengujian pemberian pupuk organik tambahan berupa pupuk cair dari daun lamtoro dengan berbagai konsentrasi terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman Sawi pakcoy.
J. Hipotesis 1. Pupuk cair dari daun lamtoro dengan konsentrasi yang berbeda memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman Sawi pakcoy. 2. Pupuk dengan konsentrasi 30% paling efektif dalam meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman Sawi pakcoy.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen
yaitu
mengujikan beberapa konsentrasi pupuk cair daun lamtoro pada satu varietas tanaman sawi yang diamati pertumbuhan dan produktivitas Sawi pakcoy yang dihasilkan. Rancangan penelitian yang digunakan adalah dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor. Rancangan Acak Lengkap (RAL) merupakan rancangan yang paling sederhana diantara rancangan-rancangan percobaan yang baku. Pola ini dikenal sebagai pengacakan lengkap atau pengacakan dengan tiada pembatas. Dalam rancangan penelitian ini dilakukan pembuatan denah percobaan dengan pengacakan untuk memperoleh nilai yang tidak bias, nilai tengah maupun beda nilai antar nilai tengah. Pengacakan dilakukan terhadap penempatan perlakuan satuaan percobaan (Tanujaya, 2013). Pada penelitian ini terdapat 3 perlakuan konsentrasi yaitu, 10%, 30%, 50% pupuk cair daun lamtoro dan kontrol (pembanding) terhadap pertumbuhan dan produktivitas. Dengan volume pemupukan untuk masing-masing tanaman adalah 200 ml.
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
Tabel. 3.1 Denah Penelitian 8K
7 P1
2 P3
10 P2
8 P1
9 P2
6 P1
3K
5 P2
9K
10 P3
7K
7 P2
1 P1
3 P2
4 P1
3 P1
4K
2 P2
5K
5 P1
9 P1
2 P1
4 P3
10 P1
5 P3
3 P3
1 P2
4 P2
1 P3
2K
10 K
9 P3
1K
6K
8 P3
6 P2
7 P3
8 P2
6 P3
Keterangan : 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 : Pengulangan P1
: Perlakuan konsetrasi 100 ml+900 ml Air (10%)
P2
: Perlakuan konsetrasi 300 ml+700 ml Air (30%)
P3
: Perlakuan konsentrasi 500 ml+500 ml Air (50%)
K
: Kontrol ( Mengunanakan air biasa)
B. Variabel Penilitian 1. Variabel bebas : Konsentrasi pupuk cair daun lamtaro Terdiri dari 3 perlakuan pupuk cair dengan konsentrasi berbeda dan kontrol dengan masing-masing 10 ulangan sehingga jumlah seluruh tanaman adalah sebanyak 40 tanaman. Perlakuan dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
Tabel 3.2 Perlakuan Pupuk Cair Daun Lamtoro Kode
Perlakuan
P1
Pupuk cair daun lamtoro 100 ml+900 ml Air 10%
P2
Pupuk cair daun lamtoro 300 ml+700 ml Air 30%
P3
Pupuk cair daun lamtoro 500 ml+500 ml Air 50%
K
Tanpa perlakuan (Menggunkan air biasa)
2. Variabel terikat : Pertumbuhan dan produktivitas Sawi pakcoy 3. Variabel kontrol: Varietas tanaman, umur tanaman, media tanam, waktu dan volume penyiraman dan pemberian pupuk. C. Batasan penelitian 1. Subjek penelitian Subjek penelitian ini adalah Sawi pakcoy. 2. Objek penelitian
Pupuk cair daun lamtoro 100 ml+900 ml Air 10%
Pupuk cair daun lamtoro 300 ml+700 ml Air 30%
Pupuk cair daun lamtoro 500 ml+500 ml Air 50%
Kontrol ( Menggunakan air biasa)
3. Parameter a) Pertumbuhan 1) Tinggi tanaman (cm) Pengamatan tinggi tanaman mulai dilakukan pada saat tanaman berumur 1 minggu. Pengamatan pertumbuhan tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
tanaman dilakukan 2 kali satu minggu, sampai 8 kali pengambilan data. Tinggi tanaman diukur mulai dari Roset akar hingga ujung daun. 2) Jumlah daun (helai) Penghitungan jumlah daun mulai dilakukan pada saat tanaman berumur 1 minggu. Pengamatan pertumbuhan jumlah daun tanaman dilakukan 2 kali satu minggu sampai 8 kali pengambilan data. Penghitungan jumlah daun dilakukan dengan cara menghitung jumlah daun yang telah membuka sempurna. Jika terserang hama, daun yang hanya berlubang kecil tetap dihitung 1 daun, namun jika hanya tersisa ¼ dari daun, maka tidak dihitung. b) Produktivitas I.
Penimbangan Berat Basah Setelah selesai panen maka Sawi pakcoy ditimbang menggunakan timbangan analitik. Penimbangan dilakukan pada setiap masing-masing perlakuan kemudian dicatat hasilnya kedalam tabel.
II.
Berat Kering Tanaman Tanaman sawi caisim Sawi pakcoy yang telah dijemur di bawah sinar matahari kemudian di oven selama 48 jam. Sebelum di oven, tanaman Sawi pakcoy dibungkus terlebih dahulu dengan menggunakan alumunium foil setiap perlakuan dan berikan label pada masing-masing perlakuan. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
bertujuan untuk memudahkan pada saat penimbangan dan pendataan. Setelah 48 jam, tanaman Sawi pakcoy diangkat dan kemudian ditimbang pada timbangan analitik. Penimbangan ini dilakukan sampai berat sawi konstan.
D. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2016 - Juli 2016, mulai dari persiapaan sampai pengambilan data selesai di Kebun percobaan Pendidikan Biologi, Universitas Sanata Dharma, Dusun Krodan, Paingan,
E. Alat dan Bahan 1. Alat: a) Toples besar ukuran 5 liter b) Pisau c) Cetok d) Polibag ukuran 40 x 40 cm e) Gayung f)
Timbangan analitik Ohauss
g) Drigen 5 L h) Gelas ukur i) Saringan j) Indikator pH k) Mistar cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
l) Ember m) Bambu n) Plastic o) Paranet p) Paku q) Palu 2. Bahan: a) Tanah kebun percobaan biologi b) Benih tanaman Sawi pakcoy c) Daun Lamtaro d) Air e) EM-4 f) Tetesan tebu g) Air cucian beras h) Pestisida Organik i)
Fungisida kimia
F. Cara Kerja 1. Pembuatan pupuk cair dari daun lamtaro. Pembuatan pupuk cair ini dilakukan dengan cara fermentasi dengan bioaktivator EM-4 untuk mempercepat pengomposan. Bahan yang digunakan adalah daun lamtoro : air : air bekas cuci beras : tetesan tebu : dan EM-4 dengan perbandingan 5 kg : 10 Liter : 4 Liter :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
1 liter : 1 liter. Bahan-bahan tersebut dimasukkan ke dalam ember dan ditutup rapat. Fermentasi dilakukan selama kurun waktu 1 bulan. Setelah itu, pupuk siap dipakai dengan cara disaring. Sebelum diaplikasikan, pupuk cair tersebut diukur pHnya. 2. Pengelohan lahan Pengelohan lahan diawali dengan dibersihkan areal dari gulma dan tanaman yang telah mati dan yang masih hidup. Kemudian lahan tersebut dibuat ukuran 4m x 3m dan dibuat juga rumaha-rumahan untuk tempat penanaman yang terbuat dari bambu. 3. Persiapan media tanam Media yang digunakan dalam penanaman sawi adalah dengan polibag yang berukuran 40 x 40 cm. Media tanam yang digunakan adalah tanah kebun percobaan Prodi Pendidikan Biologi Dusun Krodan, Paingan, Maguoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta. Media tanam yang dimasukin kedalam polibeg sebanyak 7 kg dan setelah itu dilakukan pengukuran pH tanah. 4. Pembibitan Sebelum dilakukan penanama bibit sawi caisim terlebih dahulu dilakukan persemaian. Kemudian benih biji Sawi pakcoy direndam dengan air hangat kurang lebih selama 2 jam, yang bertujuan untuk merangsang pertumbuhan. Setelah selesai perendaman dengan air hangat selama 2 jam, benih biji cabai dimasukkan kedalam tempat persemaian yang diisis dengan media tanam tanah sedalam 0,5 cm,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
permukaannya ditutupi dengan media tanam. Penyiraman dilakukan setiap sore. Benih akan tumbuh menjadi bibit sawi pakcoy dengan kurun waktu 1 minggu. Tetapi biasanya pada hari ke-3 bibit sudah mulai berkecambah, dalam penelitian ini waktu yang diperlukan untuk memindahkan bibit Sawi pakcoy ke dalam polibag berumur 1 minggu 5. Penanaman Pada saat tanaman berumur 1 minggu dilakukan pemindahan bibit sawi pakcoy ke media tanam polibag yang ukuran 40x40 cm. penanaman bibit dilakukan pada sore hari kedalam polibag dengan ukuran 40x40 cm dengan volume tanah 6,5 kg. Setelah bibit sawi pakcoy dipindahkan kepolibag ukuran 40x40 cm, kemudian dilakukan penyiraman dengan air biasa secukupnya, selanjutnya tanaman yang sudah dilakukan penanaman dan penyiraman di letakkan pada tempat yang mendapatkan sinar cahaya matahari cukup. 6. Penyulaman Jika ada bibit yang gagal tumbuh atau pertumbuhan abnormal kirakira umur 1 minggu dari penanaman, maka dilakukan penyulaman dengan digantikan pada cadangan tanaman yang masih hidup. 7. Perlakuan a) Pembuatan konsentrasi larutan Pupuk yang diberikan adalah pupuk cair daun lamtoro yang sudah difermentasi. Pemberian pupuk cair terdiri dari 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
konsentrasi, yaitu 10%, 30%, 50%, dan kontrol. Pembuatan konsentrasi dilakukan dengan cara berikut: Perlakuan Konsentrasi 10% : 100 ml pupuk cair daun lamtoro + 900 ml air Perlakuan Konsentrasi 30% : 300 ml pupuk cair daun lamtoro + 700 ml air Perlakuan Konsentrasi 50% : 500 ml pupuk cair pupuk cair daun lamtoro + 500 ml air Perlakuan kontrol hanya disiram dengan air saja sebanyak 200 ml tanpa ada campuran pupuk cair daun lamtoro. b) Pemupukan Pemberian pupuk dilakukan pada sore hari setiap 1 minggu sekali, dengan volume penyiraman 200 ml. Pemberian pupuk dimulai saat tanaman sawi pakcoy berumur 2 minggu hingga tanaman siap dipanen. 8. Pemeliharaan a) Penyiraman Penyiraman dilakukan sesuai dengan kondisi lapangan. Penyiraman dilakukan 1 hari sekali, yaitu pada sore hari dengan menggunakan gayung dengan volume yang sama, yaitu 300 ml.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
b) Penyiangan Penyiangan
gulma
dilakukan
secara
manual
atau
menggunakan sabit untuk gulma yang tumbuh di luar polibag. Penyiangan juga dilakukan dengan membersihkan gulma yang tumbuh bersama dengan tanaman Sawi pakcoy. c) Pengendalian hama dan penyakit Pengendalian hama dilakukan dengan menyemprotkan pestisida organik dengan bahan-bahan (Buah gadung, cerai, bawang putih, lengkuas dan tembakau) dan pengendalian penyakit
dengan
cara
menyemprotkan
fungisida
kimia
menggunakan obat daun dengan dosis 1 ml 1 liter air dengan interval 1 minggu sekali. Pestisida organik tersebut dilakukan penyemprotan dengan dosis 10 sendok makan dengan 1 liter air yang dengan interval 1 minggu sekali sebagai tindakan pencegahan. 9. Pengambilan data Pengumpulan data dilakukan selama perlakuan terhadap tanaman. Data dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah dan berat kering. Pengumpulan data dilakukan setiap satu minggu dua kali. Untuk mengetahui tinggi tanaman, peneliti menggunakan alat ukur berupa mistar (penggaris) untuk pengukuran tinggi tanaman sawi pakcoy. Pengukuran dilakukan dari roset akar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
sampai bagian ujung daun tanaman. Pengukuran dilakukan seminggu 2 kali. Untuk mengetahui jumlah daun dengan menghitung jumlah daun dari daun pertama sampai daun yang telah membuka secara sempurna. Untuk mengetahui berat basah tanaman ditimbang setelah pengukuran tinggi tanaman dan perhitungan jumlah daun selesai yaitu dilakukan diakhir penelitian. Tanaman dibersihkan kemudian ditimbang sebelum lalu, penimbangan berat basah tanaman dilakukan dengan menimbang semua tanaman berdasarkan perlakuan dan memberikan label (tanda) agar memudahkan dalam penimbangan, Sedangkan untuk berat kering, tanaman dikeringkan selama 2 hari dibawah sinar matahari. Kemudian, dilakukan pengovenan pada tanaman Sawi pakcoy. Sebelum dioven, tanaman Sawi pakcoy dibungkus terlebih dahulu dengan menggunakan alumunium foil setiap perlakuan dan berikan label pada masingmasing perlakuan. Tanaman sawi yang telah dioven, kemudian ditimbang sampai berat tanaman konstan.
G. Tabulasi Data Setiap data yang diperoleh, dimasukkan ke dalam tabel untuk mempermudah pengolahan data. Tabulasi data tinggi, jumlah daun, berat basah tanaman sawi caisim dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
Tabel 3.3 Tabulasi Data Tinggi Tanaman Sawi Pakcoy Pengam
Perlaku
Tinggi Tanaman sawi pakcoy
atan
an
(Cm)
Ke
1
1
2
3
4
5
6 7 8
9
10
Selisih tinggi Akhir-awal (cm)
10% 30% 50%
Dst
…. …. ….. …… 10 % 30 % 50 %
8
Tabel 3.4 Tabulasi Data Jumlah Daun Tanaman Sawi Pakcoy Pengma Perlaku tan an Ke
1
Dst 8
10% 30% 50% …. …. ….. …… 10 % 30 % 50 %
Jumlah daun tanaman Sawi pakcoy (Helai)
1
2
3
4
5 6 7 8
9
10
Selisih jumlah daun Akhir-awal (cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
Tabel 3.5 Tabulasi Data Berat Basah Sawi Pakcoy pengulangan
Perlakuan (gram) 10%
30%
50%
Control
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Rata-rata
Tabel 3.6 Tabulasi Data Berat Kering Sawi Pakcoy Pengulangan
Perlakuan (gram) 10%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Rata-rata
30%
50%
Control
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
H. Metode Analisis Data Data yang diperoleh pada hasil pengamatan kemudiaan di rataratakan dengan 10 kali pengulangan. Pada penelitiaan ini menggunakan program SPSS versi 16.0 dengan uji anova satu arah atau One Way Analysis of Variance. Untuk melakukan uji Anova, harus dipenuhi beberapa asumsi, yaitu: Sampel berasal dari kelompok yang independen, variansi antar kelompok harus homogen atau memiliki varians yang sama dan data masing-masing kelompok berdistribusi normal. Uji normalitas dengan program SPSS versi 16.0 digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Jika analisis menggunakan metode parametrik, maka persyaratan normalitas harus terpenuhi yaitu data berasal dari distribusi yang normal. Dalam penelitian ini digunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data dikatakan berdistribusi normal, jika nilai signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05. Uji Homogenitas dengan program SPSS versi 16.0 digunakan untuk mengetahui varian dari beberapa populasi sama atau tidak. Uji ini biasanya dilakukan sebagai prasyarat dalam analisis Independent Sampel T Test dan Anova. Asumsi yang mendasari dalam Analisis of varians (ANOVA) adalah bahwa varian dari beberapa populasi adalah sama. Uji Homogenitas digunakan sebagai bahan acuan untuk menentukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
keputusan uji statistik. Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji homogenitas adalah Jika nilai signifikansi < 0,05, maka dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok populasi data adalah tidak sama. Jika nilai signifikansi > 0,05, maka dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok populasi data adalah sama. Pada penelitian ini digunakan uji Anova satu jalur (One way anova) yang dilakukan untuk menguji ada tidaknya perbedaan mean pada masing-masing kelompok. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan melihat nilai F hitung < F table untuk α0,05 berarti tidak ada perbedaan yang bermakna sehingga tidak perlu diuji lanjut dengan Post Hoc (Suparno,2011). Jika ada perbedaan yang bermakna, data homogen maka dilanjutkan menggunakan program SPSS versi 16.0 dengan uji Duncan dengan cara klik Post Hoc dan klik Duncan pada Equal Variances Assumed untuk mengetahui ada tidaknya beda nyata antara rata-rata dan perlakuan lalu klik Continue dan OK. Pada halaman output akan ditampilkan tabel Post Hoc Test dengan uji Duncan. - Uji Post Hoc-Duncan Jika means pada masing-masing perlakuan berada di satu kolom yang sama maka tidak ada perbedaan yang nyata antar perlakuan tersebut. Jika terdapat perbedaan rata-rata yang nyata/ signifikan maka dapat dilihat dari rata-rata perlakuan yang berada di kolom yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil dan Analisis Data Dalam penelitian ini terdapat 40 polybag tanaman sawi pakcoy (Brassica chinensis L) yang diberi perlakuan pemberian pupuk cair dari daun lamtoro dengan konsentrasi yang berbeda-beda terhadap pertumbuhan tanaman sawi pakcoy dengan parameter pertumbuhan dan produktivitas yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun serta berat basah dan berat kering tanaman sawi pakcoy. 1. Tinggi Batang Tanaman Sawi Pakcoy Pengukuran tinggi tanamana sawi pakcoy dilakukan setiap 3 hari sekali, yaitu dimulai pada tanggal 18 Mei - 8 juni 2016. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada saat tanaman berumur 1 minggu sampai hingga panen dengan menggunakan mistar. Pertambahan tinggi tanamana Sawi pakcoy ditampilkan pada tabel 4.1:
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
Tabel 4.1 Pertambahan Tinggi Tanaman Sawi Pakcoy Ulangan
Perlakuan (cm) P1 (10%)
P2 (30%)
P3 (50%)
Kontrol (Air)
1
12.3
12
12.9
10.8
2
11.4
12.3
11
12
3
11.9
12.4
12.7
12.3
4
12.4
10.6
11.1
10.8
5
12.8
11.9
11.2
11.4
6
10.9
12
12
12.5
7
12.5
11.1
13.4
12.5
8
12.2
11.7
11.7
12.6
9
12.7
12.4
13.3
13.3
10
14.3
11.5
13.5
13.2
Rata-Rata
12.34
11.79
12.28
12.14
Pada tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa pertambahan tinggi tanaman sawi pakcoy yang tertinggi adalah perlakuan 10% dengan rata-rata tinggi tanaman 12.34 cm, sedangkan tinggi tanaman yang terendah terdapat pada perlakuan kontrol yaitu 11.79 cm. Sebelum dilakukan pengujian dengan uji Anova, perlu dilakukan dengan menggunakan uji Normalitas dan Homogenitas. Uji Normalitas bertujuan untuk memperlihatakan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Tabel hitungan uji normalitas pertambahan tinggi tanaman sawi pakcoy dengan SPSS versi 16.0 ada pada lampiran 4. Berdasarkan hasil yang diperoleh menggunkan program SPSS versi 16.0 melalui uji Normalitas menunjukkan bahwa data berasal dari populasi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
berdistribusi normal. Hal ini dibuktikan dengan taraf signifikan >0.05, dimana pada kontrol (Air) memiliki nilai ρ value (sig) = 0.200> 0.05 sehingga Ho diterima bahwa data di ambil dari populasi yang berdistribusi normal. Pada konsentrasi 10 % memiliki nilai ρ value (sig) = 0.200 > 0.05 sehingga Ho diterima, bahwa data diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Pada perlakuan 30% memiliki nilai ρ value (sig) = 0.200 > 0.05 sehingga Ho diterima, bahwa data yang diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Pada konsentrasi 50% memiliki nilai ρ value (sig) = 0.200 > 0.05 sehingga Ho diterima dan (Hi) ditolak, bahwa data yang diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Setelah dilakukan dengan uji normalitas, maka dilanjutkan menggunakan program SPSS versi 16.0 dengan uji Homogenitas yang bertujuan untuk mengetahui apakah perlakuan memiliki varians yang sama (homogen). Maka dilakukan Test of Homogenity of Variances. Tabel hitungan uji Homogenitas dengan menggunakan SPSS versi 16.0 ada pada lampiran 4. Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui test of homogenity of variances, dimana hasil taraf signifikannya adalah 0.976 > 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (Ho) diterima, yang berarti asumsi bahwa keempat varian populasi adalah sama (homogen) dapat diterima. Dengan demikian data pada penelitian ini adalah (homogen). Setelah keempat perlakuan tersebut mempunyai rata-rata yang sama, maka dilanjutkan menggunakan program SPSS versi 16.0 dengan uji Anova, untuk menguji apakah keempat perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
tersebut mempunyai selisih tinggi tanaman yang sama atau tidak. Tabel hitungan uji Anova menggunakan SPSS versi 16.0 ada pada lampiran 4 Hasil yang diperoleh pada uji Anova dengan taraf signifikan 0.05 menunjukkan bahwa dimana nilai signifikan = 0.232 > 0.05 jadi hipotesis nol (Ho) diterima dan (Hi) ditolak. Maka pemberian perlakuan pupuk cair daun lamtoro tidak signifikan terhadap pertambahan tinggi tanaman sawi pakcoy. Berikut adalah grafik Pertambahan tinggi tanaman.
Tinggi tanaman (cm)
Grafik Tinggi Tanaman Sawi Pakcoy P1 (100 ml mol lamtoro+900 ml Air (10%)
20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
P2 (300 ml mol lamtoro+700 ml Air (30%) P3(500 ml mol lamtoro+500 ml Air (50%))
18 MEI 21 MEI 24 MEI 27 MEI 30 MEI 2 JUNI 5 JUNI 8 JUNI
Tanggal pengamatan
KONTROL (Menggunakan Air Biasa)
Gambar 4.1 Grafik Tinggi Tanaman Sawi Pakcoy Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa perlakuan pemberian pupuk cair organik daun lamtoro konsentrasi 10% lebih unggul dalam pertambahan tinggi tanaman sawi pakcoy. Semakin tinggi konsentrasi pupuk cair organik daun lamtoro mengakibatkan tidak ada pertambahan tinggi tanmanan sawi pakcoy. Akan tetapi, pada uji anova pemberian konsentrasi pupuk cair daun lamtoro terhadap pertambahan tinggi tanaman sawi pakcoy tidak signifikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
2. Jumlah Daun Tanaman Sawi pakcoy Pengukuran pada pertambahan jumlah daun tanaman sawi pakcoy dilakukan bersamaan dengan pengukuran tinggi tanaman yaitu dilakukan setiap 3 hari sekali, dimulai pada tanggal 18 Mei-8 juni 2016. Pengukuran pada jumlah daun dilakukan pada saat berumur 1 minggu dari pembibitan hingga panen. Pertambahan jumlah daun Sawi pakcoy ditampilkan pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Sawi Pakcoy Ulangan
Perlakuan (Helaian) P1 (10%)
P2 (30%)
P3 (50%)
Kontrol (Air)
1
13
11
11
11
2
10
12
10
10
3
13
10
8
9
4
10
12
10
12
5
14
10
12
9
6
12
10
10
10
7
12
11
11
9
8
13
11
8
10
9
11
11
10
10
10
12
11
12
11
Rata-Rata
12
10.9
10.2
10.1
Pada tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa pertambahan jumlah daun sawi pakcoy yang tertinggi adalah pada perlakuan pupuk cair organik daun lamtoro dengan perlakuan 10% dengan rata-rata pertambahan jumlah daun 12 helaian, sedangkan pertambahan jumah daun yang terendah terdapat pada perlakuan kontrol yaitu 10.1 helaian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
Sebelum dilakukan pengujian dengan uji Anova, perlu dilakukan dengan menggunakan uji Normalitas dan Homogenitas. Uji Normalitas bertujuan untuk memperlihatakan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Tabel hitungan uji normalitas jumlah daun tanaman pakcoy dengan menggunakan SPSS versi 16.0 ada pada lampiran 4. Berdasarkan hasil yang diperoleh menggunakan program SPSS versi 16.0 dengan uji Normalitas menunjukkan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hal ini dibuktikan dengan taraf signifikan >0.05, dimana pada kontrol (Air) memiliki nilai ρ value (sig) = 0.107 > 0.05 sehingga Ho diterima bahwa data di ambil dari populasi yang berdistribusi normal. Pada perlakuan pupuk cair organik daun lamtoro 10 % memiliki nilai ρ value (sig) = 0.200 > 0.05 sehingga Ho diterima, bahwa data diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Pada perlakuan 30% memiliki nilai ρ value (sig) = 0.067 > 0.05 sehingga Ho diterima, bahwa data yang diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Pada perlakuan 50% memiliki nilai ρ value (sigs) = 0.097 > 0.05 sehingga Ho diterima dan (Hi) ditolak, bahwa data yang diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Setelah dilakukan uji normalitas, maka dilanjutkan dengan melakukan uji Homogenitas yang bertujuan untuk mengetahui apakah perlakuan memiliki varians yang sama (homogen). Tabel hitungan uji Homogenitas Jumlah daun tanaman sawi pakcoy dengan SPSS versi 16.0 ada pada lampiran. Berdasarkan pada hasil yang diperoleh melalui test of homogenity of variances, dimana hasil probabilitas atau signifikannya adalah 0.366 > 0.05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (Ho) diterima dan (Hi) ditolak, yang berarti asumsi bahwa keempat varian populasi adalah sama (homogen) dapat diterima. yang berarti asumsi bahwa keempat varian populasi adalah sama (homogen) dapat diterima. Setelah keempat perlakuan terbukti sama, maka dilanjutkan menggunakan program SPSS versi 16.0 dengan uji Anova, untuk menguji apakah keempat perlakuan tersebut mempunyai perbedaan pertambahan jumlah daun yang sama. Tabel hitungn uji Anova dengan SPSS versi 16.0 ada pada lampiran 4. Hasil yang diperoleh pada uji Anova dengan taraf siginifikan 0.05 menunjukkan bahwa dimana nilai signifikan= 0.002 < 0.05 jadi hipotesis nol (Ho) ditolak dan (Hi) diterima. Maka pemberian perlakuan pupuk cair daun lamtoro signifikan terhadap pertambahan jumlah daun tanaman sawi pakcoy. Berikut adalah grafik pertambahan jumlah daun tanaman sawi pakcoy.
jumlah Daun
Grafik Jumlah Daun Tanaman Sawi Pakcoy 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
P1 (100 ml mol lamtoro+900 ml Air (10%)) P2 (300 ml mol lamtoro+700 ml Air (30%)) P3 (500 ml mol lamtoro+500 ml Air (50%)) 18 MEI 21 MEI 24 MEI 27 MEI 30 MEI 2 JUNI 5 JUNI 8 JUNI Tanggal Pengamatan
Kontrol (Menggunakan Air Biasa)
Gambar 4.2 Grafik Jumlah Daun Tanaman Sawi Pakcoy
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa perlakuan pemberian pupuk cair organik daun lamtoro konsentrasi 10% lebih unggul dalam pertumbuhan Jumlah daun tanaman sawi pakcoy. Setelah uji anova maka dilakukan uji Duncan yang digunakan untuk mengetahui apakah data berbeda secara statistik atau tidak yang diberikan pupuk cair lamtoro. Dalam hal ini, perlakuan mana yang memberikan pengaruh signifikan terhadap jumlah daun tanaman sawi pakcoy. Tabel hitungan hitungan uji Duncan jumlah daun dengan SPSS versi 16.0 ada pada lampiran 4. Berdasarkan dari menggunakan program SPSS versi 16.0 dengan uji Duncan dapat disimpulkan bahwa kelompok yang paling baik secara statistik untuk meningkatkan pertambahan jumlah daun tanaman sawi pakcoy adalah menggunakan pupuk cair organik daun lamtoro 10%, Sedangkan kelompok yang kurang baik dalam meningkatkan pertambahan Jumlah daun tanaman sawi pakcoy adalah kontrol. Berikut adalah urutan kelompok yang paling baik dalam meningkatkan jumlah daun, yaitu perlakuan dengan 10%, 30%, 50%, dan kontrol (Air).
3. Berat Basah Tanaman Sawi Pakcoy Pengukuran pertambahan berat basah tanaman sawi pakcoy dilakukan pada tanggal 8 Juni 2016 di kebun percobaan Pendidikan Biologi. Pengukuran berat basah dilakukan setelah panen, jika dibiarkan terlalu lama setelah panen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
sawi pakcoy akan kehilangan banyak air. Berat basah tanaman sawi pakcoy ditampilkan pada tabel 4.3 : Table 4.3 Berat Basah Tanaman sawi Pakcoy Pengulangan
Perlakuaan (gr) P1 (10%)
P2 (30%)
P3 (50%)
Kontrol (Air)
1
85
92
85
84
2
102
86
87
82
3
96
92
92
94
4
95
85
78
89
5
97
78
95
82
6
83
76
95
79
7
112
96
87
86
8
89
85
78
92
9
97
102
89
76
10
89
86
79
89
Rata-rata
94.5
87.8
86.5
85.3
Pada tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata berat basah sawi pakcoy yang tertinggi terdapat pada perlakuan pupuk cair organik daun lamtoro 10% yaitu 94.5 gram. Sedangkan berat basah yang terendah terdapat pada perlakuan kontrol (85.3 gram). Sebelum dilakukan pengujian dengan uji Anova, perlu dilakukan dengan menggunakan uji Normalitas dan Homogenitas. Uji Normalitas bertujuan untuk memperlihatakan bahwa data sampel berasal dari populasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
yang berdistribusi normal atau tidak. Tabel hitungan uji normalitas berat basah tanaman sawi pakcoy dengan SPSS versi 16.0 ada pada lampiran 4. Hasil yang diperoleh menggunakan program SPSS versi 16.0 melalui uji Normalitas yang menunjukkan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hal ini dibuktikan dengan taraf signifikan >0.05, dimana pada kontrol (Air) memiliki nilai ρ value (sig) = 0.200 > 0.05 sehingga Ho diterima bahwa data di ambil dari populasi yang berdistribusi normal. Pada perlakuan 10 % memiliki nilai ρ value (sig) = 0.200 > 0.05 sehingga Ho diterima, bahwa data diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Pada perlakuan 30% memiliki nilai ρ value (sig) = 0.200 > 0.05 sehingga Ho diterima, bahwa data yang diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Pada perlakuan 50% memiliki nilai ρ value (sigs) = 0.200 > 0.05 sehingga Ho diterima dan Hi ditolak, bahwa data yang diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Setelah dilakukan uji normalitas, maka dilanjutkan menggunakan program SPSS versi 16.0 dengan melakukan uji Homogenitas yang bertujuan untuk mengetahui apakah perlakuan memiliki varians yang sama (homogen) diterima. Tabel hitungan uji Homogenitas berat basah sawi pakcoy dengan SPSS versi 16.0 ada pada lampiran 4. Berdasarkan pada hasil yang diperoleh melalui test of homogenity of variances, dimana hasil probabilitas atau signifikannya adalah 0.775 > 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (Ho) diterima dan (Hi) ditolak,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
yang berarti asumsi bahwa keempat varian populasi adalah sama (homogen) dapat diterima, yang berarti asumsi bahwa keempat varian populasi adalah sama dapat diterima. Setelah keempat perlakuan terbukti sama, maka dilanjutkan menggunakan program SPSS versi 16.0 dengan uji Anova, untuk menguji apakah keempat perlakuan tersebut mempunya rata-rata yang sama. Tabel hitungan uji Anova menggunakan SPSS versi 16.0 ada pada lampiran 4. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada uji Anova dengan taraf siginifikan 0.05 menunjukkan bahwa dimana nilai signifikan = 0.035<0.05 maka hipotesis nol (Ho) ditolak dan (Hi) diterima. Maka pemberian perlakuan pupuk cair daun lamtoro signifikan terhadap pertambahan berat basah tanaman sawi pakcoy. Berikut adalah grafik pertambahan berat basah sawi pakcoy.
Berat Basah
(gram)
100
Berat Basah Tanaman Sawi Pakcoy
95 90 94.5 85
87.8
86.5
85.3
P2
P3
Kontrol
80 P1
Gambar 4.3 Grafik Berat Basah Tanaman Sawi Pakcoy Keterngan : P1 P2 P3 Kontrol
: Perlakuan konsentrasi 100 ml mol lamtoro+900 ml Air (10%) : Perlakuan konsentrasi 300 ml mol lamtoro+700 ml Air (30%) : Perlakuan konsentrasi 500 ml mol lamtoro+500 ml Air (50%) : Menggunakan Air Biasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa perlakuan pemberian pupuk cair organik daun lamtoro konsentrasi 10% lebih unggul dalam pertambahan berat basah tanaman sawi pakcoy. Setelah uji anova maka dilakukan uji Duncan yang digunakan untuk mengetahui kelompok mana yang berbeda dan yang tidak berbeda, atau dalam hal ini, perlakuan mana yang memberikan pengaruh signifikan terhadap berat basah tanaman sawi pakcoy. Tabel hitungan uji Duncan berat basah tanaman sawi pakcoy dengan menggunakan SPSS versi 16.0 ada pada lmpiran 4. Berdasarkan hasil dari menggunakan program SPSS versi 16.0 dengan uji Duncan dapat disimpulkan bahwa kelompok yang paling baik secara statistik untuk meningkatkan produktivitas pertambahan berat basah tanaman sawi pakcoy adalah perlakuan 10%, Sedangkan kelompok yang kurang baik dalam meningkatkan berat basah tanaman sawi pakcoy adalah kontrol. Berikut adalah urutan kelompok yang paling baik dalam meningkatkan berat basah tanaman sawi pakcoy, yaitu perlakuan 10%, 30%, 50%, dan kontrol.
4. Berat Kering Tanaman Sawi Pakcoy Setelah dilakukan pengukuran berat basah pada masing-masing perlakuan maka tanaman sawi pakcoy tersebut kemudian dijemur di bawah sinar matahari hingga kering, kemudian sawi yang sudah kering tersebut dioven selama 48 jam dalam suhu 450 C. Setelah dilakukan pengovenan selama 48 jam maka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
sawi pakcoy tersebut ditimbang untuk mendapatkan berat keringnya. Berat kering tanaman sawi pakcoy ditampilkan pada tabel 4.4: Table 4.4 Berat kering Tanaman sawi Pakcoy Pengulangan
Perlakuaan (gr) P1 (10%)
P2 (30%)
P3 (50%)
Kontrol (Air)
1
26
24
21
21
2
27
21
24
24
3
29
23
26
18
4
26
26
21
29
5
28
24
24
24
6
23
26
28
21
7
32
22
24
22
8
29
21
23
24
9
23
23
24
25
10
21
24
21
23
Rata-rata
26.4
23.6
23.4
23.1
Pada di atas dapat dilihat bahwa rata-rata pertambahan berat kering sawi pakcoy yang tertinggi terdapat pada perlakuan pupuk cair organik daun lamtoro 10% yaitu 26.4 gram. Sedangkan pertambahan berat kering yang terendah terdapat pada perlakuan kontrol (Air) 23.1 gram. Sebelum dilakukan pengujian dengan uji Anova, perlu dilakukan dengan menggunakan uji Normalitas dan Homogenitas. Uji Normalitas bertujuan untuk memperlihatakan bahwa data sampel berasal dari populasi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
berdistribusi normal atau tidak. Berikut adalah hitungan uji normalitas berat kering tanaman sawi pakcoy dengan menggunakan SPSS versi 16.0 ada pada lampiran 4. Berdasarkan hasil yang diperoleh menggunakan program SPSS versi 16.0 melalui uji Normalitas yang menggunakan bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Hal ini dibuktikan dengan taraf signifikan >0.05, dimana pada kontrol (Air) memiliki nilai ρ value (sig) = 0.200 > 0.05 sehingga Ho diterima bahwa data di ambil dari populasi yang berdistribusi normal. Pada perlakuan pupuk cair organik daun lamtoro 10 % memiliki nilai ρ value (sig) = 0.200 > 0.05 sehingga Ho diterima, bahwa data diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Pada perlakuan 30% memiliki nilai ρ value (sig) = 0.200 > 0.05 sehingga Ho diterima, bahwa data yang diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Pada perlakuan 50% memiliki nilai ρ value (sigs) = 0.134 > 0.05 sehingga Ho diterima dan Hi ditolak, bahwa data yang diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Setelah dilakukan uji normalitas, maka dilanjutkan dengan melakukan uji Homogenitas yang bertujuan untuk mengetahui apakah perlakuan memiliki varians yang sama (homogen). Tabel hitungan uji Homogenitas berat kering tanaman sawi pakcoy menggunakan SPSS versi 16.0 ada pada lampiran 4. Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui test of homogenity of variances, dimana hasil probabilitas atau signifikannya adalah 0.377 > 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (Ho) diterima dan (Hi) ditolak, yang berarti asumsi bahwa keempat varian populasi adalah sama (homogen) dapat diterima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
yang berarti asumsi bahwa keempat varian populasi adalah sama (homogen). Setelah keempat perlakuan terbukti sama, maka dilanjutkan menggunakan program SPSS versi 16.0 dengan uji Anova, untuk menguji apakah keempat perlakuan tersebut mempunya rata-rata yang sama. Tabel hitungan uji Anova menggunakan SPSS versi 16.0 ada pada lampiran 4. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada uji Anova dengan taraf signifikan 0.05 menunjukkan bahwa dimana nilai signifikan = 0.030 < 0.05 jadi hipotesis nol Ho ditolak dan Hi ditolak. Maka pemberian perlakuan pupuk cair daun lamtoro signifikan terhadap pertambahan berat kering tanaman sawi pakcoy. Berikut adalah grafik berat kering sawi pakcoy.
Berat kering (gram)
27
Berat Kering Tanaman Sawi Pakcoy
26 25 24
26.4
23 22
23.4
23.6
23.1
P2
P3
Kontrol
21 P1
Gambar 4.4 Grafik Berat kering Tanaman Sawi Pakcoy Keterangan P1
: Perlakuan konsentrasi 100 ml mol lamtoro+900 ml Air (10%)
P2
: Perlakuan konsentrasi 300 ml mol lamtoro+700 ml Air (30%)
P3
: Perlakuan konsentrasi 500 ml mol lamtoro+500 ml Air (50%)
Kontrol : Menggunakan Air Biasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
Berdasarkan grafik di atas, dapat dilihat bahwa perlakuan pemberian pupuk cair organik daun lamtoro konsentrasi 10% lebih unggul dalam pertambahan berat kering tanaman sawi pakcoy. Setelah uji anova maka dilakukan uji Duncan yang digunakan untuk mengetahui kelompok mana yang memberikan pengaruh signifikan terhadap berat basah tanaman sawi pakcoy. Berikut adalah hitungan uji Duncan berat basah dengan menggunakan SPSS versi 16.0 ada pada lampiran 4. Berdasarkan dari uji Duncan dapat disimpulkan bahwa kelompok yang paling baik secara statistik untuk meningkatkan produktivitas pertambahan berat kering tanaman sawi pakcoy adalah perlakuan 10%, Sedangkan kelompok yang kurang baik dalam meningkatkan produktivitas berat kering tanaman sawi pakcoy adalah air biasa. Berikut adalah urutan kelompok yang paling baik dalam meningkatkan jumlah daun tanaman sawi pakcoy, yaitu perlakuan 10%, 50%, 30%, dan kontrol (Air).
B. Pembahasan 1. Tinggi Tanaman Sawi Pakcoy Pada penelitian ini pengamatan tinggi tanaman dilakukan dari roset akar hingga ujung daun paling tinggi pada tanaman yang diamati, dengan satuan ukur centimeter (cm). Pertambahan tinggi tanaman merupakan salah satu parameter pertumbuhan tanaman. Tanaman setiap waktu terus tumbuh yang menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
bahwa telah terjadi pembelahan dan pembesaran sel. Pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, fisiologi dan genetik tanaman. Hasil yang diperolah pada uji Anova dengan taraf signifikan 0.05 menunjukkan bahwa dimana nilai signifikan pertambahan tinggi tanaman = 0.232 > 0.05, dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol Ho diterima Hi ditolak. Maka pemberian perlakuan pupuk cair daun lamtoro tidak signifikan terhadap pertambahan tinggi tanaman sawi pakcoy. Hal tersebut dikarenakan adanya faktor lingkungan, fisiologi dan genetika yang mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanamana sawi pakcoy tersebut, yaitu antara lain ialah cahaya. Intesitas cahaya yang diterima oleh tanaman sawi pakcoy saat penelitian pada siang hari sangan trik sehingga menyebabkan hormon auksin tidak bekerja Faktor cahaya tersebut dapat mempengaruhi kinerja hormon auksin pada tanaman. Menurut Gardner, dkk (2008) hormon auksin berperan dalam pertumbuhan untuk memacu proses pemanjangan sel. Jika terkena cahaya matahari, auksin menjadi tidak aktif. Tanaman sawi yang mendapatkan intesitas cahaya secara berlebihan dapat mempengaruhi kinerja hormon auksin, sehingga tidak mengaktifkan hormon auksin pada tanaman, sehingga dapat menyebabkan pertambahan tinggi tanaman terhambat. Selain faktor internal, faktor ekternal juga mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman sawi pakcoy, yaitu hama. Hama yang banyak menyerang tanaman sawi pakcoy pada saat percobaan dilakukan adalah hama kutu daun dan kutu putih (terlampir). Hama-hama tersebut, mulai menyerang tanaman sawi pakcoy mulai dari pengamatan ke 4 sampai ke pengamatan terakhir, sehingga menyebabkan pertambahan tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
tanaman sawi pakcoy menjadi terhambat. Hama kutu daun, sering menyerang dengan cara menghisap cairan yang terdapat pada daun yang menyebakan batang dan daun muda menjadi terhambat dalam pertumbuhannya. Jadi, dalam percobaan ini hama kutu daun dan ulat dapat mempengaruhi pertambahan tinggi tanaman sawi pakcoy terhambat dalam pemberian perlakuan pupuk cair daun lamtoro dan juga menurunkan produktivitas tanaman sawi pakcoy. Untuk menanggulangi persebaraan kutu daun dan ulat tersebut dalam percobaan dilakukan dengan cara pengendalian hama secara mekanik, fisik dan kimiawi. Tetapi dalam percobaan ini, pengendalian hama yang dilakuakn secara mekanik dan fisik yang digunakan. Karena pengendalian hama mekanik dan fisik lebih diutamakan dari pada pengendalian secara kimiawi dengan mempertimbangankan untuk menjaga kelestarian lingkungan, melindungi kesehatan konsumen, dan menghemat biaya produksi. Pengendalian hama secara mekanik dan fisik yaitu dengan menangkap dan membunuh langsung hama tersebut dalam percobaan yang dilakukan. Pengendalian hama dengan cara mekanik dan fisik dilakukan 1 kali 2 hari pada percobaan, jika tidak dilakukan pengendalian maka dapat menghambat pertumbuhan tanaman sawi pakcoy lebih cepat. Hal tersebut dapat menyebabkan pemberian larutan pupuk cair organik daun lamtoro dengan konsentrasi yang berbeda tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pertambahan tinggi tanaman sawi pakcoy. Hasil yang diperoleh dari perhitungan dan analisis, pemberian konsentrasi pupuk cair daun lamtoro menunjukkan bahwa tiap perlakuan baik untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
meningkatkan pertambahan tinggi tanaman sawi pakcoy. Pada tiap konsentrasi sangat jelas memperlihatkan bahwa kebutuhan unsur hara makro dan mikro yang diperlukan untuk pertambahan tinggi tanaman sawi pakcoy sudah terpenuhi. Hal tersebut dikarenkan ketersediaan unsur hara yang disediakan oleh mikroorganisme lokal serta Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) telah memenuhi komposisi yang seimbang. Menurut Sutedjo (2010), komposisi unsur hara makro ataupun mikro sangat berpengaruh terhadap tanaman, oleh karena itu dalam pemberian pupuk harus seimbang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Sutedjo (2010), menyatakan bahwa kekurangan unsur akan tampak mulamula pada daun tua, ujung daun mengering, daun-daun muda berwarna lebih hijau muda, pertumbuhan tanaman menjadi lambat bahkan cendrung kerdil dan pertumbuhan akar terhenti sehingga menghambat pertambahan tinggi tanaman sawi pakcoy pada pemberian pupuk cair daun lamtoro. Hal tersebut sangat terlihat pada perlakuan kontrol yang sama sekali tidak diberikan kebutuhan unsur haranya. Lain hal dengan tanaman yang kerlebihan unsur hara sering kali lebih sensitif pada factor-faktor iklim yang tidak baik dan mudah terserang penyakit. Umumnya kelebihan unsur hara menyebabkan penimbunan yang berlebihan zatzat dalam tanaman yang dapat merubah morfologi. Kelebihan unsur-unsur hara seringkali ditandai dengan adanya air yang berlebih, akibatnya yaitu berkurangngnya perkembangan vegetatif, bertambahnya warna hijau melebihi normal, jaringan lebih berair dan tertundanya fungsi reproduksi. Oleh sebab itu, unsur hara yang jumlahnya berlebihan berpengaruh terhadap pertambahan tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
tanaman sawi pakcoy. Pada perlakuan larutan pupuk cair organik daun lamtoro dengan perlakuan 50% memiliki kandungan hara yang sangat tinggi dalam pemberian pupuk cair daun lamotoro sehingga menyebabkan oleh komposisi hara ya berlebihan pada tanaman sawi pakcoy yang diberikan. Tetapi pada perlakuan konsentrasi 30% mengalami penurunan rat-rata pertambahan tinggi tanaman sawi pakcoy. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor, salah satunya adalah penyerapan unsur hara. Penyerapan unsur hara dipengaruhi oleh aerasi dalam tanah. Aerasi yang baik mengakibatkan pertukaran udara di dalam tanah dan aerasi yang tidak baik akan membuat tanah kekurangan kadar oksigennya. Utami (2013), menyatakan rendahnya kadar oksigen pada tanah akan menghambat respirasi aerob oleh akar, sehingga energi yang didapatkan untuk penyerapan zat hara yang diberikan juga berkurang. Aerasi yang buruk ditandai dengan lambatnya air diserap oleh tanah karena kejenuhan air dalam tanah. Lambatnya air saat meyerap ke dalam tanah terlihat pada pemberian pupuk dengan konsentrasi 30% pada media tanam pada percobaan. Faktor yang menyebabkan penyerapan unsur hara berkurang pada tanaman ialah sifat unsur terutama pada nitrogen yang mudah tercuci dan menguap jika dalam bentuk ion. Menurut Firmansyah Dkk, (2013) Unsur nitrogen yang diserap oleh tanaman ditentukan oleh NO3- dan NH4+ yang pasokannya dipengaruhi oleh N-total tanah. Jumlah N-total meningkat bersamaan dengan meningkatnya pemberian pupuk yang memiliki kadar nitrogen. Namun, peningkatan pemberian pupuk dengan kadar nitrogen tidak menyebabkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
pasokan NO3- dan NH4+ tersedia bagi tanaman.14 Nitrogen akan menguap dan mengurangi kadar nitrogen yang bisa diserap tanaman. Nitrogen merupakan salah satu unsur yang dibutuhkan tanaman dalam proses pertumbuhan. Nitrogen merupakan bagian dari enzim yang merupakan biokatalisator pada setiap reaksi metabolisme. Pasokan unsur nitrogen dalam bentuk ion NO3- dan NH4+ akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Kekurangan nitrogen menyebabkan pertumbuhan terhambat. Menurut Sugeng (2005), menyatakan makin rendahnya unsur hara yang hilang melalui penyerapan pada tanaman akan mempengaruhi pertumbuhan lainya pada tanaman. Dan apabila melebihi jumlah yang seharusnya dibutuhkan oleh tanaman pertumbuhan tanaman akan mempengaruhi masa generatif sehingga pertumbuhan tanaman tidak dapat berlangsung secara optimal. Rendahnya penambahan tinggi tanaman sawi pakcoy pada pemberian larutan pupuk cair daun lamtoro dengan konsentrasi 30% disebabkan oleh faktor external yang sudah dijelaskan diatas seperti hama kutu daun, yang banyak menyerang pada saat percoaban dilakukan, pada penjelasan diatas bahwa kutu daun menghisap cair yang terdapat pada tanaman sehingga menyebankan batang dan daun muda pada tanaman menjadi terhambat dalam mengalami pertambahan tinggi tanaman sawi pakcoy. Selain faktor tersebut juga yang mempengaruhi pemberian pupuk cair daun lamtoro kurang efektif pada konsentarsi 30% yaitu kerja dari hormn auksin pada tanaman sawi pakcoy pemberian konsentrasi 30% tidak aktif. Hormon akusin
berfungsi
untuk
memicu
proses
terbentuknya
akar
sekaligus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
pertumbuhan akar dengan lebih baik. Faktor yang mempengaruhi hormn akusin tidak bekerja pada penelitian ini ialah intesistas cahaya yang sangan extrim. Intesitas cahaya yang diterima pada siang hari sangat trik sehingga menyebabkan hormon akusin tidak bekerja dan proses pembentukan akar juga terganggu, sehingga untuk menyuplai unsur hara ke dalam bagian tubuh tanaman terganggu, sehingga menyebabkan pemberian pupuk cair daun lamtoro tidak efektit dan menyebabkan pertambahan tinggi tanaman juga terganggu.
2. Jumlah Daun Tanaman Sawi pakcoy Pengamatan pertambahan jumlah daun dilakukan dengan cara menghitung banyaknya jumlah daun utama setiap tanaman. Berdasarkan hasil yang diperolah pada uji Anova, di mana nilai signifikan pertambhan jumlah daun = 0.002 > 0.05 sehingga hipotesis nol (H0) ditolak. Maka pemberian perlakuan pupuk cair daun lamtoro signifikan terhadap pertambahan jumlah daun tanaman sawi pakcoy. Hasil yang diperoleh, menunjukkan bahwa perlakuan yang paling baik untuk meningkatkan pertambahan jumlah daun tanaman sawi pakcoy adalah perlakuan dengan menggunakan larutan pupuk cair organik daun lamtoro dengan perlakuan 10%. Pertambahan jumlah daun tanaman sawi pakcoy pada pemberian konsentrasi 10% memperlihatkan bahwa kebutuhan unsur hara makro dan mikro yang diperlukan untuk pertambahan jumlah daun tanaman sawi pakcoy terpenuhi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
Hal tersebut pada konsentrasi 10%, ketersediaan unsur hara yang disediakan oleh mikroorganisme lokal serta Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) telah memenuhi komposisi yang seimbang. Menurut Sutedjo (2010), komposisi dan kadar unsur hara makro ataupun mikro sangat berpengaruh terhadap tanaman, oleh karena itu pemberian pupuk harus seimbang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Kekurangan hara pada media tanam Sutedjo (2010), menyatakan bahwa apabila kekurangan unsur akan nampak pada mula-mula pada daun tua, ujung daun mengering, daun-daun muda berwarna lebih hijau muda, pertumbuhan tanaman menjadi lambat bahkan cendrung kerdil dan pertumbuhan akar terhenti sehingga menghambat pertambahan jumlah daun tanaman sawi pakcoy pada pemberian pupuk cair daun lamtoro. Hal tersebut sangat terlihat pada perlakuan kontrol yang sama sekali tidak diberikan kebutuhan unsur haranya. Rendanya pertambahan jumlah daun pada perlakuan 30% dan 50% dari konsentrasi 10% disebabkan oleh kelebihan unsur hara pada media tanam. Apabila usur hara yang diberikan melebihi jumlah yang seharusnya dibutuhkan oleh tanaman sawi pakcoy, sehingga pertambahan jumlah daun tanaman sawi pakcoy tidak dapat berlangsung secara optimal. Hal tersebut unsur N pada konsentrasi 30% dan 50% melebihi yang dibutuhkan untuk pertambahan jumlah daun sawi pakcoy. Kerlebihan unsur hara sering kali lebih sensitif pada factorfaktor iklim yang tidak baik dan mudah terserang penyakit. Terlihat di percobaan yang dilakukan yang dipengaruhi hama seperti kutu daun dan kutu putih (terlampir) yang menyerang tanaman sawi dari mulai dari pengamatan ke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
4 sampai pengamatan ke terakhir, sehingga menghambat pertumbuhan tanaman sawi seperti pertambahan jumlah daun. Kutu daun adalah vektor pembawa dan penyebar virus kuning atau keriting bule. Kutu daun menyerang dengan cara menghisap cairan pada daun yang menyebakan permukaan daun menjadi keriting dan daun muda terhambat untuk berkembang sehingga pertambahan jumlah daun menghambat. Menurut Budelman dalam Palimbungan (2006) kandungan unsur hara pada daun lamtoro terdiri atas 3.84% N; 0.2% P; 2.06% K; 1.31% Ca; 0.33% Mg. Sebagai pupuk cair organik daun lamtoro salah satu tanaman legume mengandung unsur hara yang relatif tinggi, terutama nitrogen dibandingkan tanaman lainnya dan juga relatif lebih mudah terkomposisi sehingga penyediaan haranya lebih cepat (Nugroho, 2012). Hal tersebut akan berperan besar jika dalam pembuatan pupuk cair organik daun lamtoro sehingga akan menghasilkan N P dan K yang sangat besar dari hasil fermentasi sehingga dapat menunjang pertambhan jumlah daun tanaman sawi pakcoy. Sehingga dapat membantu untuk pertambahan jumlah daun tanaman sawi pakcoy. Daun merupakan organ tanaman tempat mensintesis makanan untuk kebutuhan tanaman maupun sebagai cadangan makanan. Daun memiliki klorofil yang berperan dalam melakukan fotosintesis. Semakin banyak jumlah daun, maka tempat untuk melakukan proses fotosintesis juga lebih banyak. Menurut Hardjowigeno dalam Meirina (2014) Nitrogen merupakan salah satu unsur pembentuk klorofil. Klorofil merupakan pigmen yang dibutuhkan sebagai absorben cahaya matahari yang digunakan dalam proses fotosintesis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
Apabila N meningkat maka klorofil juga meningkat sehingga yang dihasilkan dan diakumulasikan ke pertambahan jumlah daun tanaman juga meningkat. Gardner dkk (2008) menyatakan bahwa pertambahan jumlah daun tanaman terjadi karena pembelahan sel, peningkatan jumlah sel dan pembesaran ukuran sel yang membutuhkan energi dalam bentuk ATP.P merupakan unsur yang dibutuhkan dalam pembentukan ATP tersebut. selanjutnya Suprapto dalam Meirina (2014) menyatakan bahwa unsur K berperan penting dalam membuka dan menutupnya stomata serta berperan sebagai aktivator dari berbagai enzim yang terlibat di dalam sintesis protein dan karbohidrat. Apabila K meningkat maka
karbohidrat
juga
meningkat
sehingga
dapat
digunakan
untuk
meningkatkan pertambahan jumlah daun tanaman. Sehingga dalam hal ini, unsur N, P dan K yang dibutuhkan oleh tanaman sawi pakcoy untuk meningkatkan pertambahan jumlah daun tanaman sawi sangat lah banyak.
3. Berat Basah Tanaman Sawi Caisim Berat basah berhubungan dengan kemampuan tanaman menyerap air dari media tanam. Pertambahan berat basah tanaman sawi pakcoy dipengaruhi oleh tinggi tanaman, jumlah daun dan tingkat kesuburan tanaman. Semakin tinggi tanaman, semakin banyak jumlah daun dan semakin subur tanaman maka berat basah tanaman juga akan semakin tinggi. Berdasarkan hasil yang diperolah pada uji Anova, dimana nilai signifikan pertambahan berat basah = 0.035 > 0.05 sehingga hipotesis nol Ho ditolak dan Hi diterima. Maka pemberian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
perlakuan pupuk cair daun lamtoro signifikan terhadap pertambahan berat basah tanaman sawi pakcoy. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perlakuan yang paling baik untuk meningkatkan produktivitas pertambahan berat basa tanaman sawi pakcoy adalah perlakuan dengan menggunakan larutan pupuk cair organik daun lamtoro dengan konsentrasi 10%. Pertambahan berat basah tanaman sawi pakcoy pada konsentrasi 10% memperlihatkan bahwa kebutuhan unsur hara makro dan mikro yang diperlukan untuk produktivitas pertambahan berat basah tanaman sawi pakcoy telah terpenuhi. Hal ini dipengaruhi oleh kemampuan tanaman dalam menyerap air, jika tanaman dapat menyerap air secara optimal maka pertambahan berat basah pada tanaman akan meningkat. Pada penelitian ini dilakukan 1 kali penyiraman pada tanaman sawi pakcoy yaitu sore hari. Kekurangan air dapat menyebabkan tanaman menjadi layu dan proses pertambahan tinggi dan jumlah daun juga terhambat. Pada perlakuan larutan pupuk cair organik daun lamtoro dengan perlakuan 10% didapatkan pertambahan berat basah yang paling tinggi jika dibandingkan dengan perlakuan lain, hal ini dipengaruhi karena kandungan makro dan mikro pada perlakuan pupuk cair organik daun lamtoro dengan perlakuan 10% sangat tersedia cukup baik bagi pertumbuhan tanaman sehingga dapat meningkatkan bobot Pertambahan berat basah tanaman. Menurut Salisbury dan Ross (2005), Pertambahan berat basah merupakan total berat tanaman, yang merupakan hasil aktivitas metabolik tanaman. Berat basah tanaman sawi terdiri dari daun, tangkai daun dan batang. Berat basah tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
merupakan berat tanaman yang masih segar dan diperoleh dengan cara menimbang tanaman setelah panen dan ditimbang sebelum tanaman layu, karena jika ditimbang setelah tanaman layu maka akan kehilangan kadar air yang banyak. Sehingga untuk mengetahaui pertambahan berat basah tanaman terganggu. Pada larutan pupuk cair organik daun lamtoro dengan perlakuan 30%, dan 50% ketersediaan unsur hara yang disediakan oleh mikroorganisme lokal serta Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) melebihi dari komposisi yang seimbang sehingga beratnya berbeda dengan berat basah tanaman sawi pakcoy yang diberi larutan pupuk cair organik daun lamtoro dengan perlakuan 10%. Dan rendahnya berat basah pada pemberian perlakuan kontrol disebabkan oleh kekurangan hara pada media tanam. Menurut Rahardi (2007), komposisi dan kadar unsur hara makro atau pun mikro sangat berpengaruh terhadap tanaman, oleh karena itu pemberian pupuk harus seimbang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Rendahnya berat basah pada tanaman sawi dengan pemberian larutan pupuk cair organik daun lamtoro dengan perlakuan 30% dan 50% disebabkan oleh komposisi hara yang terlalu berlebihan. Rendahnya berat basah pada pemberian perlakuan kontrol disebabkan oleh kekurangan hara pada media tanam. Menurut Pracaya (2010) Jika unsur hara yang ada dalam tanah hanya sedikit maka timbul tanda-tanda kekurangan unsur-unsur hara (defisiensi). Dalam keadaan yang demikian, tanaman tidak tumbuh dengan baik dan hasilnya (produksi) rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
Kekurangan hara pada media tanam Sutedjo (2010), menyatakan bahwa apabila kekurangan unsur akan nampak pada mula-mula pada daun tua, ujung daun mengering, daun-daun muda berwarna lebih hijau muda, pertumbuhan tanaman menjadi lambat bahkan cendrung kerdil dan pertumbuhan akar terhenti sehingga menghambat pertambahan berat basah tanaman sawi pakcoy pada pemberian pupuk cair daun lamtoro. Hal tersebut sangat terlihat pada perlakuan kontrol yang sama sekali tidak diberikan kebutuhan unsur haranya. Lain hal dengan tanaman yang kerlebihan unsur hara sering kali lebih sensitif pada factor-faktor iklim yang tidak baik dan mudah terserang penyakit. Umumnya kelebihan unsur hara menyebabkan penimbunan yang berlebihan zat-zat dalam tanaman yang dapat merubah morfologi. Kelebihan unsur-unsur hara seringkali ditandai dengan adanya air yang berlebih, akibatnya yaitu berkurangngnya perkembangan vegetatif, bertambahnya warna hijau melebihi normal, jaringan lebih berair dan tertundanya fungsi reproduksi. Oleh sebab itu, unsur hara yang jumlahnya berlebihan berpengaruh terhadap pertambahan berat basah tanaman sawi pakcoy. Pada perlakuan larutan pupuk cair organik daun lamtoro dengan perlakuan 30% dan 50% memiliki kandungan hara yang sangat tinggi dalam pemberian pupuk cair daun lamotoro sehingga menyebabkan oleh komposisi hara berlebihan pada tanaman sawi pakcoy yang diberikan. Meskipun penyiraman sudah dilakukan secara teratur, namun tingginya intensitas sinar matahari menyebabkan proses transpirasi tanaman menjadi lebih cepat sehingga kandungan air menjadi menurun. Latifa dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
Anggarwulan (2009), menjelaskan bahwa perlakuan naungan berpengaruh pada kandungan nitrogen jaringan, berat basah tanaman, dan rasio pucuk/akar. Pemberian naungan ini pada tanaman bertujuan untuk mengurangi intensitas sinar matahari yang mengenai tanaman sehingga tidak terjadi proses transpirasi berlebih yang dapat menurunkan pertambahan berat basah tanaman. Berat basah berhubungan dengan kemampuan tanaman menyerap air dari media tanam. Berat basah tanaman sawi pakcoy dipengaruhi oleh tinggi tanaman, jumlah daun dan tingkat kesuburan tanaman. Semakin tinggi tanaman, banyak jumlah daun, dan semakin subur tanaman maka berat basah tanaman juga akan semakin tinggi. Selain itu, berat basah tanaman dipengaruhi juga oleh luas daun dan diameter batang. Didalam penelitian ini yang sangat berpengaruh dalam penambahan berat basah tanaman sawi pakcoy ialah jumlah daun, hal tersebut sangat terlihat jelas dalam analisis data yang telah dilakukan. Jumlah daun memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penambahan berat basah tanaman sawi pakcoy dengan rata-rata jumlah daun dengan konsentrasi 10% ( 10.37 helaian) dan konsentrasi 30% (9,88helaian). Dalam penelitian ini tidak dilakukan pengukuran mengenai luas daun dan diameter batang. Tetapi secara morfologi, diameter batang yang paling besar terdapat pada tanaman sawi pakcoy yang diberi larutan pupuk cair organik daun lamtoro dengan konsentrasi 10%, begitu juga pada luas daun terdapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
pada tanaman sawi pakcoy yang diberi perlakuan larutan pupuk cair organik daun lamtoro dengan perlakuan 10%.
4. Berat Kering Tanaman Sawi Caisim Berat kering tanaman adalah berat suatu tanaman setelah melewati beberapa tahapan proses pengeringan. Berat kering tanaman menjadi salah satu parameter npertumbuhan tanaman. Pertambahan berat kering tanaman mengindikasikan pola tanaman dan mengakumulasi produk dari proses fotosintesis. Pertambahan berat kering tanaman tidak dapat diukur hanya dengan melihat berat basah tanaman. Hal ini karena pertambahan berat basah tanaman menunjukkan besarnya kandungan air yang terdapat dalam tanaman. Pengukuran pertambahan berat kering dianggap lebih reliable karena tidak terpengaruh adanya status kadar air. Berat kering ini biasanya disebut dengan biomassa tanaman. Biomassa tanaman ini menggambarkan kualitas dari suatu tanaman, semakin besar biomassa tanaman maka menunjukkan tanaman tersebut dapat menyimpan fotosintat dari hasil fotosintesis yang besar (Krishnawati, 2003). Menurut Lakitan (2002) bahwa tinggi rendahnya bahan kering tanaman tergantung dari banyak atau sedikitnya serapan unsur hara oleh akar yang berlangsung selama proses pertumbuhan. Menurut Sugeng (2005) jika fotosintesis berlangsung dengan baik maka tanaman akan tumbuh dengan baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
dan akar akan berkembang dengan baik pula serta di ikuti dengan peningkatan berat kering tanaman. Berdasarkan hasil yang diperolah pada uji Anova dengan taraf signifikan 0.05, dimana nilai signifikan pertambahan berat kering = 0.030 > 0.05 sehingga hipotesis nol Ho ditolak dan Hi diterima. Maka pemberian perlakuan pupuk cair daun lamtoro signifikan terhadap pertambahan berat kering tanaman sawi pakcoy. Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perlakuan yang paling baik untuk meningkatkan pertambahan berat kering tanaman sawi pakcoy adalah perlakuan dengan menggunakan larutan pupuk cair organik daun lamtoro dengan perlakuan 10%. Pertambahan berat kering tanaman sawi pakcoy pada pemberian pupuk cair daun lamtoro dengan konsentrasi 10% yang memperlihatkan bahwa kebutuhan unsur hara makro dan mikro yang diperlukan untuk Pertambahan berat kering tanaman sawi pakcoy terpenuhi. Pada konsentrasi 50%, ketersediaan unsur hara yang disediakan oleh mikroorganisme lokal serta Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) telah memenuhi komposisi yang seimbang namun beratnya tidak melebihi berat kering tanaman sawi pakcoy yang diberi larutan pupuk cair organik daun lamtoro dengan perlakuan 10%. Menurut Rahardi (2007), komposisi dan kadar unsur hara makro ataupun mikro sangat berpengaruh terhadap tanaman, oleh karena itu pemberian pupuk harus seimbang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Menurut Pracaya (2010) Jika unsur hara yang ada dalam tanah hanya sedikit maka timbul tanda-tanda kekurangan unsur-unsur hara (defisiensi). Dalam keadaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
yang demikian, tanaman tidak tumbuh dengan baik dan hasilnya (produksi) rendah. Menurut Sutedjo (2010) bahwa apabila kekurangan unsur akan nampak pada pertumbuhan tanaman mula-mula pada daun tua, ujung daun mengering, daun-daun muda berwarna lebih hijau muda, pertumbuhan tanaman menjadi lambat bahkan cendrung kerdil dan pertumbuhan akar terhenti sehingga menghambat pertambahan jumlah daun tanaman sawi pakcoy pada pemberian pupuk cair daun lamtoro. Hal tersebut sangat terlihat pada perlakuan kontrol yang sama sekali tidak diberikan kebutuhan unsur haranya. Lain hal dengan tanaman yang kerlebihan unsur hara sering kali lebih sensitif pada factor-faktor iklim yang tidak baik dan mudah terserang penyakit. Umumnya kelebihan unsur hara menyebabkan penimbunan yang berlebihan zat-zat dalam tanaman yang dapat merubah morfologi. Kelebihan unsur-unsur hara seringkali ditandai dengan adanya air yang berlebih, akibatnya yaitu berkurangngnya perkembangan vegetatif, bertambahnya warna hijau melebihi normal, jaringan lebih berair dan tertundanya fungsi reproduksi. Oleh sebab itu, unsur hara yang jumlahnya berlebihan berpengaruh terhadap pertambahan jumlah berat kering tanaman sawi pakcoy. Pada perlakuan larutan pupuk cair organik daun lamtoro dengan perlakuan 50% memiliki kandungan hara yang sangat tinggi dalam pemberian pupuk cair daun lamotoro sehingga menyebabkan komposisi hara berlebihan pada tanaman sawi pakcoy yang diberikan akan mempengaruhi berat kering pada tanaman. Sedangkan pada perlakuan pupuk cair organik daun lamtoro 30% mengalami penurunan berat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
kering hal tersebut dipengarui pada saat pengopenan dan penjemuran yang kurang maksimal.
5. Kendala dan penanganan selama penelitian 1. Pada awal penelitian susahnya mencari lahan yang terbuka untuk melakukan penelitian, pada penelitian sebelumnya, terjadinya Etiolasi yang ditandai pertumbuhan tanaman menjadi pesat. Disebebkan karena areal peneltian sangat sempit sehingga tanaman ke kurang sinar matahari. Penanganan yang dilakukan mencari lahan terbuka yang cukup mendapatkan sinar matahari. 2. Kesalahan dalam pengendalian hama. Hama yang menyerang berupa ulat grayak (Spodoptera exigua), belalang hijau (Atractomopha crenulata), kutu daun (Aphis gossypii), dan kutu putih (Bemisia tabaci). Penanganan penyemprotan peptisida organik dari bahan (bawang putih, cabe dan gadung) dan pengendalian dengan menggukan tangan. 3. Perubahan cuaca yang sangat extrim, pada siang hari mendapatkan sinar matahari yang berlebihan sehingga menyebabakan pertumbuhan terganggu. Penanganan yang dilakukan ialah melakukan penyiraman yang maksimal pada tanaman yaitu pada pagi dan sore hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V IMPLEMENTASI DALAM PEMBELAJARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan judul Pengaruh Pemberian Pupuk Cair Daun Lamtoro Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Sawi Pakcoy dapat diimplementasikan dalam pembelajaran Biologi kelas XII semester 1 pada materi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan. Penggunaan daun lamtoro sebagai bahan dasar dalam pembuatan pupuk cair, mengajarkan siswa untuk memanfaatkan bahan yang berasal dari alam dan mudah didapat, sehingga dapat menekan penggunaan pupuk kimia yang semakin banyak digunakan saat ini.
A. Kompotensi Inti: 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Mengamati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai) santun, responsif dan proaktif serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan dan menganalisa pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya dan humaniora dengan wawasan
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar 1.1 Peka dan peduli terhadap permasalahn lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manifestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya. 2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung jawab dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerja sama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap tindakan dan dalam melakukan
pengamatan dan percobaan di dalam kelas. Laboratorium
maupun di luar kelas/ laboratorium. 3.1 Menganalisis hubungan antara faktor internal dan eksternal dengan proses pertumbuhan dan perkembangan pada makhluk hidup berdasarkan hasil percobaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
4.1 Merencanakan dan melaksanakan percobaan tentang faktor luar yang mempengaruhi proses pertumbuhandan perkembangan tumbuhan dan melaporkan secara tertulis dengan menggunakan tata cara penulisan ilmiah. Penggunaan daun lamtoro sebagai bahan dasar dalam pembuatan larutan pupuk cair dapat digunakan sebagai rancangan praktikum mengenai faktor luar yang mempengaruhi proses pertumbuhan dengan topik “Pengaruh Pemberian Pupuk Dari Daun Lamtoro Terhadap Pertumbuhan Tanaman”. Dalam praktikum ini menggunakan pupuk dan air dengan berbagai konsentrasi. Pupuk cair yang yang digunakan sudah difermentasikan terlebih dahulu sehingga siap digunakan. Kegiatan diawali dengan membagi siswa menjadi 5 kelompok. Masing-masing kelompok akan mendapatkan 10 bibit tanaman Sawi pakcoy. Perangkat pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 8 dan 9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian, pengamatan, pengolahan data dan analisis data dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pemberian larutan pupuk cair organik daun lamtoro berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan dan produktivitas. Sedangkan pemberian larutan pupuk cair organik daun lamtoro tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tinggi tanaman sawi pakcoy. 2. Pemberian larutan pupuk cair organik daun lamtoro yang paling baik dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman sawi pakcoy yaitu dengan konsentrasi 10%.
B. Saran 1. Dalam penelitian ini sebaiknya memperhatikan faktor pokok terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan tanaman saat mengaplikasikan pupuk cair daun lamtoro. 2. Dalam pengendalian hama sebaiknya diberikan pestisida alami dengan dosis yang tepat dan dikendalikan secara mekanik sehingga penggunaan pupuk daun lamtoro biasa efisien. 3. Dalam penelitian ini untuk mengurangi cuaca yang tidak menentu ada baikknya menggunakan atap penutup seperti plasik bening. 4. Untuk penelitian selanjutnya lebih baik dilakukan pada lahan terbuka agar pemberian pupuk cair daun lamtoro lebih baik. 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
5. Didalam penelitian ini pada pembuatan pupuk organik daun lamtoro sebaiknya menggunkan daun muda. 6. Didalam penelitian ini dalam penjemuruan dan pengovenan dianjurkan untuk lebih maksimal.s
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Adisarwanto, T. 2008. Kedelai. Penebar Swadaya. Jakarta. Anonim. 2015. Melonjaknya harga Sawi di Pasar Giwangan, Yogyakarta dalam m. harian jogja.com. Artikel. Diakses pada tanggal 11/4/2016 Chamsyah, Muhammad Noor dan Adesca, Yoga. 2011. Buanglah Air Cucian Berasmu dengan Baik Dan Benar. Dalam: http://environment.uii.ac.id/content/view/276/1/.pdf. Artikel. Diakses 28 April 2016 Driyana, L., W. 2015. Pengaruh Pemberian Zat Penagtur Tumbuh (ZPT) Sintetik, Auksin, Sitokinin Dan Giberelin Terhadap Kecepatan Pertumbuhan Tanaman Sawi Pakcoy. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Fahrudin, F. 2009. Budidaya Caisim (Brassica juncea L.) Menggunakan Ekstrak Teh dan Pupuk Kascing. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Fatimah, N. 2008. “Efektivitas Air Kelapa dan Air Cucian Beras (leri) terhadap Pertumbuhan Tanaman Hias Bromelia (Neoregelia carolinae) pada media yang berbeda”. (Skipsi S-1 Program Biologi). Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Firmansyah, .I. dan N. Sumarni, 2013, “Pengaruh Dosis Pupuk N dan Varietas Terhadap pH Tanah,N-Total Tanah, Serapan N, dan Hasil Umbi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) pada Tanah Entisols-Brebes Jawa Tengah”, Jurnal Ilmiah (J. Hort. 23(4))
Gardner, F. P., R. B. Pearce dan R. L. Mitchell. 2008. Physiology of Crop Plants (Fisiologi Tanaman Budidaya). Alih Bahasa H. Susilo dan Subiyanto) Jakarta: UI Haryanto, T., Suhartini dan Rahayu. 2002. Tanaman Sawi dan Selada. Depok: Penebar Swadaya. Huda, K. M. 2013. Pembuatan pupuk organik cair dari urin sapi dengan aditif tetes tebu (Molases) metode fermentasi. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Semarang Hidayat. 2006. Mikrobiologi Industri. Andi, Yogyakarta Krishnawati, D. 2003. Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Kentang (Solanum tuberosum). Jurnal. Buletin KAPPA 2003 4 (1): 9-12.
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
Kusmiati, Swasono R. Tamat, Eddy, J, dan Ria, I. 2007. Produksi Glukan dari dua Galur Agrobacterium sp. Pada Media Mengandung Kombinasi Molase dan Mades Fifend, Jurnal Pertanian. Vol. 8. No.1 Lakitan, B. 2002. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Raja Grafindo Persada: Jakarta. Latifa, I.C. dan E. Anggarwulan. 2009. Kandungan nitrogen jaringan, aktivitas nitratreduktase, dan biomassa tanaman kimpul (Xanthosoma sagittifolium) pada variasinaungan dan pupuk nitrogen. Bioteknologi 6(2): 70-79. Marwono, D., R.P. 2013. Sistem Organik Rasional Dalam Budidaya Pangan Dengan Model Mixed Farming: Jilid Pertama. Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma Meirina, T., Sri D., dan Sri H. 2014. Produktivitas Kedelai Yang Diperlakukan Dengan Pupuk Organik Cair Lengkap Pada Dosis Dan Waktu Pemupukan Yang Berbeda. Laporan. Lab Biologi Struktur Dan Fungsi Tumbuhan, Jurusan Biologi MIPA UNDIP Monica, R. 2015. Pengaruh Pemberian Pupuk Cair Lamtoro Terhadap Pertumbuhan Dan Produktivitas Tanaman Kedelai. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Mukasan dkk. 2005. Pengendalian Hama Tanaman Sawi dengan Pestisida Nabati. BPTP Jakarta. Nugroho, P. 2012. Panduan Membuat Pupuk Kompos Cair. Pustaka Baru Press. Yogyakarta. Palimbungan, D., Robert L., dan Faizal H. 2006. Pengaruh Ekstrak Daun Lamtoro sebagai Pupuk Organik Cair terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi. Jurnal Agrisistem. Desember Vol 2. No.2 Plantamor. 2012. Petai Cina Dalam: http://www.plantamor.com/index.php?plant=772 diunduh pada 28 April 2016 Pracaya dan Kahono P. C, 2010. Kiat Sukses Budi Daya Palawija. Klaten: Macanan Jaya Cemerlang. Priangga, R., Suwarno, dan Nur H. 2013. Pengaruh Level Pupuk Organik Cair Terhadap Produksi Bahan Kering Dan Imbangan Daun Batang Rumput Gajah Defoliasi Keempat. Jurnal Ilmiah Peternakan. April 2013. 1 (1): 365-373 Purwanto I. 2007. Mengenai Lebih Dekat Leguminoseae. Yogyakarta. Penerbit Kanisius Rahardi, F, 2007. Agar Tanaman Cepat Berbuah. Agromedia, Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
Rahmawati, R. 2012. Cepat dan Tepat Berantas Hama Penyakit Tanaman. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Baru. Rosmarkam & Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.. Rukmana, R. 2007. Bertanam Petsai dan Sawi. Yogyakarta: Kanisius Salisbury, F.B & C.W. Ross. 2005. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB Press Simanjuntak, R. 2009. Studi Pembuatan Etanol Dari limbah Gula (Molase). Skripsi. Teknologi Hasil Pertanian. Departemen Teknologi Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Sugeng, W. 2005. Kesuburan Tanah (Dasar-dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah). Gava Media. Yogyakarta. Sutedjo, M. M. 2010. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta. Tanujaya, B. 2013. Penelitian Percobaan. Rosda. Jakarat. Utomo, A.S. 2007. Pembuatan Kompos Dengan Limbah Organik. Sinar cemerlang. Jakarta. Utami W. 2013 Pengaruh Aerasi terhadap Pertumbuhan Tanaman. Surakarta : Universitas Sebelas Maret Zulkarnain, M. 2013. Pengaruh Kompos, Pupuk Kandang dan Custom-Bio Terhadap Sifat Tanah, Pertumbuhan dan Hasil Tebu pada Entisol di Kebun Ngrangkah-Pawon. Skripsi. Kediri: Universitas Brawijaya Malang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1 SILABUS MATA PELAJARAN BIOLOGI Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA) Mata pelajaran
: Biologi
Kelas/Semester
: XII/Ganjil (1)
A. Kompotensi Inti: KI 1 :
1. Menghayati dan menga malkanajaran agama yang dianutnya.
KI 2 :
2. Mengamati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai) santun, responsif dan proaktif serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 :
3. Memahami, menerapkan dan menganalisa pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni budaya dan humaniora dengan wawasan
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4 :
4. Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar 1.1 Mengagumi dan
Indikator
Materi
Kegiatan
Pembelajaran
Pembelajaran
Penilaian
Alokasi Waktu 4 JP
Sumber
1.1.1 Siswa menunjukkan
Tertulis
- Gambar/
memahami keteraturan
sikap mengagumi dan
Lisan
dan kompleksitas
memahami keteraturan dan
pertumbuhan
ciptaan Tuhan tentang
kompleksitas ciptaan Tuhan
dan
proses-proses yang
tentang proses-proses yang
perkembangan
terjadi dalam tubuh
terjadi dalam tubuh makhluk
makhluk hidup di
hidup di tingkat seluler dan
tingkat seluler dan
menjaga keteraturan, serta
menjaga keteraturan,
mewujudkannya dalam
serta mewujudkannya
pengamalan ajaran yang
Video
- Buku Biologi kelas XII
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
Kompetensi Dasar dalam pengamalan
Indikator dianutnya.
ajaran yang dianutnya. 2.1 Berperilaku ilmiah:
2.1.1
teliti, tekun, jujur sesuai
teliti, tekun dan disiplin dalam
data dan fakta, disiplin,
proses belajar, dalam
tanggung jawab dan
melakukan percobaan dan
peduli dalam observasi
dalam melaporkan hasil
dan eksperimen, berani
percobaan mengenai
dan santun dalam
pertumbuhan dan
mengajukan pertanyaan
perkembangan tumbuhan.
dan beragumentasi, peduli
2.1.2 Siswa mampu bekerja
lingkunagn, gotong
sama dalam melakukan
royong, bekerja sama,
pengamatan dan percobaan
cinta damai, berpendapat
baik di dalam kelas maupun
secara ilmiah dan kritis,
di laboratorium
responsif dan proaktif dalam setiap Tindakan
Siswa bersikap jujur,
Materi
Kegiatan
Pembelajaran
Pembelajaran
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
Kompetensi Dasar
Indikator
Materi
Kegiatan
Pembelajaran
Pembelajaran
Mengamati
dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam maupun di luar kelas/laboratorium 1. Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan 3.1 Menganalisis hubun-
3.1.1 Siswa mampu mengi-
- Pertumbuhan dan
gan antara faktor internal
dentifikasi faktor-faktor
Perkembangan
dan eksternal dengan
yang memengaruhi pertum-
Tumbuhan
dan video tentang
proses pertumbuhan dan
buhan dan perkembangan
- Faktor luar dan
pertumbuhan dan
perkembangan pada
tumbuhan.
makhluk hidup berdasarkan hasil percobaan.
3.1.2 Siswa mampu menje-
faktor dalam yang
perkembangan pada
memengaruhi
Tumbuhan
laskan faktor-faktor yang
pertumbuh pada
mempengaruhi pertumbuhan
tumbuhan.
dan perkembangan tumbuhan.
- Mengamati gambar
- Mengkaji data hasil pengamatan pertumbuhan tanaman
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
Kompetensi Dasar
Indikator
Materi
Kegiatan
Pembelajaran
Pembelajaran Menanya - Siswa dimotivasi untuk membuat pertanyaan tentang: - Mengapa tumbuhan mengalami pertumbuhan dan perkembangan - Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan - Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
Kompetensi Dasar
Indikator
Materi
Kegiatan
Pembelajaran
Pembelajaran Mengumpulkan Data - Menggali informasi tentang pertumbuhan dan perkembangan berdasarkan video yang ditonton - Berdiskusi untuk mengumpulkan informasi tentang pertumbuhan dan perkembangan - Berdiskusi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
Kompetensi Dasar
Indikator
Materi
Kegiatan
Pembelajaran
Pembelajaran Mengasosiasi - Membaca dan menganalisis tentang pertumbuhan dan perkembangan untuk memahami konsep pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. - Menarik kesimpulan tentang konsep pertumbuhan dan perkembangan beserta faktor yang mempengaruhinya
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
Kompetensi Dasar 4.1Merencanakan dan
Indikator 4.1.1 Siswa mampu meran-
Materi
Kegiatan
Pembelajaran
Pembelajaran Mengkomunikasikan
melaksanakan percobaan
cang kegiatan penelitian
tentang faktor luar yang
yang berkaitan dengan faktor
hasil diskusi tentang
memengaruhi proses
luar yang memengaruhi
eksperimen pertum-
pertumbuhan dan
proses pertumbuhan dan
buhan dan perkem-
perkembangan tanaman
perkembanagan tanaman.
bangan tumbuhan
dan melaporkan secara
4.1.2 Siswa mampu
- Mempresentasikan
- Melaporkan hasil
tertulis dengan
melaksanakan kegiatan
percobaan melalui
menggunakan tata cara
penelitian pengaruh faktor
presentasi di depan
penulisan ilmiah yang
luar terhadap pertumbuhan
kelas dan laporan
benar.
tanaman.
tertulis
4.1.3 Siswa mampu membuat laporan dan mempresentasikan hasil penelitian di depan kelas
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan
: Sekolah Menengah Atas (SMA)
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/ Semester
: XII/ 1
Materi
: Perkembangan dan Pertumbuhan Tumbuhan
Alokasi Waktu
: 4 JP x 45 menit (2x Pertemuan
A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan dan menganalisi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, sni budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
4. Mengolah, menalar, menyaji dan menciptakan dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi Kompetensi Dasar 1.1 Mengagumi dan memahami
Indikator Pencapaian Kompetensi 1.1.1
Menunjukkan sikap mengagumi
keteraturan dan kompleksitas
dan memahami hasil ciptaan
ciptaan Tuhan tentang
Tuhan tentang proses-proses
proses-proses yang terjadi
yang terjadi dalam tubuh
dalam tubuh makhluk hidup
makhluk hidup dan
di tingkat seluler dan
mewujudkannyadalam
menjaga keteraturan, serta
pengamalan ajaran yang
mewujudkannya dalam
dianutnya.
pengamalan ajaran yang dianutnya. 2.1 Berperilaku ilmiah: teliti,
2.1.1
Menunjukkan sikap jujur, teliti,
tekun, jujur sesuai data dan
dan disiplin dalam melakukan
fakta, disiplin, tanggung
percobaan dan dalam
jawab dan peduli dalam
melaporkan hasil percobaan
observasi dan eksperimen,
mengenai pertumbuhan dan
berani dan santun dalam
perkembangan tumbuhan.
mengajukan pertanyaan dan
2.1.2
Menunjukkan sikap mampu
beragumentasi, peduli
bekerjasama dalam melakukan
lingkunagn, gotong royong,
pengamatan dan percobaan.
bekerja sama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam setiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
Kompetensi Dasar
Indikator Pencapaian Kompetensi
2.2 tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium. 3.1 Menganalisis hubungan
3.1.1 Siswa Mampu mendeskripsikan
antara faktor internal dan
perbedaan pertumbuhan dan
eksternal dengan proses
perkembangan pada tumbuhan.
pertumbuhan dan
3.1.2 Siswa Mampu mengidentifikasi
perkembangan pada makhluk
faktor-faktor yang memengaruhi
hidup berdasarkan hasil
pertumbuhan dan perkembangan
percobaan.
tumbuhan. 3.1.3 Siswa Mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
4.1 Merencanakan dan
4.1.1 Siswa Mampu merancang
melaksanakan percobaan
kegiatan penelitian yang
tentang faktor luar yang
berkaitan dengan faktor luar
memengaruhi proses
yang memengaruhi proses
pertumbuhan dan
pertumbuhan dan
perkembangan tanaman dan
perkembanagan tanaman.
melaporkan secara tertulis
4.1.2 Siswa Mampu melaksanakan
dengan menggunakan tata
kegiatan penelitian pengaruh
cara penulisan ilmiah yang
faktor luar terhadap pertumbuhan
benar.
tanaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
Kompetensi Dasar
Indikator Pencapaian Kompetensi 4.1.3 Menunjukkan sikap mampu membuat laporan dan mempresentasikan hasil penelitian di depan kelas
C. Tujuan Pembelajaran 1.1.1.1 Siswa menunjukkan sikap mengagumi dan memahami keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang proses-proses yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup di tingkat seluler dan menjaga keteraturan, serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran yang dianutnya. 2.1.1.1 Melalui pengamatan, siswa mampu menujukkan sikap jujur, teliti, tekun dan disiplin dalam proses belajar, dalam melakukan percobaan dan dalam melaporkan hasil percobaan mengenai pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. 2.1.2.1 Melalui pengamatan, siswa mampu bekerjasama dalam melakukan pengamatan dan percobaan baik di dalam kelas maupun di laboratorium. 3.1.1.1 Melalui studi pustaka, siswa mampu mengidentifikasi ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. 3.1.1.2 Melalui pengamatan, siswa mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. 3.1.1.3 Melalui kajian pustaka, siswa mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
4.1.1.1 Melalui diskusi kelompok, siswa mampu merancang kegiatan penelitian yang berkaitan dengan faktor luar yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembanagan tanaman. 4.1.1.2 Melalui percobaan, siswa dapat melaksanakan kegiatan penelitian pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tanaman. 4.1.1.3 Melalui kegiatan percobaan, siswa mampu membuat laporan dan mempresentasikan hasil penelitian di depan kelas D. Materi Pembelajaran Materi Pokok: Pertumbuhan dan Perkembangan 1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. E. Model dan Metode Pembelajaran Model Pembelajaran
: Saintifik
Metode Pembelajaran
: Diskusi, picture and picture, Eksperimen, Presen-
tasi, Ceramah dan Tanya Jawab F. Langkah Pembelajaran Pertemuan I Kegiatan
Fase
Kegiatan Guru dan Siswa
Pendahulua
Menyiapkan kondisi
1. Guru mengucapkan salam, berdoa
n
kelas
dan mengecek kesiapan siswa
(waktu)
(10 menit)
untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Melakukan apersepsi
2. Guru menanyakan: Pernahkah kalian menanam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
Fase
Kegiatan Guru dan Siswa
Kegiatan (waktu) mengamati tanaman mngga yang masih kecil? Apabila diamati terus menerus maka tanaman mangga tersebut akan tumbuh menjadi pohon mangga yang tinggi, besar dan memiliki buah. Mengapa demikian? Menyampaikan Tujuan Pembelajaran Inti
Pengantar Materi
(70 menit)
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. 4. Guru menjelaskan materi pelajaran “Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan”
Mengorganisasi Siswa 5. Siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 5 orang dalam 1 kelompok dengan tingkat kemampuan yang berbeda-beda dan wakil dari tiap kelompok mengambil LKS Mengamati
6. Siswa mengamati gambar dan video mengenai Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
Menanya
7. Membuat pertanyaan agar dapat berpikir kritis tentang pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dan faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
Kegiatan
Fase
Kegiatan Guru dan Siswa
(waktu) Mengumpulkan informasi/mencoba
8. Menggali informasi tentang pertumbuhan dan perkembangan berdasarkan video yang ditonton 9. Melalui buku sumber siswa dapat berdiskusi untuk mengumpulkan informasi tentang pertumbuhan dan perkembangan
Mengasosiasi/ Menalar
10. Siswa membaca dan menganalisis tentang pertumbuhan dan perkembangan untuk memahami konsep pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. 11. Siswa menarik kesimpulan tentang konsep pertumbuhan dan perkembangan beserta faktor yang mempengaruhinya
Mengkomunikasikan
12. Mempresentasikan hasil diskusi tentang eksperimen pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan 13. Melakukan evalusi dengan minta salah satu kelompok untuk menanggapi hasil presentasi dari kelompok lain
Penutup (10 menit)
Penghargaan
14. Memberikan penghargaan kepada kelompok yang telah melakukan presentasi dengan baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
Kegiatan
Fase
Kegiatan Guru dan Siswa
(waktu) Rangkuman
15. Guru mengajak siswa merangkum materi yang telah dipelajari pada hari ini
Rlefksi
16. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa
Tindak lanjut
17. Memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pada pertemuan selanjutnya 18. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam.
Pertemuan II Kegiatan
Fase
Kegiatan Guru dan Siswa
Pendahuluan
Menyiapkan kondisi
1. Guru mengucapkan salam, berdoa
(10 menit)
kelas
dan mengecek kesiapan siswa
(waktu)
untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Melakukan apersepsi
2. Guru menanyakan: Apakah kalian pernah melakukan ekperimen? Dalam melakukan ekperimen hal apa saja yang perlu dilakukan?
Menyampaikan Tujuan Pembelajaran Inti (65 menit)
Pengantar Materi
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai 4. Guru menjelaskan materi pelajaran “Pertumbuhan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
Kegiatan
Fase
Kegiatan Guru dan Siswa
(waktu) Mengorganisasi Siswa
Perkembangan Tumbuhan” 5. Guru meminta siswa bergabung ke dalam kelompok yang telah ditentukan pada pertemuan sebelumnya dan mempersiapkan untuk melakuakan ekperimen
Mengamati
6. Siswa mengkaji hasil kerja ilmiah dan melakukan pengamatan selama 1 minggu yang telah dipersiapkan tiap kelompok oleh guru.
Menanya
7. Memberikan pertanyaan tentang langkah-langkah ekperimen yang dilakuakan dan penyusunan laporan hasil percobaan.
Mengumpulkan informasi/ mencoba
8. Melalui buku sumber siswa dapat mengolah data hasil ekperimen. 9. Menemukan jalan keluar terhadap permasalahan dalam percobaan. 10. Menyimpulkan hasil percobaan
Mengkomunikasikan
11. Melaporkan hasil percobaan melalui presentasi di depan kelas dan laporan tertulis
Penutup (15 menit)
Penghargaan
12. Memberikan penghargaan kepada kelompok yang melakukan presentasi dengan baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
Kegiatan
Fase
Kegiatan Guru dan Siswa
(waktu) Ramgkuman
13. Memberikan post tes kepada siswa 14. Guru bersama-sama dengan siswa merangkum materi yang telah dipelajari 15. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa
Tindak lanjut
16. Meminta siswa untuk mempelajari materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. 17. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam.
G. Penilaian 1. Teknik Penilaian: pengamatan, laporan percobaan dan LKS, lembar penilaian sikap, lembar penilaian hasil laporan, lembar penilaian presentasi 2. Bentuk instrumen : Soal, Kunci Jawaban, Rubrik Penilaian, Pendoman Skoring H. Media, Alat dan Sumber/Bahan Belajar 1. Media a. Laptop b. LCD (proyektor)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
c. Gambar dan Video Pertumbuhan dan Perkembangan d. Whiteboard e. Spidol 2. Alat dan Bahan a. Bibit Sawi pakcoy b. Polybag c. Tanah d. Pupuk cair daun lamtoro e. Air f. Alat tulis 3. Sumber Belajar a. Buku SMA kelas XII b. Internet I. Lampiran A. LKS B. Instrumen penilain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
LEMBAR KERJA SISWA 1 Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan A. Tujuan 1. Mengidentifikasi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan B. Alat dan Bahan Alat tulis dan buku biologi kelas XII C. Cara Kerja 1. Bentuklah kelompok yang masing-masing terdiri dari 5 orang siswa dalam 1 kelompok. 2. Cermati video mengenai pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan 3. Selanjutnya jawab pertayaan yang diberikan dan diskusikan bersama anggota kelompokmu 4. Presentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas! D. Pertanyaan 1. Jelaskan pengertian pertumbuhan dan perkembangan! 2. Sebutkan minimal 3 contoh dari pertumbuhan dan perkembangan! 3. Sebutkan dan jelaskan fase-fase pada pertumbuhan! E. Kesimpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
KUNCI JAWABAN LKS 1 1. Pengertian pertumbuhan dan perkembangan: -
Pertumbuhan adalah perubahan yang dapat diketahui atau ditentukan berdasarkan sejumlah ukuran atau kuantitasnya yang bersifat irreversibel (Tidak dapat kembali seperti semula). Pertumbuhan meliputi bertambah besar dan bertambah banyaknya sel-sel pada jaringan.
-
Perkembangan adalah suatu perubahan kualitatif yang melibatkan perubahan struktur fungsi yang lebih kompleks
2. Contoh pertumbuhan dan perkembangan: -
Pertumbuhan: tinggi batang, diameter batang, jumlah daun, lebar daun.
-
Perkembangan: munculnya tunas, tunas daun, munculnya bunga dan buah.
3. Ada 4 fase dalam pertumbuhan yaitu: - Fase awal, pada fase ini pertumbuhan berlangsung lamban pada tumbuhan - Fase log merupakan pertumbuhan yang maksimum pada tumbuhan dan terjadi pertumbuhan yang sangat cepat - Fase perlambatan, pada fase ini tumbuhan mengalami pertumbuhan yang berlangsung secara lamban - Fase stasioner, pada fase ini pertumbuhan tanaman terhenti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
LEMBAR KERJA SISWA 2 Pengaruh Faktor Luar Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbhan A. Tujuan 1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. 2. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. B. Alat dan Bahan 1. Bibit tanaman sawi umur 1 minggu
5. Label
2. Pupuk cair organik
6. Air (kontrol)
3. Polybag
7. Alat Tulis
4. Media tanam (tanah)
8. Log book
C. Cara Kerja 1. Buatlah kelompok yang beranggotakan 5 orang siswa 2. Siapkan alat dan bahan 3. Tanam bibit sawi pakcoy sesuai dengan label percobaan yang telah ditentukan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
- Kelompok A: pupuk cair daun lamtoro dengan 10ml mol lamtoro/90ml Air minimal 3 tanaman - Kelompok B: pupuk cair daun lamtoro dengan 30ml mol lamtoro /70ml Air minimal 3 tanaman - Kelompok C: pupuk cair daun lamtoro dengan 50ml mol lamtoro /50ml Air minimal 3 tanaman - Kelompok D: Kontrol ( 100 ml Air) minimal 3 tanaman 4. Siramlah tanaman sawi pakcoy sesuai dengan pembagian masing-masing kelompok perlakuan. Volume penyiraman @100 ml, dan dilakukan 2 hari sekali. 5. Amatilah tinggi batang dan jumlah daun tanaman sawi pakcoy selama 7 hari. Catatlah data hasil pengamatan pada tabel pengamatan. 6. Buatlah laporan tertulis berdasarkan data hasil pengamatan masing-masing kelompok berdasarkan format yang telah ditentukan dengan berpanduan pada pertayaan yang telah disediakaan. C. Hasil Pengamatan Tabel pengamatan pertumbuhan tanaman Sawi pakcoy: Pengama tan ke1 2 3 4 dst Rata-rata
Tinggi Batang P1
P2
P3
Kontrol
Jumlah Daun P1
P2
P3
kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
D. Pertanyaan 1. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, perlakuan mana yang menunjukkan hasil pertumbuhan yang paling baik? Mengapa? 2. Sebutkan faktor apa saja yang mempengaruhi proses pertumbuhan tanaman tersebut? Sebutkan! 3. Jelaskan bagaimana faktor tersebut dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman? 4. Buatlah laporan berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan! E. Kesimpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
F. Contoh Format Laporan
A. Acara Praktikum B. Rumusan Masalah C. Tujuan D. Hipotesis E. Alat, Bahan dan Cara Kerja F. Hasil Pengamatan G. Pembahasan H. Kesimpulan I. Daftar Pustaka
penilaian lembar kerja siswa Aspek Penilaian
1. 2. 3. 4. 5. Dst.
kedisiplinan
ketelitian
Tata Bahasa
skor
data
Nama
Kelengkapan
No.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
Rubrik Penilaian Aspek Kelengkapan Data
Skor 3
Indikator Menjawab
pertanyaan
dengan
sangat
lengkap 2
Menjawab pertanyaan kurang lengkap
1
Tidak lengkap dalam menjawab pertanyaan
3
Menggunakan tata tulis dan bahasa sesuai dengan EYD
2 Tata Bahasa
Menggunakan tata tulis dan bahasa yang kurang sesuai dengan EYD (kurang baku)
1
Mengunakan tata tulis dan bahasa yang tidak sesuai dengan EYD
3
Teliti dan sangat lengkap dalam menjawab pertanyaan
Ketelitian
2
Kurang teliti dan kurang lengkap dalam menjawab pertanyaan
1
Tidak teliti dan tidak lengkap dalam menjawab pertanyaan
Kedisiplinan
3
Mengumpulkan hasil kerja tepat waktu
2
Mengumpulkan hasil kerja tidak tepat waktu
1
Tidak mengumpulkan hasil kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
LEMBAR PENILAIAN SIKAP SPRITUAL
Petunjuk: Lembar ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spritual peserta didik. Berilah tanda cek (√) pada kolom skor sesuai sikap spritual yang ditunjukkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut: 4= selalu, apabila melakukan sesuai dengan pernyataan yang ada 3= sering, apabila sering melakukan sesuai dengan pernyataan dan kadangkadang tidak melakukan. 2= kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan 1= tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan. Indikator 1.1.1
Siswa menunjukkan sikap mengagumi dan memahami hasil ciptaan Tuhan tentang proses-proses yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup dan mewujudkannya dalam pengamalan ajaran yang dianutnya. No.
Aspek Pengamatan
Skor 1
1
Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan pembelajaran
2
Mengucapkan rasa syukur terhadap karunia Tuhan
3
Memberikan salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat/presentasi
2
3
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
4
Mensyukuri
karunia
Tuhan
yang
diwujudkan dalam manfaat mempelajari biologi Jumlah Skor
Rubrik penskoran Skor 4 3 2 1
Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan pembelajaran keterangan Jika selalu berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan pembelajaran Jika sering berdoa dan kadang-kadang tidak berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan pembelajaran Jika jarang berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan pembelajaran dan tidak sering berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan pembelajaran Jika tidak pernah berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan pembelajaran Mengucapkan rasa syukur terhadap karunia Tuhan
Skor 4
keterangan Jika selalu mengucapkan rasa syukur terhadap karunia Tuhan dengan menghargai hasil ciptaan-Nya
3
Jika sering mengucapkan rasa syukur terhadap karunia Tuhan dengan menghargai hasil ciptaan-Nya dan kadang-kadang tidak menghargai hasil ciptaan-Nya
2
Jika jarang
mengucapkan
rasa syukur terhadap karunia Tuhan dengan
menghargai hasil ciptaan-Nya 1
Jika tidak pernah mengucapkan rasa syukur terhadap karunia Tuhan Memberikan salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat/presentasi
Skor 4
keterangan Jika selalu memberikan salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat/presentasi
3
Jika sering memberikan salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat/presentasi
2
Jika jarang memberikan salam sebelum dan sesudah menyampaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
pendapat/presentasi 1
Jika tidak pernah memberikan salam sebelum dan sesudah menyampaikan pendapat/presentasi Mensyukuri karunia Tuhan yang diwujudkan dalam manfaat mempelajari biologi
Skor 4
keterangan Jika selalu mensyukuri karunia Tuhan yang diwujudkan dalam manfaat mempelajari biologi
3
Jika sering dan kadang-kadang mensyukuri karunia Tuhan yang diwujudkan dalam manfaat mempelajari biologi
2
Jika jarang mensyukuri karunia Tuhan yang diwujudkan dalam manfaat mempelajari biologi
1
Jika tidak pernah mensyukuri karunia Tuhan yang diwujudkan dalam manfaat mempelajari biologi
Petunjuk Penskoran: =
Jumlah Skor yang diperoleh 4 Jumlah Skor Maksimal
Kategori Penilaian Sikap Peserta Didik Kategori
Keterangan
Tuntas/Tidak Tuntas
Sangat Baik
Apabila memperoleh skor akhir
Tuntas
(SB) Baik (B)
>3,33< skor akhir 4,00 Apabila memperoleh skor akhir
Tuntas
>2,33 < skor akhir ≤ 3,33 Cukup (C)
Apabila memperoleh skor akhir
Tidak Tuntas
>1,33 < skor akhir ≤ 2,33 Kurang (K)
Apabila memperoleh skor akhir ≤1,33
Tidak Tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
LEMBAR PENILAIAN SIKAP SOSIAL Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/Semester
: XII/I
Indikator
:
2.1.1
Siswa jujur, teliti, dan disiplin dalam melakukan percobaan dan dalam melaporkan hasil percobaan mengenai pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
2.1.2
Siswa mampu bekerjasama dalam melakukan pengamatan dan percobaan. Penilaian sikap dan perilaku siswa dalam melakukan penelitian
Petunjuk Pengisian: Lembar ini diisi oleh guru untuk menilai sikap sosial peserta didik. Berilah tanda cek (√) pada kolom skor sesuai sikap spritual yang ditunjukkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut: No.
Nama Siswa
Aspek yang Dinilai 1
1. 2. 3. dst.
Keterangan: 1 = jujur
3 = teliti
2= disiplin
4 = kerjasama
2
3
Total 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
Rubrik Penilaian Jujur Skor
Keterangan
3
Tidak menyontek atau melakukan plagiat (mengambil/ menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber) pada saat mengerjakan tugas/ulangan
2
Kadang-kadang menyontek pada saat mengerjakan tugas, tidak melakukan plagiat pada saat mengerjakan tugas/ulangan.
1
Menyontek pada saat mengerjakan tugas/ulangan dan melakukan plagiat mengambil/ menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber) pada saat mengerjakan tugas Disiplin
Skor
Keterangan
3
Masuk kelas tepat waktu, mengumpulkan tugas tepat waktu, mengerjakan tugas yang diberikan, memakai atribut sekolah sesuai dengan ketentuan yang berlaku disekolah, mengikuti pelajaran dengan tertib dan membawa buku sesuai dengan pelajaran
2
Terkadang masuk kelas tepat waktu, mengumpulkan tugas tepat waktu, mengerjakan tugas yang diberikan, terkadang memakai atribut sekolah sesuai dengan ketentuan yang berlaku disekolah, terkadang mengikuti pelajaran dengan tertib dan membawa buku sesuai dengan pelajaran
1
Masuk kelas tidak tepat waktu, mengumpulkan tugas tidak tepat waktu, memakai seragam tidak sesuai dengan aturan yang berlaku, tidak mengerjakan tugas yang diberikan, tidak pernah membawa buku sesuai dengan pelajaran Teliti
Skor
Keterangan
3
Teliti dalam melakukan pengamatan dan melaporkan hasil percobaan ilmiah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
2
Kurang teliti dalam melakukan pengamatan dan melaporkan hasil percobaan ilmiah
1
Tidak teliti dalam melakukan pengamatan dan melaporkan hasil penelitian ilmiah Kerjasama
Skor
Keterangan
3
Mampu berdinamika dalam kelompok, menyampaikan pendapat dalam melakukan diskusi dan pengamatan
2
Terkadang
mampu
berdinamika
dalam
kelompok,
terkadang
menyampaikan pendapat dalam melakukan diskusi dan pengamatan 1
Tidak mampu berdinamika dalam kelompok, tidak menyampaikan pendapat dalam melakukan diskusi dan pengamatan
Petunjuk Penskoran: =
Jumlah Skor yang diperoleh 4 Jumlah Skor Maksimal
Kategori Penilaian Sikap Peserta Didik Kategori
Keterangan
Tuntas/Tidak Tuntas
Sangat Baik
Apabila memperoleh skor akhir >3,33< skor
(SB)
akhir 4,00
Baik
Apabila memperoleh skor akhir >2,33 < skor
(B)
akhir ≤ 3,33
Cukup (C) Kurang (K)
Apabila memperoleh skor akhir >1,33 < skor
Tuntas Tuntas Tidak Tuntas
akhir ≤ 2,33 Apabila memperoleh skor akhir ≤1,33
Tidak Tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
LEMBAR PENILAIAN LAPORAN Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/Semester
: XII/I
Indikator
:
3.1.1 Siswa mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. 3.1.2 Siswa mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. 4.1.1 Siswa mampu merancang kegiatan penelitian yang berkaitan dengan faktor luar yang memengaruhi proses pertumbuhan dan perkembanagan tanaman. 4.1.2 Siswa mampu melaksanakan kegiatan penelitian pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tanaman. 4.1.3 Siswa mampu membuat laporan dan mempresentasikan hasil penelitian di depan kelas
Penilaian Laporan Eksperimen No
1. 2. 3 dst.
Kelompok
Aspek Penilaian Isi
Tata Tulis
Kelengkapan
Laporan
dan Bahasa
Data
Jumlah
Nilai
Total
Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
Rubrik Penilaian Aspek
Skor
Indikator
3
Isi laporan sangat lengkap dan sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah
2 Isi Laporan
Isi laporan kurang lengkap dan kurang sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah
1
Isi laporan tidak lengkap dan tidak sesuai dengan kaidan penulisan ilmiah
3
Menggunakan tata tulis dan bahasa sesuai dengan EYD
2
Menggunakan tata tulis dan bahasa yang kurang sesuai dengan EYD (kurang baku)
Tata Tulis
1
dan Bahasa
Mengunakan tata tulis dan bahasa yang tidak sesuai dengan EYD
3
Data dalam laporan penelitian lengkap
Kelengkapan
2
Data dalam laporan penelitian kurang lengkap
Data
1
Data dalam laporan penelitian tidak lengkap
Penilaian: Jumlah total: skor isi laporan + skor tata tulis dan bahas+ kelengkapan
-
=
4
Kategori penilaian sikap peserta didik
Kategori
Keterangan
Tuntas/Tidak Tuntas
Sangat Baik
Apabila memperoleh skor akhir
Tuntas
(SB) Baik (B)
>3,33< skor akhir 4,00 Apabila memperoleh skor akhir
Tuntas
>2,33 < skor akhir ≤ 3,33 Cukup (C)
Apabila memperoleh skor akhir
Tidak Tuntas
>1,33 < skor akhir ≤ 2,33 Kurang (K)
Apabila memperoleh skor akhir ≤1,33
Tidak Tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
LEMBAR PENILAIAN PRESENTASI Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/Semester
: XII/I
Indikator
:
4.1.2 Siswa mampu melaksanakan kegiatan penelitian pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tanaman. 4.1.3 Siswa mampu membuat laporan dan mempresentasikan hasil penelitian di depan kelas Penilaian Presentasi Siswa
Isi Presentasi
Penampilan
Pertanyaan
Kelompok
Menjawab
Nama
Bahasa
No.
Kekompakan
Aspek Penilaian
Skor
1. 2. 3.
Rubrik Penilaian Presentasi Aspek
Skor
Indikator
Kekompakan
3
Semua anggota kelompok kompak dalam melakukan presentasi
2
Anggota kelompok kurang kompak dalam melakukan presentasi
Bahasa
1
Kelompok tidak kompak dalam melakukan presentasi
3
Tutur kata jelas, dan menggunakan bahasa yang sopan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
2
Tutur kata kurang jelas dan dan bahasa yang digunakan kurang sopan
1
Tutur kata tidak jelas dan dan bahasa yang digunakan tidak sopan.
Menjawab
3
Pertanyaan
Semua
anggota
kelompok
mampu
menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh siswa/kelompok lain 2
Semua anggota kelompok kurang mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh siswa/kelompok lain (hanya bisa menjawab beberapa pertanyaan saja)
1
Semua anggota kelompok tidak mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh siswa/kelompok lain
Penampilan
Isi Presentasi
3
Presentasi menarik dan kreatif
2
Presentasi kurang menarik dan kurang kreatif
1
Presentasi tidak menarik dan tidak kreatif
3
Jelas,
mudah
dipahami
dan
sesuai
dengan
topik/permasalahan 2
Kurang jelas, kurang mudah dipahami dan kurang sesuai dengan topik/permasalahan
1
Tidak jelas, susah dipahami dan tidak sesuai dengan topik/permasalahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
Penilaian: -
-
Jumlah total: skor isi laporan + skor tata tulis dan bahas+ kelengkapan data
=
4
Kategori penilaian sikap peserta didik
Kategori
Keterangan
Tuntas/Tidak Tuntas
Sangat Baik (SB) Baik (B)
Apabila memperoleh skor akhir
Tuntas
>3,33< skor akhir 4,00 Apabila memperoleh skor akhir
Tuntas
>2,33 < skor akhir ≤ 3,33 Cukup (C)
Apabila memperoleh skor akhir Tidak Tuntas >1,33 < skor akhir ≤ 2,33
Kurang (K)
Apabila memperoleh skor akhir Tidak Tuntas ≤1,33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
LEMBAR PENILAIAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN (POST TES) Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas/Semester
: XII/I
Kisi-kisi Soal
: Nomor Soal dan Tingkat
3.1.2 Menunjukkan sikap
3
mampu mendeskripsikan perbedaan pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan. 3.1.2 Menunjukkan sikap
1
mengidentifikasi faktorfaktor yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. 3.1.3 Menunjukkan sikap menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
2
4
5
Menciptakan
Mengevaluasi
Menganalisis
Menerapkan
Memahami
Indikator
Mengingat
Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
Rubrik Penilaian (POST TES) Skor
Kriteria
1
Tidak dapat menjawab pertanyaan
5
Menjawab pertanyaan dengan tidak tepat
15
Menjawab dengan benar, namun penyusunan kata-kata dalam menyampaikan kurang baik (kurang konsisten)
20
Menjawab dengan benar, namun masih terlihat teks terkait, penyusunan kata-kata mudah dimengerti dan sistematis
30
Menjawab dengan benar, tanpa melihat teks teori terkait menggunakan logika yang tepat, penyusunan kata-kata mudah dimengerti dan sistematis
Pertayaan (POST TES) No. 1.
Soal
Jawaban
Faktor apakah yang mempengaruhi
Faktor eksternal: air,
pertumbuhan dan perkembangan pada
cahaya, nutrisi, pH,
tumbuhan?
oksigen, kelembaban
Skor 15
Faktor Internal: hormon dan gen 2.
Bagaimana kondisi tumbuhan yang
Kekurangan unsur
mengalami kekurangan unsur Fe dan
Fe: muncul gejala
Mg?
klorosis dan daun menguning atau nekrosa Kekurangan unsur Mg: muncul bercakbercak kuning di permukaan daun tua
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
No. 3.
Soal Seorang siswa melakukan sebuah
Jawaban Tanaman yang
penelitian mengenai pengaruh intensitas diletakkan di tempat cahaya matahari terhadap pertumbuhan
yang gelap memiliki
dan perkembangan tumbuhan. Dia ingin batang yang jauh mengetahui perbedaan tumbuhan yang
lebih panjang, hal ini
diletakkan di tempat gelap dan di
dikarenakan
tempat yang cukup terkena sinar
tumbuhan tersebut
matahari dan di tempat yang terkena
mencari sumber
sinar matahari langsung. Setelah
cahaya, sedangkan
dilakukan pengamatn diperoleh hasil
tanaman yang cukup
bahwa tumbuhan yang diletakkan di
terkena sinar
tempat gelap mengalami pertumbuhan
matahari memiliki
batang yang jauh lebih panjang bila
pertumbuhan yang
dibandingkan dengan tumbuhan yang
normal sedangkan
diletakkan di tempat yang cukup
tumbuhan yang
terkena sinar matahari berwana pucat
diletakkan di bawah
dan kurus, tumbuhan yang diletakkan di sinar mata hari tempat yang cukup terkena sinar
langsung memiliki
memiliki pertumbuhan yang normal,
tinggi batang yang
sedangkan tumbuhan yang diletakkan
lebih pendek dah
di bahwah sinar matahari langsung
kerdil hal ini
tinggi batangnya jauh lebih pendek
disebabkan karena
dibandingkan tanaman dengan
tanaman tersebut
perlakuan yang lain dan kerdil.
mendapat sinar
Menurutmu apakah yang menyebabkan
matahari yang
hal tersebut?
berlebihan sehingga dapat menghambat pertumbuhan. Tanaman memang memerlukan cahaya/
Skor 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
No.
Soal
Jawaban
Skor
sinar matahari untuk keberlangsungan hidupnya namun dalam jumlah yang normal. 4.
Apakah fungsi oksigen dalam proses
Oksigen diperlukan
pertumbuhan tanaman?
oleh setiap makhluk
15
hidup untuk melakukan respirasi aerob, dengan respirasi aerob makhluk hidup dapat memperoleh energi untuk pertumbuhannya. 5.
Perhatikan informasi berikut!
Bagaimana pengaruh
Daun lamtoro dapat dijadikan sebagai
pupuk cair dari daun
bahan pembuatan pupuk cair untuk
lamtoro terhadap
tanaman karena mempunyai kandungan
pertumbuhan
unsur hara yang yang dibutuhkan oleh
tanaman?
tanaman. Pupuk cair yang berbahan dasar daun lamtoro ini memiliki kandungan N,P, K dan Mg yang tinggi sehingga mampu merangsang pertumbuhan tanaman. Berdasarkan uraian di atas, bagaimana rumusan masalahnya?
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3 DATA HASIL PENGAMATAN PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI
Pertambahan Tinggi Tanaman (cm) Berikut ini tinggi tanaman sawi pakcoy berdasarkan tanaman per perlakuan: Tanggal 18 Mei 6.4
21 Mei 7.9
24 Mei 8.7
27 Mei 10.3
30 Mei 16.4
2 Juni 17.3
5 Juni 18.2
8 Juni 18.7
Selisih tinggi Akhir-awal (cm) 12.3
2
6.8
7.3
9.2
10.5
14.2
15.8
16.8
18.2
11.4
3
6.4
7.1
9.5
11.9
13.2
16.2
17.8
18.3
11.9
4
6.8
7
9.6
10.7
17.6
17.9
18.7
19.2
12.4
5
6.2
6.8
7.6
10.4
13.3
15.9
17.2
19
12.8
6
6.1
7.4
8.9
11
13.7
14.9
15.9
17
10.9
7
5.7
6.8
7.8
13.9
15.2
17
17.9
18.2
12.5
8
6.4
7.3
8.2
11.3
15.4
17.8
18
18.6
12.2
9
5.8
7.6
8.4
11.5
15.6
16.5
17.6
18.5
12.7
6
7.7
10.5
14.6
16.3
18.4
19.3
20.3
14.3
1
6.5
7.8
9.2
10.3
14.2
16
17.7
18.5
12
2
6.4
7
10.5
12.4
14.4
16.3
16.8
17.4
11
3
5.4
9.1
12.2
13.2
14.9
15.5
16.8
17.8
12.4
4
6.8
8.5
10.1
13
14.2
14.2
15.3
17.4
10.6
5
5.6
8
9.3
11.7
13.2
14,5
16.2
17.5
11.9
6
6.2
7.4
8.6
10.1
12.4
15.6
17.7
18.2
12
7
6.7
8.5
10.2
12
13.8
14.5
16.8
17.8
11.1
Perlakuan Ulangan
1
P1 10%
P2 30%
10
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
P3 50%
Kontrol
8
6.2
9.1
9.7
12.4
14.2
16.9
17
17.5
11.3
9
5.6
8.6
9.4
12
14.3
16.7
17.3
17.9
12.3
10
6.4
9.2
10.2
12.2
13.4
15.9
16.7
17.5
11.1
1
6
9.2
9.8
11
12.8
14.6
17.8
18.6
12.6
2
6.2
7.7
8.4
10.2
12
13.6
15.2
17.2
11
3
6.4
7.2
9.1
9.8
12.3
16.2
17.9
19.1
12.7
4
6.8
7.6
8
9.2
12.5
14.8
16.1
17.9
11.1
5
5.8
6.8
8.3
9.4
12
14.5
15.9
17
11.2
6
7.2
8.2
8.6
9.3
11.2
16.6
17.9
19.2
12
7
6.3
7.5
7.9
10.8
13.3
16.7
18.2
18.5
12.2
8
6.4
7.4
9.7
11.9
12.7
14.5
16.1
18.1
11.7
9
6.5
8
9.4
10.4
13.4
16.8
17.2
18.3
11.8
10
6.6
7.8
9.6
11.7
14.2
17.9
18.4
19.1
12.5
1
7.1
8.8
9.8
11
12.6
14.1
16.2
17.9
10.8
2
6.2
7.5
8.4
12.1
13.9
14.5
16.5
18.2
12
3
5.1
8.9
9.1
12.2
13.8
14.9
16.2
17.4
12.3
4
6.4
7.3
8
11.4
12.9
13.7
15.7
17.2
10.8
5
6.5
7.4
8.3
10.2
12.7
14.2
15.8
17.9
11.4
6
5.8
8.1
8.6
11.4
13.2
14.6
15.9
16.6
10.8
7
6.3
7.6
7.9
10.8
12.1
14.2
16.2
18.8
12.5
8
6.4
8.7
9.7
11.9
13.2
15.2
16.6
17.7
11.3
9
6.1
8.5
9.4
12.1
14
15.1
16.8
18.4
12.3
10
6.3
8.9
9.6
12.5
14.2
15.7
17
18.2
11.9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
Lampiran DATA HASIL PENGAMATAN PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI
Jumlah Daun (cm) Berikut ini jumlah daun tanaman sawi pakcoy berdasarkan tanaman per perlakuan:
Pertambahan Jumlah daun (Helain) 18 Perlakuan Ulangan mei 5 1 5 2
P1 (10%)
Tanggal pengamatan 24 27 30 2 mei mei mei juni 9 10 12 14
5 8 juni juni 16 18
Selisih Jumlah daun (Akhir-awal) 13
6
7
8
9
10
13
15
10
3
5
7
7
8
10
13
15
18
13
4
6
6
7
8
9
12
14
16
10
5
5
7
9
11
12
14
17
19
14
6
5
6
8
8
9
10
14
17
12
7
6
7
8
9
11
12
15
18
12
8
5
6
7
8
10
12
15
18
13
9
6
7
8
9
10
12
14
17
11
10
5
6
7
9
11
13
15
17
12
7
7
8
9
12
14
16
11
1
P2 (30%)
21 mei 7
2
5
6
8
8
10
13
15
17
12
3
5
7
7
8
9
11
13
15
10
4
6
6
8
9
9
12
15
17
12
5
5
7
7
9
10
10
13
15
10
6
6
6
8
9
9
11
13
16
10
7
5
7
7
8
9
12
14
16
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
P3 (50%)
Kontrol
8
5
6
7
8
10
12
15
16
11
9
6
7
8
9
10
13
15
17
11
10
5
6
7
8
9
12
14
16
11
1
5
6
7
8
9
10
13
16
11
2
5
6
7
9
10
11
13
15
10
3
6
7
8
8
9
10
12
14
8
4
5
6
7
9
10
10
13
14
10
5
5
6
7
8
9
12
14
17
12
6
6
6
8
8
10
12
14
16
10
7
5
7
7
8
9
10
13
16
11
8
6
6
8
8
9
11
13
14
8
9
5
7
7
8
9
10
13
15
10
10
5
6
7
9
10
12
15
17
12
1
5
6
7
9
11
12
14
16
11
2
5
6
8
7
8
10
13
15
10
3
5
6
7
9
10
11
13
14
9
4
5
6
7
7
9
11
14
17
12
5
6
6
7
8
9
10
13
15
9
6
6
7
8
9
10
11
14
16
10
7
5
6
7
8
8
10
12
14
9
8
5
6
7
7
8
9
12
15
10
9
5
7
8
9
10
10
13
15
10
10
5
6
6
9
10
11
14
16
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4 Tabel SPSS Tinggi Tanaman
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov TinggiTanaman Perlakuan
Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
Pupuk cair 10%
.173
10
.200
*
.936
10
.510
pupuk cair 30%
.202
10
.200
*
.918
10
.342
Pupuk cair 50%
.160
10
.200
*
.923
10
.383
Kontrol
.185
10
.200
*
.879
10
.128
Test of Homogeneity of Variances Perlakuan Levene Statistic .086
df1
df2 3
Sig. 36
.967
ANOVA Perlakuan Sum of Squares Between Groups
df
Mean Square
3.770
3
1.257
Within Groups
18.530
36
.515
Total
22.300
39
130
F 2.441
Sig. .080
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
Tabel SPSS Jumlah Daun Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Perlakuan Jumlagh Daun
Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Pupuk cair 10%
.200
10
.200
*
.918
10
.344
Pupuk cair 30%
.254
10
.067
.833
10
.036
Pupuk cair 50%
.243
10
.096
.886
10
.151
kontrol
.240
10
.107
.886
10
.152
Test of Homogeneity of Variances Jumlah Daun Levene Statistic
df1
1.090
df2
Sig.
3
36
.366
ANOVA Jumlah Daun Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups
23.000
3
7.667
Within Groups
47.400
36
1.317
Total
70.400
39
UJI Duncan Jumlah Daun Subset for alpha = 0.05 Perlakuan
N
1
2
kontrol
10
10.10
Pupuk cair 50%
10
10.20
Pupuk cair 30%
10
10.90
Pupuk cair 10%
10
Sig.
Sig.
12.00 .149
1.000
F 5.823
Sig. .002
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
Tabel SPSS Berat Basah
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov BeratBasah Perlakuan
Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Pupuk cair 10%
.185
10
.200
*
.944
10
.596
pupuk cair 30%
.190
10
.200
*
.958
10
.766
Pupuk cair 50%
.174
10
.200
*
.902
10
.231
Kontrol
.140
10
.200
*
.974
10
.929
Test of Homogeneity of Variances Perlakuan Levene Statistic
df1
.370
df2
Sig.
3
36
.775
ANOVA Perlakuan Sum of Squares Between Groups
df
Mean Square
507.275
3
169.092
Within Groups
1904.700
36
52.908
Total
2411.975
39
Perlakuan Duncan Subset for alpha = 0.05 BeratBasah
N
1
2
Kontrol
10
85.30
Pupuk cair 50%
10
86.50
pupuk cair 30%
10
87.80
Pupuk cair 10%
10
Sig.
Sig.
94.50 .475
1.000
F 3.196
Sig. .035
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133
Tabel SPSS Berat Kering
Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov BeratKering perlakuan
Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
pupuk cair 10%
.152
10
.200
*
.968
10
.868
pupuk cair 30%
.168
10
.200
*
.918
10
.338
pupuk cair 50%
.230
10
.143
.890
10
.170
kontrol
.179
10
.200
*
.952
10
.690
Test of Homogeneity of Variances sperlakuan Levene Statistic
df1
1.063
df2 3
Sig. 36
.377
ANOVA perlakuan Sum of Squares Between Groups
df
Mean Square
70.275
3
23.425
Within Groups
252.100
36
7.003
Total
322.375
39
perlakuan Duncan Subset for alpha = 0.05 BeratKering
N
1
2
kontrol
10
23.10
pupuk cair 30%
10
23.40
pupuk cair 50%
10
23.60
pupuk cair 10%
10
Sig.
26.40 .694
1.000
F 3.345
Sig. .030
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5 Dokumentasi A. Pembuatan Pupuk Cair Organik dari Daun Lamtoro
Daun lamtoro
Daun ditumbuk
Daun dimasuk keember penampungan
Daun ditimbang
Penambahan EM-4
Penambahan Tetes Tebu
Penambahan aur cucican beras
penambahan air
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
Pengadukan
Penyimpanan (Inkubasi Anaerob)
Hasil dari fermentasi 1 bulan
hasil pupuk cair setelah disaringan
hasil pengenceran dengan air
Pupuk di encer saat diaplikasikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136
B. Penyemaian, Penanaman dan pemberian perlakuan pupuk cair daun lamtoro ketanaman sawi pakcoy
Penyemaian bibit
Bibit tumbuh dalam 3 hari
Pemindahan bibit Umur 1 minggu
Penanaman minggu ke 2
Pemberian perlakuan
Penanaman minggu ke 3
Penanaman minggu ke 4
Penanaman minggu ke 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137
C. Penimbangan Berat Basah Dan Berat Kering
Penimbangan berat basah
Pengovenan
Penimbangan berat kering
D. Hama
Kutu Daun
Ulat Daun
Belalang