TEHNIK PEMUATAN DAN PEMBONGKARAN PULP DI KAPAL PT ARPENI PRATAMA OCEAN LINE JAKARTA A. Nashirin Harcici staf pengajar stimart “AMNI” Pulp dibuat dari berbagai jenis kayu dan dikirim dalam jumlah besar biasanya dengan kapal kargo. Pulp sangat rentan terhadap kerusakan dan pencemaran oleh kotoran (terutama serat) atau sisa – sisa komodits sebelumnya di dalam palka kapal. Penelitian ini dilakukan ketika saya masih di Port Captain di PT. Arpelni Pratama Ocean Lines Jakarta. Pada waktu itu saya mengatur kargo bongkar muat bubur untuk beberapa kapal asing dan beberapa kapal dalam negeri. Hasilnya, sebelum memuat, tempat kargo harus bersih dan kering, harus jelas bersih dari setiap bahan muatan yang melekat dalam kargo. Perawatan yang utama harus dilakukan ketika membersihkan dari pengiriman gandum. Selama pemuatan harus disimpan dan diikat dengan tali di dalam palka, ketika memasukkan selalu menggunakan forklift mulai memuat dari sisi lambung ke pusat hingga daerah 4 x 5 M, dan dari sisi forklift harus memuat dan memasukan dengan sling kawat, selama memasukkan harus hati – hati. Keywords : Pulp, loaded, discharge, I. PENDAHULUAN
untuk mengangkut muatan pulp adalah
A. Latar belakang masalah
kapal general cargo yang bentuk palkanya
Kapal niaga yang dibangun sekarang ini
berbentuk kotak, sehingga pemuatannya
lebih cenderung kearah spesialisasi jenis
gampang dan cepat misalnya kapal MV
muatan yang diangkut, misalnya kapal
Brother Hope, MV Socol IV yang
tanker, kapal pengangkut kayu, kapal
dicharter PT Arpeni Pratama Ocean Line
pengangkut
kapal
untuk mengangkut Pulp dari Perawang,
pengangkut peti kemas dan lain – lain,
Pekanbaru. Menurut Istopo (2003) Pulp
yang jadi masalah adalah sekarang belum
atau
ada kapal khusus untuk mengangkut
pembuatan
muatan pulp, masih banyak kapal general
standart tetapi sesuai permintaan pembeli,
cargo yang digunakan untuk mengangkut
Pada pemuatan pulp perlu melakukan
muatan pulp. Kapal yang paling cocok
persiapan pemuatan pulp, dimana palkanya
muatan
curah,
potongan
kayu
kertas,
untuk
panjangnya
bahan tidak
harus
benar
benar
bersih,
diadakan
mengakibatkan kotornya muatan pulp dan
penerapan yang baik. Menurut istopo
kemungkinan besar akan terkena claim
(2003) muatan pulp merupakan muatan
yang cukup besar nilainya, menurut O.O
kering, tidak berkulit, harus dijaga dari
Thomas (2000): Similiarly especial care must be
barang yang berminyak, batubara, atau
taken when cleaning up after grain shipment, large
muatan lainnya yang kotor, palkanya harus
claims have had to be met in the past through
bersih muatan ditata seperti pitprops.
contamination of wood pulp by grain. Untuk itu
Menurut O.O THOMAS (2000): Wood pulp
di perlukan persiapan – persiapan sebagai
is very liable to damage from any fibrous material,
berikut :
during handling it must be kept clear of any
a. Pembersihan ruangan dengan sapu:
contact from rope etc, and should be loaded and
Ruang palka di sapu bersih mulai
discharge with wire or chain sling. Unless specially
dari atas ke bawah, sisa dunnage dari
designed, the wire binding is not suitable as lifting
muatan yang telah di bongkar di
point. Hold should be clear of any matter that
sisihkan
could become embedded in the bales.
masih dapat di gunakan kemudian di
B. Permasalahan
dan di kumpulkan yang
pisahkan terlebih dahulu sebelum
1. Bagaimanakah Persiapan – persiapan
sampah, kotoran, debu dan sisa
yang di lakukan sebelum melaksanakan
muatan di keluarkan dari ruang palka.
muat Pulp
b. Pencucian ruang palka
2. Bagaimanakah
proses
kegiatan
pemuatan Pulp
Pencucian perlukan,
3. Bagaimana
proses
kegiatan
pembongkaran muatan pulp
kadang–kadang misalnya
yang tidak
sejenis, bukan muatan pulp yang akan
II. PEMBAHASAN
kapal selesai
bongkar pupuk, kapal selesai bongkar
Mempersiapkan Ruang Palka Sebelum
setelah
membongkar muatan di muat misalkan
1.
di
di
mulai
menerima
muatan maka ruangan muat / palka supaya dibersihkan, dikeringkan dan saringan kemarau dalam keadaan baik. Terutama bila kapal baru saja selesai digunakan untuk memuat muatan curah, palkah harus benar benar bersih, jangan sampai ada sisa muatan curah yang tercecer, yang bisa
batu bara, kapal selesai bongkar semen, maka pencucian palka perlu sekali. karena untuk menghilangkan debu, bau amoniak atau bau yang tidak enak pada
ruang palka,
pencucian
ruang palka memerlukan waktu yang cukup lama. pencucian palka dengan menyemprotkan menggunakan
air pompa
laut Hydran,
kemudian
ruang palka dibilas cuci
sebuah tali serta di masukkan dalam
dengan air tawar sampai bersih.
pipa soundingan untuk tiap – tiap pipa
Selama pencucian palka pompa got di
soundingan
jalankan agar air pencucian tersebut
pengukuran biasanya di tulis pada
dapat di buang keluar kapal. Dan
sebuah papan tulis di anjungan untuk
setelah pencucian selesai maka ruang
diketahui mualim jaga dan di tulis di
palka dan got-got dalam palka di
papan tulis kamar mesin agar
keringkan. Apabila ruang palka sudah
ketahui masinis jaga yang menentukan
kering tapi masih berbau tidak sedap
apakah sudah cukup banyak air got
maka perlu Pengasapan, misalnya
tersebut untuk di hisap dan di
dengan membakar biji kopi untuk
keluarkan dari kapal.
menghilangkan
bau
tidak
sedap
tersebut.
got
d. Pemeriksaan
tutup
palka.
Hasil
manhole
di
dan
saluran–saluran pipa:
c. Pemeriksaan pada got palka.
Tutup man hole untuk ke tangki -
Untuk menjamin bahwa selama kapal berlayar
tangki (ballast, bahan bakar) haruslah
palka dalam keadaan
di periksa betul – betul, terutama
kering, maka sebelum di adakan
setelah tutup ini pernah di buka, bila di
pemuatan di periksa kembali apakah
tutup manhole kurang rapat maka air
got palka serta saringannya dalam
ballast,
keadaan bersih, dan juga lubang–
memasuki ruang muat dari inilah dapat
lubang air got tidak tertutup kotoran,
merusak muatan pulp dalam palka,
sehingga air keringat muatan atau air
Saluran – saluran pipa ballast dan pipa
keringat palka yang di tampung dalam
got
got palka
lainnya jangan sampai ada yang bocor.
di dapat pompa keluar
kapal.
atau
serta
bahan
bakar
pipa–pipa
akan
pembuangan
2. Penerapan (dunnage)
Air got dalam got harus sering-
Penerapan (dunnage) dapat di golongkan
sering di ukur, bila tidak diukur
atas ( 2 ) macam :
kemungkinan sudah terlalu banyak air
a.
Penerapan terlepas ( loose dunnage ) :
got dan meluap membasahi muatan –
Terap yang digunakan untuk alas
muatan pulp dalam palka, pengukuran
muatan pulp adalah kertas, terpal, plastik
ini di kerjakan 1 ( satu ) kali perhari.
sedangkan
pengukuran
digunakan papan papan.
di
lakukan
dengan
untuk
sebatang baja yang di beri tanda –
b. Penerapan
tanda ukuran, yang di gantung pada
dunnage )
meratakan
tetap
(
muatan
Permanent
Adalah
penerapan
yang
sudah
Keadaan
udara
dan
perbedaan
dipasang secara tetap di kapal, akan tetapi
temperatur yang di alami selama
belum tentu kapal punya dunnage tetap,
perjalanan.
seperti : 1) Cargo sweet batten, atau bilah keringat
yaitu
yang dipasang
penerapan
tetap
pada samping –
samping dinding dalam palka, agar muatan tidak menempel langsung ke diding kapal.
Gambar 1: Dunnage tetap
2) Floor ceilng, penerapan tetap yaitu papan yang di pasang menempel di atas tank top atau dasar palka. Tapi
Guna Penerapan : 1) Mencegah kerusakan muatan sebagai
kapal baru jarang yang ada floor
akibat
ceiling
dengan dasar kapal
3) Wooden
Sheathing,
penerapan
tetap yang di pasang untuk menutupi
: Persentuhan langsung
kapal,
Free
atau dinding
moisture,
Adanya
kondensasi, Crushing, Chafage
pipa – pipa atau untuk dinding yang
2) Pengelompokan muatan–muatan /
berbatasan langsung dengan kamar
partai–partai muatan yang berbeda
mesin, sebagai penutup tunnel dll.
khususnya
sehubungan
Dunnage tidak tetap yang digunakan untuk
berbagai
pemilik
penerapan muatan pulp supaya dipilih yang
berbeda,
pelabuhan
memenuhi syarat sbb:
berbeda .
Bahan harus kuat dan kering benar Jumlah harus mencukupi kebutuhan dunnage, Bukan dari bahan yang karena sifatnya dapat merusak muatan penerapan harus benar – benar memenuhi fungsinya .
dengan
muatan
yang
tujuan
yang
3) Penerapan dapat berfungsi sebagai ventilasi 4) Pembongkaran bisa lebih cepat dan sistematis Penjelasan : Moisture : Yaitu basahnya muatan yang di sebabkan keringat muatan, keringat kapal atau oleh air lainnya yang berasal dari
Jumlah penerapan di kapal sangat
luar seperti meluapnya got
bergantung dari :
bocornya
Macamnya kapal Adanya floor ceiling atau tidak
sebagainya .
muatan
basah
- got , dan
lain
Untuk
mencegah
Moisture
maka
sebaiknya:
menggunakan alat muat bongkar dari crane
Di dasarkan/ alas, di beri double
kapal atau shore crane dari darat, Pertama– tama mobil forklift di masukan ke dalam
dunnage.
Kapal sandar di dermaga dan pemuatan
Di samping – samping di beri
palka menggunakan crane, muatan dari
vertical dunnage (penerapan tegak)
dalam gudang di angkut dengan truck
Di bawah muatan di beri tikar
terbuka hingga sampai lambung kapal dan
plastik atau terpal. Pemberian tikar
muatan langsung di angkat ke atas kapal
plastik di atas dunnage di maksud
dengan menggunakan crane kapal/darat.
agar bila muatan bocor, isinya
sekali angkat adalah 6 bundel, Muatan yang
tertampung di tikar plastik.
sudah masuk ke dalam palka kemudian di
Condensation
: atau pengembunan,
susun
oleh
buruh
darat
dengan
kondensasi ini di sebabkan oleh uap air
menggunakan mobil forklip untuk tier
di dalam palka tersebut yang menjadi
pertama, untuk tier diatasnya langsung
jenuh. untuk mencegahnya di pakai
muatan pulp dari derek ditumpuk diatas
ventilasi / peranginan agar uap air tidak
tier dibawahnya, dan hasilnya tumpukan
menjadi jenuh.
muatan kurang rapi dan muatan resiko
Crushing
: Kerusakan muatan ini
disebabkan oleh tertindis
muatan di
rusak karena tertumbur muatan waktu menyusun muatan langsung dari derek.
atasnya. untuk ini maka di gunakan
2) Cara pemuatan pup yang lebih baik
dunnage papan papan yang berfungsi agar
adalah:
tekanan dari muatan di atasnya merata .
Cara pemuatan pulp yang baik dan sudah
Selain itu permukaan muatan pun menjadi
pernah saya laksanakan pada waktu saya
rata . untuk itu biasanya di pakai dunnage
jadi port captain di PT Arpeni pratama
papan atau plywood.
line, muat pada kapal, MV Alass, kapal
Chafage
: Kerusakan muatan karena
MV Indriani, Kapal MV Brother Hope
bergeser atau bergeraknya dari tempatnya.
(kapal charter), Kapal MV Socol 4 (kapal
Selain muatan sendiri itu yang rusak, juga
charter) sebaiknya cara menyusun muatan
dapat merusak muatan lainya. Untuk itu di
untuk tier kedua, tier ketiga, tier keempat
pakai vertical dunnage .
dan
3. Proses Kegiatan Pemuatan Mutan
seterusnya
pemuatan
tetap
mengunakan forklift, agar supaya susunan
Pulp
muatan rapi, padat
dan muatan tidak
1) Proses kegiatan muat di laksanakan
rusak, pemuatan pulp dimulai dari bagian
umumnya dilaksanakan dikapal adalah :
pinggir
pinggir palkah ke arah tengah
palkah sampai forklift tidak bisa bergerak
samodra, maka semua muatan harus
yaitu area sekitar ukuran luas lantai 4
dimuat didalam palka, tidak ada muatan on
Meter X 5 Meter penyusunan muatan
deck,
menggunakan
akan tetapi untuk pelayaran jarak dekat
forklift
forklift
diangkat
berhenti,
keluar
dari
dan palka,
yang
tidak
melewati
samodera
dan
pemuatan selanjutnya hanya pada area luas
cuacanya baik, sering kali ada muatan pulp
lantai 4 Meter X 5 Meter dilakukan dengan
on deck, dimana muatan pulp on deck
cara dropping langsung dari derek Selama
tersebut harus dibungkus rapat dengan
proses pemuatan pulp perwira jaga dan
terpal rangkap dua atau lebih, pada semua
jurumudi
senantiasa
sisinya (menutup dari bawah, dari atas, dan
memperhatikan keadaan kapal dan muatan
dari semua sisinya) seperti membungkus
yang sudah masuk ke dalam palka,
permen, sehingga seandainya hujan atau
Peletakan dari muatan yang tersusun
ada ombak yang sampai deck, maka
dengan baik untuk mendapatkan stabilitas
muatan pulp yang sudah dibungkus rapat
yang baik.
tidak terkena air.
jaga
harus
Pencatatan (tally) mengenai
muatan juga harus di lakukan sebagai laporan kantor dan agent kapal, serta agar dapat memperhitungkan perkiraan selesai muat ( Completed Loading ).
Gambar 3 :Proses Muat Dan Penyusunan Pulp Di Dalam Palka Setelah pemuatan di dalam palka sudah selesai di laksanakan, kemudian Gambar 2 : susunan muatan pulp di kapal
palka di tutup dan selanjutnya di atas palka
besar
diberi penerapan berupa terpal rangkap
Untuk kapal samodra yang membawa muatan pulp ke luar negri, melewati
tiga sebelum untuk melanjutkan pemuatan on deck.
Setelah muatan Pulp on deck selesai, maka segera dilakukan penutupan muatan dengan rapat sekali dengan menggunakan terpal rangkap tiga dan Pelashingan. Untuk pemuatan Pulp
Pelashingan
di
lakukan
dengan
menggunakan Tali-tali, wire dan jala – jala . Gambar 4: Proses Pemasangan Terapan Di Atas Palka Untuk muatan On deck Pulp yang di angkat menggunakan krane darat, di letakkan di atas palka yg telah diberi penerapan berupa terpal
dan kemudian di
susun oleh buruh darat. Gambar 7 : Muatan On Deck Yang Telah Di lashing 4. Proses Kegiatan Pembongkaran Pulp Pada
dasarnya
pembongkaran
proses
lebih
kegiatan gampang
dibandingkan dengan waktu proses muat Gambar 5: Penyusunan Muatan Pulp On
pulp, yang penting harus dijaga adalah
Deck
muatan pulp jangan sampai rusak, barang tetap baik kondisinya seperti saat barang ditrima di kapal, pembongkaran bisa dilakukan setelah kapal tiba di pelabuahan tujuan
bongkar
dan
setelah
selesai
melakukan Clearance di suatu pelabuhan bongkar.
Setelah
kapal
siap
untuk
melakukan kegiatan bongkar, maka harus di lakukan persiapan – persiapan untuk Gambar 6 : Selesai Muat On DECK, sebelum
proses pembongkaran, di antaranya sebagai
ditutupi terpal
berikut :
1. Pada Muatan On Deck:
dalam palka menuju mobil truk bak terbuka yang ada di darat.
a. Buka semua lashingan pada muatan on deck, seperti jala-jala, wire rope. talitali lashing b. Persiapkan peralatan muat bongkar (kalau
bongkar
menggunakan
derek/crane kapal). Menunggu shore crane
(kalau
menggunakan
shore
pembongkaran crane),untuk
Gambar 9 : Proses Bongkar Pulp dari Dalam Palka
siap di operasikan. c. Apabila shore crane (crane darat) telah
Pada pembongkaran muatan didalam palka
siap di operasikan, kemudian terpal
supaya dilakukan dengan hati hati, jangan
terpal yang menutupi muatan pulp on
menarik
deck di buka selapis demi selapis
memaksa menarik muatan dari wing palka
d. Kemudian pulp di angkat menuju
menggunakan derek, sebaiknya memindahkan
mobil dengan bak terbuka
muatan dengan paksa misalnya
muatan didalam palka untuk dibongkar selalu ditata dengan forklift sebelum diaangkat dengan derek/crane.. 5. Dokumen – Dokumen Muatan Yang termasuk dokumen muatan adalah segala surat – surat yang ada kaitan erat dengan adanya muatan di atas kapal
Gambar 8 : Proses Bongkar Pulp On Deck
untuk di kirim ke pelabuhan tujuan, baik secara domestic maupun antar Negara.
2. Pada pembongkaran muatan di dalam palka: a. Setelah Muatan on deck telah selesai di bongkar, mesin hidrolic palka siap
Seorang perwira di atas kapal harus tahu dan mengerti semua dokumen - dokumen yang menyangkut masalah muatan beserta fungsinya, Adapun dokumen – dokumen yang
di nyalakan. b. Kemudian tarik tuas pada panel max gregor di setiap palka, agar palka dapat terbuka. c. Setelah palka terbuka, crane akan mengangkat muatan pulp yang ada di
sangat
penting
muatan antara
menyangkut
masalah
lain :
1. Shipping Order ( S . O ) Shipping Order adalah surat perintah atau surat intruksi dari kantor pusat
perusahaan pelayaran
atau agen untuk
surat perjanjian atau pernyataan dari
memuat cargo yang di sebut dalam
pengangkut muatan (Carrier), bahwa
shipping Order tersebut.
Carrier telah menerima muatan dan
Isi dari Shipping Order adalah sebagai
berjanji untuk membawa ke pelabuhan
berikut :
tujuan dengan selamat dan menyerahkan
a.
kepada penerima (Consigne).
Nama kapal
b. Nama cargo atau muatan c.
Selain itu, Bill Of Loading adalah juga :
Quantity
a.
d. Loading atau discharge Port
Surat tanda bukti pemilikan barang dari pengirim atau penerima
2. Cargo list
b. Sebagai
“
Resi
“ (Tanda terima
Cargo list adalah suatu daftar dari
muatan ) oleh Carrier ( pembawa
muatan yang pernah di muat oleh kapal,
muatan) terhadap pengirim muatan
cargo list di buat oleh Mualim I untuk di
(Shipper ) .
jadikan arsip.
Isi dari Bill of Loading antara lain :
3. Cargo Manifest
a.
Nama pengirim muatan ( Shipper )
Cargo Manifest adalah dokument ini
b. Nama kapal dan Nama Nahkoda
merupakan
c. Tempat tujuan dan alamat muatan (
dokumen
yang
berisi
rekapitulasi kumpulan B/L dari barang
tujuan akhir )
yang telah dimuat di kapal. yang di buat
d. Keadaan dan jumlah barang
oleh Shipper / agen di pelabuhan muat
e. Pelabuhan muat dan pelabuhan
berdasarkan data –data dari B/ L Copy dari document ini terlampir / harus berada di atas kapal sebagai
arsip dan
juga di kirim untuk pelabuhan bongkar . 4. Mate’ Receipt ( Resi Mualim ) Mate’ s Receipt adalah dokumen yang di
bongkar f.
Tanda
tangan
Nahkoda
atau
diwakilkan pada agent dengan surat kuasa dari nakhoda. 6. Delivery order ( D . O ) Delivery Order adalah surat pengantar
buat oleh Mualim I dalam bentuk ketikan
bagi penerima barang
/ muatan untuk
atau tulisan yang menyatakan bahwa
mengambil muatan tersebut .
barang sudah diterima di atas kapal
7. Letter of Indemnity
dimana di dalamnya sudah tercantum
Letter of Indemnity adalah surat yang
data-data mengenai muatan.
di buat oleh pengirim muatan yang
5. Bill of Loading ( B / L ) atau konosemen
berisi tentang pengakuan kerusakan –
Bill of Loading adalah suatu dokumen
kerusakan
muatan pulp
yang
di
yang sangat penting, yaitu merupakan
muatnya supaya di dalam konosemen
tidak di tulis mengenai kerusakan –
kepada shipper atau pencharter bahwa
kerusakan tersebut sehingga pengirim
kapal telah siap untuk bongkar muat.
mendapat konosement
yang bersih.
Berisi tentang kedatangan kapal ,
Letter
ini
tanggal dan jam dibuat saat kapal tiba
jaminan
of
indemnity
hari
di pelabuhan. Setelah N.O. R di tanda
claim, maka
tangani oleh pihak shipper atau
claim tersebut menjadi beben shipper
pencharter (N.O.R Accepted) maka
tersebut. Bila tanpa letter of indemnity
kapal siap melakukan bongkar muat.
carrier
apabila
sebagai
dikemudian
mendapatkan
Sipenerima dan dapat menuntut ganti rugi pada si pengangkut.
III. KESIMPULAN
8. Cargo Outern Report Merupakan
laporan
1. Persiapan untuk pemuatan pulp diatas yang
berisi
kapal adalah dengan melakukan hatch
mengenai Pembongkaran muatan dan
cleaning
keadaan muatan waktu di bongkar.
dengan membersihkan palka dari atas
Laporan ini di tanda tangani oleh
kebawah dilanjutkan dengan pencucian
Loading Master (forement)dan di
palka dengan air laut, dibilas dengan air
ketahui oleh Mualim I .
tawar, sehingga palka benar-benar bersih.
Isinya terdiri dari : Nama kapal, Nama
Peralatan muat bongkar, di cek dengan
pelabuhan bongkar, Nama cargo,
sebaik-baiknya agar siap digunakan.
Jumlah cargo, Jumlah cargo yang rusak.
(pembersihan
palka).
Yaitu
2. Proses kegiatan muat pulp yang baik adalah dengan menggunakan forklift
9. Cargo Damage Report
untuk mengisi muatan disemua sisi
Cargo Damage Report adalah laporan
dinding palka, diteruskan ke tengah
yang berisi tentang kerusakan cargo
sampai sisakan ruangan 4 x 5 meter atau
dan penyebab kerusakan .
sampai forklift tidak dapat bergerak.
10. Cargo Exception List
Selanjutnya
forklift
diangkat
Laporan / daftar mengenai kerusakan
palka.pemuatan
muatan
Jadi,
muatan di taruh langsung kedalam palka.
rusaknya sebelum dimuat dikapal ini
Pada bagian permukaan muatan yang
berguna
tidak rata, diberi papan untuk meratakan
pada
waktu
untuk
dasar
muat.
membuat
konosement. 11. Notice of Readines
dilanjutkan
keluar dengan
susunan muatan diatasnya. 3. Proses pembongkaran pulp supaya hati-
Notice of Readines (N.O.R) adalah
hati, jangan sampai terjadi kerusakan,
berupa surat dari Nakhoda kapal
muatan tidak boleh ditarik dari wing
(samping
palka)
sehingga
muatan
kemungkinan akan rusak.
IV. DAFTAR PUSTAKA Asmani,
J.M.
2011.
Tuntunan
Lengkap
Metodologis Praktis Penelitian Pendidikan. Jakarta: Diva Press. Istopo. 2003.
Kapal & Muatannya. Jakarta:
Yayasan Bina Cipta Samudera. Mortopo, A., dan Soegiyanto. 2005. Penanganan dan
pengaturan
muatan.
Semarang:
PIP
Semarang. Thomas, O.O. 2000. Thomas Stowage. Great Britain: Brown, Son & Ferguson.