NEWSLETTER Edisi ke-13, September 2007
Edisi Ini:
Data Highlight
Data Highlight
Siapa Pemirsa Ajang Pencarian Bakat?
Siapa Pemirsa Ajang Pencari Bakat?
1
Client’s Update 2
Menjelajah Web dan Menonton TV dalam Genggaman
2007. Jumlah gadis remaja yang menonton sendiri terlihat lebih sedikit atau hanya sekitar 116.000 individu. Sebaliknya, jumlah ibu yang menonton sendiri tampak lebih banyak; mencapai 764.000 individu.
Layanan Baru Pendukung Industri: AGBNielsen WAP & Web Shop
3
TAM Excursion 2007: Selamat Datang di Taiwan
3
Memprediksi dengan FPO
4
Brand Equity: Studi Winning Brands untuk Stasiun TV
4
FAQ tentang Survei Kepemirsaan TV (TAM)
5
Rating Harian Mencakup 80% Populasi TV
6
Event AGBNielsen Executive High Tea
6
Seminar Komunikasi & Edukasi tentang TAM
6
Jadwal Training Arianna Setiap Kamis, 09.30-12.00 Tanggal
Subjek
Level
6-Sept
PE
Beginner
20-Sept
VB
Beginner
Training Metodologi TAM Bulan Ini: Kamis, 27 Sept Jam: 14.00 - 17.00 Silahkan hubungi tim Client Service kami untuk keikutsertaan Anda.
T~{|ÜÇçt
,
Mama Mia
(Indosiar) sampai pada babak final pada Selasa lalu (11/09). Namun, di sini bukan hendak berbicara tentang pemenang ajang tersebut. Sebagai program hiburan yang menghadirkan kedekatan di antara ibu dan anak, Mama Mia menjadi salah satu ajang yang menarik perhatian, baik bagi para ibu maupun para gadis remaja. Data kepemirsaan yang dikeluarkan oleh AGBNielsen mewakili lirik dari lagu tema Mama Mia, yaitu ”Ada Mama di sampingku”. Data memperlihatkan bahwa di antara pemirsa Mama Mia (3.567.000 individu), ada sekitar 8,8% remaja puteri berusia 10-19 tahun (315.000) yang menonton Mama Mia bersama dengan ibu mereka (wife of head household) selama Juni-September
NEWSLETTER
p.1
Dari sisi jumlah pemirsa, khususnya di bulan Agustus 2007, Mama Mia berhasil menarik perhatian pemirsa anak-anak (514 tahun), remaja (15-19), dan dewasa (20 tahun ke atas) dari semua SES. Di antara jejeran program musik, Mama Mia bersanding dengan ajang musik pencari bakat yang sudah lebih dulu ada, seperti Kontes Dangdut Indonesia (KDI) 4 (TPI) yang beraliran dangdut dan Indonesian Idol (RCTI) yang beraliran pop. Mengintip pada profil pemirsa di antara ajang pencarian bakat bergenre pop, pemirsa Mama Mia mirip dengan pemirsa Akademi Fantasi Indosiar (AFI) dan Indonesian Idol, yaitu perempuan, ibu rumahtangga, dan pelajar. Dibandingkan dengan AFI, pemirsa Mama Mia berasal dari kelas menengah bawah, sementara pemirsa AFI kebanyakan berasal dari kelas menengah atas. Sementara kota yang kepemirsaan Mama Mia cukup kuat, secara berurutan, adalah Palembang, Bandung, Semarang, Denpasar, Surabaya, dan Makassar,
NEWSLETTER
Ed i s i ke - 13, Sep temb er 2007
Data Highlight sedangkan AFI menjangkau hampir semua kota, kecuali Jakarta dan Medan. Indonesian Idol paling kuat kepemirsaannya di Jakarta, kota yang kurang berhasil terambil oleh AFI dan Mama Mia. Selain itu, ,dibandingkan dengan Indonesian Idol, kepemirsaan pekerja kantor atas Mama Mia lebih tinggi. Dengan profil pemirsa yang hampir mirip di antara sejumlah program ajang pencarian bakat, tantangan terbesarnya adalah bagaimana mengemas program agar berhasil memancing perhatian pemirsa. Lalu setelah Mama Mia, ada apa lagi?*
Photos: Courtesy of www.indosiar.com and www.rcti.tv
Client’s Update Nielsen’s Consumer Insight
Menjelajah Web dan Menonton TV dalam Genggaman Pada Juli 2007, CTIA – organisasi perdagangan untuk industri telekomunikasi nirkabel – mencatat ada lebih dari 239 juta pelanggan teknologi nirkabel di Amerika. Dengan banyaknya pelanggan teknologi ini, tingkah laku mereka atas teknologi ini pun beragam. Siapa yang menyangka pada 25 tahun yang lalu bahwa menonton video klip, misalnya, bisa dilakukan di dalam genggaman tangan kapanpun dan di manapun? Berdasarkan data yang dihasilkan oleh Nielsen, penggunaan mobile web (seperti WAP – wireless application protocol sites dan web content) lebih cepat menyebar dibandingkan penggunaan mobile video (seperti short clips, streaming video, dan siaran TV). Menurut Nielsen, lebih dari 14% warga Amerika yang berusia 12 tahun ke atas mengakses mobile web pada Q1 2007. dan di antara 18-34 tahun, 25% lebih banyak atau satu di antara empat warga Amerika, menggunakan teknologi mobile web. Di antara remaja usia 12-17 tahun,
penggunaannya lebih rendah, dengan 15% di antaranya menggunakan telepon selular untuk menjelajah web di Q1. Di Q1 2007 juga, Nielsen memperkirakan 8% dari remaja Amerika berusia 12-17 tahun mengakses streaming video atau siaran TV melalui telepon selular mereka, dan hanya 7% dari mereka yang berusia 18-34 tahun. Meski demikian, konsumsi mobile video terhadap total populasinya masih termasuk rendah, dengan hanya 3% dari total warga Amerika berusia 12 tahun ke atas yang mengakses.* www.nielsen.com/ consumer_insight/
AGBNielsen menyediakan informasi Daily New Programs and Products (Commercials). Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi Tim Marketing Service: Hellen (193), Christina (228), Ardiansyah (239).
NEWSLETTER
p.2
NEWSLETTER
Ed i s i ke - 13, Sep temb er 2007
Client’s Update
Layanan Baru Pendukung Industri Seiring dengan berjalannya rating harian, AGBNielsen juga mengembangkan layanan WAP (Wireless Application Protocol), yang memungkinkan pengguna untuk memperoleh informasi rating harian melalui telepon selular di manapun dan kapanpun. AGB Nielsen juga mulai mengembangkan layanan Web Store sejak Agustus 2007. Toko virtual yang direncanakan untuk diluncurkan di awal 2008 ini menyediakan report standar dan customized (sesuai pesanan) prabayar.
AGB Nielsen WAP
Web Shop
Terkait dengan penggunaan telepon selular sebagai media berjalan yang bisa mengakses web di manapun dan kapanpun, saat ini sudah dikembangkan teknologi WAP untuk mengirimkan informasi data harian kepemirsaan TV. Data ini bisa diperoleh hanya satu menit setelah data dikeluarkan. Namun kecepatan akses data ini tergantung pada koneksi dan telepon selular yang digunakan. Dan selama telepon selular yang digunakan memiliki fasilitas koneksi GPRS, data-data yang dibutuhkan bisa langsung diperoleh dalam genggaman.
Layanan yang juga sedang dikembangkan untuk industri adalah Web Shop; toko virtual yang menyediakan data dalam format standard dan customized (sesuai pesanan). Laporan dalam bentuk standar, di antaranya adalah Viewing Reports (tentang channel share), Program Reports (tentang program unggulan di setiap stasiun TV), dan TV Ad Reports (tentang iklan). Sementara Custom Reports, seperti Ad-Hoc Reports (sesuai permintaan pengguna).
Informasi-informasi yang bisa diperoleh adalah pada dua hari terakhir, di antaranya adalah performa masing-masing channel (Channel Performance by All Stations), tracking share berdasarkan stasiun TV (Channel Performance Tracking), dan Top Program (Top Program by Channel). Pengguna bisa memilih informasi berdasarkan kota-kota tertentu (apakah JKT, BDG, SBY, atau JKT-BDG-SBY) atau berdasarkan target pemirsa tertentu (all people, SES AB, atau SES CDE).
TAM Excursion 2007 :
Layanan ini berguna bagi para pemain industri yang belum bersentuhan dengan software, tetapi membutuhkan informasi untuk temuantemuan data teratas, pitching, atau pengambilan keputusan ad-hoc.
Selamat Datang di Taiwan
AGB Nielsen akan mengadakan Studi Banding mengenai Survei Kepemirsaan TV atau TV Audience Measurement (TAM) yang ke-2 di Taiwan. Mengapa Taiwan? Taiwan adalah salah satu pasar yang kompleks di kawasan Asia. TAM di Taiwan sudah berjalan sejak tahun 1994 dan saat ini mencakup lebih dari 1.800 rumahtangga dengan lebih dari 70 channel TV, mulai dari TV terrestrial hingga TV kabel dan satelit. Studi ini akan dilakukan dari kedua sudut pandang, yaitu TV terrestrial dan TV berlangganan. Apakah yang didapat dari studi banding ini? Research Sehubungan dengan banyaknya channel TV yang tersedia di Taiwan, analis data tidak hanya dituntut untuk melakukan analisis yang lebih kompleks, tetapi juga lebih dalam terhadap rating. Para analis data bisa belajar bagaimana membaca peluang pada kompetisi yang sangat ketat dari perspektif yang berbeda, misalnya dari sudut pandang TV terestrial, TV berlangganan, dan peneliti TV independen. Mereka juga bisa belajar bagaimana menghasilkan laporan dan analisis yang komprehensif dan mendalam untuk mendukung pengambilan keputusan. Programming & Produser Meskipun penetrasi kepemirsaan TV Kabel mencapai 75%, top 10 program yang paling banyak ditonton berasal dari TV terestrial. Pemirsa Taiwan masih suka menonton produk lokal. Satu hal yang bisa dipelajari adalah strategi bagi TV terestrial untuk bisa bertahan di tengah menjamurnya TV Kabel, aspek mana yang perlu diper-
hatikan saat mencari atau memproduksi program yang sesuai dengan kebutuhan setempat untuk memenangkan kompetisi. Hal lain yang juga bisa dipelajari adalah bagaimana informasi rating harian menguntungkan bagi strategi programming (planning & scheduling) dan aspek apa yang juga perlu diperhatikan dalam menentukan hasil akhir. Marketing Taiwan menggunakan jaminan CPRP dalam menjual airtime. Dengan jumlah pengiklan yang sama dan ukuran pasar yang lebih kecil daripada Indonesia, akan menarik untuk melihat bagaimana mereka berkompetisi untuk memperoleh billing commitment yang lebih besar dari klien. Pemasar bisa belajar bagaimana menjual airtime, tidak semata-mata menggunakan rating, tetapi juga analisis dan pertimbangan lainnya. Hal lainnya, mereka bisa mempelajari bagaimana membuat dan menjual paket yang menarik untuk klien mereka, bagaimana menghindari clutter, dan bagaimana informasi rating harian digunakan dalam aktivitas dan transaksi harian mereka. bersambung —
NEWSLETTER
p.3
NEWSLETTER
Edisi ke-13, September 2007
Client’s Update sambungan … Layanan Baru Pendukung Industri
Memprediksi dengan FPO FPO lahir karena adanya kebutuhan akan informasi rating mendatang secara akurat, baik dari pihak stasiun TV untuk menjual jam tayang, maupun dari pihak agensi iklan agar mencapai sasaran secara akurat. Bagi stasiun TV, FPO membantu dalam hal memprediksi rating program berdasarkan rating program kotor. Sementara bagi agensi iklan, FPO memprediksi rating iklan untuk kemudian melakukan perencanaan dan optimalisasi kampanye. Secara umum, Forecasting memprediksi rating mendatang dengan tingkat akurasi yang tinggi, yang diperhitungkan untuk masingmasing individu di setiap panel rumahtangga dan untuk masingmasing program yang tercantum pada rate card. Sementara itu, Planning & Optimizing memungkinkan pengguna untuk mengoptimalkan kampanye berdasarkan GRP (Gross Rating Point), reach (jangkauan), dan bujet. Selain itu, pengguna juga bisa mengaplikasikan persentase bujet-nya pada slot waktu tertentu, misalnya, prime time. Bahkan pengguna bisa pula mengubah-ubah rencana secara cepat dan mudah. Penjadwalan kampanye juga bisa dila-
kukan secara otomatis pada kalender dalam periode kampanye tertentu. Kelebihan yang bisa ditemukan dari FPO di antaranya adalah: • Mudah beradaptasi – bisa diatur pada lanskap TV yang berbeda-beda • Akurat – dapat diandalkan dalam memperkirakan rating mendatang • Transparan – menghasilkan laporan yang mudah dimengerti • Mudah digunakan – alur kerjanya jelas dengan tampilan yang mudah dioperasikan • Cepat dan Fleksibel – perubahan rencana bisa dengan cepat dan mudah diimplementasikan • Terintegrasi – dengan alat analisis TV lainnya Semenjak 15 Juni 2007, FPO sudah diujicobakan pada delapan agensi periklanan. Jika tertarik untuk bergabung dengan program trial ini, silahkan hubungi tim Marketing Service kami.
Brand Equity: Studi Winning Brands Sindikasi untuk Stasiun TV Winning Brands adalah suatu pengukuran yang digunakan untuk mengungkap bagaimana suatu produk menciptakan perbedaan di antara produk-produk lainnya, termasuk memberi jawaban atas berbagai isu manajemen produk. Nielsen Winning Brands digunakan dalam hal manajemen produk untuk mengukur pengaruh dari semua aktivitas marketing atas Brand Equity.
pilihan utama bagi agensi media dan pengiklan. Winning Brands menyediakan kemampuan untuk mendiagnosis indikator dari brand equity, seperti pengenalan (awareness), alasan (consideration), kualitas program (programming quality), citra merek (brand image), kualitas penerimaan (reception quality), atau citraan pemirsa (user imagery). Hal ini pada gilirannya akan membantu stasiun TV dalam berfokus pada area yang memerlukan pengembangan. Dengan Brand Equity Index yang dihasilkan dari diagnosis atas indikator-indikator tersebut, stasiun TV kemudian bisa menetapkan seberapa besar kesetiaan pemirsa terhadap stasiun TV (brand loyalty) dan berapa besar stasiun TV bisa menetapkan harga (price premium). Winning Brands juga melakukan pengukuran tunggal atas performa dan Key Performance Index (KPI) untuk memonitor performa stasiun TV secara lebih efektif dan membandingkan performa stasiun TV dengan kompetitor. Hasilnya adalah Brand Equity Index, yang didasarkan atas respon pemirsa terhadap (1) stasiun TV favorit, (2) stasiun TV yang akan mereka rekomendasikan pada orang lain, (dan (3) kesediaan untuk membayar harga minimum (untuk produk konsumtif)) untuk mengetahui posisi stasiun TV di antara stasiunstasiun TV lainnya.
Saat ini, Nielsen Winning Brands menawarkan studi atas stasiun TV. Salah satu keuntungan dari brand equity yang kuat adalah stasiun TV akan mendapatkan kesetiaan yang lebih besar dari pemirsanya. Dengan membangun brand equity, pada akhirnya profit atas produk pun akan berkembang. Selain itu, stasiun TV juga akan menjadi
NEWSLETTER
Studi ini direncanakan akan mencakup lima kota besar dengan 1000 responden. Survei lapangan akan mulai berjalan di bulan November 2007. Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi tim Marketing Service kami: Hellen (193), Christina (228), Ardiansyah (239).
p.4
NEWSLETTER
Edisi ke-13, September 2007
Client’s Update
FAQ tentang Survei Kepemirsaan TV (Q) Bagaimana pengambilan data kepemirsaan televisi dilakukan? (A) Pesawat-pesawat TV dan peralatan lain yang dihubungkan dengan TV, misalnya DVD player, Play Station, dll di masing-masing rumah panel dipantau secara elektronik oleh sistem Peoplemeter. Masing-masing anggota rumahtangga diberikan sebuah tombol khusus pada handset Peoplemeter (misalnya tombol 1 untuk Ayah, tombol 2 untuk Ibu, dsb). Anggota rumahtangga diminta untuk menekan tombol handset pada saat menonton TV, dan menekan kembali ketika selesai menonton. Pengambilan data dilakukan melalui dua sistem, yaitu online dan offline. Pada sistem online, data diambil setiap malam melalui sistem telepon yang diset secara otomatis dan dihubungkan dengan sistem pengolahan data sentral di kantor AGB Nielsen Media Research. Sistem online ini dilakukan untuk penarikan data harian (daily rating) di kota Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Sedangkan rumah panel yang masih offline di kota lainnya akan didatangi petugas Liasson Officer untuk mengganti modul (alat perekam data) setiap hari Minggu untuk data kepemirsaan hari Minggu hingga Sabtu pada minggu sebelumnya. (Q) Siapa saja yang dijadikan panel dalam pengukuran kepemirsaan televisi (Television Audience Measurement)? (A) Anggota dari rumahtangga yang memiliki pesawat televisi dalam kondisi berfungsi dengan baik dan berusia 5 tahun ke atas. Semua rumah tangga di 10 area survei AGB Nielsen Media Research memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi panel melalui penyaringan dan pemilihan dengan metode stratified random sampling. Meski demikian, tidak ada satu rumahtangga pun yang dapat mengajukan diri untuk menjadi panel. (Q) Bagaimana metode Stratified Random Sampling dilakukan dalam proses pemilihan panel? (A) Pertama-tama, 50 unit rumah tangga dalam lokasi yang memiliki TV dan berada pada lokasi yang berdekatan dikelompokkan dalam sebuah Primary Sampling Unit (PSU). Kemudian, pada masingmasing PSU, rumah-rumah dalam interval tertentu didata demografinya. Kemudian hasil pendataan tersebut dikompilasi, dan dipilih secara acak rumah tangga untuk dijadikan panel dengan mempertimbangkan proporsi umur, gender, serta SES sesuai dengan kondisi populasi. Proporsi populasi didapatkan dari hasil TV Establishment Survey. (Q) Apakah yang dimaksud dengan
vey ? (A) TV Establishment Survey merupakan survei yang dilaksanakan secara tahunan dan bertujuan untuk : 1. Menetapkan ukuran dan profil demografi penduduk yang memiliki televisi di kota-kota yang dijadikan target Peoplemeter, juga karakteristik penerimaan televisi serta detail kepemilikan barang-barang rumah tangga dari rumah-rumah di area-area itu. 2. Untuk mengidentifikasi variabel-variabel demografik untuk penghitungan jumlah populasi yang sebenarnya dan proyeksi selama pembuatan TV rating. Juga untuk mengetahui jumlah total masing-masing variable 3. Untuk membentuk kelompok rumah tangga menjadi panel Peoplemeter. 4. Untuk menetapkan atau meninjau variabel kontrol dan matrix kontrol untuk pemeliharaan panel. (Q) Berapa lama usia panel dan bagaimana prosedur penggantian panel ? (A) Lamanya sebuah rumahtangga menjadi panel adalah maksimal 2 tahun, namun penggantian panel tidak dilakukan secara serentak. Tingkat berhentinya suatu rumahtangga sebagai panel secara normal adalah 20-25% dari rumahtangga yang ter-install setiap tahunnya. Tidak ada penggantian yang dipaksakan dalam keadaan normal. Selain penggantian secara normal terjadi pula penggantian panel diakibatkan karena beberapa alasan, diantaranya:
• • • •
Penolakan panel rumahtangga untuk meneruskan kerjasam Menolak karena tidak memperbolehkan meng-install semua TV Perubahan pada kondisi/keadaan anggota rumah tangga Pindah rumah/renovasi
Suatu panel rumahtangga dimungkinkan untuk tidak menjadi panel lagi karena panel balance atau tidak dapat melakukan tugasnya untuk menekan tombol handset dengan baik. (Q) Apa yang sesungguhnya diberikan oleh TAM untuk industri? (A) TAM memberikan masukan (dalam kepemirsaan TV) bagi agensi periklanan dan pemilik produk yang menggunakan TV sebagai medium untuk mengkomunikasikan produk mereka.
TV Establishment Sur-
NEWSLETTER
bersambung ...
p.5
P aEgW N e S6L E T T E R
Edisi ke-13, September 2007
Client’s Update Rating Harian Mencakup 80% Populasi TV Semenjak Agustus 2007, pengguna data Survei Kepemirsaan TV dapat memperoleh rating harian dari tiga kota survei AGBNielsen. Rating harian dari Jakarta, Bandung, dan Surabaya sudah mencakup 80% populasi TV. Masing-masing kota mewakili 55%, 20%, dan 5% dari 42 juta individu dan data kepemirsaan ini dikumpulkan secara on-line melalui GSM. Dengan membandingkan antara data mingguan dan data harian, tidak terlihat perbedaan pola kepemirsaan yang signifikan, khususnya pada pukul 02.00-05.00. Sementara persentase perbedaan di paruh waktu lainnya berkisar antara 22% sampai 24%. Menyusul AGBNielsen yang beroperasi di negara-negara lain yang sudah mengoperasikan rating harian, AGBNielsen Indonesia berencana untuk melaporkan rating harian di 10 kota survei di tahun 2008 untuk mendukung industri TV sebagai industri yang sangat dinamis, di mana informasi tercepat adalah kunci utama dalam menjalankan bisnis ini.*
Events
AGBNielsen Executive High Tea
Pada 4 September silam, AGBNielsen mengadakan Executive High Tea Gathering di Ritz-Carlton Hotel. Lebih dari 70 pengambil keputusan dari stasiun TV, agensi periklanan, dan pengiklan berkumpul dalam acara ini. Ajang petang hari ini diselenggarakan untuk menyampaikan informasi terbaru kepada industri TV dan periklanan mengenai Survei Kepemirsaan TV dan pencapaian AGBNielsen dalam dua tahun terakhir. Di antara berbagai kegiatan AGBNielsen, di antaranya adalah operasionalisasi rating harian di tiga kota (Jakarta, Bandung, dan Surabaya) dan program seminar Corporate Social Responsibility (CSR) tentang Survei Kepemirsaan TV di 9 kota survei, yang didukung oleh industri. Melalui ajang ini juga disampaikan rencana-rencana pada sisa tahun 2007 dan rencana pada tahun mendatang bagi industri. Informasiinformasi tersebut disampaikan oleh Managing Director AGBNielsen Indonesia, Irawati Pratignyo dan Global CEO AGBNielsen, Rolando Stalli, yang menyampaikan investasi AGBNielsen yang berkelanjutan dalam rangka menjaga status currency dalam industri dan komitmen AGBNielsen untuk membawa industri di tanah air sejajar di tingkat global.*
Seminar Komunikasi & Edukasi tentang TAM
Berbagi dengan Makassar AGBNielsen mendukung industri dengan teknologi mutakhir untuk menyediakan Survei Kepemirsaan TV. Data yang dihasilkan oleh pengukuran ini tidak hanya kompleks dan tidak semata-mata mengenai rating. Analis, pengguna data, dan praktisi menggunakan data-data ini untuk diubah menjadi informasi yang berharga dalam mencapai performa terbaik di industri mereka. Di sisi lain, AGBNielsen dikenal publik sebagai penyedia rating semata yang tidak memiliki nilai manfaat bagi industri. Di sinilah, AGBNielsen melangkah untuk mengisi kesenjangan pemahaman mengenai Survei Kepemirsaan TV di antara praktisi, akademisi, dan publik. Setelah Bandung dan Palembang, bulan lalu (28/08) giliran Makassar yang mendapat kesempatan untuk memperoleh pemahaman mengenai Survei Kepemirsaan TV, sebagai bagian dari program CSR AGBNielsen. Seminar ini dihadiri oleh lebih dari 70 peserta; sebagian besar di antaranya adalah akademisi. Ada pula praktisi lokal, baik dari stasiun TV maupun surat kabar. Selain Prof. Deddy Mulyana dan AGBNielsen sebagai pembicara tetap, Yeni P. Anshar (Division Head of Research and Development of SCTV) dan Mira Desliana (Group Head of Strategic Planning of Mindshare) juga ikut ambil bagian. Seperti halnya di Bandung dan Palembang, sebagian besar peserta menganggap seminar ini sebagai terobosan yang kreatif; mengingat sebelumnya tidak banyak informasi yang bisa mereka peroleh mengenai survei ini dan aplikasinya di dalam industri. Melalui komunikasi dua arah dan diskusi di antara praktisi nasional dan lokal, serta akademisi dan publik, diharapkan industri TV Indonesia bergerak maju ke arah yang lebih baik. Dan pembelajaran utama dari seminar ini bagi para akademisi adalah menghibahkan pengetahuan ini kepada anak didik mereka, memperkaya mereka dengan pengetahuan, pemahaman, dan ketrampilan, serta mempersiapkan mereka menjadi lulusan yang berkualitas yang siap terjun ke dalam industri.*
NEWSLETTER
p.6