Pusdiklat Spimnas 2011
The image cannot be display ed. Your computer may not hav e enough memory to open the image, or the image may hav e been corrupted. Restart y our computer, and then open the file again. If the red x still appears, y ou may hav e to delete the image and then insert it again.
SYSTEMS THINKING ENDANG WIRJATMI TRILESTARI KANTOR: LAN RI JL. VETERAN NO. 10 JAKARTA TELP. 021-3800188 Email:
[email protected]. RUMAH: KOMPLEK PPLPN –LAN RI JL ADMINISTRASI ii PEJOMPONGAN JAKARTA JL.ADMINISTRASI JL. DANGDEUR INDAH NO. 16 SURIASUMANTRI-BANDUNG TELP. 022-2020731-2002505 9/30/2011
1
Pusdiklat Spimnas 2011
SYSTEMS THINKING
CARA PANDANG MENYELURUH DENGAN MEMPERHATIKAN KETERKAITAN VARIABEL/ KOMPONEN ((hard dan soft,, measurement component/variable) YANG MEMBENTUK JARINGAN SEBAB AKIBAT DAN BERINTERAKSI DALAM LINGKUNGAN YANG KOMPLEKS dan DINAMIS 9/30/2011
Endang Wirjatmi
2
Pusdiklat Spimnas 2011
Dalam pendekatan systems thinking dikenal adanya suatu paradigma yang menyatakan bahwa suatu perubahan ( (perilaku atau dinamika)) dimunculkan oleh suatu struktur (unsur-unsur pembentuk yang saling-bergantung, interdependent) Untuk fenomena sosial strukturnya akan interdependent). terdiri atas struktur fisik dan struktur pembuatan keputusan ((oleh aktor-aktor dalam sistem)) yang y g saling g berinteraksi. Struktur fisik dibentuk oleh akumulasi (stok) dan jaringan aliran orang, barang, energi, dan bahan. Sedangkan struktur pembuatan keputusan dibentuk oleh akumulasi dan jaringan aliran informasi yang digunakan oleh aktor-aktor (manusia) dalam sistem yang menggambarkan kaidah-kaidah proses pembuatan keputusannya.
Pusdiklat Spimnas 2011
Esensi systems thinking menurut Senge (1990) adalah :
melihat hubungan saling-bergantung (dipengaruhi dan dapat mempengaruhi atau umpan-balik), bukan hubungan sebab-akibat searah; dan
S t Systems thinking poverty
melihat adanya proses-proses perubahan (p p (proses yyang g berlanjut, ongoing processes), bukan potret-potret sesaat. Endang Wirjatmi
lack of education
Over population
Pusdiklat Spimnas 2011
SUATU PENDEKATAN
PARADIGMA:
cara berpikir b iki yg d dptt mendeskripsikan d k i ik keterkaitank t k it dinamik dan mempengaruhi perilaku sistem (dinamik, operasional, kausalitas tertutup/sirkuler (close loop),
BAHASA:
Suatu alat utk mengubah &/ memperbesar cara berpikir yg kompleks utk mengambil keputusan dinamis dinamis,( ,(wujud diagram: CLD, CLD SFD SFD, grafik, grafik digambarkan dg nyata dg perangkat aturan yg tepat)
METODOLOGI:
seperangkat metode, metode prinsip-prinsip prinsip prinsip dg teknologi utk mengetahui struktur perilaku, keterkaitan diantara komponen, dan perubahan bagian-bagian yang mempengaruhi sistem secara keseluruhan.
9/30/2011
Endang Wirjatmi
[email protected]
Pusdiklat Spimnas 2011
Thinking is modeling • All use models ! Tujuan Membuat Model ST Mendapatkan p gambaran g keseluruhan sistem Mengidentifikasi akar masalah Untuk mendapatkan pemahaman variabel pengungkit Dapat memahami dampak dari beberapa alternatif solusi Tujuan utama adalah pemahaman terhadap persoalan yang dimodelkan di d lk dan d bukan b k model d l itu it sendiri. di i 9/30/2011
Endang Wirjatmi
6
Pusdiklat Spimnas 2011
ELEMEN DASAR MODEL ST STORYLINE (ALUR CERITA) VARIABEL
MODEL KETERKAITAN LOOPING 9/30/2011
Endang Wirjatmi
7
Pusdiklat Spimnas 2011
Systems Thinking Methodology
6. Feasible
Menggunakan systems thinking dan system dynamic model 1. The Problem Situation unstructured
(Tahap 1) MENGENALI SITUASI MASALAH dan TUJUAN MEMECAHKAN MASALAH
(Tahap VI) PRESENTASI MODEL YANG TELAH DIINTERVENSI
(Tahap II) MENGGAMBARKAN MODEL DASAR (ARCHETYPE-MODEL MENTAL MENJADI MODEL YANG AKAN DIINOVASI
2. Mengenali situasi masalah dengan: a.Mengguna-kan pola dasar (archetype) b.Mengembangkan pemikiran (brainstorming)
MODEL DASAR
VS
INOVASI
(Tahap V) MEMBANDINGKAN MODEL DASAR DANGAN KONSEP & TEORI (Validasi SSM: Expert Judgment: Praktisi & Scienties); Validasi dan Simulasi dengan system dynamics
(Tahap VII) MENGHASILKAN MODEL DEGAN BERBAGAI ALTERNATIF PEMECAHAN PERMASALAHAN
R lW Real World ld
Proses perdebatan berbagai ide, pengetahuan t h yang relevan dengan permasalahan. 3. Root definitions of relevant systems
9/30/2011
(Tahap III)
PERUMUSAN RANCANGAN MODEL (Systems Thinking) dapat dibantu dg (Customers, Actors, Transformation, WorldView, Owner, Environment)
(Tahap IV) ELABORASI RANCANGAN MODEL (conseptual models yang menggambarkan intervensi pemikiran dibuat dengan menggunakan pengambangan model dasar/Cognitive Mapping)
Endang Wirjatmi
Systems World
5. Membandingkan konsep/model dasar dengan model hasil inovasi
4. Conceptual models diuji dengan system y dynamisc
8
Pusdiklat Spimnas 2011
M Mental lM Model d l
9
Pusdiklat Spimnas 2011
Learning is a feedback process
Real World
D ii Decisions
• Feedback from the real world to the decision maker Information includes all forms of information, both Feedback quantitative and qualitative. lit ti
Pusdiklat Spimnas 2011
Single loop learning: information feedback is interpreted by existing mental model • The learning feedback operates in the context of existing decision rules, Real World strategies, culture, and institutions which in turn are derived from our Information Decisions mental model. Feedback • Pendekatan P d k t yang berkecenderungan melihat p persoalan secara sederhana dan Mental Models Strategy, Structure, penyelesaian gejala of Real World Decision Rules masalah dilakukan oleh dirinya sendiri. sendiri.
Pusdiklat Spimnas 2011
Double loop learning
Real World
Decisions
Strategy, Structure, Decision Rules
Information Feedback
Mental Models of Real World
• Feedback from the real world can also stimulate changes in mental models. Such learning involves new understanding or reframing of a situation and leads to new goals and new decision rules, not just new decision. • Pendekatan yang cenderung melihat persoalan dengan cara holistik dan komprehensif serta menyelesaikan akar masalah
Pusdiklat Spimnas 2011 THE DOUBLE LOOP LEARNING MATRIX P H A SES O F TH E LEA R N IN G C YC LE
Events Patterns Structures s Modell Vision
Mentall
LEVELS OF UNDE ERSTAND DING
Imp le me nt
De ve lo p
Asse ss
O b se rve
O r ie n t a s i p em eceh an p e r s o a la n pada t in g k a t a n k e j a d ia n , e v e n t s ( a p a y a n g te r j a d i ? ) d a n p o la k e j a d ia n ( a p a y a n g s u d a h t e r j a d i) P R O S E S ‘ S I N G L E -L O O P L E A R N I N G ’ S in g le L oop L e a r n in g
M em bangun kepercayaan dan a s u m s i b a r u a ta s p e r s o a la n y a n g se d a n g ter ja d i
D o u b le L oop L e a r n in g
M e m p e r t a n y a k a n k e m b a li s t r a t e g i y a n g t e la h d ib a n g u n s e b e lu m n y a u n tu k k e m u d ia n m e m b a n g u n p e r s e p s i b a r u M e n g e m b a n g k a n d a n m e n d e f in is ik a n k e m b a li t u j u a n y a n g in g in d ic a p a i
Pusdiklat Spimnas 2011
Impediments to learning Real World - Unknown structure, Dynamic complexity, Time delays, Inability to conduct controlled experiments i t
Decisions: - Implementation failure; -Game playing; Inconsistency; -Performance is goal
Strategy, structure, decision rules: -Inability to infer dynamics from cognitive maps
IInformation f ti Feedback: F db k -Selective perception; Missing feedback; -Delay; Bias; -distortion; -error; Ambiguity
Mental models of real world: Misperception of feedback; Unscientific reasoning; -Judgment biases; -Defensive Defensive routines 14
Pusdiklat Spimnas 2011 Real World - Unknown structure - Dynamic complexity y - Time delays - Inability to conduct controlled experiments
Virtual World - Known structure - Variable level of complexity - Controlled experiments
Decisions Real World - Implementation failure - Game playing - Inconsistency - Performance is goal
Information feedback
Virtual World - Perfect implementation - Consistent incentives - Consistent application of decision rules - Learning can be goal
Virtual World Complete, accurate, immediate feedback
Real World - Selective perception - Missing feedback - Delayy - Bias, distortion, error - Ambiguity
Strategy, structure, decision rules
Mental models of real world
- Simulation used to infer dynamics of cognitive maps correctly
-Mapping of feedback structure -Disciplined application of scientific reasoning Discussability of group process process, defensive -Discussability behavior 15
Idealized learning process
Pusdiklat Spimnas 2011
Effective learning involves continuous experimentation in both the virtual world and real world world. Feedback from both informs the d development l t off mental t l models, d l formal models, and the design of experiments for the next iteration. 16
Pusdiklat Spimnas 2011
elements
www.animationfactory.com
The image cannot be display ed. Your computer may not hav e enough memory to open the image, or the image may hav e been corrupted. Restart y our computer, and then open the file again. If the red x still appears, y ou may hav e to delete the image and then insert it again.
Pusdiklat Spimnas 2011 CRITICAL SYSTEMS THINKING SKILL
Dynamic Thinking loop Thinking Closed
Other Critical Thinking Skills
Generic Thinking Structural Thinking Operasional Thinking Continuum Thinking Scientific Thinking
Pusdiklat Spimnas 2011 CRITICAL SYSTEMS THINKING SKILL Keahlian 1 : Berpikir Dinamis (Dynamic Thinking) Berpikir dinamis adalah kemampuan melihat dan menyimpulkan prilaku kurva dan bukan hanya berfokus pada kejadian (event), (event) dan mencari untuk memprediksi. Hal ini lebih berpikir tantang fenomena sebagai hasil dari proses simpal yang bergerak terus menerus yang terbentang oleh waktu dan bukan sebagai hasil dari sejumlah faktor. Penanaman P ohon
Pohon Menuju Dew asa
Masuk Persediaan Pohon Dew asa
Pohon Dew asa
Penebangan/ Panen
Keahlian 2 : Berpikir Simpal Tertutup (Closed Closed--loop Thinking Thinking)) Bila seseorang berpikir dengan pola simpal tertutup, mereka melihat dunia ini sebagai proses yang berputar dan berjalan terus menerus, ongoing, proses saling ketergantungan dan bukan lebih kepada h b hubungan satu t arah h dari d i sejumlah j l h variabel i b l dan d f fenomena penyebab, b b tetapi lebih dari itu.
Pusdiklat Spimnas 2011 CRITICAL SYSTEMS THINKING SKILL Keahlian 3 : Berpikir Umum/Global (Generic Thinking Thinking))
Kinerja
Kinerja
Untuk mengembangkan keahlian berpikir umum atau global, global rangkaian struktur jenerik yang bertahap misal pertumbuhan atau penurunan eksponensial, pertumbuhan kurva-S, sampai pada osilasi.
W a k tu
W a k tu
b . P e n c a r i a n T u j u a n ( G o a l- s e e k i n g )
Kinerja
Kinerja
a . P e r t u m b u h a n E k s p o n e n t ia l
c . K u r v a S ( s i g m o id )
W a k tu
d . F lu k t u a s i ( O s c ill a t i o n )
W a k tu
Pusdiklat Spimnas 2011 CRITICAL SYSTEMS THINKING SKILL Keahlian 4 : Berpikir Struktural (Structural Thinking) Berpikir struktural adalah berpikir dalam bentuk satuan pengukuran atau dimensi dari variabel yang diaspirasikan diaspirasikan.. Hukum conservasi fisik secara melekat diterapkan dalam berpikir serba sistem sistem.. Perbedaan antara akumulasi keadaan, stock, dan percepatan aliran, flow, sangat dipertimbangkan dipertimbangkan..
Populasi Kelahiran (+)
Kelahiran
Populasi
Pusdiklat Spimnas 2011 Cairan Isi Ulang.
Isi Cairan D l Dalam G Gucii
Cairan Masuk Dalam Botol
Botol Di Atas Ban Berjalan
Botol Kosong Baru Botol-botol Kosong
Cairan Isi Ulang.
g Pengisian Botol-botol
Botol-botol Yang Akan Diisi Isi Cairan Dalam Guci
Persediaan Botol Yang Telah Terisi
Cairan Masuk Dalam Botol
Persediaan Botol Yang Telah Terisi
Cairan Per Botol Botol Kosong Baru
Botol Di Atas Ban Berjalan
Botol-botol Kosong
Botol-botol Yang Akan Diisi
Pengisian Botol-botol
Pusdiklat Spimnas 2011 CRITICAL SYSTEMS THINKING SKILL Keahlian 5 : Berpikir Operasional (Operational Thinking) Berpikir operasional saling bergandengan tangan dengan berpikir struktural. Berpikir secara operasional berarti berpikir dalam bentuk ’bagaimana hal tersebut sungguh dapat berjalan dalam praktek, t t i bukan tetapi b k dapat d t berjalan b j l secara teori. t i Atau At bagaimana b i h b hubungan matematis yang dibangun berdasarkan model dapat membangkitkan hasil atau perilaku sesuai dengan realita lapangan.
Keahlian 6 : Berpikir Kontinyu (Continuum Thinking) Berpikir kontinyu atau rangkaian dibangun terutama melalui model simulasi dengan pendekatan model kontinyu. kontinyu Pendekatan kontinyu dimulai dengan spesifikasi operasional dari proses konsumsi air, Contoh: Konsumsi Air = Populasi x Air per Penduduk). Air per Penduduk (per tahun) adalah fungsi kontinyu dari Air Tersedia.
Pusdiklat Spimnas 2011 CRITICAL SYSTEMS THINKING SKILL
Keahlian 7 : Berpikir Ilmiah (ScientificThinking) Berpikir ilmiah lebih dihubungkan kepada bagaimana meng’kuantifikasi’ dan bukan bagaimana meng’ukur’. Antara keduanya tidak sinonim. Bagaimana mengkuantifikasi sebuah persoalan yang abstrak, misal, seberapa besar rasa kebijakan yang anda punyai, anda sangat baik sekali, apa yang anda dapat rasakan ketika anda diterima di perguruan tinggi?, betapa laparnya anda?, b berapa b besar cinta i t anda d pada d istri i t i anda, d berapa b b besar rasa putus t asa anda?, dan seterusnya. Pada umumnya, semua variabel tidak terukur di atas sangat penting. Tak satupun yang dapat mencocokkan dengan skala numerik,, tetapi p semua variabel-veriabel di atas dapat p dikuantifikasi.
Pusdiklat Spimnas 2011
MODEL DASAR SYSTEMS (Systems (S t Archetype Basics) By: Endang Wirjatmi Trilestari
Sumber: Endang Wirjatmi (2008) S ( ) Systems S Thinking Bab VII, hal. 97-113
9/30/2011
DIKLATPIM I 2011 Endang Wirjatmi
25
Pusdiklat Spimnas 2011
8 (Delapan) POLA DASAR DALAM SYSTEMS THINKING 1. 2. 3. 4. 5.
Perbaikan y yang gg gagal g ((Fixes That Fail)) Pemindahan beban (Shifting The Burden) Sasaran yang berubah (Drifting Goal) Persaingan (Escalation) Pertumbuhan yang terbatas (Limit to Success/Growth) 6. Pertumbuhan dengan keterbatasan investasi ((Growth and Under Investment)) 7. Kesulitan Bersama (Tragedy of The Commons) 8. Sukses bagi yang sukses (Success to The Successful 9/30/2011
Endang Wirjatmi
26
Pusdiklat Spimnas 2011
Fixes That Fail/Perbaikan yang Gagal • Suatu solusi yang diambil memperlihatkan hasil yang cepat, murah, namun konsekuensinya tidak diharapkan, diharapkan kemudian seiring dengan berjalannya waktu akan memperbesar masalah itu sendiri.
+ Gejala Masalah + -
Perbaikan (Fix)
B
Struktur sistem
R
9/30/2011
+ Konsekuensi yang tidak Diinginkan Endang Wirjatmi
27
Pusdiklat Spimnas 2011 SFD & Prilaku sistem Fixes That Fail ((Perbaikan yyangg Gagal) g ) Stock & Flow Diagram Gejala_Masalah Konsekuensi_yang_tidak_diinginkan
Perbaikan_cepat
Tingkat perbaikan Tingkat_perbaikan Faktor_konsekuensi
Prilaku sistem 10
Gejala_M Masalah
8
6
4
2
0 0
20
40
60
80
100
Time
9/30/2011
Endang Wirjatmi
28
Pusdiklat Spimnas 2011
Shifting the Burden • Suatu masalah “diselesaikan” dengan menggunakan k solusi l i dari d i gejala(simptom) (B1) yang sesungguhnya semakin l lama membuat b masalah l h tsb b lebih buruk lagi berdampak dan lebih sulit untuk menyelesaikan masalah yang fundamental (R1). Dalam struktur “Addiction,” “Shifting the Burden”. Efek sampingnya j sangat g besar. menjadi 9/30/2011
Struktur Sistem Solusi Simptomatik
+
B1 + -
Endang Wirjatmi
Simptom P Permasalahan l h
R1
Efek Samping
B2 Solusi Mendasar
+ -
29
Pusdiklat Spimnas 2011 Contoh: Kemacetan LL: Model Shifting the Burden Story line: Suatu masalah kemacetan lalu lintas “diselesaikan” dg menggunakan solusi dari gejala (pembuatan jalan baru-B1), tanpa memperhatikan kualitas lingkungan (Mis: keamanan, kebersihan) sehingga membuat masalah tsb lebih buruk: ketergantungan setiap orang pd mobil. Hal ini lebih mempersulit menyelesaikan masalah yang fundamental (R1). Dalam struktur “Addiction,” “Shifting the Burden”. Efek sampingnya menjadi sangat besar besar. Struktur sistem
Pembuatan_jalan
Kualitas_lingkungan Laju_pembuatan_jalan
Faktor_laju_pembuatan_jalan
Lalu_lintas
Kemacetan_lalu_lintas
Kualitas_lingkungan_keamanan
Ketergantungan_pada_kendaraan
faktor_kebergantungan_pd_kendaraan
Jalan Baru +
2
15
B1
2
+ --
2
10 2
Kemacetan Lalu lintas
Ketergantungan pd Mobil R1
9/30/2011
1 1
1 51
1
2
Kemacetan_lalu_lintas Lalu_lintas
1 0
Kualitas Lingkungan
2
2
0
B2
1
25
50
75
100
125
Time
+ -
Endang Wirjatmi
30
Pusdiklat Spimnas 2011
Drifting Goal/ Sasaran Yang Berubah Struktur Drifting Goals terdiri dari dua simpal penyeimbang yang berinteraksi dalam suatu cara. Kenyataanya aktivitas dari suatu simpal secara nyata mengurangi keseimbangan simpal yang l i d lain dalam l upaya mencapaii ttujuan. j
Target Gap
Konsumsi produksi Konsumsi_produksi Konsumsi_air_terbuang Produksi
Konsumsi_Umum Air_terbuang
Keperluan_umum
Aktual
Laju_produksi
-
Sasaran (Goal)
B1
Tekanan untuk memperbarui sasaran
1 15.000
+ + kesenjangan (gap) (g p)
1 10.000
1 1 2
2
0
10
2
12
1
30
40
2
Aktual Target
+
Kondisi aktual
B2
5.000
Tindakan koreksi
+
9/30/2011
20
Time
Endang Wirjatmi
31
Pusdiklat Spimnas 2011
Eskalasi Aktivitas A +
Suatu situasi dimana kita “ merasa bahwa sesuatu berjalan dengan baik, melebihi apa yang kita inginkan. Akan tetapi kita tid k b tidak berdaya d untuk t k menghentikannya. Struktur ini terdiri dari 2 p penyeimbang p y g simpal yang berinteraksi dalam suatu cara sehingga dapat menciptakan suatu simpal penguatan penguatan.
+ Dasil yg Dicapai A
B1
Ancaman Thd A -
+ -
Hasil yg dicapai A Relatif thd B
+
Hasil yg dicapai B +
B2
Ancaman Thd B
Aktivitas B + 9/30/2011
Endang Wirjatmi
32
Pusdiklat Spimnas 2011
Eskalasi “Story line: Persaingan senjata antara USA dan Sovyet. Pada saat USA memperbesar biaya untuk senjata dan g relatif USA thd Sovyet. y Hal ini memberikan kemenangan juga menjadikan ancaman bagi USA. Demikian juga Sovyet. Atau (A:USA) mengambil tindakan yang dirasakan oleh pihak lain sebagai ancaman. Pihak (B: Sovyet) merespon dengan cara yang sama, meningkatkan ancaman pada A dan mengakibatkan lebih banyak tindakan ancaman yang dilakukan oleh A. Loop yang memperkuat dapat dilacak dengan mengikuti garis besar gambar-8 yang dihasilkan oleh kedua balancing loop.
USA Biaya_Senjata_USA Fraksi_biaya_USA Efek_ancaman_bagi_USA Kemenangan_Persenjataan_relatif_A_thd_B
Efek_ancaman_bagi_Sovyet
Sovyet Biaya_senjata_Sovyet
Fraksi_biaya_Sovyet
1
Senjata Sovyet
Senjata USA + + Biaya persenjataan USA
B1
+ Ancaman untuk USA
2
+
Kemenangan K relatif senjata USA terhadap Sovyet -
100.000
B2
+
Biaya senjata Sovyet
1 2
50.000
1 2
USA Sovyet
12 12
+ Ancaman t k Sovyet S t untuk
01 0
2
12 20
40
60
80
100
Time
9/30/2011
Endang Wirjatmi
33
Pusdiklat Spimnas 2011
Limit to Growth/Success Daya serap pasar
Laju pembangunan ekonomi +
Pembangunan_Ekonomi Laju_pertumbuhan_ekonomi Tekanan_laju_pertumbuhan_ekonomi
faktor_laju_pertumbuhan_ekonomi
Daya_serap_pasar
Laju_pertum mbuhan_ekonomi
Usaha yang terus menerus dilakukan biasanya mengarah pada kinerja yang baik. b ik Seiring S i i waktu, kt sistem i t memasuki suatu batas yang menyebabkan kinerja melambat atau bahkan menurun (B1) (B1), walaupun usaha terus dilakukan. Hal ini karena adanya pembatas.
R
+ Pembangunan ekonomi -
B
+ Tekanan laju pembangunan ekonomi
2,0
1,5
1,0
0,5
0,0 30
60
Pembangunan_Ekonomi
9/30/2011
Endang Wirjatmi
34
Pusdiklat Spimnas 2011
Growth and Underinvestment Prilaku sistem yang menggambarkan suatu pertumbuhan yang dipacu, namun tidak dapat mengikuti pertumbuhan karena adanya pembatas sumber dayanya. Untuk membuat model ini diperlukan data tentang mesin pertumbuhan, ini, pertumbuhan faktor-faktor faktor faktor pembatasnya, pembatasnya standar kinerja ada, investasi yang diinginkan dan kapasitas pembatas. Penduduk Pertumbuhan_penduduk _p
Laju pertumbuhan penduduk +
Fraksi_pertumbuhan Faktor_penyesuaian Dampak_keterbatasan_produksi
+
R
Standar_kinerjaKebutuhan_modal
Penyesuaian_pangan
Penduduk +
-
Dampak keterbatasan produksi
Produksi pangan +
Produksi_pangan Laju_produksi
-
B1
Ketersediaan_modal
Standar kinerja +
Modal
3.000 1
+
9/30/2011
2
2 2.000
Penduduk Produksi_pang
1 2 1
Modal produksi
1
2
Kebutuhan modal
B2
1 4.000
+
1.0001 2 0
2
50
100
150
200
Time
Endang Wirjatmi
35
Pusdiklat Spimnas 2011
Tragedy of The Commons + R1
Total Keuntungan g A
Produksi A + +
Sumberdaya
B1
+
+
Total keuntungan A dan B
+
-
Keuntungan per individu
B2 Total Keuntungan B
+ +
R2
Produksi B
-
Fraksi_produksi_A Keuntungan_Perusahaan_A
Tindakan rasional yang dilakukan oleh seseorang untuk meningkatkan kinerja masing-masing bisa menghasilkan kehancuran kinerja sistem secara keseluruhan dan juga menghancurkan kemampuan individu2 tsb dalam menghasilkan kinerja karena sistem telah rusak. Contoh: Pengambilan ikan di laut. Masalah ini dapat diidentifikasi melalui: sumberdaya yang ada, total keuntungan individual pihak yang mengkonsumsi mengkonsumsi, jumlah produksi produksi, total keuntungan keseluruhan, keuntungan per individu
Produksi_perusahaan_A
60 Fraksi_tunda Jumlah_Keuntungan_Total
Keuntungan_perproduksi_AB
3
3
3
50 40
Tambahan_produksi_B
Cadangan_SDA
1 30
Keuntungan Perusahaan B Keuntungan_Perusahaan_B
20 2
2
10 1
1
2
2
2
3
Keuntungan_Perusahaan_A Keuntungan_Perusahaan_B Keuntungan_perproduksi_AB
Produksi_perusahaan_B Fraksi_produksi_B
9/30/2011
1
1 2 3
0 Endang Wirjatmi 0 20
40
60
Time
3 1 80
1 100
36
Pusdiklat Spimnas 2011
Success to the Successful Perilaku sistem yang menggambarkan dua kelompok atau lebih yang saling memberikan keuntungan atas usaha yang dilakukannya. dilakukannya Misal: kegiatan yang menguntungkan yang dilakukan oleh “A” memberikan peluang terhadap keuntungan “B”. Yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.
Fraksi_Usaha_A
Keuntungan_A Usaha_A
Sumber_Daya_A
Alokasi_A
Modal_A Faktor_SInergis
Peluang_Pasar Kesenjangan
Modal_B
Sumber_Daya_B
Alokasi_B
Keuntungan_B
Usaha_B Fraksi_Usaha_B
Keuntungan Perusahaan B
2
Keuntungan perusahaan A +
2 2
1.050.000
-
2 2 2
+
Peluangg Pasar
R1 + Modal B
R2
-
1.000.000 1 2
1
1
+
2
1
Keuntungan_A Keuntungan_B
1
950.000
1 1
Modal A
0
5
10
15
20
25
1 30
Time
Struktur sistem 9/30/2011
Perilaku sistem Endang Wirjatmi
37
Pusdiklat Spimnas 2011
LU
H
U N
G
W
IK
A N
B H
A K T I N
A G
A
R A
KASUS PENINGKATAN INDEK PENDIDIKAN PEMERINTAH DAERAH SYSTEMS THINKING
Pusdiklat Spimnas 2011
STORY LINE: INDEKS PENDIDIKAN PEMDA • Human Development Indeks (HDI) merupakan suatu indikator pembangunan disetiap pemerintah Daerah. HDI tersebut mempunyai 3 (tiga) dimensi utama yaitu: Daya Beli, Indek Kesehatan dan Indek Pendidikan. Keberhasilan pendidikan yang diukur dengan indek pendidikan pada umumnya dilakukan dengan hanya memperhatikan angka kelahiran yang pendidikan, memberikan pengaruh pada jumlah murid, jumlah guru, kualitas guru, jumlah sekolah, dana dari pemerintah yang digunakan untuk membiayai pendidikan itu. Padahal ukuran-ukuran tersebut tidak cukup menggambarkan permasalahan yang ada. Berbagai komponen yang mempengaruhi indek pendidikan kurang diperhatikan. • Sesungguhnya potensi anak usia sekolah itu akan selalu bertambah seiring dengan tingkat kelahiran dan populasi penduduk yang dikurangi oleh tingkat kematian. • Sementara itu Potensi Anak Usia Sekolah merupakan landasan untuk menghitung kebutuhan guru dan kebutuhan sekolah yang akan digambarkan melalui jumlah guru dan jumlah sekolah. • Jumlah guru dan jumlah sekolah saling memberi penguatan terhadap murid, dan kualitas guru meberikan penguatan terhadap kualitas pendidikan. • Besarnya jumlah murid dalam suatu Kota/Kabupaten berpengaruh terhadap peran pemerintah dan masyarakat dalam mendanai pendidikan. • Kualitas K alitas pendidikan saling memberikan pengaruh pengar h secara positif terhadap pembiayaan pembia aan pendidikan. Disamping itu juga memberikan pengaruh pada daya tarik pendidikan. Apabila daya tarik pendidikan ini baik, maka dalam jangka panjang dapat merubah budaya untuk bersekolah, karena secara signifikan dapat meningkatkan motif untuk bersekolah. Tinggi rendahnya motif pengaruh g secara p positif p pada p potensi anak sekolah. Disamping p g itu jjuga g bersekolah memberikan p memberikan penagruh pada adanya migrasi yang pada akhirnya mempengaruhi populasi di suatu Kota/Kabupaten.
Pusdiklat Spimnas 2011 CAUSAL LOOP DIAGRAM KINERJA PELAYANAN PENDIDIKAN S Potensi Usia S S S k l h Sekolah R1 Populasi Kelahiran B1 Kematian S O S O S S S Kebutuhan Kebutuhan Motif sekolah guru O Bersekolah g s Migrasi O B3 B2 S S R4 B4 S S R6 Guru Sekolah R2 Budaya S S Bersekolah S Peran P Pemerintah i t h M id Murid S S Swadaya S S R5 Masyarakat Daya Tarik Pendidikan S S Kualitas O S R3 Pendidikan S B5 Dana y Pembiayaan S S
Gambar Causal Loop Diagram Kinerja Pelayanan Pendidikan
40
Endang Wirjatmi
9/30/2011
Pusdiklat Spimnas 2011
CONTOH BSC DG SYSTEMS THINKING G