KOLABORASI METODE CERAMAH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DEEP DIALOGUE/CRITICAL THINKING (DD/CT) UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN CHASIS DAN SUSPENSI OTOMOTIF SISWA KELAS XI SMK N2 PENGASIH TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Teknik Otomotif
Oleh : Saifurrijal 10504247018
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012
PERSETUJUAN
Skripsi yang berjudul “Kolaborasi Metode Ceramah dengan Model Pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT) untuk Meningkatkan Partisipasi dan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Chasis dan Suspensi Otomotif Siswa Kelas XI SMK N2 Pengasih Tahun Ajaran 2011/2012” ini telah disetujui pembimbing untuk diujikan.
Yogyakarta, 12 September 2012 Dosen Pembimbing,
Beni Setya Nugraha, M. Pd NIP. 1982 0503 2005 01001
II
III
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata tulis penulisan karya tulis ilmiah yang telah lazim.
Yogyakarta, 12 September 2012 Yang menyatakan,
Saifurrijal NIM. 10504247018
IV
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Qs. Al insyroh ayat 6) Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) maka bekerja keraslah (dalam urusan lain ) (QS Al-Ansyirrah ayat 7) Jika semangat tiada henti, kemudahan akan menghampiri (Penulis) Doa memberikan kekuatan pada orang yang lemah, membuat orang tidak percaya menjadi percaya dan memberikan keberanian pada orang yang ketakutan. (Penulis) Sesungguhnya Allah mencintai seseorang yang apabila mengerjakan suatu pekerjaan dilakukan secara itqon (professional) (HR. Baihaqi) Burung yang bangun lebih pagi akan mendapatkan cacing yang lebih banyak (Penulis) Kunci kesuksesan ada 3: (Bersungguh-sungguh, Berani berkorban waktu pikiran tenaga, Istiqomah) (Khutbah sholat jum’ah)
V
PERSEMBAHAN
Dari lubuk hati yang terdalam terucap syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ini setelah perjuangan yang mengesankan. Karya ini saya persembahkan kepada: Bapak Legiman dan ibuk Sunikah yang selalu menyayangi, mendukung dan menguatkan sehingga putranya dapat melangkah sampai disini. Dek Miftah Zainil Wafa yang selalu jadi teman bermainku ketika sedang dirumah. Liana Hidayatus Sidqiyah yang selalu menjadi semangat hidupku. Keluarga besar dan saudara-saudaraku. Terima kasih atas segalanya. Bapak Beni Setya Nugraha, M.Pd selaku pembimbing skripsi is the best teacher se-Fakultas Teknik UNY, yang selalu membimbing dan mengarahkan dengan penuh kesabaran. Untuk semua sahabat-sabatku dan teman-teman seperjuangan PKS PTO 2010 yang telah menjadi teman terbaik pelipur lara. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang belum bisa disebutkan satu persatu.
VI
KOLABORASI METODE CERAMAH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DEEP DIALOGUE/CRITICAL THINKING (DD/CT) UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN CHASIS DAN SUSPENSI OTOMOTIF SISWA KELAS XI SMK N2 PENGASIH TAHUN AJARAN 2011/2012 Oleh : Saifurrijal 10504247018 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengupayakan peningkatan partisipasi dan hasil belajar siswa jurusan teknik kendaraan ringan SMK N2 Pengasih pada mata pelajaran chasis dan suspensi otomotif melalui penerapan kolaborasi metode ceramah dengan model pembelajaran deep dialogue/critical thinking (DD/CT). Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas, pada proses pembelajarannya menggunakan kolaborasi metode ceramah dengan model pembelajaran deep dialogue/critical thinking (DD/CT). Sistematika penelitian menggunakan III siklus. Sasaran penelitian ini adalah peningkatan partisipasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran chasis dan suspensi otomotif kelas XI TKR 3 yang berjumlah 33 siswa. Aspek yang diteliti meliputi aktivitas siswa yang menunjukkan partisipasi, serta hasil belajar siswa berupa evaluasi sebagai indikator keberhasilan peningkatan hasil belajar. Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan tes awal untuk mengetahui kemampuan awal siswa, selanjutnya pemberian materi yang diajarkan dengan menggunakan kolaborasi metode ceramah dengan model pembelajaran deep dialogue/critical thinking (DD/CT) pada setiap siklusnya selanjutnya dilakukan post test disetiap akhir pembelajaran. Data dianalisis melalui tahapan reduksi, paparan data dan penyimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan tiap siklusnya. Hal ini bisa dilihat dari meningkatnya ratarata aspek partisipasi pada siklus I sebesar 42.43%, pada siklus II sebesar 61.74% dan pada siklus III sebesar 69.67%. Sedangkan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dapat dilihat dari rata-rata hasil belajar pada siklus I sebesar 7.14, pada siklus II sebesar 7.58 dan pada siklus III sebesar 8.06. ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan pada siklus I sebesar 57.58%, pada siklus II sebesar 78.79% dan pada siklus III sebesar 96.97%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan kolaborasi metode ceramah dengan model deep dialogue critical thinking (DD/CT) dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa.
Kata kunci : partisipasi, hasil belajar, ceramah, deep dialogue/critical thinking (DD/CT).
VII
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan Karunia-Nya dan Rahmat-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi ini tanpa ada halangan yang berarti sampai tersusunnya laporan ini. Penulis menyadari bahwa keberhasilan Tugas Akhir Skripsi ini tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bimbingan, arahan, dan saran yang diberikan hingga Tugas Akhir Skripsi ini dapat berjalan dengan lancar. Ucapan terima kasih ditujukan kepada yang terhormat : 1. Dr. Moch. Bruri Triyono selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2. Martubi, M. Pd, M. T selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. 3. Beni Setya Nugraha, M.Pd selaku pembimbing yang dengan kesabarannya selalu memberikan saran, kritik serta masukan yang dapat mendukung terselesainya tugas akhir skripsi ini. 4. Drs. H. Rahmad Basuki, SH, MT selaku Kepala Sekolah SMK N2 Pengasih yang telah memberikan ijin penulis melakukan penelitian disana. 5. Sumaryoto, S. Pd selaku kolaborator dalam penelitian ini. 6. Seluruh Guru dan Karyawan khususnya Teknik Kendaraan Ringan SMK N2 Pengasih, yang telah mendukung dan membantu selama proses pelaksanaan penelitian ini. 7. Siswa SMK N2 Pengasih khususnya kelas XI TKR 3 yang telah membantu dan ikut mendukung selama pelaksanaan penelitian ini. 8. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu
VIII
DAFTAR ISI
Halaman SAMPUL ................................................................................................... I PERSETUJUAN ....................................................................................... II PENGESAHAN......................................................................................... III PERNYATAAN ........................................................................................ IV MOTTO .................................................................................................... V PERSEMBAHAN ..................................................................................... VI ABSTRAK ................................................................................................. VII KATA PENGANTAR ............................................................................... VIII DAFTAR ISI ............................................................................................. IX DAFTAR TABEL ..................................................................................... XI DAFTAR GAMBAR ................................................................................. XII DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. XIII BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................
4
C. Pembatasan Masalah .......................................................................
5
D. Perumusan Masalah.........................................................................
5
E. Tujuan Penelitian ............................................................................
6
F. Manfaat Penelitian...........................................................................
7
BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori................................................................................
8
1. Partisipasi Siswa ........................................................................
8
2. Hasil Belajar ..............................................................................
14
3. Metode Ceramah .......................................................................
21
4. Cooperative Learning ................................................................
23
5. Model Pembelajaran Deep Dialog/Critical Thinking(DD/CT) ....
28
6. Mata Pelajaran Chasis dan Suspensi Otomotif ...........................
34
7. Penelitian Tindakan Kelas .........................................................
35
IX
B. Penelitian Yang Relevan .................................................................
40
C. Kerangka Berfikir ............................................................................
41
D. Hipotesis Tindakan ..........................................................................
42
BAB III. METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian .............................................................................
44
B. Waktu Penelitian .............................................................................
44
C. Subjek Penelitian .............................................................................
44
D. Jenis Penelitian ................................................................................
44
E. Prosedur Penelitian ..........................................................................
46
F. Indikator Penelitian .........................................................................
51
G. Definisi Operasional Variabel..........................................................
52
H. Instrumen Penelitian ........................................................................
53
I. Prosedur Pengumpulan Data ............................................................
55
J. Analisis Data ...................................................................................
57
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ...............................................................................
57
1. Tindakan Siklus I.......................................................................
57
2. Tindakan Siklus II .....................................................................
73
3. Tindakan Siklus III ....................................................................
86
B. Pembahasan ....................................................................................
98
1. Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran..............................
99
2. Hasil Belajar siswa ....................................................................
103
BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan .....................................................................................
107
B. Implikasi .........................................................................................
108
C. Keterbatasan Penelitian ...................................................................
110
D. Saran ...............................................................................................
110
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
112
LAMPIRAN ..............................................................................................
113
X
DAFTAR TABEL
TABEL
Halaman
1. Kisi-kisi instrumen tes ....................................................................
53
2. Hasil ujicoba dan analisis instrumen hasil belajar………… .............
54
3. Partisipasi siswa siklus I ..................................................................
64
4. Ketuntasan belajar siklus I ...............................................................
68
5. Perhitungan nilai siklus I ................................................................
69
6. Partisipasi siswa siklus II .. ..............................................................
79
7. Ketuntasan belajar siklus II .............................................................
83
8. Perhitungan nilai Siklus II ...............................................................
83
9. Partisipasi Siswa Siklus III ..............................................................
92
10. Ketuntasan belajar siklus III ............................................................
96
11. Perhitungan nilai Siklus III ..............................................................
97
12. Persentase partisipasi pada tiap siklus ..............................................
101
13. Perbandingan hasil belajar tiap siklus ..............................................
104
XI
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR
Halaman
1. Diagram efektifitas ceramah murni ..................................................
23
2. Skema kerangka berpikir .................................................................
42
3. Model PTK Kemmis dan Mc.Taggart ..............................................
45
4. Partisipasi Siswa Siklus I .................................................................
64
5. Hasil Belajar Siswa Siklus I ............................................................
68
6. Partisipasi Siswa Siklus II ..............................................................
79
7. Hasil Belajar Siklus II .....................................................................
82
8. Partisipasi Siswa Siklus III .............................................................
92
9. Hasil Belajar Siklus III ....................................................................
96
10. Perbandingan Aspek Partisipasi Tiap Siklus ....................................
100
11. Peningkatan Aspek Partisipasi Tiap Siklus ......................................
100
12. Peningkatan Hasil Belajar Tiap siklus..............................................
103
XII
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
Halaman
1. Catatan pra penelitian ........................................................................ 114 2. Nilai awal pra penelitian .................................................................... 115 3. Silabus .............................................................................................. 109 4. RPP siklus I....................................................................................... 121 5. RPP siklus II ..................................................................................... 125 6. RPP siklus III .................................................................................... 129 7. Analisis butir soal siklus I.................................................................. 133 8. Analisis butir soal siklus II ................................................................ 134 9. Analisis butir soal siklus III ............................................................... 135 10. Hasil belajar siswa pre test ................................................................ 136 11. Hasil belajar siswa siklus I ................................................................ 137 12. Hasil belajar siswa siklus II ............................................................... 138 13. Hasil belajar siswa siklus III .............................................................. 139 14. Lembar observasi partisipasi siswa siklus I ........................................ 140 15. Lembar observasi partisipasi siswa siklus II....................................... 141 16. Lembar observasi partisipasi siswa siklus IIII .................................... 142 17. Kisi-kisi soal evaluasi ........................................................................ 143 18. Soal evaluasi siklus I ......................................................................... 144 19. Soal evaluasi siklus II ........................................................................ 148 20. Soal evaluasi siklus III....................................................................... 152 21. Kunci jawaban soal evaluasi .............................................................. 157 22. Surat permohonan dan keterangan validasi instrumen ........................ 158 23. Surat ijin penelitian & surat keterangan telah selesai melakukan penelitian .......................................................................................................... 163 24. Kartu bimbingan TAS ....................................................................... 168 25. Bukti selesai revisi TAS .................................................................... 170 26. Dokumentasi kegiatan belajar mengajar............................................. 171 XIII
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dengan pendidikan akan dapat memperbaiki kehidupan masyarakat dan membawa kepada peradaban yang lebih baik. Semakin berkembangnya peradaban manusia, semakin berkembang pula permasalahan yang dihadapi pendidikan, sehingga semakin menuntut kemajuan manusia dalam pemikiran-pemikiran yang sistematik tentang pendidikan. Perwujudan pendidikan yang berkualitas dan sesuai dengan perkembangan
zaman
menjadi
tuntutan
bagi
setiap
penyelenggara
pendidikan. Guru sebagai ujung tombak dari penyelenggara pendidikan dituntut untuk mempunyai kualitas dan kreatifitas dalam memberikan pembelajaran bagi siswa. Kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan guru dalam merencanakan, memilih dan menggunakan metode pembelajaran. Guru yang kreatif, profesional dan menyenangkan harus memiliki berbagai konsep dan cara untuk meningkatkan kualitas pembelajaran antara lain dengan mengembangkan kecerdasan emosi, mengembangkan kreativitas dalam
pembelajaran,
mendisiplinkan
siswa
dengan
kasih
sayang.
Membangkitkan minat belajar, memecahkan masalah, mendayagunakan sumber belajar.
1
2
Proses pembelajaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam pendidikan. Dalam proses pembelajaran, terjadi proses transfer ilmu antara guru dengan siswa maupun antara siswa dengan siswa. Guru merupakan motivator sekaligus fasilitator yang memiliki peran penting dalam mengorganisasi kelas sebagai bagian dari proses pembelajaran. Guru harus mampu mengorganisasi, memanajemen kelas dan mengarahkan siswa agar dapat tercapai susana belajar mengajar yang kondusif. Kelas XI Teknik Kendaraan Ringan (TKR) pada SMK N2 Pengasih mempunyai 3 kelas, yaitu XI TKR1, XI TKR2, XI TKR3, yang masingmasing kelas tersebut rata-rata terdapat 33 siswa. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan penulis maupun guru otomotif, rata-rata partisipasi siswa masih kurang pada mata pelajaran chasis dan suspensi otomotif. Sebagian siswa masih pasif dengan hanya mendengarkan ceramah dari guru, hanya sedikit sekali siswa yang bertanya jika guru memberikan kesempatan untuk bertanya atau mengutarakan pendapat. Siswa hanya mendapatkan apa yang disampaikan oleh guru, sedikit sekali yang melakukan pencarian konsep sendiri, aktifitas bertanya, menyampaikan pendapat atau melakukan pengamatan. Hal tersebut berdampak pada hasil belajar siswa yang dapat dilihat dari masih ada beberapa siswa yang mendapatkan nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal. Kondisi tersebut ditunjukkan pada nilai rata-rata ulangan harian pelajaran chasis dan suspensi otomotif kelas XI TKR3 yaitu 65.16 dengan nilai ketuntasan minimal yang ditetapkan yaitu 7.5 maka siswa yang mencapai nilai ketuntasan hanya sebesar 45%.
3
Penerapan
berbagai
model
pembelajaran
dilakukan
untuk
menumbuhkan kembali semangat siswa untuk mengikuti pelajaran, meningkatkan
kreatifitas,
menghindari
kejenuhan,
mempermudah
pemahaman, saling mengutarakan dan bertukar pendapat. Hal tersebut juga dapat diterapkan pada mata pelajaran chasis dan suspensi otomotif khususnya di SMK N2 Pengasih karena model pembelajaran yang ada selama ini masih cenderung bersifat pasif. Ceramah adalah metode pembelajaran dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada siswa. Ceramah dapat digunakan guru untuk menjelaskan dan mengarahkan siswa terhadap fokus materi yang diajarkan. Guru dapat membentuk pengetahuan siswa melalui penjelasan-penjelasan terstruktur yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Namun penggunaan metode ceramah saja tanpa ada variasi model pembelajaran yang lain dalam waktu yang lama akan membuat siswa merasa jenuh dan pasif dalam pembelajaran sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar. Deep
Dialogue/Critical
Thingking
(DD/CT)
adalah
model
pembelajaran yang menekankan dialog yang mendalam antar siswa, saling bertukar informasi, saling melengkapi dan menyampaikan pendapatnya, sedangkan berfikir kritis berarti siswa mengoptimalkan potensi intelektual untuk menganalisa, menemukan konsep, membuat pertimbangan dan mengambil keputusan secara tepat. Terdapat lima komponen dalam model pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thingking (DD/CT) yaitu: hening,
4
membangun komunitas, penemuan konsep (concept attainment) dengan cooperative learning, refleksi dan evaluasi. Dengan penerapan model pembelajaran Deep Dialag/Critical Thingking (DD/CT) ini diharapkan siswa dapat menambah aspek intelektual, sosial, mental, logika, emosional, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran yang nantinya juga diharapkan akan dapat meningkatkan hasil belajar. Dengan melihat pada beberapa hal diatas maka mendorong bagi peneliti untuk melakukan penelitian yang membahas mengenai “Kolaborasi Metode Ceramah dengan Model Pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT) untuk Meningkatkan Partisipasi dan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Chasis dan Suspensi Otomotif Siswa Kelas XI SMK N2 Pengasih Tahun Ajaran 2011/2012”.
B. Identifikasi masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah diutarakan diatas maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang dapat diteliti yaitu: 1.
Guru masih dominan menggunakan metode ceramah dan mencatat dalam proses pembelajaran tanpa ada variasi model yang lain. Hal ini mengakibatkan kejenuhan pada siswa dalam mengikuti pembelajaran.
2.
Proses belajar masih besifat satu arah dan kurang terjadi interaksi antara siswa dengan guru. Proses interaksi diharapkan dapat memancing daya pikir siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi, berfikir kritis, saling bertanya dan mengutarkan pendapat.
5
3.
Hasil belajar siswa kelas XI TKR SMK N2 Pengasih pada pelajaran chasis dan suspensi otomotif masih tergolong rendah, karena pada proses pembelajaran siswa terbiasa hanya mendapatkan ceramah sehingga apa yang didapatkan siswa adalah apa yang disampaikan oleh guru.
C. Pembatasan Masalah Terdapat
banyak
permasalahan
yang
dapat
ditemui
pada
pembelajaran chasis dan suspensi otomotif. Oleh karena itu, perlu adanya batasan terhadap masalah yang akan diteliti. Adapun yang menjadi ruang lingkup dalam penelitian ini yaitu : 1.
Kolaborasi metode ceramah dengan model pembelajaran Deep Dialog/Critical Thingking (DD/CT) pada mata pelajaran chasis dan suspensi otomotif SMK N2 Pengasih.
2.
Aspek yang ditingkatkan pada penelitian ini adalah partisipasi kelas XI SMK N2 Pengasih pada mata pelajaran chasis dan suspensi otomotif.
3.
Aspek yang ditingkatkan pada penelitian ini adalah hasil belajar kelas XI SMK N2 Pengasih pada mata pelajaran chasis dan suspensi otomotif.
D. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah : 1.
Bagaimana pelaksanaan kolaborasi metode ceramah dengan model pembelajaran
Deep
Dialog/Critical
Thinking
(DD/CT)
untuk
meningkatkan partisipasi dan hasil belajar pada mata pelajaran chasis dan suspensi otomotif kelas XI SMK N2 Pengasih?
6
2.
Bagaimana peningkatan partisipasi siswa dengan pembelajaran yang menerapkan kolaborasi metode ceramah dengan model pembelajaran Deep Dialog/Critical Thinking (DD/CT) pada mata pelajaran chasis dan suspensi otomotif kelas XI SMK N2 Pengasih?
3.
Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan kolaborasi metode ceramah dengan model pembelajaran Deep Dialog/Critical Thinking (DD/CT) pada mata pelajaran chasis dan suspensi otomotif kelas XI SMK N2 Pengasih?
E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah: 1.
Dapat
melaksanaan
pembelajaran
Deep
kolaborasi metode Dialog/Critical
ceramah
Thinking
dengan model (DD/CT)
untuk
meningkatkan partisipasi dan hasil belajar pada mata pelajaran chasis dan suspensi otomotif kelas XI SMK N2 Pengasih. 2.
Dapat meningkatan partisipasi siswa dengan pembelajaran yang menerapkan
kolaborasi
metode
ceramah
dengan
model
Deep
Dialog/Critical Thinking (DD/CT) pada mata pelajaran chasis dan suspensi otomotif kelas XI SMK N2 Pengasih. 3.
Dapat meningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan kolaborasi metode ceramah dengan model pembelajaran Deep Dialog/Critical Thinking (DD/CT) pada mata pelajaran chasis dan suspensi otomotif kelas XI SMK N2 Pengasih.
7
F. Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut: 1.
Bagi peneliti Penelitian ini diharapkan akan menambah pengalaman, pengetahuan, keberanian, penulis dalam menerapkan model-model pembelajaran khususnya model pembelajaran Deep Dialog/Critical Thinking(DD/CT).
2.
Bagi guru Membetikan alternatif kepada guru tentang model pembelajaran yang aktif
dan
menyenangkan,
juga
memberikan
informasi
untuk
meningkatkan mutu pendidikan. 3.
Bagi siswa Siswa dapat berpartisipasi aktif dan saling bertukar pendapat yang pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar. Selain itu siswa juga mendapat pengalaman tentang pembelajaran yang baru.
4.
Bagi sekolah Dapat memberikan sumbangan pemikiran
dan informasi yang dapat
digunakan untuk bahan pertimbangan untuk memberikan variasi pembelajaran pada setiap mata pelajaran.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori 1.
Partisipasi Siswa a.
Pengertian Partisipasi Partisipasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “participation” adalah pengambilan bagian atau pengikut sertaan (Suryosubroto, 2002:278). Menurut Keit Davis dalam Suryosubroto (2002 : 279) menyatakan bahwa partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi seseorang untuk pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab didalamnya. Menurut Moelyarto Tjokrowinoto dalam Suryosubroto (2002:278) partisipasi adalah penyertaan mental dan emosi seseorang dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk mengembangkan daya pikir dan perasaan mereka bagi tercapainya tujuan-tujuan, bersama bertanggung jawab terhadap tujuan tersebut. Dalam defenisi partisipasi tersebut kunci pemikirannya adalah keterlibatan mental dan emosi. Dapat dikatakan bahwa sebenarnya partisipasi adalah suatu gejala demokrasi dimana orang diikutsertakan dalam suatu perencanaan serta dalam pelaksanaan dan juga ikut memikul tanggung jawab sesuai dengan tingkat kematangan dan tingkat kewajibannya.
8
9
b.
Partisipasi siswa dalam pembelajaran Pada hakekatnya belajar merupakan interaksi antara siswa dengan lingkungannya. Oleh karena itu, untuk mencapai hasil belajar yang optimal perlu keterlibatan atau partisipasi dari siswa dalam pembelajaran. Keterlibatan siswa merupakan hal yang sangat penting untuk menentukan keberhasilan pembelajaran. Partisipasi siswa dalam pembelajaran merupakan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran untuk mencapai sebuah tujuan yaitu hasil belajar siswa yang memuaskan. Paul
D.Dierich
dalam
Martinis
Yamin
(2007:84)
mengklasifikasikan kegiatan partisipasi dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) Kegiatan-kegiatan visual Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain. 2) Kegiatan-kegiatan lisan (oral) Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu tujuan,
mengajukan
suatu
pertanyaan,
memberi
saran,
mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi. 3) Kegiatan-kegiatan mendengarkan Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi
kelompok,
mendengarkan radio.
mendengarkan
suatu
permaianan,
10
4) Kegiatan-kegiatan menulis Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahanbahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisikan angket. 5) Kegiatan-kegiatan menggambar Menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta dan pola 6) Kegiatan metrik Melakukan
percobaan,
memilih
alat-alat,
melaksanakan
pemeran, menari dan berkebun. 7) Kegiatan-kegiatan mental Merenungkan,
mengingatkan,
memecahkan
masalah,
menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan. 8) Kegiatan-kegiatan emosional Minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain. Kegiatankegiatan dalam kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan overlap satu sama lain. Suryosubroto (2002:71) menjelaskan bahwa partisipasi siswa dalam pembelajaran tampak dalam kegiatan: 1) Berbuat sesuatu untuk memahami materi pelajaran dengan penuh keyakinan 2) Mempelajari, mengalami, dan menemukan sendiri bagaimana memperoleh situasi pengetahuan.
11
3) Merasakan sendiri bagaimanan tugas-tugas yang diberikan oleh guru kepadanya. 4) Belajar dalam kelompok 5) Mencobakan sendiri konsep-konsep tertentu 6) Mengkomunikasikan hasil pikiran, penemuan, dan penghayatan nilai-nilai secara lisan atau penelitian. Sedangkan Mc Keachie dalam Martinis Yamin (2007: 77) menjelaskan bahwa terdapat 7 aspek yang dapat menimbulkan partisipasi dalam proses pembelajaran, yaitu: 1) Partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan pembelajaran kegiatan pembelajaran 2) Tekanan pada aspek afektif dalam belajar 3) Partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, terutama yang berbentuk interaksi antar siswa 4) Kekompakan kelas sebagai kelompok belajar. 5) Kebebasan
belajar
yang
diberikan
kepada
siswa,
dan
kesempatan untuk berbuat serta mengambil keputusan penting dalam proses pembelajaran. 6) Pemberian waktu untuk menanggulangi masalah pribadi siswa, baik
berhubungan
maupun
tidak
berhubungan
dengan
pembelajaran. Selain itu Gagne dan Briggs dalam Martinis Yamin (2007: 84) menjelaskan rangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan didalam kelas meliputi 9 aspek untuk menumbuhkan aktivitas dan partisipasi siswa. Masing-masing diantaranya:
12
1) Memberikan motivasi atau menarik perhatian siswa, sehingga mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran 2) Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar) kepada siswa 3) Mengingatkan kompetensi prasyarat 4) Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep) yang akan dipelajari. 5) Memberi petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya. 6) Memunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran 7) Memberikan umpan balik (feed back) 8) Melakukan tagihan-tagihan terhadap siswa berupa tes, sehingga kemampuan siswa selalu terpantau dan terukur. 9) Menyimpulkan
setiap
materi
yang
disampaikan
diakhir
pembelajaran Partisipasi siswa dalam pembelajaran dapat terlihat pada aktifitas siswa. Menurut Sardiman (2009 : 101) partisipasi dapat terlihat aktifitas fisiknya, yang dimaksud adalah peserta didik giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain, ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau pasif. Aspek aktivitas fisik dan aktifitas psikis antara lain : 1) Visual activities : membaca dan memperhatikan 2) Oral activities : menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, wawancara, diskusi, interupsi, dan sebagainya.
13
3) Listening activities : mendengrkan uraian, percakapan, diskusi. 4) Writing activities : menulis, menyalin. 5) Drawing activities : menggambar, membuat grafik, peta, dan sebagainya. 6) Motor activities : melakukan percobaan, membuat model. 7) Mental activities : menganggap, mengingat, memecahkan masalah,
menganalisis,
melihat
hubungan,
mengambil
keputusan. 8) Emotional activities : menaruh minat, merasa bosan, gembira, tenang, dan sebagainya. Dari uraian diatas dapat simpulkan bahwa partisipasi siswa merupakan keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran yang meliputi aspek fisik maupun psikisnya untuk mencapai suatu tujuan yaitu hasil belajar yang memuaskan. Berbagai macam partisipasi siswa di dalam kelas tersebut akan mempengaruhi proses pembelajaran itu sendiri, dimana dengan partisipasi yang tinggi akan tercipta suasana pembelajaran yang efektif. Partisipasi siswa pada pembelajaran dapat membantu siswa untuk
mendapatkan
pengetahuan
yang
bermakna.
Dengan
berpartisipasi siswa akan berperan dalam proses perkembangan dirinya sendiri sehingga secara sadar akan menuntun kemandirian sekaligus belajar bagaimana berinteraksi sosial dengan sesama. Tidak ada proses belajar tanpa partisipasi dan keaktifan anak didik yang belajar. Setiap anak didik pasti aktif dalam belajar, hanya yang membedakannya adalah kadar/bobot keaktifan anak didik
14
dalam belajar. kadar keaktifan itu dengan kategori rendah, sedang dan tinggi. Guru dapat meningkatkan partisipasi siswa dengan melakukan berbagai kegiatan yang dapat direncanakan sebelumnya. Kebanyakan siswa tidak akan melakukan partisipasi aktif dengan inisiatif mereka sendiri tanpa stimulus dan dorongan yang dilakukan oleh guru melalui berbagai metode yang telah disiapkan. Untuk itu diperlukan kreatifitas dan komitmen guru dalam memberikan dorongan-dorongan tersebut
agar
siswa
terbiasa dan dapat
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Pengajar/guru
tidak
hanya
melakukan
kegiatan
menyampaikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada siswa akan tetapi harus mampu membawa sikap untuk aktif dalam berbagai bentuk belajar. Guru harus dapat mengarahkan siswa untuk lebih berperan serta lebih terbuka dan sensitif dalam kegiatan belajar mengajar sehingga mampu menciptakan suasana kelas yang hidup, yaitu ada interaksi antar guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa.
Dengan
melibatkan
siswa
berperan
dalam
kegiatan
pembelajaran, berarti kita mengembangkan kapasitas belajar dan potensi yang dimiliki siswa secara penuh. 2.
Hasil Belajar a.
Pengertian Belajar Belajar merupakan hal terpenting yang harus dilakukan manusia untuk menghadapi perubahan lingkungan yang senantiasa berubah setiap waktu, oleh karena itu hendaknya seseorang mempersiapkan dirinya untuk menghadapi kehidupan yang dinamis
15
dan penuh persaingan dengan belajar, dimana didalamnya termasuk memahami diri sendiri, orang lain, dan perkembangan globalisasi. Gagne menjelaskan dalam Ratna Wilis Dahar (2011:2) bahwa belajar adalah proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Sedangkan menurut Daryanto (2009:2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dan lingkungannya. Bukti bahwa seorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tingkah laku manusia terdiri dari beberapa aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut. Adapun aspek tersebut menurut Oemar Hamalik (2001:30) adalah pengetahuan, pengertian, kebiasaan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. Daryanto dalam bukunya panduan proses pembelajaran kreatif dan inovatif (2009 : 2-4) menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang banyak sekali sifat maupun jenisnya, oleh karena itu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Contohnya adalah perubahan cara berfikir pada orang yang mabuk maka tidak dapat dikatakan sebagai perubahan dalam arti belajar. Sifat-sifat perubahan yang dapat dikatakan belajar antara lain:
16
1) Perubahan terjadi secara sadar artinya seseorang yang sedang dalam proses belajar akan menyadari terjadinya perubahan didalam dirinya, misalnya seseorang
menyadari
bahwa
pengetahuannya
bertambah,
kecakapannya bertambah, kebiasaannya bertambah. 2) Perubahan dalam belajar bersifat continue dan fungsional sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan tidak statis. Satu perubahan terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. 3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa perubahan itu tidak terjadi secara sendirinya melainkan karena usaha orang yang bersangkutan. 4) Perubahan dalam belajar tidak besifat sementara Perubahan yang terjadi pada proses belajar bersifat permanen atau bertahan dalam jangka waktu yang lama. Misalnya seorang anak dalam memainkan piano setelah belajar, tidak akan hilang begitu saja melainkan akan terus memiliki dan makin berkembang kalau terus digunakan atau dilatih. 5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah Perubahan dalam arti belajar terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Misalnya kecakapan seseorang yang sebelumnya sudah bisa mengetik tapi kecakapannya masih rendah sampai pada
17
kecakapan yang tinggi dicapainya. Perubahan tersebut akan senantiasa terarah kepada tingkah laku yang ditetapkannya. 6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui proses belajar meliputi perubahan tingkah laku. Jika seorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya akan ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya. Perubahan akibat belajar dapat terjadi dalam berbagai bentuk perilaku, dari ranah kognitif, afektif, atau psikomotor. Tidak terbatas hanya penambahan pengetahuan saja. Perubahan yang terjadi karena belajar relatif menetap dalam diri seseorang terjadi karena sadar dan mempunyai tujuan yang terarah. b.
Pengertian Hasil Belajar Hasil Belajar Siswa menurut Nana Sudjana (2005 : 22) Hasil belajar siswa adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Sedangkan menurut Asep Jihad dan Abdul Haris (2008:14) hasil belajar merupakan pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari proses belajar. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang relatif menetap yang dimiliki oleh siswa akibat dari pengalaman belajar nya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran.
proses penilaian terhadap
hasil belajar
dapat
memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam
18
upaya mencapai tujuan-tujuan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut. c.
Faktor yang mempengaruhi hasil belajar Menurut Daryanto (2009 : 51) Proses dan hasil belajar dipengaruhi oleh dua kelompok faktor, yaitu faktor yang ada dari dalam individu yang sedang belajar (faktor internal) dan faktor yang berasal dari luar individu tersebut (faktor eksternal). Faktor internal meliputi faktor jasmaniah dan faktor psikologis. Faktor jasmaniah meliputi kesehatan dan cacat tubuh sedangkan faktor psikologis meliputi faktor intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan dan kelelahan. Faktor eksternal yang berpengaruh dalam belajar meliputi faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Faktor keluarga dapat meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan. Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar meliputi mertode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. Faktor masyarakat dapat berupa kegiatan siswa dan masyarakat, teman bergaul, bentuk kehidupan dalam masyarakat dan media massa. Oleh karena itu, dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru diharapkan memperhatikan faktor-faktor tersebut agar hasil belajar yang dicapai oleh siswa dapat optimal.
19
d.
Pengukuran hasil belajar Hasil belajar dapat diketahui, dinilai dan diukur dengan menggunakan evaluasi. Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa (dimyati dan mujiono, 2009:200).
Evaluasi
adalah
pengumpulan
kenyataan
secara
sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataan terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam diri siswa. Pelaksanaan evaluasi dapat dilakukan dengan berbagai tes. H.Daryanto dalam bukunya Evaluasi Pendidikan (2001:12) membagi tes menjadi empat macam yaitu: 1) Tes Penempatan Tes jenis ini disajikan diawal tahun pelajaran untuk mengukur kesiapan siswa dan mengetahui tingkat pengetahuan yang dicapai sehubungan dengan pelajaran yang akan disajikan. 2) Tes formatif Tes jenis ini disajikan ditengah program pengajaran untuk memantau kemajuan belajar siswa demi memberikan umpan balik, baik kepada siswa maupun kepada guru. Tes formatif umumnya mengacu pada kriteria. Karena itu disebut tes acuan kriteria, atau dalam bahasa inggris criterion test. Kriteria yang dipakai untuk menilai apakah siswa berhasil atau tidak dalam pelajarannya.
20
3) Tes Diagnosis Tes ini bertujuan mendiagnosis kesulitan belajar siswa untuk mengupayakan perbaikannya. Tes diagnosis dilakukan setelah mendapatkan data dari tes formatif, kemudian dianalisa bagaian mana dari pengajaran yang memberikan kesulitan kepada siswa. Baru setelah diketahui bagian mana yang belum diketahui siswa, dapat dibuat butir-butir soal yang memusat pada bagian itu hingga dapat dipakai untuk mendeteksi bagian-bagian mana dari pokok bahasan yang belum dikuasai. Atas dasar tersebut guru dapat mengupayakan perbaikan. 4) Tes Sumatif Tes ini biasanya diberikan pada akhir tahun ajaran atau akhir dari suatu jenjang pendidikan, walaupun maknanya telah diperluas menjadi tes akhir semester atau tes akhir bahasan. Tes ini dimaksudkan untuk memberikan nilai yang menjadi dasar menentukan kelulusan dan atau memberi sertifikat bagi yang telah menyelesaikan pelajaran bagi yang berhasil baik. Pengukuran hasil belajar dilakukan untuk memunculkan pencapaian siswa setelah mendapatkan pembelajaran, data-data yang diperoleh dari pengukuran hasil belajar dapat digunakan oleh pengajar/guru sebagai bahan acuan untuk mengevaluasi proses pembelajaran sebelumnya dan merancang proses pembelajaran berikutnya.
21
3.
Metode Ceramah a.
Pengertian metode ceramah Metode ceramah telah lama ada didalam sejarah pendidikan di dunia maupun di Indonesia. Sejak dulu guru dalam usaha menularkan pengetahuannya kepada siswa adalah dengan cara lisan atau berbicara. Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2002:13) metode ceramah adalah cara penyampaian bahan pelajaran dengan komunikasi lisan. Sedangkan menurut Roestiyah (1991:137) metode ceramah adalah cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi, atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode ceramah adalah cara guru dalam menyampaikan informasi ataupun bahan pelajaran dengan menggunakan lisan kepada sejumlah siswa. Metode ceramah sering dijumpai pada proses-proses pembelajaran di sekolah mulai dari tingkat yang rendah sampai ke tingkat perguruan tinggi sehingga
penggunaannya
sudah
tidak
asing
bagi
proses
pembelajaran. b.
Keunggulan dan kelemahan metode ceramah Memang tidak menutup diri bahwa metode ceramah adalah metode tradisional yang digunakan oleh guru sudah lama sekali, namun metode ceramah masih tetap digunakan karena memiliki sejumlah keunggulan.
22
Keunggulan metode ceramah menurut Suryosubroto (2002:165) diantaranya adalah: 1) Guru dapat menguasai seluruh arah kelas Sebab guru semata-mata berbicara langsung sehingga ia dapat menentukan arah itu dengan jalan menetapkan sendiri apa yang akan diperbicarakan. 2) Organisasi kelas sederhana Persiapan mudah dilakukan, guru hanya membutuhkan buku catatan atau bahan pelajaran yang akan diajarkan. Pembicaraan dapat dilakukan sambil duduk atau berdiri, murid-murid hanya perlu diam untuk mendengarkan dan mencatat hal-hal penting yang disampaikan. Meskipun diatas dikatakan sederhana dan begitu mudah pelaksanaanya namun metode ceramah murni mempunyai batasbatas kelemahan-kelemahan dipandang dari segi kepentingan belajar murid-murid. Kelemahan metode ceramah adalah sebagai berikut: 1) Guru sukar mengetahui sampai dimana murid-murid telah mengerti pembicaraan. 2) Murid sering kali memberi pengetian lain dari hal yang dimaksudkan guru. Menurut W.Gulo (2005:142), ceramah murni hanya efektif untuk sekitar 15 menit yang pertama, menit-menit berikutnya daya
23
serap siswa terhadap ceramah mulai menurun seperti digambarkan
Daya serap
pada gambar berikut.
Waktu (menit)
Gambar 1. Diagram efektifitas ceramah murni (W.Gulo, 2005:142) Pada diagram diatas terlihat efektifitas dari penggunaan ceramah murni pada proses pembelajaran semakin lama akan semakin menurun, hal ini disebabkan karena siswa mengalami kejenuhan pada selang waktu tertentu. Meskipun demikian, metode ceramah tetap diterapkan untuk memberikan informasi dan pengetahuan seputar mata pelajaran chasis dan suspensi otomotif yang diperlukan oleh siswa, karena siswa akan mendapatkan pemahaman untuk membantu mereka berfikir lebih lanjut tentang materi pelajaran tersebut. Untuk menghindari kejenuhan siswa dan menjaga supaya keefektifan belajar tetap tinggi maka ceramah harus dikombinasikan dengan metode pengajaran lain yang dapat meningkatkan partisipasi siswa. 4.
Cooperative Learning a.
Pengertian cooperative learning (pembelajaran kooperatif) Faktor kebosanan yang disebabkan oleh adanya penyajian kegiatan belajar yang begitu-begitu saja akan mengakibatkan perhatian, motivasi, dan minat siswa terhadap pelajaran, guru, dan
24
sekolah menurun. Untuk itu diperlukan adanya keanekaragaman metode pembelajaran. Metode pembelajaran menurut Daryanto (2009 : 173) adalah suatu cara atau teknik yang akan digunakan pengajar untuk menyampaikan materi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sistem
pembelajaran
kooperatif
(cooperatif
learning)
merupakan sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugastugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara kelompok. Namun lebih dari itu pembelajaran kooperatif terdapat struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka
dan
hubungan
yang
bersifat
Interdependence
(ketergantungan positif) diantara anggota kelompok (Sugandi, 2002 : 14). Menurut Sanjaya dalam Rusman (2010 : 203) Cooperative learning (pembelajaran kooperatif) adalah kegiatan belajar siswa yang dilakukan dengan cara berkelompok. Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Partisipasi siswa mendapatkan porsi yang lebih banyak untuk saling berbagi dan bertukar pikiran dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional (ceramah). Dari pendapat beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara
25
berkelompok
dengan
langkah-langkah
terstruktur,
yang
memungkinkan setiap siswa untuk bekerja sama dan saling membutuhkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dalam melakukan proses belajar mengajar guru tidak lagi mendominasi seperti lazimnya pada saat ini, sehingga siswa dituntut untuk berbagi informasi dengan siswa yang lainnya dan saling belajar mengajar sesama mereka. Dalam pembelajaran ini akan tercipta sebuah interaksi dan komunikasi yang dilakukan antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru. b.
Karakteristik cooperative learning (pembelajaran kooperatif) Karakteristik pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan sebagai berikut (Rusman, 2010:207): 1) Pembelajaran secara tim Pembelajaran kooperatif dilakukan secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu tim harus mampu membuat setiap siswa belajar. Setiap anggota tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. 2) Didasarkan pada manajemen kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan dengan manajemen yang jelas dan terstruktur. Fungsi dari manajemen tersebut adalah: a)
Fungsi manajemen sebagai perencanaan pelaksanaan Perencanaan kooperatif dilakukan sesuai perencanaan dan langkah-langkah pembelajaran yang sudah ditentukan.
26
b) Fungsi manajemen sebagai organisasi Pembelajaran kooperatif memerlukan pengorganisasian yang terstruktur agar proses pembelajaran berjalan efektif. c)
Fungsi manajemen sebagai kontrol Pembelajaran kooperatif perlu ditunjukkan keberhasilannya baik melalui bentuk tes maupun non-tes.
3) Kemauan untuk bekerja sama Tanpa bekerja dengan baik dalam kelompok pembelajaran kooperatif
tidak
akan
berjalan
optimal.
Keberhasilan
pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok. 4) Keterampilan untuk bekerja sama Siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi, berkomunikasi dan menjalin kerja sama dengan anggota lain dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Pembelajaran kooperatif dilakukan dengan mengandalkan kerja sama siswa pada setiap kelompok untuk mendorong mereka berinteraksi sosial, berpikir dan berdiskusi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi agar tercipta pemahaman yang bermakna dan tumbuh sikap saling menghargai pada setiap siswa.
27
c.
Prinsip-prinsip cooperative learning (pembelajaran kooperatif) Menurut Roger
dan David
Jhonson dalam Rusman
(2010:212) ada lima unsur dalam pembelajaran kooperatif yaitu sebagai berikut: 1) Prinsip ketergantungan positif (possitive interpendence) Keberhasilan kelompok ditentukan dari kinerja masing-masing anggota kelompok, olehkarena itu semua anggota dalam kelompok akan merasakan saling ketergantungan. 2) Tanggung jawab perseorangan (individual accountability) Setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang harus dikerjakan dalam kelompok tersebut. Sehingga semua anggota berperan terhadap keberhasilan kelompok. 3) Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction) Memberikan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi untuk saling memberi dan menerima informasi dari anggota lain. 4) Partisipasi dan komunikasi (participation and communication) Melatih siswa untuk berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran. 5) Evaluasi proses kelompok, yaitu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja hasil kelompok dan hasil sama mereka, agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.
28
Pada pembelajaran kooperatif akan terdapat ketergantungan positif antar anggota karena Setiap anggota mempunyai tanggung jawab yang sama dan membutuhkan anggota lain untuk bersamasama mencapai suatu tujuan. Sehingga setiap anggota akan berpartisipasi aktif, berkomunikasi dan melakukan evaluasi bersama demi tercapainya tujuan tersebut. 5.
Model Pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking(DD/CT) a.
Pengertian Deep Dialogue/Critical Thinking(DD/CT) Deep Dialogue (dialog mendalam) dapat diartikan bahwa percakapan antara orang-orang (Deedialog) harus diwujudkan dalam hubungan interpersonal, saling keterbukaan, jujur dan mengandalkan kebaikan. Sedangkan Critical Thinking (berpikir kritis) adalah kegiatan berpikir yang dilakukan dengan mengoperasikan potensi intelektual untuk menganalisis,
membuat pertimbangan
dan
mengambil keputusan secara tepat dan melaksanakannya secara benar (Suyatno, 2009 : 105). Global Dialogue Institute dalam umi salamah (2008 : 9) menjelaskan beberapa ciri-ciri pembelajaran menggunakan model Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT) yaitu: 1) Peserta didik dan guru nampak aktif 2) Mengoptimalisasikan potensi intelligensi peserta didik 3) Berfokus pada mental, emosional dan spiritual 4) Menggunakan pendekatan dialog mendalam dan berpikir kritis
29
5) Peserta didik dan guru dapat menjadi pendengar pembicara dan pemikir yang baik 6) Dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari 7) Lebih menekankan pada nilai, sikap dan kepribadian Model Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT) dalam pembelajaran dikonsentrasikan dalam mendapatkan pengalaman, melalui dialog secara mendalam dan berpikir kritis, tidak saja menekankan keaktifan peserta didik pada aspek fisik akan tetapi juga aspek intelektual, sosial, mental, emosional dan spiritual. Beberapa
prinsip
yang
dikembangkan
dalam
Deep
Dialogue/Critical Thinking (DD/CT) adalah adanya komunikasi dua arah dan prinsip saling memberi yang terbaik, menjalin hubungan kesederajatan dan keberadaban serta empatis yang tinggi, sehingga diharapkan akan meningkatkan pemahaman terhadap dirinya dan terhadap orang lain yang berbeda dari mereka, dan oleh karena itu akan memperkuat penerimaan dan toleransi terhadap perbedaanperbedaan. Pada pendekatan model pembelajaran ini siswa diharapkan
akan
senantiasa
berperan
aktif
dalam
setiap
pembelajaran, menemukan dan meneruskan sendiri suatu konsep, mendefinisikan menurut kata-katanya sendiri, menjadikan pengusaan konsep lebih tahan lama dan mengendap dalam pikirannya.
30
b.
Komponen Deep Dialogue/Critical Thinking DD/CT Lima komponen yang terdapat dalam model pembelajaran dengan pendekatan Deep Dialogue/Critical Thinking DD/CT yakni Hening, Membangun komunitas, Kegiatan inti dengan strategi penemuan konsep (Concept Attainment) dan Cooperative Learning, Refleksi dan evaluasi (Suyatno, 2009:107). 1)
Komponen pertama adalah hening, yang dimaksud adalah situasi tenang sebelum pelajaran, atau atau dapat dilakukan dengan berdoa karena hal tersebut dapat menghadirkan hati dan
pikiran
siswa-guru
pada
pembelajaran
saat
itu.
Sebagaimana dikemukakan oleh Swidler dalam Sri untari, dkk. (2008:176) yang menekankan pentingnya hening dalam segala aktifitas, karena menurutnya dengan hening seseorang telah menjalin interaksi intern yakni dengan dirinya maupun ekstern yakni dengan Tuhan. Lebih lanjut dikemukakan bahwa hening membawa manusia pada pengendapan hati dan pikiran, sehingga memudahkan proses dialog mendalam. 2)
Membangun komunitas, adalah menciptakan keterikatan positif sebagai satu kesatuan dengan menekankan kesamaan tujuan dan saling menghargai antar anggota. Kegiatan membangun komunitas juga merupakan sesuatu yang sangat penting bagi masyarakat majemuk, oleh karena itu apabila dalam pembelajaran telah dibangun keterikatan dalam
31
komunitas kecil (kelas) maka pada skala makro sikap dan perilaku toleransi, menghargai perbedaan, terbuka terhadap kritik, berani tampil beda, dan sikap terpuji lainnya akan dapat mengantarkan siswa menjadi warga negara yang demokratis. 3)
Kegiatan
penemuan
konsep
(concept
attainment)
dan
pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Konsep merupakan
struktur
mental
yang
digunakan
untuk
mengorganisasikan dan mengkategorikan kenyataan. Model pembelajaran penemuan konsep sesuai untuk menanamkan suatu konsep ilmu pengetahuan siswa dengan cara menemukan sendiri (Achmad Sugandi, 2004
: 88). Kegiatan
ini
memperhatikan prinsip “4W dan 1H”, yaitu What (apa), Why (mengapa), When (kapan), Where (dimana) dan How (bagaimana), sehingga merangsang daya kritis siswa dalam memahami secara menyeluruh, menangkap permasalahan, mencari solusi permasalahan dengan caranya sendiri dan bantuan orang lain, dan mengambil keputusan yang tepat dan bermanfaat bagi diri dan lingkungannya. 4)
Refleksi, merupakan sesuatu yang dapat dipandang sebagai keunggulan
pendekatan DD/CT,
kegiatan ini bukan
menyimpulkan materi pelajaran tetapi sebagai sarana siswa untuk memberikan pendapat tentang pembelajaran yang telah dilakukan. Menurut Nasution (2011:77) siswa merupakan
32
faktor penting untuk menilai metode baru tersebut dan memberikan saran-saran yang berharga. Saling introspeksi baik guru maupun siswa, memberikan ungkapan bebas dan pandangan, usul terbaiknya demi kebaikan bersama. Refleksi memiliki fungsi mendidik pada siswa untuk menyukai belajar dari pengalaman yang telah dilaluinya. 5)
Komponen kelima adalah evaluasi, seperti yang dikatakan H.Daryanto (2001 : 11) bahwa evaluasi merupakan alat untuk mendapatkan
informasi
yang akurat
mengenai tingkat
pencapaian tujuan instruksional oleh siswa. Sehingga guru dapat mengupayakan tindak lanjut atas pencapaian tersebut. c.
Langkah-langkah
penerapan
model
pembelajaran
Deep
Dialogue/Critical Thinking (DD/CT). Penerapannya model pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT) dapat dikolaborasikan dengan berbagai metode kooperatif dan metode-metote
lain.
Langkah-langkah model
pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT) apabila dikolaborasikan dengan metode pembelajaran kooperatif Think Pair and Share adalah sebagai berikut (Suyatno, 2009:108): 1) Dalam mengawali setiap pelajaran dimulai dengan berdoa, salam. Tujuannya untuk memusatkan fisik dan mental. Mempersiapkan segenap hati, perasaan siswa agar dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.
33
2) Guru
mengajak
siswa
membangun
komunitas
dengan
melakukan peragaan, membaca puisi, bermain peran, simulasi atau senam otak atau yang relevan dengan materi pelajaran. 3) Setelah itu guru membagi menjadi kelompok kecil yang beranggotakan 2 orang siswa. Guru memberikan masalah yang harus didiskusikan atau didialogkan secara mendalam oleh kelompok kecil tersebut. Pembagian siswa menjadi kelompok kecil ini diharapkan akan terjadi interaksi yang intensif antara kedua siswa sehingga siswa terlatih memberikan pengalaman melalui proses usaha untuk menemukan informasi, konsep atau pengertian yang diperlukan untuk mengoptimalkan dialog dan berpikir kritis antar sesama. 4) Setelah berdiskusi dalam kelompok kecil, kemudian membentuk kelompok besar yang beranggotakan 5-6 orang siswa. Dalam kelompok besar tersebut, setiap siswa akan berdialog secara lebih dalam dan berpikir kritis dengan saling bertukar informasi yang diketahui kepada teman satu kelompok. 5) Setelah
berdiskusi,
kemudian
guru
akan
memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. 6) Guru
memberikan
kesimpulan
permasalahan yang telah didiskusikan
terhadap
masing-masing
34
7) Guru melakukan refleksi mengenai proses pembelajaran yang telah dilakukan. Mempersilahkan siswa untuk memberikan komentar, pendapat dan masukan mengenai model pembelajaran yang telah dilakukan. Hal tersebut dilakukan untuk menampung keinginan dan harapan siswa pada pembelajaran selanjutnya. 8) Guru memberikan evaluasi untuk mengetahui hasil yang telah didapatkan siswa dalam mengikuti pembelajaran. 6.
Mata Pelajaran Chasis dan Suspensi Otomotif Program keahlian Teknik Kendaraan Ringan (TKR) SMK N2 Pengasih berdasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2008 dan Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) pasal 3 mengenai Tujuan Pendidikan Nasional dan penjelasan pasal 15 mempunyai tujuan untuk membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten dalam: Perawatan dan Perbaikan Motor Otomotif, Perawatan dan Perbaikan Sistem Pemindah Tenaga Otomotif, Perawatan dan Perbaikan Chasis dan Suspensi Otomotif, Perawatan dan Perbaikan Sistem Kelistrikan Otomotif. Mata pelajaran Chasis dan suspensi otomotif terdiri dari beberapa standar kompetensi diantaranya adalah: a. Memperbaiki sistem rem. b. Memperbaiki sistem kemudi. c.
Memperbaiki sistem suspensi.
35
Penelitian ini membahas sebuah kompetensi dasar program keahlian teknik kendaraan ringan yaitu kompetensi memelihara sistem rem dan komponennya serta memperbaiki sistem rem dan komponennya. Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan peneliti yang tidak dapat melakukan
melakukan
penelitian
terhadap
semua
kompetensi.
Kompetensi tersebut adalah kompetensi dasar yang diberikan pada siswa kelas XI Teknik Kendaraan Ringan SMK N2 Pengasih. 7.
Penelitian Tindakan Kelas a.
Pengertian Penelitian Tindakan Kelas Dalam literatur berbahasa inggris, PTK (penelitian tindakan kelas) disebut juga class room action research/action research. Seperti yang dikatakan Stephen Kemmis yang dikutip dalam Hopkins dalam bukunya yang berjudul A Teacher’s Guide To Classroom Research menyatakan bahwa action research adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakantindakan
mereka
dalam
melaksanakan
tugas,
memperdalam
pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukannya itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan. Seorang guru akan banyak menghadapi permasalahan dalam pembelajaran didalam kelas seperti bagaimana meningkatkan motivasi, perhatian, partisipasi siswa dan sebagainya, maka PTK
36
dapat
dilakukan
untuk
menyelesaikan
bermacam-macam
permasalahan didalam kelas/sekolah. Dengan demikian para guru diharapkan akan mampu memperbaiki mutu pembelajaran mereka. b.
Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas Karakteristik penelitian tindakan kelas berbeda dengan penelitian formal. menurut TIM Pelatih PGSM (1999:8-12) karakteristik penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut: 1) An inquiry on practice from within PTK dipicu oleh permasalahan praktis yang dihayati dalam pelaksanaan tugas sehari-hari oleh guru sebagai pengelola pembelajaran didalam kelas. Dengan kata lain, PTK ini bersifat practisce driven dan action driven, dalam arti bahwa PTK bertujuan memperbaiki praksis secara langsung “disini dan sekarang”, maksudnya adalah PTK memusatkan perhatian pada permasalahan yang terjadi pada tempat tersebut dan pada waktu itu juga, sehingga tidak menghiraukan kerepresentativan sampel. Berbeda
dengan
penelitian
formal
yang
menemukan
pengetahuan baru yang dapat diberlakukan secara meluas (generalizable). 2) A collaborative effort between school teachers and teacher educators Dosen LPTK tidak memiliki akses langsung, maka PTK diselenggarakan secara kolaboratif dengan guru yang kelasnya
37
dijadikan kancah PTK. Oleh karena itu ciri kolaboratif ini harus secara konsisten ditampilkan sebagai kerja sama kesejawatan dalam keseluruhan tahapan penyelenggaraan PTK, mulai dari identifikasi permasalahan serta diagnosis keadaan, perancangan tindakan perbaikan, sampai dengan pengumpulan serta analisis data dan refleksi. 3) A reflektive practice, made public Keterlibatan dosen LPTK dalam PTK bukanlah sebagai ahli pendidikan yang tengah mengemban fungsi sebagai pembina guru sekolah menengah atau sebagai pengembang pendidikan, melainkan sebagai sejawat, disamping sebagai pendidik calon guru yang memiliki kebutuhan untuk belajar dalam rangka mengakrabi lapangan demi peningkatan mutu kinerjanya sendiri. Dalam hal ini, guru berkolaborasi dalam PTK harus mengemban peran ganda selain sebagai praktisi yang melaksanakan tugasnya sehari-hari juga sebagai peneliti atas praktisinya sendiri. Apabila sistuasi ini berjalan dengan baik maka akan terbina kultur meniliti di kalangan guru. Sesuai apa yang telah dijelaskan diatas bahwa PTK ditujukan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi ditempat tersebut dan tidak mempunyai tujuan untuk diterapkan secara umum atau meluas. Penerapan hasil penelitian PTK pada objek dan lokasi lain
38
harus mendapatkan pengkajian ulang dan akurat agar dapat diterapkan dengan baik. PTK berkolaborasi
memadukan
antara
mendiskusikan
peneliti
permasalahan,
dan
guru
merancang
untuk dan
melakukan proses pembelajaran, kemudian melakukan refleksi untuk mengetahui kekurangan dari tindakan yang telah dilakukan. Sehingga komunikasi antara peneliti dan guru harus terjaga baik untuk mendapatkan hasil yang maksimal. c.
Tahapan-tahapan Penelitian Tindakan Kelas Setidaknya ada 4 tahapan dalam PTK yang dirumuskan oleh Kemmis dalam Suharsimi (2010:137) yaitu Planing (rencana), Action (tindakan), Observation (pengamatan), Reflection (refleksi). 1) Planing (rencana) Merupakan tahap awal yang harus dilakukan guru sebelum melakukan sesuatu. Diharapkan rencana tersebut berpandangan ke depan, serta fleksibel untuk menerima efek-efek yang tak terduga dan dengan rencana tersebut secara dini kita dapat menguasai hambatan. Dengan perencanaan yang baik seorang praktisi akan lebih mudah untuk mengatasi kesulitan dan mendorong para praktisi tersebut untuk bertindak secara lebih efektif. Sebagai bagian dari perencanaan seorang partisipan harus bekerja sama dalam diskusi untuk membangun suatu
39
kesamaan bahasa dalam menganalisis dalam pengertian maupun tindakan mereka dalam situasi tertentu. 2) Action (tindakan) Tindakan ini merupakan penerapan dari perencanaan yang telah dibuat yang dapat berupa suatu penerapan model pembelajaran tertentu
yang
bertujuan
untuk
memperbaiki
atau
menyempurnakan model yang sedang dijalankan. Tindakan tersebut dapat dilakukan oleh mereka yang terlibat langsung dalam pelaksanaan suatu model pembelajaran yang hasilnya juga akan dipergunakan untuk penyempurnaan pelaksanaan tugas. 3) Observation (pengamatan) Observasi dapat mengukur atau menilai proses belajar (Nana Sudjana, 1991:24). Observasi ini berfungsi untuk melihat dan mendokumentasikan pengaruh-pengaruh yang diakibatkan oleh tindakan dalam kelas. Hasil pengamatan ini merupakan dasar dilakukannya refleksi sehingga pengamatan yang dilakukan harus dapat menceritakan keadaan yang sesungguhnya. Dalam pengamatan, hal-hal yang perlu dicatat oleh peneliti adalah proses dari tindakan, efek-efek tindakan, lingkungan dan hambatan-hambatan yang muncul.
40
4) Reflection (refleksi) Refleksi disini meliputi kegiatan: analisis, sintesis, penafsiran (penginterpretasian), menjelaskan dan menyimpulkan. Hasil dari refleksi adalah diadakannya refisi terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan yang akan dipergunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada pertemuan selanjutnya. Rencana yang matang dan pelaksanaan yang baik akan menghasilkan pembelajaran yang berkualitas. Sehingga diperlukan analisis mendalam antara guru dan peneliti untuk menentukan langkah-langkah yang dilakukan dalam pembelajaran. Keempat rumusan tersebut yaitu plan, action, observation, reflektion, dilakukan secara berulang sehingga peneliti dan guru dapat mengetahui
hasil
dari
siklus
sebelumnya
dan
melakukan
perancangan dan perbaikan pada siklus selanjutnya.
B. Penelitian yang relevan Penelitian yang dilakukan Pratiwi tentang penerapan model cooperatif learning dengan teknik think pair share dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas X Akuntansi 1 SMK Muhammadiyah1 Wates tahun ajaran 2010/2011. Diketahui bahwa hasil penerapan teknik TPS tersebut dapat meningkatkan hasil belajar dengan indikator yaitu siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal pada siklus I sebesar 70%, dan pada siklus II sebesar 85%. Penelitian ini berkaitan dengan tujuan penulis yang
41
akan mengkolaborasikan model Deep Dialog/Critical Thinking (DD/CT) dengan metode think pair share untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar pada siswa SMK N2 Pengasih tahun ajaran 2012/2013. Penelitian yang dilakukan oleh Octavia Argita yang berjudul “Implementasi model pembelajaran Deep Dialog/Critical Thinking (DD/CT) untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar Sejarah siswa kelas XI IPS 2 SMA N 1 Godean tahun ajaran 2011/2012. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan keaktifan siswa pada siklus 1 sebesar 28%, siklus 2 sebesar 30% dan siklus 3 sebesar 35%. Sedangkan prestasi belajar mengalami peningkatan pada siklus I sebesar 12%, siklus II sebesar 24 % dan siklus III sebesar 40%. dari data tersebut dapat diketahui bahwa penerapan model pembelajaran deep dialogue/critical thinking dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar.
C. Kerangka berfikir Proses pembelajaran menjadi suatu hal yang penting untuk dalam tercapainya tujuan pembelajaran yang berakhir pada pencapaian hasil belajar siswa. Pencapaian hasil belajar sangat berkaitan dengan model yang dilakukan oleh guru dalam menyampaikan pembelajaran. Penerapan metode ceramah otomotif sudah tepat diterapkan pada pembelajaran chasis dan suspensi karena guru dapat membentuk pengetahuan siswa melalui penjelasan materi yang sudah dipersiapkan sebelumnya, tetapi siswa cenderung lebih bersikap pasif dalam menerima pelajaran. Pada menit-
42
menit awal pelajaran siswa masih dapat menyerap pengetahuan yang disampaikan oleh guru dengan menggunakan metode ceramah, tetapi selang beberapa saat akan terjadi kejunuhan pada diri siswa akibat tidak adanya aktifitas yang dapat dilakukan selain mendengarkan dan mencatat apa yang disampaikan oleh guru. Penerapan model pembelajaran deep dialogue/critical thinking (DD/CT) merupakan salah satu model yang dapat diterapkan untuk pembelajaran chasis dan suspensi otomotif. Penerapan model ini siswa dituntut aktif dengan berdialog secara mendalam dan berpikir kritis dalam memecahkan masalah. Guru akan membimbing dan mengarahkan siswanya sehingga dalam situasi ini siswa dan guru saling belajar dan berpartisipasi aktif pembelajaran. Situasi seperti itu akan mendukung pembelajaran chasis dan suspensi otomotif yang membutuhkan pemikiran, logika dan analisis yang mendalam seputar chasis dan suspensi otomotif dan komponenkomponen nya, sehingga pada akhirnya akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Gambar 2. Skema kerangka berpikir
43
Keterangan: X
: Kolaborasi metode ceramah dengan model pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT)
Y1
: Partisipasi siswa kelas XI SMK N2 Pengasih
Y2
: Hasil Belajar siswa kelas XI SMK N2 Pengasih
D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan rumusan masalah dan kajian teori, diajukan hipotesis tindakan yaitu : 1. Terdapat peningkatan partisipasi siswa pada mata pelajaran chasis dan suspensi otomotif siswa kelas XI SMK N2 Pengasih dengan menerapkan kolaborasi
metode
ceramah
dengan
model
pembelajaran
Deep
Dialogue/Critical Thinking (DD/CT). 2. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran chasis dan suspensi otomotif siswa kelas XI SMK N2 Pengasih dengan menerapkan kolaborasi
metode
ceramah
dengan
model
pembelajaran
Deep
Dialogue/Critical Thinking (DD/CT). 3. Terdapat peningkatan partisipasi dan hasil belajar siswa secara bersamasama pada mata pelajaran chasis dan suspensi otomotif siswa kelas XI SMK N2 Pengasih dengan menerapkan kolaborasi metode ceramah dengan model pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT).
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK N2 Pengasih di Jalan KRT. Kertodiningrat, Margosari, Pengasih, Kulon Progo, Yogyakarta. berjarak kurang lebih 30km sebelah barat kota Yogyakarta.
B. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan, yaitu bulan 25 April9 Mei 2012.
C. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah siswa kelas XI TKR 3 yang berjumlah 33 orang. Metode pemilihan subyek penelitian berdasarkan permasalahan riil dalam pembelajaran chasis dan suspensi otomotif yaitu kelas XI TKR 3 lebih pasif dalam pembelajaran dan mempunyai hasil belajar yang lebih rendah dibandingkan dengan kelas XI TKR 1 maupun kelas XI TKR 2.
D. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yaitu bentuk penelitian yang berfungsi untuk mengkaji masalah pembelajaran didalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi yang
44
45
nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut (Wina sanjaya, 2009:26). PTK dilaksanakan dengan pengkajian berulang. Menurut Kemmis dan Taggart (1998) tahapan dalam PTK meliputi perencanaan (planning), Tindakan (action), pengamatan (observation) dan terakhir adalah refleksi (reflection) yang menurut Hopkins dapat digambarkan dengan sebuah spiral PTK. Karena dengan model ini apabila ditemukan adanya kekurangan, maka perencanaan dan pelaksanaan tindakan perbaikan masih dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya sampai target yang diinginkan tercapai.
Gambar 3. Model PTK Kemmis dan Mc.Taggart (Suharsimi, 2010 : 132) Keterangan gambar: 1. Rencana (plan), Merupakan tahap awal yang harus dilakukan guru sebelum melakukan sesuatu tentang apa, mengapa, dimana, oleh siapa, dan bagaimana penelitian tersebut dilakukan. 2. Tindakan dan pengamatan (action and observation), merupakan tahapan dimana guru menerapkan apa yang telah direncanakan sebelumnya,
46
kemudian melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan penelitian tersebut. 3. Refleksi (reflection) adalah penafsiran (penginterpretasian), menjelaskan dan menyimpulkan hasil yang diperoleh dari penelitian. Sehingga hasil dari refleksi dapat digunakan sebagai refisi terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan dan dipergunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada pertemuan selanjutnya
E. Prosedur Penelitian Dalam penelitian ini dibedakan dalam dua tahap, yaitu tahap pendahuluan atau refleksi awal dan tahap pelaksanaan tindakan. 1.
Tahap persiapan (refleksi awal) Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut: a.
Refleksi awal antara guru dan peneliti secara kolaboratif untuk mengidentifikasikan permasalahan pada proses pembelajaran.
b.
Peneliti dan guru merancang pelaksanaan pemecahan masalah dengan menggunakan kolaborasi metode ceramah dengan model pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT).
c.
Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari skenario proses pembelajaran, RPP, serta media pembelajaran.
d.
Menyusun alat perekam data yang berupa soal tes hasil belajar, lembar observasi partisipasi siswa pelaksanaan pembelajaran yang
47
menggunakan
kolaborasi
metode
ceramah
dengan
model
pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT). e.
Merencanakan pembelajaran dengan kolaborasi metode ceramah dengan model Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT) dalam proses pembelajaran yang akan dilaksanakan.
2.
Tahap pelaksanaan Pada tahap ini, peneliti menggunakan model spiral dari kemmis dan Taggart (1998) sebagai berikut: a.
Siklus I
1) Rencana Tindakan Siklus I Tindakan yang direncanakan pada pelaksanaan adalah sebagai berikut: a) Mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran chasis dan suspensi otomotif b) Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari skenario proses pembelajaran, RPP, serta media pembelajaran. c) Menyusun alat perekam data yang berupa soal tes hasil belajar, lembar observasi partisipasi siswa pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan kolaborasi metode ceramah dengan model pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT). d) Merencanakan pembelajaran dengan menggunakan kolaborasi metode
ceramah dengan model Deep
Dialogue/Critical
48
Thinking (DD/CT) dalam proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. 2) Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pada tahap ini tindakan dilaksanakan sesuai yang sudah direncanakan, yaitu: a) Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan kolaborasi metode
ceramah dengan model Deep
Dialogue/Critical
Thinking (DD/CT) sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. 3) Observasi Siklus I Pada tahap ini dua orang pengamat melakukan pengamatan terhadap proses belajar mengajar dan aktivitas siswa secara kontinyu. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi partisipasi siswa dalam pelaksanaan pembelajaran. 4) Analisis dan Refleksi Siklus I Berdasarkan hasil pengamatan seluruh kegiatan yang sudah dilakukan selanjutnya dilakukan analisis, pemaknaan, penjelasan dan penyimpulan data. Hasil kesimpulan yang didapat berupa tingkat keefektifan rancangan pembelajaran yang dibuat dan daftar permasalahan serta kendala-kendala yang dihadapi di lapangan. Hasil ini kemudian dijadikan dasar untuk melakukan perencanaan pada siklus II. Analisis dilakukan secara deskripsi terhadap data
49
pengamatan, yaitu dengan menghitung persentase skor indikator yang muncul dari aspek-aspek yang diukur. b. Siklus II 1) Rencana Tindakan Siklus II Rencana kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menentukan alternatif pemecahan masalah untuk memperbaiki kekurangan
pada
siklus
I
dan
mengembangkan
perangkat
pembelajaran pada siklus I yang dinilai sudah cukup baik. Kegiatan ini meliputi: a) Merevisi format skenario pembelajaran siklus I sesuai hasil refleksi I. b) Menyusun alat evaluasi berupa soal postes. c) Menyusun rencana pembelajaran atau skenario yang sudah direvisi sesuai hasil refleksi siklus I. 2) Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pada tahap ini langkah-langkah yang dilakukan sesuai dengan perencanaan yang sudah disusun pada siklus II (rencana tindakan siklus II). Yaitu: a) Melaksanakan pembelajaran berdasarkan skenario yang sudah direvisi sesuai hasil refleksi siklus I. 3) Observasi Siklus II Pada tahap ini pengamatan yang dilakukan sama dengan pengamatan yang dilakukan pada observasi siklus I, yaitu
50
pengamatan proses belajar mengajar siswa dengan menggunakan lembar observasi untuk mengetahui tingkat partisipasi siswa. 4) Analisis dan Refleksi Siklus II Analisis dan refleksi pada siklus II digunakan untuk membedakan hasil dari siklus I dan siklus II. Dari perbandingan antara siklus I dan siklus II dapat digunakan untuk mengetahui tindakan mana yang sudah efektif dan mana yang belum efektif serta mengetahui kendala yang dihadapi dan mencari solusi untuk meningkatan partisipasi dan hasil belajar siswa. c.
Siklus III
1) Rencana Tindakan Siklus III Rencana kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menentukan alternatif pemecahan masalah untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I dan mengembangkan strategi pembelajaran pada siklus II. Kegiatan ini meliputi: a) Merevisi format skenario pembelajaran siklus II sesuai hasil refleksi II. b) Menyusun alat evaluasi berupa soal postes. c) Menyusun rencana pembelajaran atau skenario yang sudah direvisi sesuai hasil refleksi siklus II.
51
2) Pelaksanaan Tindakan Siklus III Pada tahap ini langkah-langkah yang dilakukan sesuai dengan perencanaan yang sudah disusun pada siklus II (rencana tindakan siklus II). Yaitu: a) Melaksanakan pembelajaran berdasarkan skenario yang sudah direvisi sesuai hasil refleksi siklus II. 3) Observasi Siklus III Pada tahap ini dua orang pengamat melakukan pengamatan terhadap proses belajar mengajar dan aktivitas siswa secara kontinyu. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi partisipasi siswa dalam pelaksanaan pembelajaran. 4) Analisis dan Refleksi Siklus III Analisis dan refleksi pada siklus III digunakan utnuk membedakan hasil dari siklus II dan siklus III. Dari perbandingan antara siklus II dan siklus III dapat digunakan untuk mengetahui peningkatan partisipasi dan hasil belajar siswa.
F. Indikator Keberhasilan Kriteria keberhasilan penelitian ini didasarkan pada peningkatan partisipasi dan hasil belajar siswa. Ketercapaian hasil belajar didasarkan pada dua kriteria, yaitu: ketercapaian secara kelompok dan secara perorangan. Menurut Suryosubroto (2002:77), kriteria ketercapaian hasil belajar secara kelompok adalah jika sekurang-kurangnya 85% siswa dalam kelompok yang
52
bersangkutan telah memenuhi kriteria ketuntasan yang belajar secara perorangan. Ketercapaian hasil belajar secara perorangan adalah siswa menguasai materi dengan ditunjukkan oleh 75% unit hasil penilaian formatif, atau 60% unit rata-rata hasil penilaian sub sumatif, sumatif dan kokurikuler pada tiap semester. Dari penjelasan diatas maka indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar siswa dalam kelompok yaitu 85% siswa telah memenuhi kriteria perorangan sesuai dengan yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 75. Sedangkan kriteria keberhasilan partisipasi siswa pada penelitian ini adalah dengan ditunjukkan adanya tren kenaikan partisipasi siswa pada tiap siklus.
G. Definisi Operasional Variabel 1. Partisipasi siswa Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran adalah keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran yang meliputi aspek fisik maupun psikisnya yaitu antara lain (1) Visual activities dan Listening activities ditunjukkan dengan memperhatikan pelajaran. (2) Drawing activities dan Writing activities ditunjukkan dengan mencatat pelajaran. (3) Mental activities, Oral activities dan Emotional activities ditunjukkan dengan menjawab pertanyaan, menyatakan pendapat, menanggapi pendapat dan diskusi.
53
2. Hasil belajar siswa Hasil belajar siswa adalah suatu pencapaian dari suatu pengalaman belajar yang telah didapatkan oleh siswa. Hasil belajar dan dapat diketahui dengan memberikan soal-soal tes evaluasi setelah proses pembelajaran dilakukan. H. Instrumen Penelitian Instrumen yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah: 1.
Instrumen Alat Ukur Hasil belajar Instrumen alat ukur kemampuan berbentuk tes obyektif dengan pertanyaan yang mengacu pada indikator pembelajaran. Tes ini dilakukan untuk melihat hasil belajar siswa. Tes dilaksanakan sebanyak 2 kali, yaitu: sebelum tindakan dilakukan, untuk mengetahui hasil belajar awal siswa,
dan
sesudah
pelaksanaan
tindakan,
dimaksudkan
untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa tiap siklus. Validitas yang digunakan dalam instrumen ini yaitu pengujian validitas isi dan validitas empiris. Untuk menguji validitas isi maka digunakan pendapat dari para ahli (judgment experts), setelah mendapatkan revisi dari judment expert maka dilakukan perbaikan pada instrument. Sedangkan untuk validitas empiris dilakukan dengan menguji cobakan pada siswa yang mempunyai tingkat kemampuan yang setara dengan kelas yang akan diambil datanya. Kisi-kisi instrumen yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1.
54
Tabel 1. Kisi-kisi instrumen tes Kompetensi Indikator Dasar Memelihara Pertemuan ke I sistem rem dan Cara kerja rem tromol dan rem komponennya cakram Komponen rem tromol dan rem cakram Jenis rem tromol dan rem cakram Pembuangan udara palsu Penyetelan jarak bebas sepatu rem tromol Kelebihan dan kelemahan rem tromol dan rem cakram Pertemuan ke II Memperbaiki Pedal rem sistem rem dan Fungsi booster rem komponennya Komponen booster rem Cara kerja booster rem Minyak rem Katup proporsioning Pertemuan ke III Fungsi master silinder Jenis master silinder Komponen master silinder tipe tunggal dan tipe tandem Cara kerja master silinder tipe tunggal dan tipe tandem Analisis gangguan dan perbaikan pada sistem rem
No. Butir Soal
Jumlah
1,7,8,9,17
5
2,3,5,11,15
5
4,6,14,16 19,20 12,13
4 2 2
10,18
2
1,2,3,4 5,8 6,9,11,10,12 7,13, 18,19,20 14,15,16,17
4 2 5 2 3 4
1 6,7 2,4,8
1 2 3
3,5
2
9,10,11,12,1 3,14,15,16,1 7,18,19,20
12
60 Setelah dilakukan ujicoba pada kelas XII TKR 2 maka didapatkan Hasil uji coba dan analisis instrumen hasil belajar yang dapat dilihat pada tabel 2. dibawah ini:
55
Tabel 2. Hasil ujicoba dan analisis instrumen hasil belajar Siklus Siklus I
Siklus II
Siklus III
Kategori Soal
Jumlah Soal
Mudah Sedang Sulit Mudah Sedang Sulit Mudah Sedang Sulit
3 14 3 3 14 3 3 14 3
Dari tabel 2. dapat diketahui bahwa masing-masing siklus mempunyai tingkat kesulitan soal yang setara yang terdiri dari 3 buah soal berkategori mudah, 14 soal berkategori sedang dan 3 soal berkategori sulit. 2.
Lembar observasi partisipasi siswa Lembar
observasi
merupakan
instrumen
penelitian
yang
digunakan untuk pengambilan data tentang partisipasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Lembar observasi ini berisikan aspekaspek partisipasi siswa yang akan diamati. Di dalam instrumen ini terdapat 8 aspek yang akan diamati selama proses pembelajaran. Instrumen ini untuk mengukur prosentase kuantitas siswa yang berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Validitas yang digunakan dalam instrument ini yaitu validitas konstruk dengan menyusun lembar observasi berdasarkan teori-teori yang telah dijabarkan dalam bab 2 halaman 13.
56
I.
Prosedur Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik observasi dan tes. Teknik observasi digunakan untuk pengumpulan data yang berkaitan dengan partisipasi. Teknik tes digunakan untuk pengumpulan data yang berkaitan dengan hasil belajar siswa. Pengumpulan data partisipasi dengan teknik observasi dilakukan oleh 2 orang yang bertindak sebagai observer dengan bertanggung jawab dengan masing-masing tugasnya yaitu: observer 1 bertanggung jawab melakukan pengamatan pada siswa berdasarkan presensi kehadiran kelas dengan nomor urut 1-15, sedangkan observer 2 bertanggung jawab melakukan pengamatan siswa dengan nomor urut 16-33. Observer berada didepan kelas dengan beberapa kali mendekati siswa yang diobservasi (objek) apabila belum mendapatkan pandangan visual yang jelas terhadap objek tersebut. Setelah mendapatkan gambaran jelas terhadap objek maka observer mengisi lembar observasi dengan angka 1 pada kolom aspek partisipasi yang tersedia apabila objek berpartisipasi pada aspek tersebut dan mengisikan “kosong” apabila objek tidak berpartisipasi pada aspek tersebut. Pengumpulan data hasil belajar dengan teknik tes dilakukan dengan menggunakan soal evaluasi berjumlah 20 butir soal tes objektif yang dikerjakan siswa diakhir tiap siklus. Pengawasan saat evaluasi dilakukan oleh guru dibantu dengan observer untuk memastika siswa mengerjakan soal tes secara individu.
57
J.
Analisis Data Teknik analisis data yang dilakukan terhadap masing-masing variabel adalah sebagai berikut: 1.
Partisipasi Siswa dalam Proses Pembelajaran Partisipasi siswa dalam kegiatan belajar tim dinilai berdasarkan hasil observasi menggunakan metode pemilihan dan pencatatan dengan menggunakan tangan, data dihitung jumlah dan persentasenya. Data juga ditampilkan dalam bentuk diagram agar mudah dideskripsikan. Data dianalisis secara deskriptif kuantitatif artinya hanya mendeskripsikan data apa adanya yaitu berupa angka. Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase pertisipasi siswa adalah:
2.
X 100 %
Hasil belajar Siswa dalam proses pembelajaran Terhadap data hasil tes hasil belajar siswa, dilakukan analisis dengan menentukan rata-rata nilai tes, peningkatan dari pretes dan postes pada siklus I, II dan III, serta jumlah (persentase) siswa yang tuntas belajar pada siklus I, II dan III. Kemudian membandingkan hasil yang diperoleh pada siklus I, II dan III. Untuk mencari nilai rata-rata siswa dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Nilai rata-rata hasil belajar siswa (mean) : =
∑
58
Keterangan: X
: Nilai rata-rata
∑xi : Jumlah nilai semua siswa N
: Jumlah siswa
Untuk menghitung persentase siswa yang tuntas belajar pada masingmasing siklus dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Persentase siswa tuntas belajar
x 100%
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1.
Tindakan Siklus 1 a.
Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Pada Siklus 1 Siklus I ini dilaksanakan pada kompetensi memelihara sistem rem bagian ke-2, karena bagaian pertama dari kompetensi tersebut telah diajarkan oleh guru sekolah. Pada bagian ke-2 ini sesuai dengan silabus akan membahas tentang cara kerja rem tromol dan rem cakram, komponen rem tromol dan rem cakram, jenis rem tromol dan rem cakram, pembuangan udara palsu, penyetelan jarak bebas sepatu rem tromol, dan kelebihan atau kekurangan rem tromol dengan rem cakram. Tindakan pada siklus I dilakukan sebanyak satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 4x45 menit pada tanggal 25 April 2012.
Model
pembelajaran
pembelajaran Deep
yang
digunakan
Dialogue/Critical
adalah
Thinking
model
(DD/CT).
penggunaan metode ceramah pada pembelajaran ini tetap digunakan untuk memberikan gambaran umum atau pemahaman awal bagi siswa. Membangun komunitas pada model Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT) dilaksanakan dengan meyusun puzzle. Pembuatan puzzle sistem rem disesuai berdasarkan materi yang sedang
59
60
diajarkan pada siklus I. Puzzle di cetak print out berisikan gambar rem tromol dimana gambar tersebut telah dimodifikasi dengan beberapa anak panah yang menunjuk ke masing-masing komponen pada gambar rem tromol tersebut. Setiap anak panah mempunyai kolom kosong yang harus di isi oleh siswa dengan ditempelkan potongan kertas berperekat bertuliskan nama komponen rem tromol. Kegiatan menyusun puzzle ini akan mendorong siswa untuk berinteraksi intensif dengan anggota satu kelompok dalam suasana menyenangkan dan kebersamaan dalam mencapai suatu tujuan sesuai dengan prinsip yang ditekankan dalam membangun komunitas yaitu menciptakan keterikatan positif sebagai satu kesatuan dengan menekankan kesamaan tujuan dan saling menghargai antar anggota sehingga diharapkan akan mempermudah proses dialog mendalam saat siswa berdiskusi menyelesaikan masalah. Setelah selesai menyusun puzzle sistem rem, kemudian siswa disiapkan untuk berdiskusi. Kegiatan diskusi kelompok kecil maupun kelompok besar mempunyai tujuan yang sama yaitu menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru pada lembar diskusi. Setelah selesai berdiskusi kemudian salah satu siswa mewakili kelompoknya memaparkan hasil diskusi kelompok dengan melakukan presentasi secara sukarela ataupun dapat ditunjuk secara acak oleh guru.
61
b.
Hasil Tindakan Siklus 1 Penelitian tindakan kelas ini menekankan pada upaya meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran.
pelaksanaan
tindakan
pada
siklus
1
dengan
menerapkan model pembelajaran deep dialogue/critical thinking (DD/CT) yang dikombinasikan dengan metode ceramah dijelaskan sebagai berikut: 1) Guru masuk kelas dan mengondisikan siswa, kemudian menunjuk siswa untuk memimpin doa untuk mengawali kegiatan pembelajaran. dilanjutkan dengan melakukan presensi kepada siswa. Jumlah siswa yang hadir 33 orang. 2) Guru memusatkan perhatian siswa pada pokok bahasan yang akan dipelajari dengan memberikan pertanyaan umum seputar rem tromol dan rem cakram, yaitu” mengapa sistem pengereman pada salah satu jenis kendaraan ada yang dibuat kombinasi rem tromol dengan rem cakram, lalu pada kendaraan jenis lain semuanya menggunakan tromol, atau semuanya menggunakan cakram?” 3) Guru membagikan hand-out kepada siswa dan menjelaskan dengan media power-point tentang fungsi komponen rem tromol dan rem cakram, model-model rem tromol dan rem cakram, cara penyetelan jarak bebas kanvas dengan tromol yang dilakukan secara manual maupun otomatis. Dan prosedur pembuangan
62
udara palsu pada sistem rem. Guru mengarahkan siswa untuk mencatat hal yang dianggap penting dan mempersilahkan siswa untuk bertanya apabila ada yang belum dimengerti. 4) Guru membagi siswa dalam kelompok yang berjumlah 5-6 orang untuk menyusun puzzle sistem rem. Permaianan puzzle diharapkan akan memberikan suasana yang lebih akrab, meningkatkan kerja sama dan saling menghargai antara anggota kelompok. 5) Setelah menyelesaikan puzzle, Kemudian siswa dikelompokkan menjadi kelompok kecil berjumlah 2 orang. Kemudian guru memberikan permasalahan pada kelompok kecil tersebut dan menugaskan siswa untuk berdiskusi dan berdialog secara mendalam dengan teman sebangkunya. 6) Setelah melakukan diskusi dengan teman sebangkunya, maka guru membagi dalam kelompok besar berjumlah 5-6 orang. Siswa yang telah berdiskusi dengan teman sebangku maka akan saling berbagi dan berfikir kritis dalam kelompok yang lebih besar tersebut. 7) Setelah selesai berdiskusi, guru mempersilahkan siswa untuk mewakili kelompoknya mempresentasikan hasil diskusi dengan sukarela atau guru dapat menunjuk secara acak. Guru mempersilahkan menanggapi.
siswa
yang
lain
bertanya
dan
saling
63
8) Setelah itu guru memberikan kesimpulan terhadap permasalahan yang diberikan dan keseluruhan materi yang diajarkan. 9) Untuk mengetahui pencapaian hasil belajar, guru memberikan lembar soal evaluasi yang berjumlah 20 soal dalam bentuk pilihan ganda. 10) Guru mempersilahkan siswa untuk memberikan komentar dan masukan terhadap penerapan model pembelajaran yang telah dilakukan tersebut. Tidak semua masukan siswa dapat dipertimbangkan karena ada beberapa yang hanya asal-asalan dalam memberi masukan. Dari beberapa masukan siswa yang dapat dipertimbangkan adalah sebagai berikut: a)
“Waktu diskusinya kurang lama pak”
b) “Sebaiknya yang bisa jawab pertanyaan dikasih hadiah pak” c)
“Pas diskusi sebaiknya siswa ada internet pak buat browsing”
Masukan-masukan tersebut digunakan untuk menampung apa saja harapan siswa pada pembelajaran yang akan datang dan sebagai pertimbangan bagi guru untuk menyusun pembelajaran selanjutnya. Ketika pembelajaran sedang berlangsung maka observer menilai jumlah partisipasi sesuai dengan kategori yang telah ditetapkan. Hasil observasi yang telah didapatkan pada siklus I terlihat pada tabel 3.
64
Tabel 3. Partisipasi Siswa Siklus I Jumlah No Aspek yang diamati Siswa 1 Memperhatikan 33 pelajaran 2 Mencatat 33 3 Bertanya 33 4 Menyatakan pendapat 33 5 Menanggapi pendapat 33 6 Menjawab pertanyaan 33 7 Keikutsertaan dalam 33 kelompok kecil 8 Keikutsertaan dalam 33 kelompok besar Rata-rata
Siklus 1 frekuensi Persentase 25 75.76% 8 10 5 4 17 22
24.24% 30.30% 15.15% 12.12% 51.52% 66.67%
21
63.64%
14
42.43%
Partisipasi Siswa Siklus I 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 1
2
3
4
5
6
Aspek partisipasi
Gambar 4. Partisipasi Siswa Siklus I Keterangan gambar: 1 : Memperhatikan pelajaran 2 : Mencatat 3 : Bertanya 4 : Menyatakan pendapat 5 : Menanggapi pendapat 6 : Menjawab pertanyaan 7 : Keikutsertaan dalam kelompok kecil 8 : Keikutsertaan dalam kelompok besar
7
8
65
Berdasarkan tabel. 3 dapat dilihat bahwa Aspek partisipasi pada siklus 1 yang tertinggi adalah aspek memperhatikan pelajaran yaitu 75.76%. sedangkan rata-rata aspek partisipasi lainnya masih tergolong rendah yaitu pada aspek mencatat, bertanya, menyatakan pendapat,
menanggapi
pendapat,
menjawab
pertanyaan,
keikutsertaan dalam kelompok besar dan presentasi. Aspek partisipasi siswa yang terendah adalah aspek partisipasi yaitu 6.06%. Aspek memperhatikan pelajaran sudah cukup tinggi yaitu 25 siswa (75.76%). Kondisi tersebut sudah terlihat dari awal pembelajaran dimulai. Sebelum penjelasan materi siswa sudah mulai fokus pada pelajaran saat guru memberikan pertanyaan yang memancing siswa untuk berfikir sehingga siswa sudah banyak yang memperhatikan penjelasan materi dari guru. Guru juga memberikan beberapa
pertanyaan
kepada
siswa
saat
penjelasan
materi
berlangsung dan memperbanyak interaksi dengan siswa. Walaupun demikian masih ada siswa yang kurang memperhatikan pelajaran yang disebabkan karena siswa tersebut bermain sendiri dengan teman dan asik menggunakan hand phone-nya. Rata-rata siswa yang kurang memperhatikan pelajaran adalah siswa yang duduk dibagian belakang karena kurang mendapatkan perhatian dari guru. Aspek mencatat masih tergolong rendah, pada siklus I ini hanya 8 siswa (24.24%). Hal ini karena siswa telah terbiasa dialokasikan waktu khusus untuk mencatat pelajaran, sedangkan
66
pada penerapan kolaborasi metode ceramah dengan model Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT) ini guru tidak mengalokasikan waktu khusus untuk mencatat. Siswa pun tidak ada inisiatif untuk merangkum pelajaran dengan mencatatnya saat diberikan penjelasan oleh guru. Memori otak manusia yang terbatas maka catatan materi pelajaran diperlukan untuk membantu siswa dalam memahami dan mengingat kembali pelajaran yang telah mereka pelajari sebelumnya. Aspek bertanya juga masih tergolong rendah, yaitu sejumlah 10 siswa (30.30%). Siswa masih terlihat pasif dan hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Rata-rata siswa masih malu dan takut untuk menanyakan apa yang belum diketahui atau dipahami. Saat proses diskusi pun masih terlihat bahwa siswa masih kebingungan untuk menyusun pertanyaan yang ingin diajukan. Aspek menyatakan pendapat dan menanggapi pernyataan juga masih tergolong rendah yaitu hanya 5 siswa (15.15%) dan 4 siswa (12.12%). Diperlukan kepercayaan diri dan keberanian untuk mengungkapkan menyatakan pendapat dan menanggapi pernyataan. Kondisi tersebut belum bisa terlihat dari kebanyakan siswa karena mereka masih terbiasa pasif pada pembelajaran sebelumnya. Selain itu proses diskusi juga masih belum bisa berjalan dengan maksimal karena guru hanya mempersilahkan siswa secara sukarela untuk mengutarakan pendapatnya atau menanggapi peryataan temannya.
67
Aspek menjawab pertanyaan tergolong cukup yaitu 17 siswa (51.52%). Siswa cenderung menjawab secara bersama-sama saat guru melontarkan sebuah pertanyaan. Siswa terkesan malu untuk menjawab secara individu. kemudian guru mengarahkan agar siswa mengacungkan
tangan
terlebih
dahulu
sebelum
menjawab
pertanyaan. Hasilnya hanya sedikit siswa yang berani menjawab pertanyaan tersebut secara suka rela. Aspek keikutsertaan dalam kelompok kecil sudah tergolong cukup tinggi yaitu 22 siswa (66.67%). Dalam kelompok kecil ini siswa mempunyai kesempatan untuk menanyakan apa yang belum mereka ketahui kepada teman sebangku. Dalam kondisi ini siswa merasa nyaman dan tidak malu untuk bertanya dan mengutarakan pendapatnya kepada temannya. Beberapa siswa yang belum berpartisipasi dalam aspek ini disebabkan karena ada beberapa siswa yang kurang mempercayai kemampuan teman sebangkunya dan memutuskan untuk mengerjakan sendiri permasalahan
yang
diberikan dan ada yang bercanda sendiri dengan teman sebangku. Aspek keikutsertaan dalam kelompok besar cukup tinggi yaitu 63.64% siswa yang aktif dalam kelompok. belajar dengan cara berkelompok sudah sering diterapkan pada pembelajaran praktek sebelumnya sehingga siswa sudah cukup terbiasa. Beberapa siswa yang kurang berpartisipasi pada diskusi kelompok besar ini disebabkan karena bercanda dengan teman yang lain, motivasi dalam
68
diri yang rendah dan kelompok yang relatif besar membuat interaksi antar siswa tidak bisa sesering seperti kelompok kecil. Penerapan kolaborasi metode ceramah dengan model Deep Dialogue/Critical
Thinking
(DD/CT)
juga
bertujuan
untuk
meningkatkan hasil belajar siswa, untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I maka dilakukan evaluasi hasil belajar berupa post test siklus I. adapaun adalah hasil evaluasi XI TKR 3 yang dilakukan pada siklus I dapat dilihat pada gambar 5.
Hasil belajar Siklus I 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 0 - 54
55 -64
65 -74
75 - 84
85 - 94
95-100
Gambar 5. Hasil Belajar Siswa Siklus I Tabel 4. Ketuntasan belajar siklus I Ketuntasan Belajar Siklus I Nilai Jumlah siswa Keterangan >7.5 19 siswa Tuntas <7.5 14 Siswa Belum tuntas
Prosentase 57.58% 42.42%
Dari tabel 4. dapat dilihat bahwa belum seluruhnya siswa mencapai standar kompetensi yang diharapkan. terdapat 19 siswa
69
yang telah memenuhi KKM, dan masih terdapat 14 siswa yang belum memenuhi KKM. Untuk mengetahui pencapaian hasil belajar siklus I secara keseluruhan maka nilai yang didapatkan masing-masing siswa dijumlahkan kemudian dirata-rata. Adapun hasil perhitungan ratarata hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Perhitungan Nilai Siklus I No Kriteria 1 Skor tertinggi 2 Skor terendah 3 Rata-rata keseluruhan
Data 8.50 5.50 7.14
Dari tabel 5. dapat dilihat bahwa setelah mendapatkan pembelajaran dengan kolaborasi metode ceramah dengan model Deep Dialogue/Critical Thinking
(DD/CT) pada kompetensi
memelihara sistem rem didapatkan nilai rata-rata siswa pada siklus I sebesar 7.14, nilai tertinggi sebesar 8.50 dan nilai terendah sebesar 5.50. c.
Refleksi Siklus I Penerapan kolaborasi metode ceramah dengan model pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT) pada dasarnya sudah dapat meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa. Peningkatan partisipasi siswa dapat dilihat dari perubahan sikap siswa yang pasif pada pembelajaran sebelumnya menjadi lebih aktif dalam pembelajaran pada siklus I. Terdapat beberapa kelebihan
70
dan kekurangan pada siklus I yang dapat dijadikan masukan untuk siklus II. Kekurangan pada siklus I adalah sebagai berikut: 1.
Siswa masih terkesan kebingungan dengan langkah-langkah pembelajaran.
2.
Waktu yang disediakan untuk diskusi kurang dimanfaatkan oleh siswa, kebanyakan siswa masih bergurau saat berdiskusi sehingga masih ada beberapa permasalahan yang belum terselesaikan.
3.
Siswa masih malu dan takut untuk bertanya kepada guru dalam menyatakan pendapatnya, menanggapi penyataan, menjawab pertanyaan dan mempresentasikan hasil pekerjaan nya.
4.
Siswa yang belum mencatat pelajaran karena kurangnya kesadaran untuk mencatat dan tidak adanya alokasi waktu khusus yang diberikan untuk mencatat.
5.
Masih ada siswa yang belum memperhatikan saat guru menjelaskan materi dengan metode ceramah.
6.
Dari masukan beberapa siswa pada saat pembelajaran yaitu sebagai berikut: a). “Waktu diskusinya kurang lama pak”, Hal tersebut terjadi karena siswa kurang memanfaatkan waktu diskusi dengan baik, kurangnya alokasi waktu
71
diskusi yang diberikan guru, dan masih sering bercanda dalam melakukan diskusi. b). “Sebaiknya yang bisa jawab pertanyaan dikasih hadiah pak” Hal
tersebut
memperoleh
mengindikasikan penghargaan
bahwa
ketika
siswa
dapat
ingin
menjawab
pertanyaan dari guru. c). “Pas diskusi sebaiknya siswa ada internet pak buat browsing” Hal tersebut terjadi karena siswa kurang berpengetahuan tentang kenyataan permasalahan yang ada di diluar, siswa cenderung hanya mempelajari permasalahan dari buku pelajaran. Keberhasilan yang telah dicapai pada siklus I adalah sebagai berikut: 1.
Siswa mulai terlatih untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru.
2.
Siswa mulai terlatih untuk mengungkapkan pendapatnya dan menanggapi pendapat teman.
3.
Siswa mulai berlatih bekerja sama untuk memecahkan masalah
4.
Siswa mulai menggunakan logika-logika saat menjawab pertanyaan, dan tidak bergantung kepada hafalan.
5.
Siswa mulai berperan aktif dalam pembelajaran sehingga lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran.
72
d.
Rencana Tindakan Siklus II Dari hasil observasi dan refleksi siklus I yang dikonsultasikan dengan
guru
sekolah
maka
diperoleh
kesepakatan
untuk
memperbaiki pembelajaran berikutnya yaitu pada siklus II dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1.
Untuk mengatasi masalah no.1 pada refleksi siklus I, maka guru memberikan arahan tentang tahapan-tahapan pembelajaran dengan jelas dan mudah dipahami siswa.
2.
Untuk mengatasi masalah no.2 dan no.6 point (a) pada refleksi siklus I, maka guru mengefisiensikan penggunaan waktu untuk ceramah dan menambah alokasi waktu untuk diskusi dan presentasi.
3.
Untuk mengatasi masalah no.3 pada refleksi siklus I, maka guru menambah interaksi dengan siswa agar tercipta keakraban antara guru dengan siswa. Guru juga memberi motivasi dengan mengingatkan agar siswa segera tidak malu bertanya saat ada materi yang belum diketahui atau dipahami.
4.
Untuk mengatasi masalah no.4 pada refleksi siklus I, guru mengingatkan siswa untuk mencatat materi yang dianggap penting dan mengalokasikan waktu khusus untuk mencatat pelajaran.
5.
Untuk mengatasi masalah no.5 pada refleksi siklus I, maka guru menambahkan media animasi pada penjelasan materi agar siswa
73
lebih tertarik memperhatikan penjelasan guru dan untuk memudahkan siswa mengembangkan logika dengan melihat visual yang bergerak langkah demi langkah. 6.
Untuk mengatasi masalah no.6 point (b), maka guru memberi penghargaan kepada siswa yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar dengan memberikan nilai tambahan, dan memberi penguatan ketika jawaban siswa kurang tepat.
7.
Untuk mengatasi masalah no.6 point (c) pada refleksi siklus I, guru mengingatkan siswa untuk mencari sumber informasi lain diluar kelas, seperti internet, koran, majalah, atau buku-buku yang relevan.
2.
Tindakan siklus II a.
Diskripsi Pelaksanaan Tindakan Pada Siklus II Siklus II ini dilaksanakan pada kompetensi memperbaiki sistem rem (bagian-1). Sesuai dengan silabus pada kompetensi ini akan membahas tentang fungsi booster rem, komponen booster rem, cara kerja booster rem, prinsip kerja pedal rem, cara penyetelan tinggi pedal rem, cara penyetelan gerak bebas pedal rem, jenis-jenis minyak rem,
cara penanganan minyak rem,
fungsi katup
proportioning, cara kerja katup proportioning. Tindakan pada siklus II dilakukan sebanyak satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 4x45 menit pada tanggal 2 Mei
74
2012.
Model
pembelajaran
pembelajaran Deep
yang
digunakan
Dialogue/Critical
adalah
Thinking
model
(DD/CT).
Penggunaan metode ceramah pada pembelajaran ini tetap digunakan untuk memberikan gambaran umum atau pemahaman awal bagi siswa. Membangun komunitas pada model Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT) dilaksanakan dengan meyusun puzzle. Pembuatan puzzle sistem rem disesuai berdasarkan materi yang sedang diajarkan pada siklus II. Puzzle di cetak print out berisikan gambar booster rem dimana gambar tersebut telah dimodifikasi dengan beberapa anak panah yang menunjuk ke masing-masing komponen pada gambar booster rem tersebut. Setiap anak panah mempunyai kolom kosong yang harus di isi oleh siswa dengan ditempelkan potongan kertas berperekat bertuliskan nama
komponen booster
rem. Kegiatan menyusun puzzle ini akan mendorong siswa untuk berinteraksi intensif dengan anggota satu kelompok dalam suasana menyenangkan dan kebersamaan dalam mencapai suatu tujuan sesuai dengan prinsip yang ditekankan dalam membangun komunitas yaitu menciptakan keterikatan positif sebagai satu kesatuan dengan menekankan kesamaan tujuan dan saling menghargai antar anggota sehingga diharapkan akan mempermudah proses dialog mendalam saat siswa berdiskusi menyelesaikan masalah.
75
Setelah selesai menyusun puzzle sistem rem, kemudian siswa disiapkan untuk berdiskusi. Kegiatan diskusi kelompok kecil maupun kelompok besar mempunyai tujuan yang sama yaitu menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru pada lembar diskusi. Setelah selesai berdiskusi kemudian salah satu siswa mewakili kelompoknya memaparkan hasil diskusi kelompok dengan melakukan presentasi secara sukarela ataupun dapat ditunjuk secara acak oleh guru. b.
Hasil Tindakan Siklus II Penelitian tindakan kelas ini menekankan pada upaya meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran.
Pelaksanaan tindakan pada
siklus II dengan
menerapkan model pembelajaran deep dialogue/critical thinking (DD/CT) yang dikombinasikan dengan metode ceramah dijelaskan sebagai berikut: 1) Guru masuk kelas dan mengondisikan siswa, kemudian menunjuk siswa untuk memimpin doa untuk mengawali kegiatan pembelajaran. dilanjutkan dengan melakukan presensi kepada siswa. Jumlah siswa yang hadir 33 orang. 2) Guru memusatkan perhatian siswa pada pokok bahasan yang akan dipelajari dengan memberikan pertanyaan umum seputar booster rem, yaitu: sistem rem adalah sistem yang sangat sering digunakan pada saat kendaraan beroperasi, apabila injakan pedal
76
terasa berat maka akan membuat pengemudi cepat lelah dan hal tersebut berbahaya bagi pengemudi dan pengguna jalan yang lain. Lalu apakah ada komponen sistem rem yang dapat meringankan injakan pedal? 3) Guru membagikan hand-out kepada siswa dan menjelaskan dengan media power-point tentang fungsi booster rem, komponen booster rem, cara kerja booster rem, prinsip kerja pedal rem, cara penyetelan tinggi pedal rem, cara penyetelan gerak bebas pedal rem, jenis-jenis minyak rem, cara penanganan minyak rem, fungsi katup proportioning, cara kerja katup proportioning.
Menjelaskan
materi
dengan
power-point
dikombinasikan dengan media animasi dan video yang dapat membantu siswa memahami langkah demi langkah cara kerja booster rem dan katup proporsioning. 4) Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan
materi
pelajaran
dan
mempersilahkan
untuk
mengacungkan jari sebelum menjawab pertanyaan, atau guru menunjuk siswa dengan cara acak. Guru memberi penghargaan kepada siswa yang berhasil menjawab pertanyaan dengan benar dan memberi penguatan jika jawaban dari siswa kurang tepat dan melemparkan pertanyaan tersebut kepada siswa yang lain.
77
5) Guru mengarahkan siswa untuk mencatat hal yang dianggap penting dan mempersilahkan siswa untuk bertanya apabila ada yang belum dimengerti. 6) Guru membagi siswa dalam kelompok yang berjumlah 5-6 orang untuk menyusun puzzle sistem rem. Permaianan puzzle diharapkan akan memberikan suasana yang lebih akrab, meningkatkan kerja sama dan saling menghargai antara anggota kelompok. 7) Setelah menyelesaikan puzzle, Kemudian siswa dikelompokkan menjadi kelompok kecil berjumlah 2 orang. Kemudian guru memberikan permasalahan pada kelompok kecil tersebut dan menugaskan siswa untuk berdiskusi dan berdialog secara mendalam dengan teman sebangkunya. 8) Setelah melakukan diskusi dengan teman sebangkunya, maka guru membagi dalam kelompok besar berjumlah 5-6 orang. Siswa yang telah berdiskusi dengan teman sebangku maka akan saling berbagi dan berfikir kritis dalam kelompok yang lebih besar tersebut. 9) Setelah selesai berdiskusi, guru mempersilahkan siswa untuk mewakili kelompoknya mempresentasikan hasil diskusi dengan sukarela atau guru dapat menunjuk secara acak. Guru menjadi moderator dan mengarahkan siswa yang lain untuk bertanya dan saling menanggapi.
78
10) Setelah itu guru memberikan kesimpulan terhadap permasalahan yang diberikan dan keseluruhan materi yang diajarkan. 11) Untuk mengetahui pencapaian hasil belajar, guru memberikan lembar soal evaluasi yang berjumlah 20 soal dalam bentuk pilihan ganda. 12) Guru mempersilahkan siswa untuk memberikan komentar dan masukan terhadap penerapan model pembelajaran yang telah dilakukan tersebut. Dari beberapa masukan atau komentar siswa yang dapat dipertimbangkan adalah sebagai berikut: a). “Menerangkannya agak terlalu cepat pak” b). “Diterangkan juga mengenai teknologi yang ada sekarang pak” Masukan
atau
komentar
tersebut
digunakan
untuk
menampung bagaimana pengalaman siswa selama mengikuti pembelajaran dapat berupa saran, masukan, komentar dan harapan siswa
pada
pembelajaran
yang
akan
datang
dan
sebagai
pertimbangan bagi guru untuk menyusun pembelajaran selanjutnya. Ketika pembelajaran sedang berlangsung maka observer menilai jumlah partisipasi sesuai dengan kategori yang telah ditetapkan. Hasil observasi yang telah didapatkan pada siklus II terlihat pada tabel 6.
79
Tabel 6. Partisipasi Siswa Siklus II No
Aspek yang diamati
1 2 3 4 5 6 7
Memperhatikan pelajaran Mencatat Bertanya Menyatakan pendapat Menanggapi pendapat Menjawab pertanyaan Keikutsertaan dalam kelompok kecil Keikutsertaan dalam kelompok besar Rata-rata
8
Jumlah Siswa 33 33 33 33 33 33 33
Siklus II frekuensi Persentase 31 93.94% 27 81.82% 13 39.39% 12 36.36% 8 24.24% 22 66.67% 26 78.79%
33
24
72.73%
20.38
61.74%
Partisipasi Siswa Siklus II 100% 80% 60% 40% 20% 0% 1
2
3
4 5 Siklus II
6
7
Gambar 6. Partisipasi Siswa Siklus II Keterangan gambar: 1 : Memperhatikan pelajaran 2 : Mencatat 3 : Bertanya 4 : Menyatakan pendapat 5 : Menanggapi pendapat 6 : Menjawab pertanyaan 7 : Keikutsertaan dalam kelompok kecil 8 : Keikutsertaan dalam kelompok besar
8
80
Aspek memperhatikan pelajaran sudah cukup tinggi yaitu 31 siswa (93.94%). Kondisi tersebut sudah terlihat dari awal pembelajaran dimulai. Sebelum penjelasan materi siswa sudah mulai fokus pada pelajaran saat guru memberikan pertanyaan yang memancing siswa untuk berfikir sehingga siswa sudah banyak yang memperhatikan penjelasan materi dari guru.. Guru juga memberikan beberapa
pertanyaan
berlangsung
dan
kepada
siswa
memperbanyak
saat
penjelasan
materi
dengan
siswa.
interaksi
Penambahan animasi pada power-point tentang cara kerja komponen sistem rem juga menambah motivasi siswa untuk memperhatikan pelajaran. Walaupun demikian masih ada siswa yang kurang memperhatikan pelajaran, kemungkinan disebabkan karena faktor motivasi dari dalam diri siswa tersebut yang lemah. Terdapat 2 siswa yang belum memperhatikan pelajaran pada siklus II ini. Aspek mencatat sudah tergolong cukup tinggi, yaitu 27 siswa (81.82%). Waktu yang disediakan dan arahan guru kepada siswa untuk mencatat poin-poin yang dianggap penting telah dapat meningkatkan partisipasi siswa pada aspek mencatat ini. catatan materi pelajaran diperlukan untuk membantu
siswa
dalam
memahami dan mengingat kembali pelajaran yang telah mereka pelajari sebelumnya. Aspek
bertanya
walaupun
telah
terjadi
peningkatan
dibandingkan pada siklus I, tetapi baru separuh dari total siswa, yaitu
81
tepatnya 17 siswa (51.52%). Siswa masih terlihat kebingungan untuk menyusun pertanyaan. Untuk aspek menyatakan pendapat dan menanggapi pernyataan walaupun terjadi peningkatan dibandingkan siklus I tetapi tingkat partisipasinya masih rendah yaitu 36.36% untuk aspek menyatakan pendapat dan 24.24% untuk aspek menanggapi peryataan. Masih ada siswa yang merasa bingung untuk menyatakan pendapat dan menanggapi peryataan. Tetapi sebagian juga sudah ada yang mencoba berpartisipasi. Aspek menjawab pertanyaan juga mengalami peningkatan yaitu 22 siswa (66.67%). pada saat pembelajaran apabila guru melontarkan pertanyaan siswa masih cenderung takut dan belum percaya diri untuk menjawab secara individu, kebanyakan siswa percaya diri apabila menjawab pertanyaan secara bersama-sama. Tetapi memasuki pertengahan pembelajaran siswa mulai berani untuk menjawab secara individu. hal tersebut tidak terlepas dari usaha guru untuk lebih mengakrabkan diri dengan murid sehingga siswa tidak takut lagi untuk menjawab pertanyaan. Aspek keikutsertaan dalam kelompok kecil sudah tergolong cukup tinggi yaitu 26 siswa (78.79%). Dalam kondisi ini siswa sudah mulai terbiasa mencoba menyelesaikan masalah-masalah dengan teman sebangku sebelum beralih menuju kelompok besar. Siswa yang belum berpartisipasi pada aspek ini karena motivasi dari dalam diri siswa yang rendah.
82
Aspek keikutsertaan dalam kelompok besar cukup tinggi yaitu 72.73% siswa yang aktif dalam kelompok. belajar dengan cara berkelompok sudah sering diterapkan pada pembelajaran praktek sebelumnya sehingga siswa sudah cukup terbiasa. Beberapa siswa yang kurang berpartisipasi pada diskusi kelompok besar ini disebabkan karena masih ada yang bercanda dengan teman yang lain, motivasi dalam diri yang rendah dan kelompok yang relatif besar
membuat interaksi antar siswa tidak bisa sesering seperti
kelompok kecil. Meskipun demikian sudah terjadi peningkatan partisipasi keikutsertaan kelompok besar pada siklus II. Penerapan kolaborasi metode ceramah dengan model Deep Dialogue/Critical
Thinking
(DD/CT)
juga
bertujuan
untuk
meningkatkan hasil belajar siswa, untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II maka dilakukan evaluasi hasil belajar berupa post test siklus II. adapun adalah hasil evaluasi XI TKR 3 yang dilakukan pada siklus II dapat dilihat pada gambar 7.
Hasil Belajar Siklus II
25 20 15 10 5 0 0 - 54
55 -64
65 -74
75 - 84
85 - 94
Siklus II
Gambar 7. Hasil Belajar Siklus II
95-100
83
Untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa pada siklus II, maka hasil belajar siswa pada siklus II diklasifikasikan berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan sekolah. Adapun hasil klasifikasi ketuntasan belajar siswa pada siklus II adalah sebagai berikut: Tabel 7. Ketuntasan belajar siklus II Ketuntasan Belajar Siklus II Prosentase Nilai Jumlah siswa Keterangan 78.79% >7.5 26 siswa Tuntas 21.21% <7.5 7 Siswa Belum tuntas Dari tabel 7. Dapat dilihat bahwa belum seluruhnya siswa mencapai standar kompetensi yang diharapkan. terdapat 26 siswa yang telah memenuhi KKM, dan masih terdapat 7 siswa yang belum memenuhi KKM. Untuk mengetahui pencapaian hasil belajar siklus II secara keseluruhan maka nilai yang didapatkan masing-masing siswa dijumlahkan kemudian dirata-rata. Adapun hasil perhitungan ratarata hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel 8. Tabel 8. Perhitungan Nilai Siklus II No Kriteria 1 Skor tertinggi 2 Skor terendah 3 Rata-rata keseluruhan
Data 9.00 5.50 7.58
Dari tabel 8. dapat dilihat bahwa setelah mendapatkan pembelajaran menggunakan kolaborasi metode ceramah dengan model Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT) pada kompetensi memperbaiki sistem rem (bagian-I) pada siklus II didapatkan nilai
84
rata-rata siswa pada siklus II sebesar 7.14, nilai tertinggi sebesar 8.50 dan nilai terendah sebesar 5.50. c.
Refleksi Siklus II Penerapan kolaborasi metode ceramah dengan model pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT) pada dasarnya sudah dapat meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa. Peningkatan partisipasi siswa dapat dilihat dari perubahan sikap siswa yang pasif pada pembelajaran sebelumnya menjadi lebih aktif dalam pembelajaran pada siklus II. Terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan pada siklus I yang dapat dijadikan masukan untuk siklus II. Kekurangan pada siklus II adalah sebagai berikut: 1) Masih terdapat aspek partisipasi yang masih tergolong rendah yaitu
aspek
bertanya
aspek menyatakan
pendapat dan
menanggapi pernyataan. Hal ini disebabkan masih ada beberapa siswa yang belum berani bertanya, menyatakan pendapat dan menanggapi pernyataan. Dan juga disebabkan karena motivasi yang rendah dari beberapa siswa. 2) Masih ada 7 siswa yang mendapatkan hasil belajar dibawah kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan. hal ini disebabkan karena siswa masih belum memahami pelajaran dengan baik.
85
Keberhasilan pada siklus II: 1) Rata-rata keseluruhan aspek partisipasi telah mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Rata-rata siswa mulai terlihat aktif dalam pembelajaran. 2) Pencapaian hasil belajar mengalami peningkatan dengan meningkatnya jumlah siswa yang telah memenuhi KKM yaitu dari 19 siswa pada siklus I menjadi 26 siswa pada siklus II. d.
Rencana Tindakan Siklus III Dari
hasil
observasi
dan
refleksi
siklus
II
yang
dikonsultasikan dengan guru sekolah maka diperoleh kesepakatan untuk memperbaiki pembelajaran berikutnya yaitu pada siklus III dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Untuk mengatasi masalah no.1 pada refleksi siklus II, maka guru memberikan
penghargaan
bagi
siswa
yang
bertanya,
mengutarakan pendapat dan menanggapi pernyataan dengan memberikan tambahan nilai. 2) Untuk mengatasi masalah no.2 pada refleksi siklus II, maka guru memberikan perhatian lebih kepada siswa yang mempunyai hasil belajar dibawah kriteria ketuntasan minimal dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui sampai mana tingkat pemahaman siswa tersebut. 3) Untuk mengatasi masalah no.1 dan no.2 pada refleksi siklus II, maka guru lebih aktif menjadi moderator saat diskusi dan
86
mengarahkan siswa untuk bertanya, mengutarakan pendapat dan menanggapi peryataan teman yang lain agar suasana lebih hidup saat diskusi. 4) Untuk mengatasi masalah no.1 dan no.2 pada refleksi siklus II, guru menambah interaksi dengan siswa terutama kepada siswa yang belum sepenuhnya berpartisipasi dalam pembelajaran. 5) Dari beberapa masukan siswa yang didapat pada siklus II: a). “Menerangkannya agak terlalu cepat pak” Ada beberapa siswa yang menganggap penjelasan dari guru masih terlalu cepat, maka pada pembelajaran selanjutnya guru akan menjelaskan pelajaran dengan lebih pelan. b). “Diterangkan juga mengenai teknologi yang ada sekarang pak” Siswa mulai tertarik dengan pelajaran dan ingin mengetahui sampai mana perkembangan teknologi yang ada sekarang, maka guru akan memberikan sekilas tentang perkembangan teknologi terkini untuk menambah motivasi siswa.
3.
Tindakan siklus III a.
Diskripsi Pelaksanaan Tindakan Pada Siklus III Siklus III ini dilaksanakan pada kompetensi memperbaiki sistem rem (bagian-2). Sesuai dengan silabus pada kompetensi ini akan membahas tentang fungsi master silinder, jenis master silinder,
87
Komponen master silinder tipe tunggal dan tipe tandem, cara kerja master silinder tipe tunggal dan tipe tandem, analisis gangguan dan perbaikan pada sistem rem. Tindakan pada siklus III dilakukan sebanyak satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 4x45 menit pada tanggal 9 Mei 2012.
Model
pembelajaran
pembelajaran Deep
yang
digunakan
Dialogue/Critical
adalah
Thinking
model
(DD/CT).
penggunaan metode ceramah pada pembelajaran ini tetap digunakan untuk memberikan gambaran umum atau pemahaman awal bagi siswa. Membangun komunitas pada model Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT) dilaksanakan dengan meyusun puzzle. Pembuatan puzzle sistem rem disesuai berdasarkan materi yang sedang diajarkan pada siklus III. Puzzle di cetak print out berisikan gambar master silinder dimana gambar tersebut telah dimodifikasi dengan beberapa anak panah yang menunjuk ke masing-masing komponen pada gambar master silinder tersebut. Setiap anak panah mempunyai kolom kosong yang harus di isi oleh siswa dengan ditempelkan potongan kertas berperekat bertuliskan nama
komponen master
silinder. Kegiatan menyusun puzzle ini akan mendorong siswa untuk berinteraksi intensif dengan anggota satu kelompok dalam suasana menyenangkan dan kebersamaan dalam mencapai suatu tujuan
88
sesuai dengan prinsip yang ditekankan dalam membangun komunitas yaitu menciptakan keterikatan positif sebagai satu kesatuan dengan menekankan kesamaan tujuan dan saling menghargai antar anggota sehingga diharapkan akan mempermudah proses dialog mendalam saat siswa berdiskusi menyelesaikan masalah. Setelah selesai menyusun puzzle sistem rem, kemudian siswa disiapkan untuk berdiskusi. Kegiatan diskusi kelompok kecil maupun kelompok besar mempunyai tujuan yang sama yaitu menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru pada lembar diskusi. Setelah selesai berdiskusi kemudian salah satu siswa mewakili kelompoknya memaparkan hasil diskusi kelompok dengan melakukan presentasi secara sukarela ataupun dapat ditunjuk secara acak oleh guru. b.
Hasil Tindakan Siklus III Penelitian tindakan kelas ini menekankan pada upaya meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran. pelaksanaan tindakan pada siklus III dengan menerapkan model pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT) yang dikombinasikan dengan metode ceramah dijelaskan sebagai berikut: 1) Guru masuk kelas dan mengondisikan siswa, kemudian menunjuk siswa untuk memimpin doa untuk mengawali
89
kegiatan pembelajaran. dilanjutkan dengan melakukan presensi kepada siswa. Jumlah siswa yang hadir 33 orang. 2) Sebelum memulai pelajaran, guru menjelaskan secara umum perkembangan teknologi pada sistem rem dewasa ini. Penjelasan secara umum adalah mengenai anti-lock brake system (ABS) dan electronic wedge brake (EWB). 3) Setelah itu, guru memusatkan perhatian siswa pada pokok bahasan yang akan dipelajari dengan memberikan pertanyaan umum seputar master silinder, yaitu: pengoperasian sistem rem kendaraan dimulai dari injakan rem yang dirubah menjadi sebuah tenaga hidrolis yang menekan drum/disk brake, apakah nama komponen yang merubah tenaga injakan pedal menjadi tenaga hidrolis? 4) Guru membagikan hand-out kepada siswa dan menjelaskan dengan media power-point tentang fungsi master silinder, jenis master silinder, Komponen master silinder tipe tunggal dan tipe tandem, cara kerja master silinder tipe tunggal dan tipe tandem, analisis gangguan dan perbaikan pada sistem rem. Menjelaskan materi dengan power-point dikombinasikan dengan media animasi dan video yang dapat membantu siswa memahami langkah demi langkah cara kerja master silinder. 5) Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan
materi
pelajaran
dan
mempersilahkan
untuk
90
mengacungkan jari sebelum menjawab pertanyaan, atau guru menunjuk siswa dengan cara acak. Guru memberi penghargaan kepada siswa yang berhasil menjawab pertanyaan dengan benar dan memberi penguatan jika jawaban dari siswa kurang tepat dan melemparkan pertanyaan tersebut kepada siswa yang lain. 6) Guru mengarahkan siswa untuk mencatat hal yang dianggap penting dan mempersilahkan siswa untuk bertanya apabila ada yang belum dimengerti. 7) Guru membagi siswa dalam kelompok yang berjumlah 5-6 orang untuk menyusun puzzle sistem rem. Permaianan puzzle diharapkan akan memberikan suasana yang lebih akrab, meningkatkan kerja sama dan saling menghargai antara anggota kelompok. 8) Setelah
menyelesaiakan
puzzle,
Kemudian
siswa
dikelompokkan menjadi kelompok kecil berjumlah 2 orang. Kemudian guru memberikan permasalahan pada kelompok kecil tersebut dan menugaskan siswa untuk berdiskusi dan berdialog secara mendalam dengan teman sebangkunya. 9) Setelah melakukan diskusi dengan teman sebangkunya, maka guru membagi dalam kelompok besar berjumlah 5-6 orang. Siswa yang telah berdiskusi dengan teman sebangku maka akan saling berbagi dan berfikir kritis dalam kelompok yang lebih besar tersebut.
91
10) Setelah selesai berdiskusi, guru mempersilahkan siswa untuk mewakili kelompoknya mempresentasikan hasil diskusi dengan sukarela atau guru dapat menunjuk secara acak. 11) Guru menjadi moderator dan mengarahkan siswa yang lain untuk bertanya dan saling menanggapi. Guru memberitahukan kepada siswa bahwa siswa yang bertanya, menyatakan pendapat dan menanggapi pernyataan akan mendapatkan nilai tambahan. 12) Setelah itu guru memberikan kesimpulan terhadap permasalahan yang diberikan dan keseluruhan materi yang diajarkan. 13) Untuk mengetahui pencapaian hasil belajar, guru memberikan lembar soal evaluasi yang berjumlah 20 soal dalam bentuk pilihan ganda. 14) Guru mempersilahkan siswa untuk memberikan komentar dan masukan terhadap penerapan model pembelajaran yang telah dilakukan tersebut. Dari beberapa masukan atau komentar siswa yang dapat dipertimbangkan adalah sebagai berikut: a). “Kalau bisa pelajaran yang lain juga dibuat seperti ini mas, supaya tidak bosan”. Dalam siklus III ini tidak banyak masukan dari siswa untuk pembelajaran seharusnya, rata-rata siswa sudah mulai terbiasa dengan penerapan model pembelajaran yang diterapkan. Masukan tersebut akan disampaikan kepada guru sekolah untuk
92
mempertimbangkannya dengan guru-guru yang lain tentang penerapan model pembelajaran ini pada pelajaran yang lain. Ketika pembelajaran sedang berlangsung maka observer menilai jumlah partisipasi sesuai dengan kategori yang telah ditetapkan. Hasil observasi yang telah didapatkan pada siklus III terlihat pada tabel 9. Tabel 9. Partisipasi Siswa Siklus III Jumlah No Aspek yang diamati Siswa 1 Memperhatikan 33 pelajaran 2 Mencatat 33 3 Bertanya 33 4 Menyatakan pendapat 33 5 Menanggapi pendapat 33 6 Menjawab pertanyaan 33 7 Keikutsertaan dalam 33 kelompok kecil 8 Keikutsertaan dalam 33 kelompok besar Rata-rata
Siklus III frekuensi Persentase 31 93.94% 29 15 13 10 27 28
87.88% 57.58% 45.45% 30.30% 81.82% 84.85%
25
75.76%
22.25
69.70%
Partisipasi Siswa Siklus III 100% 80% 60% 40% 20% 0% 1
2
3
4 5 Siklus III
6
Gambar 8. Partisipasi Siswa Siklus III
7
8
93
Keterangan gambar: 1 : Memperhatikan pelajaran 2 : Mencatat 3 : Bertanya 4 : Menyatakan pendapat 5 : Menanggapi pendapat 6 : Menjawab pertanyaan 7 : Keikutsertaan dalam kelompok kecil 8 : Keikutsertaan dalam kelompok besar
Aspek memperhatikan pelajaran sudah cukup tinggi yaitu 31 siswa (93.94%). Hal tersebut terjadi karena guru memberikan beberapa
pertanyaan
berlangsung
dan
kepada
siswa
memperbanyak
saat
penjelasan
materi
dengan
siswa.
interaksi
Penambahan animasi pada power-point tentang cara kerja master silinder tipe tandem dan tipe tunggal juga menambah motivasi siswa untuk memperhatikan pelajaran. Walaupun demikian pencapaian aspek ini tidak terjadi peningkatan dari pencapaian siklus II karena disebabkan karena faktor motivasi dari dalam diri siswa tersebut yang memang rendah. Terdapat 2 siswa yang belum memperhatikan pelajaran pada siklus III ini. Aspek mencatat sudah tergolong cukup tinggi, yaitu 29 siswa (87.87%). Kesadaran siswa untuk merangkum pelajaran juga sudah cukup baik. Waktu yang disediakan dan arahan guru kepada siswa untuk mencatat poin-poin yang dianggap penting juga telah dapat meningkatkan partisipasi siswa pada aspek mencatat ini. catatan materi pelajaran diperlukan untuk membantu
siswa
dalam
94
memahami dan mengingat kembali pelajaran yang telah mereka pelajari sebelumnya. Aspek bertanya, menyatakan pendapat dan menanggapi pernyataan walaupun telah terjadi peningkatan dibandingkan pada siklus II, tetapi masih belum sesuai yang diharapkan. Aspek bertanya naik menjadi 57.58%, aspek menyatakan pendapat naik menjadi 45.45% dan aspek menanggapi peryataan naik menjadi 42.42%. kenaikan tersebut disebabkan karena siswa termotivasi setelah guru memberitahukan bahwa siswa akan mendapatkan nilai tambahan jika berpartisipasi
dengan
bertanya,
menyatakan
pendapat
atau
menanggapi peryataan. Pencapaian ketiga aspek diatas masih tergolong rendah karena masih terdapat beberapa siswa yang merasa bingung untuk menyatakan pendapat dan menanggapi peryataan. Tetapi sebagian juga sudah ada yang mencoba berpartisipasi. Aspek menjawab pertanyaan juga mengalami peningkatan yaitu 27 siswa (81.82%). Siswa telah terbiasa saling bertanya jawab sehingga siswa mempunyai kepercayaan diri untuk menjawab pertanyaan dari siswa lain saat berdiskusi. Keakraban antara guru dan siswa juga menjadikan siswa tidak takut lagi untuk menjawab pertanyaan dari guru. Namun masih ada beberapa siswa yang belum berpartisipasi pada aspek ini disebabkan karena kurang memahami materi sehingga masih diam saat diberikan pertanyaan.
95
Aspek keikutsertaan dalam kelompok kecil sudah tergolong cukup tinggi yaitu 28 siswa (84.85%). Siswa sudah mulai terbiasa mencoba menyelesaikan masalah-masalah dengan teman sebangku sebelum beralih menuju kelompok besar. Siswa yang belum berpartisipasi pada aspek ini karena motivasi dari dalam diri siswa yang rendah. Aspek keikutsertaan dalam kelompok besar cukup tinggi yaitu 75.76% siswa yang aktif dalam kelompok. belajar dengan cara berkelompok sudah sering diterapkan pada pembelajaran praktek sebelumnya sehingga siswa sudah cukup terbiasa. Beberapa siswa yang kurang berpartisipasi pada diskusi kelompok besar ini disebabkan karena masih ada yang bercanda dengan teman yang lain, motivasi dalam diri yang rendah dan kelompok yang relatif besar membuat interaksi antar siswa tidak bisa seintensif seperti kelompok kecil. Penerapan kolaborasi metode ceramah dengan model Deep Dialogue/Critical
Thinking
(DD/CT)
juga
bertujuan
untuk
meningkatkan hasil belajar siswa, untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada siklus III maka dilakukan evaluasi hasil belajar berupa post test siklus III. adapun adalah hasil evaluasi XI TKR 3 yang dilakukan pada siklus III dapat dilihat pada gambar 9.
96
Hasil Belajar Siklus III 25 20 15 10 5 0 0 - 54
55 -64
65 -74
75 - 84
85 - 94
95-100
Siklus III
Gambar 9. Hasil Belajar Siklus III Untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa pada siklus III, maka hasil belajar siswa pada siklus III diklasifikasikan berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan sekolah. Adapun hasil klasifikasi ketuntasan belajar siswa pada siklus III adalah sebagai berikut: Tabel 10. Ketuntasan belajar siklus III Ketuntasan Belajar Siklus III Nilai Jumlah siswa Keterangan >7.5 32 siswa Tuntas <7.5 1 Siswa Belum tuntas
Prosentase 96.97% 3.03%
Dari tabel 10. Dapat dilihat bahwa belum seluruhnya siswa mencapai standar kompetensi yang diharapkan. terdapat 26 siswa yang telah memenuhi KKM, dan masih terdapat 7 siswa yang belum memenuhi KKM. Untuk mengetahui pencapaian hasil belajar siklus III secara keseluruhan maka nilai yang didapatkan masing-masing siswa
97
dijumlahkan kemudian dirata-rata. Adapun hasil perhitungan ratarata hasil belajar siswa pada siklus III dapat dilihat pada tabel 11. Tabel 11. Perhitungan Nilai Siklus III No Kriteria 1 Skor tertinggi 2 Skor terendah 3 Rata-rata keseluruhan
Data 9.50 7.00 8.06
Dari tabel 11. dapat dilihat bahwa setelah mendapatkan pembelajaran menggunakan kolaborasi metode ceramah dengan model Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT) pada kompetensi memperbaiki sistem rem (bagian-2) pada siklus III didapatkan nilai rata-rata siswa pada siklus III sebesar 8.06, nilai tertinggi sebesar 9.50 dan nilai terendah 7.00. c.
Refleksi Siklus III Penerapan kolaborasi metode ceramah dengan model pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT) pada dasarnya sudah berjalan dengan baik dan sudah dapat meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa. Peningkatan partisipasi siswa dapat dilihat dari perubahan sikap siswa yang pasif pada pembelajaran sebelumnya menjadi lebih aktif dalam pembelajaran pada siklus III. Terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan pada siklus III. Kekurangan pada siklus III adalah sebagai berikut: 1) Masih terdapat aspek partisipasi yang masih tergolong rendah yaitu aspek menyatakan pendapat dan menanggapi pernyataan.
98
Hal
tersebut
karena
keterbatasan
waktu
yang
tidak
memungkinkan semua siswa untuk saling mengutarakan pendapatnya dan menanggapi peryataan teman. 2) Masih ada 1 siswa yang mendapatkan hasil belajar dibawah kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan. hal ini disebabkan karena siswa masih belum memahami pelajaran dengan baik. Keberhasilan pada siklus III 1) Rata-rata keseluruhan aspek partisipasi telah mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus II. Rata-rata siswa mulai terlihat aktif dalam pembelajaran. hal tersebut disebabkan karena siswa telah mulai terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan, keakraban antara guru dan siswa yang telah terjalin, dan pemberian penghargaan dengan memberikan nilai tambahan kepada siswa yang bertanya, mengutarakan pendapat dan menanggapi peryataan. 2) Pencapaian hasil belajar mengalami peningkatan dengan meningkatnya jumlah siswa yang telah memenuhi KKM yaitu dari 26 siswa pada siklus II menjadi 33 siswa pada siklus III.
B. Pembahasan Pembahasan pada penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian dan dilanjutkan dengan refleksi pada akhir masing-masing siklus. Penelitian ini dilakukan selama tiga siklus, di mana masing-masing siklus dilakukan dengan
99
model Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT) yang dikolaborasikan dengan metode ceramah. Secara umum proses pembelajaran yang berlangsung disetiap akhir siklus sudah berjalan dengan baik. Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Chasis dan suspensi otomotif SMK N2 Pengasih. Diharapkan dengan diterapkan kolaborasi metode ceramah dengan model Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT) dapat membawa perubahan yang berupa peningkatan partisipasi dan hasil belajar. Pada penelitian ini pembahasan akan difokuskan pada peningkatan partisipasi siswa dan hasil belajar. 1.
Partisipasi Siswa dalam Proses Pembelajaran Partisipasi siwa merupakan salah satu aspek yang diamati dalam pembelajaran dengan menerapkan kolaborasi metode ceramah dengan model Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT). partisipasi siswa pada pembelajaran
yang dapat
membantu
siswa
untuk mendapatkan
pengetahuan yang bermakna. Dengan berpartisipasi siswa akan berperan dalam proses perkembangan dirinya sendiri sehingga secara sadar akan menuntun kemandirian sekaligus belajar bagaimana berinteraksi sosial dengan sesama. Dengan diterapkannya kolaborasi metode ceramah dengan model Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT) dapat meningkatkan partisipasi siswa selama proses belajar mengajar. Besarnya peningkatan dapat dilihat pada gambar 10, 11 dan tabel 11.
100
Perbandingan Aspek Partisipasi Tiap Siklus 100% 80% 60% 40% 20% 0% 1
2
3 Siklus I
4
5 Siklus II
6
7
8
Siklus III
Gambar 10. Perbandingan Aspek Partisipasi Tiap Siklus
Peningkatan Aspek Partisipasi Tiap Siklus 100% 90%
1
80%
2
70%
3
60%
4
50%
5
40%
6
30%
7
20%
8
10% 0% Siklus I
Siklus II
Siklus III
Gambar 11. Peningkatan Aspek Partisipasi Tiap Siklus Keterangan gambar: 1 : Memperhatikan pelajaran 2 : Mencatat 3 : Bertanya 4 : Menyatakan pendapat 5 : Menanggapi pendapat 6 : Menjawab pertanyaan 7 : Keikutsertaan dalam kelompok kecil 8 : Keikutsertaan dalam kelompok besar
101
Tabel 11. Persentase Partisipasi pada Tiap Siklus Persentase Partisipasi No Aspek yang diamati Siklus I Siklus II Siklus III Memperhatikan 75.76% 93.94% 93.94% 1 pelajaran 2 Mencatat 24.24% 81.82% 87.88% 3 Bertanya 30.30% 39.39% 57.58% 4 Menyatakan pendapat 15.15% 36.36% 45.45% 5 Menanggapi pendapat 12.12% 24.24% 30.30% 6 Menjawab pertanyaan 51.52% 66.67% 81.82% Keikutsertaan dalam 66.67% 78.79% 84.85% 7 kelompok kecil Keikutsertaan dalam 63.64% 72.73% 75.76% 8 kelompok besar Rata-rata 42.43% 61.74% 69.70% Berdasarkan tabel 11. dapat dilihat bahwa secara keseluruhan telah terjadi peningkatan partisipasi siswa pada siklus. Tetapi ada salah satu aspek partisipasi yaitu aspek memperhatikan pelajaran yang bertahan pada persentase yang sama pada siklus II dan siklus III. Aspek memperhatikan pelajaran terjadi peningkatan dari siklus I sebesar 75.76% , menjadi 93.94% pada siklus II. Sedangkan pada siklus III tidak terjadi peningkatan dan bertahan pada persentase yang sama yaitu sebesar 93.94%. Tidak adanya peningkatan pada siklus III pada aspek memperhatikan pelajaran disebabkan karena masih ada 2 siswa yang belum memperhatikan pelajaran meskipun guru sudah meningkatkan interaksi dengan sejumlah siswa yang belum sepenuhnya berpartisipasi. Hal tersebut disebabkan karena faktor motivasi dari dalam diri siswa tersebut yang memang rendah daripada siswa-siswa lain. Ada beberapa aspek yang sudah terjadi peningkatan pada tiap siklus namun tingkat partisipasinya masih tergolong rendah yaitu aspek menyatakan pendapat dan menanggapi peryataan. Banyak faktor yang
102
mempengaruhi aspek menyatakan pendapat dan menanggapi peryataan tersebut tergolong rendah antara lain disebabkan karena pengetahuan akan materi yang akan disampaikan masih tergolong rendah sehigga pada saat proses pembelajaran siswa merasa bingung untuk menyatakan pendapat maupun menanggapi pendapat orang lain maupun guru. Selain itu faktor lain yang menyebabkan siswa belum mampu secara optimal untuk menyatakan pendapat dan menanggapi pendapat dikarenakan mental untuk berbicara di depan kelas. Siswa masih merasa takut apabila apa yang dikemukakan adalah hal yang salah. Maka dari itu diperlukan inovasi-inovasi untuk mengatasi hal tersebut. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan agar siswa mulai percaya diri untuk berpartisipasi di dalam proses belajar mengajar di kelas khususnya aspek partisipasi menyatakan pendapat maupun menanggapi pendapat. Beberapa cara yang dilakukan yaitu sebelum melaksanakan proses pembelajaran siswa diberi tugas untuk mencari informasi-informasi terkait dengan materi yang akan disampaikan. Siswa diharapkan mampu mencari informasi-informasi dari berbagai sumber. Diharapkan dengan informasi yang bervariasi nantinya akan timbul perbedaan-perbedaan yang akan muncul pada saat proses pembelajaran berlangsung. Perbedaan-perbedaan inilah yang akan memicu siswa untuk saling menyatakan pendapat maupun pendapat orang lain. Permasalahan
yang
lain
adalah
karena
faktor
mental.
Kebanyakan siswa takut untuk berpartisipasi karena masih merasa takut
103
apabila menyatakan pendapat maupun menanggapi pendapat yang salah. Maka dari itu perlu adanya inovasi-inovasi untuk mengatasi masalah tersebut, misalnya dengan memotivasi siswa jangan takut untuk menyatakan pendapat maupun menanggapi pendapat. Siswa lebih diberi kesempatan seluas-luasnya untuk berpartisipasi pada aspek tersebut. Selain itu juga dapat dengan cara pendekatan secara individual. 2.
Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa pada kompetensi sistem rem dari siklus I sampai dengan siklus III meningkat dengan penggunaan kolaborasi metode ceramah dengan model Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT) yang diterapkan didalam pembelajaran. Hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai test pada tiap siklus yang telah dilaksanakan. Peningkatan hasil belajar dapat diketahui dari rata-rata hasil belajar pada setiap siklus yang dapat dilihat pada gambar 12.
Peningkatan Hasil Belajar Tiap Siklus 8.2 8.0 7.8 7.6 7.4 7.2 7.0 6.8 6.6
8.06 7.58 7.14
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Rata-rata hasil belajar
Gambar 12. Peningkatan Hasil Belajar Tiap siklus
104
Secara umum hasil belajar siswa sudah meningkat dari siklus pertama hingga siklus ketiga seperti yang terlihat pada tabel 12. Tabel 12. Perbandingan Hasil Belajar Tiap Siklus Jumlah Rata-rata Siswa tuntas Siklus siswa kelas belajar Siklus I 33 7.14 19
Ketuntasan belajar (%) 57.58
Siklus II
33
7.58
26
78.79
Siklus III
33
8.06
32
96.97
Jika dilihat pada tabel 12 menunjukkan bahwa pencapaian nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I meningkat sebesar 7.14 poin. Setelah dilakukan evaluasi dan refleksi pada siklus I serta dilakukan revisi tindakan pada siklus II, maka terjadi peningkatan yang lebih besar pada siklus II yaitu 6.16% sehingga rata-rata hasil belajar menjadi 7.58 poin. Setelah dilakukan evaluasi dan refleksi pada siklus II serta dilakukan revisi tindakan pada siklus III, maka terjadi peningkatan yang lebih besar pada siklus III yaitu 6.33% sehingga rata-rata hasil belajar menjadi 8.06 poin. Peningkatan dari siklus I ke siklus III adalah sebesar 12.89%. Hal ini dapat menjadi salah satu indikator keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menerapkan kolaborasi metode ceramah dengan model pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT). Secara umum sudah ada penurunan jumlah siswa yang belum tuntas, namun masih ada satu siswa yang belum tuntas pada siklus III. hal tersebut haruslah dicari penyebabnya dan solusi yang tepat agar semua siswa mempunyai hasil belajar yang baik. Ada beberapa faktor yang menyebabkan nilai siswa belum hasil belajar yang memuaskan. Faktor-
105
faktor tersebut diantaranya ada beberapa siswa yang tidak serius selama proses pembelajaran dan ada beberapa siswa yang mempunyai daya tangkap pembelajaran yang rendah. Untuk
mengatasi
permasalah-permasalah
tersebut
dapat
menggunakan cara misalnya memberi perhatian lebih kepada siswa yang mempunyai kemampuan menangkap materi yang rendah. Memberi perhatian kepada siswa dapat dengan cara lebih banyak diberi kesempatan
untuk
bertanya,
menjawab,
menanggapi,
dan
lain
sebagainya. Dari hasil penelitian, setelah diterapkan kolaborasi metode ceramah dengan model pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT), hasil belajar dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran meningkat. Seluruh aspek partisipasi pada proses pembelajaran meningkat yang disebabkan karena kolaborasi metode ceramah dengan model
pembelajaran
Deep
Dialogue/Critical
Thinking
(DD/CT)
menuntut siswa untuk selalu aktif selama proses pembelajaran. Secara umum peningkatan hasil belajar siswa ini disebabkan karena keaktifan siswa selama mengikuti proses pembelajaran dengan kolaborasi metode ceramah dengan model pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT).
kolaborasi
metode
ceramah
dengan
dengan
model
pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT) ini menuntut siswa untuk aktif dalam membangun pengetahuan sendiri kemudian mengembangkan pengetahuan yang didapatnya tersebut. Siswa yang
106
telah memahami pelajaran dapat mengembangkan kemampuannya dengan membantu temannya dalam memahami materi pelajaran sehingga siswa akan lebih memahami materi yang dipelajari. Penerapan kolaborasi metode ceramah dengan model pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT) ini juga akan membantu siswa dalam memahami materi dengan lebih bermakna dan tidak hanya sekedar menghafal.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil tindakan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa: 1.
Dengan menerapkan kolaborasi metode ceramah dengan model pembelajaran
Deep
Dialogue/Critical
Thinking
(DD/CT)
dapat
meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa kelas XI SMK N2 Pengasih pada mata pelajaran chasis dan suspensi otomotif. Pelaksanaan proses pembelajaran yang menggunakan metode ceramah adalah dengan menjelaskan materi pelajaran secara verbal yang dikombinasikan dengan tanya jawab, media power point, video dan animasi sedangkan pelaksanaan model pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT) terdiri dari lima komponen yaitu hening, membangun komunitas, penemuan konsep dan pembelajaran kooperatif (concept attainment and cooperative learning), refleksi dan evaluasi. 2.
Dengan diterapkannya kolaborasi metode ceramah dengan model pembelajaran
Deep
Dialogue/Critical
Thinking
(DD/CT)
dapat
meningkatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Hal itu dapat dilihat dari peningkatan rata-rata aspek partisipasi dari siklus I siswa yang berpartisipasi sebesar 42.43%, pada siklus II sebesar 61.74% dan pada siklus III sebesar 69.70%.
107
108
3.
Penerapan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT) juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Chasis dan suspensi otomotif. Peningkatan hasil belajar tersebut dapat dilihat dari hasil belajar tiap-tiap siklus. Pada siklus I rata-rata kelas sebesar 7.14, pada siklus II rata-rata kelas sebesar 7.58 dan pada siklus III rata-rata kelas sebesar 8.06 dengan demikian peningkatan dari siklus I ke siklus III sebesar 12.89%. Sedangkan ketuntasan belajar pada siklus I sebesar 57.58%, pada siklus II sebesar 78.79% dan pada siklus III sebesar 96.97%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan penerapan kolaborasi metode ceramah dengan model pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, dapat dijelaskan bahwa pembelajaran menggunakan kolaborasi metode ceramah dengan model pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT) dapat meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa di SMK N2 Pengasih. Hal tersebut terbukti dengan diperoleh data yang menunjukkan peningkatan partisipasi dan hasil belajar pada tiap-tiap siklus. Pada saat penelitian berlangsung kegiatan pembelajaran yang menggunakan kolaborasi metode ceramah dengan model pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT) membuat proses pembelajaran menjadi
109
efektif. Ini ditunjukkan pada saat proses pembelajaran berlangsung tingkat partisipasi siswa sudah sangat nampak sehingga terlihat interaktif dan lebih termotivasi.
Penggunaan
metode
pembelajaran
yang
tepat
akan
mempermudah guru dalam menyampaikan materi dan guru diposisikan sebagai fasilitator, karena dalam proses pembelajaran ini dilakukan dengan cara membuat kelompok kecil untuk diberikan permasalahan untuk didiskusikan dengan teman sebangku kemudian saling bertukar pendapat pada kelompok besar dan hasilnya dipresentasikan di depan kelas sehingga guru hanya sebagai fasilitator. Begitu pula dengan siswa, pada kondisi tersebut siswa mencoba menemukan konsep dengan kata-kata mereka sendiri dan menyelesaikan permasalahan dengan berdialog secara mendalam dan berfikir kritis dengan siswa lain. Kondisi ini akan mempermudah siswa lebih aktif dan lebih kreatif mengeksplorasi kemampuannya dalam menerima materi yang diberikan oleh guru. Oleh karena itu, guru dalam proses pembelajaran sebagai fasilitator atau pendamping dan yang siswa dituntut lebih aktif. sehingga proses pembelajaran yang menarik akan membangkitkan semangat siswa dalam belajar.
C. Keterbatasan Penelitian 1.
Pembagian kelompok besar masih didasarkan pada urutan presensi sehingga susunan siswa dalam kelompok belum bersifat heterogen. Ada kelompok yang lebih dominan dan ada kelompok yang lebih pasif dalam berdiskusi karena kemampuan tiap kelompok belum setara.
110
2.
Wawasan guru yang terbatas mempengaruhi kedalaman materi pelajaran yang didiskusikan. Penerapan kolaborasi metode ceramah dengan pembelajaran model Deep Dialogue/Critical Thingking (DD/CT) yang mengarahkan siswa maupun guru untuk berdiskusi secara mendalam mengharuskan guru untuk memiliki wawasan yang luas bukan hanya sekedar penguasaan secara teori namun juga pengalaman tentang apa yang terjadi didunia nyata.
3.
Partisipasi siswa dalam hal mengungkapkan pendapat dan menanggapi pendapat masih tergolong rendah, hal tersebut diataranya disebabkan karena siswa takut apa yang diungkapkan adalah hal yang salah dan juga disebabkan karena faktor mental. Maka diperlukan solusi untuk mengatasi hal tersebut.
D. Saran Dalam rangka upaya meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa selama pembelajaran chasis dan suspensi otomotif maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut: 1.
Pada penelitian selanjutnya diharapkan agar susunan siswa dalam pembagian kelompok dibuat heterogen, tiap satu kelompok terdapat siswa yang pandai dan kurang pandai, sehingga kualitas kelompok satu dengan yang lain dapat setara dan menghasilkan diskusi yang berimbang.
2.
Guru harus senantiasa mencari wawasan-wawasan dan meningkatkan pembelajaran chasis dan suspensi otomotif dengan cara melakukan
111
refleksi serta berusaha memperbaiki dan mencari pemecahan terhadap masalah yang terjadi di kelas. 3.
Untuk meningkatkan partsisipasi siswa dalam hal mengungkapkan dan menanggapi pendapat yang masih tergolong rendah maka sebelum proses pembelajaran siswa diberi tugas untuk mencari informasi-informasi terkait dengan materi yang akan disampaikan. Siswa diharapkan mampu mencari informasi-informasi dari berbagai sumber. Diharapkan dengan informasi yang bervariasi nantinya akan timbul perbedaan-perbedaan yang akan muncul pada saat proses pembelajaran berlangsung. Perbedaan-perbedaan inilah yang akan memicu siswa untuk saling menyatakan pendapat maupun pendapat orang lain. Sedangkan untuk siswa yang kurang berpartisipasi karena faktor mental maka cara mengatasinya adalah dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk berpartisipasi dan lebih memberi motivasi kepada siswa tersebut dengan pendekatan secara personal.
112
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Sugandi. (2004). Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES Asep Jihad dan Abdul Haris. (2008). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multipressindo Daryanto. (2009). Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif. Jakarta: AV. Publisher Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta Eko Putro Widoyoko. (2012). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar H. Daryanto. (2001). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta Kunandar. (2008). Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada Martinis Yamin. (2007). Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Pers Nana Sudjana. (1991). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya Nasution. (2011). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara Ngalim Purwanto. (2002). Prinsip-prinsip dan evaluasi pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya Octavia Argita (2011). Implementasi model pembelajaran Deep Dialog/Critical Thinking (DD/CT) untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar Sejarah siswa kelas XI IPS 2 SMA N 1 Godean tahun ajaran 2011/2012. Skripsi. UNY Yogyakarta Oemar Hamalik. (2003). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara Pratiwi. (2011). Penerapan model Cooperatif Learning dengan teknik Think Pair Share dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas X Akuntansi 1 SMK Muhammadiyah1 Wates tahun ajaran 2010/2011. Skripsi. UNY Yogyakarta.
113
Ratna Wilis Dahar. (2011). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga. Roestiyah. (1991). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta Rusman. (2011). Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada Sardiman. (2009). Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Shlomo Sharan. (2009). Handbook of Cooperative Learning (Inovasi Pengajaran dan Pembelajaran untuk Memacu Keberhasilan Siswa di Kelas). Penerjemah: Sigit Prawoto. Yogyakarta: Imperium Sri Untari, Suparlan Al Hakim, Ktut Diara Astawa dan Nur Wahyu Rochmadi. (2008). Pengembangan Bahan Ajar dan lembar Kegiatan Siswa Matapelajaran PKn dengan Model Deep Dialogue/Critical Thinking untuk Meningkatkan Kemampuan Berdialog dan Berpikir Kritis Siswa SMA di Jawa Timur. Jurnal Penelitian Pendidikan (Nomor 1 tahun 18). Hlm 154177. Suharsimi Arikunto.(2010).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Suryosubroto. (2002). Proses Belajar Mengajar disekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Suyatno. (2009). Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka. Tim PGSM. (1999).Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud. Tim. (2009). Pedoman Tugas Akhir. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta W.Gulo (2005). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo Wina Sanjaya (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
LAMPIRAN
Lampiran 1. Catatan pra penelitian
114
CATATAN PRA PENELITIAN
Kelas
: XI TKR 3
Sekolah
: SMK N2 Pengasih
Mata pelajaran
: Chasis dan suspensi otomotif
Tahun ajaran
: 2011/2012
Tanggal
: 25 Januari 2012
Teknik pengumpulan data Dokumentasi
Hasil yang diperoleh
Subyek penelitian : Siswa kelas XI TKR 3 SMK N2 Pengasih tahun ajaran 2011/2012
Jumlah subyek
: 26 Siswa laki-laki dan 7 siswi
perempuan Observasi
Masih banyak siswa yang kurang memperhatikan pelajaran, mengantuk dan bermain sendiri.
Siswa kurang aktif berpartisipasi dalam pembelajaran
Guru masih menggunakan metode ceramah dan mencatat
Interaksi antara guru dengan siswa sangat kurang
Nilai yang didapatkan pada ulangan harian yatu rata-rata 65.16 dan siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebesar 45%
Wawancara dengan guru
Pembelajaran menggunakan metode ceramah dan mencatat
diperlukan adanya variasi metode pembelajaran yang digunakan
115
116
117
Lampiran 3. Silabus
SILABUS NAMA SEKOLAH MATA PELAJARAN KELAS/SEMESTER STANDAR KOMPETENSI KODE KOMPETENSI ALOKASI WAKTU KOMPETENSI DASAR 1. Merawat sistem rem dan komponennya
: : : : : :
SMK N 2 PENGASIH CHASIS DAN SUSPENSI OTOMOTIF XI/2 MEMPERBAIKI SISTEM REM 020.KK.12 52 X 45 Menit MATERI PEMBELAJARAN
INDIKATOR
Prinsip sistem rem Komponen rem cakram dan rem tromol Cara kerja rem cakram dan rem tromol Jenis-jenis rem tromol dan rem cakram Bleding system rem hidrolik. Penyetelan otomatis dan manual jarak bebas sepatu rem tromol
Menjelaskan tentang rem tromol dan rem cakram dan perawatannya, meliputi: - Cara kerja rem tromol dan rem cakram - Jenis-jenis rem tromol dan rem cakram - Cara membleding sistem rem hidrolik - Penyetelan celah kanvas dengan sepatu rem pada rem tromol - Kelebihan dan kekurangan pada rem tromol
PENILAIA N
Test Tertulis Sikap
ALOKASI WAKTU TM
PS
PI
8
8
-
SUMBER BELAJAR Modul sistem rem Toyota manual book Chasis dan pemindah daya Hyundai service training brake system
118
Menjelaskan Prinsip dasar sistem rem Menjelaskan fungsi rem pada kendaraan Menjelaskan cara kerja rem hidrolis Menjelaskan klasifikasi jenis rem pada kendaraan bermotor. Menjelaskan jenis rem parkir Menjelaskan cara kerja rem parkir Menjelaskan Cara kerja rem tromol Menjelaskan Komponen rem tromol Menjelaskan Jenis rem tromol Menjelaskan Cara kerja rem cakram Menjelaskan Komponen rem cakram Menjelaskan Jenis rem cakram Menjelaskan Pembuangan udara palsu pada sistem rem hidrolik Menjelaskan Penyetelan jarak bebas sepatu rem tromol Menjelaskan Kelebihan dan kelemahan rem tromol dan rem cakram
KEGIATAN PEMBELAJARAN
KOMPETENSI DASAR 2. Memperbaiki sistem rem dan komponennya
MATERI PEMBELAJARAN
INDIKATOR
Menjelaskan fungsi master silinder tipe tunggal dan tipe ganda Menjelaskan komponen master silinder tipe tunggal dan tipe ganda Menjelaskan cara kerja master silinder tipe tunggal dan tipe ganda Menjelaskan jenis minyak rem Menjelaskan cara penanganan minyak rem Menjelaskan penyetelan pedal rem Menjelaskan fungsi katup proporsioning Menjelaskan cara kerja katup proporsioning Menjelaskan komponen booster rem Menjelaskan fungsi booster rem Menjelaskan cara kerja booster rem Mengalisis gangguan dan perbaikan pada sistem rem
Jenis rem parkir Cara kerja rem parkir Komponen rem parkir Fungsi master silinder tipe tunggal dan tipe ganda Komponen master silinder tipe tunggal dan tipe ganda Cara kerja master silinder tipe tunggal dan tipe ganda Jenis minyak rem Cara penanganan minyak rem Penyetelan pedal rem Fungsi katup proporsioning Cara kerja katup proporsioning Komponen booster rem Fungsi booster rem Cara kerja booster rem Analisa gangguan dan perbaikan pada sistem rem
KEGIATAN PEMBELAJARAN Menjelaskan tentang mekanisme sistem rem, meliputi: - Fungsi , cara kerja, dan komponen rem parkir - Fungsi , cara kerja, dan komponen master silinder tipe tunggal maupun tipe tandem - Jenis dan cara penanganan minyak rem - cara penyetelan pedal rem - fungsi , cara kerja, katup proporsioning - fungsi , cara kerja, dan komponen booster rem - analisa gangguan dan perbaikan sistem rem
PENILAIA N
Test Tertulis Sikap
ALOKASI WAKTU TM
PS
PI
8
8
-
SUMBER BELAJAR
Modul sistem rem Toyota manual book Chasis dan pemindah daya Hyundai service training brake system
119
KOMPETENSI DASAR 3. Overhaul sistem rem
MATERI PEMBELAJARAN
INDIKATOR
Melakukan overhaul rem tromol Melakukan overhaul rem cakram Melakukan overhaul master silinder Melakukan overhaul booster rem Menganalisa kerusakan sistem rem
Prosedure pembongkaran dan perakitan rem tromol Prosedure pembongkaran dan perakitan cakram Prosedure pembongkaran dan perakitan master silinder Prosedure pembongkaran dan perakitan booster rem
KEGIATAN PEMBELAJARAN Membongkar kelengkapan sistem rem mekanik dan hidrolik sesuai SOP. Mempelajari prosedur overhoul sistem rem melalui buku manual. Overhaul komponen sistem rem dan bagianbagiannya. Memahami langkahlangkah overhoul rem sesuai dengan SOP.Informasi diakses sesuai dengan buku panduan servis
PENILAIA N
ALOKASI WAKTU TM
PS
Test lisan Perform ance test (observa si/ cek list) 4
16
PI
SUMBER BELAJAR
Modul sistem rem Buku manual Toyota manual book Perbaikan sitem rem Chasis dan pemindah daya
120
121 F/7.5.1.P/T/WKS4/17 20 Juli 2010 SMK NEGERI 2 PENGASIH
PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 PENGASIH Jalan KRT, Kertodiningrat, Margosari, Pengasih, Kulon Progo, Yogyakarta Telpon (0274) 773029,Fax. (0274) 774289,773888, e-mail :
[email protected] homepage : www.smkn2pengasih.sch.id
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Teori) A. Identitas Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
: : : : : : : : : : : : : :
Pertemuan Ke Alokasi Waktu
: :
SMKN 2 Pengasih Chasis dan Suspensi Otomotif XII/ 2 (Genap) Memperbaiki Sistem Rem Memelihara sistem rem dan komponennya Menjelaskan Cara kerja rem tromol Menjelaskan Komponen rem tromol Menjelaskan Jenis rem tromol Menjelaskan Cara kerja rem cakram Menjelaskan Komponen rem cakram Menjelaskan Jenis rem cakram Menjelaskan Pembuangan udara palsu pada sistem rem hidrolik Menjelaskan Penyetelan jarak bebas sepatu rem tromol Menjelaskan Kelebihan dan kelemahan rem tromol dan rem cakram 1 4 x 45 menit
B. Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa mampu menjelaskan cara kerja rem tromol dan rem cakram 2. Siswa mampu mengidentifikasi komponen rem tromol dan rem cakram 3. Siswa mampu menjelaskan model-model rem tromol dan rem cakram 4. Siswa mampu Mengidentifikasi kerusakan pada rem tromol dan rem cakram 5. Siswa mampu menjelaskan penyetelan gap (celah) pada rem tromol dan rem cakram 6. Siswa mampu menjelaskan kelebihan maupun kelemahan pada rem tromol dan rem cakram C. Materi Standar: 1. Rem Tromol 2. Rem Cakram 3. Perawatan Sistem Rem 4. Kelebihan maupun kekurangan pada rem tromol dan rem cakram
122 D. Metode Pembelajaran : 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Mencatat 4. Presentasi 5. Tanya jawab E. Kegiatan Pembelajaran : Kegiatan
Waktu
Komponen
Aktivitas guru
Aktivitas siswa
DD/CT Penda-
10
huluan
menit
Hening
Guru mengawali dengan mengondisikan
Sikap tenang dan
situasi kelas yang tenang kemudian
mengikuti arahan guru
memimpin doa untuk mengawali kegiatan
untuk berdoa
KBM.
Dilanjutkan dengan melakukan presensi kepada siswa 20
Apersepsi
menit
Siswa menunjukkan kehadiran dengan menjawab panggilan guru
Guru mengajukan beberapa pertanyaan
Siswa menjawab
tentang rem tromol dan rem cakram
pertanyaan guru
Guru memotivasi siswa di awal kegiatan
Siswa melihat video
KBM dengan mengarahkan siswa untuk
tentang rem tromol dan
melihat video mengenai rem tromol dan
rem cakram
rem cakram Kegiatan
40
Penjelasan/
inti
menit
Ceramah
Guru memberi penjelasan kepada siswa/
Siswa mendengarkan dan
melengkapi pengetahuan siswa yang
mencatat penjelasan dari
terdiri dari beberapa aspek, yaitu: fungsi
guru.
komponen rem tromol dan rem cakram, model-model rem tromol dan rem cakram, cara penyetelan jarak bebas kanvas dengan tromol yang dilakukan secara manual maupun otomatis. Dan prosedure pembuangan udara palsu pada sistem rem
123 10 menit
Membangun komunitas
Guru membagi siswa menjadi kelompok
Siswa berinteraksi intensif
besar berjumlah 5-6 orang untuk bersama-
bersama-sama menyusun
sama menyusun puzzle sistem rem
puzzle dengan teman satu
menjadi susunan yang benar.
kelompok dalam suasana yang menyenangkan, saling bekerja sama dan saling menghargai.
60
Penemuan
Guru membagi kelompok tersebut
Siswa bergabung dengan
menit
konsep dan
menjadi kelompok kecil berjumlah 2
kelompok kecil. Dan
cooperative
orang. Dan memberikan permasalahan
mendiskusikan
untuk didiskusikan yaitu:
permasalahan yang
learning
diberikan oleh guru. 1. Mengapa udara palsu harus dikeluarkan dari sistem rem. 2. Bagaimana cara kerja rem tromol dan rem cakram 3. Apa keunggulan dan kelemahan dari masing-masing model rem tromol dan rem cakram 4. Apa keunggulan dan kelemahan rem tromol dibandingkan dengan rem cakram 5. Cari minimal 2 masalah yang bisa terjadi pada rem tromol atau rem cakram, dan apa akibat penyebabnya.
Guru mengumpulkan kembali siswa kedalam kelompok besar berjumlah 5-6 orang. Dan mengarahkan masing-masing saling mengutarakan pemikiran nya kepada anggota yang lain.
Siswa bergabung dengan kelompok besar. Dan melanjutkan berdiskusi
124 Guru menunjuk salah satu siswa secara
Siswa yang ditunjuk
acak untuk mempresentasikan hasil
mempresentasikan hasil
diskusinya.
diskusinya. Siswa yang lain menanggapi.
Guru memberikan kesimpulan terhadap
Siswa mendengarkan
masing-masing permasalahan yang telah
penjelasan dari guru.
didiskusikan Penutup
30
Evaluasi
menit
Memberikan evaluasi pada siswa setelah
Mengerjakan soal-soal
melakukan diskusi dengan mengerjakan
yang diberikan oleh guru.
LKS 10
Refleksi
menit
Guru mempersilahkan siswa untuk
Siswa memberikan
memberi masukan terhadap penerapan
masukan tentang
model pembelajaran yang telah dilakukan.
penerapan model pembelajaran tersebut.
F. Sumber /Alat/Bahan belajar : 1.
2.
Sumber belajar:
Step 1 Chassis Toyota
Brake System, Training Support & Development - Hyundai Motor Company
Perawatan Sistem Rem (Modul SMK)
Alat pembelajaran
LCD proyektor
Rem tromol dan rem cakram
Laptop
Papan tulis
Mengetahui, Guru Sekolah
Guru bidang studi
Sumaryoto, S.Pd NIP. 19721119 200604 1 018
Saifurrijal NIM. 10504247018
125 F/7.5.1.P/T/WKS4/17 20 Juli 2010 SMK NEGERI 2 PENGASIH
PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 PENGASIH Jalan KRT, Kertodiningrat, Margosari, Pengasih, Kulon Progo, Yogyakarta Telpon (0274) 773029,Fax. (0274) 774289,773888, e-mail :
[email protected] homepage : www.smkn2pengasih.sch.id
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Teori) G. Identitas Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
Pertemuan Ke Alokasi Waktu
: : : : : : : : : : : : : : :
SMKN 2 Pengasih Chasis dan Suspensi Otomotif XII/ 2 (Genap) Memperbaiki Sistem Rem Memperbaiki sistem rem dan komponennya Menjelaskan fungsi booster brake Mengidentifikasi komponen booster brake Menjelaskan cara kerja booster brake Menjelaskan prinsip kerja pedal rem Menjelaskan cara penyetelan tinggi pedal rem Menjelaskan cara penyetelan gerak bebas pedal rem Menjelaskan jenis-jenis minyak rem Menjelaskan cara penanganan minyak rem Menjelaskan fungsi katup proportioning Menjelaskan cara kerja katup proportioning
: :
2 4 x 45 menit
A. Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa mampu menjelaskan fungsi booster brake 2. Siswa mampu mengidentifikasi komponen booster brake 3. Siswa mampu menjelaskan cara kerja booster brake 4. Siswa mampu menjelaskan prinsip kerja pedal rem 5. Siswa mampu menjelaskan cara penyetelan tinggi pedal rem 6. Siswa mampu menjelaskan cara penyetelan gerak bebas pedal rem 7. Siswa mampu menjelaskan jenis-jenis minyak rem 8. Siswa mampu menjelaskan cara penanganan minyak rem 9. Siswa mampu menjelaskan fungsi katup proportioning 10. Siswa mampu menjelaskan cara kerja katup proportioning
126 B. Materi Standar: 1. Booster rem 2. Pedal rem 3. Minyak rem 4. Proportioning valve 5. Perbaikan sistem rem C. Metode Pembelajaran : 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Mencatat 4. Presentasi 5. Tanya jawab D. Kegiatan Pembelajaran : Kegiatan
Waktu
Komponen
Aktivitas guru
Aktivitas siswa
DD/CT Penda-
10
huluan
menit
Hening
Guru mengawali dengan mengondisikan
Sikap tenang dan
situasi kelas yang tenang kemudian
mengikuti arahan guru
memimpin doa untuk mengawali kegiatan
untuk berdoa
KBM.
Siswa menunjukkan Dilanjutkan dengan melakukan presensi kepada siswa 15
Apersepsi
menit
kehadiran dengan menjawab panggilan guru
Guru mengajukan beberapa pertanyaan
Siswa menjawab
tentang booster rem
pertanyaan guru
Guru memotivasi siswa di awal kegiatan
Siswa melihat video
KBM dengan mengarahkan siswa untuk
tentang booster rem
melihat video mengenai booster rem Kegiatan
35
Penjelasan/
inti
menit
Ceramah
Guru memberi penjelasan kepada siswa/
Siswa mendengarkan dan
melengkapi pengetahuan siswa yang
mencatat penjelasan dari
terdiri dari beberapa aspek, yaitu: fungsi
guru.
booster rem, fungsi komponen booster rem, cara penyetelan jarak bebas dan tinggi pedal rem, jenis-jenis minyak rem dan penanganannya, fungsi proportioning valve dan cara kerja proportioning valve.
127 10 menit
Membangun komunitas
Guru membagi siswa menjadi kelompok
Siswa berinteraksi intensif
besar berjumlah 5-6 orang untuk bersama-
bersama-sama menyusun
sama menyusun puzzle sistem rem
puzzle sistem rem dengan
menjadi susunan yang benar.
teman satu kelompok dalam suasana yang menyenangkan, saling bekerja sama dan saling menghargai.
70
Penemuan
Guru membagi kelompok tersebut
Siswa bergabung dengan
menit
konsep dan
menjadi kelompok kecil berjumlah 2
kelompok kecil. Dan
cooperative
orang. Dan memberikan permasalahan
mendiskusikan
untuk didiskusikan yaitu:
permasalahan yang
learning
diberikan oleh guru. 1. Apa saja akibat yang ditimbulkan jika pedal rem tidak mempunyai jarak bebas yang standar? 2. Bagaimana cara kerja booster rem saat pedal rem ditahan? 3. Mengapa pada saluran output booster yang menuju manifold perlu dipasang check valve? 4. Mengapa diperlukan pembatasan tekanan pengereman pada roda belakang? 5. Cari minimal 2 masalah yang bisa terjadi pada booster rem dan apa penyebabnya?
Guru membagi kelas menjadi kelompok yang lebih besar berjumlah 5-6 orang. Dan mengarahkan masing-masing anggota saling mengutarakan pemikiran nya kepada anggota yang lain.
Siswa bergabung dengan kelompok besar. Dan melanjutkan berdiskusi
128 Guru menunjuk salah satu siswa secara
Siswa yang ditunjuk
acak untuk mempresentasikan hasil
mempresentasikan hasil
diskusinya.
diskusinya. Siswa yang lain menanggapi.
Siswa mendengarkan
Guru memberikan kesimpulan terhadap masing-masing permasalahan yang telah
penjelasan dari guru.
didiskusikan Penutup
10
Refleksi
menit
Guru mempersilahkan siswa untuk
Siswa memberikan
memberi masukan terhadap penerapan
masukan tentang
model pembelajaran yang telah dilakukan.
penerapan model pembelajaran tersebut.
30
Evaluasi
menit
Memberikan evaluasi pada siswa setelah
Mengerjakan soal-soal
melakukan diskusi dengan mengerjakan
yang diberikan oleh guru.
LKS
E. Sumber /Alat/Bahan belajar : 1. Sumber belajar:
2.
Step 1 Chassis Toyota
Brake System, Training Support & Development - Hyundai Motor Company
Perbaikan Sistem Rem (Modul SMK)
Alat pembelajaran
LCD proyektor
Booster rem, simulator pedal rem.
Laptop
Papan tulis
Mengetahui, Guru Sekolah
Guru bidang studi
Sumaryoto, S.Pd NIP. 19721119 200604 1 018
Saifurrijal NIM. 10504247018
129
F/7.5.1.P/T/WKS4/17 20 Juli 2010 SMK NEGERI 2 PENGASIH
PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 2 PENGASIH Jalan KRT, Kertodiningrat, Margosari, Pengasih, Kulon Progo, Yogyakarta Telpon (0274) 773029,Fax. (0274) 774289,773888, e-mail :
[email protected] homepage : www.smkn2pengasih.sch.id
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Teori) F. Identitas Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
Pertemuan Ke Alokasi Waktu
: : : : : : : : : : : :
SMKN 2 Pengasih Chasis dan Suspensi Otomotif XII/ 2 (Genap) Memperbaiki Sistem Rem Memperbaiki sistem rem dan komponennya Menjelaskan fungsi master silinder Menjelaskan jenis master silinder Mengidentifikasi komponen master silinder tipe tunggal dan tipe tandem Menjelaskan cara kerja master silinder tipe tunggal dan tipe tandem Menganalisis gangguan dan perbaikan pada sistem rem
: :
3 4 x 45 menit
A. Tujuan Pembelajaran : 1. Menjelaskan fungsi master silinder 2. Menjelaskan jenis master silinder 3. Mengidentifikasi komponen master silinder tipe tunggal dan tipe tandem 4. Menjelaskan cara kerja master silinder tipe tunggal dan tipe tandem 5. Menganalisis gangguan dan perbaikan pada sistem rem B. Materi Standar: 1. Master silinder 2. Troubleshooting dan perbaikan sistem rem C. Metode Pembelajaran : 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Mencatat 4. Presentasi 5. Tanya jawab
130 D. Kegiatan Pembelajaran : Kegiatan
Waktu
Komponen
Aktivitas siswa
Aktivitas guru
DD/CT Penda-
10
huluan
menit
Hening
Guru mengawali dengan mengondisikan
Sikap tenang dan
situasi kelas yang tenang kemudian
mengikuti arahan guru
memimpin doa untuk mengawali kegiatan
untuk berdoa
KBM.
Dilanjutkan dengan melakukan presensi
Siswa menunjukkan
kepada siswa
kehadiran dengan menjawab panggilan guru
15
Apersepsi
menit
Guru mengajukan beberapa pertanyaan
Siswa menjawab
tentang master silinder
pertanyaan guru
Guru memotivasi siswa di awal kegiatan
Siswa melihat video
KBM dengan mengarahkan siswa untuk
tentang booster rem
melihat video mengenai master silinder Kegiatan
35
Penjelasan/
inti
menit
Ceramah
10 menit
Membangun komunitas
Guru memberi penjelasan kepada siswa/ melengkapi pengetahuan siswa yang terdiri dari beberapa aspek, yaitu: fungsi master silinder, jenis master silinder, komponen master silinder tipe tunggal dan tipe tandem, beberapa kerusakan yang bisa terjadi pada sistem rem
Siswa mendengarkan dan
Guru membagi siswa menjadi kelompok
Siswa berinteraksi intensif
besar berjumlah 5-6 orang untuk bersama-
bersama-sama menyusun
sama menyusun puzzle sistem rem
puzzle sistem rem dengan
menjadi susunan yang benar.
teman satu kelompok
mencatat penjelasan dari guru.
dalam suasana yang menyenangkan, saling bekerja sama dan saling menghargai.
131 70
Penemuan
Guru membagi kelompok tersebut
Siswa bergabung dengan
menit
konsep dan
menjadi kelompok kecil berjumlah 2
kelompok kecil. Dan
cooperative
orang. Dan memberikan permasalahan
mendiskusikan
untuk didiskusikan yaitu:
permasalahan yang
learning
diberikan oleh guru. 1. Apa saja keuntungan master silinder tipe tandem dibanding dengan tipe tunggal yang anda ketahui? 2. Bagaimana cara kerja master silinder yang mempertahankan tekanan sisa sebesar 1 Kgf/cm² pada sirkuit sistem rem saat pedal rem selesai dioperasikan? 3. Cari 4 contoh kerusakan pada sistem rem, apa kemungkinan penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya? Guru mengumpulkan kembali siswa kedalam kelompok besar berjumlah 5-6
Siswa bergabung dengan
orang. Dan mengarahkan masing-masing
kelompok besar. Dan
saling mengutarakan pemikiran nya
melanjutkan berdiskusi
kepada anggota yang lain.
Guru menunjuk salah satu siswa secara
Siswa yang ditunjuk
acak untuk mempresentasikan hasil
mempresentasikan hasil
diskusinya.
diskusinya. Siswa yang lain menanggapi.
Guru memberikan kesimpulan terhadap masing-masing permasalahan yang telah
Siswa mendengarkan
didiskusikan
penjelasan dari guru.
132 Penutup
30
Evaluasi
menit
Memberikan evaluasi pada siswa setelah
Mengerjakan soal-soal
melakukan diskusi dengan mengerjakan
yang diberikan oleh guru.
LKS 10
Refleksi
menit
Guru mempersilahkan siswa untuk
Siswa memberikan
memberi masukan terhadap penerapan
masukan tentang
model pembelajaran yang telah dilakukan.
penerapan model pembelajaran tersebut.
E. Sumber /Alat/Bahan belajar : 1. Sumber belajar:
2.
Step 1 Chassis Toyota
Brake System, Training Support & Development - Hyundai Motor Company
Perbaikan Sistem Rem (Modul SMK)
Alat pembelajaran
LCD proyektor
Master silinder tipe tandem dan tipe tunggal
Laptop
Papan tulis
Mengetahui, Guru Sekolah
Guru bidang studi
Sumaryoto, S.Pd NIP. 19721119 200604 1 018
Saifurrijal NIM. 10504247018
ANALISIS BUTIR SOAL UJI COBA INSTRUMEN SIKLUS I : : : : :
Chasis dan Suspensi Otomotif Memperbaiki Sistem Rem Memelihara sistem rem SMK N2 Pengasih XII TKR2 Pilihan Ganda
NO 1 2 3 8 9 11 12 15 17 18 19 21 14 16 20 23 4 5 6 7 22 10 13 24 25 26 27 28 29 30 31 32
NAM A SUROHMAD NUR SALIM ANDI PURNAMA CAHYO BUDIMANT ORO T EGUH PUJI KAHONO FAUZANUDDIN. ADE SET YA WIBOWO ARIF CAHYONO ARYA SAPUTRA ROBERT US CHENDRY A DEDY HERMANT O DIONYSIUS FIJE ANGGI P. ERNINGT YAS SUMINT ARI SET IAWAN ADI NUGROHO RAHMAT JUNAIDI FAIZAL RAKHMAN ARIF BUDIANT O WAHYU T RIYANT ORO NUGROHO AGUNG ANT ORO B.VENT A ADRIAN KUSMAJAYA ALIH BUDI SET IAWAN ANDI SUSANT A WAHYU RAMADANA LUKIT RI PANUNGGAL MUHAMMAD AS-AD DESI MEGA SARI HERI BASKORO SUPRIYANTO RIO IHSAN RIZALDI VINCENT IA SEPT I DWIANI WILLY KURNIANTA PUT RA ANDRI WAHYU PRASET YO HERWINDRA SET YAWAN Rat a-rat a
2
3
4
5
6
7
8
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1
0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0
1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1
1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0
0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0
1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1
1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1
14
15
16
17
18
19
20
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0
1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0
1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0
1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0
1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0
1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
Kategori Soal
Kriteria Tingkat Kesulitan (TK) 1.00 - 0.70 0.70 - 0.30 0.30 - 0.00
Jumlah 3 14 3
Jawaban Betul 18 16 16 16 15 15 15 14 14 14 14 14 14 14 14 14 13 13 13 13 13 13 12 12 11 10 9 8 8 8 8 8 12.78
Nilai 9.00 8.00 8.00 8.00 7.50 7.50 7.50 7.00 7.00 7.00 7.00 7.00 7.00 7.00 7.00 7.00 6.50 6.50 6.50 6.50 6.50 6.50 6.00 6.00 5.50 5.00 4.50 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 6.39
133
13 11 14 9 12 11 10 9 5 11 10 10 9 11 10 10 10 4 10 4 0.72 0.61 0.78 0.50 0.67 0.61 0.56 0.50 0.28 0.61 0.56 0.56 0.50 0.61 0.56 0.56 0.56 0.22 0.56 0.22
Bu + Ba TK
M udah Sedang Sulit
1
Nomor Jawaban Siswa 9 10 11 12 13
Lampiran 7. Analisis butir soal siklus I
M ata Pelajaran / Kel Komp Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Sekolah Kelas
ANALISIS BUTIR SOAL UJI COBA INSTRUMEN SIKLUS II : : : : :
Chasis dan Suspensi Otomotif Memperbaiki Sis tem Rem Memelihara sistem rem (bagian I) SMK N2 Pengas ih XII TKR2 Pilihan Ganda
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
NAM A NUGROHO AGUNG ANTORO ANDI PURNAMA SUROHMAD NUR SALIM CAHYO BUDIMANT ORO WAHYU T RIYANT ORO SETIAWAN ADI NUGROHO B.VENT A ADRIAN KUSMAJAYA T EGUH PUJI KAHONO FAUZANUDDIN WAHYU RAMADANA LUKIT RI PANUNGGAL ARYA SAPUTRA ERNINGT YAS SUMINT ARI ALIH BUDI SET IAWAN ADE SET YA WIBOWO ROBERTUS CHENDRY A DEDY HERMANTO DIONYSIUS FIJE ANGGI P. RAHMAT JUNAIDI ANDI SUSANT A ARIF BUDIANT O HERI BASKORO ARIF CAHYONO FAIZAL RAKHMAN VINCENT IA SEPT I DWIANI RIO IHSAN RIZALDI MUHAMMAD AS-AD ANDRI WAHYU PRASET YO HERWINDRA SET YAWAN WILLY KURNIANT A PUT RA DESI MEGA SARI SUPRIYANT O Rata-rata
2
3
4
5
6
7
8
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1
1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1
1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0
1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1
1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0
0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0
1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
14
15
16
17
18
19
20
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1
0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0
1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1
1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0
Kategori Soal
Kriteria Tingkat Kesulitan (TK) 1.00 - 0.70 0.70 - 0.30 0.30 - 0.00
Jumlah 3 14 3
Jawaban Betul 18 18 17 15 15 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 13 13 12 12 11 9 9 9 9 9 9 9 9 9 12.72
Nilai 9.00 9.00 8.50 7.50 7.50 7.00 7.00 7.00 7.00 7.00 7.00 7.00 7.00 7.00 7.00 7.00 7.00 7.00 6.50 6.50 6.00 6.00 5.50 4.50 4.50 4.50 4.50 4.50 4.50 4.50 4.50 4.50 6.36
134
12 12 11 10 12 15 16 12 12 8 5 11 5 12 12 5 12 12 14 12 0.67 0.67 0.61 0.56 0.67 0.83 0.89 0.67 0.67 0.44 0.28 0.61 0.28 0.67 0.67 0.28 0.67 0.67 0.78 0.67
Bu + Ba TK
M udah Sedang Sulit
1
Nomor Jawaban Siswa 9 10 11 12 13
Lampiran 8. Analisis butir soal siklus II
M ata Pelajaran / Kel Komp Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Sekolah Kelas
ANALISIS BUTIR SOAL UJI COBA INSTRUMEN SIKLUS IIII : : : : :
Chasis dan Suspensi Otomotif Memperbaiki Sistem Rem Memelihara sistem rem (Bagian II) SMK N2 Pengasih XII TKR2 Pilihan Ganda
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 32 29 30 31
NAM A 3
4
5
6
7
8
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0
1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0
1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0
1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0
1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1
1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1
1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1
1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1
14
15
16
17
18
19
20
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0
0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0
1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0
1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0
1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1
15 14 12 4 5 12 12 11 12 11 12 11 12 12 12 11 5 10 11 12 0.83 0.78 0.67 0.22 0.28 0.67 0.67 0.61 0.67 0.61 0.67 0.61 0.67 0.67 0.67 0.61 0.28 0.56 0.61 0.67
Bu + Ba TK
Kategori Soal M udah Sedang Sulit
2
Kriteria Tingkat Kesulitan (TK) 1.00 - 0.70 0.70 - 0.30 0.30 - 0.00
Jumlah 3 14 3
Jawaban Betul 19 16 16 15 15 15 15 15 15 15 15 14 14 14 14 14 14 14 14 12 12 12 12 9 9 9 8 8 8 8 8 8 12.69
Nilai 9.50 8.00 8.00 7.50 7.50 7.50 7.50 7.50 7.50 7.50 7.50 7.00 7.00 7.00 7.00 7.00 7.00 7.00 7.00 6.00 6.00 6.00 6.00 4.50 4.50 4.50 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 4.00 6.34
135
NUGROHO AGUNG ANT ORO SUROHMAD NUR SALIM ANDI PURNAMA CAHYO BUDIMANT ORO WAHYU T RIYANT ORO DEDY HERMANT O B.VENT A ADRIAN KUSMAJAYA WAHYU RAMADANA LUKIT RI PANUNGGAL ARYA SAPUT RA SET IAWAN ADI NUGROHO T EGUH PUJI KAHONO ERNINGT YAS SUMINT ARI ADE SET YA WIBOWO DIONYSIUS FIJE ANGGI P. FAUZANUDDIN ARIF BUDIANT O HERI BASKORO ALIH BUDI SET IAWAN ROBERT US CHENDRY A RAHMAT JUNAIDI ANDI SUSANT A ARIF CAHYONO FAIZAL RAKHMAN RIO IHSAN RIZALDI VINCENT IA SEP T I DWIANI MUHAMMAD AS-AD ANDRI WAHYU P RASET YO WILLY KURNIANT A PUT RA SUPRIYANT O HERWINDRA SET YAWAN DESI MEGA SARI Rat a-rata
1
Nomor Jawaban Siswa 9 10 11 12 13
Lampiran 9. Analisis butir soal siklus III
M ata Pelajaran / Kel Komp Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Sekolah Kelas
PRE-TEST
NO
Chasis dan Suspensi Otomotif Memperbaiki Sistem Rem SMK N2 Pengasih XI TKR 3
Tgl : 11 April 2012 Nomor soal pilihan ganda
NAM A AGUS TRI AJI ALIFAH SYANI ANDRI PRASETYO ANOBI NURAHM A DAVIN ASEP SETYAWAN AZIS FATU ROHM AN BUNTORO ATM OJO DANANG M UJITONO DEWI AGUSTINI DUWI HARTANTO EPTI KURNIAWATI FARIS M UKHTAR HAFIDI ALAM SYAH HARY SETYAWAN IM AM ABDUL QOIS INDARM AN M ASIN RIYANTO M UHTAR DWI PRASETYA NASTITI M UHASABAH NUR IRFAN PRASETYO NUZUL FAUZAN M USTOVA RELA WANTO RIFKI ANA M ARISKA ROBBI DEWANTORO ROHM AT NURYANTO SETIA TAUCHIT SINGGIH SUTRISNO TIKA FARIDA TIO ARHES PRADESENTYA TRI SULISTIAWAN WIGA ERM INUDIN YOGI ANGGRAENI SAPUTRI ZUHUD FATHONI Rata-rata
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0
0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1
0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1
1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1
0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0
0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1
0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1
1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0
1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1
1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1
1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1
1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1
1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0
1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1
0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0
1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1
1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0
0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0
0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1
0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1
Jawaban Betul
Nilai
10 12 12 13 10 13 10 7 13 12 9 13 11 12 11 10 8 13 9 12 13 14 10 10 13 13 8 12 11 9 10 12 13 11.50
5.00 6.00 6.00 6.50 5.00 6.50 5.00 3.50 6.50 6.00 4.50 6.50 5.50 6.00 5.50 5.00 4.00 6.50 4.50 6.00 6.50 7.00 5.00 5.00 6.50 6.50 4.00 6.00 5.50 4.50 5.00 6.00 6.50 5.58
136
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
: : : :
Lampiran 10. Hasil belajar siswa pretest
M ata Pelajaran / Kel Komp Standar Kompetensi Sekolah Kelas
M ata Pelajaran / Kel Komp Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Sekolah Kelas NO
Chasis dan Suspensi Otomotif Memperbaiki Sistem Rem Memelihara sistem rem SMK N2 Pengasih XI TKR 3
Tgl : 25 April 2012 Nomor soal pilihan ganda
NAM A AGUS TRI AJI ALIFAH SYANI ANDRI PRASETYO ANOBI NURAHM A DAVIN ASEP SETYAWAN AZIS FATU ROHM AN BUNTORO ATM OJO DANANG M UJITONO DEWI AGUSTINI DUWI HARTANTO EPTI KURNIAWATI FARIS M UKHTAR HAFIDI ALAM SYAH HARY SETYAWAN IM AM ABDUL QOIS INDARM AN M ASIN RIYANTO M UHTAR DWI PRASETYA NASTITI M UHASABAH NUR IRFAN PRASETYO NUZUL FAUZAN M USTOVA RELA WANTO RIFKI ANA M ARISKA ROBBI DEWANTORO ROHM AT NURYANTO SETIA TAUCHIT SINGGIH SUTRISNO TIKA FARIDA TIO ARHES PRADESENTYA TRI SULISTIAWAN WIGA ERM INUDIN YOGI ANGGRAENI SAPUTRI ZUHUD FATHONI Rata-rata
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1
0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1
1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1
1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1
1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0
1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1
1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1
1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1
1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0
1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1
0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1
Jawaban Betul
Nilai
15 13 15 17 13 15 13 15 14 15 11 15 15 15 14 15 15 15 13 15 16 17 12 14 15 15 13 15 11 12 14 12 17 14.72
7.50 6.50 7.50 8.50 6.50 7.50 6.50 7.50 7.00 7.50 5.50 7.50 7.50 7.50 7.00 7.50 7.50 7.50 6.50 7.50 8.00 8.50 6.00 7.00 7.50 7.50 6.50 7.50 5.50 6.00 7.00 6.00 8.50 7.14
137
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
: : : : :
Lampiran 11. Hasil belajar siswa siklus I
EVALUASI HASIL BELAJAR SIKLUS I
M ata Pelajaran / Kel Komp Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Sekolah Kelas NO
Chasis dan Suspensi Otomotif Memperbaiki Sistem Rem Memperbaiki sistem rem (Bagian I) SMK N2 Pengasih XI TKR 3 Nomor soal pilihan ganda
NAM A AGUS TRI AJI ALIFAH SYANI ANDRI PRASETYO ANOBI NURAHM A DAVIN ASEP SETYAWAN AZIS FATU ROHM AN BUNTORO ATM OJO DANANG M UJITONO DEWI AGUSTINI DUWI HARTANTO EPTI KURNIAWATI FARIS M UKHTAR HAFIDI ALAM SYAH HARY SETYAWAN IM AM ABDUL QOIS INDARM AN M ASIN RIYANTO M UHTAR DWI PRASETYA NASTITI M UHASABAH NUR IRFAN PRASETYO NUZUL FAUZAN M USTOVA RELA WANTO RIFKI ANA M ARISKA ROBBI DEWANTORO ROHM AT NURYANTO SETIA TAUCHIT SINGGIH SUTRISNO TIKA FARIDA TIO ARHES PRADESENTYA TRI SULISTIAWAN WIGA ERM INUDIN YOGI ANGGRAENI SAPUTRI ZUHUD FATHONI Rata-rata
Tgl : 2 Mei 2012
1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1
2 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1
3 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1
4 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1
5 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0
9 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
11 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1
12 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1
13 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
16 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
18 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
20 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1
Jawaban Betul
Nilai
16 15 16 18 15 15 14 15 15 15 11 17 16 16 15 15 15 15 13 15 18 18 13 15 15 15 13 16 12 14 15 16 18 15.15
8.00 7.50 8.00 9.00 7.50 7.50 7.00 7.50 7.50 7.50 5.50 8.50 8.00 8.00 7.50 7.50 7.50 7.50 6.50 7.50 9.00 9.00 6.50 7.50 7.50 7.50 6.50 8.00 6.00 7.00 7.50 8.00 9.00 7.58
138
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
: : : : :
Lampiran 12. Hasil belajar siswa siklus II
EVALUASI HASIL BELAJAR SIKLUS II
M ata Pelajaran / Kel Komp Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Sekolah Kelas NO
Chasis dan Suspensi Otomotif Memperbaiki Sistem Rem Memperbaiki sistem rem (Bagian II) SMK N2 Pengasih XI TKR 3 Nomor soal pilihan ganda
NAM A AGUS TRI AJI ALIFAH SYANI ANDRI PRASETYO ANOBI NURAHM A DAVIN ASEP SETYAWAN AZIS FATU ROHM AN BUNTORO ATM OJO DANANG M UJITONO DEWI AGUSTINI DUWI HARTANTO EPTI KURNIAWATI FARIS M UKHTAR HAFIDI ALAM SYAH HARY SETYAWAN IM AM ABDUL QOIS INDARM AN M ASIN RIYANTO M UHTAR DWI PRASETYA NASTITI M UHASABAH NUR IRFAN PRASETYO NUZUL FAUZAN M USTOVA RELA WANTO RIFKI ANA M ARISKA ROBBI DEWANTORO ROHM AT NURYANTO SETIA TAUCHIT SINGGIH SUTRISNO TIKA FARIDA TIO ARHES PRADESENTYA TRI SULISTIAWAN WIGA ERM INUDIN YOGI ANGGRAENI SAPUTRI ZUHUD FATHONI Rata-rata
Tgl : 9 Mei 2012
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1
1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1
1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1
1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0
0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
Jawaban Betul
Nilai
16 17 16 18 16 15 15 15 15 17 14 18 16 17 15 15 17 15 15 17 19 18 15 17 15 16 16 16 15 15 16 17 18 16.12
8.00 8.50 8.00 9.00 8.00 7.50 7.50 7.50 7.50 8.50 7.00 9.00 8.00 8.50 7.50 7.50 8.50 7.50 7.50 8.50 9.50 9.00 7.50 8.50 7.50 8.00 8.00 8.00 7.50 7.50 8.00 8.50 9.00 8.06
139
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
: : : : :
Lampiran 13. Hasil belajar siswa siklus III
EVALUASI HASIL BELAJAR SIKLUS III
Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
AGUS TRI AJI ALIFAH SYANI ANDRI PRASETYO ANOBI NURAHM A DAVIN ASEP SETYAWAN AZIS FATU ROHM AN BUNTORO ATM OJO DANANG M UJITONO DEWI AGUSTINI DUWI HARTANTO EPTI KURNIAWATI FARIS M UKHTAR HAFIDI ALAM SYAH HARY SETYAWAN IM AM ABDUL QOIS INDARM AN M ASIN RIYANTO M UHTAR DWI PRASETYA NASTITI M UHASABAH NUR IRFAN PRASETYO NUZUL FAUZAN M USTOVA RELA WANTO RIFKI ANA M ARISKA ROBBI DEWANTORO ROHM AT NURYANTO SETIA TAUCHIT SINGGIH SUTRISNO TIKA FARIDA TIO ARHES PRADESENTYA TRI SULISTIAWAN WIGA ERM INUDIN YOGI ANGGRAENI SAPUTRI ZUHUD FATHONI
Jumlah Prosentase
Memperhatikan pelajaran
Mencatat
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Bertanya
Menyatakan pendapat
Menanggapi pendapat orang lain
1
1 1
1
1
1 1
Menjawab pertanyaan
1
1
1 1
1 1 1
1
1 1
1 1 1
1
1 1 1
1 1 1
1
1 1
1 1 1 1
1 1 1 1
1
1
1 1
1 1
1
1 1 1 1 1 1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1 1 1
1
1 1
1 1
1
75.76%
1 1
1 1
1
1
1 1 1 1 25
1 1
1 1
1 1
Keikutsertaan Keikutsertaan dalam dalam kelompok kelompok kecil besar
8
1 10
1 5
1 4
1 1 17
1 22
1 21
24.24%
30.30%
15.15%
12.12%
51.52%
66.67%
63.64%
Jumlah
5 2 2 7 5 2 2 7 3 1 4 4 6 2 3 3 2 2 4 2 6 5 3 3 0 4 3 3 4 3 1 2 7
140
No
Lampiran 14. Lembar observasi partisipasi siswa siklus I
Lembar Obse rvasi Partisipasi Siswa Siklus 1 Aspek-aspek partisipasi selama kegiatan pembelajaran
Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
AGUS TRI AJI ALIFAH SYANI ANDRI PRASETYO ANOBI NURAHM A DAVIN ASEP SETYAWAN AZIS FATU ROHM AN BUNTORO ATM OJO DANANG M UJITONO DEWI AGUSTINI DUWI HARTANTO EPTI KURNIAWATI FARIS M UKHTAR HAFIDI ALAM SYAH HARY SETYAWAN IM AM ABDUL QOIS INDARM AN M ASIN RIYANTO M UHTAR DWI PRASETYA NASTITI M UHASABAH NUR IRFAN PRASETYO NUZUL FAUZAN M USTOVA RELA WANTO RIFKI ANA M ARISKA ROBBI DEWANTORO ROHM AT NURYANTO SETIA TAUCHIT SINGGIH SUTRISNO TIKA FARIDA TIO ARHES PRADESENTYA TRI SULISTIAWAN WIGA ERM INUDIN YOGI ANGGRAENI SAPUTRI ZUHUD FATHONI
Jumlah Prosentase
Memperhatikan pelajaran
Mencatat
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Bertanya
1 1 1 1
1 1
Menyatakan pendapat
Menanggapi pendapat orang lain
Menjawab pertanyaan
1 1 1 1
1 1
1 1 1 1 1
1
1 1 1 1
1 1 1 1 1
1
1 1 1 1
1 1 1
1 1 1 1
1
1 1
1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1
1 1
1
1 1
Keikutsertaan Keikutsertaan dalam dalam kelompok kelompok kecil besar
1 1
1 1
1 1
1
1 1
1 1 1
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
1 1 1 1
1
1 1
1 1 31
1 1 27
1 1 17
1 12
1 8
1 1 1 22
1 1 26
1 1 1 24
93.94%
81.82%
51.52%
36.36%
24.24%
66.67%
78.79%
72.73%
1
1 1 1 1 1
1 1 1
1 1 1
Jumlah
6 5 6 8 6 3 3 7 5 5 4 6 6 4 6 4 3 5 4 3 7 7 5 5 3 7 4 5 6 3 2 6 8
141
No
Lampiran 15. Lembar observasi partisipasi siswa siklus II
Lembar Obse rvasi Partisipasi Siswa Siklus II Aspek-aspek partisipasi selama kegiatan pembelajaran
Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
AGUS TRI AJI ALIFAH SYANI ANDRI PRASETYO ANOBI NURAHM A DAVIN ASEP SETYAWAN AZIS FATU ROHM AN BUNTORO ATM OJO DANANG M UJITONO DEWI AGUSTINI DUWI HARTANTO EPTI KURNIAWATI FARIS M UKHTAR HAFIDI ALAM SYAH HARY SETYAWAN IM AM ABDUL QOIS INDARM AN M ASIN RIYANTO M UHTAR DWI PRASETYA NASTITI M UHASABAH NUR IRFAN PRASETYO NUZUL FAUZAN M USTOVA RELA WANTO RIFKI ANA M ARISKA ROBBI DEWANTORO ROHM AT NURYANTO SETIA TAUCHIT SINGGIH SUTRISNO TIKA FARIDA TIO ARHES PRADESENTYA TRI SULISTIAWAN WIGA ERM INUDIN YOGI ANGGRAENI SAPUTRI ZUHUD FATHONI
Jumlah Prosentase
Memperhatikan pelajaran
Mencatat
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
1
1 1 1
1 1 1
1
1 1 31
1 1 29
1 1 19
93.94%
87.88%
57.58%
1 1 1 1
Bertanya
Menyatakan pendapat
Menanggapi pendapat orang lain
1 1 1 1
1 1
1 1 1 1
1
1 1 1 1
1 1 1
1 1
1
1
1 1 1
1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1
1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
1 1 1
1 1
1
1 1 1
1 1
1 1 1
Keikutsertaan Keikutsertaan dalam dalam kelompok kelompok kecil besar
1 1
1 1 1 1 1 1
1
Menjawab pertanyaan
1
1 1 1 1
1 15
1 14
1 1 1 1 27
1 1 1 1 1 1 1 1 28
45.45%
42.42%
81.82%
84.85%
1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25
75.76%
Jumlah
6 7 5 8 6 5 4 7 7 6 5 7 7 6 8 3 4 7 5 3 7 7 6 5 3 7 4 6 6 5 3 5 8
142
No
Lampiran 16. Lembar observasi partisipasi siswa siklus III
Le mbar Observasi Partisipasi Siswa Siklus III Aspek-aspek partisipasi selama kegiatan pembelajaran
Lembar 18. Soal evaluasi siklus I
143
KISI-KISI SOAL EVALUASI
Kompetensi Dasar Memelihara sistem rem dan komponennya
Memperbaiki sistem rem dan komponennya
Indikator Pertemuan ke I Cara kerja rem tromol dan rem cakram Komponen rem tromol dan rem cakram Jenis rem tromol dan rem cakram Pembuangan udara palsu Penyetelan jarak bebas sepatu rem tromol Kelebihan dan kelemahan rem tromol dan rem cakram Pertemuan ke II Pedal rem Fungsi booster rem Komponen booster rem Cara kerja booster rem Minyak rem Katup proporsioning Pertemuan ke III Fungsi master silinder Jenis master silinder Komponen master silinder tipe tunggal dan tipe tandem Cara kerja master silinder tipe tunggal dan tipe tandem Analisis gangguan dan perbaikan pada sistem rem
No. Butir Soal
Jumlah
1,7,8,9,17
5
2,3,5,11,15
5
4,6,14,16 19,20 12,13
4 2 2
10,18
2
1,2,3,4 5,8 6,9,11,10,12 7,13, 18,19,20 14,15,16,17
4 2 5 2 3 4
1 6,7 2,4,8
1 2 3
3,5
2
9,10,11,12,1 3,14,15,16,1 7,18,19,20
12
60
Lembar 18. Soal evaluasi siklus I
144
LEMBAR EVALUASI PEMBELAJARAN TEORI (Pertemuan I) Materi kompetensi: Memelihara Sistem Rem dan Komponennya
I.
Pilihlah jawaban yang paling benar dari soal dibawah ini! 1. Pada rem tromol, Brake shoe akan bergerak keluar menekan drum apabila ada tekanan dari… a. Roda b. Backing plate c. Return spring d. Wheel cylinder e. Hold spring 2. Komponen pada rem tromol berikut ini yang berfungsi menahan brake shoe agar tetap pada dudukannya adalah.. a. Wheel cylinder b. Brake shoe c. Napple d. Hold spring e. return spring 3. Berikut ini adalah komponen rem tromol… Bagian yang ditunjukkan oleh nomor 1 dan 6 berturut-turut adalah: a. Return spring dan Adjusting tube b. Brake shoe dan wheel cylinder c. Return spring dan wheel cylinder d. Drum dan wheel cylinder e. Adjusting tube dan drum
4. Berikut adalah tipe rem tromol jenis…. Wheel cylinder tipe tunggal
a. b. c. d. e.
Uni servo Duo servo Leading trailing Dual two leading Two leading
145 5. Komponen pada rem tromol yang berfungsi mengembalikan brake shoe pada posisi semula setelah terjadi pengereman adalah… a. Wheel cylinder b. Adjusting tube c. Return spring d. Backing plate e. Hold spring 6. Berikut adalah tipe tromol jenis… Wheel cylinder kerja ganda
a. b. c. d. e.
Anchor pin Two leading Dual two leading Uni servo Duo servo
7. Pada jenis tromol yang ditunjukkan pada soal no.6, maka pernyataan yang benar adalah… a. Pada saat kendaraan maju, salah satu sepatu rem menjadi leading dan sepatu rem yang lain menjadi trailing b. Pada saat kendaraan maju, kedua sepatu rem menjadi trailing c. Pada saat kendaraan maju, kedua sepatu rem menjadi leading d. Pada saat kendaraan mundur, kedua sepatu rem menjadi leading e. Pada saat kendaraan mundur, kedua sepatu rem menjadi trailing 8. Apa yang dimaksud dengan Self Energizing effect pada rem tromol… a. komponen untuk mendeteksi kekuatan mesin selama pengereman kendaraan b. penambahan kekuatan sepatu rem sesuai dengan pembagian beban pada ban c. menguatnya kekuatan sepatu rem karena putaran tromol d. menguatnya kekuatan sepatu rem karena minyak rem berlebihan e. menguatnya kekuatan sepatu rem karena tekanan silinder yang kuat 9. Manakah pernyataan tentang jenis rem tromol dibawah ini yang benar… Wheel cylinder kerja tunggal
a.
Daya pengereman sama besar baik kendaraan berjalan maju maupun mundur. b. Pada saat kendaraan bergerak maju kedua sepatu rem, menjadi leading sehingga rem menjadi pakem. c. Rem menggunakan dua Wheel cylinder yang masingmasing terdapat dua piston d. Pada saat kendaraan maju sepatu Primer menjadi Leading shoe dan sepatu sekunder menjadi trailing shoe. e. Kanvas rem sekunder akan cepat aus.
146 10. Berikut ini yang bukan merupakan kekurangan rem tromol jika di bandingkan dengan rem cakram adalah… a. Apabila menerjang genangan air, maka air akan mengumpul pada tromol b. Lebih sulit untuk membersihkan c. Lebih lama dalam pendinginan karena konstruksinya yang tertutup d. Lebih lambat dalam pendinginan e. Konstruksi lebih kecil, tidak mampu menahan beban pengereman yang besar. 11. Pada penyetelan manual celah antara sepatu rem dengan drum / tromol, komponen yang di stel adalah… a. Wheel cylinder b. Star wheel adjuster c. Hold Spring d. Anchor pin e. return spring 12. Berikut ini adalah langkah kerja penyetelan celah sepatu rem dengan tromol adalah… 1. Putar mur penyetel dengan obeng sampai roda terkunci 2. Pasang sumbat lubang penyetel sepatu rem 3. Bebaskan roda dengan memutar mur peyetel dengan obeng antara 4-5 takikan. 4. Angkat kendaraan dengan dongkrak sampai semua roda terbebas, 5. Lepas sumbat lubang penyetel sepatu dari backing plate Urutan penyetelan yang benar adalah… a. 4-1-2-5-3 b. 4-3-2-5-1 c. 4-5-2-3-1 d. 4-5-1-3-2 e. 4-3-1-5-2 13. Berikut ini yang bukan syarat kanvas rem yang baik adalah…. a. tahan panas b. tahan aus c. Permukaan kasar d. koefisien gesek besar e. tidak cepat habis 14. Rem cakram yang menggunakan dua piston pada kalipernya adalah ciri rem cakram model… a. Double piston b. Floating caliper c. Sigle piston d. Fixed caliper e. Sigle caliper
147 15. Komponen pada rem cakram yang berfungsi mendeteksi keausan pad dengan mengeluarkan bunyi adalah… a. Sil piston b. Hold Spring c. Backing plate d. Pad wear indicator e. Piston 16. Tipe rem cakram dengan kaliper yang tetap (tidak dapat bergerak), adalah rem cakram tipe… a. Sigle piston b. Double piston c. Floating caliper d. Fixed caliper e. Sigle caliper 17. Pada rem cakram, gaya gesek yang dimanfaatkan untuk pengereman didapatkan dari… a. Gesekan piringan dengan pad b. Gesekan piringan dengan kaliper c. Gesekan pad dengan kaliper d. Gesekan silinder dengan pad e. Gesekan silinder dengan kaliper 18. Berikut ini adalah kekurangan rem cakram dibandingkan dengan rem tromol… a. Lebih sulit dalam perawatan dan pembersihan b. Proses pendinginan lebih lama c. Jika terendam oleh genangan air, maka air akan sulit keluar dari rem d. konstruksi yang lebih besar e. Self energizing effect kecil 19. Mengapa udara palsu pada sistem rem hidrolis harus dihilangkan… a. Karena udara palsu mendinginkan oli rem b. Karena udara bersifat dapat dikompresikan c. Karena udara dapat mengurangi volume oli rem d. Karena udara dapat menguap pada suhu tinggi e. Karena udara dapat megakibatkan suhu tinggi 20. Berikut ini adalah langkah pembuangan udara palsu pada sistem rem hidrolis… 1) Lakukan secara berulang kali sampai keluar pada slang plastik tidak terdapat udara, tambahkan minyak rem pada reservoir apabila kurang. 2) Periksa dan bersihkan kotoran yang melekat pada backing plate sehingga nipel (katup buang) terlihat jelas. 3) Tekan pedal rem berulang kali sehingga tekanannya menjadi keras dan tahan, kemudian katup buang dibuka sehingga keluar gelembung udara lalu keraskan katup buang. 4) Sambung slang plastik ke nipel dan masukkan ke dalam kaleng bening yang sudah berisi minyak rem. Urutan yang benar adalah… a. 1-2-3-4 d. 1-3-4-2 b. 4-1-3-2 e. 2-4-3-1 c. 2-3-4-1
Lembar 19. Soal evaluasi siklus II
148
LEMBAR EVALUASI PEMBELAJARAN TEORI (Pertemuan ke II) Materi kompetensi: Memperbaiki Sistem Rem I.
Pilihlah jawaban yang paling benar dari soal dibawah ini! 1. Salah satu fungsi penyetelan tinggi pedal rem adalah… a. Menjamin sistem rem belum berfungsi ketika pedal rem belum diinjak b. Untuk memberikan jarak yang cukup pada pedal dalam melakukan pengereman. c. Meringankan tenaga injakan pedal d. Menjaga agar tidak terjadi kebocoran pada seal piston master silinder e. Meringankan kerja dari booster rem 2. Fungsi penyetelan jarak bebas pedal rem adalah… a. Untuk menambah tenaga injakan pedal b. Menghindari agar injakan pedal tidak terlalu keras c. Agar pedal dalam posisi bebas sebelum di tekan d. Agar pedal pada posisi ergonomis e. Menghindari keausan pada pedal 3. Gambar disamping adalah mekanisme pedal rem, apabila: - Gaya pedal (F1) = 30 N, - Jarak pedal ke fulcrum (A) = 40cm, - Jarak pushrod ke fulcrum (B) = 4cm, berapa gaya yang dihasilkan pada F2 (gaya piston)?... a. b. c. d. e.
200 N 300 N 400 N 500 N 600 N
4. Gangguan yang menyebabkan hambatan pada semua Roda adalah… a. Tidak adanya gerak bebas pada pedal rem b. Wheel cylinder Macet c. Pegas Pembalik Rusak d. Kanvas Rem aus e. Bantalan Roda Pecah
149 5. Booster rem merupakan komponen dalam sistem rem yang berfungsi untuk… a. Menjamin sistem rem mempunyai tekanan pengereman yang sama tiap rodanya b. Menjaga tekanan rem pada roda belakang c. Mengalirkan oli rem ke silinder roda d. Meringankan tenaga supir saat menekan pedal rem e. Menambah keawetan master silinder 6. Komponen booster rem yang berfungsi membuka dan menutup saluran antara constant pressure chamber dengan variable pressure chamber adalah… a. Vacum valve b. Power piston c. Reaction mechanism d. Push rod e. Air valve 7. Tenaga Booster rem didapat dengan memanfaatkan… a. Tekanan dari Master silinder b. Tekanan dari Proportioning valve c. Kevakuman di Intake manifold d. Tekanan dari Wheel cylinder e. Kevakuman dari Exhaust manifold 8. Jika booster rem tidak berfungsi (rusak) maka sistem rem hidraulik… a. Tidak berfungsi b. Berfungsi seperti biasa c. Berfungsi tetapi rem berat d. berfungsi sebagian e. Tidak ada jawaban yang benar 9. Berikut ini yang bukan komponen booster rem adalah… a. Push rod b. Diafragma c. Pegas diafragma d. Control valve e. Compensating port 10. Bagian booster rem yang langsung berhubungan dengan intake manifold adalah… a. Variable pressure chamber b. Diafragma c. Power piston d. Constant pressure chamber e. Reaction mechanism 11. Komponen booster rem yang berfungsi membuka dan menutup saluran antara constant pressure chamber dengan variable pressure chamber adalah… a. control valve b. air valve c. Power piston d. Reaction mechanism e. Push rod
150 12. Pada output booster yang berhubungan dengan intake manifold, dipasang check valve yang berfungsi agar… a. Udara tidak kembali ke booster b. Udara tidak mengalir ke intake manifold c. Udara tidak tercampur minyak rem d. Udara tidak mengembun e. Udara menjadi bersih 13. Berikut ini adalah bagian booster rem: C
A
B
Keterangan: - ruang A = berhubungan ke intake manifold - ruang B = berhubungan dengan udara bebas - C = udara bebas Pada saat pedal rem ditekan, maka kevakuman udaranya adalah… a. A < B < C b. A > B > C c. A = B = C d. A = B < C e. A > B = C 14. Proportioning valve adalah komponen sistem rem yang terletak pada saluran… a. Roda depan b. Roda belakang c. Roda kanan d. Roda kiri e. Semua roda 15. Proportioning valve berfungsi untuk… a. Membatasi daya pengereman pada roda depan b. Melakukan pengereman terhadap tromol c. Untuk membantu boster rem dalam pengereman d. Membatasi daya pengereman pada roda belakang e. merubah gerak pedal rem ke dalam tekanan hidraulis
151 16. Tiga mekanik sedang berdiskusi: Mekanik A : Proportioning valve langsung bekerja saat pedal rem mulai diinjak Mekanik B : Proportioning valve akan bekerja apabila tekanan pengereman roda belakang terlalu besar Mekanik C : Proportioning valve akan bekerja apabila tekanan pengereman setiap roda berkurang Pernyataan mana yang benar… a. Mekanik A b. Mekanik B c. Mekanik C d. Mekanik A dan B e. Mekanik A dan C 17. Untuk mengatur tekanan fluida ke roda belakang sesuai beban kendaraan dan memberikan tekanan maksimum ke roda belakang saat rem roda depan terjadi kebocoran adalah fungsi dari… a. Load sensing proportioning valve b. Reaction mechanisme c. Vacum valve d. Air valve e. Return spring 18. Berikut ini yang bukan syarat-syarat minyak rem adalah… a. Tidak menimbulkan korosi b. Mempunyai daya lumas c. Tidak melelehkan atau mengembangkan karet d. Mempunyai titik beku tinggi dan titik didih rendah e. Tidak mengandung endapan 19. Jenis Minyak rem dibawah ini adalah… a. SAE 70 b. Dextron c. NHCL d. DOT 3 e. ATF 20. Berikut ini yang bukan merupakan tindakan penanganan minyak rem yang benar adalah… a. Jangan mencapur minyak rem b. Jangan tercemar oleh air c. Jangan tercemar dengan oli atau pembersih oli d. Simpan minyak rem ditempat yang sesuai e. Gunakan untuk membantu menghilangkan cat
Lembar 20. Soal evaluasi siklus III
152
LEMBAR EVALUASI PEMBELAJARAN TEORI (Pertemuan ke III) Materi kompetensi: Memperbaiki Sistem Rem I. Pilihlah jawaban yang paling benar dari soal dibawah ini! 1. Fungsi dari master silinder adalah… a. merubah gerak pedal rem ke dalam tekanan hidraulis b. melipat gandakan daya pengereman c. sebagai penampungan oli rem d. melakukan pengereman terhadap drum e. membantu booster rem meringankan pengereman 2. Komponen yang berfungsi mengembalikan piston master silinder pada posisi semula adalah… a. Compensating port b. Piston seal c. Outlet valve d. Inlet port e. Return spring 3. Minyak rem keluar dari master silinder menuju ke pipa rem melalui… a. Compensating port b. Piston seal / piston cup c. Outlet valve d. Inlet port e. Bleeder hole 4. 6
5
3 1
4
2
Pada gambar master silinder diatas, yang ditunjukkan oleh anak panah no.5 disebut… a. Piston seal b. Outlet valve c. Bleeder hole d. Slow port e. Compensating port
153 5. Pada master cylinder (MC), tekanan minyak rem akan mulai terbentuk apabila: a. gerakan pedal rem belum melewati gerak bebasnya b. piston seal MC bergerak maju melewati compensating port c. piston seal MC bergerak maju melewati bleeder hole d. ada minyak rem yang keluar melalui bleeder hole e. apabila bleeder hole telah tertutup 6. Ciri utama master cylinder tipe tandem adalah …. a. mempunyai dua pegas b. mempunyai dua tangki minyak rem c. mempunyai dua pedal d. mempunyai dua seal e. mempunyai dua piston 7. Keuntungan master silinder tipe tandem dari pada master silinder tipe tunggal adalah.. a. mempunyai daya tampung minyak rem lebih banyak b. mempunyai konstruksi yang lebih besar c. jika salah satu jalur pengereman bocor maka jalur pengereman yang lain masih dapat diandalkan d. tenaga pengereman merata sehingga keausan kanvas rem setiap roda sama e. lebih mudah dalam pergantian komponen 8. Outlet check valve yang terletak diujung saluran output master silinder berfungsi untuk… a. Agar oli rem tidak cepat habis b. Mencegah udara masuk ke sistem dan mempercepat terbentuknya tekanan c. Mendeteksi jika terjadi kebocoran pada sistem rem d. Meringankan gaya pengereman e. Mendinginkan oli rem 9. Apa yang dimaksud dengan Honing.... a. Mengukur diameter dalam Wheel cylinder dan diameter luar piston. b. Mengeluarkan udara pada sistem rem hidrolis. c. Laju kendaraan seperti sirip ikan karena rem Roda depan mengunci. d. Membersihkan kotoran/ korosi didalam master cylinder e. Komponen Rem untuk menambah daya pengereman. 10. Pemeriksaan keolengan piringan pada rem cakram menggunakan alat… a. Feeler gauge b. Vernier caliper c. Dial gauge d. Mistar baja e. Mikro meter 11. Batas toleransi ketebalan kanvas rem adalah… a. 1 mm b. 2 mm c. 1 cm d. 2 cm e. 1.5 mm
154 12. Yang bukan merupakaan penyebab kurangnya daya pengereman adalah… a. Terdapat udara dalam pipa-pipa rem b. Sil piston pada master silinder bocor c. Sil piston pada Wheel cylinder bocor d. Baut naple dalam kondisi tertutup e. Pipa rem dan sambungan sistem rem bocor 13. Berikut ini yang bukan merupakan akibat jika celah antara kanvas rem dengan tromol terlalu sempit sampai bergesekan adalah… a. Kanvas dan tromol cepat panas b. Rem blong c. Kanvas akan cepat aus d. Laju kendaraan terasa berat e. Tromol akan cepat aus 14. Kendaraan terasa bergetar saat di rem dapat disebabkan oleh… a. Master cylinder bocor b. Brake booster bocor c. Celah kavas dengan tromol yang terlalu sempit d. Permukaan disk oleng/tidak rata e. Wheel cylinder bocor 15. Yang bukan merupakan syarat-syarat rem yang baik adalah… a. Dapat bekerja dengan baik b. Dapat dengan mudah menghentikan kendaraan c. Mudah disetel d. Dapat dioperasikan sewaktu-waktu e. Langsung dapat mengunci roda 16. Tinggi minyak rem menurun walaupun tidak ada kebocoran dapat diakibatkan karena… a. Pad aus b. Sepatu rem macet c. Booster rem rusak d. Wheel cylinder macet e. pedal aus 17. Kasus tekanan pedal rem “ngempos”, dan perlu melakukan pengocokan pedal rem untuk mendapatkan tekanan pengereman yang sesuai. hal tersebut dapat diakibatkan karena… a. Return spring pada brake booster macet b. Adanya udara palsu dalam sistem rem c. Penyetelan celah sepatu rem dan tromol terlampau rapat d. Injakan pedal rem tidak mau kembali dalam sikap bebas e. Kanvas rem sudah aus 18. Apabila terjadi kebocoran pada saluran sistem rem yang menggunakan master silinder tipe tunggal maka yang terjadi adalah… a. Rem belakang dan rem depan blong b. Rem belakang blong c. Rem depan blong d. Kendaraan menarik kekiri atau kekanan e. Rem belakang dan rem depan akan terkunci
155 19. Berikut ini bukan penyebab udara palsu dapat masuk kedalam sistem rem adalah… a. Kebocoran pada pipa rem b. Kebocoran pada seal Wheel cylinder c. Penggantian booster rem dengan yang baru d. Kehabisan oli pada tangki cadangan / reservoir e. Penggantian master silinder dengan yang baru 20. Apa penyebab Rem Tromol mengunci satu sisi... a. Minyak rem habis b. Master cylinder bocor c. Tromol terlalu panas d. Kesalahan dalam penyetelan kanvas rem. e. Brake booster rusak
Lembar 21. Kunci jawaban soal evaluasi
Kunci Jawaban Soal Pilihan Ganda (SIKLUS I) 1. D 2. D 3. C 4. A 5. C 6. A 7. A 8. C 9. B 10. E
11. B 12. D 13. C 14. B 15. D 16. D 17. A 18. E 19. B 20. E
Kunci Jawaban Soal Pilihan Ganda (SIKLUS II) 1. B 2. C 3. B 4. A 5. D 6. E 7. C 8. C 9. E 10. D
11. A 12. A 13. E 14. D 15. B 16. B 17. A 18. C 19. D 20. E
Kunci Jawaban Soal Pilihan Ganda (SIKLUS III) 1. A 2. E 3. C 4. E 5. B 6. E 7. C 8. B 9. D 10. C
11. A 12. D 13. B 14. D 15. E 16. A 17. B 18. A 19. C 20. D
157
Lampiran 22. Surat permohonan dan keterangan validasi instrumen
158
SURAT PERMOHONAN
Kepada : Bapak Tawardjono. Us, M.Pd Dosen Pendidikan Teknik Otomotif UNY Di Tempat
Dengan hormat, Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Saifurrijal
NIM
: 10504247018
Prodi
: Pendidikan Teknik Otomotif
Fakultsa
: Teknik
Judul TAS
: Implementasi Model Pembelajaran Deep Dialog/Critical Thinking (DD/CT) Untuk
Meningkatkan Partisipasi dan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Chasis dan Suspensi Otomotif Siswa Kelas XI SMK N2 Pengasih Tahun Ajaran 2012/2013
Dengan penjelasan sebagai berikut : 1. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu implementasi metode pembelajaran Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT) untuk meningkatkan partisipasi dan hasil belajar pada mata pelajaran Chasis dan suspensi otomotif khusus nya pada standar kompentensi memperbaiki sistem rem. Aspek partisipasi meliputi memperhatikan pelajaran, mencatat,
bertanya,
menyatakan
pendapat,
menanggapi,
menjawat
pertanyaan,
keikutsertaan di dalam kelompok, dan membuat kesimpulan. Sedangkan hasil belajar yaitu hasil dari kegiatan belajar mengajar. Hasil belajar ini diperoleh melalui seperangkat tes dan hasil tesnya akan member informasi apa yang telah dikuasai oleh peserta didik. 2. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT) dimana metode ini dapat mendorong peserta didik untuk berperan aktif dalam proses belajar mengajar. Deep Dialogue/Critical Thinking (DD/CT) adalah model pembelajaran yang dilakukan dengan mengoperasikan potensi intelektual untuk menganalisis, menemukan sebuah konsep sendiri, membuat pertimbangan dan mengambil keputusan secara tepat dan melaksanakannya secara benar. Ada lima komponen dalam pembelajaran model Deep-
159
160
161
SURAT PERMOHONAN
Kepada : Bapak Beni Setya Nugraha, M.Pd Dosen Pendidikan Teknik Otomotif UNY Di Tempat
Dengan hormat, Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Saifurrijal
NIM
: 10504247018
Prodi
: Pendidikan Teknik Otomotif
Fakultsa
: Teknik
Judul TAS
: Implementasi Model Pembelajaran Deep Dialog/Critical Thinking (DD/CT) Untuk
Meningkatkan Partisipasi dan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Chasis dan Suspensi Otomotif Siswa Kelas XI SMK N2 Pengasih Tahun Ajaran 2011/2012 Mengharap kesediaan Bapak untuk memvalidasi instrument penelitian dalam Tugas Akhir Skripsi saya yang terdiri dari lembar observasi partisipasi Demikian surat ini saya sampaikan, atas kesediaanya dan perhatian Bapak saya ucapkan banyak terima kasih.
Yogyakarta,
28 Maret 2012
Mahasiswa
Saifurrijal NIM. 10504247018
162
Lampiran 23. Surat ijin penelitian & surat keterangan telah selesai melakukan penelitian
163
164
165
166
167
Lampiran 24. Kartu bimbingan TAS
168
169
Lampiran 25. Bukti selesai revisi TAS
170
Lembar 25. Dokumentasi kegiatan belajar mengajar FOTO KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Guru memberikan penjelasan materi
Guru memberikan pertanyaan kepada siswa
171
172
Contoh puzzle sistem rem
Siswa menyelesaiakan puzzle sistem rem
173
Siswa berdiskusi dalam kelompok kecil (2 orang)
Siswa berdiskusi dalam kelompok Besar (5-6 orang)
174
Siswa berdiskusi dalam kelompok Besar (5-6 orang)
Guru mengarahkan siswa lain untuk menanggapi peryataan presentator
175
Guru mengawasi siswa mengerjakan soal evaluasi