STRATEGI KOMUNIKASI PUBLIC RELATIONS MAJALAH LAIQA DALAM MENINGKATKAN OPLAH TERJUAL
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh : AZIS NOVTIAN LUBIS NIM: 111105100024
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437H/2016M
Nama NIM Judul
ABSTRAK : Azis Novtian Lubis : 1111051000024 : Strategi Komunikasi Public Relations Majalah Laiqa dalam Meningkatkan Oplah Terjual
Majalah Laiqa berdiri dengan tujuan untuk menjadi tuntunan wanita muslimah dalam berbusana yang modern dan menerapkan gaya hidup yang inovatif dan islami. Namun, dewasa ini telah hadir majalah-majalah yang juga mengusung tema dan membidik target pasar yang hampir sama. Karena persaingan yang ada, Laiqa tentu senantiasa mencari cara agar karyanya tidak ditinggal oleh pembaca, karena apabila hal itu terjadi akan berdampak pada turunnya oplah Laiqa yang terjual di setiap edisi. Individu yang bertanggung jawab pada strategi dalam meningkatkan oplah majalah Laiqa yang terjual di setiap edisi ialah praktisi PR (Public Relations). Adapun pertanyaan mayornya adalah Bagaimana strategi komunikasi yang diterapkan PR majalah Laiqa dalam meningkatkan oplah terjual? Dengan adanya program-program yang telah direncanakan dengan matang, seorang praktisi Public Relations dapat mengukur sejauh mana kemajuan yang telah dicapai dan bagaimana hasil yang telah diraih. Adanya enam model perencanaan Public Relations yang sudah diterima oleh para praktisi Public Relations professional berfungsi sebagai penjaga bagi Public Relations agar tetap bekerja dengan tertib dan tidak kehilangan arah dalam mencapai tujuan (Frank Jefkins :2003), dalam hal ini meningkatnya oplah Laiqa yang terjual di tiap edisi. Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam mencari data penelitian adalah deskriptif analisis melalui pendekatan kualitatif, yaitu dengan cara observasi lapangan, wawancara langsung serta pengumpulan dokumentasi tentang strategi komunikasi PR. Strategi Komunikasi yang diterapkan meliputi: 1. perumusan strategi, dilakukan di awal tahun, dapat ditambahkan sesuai dinamika yang terjadi di masyarakat dan internal organisasi; 2. Pelaksanaan strategi, menerapkan hal yang direncanakan saat perumusan strategi; 3. Evaluasi strategi terdiri dari evaluasi event, mingguan dan bulanan. Tahapan kegiatan PR dalam meningkatkan oplah Laiqa yang terjual pada setiap edisi, yaitu melalui pengenalan situasi lingkungan internal dan eksternal organisasi, penetapan tujuan bersama, pendefinisian khalayak yang menjadi target pasar majalah Laiqa, pemilihan media dan teknik PR, perencanaan anggaran dana dan pengukuran hasil kerja. PR menerapkan strategi komunikasi yang diarahkan pada publik dan internal organisasi. Tidak hanya mengabarkan informasi tentang Laiqa seluas-luasnya, namun juga memastikan bahwa tiap individu di Laiqa memiliki kesempatan yang sama untuk menyampaikan ide dengan kondisi yang nyaman dalam konteks peningkatan oplah terjual. Laiqa mengalami enam kali penurunan oplah terjual sejak Januari hingga Oktober 2015, karena saat perumusan strategi tidak mempertimbangkan resiko pengambilan kontrak setahun dua program berbeda yang merupakan dukungan dari sponsor berbeda di tiap program yang waktunya berdekatan tiap bulan, berdampak pada tidak optimal program dan turunnya oplah terjual. Kata Kunci: Public Relations, Tahapan, Strategi, Komunikasi, Oplah Terjual. i
KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil’alamin, Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan begitu banyak berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga atas izin yang diberikan-Nya peneliti dapat menyelesaikan penelitian karya tulis ilmiah berupa skripsi yang berjudul Strategi Komunikasi Public Relations Majalah Laiqa dalam Meningkatkan Oplah Terjual. Penelitian skripsi ini merupakan persyaratan guna meraih gelar Sarjana Komunikasi Islam pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Selama proses penelitian skripsi ini peneliti mendapat banyak bantuan, bimbingan dan dukungan baik secara moril mau pun akademis dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini, peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1. Dr. H. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Suparto, M.Ed, Ph.D, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr. Hj. Roudhonah, MA, selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, dan Dr. Suhaimi, M.Si, selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan. 2. Drs. Masran, M. Ag, selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan Fita Fathurokhmah, M.si, selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. 3. Drs. Wahidin Saputra, MA, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan, motivasi dan bimbingan kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
ii
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah membimbing peneliti dengan segala ilmu pengetahuan sejak awal perkuliahan. 5. Mba Hanna Faridl, selaku Editor-in-Chief dan Kak Silmia Putri, selaku Public Relations majalah Laiqa yang telah bersedia memberikan jawaban wawancara yang rinci dan memuaskan serta memberikan data berupa dokumentasi kepada peneliti seputar kegiatan Public Relations dan Grafik Oplah Terjual. 6. Kedua orang tua, Ayah Ahmad Yani Lubis dan Umi Iriyanti serta Adik Nabila Syafa dan Nabila Marwah. Kalian adalah pemberi semangat hidup yang tidak kenal lelah. Terimakasih banyak untuk selalu memberikan cinta, kasih, perhatian, dukungan dan bimbingan pada peneliti dalam segala hal sepanjang hidup, khususnya yang terkait dengan penelitian ini. 7. Ibu Tanti Hudoro, Bapak Freddy Lengkong, Kak Afdhal Dzikri, Kak Surya Pradana, dan Mas Irzam Rajasa Dastriansyah yang telah memberikan ilmu, dorongan dan kesempatan berharga bagi peneliti untuk mengembangkan kemampuan di bidang musik, khususnya Manajemen Paduan Suara. 8. Teman-teman Komunikasi dan Penyiaran Islam A 2011 yang telah samasama berjuang dan saling memberikan bantuan serta dukungan dari masa perkuliahan hingga dalam pengurusan kelulusan. 9. Keluarga besar Paduan Suara Mahasiswa UIN Jakarta, khususnya Dewan Artistik PSM UIN Jakarta, Bayu Agustian, Fatimah Fajrin, Mega Rosalia, Putri Amelia, Julian Pranata, Melinda Luthfiana, Ahmad Yani, Erna Aria
iii
Sari, Juliandi, Denisa Prameswari Rosandria dan Andriansyah Nur Hidayat. Bekerjasama dengan kalian merupakan kebanggaan dan kehormatan yang saya raih selama berkarier sebagai pimpinan artistik PSM UIN Jakarta. 10. Dan semua pihak yang terlibat namun tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih banyak dan semoga amal dan kebaikan dibalas oleh Allah SWT, Amiin. Akhir kata, semoga karya tulis skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan bermanfaat baik dari segi akademis maupun dari segi praktis. Mohon maaf jika terdapat kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat peneliti harapkan.
Jakarta, 9 Maret 2016
Azis Novtian Lubis
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME .................................. ABSTRAK .........................................................................................................
i
KATA PENGANTAR .......................................................................................
ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................
v
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... viii BAB I
PENDAHULUAN …………………………………………… ........
1
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ..........................................
5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................
6
D. Metodologi Penelitian .................................................................
7
1.
Paradigma Penelitian ............................................................
7
2.
Pendekatan Penelitian...........................................................
7
3.
Metode Penelitian .................................................................
8
4.
Subjek dan Objek .................................................................
9
5.
Sumber Data Penelitian ........................................................
9
6.
Teknik Pengumpulan Data ...................................................
9
7.
Teknik Analisis Data ............................................................
10
E. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 11 F. Sistematika Penulisan .................................................................. 13 BAB II
LANDASAN TEORITIS ………………………………………….
15
A. Strategi Komunikasi ....................................................................
15
v
1.
Pengertian Strategi ............................................................... 15
2.
Manfaat Manajemen Strategi ............................................... 16
3.
Pengertian Komunikasi ........................................................ 17
4.
Bentuk-bentuk Komunikasi .................................................. 18
5.
Strategi Komunikasi dan Langkah-langkahnya ................... 20
B. Public Relations........................................................................... 22 1.
Definisi Public Relations...................................................... 22
2.
Ruang Lingkup Public Relations ......................................... 23
3.
Strategi Public Relations ...................................................... 25
4.
Peranan Public Relations...................................................... 26
5.
Tahapan-tahapan dalam Kegiatan Public Relations ............. 29
C. Majalah ........................................................................................ 33 1.
Pengertian Majalah ............................................................... 33
2.
Fungsi Majalah ..................................................................... 34
3.
Karakteristik Majalah ........................................................... 34
4.
Ciri Pesan yang Disampaikan Majalah ................................ 36
5.
Kelebihan dan Kelemahan Majalah ..................................... 37
D. Oplah ........................................................................................... 37 BAB III GAMBARAN UMUM MAJALAH LAIQA................................... 39 A. Sejarah dan Latar Belakang Majalah Laiqa................................. 39 B. Profil Majalah Laiqa .................................................................... 39 C. Visi dan Misi Majalah Laiqa ....................................................... 41 D. Public Relations Majalah Laiqa .................................................. 41 E. Organisasi Majalah Laiqa ............................................................ 43
vi
F. Kriteria Fashion yang Ditampilkan Majalah Laiqa ..................... 44 BAB IV TEMUAN DATA DAN ANALISIS …………………………… ... 49 A. Strategi Komunikasi Public Relations dalam Mencapai Tujuan Peningkatkan Oplah Terjual ........................................................ 49 1.
Pengenalan Situasi Lingkungan Internal dan Eksternal Organisasi ............................................................................. 49
2.
Penetapan Tujuan Bersama .................................................. 51
3.
Pendefinisian Khalayak yang Menjadi Target Pasar Majalah Laiqa ..................................................................................... 52
BAB V
4.
Pemilihan Media dan Teknik Public Relations .................... 54
5.
Perencanaan Anggaran Dana................................................ 57
6.
Pengukuran Hasil Kerja........................................................ 58
PENUTUP ......................................................................................... 63 A. Kesimpulan .................................................................................. 63 B. Saran ............................................................................................ 64
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 66 LAMPIRAN ......................................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1
Struktur Organisasi Majalah Laiqa ........................................ 43
Gambar 4.1
Saran dan Pertanyaan yang Diajukan Melalui Akun Instagram Majalah Laiqa ....................................................... 54
Gambar 4.2
Event Promosi Majalah Laiqa di Kampus UIN Syarif Hidayatullah dan Kampus UI ................................................. 56
Gambar 4.3
Grafik Penjualan Laiqa Magazine Januari 2015 - Oktober 2015 ........................................................................................ 60
Gambar 4.4
Antusiasme Mahasiswi dalam Membeli Majalah Laiqa dalam Event Promosi di Kampus UI...................................... 61
viii
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah Keberadaan Public Relations dalam suatu organisasi atau perusahaan
adalah sebuah indikasi bahwa Public Relations memiliki peran penting dalam perputaran sistem dan manajemen yang ada dalam perusahaan atau organisasi. Keberadaannya mampu menyentuh dan menerobos aspek-aspek sosial dan kepentingan publik.1 Public Relations pada praktiknya memiliki keterkaitan dengan ilmu komunikasi karena keduanya merupakan satu kesatuan yang utuh dan mata rantai yang menunjang kegiatan Public Relations. Kegiatan komunikasi selalu terjadi dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam kehidupan Public Relations. Bagi Public Relations melaksanakan fungsi dan kegiatannya, berpusat pada komunikasi. Ini berarti bahwa tidak ada aktifitas tanpa ada komunikasi secara langsung ataupun tidak langsung, verbal maupun non verbal dengan bentuk apapun. Begitu juga organisasi, lembaga itu menempatkan komunikasi sebagai salah satu unsur administrasi.2 Karena Public Relations merupakan metode ilmu komunikasi sebagai salah satu kegiatan yang mempunyai kaitan kepentingan dengan suatu organisasi. Menurut De Fleur dan Dennis dari Perspektif Ilmu Komunikasi yang dikutip Yosal Iriantara dalam bukunya Community Relations, Public Relations adalah sebuah proses komunikasi dimana individu atau unit-unit masyarakat berupaya untuk menjalin relasi yang terorganisasi dengan berbagai kelompok atau publik untuk tujuan tertentu.3
1
Anwar, Peran Public Relations Radar Banten dalam Meningkatkan Citra Perusahaan, (Skripsi: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2009) 2 Maria Assumpta Rumanti, Dasar-dasar Public Relations Teori dan Praktik, (Jakarta: PT. Grasindo, 2000), h.85. 3 Yosal Iriantara, Community Relations Konsep dan Aplikasinya, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2004), h.5.
1
2
Public Relations membutuhkan susunan strategi yang akan menjadi tuntunan atau pedoman dalam bertindak yang berisi rumusan-rumusan programprogram menuju tujuan yang telah ditentukan. Strategi sendiri tidak hanya ada pada ranah Public Relations ataupun organisasinya secara umum, namun juga diperlukan dalam tiap-tiap lini dan sektor kehidupan. Strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, strategi komunikasi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang menunjukan arah saja, strategi komunikasi harus dapat menunjukan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan bisa berbeda sewaktu-waktu, tergantung kepada situasi dan kondisi.4 Strategi Public Relations harus mempertimbangkan cara-cara yang dapat mengintegrasikan semua aktivitasnya dan cara yang paling praktis serta definitif saat ini adalah mendasarkan program-program Public Relations pada analisis audience atau stakeholder.5 Dewasa ini, sistem komunikasi melalui media massa telah tumbuh dan berkembang dengan pesat. Di Indonesia sendiri sudah banyak sekali bermunculan stasiun televisi yang senantiasa menyajikan program-program kreatifnya, baik di lingkup nasional maupun lokal dan dikemas dengan teknologi terbaiknya. Tidak kalah dengan televisi, radio di setiap daerah pun semakin tertuntut untuk menampilkan inovasi-inovasi agar popularitasnya tidak dikalahkan oleh stasiun televisi atau stasiun radio lainnya. Hal ini terjadi karena tuntutan masyarakat atas 4
Onong Uchjana Effendi, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h.29. 5 Ibid., h.6.
3
pembaharuan informasi semakin meningkat. Namun, selain dua media elektronik yang disebutkan di atas, ada pula jenis media massa cetak yang popularitasnya pun masih diperhitungkan, yaitu majalah. Di Indonesia, perkembangan komunikasi melalui media massa juga turut mengiringi pertumbuhan industri kreatif di bidang fashion, khususnya fashion muslim. Minat masyarakat terhadap perkembangan tren fashion muslim pun semakin meningkat. Hal ini membuat masyarakat senantiasa ‘haus’ akan informasi mengenai inovasi dan kreatifitas mengenai fashion muslim itu sendiri. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) pada Kabinet Indonesia Bersatu II pimpinan Prsiden Susilo Bambang Yudhoyono, Mari Elka Pangestu menyatakan, bahwa kreativitas fashion muslim luar biasa, selalu ada modifikasi baru. Mari mengaku berambisi mengejar target di bidang ekonomi kreatif ini. Apalagi, fashion memberikan sumbangan besar terhadap ekonomi kreatif. Fashion menempati posisi terbesar kedua setelah kuliner dalam industri kreatif. Targetnya fashion muslim semakin berkembang di dalam negeri.6 Mantan Menteri Perdagangan ini optimistis Indonesia akan menjadi kiblat dalam industri fashion dunia, khususnya pakaian muslim. Menurutnya pada tahun 2020, status itu sudah bisa diraih Indonesia.7 Menjawab fenomena ini, lahirlah Laiqa, sebuah majalah fashion muslim yang menerbitkan edisi pertamanya pada Januari 2013. Berdirinya majalah Laiqa dilatarbelakangi oleh kegelisahan para pendirinya yang bingung dalam mencari
6
http://female.kompas.com/read/2013/07/12/1632246/Mari.Elka.Banyak.Modifikasi.Baru. di.Fashion.Muslim (10 Maret 2015) 23.29 wib. 7 http://sukmainspirasi.com/weekly-buzz/item/1753-2020-indonesia-jadi-kiblat-pakaianmuslim (10 Maret 2015) 23.23 wib.
4
inspirasi gaya berbusana bagi wanita muslim yang muda, trendy, bergaya, namun tidak menerobos nilai-nilai islam. Keberadaan Laiqa yang memposisikan dirinya sebagai bacaan muslimah muda berumur 23 hingga 35 tahun ini menjadi inspirasi dalam berbusana muslim yang modern dan hadir sebagai pedoman dalam menerapkan gaya hidup islami. Dalam perjalanannya, Laiqa melalui Public Relations-nya tentu saja senantiasa merumuskan strategi dengan tujuan agar pembaca tetap menjatuhkan pilihannya pada majalah tersebut dan oplah terjual Laiqa kian meningkat. Menjadi Public Relations pada sebuah majalah fashion muslim merupakan pekerjaan penuh tantangan. Laiqa harus menjadi media massa yang kuat di tengah-tengah perkembangan media elektronik yang juga semakin inovatif dan diminati oleh masyarakat, terlebih apabila media televisi yang menyajikan informasi audio-visual turut menyajikan informasi yang sama dengan Laiqa. Belum lagi Laiqa sebagai majalah fashion muslim yang membidik muslimah muda harus bersaing pula dengan media-media cetak sejenis yang membidik target pasar yang sama. Laiqa sebagai media inspirasional bagi muslimah Indonesia dalam berbusana dan menerapkan gaya hidup islami dipilih sebagai objek penelitian karena di usianya yang baru menginjak tiga tahun ini, selain menjadi satu-satunya majalah fashion muslim yang membidik target pasar berusia 23 hingga 35 tahun, Laiqa berhasil mendapatkan penghargaan sebagai The Influential Moslem Magazine dari Zalora Indonesia pada Juli 2014 atas konsistensinya dalam menyajikan berita dan informasi yang dapat dijadikan referensi dalam berkehidupan sebagai muslimah yang modern dan islami, dan karena
5
kesungguhannya mendukung pertumbuhan industri kreatif fashion muslim dalam negeri. Laiqa melalui Public Relations yang sadar akan kelebihan dan kelemahan sebuah majalah, senantiasa menentukan dan menerapkan strategi dalam meningkatkan minat para pembaca yang menjadi faktor dalam peningkatan oplah terjual. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian tentang strategi komunikasi yang digunakan oleh Public Relations majalah Laiqa yang berdampak pada meningkatnya oplah terjual majalah, dan penelitian ini diberi judul “Strategi Komunikasi Public Relations Majalah Laiqa dalam Meningkatkan Oplah Terjual”. B.
Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti merasa perlu untuk membatasi permasalahan yang ada, yakni hanya mengenai Tahapan-tahapan strategi komunikasi yang diterapkan oleh Public Relations majalah Laiqa dalam meningkatkan oplah terjual pada tiap edisi selama masa kepemimpinan Hanna Faridl sebagai Editor-in-Chief dan Silmia Putri sebagai Public Relations sejak bulan Desember 2014 hingga Oktober 2015, karena Hanna Faridl merupakan Editor-in-chief kedua yang menggantikan Fifi Alvianto yang mengundurkan diri di akhir tahun 2014 dan Silmia Putri menggantikan Dwita Yuniati yang juga mengundurkan diri di akhir tahun 2014.
6
2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalahnya ialah Bagaimana strategi komunikasi yang diterapkan oleh Public Relations majalah Laiqa dalam meningkatkan Oplah Terjual? C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah mengetahui strategi komunikasi yang diterapkan Public Relations majalah Laiqa dalam meningkatkan Oplah Terjual; 2. Manfaat penelitian a. Akademis Dalam lingkup akademik, penelitian ini diharapkan memberikan masukan atau tambahan informasi serta data kepustakaan dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan teori-teori Public Relations. Penelitian ini juga dapat dijadikan bahan referensi dalam pembuatan makalah, karya tulis, bahkan bahan penelitian lanjutan. b. Praktis Hasil penelitian ini merupakan data berharga karena dapat memberikan gambaran bagi lembaga yang diteliti mengenai strategi komunikasi Public Relations dalam meningkatkan oplah terjual. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran, serta dijadikan
7
bahan peninjauan dan perbaikan serta inspirasi bagi perusahaan tersebut maupun organisasi media massa lainnya.
D.
Metodologi Penelitian 1. Paradigma Penelitian Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivisme. Realitas dianggap sebagai hasil konstruksi berpikir dari kemampuan seseorang. Pengamatan merupakan hasil pengamatan dari indera peneliti terhadap apa yang diteliti.8 Perlu tercipta interaksi antara peneliti dan yang diteliti, agar mampu merekonstruksi realitas yang diteliti melalui metode kualitatif.9 Sehingga peneliti akan mengamati strategi komunikasi Public Relations majalah Laiqa dalam meningkatkan oplah terjual. 2. Pendekatan Penelitian Pendekatan Penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.10 Dalam penerapannya, pendekatan kualitatif menggunakan metode pengumpulan data dan metode analisis yang bersifat non kuantitatif,
8
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2013), h.49-50. 9 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi (Teori, Paradigma, dan Discourse Teknologi Komunikasi di Masyarakat), (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h.238. 10 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h.4.
8
seperti penggunaan instrumen wawancara mendalam dan pengamatan.11 Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah analisis deskriptif yang berfokus
pada
penelitian
nonhipotesis
sehingga
dalam
langkah
penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis.12 3. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Studi kasus adalah suatu metode untuk memahami individu yang dilakukan secara integratif dan komprehensif agar diperoleh pemahaman yang mendalam tentang individu tersebut beserta masalah yang dihadapinya dengan tujuan masalahnya dapat terselesaikan dan memperoleh perkembangan diri yang baik.13 Studi kasus merupakan suatu metode untuk menyelidiki atau mempelajari suatu kejadian mengenai perseorangan (riwayat hidup). Pada metode studi kasus ini diperlukan banyak informasi guna mendapatkan bahan-bahan yang agak luas. Metode ini merupakan integrasi dari data yang diperoleh dengan metode lain.14 Tujuan utama metode penelitian studi kasus adalah untuk menjawab permasalahan penelitian yang dimulai dengan kata tanya ‘’bagaimana’’ atau ‘’mengapa’’. Dalam penelitian ini, studi yang penulis angkat adalah Bagaimana strategi komunikasi Public Relations majalah Laiqa dalam meningkatkan Oplah Terjual. 11
Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi, (Yogyakarta: Gintanyali, 2004), h.2. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1989), hlm.194. 13 Susilo Rahardjo & Gudnanto.Pemahaman Individu Teknik Non Tes, (Kudus: Nora Media Enterprise, 2011), h.250. 14 Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling Studi & Karir, (Yogjakarta: Andi, 2010), h. 92. 12
9
4. Subjek dan Objek Subjek dari penelitian ini adalah Public Relations majalah Laiqa. Sedangkan objek penelitiannya adalah strategi komunikasi Public Relations majalah Laiqa dalam meningkatkan oplah terjual.
5. Sumber Data Penelitian a. Data Primer Data primer pada penelitian ini akan didapatkan melalui wawancara
mendalam
dengan
seorang
narasumber
dan
pengamatan terhadap aktivitas kerja Public Relations majalah Laiqa. b. Data Sekunder Data sekunder pada penelitian ini akan didapatkan dari buku-buku dan literatur yang dianggap mendukung pemecahan masalah dalam penelitian ini. Selain itu, peneliti juga akan menghimpun dokumen-dokumen perusahaan dan company profile yang dapat menunjang penelitian ini.
6. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti ialah sebagai berikut: a. Observasi Observasi adalah kegiatan mencari dan mengamati data yang digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan atau
10
diagnosis.15 Peneliti telah melakukan pengamatan terhadap aktivitas Public Relations di majalah Laiqa selama rentang waktu Oktober hingga Januari 2016. b. Wawancara Wawancara mendalam adalah suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam.16 Peneliti telah melakukan wawancara terhadap Public Relations majalah Laiqa, Silmia Putri dan Editor-in-Chief majalah Laiqa, Hanna Faridl. Hal ini dilakukan karena menurut peneliti sebagai praktisi, dua orang tersebut memahami dengan baik dan mendalam tentang strategi komunikasi yang dilakukan oleh majalah Laiqa dalam meningkatkan oplah terjual. c. Dokumentasi Peneliti telah mencari dan memperoleh data dari berbagai literatur, dokumen perusahaan, dan media kit majalah Laiqa untuk mendukung tahap analisis wawancara dan observasi dan menjawab permasalahan penelitian.
7. Teknik Analisis Data Analisis data menurut Patton adalah sebuah proses untuk mengatur uraian data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satu
15 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), h.131. 16 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2009), h.100.
11
uraian dasar.17 Kemudian data yang terkumpul dari wawancara mendalam dan dokumen-dokumen yang didapat, diklasifikasikan ke dalam kategorikategori tertentu.18 Pada penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan ialah teknik analisis deskriptif, yaitu teknik yang hanya memaparkan situasi atau peristiwa. Teknik ini tidak mencari atau menjelaskan suatu hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.19 Tujuan dari analisis deskriptif ini adalah untuk: 1. Mengumpulkan informasi yang aktual secara terperinci yang melukiskan gejala yang ada. 2. Mengidentifikasi masalah atau menjelaskan kondisi dan praktik-praktik yang berlaku. 3. Membuat perbandingan atau evaluasi.20 E.
Tinjauan Pustaka Setelah peneliti melihat dan mencari judul skripsi yang ada di Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, ada beberapa judul yang membahas mengenai strategi komunikasi dan banyak sekali yang membahas tentang Public Relations, tetapi sedikit
17
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), h.103. 18 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2007), h.193. 19 Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), cet-13, h.24-25. 20 Jalaludin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), cet-13, h.24-25.
12
peneliti temukan skripsi yang mengangkat Public Relations dalam majalah. Skripsi tersebut antara lain: 1.
“Strategi Komunikasi Marketing Public Relations TRANS TV (PT. Televisi Transformasi Indonesia) dalam Meningkatkan Rating Program Extravaganza” Karya Yudithya Ahmad, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, tahun 2009. Skripsi tersebut berisikan tentang strategi komunikasi yang dilakukan oleh Public Relations, khususnya mengenai publicity dan event untuk memperkenalkan dan menyebarluaskan informasi tentang Program Extravaganza kepada masyarakat. Persamaan dengan masalah yang peneliti teliti ialah Yudithya Ahmad juga berada pada kajian ilmu yang sama, yakni Public Relations. Sedangkan perbedaannya ialah ia menjadikan Public Relations televisi sebagai subjek penelitian, sementara peneliti memilih Public Relations majalah.
2. “Peran Public Relations Radar Banten dalam membangun Citra Perusahaan” karya Anwar, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, tahun 2008. Skripsi tersebut berisi tentang aktivitas Public Relations Radar Banten untuk membangun citra perusahaan. Persamaan dengan masalah yang peneliti teliti berada pada subjeknya, Public Relations. Namun, berbeda pada objek penelitiannya, Anwar memilih pembangunan citra perusahaan sebagai objek, sementara peneliti memilih peningkatan oplah terjual.
13
3. “Strategi Komunikasi Marketing Radio Dakta107 FM dalam Meningkatkan Eksistensi di Kalangan Pendengar”karya Arini Rosdiana, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, tahun 2011. Skripsi tersebut membahas mengenai strategi komunikasi Marketing radio dalam meningkatkan eksistensi di kalangan pendengar. Persamaan skripsi tersebut dengan peneliti ialah membahas mengenai strategi komunikasi yang dilakukan sebuah divisi di perusahaan media untuk meningkatkan minat konsumsi di kalangan audience atau komunikator. Sementara perbedaannya adalah terdapat pada kajian ilmu dan subjek penelitiannya, Arini Rosdiana memilih kajian ilmu Marketing pada radio, sedangkan peneliti mengangkat kajian ilmu Public Relations pada majalah.
F.
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini berdasarkan pada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) karya Hamid Nasuhi dkk. Yang diterbitkan oleh CeQDA (Central for Quality Development and Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu sebagai berikut: Bab 1 : Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
14
Bab 2 : Pada bab ini akan dibahas mengenai tinjauan pustaka, kerangka teoritis yang mencakup strategi Public Relations, strategi komunikasi, pengertian majalah, pengertian oplah. Bab 3 : Bab ketiga ini memaparkan gambaran umum majalah Laiqa dan Public Relations majalah Laiqa. Bab 4 : Bab ini mengenai pembahasan hasil penelitian dari penelitian ini, yaitu tahapan-tahapan strategi dan tahapan kegiatan Public Relations majalah Laiqa dalam meningkatkan oplah terjual. Bab 5 : Pada bab ini adalah sebagai bab penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran-saran.
BAB II LANDASAN TEORITIS A.
Strategi Komunikasi 1.
Pengertian Strategi
Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu “Strategos’ (stratus yakni militer atau memimpin) yang berarti “generalship” atau sesuatu yang dikerjakan oleh para jenderal perang dalam membuat rencana untuk memenangkan perang, konsep ini relevan dengan situasi pada zaman dahulu yang sering diwarnai perang dimana jenderal dibutuhkan untuk memimpin suatu perang.1 Sedangkan dalam manajemen suatu organisasi, strategi diartikan sebagai kiat, cara, dan taktik utama yang dirancang secara sistematik dalam melaksanakan fungsi manajemen yang terarah pada tujuan strategi organisasi.2 Manajemen strategi adalah suatu seni dan ilmu dari pembuatan (formulating), penerapan (implementing), dan evaluasi (evaluating) keputusankeputusan strategis antar fungsi-fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan-tujuan masa datang.3 Menurut Lawrence R. Jauch strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan, dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.4 Menurut
Sondang
Siagian,
strategi
1
adalah
cara
yang
terbaik
untuk
Handrawan Supratikno, Advanced Strategic Manegement; Back to Basic Approach, (Jakarta: PT. Grafindo Utama, 2003), hlm. 19. 2 Hadari Nawawi, Manajemen Strategi Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan Ilustrasi di Bidang Pendidikan, (Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press, 2000), hlm. 147. 3 Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik; Pengantar Proses Berpikir Strategik, (Binarupa Aksara, 1996), hlm. 15. 4 Lawrence R. Jauch & William F. Glueck, Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan, (Jakarta: PT. Erlangga, 1988), cet.ke-3, hlm. 12.
15
16
mempergunakan dana, daya dan tenaga yang tersedia sesuai tuntutan perubahan lingkungan.5 Menurut Onong Uchjana Efendi, strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya memberi arah saja, melainkan harus mampu menunjukan bagaimana teknik operasionalnya.6
2.
Manfaat Manajemen Strategi
Ada Beberapa manfaat yang diperoleh organisasi jika menerapkan Manajemen Strategi, yaitu:7 1. Memberikan arah jangka panjang yang akan dituju. 2. Membantu organisasi beradaptasi pada perubahan-perubahan yang terjadi. 3. Membuat suatu organisasi menjadi lebih efektif. 4. Mengidentifikasikan keunggulan komparatif suatu organisasi dalam lingkungan yang semakin beresiko. 5. Aktifitas pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan perusahaan untuk mencegah munculnya masalah di masa datang. 6. Keterlibatan karyawan dalam pembuatan strategi akan lebih memotivasi mereka pada tahap pelaksanaannya. 7. Aktivitas yang tumpang tindih akan dikurangi. 8. Keengganan untuk berubah dari karyawan lama dapat dikurangi.
5
Sondang Siagian, Analisa Serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi, (Jakarta: PT. Gunung Agung, 1986), cet.ke-2, hlm. 17. 6 Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung PT. Remaja Rosdakarya, 1992), cet.ke-4, hlm. 32. 7 Ibid. hlm. 19
17
3.
Pengertian Komunikasi
Kata Komunikasi atau Communication dalam bahasa inggris berasal dari kata latin Communis yang berarti “sama”, Communico, Communicatio, atau Communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (Communis) paling sering disebut sebagai asal kata Komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama.8 Beberapa definisi Komunikasi menurut para ahli:9 1.
Harrold Lasswell: Komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan Who Says What in Which Channel to Whom with What Effect? Atau “Siapa”, “Mengatakan Apa”, “Dengan Saluran Apa”, “Kepada Siapa”, “Dengan Pengaruh Bagaimana”.
2.
Carl I. Hovland: Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan).
3.
Mary B. Cassata dan Moleft K. Asante: Komunikasi adalah transmisi informasi dengan tujuan memengaruhi khalayak.
4.
Everett M. Roger: Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.
5.
William Al Big: Komunikasi sebagai “the process of transmitting meaningful
8
symbols
between
individuals”.
Definisi
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), cet. Ke-9 (edisi revisi), hlm. 46. 9 Ibid. hlm. 68-69.
itu
18
mengimplikasikan bahwa komunikasi adalah suatu proses sosial yang terjadi antara sedikitnya dua orang, dimana salah seorang mengirimkan sejumlah simbol tertentu pada orang lain. Komunikasi terjadi jika kedua pihak sama-sama dapat mengolah dengan baik simbol yang disampaikan. Simbol itu dapat disebut sebagai pesan, dimana proses penyampaiannya dilakukan dengan media, dan terjadi perubahan atau respons terhadap pesan yang disampaikan.10
4.
Bentuk-bentuk Komunikasi 1.
Komunikasi Personal Terdapat dua bentuk dari komunikasi personal, yaitu komunikasi
intrapersonal
dan
komunikasi
interpersonal.
Komunikasi intrapersonal (komunikasi intrapribadi) adalah komunikasi dengan diri sendiri. Contohnya saja seperti berpikir.11 Komunikasi interpersonal (komunikasi antar pribadi) adalah komunikasi yang berlangsung antara dua orang, dimana terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan. Komunikasi jenis ini bisa berlangsung secara berhadapan muka (face to face), bisa juga melalui sebuah medium telepon.12 2.
Komunikasi Kelompok Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai
10
John E. Kennedy & R. Dermawan Soemanagara, Marketing Communication: Taktik dan Strategi, (Jakarta, PT. Buana Ilmu Populer, 2009), cet. Ke-3, hlm. 2. 11 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2007), cet. Ke-9 (edisi revisi), hlm. 80. 12 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta, UIN Jakarta Press, 2007), hlm. 106.
19
tujuan bersama (adanya saling kebergantungan). Mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut, meskipun setiap anggota boleh jadi punya peran berbeda.13 Onong
mengartikan
komunikasi
kelompok
adalah
komunikasi antara seseorang dengan sejumlah orang yang berkumpul bersama-sama dalam bentuk kelompok.14 3.
Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung dalam jaringan yang lebih luas dari pada komunikasi kelompok.15 Komunikasi organisasi adalah sebagai petunjuk dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarki antara yang satu dengan yang lain dan berfungsi dalam satu lingkungan.16
4.
Komunikasi Massa Menurut Bittner dalam bukunya Mass Communication: An Introduction (1980), Komunikasi Massa adalah pesan-pesan yang
13
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2007), cet. Ke-9 (edisi revisi), hlm. 82. 14 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta, UIN Jakarta Press, 2007), hlm. 124. 15 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2007), cet. Ke-9 (edisi revisi), hlm. 83. 16 Don F. Faules, R. Wayne Pace, editor Mulyana, Deddy, Komunikasi Organisasi; Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), Cet. Ke-3, hlm. 31.
20
dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Sedangkan menurut De fleur dan Dennis, dalam bukunya Understanding Mass Communication (1985), Komunikasi Massa adalah suatu proses dalam mana komunikator-komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas, dan secara terus menerus menciptakan makna yang diharapkan dapat memengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara.17 5.
Komunikasi Persuasif Persuasif dalam bahasa Indonesia mempunyai arti membujuk,
merayu.
Bettinghous
mengartikan
komunikasi
persuasif adalah komunikasi manusia yang dirancang untuk memengaruhi orang lain dengan usaha mengubah keyakinan, nilai, atau sikap mereka.18
5.
Strategi Komunikasi dan Langkah-langkahnya
Strategi komunikasi memiliki definisi sebagai paduan perencanaan komunikasi dengan manajemen komunikasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi ini harus mampu menunjukan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan. Dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung pada situasi dan kondisi.19
17
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta, UIN Jakarta Press, 2007), hlm. 136-137. Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta, UIN Jakarta Press, 2007), hlm. 154-155. 19 Onong Uchjana Effendi, Dinamika Komunikasi, (Bandung PT. Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 29. 18
21
Mengacu pada pencapaian sebuah tujuan, diketahui terdapat tiga tahap dalam strategi yang meliputi pembuatan strategi, penerapan dan evaluasi strategi. Berikut ini penjelasan mengenai ketiga tahap strategi tersebut di atas:20 a.
Perumusan Strategi Perumusan strategi meliputi pengembangan misi dan tujuan jangka panjang, pengidentifikasian peluang dan ancaman dari luar serta kekuatan dan kelemahan perusahaan, pengembangan alternatif-alternatif strategi dan penentuan strategi yang sesuai untuk diadopsi.
b.
Penerapan Strategi Penerapan
strategi
meliputi
penentuan
sasaran-sasaran
operasional tahunan, kebijakan perusahaan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumber-sumber daya agar strategi yang telah ditetapkan dapat diimplementasikan. c. Evaluasi Strategi Evaluasi Strategi adalah mencakup usaha-usaha yang memiliki tujuan untuk memonitor seluruh hasil-hasil dari pembuatan dan penerapan strategi, termasuk mengukur kinerja individu dan kinerja perusahaan serta mengambil langkah-langkah perbaikan jika diperlukan. Peneliti memberikan kesimpulan, bahwa segala hasil
dan pencapaian
tujuan yang prima merupakan cerminan dari dilaluinya tahapan-tahapan strategi komunikasi yang terarah dan sistematis, serta dijalankan secara tertata dan 20
Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik Pengantar Proses Berpikir Strategik, (PT. Binarupa Aksara, 1996), hal. 15-16.
22
optimal. Strategi hadir sebagai rambu atau pedoman dalam berproses untuk mencapai tujuan.
B.
Public Relations 1.
Definisi Public Relations
Istilah “Public” secara universal berarti sekelompok orang yang mempunyai minat dan perhatian yang sama terhadap suatu hal. Istilah “relations” dalam bahasa Indonesia berarti ”hubungan-hubungan” dalam arti menyangkut banyak hubungan.21 Definisi Public Relations dari Howard Bonham adalah suatu seni untuk menciptakan pengertian publik secara lebih baik, sehingga dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap seseorang atau sesuatu organisasi/badan. Definisi menurut (British) Institute of Public Relations ‘PR adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana yang berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (goodwill) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya’.22 Dalam buku Dasar-Dasar Public Relation, Public Relations adalah kegiatan atau aktivitas yang proses kegiatannya melalui empat tahap, yaitu: a.
Penelitian yang didahului penemuan, analisis, pengolahan data dan sebagainya;
b.
Perencanaan yang direncanakan;
c.
Pelaksanaan yang tepat;
21
DR. Neni Yulianita, Dasar-dasar Public Relations, (Bandung: P2U-LPPM Unisba, 2007). h. 21. 22 Frank Jefkins, Public Relations, (Jakarta: Erlangga, 2003), cet. Ke-5, h. 9.
23
d.
Evaluasi, penelitian setiap tahap dan evaluasi keseluruhan.23
International Public Relations Association (IPRA) mendefinisikan Public Relations sebagai fungsi manajemen yang khas yang mendukung pembinaan dan memelihara jalur bersama antara organisasi dengan publiknya mengenai komunikasi, pengertian, penerimaan, dan kerja sama melibatkan manajemen dalam permasalahan dan persoalan; membantu manajemen memberikan penerangan dan tanggapan dalam hubungan dengan opini publik; menetapkan dan menentukan tanggung jawab manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagai sisem peringatan yang dini dalam membantu mendahului kecenderungan; dan menggunakan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama.24
2.
Ruang Lingkup Public Relations
Ruang Lingkup pekerjaan public relations dapat dibagi enam bagian pekerjaan yaitu: a.
Publisitas, yaitu kegiatan menempatkan berita mengenai seseorang organisasi atau perusahaan
di media massa. Dengan kata lain
publisitas adalah upaya orang atau organisasi agar kegiatannya diberitakan media massa. Publisitas melahirkan bidang khususan public relations yang disebut dengan media relations. Media relations mengkhususkan khalayaknya pada wartawan (pers) dan media massa pada umumnya. b.
Pemasaran, dalam praktiknya bagian pemasaran meliputi antara lain melakukan penelitian, mendesain produk, mengemas produk
23
Maria Assumpta, Dasar-dasar Public Relations (Jakarta: Grasindo, 2002), h. 8. Ibid, h. 12.
24
24
(packaging), menentukan harga (pricing), melakukan promosi dan distribusi produk. Tujuan pemasaran adalah untuk menarik dan memuaskan klien atau pelanggan (customer) dalam jangka panjang dalam upaya mencapai tujuan ekonomi perusahaan. Bagian pemasaran membutuhkan publisitas media massa bagi produknya dan karenanya pemasaran membutuhkan fungsi public relations lebih mengerti bagaimana menulis untuk media massa. Pemasaran melahirkan bidang kekhususan yang disebut dengan marketing relations (disebut juga marketing communications) dan customer relations yang khusus melayani khalayak konsumen dan pelanggan. c.
Public Affairs, ialah bidang khusus public relations yang membangun dan mempertahankan hubungan dengan pemerintah dan komunitas lokal agar dapat memengaruhi kebijakan publik.
d.
Manajemen isu merupakan upaya organisasi atau perusahaan untuk melihat kecenderungan isu atau opini publik yang muncul di tengah masyarakat dalam upaya organisasi atau perusahaan untuk memberikan
tanggapan
atau
respons
yang
sebaik-baiknya.
Manajemen isu melahirkan bidang khusus yaitu riset public relations yang bertujuan untuk mengetahui pandangan dan opini khalayak terhadap organisasi untuk mengetahui tingkat kepuasan khalayak terhadap produk atau jasa yang dihasikan perusahaan. e.
Lobi adalah bidang khusus public relations yang membangun dan memelihara hubungan dengan pemerintah, utamanya untuk tujuan memengaruhi peraturan dan perundang-undangan.
25
f.
Hubungan Investor menurut Cutlip dan rekan yang dikutip Morissan dalam buku pengantar public relations strategi menjadi humas professional adalah bidang khusus dari public relations korporat yang membangun dan mempertahankan hubungan yang saling menguntungkan dengan pemegang saham dan pihak lainnya dalam masyarakat keuangan untuk memaksimalkan nilai pasar.25
3.
Strategi Public Relations
Menurut Adnan S. Adnanputra pakar Public Relations dalam naskahnya berjudul PR Strategy, mengatakan bahwa strategi adalah bagian terpadu dari suatu rencana (plan), sedangkan rencana merupakan produk dari suatu perencanaan (planning), yang pada akhirnya perencanaan adalah salah satu fungsi dasar dari proses manajemen. Selain perencanaan yang dimiliki oleh manajemen, terdapat unsur pengorganisasian termasuk strukturisasi, pengarahan, dan pengendalian. Semua unsur manajemen harus berjalan dengan baik, agar tujuan bersama dapat tercapai dan sesuai dengan apa yang diinginkan, serta mencegah terjadinya kekeliruan dari apa yang direncanakan semula.26 Berkaitan dengan pola strategi Public Relations, maka menurut Ahmad S. Adnanputra strategi Public Relations adalah alternatif optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan Public Relations dalam kerangka suatu rencana Public Relations (Public Relations plan). Public Relations bertujuan untuk menegakkan dan mengembangkan suatu “citra yang menguntungkan” (favorable image) bagi organisasi terhadap stakeholders-nya (khalayak sasaran yang terkait yaitu publik internal dan publik eksternal). Untuk mencapai tujuan, maka strategi kegiatan Public Relations diarahkan pada upaya menciptakan persepsi stakeholder. Jika strategi dalam menciptakan persepsi berhasil dilakukan, akan
25
Morissan, Pengantar Public Relations Strategi Menjadi Humas Profesional, Jakarta: Ramdina Prakarsa, 2006), h. 8. 26 Rosady Ruslan, Manajemen Humas & Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2002), cet. Ke-4, hlm. 120.
26
memperoleh keuntungan dari stakeholder sebagai khalayak sasarannya dan akan tercipta suatu opini dan citra yang menguntungkan.27
4.
Peranan Public Relations
Public Relations memiliki peran sangat penting dalam organisasi. Keberadaan Public Relations sering ditambah, dikembangkan, dan diangkat statusnya ketika organisasi menghadapi kekuatan luar, terancam mendapat pengurangan dana, atau menghadapi ancaman pembubaran. Semakin
banyak
yang menyadari akan pentingnya Public Relations menjadi bagian dari manajemen dan berkembangnya Public Relations yang menyentuh berbagai macam sektor, menandakan bahwa Public Relations memiliki peran yang sangat penting dalam masyarakat. Public Relations memiliki banyak peran lainnya, yaitu dalam mengatasi persoalan yang dihadapi organisasi, membantu organisasi mengatasi
ancaman mendapat pengurangan dana, dan ketika organisasi
menghadapi ancaman pembubaran, serta persoalan lainnya yang membutuhkan peran Public Relations.28 Menurut Dozier (1992) peranan praktisi Public Relations dalam organisasi merupakan salah satu kunci untuk memahami fungsi Public Relations dalam komunikasi organisasi dan kunci untuk pengembangan peranan praktisi Public Relations dalam pencapaian professional public relations. Dozier & Broom (1995) membagi peranan Public Relations menjadi empat kategori dalam organisasi yaitu expert prescriber, communication fasilitator, problem solving
27
Rosady Ruslan, Manajemen Humas & Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2002), cet. Ke-4, hlm. 121. 28 Scott M.Cutlip, Effective Public Relations, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007) cet. Ke-2, hlm. 507.
27
process fasilitator, serta communication technician. Adapun penjelasan mengenai empat kategori tersebut di atas adalah sebagai berikut:29 a.
Resep Ahli Praktisi Public Relations yang memiliki keahlian tinggi dapat
membantu untuk mencari solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya (Public Relationship). Hubungan dengan manajemen organisasi sangat dipengaruhi oleh Public Relations, pihak manajemen hanya menerima apa yang disarankan oleh ahli Public Relations (expert prescriber) yang memiliki pengalaman dan keahlian dalam memecahkan persoalan yang dihadapi organisasi. b.
Fasilitator Komunikasi Praktisi Public Relations bertindak sebagai komunikator atau
mediator untuk membantu pihak manajemen dalam mendengar keinginan dari publik terhadap organisasi, serta mampu menjelaskan kembali keinginan dan harapan organisasi kepada publiknya. Sehingga dengan komunikasi timbal balik yang dilaksanakan oleh Public Relations dapat menciptakan saling pengertian, memercayai, menghargai dan toleransi yang baik dari kedua belah pihak. c.
Pemecahan Masalah Praktisi Public Relations merupakan bagian dari tim manajemen
untuk membantu pimpinan organisasi dalam proses pemecahan persoalan atau krisis yang tengah dihadapi, baik sebagai penasihat (advisor) dan mengambil tindakan eksekusi (keputusan). Biasanya dalam menghadapi 29
Rosady Ruslan, Manajemen Humas & Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2002), cet. Ke-4, hlm. 21-25.
28
suatu krisis dibentuk suatu tim posko yang dikoordinir praktisi Public Relations dengan melibatkan berbagai departemen dalam satu tim khusus untuk membantu organisasi mengatasi persoalan. d.
Teknisi Komunikasi Praktisi Public Relations sebelumnya yang berhubungan erat
dengan fungsi dan peranan manajemen organisasi. Sedangkan dalam peranan ini sebagai journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi atau dikenal dengan method of communication in organization dan sistem komunikasi dalam organisasi tergantung dari masing-masing bagian atau tingkatan, yaitu secara teknis komunikasi, baik arus maupun media komunikasi dipergunakan dari tingkat pimpinan dengan bawahan akan berbeda dari bawahan ke tingkat atasan. Begitu juga arus media dan komunikasi antara satu level, misalnya komunikasi antar karyawan satu departemen dengan lainnya. Menurut H. Fayol Public Relations memiliki beberapa kegiatan dan sasaran sebagai berikut:30 a.
Membangun identitas dan citra perusahaan dengan menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif dan mendukung kegiatan komunikasi timbal balik dua arah dengan berbagai pihak.
b.
Menghadapi krisis, seperti menangani keluhan (complaint) dan menghadapi krisis yang terjadi dengan membentuk manajemen krisis dan PR Recovery of Image yang bertugas memperbaiki lost of image and damage.
30
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm. 23.
29
c.
Mempromosikan
aspek
kemasyarakatan,
dalam
hal
ini
mempromosikan yang menyangkut kepentingan publik, serta mendukung kegiatan kampanye sosial anti
merokok, serta
menghindari obat-obatan terlarang dan sebagainya. Anne Van Der Meriden dalam buku Public Relations Een Kenismaking mengungkapkan tentang fungsi utama dari Public Relations adalah : menumbuhkan, mengembangkan hubungan baik antara organisasi/perusahaan dengan publiknya baik internal mau pun eksternal; menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan meningkatkan partisipasi publik; menciptakan opini publik yang menguntungkan organisasi/perusahaan dan publik.31 5.
Tahapan-tahapan dalam Kegiatan Public Relations
a.
Alasan Public Relations Memiliki Perencanaan Tahapan-tahapan yang dilakukan Public Relations, baik yang
berjangka panjang maupun berjangka pendek (untuk satu peristiwa tunggal), harus memiliki perencanaan yang secara cermat dan hati-hati sehingga akan diperoleh hasil-hasil yang nyata untuk mencapai tujuan. Terdapat empat alasan yang paling penting bagi perlunya PR memiliki perencanaan, yaitu untuk menetapkan target-target operasi PR yang nantinya akan menjadi tolak ukur atas hasil yang diperoleh, untuk memperhitungkan jumlah jam kerja dan berbagai biaya yang diperlukan, untuk menyusun skala prioritas guna menentukan jumlah program dan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan program Public Relations,
31
Maria Assumpta Rumanti, Dasar-dasar Public Relations Teori dan Praktik (Jakarta: PT. Grasindo, 2005), cet-3, h.204.
30
untuk menentukan kemungkinan pencapaian tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan ketersediaan, baik staf pendukung maupun operasional.32 Manfaat dari adanya program-program yang telah direncanakan dengan matang, bahwa seorang praktisi Public Relations dapat mengukur sejauh mana kemajuan yang telah dicapai dan bagaimana hasil yang telah diraih. Adanya perencanaan ini pun berfungsi sebagai penjaga bagi Public Relations agar tetap bekerja dengan tertib dan tidak kehilangan arah.
b.
Enam Model Perencanaan Public Relations Setelah
penjabaran
mengenai
alasan-alasan
pentingnya
perencanaan untuk mencapai tujuan, terdapat enam model perencanaan Public Relations yang sudah diterima oleh para praktisi Public Relations professional, yaitu pengenalan situasi yang ada dan mengubah sikap, penetapan tujuan apa saja yang ingin dicapai, definisi khalayak yang tidak semua bisa dijangkau, pemilihan media dan teknik-teknik Public Relations, perencanaan anggaran untuk menjalankan program baik gaji pegawai maupun alat operasional, serta pengukuran hasil apa saja yang telah dicapai dalam menjalankan rencana dan tujuan. Penjelasannya sebagai berikut:33 a.
Pengenalan Situasi Kunci utama dalam menyusun suatu rencana secara logis adalah
pemahaman terhadap situasi yang ada. Ada beberapa tujuan Public Relations yang ingin dicapai adalah mengubah sikap negatif menjadi sikap 32
Frank Jefkins & Daniel Yadin, Public Relations edisi kelima (Jakarta: Erlangga, 2003),
hlm. 56. 33
Frank Jefkins & Daniel Yadin, Public Relations edisi kelima (Jakarta: Erlangga, 2003), hlm. 57-72.
31
positif yang diharapkan menumbuhkan pengetahuan yang akan menjadi pemahaman. Untuk memahami situasi yang ada dengan menggunakan satu metode yaitu pengumpulan pendapat atau studi sikap (attitude study). Maka akan dapat mengenali masalah yang ada serta mencari cara untuk memecahkannya. Public Relations harus mengetahui situasi yang berada di sekitar, dengan mengetahui pendapat dari satu dengan lainnya yang berbeda, akan diperoleh berbagai masalah yang berbeda pula. Setelah mengetahui masalah yang ada, kemudian diperoleh solusi untuk permasalahan. b.
Penetapan Tujuan Dari sekian banyak tujuan dalam kegiatan Public Relations,
beberapa di antaranya adalah untuk menyebarluaskan cerita sukses yang telah dicapai oleh organisasi kepada masyarakat, untuk memperkenalkan organisasi kepada masyarakat luas, untuk memperbaiki hubungan antara organisasi dengan khalayaknya, untuk menyebarluaskan informasi mengenai aktivitas dan partisipasi para pimpinan organisasi dalam kehidupan sosial sehari-hari. Semua organisasi memiliki tujuan yang ingin dicapai dan Public Relations membantu dalam melaksanakan pencapaian tujuan tersebut. c.
Definisi Khalayak Pentingnya bagi suatu organisasi mengenali dan membatasi
khalayaknya. Sebesar apapun suatu organisasi, tidak mungkin menjangkau semua orang. Walaupun beberapa jenis khalayak masih dapat dijangkau dengan bantuan teknologi dan berbagai macam media. Teknologi dan
32
munculnya berbagai macam media yang membantu memberikan informasi kepada khalayak, organisasi juga memilih teknologi dan media untuk mengjangkau beberapa khalayaknya yang luas. Dengan bantuan teknologi dan media, khalayak dapat mengetahui pemahaman yang diinginkan mengenai organisasi. d.
Pemilihan Media dan Teknik-teknik Public Relations Salah satu contoh media yaitu jurnalis, sedangkan sebagai
tekniknya yaitu penyelenggaraan acara resepsi pers. Baik kampanye periklanan maupun kampanye Public Relations sama-sama dapat menggunakan berbagai macam media. Kampanye periklanan biasanya terbatas pada media-media tertentu yang diharapkan, dunia Public Relations dapat menggunakan berbagai media khusus seperti jurnal-jurnal internal, buletin, atau sekadar majalah dinding. Baik kampanye Public Relations maupun periklanan sama-sama menggunakan media sebagai penghubung kepada khalayak. e.
Perencanaan Anggaran Dalam perencanaan anggaran dapat dipahami bahwa Public
Relations merupakan kegiatan yang padat karya, sehingga pengeluaran terbesar dihabiskan untuk membayar pemakaian jam kerja yaitu gaji pegawai. Pengeluaran lain yang cukup besar termasuk pemakaian alat operasional. Banyaknya kegiatan tidak terlepas dari banyaknya anggaran yang harus dikeluarkan. Anggaran dana harus dipersiapkan secara matang dan profesional agar berjalan dengan lancar dan sesuai dengan yang
33
direncanakan. Apabila anggaran dana tidak dirancang dengan baik dan benar, maka akan menghambat keseluruhan aktivitas f.
Pengukuran Hasil Pengukuran hasil merupakan faktor yang keenam. Mengevaluasi
berbagai hasil yang telah dicapai dengan teknik-teknik penelitian yang digunakan untuk mengenali situasi. Metode-metode evaluasi hasil biasanya diterapkan pada tahapan perencanaan. Target-target untuk mencapai tujuan dapat digunakan sebagai tolak perbandingan, baik untuk mengetahui apakah citra organisasi yang baru telah dipahami khalayak, apakah hubungan organisasi dengan khalayaknya sudah lebih baik, serta hasil-hasil nyata yang telah dicapai. Hasilnya dapat dilihat dari apakah tercapainya tujuan-tujuan yang diharapkan atau diinginkan, serta terciptanya hubungan yang baik antara organisasi dengan khalayaknya.
C. Majalah 1.
Pengertian Majalah
Dja’far Assegaf berpendapat, bahwa majalah adalah publikasi atau terbitan secara berkala yang memuat artikel dari berbagai penulis.34 Sedangkan menurut Slamet Suseno, majalah tidak hanya soal waktu terbit dan bentuknya saja, melainkan juga isinya. Kalau Koran lebih banyak berisi berita kejadian aktual, ulasan berita, kolom opini, dan informasi yang bersifat penerangan. Maka majalah lebih banyak berisi feature penyuluhan, artikel masalah, pendirian penulisnya,
34
Dja’far H. Assegaf, Jurnalistik Masa Kini, Pengantar ke Praktek Kewartawanan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983), h. 127.
34
cerita kocak, laporan hasil penyelidikan, sajak, dan jenis-jenis kesusastraan lainnya, sering kali disertai foto dan ilustrasi.35 Djujuk Juyoto mengemukakan, bahwa kedudukan majalah dalam komunikasi massa (Mass Communication) berada di tempat kedua setelah surat kabar. Pengertian majalah adalah segala penerbitan yang mengutamakan pemberitaan, periodesasi, terbitnya ditentukan, tapi pada umumnya sebuah majalah paling sering terbit seminggu sekali. Sifat aktualitasnya menentukan juga isinya, namun tidak sebatas hanya jangka 24 jam melainkan lebih lama penyajiannya dibikin agar tetap aktual.36 2.
Fungsi Majalah
Majalah mempunyai beberapa fungsi, diantaranya: majalah berita seperti Gatra lebih berfungsi sebagai media informasi tentang berbagai peristiwa dalam dan luar negeri, dan fungsi berikutnya adalah hiburan. Majalah wanita dewasa Femina, meskipun isinya relatif menyangkut berbagai informasi dan tips masalah kewanitaan, lebih bersifat menghibur. Fungsi informasi dan mendidik menjadi prioritas berikutnya. Majalah pertanian Trubus fungsi utamanya adalah memberikan pendidikan mengenai cara bercocok tanam, sedangkan fungsi berikutnya memberikan informasi.37 3.
Karakteristik Majalah
Majalah merupakan media yang paling sederhana organisasinya, relatif lebih mudah mengelolanya, serta tidak membutuhkan modal banyak. Majalah juga
35
Slamet Soeseno, Teknik Penulisan Ilmiah Popular Kiat Menulis Non Fiksi untuk Majalah, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1997), h.7. 36 Djujuk Juyoto, Jurnalistik Praktis Sarana Penggerak Lapangan Kerja Raksasa, (Yogyakarta: Nur Cahya, 1985),h.21. 37 Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), h. 120.
35
dapat diterbitkan oleh setiap kelompok masyarakat, dimana mereka dapat dengan leluasa dan luwes menentukan bentuk, jenis dan sasaran khalayak. Meskipun sama-sama sebagai media cetak, majalah tetap dapat dibedakan dengan surat kabar karena majalah memiliki karakteristik tersendiri, yaitu: a.
Penyajian lebih dalam Frekuensi terbit majalah pada umumnya adalah mingguan,
selebihnya dwimingguan, bahkan bulanan (satu kali dalam sebulan). Majalah berita biasanya terbit mingguan, sehingga para reporternya punya waktu yang cukup lama untuk memahami dan mempelajari satu peristiwa. Mereka juga mempunyai waktu yang leluasa untuk melakukan analisis terhadap peristiwa tersebut, sehingga penyajian berita dan informasinya dapat dibahas secara lebih dalam. Berita-berita dalam majalah disajikan lebih lengkap karena dibubuhi latar belakang peristiwa. Unsur Why dikemukakan secara lengkap. Peristiwanya atau proses terjadinya peristiwa (unsur How) dikemukakan secara kronologis. b.
Nilai aktualitas lebih lama Apabila nilai aktualitas surat kabar hanya berumur satu hari, maka
nilai aktualitas majalah bisa satu minggu. Sebagai contoh, kita akan menganggap usang surat kabar kemarin atau dua hari yang lalu bila kita baca saat ini. Akan tetapi kita tidak akan pernah menganggap usang majalah yang terbit dua atau tiga hari yang lalu. c.
Gambar/foto lebih banyak Jumlah halaman majalah lebih banyak, sehingga selain penyajian
beritanya yang mendalam, majalah juga dapat menampilkan gambar/foto
36
yang lengkap dalam ukuran besar dan kadang-kadang berwarna serta kualitas kertas yang digunakan lebih baik. Majalah mode dan majalah hiburan, dalam setiap edisi menampilkan foto para selebritas (orang-orang terkenal), yang dapat dikoleksi oleh pembacanya karena kualitas kertasnya yang sangat baik. Daya tarik foto sangat besar bagi pembacanya, karena itu promosi majalah edisi terbaru sering kali menonjolkan foto. d.
Kover sebagai daya tarik Di samping foto, kover atau sampul majalah juga merupakan daya
tarik tersendiri. Kover adalah ibarat pakaian. Kover majalah biasanya menggunakan kertas yang bagus dengan gambar dan warna yang menarik. Menarik tidaknya kover suatu majalah sangat bergantung pada tipe majalahnya, serta konsistensi atau keajegan majalah tersebut dalam menampilkan ciri khasnya.38
4.
Ciri Pesan yang Disampaikan Majalah
Pesan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia: Perintah, nasehat, permintaan, amanat yang harus dilakukan atau disampaikan kepada orang lain. Pesan yang disampaikan oleh majalah memiliki ciri sebagai berikut: a.
Berlangsung satu arah Berbeda dengan komunikasi antar personal yang berlangsung dua
arah (two way communication). Komunikasi massa berlangsung satu arah (one way communication). Ini berarti tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komunikator. Dengan kata lain wartawan sebagai
38
Elvinaro Ardianto, Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), h. 121-122.
37
komunikator tidak mengetahui tanggapan para pembaca terhadap pesan atau berita yang disampaikan. b.
Pesan bersifat umum Pesan yang disebarkan melalui media massa bersifat umum
(Publik) karena ditujukan untuk umum. Jadi, tidak hanya ditujukan kepada perorangan atau kepada sekelompok orang tertentu. c.
Menimbulkan keserempakan Pesan yang disampaikan kepada khalayak memiliki kemampuan
untuk menimbulkan keserempakan dalam menerima pesan-pesan yang disampaikan.39
5.
Kelebihan dan kelemahan majalah
Salah satu kelebihan majalah adalah: majalah menyajikan informasi yang tidak hanya menjawab secara lengkap pertanyaan 5W+1H, tetapi juga secara tuntas dengan bahasan dari berbagai sisi, dicetak dengan kertas yang menarik dan berkualitas, sehingga mampu menampilkan gambar-gambar yang lebih menarik, publiknya khusus, bisa disimpan dalam waktu yang lama sebagai bahan referensi. Sedangkan kelemahan dari majalah adalah: pesan tidak bisa segera diperoleh publik, harganya relatif mahal, biaya produksinya lebih mahal dari surat kabar.40
D.
Oplah Oplah adalah jumlah kopi media cetak setiap kali terbit dan digunakan
untuk mengatur harga periklanan.41
39
Diah Wardhani, Media Relations, Sarana Pembangunan Reputasi Organisasi, (Jakarta: Graham Ilmu, 2008), h. 30-31. 40 Ibid, h. 31. 41 Kamus Besar Bahasa Indonesia
38
Oplah media cetak akan berdampak pada tingkat penjualan. Semakin rendah oplah media cetak maka keberlangsungan industri media tersebut semakin terancam, begitu pula sebaliknya. Oplah sangat berpengaruh pada pemasang iklan, karena tentu pihak pengiklan akan memasang iklan di media cetak yang oplah terjual tiap edisinya semakin tinggi dan kian meningkat.
BAB III GAMBARAN UMUM MAJALAH LAIQA
A.
Sejarah dan Latar Belakang Majalah Laiqa Keberadaan Laiqa yang memposisikan dirinya sebagai bacaan muslimah
muda berumur 23 hingga 35 tahun ini menjadi inspirasi dalam berbusana muslim yang modern dan hadir sebagai pedoman dalam menerapkan gaya hidup islami. Dalam perjalanannya, Laiqa melalui Public Relations tentu saja senantiasa merumuskan strategi dengan tujuan agar pembaca tetap menjatuhkan pilihannya pada majalah tersebut dan oplah terjual Laiqa kian meningkat. Laiqa yang berdiri di awal tahun 2013 yang memiliki predikat sebagai media inspirasional bagi muslimah Indonesia dalam berbusana dan menerapkan gaya hidup islami patut dipilih sebagai pedoman gaya hidup, karena di usianya yang baru menginjak tiga tahun ini, selain menjadi satu-satunya majalah fashion muslim yang membidik target pasar berusia 23 hingga 35 tahun, Laiqa berhasil mendapatkan penghargaan sebagai The Influential Moslem Magazine dari Zalora Indonesia pada Juli 2014 atas konsistensinya dalam menyajikan berita dan informasi yang dapat dijadikan referensi dalam berkehidupan sebagai muslimah yang modern dan islami, dan karena kesungguhannya mendukung pertumbuhan industri kreatif fashion muslim dalam negeri.1
B.
Profil Majalah Laiqa Laiqa memposisikan dirinya sebagai teman untuk berbagi, mitra untuk
membangun bisnis, dan inspirasi gaya hidup fashion untuk muslimah di kawasan 1
Hasil Wawancara dengan Hanna Faridl Editor-in-Chief, 18 Januari 2016, via e-mail
[email protected]
39
40
perkotaan. Seluruh penyajiannya dirancang untuk menyenangkan mata para pembacanya, muslimah di Indonesia. Laiqa menyukai fashion yang disajikan dalam kesederhanaan. Bagi majalah Laiqa, fashion bukan hanya tentang pakaian cantik, tas atau pun sepatu. Begitu pula dengan kesederhanaan yang bukan hanya tentang menutupi aurat pembacanya. Laiqa ingin menggabungkan keragaman dalam Islam. Laiqa menyebut pembacanya sebagai wanita percaya diri yang tengah menikmati setiap momen dalam kehidupannya, dari antusiasme kehidupan kampus, semangat dalam memulai bisnis baru, sampai kebahagiaan hidup sebagai seorang ibu yang telah memiliki anak-anak. Majalah Laiqa mencintai kreativitas lokal. Sebagai media, Laiqa setuju bahwa Indonesia memiliki kreativitas yang layak untuk ditampilkan. Selain itu, Laiqa senantiasa menjadi majalah yang selalu menginspirasi. Pengalaman hidup di negara non muslim, memulai bisnis melalui media sosial adalah beberapa artikel yang akan disampaikan pada setiap edisinya. Laiqa memberikan kabar tentang setiap individu yang menekuni profesi mereka dengan penuh semangat dan dapat menginspirasi para pembaca. Laiqa hadir sebagai media massa yang terbuka dengan segala perkembangan teknologi, gaya hidup dan tren fesyen, tetapi tetap memastikan segala sesuatu yang disampaikan pada setiap edisinya tidak menerobos batasanbatasan spiritual. Hal itu yang diyakini sebagai sebuah kekuatan yang membuat majalah ini tetap dan akan terus bertahan di kalangan pembacanya.2
2
Media Kit Majalah Laiqa
41
C.
Visi dan Misi Majalah Laiqa 1. Visi Meningkatkan
kualitas
perempuan
muslim
Indonesia
dalam
pengaktualisasian diri, tetapi tetap berkomitmen dengan nilai-nilai spiritualitas. 2. Misi 2.1 Menyajikan sebuah wawancara mendalam tentang figur pengusaha muda inspiratif dan juga mempromosikan bisnis muda muslim Indonesia. 2.2 Menyajikan
tren
fashion
muslim
mendatang,
tetapi
juga
mempertimbangkan nilai-nilai Islam. 2.3 Menyajikan media
yang tidak hanya layak dibaca, tetapi juga
layak untuk dikoleksi karena desain yang cantik dan abadi.3
Public Relations Majalah Laiqa
D.
Menjadi Public Relations pada sebuah majalah fashion muslim merupakan pekerjaan penuh tantangan. Laiqa harus menjadi media massa yang kuat di tengah-tengah perkembangan media elektronik yang juga semakin inovatif dan diminati oleh masyarakat, terlebih apabila media televisi atau media daring yang menyajikan informasi audio-visual turut menyajikan informasi yang sama dengan Laiqa. Belum lagi Laiqa sebagai majalah fashion muslim yang membidik muslimah muda harus bersaing pula dengan media-media cetak sejenis yang membidik target pasar yang sama. Berikut ini tugas dan peranan Public Relations majalah Laiqa:4 3
Media Kit Majalah Laiqa
42
1.
Memastikan setiap pengemasan dan penyajian yang dilakukan oleh Dewan Redaksi di setiap edisi majalah Laiqa tidak meninggalkan ciri dan karakter yang telah disepakati, karena hal ini berpengaruh terhadap citra majalah di mata pembaca.
2.
Merumuskan, melaksanakan dan mengevaluasi program-program yang berkaitan dengan promosi yang berdampak pada peningkatan oplah penjualan majalah.
3.
Merumuskan dan menjalankan program rekreasi karyawan. Hal ini dipercaya sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas komunikasi di lingkungan perusahaan agar suasana kerja senantiasa nyaman dan bersifat kekeluargaan.
4.
Memfungsikan diri sebagai „gerbang penghubung‟ yang terbuka untuk menyampaikan program perusahaan seluas-luasnya yang ditujukan bagi pembaca mau pun pemasang iklan, seperti penyelenggaraan event. Selain itu, senantiasa siap menjadi penyampai opini dari masyarakat yang ditujukan bagi peningkatan kualitas majalah Laiqa.
5.
Memastikan terinternalisasinya nilai-nilai majalah Laiqa bagi seluruh karyawan agar tetap berkarya dengan berpegang pada prinsip public oriented.
6.
Siaga dan cermat dalam menyelesaikan masalah yang mengganggu stabilitas kinerja dalam berkarya yang ditimbulkan oleh organisasi perusahaan, maupun yang disebabkan oleh dinamika masyarakat.
4
Hasil Wawancara dengan Hanna Faridl Editor-in-Chief, 18 Januari 2016, via e-mail
[email protected]
43
7.
Melaporkan segala bentuk perkembangan yang ada di masyarakat yang berhubungan dengan minat dan selera pembaca, dalam hal gaya hidup dan fesyen untuk merangsang daya inovasi dan kreativitas Dewan Redaksi
Organisasi Majalah Laiqa
E.
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Majalah Laiqa5 Editor-in-Chief
: Hanna Faridl
Head of Marketing
: Syam Khadarisman
Advertising and Promotion
: Anneke Scorpy Situmorang Fifi Alvianto
Account Executive
: Melati Fury
Event Coordinator
: Michael J. Al Jufrie Farah Ayu Hadianty Dea Yudvi
5
Dokumentasi Internal Majalah Laiqa
44
Public Relations
: Silmia Putri
Managing Editor
: Hafsya Umar
Feature Editor
: Isti Februari Della Lineri
Fashion Editor
: Anastasia Gretti Schender
Fashion Stylist
: Tya S. Goenawan Sammy Nugraha
Art Director
: Sarah Dwita Utami
Graphic Designer
: Ressa Latifah Bimo Pradana Rishma Riyasa
Photographer and Videographer
: Irfan Faqih Bagus Dimas Frayoga Agus Deny F. Setiawan Wisnu G. Kencana
Digital Imaging
: Muhammad Zen Syahbanoor Azhar
Finance
F.
: Pipih Latifah
Kriteria Fashion yang Ditampilkan Majalah Laiqa Di Indonesia, perkembangan komunikasi melalui media massa juga turut
mengiringi pertumbuhan industri kreatif di bidang fashion, khususnya fashion muslim. Minat masyarakat terhadap perkembangan tren fashion muslim pun
45
semakin meningkat. Hal ini membuat masyarakat senantiasa „haus‟ akan informasi mengenai inovasi dan kreatifitas mengenai fashion muslim itu sendiri. Menjawab fenomena ini, lahirlah Laiqa, sebuah majalah fashion muslim yang menerbitkan edisi pertamanya pada Januari 2013. Berdirinya majalah Laiqa dilatarbelakangi oleh kegelisahan para pendirinya, Hanna Faridl, Fifi Alvianto dan Anneke Scorpy Situmorang yang bingung dalam mencari inspirasi gaya berbusana bagi wanita muslim yang muda, trendy, bergaya, namun tidak menerobos nilainilai islam.6 Adapun hal yang menjadi kriteria dan syarat fashion wanita muslim menurut islam, yaitu sebagai berikut : a.
Menutup Dada Hijab sendiri memiliki konsep sebagai “penutup”. Allah SWT Berfirman:
ه ِإنَا َ ه َونَا يُبْذِيهَ زِيىَ َح ُه َ ُه ُفرُوجَه َ ْه وَ َيحْفَظ َ ِه ِمهْ َأبْصَارِه َ ْضض ُ ْت َيغ ِ وَ ُقمْ ِن ْه ُم ْؤمِىَا َْه ۖ َونَا يُبْذِيهَ زِي َى َح ُهه َ ِجيُىبِه ُ ًَٰعه َ َه ِبخُ ُمرِهِه َ ْضرِب ْ َظ َه َر ِم ْىهَا ۖ َونْي َ مَا “Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.
Dan
hendaklah
mereka
menutupkan
kain
kudung
kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya” (QS: AnNur: 31) Majalah Laiqa selalu memastikan bahwa gaya berbusana yang ditampilkan di rubrik fashion-nya, tidak mengekspos bagian dada dan 6
Hasil Wawancara dengan Hanna Faridl Editor-in-Chief, 18 Januari 2016, via e-mail
[email protected]
46
lekuk tubuh. Hal ini dilakukan agar nilai keislaman yang ada di setiap sajian majalah Laiqa tetap terjaga konsistensinya.
b. Tidak Membentuk Tubuh
َطيّةَ كَثِيْفَة ِ صهًّ اهلل عهيه وسهم – قُ ْب- ِل اهلل ُ َكسَاوِيْ َرسُ ْى:َه زَيْذٌ قَال ِ ْعَهْ أُسامَةْ ب ِ ل َرسُ ْىلُ ا َ فَقَا،ْكَاوَثْ ِممَا أَهْذَي نَهُ دِحْيَ ُة ا ْن َكهْبِيْ َف ِكسْىَ ُجهَا ا ْم َرأَجِي هلل ُ صهًّ ا َ - هلل ،ْهلل! ِكسْ َى ُجهَا ا ْم َرأَجِي ِ لا ُ يَا َرسُى:ُطيّةَ؟ فَ ُقهْث ِ ْس ان ُقب ُ َ مَاَنكَ نَا جَهب: - َسهّم َ عهَيْهِ َو َ ٍُ عظَا َههَا' زَوَا ِ َجن َ َصفَ ح ِ غهَانَةً فَئوّيْ أَخَافَ أَىْ َت ِ ج َعمَ َجحْ َحهَا ْ َ ُمرُهًا أَنْ ج:َفَقَال ْضيَا ُء ي ا ْلوُخْتَا َزة ّ وَال،ط ْبسَاًِي ّ ي أَبِي شِيبَت وَالْ َبصَا ُز وَال ُ ْح َو ُد وَاب ْ َأ Usamah bin Zaid pernah berkata “Rasulullah pernah memberiku baju qubthiyyah yang tebal dan merupakan baju yang pernah di hadiahkan oleh dihyah Al-kalbi kepada beliau. Baju itupun aku pakaikan kepada istriku. Nabi bertanya kepadaku, mengapa kamu tidak mengenakan baju qubthiyyah? Aku menjawab aku pakaikan baju itu kepada istriku. Nabi lalu bersabda: ”perintahkan dia agar mengenakan baju dalam dibalik qubthiyyah itu, saya khawatir baju itu masih bisa menggambarkan lekuk tulangnya” (Al-Dhiya Al-Maqdisi dalam Al-Hadits Al-Mukhtarah 1/441; Ahmad dan Al-Baihaqi dengan sanad Hasan). Majalah Laiqa yang meneguhkan diri sebagai majalah fesyen muslim, kerap menampilkan panduan atau model gaya berbusana yang berlapis pada rubrik fashion-nya. Selain berpengaruh pada estetika yang baik, hal ini juga untuk menghindari tereksposnya bentuk lekuk tubuh dari pemakainya.
47
c. Tidak Transparan عَ ْىزَاُتٌَا هَا ًَأتِي هٌِْهَا: َِ َ يَا َزسُىلَ الل: ت ُ ْ ُقل: َشيْ ِسيّ قَال َ حيْدَ َة الْ ُق َ َعَيْ ُهعَاوِيَ َت بْي : َ أَوْ هَا َهَلكَتْ يَوِي ٌُكَ قَال، َّال ِهيْ شَوْجَ ِتك َ احْ َفظْ عَ ْىزَ َتكَ إ: ََوهَا ًَ َرزُ ؟ قَال طعْتَ َأىْ لَا َ ِإىْ اسْ َت: ل َ قَا، ض ٍ ْض ُهنْ فِي َبع ُ ْ يَا زَسُىلَ اللَ َِ إِذَا كَاىَ الْقَىْ ُم َبع:ت ُ ُْقل :َ قَال، ً يَا َزسُىلَ اللََِ إِذَا كَاىَ أَحَ ُدًَا خَالِيا: ت ُ ْ ُقل: َ قَال، ح ٌد َفلَا يَسَ َي ٌَهَا َ ََيسَ َي ٌَهَا أ ْحّقُ أَى َ اللَ َُ َأ ُيسْتَحْيَا ِهٌْ َُ هِيْ الٌَاض Dari Mu‟awiyyah bin Haidah Al Qusyairiy berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam,”Wahai Rasulullah, aurat mana saja yang harus saya tutupi dan yang boleh saya buka?” Beliau shallallahu „alaihi wasallam bersabda,”Jagalah auratmu kecuali di hadapan istrimu atau budak wanitamu.”Aku bertanya lagi,”Wahai Rasululah bagaimana jika seseorang berada di tempat umum,berkumpul banyak orang?” Beliau shallallahu „alai wasallam menjawab,”Jika engkau mampu menutupi auratmu agar tak ada satupun dari mereka yang melihatnya maka mereka tidak akan melihat auratmu.” Aku bertanya lagi,”Bagaimana jika salah seorang diantara kami berada ditempat sepi?” Beliau shallallahu „alaihi wasallam menjawab,”Seharusnya engkau lebih malu kepada Allah daripada kepada manusia.” (HR. At Tirmidzi 2794, Abu Dawud 4017, Ibnu Majah 1920. Syaikh Al Albani menilai shahih dalam Shahih At Tirmidzi).
48
Perkembangan desain busana muslimah dewasa ini tidak jarang menggunakan material kain atau bahan yang tipis dan transparan. Akan tetapi, inovasi muncul dengan perkembangan vooring (dalaman kain) atau model tumpuk. Jadi, saat muslimah mengenakan pakaian yang berbahan tipis, harus dipastikan untuk memakai dalaman agar tidak transparan.7
7
Diajeng Lestari, Hijupreneur, (Jakarta: Qultum Media, 2013) h. 20.
BAB IV TEMUAN DATA DAN ANALISIS A.
Strategi Komunikasi Public Relations dalam Mencapai Peningkatkan Oplah Terjual Majalah Laiqa melalui Public Relations yang sadar akan kelebihan dan
kelemahan sebuah majalah, senantiasa menerapkan strategi komunikasi dalam meningkatkan minat para pembaca yang menjadi faktor dalam peningkatan oplah terjual di tiap edisi. Strategi hadir sebagai rambu atau pedoman dalam berproses untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Dalam tujuan peningkatan oplah majalah Laiqa yang terjual di setiap edisi, Public Relations menempuh beberapa tahapan kegiatan. Sesuai dengan konsep Frank Jefkins dan Daniel Yadin mengenai tahapan-tahapan yang dilakukan Public Relations dimana harus memiliki enam model perencanaan yang secara cermat dan hati-hati sehingga akan diperoleh hasil-hasil yang nyata untuk mencapai peningkatan oplah majalah Laiqa yang terjual di tiap edisi, terdapat enam tahapan pula dalam mencapai tujuan yang disepakati oleh organisasi majalah Laiqa. Berikut ini penjelasan mengenai tahapan-tahapan tersebut: 1.
Pengenalan Situasi Lingkungan Internal dan Eksternal Organisasi
Public Relations majalah Laiqa menyadari bahwa dewasa ini telah bermunculan banyak media massa cetak yang juga menyajikan informasi dengan garis besar yang sama, yaitu fesyen muslim dan gaya hidup islami. Persaingan ini merupakan tantangan bagi majalah Laiqa dalam membuat pembaca tetap menjatuhkan pilihannya kepada majalah yang berdiri sejak 2013 ini dan menarik
49
50
minat calon pembaca yang bahkan belum mengenal Laiqa, atau sudah mengenal tetapi belum memutuskan untuk membaca. “PR dan mba Hanna sebagai Editor-in-Chief tuh dulu udah sepakat untuk buat si Laiqa ini punya image untuk jadi majalah art. Nah, caranya dengan, yaa itu, ngejadiin desain grafis yang ditampilin di setiap halaman di majalah, jadi sesuatu yang sama pentingnya sama info-infonya. Nah, itu yang kita-kita percaya sebagai sesuatu yang ngebedain Laiqa ini sama Moslem Fashion Magazine yang lain-lain.”1 Salah satu solusi untuk menjawab masalah ini Public Relations majalah Laiqa bersama Editor-in-Chief memutuskan untuk membuat Laiqa memiliki citra sebagai majalah seni dengan menempatkan desain grafis sebagai konten yang sama penting dengan informasi yang disajikan pada setiap edisi. Ini yang diyakini sebagai pembeda majalah Laiqa dengan majalah fesyen muslim lain yang telah ada. “…Laiqa juga suka nampung pendapat-pendapat, request-request dari pembaca gitu lewat twitter dan instagram, sama email-nya Laiqa. Requestnya tuh seputar info-info apa yang mereka pengen ada di majalah Laiqa…”2 Selain itu, majalah Laiqa juga menampung aspirasi dari pembaca tentang informasi yang dibutuhkan dengan memanfaatkan media sosial twitter dan instagram serta email. Ini menumbuhkan kesan bagi Laiqa sebagai media massa yang terbuka dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat akan informasi. Tidak hanya tantangan mengenai hubungan dengan lingkungan eksternal organisasi, Laiqa juga memiliki tantangan di dalam lingkungan internal. “…ada juga program Rekreasi Karyawan. Itu tuh programnya, aku yang gagas sebagai PR, tapi dijalaninnya sama tim Event. Yaa, kerjasama gitu deh jadinya. Idenya sih jadiin program itu untuk jadi ajang refreshingrefreshing gitu, tapi tetap ada tujuannya..yaa tujuannya untuk nanemin
1
Hasil Wawancara dengan Silmia Putri Public Relations Majalah Laiqa, 8 Maret 2016 di Kantor Majalah Laiqa. 2 Ibid.
51
sifat kekeluargaan, asas keterbukaan sama prinsip public oriented untuk semua anak-anak Laiqa…”3 Sebagian besar karyawan majalah Laiqa memiliki pengalaman bekerja di perusahaan lain sebelum bergabung dengan majalah Laiqa. Ini membuat masingmasing karyawan membawa pola kerja dan kebiasaan yang berasal dari perusahaan lama. Public Relations harus memastikan terjalinnya hubungan komunikasi yang baik dan terwujudnya pola dan kebiasaan kerja yang sama, agar dengan mudah menciptakan situasi kerja yang selaras antar sesama individu menuju satu tujuan yang ditetapkan dan disepakati bersama. Oleh karena itu, Public Relations majalah Laiqa bekerjasama dengan tim Event yang juga dibawahi oleh Head of Marketing melaksanakan program kerja rekreatif, yaitu Rekreasi Karyawan, sebagai sarana penyegaran yang bertujuan untuk menanamkan sifat kekeluargaan, asas keterbukaan dan prinsip public oriented pada diri karyawan.
2.
Penetapan Tujuan Bersama
Majalah Laiqa yang bergerak di industri media massa tentu menjadikan peningkatan oplah majalah yang terjual pada setiap edisi sebagai tujuan yang penting. Tujuan ini harus diketahui dan dipahami oleh masing-masing individu yang memiliki peran dan fungsi di majalah Laiqa, agar segala bentuk program dan aktivitas yang dilakukan harus berorientasi pada tujuan itu. “…Laiqa nih nyepakatin tujuan bersama di rapat kerja yang diadain setiap akhir tahun, terus tujuannya disetujuin sama Public Relations dan Editorin-Chief. Laiqa yang bergerak di industri media massa, pasti dong ngejadiin peningkatan oplah majalah yang terjual di setiap edisinya sebagai tujuan yang penting, ya kan. Nah, anak-anak Laiqa yang punya peran sama fungsi harus tahu, harus paham tentang tujuan itu, supaya apa 3
Hasil Wawancara dengan Silmia Putri Public Relations Majalah Laiqa, 8 Maret 2016 di Kantor Majalah Laiqa.
52
sih? yaa, supaya semua program, kegiatan harus berorientasi ke tujuan itu…”4 Tujuan ini disepakati bersama pada rapat kerja yang dilaksanakan setiap akhir tahun dan kemudian disetujui oleh Public Relations dan Editor-in-Chief. Akan tetapi, walaupun majalah Laiqa memiliki tujuan tentang peningkatan oplah majalah yang terjual di setiap edisi, Public Relations majalah Laiqa harus mengawasi dan memastikan bahwa segala upaya menuju tujuan tersebut tidak hanya berorientasi pada profit, namun juga berorientasi pada kebutuhan masyarakat akan informasi bernilai seni mengenai fesyen, khususnya fesyen muslim dan gaya hidup yang dinamis yang tengah berkembang di masyarakat. Prinsip public oriented yang dimiliki majalah Laiqa akan menjadikan majalah ini menjadi jawaban atas kebutuhan masyarakat akan informasi tentang dinamika dan fenomena yang terjadi di khalayak umum, khususnya mengenai fesyen muslim dan gaya hidup. 3.
Pendefinisian Khalayak yang Menjadi Target Pasar Majalah Laiqa
Majalah Laiqa di awal pendiriannya sudah meneguhkan diri sebagai majalah fesyen muslim yang menyajikan informasi tentang perkembangan tren fesyen yang bergaya dan gaya hidup yang modern, namun tidak menerobos syariat Islam. “…Laiqa itu target pasarnya muslimah muda umur 23 sampe 35 tahun. Karena, yaa yang kita tahu kan, di umur-umur segitu lagi dituntut banget tuh inovasi sama kreatifitasnya…”5
4
Hasil Wawancara dengan Silmia Putri Public Relations Majalah Laiqa, 8 Maret 2016 di Kantor Majalah Laiqa. 5 Hasil Wawancara dengan Silmia Putri Public Relations Majalah Laiqa, 8 Maret 2016 di Kantor Majalah Laiqa.
53
Majalah Laiqa yang berdiri karena dilatarbelakangi oleh kegelisahan pendirinya karena merasa tidak ada satu pun media massa yang dapat hadir sebagai panduan dalam berbusana yang bergaya bagi muslimah muda berhijab yang aktif dan dinamis, telah menjadikan muslimah muda berusia 23 hingga 35 tahun sebagai target pasar, karena pada rentang usia 23 hingga 35 tahun, muslimah sedang amat dituntut untuk inovatif dan kreatif. Wanita muslimah yang menjadi target pasar majalah Laiqa adalah mereka yang sedang aktif di kampus dan siap memasuki dunia kerja yang haus akan informasi dan referensi tentang dunia kerja. Selain itu, wanita muda yang memiliki karier sebagai karyawan sebuah perusahaan atau seorang wirausahawan juga dibidik sebagai salah satu target pasar, karena mereka dianggap membutuhkan informasi tentang fesyen yang inovatif dan gaya hidup yang dapat menunjang aktivitas agar tetap tampil prima. Ibu muda yang telah memiliki anak juga menjadi sasaran pasar Laiqa, karena kalangan ini dianggap selalu membutuhkan informasi terbaru mengenai hal-hal yang disajikan Laiqa di tengah keterbatasan aktivitas mereka dalam mengurus keluarga. Dengan tidak hanya memiliki satu target khalayak sebagai pembaca, majalah Laiqa akan memiliki target pasar yang luas, khususnya pada tiga kalangan yang disebutkan. Apabila hal ini dijaga dengan konsisten, maka akan mendukung terwujudnya tujuan Laiqa untuk senantiasa meningkatkan oplah majalah Laiqa yang terjual di setiap edisi. Selain itu, dengan mengetahui target pasar atau sasaran khalayak majalah Laiqa, kemudian akan diketahui media
54
publikasi apa yang dapat digunakan untuk menginformasikan tentang eksistensi majalah Laiqa beserta program-programnya.
4.
Pemilihan Media dan Teknik Public Relations
Dalam meningkatkan oplah majalah yang terjual di setiap edisi, Public Relations menentukan cara dan memilih media untuk menyebarkan informasi mengenai majalah Laiqa. Dalam era digital ini, Public Relations majalah Laiqa memanfaatkan media sosial seperti twitter dan instagram. Selain menjadi sarana iklan, Public Relations majalah Laiqa dapat menampung saran dan opini dari masyarakat tentang informasi yang dibutuhkan oleh pembaca.
Gambar 4.1 Saran dan Pertanyaan Pembaca di Akun Instagram Laiqa6 “…publikasi kita tuh gak cuma lewat twitter dan instagram kita, tapi kita juga kerjasama sama Social Media Influencer, berhubungan baik sama 6
Diambil dari akun Instagram resmi majalah Laiqa, 2 Februari 2016.
55
mereka, gitu. Jadi, mereka bisa juga ikutan ngenalin Laiqa ke followersnya mereka…”7 Tidak hanya mempublikasikan majalah Laiqa melalui akun twitter dan instagram milik majalah Laiqa, Public Relations pun menjalin hubungan baik dan kerja sama dengan beberapa Social Media Influencer untuk mengenalkan majalah Laiqa melalui akun media sosial mereka. Social Media Influencer adalah orang yang dianggap kreatif dan inovatif, serta dapat mempopulerkan sesuatu melalui media sosial, yang karena kemampuan itu mereka menjadi pusat perhatian. Hal ini menyebabkan munculnya opini pendukung yang berasal dari pihak yang bukan berasal dari lingkungan internal majalah Laiqa yang memengaruhi calon pembaca untuk mengenal dan akhirnya menjatuhkan pilihan pada majalah Laiqa “…PR kerjasama sama tim Event untuk ngadain acara-acara yang useful untuk muslimah-muslimah. Acara ini diadainnya di kampus-kampus, kayak waktu itu pernah di UIN, tuh di kampus kamu, di UI pernah, di kantor-kantor pernah, kayak di Bank Mega, terus pernah juga di mal gitu, waktu itu di Fx Sudirman...”8 Selain itu, Public Relations bekerjasama dengan tim Event majalah Laiqa mengadakan acara-acara yang bermanfaat bagi para muslimah yang diadakan di lingkungan kampus, kantor dan pusat perbelanjaan. Acara ini menyajikan informasi yang dikemas dalam bentuk talkshow dan workshop mengenai tren fesyen muslim dan tips-tips gaya hidup yang sedang berkembang di masyarakat. Dengan mengadakan acara di tiga tempat tersebut, Laiqa langsung terjun kepada masyarakat yang merupakan target pembaca majalah Laiqa, yaitu mahasiswa, wanita karier dan ibu muda yang telah berkeluarga dan memiliki anak. Melalui komunikasi massa secara langsung ini dapat lebih banyak informasi yang 7
Hasil Wawancara dengan Silmia Putri Public Relations Majalah Laiqa, 8 Maret 2016 di Kantor Majalah Laiqa. 8 Hasil Wawancara dengan Silmia Putri Public Relations Majalah Laiqa, 8 Maret 2016 di Kantor Majalah Laiqa.
56
disampaikan kepada masyarakat, khususnya pembaca majalah Laiqa. Hal ini membuat masyarakat semakin mengenal dan diharapkan menjatuhkan pilihannya kepada majalah Laiqa, atas pertimbangan yang dilakukan berdasarkan pengetahuan yang didapatkan sendiri.
Gambar 4.2 Event Promosi Majalah Laiqa di Kampus UIN Syarif Hidayatullah (kiri) dan Kampus UI (kanan)9 “..PR tuh suka ditunjuk jadi speaker di acara-acara yang ngangkat tema tentang perkembangan tren fesyen muslim lah, tentang gaya hidup islami lah, yaa pokoknya yang jadi konten utamanya Laiqa…”10 Selain mengandalkan media sosial twitter dan instagram, Social Media Influencers dan penyelenggaraan acara, Public Relations majalah Laiqa juga kerap diutus untuk menjadi pembicara di acara-acara tertentu yang berkaitan dengan perkembangan tren fesyen muslim dan gaya hidup islami yang menjadi sajian utama majalah Laiqa. Melalui tugas ini Public Relations memiliki 9
Dokumentasi Internal Majalah Laiqa. Hasil Wawancara dengan Silmia Putri Public Relations Majalah Laiqa, 8 Maret 2016 di Kantor Majalah Laiqa. 10
57
kesempatan untuk memberikan gambaran perkembangan fesyen dan gaya hidup dari sudut pandang media massa dan kontribusi majalah Laiqa dalam mengembangkan industri fesyen muslim Indonesia. Melalui peran sebagai pembicara pada sebuah acara, Public Relations membuat kesadaran audience mengenai eksistensi majalah Laiqa meningkat. Saat nilai-nilai positif tentang peran majalah Laiqa di masyarakat disampaikan, saat itu juga Public Relations meyakini bahwa minat masyarakat terhadap majalah Laiqa meningkat. 5.
Perencanaan Anggaran Dana
Budgeting atau perencanaan anggaran dana harus dilakukan secara matang dan profesional agar sebuah program berjalan dengan lancar dan sesuai dengan yang direncanakan. Apabila anggaran dana tidak dirancang dengan baik dan terukur dengan benar, maka akan menghambat keseluruhan tahapan kegiatan dalam pencapaian tujuan untuk meningkatkan oplah majalah Laiqa di setiap edisi. “…Ngadain event kan pasti butuh dana yaa. Nah, yang bikin anggaran dananya itu anak-anak Event. Setelah mereka bikin rancangan dananya, baru deh diajuin ke bagian Finance Laiqa. Nah, kalau sudah disetujuin sama Finance, baru deh anak Marketing ngajuin ke sponsor yang akan kerjasama bareng Laiqa…”11 Perencanaan
anggaran
dilakukan
pada
tiap
tahap
persiapan
penyelenggaran event. Anggaran dibuat oleh tim Event yang juga berada di bawah naungan Head of Marketing majalah Laiqa. Setelah anggaran disiapkan dalam ranah tim Event, selanjutnya anggaran pelaksanaan Event akan diserahkan kepada Finance majalah Laiqa untuk disetujui dan kemudian diajukan kepada pihak sponsor oleh tim Marketing majalah Laiqa. Dalam menjalankan event, majalah Laiqa tidak melakukan pembiayaan operasional dengan biaya perusahaan. 11
Hasil Wawancara dengan Silmia Putri Public Relations Majalah Laiqa, 8 Maret 2016 di Kantor Majalah Laiqa.
58
Pembiayaan operasional penyelenggaraan event kerap ditanggung oleh pihak sponsor, dimana sebagai timbal balik pihak sponsor mendapatkan hak untuk mengiklankan produknya pada majalah Laiqa. “…Gak pernah ada kendala untuk pendanaan program. Selama itu masuk akal ya anggaran yang dibuat, anggarannya gak ngada-ngada, pasti akan lolos sih di Finance dan disetujuin sama sponsor…”12 Anggaran akan disetujui dan dipenuhi selama sesuai dengan keadaan dan hal yang dibutuhkan dalam konteks penyelenggaraan event. Public Relations tidak pernah mengalami kendala atau hambatan dalam pemenuhan anggaran penyelenggaran event. Sebagai bentuk pertanggungjawaban penggunaan dana, manajemen majalah Laiqa memberikan Laporan Pertanggungjawaban kepada pihak sponsor.
6.
Pengukuran Hasil Kerja
Setiap satu bulan sekali Dewan Redaksi dan tim Manajemen majalah Laiqa melaksanakan rapat redaksi. Rapat evaluasi menjadi salah satu agenda yang terdapat pada rapat redaksi. Seluruh program Public Relations dibahas dalam rapat ini, termasuk hambatan dan tantangan yang dihadapi dalam persiapan dan pelaksanaan program. “…PR presentasiin tuh oplah Laiqa edisi paling akhir yang dirilis ke distributor untuk dijual. Terus PR juga presentasiin oplah Laiqa yang terjual. Gak cuma dua itu tuh, PR juga bakal nge-cek oplah Laiqa yang terjual di edisi sebelumnya. Sederhana sih, kalo ditanya untuk apa itu dilakuin. Yaa, supaya PR dan peserta rapat tuh tahu dan bisa ngebandingin capaian penjualan edisi yang paling akhir sama edisi-edisi sebelumnya…”13
12
Hasil Wawancara dengan Silmia Putri Public Relations Majalah Laiqa, 8 Maret 2016 di Kantor Majalah Laiqa. 13 Hasil Wawancara dengan Silmia Putri Public Relations Majalah Laiqa, 8 Maret 2016 di Kantor Majalah Laiqa.
59
Public Relations juga mempresentasikan oplah majalah Laiqa edisi paling akhir yang dilepas ke distributor unuk dijual dan oplah majalah yang berhasil terjual. Selain membahas oplah majalah Laiqa edisi paling akhir yang terjual, Public Relations juga akan meninjau oplah majalah Laiqa yang terjual pada edisi sebelumnnya, hal ini dilakukan agar Public Relations dan peserta rapat dapat juga mengetahui dan membandingkan pencapaian penjualan edisi paling akhir dengan edisi-edisi sebelumnya. Kemudian melalui pembahasan ini akan diketahui tercapai atau tidak tujuan peningkatan oplah majalah Laiqa yang terjual di setiap edisi. Apabila terjadi peningkatan oplah majalah Laiqa yang terjual, Public Relations akan membuka ruang diskusi bagi peserta rapat agar tiap individu dapat memberikan gagasan tentang program tambahan yang bertujuan untuk terus meningkatkan oplah majalah Laiqa yang terjual, atau setidaknya mempertahankan pada level pencapaian yang sama. Apabila terjadi penurunan oplah majalah Laiqa yang terjual, Public Relations juga membuka ruang diskusi bagi peserta rapat agar tiap individu dapat memberikan pandangan tentang hal-hal yang menyebabkan penurunan oplah majalah Laiqa yang terjual untuk kemudian menyampaikan koreksi pada hal-hal tersebut agar tidak kembali menemukan hal-hal yang dapat menyebabkan penurunan oplah majalah Laiqa yang terjual pada edisi yang terbit selanjutnya. Hal ini membuktikan bahwa Public Relations majalah Laiqa senantiasa memelihara hubungan komunikasi yang baik dengan Dewan Redaksi dan tim Marketing. Public Relations sadar bahwa sebaik-baiknya langkah menuju peningkatan oplah majalah Laiqa yang terjual di setiap edisi yang digagas dan
60
dilaksanakan akan terhambat apabila tidak ada dukungan dari berbagai pihak di lingkungan internal organisasi. “…Oplah Laiqa waktu itu tuh pernah turun berkali-kali, karena dalam satu bulan kita dihadapkan dengan dua program sekaligus. Waktu itu tuh ada rekreasi karyawan sama ngadain event untuk promosi di satu kampus…”14
Gambar 4.3 Grafik Penjualan Laiqa Magazine Januari 2015 - Oktober 201515 Menurut grafik, oplah Laiqa sempat mengalami penurunan berkali-kali. Hal ini karena dalam satu bulan tim Marketing dan Dewan Redaksi dihadapkan dengan dua event penting yang penyelenggarannya berdekatan, yaitu Rekreasi Karyawan dan Event yang diadakan di kampus-kampus. Hal ini membuat tim Marketing, khususnya Event Coordinator tidak fokus dalam proses persiapan hingga pelaksanaannya. Publikasi pada event promosi di kampus pun beberapa kali tidak digarap dengan optimal, hal ini menyebabkan target penjualan pada event menjadi turun, karena partisipan yang hadir terbilang sedikit. Padahal event promosi di kampus biasanya menyumbangkan angka yang tinggi untuk
14
Hasil Wawancara dengan Silmia Putri Public Relations Majalah Laiqa, 8 Maret 2016 di Kantor Majalah Laiqa. 15 Dokumentasi Internal Majalah Laiqa
61
peningkatan oplah majalah Laiqa yang terjual di setiap edisi. Penyelenggaraan dua event yang berdekatan yang dianggap menjadi penyebab turunnya oplah tersebut tidak hanya terjadi sebulan, melainkan pada setiap bulan sepanjang tahun 2016 yang waktu pelaksanaan kedua event tersebut tidak dapat diubah, karena berkaitan dengan kontrak kerjasama tahun 2016 majalah Laiqa dengan sponsor penyelenggaraan masing-masing event.
Gambar 4.4 Antusiasme Mahasiswi dalam Membeli Majalah Laiqa dalam Event Promosi di Kampus UI16 “…kita bikin dua tim untuk dua event itu, isinya anak-anak redaksi sama marketing yang supervisinya dari anak Event, jadi mereka ngerjain satu event-nya bisa fokus deh, Alhamdulillah-nya kerjaan anak redaksi masih tetep okay, karena kita singkron-in sama timetable event sama redaksi. Cara ini kita pake di edisi Februari 2015, dan Alhamdulillah naik lagi kan. Tapi yaa gitu karena anak-anak redaksi jadi gak fokus, karena ngurusin event juga, dampaknya ke kerjaan mereka untuk konten juga. Jadi, sempet turun-turun lagi deh…”17 Solusi yang diambil oleh Public Relations ialah dengan membentuk dua tim berbeda yang dibawahi oleh Event Coordinator. Masing-masing tim tidak
16
Dokumentasi Internal Majalah Laiqa Hasil Wawancara dengan Silmia Putri Public Relations Majalah Laiqa, 8 Maret 2016 di Kantor Majalah Laiqa. 17
62
hanya berisi tim Marketing majalah Laiqa, melainkan juga anggota Dewan Redaksi. Namun, kelemahannya, Dewan Redaksi menjadi kurang optimal dalam menggarap konten majalah di setiap edisi. Hal ini dianggap sebagai faktor lain penyebab turunnya oplah majalah Laiqa yang terjual di edisi selanjutnya. Seharusnya tim Marketing dan Dewan Redaksi menyadari, bahwa event promosi yang dilaksanakan di kampus dapat mendulang keuntungan yang besar dari segi peningkatan oplah. Saat seluruh individu lingkungan internal majalah Laiqa sudah memahami keuntungan itu, tim Event akan optimal dalam menyelenggarakan sebuah event. Totalitas dalam menyelenggarakan sebuah event ditunjukan dari seberapa fokus sebuah tim mempersiapkan dan melaksanakan sebuah event. Seharusnya dalam tahap perumusan strategi di awal tahun, Public Relations dan manajemen majalah membuat keputusan berdasarkan pertimbangan tentang berbagai resiko dalam mengadakan program Rekreasi Karyawan pada satu hari setelah pelaksanaan event promosi itu, agar tim event dan Public Relations majalah Laiqa dapat dengan fokus mempersiapkan dan mengeksekusi kedua program tersebut, karena kedua program tersebut sama-sama memiliki dampak pada peningkatan oplah majalah Laiqa yang terjual pada tiap edisi.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah Peneliti mengetahui, mempelajari dan menganalisis berbagai permasalahan yang ditemukan dalam skripsi yang berjudul “Strategi Komunikasi Public Relations Majalah Laiqa dalam Meningkatkan Oplah Terjual” ini, maka dapat diambil kesimpulan, bahwa Public Relations majalah Laiqa melalui beberapa tahapan-tahapan kegiatan dalam meningkatkan oplah majalah Laiqa yang terjual pada setiap edisi, yaitu: (a) Pengenalan situasi lingkungan internal dan eksternal organisasi; (b) Penetapan tujuan bersama; (c) Pendefinisian khalayak yang menjadi target pasar majalah Laiqa; (d) Pemilihan media dan teknik Public Relations; (e) Perencanaan anggaran dana; dan (f) Pengukuran hasil kerja. Dalam setiap tahapan kegiatan, Public Relations menerapkan strategi komunikasi yang diarahkan pada publik dan internal organisasi. Tidak hanya mengabarkan informasi tentang majalah Laiqa seluas-luasnya, namun juga memastikan bahwa setiap individu di majalah Laiqa memiliki kesempatan yang sama untuk menyampaikan gagasan dan ide dengan kondisi yang nyaman dalam konteks peningkatan oplah majalah Laiqa yang terjual di setiap edisi. Berdasarkan grafik penjualan, diketahui majalah Laiqa mengalami enam kali penurunan oplah yang terjual dan hanya mengalami tiga kali peningkatan sejak Januari hingga Oktober 2015. Ini terjadi karena saat perumusan strategi tidak mempertimbangkan resiko atas diambilnya kontrak selama setahun dengan dua sponsor yang masing-masing mendukung satu program yang waktu
63
64
penyelenggaraannya berdekatan satu sama lain setiap bulannya, yang berdampak pada tidak optimal eksekusi program dan turunnya oplah. Jadi, konsep yang dimiliki oleh Public Relations majalah Laiqa mengenai perumusan, pelaksanaan dan evaluasi strategi sudah baik, namun terdapat kekurangan pada tahapan perumusan strategi di awal tahun. Public Relations dan tim Marketing tidak mengukur resiko yang akan terjadi saat mengambil kontrak program yang harus dilaksanakan setiap bulan selama tahun 2015. Hal ini berdampak pada penurunan berkali-kali oplah majalah yang terjual.
B. Saran Setelah Peneliti mengetahui, mempelajari dan menganalisis berbagai permasalahan yang ditemukan dalam skripsi ini, maka dengan kerendahan hati, peneliti terdorong untuk memberikan saran kepada pihak majalah Laiqa sebagai berikut: 1. Sebaiknya tim Marketing dan Dewan Redaksi menyadari, bahwa event promosi yang dilaksanakan di kampus dapat mendulang keuntungan yang besar dari segi peningkatan oplah. Saat seluruh individu lingkungan internal majalah Laiqa sudah memahami keuntungan itu, tim Event akan optimal dalam
menyelenggarakan
sebuah
event. Totalitas
dalam
menyelenggarakan sebuah event ditunjukan dari seberapa fokus sebuah tim mempersiapkan dan melaksanakan sebuah event. 2. Sebaiknya dalam tahap perumusan strategi di awal tahun, Public Relations dan manajemen majalah membuat keputusan berdasarkan pertimbangan tentang berbagai resiko dalam mengadakan program Rekreasi Karyawan pada satu hari setelah pelaksanaan event promosi itu, agar tim event dan
65
Public Relations majalah Laiqa dapat dengan fokus mempersiapkan dan mengeksekusi kedua program tersebut, karena kedua program tersebut sama-sama memiliki dampak pada peningkatan oplah majalah Laiqa yang terjual pada tiap edisi. 3. Majalah Laiqa tetap mempertahankan asas keterbukaan, sifat kekeluargaan dan prinsip public oriented dalam bekerja, karena tiga hal tersebut dirasa akan menjaga konsistensi karakter Laiqa dan membuat pembaca lama tetap tertarik untuk menjatuhkan pilihan pada majalah Laiqa, karena Laiqa bertahan karena pembaca setia, bukan hanya dari pembaca yang membeli Laiqa di event-event promosi.
DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku: Ardianto, Elvinaro. Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Bina Aksara, 1989. Assegaf, Dja’far H. Jurnalistik Masa Kini: Pengantar ke Praktek Kewartawanan. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983. Assumpta Rumanti, Maria. Dasar-dasar Public Relations Teori dan Praktik. Jakarta: PT. Grasindo, 2000. Birowo, Mario Antonius. Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Gintanyali, 2004. Bungin, Burhan. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008. Cutlip, Scott M. Effective Public Relations. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007. Faules, Don F & R. Wayne Pace. Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001. Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2013. Herdiansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika, 2012. Iriantara, Yosal. Community Relations Konsep dan Aplikasinya. Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2004. Jauch, Lawrence R & William F. Glueck. Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan. Jakarta: Erlangga, 1988. Jefkins, Frank & Daniel Yadin. Public Relations Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga, 2003. Juyoto, Djujuk. Jurnalistik Praktis Sarana Penggerak Lapangan Kerja Raksasa. Yogyakarta: Nur Cahya, 1985. Kennedy, John E & R. Dermawan Soemanagara. Marketing Communication: Taktik dan Strategi. Jakarta: PT. Buana Ilmu Populer, 2009. Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana, 2007.
66
67
Lestari, Diajeng. Hijupreneur. Jakarta: Qultum Media, 2013. Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004. Morissan. Pengantar Public Relations Strategi Menjadi Humas Profesional. Jakarta: Ramdina Prakarsa, 2006. Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007. Nawawi, Hadari. Manajemen Strategi Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan Ilustrasi di Bidang Pendidikan. Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press, 2000. Rahardjo, Susilo & Gudnanto. Pemahaman Individu Teknik Non Tes. Kudus: Nora Media Enterprise, 2011. Rakhmat, Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007. Roudhonah. Ilmu Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007. Ruslan, Rosady. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers, 2014. Soeseno, Slamet. Teknik Penulisan Ilmiah Popular Kiat Menulis Non Fiksi untuk Majalah. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1997. Siagian, Sondang. Analisa Serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi. Jakarta: PT. Gunung Agung, 1986. Supratikno, Handrawan. Advanced Strategic Management: Back to Basic Approach. Jakarta: Grafindo Utama, 2003. Uchjana, Onong E. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992. ------------------------. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004. Wahyudi, Agustinus Sri. Manajemen Strategik:Pengantar Proses Berpikir Strategik. Jakarta: Binarupa Aksara, 1996. Walgito, Bimo. Bimbingan dan Konseling Studi & Karir. Yogyakarta: Andi, 2010. Wardhani, Diah. Media Relations Sarana Organisasi.Jakarta: Graham Ilmu, 2008.
Pembangunan
Reputasi
Yulianita, Neni. Dasar-dasar Public Relations. Bandung: P2U-LPPM Unisba, 2007.
68
Sumber Skripsi: Anwar. Peran Public Relations Radar Banten dalam Meningkatkan Citra Perusahaan. Skripsi tidak diterbitkan. Tangerang Selatan: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, 2009. Sumber Internet: http://female.kompas.com/read/2013/07/12/1632246/Mari.Elka.Banyak.Modifikas i.Baru.di.Fashion.Muslim (10Maret 2015) 23.29 wib. http://sukmainspirasi.com/weekly-buzz/item/1753-2020-indonesia-jadi-kiblatpakaian-muslim (10Maret 2015) 23.23wib. Dokumen: Hasil Wawancara dengan Hanna Faridl Editor-in-Chief, 18 Januari 2016, via Surat elektronik
[email protected] Hasil Wawancara dengan Silmia Putri Public Relations Majalah Laiqa, 8 Maret 2016 di Kantor Majalah Laiqa
LAMPIRAN
HASIL WAWANCARA Judul Skripsi
: Strategi Komunikasi Public Relations Majalah Laiqa dalam Meningkatkan Oplah Terjual
Narasumber
: Hanna Faridl
Jabatan
: Editor-in-Chief
Media Wawancara
: Surat Elektronik dengan Alamat
[email protected]
Kirim Pertanyaan
: Senin, 18 Januari 2016
Terima Jawaban
: Selasa, 19 Januari 2016
1. (T) Bagaimana latar belakang pendirian majalah Laiqa? (J) Sejarah Majalah Laiqa Menjawab fenomena masyarakat yang ‘haus’ akan informasi mengenai inovasi dan kreatifitas mengenai fashion muslim, lahirlah Laiqa, sebuah majalah fashion muslim yang menerbitkan edisi pertamanya pada Januari 2013. Berdirinya majalah Laiqa dilatarbelakangi oleh kegelisahan para pendirinya, Hanna Faridl, Fifi Alvianto dan Anneke Scorpy Situmorang yang bingung dalam mencari inspirasi gaya berbusana bagi wanita muslim yang muda, trendy, bergaya, namun tidak menerobos nilai-nilai islam. Keberadaan Laiqa yang memposisikan dirinya sebagai bacaan muslimah muda berumur 23 hingga 35 tahun ini menjadi inspirasi dalam berbusana
muslim yang modern dan hadir sebagai pedoman dalam menerapkan gaya hidup islami. Dalam perjalanannya, Laiqa melalui Public Relations-nya tentu saja senantiasa merumuskan strategi dengan tujuan agar pembaca tetap menjatuhkan pilihannya pada majalah tersebut dan oplah terjual Laiqa kian meningkat. Laiqa sebagai media inspirasional bagi muslimah Indonesia dalam berbusana dan menerapkan gaya hidup islami patut dipilih sebagai pedoman gaya hidup, karena di usianya yang baru menginjak tiga tahun ini, selain menjadi satu-satunya majalah fashion muslim yang membidik target pasar berusia 23 hingga 35 tahun, Laiqa berhasil mendapatkan penghargaan sebagai The Influential Moslem Magazine dari Zalora Indonesia pada Juli 2014 atas konsistensinya dalam menyajikan berita dan informasi yang dapat dijadikan referensi dalam berkehidupan sebagai muslimah yang modern dan islami, dan karena kesungguhannya mendukung pertumbuhan industri kreatif fashion muslim dalam negeri. 2. (T) apa saja tugas dan peranan PR Laiqa? (J) Tugas dan peranan Public Relations majalah Laiqa: 1.
Memastikan setiap pengemasan dan penyajian yang dilakukan
oleh Dewan Redaksi di setiap edisi majalah Laiqa tidak meninggalkan ciri dan karakter yang telah disepakati, karena hal ini berpengaruh terhadap citra majalah di mata pembaca.
2.
Merumuskan, melaksanakan dan mengevaluasi program-program
yang berkaitan dengan promosi yang berdampak pada peningkatan oplah penjualan majalah. 3.
Merumuskan dan menjalankan program rekreasi karyawan. Hal
ini dipercaya sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas komunikasi di lingkungan perusahaan agar suasana kerja senantiasa nyaman dan bersifat kekeluargaan. 4.
Memfungsikan diri sebagai ‘gerbang penghubung’ yang terbuka
untuk menyampaikan program-program perusahaan seluas-luasnya yang ditujukan
bagi
pembaca
maupun
pemasang
iklan,
seperti
penyelenggaraan event. Selain itu, senantiasa siap menjadi penyampai opini dari masyarakat yang ditujukan bagi peningkatan kualitas majalah Laiqa. 5.
Memastikan terinternalisasinya nilai-nilai majalah Laiqa bagi
seluruh karyawan agar tetap berkarya dengan berpegang pada prinsip public oriented. 6.
Siaga
dan
cermat
dalam
menyelesaikan
masalah
yang
mengganggu stabilitas kinerja dalam berkarya yang ditimbulkan oleh organisasi perusahaan, maupun yang disebabkan oleh dinamika masyarakat. 7.
Melaporkan segala bentuk perkembangan yang terjadi di
masyarakat yang berhubungan dengan minat dan selera pembaca, dalam hal gaya hidup dan fesyen untuk merangsang daya inovasi dan kreativitas Dewan Redaksi.
Jakarta, 18 Januari 2016 Narasumber
Peneliti
(Hanna Faridl)
(Azis Novtian Lubis)
TRANSKRIP WAWANCARA Judul Skripsi
: Strategi Komunikasi Public Relations Majalah Laiqa dalam Meningkatkan Oplah Terjual
Narasumber
: Silmia Putri
Jabatan
: Public Relations
Tempat
: Kantor Majalah Laiqa, Jl. Pejaten Barat No. 2 Pasar Minggu Jakarta Selatan
Waktu
: Selasa, 8 Maret 2016/10.30 WIB - selesai
1. (T)Apa saja tahapan-tahapan kegiatan yang dilakukan public relations majalah Laiqa dalam meningkatkan oplah majalah laiqa yang terjual? (J)Untuk tahapan yaa? Yang pertama kita ngelakuin Pengenalan situasi lingkungan internal organisasi dan eksternal organisasi, terus penetapan tujuan bersama, pendefinisian khalayak yang jadi target pasar Laiqa, pemilihan media dan teknik public relations, budgeting, yang terakhir ada pengukuran hasil kerja. 2. (T)Apa yang dilakukan public relations di tahap Pengenalan situasi lingkungan internal organisasi dan eksternal organisasi, kak? (J) PR dan mba Hanna sebagai editor-in-chief tuh dulu udah sepakat untuk buat si Laiqa ini punya image untuk jadi majalah art. Nah, caranya dengan, yaa itu, ngejadiin desain grafis yang ditampilin di setiap halaman
di majalah, jadi sesuatu yang sama pentingnya sama info-infonya. Nah, itu yang kita-kita percaya sebagai sesuatu yang ngebedain Laiqa ini sama Moslem Fashion Magazine yang lain-lain. Apa lagi ya?..oh, iya! Laiqa juga suka nampung pendapat-pendapat, request-request dari pembaca gitu lewat twitter dan instagram, sama email-nya Laiqa. Request-nya tuh seputar info-info apa yang mereka pengen ada di majalah Laiqa. Nah, dari sini nih, Laiqa bisa punya image sebagai media yang terbuka dan berorientasi sama kebutuhan masyarakat tentang informasi. Gitu. Nah , ada juga program Rekreasi Karyawan. Itu tuh programnya, aku yang gagas sebagai PR, tapi dijalaninnya sama tim Event. Yaa, kerjasama gitu deh jadinya. Idenya sih jadiin program itu untuk jadi ajang refreshingrefreshing gitu, tapi tetap ada tujuannya..yaa tujuannya untuk nanemin sifat kekeluargaan, asas keterbukaan sama prinsip public oriented untuk semua anak-anak Laiqa. 3. (T)Okay, terus kenapa public relations harus mencetuskan gagasan untuk jadiin Laiqa sebagai majalah seni? (J)PR tuh sadar banget kalo sekarang tuh udah banyak banget media cetak yang info-infonya sama kayak Laiqa, yaa itu, fesyen muslim dan gaya hidup islam. Nah, kalo dari segi bisnis kan ini namanya saingan yaa. Saingannya jadi tantangan. Tantangan untuk apa? Yaa, tantangan untuk ngebuat pembaca tetep milih Laiqa yang udah ada dari 2013 ini, terus, sama tantangan untuk narik calon-calon pembaca yang udah kenal Laiqa tapi belum pernah baca atau malah yang
belum kenal. Nah,biar
ngebedain Laiqa sama majalah lain-lain yang ngangkat info-info yang sama, dan akhirnya bikin masyarakat tertarik, kita jadiin Laiqa ini untuk punya image sebagai majalah seni, deh. Seperti itu. 4. (T)Oh Gitu, Okay, okay, terus kenapa public relations majalah Laiqa menggagas program Rekreasi Karyawan tuh kak? (J)Jadi gini, PR paham kalau tantangan itu kan bukannya Cuma tentang hubungan sama lingkungan eksternal organisasi yaa. Tapi juga ada tuh dari internalnya. Apa sih tantangan internalnya? Begini, mayoritas anakanak Laiqa tuh udah pada punya pengalaman kerja di tempat lain sebelum gabung di Laiqa. Nah, gak dikit tuh karyawan yang ngebawa pola kerja sama kebiasaan dari perusahaan lamanya. Di lain sisi, PR harus dong mastiin, kalau di antara sesama karyawan tuh ada hubungan komunikasi yang okay. PR harus juga mastiin, kalau pola sama kebiasaan kerjanya tuh sama antara karyawan satu sama karyawan yang lainnya. Kenapa sih harus sama? Yaa, supaya gampang bikin suasana kerja yang sustained antara karyawan untuk bisa sampe di tujuan yang ditetapin dan disepakatin sama-sama. Gitu deh kira-kira. 5. (T)okay, lanjut nih kak, apa yang dilakuin di tahapan penetapan tujuan bersama? (J)Jadi, Laiqa nih nyepakain tujuan bersama di rapat kerja yang diadain setiap akhir tahun, terus tujuannya disetujuin sama public relations dan editor-in-chief. Laiqa yang bergerak di industri media massa , pasti dong ngejadiin peningkatan oplah majalah yang terjual di setiap edisinya sebagai tujuan yang penting, ya kan. Nah, anak-anak Laiqa yang punya
peran sama fungsi harus tahu,harus paham tentang tujuan itu, supaya apa sih?yaa, supaya semua program, kegiatan harus berorientasi ke tujuan itu. Begitu. 6. (T)Tujuan meningkatkan oplah majalah Laiqa yang terjual tiap edisi pasti kan akan berdampak pada profit, ya kan! Yang aku pengen tanyain itu, Apa majalah Laiqa cuma berorientasi pada keuntungan finansial? (J)Hahaha. Gini, walaupun kita ini punya tujuan untuk meningkatkan oplah majalah yang terjual di tiap-tiap edisinya, aku sebagai PR-nya harus ngawasin, harus mastiin, bahwa semua langkah untuk sampe ke tujuan itu tuh orientasinya gak cuma ke profit, profit, profit. Tapi, orientasinya juga ke kebutuhan masyarakat. Kebutuhan akan info-info yang bernilai seni tentang fesyen, tentang fesyen muslim yaa khususnya. Sama info tentang gaya hidup yang berkembang terus di masyarakat. Nah,ini sesuai nih sama yang tadi aku sebutin, yang tentang prinsip public oriented yang ada di setiap karyawan Laiqa. Gitu deh. 7. (T)okay deh, mengutip kata kakak tadi yaa, kalau Majalah Laiqa berorientasi pada kebutuhan masyarakat akan informasi bernilai seni mengenai fesyen muslim dan gaya hidup yang lagi berkembang di masyarakat. Pertanyaannya, apa ada segmentasi pembaca khusus yang ditetapkan sama Laiqa? (J)Ada dong. Laiqa itu target pasarnya muslimah muda umur 23 sampe 35 tahun. Karena, yaa, yang kita tahu kan, di umur-umur segitu lagi dituntut banget tuh inovasi sama kreatifitasnya.
Kalau lebih detail-nya, yang jadi target tuh ada tiga kelompok: Pertama, mahasiswi-mahasiswi yang lagi aktif di kampus dan bentar lagi udah mau lulus, terus masuk dunia kerja. Mereka kan pasti butuh tuh infoinfo, butuh referensi-referensi tentang dunia kerja gitu kan. Nah, target pasar yang kedua, ada wanita karier yang jadi karyawan kantoran, karyawan perusahaan gitu, atau bisa juga entrepreneur. Kenapa mereka? Yaa , karena gini, kita anggap mereka itu kalangan yang butuh informasi tentang fesyen yang gak monoton, dong, yang inovatif gitu. Mereka juga biasanya butuh info tentang gaya hidup yang bikin mereka tampil prima kan dalam kegiatan mereka sehari-hari. Yang terakhir itu, ibu-ibu muda yang, yaa udah punya anak gitu. Kenapa ibu-ibu muda? Banyak yang nanya gitu sih. Yaa, sederhana sih yaa jawabannya. Karena, mereka tuh walaupun kegiatannya udah terbatas untuk ngurus keluarga, tapi kan butuh info terbaru terus. Info tentang fesyen, info tentang gaya hidup. Gitu. 8. (T)Gitu. Lanjut ya kak, apa yang dilakuin public relations di tahapan pemilihan media dan teknik public relations, kak? (J)Tentang itu, PR Ada tiga kegiatan.kegiatannya tuh ada pemanfaatan media sosial untuk publikasi dan menampung aspirasi, pelaksanaan eventevent, dan jadi pembicara di acara-acara fesyen muslim. Yang pertama, yang pemanfaatan media sosial. Aku sebagai PR tuh manfaatin banget yang namanya twitter dan instagram. Manfaatinnya gak cuma untuk iklan aja, tapi juga aku nampung saran-saran, requestrequest, kaya yang di awal aku sebutin tadi. Nah, uniknya gini, publikasi
kita tuh gak cuma lewat twitter dan instagram kita, tapi kita juga kerjasama sama Social Media Influencer, berhubungan baik sama mereka, gitu. Jadi, mereka bisa juga ikutan ngenalin Laiqa ke followers-nya mereka. Anyway, Social Media Influencer tuh orang yang kita anggap kreatif , inovatif, terus bisa bikin sesuatu jadi populer lewat media sosial, yang karena kemampuan-kemampuan itu mereka jadi pusat perhatian, begitu sih setahu aku. Yang kedua, yang ngadain event-event. Begini, PR kerjasama sama tim Event untuk ngadain acara-acara yang useful untuk muslimahmuslimah.acara ini diadainnya di kampus-kampus, kayak waktu itu pernah di UIN, tuh di kampus kamu, di UI pernah, di kantor-kantor pernah,kayak di Bank Mega, terus pernah juga di mal gitu, waktu itu di Fx Sudirman. Acara ini tuh kontennya yaa bisa talkshow, bisa workshop tentang info-info fesyen muslim sama gaya hidup yang lagi tren. Nah, yang ketiga. Gini, jadi aku, PR tuh suka ditunjuk jadi speaker di acara-acara yang ngangkat tema tentang perkembangan tren fesyen muslim lah, tentang gaya hidup islami lah, yaa pokoknya yang jadi konten utamanya Laiqa. Asyiknya tuh gini, pas aku jadi speaker, aku jadi punya kesempatan untuk kasih tahu ke public tentang gambaran berkembangnya fesyen dan gaya hidup dari sudut pandang media massa. Terus,aku ceritain deh kontribusi Laiqa untuk ngembangin industri fesyen muslim di Indonesia. Hitung-hitung image building lah yaa. 9. (T)Nah, kalo untuk budgeting-nya kak, gimana tuh kalo di tahapan itu? Apa yang dilakuin?
(J)Kalau di budgeting sih gini, itu tergantung dari program yang dilakuin. Program yang ada budgetting-nya biasanya tuh Event. Yaa, ngadain event kan pasti butuh dana yaa. Nah, yang bikin anggaran dananya itu anakanak Event. Setelah mereka bikin rancangan dananya sampe mateng, sampe pertimbangin semua kebutuhannya, baru deh diajuin ke bagian Finance Laiqa. Nah, kalau sudah disetujuin sama Finance, baru deh anak Marketing ngajuin ke sponsor yang akan kerjasama bareng Laiqa. Kenapa ke sponsor? Yaa karena kita gak pernah ngadain event dengan ngebiayain sendiri pakai biaya perusahaan kita. Selalu kerjasama. Kayak event yang ke kantor-kantor itu sponsor-nya Ponds, pas ngadain Event di Fx juga bareng Ponds. Sama kayak Rekreasi Karyawan juga, kita kerjasama tuh sama satu tempat rafting dan resort gitu di daerah Sukabumi. Semua biaya ditanggung sama mereka, feedback-nya kita kasih mereka satu halaman iklan di majalah dalam bentuk advertorial atau iklan gambar biasa aja. Gitu. Jadi sebenernya gak pernah ada kendala untuk pendanaan program. Selama itu masuk akal ya anggaran yang dibuat, anggarannya gak ngada-ngada, pasti akan lolos sih di Finance dan disetujuin sama sponsor. Nah, abis event-nya selesai, anak Event bikin LPJ deh yang dikasih ke pihak sponsor. 10. (T)okay, pertanyaan terakhir nih kak kayaknya, apa yang dilakuin PR di tahapan pengukuran hasil? (J)Gini, semua programnya PR tuh dibahas di rapat evaluasi bulanan. Dibahas juga tuh hambatannya, tantangannya yang kita hadapin selama nyiapin program sama pas ngelaksanainnya. Nanti, PR presentasiin tuh
oplah Laiqa edisi paling akhir yang dirilis ke distributor untuk dijual. Terus PR juga presentasiin oplah Laiqa yang terjual. Gak cuma dua itu tuh, PR juga bakal ngecek oplah Laiqa yang terjual di edisi sebelumnya. Sederhana sih, kalo ditanya untuk apa itu dilakuin. Yaa, supaya PR dan peserta rapat tuh tahu dan bisa ngebandingin capaian penjualan edisi yang paling akhir sama edisi-edisi sebelumnya. Nah, abis itu, kan kita jadi tau tuh tercapai gak tujuan peningkatan oplah Laiqa yang terjual di setiap edisinya. Kalo ada peningkatan oplah Laiqa yang terjual, aku akan ngadain diskusi untuk karyawan, untuk peserta rapat supaya semuanya yang ada di rapat bisa kasih ide tentang program tambahan untuk ningkatin oplah yang
terjual,
atau
seenggaknya
kalo
gak
meningkatkan,
yaa
mempertahankan deh di level pencapaian yang sama. Nah, kalo kejadiannya adalah terjadi penurunan oplah yang terjual, PR juga buka ruang diskusi, tapi yang dikasih sama peserta rapat itu adalah pendapat tentang hal-hal yang bikin menurunnya oplah majalah laiqa yang terjual, biar selanjutnya mereka yang ngasih pendapat tentang hal-hal yang bikin penurunan itu bisa ngoreksi hal-hal yang nyebabin penurunan, biar gak nemuin lagi hal-hal yang nyebabin turunnya oplah terjual di edisi selanjutnya. Gitu deh. Nah, pas banget lagi ngomongin pengukuran hasil yaa, aku ada grafik hasil penjualan gitu, dari Januari sampe Oktober tahun kemarin. Aku ambil dulu deh, sebentar yaa..
11. (T)Menurut kakak, apa yang menyebabkan oplah Laiqa turun enam kali? (J)Oplah Laiqa waktu itu tuh pernah turun berkali-kali, karena dalam satu bulan kita dihadapkan dengan dua program sekaligus. Waktu itu tuh ada rekreasi karyawan sama ngadain event untuk promosi di satu kampus. Event-nya di hari Jumat, terus langsung lanjut jalan-jalan besoknya. Itu ngerjainnya kebut-kebutan banget di preparation-nya. Jadi, ya gitu, di event promosinya gak total. Target penjualan di program itu pun gak tercapai lah. Publikasi untuk event itu juga kurang, jadi yang hadir dikit banget. Yaa, publikasi juga kepegang sekenanya aja, karena riweuh ngurusin program yang satu lagi. Jadi, dampaknya ke oplah Laiqa yang terjual. Jadi turun deh, karena biasanya dari event itu Laiqa bisa dapet banyak pembeli baru. Kejadian kaya gitu tuh gak kejadian sekali dua kali aja, karena event yang rekreasi itu gak Cuma sekali aja, di awal tahun kita udah kontrak sama satu tempat rekreasi kayak outbound sama arung jeram gitu untuk ngadain acara disana dalam beberapa bulan, feedbacknya kita iklanin mereka. Sekali waktu kita ngadain untuk intern kita aja, tapi ada juga yang ngajak Social Media Influencer, ada juga yang ngajak beberapa pembaca. Gitu. Nah, tanggal Event yang di kampus sama rekreasi tuh udah gak bisa diganggu gugat, karena kaitannya dengan kontrak kerjasama setahun sama dua sponsor. Yang satu kontrak untuk event di kampus-kampus, yang satu kontrak untuk event yang rekreasi. jadi ya gitu deh kejadiannya, gak ada yang total.
12. (T)okay, satu lagi deh ya kak, apa langkah PR supaya oplah Laiqa meningkat lagi? Kan sempet ada kenaikan tuh tiga kali. (J)Di rapat evaluasi sih yang tadi aku sampein ke kamu, udah aku sampein. Pokoknya Laiqa jangan lagi sampe ngebiarin ngelaksanain dua program yang berdampak ke peningkatan oplah, dua program yang sama pentingnya dalam waktu yang literally Cuma beda sehari atau yang bisa bikin bentrok dalam proses persiapannya, karena kan dua-duanya program aku sebagai PR. Jadi, biar fokus aja di persiapan dan pelaksanaannya. Biar gak kebut-kebutan ngerjainnya, biar enjoy juga, kan impact-nya ke atmosfir kerja juga yaa. Kalau nyaman pasti ide-ide yang digagas bakal bagus juga. Apalagi, setelah kita semua sadar kalau dari event yang di kampus-kampus kita bisa menjaring pembaca-pembaca baru. Di Tahun 2015 tuh kita udah gak bisa ngubah-ngubah urusan tanggal, Cuma solusi yang aku ambil dan kita sepakatin, kita bikin dua tim untuk dua event itu, isinya anak-anak redaksi sama marketing yang supervisinya dari anak Event, jadi mereka ngerjain satu event-nya bisa fokus deh, Alhamdulillah-nya kerjaan anak redaksi masih tetep okay, karena kita singkronin sama time table event sama redaksi. cara ini kita pake di edisi Februari 2015, dan Alhamdulillah naik lagi kan. Tapi yaa gitu karena anak-anak redaksi jadi gak fokus, karena ngurusin event juga, dampaknya ke kerjaan mereka untuk konten juga. Jadi, sempet turunturun lagi deh. Intinya sih, disiplin sama apa yang sudah ditarget, disiplin sama apa yang udah direncanain, Ngejalaninnya bareng-bareng dengan komunikasi yang
okay, biar bisa saling ngasih ide sama solusi yang tiap waktunya fresh terus.
Jakarta, 8 Maret 2016 Narasumber
Peneliti
(Silmia Putri)
(Azis Novtian Lubis)
BUKTI WAWANCARA
Pertanyaan dan jawaban interview pertama dengan editor-in-chief melalui email
[email protected]
Kunjungan ke kantor dan wawancara dengan Silmia Putri, Public Relations Laiqa
Saran dan pertanyaan pembaca di akun instagram Laiqa
Event Promosi Majalah Laiqa di Kampus UIN Syarif Hidayatullah (Kiri) dan Kampus UI (Kanan)
Antusiasme Mahasiswi dalam Membeli Majalah Laiqa dalam Event Promosi di Kampus UI