STRATEGI KOMUNIKASI PUBLIC RELATIONS DALAM MEMPERBAIKI CITRA KARYAWAN
Eric Novianto Setiawan
. Marketing Communication Jl. Kebon Jeruk Raya 27 Kemanggisan, Jakarta Barat 11530 Indonesia
Abstract Purpose of research, to understand strategies and ways to handle constraints that needs to be done by PT. Fairy Pro Indonesia in regards of fixing images of them. Method of research of this writing is qualitative method by collecting datas through interviews and observation, and the analitical data for this writing using descriptive method with open coding, axial coding, dan selective coding. Results, through the training program that has been choosen by PT. Fairy Pro Indonesia’s public relations could be fix the images of Sales Promotion Girl and Sales Promotion Boy’s proffesion within the community. Conclusion, strategies of PT. Fairy Pro Indonesia’s public relations works as their figures. Figures of External and Internal that could create the expectation violence, the training program is choosen in regards to create the images as expected by the community. Keyword : Strategy, Communication, Public Relations, Fixing Images, Training, Sales Promotion Girl and Sales Promotion Boy. Abstrak Tujuan penelitian ialah mengetahui strategi yang dilakukan PT. Fairy Pro Indonesia dalam memperbaiki citra dan mengetahui cara mengatasi kendala yang perlu dilakukan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, selain itu metode analisis data yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan menggunakan open coding, axial coding, dan selective coding. Hasil yang dicapai, melalui program training yang dipilih seorang public relations adalah dapat memperbaiki citra profesi seorang sales promotion girl dan sales promotion boy di mata masyarakat. kesimpulan, strategi seorang public relations yang berjalan sesuai dengan peranannya, peran pihak eksternal dan internal yang dapat membuat terjadinya pelanggaran harapan, adanya program training yang dipilih dengan tujuan mendapatkan citra yang diharapkan oleh masyarakat. Kata Kunci : Strategi, Komunikasi, Public Relations, Memperbaiki Citra, Training, sales promotion girl dan sales promotion boy.
Pendahuluan Public relations dengan strateginya sangat melekat dan tidak lepas dari fungsi manajemen sebuah organisasi. Tujuannya adalah membentuk goodwill, toleransi, saling kerja sama, saling mempercayai, saling pengertian, saling menghargai. Selain itu, juga untuk memperoleh opini publik yang sesuai dengan citra yang diharapkan berdasarkan prinsip-prinsip hubungan yang harmonis, baik kehubungan dalam, maupun ke luar. (Firsan Nova, 2011: 57) Strategi yang dapat membuat suatu perusahaan semakin berhasil ini juga merupakan landasan dari pegangan para praktisi public relations untuk menyusun berbagai rencana teknis, dan langkah komunikasi yang akan diambil sehari-hari. Untuk dapat bertindak secara strategis, kegiatan public relations harus menyatu dengan visi dan misi perusahaannya. Namun setiap rencana teknis dan langkah komunikasi yang disusun dari strategi yang sudah dijalankan tetap harus dilakukan evaluasi. Menurut Soemirat (2008: 92) evaluasi atas hal-hal yang telah dicapai dalam setiap periode jangka pendek sebagai suatu proses untuk melakukan kontrol dan sebagai input bagi pengambilan keputusan di masa depan. Hasil evaluasi dari strategi yang telah dijalankan ini tentu tidak lepas dari sebuah citra perusahaan. Banyak sekali perusahaan yang sangat sensitif menghadapi publik-publik mereka yang kritis. Dalam suatu penelitian terhadap seratus top eksekutif, lebih dari 50% menganggap penting sekali untuk memelihara publik yang baik. Namun perusahaan juga meyakini bahwa citra perusahaan yang positif juga adalah hal yang esensial, sukses yang berkelanjutan dan dalam jangka panjang. (Soemirat, 2008: 111)
Citra sebuah perusahaan saat ini sangat menarik diperbincangkan, memberi kesan saling memperhatikan. Sehingga public relations sungguh berwawasan, sangat mendukung dalam suasana nasional yang membangun. Citra sebuah perusahaan juga dapat dilihat melalui program-program yang dibuat oleh seorang public relations. Maka dari itu banyaknya sekarang perusahaan yang berlombalomba membuat program menarik agar citra perusahaannya semakin meningkat. (Soemirat, 2008: 112) Hal ini pun juga menjadi sebuah sorotan penting bagi seorang public relations PT. Fairy Pro Indonesia. Dikatakan penting karena hal ini merupakan sebuah strategi seorang public relations dalam pembentukan citra perusahaannya di mata publik. Dari banyaknya program yang ada, adapun program yang dipilih public relations PT. Fairy Pro Indonesia yaitu melalui sebuah program training. Program training ini tentunya merupakan sebuah program yang diberikan kepada para staff PT. Fairy Pro Indonesia. Training yang diberikan kepada sales promotion girl dan sales promotion boy ini tentunya akan berguna untuk memperbaiki kualitas mereka dalam bekerja secara maksimal sesuai dengan standarisasi PT. Fairy Pro Indonesia dalam melayani konsumennya di bidang jasa. Oleh sebab itu dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian tentang strategi komunikasi public relations dalam memperbaiki citra karyawan.
Teori Khusus 1. Teori Pelanggaran Harapan Menurut Richard West dan Lynn H. Turner (2008 : 153-164) teori Pelanggaran Harapan menyatakan bahwa orang memiliki harapan mengenai perilaku nonverbal orang lain. Burgoon beragumen bahwa perubahan tak terduga yang terjadi dalam jarak perbincangan antara para komunikator dapat menimbulkan suatu perasaan tidak nyaman atau bahkan rasa marah dan sering sekali ambigu. Menginterpretasikan makna pelanggaran harapan ini tergantung pada seberapa positif si pelanggar di pandang. Ilmu yang mempelajari penggunaan ruang seseorang disebut sebagai proksemik. Proksemik membahas cara seseorang menggunakan ruang dalam percakapan mereka dan juga persepsi orang lain akan penggunaan ruang. Banyak orang menganggap hubungan ruang yang ada antara komunikator sebagai suatu yg sewajarnya, tetapi dapat dilihat bahwa penggunaan ruang seseorang dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk mecapai tujuan yang diinginkan. Penggunaan ruang dapat mempengaruhi makna dan pesan.
2. Solusi Memperbaiki Citra Menurut Afin Murtie (2011: 34-39) menyatakan bahwa hal ini membuat mereka semakin di pandang sebelah mata, sehingga mereka yang ingin bekerja dan memungkinkan untuk menjadi tenaga pemasar yang handal serta menguasai produk adalah dengan memberikan pelatihan kepada mereka yang akan di terjunkan untuk
memasarkan produk sebuah perusahaan ke pasar. Solusi yang tepat agar tenaga pemasaran suatu perusahaan benar-benar menguasai produk yang ditawarkannya adalah dengan melalui training. Training adalah sebuah proses yang dilalui seorang individu untuk mengubah sikap, pengetahuan, keterampilan, dan perilakunya.
3. Citra Yang Diharapkan Menurut Jefkins dalam Ruslan (2008: 77-79) menyatakan bahwa citra keinginan ini adalah seperti apa yang ingin dicapai oleh manajemen terhadap lembaga atau perusahaan, atau produk yang ditampilkan tersebut lebih dikenal (good awareness), menyenangkan dan diterima dengan kesan yang selalu positif diberikan (take and give) oleh publiknya atau masyarakat umum.
Metodologi Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata lisan tertulis atau lisan dari orang-orang dan berperilaku yang dapat diamati. (Mahi, 2011: 37) Metode Pengumpulan Data dengan Data Primer dan Data Sekunder. Metode Analisis Data, Analisis data kualitatif menurut Ardianto (2010: 209-211), khususnya dalam penelitian terdiri dari tiga jenis pengodean (coding) utama, yaitu
pengodean terbuka (open coding), pengodean berporos (axial coding), dan pengodean selektif (selective coding). Metode Keabsahan Data, Validitas dalam riset kualitatif adalah permasalahan apakah metode, pendekatan, dan teknik riset memang benar-benar berhubungan dengan permasalahan yang ingin dieksplorasi. Sumber data kualitatif yang kredibel akan mempengaruhi keabsahan dari data penelitian. Maka dari itu dibutuhkan beberapa cara dalam menentukan keabsahan data, yaitu: (Sugiyono, 2012: 275-277) Kredibilitas (Credibility),
Transferabilitas
(Transferability),
Ketergantungan
(Dependability),
Konfirmabilitas (Confirmability)
Pembahasan Hasil Penelitian Strategi Public Relations Suatu bentuk proses kerja yang dilakukan oleh seorang public relations dapat terlihat dari bagaimana seorang public relations membuat strategi yang tepat dalam setiap langkahnya. Menurut D. Ronald Smith (2005: 10-11), ada beberapa langkah yang ditetapkan sebagai strategi Public Relations, yaitu: Formative Research, Strategy, Taktik, Evaluative research. FD: “PR pasti mencari informasi yang mendetail mengenai segala informasi event tersebut, lalu mengkomunikasikannya kepada staff dan atasan untuk di diskusikannya, setelah itu jika setuju, maka PR harus bertugas untuk mencarikan staff yang dapat di tugaskan, dan terakhir selalu ada evaluasi yang dibuat baik di tujukan kepada perusahaan yang memakai jasa kita atau para staff yang bekerja kepada kita.”
Adapun pendapat lain menurut Ruslan (2003: 10), strategi public relations adalah “Alternatif optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan Public relations dalam kerangka suatu rencana public relations. WL: “Targetnya yah harus di mulai dari coorporate yang mau nyewa, jadi memang standardnya harus mulai di naikan jadi mau ga mau harus mulai ikut training, dan akhirnya bisa nyebar dan mau ikut training. Dan nantinya harusnya mereka bisa mendapatkan previllage khusus bagi sales promotion girl atau boy yang mengikuti training, bisa dapat sertifikat, dan sertifikat ini sebagai penanda dan perusahaan melihat mereka dari sertifikat ini sehingga bisa menjadi tolak ukur mereka dari gajinya mereka, dan ketika melamar kerja, jadi mulai menciptakan kompetisi bagi mereka sendiri untuk berlomba-lomba mengikuti training agar mendapatkan pekerjaan sesuai dengan gaji yang semakin meningkat.”
Selain itu Public relations atau humas berfungsi untuk menciptakan iklim yang kondusif dalam mengembangkan tanggung jawab serta partisipasi antara pejabat public relations masyarakat untuk mewujudkan tujuan bersama. Fungsi tersebut dapat diwujudkan melalui aspek-aspek pendekatan atau strategi public relations (Ruslan, 2003: 119-120) 1. Strategi operasional Melalui pelaksanaan program public relations yang dilakukan dengan pendekatan kemasyarakatan (sociology approach), melalui mekanisme sosial kultural dan nilainilai yang berlaku di masyarakat terekam pada setiap berita atau surat pembaca dan lain sebagainya yang dimuat di berbagai media massa. 2. Pendekatan persuasif dan edukatif Fungsi public relations adalah menciptakan komunikasi dua arah (timbal balik) dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada pihak publiknya yang bersifat mendidik dan memberikan penerangan, maupun dengan melakukan
pendekatan persuasif, agar tercipta saling pengertian, menghargai, pemahaman, toleransi dan lain sebagainya. (Ruslan, 2003: 119-120). WL: “awalnya kita jangan ngajak mereka sebagai sales promotion girl atau boy dan kalau kita kasih tau biasanya mereka akan menolak langsung, tapi lebih kepada arah, kita membawa mereka sebagai konsumen, tanya mereka tentang pengalaman atau kasus mereka, pernah ga kesel kalau lagi belanja, dll, ketika mereka jawab, maka kita mulai mengajak mereka menyimpulkan sendiri.”
Citra sales promotion girl dan sales promotion boy Membahas mengenai citra sales promotion girl dan sales promotion boy, Royan (2009 : 9) menyatakan bahwa profesi sales promotion girl dan sales promotion boy saat ini di mata masyarakat masih kurang baik. Cenderung mereka melihat bahwa tenaga kerja yang terjun di bidang ini adalah lulusan-lulusan baru yang terdesak karena belum mendapatkan pekerjaan yang layak di perusahaan lain. FD: “Sekarang di pandang tuh sebagai sebuah alat, maksudnya sebuah alat adalah sebagai seseorang yang hanya menyebarkan flyer, dan juga yang fungsinya terbatas hanya pada kecantikan saja, itu yang saya lihat di indonesia yah.” HW: “Negatif menurut saya, mereka hanya bisa tampil cantik, bagiin brosur, ga ada product knowledge, dan bisanya ya udah berdiri aja. Yah sebagai pemanis aja.”
Terjadinya Pelanggaran Harapan Di telusuri melalui teori pelanggaran harapan menurut Richard West dan Lynn H. Turner (2008 : 153-155) yang mengatakan bahwa Teori Pelanggaran Harapan menyatakan bahwa orang memiliki harapan mengenai perilaku nonverbal orang lain. Burgoon
beragumen bahwa perubahan tak terduga yang terjadi dalam jarak perbincangan antara para komunikator dapat menimbulkan suatu perasaan tidak nyaman atau bahkan rasa marah dan sering sekali ambigu. Menginterpretasikan makna pelanggaran harapan ini tergantung pada seberapa positif si pelanggar di pandang. Ilmu yang mempelajari penggunaan ruang seseorang disebut sebagai proksemik. Proksemik membahas cara seseorang menggunakan ruang dalam percakapan mereka dan juga persepsi orang lain akan penggunaan ruang. Banyak orang menganggap hubungan ruang yang ada antara komunikator sebagai suatu yg sewajarnya, tetapi dapat dilihat bahwa penggunaan ruang seseorang dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk mecapai tujuan yang diinginkan. Penggunaan ruang dapat mempengaruhi makna dan pesan. WL: “Sebenernya sih banyak faktor yah kalau bicara mengenai penyebabnya, bisa jadi mereka karena sudak capek, sudah lelah, atau bisa jadi mereka bosen, tapi kadang hal ini juga tidak bisa di pungkiri dari produsen atau perusahaan yang memakai jasa mereka melebihi batasan mereka dan seperti perjanjian awal kedua belah pihak sehingga membuat mereka bete dan males bekerja. Jadi membuat mereka yah seperti itu main hp atau ngobrol” HW: “Misalnya kalau ekternal bisa jadi penyebabnya karena pengunjung pameran atau bahkan kadang dari sisi penyewa jasa mereka yaitu perusahaan yang kadang bersikap kurang sopan atau pantas kepada mereka sehingga membuat mereka risih dan malas untuk bekerja dengan baik, atau jika dari faktor internal mereka yah bisa jadi karena mereka sedang tidak enak badan atau banyak gangguan lain seperti masalah keluarga atau masalah percintaan yang bisa menjadi berubahnya mood mereka dan jadi males bekerja.”
Solusi memperbaiki citra Dalam kaidahnya adapun cara atau solusi untuk memperbaiki citra menurut Afin Murtie (2011: 34-39) yang menyatakan bahwa hal ini membuat mereka semakin di pandang sebelah mata, sehingga mereka yang ingin bekerja dan memungkinkan untuk menjadi
tenaga pemasar yang handal serta menguasai produk adalah dengan memberikan pelatihan kepada mereka yang akan di terjunkan untuk memasarkan produk sebuah perusahaan ke pasar. Solusi yang tepat agar tenaga pemasaran suatu perusahaan benar-benar menguasai produk yang ditawarkannya adalah dengan melalui training. Training adalah sebuah proses yang dilalui seorang individu untuk mengubah sikap, pengetahuan, keterampilan, dan perilakunya. FD: “Tapi yang pasti Fairy Pro Indonesia punya training center yang akan mengedukasi mereka, artinya gini loh, membuat mereka paham benar akan sebuah training itu pasti akan sangat sulit, tapi apabila pendekatan yang seperti ini kita mulai dari perusahaan artinya sales promotion girl atau boy yang memang meiliki kriteria-kriteria yang baik, yang memang menurut kita baik dari hasil survei dari training center kita, itu akan membuat suatu perusahaan itu meminta akan permintaan sebuah sales promotion girl atau boy yang berkualitas dan ini akan membuat seluruh sales promotion pun menjadi sadar akan lebihnya sesuatu dari sekedar kecantikan yaitu sebuah pengetahuan, kejujuran, disiplin, ataupun segala sesuatu yang harus mereka miliki dalam bekerja.”
Citra yang diharapkan Menurut Jefkins dalam Ruslan (2008: 77-79) menyatakan bahwa citra keinginan ini adalah seperti apa yang ingin dicapai oleh manajemen terhadap lembaga atau perusahaan, atau produk yang ditampilkan tersebut lebih dikenal (good awareness), menyenangkan dan diterima dengan kesan yang selalu positif diberikan (take and give) oleh publiknya atau masyarakat umum. Wish image merupakan citra yang diharapkan oleh pihak manajemen. Pihak perusahaan melalui public relations melakukan kegiatan-kegiatan dan berupaya untuk selalu menjalin hubungan yang harmonis dengan para publiknya. Hal tersebut karena pihak perusahaan mengharapkan citra yang positif dimata pibliknya. Jadi kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh public relations diharapkan berperan dalam menciptakan citra positif seperti yang diharapkan oleh pihak manajemen. WL: “Yaaah saya sih maunya harapan sayaaa, mereka sales promotion girl atau boy citranya makin positif di mata masyarakat dan dapat memberikan contoh yang baik kepada masyarakat juga.” FD: “Tentunya sih sebuah harapan besar yah, harapan dimana citra mereka semakin positif di mata masyarakat banyak dan mereka bisa menjadi panutan bagi orang-orang di sekeliling mereka dan dapat menjadi contoh yang baik di industrinya.”
Simpulan dan Saran Dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: •
Fungsi atau peranan seorang public relations yang berjalan sesuai dengan sebagaimana mestinya, juga berjalan dengan baiknya strategi komunikasi yang dipilih dan dilakukan public relations PT. Fairy Pro Indonesia.
•
Peran pihak eksternal dan internal yang ternyata dapat membuat terjadinya pelanggaran harapan yang dibuat oleh para sales promotion girl dan sales promotion boy saat bertugas di lapangan.
•
Adanya program yang dipilih dan dilaksanakan dalam upaya untuk memperbaiki citra sales promotion girl dan sales promotion boy yaitu dengan diadakannya program training kepada para sales promotion girl dan sales promotion boy yang bertujuan kepada citra mereka di mata masyarakat menjadi semakin positif dan dijadikan contoh atau teladan.
•
Dengan program training yang dibuat maka akan bertujuan pada citra yang akan diharapkan baik kepada citra perusahaan juga kepada citra sales promotion girl dan sales promotion boy itu sendiri. Saran dari penulis, diharapkan agar program training yang telah dipilih oleh public
relations PT. Fairy Pro Indonesia ini dapat berjalan terus serta ditambahkan kurikulumnya sesuai dengan perkembangan zaman yang semakin modern, seperti training dengan cara outbond yang akan melatih kekompakkan kerja dalam kelompok atau tim. Adanya inovasi atau perubahan dalam setiap angkatannya agar sebuah training dapat berjalan lancar, serta untuk mengurangi kejenuhan bagi para peserta training (sales promotion girl dan sales promotion boy), caranya adalah dengan selalu melihat dan memantau perkembangan dari setiap training yang ada pada perusahaan-perusahaan lain, lalu menerapkan dan membuat baru agar lebih menarik.
References
Books Abdurrachman. (2003). Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta : Kurnia Kalam Semesta. Ardianto, Elvinaro. (2009). Public Relations Praktis. Bandung : Widya Pajajaran. Ardianto, Elvinaro. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. 1st. Bandung : Simbiosa Rekatama Media. Argenti, P.A. (2010). Komunikasi Korporat. 5th. Jakarta : Salemba Humanika. Bernays. (2004). Realities Public Relations. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Cutlip, Scott M. (2007). Effective Public Relations. 6th. New Jersey : Prentice Hall. Devito, Joseph. (2004). Komunikasi Antar Manusia. 5th. Jakarta : Professional Book. Efendy (2003). Communication. Jakarta : PT. Indeks. Effendy, Onong Uchjana. (2004). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung :
PT. Remaja Rosdakarya. Effendy, Onong Uchjana. (2009). Dinamika Komunikasi. 7th. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Gold. (2003). Media Relations. Jakarta : PT. Indeks. Gold. (2005). Media Relations, 9th. Jakarta : PT. Indeks. Jeffkins. (2002). Public Relations. 5th. Jakarta : Erlangga. Jeffkins. (2002). Peranan Media. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Jeffkins, Frank. (2003). Public Relations. Jakarta : Erlangga. Jeffkins, Frank. (2004). Public Relations. Jakarta : Erlangga. Kasali, Rhenald. (2003). Manajemen Public Relations. Jakarta : Grafiti. Kennedy, John E. (2009). Marketing Communication: Taktik & Strategi. Jakarta : PT. Bhuana Ilmu Populer. Knapp. (2011). The Brandmindset. New York : McGraw-Hill Professional. Kotler, Philip. (2002). Manajemen Pemasaran. Jakarta : PT. Prenhallindo. Kotler, Philip. (2002). Manajemen Pemasaran. Jakarta : PT. Prenhallindo. Kriyantono, Rachmat. (2008). Public Relations Writing. 2th. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Lasswell, D. (2011). Power and Society. 2th. Jakarta : PT. Gramedia. Mahi, M.H. (2011). Metode Penelitian, Dalam Deskriptif Ilmu Komunikasi dan Sastra. Jakarta : PT. Gramedia. Mulyana. (2008). Teori Komunikasi Modul. Bandung : CV Alfabeta. Murtie, Afin. (2010). 7 KesalahanMarketing Dalam Menjual + Solusinya. Jakarta : Laskar Aksara. Nova, Firsan. (2011). Crisis Public Relations. Jakarta : Rajawali Pers. Rangkuti, Freddy. (2010). Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Marketing Communication. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Royan, Frans M. (2009). Boosting Sales Promotion Girl Performence. Jakarta : PT. Alexmedia Komputindo. Ruslan, Rosady. (2003). Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Ruslan, Rosady. (2008). Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Ruslan, Rosady. (2008). Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Saladin, Djaslim. (2006). Manajemen Pemasaran. Bandung : Simamora. Silalahi, Ulber. (2009). Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT. Retika Aditama. Smith, Ronald D. (2005). Strategic Planning of Public Relations. New Jersey : Laurence Erlbaum Associates Publisher. Smith, Ronald D. (2005). Strategic Planning For Public Relations. Second edition. New Jersey : Laurence Erlbaum Associates. Soemirat, Soleh. (2007). Dasar-Dasar Public Relations. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Soemirat Soleh, Ardianto Elvinaro, (2008). Dasar-Dasar Public Relations. 6th. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Soemirat, Soleh. (2010). Dasar-Dasar Public Relations. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya. Sugiyono. (2002). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta Kencana. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitiatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Umar, Husein. (2002). Metode Riset Bisnis. Jakarta : PT. Gramedia. West, Richard dan Turner, Lynn H. (2008). Pengantar Ilmu Komunikasi. 3th. Jakarta : Salemba Humanika. Widjaja. (2003). Invasi Pasar dengan Iklan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
INTERNET http://dvanhlast.wordpress.com/tag/public-relations-strategy/ http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/11104354.pdf http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/51084165.pdf http://digilib.fkip.uns.ac.id/contents/skripsi.php?id_skr=32 http://umy.ac.id/fakultas-ilmu-sosial-ilmu-politik/wp-content/uploads/2011/07/JurKomMEI-2011-Final-ind.pdf
Riwayat Hidup
Nama
: Eric Novianto Setiawan
Tempat Tanggal Lahir
: Jakarta, 06 November 1989
Menamatkan Pendidikan
: Marketing Communication
Jenjang Strata
: S1
Tempat Kelulusan
: Bina Nusantara University