Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN KONSELING INDIVIDU UNTUK MENGATASI ANAK MEMBOLOS PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 PULE KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusantara PGRI Kediri
Oleh : WAHYU KURNIAWATI NPM: 12.1.01.01.0333 P
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015
WAHYU KURNIAWATI | 12.1.01.01.0333P FKIP- BIMBINGAN DAN KONSELING
simki.unpkediri.ac.id || 1||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
WAHYU KURNIAWATI | 12.1.01.01.0333P FKIP- BIMBINGAN DAN KONSELING
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
WAHYU KURNIAWATI | 12.1.01.01.0333P FKIP- BIMBINGAN DAN KONSELING
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN KONSELING INDIVIDU UNTUK MENGATASI ANAK MEMBOLOS PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 PULE KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN PELAJARAN 2014/2015 WAHYU KURNIAWATI 12.1.01.01.0333 P FKIP - BK Email: Dr. Atrup, M. Pd, M.M. dan Drs. Setya Adi Sancaya, M. Pd. UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK WAHYU KURNIAWATI. Efektifitas Penggunaan Konseling Individu untuk Mengatasi Anak Membolos pada Siswa Kelas VII di SMP Negeri 1 Pule Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi, Program Studi Bimbingan Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Nusantara PGRI Kediri. 2015 Layanan Konseling Perorangan atau Individual adalah merupakan salah satu pemberian bantuan secara perorangan dan secara langsung. Dalam cara ini pemberian bantuan dilakukan secara face to face relationship (hubungan muka ke muka, atau hubungan empat mata) antara konselor dengan individu yang terjadi ketika seorang konselor bertemu secara pribadi dengan klien untuk tujuan konseling. Ini adalah interaksi antara konselor dan konseli dimana banyak yang berfikir bahwa ini adalah esensi dari pekerjaan konselor. Konseling individu merupakan bentuk layanan yang paling utama dalam peaksanaan fungsi pengentasan masalah klien. Variabel dalam penelitian ini yaitu Penggunaan konseling individu sebagai variabel bebas dan Mengatasi anak membolos sebagai variabel terikat. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantiatif, yang menjadi populasi adalah kelas VII di SMP Negeri 1 Pule Kabupaten Trenggalek tahun pelajaran 2014/2015. Sampel yang digunakan adalah sampling jenuh yaitu 58dari populasi yang berjumlah 58siswa. Instrument penelitian ini adalah angket. Metode pengumpulan data dengan uji statistik denganmenggunakan rumus korelasi Product Moment. Hasilpenelitian ditemukan bahwa penggunaan konseling individu efektif untuk mengatasi anak membolos yang ditunjukkan dari hasil rhitung0,7150>rtabel0,254 dengan taraf kepercayaan 95%, Ha diterima. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa penggunaan konseling individu efektif untuk mengatasi anak membolos pada siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Pule Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran 2014/2015. Kata Kunci : Penggunaan konseling individu ,Mengatasi anak membolos.
WAHYU KURNIAWATI | 12.1.01.01.0333P FKIP- BIMBINGAN DAN KONSELING
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
I.
LATAR BELAKANG
sekolah merupakan faktor penentu bagi
Pendidikan, sebagaimana yang telah
perkembangan anak (siswa), baik dalam
kita ketahui, telah berusia setua usia umat
cara
berfikir,
manusia. Karena tidak dapat disangkal,
berperilaku.
bersikap,
maupun
cara
bahwa sejak anak manusia lahir ke dunia
Di lingkungan sekolah sering terjadi
telah dilakukan usaha-usaha pendidikan.
beberapa kasus anak membolos. Banyaknya
Manusia telah berusaha mendidik anak-
siswa
anaknya sejak lahir, bahkan sejak anaknya
belakang yang berbeda-beda. Dorothy Kater
masih
walaupun
MS, menyatakan bahwa penyebab siswa
dengan cara yang amat sederhana dan alami.
membolos ada , yaitu sebab daalm diri
Pendidikan berarti bimbingan yang
sendiri dan lingkungan. Dalam diri sendiri
di
diberikan
dalam
kandungan
oleh
seseorang
yang
membolos
memiliki
latar
terhadap
yaitu: 1) Siswa takut akan kegagalan 2)
perkembangan orang lain, kearah suatu cita-
Siswa merasa ditolak dan tidak disukai di
cita tertentu. Sebagaimana yang kita ketahui
lingkungan. Penyebab dari lingkungan yaitu:
pula, pendidikan adalah sebuah proses
1) Keluarga tidak memotivasi dan tidak
pembentukan manusia seutuhnya yang dapat
mengetahui
di pengaruhi oleh banyak faktor pendukung
Masyarakat beranggapan bahwa pendidikan
terciptanya
yang
itu tidak penting. Penyebab membolos yang
sempurna. Salah satunya adalah keberadaan
berasal dari diri sendiri atau faktor internal
alat (media) pendidikan. Alat pendidikan
terjadi karena pada masa remaja adalah
dapat diartikan suatu tindakan atau segala
masa yang penuh gelora dan semangat
sesuatu yang dapat menunjang proses
kreatifitas dalam usaha pencarian jati diri.
pelaksanaan
Apabila kurang mendapat perhatian dan
suatu
pendidikan
pendidikan
dalam
rangka
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sekolah
merupakan
merasa
melaksanakan
tinggalnya.
bimbingan,
pengajaran dan pelatihan dalam rangka siswa
agar
2)
dan takut gagal membawa dirinya dan akan
pendidikan formal yang secara sistematik
membantu
sekolah,
bimbingan, maka anak merasa rendah diri
lembaga
program
pentingnya
mampu
ditolak
di
lingkungan
tempat
Pada masa remaja, anak atau siswa mencoba
melepaskan
diri
dari
mengembangkan potensinya, baik yang
ketergantungan keluarga, karena orang luar
menyangkut
spiritual,
menjadi sangat penting untuknya. Siswa
maupunsosial.
mencoba mencari kawannya sendiri, ia ikut
intelektual,
aspek
moral,
emosional,
Mengenai peranan anak dalam sekolah,
dengan
Hurlock (1986:322) mengemukakan bahwa
sendiri. Ini yang disebut dengan kelompok
WAHYU KURNIAWATI | 12.1.01.01.0333P FKIP- BIMBINGAN DAN KONSELING
golongan
menurut
pilihannya
simki.unpkediri.ac.id || 5||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
sebaya yang memberi pengaruh kepada
Dari uraian tersebut, maka peneliti
perilaku siswa. Golongan itu dapat memilih,
melakukan
penelitian
dengan
judul:
menerima, dan menghargainya. Apabila
“Efektifitas Penggunaan Konseling Individu
siswa yang baik tetapi berteman dengan
untuk Mengatasi Anak Membolos pada
golongan yang tidak baik, maka ia akan
Siswa Kelas VII di SMP Negeri 1 Pule
menjadi siswa yang tidak baik pula,
Kabupaten Trenggalek Tahun Pelajaran
sehingga siswa yang membolos adalah siswa
2014/2015”.
yang berteman dengan golongan yang tidak baik.
II. METODE PENELITIAN
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi membolos yaitu dengan
A. Pedekatan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas,
melakukan layanan konseling individu.
penelitian
Layanan
penelitian
Konseling
Perorangan
atau
ini
diklasifikasikan
menggunakan
dalam
pendekatan
Individual adalah merupakan salah satu
kuantitatif. Karena dimana dalam penelitian
pemberian bantuan secara perorangan dan
ini bertujuan untuk menjelaskan, meringkas
secara langsung. Dalam cara ini pemberian
berbagai kondisi, berbagai situasi atau
bantuan dilakukan secara face to face
berbagai variabel yang timbul di lingkungan
relationship (hubungan muka ke muka, atau
sekolah yang menjadi objek penelitian,
hubungan empat mata) antara konselor
diharapkan
dengan individu yang terjadi ketika seorang
simpulan yang dapat dijadikan gambaran
konselor bertemu secara pribadi dengan
umum
klien untuk tujuan konseling.
terhadap penanganan siswa membolos.
Dengan perorangan
dilakukannya atau
individual,
konseling
akan
tentang
menghasilkan
bimbingan
Pendekatan
suatu
kelompok
kuantitatif
maka
pendekatan
diharapkan dapat mengatasi anak membolos.
perhitungan
Hal tersebut karena dengan konseling
(Suharsimi Arikunto, 2007:213). Pendekatan
individual, maka siswa dapat memperoleh
ini disesuaikan dengan kebutuhan pencarian
bantuan dari konselor yang dilakukan secara
jawaban
face to face. Sehingga konselor dapat
(perumusan masalah).
mengidentifikasi
B. Teknik Penelitian
penyebab
perilaku
yang
adalah
mendasarkan
angka-angka
atas
pertanyaan
pada
statistik.
penelitian
membolos siswa, apakah karena ada faktor
Adapun jenis penelitian ini adalah
internal atau faktor eksternal. Kemudian
penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif
konselor dapat memberikan pemecahan atas
adalah
untuk
menggambarkan
secara
perilaku membolos yang dilakukan siswa. WAHYU KURNIAWATI | 12.1.01.01.0333P FKIP- BIMBINGAN DAN KONSELING
simki.unpkediri.ac.id || 6||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
sistematis fakta dan karakteristik objek dan
berikut. Dari hasil perhitungan korelasi
subjek yang diteliti secara tepat.
product moment di peroleh rhitung 0,7150
C. Tempat dan Waktu Penelitian
dengan N = 58 dan rtabel 0,254 berarti
1.
Tempat Penelitian
rhitung > rtabel. Temuan ini menunjukkan
Tempat dari penelitian ini adalah SMP
penggunaan konseling individu efektif untuk
Negeri 1 Pule Kabupaten Trenggalek.
mengatasi anak membolos. Dengan taraf
Tempat ini dipilih dikarenakan mudah
kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa
dijangkau, sehingga menghemat waktu,
penggunaan konseling individu efektif untuk
tenaga dan biaya sekaligus diharapkan
mengatasi anak membolos pada siswa kelas
pelaksanaan penelitian dapat berjalan lancar,
VII di SMP Negeri 1 Pule Kabupaten
lebih efektif dan hasil yang diperoleh lebih
Trenggalek Tahun Pelajaran 2014/2015.
baik dan efisien. 2.
Waktu Penelitian Penelitian
ini
IV. DAFTAR PUSTAKA dilaksanakan
pada
oktober 2014 sampai maret 2015.
Amaliyah, Fitri. 2004. Dampak Harga Diri terhadap
Tingkat
Konformitas
Kelompok pada Remaja delinquent di III. HASIL DAN KESIMPULAN
LP
A. Hasil Penelitian
Gunadarma, Depok.
Dari data yang telah terkumpul pada hasil
analisa
data
untuk
mengambil
kesimpulan tentang efektifitas penggunaan konseling individu untuk mengatasi anak membolos perhitungan Moment”
dengan rumus
menggunakan “Korelasi
menghasilkan
nilai
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Renika Cipta, 1989. Asrori, 2008. Kepercayaan Diri. Jakarta: Rineka Cipta. Atwater, Eastwood. 1983. Psychology of Adjustment:
sebesar
changing worlr.New jersey:Prentice
Personal
growth
in
Hall.
Hasil perhitungan
lebih besar
yaitu 0,7150 > 0,254 sehingga
hasil
penelitian
dan
pembahasan yang telah ditulis, maka penulis mengambil
Arcan.
Your Self-esteem.USA: Bantam book.
B. Kesimpulan Berdasarkan
Burns, R.B 1993. Konsep Diri. Jakarta:
Branden, Nathaniel, 1988. How To raise
perhitungan signifikan.
dapat
Universitas
Product
0,7150.
dari
Tangerang.
kesimpulan
sebagai
WAHYU KURNIAWATI | 12.1.01.01.0333P FKIP- BIMBINGAN DAN KONSELING
Branden, N. 2001. Kiat jitu meninggkatkan Harga Diri. Jakarta: Dela Pratasa Publishing.
simki.unpkediri.ac.id || 7||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Brecht,
G.
(2000).
Mengenal
dan
mengembangkan Harga Diri. Jakarta: PT Prehallindo. Churaisin, S. E. 2004. Hubungan antara harga diri dengan kenakalan remaja. Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Coopersmith, Stanley. 1967. The Anteceden of Self Esteem. San Fansisco : Freeman Press. Centil, Paul J. 1993. Mengapa Rendah Diri. Yogyakarta: kanisius. Hartono, Bambang 1997. Melatih Anak Percaya Diri. Jakarta: Gunung Mulia. Margono.
2000.
Metodologi
Penelitian
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Santrock,
John.
W.
2004.
Life-Span
Development ninth edition. Mc Graw Hill, New York.
WAHYU KURNIAWATI | 12.1.01.01.0333P FKIP- BIMBINGAN DAN KONSELING
simki.unpkediri.ac.id || 8||