perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERAN ANGGOTA KELUARGA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE STAD SISWA KELAS II SD NEGERI 1 LOGEDE KARANGNONGKO KLATEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI Oleh : HENI KURNIAWATI X7109042
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERAN ANGGOTA KELUARGA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE STAD SISWA KELAS II SD NEGERI 1 LOGEDE KARANGNONGKO KLATEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh : HENI KURNIAWATI X7109042
SKRIPSI Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011
commit to user 2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSETUJUAN
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERAN ANGGOTA
KELUARGA
MELALUI
MODEL
PEMBELAJARAN
KOOPERATIF METODE STAD SISWA KELAS II SD NEGERI 1 LOGEDE KARANGNONGKO KLATEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011 oleh : NAMA
: HENI KURNIAWATI
NIM
: X 7109042
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi PGSD Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada hari
: Rabu
Tanggal
: 15 Juni 2011
commit to user 3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERAN ANGGOTA
KELUARGA
MELALUI
MODEL
PEMBELAJARAN
KOOPERATIF METODE STAD SISWA KELAS II SD NEGERI 1 LOGEDE KARANGNONGKO KLATEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011 oleh : NAMA
: HENI KURNIAWATI
NIM
: X7109042
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi PGSD Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Pada hari
: Jumat
Tanggal
: 1 Juli 2011
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Drs. Kartono, M.Pd
Sekretaris
: Drs. Hadi Mulyana, M.Pd
Anggota I
: Dra. Lies Lestari, M.Pd.
Anggota II
: Drs. Kuswadi, M.Ag
commit to user 4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Heni Kurniawati. PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERAN ANGGOTA KELUARGA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE STAD SISWA KELAS II SD NEGERI 1 LOGEDE KARANGNONGKO KLATEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011, Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2011. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep peran anggota keluarga melalui model pembelajaran kooperatif metode STAD pada siswa kelas II SD Negeri 1 Logede Karangnongko Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011. Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari dua pertemuan, setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas II SD Negeri 1 Logede dengan jumlah siswa 22. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes dan dokumentasi. Validitas data menggunakan teknik triangulasi. Sedangkan analisis data menggunakan teknik interaktif. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh data pada kondisi awal nilai ratarata siswa sebesar 61,23, pada siklus I nilai rata-rata siswa 73,77 dan nilai ratarata yang diperoleh pada siklus II sebesar 83,59. Sebelum dilaksanakan penelitian siswa yang memperoleh nilai > 60 (KKM) sebanyak 12 siswa (54,54%) setelah dilaksanakan penelitian pada siklus I siswa yang memperoleh nilai > 60 (KKM) sebanyak 16 siswa (72,72 %), sedangkan pada siklus II siswa yang memperoleh nilai > 60 (KKM) sebanyak 21 siswa (95,45% ). Hasil penelitian terhadap keaktifan siswa pada siklus I menunjukkan 50% dan pada siklus II menunjukkan 76% siswa yang aktif dalam mengikuti pelajaran. Hal ini membuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif metode STAD dapat meningkatkan pemahaman konsep peran anggota keluarga pada siswa kelas II SD Negeri 1 Logede Karangnongko Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011.
commit to user 5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Heni Kurniawati. IMPROVED UNDERSTANDING THE CONCEPT OF THE ROLE OF FAMILY MEMBERS THROUGH THE MODEL LEARNING METHOD STAD Cooperative CLASS II SD NEGERI 1 LOGEDE KARANGNONGKO KLATEN LESSONS YEAR 2010/2011, Thesis. Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education Sebelas Maret University in Surakarta. 2011. This research aims to improve understanding of the concept of the role of family members through cooperative learning model STAD method in class II SD Negeri 1 Klaten Logede Karangnongko Academic Year 2010/2011. This research shaped classroom action research (CAR), which consists of two cycles, each cycle consisting of two meetings, each cycle consisting of four stages including planning, implementation, observation and reflection. The subjects were students in grade II SD Negeri 1 Logede with the number of students 22. Data collection technique used observation, testing and documentation. The validity of data using triangulation techniques. While the analysis of data using interactive techniques. Based on the results of data analysis of data obtained in the initial conditions the average value of 61.23 students, on the first cycle students' average score 73,77 and the average value obtained on the second cycle of 83.59. Prior research conducted of students who obtained a value of> 60 (Minimum Completeness Criteria) as many as 12 students (54,54%) after research conducted in the first cycle of students who obtained a value of> 60 (Minimum Completeness Criteria) as many as 16 students (72,72%), whereas on the second cycle students who obtained a value > 60 (Minimum Completeness Criteria) as many as 21 students (95.45%). The results of student activity on the first cycle showed 50% and on the second cycle showed 76% of students who are active in following lessons. This proves that the method STAD cooperative learning model to enhance understanding of the concept of the role of family members in class II SD Negeri 1 Klaten Logede Karangnongko Academic Year 2010/2011.
commit to user 6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan
(Amsal 1:7a)
Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa hidup berdampingan dengan manusia lain dengan saling tolong menolong, berkasih sayang dan memberi cinta hingga akhirnya memiliki keluarga yang harmonis
(Aristoteles)
Tuhan memerintahkan manusia membentuk suatu keluarga, keluarga bagian tak terpisahkan dalam menjalani hidup ini keberhasilanku tak lepas dari campur tangan Tuhan dan peran serta keluargaku
(Penulis)
commit to user 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSEMBAHAN
Hasil karya ini kupersembahkan untuk :
Bapak dan Ibuku yang selalu mendoakan, mendorongku, membimbingku serta mengajariku untuk bisa menggunakan hidupku sebaik-baiknya Febri Joko Kristanto yang selalu membangkitkan semangat dan memberikan sukacita dalam hidupku, yang selalu mendoakan, menemani, membantu, membimbing dan memotivasi diriku hingga dapat menyelesaikan skripsi ini Mahasiswa PGSD FKIP UNS 2009 FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, almamater tercinta
commit to user 8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang melimpahkan berkat dan kasih karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini untuk memenuhi sebagian dari persayaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Banyak hambatan yang dialami sehingga menimbulkan kesulitan dalam penyusunan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbgai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan dimaksud dapat teratasi dengan baik. Untuk itu dengan segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih terutama kepada yang terhormat : 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Rusdiana Indianto, M. Pd.
selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Drs. Hadi Mulyana, M. Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Drs. Hasan Mahfud, M. Pd. selaku Sekretaris Program Studi PGSD Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 5. Dra. Lies Lestari, M. Pd. selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, dukungan, saran dan kemudahan yang sangat membantu dalam penulisan skripsi ini. 6. Drs. Kuswadi, M. Ag. selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, dukungan, saran dan kemudahan yang sangat membantu dalam penulisan skripsi ini. 7. Semua Dosen Program Studi PGSD Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bekal dan ilmu serta arahan dalam penulisan skripsi ini.
commit to user 9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8. Keluarga Besar SD Negeri 1 Logede Karangnongko Klaten yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan penelitian dan menerapkan ilmu yang penulis dapatkan. 9. Bapak dan ibuku yang selalu mendukungku dalam doa, semangat dan finansial. 10. Kakak dan adikku yang selalu mendoakanku. 11. Semua pihak yang turut membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Sermoga kebaikan dimaksud menjadi berkat dan dibalas oleh Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan, namun penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan pengetahuan dan wawasan dunia pendidikan guna mencapai tujuan pendidikan yang efektif.
Surakarta, 15 Juni 2011
Penulis
commit to user 10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
i ii
HALAMAN
iii iv v
ABSTRACT
vi vii viii ix
DAFTAR ISI
xi xiii xiv xv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1
B. Perumusan Masalah
4
C. Tujuan Penelitian
5
D. Manfaat Penelitian
5
LANDASAN TEORI 7 1. Hakikat Pemahaman Konsep Peran Anggota Keluarga
7
2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Metode
16
B. Hasil Penelitian Yang Relevan ...
30
C. Kerangka Berpikir
31
D. Hipotesis Tindakan
33
commit to user 11
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III
BAB IV
digilib.uns.ac.id
METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian .......................
34
B. Waktu Penelitian ........................
34
C. Bentuk dan Strategi Penelitian ..
35
D
36
E. Sumber Data
36
F. Teknik Pengumpulan Data
37
G
39
H. Teknik Analisis Data
40
I
42
J.
42
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
46
1.
46
2.
46
3.
48 a.
48
b.
58
B. Pembahasan Hasil Penelitian.......
BAB V
68
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 74 75 76
77 LAMPIRAN
80
commit to user 12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Nilai Kondisi Awal IPS Materi Peran Anggota Keluarga Kelas II SD Negeri 1 Logede........................
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Peran Anggota Keluarga Siswa Kelas II SD Negeri 1 Logede pada Siklus I
Tabel 3
67
Tabel Rata-rata Nilai Pemahaman Konsep Peran Anggota Keluarga Siswa Kelas II SD Negeri 1 Logede Di atas KKM
Tabel 5
57
Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Peran Anggota Keluarga Siswa Kelas II SD Negeri 1 Logede pada Siklus
Tabel 4
47
71
Tabel Rata-Rata Aktivitas Siswa Dan Kinerja Guru Kelas II SD Negeri 1 Logede
72
commit to user 13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Bagan Kerangka Berpikir Penelitian
...
32
Gambar 2
Siklus Observasi David Hopkins
.
38
Gambar 3
Bagan Siklus Analisis Interaktif Milles Huberman
41
Gambar 4
Model Penelitian Tindakan Kelas Suharsimi Arikunto ......
42
Gambar 5
Grafik Nilai Kondisi Awal Pemahaman Konsep Peran Anggota Keluarga Siswa Kelas II SD Negeri 1 Logede
Gambar 6
Grafik Nilai Pemahaman Konsep Peran Anggota Keluarga Siswa Kelas II SD Negeri 1 Logede
Gambar 7
58
Grafik Nilai Pemahaman Peran Anggota Keluarga Siswa Kelas II SD Negeri 1 Logede pada
Gambar 9
67
Grafik Perbandingan Pencapaian Prosentase KKM pada Keadaan Awal, Siklus I, dan Siklus II
Gambar 10
57
Grafik Perbandingan Prosentase Pencapaian KKM Awal dan Siklus I
Gambar 8
48
68
Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Pemahaman Konsep Peran Anggota Keluarga Siswa Kelas II SD Negeri 1 72
commit to user 14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lampiran 2
80 Nilai Evaluasi Siswa Kelas II SD Negeri 1 Logede pada Kondisi Awal
81
Lampiran 3
Kisi kisi Soal
82
Lampiran 4
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus 1
83
Lampiran 5
103
Lampiran 6
Lembar Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I .
104
Lampiran 7
Lembar Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I
106
Lampiran 8
Nilai Keaktifan Siswa Kelas II SD Negeri 1 Logede
.
dalam Proses Kelompok pada Siklus I Pertemuan I .. Lampiran 9
108
Nilai Kelompok Siswa Kelas II SD Negeri 1 Logede pada Siklus I ..............................................................
109
Nilai Evaluasi Siswa Kelas II SD Negeri 1 Logede pada Siklus I
110
Lampiran 11
Hasil Kerja Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan I
111
Lampiran 12
Foto Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus I
115
Lampiran 13
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II..
119
Lampiran 14
Daftar Nama Kelompok Siklus II
141
Lampiran 15
Lembar Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
Lampiran 16
Lembar Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II
Lampiran 17
Nilai Keaktifan Siswa Kelas II SD Negeri 1 Logede
Lampiran 10
...
142 .
dalam Proses Kelompok pada Siklus II Pertemuan II Lampiran 18
144
146
Nilai kelompok Siswa Kelas II SD Negeri 1 Logede pada Siklus II ............................................................
commit to user 15
147
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran 19
digilib.uns.ac.id
Nilai Evaluasi Siswa Siswa Kelas II SD Negeri 1 Logede pada Siklus I
148
Lampiran 20
Hasil Kerja Soal Evaluasi Siklus I
149
Lampiran 21
Foto Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
153
Lampiran 22
156
commit to user 16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Setiap usaha pendidikan senantiasa memiliki tujuan tertentu yang hendak dicapai. Berdasarkan tujuan pendidikan yang jelas, tegas, terarah, barulah pendidik dapat menentukan usaha apa yang akan dilakukannya dan bahan pelajaran apa yang sebaiknya diberikan kepada siswa. Demikian juga dengan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Dasar (SD) yang memiliki tujuan tertentu. Salah satu tujuan pengajaran IPS SD adalah mentransmisikan pengetahuan dan pemahaman tentang lingkungan masyarakat berupa fakta-fakta dan ide-ide kepada siswa. IPS melihat bagaimana manusia hidup bersama dengan sesamanya, dengan tetangganya dari lingkungan dekat maupun jauh. Dengan kata lain bahan kajian atau bahan belajar IPS adalah manusia dan lingkungannya. Setiap manusia sejak lahir telah berinteraksi dengan manusia lain, misalnya dengan ibu yang melahirkannya, ayahnya, dan keluarganya. Terdapat materi ajar IPS tentang mendeskripsikan peran anggota keluarga di kelas II SD pada semester II. Menurut Morgan dalam Sitorus (1988:34) menyatakan bahwa keluarga merupakan suatu grup sosial primer yang didasarkan pada ikatan perkawinan (hubungan suami-istri) dan ikatan kekerabatan (hubungan antar generasi, orang tua
anak) sekaligus. Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah
individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab diantara individu tersebut
Didalam keluarga tiap anggota keluarga
memiliki tugasnya atau peran masing-masing,tugas ini adalah demi kehidupan keluarga itu sendiri. Didalam tugas atau peran ini juga bisa membuat antara satu anggota keluarga dengan yang lain bisa berkerjasama sehinnga timbulah rasa saling peduli dan juga bisa membentuk rasa cinta kasih.
commit to user 17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan refleksi awal pada proses pembelajaran IPS materi peran anggota keluarga kelas II SD Negeri 1 Logede Karangnongko Klaten diperoleh data bahwa selama proses pembelajaran, guru belum memberdayakan seluruh potensi dirinya terbukti dalam proses pembelajaran guru memberikan penjelasan kepada siswa, setelah itu siswa diminta mengerjakan latihan pada pokok bahasan peran anggota keluarga di dapatkan data hasil uji kompetensi atau ulangan harian (dapat dilihat pada lampiran 2 hal. 82) dari jumlah siswa 22 didapatkan 10 siswa mendapatkan nilai di bawah 60 ini artinya nilai 10 siswa tersebut belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) pada materi peran anggota keluarga yang telah ditentukan di SD Negeri 1 Logede yaitu 60. Setelah guru melaksakan analisis evaluasi belajar di dapatkan siswa dalam mendeskripsikan tentang peran anggota belum tepat yaitu peran anak tidak proporsional dengan tanggung jawabnya, misal ketika ada pertanyaan : jika ayahmu mencabuti rumput di halaman rumah sebaiknya
membuat bak
sampah yang baru menggunakan cangkul, b. mengumpulkan dan membuang rumput di bak sampah, c. menyabiti rumput) beberapa anak memilih jawaban a dan c. Dari hasil tes menunjukkan bahwa sebagian siswa belum memahami dengan benar tentang tugas yang sesuai dengan dirinya di dalam keluarga. Sedangkan penting sekali bagi siswa untuk memahami sejak awal bahwa dia sebagai anak dalam keluarga selain ayah dan ibunya, ia mempunyai tugas atau peran yang harus dijalankan secara seimbang bersama ayah dan ibunya. Hal ini juga bisa membuat antara satu anggota keluarga dengan yang lain bisa berkerjasama sehingga timbulah rasa saling peduli dan juga bisa membentuk rasa cinta kasih yang membuat keluarga itu hidup dalam kerukunan dan damai tanpa adanya konflik yang membuat perpecahan dalam keluarga. Jika keseimbangan ini terpenuhi maka siswapun dapat belajar secara maksimal di rumah dengan bimbingan dari orang tuanya secara maksimal. Materi mendiskripsikan peran anggota keluarga pada mata pelajaran IPS kelas II semester II, biasanya disampaikan oleh guru dengan memberikan
commit to user 18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penjelasan kemudian guru memberikan soal, dengan cara seperti ini siswa cenderung merasa bosan dan sulit menerima materi pembelajaran. Menurut Indra Jati Sidi dalam http://www.pendidikannetwork.com di unduh 15 Februari 2011 menyatakan bahwa makna dan hakikat belajar diartikan sebagai proses membangun makna/pemahaman terhadap informasi dan/atau pengalaman. Proses membangun makna tersebut dapat dilakukan sendiri oleh siswa atau bersama orang lain. Sebagai pendidik kita dituntut untuk melaksanakan pembelajaran yang bermakna dan berpusat pada siswa. Pembelajaran yang bermakna akan membawa siswa pada pengalaman belajar yang mengesankan. Pengalaman yang diperoleh siswa akan semakin berkesan apabila proses pembelajaran yang diperolehnya merupakan hasil dari pemahaman dan penemuannya sendiri. Dalam konteks ini siswa mengalami dan melakukannya sendiri. Proses pembelajaran yang berlangsung melibatkan siswa sepenuhnya untuk merumuskan sendiri suatu konsep. Keterlibatan guru hanya sebagai fasilitator dan moderator dalam proses pembelajaran tersebut. Pada saat ini guru harus menggunakan metode pembelajaran inovatif yang tepat sehingga pembelajaran mampu mengembangkan bakat dan potensi siswa secara optimal serta memberi iklim pembelajaran yang kondusif. Suatu inovasi dalam proses pembelajaran diantaranya adalah proses pembelajaran berkelompok atau yang disebut
cooperative learning).
Model pembelajaran kooperaIf akan sangat membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman yang ada melalui instruksi kelompok yang akIf. Makin banyak siswa yang akIf dalam pembelajaran maka pemahaman konsep siswa akan meningkat. Dalam usaha meningkatkan keakIfan siswa dalam belajar maka perlu dikembangkan melalui pembelajaran yang didasarkan pada teori kebersamaan dengan menggunakan model kooperaIf metode Student Teams Achievement Division (STAD). Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu metode dalam model pembelajaran kooperatif yang sederhana dan baik untuk guru yang
commit to user 19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
baru mulai menggunakan model kooperatif dalam kelas, STAD juga merupakan suatu metode pembelajaran kooperatif yang efektif. STAD melibatkan pengakuan tim dan tanggung jawab kelompok atas pembelajaran dalam kelompok yg terdiri dari anggota 4-5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda. Menurut Jozua Subandar dalam Isjoni ( STAD adalah memoIvasi siswa untuk saling membantu diantara siswa dalam Dalam proses kelompok siswa yang pemahamannya rendah dapat dibantu belajarnya oleh teman satu kelompoknya yang Ingkat pemahamannya lebih Inggi, sehingga dalam satu kelompok ada rasa saling ketergantungan. Jika siswa-siswa menginginkan agar team memperoleh penghargaan (reward) maka mereka harus membantu teman-teman mereka dalam mempelajarai bahan yang disajikan oleh guru. Mereka harus saling mendorong agar bisa belajar dan bekerja secara sungguh-sungguh dan menjelaskan bahwa belajar adalah suatu hal yang amat penIng (important), bermanfaat (valuable), dan menyenangkan (fun). Pembelajaran IPS perlu diperbaiki guna meningkatkan mutu pendidikan, maka
penulis
ingin
mencoba
meningkatkan
pemahaman
siswa
dalam
mendeskripsikan peran anggota keluarga pada siswa kelas II SD Negeri 1 Logede Karangnongko Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011. Maka dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif metode STAD diharapkan siswa dapat lebih bersemangat dalam menerima pelajaran sehingga kemampuan mendiskripsikan peran anggota keluarga dapat meningkat. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka penulis melakukan Peningkatan Pemahaman Konsep Peran Anggota Keluarga Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Metode STAD Siswa Kelas II SD Negeri 1 Logede Karangnongko Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011 Bertolak dari latar belakang masalah yang diuraikan di atas maka dapat diidentifikasi masalah adalah kurangnya pemahaman konsep siswa tentang mendeskripsikan peran anggota keluarga dan kurang tepatnya metode yang digunakan dalam pembelajaran IPS.
commit to user 20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dalam penelitian ini akan dibatasi masalah-masalah tentang materi pelajaran IPS yang diteliti adalah mendiskripsikan peran anggota keluarga dan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif metode STAD.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan adalah : Apakah model pembelajaran kooperatif metode STAD dapat meningkatan pemahaman konsep peran anggota keluarga siswa kelas II SD Negeri 1 Logede Karangnongko Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011?
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep peran anggota keluarga melalui model pembelajaran kooperatif metode STAD pada siswa kelas II SD Negeri 1 Logede Karangnongko Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011.
D. Manfaat Penelitian 1.
Manfaat Teoritis Secara
umum
hasil
penelitian
diharapkan
dapat
memberikan
sumbangan bagi pembelajaran IPS, utamanya pada peningkatan pemahaman konsep tentang peran anggota keluarga melalui metode pembelajaran yang tepat bagi siswa. Secara khusus penelitian ini memberikan kontribusi pada metode pembelajaran IPS berupa pergeseran dari pembelajaran yang bersifat konvensional menjadi metode pembelajaran yang mampu disajikan secara inovatif.
2.
Manfaat Praktis a. Bagi Siswa. 1) Dimilikinya pengalaman baru tentang mendeskripsikan peran anggota keluarga dengan menggunakan model kooperatif metode STAD.
commit to user 21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Meningkatnya pemahaman konsep siswa tentang peran anggota keluarga mata pelajaran IPS kelas II semester II.
b. Bagi guru 1) Meningkatnya pemahaman guru dalam penguasaan konsep serta pelaksanaan model pembelajaran kooperatif metode STAD sehingga pembelajaran IPS dapat dilaksanakan secara efektif terutama materi peran anggota keluarga siswa kelas II semester II. 2) Dapat digunakan bahan masukan bahwa model pembelajaran kooperatif metode STAD dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam kegiatan belajar mengajar IPS. 3) Meningkatkan pengalaman kreativitas guru dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran.
c. Bagi Sekolah 1) Dapat
digunakannya
sebagai
acuan
bagi
perbaikan
kualitas
pembelajaran di kelas dalam meningkatkan pemahaman pelajaran IPS dan mata pelajaran lainnya. 2) Mewujudkan pembelajaran yang efektif di SD Negeri 1 Logede, Karangnongko, Klaten.
commit to user 22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Hakikat Pemahaman Konsep Peran Anggota Keluarga a.
Pengertian Pemahaman Menurut Em Zul, Fajri & Ratu Aprilia Senja (2008 : 607-608) pemahaman berasal dari kata paham yang mempunyai arti mengerti benar, sedangkan pemahaman merupakan proses perbuatan cara memahami. Sedangkan
pemahaman
merupakan
terjemahan
dari
comprehension.
Purwadinata dalam ( Emiliani, 2000:7) menyatakan bahwa paham artinya "mengerti benar", sehingga pemahaman konsep artinya mengerti benar tentang konsep. Selanjutnya Benjamin .S. Bloom dalam W.S Winkel (1993:246) menyebutkan bahwa pemahaman adalah salah satu jenis perilaku dalam ranah belajar kognitif yang kedua setelah tipe belajar pengetahuan, yaitu yang mencakup kemampuan untuk menangkap arti dan makna yang dipelajari. Pemahaman konsep pemahaman merupakan tipe belajar yang lebih tinggi dibandingkan tipe belajar pengetahuan. Benjamin S. Bloom menjelaskan pada http://atikatikaaziz.blogspot.com/2010/09/taksonomi-bloom-sebagaitujuan.html
diunduh 16 Februari 2011 tujuan kognitif pembelajaran IPS
pada tingkat pemahaman, yakni bahwa tingkat pemahaman dalam tujuan kognitif pembelajaran IPS adalah menerjemahkan, mengubah, mengatur kembali,
mengekspresikan,
memberi
contoh,
mengilustrasikan,
menggeneralisasi, menerjemahkan dan menyimpulkan suatu keadaan. Secara sederhana Suharsimi Arikunto (1995: 115) menyatakan pemahaman (comprehension) adalah siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana diantara fakta-fakta atau konsep. Selanjutnya Nana Sudjana (1992: 24) menyatakan bahwa pemahaman dapat dibedakan kedalam 3 kategori, yaitu : (1) tingkat terendah adalah
commit to user 23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pemahaman terjemahan, mulai dari menerjemahkan dalam arti yang sebenarnya, mengartikan dan menerapkan prinsip-prinsip, (2) tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran yaitu menghubungkan bagian-bagian terendah dengan yang diketahui berikutnya atau menghubungkan beberapa bagian grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dengan yang tidak pokok dan (3) tingkat ketiga merupakan tingkat pemaknaan ektrapolasi. Memiliki pemahaman tingkat ektrapolasi berarti seseorang mampu melihat dibalik yang tertulis, dapat membuat estimasi, prediksi berdasarkan pada pengertian dan kondisi yang diterangkan dalam ide-ide atau simbol, serta kemempuan membuat
kesimpulan
yang
dihubungkan
dengan
implikasi
dan
konsekuensinya. Senada
dengan
pendapat
di
atas
Suke
Silversius
pada
(http://ian43.wordpress.com/2010/12/17/pengertian-pemahaman/ di unduh tanggal 26 Januari 2011), pemahaman dapat dijabarkan menjadi tiga, yaitu : (a) Menerjemahkan (translation), pengertian menerjemahkan disini bukan saja pengalihan (translation), arti dari bahasa yang satu kedalam bahasa yang lain, dapat juga dari konsepsi abstrak menjadi suatu model, yaitu model simbolik untuk mempermudah orang mempelajarinya. Pengalihan konsep yang dirumuskan dengan kata-kata kedalam gambar grafik dapat dimasukkan dalam kategori menerjemahkan, (b) Menginterprestasi (interpretation), kemampuan ini lebih luas daripada menerjemahkan yaitu kemampuan untuk mengenal dan memahami ide utama suatu komunikasi, (c) Mengektrapolasi (Extrapolation), agak lain dari menerjemahkan dan menafsirkan, tetapi lebih tinggi sifatnya, ia menuntut kemampuan intelektual yang lebih tinggi. Dari beberapa pendapat di atas dapat diartikan bahwa pemahaman adalah suatu proses, cara mempelajari/memahami dengan benar supaya paham dan memperoleh banyak pengetahuan. Ada tiga tingkatan dalam pemahaman yaitu yang pertama (tingkat rendah) mengartikan, yang kedua (tingkat sedang) memahami dan yang ketiga (tingkat tinggi) menafsirkan. Pemahaman sebagai kemampuan untuk menyerap arti dAri materi yang dipelajari. Hal ini dapat ditunjukkan dengan menerjemahkan suatu materi dari suatu bentuk ke bentuk lain. Menginterpretasikan materi dan meramalkan akibat dari suatu
commit to user 24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
hasil belajar ini satu tingkat lebih tinggi dari pengetahuan tapi masih mmerupakan pemahaman tingkat rendah.
b. Pengertian Konsep Menurut Trianto (2010:189) konsep adalah materi pembelajaran dalam bentuk definisi/batasan atau pengertian dari suatu objek, baik yang bersifat abstrak maupun konkret. Sedangkan Qemar Hamalik (2005:162) menjelaskan suatu konsep adalah suatu kelas atau kategori stimuli yang memiliki ciri-ciri umum. Stimuli adalah objek-objek atau orang (person). Konsep-konsep tidak terlalu kongruen dengan pengalaman pribadi kita, tetapi menyajikan usahausaha untuk mengklasifikasikan pengalaman kita. Selanjutnya Woodruff dalam Amin (1987), mendefinisikan konsep sebagai berikut: (1) suatu gagasan/ide yang relatif sempurna dan bermakna, (2) suatu pengertian tentang suatu objek, (3) produk subjektif yang berasal dari cara seseorang membuat pengertian terhadap objek-objek atau benda-benda melalui pengalamannya (setelah melakukan persepsi terhadap objek/benda). Senada dengan pendapat di atas Faqih Slamawi dan Bunyamin Maftuh (2007:11) menyatakan bahwa konsep adalah gagasan-gagasan tentang sesuatu. konsep adalah suatu gagasan yang ada melalui contoh-contohnya. Schuncke dalam Faqih Slamawi dan Bunyamin Maftuh (2007:12-13) mengemukakan beberapa karakteristik umum konsep, yaitu: (a) Merupakan suatu abstraksi. Konsep merupakan gagasan atau gambaran mental yang kita kembangkan tentang benda, peristiwa, dan kegiatan. (b) Mencerminkan pengelompokkan benda (kegiatan, peristiwa, atau gagasan) yang memiliki kualitas/karakteristik tertentu yang umum. (c) Bersifat pribadi. Latar belakang dan pengalaman pribadi mungkin berdeda antara satu dengan yang lain. (d) Dipelajari melalui pengalaman langsung maupun tidak langsung. (e) Bukan sekedar suatu kata-kata. Kata-kata memang digunakan untuk memmberi label terhadap konsep, tetapi tidak berarti bahwa hanya karena kita tidak mempunyai sebuah kata untuk konsep tertentu kemudian kita tidak mengembangkan konsep. Dalam mengajarkan konsep yang memiliki karekteristik tersebut di atas Trianto (2010:185) menyebutkan langkah-langkah mengajar konsep yaitu :
commit to user 25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(a) menyajikan konsep, (b) pemberian bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok, contoh dan bukan contoh), (c) pemberian latihan misalnya berupa tugas untuk mencari contoh lain, (d) pemberian umpan balik, (e) pemberian tes. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa konsep adalah sesuatu suatu pengertian yang menggambarkan ciri-ciri umum dari objek, pengalaman atau fenomena yang bersifat abstrak maupun konkrit. Dari uraian di atas, maka yang dimaksud pemahaman konsep adalah suatu proses, cara mempelajari/memahami suatu objek atau pengalaman yang menggambarkan ciri-ciri umum dari objek, pengalaman atau fenomena tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut Dahar (1991) menyatakan pemahaman konsep diperoleh melalui proses belajar. Sedangkan belajar merupakan proses kognitif yang melibatkan tiga proses yang berlangsung hampir bersamaan. Ketiga proses tersebut adalah : (1) memperoleh informasi baru, (2) transformasi informasi, dan (3) menguji relevansi dan ketetapan pengetahuan. Begitu pentingnya pemahaman konsep bagi proses berfikir kita, sehingga dapat ditarik kesimpulan tentang manfaat pemahaman suatu konsep, yaitu : 1) konsep membantu proses mengingat dan membuatnya lebih efisien, 2) konsep membantu kita menyederhanakan atau meringkas informasi, komunikasi dan waktu yang digunakan untuk memahami informasi tersebut, 3) konsep menentukan apa yang diketahui atau diyakini seseorang.
c.
Peran Anggota Keluarga Menurut http://astaqauliyah.com/2006/12/konsep-keluarga-dinamikadan-fungsinya/
diunduh 12 Februari 2011 secara tradisional, keluarga
diartikan sebagai dua atau lebih orang yang dihubungkan dengan pertalian darah, perkawinan atau adopsi (hukum) yang memiliki tempat tinggal bersama. Sedangkan Morgan dalam Sitorus (1988:34) menyatakan bahwa keluarga merupakan suatu grup sosial primer yang didasarkan pada ikatan perkawinan (hubungan suami-istri) dan ikatan kekerabatan (hubungan antar generasi, orang tua
anak) sekaligus. Secara sederhana Minuchin dalam
commit to user 26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sofyan S Willis ( 2002 : 28 ) menyatakan keluarga adalah suatu kesatuan, suatu sistim, suatu organisasi. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah suatu organisasi terkecil dari masyarakat yang terdiri lebih dari dua orang yang memiliki hubungan darah dan tinggal dalam satu atap rumah. Berdasarkan Undang-undang no.10 tahun 1972, keluarga terdiri atas ayah, ibu dan anak karena ikatan darah maupun hukum. Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan satu anak disebut dengan keluarga inti. Sedangkan keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, anak, kakek, nenek, paman, bibi, keponakan disebut dengan keluarga besar Di dalam keluarga tiap anggota keluarga memiliki tugasnya atau peran masing-masing, Tugas ini adalah demi kehidupan keluarga itu sendiri. Di dalam tugas atau peran ini juga bisa membuat antara satu anggota keluarga dengan yang lain bisa berkerjasama sehingga timbulah rasa saling peduli dan juga bisa membentuk rasa cinta kasih yang membuat keluarga itu hidup dalam kerukunan dan damai tanpa adanya konflik yang membuat perpecahan dalam keluarga. Dalam keluarga terdapat kepala keluarga sebagai orang
yang
bertanggung jawab terhadap suatu keluarga dan anggota keluarga orang yang menjadi bagian dari suatu keluarga. Ayah bertanggung jawab kepada seluruh anggota keluarga melindungi seluruh anggota keluarga mencari nafkah untuk keluarga mendidik dan memberi nasihat kepada anak-anak. Ibu adalah orang pertama yang mendidik anak, selain itu juga mengurus keperluan rumah tangga mendampingi ayah dalam mengurus anak-anak mengatur gizi makanan keluarga sehari-hari mengatur nafkah yang diberikan ayah. Peranan seorang anak dalam sebuah keluarga adalah menjalankan segala kewajiban sesuai dengan tingkat perkembangannya. Kakak memberi contoh yang baik terhadap adik patuh dan taat terhadap perintah kedua orang tua menghormati kedua orang tua membantu pekerjaan kedua orang tua belajar dengan giat agar tercapai cita-cita. Adik patuh dan taat terhadap perintah
commit to user 27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kedua orang tua menghormati kedua orang tua membantu pekerjaan kedua orang tua belajar dengan giat agar tercapai cita-cita.
d. Hakikat Mata Pelajaran IPS SD 1) Pengertian IPS Mata pelajaran Ilmu pengetahuan sosial (IPS) telah diajarkan sejak kelas satu Sekolah Dasar (SD). Mengapa IPS harus dipelajari dan diajarkan kepada anak didik bahkan sejak kelas satu SD? Padahal pengetahuan sosial itu telah melekat pada diri kita dan tak asing lagi. Memang pengetahuan itu diperoleh secara alamiah dari kehidupan sehari-hari, yang telah ada pada diri kita masing-masing namun hal ini belum
cukup
mengingat
kehidupan
masyarakat
dengan
segala
permasalahannya yang makin berkembang. Untuk menghadapi keadaan demikian pengetahuan sosial yang diperoleh secara alamiah tidak cukup. Disini perlu pendidikan formal khususnya pendidikan IPS. Menurut Ischak (2001:1.36) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala, dan masalah sosial di masyarakat dari meninjau dari berbagai aspek kehidupan
atau
satu
perpaduan.
Sedangkan
menurut
Mulyono
Abdurrahman (1996: 227) menjelaskan bahwa menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia, suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kehidupan manusia, menggunakan pengetahuan tentang hubungan manusia dengan sesamanya, hasil karya cipta manusia dan faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan manusia dan bagaimana memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam hubungannya dengan interaksi
Selanjutnya Saidiharjo dalam Hidayati, Munijem, dkk (2008:1.7) menyatakan bahwa IPS merupakan hasil kombinasi atau hasil pemfusian atau perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti : geografi, ekonami, sejarah, sosiologi, antropologi, dan politik. Senada dengan pendapat di
commit to user 28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
atas, Ischak (2001:1.36) menyatakan IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala, dan masalah sosial di masyarakat dari meninjau dari berbagai aspek kehidupan atau satu perpaduan. Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa IPS adalah salah satu mata pelajaran yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah sosial di lingkungan masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan yang sangat penting dipelajari sesuai dengan perkembangan jaman.
2) Tujuan Pendidikan IPS di Sekolah Dasar (SD) Setiap usaha pendidikan pasti mempunyai tujuan tertentu. Tujuan pendidikan IPS SD haruslah terkait dengan kebutuhan dan disesuaikan dengan tantangan-tantangan kehidupan yang akan dihadapi anak. Berkaitan dengan hal tersebut kurikulum 2004 untuk tingkat satuan SD menyatakan bahwa, Pengetahuan Sosial (sebutan IPS dalam kurikulum 2004), bertujuan untuk : 1) Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis. 2) Mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan kratif, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan social. 3) Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai social dan kemanusiaan 4) Meningkatkan kemampuan bekerjasama dan berkomptensi dalam masyarakat yang majemuk, baik secara nasional dan global. Selain itu menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2009:34) mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : l)
Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. 2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
commit to user 29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. 4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sarna dan berkompetisi dalam masayarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Sedangkan menurut Gros dalam Etin Solihatin dan Raharjo (2009:14) menyebutkan bahwa tujuan pendidikan
IPS adalah untuk
mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam kehidupannya di masyarakat. Kemudian Nursid Sumaatmadja berpendapat dalam Hidayati,
didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya serta bagi Selanjutnya Gros dalam Etin Solihatin dan Raharjo (2009:14) menjelaskan bahwa tujuan pendidikan IPS adalah untuk mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam kehidupannya di masyarakat. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan IPS di SD adalah membina siswa menjadi pribadi yang baik, memiliki
pengetahuan,
pemahaman,
sikap
belajar,
kemampuan
memecahkan masalah, dan keterampilan sosial.
3) Ruang lingkup Mata Pelajaran IPS Pembelajaran IPS di SD dirasakan penting sebagaimana asumsi para ahli di bidang Pendidikan IPS yang memang kajian IPS yang dibagi ke dalam sub-sub materi yang terorganisir secara runtut dan kontinue. Materi pembelajaran IPS disusun secara komprehensif runtut, dan kurikulum IPS ini memungkinkan adanya multimetode dalam proses pembelajaran. Ada 5 macam sumber materi IPS menurut Hidayati, Munijem, dkk (2008:2.6), antara lain :
commit to user 30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negara dan dunia dengan berbagai permasalahannya. 2) Kegiatan manusia misalnya : mata pencaharian, pendidikan, keagamaan, produksi, komunikasi, dan transportasi. 3) Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan antropologi yang terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat sampai yang terjauh. 4) Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokoh-tokoh dan kejadian-kejadian yang besar. 5) Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan, pakaian, permainan, dan keluarga. Sedangkan
Depdiknas
(2003:3)
menyatakan
ruang
lingkup
mempelajari IPS meliputi : 1) interaksi sosial, 2) manusia, 3) kebutuhan materi, 4) kehidupan, 5) norma dan kehidupan, 6) sikap. Dalam pembelajaran IPS kelas II semester II terdapat beberapa macam pokok bahasan yang harus dipahami oleh anak, antara lain : kedudukan dan peran anggota keluarga, melaksanakan peran dalam anggota keluarga, kerjasama di lingkungan tetangga. Pada penelitian ini Peran Anggota Keluarga . Karena pokok bahasan ini terdapat beberapa konsep abstrak yang penting dan perlu dipahami oleh siswa, oleh karena itu dengan mengenal keadaan siswa SD Negeri 1 Logede peneliti merasa pada pokok bahasan ini terasa sulit dipahami jika hanya menggunakan metode pembelajaran yang kurang tepat. Maka dari itu peneliti menerapkan metode pembelajaran inovatif dalam membelajarkan materi tersebut, dengan tujuan agar siswa lebih mudah memahami konsep peran anggota keluarga sehingga siswa dapat menerapkan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari. Peran Anggota Keluarga siswa diajak untuk mengenal siapa saja yang termasuk anggota keluarganya baik keluarga inti maupun keluarga besar, sehingga dapat memahami silsilah keluarganya,
mengetahui
kedudukan
commit to user 31
dan
peran
setiap
anggota
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
keluarganya terutama keluarga inti. Sub-sub pokok bahasan inilah yang akan dipelajari siswa menggunakan metode pembelajaran inovatif.
2. a.
Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Metode STAD
Pengertian Model Pembelajaran Menurut Dewi Salma Prawiradilaga (2007:33) istilah model dapat diartikan sabagai tampilan grafis, prosedur kerja yang teratur atau sistematis, serta mengandung pemikiran bersifat uraian atau penjelasan berikut saran. Senada dengan pendapat tersebut menurut http://id.wikipedia.org/wiki/Model, odel adalah rencana, representasi, atau deskripsi yang menjelaskan suatu objek, sistem, atau konsep, yang seringkali berupa penyederhanaan ata
Selanjutnya Toeti Sukamto dan Udin
Saripudin Winataputra dalam Anton Sukarno (2006:144) menyatakan bahwa model dapat diartikan sebagai kerangka konseptual, benda tiruan atau barang. Sedangkan pembelajaran itu sendiri menurut Qemar Hamalik (2001:7) pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, internal material fasilitas perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Gagne dalam Isjoni (2010:72-73) menyatakan
An active proses and suggests teaching involves
facilitating active mental process by students
bahwa dalam proses
pembelajaran siswa berada dalam posisi proses mental yang aktif, dan guru berfungsi mengkondisikan terjadinya pembelajaran. Secara singkat Degeng dalam Made Wena (2009:2) menyatakan pembelajaran berarti upaya membelajarkan siswa. Dari uraian tentang model dan pembelajaran, Joice dan Weil dalam Isjoni (2010:73) berpendapat model pembelajaran adalah suatu pola atau rencana yang sudah direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar dikelasnya. Senada dengan hal tersebut
menurut Toeti
Sukamto dan Udin Saripudin Winataputra dalam Anton Sukarno (2006:144) model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
commit to user 32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar umtuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang, pembelajar dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan belajar mengajar. Dari uraian yang dikemukakan di atas maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah bentuk, gambaran atau rencana suatu proses kegiatan yang diupayakan untuk membelajarkan siswa sehingga siswa dapat memperoleh apa yang menjadi tujuan dari pembelajaran tersebut dalam alokasi waktu yang telah direncanakan.
b. Model Pembelajaran Kooperatif 1) Pengertian model pembelajaran kooperatif Model pembelajaran yang dipilih dan dikembangkan oleh guru hendaknya
dapat
mendorong
siswa
untuk
belajar
dengan
mendayagunakan potensi yang mereka miliki secara optimal. Model pembelajaran yang inovatif diharapkan dapat
menumbuhkan dan
meningkatkan motivasi belajar siswa agar mereka tidak jenuh dengan proses belajar yang berlangsung. Menurut Wina Sanjaya (2006:240) pembelajaran kooperatif merupakan
model
pembelajaran
dengan
menggunakan
system
pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heteregon). Sedangkan menurut Sugiyanto (2008:35) pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Hal tersebut di atas ditegaskan oleh Slavin dalam Etin Solihatin dan Raharjo (2009:4) bahwa cooperative learning lebih dari sekedar belajar kelompok atau kelompok kerja, karena belajar daalam model cooperative
commit to user 33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan-hubungan yang bersifat interdependensi yang efektif diantara anggota kelompok. Dari
pendapat
di
atas
dapat
disimpulkan
bahwa
model
pembelajaran kooperatif adalah sebuah bentuk, gambaran atau rencana pembelajaran dimana siswa diajak untuk bekerjasama antara anggota satu dengan yang lain dalam satu kelompok belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2) Karkteristik model pembelajaran kooperatif Slavin (2009: 11) menyatakan bahwa STAD terdiri dari lima komponen utama yaitu presentasi kelas kelompok, tes, nilai peningkatan individu dan penghargaan kelompok 4 - 5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis, jenis kelamin dan suku. Sedangkan menurut Roger dan David Johnson dalam Agus Suprijono (2009 :58) menyatakan bahwa Untuk mencapai hasil yang maksimal. Lima unsur model pembelajaran kooperatif harus di terapkan yaitu : a) Positive interdependence, b) Personal responsibility, c) Face to face promotive interaction, d) Interpersonal skill, e) Group processing. Senada dengan pendapat di atas Menurut Lie dalam Sugiyanto (
-ciri model pembelajaran kooperatif adalah : (1) saling
ketergantungan positif; (2) interaksi tatap muka; (3) akuntabilitas individu; (4) ketrampilan menjalin hubungan antar pribadi atau
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan karakteristik model pembelajaran kooperatif, yaitu adanya : a) Saling ketergantungan positif Setiap anggota harus bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar yang lain juga berhasil.
commit to user 34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Tanggung jawab perseorangan Setiap anggota kelompok mempertanggung jawabkan aktivitasnya agar tidak mengganggu kinerja tim. c) Tatap muka Siswa berinteraksi langsung dengan anggota lainnya untuk mencapai tujuan. d) Komunikasi antar anggota Keberhasilan kelompok sangat bergantung pada kesedian para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengemukakan pendapatnya. e) Evaluasi kelompok Evaluasi kerja kelompok dilaksanakan agar siswa dalam kerja kelompok berikutnya dapat berjalan lebih efektif. Pembelajaran kooperatif berbeda dengan model pembelajaran lainnya karena proses pembelajaran kooperatif lebih menekankan kepada proses kerjasama dalam kelompok. Tujuan yang ingin dicapai tidak hanya kemampuan akademik dalam pengertian penguasaan bahan pelajaran, tetapi juga ada unsur kerja sama untuk penguasaan materi tersebut.
3) Keunggulan Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Sugiyanto (2008 : 41-42) keunggulan pembelajaran kooperatif sebagai suatu model pembelajaran di antaranya : a) Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial. b) Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, ketrampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandanganpandangan. c) Berbagai ketrampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan atau dipraktekkan. d) Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan sistuasi dari berbagai perspektif. e) Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik.
commit to user 35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sedangkan menurut Wina Sanjaya (2006:247-248) keunggulan model pembelajaran kooperatif di antaranya : a) Melalui model pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru. b) Model pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan idea tau gagasan secara verbal. c) Model pembelajaran kooperatif dapat membantu anak untuk respek pada orang lain. d) Model pembelajaran kooperatif dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar. Selanjutnya menurut Soewarso (1998:22) pembelajaran kooperatif memiliki keunggulan, meliputi: a) Kooperatif membantu siswa mempelajari isi materi pelajaran yang sedang dibahas. b) Hadiah atau penghargaan yang diberikan akan akan memberikan dorongan bagi siswa untuk mencapai hasil yang lebih tinggi. c) Siswa yang lambat berfikir dapat dibantu untuk menambah ilmu pengetahuannya. d) Pembentukan kelompok-kelompok kecil memudahkan guru untuk memonitor siswa dalam belajar bekerja sama. Model pembelajaran kooperatif akan dapat memberikan nuansa baru di dalam pembelajaran oleh oleh semua bidang studi atau mata pelajaran yang diampu guru. Karena pembelajaran kooperatif dan beberapa hasil penelitian baik pakar pendidikan dalam negeri maupun luar negeri telah memberikan
dampak
luas
terhadap
keberhasilan
dalam
proses
pembelajaran. Dampak tersebut bukan hanya kepada siswa akan tetapi juga kepada guru dan interaksi edukatif muncul dan terlihat peran guru maupun siswa. c. Metode-metode dalam Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Hidayati, dkk (2008:7-20) Kata metode berasal dari bahasa
(2007:36) mengemukakan bahwa dalam pendidikan kata metode digunakan untuk
menunjukkan
serangkaian
kegiatan
commit to user 36
guru
yang
terarah
yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menyebabkan siswa belajar. Sehubung dengan hal tersebut Hamzah B. Uno mendefinisikan bahwa metode pembelajaran adalah sebagai cara yang digunakan guru, yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode adalah serangkaian kegiatan guru yang terarah yang menyebabkan siswa belajar, sehingga proses pembelajaran berjalan efektif. Metode-metode dalam model pembelajaran kooperatif menurut Sugiyanto (2008 : 42-54) antara lain : 1) Metode STAD (Student Teams Achievement Division). Metode ini dipandang paling sederhana. Banyak guru menggunakan metode ini untuk menyampaikan informasi akademik baru kepada siswanya baik secara verbal maupun tertulis. Semua anggota mempelajari materi secara bersama-sama dalam kelompok, karena guru langsung menyampaikan materi secara bersama-sama kepada semua siswanya. 2) Metode Jigsaw. Metode ini berbeda dengan STAD, dalam metode jigsaw setiap kelompok menunjuk perwakilan salah satu anggotanya yang dianggap
paling pintar,
perwakilan-perwakilan
tersebut kemudian
bergabung menjadi satu kelompok dan disebut kelompok pakar, guru menyampaikan materi kepada kelompok pakar, setelah itu kelompok pakar kembali ke kelompoknya masing-masing dan menerangkan materi yang sudah diterimanya kepada anggota yang lain dalam satu kelompok. 3) Metode GI (Group Invetigation). Metode ini merupakan metode yang paling kompleks karena melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi, sehingga metode ini menuntut siswa memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun ketrampilan dalam memiliki kelompok (group process skills). 4) Metode Struktural. Meskipun banyak memiliki kesamaan dengan metode lainnya, metode structural menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang
untuk
mempengaruhi
pola-pola
commit to user 37
interaksi
siswa
dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menghendaki agar siswa bekerja sama dan saling bergantung dalam kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. Dalam penelitian ini model pembelajaran yang digunakan dalam pelajaran IPS materi mendeskripsikan peran anggota keluarga adalah model pembelajaran kooperatif dengan metode STAD.
d. Hakikat Metode STAD (Student Teams Achievement Division) 1) Pengertian Metode STAD Seorang guru harus dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dalam meningkatkan hasil pembelajaran yaitu dengan memahami dan menerapkan model dan metode pembelajaran yang tepat. Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah metode STAD. Menurut Robert E. Slavin (2008:143) STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. Selanjutnya Sutrisni Andayani (2007) pada http://trisnimath.blogspot.com/ diunduh 5 Februari 2011 menjelaskan bahwa Student team achievement divisions (STAD) merupakan metode yang paling sederhana dimana siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerja, jenis kelamin dan suku. Senada
dengan
pendapat
di
atas
Menurut
http://www.trisnimath.blogspot.com/ di unduh 3 Juni 2011 model pembelajaran kooperatif metode Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu. Sedangkan
commit to user 38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Roestiyah (1976 : 25) menyatakan bahwa STAD lebih mementingkan sikap dari pada teknik dan prinsip, yaitu partisipasi dalam rangka mengembangkan potensi kognitif dan afektif. Selain menjadi metode pembelajaran yang sederhana serta mudah dilaksanakan metode STAD juga memiliki sejumlah kelebihan. Menurut Roestiyah (1976 : 25) menyebutkan kelebihan metode STAD, yaitu : 1) Siswa lebih mampu mendengar, menerima dan menghormati serta menerima orang lain. 2) Siswa mampu mengidentifikasi akan perasaannya, juga perasaan orang lain. 3) Siswa dapat menerima pengalaman dan dimengerti orang lain. 4) Siswa mampu menyakinkan dirinya untuk orang lain dengan membantu orang lain dan meyakinkan dirinya untuk saling memahami dan mengerti 5) Mampu mengembangkan potensi yang berhasil guna dan berdaya guna, kreatif bertanggungjawab, mampu mengaktualisasikan dan mengoptimalkan dirinya terhadap perubahan yang terjadi. Sedangkan menurut http://yankcute.blogspot.com/keunggulan pembelajaran.html metode STAD memiliki kelebihan dan kelemahan, diunduh 1 Februari 2011 kelebihan metode STAD adalah sebagai berikut: 1) Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok. 2) Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama. 3) Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok. 4) Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat. Selanjutnya Davidson dalam Nurasma (2006:26) menyebutkan kelebihan metode STAD antara lain : 1) Meningkatkan kecakapan individu 2) Meningkatkan kecakapan kelompok 3) Meningkatkan komitmen 4) Menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebaya 5) Tidak bersifat kompetitif, tidak memiliki rasa dendam
commit to user 39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kelebihan metode STAD telah dibuktikan oleh Ghazi Ghaith dalam Jurnal Internasional http://www.sciencedirect.com/science diunduh 5 Learners' perceptions of their
STAD
cooperative
experience
persepsi
Pembelajar
dari
pengalaman mereka tentang kooperatif STAD). Pembelajaran kooperatif (STAD) telah terbukti unggul bentuk individualistis dan kompetitif instruksi dalam meningkatkan hasil kognitif dan non-kognitif dari sekolah. Sedangkan Menurut Journal Internasional yang ditulis oleh Abu dan Flower http://www.scholar.lib.vt.edu/journalis diunduh 5 Februari 2011 menyatakan bahwa : Allen and Van Sickle (1984) used STAD as the experimental treatment in as study involving low achieving student. They found that the cooperative learning group scored significantly higher on a
penelitian yang dilakukan oleh Allen dan Van Sickle (1984) menggunakan STAD
sebagai
menyatakan
perlakuan
prestasi
yang
percobaan
pada
rendah.
Mereka
sebuah
pembelajaran
menemukan
bahwa
pembelajaran kelompok kooperatif menghasilkan skor yang signifikan lebih tinggi pada tes geografi. Selain kelebihan-kelebihan yang telah disebutkan di atas, metode STAD
juga
memiliki
kekurangan
dalam
http://yankcute.blogspot.com/keunggulan-dan-kekuranganpembelajaran.html, diunduh 1 Februari 2011diuraikan pula kekurangan metode STAD diantaranya sebagai berikut: 1) Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target kurikulum. 2) Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif. 3) Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat melakukan model pembelajaran kooperatif. 4) Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama. Sedangkan menurut Slavin dalam Nurasma (2006:2007 ) yaitu: 1) Konstribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang
commit to user 40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan karena peran anggota yang pandai lebih dominan. Menurut Kagan dalam Kauchak (1998:136,137) mengatakan adanya kekurangan metode STSD adalah : 1) Kelas yang ramai namun tidak produktif. Ketika menerapkan strategi belajar bersama, kita harus berharap agar kelas lebih ramai sedikit karena siswa bekerja dan berbicara dalam kelompok kecil. Namun sesuatu yang berkelebihan, bagaimanapun akan mengganggu guru dan mengganggu fungsi kelompok dan kelas lainnya. 2) Siswa gagal untuk saling mengenal. biasanya terjadi pada siswa yang terisolasi secara sosial. Dalam kegiatan belajar, siswa duduk diam terisolir dari siswa-siswa lainnya. Belajar bersama mengharuskan mereka berbicara, mendengarkan dan membantu lainya untuk belajar. Proses biasanya dibuat lebih rumit oleh keheterogenan kelompok tersebut. 3) perilaku yang salah, biasanya timbul karena adanya ketidaktahuan siswa tentang apa yang harus dilakukan dalam pembelajaran kooperatif. Hal ini yang menimbulkan peningkatan masalah manajemen pada siswa sehingga memerlukan solusi untuk masalah potensial yang menantang, pemikiran lebih, penyusunan dan pengawasan agenda dan pengawasan siswa dengan hati-hati. 4) Perilaku yang salah, biasanya timbul karena adanya ketidaktahuan siswa tentang apa yang harus dilakukan dalam pembelajaran kooperatif. 5) penggunaan waktu yang tidak efektif. Terjadi oleh karena siswa yang bergurau dan bermain sendiri sedangkan siswa lainnya sibuk melakukan aktivitas kelompok. Pengawasan guru yang tidak cermat dalam mengawasi kinerja guru selama pembelajaran kelompok tidak efektif. Walaupun terdapat kekurangan dalam metode STAD namun dapat diatasi dengan pemilihan tingkat kesulitan materi yang dipilih untuk disampaikan dengan metode STAD sehingga tidak banyak memakan waktu. Guru harus mempelajari dengan sungguh komponen-komponen metode STAD sebelum menggunakannya sehingga guru benar-benar menguasai/memahaminya, dan sejak awal guru harus menanamkan dan membiasakan sikap bekerja sama sehingga siswa tidak canggung, terbiasa dan senang bekerja sama.
commit to user 41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Metode STAD ini mempunyai kelebihan dan kelemahan yang harus dipahami oleh guru sehingga di dalam pembelajaran guru dapat memanfaatkan
kelebihan
metode
STAD
meminimalisir
kelemahan-kelemahannya
dengan yang
maksimal
diharapkan
dan dapat
menciptakan pembelajaran yang efektif sehingga dapat mencapai tujuan dari pembelajaran yang dilaksanakan. Dengan melihat kelebihan-kelebihan metode STAD dan kesesuaian dengan kondisi siswa kelas II SD Negeri 1 Logede inilah yang mendorong penulis memilih model pembelajaran kooperatif metode STAD.
2) Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Metode STAD Menurut Jozua Sabandar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode STAD diawali dengan guru menyajikan materi pelajaran, dilanjutkan dengan siswa bekerja dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 anggota, selanjutnya setelah kegiatan kelompok dilakukan maka setiap siswa akan mengerjakan Senada dengan pendapat tersebut menurut Ibrahim dalam Tri Yudowibowo (2010:52) pembelajaran kooperatif metode STAD merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa dalam pembelajaran kooperatif metode STAD dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Kelompok kecil ini mempunyai anggota 4-5 siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, rendah, terdiri dari laki-laki dan perempuan, dan apabila memungkinkan berasal dari suku, agama dan etnis yang berbeda. Sedangkan menurut http://www.iqbalali.com, diunduh 23 Februari 2010 diuraikan langkah-langkah pembelajaran dalam metode STAD adalah sebagai berikut : 1) Penyajian kelas (class presentation). Guru menyajikan materi didalam kelas secara klasikal yang difokuskan pada konsep-konsep dari materi yang akan dibahas saja.
commit to user 42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Pembentukan kelompok (teams). Siswa disusun dalam kelompok yang anggotanya
heterogen
(baik
prestasi
akademis
maupun
jenis
kelaminnya). 3) Pemberian tes atau kuis. Setelah belajar kelompok selesai diadakan tes atau kuis yang sifatnya individual dengan tujuan untuk mengukur kemampuan belajar siswa terhadap materi yang telah dipelajari. 4) Pemberian skor peningkatan individu (individual improvement skor). Hal ini dilakukan untuk memberikan kepada siswa suatu sasaran yang dapat dicapai jika mereka bekerja keras dan memperlihatkan hasil yang baik dibandingkan dengan hasil sebelumnya. Pengelolaan skor hasil kerjasama siswa dilakukan dengan urutan sebagai berikut : Skor awal, skor tes, skor peningkatan skor kelompok. 5) Penghargaan kelompok (team recognition). Penghargaan kelompok ini diberikan dengan memberikan hadiah sebagai penghargaan atas usaha yang dilakukan oleh kelompok selama belajar. Slavin (2008:143-157) mengemukakan ada 5 langkah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif metode STAD ini, yaitu: a.
Persiapan Pada tahap ini guru memulainya dengan menyampaikan kepada siswa apa yang hendak dipelajari dan mengapa hal itu penting. Selanjutnya guru menyampaikan secara khusus tujuan pembelajaran. Guru membangkitkan motivasi rasa ingin tahu siswa tentang materi apa yang akan mereka pelajari. Kemudian dilanjutkan dengan memberikan apersepsi sebagai pengantar menuju materi.
b.
PenyajianMateri Dalam mengembangkan materi pembelajaran perlu ditekankan beberapa
hal
sebagai
berikut:
(1)
mengembangkan
materi
pembelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok; (2) menekankan bahwa belajar adalah memahami makna dan bukan sekadar hafalan; (3) memberikan umpan balik sesering mungkin untuk mengontrol pemahaman siswa; (4) memberi
commit to user 43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penjelasan atau alasan mengapa jawaban itu benar atau salah dan (5) beralih pada materi berikutnya jika siswa telah memahami masalah yang ada. c.
Tahap Kerja Kelompok Pada tahap ini, siswa diberi kertas kerja sebagai bahan yang akan dipelajari dalam bentuk open-ended tasks. Dalam kerja kelompok ini siswa saling berbagi tugas, saling bantu menyelesaikan tugas dengan target setiap anggota kelompok mampu memahami materi secara benar.
d.
Tahap Tes Individu Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar telah dicapai, diadakan tes secara individual atau quiz mengenai materi yang telah dipelajari dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan open-ended tasks dimana tes individu dilakukan pada akhir setiap pertemuan.
e.
Tahap Penghargaan Penghargaan kelompok diberikan berdasarkan poin peningkatan kelompok. Skor kelompok adalah rata-rata dari peningkatan individu dalam kelompok tersebut. Penghargaan diberikan pada anggota tim yang paling baik/berprestasi. Dari empat pendapat yang telah diuraikan tersebut, maka dapat
disimpulkan langkah-langkah metode STAD adalah : a)
Kegiatan Pembukaan (1) Guru melakukan apersepsi untuk menggali pengetahuan awal siswa. Dalam hal ini guru menggunakan lagu dan gambar. (2) Guru
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
yang
telah
direncanakan kepada siswa. Melalui lagu atau gambar yang disampaikan dalam apersepsi guru mengarahkan siswa untuk menghubungkan apersepsi dengan tujuan pembelajaran.
commit to user 44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Kegiatan inti (1) Guru membagikan ringkasan materi serta menyampaikan materi/mempresentasikan pokok bahasan peran anggota keluarga. (2) Guru membagi siswa ke dalam kelompok heterogen yaitu kelompok yang terdiri dari anggota-anggota yang berbeda jenis kelamin serta kemampuannya. Pada penelitian ini jumlah siswa kelas II sebanyak 22 siswa dibagi ke dalam lima kelompok heterogen yaitu kelompok elang, rajawali, garuda, kenari, dan merpati setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa. (3) Guru membagikan Lembar Kerja Siswa ( LKS ) yang telah disiapkan sebelumnya serta membimbing siswa untuk memahami tugasnya. Siswa bekerja dalam kelompok. Guru tidak lupa meminta siswa yang sudah bisa memberikan bimbingan kepada temannya yang belum bisa. Dalam kegiatan ini guru melakukan penilaian proses. (4) Guru meminta setiap kelompok menyiapkan hasil kerjanya untuk dipresentasikan. (5) Kegiatan presentasi. Setiap kelompok mengirimkan dua anggota kelompoknya untuk menyampaikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. (6) Siswa bersama guru membahas hasil presentasi. (7) Siswa mengerjakan kuis/soal individu. (8) Guru melakukan penilaian. Hal ini dilakukan jika waktu masih memenuhi jika tidak bisa dilakuakan penialaian secara individu atau
kelompok
saja,
selanjutnya
bisa
dilakukan
setelah
pembelajaran usai. (9) Guru memberikan penghargaan. Penghargaan yang diberikan berupa tepuk tangan, acungan jempol, dan verbal.
commit to user 45
perpustakaan.uns.ac.id
c)
digilib.uns.ac.id
Kegiatan akhir (1) Guru melakukan refleksi dan mengajak siswa membuat kesimpulan pembelajaran. (2) Guru memberikan tindak lanjut. Tindak lanjut yang diberikan berupa pekerjaan rumah (PR) atau pesan/ nasihat yang berhubungan dengan materi. Langkah-langkah pembelajaran metode STAD yang telah disimpulkan
di atas akan menjadi pedoman peneliti dalam pelaksanaan pembelajaran peran anggota keluarga siswa kelas II SD Negeri 1 Logede Karangnongko Klaten pada Tahun Pelajaran 2010/2011.
B. Hasil Penelitian yang Relevan Sarifah Nurhasanah (2010) Tipe STAD untuk Meningkatkan Pemahaman Peristiwa Proklamasi Indonesia dalam Pelajaran IPS pada Siswa Kelas V SD Negeri 01 Pereng Karanganyar . Penerapan model pembelajaran koopeartif tipe STAD dapat meningkatkan pemahaman peristiwa proklamasi Indonesia pada siswa kelas V SD 01 Pereng. Pada siklus I, dan II dari 35 siswa mengalami peningkatan dari 17 siswa (51%) belajar tuntas mengalami belajar tuntas dari siklus I pertemuan pertama menjadi 21 siswa 68% mengalami belajar tuntas, pertemuan kedua menjadi 24 siswa 71% belajar tuntas dan pada siklus II pertemuan pertama menjadi 29 siswa 83% belajar tuntas serta pertemuan kedua menjadi 32 siswa menjadi 94% mengalami belajar tuntas. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa kelas VII SMP Menyimpulkan bahwa Student Team Achievement Division (STAD) terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Sebelum dilakukan tindakan persentasi pencapaian Standar Ketuntasan Batas Minimal (SKBM) penguasaan konsep 70 %, siklus I menjadi 90 % dan siklus II mencapai 95 %, sedangkan rata-ratanya sebelum tindakan 6.8 siklus I menjadi 8,05 dan siklus II
commit to user 46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mencapai 8,3. Persentasi pencapaian SKBM kinerja ilmiah sebelum tindakan 70 %. Ini menunjukkan bahwa indikator kinerja dapat tercapai. Bambang Riyadi (2009) Model Cooperative Learning Tehnik Student Teams Achievement Division (STAD) Kelas IX/C di SLB B
C Ypaalb Langenharjo Grogol Sukoharjo Tahun Pelajaran
. Nilai ulangan harian IPS pada kondisi awal nilai terendah 30 dan nilai tertinggi 55. Nilai ulangan harian IPS pada Siklus I nilai terendah 45 dan nilai tertinggi 60. Nilai ulangan harian pada siklus II nilai terendah 60 dan nilai tertinggi 70. Dengan demikian peneliti dapat menyimpulkan berdasarkan nilai rentangan tersebut diatas, maka ada peningkatan kualitas pembelajaran IPS melalui model Cooperatife Learning tehnik STAD kelas IX/C di SLB B
C
YPAALB Langenharjo,Grogol, Sukoharjo. Dari ketiga penelitian diatas menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif metode STAD dapat mempengaruhi pemahaman konsep siswa. Hal tersebut mendorong penulis untuk melakukan penelitian mengenai peningkatan pemahaman konsep peran anggota keluarga melalui model pembelajaran kooperatif metode STAD siswa kelas II SD Negeri 1 Logede Karangnongko Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011.
C. Kerangka Berpikir Berdasarkan kajian teori di atas maka dapat disusun kerangka pemikiran. Pada kondisi awal pembelajaran guru masih menggunakan pembelajaran yang konvensional yaitu guru hanya banyak bercerita tanpa menggunakan media kemudian memberikan soal-soal yang menjadikan siswa merasa bosan, enggan dan menjadi pasif dalam mengikuti pembelajaran IPS sehingga siswa kurang bisa memahami materi mendeskripsikan peran anggota keluarga yang diberikan guru sehingga pemahaman konsep peran anggota keluarga siswa rendah. Dengan kondisi tersebut, maka peneliti menerapkan pembelajaran model koopratif metode STAD untuk meningkatkan pemahaman konsep peran anggota keluarga . Dalam model pembelajaran kooperatif terdapat prinsip kebersamaan. Melalui pembelajaran kooperatif siswa dapat mendiskusikan dengan teman
commit to user 47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sekelompoknya masalah-masalah yang dirasa sulit. Melalui diskusi akan terjalin komunikasi, siswa dapat berbagi ide, dapat meningkatkan daya nalar dan keberanian siswa, keterlibatan siswa dalam situasi pembelajaran yang memberi kesempatan pada siswa untuk mengemukakan pendapatnya. Model pembelajaran kooperatif (STAD) membantu siswa dalam memahami pelajaran IPS khususnya materi mendeskripsikan peran anggota keluarga dan dapat membuat siswa mengalami kebermaknaan dalam belajar. Pada kondisi akhir pembelajaran, aktivitas kerjasama dan partisipasi siswa menjadi meningkat sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan pada akhirnya pemahaman konsep siswa dalam peran anggota keluarga meningkat. Hal ini dapat dilihat pada gambar 1 bagan kerangka berpikir penelitian sebagai berikut :
Kondisi Awal
Pembelajaran bersifat Konvensional berpusat pada guru, siswa pasif dalam materi mendeskripsikan peran anggota keluarga
Tindakan Penerapan model pembelajaran kooperatif metode STAD Kondisi Akhir
Pemahaman konsep siswa terhadap Peran anggota keluarga Kelas II SDN 1 Logede, Karangnongko, Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011 rendah.
Siklus I
Hipotesis Tindakan Meningkatnya pemahaman konsep peran anggota keluarga pada siswa kelas II SD Negeri 1 Logede, Karangnongko, Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011 Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir Penelitian.
commit to user 48
Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pemikiran di atas dapat diajukan Model pembelajaran kooperatif metode STAD dapat meningkatkan pemahaman konsep peran anggota keluarga pada siswa kelas II SD Negeri 1 Logede Karangnongko Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011 .
commit to user 49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Logede Kecamatan Karangnongko Kabupaten Klaten. Sekolah ini memiliki 6 ruang kelas, yaitu kelas I, I, II, II, III, IV, V dan VI, memiliki 1 orang kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru olah raga, 1 orang guru agama Islam, 1 guru bahasa Inggris dan 1 orang tukang kebun. Dipilihkan di sekolah ini karena mempertimbangkan penulis yang merupakan guru wiyata bhakti di sekolah tersebut ingin meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah ini dan jarak rumah penulis dengan tempat penelitan relatif dekat sehingga semuanya itu dapat mempermudah dalam penelitian.
B. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama enam bulan yaitu pada semester II bulan Januari sampai bulan Juni. Tahap penyusunan dan pengajuan proposal adalah pertengahan bulan Januari sampai akhir bulan Februari. Tahap mengurus ijin penelitian selama dua minggu yaitu minggu pertama dan minggu kedua pada awal bulan Maret. Tahap pelaksanaan penelitian dilaksanakan selama satu bulan yaitu pada minggu ketiga dan keempat pada bulan Maret serta minggu kedua dan minggu ketiga bulan April. Tahap analisis data dilaksanakan pada minggu pertama dan minggu kedua pada bulan April. Tahap penyusunan laporan penelitian pada minggu ketiga dan keempat bulan April sampai minggu ketiga bulan Mei. Kemudian ujian sekripsi dilaksanakan pada minggu keempat bulan Mei. Revisi dilaksanakan pada minggu kedua dan kedua bulan Juni. Pengesahan laporan pada minggu ketiga bulan Juni. Dan pengiriman laporan dlakukan pada akhir bulan Juni. Adapun jadwal pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 81.
commit to user 50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Bentuk dan Strategi Penelitian 1. Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Diskriptif Kualitatif dan jenis penelitiannya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena data yang diperoleh atau dikumpulkan berupa data langsung, tercatat dari kegiatan lapangan. Dalam penelitian tindakan kelas, guru sebagai penulis, guru dapat menemukan permasalahan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran dan guru sendiri diharapkan dapat memecahkan masalah tersebut.
2. Strategi Penelitiaan Dalam penelitian ini menggunakan strategi model siklus Suharsimi Arikunto, dkk (2007 : 75-80) menyatakan bahwa PTK terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan yang ada pada setiap siklus, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Adapun rancangan penelitian ini sebagai berikut : a. Perencanaan Kegiatan ini meliputi : 1) Membuat perencanaan pengajaraan 2) Mempersiapkan alat peraga 3) Membuat lembar observasi 4) Membuat alat evaluasi b. Pelaksanaan Tindakan Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahapan ini adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagaimana yang telah direncanakan. c. Observasi Dalam tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan. d. Refleksi Dalam tahap ini data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan dan dianalisis, guna mengetahui seberapa jauh tindakan telah membawa perubahan dan apa atau di mana perubahan terjadi.
commit to user 51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SD Negeri 1 Logede Karangnongko Klaten dengan jumlah siswa 22 orang yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Sebagian besar siswa berasal dari keluarga ekonomi menengah ke bawah. Alasan pemilihan subjek penelitian pada siswa kelas II karena penulis merupakan wali kelasnya, sehingga penulis sudah memahami karakter siswa, kondisi dan masalah-masalah yang terjadi dalam kelas II SD Negeri 1 Logede Karangnongko Klaten.
E. Sumber Data Sumber data atau informasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu : 1. Sumber data pokok (primer) yaitu : a) Siswa SD Negeri 1 Logede khususnya kelas II sebagai subjek penelitian b) Guru sebagai sumber informasi, terutama guru kelas II (peneliti) yang lebih mengenal tentang seluk beluk siswanya dan mengetahui bagaimana perkembangan prestasi siswanya. 2. Sumber data skunder, antara lain: a) Dokumentasi Pengumpulan data-data tertulis, misalnya daftar nilai formatif IPS siswa khususnya materi peran anggota keluarga. b) Tes hasil belajar Siswa akan dites atau diuji kemampuan oleh guru Tes dilaksanakan setelah pelaksanaan tindakan kelas. Tes digunakan sebagai alat pembanding prestasi siswa. Dan mengeatahui kemampuan pemahamannya tercapai atau tidak. c) Lembar Observasi Observasi digunakan dalam mengamati proses pembelajaran.
commit to user 52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
F. Teknik Pengumpulan Data Sejalan dengan data yang akan dikumpulkan serta sumber data yang ada, maka teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain : 1. Observasi Menurut Karl Popper dalam Rochiati (
untuk mengamati proses pembelajaran IPS materi peran anggota keluarga yang sedang berlangsung dikelas II SD Negeri 1 Logede. Observasi ini bertujuan untuk mengamati kegiatan yang dilakukan guru dan siswa di dalam kelas sejak sebelum melaksanakan tindakan, saat pelaksanaan tindakan sampai dengan akhir pelaksanaan tindakan. Peran penulis dalam kegiatan ini adalah melaksanakan pembelajaran dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas dan melakukan observasi keaktifan siswa dalam kegiatan kelompok. Sedangkan guru pamong berperan sebagai pengamat jalannya pembelajaran dikelas. Dalam hal ini pengamat mengambil posisi ditempat duduk belakang, mengamati jalannya proses pembelajaran berlangsung. Selain mengamati aktivitas siswa saat proses pembelajaran dikelas juga mengamati kerja guru dalam mengelola kelas selama pembelajaran berlangsung. Sedangkan observasi tehadap guru difokuskan pada kemampuan guru dalam menerapkan pendekatan STAD. Hasil observasi (dapat dilihat pada lampiran 6, 7, 15, 16 halaman 104, 106, 142, 144) didiskusikan bersama penulis untuk kemudian dianalisis bersama untuk mengetahui berbagai kelemahan ataupun kelebihan dalam penerapan pendekatan STAD yang telah dilakukan untuk kemudian diupayakan solusinya. Solusi yang telah disepakati bersama antara penulis dan guru pamong dapat dilaksanakan pada siklus berikutnya. Observasi terhadap guru difokuskan pada perilaku guru kelas II saat mengajar, juga dilakukan pada perilaku siswa kelas II SD Negeri 1 Logede ketika tindakan berlangsung berkaitan dengan peningkatan pemahaman konsep peran anggota keluarga.
commit to user 53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pemberian skor dalam observasi pada penelitian ini menggunakan skala Likert dalam Sukardi (2003 : 146 - 147) yaitu menilai sikap atau tingkah laku yang diinginkan oleh peneliti dengan mengajukan pertanyaan kepada responden dan responden dianjurkan untuk memilih kategori jawaban yang telah disediakan missalnya 1 (kurang baik), 2 (cukup), 3 (Baik), 4 (Sangat baik). Menurut Amir (2007:134) Observasi dilakukan untuk memantau proses dan dampak pembelajaran yang diperlukan utnuk menata langkahlangkah perbaikan agar lebih efektif dan efisien. Observasi dipusatkan pada proses dan hasil tindakan pembelajaran beserta peristiwa-peristiwa yang melingkupinya. Langkah-langkah observasi meliputi : 1). Perencanaan (Planning), 2). Pelaksanaan observasi kelas (Classroom), 3). Pembahasan balikan (Feedback). Langkah-langkah observasi dapat dilihat pada gambar 2 berikut:
Planning Classroom
Feedback
Gambar 2 Siklus observasi David Hopkins dalam Amir (2007 : 135).
2. Tes Pengertian tes menurut Bimo Walgito (1985:78) menyebutkan bahwa tes sebagai suatu metode atau alat untuk mengadakan penyelidikan yang menggunakan soal-soal, pertanyaan-pertanyaan atau tugas-tugas yang lain dimana persoalan-persoalan atau pertanyaan-pertanyaan dan sebagainya itu telah dipilih dengan seksama distandarisasikan, artinya telah ada standar tertentu. Penyusunan instrument tes dilakukan dengan berdasarkan pada kisikisi, indikator, dan jenis item skala pengukuran tes mata pelajaran IPS.
commit to user 54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pemberian tes pada siswa kelas II SD Negeri 1 Logede Karangnongko Klaten dilaksanakan pada setiap pertemuan pada akhir kegiatan pembelajaran setelah dilaksanakan pembahasan hasil kerja kelompok yang dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan yang diperoleh siswa pada materi peran anggota keluarga setelah kegiatan pembelajaran tindakan. Tes yang diberikan kepada siswa, yakni tes tertulis (mengerjakan soal kuis dalam bentuk menjodohkan, essay dan pilihan ganda).
3. Dokumentasi Kajian dilakukan pula pada arsip atau dokumen yang ada. Dokumen tersebut antara lain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, daftar nilai pemahaman konsep peran anggota keluaraga siswa kelas II SD Negeri 1 Logede sebelum dan sesudah menggunakan pembelajaran kooperatif metode STAD. Analisis dokumen dilakukan untuk mengetahui profil kemampuan siswa kelas II SD Negeri 1 Logede Karangnongko Klaten dalam proses dan kualiatas pemahaman siswa terhadap pembelajaran IPS materi peran anggota keluarga dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II.
G. Validitas Data Untuk menjamin validitas data yang dikumpulkan, dalam penelitian ini menggunakan triangulasi data, yaitu : Triangulasi data sumber/data, yaitu mengumpulkan data sejenis dari sumber yang berbeda. Data yang dikumpulkan dan dibandingkan peneliti adalah data nilai evaluasi dari keadaan awal sebelum tindakan, data nilai evaluasi siklus I, dan data nilai evaluasi siklus II yang telah dilaksanakan
dengan
pembelajaran
kooperatif
metode
STAD.
Setelah
pembelajaran berakhir observer dan peneliti melakukan pembahasan balikan.
commit to user 55
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
H. Teknik Analisis Data Yang dimaksud Analisis data adalah cara mengumpulkan dan mencatat data yang diperoleh dari hasil observasi atau melalui wawancara dan dokumentasi. Menurut Miles dan Huberman dalam Emzir (2010:129) ada tiga macam kegiatan dalam analisis data kualitatif, yaitu: 1. Reduksi Data Reduksi data yaitu proses pemilihan, pemokusan, penyederhanaan, abstraksi dan penstransformasian data mentah yang terjadi dalam catatancatatan lapangan tertulis. Pengumpulan data berproses, terdapat beberapa episode selanjutnya dari data yaitu membuat rangkuman, pengodean, membuat tema-tema, membuat gugus-gugus, membuat pemisahan-pemisahan. Reduksi data atau pentransformasian proses terus menerus setelah kerja lapangan, hingga laporan akhir lengkap. 2. Model Data Langkah utama dari kegiatan analisis data adalah model data. Model yang lebih baik adalah suatu jalan masuk utama untuk analisis kualitatif yang valid. Semua dirancang untuk merakit informasi yang tersusun dalam suatu yang dapat diakses secara langsung, bentuk yang praktis, dengan demikian peneliti dapat melihat apa yang terjadi dan dapat dengan baik menggambarkan kesimpulan
bergerak
ke
analisis
tahap
berikutnya
model
mungkin
menyarankan yang bermanfaat. 3. Verifikasi Kesimpulan Langkah ketiga dari aktivitas analisis adalah penarikan dan verifikasi kesimpulan. Dari permulaan pengumpulan data, penelitian merupakan validitas. Setelah data-data direduksi, disajikan langkah terakhir adalah dilakukan penarikan kesimpulkan: penarikan atau verifikasi. Data-data yang telah didapatkan dari hasil kemudian diujikan kebenarannya. Penarikan
commit to user 56
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kesimpulan ini merupakan bagian dari konfigurasi utuh, sehingga kesimpulankesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi data yaitu : pemeriksaan tentang benar tidaknya hasil laporan penelitian. Sedangkan kesimpulan adalah tinjauan ulang pada catatan dilapangan dapat diuji kebenarannya, kekokohannya. Berdasarkan uraian diatas maka reduksi data, penyajian data, kesimpulankesimpulan penarikan atau verfikasi sebagai suatu yang jalin menjalin pada saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis Adapun hubungan interaksi antara unsur-unsur kerja analisis tersebut dapat divisualisasikan dalam gambar 3 bagan siklus analisis interaktif Miles & Hubermann sebagai berikut: eePengumpulan Data ( Data Collection) Model Data Data Display Reduksi Data ( Data Reduction) Kesimpulan-kesimpulan penarikan / verifikasi Gambar 3 Bagan Siklus Analisis Interaktif Miles & Hubermann Dari bagan tersebut diatas, langkah-langkah yang akan ditempuh dalam penelitian ini adalah : 1. Melakukan analisis awal, bila data yang didapat dikelas sudah cukup data yang dikumpulkan 2. Mengembangkan bentuk sajian data, dengan menyusun coding dan matrik yang berguna untuk penelitian selanjutnya. 3. Melakukan analisis data dikelas dan mengembangkan matrik antar kasus 4. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian.
commit to user 57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Merumuskan kebijakan sebagai bagian dari pengembangan saran dalam laporan akhir penelitian.
I. Indikator Kinerja Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Yang menjadikan indikator kinerja dan keberhasilan penelitian ini adalah apabila pada siklus I 65%
J. Prosedur Penelitian Rencana banyaknya siklus dalam penelitian ini ada 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 2 kali tatap muka (1 kali tatap muka 2 x 35 menit). Prosedur penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas Suharsimi Arikunto, dkk (2006 : 74). Model penelitian dapat dilihat pada gambar 4 berikut: Permasalahan
Siklus I
Perencanaan tindakan I Refleksi I
Permasalahan baru hasil
Siklus II Apabila permasalahan belum terselesaikan
Perencanaan tindakan II Refleksi II
Dilanjutkan ke siklus berikutnya
Gambar 4. Model Penelitian Tindakan Kelas Suharsimi Arikunto
commit to user 58
Pelaksanaan tindakan I
Pengamatan/ pengumpulan data I Pelaksanaan tindakan II Pengamatan/ pengumpulan data II
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Siklus pertama (Siklus I) a. Tahap rencana tindakan, meliputi langkah-langkah sebagai berikut : 1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran IPS dengan indikator Menuliskan anggota keluarganya masing-masing, Membuat silsilah keluarga, Menjelaskan pengertian kedudukan dalam keluarga, Menyebutkan peran setiap anggota keluarga dengan model pembelajaran kooperatif metode STAD. 2) Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan 3) Menyiapkan soal tes yang dibutuhkan 4) Menyiapkan lembar penilaian 5) Menyiapkan lembar observasi b. Tahap pelaksanaan tindakan. Penulis melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP mata pelajaran IPS dengan indikator menuliskan anggota keluarganya masingmasing, membuat silsilah keluarga, menjelaskan pengertian kedudukan dalam keluarga, menyebutkan peran setiap anggota keluarga dengan model pembelajaran kooperatif metode STAD. c. Tahap observasi Pengamatan pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan guru pamong yaitu kepala sekolah menggunakan blangko observasi yang berupa instrumen-instrumen yang telah direncanakan. Sumber data diperoleh dari : guru pengajar (peneliti), siswa dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Hal-hal yang diamati adalah kondisi proses pembelajaran. Di samping itu juga kejadian-kejadian dan fakta-fakta lainnya selama proses pembelajaran berlangsung. Data yang dikumpulkan dengan penggunaan instrument, yaitu : 1) Data tentang tingkat belajar siswa terutama diperoleh dan lembar observasi aktivitas siswa. 2) Data tentang kondisi pembelajaran diperoleh dari lembar observasi kegiatan guru pengajar (peneliti).
commit to user 59
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Data tentang hasil belajar siswa diperoleh dari soal-soal tes evaluasi pencapaian pemahaman konsep yang berupa LKS maupun kuis. d. Tahap analisis dan refleksi Dari langkah observasi akan diperoleh data yang bermacam-macam (multi data). Data yang bersifat kualitatif dianalisis secara kelompokkelompokkan sehingga menunjukkan pola yang mengenai hasil tindakan dinilai berhasil atau efektif jika analisis data menunjukkan ketercapaian indikator-indikator yang telah diterapkan dalam tujuan penelitian. Hasil refleksi ini digunakan untuk memperbaiki kegiatan pada siklus berikutnya. 2. Siklus kedua (siklus II) a. Tahap rencana tindakan, meliputi langkah-langkah sebagai berikut : 1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran IPS dengan indikator menuliskan anggota keluarganya masing-masing, membuat silsilah keluarga, menjelaskan pengertian kedudukan dalam keluarga, menyebutkan peran setiap anggota keluarga dengan model pembelajaran kooperatif metode STAD. 2) Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan 3) Menyiapkan soal tes yang dibutuhkan 4) Menyiapkan lembar penilaian 5) Menyiapkan lembar observasi b. Tahap pelaksanaan tindakan. Penulis melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP mata pelajaran IPS indikator menuliskan anggota keluarganya masing-masing, membuat silsilah keluarga, menjelaskan pengertian kedudukan dalam keluarga, menyebutkan peran setiap anggota keluarga dengan model pembelajaran kooperatif metode STAD. c. Tahap observasi Pengamatan pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan guru pamong yaitu kepala sekolah menggunakan blangko observasi yang berupa instrumen-instrumen yang telah direncanakan. Sumber data diperoleh dari
commit to user 60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
: guru pengajar (peneliti), siswa dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Hal-hal yang diamati adalah kondisi proses pembelajaran. Di samping itu juga kejadian-kejadian dan fakta-fakta lainnya selama proses pembelajaran berlangsung. Data yang dikumpulkan dengan penggunaan instrument, yaitu : 1) Data tentang tingkat belajar siswa terutama diperoleh dan lembar observasi aktivitas siswa. 2) Data tentang kondisi pembelajaran diperoleh dari lembar observasi kegiatan guru pengajar (peneliti). 3) Data tentang hasil belajar siswa diperoleh dari soal-soal tes evaluasi pencapaian pemahaman konsep yang berupa LKS maupun kuis d. Tahap analisis dan refleksi Dalam tahap ini peneliti melakukan penilaian dan pengkajian terhadap hasil evaluasi data berkaitan dengan indikator kinerja siklus I. Sasaran pada siklus II adalah paling tidak terdapat 80% siswa yang mencapai KKM (60) dalam pengerjaan soal peran anggota keluarga. Apabila hasil evaluasi pada siklus ini menunjukkan bahwa sasaran telah tercapai maka penelitian dihentikan, namun bila sasaran pada siklus ini belum tercapai belum tercapai maka perlu diadakan siklus berikutnya.
commit to user 61
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1.
Deskripsi Lokasi Penelitian
Sekolah Dasar Negeri 1 Logede adalah sebuah Sekolah Dasar yang berdiri sejak 1 Agustus 1953. Sekolah dengan Nomor Statistik Sekolah (NSS) 101031011010 ini secara geografis terletak di Dusun Mendak Desa Logede Kecamatan Karangnongko Kabupaten Klaten. Sekolah ini memiliki beberapa ruang yang terdiri atas 6 ruang kelas, 1 ruang guru dan kepala sekolah, 1 ruang Usaha Kesehatan sekolah (UKS), 1 ruang perpustakaan, halaman yang luas untuk bermain, upacara, dan berolahraga, kebun sekolah dan pertamanan. Pada tahun pelajaran 2010/2011 Sekolah Dasar Negeri 1 Logede Kecamatan Karangnongko Kabupaten Klaten dipimpin oleh seorang kepala sekolah, dan memiliki 6 orang guru kelas, 1 orang guru mata pelajaran Penjaskes, 1 orang guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, dan 1 orang penjaga.
2. Deskripsi Kondisi Awal Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan proses pembelajaran kelas II SD Negeri 1 Logede di dapatkan data bahwa pembelajaran IPS pokok bahasan peran anggota keluarga Kelas II SD Negeri 1 Logede, selama ini dilaksanakan oleh guru kelas II dengan menggunakan model pembelajaran konvesional dimana proses pembelajaran yang dominasi oleh guru (teacher centered) sedangkan siswa lebih banyak diam dan mendengarkan penjelasan guru. Hanya beberapa siswa saja yang terlihat aktif saat mengikuti pelajaran, sedangkan sebagian besar lainnya kurang memperhatikan dan ada juga yang sama sekali tidak memperhatikan pelajaran. Disamping itu siswa kurang bersungguh-sungguh dalam mempelajari kedudukan dan peran anggota keluarga karena kurang mengerti arti pentingnya pembelajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari dan model pembelajaran yang digunakan kurang menarik sehingga
commit to user 62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pemahaman konsep peran anggota keluarga siswa kelas II SD Negeri 1 Logede rendah. Dari hasil evaluasi awal sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif metode STAD pada konsep IPS pokok bahasan peran anggota keluarga menunjukan pemahaman siswa masih rendah yaitu dari 22 siswa hanya 54,54% atau 12 siswa yang mendapatkan nilai diatas batas Kriteria Ketuntasan Minimum atau KKM ( nilai 60 ), sedangkan ada 10 anak yang nilainya di bawah KKM (dapat dilihat pada lampiran 2). Fakta hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mendapatkan nilai rendah. Dengan demikian dapat dikatakan pemahaman siswa tentang pokok bahasan peran anggota keluarga masih kurang, maka perlu ditingkatkan. Berdasarkan data nilai yang diperoleh pada tes awal (dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 81) dapat dibuat tabel 1 Distribusi Frekuensi Nilai Tes Awal Sebelum Tindakan sebagai berikut: Tabel 1. Distribusi Frekuensi Nilai Kondisi Awal IPS Materi Peran Anggota Keluarga Kelas II SD Negeri 1 Logede
No Interval Nilai 1 2 3 4 5 6
29 - 40 41 - 52 53 - 64 65 - 76 77 - 88 89 - 100 Jumlah
Frekuensi Nilai Tengah (fi) (xi) 6 4 2 2 5 3 22
fi.xi
Prosentase (%)
Keterangan
34,5 46,5 58,5 70,5 82,5 94,5
207 27,27 Di bawah KKM 186 18,18 Di bawah KKM 117 9,09 Di atas KKM 141 9,09 Di atas KKM 412,5 22,73 Di atas KKM 283,5 13,64 Di atas KKM 1347 100,00 Nilai Rata-rata = 1347 : 22 = 61,23 Ketuntasan Klasikal = 12 : 22 x 100% = 54,54%
Dari tabel 1 distribusi frekuensi penilaian hasil ulangan siswa kelas II SD Negeri 1 Logede pada kondisi awal sebelum tindakan yang ditampilkan pada tabel 1 dapat disajikan dalam bentuk gambar 5. grafik nilai kondisi awal pemahaman konsep peran anggota keluarga siswa kelas II SD Negeri 1 Logede:
commit to user 63
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 5. Grafik Nilai Kondisi Awal Pemahaman Konsep Peran Anggota Keluarga Siswa Kelas II SD Negeri 1 Logede
6
F r e k u e n s i
5 4 3 2 1 0 29 - 40
41 - 52
53 - 64
65 - 76
77 - 88
89 - 100
Nilai Atas dasar hal tersebut, guru berpikir tentang alternatif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan Mendeskripsikan Peran Anggota Keluarga pada siswa kelas Kelas II SD Negeri 1 Logede. Dari hasil pemikiran dan pengkajian dari berbagai sumber yang ada serta perkiraan hasil penerapan metode pembelajaran maka diterapkan suatu model pembelajaran kooperatif metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD). Hal ini bertujuan untuk membantu siswa yang masih memiliki pemahaman peran anggota keluarga yang masih rendah, selain itu juga untuk meningkatkan proses pembelajaran agar lebih efektif.
3.
Deskripsi Hasil Siklus a. Hasil Siklus I
Tindakan siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan selama 2 jam pelajaran ( 2 x 35 menit) yang dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 23 Maret 2011 dan Sabtu tanggal 26 Maret 2011. Adapun tahapan-tahapan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
commit to user 64
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Tahap Perencanaan Tahap perencanaan dilaksanakan sebagai awal tindakan pembelajaran. Adapun langkah-langkah persiapan peneliti dalam tahap perencanaan yaitu: Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan model kooperatif metode STAD, peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 83). Peneliti juga menyiapkan media yang berupa gambar-gambar anggota keluarga dan kartu silsilah keluarga , soal (lampiran 4 halaman 94), membagi kelompok (lampiran 5 & 14 halaman 103 & 141), dan membangun kelompok yang akan digunakan dalam pembelajaran materi peran anggota keluarga. Dengan berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD kelas II, peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan pembelajaran materi peran anggota keluarga menggunakan model pembelajaran kooperatif metode STAD.
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan Dalam siklus I ini dibagi menjadi dua kali pertemuan. Pertemuan pertama membahas tentang anggota dan silsilah keluarga, pertemuan ke-dua membahas tentang kedudukan dan peran masing-masing anggota keluarga. Pelaksanaan
pembelajaran
menggunakan
model
pembelajaran
kooperatif tipe STAD, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: a) Pertemuan I Pertemuan pertama dengan alokasi waktu selama 2 × 35 menit dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 23 Maret 2011. Dalam pelaksanaan tindakan dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, inti dan penutup. Kegiatan awal disini adalah sebelum pelajaran dimulai guru meminta ketua kelas menyiapkan untuk doa bersama, mengabsen siswa kemudian mengkodisikan kelas. Apersepsi yang dilakukan guru adalah mengajak siswa menyanyikan lagu sayang semua. Kemudian guru bertanya jawab dengan siswa tentang isi lagu dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
commit to user 65
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pada kegiatan inti guru secara klasikal memberikan penjelasan tentang materi anggota dan silsilah keluarga, dengan bertanya jawab dengan siswa melalui media gambar anggota keluarga, kemudian guru bertanya tentang jumlah anggota keluarga masing-masing siswa. Guru menunjukkan contoh bagan silsilah keluarga dan bertanya jawab dengan siswa mengenai siapa saja dan bagaimana cara membuat bagan silsilah keluarga. Kemudian guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 4
5 siswa. Pembagian kelompok
ini dilakukan secara heterogen baik dari jenis kelamin dan kemampuan siswa. Setelah siswa terbagi dalam 5 kelompok yaitu elang, rajawali, garuda, kenari, dan merpati. Guru memberikan lembar kegiatan dan soalsoal yang harus dikerjakan secara berkelompok (LKS), guru membimbing siswa untuk memahami tugas dalam LKS, kemudian siswa melaksanakan diskusi kelompok untuk mengerjakan tugasnya. Terlihat siswa belum bisa berdiskusi dengan teman-temannya, mereka masih terlihat canggung untuk mengungkapkan pendapatnya. Guru juga memberitahukan dan meminta siswa - siswa yang pandai dalam setiap kelompok bertanggung jawab untuk membimbing siswa yang kurang pandai. Selama diskusi kelompok, guru juga melakukan pemantauan dan pembimbingan pada semua kelompok agar diskusi kelompok dapat berjalan baik. Setelah siswa mengadakan diskusi dalam kelompoknya, siswa mempersiapkan
hasil
diskusinya
dan
2
siswa
mewakili
untuk
mempresentasikan hasilnya. Kemudian diadakan diskusi kelas untuk membahas hasil presentasi atau diskusi kelompok. Setelah itu, diadakan kuis yang harus dikerjakan oleh siswa secara individual. Kuis ini dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman siswa dalam menyebutkan atau menuliskan anggota dan silsilah keluarganya. Setelah itu diadakan penilaian dan pemberian penghargaan pada kelompok terbaik yaitu kelompok kenarilah yang menjadi kelompok terbaik. Pada akhir pertemuan guru dan siswa mengulang secara singkat materi yang telah
commit to user 66
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dipelajari dan memberikan pekerjaan rumah (PR) membuat silsilah keluarga inti mereka. b) Pertemuan II Pertemuan kedua dengan alokasi waktu selama 2 × 35 menit dilaksanakan pada Sabtu tanggal 26 Maret 2011. Pada pertemuan kedua ini, materi yang diajarkan adalah menjelaskan pengertian kedudukan dalam keluarga dan menyebutkan peran setiap anggota keluarga. Tahap pelaksanaan tindakan, sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disiapkan, yaitu dimulai dengan guru memberikan apersepsi melalui tanya jawab tentang gambar yang ditujukkan oleh guru yaitu gambar setiap anggota keluarga yang sedang berkegiatan, kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Pada kegiatan inti guru secara klasikal memberikan penjelasan tentang materi kedudukan dan peran anggota keluarga melalui kegiatan tanya jawab yang mendalam lewat media gambar. Kemudian setiap siswa masuk dalam kelompok yang sama pada pertemuan pertama. Guru memberikan rangkuman materi beserta lembar kegiatan dan soal-soal yang harus dikerjakan secara berkelompok (LKS), guru membimbing siswa untuk memahami tugas dalam LKS, kemudian siswa melaksanakan diskusi kelompok untuk mengerjakan tugasnya. Terlihat siswa sudah mulai bisa berdiskusi dengan teman-temannya, walaupun mereka masih terlihat sedikit canggung untuk mengungkapkan pendapatnya. Guru juga memberitahukan dan meminta siswa - siswa yang pandai dalam setiap kelompok bertanggungjawab untuk membimbing siswa yang kurang pandai. Selama diskusi kelompok, guru juga melakukan pemantauan dan pembimbingan pada semua kelompok agar diskusi kelompok dapat berjalan baik. Setelah siswa mengadakan diskusi dalam kelompoknya, siswa mempersiapkan
hasil
diskusinya
dan
2
siswa
mewakili
untuk
mempresentasikan hasilnya. Kemudian diadakan diskusi kelas untuk membahas hasil presentasi atau diskusi kelompok. Setelah itu, diadakan
commit to user 67
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kuis yang harus dikerjakan oleh siswa secara individual. Kuis ini dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman siswa tentang anggota dan silsilah keluarganya. Setelah itu diadakan penilaian dan pemberian penghargaan pada kelompok terbaik yaitu kelompok kenarilah yang mnjadi kelompok terbaik. Pada akhir pertemuan guru dan siswa mengulang secara singkat materi yang telah dipelajari.
3) Tahap Observasi Tahap observasi atau pengamatan kegiatan penelitian pada siklus yang pertama dilakukan oleh Kepala SD Negeri 1 Logede yaitu Ibu Trisartini, S.Pd. Observer mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir. Pengamatan dilakukan observer terhadap aktivitas siswa, aktivitas guru, dan sistematika pembelajaran IPS pokok bahasan mendeskripsikan peran anggota keluarga dengan penerapan model pembelajaran kooperatif metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) termasuk nilai hasil kuis individual siswa. Observer mengadakan pengamatan sesuai dengan lembar observasi yang telah dipersiapkan oleh guru. a). Hasil Observasi terhadap Siswa Berdasarkan pengamatan terhadap proses belajar mengajar di kelas II SD Negeri 1 Logede dari segi siswa dan dinyatakan bahwa: (1) Berdasarkan lembar observasi kegiatan pada siswa (dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 104) selama pembelajaran IPS materi peran anggota
keluarga
dengan
menggunakan
model
pembelajaran
kooperatif tipe STAD, pada siklus I pertemuan pertama dan kedua siswa mendapatkan skor 7 dan 13, rata-rata skor 10 yang dinyatakan bahwa aktivitas siswa rata-rata cukup. (2) Dilihat pada lampiran 8 halaman 108 , siswa yang aktif selama kegiatan keaktifan kelompok pertemuan pertama sebanyak 22,72% hal ini dari 22 jumlah siswa yang hadir sebanyak 5 siswa yang mendapatkan nilai lebih dari 70 (dikategorikan baik). Siswa yang lain sebanyak 12 atau 54,54% siswa yang mendapatkan nilai di bawah 70
commit to user 68
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan lebih dari 55 (dikategorikan cukup) serta sebanyak 5 atau 22,72% siswa mendapat nilai kurang dari 55 (dikategorikan kurang). Aspek yang dinilai dalam keaktifan kelompok meliputi tanggung jawab, perhatian, dan kerjasama. Sedangkan pertemuan kedua sebanyak 45,5% dari 22 jumlah siswa yang hadir sebanyak 10 siswa yang mendapatkan nilai lebih dari 70 (dikategorikan baik). Siswa yang lain sebanyak 10 atau 45,5% siswa yang mendapatkan nilai di bawah 70 dan lebih dari 55 (dikategorikan cukup) serta sebanyak 2 atau 9% siswa mendapat nilai kurang dari 55 (dikategorikan kurang). (3) Berdasarkan hasil pekerjaan kelompok (dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 109). Nilai kelompok diperoleh dari hasil kerja kelompok dan dari rata-rata nilai siswa setiap kelompok kemudian dibagi dua. Pada pertemuan pertama kelompok Elang mendapatkan nilai hasil kerja 80 dan nilai rata-rata siswa dalam 60 berarti nilai kelompok yang di dapat adalah 70. Kelompok Rajawali mendapatkan nilai hasil kerja 92 dan nilai rata-rata siswa dalam 56 berarti nilai kelompok yang di dapat adalah 74. Kelompok Kenari mendapatkan nilai hasil kerja 68 dan nilai rata-rata siswa dalam 68 berarti nilai kelompok yang di dapat adalah 68. Kelompok Garuda mendapatkan nilai hasil kerja 72 dan nilai rata-rata siswa dalam 59 berarti nilai kelompok yang di dapat adalah 66. Kelompok Merpati mendapatkan nilai hasil kerja 60 dan nilai rata-rata siswa dalam 63 berarti nilai kelompok yang di dapat adalah 61,5. Kelompok yang mendapatkan nilai tertinggi adalah kelompok Rajawali. Sedangkan pada pertemuan kedua kelompok Elang mendapatkan nilai hasil kerja 90 dan nilai rata-rata siswa dalam 61 berarti nilai kelompok yang di dapat adalah 76. Kelompok Rajawali mendapatkan nilai hasil kerja 80 dan nilai rata-rata siswa dalam 60 berarti nilai kelompok yang di dapat adalah 70. Kelompok Kenari mendapatkan nilai hasil kerja 95 dan nilai rata-rata siswa dalam 74 berarti nilai kelompok yang di dapat adalah 85. Kelompok Garuda mendapatkan nilai hasil kerja 60 dan nilai rata-rata siswa
commit to user 69
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dalam 64 berarti nilai kelompok yang di dapat adalah 62. Kelompok Merpati mendapatkan nilai hasil kerja 68 dan nilai rata-rata siswa dalam 70 berarti nilai kelompok yang di dapat adalah 69. Pada Siklus I ini kelompok yang mendapatkan nilai rata-rata tertinggi adalah kelompok Kenari. (4) Berdasarkan hasil pekerjaan siswa pada saat evaluasi (dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 110) pada pertemuan pertama didapat 16 siswa atau sekitar 72,72% mencapai nilai di atas 60 (KKM). Dan 6 siswa yang lain atau 27,28% masih di bawah KKM. Sedangkan pada pertemuan kedua pertama didapat 17 siswa atau sekitar 77,27% mencapai nilai di atas 60. Dan 5 siswa yang lain atau 22,73% masih di bawah KKM. Dari rata-rata hasil pertemuan pertama dan kedua menunjukkan bahwa siswa tuntas belajarnya pada siklus I adalah 16 siswa (72,72%). Hasil yang diperoleh pada siklus I ini telah memenuhi indikator kinerja yang ingin dicapai. b) Hasil Observasi terhadap Guru Berdasarkan lembar observasi kegiatan guru selama pembelajaran IPS materi peran anggota keluarga dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode STAD, pada siklus I pertemuan pertama diperoleh hal-hal sebagai berikut (dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 107) : (1) Guru sudah cukup menarik dalam melakukan kegiatan apersepsi. (2) Guru sudah cukup baik dalam menyampaikan tujuan pembelajaran (3) Dalam menyampaikan materi sudah cukup sesuai dengan kompetensi. (4) Media yang digunakan sudah cukup efisien dan efektif (5) Guru masih kurang baik dalam mengelompokkan siswa dalam kelompok heterogen (6) Guru dalam membagikan serta
membimbing setiap kelompok
dalam memahami LKS masih kurang baik
commit to user 70
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(7) Guru sudah cukup baik dalam mengarahkan siswa yang sudah bisa untuk membantu siswa yang belum bisa (8) Guru masih kurang baik dalam melakukan pembahasan hasil kerja siswa (9) Guru sudah cukup sesuai dalam memberikan soal evaluasi dengan materi (10) Guru cukup dalam memberikan penilaian akhir dalam belajar. (11) Guru cukup baik dalam memberikan penghargaan kepada kelompok/individu terbaik (12) Guru melakukan refleksi atau rangkuman bersama siswa dengan cukup baik. (13) Guru cukup baik melakukan tindak lanjut pada siswa. (14) Secara keseluruhan pada siklus I pertemuan pertama kinerja guru rata-rata cukup baik. Pada siklus I pertemuan pertama guru mendapatkan nilai 23 yang dikategorikan cukup sedangkan pada pertemuan kedua guru mendapatkan nilai 27 yang dikategorikan baik dengan uraian hasil sebagai berikut: (1) Guru sudah cukup menarik dalam melakukan kegiatan apersepsi. (2) Guru sudah cukup baik dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. (3) Guru dalam menyampaikan materi sudah baik sesuai dengan kompetensi. (4) Media yang digunakan sudah cukup efisien dan efektif (5) Guru masih kurang baik dalam mengelompokkan siswa dalam kelompok heterogen. (6) Guru dalam membagikan serta
membimbing setiap kelompok
dalam memahami LKS sudah cukup baik. (7) Guru sudah cukup baik dalam mengarahkan siswa yang sudah bisa untuk membantu siswa yang belum bisa. (8) Guru cukup baik dalam melakukan pembahasan hasil kerja siswa. (9) Guru sudah cukup sesuai dalam memberikan soal evaluasi dengan materi.
commit to user 71
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(10) Guru cukup dalam memberikan penilaian akhir dalam belajar. (11) Guru cukup baik dalam memberikan penghargaan kepada kelompok/individu terbaik. (12) Guru melakukan refleksi atau rangkuman bersama siswa dengan cukup baik. (13) Guru sudah baik dalam melaksanakan tindak lanjut pada siswa. (14) Secara keseluruhan pada siklus I pertemuan pertama kinerja guru rata-rata baik. Dengan hasil tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja guru pada siklus I rata-rata skor 25 yang dikategorikan cukup baik, sehingga guru harus memperbaiki kinerjanya supaya diperoleh hasil yang lebih baik lagi.
4) Tahap Analisis dan Refleksi Dari hasil penelitian siklus I, peneliti melakukan analisis dan refleksi hasil pembelajaran pada masing-masing pertemuan didapatkan ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I ini telah mencapai indikator kinerja yaitu 65% siswa harus memperoleh nilai di atas KKM yang telah ditentukan. Adapun data hasil belajar siswa tentang pemahaman konsep peran anggta keluarga pada siklus I adalah sebagai berikut: Pada siklus I guru melakukan evaluasi pada masing-masing pertemuan, jadi ada 2 hasil evaluasi dengan indikator yang berbeda pada siklus I ini, nilai siswa diperoleh dari rata-rata hasil evaluasi kedua pertemuan (dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 110). Dapat dijelaskan dalam tabel 2 distribusi frekuensi nilai pemahaman konsep peran anggota keluarga siswa kelas II SD Negeri 1 Logede pada siklus I sebagai berikut: Indikator : a)
Menuliskan anggota keluarganya masing-masing
b) Membuat silsilah keluarga inti c)
Menjelaskan pengertian kedudukan dalam keluarga
d) Menyebutkan 2 peran anggota keluarga
commit to user 72
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Peran Anggota Keluarga Siswa Kelas II SD Negeri 1 Logede pada Siklus I. No
Interval Nilai
Frekuensi (fi)
Nilai Tengah (xi)
1 2 3 4 5 6
29 - 40 41 - 52 53 - 64 65 - 76 77 - 88 89 - 100 Jumlah
1 0 7 3 6 5 22
34,5 46,5 58,5 70,5 82,5 94,5
fi.xi
Prosentase (%)
34,5 0 409,5 211,5 495 472,5 1623 Nilai Rata-rata = 1623 : 22 = 73,77
4,55 0,00 31,82 13,64 27,27 22,73 100,00
Keterangan Di bawah KKM Di bawah KKM Di atas/di bwh KKM
Di atas KKM Di atas KKM Di atas KKM
Ketuntasan Klasikal = 16 : 22 x 100% = 72,72%
Dari tabel 2 distribusi frekuensi nilai siswa kelas II SD Negeri 1 Logede pada siklus I yang ditampilkan pada tabel 1 dapat disajikan dalam bentuk gambar 6 grafik frekuensi nilai pemahaman konsep peran angota keluarga siswa kelas II SD Negeri 1 Logede pada siklus I : Gambar 6. Grafik Nilai Pemahaman Konsep Peran Anggota Keluarga Siswa Kelas II SD Negeri 1 Logede 7
F r e k u e n s i
6 5 4 3 2 1 0 29 - 40
41 - 52
53 - 64
65 - 76
77 - 88
89 - 100
N ila i Dari hasil evaluasi siklus I diatas maka dapat ditarik satu kesimpulan pemahaman siswa sudah cukup baik yaitu rata-rata dari hasil evaluasi
commit to user 73
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pertemuan pertama dan kedua adalah 73,77% siswa tuntas belajar 72,72% atau meningkat 18,18% dari keadaan awal siswa yang hanya 54,54%. Dapat digambarkan pada gambar 7. grafik perbandingan prosentase pencapaian KKM pada keadaan awal dengan siklus I adalah sebagai berikut: Gambar 7. Grafik Perbandingan Prosentase Pencapaian KKM Awal dan Siklus I 80% 70% 60% 50% 40% 30%
72,72% 54,54%
20% 10% 0% awal
siklus I
b. Hasil Siklus II Tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 31 Maret 2011 dan hari Sabtu tanggal 2 April 2011, perencanaan kegiatan dilaksanakan 2 kali pertemuan. Adapun tahapan kegiatan pada siklus II ini meliputi : 1) Tahap Perencanaan Berdasarkan analisis dan refleksi pada siklus I, maka guru sekaligus sebagai penulis membuat perencanaan ulang untuk mengembangkan pembelajaran. Pada tahap perencanaan ini, guru menyusun kembali Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (dapat dilihat pada lampiran 13 halaman 119) dengan pengembangan dalam hal apersepsi, cara penyampaian materi, bentuk soal-soal dibuat lebih bervariasi yang memudahkan pemahaman siswa, dan perubahan anggota kelompok (dapat dilihat pada lampiran 14 halaman 141) supaya lebih merata. Selain RPP, guru juga mempersiapkan lembar observasi siswa (dapat dilihat pada lampiran 15 halaman 142) dan guru (lampiran 16
commit to user 74
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
halaman 144) untuk mengamati jalannya proses pembelajaran pada siklus yang kedua. 2) Tahap Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran
pemahaman
konsep
melalui
penerapan
model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam siklus II ini dibagi dalam dua kali pertemuan yang masing-masing pertemuan alokasi waktunya adalah 2 jam pelajaran. a) Pertemuan I Pertemuan pertama dengan alokasi waktu selama 2 × 35 menit dilaksanakan pada tanggal hari Kamis tanggal 31 Maret 2011. Dalam pelaksanaan tindakan dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, inti dan penutup. Kegiatan awal disini adalah sebelum pelajaran dimulai guru meminta ketua kelas menyiapkan untuk doa bersama, mengabsen siswa kemudian mengkodisikan kelas. Apersepsi yang dilakukan guru adalah mengajak siswa mengingat kembali pelajaran yang lalu melalui gambar. Kemudian guru bertanya jawab dengan siswa tentang gambar dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Sebelum masuk dalam kegiatan inti guru meminta setiap kelompok menyerukan yel-yelnya untuk menambah semangat dalam pembelajaran.
-ramai mencari kartu-kartu anggota keluarga yang telah di letakkan guru di taman depan kelas secara acak, kemudian menempelkannya pada bagan sisilah keluarga yang telah ditempel guru di papan tulis. Setelah semua bagan terisi kartu, secara klasikal guru membahas hasil permainan tersebut dan guru memberikan penjelasan tentang materi anggota dan silsilah keluarga, dengan bertanya jawab melalui bagan silsilah keluarga yang telah dilengkapi siswa., Kemudian guru membagi siswa ke dalam 5 kelompok yang masingmasing kelompok terdiri dari 4
5 siswa. Pembagian kelompok ini
dilakukan secara heterogen baik dari jenis kelamin dan kemampuan siswa. Kelompok pada siklus II berbeda dengan kelompok pada siklus I agar
commit to user 75
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pembagian kelompok lebih sempurna. Setelah siswa terbagi dalam 5 kelompok yaitu elang, rajawali, garuda, kenari, dan merpati. Guru memberikan rangkuman materi beserta lembar kegiatan dan soal-soal yang harus dikerjakan secara berkelompok (LKS), guru membimbing siswa untuk memahami tugas dalam LKS, kemudian siswa melaksanakan diskusi kelompok untuk mengerjakan tugasnya. Terlihat siswa sudah bisa berdiskusi dengan teman-temannya, mereka masih tidak terlihat canggung untuk mengungkapkan pendapatnya. Guru juga memberitahukan dan meminta siswa - siswa yang pandai dalam setiap kelompok bertanggung jawab untuk membimbing siswa yang kurang pandai. Selama diskusi kelompok, guru juga melakukan pemantauan dan pembimbingan pada semua kelompok agar diskusi kelompok dapat berjalan baik. Setelah siswa mengadakan diskusi dalam kelompoknya, siswa mempersiapkan
hasil
diskusinya
dan
2
siswa
mewakili
untuk
mempresentasikan hasilnya. Kemudian diadakan diskusi kelas untuk membahas hasil presentasi atau diskusi kelompok. Setelah itu, diadakan kuis yang harus dikerjakan oleh siswa secara individual. Kuis ini dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman siswa tentang anggota dan silsilah keluarganya. Setelah itu diadakan penilaian dan pemberian penghargaan pada kelompok terbaik yaitu kembali kelompok kenarilah yang menjadi kelompok terbaik. Pada akhir pertemuan guru dan siswa mengulang secara singkat materi yang telah dipelajari dan memberikan pekerjaan rumah (PR) yaitu menyebutkan dua peran ayah, ibu, dan anak. b) Pertemuan II Pertemuan kedua dengan alokasi waktu selama 2 × 35 menit dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 2 April 2011. Pada pertemuan kedua ini, materi yang diajarkan adalah menjelaskan pengertian kedudukan dalam keluarga dan menyebutkan peran setiap anggota keluarga. Tahap pelaksanaan tindakan, sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disiapkan, yaitu dimulai dengan guru memberikan apersepsi melalui tanya jawab tentang gambar yang ditujukkan oleh guru
commit to user 76
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yaitu gambar setiap anggota keluarga yang sedang berkegiatan, kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
kegiatan tanya jawab yang mendalam dari cerita tersebut secara guru klasikal memberikan penjelasan tentang materi kedudukan
dan peran
anggota keluarga. Kemudian setiap siswa masuk dalam kelompok yang sama pada pertemuan pertama. Guru memberikan rangkuman materi beserta lembar kegiatan dan soal-soal yang harus dikerjakan secara berkelompok (LKS), guru membimbing siswa untuk memahami tugas dalam LKS, kemudian siswa melaksanakan diskusi kelompok untuk mengerjakan tugasnya. Terlihat sudah bisa dan terbiasa berdiskusi dengan teman-temannya. Guru juga tidak lupa memberitahukan dan meminta siswa - siswa yang pandai dalam setiap kelompok bertanggungjawab untuk membimbing siswa yang kurang pandai. Selama diskusi kelompok, guru juga melakukan pemantauan dan pembimbingan pada semua kelompok agar diskusi kelompok dapat berjalan baik. Setelah siswa mengadakan diskusi dalam kelompoknya, siswa mempersiapkan
hasil
diskusinya
dan
2
siswa
mewakili
untuk
mempresentasikan hasilnya. Kemudian diadakan diskusi kelas untuk membahas hasil presentasi atau diskusi kelompok. Setelah itu, diadakan kuis yang harus dikerjakan oleh siswa secara individual. Kuis ini dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman siswa dalam menyebutkan atau menuliskan anggota dan silsilah keluarganya. Setelah itu diadakan penilaian dan pemberian penghargaan pada kelompok dan individu terbaik yaitu kelompok kenari yang menjadi kelompok terbaik, sedangkan individu terbaik ada dua siswa yaitu Adi dan Rohmah dengan nilai ratarata nilai 98,5. Pada akhir pertemuan guru dan siswa mengulang secara singkat materi yang telah dipelajari. c) Tahap Observasi Tahap observasi atau pengamatan kegiatan penelitian pada siklus yang kedua dilakukan oleh Kepala SD Negeri 1 Logede yaitu Ibu Trisartini, S.Pd.
commit to user 77
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Observer mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir. Pengamatan dilakukan observer terhadap aktivitas siswa, aktivitas guru, dan sistematika pembelajaran IPS pokok bahasan mendeskripsikan peran anggota keluarga dengan penerapan model pembelajaran kooperatif metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) termasuk nilai hasil kuis individual siswa. Observer mengadakan pengamatan sesuai dengan lembar observasi yang telah dipersiapkan oleh guru. a). Hasil Observasi terhadap Siswa Berdasarkan pengamatan terhadap proses belajar mengajar tersebut dari segi siswa dan dinyatakan bahwa: (1) Berdasarkan lembar observasi kegiatan pada siswa (dapat dilihat pada lampiran 15 halaman 142) selama pembelajaran IPS materi peran anggota
keluarga
dengan
menggunakan
model
pembelajaran
kooperatif tipe STAD, pada siklus II pertemuan pertama dan kedua siswa mendapatkan skor 15 dan 17 dengan rata-rata skor 16 dapat dikategorikan aktivitas siswa rata-rata sangat baik. (2) Dapat dilihat pada lampiran 17 halaman 146, siswa yang aktif selama kegiatan diskusi kelompok (dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD) pertemuan pertama sebanyak 64%, hal ini dari 22 jumlah siswa yang hadir sebanyak 14 siswa yang mendapatkan nilai lebih dari 70 (dikategorikan baik). Siswa yang lain sebanyak 5 atau 23% siswa yang mendapatkan nilai di bawah 70 dan di atas 55 (dikategorikan cukup) serta sebanyak 3 atau 13% siswa mendapat nilai kurang dari 55 (dikategorikan kurang). Aspek yang dinilai dalam keaktifan kelompok meliputi tanggung jawab, perhatian, dan kerjasama. Sedangkan pertemuan kedua sebanyak 73% dari 22 jumlah siswa yang hadir sebanyak 16 siswa yang mendapatkan nilai lebih dari 70 (dikategorikan baik). Siswa yang lain sebanyak 4 atau 18,18% siswa yang mendapatkan nilai di bawah 70 dan di atas 55 (dikategorikan cukup) serta sebanyak 2 atau 9,09% siswa mendapat nilai kurang dari 55 (dikategorikan kurang).
commit to user 78
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(3) Berdasarkan hasil pekerjaan kelompok (dapat dilihat pada lampiran 18 halaman 147). Nilai kelompok diperoleh dari hasil kerja kelompok dan dari rata-rata nilai siswa setiap kelompok kemudian dibagi dua. Pada pertemuan pertama kelompok Elang mendapatkan nilai hasil kerja 96 dan nilai rata-rata siswa dalam 66 berarti nilai kelompok yang di dapat adalah 81. Kelompok Rajawali mendapatkan nilai hasil kerja 96 dan nilai rata-rata siswa dalam 66 berarti nilai kelompok yang di dapat adalah 81. Kelompok Kenari mendapatkan nilai hasil kerja 100 dan nilai rata-rata siswa dalam 75 berarti nilai kelompok yang di dapat adalah 87,5. Kelompok Garuda mendapatkan nilai hasil kerja 96 dan nilai rata-rata siswa dalam 64 berarti nilai kelompok yang di dapat adalah 80. Kelompok Merpati mendapatkan nilai hasil kerja 96 dan nilai rata-rata siswa dalam 76 berarti nilai kelompok yang di dapat adalah 86. Kelompok yang mendapatkan nilai tertinggi adalah kelompok Kenari. Sedangkan pada pertemuan ke dua kelompok Elang mendapatkan nilai hasil kerja 100 dan nilai rata-rata siswa dalam 69 berarti nilai kelompok yang di dapat adalah 85. Kelompok Rajawali mendapatkan nilai hasil kerja 95 dan nilai rata-rata siswa dalam 70 berarti nilai kelompok yang di dapat adalah 83. Kelompok Kenari mendapatkan nilai hasil kerja 85 dan nilai rata-rata siswa dalam 79 berarti nilai kelompok yang di dapat adalah 82. Kelompok Garuda mendapatkan nilai hasil kerja 85 dan nilai rata-rata siswa dalam 70 berarti nilai kelompok yang di dapat adalah 78. Kelompok Merpati mendapatkan nilai hasil kerja 100 dan nilai rata-rata siswa dalam 78 berarti nilai kelompok yang di dapat adalah 89. Kelompok yang mendapatkan nilai tertinggi adalah kelompok Merpati. (4) Berdasarkan hasil pekerjaan siswa pada saat evaluasi (dapat dilihat pada lampiran 19 halaman 148) pada pertemuan pertama didapat 20 siswa atau Sekitar 91% mencapai nilai di atas 60 (KKM). Dan 2 siswa yang lain atau 9,09% masih di bawah KKM. Sedangkan pada pertemuan kedua didapat 22 siswa atau 100% mencapai nilai di atas
commit to user 79
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60. Dari rata-rata hasil pertemuan pertama dan kedua menunjukan bahwa siswa tuntas belajarnya pada Siklus I adalah 21 siswa (95,45%). Hasil yang diperoleh pada siklus II ini telah melebihi indikator kinerja yang ingin dicapai yaitu 80% siswa memperoleh nilai di atas 60. b). Hasil Observasi terhadap Guru Berdasarkan lembar observasi kegiatan guru (dapat dilihat pada lampiran 16 halaman 144) selama pembelajaran IPS materi peran anggota keluarga dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, pada siklus I pertemuan pertama diperoleh hal-hal sebagai berikut : (1)
Guru sudah baik dalam melakukan kegiatan apersepsi.
(2) Guru sudah baik dalam menyampaikan tujuan pembelajaran (3) Guru dalam menyampaikan materi sudah baik sesuai dengan kompetensi. (4) Media yang digunakan sudah baik, efisien dan efektif. (5) Guru sudah baik dalam mengelompokkan siswa dalam kelompok heterogen (6) Guru sudah baik dalam membagikan serta membimbing setiap kelompok dalam memahami LKS. (7) Guru sudah baik dalam mengarahkan siswa yang sudah bisa untuk membantu siswa yang belum bisa (8) Guru sudah baik dalam melakukan pembahasan hasil kerja siswa (9) Guru sudah baik dalam memberikan soal evaluasi sesuai dengan materi (10) Guru sudah baik dalam memberikan penilaian akhir dalam belajar. (11) Guru sudah baik dalam memberikan penghargaan kepada kelompok/individu terbaik (12) Guru melakukan refleksi atau rangkuman bersama siswa dengan cukup baik. (13) Guru sudah baik dalam melakukan tindak lanjut pada siswa.
commit to user 80
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(14) Secara keseluruhan pada siklus II pertemuan pertama kinerja guru rata-rata baik. Pada siklus II pertemuan pertama guru mendapatkan nilai 38 yang dikategorikan baik sedangkan pada pertemuan kedua guru mendapatkan nilai 42 dengan rata-rata skor 40 yang dikategorikan sangat baik dengan diperoleh hal-hal sebagai berikut: (1) Guru sudah baik dalam melakukan kegiatan apersepsi. (2) Guru sangat baik dalam menyampaikan tujuan pembelajaran (3) Guru dalam menyampaikan materi sudah baik sesuai dengan kompetensi. (4) Media yang digunakan sudah baik, efisien dan efektif. (5) Guru sangat baik dalam mengelompokkan siswa dalam kelompok heterogen (6) Guru sudah baik dalam membagikan serta membimbing setiap kelompok dalam memahami LKS. (7) Guru sudah baik dalam mengarahkan siswa yang sudah bisa untuk membantu siswa yang belum bisa (8) Guru sudah baik dalam melakukan pembahasan hasil kerja siswa (9) Guru sudah baik dalam memberikan soal evaluasi sesuai dengan materi (10) Guru sudah baik dalam memberikan penilaian akhir dalam belajar. (11) Guru sangat baik dalam memberikan penghargaan kepada kelompok/individu terbaik (12) Guru melakukan refleksi atau rangkuman bersama siswa dengan baik. (13) Guru sudah baik dalam melakukan tindak lanjut pada siswa. (14) Secara keseluruhan pada siklus II pertemuan pertama kinerja guru rata-rata sangat baik.
commit to user 81
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d) Tahap Analisis dan Refleksi Dari hasil penelitian siklus II, peneliti melakukan analisis dan refleksi hasil pembelajaran pada masing-masing pertemuan didapatkan ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II ini telah mencapai indikator kinerja yang telah ditentukan, maka tidak perlu menambah siklus. Adapun data hasil belajar siswa tentang pemahaman konsep peran anggta keluarga pada siklus II adalah sebagai berikut: Pada siklus II guru melakukan evaluasi (dapat dilihat pada lampiran 19 halaman 148) pada masing-masing pertemuan, jadi ada 2 hasil evaluasi dengan indikator yang berbeda pada siklus II ini, nilai siswa diperoleh dari rata-rata hasil evaluasi kedua pertemuan
dapat dijelaskan dalam tabel 3
distribusi frekuensi nilai pemahaman konsep peran anggota keluarga siswa kelas II SD Negeri 1 Logede pada siklus II sebagai berikut: Indikator : a) Menuliskan anggota keluarganya masing-masing b) Membuat silsilah keluarga inti c) Menjelaskan pengertian kedudukan dalam keluarga d) Menyebutkan 2 peran anggota keluarga
commit to user 82
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Peran Anggota Keluarga Siswa Kelas II SD Negeri 1 Logede pada Siklus II.
No Interval Nilai 1 2 3 4 5 6
29 - 40 41 - 52 53 - 64 65 - 76 77 - 88 89 - 100 Jumlah
Frekuensi Nilai Tengah (fi) (xi) 0 0 2 4 6 10 22
34,5 46,5 58,5 70,5 82,5 94,5
fi.xi
Prosentase (%)
0 0 117 282 495 945 1839
Keterangan
0,00 Di bawah KKM 0,00 Di bawah KKM 9,09 Di atas/di bwh KKM 18,18 Di atas KKM 27,27 Di atas KKM 45,45 Di atas KKM 100,00
Nilai Rata-rata = 1839 : 22 = 83,59 Ketuntasan Klasikal = 21 : 22 x 100% = 95,45% Dari tabel 3 distribusi frekuensi penilaian hasil ulangan siswa kelas II SD Negeri 1 Logede pada siklus II yang ditampilkan di atas dapat disajikan dalam bentuk gambar 8 grafik nilai pemahaman peran anngota keluarga siswa kelas II SD Negeri 1 Logede pada siklus II : Gambar 8. Grafik Nilai Pemahaman Peran Anggota Keluarga Siswa Kelas II SD Negeri 1 Logede pada Siklus II
10
F r e k u e n s i
8 6 4 2 0 29 - 40
41 - 52
53 - 64
65 - 76
N ila i
commit to user 83
77 - 88
89 - 100
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari hasil evaluasi pada siklus II diatas maka dapat ditarik satu kesimpulan tingkat pemahaman siswa sudah tinggi yaitu dirata-rata dari hasil evaluasi kedua pertemuan tersebut adalah 83,59% siswa tuntas belajar 95,45 atau meningkat 22,73% dari hasil pembelajaran pada siklus I yaitu 72,72% dan meningkat 40,91% dari keadaan awal siswa yang hanya 54,54%. Dapat digambarkan pada gambar 9. grafik perbandingan keadaan awal dengan siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut : Gambar 9. Grafik Perbandingan Pencapaian Prosentase KKM pada Keadaan Awal, Siklus I, dan Siklus II 120% 100% 80% 60% 95,45% 40% 20%
72,72% 54,54%
0% Awal
Siklus I
Siklus II
B. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada siklus I dan siklus II dapat dinyatakan bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif metode STAD dapat meningkatkan pemahaman konsep peran anggota keluarga siswa kelas II SD Negeri 1 Logede. Peningkatannya dapat dilihat pada deskripsi di bawah ini: 1. Data Nilai pemahaman konsep peran anggota keluarga siswa kelas II sebelum ada tindakan (dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 81).
commit to user 84
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Analisis hasil evaluasi dari tes awal siswa diperoleh nilai rata-rata kemampuan siswa menjawab soal dengan benar adalah 61,23 di mana hasil tersebut masih di bawah rata-rata nilai yang diinginkan dari pihak guru, peneliti maupun kepala sekolah. Sedangkan besarnya prosentase ketuntasan belajar hanya 54,54% (12 siswa yang tuntas belajar dari 22 jumlah siswa), dari pihak peneliti dan sekolah diharapkan mencapai 80%. Dari analisis tes awal tersebut, maka dilakukan tindakan lanjut untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa, serta aktivitas dalam kegiatan pembelajaran, khususnya materi peran anggota keluarga. Dalam kondisi awal ini belum adanya suatu metode yang dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa terhadap pembelajaran yang dilaksanakan,
khususnya adalah pembelajaran tentang peran anggota
keluarga, sehingga nilai yang didapat siswa masih banyak yang ada dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Belajar) yang telah ditentukan yaitu 60. 2. Data nilai pemahaman konsep siswa kelas II siklus I (dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 110). Pada siklus I setelah diadakan tes kemampuan awal dilanjutkan dengan siswa menuliskan anggota keluarganya masing-masing dan membuat silsilah keluarga inti pada pertemuan I dan menjelaskan pengertian kedudukan dalam keluarga dan menyebutkan 2 peran anggota keluarga pada pertemuan II. Proses pembelajaran disampaikan dengan strategi dan terencana dimulai dari kegiatan awal, inti, dan akhir. Kegiatan ini terfokus mengaktifkan siswa mulai dari tahap penyajian materi yang dilakukan guru secara klasikal dengan bantuan gambar-gambar dan bagan silsilah keluarga. Selanjutnya tahap kerja dalam kelompok dengan menggunakan LKS (Lembar Kerja Siswa), dalam tahap ini siswa berdiskusi dengan teman satu kelompoknya untuk membahas masalah yang harus mereka selesaikan dalam LKS dengan guru sebagai fasilitator. Setelah selesai mengerjakan dilanjutkan presentasi hasil masing-masing kelompok. Tahap berikutnya adalah tahap pembahasan hasil kerja setiap kelompok yang dilakukan oleh guru dan siswa
commit to user 85
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
secara klasikal. Selanjutnya tes individu, kegiatan yang dilakukan yaitu guru membagikan soal tes individu mengenai materi peran anggota keluarga. Dalam kegiatan evaluasi individu guru melakukan penilaian keaktifan siswa berdasarkan pengamatannya dalam proses kelompok. Tahap berikutnya ialah tahap perhitungan skor perkembangan individu, guru menilai hasil tes individu lalu perhitungan skor perkembangan individu didasarkan pada skor awal yaitu nilai hasil evaluasi pada setiap akhir siklus. Tahap terakhir adalah pemberian penghargaan baik individu maupun kelompok. Pada siklus I dilaksanakan tindakan berupa penerapan model pembelajaran kooperatif metode STAD dengan pemahaman konsep peran anggota keluarga. Dari hasil analisis data perkembangan pemahaman konsep siswa pada siklus I dapat disimpulkan bahwa prosentase hasil tes siswa tuntas naik 18,18% dengan nilai KKM 60, siswa yang tuntas belajar pada siklus I sebesar 72,72%, yang semula pada tes awal hanya terdapat 54,54% siswa mencapai KKM. Nilai rata-rata kelas yang pada tes awal sebesar 61,23 pada siklus I naik menjadi 73,77, nilai tersebut belum berada di atas nilai rata-rata yang diinginkan dari pihak guru, peneliti dan kepala sekolah. Siswa perlu adanya pemahaman terhadap pengertian pembelajaran itu sendiri. Oleh karena itu perlu diadakannya suatu tindakan untuk meningkatkan pemahaman anak terhadap pembelajaran tersebut, diantaranya harus dapat berinteraksi dengan teman sebaya, mau berperan aktif dalam kelompok, dapat mempengaruhi satu sama lain. 3. Data nilai pemahaman konsep siswa kelas II siklus II (dapat dilihat pada lampiran 19 halaman 48). Siklus II merupakan lanjutan dari siklus sebelumnya untuk memantapkan
dan
mencapai
tujuan
penelitian.
Pembelajaran
yang
disampaikan tentang peran anggota keluarga dengan tahap-tahap sama seperti siklus I namun ada perbaikan yang harus dilakukan guru untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan yaitu guru merubah anggota kelompok agar lebih heterogen dalam prestasi dan guru mengubah cara penyampaian materi agar siswa tidak bosan dan lebih tertarik dengan permainan siapa cepat dia
commit to user 86
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dapat yaitu dengan kartu anggota keluarga yang disimpan di taman kelas II kemudian siswa beramai-ramai mencari dan menempelkanya pada bagan silsilah keluarga. Dari hasil analisis data perkembangan pemahaman konsep siswa pada siklus II dapat disimpulkan bahwa prosentase hasil tes siswa tuntas naik 40,91% dengan nilai KKM 60, siswa yang tuntas belajar pada siklus II 95,45%, yang semula pada tes awal hanya terdapat 54,54%. Nilai rata-rata kelas yang pada tes awal sebesar 61,23 pada siklus I naik menjadi 73,77 dan siklus ke II naik menjadi 83,59. Adapun perhitungan rata-rata nilai siswa sebelum dilaksanakan tindakan dan setelah dilaksanakan tindakan siklus pertama dan kedua dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini: Tabel 4. Tabel Rata-rata Nilai Pemahaman Konsep Siswa Kelas II SD Negeri 1 Logede di atas KKM .
No
Pembelajaran Peran
Sebelum
Anggota Keluarga
Tindakan
1
Nilai Rata-rata
2
Prosentase Ketuntasan Klasikal
Sesudah Dilaksanakan Tindakan Siklus I
Siklus II
61,23
73,77
83,59
54,54%
72,72%
95,45%
Berdasarkan tabel 4 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang
ini menunjukan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dapat dinyatakan berhasil. Peningkatan rata-rata nilai pemahaman konsep peran anggota keluarga siswa kelas II SD Negeri 1 Logede melalui penerapan model pembelajaran koopertif metode STAD dapat disajikan dalam gambar 10 grafik sebagai berikut :
commit to user 87
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 10. Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Pemahaman Konsep Peran Anggota Keluarga Siswa Kelas II SD Negeri 1 Logede
90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Peningkatan tidak hanya terjadi pada nilai siswa, tetapi juga terjadi peningkatan pada aktivitas siswa dan kinerja guru pada siklus I dan Siklus II , yang dapat dilihat pada tabel 5 seperti berikut: Tabel 5.Tabel Rata-Rata Aktivitas Siswa Dan Kinerja Guru Kelas II SD Negeri 1 Logede Materi Peran Anggota Keluarga Skor No
Aspek
Kategori
Siklus I
Siklus II
1
2
1
2
1
Aktivitas Siswa
7
13
15
17
2
Kinerja Guru
23
27
38
42
Siklus I 1 cukup baik cukup baik
Siklus II
2
1
baik
baik
baik
baik
2 sangat baik sangat baik
Berdasarkan tabel diatas, model pembelajaran kooperatif metode STAD dari siklus pertama pertemuan 1 aktivitas siswa dalam pembelajaran dalam
commit to user 88
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kategori cukup baik, jumlah skor mencapai 7 dan pada pertemuan 2 aktivitas pembelajaran siswa dalam kategori baik dengan jumlah skor 13. Kinerja guru pada siklus pertama pertemuan 1 termasuk dalam kategori cukup baik dengan jumlah skor 23 dan pada pertemuan 2 termasuk dalam kategori baik juga dengan jumlah skor 27. Siklus kedua pertemuan 1 aktivitas siswa dalam pembelajaran termasuk dalam kategori baik dengan jumlah skor 15 dan pada pertemuan 2 aktivitas siswa dalam pembelajaran termasuk dalam kategori sangat baik dengan jumlah skor 17. Kinerja guru pada siklus kedua pertemuan 1 termasuk dalam kategori baik mencapai skor 38, pada pertemuan 2 kinerja guru termasuk ddalam kategori sangat baik, mencapai skor 42. Adapun hambatan-hambatan yang ditemui pada masing-masing siklus berbeda-beda, antara lain pada siklus pertama guru kurang menarik dalam menyampaikan materi untuk dipelajari, siswa belum terbiasa melaksanakan pembelajaran dengan metode STAD, sehingga siswa masih egois dan mengutamakan atau menggunakan pendapatnya sendiri, kurang adanya rasa tanggung jawab dalam setiap kelompok dan pembagian anggota kelompok yang belum sempurna secara heterogen sehingga proses pembelajaran masih kurang efektif. Maka pada siklus yang kedua diadakan upaya perbaikan, diantaranya guru mengubah cara penyampaian materi supaya lebih sesuai dengan keadaan siswa sehingga siswa lebih termotivasi untuk mempelajari materi, selalu memberikan pengertian kepada siswa bagaimana cara bekerja dalam kelompok metode
STAD,
mengubah
anggota
kelompok
supaya
lebih
seimbang.
Pembelajaran pada sikus kedua sudah berhasil sehingga tidak ada hambatan yang berarti. Dari analisis data dan observasi selama pembelajaran pemahaman konsep peran anggota keluarga dapat diketahui bahwa secara umum menunjukan perubahan yang signifikan. Guru telah berhasil menerapkan pembelajaran model kooperatif metode STAD untuk meningkatkan pemahaman konsep peran anggota keluarga siswa kelas II SD Negeri 1 Logede.
commit to user 89
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV dapat dibuktikan adanya peningkatan pemahaman konsep peran anggota keluarga dengan model pembelajaran kooperatif metode STAD dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) siswa kelas II SD Negeri 1 Logede Karangnongko Klaten. Maka dapat dianalisis kesimpulan sebagai berikut : 1.
Rata-rata hasil tes individual pada kondisi awal sebesar 61,23 (dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 81). Nilai rata-rata hasil tes individu pada Siklus I adalah 73,77 (dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 110) dan pada Siklus II nilai rata- rata-rata hasil tes individu adalah 83,59 (dapat dilihat pada lampiran 19 halaman 148).
2.
Persentase ketuntasan belajar siswa dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 60 pada kondisi awal menunjukkan angka sebesar 54,54% atau 12 siswa dari jumlah 22 siswa tuntas belajarnya (dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 81). Sedangkan Persentase ketuntasan belajar siswa pada Siklus I adalah 72,72% atau 16 siswa dari jumlah 22 siswa tuntas belajarnya (dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 110). Sedangkan persentase ketuntasan belajar siswa pada Siklus II adalah 95,45% atau 21 siswa dari jumlah 22 siswa tuntas belajarnya (dapat dilihat pada lampiran 19 halaman 148).
3.
Pengamatan aktivitas siswa ditujukan pada aktifitas siswa pada saat pembelajaran (dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 104) adalah persentase keaktifan siswa pada siklus I pertemuan pertama menunjukkan tingkat keaktifan sebesar 32% atau dapat dikatakan aktifitas siswa rata-rata cukup, sedangkan pertemuan kedua menunjukkan tingkat keaktifan sebesar 63% atau dapat dikatakan aktifitas siswa rata-rata baik. Dari rata-rata pada pertemuan pertama dan kedua menunjukkan tingkat keaktifan siswa pada siklus I sebesar 50% atau dapat dikatakan aktifitas siswa rata-rata cukup. Pada Siklus II pertemuan pertama menunjukkan tingkat keaktifan sebesar 75% atau dapat
commit to user 90
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dikatakan aktifitas siswa rata-rata baik, sedangkan pertemuan kedua menunjukkan tingkat keaktifan sebesar 82% atau dapat dikatakan aktifitas siswa rata-rata sangat baik. Dari rata-rata pada pertemuan pertama dan kedua menunjukkan tingkat keaktifan siswa pada siklus II sebesar 76% atau dapat dikatakan aktifitas siswa rata-rata sangat baik (dapat dilihat pada lampiran 15 halaman 142).
B. Implikasi Berdasarkan simpulan dan data-data hasil penelitian terbukti bahwa adanya peningkatan pemahaman konsep pokok bahasan peran anggota keluarga dengan model pembelajaran kooperatif metode STAD dalam pelajaran IPS pada siswa kelas II SD Negeri 1 Logede Karangnongko Klaten. Maka hasil penelitian dapat diimplikasikan sebagai berikut: 1. Secara praktis dapat digunakan penerapan model pembelajaran yang bervariasi dan inovatif, salah satunya model pembelajaran kooperatif metode Student Teams-Achievement Divisions (STAD) yang sudah terbukti dapat menunjukkan peningkatan prosentase pemahaman siswa terhadap konsep peran anggota keluarga. Hal ini didukung karena terciptanya jalinan yang baik antara guru dan siswa serta diantara siswa itu sendiri sehingga menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menciptakan keberanian siswa dalam mengungkapkan meningkatnya
pendapatnya, kerjasama
meningkatnya
belajar
dalam
motivasi
kelompok,
belajar siswa
siswa, mampu
mendemonstrasikan hasil diskusi dengan baik, meningkatnya aktivitas pembelajaran siswa dan pada akhirnya dapat meningkatkan kemampuan siswa khusunya materi mendiskripsikan peran anggota keluarga. 2. Secara teoritis hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan bagi guru dalam menentukan model pembelajaran ataupun pengembangan model pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran IPS di Sekolah Dasar dan pelajaran lain pada umumnya, sehingga dapat meningkatkan kualitas pada proses dan hasil pembelajaran sehubungan dengan tujuan yang akan dicapai.
commit to user 91
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Saran Dalam rangka meningkatkan pemahaman konsep peran anggota keluarga siswa sewaktu pembelajaran IPS, maka peneliti menyampaikan saran sebagai berikut : 1. Bagi Siswa a. Hendaknya siswa dapat memotivasi diri sendiri bahwa belajar merupakan suatu kebutuhan setiap siswa dan berusaha meningkatkan pemahaman konsep pada materi peran anggota keluarga sehingga memperoleh hasil yang optimal. b. Memiliki rasa senang dalam mempelajari materi peran anggota keluarga melalui
model
pembelajaran
kooperatif
metode
STAD
maupun
penggunaan alat peraga yang tersedia.
2. Bagi Guru a. Mengevaluasi efisien dan efektivitas penerapan model pembelajaran kooperatif metode STAD untuk meningkatkan pemahaman konsep peran anggota keluarga. b. Dalam kegiatan pembelajaran guru hendaknya memilih dan menggunakan model pembelajaran yang tepat. Disamping itu, guru sebaiknya dapat menciptakan suasana yang menyenangkan bagi siswa sehinnga siswa lebih termotivasi untuk belajar.
3. Bagi Sekolah a. Pihak sekolah hendaknya sering mengadakan pelatihan bagi guru-gurunya agar lebih memahami banyaknya model pembelajaran, sehingga akan memperkaya
pengetahuan
guru
dan
berakibat
pada
kelancaran
pembelajaran di sekolah. b. Pihak sekolah hendaknya merangkul semua kalangan, agar dapat menambah variasi dalam pembelajaran dan sumber belajar bagi siswa. Pihak sekolah hendaknya mengadakan sarana pembelajaran yang dapat digunakan dan lebih memudahkan siswa dalam belajar.
commit to user 92