Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR ROLL BELAKANG PADA SISWA KELAS VI SDN 1 BULUROTO BANJAREJO BLORA TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Penjaskesrek Pada Fakultas Keguruanan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusantara Persatuan Guru Republik Indonesia Kediri
Oleh : BAMBANG SUPRIYANTO NPM : 13.1.01.09.0423P
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusantara PGRI Kediri 2016
BAMBANG SUPRIYANTO | 13.1.01.09.0423P FKIP- Penjaskesrek
simki.unpkediri.ac.id || 1||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
BAMBANG SUPRIYANTO | 13.1.01.09.0423P FKIP- Penjaskesrek
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
BAMBANG SUPRIYANTO | 13.1.01.09.0423P FKIP- Penjaskesrek
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR ROLL BELAKANG PADA SISWA KELAS VI SDN 1 BULUROTO BANJAREJO BLORA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 BAMBANG SUPRIYANTO NPM : 13.1.01.09.0423P FKIP – Penjaskesrek Pembimbing : Ruruh Andayani Bekti, M.Pd. dan Mokhammad Firdaus, M.Or UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK Penelitan ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar roll belakang siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatife STAD.Penelitan ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, pada tiap siklusnya terdiri dari perencanan, pelaksanan, observasi, dan refleksi.Subyek penelitiannya adalah siswa kelas VI SDN 1 Buluroto Banjarejo, Blora tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 15 siswa, 8 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan, dan dilaksanakan dari tanggal 05 Oktober sampai 26 November 2015. Data analisis motivasi dan hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus I dan II didapatkan nilai rata-rata klasikal untuk motivasi belajar siklus I sebesar 73,2 sedangkan siklus II sebesar 86,6 peningkatan nilai rata-rata motivasi belajar siswa siklus I ke siklus II sebesar 13,4. Jumlah siswa yang termotivasi pada siklus I sebanyak 5 siswa, sedangkan pada siklus II sebanyak 15 siswa, terjadi peningkatan jumlah siswa yang termotivasi sebanyak 10 siswa.Sedangkan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 75,6, siklus II sebesar 87,6, terjadi peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 12 .Prosentase hasil motivasi belajar siswa secara klasikal pada siklus I sebesar 33,3%, siklus II sebesar 100%, terjadi peningkatan prosentase motivasi belajar siswa sebesar 66,7 %. Prosentase ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus I sebesar 40%, padasiklus II sebesar 100%, terjadi peningkatan prosentase ketuntasan hasil belajar siswa sebesar 60%. Berdasarkan hasilanalisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa motivasi dan hasil belajar roll lbelakang siswa meningkat melalui penerapan model belajar Kooperatiftipe STAD pada siswa kelas VI SDN 1 Buluroto, Banjarejo, Blora tahun pelajaran 2015/2016. Oleh karena itu, peneliti menyarankan guru penjaskesrek untuk mengunakan model pembelajaran koperatiftipe STAD karena efektif untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar roll belakang siswa. Kata kunci: ModelBelajar STAD, Motivasi, HasilBelajar
BAMBANG SUPRIYANTO | 13.1.01.09.0423P FKIP- Penjaskesrek
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
rangka mencapai tujuan pendidikan
I. LATAR BELAKANG Reformasi
pendidikan
di
nasional.
Indonesia terjadi sejak tahun 2003
Pendidikan sebagai suatu proses
ditandai dengan lahirnya Undang -
pembinaan manusia yang berlangsung
Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
seumur hidup, Pendidikan jasmani,
Sistem Pendidikan Nasional,
yang
olahraga dan kesehatan yang diajarkan
pendidikan
di sekolah memiliki peranan sangat
mengembangkan
penting, yaitu memberikan kesempatan
kemampuan dan membentuk watak
kepada peserta didik untuk terlibat
serta
langsung dalam berbagai pengalaman
menyebutkan nasional
bahwa
berfungsi
peradaban
bermartabat
bangsa
yang
dalam
mencerdaskan
rangka
kehidupan
bangsa,
belajar
melalui
aktifitas
jasmani,
olahraga dan kesehatan yang terpilih
bertujuan untuk berkembangnya potensi
yang
peserta didik agar menjadi insan yang
Pembekalan pengalaman belajar itu
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
diarahkan untuk membina pertumbuhan
Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat
fisik dan pengembangan psikis yang
jasmani rohani, berilmu, cakap, kreatif,
seimbang, sekaligus membentuk pola
inovatif,
hidup sehat dan bugar sepanjang hayat.
mandiri,
demokratis
tanggung
menjunjung
jawab,
hak
asasi
dilakukan
Sudah
secara
terlihat
sistematis.
jelas
begitu
manusia, serta mengamalkan Pancasila
pentingnya pendidikan jasmani olahraga
dan Undang-Undang Dasar 1945.
dan kesehatan, serta manfaatnya bagi
Pendidikan jasmani olahraga dan
pengembangan
kepribadian
peserta
kesehatan merupakan bagian integral
didik, oleh sebab itu pelaksanaan
dari pendidikan secara keseluruhan,
pendidikan
jasmani
bertujuan untuk mengembangkan aspek
kesehatan
di
kebugaran jasmani, keterampilan gerak,
mendapatkan
keterampilan
serius,
berfikir
kritis,
baik
olahraga
sekolah perhatian dari
haruslah yang
segi
lebih sistem
keterampilan sosial, penalaran, stabilitas
pembelajaran,
emosional, tindakan moral, aspek pola
tenaga pendidik, model pembelajaran,
hidup sehat dan pengenalan lingkungan
sarana dan prasarana, agar tujuan dari
bersih
pembelajaran
melalui
aktifitas
jasmani,
materi
dan
pembelajaran,
pendidikan
jasmani
olahraga dan kesehatan terpilih yang
olahraga dan kesehatan benar-benar
direncanakan secara sistematis dalam
optimal.
BAMBANG SUPRIYANTO | 13.1.01.09.0423P FKIP- Penjaskesrek
simki.unpkediri.ac.id || 5||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Permasalahan pembelajaran dalam
Hanna, 2005:1) dalam “learning by
pendidikan jasmani dapat dilihat dari
doing” nya. “Belajar sebaiknya dialami
tiga aspek, dari sisi siswa, sarana
melalui
prasarana, dan guru. Dari sisi siswa
dilakukan oleh siswa secara aktif, baik
faktor-faktor
individu
yang
mempengaruhi
perbuatan”
“Belajar
maupun
harus
kelompok”
permasalahan pembelajaran antara lain
(Dimyati&Mudjiono, 2002:46) dalam
sikap terhadap belajar, motivasi belajar,
Hanna (2005:1).
konsentrasi belajar, kebiasaan belajar,
Untuk benar–benar mengerti dan
dan cita-cita. Selain itu sarana dan
dapat menerapkan ilmu pengetahuan
prasarana
yang kurang lengkap dan
siswa harus bekerja untuk memecahkan
tidak
memadai
menjadi
masalah, menemukan sesuatu untuk
pelaksanaan
dirinya sendiri maupun kelompoknya
pembelajaran. Dilihat dari segi tenaga
dan selalu bergulat dengan ide-ide. Jadi,
pendidik atau guru permasalahan dalam
tugas guru tidak hanya menuangkan
pembelajaran
adalah
sejumlah informasi ke dalam benak
pemilihan model atau strategi belajar
siswa, tetapi mengusahakan bagaimana
mengajar oleh guru yang kurang tepat.
agar konsep-konsep penting dan sangat
permasalahan
juga
bagi
diantaranya
Hingga
ini
berguna tertanam kuat dalam benak
pembelajaran yang terjadi di kelas
siswa (Nurhadi&Senduk, 2003:3) dalam
masih banyak menggunakan model
Hanna (2005:1).
konvensional
sekarang
dan
tradisional
yang
Pemilihan Strategi dan model
bersifat searah, salah satunya adalah
pembelajaran dalam pendidikan jasmani
model ceramah dari guru kepada peserta
olahraga dan kesehatan memerlukan
didik, sehingga peserta didik cenderung
kecermatan agar tepat sesuai dengan
pasif hanya dapat mendengar, melihat
kondisi peserta didik sarana prasarana
dan menerima materi secara monoton
yang
dari guru yang akhirnya mematikan
sehingga dapat meningkatkan motivasi
daya pikir dan kreatifitas, serta tidak
belajar dan hasil belajar. Salah satunya
berkembangnya
dengan model pembelajaran kooperatif ,
pembelajaran
dan
peserta didik. Padahal pembelajaran
ada
Cobb
dan
kemampuan
(1996)
(1997)
menarik apabila siswa terlibat langsung
menjelaskan
dalam
menekankan adanya interaksi social
seperti
yang
dikemukakan oleh John Dewey (dalam BAMBANG SUPRIYANTO | 13.1.01.09.0423P FKIP- Penjaskesrek
dengan
orang
Hanna
Suparno
akan lebih efektif, bermakna dan lebih
pembelajaran
dalam
dalam
guru,
bahwa
lain,
(2005:4) “Vigotsky”
terlebih
yang
simki.unpkediri.ac.id || 6||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
mempunyai pengetahuan lebih baik dan
yang
masih baru dalam menerapkan
sistem yang berkembang secara kultural
pembelajaran model kooperatif
telah berkembang dengan baik.
kelasnya,
selain
itu
di
pembelajaran
Roger Johnson dan David Johnson
kooperatif STAD menekankan pada
(1991) dan Robert Slavin (1995) dalam
adanya aktifitas dan interaksi diantara
Martin,dkk
dalam
siswa untuk saling memotivasi dan
bahwa
saling membantu dalam menguasai
melalui
materi pelajaran guna mencapai prestasi
(1997:328)
Hanna(2005:4)
menyatakan
“siswa
belajar
yang
pembelajaran kooperatif akan memiliki
yang maksimal.
pengalaman yang lebih” Tobbin,
Tippin,
Berdasarkan Gallard
pendahuluan dan wawancara dengan
(1994) dalam Martin (1997:328) dalam
teman-teman guru SDN 1 Buluroto
Hanna(2005:4) juga menyatakan bawa
Banjarejo Bloara, diketahui bahwa Dari
“pembelajaran kooperatif merupakan
hasil catatan semester gasal tahun
suatu yang berharga karena potensi
pelajaran 2015/2016
siswa
rendahnya
dalam
dan
Observasi
menjelaskan,
mempertahankan menguraikan
dan
pendapat,
,
mengevaluasi
dan
hasil
lalu terlihat
pembelajaran
roll
belakang pada peserta didik utamanya kelas VI
SDN 1 Buluroto, dari
membantah gagasan dengan orang lain
penelitian dan juga pengamatan awal
akan nampak.
hal
Dari hasil pemaparan di atas berdasarkan
beberapa
tersebut
disebabkan
karena
rendahnya semangat dan juga motivasi
permasalahan
siswa dalam mengikuti pembelajaran
yang ditemukan maka diperlukan solusi
penjasorkes khususnya rool belakang
agar proses pembelajaran pendidikan
pemicunya Pelaksanaan pembelajaran
jasmani
lebih banyak dilakukan dengan metode
menjadi lebih baik dan
nantinya
akan
menyebabkan
konvensional dan tradisional. Sehingga
peningkatan motivasi dan hasil belajar
peserta didik kurang aktif dan tidak bisa
siswa.
mengekpresikan
Salah satu altenatifnya yaitu
dengan penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe
Archievement dikarenakan kooperatif
Student
Devition model
STAD
pembelajaran ini
sangatlah
sederhana dan cocok bagi guru-guru BAMBANG SUPRIYANTO | 13.1.01.09.0423P FKIP- Penjaskesrek
serta
bakatnya secara bebas.
Team (STAD),
pengetahuan
Kegiatan
investigasi/penelitian
dalam rangka peningkatan motivasi dan hasil
belajar
pembelajaran
pendidikan pendidikan
dalam jasmani
olahraga dan kesehatan khusunya materi simki.unpkediri.ac.id || 7||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
roll
belakang
pun
pernah
(7) Guru memberi waktu kepada
dilakukan. Bertolak dari hal tersebut
siswa dalam kelompok untuk
saya
melakukan
berlatih
dan
“Efektivitas
materi
dengan
tertarik
belum
untuk
penelitian
terhadap
Penerapan
Model
Kooperatif
Pembelajaran
STAD
Untuk
sarana
dan
tempat yang sudah ditentukan. (8) Siswa mempraktikan materi
Meningkatkan Motivasi dan Hasil
dengan
Belajar Roll Belakang
saling
Pada Siswa
mempraktikan
cara
bekerja
sama
membantu
untuk dengan
Kelas VI SDN 1 Buluroto Banjarejo
menguasai
materi
Blora Tahun Pelajaran 2015/2016”
teman
dalam
satu
kelompoknya. (9) Guru mengamati, mengawasi,
II. METODE Penelitian
ini
menggunakan
memotivasi serta memfasilitasi
Penelitian Tindakan Kelas model Kemmis
kegiatan pembelajaran
& McTaggart, dengan tahapan-tahapan
sedang berlangsung.
(Zainal Arifin, 2011: 110) sebagai berikut:
yang
(10) Guru mengadakan test praktik
1) Perencanaan (plan),
secara individu kepada siswa
2) Pelaksanaan tindakan (action),
sebelum pembelajaran selesai.
3) Pengamatan (observe).
(11) Skor hasil tes yang diperoleh
4) Perbaikan atau refleksi (reflect).
digunakan untuk menentukan
b) Pelaksanaan
kemajuan
perkembangan
(1) Siswa melakukan pemanasan
individu
sebelum ke materi inti.
menentukan rencana tindakan
(2) Guru
menjelaskan
tujuan
pembelajaran.
serta
untuk
siklus berikutnya. (12) Guru
memberikan
(3) Guru menjelaskan materi roll
penghargaan pada kelompok
belakang kepada siswa.
yang telah dapat mencapai
(4) Guru
mempraktikan
tehnik-
kriteria
yang
ditetapkan
tehnik dasar roll belakang.
sebelumnya, berupa pujian atau
(5) Siswa memperhatikan tehnik-
predikat kelompok mulai dari
tehnik yang di sampaikan guru.
biasa , kurang , cukup, baik,
(6) Siswa
dengan
baik sekali, hebat. Atau bisa
kelompok yang sudah ditentukan
penghargaan lain atas usaha
guru.
yang telah dilakukan kelompok
bergabung
BAMBANG SUPRIYANTO | 13.1.01.09.0423P FKIP- Penjaskesrek
simki.unpkediri.ac.id || 8||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
selama belajar. Hal tersebut
motivasi dan hasil belajar roll belakang.
dengan tujuan agar kelompok
Selain itu peneliti juga mengecek daftar
termotivasi
nama siswa kelas VI SD.
untuk
lebih
maksimal.
2. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1
c) Tindak lanjut (1) Guru
(05 November 2015)
mengoreksi
kekurangan kelompok
segala
dalam yang
kerja
dilakukan
siswa. (2) Guru
a. Perencanaan
Tindakan
(Planning) (1)Menentukan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
mengoreksi
segala
(2)Membuat Rencana Pelaksanaan
kelemahan dalam melakukan
Pembelajaran
(RPP)
tehnik-tehnik roll belakang.
disesuaikan dengan materi pokok
(3) Guru memperbaiki kelemahan-
yaitu senam lantai roll belakang
kelemahan dan memberikan
menggunakan
masukan mengenai kekurangan
pembelajaran kooperatif
dalam
STAD.
teknik
melakukan roll
teknik-
belakang
yang
dilakukan siswa. (4) Memotivasi
(3)Membentuk
yang
metode
kelompok
tipe
belajar
kooperatif dengan anggota tiap
siswa
dan
kelompok
4-5
siswa
secara
memberikan instruksi kepada
heterogen baik jenis kelamin,
siswa untuk melakukan kerja
kemampuan,
tim
yang
mempraktikkan
agama,
baik
dan
belakang sosial
sekali
lagi
kelompok, dan relatif homogen
teknik-teknik tersebut.
III. HASIL DAN KESIMPULAN Umum
Pelaksanaan
Sebelum dilaksanakannya penelitian, peneliti
bersama
kolaborator
membicarakan tentang pembelajaran dan materi yang akan dilaksanakan dengan menggunakan
metode
pembelajaran
kooperatif STAD untuk meningkatkan BAMBANG SUPRIYANTO | 13.1.01.09.0423P FKIP- Penjaskesrek
sarana
dan
prasarana yang cukup. (5)Menyusun instrumen penilaian berupa
Penelitian
dalam satu
dengan kelompok lainya. (4)Mempersiapkan
1. Rencana
latar
kinerja/ penilaian
lembar praktik angket
penilaian dan
tes
lembar
pengamatan
motivasi belajar siswa. b. Pelaksanaan Tindakan (Acting) (1)Siswa dibariskan setelah itu guru memimpin untuk berdoa. simki.unpkediri.ac.id || 9||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
(2)Guru
mengecek
siswa
yang
masuk dan tidak masuk. (3)Siswa
melakukan
serta untuk menentukan rencana pemanasan
sebelum ke materi inti. (4)Guru
tujuan
pembelajaran roll belakang.
belakang kepada siswa.
sebelumnya, berupa pujian atau predikat kelompok mulai dari
mempraktikan
tehnik-
tehnik dasar roll belakang. memperhatikan
bergabung
biasa , kurang , cukup, baik, baik sekali,
tehnik-
tehnik yang di sampaikan guru. (8)Siswa
pada kelompok yang telah dapat mencapai kriteria yang ditetapkan
(5)Guru menjelaskan materi roll
(7)Siswa
tindakan siklus berikutnya. (14) Guru memberikan penghargaan
menjelaskan
(6)Guru
kemajuan perkembangan individu
dengan
hebat.
Atau
bisa
penghargaan lain atas usaha yang telah dilakukan kelompok selama belajar.
Hal
tersebut
dengan
kelompok yang sudah ditentukan
tujuan agar kelompok termotivasi
guru.
untuk lebih maksimal.
(9)Guru memberi waktu kepada
SIMPULAN
siswa dalam kelompok untuk
Menjawab rumusan masalah padabab
berlatih dan mempraktikan materi
I, dari hasil penelitian tindakan kelas
dengan sarana dan tempat yang
yang
sudah ditentukan.
kesimpulan sebagai berikut:
(10) Siswa
mempraktikan
materi
telah
kooperatif
membantu
Archievement
menguasai
diambil
1. Bahwa penerapan model belajar
dengan cara bekerja sama saling untuk
dilakukan
Student Division
Team (STAD)
materi dengan teman dalam satu
efektif untuk meningkatkan motivasi
kelompoknya.
dan hasil belajar roll belakang pada
(11) Guru
mengamati,
mengawasi,
siswa kelas VI SDN 1 Buluroto,
memotivasi serta memfasilitasi
Banjarejo, Blora Tahun Pelajaran
kegiatan
2015/2016
pembelajaran
yang
sedang berlangsung.
2. Data analisis motivasi dan hasil
(12) Guru mengadakan test praktik
belajar siswa secara klasikal pada
secara individu kepada siswa
siklus I dan II didapatkan nilai rata-
sebelum pembelajaran selesai.
rata klasikal untuk motivasibelajar
(13) Skor hasil tes yang diperoleh
siklus I sebesar 73,2, sedangkan
digunakan
untuk
menentukan
BAMBANG SUPRIYANTO | 13.1.01.09.0423P FKIP- Penjaskesrek
siklus II sebesar 86,6 peningkatan simki.unpkediri.ac.id || 10||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
nilai rata-rata motivasi belajar siswa
BSNP.2006. Standart Isi Untuk
siklus I ke-siklus II sebesar 13,4.
Pendidikan dasar dan menengah.
Jumlah siswa yang termotivasi pada
Jakarta: Badan Standar Nasional
siklus I sebanyak 5 siswa, sedangkan
Pendidikan.
pada siklus II sebanyak 15 siswa,
Depdiknas. 2003. Kurikulum Berbasis
terjadi peningkatan jumlah siswa
Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan
yang termotivasi sebanyak 10 siswa.
Jasmani Sekolah Dasar dan
Sedangkan
Menengah.Jakarta: DirektoratJenderal
nilai
rata-rata
hasil
belajar siswa pada siklus I sebesar
Pendidikan Dasardan Menengah.
75,6, siklus II sebesar 87,6, terjadi
`
peningkatan
Haryanto. 2010.
nilai
rata-rata
hasil
belajar siswa sebesar 12. Prosentase
PengertianMotivasaiBelajar.
hasil motivasi belajar siswasecara
(Online).Tersedia: http://belajar
klasikal pada siklus I sebesar 33,3%,
psikologi .com/pengertian-motivasi-
siklus II sebesar
terjadi
belajar/, diunduh11 Mei 2014.
motivasi
Isjoni. 2011. Cooperative Learning.
peningkatan belajar
100%,
prosentase
siswa
sebesar
66,7
%.
Bandung: ALFABETA.
Prosentase ketuntasan hasil belajar
Rosyidah, Hannatur. 2005. Pembelajaran
siswa secara klasikal pada siklus I
Kooperati fKonstruksti fistic Untuk
sebesar
Meningkatkan Kerja Ilmiah dan
40%,
sebesar60%,
padasiklus
terjadi
II
peningkatan
Pemahaman Konsep Makhluk Hidup
prosentase ketuntasan hasil belajar
dan Proses Kehidupanya Pada siswa
siswa sebesar 60%.
SDN 1 Bululuroto Pasuruan.Skripsi.Tidak
IV. DAFTAR PUSTAKA Arikunto,Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: RinekaCipta.
dipublikasikan. Malang: MIPA UM. Slavin, E Robert. 2005. Cooperative Learning. Bandung: Penerbit Nusa Media. Sudirman A. M. 2005. Pengertian
Arifin, Zaenal. 2011. Penelitian Pendidikan Metodedan Paradigma Baru. Bandung: PT. REMAJA ROSDAKARYA.
Motivasi Belajar. (Online).Tersedia: http://belajar psikologi .com/pengertianmotivasi-belajar/ Rosjidan. 2001. Pengertian MotivasaiBelajar. (Online).Tersedia:
BAMBANG SUPRIYANTO | 13.1.01.09.0423P FKIP- Penjaskesrek
simki.unpkediri.ac.id || 11||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
http://belajar psikologi .com/pengertian-motivasi-belajar/ Trianto.2011. Mendesain Model
Uno, B. Hamzah.2012. Teori Motivasi & Pengukuranya. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Pembelajaran Inovatif-Progresif.Jakarta: Kencana.
BAMBANG SUPRIYANTO | 13.1.01.09.0423P FKIP- Penjaskesrek
simki.unpkediri.ac.id || 12||