PEMBELAJARAN BERBASIS BILINGUAL (Studi Kasus Pembelajaran PAI Di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren “AL-ISLAM” Joresan Tahun Ajaran 2007-2008)
SKRIPSI Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Ponorogo Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Agama Islam
Oleh : LILIK WULANDARI NIM: 243042051
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PONOROGO MEI 2009
2
ABSTRAK Lilik Wulandari, 2008. Pembelajaran berbasis bilingual (Studi Kasus pembelajaran PAI di Madrasah Aliyah Jurusan keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan). Skripsi. Program studi Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo. Pembimbing (I) Dra. Aris Fitriani, M.Pd, Pembimbing (II) M. Harir Muzaki M.HI. Kata kunci: Pembelajaran bilingual. Pembelajaran berbasis Bilingual saat ini sangat banyak diminati oleh para orang tua, karena mereka menganggap dengan menguasai dua bahasa anakanaknya dapat memperoleh penghidupan yang lebih baik, serta mampu menghadapi tantangan global. Pembelajaran berbasis bilingual (Arab-Indonesia) memiliki tujuan ganda, yakni selain anak menguasai ilmu-ilmu agama, juga menguasai bahasa asing. Pembelajaran PAI umumnya menggunakan satu bahasa saja. Di Madrasah Aliyah jurusan keagamaan, pembelajaran berbasis bilingual (Arab-Indonesia) dilakukan pada pembelajaran bidang studi PAI. Pembelajaran yang demikian sangatlah unik, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai pembelajaran berbasis bilingual (Arab-Indonesia) yang ada di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan. Adapun rumusan masalah skripsi ini sebagai berikut: (1) mengapa digunakan digunakan bahasa asing dalam pembelajaran di Madrasah Aliyah jurusan keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan tahun ajaran 2007-2008? (2) Bagaimana proses kegiatan belajar mengajar dengan bahasa asing di Madrasah Aliyah jurusan keagamaan Pondok pesantren Al-Islam Joresan tahun ajaran 20072008? (3) Bagaimana sistem evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran dengan bahasa asing di Pondok Pesantren Al-Islam Joresan tahun ajaran 2007-2008? (4) Apa manfaat yang diperoleh siswa/siswi selama mengikuti pembelajaran dengan bahasa asing di Madrasah Aliyah jurusan keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan tahun ajaran 2007-2008? Adapun yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah: Seorang direktur madrasah, seorang kepala sekolah Madrasah Aliyah, lima guru fak PAI dan lima siswa/siswi. pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan analisis data dilakukan dengan analisis data diskriptif. Dari penelitian ini ditemukan alasan digunakannya bahasa asing dalam pembelajaran, yaitu agar siswa mampu menguasai ilmu-ilmu agama, menjadi ulama' yang intelek, mampu berinteraksi/berkomunikasi dengan bangsa asing, dan diterima di perguruan tinggi bangsa asing. Materinya ditetapkan dari Depag dan ditambah materi penunjang dari guru. Metode yang digunakan antara lain: metode ceramah, diskusi, tanya jawab. Media yang antara lain: Papan tulis, buku tulis, buku paket, dan Al-Quran. Sistem evaluasi yang digunakan adalah evalusi tes yaitu tes tulis dan tes lisan. Manfaat pembelajaran dengan bahasa asing bagi siswa adalah mampu memahami ilmu-ilmu agama yang ditulis dengan bahasa asing, dan mengusai bahasa asing.
3
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi atas nama saudara : Nama : LILIK WULANDARI NIM : 243042051 Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Agama Islam Judul : Pembelajaran PAI Berbasis Bilingual di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan Tahun Pelajaran 2007-2008. Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji dalam ujian munaqosyah. Pembimbing I
Tanggal 27 Maret
Dra. ARIES FITRIANI, M.Pd 2009 NIP. 150295748 Pembimbing II
Tanggal 27 Maret
M. HARIR MUZAKKI, MHI 2009 NIP. 150272279
Mengetahui, Ketua Program Studi PAI STAIN Ponorogo
BASUKI, M.Ag NIP.150327277
4
DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PONOROGO Alamat : Jl. Pramuka 156 Ponorogo Telp. 0352 - 481277 Hal : Perubahan Judul Skripsi
Kepada : Yth. Ketua Jurusan Tarbiyah (STAIN) Ponorogo di _ PONOROGO
Assalamu'alaikum. Wr. Wb. Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama NIM Jurusan/Prodi
: LILIK WULANDARI : 243042051 : Tarbiyah/PAI
Mengajukan perubahan judul skripsi : Judul Lama : Pembelajaran PAI Berbasis Bilingual di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan (MAK) Pondok Pesantren Al-Islam Joresan Tahun pelajaran 2007-2008 Judul Baru : Pembelajaran Berbasis Bilingual (Studi Kasus Pembelajaran PAI di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan Tahun pelajaran 2007-2008) Dengan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apa alasan digunakannya bahasa asing dalam pembelajaran di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan Tahun pelajaran 2007-2008? 2. Bagaimana proses pembelajaran dengan bahasa asing di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Tahun pelajaran 2007-2008? 3. Bagaimana sistem evaluasi dengan bahasa asing dalam pembelajaran di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan Tahun pelajaran 2007-2008? 4. Apa manfaat yang diperoleh siswa selama mengikuti pembelajaran dengan bahasa asing di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan Tahun pelajaran 2007-2008? Alasan Perubahan : Atas saran penguji waktu sidang munaqosyah. Demikian atas perkenannya dihaturkan terima kasih. Wassalamu'alaikum Wr. Wb. Ponorogo, 27 Mei 2009 Hormat kami, LILIK WULANDARI NIM. 243042051 Mengetahui, Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. ARIES FITRIANI, M. Pd
M. HARIR MUZAKKI,
MHI NIP. 150295748
NIP. 150272279 Menyetujui,
5
Ketua Prodi Pendidikan Agama Islam
BASUKI, M.Ag NIP. 150327277
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN SAMPUL ................................................................................ HALAMAN JUDUL .................................................................................. LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................
i
HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................
ii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. iii MOTTO .................................................................................................... iv ABSTRAK ..................................................................................................
v
KATA PENGANTAR ................................................................................ vi DAFTAR ISI .............................................................................................. viii BAB I
PENDAHULUAN .....................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................
1
B. Fokus Penelitian ....................................................................
2
C. Rumusan Masalah .................................................................
3
D. Tujuan Penelitian ..................................................................
4
E. Manfaat Penelitian ................................................................
5
F. Metode Penelitian .................................................................
6
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ......................................
6
2. Kehadiran Peneliti ...........................................................
8
3. Lokasi Penelitian .............................................................
8
6
4. Sumber Data ...................................................................
9
5. Prosedur Pengumpulan Data ............................................ 10 6. Analisis Data ................................................................... 13 7. Pengecekan Keabsahan Temuan ...................................... 14 8. Tahapan-tahapan Penelitian ............................................. 15 G. Sistematika Pembahasan ....................................................... 15 BAB II
PEMBELAJARAN BERBASIS BILINGUAL ........................ 18 A. PEMBELAJARAN BERBASISI BILINGUAL ................. 18 1. Makna dan Tujuan Pembelajaran Berbasis Bilingual ....... 18 a. Makna Pembelajaran Berbasis Bilingual..................... 18 b. Tujuan Pembelajaran Berbasis Bilingual..................... 19 2. Materi Pembelajaran Berbasis Bilingual .......................... 21 3. Metode Pembelajaran Berbasis Bilingual ......................... 23 4. Media Pembelajaran Berbasis Bilingual .......................... 29 5. Sistem Evaluasi Pembelajaran Berbasis Bilingual ............ 31 6. Manfaat Pembelajaran Berbasis Bilingual ........................ 32 B. TELAAH PUSTAKA .......................................................... 34
BAB III
PEMBELAJARAN
BERBASIS
BILINGUAL
(STUDI
KASUS PEMBELAJARAN PAI DI MADRASAH ALIYAH JURUSAN KEAGAMAAN PONDOK PESANTREN “ALISLAM” JORESAN TAHUN AJARAN 2007-2008) ............... 36 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ....................................... 36 1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Al-Islam Joresan.... 36
7
2. Letak Geografis Pondok Pesantren Al-Islam Joresan ........ 38 3. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Al-Islam Joresan... 39 4. Keadaan Guru dan Siswa di Pondok Pesantren Al-Islam Joresan .............................................................. 41 5. Sarana dan Prasarana ....................................................... 41 6. Visi, Misi dan Tujuan ...................................................... 45 B. Deskripsi Data ...................................................................... 46 1. Alasan Digunakannya Bahasa Asing dalam Pembelajaran PAI di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan .............................................. 46 2. Proses Kegiatan Belajar Mengajar dengan Bahasa Asing di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Islam Joresan . 48 3. Sistem Evaluasi Pembelajaran Dengan Bahasa Asing di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Islam Joresan ..... 4. Manfaat Yang Diperoleh Siswa Selama Mengikuti Pembelajaran dengan Bahasa Asing di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan . BAB IV
ANALISIS TENTANG PEMBELAJARAN PAI BERBASIS BILINGUAL
DI
PONDOK
PESANTREN
AL-ISLAM
JORESAN MLARAK PONOROGO ....................................... 58 1. Analisis Tentang Alasan Digunakannya Bahasa Asing dalam Pembelajaran di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan ....................................... 58
8
2. Analisis Tentang Proses Kegiatan Belajar Mengajar dengan Bahasa Asing di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren AlIslam Joresan ........................................................................ 59 3. Analisis Tentang Sistem Evaluasi Pembelajaran dengan Bahasa Asing di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren AlIslam Joresan ........................................................................ 61 4. Analisis Tentang Manfaat Yang Diperoleh Siswa Selama Mengikuti Pembelajaran dengan Bahasa Asing di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan .................................................................................. 62 BAB V
PENUTUP ................................................................................. 64 A. Kesimpulan ........................................................................... 64 B. Saran...................................................................................... 65
DAFTAR RUJUKAN ................................................................................. LAMPIRAN-LAMPIRAN .........................................................................
9
BAB I
PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu upaya membelajarkan atau suatu upaya mengarahkan aktifitas siswa kearah aktifitas belajar. Di dalam proses pembelajaran terkandung dua aktifitas sekaligus, yaitu aktifitas mengajar (guru) dan aktifitas belajar (siswa). Proses pembelajaran merupakan proses interaksi, yaitu interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.1 Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam itu secara keseluruhannya dalam lingkup al-Qur’an dan al-Hadis, keimanan, akhlak, fiqih/ibadah dan sejarah, sekaligus menggambarkan bahwa ruang lingkup Pendidikan agama mencakup perwujudan keserasian, keselarasan, dan keseimbanganhubungan manusia dan Allah SWT, diri sendiri, sesame manusia, makhluk lainnya maupun lingkungannya (Habluminallah wa hablu minannas).2 Dalam pembelajaran diperlukan komunikasi yang baik antara gru dan murid. Dalam kaitannya dengan komunikasi tidak lepas dari bahasa. Karena bahasa merupakan alat untuk komunikasi. Dalam arti, alat untuk meyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan.3 Pada saat ini sekolah yang menggunakan konsep bilingual dalam pengajarannya sedang amat diminati, karena agaknya sekolah macam ini dapat menjawab dan memenuhi kebutuhan orang tua. Para orang tua
1
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Jakarta : PT. Raja grafindo Persada, 2005) 8. 2 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2004) 131. 3 Abdul Chaer dan Leonie Agustina, (Jakarta : Rineka Cipta, 1995) 19.
10
berlomba-lomba untuk memasukkan anak mereka ke sekolah yang menggunakan konsep bilingual dalam cara komunikasinya. Lebih dari itu sekolah jenis ini dianggap “modern” yang dapat memenuhi tuntutan zaman.4 Sesuai penjajagan awal, ditemukan adanya pembelajaran PAI berbasis bilingual di kelas Madrasah Aliyah Jurusan keagamaan Pondok Pesantren AlIslam Joresan. Pembelajaran PAI yang berbasis bilingual tidak ditemukan pada Madrasah Aliyah secara umum,karena pada Madrasah Aliyah umum pembelajaran PAI biasa dilakukan dengan satu bahasa saja. Maka penulis ingin meneliti lebih lanjut tentang pembelajaran PAI berbasis bilingual di Pondok Pesantren Al-Islam Joresan dengan judul penelitian “Pembelajaran Berbasis Bilingual (Studi Kasus Pembelajaran PAI di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan tahun ajaran 20072008)”
B.
Fokus Penelitian Dalam penelitian ini penulis memfokuskan penelitian pada pembelajaran berbasis bilingual (Studi Kasus Pembelajaran PAI di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan tahun ajaran 20072008)”, yang meliputi: 1. Alasan digunakannya bahasa asing dalam pembelajaran bidang studi PAI di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan tahun ajaran 2007-2008. 4
Singgih D Gunarsa, Dari Anak Sampai Usia Lanjut: Bunga Rampai Psikologi Perkembangan (Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 2006) 88.
11
2. Proses kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan bahasa asing pada bidang studi PAI di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan tahun ajaran 2007-2008. 3. Sistem evaluasi pembelajaran PAI dengan menggunakan bahasa asing di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan tahun ajaran 2007-2008. 4. Manfaat yang diperoleh siswa/siswi selama mengikuti pembelajaran PAI dengan menggunakan bahasa asing di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan tahun ajaran 2007-2008.
C.
Rumusan Masalah Maka guna menjabarkan pembahasan dalam skripsi ini penulis menentukan rumuskan masalah sebagai berikut: 1. Mengapa digunakan bahasa asing dalam pembelajaran di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan tahun ajaran 2007-2008? 2. Bagaimana proses kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan bahasa asing di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan tahun ajaran 2007-2008? 3. Bagaimana sistem evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran dengan bahasa asing di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan tahun ajaran 2007-2008?
12
4. Apa manfaat yang diperoleh siswa/siswi selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan bahasa asing di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan tahun ajaran 20072008?
D.
Tujuan Penelitian Setiap usaha dalam sebuah pencarian pasti mempunyai tujuan, yang mana tujuan itu merupakan tolok ukur untuk sebuah keberhasilan. Dalam skripsi ini penulis mengemukakan tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mendiskripsikan dan menjelaskan alasan digunakannya bahasa asing dalam pembelajaran di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan tahun ajaran 2007-2008. 2. Untuk mendiskripsikan dan menjelaskan proses kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan bahasa asing pada di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan tahun ajaran 2007-2008. 3. Untuk mendiskripsikan dan menjelaskan sistem evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran dengan menggunakan bahasa asing di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan tahun ajaran 2007-2008. 4. Untuk mendiskripsikan dan menjelaskan manfaat yang diperoleh siswa/ siswi selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan bahasa
13
asing di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren AlIslam Joresan tahun ajaran 2007-2008.
E.
Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian atau penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : a. Manfaat Teoritis Dari penelitian ini akan ditemukan model pembelajaran berbasis bilingual di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren AlIslam Joresan tahun ajaran 2007-2008.
b. Manfaat Praktis 1. Bagi Guru Dengan penelitian ini diharapkan memberikan masukan-masukan kepada guru di Pondok Pesantren Al-Islam Joresan Mlarak Ponorogo dan
lembaga
pendidikan
lain
dalam
meningkatkan
mutu
pembelajaran dan mutu pendidikan.
2. Bagi Pondok Pesantren Al-Islam Hasil penelitian ini dapat disimak lebih seksama yang selalu mempertimbangkan saran dan kritik yang kontruktif untuk membenahi kekurangan-kekurangan yang bersifat obyektif.
14
3. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini akan memberikan informasi yang lebih jelas mengenai pembelajaran PAI berbasis bilingual, sehingga mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam mewujudkan tujuan tersebut.
4. Bagi Peneliti a. Dilihat dari proses atau langkah-langkahnya sangat membantu untuk mengadakan dan mengembangkan penelitian lanjutan, sehingga dapat memperoleh data yang lebih valid dan lengkap. b. Dilihat dari materi atau hasil akan dapat memberi masukan sebagai bekal mengajar sehingga akan memperoleh keberhasilan yang maksimal.
F.
Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu untuk mendiskripsikan alasan digunakannya pembelajaran berbasis bilingual khususnya bidang studi PAI di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren AlIslam Joresan tahun ajaran 2007-2008, serta diskripsi mengenai proses, sistem evaluasi dan manfaatnya bagi siswa/siswi di sekolah tersebut, maka perlu dipaparkan terlebih dahulu teori mengenai pembelajaran berbasis bilingual baik itu mengenai pengertiannya, metodenya, sistem evaluasinya dan lain-lain. Dalam hal ini diperlukan penelitian yang sifatnya
15
kepustakaan (library research)5, yaitu Penelitian yang sumber datanya penulis dapatkan dari buku-buku, surat kabar, majalah, internet dan lainlain yang penulis anggap representatif dan memiliki keterkaitan dengan objek yang sedang penulis teliti. Data yang diperoleh dari jenis penelitan ini bersifat kualitatif Selain itu, penulis juga merasa perlu untuk mengadakan penelitian langsung ke lapangan (feald research)6 atau ke sekolah yang bersangkutan. Data yang diperoleh dari jenis penelitan ini bersifat kuantitatif, yang nantinya akan penulis kualifikasikan menjadi data yang kualitatif. Ada 6 macam metode penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu etnografi, studi kasus, teori grounded, penelitian interaktif, penelitian ekologikal dan penelitian masa depan.7 Dalam hal ini peneliti menggunakan jenis penelitian studi kasus yaitu suatu deskripsi intensif dan analisis fenominal tertentu atau satuan sosial seperti individu, kelompok, institusi atau masyarakat. Studi kasus dapat digunakan dalam banyak bidang, penyelidikan secara rinci, subyek tunggal, satu kejadian tertentu.8
5
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Yogyakarta: Rineka Cipta, 1996), 11. 6 Penelitian lapangan disebut juga penelitian kancah. Sesuai dengan bidangnya, maka kancah peneliti akan berbeda-beda tempatnya seperti di sekolah, di masyarakat, di keluarga di rumah sakit dan lain sebagainya. Lihat Suharsimi Arikunto, ibid. 7 Mariam S.B.G. Simpon, El, Aquide to Research for Education and Trainer on Adults (Malabar Florida: Robert F. Krieger Publishing Company, 1984) 8 Bogdan dan Biklem, Qualitative Research for Education, An Introduction to Theory and Method (Boston: Allyn and Bacon, 1982 inc)
16
2. Kahadiran Peneliti Penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari pengamatan berperan serta, sebab peranan penelitianlah yang menentukan seluruh skenarionya9 maka dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai instrumen kunci, partisipan penuh, sekaligus pengumpul data, sedangkan instrumen lain hanya sebagai penunjang. 3. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan tahun ajaran 2007-2008, yang terletak di desa Joresan Kecamatan Mlarak Kabupaten Ponorogo. 4. Sumber Data Sumber data dalam penulisan skripsi ini adalah: 1) Dokumen : Yaitu segala dokumen baik berupa buku, majalah, surat kabar, internet dan lain-lain yang memiliki keterkaitan dengan pembahasan dalam skripsi ini. 2) Informan
: Yaitu segala kata-kata (yang berhubungan dengan pertanyaan yang penulis ajukan), tindakan/tingkah laku guru PAI dan siswa/siswi di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan tahun
9
1995) 117
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : PT. Remaja rosda Karya,
17
ajaran 2007-2008, yang penulis jadikan sampel dalam penelitian ini. Untuk itu penulis merasa perlu untuk menentukan populasi dan sampel dalam penelitian ini. a. Populasi. Populasi10 dalam penelitian ini adalah semua warga Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan tahun ajaran 2007-2008, yang terdiri dari seorang direktur Madrasah, seorang kepala sekolah Madrasah Aliyah, 5 orang guru PAI yang terdiri dari guru al-Qur’an Hadis, akidah akhlak, Hadis, fiqih, SPI, tasawuf, tauhid, ushul fiqih, ilmu tafsir, dan bahasa Arab. (ada sebagian guru yang mengajar lebih dari satu mata pelajaran) dan seluruh siswa/siswi di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan tahun ajaran 2007-2008. b. Sampel Menurut
Suharsimi
Arikunto,
jumlah
sampel11 yang harus diambil dari populasi yang ada tidak ada batasnya. Patokannya adalah jika
10 Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Lihat Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, 125. 11 Sampel yaitu sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Lihat Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, 117.
18
populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua tetapi jika populasi lebih dari 100 maka diambil 10%-15% atau 20%-25% atau lebih.12 Telah
dijelaskan
sebelumnya
bahwa
populasi dalam penelitian ini adalah semua guru bidang studi PAI, dan siswa/siswi di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren AlIslam Joresan tahun ajaran 2007-2008. Karena banyaknya populasi dan mengingat banyaknya waktu dan biaya yang dibutuhkan maka peneliti menentukan sampel dalam penelitian ini adalah seorang
direktur
madrasah,
seorang
kepala
sekolah madrasah aliyah, 5 orang guru PAI dan 5 orang siswa/siswi di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan sebagai objek wawancara, serta siswa/siswi kelas VA dan kelas VB sebagai objek observasi (pengamatan).
5. Prosedur Pengumpulan Data Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah :
12
Ibid, 120.
19
a. Observasi Observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.13 Observasi dapat dilakukan secara partisipatif ataupun non partisipatif. Dalam observasi partisipatif (participatori observation) pengamat ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung. Dalam observasi non partisipatif (non participatori observation) pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan.14 Dalam hal ini peneliti menggunakan tehnik observasi yang pertama, dimana pengamat bertindak sebagai partisipan. Dalam artian, ketika mengamati proses belajar mengajar di salah satu kelas di Madrasah aliyah Jurusan Keagamaan Al-Islam Joresan peneliti ikut berpartisipasi aktif masuk dalam kelas tersebut, dan sebelum melakukan observasi (pengamatan) peneliti telah membekali diri dengan format (draf) yang berisi tentang item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang peneliti gambarkan akan terjadi. Kemudian peneliti mencatat tingkah laku yang muncul, untuk selanjutnya dianalisis. b. Wawancara Metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, yaitu suatu kegiatan dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan
13
mengungkapkan
pertanyaan-pertanyaan
pada
responden.
Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid I (Yogyakarta : YPFP UGM, 1987) 36 Nana syaodih sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2007) 220. 14
20
Wawancara bermakna berhadapan langsung antara interviewer dengan responden dan kegiatannya dilakukan secara lisan.15 Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang menyangkut antara lain: proses mengajar guru dan proses belajar siswa. untuk memperoleh data tersebut peneliti melakukan wawancara kepada: 1.
Direktur Pondok Pesantren Al-Islam Joresan, Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Islam Joresan tahun ajaran 2007-2008,
guna
memperoleh
informasi
tentang
tujuan
digunakannya bahasa asing dalam pembelajaran PAI di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan. 2.
Guru bidang studi PAI yang meliputi: al-Qur’an Hadis, akidah ahklak, fiqih, ilmu Hadis, yang mengajar di Madrasah Aliyah jurusan Keagamaan.
3.
Beberapa siswa kelas VA dan VB Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan.
4.
Kepala Tata Usaha untuk memperoleh data tentang sejarah berdirinya Al-Islam, letak geografis, struktur organisasi, keadaan guru dan murid, sarana dan prasarana, visi dan misi.
c. Dokumentasi Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data dari sumber non insani, sumber ini terdiri dari dokumen dan rekaman sebagai tulisan atau pertanyaan yang dipersiapkan oleh/untuk individual 15
P. Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004) 39.
21
atau organisasi dengan tujuan membuktikan adanya suatu peristiwa atau memenuhi accounting.16 Hasil pengumpulan data melalui cara dokumentasi ini dicatat dalam format transkip dokumentasi. 6. Analisis Data Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu untuk mendiskripsikan alasan digunakannya pembelajaran berbasis bilingual khususnya bidang studi PAI di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren AlIslam Joresan tahun ajaran 2007-2008, serta diskripsi mengenai proses, sistem evaluasi dan manfaatnya bagi siswa/siswi di sekolah tersebut, maka analisa data yang penulis gunakan dalam skripsi ini adalah analisa diskriptif. Sehingga penelitian ini dinamakan penelitian deskriptif. Dalam menganalisanya peneliti tidak perlu menggunakan hipotesis. Peneliti hanya mengumpulkan seluruh data yang ada kemudian data-data tersebut dipisahkan sesuai dengan kategorinya antara data-data yang bersifat kualitatif dan data-data yang bersifat kuantitatif. Kemudian data-data tersebut dideskripsikan dengan kata-kata atau kalimat untuk memperoleh kesimpulan. Sebelum membuat kesimpulan, terlebih dahulu penulis menentukan
dimensi-dimensi
kriteria
penerapan
sebuah
sistem
pembelajaran terlebih dahulu, antara lain: kriteri sangat baik, baik dan kurang baik, baru kumudian menentukan salah satu kriterianya sesuai dengan data-data yang ada.
16
Lincoln dan Guba, Naturalistic Inguiry (Beverly Hills: Sage Publication) 35.
22
7. Pengecekan Keabsahan Temuan Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas).17 Keabsahan data (kredibilitas data) dapat dilakukan dengan tehnik pengamatan yang tekun dan trianggulasi. Pengamatan dilakukan peneliti dengan cara (a) mengadakan penngamatan dengan teliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap proses belajar mengajar di Madrasah Aliyah Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan; (b) Menelaah secara rinci sampai pada suatu titik, sehingga ada pemeriksaan tahap awal tampak satu factor atau seluruh factor yang ditelaah dapat dipahami secara biasa. Dalam penelitian ini juga menggunakan tehnik trianggulasi dengan sumber bararti membandingkan dan mengecek balik suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Ada empat macam trianggulasi sebagai tehnik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori.18 Dalam hal ini peneliti melakukan trianggulasi dengan jalan (a) membandingkan data hasil wawancara dengan hasil pengamatan; (b) membandingkan apa yang dikatakan guru dengan apa yang dikatakan siswa; (c) membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang berkaitan.
17 18
Ibid, 171 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 178
23
8. Tahapan-tahapan Penelitian Dalam penelitian ini ada beberapa tahapan penelitian. Tahap-tahap penelitian tersebut adalah : 1) Tahapan pra lapangan, yang meliputi : menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurus perizinan, menjajagi dan menilai keadaan lapangan, memilih dan memanfaatkan informasi, menyiapkan perlengkapan penelitian dan menyangkut persoalan etika penelitian. 2) Tahap pekerjaan lapangan yang meliputi memahami latar penelitian dan persiapan diri memasuki lapangan dan berperan serta sambil mengumpulkan data. 3) Tahap analisis data yang meliputi analisis selama dan setelah pengumpulan data. 4) Tahap penulisan hasil laporan.
G.
Sistematika Pembahasan Adapun pembahasan dalam skripsi ini terdiri dari lima bab yang masing-masing tercantum di bawah ini: Bab satu berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika pembahasan sebagai gambaran umum isi skripsi ini.
24
Bab dua merupakan landasan teori yang berisi penjelasan tentang pengertian pembelajaran berbasis bilingual, tujuan pembelajaran berbasisi bilingual, materi atau mata pelajaran apa saja yang dapat menggunakan sistem pembelajaran berbasis bilingual, di sini penulis memberikan contoh materi pelajaran bidang studi PAI, metode pembelajaran berbasis bilingual, media pembelajaran berbasis bilingual, sistem evaluasi pembelajaran berbasis bilingual, serta manfaat pembelajaran berbasis bilingual. Bab tiga merupakan laporan hasil penelitian yang meliputi gambaran umum objek penelitian dan penyajian data tentang pembelajaran berbasis bilingual pada bidang studi PAI di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan pondok Pesantren Al-Islam Joresan Mlarak Ponorogo tahun ajaran 20072008. Bab empat berisi tentang analisis data dari laporan hasil penelitian yang meliputi tujuan digunakannya bahasa asing dalam pembelajaran bidang studi PAI di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan tahun ajaran 2007-2008, proses kegiatan belajar mengajar dengan bahasa asing pada bidang studi PAI di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan tahun ajaran 2007-2008, sistem evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran berbasis bilingual pada bidang studi PAI di Madrasah Aliyah Jurusan Kegamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan tahun ajaran 2007-2008, serta manfaat yang diperoleh siswa/siswi selama mengikuti pembelajaran berbasis bilingual pada bidang studi PAI di
25
Madrasah Aliyah Jurusan Kegamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan tahun ajaran 2007-2008. Bab lima merupakan pembahasan akhir dari skripsi ini yang meliputi kesimpulan, saran-saran dan penutup.
26
BAB II PEMBELAJARAN BERBASIS BILINGUAL
A. PEMBELAJARAN BERBASIS BILINGUAL 1. Makna dan Tujuan Pembelajaran Berbasis Bilingual a.
Makna Pembelajaran Berbasis Bilingual Secara Bahasa Istilah Bilingual berasal dari kata Bilingualism yang artinya Kedwibahasaan. Dari istilahnya secara harfiah sudah dapat dipahami apa yang dimaksud dengan bilingualisme itu,yaitu berkenaan dengan penggunaan dua bahasa atau dua kode bahasa. Secara umum, menurut Mackey dan Fishman yang dikutip oleh Abdul Chaer dan Leornie Agustina mengatakan bilingualisme diartikan sebagai penggunaan dua bahasa oleh seorang penutur dalam pergaulannya dengan orang lain secara bergantian.Untuk dapat menggunakan dua bahasa seseorang harus menguasai kedua bahasa itu. Pertama, bahasa ibunya sendiri atau bahasa pertamanya, dan yang kedua adalah bahasa lain yang menjadi bahasa keduanya.19 Menurut Papalia yang dikutip oleh Singgih D. Gunarsa, mengartikan bilingualisme sebagai kefasihan untuk berbicara dua bahasa. Dua bahasa yang dimaksud biasanya adalah bahasa Ibu (native language) dan bahasa asing (foreign language).
19
Abdul Chaer dan Leornie Agustina,Sosiolinguistik Suatu pengantar (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1995)111.
27
Menurut Mc. Laughlin yang dikutip oleh Singgih D. Gunarsa, dalam bilingualisme dikenal tiga istilah umum, yaitu: 1. Code Switching. Code Switching adalah kemampuan untuk mengubah bahasa yang sedang dipakai menjadi bahasa lain dengan benar. 2. Simultaneous Language Acquisition. Simultaneous language acquisition adalah pembelajaran dua bahasa secara bersamaan sebelum anak berusia tiga tahun. 3. Successive Language Acqusition. Successive language acqusition adalah pembelajaran bahasa asing atau bahasa kedua setelah usia tiga tahun.20 Sedangkan pembelajaran berbasis bilingual, merupakan proses pembelajaran yang menggunakan dua bahasa secara bergantian dalam menyampaikan materinya, dengan memadukan berbagai metode pembelajaran, yaitu metode mengajar konvensional21, dan metode pembelajaran bahasa asing.22 b. Tujuan Pembelajaran Berbasis Bilingual Tujuan pembelajaran berbasis bilingual adalah agar anak didik mampu menguasai dua bahasa yaitu bahasa ibu (bahasa asal) dan bahasa asing sebagai bahasa pengantar. Dengan penguasaan dua bahasa ini diharapkan akan mempengaruhi identitas anak saat dewasa
20
Gunarsa, Dari Anak Sampai Usia Lanjut, 90. Usman, Metodologi Pembelajaran, 33. 22 Samsunuwiyati mar’at, Psikolinguistik, 97. 21
28
kelak, baik di sekolah, di tempat kerja, kehidupan sosial, maupun dalam cara berfikirnya. Dengan kata lain, tujuan bembelajaran berbasis bilingual tak lepas dari tujuan pembelajaran bahasa asing yaitu: 1.
Untuk menyerap ilmu pengetahuan dan teknologi yang banyak ditulis dalam buku-buku yang berbahasa asing.23
2.
Agar anak mampu berkomunikasi dengan warga negara lain dengan menggunakan bahasa asing yang dikuasainya.
3.
Untuk membantu mengembangkan bahasa Indonesia yang sekarang sudah banyak menerap bahasa asing yang diindinesiakan.
4.
Untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi modern bagi kepentingan pembanguanan nasional.24 Sebagai
contoh
pembelajaran
berbasis
bilingual
yang
menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa pengantarnya pada bidang studi PAI, bertujuan agar siswa memiliki pengetahuan tentang ajaran pokok agama Islam dan mengamalkannya dalam kehidupan seharihari, serta memiliki pengetahuan yang luas tentang Islam.25 Selain itu, siswa juga bisa menguasai bahasa Arab sehingga siswa mampu memahami al-Qur’an, hadis dan buku-buku yang ditulis dengan menggunakan bahasa Arab.
23
Abdul Chaer dan Leoni Agustina, Sosioliguistik, 281. Ibid, 297. 25 Derektorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Pedoman Pengembangan Silabus Kurikulum Pendidikan Agama Islam Madrasah Aliyah Keagamaan, 17-18. 24
29
2. Materi Pembelajaran Berbasis Bilingual Saat ini sudah banyak sekolah-sekolah yang menerapkan sistem pembelajaran berbasis bilingual, baik itu sekolah umum maupun Madrasah
aliyah.
Materi
pelajaran
yang
menggunakan
sistem
pembelajaran bilingual ini bermacam-macam seperti matematika, sains, ilmu pengetahuan sosial dan lain-lain. Namun, di sini penulis memberikan contoh materi pelajaran bidang studi PAI, yang meliputi: al-Qur’an hadis, ilmu tafsir, hadis, ushul fiqh, tauhid, akhlak, tasawuf, SPI, dan bahasa Arab. Materi pembelajaran PAI dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu: (1) Pengantar. (2) Materi pokok. (3) Materi tambahan. Program pembelajaran PAI pada Madrasah Aliyah Keagamaan disusun berdasarkan empat bidang pengembangan yang meliputi: 1) Bidang pengembangan pendidikan karakter. 2) Bidang pengembangan pendidikan akademik. 3) Bidang pengembangan pendidikan ketrampilan. 4) Bidang pengembangan unggulan madrasah. Mata pelajaran PAI yang termasuk bidang pengembangan pendidikan karakter adalah: mata pelajaran Pendidikan Akhlak. Bidang pengembangan pendidikan akademik terdiri dari mata pelajaran: al-Qur’an hadis, ilmu tafsir, hadis, ushul fiqh, tauhid, akhlak, tasawuf, SPI, dan
30
bahasa Arab. Sedangkan bidang pengembangan keterampilan tidak ada pada mata pelajaran PAI. Mata pelajaran PAI bidang pengembangan unggulan madrasah dikembangkan oleh madrasah yang bersangkutan sesuai kebutuhan dan kondisi masing-masing Madrasah.26 Ada beberapa prinsip dalam penyusunan materi pembelajaran, yaitu: 1.
Relevansi, yaitu kesesuaian materi pembelajaran dengan kemampuan dasar yang ingin dicapai.
2.
Konsistensi,
yaitu
keselarasan
materi
pembelajaran
dengan
kemampuan dasar dan standar kompetensi. 3.
Adekuasi (kecakupan), berarti cakupan materi pelajaran yang diberikan cukup lengkap untuk tercapainya kemampuan yang telah ditentukan.27 Pada pembelajaran berbasis bilingual bidang studi PAI materi yang
di ajarkan sama dengan materi yang diberikan di sekolah-sekolah Aliyah pada umumnya, namun ada beberapa materi tambahan yang berfungsi sebagai pendukung guna membantu tercapainya tujuan dari pembelajaran berbasis bilingual itu sendiri.
26
Pedoman Pengembangan Silabus,Kurikulum Pendidikan Agama Islam Madrasah Aliyah Keagamaan,Derektorat Jendral Kelembagaan Agama Islam. Derektorat Madrasah dan Pendidikan Agama Islam pada sekolah umum, 17-18 27 Pedoman Pengembangan Silabus,Kurikulum Pendidikan Agama Islam Madrasah Aliyah Keagamaan, Derektorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Derektorat Madrasah dan Pendidikan Agama Islam pada sekolah umum, 46-49.
31
3. Metode Pembelajaran Berbasis Bilingual Telah
disinggung
sebelumnya
bahwa
pembelajaran
berbasis
bilingual adalah proses pembelajaran yang menggunakan dua bahasa secara bergantian dalam menyampaikan materinya, dengan memadukan berbagai metode pembelajaran, yaitu metode mengajar konvensional, dan metode pembelajaran bahasa asing. Dengan demikian metode yang digunakan dalam pembelajaran berbasis bilingual adalah perpaduan antara metode mengajar konvensional dan metode pembelajaran bahasa asing. a. Metode Mengajar Konvensional Metode mengajar konvensional yaitu metode mengajar yang lazim dipakai oleh guru atau sering disebut metode tradisional, contoh: metode ceramah, metode demonstrasi, metode diskusi dan lain lain. 1.
Metode Ceramah ( Preaching Method ) Menurut Muhibbin Syah yang dikutip oleh Andrian, metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu–satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan pemahaman siswa.
32
2.
Metode Ceramah Plus Metode ceramah plus adalah metode mengajar yang menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah gabung dengan metode lainnya.antara lain: a. Metode Ceramah Plus Tanya Jawab dan Tugas Metode ini adalah metode gabungan antara ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas. Metode campuran ini idealnya dilakukan secara tertib, yaitu : 1) Penyampaian materi oleh guru. 2) Pemberian peluang bertanya jawab antara guru dan siswa. 3) Pemberian tugas kepada siswa. b. Metode Ceramah Plus Diskusi dan Tugas Metode ini dilakukan secara tertib sesuai dengan urutan pengkombinasiannya, yaitu pertama guru menguraikan materi pelajaran,
kemudian
mengadakan
diskusi,
dan
akhirnya
memberi tugas. c. Metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan Metode ini adalah merupakan kombinasi antara kegiatan menguraikan materi pelajaran dengan kegiatan memperagakan dan latihan (drill). 3.
Metode Diskusi Menurut Muhibbin Syah yang dikutip oleh Andrian, mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode yang
33
sangat
erat
hubungannya
dengan
memecahkan
masalah
(problem solving). Metode ini juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discusion) dan resitasi bersama (socialized recitation). Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk: a. Mendorong siswa berpikir kritis. b. Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya dengan bebas. c. Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirannya untuk memecahkan masalah bersama. d. Mengambil satu altrernatif jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan bersama. 4.
Metode Resitasi (Recitation Method). Metode Resitasi adalah suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan membuat resum dengan kalimat sendiri.
5.
Metode Bagian. Yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan bagianbagian, misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentu saja berkaitan dengan masalahnya.28
b. Metode Pembelajaran Bahasa Asing Metode pembelajaran bahasa secara umum terbagi dua yaitu aktif dan pasif. Metode yang aktif biasanya lebih menekankan kepada 28
Andrin, metode mengajar berdasarkan tipologi belajar siswa, http://202.152.33.84/index.php?option=com-content&taks=view&id=10540&Itemid=, diakses dari internet pada tanggal 2 Nofember 2008.
34
kemahiran mendengar dan berbicara (isma’/listening dan kalam/speking), sedangkan metode pasif, biasanya lebih menekankan pada kemahiran membaca dan menulis (qiro’ah/reading dan kitabah/writing). Metode yang aktif biasanya digolongkan ke dalam metode yang modern, sedangkan yang pasif digolongkan ke dalam metode tradisional. Penggunaan metode tergantung tujuan/ kemahiran apa yang diinginkan.29 Ada tiga metode umum yang telah dipergunakan dalam pengajaran bahasa, yaitu: a.
Metode Gramar-Translation atau terjemah (Thariqah al-Qawa’id wa al-Tarjamah) Metode Gramar-Translation merupakan metode yang tertua. Metode ini menekankan pada pelajaran tata bahasa (grammar) yang dimulai dengan mengajarkan bermacam–macam aturan. Kemudian, pelajaran selanjutnya ialah menterjemahkan (translation). Dalam metode ini siswa didorong untuk menghafal teks-teks klasik berbahasa asing dan terjemahnya dalam bahasa Ibu walaupun dalam teks itu terdapat struktur kalimat yang rumit dan kosa kata yang sudah tidak terpakai.
b.
Metode Langsung (al-Thariqah al-Mubasyirah) Pada awalnya metode ini memperoleh popularitas di Eropa dan Amerika pada abad ke-20. Namun pada abad yang sama metode ini
29
Firdaus, Bahasa Arab dan Metode pembelajarannya di SMA, searchengines.com/art05-65.atml,diakses dari internet pada tanggal 2 Nofember 2008.
http://re-
35
juga digunakan untuk mengajar bahasa Arab baik di negeri arab maupun di negeri-negeri Islam di Asia tenggara termasuk Indonesia.30 Metode ini dikembangkan atas dasar asumsi bahwa proses belajar bahasa ke dua atau bahasa asing sama dengan bahasa Ibu, yaitu dengan penggunaan bahasa secara langsung dan intensif dalam komunikasi, dan dengan menyimak dan berbicara, sedangkan mengarang dan membaca dikembangkan kemudian. Oleh karena itu, siswa harus dibiasakan berfikir dalam bahasa asing dan penggunaan bahasa Ibu oleh siswa dihindari sama sekali.31 Ciri-ciri pokok metode langsung ini adalah (1) tata bahasa diajarkan secara induktif yaitu berangkat dari contoh-contoh kemudian diambil kesimpulan, (1) kata-kata kongkrit diajarkan melalui demonstrasi peragaan benda
langsung,
dan gambar,
sedangkan kata-kata abstrak diajarkan melalui asosiasi, konteks dan definisi, (3) kemampuan siswa untuk berkomunikasi lisan dilatih secara cepat melalui tanya jawab yang terencana dalam pola interaksi yang bervariasi. c.
Metode Audiolingual (al-Thariqah al-Sami’iyah al-Syafahiyah) Metode audiolingual merupakan metode yang baru dan masih banyak dipakai. Metode ini dipengaruhi oleh teori behaviorisme, dimana menekankan latihan keterampilan bahasa (performance) dan bukannya belajar aturan-aturan serta menekankan pada bicara (speak)
30
Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab (Malang: Misykat, 2004),
31
Ahmad Fuad Effendy, ibid, 36.
36.
36
bukan pada membaca atau menulis. Sistemnya adalah drill. Alat bantu yang sering dipakai ialah tape recorder dan latihan. Latihannya disebut drill. Ada bermacam-macam drill, yaitu: Inflections drills, Repetition drills, Replacement drills. •
Inflection drills: Melatih infleksi terus menerus.
•
Repletition drills: Anak hanya mengulang apa yang dikatakan guru (melalui tape atau tidak).
•
Replecement drills: Dari tape dikeluarkan ucapan kemudian murid mengadakan perubahan dan direkam ditape yang lain.
d.
Metode Code Learnig. (al-Thariqah al-Qira’ah) Murid belajar aturan-aturan linguistik sederhana, kemudian diterapkan sampai akhirnya mereka akan belajar dengan otomatis melalui buku-buku (membaca dan latihan menulis). Tetapi di samping itu, dikuasai semua aspek, yaitu: berbicara, mendengarkan, membaca, menulis, dan menerjemahkan. Dalam metode ini, ada juga sistem drill tetapi hanya bersifat automatisme.32
e. Metode Komunikatif (al-Thariqah al-Ittisyaly) Dalam metode komunikatif tidak ditekankan penguasaan gramatikal atau kemampuan membuat kalimat gramatikal melainkan menekankan kepada produk berbicara yang sesuai dengan konteks. Tujuannya adalah mengembangkan kompetensi siswa berkomunikasi
32
2005) 97.
Samsunuwiyati Mar’at, Psikolinguistik Suatu Pengantar (Bandung: Refika Aditama,
37
dengan bahasa tarjet dalam konteks komunikatif yang sesungguhnya atau dalam situasi kehidupan yang nyata.33 Dalam proses belajar mengajar siswa bertindak sebagai komunikator yang berperan aktif dalam aktifitas komunikatif yang sesungguhnya sedangkan pengajar memprakarsai dan merancang berbagai pola interaksi antar siswa, dan berperan sebagai fasilitator. Aktivitas dalam kelas diwarnai secara nyata dan dominan oleh kegiatan-kegiatan komunikatif bukan drill-drill manipulatif dan peniruan-peniruan tanpa makna. Penggunaan bahasa Ibu dalam kelas tidak dilarang sama sekali tetapi diminimalkan.34
4. Media Pembelajaran Berbasis Bilingual Untuk memudahkan pemahaman para siswa, maka biasanya seorang guru juga menggunakan media dalam menyampaikan materinya. Arti media pendidikan menurut Zakiyah Daradjat ialah segala alat bantu belajar siswa, termasuk labolatorium. Segala macam bentuk alat peragaan dan alat-alat yang dipergunakan dalam proses belajar mengajar, selain berfungsi sebagai alat bantu juga dapat berfungsi sebagai sumber belajar bagi siswa.35
34 35
33 Ahmad Fuad Effendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, 54. Ibid, 54. Zakiyah Daradjat,dkk., Metodik khusus Pengajaran Agama Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), 191.
38
Sedangkan menurut Basyiruddin Usman, media secara lebih luas dapat diartikan: manusia, benda atau peristiwa yang membuat kondisi siswa memungkinkan memperoleh pengetahuan, ketrampilan atau sikap.36 Sedangkan media pendidikan menurutnya dapat digolongkan menjadi delapan kategori, yaitu: a.
Realthing, dapat berupa manusia (guru) itu sendiri, benda sesungguhnya dan peristiwa yang terjadi.
b.
Verbal representation, berupa media tulis/cetak, buku teks dan sebagainya.
c.
Grafik representation, berupa chart, diagram, gambar atau lukisan.
d.
Still picture, seperti foto, slide, film strip, OHP dan media visual lainnya.
e.
Motion picture, seperti film, televisi, vidio, tape dan lainnya.
f.
Audio (recorder), seperti pita kaset, real tape, piringan hitam, sound track dan sebagainya.
g.
Simulation, berupa permainan yang menirukan kejadian yang sebenarny,
sebagai
contoh:
simulai
perang-perangan,
mengemudikan pesawat dan sebagainya.37 Dalam pembelajaran berbasis bilingual seorang guru dapat menggunakan
media
pembelajaran
berupa
media
(verbal
representation) seperti media tulis/cetak, buku teks atau dapat juga 36 37
Ibid, 127. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran, 128.
39
menggunakan media (audio (recorder) seperti pita kaset, real tape, piringan hitam, sound track dan masih banyak lagi media yang dapat digunakan dengan menyesuaikan materi yang disampaikan.
5. Sistem Evaluasi Pembelajaran Berbasis Bilingual Secara etimologis evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian terhadap sesuatu. Menurut Ahmad Tafsir evaluasi di sekolah, yaitu penilaian terhadap kemampuan murid dalam menguasai bahan pengajaran yang telah diberikan. Di dalam pendidikan agama Islam dikenal sistem penilaian tertulis maupun sistem penilaian lisan. Adapun sistem penilaian yang biasa dipakai untuk menentukan taraf kemampuan murid terhadap pelajaran yang telah diterimanya antara lain adalah formatif (harian) sumatif (semesteran) dan EBTA (Evaluasi Belajar Tahap Akhir).38 Pada umumnya para ahli berpendapat bahwa penilaian di sekolah berguna: 1.
Untuk mengetahui sejauh mana tujuan pendidikan telah dapat direalisasikan.
2.
Untuk memperoleh masukan bagi guru untuk merevisi lesson plan yang telah digunakan.
38
Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1996) 40.
40
3.
Untuk
memperoleh
masukan
dalam
mempertimbangkan
peningkatan program pendidikan secara umum.39 Dalam pembelajaran berbasis bilingual, sistem evaluasinya merupakan sistem evaluasi yang mengukur siswa dari segi mendengar (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing).40 Dengan demikian sistem evaluasi dalam pembelajaran berbasis bilingual, dilakukan dengan penilaian secara tertulis maupun lisan.41 Pada evalusi secara lisan, bisa dilakukan dengan kegiatan: saling bertanya jawab dengan teman-temannya, atau guru bertanya kemudian salah seorang siswa menjawab, atau guru menunjukkan benda atau alat peraga kemudian siswa menjawab, dan bentuk- bentuk evaluasi lisan lainnya. Sedangkan pada evaluasi tulis dapat diberikan dengan bentuk yang beragam seperti: membuat kalimat atau kosakata, atau imla’ guru mendekte dan siswa menulis dan menterjemahkan.42
6. Manfaat Pembelajaran Berbasis Bilingual Kemajuan ilmu dan teknologi menuntut setiap orang untuk terus menerus melakukan usaha peningkatan diri. Penguasaan bahasa asing
39
Mahfudh Shalahuddin, dkk. Metodologi Pendiddikan, 142. Gunarsa, Dari anak sampai usia lanjut, 104. 41 Mahfudh Shala huddin, dkk.,Metodologi Pendidikan, 142. 42 Firdaus, http://re-searchengines.com/art05-65.atml,diakses dari internet pada tanggal 2 Nofember 2008.
40
41
menjadi salah satu aspek penting sebagai modal utama keunggulan sumber daya manusia berkualitas. Berkenaan dengan manfaat pembelajaran berbasis bilingual menurut Baker berpendapat bahwa pembelajaran berbasis bilingual memberi dampak pada kehidupan anak dan orang tuanya. Bilingual akan mempengaruhi identitas siswa saat mereka dewasa yaitu koma di sekolah di tempat kerja, di area tempat tinggal perjalanannya dan cara berfikirnya. Kemampuan bilingual bukan hanya sekedar mempunyai dua bahasa akan tetapi juga akan mempunyai konsekuensi pendidikan, sosial, ekonomi dan budaya. Dengan menguasai dua bahasa siswa akan mampu berkomunikasi dengan anggota keluarga lainnya. Siswa yang memiliki kemampuan bilingual mempunyai kesempatan untuk berkomunikasi dengan orang lain yang berbeda bangsa dan etnis dalam ruang lingkup yang lebih luas dan bervariasi.43 Suatu contoh adanya pembelajaran berbasis bilingual pada bidang studi PAI, siswa akan memperoleh manfaat ganda yaitu pertama siswa kan memperoleh pengetahuan tentang pelajaran PAI, dan kedua siswa akan memperoleh pengetahuan mengenai bahasa asing yang menjadi pengantar proses pembelajaran berbasis bilingual pada bidang studi PAI tersebut.
43
Radar Tarakan. “Lembaga Pendidikan Perlu Mempersiapkan dan Melakukan Pembenahan Diri.” 4 September, 2008.
42
B.
TELAAH PUSTAKA Penelitian ini mengkaji tentang pembelajaran berbasis bilingual (studi kasus pembelajaran PAI di Madrasah Aliyah Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan tahun ajaran 2007-2008. Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan pembelajaran bidang studi PAI antara lain: 5. Arties Thungga Dhewi, Judul penelitian “Amaliyah Tadris Dalam Meningkatkan Potensi Santri Menjadi Ustadz (Studi Kasus di Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar)”. Yang membahas tentang latar belakang amaliyah tadris di Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar Ponorogo, Proses kegiatan amaliyah tadris Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar Ponorogo, dan implikasinya amaliyah tadris dalam meningkatkan potensi santri menjadi ustadz di Pondok Pesantern Wali Songo Ngabar Ponorogo. 6. Dewi Ana Agung Kurniayani, yang meneliti tentang “Studi Tentang Sistem Pendidikan Di Madrasah Aliyah Keagamaan Al-Islam Joresan Mlarak
Ponorogo tahun 2004/2005” yang membahas tentang
keberadaan Madrasah Aliyah Keagamaan Joresan Mlarak Ponorogo, sistem pendidikan dan pengajaran di Madrasah Aliyah Keagamaan AlIslam Joresan Mlarak Ponorogo, prospek Madrasah Aliyah Keagamaan Al-Islam Joresan Mlarak Ponorogo, kualitas alumni Madrasah Aliyah Keagamaan Al-Islam Joresan Mlarak Ponorogo. 7. Abdul Munib, yang meneliti tentang “Pengaruh Metode Pembelajaran Bahasa Arab Aktif terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V (Lima)
43
Madrasah
Aliyah
Al-Islam
Joresan
Mlarak
Ponorogo
tahun
2001/2002”. Yang membahas tentang metode-metode pengajaran bahasa Arab aktif di Madrasah Aliyah Al-Islam Joresan Mlarak Ponorogo Tahun Pelajaran 2001/2002, faktor pendukung pelaksanaan metode-metode pembelajaran bahasa Arab aktif di Madrasah Aliyah AlIslam Joresan Mlarak Ponorogo tahun pelajaran 2001/2002, selanjutnya pengaruh metode pembelajaran bahasa Arab aktif di Madrasah Aliyah Al-Islam Joresan Mlarak Ponorogo tahun pelajaran 2001/2002. Dengan demikian, selama ini belum ada peneliti yang memfokuskan penelitian berkenaan dengan tema yang sama dengan tema dalam skripsi ini.
44
BAB III PEMBELAJARAN BERBASIS BILINGUAL ( Studi Kasus Pembelajaran PAI Di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren “Al-Islam “ Joresan Tahun Ajaran 2007-2008 )
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. 1.
Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Al-Islam Joresan. Sejarah berdirinya pondok pesantren “Al-Islam” yang berlokasi di desa Joresan Kecamatan Mlarak Kabupaten Ponorogo Jawa Timur dilatar belakangi oleh keadaan krisis kualitas kehidupan umat Islam Indonesia khususnya di Ponorogo pada tahun enam puluhan. Pada masa itu sarana pengembangan kehidupan umat Islam, kaderisasi umat Islam, dan anak– anak putus sekolah sebagai akibat dari keterbelakangan dan kemiskinan yang masih melingkupi kehidupan sebagian besar masyarakat Ponorogo, terutama yang tinggal di daerah pedesaan. Meskipun di Ponorogo telah lama berdiri beberapa lembaga pendidikan Islam yang berpaham Islam modernis, namun keberadaannya terlanjur dianggap sebagai tempat menuntut ilmu kaum priyayi yang tak terjangkau wong cilik, sehingga keterbelakangan dan kenihilan ilmu pengetahuan masih juga memprihatinkan.
45
Kondisi tersebut menggugah kepedulian ulama yang tergabung dalam Majlis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC-NU) kecamatan Mlarak untuk ikut serta memerangi keterbelakangan pendidikan dalam masyarakat. Dalam pertemuan MWC-NU kecamatan Mlarak pada waktu itu diketuai oleh KH. Imam Syafaat kepedulian tersebut dirumuskan dalam agenda rapat yang membahas pendirian sebuah lembaga pendidikan Islam tingkat menengah di Kecamatan Mlarak. Kemudian untuk lebih menguatkan visi, misi dan tujuan didirikannya lembaga pendidikan islam tersebut diadakan pertemuan ulang sebanyak dua kali. Yang pertama di rumah KH. Hasbullah desa Joresan Mlarak yang bertepatan dengan peringatan Haul Almarhum Kyai Muhammad Thoyyib pendiri desa Joresan. Pertemuan yang kedua di rumah salah satu tokoh NU Mlarak KH. Abdul Karim dari desa Joresan. Pada pertemuan selanjutnya yakni di rumah KH. Imam Syafaat di desa Gandu Mlarak Ponorogo yang dihadiri oleh tokoh-tokoh Nahdliyin seperti: KH. Imam Syafaat, KH. Maghfur Hasbullah, KH. Mahfudz Hakiem, BA, Kafrawi, H. Farhan Abdul Qodir, K. Qomari ridwan, K. imam Mahmudi, Ibnu Mundzir, Bazi Haidar, K. Markum, Asmu’i, Abdul Qodir, Ahmad Hudlori Ibnu Hajar, dan Hirzuddin Hasbullah, berkat ridlo Allah SWT, lahirlah cikal bakal Pondok Pesantren Al-Islam, tepatnya pada tanggal 12 Muharram 1386 H bertepatan dengan tanggal 2 Mei 1966 M.
46
Pada
awalnya
bernama
Madrasah
Tsanawiyah
“Al-Islam”,
Kemudian setelah berjalan selama empat tahun, setelah adanya kelas IV akhirnya namanya ditambah dengan Madrasah Tsanawiyah Aliyah “Al-Islam”,
meskipun
keberadaan
Madrasah
Tsnawiyah
Aliyah
“Al-Islam” diprakarsai oleh para ulama NU, namun Pondok Pesantren “Al-Islam” tetap berdiri untuk semua golongan. Dan alhamdulillah sampai saat ini dengan seribu enam ratus santri yang datang dari berbagai lapisan masyarakat seluruh Indonesia menepiskan pandangan bahwa Pondok Pesantren “Al-Islam” didirikan hanya untuk warga Nahdliyyin semata.44
2.
Letak Geografis Pondok Pesantren “Al -Islam“. Pondok Pesantren “Al-Islam” Joresan terletak 15 Km dari ibukota Kabupaten Ponorogo, tepatnya di desa Joresan Kecamatan Mlarak, sesuai dengan Visi dan Misi Pondok, sangatlah cocok sekali dengan kondisi ekonomi
masyarakat
pedesaan
yang
mayoritas
petani
yang
berpenghasilan rendah, meskipun di Kecamatan Mlarak banyak sekali Pondok Pesantren dan lembaga pendidikan, namun keberadaan Ponpes “Al-Islam” sangatlah dibutuhkan oleh masyarakat sekitar Kecamatan Mlarak sampai luar daerah bahkan luar pulau Jawa. Untuk menuju
44
Lihat Transkip Dokumentasi Nomor 01/D/F-2/20-VI/2008 Pada Lampiran Laporan Hasil Penelitian ini.
47
kelokasi Pondok Pesantren “Al-Islam” sangatlah mudah, karena dekat dengan jalur transportasi umum.45
3.
Struktur Organisasi Pondok Pesantren Al-Islam. Pondok
Pesantren
“Al-Islam”
Joresan
merupakan
Pondok
Pesantren yang berada dibawah naungan yayasan Maarif Islam “AlIslam” jadi yayasan merupakan pimpinan tertinggi. Dalam mengelola Pondok, yayasan mengutus seorang Direktur (Pimpinan Pondok), Durektur dibantu oleh beberapa Kepala Sekolah dari masing–masing jenjang pendidikan, sedangkan kepala sekolah dibantu oleh beberapa staf mulai dari Tata Usaha, Waka Kurikulum, Waka Kesiswaan, Waka Sarana Prasarana, Waka pengajaran, Waka BP, serta Dewan Guru yang semuanya saling membantu dan bekerja sama. Struktur Organisasi Pondok Pesantren “Al-Islam” Joresan Mlarak Ponorogo sebagai berikut :46
45
Lihat Transkip Dokumentasi Nomor 02/D/F-2/20-VI/2008 Pada Lampiran Laporan Hasil Penelitian ini. 46 Lihat Transkip Dokumentasi Nomor 03/D/F-1/20-VI/2008 Pada Lampiran Laporan Hasil Penelitian ini.
48
Yayasan Nurul hamdi BA
Direktur Pondok Drs. Muhammad Ali Fikri Mpdi.
Komite Madrasah Sugiman Rustan,SPd.
Kepala Madrasah
Tsanawiyah Hadi Suminto,BA
Aliyah Ahmad Budairi,SPd
Waka BP Abdul Habib,BA
Waka Kurikulum Syafuudin Rusdi
Waka Kesiswaan Moh.Zamrozi SPd.
Dewan Guru
Siswa
Waka Sarana Prasarana Tulus Suroto
Waka Pengajaran Ahmad Pamuji
SMK Drs. Muhajid Sabil
49
4.
Keadaan Guru dan Siswa Guru di Pondok Pesantren Al-Islam Joresan berjumlah 153 orang,dan karyawan berjumlah 15 orang,yang memiliki jenjang pendidikan yang berbeda-beda mulai dari alumni pondok pesantren AlIslam sendiri hingga sarjana. Sedangkan siswa di pondok pesantren Al-Islam seluruhnya berjumlah 1336 orang, dengan perincian sebagai berikut :47
No
Jenjang Pendidikan
Perempuan
Jumlah
1
Madrasah Tsanawiyah
338
334
672
2
Madrasah Aliyah
230
324
554
3
SMK
75
35
110
643
693
1336
Total
5.
Laki-laki
Sarana dan Prasarana Dalam suatu proses pendidikan sarana dan prasarana yang ada pada lembaga adalah mutlak diperlukan karena keberadaannya sangat menunjang terselenggaranya suatu proses pendidikan yang akhirnya akan tercapai tujuan pendidikan. Sarana dan prasarana yang terdapat di pondok pesantren Al-Islam sebagai berikut:
47
Lihat Transkip Dokumentasi Nomor 04 /D/F-4/20-VI/2008 Pada Lampiran Laporan Hasil Penelitian ini.
50
1.
Keliling tanah seluruhnya 4255 M, yang sudah dipagar pemanen (termasuk pagar hidup) 25 M.
2.
Luas tanah/persil yang dikuasai sekolah menurut status pemilikan dan penggunaan.
Penggunaan Status Penggunaan
Luas Tanah Seluruhnya
Bangunan
Hal / Taman
Lap. Olah raga
Kebun
Lainlain
Sertifikat Belum Sertifikat Bukan Milik
2197.46 M
2166 M
31.46 M
M
M
M
323 M
36 M
287 M
M
M
M
278 M
2202 M
M
278 M
M
M
Milik
3.
Buku dan Alat Pendidikan Tiap Mata Pelajaran Buku
No
Mata Pelajaran
Pegangan Guru
2
2
4
500
15
21
2640
4
4
200
6
4
520
6
1
100
-
-
-
3
5
750
Pendidikan 6 Agama Bahasa dan 4 Sastra Indonesia Bahasa 3 Inggris Sejarah 3 Nasional dan 750Umum Pendidikan Jasmani Matematika 3
5
6 7 8
IPA (Khusus SMP/MTs) a.Fisika b.Biologi
Juml Juml ah ah Jdl eks
Juml Jumlah Judulah eks
2
4
Penunjang
Jum lah Eks
PPKn
3
Teks Siswa
Ju ml ah Jud ul
1
Alat Pendidikan
5
130
Peraga terhadap Kebutuhan Standar(Set)
Prakt ek (set)
Software Pembelajar an (Set)
51
c.Kimia 9
IPS (Khusus SMP/MTs) a.Ekonomi b.Sosiologi c.Geografi d. Sejarah Budaya e.Tata Negara g.Antropologi
10 Teknologi Informatika Komputer 11 Pendidikan Seni 12 Bahasa Asing Lain 13 Bimbingan Dan Penyuluhan 14 Muatan Lokal 15 Kerajinan Tangan dan Kesenian 16 Produktif 5)
4.
1
1
1
4
-
-
1
4
-
-
4
480
-
-
1
12
Perlengkapan a.
Komputer Printer TU TU 1 2 2
Perlengkapan Administrasi
2
b.
3
Mesin Stensil Foto Copy 4 5
1
1
Brangkas 6
Ruang Cabinet / Meja Lembaga TU 7 8
Kursi TU 9
Meja Guru Kursi Guru 10 11
1
7
3
23
3
23
Perlengkapan Kegiatan Belajar Mengajar
Komputer
Printer
LCD
Lemari
TV/Audio
Meja Siswa
Kursi Siswa
1
2
3
4
5
6
7
15
2
225
246
1
52
c.
Ruang menurut Jenis, Status Pemilikan, Kondisi dan Luas. Milik
No
Jenis Ruang
Baik
Rusak ringan
Rusak Berat
Jml
Luas
Jml
Luas
Jml
Luas
16
1008
2
112
1
12
1
12
1
12
1.
Ruang teori/kelas
2.
Labolatorium IPA
1
56
3.
Labolatorium Biologi
1
56
4.
Labolatorium Kimia
1
56
5.
Labolatorium Fisika
1
56
6.
Labolatorium IPS
7.
Labolatorium Bahasa
8.
LabolatoriumMultimedia
9.
Labolatorium Komputer
10.
Ruang Perpustakaan
11.
Ruang Ketrampilan
12.
Ruang Serba Guna
13.
Ruang UKS
14.
Ruang Praktek Kerja
15..
Bengkel
16
Ruang Diesel
17.
Ruang Pameran
Bukan Milik
1
Jumlah Luas
0,56 168
.18
Ruang Gambar
19.
Koperasi/Toko
20.
Ruang BP/BK
21.
Ruang Kepala Sekolah
1
0,18
22.
Ruang Guru
1
104
23.
Ruang TU
1
0,56
24.
Ruang OSIS
1
0,56
25.
Kamar Mandi/WC Guru
1
0,16
26.
Kamar Mandi/WC Murid
27.
Gudang
28.
Ruang Ibadah
29.
Rumah Dinas Kepala Sekolah
30.
Rumah Dinas Guru
31.
Rumah Dinas Penjaga sekolah
32.
Sanggar MGMP
33.
Sanggar PKG
34.
Asrama Murid
35.
Unit Produksi
36.
Ruang Multi Media
37
Ruang Pusat Belajar Guru Olah Raga
1
6
1
12
36
300
1
278
53
Rata–Rata Penggunaan IPA Laboratorium
Kimia IPS
Biologi Bahasa Fisika
8 jam 8 jam Jam 8 jam
Jam
8 jam
Matematika Komputer Jam
20 Jam
tiap minggu
6.
Visi, Misi dan Tujuan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan mempunyai visi sebagai pesantren yang berwawasan keagamaan berorientasi pada perubahan, disiplin dan berkwalitas Sedangkan misi dari Pondok Pesantrren Al-Islam Joresan adalah terciptanya generasi muslim yang berbudi pekerti luhur, terampil, dinamis, dan cinta almamater yang meliputi: 1.
Meningkatkan kualitas pendidikan terdiri dari Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah Umum (MAU) Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan (MAK) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) AlIslam Jurusan Teknik Informatika sehingga bisa menciptakan manusia-manusia berkualitas tinggi.
2.
Meningkatkan dan menjalankan syari’at-syari’at Islam agar tercipta manusia-manusia yang dalam keimanan dan ketaqwaannya bisa tertanam betul di dalam diri santri.
3.
Meningkatkan pengetahuan umum dan memenuhi standar-standar yang telah ditentukan pesantren agar santri bisa mengaktualisasikan setiap langkah yang positif terhadap lingkungan masyarakat.
54
Tujuan dari pesantren Al-Islam Joresan antara lain: 1.
Tetap terpeliharanya komitmen pesantren sebagai lembaga tafaqquh fiddin (memperdalam dan menyebarkan agama).
2.
Terciptanya kualitas lembaga pesantren secara dinamis dan presentatif dalam menghadapi situasi global.
3.
Terwujudnya sumber daya manusia santri yang mempunyai kemantapan iman keleluasan ilmu dan kekuatan ibadah.
4.
Terwujudnya
kemanfaatan
lembaga
pesantren
dalam
mengembangkan dan memberdayakan masyarakat secara nyata.48
B. Deskripsi Data 1. Alasan digunakannya bahasa asing dalam pembelajaran bidang studi PAI di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan. Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan pada awalnya bernama Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan. Program Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan pada awalnya dirintis oleh Menteri Agama Munawir Sadzali, MA. Diantara tujuan digunakannya bahasa asing dalam pembelajaran bidang studi PAI di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan adalah bertumpu pada tujuan awal dibukanya Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan (MAK), antara lain: memenuhi tenaga ahli bidang agama 48
Lihat Traskip Dokumentasi Nomor 06/D/F-1/20-VI/2008 Pada Lampiran Laporan Hasil Penelitian ini.
55
Islam,
menyiapkan
lulusan
yang
memiliki
kemampuan
bagi
pengembangan diri sebagai ulama yang Intelek,serta menyiapkan lulusan sebagai calon Mahasiswa IAIN atau PTAI maupun Mahasiswa Universitas Al-Azhar di Kairo (Mesir). Hal ini sebagai mana diceritakan oleh Direktur Pondok Pesantren Al-Islam Joresan Ustadz Ali Fikri, dan kepala sekolah Aliyah Pondok Pesantren Al-Islam Joresan ustadz Ahmad Budairi sebagai berikut: “Tujuan dari adanya pembelajaran berbasis bilingual bidang studi PAI di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan adalah agar siswanya dapat diterima di Timur Tengah, mampu menjadi penghulu, dapat bekerja di KUA, bisa menjadi seorang modin, serta dapat diterima sebagai mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah, UIN Malang, UIN Jakarta dan UIN Sulawesi pada kelas khusus, yang literaturnya merupakan literatur yang menggunakan bahasa Arab”.49 “Tujuan dilakukannya pembelajaran berbasis bilingual di Madrasah Aliyah jurusan keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan adalah menjadikan siswasiswanya memiliki kelebihan dalam berbahasa Arab aktif maupun pasif, sehingga pembelajaran bidang studi PAInya menggunakan 2 bahasa, yaitu: bahasa Arab dan bahasa Indonesia”50 Melihat dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dapat diketahui bahwasanya tujuan dari pembelajaran berbasis bilingual bidang studi PAI di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren AlIslam Joresan adalah agar siswa mampu menguasai bahasa asing (bahasa Arab) baik aktif maupun pasif selain itu mereka juga diharapkan mampu
49
Lihat Transkip Wawancara Nomor 01/1-W/ F-1/18-VI/2008 Pada Lampiran Laporan Hasil Penelitian ini. 50 Lihat Traskip Wawancara Nomor 02/2-W/F-1/18-VI/2008 Pada Lampiran Laporan Hasil Penelitian ini.
56
berkecimpung dalam pemerintahan dan dapat diterima menjadi mahasiswa di timur tengah, sehingga mereka mampu berinteraksi dengan mahasiswa lain dengan ketrampilan bahasa yang dimilikinya.
2. Proses Kegiatan Belajar Mengajar Dengan Bahasa Asing di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan. Proses kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses Interaksi antara guru dan siswa. Seorang guru bisa dikatakan berhasil dalam mengajar apabila mereka mampu menyampaikan materi dengan metode yang tepat dan media yang sesuai, sehingga siswa mampu memahami materi yang disampaikan guru secara sempurna. 2.1 Materi Pembelajaran Berbasis Bilingual di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan. Pembelajaran berbasisi bilingual di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan diterapkan pada materi bidang studi PAI. Sedangkan materi bidang studi PAI di Madrasah Aliyah secara umum meliputi: al-qur’an hadis, akidah akhlak dan fiqih. Bahasa pengantar yang digunakan pun secara umum menggunakan bahasa Indonesia. Dalam pembelajaran bidang studi PAI di Madrasah Aliyah jurusan keagamaan materi yang diajarkan meliputi: fiqih, al-qur’an hadis, akidah akhlak, ilmu tafsir, ilmu hadis, tasawuf, usul fiqih dan SKI, semuanya menggunakan bahasa Arab sebagai
bahasa
pengantar
kecuali
SKI.
Begitu
juga
dalam
57
pembelajaran PAI yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah jurusan keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan. Hal ini sesuai dengan wawancara yang dilakukan kepada bapak Syafrudin Rusdi. “Materi bidang studi PAI di Madrasah Aliyah jurusan keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan meliputi: fiqih, al-qur’an hadis, akidah akhlak, ilmu tafsir, ilmu hadis, tasawuf, usul fiqih dan SKI. Selain SKI, materinya ditulis dengan menggunakan bahasa Arab.”51 Dari wawancara yang dilakukan peneliti, diperoleh informasi bahwa materi bidang studi PAI yang diajarkan dengan menggunakan sistem pembelajaran berbasis bilingual di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan dalam, tidak jauh berbeda dengan materi PAI yang diajarkan pada sekolah-sekolah Aliyah pada umumnya, hanya saja pada pembelajaran berbasis bilingul di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan materi PAI ditambah dengan materi yang khusus diberikan untuk menambah kemampuan berbahasa dan ilmu keislaman lainnya misalnya: ilmu tafsir, ilmu hadis, tasawuf, usul fiqih, dan mantiq. 2.2 Metode Pembelajaran Berbasis Bilingual di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan. Dalam sebuah proses belajar mengajar pemilihan metode mengajar yang tepat mutlak dilakukan oleh guru, karena dengan metode yang tepat, tujuan pembelajaran akan mudah dicapai. 51
Lihat Transkip Wawancara Nomor 03/03-W/F-2/20-V/2008 Pada Lampiran Laporan Hasil Penelitian ini.
58
Pembelajaran
PAI
di
Madrasah
Aliyah
secara
umum
menggunakan metode pembelajaran konvensional diantaranya adalah metode ceramah, diskusi, tanya jawab, dan lain-lain. Sebagaimana wawancara yang dilakukan kepada 5 guru fak PAI yaitu guru alQur’an hadis, ilmu hadis, ushul fiqh, akidah akhlak, dan fiqh. “Metode pembelajaran yang biasanya saya pakai pada waktu mengajar adalah metode ceramah dan tanya jawab.”(Bpk.Syafrudin Rusydi guru fak ilmu hadis).52 Komentar Bapak Abdul Habib ketika kami wawancarai: “Biasa dalam mengajar PAI saya menggunakan metode mengajar model lama seperti: metode ceramah, tanya jawab, sorogan/syimangi, yaitu saya membaca anak menyimak dan memberi syakl pada bukunya masing-masing, dan juga kadang menggunakan metode diskusi.” (Bpk. Abdul Habib guru fak ushul fiqh).53 Sedangkan Bapak Amir Nasikhin mengatakan: “Dalam mengajar saya biasa menggunakan metode ceramah karena metode ceramah menurut saya masih sangat efektif digunakan, selain metode ceramah saya juga menggunakan metode tanya jawab, diskusi, dll.”(Bpk.Amir Nasikhin guru fak al-Qur’an hadis).54
Bapak Ruslan Abdul Ghoni mengatakan: “Dalam mengajar akidah akhlak, biasanya saya menggunakan metode mengajar ceramah dan juga metode maharoh al-Qiro’ah li al-Fahmi, yaitu saya membaca anak mencari kata-kata sulit, kemudian saya menjelaskan dan
52
Lihat Traskip Wawancara Nomor 04/04-W/F-2/20-V/2008 Pada Lampiran Laporan Hasil Penelitian ini. 53 Lihat Transkip Wawancara Nomor05/05-W/F-2/17-IV/2008 Pada Lampiran Laporan Hasil Penelitian ini. 54 Lihat Traskip Wawancara Nomor 06/06-W/F-2/21-IV/2008 Pada Lampiran Laporan Hasil Penelitian ini.
59
menyampaikan kata-kata sulit yang belum mereka ketahui.” (Bpk. Ruslan Abdul Ghoni guru fak akidah akhlak).55 Namun dalam pembelajaran PAI dengan bahasa asing di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan di Pondok Pesantren Al-Islam, selain menggunakan metode konvensional juga menggunakan metode mengajar model lama yaitu sorogan. Hal ini diperkuat dengan observasi yang dilakukan pada tanggal 20 Mei 2008 di kelas VB. “Pada waktu mengajar akidah akhlak di kelas Vb yang letaknya di gedung Almanfaluti, ustadz Ruslan Abdul Ghoni
menjelaskan
tentang pengembangan akhlaq lingkungan, pada waktu siswa diberi pertanyaan
mengenai materi yang telah disampaikan Nampak
beberapa siswa belum paham, kemudian ustadz Ruslan Abdul Ghoni mengulang penjelasannya dengan bahasa Arab, dengan memberi persamaan dari kata-kata yang sulit dipahami dengan kata–kata yang lebih umum.namun ada beberapa anak yang belum paham juga akhirnya diterangkan kembali dengan bahasa Indonesia”.56 Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti, dapat diperoleh keterangan bahwa metode yang digunakan oleh guru dalam Pembelajaran Berbasis Bilingual di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-slam Joresan merupakan metode konvensional yang juga dipadukan dengan beberapa metode pembelajaran pondok pesantren. 55
Lihat Transkip Wawancara Nomor 07/07-W/F-2/22-IV/2008 Pada Lampiran Laporan Hasil Penelitian ini. 56 Lihat Transkip Observasi Nomor 01/O/F-2/20-V/2008 Pada Lampiran Laporan Hasil Penelitian ini.
60
2.3 Media Pembelajaran Berbasis Bilingual di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan. Selain metode dalam suatu proses belajar mengajar, juga tidak terlepas dari media, karena media merupakan alat bantu dalam menyampaikan materi. Di Pondok Pesantren Al-Islam Joresan, media yang dimiliki masih sangat terbatas khususnya dalam pembelajaran PAI. Diantaranya papan tulis, buku paket kapur, penghapus dan lainlain. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh guru-guru fak PAI sebagai berikut: “Media pembelajaran yang saya gunakan dalam suatu proses pembelajaran misalnya: papan tulis, buku tulis dan buku paket.” (Bpk. Abdul Habib guru fak ushul fiqh).57 Sedangkan Bapak Ruslan Abdul Ghoni mengatakan: “Dalam pembelajaran al-Qur’an hadist biasanya saya menggunakan media pembelajaran antara lain: buku tulis, buku paket dari depag, al-Qur’an, papan tulis, bok marker, dll.”(Bpk. Ruslan Abdul Ghoni guru fak akidah akhlak).58 Dan Bapak Nurcholis mengatakan: “Media pembelajaran yang biasanya saya gunakan, dalam suatu proses pembelajaran yang saya lakukan misalnya media : buku tulis, kitab, buku paket depag, papan tulis, penghapus, dan lain-lain yang saya sesuaikan dengan materi yang akan saya sampaikan.” (Bpk. Nurcholis guru fak. fiqh).59 Dari hasil wawancara tersebut di atas penulis dapat memahami bahwasanya media yang digunakan oleh guru pada pembelajaran 57
Lihat Transkip WawancaraNomor08/08-W/F-2/17-VI/2008 Pada Lampiran Laporan Hasil Penelitian ini. 58 Lihat Transkip Wawancara Nomor 09/09-W/F-2/22-VI/2008 Pada Lampiran Laporan Hasil Penelitian ini. 59 Lihat Transkip Wawancara Nomor 10/10-W/F-2/23-VI/2008 Pada Lampiran Laporan Hasil Penelitian ini.
61
berbasis bilingual bidang studi PAI di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam joresan merupakan media pembelajaran yang masih sederhana belum menggunakan mediamedia
modern
seperti
pada
sekolah-sekolah
bilingual
yang
berkembang saat ini.
3. Sistem Evaluasi Pembelajaran Dengan Bahasa Asing di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam joresan Dalam proses belajar mengajar, diperlukan suatu evaluasi untuk mengukur seberapa besarkah hasil yang telah dicapai selama proses belajar mengajar berlangsung. Adapun sistem evaluasi bisa dilakukan dengan 2 cara yaitu: 1) Tes 2) Non Tes. Sistem evaluasi dengan tes bisa dilakukan dengan cara tes tertulis dan tes lisan. Pada proses belajar mengajar PAI dengan bahasa asing di Madrasah Aliyah Al-Islam Joresan Jurusan Keagamaan, menggunakan menggunakan evaluasi dengan tes, yakni tes tulis dan tes lisan. Tes tulis biasa dilakukan pada setiap akhir semester dan setiap akhir pembelajaran pada beberapa sub pokok bahasan. Sedangkan tes lisan dilakukan pada awal proses pembelajaran dan akhir proses pembelajaran.
62
Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Bapak Safrudin, Bapak Abdul Habib, Bapak Kuslan Abdul Ghoni,Bapak Muhamad Amir Nasikhin, Bapak Nurcholis sebagai berikut: Bapak Syafrudin Rusdi mengatakan: “Sebagai guru ilmu hadist, saya biasanya melakukan evaluasi dengan 2 cara yaitu evalusi dengan lisan yang biasa dilakukan pada setiap akhir pembelajaran, dan evalusi tulis yang dilaksanakan setiap akhir semester dan akhir tahun.”(Bpk.Syafrudin Rusdi).60 Sementara itu Bapak Abdul Habib mengatakan: “Sebagai guru ushul fiqh, saya biasa menggunakan evalusi dengan tes lisan yang dilakukan pada setiap akhir bab atau sebagai ulangan harian dan menggunakan evaluasi dengan tes lisan pada akhir tahun ajaran atau ujian semester.” (Bpk. Abdul Habib).61 Sedangkan Bapak Amir Nasikhin mengatakan: “Menurut saya evalusi adalah hal yang sangat penting dalam suatu proses pembelajaran, sehingga dalam mengajar al-Qur’an hadis saya menggunakan evaluasi lisan dan tulisan.”(Bpk. Amir Nasikhin).62 Dan Bapak Ruslan Abdul Ghoni mengatakan: “Dalam pembelajaran akidah akhlak yang saya lakukan selama ini, evaluasi yang saya lakukan dengan menggunakan 2 tes yaitu tes lisan dan tes tulisan. Tes lisan biasa saya lakukan pada awal dan akhir pembelajaran, sedangkan tes tulis saya lakukan pada akhir semester dan ujian akhir tahun.”(Bpk.Ruslan Abdul Ghoni).63
60
Lihat Trasnkip Wawancara Nomor 11/11-W/F-3/20-V/2008 Pada Laporan Hasil Penelitian ini.. 61 Lihat Trasnkip Wawancara Nomor 12/12-W/F-3/17-VI/2008 Pada Lampiran Laporan Hasil Penelitian ini. 62 Lihat Trasnkip Wawancara Nomor13/13-W/F-3/21-VI /2008 Pada Lampiran Laporan Hasil Penelitian ini. 63 Lihat Trasnkip Wawancara Nomor14/14-W/F-3/22-VI /2008 Pada Lampiran Laporan Hasil Penelitian ini.
63
Berikut Bapak Nurcholis Mengatakan: “Tes lisan biasanya saya lakukan pada saat sebelum dan sesudah saya menjelaskan materi, sedangkan tes tulis saya lakukan pada saat ulangan harian, minimal 3x pada setiap bab, ulangan akhir semester, dan ulangan akhir tahun.”(Bpk. Nurcholis guru fiqh). 64 Pernyataan tersebut diperkuat dengan observasi yang penulis lakukan pada tanggal 18 Juni 2008 sebagai berikut: “Saya datang di Pondok Pesantren Al-Islam pada Pukul 09.00 pada waktu itu banyak siswa yang sedang belajar, pada saat itu adalah istirahat pertama karena ujiannya pada hari itu ada 3 mata pelajaran yang di ujikan salah satunya adalah materi PAI yaitu al-Qur’an hadis. Pada ujian tulis tersebut tampak soal dari negara yang menggunakan bahasa Arab seluruhnya, kecuali tanggal pelaksanaan dan blangko atasnya yang ditulis menggunakan tulisan Indonesia. Siswa-siswi nampak teliti membaca setiap pertanyaan yang ada, setelah kurang lebih satu setengah jam, siswasiswi nampak selesai mengerjakan dan mulai keluar dari ruang ujian.”65 Dari hasil wawancara di atas dapat diambil suatu informasi bahwasanya di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam, guru dalam melakukan evaluasi pada pembelajaran PAI berbasis bilingual menggunakan berbagai cara sesuai dengan materi yang mereka sampaikan. Secara umum metode yang mereka gunakan adalah metode tes dengan lisan dan tes dengan tulisan.
64
Lihat Trasnkip Wawancara Nomor15/15-W/F-3/23-VI /2008 Pada Lampiran Laporan Hasil Penelitian ini. 65 Lihat Transkip Observasi Nomor 02/O/F-3/18-VI/2008 Pada Lampiran Laporan Hasil Penelitian ini.
64
4. Manfaat Yang Diperoleh Siswa Selama Mengikuti Pembelajaran Dengan Bahasa Asing di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan. Dalam proses pembelajaran yang berkualitas, hendaknya siswa dapat mengambil hikmah (manfaat) dari proses pembelajaran tersebut untuk dimanifestasikan dalam kehidupan sehari-hari. Di antara manfaat yang dapat diperoleh siswa selama mengikuti pembelajaran PAI dengan bahasa asing adalah mampu memahami ilmuilmu yang berbahasa Arab, misalnya: al-Qur’an, ilmu balaghoh, ilmu mantiq, maupun kitab-kitab kuning lainnya. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Khoirul Hidayati, Firda Cahyanti, dan Kiki Riyanti, Usman Wahyudi dan Mustradik Naphani siswa-siswi Kelas VA-VB Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan. Komentar Khoirul Hidayati ketika kami wawancarai mengatakan: “Pembelajaran PAI dengan bahasa asing menurut saya sangat bermanfaat karena akan memudahkan dalam memahami al-Qur’an dan ilmu-ilmu keislaman lainnya”. (Khoirul Hidayati).66 Sedangkan komentar Firda Cahyanti adalah: “Pembelajaran PAI dengan bahasa asing menurut saya sangat bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari, karena bisa membantu kita menguasai bahasa asing itu sendiri dan memahami isi al-Qur’an”. (Firda Cahyanti ).67
66 Lihat Tanskip Wawancara Nomor16/16-W/F-4/18-VI/2008 Pada Lampiran Laporan Hasil Penelitian ini. 67 Lihat Transkip Wawancara Nomor17/17-W/F-4/18-VI/2008 Pada Lampiran Laporan Hasil Penelitian ini.
65
Hal itu hampir sama dengan yang dikatakan oleh Kiki Riyanti, yaitu: “Selama saya mengikuti pembelajaran PAI dengan bahasa asing (bahasa Arab) saya lebih mudah dalam memahami isi al-Qur’an meskipun tidak semuanya, karena bahasa al-Qur’an sangat sulit”. (Kiki Riyanti ).68 Lain lagi dengan komentar Usman Wahyudi yang mengatakan: “Menurut saya pembelajaran PAI dengan bahasa asing memudahkan saya untuk memahami tata bahasa Arab dan memperbanyak kosa kata bahasa Arab, sehingga memudahkan saya dalam memahami kandungan ayat alQur’an”. (Usman Wahyudi).69 Dan Mustadrik Naphani mengatakan: “Begitu banyak manfaat yang saya peroleh selama mengikuti pembelajaran PAI dengan bahasa asing, diantaranya: membiasakan kita untuk menggunakan bahasa asing (bahasa Arab) tersebut, memperbanyak kosakata, dan memudahkan dalam mengetahui ilmu-ilmu lain yang berbahasa arab dan ilmu-ilmu yang ada dalam al-Qur’an”. (Mustadrik Naphani).70 Dari beberapa pendapat siswa, yang diperoleh dari hasil wawancara, nampak
mayoritas
siswa
Madrasah
Aliyah
Jurusan
Keagamaan
mendapatkan banyak manfaat yang diperoleh dari pembelajaran berbasis bilingual pada bidang studi PAI yang diterapkan oleh madrasah.
68
Lihat Transkip Wawancara No 18/18-W/F-4/18-VI/2008 Pada Lampiran Laporan Hasil Penelitian ini. 69 Lihat Transkip Wawancara No 19/19-W/F-4/18-VI/2008 Pada Lampiran Laporan Hasil Penelitian ini. 70 Lihat Transkip Wawancara No 20/20-W/F-4/18-VI/2008 Pada Lampiran Laporan Hasil Penelitian ini.
66
BAB IV PEMBAHASAN
1. Analisis
Tentang
Alasan
Digunakannya
Bahasa
Asing
Dalam
Pembelajaran di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan. Mengenai alasan penggunaan pembelajaran berbasis bilingual bidang stuti PAI di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam
Joresan,
penulis
dapat
menganalisa
bahwasanya
alasan
digunakannya pembelajaran dengan bahasa asing (bahasa Arab) pada bidang studi PAI di Madrasah Aliyah keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan adalah untuk mencetak ulama yang intelek serta mampu berinteraksi dengan keterampilan bahasa yang ia miliki dengan cara dapat belajar pada universitas bangsa asing sesuai dengan keterampilan bahasa asing yang dimilikinya. Menentukan alasan penggunaan sistem pembelajaran adalah mutlak dilakukan, karena itu akan memudahkan seorang guru dalam menentukan standar keberhasilan dalam proses belajar mengajar yang ia lakukan. Seorang siswa yang dididik dalam lingkungan sekolah yang agamis dan didukung oleh pembelajaran yang menggunakan 2 bahasa sekaligus yakni bahasa asing dan bahasa keseharian (bahasa Indonesia), akan memudahkan mereka untuk berinteraksi antar bangsa dengan keterampilan berbahasa asing yang ia miliki. Selain itu mereka juga mampu menyerap ilmu-ilmu yang, menggunakan bahasa asing tersebut, sebagaimana yang
67
dikatakan oleh Abdul Chaer dan Leonie Agustina dalam bukunya Sosio Linguistik.71 Dengan keterampilan berbahasa asing (bahasa Arab) selain siswa menjadi mampu berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang lain yang berbeda bangsa,siswa yang diajar dengan bahasa asing (bahasa Arab) mereka akan dapat menjadi ulama intelek yang memiliki wawasan ilmu agama yang tinggi. Dengan demikian akan terwujudlah seorang pemuka agama yang benar-benar mampu menguasai keilmunan yang berkaitan dengan agama dan siap untuk menatap kemajuan untuk era globalisasi.
2. Analisis Tentang Proses Kegiatan Belajar Mengajar Dengan Bahasa Asing di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Islam Joresan. Mengenai proses kegiatan belajar mengajar bidang berbasis bilingual khususnya studi PAI di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan, penulis dapat menganalisa bahwasanya materi PAI yang diajarkan di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan merupakan materi yang benar-benar dibutuhkan oleh siswa untuk dipelajari sebagai sarana untuk mencapai kemampuan dasar atau tujuan pembelajaran PAI baik yang menyangkut pengembangan pendidikan akademik yang meliputi: fiqih, al-Qur’an-hadis, akidah akhlak, ilmu tafsir, ilmu hadis, tauhid, tasawuf, usul fiqih dan Sejarah Peradaban Islam merupakan materi yang wajib dipelajari oleh siswa-siswi yang belajar di Madrasah Aliyah jurusan keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan. 71
Abdul Chaer dan Leoni Agustina, Sosio Linguistik Suatu Pengantar (Jakarta: PT Rineka Cipta) 281.
68
Selain itu, mereka juga memperoleh materi mengenai pengembangan pendidikan karakter maupun materi unggulan madrasah. materi PAI di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan disajikan dengan buku paket yang menggunakan bahasa arab secara keseluruhan. Buku paket materi PAI di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan diterbitkan oleh Departemen Agama RI. Adanya materi yang berbeda dengan materi PAI pada umumnya mengakibatkan guru PAI di Madrasah Aliyah Jurusan Keagaman harus lebh selektif dan kreatif dalam memilih metode pembelajaran yang tepat. Ada bemacam-macam metode pembelajaran PAI yang digunakan, namun yang sering digunakan adalah metode konvensional. Sebagaimana dikatakan oleh M. Basyiruddin Usman dalam bukunya Metodologi Pembelajaran Agama Islam bahwa metode konvensinal adalah metode yang sering dipakai guru dalam proses pembelajaran.72 Disamping menggunakan metode pembelajaran PAI guru juga menggunakan metode pembelajaran bahasa asing code learning. Hal ini karena sebagian besar materi ditulis dengan menggunakan bahasa asing (bahasa Arab), Sebagaimana dikatakan oleh Samsunuwiyati Mar’at, dalam bukunya Psikolinguistik Suatu Pangantar bahwa metode code learning merupakan metode yang mengajakan murid aturan aturan linguistic
72
.M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam (Jakarta: Ciputat pers, 2002), 33.
69
sederhana sehinga mereka secara otomatis belajar membaca dan menulis melalui buku-buku yang dibacanya.73. Dalam suatu proses pembelajaran selain materi dan metode, media juga sangat membantu mewujudkan tujuan dari sebuah pembelajaran. Di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan walaupun pembelajaran PAInya berbasis bilingual, namun media yang digunakan masih media pembelajaran tradisional diantaranya: papan tulis, buku tulis, dan kapur. Media tersebut merupakan media pembelajaran verbal representation, sebagaimana dikatakan oleh Basyiruddin Usman dalam bukunya metodologi pembelajaran agama Islam.74 Dengan demikian, dalam pembelajaran berbasis bilingual di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan, guru menggunakan media sederhana dalam menyampaikan materinya yang diajarkan/disampaikan.
3. Analisis Tentang Sistem Evaluasi Pembelajaran Dengan Bahasa Asing Di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Islam Joresan. Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan tentang sistem evaluasi pembelajaran berbasis bilingual khususnya bidang studi PAI di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Islam Joresan, penulis menemukan bahwasanya evaluasi pembelajaran berbasis bilingual yang dilakukan di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok pesantren Al-
73
Samsunuwiyati Mar’at, Psikolinguistik Suatu Pengantar ( Bandung: Refika Aditama, 2005), 97. 74 Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran, 128.
70
Islam Joresan menggunakan evaluasi dengan sistem tes, yaitu tes yang dilakukan dengan tulis dan tes yang dilakukan dengan lisan. Dalam berbahasa kemampuan atau kefasihan berbicara dapat dievaluasi dari segi mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Sebagai mana diungkapkan oleh Singgih D. Gunarsa dalam bukunya Dari Anak Sampai Usia Lanjut.75 Dengan demikian evaluasi yang dilakukan dengan tes tulis dan tes lisan merupakan cara evaluasiyang tepat untuk mengukur kemampuan siswa. Evalusi pembelajaran berbasis bilingual di Madrasah Aliyah AlIslam Joresan, secara lisan biasa dilakukan guru pada saat sebelum pembelajaran berlangsung (pree test) ataupun sesudah pembelajaran berlangsung (post test). Sedangkan evaluasi pembelajaran dengan tulis biasa dilakukan pada akhir semester atau ulangan harian (pada materi tertentu).
4. Analisis Tentang Manfaat Yang Diperoleh Siswa Selama Mengikuti Pembelajaran Dengan Bahasa Asing Di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan. Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan mengenai manfaat yang diperoleh siswa selama mengikuti pembelajaran berbasis bilingual di Madrasah Aliyah jurusan keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan, penulis dapat menganalisa bahwasanya, manfaat yang diperoleh siswa selama mengikuti pembelajaran berbasis bilingual yakni yang menggunakan bahasa Arab dan bahasa Indonesia di sini sangatlah banyak, diantaranya: siswa 75
Singgih D Gunarsa, Dari anak sampai usia lanjut: Bunga Rampai Psikologi Perkembangan (Jakarta: PT.BPK Gunung Mulia,2006), 104.
71
mampu berinteraksi antar bangsa dengan bahasa tersebut, menyerap ilmu-ilmu yang ditulis dengan bahasa itu sebagaimana dikatakan oleh Abdul Chaer dan Leoni Agustina dalam bukunya Sosiolinguisti Suatu Pengantar.76 Karena di sini bahasa yang digunakan adalah bahasa Arab, maka siswa akan lebih mudah memahami kandungan isi ayat al-Qur’an yang ia baca yang sebagaimana diketahui bahwa banyak ilmu-ilmu keislaman yang dimuat dalam al-Quran. Selain itu mereka juga dapat mempelajari tata bahasa Arab dengan benar sehingga siswa mampu berkomunikasi dengan warga negara lain dengan bahasa tersebut sehingga dengan demikian secara tidak langsung mereka akan mudah untuk berinteraksi dangan bangsa lain.
76
Abdul Chaer dan Leoni Agustina, Sosio linguistik, 281.
72
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 1.
Alasan digunakannya pembelajaran berbasis bilingual di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan adalah karena sistem ini dinilai sangat bagus, sebab sesuai dengan tujuan pembelajaran berbasis bilingual itu sendiri, yakni memudahkan para siswa untuk berinteraksi antar bangsa dengan bahasa tersebut. Dengan demikian akan tercipta ulama intelek yang dapat dijadikan sebagai pemuka agama yang siap untuk menatap kemajuan pada era globalisasi dan dapat diterima di universitas yang menggunakan bahasa asing tersebut.
2.
Proses kegiatan belajar mengajar berbasis bilingual di Madrasah Aliyah jurusan keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan sangat baik, karena materi yang diajarkan merupakan materi yang sangat dibutuhkan siswa untuk mencapai kemampuan dasar tujuan pembelajaran PAI yang meliputi: fiqih, al-Qur’an hadis, akidah akhlak, ilmu tafsir, ilmu hadis, tasawuf, usul fiqih dan SKI yang disajikan dengan buku paket berbahasa Arab. Adapun metode yang digunakan adalah perpaduan antara metode konvensional dan metode pembelajaran bahasa asing code learning, sedangkan media yang digunakan adalah media pembelajaran verbal representation. Hal ini menjadikan siswa-siswi lulusan Madrasah Aliyah
73
jurusan Keagaamaan unggul dalam ilmu-ilmu keislaman serta unggul dalam kemampuan berkomunikasi dengan bahasa asing maupun bahasa ibu / bahasa negrinya sendiri. 3.
Sistem evaluasi pembelajaran berbasis bilingual di Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan Pondok Pesantren Al-Islam Joresan menggunakan tes tulis dan tes lisan, sehingga semua aspek kemampuan berbahasa siswa dapat dinilai baik dari segi mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Hal ini menjadikan siswa-siswi Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan tidak dapat diragukan lagi kemampuannya dalam bidang ilmu-ilmu agama maupun kamampuan berbahasanya.
4.
Manfaat yang diperoleh siswa selama mengikuti pembelajaran berbasis bilingual di Madrasah Aliyah jurusan keagamaan Pondok Pesantren AlIslam Joresan banyak sekali, diantaranya: siswa akan dapat berinteraksi antar bangsa dengan bahasa tersebut, siswa mampu menyerap ilmu-ilmu yang ditulis dengan bahasa asing terutama bahasa Arab dan siswa juga lebih mudah memahami kandungan isi ayat al-Qur’an, serta siswa juga mengetahui tata bahasa Arab dengan benar.
B. Saran 1.
Hendaknya madrasah terus menjaga dan mengembangkan penggunaan pembelajaran berbasis bilingual agar tetap konsekuen dengan tujuan awal dari dilakukannya pembelajaran berbasis bilingual tersebut.
74
2.
Hendaknya madrasah meningkatkan kualitas proses pembelajaran berbasis bilingual tersebut baik dari segi materi, metode, serta menyediakan media pembelajaran yang sesuai guna membantu memudahkan tercapainya tujuan pembelajaran baik berupa media-media pembelajaran modern maupun media pembelajaran klasik.
3.
Hendaknya madrasah mampu mempertahankan dan mengembangkan sistem evaluasi yang selama ini digunakan dalam pembelajaran berbasis bilingual, agar empat aspek kemampuan berbahasa siswa tetap bisa dinilai dengan baik.
4.
Hendaknya madrasah selalu meningkatkan mutu pembelajaran berbasis bilingual, agar siswa mampu mengambil manfaat dari suatu proses pembelajaran baik ketika mereka masih menjadi siswa-siswi, maupun saat mereka sudah menjadi alumni Madrasah Aliyah Jurusan Keagamaan.
75
DAFTAR PUSTAKA Andrian. Metode Mengajar Berdasarkan Tipologi Belajar Siswa, (Online), http: // 202.152.33.84/index.php? option=comcontent&taks=view&id=10 540&itemid, diakses 2 November 2008. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 1996. Bogdan dan Biklem. Qualitative Research for Education An Introduction to Theory and Method. Boston: Ellyn and Bacon, 1982 inc. Chaer, Abdul dan Agustina, Leonie. Sosio Linguistik Suatu Pengantar. Jakarta: Rineka Cipta, 1995. _________________. Sosio Linguistik Suatu Perkenalan Awal Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta, 2004 Daradjat, Zakiyah, dkk. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 1996. _________________. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta Bumi Aksara, 1995. Firdaus. Bahasa Arab dan Metode Pembelajarannya di SMA, (Online), http://researcingines.com/arta05-65.atml, diakses 2 Nofember 2008. Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Direktorat Madrasah dan Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah Umum. Pedoman Pengembangan Silabus Kurikulum Pendidikan Agama Islam Madrasah Aliyah Keagamaan. Jakarta: Departemen Agama, 2003. D Gunarsa, Singgih. Dari Anak Sampai Usia Lanjut: Bunga Rampai Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia, 2006. Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Yogyakarta: YPFP UGM, 1987. Jogiyanto. Filosofi Pendekatan dan Penerapan Pembelajaran Metode Kasus untuk Dosen dan Mahasiswa. Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2006. Lincoln dan Guba. Naturalistic Inquiry. Beverly Hills: Sage Publication. Lofland. Analyzing Social Setting A Guide to Qualitative Observation and Analisis. Belmon California: Wadsworth Publishing Company, 1984.
76
Majid, Abdul dan Andayani, Dian. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2004. Mar’at, Samsunuwiyati. Psikolinguistik Suatu Pengantar. Bandung: Refika Aditama, 2005. Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1995. Shalahuddin, Mahfudh dkk. Metodologi Pendidikan Agama. Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1987. Simpson, Merriam S.B.G., El. Aquifer to Research for Education and Trainer on Adults, Malabar Florida: Robert F. Krieger Publishing Company, 1984. Subagyo, P. Joko, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004. Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta, 2006. Sukmadinata, dan Syaodih, Nana. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005. _________________. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2007. Tafsir, Ahmad. Metodologi Pengajaran agama Islam. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1996. Tohirin. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005. Uhbiati, Nur. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia, 1997. http://yoen2.wordpress.co., diakses 24 Januari 2009. Radar Tarakan. ”Lembaga Pendidikan Perlu Mempersiapkan dan Melakukan Pembenahan diri”. 4 September 2008.