MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENYUSUN BEKAS OROTAN PENSIL MENJADI BENTUK BUNGA PADA ANAK KELOMPOK B TK PKK PULEREJO I KECAMATAN BAKUNG KABUPATEN BLITAR TAHUN PELAJARAN 2015/ 2016
SKRIPSI Diajukan Untuk Sebagian Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD
OLEH : TUTIK MARYATIN NPM : 12.1.01.11.0319
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENYUSUN BEKAS OROTAN PENSIL MENJADI BENTUK BUNGA PADA ANAK KELOMPOK B TK PKK PULEREJO I KECAMATAN BAKUNG KABUPATEN BLITAR TAHUN PELAJARAN 2015/ 2016 Tutik Maryatin Pembimbing II Veny Iswantiningtyas, M. Psi.
Pembimbing I Nur Lailiyah, M. Pd.
UNIVERSITAR NUSANTARA PGRI KEDIRI
Abstrak Tujuan kegiatan menyusun bekas orotan pensil menjadi bentuk bunga untuk mengembangkan kemampuan motorik halus pada anak kelompok B di TK PKK Pulerejo I Kecamatan Bakung Kabupaten Blitar Tahun Pelajaran 2015/2016. Metode penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah 25 anak dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui instrumen penelitian lembar unjuk kerja dan lembar observasi. Berdasarkan hasil analisis data penelitian setelah kegiatan menyusun bekas orotan pensil menjadi bentuk bunga, menunjukkan adanya peningkatan dalam kegiatan menyusun bekas orotan pensil menjadi bentuk bunga terhadap kemampuan motorik halus anak kelompok B TK PKK Pulerejo I Kecamatan Bakung Kabupaten Blitar tahun pelajaran 2015/2016. Diperoleh data kriteria baik pra siklus sebesar 16% kemudian meningkat menjadi 40% pada siklus I. Pada siklus II ketuntasan mencapai 68% kemudian meningkat menjadi 92% pada siklus III. Kata Kunci: kemampuan motorik halus, hasil belajar.
I.
merupakan kegiatan yang dipersiapkan
LATAR BELAKANG Taman Kanak-kanak merupakan
untuk
meningkatkan
kemampuan
dan
lembaga pendidikan formal yang sangat
kreativitas anak sesuai dengan tahap
penting untuk mendidik Anak Usia Dini
perkembangan anak tersebut. Kemampuan
(AUD)
dasar
yang
keemasaan
merupakan
(golden
age).
masa Masa
usia ini
yang
dikembangkan
meliputi
kemampuan sosial-emosional, kemampuan
mengalami perkembangan mental dan
berbahasa,
kecerdasan yang optimal. Pendidikan di
kemampuan fisik, dan kemampuan seni
Taman
mempunyai
yang dilaksanakan secara terprogram dan
beberapa bidang pengembangan, yaitu
dilakukan dalam pembelajaran sehari-hari
bidang pengembangan perilaku (sopan
di taman kanak-kanak.
Kanak-kanak,
kemampuan
kognitif,
santun dan tata krama) dan kemampuan
Pendidikan di Taman Kanak-kanak
dasar. Pengembangan kemampuan dasar
diberikan untuk anak usia empat sampai
enam tahun, di mana bermain merupakan
sederhana karena tuntutan mempersiapkan
tuntutan dan kebutuhan esensial bagi anak
anak pada tingkat pendidikan selanjutnya,
Taman Kanak-kanak. Melalui bermain
namun tujuan guru tersebut akan sia-sia
anak dapat melakukan koordinasi otot
jika kemampuan dasar anak yang lain tidak
kasar (Masitoh, 2007: 9.4). Oleh karena
dikembangkan.
itu, perkembangan fisik-motorik melalui
beranggapan bahwa kemampuan motorik
bermain tentunya sangat penting bagi
halus anak tidak terlalu penting untuk
perkembangan anak usia Taman Kanak-
perkembangan anak dan pembelajaran
kanak. Kemampuan fisik-motorik anak
yang
meliputi kemampuan motorik halus dan
mengembangkan
kemampuan motorik kasar. Kemampuan
halus anak dilakukan dengan melakukan
motorik halus adalah kemampuan otot-otot
hal-hal yang sama setiap hari, seperti
gerak dalam menghasilkan sesuatu dan
menggunting, meronce, melipat ataupun
kemampuan
adalah
menggambar bebas. Hal ini dikuatkan
kemampuan anak dalam meningkatkan
berdasarkan wawancara terhadap guru
ketrampilan gerak.
kelompok
motorik
Berdasarkan
kasar
dilakukan
B
itu,
guru
untuk
kemampuan
TK
PKK
guru
motorik
Pulerejo
I
yang
Kecamatan Bakung Kabupaten Blitar yang
dilakukan peneliti pada anak kelompok B
menjelaskan bahwa permasalahan yang
TK PKK pulerejo I Kecamatan Bakung
dihadapi adalah sulitnya meningkatkan
Kabupaten
fisik-
kemampuan motorik halus anak terutama
kemampuan
dalam hal menggunakan berbagai media/
motorik
Blitar, anak,
observasi
Selain
kemampuan
terutama
motorik halus anak dalam menggunakan
bahan menjadi suatu karya seni.
berbagai media/ bahan menjadi suatu karya
Informasi yang diperoleh dari hasil
seni belum mencapai hasil maksimal.
observasi menemukan beberapa faktor
Masih banyak anak yang asyik bermain
penyebab
sendiri dengan mainannya, ada yang
adalah:
mengganggu temannya bahkan ada pula
pembelajaran yang kurang bervariasi dan
yang
tidak
marah-marah
pada
saat
guru
permasalahan, (1)
sesuai
diantaranya
penggunaan
dengan
tema
media
sehingga
mengajak mereka melipat, menggunting
pembelajaran anak kurang optimal dan
ataupun meronce.
membosankan, (2) pembelajaran berpusat
Permasalahan di atas disebabkan
pada guru, sehingga guru yang aktif bicara
anak sering diberikan kegiatan menulis dan
sedangkan anak aktif mendengarkan, (3)
membaca hampir setiap hari efektif dalam
metode pembelajaran yang dilakukan guru
1 minggu. Setiap anak harus dapat menulis
masih secara klasikal, (4) pembelajaran
angka, huruf dan dapat membaca kalimat
tampak begitu serius, dalam pembelajaran
suasana
bermainnya
sangat
kurang
B di TK PKK Pulerejo I kecamatan Bakung Kabupaten Blitar?”
sehingga anak merasa bosan. Berdasarkan permasalahan tersebut,
Indikator
keberhasilan
tindakan
hal yang perlu mendapatkan penanganan
dalam penelitian ini adalah kemampuan
segera adalah bagaimana upaya guru untuk
motorik halus anak kelompok B TK PKK
mengatasi
Pulerejo I Kecamatan Bakung Kabupaten
kebosanan
anak
melalui
kegiatan sebagai berikut: (1) menggunakan
Blitar
media pembelajaran yang menarik dan
tindakan dalam penelitian
sesuai
dengan
kebutuhan
setelah
dilakukan
(2)
Penelitian ini dilakukan dengan
terpadu
tujuan: (1 )Memperoleh data tentang
sehingga dalam kegiatan pembelajaran
kemampuan motorik halus anak kelompok
semua aspek bidang pengembangan anak
B TK PKK Pulerejo I kecamatan Bakung
dapat tercakup, (3) pembelajaran harus
Kabupaten
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan,
tindakan, (2) Melakukan tindakan berupa
dengan cara mengajak anak ikut aktif
penerapan menyusun bekas orotan pensil
dalam
(4)
menjadi bentuk bunga sebagai upaya
pembelajaran dilakukan melalui bermain,
meningkatkan kualitas pembelajaran dan
karena dengan bermain tanpa disadari anak
kemampuan motorik halus anak kelompok
telah
B TK PKK Pulerejo I kecamatan Bakung
menggunakan
tema,
meningkat
pembelajaran
kegiatan
belajar
pembelajaran,
tanpa
harus
dipaksa
memahami sesuatu. Berdasarkan peneliti
akan
tindakan
Blitar
tersebut,
mengadakan
penelitian
kelompok
B
berjudul
kecamatan
Bakung
Motorik
sesudah
“Meningkatkan
dilakukan
Kabupaten Blitar, (3) Mengumpulkan data uraian
kelas
sebelum
yang
Kemampuan
tentang kemampuan motorik halus anak TK
PKK
Pulerejo
Kabupaten
dilakukan
tindakan,
I
Blitar (4)
Halus Anak Melalui Kegiatan Menyusun
Mengetahui ada tidaknya peningkatan
Bekas Orotan Pensil Menjadi Bentuk
kemampuan motorik halus anak kelompok
Bunga Pada Anak Kelompok B di TK
B TK PKK Pulerejo I Kecamatan Bakung
PKK
Kabupaten Blitar antara waktu sebelum
Pulerejo
I
Kecamatan
Bakung
Kabupaten Blitar”.
dan sesudah dilakukan tindakan.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah Penerapan Menyususn Bekas Orotan Pensil Menjadi Bentuk
Bunga
dapat
meningkatkan
kemampuan motorik halus anak kelompok
II. METODE Hurlock (dalam Dewi, 2005: 2) mengemukakan motorik
bahwa
berarti
perkembangan perkembangan
pengendalian gerakan jasmaniah melalui
kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot
bermanfaat untuk jari anak agar bisa
yang terkoordinasi. Perkembangan motorik
memegang pensil dan belajar menulis
ada dua bentuk, yaitu motorik kasar dan
kelak.
motorik halus. Keterampilan motorik kasar
Mahendra (dalam Sumantri, 2005:
diartikan sebagai gerakan yang terjadi
143) menyatakan keterampilan motorik
karena adanya koordinasi otot-otot besar,
halus
seperti
keterampilan-keterampilan
berjalan,
melempar
dan
melompat,
menaiki.
berlari,
Keterampilan
(fine
motor
memerlukan
skill)
merupakan yang
kemampuan
untuk
motorik halus merupakan keterampilan
mengontrol otot-otot kecil/halus untuk
yang menggunakan jari jemari, tangan dan
mencapai pelaksanaan keterampilan yang
pergelangan tangan yang dilakukan dengan
berhasil.
menggunakan
motorik halus ini sangat penting untuk
otot
halus,
seperti
Pengembangan
menggambar, menggunting, dan melipat
dijalankan
kertas.
karena kegiatan pengembangan motorik Sedangkan
menurut
Menurut
melalui
kemampuan
berbagai
kegiatan
halus merupakan komponen pendukung
Endang Rini Sukamti (2007: 15) bahwa
dalam
perkembangan motorik adalah sesuatu
lainnya, seperti pengembangan kognitif,
proses
sosial, dan emosional anak.
kemasakan
langsung
atau
melibatkan
gerak
otot-otot
yang untuk
mengembangkan
kemampuan
Pengembangan motorik halus anak
bergerak dan proses pensyarafan yang
usia
dini
ini
bertujuan
menjadi seseorang mampu menggerakkan
mengembangkan
dan proses persyarafan yang menjadikan
halus yang berhubungan dengan gerak
seseorang mampu menggerakan tubuhnya.
kedua tangan dan menggerakkan anggota
kemampuan
untuk motorik
Suyanto (2005: 51) mengemukakan
tubuh yang berhubungan dengan gerak
bahwa otot halus meliputi perkembangan
jari-jemari. Fungsi pengembangan motorik
otot halus dan fungsinya, yaitu melakukan
halus anak usia dini adalah mendukung
gerakan-gerakan bagian tubuh yang lebih
aspek pengembangan lainnya karena pada
spesifik
hakekatnya, setiap pengembangan tidak
seperti
menulis,
merangkai,
mengancing baju dan menali sepatu.
dapat terpisah satu sama lain.
Berbagai kegiatan pembelajaran seperti
Sumantri (2005: 143), menyatakan
melipat, mengelem, menggunting kertas
bahwa
motorik
melatih motorik halus anak. Menggambar
pengorganisasian penggunaan sekelompok
bebas dengan kuas besar kemudian kuas
otot-otot kecil seperti jari-jemari dan
kecil, dan mewarnai mengembangkan otot-
tangan
otot halus pada jari anak, yang akan sangat
kecermatan dan koordinasi dengan tangan,
yang
sering
halus
adalah
membutuhkan
keterampilan yang mencakup pemanfaatan
untuk
mengembangkan
aspek
menggunakan alat-alat untuk mengerjakan
perkembangan anak dengan cara yang
suatu objek.
menyenangkan. Seperti menyusun bekas
Kemampuan motorik halus adalah
orotan pensil menjadi bentuk bunga, dalam
kemampuan yang berhubungan dengan
kegiatan ini mempunyai tujuan untuk
keterampilan fisik yang melibatkan otot
meningkatkan kemampuan motorik halus
kecil dan koordinasi mata-tangan. Saraf
anak.
motorik halus ini dapat dilatih dan
menyusun bekas orotn pensil menjadi
dikembangkan
bentuk
melalui
kegiatan
dan
Berikut
tujuan
bunga:
dari
a)
meningkatkan
rangsangan yang kontinu secara rutin.
kemampuan
Seperti, bermain puzzle, menyusun balok,
memberi semangat baru bagi anak untuk
memasukan benda ke dalam lubang sesuai
belajar. Anak diharapkan mampu dalam
bentuknya, membuat garis, melipat kertas
meningkatkan
dan sebagainya.
halusnya
Dalam
pembelajaran
kreasi
motorik
kegiatan
halus
anak
kemampuan
dalam
b)
motorik
mengatasi
masalah
koordinasi gerak.
menyusun bekas orotan menjadi bentuk
Berdasarkan
pengamatan
dalam
bunga guru dapat menggunakan bahan-
pembelajaran di TK PKK Pulerejo I
bahan dari lingkungan sekitar yaitu bekas
Kecamatan
orotan pensil. Serta
guru
motorik halus belum tercapainya tujuan
memberi kebebasan pada anak untuk
pembelajaran, maka peneliti mengambil
memilih bentuk yang mereka inginkan.
tindakan
hendaknya
Bakung pada
untuk
kemampuan
menggunakan
Kegiatan menyusun bekas orotan
pembelajaran melalui kegiatan menyusun
pensil menjadi bentuk bunga ini, sama
bekas orotan pensil menjadi bentuk bunga
dengan kegiatan menyusun bentuk bunga
dengan
dengan bahan kertas, yang membedakan
kemampuan motorik halus anak, sehingga
bahan yang digunakan adalah dengan
pada proses pembelajaran anak akan
bahan yang mudah didapatkan dan jarang
merasa senang dan dapat tercapai tujuan
dilakukan
pembelajaran yang diharapkan.
oleh
guru.
Dengan
tujuan
untuk
meningkatkan
menggunakan bekas orotan pensil, biaya
Pelaksanaan pembelajaran dengan
yang dikeluarkan tidak terlalu banyak
kegiatan menyusun bekas orotan pensil
karena bahan sudah ada dan tinggal
menjadi
memanfaatkannya.
sedemikian
rupa
pembelajaran
sesuai
Penggunaan
permainan
dan
bentuk
bunga
harus
sehingga kurikulum
ditata tujuan dapat
kegiatan yang menyenangkan dalam proses
tercapai secara optimal. Dalam proses
pembelajaran di TK tentunya bertujuan
pembelajaran guru memfokuskan kegiatan
pada
pengembangan
motorik
halus,
Teknik
dan
instrumen
yang
sehingga pembelajaran dan media yang
digunakan adalah unjuk kerja. Penilaian
digunakan dapat menarik perhatian anak
unjuk
agar
perkembangan
mau
melakukan
kegiatan
kerja
untuk dan
mengetahui
sikap
anak
yang
pembelajaran dengan semangat dan tidak
dilakukan dengan mengamati tingkah laku
merasa dipaksa. Dengan kegiatanm
anak.
akan
menghasilkan
ini
Cara
pengumpulan
data
yang
kesenangan,
menuntut anak didik untuk melakukan
memberikan pengalaman yang bermakna
tugas dalam perbuatan yang dapat diamati,
dan seluruh aspek perkembangan dapat
misalnya praktek menyanyi, olah raga,
berkembang secara optimal.
memperagakan sesuatu. Observasi adalah suatu teknik atau cara untuk mengumpulkan data dengan
III. HASIL DAN KESIMPULAN Wardhani
(2007:
1.3)
jalan mengadakan pengamatan terhadap
mengemukakan bahwa penelitian tindakan
kegiatan
kelas adalah penelitian yang dilakukan
(Syaodih
oleh guru di kelasnya sendiri melalui
instrumen yang digunakan dalam teknik
refleksi
observasi
diri
dengan
tujuan
untuk
yang
sedang
berlangsung
220).
Selanjutnya
2006:
ini
menggunakan
pedoman/
memperbaiki kinerjanya sehingga hasil
lembar observasi yang berisi sebuah daftar
belajar
penilaian yang mungkin muncul dan
siswa
meningkat.
Penelitian
tindakan kelas (PTK) ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis PTK, maka pelaksanaan kehadiran
penelitian tim
peneliti
ini
menuntut
sebagai
diamati. Tehnik
analisis
data
yang
digunakan untuk mengolah data yang
team
dihasilkan dari penilaian perkembangan
teaching (satu orang sebagai pengelola
anak dalam kemampuan motorik halus
kelas atau pengajar dan satu orang guru
anak sebagai berikut:
sebagai pengamat). Team teaching yang
𝑭
P = 𝑵 × 100%
dimaksud adalah satu tim guru dalam proses pembelajaran di kelas. Kehadiran team teaching sebagai tim peneliti sangat penting karena sebagai instrumen utama yang berperan dalam hal (1) Perencanaan kegiatan
(2)
Penganalisis
Pengumpul data
(4)
penelitian (5) sebagai guru.
data
Pelapor
(3) hasil
Keterangan P : Prosentase anak yang mendapat bintang tertentu f :Jumlah anak yang mendapat bintang tertentu N : Jumlah keseluruhan anak (1 kelas)
Pelaksanaan siklus I diperoleh data ketuntasan anak mencapai 40%, sedangkan
Pulerejo I Kecamatan Bakung Kabupaten Blitar diterima”.
pada siklus II ketuntasan anak mencapai
Dalam penelitian ini masih ada
68% dan pada siklus III ketuntasan anak
anak
mencapai
dikarenakan anak tersebut kurang bisa
92%.
perkembangan
Hasil
anak
penelitian
dalam
kegiatan
yang
mengikuti
mendapat
bintang
kegiatan
dua
pembelajaran
menyusun bekas orotan pensil menjadi
meskipun guru sudah membimbing dan
bentuk bunga pada siklus II menunjukkan
memberi motivasi pada setiap kegiatan
persentase 64%. Dari data tersebut maka
pembelajaran
kegiatan pembelajaran menyusun bekas
Berdasarkan
pembahasan
dapat
orotan pensil menjadi bentuk bunga belum
disimpulkan bahwa penerapan kegiatan
mencapai
menyusun bekas orotan pensil menjadi
ketuntasan
belajar,
tetapi
mengalami peningkatan dari siklus I. Pada
bentuk
siklus
kemampuan kognitif anak kelompok B TK
berikutnya
kegiatan
guru
dengan
melanjutkan
membuat
rencana
perbaikan pembelajaran. Untuk
PKK
bunga
Pulerejo
Kabupaten
mencapai
hasil
kriteria
ketuntasan minimal (KKM) pada siklus III
dapat
I
meningkatkan
Kecamatan
Blitar
Tahun
Bakung Pelajaran
2015/2016. Penerapan
kegiatan
menyusun
peneliti merancang pembelajaran yang
bekas orotan pensil menjadi bentuk bunga
lebih
memberikan
dapat meningkatkan kemampuan motorik
keleluasaan bagi anak dalam melakukan
halus anak kelompok B TK PKK Pulerejo I
kegiatan menyusun bekas orotan pensil
Kecamatan Bakung Kabupaten Blitar. Hal
menjadi
menarik
dan
bentuk
bunga
untuk
ini dapat dilihat peningkatannya dari setiap
kemampuan
motorik
siklus. Data siklus I mencapai 40%,
halus anak yaitu dengan menanmbah
sedangkan pada siklus II ketuntasan anak
media yang digunakan dalam kegiatan
mencapai
pembelajaran.
ketuntasan anak mencapai 92%.
mengembangkan
Dengan disimpulkan
demikian bahwa
hipotesis
yang
kegiatan menyusun bekas orotan pensil bentuk
mengembangkan
dan
pada
siklus
III
dapat
berbunyi “Penerapan pembelajaran melalui
menjadi
68%
bunga
dapat
kemampuan
motorik
halus anak pada kelompok B di TK PKK
IV. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus
Besar
Bahasa
Jakarta: Pusat Bahasa.
Indonesia.
Depdiknas.
2003. Undang-Undang
RI
Nomor 20 Tahun 2003. Jakarta: Sistem Pendidikan Nasional.
Kanak-Kanak.
Jakarta:
Depdiknas Dirjen Dikti. Endang
Rini
Sukamti.
2007.
FIK UNY.
Nana.
2005. Dasar-Dasar
Proses
Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Pengembangan
B.
1978.
Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Fisik.
Jakarta:
Universitas Terbuka. Sukintaka.
Elizabeth
Penelitian.
Sujiono, Bambang. Dkk. 2008. Metode
Pengembangan Motorik. Yogyakarta:
Hurlock.
Dasar
Yogyakarta: FIK UNY. Sudjana,
Dewi, R. 2005. Berbagai Masalah Anak Taman
ekolah
2001.
Teori
Pendidikan
Jasmani. Solo: Esa Grafika. Sumantri. 2005. Model Pengembangan Ketrampilan Motorik Anak Usia Dini.
Hurlock. E. B. 2000. Perkembangan
Jakarta:
Direktorat
Pembinaan
Anak, Jilid 1 Edisi Enam. Jakarta:
Pendidikan Tenaga Kependidikan dan
Erlangga.
Ketenagaan Perguruan Tinggi.
Kunandar.
2008.
Langkah
Mudah
Suyanto. 2005. Dasar-dasar Pendidikan
Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Anak Usia Dini. Yogyakarta: Hikayat
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta:
Publishing.
Raja Grafindo Persada.
Toho
Lutan. 1988. Belajar Ketrampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode. Jakarta: Departemen P&K Dirjen Dikti Proyek
Cholik
Wardhani. 2007. Perkembangan Fisik,
dan Tenaga Kependidikan.
Qinant.
Nana Syaodih, 2006. Landasan Psikologi Proses
Pendidikan.
Bandung:
Rosdakarya. Pamuji
Sukoco.
Perkembangan
Motorik
2004. Murid
S
2004.
Anak-anak. Jakarta: Depdiknas.
Motorik
Jakarta: Universitas Terbuka.
Gusril.
Perkembangan Motorik pada Masa
Pengembangan Lembaga Pendidikan
Masitoh. 2007. Strategi Pembelajaran TK.
Mutohir,
dan
Bahasa.
Surakarta: