ANALISIS PENGARUH RISIKO KREDIT DAN KECUKUPAN MODAL TERHADAP PROFITABILITAS DI BANK UMUM SYARIAH NASIONAL (BUSN) DEVISA DAN NON DEVISA PERIODE 2010-2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh DEVI NUR HALIMAH NIM 21311001
JURUSAN S1 PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2016 i
ii
iii
iv
v
PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk : Orang tuaku tercinta, Adik-adikku tersayang, Suamiku tercinta Afiq Anwar Arif S.Pd atas dukungan, semangat, doa dan kasih sayangnya, Dosen pembimbing dan dosen lain yang telah membantu, Dan sahabat-sahabat terbaikku PS S1 angkatan 2011 atas semua kenangan manis yang telah terukir sampai detik ini,
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim. Puji syukur atas segala limpahan rahmat, karunia serta hidayah yang telah diberikan oleh Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ANALISIS PENGARUH RISIKO
KREDIT
DAN
KECUKUPAN
MODAL
TERHADAP
PROFITABILITAS DI BANK UMUM SYARIAH NASIONAL (BUSN) DEVISA DAN NO DEVISA PERIODE 2010-2014”. Adapun maksud dari penyusunan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa adanya dukungan, bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak selama penyusunan. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan terima kasih atas segala dukungan, bimbingan dan bantuan yang telah diberikan sehingga skirpsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya, adapun pihak-pihak tersebut adalah : 1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. 3. Ibu Fetria Eka Yudiana M.Si selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah S1 Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
vii
4. Bapak Dr. Agus Waluyo, M.Ag., selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu memberikan bimbingan selama proses penyusunan skripsi. 5. Ibu Hikmah Endraswati SE, M.Si yang telah memberikan pengarahan dan semangat. 6. Bapak dan Ibu dosen PS S1 yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan
studi
dan
menyelesaikan penulisan skripsi. 7. Kedua orang tuaku tercinta, ayah dan ibu serta adik-adikku tersayang atas segala Doa, serta dukungan baik secara moral maupun materiil sehingga penulis mampu menyelesaikan studi. 8. Sahabat dan teman terbaikku terutama Siti Aliya, Nasrifah, Siti Rodiyah, Hanum Yunesa Hartika yang telah memberikan warna keseharianku selama 4 tahun ini dengan semua canda tawa, air mata dan semua kenangan manis yang tak terlupakan. 9. Siva Fauziah dan Wiwit Ayu Novitasari yang selalu setia menemani dan membantu dalam proses penyelesaikan skripsi. 10. Suamiku tercinta Afiq Anwar Arif S.Pd yang selalu memberi motivasi, semangat dan pantang menyerah untuk menyelesaikan skripsi ini. 11. Teman-teman angkatan 2011 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang telah memberikan banyak cerita, pengalaman serta pelajaran sebagai mahasiswa kepada penulis.
viii
12. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas segala bantuan dan dukungannya. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan, maka dari itu penulis membutuhkan saran dan kritik yang bersifat membangun
dari
berbagai
pihak,
sehingga
dapat
dipergunakan
untuk
memperbaiki skripsi ini maupun penelitian selanjutnya. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi semua pihak.
Salatiga, 04 Januari 2016
Penulis
ix
ABSTRAK Halimah, Devi Nur. 2015. Analisis Pengaruh Risiko Kredit Dan Kecukupan Modal Terhadap Profitabilitas Di Bank Umum Syariah Nasional (BUSN) Devisa Dan Non Devisa Periode 2010-2014. Skripsi. Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Jurusan Perbankan Syariah (S1). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Dr. Agus Waluyo, M.Ag. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel risiko kredit (NPL/NPF), dan variabel kecukupan modal (CAR) terhadap profitabilitas yang diprogsikan dengan ROA. Data yang digunakan adalah publikasi laporan triwulan bank-bank yang termasuk Bank Umum Syariah Nasional (BUSN) Devisa dan Non Devisa yang diperoleh melalui website bank-bank tersebut sejak tahun 20102014. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 80 sampel diambil dari 4 bank yang termasuk dalam BUSN Devisa dan Non Devisa dengan periode 5 tahun. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dan dianalisis menggunakan regresi linier berganda serta diuji menggunakan asumsi klasik berupa uji multikolinieritas, uji autokorelasi, uji heterokedastisitas dan uji normalitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel risiko kredit (NPL/NPF) dan kecukupan modal (CAR) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas dengan nilai signifikan yang lebih kecil dari 0,05. Untuk variabel risiko kredit (NPL/NPF) berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas (ROA) dan variabel kecukupan modal (CAR) berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Koefisien determinasi menunjukkan bahwa dalam model regresi sebesar 17,2% perubahan variabel profitabilitas disebabkan oleh 2 variabel yang diteliti. Sedangkan sisanya 82,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian. Kata kunci: NPL/NPF, CAR dan ROA.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................................... iv PERSEMBAHAN ............................................................................................ v KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi ABSTRAK ....................................................................................................... ix DAFTAR ISI .................................................................................................... x DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................ 7 C. Tujuan ................................................................................................. 7 D. Manfaat ................................................................................................ 8 E. Sistematika Penulisan ......................................................................... 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka ..................................................................................... 11 B. Kerangka Teori .................................................................................... 16 1.
Teori Keagenan ....................................................................... 16
2.
Bank Syariah ........................................................................... 17
xi
a. Pengertian Bank Syariah ..................................................... 17 b. Kegiatan Operasional ........................................................... 18 c. Fungsi Bank ........................................................................ 21 d. Jenis-jenis Bank ................................................................... 23 e. Sumber Dana Bank ............................................................. 26 C. Risiko Kredit ....................................................................................... 29 a. Kredit .............................................................................................. 29 b. Risiko Kredit ................................................................................... 34 c. Kecukupan Modal ........................................................................... 38 d. Profitabilitas .................................................................................... 40 D. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 42 E. Hipotesis ............................................................................................... 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 46 B. Lokasi dan Waktu Penelitia ................................................................. 46 C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 47 D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 49 E. Variabel Penelitian dan Devinisi Operasional ..................................... 50 F. Alat Analisis ........................................................................................ 53 G. Metode Analisis Data .......................................................................... 53 1.
Uji Statistik Deskriptif ................................................................ 53
2.
Uji Asumsi Klasik ....................................................................... 54
3.
Analisis Regresi Berganda .......................................................... 57
xii
4.
Pengujian Hipotesis .................................................................... 58
BAB IV ANALISIS DATA A. Deskripsi Objek Penelitian ................................................................... 61 B. Analisis Data ....................................................................................... 65 1.
Uji Statistik Deskriptif ................................................................ 65
2.
Uji Asumsi Klasik ....................................................................... 66
3.
Analisis Regresi Berganda .......................................................... 72
4.
Pengujian Hipotesis .................................................................... 73
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................................... 80 B. Saran ..................................................................................................... 81 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Research Gap ............................................................................................. 14 3.1 Nama Bank BUSN Devisa dan Non Devisa .............................................. 47 3.2 Kriteria Sampel .......................................................................................... 49 3.3 Bank Sampel .............................................................................................. 49 3.4 Definisi Operasional................................................................................... 52 4.1 Deskriptif Statistik ..................................................................................... 65 4.2 Uji Multikolinieritas ................................................................................... 68 4.3 Uji Autokorelasi ......................................................................................... 69 4.4 Uji Heteroskedastisitas ............................................................................... 70 4.5 Uji Normalitas ............................................................................................ 71 4.6 Uji Regresi Linier Berganda ...................................................................... 72 4.7 Uji Koefisien Determinasi.......................................................................... 74 4.8 Uji F Test ................................................................................................... 75 4.9 Uji T Test ................................................................................................... 77
xiv
DAFTAR GAMBAR
2.0 Kerangka Penelitian .................................................................................. 42
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Sektor perbankan pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem keuangan. Di Indonesia, sistem keuangan masih terfokus pada sektor perbankan, yang memiliki peran krusial dalam kegiatan pendanaan ekonomi riil. Hingga saat ini, sistem keuangan Indonesia masih didominasi oleh sektor perbankan. Dalam konteks ini, memastikan sektor perbankan yang sehat, stabil, dan efisien merupakan hal yang sangat penting dalam mencapai pertumbuhan ekonomi jangka panjang serta stabilitas ekonomi dan keuangan. Bank menjadi salah satu lembaga keuangan yang berperan dalam pertumbuhan ekonomi bangsa. Fungsi utama bank adalah sebagai lembaga intermediasi atau perantara keuangan, yang bertugas untuk menghubungkan pihak yang kelebihan dana atau surplus dengan pihak yang kekurangan dana atau defisit. Bank juga turut berperan secara aktif dalam hal mempromosikan inklusi keuangan, sehingga seluruh masyarakat dari berbagai segmen dapat menikmati
jasa-jasa
keuangan.
Sebagai
lembaga
keuangan
yang
menggerakkan roda perekonomian dengan menyediakan jasa-jasa keuangan kepada masyarakat, maka pengelolaan bank dalam menjalankan fungsi tersebut harus selalu didasarkan pada prinsip kehati-hatian yang tinggi. Salah satu tujuan berdirinya perusahaan adalah untuk mendapatkan keuntungan. Bank merupakan lembaga keuangan yang tidak hanya bertujuan
1
2
untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, tetapi juga untuk mendapatkan keuntungan. Selain itu bank harus menjaga kinerja keuangannya agar mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Kinerja keuangan bank dapat dinilai dari beberapa indikator. Salah satu indikator utama yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan. Berdasarkan laporan keuangan akan dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar penilaian tingkat kesehatan bank. Rasio keuangan adalah kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada diantara laporan keuangan. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode. Atau bisa juga dikatakan bahwa rasio keuangan adalah hasil perhitungan antara dua macam data keuangan bank, yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara kedua data keuangan tersebut yang pada umumnya ditanyatakan secara numerik. Hasil rasio keuangan ini digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu periode, apakah mencapai target seperti yang telah ditetapkan. Kemudian juga dapat dinilai kemampuan manajemen dalam memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif (Kasmir, 2008:104). Rasio profitabilitas merupakan salah satu rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam memperoleh laba, atau dengan kata lain rasio profitabilitas merupakan rasio yang menunjukkan
3
kemampuan
perusahaan
untuk
menghasilkan
laba
dari
kegiatan
operasionalnya. Profitabillitas merupakan indikator yang paling penting untuk mengukur kinerja suatu bank. Return On Assets (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam kegiatan operasi perusahaan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Juga memberikan informasi seberapa efisien suatu bank dalam melakukan kegiatan usahanya, karena rasio ini mengindikasikan berapa besar keuntungan dapat diperoleh rata-rata terhadap setiap rupiah asetnya (Siamat, 2001:102). Sehingga dalam penelitian ini ROA digunakan sebagai ukuran kinerja perbankan. Return On Assets (ROA) di sini adalah indikator performance atau kinerja bank didasarkan pertimbangan bahwa ROA mengkover kemampuan seluruh elemen aset bank yang digunakan dalam memperoleh penghasilan. ROA mengindikasikan kemampuan bank dalam menghasilkan laba dengan menggunakan asetnya. Penggunaan ROA sebagai proksi profitabilitas pada perusahaan perbankan sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. Faktor yang dapat digunakan dalam penilaian kinerja laba yang diperoleh bank yang mempengaruhi nilai ROA adalah rasio NPL/NPF ( Non Performing Loan/finance) yang digunakan untuk menghitung risiko kredit dan rasio CAR (Capital Adequacy Ratio) yang mewakili kecukupan modal.
4
Kredit merupakan aktivitas bank yang paling dominan dari keseluruhan operasional perbankan. Menurut UU No.10 Tahun 1998 tentang perbankan menyebutkan bahwa “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga” (Dahlan, 2001:165). Melalui penyaluran kredit kepada masyarakat, bank berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun kredit yang diberikan oleh bank tidak menutup kemungkinan mengandung risiko, sehingga dalam pelaksanaannya bank harus memperhatikan asas-asas pengkreditan yang sehat serta memiliki fundamental yang lebih kuat. Agar pemberian kredit dapat dilaksanakan secara konsisten dan berdasarkan asas-asas pengkreditan yang kuat. Salah satu risiko yang dihadapi bank adalah risiko tidak terbayarnya kredit yang telah diberikan atau yang sering disebut risiko kredit. Menurut Pasal 1 PBI No.11/25//PBI/2009, risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada bank. Pihak debitur tidak selamanya dapat mengembalikan uangnya kepada bank, misalnya saja jika debitur tersebut
mengalami kerugian.
Hal ini
mengakibatkan bank harus menganalisa calon debitur dan mengelola risiko kredit dengan baik agar kerugian akibat risiko kredit tersebut dapat di minimalisir.Sedangkan menurut (Greuning, 2009:139), risiko kredit adalah keadaan ketika debitur atau penerbit instrumen keuangan baik individu,
5
perusahaan, maupun negara tidak dapat membayar kembali kas pokok dan lainnya yang berhubungan dengan investasi sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam perjanjian kredit. Dalam sistem perbankan, risiko kredit berarti bahwa pembayaran mungkin tertunda atau tidak sama sekali, yang dapat menyebabkan masalah arus kas dan mempengaruhi likuiditas bank. Risiko kredit merupakan sumber risiko utama bagi bank karena fungsi utama bank dalam kegiatan intermediasi yaitu penyaluran kredit bagi pihak yang kekurangan dana (defisit). Non Performing Loan (NPL) merupakan rasio yang menunjukkan / mengukur risiko portofolio kredit bank yang terlihat dari pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesenjangan dan faktor eksternal di luar kemampuan kendali debitur. Rasio ini menunjukkan bahwa kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Semakin kecil Non Peforming Loan (NPL) maka semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung oleh pihak bank. Semakin tinggi NPL akan mengganggu profitabilitas bank karena jumlah kredit bermasalah semakin besar dan menyebabkan kerugian. Bank Indonesia dalam PBI No 15/2/PBI/2013 menetapkan bahwa NPL tidak lebih dari 5 %. Bagi industri perbankan, permodalan merupakan suatu hal yang penting, bank harus mampu menjaga kepercayaan nasabah dengan memiliki modal yang mencukupi bagi kegiatan operasional sehari-hari. Oleh karena itu Bank Indonesia menetapkan kewajiban penyediaan modal minimum bank seperti yang diatur dalam SE BI No 15/11/DPNP tanggal 8 April 2013
6
mengenai kewajiban penyediaan modal minimum bank. Bank Indonesia mewajibkan setiap bank umum menyediakan modal minimum sebesar 8% dari total aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) (Dendawijaya, 2009:40). Dengan ketentuan tersebut, bank wajib memelihara ketersediaan modal karena setiap pertambahan kegiatan bank khususnya yang mengakibatkan pertambahan aktiva harus diimbangi dengan pertambahan permodalan. Persentase kebutuhan modal minimum yang diwajibkan BIS (Bank for International Settlements) yaitu dengan menggunakan CAR (Capital adequancy ratio). Oleh karenanya tingkat kecukupan modal pada penelitian ini juga dihitung menggunakan CAR. Menurut (Dendawijaya,2009:121) CAR (Capital Adequacy Ratio) merupakan rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) untuk dibiayai dari dana modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang) dan lain sebagainya. Semakin tinggi CAR yang dicapai oleh bank menunjukkan kinerja bank semakin baik, Sehingga laba bank semakin meningkat. Banyaknya kredit yang bermasalah dapat mengakibatkan terkikisnya permodalan bank yang dapat dilihat dari Capital Adequacy Ratio (CAR). Menurunnya CAR tentu saja berakibat menurunnya kemampuan bank dalam menyalurkan kredit, yang pada akhirnya bank kehilangan kemampuannya dalam menghasilkan laba yang optimum dari kegiatan pokoknya tersebut. Selain itu CAR yang rendah juga mengakibatkan
7
turunnya kepercayaan nasabah yang pada akhirnya dapat menurunkan profitabilitas bank. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka penulis tertarik untuk mengangkat judul “ANALISIS PENGARUH RISIKO KREDIT DAN KECUKUPAN MODAL TERHADAP PROFITABILITAS DI BANK UMUM SYARIAH NASIONAL (BUSN) DEVISA DAN NON DEVISA PERIODE 2010-2014”. B. Rumusan Masalah Dalam penyusunan skripsi ini penulis akan merumuskan beberapa masalah berkaitan dengan judul yang diangkat penulis, diantaranya penulis merumuskan : 1. Bagaimana pengaruh NPL/NPF terhadap ROA pada perbankan syariah periode 2010-2014? 2. Bagaimana pengaruh CAR terhadap ROA pada perbankan syariah periode 2010-2014? 3. Bagaimana pengaruh NPL/NPF dan CAR secara bersama-sama terhadap ROA pada perbankan syariah periode 2010-2014? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang ada, maka penelitian ini mempunyai tujuan yang diharapkan. Tujuan yang ingin dicapai penulis dari penelitian ini, dengan berdasarkan masalah-masalah yang tercantum dalam identifikasi masalah adalah sebagai berikut :
8
1. Menganalisis pengaruh NPL/NPF terhadap ROA pada perbankan syariah periode 2010-2014. 2. Menganalisis pengaruh CAR terhadap ROA pada perbankan syariah periode 2010-2014. 3. Menganalisis pengaruh NPL/NPF dan CAR secara bersama-sama terhadap ROA pada perbankan syariah periode 2010-2014. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan sebagai berikut: 1. Bagi Pihak Bank Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam memprediksi dan mengambil keputusan untuk merencanakan pengelolaan dana dalam rangka meningkatkan Return on asset (ROA) dengan meminimalisasikan risiko kredit/kredit macet dan meningkatkan modal. Dengan melihat variabel independenpen NPL/NPF dan CAR yang berpengaruh terhadap ROA. 2. Bagi Akademisi Hasil penilitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi akademisi yang ingin melakukan penelitian selanjutnya sebagai salah satu sumber informasi. Dan dapat menambah wawasan yang luas untuk masyarakat pada umumnya.
9
3. Bagi Penulis Dengan hasil penelitian ini diharapkan penulis dapat menambah pengetahuan tentang topik yang diteliti serta menambah wawasan tentang perbankan terutama mengenai risiko kredit dan kecukupan modal serta pengaruhnya terhadap profitabilitas suatu bank. E. Sistematika Penulisan Untuk kejelasan dan ketetapan arah pembahasan dalam skripsi ini penulis menyusun sistematika sebagai berikut: Bab I
PENDAHULUAN Menyajikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan masalah, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II
LANDASAN TEORI Menyajikan tentang kajian pustaka yangmenguraikan tentang telaah pustaka yang berisi ringkasan penelitian terdahulu, kerangka teori yang berkaitan dengan topik penelitian, kerangka penelitian yang berisi telaah kritis untuk menghasilkan hipotesis dan model penelitian yang akan diuji, serta hipotesis penelitian yang menjadi pedoman dalam analisis data.
Bab III
METODE PENELITIAN Menyajikan tentang metode penelitian yang berisi variabel penelitian yang digunakan, penentuan populasi dan sampel, jenis dan sumber data, skala pengukuran, definisi operasional
10
variabel, metode pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan dalam penelitian. Bab IV
ANALISIS DATA Menyajikan tentang analisa penelitianyang akan menguraikan tentang diskripsi objek penelitian, analisis data dan interpretasi hasil pengelolaan data.
Bab V
PENUTUP Menyajikan tentang simpulan dari penelitian yang telah dilakukan, keterbatasan penulis serta saran-saran yang dapat diberikan kepada bank dan pihak-pihak lain yang membutuhkan.
BAB II LANDASAN TEORI
A.
Telaah Pustaka Penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu dengan pokok permasalahan yang hampir sama. Berikut ini adalah ringkasan beberapa penelitian yang sudah dilakukan: Nusantara (2009) dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh NPL, CAR, LDR, dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank Perbandingan Bank Umum Go Publik dan Bank Umum Non Go Publik di Indonesia Periode 2005-2007”. Variabel penelitian yang digunakan adalah profitabilitas yang diukur ROA sebagai variabel dependen. Sedangkan variabel independen adalah NPL, CAR, LDR, dan BOPO. Alat analisis yang digunakan adalah regresi berganda. Hasil penelitian ini adalah variabel NPL, CAR, LDR, dan BOPO secara parsial signifikan terhadap ROA bank go publik. Sedangkan pada bank non go publik, hanya LDR yang berpengaruh signifikan. Penelitian Anggraini dan Swardhika (2014) yang berjudul “Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Kecukupan Modal, Resiko Kredit dan Suku Bunga Kredit Pada Profitabilitas”. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah ROA, sedangkan variabel independennya adalah NPL, CAR dan suku bunga kredit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel DPK dan CAR
11
12
berpengaruh positif, sedangkan NPL dan Suku Bunga Kredit berpengaruh negatif terhadap profitabilitas (ROA). Astuti (2014) judul penelitian “Pengaruh ukuran perusahaan, CAR, BOPO, NPL terhadap Profitabilitas Bank pada tahun 2010-2012”. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Return On Asset (ROA), sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah ukuran perusahaan, CAR, BOPO, dan NPL. Analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan dan CAR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA, sedangkan BOPO dan NPL berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA. Mitasari (2014) dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh CAR, NPL, LDR, NIM dan BOPO terhadap Profitabilitas Bank (Studi pada Bank Umum Go Public tahun 2009-2013), variabel dependen dalam penelitian ini adalah Return On Asset (ROA), sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah CAR, NPL, LDR, NIM dan BOPO. Analisis dalam penelitian ini menggunakan model regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CAR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA, NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, sedangkan LDR, BOPO dan NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Wityasari (2014) melakukan penelitian tentang Analisis Pengaruh CAR, NPL, LDR, terhadap profitabilitas dengan LDR sebagai variabel intervening. Studi kasus pada Bank Umum Go Public periode 2009-2013. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah CAR,
13
DPPK, NPL t-1 dan LDR. Sedangkan variabel dependen adalah Return OnAssets (ROA). Teknik analisis yang digunakan adalah Amos 21. Hasil dari penelitian CAR, DPK tidak berpengaruh signifikan pada LDR dan ROA, sedangkan NPL t-1 berpengaruh positif signifikan terhadap LDR, tetapi berpengaruh negatif signifikan pada ROA. Chaidir (2015) dengan judul penelitian “Pengaruh Kondisi Permodalan, Efisiensi Operasional, Likuiditas, Risiko Kredit Dan Risiko Pasar Terhadap Tingkat Profitabilitas Bank (Studi Kasus Sepuluh Bank Dengan Aset Tertinggi Di Indonesia Periode 2009-2014)”. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Return On Asset (ROA), sedangkan variabel independen berupa CAR (Capital Adquacy Ratio) sebagai indikator permodalan, Beban Operasional terhadap pendapatan perasional (BOPO) sebagai indikator efisiensi operasional, Non Performing Loan (NPL) sebagai proksi tingkat kredit macet, Cash Ratio (CR) sebagai indikator likuiditas, dan Net Interest Margin (NIM) sebagai indikator resiko pasar. Analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, BOPO dan NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, sedangkan CAR dan CR negatif dan signifikan terhadap ROA. Berdasarkan penelitian terdahulu, penulis dapat merangkum hasil penelitian yang berkaitan dengan pengaruh risiko kredit dan kecukupan modal terhadap profitabilitas, sebagai berikut :
14
Tabel 2.1 Research Gap Peneliti Ahmad Buyung Nusantara (2009)
Judul Penelitian Analisis Pengaruh NPL, CAR, LDR, dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank Perbandingan Bank Umum Go Publik dan Bank Umum Non Go Publik di Indonesia Periode 2005-2007 Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Kecukupan Modal, Risiko Kredit Dan Suku Bunga Kredit Pada Profitabilitas
Variabel penelitian Profitabilitas yang diukur ROA sebagai variabel dependen. Sedangkan variabel independen adalah NPL, CAR, LDR, dan BOPO.
Hasil Penelitian NPL, CAR, LDR, dan BOPO secara parsial signifikan terhadap ROA bank go publik. Sedangkan pada bank non go publik, hanya LDR yang berpengaruh signifikan.
Variabel dependen : ROA, dan variabel independen: NPL, CAR dan suku bunga kredit.
Agustintri Astuti (2014)
Pengaruh ukuran perusahaan, CAR, BOPO, NPL terhadap Profitabilitas Bank pada tahun 2010-2012
Variable dependen Return On Asset (ROA) Variabel independen: ukuran perusahaan, CAR, BOPO, dan NPL.
Dwihilda Rezha Mitasari (2014)
Analisis Pengaruh CAR, NPL, LDR, NIM dan BOPO terhadap Profitabilitas Bank (Studi pada Bank Umum Go Public tahun 2009-2013),
Variabel dependen: Return On Asset (ROA), Variabel independen dalam penelitian ini adalah CAR, NPL, LDR, NIM dan BOPO
Meryta Wityasari (2014)
Analisis Pengaruh CAR, NPL, LDR, terhadap profitabilitas dengan LDR sebagai variabel intervening. Studi kasus
Variabel dependen : ROA. Sedangkan variabel independen : CAR, DPPK, NPL t-1, LDR.
Hasil penelitian menunjukkan variabel DPK dan CAR berpengaruh positif, sedangkan NPL dan Suku Bunga Kredit berpengaruh negatif terhadap profitabilitas (ROA). Ukuran perusahaan dan CAR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA, sedangkan BOPO dan NPL berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA. CAR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA, NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, sedangkan LDR, BOPO dan NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. CAR, DPK berpengaruh negatif tidak signifikan pada LDR dan ROA, sedangkan NPL t-1 berpengaruh positif signifikan terhadap LDR, tetapi
Anggraini dan Swardhika (2014)
15
Lya Chaidir (2015)
pada Bank Umum Go Public periode 2009-2013 Pengaruh Kondisi Permodalan, Efisiensi Operasional, Likuiditas, Resiko Kredit Dan ResikoPasar Terhadap Tingkat ROA (Studi Kasus Sepuluh Bank Dengan Aset Tertinggi Di Indonesia Periode 20092014).
berpengaruh negatif signifikan pada ROA. Variabel dependen: ROA Variabel independen berupa CAR (permodalan), BOPO(efisiensi operasional), NPL (tingkat kredit macet), CR(likuiditas), dan NIM (resiko pasar)
NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, BOPO dan NPL berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA, sedangkan CAR dan CR negatif dan signifikan terhadap ROA.
Seperti yang telah dipaparkan diatas bahwa terdapat beberapa penelitian yang dilakukan untuk menguji variabel risiko kredit dan kecukupan modal yang mempengaruhi profitabilitas perbankan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sampel penelitian ini yaitu 4 bank yang termasuk dalam Bank Umum Syariah Nasional (BUSN) Devisa dan Non Devisa. Selain dilihat dari sampelnya dapat dilihat pula dari tahun penelitian yang berbeda serta jumlah sampel yang berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Beberapa penelitian di atas kebanyakan meneliti bank yang termasuk dalam bank umum yang bersifat konvensional yang termasuk dalam BUMN.
16
B.
Kerangka Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (Agency Theory) memiliki hubungan dengan kinerja bank, karena kinerja dari suatu perusahaan perbankan tidak dapat dipisahkan dengan manajemen bank. Jensen dan Meckling (1976) dalam Ujiyanto (2007) menyatakan bahwa hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara manajer (agent) dengan investor (principal). Dengan adanya hubungan antara kedua belah pihak maka manajer (agent) mempunyai tanggung jawab untuk melaporkan hasil kerjanya kepada para pemegang saham atau pemilik. Hal tersebut dapat menimbulkan masalah keagenan (agency problem) karena kemungkinan manajer (agent) tidak selalu berbuat sesuai dengan kepentingan principal, sehingga memicu biaya keagenan (agency cost) (Najmudin, 25:2011). Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemilik (pemegang saham) hal tersebut menimbulkan asimetri
informasi
(http://anggyansyah.blogspot).
Sehingga
para
pemegang saham khawatir manajer hanya bekerja untuk memaksimalkan kepentingan sendiri daripada bekerja untuk memaksimalkan kekayaan para pemegang saham. Untuk mengurangi adanya hal tersebut maka dilakukan perencanaan kompensasi yang baik yang memotivasi manajer agar bekerja bukan hanya untuk kepentingan diri sendiri namun juga para pemegang saham (Najmudin, 26:2011).
17
Eisenhardt (1989) menyatakan bahwa teori agensi menggunakan tiga asumsi sifat manusia yaitu: (1) manusia pada umumya mementingkan diri sendiri (self interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded rationality), dan (3) manusia selalu menghindari resiko (risk averse). Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut manajer sebagai manusia akan bertindak opportunistic, yaitu mengutamakan kepentingan pribadinya (Haris, 2004) dalam Ujiyantho (2007). Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut, maka diketahui bahwa manajer maupun pemegang saham mempunyai kepentingan yang berbeda dimana masing-masing pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat keuntungan yang dikehendaki. 2. Bank Syariah a. Pengertian Bank Syariah Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip yang ada dalam ajaran islam, berfungsi sebagai badan usaha yang menyalurkan dana dari dan kepada masyarakat, atau sebagai perantara keuangan, serta merupakan unit sistem ekonomi islam yang beroperasi dengan doktrin dasar terhadap larangan praktik riba ( Rivai & Veithzal, 2008: 77). Sedangkan menurut Siamat (2001), Bank Syariah merupakan bank yang menjalankan usahanya berdasar prinsip-prinsip syariah yang didasarkan pada Al Qur’an dan hadits. Pendapat
lain dikemukakan oleh
Schaik (2013) yang
menyatakan bahwa Bank Syariah adalah suatu bentuk dari bank
18
modern yang didasarkan pada hukum Islam, yang dikembangkan pada abad pertengahan islam dengan menggunakan konsep bagi risiko sebagai sistem utama dan meniadakan sistem keuangan yang didasarkan pada kepastian dan keuntungan yang telah ditentukan sebelumnya. Dari beberapa pengertian yang diuraikan diatas maka dapat disimpulkan bahwa Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya dengan didasarkan pada prinsip syariah dan dalam mencari keuntungan dengan menggunakan prinsip bagi hasil bukan berdasarkan bunga. b. Kegiatan Operasional Sebagaimana halnya dengan bank konvensional, bank syariah juga mempunyai peran sebagai lembaga perantara (intermediary) antara satuan-satuan kelompok masyarakat atau unit-unit ekonomi yang mengalami kelebihan dana (surplus unit) dengan unit-unit lain yang mengalami kekurangan dana (deficit unit). Melalui bank kelebihan dana-dana tersebut dapat disalurkan kepada pihak-pihak yang memerlukan dan memberikan manfaat kepada kedua belah pihak. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa usaha / kegiatan operasional bank syariah meliputi tiga kegiatan utama, yaitu:
19
1)
Menghimpun dana Kegiatan menghimpun dana disini yaitu dana yang berasal dari masyarakat yang kelebihan dana. Disini bank bertugas mengumpulkan atau menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk titipan dengan menggunakan akad wadiah dan dalam bentuk investasi dengan menggunakan akad mudharabah. Kegiatan ini dapat dijadikan masyarakat sebagai sarana investasi dengan harapan memperoleh bagi hasil dari hasil simpanannya.
2)
Menyalurkan dana Menyalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan. Masyarakat dapat memperoleh pembiayaan dari bank syariah asalkan dapat memenuhi semua ketentuan dan persyaratan yang berlaku. Menyalurkan dana merupakan aktivitas yang sangat penting bagi bank syariah. Dalam hal ini bank akan memperoleh return atas dana yanng disalurkan. Return atau pendapatan yang diperoleh bank syariah atas penyaluran dana ini sesuai dengan akadnya. Bank syariah menyalurkan dana kepada masyarakat dengan menggunakan bermacam-macam akad. Penyaluran dana dengan prinsip jual beli (ba’i) biasanya menggunakan akad murabahah, salam
dan
istishna’. Sedangkan
penyaluran
dana
dengan
menggunakan prinsip sewa beli yaitu dengan menggunakan akad ijarah wa iqtina dan ijarah muntahiyyah bittamlik. Dan penyaluran
20
dana dengan menggunakan prinsip bagi hasil (syirkah) yaitu dengan menggunakan akad musyarakah dan mudharabah. Karena pendanaan dilakukan dengan berbagai macam prinsip dengan akad yang berbeda pula maka return yang diperolehpun berbeda. Pendapatan atau return dari aktivitas penyaluran dana kepada nasabah yaitu dari bagi hasil usaha dan margin keuntungan. Margin keuntungan merupakan selisih antara harga jual kepada nasabah dan harga beli bank. 3)
Pelayanan Jasa Bank Selain
menghimpun
dan
menyalurkan
dana
kepada
masyarakat, bank syariah juga memberikan pelayanan jasa perbankan kepada nasabahnya. Pelayanan jasa bank syariah ini diberikan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dalam menjalankan aktivitasnya. Aktivitas pelayanan jasa merupakan aktivitas yang diharapkan oleh bank syariah untuk dapat meningkatkan pendapatan bank yang berasal dari fee atas pelayanan jasa bank. Beberapa bank berusaha meningkatkan teknologi informasi agar dapat memberikan pelayanan jasa yang memuaskan nasabah yang cepat dan akurat. Berbagai jenis produk pelayanan jasa yang dapat diberikan oleh bank syariah antara lain seperti akad wakalah (arranger, agency), sharf (jual beli valuta asing), rahn, hiwalah dan kafalah (garansi bank).
21
c. Fungsi Bank Fungsi bank baik bank syariah maupun bank konvensional secara spesifik dapat dijabarkan menjadi 3, yaitu (Wityasari, 2014) : 1) Agent of trust Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik dalam penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut dan juga percaya bahwa pada saat yang telah dijanjikan masyarakat dapat menarik lagi simpanannya di bank. 2) Agent of development Sektor dalam kegiatan perekonomian masyarakat yaitu sektor moneter dan sektor riil tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut berinteraksi saling mempengaruhi satu dengan lain. Tugas bank sebagai penghimpun dan penyaluran dana sangat diperlukan sebagai kegiatan kelancaran perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat untuk melakukan kegiatan investasi, konsumsi, distribusi barang dan jasa. Mengingat kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi berkaitan dengan kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat.
22
3) Agent of services Selain dalam kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana bank juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan lainnya kepada masyarakat. Jasa-jasa perbankan yang ditawarkan tersebut erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa-jasa bank tersebut antara lain berupa pengiriman uang, penitipan
barang
berharga,
pemberian
jaminan
bank
dan
penyelesaian tagihan. Sedangkan dalam pembukaan stadar akuntansi yang dikeluarkan oleh AAOIFI (Acconting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution) menyebutkan bahwa fungsi dan peran bank syariah adalah sebagai berikut: 1) Manajer investasi, bank syariah dapat mengelola investasi dana nasabah. 2) Investor, bank syariah dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun dana nasabah yang dipercayakan kepadanya. 3) Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, bank syariah dapat melakukan kegiatan-kegiatan jasa-jasa layanan perbankan sebagaimana lazimnya. 4) Pelaksanaan kegiatan sosial, sebagai ciri yang melekat pada entitas keuangan syariah, bank dalam Islam juga memiliki kewajiban untuk
mengeluarkan
dan
mengelola
(menghimpun,
23
mengadministrasikan, dan mendistribusikan) zakat serta dana-dana sosial lainnya. d. Jenis-Jenis Bank Dalam praktiknya di Indonesia terdapat beberapa jenis perbankan yang diatur Undang Undang. Perbedaan jenis perbankan dapat dilihat dari beberapa segi, yaitu (Kasmir, 2004): 1)
Dilihat dari segi kepemilikan Ditinjau dari segi kepemilikan maksudnya adalah siapa saja yang memiliki bank tersebut. Kepemilikan tersebut dapat dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang bersangkutan. a) Bank milik pemerintah Merupakan bank yang akte pendirian maupun modal bank ini sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. Contoh bank milik pemerintah seperti Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Tabungan Negara (BTN), dan Bank Mandiri. b) Bank milik swasta nasional Merupakan bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh swasta nasional. Kemudian akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula dengan pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula.
24
Contoh bank milik swasta pemerinta antara lain Bank Bumi Putra, Bank Bukopin, Bank Central Asia, Bank Danamon, Bank Muamalat, dan Bank swasta lainnya. c) Bank milik asing Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar negeri, bank milik swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikannya pun jelas dimiliki oleh pihak asing (luar negeri). d) Bank milik campuran Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga negara Indonesia. 2)
Dilihat dari segi status Kedudukan
atau
status
ini
menunjukkan
ukuran
kemampuan bank dalam melayani masyarakat baik dari segi jumlah produk, modal maupun kualitas pelayanannya. Jenis bank dilihat dari segi status adalah sebagai berikut: a) Bank Devisa Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya transfer keluar negeri, inkaso keluar negeri, travellers cheque, pembukaan dan pembayaran Letter of Credit dan transaksi lainnya.
25
b) Bank Non Devisa Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa. Jadi bank non devisa merupakan kebalikan daripada bank devisa, dimana transaksi yang dilakukan masih dalam batas-batas negara. 3)
Dilihat dari segi menetapkan harga Jenis bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan harga, baik harga jual maupun harga beli terbagi dalam dua kelompok, yaitu: a)
Bank yang Berdasarkan Prinsip Konvensional Mayoritas bank yang berkembang di Indonesia dewasa ini adalah bank yang berorientasi pada prinsip konvensional. Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional menggunakan metode dengan menetapkan bunga sebagai harga jual untuk produk simpanan giro maupun tabungan deposito. Juga untuk produk pinjaman (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu. Sedangkan jasa bank lainnya pihak perbankan konvensional menggunakan berbagai biaya-biaya dalam nominal tertentu. Yang dikenal dengan istilah fee based.
26
b) Bank yang Berdasarkan Prinsip Syariah Bank berdasarkan prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya. Dalam menentukan harga atau mencari keuntungan bagi bank berdasar prinsip syariah yaitu, pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah), pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina). e. Sumber Dana Bank Dalam pandangan syariah uang bukanlah merupakan suatu komoditi melainkan hanya sebagai alat untuk mencapai pertambahan nilai ekonomis (economic added value). Hal ini bertentangan dengan perbankan berbasis bunga dimana “uang mengembang-biakkan uang”, tidak peduli apakah uang itu dipakai dalam kegiatan produktif atau tidak. Untuk menghasilkan keuntungan, uang harus dikaitkan dengan kegiatan ekonomi dasar (primary economic activities), baik secara
27
langsung melalui transaksi seperti perdagangan, industri manufaktur, sewa-menyewa dan lain-lain, atau secara tidak langsung melalui penyertaan modal guna melakukan salah satu atau seluruh kegiatan usaha tersebut. Berdasarkan prinsip tersebut Bank Syariah dapat menarik dana pihak ketiga atau masyarakat dalam bentuk, sebagai berikut: 1. Titipan
(wadiah)
simpanan
yang
dijamin
keamanan
dan
pengembaliannya (guaranteed deposit) tetepi tanpa memperoleh imbalan atau keuntungan. 2. Partisipsi modal berbagi hasil dan berbagi resiko (non guaranteed account) untuk investasi umum (general investment account / mudharabah mutlaqah) dimana bank akan membayar bagian keuntungan secara proporsional dengan portfolio yang didanai dengan modal tersebut. 3. Investasi khusus (special investment account / mudharabah muqayyadah) dimana bank bertindak sebagai manajer investasi untuk memperoleh fee. Jadi bank tidak ikut berinvestasi sedangkan investor sepenuhnya mengambil risiko atas investasi itu. Dengan demikian sumber dana bank Syariah terdiri dari : 1. Modal inti (core capital) Modal inti adalah dana modal sendiri yaitu dana yang berasal dari para pemegang saham bank, yakni pemilik bank. Pada umumnya dana modal inti terdiri dari:
28
a) Modal yang disetor oleh para pemegang saham Sumber utama dari modal perusahaan adalah saham. Sumber
dana
ini
hanya
akan
timbul
apabila
pemilik
menyertakan dananya pada bank melalui pembelian saham, dan untuk penambahan dana berikutnya dapat dilakukan oleh bank dengan mengeluarkan dan menjual tambahan saham baru. b) Cadangan Yaitu sebagian laba bank yang tidak dibagi, yang disisihkan untuk menutup timbulnya risiko kerugian di kemudian hari. c) Laba ditahan, yaitu sebagian laba yang seharusnya dibagikan kepada para pemegang saham, tetapi oleh para pemegang saham sendiri (melalui Rapat Umum Pemegang Saham) diputuskan untuk ditanam kembali dalam bank. Laba ditahan ini juga merupakan cara untuk menambah dana modal lebih lanjut. 2. Kuasi ekuitas (mudharabah account) Bank menghimpun dana berbagi hasil atas dasar prinsip mudharabah, yaitu akad kerjasama antara pemilik dana (shahib al maal) dengan pengusaha (mudharib) untuk melakukan suatu usaha bersama, dan pemilik dana tidak boleh mencampuri pengelolaan bisnis sehari-hari. Keuntungan yang diperoleh dibagi antara keduanya dengan perbandingan (nisbah) yang telah disepakati sebelumnya. Kerugian finansial menjadi beban pemilik dana,
29
sedangkan pengelola tidak memperoleh imbalan atas usaha yang dilakukan. Berdasarkan prinsip diatas, dalam kedudukannya sebagai mudharib, bank menyediakan jasa bagi para investor berupa: a) Rekening investasi umum, b) rekening investasi khusus, c) dan rekening tabungan mudharabah. 3. Titipan (wadiah) atau simpanan tanpa imbalan (non remunerated deposit) Dana titipan adalah dana pihak ketiga yang dititipkan pada bank, yang umumnya berupa giro atau tabungan. Pada umumnya motivasi utama orang menitipkan dana pada bank adalah untuk keamanan dana mereka dan memperoleh keleluasaan untuk menarik kembali dananya sewaktu-waktu. C. Risiko Kredit a. Kredit 1) Pengertian Kredit Menurut Undang-Undang Perbankan nomor 10 Tahun 1998 kredit adalah “penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan
itu,
berdasarkan
persetujuan
atau
kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”. Sedangkan kredit dalam
30
perbankan syariah dikenal dengan istilah “pembiayaan”, yang memiliki arti hampir sama dengan kredit. Yaitu penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil (Kasmir, 2013). Dari pernyataan diatas perbedaan antara kredit dan pembiayan hanya terletak pada pengembalian dengan imbalan bunga dalam kredit dan imbalan bagi hasil pada pembiayaan. 2) Analisis Kredit Analisis kredit dapat dilakukan dengan berbagai alat analisis. Dalam praktiknya terdapat beberapa alat analisis yang dapat digunakan untuk menentukan kelayakan suatu kredit, yaitu dengan 5 of C (Kasmir, 2014: 285): a) Character, adalah sifat atau watak nasabah. Dari watak atau sifat ini, akan terlihat kemauan nasabah untuk untuk membayar tagihan dalam kondisi sesulit apapun. b) Capacity, adalah analisis yang digunakan untuk melihat kemampuan nasabah dalam membayar kredit. c) Capital, adalah untuk menilai modal yang dimiliki oleh nasabah untuk membiayai kredit. Hal ini penting karena bank tidak membiayai kredit tersebut 100%.
31
d) Condition, adalah yaitu kondisi umum saat ini dan yang akan datang tentunya. Terutama kondisi ekonomi. e) Collateral, adalah jaminan yang diberikan nasabah kepada bank dalam rangka pembiayaan kredit yang diberikan. 3) Kualitas Kredit Penggolongan kualitas kredit menurut ketentuan Bank Indonesia ditetapkan sebagai berikut (Siamat, 2001:136) : a) Lancar (pass) b) Dalam perhatian khusus (special mention), c) Kurang lancar (substandar), d) Diragukan (doubtful), e) Dan macet (loss) 4)
Jenis Risiko Perbankan Sesuai
dengan
Peraturan
Bank
Indonesia
Nomor
13/23/PBI/2011 terdapat 8 jenis risiko yang dihadapi oleh perbankan, yaitu: a) Risiko Kredit Risiko kredit atau sering disebut dengan default risk merupakan suatu risiko akibat kegagalan atau ketidakmampuan nasabah mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima dari bank dengan jangka waktu yang telah ditetapkan diawal perjanjian. Risiko ini sama halnya dengan risiko pembiayaan
32
dalam perbankan syariah. Yang membedakan hanya terletak pada margin nya. b) Risiko Pasar Adalah
risiko
pada
posisi
neraca
dan
rekening
administratif termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga option, dan naik turunnya kurs mata uang. c) Risiko Likuiditas Adalah risiko yang mungkin dihadapi oleh bank untuk memenuhi kebutuhan likuiditasnya dalam rangka memenuhi permintaan kredit dan semua penarikan dana oleh penabung pada suatu waktu tertentu. d) Risiko Operasional Adalah risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Bank. Risiko operasional dapat menimbulkan kerugian keuangan secara langsung maupun tidak langsung dan menimbulkan potensi kesempatan yang hilang untuk memperoleh keuntungan. e) Risiko Hukum Adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Penyebab risiko hukum antara lain peraturan
33
perundang-undangan yang mendukung tidak tersedia, perikatan seperti syarat keabsahan kontrak tidak kuat, dan pengikatan agunan tidak sempurna. f) Risiko Reputasi Adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan nasabah yang bersumber dari persepsi negatif terhadap bank. g) Risiko Strategi Adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan strategi yang tidak sesuai dengan perubahan yang terjadi. h) Risiko Kepatuhan Adalah risiko akibat bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku, seperti ketentuan Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum
(KPMM),
Kualitas
Aktiva
Produktif
(KAP),
Pembentukan Penyisihan Aktiva Produktif (PPAP), Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) dan risiko lain yang terkait dengan ketentuan tertentu.
34
b. Risiko Kredit Salah satu risiko yang dihadapi bank adalah risiko tidak terbayarnya kredit yang telah diberikan atau yang sering disebut risiko kredit. Risiko kredit atau default risk umumnya timbul dari berbagai kredit yang masuk dalam kategori bermasalah atau Non Performing Loan. Dendawijaya (2009:81) mengatakan bahwa kredit bermasalah merupakan kegagalan pihak debitur memenuhi kewajibannya untuk membayar angsuran (cicilan) pokok kredit beserta bunga yang telah disepakati kedua belah pihak dalam perjanjian kredit. Sedangkan menurut Siamat (2001:174) pengertian kredit bermasalah adalah sebagai berikut: “Kredit bermasalah atau problem loan dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesenjangan dan/atau karena faktor eksternal diluar kemampuan debitur.” Menurut pengertian diatas, berarti kredit bermasalah merupakan
pinjaman
yang
mengalami
penangguhan
dalam
pembayaran angsuran pokok dan tunggakan bunga atau bahkan tidak dilunasi sama sekali, dikarenakan ketidakmampuan debitur untuk membayarnya, sehingga pengembalian kredit tidak dilakukan tepat waktu dan jumlah pengembaliannya tidak sesuai dengan perjanjian kredit. Sedangkan dalam perbankan syariah risiko kredit disebut dengan risiko pembiayaan yaitu, penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasaran persetujuan atau
35
kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Sebenarnya risiko kredit dalam perbankan konvensional dan risiko pembiayaan dalam perbankan syariah sama. Yang membedakan hanyalah dalam perhitugan margin nya. Implikasi bagi pihak bank sebagai akibat dari timbulnya kredit bermasalah adalah (Dendawijaya 2009): 1) Hilangnya kesempatan untuk memperoleh income (pendapatan) dari kredit yang diberikannya, sehingga mengurangi perolehan laba dan berpengaruh buruk bagi rentabilitas bank. 2) Rasio kualitas aktiva produktif atau yang lebih dikenal dengan BDR (bad debt ratio) menjadi semakin besar yang menggambarkan terjadinya situasi yang memburuk. 3) Bank harus memperbesar penyisihan untuk cadangan aktiva produktif yang diklasifikasikan berdasarkan ketentuan yang ada. Hal ini pada akhirnya akan mengurangi besarnya modal bank dan akan sangat berpengaruh terhadap CAR (capital adequacy ratio). 4) ROA (return on assets) mengalami penurunan. Sebagai akibat dari komplikasi butir b,c dan d tersebut di atas adalah menurunnya nilai tingkat kesehatan bank bebrdasarkan perhitungan menurut metode CAMEL.
36
Menurut Dendawijaya (2009) kredit bermasalah adalah kredit-kredit yang kategori kolektibilitasnya masuk dalam kriteria kredit macet dan dihitung dengan menggunakan rasio NPL (Non Performing Loan). Rasio ini menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Artinya, semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar, maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin
besar
yaitu
kerugian
yang
diakibatkan
tingkat
pengembalian kredit macet. Keberadaan Non Performing Loan dalam jumlah yang cukup banyak dapat menimbulkan kesulitan sekaligus menurunkan tingkat kesehatan bank yang bersangkutan. Besarnya NPL yang diperbolehkan oleh Bank Indonesia sesuai dengan Peraturan BI No 15/2/PBI/2013 adalah maksimal 5%, jika melebihi 5% maka akan mempengaruhi penilaian tingkat kesehatan bank yang bersangkutan, yaitu akan mengurangi nilai. Meskipun tidak dapat menghindari penuh risiko kredit, tetapi diusahakan agar jumlah kredit yang bermasalah berada dalam batas yang wajar. Berdasarkan (SE BI No13/30/DPNP Tanggal 16 Desember 2011) maka secara sistematis NPL dapat dirumuskan sebagai berikut (Rahmawati, 2015):
37
NPL =
Terdapat beberapa hal yang menyebabkan naik turunnya NPL suatu bank, diantaranya sebagai berikut (Wityasari, 2015): 1) Kemauan atau itikad baik debitur Kemampuan debitur dari sisi finansial untuk melunasi pokok dan bungan pinjaman tidak akan ada artinya tanpa kemauan atau itikad baik dari debitur sendiri. 2) Kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia Kebijakan pemerintah
dapat
mempengaruhi
tinggi
rendahnya NPL suatu bank, misalnya kebijakan pemerintah tentang kenaikan harga BBM akan menyebabkan perusahaan yang banyak menggunakan BBM dalam kegiatan produksinya akan membutuhkan dana tambahan yang diambil dari laba yang dianggarkan untuk pembayaran cicilan utang untuk memenuhi biaya produksi yang tinggi, sehingga perusahaan tersebut akan mengalami kesulitan dalam membayar utang-utangnya kepada bank. Demikian juga halnya dengan PBI, peraturan-peraturan Bank Indonesia mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap NPL suatu bank. Jika BI menaikkan BI Rate yang akan menyebabkan suku bunga kredit mengalami kenaikkan, dengan sendirinya kemampuan debitur dalam melunasi pokok dan bunga pinjaman akan berkurang.
38
3) Kondisi perekonomian Kondisi perekonomian mempunyai pengaruh besar terhadap kemampuan debitur dalam melunasi utang-utangnya. Indikator-indikator ekonomi makro diantaranya adalah inflasi dan kurs rupiah. c. Kecukupan Modal Modal bank terdiri dari modal inti dan modal pelengkap. Modal inti terdiri dari modal disetor dan cadangan tambahan modal yang terdiri dari faktor penambah (agio, modal sumbangan, cadangan umum modal, cadangan tujuan modal dll). Sedangkan modal pelengkap terdiri dari cadangan evaluasi aktiva tetap, modal pinjaman, pinjaman subordinasi dan peningkatan nilai penyertaan pada portofolio (Darmawi, 2011: 84). Fungsi modal bagi bank adalah (Siamat, 2001: 99): 1) Melindungi deposan dengan menangkal semua kerugian usaha perbankan sebagai akibat salah satu resiko usaha. 2) Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat dengan kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban yang telah jatuh tempo. 3) Membiayai kebutuhan aktiva tetap. 4) Untuk memenuhi ketentuan permodalan minimum. 5) Sebagai indikator kekayaan bank. Selain itu modal merupakan faktor yang amat penting bagi perkembangan dan kemajuan bank, serta sebagai upaya untuk tetap
39
menjaga kepercayaan masyarakat. Sebagaimana layaknya sebuah badan usaha, modal bank harus dapat digunakan untuk menjaga kemungkinan timbulnya risiko kerugian akibat dari pergerakan aktiva bank yang pada dasarnya sebagian besar berasal dari pinjaman pihak ketiga (dana titipan / dana masyarakat). BI sebagai otoritas moneter menetapkan ketentuan mengenai kewajiban penyediaan modal minimum yang harus selalu dipertahankan oleh bank yang diproksikan dengan CAR (Capital Adequacy Ratio). CAR adalah rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam mengembangkan usaha dan menampung risiko kerugian yang diakibatkan oleh kegiatan operasional perusahaan. Semakin banyak modal yang dihimpun bank maka operasional bank dapat berjalan lancar. CAR juga dapat digunakan
sebagai
rasio
permodalan
yang
digunakan
untuk
melindungi nasabah sehingga mempertahankan kepercayaan terhadap bank. Setiap bank diwajibkan untuk memelihara rasio kecukupan modal atau CAR (Dendawijaya, 2009). Secara sistematis, menurut Kasmir (2010: 286) perhitungan CAR dapat dijelaskan dengan rumus sebagai berikut:
40
CAR = Keterangan : ATMR (Aktiva Tertimbang Menurut Risiko) ATMR terdiri dari aktiva neraca yang diberikan bobot sesuai kadar risiko kredit yang melekat. ATMR diperoleh dengan cara mengalikan nilai nominal aktiva dengan bobot risiko masing-masing aktiva (Darmawi, 2011: 98). d. Profitabilitas (ROA) Profitabilitas
merupakan
kemampuan
bank
untuk
menghasilkan atau memperoleh laba secara efektif dan efisien. Profitabilitas perusahaan perbankan menunjukkan pendapatan yang mampu dihasilkan oleh perusahaan dalam satu atau setiap periode. Tingginya profitabilitas suatu bank dapat menunjukkan bahwa sebagian besar kinerja bank tersebut dapat dikatakan baik, karena diasumsikan bahwa bank telah beroperasi secara efektif dan efisien dan memungkinkan bank untuk memperluas usahanya. Rasio profitabilitas dapat digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba, baik hubungannya dengan penjualan, asset, maupun laba bagi modal sendiri. Dalam pengukuran kinerja perusahaan pada umumnya diproksikan dengan Return On Equity (ROE) dan Return On Assets (ROA) pada industri perbankan. Profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini diproksikan dengan Return On Assets (ROA), karena ROA memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dalam
41
operasi
perusahaan.
Selain
itu
Bank
Indonesia
juga
lebih
mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank diukur dengan ROA karena Bank Indonesia lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank diukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari simpanan masyarakat sehingga ROA lebih mewakili dalam mengukur tingkat profitabilitas bank (Siamat, 2001:102). ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Apabila ROA meningkat berarti profitabilitas perusahaan meningkat sehingga dampak akhirnya adalah peningkatan profitabilitas. ROA dihitung menggunakan rumus (Dendawijaya, 2009:118) :
ROA = Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan maupun bagi pihak luar perusahaan (Kasmir, 2014: 197) yaitu: 1) Untuk mengukur dan menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu, 2) Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang, 3) Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu, 4) Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri, 5) Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
42
Selain itu manfaat yang diperoleh adalah untuk: 1) Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode, 2) Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang, 3) Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu, 4) Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri, 5) Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
D.
Kerangka Pemikiran
RISIKO KREDIT X1
H1 H2
PROFITABILITAS Y1
KECUKUPAN MODAL X2
Gambar 2.0 Kerangka Pemikiran Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh risiko yang terjadi dalam sutau perbankan dan kecukupan modal terhadap profitabilitas.
43
E.
Hipotesis Hipotesis adalah dugaan sementara atau kesimpulan sementara atas topik masalah yang hendak diteliti (Fitri, 2013). Adanya research gap / penelitian-penelitian sebelumnya dengan ketidaksamaan teori, maka diharapkan hipotesis ini cukup valid untuk diuji. Berdasarkan teori dan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat dibuat beberapa hipotesis terhadap permasalahan sebagai berikut: 1.
Pengaruh Risiko Kredit (NPL/NPF) Terhadap Profitabilitas (ROA) Non Performing Loan atau yang sering disebut kredit bermasalah dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesenjangan atau faktor eksternal di luar kemampuan kendali debitur. Rasio ini menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Artinya, semakin tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar yaitu kerugian yang diakibatkan tingkat pengembalian kredit macet. Dendawijaya (2009) mengemukakan dampak dari Non Performing Loan yang tidak wajar salah satunya adalah hilangnya kesempatan memperoleh income (pendapatan) dari kredit yang diberikan, sehingga mengurangi perolehan laba dan berpengaruh buruk bagi profitabilitas bank.
44
Penelitian yang dilakukan Lya (2015) menunjukkan bahwa NPL berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. Semakin tinggi Non Performing Loan (NPL) maka semakin besar risiko yang disalurkan bank sehingga semakin rendah pendapatan sehingga Return On Asset (ROA) menurun. H1 : NPL berpengaruh negatif terhadap ROA 2.
Pengaruh Kecukupan Modal (CAR) Terhadap Profitabilitas (ROA) Capital Adequacy Ratio adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari modal sendiri bank disamping memperoleh dana dari sumber di luar bank, seperti dana dari masyarakat, pinjaman, dan lain–lain. CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian – kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang beresiko. Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas (Dendawijaya, 2001). Sehingga CAR memiliki pengaruh yang positif terhadap profitabilitas.
45
Penelitian
yang
dilakukan
oleh
Dwihilda
(2014)
dan
menunjukkan bahwa CAR berpengaruh positif terhadap (ROA). Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa : H2 : CAR berpengaruh positif terhadap ROA
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Dan nilainya bisa berubah-ubah atau bersifat variatif. Dalam penelitian ini berupa data mengenai profitabilitas (ROA), risiko kredit (NPL) dan kecukupan modal (CAR) pada bank syariah yang bersangkutan. Serta dikumpulkan dengan menggunakan data sekunder. Menurut (Bawono, 2006:29) yang dimaksud data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau penelitian arsip yang memuat peristiwa masa lalu. Data sekunder dapat diperoleh oleh peneliti dari laporan keuangan perbankan baik dari buku, internet, jurnal, dll. Dan dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari annual report bank yang telah dipublikasikan tiap tahunnya oleh bank yang bersangkutan. Periode penelitian selama lima tahun yaitu dari tahun 2010-2014.
B.
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perbankan syariah yang termasuk dalam kategori BUSN Devisa dan Non Devisa di Indonesia pada periode 2010-2014, dimana data diperoleh dari berbagai sumber informasi antara lain website masing-masing bank yang bersangkutan, www.bi.go.id dan sumber lain.
46
47
C.
Populasi dan Sampel Populasi dapat diartikan sebagai gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti karena itu dipandang sebagai sebuah semesta penelitian (Wityasari, 2015), sedangkan menurut (Bawono, 2006:28) populasi adalah keseluruhan wilayah objek dan subjek penelitian yang ditetapkan untuk dianalisis dan ditarik kesimpulan oleh peneliti. Tentunya yang memiliki hubungan dan syarat-syarat tertentu dengan masalah yang akan dipecahkan. Populasi yang akan diamati dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah (BUS) yang ada di Indonesia, dengan jumlah populasi sebanyak
11 perusahaan perbankan
syariah. Tabel 3.1 Nama Bank BUSN Devisa dan BUSN Non Devisa No.
Kategori
1. 2. 3.
Nama Bank BNI Syariah
BUSN Devisa
Bank Mega Syariah Bank Muamalat Indonesia
4.
Bank Syariah Mandiri (BSM)
5.
Bank BCA Syariah
6.
Bank BRI Syariah
7. 8.
BUSN Non Devisa
Bank Jabar Banten Syariah Bank Panin Syariah
9.
Bank Syariah Bukopin
10.
Bank Victoria Syariah
11.
Campuran
Bank Maybank Syariah Indonesia
Sumber : www.bi.go.id
48
Sampel dapat diartikan sebagai bagian populasi yang mempunyai karakteristik dan dianggap dapat mewakili keseluruhan populasi. Sedangkan sampel menurut (Bawono, 2006:28) adalah objek atau subjek penelitian yang dipilih guna mewakili keseluruhan dari populasi. Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling, yaitu pemilihan sampel yang didasarkan pada kriteria tertentu. Kriteria yang akan digunakan adalah: a. Bank Umum Syariah yang telah go public di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada kurun waktu penelitian. b. Tersedia laporan keuangan triwulanan yang dipublikasikan selama kurun waktu penelitian. c. Bank yang masuk dalam kategori BUSN Devisa dan Non Devisa Pemilihan sampel menggunakan kategori BUSN Devisa dan Non Devisa karena keduanya memiliki peranan yang sangat vital bagi industri Perbankan Nasional. BUSN devisa memberikan kontribusi pemasukan pendapatan negara dari kegiatan operasionalnya dan BUSN non devisa memberikan kontribusi pemasukan pendapatan (income) pada wilayah dimana bank yang bersangkutan berada. Maka dari itu perlu adanya pengawasan yang lebih mengenai risiko kredit yang terjadi dan kecukupan modal yang akan berpengaruh terhadap profitabilitas pada bank tersebut yang bersangkutan. Bank syariah yang termasuk dalam kategori tersebut diatas yaitu, Bank Mega Syariah, Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank Bukopin Syariah dan Bank BRI Syariah.
49
Berikut adalah kriteria dalam penentuan sampel: Tabel 3.2 Kriteria sampel No. Kategori 1 2 3
Jumlah
Bank Umum Syariah Nasional (BUSN) yang go public Memiliki laporan keuangan yang dipublikasikan Bank Umum Syariah yang masuk dalam kategori BUSN Devisa & Non Devisa
11 11 4
Berikut adalah daftar bank yang masuk dalam kategori BUSN Devisa dan Non Devisa: Tabel 3.3 Bank Sampel No. 1 2 3 4
D.
Nama Bank Bank Syariah Mandiri (BSM) Bank Mega Syariah Bank Bukopin Syariah Bank BRI Syariah
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan data sekunder dan diperoleh dari Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan yang diterbitkan oleh Bank Umum Syariah yang menjadi sampel penelitian dalam website resmi masing-masing bank periode tahun 2010-2014: 1.
www.syariahmandiri.co.id
2.
www.megasyariah.co.id
50
E.
3.
www.bukopinsyariah.co.id
4.
www.brisyariah.co.id
Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional 1.
Variabel Penelitian Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 3 variabel yaitu 1 variabel dependen dan 2 variabel independen. ROA sebagai variabel dependen, serta NPL dan CAR sebagai variabel independen. a. Variabel Dependen Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang menjadi pusat perhatian penelitian atau variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pofitabilitas yang diukur dengan rasio ROA (Return On Asset). b. Variabel Independen Variabel bebas (independen variabel) adalah variabel yang menjadi
sebab
terjadinya
atau
terpengaruhinya
variabel
terikat.Variabel yang diduga sebagai sebab. Variabel independent yang akan diteliti pada penelitian ini adalah : Non Performing Loan (X1) dan Capital Adequacy Ratio (X2).
2.
Definisi Operasional
51
Definisi operasional yaitu segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang data penelitian tersebut. Berikut adalah definisi operasional dari variabel yang diteliti : a. Variabel Dependen (Y) 1) Profitabilitas (ROA) Variabel terikat (dependent variabel) yaitu variabel dimana faktor keberadaannya dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel
terikat
dalam
penelitian
ini
adalah
tingkat
profitabilitas, yang mana menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba atau biasa dikatakan sebagai kemampuan perusahaan dalam mengelola risiko yang ditimbulkan dari aktivitas
perbankan.
Profitabilitas
ini
di
ukur
dengan
menggunakan rasio Return On Assets (ROA). ROA adalah rasio untuk mengukur efektivitas bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan melalui pengoperasian total aset yang dimiliki bank (SE BI 13/30/DPNP Tanggal 16 Desember 2011). b. Variabel Independen (X) 1) Risiko Kredit (NPL) Merupakan rasio kredit yang menunjukkan jumlah kredit yang disalurkan yang mengalami masalah tentang kegagalan pihak debitur untuk memenuhi kewajibannya karena
52
kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesenjangan dan karena faktor eksternal di luar kemampuan kendali debitur. Yang dihitung dengan menggunakan rasio NPL yaitu rasio yang menunjukkan persentase perbandingan antara kredit bermasalah dengan total kredit. Semakin tinggi NPL akan mengganggu
profitabilitas
bank
karena
jumlah
kredit
bermasalah semakin besar dan menyebabkan kerugian. Bank Indonesia dalam PBI No 15/2/PBI/2013 menetapkan bahwa NPL tidak lebih dari 5 % . 2) Kecukupan Modal (CAR) CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar modal yang dimiliki bank untuk menjaga aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) yang diakibatkan oleh kegiatan operasional bank (Kasmir, 2010). Tabel 3.4 Definisi Operasional No. Variabel 1. ROA (Return On Assets)
2.
NPL (Non Performing Loan)
Definisi Variabel Rasio Rasio Rasio yangmengukur kemampuan manajemen bank dalam memperolehreturn/ keuntungansecara keseluruhan Rasio antara Rasio kredit bermasalah terhadap kredit yang disalurkan
Pengukuran ROA =
NPL =
53
3.
F.
CAR (Capital Adequacy Ratio)
bank. Rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki untuk menunjang aset yang mengandung atau menghasilkan risiko.
Rasio CAR =
Alat Analisis Dalam penelitian ini alat analisis yang digunakan untuk menguji instrumen penelitian menggunakan aplikasi SPSS 21. Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh risiko kredit dan kecukupan modal terhadap profitabilitas.
G.
Metode Analisis Data Sesuai dengan tujuan penelitian dan hipotesis, maka analisis data ini bertujuan untuk mengetahui peran masing-masing variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikat. 1. Uji Statistik Deskriptif
Menurut Bawono (2006, 48) analisis ini bertujuan memberikan gambaran atau deskriptif suatu data, karena hampir dalam setiap penelitian sangat diperlukan untuk mengetahui nilai minimum, maximum, mean dan standar deviasi.
54
2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan pengujian regresi linier berganda terhadap hipotesis penelitian, maka terlebih dahulu perlu dilakukan suatu pengujian untuk mengetahui ada tidaknya pelanggaran terhadap asumsiasumsi klasik. Hasil pengujian hipotesis yang baik adalah yang tidak melanggar asumsi-asumsi klasik yang mendasari model regresi linier berganda. Asumsi-asumsi dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: a.
Uji Multikolinieritas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Multikolinearitas dapat juga dilihat dari nilai tolerance (TOL) dan Variance Inflatio Factor (VIF). TOL menjelaskan besarnya variasi suatu variabel independen yang tidak dijelaskan oleh variabel dependen lainnya. Sedangkan VIF menjelaskan besarnya variasi suatu variabel independen yang dijelaskan oleh variabel dependen lainnya. VIF = 1/ TOL maka Nilai TOL yang rendah adalah sama dengan nilai VIF yang tinggi. Nilai cutoff yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10. Tingkat kolonieritas yang dapat ditolerir adalah nilai tolerance 0,10 sama dengan tingkat multikolonieritas 0,95% (Ghozali, 2013: 105-106).
55
b. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regesi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t pada t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka terdapat problem autokorelasi (Ghozali, 2013:110). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan berkaitan satu dengan lainnya. Model yang baik adalah tidak adanya gangguan autokorelasi, pengujian autokorelasi dapat diketahui dengan menggunakan uji statistik Durbin- Watson. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi pada regresi melalui uji Durbin-Watson adalah sebagai berikut: 1) Jika 0 < dw < dl maka tidak ada autokorelasi positif, hipotesis ditolak. 2) Jika dl ≤ dw ≤ du maka tidak ada autokorelasi positif, tidak ada keputusan atau tidak dapat disimpulkan. 3) Jika 4-dl < dw < 4 maka tidak ada autokorelasi positif, tidak dapat disimpulkan. 4) Jika 4-du < dw < 4-dl maka tidak ada autokorelasi negatif, tidak dapat disimpulkan. 5) Jika du < dw < 4-du maka tidak ada autokorelasi negatif atau positif.
56
c.
Uji Heteroskedastisitas Menurut (Bawono, 2006:133)
heteroskedastisitas terjadi
apabila varian dari variabel pengganggu tidak sama untuk semua observasi, akibat yang timbul apabila terjadi heteroskedastisitas adalah penaksir tidak bias tetapi tidak efisien lagi baik dalam sampel besar maupun sampel kecil, serta uji t-test dan F-test akan menyebabkan kesimpulan yang salah. Dalam penelitian ini uji heteroskedastisitas menggunakan uji white test. Secara manual uji ini dilakukan dengan meregres residual kuadrat (U2i) dengan variabel bebas dan perkalian variabel bebas. Dapatkan nilai R2 untuk menghitung x2, dimana x2= n*R2. Pengujiannya adalah jika x2 hitung < x2 tabel maka hipotesis adanya heteroscedasticity dalam model ditolak (Bawono, 2010:145). d. Uji Normalitas Menurut Ghozali (2013:160), uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi variabel dependen dan independen atau keduanya mempunyai distribus normal atau tidak. Model regresi memerlukan normalitas pada variabel residualnya bukan pada masing-masing variabel penelitian. Sedangkan normalitas suatu variabel umumnya dideteksi dengan uji statistik non parametrik Kolmogoraf-Smirnov (K-S). Jika hasil Kolmogoraf-Smirnov menunjukkan nilai signifikan diatas (>0,05) maka variabel residual terdistribusi dengan normal.
57
Sedangkan jika hasil Kolmogorov-Smirnov menunjukan nilai signifikan (<0,05) maka variabel residual terdistribusi tidak normal. 3. Analisis Regresi Berganda
Analisis ini digunakan untuk menganalisa data yang bersifat multivariate. Analisis digunakan untuk meramalkan nilai variabel dependen (Y), dengan variabel independen yang lebih datu (minimal dua), sehingga analisa regresi berganda sering disebut dengan analisis multivariate, karena variabel yang mempengaruhi naik turunnya variabel dependen (Y) lebih dari satu variabel independen (X), dengan kondisi variabel independen (X) ketika mempengaruhi variabel dependen (X) bervariasi bisa positif dan bisa negatif (Bawono, 2006:84). Rumus analisis regresi berganda : Y = α + β1 X1+ β2X2 + e Keterangan:
Y
= profitabilitas (ROA)
α
= konstanta
β1,2
= koefisien dari variabel independen
X1
= NPF/NPL
X2
= CAR
e
= residual
58
4. Pengujian Hipotesis
a.
Uji Koefisien Determinasi (R²) Uji
R2 digunakan
untuk
mengetahui
seberapa
jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (ROA). Nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1, jika nilainya mendekati 1 maka semakin baik (Ghozali, 2013:97). Setiap tambahan satu variabel maka nilai R2 akan meningkat tanpa mempertimbangkan apakah variabel independen tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen, sehingga disarankan menggunakan nilai adjusted R2 pada saat mengevaluasi. Ciri-ciri nilai R² adalah (Bawono, 2006: 92) : 1) Besarnya nilai koefisien determinasi terletak antara 0 sampai 1, jadi nilai R² terletak antara 0 < R² < 1. 2) Nilai nol menunjukkan tidak adanya hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. 3) Sedangkan nilai 1 menunjukkan adanya hubungan yang sempurna antara variabel independen dengan variabel dependen. 4) Menghitung koefisien determinasi (R²) untuk menilai besarnya sumbangan atau kontribusi variabel independen (X1,2,3..) terhadap variabel dependen (Y).
59
b. Uji Ftest Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama
terhadap
variabel
dependen
(Ghazali,
2013:98). Kriteria pengujian yang digunakan adalah sebagai berikut: 1) Probabilitas kurang dari nilai signifikan (Sig ≤ 0,05), maka hipotesis diterima karena menunjukkan bahwa secara simultan variabel independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. 2) Profitabilitas lebih dari nilai signifikan (Sig ≥ 0,05), maka hipotesis ditolak karena menunjukkan bahwa secara simultan variabel independen tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. c.
Uji Ttest Uji Ttest dilakukan untuk melihat tingkat signifikansi variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara individu atau sendiri-sendiri. Dengan kritria (Bawono, 2006: 89): 1) Jika t-hitung >t-tabel maka Ho ditolak. Artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen. 2) Jika t-hitung < t-tabel maka Ho diterima. Artinya tidak ada pengaruh yang sifnifikan antara variabel independen dengan variabel dependen.
60
Penelitian ini menggunakan koefisien (β) dan signifikansi untuk mengetahui pengaruh variabel X terhadap variabel Y secara parsial. Agar bisa menentukan Ho diterima atau ditolak dapat pula dengan melihat nilai signifikannya apakah lebih atau kurang dari 5%, sedangkan koefisien (β) menentukan variabel X terhadap variabel Y berpengaruh negatif ataukah positif.
BAB IV ANALISIS DATA
A.
Deskripsi Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini yaitu laporan keuangan Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) yang tergolong Bank Devisa dan Non Devisa di Indonesia. Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia, dapat dihitung dan dianalisis kinerja keuangan masing-masing bank umum syariah. Laporan keuangan yang digunakan adalah laporan triwulanan mulai tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Berikut adalah profil singkat bank yang dijadikan objek penelitian: 1.
Bank Syariah Mandiri Kehadiran Bank Syariah Mandiri sejak tahun 1999 merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter tahun 19971998. Terbentuknya Bank Syariah Mandiri bermula dari tindakan pemerintah melakukan penggabungan (merger) empat bank yaitu Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan Bapindo menjadi satu bank baru yang bernama PT. Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger Bank Mandiri melakukan konsolidasi serta membentuk tim pengembangan perbankan syariah yang bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah dikelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 Tahun 1998, yang memberikan
61
62
peluang
bank
umum
untuk
melayani
transaksi
syariah
(http://www.syariahmandiri.coi.id, diakses tanggal 9 November 2015). Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti (BSB) dari bank konvensional menjadi bank syariah. Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior BI No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999. 2.
Bank Mega Syariah PT. Bank Mega Syariah berawal dari sebuah bank konvensional bernama PT. Bank Umum Tugu yang didirikan pada 14 Juli 1990. Kemudian BI memberikan izin Bank Tugu dikonversi menjadi PT Bank Syariah Mega Indonesia pada 20 Juli 2004 dan resmi beroperasi pada 25 Agustus 2004. Pada tanggal 16 Oktober 2008 Bank Mega Syariah menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Dengan status tersebut, bank ini dapat melakukan
transaksi
devisa
dan
terlibat
dalam
perdagangan
63
internasional. Artinya, status itu juga telah memperluas jangkauan bisnis bank ini, sehingga tidak hanya menjangkau ranah domestik, tetapi juga ranah internasional. Strategi peluasan pasar dan status bank devisa itu akhirnya semakin memantapkan posisi Bank Mega Syariah sebagai salah satu bank umum syariah (www.bsmi.co.id, diakses tanggal 9 November 2015). 3.
Bank Bukopin Syariah Bank Syariah Bukopin bermula dari bank konvensional PT Bank Persyarikatan Indonesia. Dan setelah melihat peluang bisnis di perbankan syariah, PT Bank Persyarikatan Indonesia tersebut mengubah arah bisnisnya dari bank konvensional menjadi bank syariah. Izin usaha berdasarkan prinsip syariah pun diperoleh dari BI yang dituangkan
dalam
Surat
Keputusan
Gubernur
BI
No.
10/69/KEP.GBI/DpG/2008 tanggal 27 Oktober 2008. Atas dasar surat keputusan tersebut, nama PT Bank Persyarikatan Indonesia secara resmi berubah menjadi PT Bank Syariah Bukopin. Dan secara resmi melaksanakan kegiatan operasional berdasarkan prinsip syariah pada selasa,
11
Zulhijah
1430
H
atau
9
Desember
2008
(www.bukopinsyariah.co.id, diakses tanggal 9 November 2015). 4.
BRI Syariah Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., terhadap Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah mendapatkan izin dari Bank Indonesia pada 16 Oktober 2008 melalui
64
suratnya
o.10/67/KEP.GBI/DpG/2008,
maka
pada
tanggal
17
November 2008 PT. Bank BRISyariah secara resmi beroperasi. Kemudian PT. Bank BRI Syariah merubah kegiatan usaha yang semula beroperasional secara konvensional, kemudian diubah menjadi kegiatan perbankan berdasarkan prinsip syariah Islam. Kehadiran PT. Bank BRI Syariah di tengah-tengah industri perbankan nasional dipertegas oleh makna pendar cahaya yang mengikuti logo perusahaan. Logo ini menggambarkan keinginan dan tuntutan masyarakat terhadap sebuah bank modern sekelas PT. Bank BRI Syariah yang mampu melayani masyarakat dalam kehidupan modern. Kombinasi warna yang digunakan merupakan turunan dari warna biru dan putih sebagai benang merah dengan brand PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., Aktivitas PT. Bank BRI Syariah semakin kokoh setelah pada 19 Desember 2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., untuk melebur ke dalam PT. Bank BRI Syariah (proses spin off-) yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009. Penandatanganan dilakukan oleh Bapak Sofyan Basir selaku Direktur Utama PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dan Bapak Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama PT. Bank BRI Syariah. Saat ini PT. Bank BRI Syariah menjadi bank syariah ketiga terbesar berdasarkan aset. PT. Bank BRI Syariah tumbuh dengan pesat baik dari sisi aset, jumlah pembiayaan dan perolehan dana pihak ketiga.
65
Dengan berfokus pada segmen menengah bawah, PT. Bank BRI Syariah menargetkan menjadi bank ritel modern terkemuka dengan berbagai ragam produk dan layanan perbankan (www.brisyariah.co.id, diakses tanggal 9 November 2015). B.
Analisis Data 1.
Uji Deskriptif Statistik Menurut Bawono (2010, 48) analisis ini bertujuan memberikan gambaran atau deskriptif suatu data secara statistik, karena hampir dalam setiap penelitian sangat diperlukan untuk mengetahui nilai minimum, maximum, mean dan standar deviasi. Dengan kata lain untuk menginterpretasikan hasil statistik deskriptif ROA yang dilihat dari risiko kredit (NPL/NPF) dan permodalan (CAR) yang dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Hasil Deskriptif Statistik Statistics NPF/NPL CAR ROA Valid 80 80 80 N Missing 0 0 0 Mean ,0194 ,1363 ,0153 Std. Deviation ,01035 ,02711 ,00746 Minimum ,01 ,10 ,01 Maximum ,04 ,25 ,04 Sumber : Output SPSS 21.0, data sekunder yang diolah, 2015.
66
Berdasarkan pada perhitungan tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa N atau jumlah data pada setiap variabel yaitu 80 data yang berasal dari 4 sampel Bank Umum Syariah Nasional (BUSN) Devisa dan Non Devisa
periode tahun 2010 sampai tahun 2014. Return On
Asset (ROA) sebagai variabel dependen mempunyai nilai minimum 0,01%, nilai maksimum 0,04%, mean 0,0153% dan nilai standar deviasi 0,00746%. Risiko kredit sebagai variabel independen yang diproksi dengan NPL/NPF mempunyai nilai minimum 0,01% dan nilai maksimum 0,04%, mean 0,0194% dan nilai standar deviasi 0,01035%. Dan kecukupan modal sebagai variabel independen yang diproksi dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) mempunyai nilai minimum 0,10% dan nilai maksimum 0.25%, mean 0,1363% dan nilai standar deviasi 0,02711%. 2.
Uji Asumsi Klasik Sebelum dilakukan pengujian regresi linier berganda terhadap hipotesis penelitian, maka terlebih dahulu perlu dilakukan suatu pengujian untuk mengetahui ada tidaknya pelanggaran terhadap asumsiasumsi klasik. Hasil pengujian hipotesis yang baik adalah yang tidak melanggar asumsi-asumsi klasik yang mendasari model regresi linier berganda. Asumsi-asumsi dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
67
a.
Uji Multikolonieritas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan
adanya
korelasi
antar
variabel
bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Multikolinearitas dapat juga dilihat dari nilai tolerance (TOL) dan Variance Inflatio Factor (VIF).
TOL menjelaskan
besarnya
variasi
suatu
variabel
independen yang tidak dijelaskan oleh variabel dependen lainnya. Sedangkan VIF menjelaskan besarnya variasi suatu variabel independen yang dijelaskan oleh variabel dependen lainnya. VIF = 1/ TOL maka Nilai TOL yang rendah adalah sama dengan nilai VIF yang tinggi. Nilai cutoff yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10. Tingkat kolinieritas yang dapat ditolerir adalah nilai tolerance 0,10 sama dengan tingkat multikolonieritas 0,95% (Ghozali, 2013: 105-106).
68
Tabel 4.2 Uji Multikolinieritas Coefficientsa Unstandardize Standardized T d Coefficients Coefficients
Model
B
1
Std. Error
(Constant)
,033
,004
NPF/NPL
-,209
,075
CAR
-,103
,028
Sig.
Beta
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
7,590
,000
-,290
-2,799
,006
,979
1,02 1
-,375
-3,625
,001
,979
1,02 1
a. Dependent Variable: ROA
Sumber : Output SPSS 21.0, data sekunder yang diolah, 2015. Berdasar tabel 4.2
menunjukkan bahwa kedua variable
independen tidak terjadi multikolinieritas karena nilai VIF < 10. Sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh antar variabel independen. Dengan demikian dua variabel independen (NPF/NPL dan CAR) dapat digunakan untuk memprediksi ROA. b. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regesi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t pada t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka terdapat problem autokorelasi (Ghozali, 2013:110). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan berkaitan satu dengan lainnya. Model yang baik adalah tidak adanya gangguan autokorelasi, pengujian autokorelasi dapat diketahui dengan menggunakan uji statistik Durbin- Watson.
69
Tabel 4.3 Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb Mode R R Square Adjusted R Std. Error of Durbinl Square the Estimate Watson a 1 ,220 ,048 ,023 ,00643 2,112 a. Predictors: (Constant), deltaCAR, deltaNPF/NPL b. Dependent Variable: deltaROA Sumber : Output SPSS 21.0, data sekunder yang diolah, 2015. Hasil regresi dengan tingkat signifikansi 5%, jumlah sampel 80 (n=80) dan jumlah variabel independen 2 (k=2), didapat nilai DW hitung sebesar 2,112. Besarnya DW tabel untuk dL = 1,5859 dan besarnya DW tabel untuk dU = 1,6882 dan besarnya nilai 4 – dU = 4 – 1,6882 = 2,3118. Nilai DW 2,112 lebih besar dari dari batas bawah (dU) dan kurang dari (4 – dU) maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi pada model regresi ini. c.
Uji Heterokedastisitas Menurut (Bawono, 2010:133)
heteroskedastisitas terjadi
apabila varian dari variabel pengganggu tidak sama untuk semua observasi, akibat yang timbul apabila terjadi heteroskedastisitas adalah penaksir tidak bias tetapi tidak efisien lagi baik dalam sampel besar maupun sampel kecil, serta uji t-test dan F-test akan menyebabkan kesimpulan yang salah.
70
Dalam penelitian ini uji heteroskedastisitas menggunakan uji white test. Secara manual uji ini dilakukan dengan meregres residual kuadrat (U2i) dengan variabel bebas dan perkalian variabel bebas. Dapatkan nilai R2 untuk menghitung x2, dimana x2= n*R2. Pengujiannya adalah jika x2 hitung < x2 tabel maka hipotesis adanya heteroscedasticity dalam model ditolak (Bawono, 2010:145). Gambar 4.4 Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Uji White test Model Summaryb Mode R R Square Adjusted R Std. Error of l Square the Estimate a 1 ,263 ,069 ,006 ,00008 a. Predictors: (Constant), X1.X2, X2kuadrat, X1kuadrat, CAR, NPF/NPL b. Dependent Variable: U2t Sumber : Output SPSS 21.0, data sekunder yang diolah, 2015. Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa nilai R2 sebesar 0,069, maka dapat diketahui besarnya x2 hitung, yaitu 0,069*80= 5.52. sedangkan besarnya x2 tabel adalah 101,8800. Karena
x2
hitung
<
x2
tabel,
maka
gejala
heteroskedastisitas dalam model persamaan ini tidak ada.
penyakit
71
d. Uji Normalitas Menurut Ghozali (2013:160) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi variabel dependen dan independen atau keduanya mempunyai distribus normal atau tidak. Model regresi memerlukan normalitas pada variabel residualnya bukan pada masing-masing variabel penelitian. Sedangkan normalitas suatu variabel dalam penelitian ini dideteksi dengan uji statistik non parametrik Kolmogoraf-Smirnov (K-S). Jika hasil Kolmogoraf-Smirnov menunjukkan nilai signifikan diatas (>0,05) maka variabel residual terdistribusi dengan normal. Sedangkan jika hasil Kolmogorov-Smirnov menunjukkan nilai signifikan (<0,05) maka variabel residual terdistribusi tidak normal (Ghazali, 2013:163). Tabel 4.5 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardiz ed Residual N 80 Mean 0E-7 Normal Parametersa,b Std. ,00669969 Deviation Absolute ,112 Most Extreme Positive ,112 Differences Negative -,081 Kolmogorov-Smirnov Z ,998 Asymp. Sig. (2-tailed) ,272 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Output SPSS 21.0, data sekunder yang diolah, 2015.
72
Berdasarkan tabel 4.5 pengujian terhadap normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov menunjukkan bahwa data variabel NPL/NPF, CAR dan ROA mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,272. Dimana hasilnya menunjukkan tingkat signifikansi diatas 0,05. Hal ini berarti data yang ada pada semua variabel yang digunakan terdistribusi normal. 3.
Persamaan Regresi Linear Berganda Analisis ini digunakan untuk menganalisa data yang bersifat multivariate. Analisis digunakan untuk meramalkan nilai variabel dependen (Y), dengan variabel independen yang lebih dari satu (minimal dua), sehingga analisa regresi berganda sering disebut dengan analisis multivariate, karena variabel yang mempengaruhi naik turunnya variabel dependen (Y) lebih dari satu variabel independen (X), dengan kondisi variabel independen (X) ketika mempengaruhi variabel dependen (X) bervariasi bisa positif dan bisa negatif (Bawono, 2006:84). Tabel 4.6 Hasil Uji Regresi Linier Berganda Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta
Model
(Constant)
,033
,004
NPF/NPL CAR a. Dependent Variable: ROA
-,209 -,103
,075 ,028
1
-,290 -,375
T
Sig.
7,590
,000
-2,799 -3,625
,006 ,001
Sumber : Output SPSS 21.0, data sekunder yang diolah, 2015.
73
Dari hasil perhitungan regresi linear berganda pada tabel 4.6 di atas, dapat diketahui hubungan antara variabel independen dan variabel dependen yang dapat dirumuskan dalam persamaan sebagai berikut: Y = 0,033 – 0,209NPF -0,103CAR + e Dari persamaan di atas dapat disimpulkan bahwa: a. Nilai konstanta (β0) = 0,033 diartikan bahwa ketika variabel X1 dan X2 konstan atau tidak ada atau sebesar 0, maka Y akan mengalami peningkatan sebesar 0,033 dengan asumsi cateris paribus. b. Nilai koefisien regresi variabel X1 = -0,209, diartikan jika variabel X1 mengalami penambahan 1 satuan sedangkan X2 konstan atau tidak ada atau sebesar 0, maka Y akan mengalami penurunan sebesar -0,209 dengan asumsi cateris paribus. c. Nilai koefisien regresi variabel X2 = -0,103, artinya jika variabel X2 mengalami penambahan 1 satuan sedangkan X1 konstan atau tidak ada atau sebesar 0, maka Y akan mengalami penurunan sebesar -0,103 dengan asumsi cateris paribus. 4.
Pengujian Hipotesis a.
Koefisien Determinasi (R2) Uji R2 digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (ROA). Nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1, jika nilainya mendekati
74
1 maka semakin baik (Ghozali, 2013:97). Setiap tambahan satu variabel maka nilai R2 akan meningkat tanpa mempertimbangkan apakah variabel independen tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen, sehingga disarankan menggunakan nilai adjusted R2 pada saat mengevaluasi. Hasil koefisien determinasi dapat dilihat dalam tabel 4.7 sebagai berikut: Tabel 4.7 Hasil Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb Mode R R Square Adjusted R Std. Error of l Square the Estimate a 1 ,440 ,193 ,172 ,00679 a. Predictors: (Constant), CAR, NPF/NPL b. Dependent Variable: ROA Sumber : Output SPSS 21.0, data sekunder yang diolah, 2015. Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa koefisien determinasi atau R2 merupakan kemampuan prediksi dari kedua variabel independen (NPL/NPF dan CAR) terhadap variabel dependen (ROA). Nilai koefisien determinasi (Adjusted R2) sebesar 0,172 atau 17,2% hal ini berarti 17,2% variasi ROA yang bisa dijelaskan oleh variasi dari dua variabel bebas yaitu NPF/NPL dan CAR, sedangkan sisanya sebesar 82,8% dijelaskan oleh variabel lain diluar model.
75
b. Uji Ftest Uji statistik Ftest menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghazali, 2013:89). Kriteria pengujian yang digunakan adalah sebagai berikut: 1) Probabilitas kurang dari nilai signifikan (Sig ≤ 0,05), maka hipotesis diterima karena menunjukkan bahwa secara simultan variabel independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. 2) Profitabilitas lebih dari nilai signifikan (Sig ≥ 0,05), maka hipotesis ditolak karena menunjukkan bahwa secara simultan variabel independen tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Berdasar output SPSS nampak bahwa pengaruh secara bersama-sama dua variabel independen pada persamaan pertama NPL dan CAR terhadap ROA seperti ditunjukkan: Tabel 4.8 Hasil Uji Ftest ANOVAa Model
1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
,001
2
,000
Residual
,004
77
,000
Total
,004
79
a. Dependent Variable: ROA
F 9,218
Sig. ,000b
76
b. Predictors: (Constant), CAR, NPF
Sumber : Output SPSS 21.0, data sekunder yang diolah, 2015. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai F hitung sebesar 9,218 yang lebih besar dari F tabel sebesar 2,722. Jika F hitung > F tabel maka variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Dan nilai signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari 5% maka secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan. c. Uji Ttest Uji Ttest dilakukan untuk melihat tingkat signifikansi variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara individu atau sendiri-sendiri. Dengan kriteria (Bawono, 2006: 89): 1) Jika t-hitung > t-tabel maka Ho ditolak. Artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen. 2) Jika t-hitung < t-tabel maka Ho diterima. Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen. Penelitian ini menggunakan koefisien (β) dan signifikansi untuk mengetahui pengaruh variabel X terhadap variabel Y secara parsial. Agar bisa menentukan Ho diterima atau ditolak dapat pula dengan melihat nilai signifikannya apakah lebih atau kurang dari 5%, sedangkan koefisien (β) menentukan variabel X terhadap variabel Y berpengaruh negatif ataukah positif.
77
Tabel 4.9 Hasil Uji Ttest Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients B
1
Standardized Coefficients
Std. Error
(Constant)
,033
,004
NPF/NPL
-,209
,075
CAR
-,103
,028
T
Sig.
Beta 7,590
,000
-,290
-2,799
,006
-,375
-3,625
,001
a. Dependent Variable: ROA Sumber : Output SPSS 21.0, data sekunder yang diolah, 2015.
ROA= 0,033 - 0,209 NPL - 0,103 CAR + e
Dari hasil persamaan regresi linier berganda tersebut diatas maka dapat dianalisis sebagai berikut: 1. Pengaruh risiko kredit (NPL) terhadap profitabilitas (ROA) Non Performing Loan atau yang sering disebut kredit bermasalah dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesenjangan atau faktor eksternal di luar kemampuan kendali debitur. Rasio ini menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Dari perhitungan diatas secara parsial NPL berpengaruh negatif signifikan yang ditunjukkan dengan besarnya nilai signifikansi kurang dari 0,05 yaitu 0,006 dengan nilai t test menunjukkan angka -2,799 maka H1 diterima karena semakin tinggi kredit macet dalam pengelolaan kredit bank yang ditunjukkan dalam NPL maka akan menurunkan tingkat
78
pendapatan bank yang tercermin melalui ROA. NPL meningkat maka profitabilitas menurun disebabkan karena semakin tinggi NPL maka semakin tinggi risiko kredit yang ditanggung bank. Mengakibatkan penurunan profitabilitas. Hasil ini didukung oleh penelitian Anggraeni dan Suardhika tahun (2014). 2. Pengaruh kecukupan modal (CAR) terhadap profitabilitas (ROA) Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari modal sendiri bank disamping memperoleh dana dari sumber di luar bank, seperti dana dari masyarakat, pinjaman, dan lain–lain. CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian – kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko. Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit / aktiva produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas (Dendawijaya, 2001). Dari hasil perhitungan diatas secara parsial CAR berpengaruh negatif signifikan yang ditunjukkan dengan besarnya nilai signifikansi kurang dari 0,05 yaitu 0,001 dengan nilai t test menunjukkan angka -3,625 maka H2 ditolak karena semakin tinggi nilai CAR semakin rendah ROA. Hal tersebut disebabkan karena bank syariah lebih mengedepankan sektor
79
riil. Sehingga membuat CAR masih kurang karena pembiayaan sektor riil tergolong sangat beresiko. Hasil ini didukung oleh penelitian Lya Chaidir (2015).
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa: NPL/NPF berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA dapat dilihat dari hasil perhitungan secara parsial yang ditunjukkan dengan besarnya nilai signifikansi kurang dari 0,05 yaitu 0,006 dengan nilai t test menunjukkan angka -2,799 maka H1 diterima karena semakin tinggi kredit macet dalam pengelolaan kredit bank yang ditunjukkan dalam NPL/NPF akan menurunkan tingkat pendapatan bank yang tercermin melalui ROA. NPL/NPF meningkat maka profitabilitas menurun disebabkan karena semakin tinggi NPL/NPF maka semakin tinggi resiko kredit yang ditanggung bank mengakibatkan penurunan profitabilitas. CAR berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA dapat dilihat dari hasil perhitungan secara parsial yang ditunjukkan dengan besarnya nilai signifikansi kurang dari 0,05 yaitu 0,001 dengan nilai t test menunjukkan angka -3,625 maka H2 ditolak karena semakin tinggi nilai CAR semakin rendah ROA. Hal tersebut disebabkan karena bank syariah lebih mengedepankan sektor riil. Sehingga membuat CAR masih kurang karena pembiayaan sektor riil tergolong sangat berisiko. Secara bersama-sama NPL/NPF dan CAR berpengaruh signifikan terhadap ROA dapat dilihat dari hasil perhitungan yang diperoleh nilai F
80
81
hitung sebesar 9,218 yang lebih besar dari F tabel sebesar 2,722. Jika F hitung > F tabel maka variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Dan nilai signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari 5% maka secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan. B. SARAN Dari penelitian di atas adapun saran-saran yang disampaikan: Bagi pihak manajemen perbankan harus lebih bersikap penuh kehati-hatian dalam menilai kelayakan kredit karena risiko terbesar yang dipikul oleh bank berasal dari kegiatan pemberian kredit/pembiayaan juga untuk
meminimalisasi risiko kredit yang mungkin terjadi serta tidak
terlalu mengedepankan sektor riil karena sektor riil memerlukan modal yang cukup besar dan memerlukan waktu yang cukup lama untuk berkembang, agar stabilitasi kecukupan modal bank tidak terhambat. Hal tersebut (risiko kredit/ pembiayaan dan kecukupan modal) mempengaruhi profitabilitas Bank. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan tidak hanya meneliti Bank yang menjadi bank sampel dan tidak hanya menggunakan variabelvariabel yang mempengaruhi profitabilitas (variabel independen) yang ada dalam penelitian ini tetapi diharapkan dapat dikembangkan.
DAFTAR PUSTAKA Buku:
Bawono, Anton. 2006. Multivariate Analysis Dengan SPSS. Salatiga : STAIN Salatiga Pers Darmawi, Herman. 2011. Manajemen Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara Dendawijaya, Lukman. 2009. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia. Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : Universitas Diponegoro. Harahap, Sofyan Syafri. 2013. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Kasmir, SE., MM. 2008. Manajemen Perbankan (Edisi Revisi). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. ______, 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada ______,2013. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. ______,2014. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers. Najmudin. 2011. Manajemen Keuangan Dan Aktualisasi Syar’iyyah Modern. Yogyakarta:ANDI OFFSET. Rivai, Veithzal dkk. 2007. Bank and Financial Institution Management Conventional and Sharia System. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Siamat, Dahlan. 2001. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004
Internet: Widiasari, Febriana Wahyu, (2015), Pengaruh Struktur Pasar, Kompetisi, Diversifikasi, Kapitalisasi, Risiko Kredit Dan Size Terhadap Profitabilitas Bank (Studi Kasus Pada Bank Umum Konvensional di Indonesia Periode 2009-2013). Skripsi diterbitkan (skripsi online). Semarang : Universitas Diponegoro. (http://eprints.undip.ac.id/45656/1/19_WIDIASARI.pdf, diakses 21 Juni 2015). Putri, Syaiful Fitri, (2013), Pengaruh Risiko Kredit Dan Tingkat Kecukupan Modal Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Skripsi diterbitkan. Padang : Universitas Negeri Padang. (http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/akt/article/view/73/61, diakses 21 Juni 2015). Anggraini, Made Ria dan Suwardika, I Made Madha. 2014. Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Kecukupan Modal, Resiko Kredit dan Suku Bunga Kredit Pada Proffitabilitas. Jurnal Akuntansi. Universitas Udayana, (Online), Vol. 9, No. 1 (http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle=195924, diakses tanggal 21 Oktober 2015). Nusantara, Ahmad Buyung. 2009. Analisis Pengaruh NPL, CAR, LDR, DAN BOPO Terhadap Profitabilitas Bank (Perbandingan Bank Umum Go Publik dan Bank Umum Non Go Publik di Indonesia Periode Tahun 2005-2007). Tesis. Universitas Diponegoro (online) (http://eprints.undip.ac.id/16298). Wityasari, Meryta. Analisis Pengaruh Car, Dana Pihak Ketiga (Dpk), Npl, Dan Ldr Terhadap Profitabilitas Perbankan Dengan Ldr Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada Bank Umum Konvensional Go Public Di Indonesia Periode 2009-2013). Skripsi. Universitas Diponegoro (Online) (Http://Eprints.Undip.Ac.Id/43777/1/08_Wityasari.Pdf) www.bi.go.id www.brisyariah.co.id www.bukopinsyariah.co.id
www.megasyariah.co.id www.syariahmandiri.co.id
LAMPIRAN - LAMPIRAN
LAMPIRAN I DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama
: DEVI NUR HALIMAH
Tempat Tanggal Lahir : SALATIGA, 27 SEPTEMBER 1994 Jenis Kelamin
: PEREMPUAN
Agama
: ISLAM
Kewarganegaraan
: INDONESIA
Alamat
: DUSUN TUNGGAK REJO RT 01/ RW 05 DESA SEMOWO
KECAMATAN
PABELAN
DAN
ISLAM
KAB.
SEMARANG Jenjang Pendidikan
:
1.
SD NEGERI 02 SEMOWO
2.
SMP NEGERI 02 SEMOWO
3.
MAN SALATIGA
4.
FAKULTAS
EKONOMI
BISNIS
JURUSAN
PERBANKAN SYARIAH (S1) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Demikian riwayat hidup penulis dibuat dengan sebenar-benarnya, kemudian bagi yang berkepentingan harap maklum adanya.
Salatiga, 04 Januari 2016 Penulis
Devi Nur Halimah NIM : 21311001
LAMPIRAN II Nama Bank BUSN Devisa dan BUSN Non Devisa No. Kategori
Nama Bank
1.
BNI Syariah
2.
Bank Mega Syariah BUSN Devisa
3.
Bank Muamalat Indonesia
4.
Bank Syariah Mandiri (BSM)
5.
Bank BCA Syariah
6.
Bank BRI Syariah
7.
Bank Jabar Banten Syariah BUSN Non Devisa
8.
Bank Panin Syariah
9.
Bank Syariah Bukopin
10.
Bank Victoria Syariah
11.
Campuran
Bank Maybank Syariah Indonesia
LAMPIRAN III TABEL VARIABEL X DAN Y NO.
NAMA BANK
TAHUN
1. 2010
2011
BANK SYARIAH MANDIRI
2012
2013
2014
2010
2011
2.
BANK MEGA SYARIAH
2012
2013
2014
TRIWULAN Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun
RASIO KEUANGAN NPL CAR ROA 0,01 0,12 0,02 0,01 0,12 0,02 0,01 0,11 0,02 0,01 0,11 0,02 0,01 0,11 0,02 0,01 0,11 0,02 0,01 0,11 0,02 0,01 0,14 0,01 0,01 0,13 0,02 0,01 0,13 0,02 0,01 0,13 0,02 0,01 0,13 0,02 0,01 0,15 0,02 0,01 0,14 0,01 0,01 0,14 0,01 0,02 0,14 0,01 0,02 0,14 0,01 0,03 0,14 0,01 0,04 0,15 0,01 0,04 0,14 0,01 0,01 0,12 0,03 0,02 0,12 0,02 0,02 0,12 0,02 0,02 0,13 0,01 0,02 0,15 0,01 0,02 0,14 0,01 0,02 0,13 0,01 0,01 0,12 0,01 0,01 0,12 0,03 0,01 0,13 0,04 0,01 0,11 0,04 0,01 0,13 0,03 0,01 0,13 0,03 0,02 0,13 0,02 0,01 0,12 0,02 0,01 0,12 0,02 0,01 0,15 0,01 0,02 0,15 0,01
NO.
NAMA BANK
TAHUN
3. 2010
2011
BANK BUKOPIN SYARIAH
2012
2013
2014
2010
2011
4.
BRI SYARIAH
2012
2013
2014
Sep Des TRIWULAN Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des Mar Jun Sep Des
0,02 0,16 0,01 0,01 0,19 0,01 RASIO KEUANGAN NPL CAR ROA 0,04 0,13 0,01 0,03 0,12 0,03 0,04 0,11 0,02 0,03 0,11 0,01 0,01 0,12 0,01 0,01 0,17 0,01 0,01 0,17 0,02 0,01 0,15 0,02 0,02 0,14 0,01 0,02 0,13 0,01 0,04 0,12 0,03 0,04 0,12 0,02 0,04 0,12 0,01 0,04 0,11 0,01 0,03 0,11 0,01 0,03 0,11 0,01 0,03 0,11 0,02 0,03 0,1 0,02 0,03 0,16 0,02 0,03 0,15 0,01 0,01 0,13 0,01 0,01 0,25 0,01 0,02 0,22 0,01 0,02 0,2 0,01 0,01 0,21 0,01 0,02 0,19 0,01 0,02 0,18 0,01 0,02 0,14 0,01 0,02 0,14 0,01 0,02 0,13 0,01 0,01 0,12 0,01 0,01 0,11 0,01 0,02 0,11 0,01 0,01 0,15 0,01 0,02 0,14 0,01 0,03 0,14 0,01 0,03 0,14 0,01 0,03 0,13 0,01 0,04 0,13 0,01 0,03 0,12 0,01
LAMPIRAN III HASIL PENGOLAHAN SPSS DESKRIPTIF STATISTIK
N
Valid Missing
Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Statistics NPF CAR 80 80 0 0 ,0194 ,1363 ,01035 ,02711 ,01 ,10 ,04 ,25
ROA 80 0 ,0153 ,00746 ,01 ,04
UJI ASUMSI KLASIK A. UJI NORMALITAS (KOLMOGROV-SMIRNOV) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardiz ed Residual N 80 Mean 0E-7 a,b Normal Parameters Std. ,00669969 Deviation Absolute ,112 Most Extreme Positive ,112 Differences Negative -,081 Kolmogorov-Smirnov Z ,998 Asymp. Sig. (2-tailed) ,272 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
B. UJI MULTIKOLINEARITAS (UJI VIF)
Model
(Constant) 1 NPF CAR
Coefficientsa Unstandardize Standardized T d Coefficients Coefficients B Std. Beta Error ,033 ,004 7,590 -,209 ,075 -,290 -2,799 -,103 ,028 -,375 -3,625
Sig.
Collinearity Statistics Tolerance VIF
,000 ,006 ,001
,979 ,979
1,021 1,021
a. Dependent Variable: ROA C. UJI HETEROKEDASTISITAS (UJI WHITE TEST) Model Summaryb Mode R R Square Adjusted R Std. Error of l Square the Estimate 1 ,263a ,069 ,006 ,00008 a. Predictors: (Constant), X1.X2, X2kuadrat, X1kuadrat, CAR, NPF b. Dependent Variable: U2t
D. UJI AUTOKORELASI (UJI DURBIN WATSON) Model Summaryb Mode R R Square Adjusted R Std. Error of l Square the Estimate a 1 ,220 ,048 ,023 ,00643 a. Predictors: (Constant), deltaCAR, deltaNPL b. Dependent Variable: deltaROA REGRESI BERGANDA A. R2 Model Summaryb Model
1
R
R Square
,440a
,193
a. Predictors: (Constant), CAR, NPF b. Dependent Variable: ROA
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate ,172
,00679
DurbinWatson 2,112
B. UJI Ftest ANOVAa Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
,001
2
,000
Residual
,004
77
,000
Total
,004
79
F 9,218
Sig. ,000b
a. Dependent Variable: ROA b. Predictors: (Constant), CAR, NPF
C. UJI Ttest Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
T
Sig.
Coefficients B (Constant) 1
Std. Error ,033
,004
NPF
-,209
,075
CAR
-,103
,028
a. Dependent Variable: ROA
Beta 7,590
,000
-,290
-2,799
,006
-,375
-3,625
,001