PENGARUH RETURN ON ASSET, DEBT TO EQUITY RATIO, ASSET GROWTH, DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE 2009-2014
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh: REMBULAN RAHMADIA FITRI NIM: 1111046100056
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/ 2015 M
ABSTRAK
Rembulan Rahmadia Fitri. NIM: 1111046100056. Pengaruh Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Asset Growth dan Dividend Payout Ratio tahun sebelumnya terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index Periode 2009-2014. Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh ROA, DER, asset growth, dan DPR tahun sebelumnya terhadap DPR pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 2009-2014. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dan didapatkan 10 perusahaan yang sesuai kriteria. Data penelitian diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi data panel dan didapatkan bahwa model yang lebih tepat digunakan adalah common effect. Dari hasil penelitian didapatkan nilai adjusted R-Square sebesar 72,88%. Secara parsial menunjukkan bahwa variabel ROA berpengaruh signifikan positif terhadap DPR dengan koefisien regresi sebesar 0.317229. Asset Growth secara parsial berpengaruh signifikan negatif terhadap DPR dengan koefisien regresi sebesar -0.218273. DPR t-1 secara parsial berpengaruh signifikan positif terhadap DPR dengan koefisien regresi sebesar 0.437055. Tetapi, variabel DER secara parsial tidak berpengaruh terhadap DPR. Variabel yang berpengaruh paling besar terhadap DPR adalah Dividend Payout Ratio tahun sebelumnya (DPR t-1). Kata kunci
: Dividend Payout Ratio, Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Asset Growth dan Jakarta Islamic Index.
Pembimbing : Ir. M. Nadratuzzaman Hosen, M.S., M.Ec., Ph.D.
v
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillahirrabbil’alamin. Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, nikmat, serta pertolongan-Nya yang tiada terhingga kepada semua makhluk-Nya, khusunya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam senantiasa dipanjatkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat kelulusan Strata 1 (S-1) Konsentrasi Perbankan Syariah Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa banyak pihak yang terulur memberikan bantuan. Ucapan rasa hormat dan terima kasih atas segala kepedulian mereka yang telah memberikan bantuan, baik moril, kritik, saran, masukan, dorongan semangat, doa, dukungan finansial maupun pemikiran dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, perkenankan penulis secara khusus mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A., selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak A.M. Hasan Ali, M.A., dan Bapak Abdurrauf, Lc., M.A., selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. vi
3. Bapak Ir. M. Nadratuzzaman Hosen, M.S., M.Ec., Ph.D., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan, saran, ilmu, pikiran, semangat, solusi, serta meluangkan waktunya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 4. Bapak M. Nur Rianto Al Arif, S.E., M.Si., dan Ibu Dwi Nur'aini Ihsan, S.E., M.M., selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan ilmu, saran, dan waktunya untuk membimbing serta mengoreksi skripsi ini agar menjadi lebih baik. 5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah dengan sabar memberikan bekal ilmu yang tak terhingga nilainya. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat, sehingga menjadi amal kebaikan bagi kita semua. Aamiin. 6. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum, serta Perpustakaan Umum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan fasilitas untuk melakukan studi kepustakaan. 7. Bapak Aries Koentjoro, Bapak M. Nur Rianto Al Arif, Ibu Tini Anggraini, yang telah meluangkan waktunya dan membantu mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini. 8. Kedua orang tua, yaitu Bapak Afrizon Anwar dan Ibu Surya Evida, yang selalu memberikan dukungan dan doa yang tidak hentinya. Memberikan nasihat dan semangat untuk tetap melalui proses kehidupan ini dengan baik, semoga karya tulis ini dapat memberikan sedikit kebanggan. Tidak lupa juga, kakak-kakak vii
penulis yaitu Nanda Aftomi dan Tezar Dwi yang selalu memberikan dorongan agar penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 9. Terima kasih kepada sahabat-sahabat terbaik penulis yaitu Alvin Febianto, Dessy Rachma, Riri Sartika, Sharfina Putri, Burhanudin Yusuf, Putri Dwi Kartika, Anggita Shara, Dewi Kurnia Sari, Syifa Nisfiyani yang telah mendukung baik secara moril dan memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini. 10. Terima kasih kepada sahabat-sahabat seperjuangan, keluarga besar Perbankan Syariah 2011 khusunya PS B 2011, mahasiswa bimbingan Bapak Nadra, dan keluarga KKN Medali 2014, yang senantiasa telah membantu, memberikan motivasi dan mendoakan yang terbaik kepada penulis. Terima kasih atas semua kenangan yang tidak terlupakan, semoga silaturahim kita dapat tetap terjalin sampai kapanpun Akhir kata kepada semua pihak yang telah membantu selesainya skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga Allah SWT mencatatnya sebagai amal yang baik dan membalasnya lebih baik lagi. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua kalangan. Aamiin.
Jakarta, September 2015
Rembulan Rahmadia Fitri
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .......................................... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERNYATAAN .......................................... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK .................................................................................................................. iv KATA PENGANTAR ................................................................................................ vi DAFTAR ISI ............................................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1 A.
Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
B.
Identifikasi Masalah dan Pembatasan Penelitian ........................................... 8
C.
Perumusan Masalah ...................................................................................... 11
D.
Tujuan dan Manfaat Penelitian..................................................................... 11
1.
Tujuan ........................................................................................................... 11
2.
Manfaat ......................................................................................................... 11
E.
Sistematika Penulisan ................................................................................... 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 15 A.
Landasan Teori ............................................................................................. 15
1.
Dividen ......................................................................................................... 15
2.
Pasar Modal Syariah ..................................................................................... 30
3.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio ......................... 36
4.
Penelitian terdahulu ...................................................................................... 41
B.
Kerangka Analisis ........................................................................................ 48
C.
Hipotesis Penelitian ...................................................................................... 49
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 51 A.
Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................ 51
ix
B.
Metode Penentuan Sampel ........................................................................... 51
C.
Metode Pengumpulan Data .......................................................................... 53
D.
Metode Analisis Data ................................................................................... 54
1.
Metode Estimasi Model Regresi Data Panel ................................................ 55
2.
Uji Asumsi Klasik ........................................................................................ 57
3.
Tahap Pemilihan Regresi Data Panel ........................................................... 62
4.
Uji Signifikansi............................................................................................. 63
E.
Definisi Operasional Variabel ...................................................................... 67 1.
Variabel Dependen (Y): ............................................................................... 67
2.
Variabel Independen (X): ............................................................................. 68
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................................ 70 A.
Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................. 70
B.
Analisis dan Pembahasan ............................................................................. 72
1.
Uji Asumsi Klasik ........................................................................................ 72 a. b. c. d.
2.
Uji Pemilihan Regresi Data Panel ................................................................ 80 a.
3.
C.
Uji Chow ............................................................................................................. 80
Uji Signifikansi............................................................................................. 82 a. b. c.
4.
Uji Normalitas ..................................................................................................... 72 Uji Autokorelasi .................................................................................................. 74 Uji Multikolinearitas ........................................................................................... 76 Uji Heteroskedastisitas ........................................................................................ 78
Uji Koefisien Determinasi (R2) .......................................................................... 82 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) .......................................................... 83 Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t) .............................................................. 84
Analisis Regresi ............................................................................................ 88 Interpretasi .................................................................................................... 89
1.
Return on Asset (ROA)................................................................................. 89
2.
Debt to Equity Ratio (DER) ......................................................................... 90
3.
Asset Growth ................................................................................................ 91
4.
Dividend Payout Ratio tahun sebelumnya (DPR t-1) .................................... 92
x
BAB V PENUTUP ..................................................................................................... 94 A.
Kesimpulan ................................................................................................... 94
C.
Saran ............................................................................................................. 98
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 101 LAMPIRAN ............................................................................................................. 105
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu................................................................................ 41 Tabel 3.2 Uji Autokorelasi ........................................................................................ 59 Tabel 4.1 Tabel Autokorelasi ................................................................................... 75 Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinearitas ...................................................................... 77 Tabel 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................................... 79 Tabel 4.4 Hasil Uji Chow .......................................................................................... 81 Tabel 4.5 Hasil Estimasi Common Effect Model ................................................... 82 Hasil Uji Multikolinearitas ..................................................................................... 112 Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................................................. 113 Hasil Uji Chow ........................................................................................................ 114 Hasil Estimasi Common Effect Model .................................................................... 114 Hasil Estimasi Fixed Effect Model ......................................................................... 115 Hasil Estimasi Random Effect Model ..................................................................... 116
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Analisis................................................................................ 48 Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas ............................................................................ 73 Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Setelah di LOG ................................................ 74
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Investasi dapat diartikan sebagai penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Seiring dengan meningkatnya gairah masyarakat serta pelaku usaha dan bisnis dalam melakukan investasi, pasar modal di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Namun, sistem mekanisme pasar modal konvensional yang mengandung riba (bunga), gharar (ketidakpastian) dan maysir (judi) selama ini telah menimbulkan keraguan dikalangan umat Islam. Pasar modal syariah dikembangkan dalam rangka mengakomodir kebutuhan umat muslim maupun non muslim yang ingin menginvestasikan dananya pada perusahaan yang telah sesuai dengan prinsip Islam, sehingga memberikan ketenangan dan keyakinan investor atas transaksi yang halal.1 Investasi pada saham syariah diwujudkan dengan adanya index syariah yang saat ini diwakili dengan didirikannya Jakarta Islamic Index (JII). Perusahaan yang dapat tergabung dalam JII merupakan perusahaan yang telah memenuhi beberapa persyaratan diantaranya, perusahaan tidak menjalankan usaha yang bertentangan dengan prinsip syariah dan bukan lembaga keuangan 1
Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 62.
1
2
konvensional yang menerapkan sistem riba. Tujuan pembentukan JII adalah untuk meningkatkan kepercayaan investor dalam melakukan investasi pada saham yang berbasis syariah, serta menjadi pemandu bagi investor yang ingin menanamkan dananya sesuai prinsip Islam tanpa takut tercampur dengan sistem konvensional yaitu riba. Umumnya para investor dalam melakukan investasi bertujuan untuk memperoleh pendapatan berupa dividen dan selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain). Dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi laba ditahan sebagai cadangan bagi perusahaan. Investor sebagai pemegang saham berharap mendapatkan dividen yang besar atau minimal relatif stabil dari tahun ke tahun. Dividen tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham.2 Isu tentang dividen sangat penting dengan berbagai alasan, antara lain, perusahaan menggunakan dividen sebagai cara untuk memperlihatkan kepada pihak luar mengenai sinyal keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan. Selanjutnya dividen memegang peranan penting pada struktur permodalan perusahaan. Perusahaan biasanya enggan mengurangi pembayaran dividen, karena harga saham juga dipengaruhi oleh pola dividen, selain itu dengan membayarkan dividen harga saham perusahaan juga dapat meningkat.3
2
Henny Ritha dan Eko Koestiyanto, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio”, e-Journal Manajemen dan Bisnis, Vol.1 No.1 (Oktober 2013) : h.1-15. 3 Kashif Imran, “Determinants of Dividend Payout Policy: A case of Pakistan Engineering Sector”, The Romanian Economic Journal, Year XIV No.41 (September 2011) : h.47-60.
3
Kebijakan dividen merupakan seluruh kebijakan manajerial yang dilakukan untuk menetapkan berapa besar laba bersih yang akan dibayarkan sebagai dividen dan berapa besar laba bersih yang bisa dipertahankan. Hal ini menyebabkan sejumlah teori yang saling bertentangan. Diantaranya yaitu teori dividend irrelevance dikemukakan Miller dan Modigliani (1961) yang menyatakan bahwa keputusan dividen tidak mempengaruhi nilai perusahaan dan tidak mempengaruhi harga saham suatu perusahaan. Bird in the hand theory yang dikemukakan Gordon dan Lintner (1962) menyatakan bahwa para investor lebih yakin terhadap penerimaan dan pembagian dividen dibanding kenaikan nilai modal. Teori signaling yang menyatakan bahwa perubahan dividen mengirim sinyal kepada investor tentang masa depan perusahaan.4 Investor dalam menginvestasikan dananya, tentu menginginkan tingkat pengembalian yang tinggi dalam bentuk dividen maupun capital gain. Menurut teori yang dikemukakan oleh Gordon dan Lintner, mengatakan bahwa investor jauh lebih menghargai uang yang diharapkan dari dividen daripada uang yang diharapkan dari kenaikan nilai modal.5 Namun, jika dikaitkan dengan pajak, investor lebih menyukai capital gain karena pajak atas capital gain baru dibayar setelah saham dijual, sementara pajak atas dividen harus dibayar setiap tahun
4
Turki Alzomaia dan Ahmeed Al Kadhiri, “Determination of Dividend Policy: The Evidence from Saudi Arabia”, Journal of Business and Social Science, Vol.4 No.1 (January 2013) : h.5-18. 5 J. Fred Weston dan Eugene F. Brigham, Dasar-dasar Manajemen Keuangan Jilid 2, (Jakarta: Erlangga, 2001), h.199.
4
setelah pembayaran dividen. Apalagi umumnya pajak atas dividen lebih besar daripada pajak atas capital gain. 6 Masalah dalam kebijakan pembagian dividen ini mempunyai dampak yang sangat penting karena memiliki dua dampak yang berlawanan dan berbeda kepentingan. Di satu sisi, perusahaan membutuhkan kucuran dana untuk meningkatkan struktur permodalan dan meningkatkan pertumbuhan perusahaan secara terus-menerus, selain itu perusahaan juga mempunyai kewajiban untuk memberikan kesejahteraan yang lebih besar kepada para pemegang saham perusahaannya dengan pembagian dividen. Apabila laba ditahan suatu perusahaan ditambah, dividen yang diberikan kepada pemegang saham tentu akan dikurangi, begitupun juga sebaliknya. Pembagian dividen tentu akan memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham. Namun, hal tersebut berarti akan mengurangi dana investasi perusahaan tahun mendatang. Sebaliknya, jika perusahaan meningkatkan jumlah laba ditahan, maka dividen yang dapat dibagikan akan menurun dan mengurangi kesejahteraan pemegang saham. Bagi para investor, perusahaan yang memiliki kemampuan membayar dividen adalah perusahaan yang menguntungkan. Sehingga diperlukan kebijakan dividen yang optimal guna menciptakan keseimbangan antara dividen
6
Agnes Sawir, Kebijakan Pendanaan dan Restrukturisasi Perusahaan, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004), h.147.
5
saat ini dan pertumbuhan perusahaan di masa mendatang, agar dapat memaksimalkan harga saham perusahaan.7 Pertimbangan perusahaan dalam menetapkan kebijakan pembayaran dividen menjadi semakin rumit apabila kepentingan berbagai pihak diakomodasi. Di satu sisi, ada pihak yang cenderung berharap pembayaran dividen lebih besar atau sebaliknya. Sementara pihak manajemen umumnya menahan pendapatan untuk melunasi hutang atau meningkatkan investasi.8 Hanya perusahaan yang menguntungkan yang dapat membagikan dividen kepada pemegang saham, karena dividen diambil dari keuntungan perusahaan. Namun, fenomena yang terjadi pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 20092014 menunjukkan bahwa dividend payout ratio perusahaan berfluktuasi tidak mengikuti besarnya keuntungan perusahaan. Seperti yang terjadi pada tahun 2013, PT. Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) mengalami penurunan pengembalian laba atas aktiva (return on asset) sebesar 2,09%, tetapi rasio pembayaran dividennya mengalami kenaikan sebesar 10,46%. Hal ini mengindikasikan bahwa ada faktor lain yang mempengaruhi keputusan perusahaan dalam menentukan besarnya pembagian dividen.
7
Farah Margaretha, Manajemen Keuangan Investasi dan Sumber Dana Jangka Panjang, (Jakarta: Grasindo, 2005) h. 142. 8 Michell Suharli, “Studi Empiris Mengenai Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Harga Saham terhadap Jumlah Dividen Tunai”, Jurnal MAKSI, Vol.6 N0.2 (Agustus 2006) : h.243-256.
6
Kebijakan dividen perusahaan tergambar pada dividend payout ratio nya yaitu persenstase laba yang dibagikan dalam bentuk dividen tunai. Dividend payout ratio memperlihatkan proporsi antara dividen dan laba ditahan dari laba bersih perusahaan. Pihak manajemen perusahaan perlu mempertimbangkan besar kecilnya dividen yang dapat dibayarkan serta faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kebijakan dividen yang ditetapkan perusaahan tersebut. Faktor utama yang dapat mempengaruhi pembayaran dividen adalah profitabilitas.
Profitabilitas
menjadi
faktor
penting
dalam
menentukan
pembayaran dividen perusahaan. Hal ini karena perusahaan bersedia membayar jumlah dividen yang lebih tinggi jika profitabilitas perusahaan meningkat.9 Dalam penelitian Ritha dan Koestiyanto (2013) menemukan hasil bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap pembayaran dividen. Faktor kedua solvabilitas,
yaitu
kemampuan
perusahaan
dalam
memenuhi
seluruh
kewajibannya. Pada dasarnya peningkatan hutang akan mempengaruhi tingkat pendapatan bersih perusahaan yang tersedia bagi pemegang saham termasuk dividen yang diterima, karena kewajiban untuk membayar hutang lebih diutamakan daripada pembagian dividen.10 Dalam penelitian yang dilakukan Aryati (2011) menemukan bahwa solvabilitas yang diproksikan dengan DER berpengaruh signifikan negatif terhadap dividend payout ratio. Indriani (2014) 9
Turki Alzomania dan Ahmeed Al Kadhiri, Determination of Dividend Policy: The Evidence fro, Saudi Arabia, Journal of Business and Social Science, Vol.4 No.1 (January 2013) : h.5-18. 10 Lisa Marlina dan Clara Danica, Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio dan Return on Asset terhadap Divivdend Payout Ratio, Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol.2 No.1 (Januari 2009) : h.1-6.
7
menemukan hasil yang berbeda yaitu solvabilitas ditemukan tidak berpengaruh signifikan dan positif terhadap dividend payout ratio. Faktor ketiga, pertumbuhan perusahaan
yang
digambarkan
melalui
pertumbuhan
asetnya.
Tingkat
pertumbuhan perusahaan yang tinggi, mengakibatkan perusahaan membutuhkan dana yang besar untuk ditahan sebagai cadangan untuk reinvestasi. Sehingga perusahaan cenderung akan menahan pendapatan dan tidak membagikannya sebagai dividen kepada pemegang saham. Dalam penelitian yang dilakukan Laksono (2006) menemukan bahwa pertumbuhan perusahaan yang digambarkan dengan pertumbuhan asetnya berpengaruh signifikan negatif terhadap dividend payout ratio. Difah (2011) menemukan hasil yang berbeda yaitu pertumbuhan perusahaan ditemukan berpengaruh signifikan positif terhadap dividend payout ratio. Faktor keempat merupakan rasio pembayaran dividen tahun sebelumnya. Perusahaan cenderung akan mempertahankan besarnya dividen dari tahun lalu atau bahkan meningkatkan dividen ketika diramalkan akan meningkatnya keuntungan perusahaan di tahun mendatang. Dalam penelitian yang dilakukan Imran (2011) menemukan bahwa dividen tahun lalu berpengaruh signifikan positif terhadap dividend payout ratio. Difah (2011) menemukan hasil yang berbeda yaitu dividen tahun lalu ditemukan tidak berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. Telah banyak penelitian mengenai kebijakan dividen, namun sampai saat ini tidak ada kesimpulan umum seperti apa faktor yang dapat mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan dan bagaimana faktor-faktor tersebut berinteraksi.
8
Sulit untuk menyimpulkan faktor mana yang paling dominan mempengaruhi kebijakan dividen. Dengan melihat latar belakang permasalahan yang ada dan adanya perbedaan hasil penelitian-penelitian terdahulu, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut. Penelitian ini merupakan pengembangan penulis terdahulu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah diatas, maka penelitian ini diberi judul “Pengaruh Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Asset Growth dan Dividend Payout Ratio tahun sebelumnya terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index Periode 2009-2014”.
B. Identifikasi Masalah dan Pembatasan Penelitian Semakin meningkatnya gairah masyarakat dalam melakukan investasi, menyebabkan pasar modal di Indonesia mengalami perkembangan cukup pesat. Namun, sistem mekanisme pasar modal konvensional selama ini yang mengandung bunga dan ketidakpastian telah menimbulkan keraguan dikalangan umat Islam, sehingga diperlukan alternatif lain yang mampu mengakomodir kebutuhan umat muslim maupun non muslim yang ingin menginvestasikan dananya pada investasi yang halal. Sehingga penulis memilih objek berupa perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index guna memberikan informasi kepada investor yang ingin menanamkan dananya pada perusahaan yang telah sesuai dengan prinsip Islam.
9
Penelitian ini mengambil periode terbaru dan dalam pengolahan data diperlukan periode pengamatan yang panjang guna mendapat hasil yang mampu menggambarkan kondisi sesungguhnya, sehingga diambil periode penelitian dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2014. Selain itu yang terjadi pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 2009-2014 menunjukkan bahwa besarnya dividend payout ratio perusahaan berfluktuasi tidak mengikuti besarnya keuntungan perusahaan. Sehingga perlu untuk melihat faktor lain yang dijadikan acuan perusahaan dalam menetapkan pembayaran dividen. Pihak manajemen perusahaan dalam menentukan kebijakan dividennya perlu mempertimbangkan faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi besarnya dividen yang dapat dibagikan kepada pemegang saham. Penulis memilih beberapa faktor, pertama rasio profitabilitas, karena rasio ini bertujuan untuk mengukur efisiensi aktivitas perusahaan dan kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan yang akan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividen. ROA dipilih sebagai proksi profitabilitas karena rasio ini mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan seluruh aktiva perusahaan untuk operasi. Sehingga ROA yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk membayarkan dividen yang lebih kepada pemegang saham. Kedua rasio solvabilitas, karena untuk mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan membayarkan seluruh kewajibannya. DER dipilih sebagai proksi solvabilitas karena rasio ini mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, yang ditunjukkan oleh
10
beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Sehingga ketika rasio hutang perusahaan meningkat, maka dapat mengurangi kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividen. Ketiga pertumbuhan aset perusahaan, karena ketika perusahaan mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi mengakibatkan perusahaan menahan dana lebih banyak sebagai cadangan dan akan berdampak pada kemampuan perusahaan dalam membayarkan dividen. Sehingga pertumbuhan perusahaan dapat menjadi faktor penting yang mempengaruhi kemampuan perusahaan membayarkan dividen. Keempat besarnya pembayaran dividen tahun lalu, karena umumnya perusahaan tidak bersedia menurunkan besarnya dividen yang akan memberikan sinyal negatif kepada pemegang saham. Sehingga besarnya dividen tahun lalu dapat dijadikan acuan perusahaan untuk menentukan besarnya pembayaran dividen tahun ini. Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, penulis melakukan pembatasan penelitian meliputi: 1. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan go public yang terdaftar di Jakarta Islamic Index. 2. Periode penelitian dari tahun 2009 sampai dengan 2014. 3. Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari faktor internal perusahaan berupa rasio keuangan yang digambarkan dengan 4 variabel yaitu Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Asset Growth dan Dividend Payout Ratio tahun sebelumnya.
11
C. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan penelitian diatas, penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis seberapa besarkah pengaruh rasio keuangan perusahaan terhadap rasio pembayaran dividen. Adapun permasalahan pokok yang diangkat dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Apakah Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Asset Growth dan Dividend Payout Ratio tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 20092014?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh bukti empiris yang dapat menjawab pertanyaan yang sesuai dengan rumusan masalah diatas. Maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut: Mengetahui dan menganalisis pengaruh Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Asset Growth dan Dividend Payout Ratio tahun sebelumnya terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 2009-2014. 2. Manfaat Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain sebagai berikut:
12
a. Bagi Akademisi Hasil penelitian ini dapat menjadi bukti empiris mengenai faktorfaktor yang dapat mempengaruhi pembayaran dividen, sehingga dapat memberi tambahan wawasan dan ilmu pengetahuan yang lebih mendalam, serta memberikan kontribusi dalam memperkaya penelitian-penelitian terdahulu. b. Bagi Peneliti Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dasar perluasan dan acuan untuk memulai penelitian selanjutnya, serta mempertajam kemampuan dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen. c. Bagi Investor Hasil
penelitian
mempertimbangkan
ini
keputusan
dapat
menjadi
acuan
dalam
investasi
terkait
dengan
tingkat
pengembalian berupa dividen yang dapat diberikan perusahaan. d. Bagi Emiten Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap isu tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pembayaran dividen dan dapat menjadi acuan dalam penentuan kebijakan dividen perusahaan, serta sebagai bahan evaluasi untuk lebih meningkatkan kinerja perusahaan.
13
E. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan dan memberi arahan dalam penulisan, serta memberi alur pemikiran yang tersusun secara sistematis, maka penulisan disusun dengan sistematika sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan berisi paparan singkat yang menguraikan latar belakang masalah yang diangkat, identifikasi dan pembatasan masalah, dilanjutkan dengan perumusan masalah, selanjutnya dipaparkan mengenai tujuan dan manfaat penelitian, dan diakhiri dengan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini memaparkan mengenai landasan teori yang digunakan seagagai acuan dalam penelitian, juga membahas mengenai hasil-hasil penelitian terdahulu yang sejenis, terdapat juga kerangka pemikiran penelitian yang akan menggambarkan hubungan antara variabel penelitian dan hipotesis penelitian. BAB III METEDOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi uraian mengenai metodologi yang digunakan dalam penelitian secara lebih terperinci. Pada bab ini menampilkan ruang lingkup penelitian, pemilihan sampel, metode pengumpulan data, serta metode analisis yang digunakan untuk menganalisis dan mengintrepertasi data.
14
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi mengenai analisis dan intrepertasi hasil temuan yang diperoleh selama proses penelitian. Menjelaskan deskripsi objek penelitian, seluruh proses dan teknik analisis data hingga hasil dari pengujian seluruh hipotesis penelitian sesuai dengan metode yang digunakan. Bab ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah yang telah dikemukakan penulis. BAB V PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan atas penjelasan-penjelasan yang sebelumnya telah dijabarkan. Setelah itu, penulis akan memaparkan implikasi dan saran mengenai permasalahan yang terkait. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Dividen a. Kebijakan Dividen Dividen dapat
didefinisikan sebagai
bagian
dari keuntungan
perusahaan yang dibayarkan oleh perusahaan untuk para pemegang saham sebagai imbalan atas investasi di perusahaan.11 Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan keputusan pendanaan perusahaan. Kebijakan dividen (dividend policy) merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang.12 Manejemen mempunyai dua alternatif perlakuan terhadap penghasilan bersih setelah pajak (earning after tax) perusahaan, pertama dibagi kepada para pemegang saham perusahaan dalam bentuk dividen, kedua diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai laba ditahan
11
Santhi Appannan dan Lee Wei Sim, “A Study on Leading Determinants of Dividend Policy in Malaysia Listed Companies for Food Industry under Consumer Product Sector”, 2nd International Conference on Business and Economic, (2011), h.946-976. 12 Agus Harjito dan Martono, Manajemen Keuangan, (Yogyakarta: Ekonisia, 2005), h.253.
15
16
(retained earning).13 Apabila laba ditahan ditambah, maka dividen harus dikurangi,
demikian
juga
sebaliknya.
Kenyataan
ini
kemudian
menimbulkan pertanyaan, apakah sebaiknya perusahan membagikan dividen yang sebesar-besarnya atau sekecil-kecilnya. Kebijakan dividen perusahaan tergambar pada dividend payout ratio (DPR) yaitu persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen tunai. Dividend payout ratio didefinisikan sebagai rasio antara dividend per share (DPS) terhadap earning per share (EPS). Dividend per share (DPS) sendiri merupakan perbandingan antara jumlah seluruh dividen yang dibagikan pada tahun tertentu dengan jumlah saham yang beredar. Sementara earning per share (EPS) merupakan perbandingan antara laba bersih perusahaan dengan jumlah saham yang beredar. Dapat dikatakan bahwa EPS merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan (laba) yang diperoleh pemegang saham per lembar sahamnya.14 Kebijakan dividen mempunyai arti yang penting bagi perusahaan karena empat alasan berikut: 1) Kebijakan keuangan ini berpengaruh pada sikap para investor. Pemotongan dividen dapat dipandang negatif oleh para investor, 13
Lukas Setia Atmaja, Teori dan Praktik Manajemen Keuangan, (Yogyakarta: Andi Offset, 2008), h. 285. 14 Nina Indriani, “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage dan Firm Size terhadap Dividend Payout Ratio”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), h.27.
17
karena pemotongan seperti itu sering dikaitkan dengan kesulitan keuangan yang dihadapi perusahaaan. 2) Kebijakan keuangan ini berdampak pada program pendanaan dan anggaran modal perusahaan. 3) Kebijakan keuangan ini dapat mempengaruhi arus kas perusahaan. Perusahaan dengan likuiditas buruk dapat dipaksa untuk membatasi pembayaran dividennya. 4) Kebijakan keuangan ini menurunkan niai ekuitas pemegang saham biasa karena besarnya dividen ditentukan oleh besarnya laba ditahan.15
b. Bentuk Dividen Terdapat beberapa bentuk dari pembayaran dividen yang dilakukan perusahaan, diantaranya: 1) Cash Dividend (dividen tunai): dividen tunai ini merupakan jenis dividen yang umum dan banyak digunakan oleh perusahaan, biasanya melalui cek atau terkadang dengan menginvestasikan kembali dalam saham biasa di perusahaan. 2) Stock Dividends (dividen saham): dividen saham dibayarkan dalam lembar saham tambahan dan bukannya dalam bentuk uang tunai.
15
h.272.
Warsono, Manajemen Keuangan Perusahaan, (Malang: Bayumedia Publishing, 2003),
18
3) Property Dividend (dividen kekayaan): dividen kekayaan adalah distribusi pro rata suatu aset fisik, aset tersebut biasanya berupa produk yang dihasilkan perusahaan.16
c. Teori Kebijakan Dividen 1) Teori Dividend Irrelevance Teori ini dikembangkan oleh Merton Miller dan Franco Modigliani (MM). Mereka berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan dasarnya untuk menghasilkan laba serta risiko bisnisnya, dengan kata lain, MM berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan tergantung semata-mata pada pendapatan yang dihasilkan oleh aktivanya, bukan pada bagaimana pendapatan tersebut dibagi di antara dividen dan laba ditahan.17 Kebijakan dividen perusahaan tidak mempunyai pengaruh, baik terhadap nilai perusahaan, maupun biaya modalnya, dengan kata lain kebijakan dividen sebenarnya tidak relevan untuk dipersoalkan.18 Perubahan sejumlah besar dividen dapat mempengaruhi harga saham dengan arah yang sama. MM berpendapat bahwa pengaruh
16
Warsono, Manajemen Keuangan Perusahaan, (Malang: Bayumedia Publishing, 2003),
h.272. 17
J. Fred Weston dan Eugene F. Brigham, Dasar-dasar Manajemen Keuangan Jilid 2, (Jakarta: Erlangga, 2001), h.198. 18 Turki Alzomaia dan Ahmeed Al Kadhiri, “Determination of Dividend Policy: The Evidence from Saudi Arabia”, Journal of Business and Social Science, Vol.4 No.1 (January 2013) : h.5-18.
19
tersebut tidak disebabkan oleh dividen, tetapi pada kandungan informasi yang terdapat dalam perubahan dividen yang berkaitan dengan laba yang akan datang. Tidak ada preferensi pemegang saham terhadap dividen saat ini. Sementara, perubahan dividen naik atau turun yang dipandang sebagai sinyal keadaan perusahaan bagi pemegang saham yang menyebabkan peningkatan atau penuruanan harga saham. Hal inilah yang sebenarnya mempengaruhi nilai perusahaan.19 2) Teori The Bird in the Hand Teori ini dikemukakan oleh Myron Gordon dan John Lintner yang berpendapat bahwa para investor lebih yakin terhadap penerimaan dan pembagian dividen dibanding kenaikan nilai modal (capital gain) yang akan dihasilkan dari laba ditahan. Gordon dan Lintner mengatakan bahwa sesungguhnya investor jauh lebih menghargai uang yang diharapkan dari dividen daripada uang yang diharapkan dari kenaikan nilai modal. Pemegang saham akan menilai bahwa dividen yang diterima mempunyai nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan laba yang ditahan.20 Karena dividen yang sudah ditangan lebih kecil
19
Ridwan S Sundjaja, dkk, Manajemen Keuangan Dua Edisi Keenam, (Jakarta: Literata Lintas Media, 2010), h.384. 20 J. Fred Weston dan Eugene F. Brigham, Dasar-dasar Manajemen Keuangan Jilid 2, (Jakarta: Erlangga, 2001), h.199.
20
risikonya dibanding dengan kemungkinan kenaikan nilai modal yang belum jelas terealisasinya. 3) Teori Signaling Hypothesis Kenyataan bahwa kenaikan dividen yang besar biasanya menyebabkan kenaikan harga saham memberi kesan bagi sementara orang bahwa investor secara keseluruhan lebih menyukai dividen ketimbang kenaikan nilai modal. Akan tetapi, MM berpendapat lain. Mereka memperhatikan adanya fakta yang cukup kuat bahwa perusahaan selalu enggan menurunkan dividen, dan akibatnya, manajer tidak akan menaikkan dividen kecuali kalau mereka mengantisipasi laba yang lebih tinggi, atau sekurang-kurangnya laba yang stabil di masa mendatang. Oleh karena itu, menurut MM dan pengamat lainnya, bahwa suatu kenaikan dividen ini merupakan suatu sinyal bagi investor bahwa manajemen perusahaan memperkirakan peningkatan laba di masa mendatang, sebaliknya penurunan dividen menandakan perkiraan laba yang rendah atau buruk di masa mendatang.21 Perubahan dividen memang mengandung beberapa informasi, tetapi sulit dikatakan apakah kenaikan atau penurunan harga saham setelah adanya kenaikan atau penurunan dividen semata-mata
21
J. Fred Weston dan Eugene F. Brigham, Dasar-dasar Manajemen Keuangan Jilid 2, (Jakarta: Erlangga, 2001), h.203.
21
disebabkan oleh efek sinyal atau preferensi terhadap dividen. Perubahan harga saham hanya menunjukkan bahwa terdapat informasi penting yang terkandung dalam pengumuman dividen, bukan menandakan bahwa investor lebih meyukai dividen daripada laba ditahan. 4) Teori Clientele Effect Teori ini menyatakan bahwa kelompok pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan. Kelompok pemegang saham yang membutuhkan penghasilan saat ini lebih menyukai dividend payout ratio yang tinggi. Sebaliknya,
kelompok
pemegang
saham
yang
tidak
begitu
membutuhkan uang saat ini lebih senang jika perusahaan menahan sebagian laba bersihnya. Jika ada perbedaan pajak bagi individu (misalnya orang lanjut usia dikenai pajak lebih ringan), maka pemegang saham yang dikenai pajak tinggi lebih menyukai capital gain, karena dapat menunda pembayaran pajak. Kelompok ini lebih senang jika perusahaan membagi dividen yang kecil. Sebaliknya, kelompok pemegang saham yang dikenai pajak relative rendah, cenderung menyukai dividen yang besar. Menurut MM, hal ini tidak menunjukkan bahwa dividen besar lebih baik dari dividen kecil, demikian sebaliknya. Efek clientele ini hanya mengatakan bahwa bagi
22
sekelompok pemegang saham, kebijakan dividen tertentu lebih menguntungkan mereka.22 Teori ini memberikan arti bahwa peruahaan memperoleh langganan (clientele) tertentu berkat kebijakan dividennya. Adanya efek langganan menunjukkan bahwa dalam hal ini kebijakan dividen benar-benar mengandung pengaruh tertentu. Perubahan kebijakan dividen hanya penting untuk mencegah berpindahnya investor langganan ke perusahaan lain.23 5) Teori Tax Preference Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy yang menyatakan bahwa adanya pajak terhadap keuntungan dividen dan capital gain, para investor lebih menyukai capital gain, karena pajak atas capital gain baru dibayar setelah saham dijual, sementara pajak atas dividen harus dibayar setiap tahun setelah pembayaran dividen. Apalagi umumnya pajak atas dividen lebih besar daripada pajak atas capital gain, sehingga investor dapat memperoleh keuntungan dari perbedaan pajak ini. Karena adanya keuntungan-keuntungan pajak ini,
22
Lukas Setia Atmaja, Teori dan Praktik Manajemen Keuangan, (Yogyakarta: Andi Offset, 2008), h. 288. 23 John D Martin, dkk, Dasar-dasar Manajemen Keuangan Edisi ke-5, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 1995), h.465.
23
investor lebih suka bila manajemen perusahaan menahan sebagian besar laba.24
d. Jenis Kebijakan Dividen Terdapat
beberapa
kebijakan
dividen
yang
dapat
dilakukan
perusahaan, antara lain: 1) Kebijakan Dividen Mantap per Saham Dalam jenis kebijakan dividen ini, pembayaran dividen dari waktu ke waktu mempunyai jumlah yang sama. Kenaikan jumlah dividen akan terlaksana jika manajemen yakin bahwa perusahaan sudah mampu membayarnya dari waktu ke waktu. Sekali besarnya jumlah dividen dinaikkan, maka jumlah ini tidak akan turun. Perusahaan yang menjalankan kebijakan dividen yang stabil pada dasarnya ingin memberikan kesan kepada investor bahwa perusahaaan mempunyai prospek yang bagus di masa mendatang. 2) Rasio Pembayaran Dividen Konstan Dalam kebijakan dividen ini, jumlah dividen dibakukan sekian persen dari laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa perusahaan. Ini berarti dengan laba yang berfluktuasi dari waktu ke waktu, maka besarnya dividen yang dibayarkan perusahaan juga berfluktuasi. Jika
24
Agnes Sawir, Kebijakan Pendanaan dan Restrukturisasi Perusahaan, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004), h.147.
24
laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa perusahaan turun sangat drastis, maka jumlah dividen yang dibayarkan akan sangat berkurang, atau bahkan tidak ada. 3) Kebijakan Dividen Reguler Rendah dan Ekstra Tutup Tahun Dalam kebijakan dividen ini, perusahaan secara regular (misalnya per kuartal) membayar dalam jumlah yang kecil, namun di akhir tahun perusahaan
menambah
ekstra
dividen
(apabila
perusahaan
mendapatkan laba cukup besar). Kebijakan ini memberikan kepastian bagi pemegang saham atas jumlah minimal setiap tahunnya meskipun keadaan perusahaan memburuk. Namun, jika keadaan keuangan perusahaan baik, maka pemodal tetap akan menerima jumlah dividen yang minimal ditambah dengan ekstra. 4) Kebijakan Dividen Residual Dalam kebijakan dividen ini, jumlah laba ditahan bergantung pada tersedianya peluang investasi dalam satu tahun tertentu. Dividen diambil dari laba residual setelah kebutuhan investasi perusahaan terpenuhi. Jadi, jika kebutuhan akan dana investasi besar, mungkin saja para pemegang saham tidak menerima dividen.25
25
h.274-275.
Warsono, Manajemen Keuangan Perusahaan, (Malang: Bayumedia Publishing, 2003),
25
e. Prosedur Pembayaran Dividen Tunai Pembayaran dividen tunai kepada pemegang saham perusahaan diputuskan oleh dewan direksi perusahaan. Direksi umumnya mengadakan pertemuan yang membahas tentang dividen setiap kuartal atau setengah tahunan dimana mereka: 1) Mengevaluasi posisi keuangan periode lalu 2) Menentukan posisi yang akan datang dalam membagikan dividen 3) Menentukan jumlah dividen yang harus dibayar 4) Menentukan tanggal-tanggal yang berkaitan dengan pembayaran dividen tunai seperti: a) Tanggal tercatatnya pemegang saham, perusahaan menutup buku mengenai transfer saham dan menyusun daftar tentang nama para pemegang saham menurut keadaan hari itu. b) Tanggal tanpa dividen, untuk mencegah terjadinya kekacauan maka para pialang sudah mempunyai suatu peraturan yang menyatakan bahwa pemegang saham berhak atas dividen sampai tiga hari kerja sebelum tanggal tercatatnya pemegang saham. c) Tanggal pembayaran, merupakan tanggal nyata dimana perusahaan dalam kenyataan mengirimkan cek kepada nama-nama yang tercatat itu pada tanggal pembayaran.26
26
Ridwan S Sundjaja, dkk, Manajemen Keuangan Dua Edisi Keenam, (Jakarta: Literata Lintas Media, 2010), h.379.
26
f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen 1) Peraturan hukum a) Peraturan mengenai laba bersih menentukan bahwa dividen dapat dibayar dari laba tahun-tahun yang lalu dan laba tahun berjalan. b) Peraturan mengenai tindakan yang merugikan modal. Melindungi para kreditur, dengan melarang pembayaran dividen yang berasal dari modal dalam hal ini bukan membagikan keuntungannya. c) Peraturan mengenai tak mampu bayar. Perusahaan boleh tidak membayar dividen jika tidak mampu (bangkrut/ jumlah hutang lebih besar daripada jumlah harta). 2) Posisi likuiditas Laba ditahan biasanya diinvestasikan dalam bentuk aktiva yang diperlukan untuk menjalankan usaha, bukan disimpan dalam bentuk uang tunai. Oleh karena itu, suatu perusahaan yang keuntungannya luar biasa mungkin saja tidak dapat membayar dividen karena keadaan likuiditasnya (tidak tersedianya uang kas). 3) Membayar pinjaman Jika perusahaan telah membuat pinjaman untuk memperluas usahanya atau untuk pembiayaan lainnya maka perusahaan dapat melunasi pinjamannya
pada saat
jatuh tempo
atau
perusahaan
dapat
menyisihkan cadangan-cadangan untuk melunasi pinjaman itu
27
nantinya. Dividen hanya dapat diberikan jika kewajiban perusahaan membayar pinjaman telah terpenuhi. 4) Kontrak pinjaman Kontrak pinjaman, apalagi jika menyangkut pinjaman jangka panjang, seringkali membatasi kemampuan perusahaan untuk membayar dividen tunai. Pembatasan-pembatasan yang dimaksudkan untuk melindungi para kreditur yaitu: a) Dividen yang akan datang hanya boleh dibayar dari keuntungan yang diperoleh sesudah ditandatanganinya kontrak pinjaman (artinya tidak boleh dibayarkan dari laba tahun lalu yang ditahan). b) Dividen tidak boleh dibayarkan jika modal kerja bersih jumlahnya lebih kecil dari suatu jumlah tertentu. Begitu pula persetujuan mengenai saham preferen biasanya menyatakan bahwa dividen atas saham biasa tidak boleh dibayarkan sebelum semua dividen atas saham preferen selesai dibayar. 5) Pengembangan aktiva Semakin cepat pertumbuhan perusahaan, semakin besar kebutuhannya untuk membiayai pengembangan aktiva perusahaan. Semakin banyak dana yang dibutuhkan dikemudian hari, semakin banyak laba yang harus ditahan dan tidak dibayarkan sebagai dividen.
28
6) Tingkat pengembalian Tingkat pengembalian atas aset menentukan pembagian laba dalam bentuk dividen yang dapat dibayarkan kepada pemegang saham. Semakin tinggi tingkat pengembalian, tentu memungkinkan bagi perusahaan untuk membayarkan dividen lebih. 7) Stabilitas keuntungan Perusahaan yang keuntungannya relatif teratur seringkali dapat memperkirakan bagaimana keuntungan di kemudian hari. Maka perusahaan seperti itu kemungkinan besar akan membagikan keuntungannya dalam bentuk dividen dengan persentasi yang lebih besar
dibandingkan
dengan
perusahaan
yang
keuntungannya
berfluktuasi. 8) Pasar modal Perusahaan besar yang sudah mantap dengan profitabilitas yang tinggi dan keuntungan yang teratur, dengan mudah dapat masuk ke pasar modal atau memperoleh macam-macam dana dari luar untuk pembiayaannya. Perusahaan yang sudah mantap akan mempunyai tingkat dividen yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan kecil atau perusahaan baru. 9) Kendali perusahaan Jika perusahaan hanya memperluas usahanya dari pembiayaan intern, maka pembayaran dividen akan berkurang. Kebijakan ini dijalankan
29
atas pertimbangan bahwa menambah modal dengan menjual saham biasa akan mengurangi pengendalian atas perusahaan itu oleh golongan pemegang saham yang kini sedang berkuasa. Selain itu, penjualan saham tambahan akan memperbesar risiko berfluktuasinya keuntungan bagi para pemegang saham. 10) Keputusan kebijakan dividen Hampir semua perusahaan ingin mempertahankan dividen per saham pada tingkat yang konstan. Tetapi, naiknya dividen selalu terlambat dibandingkan dengan naiknya keuntungan. Artinya, dividen itu baru akan dinaikkan jika sudah jelas bahwa meningkatnya keuntungan itu benar-benar mantap dan cukup permanen. Saat dividen sudah naik, maka segala daya dan upaya akan dikerahkan agar tingkat dividen yang baru dapat dipertahankan. Jika keuntungan kemudian menurun, tingkat dividen yang baru untuk sementara akan tetap dipertahankan sampai betul-betul jelas bahwa keuntungan perusahaan memang tidak pulih kembali.27
27
Ridwan S Sundjaja, dkk, Manajemen Keuangan Dua Edisi Keenam, (Jakarta: Literata Lintas Media, 2010), h.386-387.
30
2. Pasar Modal Syariah a. Tinjauan Pasar Modal Syariah Pasar modal syariah adalah kegiatan yang berhubungan dengan perdagangan efek syariah perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga profesi yang berkaitan dengannya, dimana semua produk dan mekanisme operasionalnya berjalan tidak bertentangan dengan hukum muamalat Islamiyah.28 Secara umum kegiatan pasar modal syariah tidak memiliki perbedaan dengan pasar modal konvensional, namun terdapat beberapa karakteristik khusus pasar modal syariah, yaitu produk dan mekanisme transaksi yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Dalam pasar modal berprinsip syariah, penyertaan modal perusahaan dapat dilakukan selama perusahaan tersebut tidak melanggar prinsip-prinsip Islam dalam kegiatan operasionalnya. Seperti bergerak dalam bidang perjudian, riba, produksi barang haram, dan lain-lain. Di Indonesia, prinsip-prinsip penyertaan modal secara syariah tidak diwujudkan dalam bentuk saham syariah maupun non syariah, melainkan berupa pembentukan indeks saham yang memenuhi prinsip-prinsip Islam.
28
Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 62.
31
Dalam hal ini, di Bursa Efek IndoFnesia tedapat Jakarta Islamic Index yang merupakan kumpulan 30 saham yang memenuhi kriteria Islam.29
b. Jakarta Islamic Index (JII) Jakarta Islamic Index (JII) pertama kali diluncurkan oleh BEI (pada saat itu masih bernama Bursa Efek Jakarta) bekerjasama dengan PT.Danareksa Investment Management. Saham syariah yang menjadi konstituen JII terdiri dari 30 saham yang merupakan saham-saham syariah paling likuid dan memiliki kapitalisasi pasar yang besar. BEI melakukan review JII setiap 6 bulan, yang disesuaikan dengan periode penerbitan DES oleh OJK. Setelah dilakukan penyeleksian saham syariah oleh OJK yang dituangkan ke dalam DES, BEI melakukan proses seleksi lanjutan yang didasarkan kepada kinerja perdagangannya. Adapun proses seleksi JII berdasarkan kinerja perdagangan saham syariah yang dilakukan oleh BEI adalah sebagai berikut: 1) Saham-saham yang dipilih adalah saham-saham syariah yang termasuk ke dalam DES yang diterbitkan oleh OJK. 2) Dari saham-saham syariah tersebut kemudian dipilih 60 saham berdasarkan urutan kapitalisasi terbesar selama 1 tahun terakhir.
29
Mohamad Heykal, Tuntunan dan Aplikasi Investasi Syariah, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2012), h.38.
32
3) Dari 60 saham yang mempunyai kapitalisasi terbesar tersebut, kemudian dipilih 30 saham berdasarkan tingkat likuiditas yaitu urutan nilai transaksi terbesar di pasar reguler selama 1 tahun terakhir.30 Filter syariah bukan satu-satunya syarat yang menjamin emiten masuk ke Jakarta Islamic Index, terdapat dua syarat tambahan yang harus dipenuhi yaitu, saham emiten harus memiliki nilai kapitalisasi yang cukup besar di bursa, ini dapat dilihat dari jumlah saham yang dikeluarkan, dan harga perlembar saham mempunyai harga yang bagus, serta saham yang diterbitkan harus sering ditransaksikan (likuid).31
c. Prinsip Syariah dalam Pasar Modal Saat dibukanya penawaran umum pada pasar perdana, terdapat berbagai hal yang harus diperhatikan baik oleh investor maupun oleh emiten, yaitu: 1) Instrumen atau efek yang diperjualbelikan harus sejalan dengan prinsip syariah, yang terbebas dari unsur riba (bunga) dan gharar (ketidakpastian). 2) Emiten yang mengeluarkan efek syariah, baik berupa saham ataupun sukuk, harus mentaati semua aturan syariah, maka produk barang dan jasa harus sejalan dengan etika ajaran Islam. 30
Bursa Efek Indonesia, “Indeks Saham Syariah”, artikel diakses pada 1 Juli 2015 dari http://www.idx.co.id/id-id/beranda/produkdanlayanan/pasarsyariah/indekssahamsyariah.aspx. 31 Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 77.
33
3) Semua efek harus berbasis pada harta (aset) atau transaksi yang riil (‘ain), bukan mengharapkan keuntungan dari kontrak hutang piutang. 4) Semua transaksi tidak mengandung ketidakjelasan yang berlebihan (gharar) atau spekulasi murni. Atau semua transaksi tidak mengandung unsur judi atau pertukaran yang didasari oleh spekulasi tinggi (qimar). 5) Mematuhi semua aturan Islam yang berhubungan dengan hutang piutang, seperti tidak dibenarkan jual-beli utang dengan cara diskon, emiten tidak boleh menerbitkan efek untuk membayar kembali hutang (bai’ad-dain bi ad-dain), maka dana harta hasil penjualan efek diterima perusahaan emiten untuk diinvestasikan pada usaha riil, tidak boleh
ada
kompensasi
yang berdasarkan
pada
pembaharuan
(restructuring/ rescheduling) dari utang, dan tidak dibenarkan melakukan jual beli masa mendatang (forward) untuk transaksi valuta asing. Prinsip-prinsip dalam tataran operasional pasar modal syariah harus memenuhi kriteria berikut: 1) Efek yang diperjualbelikan harus merupakan representasi dari barang dan jasa yang halal. 2) Informasi harus terbuka tidak boleh menyesatkan, dan tidak ada manipulasi fakta.
34
3) Tidak boleh memprtukarkan efek sejenis dengan nilai nominal yang berbeda. 4) Larangan
terhadap
rekayasa
penawaran
untuk
mendapatkan
keuntungan diatas laba normal, dengan cara mengurangi supply agar harga jual naik. 5) Larangan
untuk
merekayasa
permintaan
untuk
mendapatkan
keuntungan diatas laba normal dengan cara menciptakan false demand. 6) Boleh melakukan dua transaksi dalam satu akad, dengan syarat; objek, pelaku, dan periodenya sama.32
d. Kriteria Pemilihan Saham Syariah Secara konsep saham syariah merupakan efek yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Namun demikian, tidak semua saham yang diterbitkan oleh Emiten dan Perusahaan Publik dapat disebut sebagai saham syariah. Suatu saham dapat dikategorikan sebagai saham syariah jika saham tersebut diterbitkan oleh: 1) Emiten dan Perusahaan Publik yang secara jelas menyatakan dalam anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan Publik tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah.
32
64.
Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 63-
35
2) Emiten dan Perusahaan Publik yang tidak menyatakan dalam anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan Publik tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah, namun memenuhi kriteria sebagai berikut: a) kegiatan usaha tidak bertentangan dengan prinsip syariah sebagaimana diatur dalam peraturan IX.A.13, yaitu tidak melakukan kegiatan usaha: (1) perjudian dan permainan yang tergolong judi; (2) perdagangan
yang
tidak
disertai
dengan
penyerahan
barang/jasa; (3) perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu; (4) bank berbasis bunga; (5) perusahaan pembiayaan berbasis bunga; (6) jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar)
dan/atau
judi
(maisir),
antara
lain
asuransi
konvensional; (7) memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan dan/atau menyediakan barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi), barang atau jasa haram bukan karena zatnya (haram li-ghairihi) yang ditetapkan oleh DSN-MUI; dan/atau, barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat; (8) melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah);
36
b) rasio total hutang berbasis bunga dibandingkan total ekuitas tidak lebih dari 45%, dan c) rasio total pendapatan bunga dan total pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan total pendapatan usaha dan total pendapatan lainnya tidak lebih dari 10%.33
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Dividend Payout Ratio a. Return on Asset (ROA) Profitabilitas berpengaruh terhadap pembayaran dividen karena dividen adalah bagian dari laba bersih yang diperoleh perusahaan. Oleh karena itu, dividen akan dibagikan apabila perusahaan memperoleh keuntungan.34 Profitabilitas bertujuan untuk mengukur efektivitas manajemen yang tercermin pada imbalan atas hasil investasi melalui kegiatan perusahaan.35 Rasio profitabilitas yang diambil sebagai bahan penelitian berupa return on asset (ROA). ROA digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh aset yang ada atau
33
Otoritas Jasa Keuangan, “Pasar Modal Syariah”, artikel diakses pada 1 Juli 2015 dari http://www.ojk.go.id/sharia-capital-id. 34 Erviliana Refra dan Maria C Widiastuti, “Pengaruh Profitability, Fimr Size, Tax, Investment Opportunities, Life Cycle Stage terhadap Dividend Policy pada Industri Manufaktur di Indonesia”, eJournal Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, Vol.1 No.2 (September 2014): 84-105. 35 Arief Sugiono dan Edy Untung, Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan Keuangan, (Jakarta: PT Grasindo, 2008), h.70.
37
dapat dikatakan rasio ini menggambarkan efisiensi pada dana yang digunakan dalam perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.36 Penulis memilih ROA sebagai proksi profitabilitas perusahaan yang dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan membayarkan dividen, karena rasio ini mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan seluruh aktiva perusahaan untuk operasi. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik karena tingkat pengembalian investasi atas investasi perusahaan pada aktiva semakin besar. Sehingga pemegang saham dapat memperhatikan besarnya ROA untuk mengukur keuntungan perusahaan yang akan menjadi dasar besarnya dividen yang dibayarkan. Ketika ROA perusahaan
meningkat,
maka
memungkinkan
perusahaan
untuk
membayarkan dividen yang lebih besar kepada pemegang saham. Hasil penelitian Amidu dan Abor (2006), Imran (2011), Shubiri (2011), Patra, Poshakwale, dan Ow Yong (2012), Al-Kuwari (2009), AlMalkawi, Twairesh, Harery (2013), menunjukkan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap kemungkinan perusahaan membayarkan dividen. Al Malkawi (2008) menemukan bahwa profitabilitas adalah penentu utama terhadap tingkat pembayaran dividen dan kemungkinan perusahaan untuk membayar dividen.
36
Arief Sugiono dan Edy Untung, Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan Keuangan, (Jakarta: PT Grasindo, 2008), h.71.
38
b. Debt to Equity Ratio (DER) Rasio solvabilitas bertujuan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban perusahaan yang meliputi utang jangka pendek dan utang jangka panjang..37 Rasio yang digunakan pada penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio (DER). DER merupakan rasio yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin besar kewajiban perusahaan, sementara semakin rendah rasio ini akan menunjukan kemampuan perusahaan yang lebih tinggi untuk memenuhi kewajibannya. Apabila perusahaan menentukan bahwa pelunasan hutangnya akan diambil dari laba ditahan, maka perusahaan harus menahan sebagian besar dari pendapatannya untuk membayar hutang, yang berarti akan mengurangi keuntungan perusahaan yang dapat dibayarkan sebagai dividen. Peningkatan DER akan mempengaruhi tingkat keuntungan bersih perusahaan yang tersedia bagi pemegang saham, karena keuntungan yang diperoleh lebih diutamakan untuk melunasi kewajiban perusahaan. Sehingga ketika perusahaan memiliki rasio hutang yang tinggi, cenderung akan membayarkan dividen yang rendah kepada pemegang saham.
37
Danang Sunyoto, Analisis Laporan Keuangan untuk Bisnis, (Jakarta: CAPS, 2013), h.85.
39
Hasil penelitian Al-Malkawi, Twairesh, Harery (2013), Alzomaia dan Al-Khadiri (2013), menunjukkan bahwa DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kemungkinan perusahaan membayarkan dividen. Rozeff (1982) menunjukkan bahwa perusahaan dengan leverage keuangan yang tinggi cenderung memiliki pembayaran dividen yang rendah. c. Asset Growth Aset merupakan aktiva yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan. Semakin besar aset diharapkan semakin besar hasil operasional yang didapat oleh perusahaan.38 Namun, perusahaan dengan tingkat
pertumbuhan
yang
tinggi
dan
peluang
investasi
akan
membutuhkan dana internal untuk membiayai investasi tersebut, dengan demikian perusahaan cenderung akan membayar dividen yang rendah atau bahkan tidak.39 Oleh karena itu, semakin tinggi potensi pertumbuhan perusahaan,
maka
akan
mengurangi
kemampuan
perusahaan
membayarkan dividen. Sehingga dapat dikatakan bahwa pertumbuhan perusahaan merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan membayarkan dividen.
38
Bagus Laksono, “Analisis Pengaruh ROA, Sales Growth, Asset Growth, Cash Flow dan Likuiditas terhadap Dividend Payout Ratio”, (Tesis S2 Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro Semarang, 2006), h.19. 39 Al Malkawi, Twairesh, Khadija Harey, “Determinants of the Likelihood to Pay Dividends: Evidence from Saudi Arabia”, Jornal of American Science 9 (12), (2013) : h.518-528.
40
Hasil penelitian Amidu dan Abor (2006), Alzomaia dan Al-Khadiri (2013). Ritha dan Koestiyanto (2013), Pribadi dan Sampurno (2012), menunjukkan hubungan yang signifikan negatif antara pertumbuhan perusahaan dengan pembayaran dividen. Fama dan French (2001) menegaskan bahwa peluang investasi mempengaruhi keputusan dividen. Mereka menemukan bahwa perusahaan dengan pertumbuhan yang lebih baik dan kesempatan investasi memiliki pembayaran dividen yang lebih rendah. Dengan demikian, pertumbuhan dan peluang investasi perusahaan memiliki hubungan negatif dengan pembayaran dividen. d. Dividend Payout Ratio Tahun Sebelumnya (DPR t-1) Dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi dengan laba ditahan sebagai cadangan bagi perusahaan. Umumnya besarnya dividen saat ini didasarkan pada besarnya dividen tahun yang lalu. Teori ini didasarkan dari teori Lintner yang menyatakan bahwa dividen saat ini dipengaruhi oleh dividen di masa lalu dan keuntungan saat ini.40 Perusahaan biasanya enggan untuk menurunkan jumlah dividen dari tahun lalu karena akan memberikan sinyal negatif kepada pemegang saham. Sehingga perusahaan dapat menjadikan besarnya pembayaran dividen tahun lalu sebagai pertimbangan untuk menetapkan besarnya dividen saat ini. 40
Siti Syamsiroh Difah, “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Perusahaan BUMN yang Terdaftar di BEI periode tahun 2004-2009”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang, 2011), h.37.
41
Hasil penelitian Imran (2011), Alzomaia dan Al-Khadhiri (2013), Appannan dan Wei Sim (2011) menunjukkan hubungan yang signifikan positif antara dividen tahun sebelumnya dengan pembayaran dividen saat ini. Karena perusahaan mencoba untuk meningkatkan rasio pembayaran dividen dari tingkat sebelumnya.
4. Penelitian terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu NO Judul Penelitian
Metode
Hasil Penelitian
Perbedaan
1. Determinants of Changes Dividend Behavior Policy: Evidence from the Amman Stock Exchange oleh Faris Nasif AlShubiri. Far Fast Journal of Psycholgy and Business, , Vol.4 No.2 (August 2011).
Metode regresi tobit dan logit. Variabel independen: Leverage, Institutional Ownership, Profitability, Business Risk, Asset Structure, Liquidity, Growth Opportunity, Firm Size, dan Free Cash Flow.
Hasil penelitian menunjukkan hubungan signifikan negatif antara rasio Leverage, Intitutional Ownership, Business Risk, dan Asset Structure dengan kebijakan pembayaran dividen. Sementara itu, terdapat hubungan signifikan positif antara Profitability, Growth Opportunity, dan Firm Size terhadap kebijakan pembayaran dividen. Liquidity dan Free Cash Flow tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan pembayaran dividen.
Penulis menggunakan proksi yang berbeda untuk beberapa faktor yaitu untuk profitabilitas digambarkan dengan ROA, leverage dengan DER. Ditambahkan dengan variabel Asset Growth dan DPR tahun sebelumnya sebagai variabel penelitian. Penulis menggunakan perusahaan yang terdafatar di JII sebagai objek penelitian.
42
2. Determinants of Dividend payout Policy: A Case of Pakistan Engineering Sector oleh Kashif Imran.The Romanian Economic Journal, Year XIV No.41 (September 2011).
3 .
Determination of Dividend Policy: The Evidence from Saudi Arabia oleh Turki SF Alzomaia dan Ahmed AlKhadhiri. International Journal of Business and Social Science, Vol.4 No.1 (January 2013).
Metode regresi data panel dengan common effects model (CEM),fixed effects model (FEM), dan random effects model (REM). Variabel independen: Dividen per Share tahun sebelumnya (DPSt-1), Earning per Share(EPS),Pr ofitability (ROA),Cash Flow (CF),Sales Growth(SG), Firm Size, dan Liqiudity. Metode regresi data panel. Variabel independen: Earning per Share (EPS), Dividend per Share tahun sebelumnya (DPS t-1), Growth, Debt to Equity Ratio (DER), Market Risk dan Size.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Dividen per Share tahun sebelumnya (DPSt-1), Earning per Share (EPS), Profitability (ROA) ,Sales Growth (SG), Firm Size berpengaruh positif terhadap Dividen per Share (DPS). Sementara variabel Cash Flow (CF) memiliki hubungan negatif terhadap Dividen per Share (DPS).
Penulis menggunakan proksi yang berbeda untuk beberapa faktor yaitu untuk kebijakan dividen digambarkan dengan Dividend Payout Ratio, pertumbuhan perusahaan dengan Asset Growth, Dividen tahun sebelumnya dengan nilai DPRt-1. Ditambahkan dengan variabel DER sebagai variabel penelitian. Penulis menggunakan perusahaan yang terdafatar di JII sebagai objek penelitian.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Earning per Share, Size dan Dividend per Share tahun sebelumnya berpengaruh secara signifikan positif terhadap Dividend per Share. Sementara Growth, Debt to Equity Ratio dan Market Risk menunjukkan hubungan yang negatif dan tidak signifikan terhadap Dividend per Share.
Penulis menggunakan proksi yang berbeda untuk beberapa faktor yaitu untuk kebijakan dividen digambarkan dengan DPR, pertumbuhan perusahaan dengan Asset Growth, Dividen tahun sebelumnya dengan nilai DPRt-1. Ditambahkan dengan variabel ROA sebagai variabel penelitian. Penulis menggunakan perusahaan yang terdafatar di JII sebagai objek penelitian.
43
4 .
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio oleh Henny Ritha dan Eko Koestiyanto. eJurnal Manajemen dan Bisnis, Vol.1 No.1 (Oktober 2013).
Metode analisis regresi berganda. Variabel independen: Debt to Total Asset Ratio, Cash Ratio, Size, ROA, Growth, dan Kepemilikan Institusional.
5 .
Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage dan Firm Size terhadap Dividend Payout Ratio oleh Nina Indriani. Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
Metode analisis regresi linier berganda. Variabel independen: ROE, Cash Ratio, DER, dan Size.
Hasil penelitian menunjukkan Debt to Total Asset, Cash Ratio, Kepemilikan Institusional berpengaruh signifikan positif terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) dan Growth berpengaruh signifikan negatif terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Sementara variabel Size menunjukkan hubungan yang positif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) dan variabel ROA menunjukkan hubungan yang negatif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel profitabilitas (ROE) berpengaruh signifikan negatif terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Sementara variabel likuiditas (CR), firm size menunjukkan hubungan yang negatif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) dan variabel leverage (DER) menunjukkan hubungan positif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
Penulis menggunakan proksi yang berbeda untuk beberapa faktor yaitu untuk leverage digambarkan dengan DER, pertumbuhan perusahaan dengan Asset Growth. Ditambahkan dengan variabel DPR tahun sebelumnya sebagai variabel penelitian. Penulis menggunakan perusahaan yang terdafatar di JII sebagai objek penelitian.
Penulis menggunakan proksi yang berbeda untuk profitabilitas, yaitu digambarkan dengan ROA. Ditambahkan dengan variabel DPR tahun sebelumnya, Asset Growth sebagai variabel penelitian.
44
6 .
A Study on Leading Determinants of Dividend Policy in Malaysia Listed Companies for Food Industry under Consumer Product Sector oleh Santhi Appannan dan Lee Wei Sim. 2nd International Conference on Business and Economic, 2011.
Metode analisis korelasi Pearson dan model regresi. Variabel independen: Current Earnings, Cash Flow, Debt Equity Ratio, Dividend per Share tahun sebelumnya, Float, Sales Growth dan Firm Size.
Hasil penelitian menegaskan bahwa sebagian besar perusahaan industri makanan mengandalkan Debt Equity Ratio (DER) ketika memutuskan rasio pembayaran dividen. Debt Equity Ratio (DER) terbukti berkorelasi positif dengan Dividend per Share saat ini dan mempengaruhi banyak keputusan perusahaan saat menetapkan kebijakan dividen. Sementara sisanya mengacu pada Dividend per Share tahun sebelumnya dalam menentukan kebijakan dividen.
Penulis menggunakan proksi yang berbeda untuk beberapa faktor yaitu untuk kebijakan dividen digambarkan dengan Dividend Payout Ratio, pertumbuhan perusahaan dengan Asset Growth, Dividen tahun sebelumnya dengan nilai DPRt-1. Ditambahkan dengan variabel ROA sebagai variabel penelitian. Penulis menggunakan perusahaan yang terdafatar di JII sebagai objek penelitian.
7 .
Analisis Pengaruh Cash Position, Firm Size, Growth Opportunity, Ownership, dan Return on Asset terhadap Dividend Payout Ratio oleh Anggit Satria Pribadi dan R.Djoko Sampurno. Diponegoro Journal of Management Vol.1 No.1, 2012.
Metode analisis regresi linier berganda. Variabel independen: Cash Position, Firm Size, Growth Opportunity, Ownership, dan ROA.
Hasil penelitian menunjukkan variabel Cash Position, Firm Size menunjukkan pengaruh yang signifikan negatif terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) dan variabel Ownership, Return on Asset menunjukkan pengaruh yang signifikan positif terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Sementara Growth Opportunity menunjukkan hubungan yang negatif dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
Penulis menambahkan dengan variabel DPR tahun sebelumnya dan DER sebagai variabel penelitian. Penulis menggunakan perusahaan yang terdafatar di JII sebagai objek penelitian.
45
8 .
9 .
Analisis Faktorfaktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Perusahaan BUMN yang Terdaftar di BEI periode tahun 2004-2009 oleh Siti Syamsiroh Difah. Skripsi Universitas Diponegoro Semarang, 2011. Determinants of Dividend Payout Ratios in Ghana oleh Mohammed Amidu dan Joshua Abor. Journal of Risk Finance, Vol.7 No.2 (2006).
Metode analisis regresi berganda. Variabel independen: ROA, Cash Ratio, Asset Growth, Firm Size, dan Dividen tahun sebelumnya,
Hasil penelitian menunjukkan variabel Cash Ratio, Growth, Size berpengaruh signifikan positif terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Sementara variabel ROA dan Dividen tahun sebelumnya tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR).
Penulis menambahkan dengan variabel DER sebagai variabel penelitian. Penulis menggunakan perusahaan yang terdafatar di JII sebagai objek penelitian.
Metode analisis regresi berganda. Variabel indepnden: Profitability, Risk, Cash Flow, Tax, Institusional Holdings, Sales Growth dan Market to Book Value.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dan positif antara variabel Profitability, Cash Flow dan Corporate Tax terhadap Dividend Payout Ratio. Terdapat hubungan yang negatif dan tidak signifikan antara Risk dan Institutional Holdings terhadap Dividend Payout Ratio. Variabel Sales Growth dan Market to Book Value memiliki pengaruh yang signifikan negatif terhadap Dividend Payout Ratio.
Penulis menggunakan proksi yang berbeda untuk beberapa faktor yaitu untuk profitabilitas digambarkan dengan ROA, pertumbuhan perusahaan dengan Asset Growth. Ditambahkan dengan variabel DPR tahun sebelumnya, DER sebagai variabel penelitian. Penulis menggunakan perusahaan yang terdafatar di JII sebagai objek penelitian.
46
10. Determinants of the Diidend Policy in Emerging Stock Exchanges: The Case of GCC Countries oleh Duha Al-Kuwari. Global Economy & Finance Journal Vol.2 No.2 (September 2009)
Metode analisis random effect Tobit model. Variabel indepnden: Government Ownership, Free Cash Flow, Firm Size, Growth Opportunities, Financial Leverage (DER), Business Risk, dan Profitability (ROE).
Hasil penelitian menunjukkan Government Ownership, Firm Size, Leverage dan Profitabiliy memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen. Sementara variabel Free Cash Flow, Growth Opportunities,dan Business Risk tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Government Ownership, Firm Size, dan Profitability menghasilkan hubungan yang positif terhadap kebijakan dividen, sementara Leverage menghasilkan hubungan yang negatif.
Penulis menggunakan proksi yang berbeda untuk beberapa faktor yaitu untuk profitabilitas digambarkan dengan ROA, pertumbuhan perusahaan dengan Asset Growth. Ditambahkan dengan variabel DPR tahun sebelumnya sebagai variabel penelitian. Penulis menggunakan perusahaan yang terdafatar di JII sebagai objek penelitian.
Metode analisis regresi Logit. Variabel independen: Profitability (ROE), Business Risk, Firm Size, of American Leverage Science, Vol.9 (DER), Market to Book Ratio, No.12 (2013). Government Ownership, Institutional Ownership, Family Ownership,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Government Ownership, Institutional Ownership, Family Ownership, Asset Structure dan Market to Book Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan dividen. Sementara variabel Firm Size, Profitability, Businness Risk, Leverage dan Firm’s Age mempengaruhi keputusan dividen. Firm Size, Profitability dan Firm’s
Penulis menggunakan proksi yang berbeda untuk beberapa faktor yaitu untuk profitabilitas digambarkan dengan ROA, Ditambahkan dengan variabel DPR tahun sebelumnya, Asset Growth sebagai variabel penelitian. Penulis menggunakan perusahaan yang terdafatar di JII sebagai objek penelitian.
11 Determinants of the Likelihood to Pay Dividends: Evidence from Saudi Arabia oleh Al-Malkawi, Twairesh, Harery. Jornal
47
Asset Structure, Age memiliki hubungan dan Firm’s yang positif dengan Age. dividen, sementara Business Risk dan Leverage berkorelasi negatif dengan keputusan dividen.
Penelitian ini berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya, dimana menggunakan sampel pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 2009-2014. Penulis menggunakan beberapa proksi yang berbeda untuk setiap faktor yang mempengaruhi pembayaran dividen dari penelitianpenelitian
sebelumnya.
Penelitian
ini
menggunakan
variabel-variabel
gabungan dari berbagai penelitian yaitu dari : Henny Ritha dan Eko Koestiyanto (2013), berupa rasio profitabilitas (ROA). Faris Nasif Al-Shubiri (2011), Turki SF Alzomaia dan Ahmed Al-Khadhiri (2013), Nina Indriani (2014), Santhi Appannan dan Lee Wei Sim (2011), Duha Al-Kuwari (2009), berupa rasio solvabilitas (DER). Siti Syamsiroh Difah (2011), Anggit Satria Pribadi dan R.Djoko (2012), berupa rasio pertumbuhan perusahaan. Turki SF Alzomaia dan Ahmed Al-Khadhiri (2013), Kashif Imran (2011), berupa rasio pembayaran dividen tahun sebelumnya. Dari variabel -variabel yang dipilih penulis, semuanya menunjukkan hasil yang signifikan terhadap rasio pembayaran dividen pada penelitian terdahulu yang telah dijabarkan diatas.
48
B. Kerangka Analisis Gambar 2.1 Kerangka Analisis Bursa Efek Indonesia
Pasar Modal Konvensional
Pasar Modal Syariah Perusahaan yang Listing di JII
Variabel Dependen (Y): DIVIDEND PAYOUT RATIO
Variabel Independen (X): ROA, DER, ASSET GROWTH, DPR tahun sebelumnya Pemilihan Model Estimasi Data Panel resi Linear Berganda Fixed Effect
Common Effect
Random Effect
Uji Chow
Uji Hausman
Model Estimasi Terpilih
Uji Asumsi Klasik
Normalitas
Uji R2
Autokorelasi
Multikolinearitas
Uji F
Interpretasi Kesimpulan dan Saran
Heteroskedastisitas
Uji t
49
C. Hipotesis Penelitian 1. Pengujian secara simultan (Uji F) dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Ho : β1, β2, β3, β4 = 0
variabel independen ROA, DER, Asset Growth,
DPR tahun sebelumnya secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen DPR. b. Ha : β1, β2, β3, β4 ≠ 0
variabel independen ROA, DER, Asset Growth,
DPR tahun sebelumnya secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen DPR. 2. Pengujian secara parsial (Uji t) dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Ho : β1 = 0
variabel independen ROA secara individual tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen DPR. Ha : β1 ≠ 0
variabel
independen
ROA
secara
individual
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen DPR. b. Ho : β2 = 0
variabel independen DER secara individual tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen DPR. Ha : β2 ≠ 0
variabel
independen
DER
secara
individual
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen DPR. c. Ho : β3 = 0
variabel independen Asset Growth secara individual
tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen DPR. Ha : β3 ≠ 0
variabel independen Asset Growth secara individual
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen DPR.
50
d. Ho : β4 = 0
variabel independen DPR tahun sebelumnya secara
individual tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen DPR. Ha : β4 ≠ 0
variabel independen DPR tahun sebelumnya secara
individual berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen DPR.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menguji dan menganalisis pengaruh variabel independen yakni ROA, DER, Asset Growth, dan DPR tahun sebelumnya terhadap variabel dependen yakni Dividend Payout Ratio (DPR). Populasi adalah kumpulan yang lengkap dari seluruh elemen sejenis yang bisa dibedakan yang menjadi objek penyelidikan.41 Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah perusahaanperusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama periode 2009-2014 yang berjumlah 30 perusahaan.
B. Metode Penentuan Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi.42 Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu suatu sampling dimana pemilihan elemen-elemen untuk menjadi anggota sampel berdasarkan pada pertimbangan yang tak acak, biasanya sangat subjektif.43 Metode ini
41
J Supranto, Statistik untuk Pemimpin Berwawasan Global Edisi 2, (Jakarta: Salemba Empat, 2007), h.50. 42 J Supranto, Statistik untuk Pemimpin Berwawasan Global Edisi 2, (Jakarta: Salemba Empat, 2007), h.50. 43 J Supranto, Statistik untuk Pemimpin Berwawasan Global Edisi 2, (Jakarta: Salemba Empat, 2007), h.76.
51
52
memilih sampel berdasarkan penilaian terhadap beberapa kriteria-kriteria sampel yang disesuaikan dengan maksud penelitian, yaitu sebagai berikut: 1. Perusahaan yang tercatat di Jakarta Islamic Index selama periode penelitian yaitu tahun 2009 sampai dengan 2014. 2. Perusahaan memiliki kelengkapan data yang dibutuhkan yaitu laporan keuangan tahunan untuk periode 31 Desember 2009 sampai dengan 2014. 3. Perusahaan yang konsisten membayarkan dividen selama periode penelitian. Berdasarkan populasi pada perusahaan yang sahamnya tercatat di Jakarta Islamic Index selama periode 2009-2014 yang berjumlah 30 perusahaan, didapatkan sampel 10 perusahaan yang sesuai dengan kriteria-kriteria diatas. Berikut ini adalah tabel sampel perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini: Tabel 3.1 Daftar Sampel Perusahaan No.
Nama Perusahaan
Kode Perusahaan
1
PT. Astra Agro Lestari Tbk.
AALI
2
PT. Astra International Tbk.
ASII
3
PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
INTP
4
PT. Indo Tambangraya Megah Tbk.
ITMG
5
PT. Kalbe Farma Tbk.
KLBF
6
PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk.
PTBA
7
PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.
SMGR
8
PT. Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.
TLKM
9
PT. United Tractors Tbk.
UNTR
10
PT. Unilever Indonesia Tbk.
UNVR
(Sumber : Data sekunder yang diolah)
53
C. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data untuk keperluan penelitian ini dilakukan dengan tekhnik dokumentasi. Dokumentasi yang dilakukan adalah dengan mengumpulkan semua data yang berkaitan dengan penelitian. Peneliti memperoleh data-data penelitian yang bersumber dari: 1. Data Sekunder Sumber data penelitian ini berupa data sekunder, yang merupakan datadata yang dikumpulkan oleh peneliti dari data yang sudah dipublikasikan. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini mencakup data laporan keuangan tahunan perusahaan yang tercatat dalam Jakarta Islamic Index selama periode penelitian yaitu tahun 2009 sampai dengan 2014 yang diperoleh dari website resmi Indonesia Stock Exchange (IDX) www.idx.co.id, dan Indonesia Capital Market Directory (ICMD). 2. Penelitian Kepustakaan Dalam hal ini, penulis membaca dan mempelajari serta menganalisis literature yang bersumber dari buku, jurnal, laporan penelitian, tesis, artikel dan perangkat lain yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Hal ini dilakukan untuk membantu penulis memecahkan masalah yang diteliti dan hasilnya akan dijadikan sebagai bahan perbandingan terhadap informasi yang terjadi di lapangan.
54
D. Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan regresi data panel. Data panel (pool) yakni data yang merupakan gabungan antara data runtut waktu (time series) dengan data silang (cross section). Data runtut waktu biasanya meliputi satu objek/ individu, tetapi meliputi beberapa periode (bisa harian, bulanan, kuartalan, atau tahunan). Oleh karenanya, data panel memiliki gabungan karakteristik keduanya, yaitu data yang terdiri dari beberapa objek dan meliputi beberapa runtut waktu. Terdapat beberapa keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan data panel jika dibandingkan dengan data time series atau cross section. Pertama, data panel yang merupakan gabungan dua data time series dan cross section mampu menyediakan data lebih banyak sehingga akan menghasilkan derajat kebebasan (degree of freedom) yang lebih besar. Kedua, menggabungkan informasi dari data time series dan cross section dapat mengatasi masalah yang timbul ketika ada masalah penghilangan variabel (ommited-variabel).44 Keunggulan-keunggulan tersebut memiliki implikasi pada tidak harus dilakukan pengujian asumsi klasik dalam model data panel, karena penelitian yang menggunakan data panel memperbolehkan identifikasi parameter tertentu tanpa perlu membuat asumsi yang ketat atau tidak mengharuskan terpenuhinya semua asumsi klasik regresi linier seperti pada ordinary least square (OLS).45
44
Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Edisi Ketiga, (Yogyakarta: Ekonisia, 2009) h.229 45 Shochrul R. Ajija, dkk, Cara Cerdas Menguasai Eviews, (Jakarta: Salemba Empat, 2011), h.52.
55
Dalam penelitian ini digunakan regresi data panel untuk melihat pengaruh antara variabel independen yang terdiri dari ROA, DER, Asset Growth, DPR tahun sebelumnya terhadap variabel dependen Dividend Payout Ratio (DPR). Untuk membantu penelitian, penulis menggunakan software Microsoft Excel dan Eviews 8.1 untuk pengolahan data penelitian. Model regresi data panel penelitian ini adalah: DPRit = α + β1ROAit + β2DERit + β3AGit + β4DPRt-1it + 𝓔it
Keterangan: DPR
: Dividend Payout Ratio
α
: Konstanta
β1 – β4
: Koefisien regresi untuk variabel independen
ROA
: Return on Asset
DER
: Debt to Equity Ratio
AG
: Asset Growth
DPR t-1
: Dividend Payout Ratio tahun sebelumnya
1. Metode Estimasi Model Regresi Data Panel Dalam analisis model data panel, terdapat tiga pendekatan yang digunakan dalam mengestimasi model regresi data panel, yaitu:46 a. Common Effect Model atau Pooled Least Square (PLS) Pooled least square model merupakan metode estimasi model regresi data panel yang paling sederhana dengan asumsi intersep dan koefisien 46
Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Edisi Ketiga, (Yogyakarta: Ekonisia, 2009) h.231.
56
regresi (slope) yang konstan antar waktu dan cross section (common effect). Dalam pendekatan ini tidak memperhatikan dimensi individu maupun waktu. Diasumsikan bahwa perilaku data antar perusahaan sama dalam berbagai kurun waktu. Pada dasarnya common effect model sama seperti OLS dengan meminimumkan jumlah kuadrat, tetapi data yang digunakan bukan data time series atau data cross section saja, melainkan data panel yang diterapkan dalam bentuk pooled. b. Fixed Effect Model (FEM) Fixed effect model adalah teknik mengestimasi data panel dengan menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan intersep. Pengertian fixed effect ini didasarkan adanya perbedaan intersep antar perusahaan, namun intersepnya konstan antar waktu. Disamping itu, model ini juga mengasumsikan bahwa koefisien regresi (slope) konstan antar perusahaan dan antar waktu. Salah satu cara untuk mengetahui perbedaan adalah dengan mengasumsikan bahwa intersep adalah berbeda antar perusahaan, sedangkan slopenya tetap sama antar perusahaan.47 Akan tetapi, kelemahan metode ini yaitu berkurangnya derajat kebebasan (degree of freedom) yang akhirnya akan mengurangi efisiensi parameter.
47
Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Edisi Ketiga, (Yogyakarta: Ekonisia, 2009) h.232.
57
c. Random Effect Model (REM) Random effect model merupakan metode estimasi model regresi data panel dengan asumsi koefisien regresi (slope) konstan dan intersep berbeda antar waktu dan antar individu (random effect). Dimasukannya variabel dummy di dalam fixed effect model bertujuan untuk mewakili ketidaktahuan tentang model yang sebenanrnya. Namun juga memberikan konsekuensi berkurangnya derajat kebebasan (degree of freedom) yang akhirnya akan mengurangi efisiensi parameter. Masalah ini bisa diatasi dengan menggunakan variabel gangguan (error terms) yang mungkin saja akan muncul pada hubungan antar waktu dan antar perusahaan yang dikenal dengan random effect model. Model ini akan mengestimasi data panel dimana variabel gangguan mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar individu.48 2. Uji Asumsi Klasik Model regresi linear berganda yang baik apabila model dapat memenuhi kriteria BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). Kriteria tersebut dapat dicapai apabila asumsi-asumsi klasik berupa normalitas, autokorelasi, multikolinearitas dan heteroskedastisitas terpenuhi. Model regresi linear berganda akan dikatakan sebagai suatu model yang BLUE apabila data berdistribusi secara normal, tidak terjadi autokorelasi, tidak terjadi 48
Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Edisi Ketiga, (Yogyakarta: Ekonisia, 2009) h.235.
58
multikolinearitas dan tidak terjadi heteroskedastisitas. Berikut ini penjelasan mengenai uji asumsi klasik: a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Dimana dalam model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.49 Pada software Eviews 8.1, pengujian normalitas sebuah data dilakukan dengan Jarque Bera test. Jarque Bera test dengan membandingkan nilai Jarque Bera (JB) yang didapat dari histogram normality test dengan nilai Chi Square tabel. Dalam pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut: Ho: Data terdistribusi normal Ha: Data tidak terdistribusi normal Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai jarque bera hitung > chi square tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti data tidak terdisitribusi normal, tetapi jika nilai jarque bera hitung < chi square tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti data terdistribusi normal.
49
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h.160.
59
b. Uji Autokorelasi Uji autokolerasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain.50 Autokorelasi juga bisa diakibatkan oleh adanya bias spesifikasi, misalnya karena dikeluarkannya variabel-variabel yang benar dari persamaan regresi atau karena asumsi yang salah mengenai bentuk fungsional model regresi.51 Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan autokorelasi
adalah
dengan
menggunakan
uji
Durbin-Watson.
Autokorelasi dapat diukur melalui nilai Durbin-Watson dengan melihat beberapa kriteria sebagai berikut: Tabel 3.2 Uji Autokorelasi Ada
Tidak
dapat Tidak
autokorelasi
diputuskan
ada Tidak dapat Ada
autokorelasi
diputuskan
positif
0
50
autokorelasi negatif
dL
dU
(4-dU)
(4-dL)
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h.110. 51 Gunawan Sumodiningrat, Ekonometrika Pengantar, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2002), h.232
60
1) Jika dw lebih kecil daripada dL atau lebih besar daripada (d-dL), berarti terdapat autokorelasi. 2) Jika dw terletak antara dU dan (4-dU), berarti tidak ada autokorelasi. 3) Jika nilai dw terletak antara dL dan dU atau di antara (4-dU) dan (4dL), berarti tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.52 c. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.53 Pada
software
Eviews
8.1,
untuk
mendeteksi
ada
tidaknya
multikolinearitas dengan melihat nilai koefisien korelasi pada masing masing variabel independen melalu uji matriks korelasi. Jika nilai koefisien korelasi untuk masing-masing variabel independen lebih besar dari 0,8 maka terjadi masalah multikolinearitas.54 Dalam pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut: Ho: Tidak terdapat masalah multikolinearitas Ha: Terdapat masalah multikolinearitas Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai correlation (r) ≤ 0.80, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti bahwa tidak terdapat 52
Gunawan Sumodiningrat, Ekonometrika Pengantar, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2002), h.248. 53 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h.105. 54 Shochrul R Ajija, dkk, Cara Cerdas Menguasai Eviews, (Jakarta: Salemba Empat, 2011), h.35.
61
masalah multikolinearitas, tetapi jika nilai correlation (r) > 0.80, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa terdapat masalah multikolinearitas. d. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.55 Dalam penelitian ini, digunakan uji Glejser untuk mendeteksi ada atau tidaknya masalah heteroskedastisitas. Uji Glejser dilakukan dengan cara meregresikan
variabel-variabel
independen
terhadap
nilai
absolut
residualnya. Nilai absolut residual diperoleh dengan cara menghitung nilai residual melalui penghitungan regresi antara variabel independen dengan variabel dependen.56 Dalam pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut: Ho: Tidak terdapat masalah heteroskedastisitas Ha: Terdapat masalah heteroskedastisitas
55
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h.139 56 R. Gunawan Sudarmanto, Statistik Terapan Berbasi Komputer Dengan Program IBM SPSS Statistics 19, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), h.256.
62
Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai probability ≤ alpha (0.05), maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa terdapat masalah heteroskedastisitas, tetapi jika nilai probability > alpha (0.05), maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti bahwa tidak terdapat masalah heterokedastisitas. 3. Tahap Pemilihan Regresi Data Panel Terdapat beberapa tahap pengujian yang dilakukan untuk memilih model mana yang tepat digunakan untuk pengolahan data panel, antara lain: a. Uji Chow Uji Chow adalah pengujian untuk memilih apakah model common effect atau fixed effect yang lebih tepat digunakan dalam regresi data panel.57 Dalam pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut: Ho: Intersep dan koefisien slope konstan antar waktu dan individu Ha: Intersep tidak konstan antar individu Pada software Eviews 8.1, uji Chow dilakukan dengan melihat nilai probability F pada hasil output. Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai probability F ≥ 0.05, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti model yang lebih tepat digunakan adalah common effect, tetapi jika nilai probability F < 0.05, maka Ho ditolak Ha diterima, yang berarti model yang lebih tepat digunakan adalah fixed effect, dan dilanjutkan 57
Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Edisi Ketiga, (Yogyakarta: Ekonisia, 2009) h.238.
63
dengan uji Hausman untuk memilih apakah menggunakan model fixed effect atau random effect. b. Uji Hausman Hausman test adalah pengujian statistik untuk memilih apakah model fixed effect atau random effect yang lebih tepat digunakan dalam regresi data panel.58 Dalam pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut: Ho: Random effect model (REM) Ha: Fixed effect model (FEM) Dasar pengambilan keputusannya adalah dengan membandingkan nilai chi square hitung dengan chi square tabel, jika nilai chi-square hitung > chi-square tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti model yang lebih tepat digunakan adalah fixed effect, tetapi jika nilai chi-square hitung < chi-square tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti model yang lebih tepat digunakan adalah random effect. 4. Uji Signifikansi a. Uji Koefisien Determinasi (R2) Pengujian koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
58
Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Edisi Ketiga, (Yogyakarta: Ekonisia, 2009) h.240.
64
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.59 Koefisien determinasi memiliki kelemahan, yaitu bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi dimana setiap penambahan satu variabel independen dan jumlah pengamatan dalam model akan meningkatkan nilai R2 meskipun variabel yang dimasukkan tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Untuk mengurangi kelemahan tersebut, maka digunakan koefisien determinasi yang telah disesuaikan yaitu adjusted R2.60 b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Untuk menyimpulkan apakah model masuk dalam kategori cocok (fit) atau tidak, kita harus membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel. Nilai F tabel didapat dengan derajat bebas: df:α,(k-1), (n-k), dimana α adalah tingkat signifikansi yang digunakan, k adalah jumlah variabel
59
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h.97. 60 Suliyanto , Ekonometrika Terapan Teori dan Aplikasi dengan SPSS, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2011), h.59
65
(dependen dan independen), n adalah jumlah pengamatan (ukuran sampel). Uji statistik F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-saama terhadap variabel dependen.61 Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau: H0 : b1 = b2 = . . . = bk = 0 Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha) tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau: Ha : b1 ≠ b2 ≠ . . . ≠ bk ≠ 0 Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. 62 Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, tetapi jika nilai F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang
61
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h.98. 62 Mudrajad Kuncoro, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi Edisi 3, (Jakarta: Erlangga, 2009), h.239-240.
66
berarti bahwa variabel independen secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.63 c. Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t) Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh setiap variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yaitu dengan membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel. Nilai t tabel didapat dengan derajat bebas: df: α,(n-k), dimana α adalah tingkat signifikansi yang digunakan, k adalah jumlah variabel (dependen dan independen), n adalah jumlah pengamatan (ukuran sampel). Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.64 Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan nol, atau: H0 : bi = 0 Artinya, apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau: Ha : bi ≠ 0
63
Suliyanto , Ekonometrika Terapan Teori dan Aplikasi dengan SPSS, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2011), h.61-62. 64 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h.98.
67
Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. 65 Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa variabel independen secara individual berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, tetapi jika nilai t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti bahwa variabel independen secara individual tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.66
E. Definisi Operasional Variabel Berikut ini akan dijelaskan mengenai definisi operasional variabel yang akan digunakan dalam penelitian yang terdiri dari variabel dependen dan variabel independen, yaitu: 1. Variabel Dependen (Y): a.
Dividend Payout Ratio (DPR) Dividend Payout Ratio meruapakan presentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen tunai. DPR didefinisikan sebagai rasio antara dividend per share (DPS) terhadap earning per share (EPS). Nilai DPS didapatkan dari perbandingan antara
65
Mudrajad Kuncoro, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi Edisi 3, (Jakarta: Erlangga, 2009), h.238-239. 66 Suliyanto, Ekonometrika Terapan Teori dan Aplikasi dengan SPSS, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2011), h.63.
68
jumlah dividen tunai yang dibayarkan perusahaan terhadap jumlah saham beredar. Sementara EPS merupakan perbandingan antara laba bersih yang dihasilkan perusahaan terhadap jumlah saham beredar.
2. Variabel Independen (X): a. Return on Asset (ROA) Return on Asset merupakan rasio keuangan yang mencerminkan tingkat keuntungan perusahaan atas penggunaan aset-asetnya. ROA merupakan perbandingan antara nilai laba bersih perusahaan yag terdapat pada laporan laba rugi terhadap nilai total aset perusahaan yang terdapat pada neraca bagian harta.
b. Debt to Equity Ratio (DER) Debt to Equity Ratio merupakan rasio keuangan yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, yang ditunjukkan oleh bagian modal yang digunakan untuk membayar hutang. DER merupakan perbandingan antara nilai total hutang perusahaan yang terdapat pada neraca bagian kewajiban terhadap nilai total modal yang terdapat pada neraca bagian modal.
69
c. Asset Growth Asset Growth merupakan indikator tingkat pertumbuhan perusahaan yang diperoleh dari pertumbuhan total asetnya. Asset Growth didapatkan dengan membandingkan nilai total aset perusahaan saat ini dikurangi dengan total aset perusahaan tahun lalu terhadap nilai total aset perusahaan tahun lalu yang terdapat pada neraca bagian harta.
d. Dividend Payout Ratio tahun sebelumnya (DPR t-1) Dividen tahun sebelumnya dapat menjadi faktor penentu pembayaran dividen saat ini, karena pada umumnya perusahaan tidak bersedia mengurangi
jumlah
dividen
dari
tahun
lalu.
Perusahaan
dapat
menggunakan besarnya rasio pembayaran dividen tahun lalu untuk mempertimbangkan besarnya pembayaran dividen tahun ini.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini dilakuan dengan menggunakan populasi perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) selama periode 2009 sampai dengan 2014. Langkah awal perkembangan pasar modal syariah dimulai dengan dibentuknya JII yang pertama kali diluncurkan oleh BEI (pada saat itu masih bernama Bursa Efek Jakarta) bekerjasama dengan PT.Danareksa Investment Management pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan membantu investor yang ingin menanamkan dananya pada usaha yang beprinsip syariah. Jakarta Islamic Index dibentuk sebagai tolak ukur untuk melihat kinerja suatu investasi pada saham yang berbasis syariah guna meningkatkan kepercaaan investor untuk mengembangkan investasi berprinsip syariah. Di Indonesia, prinsip-prinsip penyertaan modal secara syariah tidak diwujudkan dalam bentuk saham syariah maupun non syariah, melainkan berupa pembentukan indeks saham yang memenuhi prinsip-prinsip Islam. Dalam hal ini, di Bursa Efek Indonesia tedapat Jakarta Islamic Index yang merupakan kumpulan 30 saham yang memenuhi kriteria Islam.67
67
Mohamad Heykal, Tuntunan dan Aplikasi Investasi Syariah, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2012), h.38.
70
71
Saham syariah yang menjadi konstituen Jakarta Islamic Index (JII) terdiri dari 30 saham yang merupakan saham-saham syariah paling likuid dan memiliki kapitalisasi pasar yang besar. BEI melakukan review JII setiap 6 bulan, yang disesuaikan dengan periode penerbitan DES oleh OJK. Setelah dilakukan penyeleksian saham syariah oleh OJK yang dituangkan ke dalam DES, BEI melakukan
proses
seleksi
lanjutan
yang
didasarkan
kepada
kinerja
perdagangannya.68 Suatu saham dapat dikategorikan sebagai saham syariah jika saham tersebut diterbitkan oleh perusahaan yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Selain itu juga perusahaan yang rasio total hutang berbasis bunga dibandingkan total ekuitas tidak lebih dari 45%, dan rasio total pendapatan bunga dan total pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan total pendapatan usaha dan total pendapatan lainnya tidak lebih dari 10%.
68
Bursa Efek Indonesia, “Indeks Saham Syariah”, artikel diakses pada 1 Juli 2015 dari http://www.idx.co.id/id-id/beranda/produkdanlayanan/pasarsyariah/indekssahamsyariah.aspx.
72
B. Analisis dan Pembahasan 1. Uji Asumsi Klasik Pada prinsipnya model regresi yang dibangun sebaiknya tidak boleh menyimpang dari asusmi BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). Selanjutnya akan dilakukan uji asumsi klasik sebagai berikut: a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel berdistribusi normal atau tidak.69 Pada software Eviews 8.1, pengujian normalitas sebuah data dilakukan dengan Jarque Bera test. Jarque Bera test dengan membandingkan nilai Jarque Bera (JB) yang didapat dari histogram normality test dengan nilai Chi Square tabel. Dalam pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut: Ho: Data terdistribusi normal Ha: Data tidak terdistribusi normal Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai jarque bera hitung > chi square tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti data tidak terdisitribusi normal, tetapi jika nilai jarque bera hitung < chi square tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti data terdistribusi normal.
69
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h.160.
73
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas 14
Series: Standardized Residuals Sample 2009 2014 Observations 60
12 10 8 6 4 2
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
7.34e-15 -1.706991 47.98199 -25.94132 14.07977 0.816972 4.613589
Jarque-Bera Probability
13.18361 0.001372
0 -30
-20
-10
0
10
20
30
40
50
(Sumber: Data sekunder yang diolah) Dari histogram diatas, menunjukkan nilai Jarque Bera sebesar 13.18361, sementara nilai Chi Square dengan melihat jumlah variabel independen yang digunakan adalah variabel 4 dan nilai signifikansi yang digunakan adalah 0,05 atau 5%, didapat nilai Chi Square tabel sebesar 9.48773, yang berarti nilai Jarque Bera hitung > Chi Square tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti data dalam penelitian ini tidak terdisitribusi normal. Karena dari hasil uji normalitas diatas menunjukkan bahwa data penelitian tidak terdistribusi dengan normal, maka semua data variabel pada penelitian ini dilakukan LOG untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Berikut ini merupakan model regresi data panel yang akan digunakan pada penelitian ini setelah semua data di LOG: LOG DPRit = α + β1 LOGROAit + β2 LOGDERit + β3 LOGAGit + β4LOGDPRt-1it + 𝓔it
74
Berikut ini merupakan histogram hasil uji normalitas setelah semua data variabel pada penelitian ini dilakukan LOG: Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Setelah di LOG 10
Series: Standardized Residuals Sample 2009 2014 Observations 60
8
6
4
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
6.37e-16 -0.009942 0.466753 -0.644112 0.231522 -0.601087 3.419204
Jarque-Bera Probability
4.052379 0.131837
2
0 -0.6
-0.4
-0.2
0.0
0.2
0.4
(Sumber: Data sekunder yang diolah) Dari histogram diatas, menunjukkan nilai Jarque Bera sebesar 4.052379, sementara nilai Chi Square dengan melihat jumlah variabel independen yang digunakan adalah 4 dan nilai signifikansi yang digunakan adalah 0,05 atau 5%, didapat nilai Chi Square tabel sebesar 9.48773, yang berarti nilai Jarque Bera hitung < Chi Square tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti data dalam penelitian ini terdistribusi normal. b. Uji Autokorelasi Uji autokolerasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
75
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1.70 Uji autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin-Watson (DW). Hasil output menunjukkan nilai DW dari persamaan regresi adalah sebesar 1.985809. Berdasarkan tabel Durbin Watson dengan n= 60 dan k= 4, maka diperoleh nilai dL= 1.4443 dan dU= 1.7274. Tabel 4.1 Tabel Autokorelasi
Ada
Tidak
dapat Tidak
autokorelasi
diputuskan
ada Tidak
autokorelasi
dapat Ada
diputuskan
positif
autokorelasi negatif
0
dL
dU
(4-dU)
(4-dL)
0
1.4443
1.7274
2.2726
2.5557
DW= 1.985809 Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai DW dari model regresi yang terdapat dalam penelitian ini berada pada daerah yang tidak ada autokorelasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini tidak berada dalam masalah autokorelasi.
70
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h.110.
76
c. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel independen.71 Pada
software Eviews 8.1, untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dengan melihat nilai koefisien korelasi pada masing masing variabel independen melalu uji matriks korelasi. Jika nilai koefisien korelasi untuk masing-masing variabel independen lebih besar dari 0,8, maka terjadi masalah multikolinearitas.72 Dalam pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut: Ho: Tidak terdapat masalah multikolinearitas Ha: Terdapat masalah multikolinearitas Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai correlation (r) ≤ 0.80, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti bahwa tidak terdapat masalah multikolinearitas, tetapi jika nilai correlation (r) > 0.80, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa terdapat masalah multikolinearitas.
71
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h.105. 72 Shochrul R Ajija, dkk, Cara Cerdas Menguasai Eviews, (Jakarta: Salemba Empat, 2011), h.35.
77
Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinearitas
LOG ROA 1.000000 0.013452 0.140366
LOG DER
LOG ROA 0.013452 LOG DER 1.000000 LOG Asset -0.088147 Growth LOG DPR t-1 0.236033 0.502370 (Sumber: Data sekunder yang diolah)
LOG Asset Growth 0.140366 -0.088147 1.000000
LOG DPR t-1
-0.178483
1.000000
0.236033 0.502370 -0.178483
Dari tabel diatas dapat dilihat nilai koefisien korelasi antar variabel independen dibawah 0.80, dengan demikian data dalam penelitian ini tidak terjadi masalah multikolinieritas. Berikut analisisnya: 1) LOGROA – LOGDER : r (0.013452) < (0.80), maka Ho diterima dan Ha ditolak. 2) LOGROA – LOGAsset Growth : r (0.140366) < (0.80), maka Ho diterima dan Ha ditolak. 3) LOGROA – LOGDPR
t-1
: r (0.236033) < (0.80), maka Ho diterima
dan Ha ditolak. 4) LOGDER – LOGAsset Growth : r (-0.088147) < (0.80), maka Ho diterima dan Ha ditolak. 5) LOGDER – LOGDPR
t-1
: r (0.502370) < (0.80), maka Ho diterima
dan Ha ditolak. 6) LOGAsset Growth – LOGDPR diterima dan Ha ditolak.
t-1
: r (-0.178483) < (0.80), maka Ho
78
d. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.73 Uji Glejser dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya. Dalam pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut: Ho: Tidak terdapat masalah heteroskedastisitas Ha: Terdapat masalah heteroskedastisitas Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai probability ≤ alpha (0.05), maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa terdapat masalah heteroskedastisitas, tetapi jika nilai probability > alpha (0.05), maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti bahwa tidak terdapat masalah heterokedastisitas.
73
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011) , h.139.
79
Tabel 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Dependent Variable: RESABS Method: Panel Least Squares Date: 09/04/15 Time: 08:37 Sample: 2009 2014 Periods included: 6 Cross-sections included: 10 Total panel (balanced) observations: 60 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C LOGX1 LOGX2 LOGX3 LOGX4
0.449712 0.019737 -0.043620 -0.017108 -0.029995
0.187953 0.048621 0.031831 0.020201 0.042392
2.392691 0.405942 -1.370363 -0.846880 -0.707558
0.0202 0.6864 0.1761 0.4007 0.4822
(Sumber: Data sekunder yang diolah) Dari hasil output diatas, dapat dilihat bahwa probabilitas dari variabel independen tidak signifikan yaitu diatas 0.05, dengan rincian sebagai berikut: 1) Probability LOG ROA (0.6864) > Alpha (0.05), maka Ho diterima dan Ha ditolak. 2) Probability LOG DER (0.1761) > Alpha (0.05), maka Ho diterima dan Ha ditolak. 3) Probability LOG Asset Growth (0.4007) > Alpha (0.05), maka Ho diterima dan Ha ditolak. 4) Probability LOG DPR dan Ha ditolak.
t-1
(0.4822) > Alpha (0.05), maka Ho diterima
80
2. Uji Pemilihan Regresi Data Panel a. Uji Chow Uji Chow adalah pengujian untuk memilih apakah model common effect atau fixed effect yang lebih tepat digunakan dalam regresi data panel.74 Dalam pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut: Ho: Intersep dan koefisien slope konstan antar waktu dan individu Ha: Intersep tidak konstan antar individu Uji Chow dilakukan dengan melihat nilai probability F pada hasil output. Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai probability F ≥ 0.05, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti model yang lebih tepat digunakan adalah common effect, tetapi jika nilai probability F < 0.05, maka Ho ditolak Ha diterima, yang berarti model yang lebih tepat digunakan adalah fixed effect, dan dilanjutkan dengan uji Hausman untuk memilih apakah menggunakan model fixed effect atau random effect. Dapat dilihat hasil uji Chow dengan bantuan software Eviews 8.1 sebagai berikut:
74
Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Edisi Ketiga, (Yogyakarta: Ekonisia, 2009) h.238.
81
Tabel 4.4 Hasil Uji Chow Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled Test cross-section fixed effects Effects Test
Statistic
d.f.
Prob.
Cross-section F Cross-section Chi-square
0.412194 4.653576
(9,46) 9
0.9221 0.8634
(Sumber: Data sekunder yang diolah) Hasil output diatas menunjukkan nilai Prob= 0.9221 untuk Cross section F, nilai probability F (0.9221 ) ≥ 0.05, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti model yang lebih tepat digunakan adalah common effect. Karena sudah jelas model yang terpilih dalam penelitian adalah common effect, sehingga tidak perlu dilanjutkan dengan uji Hausman untuk memilih apakah menggunakan model fixed effect atau random effect.
82
3. Uji Signifikansi Berdasarkan hasil uji Chow, model estimasi data panel yang terpilih adalah common effect. Maka selanjutnya dilakukan uji signifikansi dari model yang terpilih. Tabel 4.5 Hasil Estimasi Common Effect Model Dependent Variable: LOGY Method: Panel Least Squares Date: 09/03/15 Time: 19:39 Sample: 2009 2014 Periods included: 6 Cross-sections included: 10 Total panel (balanced) observations: 60 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C LOGX1 LOGX2 LOGX3 LOGX4
1.500349 0.317229 0.087224 -0.218273 0.437055
0.316144 0.081782 0.053541 0.033980 0.071305
4.745775 3.878946 1.629104 -6.423639 6.129360
0.0000 0.0003 0.1090 0.0000 0.0000
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.747156 0.728767 0.239793 3.162547 3.152695 40.63130 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
3.885259 0.460432 0.061577 0.236106 0.129845 1.985809
(Sumber: Data sekunder yang diolah)
a. Uji Koefisien Determinasi (R2) Pengujian koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
83
variasi variabel dependen.75 Untuk mengurangi kelemahan dari hasil R2, maka digunakan koefisien determinasi yang telah disesuaikan yaitu adjusted R2. Hasil output pada tabel 4.5 menunjukkan nilai adjusted R2 pada model regresi adalah 0.728767. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan variabel independen yaitu ROA, DER, Asset Growth dan DPR tahun sebelumnya dalam menjelaskan variabel dependen yaitu DPR pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun 2009-2014 adalah sebesar 72.88%, sedangkan sisanya sebesar 22.12% dijelaskan variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-saama terhadap variabel dependen.76 Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, tetapi jika nilai F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti bahwa
75
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h.97. 76 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h.98.
84
variabel independen secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.77 Dari hasil output pada tabel 4.5, dapat dilihat bahwa nilai F hitung yang didapat adalah 40.63130, sementara F tabel didapatkan dengan perhitungan berikut: F tabel
= | α ; df = (k-1), (n-k) | = 5% ; df = (5-1), (60-5) = 2.539689
Didapatkan F tabel sebesar 2.539689, yang berarti nilai F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil menunjukkan bahwa variabel independen (ROA, DER, Asset Growth dan DPR tahun sebelumnya) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Dividend Payout Ratio pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun 2009-2014. c. Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel
77
Suliyanto , Ekonometrika Terapan Teori dan Aplikasi dengan SPSS, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2011), h.61-62.
85
dependen.78 Selain itu uji t merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah koefisien regresi signifikan atau tidak.79 Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa variabel independen secara individual berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, tetapi jika nilai t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti bahwa variabel independen secara individual tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Dengan menggunakan uji Tabel t dengan signifikansi α = 0,05 , didapat t tabel dengan perhitungan berikut: t tabel
= | α ; df = (n-k) | = 5% ; df = (60-5) = 0.05 ; df = 55 = 2.004045
Berikut ini adalah uji t dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen: 1) Uji t variabel Return on Asset (ROA) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)
78
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h.98. 79 Nachrowi Djalal dan Hardius Usman, Penggunaan Teknik Ekonometri, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h.24.
86
Melihat hasil output pada tabel 4.5, didapat nilai t hitung pada variabel ROA sebesar 3.878946, yang berarti nilai t hitung (3.878946) > t tabel (2.004045), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa variabel Return on Asset secara individual berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Tanda yang positif menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang searah antara variabel Return on Asset dengan Dividend Payout Ratio, sehingga peningkatan Return on Asset menyebabkan meningkatnya jumlah Dividend Payout Ratio. 2) Uji t variabel Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) Melihat hasil output pada tabel 4.5, didapat nilai t hitung pada variabel DER sebesar 1.629104, yang berarti nilai t hitung (1.629104) < t tabel (2.004045), maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dapat disimpulkan bahwa variabel Debt to Equity Ratio secara individual tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. 3) Uji t variabel Asset Growth terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) Melihat hasil output pada tabel 4.5, didapat nilai t hitung pada variabel Asset Growth sebesar -6.423639, yang berarti nilai t hitung (6.423639) > t tabel (2.004045), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa variabel Asset Growth secara individual berpengaruh signifikan negatif terhadap Dividend Payout Ratio.
87
Tanda yang negatif menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang berlawanan antara variabel Asset Growth dengan Dividend Payout Ratio, sehingga peningkatan Asset Growth menyebabkan menurunnya jumlah Dividend Payout Ratio. 4) Uji t variabel DPR tahun sebelumnya terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) Melihat hasil output pada tabel 4.5, didapat nilai t hitung pada variabel DPR t-1 sebesar 6.129360, yang berarti nilai t hitung (6.129360) > t tabel (2.004045), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa variabel DPR tahun sebelumnya secara individual berpengaruh signifikan positif terhadap Dividend Payout Ratio. Tanda yang positif menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang searah antara variabel DPR tahun sebelumnya dengan Dividend Payout Ratio saat ini, sehingga besarnya pembayaran DPR tahun sebelumnya memberikan gambaran besarnya pembayaran Dividend Payout Ratio saat ini.
88
4. Analisis Regresi Dari hasil ouput pada tabel 4.5, didapatkan model persamaan regresi sebagai berikut: LOGDPR = 1.500349 + 0.317229*LOGROA + 0.087224*LOGDER 0.218273*LOGAsset Growth + 0.437055*LOGDPR t-1 Dari model persamaan regeresi diatas, dapat dijabarkan sebagai berikut: a) Konstanta sebesar 1.500349 menyatakan bahwa jika ROA, DER, Asset Growth, dan DPR t-1 bernilai 0, maka nilai DPR adalah sebesar 1.500349. b) Koefisien regresi ROA sebesar 0.317229 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 dari faktor ROA, maka jumlah Dividend Payout Ratio akan bertambah sebesar 0.317229 dengan asumsi bahwa variabel independen lain dari model regresi tetap. c) Koefisien regresi Asset Growth sebesar -0.218273 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 dari faktor Asset Growth, maka jumlah Dividend Payout Ratio akan berkurang sebesar 0.218273 dengan asumsi bahwa variabel independen lain dari model regresi tetap. d) Koefisien regresi DPR
t-1
sebesar 0.437055 menyatakan bahwa setiap
penambahan 1 dari faktor DPR
t-1,
maka jumlah Dividend Payout Ratio
akan bertambah sebesar 0.437055 dengan asumsi bahwa variabel independen lain dari model regresi tetap.
89
C. Interpretasi Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Return on Asset (ROA) Dari hasil penelitian menunjukkan Return on Asset (ROA) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Pada variabel ini, didapatkan tanda yang positif pada koefisien regresinya. Artinya, jika ROA suatu perusahaan meningkat, maka besarnya DPR juga akan meningkat. Koefisien regresi ROA sebesar 0.317229 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 dari faktor ROA, maka jumlah Dividend Payout Ratio akan bertambah sebesar 0.317229 dengan asumsi bahwa variabel independen lain dari model regresi tetap. ROA memberikan indikasi tentang baik buruknya manajemen dalam pengelolaan aktivanya untuk menghasilkan laba, sehingga besarnya ROA dapat dijadikan indikator dari keberhasilan suatu perusahaan. Besarnya pengembalian laba atas aktiva suatu perusahaan memiliki pengaruh yang positif terhadap pembayaran dividen, karena dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham bersumber dari keuntungan yang dihasilkan dari operasi yang dilakukan perusahaan. Perusahaan dengan keuntungan yang tinggi melalui aset yang dimiliki, bersedia untuk membayarkan jumlah dividen yang tinggi, oleh karena itu ROA berpengaruh positif terhadap kebijakan pembayaran dividen.
90
Hasil penelitian ini sejalan dengan yang ditemukan oleh Amidu dan Abor (2006), Imran (2011), Shubiri (2011), Al-Kuwari (2009), Al-Malkawi, Twairesh, Harery (2013), bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan dan positif terhadap pembayaran dividen. 2. Debt to Equity Ratio (DER) Dari hasil penelitian menunjukkan Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Rasio hutang perusahaan seharusnya menjadi pertimbangan manajemen dalam kemampuan membayarkan dividen kepada pemegang saham. Karena ketika proporsi hutang yang digunakan perusahaan untuk struktur modal tinggi, maka akan semakin tinggi pula kewajiban perusahaan. Peningkatan hutang akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham, karena kewajiban membayar hutang lebih diutamakan. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Marlina dan Danica (2009), Indriani (2014), Alzomaia dan Al-Khadiri (2013), yang menemukan bahwa Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio. Dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa DER tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR, dapat dikatakan bahwa meningkatnya DER tidak akan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividen kepada pemegang saham. Peningkatan rasio hutang suatu perusahan berarti
91
tidak akan megurangi pendapatan yang akan diterima pemegang saham. Hal ini dapat terjadi mungkin karena kewajiban perusahaan melunasi hutang yang ada tidak dibiayai dari laba perusaan, melainkan dibiayai dari sumber eksternal yaitu modal pemegang saham. Tujuannya agar keuntungan yang baru dihasilkan dapat digunakan untuk membayar dividen kepada pemegang saham. Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa DER tidak berpengaruh terhadap rasio pembayaran dividen pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index juga terjadi pada penelitian sebelumnya yang dilakukan Indriani (2014) dengan periode penelitian tahun 2008-2012. Hal ini menandakan bahwa data penelitian dengan objek perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index yang mungkin telah mempengaruhi hasil variabel DER tidak berpengaruh terhadap DPR pada penelitian ini. 3. Asset Growth Dari hasil penelitian menunjukkan Asset Growth memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Pada variabel ini, didapatkan tanda yang negatif pada koefisien regresinya. Artinya, jika Asset Growth suatu perusahaan meningkat, maka besarnya DPR akan menurun. Koefisien regresi Asset Growth sebesar -0.218273 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 dari faktor Asset Growth, maka jumlah Dividend Payout Ratio akan berkurang
92
sebesar 0.218273 dengan asumsi bahwa variabel independen lain dari model regresi tetap. Tingkat pertumbuhan perusahaan yang tinggi mengakibatkan besarnya kebutuhan dana yang harus ditahan perusahaan. Untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut, maka memungkinkan perusahaan menahan keuntungan dan tidak membayarkannya sebagai dividen. Perusahaan yang mengharapkan pertumbuhan aset yang tinggi umumnya mempertahankan rasio pembayaran dividen yang rendah untuk memperkuat pembiayaan internal perusahaan. Tanda negatif dalam penelitian ini dengan alasan bahwa perusahaan dengan pertumbuhan yang tinggi lebih menyukai untuk menginvestasikan keuntungan perusahaan guna mengharapkan keuntungan dan kinerja yang lebih baik dari pertumbuhan aset secara keseluruhan. Hasil penelitian ini sejalan dengan yang ditemukan oleh Amidu dan Abor (2006), Alzomaia dan Al-Khadiri (2013). Ritha dan Koestiyanto (2013), Pribadi dan Sampurno (2012), bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan dan negatif terhadap pembayaran dividen. 4. Dividend Payout Ratio tahun sebelumnya (DPR t-1) Dari hasil penelitian menunjukkan Dividend Payout Ratio tahun sebelumnya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Pada variabel ini, didapatkan tanda yang positif pada koefisien regresinya. Artinya, jika Dividend Payout Ratio tahun lalu suatu perusahaan
93
tinggi, maka besarnya DPR tahun ini juga akan tinggi. Koefisien regresi DPR t-1 t-1,
sebesar 0.437055 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 dari faktor DPR maka jumlah Dividend Payout Ratio akan bertambah sebesar 0.437055
dengan asumsi bahwa variabel independen lain dari model regresi tetap.
Jumlah pembayaran dividen tahun sebelumnya memiliki pengaruh yang positif terhadap pembayaran dividen saat ini, karena perusahaan biasanya enggan untuk menurunkan besaran dividennya dari jumlah dividen yang dibayarkan tahun lalu. Perusahaan biasanya menghindari ketidakpuasan pemegang saham ketika mereka membandingkan dividen yang dibayarkan tahun ini dengan dividen yang dibayarkan tahun lalu. Sehingga perusahaan tidak akan meningkatkan pembayaran dividen terlalu besar kecuali diramalkan akan meningkatnya keuntungan di masa mendatang.
Hasil penelitian ini sejalan dengan yang ditemukan Imran (2011), Alzomaia dan Al-Khadhiri (2013), Appannan dan Wei Sim (2011), bahwa dividen tahun sebelumnya berpengaruh signifikan dan positif dengan pembayaran dividen saat ini.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Return on Asset, Debt to Equity Ratio, Asset Growth, dan Dividen Payout Ratio tahun sebelumnya terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 2009-2014. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan analisis yang telah dilakukan terhadap 10 sampel perusahaan dengan menggunakan model regresi data panel, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil pengujian statistik uji R2, nilai koefisien determinasi adjusted R2 yang didapat pada model regresi adalah 0.728767. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan variabel independen yaitu ROA, DER, Asset Growth dan DPRt-1 dalam menjelaskan variabel dependen yaitu DPR adalah sebesar 72.88%, sedangkan sisanya sebesar 22.12%
dijelaskan
variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. 2. Berdasarkan hasil pengujian statistik F, variabel independen (ROA, DER, Asset Growth dan DPRt-1) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen Dividend Payout Ratio pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun 2009-2014.
94
95
3. Berdasarkan hasil pengujian statistik t (secara parsial) adalah: a. Return on Asset berpengaruh signifikan dan menghasilkan hubungan yang positif terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun 2009-2014. b. Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun 2009-2014. c. Asset Growth berpengaruh signifikan dan menghasilkan hubungan yang negatif terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun 2009-2014. d. DPR tahun sebelumnya berpengaruh signifikan dan menghasilkan hubungan yang positif terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun 2009-2014. 4. Dari hasil penelitian, didapatkan variabel yang berpengaruh paling besar terhadap rasio pembayaran dividen adalah DPRt-1 dengan koefisien regresi sebesar 0.437055, yang menunjukkan bahwa setiap penambahan 1 dari faktor DPR
t-1,
maka jumlah Dividend Payout Ratio akan bertambah sebesar
0.437055 dengan asumsi bahwa variabel independen lain dari model regresi tetap. 5. Hasil variabel DER dalam penelitian ini tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun 2009-2014. Hasil ini menunjukkan bahwa meningkatnya DER
96
tidak akan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividen kepada pemegang saham. Artinya, peningkatan rasio hutang suatu perusahan berarti tidak akan mengurangi pendapatan yang akan diterima pemegang saham. 6. Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dikatakan bahwa perusahaan akan membagikan dividen lebih besar ketika laba perusahaan meningkat dan pertumbuhan perusahaan stabil, artinya ketika perusahaan memperoleh keuntungan yang besar, sementara kebutuhan dana untuk membiayai pertumbuhan aset rendah, maka perusahaan dapat meningkatkan pembayaran dividen kepada pemegang saham. Dalam penelitian ini, ROA menunjukkan hubungan yang positif, sementara Asset Growth menunjukkan hubungan yang negatif terhadap rasio pembayaran dividen. Disamping itu, besarnya pembayaran dividen tahun sebelumnya terbukti memiliki pengaruh yang paling besar dan positif terhadap besarnya pembayaran dividen saaat ini, yang berarti perusahaan enggan untuk menurunkan jumlah pembayaran dividen dari tahun sebelumnya karena akan memberikan kesan negatif bagi pemegang saham perusahaan.
B. Implikasi Berdasarkan hasil penelitian, maka implikasi yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini baik kepada investor maupun pihak manajemen perusahaan adalah sebagai berikut:
97
1. Investor yang mengharapkan return berupa dividen, perlu memperhatikan besarnya pembayaran dividen tahun sebelumnya. Karena dividen tahun sebelumnya dalam hasil penelitian ini berpengaruh paling besar dan positif terhadap besarnya DPR. Investor dapat membandingkan nilai dividen setiap tahunnya sebagai gambaran besarnya dividen yang akan diterima. 2. Selain itu juga terdapat variabel ROA yang menghasilkan pengaruh signifikan dan postitif terhadap DPR. Oleh karena itu, manajemen perlu memanfaatkan aset
yang
dimiliki
perusahaan
secara
optimal
untuk
mendapatkan
pengembalian laba yang besar, sehingga kemampuan perusahaan membayar dividen kepada pemegang saham meningkat. 3. Variabel asset growth menghasilkan pengaruh yang signifikan dan negatif terhadap DPR, yang menunjukkan bahwa manajemen perusahaan juga mempertimbangkan pertumbuhan aset perusahaan dalam menentukan kebijakan dividen. 4. Manajemen perusahaan perlu memperhatikan return on asset dan asset growth perusahaan dalam menetapkan kebijakan pembayaran dividen, karena keduanya memiliki pengaruh yang bertolak belakang. Dimana apabila manajemen memutuskan untuk menigkatkan pertumbuhan aset perusahaan, maka akan menurunkan kemampuan perusahaan dalam pembayaran dividennya, karena perusahaan cenderung akan menahan keuntungannya yang akan digunakan sebagai dana untuk meningkatkan pertumbuhan. Selain itu,
98
perusahaan juga harus memanfaatkan aset yang dimilikinya secara optimal sehingga laba yang dihasilkan perusahaan juga akan meningkat.
C. Saran Adapun saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebelum melakukan kebijakan pembayaran dividen, perusahaan harus mengkaji terlebih dahulu faktor-faktor yang dapat mempengaruhi besar kecilnya jumlah dividen yang dibagikan, sehingga dalam pelaksanaannya nanti akan menguntungkan kedua belah pihak baik manajemen maupun pemegang saham. Manajemen perlu memperhatikan besarnya pembayaran dividen tahun sebelumnya, perusahaan-perusahaan seharusnya berusaha untuk mempertahankan aliran dividen yang stabil atau meningkatkan besaran dividen dari yang diumumkan sebelumnya untuk menghindari ketidakpuasan pemegang saham ketika mereka membandingkan dividen saat ini dengan dividen
yang
diumumkan
sebelumnya.
Sehingga
perusahaan
dapat
menjadikan dividen tahun seblumnya sebagai patokan untuk menentukan besarnya pembayaran dividen saat ini. 2. Investor perlu menilai profitabilitas perusahaan melalui kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dari aset
yang diinvestasikan
perusahaan, karena rasio ini mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan seluruh aktiva untuk
99
operasi. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik karena tingkat pengembalian investasi atas investasi perusahaan pada aktiva semakin besar. Sehingga pemegang saham dapat memperhatikan besarnya ROA untuk mengukur keuntungan perusahaan yang akan menjadi dasar besarnya dividen yang dibayarkan. 3. Investor dapat memperhatikan pertumbuhan perusahaan dalam mengambil keputusan investasinya. Karena apabila pertumbuhan aset perusahaan meningkat, maka perusahaan cenderung untuk menahan pendapatan dan menurunkan atau bahkan tidak membayarkan dividen. 4. Karena penurunan pembayaran dividen memberikan sinyal yang buruk, sebaiknya perusahaan menentukan dalam jumlah yang tidak terlalu besar. Dengan demikian memudahkan perusahaan untuk meningkatkan pembayaran dividen ketika laba perusahaan meningkat dan tidak perlu segera menurunkan besarnya dividen ketika laba perusahaan menurun. 5. Penelitian selanjutnya sebaiknya mempertimbangkan dan menambah faktorfaktor lain, karena pada kenyataannya masih banyak faktor yang dapat mempengaruhi besarnya pembayaran dividen. Selain itu, faktor-faktor yang digunakan pada penelitian ini hanya terbatas pada informasi internal masingmasing perusahaan yang berdasarkan pada laporan keuangan. Oleh karena itu, disarankan
agar
penelitian
selanjutnya
mengambil
faktor
perusahaan, contohnya yang menyangkut kondisi makroekonomi.
eksternal
100
6. Diharapkan untuk memperluas penelitian dengan memperpanjang periode pengamatan dan memperbanyak jumlah sampel perusahaan untuk penelitian yang
akan
datang.
Sehingga
hasil
yang
didapatkan
akan
lebih
menggambarkan kondisi sesungguhnya. 7. Penelitian selanjutnya sebaiknya melakukan penelitian pada perusahaan dengan mengkategorikan berdasarkan sektor-sektor usaha. Karena pada kenyatannya setiap sektor usaha memiliki perbedaan pertimbangan yang digunakan sebagai acuan dalam menetapkan kebijakan pembayaran dividen.
DAFTAR PUSTAKA
Ajija, Shochrul R., dkk. Cara Cerdas Menguasai Eviews. Jakarta: Salemba Empat, 2011. Al-Kuwari, Duha. “Determinants of The Dividend Policy in Emerging Stock Exchanges: The Case of GCC Countries”. Global Economy and Finance Journal, Vol.2 No.2 (September 2009) : h.38-63. Al-Malkawi, Husam-Aldin Nizar, dkk. “Determinants of the Likelihood to Pay Dividends: Evidence from Saudi Arabia”. Journal of American Science, Vol.9 No.12 (2013) : h.518-528. Al-Malkawi, Husam-Aldin Nizar. “Factors Influencing Corporate Dividend Decision: Evidence from Jordanian Panel Data”, International Journal of Business, Vol.13 No.2 (2008) : h.177-195. Al-Shubiri, Faris Nasif. “Determinants of Changes Dividend Behavior Policy: Evidence from the Amman Stock Exchange”, Far Fast Journal of Psycholgy and Business, Vol.4 No.2 (August 2011) : h.1-15. Alzomaia, Turki dan Ahmeed Al-Kadhiri. “Determination of Dividend Policy: The Evidence from Saudi Arabia”. Journal of Business and Social Science, Vol.4 No.1 (January 2013) : h.5-18. Amidu, Mohammed dan Joshua Abor. “Determinants of Dividend Payout Ratios in Ghana”. Journal of Risk Finance, Vol.7 No.2 (2006) : h.136-145. Appannan, Santhi dan Lee Wei Sim. “A Study on Leading Determinants of Dividend Policy in Malaysia Listed Companies for Food Industry under Consumer Product Sector”. 2nd International Conference on Business and Economic, (2011), h.946-976. Arifin, Zaenal .Teori Keuangan dan Pasar Modal. Yogyakarta: Ekonisia, 2007. Atmaja, Lukas Setia. Teori dan Praktik Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Andi Offset, 2008.
101
102
Darminto. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Struktur Modal dan Struktur Kepemilikan Saham terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, Vol.20 No.2 (Agustus 2008) : h.87-97. Difah, Siti Syamsiroh. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Perusahaan BUMN yang Terdaftar di BEI periode tahun 20042009”. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang, 2011. Djalal, Nachrowi dan Hardius Usman. Penggunaan Teknik Ekonometri. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008. Fama, Eugene F. dan Kenneth R French. “Disappearing Dividends: Changing Firm Characteristics or Lower Propensity to pay?”. Journal of Financial Economics, Vol.60 No.1 (2001) : h.3-43. Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011. Harjito, Agus dan Martono. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonisia, 2005. Heykal, Mohamad. Tuntunan dan Aplikasi Investasi Syariah. Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2012. Imran, Kashif. “Determinants of Dividend Payout Policy: A case of Pakistan Engineering Sector”. The Romanian Economic Journal, Year XIV No.41 (September 2011) : h.47-60. Indriani, Nina. “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage dan Firm Size terhadap Dividend Payout Ratio”. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Karjono, Albertus. “Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI”. Jurnal Esensi, Vol.13 No.1 (2010), h.33-49. Kuncoro, Mudrajad. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi Edisi 3. Jakarta: Erlangga, 2009. Laksono, Bagus. “Analisis Pengaruh ROA, Sales Growth, Asset Growth, Cash Flow dan Likuiditas terhadap Dividend Payout Ratio”. Tesis S2 Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro Semarang, 2006.
103
Margaretha, Farah. Manajemen Keuangan Investasi dan Sumber Dana Jangka Panjang. Jakarta: Grasindo, 2005. Marlina, Lisa dan Clara Danica. “Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio dan Return on Asset terhadap Dividend Payout Ratio”. Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol.2 No.1 (Januari 2009) : h.1-6. Martin, John D., dkk. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Edisi ke-5. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 1995. Refra, Erviliana dan Maria C Widiastuti. “Pengaruh Profitability, Firm Size, Tax, Investment Opportunities, Life Cycle Stage terhadap Dividend Policy pada Industri Manufaktur di Indonesia”. e-Journal Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, Vol.1 No.2 (September 2014): h.84-105. Ritha, Henny dan Eko Koestiyanto.“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio”. e-Journal Manajemen dan Bisnis, Vol.1 No.1 (Oktober 2013) : h.1-15. Rodoni, Ahmad. Investasi Syariah. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009. Rozeff, S.M. “Growth, Beta and Agency Cost as Determinants of Dividend Payout Ratios”, Journal of Financial Research, Vol. 5 No.3 (1982) : h. 249-259. Sawir, Agnes. Kebijakan Pendanaan dan Restrukturisasi Perusahaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004. Sudarmanto, R. Gunawan. Statistik Terapan Berbasis Komputer dengan Program IBM SPSS Statistics 19. Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013. Sugiono, Arief dan Edy Untung. Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan Keuangan. Jakarta: PT Grasindo, 2008. Suharli, Michell. “Studi Empiris Mengenai Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Harga Saham terhadap Jumlah Dividen Tunai”. Jurnal MAKSI, Vol.6 N0.2 (Agustus 2006) : h.243-256. Suliyanto, Ekonometrika Terapan Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2011. Sumodiningrat, Gunawan. Ekonometrika Pengantar. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2002.
104
Sundjaja, Ridwan S., dkk. Manajemen Keuangan Dua Edisi Keenam. Jakarta: Literata Lintas Media, 2010. Sunyoto, Danang. Analisis Laporan Keuangan untuk Bisnis. Jakarta: CAPS, 2013. Supranto, J. Statistik untuk Pemimpin Berwawasan Global Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat, 2007. Warsono. Manajemen Keuangan Perusahaan. Malang: Bayumedia Publishing, 2003. Weston, J. Fred dan Eugene F. Brigham. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Jilid 2. Jakarta: Erlangga, 2001. Widarjono, Agus. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Edisi Ketiga. Yogyakarta: Ekonisia, 2009. Bursa Efek Indonesia, “Indeks Saham Syariah”, artikel diakses pada 1 Juli 2015 dari http://www.idx.co.id/idid/beranda/produkdanlayanan/pasarsyariah/indekssahamsyariah.aspx. www.ojk.go.id Otoritas Jasa Keuangan, “Pasar Modal Syariah”, artikel diakses pada 1 Juli 2015 dari http://www.ojk.go.id/sharia-capital-id. www.idx.co.id
105
LAMPIRAN
Lampiran 1: Data mentah variabel per perusahaan NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
NAMA AALI AALI AALI AALI AALI AALI ASII ASII ASII ASII ASII ASII INTP INTP INTP INTP INTP INTP ITMG ITMG ITMG ITMG ITMG ITMG KLBF KLBF KLBF KLBF KLBF KLBF PTBA PTBA
TAHUN 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2009 2010
DPR 35.56 51.14 61.33 60.09 54.32 38.72 34.67 36.64 38.88 42.98 44.97 46.13 20.10 25.68 26.88 22.64 33.10 62.82 44.45 125.40 37.80 116.88 116.73 99.92 13.67 19.74 47.25 55.78 49.48 38.17 36.94 61.52
ROA 21.93 22.94 24.48 20.29 12.72 14.12 11.29 12.73 13.73 12.48 10.42 9.37 20.69 21.01 19.84 20.93 18.84 18.26 28.00 18.73 34.60 28.97 16.56 15.31 14.33 18.29 18.41 18.85 17.41 17.07 33.77 23.03
DER GROWTH 18.39 16.13 18.51 16.12 21.10 16.07 32.61 21.71 45.73 20.48 56.78 24.03 100.28 10.15 109.85 26.89 102.43 36.03 102.95 18.73 101.52 17.40 96.16 10.00 24.08 17.63 17.17 15.59 15.36 18.28 17.18 25.36 15.80 16.93 16.54 8.56 52.20 22.42 51.13 -9.08 46.05 44.85 48.76 -5.53 44.43 -6.64 45.48 -1.46 39.24 13.65 23.45 8.49 26.99 17.66 27.76 13.82 33.12 20.14 26.56 9.81 40.21 32.30 35.83 7.97
DPR t-1 58.36 35.56 51.14 61.33 60.09 54.32 34.53 34.67 36.64 38.88 42.98 44.97 8.44 20.10 25.68 26.88 22.64 33.10 38.37 44.45 125.40 37.80 116.88 116.73 14.37 13.67 19.74 47.25 55.78 49.48 22.26 36.94
106
33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
PTBA PTBA PTBA PTBA SMGR SMGR SMGR SMGR SMGR SMGR TLKM TLKM TLKM TLKM TLKM TLKM UNTR UNTR UNTR UNTR UNTR UNTR UNVR UNVR UNVR UNVR UNVR UNVR
2011 2012 2013 2014 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2009 2010 2011 2012 2013 2014
41.51 55.44 86.02 49.74 48.27 50.36 37.55 40.11 41.30 43.54 56.17 44.57 57.20 58.46 64.29 71.94 30.50 42.09 28.77 42.82 45.62 41.23 80.21 89.88 108.83 93.97 94.65 94.00
26.84 22.86 15.88 13.63 25.68 23.35 20.12 18.54 17.39 16.24 11.62 11.56 15.01 16.49 15.86 15.22 15.64 13.04 12.70 11.44 8.37 8.03 40.67 38.93 39.73 40.38 40.10 40.18
40.93 49.66 54.63 70.83 25.82 28.51 34.53 46.32 41.23 37.25 122.18 97.58 68.99 66.28 65.26 63.59 75.51 83.88 68.85 55.73 60.91 56.29 101.99 115.00 184.77 202.01 213.73 210.53
31.92 10.62 -8.26 26.85 22.15 20.17 26.34 35.18 15.85 11.44 6.91 2.25 3.30 8.07 14.89 10.12 6.82 21.70 56.36 8.31 14.04 5.11 15.07 16.25 20.47 14.34 11.37 6.99
61.52 41.51 55.44 86.02 35.18 48.27 50.36 37.55 40.11 41.30 75.66 56.17 44.57 57.20 58.46 64.29 28.58 30.50 42.09 28.77 42.82 45.62 83.04 80.21 89.88 108.83 93.97 94.65
107
Lampiran 2: Output hasil pengujian data sebelum di LOG
Hasil Uji Normalitas 14
Series: Standardized Residuals Sample 2009 2014 Observations 60
12 10
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
8 6 4 2
Jarque-Bera Probability
7.34e-15 -1.706991 47.98199 -25.94132 14.07977 0.816972 4.613589 13.18361 0.001372
0 -30
-20
-10
0
10
20
30
40
50
Hasil Uji Multikolinearitas
ROA DER Asset Growth DPR t-1
ROA 1.000000 0.386073 0.114721 0.419885
DER 0.386073 1.000000 -0.054464 0.500868
Asset Growth 0.114721 -0.054464 1.000000 -0.074256
DPR t-1 0.419885 0.500868 -0.074256 1.000000
108
Hasil Uji Heteroskedastisitas Dependent Variable: RESABS Method: Panel Least Squares Date: 07/31/15 Time: 19:18 Sample: 2009 2014 Periods included: 6 Cross-sections included: 10 Total panel (balanced) observations: 60 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
11.22221
3.704221
3.029573
0.0037
X1
0.095414
0.163276
0.584375
0.5614
X2
0.001579
0.031095
0.050785
0.9597
X3
-0.098443
0.106836
-0.921443
0.3608
X4
-0.023574
0.056890
-0.414377
0.6802
R-squared Adjusted R-squared
0.019518
Mean dependent var
10.49825
-0.051790
S.D. dependent var
9.282172
S.E. of regression
9.519501
Akaike info criterion
7.424217
Sum squared resid
4984.149
Schwarz criterion
7.598746
Hannan-Quinn criter.
7.492485
Durbin-Watson stat
1.619515
Log likelihood
-217.7265
F-statistic
0.273708
Prob(F-statistic)
0.893704
109
Hasil Uji Chow Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled Test cross-section fixed effects Effects Test Cross-section F Cross-section Chi-square
Statistic
d.f.
Prob.
2.024080 20.017335
(9,46) 9
0.0579 0.0178
Hasil Estimasi Common Effect Model Dependent Variable: Y Method: Panel Least Squares Date: 07/25/15 Time: 13:20 Sample: 2009 2014 Periods included: 6 Cross-sections included: 10 Total panel (balanced) observations: 60 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C X1 X2 X3 X4
30.66623 0.826189 0.046093 -1.124268 0.420971
5.674439 0.250120 0.047635 0.163661 0.087149
5.404274 3.303169 0.967641 -6.869511 4.830493
0.0000 0.0017 0.3375 0.0000 0.0000
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.700065 0.678252 14.58278 11696.16 -243.3164 32.09331 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
53.99033 25.70882 8.277215 8.451744 8.345483 2.092086
110
Hasil Estimasi Fixed Effect Model Dependent Variable: Y Method: Panel Least Squares Date: 07/25/15 Time: 13:25 Sample: 2009 2014 Periods included: 6 Cross-sections included: 10 Total panel (balanced) observations: 60 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C X1 X2 X3 X4
72.40212 -0.470983 -0.024441 -0.794692 0.098913
16.05396 0.586250 0.102297 0.196693 0.119617
4.509923 -0.803382 -0.238926 -4.040268 0.826911
0.0000 0.4259 0.8122 0.0002 0.4126
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.785149 0.724431 13.49577 8378.242 -233.3078 12.93095 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
53.99033 25.70882 8.243593 8.732273 8.434742 2.153900
111
Hasil Estimasi Random Effect Model Dependent Variable: Y Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 07/25/15 Time: 13:28 Sample: 2009 2014 Periods included: 6 Cross-sections included: 10 Total panel (balanced) observations: 60 Swamy and Arora estimator of component variances Variable
Coefficie nt
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C X1 X2 X3
30.66623 0.826189 0.046093 1.124268 0.420971
5.251462 0.231476 0.044084 0.151461
5.839560 3.569222 1.045579 -7.422813
0.0000 0.0008 0.3003 0.0000
0.080653
5.219563
0.0000
X4
Effects Specification S.D. Cross-section random Idiosyncratic random
0.000000 13.49577
Rho 0.0000 1.0000
Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
0.700065 0.678252 14.58278 32.09331 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
53.99033 25.70882 11696.16 2.092086
Unweighted Statistics R-squared Sum squared resid
0.700065 11696.16
Mean dependent var Durbin-Watson stat
53.99033 2.092086
112
Lampiran 3: Output hasil pengujian data setelah di LOG Karena data penelitian tidak terdistribusi dengan normal, maka semua data variabel dilakukan LOG untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Hasil Uji Normalitas 10
Series: Standardized Residuals Sample 2009 2014 Observations 60
8
6
4
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
6.37e-16 -0.009942 0.466753 -0.644112 0.231522 -0.601087 3.419204
Jarque-Bera Probability
4.052379 0.131837
2
0 -0.6
-0.4
-0.2
0.0
0.2
0.4
Hasil Uji Multikolinearitas
LOG ROA LOG DER LOG Asset Growth LOG DPR t-1
LOG ROA 1.000000 0.013452 0.140366
LOG DER
LOG DPR t-1
0.013452 1.000000 -0.088147
LOG Asset Growth 0.140366 -0.088147 1.000000
0.236033
0.502370
-0.178483
1.000000
0.236033 0.502370 -0.178483
113
Hasil Uji Heteroskedastisitas Dependent Variable: RESABS Method: Panel Least Squares Date: 09/04/15 Time: 08:37 Sample: 2009 2014 Periods included: 6 Cross-sections included: 10 Total panel (balanced) observations: 60 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C LOGX1 LOGX2 LOGX3 LOGX4
0.449712 0.019737 -0.043620 -0.017108 -0.029995
0.187953 0.048621 0.031831 0.020201 0.042392
2.392691 0.405942 -1.370363 -0.846880 -0.707558
0.0202 0.6864 0.1761 0.4007 0.4822
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.080753 0.013899 0.142561 1.117797 34.35323 1.207895 0.317934
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
0.180118 0.143562 -0.978441 -0.803912 -0.910173 1.658450
114
Hasil Uji Chow Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled Test cross-section fixed effects Effects Test
Statistic
d.f.
Prob.
Cross-section F Cross-section Chi-square
0.412194 4.653576
(9,46) 9
0.9221 0.8634
Hasil Estimasi Common Effect Model Dependent Variable: LOGY Method: Panel Least Squares Date: 09/03/15 Time: 19:39 Sample: 2009 2014 Periods included: 6 Cross-sections included: 10 Total panel (balanced) observations: 60 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C LOGX1 LOGX2 LOGX3 LOGX4
1.500349 0.317229 0.087224 -0.218273 0.437055
0.316144 0.081782 0.053541 0.033980 0.071305
4.745775 3.878946 1.629104 -6.423639 6.129360
0.0000 0.0003 0.1090 0.0000 0.0000
R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.747156 0.728767 0.239793 3.162547 3.152695 40.63130 0.000000
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
3.885259 0.460432 0.061577 0.236106 0.129845 1.985809
115
Hasil Estimasi Fixed Effect Model Dependent Variable: LOGY Method: Panel Least Squares Date: 09/03/15 Time: 19:43 Sample: 2009 2014 Periods included: 6 Cross-sections included: 10 Total panel (balanced) observations: 60 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
2.771488
1.320039
2.099550
0.0413
LOGX1
0.205582
0.241312
0.851931
0.3987
LOGX2
-0.088043
0.167953
-0.524213
0.6026
LOGX3
-0.222329
0.052049
-4.271562
0.0001
LOGX4
0.371470
0.105730
3.513370
0.0010
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared
0.766025
Mean dependent var
3.885259
Adjusted Rsquared S.E. of regression
0.699902
S.D. dependent var
0.460432
0.252231
Akaike info criterion
0.284017
Sum squared resid
2.926532
Schwarz criterion
0.772698
Log likelihood
5.479483
Hannan-Quinn criter.
0.475167
F-statistic
11.58479
Durbin-Watson stat
1.922649
Prob(F-statistic)
0.000000
116
Hasil Estimasi Random Effect Model Dependent Variable: LOGY Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 09/03/15 Time: 20:25 Sample: 2009 2014 Periods included: 6 Cross-sections included: 10 Total panel (balanced) observations: 60 Swamy and Arora estimator of component variances Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C LOGX1 LOGX2 LOGX3 LOGX4
1.500349 0.317229 0.087224 -0.218273 0.437055
0.332541 0.086024 0.056318 0.035742 0.075003
4.511766 3.687679 1.548774 -6.106896 5.827128
0.0000 0.0005 0.1272 0.0000 0.0000
Effects Specification S.D. Cross-section random Idiosyncratic random
0.000000 0.252231
Rho 0.0000 1.0000
Weighted Statistics R-squared Adjusted Rsquared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
0.747156 0.728767
Mean dependent var S.D. dependent var
3.885259 0.460432
0.239793 40.63130 0.000000
Sum squared resid Durbin-Watson stat
3.162547 1.985809
Unweighted Statistics R-squared Sum squared resid
0.747156 3.162547
Mean dependent var Durbin-Watson stat
3.885259 1.985809