PENGARUH DEBT FINANCING, EQUITY FINANCING DAN NON PERFORMING FINANCING TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH (Studi Kasus Pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2010-2015)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh: FEBRINA RIZKA ZAIBAH NIM: 1111046100006
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/ 2015 M i
ii
iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Febrina Rizka Zaibah
Nomor Induk Mahasiswa
: 1111046100006
Fakultas
: Syariah dan Hukum
Jurusan
: Muamalat/ Perbankan Syariah
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya: 1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan 2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain 3. Tidak menggunakan karya ilmiah orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa menyebut pemilik karya 4. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Jakarta, 1 September 2015 Yang menyatakan
Febrina Rizka Zaibah
iv
PENGARUH DEBT FINANCING, EQUITY FINANCING DAN NON PERFORMING FINANCING TERHADAP PROFITABILITAS PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa dan menguji pengaruh debt financing, equity financing, non performing financing terhadap profitabilitas perbankan syariah di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari www.bi.go.id dan www.ojk.go.id dengan menggunakan data statistik perbankan syariah dari tahun 2010 - April 2015. Dari data tersebut, mendominasinya pembiayaan non bagi hasil seperti murabahah dan istishna’ dan rendahnya pembiayaan dengan sistem bagi hasil seperti mudharabah dan musyarakah merupakan permasalahan menarik dan penting yang perlu dibahas dan diteliti pada perbankan syariah di Indonesia.Populasi dalam penelitian ini adalah perbankan syariah yang beroperasi di Indonesia. Data dianalisis menggunakan metode path analisis dengan menggunakan program software SPSS 22. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa (1) debt financing berpengaruh signifikan terhadap return on asset, (2) equity financing berpengaruh signifikan terhadap return on asset, (3) non performing financing berpengaruh signifikan terhadap return on asset, (4) dan return on equity berpengaruh terhadap return on asset. Kata Kunci: Debt financing, equity financing, non performing financing , return on equity dan return on asset bank syariah
v
THE INFLUENCE OF DEBT FINANCING, EQUITY FINANCING AND NON PERFORMING FINANCING TOWARDS PROFITABILITY ISLAMIC BANK INDONESIA. ABSTRACT This purpose research aimed to analyze and to examine the hypothesis about the influence of debt financing, equity financing and non performing financing towards profitability islamic bank in Indonesia. This study used secondary data obtained from www.bi.go.id and www.idx.com using islamic banking statistics of the year 2010 – April 2015. From the data, dominate the financing of non profit-sharing as murabahah and istishna’ and low financing with profit-sharing system as mudharabah and musyarakah is an interesting and important issues that need to be discussed and researched on islamic banking in Indonesia.Populasi in this study is Islamic banking operations in Indonesia. Data were analyzed using path analysis using SPSS 22 software program The results of this research indicate that (1) debt financing significantly influence to return on asset, (2) equity financing significantly influence to return on asset, (3) non performing financing significantly influence to return on asset, (4) dan return on equity significantly influence to return on assets.
Keywords: Debt financing, equity financing, non performing financing, return on equity and return on asset of Islamic bank
vi
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Debt Financing, Equity Financing dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia (Studi Kasus pada Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2010-2015)”. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, Sang Teladan yang telah membawa kita ke zaman kebaikan. Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus di selesaikan sebagai syarat guna meraih gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) di Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur Alhamdullilah penulis ucapkan atas kekuatan Allah SWT yang telah di anugerahkan. Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada: 1. Kedua orang tuaku tercinta Papa dan Mama, terima kasih atas segala kasih sayang, doa, perhatian dan bimbingannya agar nantinya penulis menjadi anak yang berguna bagi Nusa dan Bangsa 2. Bapak Dr. Asep Saepuddin Jahar, M.A, selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. vii
3. Bapak AM. Hasan Ali, M.A, selaku Ketua Jurusan Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak H. Abdurrauf, Lc., M.A, selaku Sekertaris Jurusan Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Ibu Ir. RR.Tini Anggraini, ST., M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah bersedia meluangkan waktunya,
memberikan pengarahan dan
bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas ilmu yang tidak terhingga yang telah diberikan selama ini, semoga segala kebaikan dan ketulusan yang Ibu berikan menjadi amal shaleh. 6. Seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Hukun Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat luas kepada penulis selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua. 7. Seluruh Staf Tata Usaha serta karyawan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu peneliti dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain. 8. Adam Rico Damori, Tryka Risa Ayu Adinda dan M. Rasyad Rizaldi. Abang dan adik-adikku yang telah menyemangati dan memberikan banyak motivasi serta do’a terbaiknya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 9. Achmad Syahrul Aminulloh yang selalu memberikan kasih sayangnya, mensupport dan membantu penulis dalam mengerjakan skripsi. viii
10. Mentari Faradiba, Putri Rizkia, Rika Pratiwi, Fanny Fatwati Putri, Sri Andriyani dan Syarifaeni Fahdiah yang selalu mendengarkan keluh kesah dan menemani penulis dalam mengerjakan skripsi. 11. Erawati Putri, Zazkia Amanda Azzahra, Rifa Rahmaniar, Hani Aqmarina dan Seluruh teman Muamalat/ Perbankan Syariah A temen seperjuangan yang selalu menemani penulis dalam mengerjakan skripsi. 12. Semua KKN Fajar Nusantara 13. Semua teman Muamalat/ Perbankan Syariah2011. 14. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini maih jauh dari sempurna di karenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, Oktober 2015
ix
DAFTAR ISI JUDUL.....................................................................................................................i LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING.......................................................ii LEMBAR PENGESAHAN MUNAQASYAH....................................................iii LEMBAR PERNYATAAN..................................................................................iv ABSTRAK..............................................................................................................v ABSTRACT............................................................................................................vi KATA PENGANTAR..........................................................................................vii DAFTAR ISI..........................................................................................................x DAFTAR TABEL................................................................................................xiii DAFTAR GAMBAR dan GRAFIK...................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1 A.
Latar Belakang .......................................................................................... 1
B.
Identifikasi Masalah .................................................................................. 9
C.
Batasan Masalah ..................................................................................... 10
D.
Rumusan Masalah ................................................................................... 10
E.
Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................ 11
F.
Review Studi Terdahulu .......................................................................... 13
G.
Sistematika Penulisan .............................................................................. 16
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 18 A.
Pembiayaan Bank Syariah ....................................................................... 18
B.
Tujuan Pembiayaan ................................................................................. 19
C.
Syarat-Syarat Pembiayaan ...................................................................... 20
D.
Debt Financing ....................................................................................... 24
E.
Equity Financing ..................................................................................... 27 x
F.
Non Performing Financing (NPF) ......................................................... ..31
G.
Tingkat Profitabilitas Bank Syariah ......................................................... 36 a.
Return on Equity ( ROE )……………………………...…………….....36
b.
Return on Assets (ROA)……………………..………………………....37
c.
Hubungan Antar Variabel ROE dan ROA……………………………..39
H.
Kerangka Pemikiran ................................................................................ 40
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 42 A.
Metode Penelitian.................................................................................... 42
B.
Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 42
C.
Populasi Penelitian .................................................................................. 43
D.
Metode Analisis Data .............................................................................. 44 a.
Variabel Endogen.……………………………………………………...45
b.
Variabel Eksogen…………………………………………….………...46
E.
Hipotesis ................................................................................................. 47
F.
Model – Model dalam Path Analysis ....................................................... 54 a.
Model Regresi Linier Berganda………………….………………….....54
b.
Model Mediasi,………………………..……….……………………....55
c.
Model gabungan antara regresi berganda dan mediasi ........................... 56
d.
Model Kompleks .................................................................................. 57
G.
Langkah Analisis Path ............................................................................ 59
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................... 62 A.
Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................. 62
B.
Analisis Deskriptif .................................................................................. 71
C.
Analisis Jalur ( Path Analysis) ................................................................. 81
1. Menguji dan Memaknai Sub-Struktur I ......................................................... 82 a.
Analisis Sub-Struktur I………………………………….…………..…82
b.
Hipotesis Sub-Struktur I………………………….………………...….82
c.
Koefisien Determinasi Struktur I……………………………………..83 xi
d.
Koefisien Jalur Persamaan…………………,,,……………………….85
2. Menguji dan Memaknai Sub-Struktur II…………………………..……..….86 a.
Analisis Sub-Struktur II……………..………………………………..86
b.
Hipotesis Sub-Struktur II……………………………………………..86
c.
Koefisien Determinasi Struktur II…………………..…….…………..87
d.
Koefisien Jalur Persamaan II..........................................................…..89
3. Perhitungan Pengaruh………………………………………………………107 a.
Pengaruh langsung…..………………………………………………108
b.
Pengaruh tidak langsung…………………………………………….108
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………….…..110 A. Kesimpulan…………………………………………………………….….110 B. Saran………………………………………………………………….…....111 DAFTAR PUSTAKA………...………………………………………….....112 LAMPIRAN………………………………………………………………...114
xii
DAFTAR TABEL 1) Tabel 1.1 Penyaluran Pembiayaan pada BUS dan UUS 2) Tabel 1.2 Review Studi Terdahulu 3) Tabel 2.1 Kesehatan NPF Bank Syariah 4) Tabel 3.1 Interpretasi Koefisien Nilai r 5) Tabel 4.1 Jumlah BUS dan UUS Perbankan Syariah di Indonesia 6) Tabel 4.2 Koefisien Determinasi Struktur I 7) Tabel 4.3 Koefisien Jalur Persamaan I 8) Tabel 4.4 Koefisien Jalur Persamaan II 9) Tabel 4.5 Koefisien Determinasi Struktur I 10) Tabel 4.6 Koefisien Jalur Persamaan II 11) Tabel 4.7 Koefisien Jalur DF ke ROE 12) Tabel 4.8 Koefisien Jalur EF ke ROE 13) Tabel 4.9Kofisien Jalur NPF ke ROE 14) Tabel 4.10 Analisis Varian ( Annova ) Struktur I 15) Tabel 4.11 Koefisien Jalur DF ke ROA 16) Tabel 4.12 Koefisien Jalur NPF ke ROA 17) Tabel 4.13 Koefisien Jalur ROE ke ROA 18) Tabel 4.14 Analisis Varian ( Annova ) Struktur II 19) Tabel 4.15 Koefisien Jalur 20) Tabel 4.16 Koefisien Korelasi 21) Tabel 4.17Perhitungan Pengaruh Langsung, Tidak Langsung dan Total
xiii
DAFTAR GAMBAR 1) Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 2) Gambar 3.1 Struktur Jalur I dan II 3) Gambar 3.2 Path Analysis Model Regresi Berganda 4) Gambar 3.3 Path Analysis Model Mediasi 5) Gambar3.4 Path Analysis Model Gabungan Antara Regresi Linier Berganda dengan Mediasi 6) Gambar 3.5 Path Analysis Model Kompleks 7) Gambar 4.1 Struktur Hubungan Kausal X1, X2, X3 dan Y ke Z 8) Gambar 4.2 Sub - Struktur 1 9) Gambar 4.3 Sub – Struktur II 10) Gambar 4.4 Struktur 1. 11) Gambar 4.5 Struktur II. Hubungan Kausal X1, X3 dan Y ke Z 12) Gambar 4.6 Hasil Struktur I dan II
DAFTAR GRAFIK
1) Grafik 4.1. Debt Financing 2) Grafik 4.2. Equity Financing 3) Grafik 4.3. Non Performing Financing 4) Grafik 4.4 Return on Equity 5) Grafik 4 5. Return on Asset
xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank adalah lembaga keuangan berfungsi sebagai intermediasi (financial intermediary) bagi masyarakat yang mempunyai dana berlebih (idle money) dengan masyarakat atau dunia usaha yang membutuhkan dana baik sebagai suatu bentuk pembiayaan maupun bentuk lain. Selain itu bank juga berfungsi bagi pembangunan perekenomian nasional (agent of development) dalam rangka meningkatkan pemerataan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional. Pada Pasal 1 ayat (2) UU No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.1 Jadi, bank mampu memobilisasi tabungan atau DPK dan menyalurkannya kepada pihak-pihak yang membutuhkan dalam bentuk pembiayaan atau kredit. Jika yang disalurkan merupakan kredit usaha maka akan meningkatkan investasi pada sektor riil dan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
1
Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah.
1
Undang-Undang No. 21 tahun 2008 telah memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya perbankan syariah di Indonesia. Bank syariah sebagai bank islam maka wajib memposisikan diri sebagai “uswatun hasanah” dalam implementasi moral dan etika bisnis yang benar atau melaksanakan aktivitas ekonomi sesuai dengan syariah. Tujuan pemerintah mendirikan bank syariah tidak hanya untuk memberi alternatif perbankan non-riba bagi masyarakat muslim, namun juga untuk mengembangkan sektor riil. Akan tetapi, perkembangan industri perbankan syariah sampai saat ini masih terbilang sangat lambat karena total aset yang dimiliki oleh perbankan syariah hingga Februari 2014 masih dibawah 5% dari total pangsa pasar perbankan pada umumnya.2 Skema produk perbankan syariah ada dua kategori kegiatan ekonomi, yaitu produksi dan distribusi. Kategori pertama difasilitasi melalui skema profit sharing (mudharabah) dan partnership (musyarakah), sedangkan kegiatan distribusi manfaat hasil-hasil produk dilakukan melalui skema jual beli (murabahah) dan sewa menyewa ( ijarah).3 Berdasarkan sifat tersebut, kegiatan lembaga keuangan dan bank syariah dapat dikategorikan sebagai investment banking dan merchant/commercial banking. Artinya, bank syariah dapat melakukan aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan investasi (sektor
2
http://www.republika.co.id Machmud, A., dan Rukmana, Bank Syariah. Teori, Kebijakan, dan Studi Emperis di Indonesia, Jakarta:Erlangga 2010),h. 7 3
2
riil) dan moneter. Pembiayaan di sektor riil dapat dilakukan dengan aktivitas pendanaan berbasis bagi hasil maupun dengan margin keuntungan untuk produk jual beli, sedangkan untuk sektor moneter, bank syariah melakukan aktivitas tabungan atau deposito dengan mekanisme bagi hasil. Produk penyaluran dana atau pembiayaan dalam bank syariah dapat dibedakan menjadi debt financing dan equity financing.4 Produk debt financing mendasarkan pembiayaan pada prinsip jual beli dan prinsip sewa. Pembiayaan dengan prinsip jual beli terdiri dari murabahah, salam dan istishna’. Pembiayaan dengan prinsip sewa terdiri dari ijarah yang dilandasi adanya perpindahan manfaat. Sedangkan produk equity financing dengan prinsip bagi hasil terdiri dari musyarakah dan mudharabah. Produk yang menonjol adalah prinsip jual beli dan sewa. Hal ini disebabkan oleh karena risiko debt financing lebih rendah dibandingkan dengan equity financing. Tabel 1.1 Penyaluran Pembiayaan pada BUS dan UUS (dalam juta Rp) (Tahun 2009-2013)5 Akad
2010 2011 2012
2013
2014
Ratarata
Debt
44.9
43.5
87.3
122.0
921,1
52.9
financing
4
Karim, A. A., 2005. Islamic Banking. Fiqh and Financial Analisys, ed 3. ( Jakarta: Raja Grafindo Persada 2010) hlm.97 5 Statistik Perbankan Syariah h. 30
3
Equity
23.2
29.2
33.4
44.0
48.27
24.4
financing Sumber : Statistik Perbankan Syariah, Desember 2014, diolah Berdasarkan tabel 1.1 Sejauh ini mayoritas portofolio pembiayaan bank syariah dan unit usaha syariah didominasi oleh debt financing (jual beli). Pada tabel 1.1 terlihat bahwa pangsa pembiayaan dengan skema equity financing (bagi hasil) jauh dibawah debt financing. Hingga akhir bulan Desember 2013 terjadi ketimpangan yang sangat terbesar, dimana pangsa pembiayaan mayoritas disalurkan pada debt financing mencapai 122.0 dalam juta Rp, sedangkan pangsa pembiayaan bagi hasil (equity financing) hanya sebesar mencapai 44.0 dalam juta Rp. Total pembiayaan dengan prinsip bagi hasil selalu lebih rendah dari total pembiayaan dengan prinsip jual beli. Hal tersebut merupakan sebuah fenomena yang menarik dan diharapkan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil lebih mendominasi karena pembiayaan dengan prinsip bagi hasil diharapkan lebih menggerakan sektor rill karena faktor capital (modal kerja) merupakan faktor yang aktif dalam pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu akumulasi capital sangat berperanan dalam proses pertumbuhan ekonomi serta menutup kemungkinan disalurkannya dana pada kepentingan konsumtif. Selain itu, pembiayaan usaha produktif dan pembiayaan bagi hasil juga bisa menanggulangi terjadinya krisis ekonomi. 4
Hal ini dikarenakan bank syariah adalah institusi keuangan yang berbasis aset (Assets-based) artinya, bank syariah bertransaksi berdasarkan aset riil dan bukan mengandalkan pada kertas kerja semata.6 Dalam operasional perbankan syariah, pihak bank lebih suka memberikan pembiayaan dalam bentuk debt financing dibandingkan equity financing
karena
pembiayaan
dengan
sistem
bagi
hasil
(equity
financing) memiliki risiko tinggi dalam hal kerugian yang dapat terjadi, hal tersebut
pembiayaan dengan skema profit loss sharing masih kurang
diminati oleh bank syariah relatif lebih berisiko karena tingkat return yang dihasilkan bisa saja positif atau negatif, tergantung pada hasil akhir bisnis yang dibiayai. 7 Maka, kendala internal perbankan syariah masih terdapat masalah seperti pemahaman akan esensi perbankan syariah yang masih kurang, adanya orientasi bisnis dan usaha yang lebih diutamakan, kualitas serta kuantitas sumber daya yang belum memadai, sikap aversion to effort serta aversion to risk. Sedangkan kendala eksternal karena karakter pembiayaan bagi hasil yang memerlukan tingkat kejujuran yang sangat tinggi dari pihak yang mendapatkan pembiayaan. Untuk mendapatkan keyakinan yang 6
Nursella dan Ferry Idroes, 2013, “ analisa perbandingan tingkat risiko pembiayaan murabahah dengan risiko pembiayaan bagi hasil pada perbankan syariah ( studi kasus UUS Bank X) 7
Khan, Tariqulla dan Ahmad 2001. Risk Management on Analysis of Issues in Islamic Financial Industry. Islamic Research and Training Institute : Islamic Depelopment Bank
5
memadai bahwa usaha yang akan dibiayai dengan sistem bagi hasil menguntungkan dan dalam kondisi bagus serta memiliki prospek yang bagus pula maka bank syariah harus melakukan penelitian yang cermat dan membutuhkan biaya yang tidak kecil. Inilah yang membuat bank syariah belum berani berekspansi dalam pembiayaan bagi hasil (equity financing). Faktor yang menjadi sumber pendapatan utama bank syariah sampai saat ini adalah aset produktif dalam bentuk pembiayaan, jadi semakin banyak dana yang bisa disalurkan dalam pembiayaan berarti semakin tinggi earning assets, artinya dana yang dihimpun dari masyarakat dapat disalurkan dalam bentuk pembiayaan yang produktif sehingga tidak banyak asset yang menganggur. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemberian pembiayaan merupakan aktifitas terbesar sekaligus juga mempunyai risiko terbesar (high risk high return), maka pemberian pembiayaan harus adanya manajemen risiko yang ketat. Salah satu rasio keuangan yang berkaitan dengan risiko kredit adalah Non Performing Financing (NPF). Rasio Non Performing Financing pada bank syariah dan Non Performing Loan pada bank konvesional karena pada bank syariah tidak mengenal adanya pinjaman (kredit) tetapi menggunakan istilah pembiayaan. Non Performing Financing adalah perbandingan antara total pembiayaan bermasalah dengan total pembiayaan yang diberikan kepada debitur. Mengingat ketidakpastian bank syariah dalam kolektabilitas 6
pembiayaan yang lebih tinggi dibanding bank konvensional terutama pada sistem profit loss sharing dan efek sistemik pembiayaan bermasalah bank terhadap perekonomian, maka perlu diteliti apakah pemilihan kebijakan pembiayaan, penetapan margin dan kondisi ekonomi memiliki pengaruh terhadap rasio NPF perbankan syariah. Jadi, NPF mencerminkan risiko pembiayaan, semakin kecil NPF semakin kecil pula risiko pembiayaan yang ditanggung oleh bank syariah dan sebaliknya, jika risiko kredit yang ditanggung bank semakin tinggi, profitabilitas akan menurun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa NPF berpengaruh negatif terhadap ROA. Sebagai lembaga yang penting dalam perekonomian, maka perlu adanya pengawasan kinerja yang baik oleh regulator perbakan. Salah satu indikator untuk menilai kinerja keuangan suatu bank adalah melihat tingkat profitabilitasnya. Hal ini terkait sejauh mana bank menjalankan usahanya secara efisien. Semakin tinggi profitabilitas suatu bank, maka semakin baik pula kinerja bank tersebut. Profitabilitas perbankan syariah di Indonesia tercermin pada Return on Equity dan Return on Assets. Tujuan utama operasional bank adalah mencapai tingkat profitabilitas yang maksimal. Profitabilitas bank adalah suatu kemampuan bank untuk
7
memperoleh laba yang dinyatakan dalam persentase.8 Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas adalah ROE dan ROA. Penggunaan Return On Equity sebagai indikator dari tingkat profitabilitas bank syariah karena dapat mengetahui kemampuan manajemen dalam mengelola capital yang tersedia untuk menghasilkan net income. Return On Equity mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan. 9 Return On Equity mengukur berapa presentase laba bersih terhadap total ekuitas yang ada di perusahaan tersebut. Sedangkan, ROA bertujuan untuk mengukur manajemen bank dalam memperoleh laba secara keseluruhan. ROA penting bagi bank karena digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan mamanfaatkan aktiva yang dimilikinya dan merupakan rasio antara laba sesudah pajak terhadap total aset. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank, dan semakin baik posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.10 Jadi jika suatu perusahaan mempunyai ROE atau ROA yang tinggi maka
perusahaan
tersebut
berpeluang
besar
dalam
meningkatkan
pertumbuhan. Tetapi jika total aktiva yang digunakan perusahaan tidak 8
Malayu S.P. Hasibuan, Dasar-dasar Perbankan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h.27. Sawir, A. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan.( Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama 2001 ) h.20 10 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Jakarta, Ghalia Indonesia, 2009), h.118. 9
8
memberikan laba maka perusahaan akan mengalami kerugian dan akan menghambat pertumbuhan. Menurut ketentuan Bank Indonesia, standar yang paling baik untuk Return On Assets dalam ukuran bank-bank Indonesia minimal 1,25%. Oleh karena itu, berdasarkan permasalahan-permasalahan yang diuraikan diatas, penulis merasa penting untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Tingkat Debt Financing, Equity Financing, Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia (Studi Kasus Pada Perbankan Syariah Indonesia Tahun 20102015)” B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah diperlukan untuk memaparkan permasalahan yang ada pada objek yang akan diteliti sebelum dibuat pembatasan dan perumusannya, antara lain: 1.
Bagaimana perkembangan penyaluran debt financing dan equity financing pada Perbankan Syariah di Indonesia
2.
Bagaimana Perbankan Syariah dapat
menghasilkan profitabilitas yang
maksimal melalui debt financing dan equity financing . 3.
Apakah debt financing (murabahah dan istishna’) memiliki memiliki NPF yang tinggi pada Perbankan Syariah Indonesia.
9
4.
Apakah equity financing (mudharabah dan musyarakah) memiliki NPF yang tinggi pada Perbankan Syariah Indonesia.
5.
Apakah return on assets yang diperoleh dari debt financing lebih besar daripada equity financing pada Perbankan Syariah Indonesia.
C. Batasan Masalah Untuk memfokuskan penulisan dan memudahkan analisa, maka penulis perlu membuat batasan-batasan masalah. Batasan-batasan dalam penulisan ini adalah: 1.
Hanya menggunakan data debt financing (komposisi pembiayaan murabahah,
istisnha’),
equity
financing
(komposisi
pembiayaan
mudharabah, musyarakah). 2.
Menggunakan data rasio NPF, ROE dan ROA
3.
Data yang digunakan adalah data dengan jangka wktu dari tahun 2010 sampai April 2015 pada perbankan syariah di Indonesia.
D. Rumusan Masalah Adapun secara spesifik rumusan masalah yang akan diteliti dan dikaji dalam penelitian ini adalah: 1.
Apakah Debt Financing ( DF ), Equity Financing ( EF ) dan Non Performing Financing (NPF) secara parsial berpengaruh terhadap Return on Equity 10
(ROE)? 2.
Apakah Debt Financing (DF), Equity Financing (EF), dan Non Performing Financing (NPF) secara simultan berpengaruh terhadap Return on Equity (ROE) ?
3.
Apakah Debt Financing ( DF ), Non Performing Financing (NPF), Return on Equity (ROE) secara parsial berpengaruh terhadap Return on Assets ( ROA )?
4.
Apakah Debt Financing (DF), Non Performing Financing (NPF) dan Return on Equity (ROE) secara simultan berpengaruh terhadap Return on Assets (ROA)?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan yang ingin dicapai penulis adalah : 1. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Debt Financing (DF) Debt Financing ( DF ), Equity Financing ( EF ) dan Non Performing Financing (NPF) secara parsial berpengaruh terhadap Return on Equity (ROE). 2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Debt Financing ( DF ), Equity Financing ( EF ) dan Non Performing Financing (NPF) secara simultan berpengaruh terhadap Return on Equity (ROE).
11
3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Debt Financing (DF), Non Performing Financing (NPF) dan Return on Equity (ROE) secara parsial terhadap Return on Asset (ROA). 4. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Debt Financing (DF), Non Performing Financing (NPF) dan Return on Equity (ROE) secara simultan terhadap Return on Assets (ROA). Adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan berkaitan dengan Return
on
Assets
pada
bank
syariah
beserta
variabel
yang
mempengaruhinya adalah sebagai berikut: 1. Menambah wawasan, pengetahuan dan pemahaman bagi penulis khususnya, dan memberikan gambaran bagi masyarakat tentang pembiayaan diperbankan syariah. 2. Bagi perbankan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi bank-bank di Indonesia, khususnya bank syariah dalam usaha meningkatkan profitabilitas melalui pembiayaan. 3. Bagi Program Studi Muamalat/ Akademisi, hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah khazanah ilmu pengetahuan, melengkapi informasi yang berharga khususnya dalam pemberian pembiayaan. 4. Menjadi masukan dan saran bagi para praktisi, akademisi dalam penelitian selanjutnya. Sehingga dapat dijadikan sebagai bahan studi komparasi bagi penelitiaan yang lain 12
F. Review Studi Terdahulu Dalam penelitian atau pembuatan skripsi, terkadang ada tema yang berkaitan dengan penelitian yang dijalankan sekalipun arah tujuan yang diteliti berbeda. Dari penelitian ini, peneliti menemukan beberapa sumber kajian lain yang telah lebih dahulu membahas terkait analisis penyaluran pembiayaan terhadap Return on Assets : Tabel 1.2 Review Studi Terdahulu NO
Nama Penulis/Judul/Tahun 1. 1 Pamungkas Aji Prasetyo dan M. Burhan . /Identifikasi Faktor yang Mempengaruhi rendahnya Pembiayaan Bagi Hasil Perbankan Syariah (Studi Kasus Bank Syariah BRI Cabang Malang) / Jurnal Ilmiah / Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Brawijaya, 2012 2. Siti Zahara, Islahuddin, dan Said Musnadi Pengaruh Debt Financing dan Equity Financing terhadap Kinerja Keuangan Bank
Substansi
Perbedaan dengan penulis
Pada penelitian ini dapat diketahui bahwa pembiayaan bagi hasil harus dilihat secara proporsional oleh semua stakeholders tahapanpertumbuhan bank syariah, termasuk regulator dalam mengeluarkan kebijakan, aspek kesesuaian dengan prinsip syariah. Metode kualitatif Pada penelitian ini pengaruh debt financing dan equity financing terhadap kinerja keuangan bank syariah sebesar
Penulis menggunakan penelitian dengan metode kuantitatif dengan melihat komposisi pembiayaan yang disalurkan perbankan syariah terhadap profabilitas perbankan syariah di Indonesia dengan Rasio ROE dan ROA.
Variabel dependen kinerja bank syariah variabel independennya debt financing dan equity financing, sedangkan penulis profabilitas (ROE dan ROA)sebagai 13
3.
4
5
Syariah periode 20062010 (studi pada bank syariahyang beroperasi di Indonesia)/ jurnal akuntansi Volume 3, No.1 Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh , 2014 Muhammad Dika Hidayat/ Pengaruh Debt Financing dan Equity Financing terhadap Profit Expense Ratio Perbankan Syariah ( padaBMI dan BSM/ Jurnal Ekonomi Syariah/ Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang 2012 Aris Sukamto/ Pengaruh Debt Financing dan Equity Financing terhadap Profit Expense Ratio Bank Bank Umum Syariah/ Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2010 Reysha Utami/ Pengaruh Tingkat Debt Financing dan Equity Financing terhadap Profit Expense Ratio Bank Syariah Mandiri (BSM)/ Fakultas
11,9% yang artinya masih faktor lain banyak faktor lain yang mempengaruhi kinerja keuangan bank. Metode analisis regresi. Pada penelitian ini debt financing dan equity financing berpengaruh signifikan terhadap profit expense ratio. Metode analisis regresi.
variabel dependen dan debt financing, equity financing, NPF sebagai variable independen
Pada penelitian ini debt financing dan equity financing berpengaruh signifikan terhadap profit expense ratio. Metode analisis regresi.
Variabel dependen profit expense ratio dan variabel independen debt financing dan equity financing sedangkan penulis rasio profitabilitas sebagai variabel dependen dan debt financing, equity financing, NPF sebagai variable independen
Pada penelitian ini analisis regresi debt financing dan equity financing terhadap profit expense ratio. enggunakan uji t dan uji F Berdasarkan
Variabel dependen profit expense ratio dan variabel independen debt financing dan equity financing sedangkan penulis rasio profitabilitas sebagai variabel dependen dan debt financing, equity
Variabel dependen profit expense ratio dan variabel independen debt financing dan equity financing sedangkan penulis Profabilitas bank syariah di Indonesia sebagai variabel dependen dan debt financing, equity financing, NPF sebagai variabel independen
14
6
7
8
Ekonomi Universitas analisis regresi, Gunadarma,2012 dapat disimpulkan, secara parsial penelitian ini juga Arna Suryani/ Analisis terbukti bahwa debt Debt Financing dan financing lebih Equity Financing mendominasi equity terhadap Profit Expense financing sehingga Ratio pada Perbankan bank syariah mandiri Syariah Jambi Periode belum cukup berani 2003-2010/ Jurnal melakukan ekspansi Ilmiah Vol.11 N0.3 equity finacing. Universitas Batanghari Metode analisis Jambi 2011 regresi. Pada penelitian ini Reza Lutfi/ Pengaruh debt financing dan NPF Equity Financing equity financing dan NPF Debt berpengaruh Financing Terhadap signifikan terhadap Profitabilitas Bank profitabilitas Bank Syariah/ Fakultas Syariah. Metode Ekonomi dan Bisnis analisis regresi. Universitas Padjadjaran Bandung, 2007 Ghina Adilla Yudha, Nunung Nurhayati/ Pengaruh Debt Financing dan Equity Financing terhadap Return on Assets Bank Umum Syariah diKota Bandung/ Jurnal ilmiah Akuntansi Universitas Islam Bandung 2014
Pada penelitian menunjukkan bahwa debt financing dan equity financing berpengaru h signifikan positif terhadap return on Assets bank umum syariah. Metode analisis regresi.
financing, NPF variable independen
sebagai
Variabel dependen profit expense ratio dan variabel independen debt financing dan equity financing sedangkan penulis rasio profitabilitas sebagai variabel dependen dan debt financing, equity financing, NPF sebagai variabel independen
Variabel dependen Profitabilitas dan Variabel independen NPF Equity Financing dan NPF Debt Financing sedangkan penulis rasio profitabilitas sebagai variabel dependen dan debt financing, equity financing, NPF sebagai variable independen Variabel dependen ROA dan variabel independen debt financing dan equity financing sedangkan penulis rasio profitabilitas sebagai variabel dependen dan debt financing, equity financing, NPF sebagai variable independen
15
G. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan penelitian ini merujuk pada Buku Pedoman Penulisan Skripsi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Syariah dan Hukum tahun 2012. Untuk mengetahui gambaran secara keseluruhan isi penulisan dalam penelitian ini, penyusun menguraikan secara singkat sebagai berikut: BAB I: PENDAHULUAN Pada bab ini penulis menguraikan tentang masalah-masalah yang akan diteliti, yakni mengenai latar belakang masalah yang akan diteliti, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu dan sistematika penulisan. BAB II: LANDASAN TEORI Pada bab ini diuraikan tentang Pembiayaan Bank Syariah, Debt Financing, Equity Financing, Non Performing Financing, Return on Equity, Return on Assets dan Kerangka teori. BAB III: METODE PENELITIAN Pada bab ini dikemukakan data penelitian dan metode yang digunakan untuk melakukan penelitian dan hipotesis penelitian. BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dikemukakan tentang analisis data, pengujian hipotesis serta analisis hasil penelitian. 16
BAB V. PENUTUP Pada bab ini dikemukakan tentang kesimpulan dari pembahasan dan saransaran yang dikemukakan dari pembahasan.
17
BAB II
LANDASAN TEORI A. Pembiayaan Bank Syariah Pembiayaan adalah kegiatan penyediaan dana untuk investasi atau kerjasama permodalan antara koperasi dengan anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya, yang mewajibkan penerima pembiayaan itu untuk melunasi pokok pembiayaan yang diterima kepada pihak koperasi sesuai akad disertai dengan pembayaran sejumlah bagi hasil dan pendapatan atau laba dari kegiatan yang dibiayai atau penggunaan dana pembiayaan tersebut.11 Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dengan imbalan atau hasil. Perbedaan antara kredit yang diberikan oleh bank konvensional dengan pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah adalah terletak pada keuntungan, bagi bank konvensional keuntungan diperoleh melalui bunga. Sedangkan bagi bank berdasarkan prinsip syariah melalui bagi hasil dan perbeaan lainnya terdiri dari analisis pemberian pembiayaan beserta persyaratannya. 11
Kementrian Koperasi UKM RI, Petunjuk Teknis Program Pembiayaan Produktif Koperasi dan Usaha Mikro (P3KUM) pola syariah (Jakarta, 2007)h.4
18
Pembiayaan dalam perbankan syariah atau istilah teknisnya aktiva produktif, menurut ketentuan Bank Indonesia adalah penanaman dana bank syariah baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan, piutang, qardh, surat berharga syariah, penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan kontijensi pada rekening administrative serta Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI).12 B. Tujuan Pembiayaan Pada dasarnya terdapat dua fungsi yang saling berkaitan dari pembiayaan, yaitu: 1.
Profitability, yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari pembiayaan
berupa keuntungan yang diraih dari bagi hasil yang diperoleh dari usaha yang dikelola bersama nasabah. Oleh karena itu, bank hanya akan menyalurkan pembiayaan kepada usaha- usaha nasabah yang diyakini mampu dan mau mengembalikan pembiayaan yang telah diterimanya.
2.
Safety, keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus
benar-benar terjamin sehingga tujuan profitability dapat benar-benar tercapai tanpa hambatan yang berarti. Oleh karena itu, dengan keamanan ini dimaksudkan agar prestasi yang diberikan dalam bentuk modal, barang atau
12
Peraturan Bank Indonesia No. 5/7/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003
19
jasa itu betul-betul terjamin pengembaliannya sehingga keuntungan (profitability) yang diharapkan dapat menjadi kenyataan. 13
C. Syarat-Syarat Pembiayaan Ada beberapa syarat-syarat penilaian pembiayaan yang sering dilakukan yaitu dengan analisis 5 C, analsis 7 P dan studi kelayakan. Kedua syarat ini 5 C dirinci lebih lanjut dalam syarat 7 P dan di dalam 7 P. Syarat pemberian pembiayaan dengan analisis 5 C penbiayaan dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Character behaviour (karakter akhlaknya) Karakter ini dapat dilihat dari interaksi kehidupan keluarga dan para tetangganya. Untuk mengetahui lebih dalam adalah dengan bertanya kepada tokoh masyarakat setempat maupun para tetangga tentang karakter/akhlaknya dari si calon penerima pembiayaan. 2. Condition of economy (kondisi usaha) Usaha yang dijalankan calon anggota pembiayaan harus baik, dalam arti mampu mencukupi kehidupan hidup keluarganya, menutupi biaya operasi usaha dan kelebihan dari hasil usaha dapat menjadi penambah modal usaha untuk berkembang. Apalagi kelak mendapat pembiayaan
13
Rivai dan Veithzal, Islamic Financial Management, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008, hal.5
20
dari koperasi syariah maka usaha tersebut dapat tumbuh lebih baik dan akhirnya mampu untuk melunasi kewajibannya. 3. Capacity (kemampuan manajerial) Calon anggota pembiayaan mempunyai kemampuan manajerial, handal dan tangguh dalam menjalankan usaha. Biasanya seorang wiraswasta sudah dapat mengatasi permasalahan yang mungkin timbul dari usahanya apabila sudah berjalan minimal dua tahun. Oleh karena itu kebijakan yang berlaku dikoperasi syariah sebaiknya apabila calon anggota pembiayaan tersebut belum menjalankan usaha sejenis minimal dua tahun maka tidak dapat diproses permohonan pembiayaannya. 4. Capital (modal) Calon anggota pembiayaan harus mampu mengatur keuangannya dengan baik. Pengusaha harus dapat menyisihkan sebagian usahanya untuk menambah modal sehingga skala usahanya dapat ditingkatkan. Satu hal yang perlu diwaspadai adalah apabila usaha calon anggota pembiayaan yang sebagian besar terstruktur permodalannya berasal dari luar (bukan modal sendiri) maka hal ini akan menimbulkan kerawanan pembiayaan bermasalah. 5. Collateral (jaminan) Petugas pembiayaan harus dapat menganalisis usaha calon anggota pembiayaan diman sumber utama pelunasan pembiayaan nantinya 21
dibayarkan
dari
hasil
keuntungan
usahanya.
Untuk
mengatasi
kemungkinan sulitnya pembayaran kembali kepada bank syariah maka perlu dikenakan jaminan. Pertama sebagai pengganti pelunasan pembiayaan apabila nasabah sudah tidak mampu lagi. Namun demikian bank syariah tidak dapat langsung mengambil alih jaminan tersebut, tetapi memberikan tangguh atau tenggang waktu untuk mencari alternative lain yang disepakati bersama dengan anggotanya melakukan tindakan wanprestasi. Sedangkan penilaian dengan 7 P pembiayaan adalah sebagai berikut: 1. Personality Menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya seharihari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah. Personality hampir sama dengan character dari 5 C. 2. Party Mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta serta karakternya. Sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas pembiayaan yang berbeda pula dari bank. Pembiayaan untuk pengusaha yang kuat modalnya, baik dari segi jumlah bunga dan persyaratan lainnya. 22
3. Perpose Untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil pembiayaan, termasuk jenis kredit yang diingkan nasabah. Tujuan pengambilan pembiayaan, pembiayaan bermacam-macam apakah tujuan untuk konsumtif atau tujuan produktif atau tujuan untuk perdagangan. 4. Prospect Untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas pembiayaan yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi akan tetapi juga nasabah. 5. Payment Merupakan
ukuran
bagaimana
cara
nasabah
mengembalikan
pembiayaan yang telah diambil atau dari sumber mana saja dan untuk pengembalian pembiayaan yang diperolehnya. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik. Sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh sektor lain. 6. Profitability Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode apaka akan tetap sama
23
atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan pembiayaan yang akan diperolehnya dari bank. 7. Protection Tujuannya adalah bagaimana menjaga pembiayaan yang dikucurkan oleh bank namun melalui suatu perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi. D. Debt Financing Lembaga keuangan terutama perbankan syariah mendapatkan keuntungan dari pemberian pembiayaan kepada nasabah, baik dalam bentuk debt financing maupun equity financing. Debt financing merupakan pembiayaan dengan prinsip jual beli ada dua yaitu3: 1. Pengertian Murabahah Pembiayaan murabahah merupakan salah satu prinsip jual beli yang dijalankan bank syariah tanpa mengenal riba. Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati14. Dalam PSAK 102 Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (marjin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Akad ini merupakan salah satu bentuk natural certainty contracts, karena dalam murabahah ditentukan berapa required rate of profit . 14
Antonio, M.S., 2007. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik hal. 101
24
Jadi, murabahah adalah suatu penjualan barang seharga barang tersebut ditambah keuntungan yang disepakati. Bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan. Murabahah umumnya dapat diterapkan pada produk pembiayaan untuk pembelian barang-barang investasi, baik domestik maupun luar negeri, seperti melalui letter of credit (L/C). Kalangan perbankan syariah di Indonesia banyak menggunakan murabahah secara berkelanjutan (roll over/evergreen) seperti untuk modal kerja, padahal sebenarnya murabahah adalah kontrak jangka pendek dengan sekali akad (one short deal). Murabahah tidak tepat diterapkan untuk modal kerja. Hal ini mengingat prinsip murabahah memiliki fleksibilitas yang sangat tinggi. a. Syarat- syarat murabahah Adapun syarat dalam akad murabahah yaitu: 1) Para pihak a. Berwenang secara hukum b. Ridha atau rela atau suka sama suka 2) Obyek a. Ada secara fisik b. Memiliki kepemilikan yang jelas c. Bukan barang haram 25
d. Harga e. Tidak berubah selama masa perjanjian f. Merupakan kesepakatan 2. Pengertian Istishna’ Dalam kamus Bahasa Arab Istishna’ berarti minta membuat (sesuatu).15 Istishna’ ialah kontrak / transaksi yang ditandatangani bersama antara pemesan dengan produsen untuk pembuatan suatu jenis barang tertentu atau suatu perjanjian jual beli dimana barang yang akan diperjual-belikan belum ada.16 Secara umum akad jual-beli Istishna’ yang dipraktekkan dalam bermuamalah ada dua macam, yaitu jual-beli Istishna’ dan Istishna’ paralel. Perbedaan pada keduanya yaitu terletak pada penggunaan subkontraktor, yakni bisa saja pembeli mengizinkan pembuat menggunakan sub-kontraktor untuk melaksanakan kontrak tersebut. Dengan demikian, pembuat dapat membua kontrak Istishna’ kedua untuk memenuhi kewajibannya pada kontrak pertama. Kontrak baru ini yang kemudian dikenal dengan Istishna’ paralel. 17 a. Syarat-syarat dan Rukun Istishna’
15
Syarifuddin Anwar, Kamus al-Misbah: Arab-Indonesia, (Surabaya: Bina Iman, t.th.), h.258
16
Moh. Rifai, Konsep Perbankan Syariah, (Semarang: Wicaksana, 2002), hal.73 M. Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2003), Cet. Ke-1, h. 41 17
26
Sedangkan syarat istishna’ adalah: a. Pihak yang berakad b. Produsen/pembuat (shani’) c. Pemesan/pembeli (mustashni’). d. Mashnu’ (Barang/objek pesanan) e. Harga jual (tsaman) Adapun rukun Istishna’ adalah: 1. Produsen/ pembuat (shani’) 2. Pemesan/pembeli (mustashni’) 3. Proyek/Usaha/Barang/Jasa (mashnu’) 4. Harga (tsaman) 5. Shigat (Ijab qabul) E. Equity Financing Equity Financing (bagi hasil) adalah akad kerja sama antara bank sebagai pemilik modal dan nasabah sebagai pengelola modal untuk memperoleh keuntungan dan membagi keuntungan yang diperoleh berdasarkan nisbah yang disepakati. Pembiayaan dengan sistem bagi hasil ada macam berdasarkan prinsip mudharabah dan prinsip musyarakah. Pembiayaan Bagi hasil menurut syariah diperbolehkan sebab Rasulullah telah melakukan bagi hasil, beliau mengelola modal dari Siti Khadijah
27
sewaktu beniaga ke Syam. Sistem bagi hasil ini dalam prakteknya ada dua yaitu : 1. Pengertian Musyarakah Musyarakah atau syirkah yaitu suatu perjanjian usaha antara dua atau beberapa pemilik modal untuk menyertakan modalnya pada suatu proyek dimana masing-masing pihak mempunyai hak untuk ikut serta, mewakilkan atau menggugurkan haknya dalam proyek 18. Musyarakah juga dapat diartikan penyertaan atau equity participation yang artinya akad kerja sama usaha patungan antara dua pihak atau lebih pemilik modal untuk membiayai suatu jenis usaha patungan antara dua pihak atau lebih pemilik modal untuk membiayai suatu jenis usaha dimana pendapatan keuntungan dibagi sesuai nisbah yang telah disepakati. Musyarakah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan risiko berdasarkan porsi kontribusi dana (psak 106, prgf 4). a. Jenis Musyarakah 1. Musyarakah permanen adalah bagian dana setiap mitra ditentukan sesuai akad dan jumlahnya tetap hingga akhir masa akad. 18
Ahmad Ghazali, Serba Serbi Kredit Syariah Jangan Ada Bunga di Antara kita, (Jakarta: PT EIF X Media Komputindo Kelompok Gramedia, 2005),h. 29
28
2. Musyarakah menurun (musyarakah mutanaqisha) adalah bagian dana mitra akan dialihkan secara bertahap kepada mitra lainnya sehingga bagian dananya akan menurun dan pada akhir masa akad mitra lain tersebut akan menjadi pemilik penuh usaha tersebut. b. Rukun dan Syarat Musyarakah Adapun rukun dari akad musyarakah yaitu: 1. Pemodal 2. Pengelola 3. Modal 4. Nisbah keuntungan 5. Sighat atau akad Sedangkan syarat dalam akad musyarakah yaitu: 1. Pemodal dan pengelola merupakan orang yang cakap hukum 2. Sighat penawaran dan penerimaan (ijab dan qabul) harus diucapkan oleh kedua belah pihak guna menunjukkan kemauan mereka untuk menyempurnakan kontrak. 3. Modal harus berbentuk uang tunai yang jelas jumlahnya. 2. Mudharabah a. Pengertian Mudharabah
29
Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak, dimana pihak pertama sebagai pemilik modal dan pihak kedua sebagai pengelola modal, sedangkan keuntungan dibagi kedua belah pihak sesuai dengan kesepakatan yang tertuang dalam perjanjian 19. Mudharabah yaitu tenaga kerja dan pemilik modal bergabung bersama-sama sebagai mitra usaha untuk kerja 20. Ia lebih menyoroti adanya kesejajaran antara pemilik modal dan pemilik tenaga untuk digabungkan melakukan usaha, karena itu mudharabah
dapat
menyelesaikan pertentangan antara tenaga kerja dan majikan. Jadi, hal-hal pokok yang terdapat murabahah adalah: adanya pemilik modal (bank), adanya orang yang punya kapabiliti untuk usaha dan butuh modal, adanya kerjasama dan kesepakatan untuk usaha mencari keuntungan, keuntungan dibagi para pihak sesuai perjanjian, pemilik dana (bank) menanggung kerugianyang tidak disebabkan oleh pengelola, asalkan modal tidak berkurang. a. Jenis Mudharabah a. Mudharabah muthlaqah adalah mudharabah dimana pemilik dana memberikan kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaan dan investasinya. 19
M. Syafi’i Antonio. 2001. Bank Syariah dari Teori Kepraktek, Jakarta: Gema Insani.
Hlm.95 20
M. Abdul Mannan. 1993. Islamic Economic, Theory and Practice. Diterjemahkan oleh M. Nastangin Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf. Hlm. 167
30
b. Mudharabah muqayyadah adalah mudharabah dimana pemilik dana memberikan batasan kepada pengelola dana, antara lain mengenai tempat, cara dan atau obyek investasi. c. Mudharabah musytarakah adalah bentuk mudharabah dimana pengelola dana menyertakan modal atau dananya dalam kerjasama investasi. F.
Non Performing Financing (NPF) Salah satu resiko yang sering dihadapi oleh bank adalah resiko tidak terbayarnya pembiayaan yang telah diberikan
atau sering
disebut resiko pembiayaan. Resiko pembiayaan umumnya timbul dari berbagai pembiayaan yang masuk dalam kategori bermasalah atau non performing financing. NPF adalah pembiayaan bermasalah atau tidak perform yang disebabkan oleh faktor manajemen/ pengelolaan, kondisi ekonomi, maupun faktor-faktor lain. Pembiayaan bermasalah adalah suatu kondisi pembiayaan, dimana ada suatu penyimpangan utama dalam pembayaran kembali pembiayaan yang menyebabkan kelambatan dalam pengembalian atau diperlukan tindakan yuridis dalam pengembalian atau kemungkinan potensial loss.
31
Faktor penyebab munculnya NPF adalah default payment (kegagalan pembayaran yang dilakukan debitur kepada pemilik dana (kreditur). NPF jika tidak diantisipasi dengan manajemen pengelolaan pembiayaan
yang
optimal
dengan
menerapkan
kehati-hatian
dijabarkan dalam bentuk seleksi secara seksama terhadap calon debitur. a. Kategori pembiayaan bermasalah Pembiayaan menurut kualitasnya pada hakikatnya didasarkan atau risiko kemungkinan menurut lembaga keuangan syariah terhadap kondisi dan kepatuhan nasabah dalam memenuhi kewajibankewajiban untuk membayar bagi hasil, mengangsur serta melunasi pinjamannnya kepada bank. Jadi unsur utama dalam menentukan kualitas tersebut oleh waktu pembayaran bagi hasil, pembayaran angsuran, maupun pelunasan pokok pinjaman. Ketidak lancaran nasabah membayar angsuran maupun bagi hasil/profit margin pembiayaan menyebabkan adanya kolektibilitas pembiayaan, secara umum kolektibilitas pembiayaan dikategorikan menjadi lima macam, yaitu:
1. Lancar atau kolektibilitas 1 32
Pembiayaan yang digolongkan ke dalam pembiayaan lancar apabila memenuhi kriteria antara lain: a. Pembayaran angsuran pokok dan atau bagi hasil tepat waktu; b. Memiliki mutasi rekening yang aktif; atau c. Bagian dari kredit yang dijamin dengan jaminan tunai (cash collateral). 2. Dalam perhatian khusus atau kolektibilitas 2 Pembiayaan yang digolongkan ke dalam pembiayaan perhatian khusus apabila memenuhi kriteria antara lain: a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau pembiayaan yang belum melampui 90 hari; atau b. Kadang kadang terjadi cerukan; c. Mutasi rekening relatif aktif; atau d. Jarang terjadi pelanggaran terhadp kontrak yang diperjanjikan; atau e. Didukung oleh pinjaman baru. 3. Kurang lancar atau kolektibilitas 3 Pembiayaan yang digolongkan kurang lancar apabila memenuhi kriteria antara lain: a.
Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bagi hasil yang telah melampui 90 hari; atau
b. Sering terjadi cerukan; atau 33
c. Frekuensi mutasi rekening relatif rendah; atau d. Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih dari 90 hari; atau e. Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi nasabah; atau f. Dokumentasi pinjaman yang lemah 4. Diragukan atau kolektibilitas 4 Pembiayaan yang digolongkan ke dalam pembiayaan diragukan apabila memenuhi kriteria antara lain: a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui seratus delapan puluh hari; atau b. Terjadi cerukan yang bersifat permanen;atau c. Terjadi wanprestasi lebih dari seratus delapan puluh hari; d. Terjadi kapitalisasi bagi hasil; atau e. Dokumentasi hukum yang lemah, baik untuk perjanjian pembiayaan maupun pengikatan jaminan. 5. Macet atau koektibilitas 5 Pembiayaan yang digolongkan ke dalam pembiayaan macet apabila memenuhi kriteria antara lain: a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bagi hasil yang telah melampaui 270 hari; atau b. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru; atau 34
c. Dari segi hukum maupun kondisi pasar , jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai wajar.21 Rasio NPF ditujukan untuk mengukur tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi bank syariah. Dimana semakin tinggi rasio ini menunjukkan kualitas pembiayaan bank syari’ah semakin buruk. Nilai rasio ini kemudian dibandingkan dengan kriteria kesehatan NPF bank syari’ah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia seperti yang tertera dalam Tabel 2.1 Kesehatan NPF Bank Syariah No. Nilai NPF
Predikat
1
NPF = 2%
Sehat
2
2%
NPF
5%
Sehat
3
5%
NPF
8%
Cukup sehat
4
8%
NPF
12%
Kurang Sehat
5
NPF
12%
Tidak Sehat
Sumber: SE BI No 9/24/Dpbs Tanggal 30 Oktober 2007 Demikian juga Bank Indonesia menginstruksi Non Performing Financing dalam laporan tahunan perbankan nasional sesuai SE BI No. 9/24/Dpbs Tanggal 30 Oktober 2007 tentang sistem penilaian 21
Veithzal Rivai dan Andria Permata Veithzal, credit management handbook: teori, konsep, prosedur, dan aplikasi panduan praktis mahasiswa, bankir dan nasabah, hal 42-47
35
kesehatan bank berdasarkan prinsip syari’ah yang dirumuskan sebagai berikut: NPF =
x 100%
G. Tingkat Profitabilitas Bank Syariah Tingkat profitabilitas bank syariah merupakan suatu kualitas yang dinilai berdasarkan keadaan/ kemampuan suatu bank syariah dalam menghasilkan laba. Selain itu merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan manajemen yang akan memberikan jawaban akhir tentang efektivitas manajemen perusahaan. Metode perhitungan profitabilitas perusahaan dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu: Operating Income Ratio, Operating Ratio, Net Profit Margin, Return On Investment, Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Return On Sales. a. Return on Equity ( ROE ) ROE merupakan rasio yang biasanya dipakai untuk mengukur kinerja keuangan bank. Rasio ini berfungsi untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola capital yang ada untuk mendapatkan net income. 22 Dari pandangan pemilik, ROE merupakan
ukuran
yang
lebih
penting
karena
mereflesikan
kepentingan kepemilikan mereka.23 Jika dikaitkan dengan keuntungan 22 23
Kasmir, Manajemen Perbankan (Jakarta: Rajawali Pers, 010), h.298 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, h.67
36
bisnis syariah dalam ekonomi dapat dilihat dari sisi teori bahwa perusahaan sekarang ini menekankan pemaksimalan laba untuk pemegang saham. 24 Jadi Return on Equity merupakan indikator yang amat penting bagi pemilik saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran dividen. “apabila terjdi kenaikan rasio, berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bank bersangkutan.25 Rumus yang digunakan adalah: ROE =
x 100%
Pada umumnya ROE menunjukan keuntungan yang akan dinikmati oleh pemegang saham. Adanya pertumbuhan ROE menunjukan prospek perusahaan yang semakin baik. b. Return on Assets (ROA) ROA adalah
rasio
yang
digunakan untuk
keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan
mengukur aktiva.
Dengan kata lain, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas assets dalam memperoleh keuntungan bersih. Pembiayaan merupakan pendapatan bank dari segi penggunaan assets. Pembiayaan merupakan pendapatan bank dari sisi assets
24 25
Veithzal Rivai, dkk, Bank and Financial Institution Management, h.747 ibid
37
disebabkan bank syariah dalam menyalurkan dana pihak ketiga menggunakan pendekatan assets allocation approach dimana pengelompokkan sumber dana pihak ketiga baik itu tabungan, giro, dan deposito dibedakan jenis dan karakteristiknya. Return on Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh laba (keuntungan) secara keseluruhan. Semakain besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. Return on Assets merupakan perbandingan antara laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Return on Assets (ROA) yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi, perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan. Sebalikanya apabila return on assets yang negatif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan, perusahaan mendapatkan kerugian. Jadi, jika suatu bank mempunyai ROA yang tinggi maka bank tersebut berpeluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan. Tetapi jika 38
total aktiva yang digunakan bank tidak memberikan laba maka bank
akan
mengalami
kerugian
dan
akan
menghambat
pertumbuhan. Return on Assets (ROA) merupakan perbandingan antara laba bersih sebelum pajak dibagi dengan total aktiva. Rumus ini digunakan
untuk
mengukur
seberapa
efektif
perusahaan
memanfaatkan sumber ekonomi yang berupa total aktiva untuk menciptakan keuntungan. Rumus yang digunakan adalah : Return on Assets (ROA):
x 100%
c. Hubungan Antar Variabel ROE dan ROA Pengukuran dengan ROA menunjukan kemampuan dari modal yang
diinvestasikan
dalam
keseluruhan
aktiva
dalam
menghasilkan laba. ROA adalah rasio keuntungan bersih pajak yang juga berarti suatu ukuran untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari asset yang dimiliki perusahaan. ROA yang negatif disebabkan laba perusahaan dalam kondisi negatif atau rugi. Laba perusahaan itu sendiri dapat diukur melalui ROE perusahaan. Karena ROE mempunyai hubungan positif dengan perubahan laba. ROE digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan
didalam
menghasilkan
keuntungan
dengan 39
memanfaatkan ekuitas yang dimilikinya. ROE merupakan rasio antara laba setelah degan total ekuitas. H. Kerangka Pemikiran Pendapatan bank Syariah diperoleh dari pembiayaan yang diberikan kepada nasabah, baik dengan prinsip jual beli, sewa, bagi hasil maupun syirkah. Pembiayaan dapat dilakukan oleh perbankan syariah baik dengan menggunakan prinsip debt financing maupun equity financing. Pembiayaan akan dapat dilakukan dengan maksimal apabila jumlah modal yang tersedia cukup, ditambah dengan dana pihak ketiga yang diamanahkan kepada bank, baik dalam bentuk giro, deposito maupun tabungan.
40
Kerangka Pemikiran Gambar 2.1 Pengaruh Tingkat Debt Financing, Equity Financing dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas pada Perbankan Syariah di Indonesia periode tahun 2010 sampai April 2015
Teori Pembiayaan dan Teori Profitabilitas
Debt Financing (X1)
Equity Financing (X2)
Return on Equity
Return on Assets
(Y)
(Z)
Non Performing Financing (X3)
AnalisisJalur
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran 41
BAB III
METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan suatu metode. Dengan demikian, metode penelitian ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian. Untuk memperoleh data-data yang digunakan penulis akan mengkaji Perbankan Syariah Indonesia dengan metode kuantitatif yaitu penulis melakukan
pendekatan-pendekatan
terhadap
kajian
empiris
untuk
mengumpulkan, menganalisa, dan menampilkan data dalam bentuk numerik daripada naratif. B. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian penjelasan (explanatory research ) yaitu bagaimana variabel-variabel yang diteliti itu menjelaskan objek yang diteliti melalui data yang terkumpul. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah:
42
1. Debt Financing (DF) data pembiayaan ini diperoleh dari statistik perbankan syariah yang diambil dari komposisi pembiayaan murabahah dan istishna’pada tahun 2010 sampai April 2015. 2. Equity Financing (EF) data pembiayaan ini diperoleh dari satistik perbankan syariah yang diambil dari komposisi pembiayaan mudharabah dan musyarakah tahun 2010 sampai April 2015. 3. Non Performing Financing (NPF) data penelitian ini diperoleh dari statistik perbankan syariah yang diambil dari tahun 2010 sampai April 2015 dengan menggunakan data NPF Perbankan Syariah di Indonesia. 4. Return on Equity (ROE) data penelitian ini diambil dari tahun 2010 sampai April 2015 dengan menggunakan data ROE Perbankan Syariah di Indonesia. 5. Return on Assets (ROA) data penelitian ini diambil dari tahun 2010 sampai April 2015 dengan menggunakan data ROA Perbankan Syariah di Indonesia. C. Populasi Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yang beroperasi di Indonesia. Data penelitian menggunakan: 1. Data Sekunder
43
Data sekunder merupakan data yang dapat diperoleh dari pihak lain (sudah tersedia) atau diperoleh dari berbagai sumber, baik sumber internal maupun eksternal. a. Laporan Keuangan Bank Syariah tentang penyaluran pembiayaan yang dipublikasikan oleh BI dan OJK b. Daftar rasio keuangan yang dipublikasikan oleh BI dan OJK. 2. Library Research Merupakan teknik pengumpulan data yang dilengkapi pula dengan membaca dan mempelajari serta menganalisis literatur yang bersumber dari buku-buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk mendapat landasan teori dan konsep yang tersusun. Peneliti melakukan penelitian dengan membaca, mengutip bahan-bahan yang berkenaan dengan penelitian. D. Metode Analisis Data Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama tahun 1920-an oleh seorang ahli genetika yaitu Sewaal Wright. Model path analysis digunakan untuk menganalisis pola hubungan antara variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen).
44
Analisis jalur merupakan pengembangan
dari analisis regresi,
sehingga analisis regresi dapat dikatakan sebagai bentuk khusus dari analisis jalur ( regression is special case of path analysis ). Analisis jalur digunakan untuk melukiskan dan menguji model hubungan antara variabel yang berbentuk sebab akibat (bukan hubungan interaktif). Dengan demikian dalam model hubungan antar variabel tersebut variabel eksogen (exogeneus), dan variabel dependen yang disebut variabel endogen (endogeneus)26. Analsis jalur merupakan pengembangan dari model regresi yang digunakan untuk menguji kesesuaian (fit) dari matrik korelasi dari dua atau lebih model yang dibandingkan oleh si peneliti. Model biasanya digambarkan dengan lingkaran dan anak panah yang menunjukkan hubungan kausalitas. Regresi dilakukan untuk setiap variabel model dibandingkan dengan matrik korelasi hasil observasi variabel dan nilai goodness-of-fit dihitung. Model terbaik dipilih berdasarkan goodness-of-fit.27 Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya sebagai berikut: a. Variabel Endogen Variabel endogen (endogenous variable) yaitu variabel yang menjadi pusat perhatian dalam penelitian atau variabel yang
26
Prof. Sugiyono. Metode dan Penelitian Bisnis. Alfabeta hal. 297 Dr. Imam Ghozali , M.Com,Akt . Modeel Persamaaan Struktural Konsep dan Aplikasi dengan Program Amos 16.0 .Badan Penerbit Undiphal.21 27
45
ditentukan didalam model dan diamati variasinya. Adapun variabel yang menjadi variabel endogen dalam penelitian ini yaitu Return on Equity (Y) dan Return on Assets (Z). b. Variabel Eksogen Variabel eksogen (exogenous variable) adalah variabel yang secara bebas berpengaruh terhadap variabel endogen dalam suatu model. Adapun variabel yang menjadi variabel eksogen dalam penelitian ini yaitu Debt Financing (X1), Equity Financing (X2), Non Performing Financing (X3). Melalui analisis jalur ini akan ditemukan jalur mana yang paling tepat dan singkat suatu variabel independen menuju variabel dependen. Penggunaan analisis jalur dalam analisis data penelitian didasarkan pada beberapa asumsi berikut, yaitu: 1) Hubungan antar variabel yang akan dianalisis berbentuk linear , aditif dan kausal. 2) Variabel-variabel residual tidak berkorelasi dengan variabel yang mendahuluinya, dan juga tidak berkorelasi dengan variabel lain. 3) Dalam model hubungan variabel hanya terdapat jalur kausal/ sebab – akibat searah 46
4) Data setiap variabel yang dianalisis adalah data interval yang berasal dari sumber yang sama. E. Hipotesis Hipotesis adalah suatu pernyataan yang sifatnya masih sementara atau peryataan berdasarkan pada pengetahuan tertentu yang masih lemah dan harus dibuktikan kebenarannya. Dengan demikian hipotesis merupakan dugaan sementara yang nantinya akan diuji dan dibuktikan kebenarannya melalui analisa data. 1. Uji Hipotesis Penelitian Model 1 a. Pengujian Hipotesis Model 1 Secara Keseluruhan Dalam pengujian secara keseluruhan ini akan diuji secara simultan seberapa besar pengaruh variabel Debt Fiancing (X1), Equity Financing (X2), Non Performing Financing (X3) terhadap Return on Equity (Y) sehingga menghasilkan rumusan sebagai berikut: 1. H0 : Debt Financing tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity Ha : Debt Financing berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity 2. H0 : Equity Financing tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity 47
Ha : Equity Financing berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity 3. H0 : Non Performing Financing tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity Ha : Non Performing Financing berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity 4. H0 : Debt Financing, Equity Financing dan Non Performing Financing tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity Ha : Debt Financing, Equity Financing dan Non Performing Financing berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity Dari rumusan hipotesis diatas, maka diketahui persamaan struktural model 1 nilai pengaruh ρ dari variabel independen terhadap variabel dependen diperoleh dari nilai beta ( β ) pada analisis yang dilakukan sehingga membentuk struktur persamaan model 1 seperti dibawah ini: Y = ρx1y X1 + ρx2y X2 + ρx3y X3 + ρy ε1 2. Pengujian Hipotesis Penelitian Model 2 a. Pengujian Model 2 Secara Keseluruhan Dalam pengujian secara keseluruhan akan diuji secara simultan seberapa besar pengaruh variabel Debt Fiancing (X1), Equity 48
Financing (X2), Non Performing Financing (X3) terhadap Return on Assets (Y2). Sehingga menghasilkan rumusan hipotesis sebagai berikut : 5. H0 : Debt Financing tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Assets Ha : Debt Financing berpengaruh signifikan terhadap Return on Assets 6. H0 : Non Performing Financing tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Assets Ha : Non Performing Financing berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity 7. H0 : Return on Equity tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Assets Ha : Return on Equity berpengaruh signifikan terhadap Return on Equity 8. H0 : Debt Financing, Non Performing Financing dan Return on Equity tidak berpengaruh signifikan terhadap Return on Assets Ha : Debt Financing, Non Performing Financing dan Return on Equity berpengaruh signifikan terhadap Return on Assets Dari rumusan hipotesis tersebut diatas, maka diketahui persamaan struktural model 2 dengan nilai pengaruh ρ variabel independen 49
terhadap variabel dependen diperoleh dari nilai beta (β) pada analisis regresi yang dilakukan sehingga membentuk dasar atau acuan struktur persamaan model 2 seperti dibawah ini Z = ρx1z X1 + ρx3z X3 + ρyz Y + ρz ε2 Gambar 3.1 Struktur Jalur I dan II 7. Keahlian (X1) berpengaruh terhadap skeptisisme profesionditor Debt FinancingY) (X1) Ha8 : ρyx2 ≠ 0 Return on Return on Equity Assetss(Z) Equity (Y) Financing (X2) (X3) berpengaruh terhadap skeptisisme profesional (Y) 8. Etika Ha9: ρyx3 ≠ Non Performing Financing (X3) Keterangan: Pyx1 : Standarized coefficients, koefesien jalur pengaruh langsung X1 terhadap Y Pyx2 : Standarized coeffecients, koefesien jalur pengaruh langsung X2 terhadap Y Pyx3 : Standarized coeffecients, koefesien jalur pengaruh langsung X3 terhadap Y Pzx1 : Standarized coeffecients, koefesien jalur pengaruh langsung X1 terhadap Z Pzx3 : Standarized coeffecients, koefesien jalur pengaruh langsung X3 terhadap Z PzY : Standarized coeffecients, koefesien jalur pengaruh langsung Y terhadap Z PyE1 : Besarnya pengaruh variable lain 50
PyE2 : Besarnya pengaruh variable lain X1 : Variabel eksogen debt financing X2 : Variabel eksogen equity financing X3 : Variabel eksogen non performing finanving Y : Variabel intervening return on equity Z : Variabel endogen return on Assets Hubungan langsung terjadi jika satu variabel mempengaruhi variabel lainnya tanpa ada variabel ketiga yang memediasi(intervening) hubungan kedua variabel tadi. Hubungan tidak langsungadalah jika ada variabel ketiga yang memediasi hubungan kedua variabel ini. Kemudian pada setiap variabel dependen (endogen variable) akan ada anak panah yang menuju variabel ini dan ini berfungsi untuk menjelaskan jumlah varians yang tidak dapat dijelaskan (unexplained variance)oleh variabel itu.28 Berdasarkan diagram jalur diatas dibuat persamaan struktural: Persamaan 1 Y = ρx1y X1 + ρx2y X2 + ρx3y X3 + ρz ε1 Persamaan 2 Z = ρx1z X1 + ρx2z X2 + ρYz Y + ρz ε2 a. Koefesien determinasi
28
Ghozali. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: BP Undip h.211
51
N
Koefesien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa
jauh kemampuan variabel independen terhadap variabel dependen serta seberapa besar pengaruh dari faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian. Nilai koefesien dterminasi (R2) adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemempuan- kemampuan variabel independen dalam menjalankan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang hampir mendekati satu berarti variabel variabeln independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk mempredi variabel- variabel dependen.29 Dalam penentuan pengaruh variabel penelitian secara keseluruhan didapat nilai koefesien jalur dari penjumlahan variabel eksogen terhadap variabel endogen. Koefesien jalur adalah koefesien regresi yang distandarkan yaitu koefesien regresi yang dihitung dari basis data yang telah diset dalam angka
baku.
Koefesien jalur
yang distandarkan
(standarized path
coeffecients) ini digunakan untuk menjelaskan besarnya pengaruh variabel bebas (eksogen) terhadap variabel lain yang diberlakukan sebagai variabel terikat. b. Uji Korelasi
29
Ghozali. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: BP Undip: 97
52
Dalam metode analisis jalur untuk mengetaui derajat hubungan antar variabel bebas ( independent) dengan variabel terikat (dependent) Untuk menafsirkan angka, digunakan kriteria korelasi yaitu30: Tabel 3.1 Interpretasi Koefisien Nilai r Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0.80- 1,00
Sangat kuat
0.60- 0.799
Kuat
0.40-0.599
Cukup Kuat
0.20-0.399
Rendah
0.00- 0.199
Sangat Rendah
c. Uji Statsistik t Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik t dengan kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: 1. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05
maka Ho diterima dan Ha ditolak,
artinya tidak signifikan. 30
Ridwan dan Kuncoro. Path Analysis. Alfabeta hal. 62
53
2. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig atau (0,05
maka Ho ditolak dan Ha diterima,
artinya signifikan. d. Uji Statistik F Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama sama terhadap variabel dependen. Untuk pengujian secara keseluruhan dapat dilihat dari tabel anova yang nantinya akan diperoleh nilai F dan didapat hasil probabilitas (sig). Jika nilai sig 0,05,maka keputusannya adalah H0 ditolak dan Ha diterima artinya signifikan.31 F. Model – Model dalam Path Analysis Berikut ini model-model yang terdapat pada path analisis:32 a. Model Regresi Linier Berganda Model regresi berganda ini sebenarnya merupakan pengembangan dari teknik analisis regresi linier berganda dengan menggunakan lebih dari satu variabel independen exogenous, yaitu X1 dan X2 dengan satu variabel dependen endogenous Y. Model tersebut mempunyai diagram jalur seperti di bawah ini: 31 32
Ghozali. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: BP Undip: 98 Sarwono. Analisis Jalur Untuk Riset Bisnis, Edisi 5 hal. 6-7.
54
Gambar 3.2 Path Analysis Model Regresi Berganda Dimana: X1 adalah variabel independen exogenous pertama X2 adalah variabel independen exogenous kedua Y adalah variabel dependen endogenous
b. Model Mediasi, Model kedua path analysis ini adalah model mediasi atau perantara (intervening variable) dimana kehadiran variabel Y sebagai variabel perantara akan mengubah pengaruh variabel X terhadap variabel Z. Pengaruh ini dapat menurun ataupun meningkat. Model kedua ini diagram jalurnya seperti di bawah ini:
55
Gambar 3.3 Path Analysis Model Mediasi Dimana: X adalah variabel independen exogenous Y adalah variabel endogenous perantara Z adalah variabel dependen endogenous c. Model gabungan antara regresi berganda dan mediasi Model ketiga dalam path anlysis merupakan penggabungan antara model regresi linier berganda dengan model mediasi, yaitu variabel X berpengaruh terhadap variabel Z secara langsung (direct effect) dan secara tidak langsung (indirect effect) mempengaruhi juga variabel Z melalui variabel perantara Y. Dalam model ini dapat diterangkan sebagai berikut 1. Variabel X berfungsi sebagai variabel independen exogenous terhadap variabel Y dan Z 2. Variabel Y mempunyai dua fungsi:
56
Fungsi pertama ialah sebagai variabel endogenous terhadap variabel exogenous X
Fungsi kedua ialah sebagai variabel endogenous perantara untuk pengaruh X terhadap Z melalui Y
Variabel Z merupakan variabel dependen endogenous. Model ini mempunyai diagram jalur seperti di bawah ini:
Gambar3.4 Path Analysis Model Gabungan Antara Regresi Linier Berganda dengan Mediasi Dimana: X adalah variabel independen exogenous Y adalah variabel endogenous dan sebagai variabel perantara Z adalah variabel dependen endogenous d. Model Kompleks Model keempat dalam path analysis ini merupakan model yang kompleks, yaitu variabel X1 secara langsung mempengaruhi Y2 dan 57
melalui variabel X2 secara tidak langsung mempengaruhi Y2, sementara itu variabel Y2 juga dipengaruhi oleh variabel Y. Dalam model ini dapat diterangkan sebagai berikut: 1. Variabel X1 berfungsi sebagai variabel independen exogenous 2. Variabel X2 mempunyai dua fungsi:
Fungsi pertama ialah sebagai variabel endogenous terhadap variabel exogenous X1
Fungsi kedua ialah sebagai variabel endogenous perantara untuk melihat pengaruh X1 terhadap Y2 melalui X2
3. Variabel Y2 merupakan variabel dependen endogenous 4. Variabel Y merupakan variabel independen exogenous Model ini mempunyai diagram jalur seperti di bawah ini:
Gambar 3.5 Path Analysis Model Kompleks
Dimana: 58
X1 adalah variabel independen exogenous X2 adalah variabel endogenous dan sebagai variabel perantara Yadalah variabel independen exogenous Y2 adalah variabel endogenous G. Langkah Analisis Path Proses analisis path mencakup beberapa langkahyang harus dilakukan yaitu: a. Konseptual Model Tahap ini berhubungan dengan pengembangan hipotesis berdasarkan teori sebagai dasar dalam menghubungkan variabel eksogen dengan variabel eksogen lainnya, dan juga dengan variabel endogen. Teori dalam konseptualisasi model bukan hanya berasal dari akademisi, tetapi juga dapat berasal dari pengalaman dan praktek yang diperoleh dari para praktisi. Pada tahap konseptualisasi model mengharuskan dua hal yang dilakukan. Pertama, hubungan hipotesis antara variabel eksogen harus ditentukan. Tahap pengembangan model ini berfokus pada model struktural dan harus mempresentasikan variabel eksogen yang relavan terhadap model. Kedua, menentukan hubungan arah ( positif atau negatif ) dan jumlah hubungan antara variabel exogeneous dan variabel endogeneous yang sesuai dengan kajian teori dan hasil penelitian. 59
b. Penyusunan Diagram Jalur Model path diagram merupakan representasi grafis mengenai bagaimana beberapa variabel pada suatu model berhubungan satu sama lain, yang memberikan pandangan menyeluruh mengenai struktur model. Representasi grafis membantu kita dalam memahami hipotesis yang telah dibentuk c. Validitas Model Terdapat dua indikator validitas model di dalam anlisis jalur yaitu koefisien determinasi total dan theory trimming. 1) Koefisien determinasi total. Total keragaman data yang dapat dijelaskan oleh model. 2) Theory trimming Uji validasi koefiisen jalur pada setiap jalur untuk pengaruh langsung adalah sama dengan pada analisis regresi, menggunakan nilai p (p-value) dari uji t yaitu pengujian koefisien regresi variabel yang dibakukan secara parsial. Berdasarkan theory trimming , maka jalur yang non signifikan dibuang sehingga diperoleh model yang didukung oleh data empiris kecuali model tertentu yang didukung oleh data empiris d. Penilaian Model Interprestasi hasil analisis langkah terakhir di dalam analisis jalur adalah melakukan interprestasi hasil analisis yaitu menentukan jalur-jalur 60
pengaruh yang signifikan dan mengidentifikasi jalur yang pengaruhnya lebih kuat yaitu dengan membandingkan besarya koefisien jalur yang terstandar. Dalam analisis jalur di samping ada pengaruh langsung juga terdapat pengaruh tidak langsung dan pengaruh total. Koefisien beta dinamakan koefisien jalur
yang merupakan pengaruh langsung,
sedangkan pengaruh tidak langsung dilakukan dengan mengalikan koefisien beta dari variabel yang dilalui. Pengaruh total dihitung dengan menjumlahkan pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung.
61
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini menggunakan obyek penelitian Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) di Indonesia. Pengembangan sistem perbankan syariah di Indonesia dilakukan dalam kerangka dualbanking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka Arsitektur Perbankan Indonesia (API), untuk menghadirkan alternatif jasa perbankan yang semakin lengkap kepada masyarakat Indonesia. Secara bersamasama, sistem perbankan syariah dan perbankan konvensional secara sinergis mendukung mobilisasi dana masyarakat secara lebih luas untuk meningkatkan kemampuan pembiayaan bagi sektor-sektor perekonomian nasional. Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil memberikan alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan bagi masyarakat dan bank, serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, dan menghindari kegiatan spekulatif dalam bertransaksi keuangan. Dengan menyediakan beragam produk serta layanan jasa perbankan yang beragam 62
dengan skema keuangan yang lebih bervariatif, perbankan syariah menjadi alternatif sistem perbankan yang kredibel dan dapat dinimati oleh seluruh golongan masyarakat Indonesia tanpa terkecuali. Dalam konteks pengelolaan perekonomian makro, meluasnya penggunaan berbagai produk dan instrumen keuangan syariah akan dapat merekatkan hubungan antara sektor keuangan dengan sektor riil serta menciptakan harmonisasi di antara kedua sektor tersebut. Semakin meluasnya penggunaan produk dan instrumen syariah disamping akan mendukung kegiatan keuangan dan bisnis masyarakat juga akan mengurangi transaksi-transaksi yang bersifat
spekulatif, sehingga
mendukung stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan, yang pada gilirannya akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pencapaian kestabilan harga jangka menengah-panjang. Dengan telah diberlakukannya Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka pengembangan industri perbankan syariah nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan akan mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat lagi. Dengan progres perkembangannya yang impresif, yang mencapai rata-rata pertumbuhan aset lebih dari 65% pertahun dalam lima tahun terakhir, maka diharapkan peran industri perbankan syariah dalam mendukung perekonomian nasional akan semakin signifikan. 63
Kebijakan
Pengembangan
Perbankan
Syariah
di
Indonesia
Untuk memberikan pedoman bagi stakeholders perbankan syariah dan meletakkan
posisi
serta
cara
pandang
Bank
Indonesia
dalam
mengembangkan perbankan syariah di Indonesia, selanjutnya Bank Indonesia pada tahun 2002 telah menerbitkan “Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia”. Dalam penyusunannya, berbagai aspek telah dipertimbangkan secara komprehensif, antara lain kondisi aktual industri perbankan syariah nasional beserta perangkat-perangkat terkait, trend perkembangan industri perbankan syariah di dunia internasional dan perkembangan sistem keuangan syariah nasional yang mulai mewujud, serta tak terlepas dari kerangka sistem keuangan yang bersifat lebih makro seperti Arsitektur Perbankan Indonesia (API) dan Arsitektur Sistem Keuangan Indonesia (ASKI) maupun international best practices yang dirumuskan lembaga-lembaga keuangan syariah internasional, seperti IFSB (Islamic Financial Services Board), AAOIFI dan IIFM. Pengembangan perbankan syariah diarahkan untuk memberikan kemaslahatan terbesar bagi masyarakat dan berkontribusi secara optimal bagi perekonomian nasional. Oleh karena itu, maka arah pengembangan perbankan syariah nasional selalu mengacu kepada rencana-rencana strategis lainnya, seperti Arsitektur Perbankan Indonesia (API), Arsitektur 64
Sistem Keuangan Indonesia (ASKI), serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN). Dengan demikian upaya pengembangan perbankan syariah merupakan bagian dan kegiatan yang mendukung pencapaian rencana strategis dalam skala yang lebih besar pada tingkat nasional. “Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia” memuat visi, misi dan sasaran pengembangan perbankan syariah serta sekumpulan inisiatif strategis dengan prioritas yang jelas untuk menjawab tantangan utama dan mencapai sasaran dalam kurun waktu 10 tahun ke depan, yaitu pencapaian pangsa pasar perbankan syariah yang signifikan melalui pendalaman peran perbankan syariah dalam aktivitas keuangan nasional, regional dan internasional, dalam kondisi mulai terbentuknya integrasi dgn sektor keuangan syariah lainnya. Dalam jangka pendek, perbankan syariah nasional lebih diarahkan pada pelayanan pasar domestik yang potensinya masih sangat besar. Dengan kata lain, perbankan Syariah nasional harus sanggup untuk menjadi pemain domestik akan tetapi memiliki kualitas layanan dan kinerja yang bertaraf internasional. Pada akhirnya, sistem perbankan syariah yang ingin diwujudkan oleh Bank Indonesia adalah perbankan syariah yang modern, yang bersifat 65
universal, terbuka bagi seluruh masyarakat Indonesia tanpa terkecuali. Sebuah sistem perbankan yang menghadirkan bentuk-bentuk aplikatif dari konsep ekonomi syariah yang dirumuskan secara bijaksana, dalam konteks kekinian permasalahan yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia, dan dengan tetap memperhatikan kondisi sosio-kultural di dalam mana bangsa ini menuliskan perjalanan sejarahnya. Hanya dengan cara demikian, maka upaya pengembangan sistem perbankan syariah akan senantiasa dilihat dan diterima oleh segenap masyarakat Indonesia sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan negeri. Grand
Strategy
Pengembangan
Pasar
Perbankan
Syariah
Sebagai langkah konkrit upaya pengembangan perbankan syariah di Indonesia, maka Bank Indonesia telah merumuskan sebuah Grand Strategi Pengembangan Pasar Perbankan Syariah, sebagai strategi komprehensif pengembangan pasar yg meliputi aspek-aspek strategis, yaitu: Penetapan visi 2010 sebagai industri perbankan syariah terkemuka di ASEAN, pembentukan citra baru perbankan syariah nasional yang bersifat inklusif dan universal, pemetaan pasar secara lebih akurat, pengembangan produk yang lebih beragam, peningkatan layanan, serta strategi komunikasi baru yang memposisikan perbankan syariah lebih dari sekedar bank.
66
Selanjutnya berbagai program konkrit telah dan akan dilakukan sebagai tahap implementasi dari grand strategy pengembangan pasar keuangan perbankan syariah, antara lain adalah sebagai berikut: 1. Menerapkan visi baru pengembangan perbankan syariah pada fase I tahun 2008 membangun pemahaman perbankan syariah sebagai Beyond Banking, dengan pencapaian target Assets sebesar Rp.50 triliun dan pertumbuhan industri sebesar 40%, fase II tahun 2009 menjadikan perbankan syariah Indonesia sebagai perbankan syariah paling atraktif di ASEAN, dengan pencapaian target Assets sebesar Rp.87 triliun dan pertumbuhan industri sebesar 75%. Fase III tahun 2010 menjadikan perbankan syariah Indonesia sebagai perbankan syariah terkemuka di ASEAN, dengan pencapaian target Assets sebesar Rp.124 triliun dan pertumbuhan industri sebesar 81%. 2. Program pencitraan baru perbankan syariah yang meliputi aspek positioning, differentiation, dan branding. Positioning baru bank syariah sebagai perbankan yang saling menguntungkan kedua belah pihak, aspek diferensiasi dengan keunggulan kompetitif dengan produk dan skema yang beragam, transparans, kompeten dalam keuangan dan beretika, teknologi informasi yang selalu up-date dan user friendly, serta adanya ahli investasi keuangan syariah yang memadai. Sedangkan pada aspek
67
branding adalah “bank syariah lebih dari sekedar bank atau beyond banking”. 3. Program pemetaan baru secara lebih akurat terhadap potensi pasar perbankan syariah yang secara umum mengarahkan pelayanan jasa bank syariah sebagai layanan universal atau bank bagi semua lapisan masyarakat dan semua segmen sesuai dengan strategi masing-masing bank syariah. 4.
Program pengembangan produk yang diarahkan kepada variasi
produk yang beragam yang didukung oleh keunikan value yang ditawarkan (saling menguntungkan) dan dukungan jaringan kantor yang luas dan penggunaan standar nama produk yang mudah dipahami. 5. Program peningkatan kualitas layanan yang didukung oleh SDM yang kompeten dan penyediaan teknologi informasi yang mampu memenuhi kebutuhan dan kepuasan nasabah serta mampu mengkomunikasikan produk dan jasa bank syariah kepada nasabah secara benar dan jelas, dengan tetap memenuhi prinsip syariah; dan 6. Program sosialisasi dan edukasi masyarakat secara lebih luas dan efisien melalui berbagai sarana komunikasi langsung, maupun tidak langsung (media cetak, elektronik, online/web-site), yang bertujuan untuk
68
memberikan pemahaman tentang kemanfaatan produk serta jasa perbankan syariah yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.33
Tabel 4.1 Jumlah BUS dan UUS Perbankan Syariah di Indonesia BANK UMUM SYARIAH (BUS)
UNIT USAHA SYARIAH (UUS)
1. PT Bank Syariah Mandiri
1. PT. Bank Danamon
2. PT. Bank Syariah Muamalat
2. PT. Bank Permata
Indonesia
3. PT. Bank Internasional
3. PT Bank Syariah BNI
Indonesia (BII)
4. PT Bank Syariah BRI
4. PT. CIMB Niaga
5. PT. Bank Syariah Mega
5. HSBC, Ltd.
Indonesia
6. PT. Bank DKI
6. PT Bank Jabar dan Banten
7. BPD DIY
7. PT Bank Panin Syariah
8. BPD Jawa Tengah (Jateng)
8. PT Bank Syariah Bukopin
9. BPD Jawa Timur (Jatim)
9. PT Bank Victoria Syariah
10. BPD Banda Aceh
10. PT BCA Syariah
11. BPD Sumatera Utara (Sumut)
11. PT Maybank Indonesia Syariah
12. BPD Sumatera Barat (Sumbar) 13. BPD Riau
33
www.bi.go.id
69
14. BPD Sumatera Selatan (Sumsel) 15. BPD Kalimantan Selatan (Kalsel) 16. BPD Kalimantan Barat (Kalbar) 17. BPD Kalimantan Timur (Kaltim) 18. BPD Sulawesi Selatan (Sulsel) 19. BPD Nusa Tenggara Barat (NTB) 20. PT. BTN 21. PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) 22. PT. OCBC NISP 23. PT. Bank Sinarmas 24. BPD Jambi
70
B. Analisis Deskriptif Pengelolaan data pada skripsi ini dilakukan menggunakan sofware Microsoft Excel 2007 dan SPSS 22 untuk dapat mengoalah data dan memperoleh hasil dari variabel-variabel yang diteliti, yaitu terdiri dari variabel eksogen: debt financing (DF), equity financing (EF), non performing financing (NPF) dan Return on Equity (ROE). Sedangkan variabel endogen: Return on Assets (ROA). a. Analisis Deskriptif Debt Financing Pembiayaan yang dilakukan bank syariah dimana tingkat keuntungan bank ditentukan di depan dan menjadi bagian dari harga atas barang yang dijual. Produk yang termasuk dalam debt financing adalah murabahah dan istishna’. Data DF yang digunakan dalam penelitian ini adalah komposisi pembiayaan murabahah dan istisnha’ perbulan pada Perbankan Syariah Indonesia
Indonesia periode 2010 sampai April 2015. DF tersebut
diperoleh dari hasil penjumlahan komposisi pembiayaan murabahah dan istisnha’ kemudian dibagi dua. Data tersebut diperoleh dari statistik Perbankan
Syariah
Indonesia
yang
dipublikasikan
dalam
situs
www.bi.go.id dan www.ojk.go.id pada tanggal 04 Juli 2015.
71
Grafik 4.6. Debt Financing DEBT FINANCING 70000 60000 50000
40000 30000 20000 10000 Jan-15
Sep-14
May-14
Jan-14
Sep-13
May-13
Jan-13
Sep-12
May-12
Jan-12
Sep-11
May-11
Jan-11
Sep-10
May-10
Jan-10
0
DEBT FINANCING
Sumber: Statistik Perbankan Syariah,diolah
Berdasarkan
grafik
diatas
menunjukkan
bahwa
tingkat
pembiayaan debt financing dari Januari 2010 sampai April 2015 terus meningkat. Pada tahun 2010 pembiayaan debt financing diposisi terendah karena terbatasannya jumlah perbankan syariah di Indonesia dan masih sedikit masyakat yang terakses ke perbankan syariah. b. Analisis Deskriptif Equity Financing Pembiayaan yaang dilakukan bank syariah dimana tingkat keuntungan bank ditentukan dari besarnya keuntungan usaha sesuai dengan prinsip
72
bagi hasil. Produk yang termasuk dalam equity financing adalah mudharabah dan musyarakah. Data EF yang digunakan dalam penelitian ini adalah komposisi pembiayaan musyarakah dan murabahah perbulan pada Perbankan Syariah Indonesia
Indonesia periode 2010 sampai April 2015. EF
tersebut diperoleh dari hasil penjumlahan komposisi pembiayaan musyarakah dan mudharabah kemudian dibagi dua. Data tersebut diperoleh dari statistik Perbankan Syariah Indonesia yang dipublikasikan dalam situs www.bi.go.id dan www.ojk.go.id pada tanggal 04 Juli 2015. Grafik 4.7. Equity Financing
EQUITY FINANCING 40000 35000 30000 25000 20000 15000 10000
5000 Jan-15
Sep-14
May-14
Jan-14
Sep-13
May-13
Jan-13
Sep-12
May-12
Jan-12
Sep-11
May-11
Jan-11
Sep-10
May-10
Jan-10
0
EQUITY FINANCING
Sumber: Statistik Perbankan Syariah,diolah
73
Berdasarkan
grafik
diatas
menunjukkan
bahwa
tingkat
pembiayaan equity financing dari Januari 2010 sampai April 2015 terus meningkat. Pembiayaan equity financing memiliki tren yang sama dengan debt financing . Berarti perbankan syariah dapat menjadi intermediasi dari masyarakat yg memiliki dana yang berlebih ke masyarakat
yang
mebutuhkan
dana.
Dengan
pertumbuhan
pembiayaan yang terus meningkat terebut perbankan syariah di Indonesia telah berperan dalam mendongkrak perkembangan asset perbankan syariah. c. Analisis Deskriptif Non Performing Financing Kredit atau pembiayaan yang disalurkan dikatakan bermasalah jika
pengembaliaannya
terlambat
dibanding
jadwal
yang
direncanakan, bahkan tidak dikembalikan sama sekali. Dalam konteks Indonesia, kredit atau pembiayaan bermasalah dapat dikelompokkan menjadi kredit tak lancar dan macet 34. Kredit tak lancar adalah kredit yang masih dilakukan pembayarannya, tetapi lebih lambat dari jadwal yang seharusnya. Kredit tak lancar dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu: kredit kurang lancar, diragukan, dan macet.
34
Mandala dan Prathama Rahardja. Teori ekonomi mikro : suatu pengantar. Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI h.196
74
Pembiayaan bermasalah dikategorikan sebagai aktiva produktif bank yang diragukan kolektabilitasnya. Untuk menjaga keamanan dana
para
deposan,
bank
sentral
mewajibkan
bank
umum
menyediakan biaya antisipasi terhadap kerugian atau Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP). Dengan demikian, semakin besar jumlah saldo pembiayaan bermasalah yang dimiliki bank, akan semakin besar jumlah dana cadangan yang harus segera disediakan, serta semakin besar pula biaya yang harus mereka tanggung untuk mengadakan dana cadangan itu. Data NPF yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat NPF. NPF tersebut diperoleh dari hasil penjumlahan pembiayaan dan kategori kurang lancar, diragukan, dan macet kemudian dibagi dengan total pembiayaan yang disalurkan. Data NPF diperoleh dari statistik perbankan syariah Indonesia yang dipublikasikan dalam situs www.bi.go.id dan www.ojk.go.id pada tanggal 04 Juli 2015.
75
Grafik 4.8. Non Performing Financing
NPF 6 5
4 3 2 1 Jan-15
Sep-14
May-14
Jan-14
Sep-13
May-13
Jan-13
Sep-12
May-12
Jan-12
Sep-11
May-11
Jan-11
Sep-10
May-10
Jan-10
0
NPF
Sumber: Statistik Perbankan Syariah,diolah Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa NPF perbankan Syariah di Indonesia cenderung fluktuatif. Tingkat NPF bank syariah paling tinggi pada tahun 2015 dan paling rendah pada tahun 2013. Jadi dilihat secara umum, NPF perbankan syariah mengalami peningkatan yang
cukup
mengkhawatirkan.
Sebaiknya
perbankan
syariah
Indonesia harus mengembangkan dan membenahi sistem risk control, agar memperkecil NPF pada perbankan syariah karena semakin kecil NPF semakin kecil pula risiko pembiayaan yang ditanggung oleh bank syariah, semakin tinggi tingkat NPF maka profitabilitas bank syariah semakin rendah. 76
d. Deskriptif Return on Equity Return on Equity sebagai indikator dari tingkat profitabilitas bank syariah, karena dapat mengetahui kemampuan manajemen dalam mengelola capital yang tersedia untuk menghasilkan net income. Return on Equity mengukur tingkat keuntungan dari investasi yag telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan tersebut. Data Return on Equity (ROE) yang digunakan adalah tingkat Return on Equity (ROE). Data tersebut diperoleh dari hasil bagi antara laba bersih setelah pajak dengan total equity yang diperoleh dari statistik Perbankan Syariah Indonesia yang dipublikasikan yang dipublikasikan dalam situs www.bi.go.id dan www.ojk.go.id pada tanggal 04 Juli 2015.
77
Grafik 9.4. Return on Equity
ROE 35 30 25 20 15
10 5 Jan-15
Sep-14
May-14
Jan-14
Sep-13
May-13
Jan-13
Sep-12
May-12
Jan-12
Sep-11
May-11
Jan-11
Sep-10
May-10
Jan-10
0
ROE
Sumber: Statistik Perbankan Syariah,diolah Berdasarkan grafik diatas ROE pada perbankan syariah cenderung fluktuatif, tingkat ROE yang paling tinggi pada tahun 2010 dan paling rendah pada tahun 2014. Penurunan tingkat ROE pada tahun 2014 ini disebabkan penurunan harga saham yang diakibatkan oleh banyaknya investor yang menarik dana investasinya pada perbankan syariah di Indonesia, akibat dari adanya pemilihan umum (pemilu) yang dilaksanakan di Indonesia. Oleh karena belum adanya presiden yang baru, para investor takut akan stabilitas perekonomian
78
di Indonesia dan kebijakan ekonomi yang akan dikeluarkan oleh presiden terpilih.
e. Analisis Deskriptif Return on Assets Return on Assets adalah indikator yang akan menunjukkan bahwa apabila rasio ini meningkat maka aktiva bank telah digunakan dengan optimal untuk memperoleh pendapatan sehingga diperkirakan ROA dan kredit memiliki hubungan yang positif. Dalam kegiatan usaha bank yang mendorong perekonomian, rasio ROA yang tinggi menunjukkan bank telah menyalurkan kredit dan memperoleh pendapatan. Return on Assets (ROA) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh bank dari penggunaan aktiva bank. ROA diukur dengan perbandingan antara net income dengan total assets. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin baik produktifitas assets dalam memperoleh keuntungan bersih. Data Return on Assets (ROA) yang digunakan adalah tingkat Return on Assets (ROA). Data tersebut diperoleh dari hasil bagi antara laba bersih dengan total aktiva yang diperoleh dari statistik perbankan
79
syariah Indonesia yang dipublikasikan dalam situs www.bi.go.id dan www.ojk.go.id pada tanggal 04 Juli 2015. Grafik 4.5. Return on Assets
ROA 3 2.5 2 1.5 1 0.5 Jan-15
Sep-14
May-14
Jan-14
Sep-13
May-13
Jan-13
Sep-12
May-12
Jan-12
Sep-11
May-11
Jan-11
Sep-10
May-10
Jan-10
0
ROA
Sumber: Statistik Perbankan Syariah,diolah Berdasarkan grafik diatas menunjukkan bahwa ROA pada bank syariah sejauh ini tidak stabil. Fluktuasi tajam terlihat pada kondisi rasio pengembalian aset bank syariah. ROA yang tinggi pada tahun 2013 tidak menjamin kestabilan di tahun berikut. Pada tahun 2014 ROA bank syariah berada pada titik terendah. Kondisi demikian sama seperti ROE pada perbankan syariah Indonesia yang mengalami penurunan pada tahun tersebut yang disebabkan oleh pemilu, sehingga para investor menarik dananya untuk menghindari resiko ketidakpastian, ROA yang ditunjukkan membuat mereka 80
ragu untuk menyalurkan dananya kepada bank syariah. Namun kondisi tidak aman masih pada ROA bank syariah dimana ROA dibawah 1% dan bisa dikatakan posisi ROA bank syariah tidak baik. Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas adalah melalui ROA, dengan menurunnya ROA pada tahun 2014 di butuhkan sebuah evaluasi mengenai faktor-faktor yang dapat memengaruhi profitabilitas suatu bank syariah. C. Analisis Jalur ( Path Analysis) Teknik pengelolaan data dalam menyelesaikan penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis jalur (path analisis), dimana analisis jalur ini berfungsi untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung sekumpulan variabel, sebagai variabel penyebab (variabel eksogen) terhadap seperangkat variabel lainnya yang merupakan variabel akibat (variabel endogen)
81
Gambar 4.1 Diagram Jalur Hubungan Kausal X1 X1 X1 dan Y ke Z
Debt Financing (X1)
Equity Financing (X2)
Return on Equity (Y) Non Performing Financing (X3)
Return on Assets (Z)
1.
1. Menguji dan Memaknai Sub-Struktur 1 a. Analisis Sub-Struktur I Persamaan Sub-Struktur 1 (Y = ρx1y X1 + ρx2y X2 + ρx3yX3+ ρy ε1 Gambar 4.2 Sub - Struktur 1 Debt Financing (X1) Equity Financing (X2)
Return on Equity (Y)
Non Performing Financing (X3)
b. Hipotesis Sub-Struktur I 82
a. H0 : β1 = 0 (debt financing tidak berpengaruh terhadap return on equity) Ha : β1 ≠ 0 (debt financing berpengaruh terhadap return on equity) b. H0 : β2 = 0 (equity financing tidak berpengaruh terhadap return on equity) Ha : β2 ≠ 0 ( equity financing berpengaruh terhadap return on equity) c. H0 : β3 = 0 (non performing financing tidak berpengaruh terhadap return on equity) Ha : β3 ≠ 0 (non performing financing berpengaruh terhadap return on equity) d. H0 : β4 = 0 (debt financing, equity financing dan non performing financing tidak berpengaruh terhadap return on equity) Ha
: β4
≠ 0 (debt financing, equity financing dan non
performing financing berpengaruh terhadap return on equity)
c. Koefisien Determinasi Struktur I 83
Untuk melihat pengaruh variabel debt financing, equity financing dan non performing financing terhadap return on equity ditunjukkan oleh tabel summary, khususnya pada angka adjusted R square dibawah ini: Tabel 4.2 Koefisien Determinasi Struktur I
Model
R
1
.877a
R Square
Adjusted R Square
.769
Std. Error of the Estimate
.757
3.14904
a. Predictors: (Constant), NPF, DF, EF Besarnya angka adjusted R square adalah 0.757 angka ini digunakan untuk melihat besarnya pengaruh yang dimiliki debt financing, equity financing dan non performing financing terhadap return on equity caranya adalah dengan menghitung Koefisien Determinasi dengan rumus: KD = adjusted r2 x 100% KD = 0.757 x 100% KD = 75.7% Angka tersebut memiliki arti bahwa pengaruh debt financing, equity financing dan non performing financing terhadap return on equity sebesar 75.7% sedangkan sisanya 24,3% dipengaruhi oleh faktor lain atau variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini 84
seperti net profit margin, , capital adequacy ratio, financing to deposit ratio, return on investment , BOPO dan lain-lain d. Koefisien Jalur Persamaan Dalam
penentuan pengaruh
variabel
penelitian secara
keseluruhan didapat nilai koefisien jalur dari penjumlahan seluruh variabel eksogen terhadap variabel endogen. Nilai koefisien jalur (berdasarkan estimate) variabel debt financing, equity financing dan non performing Financing terhadap return on equity diolah dengan menggunakan bantuan software SPSS 22. Berikut adalah hasil pengelolaannya. Tabel 4.3 Koefisien Jalur Persamaan 1
Model
Standardized Coefficients Beta
1(Constant) DF
-0.584
EF
-0.708
NPF
-0.418
a. Dependent Variable: ROE ρx1y X1 = -0.584 ρx2y X2 = -0.708 ρx3y X3 = -0.418 85
Jadi persamaan analisis jalur yang terbentuk adalah sebagai berikut: Y = -ρx1y X1 - ρx2y X2 - ρx3y X3 +ρy ε1 Y= -0.584 X1 – 0.708 X2 - 0.418 X3 + 0.481 ε1 Angka koefisien residu sebesar 0,481 didapat dari 1-R2√1-0,769= 0,481 2. Menguji dan Memaknai Sub-Struktur II a. Analisis Sub-Struktur II Persamaan Jalur II (Z= ρx1z X1 + ρx3z X3 + ρyz Y + ρz ε2)
Tabel 4.3 Sub-Struktur II Debt Financing (X1)
Non Performing Financing (X3)
Return on Assetss (Z)
Return on Equity (Y) b. Hipotesis Sub-Struktur II
86
a. H0 : β5 = 0 (debt financing tidak berpengaruh terhadap return on assets) Ha : β5 ≠ 0 (debt financing berpengaruh terhadap return on assets) b. H0 : β6 = 0 (non performing financing tidak berpengaruh terhadap return on assets) Ha : β6 ≠ 0 (non performing financing berpengaruh terhadap return on assets) c. H0 : β7 = 0 (return on equity tidak berpengaruh terhadap return on assets) Ha : β7 ≠ 0 (return on equity berpengaruh terhadap return on assets) d. H0 : β8 = 0 (debt financing, non performing financing dan return on equity tidak berpengaruh terhadap return on assets) Ha : β8 ≠ 0 (debt financing, non performing financing dan return on equity berpengaruh terhadap return on assets) c. Koefisien Determinasi Struktur II Untuk melihat pengaruh variabel debt financing, non performing financing, return on equity dan return on Assets terhadap return on Assets ditunjukkan oleh tabel summary, khususnya pada adjusted R square dibawah ini. 87
Tabel 4.5 Koefisien Determinasi Struktur 2
Model
R
1
.793a
R Square
Adjusted R Square
.628
.609
Std. Error of the Estimate .32350
a. Predictors: (Constant), ROE, NPF, DF Besarnya angka adjusted R square adalah 0.609 angka ini digunakan untuk melihat besarnya pengaruh yang dimiliki debt financing, non performing Financing dan return on equity terhadap return on Assets caranya adalah dengan menghitung Koefisien Determinasi dengan rumus: KD = adjusted r2 x 100% KD = 0.609 x 100% KD = 60.9% Angka tersebut memiliki arti bahwa pengaruh debt financing, equity financing dan non performing financing terhadap return on equity sebesar 60.9% sedangkan sisanya 39.1% dipengaruhi oleh faktor lain atau variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti capital adequacy ratio, financing to deposit ratio, return on investment , BOPO dan lain-lain
88
H. Koefisien Jalur Persamaan II Dalam
penentuan pengaruh
variabel
penelitian secara
keseluruhan didapat nilai koefisien jalur dari penjumlahan seluruh variabel eksogen terhadap variabel endogen. Nilai koefisien jalur (berdasarkan estimate ) variabel debt financing, non performing Financing dan return on equity terhadap return on Assets diolah dengan menggunakan bantuan software SPSS 22. Berikut adalah hasil pengelolaannya. Tabel 4.6 Koefisien Jalur II Standardized Coefficients Model
Beta
1(Constant) DF
-0.415
NPF
-0.550
ROE
0.743
ρx1Z X1 = -0.415 ρx3Z X2 = -0.550 ρyZ Z = 0.743 a. Dependent Variable: ROA
89
Jadi persamaan analisis jalur yang terbentuk adalah sebagai berikut: Z = -ρx1Z X1 – ρx3Z X3 + ρyz Z + ρz ε2 Z = -0.415 X1– 0.550 X3 + 0.743 X3 + 0,609 ε2 Angka koefisien residu sebesar 0,688 didapat dari 1-R2√10,628= 0,609 1) Melihat Pengaruh Debt Financing (X1), Equity Financing (X2), Non Performing Financing (X3) secara Parsial Terhadap Return on Equity (Y)
Pengujian hipotesis secara parsial dimaksudkan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. 0,Hasil hipotesis dalam pengujian ini adalah.
Hasil Uji Parsial (T-Test) Struktur I
a. Menguji signifikan koefisien X1 (debt financing) terhadap Y (return on equity)
90
Tabel 4.7 Koefisien Jalur DF ke ROE Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) DF
Std. Error
26.209
1.652
.000
.000
Standardize d Coefficients Beta
-.584
T
Sig.
15.865
.000
-5.667
.000
a. Dependent Variable: ROE H0 : β1=0 (debt financing tidak berpengaruh terhadap return on equity) Ha : β1≠0 (debt financing berpengaruh terhadap return on equity)
Membandingkan nilai t hitung dengan ttabel Jika nilai thitung > nilai ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima Jika nilai thitung < nilai ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak Dari perhitungan didapat nilai t hitung untuk koefisien debt financing adalah 5.667. Dan dengan t tabel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α = 0,05, karena digunakan hipotesis dua arah, ketika mencari t tabel , nilai α dibagi dua menjadi 0,025, dan df= 61 (didapat dari rumus n-2, dimana n adalah jumlah data, 63-2= 61) didapat ttabel adalah 2.000.
91
Oleh karena thitung > nilai ttabel (5.667 > 2,000 ), maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga mempunyai kesimpulan yang sama dengan nilai signifikan 0.000 < 0.005, bahwa debt financing berpengaruh signifikan terhadap return on equity. b.
Menguji signifikansi koefisien X2 (equity financing) terhadap
Y (return on equity) Tabel 4.8 Koefisien Jalur EF ke ROE Standardize d Unstandardized Coefficient Coefficients s B Std. Error Beta T 28.729 1.520 18.896
Model 1(Constant)
EF -.001 a. Dependent Variable: ROE
.000
Sig. .000
-.708 -7.886
.000
H0 : β2=0 (equity financing tidak berpengaruh terhadap return on equity). Ha : β2≠0 (equity financing berpengaruh terhadap return on equity).
Membandingkan nilai t hitung dengan ttabel Jika nilai thitung > nilai ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima Jika nilai thitung < nilai ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak Dari perhitungan didapat nilai t hitung untuk koefisien equity financing adalah 7.886. Dan dengan t tabel bisa dihitung pada tabel 92
t-test, dengan α = 0,05, karena digunakan hipotesis dua arah, ketika mencari ttabel , nilai α dibagi dua menjadi 0,025, dan df = 61 (didapat dari rumus n-2, dimana n adalah jumlah data, 63-2) didapat ttabel adalah 2,000 Oleh karena thitung > nilai ttabel ( 7,886 > 2,000 ), maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga mempunyai kesimpulan yang sama dengan uji t yaitu equity financing berpengaruh signifikan terhadap return on equity. c. Menguji signifikansi koefisien x3 (non performing financing) terhadap Y (return on equity)
Tabel 4.9 Kofisien Jalur NPF ke ROE Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
Standardized Coefficients Beta
T
Sig.
(Constant)
29.591
3.385
8.743
.000
NPF
-3.410
.941
-.418 -3.626
.001
a. Dependent Variable: ROE H0 : β3=0 (non performing financing tidak berpengaruh terhadap return on equity) Ha : β3≠0 (non performing financing berpengaruh terhadap return on equity) 93
Membandingkan nilai t hitung dengan ttabel Jika nilai thitung > nilai ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima Jika nilai thitung < nilai ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak Dari perhitungan didapat nilai t hitung
untuk koefisien non
performing financing adalah 3.626. Dan dengan t tabel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α = 0,05, karena digunakan hipotesis dua arah, ketika mencari t tabel , nilai α dibagi dua menjadi 0,025, dan df= 61 (didapat dari rumus n-2, dimana n adalah jumlah data, 63-2= 61) didapat ttabel adalah 2,000 Oleh karena t hitung > nilai ttabel ( 3.626 > 2,000 ), maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga mempunyai kesimpulan yang sama dengan uji t yaitu non performing financing berpengaruh signifikan terhadap return on equity. d. Menguji signifikansi koefisien X1 (debt financing), X2 (equity financing), X3 (non performing financing) terhadap Y (return on equity) Y = -ρx1y X1 - ρx2y X2 - ρx3y X3 - ρy ε1
94
Tabel 4.10 Analisis Varian ( Annova ) Struktur I Sum of Squares
Model
Df
Mean Square
1Regression
1978.069
3
659.356
Residual
594.987
60
9.916
2573.055
63
Total
F 66.491
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), NPF, DF, EF Pada tabel diatas analsis varian (Anova) struktur I ditampilkan hasil uji F yang dapat dipergunakan untuk menguji model apakah variabel debt financing, equity financing dan non performing financing secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return on
equity. Pengujian dilakukan
dengan uji F, hipotesis yang diajukan: H0 : β4 = 0 debt financing, equity financing dan non performing financing tidak berpengaruh secara simultan terhadap return on equity. Ha : β4 ≠ 0 debt financing, equity financing dan non performing financing berpengaruh secara simultan terhadap return on equity. Jika Fhitung > Ftabel , maka H0 ditolak Jika Fhitung < Ftabel , maka H0 ditolak Dari perhitungan didapat nilai Fhitung sebesar 66.491 dengan tingkat signifikansi sebesar 5 % dan df1 = 3 dan df2 = 60, didapat Ftabel = 2.76 karena nilai Fhitung 66.491 > nilai Ftabel 2.76 maka H0 ditolak Ha diterima atau terdapat kecocokan antara model dengan data. Sehingga dapat disimpulkan 95
bahwa aspek varibel debt financing, equity financing dan non performing financing secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return on equity. Sehingga model analisis jalur yang didapatkan layak digunakan untuk memprediksi. Atau jika dilihat pada nilai dengan menggunakan nilai signifikansi, diketahui bahwa nilai sig (0,000 < 0,005) sehingga memiliki kesimpulan yang sama dengan uji F yaitu terdapat kecocokan data. Gambar 4.3 Struktur 1. Hubungan Kausal X1, X2 dan X3 ke Y
0.481 ε1
Debt financing (X1)
-0.584 Return on Equity (Y)
equity financing
-0.708 (X2)
-0.481 Non Performing Financing (X3)
2. Melihat Pengaruh Debt Financing (X1), Non Performing Financing (X3) dan Return on Equity (Y) secara Parsial Terhadap Return on Assets (Z)
96
a. Meguji signifikansi koefisien X1 (debt financing) terhadap Z return on assets Tabel 4. 11 Koefisien DF ke ROA Unstandardized Coefficients Model 1
(Constan t) DF
B
Standardized Coefficients
Std. Error
2.161
.150
-1.303E-5
.000
Beta
-.415
T
Sig.
14.404
.000
-3.591
.001
a. Dependent Variable: ROA H0 : β5 = 0 (debt financing tidak berpengaruh terhadap return on assets) Ha : β5 ≠ 0 (debt financing berpengaruh terhadap return on assets)
Membandingkan nilai t hitung dengan ttabel Jika nilai thitung > nilai ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima Jika nilai thitung < nilai ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak Dari perhitungan didapat nilai t hitung
untuk koefisien debt
financing adalah 3.591. Dan dengan t tabel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α = 0.05, karena digunakan hipotesis dua arah, ketika mencari ttabel , nilai α dibagi dua menjadi 0.025, dan df = 61 (didapat dari rumus n-2, dimana n adalah jumlah data, 63-2) didapat ttabel 2.000
97
Oleh karena thitung > nilai ttabel (3.591 > 2.000 ), maka H0 ditolak dan Ha diterima sehingga mempunyai kesimpulan yang sama dengan uji t yaitu debt financing berpengaruh signifikan terhadap return on Assets. Pada model koefisien didapat nilai signifikan 0.001 < 0.005 maka H0 diterima dan Ha ditolak, sehingga mempunyai kesimpulan yang berbeda dengan uji t, yaitu debt financing tidak berpengaruh signifikan return on Assets. b. Menguji signifikansi koefisien X3 (non performing financing) terhadap return on assets. Tabel 4.12 Koefisien NPF ke ROA
Unstandardized Coefficients Model
B
Std. Error
1
(Constant)
2.942
.252
NPF
-.363
.070
Standardiz ed Coefficien ts Beta
-.550
T
Sig.
11.673
.000
-5.186
.000
a. Dependent Variable: ROA H0 : β6 = 0 (non performing financing tidak berpengaruh terhadap return on assets )
98
Ha : β6 ≠ 0 (non performing financing berpengaruh terhadap return on assets )
Membandingkan nilai t hitung dengan ttabel Jika nilai thitung > nilai ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima Jika nilai thitung < nilai ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak Dari perhitungan didapat nilai t hitung
untuk koefisien non
performing financing adalah 5.186. Dan dengan t tabel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α = 0.05, karena digunakan hipotesis dua arah, ketika mencari t tabel , nilai α dibagi dua menjadi 0.025, dan df = 61 (didapat dari rumus n-2, dimana n adalah jumlah data, 63-2) didapat ttabel adalah 2.000 Oleh karena thitung > nilai ttabel (5.186 > 2.000 ), maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga mempunyai kesimpulan yang sama dengan uji t yaitu equity financing berpengaruh signifikan terhadap return on Assets. Pada model koefisien didapat nilai signifikan 0.000< 0.005 maka Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga mempunyai kesimpulan, sehingga mempunyai kesimpulan yang sama dengan uji t yaitu non performing financing berpengaruh signifikan terhadap return on assets.
99
c. Menguji signifikansi koefisien Y (return on equity) terhadap Z (return on assets) Tabel 4.13 Koefisien ROE ke ROA Unstandardized Coefficients Model 1
B
Standardized Coefficients
Std. Error
(Constant)
.606
.129
ROE
.060
.007
Beta
T
.743
Sig.
4.702
.000
8.748
.000
a. Dependent Variable: ROA H0 : β7 = 0 (return on equity tidak berpengaruh terhadap return on assets ) Ha : β7 ≠ 0 (return on equity berpengaruh terhadap return on assets)
Membandingkan nilai t hitung dengan ttabel Jika nilai thitung > nilai ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima Jika nilai thitung < nilai ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak Dari perhitungan didapat nilai t hitung
untuk koefisien non
performing financing adalah 8.748. Dan dengan t tabel bisa dihitung pada tabel t-test, dengan α = 0,05, karena digunakan hipotesis dua arah, ketika mencari t tabel , nilai α dibagi dua menjadi 0.025, dan df = 61 (didapat dari rumus n-2, dimana n adalah jumlah data, 63-2) didapat ttabel adalah 2.000 100
Oleh karena thitung < nilai ttabel (8.748 > 2.000 ), maka H0 diterima dan Ha ditolak, sehingga mempunyai kesimpulan yang sama dengan uji t yaitu equity financing berpengaruh signifikan terhadap return on Assets. Pada model koefisien didapat nilai signifikan 0.000< 0.005 maka Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga mempunyai kesimpulan, sehingga mempunyai kesimpulan yang sama dengan uji t yaitu return on equity berpengaruh signifikan terhadap return on Assets. d. Menguji signifikansi koefisien X1 (debt financing), X3 (non performing financing), Y (return on equity) terhadap Z (return on assets) Z = -ρx1Z X1 – ρx3Z X3 + ρyZ Y + ρZ ε2
Tabel 4. 14 Analisis Varian ( Annova ) Struktur II Model 1Regression Residual Total
Sum of Squares
Df
Mean Square
10.603
3
6.279
60
16.882
63
F
3.534 33.77 4
Sig. .000a
.105
a. Predictors: (Constant), ROE, NPF, DF b. Dependent Variable: ROA
101
Pada tabel diatas analisis varian ( Annova ) struktur II ditampilkan hasil uji F yang dapat dipergunakan untuk menguji model apakah variabel debt financing, non performing Financing dan return on equity secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return on Assets. Pengujian dilakukan dengan uji F, hipotesis yang diajukan: Ho : β8 = 0 variabel debt financing, non performing financing dan return on equity tidak berpengaruh secara simultan terhadap return on Assets. Ha : β8 ≠ 0 variabel debt financing, non performing Financing dan return on equity berpengaruh secara simultan terhadap return on Assets. Pengambilan keputusan berdasarkan perbandingan nilai Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima Ha ditolak Dari perhitungan didapat nilai Fhitung sebesar 33.774 dengan tingkat signifikan sebesar 5% dan df1= 3 dan df2 = 60, didapat Ftabel = 2.76 . Karena nilai Fhitung (33.774) > Ftabel (2.76) maka H0 ditolak dan Ha diterima atau terdapat kecocokan antara model dan data. Sehingga disimpulkan bahwa aspek variabel debt financing,equity financing secara simultan beroengaruh signifikan terhadap return on Assets. Sehingga model analisis jalur yang didapatkan layak digunakan untuk memprediksi. Atau jika dilihat dengan nilai dengan menggunakan nilai signifikansi, diketahui bahwa nilai signifikan (0.000 < 0.005 ) sehingga memiliki 102
kesimpulan yang sama dengan Uji F yaitu terdapat kecocokan antara model dan data. Gambar 4.5 Model Jalur Path Struktur II 0,688 ε2
Debt Financing( X1)
-0.415
Non Performing Financing (X2)
Return on Assetss ( Z )
-0.550 0.743
Return on Equity (Y)
Tabel 4.15 Koefisien Jalur
DF DF
Pearson
EF
NPF
ROE
ROA
.975**
-.029
-.584**
-.415**
.000
.823
.000
.001
64
64
64
64
64
.975**
1
.167
-.708**
-.535**
.187
.000
.000
64
64
64
1
Correlation Sig. (2-tailed) N EF
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.000 64
64
103
NPF
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
ROE Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N ROA Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
-.029
.167
.823
.187
64
64
**
**
-.584
-.708
-.418**
-.550**
.001
.000
64
64
64
**
1
.743**
1
-.418
.000
.000
.001
64
64
64
64
64
**
**
**
**
1
-.415
-.535
-.550
.000 .743
.001
.000
.000
.000
64
64
64
64
64
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai korelasi antara variabel. Angka koefisien korelasi positif (+) menunjukkan bahwa hubungan antara kedua variabel tersebut bersifat positif terbalik, artinya peningkatan satu variabel akan diikuti oleh peningkatan variabel lain. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan tinggi pula. Sebaliknya, jika koefesien korelasi negatif (-), maka kedua variabel mempunyai hubungan terbalik. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan menjadi rendah dan berlaku sebaliknya: 0
: Tidak ada korelasi antara dua variabel
>0 – 0,25
: Korelasi sangat lemah
>0,25 – 0,5
: Korelasi cukup
>0,5 – 0,75
: Korelasi kuat 104
>0,75 – 0,99
: Korelasi sangat kuat
1
: Korelasi sempurna
Untuk pengujian lebih lanjut, maka diajukan hipotesis sebagai berikut: Ho : tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dua variabel Ha : terdapat hubungan yang signifikan antara dua variabel Pengujian berdasarkan uji probabilitas akan diterima apabila nilai probabilitas lebih dari 0,05 maka H0 diterima dan jika nilai probabilitas kurang dari 0,05 maka H0 ditolak. Tabel 4.16 Koefisien Korelasi Hubungan
Kofisien
Kategori Nilai sig. Kesimpulan
korelasi Return on Equity (Y)
-0.584
Kuat
0.000
Signifikan
-0.708
Kuat
0.000
Signifikan
-0.418
Cukup
0.001
Signifikan
dengan debt financing (X1) Return on Equity ( Y ) dengan equity financing (X2 ) Return on Equity ( Y ) dengan Non Performing Financing ( X3)
105
Return on Assets ( Y2 )
-0,415
Cukup
0.001
Signifikan
-0,550
Kuat
0.000
Signifikan
0.743
Kuat
0.000
Signifikan
-0,029
Sangat
dengan Debt Financing (X1 ) Return on Assets ( Y2 ) dengan Non Performing Financing ( X3 ) Return on Assets (Y2 ) dengan Return on equity (Y) Debt Financing (X1 ) dengan Non Performing
0,823
Lemah
Tidak Signifikan
Financing ( X3 ) Equity Financing (X2 ) dengan Non Performing
0,167
Sangat
0,187
Lemah
Tidak Signifikan
Financing ( X3 )
Berdasarkan hasil pengujian diatas, diketahui bahwa hanya 2 variabel yang memiliki hubungan yang tidak signifikan yaitu hubungan antara Equity Financing (X2 ) dengan Non Performing Financing ( X3 )
dan
Debt 106
Financing (X1 ) dengan Non Performing Financing ( X3 )
karena nilai
probabilitasnya lebih besar dari 0,05 sedangkan hubungan yang lainnya signifikan karena memiliki nilai probabilitasnya lebih kecil 0,05 . 3) Perhitungan Pengaruh Koefisien jalur, pengaruh langsung dan tidak langsung, pengaruh total dan pengaruh bersama debt financing (X1), equity financing (X2) dan Non Performing Financing (X3) terhadap Return on Equity dan Return on Assets Tabel 4.17 Perhitungan Pengaruh Langsung, Tidak Langsung dan Total Pengaruh Variabel
Koefisien Jalur
Langsung
Pengaruh Tidak Langsung
Total
Pengaruh Simultan (R2Yxk)
Melalui ROE X1 ke Y
-0.584
-0.584
-
-0.584
-
X2 ke Y
-0.708
-0.708
-
-0.708
-
X3 ke Y
-0.418
-0.418
0.743
0.325
-
X1 ke Z
-0.415
-0.415
-
-0.415
-
X3 ke Z
-0.550
-0.550
-
-0.550
-
Y ke Z
0.743
0.743
-
0.743
-
ε1
0.481
0.4812=23.13
-
-
ε2
0,688
0,6882=47.33
-
107
a.
Pengaruh langsung Untuk menghitung pengaruhlangsung, digunakan formula berikut: Pengaruh debt financing terhadap return on equity X1 Y = -0.5842 = 34.11 % Pengaruh equity financing terhadap return on equity X2 Y = -0.7082 = 50.13 % Pengaruh non performing financing terhadap return on equity X3 Y = -0.4182 = 17.47 % Pengaruh debt financing terhadap return on assets X1 Z = -0.4152 = 17.22 % Pengaruh non performing financing terhadap return on assets X3 Z = -0.5502 = 30.25% Pengaruh return on equity terhadap return on assets Y Z = 0.7432= 55.2 % b. Pengaruh tidak langsung Pengaruh equity financing terhadap return on Assets melalui return on equity X2 Y Z = 0.708 x 0.743 = 0.526
108
Gambar 4.6 Struktur 1 dan 2
Debt Financing (x1) 0.975
-0.029
Equity Financing (x2)
0.481 ε1 -0.415 -0.584 -0.708
0.167 Non Performing Financing (x3)
0,688 ε2
-0.418
Return on Equity (Y)
0.743
Return on Assetss (Z)
-0.550
109
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan, dimana hal ini merupakan jawaban dari rumusan masalah, yaitu sebagai berikut: 1. Variabel debt financing berpengaruh langsung sebesar 34.11% dengan nilai signifikan 0.000 terhadap return on equity, equity financing berpengaruh langung sebesar 50.13% dengan nilai signifikan 0.000 terhadap return on equity dan non performing Financing berpengaruh langsung sebesar 17.47% dengan nilai signifikan 0.001 terhadap return on equity. 2. Variabel debt financing, equity financing dan non performing Financing berpengaruh signifikan terhadap return on equity. 3. Variabel debt financing berpengaruh langsung sebesar 17.22% dengan nilai signifikan 0.000 terhadap return on assets, non performing Financing berpengaruh langsung sebesar 30.25% dengan nilai signifikan 0.000 terhadap return on assets dan return on equity berpengaruh
110
langsung sebesar 55.2% dengan nilai signifikan 0.000 terhadap return on assets. 4. Variabel debt financing, non performing Financing dan return on equity berpengaruh signifikan terhadap return on assets. B. Saran Berdasarkan pada kesimpulan diatas, maka saran dari penelitian ini adalah: 1.
Bagi Perusahan ( Bank Syariah di Indonesia ) harus lebih
meningkatkan prinsip kehati-hatian sehingga dapat meminimalisasi NPF sehingga dapat mengahasilkan profitabilitas yang maksimal. 2.
Pihak perbankan syariah harus mampu melakukan monitoring yang
lebih kuat terhadap pembiayaan-pembiayaan yang diberikan/disalurkan 3. Pada penelitian lain dapat diarahkan atau menambahkan kepada objek yang diteliti agar dapat ditambah dengan menambah data dari BPR syariah.
111
DAFTAR PUSTAKA Amir, Machmud dan Rukmana, 2010. Bank Syariah. Teori, Kebijakan, dan Studi Emperis di Indonesia, Jakarta:Erlangga. Antonio, Muhammad Syafi’i, 2007. Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema Insani Arikunto, Suharsimi,2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Citra Dendawijaya, Lukman, 2009. Manajemen Perbankan, Jakarta: Ghalia Indonesia, Ghozali, I., 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: BP Undip Hasibuan, Melayu S.P,2007. Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta : Bumi Aksara http://www.republika.co.id diakses Oktober 2014 http://www.bi.go.id/id/statistik/perbankan/syariah diakses 4 Juli 2015 http://www.bi.go.id/peraturan/Perbankan2003/pbi-5-7kap_bps diakses 27 September 2015 Karim, Adiwarman, 2010. Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Kasmir. 2010 Manajemen Perbankan. Jakarta: Rajawali Pers. Kementrian Koperasi UKM RI, Petunjuk Teknis Program Pembiayaan Produktif Koperasi dan Usaha Mikro (P3KUM) pola syariah Jakarta, 2007 M. Abdul Mannan. 1993. Islamic Economic, Theory and Practice. Diterjemahkan M. Nastangin. Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf. Hlm. 167 Manurung, Mandala. Dan Prathama Rahardja.2004. Teori ekonomi mikro : Suatu pengantar. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI 112
Muhammad, 2008. Manajemen Pembiayaan Mudharabah di Bank Syariah. Edisi Pertama. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Moh. Rifai, 2008. Konsep Perbankan Syariah, Semarang: Wicaksana.
Nuary, D., 2008. Pengaruh Tingkat Risiko Murabahah Terhadap Tingkat Profitabilitas Bank Syariah. Bandung: Universitas Widyatama. Republik Indonesia, 2008 Undang-undang perbankan syariah, Jakarta: Sekretariat Negara. Rivai, Veithzal dan Andria Permata Veithzal, 2008. Islamic Finance Managemen, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Riduwan, Drs. M.B.A dan DR. Engkos Achmad Kuncoro SE, MM. Cet. Keenam 2014. Bandung: Alfabeta Rifai, Moh, 2002. Konsep Perbankan syariah. Semarang: Wicaksono Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Administrasi dilengkpi dengan metode R&D. Bandung: CV. Alfabeta. Sawir, A., 2001. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah. Zulkifli, Sunarto, 2003. Panduan Praktis Perbankan Syariah, Jakarta: Zikrul Hakim 2003 cet.ke-1 Zahara Siti, Islahuddin, dan Said Musnadi Pengaruh. 2014. Debt Financing dan Equity Financing terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah periode 20062010 (studi pada bank syariahyang beroperasi di Indonesia). Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. jurnal akuntansi Volume 3, No.1
113
LAMPIRAN
JALUR PERTAMA 1 DF KE ROE Variables Entered/Removed b Variables Variables Model Entered Removed Method 1 ROEa . a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: DF
Enter
Model Summaryb Adjusted R Std. Error of Model R R Square Square the Estimate a 1 ,584 ,341 ,331 13491,8252 a. Predictors: (Constant), ROE b. Dependent Variable: DF
ANOVAb Model 1 Regression Residual Total
Sum of Squares 5,846E9 1,129E10 1,713E10
df
Mean Square 1 5,846E9 62 1,820E8 63
F 32,117
Sig. ,000a
a. Predictors: (Constant), ROE b. Dependent Variable: DF
114
EF KE ROE
Variables Entered/Removed b Variables Variables Model Entered Removed Method a 1 EF . Enter a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: ROE
ANOVAb Model 1 Regression Residual
Sum of Squares 1288,533 1284,522
Total 2573,055 a. Predictors: (Constant), EF b. Dependent Variable: ROE
Model 1
df 1 62
Mean Square 1288,533 20,718
Sig. ,000a
t
Sig.
63
Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta
(Constant) 28,729 EF -,001 a. Dependent Variable: ROE
F 62,194
1,520 ,000
-,708
18,896 -7,886
,000 ,000
115
NPF KE ROE Variables Entered/Removed b Variables Variables Model Entered Removed Method a 1 NPF . Enter a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: ROE
Model Summary Adjusted R Std. Error of Model R R Square Square the Estimate 1 ,418a ,175 ,162 5,85162 a. Predictors: (Constant), NPF
ANOVAb Sum of Model Squares 1 Regression 450,086 Residual 2122,969 Total 2573,055 a. Predictors: (Constant), NPF b. Dependent Variable: ROE
df 1 62 63
Mean Square 450,086 34,241
F 13,144
Sig. ,001a
116
DF, EF, NPF KE ROE
Variables Entered/Removed Variables Variables Model Entered Removed Method 1
NPF, DF, . a EF a. All requested variables entered.
Model 1
Enter
Model Summaryb Adjusted R Std. Error of R R Square Square the Estimate ,877a ,769 ,757 3,14904
a. Predictors: (Constant), NPF, DF, EF b. Dependent Variable: ROE
ANOVAb Model 1 Regression Residual
Sum of Squares 1978,069 594,987
Total 2573,055 a. Predictors: (Constant), NPF, DF, EF b. Dependent Variable: ROE
df 3 60
Mean Square 659,356 9,916
F 66,491
Sig. ,000a
63
117
118
JALUR KEDUA 2 DF KE ROA
Variables Entered/Removed b Variables Variables Model Entered Removed Method 1 DFa . Enter a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: ROA
Model
R
Model Summary Adjusted R R Square Square
1 ,415a ,172 a. Predictors: (Constant), DF
,159
Std. Error of the Estimate ,47477 119
ANOVAb Model 1 Regression
Sum of Squares 2,907
Residual 13,975 Total 16,882 a. Predictors: (Constant), DF b. Dependent Variable: ROA
df 1 62 63
Mean Square 2,907
F 12,896
Sig. ,001a
,225
Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B 1 (Constant) 2,161 DF -1,303E-5 a. Dependent Variable: ROA
Std. Error ,150 ,000
Beta -,415
t 14,404 -3,591
Sig. ,000 ,001
NPF KE ROA
Variables Entered/Removed b Variables Variables Model Entered Removed Method a 1 NPF . Enter a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: ROA
120
Mode l
R
Model Summary R Adjusted R Std. Error of Square Square the Estimate
1 ,550a ,303 a. Predictors: (Constant), NPF
,291
,43579
ANOVAb
1
Mean Square 5,108
11,774
62
,190
Total 16,882 a. Predictors: (Constant), NPF b. Dependent Variable: ROA
63
Model 1 Regressio n Residual
Model
Sum of Squares 5,108
df
F 26,895
Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta
1
(Constant) 2,942 NPF -,363 a. Dependent Variable: ROA
,252 ,070
-,550
Sig. ,000a
t 11,673 -5,186
Sig. ,000 ,000
ROE KE ROA Variables Entered/Removed b Variables Variables Model Entered Removed Method 1 ROEa . a. All requested variables entered.
Enter 121
b. Dependent Variable: ROA Model Summary Adjusted R Std. Error of Model R R Square Square the Estimate a 1 ,743 ,552 ,545 4,30986 a. Predictors: (Constant), ROA ANOVAb Model 1 Regression Residual Total
Sum of Squares 9,326 7,556 16,882
df 1 62 63
Mean Square 9,326 ,122
F 76,524
Sig. ,000a
a. Predictors: (Constant), ROE b. Dependent Variable: ROA
Model 1 (Constant)
Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta ,606 ,129
ROE ,060 a. Dependent Variable: ROA
,007
,743
t 4,702
Sig. ,000
8,748
,000
DF, NPF DAN ROE KE ROA
Variables Entered/Removed Variables Variables Model Entered Removed Method 122
1
ROE, NPF, . DF a. All requested variables entered.
Model 1
Enter
Model Summary Adjusted R Std. Error of R R Square Square the Estimate a ,793 ,628 ,609 ,32350
a. Predictors: (Constant), ROE, NPF, DF
Model 1 (Constant) DF NPF
Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 1,766 ,419 -3,307E-6 ,000 -,105 -,214 ,062 -,325
ROE ,044 a. Dependent Variable: ROA
,009
,546
t 4,214 -1,009 -3,480
Sig. ,000 ,317 ,001
4,750
,000
123
Tahun Jan-10 Feb-10 Mar-10 Apr-10 Mei-10 Jun-10 Jul-10 Agu-10 Sep-10 Okt-10 Nov-10 Des-10 Jan-11 Feb-11 Mar-11 Apr-11 Mei-11 Jun-11 Jul-11 Agu-11 Sep-11 Okt-11 Nov-11 Des-11 Jan-12 Feb-12 Mar-12 Apr-12 Mei-12 Jun-12
DEBT FINANCING 13467.0 13849.5 14337.5 14663.0 15077.0 15750.0 16205.0 16849.5 17173.5 17611.0 18304.5 18927.5 19103.0 19671.5 20602.5 21384.0 22217.5 23241.5 23886.0 24887.0 25109.0 26238.5 27159.0 28345.5 28390.0 29319.0 29738.5 31090.0 32432.0 34037.0
EQUITY FINANCING 8459.5 8658.5 8966.0 9282.5 9590.5 10006.5 10250.5 10765.0 10798.5 11177.0 11624.0 11627.5 11580.0 11641.5 11877.5 11950.0 12236.5 12922.0 13093.5 13560.0 13699.5 13959.5 14206.0 14594.5 14446.0 14673.5 14771.0 15372.5 15878.5 16601.0
NPF 4.36 4.75 4.53 4.47 4.77 3.89 4.14 4.10 3.95 3.95 3.99 3.02 3.28 3.66 3.60 3.79 3.76 3.55 3.75 3.53 3.50 3.11 2.74 2.52 2.68 2.82 2.76 2.85 2.93 2.88
ROE 20.51 23.95 32.02 27.97 25.07 21.41 21.24 20.13 21.92 24.30 20.91 17.58 19.99 15.49 18.22 17.60 17.15 17.01 17.09 16.98 17.09 17.43 17.54 15.73 10.11 20.08 20.78 18.96 21.09 23.59
ROA 1.65 1.76 2.13 2.06 1.25 1.66 1.67 1.63 1.77 1.79 1.83 1.67 2.26 1.81 1.97 1.90 1.84 1.84 1.86 1.81 1.80 1.75 1.78 1.79 1.36 1.79 1.83 1.79 1.99 2.05
124
Jul-12 Agu-12 Sep-12 Okt-12 Nov-12 Des-12 Jan-13 Feb-13 Mar-13 Apr-13 Mei-13 Jun-13 Jul-13 Agu-13 Sep-13 Okt-13 Nov-13 Des-13 Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 Mei-14 Jun-14 Jul-14 Agu-14 Sep-14 Okt-14 Nov-14 Des-14 Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15
35537.5 37090.0 38757.0 40654.0 42096.0 44190.0 45023.5 46603.0 48919.5 49423.5 50340.0 51537.5 52613.0 52800.0 53154.5 54006.0 54339.5 55573.5 55175.0 55308.5 56156.5 56438.0 56707.5 57442.5 57353.0 57292.0 57738.0 57843.0 58110.0 59002.0 58116.0 58456.5 59004.5 58937.0
16672.5 17115.5 17920.0 18322.5 18857.0 19845.0 20059.5 20476.0 21479.5 22157.0 22955.5 23843.0 24639.0 24591.0 25039.5 25792.5 26279.0 26749.5 26003.5 26277.0 27040.5 28316.0 28962.0 29980.0 30649.0 30815.0 31483.5 31499.0 32156.0 31870.5 31811.5 31917.5 32928.5 33530.0
2.92 2.78 2.74 2.58 2.50 2.22 2.49 2.72 2.75 2.85 2.92 2.64 2.75 3.01 2.80 2.96 3.08 2.62 3.01 3.53 3.22 3.48 4.02 3.90 4.31 4.58 4.67 4.58 4.86 4.33 4.87 5.10 4.81 4.62
24.06 24.27 24.94 25.51 24.06 24.06 23.98 21.52 22.25 22.48 24.34 19.33 18.27 17.97 18.05 17.24 17.24 17.24 11.87 16.58 15.94 12.58 8.17 7.32 4.50 4.50 5.41 3.55 6.41 5.85 11.58 10.31 8.91 7.83
2.05 2.04 2.07 2.11 2.09 2.14 2.52 2.29 2.39 2.29 2.07 2.10 2.02 2.01 2.04 1.94 1.96 2.00 0.08 0.13 1.16 1.09 1.13 1.12 1.03 0.90 0.92 0.76 0.86 0.79 1.15 1.07 1.13 1.08
125