PENGARUH RETURN ON ASSET, CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DIVIDEN, LABA BERSIH DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO TERHADAP HARGA SAHAM SYARIAH PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE 2009-2014
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh: ALVIN FEBIANTO NIM: 1111046100055
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/ 2015 M
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
iv
ABSTRAK
Alvin Febianto. NIM: 1111046100055. Pengaruh Return on Asset, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Dividen, Laba Bersih dan Dividend Payout Ratio terhadap Harga Saham Syariah pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index Periode 2009-2014. Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh return on asset, current ratio, debt to equity ratio, dividen, laba bersih dan dividen payout ratio terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 20092014. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dan didapatkan 7 perusahaan yang sesuai kriteria. Data penelitian ini diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi data panel dengan fixed effect model. Hasil penelitian menghasilkan nilai adjusted R-Square sebesar 68,95%. Secara parsial menunjukkan bahwa variabel Debt to Equity Ratio (DER) dan Dividend Payout Ratio (DPR) berpengaruh signifikan positif terhadap Harga Saham dengan koefisien regresi masing- masing sebesar 0,572050 dan 0,452079 . Tetapi, Return on Asset (ROA), Current Ratio (CR), Dividen, Laba Bersih dan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham dengan koefisien regresi masing-masing sebesar 0,377164, 0,125777, 0,198871, 0,205671. Variabel yang paling berpengaruh adalah Debt to Equity Ratio (DER).
Kata kunci
:
Pembimbing :
Harga Saham, Return on Asset, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Dividen, Laba Bersih, Dividend Payout Ratio dan Jakarta Islamic Index Dr. H. Abd. Aziz Hsb., M.Pd, dan Ir. Aries Koentjoro, MM.
v
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillahirrabbil’alamin. Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, nikmat, serta pertolongan-Nya, khususnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam senantiasa dipanjatkan kepada Rasulullah, Nabi Muhammad SAW yang telah mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang ini. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat kelulusan Strata 1 (S-1) Konsentrasi Perbankan Syariah Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa banyak pihak yang terulur memberikan bantuan. Ucapan rasa hormat dan terima kasih atas segala kepedulian mereka yang telah memberikan bantuan, baik moril, kritik, saran, masukan, dorongan semangat, doa maupun pemikiran dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, perkenankan penulis secara khusus mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA, selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak A.M. Hasan Ali, MA, dan Bapak Abdurrauf, Lc, MA, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. vi
3. Bapak Ir. Aries Koentjoro, MM, dan Bapak Dr. H. Abd. Aziz Hsb, M.Pd, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan, saran, ilmu, pikiran, semangat, solusi, serta meluangkan waktunya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 4. Bapak M. Nur Rianto Al Arif, S.E., M.Si. dan Ibu Nurhasanah, M.Ag, selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan waktu, saran, ilmu dan solusi kepada penulis sehingga skripsi dapat dinyatakan baik. 5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah dengan sabar memberikan bekal ilmu yang tak terhingga nilainya. Semoga menjadi ilmu yang bermanfaat, sehingga menjadi amal kebaikan bagi kita semua. Aamiin. 6. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum, serta Perpustakaan Umum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan fasilitas untuk melakukan studi kepustakaan. 7. Kedua orang tua, yaitu Bapak Momy Rustianto dan Ibu Lussi Lestari, yang selalu memberikan doa dan semangat yang tiada hentinya. Memberikan nasihat untuk selalu melalui proses kehidupan ini dengan baik, semoga karya tulis ini dapat memberikan sedikit kebanggaan. Tidak lupa juga, adik penulis yaitu Alvira Anzhani Putri yang selalu memberikan dorongan agar penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
vii
8. Terima kasih kepada sahabat-sahabat terbaik penulis yaitu Rembulan Rahmadia Fitri, Burhanudin Yusuf Solikhin, Dessy Rachma, Riri Sartika, Sharfina Putri, Erna Setiawati, yang telah mendukung baik secara moril dan memotivasi penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini. 9. Terima kasih kepada sahabat-sahabat seperjuangan, keluarga besar Perbankan Syariah 2011 khusunya PS B 2011 yang senantiasa telah membantu, memberikan motivasi dan mendoakan yang terbaik kepada penulis. Terima kasih atas semua kenangan yang tidak terlupakan, semoga silaturahim kita dapat tetap terjalin sampai kapanpun. 10. Terima kasih kepada teman-teman seperjuangan bimbingan Bapak Aries, keluarga KKN Medali 2014, yang selalu menghibur dan memberikan semangat serta masukan kepada penulis. 11. Semua Pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Akhir kata kepada semua pihak yang telah membantu selesainya skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga Allah SWT mencatatnya sebagai amal yang baik dan membalasnya lebih baik lagi. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua kalangan. Aamiin. Jakarta, September 2015
Alvin Febianto viii
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. iv ABSTRAK ..............................................................................................................v KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1 A.
Latar Belakang Masalah ...............................................................................1
B.
Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah............................................7
C.
Pembatasan Penelitian ..................................................................................8
D.
Perumusan Masalah .....................................................................................9
E.
Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................................10
F.
Sistematika Penulisan ................................................................................11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................13 A.
Landasan Teori ...........................................................................................13
B.
Kerangka Konsep .......................................................................................39
C.
Kerangka Teori...........................................................................................44
D.
Hipotesis Penelitian....................................................................................46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..........................................................48 A.
Ruang Lingkup Penelitian ..........................................................................48
B.
Metode Penentuan Sampel .........................................................................48
C.
Metode Pengumpulan Data ........................................................................50
D.
Metode Analisis Data .................................................................................50
E.
Operasionalisasi Variabel Penelitian..........................................................61
F.
Operasionalisasi Variabel...........................................................................69 ix
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ........................................................70 A.
Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ...............................................70
B.
Hasil Uji Instrumen Penelitian ...................................................................70
BAB V PENUTUP ................................................................................................88 A.
Kesimpulan ................................................................................................88
B.
Implikasi .....................................................................................................90
C.
Saran ...........................................................................................................92
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................94 LAMPIRAN ..........................................................................................................97
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Fenomena Return on Assets .................................................................5 Tabel 1.2 Fenomena Debt to Equity Ratio ...........................................................6 Tabel 3.1 Data Sampel Penelitian .......................................................................49 Tabel 4.1 Hasil Uji Multikolinearitas .................................................................71 Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinearitas Setelah di-LOG .....................................72 Tabel 4.3 Hasil Uji Jarque-Bera .........................................................................73 Tabel 4.4 Hasil Uji Glejser ..................................................................................74 Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi .........................................................................75 Tabel 4.6 Hasil Uji Chow .....................................................................................77 Tabel 4.7 Hasil Uji Hausman ..............................................................................78 Tabel 4.8 Hasil Estimasi Fixed Effect Model .....................................................79
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Harga saham konvensional dan harga saham syariah di sebuah bursa nilainya tidak pernah konstan, namun selalu bergerak membentuk trend yang tidak konsisten. Harga saham pertama didapatkan dari penawaran umum perdana atau biasa dikenal dengan nama IPO (Initial Public Offering). Menurut UU No.8 tahun 1995 IPO merupakan sebuah kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam undang-undang pasar modal dan peraturan pelaksanaannya. Emiten adalah perusahaan publik yang sudah terdaftar di bursa efek. Emiten membutuhkan investor dalam mencari tambahan modal bagi perusahaannya dalam rangka untuk mengembangkan perusahaannya. Bagi setiap investor yang menanamkan modalnya pasti mengharapkan return atau pengembalian dalam bentuk keuntungan. Investor perlu mempergunakan berbagai pertimbangan untuk menilai jenis perusahaan yang layak untuk diinvestasikan dan dapat memberikan keuntungan yang optimal bagi investor. Sehingga investor dapat membuat langkah-langkah strategis dengan analisis investasi pada perusahaan-perusahaan dimana investor tersebut melakukan penanaman modal. 1
2
Penilaian emiten suatu perusahaan didapat dari informasi yang tersedia di pasar modal sehingga masyarakat dapat dengan mudah memperoleh informasi tentang penilaian emiten suatu perusahaan. Salah satu aspek yang dinilai oleh masyarakat dalam investasi adalah kinerja keuangan perusahaan yang diukur dari laporan keuangan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan akan selalu mempublikasikan laporan keuangannya agar para calon investor dapat mengetahui bagaimana kinerja perusahaan, dan prospek perusahaan tersebut ke depan. Pembelian saham di pasar modal perlu meninjau harga saham yang ditawarkan oleh perusahaan. Investor dapat menilai tingkat kesesuain harga saham yang ditawarkan dengan nilai perusahaan tersebut. Salah satu alat analisis dalam menilai harga saham adalah melalui analisis fundamental perusahaan melalui analisis rasio keuangannya di antaranya rasio profitabilitas, likuiditas dan solvabilitas. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari usahanya.1 Return on Asset (ROA) merupakan rasio keuangan perusahaan yang berhubungan dengan profitabilitas. rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan atau laba pada tingkat pendapatan, aset dan modal saham tertentu. Dengan mengetahui ROA, kita dapat menilai apakah perusahaan telah efisien dalam menggunakan aktivanya dalam kegiatan operasi untuk menghasilkan keuntungan. ROA adalah rasio yang digunakan untuk 1
Danang Sunyoto, Analisis Laporan Keuangan untuk Bisnis(Teori dan Kasus), (Yogyakarta: CAPS, 2013), h. 113.
3
mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva. 2 Dengan kata lain, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas aset (asset) dalam memperoleh keuntungan bersih. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut semakin diminati oleh investor, karena tingkat pengembalian atau dividen akan semakin besar. Hal ini juga akan berdampak pada harga saham dari perusahaan tersebut di pasar modal yang akan semakin meningkat sehingga ROA akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Rasio likuiditas adalah rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek.3 Current Ratio merupakan salah satu macam rasio likuiditas. Pengertian dari Current Ratio adalah rasio yang dihasilkan dari perbandingan antara aktiva lancar (current asset) dengan utang lancar (current liabilities) atau utang jangka pendek. Ternyata tingginya current ratio menunjukkan keyakinan investor terhadap kemampuan
perusahaan
untuk
membayarkan
dividen
yang
dijanjikan.
Pembayaran dividen merupakan arus kas keluar, sehingga semakin kuat posisi aktiva yang dimiliki perusahaan maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam membayarkan dividen kepada para pemegang saham dan perubahan harga saham atau fluktuasi harga saham ini akan mendatangkan
2
Maharani Ika Lestari dan Toto Sugiharto. “Kinerja Bank Devisa dan Bank Non Devisa dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya”, Jurnal PESAT, Vol. 2, (2007) h.195-201. 3 Bambang Subroto, Akuntansi Keuangan Intermediate, (Yogyakarta: BPFE, 1985), h.6.
4
keuntungan atau kerugian atas selisih penjualan saham (capital gain/loss). 4
Peningkatan CR akan menyebabkan peningkatan dividen dan harga saham.
Peningkatan harga pasar saham menyebabkan timbulnya selisih penjualan dengan pembelian saham (capital gain). Dengan demikian perubahan CR akan mempengaruhi pengembalian (return) yang diperoleh investor dalam bentuk keuntungan atau kerugian selisih penjualan saham (capital gain/loss) dan dividen. Semakin tinggi tingkat pengembalian (return) yang akan diperoleh investor, semakin banyak pula permintaan akan saham perusahaan tersebut. Jika semakin banyak permintaan akan sebuah saham pasti akan menaikkan harga dari saham tersebut. Maka jelas CR mempengaruhi harga saham sebuah perusahaan. Rasio solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban perusahaan yang meliputi utang jangka pendek dan utang jangka panjang, baik perusahaan masih berjalan maupun dalam keadaan dilikuidasi (dibubarkan).5 Debt to Equity Ratio (DER) merupakan salah satu macam rasio solvabilitas. Rasio ini menunjukkan besarnya biaya total aktiva yang pembiayaannya berasal dari total utang. Semakin besar angka DER maka semakin tinggi resiko yang dimiliki perusahaan dalam menutupi seluruh utangnya. Investor akan berpikir panjang untuk menanamkan modal pada perusahaan dengan angka DER tinggi, karena dividen yang akan dibagikan kepada investor
4
Sawidji Widoatmojo, Pasar Modal Indonesia, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), h. 13. Danang Sunyoto, Analisis Laporan Keuangan untuk Bisnis(Teori dan Kasus), (Yogyakarta: CAPS, 2013), h. 85. 5
5
jumlahnya akan dikurangi terlebih dahulu dengan utang perusahaan. Jika utangnya besar maka dividen yang dibagikan kepada investor minim atau bahkan tidak dibagikan. Utang yang besar akan berdampak pada berkurangnya kepercayaan investor dalam berinvestasi sehingga permintaan akan saham menurun dan harga saham pun akan ikut turun. Fenomena yang terjadi di dalam pasar modal ternyata berbeda dengan teori rasio keuangan yang ada. Tabel 1.1 Fenomena Return on Assets Nama Perusahaan AALI
Tahun
ROA
Harga Saham
2009 2010 2011 2012 2013 2014
21.93 22.94 24.48 20.29 12.72 14.12
22,750 26,200 21,700 19,100 25,100 24,250
Sumber: data sekunder yang diolah
Tabel 1.1 menjelaskan perubahan nilai return on asset dan harga saham pada perusahaan publik Astra Agro Lestari. Angka return on asset pada tahun 2011 dan 2014 mengalami kenaikan masing-masing sebesar 1.54% dan 1.4%, sedangkan harga sahamnya menurun masing-masing sebesar Rp. 4.500 dan Rp. 850. Pada tahun 2013 angka return on assets menurun sebesar 7.57%, sedangkan harga sahamnya meningkat sebesar Rp. 6.000. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyebutkan ketika ROA mengalami kenaikan maka harga saham juga
6
akan meningkat karena investor melihat kemampuan manajerial dalam mengolah aktiva nya menjadi laba sehingga investor akan tertarik menanamkan modalnya pada perusahaan dengan angka ROA yang tinggi sehingga meningkatkan permintaan saham dan menaikkan harga saham. Tabel 1.2 Fenomena Debt to Equity Ratio Nama Perusahaan INTP
Tahun
DER
Harga Saham
2009 2010 2011 2012 2013 2014
24.08 27.17 25.36 27.16 25.80 26.54
13,700 15,950 17,050 22,650 20,000 25,000
Sumber: data sekunder yang diolah
Tabel 1.2 menjelaskan perubahan nilai debt to equity ratio dan harga saham pada perusahaan publik Indocement Tunggal Prakarsa. Angka debt to equity ratio perusahaan INTP tahun 2010, 2012 dan 2014 meningkat sebesar 3.09%, 1.8% dan 0.74%, sedangkan harga sahamnya ikut meningkat masing-masing sebesar Rp. 2.250, Rp. 5.600 dan Rp. 5000. Pada tahun 2013 angka debt to equity ratio menurun sebesar 1.36%, sedangkan harga sahamnya ikut menurun sebesar Rp. 2.650. Hal ini menunjukkan ketidaksesuaian antara teori dengan prakteknya di perusahaan publik. Dimana secara teori debt to equity ratio berpengaruh negatif terhadap harga saham karena jika rasio hutang perusahaan yang meningkat akan menyebabkan berkurangnya dividen yang akan dibagikan kepada investor
7
sehingga investor akan menarik sahamnya atau tidak tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut yang mengakibatkan harga saham perusahaan tersebut turun. Karena latar belakang masalah di atas diperlukan penelitian yang berhubungan dengan pengambilan keputusan investasi oleh investor dengan mempertimbangkan beberapa aspek terkait kinerja keuangan perusahaan yang tercermin di dalam laporan keuangan perusahaan. Maka penulis akan meneliti “Pengaruh Return on Asset (ROA), Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Dividen, Laba Bersih dan Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap Harga Saham Syariah pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index Periode 2009-2014”.
B. Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang
di atas, dapat diidentifkasi masalah sebagai
berikut : 1. Ketidaksesuaian antara teori dengan praktek pada return on asset, current ratio, debt to equity ratio, dividen, laba bersih, dan dividend payout ratio terhadap harga saham syariah. 2. Adanya saham saham syariah perusahaan publik yang masih memiliki harga saham di atas harga wajarnya (undervalued) ataupun harga saham dibawah harga wajarnya (overvalued)
8
3.
Harga saham syariah tidak luput dari permainan broker demi
memainkan harga saham dari sebuah emiten. Berdasarkan identifikasi masalah, maka peneliti membuat pembatasan masalah yaitu peneliti akan menganalisis ketidaksesuaian antara teori dengan praktek pada return on asset, current ratio, debt to equity ratio, dividen, laba bersih, dan dividend payout ratio terhadap harga saham syariah.
C. Pembatasan Penelitian Berdasarkan
identifikasi
masalah dan
pembatasan masalah, peneliti
melakukan pembatasan penelitian, antara lain : 1.
Ruang lingkup penelitian ini meliputi harga saham syariah dengan variabel independen yang terdiri dari beberapa rasio berbeda, pertama rasio kinerja keuangan
perusahaan
yang
terdiri
dari
pengembalian
atas
aktiva
pengembalian (return on asset), rasio lancar (current ratio),rasio total hutang terhadap modal sendiri (debt to equity ratio) dan rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) dan akun laporan yaitu dividen dan laba bersih. Hal ini penting untuk diteliti karena perlu dirumuskan sebuah model untuk mengestimasi nilai (value) saham sehingga dapat ditemukan indikasi saham dengan harga di atas harga wajar (overvalued stock) dan saham dengan harga di bawah harga wajar (undervalued stock).
9
2. Objek Penelitian merupakan Perusahaan publik yang memiliki saham syariah, dan konsisten terdaftar di Jakarta Islamic Index dari tahun 2009 hingga 2014. Objek dipilih berdasarkan kinerja keuangannya yang secara kontinuitas menggunakan prinsip syariah dan tidak melakukan pemecahan saham (stock split) selama periode 2009 hingga 2014.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bermaksud untuk menganalisis seberapa besarkah pengaruh rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dividen, laba bersih dan rasio pembayaran dividen terhadap harga saham syariah. Peneliti akan menguji dengan menggunakan metode regresi data panel (data panel regression). Adapun permasalahan-permasalahan pokok yang diangkat dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah Return on Asset, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Dividen, Laba Bersih, dan Dividend Payout Ratio secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham syariah ? 2. Apakah Return on Asset, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Dividen, Laba Bersih, dan Dividend Payout Ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham syariah ?
10
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisis Return on Asset, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Dividen, Laba Bersih, dan Dividend Payout Ratio secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga saham syariah. 2. Untuk menganalisis Return on Asset, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Dividen, Laba Bersih, dan Dividend Payout Ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham syariah. Penelitian ini juga diharapkan akan membawa manfaat bagi berbagai pihak antara lain sebagai berikut: 1. Bagi penulis, untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan penganalisaan laporan keuangan perusahaan terutama faktor keuangan internal perusahaan seperti Return on Asset, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Dividen, Laba Bersih, dan Dividend Payout Ratio dalam mempengaruhi harga saham pada perusahaan yang terdaftar di JII pada Bursa Efek Indonesia. 2. Bagi perusahaan, untuk masukkan bagi perusahaan bagaimana seperti Return on Asset, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Dividen, Laba Bersih, dan Dividend Payout Ratio dapat mempengaruhi harga saham.
11
F. Sistematika Penulisan Agar pembahasan dalam penelitian ini lebih jelas, terarah dan mudah dipahami, maka penulis membagi skripsi ini menjadi lima bab dengan sistematika sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab I merupakan pendahuluan yang berisi penjelasan yang erat sekali hubungannya dengan masalah yang akan dibahas dalam bab-bab. Penjelasanpenjelasan tersebut meliputi: latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Bab II menjelaskan berbagai macam teori yang mendukung proses analisis penelitian, seperti pengertian saham dan harga saham, pengertian return on asset, pengertian current ratio, pengertian debt to equity ratio, dividen, laba bersih, dan dividen payout ratio. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab III menyajikan jenis dan pendekatan penelitian, data penelitian, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, teknik pengolahan data, serta metode analisis.
12
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab IV memaparkan hasil analisis variabel independen (return on asset, current ratio, debt to equity ratio, dividen, laba bersih, dividend payout ratio) dalam mempengaruhi harga saham sebagai variabel dependen penelitian dan interpretasi uji asumsi klasik, fungsi regresi data panel, uji F, uji t, dan koefisien determinasi. BAB V PENUTUP Bab V berisi kesimpulan dan rekomendasi sebagai hasil dari penelitian yang dilakukan sehingga diharapkan dapat berguna untuk kegiatan lebih lanjut. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Saham Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi lain yang dilakukan perusahaan kepada pemegang saham lainnya. Saham merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya. Saham merupakan salah satu dari beberapa alternatif yang dapat dipilih untuk berinvestasi.6 Investasi dengan membeli saham suatu perusahaan, berarti investor telah menginvestasikan dana dengan harapan akan mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan kembali (return) saham tersebut. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut dan porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan 6
Suad Husnan, Dasar-dasar Teori Portfolio dan Analisis Sekurita Edisi 4, (Yogyakarta: UPP YKPN, 2005), h. 29.
13
14
dalam perusahaan tersebut.7 Sifat dasar investasi saham adalah memberikan peran bagi investor dalam memperoleh laba perusahaan. Setiap pemegang saham merupakan sebagian pemilik perusahaan, sehingga mereka berhak atas sebagian dari laba perusahaan. Namun hak tersebut terbatas karena pemegang saham berhak atas bagian penghasilan perusahaan hanya setelah seluruh kewajiban perusahaan dipenuhi.
2. Jenis-Jenis Saham Dalam transaksi jual dan beli di Bursa Efek, saham merupakan instrumen yang paling dominan diperdagangkan. Ada beberapa sudut pandang untuk membedakan jenis-jenis saham, yaitu: a. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim: 1) Saham Biasa (Common Stock) Saham biasa merupakan saham yang memiliki hak klaim berdasarkan laba atau rugi yang diperoleh perusahaan. Bila terjadi likuidasi, pemegang saham biasa yang mendapatkan prioritas paling akhir dalam pembagian dividen dari penjualan asset perusahaan. Ciri-ciri dari saham biasa adalah sebagai berikut: a) Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba. b) Memiliki hak suara (one share one vote). 7
Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat, 2006), h. 5.
15
c) Hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan paling akhir apabila bangkrut setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi. 2) Saham Preferen (Preferred Stock) Saham preferen merupakan saham dengan bagian hasil yang tetap dan apabila perusahaan mengalami kerugian maka pemegang saham preferen akan mendapat prioritas utama dalam pembagian hasil atas penjualan asset. Saham preferen mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa. Adapun ciri-ciri dari saham preferen adalah: a) Memiliki hak paling dahulu memperoleh dividen. b) Tidak memiliki hak suara. c) Dapat
mempengaruhi
manajemen
perusahaan
terutama
dalam
pencalonan pengurus. d) Memiliki hak pembayaran sebesar nilai nominal saham lebih dahulu setelah kreditur apabila perusahaan dilikuidasi.8 b. Ditinjau dari cara peralihan: 1) Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks) Pada saham atas unjuk tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya. Secara hukum, siapapun yang memegang saham ini, maka akan diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS. 8
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan Kebijakan Moneter dan Perbankan Edisi 5, (Jakarta: LP-FEUI, 2005), h.385.
16
2) Saham Atas Nama (Registered Stocks) Saham atas nama merupakan saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, dimana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu. c. Ditinjau dari kinerja perdagangan: 1) Saham Perusahaan Unggulan (Blue Chip Stocks) Saham biasa dari suatu perusahaan publik (emiten) yang memiliki reputasi tinggi, sebagai pemimpin (leader) di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen. 2) Saham Dividen Berkembang (Income Stocks) Saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. Perusahaan publik atau emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai. Emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan potensi. 3) Saham Pendapatan Berkembang (Growth Stocks) Saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai pemimpin (leader) di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.
17
4) Saham Spekulasi (Speculative Stock) Saham suatu perusahaan publik yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti. 5) Saham Siklus Terbalik (Counter Cyclical Stocks) Saham sebuah perusahaan publik yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi, di mana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi.9
3. Pasar Modal Syariah a. Tinjauan Pasar Modal Syariah Pasar modal syariah adalah kegiatan yang berhubungan dengan perdagangan efek syariah perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga profesi yang berkaitan dengannya, dimana semua produk dan mekanisme operasionalnya berjalan tidak bertentangan dengan hukum muamalat Islamiyah.10
9
Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat, 2006), h. 6. 10 Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 62.
18
Secara umum kegiatan pasar modal syariah tidak memiliki perbedaan dengan pasar modal konvensional, namun terdapat beberapa karakteristik khusus pasar modal syariah, yaitu produk dan mekanisme transaksi yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Dalam pasar modal berprinsip syariah, penyertaan modal perusahaan dapat dilakukan selama perusahaan tersebut tidak melanggar prinsip-prinsip Islam dalam kegiatan operasionalnya. Seperti bergerak dalam bidang perjudian, riba, produksi barang haram, dan lain-lain. Di Indonesia, prinsip-prinsip penyertaan modal secara syariah tidak diwujudkan dalam bentuk saham syariah maupun non syariah, melainkan berupa pembentukan indeks saham yang memenuhi prinsip-prinsip Islam. Dalam hal ini, di Bursa Efek Indonesia tedapat Jakarta Islamic Index yang merupakan kumpulan 30 saham yang memenuhi kriteria Islam.11
b. Jakarta Islamic Index (JII) Jakarta Islamic Index (JII) pertama kali diluncurkan oleh BEI (pada saat itu masih bernama Bursa Efek Jakarta) bekerjasama dengan PT.Danareksa Investment Management. Saham syariah yang menjadi konstituen JII terdiri dari 30 saham yang merupakan saham-saham syariah paling likuid dan memiliki kapitalisasi pasar yang besar. BEI melakukan review JII setiap 6 11
Mohamad Heykal, Tuntunan dan Aplikasi Investasi Syariah, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2012), h.38.
19
bulan, yang disesuaikan dengan periode penerbitan DES oleh OJK. Setelah dilakukan penyeleksian saham syariah oleh OJK yang dituangkan ke dalam DES, BEI melakukan proses seleksi lanjutan yang didasarkan kepada kinerja perdagangannya. Adapun proses seleksi JII berdasarkan kinerja perdagangan saham syariah yang dilakukan oleh BEI adalah sebagai berikut: 1) Saham-saham yang dipilih adalah saham-saham syariah yang termasuk ke dalam DES yang diterbitkan oleh OJK. 2) Dari saham-saham syariah tersebut kemudian dipilih 60 saham berdasarkan urutan kapitalisasi terbesar selama 1 tahun terakhir. 3) Dari 60 saham yang mempunyai kapitalisasi terbesar tersebut, kemudian dipilih 30 saham berdasarkan tingkat likuiditas yaitu urutan nilai transaksi terbesar di pasar reguler selama 1 tahun terakhir.12 Filter syariah bukan satu-satunya syarat yang menjamin emiten masuk ke Jakarta Islamic Index, terdapat dua syarat tambahan yang harus dipenuhi yaitu, saham emiten harus memiliki nilai kapitalisasi yang cukup besar di bursa, ini dapat dilihat dari jumlah saham yang dikeluarkan, dan harga perlembar saham mempunyai harga yang bagus, serta saham yang diterbitkan harus sering ditransaksikan (likuid).13
12
Bursa Efek Indonesia, “Indeks Saham Syariah”, artikel diakses pada 1 Juli 2015 dari http://www.idx.co.id/id-id/beranda/produkdanlayanan/pasarsyariah/indekssahamsyariah.aspx. 13 Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 77.
20
c. Prinsip Syariah dalam Pasar Modal Saat dibukanya penawaran umum pada pasar perdana, terdapat berbagai hal yang harus diperhatikan baik oleh investor maupun oleh emiten, yaitu: 1) Instrumen atau efek yang diperjualbelikan harus sejalan dengan prinsip syariah,
yang
terbebas
dari
unsur
riba
(bunga)
dan
gharar
(ketidakpastian). 2) Emiten yang mengeluarkan efek syariah, baik berupa saham ataupun sukuk, harus mentaati semua aturan syariah, maka produk barang dan jasa harus sejalan dengan etika ajaran Islam. 3) Semua efek harus berbasis pada harta (aset) atau transaksi yang riil (‘ain), bukan mengharapkan keuntungan dari kontrak hutang piutang. 4) Semua transaksi tidak mengandung ketidakjelasan yang berlebihan (gharar) atau spekulasi murni. Atau semua transaksi tidak mengandung unsur judi atau pertukaran yang didasari oleh spekulasi tinggi (qimar). 5) Mematuhi semua aturan Islam yang berhubungan dengan hutang piutang, seperti tidak dibenarkan jual-beli utang dengan cara diskon, emiten tidak boleh menerbitkan efek untuk membayar kembali hutang (bai’ad-dain bi ad-dain), maka dana harta hasil penjualan efek diterima perusahaan emiten untuk diinvestasikan pada usaha riil, tidak boleh ada kompensasi yang berdasarkan pada pembaharuan (restructuring/ rescheduling) dari
21
utang, dan tidak dibenarkan melakukan jual beli masa mendatang (forward) untuk transaksi valuta asing. Prinsip-prinsip dalam tataran operasional pasar modal syariah harus memenuhi kriteria berikut: 1) Efek yang diperjualbelikan harus merupakan representasi dari barang dan jasa yang halal. 2) Informasi harus terbuka tidak boleh menyesatkan, dan tidak ada manipulasi fakta. 3) Tidak boleh mempertukarkan efek sejenis dengan nilai nominal yang berbeda. 4) Larangan terhadap rekayasa penawaran untuk mendapatkan keuntungan diatas laba normal, dengan cara mengurangi supply agar harga jual naik. 5) Larangan untuk merekayasa permintaan untuk mendapatkan keuntungan diatas laba normal dengan cara menciptakan false demand. 6) Boleh melakukan dua transaksi dalam satu akad, dengan syarat; objek, pelaku, dan periodenya sama.14
d. Kriteria Pemilihan Saham Syariah Secara konsep saham syariah merupakan efek yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Namun demikian, tidak semua saham yang 14
64.
Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 63-
22
diterbitkan oleh Emiten dan Perusahaan Publik dapat disebut sebagai saham syariah. Suatu saham dapat dikategorikan sebagai saham syariah jika saham tersebut diterbitkan oleh: 1) Emiten dan Perusahaan Publik yang secara jelas menyatakan dalam anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan Publik tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah. 2) Emiten dan Perusahaan Publik yang tidak menyatakan dalam anggaran dasarnya bahwa kegiatan usaha Emiten dan Perusahaan Publik tidak bertentangan dengan Prinsip-prinsip syariah, namun memenuhi kriteria sebagai berikut: a) kegiatan usaha tidak bertentangan dengan prinsip syariah sebagaimana diatur dalam peraturan IX.A.13, yaitu tidak melakukan kegiatan usaha: (1)perjudian dan permainan yang tergolong judi; (2)perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa; (3)perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu; (4)bank berbasis bunga; (5)perusahaan pembiayaan berbasis bunga; (6)jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar) dan/atau judi (maisir), antara lain asuransi konvensional; (7)memproduksi,
mendistribusikan,
memperdagangkan
dan/atau
menyediakan barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi),
23
barang atau jasa haram bukan karena zatnya (haram li-ghairihi) yang ditetapkan oleh DSN-MUI; dan/atau, barang atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat; (8)melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah); (9)rasio total hutang berbasis bunga dibandingkan total ekuitas tidak lebih dari 45%, dan (10) rasio total pendapatan bunga dan total pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan total pendapatan usaha dan total pendapatan lainnya tidak lebih dari 10%.15
4. Harga Saham Saham
merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang dalam
suatu perusahaan. Selembar saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa
pemilik
kertas
tersebut
adalah
pemilik
saham
(berapapun
porsinya/jumlahnya) dari suatu perusahaan yang menerbitkan kertas (saham) tersebut. Selembar saham mempunyai nilai atau harga. Harga saham dapat dibedakan sebagai berikut: a. Harga Nominal Harga nominal merupakan harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang 15
Otoritas Jasa Keuangan, “Pasar Modal Syariah”, artikel diakses pada 1 Juli 2015 dari http://www.ojk.go.id/sharia-capital-id.
24
dikeluarkan. Besarnya harga nominal memberikan arti penting karena dividen yang dibayarkan atas saham biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal. b. Harga Perdana Harga perdana merupakan harga pada waktu saham tersebut dicatat di bursa efek dalam rangka penawaran umum penjualan saham perdana yang disebut dengan IPO (Initial Public Offering). Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi (underwriter) dan perusahaan publik yang terdaftar di bursa (emiten). Pada kasus tertentu, apabila saham yang dijual memilki permintaan yang lebih banyak dari saham yang tersedia (oversubscribed) maka harga sahamnya tidak seperti angka yang tertera di sertifikat saham (nominal). c. Harga pasar Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa efek. Transaksi disini tidak lagi melibatkan emiten dan penjamin emisi. Harga inilah yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan merupakan harga yang benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi harga antara investor dengan perusahaan penerbit. Harga yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar yang tercatat pada waktu
25
penutupan (closing price) aktivitas di Bursa Efek Indonesia yang akan digunakan sebagai harga saham pembukaan keesokan harinya saat pembukaan bursa.16
5. Analisis Saham Analisis saham umumnya dapat dilakukan dengan mengamati dua pendekatan dasar yaitu: a. Analisis Teknikal Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham dengan mengamati perubahan harga saham tersebut di waktu yang lalu.17 Menurut Sutrisno (2005), Analisis teknikal adalah pendekatan investasi dengan
cara
mempelajari
data
historis
dari
harga
saham
serta
menghubungkannya dengan volume transaksi (trading volume) yang terjadi dan kondisi ekonomi pada saat itu. Analisis ini hanya mempertimbangkan pergerakan harga saja tanpa memperhatikan kinerja perusahaan yang mengeluarkan saham. Pergerakan harga tersebut dihubungkan dengan kejadian-kejadian pada saat itu seperti adanya pengaruh ekonomi, pengaruh
16
Sawidji Widoatmojo, Pasar Modal Indonesia, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), h. 13. Suad Husnan, Dasar-dasar Teori Portfolio dan Analisis Sekuritas,(Yogyakarta: UPP YKPN, 2005), h. 349 17
26
politik, pengaruh pernyataan (statement) perdagangan, pengaruh psikologis maupun pengaruh isu-isu lainnya.18 Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham dengan mengamati perubahan harga saham di periode yang lalu dan upaya untuk
menentukan
kapan
investor
harus
membeli,
menjual
atau
mempertahankan sahamnya dengan menggunakan indikator-indikator teknis atau menggunakan analisis grafik. Indikator teknis yang digunakan adalah trend yang mengikuti pasar (moving average), volume perdagangan, dan rasio ketertarikan dalam jangka pendek (short-interest ratio). Sedangkan analisis grafik diharapkan dapat mengidentifikasi pola seperti head and shoulders, dan sebagainya. Analisis ini menggunakan data pasar dari saham, seperti harga dan volume transaksi penjualan saham untuk menentukan nilai saham. b. Analisis Fundamental Analisis fundamental merupakan faktor yang erat kaitannya dengan kondisi perusahaan yaitu kondisi manajemen organisasi sumber daya manusia dan kondisi keuangan perusahaan yang tercermin dalam kinerja keuangan perusahaan. Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor 18
Sutrisno, Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi, (Yogyakarta: Ekonisia, 2005), h. 330.
27
fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan menetapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham”.19 Analisis ini sering disebut sebagai peramalan harga saham (share price forecasting) dan sering digunakan dalam berbagai pelatihan analisis sekuritas. Langkah yang paling penting dalam analisis ini adalah mengidentifikasi
faktor-faktor
fundamental
yang
diperkirakan
akan
mempengaruhi harga saham. Faktor yang dianalisis merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi perusahaan, yang meliputi kondisi manajemen, organisasi, sumber daya manusia, dan keuangan perusahaan yang tercermin dalam kinerja perusahaan. Analisis fundamental merupakan analisis yang menggunakan data-data finansial yaitu data-data yang berasal dari laporan keuangan perusahaan, seperti laba, dividen yang dibagikan dan sebagainya. Analisis fundamental merupakan analisis yang berkaitan dengan kondisi internal perusahaan”.20 Analisis fundamental merupakan pendekatan analisis harga saham yang menitik beratkan pada kinerja perusahaan yang mengeluarkan saham dan analisis ekonomi yang akan mempengaruhi masa depan perusahaan”.21 19
Suad Husnan, Dasar-dasar Teori Portfolio dan Analisis Sekuritas,(Yogyakarta: UPP YKPN, 2005), h. 315. 20 Jogiyanto Hartono, Teori Portofolio dan Analisis Investasi Ed. 5, (Yogyakarta: BPFE, 2007), h. 315. 21 Sutrisno, Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi, (Yogyakarta: Ekonisi, 2005), h. 153.
28
Analisis fundamental menitik beratkan pada rasio keuangan dan kejadiankejadian yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Sebagian pakar berpendapat teknik analisis fundamental lebih cocok untuk membuat keputusan dalam memilih saham perusahaan mana yang dibeli untuk jangka panjang. Beberapa faktor utama atau fundamental yang mempengaruhi harga saham yaitu penjualan, pertumbuhan penjualan, operasional perusahaan, laba, dividen, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), perubahan manajemen, dan pernyataan pernyataan yang dibuat oleh manajemen perusahaan.
6. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham Pada analisis saham yang terdiri analisis teknikal dan analisis fundamental dapat dikelompokan menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham antara lain :
a. Rasio Profitabilitas atau Rasio Keuntungan Pengertian dari profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari usahanya. Disini permasalahannya adalah keefektifan manajemen dalam menggunakan baik total aktiva maupun aktiva bersih. Keefektifan dinilai dengan mengaitkan laba bersih terhadap aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba. Hubungan seperti itu merupakan
29
salah satu analisis yang memberikan gambaran lebih, walaupun hakikat dan waktu penetapan nilai yang tercantum dalam neraca akan cenderung menyimpangkan hasilnya.22 Return on Asset (ROA) ROA merupakan bentuk yang paling umum dari analisis rasio profitabilitas karena menghubungkan laba bersih dengan total aktiva. Rasio ini menggambarkan efektifitas manajerial suatu perusahaan dalam menggunakan aktiva nya untuk menghasilkan laba. Sehingga nilai Return on Asset yang tinggi akan menggambarkan keadaan perusahaan yang mampu memperoleh keuntungan (profitable). ROA = Laba sebelum pajak : Total Aktiva x 100%
b. Rasio Likuiditas atau Rasio Kelancaran Pengertian rasio likuiditas adalah rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek.23 Rasio likuiditas mempunyai tujuan untuk melakukan uji kecukupan dana, kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajibankewajiban jangka panjang (solvency), kemampuan perusahaan membayar kewajiban-kewajiban yang segera harus dipenuhi. Menurut Weston dan Brigham yang dikutip oleh Danang Sunyoto (2013) bahwa rasio likuiditas 22
Danang Sunyoto, Analisis Laporan Keuangan untuk Bisnis(Teori dan Kasus), (Yogyakarta: CAPS, 2013), h. 113. 23 Bambang Subroto, Judul, (Kota: Penerbit, 1985), h.6.
30
bertujuan mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.24 Current Ratio (CR) Current Ratio merupakan salah satu macam rasio likuiditas. Pengertian dari Current Ratio adalah rasio yang dihasilkan dari perbandingan antara aktiva lancar (current asset) dengan utang lancar (current liabilities) atau utang jangka pendek. CR yang baik dan memuaskan perusahaan sebesar 200% artinya bahwa setiap utang lancar Rp. 1 akan dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp. 2. Jika CR suatu perusahaan kurang dari 100 %, dapat dipastikan bahwa setiap utang lancar perusahaan tersebut tidak dapat dijamin penuh atau dibawah 100% sehingga perusahaan itu disebut dalam keadaan ilikuid. Rumusnya sebagai berikut : CR = Aktiva lancar : Hutang lancar x 100 c. Rasio Solvabilitas atau Rasio Kewajiban Pengertian dari solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban perusahaan yang meliputi utang jangka pendek dan utang jangka panjang, baik perusahaan masih berjalan maupun dalam keadaan dilikuidasi (dibubarkan). Rasio ini terbukti penting karena mengukur utang jangka pendek dan jangka panjang, karena jika kondisi keuangan yang baik dalam jangka pendek tidak menjamin adanya kondisi
24
Danang Sunyoto, Op.cit., h. 85.
31
keuangan
yang
baik
juga
dalam
jangka
panjang.
Hal-hal
yang
menguntungkan dalam jangka pendek dengan mudah dapat digoyahkan dengan pos-pos jangka panjang.25 Debt to Equity Ratio (DER) Debt to Equity Ratio merupakan salah satu macam rasio solvabilitas. Rasio ini menunjukkan besarnya biaya total aktiva yang pembiayaannya berasal dari total utang. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar jumlah pinjaman yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan. Sebaliknya semakin rendah rasio ini berarti semakin kecil jumlah pinjaman yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan. DER = Total Hutang : Total Modal x100% d. Dividen Dividen merupakan pembagian sisa hasil laba bersih perusahaan yang didistribusikan kepada pemegang saham. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Kebijakan dividen adalah kebijakan yang menyangkut masalah pembagian laba yang menjadi hak pemegang saham. Pemegang saham mempunyai hak untuk menjual saham setiap saat untuk suatu kepentingan, sehingga perputaran jual-beli saham sangat cepat berubah-ubah, karena komposisi pemegang saham berubah-ubah maka pembayaran dividen menjadi sulit 25
Ibid, h. 101
32
untuk menentukan siapa yang berhak atas dividen tersebut, sehingga diperlukan prosedur untuk mengatur pembayaran dividen.26 e. Laba Bersih Laba (rugi) adalah total pendapatan dikurangi beban, tidak termasuk komponen-komponen akun pendapatan komprehensif lain. Dalam Kieso,dkk (2010) menjelaskan bahwa terdapat empat unsur di dalam laba (rugi), yaitu; 1) Revenues are inflows or other enhancements of assets of an entity or settlements of its liabilities (or a combination of both) from delivering or producing goods, rendering services, or carrying out other activities that constitute the entitiy's ongoing major or central operations (Pendapatan adalah arus masuk atau peningkatan-peningkatan lainnya dalam aset suatu entitas atau penyelesaian kewajibannya (atau kombinasi keduanya) yang berasal dari pengiriman atau produksi barang, penyelenggaraan jasa, atau pelaksanaan aktivitas-aktivitas lainnya yang merupakan kegiatan operasi utama entitas tersebut yang berlangsung terus-menerus). 2) Expenses are outflows or other using up of assets or incurrencies of liabilities (or a combination of both) from delivering or producing of goods, rendering services, or carrying out other activities that constitute the entity's ongoing major or central operations (Biaya adalah arus keluar atau dikonsumsinya aset atau timbulnya kewajiban (atau kombinasi 26
Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal Indonesia,(Jakarta: Salemba Empat, 2006), h. 9.
33
keduanya) yang berasal dari pengiriman atau produksi barang, penyelenggaraan jasa, atau pelaksanaan aktivitas-aktivitas lainnya yang merupakan kegiatan operasi utama entitas tersebut yang berlangsung terus-menerus). 3) Gains are increse in equity (net assets) from peripheral or incidental transactions of an entity and from all other transactions or other events and circumstances affecting the entity except those that result from revenues or investements by owners (Untung adalah peningkatan ekuitas (aset bersih) dari transaksi-transaksi yang bukan kegiatan utama atau insidental dari suatu entitas dan dari transaksi-transaksi atau kejadiankejadian lainnya serta keadaan-keadaan yang mempengaruhi entitas selain yang dihasilkan dari pendapatan atau investasi dari pemilik). 4) Losses are decreases in equity (net assets) from peripheral or incidental transactions of an entity and from all other transactions or other events and circumstnces affecting the entity except those that result from expenses or distributions to owners (Rugi adalah penurunan ekuitas (aset bersih) dari transaksi-transaksi yang bukan kegiatan utama atau insidental dari suatu entitas dan dari transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian lainnya serta keadaan-keadaan yang mempengaruhi entitas selain yang diakibatkan oleh biaya atau distribusi kepada pemilik). 27
27
Donald E. Kieso, dkk, Akuntansi Intermediate accounting Ed. 12 Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 314-315.
34
Laba bersih merupakan jumlah yang dilaporkan perusahaan, digunakan sebagai sinyal positif jika laba tersebut dapat mencerminkan informasi perusahaan yang tidak dapat diamati. Ketika perusahaan melaporkan laba kepada publik, maka hal tersebut merupakan berita karena pasar menganggap perusahaan memberikan informasi yang lengkap mengenai perusahaan. Dengan komponen laba yang dilaporkan perusahaan, maka investor akan mengetahui kinerja perusahaan dan pada akhirnya akan mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut di pasar modal.28
f. Rasio Pembayaran Dividen (Dividend Payout Ratio) DPR merupakan perbandingan antara kas dividen dengan laba setelah pajak. Semakin besar dividen yang diberikan maka semakin besar DPR tersebut.29 Beberapa perusahaan memilih untuk mempertahankan persentase pembayaran (payout) atas laba yang konstan. Terdapat kebijakan
teori
dividen, seperti teori perbedaaan pajak (Tax Diffrential Theory) yang menyebutkan bahwa investor lebih suka untuk menerima selisih penjualan dengan pembelian saham (capital gain) yang tinggi daripada menerima dividen yang tinggi. Dengan kata lain investor menghendaki perusahaan
28
Meythi dan Selvy Hartono, Pengaruh Informasi Laba dan Arus Kas terhadap Harga Saham, Akurat Jurnal Ilmiah dan Akuntansi. No. 7 (2012),: h. 119-139. 29 Mahmud M Hanafi, Analisa Laporan Keuangan, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2007), h. 88.
35
untuk menahan laba setelah pajak yang dipergunakan untuk pembiayaan investasi daripada pembayaran dividen dalam bentuk tunai. Untuk itu dapat dijelaskan bahwa investor akan menerima tingkat keuntungan setelah pajak yang lebih tinggi terhadap saham yang memiliki rasio nilai dividen terhadap harga saham (dividend yield) yang tinggi daripada saham dengan dividend yield yang rendah. Oleh karena itu kelompok ini cenderung menyarankan bahwa perusahaan sebaiknya menentukan DPR yang rendah atau bahkan tidak membagikan dividen. Berbeda halnya dengan teori kebijakan dividen seperti Hipotesis Informasi Konten (Information Content Hypothesis) yang menyatakan bahwa dalam menentukan apakah perubahan harga saham yang mengikuti perubahan dividen yang disebabkan karena kebijakan dividen satu tanda bagi investor, seorang investor memang lebih menyukai dividen daripada selisih pembelian saham dengan penjualan saham (capital gain) atau karena kombinasi dari kedua alasan tersebut.30
7. Tinjauan Studi Terdahulu Dalam melakukan penelitian, ada penelitian yang serumpun dan mirip dengan penelitian yang sudah dilakukan. Berikut ini, penulis memaparkan hasil penelusuran penulis tentang studi terdahulu berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. 30
Suad Husnan, Op.cit., h. 315.
36
a. Penelitian Robert Lambey, membahas bagaimana hubungan linier antara Rasio Kas (Cash Ratio), Rasio Penjualan Terhadap Total Aktiva (Total Asset Turnover), ROA, dan DER mempengaruhi Harga Saham pada Emiten yang bergerak di bidang perbankan. Penelitian ini menggunakan Metode Analisis Regresi Linear Berganda. Hasil penelitian memaparkan bahwa ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham, sedangkan TATO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Harga Saham. CR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Harga Saham. DER berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Harga Saham.31 b. Penelitian Alan Andy Kusuma, membahas bagaimana hubungan linier antara Rasio Pengembalian atas Modal (Return on Equity), ROA, Rasio Laba Bersih atas Penjualan (Net Profit Margin), dan CR, mempengaruhi Harga Saham pada Emiten yang bergerak di sektor pertambangan dan sektor kimia. Penelitian ini menggunakan Metode Analisis Regresi Linear Berganda. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa CR berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham. ROA dan ROE berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Harga Saham. Sedangkan NPM berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Harga Saham.32
31
Robert Lambey, “Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Harga Saham pada Bank di Bursa Efek Indonesia”, Journal Accountability, Vol.3 No.1 (Juni 2014) : h.122-133. 32 Alan Andy Kusuma, “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Perusahaan (Sektor Pertambangan dan Sektor Kimia)”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, 2008).
37
c. Penelitian Setyaningsih Sri Utami, membahas bagaimana hubungan linier antara, Rasio Deposito atas Peminjaman (Loan to Deposit Ratio), Rasio Modal (Capital Ratio), CR, ROE, ROA, NPM, dividen per lembar saham (Dividend per Share), dan DER dalam mempengaruhi Harga Saham pada Emiten yang bergerak di bidang perbankan. Penelitian ini menggunakan Metode Analisis Regresi Linear Berganda. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa CR, ROE NPM, dan CR berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham. LDR berpengaruh negatif dan signifikan. Sedangkan DPS berpengaruh positif dan tidak signifikan.33 d. Penelitian Karina Dewi Puspita, membahas bagaimana hubungan linier antara, Pengaruh Rasio Harga Saham terhadap Laba Bersih per Saham (Price Earning Ratio), DER, dan ROE dalam mempengaruhi Harga Saham pada Emiten yang ada di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan pengambilan sampel secara acak (Random Sampling) dalam menentukan objek penelitiannya. Penelitian ini menggunakan Metode Analisis Regresi Linear Berganda. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa PER berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harga Saham. ROE berpengaruh positif dan tidak signifikan. Sedangkan DER berpengaruh negatif dan tidak signifikan.34
33
Setyaningsih Sri Utami, “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham (Studi Pada PerusahaanPerbankan di Bursa Efek Jakarta)”, Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan, Vol.5 No.2 (2005) : h.110-122. 34 Karina Dewi Puspita, “Pengaruh price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER) dan Return On Equity (ROE) terhadap Harga Pasar Saham Setelah Penawaran Perdana di BEI”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, 2008).
38
e. Penelitian Angrawit Kusumawardani, membahas bagaimana hubungan linier antara, DER, CR, dan Rasio Hutang Keuangan (Financial Leverage) dalam mempengaruhi Harga Saham pada Emiten yang termasuk dalam LQ45. Penelitian ini menggunakan Metode Analisis Regresi Linear Berganda. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Harga Saham. Sedangkan FL dan CR berpengaruh positive dan tidak signifikan terhadap Harga Saham.35 Dalam penelitian ini, penulis akan menghitung nilai, posisi, dan signifikansi rasio-rasio keuangan, yaitu rasio profitabilitas (Return on Asset),
rasio
likuiditas (Current Ratio), rasio solvabilitas (Debt to Equity Ratio), Dividen, Laba Bersih, dan Dividend Payout Ratio terhadap Harga Saham Syariah pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) Periode 2009-2014. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data laporan keuangan emiten tetap yang termasuk sebagai perusahaan terdaftar di Jakarta Islamic Index dari 2009 hingga 2014. Metode yang digunakan adalah regresi data panel (data panel regression) karena data yang digunakan merupakan gabungan data silang (cross section) dan serial waktu (time series) sehingga dapat diketahui pengaruh,
posisi,
signifikansi
variabel
independen
terhadap
variabel
dependennya.
35
Angrawit Kusumawardani, “Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR) dan Financial Leverage (FL) terhadap Harga Saham Perusahaan LQ45.”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, 2009).
39
B. Kerangka Konsep 1. Return on Asset (ROA) Return on Asset (ROA) merupakan rasio keuangan perusahaan yang berhubungan dengan profitabilitas. rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan atau laba pada tingkat pendapatan, aset dan modal saham tertentu. Dengan mengetahui ROA, kita dapat menilai apakah perusahaan telah efisien dalam menggunakan aktivanya dalam kegiatan operasi untuk menghasilkan keuntungan.36 Menurut Lestari dan Sugiharto, ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva. Dengan kata lain, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas aset (asset) dalam memperoleh keuntungan bersih. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut semakin diminati oleh investor, karena tingkat pengembalian atau dividen akan semakin besar. Hal ini juga akan berdampak pada harga saham dari perusahaan tersebut di pasar modal yang akan semakin meningkat sehingga ROA akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Angka ROA dapat dikatakan baik apabila > 2%.37
36
Mahmud M Hanafi dan Abdul Halim, Analisa Laporan Keuangan Edisi 4, (Yogyakarta: UPP YKPN, 2009), h. 7. 37 Maharani Ika Lestari dan Toto Sugiharto. “Kinerja Bank Devisa dan Bank Non Devisa dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya”, Jurnal PESAT, Vol. 2, (2007) :h.195-201.
40
2. Current Ratio (CR) Current Ratio (CR) merupakan indikator utama yang digunakan para investor dalam melihat daya tarik suatu saham. Apabila Current Ratio (CR) mempunyai pertumbuhan bagus maka para pemodal akan tertarik untuk membeli saham sehingga akan menaikkan harga saham. Tingkat pertumbuhan Current Ratio (CR) tergantung dari kemampuan manajemen perusahaan. Perusahaan dikatakan mengalami kinerja yang bagus dan berkembang apabila terdapat peningkatan Current Ratio (CR) dari satu perioda ke perioda berikutnya. Current Ratio adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya melalui sejumlah aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi nilai Current Ratio menunjukkan kemampuan aktiva lancar perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya. Tingginya current ratio menunjukkan keyakinan investor terhadap kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividen yang dijanjikan Pembayaran dividen merupakan arus kas keluar, sehingga semakin kuat posisi aktiva yang dimiliki perusahaan maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam membayarkan dividen kepada para pemegang saham dan perubahan harga saham atau fluktuasi harga saham ini akan mendatangkan keuntungan atau kerugian atas selisih penjualan saham (capital gain/loss).38
38
Sawidji Widoatmojo, Cara Sehat Investasi di Pasar Modal, Pengetahuan Dasar, (Jakarta: Jurnalindo Aksara Grafika, 1996), h. 50.
41
Peningkatan CR akan menyebabkan peningkatan dividen dan harga saham. Peningkatan harga pasar saham menyebabkan timbulnya selisih penjualan dengan pembelian saham (capital gain). Dengan demikian perubahan CR akan mempengaruhi pengembalian (return) yang diperoleh investor dalam bentuk keuntungan atau kerugian selisih penjualan saham (capital gain/loss) dan dividen. Semakin tinggi tingkat pengembalian (return) yang akan diperoleh investor, semakin banyak pula permintaan akan saham perusahaan tersebut. Maka jelas CR mempengaruhi harga saham sebuah perusahaan. 3. Debt to Equity Ratio (DER) Rasio hutang modal menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang kepada pihak luar dan merupakan rasio yang mengukur hingga sejauh mana perusahaan dibiayai dari hutang. Rasio ini disebut juga rasio perbandingan hutang dan modal (leverage). Rasio leverage merupakan rasio untuk mengukur seberapa bagus struktur permodalan perusahaan. Struktur permodalan merupakan pendanaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham.39Struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan pengimbangan antar hutang jangka panjang dan modal sendiri. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri (cadangan, laba) atau
39
Hadi Wahyono, ”Komparasi Kinerja Perusahaan Bank dan Asuransi Studi Empiris di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen, Vol. 2 No. 2 (Mei 2002) : h.12.
42
berasal dari mengambil bagian, peserta, atau pemilik (modal saham, modal peserta dan lain-lain).40 Jadi dapat disimpulkan bahwa debt to equity ratio merupakan perbandingan antara total hutang (hutang lancar dan hutang jangka panjang) dan modal yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dengan menggunakan modal yang ada. Semakin kecil rasio hutang modal maka semakin baik. DER dikatakan baik apabila jumlah modal lebih besar dari jumlah hutang atau minimal sama. 4. Dividen Harga saham sebuah emiten tidak terlepas dari pengaruh pembayaran dividen.
Saham sebagai surat bukti kepemilikan hak terhadap perusahaan.
Harga sebuah saham sangat dipengaruhi oleh perkembangan kinerja perusahaannya. Jika perusahaan emiten mampu menghasilkan keuntungan yang tinggi dan mampu menyisihkan sebagian keuntungannya itu sebagai dividen dengan jumlah yang tinggi pula maka investor akan tertarik untuk membeli saham dari perusahaan tersebut. Akibatnya, permintaan atas saham tersebut meningkat dan pada akhirnya menyebabkan harga saham naik.
40
Bambang Riyanto, Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan Edisi 4, (Yogyakarta: BPFE, 2008), h. 22.
43
5. Laba Bersih Laba (rugi) adalah total pendapatan dikurangi beban. Laba bersih merupakan jumlah yang dilaporkan perusahaan, digunakan sebagai sinyal positif jika laba tersebut dapat mencerminkan informasi perusahaan yang tidak dapat diamati. Ketika perusahaan melaporkan laba kepada publik, maka hal tersebut merupakan berita karena pasar menganggap perusahaan memberikan informasi yang lengkap mengenai perusahaan. Dengan komponen laba yang dilaporkan perusahaan, maka investor akan mengetahui kinerja perusahaan dan pada akhirnya akan mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut dipasar modal.41 6. Dividend Payout Ratio (DPR) Dividen merupakan hasil yang diperoleh dari saham yang dimiliki, selain keuntungan selisih penjualan saham (capital gain) yang. Dividen tersebut diperoleh dari perusahaan sebagai distribusi yang dihasilkan dari operasi perusahaan. Dividen perlu diputuskan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) sebab selain untuk dibagikan sebagai dividen, laba perusahaan juga dialokasikan dalam laba ditahan (retained earning). Proporsi pembagian laba
41
h. 88.
Mahmud M Hanafi, Analisa Laporan Keuangan, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2007),
44
perusahaan menjadi laba ditahan dan dividen tergantung pada RUPS dan kondisi perusahaan.42 Dividend payout ratio seringkali dikaitkan dengan signalling theory.43 Dividend payout ratio yang berkurang dapat mencerminkan laba perusahaan yang makin berkurang. Akibatnya sinyal buruk akan muncul karena mengindikasikan bahwa perusahaan kekurangan dana. Kondisi ini akan menyebabkan preferensi investor akan suatu saham berkurang karena investor memiliki preferensi yang sangat kuat atas dividen.44
C. Kerangka Teori Harga saham adalah nilai bukti penyertaan modal pada perseroan terbatas yang telah terdaftar di bursa efek, dimana saham tersebut telah beredar (outstanding securities). Harga saham dapat juga didefinisikan sebagai harga yang dibentuk dari interaksi antara para penjual dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan mereka terhadap keuntungan perusahaan. Harga saham penutupan (closing price) yaitu harga yang diminta oleh penjual atau harga perdagangan terakhir untuk suatu periode.
42
Farid Arif dan Nur Indriantoro, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Reaksi Pasar Pasar terhadap Pengumuman Dividen Saham”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol.13 No. 4 (2007) : h. 48-69. 43 Jogiyanto Hartono, Teori Portfolio dan Analisis Investasi Ed. 5, (Yogyakarta: BPFE, 2007), h. 233. 44 Brav et al, “Payout policy in the 21st Century”, Journal of Financial Economics. Vol.77 (2003) : h. 483-527.
45
Secara umum, keputusan membeli atau menjual saham ditentukan oleh perbandingan antara perkiraan nilai intrinsik dengan harga pasarnya yang didasarkan atas hasil analisis fundamental dan teknikalnya.45 Analisis fundamental mencakup rasio kinerja keuangan emiten baik merupakan rasio profitabilitas, likuiditas, solvabilitas dan rasio lainnya yang juga dapat mengukur kinerja keuangan perusahaan. Menurut Abdul Halim dalam hal penilaian harga saham, terdapat tiga pedoman yang dipergunakan. Pertama, bila harga pasar saham atau (stock’s market value) melampaui nilai instrinsik saham (stock’s book value), maka saham tersebut dinilai overvalued (harganya terlalu tinggi). Oleh karena itu, saham tersebut sebaiknya dihindari untuk dibeli atau segera menjual saham tersebut karena kondisi seperti ini pada masa yang akan datang kemungkinan besar akan terjadi koreksi pasar. Kedua, apabila harga pasar saham sama dengan nilai instrinsiknya maka harga saham tersebut dinilai wajar dan berada dalam kondisi keseimbangan. Pada kondisi demikian, sebaiknya pelaku pasar tidak melakukan transaksi pembelian maupun penjualan saham yang bersangkutan. Kondisi saham pada tingkat ini ditanyakan aman, tetapi karena keseimbangan antara harga pasar dengan harga intrinsiknya maka sebaiknya pemegang saham yang ingin menjual saham nya lebih baik menunggu karena pada kondisi ini penjual tidak mendapatkan keuntungan atas penjualan sahamnya. Ketiga, apabila harga pasar saham lebih
45
Abdul Halim, Analisis Investasi Edisi 2, (Jakarta: Salemba Empat.2005), h.31.
46
kecil dari nilai instrinsiknya maka saham tersebut dikatakan harganya terlalu rendah (undervalued). Bagi para pelaku pasar, saham tidak dijual, karena besar kemungkinan dimasa yang akan datang akan terjadi lonjakan harga saham. Atas alasan tersebut, harga saham sebaiknya mendekati harga wajar sehingga nilai yang tercermin merupakan nilai saham yang benar.
D. Hipotesis Penelitian 1. Pengujian secara simultan (Uji F) dapat dijelaskan sebagai berikut: Ho : β1, β2, β3, β4, β5, β6 = 0 Variabel independen ROA, CR, DER, Dividen, Laba Bersih dan DPR secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen Harga Saham. Ho : β1, β2, β3, β4, β5, β6 = 0 Variabel independen ROA, CR, DER, Dividen, Laba Bersih dan DPR secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen Harga Saham. 2. Pengujian secara parsial (Uji t) dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Ho : β1 = 0 variabel independen ROA secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen Harga Saham. Ha : β1 ≠ 0 variabel
independen
ROA
secara
individual
berpengaruhterhadap variabel dependen Harga Saham. b. Ho : β2 = 0 variabel
independen
CR
secara
berpengaruhterhadap variabel dependen Harga Saham.
individual
tidak
47
Ha : β2 ≠ 0 variabel independen CR secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen Harga Saham. c. Ho : β3 = 0 variabel
independen
DER
secara
individual
tidak
berpengaruhterhadap variabel dependen Harga Saham. Ha : β3 ≠ 0 variabel independen DER secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen Harga Saham. d. Ho : β4 = 0 variabel
independen
Dividen
secara
individual
tidak
berpengaruhterhadap variabel dependen Harga Saham. Ha : β4 ≠ 0 variabel independen
Dividen tahun sebelumnya secara
individual berpengaruh terhadap variabel dependen Harga Saham. e. Ho : β5 = 0 variabel independen Laba Bersih secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen Harga Saham. Ha : β5 ≠ 0 variabel
independen
Laba
Bersih
secara
individual
berpengaruh terhadap variabel dependen Harga Saham. f. Ho : β6 = 0 variabel independen DPR secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen Harga Saham. Ha : β6 ≠ 0 variabel independen DPR secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen Harga Saham.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen, yaitu Return on Asset, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Dividen, Laba Bersih dan Dividend Payout Ratio terhadap variabel dependen, yaitu harga saham. Objek yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) pada tahun 2009 sampai 2014.
B. Metode Penentuan Sampel Penentuan sampel dalam penelitian ini adalah metode pengambilan sampel dengan tujuan tertentu (purposive sampling method). Metode ini memilih sampel dari elemen populasi berdasarkan tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti. Elemen populasi yang dipilih sebagai sampel penelitian ini adalah objek yang memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Perusahaan yang terdaftar pada Jakarta Islamic Index (JII) selama periode 2009 hingga 2014. 2. Perusahaan memiliki kelengkapan data yang dibutuhkan yaitu laporan keuangan.
48
49
3. Perusahaan tidak melakukan pemecahan saham (stock split) pada periode 2009 hingga 2014. Dari populasi perusahaan yang sahamnya tercatat di Jakarta Islamic Index selama periode 2009-2014 didapatkan sampel 7 perusahaan yang sesuai dengan kriteria – kriteria di atas. Berikut adalah tabel sampel perusahaan dalam penelitian ini. Tabel 3.1 Data Sampel Penelitian Tidak No
Kriteria
Memenuhi
Jumlah
Kriteria 1
2
3
4
Perusahaan yang terdaftar di JII dari tahun 2009-2014 Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan dari tahun 2009-2014 Perusahaan yang konsisten tergabung di JII periode 2009-2014 Perusahaan yang tidak melakukan Stock Split Jumlah Perusahaan
Sumber: Data Sekunder yang diolah
-
44
13
31
20
11
4
7 7
50
C. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan, yaitu data diperoleh dari beberapan literatur yang berkaitan dengan penelitian. Penelusuran data ini diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data dalam penelitian ini didapatkan dari Bursa Efek Indonesia.
D. Metode Analisis Data Untuk dapat mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode regresi data panel (pooled data). Terdapat beberapa keunggulan dari penggunaan data panel dibandingkan dengan data time series dan cross section. Pertama, dapat memberikan sejumlah data yang lebih besar, menaikkan derajat kebebasan, mengurangi kolinearitas diantara variabel penjelas, sehingga diperoleh estimasi ekonometrik yang efisien. Kedua, memberikan informasi yang penting bagi peneliti yang tidak dapat diberikan jika menggunakan data time series dan cross section. Keunggulan penggunaan panel data adalah : 1. Dapat memberikan penelitian jumlah pengamatan yang besar, meningkatkan degree of freedom (derajat kebebasan), data memiliki variabilitas yang besar
51
dan mengurangi kolinearitas antara variabel penjelas, di mana dapat menghasilkan estimasi ekonometri yang efisien. 2. Data panel memberikan informasi lebih banyak yang tidak dapat diberikan hanya oleh data cross section dan time series saja. 3. Data panel akan memberikan penyelesaian yang lebih baik dalam inferensi perubahan dinamis dibandingkan dengan data cross section. 4. Mengingat penggunaan data panel juga meliputi data cross section dalam rentang waktu tertentu, maka data akan rentan dari heterogenitas. Penggunaan teknik dan estimasi data panel akan memperhitungkan secara eksplisit heterogenitas tersebut. 5. Dengan pengkombinasian, data akan memberikan informasi yang lebih, tingkat kolinearitas yang lebih kecil antar variabel dan lebih efisien. 6. Penggunaaan data panel, mampu meminimasi bias yang dihasilkan jika kita mengagregasikan data individu ke dalam agregasi yang luas. 46 Dalam penelitian ini digunakan regresi data panel untuk melihat pengaruh antara variabel independen yang terdiri dari ROA, CR, DER, Dividen, Laba Bersih dan DPR terhadap Harga Saham. Untuk membantu penelitian, penulis menggunakan software Microsoft Excel 2010 dan Eviews 8.1 untuk pengolahan data penelitian.
46
Damodar Gujarati. Ekonometrika Dasar Edisi Keenam. (Jakarta: Erlangga, 2003) h. 96
52
Model regresi data panel penelitian ini adalah: LOGHSit = α + β1LOGROAit + β2LOGCRit + β3LOGDERit + β4LOGDIVit + β5LOGLBit + β6LOGDPRit + 𝓔it
Keterangan: LOGHS
: Logaritma Natural Harga Saham
α
: Konstanta
β1 – β6
: Koefisien regresi untuk variabel independen
LOGROA : Logaritma Natural Return on Asset LOGCR
: Logaritma Natural Current Ratio
LOGDER : Logaritma Natural Debt to Equity Ratio LOGDIV : Logaritma Natural Dividen LOGLB
: Logaritma Natural Laba Bersih
LOGDPR : Logaritma Natural Dividend Payout Ratio
1. Metode Estimasi Model Regresi Data Panel a. Common Effect Model atau Pooled Least Square (PLS) Pooled least square model merupakan metode estimasi model regresi data panel yang paling sederhana dengan asumsi intersep dan koefisien regresi (slope) yang konstan antar waktu dan cross section (common effect). Dalam pendekatan ini tidak memperhatikan dimensi individu maupun waktu. Diasumsikan bahwa perilaku data antar perusahaan sama dalam berbagai kurun waktu. Pada dasarnya common effect model sama seperti OLS dengan
53
meminimumkan jumlah kuadrat, tetapi data yang digunakan bukan data time series atau data cross section saja, melainkan data panel yang diterapkan dalam bentuk pooled. b. Fixed Effect Model (FEM) Fixed effect model adalah teknik mengestimasi data panel dengan menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan intersep. Pengertian fixed effect ini didasarkan adanya perbedaan intersep antar perusahaan, namun intersepnya konstan antar waktu. Disamping itu, model ini juga mengasumsikan bahwa koefisien regresi (slope) konstan antar perusahaan dan antar waktu. Salah satu cara untuk mengetahui perbedaan adalah dengan mengasumsikan bahwa intersep adalah berbeda antar perusahaan, sedangkan slopenya tetap sama antar perusahaan. 47 Akan tetapi, kelemahan metode ini yaitu berkurangnya derajat kebebasan (degree of freedom) yang akhirnya akan mengurangi efisiensi parameter. c. Random Effect Model (REM) Random effect model merupakan metode estimasi model regresi data panel dengan asumsi koefisien regresi (slope) konstan dan intersep berbeda antar waktu dan antar individu (random effect). Dimasukannya variabel dummy di dalam fixed effect model bertujuan untuk mewakili ketidaktahuan tentang model yang sebenanrnya. Namun juga memberikan konsekuensi 47
Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Edisi Ketiga, (Yogyakarta: Ekonisia, 2009) h.232.
54
berkurangnya derajat kebebasan (degree of freedom) yang akhirnya akan mengurangi
efisiensi
parameter. Masalah ini
bisa diatasi
dengan
menggunakan variabel gangguan (error terms) yang mungkin saja akan muncul pada hubungan antar waktu dan antar perusahaan yang dikenal dengan random effect model. Model ini akan mengestimasi data panel dimana variabel gangguan mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar individu.48 2. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, uji normalitas dan uji autokorelasi. a. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.49 Menggunakan Software Eviews 8.1, dapat mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dengan melihat nilai koefisien korelasi pada masing masing variabel bebas melalu uji matriks korelasi. Jika nilai koefisien
48
Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Edisi Ketiga, (Yogyakarta: Ekonisia, 2009) h.235. 49 Imam Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS Edisi 5, (Semarang: Badan Penerbit UNDIP, 2011), h.105.
55
korelasi untuk masing-masing variabel bebas lebih besar dari 0,8 maka terjadi multikolinearitas.50 b. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi, variabel dependen, variabel independen, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak mempunyai distribusi normal. Jarque-Bera Test dapat membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan plotting data residual akan dibandingkan dengan melihat garis diagonalnya. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.51 Dalam analisis multivariat, para peneliti menggunakan pedoman tiap variabel terdiri atas 30 data, maka data sudah berdistribusi normal. Untuk menguji dengan lebih akurat diperlukan alat analisis seperti Eviews 8.1. Menggunakan uji Jarque-Bera. Bila nilai J-B tidak signifikan , maka data berdistribusi normal.52
50
Shochrul R Ajija,dkk, Cara Cerdas Menguasai Eviews, (Jakarta: Salemba Empat.2011),
h.35. 51
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2011), h.160. 52 Wing Wahyu Winarno, Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan EViews Edisi 3,(Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2011), h.37
56
c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteorskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan persebaran data (variance) dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika persebaran data (variance) dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain nilainya tetap, disebut dengan homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteoroskedastisitas. Model regresi
yang
baik
adalah
homoskedastisitas
atau
tidak
terjadi
heteroskedastisitas.53 Untuk menguji keberadaan heteroskedastisitas dilakukan dengan uji glejser. Uji Glejser dilakukan dengan meregresikan variabel-variabel bebas terhadap nilai absolutresidualnya. Sebagai pengertian dasar, residual adalah selisih antara nilaiobservasi dengan nilai prediksi; dan absolut adalah nilai mutlaknya.54 Dengan melihat uji glejser suatu data dapat dikatakan memenuhi uji heteroskedastisitas apabila nilai signifikansi residualnya lebih besar daripada 0,05.55 d. Uji Autokorelasi Uji autokolerasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
53
Imam Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS Edisi 5, (Semarang: Badan Penerbit UNDIP, 2011), h.139. 54 Damodar Gujarati. Ekonometrika Dasar Edisi Keenam. (Jakarta: Erlangga, 2003) h. 48 55 Wing Wahyu Winarno, Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan EViews Edisi 3,(Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2011), h.8.
57
kesalahan pengganggu pada periode t-1. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Uji Durbin-Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu dan mensyaratkan adanya konstanta dalam model regresi dan tidak ada variabel tumpang tindih (lag) di antara variabel independen.56 Autokorelasi dapat diukur melalui nilai Durbin-Watson dengan melihat beberapa kriteria sebagai berikut: 1) Angka Durbin Watson di bawah 1,10 atau < 1,10 berarti ada autokorelasi positif. 2) Angka Durbin Watson di antara 1,10 sampai 1,54 berarti tidak dapat diputuskan ada atau tidaknya otokorelasi. 3) Angka Durbin Watson di antara 1,54 sampai 2,46 berarti tidak mengandung otokorelasi. 4) Angka Durbin Watson di antara 2,46 sampai 2,90 berarti tidak dapat diputuskan ada atau tidaknya otokorelasi. 5) Angka Durbin Watson di atas 2,90 atau > 2,90 berarti ada autokorelasi negatif.57
56
Imam Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS Edisi 5, (Semarang: Badan Penerbit UNDIP, 2011), h.110. 57 Wing Wahyu Winarno, Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan EViews Edisi 3, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2011), h.7.
58
3. Proses Pemilihan Regresi Data Panel (Pooled data) Terdapat beberapa tahapan pengujian yang dilakukan untuk memilih model mana yang tepat digunakan untuk pengolahan data panel, antara lain: a. Uji Chow Uji Chow adalah pengujian untuk memilih apakah model common effect atau fixed effect yang lebih tepat digunakan dalam regresi data panel.58 Dalam pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut: Ho: Intersep dan koefisien slope konstan antar waktu dan individu Ha: Intersep tidak konstan antar individu Pada software Eviews 8.1, uji Chow dilakukan dengan melihat nilai probability F pada hasil output. Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai probability F ≥ 0.05, maka Ho diterima , yang berarti model yang lebih tepat digunakan adalah common effect, tetapi jika nilai probability F < 0.05, maka Ho ditolak Ha diterima, yang berarti model yang lebih tepat digunakan adalah fixed effect, dan dilanjutkan dengan uji Hausman untuk memilih apakah menggunakan model fixed effect atau random effect.
58
Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Edisi Ketiga, (Yogyakarta: Ekonisia, 2009) h.238.
59
b. Uji Hausman Hausman test adalah pengujian statistik untuk memilih apakah model fixed effect atau random effect yang lebih tepat digunakan dalam regresi data panel.59 Dalam pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut: Ho: Random effect model (REM) Ha: Fixed effect model (FEM) Dasar pengambilan keputusannya adalah dengan membandingkan nilai chi square hitung dengan chi square tabel, jika nilai chi-square hitung > chi-square tabel, maka Ho ditolak , yang berarti model yang lebih tepat digunakan adalah fixed effect, tetapi jika nilai chi-square hitung < chi-square tabel, maka Ho diterima , yang berarti model yang lebih tepat digunakan adalah random effect.
4. Uji Signifikansi a. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) Pengujian koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Nilai adjusted R2 sebesar 1, berarti fluktuasi variabel dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel independen dan tidak ada faktor 59
Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Edisi Ketiga, (Yogyakarta: Ekonisia, 2009) h.240.
60
lain yang menyebabkan fluktuasi variabel dependen. Jika nilai R2 berkisar antara 0 sampai dengan 1, berarti semakin kuat kemampuan variabel independen dapat menjelaskan fluktuasi variabel dependen (Ghozali, 2012:87).60 Untuk mengetahui besar atau kecilnya pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) dipergunakan koefisien determinasi dengan menggunakan rumus berikut: KD= r2 x 100% Dimana: KD
= Koefisien Determinasi
r
= Koefisien korelasi
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi memiliki pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen digunakan tingkat signifikansi 0,05. Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka tidak terdapat pengaruh signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen, sedangkan jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka terdapat pengaruh signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2012:101).
60
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program Ed. 7, (Semarang: BPUD, 2013) hal. 87.
61
c. Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik t) Uji statistik t pada dasarnya digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel independen. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh setiap variabel independen secara individual terhadap variabel dependen digunakan tingkat signifikansi 0,05. Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka tidak terdapat pengaruh signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen, sedangkan jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka terdapat pengaruh signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.61
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian 1. Variabel Dependen Harga Saham Harga saham adalah harga yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal.62 Pengukuran
harga
saham
dalam
penelitian
ini
dilakukan
dengan
menggunakan harga penutupan (closing price) pada periode.
61
Ibid, hal. 101. Jogiyanto Hartono, Teori Portofolio dan Analisis Investasi Ed. 5, (Yogyakarta: BPFE, 2007), h. 143 62
62
2. Variabel Independen a. Return on Asset (ROA) Return on Asset (ROA) merupakan rasio keuangan perusahaan yang berhubungan dengan profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan atau laba pada tingkat pendapatan, aset dan modal saham tertentu. Dengan mengetahui ROA, kita dapat menilai apakah perusahaan telah efisien dalam menggunakan aktivanya dalam kegiatan operasi untuk menghasilkan keuntungan.63 Menurut Lestari dan Sugiharto, ROA adalah rasio yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dari penggunaan aktiva. Dengan kata lain, semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas aset (asset) dalam memperoleh keuntungan bersih. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor. Peningkatan daya tarik perusahaan menjadikan perusahaan tersebut semakin diminati oleh investor, karena tingkat pengembalian atau dividen akan semakin besar. Hal ini juga akan berdampak pada harga saham dari perusahaan tersebut di pasar modal yang akan semakin meningkat sehingga ROA akan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan. Angka ROA dapat dikatakan baik apabila > 2%.64
63
Mahmud M Hanafi dan Abdul Halim, Analisa Laporan Keuangan Edisi 4, (Yogyakarta: UPP YKPN, 2009), h. 27. 64 Maharani Ika Lestari dan Toto Sugiharto. “Kinerja Bank Devisa dan Bank Non Devisa dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya”, Jurnal PESAT, Vol. 2, (2007) : h. 1965-201.
63
Pengukuran Return on Asset dalam penelitian ini dengan menggunakan logaritma. ROA didapatkan dari membagi laba bersih dengan total aset. Return on Asset dihitung dengan formula sebagai berikut: Laba Sebelum Pajak Return On Asset =
x 100 % Total Aset
b. Current Ratio (CR) Current Ratio (CR) merupakan indikator utama yang digunakan para investor dalam melihat daya tarik suatu saham. Apabila Current Ratio (CR) mempunyai pertumbuhan bagus maka para pemodal akan tertarik untuk membeli saham sehingga akan menaikkan harga saham. Tingkat pertumbuhan Current Ratio (CR) tergantung dari kemampuan manajemen perusahaan. Perusahaan dikatakan mengalami kinerja yang bagus dan berkembang apabila terdapat peningkatan Current Ratio (CR) dari satu periode ke periode berikutnya. Current Ratio adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya melalui sejumlah aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi nilai Current Ratio menunjukkan kemampuan aktiva lancar perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya. Tingginya current ratio menunjukkan keyakinan investor terhadap kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividen yang dijanjikan. Pembayaran
64
dividen merupakan arus kas keluar, sehingga semakin kuat posisi aktiva yang dimiliki perusahaan maka akan semakin besar pula kemampuan perusahaan
dalam
membayarkan
dividen
kepada
para
pemegang
sahamperubahan harga saham atau fluktuasi harga saham ini akan mendatangkan keuntungan atau kerugian dari selisih penjualan saham (capital gain/loss.)65 Peningkatan CR akan menyebabkan peningkatan dividen dan harga saham. Peningkatan harga pasar saham menyebabkan timbulnya capital gain. Dengan demikian perubahan CR akan mempengaruhi return yang diperoleh investor dalam bentuk capital gain/loss dan dividen. Semakin tinggi return yang akan diperoleh investor, semakin banyak pula permintaan akan saham perusahaan tersebut. Maka jelas CR mempengaruhi harga saham sebuah perusahaan. Pengukuran Current Ratio dalam penelitian ini dilakukan menggunakan logaritma dengan skala rasio yaitu dengan membagi aktiva lancar dengan hutang lancar. Current Ratio dihitung dengan formula sebagai berikut. Aktiva Lancar Current Ratio =
65
Hutang Lancar
x 100 %
Sawidji Widiatmojo, Cara Sehat Investasi di Pasar Modal, Pengetahuan Dasar, (Jakarta: Jurnalindo Aksara Grafika, 1996), h. 50.
65
c. Debt to Equity Ratio (DER) Rasio aktiva atas hutang dan modal (leverage) merupakan rasio untuk mengukur seberapa bagus struktur permodalan perusahaan. Struktur permodalan merupakan pendanaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham.66 Jadi dapat disimpulkan bahwa debt to equity ratio merupakan perbandingan antara total hutang (hutang lancar dan hutang jangka panjang) dan modal yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dengan menggunakan modal yang ada. Semakin kecil rasio hutang modal maka semakin baik dan untuk keamanan pihak luar rasio terbaik jika jumlah modal lebih besar dari jumlah hutang atau minimal sama. Pengukuran Debt to Equity Ratio dalam penelitian ini dilakukan dengan skala rasio yaitu dengan membagi total hutang dengan modal. Debt to Equity Ratio dihitung dengan formula sebagai berikut. Total Hutang Debt to Equity Ratio =
x 100 % Modal (Equity)
d. Dividen Harga saham sebuah emiten tidak terlepas dari pengaruh pembayaran dividen. Saham sebagai surat bukti kepemilikan hak terhadap perusahaan. 66
Hadi Wahyono, ”Komparasi Kinerja Perusahaan Bank dan Asuransi Studi Empiris di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen, Vol. 2 No. 2, (Mei 2002), h.12.
66
Harga sebuah saham sangat dipengaruhi oleh perkembangan kinerja perusahaannya. Jika perusahaan emiten mampu menghasilkan keuntungan yang tinggi dan mampu menyisihkan sebagian keuntungannya itu sebagai dividen dengan jumlah yang tinggi pula maka investor akan tertarik untuk membeli saham dari perusahaan tersebut. Akibatnya, permintaan atas saham tersebut meningkat dan pada akhirnya menyebabkan harga saham naik. Besarnya dividen tergantung dari besarnya keuangan dan jumlah saham yang beredar dalam masyarakat. Ada tiga pendapat yang muncul mengenai kebijaksanaan dividen, (1) Dividen tidak Mempengaruhi Harga Saham. Teori ini berdasarkan pandangan bahwa kebijaksanaan dividen tidak akan mempengaruhi terhadap aliran kas dimasa yang akan datang. Berdasarkan pandangan ini, efisiensi pasar modal menjadi kritis, dan pajak diabaikan. Argumen yang menyokong suatu hipotesis yaitu jika manajemen dapat meningkatkan nilai pasar dari saham perusahaan dengan mengubah kebijakan dividennya. Dalam hal ini kebijaksanaan dividen tidak berarti. (2) Dividen Akan Menurunkan Harga Saham. Jika tarif pajak investor atas dividen lebih besar dari untung laba modal, maka investor akan berusaha untuk
menginvestasikan
kembali
pendapatan
mereka
untuk
memaksimumkan Return setelah pajak mereka. Sudah tentu, berdasarkan alasan ini, jika tarif pajak atas capital gain melebihi tarif dividen maka akan terjadi sebalikannya. (3) Dividen Akan Menaikkan Harga Saham.
67
Pendapatan dari dividen merupakan hal yang sangat diharapkan oleh investor. Dengan asumsi seperti ini, keputusan manajemen untuk menaikkan dividen merupakan suatu tanda bahwa perusahaan tersebut mempunyai kemampuan untuk menghasilkan laba dimasa yang akan datang, hal ini akhirnya akan mendorong harga saham menjadi lebih tinggi. Sebaliknya dividen yang rendah merupakan suatu tanda yang kurang baik dan akhirnya akan menurunkan harga saham.67 Pengukuran
dividen
mentransformasikan
nilai
dalam dari
penelitian dividen
ini
dilakukan
menjadi
logaritma
dengan untuk
menyeimbangkan dengan data lainnya yang dimiliki masing-masing perusahaan. e. Laba Bersih Laba (rugi) adalah total pendapatan dikurangi beban, tidak termasuk komponen-komponen
pendapatan
komprehensif
lain.
Laba
bersih
merupakan jumlah yang dilaporkan perusahaan, digunakan sebagai sinyal positif jika laba tersebut dapat mencerminkan informasi perusahaan yang tidak dapat diamati. Ketika perusahaan melaporkan laba kepada publik, maka hal tersebut merupakan berita karena pasar menganggap perusahaan memberikan informasi yang lengkap mengenai perusahaan. Dengan
67
Erlina, Metodologi Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi dan Manajemen Ed. 2, (Medan: USU Press, 2008) h.12.
68
komponen laba yang dilaporkan perusahaan, maka investor akan mengetahui kinerja perusahaan dan pada akhirnya akan mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut dipasar modal. Pengukuran laba bersih dalam penelitian ini dilakukan dengan mentransformasikan nilai dari laba bersih menjadi logaritma untuk menyeimbangkan hasil data laba bersih dengan data lainnya yang dimiliki masing-masing perusahaan. f. Dividend Payout Ratio (DPR) DPR merupakan bagian laba perusahaan yang dibayarkan dalam bentuk dividen. Perhitungan dalam DPR adalah perbandingan antara kas dividen dengan laba setelah pajak. Kebijakan dividen termasuk bagian inti suatu keputusan pembelanjaan perusahaan yang dikarenakan dari likuiditas perusahaan itu sendiri. DPR merupakan perbandingan antara kas dividen dengan laba setelah pajak. Semakin besar dividen yang diberikan maka semakin besar DPR tersebut. Data dari DPR ini diambil dari tahun 20092014 dalam website www.idx.co.id di bagian Jakarta Islamic Index pada Bursa Efek Indonesia. Dividend Payout Ratio dirumuskan sebagai berikut : Dividend Per Share Dividend Payout Ratio =
x 100 % Earning Per Share
69
Pengukuran dividend payout ratio dalam penelitian ini dilakukan dengan mentransformasikan
nilai
dari
DPR
menjadi
logaritma
untuk
menyeimbangkan hasil data DPR dengan data lainnya yang dimiliki masingmasing perusahaan. F. Operasionalisasi Variabel Tabel 3.1 Operasional Variabel Variabel
Indikator
Skala
ROA = Laba bersih : Total Aset
Rasio
DER = Total Hutang : Total Ekuitas
Rasio
Return on Asset (ROA) (X1) Debt to Equity Ratio (DER) (X2) Current Ratio (CR)
CR = Aktiva Lancar : Hutang
(X3)
Lancar
Dividen (X4) Laba Bersih (X5)
Rasio
Dividen
Rasio
Laba Bersih
Rasio
DPR = DPS : EPS
Rasio
Harga closing saham akhir tahun
Rasio
Dividend Payout Ratio (DPR) (X6) Harga Saham (Y)
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian Dalam penelitian ini digunakan metode purposive sampling untuk menentukan sampel. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaanperusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Penelitian mengambil sampel selama 6 tahun, yaitu dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2014. Penelitian secara purposive sampling mengindikasikan bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian merupakan representasi dari populasi yang ada serta sesuai dengan tujuan dari penelitian, kemudian diperoleh sampel sejumlah 7 perusahaan. Data yang digunakan berasal dari annual report tahun 2009, 2010, 2011, 2012, 2013 dan 2014 yang didapatkan dari Bursa Efek Indonesia (BEI).
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian 1. Uji Asumsi Klasik a. Hasil Uji Multikolinieritas Tujuan uji multikolinieritas adalah mengetahui apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Ada atau tidaknya multikolinieritas dapat diketahui atau dilihat dari koefisien korelasi masingmasing variabel bebas melalui uji matriks korelasi. Jika koefisien korelasi di 70
71
antara masing-masing variabel bebas lebih besar dari 0,8, maka terjadi multikolinieritas.68 Tabel 4.1 Hasil Uji Multikolinearitas ROA 1 -0.04546 0.33396 0.16341 0.11888 0.87719
ROA CR DER DIV LB DPR
CR -0.0455 1 -0.5608 -0.298 0.02728 -0.3251
DER 0.33396 -0.5608 1 0.43704 0.25848 0.61217
DIV 0.16341 -0.298 0.43704 1 0.4649 0.41828
LB 0.11888 0.02728 0.25848 0.4649 1 0.22173
DPR 0.87719 -0.3251 0.61217 0.41828 0.22173 1
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa nilai dari hubungan variabel independen yang satu ke variabel independen yang lainnya ada yang melebihi 0,8 (x < 0,8) yaitu DPR dengan ROA, sehingga perlu dilakukan tahapan
sehingga
data
menjadi
normal
dan
tidak
lagi
terdapat
multikolinearitas. Karena dari hasil uji normalitas diatas menunjukkan bahwa data penelitian tidak terdistribusi dengan normal, maka semua data variabel pada penelitian ini dilakukan LOG untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Berikut merupakan hasil uji multikolinearitas setelah semua data variabel pada penelitian ini dilakukan LOG.
68
h.35.
Shochrul R Ajija,dkk, Cara Cerdas Menguasai Eviews, (Jakarta: Salemba Empat.2011),
72
Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinearitas Setelah di-LOG
LOG ROA LOG CR LOG DER LOG DIV LOG LB LOG DPR
LOG ROA 1 0.0273 0.091 0.06498 0.04856 0.50899
LOG CR 0.0273 1 -0.602 -0.2655 0.06024 -0.3635
LOG DER 0.091 -0.602 1 0.43027 0.19206 0.52187
LOG DIV 0.06498 -0.2655 0.43027 1 0.48408 0.42402
LOG LB 0.04856 0.06024 0.19206 0.48408 1 0.1594
LOG DPR 0.50899 -0.3635 0.52187 0.42402 0.1594 1
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai dari hubungan variabel independen satu ke variabel independen lainnya dimana semua variabel telah ditransformasi logaritma natural hasilnya tidak ada yang melebihi 0,8 atau < 0,8, sehingga dapat disimpulkan tidak adan lagi masalah multikolinieritas. b. Hasil Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Metode yang umum digunakan adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan plotting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Deteksi uji normalitas juga
73
dapat dilakukan dengan menghitung nilai Jarque-Bera yaitu apabila nilainya lebih kecil dari 12,592. Tabel 4.3 Hasil Uji Jarque-Bera 7
Series: Standardized Residuals Sample 2009 2014 Observations 42
6 5 4 3 2 1
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
2.25e-17 -0.014109 0.344103 -0.439723 0.185437 -0.168332 2.468422
Jarque-Bera Probability
0.692856 0.707210
0 -0.4
-0.3
-0.2
-0.1
0.0
0.1
0.2
0.3
Sumber: Data sekunder yang diolah
Tabel 4.3 memperlihatkan bahwa variabel harga saham, return on asset, current ratio, debt to equity ratio, dividen, laba bersih, dividend payout ratio dan laba bersih memiliki nilai Jarque-Bera 0,693(dibawah 12,592 dengan Chi-Square Tabel df.6 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa semua variabel independen maupun dependen memenuhi asumsi normalitas. c. Hasil Uji Heterokedastisitas Pengujian heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas.
74
Tabel 4.4 Hasil Uji Glejser Dependent Variable: RESABS Method: Panel Least Squares Date: 09/13/15 Time: 09:47 Sample: 2009 2014 Periods included: 6 Cross-sections included: 7 Total panel (balanced) observations: 42 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C LOGX1 LOGX2 LOGX3 LOGX4 LOGX5 LOGX6
0.913404 -0.044719 0.002452 -0.109226 -0.049169 0.030979 0.003695
1.638675 0.096572 0.153659 0.135446 0.091676 0.087560 0.103158
0.557404 -0.463062 0.015955 -0.806412 -0.536329 0.353807 0.035814
0.5815 0.6468 0.9874 0.4266 0.5958 0.7260 0.9717
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa nilai Prob. (probabilitas) dari masingmasing variabel tidak memiliki angka yang signifikan (lebih dari 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa data penelitian tidak terdapat pengaruh heteroskedastisitas.
75
d. Hasil Uji Autokorelasi Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Dependent Variable: LOGY Method: Panel Least Squares Date: 09/12/15 Time: 21:19 Sample: 2009 2014 Periods included: 6 Cross-sections included: 7 Total panel (balanced) observations: 42 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C LOGX1 LOGX2 LOGX3 LOGX4 LOGX5 LOGX6
-1.805878 0.377164 0.125777 0.572050 0.198871 0.205671 0.452079
3.281732 0.193403 0.307729 0.271255 0.183597 0.175354 0.206591
-0.550282 1.950148 0.408725 2.108901 1.083190 1.172892 2.188273
0.5863 0.0609 0.6857 0.0437 0.2876 0.2504 0.0369
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.780350 0.689460 0.220490 1.409856 11.68240 8.585683 0.000001
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
9.867768 0.395667 0.062743 0.600593 0.259886 1.753347
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.5, terlihat bahwa nilai dari Durbin-Watson sebesar 1,75(diantara 1,202 – 1,845). Hal ini menunjukkan bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak terdapat masalah autokorelasi.
76
2. Uji Pemilihan Regresi Data Panel a. Uji Chow Uji Chow adalah pengujian untuk memilih apakah model common effect atau fixed effect yang lebih tepat digunakan dalam regresi data panel.69 Dalam pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut: Ho: Intersep dan koefisien slope konstan antar waktu dan individu Ha: Intersep tidak konstan antar individu Uji Chow dilakukan dengan melihat nilai probability F pada hasil output. Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai probability F ≥ 0.05, maka Ho diterima yang berarti model yang lebih tepat digunakan adalah common effect, tetapi jika nilai probability F < 0.05, maka Ho ditolak yang berarti model yang lebih tepat digunakan adalah fixed effect, dan dilanjutkan dengan uji Hausman untuk memilih apakah menggunakan model fixed effect atau random effect. Dapat dilihat hasil uji Chow dengan bantuan software Eviews 8.1 sebagai berikut:
69
Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Edisi Ketiga, (Yogyakarta: Ekonisia, 2009) h.238.
77
Tabel 4.6 Hasil Uji Chow Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled Test cross-section fixed effects Effects Test Cross-section F Cross-section Chi-square
Statistic
d.f.
Prob.
13.188667 55.274390
(6,29) 6
0.0000 0.0000
Sumber: Data sekunder yang diolah Hasil output diatas menunjukkan nilai Prob= 0.0000 untuk Cross section F, nilai probability F (0.0000 ) ≤ 0.05, maka Ho ditolak yang berarti model yang lebih tepat digunakan adalah fixed effect model . Karena yang terpilih adalah fixed effect model, sehingga perlu dilanjutkan dengan uji Hausman untuk memilih apakah menggunakan model fixed effect atau random effect. b. Uji Hausman Hausman test adalah pengujian statistik untuk memilih apakah model fixed effect atau random effect yang lebih tepat digunakan dalam regresi data panel.70 Dalam pengujian ini dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut: Ho: Random effect model (REM) Ha: Fixed effect model (FEM)
70
Agus Widarjono, Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya Edisi Ketiga, (Yogyakarta: Ekonisia, 2009) h.240.
78
Dasar pengambilan keputusannya adalah dengan membandingkan nilai chi square hitung dengan chi square tabel, jika nilai chi-square hitung > chi-square tabel, maka Ho ditolak , yang berarti model yang lebih tepat digunakan adalah fixed effect, tetapi jika nilai chi-square hitung < chi-square tabel, maka Ho diterima, yang berarti model yang lebih tepat digunakan adalah random effect. Dapat dilihat hasil uji Chow dengan bantuan software Eviews 8.1 sebagai berikut: Tabel 4.7 Hasil Uji Hausman Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled Test cross-section random effects Test Summary Cross-section random
Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. 79.132003
6
Prob. 0.0000
Sumber: Data sekunder yang diolah
Hasil output diatas menunjukkan nilai Prob = 0.0000 untuk Cross section random, nilai chi-square hitung(79,1320) ≥ nilai chi-square tabel d.f 6 (18,548), maka Ho diterima , yang berarti model yang lebih tepat digunakan adalah fixed effect model .
79
3. Uji Signifikansi Berdasarkan hasil uji hasuman, model estimasi data panel yang terpilih adalah fixed effect model. Maka selanjutnya dilakukan uji signifikansi dari model yang terpilih. Tabel 4.8 Hasil Estimasi Fixed Effect Model Dependent Variable: LOGY Method: Panel Least Squares Date: 09/12/15 Time: 21:19 Sample: 2009 2014 Periods included: 6 Cross-sections included: 7 Total panel (balanced) observations: 42 Variable
Coefficient
C LOGX1 LOGX2 LOGX3 LOGX4 LOGX5 LOGX6
-1.805878 0.377164 0.125777 0.572050 0.198871 0.205671 0.452079
Std. Error
t-Statistic
3.281732 -0.550282 0.193403 1.950148 0.307729 0.408725 0.271255 2.108901 0.183597 1.083190 0.175354 1.172892 0.206591 2.188273
Prob. 0.5863 0.0609 0.6857 0.0437 0.2876 0.2504 0.0369
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.780350 0.689460 0.220490 1.409856 11.68240 8.585683 0.000001
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
9.867768 0.395667 0.062743 0.600593 0.259886 1.753347
80
a. Hasil Uji Koefisien Berdasarkan tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa: 1) Nilai koefisien korelasi kekuatan hubungan antara variabel return on asset (X1), current ratio (X2), debt to equity ratio (X3), dividen (X4), laba bersih (X5), dan dividend payout ratio (X6) terhadap variabel harga saham (Y) adalah sebesar 0,78. Hal ini berarti menunjukkan bahwa hubungan antara variabel return on asset, current ratio, debt to equity ratio, dividen, laba bersih, dan dividend payout ratio terhadap harga saham adalah kuat karena nilai koefisisen korelasi (R-squared) berada di antara 0,70 - 0,85.71 2) Nilai koefisien determinasi atau nilai Adjusted R2 Square digunakan untuk melihat seberapa besar kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen. Besarnya nilai koefisien determinasi antara variabel return on asset (X1), current ratio (X2), debt to equity ratio (X3), dividen (X4), laba bersih (X5), dan dividend payout ratio (X6) terhadap variabel harga saham (Y) adalah sebesar 0,6895 atau 68,95%. Hal ini berarti bahwa variabel harga saham dapat dijelaskan oleh variabel return on asset (X1), current ratio (X2), debt to equity ratio (X3), dividen (X4), laba bersih (X5), dan dividend payout ratio (X6) adalah sebesar 68,95% 71
2006.
Jonathtan, Sarwono. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu,
81
selebihnya 31,05% (100% - 68,95% = 31,05% berasal dari variabel lain atau faktor lain yang tidak diteliti dalam model regresi ini seperti Book Value per Share (BVS) serta Total Asset Turnover (TATO) dan Earning per Share (EPS). b. Hasil Uji Statistik t 1) Pengaruh Return on Asset terhadap Harga Saham Hasil uji interaksi menunjukkan bahwa pada tabel 4.5, variabel return on asset mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,0609. Ini berarti Ho diterima
sehingga dapat dikatakan bahwa return on asset tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham karena tingkat signifikansi yang dimiliki return on asset lebih besar dari 0,05. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Robert Lambey (2014) dimana return on asset berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Akan tetapi, hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Setyaningsih. (2005) dimana variabel return on asset tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, hal ini disebabkan oleh kecilnya tingkat pengembalian perusahaan dilihat dari aset yang dimiliki. Pada umumnya, semakin tinggi nilai ROA maka semakin tinggi pula tingkat profitabilitas perusahaan tersebut. Hal ini juga merupakan pengertian umum dimana jika perusahaan menguntungkan, maka harga
82
sahamnya akan meningkat. Akan tetapi pertumbuhan aset tidak selalu menyebabkan nilai laba bersih perusahaan mengalami peningkatan. Jika nilai dari laba bersih tidak mengalami perubahan atau tetap namun nilai aset mengalami peningkatan, maka ROA akan menurun atau memiliki tingkat yang semakin rendah. Kondisi ini juga menggambarkan bahwa kemampuan perusahaan memperoleh laba dan untuk mengendalikan seluruh biaya-biaya operasional dan non operasional sangat rendah sehingga
kurang
berpengaruh
terhadap
harga
saham.
Tidak
berpengaruhnya ROA terhadap harga saham juga dimungkinkan karena pasar efek Indonesia yang bisa dibilang terkategori dalam pasar yang sedang berkembang masih sarat dengan intervensi dari pemerintah, sehingga banyak aturan-aturan main pasar efek yang tidak dapat berjalan dengan seharusnya. 2) Pengaruh Current Ratio terhadap Harga Saham Analisis uji interaksi dapat dilihat pada tabel 4.5, variabel CR mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,6857. Ini berarti Ho diterima sehingga dapat dikatakan bahwa current ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel CR lebih besar dari 0,05. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alan Andy Kusuma (2005) dimana dalam penelitian tersebut variabel CR berpengaruh signifikan terhadap harga
83
saham. Tetapi hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Angrawit Kusumawardhani (2009) dimana variabel current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini disebabkan karena dividen yang tidak selalu mempengaruhi harga saham. Dividen yang dibagikan kepada investor berasa dari kas perusahaan. Saat kas perusahaan akan dialokasikan untuk pembayaran dividen tetapi kenyataannya hutang lancarnya belum terbayarkan maka alokasi pembayaran dividen pun akan berkurang. Tetapi karena dalam saham tidak selalu dividen yang berpengaruh, maka CR juga demikian dengan bukti hasil yang tidak signifikan. Karena tidak semua investor mencari keuntungan dengan dividen (investor jangka panjang) tetapi ada juga yang menjadi investor pengambil resiko (risk taker) sehingga CR dan dividen tidak dapat menggambarkan harga saham dengan mutlak. 3) Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Harga Saham Hasil uji t untuk DER dalam tabel 4.5 mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,0437 dimana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05. Ini berarti Ho ditolak . Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa debt to equity ratio berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian ini sejalan
dengan
penelitian
yang
dilakukan
oleh
Angrawit
Kusumawardhani (2009) dimana variabel DER berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
84
Perusahaan yang sedang tumbuh dan gencar mecari pinjamanpinjaman untuk pembiayaan investasinya atau pengembangan usaha perusahaan yang konsekuensinya mendorong meningkatnya rasio utang perusahaan yang tinggi. Hal ini dapat mengakibatkan perusahaan dihadapkan kepada risiko yang tinggi juga dalam kemampuan membayar biaya bunga dan cicilan pokok utang. Walaupu rasio utangnya tinggi, perusahaan yang sedang tumbuh dan sangat agresif umumnya diminati banyak investor dan selanjutnya mendorong tingginya permintaan pada saham tersebut, sehingga harga saham perusahaan tersebut akan meningkat tajam. Hal ini mengindikasikan data sampel penelitian ini memiliki harga saham yang mengalami harga saham diatas harga wajar (overvalued) karena angka DER yang bernilai positif. 4) Pengaruh Dividen terhadap Harga Saham Analisis uji interaksi dapat dilihat pada tabel 4.5, variabel dividen mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,2876. Ini berarti Ho diterima sehingga dapat dikatakan bahwa dividen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel dividen lebih besar dari 0,05. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alan Andy Kusuma (2005) dimana dalam penelitian tersebut variabel dividen berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Tetapi hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
85
dilakukan oleh Angrawit Kusumawardhani (2009) dimana variabel dividen tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Walaupun salah satu teori dividen mengemukakan bahwa pembayaran dividen yang tinggi berpengaruh positif terhadap harga saham yang juga akan naik. Tetapi pada kenyataannya teori perbedaan pajak (Tax Differential Theoriifferential Theory) menyatakan hal yang berbeda. Dimana saat keuntungan penjualan saham (capital gain yield) lebih besar dari keuntungan dividen (dividend yield) akan menyebabkan investor lebih memilih mengambil pengembalian (return) dari capital gain. Sehingga dividen tidak selalu berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 5) Pengaruh Laba Bersih terhadap Harga Saham Analisis uji interaksi dapat dilihat pada tabel 4.5, variabel laba bersih mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,2876. Ini berarti Ho diterima sehingga dapat dikatakan bahwa laba bersih tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel laba bersih lebih besar dari 0,05. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Keni (2009) dimana variabel laba bersih berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Pada
dasarnya,
laba
bersih
merupakan
salah
satu
tingkat
pengukuran/kemampuan perusahaan dalam mencapai target atau tujuan.
86
Hal ini juga dapat menjadi sebuah penilaian tentang kinerja perusahaan. Apabila laba yang diperoleh perusahaan tinggi, maka dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham juga tinggi sehingga investor banyak yang tertarik untuk menanamkan investasi di perusahaan. Sebaliknya, apabila laba yang diperoleh perusahaan rendah, maka dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham akan rendah sehingga akan menurunkan minat investor untuk menanamkan investasi di perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa adanya publikasi laporan keuangan perusahaan mengenai laba akan menyebabkan pasar bereaksi yang akan tampak pada perubahan harga saham. 6) Pengaruh Dividend Payout Ratio terhadap Harga Saham Analisis uji interaksi dapat dilihat pada tabel 4.5, variabel DPR mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,0369. Ini berarti Ho ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa dividend payout ratio berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel DPR lebih besar dari 0,05. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tita Deitiana (2011) dimana variabel dividend payout ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. DPR yang tinggi cenderung membuat investor menyukai saham yang akan dibeli di bursa efek. Karena persentase DPR yang besar
87
menggambarkan sebuah perusahaan publik yang baik, dimana hal tersebut mengindikasikan kualitas perusahaan publik yang bagus. Dengan DPR yang tinggi akan menarik minat investor dalam melakukan pembelian saham sehingga berdampak pada kenaikan harga saham atas permintaan saham yang tinggi. c. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Hasil uji hipotesis ini dapat dilihat pada tabel 4.5 dari nilai Fhitung yang diperoleh sebesar 8,585683 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansinya lebih kecil dari 0,05 sehingga Ho ditolak . Hasil menunjukkan bahwa variable return on asset, current ratio, debt to equity ratio, dividen, laba bersih, dan dividend payout ratio secara simultan berpengaruh terhadap harga saham.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris tentang pengaruh ROA, CR, DER, dividen, laba bersih, dan DPR terhadap harga saham syariah dengan jumlah sampel sebanyak 7 perusahaan dan periode tahun 2009 sampai dengan 2014. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan dengan menggunakan model regresi data panel maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel Return On Assets secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham syariah. Hasil ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Menaje Jr. (2012) dan Limento dan Djuaeriah (2013), tetapi tidak mendukung penelitian Pandansari (2012) dan Kabajeh, Nu’aimat dan Dahmash (2012) yang menyatakan bahwa return on assets berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 2. Variabel Current Ratio secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
harga saham syariah. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alan Andy Kusuma (2005) dimana dalam penelitian tersebut variabel CR berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Tetapi hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Angrawit Kusumawardhani 88
89
(2009) dimana variabel current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 3. Variabel Debt to Equity Ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
harga saham syariah. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Angrawit Kusumawardhani (2009) dimana variabel debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 4. Variabel Dividen secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga
saham syariah. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alan Andy Kusuma (2005) dimana dalam penelitian tersebut variabel dividen berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Tetapi hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Angrawit Kusumawardhani (2009) dimana variabel dividen tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 5. Variabel Laba Bersih secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
harga saham syariah. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Keni (2009) dimana variabel laba bersih berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 6. Variabel Dividen Payout Ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
harga saham syariah. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tita Deitiana (2011) dimana variabel dividend payout ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
90
B. Implikasi Model teoritis yang dikembangkan dan diuji dalam penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi bagi pemahaman kita tentang mekanisme return on assets, current ratio, debt to equity ratio, dividen, laba bersih, dan dividend payout ratio yang mempengaruhi harga saham perusahaan khususnya saham syariah. Hasil penelitian ini memiliki beberapa implikasi penting bagi praktisi perusahaan dan investor. 1. Variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio dan Dividend Payout Ratio. Debt to Equity Ratio merupakan variabel yang berpengaruh signifikan pada penelitian ini. Hasil pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap harga saham yang signifikan ini sejalan dengan penelitian Hadi Wahyono. Karena Debt to Equity Ratio merupakan perbandingan antara total hutang dengan modal perusahaan yang merupakan gambaran kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dengan modal yang dimiliki perusahaan. Semakin kecil rasio hutang modal maka semakin baik karena dapat diketahui bahwa kemampuan perusahaan untuk menanggung hutangnya dengan modal milik perusahaan cukup baik. Walau dalam penelitian ini DER bernilai positif tapi tetap signifikan dikarenakan bahwa asumsi DER yang digunakan untuk memperoleh profit dan agresif mencari dana sehingga investor menanggapnya sebagai perusahaan yang
91
masih dapat berkembang (kapasitas dibawah 100%) untuk menghasilkan lebih banyak lagi profit di masa mendatang. 2. Dividend Payout Ratio merupakan rasio kebijakan dividen dimana rasio ini menggambarkan bagian dividen yang akan dibagikan kepada investor. Semakin tinggi rasio ini maka investor akan semakin berminat membelinya dengan asumsi laba yang diterima perusahaan publik tersebut konstan atau meningkat sehingga dividen yang akan diterima oleh investor meningkat dengan persentase nya yang meningkat. 3. Dalam penelitian ini ada beberapa variabel lainnya seperti Return on Assets, Current Ratio, Dividen, Laba Bersih, dan Dividend Payout Ratio yang pada tinjauan penelitian terdahulu merupakan variabel-variabel yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Tetapi pada penelitian ini hasil yang didapatkan berbeda. Variabel-variabel tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen yaitu harga saham syariah. 4. Diharapkan saat investor ingin berinvestasi juga memperhatikan DER dan DPR dalam laporan tahunan perusahaan. Walaupun bukan rasio profitabilitas tetapi DER juga berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan memperoleh laba. Hal ini disebabkan oleh keterkaitan hutang yang digunakan untuk memperoleh laba di kemudian hari. Artinya, hutang tersebut digunakan untuk meningkatkan jumlah laba yang dapat diterima perusahaan seperti penambahan alat produksi, dan biaya operasional dalam memperoleh laba yang lebih tinggi. Oleh sebab
92
itu, ada baiknya seorang investor yang ingin menanamkan dananya melihat DER bukannya hanya faktor yang berpengaruh negatif terhadap harga saham tetapi juga bisa menjadi acuan sebuah perusahaan memperoleh profit. DPR juga berpengaruh terhadap harga saham karena bagian keuntungan perusahaan yang akan dibagikan kepada investor ditentukan dari DPR. Bila angka DPR naik dan laba yang diterima perusahaan konstan maka keuntungan yang didapat investor juga kan naik. Sehingga hal tersebut akan meningkatkan permintaan atas saham tersebut dengan alasan pengembalian (return) yang tinggi dan menyebabkan harga saham perusahaan di bursa naik. Sehingga disarankan investor dapat melihat DER dan DPR sebagai faktor dalam pengambilan keputusan membeli saham.
C. Saran Penelitian ini diharapkan bisa diberi pembaharuan untuk menjadikannya lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan mengenai hal-hal yang berkaitan tersebut, diantaranya: 1. Penelitian selanjutnya bisa menggunakan periode pengamatan yang lebih panjang sehingga bisa mendapatkan data yang valid untuk dioleh dan diteliti sehingga bisa memberikan hasil yang lebih akurat.
93
2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambahkan atau menggunakan variabel lain untuk mengetahui faktor apa saja yang dapat mempengaruhi harga saham secara signifikan. 3. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan software atau tools statistik terbaru sehingga kekurangan pada software terkini tidak menjadi hambatan untuk mengetahui pengaruh variabel terhadap harga saham.
94
DAFTAR PUSTAKA
Ajija, Shochrul R, dkk. Cara Cerdas Menguasai Eviews. Jakarta: Salemba Empat, 2011. Arif, Farid dan Nur Indriantoro. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Reaksi Pasar Pasar terhadap Pengumuman Dividen Saham”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.13 No. 4 (2007) : h. 48-69. Brav et al, “Payout policy in the 21st Century”. Journal of Financial Economics. Vol.77 (2003) : h. 483-527. Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin. Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Salemba Empat, 2006. Ghozali, Imam.
Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS Edisi 5.
Semarang: Badan Penerbit UNDIP, 2011. Gujarati, Damodar. Ekonometrika Dasar : Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga. 2003. Halim, Abdul. Analisis Investasi Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat, 2005. Hanafi, Mahmud M dan Abdul Halim. Analisa Laporan Keuangan Edisi 4. Yogyakarta: UPP YKPN, 2009. Hanafi, Mahmud M. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2007. Hartono, Jogiyanto. Teori Portfolio dan Analisis Investasi Edisi 5. Yogyakarta: BPFE, 2007. Husnan, Suad. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas Edisi 4. Yogyakarta: UPP YKPN, 2005.
95
Jonathtan, Sarwono. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006. Kieso, Donald E, dkk. Akuntansi Intermediate Accounting Ed. 12 Jilid 1. Jakarta: Erlangga, 2007. Kusuma, Alan Andy. “Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Harga Saham Perusahaan (Sektor Pertambangan dan Sektor Kimia)”. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, 2008. Kusumawardani, Angrawit. “Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR) dan Financial Leverage (FL) Terhadap Harga Saham Perusahaan LQ45”. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma 2009. Lambey, Robert. “Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Harga Saham pada Bank di Bursa Efek Indonesia”. Journal Accountability, Vol.3 No.1 (Juni 2014) : h.122-133. Lestari, Maharani Ika dan Toto Sugiharto. “Kinerja Bank Devisa dan Bank Non Devisa dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya”, Jurnal PESAT, Vol. 2 (Agustus 2007) :h.195-201. Meythi dan Selvy Hartono. “Pengaruh Informasi Laba dan Arus Kas terhadap Harga Saham”. Akurat Jurnal Ilmiah dan Akuntansi, No. 7 (2012): h. 119-139. Puspita, Karina Dewi. “Pengaruh Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER) dan Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Pasar Saham Setelah Penawaran Perdana di BEI”. Skripsi S1 Fakultas Ekonom Universitas Brawijaya, 2008. Riyanto, Bambang. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi 4. Yogyakarta: BPFE, 2008.
96
Siamat, Dahlan. Manajemen Lembaga Keuangan Kebijakan Moneter dan Perbankan Edisi 5, Jakarta: LP-FEUI, 2005. Sunyoto, Danang. Analisis Laporan Keuangan untuk Bisnis(Teori dan Kasus). Yogyakarta: CAPS, 2013. Sutrisno. Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonisia, 2005. Utami, Setyaningsih Sri. “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham (Studi pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Jakarta)”. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan, Vol.5 No.2 (2005) : h.110-122. Wahyono, Hadi. ”Komparasi Kinerja Perusahaan Bank dan Asuransi Studi Empiris di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen, Vol. 2 No. 2 (Mei 2002) : h.12. Widiotmojo, Sawidji. Cara Sehat Investasi di Pasar Modal: Pengetahuan Dasar. Jakarta: Jurnalindo Aksara Grafika, 1996. Widoatmojo, Sawidji. Pasar Modal Indonesia. Bogor: Ghalia Indonesia, 2009. Winarno, Wing Wahyu. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan EViews Edisi 3. Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2011.
97
LAMPIRAN
Lampiran 1: Data variabel perusahaan publik yang belum diolah
No
Nama Perusahaan
Tahun
ROA
CR
1
AALI
2009
21.93
2
AALI
2010
3
AALI
4
DER
DIV
LB
DPR
HS
182.58
28.39
990,529
1,903,088
35.56
22,750
22.94
193.17
28.51
1,031,458
1,660,649
51.14
26,200
2011
24.48
130.97
31.1
1,532,288
2,498,565
41.33
21,700
AALI
2012
20.29
108.46
32.61
1,554,401
2,520,266
40.09
19,100
5
AALI
2013
12.72
120
45.73
1,033,802
1,903,088
54.32
25,100
6
AALI
2014
14.12
116.47
56.78
1,015,018
2,621,275
48.72
24,250
7
INTP
2009
20.69
300.55
24.08
952,154
5,012,294
20.1
13,700
8
INTP
2010
21.01
355
27.17
1,028,277
2,746,654
25.68
15,950
9
INTP
2011
19.84
398
25.36
1,068,163
3,601,516
26.88
17,050
10
INTP
2012
20.93
402.62
27.16
1,078,601
4,763,388
28.64
22,650
11
INTP
2013
18.84
414.81
25.8
1,659,004
5,012,294
33.1
20,000
12
INTP
2014
18.26
493.37
26.54
2,050,400
5,274,009
62.82
25,000
13
ITMG
2009
28
197.79
52.2
1,491,620
2,304,840
44.45
31,800
14
ITMG
2010
18.73
183.44
51.13
2,559,990
3,355,510
55.4
50,750
15
ITMG
2011
34.6
236.59
46.05
2,064,230
5,461,260
37.8
38,650
16
ITMG
2012
28.97
221.71
48.76
3,049,670
4,320,430
47.88
41,350
17
ITMG
2013
16.56
199.19
44.43
2,690,460
2,304,840
33.21
28,500
18
ITMG
2014
15.31
156.4
45.48
2,000,650
2,002,180
29.92
15,375
19
PTBA
2009
33.77
391.23
40.21
1,007,494
1,854,281
36.94
17,250
20
PTBA
2010
23.03
379.05
35.83
1,235,841
2,727,734
61.52
22,950
21
PTBA
2011
26.84
403.25
40.93
1,281,752
3,088,067
41.51
17,350
22
PTBA
2012
22.86
412.37
49.66
1,613,116
2,909,421
40.32
15,000
23
PTBA
2013
15.88
286.59
54.63
1,595,063
1,854,281
42.37
10,200
24
PTBA
2014
13.63
207.51
70.83
1,004,380
2,019,214
43.54
12,500
25
SMGR
2009
25.68
357.63
25.82
1,605,792
5,354,298
48.27
7,550
26
SMGR
2010
23.35
291.7
28.51
1,829,577
3,326,487
50.36
9,450
27
SMGR
2011
20.12
264.65
34.53
1,485,260
3,955,272
37.55
11,450
28
SMGR
2012
18.54
170.59
46.32
1,976,042
4,926,639
40.11
15,700
98
29
SMGR
2013
17.39
188.24
41.23
2,211,365
5,354,298
41.3
14,150
30
SMGR
2014
16.24
220.9
37.25
2,426,542
5,573,577
71.94
16,200
31
UNTR
2009
15.64
165.64
75.51
1,164,407
4,798,778
30.5
14,902
32
UNTR
2010
13.04
156.59
83.88
1,630,170
3,817,541
42.09
22,882
33
UNTR
2011
12.7
171.64
68.85
1,697,214
5,899,506
28.77
26,350
34
UNTR
2012
11.44
194.65
55.73
2,463,844
5,753,342
42.82
19,600
35
UNTR
2013
8.37
191.02
60.91
2,189,197
4,798,778
45.62
19,000
36
UNTR
2014
8.03
206.04
56.29
1,995,622
4,839,970
34.22
17,350
37
UNVR
2009
40.67
208.32
50.55
1,221,600
5,352,625
80.21
11,050
38
UNVR
2010
38.93
170.26
57
1,544,370
3,044,107
89.88
16,500
39
UNVR
2011
39.73
136.67
92.35
2,232,220
4,164,304
108.83
18,800
40
UNVR
2012
40.38
112.83
101.02
2,547,480
4,839,145
93.97
21,200
41
UNVR
2013
40.1
138.64
106.73
2,566,320
5,352,625
94.65
26,000
42
UNVR
2014
40.18
142.49
105.53
2,694,411
5,738,523
98
32,300
99
Lampiran 2: Output hasil pengujian data sebelum dilakukan transformasi data(LOG)
Hasil Estimasi Common Effect Model Dependent Variable: Y Method: Panel Least Squares Date: 09/12/15 Time: 21:35 Sample: 2009 2014 Periods included: 6 Cross-sections included: 7 Total panel (balanced) observations: 42 Variable
Coefficient
C X1 X2 X3 X4 X5 X6
13960.63 234.3846 -9.986031 10.65609 0.008223 -0.001313 -114.7243
R-squared 0.262654 Adjusted R-squared 0.136252 S.E. of regression 8100.896 Sum squared resid 2.30E+09 Log likelihood -433.7553 F-statistic 2.077925 Prob(F-statistic) 0.081025
Std. Error
t-Statistic
7070.937 1.974368 193.8605 1.209037 15.62299 -0.639188 84.31937 0.126378 0.002737 3.004423 0.001072 -1.224913 100.0207 -1.147006 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
Prob. 0.0563 0.2348 0.5269 0.9002 0.0049 0.2288 0.2592 20846.64 8716.448 20.98835 21.27796 21.09450 0.762393
100
Hasil Estimasi Fixed Effect Model Dependent Variable: Y Method: Panel Least Squares Date: 09/12/15 Time: 21:36 Sample: 2009 2014 Periods included: 6 Cross-sections included: 7 Total panel (balanced) observations: 42 Variable
Coefficient
C X1 X2 X3 X4 X5 X6
-15825.96 358.1679 1.238605 136.2945 0.001672 0.001677 249.7714
Std. Error
t-Statistic
7846.329 -2.016990 218.1399 1.641918 23.63603 0.052403 85.31213 1.597599 0.002369 0.706043 0.001050 1.597464 97.29832 2.567068
Prob. 0.0530 0.1114 0.9586 0.1210 0.4858 0.1210 0.0157
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.787353 Adjusted R-squared 0.699361 S.E. of regression 4779.274 Sum squared resid 6.62E+08 Log likelihood -407.6434 F-statistic 8.948033 Prob(F-statistic) 0.000001
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
20846.64 8716.448 20.03064 20.56849 20.22778 2.028570
101
Hasil Estimasi Random Effect Model Dependent Variable: Y Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 09/12/15 Time: 21:42 Sample: 2009 2014 Periods included: 6 Cross-sections included: 7 Total panel (balanced) observations: 42 Swamy and Arora estimator of component variances Variable
Coefficient
C X1 X2 X3 X4 X5 X6
13960.63 234.3846 -9.986031 10.65609 0.008223 -0.001313 -114.7243
Std. Error
t-Statistic
4171.630 3.346565 114.3716 2.049325 9.217072 -1.083428 49.74577 0.214211 0.001615 5.092514 0.000632 -2.076235 59.00905 -1.944182
Prob. 0.0020 0.0480 0.2860 0.8316 0.0000 0.0453 0.0599
Effects Specification S.D. Cross-section random Idiosyncratic random
0.000000 4779.274
Rho 0.0000 1.0000
Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
0.262654 0.136252 8100.896 2.077925 0.081025
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
20846.64 8716.448 2.30E+09 0.762393
Unweighted Statistics R-squared Sum squared resid
0.262654 2.30E+09
Mean dependent var Durbin-Watson stat
20846.64 0.762393
102
Hasil Uji Chow Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled Test cross-section fixed effects Effects Test Cross-section F Cross-section Chi-square
Statistic
d.f.
Prob.
11.926094 52.223831
(6,29) 6
0.0000 0.0000
Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f.
Prob.
Hasil Uji Hausman Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled Test cross-section random effects Test Summary Cross-section random
71.556561
6
0.0000
Hasil Uji Normalitas 12
Series: Standardized Residuals Sample 2009 2014 Observations 42
10
8
6
4
2
0 -10000
-5000
0
5000
10000
15000
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
-8.66e-14 -61.52189 13705.85 -10071.29 4019.472 0.607870 5.121884
Jarque-Bera Probability
10.46573 0.005338
103
Hasil Uji Multikolinearitas
ROA CR DER DIV LB DPR
ROA 1 -0.04546 0.33396 0.16341 0.11888 0.67719
CR -0.0455 1 -0.5608 -0.298 0.02728 -0.3251
DER 0.33396 -0.5608 1 0.43704 0.25848 0.61217
DIV 0.16341 -0.298 0.43704 1 0.4649 0.41828
LB 0.11888 0.02728 0.25848 0.4649 1 0.22173
DPR 0.87719 -0.3251 0.61217 0.41828 0.22173 1
104
Hasil Uji Autokorelasi Dependent Variable: Y Method: Panel Least Squares Date: 09/12/15 Time: 21:36 Sample: 2009 2014 Periods included: 6 Cross-sections included: 7 Total panel (balanced) observations: 42 Variable
Coefficient
C X1 X2 X3 X4 X5 X6
-15825.96 358.1679 1.238605 136.2945 0.001672 0.001677 249.7714
Std. Error
t-Statistic
7846.329 -2.016990 218.1399 1.641918 23.63603 0.052403 85.31213 1.597599 0.002369 0.706043 0.001050 1.597464 97.29832 2.567068
Prob. 0.0530 0.1114 0.9586 0.1210 0.4858 0.1210 0.0157
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.787353 Adjusted R-squared 0.699361 S.E. of regression 4779.274 Sum squared resid 6.62E+08 Log likelihood -407.6434 F-statistic 8.948033 Prob(F-statistic) 0.000001
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
20846.64 8716.448 20.03064 20.56849 20.22778 2.028570
105
Hasil Uji Heteroskedastisitas Dependent Variable: RESABS Method: Panel Least Squares Date: 09/13/15 Time: 09:55 Sample: 2009 2014 Periods included: 6 Cross-sections included: 7 Total panel (balanced) observations: 42 Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C X1 X2 X3 X4 X5 X6
6479.413 -115.6537 -4.953383 -21.89527 -0.001461 0.000218 62.63767
4569.009 127.0254 13.76354 49.67825 0.001379 0.000611 56.65795
1.418122 -0.910477 -0.359892 -0.440742 -1.059156 0.356116 1.105541
0.1668 0.3701 0.7215 0.6627 0.2983 0.7243 0.2780
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.200133 Adjusted R-squared -0.130846 S.E. of regression 2783.027 Sum squared resid 2.25E+08 Log likelihood -384.9319 F-statistic 0.604671 Prob(F-statistic) 0.820462
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
3014.214 2617.072 18.94914 19.48699 19.14628 2.486122
106
Lampiran 3: Output hasil pengujian data setelah dilakukan transformasi data (LOG) Karena data penelitian mengalami multikolinearitas, maka semua data variabel dilakukan LOG untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Hasil Estimasi Common Effect Model Dependent Variable: LOGY Method: Panel Least Squares Date: 09/12/15 Time: 21:33 Sample: 2009 2014 Periods included: 6 Cross-sections included: 7 Total panel (balanced) observations: 42 Variable
Coefficient
C LOGX1 LOGX2 LOGX3 LOGX4 LOGX5 LOGX6
7.160197 0.164123 -0.186584 0.065510 0.435397 -0.168169 -0.189858
R-squared 0.180993 Adjusted R-squared 0.040592 S.E. of regression 0.387553 Sum squared resid 5.256916 Log likelihood -15.95479 F-statistic 1.289114 Prob(F-statistic) 0.287667
Std. Error
t-Statistic
3.079159 2.325375 0.179511 0.914278 0.190003 -0.982008 0.205647 0.318555 0.228020 1.909463 0.178482 -0.942220 0.228575 -0.830614 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
Prob. 0.0260 0.3668 0.3328 0.7520 0.0644 0.3525 0.4118 9.867768 0.395667 1.093085 1.382697 1.199239 0.672780
107
Hasil Estimasi Fixed Effect Model Dependent Variable: LOGY Method: Panel Least Squares Date: 09/12/15 Time: 21:19 Sample: 2009 2014 Periods included: 6 Cross-sections included: 7 Total panel (balanced) observations: 42 Variable
Coefficient
C LOGX1 LOGX2 LOGX3 LOGX4 LOGX5 LOGX6
-1.805878 0.377164 0.125777 0.572050 0.198871 0.205671 0.452079
Std. Error
t-Statistic
3.281732 -0.550282 0.193403 1.950148 0.307729 0.408725 0.271255 2.108901 0.183597 1.083190 0.175354 1.172892 0.206591 2.188273
Prob. 0.5863 0.0609 0.6857 0.0437 0.2876 0.2504 0.0369
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.780350 0.689460 0.220490 1.409856 11.68240 8.585683 0.000001
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
9.867768 0.395667 0.062743 0.600593 0.259886 1.753347
108
Hasil Estimasi Random Effect Model Dependent Variable: LOGY Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 09/12/15 Time: 21:33 Sample: 2009 2014 Periods included: 6 Cross-sections included: 7 Total panel (balanced) observations: 42 Swamy and Arora estimator of component variances Variable
Coefficient
C LOGX1 LOGX2 LOGX3 LOGX4 LOGX5 LOGX6
7.160197 0.164123 -0.186584 0.065510 0.435397 -0.168169 -0.189858
Std. Error
t-Statistic
1.751818 4.087295 0.102129 1.607021 0.108098 -1.726069 0.116998 0.559922 0.129727 3.356251 0.101543 -1.656134 0.130043 -1.459965
Prob. 0.0002 0.1170 0.0932 0.5791 0.0019 0.1066 0.1532
Effects Specification S.D. Cross-section random Idiosyncratic random
0.000000 0.220490
Rho 0.0000 1.0000
Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
0.180993 0.040592 0.387553 1.289114 0.287667
Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat
9.867768 0.395667 5.256916 0.672780
Unweighted Statistics R-squared Sum squared resid
0.180993 5.256916
Mean dependent var Durbin-Watson stat
9.867768 0.672780
109
Hasil Uji Chow Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled Test cross-section fixed effects Effects Test Cross-section F Cross-section Chi-square
Statistic
d.f.
Prob.
13.188667 55.274390
(6,29) 6
0.0000 0.0000
Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f.
Prob.
Hasil Uji Hausman Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled Test cross-section random effects Test Summary Cross-section random
79.132003
6
0.0000
Hasil Uji Normalitas 7
Series: Standardized Residuals Sample 2009 2014 Observations 42
6 5
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
4 3 2 1
Jarque-Bera Probability
0 -0.4
-0.3
-0.2
-0.1
0.0
0.1
0.2
0.3
2.25e-17 -0.014109 0.344103 -0.439723 0.185437 -0.168332 2.468422 0.692856 0.707210
110
Hasil Uji Multikolinearitas
LOG ROA LOG CR LOG DER LOG DIV LOG LB LOG DPR
LOG ROA
LOG CR
LOG DER
LOG DIV
LOG LB
LOG DPR
1
0.0273
0.091
0.06498
0.04856
0.50899
0.0273
1
-0.602
-0.2655
0.06024
-0.3635
0.091
-0.602
1
0.43027
0.19206
0.52187
0.06498 0.04856
-0.2655 0.06024
0.43027 0.19206
1 0.48408
0.48408 1
0.42402 0.1594
0.50899
-0.3635
0.52187
0.42402
0.1594
1
111
Hasil Uji Autokorelasi Dependent Variable: LOGY Method: Panel Least Squares Date: 09/12/15 Time: 21:19 Sample: 2009 2014 Periods included: 6 Cross-sections included: 7 Total panel (balanced) observations: 42 Variable
Coefficient
C LOGX1 LOGX2 LOGX3 LOGX4 LOGX5 LOGX6
-1.805878 0.377164 0.125777 0.572050 0.198871 0.205671 0.452079
Std. Error
t-Statistic
3.281732 -0.550282 0.193403 1.950148 0.307729 0.408725 0.271255 2.108901 0.183597 1.083190 0.175354 1.172892 0.206591 2.188273
Prob. 0.5863 0.0609 0.6857 0.0437 0.2876 0.2504 0.0369
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic)
0.780350 0.689460 0.220490 1.409856 11.68240 8.585683 0.000001
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
9.867768 0.395667 0.062743 0.600593 0.259886 1.753347
112
Hasil Uji Heteroskedastisitas Dependent Variable: RESABS Method: Panel Least Squares Date: 09/13/15 Time: 09:47 Sample: 2009 2014 Periods included: 6 Cross-sections included: 7 Total panel (balanced) observations: 42 Variable
Coefficient
C LOGX1 LOGX2 LOGX3 LOGX4 LOGX5 LOGX6
0.913404 -0.044719 0.002452 -0.109226 -0.049169 0.030979 0.003695
Std. Error
t-Statistic
1.638675 0.557404 0.096572 -0.463062 0.153659 0.015955 0.135446 -0.806412 0.091676 -0.536329 0.087560 0.353807 0.103158 0.035814
Prob. 0.5815 0.6468 0.9874 0.4266 0.5958 0.7260 0.9717
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.187192 Adjusted R-squared -0.149142 S.E. of regression 0.110098 Sum squared resid 0.351524 Log likelihood 40.85069 F-statistic 0.556567 Prob(F-statistic) 0.858063
Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat
0.152548 0.102705 -1.326224 -0.788373 -1.129080 2.810058