PROFIL KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA PEMBELAJARAN KONSEP ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA MENGGUNAKAN METODE PENUGASAN MELALUI WEBLOG (Penelitian dilakukan di kelas X MIA MAN CIBINONG)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Nurul Suwarni NIM. 1111016100002
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016
ABSTRAK
Nurul Suwarni (1111016100002). “Profil Keterampilan Berpikir Kritis Pada Pembelajaran Konsep Archaebacteria dan Eubacteria Menggunakan Metode Penugasan Melalui Weblog (Penelitian dilakukan di kelas X MIA Cibinong)” Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil keterampilan berpikir kritis siswa dengan metode penugasan melalui weblog pada konsep archaebacteria dan eubacteria. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X-MIA-2 di MAN Cibinong pada tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 30 orang siswa. Data profil keterampilan berpikir kritis dengan pemanfaatan weblog melalui tiga metode pembelajaran. Profil keterampilan berpikir kritis tertinggi adalah aspek memberikan penjelasan sederhana dengan metode diskusi (47,4%), metode menjawab soal (46,8%), dan metode pembuatan artikel (42,7%). Uji korelasi antara variasi metode terhadap keterampilan berpikir kritis diperoleh bahwa aspek memberikan penjelasan sederhana berkorelasi dengan metode diskusi dan metode menjawab soal. Pada pembuatan artikel berkorelasi dengan membangun keterampilan dasar, menyimpulkan, memberikan penjelasan lanjut, dan mengatur strategi taktik.
Kata kunci
: weblog, keterampilan berpikir kritis, Archaebacteria, Eubacteria
i
ABSTRACT
NURUL SUWARNI, (1111016100002). “Profile Critical Thinking Skills Learning Concepts In archaebacteria and eubacteria Through Assignment Method Using Weblog (The study was conducted in classes X MAN Cibinong MIA).” S-1 Thesis. Biology Education Program, Department of Science Education, the Faculty of Tarbiyah and Teachers Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. This research aimed to describe the profile of students with the critical thinking skills through the assignment method weblog on the concept of archaebacteria and eubacteria. The research methodology in this research is descriptive method. The research subject are 30 students of X-MIA 2 at MAN 2 Cibinong in 2015/2016 academic year. The Profile of critical thinking skills is the highest aspect of elementary clarification with discussion methods (47.4%), the assignment method (46.8%), and the assignment method articles (42.7%). Correlation test between method variation towards student’s critical thingking skills show that the aspect of elementary clarification correlated with discussion method and assigning answer the question method. On a article manufacturing, it is correlated with basic support, inference, advance clarification, and strategy and tactics.
Keywords
: weblog, critical thinking skills, Archaebacteria, Eubacteria
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Segala puji dan syukur hamba panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga dan para sahabatnya serta seluruh muslimin dan muslimah. Atas ridho-Nyalah pula penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Profil
Keterampilan
Berpikir
Kritis
Pada
Pembelajaran
Konsep
Archaebacteria dan Eubacteria Menggunakan Metode Penugasan Melalui Weblog (Penelitian dilakukan di kelas X MIA Cibinong).” Penulis
menyadari
dalam
proses
pelaksanaan
penelitian,
penulis
membutuhkan bantuan, dukungan, dan do’a dari berbagai pihak. Sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian dengan baik. Untuk itu sebagai ungkapan rasa hormat yang teramat sangat, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ibu Baiq Hana Susanti, M. Sc selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. 3. Ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd selaku ketua Program Studi Pendidikan Biologi. 4. Ibu Dr. Zulfiani, M.Pd selaku pembimbing I dalam penyusunan skripsi dan pembimbing akademik Pendidikan Biologi A angkatan 2011. 5. Ibu Meiry Fadilah Noor, M.Si selaku pembimbing II dalam penyusunan skripsi. 6. Bapak Alm. Drs. H. Kosasih Ismatullah, M.Pd selaku Kepala Sekolah MAN Cibinong yang telah memberikan izin untuk pelaksanaan penelitian skripsi. 7. Ibu Yani Maryani, S.Pd selaku guru mata pelajaran Biologi di MAN Cibinong yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama terlaksananya penelitian skripsi. iii
8. Segenap dewan guru, siswa-siswi (terutama siswa-siswi kelas X MIA 2) MAN Cibinong. 9. Ayahanda tercinta H. Catur Harto Santoso dan Ibunda tersayang Hj. Sumaryani yang senantiasa memberikan semangat, motivasi, dan do’a serta menjadi sumber inspirasi bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah senantiasa mencurahkan ridho dan rahmat-Nya kepada Ayah dan Ibu. 10. M. Faris Alfatih, S.T, yang telah menemani perjuangan ini. 11. Orang-orang yang sangat penulis sayangi, teman-teman “The Visioner” Arum Sundari, Hariyanto, S.Pd, Tiara Ayu Elpandari, S.Pd, Dwi Puji Astuti, S.Pd, Fitria Anggraeni, Henny Ernawati, dan Intan Cahyaning Aprilia yang senantiasa memberikan motivasi yang kuat bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 12. Sahabat perjuangan dari sekolah menengah sampai sekolah tertinggi Fany Septia, S.Tr dan Denisya Awaliyah, S.Pr yang memberikan dukungan motivasi dan do’a dalam penelitian ini. 13. Teman-teman Pendidikan Biologi angkatan 2011, terima kasih atas dukungan dan kerja samanya. 14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, baik secara langsung maupun tidak langsung yang turut memberikan dukungan dan do’a dalam penelitian ini. 15. Penulis panjatkan do’a dan rasa syukur kepada Allah SWT, semoga jasa yang telah mereka berikan menjadi amal sholeh dan mendapatkan balasan yang jauh lebih baik dari-Nya. Amiin. Besar harapan penulis, semoga laporan penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Jakarta,
November 2016 Penulis Nurul Suwarni
iv
DAFTAR ISI ABSTRAK .................................................................................................................... ABSTRACT .................................................................................................................. KATA PENGANTAR .................................................................................................. DAFTAR ISI................................................................................................................. DAFTAR TABEL ........................................................................................................ DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................
i ii iii v vii ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .............................................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah ...................................................................................... 5 C. Pembatasan Masalah ..................................................................................... 5 D. Perumusan Masalah ...................................................................................... 6 E. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 6 F. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 6 BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ........................................................................................ 7 1. Media Pembelajaran ................................................................................. 7 2. Pengertian Weblog ................................................................................... 11 3. Hakikat Keterampilan Berpikir Kritis ...................................................... 12 a. Pengertian Keterampilan ..................................................................... 12 b. Pengertian Berpikir .............................................................................. 13 c. Pengertian Berpikir Kritis .................................................................... 14 d. Aspek Keterampilan Berpikir Kritis .................................................... 16 4. Asesmen Kinerja ...................................................................................... 22 a. Pengertian Assesmen .......................................................................... 22
v
5. Pengertian Metode Penugasan ................................................................. 24 B. Tinjauan Konsep Materi Archaebacteria dan Eubacteria .............................. 26 C. Hasil Penelitian yang Relevan ....................................................................... 30 D. Kerangka Berpikir ......................................................................................... 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................... 34 B. Metode dan Prosedur Penelitian .................................................................... 34 C. Populasi dan Sampel ..................................................................................... 37 D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 37 E. Instrumen Penelitian ...................................................................................... 38 F. Kalibrasi Instrumen ....................................................................................... 43 G. Teknik Analisis Data ..................................................................................... 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ............................................................................................. 50 B. Pembahasan ................................................................................................... 56 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................................. 63 B. Saran .............................................................................................................. 63 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 64 LAMPIRAN .................................................................................................................. 69
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Indikator Berpikir Kritis ............................................................................... 16 Tabel 2.2 KI, KD, dan Indikator Pembelajaran ............................................................ 26 Tabel 3.1 Pembagian Kategori Kelompok Siswa ......................................................... 37 Tabel 3.2 Instrumen Penelitian..................................................................................... 38 Tabel 3.3 Aspek Keterampilan Berpikir Kritis yang akan di Analisis ......................... 39 Tabel 3.4 Kisi-kisi Penomoran Soal Tes Tertulis ........................................................ 40 Tabel 3.5 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara ................................................................... 42 Tabel 3.6 Kriteria Validitas Butir Soal......................................................................... 44 Tabel 3.7 Klasifikasi Interpretasssi Realibilitas Tes ..........................................................45 Tabel 3.8 Kriteria Tingkat Kesukaran .......................................................................... 46 Tabel 3.9 Kriteri Daya Beda......................................................................................... 47 Tabel 3.10 Distribusi Skor Rata-rata Keterampilan Berpikir Kritis Siswa ................... 49 Tabel 4.1 Proses Pembelajaran Biologi dengan Pemanfaatan Weblog ........................ 50 Tabel 4.2 Persentase Performance dengan Metode Diskusi ........................................ 51 Tabel 4.3 Persentase Performance dengan Metode Penugasan ................................... 52 Tabel 4.4 Persentase Performance dengan Membuat Artikel ...................................... 53
vii
Tabel 4.5
Persentase Hasil Posttest Siswa .................................................................. 54
Tabel 4.6
Pencapaian Kelompok Siswa Terhadap Aspek Berpikir Kritis .................. 55
Tabel 4.7
Korelasi Pearson Antara Metode Terhadap Hasil Posttest ......................... 56
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .........................................69 Lampiran 2. Kisi-Kisi Instrumen Keterampilan Berpikir Kritis ..............................95 Lampiran 3. Hasil Validitas Instrumen ....................................................................120 Lampiran 4. Lembar Penilaian .................................................................................121 Lampiran 5. Rubrik Keterlaksanaan Keterampilan Berpikir Kritis .........................124 Lampiran 6. Kedudukan Siswa Dalam Kelas ...........................................................128 Lampiran 7. Lembar Penilaian Diskusi ....................................................................130 Lampiran 8. Lembar Penilaian Menjawab Soal .......................................................132 Lampiran 9. Lembar Membuat Artikel ....................................................................134 Lampiran 10. Rubrik Penilaian Diskusi, Menjawab Soal, dan Membuat Artikel ....136 Lampiran 11. Data Hasil Diskusi ............................................................................138 Lampiran 12. Data Hasil Menjawab Soal ................................................................146 Lampiran 13. Data Hasil Membuat Artikel ..............................................................154 Lampiran 14. Data Ketercapaian Keterampilan Berpikir Kritis...............................158 Lampiran 15. Hasil Observasi dan Wawancara Guru Biologi .................................160 Lampiran 16. Hasil Wawancara ...............................................................................163 Lampiran 17. Penilaian Produk Keterampilan Berpikir Kritis Diskusi ...................169 Lampiran 18. Penilaian Produk Keterampilan Berpikir Kritis Membuat Artikel ...176 Lampiran 19. Uji Referensi ......................................................................................187
ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan,teknologi dan informasi yang semakin pesat pada saat ini, masyarakat tidak dapat dipisahkan dari penggunaan internet. Berdasarkan sebuah studi yang dilakukan oleh kelompok advokasi Common Sense Media Amerika terhadap lebih dari 1.000 remaja berusia antara 13 sampai 17 tahun. Dua-pertiga responden dari survei tersebut mengaku mereka berkirim pesan setiap hari dimana setengahnya mengatakan mengunjungi situs jejaring sosial setiap hari. Seperempat dari remaja menggunakan setidaknya dua jenis media sosial dalam sehari. Melalui survei tersebut Common Sense Media America juga menemukan bahwa responden remaja merasa media sosial sebagai fasilitas yang bermanfaat.1 Pengguna media digital di Indonesia telah diteliti oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika yang bekerjasama dengan United Nations International Children’s Emergency Foundation (UNICEF). Penelitian ini dilakukan pada tahun 2014 yang berjudul “Digital Citizenship Safety among Children and Adolescents in Indonesia” (Keamanan Penggunaan Media Digital pada Anak dan Remaja di Indonesia). Hasil survei menemukan fakta, bahwa 98% dari remaja yang tahu tentang internet dan 79,5% diantaranya sebagai pengguna internet.2 Pencarian informasi oleh pengguna internet sering dilakukan atas dorongan tugas-tugas yang diberikan disekolah. Sedangkan pengguna media sosial dan konten hiburan dengan internet didorong atas kebutuhan pribadi. Dengan demikian penggunaan internet memegang peranan penting dalam kehidupan, tidak terkecuali dalam kehidupan remaja masa kini. 1
Cecilia Kang, Many Teens Tell Survey ther’re addicted to social media, texting, https://www.washingtonpost.com/blogs/post-tech/post/many-teens-tell-survey-theyre-addicted-tosocial-media-texting/2012/06/25/gJQAvZc72V_blog.html, diakses 23 Agustus 2016, jam 11.30 WIB 2 Gatot S. Dewa Broto, “Riset Kominfo dan Unicef Mengenai Perilaku Anak dan Remaja dalam Menggunakan Internet”, No.17/PIH/KOMINFO,18 Februari 2014,
1
2
Beberapa insan pendidikan mulai mengembangkan teknologi internet dalam pembelajaran, dengan dicetuskannya penggunaan internet dalam dunia pendidikan. Internet dengan jaringan kerjanya (network) merupakan sumber untuk mendapatkan segala macam bahan ajar.3 Internet dijadikan sebagai sumber dan sarana pendistribusian informasi yang disampaikan kepada siswa dalam proses pembelajaran. Media internet diharapkan siswa mengalami proses belajar yang bermakna, bukan sekedar belajar menghafal. Pemanfaatan teknologi dalam bidang pendidikan selain dapat membantu proses pembelajaran juga dapat memberikan suasana yang menyenangkan bagi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Meskipun begitu, guru harus dapat memperhatikan masalah dalam penggunaan media, yaitu mereka harus cermat dalam memilih media agar sesuai dengan materi yang akan disampaikan dengan situasi siswa. Sehingga, media dapat menunjang efektivitas dan efisiensi proses belajar mengajar. Salah satu media pembelajaran interaktif memanfaatkan internet yang mampu meningkatkan daya kreativitas dan inovativitas dalam belajar khususnya dalam pembelajaran Biologi yaitu dengan menggunakan Weblog atau blog. Weblog merupakan media interaktif sebagai media pembelajaran dan sumber belajar, hal ini disebabkan para pengguna weblog (blogger) dapat memberikan ide, gagasan, opini, dan informasi-informasi aktual. Setiap pengunjung dapat melakukan diskusi interaktif dua arah, dan hal inilah yang membuat weblog lebih menarik dan disenangi. Penggunaan blog sebagai media pembelajaran sekaligus sebagai sumber belajar sedikitnya akan mengubah cara belajar dan teknik pembelajaran agar tidak monoton, sehingga dapat memotivasi peserta didik dalam mempelajari sesuatu.4 Penggunaan media weblog dalam proses belajar mengajar akan terasa lebih menarik di sekolah, karena siswa sudah terbiasa menulis sehingga perlu 3
Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Bandung: CV Alfabeta,2010), h.133 4 Mariana Kristiyanti, Blog Sebagai Alternatif Media Pembelajaran, (Semarang, Jurnal Fakultas Ilmu Komputer Universitas AKI, 2011), h.3
3
difasilitasi dalam proses belajar mengajarnya. Weblog sebagai media interaktif, karena memiliki fasilitas pengiriman tulisan dan komentar.5 Sehingga siswa yang jarang berbicara atau malu pada kegiatan diskusi bisa mengembangkan potensi dengan menuliskannya pada kolom komentar Menulis artikel dan berdiskusi merupakan salah satu kemampuan untuk mengasah keterampilan berpikir pada siswa yang belum tersalurkan ketika pembelajaran di sekolah. Ciri-ciri
yang
terutama
dari
berpikir
adalah
adanya
abstraksi.6
Keterampilan berpikir sangat penting dikembangkan, karena mengarahkan pada pola sikap siswa dalam bersosialisasi. Berpikir menjadi kebiasaan siswa, seperti yang diharapkan dalam undang-undang kurikulum 2013, mulai dari berpikir dasar hingga berpikir kompleks. Salah satu dari berpikir kompleks adalah berpikir kritis. Berpikir kritis menurut Ennis adalah “pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dicapai atau dilakukan.”7 Berpikir kritis dapat mengembangkan kemampuan berpikir terhadap isuisu atau masalah dan membangun argument yang baik. Anna Poedjadi menjelaskan bahwa berpikir kritis dapat berkembang jika siswa dihadapkan dengan permasalahan-permasalahan yang dirancang dalam konteks kehidupan sehari-hari siswa.8 Permasalahan yang didiskusikan dalam blog menjadi wadah dalam proses belajar dan dapat mengungkap solusi melalui diskusi, penugasan sampai membuat artikel yang berdampak pada berpikir kritis. Pembelajaran biologi di sekolah yang dilakukan secara terencana, konsisten, dan ditunjang dengan media pembelajaran yang tepat. Penggunaan internet melalui weblog diharapkan dapat memfasilitasi siswa untuk dapat meningkatkan berpikir kritis. Biologi merupakan salah satu mata pelajaran di
5
Yanti Herlanti, “Kualitas Argumentasi pada Diskusi Isu Sosiosaintifik Mikrobiologi Melalui Weblog”, Jurnal Pendidikan ipa Indonesia, Vo.1 No.2, 2012. h.168-177 6 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan , (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010), h.43 7 Alec Fisher, Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar, Terj. Dari Critical Thinking: An Introduction Oleh Benyamin Hadinata, (Jakarta: Erlangga, 2009), h.4 8 Anna Poedjadi, Sains Teknologi Masyarakat, (Bandnung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), Cet.3, h.132
4
SMA/MA yang memiliki karakteristiks tersendiri dibandingkan dengan bidang IPA lainnya, ditinjau dari sifat objeknya dan persoalan yang melekat pada makhluk hidup di lingkungannya. Pada aspek biologi, mengkaji berbagai persoalan yang terkait dengan berbagai fenomena yang terjadi pada makhluk hidup dengan berbagai factor lingkungan. Pembelajaran biologi diharapkan dapat menjadi wahana bagi diri sendiri dan alam sekitar serta merupakan sarana yang efektif untuk mengembangkan kecakapan hidup (life skill) siswa, termasuks keterampilan berpikir kritis. Dengan mengkaji biologi yang dikaitkan dengan persoalan dalam kehidupan siswa maupun lingkungan, diharapkan keterampilan berpikir kritis siswa dapat terlatih dan berkembang, sehingga siswa mampu mengatasi pemasalahan yang dihadapinya. Kenyataannya, harapan tersebut belum dapat terwujud secara maksismal. Hasil pengamatan di salah satu sekolah wilayah Cibinong menunjukkan bahwa pembelajaran keterampilan berpikir kritis ini belum banyak dilakukan. Guru lebih banyak mengeksplorasi dengan menggunakan buku yang sudah disediakan sekolah sehingga keterampilan berpikir kritis siswa kurang tergali.9 Belum terbiasanya guru merancang dan melaksanakan pembelajaran keterampilan berpikir kritis diduga sebagai pangkal munculnya keterampilan berpikir kritis siswa rendah.10 Materi biologi yang ditayangkan dalam media pembelajaran dalam bentuk weblog dikaitkan dengan isi indikator materi dan indikator keterampilan berpikir kritis. Dengan pembelajaran berbantu media weblog dapat merangsang siswa untuk berpikir secara kritis. Pembelajaran dengan weblog dilakukan sebagai usaha mengembangkan pembelajaran yang berpusat pada siswa bukan berpusat sepenuhnya kepada guru. Konsep Archaebacteria dan Eubacteria merupakan konsep yang berkaitan dengan permasalahannya di kehidupan siswa sehari-hari. Contoh pertama 9
Lampiran 12 Agung W. Subiantoro, “Keterampilan Berpikir Kritis Siswa dalam Pembelajaran
10
Biologi Menggunakan Koran”, Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, 2009, h.11
5
yakni untuk atasi alergi,11 pemanfaatan bakteri pereduksi sulfat untuk bioremediasi tanah bekas tambang batubara,12 dan pemanfaatan bakteri untuk membuat insulin dalam skala besar untuk penyakit diabetes milletus. Dengan mengetahui manfaat dan bahaya dari Archaebacteria dan Eubacteria bagi kehidupan, siswa dapat mengetahui pemanfaatannya dan penanggulangannya. Proses pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi, penugasan menjawab soal dan membuat artikel mulai dari merespon informasi, sampai menyampaikan informasi kepada orang lain di dalam kelas dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dengan menggunakan weblog sebagai media yang memfasilitasi siswa untuk berpikir kritis. Oleh karena itu, untuk mengetahui efektifitas pemanfaatan weblog dalam memunculkan keterampilan berpikir kritis siswa, maka penulis tertarik untuk mengajukan
judul
“Profil
Keterampilan
Berpikir
Kritis
Pada
Pembelajaran Konsep Archaebacteria dan Eubacteria Menggunakan Metode Penugasan Melalui Weblog.” B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah dalam penelitian ini, antara lain: 1. Pemanfaatan media informasi yang telah disediakan oleh internet yakni weblog masih kurang dimanfaatkan. 2. Weblog dapat digunakan untuk menggali keterampilan berpikir kritis. 3. Pembelajaran biologi dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis. 4. Materi pokok Archaebacteria dan Eubacteria merupakan konsep yang berkaitan dengan permasalahan di kehidupan siswa sehari-hari. C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan saintifik yang diberikan langsung di kelas sebagai proses belajar dalam pemberian materi, 11
Atika Walujani Moedijono, “ Bakteri untuk Atasi Alergi”, Sains Kompas, Online diakses pada tanggal 23 November 2015 12 Enny Widyati, “Pemanfaatan Bakteri Pereduksi Sulfat untuk Bioremediasi Tanah Bekas Tambang Batubara”, Jurnal Bioremediasi Pusat Litbang dan Konservasi Alam, 2007, h.286
6
selanjutnya penguatan proses belajar dengan pemberian tugas rumah, dengan pemanfaatan weblog. 2. Weblog yang digunakan ada dua setting, yaitu online dan offline. Weblog secara online digunakan pada pertemuan pertama yaitu diskusi, sedangkan offline digunakan pada pertemuan kedua dan ketiga yakni penugasan menjawab soal dan membuat artikel. 3. Aspek berpikir kritis yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1)memberikan penjelasan sederhana, 2) membangun keterampilan dasar, 3) kesimpulan, 4) membuat pernyataan lebih lanjut, dan 5) strategi taktik. 4. Konsep yang digunakan yaitu Archaebacteria dan Eubacteria. D. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah profil keterampilan berpikir kritis siswa dengan pemanfaatan weblog pada konsep Archaebacteria dan Eubacteria?” E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil keterampilan berpikir kritis siswa dengan metode penugasan melalui weblog pada konsep Archaebacteria dan Eubacteria. F. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini antara lain: 1. Memberikan alternatif pengajaran dengan menggunakan media pembelajaran, sehingga siswa mendapatkan pengalaman belajar biologi dengan menggunakan internet. 2. Pembelajaran ini diharapkan juga dapat memotivasi guru untuk lebih menguasai fasilitas teknologi dan menerapkannya dalam pembelajaran di kelas. Agar lebih bisa memanfaatkan lagi fasilitas di sekolah yang sudah tersedia.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoritis Subbab ini akan dijelaskan mengenai deskripsi masing-masing teori dari beberapa variabel yang diteliti berdasarkan referensi untuk menunjang peneliti dalam menyusun kerangka berpikir. Selain itu subbab ini juga digunakan untuk mengarahkan peneliti pada fokus penelitian, sehingga dapat menghindari meluasnya bahasan penelitian. Deskripsi teoritik bertujuan untuk mengaitkan permasalahan keterampilan berpikir kritis dengan memanfaatkan weblog sebagai media pembelajaran. Berikut akan dijelaskan mengenai teori-teori antar subbab. 1. Media Pembelajaran a. Definisi Media Pembelajaran Media pembelajaran pada penelitian ini menjadi variabel bebas yang dilihat pengaruhnya. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti „tengah‟, „perantara‟, atau „pengantar‟. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alatalat grafis, photografis, atau elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Association of Education and Communication Technology (AECT) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Selain sebagai sistem penyampai atau pengantar, media yang sering diganti dengan kata mediator, dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau perannya yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar, yaitu siswa dan isi pelajaran. Ringkasnya, media adalah alat yang menyampaikan atau mengatarkan pesan-pesan pengajaran.1 Media pembelajaran didefinisikan sebagai “peralatan dan bahan pembelajaran yang digunakan guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran.” Media 1
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2010), h.3
7
8
pembelajaran didefinisikan juga sebagai “sarana meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar.”2 Media atau bahan adalah perangkat lunak (software) berisi pesan atau informasi pendidikan yang biasanya disajikan dengan mempergunakan peralatan. Antara perangkat lunak dan perangkat keras menjadi satu kesatuan berupa media secara utuh. Kemudian secara umum pemakaian kata media pembelajaran
digantikan
dengan
istilah-
istilah
tertentu
seperti
bahan
pembelajaran, alat peraga, media penjelasan, dan lain sebagainya. Penggunaan media pembelajaran sangat penting karena penggunaannya berpedoman pada kesesuaian kebutuhan pada materi yang akan disajikan. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sehingga proses belajar terjadi.3 Manfaat media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar seperti berikut: a. Media pembelajran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. b. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung. Antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendirisendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya. c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu; 1)
Objek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung di ruang kelas dapat diganti dengan gambar, foto, slide, realita, radio, atau model.
2)
Objek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera dapat disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide, atau gambar.
3)
Kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman video, film, foto, slide selain secara verbal.
2
Cecep Kusnadi dan Bambang Suthipto, Media Pembelajaran Manual dan Digital, (Bogor: Galia Indonesia, 2011), h.9 3 Arif Sadiman, Media Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h.59
9
4)
Objek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah dapat ditampilkan secara konkret melalui film, gambar, slide atau simulasi komputer.
5)
Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat disimulasikan dengan media seperti komputer, film, dan video.
6)
Peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunung berapi atau proses yang dalam kenyataan memakan waktu lama seperti proses kepompong menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan teknik-teknik rekaman seperti timelapse untuk film, video, slide, atau simulasi komputer.
7)
Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa
tentang
peristiwa-peristiwa
di
lingkungan
siswa,
serta
memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui karyawisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang.4 Media pembelajaran adalah semua bahan dan alat fisik yang mungkin digunakan untuk mengimplementasikan pengajaran dan memfasilitasi prestasi siswa terhadap tujuan pengajaran.5 Pendapat para ahli yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan alat bantu yang digunakan untuk membantu menyampaikan materi pelajaran dalam proses kegiatan belajar mengajar oleh guru kepada siswa yang juga dapat merangsang perhatian dan minat siswa untuk belajar dalam mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.6Selain itu, media berfungsi mengarahkan siswa untuk memperoleh berbagai pengalaman belajar. Pengalaman belajar ini sangat tergantung pada adanya interaksi siswa dengan media. Media yang tepat dan
4
Azhar Arsyad, Op.Cit, h.5 Dina Indriana, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, (Yogyakarta: Diva Press, 2011), Cet.I, h.16 6 Azhar Arsyad., Op.Cit., h.15 5
10
sesuai dengan tujuan belajar akan mampu meningkatkan pengalaman belajar sehingga anak didik dapat mencapai keberhasilan belajar. Media pembelajaran mempunyai manfaat yang sangat penting bagi kesuksesan proses belajar dan mengajar. Manfaat penggunaan media adalah memberikan kemudahan siswa untuk lebih memahami fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Nilai dan manfaat pembelajaran menurut Dina Indriana adalah sebagai berikut:7 1. Membuat konkret berbagai konsep yang abstrak. 2. Menghadirkan berbagai objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat ke dalam lingkungan belajar melalui media pembelajaran yang menjadi sampel dari objek tersebut. 3. Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil ke dalam ruang pembelajaran pada waktu pelajaran di kelas yang membahas objek tersebut. 4. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat. Media pembelajaran diharapkan dapat memberi manfaat, antara lain: (1) bahan yang disajikan menjadi lebih jelas maknanya bagi siswa, dan tidak bersifat verbalistik; (2) metode pembelajaran lebih bervariasi; (3) siswa menjadi lebih aktif melakukan beragam aktivitas; (4) pembelajaran lebih menarik; dan (5) mengatasi keterbatasan ruang.8 Manfaat
media
diantaranya
dapat
memperkecil
benda
yang
besar,
memperbesar benda yang kecil, menampilkan tayangan yang terlalu lambat atau terlalu cepat, melukiskan kembali peristiwa lampau, dan memberikan tanggapan yang sama tentang suatu benda.9 Media yang digunakan dapat mengatasi ruang dan waktu serta indera disamping akan membuat proses belajar mengajar menjadi bervariasi dan menghindarkan kebosanan belajar dan dapat membangkitkan motivasi siswa. Disamping itu media pembelajaran akan dapat membuat proses belajar mengajar
7
Dina Indriana, Op.Cit., h.48-49 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana Pranada Media Group, 2011) Cet.4, h.234 9 Sjarifudin, Kedudukan Media Pendidikan dalam Proses Belajar Mengajar, Jurnal Kependidikan, Vol.10 2005, h.20 8
11
menjadi efektif dan efisien sehingga berguna dalam meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran sebagai alat penarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. Media pembelajaran berguna mempercepat proses belajar serta meletakkan dasar-dasar pembelajaran yang konkret dalam berpikir sehingga dapat mengurangi pola pengajaran verbal yang diterapkan oleh guru. 2. Pengertian Weblog Blog adalah semacam buku harian online. Pemilik blog biasanya menuliskan berbagai catatannya ke dalam blog miliknya, seperti halnya buku harian. Hasil dari tulisan itu dapat dilihat secara online melalui internet. Selain itu pengunjung blog juga bisa memberikan komentarnya pada tulisan pemilik blog. Selain tulisan dapat pula ditambahkan gambar, video, bahkan bisa pula mengupload file. Sehingga pengunjung dapat mengunduh file yang kita masukkan. Blog diibaratkan sebuah media cetak, dimana lewat media itulak pemilik, pengembang atau para penulis akan membagikan informasi-informasi yang diketahuinya kepada publik. Namun hingga kini keberadaan media cetak masih tidak tergantikan, secara total media cetak tetaplah tak sebanding dengan kepraktisan yang ditawarkan oleh weblog.10 Internet sebagai media pembelajaran memiliki kelebihan sebagai berikut: (a) dimungkinkan terjadinya distribusi pendidikan kesemua penjuru tanah air dan kapasitas daya tampung yang tidak terbatas, (b) proses pembelajaran tidak terbatas oleh waktu seperti halnya tatap muka biasa, (c) pembelajaran dapat memilih topik atau bahan ajar yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masing-masing, (d) lama belajar juga tergantung pada kemampuan masingmasing siswa, (e) adanya keakuratan dan kekinian materi pembelajaran, (f) pembelajaran dapat dilakukan secara interaktif, sehingga menarik siswa dan
10
Lea Willsen, Tehnik Dasar Blogspot untuk Blogger Kreatif, (Jakarta:PT. Elex Media Komputindo,2011), h.2
12
memungkinkan pihak orang tua atau pendidik untuk memeriksa tugas-tugas yang dikerjakan siswa secara online.11 Weblog selain sebagai media cetak dan untuk bertukar ide atau pendapat juga memiliki beberapa manfaat publik antara lain: (1) sebagai media penyampai informasi atau gagasan untuk diakses oleh publik, (2) sebagai sarana mempromosikan sebuah produk untuk dijual atau media publikasi dalam kampanye politik serta lembaga pendidikan bagi siswa sampai dengan programprogram media dan perusahaan-perusahaan, (3) sebagai media berlatih untuk menulis, (4) sebagai media untuk bertukar ide atau gagasan dari para pengunjung weblog. Manfaat dari weblog, maka kita dapat memanfaatkan weblog dalam dunia pendidikan. Pemanfaatan weblog yang peneliti laksanakan yaitu dengan memanfaatkannya sebagai media diskusi, penugasan menjawab soal, dan membuat artikel. 3. Hakikat Keterampilan Berpikir Kritis a. Pengertian Keterampilan Keterampilan itu suatu aktifitas yang berkaitan dengan kegiatan jasmaniah seperti menulis, mencuci, mengetik, dan lain-lain, artinya keterampilan itu bersifta motorik yang membutuhkan koordinasi gerak dan kesadaran yang tinggi.12 Dengan demikian, siswa yang melakukan gerakan motorik dengan koordinasi dan kesadaran yang rendah dapat kurang atau tidak terampil. Keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapih dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu. Keterampilan bukan hanya pada aspek gerak motorik melainkan juga proses fungsi yang bersifat kognitif.13
11
Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Raja Wali Pers, 2011), h.341-342 12 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2009), Cet.115, h.117 13 Ibid, h.117
13
Kesimpulan dari beberapa pengertian keterampilan yang telah dikemukakan diatas maka keterampilan dapat disimpulkan bahwa suatu kecakapan atau keahlian dalam mengerjakan sesuatu kegiatan yang memerlukan koordinasi gerakangerakan. b. Pengertian Berpikir Berpikir adalah aktivitas mental untuk dapat merumuskan pengertian, menyintesis, dan menarik kesimpulan.14 Dengan demikian, berpikir merupakan aktifitas tingkah laku yang menggunakan akal budi untuk merumuskan pengertian, menyintesis, dan menarik kesimpulan. Proses berpikir itu sebenarnya orang tidak pasif, tetapi jiwanya aktif berusaha penyelesaiannya.15 Selain itu, dalam kegiatan berpikir terjadi kegiatan manipulasi mental karena adanya rangsangan dari luar membentuk suatu pemikiran, penalaran, dan keputusan, serta kegiatan memperluas aturan yang diketahui untuk memecahkan masalah. Berpikir seseorang akan mengolah dan mengorganisasikan bagian-bagian dari pengetahuannya, sehingga pengalaman-pengalaman dan pengetahuan yang tidak teratur menjadi tersusun serta dapat dipahami dan dikuasai. Untuk membentuk suatu pengetahuan yang tersusun dan memahami serta menguasai pengetahuan tidaklah mudah. Hal ini bergantung pada seberapa besar usaha seseorang dalam menemukan suatu makna atau materi. Keterampilan berpikir dapat di definisikan sebagai proses dan juga kemampuan untuk memahami konsep, menerapkan, mensistesiskan, mengevaluasi info yang diperoleh.16 Unsur-unsur keterampilan berpikir yang perlu dikuasai siswa yaitu mengamati, melaporkan, mengklarifikasi, memberi label, menyusun dan
14
Sadirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2010), h.46 15 Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya,2001), h.76 16 Joyce M. Laurens, “Intelegensi Riset dan Desain: Sebuah Pendekatan dalam Pembelajaran di Studio Perancangan”, Prosiding Seminar Nasional, Jurnal Seminar Nasional Pendidikan Arsitektur Manajemen Studio Menuju Dunia Arsitektur Profesional Denpasar, 9-10 Februari 2008, h.35
14
mengurutkan, menginterpretasi, membuat generalisasi, membuat inferensi, dan memecahkan problema.17 Keterampilan berpikir harus ditanamkan pada siswa. Pada usia 11 tahun ke atas siswa telah mampu berpikir reflektif menggunakan asumsi atau hipotesis, dan kemampuan berpikirnya tidak lagi terikat tetapi menjangkau waktu lampau dan masa depan.18 Meskipun berpikir itu merupakan suatu proses mental, namun keterampilan berpikir dapat dilatih, seperti halnya seorang atlit yang harus terus berlatih terus-menerus untuk meningkatkan kemampuannya dan mencapai prestasi yang lebih tinggi. Jadi, berpikir adalah suatu proses untuk memperoleh pengetahuan dalam memahami suatu konsep dan info yang diperoleh seseorang dalam mengatasi berbagai permasalahan yang menjadi hasil yang positif untuk dirinya maupun lingkungannya. c. Pengertian Berpikir Kritis Pendidikan diharapkan memberikan pengetahuan yang memungkinkan orang dapat mengatasi masalah-masalah kehidupan dalam tugas-tugas professional dan dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi, dalam kondisi kehidupan yang berubah dengan sangat cepat seperti saat ini, sering kali pengetahuan yang kita peroleh tidak mampu kita implementasikan untuk mengatasi masalah-masalah yang muncul. Oleh karena itu, diperlukan keterampilan berpikir kritis dan kreatif, keterampilan memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Memecahkan masalah memerlukan penggunaan keterampilan berpikir secara terpadu dan dasar pengetahuan yang relevan.19 Berpikir kritis tidaklah identik dengan kemampuan memecahkan masalah, kemampuan menyelesaikan masalah adalah bagian dari kemampuan berpikir kritis.20 Dalam perspektif deskriptif, berpikir kritis merupakan analisis situasi
17
Syarifuddin Nurdin dan Basyiruddin Usman, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Press, 2002)h, 108 18 Amiruddin Rasyad,Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Uhamka Press *Yayasan Prep-Ex 8,2003), h.137 19 Darmiyati Zuchdi, Humanisasi Pendidikan Menemukan Kembali Pendidikan yang Manusiawi, (Jakarta: Bumi Aksara,2009), Cet.2, h.124 20 Joyce M. Laurens, Op.Cit., h.35
15
masalah melalui evaluasi potensi, pemecahan masalah, dan sintesis informasi untuk menentukan keputusan.21 Berpikir kritis modern mendefinisikan berpikir kritis sebagai pertimbangan yang aktif, terus menerus dua teliti mengenai sebuah keyakinan atau bentuk pengetahuan yang diterima begitu saja menyertakan alasan-alasan yang interpretasi dan evaluasi yang terampil dan aktif terhadap observasi dan komunikasi, informasi dan argumentasi.22 Berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan.23 Berpikir kritis adalah kemampuan untuk mengatakan sesuatu dengan penuh percaya diri. Berpikir kritis juga merupakan sebuah proses sistematis yang memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengevaluasi keyakinan dan pendapat mereka sendiri. Inti berpikir kritis adalah deskripsi yang rinci dari sejumlah karakteristik yang berhubungan, meliputi analisis, inferensi, eksplanasi, evaluasi, pengaturan diri, dan interpretasi.24 Berdasarkan hal ini berpikir kritis dapat membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman materi yang dipelajari dengan mengevaluasi secara kritis argument pada buku teks, jurnal, teman diskusi, termasuk argumntasi guru dalam kegiatan pembelajaran. Jadi, berpikir kritis dalam pendidikan merupakan kompetensi yang akan dicapai serta alat yang diperlukan dalam mengkontruksi pengetahuan. Kesimpulan dari definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis adalah kemampuan membuat keputusan secara rasional, kemampuan membuat analis, kemampuan membuat interpretasi dan evaluasi yang terampil dan aktif terhadap observasi dan komunikasi, informasi dan argumentasi.
21
Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Bepikir, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya,2011), Cet.1, h.19 22 Alec Fisher, Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar, (Jakarta: Erlangga,2009), h.10 23 Robert H. Ennis, Critical Thinking, (New York: Pretince Hall,1996), h.xvii 24 Liliasari, “Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Sains Kimia menuju Profesionalisme Guru”, http://file.upi.edu/direktori/SPS/Prodi Pendidikan IPA
16
d. Aspek Keterampilan Berpikir Kritis Berpikir kritis meliputi25; a) keahlian berpikir induktir (sebab akibat, problem yang banyak kemungkinan pemecahan, analogi, membuat kesimpulan, relasi, dan pemecahan masalah), b) keahlian berpikir deduktif (menggunakan logika, mengerti kontradiksi, silogisme, dan permasalahan yang bersifat spasial), c)keahlian berpikir evaluatif (fakta opini, sumber yang dapat dipercaya, mengidentifikasi persoalan dan permasalahan pokok, mengenali asumsi-asumsi, mendeteksi bias, mengevaluasi hipotesis, menggolongkan data, memprediksi konsekuensi, pengurutan, keahlian membuat keputusan, mengenali propaganda, kesamaan dan perbedaan, dan mengevaluasi argumentasi). Untuk mengetahui bagaimana mengembangkan berpikir kritis pada diri seseorang, Ennis mengelompokan indikator berpikir kritis ke dalam lima pokok dan dua belas sub pokok, selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.1.26 Tabel 2.1. Indikator Berpikir Kritis No Aspek
Berpikir Sub Aspek Berpikir Indikator Kritis
Kritis 1.
Memberikan Penjelasan Sederhana
Kritis 1. Memfokuskan
a. Mengidentifikasi
Pertanyaan
merumuskan
atau
pertanyaan.
(Elementary
b. Mengidentifikasi
clarification)
merumuskan
atau kriteria
untuk mempertimbangkan jawaban yang mungkin. c. Memelihara
kondisi
dalam keadaan berpikir.
25
Adi W Gunawan, Genius Learning Strategy, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2003), h.178 26
Robert H Ennis, “Goal for a Critical Thinking Curriculum”, dalam Al Costa (ed),
Developing Minds: A Resource Book for Teaching Thingking, (Alexandra:ASCD, 1985), h.46
17
2. Menganalisis
a. Mengidentifikasikan
Argumen
alasan yang dinyatakan. b. Mengidentifikasi alasan yang tidak dinyatakan. c. Mencari persamaan dan perbedaan. d. Mengidentifikasi kerelevanan dan tidak relevan.
3. Bertanya
dan
a. Mencari
menjawab suatu pertanyaan tentang penjelasan
struktur
argument. b. Merangkum.
suatu
c. Menghapal?
dan
d. Apa intinya?
tantangan.
e. Apa artinya? f. Apa contohnya? g. Apa bukan contohnya? h. Bagaimana menerapkannya
pada
kasus tersebut? i. Perbedaan
apa
yang
menyebabkannya? j. Apa faktanya? k. Benarkah
apa
yang
anda katakana? 2.
Membangun
4. Mempertimbangkan
a.
Keterampilan
kredibilitas
b. Tidak adanya conflict
Dasar support)
suatu
(Basic sumber.
Ahli
interest. c.
Kesepakatan
antar
18
sumber d. Reputasi e. Menggunakan prosedur yang ada f. Mengetahui resiko g.Keterampilan memberikan alasan. h. Kebiasaan hati-hati 5. Mengobservasi dan a.
Ikut
terlibat
dalam
mempertimbangkan
menyimpulkan.
hasil observasi
b. Dilaporkan oleh pengamat sendiri. c.
Mencatat
hal-hal
yang
diinginkan. d. Penguatan. e. Kondisi akses yang baik. f. Penggunaan teknologi yang kompeten. g. Kepuasaan observer atas kredibilitas sumber. 3.
Menyimpulkan
6.
Membuat
deduksi a. Kelompok logis.
(Inference)
dan mempertimbangkan b. Kondisi yang logis. hasil deduksi.
c. Interpretasi pertanyaan.
7. Membuat induksi dan a. Membuat generalisasi. mempertimbangkan
b. Membuat kesimpulan dan
hasil induksi.
hipotesis.
8. Membuat keputusan a. Latar belakang fakta dan mempertimbangkan b. Konsekuensi hasilnya.
c. Penerapan prinsip-prinsip d. Memikirkan alternatif
19
e. Menyeimbangkan g. Memutuskan 4.
Memberikan penjelasan
9.Mengidentifikasi lanjut istilah
a. Bentuk : sinonim, klarifikasi, dan rentang ekspresi yang sama.
(Advance
mempertimbangkan
b. Strategi definisi (tindakan
Clarification)
definisi.
mengidentifikasi. c. Isi (konten)
10.
Mengidentifikasi a.Penalaran secara implisit.
asumsi
b. Asumsi yang diperlukan rekonstruksi argument.
5.
Mengatur strategi 11. Menentukan suatu a. Mendefinisikan masalah dan (Strategy
taktik tindakan and
b. Menyeleksi kriteria untuk membuat solusi
tactics)
c. Merumuskan alternatif yang memungkinkan d. Memutuskan hal-hal yang akan dilakukan secara tentatif e. Melakukan review f. Memonitor implementasi 12. Berinteraksi dengan a. Menyenangkan orang lain
b. Strategi logis c. Strategi retorika d. Mempresentasikan baik lisan atau tulisan.
Keterampilan berpikir kritis mencakup sembilan indikator yaitu; a) Mengidentifikasi elemen-elemen dalam kasus yang dipikirkan, khususnya alasanalasan dan kesimpulan-kesimpulan, b) Mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi-asumsi, c) Mengklarifikasi dan menginterpretasi pertanyaan-pertanyaan dan gagasan-gagasan, d) Menilai akseptabilitas, khususnya kredibilitas, klaimklaim, e) Mengevaluasi argument-argumen
yang beragam jenisnya, f)
Menganalisis, mengevaluasi, dan menghasilkan penjelasan-penjelasan, g)
20
Menganalisis, mengevaluasi, dan membuat keputusan-keputusan, h) Menarik inferensi-inferensi, i) Menghasilkan argument-argumen.27 Indikator-indikator dari beberapa ahli yang telah dipaparkan, dalam penelitian ini akan digunakan indikator yang dikemukakan oleh Ennis karena indikatornya sudah
jelas
dan
spesifik.
Dengan
menggunakan
media
pembelajaran
weblog,peneliti menggunakan dua belas sub indikator yang digunakan karena indikator tersebut akan dianalisis presentase siswa. Berikut akan dijelaskan subindikator melalui penjelasan lima aspek berpikir kritis. Aspek pertama berpikir kritis adalah memberikan penjelasan sederhana, yang meliputi tiga subaspek; memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen, dan bertanya dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan dan tantangan. Secara umumnya, aspek ini digunakan untuk mengidentifikasi kesimpulan sementara. Dalam sebuah argumen, memulai dengan memberikan kesimpulan adalah ide bagus untuk memulai suatu presentasi.28 Kata karena ( since dan because) merupakan indikator alasan, dan kata oleh karena itu dan sehingg merupakan indikator kesimpulan.29 Indikator yang digunakan pada indikatorindikator alasan dan kesimpulan merupakan indikator yang digunakan dalam menganalisis argumen.30 Aspek kedua yaitu membangun keterampilan dasar, yang meliputi dua subaspek, yaitu: mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber dan mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi. Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber digunakan ketika mengetahui kebenaran sebuah klaim.31 Namun, kredibilitas juga tidak menjamin kebenaran sumbernya, maka kita harus menjaga kondisi pikiran tentang klaim tersebut. Pertimbangan suatu kasus terdapat lima jenis klaim yang berbeda, yaitu klaim faktual, pertimbangan nilai, definisi, penjelasan sebab-akibat, dan rekomendasi yang kelimanya harus dievaluasi 27
Alec Fisher, Op.Cit., h.8
28
Robert Ennis, Critical Thingking, (New York, Printice Hall,1996), h.5
29
Alec Fisher, , Op.Cit., h.24
30
Ibid., h.22
31
Robert Ennis, Critical Thingking, (New York, Printice Hall,1996), h.57
21
dengan cara-cara yang berbeda agar dapat memutuskan apakah klaim tersebut dapat diterima.32 Ada beberapa bahasa yang digunakan untuk melihat seberapa kuat klaim tersebut, antara lain: “intuisi/ keyakinan/opini/pandanga/tesis saya adalah…”, “saya yakin/saya tidak dapat membuktikannya tetapi saya percaya…”, “faktanya ialah/menunjukan…”, “saya mengamati/melihat…”, dan lain-lain.33 Pernyataan pada observasi biasanya mendukung suatu alasan pada argumen. Pada umumnya observasi lebih dapat dipercaya daripada kesimpulan yang berdasar.34 Jika pada observasai yang telah dilakukan ada dua bukti, keduanya harus saling menguatkan. Supaya bukti itu saling menguatkan, bukti tersebut harus independen, dapat dipercaya dan mendukung klaim yang dibicarakan.35 Aspek ketiga yaitu kesimpulan (inferential). Inferensia adalah bagian dari proses berpikir kritis dimana kita akan memulai mengumpulkan pengetahuan yang sudah ada dengan apa yang akan kita dapatkan, dengan kata lain membuat pengetahuan yang baru. Argument selalu terdiri atas alasan dan inferensi, dimana inferensi merupakan perpindahan yang dibuat dari alasan hingga kesimpulan. Bahasa yang sering digunakan yaitu “berdasarkan alasan-alasain ini saya menyimpulkan bahwa…, oleh karena itu…” dengan tingkat kepercayaan yang bervariasi.36 Aspek keempat yaitu membuat penjelasan lebih lanjut, yang meliputi subaspek mendefinisikan istilah dan mengidentifikasikan asumsi. Kata kunci dari seluruh proses agar menjadi pemikir kritis yang baik adalah dapat menjelaskan alasan dengan benar dan jelas, harus berpikir dengan jernih dan dapat dipahami oleh para pendengarnya.37 Supaya penalaran yang bersifat menjelaskan sampai pada sasarannya, maka penalaran itu harus: a) mempertimbangkan alternatifalternatif yang masuk akal, b) menentukan bukti-bukti yang menyingkirkan 32
Alec Fisher, , Op.Cit., h.80
33
Ibid., h.82
34
Robert Ennis, Op.Cit.,h.74
35
Alec Fisher, Op.,Cit., h.102
36
Alec Fisher., Op.Cit.,h.106
37
Ibid., h.9
22
penjelasan-penjelasan lain yang mungkin dan mendukung penjelasan yang diinginkan, c) sesuai benar dengan hal lain yang kita tahu.38 Aspek yang terakhir yaitu strategi dan taktik, yang meliputi memutuskan suatu tindakan dan berinteraksi dengan orang lain. Pemikiran yang dilakukan dalam memutuskan apa yang harus dilakukan, atau merekomendasikan rangkaian tindakan, atau mempertimbangkan rekomendasi orang lain, memerlukan perhatian khusus karena sangat umum, dan harus dievaluasi menurut cara tertentu. Oleh karena itu harus memahami dengan jelas apa permasalahannya, sehingga dapat mempertimbangkan kumpulan opsi yang masuk akal dan akibat-akibat yang mungkin sebelum mengambil suatu kesimpulan.39 4. Asesmen Kinerja (Performance Assesment) 1. Pengertian Assesmen Penilaian kinerja secara sederhana dapat dinyatakan sebagai penilaian terhadap kemampuan dan sikap siswa yang ditunjukkan melalui suatu perbuatan. Penilaian
kinerja
merupakan
penilaian
terhadap
perolehan,
penerapan
pengetahuan dan keterampilan yang menunjukkan kemampuan siswa dalam proses maupun produk yang mengacu pada standar tertentu.40 Penilaian kinerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan siswa dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini sesuai digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut siswa melakukan tugas tertentu seperti praktik sholat, praktik olahraga, presentasi, diskusi, bermain peran, memainkan alat music, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi, dan lain-lain. Cara penilaian ini dianggap lebih otentik daripada tes tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan siswa yang sebenarnya. Penilaian kinerja mempertimbangkan hal-hal berikut: 1) Langkah-langkah
kinerja
yang
diharapkan
dilakukan
siswa
untuk
menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi. 38
Ibid., h.142
39
Ibid., h.166
40
Ana Ratna Wulan, Penilaian Kinerja dan Protofolio pada Pembelajaran Biologi, Handout kuliah FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia, (Bandung FPMIPA UPI), diakses dari http://file.upi.edu/. Pada 25 Juli 2016 pkl 15.03, h.1
23
2) Kelengkapan dan ketetapan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut. 3) Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas. 4) Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak sehingga semua dapat diamati. 5) Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan yang diamati. Penilaian kinerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Pengamatan dalam menilai unjuk kerja siswa perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kompetensi tertentu.41 Asesmen kinerja adalah prosedur yang menggunakan berbagai bentuk tugastugas untuk memperoleh informasi tentang belajar siswa. Asesmen kinerja mensyaratkan siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas kinerjanya menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diwujudkan dalam bentuk perbuatan, tindakan atau untuk kerja. Tes unjuk kerja meminta siswa melakukan kinerja ilmiah seperti mempersiapkan alat, menggunakan alat/merangkai alat, menuliskan data, menganalisis data, menyimpulkan, menyusun laporan dan sebagainya. Penilaian kinerja
dapat
menjelaskan
kemampuan-kemampuan
siswa,
pemahaman
konseptual, kemampuan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan, kemampuan melaksanakan kinerja dan kemampuan melakukan suatu proses.42 Permendikbud No. 81A tentang Implementasi kurikulum 2013 Lampiran IV tentang Pedoman Umum Pembelajaran menjelaskan definisi tentang penilaian unjuk kerja bahwa penilaian ini merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik melakukan sesuatu. Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas
41
Puji Iryanti, Paket Pembinaan Penataran: Penilaian Unjuk Kerja, (Departemen Pendidikan Nasional, 2004), h.6 42 I Ketut Susila, “Pengembangan Instrumen Penilaian Unjuk Kerja (Performance Assesment) Laboratorium Pada Mata Pelajaran Fisika Sesuai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA Kelas X Di Kabupaten Gianyar”. Artikel Pendidikan, (Bali: Program Studi Penelitian Dan Evaluasi Pendidikan Progrma Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 2012) diakses pada tanggal 15 juli 2016 pk 08.30, h.5
24
tertentu seperti: praktik di laboratorium, praktik sholat, praktik olahraga, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi dan lainlain.43 Pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa performance assessment atau penilaian kinerja ialah suatu cara melihat atau menilai kinerja siswa dalam melakukan suatu kegiatan pembelajaran. Penilaian kinerja ini didapat dari hasil mengamati aktivitas siswa dalam bekerja ilmiah seperti membuat artikel yang berkaitan dengan manfaat Archaebacteria dan Eubacteria dalam kehidupan sehari-hari. 5. Teknik Penugasan/Resitasi a. Definisi Teknik Pemberian Tugas/Resitasi Metode penugasan pada hakikatnya adalah menyuruh siswa untuk melakukan kegiatan (pekerjaan) belajar, baik berguna bagi dirinya sendiri maupun dalam proses memperdalam dan memperluas pengetahuan dan pengertian bidang studi yang dipelajarinya. Ada suatu asusmsi yang mengatakan bahwa segala sesuatu yang terjadi disekolah tergantung para pendidik, bagaimana pendidik itu bias menumbuhkan motivasi anak didiknya dan sebagainya. Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar guru menerapkan salah satu metode yang sekiranya bias membantu anak didik serta guru juga harus paham kelebihan, kekurangan serta cara penerapannya dan masih banyak lagi) mengenai metode yang akan digunakan dalam metode pengajaran.44 Tugas dapat merangsang siswa untuk aktif belajar baik secara individu maupun kelompok. Metode pemberian tugas atau penugasan diartikan sebagai suatu cara interaksi belajar mengajar yang ditandai dengan adanya tugas dari guru untuk dikerjakan peserta didik disekolah ataupun dirumah secara perorangan atau berkelompok”. Imansyag Alipandie mengemukakan bahwa, “Metode penugasan adalah cara untuk mengajar yang dilakukan dengan jalan memberi tugas khusus kepada siswa
43
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum, Pedoman Umum Pembelajaran, h.27 44 Hilyah Alan Finanda, Efektifiras Metode Resitasi dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar Peserta Didik, Jurnal Pendidikan, Volume 17, No. 3, Palembang: 2012, h.2
25
untuk mengerjakan sesuatu diluar jam pelajaran. Pelaksanaannya bisa dirumah, diperpustakaan, dilaboratorium, dan hasilnya dipertanggungjawabkan.”45 Kesimpulan yang telah dipaparkan, maka penulis dapat mendefinisikan bahwa yang dimaksud dengan metode resitasi atau penugasan adalah penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan tugas kepada siswa baik lisan atau tulisan, kemudian siswa harus mempertanggungjawabkan dari apa yang ditugaskan guru kepada siswa. Metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak sementara waktu sedikit. Artinya, banyaknya bahan yang tersedia dengan waktu kurang seimbang. Agar bahan pelajaran selesai dengan waktu yang ditentukan, maka metode ilmiah
yang biasanya
guru
gunakan
untuk
mengatasinya. Tugas dari resitasi ini tidak sama dengan pekerjaan rumah (PR) tetapi jauh lebih luas daripada itu. Sekolah yang menerapkan sistem kurikulum 2013, kegiatan tugas terstruktur dirancang dan dicantumkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan tugas terstruktur merupakan kegiatan pembelajaran yang mengembangkan kemandirian belajar peserta didik, peran guru sebagai fasilitator. Sedangkan penugasan tak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang didesain oleh pendidik untuk menunjang pencapaian tingkat kompetensi mata pelajaran atau lintas mata pelajaran atau kemampuan lainnya yang waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik.46 b. Fungsi dan Tujuan Penugasan Teknik pemberian tugassss atau penugasan memiliki fungsi, yaitu: 1). Menambah pengertian, memperkuat hasil belajar yang telah diterima di sekolah, 2) melatih siswa untuk belajar sendiri, 3) melatih siswa untuk membagi waktu secara teratur, 4) melatih siswa untuk menggunakan waktu luangnya untuk menyelesaikan 45
tugasnya,
5)
membiasakan
siswa
berdisiplin
dan
tidak
I Wayan Laba, Upaya Pembelajaran dengan Metode Resitasis Tugas dalam Mata
Pelajaran Matematika, Jurnal Ilmiah, Vol. 22 No.5, 2011, h.5 46
Anonim, Juknis Pengembangan Pembelajaran TM, PT, dan KMTT di SMA, (Direktorat
Pembinaan SMA, 2010), h.52
26
mengabaikan tugas,6) melatih siswa untuk mencari dan menemukan cara yang tepat untuk menyelesaikan tugasnya, 7) memperkaya pengalaman sekolah dengan memulai kegiatan di luar kelas. Tujuan teknik pemberian tugas/resitasi, yakni agar siswa memperoleh hasil belajar yang lebih mantap. Dengan melaksanakan latihanlatihan, pengalaman siswa lebih terintegrasi, diantaranya sebagai berikut: 1). Memperluas dan memperkaya pengetahuan siswa melalui kegiatan luar sekolah, 2) siswa aktif belajar dan terangsang untuk meningkatkan kegiatan belajar yang lebih baik, 3) inisiatif dan tanggungjawab siswa lebih terpupuk, 4) siswa dapat memanfaatkan waktu senggang untuk menunjang belajarnya.47 B. Tinjauan Konsep Materi Archaebakteria dan Eubacteria Konsep archaebacteria dan eubacteria merupakan salah satu konsep biologi yang diajarkan pada siswa kelas X. Adapun Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), dan indikator pembelajaran pada konsep ini ialah sebagai berikut: Tabel 2.2 KI, KD, dan Indikator Pembelajaran48
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kompetensi Inti 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan factual, konseptual, procedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai denan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. Kompetensi Dasar 3.4 Mengidentifikasi ciri-ciri archaebacteria dan eubacteria dan peranannya bagi kehidupan berdasarkan percobaan secara teliti dan sistematis. Indikator Pembelajaran Membedakan archaebacteria dan eubacteria Memberikan contoh archaebacteria dan eubacteria berdasarkan strukturnya Mengidentifikasi reproduksi bakteri secara seksual dan aseksual. Menganalisis peranan bakteri yang ada pada lingkungan masyarakat. Memberikan contoh eubacteria berdasarkan strukturnya. Memberikan alasan terkait contoh eubacteria berdasarkan strukturnya.
47
Muhammad Subana dan Sunarti, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), h.199 48 Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 69Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah, h.27
27
1. Archaebacteria Archaebacteria adalah makhluk hidup pertama yang menggunakan reaksi kimia anorganik untuk menghasilkan energy. Energi tersebut kemudian digunakan untuk membuat materi organic. Habitat Archaebacteria umumnya di tempat yang ekstrem (sumber air panas, daerah yang mengandung garam, asam, dan daerah yang sedikit mengandung Oksigen).49 Archaebacteria dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu sebagai berikut:50 a. Halofili, yaitu golongan Archaebacteria yang hidup di perairan dengan salinitas tinggi. b. Metanogen, yaitu golongan Archaebacteria yang dapat mengubah Karbon dioksida (CO2) dan Hidrogen (H2) menjadi metana (CH4). c. Termoasidofili, yaitu golongan Archaebacteria yang hidup di daerah sumber bersulfur. 2. Eubacteria Eubacteria dikenal sebagai bakteri sesungguhnya. Bakteri merupakan makhluk prokariotik (tidak memiliki membrane inti sel). Bakteri dapat hidup dimana saja. Bakteri juga banyak memiliki peran dalam kehidupan manusia. Umumnya bakteri memiliki diameter sekitar 0,5 mikron. Bakteri yang berbentuk batang memiliki lebar sekitar 0,2 sampai dengan 3 mikron dan panjangnya antara 1 sampai dengan 15 mikron. Beberapa jenis bakteri mampu membentuk spora di dalam sel mereka yang dikenal sebagai endospore. Endospora bukanlah alat reproduksi bagi bakteri, melainkan endospore adalah bentuk yang melindungi bakteri dari lingkungan yang berbahaya agar ia dapat tetap bertahan hidup.51 3. Struktur tubuh bakteri Struktur tubuh bakteri terdiri dari:52 a. Kapsul
49
Irmaningtyas, Biologi untuk SMA/MA Kelas X, ( Jakarta, Erlangga,2013), h.122 Ibid., h.137 51 Ibid., h.138 52 Ibid., h.125 50
28
Kapsul adalah lapisan luar dinding sel yang dihasilkan oleh bakteri tertentu. Lapisan luar tersebut berfungsi untuk melindungi dinding bakteri, menyatukan bakteri ke dalam bentuk koloni, dan sebagai alat pertahanan terhadap infeksi insang. b. Dinding Sel Dinding sel pada bakteri di antara kapsul dan membrane sel. Dinding sel berfungsi untuk memberi kekuatan dan bentuk pada bakteri serta mengatur pertukaran zat-zat ke luar sel. c. Flagel Struktur flagel yang ada pada beberapa spesies bakteri berbentuk gelombang, kuat, dan memiliki suatu mekanisme gerak yang unik. Hal ini mengakibatkan bakteri dapat bergerak untuk merespons rangsangan yang datang. d. Membran Sel Membran sel tersusun dari senyawa fosfolipid dan protein. Fungsi dari membran sel adalah mengatur selektivitas gradient osmosis dengan transfer makanan, mengorganisasi, pembentukan dinding sel, serta sebagai pangkal perlekatan flagel. e. Materi Genetika Materi genetika bakteri terdiri dari DNA. DNA berada di dalam nucleoid (inti yang tidak bermembran inti). f. Pili Pili berfungsi sebagai alat pelekat dengan sel bakteri yang lain atau dengan bahan makanannya. g. Ribosom Merupakan organel sel bakteri yang berfungsi sebagai tempat sintesis protein. h. Plasmid Plasmid adalah kepingan kecil DNA yang terpisah dari DNA. Dalam dunia rekayasa genetika, plasmid berperan sebagai vektor pembawa DNA asing ke dalam bakteri inang.
29
4. Bentuk- bentuk bakteri Bentuk bakteri secara umum dapat dibedakan menjadi:53 a. Bakteri kokus merupakan bakteri yang memiliki bentuk dasar bulat. Bakteri kokus dibagi menjadi monokokus (bulat satuan), diplokokus (bulat berpasangan), streptokokus (bulat berantai), stafilokokus (bulat bergerombol, seperti buah anggur), dan sarsina (bulat seperti kubus). b. Bakteri basil merupakan kelompok bakteri berbentuk dasar batang. Secara umum bakteri basil dibagi menjadi monobasil ( batang satuan), diplobasil (batang berpasangan), dan stretobasil (batang berantai). c. Bakteri spirila merupakan kelompok bakteri berbentuk dasar spiral. 5. Reproduksi Bakteri Reproduksi bakteri dapat terjadi melalui:54 a. Aseksual Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembelahan biner. Pembelahan biner berlangsung dalam tiga fase. Fase pertama dimulai dengan terbentuknya sekat melintang pada sitoplasma, fase kedua adalah tumbuhnya dinding melintang mengikuti sekat sebelumnya, sementara fase ketiga adalah terbentuknya dua sel baru yang identik. b. Seksual Pada reproduksi seksual bakteri, bakteri tidak mengalami penyatuan inti, tetapi berupa pertukaran materi genetika (rekombinasi genetika). Rekombinasi genetika dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu transformassi (tanpa kontak langsung), transduksi (lewat perantara virus), dan konjugasi (lewat kontak langsung). 6. Nutrisi bakteri Bakteri memperoleh nutrisi atau makanannya melalui dua cara, yaitu:55
53
Ibid., h.123 Ibid., h.135 55 Ibid., h.130 54
30
a. Bakteri autotroph Bakteri autotroph adalah bakteri yang mampu memperoleh makanannya sendiri dengan bantuan cahaya matahari (fotoautotrof) dan reaksi kimia (kemoautotrof). b. Bakteri heterotroph Bakteri heterotroph adalah bakteri yang tidak mampu membuat makanannya sendiri karena ketergantungan pada makhluk hidup lainnya. Berdassarkan cara hidupnya, bakteri heterotroph dibagi menjadi parasit (mengambil dari makhluk hidup), dan saprofit (mengambil dari makhluk hidup yang sudah mati/bangkai). 7. Peranan bakteri Beberapa bakteri memiliki manfaat bagi kehidupan manusia, bahkan beberapa jenis bakteri amat membantu kehidupan kita sehari-hari. Manfaat bakteri di antaranya adalah membantu proses pembusukan, meningkatkan kesuburan tanah, menghasilkan bahan makanan dan minuman, menghasilkan asam, menghasilkan antibiotik, mendukung teknologi rekayasa genetika, mengekstrak bahan tambang, dan mendegradasi limbah.56 Selain manfaat, bakteri juga menimbulkan bahaya bagi kehidupan manusia. Beberapa bakteri bahkan menyebabkan penyakit seperti difteri, tuberculosis, gonorhoe, sifilis, tifus, kolera, demam tifoid, disentri, dan keracunan makanan.57 C. Penelitian Yang Relevan Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kamin, Carol EdD; O‟Sullivan, Ptricia EdD; Deterding, Robin MD; Younger Monica MSyang berjudul A Comparison of Critical Thinking in Group of Third-year Medical Students in Text, Video, and Virtual PBL Case Modalities. Bahwa dalam perbandingannya capaian untuk “a virtual” dan “a digital video” mampu membuat siswa untuk dapat berpikir kritis,“Students who learned in a virtual modality with a digital video case engaged in more critical thinking”58 56
Ibid., h.140-142 Ibid., h.143 58 Carol Kamin, A Comparison of Critical Thinking in Groups of Third-year. Medical 57
Students in Text, Video, and Virtual PBL Case Modalities, volume 78, 2003, Association of American Medical Colleges.
31
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Agung W. Subiantoro dan Bahrudin Fatkurohman yang berjudul Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Dalam Pembelajaran Biologi Menggunakan Media Koran. Bahwa keterampilan berpikir kritis siswa muncul pada indikator mengidentifikasi dan mendeskripsikan persoalan, menganalisis data yang relevan dengan persoalan, dan membuat gagasan/kesimpulan,
masing-masing
dominan
pada
tingkat
weak
dan
unacceptable.59 Istiqomah dan Achmad Lutfi melakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas penggunaan media blog interaktif untuk meningkatkan berpikir kritis pada materi laju reaksi. Blog yang memiliki menu diskusi yang digunakan untuk mendukung interaks siswa dilengkapi latihan serta tes berpikir kritis untuk melatih kemampuan berpikir kritis siswa. Hasil penelitian menunjukkan setelah dilakukan pembelajaran menggunakan blog kemudian dilakukan posttest ternyata sebagian besar siswa mengalami peningkatan kemampuan berpikir kritis dengan kenaikan terbesar adalah 15% dari skor pretes.60 Faridatul Amaniyah, Zulfiani, Meiry Fadilah Noor melakukan penelitian untuk mendeskripsikan pengembangan keterampilan berpikir kritis siswa SMA dengan menggunakan model Sains Teknologi dan Masyarakat pada konsep Archaebacteria. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model sains teknologi dan masyarakat dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis pada konsep archaebacteria. Integrasi model pembelajaran, keterampilan berpikir, dan konsep dituangkan dalam desain pembelajaran yang diimplementasikan dalam berbagai perangkat pembelajaran seperti rencana pembelajaran dan lembar kerja siswa, dan instrumen.61
55
Agung W Subiantoro dan Bahrudin Fatkhurohman, Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Dalam Pembelajaran Biologi Menggunakan Media Koran, Jurnal Jurdik Biologi FMIPA UNY: 2009, h.111 60 Istiqomah dan Achmad Lutfi, “ Efektivitas Penggunaan Media Blog Interaktif Untuk Meningkatkan Berpikir Kritis”, Jurnal Pendidikan Kimia Unesa vol.1, No.2, h.64 61 Faridatul Amaniyah, Zulfiani, Meiry Fadilah Noor, “ Model Sains Teknologi Dan Masyarakat Untuk Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis Konsep Archaebacteria”, Seminar Nasional Biologi, Lingkungan, dan Pembelajaran Pendidikan Biologi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 24 Oktober 2015 diakses dari http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/31613
32
Hartono D. Mamu melakukan penelitian dengan tujuan mendeskripsikan tentang profil keterampilan berpikir kritis dan keterampilan metakoqnisi siswa dalam pembelajaran IPA biologi, khususnya pada konsep ekosistem di SMP Negeri 07 Palu dan SMP Negeri 19 Palu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan strategi pembelajaran, rerata nilai postes keterampilan berpikir kritis dan keterampilan metakognisi siswa yang dibelajarkan dengan strategi kooperatif STAD lebih tinggi dari rerata nilai posttest keterampilan berpikir kritis dan metakognisi siswa yang dibelajaran dengan strategi RT. Berdasarkan perbedaan kemampuan akademik, siswa berkemampuan akademik atas lebih menguasai keterampilan berpikir kritis maupun metakognisi dibandingkan dengan siswa berkemapuan akademik bawah, setelah dibelajarkan dengan strategi STAD maupun strategi RT dalam pembelajaran ekosistem di SMP.62 D. Kerangka Berpikir Mata pelajaran Biologi dalam kenyataanya sering kali disepelekan oleh para siswa dikarenakan proses belajar dengan menggunakan media pembelajaran yang kurang menarik dan membosankan. Hal ini bisa disebabkan guru dalam memberikan materi pelajaran hanya menggunakan media yang biasa seperti powerpoint tanpa ada variasi atau bantuan media lain yang dapat menarik perhatian siswa. Seperti halnya di MAN Cibinong khususnya mata pelajaran Biologi guru lebih sering menjelaskan materi menggunakan bantuan media papan tulis, lembar kerja siswa, dan power point kemudian siswa diminta untuk mengerjakan soal-soal yang terdapat di lembar kerja siswa tersebut. Kegiatan belajar yang seperti ini membuat siswa menjadi kurang termotivasi dalam mengikuti pelajaran dan siswa menjadi kurang aktif selama proses pembelajaran, akibatnya keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar yang dicapai siswa menjadi kurang optimal. Adanya situasi demikian perlu diadakan perbaikan dalam kegiatan belajar agar yang dilakukan oleh guru tidak monoton dan membosankan. Pemanfaatan media weblog untuk mata pelajaran Biologi dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif 62
Hartono D. Manu, “Profil Keterampilan Berpikir Kritis dan Metakognisi Siswa Dalam Pembelajaran IPA Biologi di SMP”, Jurnal UnTad, 2015
33
untuk membuat kegiatan belajar menjadi lebih menarik. Media belajar berbasis weblog merupakan salah satu media belajar yang memanfaatkan teknologi berupa layanan internet sehingga sangat mudah dibuat dan dengan mudah siswa untuk mengaksesnya. Dengan media weblog ini diharapkan dapat menarik perhatian siswa sehingga bisa berkonsentrasi saat kegiatan pembelajaran, serta keterampilan berpikir kritis siswa khususnya pada mata pelajaran Biologi dapat meningkat. Tujuan penelitian ini, untuk mendeskripsikan profil keterampilan berpikir kritis siswa dengan pemanfaatan weblog pada konsep Archaebacteria dan Eubacteria. Cara untuk mendeskripsikan profil keterampilan berpikir kritis siswa yakni dari hasil diskusi online, penugasan menjawab soal, membuat artikel, dan hasil posttest siswa.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MAN Cibinong Kab. Bogor, kelas X MIA . Sekolah tersebut dipilih karena para siswa telah mempunyai fasilitas komputer (laptop) yang dapat digunakan untuk pembelajaran dan siswa sudah terbiasa belajar dengan menggunakan internet. Selain hal tersebut, siswa di sekolah ini sudah terbiasa berdiskusi di kelas sehingga setiap siswa sudah memiliki keterampilan berpikir kritis awal. Adapun penelitian ini dilakukan pada semester ganjil pada tanggal 20 November sampai dengan 04 Desember 2015, Tahun Ajaran 2015/2016. B. Metode dan Prosedur Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Metode ini ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian ini mengkaji bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan dan perbedaannya dengan fenomena lain.1 Penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya. Penggambaran kondisi bisa individual atau kelompok, dan menggunakan angkaangka.2 Hasil penelitian kuantitatif disajikan dalam bentuk deskripsi dengan menggunakan angka-angka statistik.3 Penelitian kuantitatif bertujuan untuk menguji suatu teori yang menjelaskan tentang hubungan antara kenyataan sosial, pengujian tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah teori yang ditetapkan didukung oleh kenyataan atau bukti-bukti empiris atau tidak.4 Secara garis besar prosedur penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu:
1
Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosadakarya, 2010), Cet.6 h.72 2 Ibid., h.73 3 Ibnu Hadjar, Dasar- Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010), h.30 4 Ibid., h.34
34
35
1. Tahap Persiapan 2. Tahap Pelaksanaan 3. Tahap Penyelesaian Tahap-tahap penelitian tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan a. Menganalisis kompetensi inti, kompetensi dasar, silabus kurikulum 2013 dan standar isi mata pelajaran biologi serta menganalisis materi biologi diberbagai literatur yang sesuai dengan KI dan KD pada kurikulum 2013, agar pada saat proses pembelajaran peneliti mampu menerapkan pembelajaran weblog dengan melihat keterampilan berpikir kritis dan menggunakan pendekatan saintifik. Berdasarakan hasil analisis, peneliti memilih materi Archaebacteria dan Eubacteria. b.Menganalisis
keterampilan
berpikir
kritis
dan
menentukan
indikator
keterampilan berpikir kritis yang akan dikembangkan. c. Menentukan materi yang akan dijadikan tugas weblog bagi siswa pada konsep Archaebacetria dan Eubacteria. d. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan media pembelajaran weblog. e. Membuat instrument penelitian sebagai alat pengumpulan data berupa tes keterampilan berpikir kritis, lembar observasi, lembar performance assessment, dan pedoman wawancara yang dibuat oleh peneliti yang dibimbing oleh dosen pembimbing. f. Menguji validasi instrumen penelitian berupa tes keterampilan berpikir kritis dan lembar observasi oleh para ahli, kemudian diperbaiki sesuai dengan saran para ahli, selanjutnya instrumen tes essay diuji cobakan kepada siswa kelas XI MIA SMA untuk mengetahui validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda. Hasil validasi instrumen dikonsultasikan kepada ke-2 dosen pembimbing. Apabila instrument tersebut telah disetujui oleh para ahli, maka instrmen tersebut akan langsung digunakan untuk penelitian. g. Menghubungi guru biologi untuk menentukan waktu pelaksanaan penelitian. h. Menghubungi kepala sekolah untuk melakukan penelitian.
36
i. Mempersiapkan dan mengurus surat izin penelitian. 2. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam tiga kali pertemuan. Sebelum siswa menggunakan weblog peneliti menggunakan pendekatan saintifik ketika proses belajar mengajar disekolah selama tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama ketika disekolah siswa diberikan materi terlebih dahulu mengenai ciri-ciri Archaebacteria dan Eubacteria, selanjutnya siswa diberikan tugas untuk melakukan diskusi secara bersama-sama dengan peneliti dirumah yang sudah disepakati bersama. Hasil dari diskusi tersebut, akan diulas kembali pada saat pertemuan kedua,dengan pendekatan saintifik ini peneliti memberikan pengarahan terhadap siswa mengenai reproduksi bakteri, untuk pembelajaran dengan weblog peneliti memberikan tugas soal yang nantinya siswa menjawabnya pada weblognya masing-masing. Pada pertemuan ketiga peneliti memberikan penjelasan mengenai manfaat bakteri dalam kehidupan sehari-hari, dan memberikan tugas untuk membuat artikel kemudian di-upload pada weblog dengan ketentuan waktu dan tanggal yang telah disepakati. Menilai kemunculan keterampilan berpikir kritis dengan menggunakan lembar observasi oleh para observer saat para siswa melakukan kegiatan belajar dikelas dan weblog. Memberikan tes keterampilan berpikir kritis pada siswa untuk mengukur keterampilan berpikir kritis, yang kemudian hasil dari performance assessment, tes keterampilan berpikir kritis, dan lembar observasi dianalisis apakah memenuhi kriteria keterampilan berpikir kritis atau tidak. Jika tidak, maka dilakukanlah wawancara terhadap beberapa siswa untuk mengetahui penyebab tidak memenuhinya keterampilan berpikir kritis. 3. Tahap Penyelesaian Kegiatan dalam tahap penyelesaian diantaranya: a. Mengolah data hasil penelitian. b. Menganalisis dan membahas hasil penelitian. c. Menarik kesimpulan.
37
C. Populasi dan Sampel Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi itu.5 Dengan demikian populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa MAN Cibinong dan populasi target adalah siswa kelas X MIA. Adapun sampel yang diukur adalah siswa kelas X MIA 2 sebanyak 30 orang. Setelah itu, peneliti mengelompokkan siswa tersebut menjadi kelompok tinggi, kelompok sedang, dan kelompok rendah. Siswa dikelompokkan berdasarkan hasil penilaian yang diolah dari data ulangan harian siswa melalui kategori menurut Arikunto. Hasil perhitungan (Lampiran 6) diperoleh data penggolongan kelompok:6 Tabel 3.1 Pembagian Kategori Kelompok Siswa Kelompok Nilai Jumlah Siswa Tinggi >90 7 Sedang 80,8− 90 17 Rendah < 80,8 6 Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling. Menurut sugiyono menyatakan bahwa purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan atau tertentu. 7 Sedangkan menurut Arikunto purposive sampling dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan pada strata atau daerah melainkan didasarkan atas adanya tujuan tertentu.8 D. Teknik Pengumpulan Data Kegiatan penelitian ini teknik pengumpulan data diartikan sebagai cara memperoleh data.9 Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan tes dan non tes. Teknik tes yang digunakan adalah tes tertulis berupa essai, sedangkan teknik non tes yang digunakan adalah lembar observasi, 5
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitati, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,2010), Cet.11 h.297 6 Lampiran 6 7 Sugiyono, Op.Cit., h.300 8 Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,2006), h.183 9 Ibid., h.192
38
dan lembar wawancara. Pada tes essai, indikator yang mampu terukur terdapat sepuluh indikator, yaitu indikator merumuskan pertanyaan, mengidentifikasi dan merumuskan kriteria untuk mempertimbangkan jawaban yang mungkin, mengidentifikasi kesimpulan, mengidentifikasi alasan yang dinyatakan, mencari persamaan dan perbedaan, yang mana contoh dan yang mana bukan contoh, kemampuan
memberikan
alasan,
mempertimbangkan
alternatif,
strategi
mendefinisikan, dan menyeleksi kriteria untuk membuat solusi. E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk memperoleh data penelitian. Instrumen yang dirancang dalam penelitian ini untuk mengukur keterampilan berpikir kritis. Instrumen dalam penelitian kuantitatif dapat berupa test, pedoman wawancara, pedoman observasi, dan kuesioner.10 Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Selain itu pengertian instrumen penelitian juga disebut sebagai alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar penelitiannya lebih mudah dan hasilnya lebih cermat, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.11 Tabel 3.2 Instrumen Penelitian Variabel Penelitian Keterampilan Berpikir Kritis
Keterampilan Berpikir Kritis
10 11
Instrumen Penelitian
Rencana Pemberian Instrumen Tes berupa Mengukur Setelah proses essai. keterampilan berpikir pembelajaran. kritis pada setiap indikator-indikator keterampilan berpikir kritis. Lembar Melihat Kemunculan Saat proses observasi dari indikator- pembelajaran indikator berlangsung. keterampilan berpikir kritis pada saat metode diskusi. Melihat Kemunculan Setelah proses dari indikator- pembelajaran indikator berlangsung
Sugiyono., Op.Cit, h.305 Suharsimi. Op.cit., h.203
Kegunaan Instrumen
39
Keterampilan Berpikir Kritis
Pedoman Wawancara
keterampilan berpikir kritis pada saat metode penugasan menjawab soal dan membuat artikel. Melihat kemunculan Setelah proses dari indikator- pembelajaran indikator berakhir. keterampilan berpikir kritis.
Instrumen penelitian ini digunakan untuk melihat skor siswa secara individu dengan teknik tes dan non tes. Adapun indikator keterampilan berpikir kritis yang akan dianalisis pada performance assesmen yaitu seluruh indikator keterampilan berpikir kritis, sedangkan untuk tes essay sebagai berikut: Tabel 3.3 Aspek Keterampilan Berpikir Kritis yang akan di Analisis No. Aspek Keterampilan Berpikir Kritis 1. Memberikan penjelasan sederhana
2.
Membangun keterampilan
Sub Aspek Keterampilan Berpikir Kritis Memfokuskan pertanyaan
Indikator
Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan Mengidentifikassi atau merumuskan kriteria untuk mempertimbangkan jawaban yang mungkin. Menganalisis Mengidentifikasikan argumen alasan yang dinyatakan. Mencari persamaan dan perbedaan. Mengidentifikasi kesimpulan Bertanya dan Yang mana contoh menjawab suatu yang mana bukan pertanyaan tentang suatu penjelasan dan tantangan. Mempertimbangkan Keterampilan kredibilitas suatu memberikan alasan.
Dapat diketahui melalui Tes essai
Tes essai
Tes essai
Tes essai Tes essai Tes essai
Tes essai
40
dasar sumber. Menyimpulkan Membuat keputusan dan mempertimbangkan hasilnya. Memberikan Mengidentifikasi penjelasan istilah dan lanjut mempertimbangkan definisi. Mengatur Menentukan suatu strategi dan tindakan taktik Tes
3.
4.
5.
a)
Mempertimbangkan alternatif.
Tes essai
Strategi definisi Tes essai (tindakan mengidentifikasi) Menyeleksi kriteria Tes essai untuk membuat solusi
1) Tes Essay Tes adalah cara yang dapat dipergunakan atau prosedur yang perlu di tempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab, atau perintah-perintah yang harus dikerjakan oleh testee, sehingga atas dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi testee. 12 Berdasarkan pengertian tersebut, jenis tes yang akan digunakan adalah tes tertulis dengan bentuk tes essay. Tes essay ini untuk mengukur kemunculan indikator keterampilan berpikir kritis setelah diterapkannya weblog. Tes essay itu sangat baik untuk tingkat sintesis dan evaluasi. Adapun kisi-kisi soal tes tertulis keterampilan berpikir kritis yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.4. Tabel 3.4 Kisi-kisi Penomoran Soal Tes Tertulis Keterampilan Berpikir Kritis No.
1.
Aspek Keterampilan Berpikir Kritis Memberikan Penjelasan Sederhana
12
Sub Keterampilan Berpikir Kritis
Indikator
No. Soal
(1) Memfokuskan Mengiedntifikasi 1* Pertanyaan atau merumuskan pertanyaan. Mengidentifikasi 2* dan merumuskan
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h.66
41
2.
3.
4.
5.
kriteria untuk mempertimbangkan jawaban yang mungkin. (2) Menganalisis Mengidentifikasi Argumen kesimpulan Mengidentifikasi alasan yang dinyatakan Mengidentifikasi alasan yang tidak dinyatakan Mencari persamaan dan perbedaan (3) Bertanya dan Mengapa? menjawab Yang mana contoh pertanyaan tentang yang mana bukan suatu penjelasan dan tantangan Membangun Mempertimbangkan Kemampuan Keterampilan kredibilitas suatu memberikan alasan Dasar sumber Menyimpulkan Membuat dan Mempertimbangkan mempertimbangkan alternatif nilai keputusan Membuat Mengidentifikasi Strategi penjelasan lebih istilah dan mendefinisikan lanjut mempertimbangkan definisi Mengatur Memutuskan suatu Menyeleksi kriteria strategi dan
tindakan
taktik
3* 4*
5
6*, 7 8 9*
10*
11*
12*
13*
untuk membuat solusi
Keterangan:*Nomor Soal yang Valid a. Non Tes 1) Pedoman Wawancara Wawancara atau interview adalah percakapn antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara interviewer dan interviewee. Dengan wawancara peneliti akan mengetahui
hal-hal
yang
lebih
mendalam
tentang
partisipan
dalam
menginterpretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi. Wawancara dalam penelitian ini diajukan kepada
42
sebagian siswa untuk mengetahui tanggapan mereka terhadap pembelajaran weblog dan untuk mengetahui tingkat keterampilan berpikir kritis masing-masing siswa. Tabel 3.5 Kisi-kisi pedoman wawancara Aspek yang diwawancara Respon
siswa
terhadap
pembelajaran weblog
Pertanyaan
media 1.
Menurut
pendapat
Anda,
Apa
perbedaan yang Anda rasakan antara pembelajaran
menggunakan
weblog
dengan pembelajaran yang sehari-hari dikelas khususnya pada pembelajaran biologi? 2. Apakah Anda mengalami kesulitan pada saat pembelajaran berlangsung? Jika “Ya” kesulitan apa yang kamu alami? Dan bila “tidak” sebutkan alasanmu? 3. Menurut pendapat Anda, Apakah dengan menggunakan weblog sebagai tugas apakah sangat menarik? Jelaskan! Respon
siswa
terhadap
menggunakan Weblog
akibat 1.
Apakah Anda termotivasi untuk
lebih
kreatif
melalui
pembelajaran
Weblog ini? Jelaskan alasan Anda! 2. Apakah Anda termotivasi untuk membuat
pertanyaan
dan
menyampaikan ide-ide atau gagasanmu melalui
pembelajaran
weblog
ini?
Jelaskan alasan Anda! 3. Apakah dengan pembelajaran weblog mampu membuat Anda memahami atau mudah dalam menjawab soal yang telah
43
diberikan? Respon siswa untuk mengetahui 1. Soal manaklah yang menurut Anda sejauh mana keterampilan berpikir paling sulit? Jelaskan alasannya! kritis siswa
2. Menurut Anda, Apakah soal-soal yang
diberikan
termasuk
kategori
sulit/sedang atau mudah? Alasan siswa dalam menjawab soal 1. Bagaimana kamu bisa menjawab soal keterampilan berpikir krtis nomor 1- ini (1-10)? Apakah kamu mengalami 10
kesulitan?
2) Lembar penilaian produk. Lembar penilaian produk dalam penelitian ini digunakan untuk melihat hasil komentar, lembar jawaban, dan artikel siswa setelah pembelajaran.13 F. Kalibrasi Instrumen Adapun tahapan analisis data hasil uji coba yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Uji Validitas Validitas adalah kualitas yang menunjukkan hubungan antara suatu pengukuran (diagnosis) dengan arti atau tujuan kriteria belajar atau tingkah laku.14 Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan suatu instrument. Validitas itu adalah derajad ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. Untuk mengukur keterampilan berpikir kritis siswa dilakukan validasi isi oleh pakar pendidikan. Uji validitas yang dilakukan terhadap instrument tes ini adalah ujian validitas isi (content validity), yaitu dimana suatu isi tes sesuai dengan atau
13 14
Lampiran 11, 12, dan 13 Ibid., h.137
44
mewakili sampel hasil-hasil belajar yang seharusnya dicapai menurut tujuan kurikulum.15 Menghitung validitas instrument yaitu dengan cara menghitung koefisien validitas menggunakan rumus Korelasi Product Moment.16 (
(
√( Keterangan: rxy X Y N
) (
)(
) (
)
)
:Koefisien antara variabel X dan variabel Y :Skor tiap item dari responden uji coba variabel X :Skor tiap item dari responden uji coba variabel Y : Jumlah Responden
Valid atau tidaknya suatu soal dapat diketahui dengan membandingkan
dan
dengan Product Moment dengan α= 0,05. Perhitungan validitas soal dalam penelitian ini menggunakan bantuan software Anates versi 4.0. Dengan menggunakan kriteria acuan untuk validitas butir soal yaitu sebagai berikut: Tabel 3.6 Kriteria Validitas Butir Soal No. 1. 2. 3. 4. 5. 2) Uji Reliabilitas
Rentang 0,8 – 1,00 0,6 – 0,79 0,4- 0,59 0,2 – 0,39 0,0-0,19
Kriteria Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
Reliabilitas atau keandalan adalah kualitas yang menunjukkan kemantapan (consistency) ekuivalensi atau stabilitas suatu pengukuran yang dilakukan.17 Suatu tes atau alat evaluasi dikatakan andal jika ia dapat dipercaya, konsisten, atau stabil dan produktif.
15
Ibid., h.138
16
Suharsimi Arikunto.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. ( Jakarta:Rineka
Cipta,2010), cet.14 h.213 17
Ngalim Purwanto, Op.cit., h.137
45
Tes hasil belajar bentuk uraian, pada umumnya untuk mengetahui reliabilitas tes tersebut digunakan rumus alpha. Adapun rumus alpha yang dimaksud adalah sebagai berikut:18 =( Keterangan n 1
)⁻ (
)
: : Koefisien reliabilitas tes : Banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes : Bilangan Konstan : Jumlah varian skor dari tiap-tiap butir item : Varian Total
Harga reliabilitas yang diperoleh kemudian ditafsirkan dengan kriteria reliabilitas seperti pada Tabel 3.7 berikut ini: Tabel 3.7 Klasifikasi Interpretasi Untuk Koefisien Reliabilitas Tes No. Rentang Kriteria 1. 0,8 - 1,00 Sangat Tinggi 2. 0,6 – 0,79 Tinggi 3. 0,4 – 0,59 Sedang 4. 0,2 – 0,39 Rendah 5. 0,0 – 0,19 Sangat Rendah Perhitungan uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan software Anates versi 4.0. Hasil data reliabilitas instrumen, diperoleh koefisien korelasi reliabilitas sebesar 0,73. Berdasarkan tabel interpretasi koefisien reliabilitas, instrument yang digunakan memiliki reliabilitas yang tergolong tinggi. 3) Tingkat Kesukaran Perhitungan tingkat kesukaran soal adalah pengukuran seberapa besar derajat kesukaran suatu soal.19 Jika suatu soal memiliki tingkat kesukaran seimbang (proporsional), maka dapat dikatakan bahwa soal tersebut baik. Suatu soal tes hendaknya tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Cara menghitung tingkat kesukaran untuk soal uraian adalah dengan menghitung berapa persen peserta didik yang gagal menjawab benar atau ada di
18
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h.208
19
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), h.266
46
bawah batas lulus (passing grade) untuk tiap-tiap soal. Tingkat kesukaran dapat dihitung dengan rumus:20
Keterangan : P = Indeks Kesukaran B = Banyak siswa yang menjawab soal itu dengan benar Js = Jumlah seluruh peserta tes Perhitungan dengan rumus tersebut, maka perhitungan
tersebut
diklasifikasikan sesuai dengan kriteria nilai yang ada. Untuk mengetahui tingkat kesukaran tiap butir soal, digunakan kriteria tingkat kesukaran pada Tabel 3.8 berikut ini: Tabel 3.8 Kriteri Tingkat Kesukaran No. Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Kriteria No. Soal 1. 0,70 ≤ TK ≤ 1,00 Mudah 5,7,9 2. 0,30 ≤ TK < 0,70 Sedang 1,2,3,4.6,8,10 3. 0,70 ≤ TK < -0,30 Sukar Perhitungan pengujian taraf kesukaran dalam penelitian ini menggunakan bantuan Software Anates Versi 4.0. 4) Daya Pembeda Daya pembeda dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh setiap butir soal mampu dijawab oleh setiap siswa. Daya beda suatu soal tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:21 D=
-
=
-
Keterangan : D : Daya Beda : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar : Banyaknya peserta kelompok atas : Banyaknya peserta kelompok bawah : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Klasifikasi daya pembeda adalah sebagai berikut: 20
Suharsimi Arikunto. Dasar – dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara,
2006), cet.6 h.223 21
Ibid., h.228
47
Tabel 3.9 Kriteria Daya Beda No. Rentang Nilai D Kriteria 1. D < 20 Jelek 2. 0,20 ≤ D ≤ 0,40 Cukup 3. 0,40 ≤ D < 0,70 Baik 4. 0,70 ≤ D < 1,00 Baik Sekali Pengujian daya beda dalam penelitian ini menggunakan bantuan Software Anates Versi 4.0. G. Teknik Analisis Data Analisis data merupakan salah satu yang sangat penting dalam kegiatan penelitian terutama jika diinginkan generalisasi atau kesimpulan tentang masalah yang diteliti. Jika data disajikan dalam bentuk yang masih mentah maka data kurang mempunyai arti. Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah dari lembar observasi, dan tes essay keterampilan berpikir kritis, lalu diolah lebih lanjut. Adapun langkah-langkah dalam melakukan pengolahan data-data hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1. Pengkategorian Siswa Perhitungan variansi langkah yang pertama dilakukan dengan menghitung simpangan terlebih dahulu dan kemudian menjumlakhan simpangannya. Adapun rumus untuk menghitung variansi adalah: =
(
̅̅̅̅̅ )
atau
( )
Keterangan: S= Ragam/Varians Xi= Skor Siswa ̅ = Rata-rata n= Jumlah siswa Rumus menghitung simpangan baku adalah: S=√
( )
Keterangan: S = Standar Deviasi =Tiap Skor dikuadratkan lalu dijumlahkan kemudian N dibagi N ( ) = Tiap Skor dikuadratkan lalu dijumlahkan, dibagi N, lalu dikuadratkan
48
2. Analisis instrument tes essay Keterampilan berpikir kritis siswa dianalisis melalui jawaban siswa dari pertanyaan yang dapat mengindikasikan adanya keterampilan berpikir kritis pada siswa. Data yang diperoleh dari instrument diatas dapat dianalisis dengan menggunakan langkah-langkah yakni a) Memberikan skor mentar pada setiap jawaban siswa terhadap tes essay berdasarkan standar jawaban yang telah dibuat. Pedoman penilaian terlampir pada lampiran. b) Menghitung skor total dari tes essay untuk masing-masing siswa berdasarkan setiap indikatornya. c) Menentukan nilai persentase keterampilan berpikir kritis masing-masing siswa, dengan cara mengubah skor mentah ke dalam nilai persentase berdasarkan rumus:22 NP=
X 100
Keterangan: NP : Nilai persen yang dicari atau diharapkan R : Skor mentah yang diperoleh siswa SM : Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100 : Bilangan tetap 3. Persentase Kemunculan Menghitung persentase keterampilan berpikir kritis siswa yang muncul pada setiap masing-masing metode pembelajaran yakni dengan rumus sebagai berikut: Persentase (%)=
X 100%
4. Hasil Analisis Penelitian Data yang diperoleh dari data serta perhitungan kemudian data tersebut dideskripsikan dan dianalisis untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan penelitian. Berdasarkan hasil analisa tersebut selanjutnya data diverifikasi dan ditarik kesimpulan. Hasil analisa dari instrumen penelitian tersebut selanjutnya diinterpretasikan dalam bentuk kategori agar lebih mudah dibaca dan mudah untuk memberi kesimpulan masing-masing aspek keterampilan berpikir kritis termasuk dalam kategori sangat baik, baik, kurang baik, dan sangat kurang baik.
22
Ngalim Purwanto, Op.cit., h.102
49
Pengkategorian ini berdasarkan pedoman penilaian peneliti. Adapun kategori penskoran tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.10 berikut ini: Tabel 3.10 Distribusi skor rata-rata keterampilan berpikir kritis siswa23 No. 1. 2. 3. 4.
Interval Skor 75 %- 100% 50%- 75% 25% - 50 % 0- 25 %
Keterangan Sangat Baik Baik Cukup Kurang
5. Uji Korelasi Uji korelasi bertujuan untuk mengetahui antara variasi metode dengan keterampilan berpikir kritis. Uji korelasi yang digunakan yaitu analisis korelasi pearson dengan menggunakan spss 16. Masing-masing metode memiliki skor aspek keterampilan berpikir kritis, lalu dikorelasi dengan total skor masingmasing keterampilan berpikir kritis siswa.
23
Riduan. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. (Bandung: Alfabeta, 2004), h.89
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Media
weblog
digunakan
pada
tiga
pertemuan
pembelajaran
dengan
menggunakan pendekatan saintifik, sesuai dengan sintaks kurikulum 2013. Sebelum siswa melakukan pembelajaran dengan pemanfaatan weblog, peneliti memberikan materi terlebih dahulu dengan pendekatan saintifik di sekolah. Kemudian dilanjutkan dengan pembelajaran tugas di rumah siswa masing-masing yang terdiri dari tiga proses belajar mengajar yakni diskusi, penugasan menjawab soal, dan membuat artikel. Pada diskusi siswa harus hadir dan bersama-sama berdiskusi dengan peneliti yang disebut dengan pembelajaran online. Sedangkan pertemuan kedua yang berupa penugassan menjawab soal, siswa diberikan waktu untuk unggah jawaban masingmasing ke weblognya sehingga siswa tidak melakukan unggah bersama-sama dalam hal ini pembelajaran offline. Pada pertemuan ketiga siswa diberikan tugas kembali untuk membuat artikel mengenai manfaat bakteri dalam kehidupan sehari-hari yang di-unggah pada weblognya masing-masing. Tabel 4.1 Proses Pembelajaran Biologi Dengan Pemanfaatan Weblog Pada Konsep Archaebacteria dan Eubacteria Kelas X Pertemuan
Metode Pembelajaran
Pada Weblog Bersifat
I
Diskusi
Online
II
Penugasan Menjawab
Offline
Soal III
Membuat Artikel
Offline
Terdapat lima aspek atau kelompok keterampilan berpikir kritis yang terdiri dari dua belas indikator. Pencapaian keterampilan berpikir kritis setiap kelompok dapat dilihat dari hasil diskusi, penugasan menjawab soal siswa, membuat artikel siswa dan hasil jawaban tes akhir (posttest) essay siswa. Hasil dari lembar penilaian produk
50
51
keterlaksanaan keterampilan berpikir kritis dengan pemanfaatan weblog juga mengacu terhadap lima aspek keterampilan berpikir kritis. Lima aspek keterampilan berpikir kritis terdiri dari memberikan penjelasan sederhana, membangun keterampilan dasar, kesimpulan, membuat penjelasan lebih lanjut, strategi dan taktik. 1. Profil Keterampilan Berpikir Kritis a. Keterampilan Berpikir Kritis Berdasarkan Hasil Diskusi Online Hasil perhitungan persentase rata-rata ketercapaian aspek keterampilan berpikir kritis pada setiap kelompok pada pertemuan pertama dengan metode diskusi online dan materi ciri-ciri bakteri menggunakan instrumen lembar penilaian produk. Dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Persentase Performance Diskusi Online Kelompok Siswa Tinggi Sedang Rendah Rata-rata Kategori Keterangan: A B C D E
Jumlah Siswa 7 Orang 17 Orang 6 Orang
Aspek Keterampilan Berpikir Kritis (%) A B C D 52,6 29,3 21,4 5,7 45 18,9 13 20 44,5 27 6,7 10 47,4 25,1 13,7 11,9 Cukup Cukup Kurang Kurang
E 0 0 0 0 Kurang
= Aspek Memberikan Penjelasan Sederhana = Aspek Membangun Keterampilan Dasar = Aspek Menyimpulkan = Aspek Memberikan Penjelasan Lanjut = Aspek Mengatur Strategi dan Taktik
Data pada Tabel 4.2. menunjukkan ketercapaian persentase masing-masing performance kelompok siswa terhadap keterampilan berpikir kritis. Rata-rata presentase terendah terdapat pada aspek strategi dan taktik dengan persentase 0% kategori kurang baik dan persentase tertinggi pada aspek memberikan penjelasan sederhana dengan perolehan persentase 47,4% kategori cukup. Pada aspek memberikan penjelasan sederhana kelompok siswa tinggi lebih unggul dibandingkan kelompok siswa yang lain. Pada aspek membangun keterampilan dasar kelompok siswa tinggi juga lebih unggul dibandingkan kelompok siswa sedang dan rendah.
52
Pada aspek menyimpulkan kelompok siswa tinggi lebih unggul. Tetapi, pada aspek memberikan penjelasan lanjut kelompok siswa sedang lebih unggul dari kelompok siswa tinggi dan rendah. b. Keterampilan Berpikir Kritis Berdasarkan Penugasan Menjawab Soal Hasil perhitungan presentase rata-rata ketercapaian aspek keterampilan berpikir kritis pada setiap kelompok pada pertemuan kedua dengan metode penugasan menjawab soal pada materi reproduksi bakteri menggunakan instrument lembar penilaian produk.Dapat dilihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Persentase Performance Penugasan Menjawab Soal Kelompok Jumlah Aspek Keterampilan Berpikir Kritis (%) Siswa Siswa A B C D E 49,5 15,7 31,4 5,7 0 Tinggi 7 Orang 45,2 18,2 14,5 5,9 2,4 Sedang 17 Orang 45,8 25 10 0 0 Rendah 6 Orang 46,8 19,6 18,6 3,9 0,8 Rata-rata Cukup Kurang Kurang Kurang Kurang Kategori Keterangan: A B C D E
= Aspek Memberikan Penjelasan Sederhana = Aspek Membangun Keterampilan Dasar = Aspek Menyimpulkan = Aspek Memberikan Penjelasan Lanjut = Aspek Mengatur Strategi dan Taktik
Data pada Tabel 4.3. menunjukkan ketercapaian persentase masing-masing kelompok siswa terhadap keterampilan berpikir kritis. Rata-rata skor terendah terdapat pada aspek strategi dan taktik dengan persentase 0,8 % kategori kurang dan persentase tertinggi pada aspek memberikan penjelasan sederhana dengan perolehan persentase 46,8 % kategori cukup. Pada aspek memberikan penjelasan sederhana kelompok siswa tinggi lebih unggul dari kelompok siswa sedang dan rendah. Sedangkan aspek membangun keterampilan dasar kelompok siswa rendah lebih unggul dari kelompok siswa tinggi dan sedang. Pada aspek menyimpulkan kelompok siswa tinggi lebih unggul dari kelompok siswa sedang dan rendah. Berbeda dengan
53
aspek memberikan penjelasan lajut dan mengatur strategi taktik kelompok siswa sedang lebih unggul dari kelompok tinggi dan rendah. c. Keterampilan Berpikir Kritis Membuat Artikel Hasil perhitungan persentase rata-rata ketercapaian aspek keterampilan berpikir kritis pada setiap kelompok pada pertemuan ketiga dengan metode membuat artikel menjawab soal pada materi aplikasi bakteri dalam kehidupan sehari-hari menggunakan instrumen lembar penilaian produk. Dapat dilihat pada Tabel 4.4. Kelompok
Tabel 4.4 Persentase Performance Membuat Artikel Jumlah Aspek Keterampilan Berpikir Kritis (%)
Siswa
Siswa
A
B
C
D
E
Tinggi
7 Orang
45,7
40
23,3
14,3
8,6
Sedang
17 Orang
42,3
15,8
14,1
10
11,6
Rendah
6 Orang
40
20
13,3
13,3
16,7
Rata-rata
42,7
25,3
16,9
12,5
12,3
Kategori
Cukup
Cukup
Kurang
Kurang
Kurang
Keterangan: A B C D E
= Aspek Memberikan Penjelasan Sederhana = Aspek Membangun Keterampilan Dasar = Aspek Menyimpulkan = Aspek Memberikan Penjelasan Lanjut = Aspek Mengatur Strategi dan Taktik
Data pada Tabel 4.4. menunjukkan ketercapaian persentase masing-masing kelompok siswa terhadap keterampilan berpikir kritis. Rata-rata skor terendah terdapat pada aspek strategi dan taktik dengan persentase 12,3 % kategori kurang dan persentase tertinggi pada aspek memberikan penjelasan sederhana dengan perolehan persentase 42,7 % kategori cukup. Pada aspek memberikan penjelasan sederhana kelompok siswa yang lebih unggul yakni kelompok tinggi dibandingkan dengan kelompok sedang dan rendah. Aspek memberikan penjelasan sederhana kelompok siswa tinggi yang lebih unggul dibandingkan kelompok siswa sedang dan rendah. Aspek menyimpulkan kelompok siswa tinggi juga yang lebih unggul dibandingkan kelompok siswa sedang dan rendah. Kelompok siswa yang lebih unggul pada aspek
54
memberikan penjelasan lanjut yakni kelompok tinggi. Namun, kelompok siswa rendah memiliki persentase tertinggi pada aspek mengatur strategi dan taktik. d. Keterampilan Berpikir Kritis Berdasarkan Hasil Posttest Hasil perhitungan persentase rata-rata ketercapaian aspek keterampilan berpikir kritis berdasarkan hasil posttest siswa setelah dilakukannya pembelajaran dengan pemanfaatan weblog. Dapat dilihat pada Tabel 4.5. Kelompok Jumlah Siswa Siswa Tinggi 7 Orang Sedang 17 Orang Rendah 6 Orang Rata-rata Kategori
Tabel 4.5 Persentase Hasil Posttest Siswa Aspek Keterampilan Berpikir Kritis (%) A B C D E 90,5 80 78,6 66,7 61,2 78,6 63,5 61,8 57,8 51,3 76,2 60,0 58,3 50,0 47,6 81,8 67,8 66,2 58,1 53,4 Sangat Baik Baik Baik Baik Baik
Keterangan: A B C D E
= Aspek Memberikan Penjelasan Sederhana = Aspek Membangun Keterampilan Dasar = Aspek Menyimpulkan = Aspek Memberikan Penjelasan Lanjut = Aspek Mengatur Strategi dan Taktik
Data pada Tabel 4.5. menunjukkan ketercapaian persentase masing-masing kelompok siswa terhadap keterampilan berpikir kritis. Rata-rata skor terendah terdapat pada aspek membangun keterampilan dasar dengan persentase 37,9 % kategori cukup dan persentase tertinggi pada aspek memberikan penjelasan sederhana dengan perolehan persentase 81% kategori sangat baik. e. Pencapaian Aspek Keterampilan Berpikir Kritis berdasarkan Kelompok Siswa Hasil pencapaian kelompok siswa terhadap masing-masing aspek keterampilan berpikir kritis dari hasil setiap pertemuan yakni diskusi online, penugasan menjawab soal, membuat artikel dan post test di rata-ratakan sehingga mendapatkan hasil pada tabel 4.6
55
Tabel 4.6. Pencapaian Kelompok Siswa Terhadap Aspek Keterampilan Berpikir Kritis No.
Aspek Keterampilan Berpikir Kritis
1.
A (Memberikan Penjelasan Sederhana) B ( Membangun Keterampilan Dasar) C (Menyimpulkan) D (Memberikan Penjelasan Lanjut) E (Mengatur Strategi dan Taktik) Rata-rata Kategori
2. 3. 4. 5.
Kelompok Siswa Tinggi Sedang Rendah 58,4 53,4 51,6 34,1
23,8
23,0
36,3 25,0 16,0 34,0 Cukup
25,8 26,4 14,6 28,8 Cukup
22,8 23,4 13,1 26,8 Cukup
Data pada Tabel 4.6. menunjukkan ketercapaian persentase masing-masing kelompok siswa terhadap aspek keterampilan berpikir kritis. Aspek A merupakan aspek yang memperoleh persentase tertinggi pada masing-masing kelompok. Dan aspek E merupakan aspek terendah pada hasil persentase pada masing-masing kelompok. Pada aspek A sampai aspek C persentase tertinggi ada pada kategori kelompok siswa kategori tinggi dan sedang, kelompok kategori siswa rendah memiliki persentase terendah namun tidak jauh beda dengan kelompok yang lainnya. Pada aspek D persentase tertinggi didapati pada kelompok siswa sedang daripada kelompok siswa tinggi. Hasil perolehan seluruh aspek keterampilan berpikir kritis pada semua kelompok rata-rata ada pada kategori cukup. 2. Korelasi Metode Pembelajaran Terhadap Posttest Penelitian ini dilakukan korelasi terkait dengan metode terhadap posttest. Perhatikan Tabel 4.7:
56
Tabel 4.7 Korelasi Pearson Antara Hasil Metode Terhadap Post Test Hasil Hasil Hasil Diskusi Penugasan Artikel Hasil Pearson Correlation 0,409** -0,380 0,323 Posttest Sig. (2-tailled) 0,00 0,769 0,838 N 30 30 30 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). b. Cannot be computed because at least one of the variables is constant.
Hasil korelasi pearson skor pada setiap pertemuan dengan hasil possttest. Hasil data tersebut terlihat bahwa metode diskusi dengan hasil posstest memiliki koefisien korelasi 0,409 berarti keeratan korelasi kuat. Nilai p-value pada kolom sig. (2-tailled) 0,00 < 0,005 level of significant (α). Artinya metode diskusi berkorelasi dengan hasil posttest. B. Pembahasan Hasil penelitian yang telah dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Cibinong diperoleh bahwa aspek keterampilan berpikir kritis yang paling dominan terdapat dua aspek yaitu aspek memberikan penjelasan sederhana dan aspek memberikan keterampilan dasar pada setiap metode pembelajarannya. Hal ini sesuai dengan fokus kajian tentang keterampilan berpikir kritis yang dilakukan oleh Tia Ristiasari yaitu hasil analisis persentase pada setiap indikator kemampuan berpikir kritis menunjukkan bahwa kemampuan memberikan penjelasan sederhana dan memberikan keterampilan dasar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki persentase tertinggi baik sebelum dilakukan pembelajaran maupun setelah dilakukan pembelajaran.1 Pada aspek keterampilan berpikir kritis yang pertama yaitu memberikan penjelasan sederhana, memiliki nilai rata-rata persentase tertinggi dibandingkan dengan aspek yang lainnya. Rata-rata persentase aspek memberikan penjelasan sederhana lebih tinggi karena siswa sudah dilatih dengan kegiatan merumuskan permasalahan,menganalisis, 1
menjawab
pertanyaan
dari
kegiatan-kegiatan
Tia Ristiasari, Model Pembelajaran Problem Solving dengan Mind Mapping Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa, Jurnal Pendidikan Biologi Unnes.No 1, Vol 3, 2012, h. 37
57
pembelajaran. Melalui kegiatan mengidentifikasi kriteria untuk mempertimbangkan jawaban yang mungkin, menganalisis argument, bertanya dan menjawab pertanyaan ssiswa dilatih untuk dapat mengembangkan keterampilan berpikirnya. Keterampilanketerampilan tersebut merupakan keterampilan dari indikator-indikator dalam aspek memberpikan
penjelasan
mengembangkan
sederhana.
Sehingga
keterampilan-keterampilan
siswa
tersebut
yang dapat
terlatih
untuk
meningkatkan
keterampilan berpikir kritisnya pada aspek memberikan penjelasan sederhana. Variasi seluruh metode pembelajaran yang digunakan dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa pada aspek memberikan penjelasan sederhana. Metode pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa pada aspek memberikan penjelasan sederhana yakni pada saat diskusi secara online. Persentase ketercapaian keterampilan berpikir kritis dengan metode diskusi online melalui weblog, secara umum muncul dengan persentase yang jauh lebih baik dari metode yang kedua ataupun yang ketiga. Hal ini dikarenakan tingkat kompleksitas materi terkait materi ciri-ciri dari archaebacteria dan eubacteria. Fakta ini juga didukung berdasarkan hasil lembar penilaian produk pada pertemuan pertama menunjukkan bahwa siswa tidak mengalami kesulitan pada saat pembelajaran secara diskusi online pada pokok bahasan ciri-ciri archaebacteria dan eubacteria. Sehingga, aspek keterampilan berpikir kritis pada metode diskusi online dengan weblog secara umum pada aspek memberikan penjelasan sederhana muncul menjadi aspek yang paling dominan dibandingkan dengan aspek yang lain. Jika dikaitkan dengan jumlah siswa aspek memberikan penjelasan sederhana ini lebih dominan pada kelompok siswa kategori tinggi pada setiap metode pembelajarannya dengan masing-masing persentase 52,60 % , 49,5%, dan 45,7%. Hal ini dikarenakan siswa kategori tinggi sudah terbiasa memberikan penjelasan sederhana dalam berdiskusi ataupun menjawab soal. Berdasarkan kategori persentase tersebut masuk dalam kategori baik disetiap metode pembelajarannya. Sedangkan kelompok siswa berkategori sedang pada aspek memberikan penjelasan sederhana memiliki persentase 45%, 45,2%, dan 42,3 % yang dikategori penilaian cukup. Hal
58
ini dikarenakan siswa kelompok sedang ada beberapa anak yang sudah terbiasa dalam hal memberikan penjelasan sederhana yang diberikan oleh guru namun lebih banyak siswa yang sudah mampu namun belum terampil dalam memberikan penjelasan. Kelompok siswa kategori rendah memiliki persentase masing-masing 44,5%, 45,8 %, dan 40% yang dikategorikan penilaian cukup. Pada kelompok kategori siswa rendah, siswa ini belum terampil dalam memberikan penjelasan sederhana. Kelompok kategori siswa tinggi lebih unggul dibandingkan kelompok kategori siswa sedang dan rendah pada aspek memberikan penjelasan sederhana. Aspek keterampilan berpikir kritis yang kedua yaitu membangun keterampilan dasar. Pada aspek ini memiliki persentase rata-rata 25,1 %, 19,6 %, dan 25,3 %. Aspek ini merupakan aspek tertinggi kedua setelah aspek memberikan penjelasan sederhana. Secara keseluruhan aspek ini dicapai oleh siswa dalam kategori penilaian cukup. Aspek membangun keterampilan dasar meliputi proses kerja secara individu hingga menyampaikan hasil secara individu. Metode pembelajaran yang dapat membangun keterampilan dasar siswa yakni metode membuat artikel. Hal ini dikarenakan dalam pembuatan artikel siswa sudah terampil dalam memberikan alasan dengan mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber. Keterampilan memberikan alasan disertai dengan sumber merupakan salah satu indikator dari aspek membangun keterampilan dasar. Aspek kedua ini siswa berpikir secara teratur untuk dapat menggunakan daya pikirnya sehingga dapat memikirkan baik-baik perihal sebuah sumber dengan mempertimbangkan kredibilitas/kriteria dari suatu sumber. Dari keadaan ini siswa menggali informasi dengan memahami kejadian-kejadian yang berkaitan dengan apa yang sedang mereka alami dan menghubungkannya dengan sumber yang didapatkan. Kemudian mengantisipasi suatu informasi dengan menggunakan baik-baik cara berpikirnya dan memaksimalkan pengamatan secara langsung maupun tidak langsung untuk dijadikan pendapatnya. Dari pengetahuan dan pengalaman yang terjadi pada siswa, menjadi dasar sehingga siswa dapat memberikan sebuah alasan. Untuk menjadikan lebih baik ketika memberikan sebuah alasan. Kelompok kategori siswa
59
yang memiliki persentase tertinggi yaitu kelompok tinggi, dan rendah. Sedangkan kelompok siswa sedang memiliki persentase yang paling rendah. Hal ini dikarenakan kelompok siswa memiliki rasa ingin tahu yang lebih tinggi dibandingkan kelompok siswa sedang pada saat proses pembelajaran. Aspek ketiga memberikan kesempatan siswa dalam menafsirkan, menarik sebuah kesimpulan dan membuat keputusan dan mempertimbangkan hasilnya. Menyatakan tafsiran adalah cara berpikir deduktif yang dalam penyampaiannya memerlukan sebuah pengetahuan dan pengalaman yang baik, sehingga dalam mengemukakan sebuah kesimpulan sementara haruslah dengan pemahaman yang mendalam yang berlandasakan latar belakang fakta dan sumber-sumber yang baik. Johnson menyampaikan, “hanya berpikir kritislah yang memungkinkan siswa menganalisis pemikiran sendiri untuk memastikan bahwa mereka telah menentukan pilihan dan menarik kesimpulan cerdas.” Kategori penilaian siswa pada aspek ini termasuk kedalam penilaian kurang. Siswa dapat membuat kesimpulan pada saat proses pembelajaran metode membuat artikel dibandingkan pada saat siswa berdiskusi dan penugasan menjawab soal. Melalui proses membuat artikel tersebut, keterampilan berpikir kritis pada aspek menyimpulkan dapat meningkat. Melalui penarikan kesimpulan yang dilakukan siswa akan lebih mampu untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya.2 Aspek yang keempat membuat penjelasan lebih lanjut. Dalam hal ini siswa kurang baik dalam mengidentifikasi istilah dan asumsi-asumsi sehingga harus banyak berlatih untuk mengkonstruk sebuah argument. Pada saat proses pembelajaran, siswa didorong untuk melakukan identifikasi lebih lanjut mengenai data-data yang telah diperoleh siswa dalam pembuatan artikel serta menjawab soal-soal yang diberikan pada Weblog. Kemunculan aspek mengatur strategi dan taktik ini terdapat pada saat membuat artikel. Pada saat membuat artikel, kelompok siswa rendah memiliki persentase lebih 2
Handoko Santoso, Pembelajaran Konstruktivistik Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA, Jurnal Bioedukasi, FKIP UM Metro, 2010, h. 50-56
60
unggul dibandingkan kelompok kategori siswa tinggi dan sedang. Aspek kelima ini, siswa memutuskan suatu tindakan dengan mempertimbangkan solusi yang mungkin dari apa yang siswa sedang hadapi. Siswa melakukan dengan berdasarkan informasi dan pengalaman yang telah dimiliki dari interaksi kehidupan sehari-hari. Hasil analisis korelasi pearson antara hasil posttest dengan hasil pada saat proses siswa pada materi Archaebacteria dan Eubacteria menggunakan media pembelajaran Weblog. Dapat dilihat pada Tabel 4.7 yang menyajikan hasil korelasi untuk semua aspek di setiap pertemuan dengan hasil posttest. Tugas-tugas siswa dianalisis berdasarkan penilaian kinerja keterampilan berpikir kritis, maka diperoleh hasil bahwa keterampilan berpikir kritis siswa masih rendah. Rendahnya keterampilan berpikir kritis siswa dapat terungkap dari hasil penulisan artikel ini menunjukkan bahwa untuk menjelaskan lebih lanjut terhadap konsep masih rendah. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60% s.d 75% saja dikuasai oleh siswa maka tergolong dalam tingkat keberhasilan minimal, maka proses belajar mengajar berikutnya hendaknya bersifat perbaikan (remedial).3 Dengan menyadari informasi ini, guru dapat menekankan pembelajaran akan suatu konsep dan usaha untuk membantu guru memperhatikan kesalahpahaman konsep. Hasil wawancara guru yang mengajar biologi kelas X MAN Cibinong terhadap soal keterampilan berpikir kritis yang diujikan ini, didapatkan informasi bahwa guru paham konsep terhadap archaebacteria, namun ragu saat menjawab pertanyaan nomor 8 mengenai pertimbangan alternatif. Selain itu, guru berpendapat tes keterampilan berpikir kritis ini merupakan tipe soal yang lebih tinggi tingkatannya dari soal ulangan yang umum diberikan karena dari tiap pertanyaan siswa diminta menjawab 10 soal dengan tingkat kerumitan yang tinggi. Sedangkan berdasarkan hasil wawancara siswa menunjukkan bahwa faktor malas membaca, yang terdapat dalam diri siswa mendorong siswa untuk menjawab setiap tingkat pertanyaan tanpa 3
Syaiful, Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 107-108.
61
memperhatikan kebenarannya. Seperti yang dipaparkan Fischbein bahwa konklusi yang diambil secara intuitif dianggap benar dengan sendirinya, menunjukkan bahwa kebenaran suatu konklusi secara intuitif diterima berdasarkan feeling dan cenderung tidak memerlukan jastifikasi atau verifikasi lebih lanjut. Alternatif yang dapat dilakukan dalam membantu masalah belajar siswa yaitu: (1) remidial teaching atau pengajaran perbaikan, berfungsi memperbaiki atau menguatkan item-item informasi yang rusak atau lemah dalam memori para siswa tersebut, sehingga mereka berhasil mencapai prestasi yang memuaskan. Kegiatan pengajaran perbaikan berupa pengajaran ulang pokok bahasan seluruhnya atau bagian dari pokok yang hendak dikuasai, memecahkan masalah atau menyelesaikan soal-soal bersama-sama, dan memberikan tugas-tugas khusus.4 (2) peningkatan motivasi belajar, (3) peningkatan keterampilan belajar, dan (4) pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik. Hasil penelitian, hampir seluruh aspek keterampilan berpikir kritis dapat dicapai seluruh siswa, kecuali aspek strategi dan taktik. Rendahnya keterampilan berpikir kritis pada aspek strategi dan taktik diduga karena beberapa siswa masih belum terbiasa membuat strategi dan taktik berdasarkan penjelasan lebih lanjut yang telah dikemukakan. Aryana menjelaskan pada dasarnya keterampilan berpikir kritis bukanlah yang diberikan tetapi kemampuan yang dapat dilatih dan harus dipelajari di sekolah.5 Berpikir kritis dan penyelidikan tidak datang secara alami untuk kebanyakan siswa, sehingga peluang yang sesuai untuk berfikir harus disediakan untuk siswa yang sedang berusaha untuk menyerap ilmu pada tahap awal mereka belajar dan untuk membawa pengetahuan yang baru dipelajari kembali ke kelas mereka.6 Berpikir kritis adalah proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi. 4
Ibid., 107 5 Ida Bagus Putu Arnyana, “Pengaruh Penerapan Model PBL Dipandu Strategi Kooperatif terhadap Kecakapan Berpikir Kritis Siswa SMA pada Mata Pelajaran Biologi.” (Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 Th. XXXVIII ISSN 0215-8250. Oktober 2005) h. 648 6 Shih-Hsien Yang, Using Blogs to Enhance Critical Reflection and Community of Practice, (Jurnal Education Technology & Society,Vol.12 No.2, 2009), h.12
62
Informasi tersebut bisa didapatkan dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat atau melalui media komunikasi.7 Weblog dapat dianggap sebagai serangkaian snapshot dari hari-hari aktivitas yang berhubungan dengan internet, menyoroti sumber daya individu menggunakan dan bagaimana mereka mengevaluasi dan menerapkannya dalam konteks tertentu. Dengan mengikuti weblog dari waktu ke waktu, siswa dapat memperoleh bagaimana orang lain mencerna dan memahami materi melalui online. Aspek-aspek keterampilan berpikir kritis siswa dengan pemanfaatan weblog sebagai media pembelajaran pada konsep Archaebacteria dan Eubacteria dapat tergali dengan baik. Kriteria-kriteria ketercapaian pelaksanaan penerapan sudah dapat dipenuhi. Terdapat banyak kelebihan yang dapat diamati dengan menggunakan weblog ini didalam pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari besarnya antusiasme guru dan siswa yang tertarik dengan menggunakan blog ini. Akan tetapi, pelaksanaan media pembelajaran weblog ini tidak terlepas dari berbagai kendala dan kekurangan. Penilaian performance berpikir kritis siswa dengan pendekatan saintifik pada tiga metode pembelajaran, maka rata-rata presentase presentase keterampilan berpikir kritis termasuk ke dalam kategori baik. Sehingga media dapat digunakan sebagai media belajar bagi siswa. Sejalan dengan pendapat dari Lambertus menyatakan bahwa melatih keterampilan berpikir kritis dilakukan dengan pemberian soal-soal tidak rutin atau tugas-tugas yang berhubungan dengan dunia nyata dan terkait dengan kehidupan sehari-hari, asalkan penyajian perkembangan kognitif baik.8
7
Fahruddin Faiz, Thinking Skill Pengantar Menuju Berpikir Kritis, Yogyakarta: SUKA-Press UIN Sunan Kalijaga, 2012, h.3 8 Lambertus, Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis Pembelajaran Matematika di SD, Forum Kependidikan, Volume 28, Nomor 2, Maret 2009
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang diperoleh profil keterampilan berpikir kritis siswa dengan menggunakan weblog terhadap siswa kelas X MIA 2 MAN Cibinong, dapat disimpulkan; 1. Profil keterampilan berpikir kritis tertinggi dengan pemanfaatan weblog pada konsep Archaebacteria dan Eubacteria adalah aspek memberikan penjelasan sederhana. Hasil perolehan masing-masing metode yakni metode diskusi (47,4%), penugasan menjawab soal (46,8 %), dan membuat artikel 42,7 %. 2. Terdapat korelasi antara pembelajaran diskusi dengan hasil posttest dengan korelasi kuat. B. Saran Setelah penelitian dilakukan, saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut: 1. Pembelajaran dengan menggunakan weblog dapat dijadikan alternatif media pembelajaran biologi. 2. Penugasan dengan weblog dapat dilakukan secara berkelompok. 3. Metode membuat artikel dapat memunculukan aspek keterampilan berpikir kritis
membangun
keterampilan
dasar,
menyimpulkan,
penjelasan lanjut, dan mengatur strategi dan taktik.
63
memberikan
DAFTAR PUSTAKA Amaniyah F, Zulfiani, Meiry Fadhilah. Model Sains Teknologi Dan Masyarakat Untuk Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis Konsep Archaebacteria. Seminar Nasional Biologi, Lingkungan, dan Pembelajaran Pendidikan Biologi
FITK
UIN
Syarif
Hidayatullah.
2015
diakses
dari
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/31613
Anonim. Juknis Pengembangan Pembelajaran TM, PT, dan KMTT di SMA. 2010 Arifin, Z. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2010 Arikunto, S. Dasar – dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2006 Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. 2006 Arsyad, A. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2010 Ayana, I. B. Pengaruh Penerapan Model PBL Dipandu Strategi Kooperatif terhadap Kecakapan Berpikir Kritis Siswa SMA pada Mata Pelajaran Biologi. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja. 2005 Cecilia Kang. Many Teens Tell Survey ther’re addicted to social media, texting. https://www.washingtonpost.com/blogs/post-tech/post/many-teens-tellsurvey-theyre-addicted-to-social-mediatexting/2012/06/25/gJQAvZc72V_blog.html, diakses 23 Agustus 2016. 2012 Ennis, R. H. Goal for a Critical Thinking Curriculum”, dalam Al Costa (ed), Developing Minds: A Resource Book for Teaching Thingking. Alexandra: ASCD. 1985 Ennis, R. H. Critical Thinking. New York: Pretince Hall. 1996 Faiz, F. Thinking Skill Pengantar Menuju Berpikir Kritis. Yogyakarta: SUKA-Press UIN Sunan Kalijaga. 2012 Finanda, H. A. Efektifiras Metode Resitasi dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar Peserta Didik. Jurnal Pendidikan. 2012
64
65
Fisher, A. Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar, Terj. Dari Critical Thinking: An Introduction Oleh Benyamin Hadinata. Jakarta: Erlangga. 2009 Gunawan, A. W. Genius Learning Strategy. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 2003 Hadjar, I. Dasar- Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2010 Herlanti, Y. Kualitas Argumentasi pada Diskusi Isu Sosiosaintifik Mikrobiologi Melalui Weblog. Jurnal Pendidikan ipa Indonesia. 2012 Indriana, D. (Yogyakarta). Ragam Alat Bantu Media Pengajaran.Jakarta: Diva Press. 2011 Irmaningtyas. Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga. 2013 Iryanti, P. Paket Pembinaan Penataran: Penilaian Unjuk Kerja. Departemen Pendidikan Nasional. 2004 Istiqomah, A. L. (n.d.). Efektivitas Penggunaan Media Blog Interaktif Untuk Meningkatkan Berpikir Kritis. Jurnal Pendidikan Kimia Unesa vol.1, No.2. Kamin, C. A Comparison of Critical Thinking in Groups of Third-year. Medical Students in Text, Video, and Virtual PBL Case Modalities. 2003 Kristiyanti, M. Blog Sebagai Alternatif Media Pembelajaran. Jurnal Fakultas Ilmu Komputer Universitas AKI. 2011 Kurikulum, P. M. Pedoman Umum Pembelajaran. 2013 Kuswana, W. S. Taksonomi Bepikir. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. 2011 Laba, I. W. Upaya Pembelajaran dengan Metode Resitasis Tugas dalam Mata Pelajaran Matematika. Jurnal Ilmiah. 2011 Lambertus. Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis Pembelajaran Matematika di SD. Forum Kependidikan, Volume 28, Nomor 2. 2009 Laurens, J. M. Intelegensi Riset dan Desain: Sebuah Pendekatan dalam Pembelajaran di Studio Perancangan. Joyce M. Laurens, “Intelegensi Riset dan Desain: Sebuah Pendekatan dalam Pembelajaran di Studio Perancangan”, Prosiding
66
Seminar
Nasional,
Jurnal
Seminar
Nasional
Pendidikan
Arsitektur
Manajemen Studio Menuju Dunia Arsitektur Profesional Denpasa. 2008 Liliasari. (n.d.). Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Sains Kimia menuju Profesionalisme Guru.2012 Moedijono, A. W. “ Bakteri untuk Atasi Alergi”. Sains Kompas. 2015 Munir. Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: CV Alfabeta. 2010 Poedjadi, A. Sains Teknologi Masyarakat. Bandnung: PT. Remaja Rosdakarya. 2010 Purwanto, N. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya. 2010 Purwanto, N. Psikologi Pendidikan . Bandung: Remaja Rosda Karya. 2010 Rasyad, A. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Uhamka Press *Yayasan PrepEx 8. 2003 Ristiasari, T. Model Pembelajaran Problem Solving dengan Mind Mapping Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Jurnal Pendidikan Biologi Unnes. 2012) Rusman. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Wali Pers.2011 Sabri, A. Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya. 2001 Sadiman, A. Media Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2007 Sadirman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2010 Santoso, H. Pembelajaran Konstruktivistik Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA. Jurnal Bioedukasi FKIP UM Metro. 2010 Sjarifudin. Kedudukan Media Pendidikan dalam Proses Belajar Mengajar. Jurnal Kependidikan. 2005 Subiantoro Gatot, Dewa Broto. “Riset Kominfo dan Unicef Mengenai Perilaku Anak dan Remaja dalam Menggunakan Internet”, No.17/PIH/KOMINFO. 2014 Sudijono, A. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. 2011
67
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitati, dan R&D. Bandung: Alfabeta. 2010 Sunarti, M. S. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setia. 2010 Susila, I. K. Pengembangan Instrumen Penilaian Unjuk Kerja (Performance Assesment) Laboratorium Pada Mata Pelajaran Fisika Sesuai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA Kelas X Di Kabupaten Gianyar”. Artikel Pendidikan. 2012 Suthipto, C. K. Media Pembelajaran Manual dan Digital. Bogor: Galia Indonesia. 2011 Syah, M. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2009 Syaiful, B. D. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. 2010 Syaodih, N. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosadakarya. 2010 Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Pranada Media Group.2011 Usman, S. N. Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum. Jakarta: Ciputat Press. 2002 Widyati, E. Pemanfaatan Bakteri Pereduksi Sulfat untuk Bioremediasi Tanah Bekas Tambang Batubara. Jurnal Bioremediasi Pusat Litbang dan Konservasi Alam. 2007 Willsen, L. Tehnik Dasar Blogspot untuk Blogger Kreatif. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. 2011 Wulan, A. R. Penilaian Kinerja dan Protofolio pada Pembelajaran Biologi, Handout kuliah FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung: FPMIPA UPI. 2012 Yang, S.-H. Using Blogs to Enhance Critical Reflection and Community of Practice. Jurnal Education Technology & Society,Vol.12 No.2. 2009
68
Zuchdi, D. Humanisasi Pendidikan Menemukan Kembali Pendidikan yang Manusiawi. Jakarta: Bumi Aksara. 2009
69
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah
: MAN CIBINONG
Kelas/Semester
: X/1
Mata Pelajaran
: Biologi
Alokasi Waktu
: 3x45 menit
Pertemuan ke-
: 1-3
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsive dan pro-aktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami,
menerapkan,
menganalisis
dan
mengevaluasi
pengetahuan factual, konseptual, prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
70
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, menyaji dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1.1.Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur dan fungsi DNA, gen dan kromosom dalam pembentukan dan pewarisan sifat serta pengaturan proses pada makhluk hidup 1.2.Menyadari dan mengagumi pola piker ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses. 1.3.Peka dan perduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengalaman ajaran agama yang dianutnya. 2.1.Berprilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur sesuai data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan
71
pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium. 2.2.Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar. 3.4.
Menerapkan
prinsip
klasifikasi
untuk
menggolongkan
archaebacteria dan eubacteria berdasarkan ciri – ciri dan bentuk melalui pengamatan secara teliti dan sistematis. Indikator: 3.4.1 Membedakan archaebacteria dan eubacteria 3.4.2Memberikan contoh archaebacteria dan eubacteria berdasarkan strukturnya 3.4.3 Mengidentifikasi reproduksi bakteri secara seksual dan aseksual. 3.4.4 Menganalisis peranan bakteri yang ada pada lingkungan masyarakat. 4.4.Menyajikan data tentang ciri – ciri, replikasi dan peran archaebacteria dan eubacteria dalam kehidupan berdasarkan hasil pengamatan dalam bentuk laporan tertulis. Indikator: 4.4.1
Memberikan contoh eubacteria berdasarkan strukturnya.
4.4.2
Memberikan alasan terkait contoh eubacteria berdasarkan strukturnya.
C. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari archaebacteria dan eubacteria, siswa dapat:
72
1. Siswa dapat mengidentifikasi pertanyaan terkait pengertian archaebacteria
dan
eubacteria.
(Mengidentifikasi
atau
merumuskan pertanyaan) 2. Siswa dapat mengidentifikasi kerelevanan sumber terkait pengertian dan klasifikasi
archaebacteria dan eubacteria.
(Mengidentifikasi kerelevanan dan tidak relevan) 3. Siswa dapat memberikan contoh archaebacteria dan eubacteria berdasarkan strukturnya. (Memberikan penjelasan sederhana) 4. Siswa dapat memberikan alasan terkait contoh archaebacteria dan eubacteria
berdasarkan
klasifikasinya.
(Keterampilan
memberikan alasan) 5. Siswa dapat melibatkan sedikit dugaan perbedaan bakteri gram positif dan bakteri gram negative. (Melibatkan sedikit dugaan) 6. Siswa
dapat
menafsirkan
klasifikasi
archaebacteria
dan
eubacteria. (Menyatakan tafsiran) 7. Siswa dapat mengemukakan kesimpulan terkait macam-macam klasifikasi archaebacteria dan eubacteria. (Mengemukakan kesimpulan) 8. Siswa dapat membuat latar belakang fakta terkait pertahanan bakteri pada lingkungan yang baik dan buruk. (Latar belakang fakta-fakta) 9. Siswa dapat mengidentifikasi reproduksi bakteri secara seksual dan aseksual. (Strategi definisi) 10. Siswa dapat membandingkan peranan bakteri menguntungkan dan bakteri yang merugikan. (Asumsi yang diperlukan rekonstruksi argument)
73
11. Siswa dapat membuat artikel dengan menyajikan data terkait ciriciri, replikasi, dan peran bakteri dalam kehidupan sehari-hari yang dapat merugikan. (Menyeleksi kriteria untuk membuat solusi) 12. Siswa dapat mempresentasikan hasil artikel yang sudah dibuat ke dalam blog. (Mempresentaasikan baik lisan atau tulisan). D. Materi Ajar Materi Fakta Peta Konsep
E. Metode Pembelajaran Pendekatan dan model pembelajaran: Saintifik E-Learning Metode : Diskusi dan Penugasan di meda Blog Tes Tanya jawab
74
Ceramah
Media
: Blogspot (http://blogspot.com)
F. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan 1 Alokasi Waktu= 3 x 45 menit (135 menit) Tahapan
Kegiatan
Pembelajaran
Pembelajaran
Pendahuluan
Salam dan doa
Memotivasi
Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Mempersiapkan
Mempersiapkan
siswa dengan berdoa.
diri dan berdoa.
Guru
Alokasi waktu
10 menit
memberikan Siswa termotivasi
motivasi
kepada untuk
siswa tentang materi mempelajari archaebacteria eubacteria. -Guru
dan materi arcahebacteria
membacakan dan eubacteria.
KI, KD, dan Tujuan -Siswa Pembelajaran.
mendengarkan penjelasan guru.
Inti
Observasi
Guru
menayangkan Siswa menyimak 5 Menit
gambar
mengenai gambar
archaebacteria eubacteria
dan
dan penjelasan singkat mengenai archaebacteria dan eubacteria Peserta
Questioning Guru
memancing bertanya
didik 10 Menit kepada
75
Eksplorasi
peserta didik untuk bertanya. Atau melakukan tanya jawab. Dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut: - Apa itu archaebacteria? - Organisme seperti apa yang dapat disebut dengan bakteri? - Bagaimana ciriciri dan struktur dari archaebacteria dan bakteri? - Apa perbedaan antara archaebacteria dan eubacteria? Guru memimta siswa
guru atau menjawab pertanyaan
yang
diajukan oleh guru.
Siswa
30menit
untuk
berkelompok mendiskusikan
dan
membagikan dan
LKS.
mengumpulkan informasi
dari
Guru meminta siswa berbagai literatur untuk mendiskusikan mengenai dan
mengumpulkan archaebacteria
informasi
mengenai dan eubacteria.
76
archaebacteria
dan
eubacteria
Siswa
mengkaji
literatur mengenai Guru meminta siswa archaebacteria untuk
mengkaji dan eubacteria.
literatur
tentang
archaebacteria
dan
eubacteria Association
Guru meminta siswa Siswa
20Menit
untuk menyimpulkan menyimpulkan hasil
diskusi hasil
mengenai
diskusi
kelompok
archaebacteria
dan mengenai
eubacteria
dari archaebacteria
berbagi literatur.
dan
eubacteria
dari
berbagai
literatur. Communication
Guru meminta siswa Siswa memperesentasikan hasil
Guru dan
mempresentasikan
diskusi hasil
kelompoknya.
20Menit
diskusi
kelompoknya.
memperkuat meluruskan
argumentasi siswa. Penutup
Peserta
Penugasan -Guru
memberikan
didik 20 menit
77
penugasan kepada menyimak instruksi peserta didik melalui penugasan yang media blog berkaitan diberikan oleh guru. dengan kasus bioremediasi di Indonesia. -Guru memberikan instruksi penugasan yang harus dilakukan oleh peserta didik. Salam dan doa
Guru
menyiapkan Siswa
siswa untuk berdoa
10 menit
mempersiapkan diri untuk berdoa
E-Learning Menggunakan Media Weblog Waktu ( pukul 19.00-21.00) Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Alokasi Waktu Guru siap melalui e-learning melalui daftar Siswa siap melalui e-learning melalui 5 Menit hadir diblog guru bernama daftar hadir blog. “biologinurul.blogspot.com di blogspot Guru memposting: Siswa membaca peraturan dan siap 10 menit Assalamualaikum wr..wb.. Hari ini kita akan untuk memulai pembelajaran di blog. melakukan pembelajaran e-learning menggunakan media blog. Selama pembelajaran melalui blog ini berlangsung, Anda akan menadapatkan skor untuk setiap komentar, dan argument yang kalian tulis pada kolom yang telah disediakan. Guru memunculkan masalah dengan meng- Siswa membaca postingan dari guru. 15 menit upload artikel mengenai “bioremediasi di
78
Indonesia” Bioremediasi berasal dari kata bio dan remediasi atau “remediate” yang artinya menyelesaikan
masalah.
bioremediasi
Secara
dimaksudkan
umum sebagai
penggunaan mikroba untuk menyelesaikan masalah-masalah
lingkungan
menghilangkan
senyawa
atau yang
untuk tidak
diinginkan dari tanah, lumpur, air tanah atau air permukaan sehingga lingkungan tersebut kembali bersih dan alamiah. Mikroba yang hidup di tanah dan di air tanah dapat “memakan” bahan kimia berbahaya tertentu, terutama organik, misalnya berbagai jenis minyak bumi. Mikroba mengubah bahan kimia ini menjadi air dan gas yang tidak berbahaya misalnya CO2. Bakteri yang secara spesifik
menggunakan
karbon
dari
hidrokarbon minyak bumi sebagai sumber makanannya
disebut
sebagai
bakteri
petrofilik. Bakteri inilah yang memegang peranan
penting
dalam
bioremediasi
lingkungan yang tercemar limbah minyak bumi. Bagaimana bioremediasi dilakukan? Faktor
utama
agar
mikroba
dapat
membersihkan bahan kimia berbahaya dari
79
lingkungan, yaitu adanya mikroba yang sesuai dan tersedia kondisi lingkungan yang ideal tempat tumbuh mikroba seperti suhu, pH, nutrient
dan
jumlah
oksigen.
Aplikasi
bioremediasi di Indonesia mengacu pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 128 Tahun 2003 (KepMen LH no. 128/2003) mengatur tentang tatacara dan persyaratan teknis pengolahan limbah dan tanah terkontaminasi oleh minyak bumi secara biologis.
Disini
dicantumkan
bahwa
bioremediasi dilakukan dengan menggunakan mikroba lokal. Pada umumnya, di daerah yang tercemar jumlah mikroba yang ada tidak mencukupi untuk terjadinya bioproses secara alamiah.
Dalam
teknologi
bioremediasi
dikenal dua cara menstimulasi pertumbuhan mikroba,
yaitu
dengan
bioaugmentasi.
biostimulai
Biostimulasi
memperbanyak
dan
dan
ádalah
mempercepat
pertumbuhan mikroba yang sudah ada di dalam
tanah
tercemar
dengan
cara
memberikan lingkungan pertumbuhan yang diperlukan,
yaitu
penambahan
nutrient
(misalnya sumber Nitrogen dan Phospor) dan oksigen. Jika jumlah mikroba yang ada sangat
80
sedikit, maka harus ditambahkan mikroba untuk mencapai jumlah mikroba rata-rata 10^3 cfu/gram* tanah sehingga bioproses dapat dimulai. Mikroba yang ditambahkan adalah mikroba yang sebelumnya diisolasi dari lahan tercemar kemudian setelah melalui proses
penyesuaian
di
laboratorium
diperbanyak dan kembalikan ke tempat asalnya
untuk
memulai
bioproses.
Penambahan mikroba dengan cara ini disebut sebagai bioaugmentasi. Kondisi lingkungan yang memadai akan membantu mikroba tumbuh, berkembang dan “memakan” polutan tersebut (atau memanfaatkan Carbon dari polutans
sebagai
sumber
energi
untuk
pertumbuhan). Sebaliknya jika kondisi yang dibutuhkan tidak terpenuhi, mikroba akan tumbuh dengan lambat atau mati. Secara umum kondisi yang diperlukan ini tidak dapat ditemukan di area yang tercemar. Dengan demikian, perencanaan teknis (engineering design) penting
yang benar untuk
memegang peranan
mendapatkan
proses
bioremediasi yang efektif. Dalam aplikasi teknik bioremediasi dikenal dua teknik yang sangat umum diterapkan yaitu biopile dan
81
landfarming. Pada teknik biopile, tanah tercemar ditimbun diatas lapisan kedap air dan suplai udara yang diperlukan oleh mikroba dilakukan dengan memasang perpipaan untuk aerasi (pemberian udara) dibawah tumpukan tanah
tercemar.
Pompa
udara
dipasang
diujung perpipaan sehingga semua bagian tanah yang mengandung mikroba dan polutan berkontak dengan udara. Dengan teknik ini, ketinggian tanah timbunan adalah 1 sampai 1,5 meter. Teknik landfarming dilakukan dengan menghamparkan tanah tercemar diatas lapisan kedap air. Ketebalan hamparan tanah 30 – 50 cm memungkinkan kontak mikroba dengan udara. Untuk menjamin bahwa semua bagian dari tanah yang diolah terkontak dengan udara maka secara berkala hamparan tanah tersebut di balikkan. Nama landfarming digunakan karena proses pembalikan tanah yang dilakukan sama dengan pembalikan tanah pada saat persiapan lahan untuk pertanian. Apakah bioremediasi aman untuk digunakanBioremediasi sangat aman untuk digunakan karena menggunakan mikroba yang secara alamiah sudah ada dilingkungan (tanah). Mikroba ini adalah mikroba yang
82
tidak
berbahaya
bagi
lingkungan
atau
masyarakat. Bioremediasi juga dikatakan aman
karena
tidak
menggunakan/
menambahkan bahan kimia dalam prosesnya. Nutrien yang digunakan untuk membantu pertumbuhan mikroba adalah pupuk yang digunakan dalam kegiatan pertanian dan perkebunan. Karena bioremediasi mengubah bahan kimia berbahaya menjadi air (H2O) dan gas tidak berbahaya (CO2), maka senyawa berbahaya dihilangkan seluruhnya. Teknologi bioremediasi pencemaran
banyak di
tanah
digunakan karena
pada
beberapa
keuntungan menggunakan proses alamiah / bioproses. Tanah atau air tanah yang tercemar dapat
dipulihkan
ditempat
tanpa
harus
mengganggu aktifitas setempat karena tidak dilakukan
proses
pengangkatan
polutan.
Teknik ini disebut sebagai pengolahan in-situ. Teknik bioremediasi yang diterapkan di Indonesia adalah teknik ex-situ yaitu proses pengolahan
dilakukan
ditempat
yang
direncanakan dan tanah tercemar / polutan diangkat ke tempat pengolahan. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pengolahan tergantung pada faktor jenis dan jumlah
83
senyawa polutan yang akan diolah, ukuran dan kedalaman area yang tercemar, jenis tanah dan kondisi setempat dan teknik yang digunakan. Jenis minyak mentah ringan (light crude sesuai nomor API ) yang diolah dengan teknik biopile bioaugmetnasi dan konsentrasi pengolahan sesuai dengan yang ditetapkan oleh Kepmen LH 128/2003 yaitu max 15% memerlukan waktu 4 – 6 bulan. Sedangkan minyak mentah berat (heavy crude) akan memerlukan waktu dari 1 tahun atau lebih. Kondisi ini bervariasi dari satu area tercemar dengan area lainnya, sehingga waktu yang diperlukan dalam rentang 4 bulan sampai 1 tahun. Kondisi akhir (end point) untuk menyatakan
bahwa
proses
bioremediasi
berhasil dan selesai adalah konsentrasi total hidrokarbon
minyak
bumi
(TPH)
1%.
Kepmen LH 128/2003 untuk saat ini baru menggunakan parameter TPH saja karena kegiatan
yang
menerapkan
teknologi
bioremediasi masih terbatas pada industri migas.
Biaya
yang
diperlukan
untuk
melakukan bioremediasi berada pada rentang US $25 – 75 per ton tanah olahan, tergantung pada kondisi pencemaran. Harga ini masih
84
lebih
murah
dibandingkan
menggunakan teknik
dengan
pengolahan lainnya
misalnya insinerasi yang bisa mencapai 4 sampai 10 kali lipatnya. Bioremediasi sebagai teknologi
yang
dapat
digunakan
untuk
membersihkan berbagai jenis polutan bukan berarti tanpa keterbatasan. Bioremediasi tidak dapat
diaplikasikan
untuk
semua
jenis
polutan, misalnya untuk pencemaran dengan konsentrasi
polutan
yang
sangat
tinggi
sehingga toksik untuk mikroba atau untuk pencemar jenis logam berat misal kadmium dan Pb. Dimasa yang akan datang, penerapan teknologi bioremediasi di Indonesia akan berkembang
tidak
hanya
terbatas
pada
pemulihan lahan tercemar minyak bumi di industri migas, tetapi juga pencemaran di industri otomotif, SPBU dan industri lainnya seperti pertanian. Dengan demikian, polutan targetnya bukan hidrokarbon minyak bumi saja tetapi juga senyawa inorganik lainnya seperti misalnya
pestisida.
Pendekatan
identifikasi
molekular
mikroba
dengan
16sRNA atau 18sRNA untuk mengetahui keberlimpaphan bioremediasi
mikroba dapat
dalam
proses
dilakukan
untuk
85
meningkatkan kinerja bioproses. Teknologi molekular dibandingkan
ini
sudah
dengan
tersedia
teknik
dan
identifikasi
konvesional yang saat ini umum digunakan di Indonesia memberikan waktu pemeriksaan lebih cepat. Namun demikian, penggunaan teknik molekular ini masih mahal dan belum perlu sebagai prioritas.
Sumber
:
http://www.enviro.bppt.go.id/sipop/Patek/Bior emediasi/Bioremediasi.htm Guru memposting pertanyaan yang Siswa menjawab pertanyaan guru. melibatkan siswa dalam pemecahan masalah: “Berdasarkan artikel tersebut, kemukakan kembali apa peran bakteri terhadap bioremediasi?” Kemukakan jawaban kalian disertai dengan sumber yang relevan. Guru megajukan pertanyaan untuk Siswa menjawab pertanyaan guru membimbing penyelidikan siswa: pada kolom komentar. 1. Bagaimana bakteri Pseudomonas dapat menguraikan pencemaran pada minyak dan tanah? 2. Apa akibat yang ditimbulkan jika bakteri tersebut tidak dapat menguraikan pencemaran? Guru meminta siswa memberikan Siswa menjawab pertanyaan guru argumentasi: “Bioremediasi sepenuhnya menggunakan mikroba yang secara alami dapat hidup di tanah dan mikroba tersebut tidak
30 menit
30 menit
10 menit
86
membahayakan lingkungan. Mikroba diberi nutrisi sesuai dengan kebutuhan untuk mempercepat bioremediasi. „Bagaimana mikroba?‟
nutrisi
dapat
mempengaruhi
Guru meminta siswa untuk mengemukakan Siswa membuat kesimpulan masingkesimpulan pembelajaran melalui blog: masing. “Buatlah kesimpulanmu yang mencakup kasus dan diskusi yang telah dilakukan” Guru memberikan kesimpulan akhir dan Siswa menyimak penejelasan guru. menutup kegiatan pembelajaran dengan mengingatkan siswa pada jadwal pembelajaran online selanjutnya.
10 menit
10 menit
Pertemuan 2 Alokasi Waktu= 3x45 menit (135 menit)
Tahapan
Kegiatan
Pembelajaran
Pembelajaran
Pendahuluan
Salam dan doa
Kegiatan Guru
Alokasi waktu
-Mempersiapkan siswa Mempersiapkan dengan berdoa.
Memotivasi
Kegiatan Siswa
diri 10
dan berdoa.
-Guru meriview materi -
Siswa
menit menjawab
yang sudah dipelajari pertanyaan dari guru. pada
pertemuan -Siswa
sebelumnya. - Menyampaikan KD dan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.
menyimak
penjelasan guru.
87
Inti
Observasi
Guru
menayangkan Siswa
gambar
menyimak 5 Menit
mengenai gambar dan penjelasan
bakteri Eschericia coli, singkat Eschericia coli, Salmonella typhi.
Questioning
Salmonella typhi.
Siswa dimotivasi untuk Siswa bertanya mengenai: Bagaimana
untuk bertanya seputar: cara
reproduksi
Reproduksi
Guru memimta siswa Siswa
mendiskusikan 30
untuk
mengumpulkan Menit
berkelompok dan
tahu informasi dari berbagai
bagaimana
reproduksi literatur
mengenai
kedua bakteri tersebut reproduksi dari berbagai sumber.
E.coli,
Salmonella typhi.
Guru meminta siswa Siswa untuk
menyimpulkan 20
menyumpulkan hasil diskusi kelompok Menit
hasil diskusi mengenai mengenai
reproduksi
reproduksi
Salmonella
E.coli, E.coli,
Salmonella typhi. Communication
bakteri
dari bakteri tersebut?
mencari
Association
Menit
kedua tersebut dan cara hidup
bakteri tersebut?
Eksplorasi
termotivasi 10
typhi.
Guru meminta siswa Siswa memperesentasikan hasil kelompoknya.
30
mempresentasikan hasil menit
diskusi diskusi kelompoknya.
88
Guru memperkuat dan meluruskan argumentasi siswa. Penutup
Penugasan
Siswa menyimak 20 -Guru memberikan penjelasan dari guru menit penugasan kepada peserta didik melalui media blog berkaitan dengan kasus wabah bakteri Eschericia coli -Setiap siswa diminta untuk menjawab pertanyaan yang telah diberikan oleh guru.
Salam dan doa
Guru menyiapkan siswa Siswa mempersiapkan 10menit untuk berdoa
diri untuk berdoa
E-Learning Dengan Media Blog Pukul 19.00-21.00 Kegiatan Guru Guru siap melalui
Kegiatan Siswa
Waktu
e- Siswa siap memulai e- 5 menit
learning melalui Blog
learning melalui Blog.
Guru memposting:
Siswa
Assalamualaikum
peraturan dan siap untuk
membaca 5 menit
wr..wb.. Hari ini kita memulai pembelajaran
89
akan
melakukan Blog
pembelajaran e-learning menggunakan
media
Blog.
Selama
pembelajaran
melalui
Blog Anda
ini
berlangsung,
akan
diberikan
pertanyaan
lalu
menjawab
dan
ditempatkan
di
dalam
blog. Guru melakukan absensi Siswa
melakukan 5 menit
daftar hadir siswa melalui absensi menu daftar hadir
dengan
memberikan dengan
komentar keterangan
nama. Guru memposting: Cara Siswa menyimak aturan 5 menit menjawab soal dari guru. menjawab soal Siswa diberikan waktu 90 menit untuk menjawab soal yang berupa essay. Guru memberikan soal Siswa mengenai wabah E.coli.
menjawab 90 menit
pertanyaan guru dengan menggunakan upload di blog dengan ketentuan waktu
yang
telah
90
ditentukan. Pertemuan
e-
selesai
learning Siswa
dan
mengingatkan
mengikuti 10 menit
guru penjelasan guru kembali
untuk jadwal pertemuan selanjutnya
Pertemuan 3 Alokasi Waktu= 3x45 menit (135 menit) Tahapan
Kegiatan
Pembelajaran
Pembelajaran
Pendahuluan
Salam dan doa
Kegiatan Guru
Alokasi waktu
-Mempersiapkan siswa -Mempersiapkan dengan berdoa.
Memotivasi
Kegiatan Siswa
-Guru
diri 10
dan berdoa.
memberikan -Siswa
review kepada siswa untuk
menit termotivasi
menyampaikan
mengenai materi yang pembelajaran sebelumnya
sebelumnya.
- Menyampaikan KD dan -Siswa
menyimak
tujuan pembelajaran yang penjelasan dari guru. harus dicapai.
Inti
Observasi
-Guru
menampilkan Siswa
menyimak 5 Menit
peranan bakteri dalam penjelasan
singkat
kehidupan
peranan
manusia mengenai
baik menguntungkan
yang bakteri kehidupan
dalam manusia
91
ataupun merugikan.
baik
yang
menguntungkan ataupun merugikan. Questioning
Siswa Guru memancing peserta didik untuk bertanya. Atau melakukan tanya jawab. Dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut: 1). Apakah semua
termotivasi 10
untuk bertanya seputar: Bakteri
Menit
yang
menguntungkan bakteri
dan yang
merugikan.
bakteri merugikan? Eksplorasi
Guru memimta siswa Siswa
mendiskusikan 30
untuk
mengumpulkan Menit
berkelompok dan
mengelompokkan bakteri
informasi dari berbagai yang literatur
menguntungkan
mengenai
dan bakteri
yang
bakteri yang merugikan menguntungkan pada
dan
pangan, bakteri yang merugikan
kesehatan, lingkungan.
dan pada
pangan,
kesehatan,
dan
lingkungan. Association
Guru meminta siswa Siswa untuk
menyimpulkan 20
menyumpulkan hasil diskusi kelompok Menit
hasil diskusi mengenai mengenai bakteri yang bakteri menguntungkan
yang menguntungkan
dan
dan bakteri yang merugikan
92
bakteri yang merugikan pada pada
pangan,
pangan, kesehatan,
kesehatan,
dan
dan lingkungan
lingkungan Communication
Guru meminta siswa Siswa memperesentasikan hasil
20
mempresentasikan hasil Menit
diskusi diskusi kelompoknya.
kelompoknya.
Guru memberikan post Siswa menjawab soal. test kepada siswa.
Guru meriview jawaban Siswa siswa
pada
mendengarkan
saat komentar dari guru.
pembelajaran Weblog.
Guru komentar
memberikan terhadap
masing-masing siswa.
Penutup
Penugasan
Guru meminta siswa Siswa
menyimak 30
untuk membuat artikel penjelasan guru. mengenai bakteri dalam kehidupan manusia.
menit
93
Artikel
dikumpulkan
sesuai kesepakatan. Artikel
tersebut
memuat
beberapa
sumber yang relevan, penjabaran
manfaat
dalam
kehidupan
manusia
bakteri
tersebut.
Untuk hal yang lebih lanjut
bisa
menghubungi
blog
guru. Salam dan doa
Guru menyiapkan siswa Siswa mempersiapkan 10 untuk berdoa
diri untuk berdoa
Situs E-learning Pengumpulan Artikel Waktu 19.00-20.00 Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi Waktu Guru melakukan absensi Siswa melakukan 10 menit dengan blog
siswa
dalam absensi memberikan
dengan komentar
pada buku hadir.
menit
94
Guru
memberikan Siswa
kesempatan
mengupload 110 menit
kepada artikel yang telah dibuat
siswa untuk mengupload artikel yang telah dibuat
G. Alat/Bahan/Sumber
PC/Laptop
Akses Internet
Situs Blogspot (http://blogspot.com)
H. Penilaian
Jenis
Teknik Penilaian Observasi
Bentuk Instrumen Penilaian sikap
Pedoman Penskoran Terlampir
Tes tertulis
Esai
Terlampir
Afektif Kognitif Psikomotorik
Portofolio Pembuatan Artikel
Penilaian Keterampilan Berpikir Kritis Mengetahui
Terlampir
Bogor, November 2015 Guru Bidang Studi
(Yani Maryani, S.Pd) NIP: 196906142003122002
Peneliti
(Nurul Suwarni) NIM: 1111016100002
96
Lampiran 2
KISI-KISI UJI COBA INSTRUMEN PENILAIAN
Satuan Pendidikan
: SMA/MA
Materi Pelajaran/Materi
: Biologi
Alokasi Waktu
: 90 Menit
Jumlah Soal
: 12
Bentuk Soal
: Uraian
Materi
: Archaebacteria dan Eubacteria
Kompetensi Dasar
: 3.4 Mengidentifikasi ciri-ciri archaebacteria dan eubacteria dan peranannya bagi kehidupan berdasarkan percobaan secara teliti dan sistematis.
Indikator Pembelajaran
:3.4.1Membedakan archaebacteria dan eubacteria 3.4.2Memberikan contoh archaebacteria dan eubacteria berdasarkan strukturnya
97
3.4.3 Mengidentifikasi reproduksi bakteri secara seksual dan aseksual. 3.4.4 Menganalisis peranan bakteri yang ada pada lingkungan masyarakat
Pengelompokan Keterampilan Berpikir Kritis dengan Indikator Pembelajaran Keterampilan Berpikir Kritis
Sub-Aspek
Memberikan Penjelasan Sederhana
Memfokuskan Pertanyaan
Indikator
Indikator Pembelajaran 3.4.1
Menganalisis Argumen
Membangun keterampilan
Bertanya dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan dan tantangan Mempertimbang
Mengidentifikasi atau Merumuskan Pertanyaan Mengidentifikasi dan merumuskan kriteria untuk mempertimbangkan jawaban yang mungkin Mengidentifikasi Kesimpulan Mengidentifikasi alasan yang dinyatakan Mengidentifikasi alasan yang tidak dinyatakan Mencari persamaan dan perbedaan Mengapa? Yang mana contoh yang mana bukan
Kemampuan memberikan alasan
3.4.2
3.4.3
3.4.4 1
Jumlah Soal .9
2
3 4 5 6
7 8 9
10
1
98
dasar Menyimpulkan
Membuat penjelasan lebih lanjut
Mengatur strategi dan taktik
Sub Aspek
kan kredibilitas suatu sumber Membuat dan mempertimbang kan nilai keputusan Mengidentifikasi istilah dan mempertimbang kan definisi Memutuskan suatu tindakan
Indikator Keterampilan No. Berpikir Kritis Soal Memfokuskan Mengidentifikasi atau 1. Pertanyaan merumuskan pertanyaan.
Mempertimbangkan alternatif
11
1
Strategi mendefinisikan
12
1
Menyeleksi kriteria untuk membuat solusi
13
1
Soal
Kunci Jawaban
Skor
Selama ini untuk pengendalian nyamuk Aedes aegypti ataupun Anopheles, masyarakat masih banyak yang menggunakan bahan kimia (insektisida). Pada hal, hal itu tidak ramah lingkungan dan sudah ada indikasi terjadinya resistensi nyamuk Aedes aegypti dan Anopheles di berbagai tempat terhadap jenis insektisida tertentu.
1. Apa keunggulan dan kelemahan bioinsektisida dibandingkan insektisida kimia? 2. Mengapa bakteri Bacillus thurigiensis dan Bacillus sphaericus harus dimasukkan ke dalam air kelapa terlebih dahulu?
Memberikan 2 pertanyaan yang relevan dengan artikel mengenai peranan positif dan negative skor 3 Memberikan 1 pertanyaan yang relevan dengan artikel mengenai
99
Untuk Aedes aegypti sudah ada kecendrungan toleran terhadap senyawa organofostat. Organofosfat ini merupakan bahan kimia untuk pengendalian nyamuk dan jentik-jentik.Karena itulah Balai Penelitian Vektor Reservoir Penyakit melakukan uji efikasi bioinsektisida Bacillus thuringiensis dan Bacillus sphaericus terhadap jentik nyamuk vektor malaria dan demam berdarah dengue (DBD). Penelitian yang dilakukan adalah satu oase (sebanyak sepucuk cotton buds) dari biakan spora Bacillus thuringiensis yang dimasukkan ke dalam air kelapa. Kelapa yang masih utuh dibuka sedikit. Setelah dimasukkan spora lalu ditutup kembali. Setelah satu mimggu dibiarkan di dalam kelapa, Bacillu thurigiensis dan Bacillus spaericus tersebut sudah menjadi banyak. Apabila sasaran dari bioinsektisida adalah jentik nyamuk Amopheles, spora
peranan positif dan negative skor 2 Memberikan pertanyaan yang tidak relevan dengan artikel mengenai peranan positif dan negative skor 1 Tidak menjawab skor 0
100
tersebut harus mengapung. Sebaliknya apabila sasarannya jentik nyamuk Aedes aegypti maka spora tersebut harus berada di dasar. Sekarang, bioinsektisida tersebut sudah dipakai oleh Newmont dan Freeport. Dengan demikian apabila bioinsektisida akan digunakan untuk mengendalikan jentik-jentik Amopheles dan Aedes aegypti, bahannya harus dibuat sedemikian rupa sesuai dengan perilaku jentik-jentik nyamuk tersebut. Diakui bahwa bionisektisida itu aman, tidak ada efek samping, dan ramah lingkungan. Sumber: Republikan edisi 11 Desember 2014
Mengidentifikasi dan merumuskan kriteria
2.
Buatlah minimal 2 pertanyaan yang sesuai dengan informasi pada artikel! Tentukan jawaban dari pertanyaan yang telah kamu buat
1. Keunggulan dari bioinsektisida yakni dapat digunakan dengan
Memberikan 2 jawaban yang
101
untuk mempertimbangkan jawaban yang mungkin
Menganalisis Argumen
Mengidentifikasi kesimpulan
3.
pada soal no 1.
aman, tidak ada efek samping, dan ramah lingkungan tidak seperti insektisida yang tidak ramah lingkungan. Kelemahan dari bioinsektisida yakni spora harus dibiakkan terlebih dahulu selama satu minggu di dalam air kelapa. 2. Karena air kelapa merupakan media untuk berkembangnya bakteri, kemudian air kelapa mengandung banyak nutrisi untuk bakteri tumbuh. Oleh karena itu air kelapa merupakan media yang cocok untuk pertumbuhan bakteri Bacillus ini.
Gambarkan sebuah sel bakteri
Menggambarkan sel bakteri dan menuliskan bagian-bagiannya dengan benar skor 3 Menggambarkan sel bakteri dengan Bagian yang secara umum terdapat benar tetapi tidak pada semua sel bakteri yakni: menyebutkan 1. Flagel, bagian-bagian sel
dan tuliskan bagian-bagiannya! Bagian apa saja yang secara umum terdapat pada semua sel bakteri dan bagian apa saja yang terdapat tertentu?
hanya
pada
bakteri
relevan dengan artikel skor 3 Memberikan 1 jawaban yang relevan dengan artikel skor 2 Memberikan jawaban yang tidak relevan dengan artikel skor 1 Tidak menjawab skor 0
102
Mengidentifikasi 4. alasan yang dinyatakan
2. DNA bakteri skor 2 3. Sitoplasma Gambar tidak 4. Membran sel benar dan tidak 5. Kapsul ada bagian-bagian Bagian yang hanya ada di bakteri selnya skor 1 tertentu saja yakni: Tidak menjawab 1. Pili skor 0 2. Plasmid 3. Endospora Berita pemulangan 10 turis asing Karena bakteri Legionella Mengidentifikasi alasan yang asal Australia karena terjangkit menyerang sistem pernapasan relevan dengan bakteri Legionela membuat sehingga orang yang terinfeksi artikel skor 3 masyarakat khawatir tentang bakteri tersebut bisa Mengidentifikasi alasan tetapi kemungkinan wabah penyakit ini. mengakibatkan sesak nafas, batukkurang relevan dengan artikel skor Kementerian Kesehatan batuk, dll sehingga apabila tidak 2 menyatakan akan terus dapat disembuhkan bisa Tidak mengidentifikasi menyelidiki dugaan wabah menyebabkan kematian. Bakteri alasan yang legionella di Bali setelah Legionella bisa menyebar melalui relevan dengan artikel skor 1 dilaporkan ada beberapa turis udara dan air. Tidak menjawab Australia terkena serangan bakteri skor 0 tersebut. Penyakit ini disebut Legionaire Disease dan masuk ke
103
dalam tubuh melalui pernafasan. Bakteri
Legionella
biasanya
berkembang di air, khususnya pada lingkungan yang hangat seperti pada bak mandi dengan air panas, tangki berisi air panas, sistem pipa dan sistem pendingin udara. Legionellosis adalah suatu penyakit infeksi bakteri akut yang bersifat new emerging diseases. Secara keseluruhan baru dikenal 20
spesies
dan
penyebab
Legionellosis adalah Legionella pneumophila.
Legionellosis
pernah terjadi di Philadelphia Amerika Serikat pada tahun 1976 dengan jumlah kasus 182 dan kematian 29 orang. Di Indonesia kasus ini ada di sejumlah tempat
104
antara lain di Bali (1996), di Karawaci Tangerang (1999), dan di sejumlah kota lainnya. Dari hasil survai tahun 2001 menara sistem pendingin di hotel-hotel di Jakarta dan Denpasar ditemukan hampir 90 persen pernah terpajan bakteri
Legionella.
Bakteri
Legionella biasa hidup di air laut, air tawar, sungai, lumpur, danau, mata air panas, genangan air bersih,
air
menara
sistem
pendingin di gedung bertingkat, hotel, spa, pemandian air panas, air tampungan sistem air panas di rumah-rumah, air mancur buatan yang tidak terawat baik, endapan, lendir, ganggang, jamur, karat, kerak, debu, kotoran, atau benda
105
asing lainnya. Bakteri ini juga terdapat di peralatan rumah sakit seperti alat bantu pernafasan. Legionella pneumophila termasuk bakteri Gram negatif, berbentuk batang, tidak meragi D-glukosa, tidak mereduksi nitrat menjadi nitrit. Koloni bakteri ini hidup subur menempel di pipa-pipa karet dan plastik yang berlumut dan
tahan
konsentrasi
kaporit klorin
2¬6
dengan mg/l.
Legionella dapat hidup pada suhu antara 5,7°C - 63°C dan hidup subur pada suhu 30°C - 45°C. Penularan manusia,
Legionella antara
lain
pada melalui
aerosol di udara atau minum air yang
mengandung
Legionella.
106
Dapat pula melalui aspirasi air yang terkontaminasi, inokulasi langsung
melalui
pernafasan
dan
luka
peralatan
pengompresan
dengan
air
yang
terkontaminasi. Masa inkubasi 110 hari.
Tulislah
hasil
analisismu
mengenai bakteri Legionella yang dapat menyebabkan kematian di beberapa Negara. Mengidentifikasi alasan yang tidak dinyatakan
5.
antibiotic Mekanisme kerja dari ampisilin Memberikan alasan yang benar golongan beta laktam yang dalam tubuh yakni dengan cara dan relevan termasuk kedalam genus menghambat sintesis dinding sel dengan soal skor 4 penicillin yang memiliki bakteri dengan cara menghambat Memberikan alasan yang benar spectrum luas, aktif terhadap pembentukan mukopeptida, karena tetapi tidak relevan dengan soal skor 3 bakteri gram negatif. Antibiotik sintesis dinding sel terganggu Memberikan ini digunakan tergantung pada maka bakteri tersebut tidak alasan yang tidak Ampisillin
adalah
107
berat ringannya penyakit. Daerah mampu
mengatasi
perbedaan
kerjanya yaitu mencakup kokus tekanan osmosis dari luar dan gram
negatif
Staphylococcus, Antibiotik
serta didalam sel yang mengakibatkan
Streptococcus. bakteri mati. Oleh karena itu, ampisilin
ini bakteri ampisilin ini dijadikan
digunakan pada infeksi saluran antibiotic untuk melawan penyakit nafas, saluran urin dan empedu yang disebabkan oleh bakteri. yang peka terhadap ampisilin. Ampisilin stabil terhadap asam karena
itu
dapat
digunakan
sebagai antibiotic untuk melawan bakteri pathogen di dalam tubuh. Sumber: Uji resistensi bakteri terhadap
beberapa
antibiotic//skripsi/Ika Dyah Ayu W.
Bagaimana
mekanisme
kerja
benar tetapi relevan dengan soal skor 2 Memberikan alasan yang tidak benar dan tidak relevan dengan soal skor 1 Tidak menjawab skor 0
108
bakteri
ampisillin
sebagai
antibiotik di dalam tubuh? Mencari persamaan dan perbedaan
6.
Menjawab persamaan dan perbedaan dengan benar skor 4 Menjawab Perbedaan: persamaan dengan -Archaebateria: Dinding sel tidak benar tetapi mengandung peptidoglikan dan perbedaan tidak hidup di lingkungan yang ekstrem benar skor -Eubacteria: Dinding sel Menjawab mengandung peptidoglikan dan persamaan tidak dapat hidup di berbagai kondisi benar tetapi lingkungan (cosmopolitan). perbedaan benar skor 2 Menjawab persamaan dan perbedaan tidak benar skor 1 Tidak menjawab skor 0 Berdasarkan gambar, terlihat ada Menjawab persamaan dan bakteri persamaan dan pebedaan antara perbedaan dengan cara reproduksi bakteri secara benar skor 4 Menjawab
Archaebacteria dan Eubacteria seringkali dibahas pada bagian yang sama pada buku biologi. Hal ini disebabkan keduanya memiliki kesamaan. Identifikasikanlah kesamaan kedua filum ini? Selain memiliki kesamaan filum ini memiliki perbedaan, apa perbedaan antara kedua filum ini?
7. Pembelahan
Aseksual
(Pembelahan Biner)
Persamaan: -Memiliki dinding sel -Sama-sama sel prokariot -Sel dan filamennya sama
109
aseksual
dan
Persamaannya pembelahan
seksual.
adalah ini
kedua
sama-sama
menghasilkan generasi selanjutnya dan membutuhkan materi genetic untuk menghasilkan individu baru. Perbedaannya yakni pada proses pembelahannya. Pembelahan Seksual
Bakteri
Secara
dilakukan
dengan
Aseksual pembelahan
biner yakni mampu mereproduksi salinan genetic dari sel induk secara cepat, sedangkan seksual dengan pertukaran materi genetic (DNA). Reproduksi secara seksual ini menghasilkan dua sel bakteri yang mempunyai materi genetic kombinasi dari keduanya.
persamaan dengan benar tetapi perbedaan tidak benar skor 3 Menjawab persamaan tidak benar tetapi perbedaan benar skor 2 Menjawab persamaan dan perbedaan tidak benar skor 1 Tidak menjawab skor 0
110
Carilah persamaan dan perbedaan reproduksi bakteri secara aseksual dan seksual!
Bertanya dan menjawab pertanyaan
Mengapa?
8.
Resistensi
antibiotik
adalah Kekebalan
kondisi ketika suatu strain bakteri terhadap
(resistensi) antibiotik
bakteri Menjawab benar disertai alasan dapat dengan benar dan
111
tentang suatu penjelasan dan tantangan
dalam tubuh manusia menjadi meningkat karena bakteri dapat resisten
(kebal)
antibiotik.
terhadap mentransfer
Resistensi
informasi
genetik
ini secara horizontal (antar individu)
berkembang secara alami melalui dengan
pertukaran
plasmid.
mutasi evolusi acak dan juga bisa Kemudian akan mewariskan sifat direkayasa oleh pemakaian obat itu kepada keturunannya, yang antibiotik
yang
tidak
tepat. akan menjadi generasi resisten.
Setelah gen resisten dihasilkan, Resistensi ini berkembang secara bakteri
kemudian
mentransfer
informasi
dapat alami melalui mutasi evolusi acak genetik dan juga bisa direkayasa oleh
secara horisontal (antar individu) pemakan obat antibiotic yang tidak dengan
pertukaran
Mereka mewariskan
plasmid. tepat.
kemudian sifat
itu
akan kepada
keturunannya, yang akan menjadi generasi resisten. Bakteri bisa memiliki beberapa gen resistensi, sehingga
disebut
bakteri
multiresisten atau “superbug”.
data yang relevan skor 4 Menjawab benar disertai alasan dengan benar tetapi tidak ada data yang relevan skor 3 Menjawab benar dan data yang relevan tetapi alasan tidak berhubungan skor 2 Menjawab serta alasan tidak berhubungan dan data tidak relevan skor 1 menjawab skor 0
112
Resistensi antibiotik merupakan masalah kesehatan masyarakat utama di seluruh dunia. Ketika Anda
terinfeksi
bakteri
yang
resisten antibiotik, pengobatan untuk Anda menjadi lebih sulit dan harus menggunakan obat yang lebih kuat dan lebih mahal dengan
lebih
banyak
efek
samping. Contoh bakteri yang telah menjadi resisten terhadap antibiotik termasuk spesies yang menyebabkan meningitis,
infeksi penyakit
kulit, menular
seksual, tuberkulosis, dan infeksi saluran pneumonia.
pernapasan
seperti
113
Mengapa
kekebalan
bakteri
terhadap
antibiotic
terus
meningkat? Yang mana contoh yang mana bukan
9.
Archaebacteria
memiliki
klasifikasikan
menjadi
kelompok,
tiga
yaitu
bakteri
metanogen, bakteri halofil, dan bakteri
termofil.
Eubacteria bakteri
Sedangkan
dikenal
sejati
atau
sebagai baktero
sesungguhnya. a. Sebutkan
contoh
dari
masing-masing archaebacteria berdasarkan pengklasifikasiannya? b. Jelaskan pengertian dari masing-masing kelompok archaebacteria?
a. Contoh dari Archaebacteria berdasarkan klasifikasinya: 1. Bakteri metanogen: Methanobacterium dan Methanomonas 2. Bakteri Halofil: Halobacterium 3. Bakteri Termofil: Sulfolobus, Termoplasma, Bacillus caldolyticus b. 1. Bakteri Metanogen adalah bakteri yang menghasilkan metana (CH4) dengan cara mereduksi CO2 dengan H2. Bakteri metanogen termasuk bakteri anaerob yang paling tidak toleran terhadap oksigen, atau akan teracuni bila ada oksigen. 2.Bakteri Halofil adalah bakteri yang hidup di lingkungan dengan kadar garam tinggi. Kondisi optimum untuk pertumbuhan bakteri ini
Memberikan contoh dan alasan dengan benar skor 5 Memberikan contoh dengan benar namun alasan kuramg relevan dengan contoh skor 4 Memberikan contoh dengan benar namun alasan tidak relevan dengan contoh skor 3 Memberikan contoh kurang benar namun alasan relevan dengan contoh skor 2 Memberikan
114
c. Sebutkan beberapa contoh eubacteria
yang
kalian
ketahui?
Mempertimba ngkan kredibilitas suatu sumber
Kemampuan memberikan alasan
10.
Perhatikan pernyataan dibawah ini! a. Escherichia coli bersama dengan sekolompok bakteri lain secara kolektif dikenal sebagai koliform tinja. Meskipun begitu, mereka mungkin tidak berasal dari kotoran. Oleh karena itu kehadiran bakteri ini dalam air tidak selalu berarti bahwa
berkadar garam sekitar 20%, namun ada pula yang hidup pada lingkungan dengan kadar sepuluh kali keasinan air laut. 3. Bakteri Termofil adalah bakteri yang hidup pada lingkungan bersuhu panas. Lingkungan yang bersuhu panas cenderung bersifat asam karena mengandung sulfur. Bakteri yang hidup di lingkungan bersuhu panas dan asam disebut bakteri termofil. c. Contoh eubacteria yang paling umum, Eschercia coli, Acetobacter xylinum, Lactobacillus casei. Pernyataan mengenai penularan E.coli yang tepat yakni penularan melalui makan atau air yang terkontaminasi. Sedangkan pernyataan c menjelaskan mengenai penjelasan bakteri E.coli bukan bagaimana cara penularannya.
contoh tidak benar dengan alasan tidak relevan dengan pengertian skor 1 Tidak menjawab skor 0
Menjawab tepat dan memberikan alasan ketiga artikel dengan benar skor 5 Menjawab tepat dan memberikan alasan hanya satu yang benar skor 4 Menjawab dengan tepat tetapi tidak
115
sumber air terkontaminasi dengan kotoran. b. Penularan E.coli manusia dapat terinfeksi melalui kontak dengan makan atau air yang terkontaminasi dengan E.coli. Bakteri ini juga bisa menular melalui manusi ke manusia jika terdapat infeksi yang cukup dekat. c. Bakteri E.coli secara normal terdapat pada saluran usus besar/kecil pada anak-anak dan orang dewasa sehat dan jumlahnya dapat mencapai CFU/g. Jika dalam keadaan normal, bakteri ini dapat membantu proses pencernaan manusia.
Membuat dan mempertimba ngkan nilai
Mempertimbangkan alternatif
11.
disertai alasan skor 3 Menjawab kurang tepat dan tidak disertai alasan skor 2 Menjawab tidak benar dan tidak ada alasan skor 1 Tidak Menjawab skor 0
Menurut ketiga sumber penularan oleh E.coli, manakah pernyataan yang tepat dan tidak tepat mengenai penularan E.coli? Mengapa? Berjuta-juta orang yang terinfeksi Ada, obat tradisional atau yang Menjawab relevan dengan pernyataan bakteri dapat sembuh berkat biasa disebut dengan obat herbal dan disertai
116
keputusan
adanya
antibiotik.
Demikian dapat membunuh bakteri dalam
populernya antibiotik sehingga tubuh, hampir
selalu
diberikan
misalnya
oleh mengkonsumsi
dengan
madu.
Madu
dokter apabila ada orang sakit. sebagai salah satu antibiotic alami Menurutmu adakah alternatif lain terbaik. Hal ini juga mengandung dalam
membunuh
pathogen di dalam tubuh?
bakteri antimikroba,
anti-inflamasi
dan
antiseptic property. Sebuah studi 2014 yang dipresentasikan pada pertemuan
American
Chemical
Society menemukan bahwa madu memiliki
kemampuan
untuk
melawan infeksi pada beberapa tingkat, sehingga lebih sulit bagi bakteri
untuk
mengembangkan
resistensi untuk itu.
dengan alasan yang memperkuat jawaban skor 6 Menjawab relevan dengan pernyataan dengan alasan yang tidak memperkuat jawaban skor 5 Menjawab relevan dengan pernyataan tetapi tidak disertai dengan alasan yang memperkuat skor 4 Menjawab tidak relevan dengan pernyataan dengan alasan yang memperkuat jawaban skor 3 Menjawab tidak relevan dengan pernyataan dengan alasan yang tidak memperkuat jawaban skor 2 Menjawab tidak
117
Mengidentifik Strategi asi istilah dan mendefinisikan mempertimba ngkan definisi
12.
Berbagai jenis bakteri di alam ada Peranan
bakteri
yang menguntungkan dan ada kehidupan
manusia
yang merugikan. Bakteri yang merugikan
dan
merugikan bersifat patogen dan menguntungkan. merusak,
sedangkan
ada
yang
ada
yang
Tetapi
setelah
yang dilakukan penelitian bakteri lebih
menguntungkan sering digunakan banyak dalam industri.
terhadap
memiliki
keuntungan
daripada kerugian. Bakteri dapat
Salah
satu
bioteknologi
dalam
peran dimanfaatkan
dalam
proses
bidang pembuatan makanan contohnya
kesehatan adalah dihasilkannya pembuatan yoghurt, nata de coco, senyawa antibiotic yang dapat dll. Bakteri juga dapat membantu menghambat bakteri pathogen. bioteknologi Pada
awalnya
,
dalam
proses
antibiotic pembuatan antibiotic. Antibiotik
diproduksi secara alami, tetapi biasanya dijadikan obat untuk sekarang
telah
dimodifikasi penyakit-penyakit
yang
relevan dengan pernyataan tetapi tidak ada alasan skor 1 Tidak menjawab skor 0 Penjelasan relevan dengan artikel dan mencantumkan peranan positif dan negative skor 6 Penjelasan relevan dengan artikel tetapi hanya mencantumkan peranan positif atau negative saja skor 5 Penjelasan relevan dengan artikel tetapi tidak mencantumkan peranan positif dan negative skor 4 Penjelasan tidak relevan dengan artikel tetapi mencantumkan
118
secara kimia sehingga merupakan disebabkan oleh bakteri bukan proses semi sentises. Mikroorganisme direkayasa
geneticnya
virus. Bakteri juga bisa dijadikan yang indikator dapat pencemaran.
terhadap
beberapa
Misalnya
bakteri
memberikan harapan baru untuk yang membantu untuk mengurangi melawan kanker , Salmonella pencemaran
minyak
typhimurium, yaitu suatu bakteri kemudian
indikator
yang
biasanya
keracunan
menyebabkan pencemaran
pangan,
dan kanker secara sistematis. Bakteri tersebut direkayasa secara genetic agar dapat membunuh selsel kanker, tetapi tidak merusak menjadi
pathogen
air
dapat menggunakan bakteri E.coli.
digunakan untuk melawan tumor
atau
di
pada
jaringan tubuh manusia.
Dari penjelasan diatas, jelaskan menggunakan bahasamu sendiri
laut, untuk dapat
peranan positif dan negative skor 3 Penjelasan tidak relevan dengan artikel tetapi hanya mencantumkan peranan positif atau negative skor 2 Penjelasan tidak relevan dengan artikel dan tidak mencantumkan peranan positif dan negative skor 1 Tidak menjawab skor 0
119
bagaimana
peranan
bakteri
terhadap kehidupan manusia?
Memutuskan suatu tindakan
Menyeleksi kriteria untuk membuat solusi yang mungkin
13.
Berikan cara lain atau solusi Dalam proses pembuatannya, air Membuat solusi yang relevan dalam membuat yoghurt yang susu dipanaskan terlebih dahulu dengan pertanyaan aman untuk meminimalisasikan agar tidak terkontaminasi bakteri disertai alasan yang mendukung kontaminasi bakteri yang dapat yang lain. Setelah dingin, ke dalam skor 7 menimbulkan racun pada yoghurt air susu dimasukkan Membuat solusi yang relevan yang dapat menyebabkan mikroorganisme bakteri dengan pertanyaan keracunan makanan! Lactobacillus bulgaricus dan disertai alasan yang tidak mikroorganisme Streptococcus mendukung skor 6 termophillus. Susu dibiarkan Membuat solusi yang relevan selama 4-6 jam pada suhu 38oC – dengan pertanyaan 44o C atau selama 12 jam pada tetapi tidak disertai o dengan alasan skor suhu 32 C. Pada masa inkubasi 5 akan dihasilkan asam laktat, asam Membuat solusi yang tidak relevan inilah yng membuat yoghurt dengan pertanyaan berasa asam, dapat juga disertai alasan
120
ditambahkan dengan buah, kacang, atau rasa lain yng diinginkan.
yang mendukung skor 4 Membuat solusi yang tidak relevan dengan pertanyaan disertai alasan yang tidak mendukung skor 3 Membuat solusi yang tidak relevan dengan pertanyaan tetapi tidak disertai alasan yang mendukung skor 2 Tidak membuat solusi dan tidak membuat alasan skor 1 Tidak menjawab skor 0
121
Lampiran 3 Hasil Validasi Instrumen Tes Rata-rata Simpang Baku Korelasi XY Reliabilitas Tes Butir Soal Jumlah Subyek
= 37,77 = 6,71 = 0,57 = 0,73 = 13 = 30
No. Butir Soal
T
DP (%)
Tingkat Kesukaran (Tafsiran) Sedang Sedang Sedang Sangat Mudah Sangat Mudah Sedang
Korelasi
Signifikan Korelasi
1. 2. 3. 4.
3,90 3,90 3,33 2,76
41,67 41,67 37,50 41,67
0,504 0,504 0,583 0,532
Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan
5.
0,00
0,00
-0,082
-
6.
5,04
43,75
0,719 -0,189 -0,-70
-
37,50 35,00 39,58
Sangat Mudah Sangat Mudah Sedang Mudah Sedang
Sangat Signifikan -
7.
-. . .
-9,38
8.
-. . .
-3,13
9. 10. 11.
3,11 2,33 3,56
0,497 0,505 0,615
4,16
31,25
Mudah
0,632
3,56
37,50
Sedang
0,611
Signifikan Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan
12. 13.
122
Lampiran 4 LEMBAR PENILAIAN KETERLAKSANAAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA Kelompok : ___________________________ Waktu/Hari/Tanggal : ___________________________ Pertemuan Ke: ___________________________ Petunjuk Penilaian : 1. 3= Sangat Baik ; 2= Baik ;1= Kurang Baik; 0= Sangat Kurang Baik; 2. Ceklislah (√) skor penilaian; 3. Jumlahkanlah skor total dan buat skor rata-rata No. Kegiatan Siswa Keterampilan Berpikir Skor Penilaian Kritis yang Tergali 1.
Memberikan respon
Memfokuskan Pertanyaan
terhadap pertanyaan guru. 2.
Menjelaskan contoh
Menganalisis Argumen
archaebacteria dan eubacteria. 3.
Bertanya terkait materi yang Bertanya dan Menjawab diajarkan.
Suatu Pertanyaan Tentang Suatu Penjelasan dan Tantangan
4.
Menngunakan data yang
Mempertimbangkan
relevan ketika
kredibilitas suatu sumber.
menyelesaikan tugas. 5.
Mengamati perbedaan
Mengobservasi dan
bakteri gram positif dan
Mempertimbangkan Hasil
bakteri gram negative
Observasi
melalui studi literature yang telah disediakan guru. 6.
Melaporkan hasil pencarian
3
2
1
0
Presentase (%)
123
dari studi literature mengenai artikel yang akan dibuat
7.
Menarik kesimpulan dari
Membuat Deduksi dan
cara hidup bakteri.
Mempertimbangkan Hasil Deduksi
8.
9.
Mengemukakan kesimpulan
Membuat Induksi dan
terkait macam-macam cara
Mempertimbangkan Hasil
hidup bakteri.
Induksi
Membuat latar belakang
Membuat Keputusan dan
fakta mengenai pertahanan
Mempertimbangkan
hidup bakteri pada
Hasilnya
lingkungan yang baik dan buruk. 10.
Mengidentifikasi reproduksi Mengidentifikasi Istilah dan bakteri secara seksual dan
Mempertimbangkan definisi
aseksual. 11.
Membandingkan peranan
Mengidentifikasi Asumsi
bakteri yang menguntungkan dan bakteri yang merugikan berdasarkan cara reproduksinya. 12.
Membuat artikel dengan menyajikan data terkait ciriciri, replikasi dan peran bakteri dalam kehidupan
Menentukan Suatu Tindakan
124
sehari-hari yang dapat merugikan. 13.
Mempresentasikan hasil
Berinteraksi dengan Orang
artikel yang sudah dibuat ke
Lain
dalam blog. Catatan Observer: ____________________________________________________________________ ____________________________________________________________________ ____________________________________________________________________ ____________________________________________________________________ ____________________________________________________________________ ____________________________________________________________________ ______________________________________________________ Nama Observer :__________________________________________________ Mengetahui, November 2015 Observer
(...……………………………) Observer
125
Lampiran 5
RUBRIK KETERLAKSANAAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS
Kegiatan Siswa
Keterampilan Berpikir
Skor
Kritis yang Tergali Memberikan respon terhadap pertanyaan Memfokuskan Pertanyaan guru.
3:Memfokuskan pertanyaan dengan tepat dan terkait dengan materi. 2: Memfokuskan pertanyaan dengan tepat dan kurang terkait dengan materi. 1:Memfokuskan pertanyaan kurang tepat dan tidak ada hubungannya dengan materi. 0: Tidak memberikan respon Menjelaskan dua contoh archaebacteria Menganalisis Argumen 3: Menganalisis argument secara tepat dan dan dua contoh eubacteria. relevan. 2: Menganalisis argument kurang tepat dan relevan. 1:Menganalisis argument kurang tepat dan kurang relevan. 0:Tidak menganalisis argument. Bertanya mengenai materi yang diajarkan. Bertanya dan Menjawab Suatu 3:Bertanya dan menjawab tentang pertanyaan Pertanyaan Tentang Suatu yang sesuai dengan materi.
126
Penjelasan dan Tantangan
Menngunakan data yang relevan ketika menyelesaikan tugas.
Mengamati perbedaan bakteri gram positif dan bakteri gram negative melalui studi literature yang telah disediakan guru. Melaporkan hasil pencarian dari studi literature mengenai artikel yang akan dibuat. Menarik kesimpulan berdasarkan fakta.
2:Bertanya dan menjawab tentang pertanyaan namun kurang sesuai dengan materi. 1:Bertanya tentang pertanyaan yang tidak sesuai dengan materi. 0:Tidak bertanya. Mempertimbangkan 3: Jika sumber yang relevan dengan data dan kredibilitas suatu sumber. tidak menggunakan Wikipedia, wordpress, dan dari blog. 2: Jika sumber yang relevan dengan data dan menggunakan Wikipedia, wordpress, dan dari blog. 1: Jika sumber yang tidak relevan dengan data dan tidak menggunakan Wikipedia, wordpress, dan dari blog. 0: Tidak menggunakan sumber. Mengobservasi dan 3: Mengobservasi dengan tepat dan sesuai dengan sumber. Mempertimbangkan Hasil 2: Mengobservasi dengan tepat dan kurang sesuai dengan sumber Observasi 1: Mengobservasi dengan tidak tepat dan tidak sesuai dengan sumber 0:Tidak mengobservasi. Membuat Deduksi Mempertimbangkan Deduksi
dan 3: Membuat deduksi dan mempertimbangkan Hasil hasil deduksi berdasarkan fakta sangat baik. 2: Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi berdasarkan fakta baik. 1: Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi berdasarkan fakta kurang baik.
127
0:Tidak membuat deduksi. dan 3: Membuat induksi dan mempertimbangkan Hasil hasil induksi sangat baik. 2:Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi baik. 1: Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi kurang baik. 0:Tidak membuat induksi dan hasil induksi. Membuat Keputusan dan 3: Membuat keputusan dan memberikan hasil Mempertimbangkan Hasilnya dengan sangat baik. 2: Membuat keputusan dan memberikan hasilnya dengan baik. 1:Membuat keputusan dan memberikan hasilnya kurang baik. 0:Tidak membuat keputusan dan tidak memberikan hasil. Mengidentifikasi Istilah dan 3: Mengidentifikasi Istilah dan Mempertimbangkan definisi Mempertimbangkan definisi dengan sangat baik 2: Mengidentifikasi Istilah dan Mempertimbangkan definisi dengan baik 1: Mengidentifikasi Istilah dan Mempertimbangkan definisi kurang baik 0:Tidak Mengidentifikasi Istilah dan Mempertimbangkan definisi Mengidentifikasi Asumsi 3: Mengidentifikasi Asumsi dengan sangat baik 2: Mengidentifikasi Asumsi dengan baik 1: Mengidentifikasi Asumsi dengan kurang
Mengemukakan kesimpulan terkait Membuat Induksi macam-macam cara hidup bakteri. Mempertimbangkan Induksi
Membuat latar belakang fakta mengenai pertahanan hidup bakteri pada lingkungan yang baik dan buruk.
Mengidentifikasi reproduksi bakteri secara seksual dan aseksual.
Membandingkan peranan bakteri yang menguntungkan dan bakteri yang merugikan berdasarkan cara reproduksinya.
128
Membuat artikel dengan menyajikan data terkait ciri-ciri, replikasi dan peran bakteri dalam kehidupan sehari-hari yang dapat merugikan.
Mempresentasikan hasil artikel sudah dibuat ke dalam blog.
yang
baik 0: Tidak melakukan Mengidentifikasi Asumsi Menentukan Suatu Tindakan 3: Menentukan Suatu Tindakan dengan sangat baik 2: Menentukan Suatu Tindakan dengan baik 1: Menentukan Suatu Tindakan dengan kurang baik 0: Tidak Menentukan Suatu Tindakan Berinteraksi dengan Orang 3: Berinteraksi dengan Orang Lain dengan Lain sangat baik 2: Berinteraksi dengan Orang Lain dengan baik 1: Berinteraksi dengan Orang Lain dengan kurang baik 0: Tidak Berinteraksi dengan Orang Lain
129
Lampiran 6 Kedudukan Siswa dalam Kelas
Kode Siswa
Xi
Xi-Xr
(Xi-Xr)2
ND
83
5.13
26.3169
FTW
82
4.13
17.0569
VR
80
2.13
4.5369
SA
80
2.13
4.5369
MHA
80
2.13
4.5369
LA
80
2.13
4.5369
IOS
80
2.13
4.5369
IN
79
1.13
1.2769
DM
79
1.13
1.2769
DSI
79
1.13
1.2769
HR
78
0.13
0.0169
MLY
78
0.13
0.0169
SM
78
0.13
0.0169
DS
78
0.13
0.0169
HA
78
0.13
0.0169
SAH
78
0.13
0.0169
SML
78
0.13
0.0169
SAP
78
0.13
0.0169
KA
78
0.13
0.0169
MFR
77
-0.87
0.7569
NH
77
-0.87
0.7569
RW
76
-1.67
2.7889
HH
76
-1.67
2.7889
130
NAS
76
-1.67
2.7889
DA
75
-2.87
8.2369
AL
75
-2.87
8.2369
MH
75
-2.87
8.2369
BBS
75
-2.87
8.2369
RSE
75
-2.87
8.2369
MP
75
-2.87
8.2369
Xr
77,87
0.0166
4.3114
1. S=√
(
)
=√ =√ = 2.11 2. Mean=77,87 Jadi: -
Kelompok Tinggi: 77,87+2,11=79, 98 (7 orang )
-
Kelompok Sedang: 75,76<x<79,98 (17 orang)
-
Kelompok Rendah: 77,87-2,11=75,76(6 orang)
131
Lampiran 7
LEMBAR PENILAIAN DISKUSI Petunjuk Penilaian 1.
:
Ceklislah (√) skor penilaian; No. Nama Siswa Memberikan Penjelasan Sederhana 0 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
ND VR SA MHA LA FTW IOS RW MFR HR MLY SM DS HA NH
1
2 3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Aspek Keterampilan Berpikir Kritis Mempertimbangkan Interpretasi Memberikan Kredibilitas Sumber dan Penjelasan Menarik Lebih Lanjut Kesimpulan 0 1 2 3 0 1 2 3 0 1 2 3 √ √ √
√ √ √ √
√ √
√ √ √ √
√ √ √ √
√ √ √
√ √ √ √ √
√ √ √
2
√
√ √ √
√ √
√ √ √
√
√ √
√
0 1 √ √ √
√ √
√ √ √ √
√ √
√ √ √
√ √ √
√
√
√
Strategy dan Taktik
√ √ √ √
3
132
16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
SAH SML HH IN MHD DSL SAP KA NSA DA AL MH BBS RSE MP
√
√ √ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √ √ √
√ √
√ √ √ √
√
√
√
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √
√
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
133
Lampiran 8
LEMBAR PENILAIAN MENJAWAB SOAL Petunjuk Penilaian 1.
:
Ceklislah (√) skor penilaian; No. Nama Siswa Memberikan Penjelasan Sederhana 0 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
ND VR SA MHA LA FTW IOS RW MFR HR MLY SM DS HA NH
1
2 3 √ √ √ √
Aspek Keterampilan Berpikir Kritis Mempertimbangkan Interpretasi Memberikan Kredibilitas Sumber dan Penjelasan Menarik Lebih Lanjut Kesimpulan 0 1 2 3 0 1 2 3 0 1 2 3 √
√ √ √
√ √ √
√ √ √
√
√ √
√
√ √
√
√
√ √
√ √ √
√
√ √ √
√
√ √
√ √
√ √ √ √ √ √ √
√ √ √
√ √ √
√ √ √
2
√ √
√ √
√
√ √
0 1
√
√
√ √
√ √
Strategy dan Taktik
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3
134
16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
SAH SML HH IN MHD DSL SAP KA NSA DA AL MH BBS RSE MP
√
√ √
√ √
√ √ √ √ √
√ √
√ √
√ √ √
√ √
√ √ √ √
√ √ √
√ √ √ √ √
√ √
√ √
√ √ √ √ √ √
√ √
√ √ √
√
√ √ √
√ √
√ √ √ √
√
√ √
√
√ √
√ √
√ √
√ √ √ √
√ √ √ √ √
135
Lampiran 9
LEMBAR PENILAIAN MENJAWAB SOAL Petunjuk Penilaian 1.
:
Ceklislah (√) skor penilaian; No. Nama Siswa Memberikan Penjelasan Sederhana 0 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
ND VR SA MHA LA FTW IOS RW MFR HR MLY SM DS HA NH
1
2 3
Aspek Keterampilan Berpikir Kritis Mempertimbangkan Interpretasi Memberikan Kredibilitas Sumber dan Penjelasan Menarik Lebih Lanjut Kesimpulan 0 1 2 3 0 1 2 3 0 1 2 3
√ √ √
√ √
√ √ √ √
√ √
√
√ √
√
0 1
2
3
√ √ √
√ √
√ √
√
√
√
√ √ √ √
√
√ √
√
√
√
√
√ √
√ √ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √ √
√
√ √
√ √
√
√ √ √
Strategy dan Taktik
√ √ √ √ √
√ √ √ √ √
136
16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
SAH SML HH IN MHD DSL SAP KA NSA DA AL MH BBS RSE MP
√
√ √
√
√
√
√
√ √
√ √ √
√ √ √ √
√ √ √ √
√ √
√ √
√ √
√
√ √
√
√ √
√ √ √
√ √ √ √
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √ √
√ √
√ √
√ √ √
√
√
√ √
√ √ √ √
√ √ √ √ √
√ √
√ √
137
Lampiran 10
RUBRIK PENILAIAN DISKUSI, MENJAWAB SOAL,DAN MEMBUAT ARTIKEL Aspek Memberikan Penjelasan Sederhana
Skor 3
2
1
0 Mempertimbangkan kredibilitas sebuah sumber
3 2 1 0
Interpretasi dan Menarik Kesimpulan
3 2
Memberikan Lebih Lanjut
Penjelasan
1 0 3
Deskripsi Memberikan penjelasan sederhana terkait dengan masalah yang di berikan serta mencantumkan sumber terhadap penjelasan yang dituliskan. Memberikan penjelasan sederhana tidak terkait dengan masalah yang diberikan tetapi mencantumkan sumber terhadap penjelasan yang dituliskan. Memberikan penjelasan sederhana terkait dengan masalah yang diberikan tetapi tidak mencantumkan sumber terhadap penjelasan. Tidak memberikan penjelasan dan tidak mencantumkan sumber. Mampu memberi alasan dengan menggunakan sumber primer seperti jurnal, artikel, dll. Mampu memberi alasan tidak menggunakan sumber primer. Tidak memberi alasan hanya mencantumkan sumber primer saja. Tidak memberi alasan dan tidak memberikan sumber primer. Mengiterpretasikan informasi dan menyimpulkannya sesuai dengan tujuan yang Membuat kesimpulan tetapi tidak memberikan alternatif. Tidak ada kesimpulan hanya memberikan alternatif. Tidak memberikan kesimpulan dan alternatif. Memberikan penjelasan lebih lanjut dengan mengidentifikasi istilah dan asumsi yang diperlukan untuk rekonsturksi argument.
138
2
1
Mengatur Taktik
Strategi
dan
0 3
2
1 0
Memberikan penjelasan lebih lanjut dengan mengidentifikasi istilah tetapi tidak memberikan asumsi untuk rekonstruksi argument. Memberikan penjelasan lebih lanjut tetapi tidak mengidentifikasi istilah dan asumsi. Tidak memberikan penjelasan lebih lanjut. Membuat strategi dan taktik dengan menentukan suatu tindakan dan mempresentasikannya secara lisan atau tulisan. Membuat strategi dan taktik dengan menentukan suatu tindakan tetapi tidak mempresentasikannya secara lisan atau tulisan. Membuat strategi dan taktik tidak menentukan suatu tindakan dan tidak mempresentasikannya. Tidak membuat strategi dan taktik.
139
Lampiran 11
Data Hasil Siswa Pada Diskusi
No. 1.
Kode Siswa A ND 1.1b
2
B 2.4g 2.4g 2.4g 2.4g
Skor=2 2.
VR
1.1.b 1.2a
2 1
3.
SA
1.1b 1.2a 1.1b
Skor=3 3 3 3
4.
MHA
1.1b 1.1b 1.1b 1.2g 1.2g
Skor=9 3 2 2 2 3
Aspek Keterampilan Berpikir Kritis C D 2 3.7b 2 − 3 2 2 Skor=9
Persentase
E −
3
60%
−
4
80%
−
3
60%
−
2
40%
Skor=2
2.4g
2
2.4g
Skor=2 Skor=3 2 3.7a 3 − 3.7b 2
2.4g
Total Aspek
3.7a 3
Skor=2 2 −
4.9a
2
Skor=2
Skor=5 −
140
5.
LA
1.1b 1.2g 1.2g 1.2a 1.2a 1.2a
Skor=12 2 − 2 3 3 3 2
6.
FTW
1.1b 1.1b 1.1b 1.1b 1.1b 1.2e
Skor=15 2 − 2 2 3 2 2
7.
IOS
1.1b 1.1b 1.1b 1.1b 1.2g
Skor=13 2 2.4g 2 3 2 2
8.
RW
1.1c 1.1b 1.1c 1.1c
Skor=11 2 2.4g 2 2 2
Skor=2 −
−
−
1
20%
−
−
−
1
20%
−
−
−
2
40%
Skor=2 2 −
−
−
2
40%
2
141
9.
10.
11.
12.
13.
MFR
HR
MLY
SM
DS
1.1c 1.1c
Skor =8 3 2
2.4g 2.4g
Skor=2 2 3.7b 3 2
1.1b 1.2a
Skor =5 2 2
1.2d 1.1b 1.1b
Skor =4 2 2 2
1.1b 1.1b 1.1b 1.1b 1.2a 1.2g
Skor =6 2 2 3 2 2 3
1.2a 1.1b 1.1b 1.2a 1.2g
Skor=14 2 − 2 3 2 2
−
4
80%
2.4g 2.4g
Skor=4 Skor=3 1 3.7b 1 4.9a 1
Skor=2 3 -
4
80%
2.4g
Skor=2 Skor=1 3 3.7a 2 4.9a
Skor=3 2 −
4
80%
Skor=3
Skor=2 −
1
20%
−
2
40%
−
4.9a
Skor=2 −
−
−
4.9a
2
2
142
14.
HA
1.2a 1.2a 1.1b
15.
NH
1.2a 1.1b 1.1b 1.1b 1.1b 1.2g
Skor=11 2 2.4g 2 3 Skor =7 2 − 2 2 3 2 3
1.1b 1.1b 1.1b 1.1b 1.2e 1.2g
N=14 2 2 2 2 3 3
1.1b 1.1b 1.2a 1.2g 1.2g
N=14 2 2 2 2 2
16.
17.
SAH
SML
N=10
2
Skor=2
−
2.4g
3.7a 2
2
N=2
4.9a
Skor=2
Skor=2 1 −
4
80%
Skor=1
−
−
−
1
20%
−
−
−
1
20%
−
−
−
2
40%
143
18.
HH
1.2g 1.2g 1.1b 1.1b 1.2d
2 2 3 3 2
19.
IN
1.1b 1.1b 1.1b 1.1b 1.1b
N=12 2 3 2 3 2
20.
MHD
1.2g 1.1b 1.1b 1.2a 1.2a 1.2g
N=12 2 2 3 2 2 2
1.2a 1.2g 1.1b 1.2g 1.2g 1.1b
N=13 2 2 3 2 3 2
21.
DSL
−
−
4.9a
2
−
2
40%
N=2 3
−
2
40%
−
−
4.9a
−
−
−
−
1
20%
−
−
−
−
1
20%
N=3
144
22.
23.
24.
SAP
KA
NSA
1.2a 1.2a 1.2g 1.2g 1.1b
N=14 2 2 3 3 2
1.1b 1.1b 1.2g
N=12 2 2 3
1.1b 1.1b 1.1b 1.1b 1.2a 1.2a
N=7 3 2 3 2 2 2
25.
DA
1.1b 1.1b 1.1a 1.2a
N=14 2 2 2 2
26.
AL
1.1b 1.2a
N=8 2 2
2.4g
2
−
−
2.4g 2.4g
N=2 2 2
3.7b 3
4.9a
N=4 −
N=3
2
−
2
40%
−
4
80%
N=2
−
−
−
1
20%
2.4g
3
−
−
−
2
40%
2.4g 2.4g
N=3 3 2
3.7a 2 3.7a 2
−
−
3
60%
145
27.
MH
1.1b 1.1b 1.2a 1.2a
N=4 2 2 3 2
28.
BBS
1.2g 1.2g 1.1b 1.2g 1.2g 1.2a
N=9 2 2 3 2 2 3
29.
RSE
1.2a 1.1b 1.1b 1.2a 1.2q
N=14 2 3 3 3 2
1.1b 1.1b 1.1b 1.2c 1.2a 1.1b
N=13 2 3 2 2 2 2
30.
MP
N=5 2 3
N=4 −
−
−
2
40%
−
−
−
−
1
20%
−
−
4.9a
−
2
40%
−
1
20%
2.4g 2.4g
N=5
3
N=3 −
−
−
146
N=13 Keterangan: A= Aspek Memberikan Penjelasan Sederhana B= Aspek Membangun Keterampilan Dasar C= Aspek Menyimpulkan D= Aspek Memberikan Penjelasan Lanjut E= Aspek Mengatur Strategi dan Taktik Total= Jumlah Aspek Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Persentase=
x 100%
Kelompok Tinggi= No. Siswa 1-7 Kelompok Sedang= No. Siswa 8-24 Kelompok Rendah=No. Siswa 25-30
147
Lampiran 12
Data Menjawab Soal No. 1.
Kode Siswa ND
A 1.2a 1.2a 1.1b 1.2a 1.2g
2 3 2 2 3
2.
VR
1.2g 1.2a 1.2a
N=12 2 1 2
3.
SA
1.1b 1.2g 1.2a
N=5 3 3 3
N=9
Aspek Keterampilan Berpikir Kritis B C D -
2.4g 2.4g
2 2
2.4g
N=4 2
N=2
-
3.8a
3
N=3
Persentase
-
Total Aspek 1
-
-
2
40%
-
-
3
60%
E
20%
148
4.
MHA
1.2a 1.2a 1.1b 1.2a
3 2 2 2
5.
LA
1.1b 1.1b 1.2a 1.1b
N=9 2 2 3 3
6.
FTW
1.2e 1.2a 1.2a 1.2a
N=10 2 2 2 3
7.
IOS
1.2a 1.2a
N=9 2 2
8.
RW
1.1b 1.1b 1.1b
N=4 2 2 2
-
3.7b
3
-
-
2
40%
-
3.7a
N=3 2
-
-
2
40%
-
-
-
2
40%
-
-
3
60%
-
-
1
20%
N=2 4.9b
2
N=2 2.4g 2.4g
1 2
3.7a
N=3 -
3
N=3 -
149
9.
MFR
1.1b 1.1b
2 2
1.2a 1.2a 1.2g
N=10 3 2 3
10.
HR
1.1b 1.2a 1.2a 1.2a 1.2a
N=8 2 2 3 3 2
11.
MLY
1.2a 1.2g 1.2g 1.1b
N=12 2 2 2 3
1.2a 1.2g 1.1b 1.1b
N=9 2 2 3 2
12.
SM
N=9
2.4g
2
3.7b
-
-
3
60%
-
-
-
1
20%
-
-
-
2
40%
-
-
2
40%
N=2 -
2.4g
3
3
N=3
N=3 -
3.7b
2
N=2
150
13.
14.
DS
HA
1.2a
2
1.2a 1.2a 1.2g 1.2g
N=2 2 2 3 3
15.
NH
1.2a 1.2a 1.2a
N=10 2 2 2
16.
SAH
1.1b 1.2a 1.2a 1.2a 1.2a
N=6 2 2 2 2 3
1.2a 1.2a 1.1b 1.2a 1.2g
N=11 2 2 2 2 2
17.
SML
2.4g
3
3.7a 3.7b 3.7b
N=3 -
2 2 3
-
-
-
5.11c
3
60%
2
40%
N=7 -
2
N=2 2.5c 2.5c
2 3
-
-
-
2
40%
-
-
-
-
1
20%
-
-
-
-
1
20%
N=5
151
18.
HH
1.2a 1.2a 1.2g 1.2a 1.2a
N=10 2 2 3 3 2
19.
IN
1.2a 1.2a 1.2a
N=12 2 3 2
1.1b 1.1b 1.2a 1.1b
N=7 2 2 3 2
1.2a 1.2a 1.1b 1.2a 1.2g
N=9 2 2 3 2 3
20.
21.
MHD
DSL
-
2.4g
1
-
-
-
1
20%
-
4.9a
-
3
60%
-
-
2
40%
-
-
1
20%
N=1 -
3
N=3 3.7a
2
N=2 -
-
152
22.
SAP
1.2a 1.2a 1.2g
N=14 2 2 3
23.
KA
1.1b 1.1b
N=7 2 2
24.
NSA
1.1b 1.1b 1.1b 1.2a 1.2a
N=4 3 2 3 2 2
25.
DA
1.2b 1.2e 1.1e
N=12 2 2 2
1.2g 1.2a
N=6 2 2
26.
AL
2.4g
2
2.4g
N=2 2
-
3.7b
N=2 -
-
3
3
2.4g 2.4g
N=3 3 2
2
40%
-
4
80%
-
-
1
20%
-
-
3
60%
-
-
2
40%
4.9a
N=3 -
2.4g
-
3.7a
3
2
N=2
N=3 -
153
1.2a
3
27.
MH
1.2a 1.2a 1.2g 1.2a 1.2a
N=7 2 2 3 2 3
28.
BBS
1.2g 1.2g 1.1b 1.2g
N=12 2 2 3 2
29.
RSE
1.2a 1.1b 1.1b 1.2a 1.2a
N=9 2 3 3 3 2
1.1b 1.1b 1.1b 1.2e 1.2a
N=13 2 3 2 2 2
30.
MP
N=5 -
-
-
-
1
20%
-
-
-
2
40%
-
-
-
-
1
20%
-
-
-
-
1
20%
2.4g
2
N=2
154
N=11 Keterangan: A= Aspek Memberikan Penjelasan Sederhana B= Aspek Membangun Keterampilan Dasar C= Aspek Menyimpulkan D= Aspek Memberikan Penjelasan Lanjut E= Aspek 5 Keterampilan Berpikir Kritis Mengatur Strategi dan Taktik Total= Jumlah Aspek Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Persentase=
x 100%
Kelompok Tinggi= No. Siswa 1-7 Kelompok Sedang= No. Siswa 8-24 Kelompok Rendah=No. Siswa 25-30
155 Lampiran 13
Data Membuat Artikel No. 1.
Kode Siswa ND
A
Aspek Keterampilan Berpikir Kritis B C D 3 2.4g 3.8a 2 -
1.2a
2
2.4g
2.
VR
1.2a
N=2 2
3.
SA
1.2a
N=2 3
-
4.
MHA
1.2a
N=3 3
2.4g
N=3 2
3.7a
N=2
3
N=2 3
4.9b
N=3
3
Persentase
-
Total Aspek 3
-
4
80%
E
60%
N=3
-
-
-
1
20%
-
-
-
2
40%
-
5.11d
4
80%
-
3
60%
N=3 5.
LA
1.2a
N=3 2
6.
FTW
1.2a
N=2 2
7.
IOS
1.2a
N=2 2
1.2a
N=2 2
8.
RW
2.5b
3
2.4g
N=3 2
-
4.9a
2.4g
N=2 1
-
-
-
2
40%
2.4g
N=1 2
-
-
-
2
40%
3.7a
2 N=2
3 N=3
2 N=2
156
9.
MFR
1.2a
N=2 3
10.
HR
1.2a
N=3 2
-
-
-
-
11.
MLY
1.2a
N=2 2
12.
SM
1.2a
N=2 2
1.2a
N=2 2
13.
DS
N=2 -
-
-
2
40%
-
-
1
20%
-
-
-
1
20%
-
-
5.11b
2
40%
2
40%
2
40%
3 N=3
-
3.7b
N=2
2
-
-
-
5.11d
-
-
2
40%
N=2
14.
HA
1.2a
2
-
-
15.
NH
1.2a
N=2 2
-
3.7b
1.2a
N=2 2
-
-
-
-
1
20%
1.2a
N=2 2
-
-
-
-
1
20%
1.2a
N=2 2
-
-
-
-
1
20%
16.
17.
18.
SAH
SML
HH
2 N=2
3 N=3
157
19.
IN
1.2a
N=2 2
20.
MHD
1.2a
N=2 2
21.
DSL
-
2.4g
3
2.5d
2
2.4g
N=5 2 N=2 2
1.2a
N=2 2
2.4g
22.
SAP
1.2a
N=2 2
23.
KA
1.2a
N=2 2
-
24.
NSA
1.2a
N=2 3
2.4g
1.2c
N=3 2
-
1.2a
N=2 2
2.4g
1.2a
N=2 2
25.
DA
26.
AL
27.
MH
N=2
-
-
-
1
20%
-
-
5
100%
-
-
-
2
40%
-
-
-
2
40%
-
-
-
1
20%
-
-
-
2
40%
-
-
-
1
20%
-
5.11b
4
80%
-
-
1
20%
3.7b
2
N=2
N=2
2
N=2
3
3.8a
N=3 -
2
1
N=2 -
158 28.
BBS
1.2a
2
29.
RSE
1.2a
N=2 2
30.
MP
1.2a
N=2 2
2.4g
2
2.4g
N=2 2
-
-
2.4g
N=2 2
-
4.9a
2
4.9c
2
N=2
3.7b
2
4.9b
N=2
2
N=4
Keterangan: A= Aspek 1 Keterampilan Berpikir Kritis Memberikan Penjelasan Sederhana B= Aspek 2 Keterampilan Berpikir Kritis Membangun Keterampilan Dasar C= Aspek 3 Keterampilan Berpikir Kritis Menyimpulkan D= Aspek 4 Keterampilan Berpikir Kritis Memberikan Penjelasan Lanjut E= Aspek 5 Keterampilan Berpikir Kritis Mengatur Strategi dan Taktik
Persentase=
x 100%
Kelompok Tinggi= No. Siswa 1-7 Kelompok Sedang= No. Siswa 8-24 Kelompok Rendah=No. Siswa 25-30
2
5
100%
-
2
40%
-
3
60%
N=2
N=2
Total= Jumlah Aspek Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
5.11a
N=2
159
Lampiran 14 DATA KETERCAPAIAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA
No.
Kode
Indikator Soal
Nilai
Siswa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1.
ND
3
3
3
3
4
4
4
4
3
5
82,2
2.
VR
3
3
3
3
4
4
5
6
4
6
91,1
3.
SA
3
3
3
3
2
4
4
6
5
2
80
4.
MHA
3
3
2
3
2
4
3
6
5
3
76
5.
LA
3
3
3
3
3
4
2
4
5
7
82
6.
FTW
3
3
3
3
4
3
5
4
4
5
82,2
7.
IOS
3
3
3
3
4
3
5
3
1
2
78
8.
RW
3
3
3
3
3
4
3
2
3
3
66,7
9.
MFR
3
3
3
2
4
0
5
4
2
2
62,2
10.
HR
3
3
1
4
1
4
4
3
6
5
75,5
11.
MLY
3
3
3
4
4
0
3
2
3
4
60
12.
SM
3
3
0
3
0
4
3
1
3
5
55,5
13.
DS
3
3
3
3
3
4
4
4
3
4
75,5
14.
HA
3
3
2
3
0
0
4
5
4
2
57,8
15.
NH
3
3
3
3
0
4
3
4
4
3
66,7
16.
SML
3
3
0
3
2
2
4
5
6
7
77,8
17.
SAH
3
3
0
3
3
4
2
4
4
3
64,4
18.
HH
3
3
3
3
3
2
3
4
3
3
66,7
19.
IN
3
3
3
3
4
4
4
2
4
3
73,3
160
20.
MHD
3
3
2
4
2
3
2
4
3
2
62,2
21.
DSI
3
3
3
3
3
4
3
5
2
4
73,3
22.
SAP
3
3
2
3
4
4
3
5
3
3
73,3
23.
KA
3
3
3
3
4
4
2
4
3
3
71,1
24.
NSA
3
3
0
3
4
3
3
5
3
4
68,9
25.
DA
3
3
3
3
0
4
3
2
3
4
62,2
26.
AL
3
3
2
3
4
4
4
4
1
3
68,9
27.
MH
1
1
3
3
2
4
2
3
6
2
60
28.
BBS
3
3
1
2
3
2
3
5
2
4
57,8
29.
RSE
3
3
3
3
0
4
3
2
2
2
55,6
30.
MPP
3
3
2
3
2
4
3
5
4
5
75,6
2,9
2,9
2,3
3,3
2,6
3,3
3,4
3,9
3,5
3,7
81,1%
67,3%
65%
A
B
C
Rata-rata Indikator Rata-rata
57.8% 52,4%
Peraspek (%) Aspek KBK
Keterangan: A= Aspek Memberikan Penjelasan Sederhana B= Aspek Membangun Keterampilan Dasar C= Aspek Menyimpulkan D= Aspek Memberikan Penjelasan Lanjut E= Aspek Mengatur Strategi dan Taktik
D
E
161
Lampiran 15 Hasil Observasi dan Wawancara Guru Biologi SMAN dan MAN SeCibinong Kab.Bogor
No.
1.
Sekolah
SMAN Cibinong
Ketersediaan Internet dan Lab Komputer Disekolah 1 -Terdapat Lab Komputer namun jarang digunakan oleh siswa. -Akses Wifi belum tersedia.
Pemanfaatan Internet Dalam Pembelajaran
Indikator Hasil Wawancara Guru
-Jarang memanfaatkan internet dalam pembelajaran, karena
sudah
tersedia jawaban buku
di paket
Kesesuaian Materi Archaebacteria dan Eubacteria
Keterampilan berpikir kritis siswa di sekolah ini masih belum terlihat, nilainya pun standar dengan KKM. Masih menggunakan metode ceramah dan penugasan mind mapping.
Materi
Keterampilan berpikir kritis siswa disekolah ini sangat kritis ya terlebih pada saat diskusi. Namun, guru masih menggunakan powerpoint dalam pembelajaran, dan
Materi
dipelajari
bakteri pada
semester genap kelas X
dan LKS. 2.
SMAN Cibinong
2 -Tersedia Lab -Dalam Komputer
pembelajaran
namun dalam jarang jumlah
menggunakan
sedikit.
internet dalam
-Akses
Wifi berdiskusipun
tersedia
dan tidak pernah.
dapat digunakan.
dipelajari
bakteri pada
semester ganjil kelas X
162
3.
SMAN 3 Cibinong
-Tidak ada Lab Komputer disekolah. -Akses menggunakan Wifi masih sulit.
-Dalam
pembelajaran jarang menggunakan internet dalam
berdiskusipun tidak pernah.
4.
SMAN 4 Cibinong
-Tidak ada Lab Komputer dan Wifi Sekolah
-Dalam pembelajaran jarang menggunakan internet dalam berdiskusipun tidak pernah.
pembelajaran masih berpusat pada guru. Keterampilan berpikir kritis siswa di SMAN 3 ini masih dikategorikan baik. Guru belum menggunakan media pembelajaran, -Metode Pembelajaran masih menggunakan ceramah. Jarang berdiskusi dikelas. Metode pembelajaran yang digunakan disekolah ini sudah berbasis masalah, namun permasalahan tersebut muncul karena ada di buku dan biasanya diselesaikan dirumah untuk pertemuan berikutnya, jarang terselesaikan pada saat akhir
Materi dipelajari
bakteri pada
semester genap kelas X
Materi dipelajari
bakteri pada
semester genap kelas X
163
5.
MAN 1 Cibinong
-Tersedia
ruang Lab komputer di sekolah. -Akses Wifi tersedia dan mudah diakses.
-Siswa sudah
terbiasa belajar berbasis internet. Siswa
juga
sudah memiliki jaringan internet secara personal.
KBM. Siswa sudah terbiasa dengan berdiskusi terkait masalahmasalah konsep pembelajaran dengan masyarakat. Guru di sekolah ini sudah memiliki blog masing-masing untuk memposting materi pada setiap pertemuan.
Materi bakteri dipelajari pada semester ganjil kelas X
-Saat diskusipun siswa
sering
menggunakan internet. *Kesimpulan: Sekolah yang sesuai dengan indikator yang diharapkan untuk dijadikan tempat penelitian yaitu MAN 1 Cibinong.
164
Lampiran 16
Lembar Hasil Wawancara Siswa
Wawancara dilakukan kepada 3 orang siswa, yaitu 1 orang siswa dari kelompok tinggi, 1 orang siswa dari kelompok sedang, dan 1 orang siswa dari kelompok rendah. Wawancara yang dilakukan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan proses pembelajaran yang telah dilakukan di kelas tersebut. Berikut hasil wawancara yang telah dilakukan. Siswa 1 (Kelompok Tinggi) Pewawancara
: Menurut pendapat Anda, Apa perbedaan yang Anda rasakan antara pembelajaran menggunakan weblog dengan pembelajaran yang sehari-hari dikelas khususnya pada pembelajaran biologi?
Narasumber
: Kalau menggunakan weblog, saya bisa mencari dan menulis sebuah karangan mengenai pembelajaran biologi terhadap kehidupan sehari-hari. Kalau biasanya, kita belajar hanya dengan tugas-tugas saja jadi tidak ada daya tariknya.
Pewawancara
:
Apakah
Anda
mengalami
kesulitan
pada
saat
pembelajaran berlangsung? Jika “Ya” kesulitan apa yang kamu alami? Dan bila “tidak” sebutkan alasanmu? Narasumber
: Waktu saya mendengar bahwa kita akan belajar secara online, saya pikir sulit tetapi ketika Ibu telah memandu dan memberikan instruksi-instruksi, Alhamdulillah tidak. Tidak ya, karena kami khan hanya disuruh berkomentar dengan bahasa kami lalu ditambah teori dari buku dan internet. Kemudian disuruh menjawab soal juga, habis itu kami juga diberi kebebasan untuk menulis sebuah artikel bebas. Jadi saya rasa tidak sulit.
165
Pewawancara
: Menurut pendapat Anda, Apakah dengan menggunakan weblog sebagai tugas apakah sangat menarik? Jelaskan!
Narasumber
: Iya menarik. Karena biasanya tugas dari guru khan nulis dan itu pegel nah kalau dengan blog khan ngetik daripada harus menggunakan internet gak jelas lebih baik belajar seperti ini.
Pewawancara
: Apakah Anda termotivasi untuk lebih kreatif melalui pembelajaran Weblog ini? Jelaskan alasan Anda!
Narasumber
: Jelas dong termotivasi banget. Apalagi kalau ada internetnya.
Pewawancara
: Apakah Anda termotivasi untuk membuat pertanyaan dan menyampaikan
ide-ide
atau
gagasanmu
melalui
pembelajaran weblog ini? Jelaskan alasan Anda! Narasumber
: Saya termotivasi dong Bu. Karena kita bisa memposting dan semua orang bisa membaca karangan-karangan kita.
Pewawancara
: Apakah dengan pembelajaran weblog mampu membuat Anda memahami atau mudah dalam menjawab soal yang telah diberikan?
Narasumber
: Iya, saya jadi lebih paham Bu. Karena saya bisa mencari sumber-sumber selain di buku.
Pewawancara
: Soal manakah yang menurut Anda paling sulit? Jelaskan alasannya!
Narasumber
: Soal tersulit yang terakhir khan yah? Hmm, itu yang
nomor 6, mana contoh mana bukan. Karena saya bingung Bu itu.. Pewawancara
: Menurut Anda, Apakah soal-soal yang diberikan termasuk kategori sulit/sedang atau mudah?
166
Narasumber
: Asli, soalnya sulit banget. Karena kami tidak pernah mengerjakan soal-soal tersulit itu.
Pewawancara
: Bagaimana kamu bisa menjawab soal ini (1-10)? Apakah kamu mengalami kesulitan?
Narasumber
: Bernalar aja sih Bu saya jawabnya.
Siswa 2 (Kelompok Sedang) Pewawancara
: Menurut pendapat Anda, Apa perbedaan yang Anda rasakan antara pembelajaran menggunakan weblog dengan pembelajaran yang sehari-hari dikelas khususnya pada pembelajaran biologi?
Narasumber
: Biasa aja sih Bu. Sama-sama tugas soalnya. Namun, weblog itu tugas yang baru bagi saya.
Pewawancara
:
Apakah
Anda
mengalami
kesulitan
pada
saat
pembelajaran berlangsung? Jika “Ya” kesulitan apa yang kamu alami? Dan bila “tidak” sebutkan alasanmu? Narasumber
: Iya saya merasa kesuslitan. Karena untuk koneksinya sinyalnya labil Bu jadi agak lama deh.
Pewawancara
: Menurut pendapat Anda, Apakah dengan menggunakan weblog sebagai tugas apakah sangat menarik? Jelaskan!
Narasumber
: Iya menarik. Soalnya tugasnya khan baru Bu..
Pewawancara
: Apakah Anda termotivasi untuk lebih kreatif melalui pembelajaran Weblog ini? Jelaskan alasan Anda!
Narasumber
: Lumayan termotivasi sih Bu, apalagi kalau ada internet.
167
Pewawancara
: Apakah Anda termotivasi untuk membuat pertanyaan dan menyampaikan
ide-ide
atau
gagasanmu
melalui
pembelajaran weblog ini? Jelaskan alasan Anda! Narasumber
: Iya Bu. Saya senang memposting-posting hal yang saya suka Bu apalagi Blog jadi kayak lebih bergaya gitu Bu.
Pewawancara
: Apakah dengan pembelajaran weblog mampu membuat Anda memahami atau mudah dalam menjawab soal yang telah diberikan?
Narasumber
: Iya, saya jadi paham Bu. Karena saya bisa mencari sumber-sumber selain di buku.
Pewawancara
: Soal manakah yang menurut Anda paling sulit? Jelaskan alasannya!
Narasumber
: 3 soal terakhir sulitt banget Bu, padahal saya sudah belajar
Bu Pewawancara
: Menurut Anda, Apakah soal-soal yang diberikan termasuk kategori sulit/sedang atau mudah?
Narasumber
: Sulit banget
Pewawancara
: Bagaimana kamu bisa menjawab soal ini (1-10)? Apakah kamu mengalami kesulitan?
Narasumber
: Ya mikirnya ekstra banget Bu hehehe.
Siswa 3 (Kelompok Rendah) Pewawancara
: Menurut pendapat Anda, Apa perbedaan yang Anda rasakan antara pembelajaran menggunakan weblog dengan pembelajaran yang sehari-hari dikelas khususnya pada pembelajaran biologi?
Narasumber
: Sama aja Bu. Gak ada bedanya
168
Pewawancara
:
Apakah
Anda
mengalami
kesulitan
pada
saat
pembelajaran berlangsung? Jika “Ya” kesulitan apa yang kamu alami? Dan bila “tidak” sebutkan alasanmu? Narasumber
: Ya, karena internetnya lama banget Bu tpi pas internetnya lancer Alhamdulillah tidak Bu.
Pewawancara
: Menurut pendapat Anda, Apakah dengan menggunakan weblog sebagai tugas apakah sangat menarik? Jelaskan!
Narasumber
: Iya menarik.
Pewawancara
: Apakah Anda termotivasi untuk lebih kreatif melalui pembelajaran Weblog ini? Jelaskan alasan Anda!
Narasumber
: Biasa aja Bu. Sama aja tugass-tugas juga soalnya Bu.
Pewawancara
: Apakah Anda termotivasi untuk membuat pertanyaan dan menyampaikan
ide-ide
atau
gagasanmu
melalui
pembelajaran weblog ini? Jelaskan alasan Anda! Narasumber
: Iya Bu termotivasi Bu lebih bergaya gitu kalau punya blog.
Pewawancara
: Apakah dengan pembelajaran weblog mampu membuat Anda memahami atau mudah dalam menjawab soal yang telah diberikan?
Narasumber
: Biasa aja Bu. Ada yang paham da nada yang tidak paham.
Pewawancara
: Soal manakah yang menurut Anda paling sulit? Jelaskan alasannya!
Narasumber
: Semua soal sulit kecuali no 1-2 Bu
Pewawancara
: Menurut Anda, Apakah soal-soal yang diberikan termasuk kategori sulit/sedang atau mudah?
Narasumber
: Sulit banget Bu
169
Pewawancara
: Bagaimana kamu bisa menjawab soal ini (1-10)? Apakah kamu mengalami kesulitan?
Narasumber
: yang bisa saya isi, yang saya tidak bisa saya kosongin aja Bu.
170
Lampiran 17 KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DISKUSI Tabel 1 Pernyataan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Berdasarkan Diskusi pada Aspek Memberikan Penjelasan Sederhana Sub Aspek Memfokuskan Pertanyaan N o
Kode Pernyataan Sisw a Indikator Mengidentifikasi atau Merumuskan Pertanyaan (1.1a) 1. DA 1. tidak masalah dan tidak akan menimbulkan bahaya yang signifikan 2. AL 1. Kegiatan pelayaran hingga kecelakaan kapal tanker,alur kapal tanker internasional pun rawan tercemar limbah minyak. Indikator Mengidentifikasi atau Merumuskan Kriteria Untuk Jawaban yang Mungkin (1.1b) 1.DA 1. mikroorganisme sangat penting bagi ekosistem terutama pada tanah 2. ada yang menguntungkan dan ada juga yang merugikan .. karna bakteri ada yang bermanfaat bagi makhluk hidup dan ada yang dapat merugikan 2. ND 1. Kalau menurut saya peran bakteri banyak yg menguntungkan karna kita semua juga telah tau dan mempelajari apa saja hal2 positif atau hasil pengolahan dgn bakteri seperti keju, yoghurt, bioremedasi dsb 3.
4.
SA
LA
1. Peran bakteri dalam bioremediasi adalah untuk menyelesaikan masalahmasalah lingkungan atau untuk menghilangkan senyawa yang tidak diinginkan dari tanah, lumpur, air tanah atau air permukaan sehingga lingkungan tersebut kembali bersih dan alamiah. Sumber : http://www.enviro.bppt.go.id/sipop/Patek/Bioremediasi/Bioremediasi.html Akibatnya mungkin pencemaran akan semakin parah,menciptakan bahaya besar untuk lingkungan dan kesehatan,dan juga membuat bioremediasi dapat terkontaminasi oleh minyak yang tumpah
source : http://www.hindawi.com/journals/isrn/2013/250749/ Indikator Memelihara kondisi dalam Keadaan Berpikir (1.1c) 1. RW 1. Pencemaran ini dimana proses tersebut di bantu oleh adanya bakteri dan hidrokarbon minyak yang semakin panas. 2. Pseudomonas aeruginosa,bakteri gram negatif anaerob dan mikroba aerob dalam mengolah limbah cair dapat menguraikan zat organic. 3. bisa yang munguntungkan atau tidak karna hal tersebut bermanfaat untuk menyelesaikan masalah kesimpulan blajar kali ini : saya lebih mengerti belajar tentang bioremediasi dan menambah ilmu dari beberapa narasumber
171
2.
3.
MFR
1. Dengan cara bioremediasi, dengan memakan bahan kimia berbahaya tertentu, terutama organik. 2. tidak ada akibatnya, tetapi proses menyelesaikan masalah lingkungan menjadi lebih lama. MHA 1. menurut sumber dari saya yg saya cari itu untuk menyelesaikan masalahmasalah lingkungan dan menghilangkan senyawa sehingga bersih dan alamihttp://www.enviro.bppt.go.id/sipop/Patek/Bioremediasi/Bioremediasi.ht ml 2. Pseudomonas sp. diisolasi dari tanah-minyak yg terkontaminasi stabil mereka menunjukkan bahwa isolat bergerak di Perlite, mereka lebih stabil utk degradasi minyak.waktu generasi utk mendegradasi minyak bumi, dodekan dan octadecane adlh 20, 22, dan 25 jam. 3. Akibatnya mungkin pencemaran akan semakin parah,menciptakan bahaya besar untuk lingkungan dan kesehatan,dan juga membuat bioremediasi dapat terkontaminasi oleh minyak yang tumpah source : http://www.hindawi.com/journals/isrn/2013/250749/ Tabel 2 Pernyataan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Berdasarkan Diskusi pada Aspek Memberikan Penjelasan Sederhana Sub Aspek Menganalisis Argumen
No Kode Siswa Pernyataan Indikator Mengidentifikasi Alasan yang Dinyatakan (1.2a) 1. DA 1. Dengan cara bioremediasi , dengan cara mendegradasi suatu polutan dengan mikroba yang tumbuh di tanah yang terkontaminasi 2. AL 1. Positif, karena dapat mengurangin pencemaran laut yang di sebabkan karena kecelakaan kapal tenker. Bakteri gram negatif sering dilihat dari apusan. Tidak ada karakteristik morfologi spesifik yang membedakan Pseudomonas dari enterik atau batang gram negatif lain. 3. LA 1. 171ydrogen171 di https://nophienov.wordpress.com ,jadi pseudomonas berbentuk batang pendek lurus atau bengkok berukuran 0,5×1-3 mikron bergerak aktif dgn satu/lebih flagella dan flagellanya terletak pd ke2 ujungnya ,tdk berspora dan tdk berselubung serta gram 171ydrogen Jadi 171ydrogen171t171 termasuk bakteri gram 171ydrogen krn dpt menyebabkan penyakit pd hewan,tanaman dan manusia, selain itu pseudomonas memiliki bentuk batang pendek lurus yang merupakan ciri2 dr bakteri gram 171ydrogen source:; http://eprints.upnjatim.ac.id/1539/1/File_1.pdf Tabel 3 Pernyataan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Berdasarkan Diskusi pada Aspek Membangun Keterampilan Dasar Sub Aspek Mempertimbangkan Kredibilitas Suatu Sumber
172
No
Kode Pernyataan Siswa Indikator Keterampilan Memberi Alasan (2.4g) 1. DA Bioremediasi merupakan penggunaan suatu mikroorganisme yang berperan untuk mengurangi polutan di lingkungan yang dapat berbahaya bagi makhluk hidup . Saat bioremediasi terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasisebuah polutan yang beracun dengan mengubah struktur kimia polutan tersebut , dan sebuah peristiwa itu disebut biotransformasi. http://ramadarya.wordpress.com/belajar-bioremediasi/ didalam proses tersebut peran mikroorganisme atau bakteria sangat berperan penting pda bioremediasi,, 2. pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri yang termasuk kedalam gram-negatif , spesifikasi bakteri tersebut antara lain berbentuk seperti batang lurus dan melengkung , berkuran rata rata sekitar 0,6x2 mm tunggal , berpasngan dan tidak memiliki prosa 2.
ND
1. Peran bakteri dalam bioremediasi adalah untuk menyelesaikan masalahmasalah lingkungan atau untuk menghilangkan senyawa yang tidak diinginkan dari tanah, lumpur, air tanah atau air permukaan sehingga lingkungan tersebut kembali bersih dan alamiah. Sumber : http://www.enviro.bppt.go.id/sipop/Patek/Bioremediasi/Bioremediasi.html 2. 2. Bakteri kemoheterotof misalnya dari genus Pseudomonas memiliki kemampuan untuk menguraikan kontaminan 172ydroge. Menurut Stainer dkk, (1986; dalam Baker dan Herson, 1994) Pseudomonas mampu menggunakan lebih dari 90 jenis senyawa 172ydroge sebagai sumber karbon dan energinya. Mikroorganisme pendegradasi hidrokarbon petroleum tersebut di permukaan, sub permukaan tanah, maupun formasi batuan yang sangat dalam. Reaksi 172ydrogen172t mikrobiologis untuk menguraikan senyawa 172ydroge merupakan suatu reaksi redoks (reduksi-oksidasi) yang dilakukan oleh mikroba. Sebagai suatu reaksi redoks, reaktan ada yang berperan sebagai: donor 172ydrogen dan akseptor 172ydrogen. 3. dapat terjadi Pencemaran tanah oleh minyak yang dapat disebabkan oleh : Tumpahan minyak, Kecelakaan kendaraan pengangkut, Kebocoran tangki bawah tanah dan permukaan tanah, Kebocoran pipa minyak Sumber : http://eprints.upnjatim.ac.id/4587/1/bioremidiasi-munawar.pdf 4. dari sebuah dokumen Pdf yang 172ydrogen172. Genus Pseudomonas terdiri dari sejumlah bakteri gram 172ydrogen, aerob, bergerak dengan flagel, katalase positif, oksidase positif, bersifat 172ydrogen oportunistik, yaitu memanfaatkan kerusakan pada mekanis mepertahanan inang untuk
173
memulai suatu infeksi, dan menyebabkan infeksi pada manusia dengan ketahanan tubuh yang menurun. Maksudnya mekanisme pertahanan
3.
4.
AL
VR
Sumber : http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdlnisaakmala-5280-2-bab2.pdf 1a. Bioremediasi yang biasanya gunakan pada kegiatan Industri karena dapat mengurangi polutan di lingkungan. Bioremediasi di sebabkan oleh enzim enzim yang diproduksi oleh mikroorganisme memodifikasi polutan beracun dengan mengubah struktur kimia polutan. Peristiwa ini disebut biotransformasi. Pada banyak kasus, biotransformasi berujung pada biodegradasi, saat polutan beracun terdegradasi, strukturnya menjadi tidak kompleks, dan akhirnya menjadi metabolit yang tidak berbahaya dan tidak beracun. 2. “Mikroba itu perlu diberdayakan untuk mengurangi pencemaran laut,” kata Ahmad Thontowi, salah satu anggota tim peneliti bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Thontowi berhasil meraih hibah dari Indonesia Toray Science Foundation (ITSF) untuk risetnya itu, di Jakarta, akhir Februari silam. Dengan dana hibah tersebut, Thontowi berharap bisa melanjutkan penelitian tentang bakteri pemakan minyak. Thontowi memiliki waktu untuk melakukan riset hingga 31 Maret ini. Prosesnya, sebelum makan minyak, bakteri menghasilkan 173ydrogen173t. Yaitu sejenis enzim yang dapat menyatukan minyak dengan air. Setelah minyak dan air menyatu, mulailah bakteri makan minyak. “Ditandai dengan terpecah-pecahnya gumpalan minyak menjadi kecil-kecil,” tuturnya. Akhirnya minyak diubah menjadi senyawa lain yang tidak berbahaya. http://www.biotek.lipi.go.id/index.php/7-news/biotek/552-bakteripengunyah-minyak pencemaran diakibatkan oleh jumlah sampah 173ydroge yang sulit untuk diuraikan melalui activator atau katalisator bakteri pseudomonas aeuriginosa dalam menguraikan 173ydroge. Program ini menawarkan langkah strategisnya dengan menggunakan beberapa media sebagai fermenter sebagai sarana dalam proses penguraian serta memberdayakan peran enzim laccase guna mempercepat reaksi kimia yang dilakukan oleh bakteri pseudomonas aeuruginosa. Mekanismenya yaitu dengan menambahkan enzim laccase, maka kekuatan ikatan polimer pada 173ydroge akan berkurang dengan demikian bakteri pseudomonas aeuruginosa mampu untuk mencerna 173ydroge tersebut. Dalam hal ini bakteri pseudomonas aeuruginosa mendapatkan nutrisi dari proses pencernaan 173ydroge. grisampuria-fkp10.web.unair.ac.id/artikel_detail-42188-Umumpkmgt2012.html
174
Tabel 4 Pernyataan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Berdasarkan Diskusi pada Aspek Menyimpulkan Sub Aspek Membuat Induksi dan Mempertimbangkan Hasil Induksi No Kode Siswa Pernyataan Indikator Membuat Generalisasi (3.7a) 1. AL 1. Nutrisi Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai nutrisi sebagai sumber 174ydrog dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar tersebut adalah : karbon, nitrogen, 174ydrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan sejumlah kecil logam lainnya. Ketiadaan atau kekurangan sumber-sumber nutrisi ini dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroba hingga pada akhirnya dapat menyebabkan kematian. 2.Bakteri lebih banyak menguntungkan karena menghasilkan senyawa yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah-masalah lingkungan atau untuk menghilangkan senyawa yang tidak diinginkan. Indikator Membuat Kesimpulan dan Hipotesis (3.7b) 1. MFR . 1. Seimbang, karna allah menyiptakan segalanya dengan sepasang-sepasang dan allah juga menyiptakan segala sesuatu itu sudah direncanakan
Tabel 5 Pernyataan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Berdasarkan Diskusi pada Aspek Memberikan Penjelasan Lanjut Sub Aspek Mengidentifikasi Istilah dan Mempertimbangkan Definisi No
Kode Pernyataan Siswa Indikator Bentuk: Sinonim, klarifikasi, rentang ekspresi yang Sama (4.9a) 1. MFR 1.kingdom:bacteria 2.phylum:proteobacteria 3.class:proteobacteria 4.ordo:pseudomonadales 5.family:pseudomonadaceae 6.genus:pseudomonas 7.species:pseudomonas aeruginosa ya termasuk karna memiliki dinding sel yang lebih kompleks, kandungan
175
VR 2.
3
4.
HF
MLY
peptidoglikan lebih sedikit. Misalnya bakteri Escherichia, Citrobacter, Salmonella, Shigella, Enterobacter, Vibrio, Aeromonas, Photobacterium, Chromabacterium, Flavobacterium. sumber : http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-nisaakmala5280-2-bab2.pdf 1.kingdom:bacteria 2.phylum:proteobacteria 3.class:proteobacteria 4.ordo:pseudomonadales 5.family:pseudomonadaceae 6.genus:pseudomonas 7.species:pseudomonasaeruginosa ya termasuk karna memiliki dinding sel yang lebih kompleks, kandungan peptidoglikan lebih sedikit. Misalnya bakteri Escherichia, Citrobacter, Salmonella, Shigella, Enterobacter, Vibrio, Aeromonas, Photobacterium, Chromabacterium, Flavobacterium. sumber : http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-nisaakmala5280-2-bab2.pdf Klasifikasi Kingdom : Bacteria Filum : Proteobacteria Kelas : Gamma Proteobacteria Ordo : Pseudomonadales Famili : Pseudomonadaceae Genus : Pseudomonas Spesies : Pseudomonas aeruginosa dari sumber yang saya temukan, melihat dari salah satu jenis pseudomonas yaitu: pseudomonas aeruginosa termasuk dalam kelas Gamma proteobacteria, merupakan bakteri gram negatif yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan dan manusia. Pseudomonas aeruginosa dapat tumbuh di air suling dan akan tumbuh dengan baik dengan adanya unsur Nitrogen dan Carbon. Mereka banyak dijumpai melimpah dalam air dan tanah.jadi pada intinya bakteri ini adalah bakteri yang bernilai negatif. Klasifikasi Pseudomonas Kingdom : Bacteria,Phylum : Proteobacteria,Class : Gamma Proteobacteria,Order : Pseudomonadales,Family : Pseudomonadaceae,Genus : Pseudomonas,Species : Pseudomonas aeruginosa Halaman ditampilkan dengan izin Ganeca Exact. Hak Cipta. menurut saya Bakteri Pseudomonas sp. adalah bakteri hidrokarbonoklastik yang mampu
176
mendegradasi berbagai jenis hidrokarbon. penggunaan bakteri Pseudomonas dalam upaya bioremediasi lingkungan akibat pencemaran minyak bumi. Bahan utama minyak bumi adalah hidrokarbon alifatik dan aromatik Indikator Strategi Definisi (Tindakan Mengidentifikasi) (4.9b) 1. VR Bioremediasi berasal dari kata bio dan remediasi atau “remediate” yang artinya menyelesaikan masalah. Secara umum bioremediasi dimaksudkan sebagai penggunaan mikroba untuk menyelesaikan masalah-masalah lingkungan atau untuk menghilangkan senyawa yang tidak diinginkan dari tanah, lumpur, air tanah atau air permukaan sehingga lingkungan tersebut kembali bersih dan alamiah. Mikroba yang hidup di tanah dan di air tanah dapat “memakan” bahan kimia berbahaya tertentu, terutama organik, misalnya berbagai jenis minyak bumi. Mikroba mengubah bahan kimia ini menjadi air dan gas yang tidak berbahaya misalnya CO2. Bakteri yang secara spesifik menggunakan karbon dari hidrokarbon minyak bumi sebagai sumber makanannya disebut sebagai bakteri petrofilik. Bakteri inilah yang memegang peranan penting dalam bioremediasi lingkungan yang tercemar limbah minyak bumi. http://blogs.itb.ac.id/rennisuhardi/bioremediasi/apakah-bioremediasi/ Untuk menyelesaikan masalah-masalah lingkungan atau untuk menghilangkan senyawa yang tidak diinginkan dari tanah, lumpur, air tanah atau air permukaan sehingga lingkungan tersebut kembali bersih dan alamiah. Kondisi lingkungan yang memadai akan membantu mikroba tumbuh, berkembang dan “memakan” polutan tersebut Sumber : http://www.enviro.bppt.go.id/sipop/Patek/Bioremediasi/Bioremediasi.html lebih dari 90% bakteri bermanfaat bagi manusia, antara lain sebagai penghasil antibiotik, vitamin, bahan-bahan makanan, bahan-bahan kimia, bioinsektisida, dan biogas. http://www.zakapedia.com/2013/04/bakteri-yang-menguntungkan-danmerugikan.html
177
Lampiran 18 KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MEMBUAT ARTIKEL Tabel 1 Pernyataan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Berdasarkan Diskusi pada Aspek Memberikan Penjelasan Sederhana Sub Aspek Menganalisis Argumen No Kode Siswa Pernyataan Indikator Mengidentifikasi Alasan yang Dinyatakan (1.2a) 1. ND -Paroncyhia (cantengan) adalah infeksi pada lipatan kuku yang disebabkan oleh kuman (bakteri) streptokokus ditandai dengan pembengkakan lipatan kuku. Paronchyia biasanya akut, tetapi kasus kronis bisa terjadi. Pada paronchyia akut, bakteri masuk melalui robekan pada kulit diakibatkan dari trauma pada lapisan kuku (lapisan pada kulit keras yang tumpang tinfih disisi kuku), hilangnya kutikula atau irstasi kronis (seperti dari air dan detergen). Pada kaki, infeksi seringkali mulai pada jari kaki yang tumbuh ke dalam. 2. VR -Wabah penyakit Legionnaires di New York Veishabiologi.blogspot.com City telah menyerang 86 orang dan menewaskan tujuh orang, kata Wali Kota Bill de Blasio di New York. -Ini merupakan penyakit yang bisa disembuhkan dan kami mendesak setiap orang yang mungkin mengalami gejala penyakit Legionnaires agar segera mencari perawatan medis, Menurut Komisari Kesehatan Dr. Mary T. Bessett 3. RW Yakult sangat bermanfaat untuk meningkatkan Ratnawulan2527.blogspot.co.id kesehatan kita karena dapat membantu: Mencegah gangguan pencernaan termasuks memudahkan buang air besar dan mencegah diare. Meningkatkan kekebalan tubuh. Meningkatkan jumlah bakteri berguna dalam usus. Mengurangi racun dalam usus. Membatasi jumlah bakteri yang merugikan. 4. AL Keringat merupakan hasil eksresi yang dikeluarkan melalui kelenjar kulit. Seringkali kita memiliki masalah dengan keringat yaitu
178
5.
MFR
6.
SA
7.
MHA
adanya bau badan (BB). Bau badan dapat disebabk oleh adanya bakteri di kulit yang bercampur dengan keringan. Bakteri sangat menyukai material organic yang keluar bersamaan dengan keringat dari bagian-bagian tubuh tersebut. Bau badan muncul ketika terjadi kontak antara beberapa jenis bakteri di permukaan kulit dengan keringat yang keluar dari bagian tubuh. Bakteri tersebut kemudian menguraikan lemak dan protein dalam keringat yang dihasilkan oleh kelenjar apocrine dan menghasilkan senyawa asam. Senyawa asam inilah yang menyebabkan bau tidak sedap pada tubuh kita yang dalam kehidupan sehari-hari kita kenal dengan bau badan (BB). Apa peranan bakteri dalam kehidupan manusia? Peranan bakteri dalam kehidupan manusia sangat penting meskipun ada juga yang merugikan. Bakteri yang menguntungkan adalah bakteri yang berperan sebagau pengurai bangkai dan sampah, membantu pencernaan makanan, berperan dalam berbagai industry makanan, sebagai penghasil antibiotic, dan bakteri juga dapat membunuh serangga hama. Bakteri yang menguntungkan ini telah banyak dikembangbiakan untuk tujuan komersil. Bioteknologi dapat digolongkan menjadi bioteknologi konvensional dan modern. Bioteknologi konvensional merupakan bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganissme untuk memproduksi alcohol, asam asetat, gula, atau bahan makanan, seperti tempe, oncom, dan kecap. Sedangkan bioteknologi modern yaitu bioteknologi yang memanfaatkan prinsip-prinsip ilmiah melalui penelitian. Dalam bioteknologi modern orang berupaya dapat menghasilkan produk secara efektif dan efisien. Tapai adalah salah satu makanan tradisional Indonesia yang dihasilkan dari proses peragian (fermentasi) bahan pangan berkarbohidrat, seperti singkong dan kecap. Tapai adalah produk fermentasi yang berbentuk pasta atau
179
8.
LA
9.
SM
10.
MH
kompak tergantung dari jenis bahan bakunya. Tape dibuat dengan menggunakan starter yang berisi campuran mikroba. Tape ketan baik ketan putih dan ketan hitam mempunyai tekstur yang baik karena kadar amilopektinnya tinggi terutama pada jenis tape dari ketan pulen. Pengolahan lebih lanjut dari tape ketan adalah pembuatan sirup tape dan anggur tape. Produk ini mempunyai cita rasa dan aroma yang khas, yaitu gabungan antara rasa manis,s sedikit asam dan cita rasa alcohol. Kenaikan kadar alcohol terjadi akibat proses fermentasi yang terus berlangsung selama penyimpanan, sedangkan penurunannya karena proses esterifikasi, oksidasi, dan penguapan. Propionibacterium acnes itu adalah tokoh pemeran utama yang sedang kita bagas. Dia adalah bakteri penyebab jerawat. Bakteri ini sebenarnya termasuk flora normal kulit. Bakteri ini tumbuh relative lambat, termasuk tipe bakteri anaerob gram positif yang toleran terhadap oksigen. Propionibacterium berbentuk batang tak teratur yang tampak pada pewarnaan gram positif. Bakteri ini dapat tumbuh diudara dan tidak menghasilkan endospore, dapat berbentuk filament bercabang atau campuran antara bentuk batang/filament dengan bentuk cocoid. Kolera merupakan penyakit akibat bakteri yang biasanya menyebar melalui air yang terkontaminasi. Penyakit ini dapat menyebabkan dehidrasi dari diare yang parah. Penyakit ini biasa mewabah di daerah yang padat penduduk tanpa sanitasi yang memadai. Perawatan penyakit kolera murah dan sederhana. Salah satunya dengan pemberian oralit yang efektif digunakan untuk mengatasi dehidrasi akibat kolera. Kolera disebabkan oleh bakteri. Bakteri yang menyebabkan penyakit kolera ini adalah Vibrio cholera atau bakteri kolera. Mikroba adalah organisme yang sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan menggunakan mata telanjang, sehingga diperlukan alat bantu untuk dapat melihatnya seperti mikroskop, lup, atau alat canggih lainnya. Contoh dari
180
11.
DS
12.
FTW
13.
HA
14.
NH
15.
IOS
mikroba adalah bakteri asam laktatt yang merupakan kelompok mikroba dengan habitat dan lingkungan hidup sangat luas, baik diperairan, tanah, atau lumput. Penyakit kolera atau penyakit taun merupakan penyakit yang menular di dalam saluran pencernaan yang disebabkan oleh bakteri Vibrio chloreae. Bakteri ini ada dua yang berpotensi sssebagai pathogen pada manusia. Bakteri Vibrio chlorea berkembang biak dan menyebar melalui feses manusia. Bakteri tersebut masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Bakteri Acetobacter xylinum adalah bakteri menguntungkan. Karena dapat digunakan untuk pembuatan nata de coco. Acetobacter xylinum dapat tumbuh pada pH 3,5-7,5, namun akan tumbuh optimal bila pHnya 4,3, sedangkan suhu ideal bagi pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum pada suhu 28-31 C. Bakteri ini sangat memerlukan oksigen. Eschercia coli tinggal dalam usus besar manusia yang sehat. Banyak dari bakteri ini tidak berbahaya, namun ada pula yang menyebabkan keracunan makanan dari infeksi yang serius. Beberapa jenis bakteri E. coli bisa menghasilkan racun yang dapat merusak dinding usus kecil dan mengakibatkan terjadinya diare yang bercampur dengan darah. E.coli ini juga berperan penting dalam tubuh khususnya usus manusia untuk vitamin K, konversi pigmen-pigmen empedu, asamasam empedu dan penyerapan zat-zat makanan E.coli termasuk bakteri heterotroph ia memperoleh berupa zat organic dari lingkungan karena tidak dapt menyususn sendiri zat organic yang dibutuhkannya. Tifus adalah sebuah penyakit yang terjadi karena adanya masalah peradangan pada usus, penyakit ini sangat mudah menular seperti dari makanan yang tidak steril atau makanan yang terdapat kandungan bakterinya. Bakteri yang menyebabkan tifus ini bernama Salmonella sp. Salmonellosis adalah infeksi pada manusia dan hewan yang disebabkan anggota genuss Salmonella sp. Bakteri ini menghuni usus.
181
16.
SML
17.
IN
18.
HH
19.
MHD
20.
HR
Salmonella merupakan 90% dari penyebab keracunan makanan. Biasanya bakteri ini ada di dalam telur. Peran bakteri dalam pembuatan keju menjadi pilihan makanan saat ini. Para sejarahwan percaya bahwa keju menjadi bagian dari diet manusia sekitar 800 tahun yang lalu, sehingga merupakan makanan yang pertama difermentasi. Kemungkinan dihasilkan secara tidak sengaja melalui praktek membawa susu dan kantong yang terbuat dari perut hewan. Pediococcus adalah genus bakteri yang termasuk asam laktat dengan ciri non-motil (tidak bergerak) dan memiliki bentuk sferisss. Sel bakteri ini terbagi ke dalam dua bidang sehingga membentuk pasangan, tetrad (tersusun empat), atau gumpalan sel sferis yang lebih besar. Bakteri ii adalah gram positif berbentuk bulat, khususnya terdapat berpasangan. Genus Psediococcus termasuk golongan fakultatif anaerob dan untuk hidup memerlukan lingkungan yang kaya nutrisi serta mengandung factor pertumbuhan dan gula yang dapat difermentasi. Dalam istilah kedokteran tifus tersebut dengan demam tifoid. Penyebabnya adalah bakteri Salmonella tyhpi A,B, dan C. Kuman ini hidup di air kotor, makanan yang tercemar dan lingkungan kotor lainnya. Penyakit ini menginfeksi pada usus halus dan terkadang pada aliran darah, selain ini dapat juga menyebabkan Gatroenteritis (Keracunan makanan) dan Septikemia. Pneumonia sebenarnya bukan penyakit baru. Tahun 1936 pneumonia menjadi penyebab kematian nomor satu di Amerika. Penggunaan antibiotik, membuat penyakit ini bisa dikontrol beberapa tahun kemudian. Namun pada tahun 200, kombinasi pneumonia dan influenza kembali merajalela. Mungkin banyak orang yang beranggapan bahwa makan menggunakan tangan adalah kebiasaan yang jorok dan kampungan. Namun apakah benar demikian? Faktanya, makan dengan menggunakan tangan ternyata bisa lebih sehat daripada makan dengan sendok.
182
21.
SAH
22.
MLY
23.
DSL
Mengapa bisa demikian? Hal ini dikarenakan pada tangan kita terdapat sebuah enzim, yakni enzim RNase yang dapat menurunkan aktivitas bakteri-bakteri pathogen yang ada pada tangan kita ketika kita makan. Enzim Rnase adalah enzim yang dapat mendepolarisasi RNA . Sehingga ketika kita menyuap makanan dengan tangan, bakteri yang terdapat pada makanan dapat terikat oleh enzim RNAse yang dihasilkan di tangan kita. Tapi tentunya dengan catatan, tangan kita sudah dicuci terlebih dahulu dengan sabun hingga bersih dan higienis. Make-up adalah salah bagian dari kosmetik yaitu sebuah sediaan atau paduan bahan yang siap digunakan pada bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin luar), gigi, dam rongga mulut untuk membersishkan supaya dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan penyakit. Bernyanyi adalah rutinitas yang disukai oleh mayoritass orang di segala penjuru dunia, mengapa disebut rutinitas? Karena secara naluriah orang akan bernyanyi sesuai dengan emosiss yang dirasakan sehingga dengan kata lain bernyanyi merupakan bentuk cara pengekspsresian emosional dalam diri seseorang dimana perasaannya akan tersampaikan. Namun dampak bernyanyi bisa menimbulkan penyakit akibat bakteri yang ditimbulkannya. Kawat gigi atau biasa disebut dengan behel awalnya bertujuan untuk memperbaiki struktur gigi yang tidak rata dan rapi. Namun, kini tujuan penggunaan kawat gigisudah sedikit berubah. Kalau dulu orang akan merasa sedikit malu menggunakan kawat gigi, sekarang justru orang-orang yang memiliki gigi sudah rata dan bagus pun banyak yang menggunakan kawat gigi. Padahal penggunaan kawat gigi jika memang tidak benar-benar dibutuhkan bisa membahayakan kesehatan. Kawat gigi dapat memicu adanya bakteri. Bakteri yang ada pada kawat gigi
183
dapat merusak email gigi. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sebagai manusia pastsi selalu melakukan berbagai aktivitas, mulai dari aktivitas yang ringan hingga aktivitass yang berat. Contohnysa panu, kudiss, kurap. Indikator Mencari Persamaan dan Perbedaan (1.2c) 1. DA Beberapa bakteri memiliki peranan dalam Davidardiansyah.blogspot.co.id pembuatan antibiotic. Namun masing-masing bakteri memiliki hasils antibiotic yang berbeda. Misalnya: a. Basiilus Brevis; merupskan bakteri penghasil antibiotic kerotrisin. b. Bassillus Polymyxa; merupakan bakteri penghasil antibiotic polymyxa. c. Bacillus Subtilis; merupakan bakteri penghasil antibiotic basitrasins. d. Penicillium; merupakan bakteri penghasil antibiotic penisisslin. e. Streptomycess Aureofaciens; merupakan bakteri penghasil antibiotic tetracycline. f. Streptomyces Griseus; merupakan bakteri penghasil antibiotic streptomysin. Tabel 2 24.
KA
Pernyataan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Berdasarkan Diskusi pada Aspek Membangun Keterampilan Dasar Sub Aspek Mempertimbangkan Kredibilitas Suatu Sumber No Kode Siswa Pernyataan Indikator Keterampilan Memberi Alasan (2.4g) 1. ND -Berdasarkan beberapa literature dan ketika pada saat mengalami penyakit paronychia yakni gejala aeal paronkia dapat berupada kemerahan dan pembengkakan di sekitar kuku, yang disebut cellulitis. Pada keadaan ini kuku sangat sakit bila disentuh dan, kemudian berlanjut kuku dan/ atau kulit menjadi berwarna kuning-hijau, yang menunjukkan bahwa terjadi pengumpulan nanah dubawah kuku dan kulit (disebut abses) (Judarwanto, Widodo, Dermatitis Alergi sebagai Faktor Utama Paronikia. Jurnal Kesehatan. 2012 - Jadi dapat dideskripsikan kalau penyakit cantengan atau paronychia warnanya agak biru dongkar kemudian biasanya kukunya harus di cabut dan dilakukan
184
2.
VR
3.
RW
4.
AL
5.
MHA
6.
FTW
7.
IOS
pembedahan. -Legionelliosis adalah suatu penyakit infeksi bakteri akut yang bersifat new emerging diseases. Secara keseluruhan baru dikenal 20 spesies dan penyebab legionelliosis adalah legionella pneumophila. -Legionalelliosis pernah terjadi di Philadelphia Amerika Seriksast pada tahun 1976 dengan jumlah kasus 182 dan kematian 29 orang. (http:www.antaranews.com/berita/510665/penyakitlegionnaires-tewaskan-tujuh-orang-di-new-york) Fermentasi adalah proses baik secara aerob maupun anaerob yang menghasilkan berbagai produk yang melibatkan aktivitas mikroba atau ekstraknya dengan aktivitas mikroba terkontrol (Oleh Darwis dan Sukara, pada tahun 2989 dalam Widowati, 2003) Penelitian tentang bakteri kulit pernah dikembangkan oleh Julia Segre dari The Nation Human Genome Research Institute in Bethseda bahwa terdapat 18 juta bakteri yang menetap di 22 jenis permukaan kulit. Dalam pembuatan tapai ketan, ada beberapa perlakuan dalam mebuat tape. Ada beberapa alat yang digunakan yaitu: kompor, panic, daun pisang, pisau, staples, lumping, alu, dan baskom. Dan bahan yang diperlukan yaitu beras ketan, ragi, dan air bersih. Bakteri Acetobacter xylinum termasuk bakteri gram 184egative karena mengandung lipid yang lebih tinggi serta dinding selnya lebih tipis. Bakteri ini termasuk kedalam bakteri autotroph karena sumber nutrisinya mengandung, C,H, N, O atau karbohidrat sebagai penyusun potoplasma. Bakteri ini bersifat polar karena tidak bergerak. Bakteri Acetobacter xylinum termasuk kedalam kelompok bakteri asam laktat karena melalui proses oksidasi mental alcohol dapat menghasilkan asam asetat. Salah satu usaha dalam program pencegahan penyakit adalah tindakan hygine dan sanitasi secara teratur terhadap kandang dan lingkungan kandang. Salmonella sp dapat ditekan seminimal mungkin maka perlu diketahui sumber-sumber kontaminasi yang berasal dari lingkungan peternakan tersebut dengan melakukan deketsi pada sampel-sampel yang diambil dari peternakan, seperti misalnya sampel pakan, air, minum, feses, dan udara. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi tentang sumber kontaminasi Salmonella sp yang berasal dari lingkungan peternakan ayam petelur, yang kemudian digunakan sebagai dasar
185
8.
MHD
9.
DSL
pemecahan dalam upaya meminimalkan penyebaran serta kontaminasi Salmonella sp pada ayam petelur beserta produk-produk yang dihasilkan. Kasus pneumonia ditemukan paling banyak menyerang anak balita. Menurut laporsan sekitar 800.000 hingga 1 juta anak meninggal dunia tiap tahun akibat pneumonia. Bahayanya menggunakan behel/kawat gigi imitasi anda akan mendapat kerugian double. Pertama gigi akan rusak, kemudian akan tertular berbagai penyakit. Tabel 3
Pernyataan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Berdasarkan Diskusi pada Aspek Membangun Keterampilan Dasar Sub Aspek Mengobservasi dan Mempertimbangkan Hasil Observasi No Kode Siswa Pernyataan Indikator Dilaporkan Oleh Pengamat Sendiri (2.5b) 1. LA Beberapa jenis hormone menyebabkan kulit menjadi berminyak. Banyaknya minyak pada wajah ini berpotensi mengikat debu, kotoran, dan bakteri penyebab jerawat lebih banyak. Biasanya terjadi pada anak yang beranjak dewasa atau sedang mengalami masa pubertas seperti saya. Tabel 4 Pernyataan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Berdasarkan Diskusi pada Aspek Menyimpulkan Sub Aspek Membuat Induksi dan Mempertimbangkan Hasil Induksi No Kode Siswa Pernyataan Indikator Membuat Generalisasi (3.7a) 1. AL Ada beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan, antara lain: senantasa menjaga daya tahan tubuh agar tidak menurun, menjaga kebersihan diri dan menjaga kebersihan berbagai peralatan yang dapat menjadi media penularan infeksi Staphylococcus epidermis. 2. LA Tips untuk membuat kalian tidak berjerwat: 1. Hindarkan paparan sinar matahari langsung. 2. Jangan makan makanan yang pedes. 3. Gunakan masker kalo lagi naik motor atau bila sedang dijalan yang ramai. 4. Sering mengkonsumsi sayuran dan minum air putih. Indikator Membuat Kesimpulan (3.7b) 1. DS Pengobatan secara rehidrasis merupakan pengobatan utama yang hilang atau rehidrasi yang cukup hingga masa penyakit selesai. Rehidrasi dapat dilakukan dengan
186
2.
NH
3.
MHD
cara infus intravena cairan atau dengan cara dehidrasi oral dengan oralit. Pengobatan secara antibiotic memiliki peran penting dengan mengurangi derajat penyakit dan durasi ekskresi penyakit. Antibiotik yang digunakan ialah tetrosiklin. Lebih baik banyak minum dsengan 8 lebih gelas untuk minum, dan lebih baik membawa bekal dari rumah yang sudah tau kualitasnya. Gunakan obat-obatan herbal yang masih mendukung kesembuhan suatu penyakit, namun apabila dengan obat herbal masih belum bisa disembuhkan maka bawa langsung ke dokter agar diberi antibiotic dan obat-obat lainnya. Memberikan asupan makanan yang sehat juga menjadi upaya untuk menghindarkan pneumonia pada anak. Makanan yang sehat dan menyehatkan akan meningkatkan ketahanan tubuh dari serangan pathogen. ASI eksklusif dan suplai zat besi yang cukup pada anak dapat menimalisir resiko anak meninggal karena pneumonia. Tabel 5
Pernyataan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Berdasarkan Diskusi pada Aspek Mengatur Strategi dan Taktik Sub Aspek Menentukan Suatu Tindakan No Kode Siswa Pernyataan Indikator Menyeleksi kriteria untuk membuat solusi (5.11b) 1. AL Ada beberapa solusi yang bisa dilakukan untuk menghindarinya: 1. Mandi 2. Hindari pakaian ketat. 3. Memakai deodorant antiperspirant sehari-hari. 2. SM Untuk mencegah terjangkit kolera, sebaiknya jaga kebersihan pribadi dan makanan. Anda bisa mengurangi risiko terjangkit kolera dengan melakukan beberapa hal berikut: 1. Hindari membeli makanan dari penjaja keliling atau pedagang kaki lima, dan konsumsi makanan yang benar-benar matang dan hangat. 2. Hindari konsumsi makanan laut mentah atau yang tidak dimasak dengan matang termasuk sushi. 3. Waspada terhadap produk olahan susu, termasuk susu mentah dan es krim, karena sering terkontaminasi bakteri. 4. Cuci tangan dengan sabun dan air secara rutin,
187
terutama sebelum makan dan setelah menggunakan toilet. Sebelum membasuhnya dengan air, gosok kedua tangan dengan sabun setidaknya selama 15 detik. Anda juga bisa menggunakan hand sanitizer yang mengandung alkohl jika tidak ada sabun dan air. 5. Minum air mineral botol atau air yang telah dimasak hingga mendidih. Setelah sikat gigi, kumur dengan air yang bersih. Pada umumnya, minuman botol, kaleng, atau minuman hangat lebih aman. Namun, sebelum membuka minuman kemasan, lap bagian luarnya terlebih dahulu. Indikator Memutuskan hal-hal yang akan dilakukan secara tentative (5.11d) 1. HA Cara mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri E.coli dapat menggunakan sulfanomida, ampisilin, sefalosporin, kloramrerikol, etrasilelin, dan aminoglikosida. Tapi biasanya yang digunakan adalah ampisilin yaitu asam organi yang terdiri dari suatu inti sikliskss dengan satu rantai sampinhg, namun telah dilaporkan bahwa E.coli telah resisten terhadap ampisilin tidak digunakan lagi untuk menanggulangi resistensi pada ampisilin maka diperlukan pengobatan antimikroba lain.