SIMUL LASI UJI BARU UNIK SERA AGAM ST TABIL (B BUSS) PISANG (Musa spp p.) DI KE EBUN PER RCOBAA AN PASIR R KUDA, BOGOR
AL LIFIYA HERWITA H ARAHMAN N
DE EPARTEM MEN AGRO ONOMI DA AN HORTIIKULTUR RA FAKULT TAS PERT TANIAN IN NSTITUT P PERTANIA AN BOGOR R BOGOR 2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Simulasi Uji baru, Unik, Seragam, dan Stabil (BUSS) Pisang (Musa spp.) di Kebun Percobaan Pasir Kuda, Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Juni 2013
Alifiya Herwitarahman A24090165
ABSTRAK ALIFIYA HERWITARAHMAN. Simulasi Uji Baru Unik Seragam Stabil (BUSS) Pisang (Musa spp.) di Kebun Percobaan Pasir Kuda, Bogor. Dibimbing oleh SOBIR. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sifat unik, seragam dan stabil (BUSS) pada tujuh varietas pisang yaitu ambon hijau (AHM), cavendish (CVS), kepok kuning (KKU), kepok unti sayang (KUS), pisang ungu (PUG), pisang lampung (PLP), dan pisang mas kirana (PMK) sebagai simulasi uji BUSS untuk permohonan hak Perlindungan Varietas Tanaman. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Pasir Kuda, Bogor. Pengolahan data dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Aksesi dilaksankan pada seluruh bagian tanaman yang dibagi dengan beberapa bagian pengamatan yaitu bagian batang, tanaman, daun, peduncle, tandan, rachis, jantung dan buah menggunakan panduan pengamatan TG UPOV 123. Simulasi ini menghasilkan 50 karakter beda dari 52 karakter pada TG UPOV di antara varietas yang diuji dengan pembanding. Perbedaan tersebut menyatakan bahwa pisang yang diuji memiliki kategori unik. Keseragaman dan kestabilan dilihat dari tidak adanya off type pada varietas pisang yang diuji dan sumber bahan tanam yang diperbanyak secara vegetatif. Perbedaan karakter yang didapat digunakan untuk mendapatkan varietas contoh. Varietas contoh ini berperan untuk pembuatan pedoman pelaksanaan uji selanjutnya. Kata kunci: contoh, khas, pisang, verifikasi.
ABSTRACT ALIFIYA HERWITARAHMAN. Simulation of Novelty, Distinctness, Uniformity, and Stability (nDUS) Test for Banana (Musa spp.) at Experimental field Pasir Kuda, Bogor di Kebun Percobaan Pasir Kuda, Bogor. Dibimbing oleh SOBIR. The experiment was conducted to elucidate the characters of distinctness, uniformity and stability (nDUS) test for seven varieties of bananas and plantains that was ambon hijau (AHM), cavendish (CVS), kepok kuning (KKU), kepok unti sayang (KUS), pisang ungu (PUG), pisang lampung (PLP), and pisang mas kirana (PMK) that for simulating the nDUS test important for the plant variety protection right application. The experiment held at experimental field Pasir Kuda, Bogor. Data has been processed with model randomized completely design. The accession conducted in every part of plant, with the sub accession at pseudoterm stem, plant, leaf blade, peduncle, bunch, male inflorescence, rachis, and fruit that used test guidlines TG UPOV 123. The results showed that 50 different characters found from 52 characters in TG UPOV between candidate varieties and refernce variety. The difference could be expresed that the candidate varieties had distinctness character. The uniformity and stability was categorized when the candidate varieties have not off type character and the source for propagation was from vegetative. The distinctness or the differences used for getting the example varieties. The example varieties that used to make the next test guidlines. Keywords: banana, example, unique, verification
SIMULASI UJI BARU UNIK SERAGAM STABIL (BUSS) PISANG (Musa spp.) DI KEBUN PERCOBAAN PASIR KUDA, BOGOR
ALIFIYA HERWITARAHMAN
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian Departemen Agronomi dan Hortikultura
DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi Nama NIM
: Simulasi Uji Baru, Unik, Seragam, dan Stabil (BUSS) Pisang (Musa spp.) di Kebun Percobaan Pasir Kuda, Bogor : Alifiya Herwitarahman : A24090165
Disetujui oleh
Pembimbing
Prof Dr Ir Sobir, MSi
Pembimbing
Ketua Departemen
Tanggallulus :
t2 2 \\ \\ 2013
LEMBAR PENGESAHAN Judul Skripsi Nama NIM
: Simulasi Uji Baru, Unik, Seragam, dan Stabil (BUSS) Pisang (Musa spp.) di Kebun Percobaan Pasir Kuda, Bogor : Alifiya Herwitarahman : A24090165
Disetujui oleh Pembimbing
Prof Dr Ir Sobir, MSi Pembimbing
Mengetahui,
Dr Ir Agus Purwito, MscAgr Ketua Departemen
Tanggal lulus :
PRAKATA Puji syukur di panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi hasil penelitian dengan judul usulan penelitian Simulasi Uji BUSS (baru, Unik, Seragam, Stabil) Pisang (Musa spp.) Di Kebun Percobaan Pasir Kuda. Pada skripsi ini penulis mencoba menjelaskan alasan megapa penelitian ini perlu dilaksanakan. Perlindungan varietas pada tanaman khususnya pisang perlu dilkaksanakan agar pemulia tanaman memiliki semangat untuk menghasilkan varietas baru dan untuk melindungi varietas yang telah dilepas. Uji BUSS diperlukan untuk menguji kebaruan, keunikan, keseragaman dan kestabilan suatu varietas yang akan diperlukan. Salah satu panduan yang digunakan untuk pengujian atau pengamatan karakter adalah UPOV. Berdasarkan hal tersebut maka penulis mengajukan judul penelitian simulasi uji BUSS yang kemudian dapat menjadi panduan dan mengetahui apakah semua karakter yang ada pada UPOV dapat mengidentifikasi perbedaan karakter morfologi antara tanaman yang diuji dan menemukan varietas contoh. Penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada dosen pembimbing Prof Dr.Ir Sobir, Msi yang telah memberikan pengetahuannya sehingga skripsi ini dapat selesai. Kepada dosen pembimbing akademik Dr Ir Endang Murniati yang telah memberi masukan selama menjalani kuliah di IPB. Rasa terima kasih juga tidak lupa disamapaikan kepada pihak PKHT khususnya Ibu Heri Harti, pihak Kebun Percobaan Pasir Kuda, sahabat seperjuangan (Poetri, Satrianti, dan Santi), keluarga AGH 46 dan seluruh pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.
Bogor, Juli 2013
Alifiya Herwitarahmah
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Penelitian Perumusan Masalah TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Pisang Keragaman, Seleksi dan Kegiatan Pemuliaan Tanaman Perlindungan Varietas Tanaman METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Alat Metode Penelitian Metode Pelaksanaan Metode Pengamatan HASIL DAN PEMBAHASAN KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA RIWAYAT HIDUP
viii viii 1 1 1 2 2 2 3 3 4 4 5 5 5 5 6 7 23 23 23 23 25
DAFTAR TABEL
1 Karakter bagian batang semu 2 Karakter tanaman dan daun 3 Karakter peduncle, rachis dan tandan 4 Karakter jantung 5 Karakter buah 6 Varietas contoh
8 9 11 13 14 16
DAFTAR GAMBAR 1 Petak percobaan uji BUSS pisang
5
PENDAHULUAN Latar Belakang Pisang adalah salah satu komoditas buah-buahan unggulan Indonesia. Tahun 2011 luas panen dan produksi pisang sebesar 104 156 ha, dengan produksi mencapai 117 595 ton (BPS 2011) dan nilai ekonomi sebesar Rp 6.5 triliun. Produksi pisang dan luas panen yang besar merupakan ciri bahwa Indonesia adalah pusat penyebaran pisang. Indonesia merupakan salah satu pusat penyebaran pisang di Asia Tenggara hal ini menyebabkan banyaknya spesies pisang yang terdomestikasi. Tingginya keragaman pisang yaitu lebih dari 200 jenis pisang yang terdapat di Indonesia baik pisang segar, olahan, dan pisang liar. Tingginya keragaman ini menyebabkan masih ada sekitar 100 jenis pisang yang belum dapat teridentifikasi, sehingga masih sulit dalam pelaksanaan pemeliharaan dan klasifikasi plasma nutfah pisang (Megia et al. 2001; Lengkong 2008). Keragaman pisang ini juga belum seluruhnya dapat teridentifikasi jenis pisang maupun karakter-karakter yang membedakannya antara kultivar satu dengan lainya sehingga pengajuan kultivar-kultivar pisang baru yang terdapat di Indonesia masih sedikit dilaksanakan. Indonesia merupakan salah satu negara yang bergabung dengan WTO (World Trade Organisation). Perlindungan varietas sangat menjadi perhatian bagi negara-negara yang tergabung dalam WTO. Perlindungan varietas ini menjadi penting sebab adanya perjanjian TRIPS (Trade-Relatived Aspects of Intellectual Property Rights). Perjanjian ini akan menguntungkan bagi pemulia sebab mereka akan mendapatkan insentif dari kegiatan ini dan memacu keinginan mereka untuk menghasilkan varietas baru (Singh 2007). Pisang merupakan salah satu komoditas hortikultura yang paling banyak diperdagangkan di dunia. Pisang merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia sehingga perlu mendapat perhatian khusus dan mendapatkan perlindungan akibat adanya kegiatan ekspor. Perlindungan varietas ini dapat dilaksanakan dengan melakukan pengujian Baru, Unik, Seragam, dan Stabil (BUSS). Pengujian BUSS ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebaruan, keunikan, keseragaman, dan kestabilan suatu varietas yang diuji dibandingkan dengan varietas referensi. Pengujian ini membutuhkan sebuah deskriptor sebagai pedoman pelaksanaan uji. Pedoman pelaksanaan uji (PPU) yang ada umumnya merupakan deskriptor yang dibuat diluar negeri yang kondisi klimatologi tidak sama seperti Indonesia. Varietas contoh yang ada dalam deskriptor seperti TG UPOV masih banyak yang belum dikenal, sehingga perlu dicari lagi varietas contoh yang umum ditemui di Indonesia. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan sebuah pengujian juga pada deskriptor apakah dapat digunakan di Indonesia atau tidak untuk karakter-karakter pada deskriptor. Varietas contoh juga dapat dicari dengan kegiatan pengujian deskriptor dengan melakukan simulasi uji BUSS. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebaruan, keunikan, keseragaman dan kestabilan antara tujuh kultivar yang diuji sehingga dapat diidentifikasi sebagai varietas contoh atau referensi pada pengujian selanjutnya.
2
Perumusan Masalah Perlindungan varietas merupakan sesuatu hal yang penting bagi pemulia agar mendapatkan sebuah jaminan dan insentif. Perlindungan varietas dilaksanakan dengan menggunakan sebuah pengujian yang disebut baru, Unik, Seragam dan Stabil (BUSS). Pengujian ini umumnya masih menggunakan sebuah panduan pelaksanaan uji (PPU) atau test guidlines (TG) yang umumnya dihasilkan di luar negeri. Panduan pelaksanaan yang digunakan ini belum tentu semua karakter-karakter yang ada dapat teramati sehingga perlu dilaksanakan sebuah simulasi untuk mendapatkan karakter-karakter yang umum dan dapat teramati di Indonesia.
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Pisang Pisang (Musa spp.) adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Tengah. Pisang sendiri memiliki banyak istilah di berbagai negara seperti banana (Inggris), benanier (Perancis), kluai (Thailand), chuoi (Vietnam) dan xiang jiao (Cina). Beragamnya pisang saat ini adalah hasil persilangan alami dari pisang liar dan telah mengalami domestifikasi selama puluhan hingga ratusan tahun (Ashari 1995; Nakasone dan Paull 1998). Pisang-pisang yang terdomestifikasi dan enak dimakan saat ini umumnya berasal dari tetua pisang berbiji yaitu Musa acuminata Colla dan Musa balbisiana, yang merupakan pisang diploid liar. Pisang ini pertama kali muncul dari perkembangan partenokarpi dan kesterilan yang didapat dari hasil seleksi dan pembiakan vegetatif. Pisang yang dikomersialkan ini umumnya mempunyai karakter yang besar, monokotil, tanaman herbacious, dan berukuran raksasa (Espino et al. 1997; Nakasone dan Paull 1998). Klasifikasi pisang yang ada saat ini umumnya digolongkan berdasarkan tingkat ploidinya. Pisang merupakan tanaman yang memiliki ragam varian ploidi, terdiri dari diploid, triploid dan tetraploid. Tetua pisang-pisang yang ada saat ini berasal dari pisang liar yang memiliki genom AA untuk pisang Musa acuminata Colla dan genom BB untuk pisang Musa balbisiana. Segregasi dan persilangan yang terjadi di alam menghasilkan beberapa variasi ploidi pisang. Hasil persilangan antara Musa acuminata >< Musa balbisiana menghasilkan Musa paradisiaca. Musa acuminata: pisang mas, pisang ambon putih, lampung, kapas, (AA), cavendish, ambon hijau, lacatan, gros michel (AAA), IC.2, FHIA SH 3436 (AAAA). Musa balbisiana: Abuhon (BB), kepok, sepatu amora (BBB), BBBB. Musa paradisiaca: Ney Povan (AB), tanduk, raja nangka, agung, rajabulu, raja sereh, ampyang (AAB), bluggoe, pisang klotok (ABB), atan, goldfinger (AAAB), klue teparod (ABBB), dan kalamagol AABB (Robinson 1999; Valmayor et al. 2000; Jesus et al. 2009). Pisang merupakan herba menahun, Percabangan berumpun dengan akar rimpang bertipe simpodial, meristem ujung memanjang yang membentuk bunga, dan buah. Pucuk lateral muncul dari kuncup pada bonggol yang terletak berhadapan dengan ketiak daun. Pucuk-pucuk samping pendek dan menjadi tegak
3
setelah agak jauh dari bonggol induknya sehingga terbentuk serumpunan pucukpucuk yang padat letaknya. Anakan muncul dari kuncup-kuncup yang berada di bagian tengah, dan atas bonggol sebagai pergiliran keturunan selanjutnya dari anakan. Bunga pisang berumah satu dalam tandan, dan tandan bertangkai. Struktur bunga pisang ini terdiri atas bunga betina, jantan, dan hemaprodit. Braktea jantung pisang akan terbuka dan calon buah pisang dari bunga hemaprodit akan muncul setelah braktea terbuka yang berwarna merah dan berlapisan lilin (Steenis 1981; Espino et al. 1997; UNCST 2007). Keragaman, Seleksi dan Kegiatan Pemuliaan Tanaman Stover dan Buddenhagen (1986) menyatakan salah satu kegiatan pendekatan dalam pemuliaan pisang adalah pendekatan pada tetua diploid dan tetua tetraploid. Ditambahkan oleh Brown dan Caligari (2008) Ada lima perbedaan yang diamati dan diaplikasikan pada pemuliaan tanaman yaitu: a) kualitas genetik; b) heritibalitas yang dikomtrol oleh alel; c) populasi genetik dipengaruhi oleh karakter lingkungan dan frekuensi alel; d) sitogenetik yang mempelajari tentang kromosomnya; e) molecular genetik yang dipelajari melalui molekular level. Indonesia merupakan salah satu pusat penyebaran pisang di Asia Tenggara, menyebabkan banyaknya spesies pisang yang terdomestikasi sehingga masih ada sekitar 100 jenis pisang yang belum dapat teridentifikasi, sehingga masih sulit dalam pelaksanaan pemeliharaan dan klasifikasi plasma nutfah pisang (Megia et al. 2001). Analisis keragaman genetika perlu dilakukan untuk mengetahui potensi kergaman plasma nutfah. Hal ini dilaksanakan untuk menghindari duplikasi penamaan yang berbeda untuk jenis pisang yang sama tetapi berassal dari daerah yang berbeda (Lengkong 2008). Karakterisasi berdasarkan penanda morfologi kualitatif merupakan pendekatan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah duplikasi plasma nutfah (Simmonds dan Shepherd 1995). Menurut Leunufna (2007) keragaman flora Indonesia tidak hanya terkandung dalam jumlah spesies tanaman yang ada tetapi juga jumlah subspesies, varietas sampai pada keragaman individu dalam populasi baik liar maupun domestikasi. Perlindungan Varietas Tanaman Varietas adalah sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah, biji, dan ekspresi karakteristik genotipe atau kombinasi genotipe yang dapat membedakan dari jenis atau spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya satu sifat yang menentukan dan apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan (Deptan 2006). Pasal 1 Ayat 3 Undang-undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang PVT menjelaskan bahwa varietas tanaman yang selanjutnya disebut varietas, adalah sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah, biji, dan ekspresi karakteristik genotipe atau kombinasi genotipe yang dapat membedakan dari jenis atau spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya satu sifat yang menentukan dan apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan (Deptan 2006).
4
Suatu varietas agar dapat dilindungi perlu didefinisikan dengan jelas. Hanya varietas yang sudah didefinisikan dengan jelas dapat diproses untuk memperoleh hak PVT. Berdasarkan Undang-undang No 29 Tahun 2000 dijelaskan bahwa suatu varietas dibedakan berdasarkan karakter yang dimilikinya. Oleh karena itu pengujian BUSS dilakukan terhadap karakter yang dapat mencirikan dan membedakan suatu varietas dengan varietas lainnya. Selain digunakan untuk medefinisikan varietas, karakter juga merupakan dasar untuk menguji keunikan, keseragaman, dan kestabilan (Deptan 2006). Semua varietas yang akan disertakan dalam pengujian BUSS, termasuk varietas referensi yang sudah dikenal masyarakat secara luas harus diberi perlakuan yang sama dalam keadaan dimana suatu pengujian BUSS masih diperlukan, karakter yang dipengaruhi faktor-faktor seperti dimaksud di atas (faktor eksternal) harus dikeluarkan dari pemeriksaan BUSS, kecuali jika ekspresi karakter asli dari genotip tanaman dapat ditentukan, walaupun ekspresi akibat pengaruh faktor eksternal tetap ada (Deptan 2006). Karakter-karakter yang diujikan memiliki beberapa tipe ekspresi karakter terdiri atas karakter kualitatif, kuantitatif dan pseudokualitatif. Karakter kualitatif ini merupakan karakter yang terekspresi secara diskontinu dan tidak dipengaruhi lingkungan. Karakter kuantitatif merupakan karakter yang variasi sifatnya terekspresi secara kontinu dari satu nilai ekstrim ke nilai ekstrim lainnya dapat dicatat dalam skala linier atau dimensi. Karakter pseudokualitatif adalah karakter yang paling tidak sebagian ekspresinya mengikuti sebaran normal, tetapi bervariasi pada lebih dari satu dimensi dan tidak dapat dijelaskan hanya dengan menggunakan dua skala ujung linier (Deptan 2006). Karakter penciri varietas tidak selalu harus bernilai komersial atau memberi manfaat, tetapi keberadaannya nampak jelas sebagai karakter yang dapat diamati. Apabila ditemukan adanya suatu karakter yang belum tercantum di dalam Panduan pengujian untuk suatu spesies tetapi pemohon hak PVT dan/atau pemeriksa PVT menganggap karakter tersebut layak dan berguna untuk menjadi penciri varietas yang diusulkan, maka karakter tersebut dapat dicantumkan sebagai karakter tambahan dalam Panduan pengujian (Deptan 2006). Pengujian BUSS suatu varietas dan penyusunan deskripsi varietas, sifat suatu karakter dapat dikelompokkan. Untuk setiap kelompok sifat ditandai dengan ”notasi angka”. Pengelompokan sifat dipengaruhi oleh jenis ekspresi karakter yang bersangkutan. Jika diperlukan, varietas contoh disebutkan dalam Panduan Pengujian untuk mengklarifikasi status ekspresi suatu karakter (Deptan 2006).
METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Pasir Kuda Desa Pasir Mas, Bogor, yang berada pada ketinggian tempat 250 m di atas permukaan laut. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2012-Mei 2013, sementara penyediaan bahan tanam yang akan diuji dilaksanakan pada bulan Januari 2012oleh pihak kebun.
5
Bahan Bahan tanam yang diamati adalah tujuh jenis kultivar pisang yang terdiri atas pisang ambon hijau (AHM), cavendis (CVS) kepok unti sayang (KUS), kepok kuning (KKU), pisang lampung (PLP), pisang mas kirana (PMK), dan pisang ungu (PUG). Alat Alat-alat yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah kain berwarna abu-abu, penggaris, color chart, meteran, kamera, timbangan, refractometer, penetrometer, pisau, penggaris. Bahan dan peralatan lain yang mendukung adalah kebutuhan untuk kegiatan budidaya pertanian atau sarana produksi pertanian. Metode Penelitian Penelitian dirancang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), dengan satu ulangan. Total tanaman yang diamati pada lahan sejumlah 11 baris dengan 8 tanaman dalam baris dengan jarak tanam antar tanaman 3 m x 3 m (Gambar 1). Uji lanjut yang digunakan adalah DMRT (Duncan Multiple Range Test). Model matematika yang digunakan adalah: Yij = μ + Vj + Gij Yij : Nilai hasil pengamatan pada kelompok ke-i varietas ke-j μ : Rataan umum Vj : Pengaruh varietas ke-j Gij : Galat percobaan Jumlah tanaman yang diamati adalah 5 + (1% x jumlah tanaman dalam populasi) atau 6 tanaman per varietas.
Gambar1 Petak percobaan uji BUSS pisang
Metode Pelaksanaan Penanaman Proses pengolahan tanah dan penanaman bahan tanam dilaksanakan oleh petugas Kebun Percobaan Pasir Kuda yang dimulai pada bulan Januari 2012.
6
Pengolahan lahan dilaksanakan pada awal penanaman untuk menghasilkan tanah yang lebih gembur dan mengurangi biji gulma. Pembuatan lubang tanam dilaksanakan setelah pengolahan tanah selesai, ukuran lubang yang digunakan adalah 50 x50 x 50 cm untuk tanah-tanah gembur. Jarak tanam 3 x 3 m. setelah lubang tanam selesai dibuat diberikan pupuk kandang pada lubang tanam dan dibiarkan seminggu sebelum tanam sebanyak 15– 20 kg. Penanaman dilaksanakan pada tangal 17 Maret 2012 dengan ukuran bibit antara 30 cm-100 cm yang berasal dari anakan yang bersumber dari kebun Percobaan Pasir Kuda dan Tajur. Pemupukan sangat berpengaruh terhadap kualitas rasa buah. Pemupukan dilaksanakan sebanyak 4 kali pada awal penanaman, 17 Agustus 2012, 17 November 2012, dan 17 Februari 2013. Kegiatan budidaya lainnya adalah meliputi pengendalian OPT pada pisang, dan penjarangan anakan. Kegiatan setelah panen adalah penebangan pohon yang telah dipanen tandan buahnya. Metode Pengamatan Variabel Pengamatan Total variabel pengamatan yang akan diamati adalah sebanyak 52 karakter pengamatan berdasarkan TG UPOV 123. Karakter tersebut terdiri dari karakter kuantitatif, kualitatif dan pseudokualitatif pada setiap bagian pengamatan. Bahan tanaman yang digunakan 6 varietas menjadi kandidat yaitu CVS, KKU, KUS, PUG, PLP, PMK dan varietas AHM sebagai pembanding atau referensi. Pengamatan bagian vegetatif Bagian vegetatif yang diamati meliputi karakter kuantitatif, pseudokualitatif, dan kualitatif. Pengamatan karakter vegetatif yang diamati meliputi pengamatan pada ploidi pisang, jumlah anakan, batang semu pisang, pola pertumbuhan tanaman, dan daun. Pengamatang pada batang semu terdiri dar tinggi, diameter, tumpang tindihnya selebung daun, warna batang semu, ada tidaknya antosianin, warna sisi dalam dari selubung, dan tapering. Pengamatan dari pola pertumbuhan tanaman meliputi pola pertumbuhan dan kepadatan mahkota. Pengamatan pada petiole yaitu pola dari sayap pada dasar dan panjang petiole. Pengamatan helai daun yaitu warna dari tulang daun pada sisi bawah, bentuk dasar, panjang, lebar, rasio panjang dan lebar daun dan kilau pada sisi atas. Beberapa karakter kuantitatif diamati ketika sudah masuk masa generatif karena pada saat itu pertumbuhan optimum. Pengamatan generatif Pengamatan generatif terdiri atas pengamatan tandan yang meliputi panjang tandan, diameter tandan, bentuk, pola terhadap buah, kepadatan dan jumlah sisir pada tamdan. Pengamatan rachis meliputi pola terhadap jantung pisang, adanya braktea, adanya bunga hermaprodrit. Pada buah yang diamati adalah bentuk lenkungan pisang, panjang, lebar pisang, panjang pedikel, bentuk dari apex, ketebalan kulit, warna kulit buah sebelum dan sesudah masak, warna daging buah, dan kelembutan daging buah. Pengamatan organ jantan ditunjukkan dengan yaitu jantung pisang yang diamati dengan ditunjukkanya ada tidaknya jantung, bentuk, terbukanya braktea. Pengamatan braktea jantung meliputi warna disisi dalam dan bentuk dari sudutnya.
7
Kegiatan pengamatan yang dilaksanakan dengan membandingkan pisang varietas contoh dengan varietas pembanding. Varietas pembanding dipilih ambon hijau (AHM) sebab varietas ini paling mudah diakses oleh masyarakat dan paling umum dikenal. Hasil perbandingan ini dicantumkan dalam sebuah tabel pengamatan dengan menggunakan notasi angka sesuai dengan panduan pada TG UPOV 123. Pengamatan lain yang dilaksankan adalah pengambilan gambar. Pengambilan gambar dilakukan dengan cara mengambil tanaman yang digunakan sebagai contoh diletakkan diatas kertas atau kain berwarna abu-abu dengan menggunakan penggaris kayu sebagai pembanding tinggi dan warna RGBY sebagai pembanding standar warna. Kegiatan pengmbilan tidak dilaksanakan sejajar dengan matahari karena menimbulkan bayangan, sehingga sebaiknya diberi payung.
HASIL DAN PEMBAHASAN Parameter pengamatan yang digunakan dibagi dalam beberapa sub bab yaitu pengamatan karakter batang semu, tanaman, daun, peduncle dan tandan, jantung atau organ jantan dan buah. Hasil pengamatan dinyatakan pada beberapa tabel berikut dibawah ini. Karakter Batang Berdasarkan data Tabel 1 pisang ungu memiliki kekhasan yang paling menonjol dalam hal warna batang, antosianin dan warna batang semu pada nya yaitu warna ungu jika dibandingkan varietas pembanding. Perbedaan yang khas antara pisang AHM dengan CVS adalah warna batang pada pisang ambon hijau berwarna merah kehijauan sedangkan pada pisang CVS adalah merah kehiajauan. Pada pisang KKU dengan KUS perbedaan terlihat dari warna batangnya hijau kekuningan pada KKU, dan hijau muda pada KUS. Warna basal batang juga memiliki perbedaan yaitu warna KKU kuning kehijauan dan KUS berwarna hijau. Pada PLP dengan PMK ciri khas yang membedakan adalah warna batang semunya yang membedakan, serta kandungan antosianin seperti yang tertera pada Tabel 1 Hasil kuantitatif tanaman diatas menyatakan bahwa tinggi tanaman yang paling tinggi adalah pisang kepok kuning, tinggi tanaman yang memiliki cukup tinggi adalah kepok unti sayang, kemudian adalah PUG dan CVS yang memiliki tinggi yang tidak berbeda nyata dan yang memiliki tinggi yang pendek adalah PLP, PMK, dan AHM. Diameter tanaman yang paling besar adalah pisang KKU, KUS dan PUG, kemudian yang sedang adalah CVS dan yang berdiameter paling kecil adalah PMK, PLP dan AHM. Pada pengujian ini didapatkan bahwa pisang CVS, KKU, KUS, PUG masuk dalam kategori ploidi triploid dan PLP dan PMK kategori ploidi diploid sedangkan varietas pembanding adalah triploid. Susunan genom terdiri atas AHM, CVS, dan PUG adalah AAA, KKU dan KUS adalah BBB, sedangkan PLP dan PMK adalah AA (Valmayor et al. 2000). Karakter ukuran baik tinggi maupun diameter berkaitan erat dengan jumlah ploidi, hal ini seperti yang disampaikan oleh Megia (2005), yang menyatakan bahwa penampakan batang dan buah akan lebih besar pada pisang dengan jumlah ploidi yang triploid dibandingkan dengan yang diploid.
8
Tabel 1 Karakter bagian batang semu No 1. (*) (+) QL 2. (+) QN 3. (*) (+) QN 4. (*) (+) QN 5. (+)
Karakter Ploidy
CVS KKU Triploid (3) Triploid (3)
KUS Triploid (3)
Sedang (5) Rhizome: jumlah sucker didalam tanah Pendek (3) Batangsemu: 183.42 cmd Tinggi tanaman
Sedang (5)
Sedang (5) Sedikit (1)
Medium (5) Sangat tinggi 265.50 cmc (9) 423 cma
Tinggi (7) Medium (5) Pendek (3) Pendek (3) 144.86 cmd 180.30cmd 371.25 cmb 235 cmc
Kecil (1) Batangsemu: 14.257cmc Diameter tanaman Batangsemu: Sedang (2) tumpangtindih selubung daun
Sedang (2) 19.745cmb
Luas (3) 29.936 cma
Luas (3) Luas (3) 28.424 cma 28.662 cma
Kecil (1) Kecil 10.628 cmc (1) 10.936 cmc
Sedang (2)
Sedang (2)
Sedang (2) Kuat (3)
Lemah (1)
Lemah (1)
Sedang (2)
Sedang (2)
Sedang (2) Kuat (3)
Lemah (1)
Lemah (1)
Merah kehijauan (5)
Hijau kekuningan (1)
Kuat (7)
Medium (5) Merah (3)
6. Batangsemu: (+) meruncing QN 7. Batangsemu: PQ warna
AHM Triploid (3)
Lemah(1)
Sedang (5)
Merah Hijau Hijau Merah kehijauan (5) kehijauan (5) kekuningan (1) muda (2)
PUG PLP PMK Triploid (3) Diploid (1) Diploid (1)
Ungu (7)
Banyak (7) Banyak (7)
8.
Batangsemu: pewarnaan (+) antosyanin QN
Kuat (7)
Kuat (7)
Lemah (3)
9. Batangsemu: Hijau (2) PQ warna dari sisi dalam dari selubung basal
Hijau (2)
Kuning kehijauan (1)
Lemah (3) Sangat kuat(9) Hijau (2) Ungu (4)
Merah (3)
a AHM merupakan varietas pembanding. Tanda asterik (*): karakter penting yang pasti harus ada pada pengujian BUSS diseluruh tempat yang bergabung dengan UPOV sebagai harmonisasi pengamatan internasional. Tanda (+): contoh pengamatan ada dalam TG UPOV. QN: kuantitatif karakter. QL: kualitatif karakter. PQ: pseudokualitatif karakter. Nilai tengah yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada hasil yang uji lanjut DMRT dengan taraf 5%
9
Karakter Tanaman dan Daun Berdasarkan Tabel 2. pengamatan karakter ini mendapatkan hasil bahwa tanaman yang diuji memiliki karakter tanaman dengan pola penyebaran menyebar. Pisang CVS jika dibandingkan dengan varietas pembanding yaitu AHM memiliki ciri-ciri yang hampir mirip dari sisi tanaman dan daun, kecuali pada bagian bawah daun dimana bawah daun AHM meruncing sedangkan CVS salah satu ada yang melengkung dan meruncing, petiole/ tangkai daun pada CVS juga lebih panjang dari AHM. Bentuk dari sayap petiole pada bagian ini dapat di bedakan antara jenis plantains dan bananas, menurut Nakasone dan Paull (1998) perbedaan jenis antara bananas dan plantains dapat terlihat dari bagian petiole dimana bagian petiole dari jenis plantains cenderung melengkung kedalam dan bananas keluar, hal ini sesuai dengan penelitian ini. Varietas AHM, CVS, PUG, PLP, dan PMK arah petiole melengkung keluar sementara KKU dan KUS dari golongan plantains arah sayap petiole melengkung ke dalam. Varietas pembanding sendiri lapisan lilin pada daun ada dalam kategori lemah sementara PUG, KKU dan KUS memiliki karakter lapisan lilin yang kuat. Daun varietas pembanding juga tidak memiliki kilap pada permukaan daun, tetapi pisang KKU, KUS, PUG, dan PMK memiliki kilap di permukaan daun. Panjang daun terpanjang adalah varietas KKU, KUS, dan PUG, panjang daun yang pendek terdapat pada varietas PMK dan PLP. Tabel 2 Karakter tanaman dan daun AHM No Karakter Sedang (5) 10. Tanaman: kepadatan (+) mahkota 11. Tanaman: pola Menyebar (*) pertumbuhan (2) (+) 12. Petiole daun: pola dari sayap (+) pada dasar QN Melengkung ke luar (1) 13. Petiole daun: Pendek (1) 34.667 cmde (*) Panjang (+) QN 14. Daun: warna (*) dari midrib PQ pada sisi bawah
Hijau (2)
CVS Sedang (5)
KKU Lepas (3)
KUS Sedang (5)
PUG Lepas (3)
PLP Lepas (3)
PMK Lepas (3)
Menyebar (2)
Menyebar (2)
Menyebar (2) Menyebar (2)
Menyebar (2)
Menyebar (2)
Melengkung ke luar (1) Sedang (5) 42.5 cmdc
Melengkung ke dalam (3) Panjang (7) 55.333 cma
Melengkung ke dalam (3) Panjang (7) 54.250 cmab
Melengkung ke luar (1) Sedang (5) 46 cmbc
Melengkung ke luar (1) Pendek (1) 28.429 cme
Melengkung ke luar (1) Pendek (1) 28.2 cme
Hijau (2)
Pink (1)
Pink (1)
Ungu (4)
Pink (1)
Hijau (2)
10 Tabel 2 Karakter tanaman dan daun (lanjutan) No Karakter 15. Daun: bentuk (*) dari dasar (+) PQ
AHM
CVS
KKU
KUS
PUG
PLP
PMK
Salah stu sisi Kedua sisi Kedua sisi Kedua sisi Kedua sisi Kedua sisi melengkung melengkung melengkung melengkung melengkung melengkung dengan sisi (1) (1) (1) (1) (1) lain meruncing (2) 16. Daun: panjang Sedang (5) Sedang (5) Panjang (7) Panjang (7) Panjang (7) Pendek (3) Pendek (3) 217.33 cmc 226 cmbc 291 cma 271.5 cmab 274 cmab 150.14 cmd 160 cmd QN daun Luas (7) Luas (7) Luas (7) Luas (7) Luas (7) Sempit (3) Sempit (3) 17. Daun: lebar 72.5 cma 74 cma 83 cma 83 cma 80 cma 43.714 cmb 47.6 cmb QN daun Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan 18. perminggu perminggu perminggu perminggu perminggu perminggu perminggu QN Daun: rasio (3) (3) (3) (3) (3) (3) (3) daun 3.036a 3.053a 3.489a 3.467a 3.425a 3.467a 3.411a Kuat (7) Kuat (7) Lemah (3) Lemah (3) 19. Daun: lapisan Lemah (3) Lemah (3) Kuat (7) QN lilin pada dasar daun Tidak ada (1) Tidak ada Ada (9) Ada (9) Ada (9) Tidak ada (1) Ada (9) 20. Daun: (1) (*) kilap di bagian QL atas Keduanya meruncing (3)
a AHM merupakan varietas pembanding. Tanda asterik (*): karakter penting yang pasti harus ada pada pengujian BUSS diseluruh tempat yang bergabung dengan UPOV sebagai harmonisasi pengamatan internasional. Tanda (+): contoh pengamatan ada dalam TG UPOV. QN: kuantitatif karakter. QL: kualitatif karakter. PQ: pseudokualitatif karakter. Nilai tengah yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada hasil yang uji lanjut DMRT dengan taraf 5%
Karakter Peduncle, Rachis dan Tandan Berdasarkan Tabel 3, seluruh varietas yang diuji rata-rata memiliki bulu halus pada peduncel/ tangkai tandan kecuali tanaman KKU dan KUS. Varietas pembanding juga memilki kesamaan dengan CVS kembali dalam hal kelengkungan peduncle yang kuat sementara yang lain memiliki kelengkungan yang lemah. Perbedaan yang khas lagi adalah bentuk tandan yaitu pola terhadap buah dimana CVS memiliki kesamaan dengan varietas pembanding AHM, sementara yang lain KKU dan KUS memiliki pola moderat sedikit keatas, sedangkan PUG, PLP, dan PMK memiliki pola horizontal-sedikit naik. Bentuk tandan KUS, KKU, dan CVS memiliki kesamaan dengan varietas pembanding yaitu cylindrical sementara PLP, PMK, dan PUG memiliki bentuk irregular. Pada bagian rachis semua tanaman yang diuji tidak memiliki braktea yang menutupi rachis. Keberadaan bunga hemaprodit rata-rata semua varietas memiliki bunga hemaprodit kecuali KUS. Berdasarkan Tabel 3. urutan karakter tandan yang terpanjang adalah KKU, KUS, AHM, CVS, PUG, PLP dan PMK. Lebar terlebar urutannya adalah KUS, PUG, AHM, CVS, KKU, PLP, dan PMK. Berdasarkan penelitian Wirnas et al. (2005) karakter kuantitatif tandan ini dapat dipengaruhi oleh umur berbunga dan panen semakin lama semakin besar, karakter tinggi tanaman, lebar tanaman, dan daun.
11
Tabel 3 Karakter peduncle, rachis dan tandan AHM No Karakter 21. Peduncle: Sedang (5) (+) panjang 42 cmab QN peduncle 22. Peduncle: lebar Kecil (3) (+) 4.396 cmbc peduncle QN 23. Peduncle: : Ada (1) (*) rambut halus 24. Peduncle: (+) kelengkungan QN
CVS
Kuat (7) Panjang (7) 25. Tandan: (*) panjang tandan 64 cma (+) QN 26. Tandan: lebar (*) tandan (+) QN
Sedang (5) 29.936 cmab
KKU
KUS
PUG
PLP
PMK
Sedang (5) 49 cmab
Panjang (7) 50.5 cma
Panjang (7) Sedang (5) Pendek (3) Pendek (3) 53 cma 50 cmab 31.57 cmbc 25 cmbc
Kecil (3) 4.185 cmc
Besar (7) 7.006 cma
Sedang (5) Sedang (5) Kecil (3) Kecil (3) 6.051 cmab 6.051 cmab 4.39 cmbc 3.822 cmc
Ada (1)
Tidak ada (9) Tidak ada Ada (1) ada (9)
Kuat (7) Sedang (5) 53.5 cmab
Lemah (3) Panjang (7) 66.5 cma
Ada (1)
Ada (1)
Lemah (3) Lemah (3) Lemah (3) Lemah (3) Panjang (7) Sedang (5) Pendek (3) Pendek (3) 64 cma 52 cmab 36.14 cmbc 26 cmc
Sedang (5) Sedang (5) Luas (7) Luas (7) 28.572 cmabc 28.342 cmabc 31.847 cma 30.573 cmab
Sempit (3) Sempit (3) 21.929 20.064 cmbc cmc
27. Tandan: bentuk (+) PQ QN
Cylindrical (1) Cylindrical Cylindrical Cylindrical Irregular (1) (1) (1) (2) naik Sangat naik Moderat ke Moderat ke Horizontal 28. Tandan: pola Sangat (3) atas (2) atas (2) –sedikit (*) terhadap buah (3) naik (1) (+)
Irregular (2) Horizontal –sedikit naik (1)
Medium (5) Padat (7)
Irregular (2) Horizontal –sedikit naik (1)
29. Tandan: QN kepadatan
Padat (7)
Padat (7)
Padat (7)
Padat (7)
Padat (7)
30. Jumlah sisir (*) (+) QN
Sedang (5) 5.5bc
Sedang (5) 8b
Banyak (7) 11a
Banyak (7) Sedikit (1) Sedang (5) Sedang (5) 12a 5c 6.857cb 5.5bc
12 Tabel 3 Karakter peduncle, rachis dan tandan (lanjutan) -
31. Rachis: pola (*) dari bunga (+) jantan PQ
32. Rachis: (+) penampakan QN parut 33. Rachis: (*) keberadaan (+) braktea QN 34. Rachis: QL keberadaan bunga hemaprodit
Melengkung Vertikal (1) dengan akhir vertikal (3)
inclined (2)
-
Sedang (2)
Kuat (3)
-
Lemah (1)
Inclined (2) Vertikal (1)
Horizontal dengan akhir inklin (4) Lemah (1) Sedang (2) Sedang (2)
Tidak ada (1) Tidak ada (1) Tidak ada (1) Tidak (1)
ada Tidak (1)
Ada (1)
ada Ada (1)
Ada (1)
Ada (1)
Tidak (9)
ada Tidak ada Tidak ada (1) (1) Ada (1)
Ada (1)
a AHM merupakan varietas pembanding. Tanda asterik (*): karakter penting yang pasti harus ada pada pengujian BUSS diseluruh tempat yang bergabung dengan UPOV sebagai harmonisasi pengamatan internasional. Tanda (+): contoh pengamatan ada dalam TG UPOV. QN: kuantitatif karakter. QL: kualitatif karakter. PQ: pseudokualitatif karakter. Nilai tengah yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada hasil yang uji lanjut DMRT dengan taraf 5%
Karakter Jantung Jantung pisang merupakan bagian dari bunga pisang yang bersifat steril yang kemudian tidak dapat menjadi buah, sehingga disebut sebagai bunga jantan (Inibap 2001). Bentuk jantung pisang memiliki beberapa variasi dimana bentuk AHM memiliki kemiripan dengan CVS yaitu berbentuk narrow ovate, sedangkan KKU memilki bentuk broad ovate, PLP berbentuk lanceolate dan PMK berbentuk medium ovate dapat dilihat pada Tabel 4. Bentuk ujung braktea dan CVS memilki bentuk yang berbentuk broad acute, KKU obtuse, PLP AHM narrow acute dan PMK right angle. Warna dalam braktea, varietas pembanding oranye kemerahan samai PMK, CVS dan KKU berwarna merah dan PMK berwrna pink. PUG belum didapatkan data jantung karena buah yang sudah berbuah yang diamti dengan jantung yang sudah hilang. Sementara KUS merupakan pisang yang tidak memiliki jantung pisang, dengan nama lokal kepok lokal nipah (Suhartanto et al. 2009).
13
Tabel 4 Karakter jantung Karakter AHM No Ada (1) 48. Jantung (*) pisang: (+) keberadaan QL 49. Jantung pisang: bentuk (+) QN
50. Jantung (+) pisang: QN pembukaan braktea 51. Braktea: PQ warna dalam braktea
52. Braktea: bentuk ujung (+)
Narrow ovate (2) Tertutup atau sedikit membuka (1)
CVS Ada (1)
KKU Ada (1)
KUS PUG PLP Tidak Ada (1) Ada (1) ada (2) -
Narrow Broad ovate ovate (2) (4) Tertutup atau Sangat sedikit terbuka (3) membuka (1)
-
Orange Merah (7) kemerahan (6)
Merah (7)
-
Broad acute (2)
Obtuse (4)
-
Broad acute (2)
PMK Ada (1)
-
Lanceolate Medium (1) ovate (3) Tertutup Terbuka atau sedikit sedang (2) membuka (1)
Orange kemerahan (6) Narrow acute (1)
Pink (5)
Right angle (3)
a AHM merupakan varietas pembanding. Tanda asterik (*): karakter penting yang pasti harus ada pada pengujian BUSS diseluruh tempat yang bergabung dengan UPOV sebagai harmonisasi pengamatan internasional. Tanda (+): contoh pengamatan ada dalam TG UPOV. QN: kuantitatif karakter. QL: kualitatif karakter. PQ: pseudokualitatif karakter.
Karakter buah Buah merupakan bagian penting dari tanaman pisang, karena bagian inilah yang akan dikonsumsi. Karakter pada buah juga dapat menjadi salah satu pembeda yang khas diantara karakter-karakter yang diuji, seperti yang disajikan pada Tabel 5. Bagian punggung bujur buah menunjukkan pisang AHM dan CVS memilki bentuk moderat, KUS dan KKU bentuknya sangat kuat sedang PLP, PMK dan PUG berbentuk lemah. Bentuk kelengkungan buah juga menggambarkan bahwa pisang AHM memiliki kelengkungan dibagian ujung, CVS agak memelngkung, KKU, KUS, PLP, PMK dan PUG memilki bentuk buah yang lurus. Ukuran pisang juga menggambarkan bahwa CVS dan AHM tergolong pisang dengan ukuran panjang, KKU, KUS, dan PUG golongan pisang dengan panjang sedang, dan PLP dan PMK golongan pisang kecil. Adanya beberapa kemiripan antar buah dapat dibedakan juga melalui bagian bawah buah dimana bentuk bawah buah pisang PUG, AHM dan CVS berbentuk truncate, KUS, dan KKU berbentuk pointed, PLP berbentu bottle necked dan PMK berbentuk rounded. Warna buah merupakan salah satu penciri yang dapat dengan mudah untuk membedakan satu sama lain. Warna buah ketika masak untuk pisang AHM
14
dan CVS adalah hijau kekuningan sedangkan, KUS dan KKU memilki warna kuning, serta PLP dan PMK warnanya kuning cerah. PUG memilki ciri khas warna kulit yang paling berbeda yaitu warnanya ungu ketika muda dan masak menjadi merah agak oranye. Tabel 5 Karakter buah Karakter No 35. Buah: (*) kelengkungan (+) buah PQ
36. Buah: (*) punggung (+) bujur QN
AHM
Sedikit melengkung di bagian distal (2) Moderat (2)
Sedang (5) 37. Buah: (*) panjang buah 10.761 cmab (+) QN
CVS
KKU
KUS
PUG
PLP
PMK
Datar Tegak (1) membengkok (3)
Tegak (1)
Tegak (1)
Tegak (1) Tegak (1)
Moderat (2) Kuat (3)
Kuat (3)
Lemah (1)
Lemah (1) Lemah (1)
Panjang (7) 13.367 cma
Sedang (5) Panjang (7) Pendek (1) Pendek 9.41 cmbc 13.226 cma 7.089 cmc (1) 7.379 cmc
Sedang (5) 9.115 cmbc
38. Buah: lebar (*) buah (+) QN
Medium (2) 3.252 cmab
Medium (2) Medium (2) 3.432 cmab 2.755 cmb
Medium Lebar (1) (2) 4.241 cma b 3.005 cm
39. Buah: (+) panjang QN pedikel
Pendek (1) 0.607 cmc
Panjang (3) 1.681 cma
Panjang (3) Sedang (2) Sedang (2) Sedang 1.782 cma 1.214 cmb 0.952 cmbc (2) 1.128 cmb
Truncate (2)
Truncate (2) Pointed (4)
Pointed (4) Truncate (2)
Bottle Rounded necked (3) (1)
Sedang (2) 0.23 cmb
Tebal (1) 0.255 cma
Tipis (3) Tebal (1) 0.186 cmbc 0.26 cma
Sedang (2) Tipis (3) 0.193 cmbc 0.154 cmc
Panjang (3) 1.826 cma
Medium Medium (2) (2) 2.883 cmb 2.95 cmb
40. Buah: bentuk (*) ujung buah (+) PQ
41. (*) (+) QN 42. (*) (+) PQ
Buah: tebal kulit
Buah: warna Hijau sedang kulit (sebelum (6) matang)
43. Buah: warna
Kuning
Tebal (1) 0.265 cma
Hijau sedang Hijau tua (7) Hijau tua (6) (7)
Merah/ ungu (9)
Hijau Hijau muda (5) muda (5)
Kuning
Merah
Kuning
Kuning
Kuning
Kuning
15 Tabel 5 Karakter buah (lanjutan) Karakter No (*) kulit
AHM kehijauan (3)
CVS KKU kehijauan (3) sedang (2)
KUS PUG sedang (2) oranye (7)
PLP PMK terang (1) terang (1)
Lemah (3)
Lemah (3)
Lemah (3) Lemah (3)
Kuat (7)
Lemah (3)
Ada (1)
Ada (1)
Ada (1)
Ada (1)
Ada (1)
Keputihan (2) Sedang (2) 39.346ab
Krem (3)
Sedang (2) 41.093ab
Keputihan (2) Keras (3) 34.963b
Kuning (4) Kuning (4) Lembut (1) Lembut (1) Keras (3) 60.813a 58.704a 32.804b
Kuning (4) Keras (3) 20.111b
23.611bc
15.741d
27.488a
19.813c
26.444ab
Lemah (3) 44. Buah: QN penempelan kulit Ada (1) 45. Buah: (+) keberadaan PQ organ bunga 46. Buah: warna (*) daging buah PQ krem (3) 47. Kekerasan (*) QN 53. PTT a
Ada (1)
21.111c
22.016c
AHM merupakan varietas pembanding. Tanda asterik (*): karakter penting yang pasti harus ada pada pengujian BUSS diseluruh tempat yang bergabung dengan UPOV sebagai harmonisasi pengamatan internasional. Tanda (+): contoh pengamatan ada dalam TG UPOV. QN: kuantitatif karakter. QL: kualitatif karakter. PQ: pseudokualitatif karakter. Nilai tengah yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada hasil yang uji lanjut DMRT dengan taraf 5%
Uji baru, Unik, Seragam dan Stabil (BUSS) merupakan salah satu cara pengujian untuk melindungi tanaman yang akan dilepas. Pengujian ini didasarkan pada Pasal 1 Ayat 3 Undang-undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang perlindungan varietas tanaman (PVT) yang menjelaskan bahwa varietas tanaman yang selanjutnya disebut varietas, adalah sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah, biji, dan ekspresi karakteristik genotipe atau kombinasi genotipe yang dapat membedakan dari jenis atau spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya satu sifat yang menentukan dan apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan (Deptan 2006). Uji BUSS salah satunya dilaksanakan atas dampak perdagangan bebas khususnya untuk negara berkembang, bahwa tanaman-tanaman yang diperdagangkan sebaiknya memiliki sebuah perlindungan atau lebih dikenal dengan istilah perjanjian TRIPS (Trade-Relatived Aspects of Intellectual Property Rights). Uji BUSS juga dilaksanakan guna melindungi pemulia tanaman yang ingin melepaskan varietas dan menjadikan sebuah insentif bagi mereka, semakin banyak orang yang menekuni dibidang penelitian ini dan kemudian banyak dihasilkan varietas baru. Varietas baru yang akan dilindungi harus memilki persyaratan kebaruan, unik, seragam dan stabil untik varietas yang diuji (Lalitha 2004; Gazaro 2006; Singh 2007; Santos et al. 2012). Berdasarkan hasil kegiatan pengujian simulasi BUSS pisang dilapang, varietas yang diuji dapat dikategorikan baru apabila pisang ini bahan perbanyakannya atau hasil panennya belum pernah diperdagangkan tidak lebih dari setahun, atau diluar negeri lebih dari empat tahun untuk tanaman semusim dan enam tahun untuk tanaman tahunan (Syukur et al. 2012). Karakter baru tidak diuji secara langsung, tetapi hal ini dapat terlihat dari jenis-jenis pisang yang diamati yang umumnya belum umum dipasaran dan kebanyakan masih dikenal dengan penamaan-penamaan lokal. Karakter pisang yang diuji memiliki perbedaan karakter morfologi dengan pisang yang menjadi pembanding.
16
Karakterisasi berdasarkan penanda morfologi kualitatif merupakan pendekatan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah duplikasi plasma nutfah (Simmonds dan Shepherd 1955). Terdapat 50 karakter yang berbeda dari 52 karakter yang diamati. varietas yang diuji memiliki kekhasannya masing-masing yang menjadi pembeda diantara setiap varietas sehingga varietas yang diuji dapat dinyatakan dengan kategori unik. Pengamatan yang dilakukan pada seluruh karakter yang ada di Kebun Percobaan Pasir Kuda menyatakan keseragaman dimana tidak ada varietas yang off type, yang teramati. Keseragaman yang ada menandakan bahwa pisang-pisang ini dapat dianggap stabil karena sumber pisang ini berasal dari anakan atau perbanyakan secara vegetatif dengan rata-rata indukan yang sama. Berdasarkan pengamatan yang telah dilaksanakan, seluruh karakter dapat diamati dengan tabel test guidlines (TG) UPOV. Hal ini menyatakan bahwa TG UPOV ini dapat diaplikasikan di Indonesia untuk pengamatan uji BUSS selajutnya dengan beberapa penambahan karakter pengamatan yang sesuai dengan di Indonesia. Simulasi uji BUSS ini juga berperan untuk mengidentifikasi varietas contoh yang dapat dicantumkan pada pedoman panduan uji selanjutnya yang ditampilkan pada Tabel 6. sebagai varietas contoh. Varietas contoh ini didapatkan akibat tingginya keragaman antara karakter pisang yang diuji.. Varietas contoh ditentukan berdasarkan notasi angka yang diberikan pada tabel keberbedaan, kemudian dicantumkan dalam tabel yang ada pada deskriptor sebagai tabel varietas contoh. Penetapan varietas contoh ini sangat penting atau dibutuhkan untuk kemudian menjadi varietas pembanding pada pengujian. Menurut Harding (1983) tujuan awal dari kultivar-kultivar yang dikoleksi di stasiun pengujian adalah untuk mengoreksi, megidentifikasi kultivar yang terlihat menarik, tetapi belum teridentifikasi. Tujuan lain adalah untuk mengoreksi karakter pada tanaman yang diuji apakah lebih baik atau tidak. Tabel 6 Varietas contoh Karakter 1. Ploidy (*) (+)
2. Rhizome: jumlah sucker didalam tanah (+)
3. Batangsemu : panjang (*) Pseudostem: length (+)
Diploid
Note/ Nota 2
Triploid
3
Tetraploid Sedikit
4 3
Sedang
5
Banyak Sangat pendek Pendek
7 1 3
Sedang Panjang Sangat panjang
5 7 9
Indonesia
Varietas Contoh Mas kirana, Pisang Lampung Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang, Pisang Ungu, Ambon HIjau Pisang Ungu Ambon Hijau, Cavendish, Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang Pisang Lampung, Mas Kirana, Ambon Hijau Cavendish, Pisang Ungu Kepok Unti Sayang Kepok Kuning
17 Tabel 6 Varietas contoh (lanjutan) Karakter 4. Batangsemu : diameter (*) Pseudostem: diameter (+)
Indonesia Kecil Sedang Luas
Lemah 5. Batangsemu : tumpangtindih selubung Sedang (+) daun Pseudostem: overlapping of leaf sheaths Kuat 6. Batangsemu : meruncing Tidak ada atau lemah Pseudostem: tapering Sedang (+)
7. Batangsemu : warna Pseudostem: color
8. Batangsemu : pewarnaan antosyanin (+) Pseudostem: anthocyanin coloration
5 7 1 2 3 1 2
Kuat Hijau kekuningan
3 1
Hijau muda Hijau medium Hijau tua Merah kehijauan
2 3 4 5
Merah Ungu Tidak ada atau lemah Lemah
6 7 1 3
Medium Kuat
5 7
Sangat kuat Kuning kehijauan Batangsemu warna dari Hijau sisi dalam dari selubung basal Pseudostem: color of inner Merah side of basal sheath Ungu Lepas 10. Tanaman : kepadatan mahkota (+) Plant: compactness of Sedang crown 9.
11. Tanaman : pola (*) pertumbuhan (+) Plant: growth habit
Note/ Nota 3
9 1 2 3 4 3 5
Padat Keatas Menyebar
7 1 2
Jatuh
3
Varietas Contoh Ambon Hijau, Pisang Mas Kirana, Pisang lampung Cavendish Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang, Pisang Ungu Pisang lampung, Pisang Mas Kirana Ambon Hijau, Kepok Kuning, Cavendish, Kepok Unti Sayang Pisang Ungu Ambon Hijau, Pisang Lampung, Mas Kirana Cavendish, Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang Pisang Ungu Cavendish, Kepok Kuning, Mas Kirana Kepok Unti Sayang Ambon Hijau, Pisang Lampung Pisang Ungu Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang Pisang Mas Kirana Ambon Hijau, Cavendish, Pisang Lampung Pisang Ungu Kepok Kuning Ambon Hijau, cavendish, Kepok Unti Sayang Pisang Lampung, Mas Kirana Pisang Ungu Kepok Kuning, Pisang Ungu, Pisang Lampung, Mas Kirana Ambon Hijau, Cavendish, Kepok Unti Sayang Ambon Hijau, Cavendish, Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang, Pisang Ungu, Pisang Lampung, Mas Krana -
18 Tabel 6 Varietas contoh (lanjutan) Karakter 12. Petiole : pola dari sayap pada dasar QN Petiole: attitude of wings (+) at base
13. Petiole : panjang (*) Petiole: length QN (+)
Indonesia Melengkung ke arah luar tegak sedikit melengkung kedalam melengkung kedalam bertumpuk Pendek
2 3
Sedang Panajang
5 7
14. Daun : warna dari tangkai Kuning Hijau (*)P daun pada sisi bawah Q Leaf blade: color of midrib Pink on lower side
15. Helai daun : bentuk dari (*) dasar (+) Leaf blade: shape of base PQ
16. Daun : lapisan lilin pada QN dasar daun Leaf blade: waxiness on lower side
17. Daun: panjang QN Leaf blade: length
18. Daun: lebar QN Leaf blade: width
Note/ Nota 1
Ungu Ungu hitam Kedua sisi bulat
Salah satu sisibulat salah satu tajam Kedua-duanya tajam Tidak ada atau lemah Lemah
4 5 3
1 2 3 4 5 1 2 3 1 3
Sedang Kuat
5 7
Pendek
3
Sedang panjang
5 7
Kecil
3
Sedang Luas
5 7
19. Daun: rasio panjang/ lebar Perpanjangannya setiap minggu QN Leaf blade: ratio length/width
3
5 7
Varietas Contoh Ambon Hijau, Cavendish, Pisang Ungu, Pisang Lampung, Mas Kirana Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang Ambon Hijau, Pisang lampung, Mas Kirana Cavendish, Pisang Ungu Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang Ambon Hijau, Cavendish, Mas Kirana Kepok Kuning, Pisang Lampung, Kepok Unti Sayang Pisang Ungu Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang, Pisang Ungu, Pisang Lampung, Mas Kirana Cavendish Ambon Hijau Ambon, Hijau Pisang Lampung , Mas Kirana Kepok Kuning,Kepok Unti sayang, Pisang Ungu Pisang Lampung, Mas Kirana Ambon Hijau, Cavendish Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang, Pisang Ungu Pisang Lampung, Mas Kirana Ambon Hijau, Cavendish, Kepok Unti Sayang, Kepok Kuning, Pisang Ungu Ambon Hijau, Cavendish, Kepok Unti Sayang, Kepok Kuning, Pisang Ungu, Pisang Lampunng, Mas Kirana -
19 Tabel 6 Varietas Contoh (lanjutan) Karakter
Indonesia
Note/ Nota 1 9
20. Daun: (*) Leaf blade: glossiness of QL upper side
Tidak ada Ada
21. Peduncel : panjang (+) Peduncle: length QN
Pendek
3
Sedang
5
panjang
7
Kecil
3
22. Peduncle: diameter (+) QN
Sedang 5
23. Peduncle : (*) Peduncle: pubescence
24. Peduncle: curvature (+) QN
25. Tandan :Panjang (*) Bunch: length (+) QN
26. Tandan : diameter (*) Bunch: diameter (+) QN
27. Tandan : bentuk (+) Bunch: shape PQ
28. Tandan : pola terhadap (*) buah (+) Bunch: attitude of fruits QN
besar Tidak ada
7 1
Ada
9
Tidak ada atau sanat lemah Lemah
1 3
Sedang Kuat Pendek
5 7 3
Sedang
5
Panjang
7
Sempit
3
Sedang
5
Luas
7
Silinder
1
Tidak beraturan
2
konikal Horizontal sampai sedikit naik ke atas Naik ke atas Sanagat naik
3 1 2 3
Varietas Contoh Ambon Hijau, Cavendish, Lampung, Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang, Pisang Ungu, Mas Kirana Pisang Lampung, Mas Kirana Ambon Hijau, Cavendish, Pisang Ungu Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang Ambon Hijau, Cavendish, Pisang Lampung, Mas Kirana Kepok Unti Sayang, Pisang Ungu Kepok Kuning Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang Ambon Hijau, Cavendish, Pisang ungu, Pisang Lampung, Mas Kirana Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang, Pisang Ungu, Pisang Lampung, Mas Kirana Ambon Hijau, Cavendish Pisang Lampung, Mas Kirana Cavendish, Kepok Unti Sayang, Pisang Ungu Ambon Hijau, Kepok Kuning Pisang Lampung, Mas Kirana Ambon Hijau, Cavendish, Kepok Kuning Kepok Unti Sayang, Pisang Ungu Ambon Hijau, Cavendish, Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang, Pisang Ungu, Pisang Lampung, Mas Kirana Pisang Ungu, Pisang Lampung, Mas Kirana Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang Ambon Hijau, Cavendish
20 Tabel 6 Varietas contoh (lanjutan) Karakter
Indonesia
Varietas Contoh
30. Tandan : jumlah sisir buah Sedikit Sedang (*) Bunch: number of hands (+) QN Banyak
3 5
Vertikal
1
Naik Melengkung dengan akhir vertikal Horizontal dengan ujung naik Lemah
2 3
Pisang Ungu Ambon Hijau, Cavendish, Kepok Kuning, KepokUnti Sayang, Pisang Lampung, Mas Kirana Pisang Ungu Ambon Hijau, Cavendish, Pisang Lampung, Mas Kirana Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang Ambon Hijau, Cavendish, Kepok Kuning, Pisang Lampung Pisang Ungu -
4
Mas Kirana
1
Moderat Kuat Tidak ada atau lemah
2 3 1
Moderat Kuat Tidak ada Ada
2 3 1 9
Tegak Sedikit melengkung pada bagian distal
1
Cavendish, Pisang Ungu Pisang Lampung, Mas Kirana, Ambon Hijau Kepok Kuning Ambon Hijau, Cavendish, Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang, Pisang Ungu, Pisang Lampung, Mas Kirana Kepok Unti Sayang Ambon Hijau, Cavendish, Kepok Kuning, Pisang Ungu, Pisang Lampung, Mas Kirana Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang, Pisang Ungu, Pisang Lampung, Mas Kirana Ambon Hijau
29. Tandan : kepadatan QN Bunch: compactness
31. Rachis: attitude of male (*) part (+) PQ
32. Rachis: prominence of (+) scars QN 33. Rachis: persistence of (*) bracts (+) QN
34. Rachis: persistence of QL hermaphrodite flowers
35. Buah : lengkungan (*) Fruit: curvature (+) PQ
Lepas Sedang Padat
Note/ Nota 1 5 7
7
2
36. Fruit: longitudinal ridges (*) (+) QN
Umumnya melengkung Berbentuk- S Tidak ada atau lemah
3 4 1
Moderat Kuat
2 3
Cavendish Pisang Ungu, Pisang Lampung, Mas Kirana Ambon Hijau, Cavendish Kepok Kuninng, Kepok Unti Sayang
21 Tabel 6 Varietas contoh (lanjutan)
37. Buah : panjang (*) Fruit: length (+) QN
Pendek Sedang Panjang
Note/ Nota 3 5 7
38. (*) (+) QN
Sempit Sedang Luas
3 5 7
Karakter
Buah : diameter ( tidak termasuk ridges) Fruit: width (excluding ridges)
Indonesia
39. Buah: panjang dari pedicel Pendek Medium (+) Fruit: length of pedicel QN
3 5
Panjang
7
40. Buah : bentuk dari apex (*) Fruit: shape of apex (+) PQ
Bulat Pancung
1 2
Leher botol Titik
3 4
41. Buah : ketebalan kulit (*) Fruit: thickness of peel (+) QN
Tebal
3
Médium
5
Tipis Kuning terang Kuning sedang Kuning tua Kunin kehijauan Hijau muda
7 1 2 3 4 5
Hijau sedang Hijau tua
6 7
Pink Merah Kuning terang
8 9 1
Kuning sedang
2
Kuning kehiajuan Hijau Kuning tua Oranye Merah oranye Merah Hitam
3 4 5 6 7 8 9
42. (*) (+) pQ
Buah : wana buah (sebelum mtng) Fruit: color of peel (before maturity)
43. Buah : warna kulit (*) Fruit: color of peel
Varietas Contoh Pisang Lampung, Pisang Mas Kirana Ambon Hijau, Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang, Cavendish, Pisang Ungu Ambon Hijau, Cavendish Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang, Pisang Lampung, Pisang Mas Kirana Pisang Ungu Ambon Hijau Pisang Ungu, Pisang Lampung, Pisang Mas Kirana Cavendish, Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang Mas Kirana Ambon Hijau, Cavendish, Pisang Ungu Pisang Lampung Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang Cavendish, Kepok Kuning, Pisang Ungu Ambon Hijau, Kepok Unti Sayang, Pisang Lampung Mas Kirana Pisang Lampung, Mas Kirana Ambon Hijau, Cavendish Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang Pisang Ungu Pisang Lampung, Mas Kirana Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang Ambon Hijau, Cavendish Pisang Ungu -
22 Tabel 6 Varietas contoh (lanjutan) Karakter 44. Fruit: adherence of peel QN
Indonesia Lemah Sedang
Kuat 45. Buah : keberadaan organ Tidak ada Ada buna (+) Fruit: persistence of floral PQ organs
Note/ Nota 3 5 7 1 9
Putih Keputih-putihan Krem
1 2 3
Kuning
4
Orange Punkis krem Lembut Médium Keras
5 6 1 3 5
48. Bunga jantan: kehadiran (*) Male inflorescence: (+) persistence QL
Tidak ada Ada
1 9
49. Bunga jantan: bentuk Male inflorescence: shape (+) QN 50. Male inflorescence: (+) opening of bracts QN
Lanceolate Sedikut oval Oval sedang Luas oval Tertutup/ sedikit membuka
1 2 3 4 1
Separuh membuka Sangat membuka
2 3
51. Bract: color of inner side PQ
Agak putih Kuning Kuning kehijauan Hijau Pink Orange kemerahan
1 2 3 4 5 6
46. Buah : warna dagin buah (*) Fruit: color of flesh PQ
47. Fruit: firmness of flesh (*) QN
Merah Ungu 52. Braktea: betuk dari ujung Lancip sempit Lancip luas Bract: shape of apex Sudut kanan (+) Bulat PQ Aak membelah
7 8 1 2 3 4 5
Varietas Contoh Ambon Hijau, Cavendish, Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang, Pisang Ungu, Mas Kirana Pisang Lampung Ambon Hijau, Cavendish, Kepok Kuning, Kepok Unti Sayang, Pisang Ungu, Mas Kirana, Pisang Lampung Cavendish, Kepok Kuning Ambon Hijau, Kepok Unti Sayang Pisang Ungu, Pisang Lampung, Mas Kirana Kepok Unti Sayang, Pisang Ungu Ambon Hijau, Kepok Kuning Cavendish, Pisang Lampung, Mas Kirana Kepok Unti Sayang Ambon Hijau, Cavendish, Kepok Kuning, Pisang Ungu, Mas Kirana, Pisang Lampung Pisang Lampung Ambon Hijau, Cavendish Mas Kirana Kepok Kuning Ambon Hijau, Cavendish, Pisang Lampung Mas Kirana Kepok Kuning Mas Kirana Ambon Hijau, Pisang Lampung Cavendish, Kepok Kuning Pisang Lampung Ambon Hijau, Cavendish Mas Kirana Kepok Kuning -
23
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Simulasi uji BUSS ini telah dapat mengidentifikasin beberapa kekhasan dari beberapa varietas yang diuji jika dibandingkan dengan varietas pembanding. Karakter pisang yang diuji memiliki perbedaan karakter sebanyak 50 perbedaan dari 52 karakter yang diamati dengan varietas pembanding. Adanya perbedaan antara varietas yang diuji sehingga dapat dinyatakan sebagai kategori unik. Keseragaman dinyatakan dengan tidak adanya off type pada pisang yang diamati. Sumber pisang yang diamati berasal dari perbanyakan vegetatif dan pisang dinyatakan telah seragam sehingga dapat dikategorikan pisang yang diuji stabil. Pengamatan yang dilakukan menyatakan kestabilan dimana tidak ada varietas yang off type. Simulasi ini juga telah dapat membuktikan bahwa TG UPOV dapat digunakan sebagai panduan pengujian BUSS di Indonesia dan dapat mengidentifikasi varietas contoh untuk panduan pengamatan selanjutnya. Saran Perlu di tambah lagi jenis pisang yang diuji agar lebih mewakli seluruh bagian karakter yang tercantum. Jenis pisang yang ditambahkan untuk pengujian seperti pisang ambon lumut, tanduk, raja, siem dan raja sereh. Perlu adanya penambahan karakter pada TG UPOV mengenai karakter kemanisan buah, kandungan pati atau amilum, rasa/ kekesatan buah, ada tidak adanya biji, kemulusan kulit dan ketahanan penyakit. Perlu adanya pengurangan karakter no 20 dan 32 karena tidak ada acuan yang jelas dan kesulitan pada pengamatan. Sistem pengamatan yang ada di TG UPOV perlu ditambahkan keterangan VG, VS, MG, dan MS agar ada standar jumlah pengujian BUSS di Indonesia. Hasil dari tabel keberbadaan diatas dengan keragaman yang cukup tinggi dapat digunakan untuk mengisi tabel varietas contoh.
DAFTAR PUSTAKA Ashari S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Jakarta (ID): Universitas Indonesia Press [BPS] Badan Pusat Statistik. 2012. Produksi Buah-buahan Menurut Provinsi.[internet]. [2013 Mei 30] http://www.bps.go.id/tab_sub /view.php?kat=3&tabel=1&daftar=1&id_subyek=55¬ab=1 Brown C, Caligari PDS. 2008. An Introduction To Plant Breeding. IOWA (US): Black well publishing. [Deptan] Departemen Pertanian. 2006. Panduan Umum Pengujian Kebaruan, Keunikan, Keseragaman dan Kestabilan. Jakarta (ID): Pusat Perlindungan Varietas Tanaman, Departemen Pertanian. Espino RRC, Jamaluddin SH, Silayoi B, Nasution RE. 1997. Plant Resources of South East Asia No. 2 : Edible Fruits and Nuts. Verhejj EWM, Coronel RE, Editors. Bogor (ID): Prosea Foundation.
24
Gazaro WR. 2006. Plant Variety Protection: wich system of protection in the member states of OAPI. World Patent Information 28: 127-131. Harding PH. 1983. Testing and cultivar evaluation. James NM and Jules J, editors dalam Methods in Fruit Breeding. Indiana (US): Purdue University Pr. [Inibap] International Network for the Improvement of Banana and Plantain, IPGRI. 2002. Networking Banana and Plantain: INIBAP Annual Report 2001. International Network for the Improvement of Banana and Plantain. Montpeller, France. Jesus OND, Ferreira CF, Silva SDO, Camara TR, Soares TL, Pestana KN. 2009. Characterization of recomemended banana cultivars using morphological and molecular descriptors.CBAB 9: 164-173 Lalitha N. 2004. Diffusion of biotechnology and intellectual property rights: emerging issues in India. Ecological Economics 49: 187-198. Lengkong E. 2008. Keragaman genetika plasma nutfah pisang (Musa sp.) di Kabupaten Minahasa Selatan dan Minahasa Tenggara. FORMAS 4(1): 302-310. Leunufna S. 2007. Kriopreservasi untuk konservasi plasma nutfah tanaman: peluan pemanfaatannya di Indonesia. Jurnal Agrobiogen 3(2): 80-88. Megia R., Hadisunarno, Sulistyaningsih YC, Djuita NR. 2001. Izoyme polymorphisms for cultivar identification banana in Indonesia. Hayati 8(3): 81-85. Megia R. 2005. Musa sebagai model genom [ulasan]. Hayati 12(4): 167-170. Nakasone HY, Paull RE. 1998. Tropical Fruits. London (UK): CABI Publishing. Perrier X, Langhe ED, Donohue M, Lentfer C, Vrydaghs L, Bakry F, Careel F, Hippolyte, Horry JP, Jenny C et al. 2011. Multidisciplinary perspectives on banana (Musa spp.) domestication. PNAS [internet]. [2013 Juni 17]; 108 (28): 11311-113118. Tersedia pada: www.pnas.org/cgi/doi/10.1073/pnas.1102001108 Robinson JC. 1999. Bananas and Plantains.London (UK): CABI Publishing. Santos FS, Moraes Aviani DD, Hidalgo JAF, Machado RZ, Araújo SP. 2012. Evolution, importance and evaluation of cultivar protection in Brazil: the work of the SNPC. Crop Breeding and Applied Biotechnology S2: 99-110. Simmods NW, Shepherd K. 1955. The taxonomy and origins of the cultivated bananas. J. Linn Soc Lond Bot. 55 :302-312. Singh H. 2007. Plant variety protection and food security: lessons for developing country. JIPR. 12(4): 391-399. Steenis CGGJV, Hoed DD, Bloembergen S, Eyma PJ. 1981. Flora untuk Sekolah Indonesia. Cetakan ke-3. Moeso S, Soenarto H, Soerjo SA, Wibisono, Margono P, penerjemah. Jakarta (ID): Pradnya Paramitha. Suhartanto MR, Sobir, Harti H, Nasution MA. 2009. Pengembangan pisang sebagai penopang ketahanan pangan nasional. Prosiding hasil-hasil seminar IPB. Syukur M, Sujiprihati S, Yunianti R. 2012. Teknik Pemuliaan Tanaman. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. [UNCST] Uganda National Council for Science and Technology. 2007. The Biology of Bananas and Plantains. Uganda (UG): UNCST
25
[UPOV] Union for the Protection of New Varieties of Plant. 2010. Banana UPOV codes Musa A_Acu; Musaa_Par. Musa Acuminata colla; Musa x paradisiaca L. Guidelines for the conduct of tests for Distinctness, Uniformity and Stability. International Union For The Protection of New Varieties of Plants. Valmayor RV, Jamaluddin SH, Silayoi B, Kusumo S, Danh LD, Pascua OC, Espino RRC. 2000. Banana Cultivar Names and Synonims in Southeast Asia. Los Banos (PH): INIBAP Wirnas D, Sobir, Surahman M. 2005. Pengembangan kriteria seleksi pada pisang (Musa sp.) berdasarkan analisis lintas. Bul. Agron. 33(3): 48-54.
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Malang pada tanggal 10 November 1991, merupakan anak pertama dari pasangan Eman Suherman Drajat dan Wiwit Lestari (alm). Tahun 2009 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Cianjur dan pada tahun yang sama di terima di IPB, Fakultas Pertanian, Departemen Agronomi dan Hortikultura melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Penulis selama menjadi mahasiswa aktif sebagai anggota biro Pengembangan Internal BEM Keluarga Mahasiswa (2011-2012), anggota divisi internal BEM Fakultas Pertanian (2010-2011), divisi HRD Forum Komunikasi Rohis Departemen (2011-2012) dan terdaftar sebagai panita Festival Bunga dan Buah Nusantara, Festival Tanaman XXXIII dan aktif di beberapa kepanitian lain. Penulis juga memiliki pengalaman sebagai asisten mata kuliah Ilmu Tanaman Pangan. Selama menadi mahasiswa penulis berhasil meraih pendanaan dari program kreativitas mahasiswa oleh DIKTI bidang Gagasan Tertulis dengan judul “Pengembangan Perkebunan Pisang Rakyat Menjadi Sebuah Agroindustri Berlapis” (2012), dan dua judul di bidang Penelitian (2013).