ANALISA PENGARUH PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DAN FINANCIAL PERFORMANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN NON-KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2013 Sophia Ariella, Yen Sun, S.E., M. Buss Accounting & Finance Department, Faculty of Economic and Communication, BINUS University Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480
[email protected]
Abstract The purpose of this research is to analyze the impact of each dimension of Corporate Social Responsibility (CSR) disclosure, and financial performance towards firm’s value (Tobin’s Q). The objects in this research are non-finance firms listed in Indonesia Stock Exchange that published their sustainability report and annual report in period 2011-2013. There are 45 samples had been choosen by purposive sampling technic, and data in this research is secondary data. The variables used are CSR disclosure, and financial performance ; return on equity (ROE), leverage, earning per share (EPS), current ratio and Tobin’s Q. Research model used is multiple regression. Result of this research shows that every dimension of CSR disclosure (Economy, Environment Practice, Labor Practices and Decent Work Performance, Human Rights, Society and Product Responsibility) do not have any correlation towards firm value, because each dimension has very low t-test result. However, ROE and EPS both have positive significant impact towards firm’s value, and leverage has negative significant impact towards firm’s value. (SA) Keywords : CSR disclosure, financial performance, Tobin’s Q
Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) per dimensi, dan financial performance, terhadap nilai perusahaan (Tobin’s Q). Objek penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan non-keuangan di Indonesia yang menerbitkan laporan berkelanjutan dan laporan tahunan yang listed di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013. 45 sampel dipilih menggunakan teknik purposive sampling, dan menggunakan data sekunder. Variabel yang digunakan adalah CSR disclosure, dan financial performance seperti return on equity (ROE), leverage, earning per share (EPS), current ratio dan Tobin’s Q. Model dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan regresi berganda. Hasil penelitian, menunjukkan bahwa CSR disclosure per dimensi (ekonomi, lingkungan, sosial – praktik tenaga kerja, HAM, masyarakat dan tanggung jawab produk) memiliki hasil t-test yang sangat rendah, sehingga tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Namun, ROE dan EPS memiliki hubungan positif dan signifikan, dan leverage memiliki hubungan negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. (SA) Kata kunci : CSR disclosure, financial performance, Tobin’s Q.
PENDAHULUAN Dalam buku “Capitalism and Freedom” (1962), Friedman menyatakan bahwa hanya satu tanggung jawab perusahaan, yaitu menggunakan sumber daya dan energi yang dimilikinya dalam berbagai aktifitas yang dirancang untuk meningkatkan profit-nya selama masih dalam batas aturan main. (Lako, 2011: 54). Perusahaan berlomba-lomba untuk mendapakan keuntungan, guna meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham dapat tercapai. (Salvatore, 2005 dalam Hermuningsih, 2013). Nilai perusahaan menurut Fama (1987) adalah harga pasar saham perusahaan, karena harga pasar mencerminkan penilaian investor atas ekuitas yang dimiliki. Namun dalam mencapai tujuan utama perusahaan yang telah dibahas di atas terkadang banyak hambatan dalam praktiknya. Banyak perusahaan di Indonesia menghadapi gugatan dari masyarakat sekitar karena menyebabkan masalah-masalah seperti limbah, polusi, rusaknya lingkungan, hak dan status pekerja. Pada kenyataannya, hal ini sejalan dengan teori stakeholder yang menyatakan bahwa stakeholder yang terdiri dari shareholder, karyawan, kreditor, supplier, customer, pemerintah, masyarakat dan lingkungan. Menurut Ghozali dan Chariri (2007), stakeholder pada dasarnya dapat mengendalikan atau memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pemakaian sumber-sumber ekonomi yang digunakan perusahaan. Menurut John Elkington (1998), dunia bisnis dituntut menyelaraskan pencapaian peningkatan kualitas perusahaan (profit), komunitas sosial (people), dan kinerja lingkungan (planet) atau disebut konsep triple bottom line yang menjadi kunci dari konsep pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development). Tren yang sedang banyak berkembang di dunia bisnis adalah penerapan green investment pada proses perusahaan baik jasa maupun manufaktur, dan penerapan green investment dengan melaksanakan Corporate Social Responsibility (CSR). Di Indonesia, Perusahaan harus taat pada peraturan pemerintah seperti Undang-Undang Penanaman Modal No. 25 Tahun 2007 pasal 15, 17 dan 34, Peraturan Pemerintah No 47 Tahun 2012 pada bagian penjelasan di pasal 2 serta Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007 yang mengharuskan perseroan melaksanakan aktivitas CSR. Dan terbukti dalam beberapa penilaian seperti pada penelitian William (2012), bahwa CSR memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Namun Nurlela (2008), Fiori et al (2007), dan Samy et al (2010) mengemukakan bahwa CSR tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan nonkeuangan. Karena hasil penelitian yang masih beragam ini, diperkirakan ada faktor fundamental lainnya yang menjadi indikator baik atau buruknya nilai suatu perusahaan di mata investor, selain pengungkapan CSR. Tingkat performa perusahaan bagi para pemegang saham dianggap sangat penting, agar modal yang diinvestasikan cukup aman dan mendapatkan tingkat hasil pengembalian (rate of return) yang menguntungkan dari investasi yang ditanamkannya. Para penyedia dana tentunya mengharapkan tingkat pengembalian yang besar untuk investasi yang ditanamkannya. Pada saat ini terdapat berbagai alat ukur kinerja yang kadang berbeda dari satu industri dengan industri yang lain, yang paling popular adalah dengan metode rasio keuangan, yang digunakan untuk menilai kinerja perusahaan. Inti dari pengungkapan informasi financial dan non-financial ini adalah menciptakan citra perusahaan yang mampu menjadi strategi perusahaan untuk menarik minat stakeholder termasuk shareholder untuk turut mengambil bagian dalam menanamkan modal, maupun bekerjasama dengan perusahaan. Oleh karena itu penting bagi para perusahaan untuk memberi sinyal kepada stakeholder mengenai pemenuhan tanggung jawab perusahaan secara sosial, maupun menyajikan informasi keuangan yang dapat dipahami, relevan, memiliki keandalan, dan dapat dibandingkan agar para stakeholder termasuk shareholder memiliki pandangan positif terhadap sinyal yang diberikan oleh perusahaan sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, penulis tertarik untuk mebahas topik ini dan menguji hipotesis yang berkaitan dengan pengungkapan CSR dan performa finansial perusahaan pada perusahaan non-keuangan, karena pada penelitian sebelumnya seperti William (2012), Nurlela (2008), Anwar (2010) dan Pasaribu (2008) sama-sama menggunakan perusahaan non-keuangan sebagai respondennya, maka penelitian ini akan menggunakan responden perusahaan non-keuangan sebagai konfirmasi penelitian ini terhadap penelitian sebelumnya. Dalam penelitian ini, rumusan masalah yang akan diteliti lebih lanjut adalah sebagai berikut : 1. Apakah pengaruh tingkat pelaporan Corporate Social Responsibility berdasarkan pedoman GRI dimensi ekonomi terhadap nilai perusahaan yang dinilai dengan Tobin’s Q? 2. Apakah pengaruh tingkat pelaporan Corporate Social Responsibility berdasarkan pedoman GRI dimensi lingkungan terhadap nilai perusahaan Tobin’s Q?
3.
Apakah pengaruh tingkat pelaporan Corporate Social Responsibility berdasarkan dimensi praktik tenaga kerja terhadap nilai perusahaan Tobin’s Q? 4. Apakah pengaruh tingkat pelaporan Corporate Social Responsibility berdasarkan dimensi HAM terhadap nilai perusahaan Tobin’s Q? 5. Apakah pengaruh tingkat pelaporan Corporate Social Responsibility berdasarkan dimensi masyarakat terhadap nilai perusahaan Tobin’s Q? 6. Apakah pengaruh tingkat pelaporan Corporate Social Responsibility berdasarkan dimensi tanggung jawab produk terhadap nilai perusahaan Tobin’s Q? 7. Apakah pengaruh dari Return on Equity terhadap nilai perusahaan Tobin’s Q? 8. Apakah pengaruh dari leverage terhadap nilai perusahaan Tobin’s Q? 9. Apakah pengaruh dari Earning per Share terhadap nilai perusahaan Tobin’s Q? 10. Apakah pengaruh dari current ratio terhadap nilai perusahaan Tobin’s Q?
pedoman GRI pedoman GRI pedoman GRI pedoman GRI
Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah: Menganalisa pengaruh pengungkapan CSR berdasarkan GRI dimensi ekonomi terhadap nilai perusahaan Tobin’s Q. 2. Menganalisa pengaruh pengungkapan CSR berdasarkan GRI dimensi lingkungan nilai perusahaan Tobin’s Q. 3. Menganalisa pengaruh pengungkapan CSR berdasarkan GRI dimensi praktik tenaga kerja terhadap nilai perusahaan Tobin’s Q. 4. Menganalisa pengaruh pengungkapan CSR berdasarkan GRI dimensi HAM terhadap nilai perusahaan Tobin’s Q. 5. Menganalisa pengaruh pengungkapan CSR berdasarkan GRI dimensi masyarakat nilai perusahaan Tobin’s Q. 6. Menganalisa pengaruh pengungkapan CSR berdasarkan GRI dimensi tanggung jawab produk terhadap nilai perusahaan Tobin’s Q. 7. Menganalisa pengaruh Return on Equity terhadap nilai perusahaan Tobin’s Q. 8. Menganalisa pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan Tobin’s Q. 9. Menganalisa pengaruh Earning per Share terhadap nilai perusahaan Tobin’s Q. 10. Menganalisa pengaruh current ratio terhadap nilai perusahaan Tobin’s Q. 1.
LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Stakeholder Menurut pedoman Global Reporting Initiative (2013), dinyatakan bahwa laporan keberlanjutan bertujuan untuk mengkomunikasikan pengungkapan atas dampak organisasi yang baik itu positif atau negatif - pada pemangku kepentingan (stakeholder). Menurut Ghozali dan Chariri (2007), teori stakeholder menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri namun harus memberikan manfaat bagi stakeholdernya. Stakeholder pada dasarnya dapat mengendalikan atau memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pemakaian sumber-sumber ekonomi yang digunakan perusahaan. Teori Sinyal (Signaling Theory) Menurut Godfrey (2010), teori sinyal menjelaskan bahwa manager menggunakan akun-akun untuk memberikan sinyal atas ekspektasi dan intensi terkait masa depan. Menurut William (2012), informasi asimetris adalah keadaan dimana beberapa pihak memiliki informasi yang lebih lengkap dibandingkan dengan pihak lain Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah dengan memberikan sinyal pada pihak luar, salah satunya berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya dan akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang. Brocket (2012) menyatakan bahwa transparasi dan informasi yang berkualitas yang mencerminkan keberlanjutan dari suatu perusahaan adalah “darah” bagi pasar modal. Karena efisiensi pasar bergantung kepada reabilitas informasi tersebut, yang memampukan pasar untuk bertindak sebagai pemberi sinyal untuk alokasi modal. Nilai Perusahaan Menurut Fama (1978) dalam Nurlela (2008), nilai perusahaan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai nilai pasar, karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka makin
tinggi kemakmuran pemegang saham. Untuk mencapai nilai perusahaan umumnya para pemodal menyerahkan pengelolaannya kepada para profesional. Menurut Herawaty (2006), Rasio Tobin’s Q dikembangkan oleh Profesor James Tobin (1967). Rasio ini menunjukkan estimasi pasar keuangan saat ini tentang nilai hasil pengembalian dari setiap Rupiah investasi. Jika rasio Q>1, ini menunjukkan bahwa investasi dalam asset perusahaan menghasilkan laba yang memberikan nilai yang lebih tinggi daripada pengeluaran investasi, hal ini akan meransang investasi baru. Corporate Social Responsibility (CSR) Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 pasal 1 adalah sebagai berikut “Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. “ Dunia bisnis kini semakin merasakan pentingnya berbagi dan memiliki kepedulian. Tujuan bisnis tidak hanya berpusat untuk memaksimalkan keuntungan. Menurut John Elkington, dunia bisnis dituntut menyelaraskan pencapaian peningkatan kualitas perusahaan (profit), komunitas sosial (people), dan kinerja lingkungan (planet) atau disebut konsep triple bottom line (Mursitama,2011: 23). Financial Ratio sebagai Alat Pengukur Performa Keuangan Perusahaan Menurut Lewis (2007) dalam William (2012), agar menghindari efek Assymetric Information bagi para pengguna laporan keuangan, listed firms dianjurkan untuk menerbitkan berbagai laporan, seperti laporan tahunan, kenaikan harga-harga sebelumnya, data-data fundamental perusahaan. Analisa laporan keuangan adalah proses menilai. Tujuan utamanya adalah mengidentifikasikan perubahan utama dalam trend, jumlah dan hubungan dan menginvestigasi alasan dari perubahanperubahan tersebut. Seringkali, perubahan tersebut adalah sebuah sinyal untuk memperingatkan pergantian yang signifikan dari kesuksesan atau kegagalan suatu bisnis. (Gibson, 2011 : 181) Analisis rasio mengungkapkan hubungan antara item-item tertentu dalam data laporan keuangan. (Weygandt, 2011: 667). Maka dari itu, alaisis rasio dapat menjadi tools yang paling cocok digunakan dalam menganalisa nilai perusahaan. Menurut Gibson, H (2011) financial ratio dibagi menjadi yaitu rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio hutang, dan rasio untuk para investor. Pengembangan Hipotesis Berdasarkan latar belakang permasalahan, dan landasan teori, berikut adalah hipotesis yang dibentuk : H1: Pengungkapan CSR dimensi ekonomi memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan Tobin’s Q. H2: Pengungkapan CSR dimensi lingkungan memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan Tobin’s Q. H3: Pengungkapan CSR dimensi praktik tenaga kerja memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan Tobin’s Q. H4: Pengungkapan CSR dimensi hak asasi manusia memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan Tobin’s Q. H5: Pengungkapan CSR dimensi masyarakat memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan Tobin’s Q. H6: Pengungkapan CSR dimensi tanggung jawab produk memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan Tobin’s Q. H7: Return on Equity memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan Tobin’s Q. H8: Leverage memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan Tobin’s Q. H9: Earning per Share memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan Tobin’s Q. H10: Current ratio memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan Tobin’s Q.
METODA PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menguji apakah pengungkapan Corporate Social Responsibility dan financial performance memiiki pengaruh terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan menggunakan Tobin’s Q. Penelitian ini menganalisa hubungan antara dependent variable dan independent variable. Pengungkapan CSR yang terdiri dari enam dimensi akan diukur berdasarkan pedoman Global Reporting Initiative (GRI) yang digunakan di dalam sustainability report oleh tiap perusahaan pada tahun yang bersangkutan. Versi GRI yang digunakan dalam penelitian ini adalah GRI 3 yang terdiri dari 79 butir pengungkapan, GRI 3.1 yang terdiri dari 84 butir pengungkapan, dan GRI 4 yang
terdiri dari 91 butir pengungkapan. Kinerja keuangan akan dihitung dengan menggunakan empat rasio keuangan seperti Return on Equity, leverage, Earning per Share dan current ratio. Berikut adalah ringkasan kerangka konseptual yang digunakan :
Gambar 1 Kerangka Konseptual Model 1
Gambar 2 Kerangka Konseptual Model 2 Dalam penelitian ini digunakan 2 model untuk menguji masing-masing variabel. Dimana 2 model ini akan diuji dengan menggunakan regresi berganda. Uji hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan uji t, uji F, dan uji koefisien determinasi. Hipotesis akan diuji dengan menggunakan model regresi linear berganda. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Tabel 1 Ringkasan Model Penelitian Keterangan
Uraian
Regresi Model 1 Regresi Model 2 Keterangan : Y (Tobin’s Q) a
= Nilai perusahaan Tobin’s Q = konstanta = koefisien determinasi CSRDE (x1) = pengungkapan dimensi ekonomi CSRDL (x2) = pengungkapan dimensi lingkungan CSRDS (x3) = pengungkapan dimensi praktik tenaga kerja CSRDH (x4) = pengungkapan dimensi hak azasi manusia CSRDM (x5) = pengungkapan dimensi masyarakat CSRDT (x6) = pengungkapan dimensi tanggung jawab produk ROE (x7) = kinerja keuangan - Return on equity Leverage (x8) = kinerja keuangan - leverage EPS (x9) = kinerja keuangan - Earning per Share CUR (x10) = kinerja keuangan – Current Ratio e = error Berikut adalah rasio-rasio dan formula yang digunakan untuk menghitung variabel X dan variabel Y dalam penelitian ini:
Tabel 2 Ringkasan Rumus Variabel Keterangan Skor pengungkapan CSR (X1-X6) Return on equity (ROE) (X7)
Formula
Skor pengungkapan CSR =
Leverage (X8) Earning per Share (EPS) (X9) Current Ratio (X10) Tobin’s Q (Y) Penentuan sampel adalah dengan purposive sampling. Berikut adalah tabel sampel jumlah perusahaan yang terpilih secara purposive sampling berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan sebelumnya : Tabel 3 Penentuan Jumlah Sampel Perusahaan yang terdaftar di BEI selama tahun 2015
509
Perusahaan yang baru IPO antara tahun 2011-2013 dan delisting
(57)
Perusahaan lembaga keuangan Perusahaan yang tidak menerbitkan sustainability report periode 2011 - 2013, dan sustainability report tidak dapat diakses
(64) (372)
Perusahaan yang memiliki ekuitas negatif Total Sampel
(1) 15
HASIL DAN PEMBAHASAN Dari kriteria pemilihan sampel, didapatkan 15 perusahaan yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini, antara lain : Tabel 4 Distribusi Perusahaan Sampel menurut Industri No Kode Nama Perusahaan Tanggal IPO Jenis Industri 1 2
AALI ANTM
Astra Agro Lestari Tbk Aneka Tambang (Persero) Tbk
09-Des-97 27-Nop-97
Pertanian Pertambangan
3
INCO
Vale Indonesia Tbk
16-Mei-90
Pertambangan
4
PGAS
15-Des-03
5
PTBA
Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
23-Des-02
Infrastruktur, Utilitas, Transportasi Pertambangan
6
WIKA
Wijaya Karya Tbk
29-Okt-07
Property & Real Estate
7
ASII
Astra International Tbk
04-Apr-90
Manufaktur
8
INDY
Indika Energy Tbk
11-Jun-08
9
INKP
Indah Kiat Pulp & Paper Tbk
16-Jul-90
Infrastruktur, Utilitas, Transportasi Manufaktur
10
PTRO
Petrosea Tbk
21-Mei-90
Pertambangan
11
SMCB
Holcim Indonesia Tbk
10-Agust-97
Manufaktur
12
SMGR
Semen Indonesia (Persero) Tbk
08-Jul-91
Manufaktur
13
TKIM
Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk
03-Apr-90
Manufaktur
14
TLKM
14-Nop-95
15
UNSP
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk Bakrie Sumatera Plantations Tbk
Infrastruktur, Utilitas, Transportasi Pertanian
06-Mar-90
Tabel 5 Statistik Deskriptif N ROE LEV TOBIN EPS CUR_RATIO CSRDE CSRDL CSRDS CSRDH CSRDM CSRDT Valid N (listwise)
Minimum 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
-.135 .174 .270 -201.360 .450 .333 .059 .313 .000 .091 .000
Maximum .389 .744 3.820 1339.000 4.867 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
Mean .17213 .46731 1.66927 376.310 1.96349 .84202 .76162 .82284 .69004 .72696 .73089
Std. Deviation .129606 .168227 1.016960 405.347678 1.222637 .208549 .277302 .199717 .331644 .295280 .314771
Penetapan data outliers pada penelitian ini menggunakan winsorized approach (William, 2012) yaitu data yang terletak di luar batas angka +2.5 dan -2.5 standar deviasi di atas dan di bawah nilai rata-rata (mean) dari variabel tersebut. Data outliers akan diganti dengan angka tertinggi atau terendah yang terdapat dalam data observasi yang masih berada dalam batas +2.5 dan -2.5, dengan begitu tidak terdapat observasi yang dikeluarkan dari data yang akan diolah. Nilai rata-rata pengungkapan akan variabel CSRDE (X1) adalah 0 .84202 selama 3 tahun berturut-turut. Dengan nilai minimum pengungkapan dimensi ekonomi adalah 0.333 dan nilai maksimum adalah 1.000. Nilai rata-rata variabel CSRDL (X2) adalah adalah 0.76162 selama 3 tahun berturut-turut. Dengan nilai minimum pengungkapan dimensi lingkungan adalah 0.059 dan nilai maksimum adalah 1.000. Nilai rata-rata pengungkapan akan variabel CSRDS (X3) adalah 0.82284 selama 3 tahun berturut-turut. Nilai minimum pengungkapan adalah 0.313 dan nilai maksimum adalah 1.000. Nilai rata-rata pengungkapan akan variabel CSRDH (X4) adalah 0.69004 selama 3 tahun berturut-turut. Nilai minimum pengungkapan dimensi HAM adalah 0.000 dan nilai maksimum adalah 1.000. Nilai rata-rata pengungkapan akan variabel CSRDM (X5) adalah 0.72696 selama 3 tahun berturut-turut. Nilai minimum pengungkapan dimensi masyarakat adalah 0.091 dan nilai maksimum adalah 1.000. Nilai rata-rata pengungkapan akan variabel CSRDT (X6) adalah 0.73089 selama 3 tahun berturut-turut. Nilai minimum pengungkapan dimensi tanggung jawab produk adalah 0.000 dan nilai maksimum adalah 1.000. Kesimpulannya adalah timpangnya nilai minimum dan maximum mengindikasikan juga ketimpangan pengungkapan CSR pada perusahaan. ROE (Return on Equity) sebagai rasio profitabilita memiliki rata-rata positif 17,21%, dengan nilai minimum -13,5% karena perusahaan tersebut berarti mengalami rugi, dan nilai maksimum 38,9%. Leverage yang diukur dengan menghitung debt ratio (Total hutang/Total aset) memiliki nilai rata-rata 46,73%, hal ini menunjukkan rata-rata sampel memiliki penggunaan hutang di kisaran 46,73%, untuk memperoleh 1 asset, dan nilai terendah 17,4%, yang menandakan terdapat perusahaan dengan komposisi hutang terhadap asset sebesar 17,4%. Earning per Share (EPS) sebagai rasio pasar digunakan sebagai alat ukur untuk mengetahui bagaimana respon para investor untuk memiliki saham perusahaan tersebut. EPS memiliki nilai minimum Rp -201,36 dan maksimum Rp 1.339,-. Dan memiliki rata-rata Rp 376,31. Current Ratio yang digunakan untuk mengetahui seberapa likuid perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Dalam penelitian ini, current ratio memiliki nilai minimum 0,45 dan maksimum 4.867 serta rata-rata 1.96.
Uji Normalitas Hasil pengujian model regresi 1, dan 2 memberikan nilai Z hitung sebesar 0,747, dan 0,441 secara berturut-turut, dengan taraf signifikansi sebesar 0,632, dan 0,990. Nilai taraf signifikansi diatas 0,05 menunjukkan bahwa nilai residual tidak mempunyai perbedaan dengan nilai standar baku. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa data terdistribusi secara normal atau asumsi normalitas sudah terpenuhi. Tabel 6 Uji Normalitas terhadap Nilai Residual Unstandardized Residual Model 1 N Normal Parametersa Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardized Residual Model 2
45 0 0.945719
45 0 0.51309888
0.1111 0.1111 -0.089
0.066 0.066 -0.049
0.747 0.632
0.441 0.990
Uji Multikolinearitas Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Dari uji multikorelasi yang telah dilakukan, hasil menunjukkan bahwa masing-masing variabel independen memiliki nilai VIF < 10 atau tolorance > 0,10. Dapat disimpulkan bahwa diantara variabel independen tidak terjadi multikorelasi. Tabel 7 Hasil Uji Multikolinearitas Model 1 Model 2 Tol VIF Tol VIF CSRDE 0.187 5.337 CSRDL 0.271 3.695 CSRDS 0.267 3.747 CSRDH 0.200 4.988 CSRDM 0.113 8.883 CSRDT 0.310 3.228 ROE 0.560 1.786 LEVERAGE 0.643 1.556 EPS 0.540 1.851 CUR_RATIO 0.832 1.202 Uji Heterokedastisitas Uji heterokedatisitas bertujuan untuk menguji adanya ketidaksamaan varians dari 1 pengamat ke pengamat lain dalam model regresi. Titik-titik dalam scatterplot tersebut menyebar secara acak, baik di bagian atas angka 0 atau di bagian bawah angka 0 dari sumbu vertikal atau sumbu Y, maka disimpulkan tidak terjadi heterokedatisitas dalam model regresi ini. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (t1). Pada model 1 dan 2, dinyatakan nilai DW sebesar 1,872 dan 1,799. Maka dapat simpulkan bahwa nilai DW pada model 1 dan model 2 lebih kecil dari (4-du) dan lebih besar dari batas atas (du), maka hal ini berarti bahwa dalam model tidak terdapat autokorelasi. Uji Hipotesis Model 1 Pada model 1, berdasarkan analisis linear berganda di atas didapatkan persamaan regresi sebagai berikut :
Dari hasil uji t membuktikan seluruh variabel yang diuji, memiliki p-value > 0,05, berarti tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen Tobin’s Q. Maka dari itu, variabel CSRDE, CSRDL, CSRDS, CSRDM, CSRDH dan CSRDT, tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen Tobin’s Q. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh masih terfokusnya pertanggungjawaban pada pihak shareholder sebagai pihak terpenting dari stakeholder, sehingga fokus pelaporan adalah pengungkapan dari sisi kinerja finansial perusahaan, sehingga dapat meningkatkan kekayaan para shareholder, dan berujung pada peningkatan nilai perusahaan. Dalam penelitian ini juga, terdapat perusahaan manufaktur yang memiliki proporsi paling besar di dalam sampel, dan perusahaan manufaktur. Menurut Hasyir (2009) dan Umbara (2014) perusahaan manufaktur termasuk pada kategori industri low profile, dan hasil penelitian Hasyir (2009), adalah perusahaan yang high profile mengungkapkan pengungkapan sosialnya lebih signifikan dibandingkan perusahaan low profile.. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Nurlela (2008) yang menyatakan tidak adanya hubungan antara CSR disclosure terhdap nilai perusahaan Tobin’s Q. Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian William (2012) Tabel 8 Uji t Model 1 Unstandardized Coefficients Model
B
Standardized Coefficients
Std. Error
Beta
1 (Constant)
.777
.828
CSRDE
.024
1.699
CSRDL
.083
CSRDS
t
Sig.
.939
.354
.005
.014
.989
1.064
.023
.078
.938
.205
1.487
.040
.138
.891
CSRDH
-.406
1.033
-.132
-.393
.697
CSRDM
-.147
1.549
-.043
-.095
.925
CSRDT
1.404
.876
.435
1.604
.117
Pengujian model regresi pertama menunjukkan nilai F sebesar 0,990 dengan signifikansi 0,446. Nilai probabilitas signifikan pengujian tersebut lebih besar dari 0,05, maka model regresi dinyatakan tidak dapat menggambarkan pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Tabel 9 Uji F Model 1 Model 1
Sum of Squares Regression Residual
df
Mean Square
6.152
6
1.025
39.353
38
1.036
F
Sig. .990
.446a
Total 45.505 44 a. Predictors: (Constant), CSRDT, CSRDL, CSRDH, CSRDS, CSRDE, CSRDM b. Dependent Variable: TOBIN Uji Hipotesis Model 2 Pada model 2, berdasarkan analisis linear berganda di atas didapatkan persamaan regresi sebagai berikut.
Dari hasil uji t membuktikan bahwa ROE, LEVERAGE dan EPS yang memiliki p-value masing masing kurang dari 0,05,yaitu sebesar 0,000, 0,006 dan 0,015 dan berarti ROE, leverage dan EPS memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan yang dihitung dengan Tobin’s Q. Sedangkan current ratio tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Pengaruh ROE adalah positif karena memiliki beta 3.553. Jika ROE naik 1 satuan, maka nilai rata-rata nilai perusahaan (Tobin’s Q) akan naik 3.553 satuan, dengan asumsi variabel independen lain tetap. Adanya pertumbuhan ROE menunjukkan prospek perusahaan yang baik karena berarti adanya
potensi peningkatan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Hal ini sejalan dengan teori sinyal, karena dengan tingginya ROE ditangkap oleh investor sebagai sinyal positif dari perusahaan sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor. Hal ini sejalan dengan penelitian William (2012), begitu juga penelitian Catapan, et al (2012), yang meneliti hubungan ROE sebagai rasio profitabilitas perusahaan memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan Tobin’s Q pada perusahaan di Brazil sektor elektronik. Pengaruh leverage adalah negative karena memiliki beta -1.890. Jika leverage berkurang 1 satuan, maka nilai rata-rata nilai perusahaan (Tobin’s Q) akan naik 1.890 satuan, dengan asumsi variabel independen lain tetap. Hubungan yang signifikan ini, kemungkinan disebabkan karena investor di Indonesia melihat tingginya tingkat hutang yang dimiliki perusahaan sebagai suatu resiko yang menandakan perusahaan memiliki kewajiban membayarkan pokok dan bunga yang harus dibayarkan atas pinjaman tersebut. Hal ini sejalan dengan teori sinyal, karena dengan tingginya leverage ditangkap oleh investor sebagai sinyal negatif yang akan meningkatkan resiko. Hal ini sejalan dengan penelitian Nugrahanti et al (2012), dan William (2012), bahwa leverage berpengaruh secara negatif dan signifikan. Pengaruh EPS adalah positif karena memiliki beta 0,001. Jika EPS naik 1 satuan, maka nilai rata-rata nilai perusahaan (Tobin’s Q) akan naik 0,001 satuan, dengan asumsi variabel independen lain tetapHal ini sejalan dengan teori sinyal, karena ketika EPS naik, hal ini pasti disebabkan oleh laba bersih perusahaan yang meningkat, dan memberikan sinyal positif dari perusahaan sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Pasaribu, R (2008) dan Anwar (2010). Current ratio memiliki p-value sebesar 0,841. Dengan demikian, hasil ini menunjukkan bahwa secara parsial atau individu current ratio tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Menurut Anwar (2010), current ratio memiliki hubungan positif dan tidak signifikan karena investor mungkin lebih memperhatikan rasio lainnya, seperti quick ratio yang sudah mengeluarkan persediaan dalam perhitungannya ataupun cash ratio yang hanya melibatkan kas dan setara kas dalam perbandingannya dengan current liabilites. Tabel 10 Uji t Model 2 Unstandardized Coefficients 1
Standardized Coefficients
Model
B
(Constant)
1.709
.416
ROE
3.553
.837
LEV
-1.890
EPS CUR_RATIO
Std. Error
Beta
t
Sig.
4.105
.000
.453
4.248
.000
.602
-.313
-3.142
.003
.001
.000
.276
2.543
.015
-.015
.073
-.018
-.201
.841
Pengujian model regresi pertama menunjukkan nilai F sebesar 29,283 dengan signifikansi 0,000. Nilai probabilitas signifikan pengujian tersebut lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat menggambarkan pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Tabel 11 Uji f Model 2 Model 1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
33.921
4
8.480
Residual
11.584
40
.290
Total
45.505
44
F 29.283
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), CUR_RATIO, EPS, LEV, ROE b. Dependent Variable: TOBIN
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dapat disimpulkan bahwa sesuai dengan hasil analisis dengan SPSS versi 16, bahwa pengungkapan CSR yang terdiri dari 6 dimensi (Dimensi ekonomi, lingkungan, praktik tenaga kerja, HAM, masyarakat dan tanggung jawab produk), masing- masing tidak memiliki pengaruh terhadap
nilai perusahaan. Financial performance yang terdiri dari ROE dan EPS memiliki hubungan positif dan signifikan, dan leverage memiliki hubungan negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan current ratio tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Saran Saran yang dapat diberikan terkait hasil penelitian yang telah dilakukan antara lain : 1. Bagi Peneliti Selanjutnya, Literatur Akuntansi dan Akademisi. a. Penelitian selanjutnya perlu menambahkan rentang periode penelitian. b. Penelitian selanjutnya perlu meneliti sampel termasuk kategori perusahaan high profile perusahaan-perusahaan yang aktivitas ekonominya memodifikasi lingkungan, misalnya industri tambang, kimia, agribisnis dan sebagainya. 2. Bagi Perusahaan Rasio keuangan merupakan indikator untuk pertimbangan investor mengalokasikan modal, hal ini memberi dampak kepada manajemen perusahaan agar mengolah sumberdaya yang dimiliki, dengan efektif dan efisien agar nampak dalam kinerja keuangan. 3. Bagi Investor Pegungkapan CSR belum menjadi faktor yang menentukan nilai perusahaan baik atau sebaliknya, tapi pengungkapan CSR dalam laporan berkelanjutan diharapkan akan berdampak positif dalam medium-long term period. 4. Bagi Regulator Diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan agar regulator dapat menerapkan kebijakan-kebijakan di masa mendatang berkaitan dengan standar pelaporan tahunan dan atau standar pengungkapan Corporate Social Responsibility dari tiap perusahaan.
REFERENSI Anggraini, Fr. R. R. (2006). Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang. Anwar, A (2010). Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan dan Kualitas Pengungkapan Informasi Terhadap Return Saham. Thesis S2 Universitas Indonesia. Catapan, et al. (2012). The relationship between profitability indicators and Tobin’s Q: A focus on Brazilian electric sector. Universal Journal of Marketing and Business Research (ISSN: 2315-5000) Vol. 1(4) pp. 104-111. Dina, A.R.A. (2010) Pengaruh Peran Monitoring Bank sebagai Mekanisme Corporate Governance terhadap Peningkatan Nilai Perusahaan. Thesis S2 Univeristas Indonesia. Fast News Indonesia. (n.d). Diakses 3 Januari 2015, dari http://fastnewsindonesia.com/article/setelahharga-saham-bumi-dirontokkan-ical-dipaksa-bayar-lapindo Fiori, G., Donato, F. D., dan Izzo, M. F. (2007).. Corporate Social Responsibility and Firms Performance. An Analysis on Italian Listed Companies. Working Paper Series. Available at SSRN: http://ssrn.com/abstract=1032851 Gibson, H., Charles. (2011). Financial Statement Analysis 12th Edition. Canada : South Western Cengage Learning. Gitman, J., Lawrence. (2008) . Principal of Mangerial Finance 12th edition. Prentice Hall Global Reporting Initiative. (n.d). Diakses Januari 3, 2015, dari http://www.globalreporting.org/reporting/G3andG3-1/Pages/default.aspx Godfrey, J., Hodgson, A., dan Holmes, S. (2010). Accounting Theory. Queensland : John Wiley & Son. Inc. Groppelli, Angelico., dan Nikbakht, Ehsan. (2000). Finance, 4th ed. Barron's Educational Series, Inc. United States : Barron's Educational Series Inc Handajani, Lilik., Sutrisno., dan Chandrarin, Grahita. (2009). The Effect of Earning Management Corporate Governance Mechanism to Corporate Social Responsibility Disclosure. Jurnal Simposium Nasional Akuntansi XIII. Haryadi, S., dan Winda, J. (2011). SPSS vs Lisrel. Jakarta : Salemba Empat Hasyir, Abdul. (2009). Pengungkapan Informasi Pertanggungjawaban Sosial Pada Laporan Tahunan Perusahaan-Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta. Working Paper in Accounting and Finance Padjajaran University. Heal, Geoffrey. (2005). Corporate Social Responsibility: An Economic and Financial Framework. The Geneva Papers, 2005, 30 (387-409)
Herawaty, Vinola. (2008). Peran Praktek Corporate Governance sebagai Moderating Variabel dari Pengaruh Earning Management Terhadap Nilai Perusahaan pada Sektor Perbankan yang Go Public di BEJ. Jurnal Simposium Nasional Akuntansi. Hermuningsih, Sri. (2013). Pengaruh Profitabilitas, Growth Opportunity, Sruktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Publik di Indonesia. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Oktober 2013 Kieso, D.E., J.J. Weygandt, T.D. Warfield. (2011). Intermediate Accounting IFRS Edition. New York: John Wiley & Sons, Ltd. Kurniasih, Retno., Jaryono, dan Najmudin. (2011). Pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan Corporate Social Responsibility sebagai variabel pemoderasi. Jurnal Simposium Nasional Akuntansi X. Lako, Andreas (2011). Dekonstruksi CSR dan Reformasi Paradigma Bisnis dan Akuntansi. Jakarta : Erlangga. Mursitama, N. Tirta, dkk. (2011). Corporate Social Responsibility (CSR) di Indoneisa. Teori dan Implementasi. Jakarta : INDEF Nugrahanti, Yeterina., dan Gunawan, Mario. (2012). Pengaruh CSR Disclosure terhadap Firm Value (Studi pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia). Jurnal Ekonomi dan Bisnis Fakultas Ekonomi dan Bisnis Atmajaya vol 2, no 2 Juni 2012, pp.178-199. Nurlela, Rika dan Islahudin. (2008). Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen sebagai Variabel Moderating. Jurnal Simposium Nasional Akuntansi XI Pasaribu, R. (2008). Pengaruh Variabel Fundamental terhadap Harga Saham Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2003-2006. Jurnal Ekonomi dan Bisnis (ISSN: 1978 – 3116) Vol 2, No.2, pp 101-113. Porter, M. E., dan Kramer, M. R. (2002). The Competitive Advantages of Corporate Philantrophy. Harvard Business Review 80 (12), 56-68. Rezaee, Zabihollah., dan Brockett, Ann. (2012). Corporate Sustainability : Integrating Performance and Reporting. Canada : John Wiley & Son. Inc. Samy, M., Odemilin, G., Bampton, R. (2010). Corporate social responsibility: a strategy for sustainable business success. An analysis of 20 selected British companies. Corporate Governance, vol 10 Iss: 2, pp.203-217. Sari, Ratna., Chandra., dan Zuhrohtun. (2006). Keinformatifan Laba di Pasar Obligasi dan Saham :Uji Liquidation Option Hypothesis. Jurnal Simposium Nasional Akuntansi IX. Sayekti, Y., dan Wondabio, L. S. (2007). Pengaruh CSR Disclosure terhadap Earning Response Coefficient (Suatu Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta), Paper dipresentasikan pada Simposium Nasional Akuntansi IX,Unhas, Makassar. Sekaran, Uma. (2010). Research Methods for Business : A skill building approach 5th Edition. New York : John Wiley & Son. Inc. Suharto, Edi. (2010). CSR dan Comdev : Investari Kreatif Perusahaan di Era Globalisasi. Bandung : Alfabeta. SWA. (n.d). Diakses Februari 2, 2015, dari http://swa.co.id/portfolio/lo-kheng-hong-sangvalueinvestor-yang-bebas-finansial Tempo (n.d) Diakses Februari 2, 2015, dari http://www.tempo.co/read/kolom/2013/06/05/735/pelaporan-keberlanjutan-dan-indonesia Umbara, D. M. B, dan Suryanawa, I. K. (2014). Pengaruh Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial pada Nilai Perusahaan. E-jurnal Akuntansi Universitas Udayana (ISSN : 2302-8556 ) Undang-Undang Republik Indonesia No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Undang-Undang Republik Indonesia No 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal William. (2011). Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility berdasarkan pedoman GRI terhadap Nilai Perusahaan. Thesis S2 Universitas Indonesia. Xueming., Luo dan C. B, Bhattacharya. (2006). Corporate Social Responsibility, Customer Satisfaction, and Market Value. Journal of Marketing, Vol. 70, No. 4, pp. 1-1 Yahoo Finance. (n.d). Diakses Januari 3, 2015, dari http://finance.yahoo.com/
RIWAYAT PENULIS Sophia Ariella lahir di kota Jakarta pada 02 May 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi pada 2015.