107
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Terdapat perbedaan proses pembelajaran antara di SDIT Ummul Quro dengan di SDN Sukadamai 3 Bogor. 2. Terdap at perbedaan prestasi belajar yang meyakinkan antara siswa di SDIT Ummul Quro dengan siswa SDN Sukadamai 3 Bogor. 3. Umur siswa berhubungan nyata dengan prestasi kognitif, sangat nyata dengan prestasi afektif dan tidak nyata dengan prestasi psikomotor. 4. Jenis kelamin menunjukkan adanya hubungan tidak nyata dengan prestasi kognitif, sangat nyata dengan prestasi pafektif dan nyata pada prestasi psikomotor. Jumlah anak perempuan yang berprestasi tinggi pada semua bidang studi lebih besar dibandingkan dengan jumlah anak laki-laki. 5. Minat siswa menunjukkan adanya hubungan tidak nyata dengan prestasi kognitif, nyata pada prestasi afektif dan tidk nyata pada prestasi psikomotor. 6. Motivasi menunjukkan hubungan tidak nyata dengan prestasi kognitif, afektif dan psikomotor. 7. Jarak antara rumah dengan sekolah berhubungan tidak nyata dengan prestasi belajar siswa. Artinya berapa pun jarak yang ditempuh siswa ke sekolah tidak menyebabkan tinggi rendahnya prestasi belajar. 8. Tingkat pendidikan ayah memperlihatkan adanya hubungan tidak nyata dengan prestasi kognitif, nyata pada prestasi afektif dan tidak nyata pada prestasi psikomotor. 9. Ting k at p end id ik an ib u men un ju kkan ad an y a h ub ung an n y ata d en g an p r es tas i ko gn it if d an a fekt if, s ert a hu b u ngan s an gat ny at a d eng an p rest as i p sik o mo to r. 10 . Peke rja an ay ah, menu n juk k an h ub ung an t id ak ny ata b aik p ad a p r es tas i ko gn it if, af ek tif maup un p siko mo to r. 11 . Statu s ek o no mi k e lu arg a jug a men un ju kk an ad an ya hu b un gan tid ak ny at a d eng an p res tas i ko g nit if, a fekt if, mau p un psik o mo to r.
108
Saran-Saran
Upaya untuk meningkatkan kualitas hasil belajar dapat ditempuh melalui beberapa cara sebagai berikut : 1. Dalam hal faktor internal siswa, hendaknya para guru dapat mengarahkan minat serta membangun motivasi siswa secara positif mengingat sebenarnya kedua faktor ini sangat menentukan keberhasilan belajar siswa. 2. Bagi para penyelenggara pendidikan hendaknya diperhatikan masalah pengembangan proses pembelajaran menjadi pembelajaran aktif yang dapat mengoptimalkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor yang dilandasi nilai-nilai dalam ajaran agama sehingga tujuan akhir Pendidikan Nasional dapat tercapai secara utuh dan menyeluruh. 3. Pelatihan-pelatihan penunjang bagi guru secara periodik sangat perlu diselenggarakan guna memberikan motivasi serta wawasan dan kesegaran baru yang sesuai dengan tuntutan perkembangan pendidikan. 4. Kepada
orang
tua,
dukungan
moril
sangat
dibutuhkan
guna
mengoptimalkan hasil belajar siswa. 5. Kepada Sekolah Islam Terpadu, hendaknya dapat lebih mensosialisasikan program
penyelenggaraan
pendidikan
terpadu
kepada
masyarakat
khususnya orang tua siswa, serta memperhatikan aspek mental yang sesuai dengan kebutuhan siswa terutama untuk anak yang berada pada jenjang pendidikan dasar.
101
Tabel 49
di atas memberi gambaran tentang hubungan antara jenis
pekerjaan ayah dengan prestasi afektif. Tampak dalam tabel bahwa ayah yang bergerak di bidang swasta lebih banyak yaitu 47 orang. Hasil analisis menunjukkan bahwa X2 = 2,14
<
Xtabel pada taraf
signifikansi 0,05 artinya terdapat hubungan tidak nyata antara jenis pekerjaan ayah dengan prestasi siswa dalam bidang afektif. Hasil penelitian tentang hubungan antara pekerjaan ayah dengan prestasi psikomotor disajikan pada tabel 50 berikut ini :
Tabel 50. Hubungan antara Pekerjaan Ayah dengan Prestasi Psikomotor Siswa SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai 3 Bogor Prestasi Siswa
Kategori Rendah
Tinggi
28
14
19 31
28 42
Pekerjaan Ayah Pegawa Negeri Sipil Swasta Jumlah X2 = 0,23
Tabel 50
Tidak nyata
di atas memberi gambaran tentang hubungan antara jenis
pekerjaan ayah dengan prestasi psikomotor. Tampak dalam tabel bahwa ayah yang bergerak di bidang swasta lebih banyak yaitu 47 orang. Hasil analisis menunjukkan bahwa X2 = 0,23
<
Xtabel pada taraf
signifikansi 0,05 artinya terdapat hubungan tidak nyata antara jenis pekerjaan ayah dengan prestasi siswa dalam bidang psikomotor. Dari keadaan yang terdapat pada tiga jenis prestasi di atas,
dapat
diasumsikan bahwa apa pun jenis pekerjaan ayah tidak menunjukkan adanya cukup bukti untuk menyatakan hubungan yang signifikan dengan prestasi belajar siswa baik kognitif, afektif maupun psikomotor.
102
Status Ekonomi Keluarga Status ekonomi
keluarga juga merupakan faktor eksternal lain yang
diduga memiliki hubungan dengan prestasi belajar. Hal ini didasarkan atas asumsi bahwa semakin baik status ekonomi keluarga, maka semakin baik pula fasilitas yang diberikan orang tua kepada putra-putrinya sehingga kegiatan belajarnya terakomodasi. Dengan demikian diharapkan prestasi belajarnya pun menjadi baik. Hasil penelitian tentang hubungan antara status ekonomi keluarga dengan prestasi belajar kognitif siswa disajikan pada tabel 51 berikut ini : Tabel 51. Hubungan antara Status Ekonomi Keluarga dengan Prestasi Kognitif Siswa SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai 3 Bogor Prestasi Siswa
Kategori Rendah
Tinggi
17 23 40
10 23 33
Status Ekonomi Rendah Tinggi Jumlah X2 = 0,95
Tabel 51
Tidak nyata
di atas memberi gambaran tentang tinggi rendahnya status
ekonomi keluarga. Tampak pada tabel bahwa siswa yang status ekonomi keluarganya tinggi berjumlah 46 siswa, sedangkan yang rendah berjumlah 27 siswa. Siswa yang status ekonominya tinggi dan berprestasi tinggi sebanyak 23 siswa, tetapi keadaan ini tidak dapat dijadikan bukti bahwa semakin tinggi status ekonomi maka semakin tinggi pula prestasinya. Ini hanyalah gambaran sesungguhnya tentang keadaan siswa. Hasil analisis menunjukkan bahwa X2 = 0,95 < Xtabel
pada taraf
signifikansi 0,05., artinya terdapat hubungan tidak nyata antara status ekonomi keluarga dengan prestasi siswa dalam bidang kognitif. Hasil penelitian tentang hubungan antara status ekonomi keluarga dengan prestasi afektif ditampilkan dalam tabel 52 berikut ini :
103
Tabel 52. Hubungan antara Status Ekonomi Keluarga dengan Prestasi Afektif Siswa SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai 3 Bogor Prestasi Siswa
Kategori Rendah
Tinggi
16 18 34
11 28 39
Status Ekonomi Rendah Tinggi Jumlah X2 = 2,12
Tidak nyata
Hasil analisis menunjukkan bahwa X2 = 2,21 < Xtabel
pada taraf
signifikansi 0,05., artinya terdapat hubungan tidak nyata antara status ekonomi keluarga dengan prestasi siswa dalam bidang afektif. Hasil penelitian tentang hubungan antara status ekonomi keluarga dengan prestasi afektif ditampilkan dalam tabel 52 berikut ini : Tabel 53. Hubungan antara Status Ekonomi Keluarga dengan Prestasi Psikomotor Siswa SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai 3 Bogor Prestasi Siswa
Kategori Rendah
Tinggi
12 16 28
15 30 45
Status Ekonomi Rendah Tinggi Jumlah X2 = 0,99
Tidak nyata
Hasil analisis menunjukkan bahwa X2 = 0,99 < Xtabel
pada taraf
signifikansi 0,05., artinya terdapat hubungan tidak nyata antara status ekonomi keluarga dengan prestasi siswa dalam bidang psikomotor.
104
Dari tabel di atas dapat diasumsikan bahwa status ekonomi keluarga bukan merupakan suatu faktor yang sangat penting yang berhubungan dengan prestasi belajar siswa baik kognitif, afektif maupun psikomotor. Hubungan dapat terjadi secara tidak langsung karena status ekonomi keluarga bukan merupakan keadaan yang berupa proses pembelajaran. Status ekonomi keluarga hanya merupakan faktor pendukung yang lebih mengarah kepada pengadaan fasilitas belajar dalam keluarga.
105
PEMBAHASAN
Dari seluruh hasil yang telah dipaparkan di atas,
meskipun dalam
penelitian ini tidak dilakukan penghitungan secara kuantitatif, tetapi atas dasar bukti-bukti di atas, jika memperhatikan proses pembelajaran yang berlangsung di SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai 3, maka dapat dikemukakan bahwa terdapat perbedaan antara proses pembelajaran di SDIT Ummul Quro dengan di SDN Sukadamai 3. Beberapa perbedaan tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut :
kesiapan guru dalam mengajar;
metode latihan yang digunakan di SDIT Ummul Quro lebih variatif dan tidak monoton, biasanya berbentuk game atau role playing;
besarnya kelas, di SDIT berjumlah 38 siswa/kelas, sedangkan di SDN berjumlah 48 siswa/kelas.
motivasi dalam bentuk reward yang selalu diberikan guru setiap kali siswa menunjukkan hasil yang baik dalam latihan-latihan tersebut meskipun hanya berbentuk pengumpulan poin atau pujian; serta
kesempatan atau waktu belajar yang lebih panjang.
Dalam hal usaha pengembangan SDM (guru) perbedaan dapat diketahui pada :
Prosedur recruitment (seleksi) guru yang memiliki beberapa kriteria tertentu yang meliputi kriteria akademis, psikis dan fisik;
Beberapa pelatihan yang diikuti oleh guru-guru SDIT lebih bervariasi dan mengarah kepada pembinaan motivasi, keikhlasan dalam menjalankan tugas, serta mengoptimalkan kecerdasan emosi dan spiritual. Di SDN pelatihan-pelatihan lebih banyak dalam hal pengenalan kurikulum dan administrasi pembelajaran.
Beberapa alasan di atas dapat dijadikan sebagian bukti sebagai faktorfaktor penting yang memiliki hubungan terhadap keberhasilan belajar para siswa
106
karena bagaimana pun siswa memiliki motivasi serta minat yang kuat, tidak akan mencukupi
jika tidak ditunjang dengan kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran. Untuk meningkatkan kemampuannya, maka tidak cukup hanya berbekal latar belakang pendidikan formal saja, tetapi dibutuhkan akselerasi yang disesuaikan dengan kebutuhan serta tantangan yang ada pada masa yang sedang berlangsung. Dalam hal faktor-faktor internal, umur siswa, jenis kelamin, minat dan motivasi merupakan faktor-faktor yang baik secara langsung maupun tidak langsung memiliki hubungan atau tidak berhubungan dengan prestasi belajar siswa. Hasil analisis Chi-Square menunjukkan bahwa pada bagian tertentu terdapat hubungan nyata dan pada bagian yang lain terdapat hubungan tidak nyata dengan prestasi belajar siswa. Dalam hal faktor-faktor eksternal, jarak antara rumah dan sekolah, tingkat pendidikan ayah dan ibu, pekerjaan ayah dan status ekonomi keluarga juga merupakan faktor-faktor yang dapat berhubungan dengan prestasi belajar siswa. Hasil analisis Chi-Square di atas bahwa terdapat hubungan sangat nyata, nyata dan tidak nyata antara faktor-faktor eksternal siswa dengan prestasi belajar siswa.
107
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Terdapat perbedaan proses pembelajaran antara di SDIT Ummul Quro dengan di SDN Sukadamai 3 Bogor. 2. Terdapat perbedaan prestasi belajar yang meyakinkan antara siswa di SDIT Ummul Quro dengan siswa SDN Sukadamai 3 Bogor. 3. Umur siswa berhubungan nyata dengan prestasi kognitif, sangat nyata dengan prestasi afektif dan tidak nyata dengan prestasi psikomotor. 4. Jenis kelamin menunjukkan adanya hubungan tidak nyata dengan prestasi kognitif, sangat nyata dengan prestasi pafektif dan nyata pada prestasi psikomotor. Jumlah anak perempuan yang berprestasi tinggi pada semua bidang studi lebih besar dibandingkan dengan jumlah anak laki-laki. 5. Minat siswa menunjukkan adanya hubungan tidak nyata dengan prestasi kognitif, nyata pada prestasi afektif dan tidk nyata pada prestasi psikomotor. 6. Motivasi menunjukkan hubungan tidak nyata dengan prestasi kognitif, afektif dan psikomotor. 7. Jarak antara rumah dengan sekolah berhubungan tidak nyata dengan prestasi belajar siswa. Artinya berapa pun jarak yang ditempuh siswa ke sekolah tidak menyebabkan tinggi rendahnya prestasi belajar. 8. Tingkat pendidikan ayah memperlihatkan adanya hubungan tidak nyata dengan prestasi kognitif, nyata pada prestasi afektif dan tidak nyata pada prestasi psikomotor. 9. Tingkat pendidikan ibu menunjukkan adanya hubungan nyata dengan prestasi kognitif dan afektif, serta hubungan sangat nyata dengan prestasi psikomotor. 10. Pekerjaan ayah, menunjukkan hubungan tidak nyata baik pada prestasi kognitif, afektif maupun psikomotor. 11. Status ekonomi keluarga juga menunjukkan adanya hubungan tidak nyata dengan prestasi kognitif, afektif, maupun psikomotor.
108
Saran-Saran
Upaya untuk meningkatkan kualitas hasil belajar dapat ditempuh melalui beberapa cara sebagai berikut : 1. Dalam hal faktor internal siswa, hendaknya para guru dapat mengarahkan minat serta membangun motivasi siswa secara positif mengingat sebenarnya kedua faktor ini sangat menentukan keberhasilan belajar siswa. 2. Bagi para penyelenggara pendidikan hendaknya diperhatikan masalah pengembangan proses pembelajaran menjadi pembelajaran aktif yang dapat mengoptimalkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor yang dilandasi nilai-nilai dalam ajaran agama sehingga tujuan akhir Pendidikan Nasional dapat tercapai secara utuh dan menyeluruh. 3. Pelatihan-pelatihan penunjang bagi guru secara periodik sangat perlu diselenggarakan guna memberikan motivasi serta wawasan dan kesegaran baru yang sesuai dengan tuntutan perkembangan pendidikan. 4. Kepada
orang
tua,
dukungan
moril
sangat
dibutuhkan
guna
mengoptimalkan hasil belajar siswa. 5. Kepada Sekolah Islam Terpadu, hendaknya dapat lebih mensosialisasikan program
penyelenggaraan
pendidikan
terpadu
kepada
masyarakat
khususnya orang tua siswa, serta memperhatikan aspek mental yang sesuai dengan kebutuhan siswa terutama untuk anak yang berada pada jenjang pendidikan dasar.