UNIVERSITAS INDONESIA
SIKLUS PENDAPATAN DAN PENCATATAN INTERLINE TICKET PADA PT GARUDA INDONESIA TBK
LAPORAN MAGANG
GEMA DWIREKA HAKIM 1106136126
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI EKSTENSI KEKHUSUSAN AKUNTANSI DEPOK JANUARI 2014
Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
UNIVERSITAS INDONESIA
SIKLUS PENDAPATAN DAN PENCATATAN INTERLINE TICKET PADA PT GARUDA INDONESIA TBK
LAPORAN MAGANG Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
GEMA DWIREKA HAKIM 1106136126
FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI EKSTENSI KEKHUSUSAN AKUNTANSI DEPOK JANUARI 2014
Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, karena atas rahmat dan izin-Nya, saya bisa menyelesaikan proses magang dan penyusunan laporan magang ini. Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Saya menyadari penulisan laporan magang ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi, dan dorongan, dari berbagai pihak. Karena tanpa bantuan, motivasi, dorongan, semangat, dari orang-orang sekitar, saya menyadari sangat sulit untuk menyelesaikan laporan magang ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada: (1) Ibu Selvy Monalisa, S.E., Ak. MBA selaku dosen pembimbing. Terima kasih banyak Bu atas keihklasannya meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran ditengah-tengah kesibukan Ibu untuk dapat mengarahkan saya dalam penyusunan laporan magang ini. Terima kasih atas kesabaran Ibu dalam membimbing saya selama ini. (2) Ibu dan Alm. Bapak. Terima kasih atas seluruh perhatian, dukungan, dan segala bantuan yang telah Ibu dan Bapak berikan. Doa kalian adalah dorongan terkuat dalam proses penyelesaian laporan magang khususnya dan perkuliahan umumnya. Terima kasih atas cinta, kasih dan kesabarannya. (3) Teman-teman seperjuangan ekstensi FEUI Kiplai, Kobel, Arthur, Hagus, Febri, Limbong, Bonan, Rizal, Aski, Nia, Tole, Mitro dan teman-teman FEUI 2007 lainnya yang tidak bisa penulis disebutkan satu persatu. Terimakasih atas semua kerjasama, pertolongan, dan pengalaman yang diberikan selama penulis berkuliah di FEUI. (4) Teman-teman ekstensi Ikhsan, Eroz, Arif, Komeng, Danu, Cece, Irsyad, Konde, Zaky, Diena, U2P dan teman-teman ekstensi lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terimakasih atas semua yang pernah di lalui.
v Universitas Indonesia Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
(5) Ermila Klislinar dan Faisal “Tombak” Yunus, Terimakasih atas pertolongan
dan
kesabarannya
dalam
membantu
penulis
menyelesaikan program magang. (6) Ibu Rima Selaku SM di divisi WAP, dan Mba Nia selaku Manager Sales & Refund juga Teman-teman di PT Garuda Indonesia Tbk, yang tidak bisa terimakasih atas pertolongan dan bimbingannya selama penulis melakukan magang. (7) Imelda Kurnia terimakasih untuk menemani hari-hari terakhir penulis menyelesaikan kuliah di FEUI. Terimakasih pertolongan dan supportnya guna melengkapi laporan magang ini. Terimakasih atas perhatian yang diberikan kepada penulis
vi Universitas Indonesia Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
ABSTRAK
Nama Program Studi Judul
: Gema Dwireka Hakim : Ekstensi Akuntansi : Siklus Pendapatan dan Pencatatan Interline Ticket Pada PT Garuda Indonesia Tbk
Laporan magang ini berisi mengenai siklus pendapatan dan pencatatan Interline Ticket PT Garuda Indonesia Tbk pada Divisi WAP. PT Garuda Indonesia Tbk merupakan perusahaan jasa yang bergerak dalam bidang transportasi udara yang memiliki beberapa divisi. Salah satunya adalah divisi WAP yang menangani akuntansi pendapatan, yang didalamnya menangani transaksi penjualan interline ticket. Interline ticket itu sendiri adalah transaksi penjualan tiket dalam dunia penerbangan yang melibatkan dua atau lebih maskapai yang berbeda. Siklus pendapatan meliputi pemesanan tiket, pembayaran, pengakuan pendapatan dan pencatatan jurnal. Berdasarkan hasil kerja, pencatatan akuntansi atas penjualan interline ticket sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dan siklus pendapatan berjalan dengan efisien. Kata kunci: Penjualan, Pendapatan, Interline ticket, Akuntansi
viii Universitas Indonesia Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
ABSTRACT Name Study Program Title
: Gema Dwireka Hakim : Extension Accounting : Revenue Cycle and Journal Entries on Interline Ticket Transaction at PT Garuda Indonesia Tbk
This internship report contains the Revenue Cycle and and Journal Entries on interline ticket PT Garuda Indonesia Tbk at WAP division. PT Garuda Indonesia Tbk is a service company specializing in air transport has several divisions. One is WAP division, the division that handles revenue accounting, which also handles transactions interline ticket sales. Interline ticket itself is ticket sales transaction in the aviation world that involve two or more different airlines. The revenue cycle includes ticket booking, payment, revenue recognition and journal entries. Based on the results of the work, generally accepted accounting principles in Indonesia and revenue cycle running efficiently. Key words: Sales, Revenue, Interline ticket, Accounting
ix Universitas Indonesia Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ......................................... HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ KATA PENGANTAR .................................................................................... HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................. ABSTRAK ...................................................................................................... ABSTRACT .................................................................................................... DAFTAR ISI................................................................................................... DAFTAR TABEL .......................................................................................... DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1.1 Latar Belakang Program Magang .......................................................... 1.2 Tujuan Program Magang ....................................................................... 1.2.1 Tujuan Umum ............................................................................... 1.2.1 Tujuan Khusus .............................................................................. 1.3 Pelaksanaan Kegiatan Magang .............................................................. 1.4 Latar Belakang Penulisan ...................................................................... 1.5 Perumusan Masalah ............................................................................... 1.6 Ruang Lingkup Penulisan Laporan Magang ......................................... 1.7 Sistematika Penulisan ............................................................................
i iii iv v vi vii viii ix xi xii xiii 1 1 2 2 2 3 3 4 4 5
BAB 2 LANDASAN TEORI ......................................................................... 2.1 Gambaran Umum Transportasi Udara................................................... 2.1.1 Definisi Penerbangan dan Pesawat Udara .................................... 2.1.2 International Air Transport Association ...................................... 2.1.3 Multilateral Prorate Agreeement ................................................. 2.2 Siklus Pendapatan .................................................................................. 2.3 Pendapatan ............................................................................................. 2.3.1 Definisi Pendapatan ...................................................................... 2.3.2 Karakteristik Pendapatan .............................................................. 2.3.3 Pengukuran Pendapatan................................................................ 2.3.4 Pengungkapan dan Penyajian Pendapatan.................................... 2.4 Kas dan Setara Kas ................................................................................ 2.5 Flowchart .............................................................................................. 2.5.1 Fungsi Flowchart.......................................................................... 2.5.2 Peraturan dasar dalam membuat Flowchart ................................. 2.5.3 Simbol-simbol dalam Flowchart ..................................................
6 6 6 6 7 7 8 8 8 8 9 10 10 10 10 11
BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT MAGANG ................................. 3.1 Profil PT Garuda Indonesia Tbk............................................................ 3.1.1 Sejarah Perusahaan ....................................................................... 3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan .............................................................
12 12 12 14
x Universitas Indonesia Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
3.1.3 Data Penjualan PT GA Tahun 2011-2012 .................................... 3.1.4 Jasa Penerbangan Berjadwal ........................................................ 3.1.5 Rute Penerbangan ......................................................................... 3.1.6 Struktur Organisasi Perusahaan ....................................................
14 15 16 18
BAB 4 PEMBAHASAN ................................................................................. 4.1 Gambaran Umum Sikuls Pendapatan Interline Ticket PT Garuda Indonesia Tbk .................................................................... 4.2 Siklus Pendapatan dan pencatatan untuk Penjualan Interline Ticket .... 4.2.1 Tahap Pertama: Pemesanan Tiket ................................................ 4.2.2 Tahap Kedua: Check in dan Terbang ........................................... 4.3 Simulasi Perhitungan Prorata Interline ticket ........................................ 4.3.1 Contoh Perhitungan Prorata Interline Ticket Melalui PT GA (PT GA Tigger) ............................................................................ 4.3.2 Contoh Perhitungan Prorata Interline Ticket Melalui Maskapai lain (PT GA Non-Trigger) ........................................... 4.3.3 Surcharge/Differential PT GA Trigger ........................................ 4.3.4 Surcharge/Differential PT GA Non-Trigger ................................ 4.3.5 Pembatalan Salah Satu Rute Interline Ticket ...............................
19 19 19 19 21 23 23 25 26 28 29
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 31 5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 31 5.2 Saran ...................................................................................................... 32 DAFTAR REFERENSI ................................................................................. 33
xi Universitas Indonesia Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Simbol-simbol dasar dalam flow chart ............................................ 12 Tabel 3.2 Pendapatan Usaha PT GA................................................................ 15 Tabel 3.2 Rute penerbangan domestik PT GA ................................................ 16 Tabel 3.3 Rute penerbangan international PT GA ........................................... 17 Tabel 4.1 Simulasi Perhitungan Prorata Interline (PT GA Trigger) .............. 23 Tabel 4.2 Simulasi Perhitungan Prorata Interline (PT GA Non-Trigger) ...... 25 Tabel 4.3 Simulasi Perhitungan Tambahan Harga Prorata Interline (PT GA Trigger) ................................................. 26 Tabel 4.4 Simulasi Perhitungan Tambahan Harga Prorata Interline (PT GA Non-Trigger) ......................................... 28 Tabel 4.5 Simulasi Perhitungan Pembatalan Rute dalam Interline Ticket ....... 29
xi Universitas Indonesia
Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Struktur organisasi PT GA ........................................................... 10 Gambar 4.1 Flow Chart Tahap Pemesanan Tempat Duduk Interline PT GA . 20 Gambar 4.2 Flow Chart Tahap Check in dan Terbang Interline PT GA ....... 22
xii Universitas Indonesia
Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Interline Posting Rules PT GA ..................................................... 33
xiii Universitas Indonesia
Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Program Magang
Dalam menghadapi persaingan tenaga kerja khususnya pada persaingan global yang akan dihadapi oleh negara-negara Asean pada tahun 2015 mendatang, dibutuhkan sumber daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Demi mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia tersebut, Program Ekstensi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) berupaya untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas para lulusannya baik dalam hal akademik maupun nonakademik. Dengan demikian, seluruh mahasiswa diwajibkan untuk memenuhi salah satu persyaratan kelulusan melalui penyusunan tugas akhir. Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia mengadakan program magang dan memilih tema untuk dikembangkan sebagai suatu karya tulis sebagai salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi. Dengan adanya program magang ini diharapkan mahasiswa FEUI mampu menerapkan ilmu yang telah dipelajari selama masa magang, sehingga menjadi tepat guna di lingkungan kerja. Melalui program magang, mahasiswa dilatih untuk menyelesaikan masalah, bekerja dalam tim, berkomunikasi secara formal dan struktural, menghadapi tekanan dalam pekerjaan, dan bertanggung jawab baik kepada diri sendiri maupun orang lain. Dengan pembekalan tersebut diharapkan mahasiswa lulusan Program Ekstensi Akuntansi FEUI dapat menerapkan keahlian dan keterampilan akuntansi yang dimilikinya dengan baik dan mengabdi kepada masyarakat, bangsa, dan negara.
1 Universitas Indonesia
Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
2
1.2
Tujuan Program Magang
1.2.1
Tujuan Umum
Secara umum, program magang bertujuan untuk membantu mahasiswa mendapatkan pengalaman praktik dan mengajarkan mahasiswa untuk berkomunikasi dengan baik, manajemen waktu, kepemimpinan, serta tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas sesuai waktu yang telah ditentukan. Sehingga mahasiswa memiliki gambaran dan pengalaman sebelum benar-benar memasuki dunia kerja seutuhnya. Selain itu, program magang dapat menciptakan keselarasan antara teori akuntansi yang didapat pada masa lingkungan perkuliahan dengan praktik akuntansi pada kenyataannya.
1.2.2
Tujuan Khusus
Secara khusus, program magang ini bertujuan agar mahasiswa: 1. Mempelajari usaha bidang jasa angkutan udara yang merupakan salah satu
bidang jasa angkutan yang terus berkembang. Selain itu jasa angkutan udara juga penting bagi Indonesia yang merupakan negara kepulauan. 2. Memahami penerapan ilmu yang telah dipelajari selama masa perkuliahan pada
perusahaan. 3. Mengasah kemampuan penyelesaian masalah yang dihadapi dengan ilmu yang
telah dipelajari pada masa perkuliahan. 4. Dapat beradaptasi dengan lingkungan baru, yaitu lingkungan pekerjaan yang
berbeda dengan lingkungan perkuliahan. Lingkungan pekerjaan mengharuskan mahasiswa untuk mampu mengelola waktu dan berkomunikasi secara efektif, bekerjasama dalam tim, menghadapi tekanan, serta menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. 5. Membina hubungan yang baik antara FEUI dengan perusahaan tempat magang
dan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan tempat magang.
1.3
Pelaksanaan Kegiatan Magang
Penulis melaksanakan kerja praktik pada PT Garuda Indonesia Tbk selanjutnya disebut PT GA, yang dilakukan selama tiga bulan yaitu bulan Oktober sampai dengan Universitas Indonesia
Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
3
Desember 2013. Selama pelaksanaan magang tersebut penulis bekerja pada divisi Revenue Accounting (WAP), PT GA yang merupakan perusahaan jasa. Bisnis utama PT GA adalah dibidang jasa angkutan udara. Untuk mendukung proses bisnis tersebut, PT GA memiliki divisi khusus untuk pengolahan pendapatannya yaitu divisi WAP. Selain itu, PT GA juga memiliki beberapa anak perusahaan yang kegiatan usahanya berhubungan dengan kegiatan usaha PT GA, yaitu PT Aerowisata (Industri Pariwisata), PT Abacus DSI (layanan sistem pemesanan tiket), PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (pemeliharaan dan perbaikan pesawat terbang) dan PT Aero System Indonesia (jasa konsultasi dan sistem teknik teknologi informasi serta layanan pemeliharaan penerbangan). Selama penugasan, penulis diberi kepercayaan berada pada divisi WAP untuk mempelajari dan menangani pendapatan dari penjualan tiket perorangan atau passenger ticketing yang yang salah satunya adalah interline ticket.
1.4
Latar Belakang Penulisan
Didalam perusahaan jasa transaksi penjualan merupakan aktivitas utama yang menjadi sumber pendapatan perusahaan, namun transaksi ini juga rentan dengan kesalahan pencatatan yang sifatnya material. Dengan demikian diperlukan perhatian khusus atas transaksi ini guna memberikan keyakinan bahwa pencatatan penjualan sudah sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku umum di Indonesia, dan ditambah dengan kenyataan bahwa PT GA merupakan perusahaan yang listing di bursa saham. Penulisan laporan magang ini didasarkan atas hasil pengalaman perkerjaan yang dilakukan oleh penulis pada salah satu divisi PT GA, yaitu divisi WAP. Secara garis besar sistem penjualan interline ticket pada PT GA merupakan penjualan secara online via website, kantor cabang, dan kerja sama antara PT GA dengan para agen penjualan. Dalam prosesnya, PT GA akan menerima data penjualan dari agen baik domestik maupun mancanegara secara peroidik, satu minggu untuk agen domestik dan 1-4 minggu untuk agen mancanegara. sedangkan untuk penjuala melalui website atau kantor cabang data penjualan dilaporakan harian kepada head office. PT GA Universitas Indonesia
Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
4
melakukan perjanjian kerjasama interline ticketing dibawah naungan International Air Transportation Association (IATA) yang mana didalam perjanjiannya memungkinkan penumpang menggunakan jasa penerbangan PT GA menggunakan tiket dari perusahaan lain yang sejenis dan begitu pula sebaliknya. Dalam menjalankan kegiatan operasi interline ticketing, PT GA khususnya divisi WAP menggunakan beberapa aplikasi yang terintegrasi yaitu IATA Billing and Settlement Plan (BSP), IATA Simplified Interline Settlement (SIS), dan Mercator RAPID untuk revenue and accouting service. Interline ticket itu sendiri adalah transaksi penjualan tiket dalam dunia penerbangan yang melibatkan dua atau lebih maskapai yang berbeda dimana salah satu maskapai dapat menjadi pemilik tiket yang diterbangkan oleh airline lain atapun menerbangkan tiket dari maskapai lain. Transaksi interline ticket ini memiliki tujuan memperluas jaringan rute penerbangan tersebut.
1.5
Perumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan transaksi penjualan interline ticket pada siklus pendapatan dari divisi WAP PT GA? 2. Apakah pencatatan untuk transaksi penjualan dan pengakuan pendapatan interline ticket pada divisi WAP telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia?
1.6
Ruang Lingkup Penulisan Laporan Magang
Ruang lingkup laporan magang ini terbatas pada pencatatan dan siklus pendapatan pada divisi WAP PT GA atas transaksi penjualan interline ticket yang dimulai dari penjualan pada setiap tempat penjualan tiket sampai dengan pencatatan penjualan tiket dan pengakuan pendapatan oleh divisi WAP. Ruang lingkup penulisan laporan magang ini penulis khususkan pada transaksi penjualan saja. pencatatan yang dilakukan oleh penulis berdasarkan prosedur pencatatan atas penjualan yang dimiliki oleh PT GA. Universitas Indonesia
Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
5
Alasan pemilihan topik penulisan siklus pendapatan dari penjualan interline ticket pada divisi WAP PT GA dikarenakan penjualan merupakan salah satu aktivitas utama perusahaan. Selain itu, proses penjualan interline ticket PT GA tergolong baru karena dilakukan kepada pelanggan melalui banyak cara. Dan juga merupakan topik menarik, karena jarang diketahui oleh masyarakat umum.
1.7
Sistematika Penulisan Laporan Magang
Penulisan laporan magang terdiri dari lima bab, yaitu: I.
BAB 1 PENDAHULUAN Dalam bab ini, penulis menjelaskan mengenai latar belakang program magang, tujuan program magang, pelaksanaan kegiatan magang, latar belakang penulisan, perumusan masalah, ruang lingkup penulisan laporan magang, dan sistematika penulisan laporan magang.
II.
BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini membahas secara singkat teori-teori dasar, serta teori-teori yang relevan lainnya yang digunakan penulis agar dapat menyusun laporan magang dengan baik.
III.
BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT MAGANG Bab ini memberikan gambaran secara garis besar mengenai gambaran umum tempat magang yaitu PT GA yang meliputi profil perusahaan, sejarah, struktur organisasi dan produk jasa yang dihasilkan.
IV.
BAB 4 PEMBAHASAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai siklus pendapatan dan pencatatan interline ticket PT GA
V.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan kesimpulan dan saran-saran dari penulis yang berdasarkan pada pengetahuan penulis dan pengalaman yang didapat selama melaksanakan program magang yang mungkin berguna bagi semua pihak yang bersangkutan dengan program magang ini.
Universitas Indonesia
Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Gambaran Umum Industri Transportasi Udara
2.1.1
Definisi Penerbangan dan Pesawat Udara
Menurut Konvensi Chicago 1944 dalam Annex 7, pengertian pengertian pesawat udara adalah: any machine that can derive support in the atmosphere from the reaction of the air other than the reactions of the air against the earth’s surface. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 1958 tentang Penerbangan, penerbangan adalah penggunaan pesawat udara dalam dan atas wilayah Republik Indonesia dan Pesawat Udara adalah tiap alat yang dapat memperoleh gaya angkat dari reaksi udara, kemudian pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1962, pesawat diartikan sebagai semua alat angkut yang dapat bergerak dari atas tanah atau air ke udara atau ke angkasa atau sebaliknya, dan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1992, pesawat udara adalah setiap alat yang dapat terbang di atmosfer karena daya angkat dari reaksi udara. Kemudian baru pada Undang-Undang Penerbangan yang berlaku sekarang yaitu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 pengertian pesawat udara lebih mirip pada pengertian menurut Konvensi Chicago 1944, pesawat udara diartikan sebagai setiap mesin atau alat yang dapat terbang di atmosfer karena gaya angkat dari reaksi udara, tetapi bukan karena reaksi udara terhadap permukaan bumi yang digunakan untuk penerbangan. Ketentuan internasional dalam Konvensi Chicago 1944 dan ketentuan nasional dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 secara umum adalah untuk pengaturan pesawat udara sipil bukan pesawat udara negara.
2.1.2
International Air Transportation Association (IATA)
IATA adalah Asosiasi Angkutan Udara Internasional yang berpusat di Montreal, Kanada. Badan ini mengatur regulasi yang berkaitan dengan penerbangan internasional sesuai dengan porsinya masing-masing. IATA mempunyai lebih dari 6 Universitas Indonesia
Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
7
240 anggota dari lebih dari 140 negara. Sekitar 93% dari anggotanya adalah maskapai penerbangan berjadwal. Di lingkungan IATA, wilayah penerbangan dibagi menjadi tiga yang disebut Traffic Conference (TC). TC 1 meliputi benua Amerika dari utara sampai ke selatan. TC 2 terdiri dari dua benua yaitu Eropa dan Afrika, sedangkan TC 3 adalah seluruh kawasan benua Asia dan Australia, termasuk Indonesia. Pembagian wilayah ini dilakukan untuk mempermudah penetapan regulasi terhadap kawasan negara-negara anggota yang mempunyai karakteristik sama atau hampir sama.
2.1.3
Multilateral Prorate Agreement
Multilateral Proration Agreement (MPA) adalah kesepakatan yang berisi tentang bagaimana pendapatan interline harus dibagi antara perusahaan penerbangan yang terlibat dalam program interlining. MPA dikelola oleh IATA dan berlaku untuk seluruh international fare di seluruh dunia. Keanggotaan bersifat sukarela dan tidak terbatas hanya pada anggota IATA saja. Seluruh maskapai yang mengoperasikan penerbangan berjadwal dapat bergabung di dalam perjanjian tersebut. Secara umum dapat dikatakan bahwa MPA menjadi dasar perhitungan tarif terbang secara proporsional menggunakan prorate factor yang diterbitkan melalui prorate manual–passenger, yaitu suatu sumber informasi formula prorata yang telah disetujui seluruh anggota IATA. Klaim dan liabilitas yang timbul antarmaskapai penerbangan biasanya diselesaikan secara bilateral atau melalui IATA
Clearing
House.
Penyelesaian
dilakukan
terutama
dengan
cara
menandingkan piutang dan liabilitas secara berkala, yang menyebabkan berkurangnya risiko gagal bayar secara signifikan.
2.2
Siklus Pendapatan
Romney and Steinbart (2012) Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan-penjualan tersebut.
Universitas Indonesia
Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
8
2.3
Pendapatan
Berikut ini merupakan penjelasan terkait dengan pendapatan yaitu definisi, karakteristik, pengukuran, serta penyajian dan pengungkapan pendapatan.
2.3.1
Definisi Pendapatan
Menurut PSAK No. 23 (2012), pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Kieso dan Weygandt (2010) menetapkan prinsip-prinsip pengakuan pendapatan, bahwa pendapatan diakui pada saat: a. Direalisasi atau dapat direalisasi, dan b. Diperoleh.
2.3.2
Karakteristik Pendapatan
Menurut PSAK No. 23 (2012), pendapatan hanya terdiri atas arus kas masuk bruto dari manfaat ekonomi yang diterima dan dapat diterima oleh entitas untuk entitas itu sendiri. Jumlah yang ditagih untuk kepentingan pihak ketiga, seperti pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan, bukan merupakan manfaat ekonomi yang mengalir ke entitas dan tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas. Oleh karena itu, hal tersebut dikeluarkan dari pendapatan. Hal yang sama berlaku dalam hubungan keagenan, arus masuk bruto manfaat ekonomi mencakup jumlah yang ditagih untuk kepentingan prinsipal dan tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas entitas. Jumlah yang ditagih atas nama prinsipal bukan merupakan pendapatan. Sebaliknya, pendapatan adalah jumlah komisi yang diterima.
2.3.3
Pengukuran Pendapatan
Menurut PSAK No. 23 (2012), pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima. Jumlah pendapatan yang timbul dari transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara entitas dengan pembeli atau pengguna aset tersebut. Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang Universitas Indonesia
Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
9
diperbolehkan oleh entitas. Pada umumnya, imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas dan jumlah pendapatan adalah jumlah kas atau setara kas dan jumlah pendapatan adalah jumlah kas atau setara kas yang diterima atau dapat diterima. Namun, jika arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan, maka nilai wajar dari imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal kas yang diterima atau dapat diterima. Pendapatan dari penjualan barang diakui jika kondisi berikut dipenuhi: - Entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan kepada pembeli. - Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual. - Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal. - Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi tersebut akan mengalir ke entitas. - Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi penjualan tersebut dapat diukur secara andal.
2.3.4
Pengungkapan dan Penyajian Pendapatan
Menurut PSAK No. 23 (2012), entitas harus mengungkapkan: - Kebijakan akuntansi yang digunakan untuk pengakuan pendapatan, termasuk metode yang digunakan untuk menentukan tingkat penyelesaian transaksi penjualan jasa. - Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui selama periode tersebut, termasuk pendapatan yang berasal dari: 1. Penjualan barang 2. Penjualan jasa 3. Bunga 4. Royalti 5. Dividen - Jumlah pendapatan yang berasal dari pertukaran barang dan jasa yang tercakup dalam setiap kategori signifikan dari pendapatan. Universitas Indonesia
Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
10
2.4
Kas dan Setara Kas
Kas merupakan sejumlah uang tunai, setara kas, dan simpanan di bank dalam bentuk giro yang dapat dipakai sebagai alat pertukaran dalam kegiatan usaha. Kas mempunyai beberapa karakteristik, yaitu: -
Kas merupakan aset yang sangat likuid dan mudah dibawa.
-
Kecenderungan penyelewengan atas kas sangat besar.
-
Kas merupakan unsur yang paling sering digunakan dalam transaksi bisnis perusahaan. Kas dan setara kas dalam siklus pendapatan dan piutang ini terkait dengan
penerimaan kas. Pelunasan piutang dari pelanggan sangat erat kaitannya dengan penerimaan kas. Pada saat piutang dilunasi maka langsung dicatat pada jurnal penerimaan kas. Oleh karena itu perlu adanya pemisahaan tugas antara bagian yang menerima kas dengan bagian yang mencatat pelunasan piutang tersebut. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir terjadinya penyelewengan kas, mengingat risiko penyelewengan kas sangatlah besar.
2.5
Flow chart
Bagan alur (Flow chart) merupakan representasi bergambar atas sistem pemrosesan transaksi dan alurnya. Kategori utama dari flowchart adalah dokumen, sistem dan proses.
2.5.1
Fungsi Flow Chart
Menurut Romney dan Steinbart (2012), fungsi flow chart adalah sebagai salah satu cara untuk mendokumentasikan bagaimana suatu proses bisnis dijalankan juga alur berkasnya, dan menganalisis bagaimana cara untuk meningkatkan suatu proses dan alur berkas.
2.5.2
Peraturan Dasar dalam Membuat Flow Chart
Dalam membuat sebuah flow chart ada beberapa peraturan dasar yang harus dipenuhi, yaitu: - Alur dimulai dari bagian kiri atas di pojok halaman dan bergerak dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan. Universitas Indonesia
Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
11
- Setiap proses ditampilkan dengan jelas secara berantai. - Simbol yang digunakan bersifat konsisten. - Penempatan dari semua dokumen harus terlihat dengan jelas. - Aturan sandwich diaplikasikan. Peraturan ini menyatakan bahwa simbol proses harus diapit oleh simbol dokumen masuk dan simbol dokumen keluar. - Ketika dokumen dikirim ke departemen lain, maka penggunaan simbol harus digambar lagi di departemen baru tersebut. - Semua simbol berisi keterangan tertulis yang singkat, padat dan jelas. - Salinan dari banyak dokumen akan digambarkan dalam bentuk dokumen yang bertumpuk.
2.5.3
Simbol-simbol Dasar dalam Flow Chart
Tabel 2.1 di halaman selanjutnya, menunjukkan simbol-simbol yang umum digunakan dalam pembuatan bagan alur (flow chart). Simbol yang ditampilkan hanya yang digunakan untuk menggambarkan siklus pendapatan interline ticket pada PT GA.
Universitas Indonesia
Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
12
Tabel 2.1 Simbol-simbol Dasar dalam Flowchart Simbol
Keterangan Dokumen
Proses
Folder Dokumen
File Data
Pemilihan Keputusan
Arus Data atau Informasi
Sistem Data
END/START Sumber: Romney & Steinbart 2012
Universitas Indonesia
Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
BAB 3 GAMBARAN UMUM TEMPAT MAGANG
3.1
Profil PT Garuda Indonesia Tbk
3.1.1
Sejarah Perusahaan
PT GA adalah maskapai penerbangan Indonesia yang berkonsep sebagai full service airline (maskapai dengan pelayanan penuh). Saat ini PT GA mengoperasikan 82 armada untuk melayani 33 rute domestik dan 18 rute internasional termasuk Asia (Regional Asia Tenggara, Timur Tengah, China, Jepang dan Korea Selatan), Australia serta Eropa (Belanda). Sebagai bentuk kepeduliannya akan keselamatan, PT GA telah mendapatkan sertifikasi IATA Operational Safety Audit (IOSA). Hal ini membuktikan bahwa maskapai ini telah memenuhi standar internasional di bidang keselamatan dan keamanan. Untuk meningkatkan pelayanan, PT GA telah meluncurkan layanan baru yang disebut Garuda Indonesia Experience. Layanan baru ini menawarkan konsep yang mencerminkan keramahan asli Indonesia dalam segala aspek. Untuk mendukung layanan ini, semua armada baru dilengkapi dengan interior paling mutakhir, yang dilengkapi LCD TV layar sentuh individual di seluruh kelas eksekutif dan ekonomi. Selain itu, penumpang juga dimanjakan dengan Audio and Video on Demand (AVOD), yaitu sistem hiburan yang menawarkan berbagai pilihan film atau lagu, sesuai pilihan masing-masing penumpang. Berbagai penghargaan pun telah diterima oleh PT GA sebagai bukti dari keunggulannya. Pada tahun 2010, Skytrax menobatkan PT GA sebagai Four Star Airline dan sebagai The World's Most Best Improved Airline. Selanjutnya pada Juli 2012, PT GA mendapatkan penghargaan sebagai World's Best Regional Airline dan Maskapai Regional Terbaik di Dunia. Sebuah lembaga konsultasi penerbangan bernama Centre for Asia Aviation (CAPA), yang berpusat di Sydney, juga memberikan penghargaan kepada PT GA sebagai Maskapai yang Paling Mengubah Haluan Tahun Ini, pada tahun 2010. Sedangkan Roy Morgan, lembaga peneliti independen di Australia, juga memberikan penghargaan kepada 12 Universitas Indonesia Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
14
PT GA sebagai The Best International Airline pada bulan Januari, Februari, dan Juli 2012. Saat ini PT GA memiliki tiga hub di Indonesia. Pertama adalah hub bisnis yang berada di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Kedua adalah hub di daerah pariwisata yang berada di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali. Kemudian untuk meningkatkan frekuensi penerbangan ke bagian timur Indonesia, PT GA juga memiliki hub di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan. Terlepas dari bisnis utamanya sebagai maskapai penerbangan, PT GA juga memiliki unit bisnis (Strategic Business Unit/SBU) dan anak perusahaan. Unit bisnis PT GA adalah Garuda Cargo dan Garuda Medical Center. Sedangkan anak perusahaan PT GA adalah PT Citilink Indonesia, yaitu maskapai tarif rendah/Low Cost Carrier, PT Aerowisata (hotel, transportasi darat, agen perjalanan, dan katering), PT Abacus Distribution System Indonesia (penyedia layanan sistem pemesanan tiket), PT Aero System Indonesia/Asyst (penyedia layanan teknologi informasi untuk industri pariwisawata dan transportasi) dan PT Garuda Maintenance Facility (GMF AeroAsia), yaitu perusahaan yang bergerak di bidang perawatan dan perbaikan pesawat. Pada bulan Februari 2011, PT GA menjadi Perusahaan Publik dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3.1.2
Visi dan Misi Perusahaan
PT GA memiliki visi menjadi perusahaan penerbangan yang andal dengan menawarkan layanan yang berkualitas kepada masyarakat dunia menggunakan keramahan Indonesia. Sedangkan misi PT GA adalah menjadi perusahaan penerbangan pembawa bendera bangsa Indonesia yang mempromosikan Indonesia kepada dunia guna menunjang pembangunan ekonomi nasional dengan memberikan pelayanan yang profesional.
3.1.3
Data Penjualan PT GA Tahun 2011-2012
Tabel 3.1 menunjukkan rincian pendapatan usaha PT GA tahun 2011-2012. Pendapatan secara keseluruhan mengalami kenaikan 12% dengan proporsi terbesar dari penjualan tiket penumpang.
Universitas Indonesia Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
15
Tabel 3.1 Pendapatan Usaha PT GA Jenis Pendapatan Penerbangan berjadwal Penumpang Kargo Kelebihan bagasi Surat dan dokumen Sub jumlah Penerbangan tidak berjadwal Haji Charter Sub jumlah Lain-lain Total
2012 USD
2011 USD
% Naik (Turun)
2.687.450.057 184.889.000 7.029.768 7.881.919 2.887.250.744
2.403.955.183 164.501.388 7.584.589 4.497.804 2.580.538.964
12% 12% -7% 75% 12%
247.262.921 21.828.656 269.091.577 316.126.641 3.472.468.962
230.398.551 16.060.670 246.459.221 269.330.220 3.096.328.405
7% 36% 9% 17% 12%
Sumber: Laporan keuangan PT GA 2012
3.1.4
Jasa Penerbangan Berjadwal
Untuk meningkatkan pelayanan jasa pelayanan berjadwal, PT GA menawarkan beberapa tipe kelas penerbangan menggunakkan berbagai jenias armada pesawat terbang. - Flight Seat PT GA memiliki beberapa tipe kelas penerbangan bagi penumpang, antara lain: ekonomi, bisnis, eksekutif, dan first class. - Armada Pesawat Terbang Pada tahun 2009, PT GA menambah armada berteknologi tinggi, dengan memperkenalkan Airbus A330-300 dan Boeing 737-800 Next Generation. Kedua jenis pesawat ini dilengkapi dengan perangkat in-flight entertainment, Audio and Video on Demand (AVOD), di setiap tempat duduk. Perangkat ini memungkinkan penumpang untuk memilih sendiri berbagai macam hiburan seperti film, program televisi, video music, dan permainan. Sebagai tambahan, tempat duduk kelas eksekutif PT GA Airbus A330 juga dapat sepenuhnya berbaring hingga 180 derajat (flat bed seat). Pada tahun 2012, PT GA membeli armada baru Bombardier CRJ1000 NextGen. Selanjutnya pada tahun 2013 PT GA membeli armada jenis ATR
Universitas Indonesia Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
16
600, yaitu pesawat penumpang dengan jenis baling-baling untuk mencapai pelosok Indonesia.
3.1.5
Rute Penerbangan
PT GA, memiliki jaringan penerbangan domestik dan internasional yang luas. Di masa mendatang, PT GA juga merencanakan ekspansi lebih lanjut untuk bidang operasional dan pelayanan penerbangan. Tabel 3.2 dan Tabel 3.3 memperlihatkan rute penerbangan domestik dan internasional PT GA saat ini.
Tabel 3.2 Rute Penerbangan Domestik PT GA Pulau Sumatera Banda Aceh Medan Pekanbaru Jambi Padang Pangkal Pinang Palembang Batam Bandar Lampung Tanjung Pandan Tanjung Pinang Bengkulu Pulau Bali dan Lombok Denpasar Lombok
Pulau Kalimantan Pontianak Balikpapan Palangkaraya Banjarmasin Tarakan Berau
Pulau Sulawesi Manado Gorontalo Palu Makassar Kendari
Pulau Timor Kupang
Pulau Papua Biak Jayapura Timika Sorong Manokwari
`Pulau Jawa Jakarta Bandung Semarang Solo Yogyakarta Malang Surabaya
Pulau Maluku Ternate Ambon
Sumber: http://www.garuda-indonesia.com
Universitas Indonesia Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
17
Tabel 3.2 Rute Penerbangan Internasional PT GA Asia Singapura Kuala Lumpur
Timur Tengah Jeddah Abu Dhabi
Eropa Amsterdam London Heathrow1,2
Australia Perth Melbourne
Bangkok
Muscat2
Frankfurt1
Sydney
1
Hongkong
Zurich
Tokyo (Narita)
Madrid1
Tokyo (Haneda)
Munich1
Osaka
Rome1
Seoul
Paris2
Guangzhou
Manchester2
Beijing
Athena2
Shanghai
Moscow2
Taipei
Istanbul3
Brisbane
Manila4 Ho Chi Minh City5 Bandar Seri Begawan6 Amerika Serikat Los Angeles
7
Australia Perth
7
San Fransisco
Melbourne Sydney Brisbane Sumber: http://www.garuda-indonesia.com
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Interlining dengan KLM via Amsterdam Interlining dengan ETIHAD via Abu Dhabi Interlining dengan Turkish Arlines Interlining dengan Philippine Airlines Interlining dengan Vietnam Airlines Interlining dengan Royal Brunei Airlines Interlining dengan China Airlines via Taipei
Universitas Indonesia Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
18
3.1.6
Struktur Organisasi Perusahaan
Gambar 3.1 memperlihatkan struktur organisasi PT GA. kegiatan magang dilakukan di bagian Sales and Refund di bawah divisi keuangan dan akuntansi.
PRESIDENT & CHIEF EXECUTIVE OFFICER
EVP SERVICE
EVP MARKETING & SALES
EVP MAINTENANCE
EVP OPERATION
EVP FINANCE
EVP HUMAN CAPITAL
VP FINANCIAL ACCOUNTING
SM REVENUE ACCOUNTING
MANAGER SALES AND REFUND
STAFF SALES AND REFUND
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT GA Sumber: Divisi WAP PT GA
Universitas Indonesia Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Siklus Pendapatan Interline Ticket PT Garuda Indonesia Tbk
Siklus pendapatan interline ticket pada PT GA secara umum terdiri atas dua tahapan, yaitu tahap pemesanan dan pembayaran tiket dan tahap check in dan terbang. Kedua siklus ini akan dijelaskan lebih lanjut di bagian berikut
4.2
Siklus Pendapatan dan Pencatatan untuk Penjualan Interline Ticket
Untuk siklus pedapatan dari penjualan interline ticket, penulis hanya membatasi pembelian yang dilakukan melalui ticket office PT GA, dimulai pada saat pemesanan tiket oleh penumpang hingga pengakuan pendapatan saat penumpang tersebut telah berstatus terbang. Pendapatan yang diterima oleh PT GA akan diproratakan dengan maskapai lain yang bekerja sama dengan PT GA atas transaksi interline ticketing, dan juga perbedaan siklus jika tiket menggunakan tiket PT GA dan terbang dengan maskapai lain atau tiket maskapai lain terbang dengan PT GA. Pembagian
pendapatan
transaksi
interline
ticket
menggunakan
perhitungan prorata berdasarkan Multilateral Prorate Agreement di bawah IATA yang bertindak sebagai clearing house. Hal ini dilakukan agar proses interline menjadi lebih efisien dan mengurangi perselisihan klaim antarmaskapai.
4.2.1
Tahap Pertama: Pemesanan Tiket
Gambar 4.1 memperlihatkan flow chart tahap pemesanan tiket yang dimulai dengan diterimanya pesanan dari calon penumpang pesawat oleh bagian Front Office PT GA. Pemesanan tiket ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu melalui telepon, website maupun langsung datang kebagian Ticketing Office PT GA. Setelah adanya pesanan dari calon penumpang, maka bagian Front Office melakukan pengecekan ketersediaan tempat duduk dan harga saat itu di dalam sistem. Jika tempat duduk yang dipesan oleh calon penumpang tersedia, bagian 18 Universitas Indonesia
Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
20
Front Office akan menginformasikan kepada calon penumpang disertai penjelasan terkait dengan ketentuan pemesanan tempat duduk.
Ticketing
Accounting
Calon Penumpang Sistema Altea
Cek ketersediaan tempat duduk dan harga
Mengunduh Data Sistem Altea
Setuju
Pembetulan Error Tidak
Tidak
Reservasi
Batal Otorisasi Data Penjualan Pengisian data penumpang Tidak Bayar
Booking code
Tidak ada error Ya
bayar
Penerimaan pembayaran
Jurnal otomatis
PT GA Accounting Sistem
Input data tiket
Tiket dan Invoice
Calon Penumpang
Sistem Altea
Gambar 4.1 Flow chart Tahap Pemesanan Tempat Duduk Interline Ticket PT GA Sumber: Divisi WAP PT GA, telah diolah kembali
Universitas Indonesia
Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
21
Jika calon penumpang telah setuju, pemesanan tempat duduk tersebut kemudian dimasukkan kedalam sistem komputerisasi yaitu dengan informasi seperti nama, tipe tempat duduk, nomor tempat duduk, tanggal keberangkatan dan waktu check in, dan diotorisasi secara online yang menghasilkan booking code. Setelah penumpang melakukan pembayaran selanjutnya tiket akan di cetak berdasarkan booking code, yang diberikan untuk calon penumpang. Data tiket ini digunakan untuk dicocokkan dengan nomor pesanan ketika calon penumpang check in. PT GA menggunakan sistem komputerisasi terintegrasi yang dinamakan Altea, sistem ini dibuat dan dikembangkan sendiri oleh bagian teknologi dan informasi dari Amadeus. Informasi mengenai ketersediaan tempat duduk selalu diperbarui oleh sistem. Sedangkan untuk hubungannya dengan maskapai lain mengenai transaksi interline yang terjadi, PT GA menggunakan sistem yang dibuat dan dikembangkan oleh IATA dan terintegrasi dengan seluruh maskapai yang menjadi anggotanya dari IATA itu sendiri.
4.2.2
Tahap Kedua: Check In dan Terbang
Gambar 4.2 di halaman selanjutnya menunjukkan tahap check in dan terbang, merupakan tahap kedua dalam siklus pendapatan tiket pada PT GA. Pada tahap check in dan terbang, pihak PT GA mencetak boarding pass berdasarkan tiket yang ditunjukkan penumpang pada saat check in. Boarding pass berisi jadwal dan lokasi tempat duduk di setiap penerbangan. Pada saat terbang bagian operation PT GA akan menerima informasi tentang sudah atau belumnya seorang penumpang terbang menggunakan jasa penerbangan PT GA. Data ini kemudian dimasukkan oleh Bagian Operation ke sistem Altea.
Universitas Indonesia
Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
22
Operation
Accounting
Calon Penumpang
Sistem Altea Tiket
Cek status terbang dan Pengakuan pendapatan Check-in
Unathorized Journal Voucher
Tidak
Verifikasi Nomer tiket Otorisasi
Boarding pass
Tiket
Input data status terbang
Setuju? Ya
Sistem Altea
Penumpang
Jurnal Otomatis
PT GA Accounting System
Boarding pass
Gambar 4.2 Flow chart Tahap Check in dan terbang interline PT GA Sumber: Divisi WAP PT GA, telah diolah kembali
Selanjutnya pada divisi accounting PT GA, dengan melihat dari sistem Altea dilakukan pengecekan apakah status dari penumpang sudah terbang dan pendapatan PT GA dari interline ticket sudah dapat diakui. Saat penumpang dinyatakan sudah terbang dan pendapatan sudah dapat diakui, divisi accounting akan memeriksa jurnal otomatis yang dibuat oleh sistem dan mengunduh data dari Altea untuk dimasukkan ke sistem akuntansi PT GA.
Universitas Indonesia
Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
23
4.3
Simulasi Perhitungan Prorata Interline ticket
Pada simulasi di bawah ini, pembelian tiket dapat diawali di PT GA (PT GA Trigger) atau di maskapai lain (PT GA Non-Trigger).
4.3.1
Contoh Perhitungan Prorata Interline Ticket melalui PT GA (PT GA Trigger)
Tabel 4.1 memperlihatkan simulasi perhitungan pembagian pendapatan antar maskapai atas transaksi interline ticket.
Tabel 4.1 Simulasi Perhitungan Prorata Interline (PT GA Trigger) Maskapai PT GA ETIHAD TURKISH
From CGK AUH LON
To
Basic Fare (USD)
AUH LON IST
600,00 430,00 270,00 1.300,00
Interline Fare (USD) 461,54 330,77 207,69 1.000,00
Sumber: Garuda Aviation Training & Education
Seorang penumpang melakukan perjalanan dengan membeli interline ticket dari Ticket office PT GA untuk perjalanan JAKARTA (CGK)-ABU DHABI (AUH)-LONDON (LON)-ISTANBUL (IST) seharga USD1000. Berdasarkan prorate factor di Tabel 4.1 pembagian untuk maskapai yang menerbangkan sektor tersebut dihitung sebagai berikut:
Pendapatan PT GA
= 600/1300xUSD1000 = USD461.53
Pendapatan ETIHAD
= 430/1300xUSD1000 = USD330.77
Pendapatan Turkish
= 270/1300xUSD1000 = USD207.69 = USD1000.00
Pada saat pembayaran dari calon penumpang, bagian Accounting mencatat transaksi tersebut dengan jurnal sebagai berikut:
Universitas Indonesia
Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
24
Dr. Cr.
A/R CLEARING CASH-INTL FORWARD SALES-PAX
1000 1000
(Jurnal untuk penerimaan pembayaran pembelian tiket pada PT GA)
Pada saat calon penumpang check in dan terbang bagian Accounting mencatat transaksi tersebut dengan jurnal sebagai berikut:
Dr. Cr.
FORWARD SALES-PAX REVENUE-PAX
461.53 461.53
(Jurnal untuk status terbang interline ticket pada PT GA)
Dr. Cr.
FORWARD SALES-PAX FORWARD SALES BILLING SUSPENSE
538.46 538.46
(Jurnal untuk mencatat akrual pendapatan interline ticket maskapai lain)
Pada saat menerima tagihan dari maskapai lain melalui IATA bagian Accounting mencatat transaksi tersebut dengan jurnal sebagai berikut:
Dr. Cr.
FORWARD SALES BILLING SUSPENSE A/P IATA GENEVA
538.46 538.46
(Jurnal untuk mencatat penagihan utang interline ticket pada maskapai lain melauli IATA)
Universitas Indonesia
Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
25
Dr. Cr.
A/P IATA GENEVA A/R CLEARING CASH-INTL
538.46 538.46
(Jurnal untuk pencatatan pembayaran tagihan interline ticket oleh PT GA)
4.3.2
Contoh Perhitungan Prorata Interline Ticket melalui Maskapai Lain (PT GA Non-Trigger)
Seorang penumpang melakukan perjalanan dengan membeli interline ticket dari ETIHAD untuk perjalanan LONDON (LON)-ABU DHABI (AUH)-JAKARTA (CGK)-BANGKOK (BKK) seharga USD1000. Berdasarkan Tabel 4.2 pembagian pendapatan interline ticket adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Simulasi Perhitungan Prorata Interline (PT GA Non-Trigger) Maskapai ETIHAD TURKISH PT GA
From LON AUH CGK
To AUH CGK BKK
Basic Fare (USD) 600,00 430,00 270,00 1.300,00
Interline Fare (USD) 461,54 330,77 207,69 1.000,00
Sumber: Garuda Aviation Training & Education
Pendapatan ETIHAD
= 600/1300xUSD1000 = USD461.53
Pendapatan Turkish
= 430/1300xUSD1000 = USD330.77
Pendapatan PT GA
= 270/1300xUSD1000 = USD207.69 = USD1000.00
Universitas Indonesia
Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
26
Bagian Accounting PT GA mencatat transaksi tersebut dengan jurnal sebagai berikut:
Dr. Cr.
A/R IATA GENEVA REVENUE-PAX
207.69 207.69
(Jurnal untuk pengakuan piutang interline ticket dari maskapai lain melalui IATA.)
4.3.3
Surcharge/Differential PT GA Trigger
Seorang penumpang bisa saja memilih kelas penerbangan lebih tinggi sesudah tiket diterbitkan sehingga menimbulkan tambahan biaya. Ketika biaya tambahan atau differential tersebut melibatkan lebih dari satu penerbangan, maka ada dua perhitungan prorata yang harus dilakukan. Misalnya, penumpang membeli interline ticket melalui PT GA dengan rute penerbangan JAKARTA (CGK)-ABU DHABI (AUH)-LONDON (LON)ISTANBUL (IST) seharga USD1000. Selanjutnya, penumpang tersebut ingin pindah ke kelas penerbangan yang lebih tinggi untuk rute AUH-LON-IST dengan biaya tambahan USD300. Biaya tambahan ini menjadi hak dari maskapai ETIHAD dan Turkish dengan pembagian secara prorata sesuai perhitungan pada Tabel 4.3 berikut ini. Berikut merupakan simulasi jika suatu surcharge atau differential terjadi pada saat PT GA merupakan maskapai trigger. Tabel 4.3 Simulasi Perhitungan Tambahan Harga Prorata Interline (PT GA Trigger)
Maskapai
From
To
PT GA ETIHAD TURKISH
CGK AUH LON
AUH LON IST
Basic Fare (USD)
Interline Fare (USD)
600,00 430,00 270,00 1.300,00
461,54 330,77 207,69 1.000,00
Tambahan Harga Normal (USD) 240,00 130,00 370,00
Tambahan Harga Interline (USD) 194,59 105,41 300,00
Sumber: Garuda Aviation Training & Education
Universitas Indonesia
Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
27
Berdasarkan Tabel 4.4, pembagian biaya tambahan antara ETIHAD dan Turkish adalah sebagai berikut:
Pendapatan ETIHAD
= 240/370x300
= USD194.59
Pendapatan Turkish
= 130/370x300
= USD105.40 USD300.00
Hasil prorata kedua hanya ditambahkan khusus untuk rute penerbangan AUH-LON dan LON-IST pada hasil perhitungan prorata yang pertama. Bagian Accounting PT GA mencatat selisih harga tersebut dengan jurnal berikut:
Dr. Cr.
A/R CLEARING CASH-INTL FORWARD SALES-PAX
300 300
(Jurnal untuk mencatat penerimaan pembayaran atas kenaikan harga interline ticket pada PT GA)
Pada saat calon penumpang check in dan terbang bagian Accounting mencatat transaksi tersebut dengan jurnal sebagai berikut:
Dr. Cr.
FORWARD SALES-PAX FORWARD SALES BILLING SUSPENSE
300 300
(Jurnal untuk mencatat pendapatan biaya tambahan interline ticket melalui PT GA)
Pada saat menerima tagihan dari maskapai lain melalui IATA, bagian Accounting PT GA mencatat transaksi tersebut dengan jurnal sebagai berikut:
Universitas Indonesia
Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
28
Dr. Cr.
FORWARD SALES BILLING SUSPENSE A/P IATA GENEVA
300 300
(Jurnal untuk mencatat tagihan biaya tambahan interline ticket dari maskapai lain melalui IATA)
Dr. Cr.
A/P IATA GENEVA A/R CLEARING CASH-INTL
300 300
(Jurnal saat penagihan pembelian interline ticket pada PT GA)
4.3.4
Surcharge/Differential PT GA Non-Trigger
Misalnya, penumpang membeli interline ticket melalui ETIHAD dengan rute penerbangan LONDON (LON)-ABU DHABI (AUH)-JAKARTA (CGK)BANGKOK (BKK) seharga USD1000. Selanjutnya, penumpang tersebut ingin pindah ke kelas penerbangan yang lebih tinggi untuk rute AUH-CGK-BKK dengan biaya tambahan USD300. Biaya tambahan ini menjadi hak dari maskapai Turkish dan PT GA dengan pembagian secara prorata sesuai perhitungan pada Tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 4.4 Simulasi Perhitungan Tambahan Harga Prorate Interline (PT GA Non-Trigger)
Maskapai
From
To
ETIHAD TURKISH PT GA
LON AUH CGK
AUH CGK BKK
Basic Fare (USD)
Interline Fare (USD)
600,00 430,00 270,00 1.300,00
461,54 330,77 207,69 1.000,00
Tambahan Harga Normal (USD) 240,00 130,00 370,00
Tambahan Harga Interline (USD) 194,59 105,41 300,00
Sumber: Garuda Aviation Training & Education
Berdasarkan Tabel 4.4, pembagian pendapatan antara Turkish dan PT GA adalah sebagai berikut:
Universitas Indonesia
Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
29
Pendapatan tambahan harga TURKISH
= 240/370xUSD300 =USD194.59
Pendapatan tambahan harga PT GA
= 130/370xUSD300 =USD105.41
PT GA mencatat kenaikan harga tersebut sebagai berikut:
Dr. Cr.
A/R IATA GENEVA REVENUE-PAX
105.40 105.40
(Jurnal untuk mencatat bagian pendapatan kenaikan harga interline ticket yang menjadi hak PT GA)
4.3.5
Pembatalan Salah Satu Rute Interline Ticket
Seorang penumpang bisa membatalkan penerbangan untuk satu rute atau lebih karena alasan tertentu, pembatalan tersebut biasanya menimbulkan denda dari maskapai yang rutenya dibatalkan. Sebagai contoh, seorang penumpang melakukan perjalanan dengan membeli interline ticket dari Ticket office PT GA untuk perjalanan JAKARTA (CGK)-ABU DHABI (AUH)-LONDON (LON)ISTANBUL (IST) seharga USD1000. Setelah melakukan penerbangan dengan rute AUH-LON, penumpang tersebut membatalkan rute penerbangan LON-IST dan dikenakan biaya USD50. Tabel 4.5 menunjukkan simulasi pembatalan salah satu rute dalam sebuah penerbangan dengan menggunakan interline ticket yang dibeli di PT GA.
Tabel 4.5 Simulasi Perhitungan Pembatalan Rute dalam Interline Ticket
Maskapai PT GA ETIHAD TURKISH
From CGK AUH LON
To AUH LON IST
Basic Fare (USD) 600,00 430,00 270,00 1.300,00
Interline Fare (USD) 461,54 330,77 207,69 1.000,00
Denda (USD)
INFO
50,00
DIBATALKAN
Sumber: Garuda Aviation Training & Education
Universitas Indonesia
Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
30
Biaya
pembatalan
akan
berikan
kepada
maskapai
yang
rute
penerbangannya dibatalkan oleh penumpang dalam suatu penerbangan interline. Berikut merupakan simulasi pembatalan dan pencatatan yang dilakukan oleh PT GA terkait pembatalan tersebut.
Dr. Cr. Cr.
FORWARD SALES-PAX REFUND CONTROL A/R CLEARING CASH-INTL
207.69 50.00 157.69
(Jurnal untuk mencatat pembatalan penerbangan dan denda interline ticket pada PT GA)
Dr. Cr.
REFUND CONTROL A/R CLEARING CASH-INTL
50.00 50.00
(Jurnal untuk pembayaran denda interline ticket yang diterima melalui PT GA kepada ETIHAD)
Dari semua pembahasan mengenai transaksi terkait interline ticket di PT GA pada praktiknya masih ditemukan transaksi manual sehingga membuka peluang terjadinya kesalahan. Jurnal yang dibuat tidak sesederhana ilustrasi pada laporan magang ini karena melibatkan banyak pihak (IATA, maskapai lain, travel agent dan pihak bandara). Contoh untuk jurnal yang sebenarnya ada pada Lampiran 1. Istilah dan nama-nama akun yang digunakan seluruhnya berbahasa inggris, panjang dan tidak umum karena terkait dengan kompleksitas bisnis jasa penerbangan.
Universitas Indonesia
Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan dan saran
5.1.1
Kesimpulan
Dalam memilih antara alternatif transportasi udara, ketersediaan jadwal, kenyamanan, dan fleksibilitas untuk mengubah rencana. Dalam beberapa kasus, kebutuhan spesifik konsumen hanya dapat dipenuhi oleh beberapa penerbangan yang menghubungkan rute penerbangan masing-masing. Oleh karena itu interline ticketing sebuah transaksi yang sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan jasa penerbangan yang semakin meningkat dan semakin bervariasi. Selain itu juga interline ticketing meningkatkan efektifitas kegiatan operasi dari perusahaan penerbangan itu sendiri dimana suatu perusahaan jasa penerbangan khususnya yang masih berkembang akan terbantu, dikarenakan biaya untuk membukan suatu rute penerbangan baru tidaklah sedikit dan memerlukan perencanaan yang lama. IATA sebagai suatu asosiasi penerbangan yang besar yang menaungi banyak perusahaan jasa penerbangan sangat perduli terhadap permasalahan penggabungan rute penerbangan ini. Multilateral Prorate Agreement lahir karena banyaknya perselisihan yang terjadi karena tidak adanya kesepakatan tentang pembagian hasil dari suatu interline ticket dimana perusahaan jasa penerbangan yang lebih besar menginginkan keuntungan yang sangat besar dan merugikan perusahaan penerbangan yang lebih kecil atau sebaliknya. Multilateral Prorate Agreement hadir di tengah-tengah permasalahan tersebut, IATA sebagai penggagas dan penyedia Multilateral Prorate Agreement membuat peraturan ini dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya dengan memikirkan segala aspek terkait suatu perusahaan jasa penerbangan, dan IATA berhasil dalam menerapkan Multilateral Prorate Agreement. Hal ini, terbukti dari semakin banyaknya perusahaan jasa penerbangan yang bergabung dalam keanggotaan IATA. Dengan melihat dari pembahasan, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan, yaitu:
31 Universitas Indonesia
Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
32
o PT GA telah tergabung didalam IATA dan telah menarapkan Multilateral Prorate Agreement terhadap transaksi yang terkait dengan interline ticketing. o Penjualan tiket penumpang yang salah satunya adalah interline ticket merupakan kegiatan operasi utama PT GA dan sumber pendapatan terbesar PT GA o Penjualan interline ticket pada PT GA diakui menjadi pendapatan ketika penumpang sudah berstatus terbang o Divisi ticketing, Operation dan Divisi Accounting PT GA menjalankan kegiatan operasi secara baik, dan menjalankan sistem yang disediakan dengan efektif yaitu dalam hal ini adalah RAPID, IATA BSP, IATA SIS, dan Altea o Masih banyak terjadi error dari data penjualan tiket yang diunduh dari Altea untuk diproses lebih lanjut oleh divisi accounting, tetapi sampai saat ini semua pembetulan error masih dapat tertangani dengan baik o Dalam proses pencatatan interline ticket yang dilakukan PT GA dan pengakuan pendapatannya maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pencatatan jurnal dan akun-akun yang termasuk dalam siklus pendapatan dari interline ticket telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Dan nilai yang tertera telah mengikuti Multilateral Prorate Agreement yang dikeluarkan oleh IATA.
5.1.2
Saran
Berikut merupakan beberapa saran yang bisa penulis berikan kepada PT GA dan atau Divisi WAP khususnya. Walaupun menurut penulis PT GA sangat efektif dalam menjalankan kegiatan oprasinya. o Terus mencoba mengikuti tekhnologi dalam bidang penerbangan, khususnya penjualan tiket yang nantinya mampu meningkatkan efektifitas oprasional perusahaan yang akan meningkatkan laba perusahaan. o Mengganti nama akun pencatatan dengan yang lebih umum, sehingga mudah untuk dimengerti, terutama proses bisnisnya secara akuntansi o Terus mencoba meminimalisir transaksi manual dan agar kedepannya semua transaksi yang dilakukan PT GA menjadi transaksi yang terintegrasi dengan komputer dari hulu ke hilir
Universitas Indonesia
Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
32
DAFTAR REFERENSI
Kieso, D.E., Waygandt, J.J, Warfield, T.D., (2010). Intermediate Accounting: IFRS edition.n John Wiley & Sons Romey, M.B., & Steinbart P.J., (2012). Accounting Information System. Pearson Education South Asia Pte Ltd http://www.garuda-indonesia.com http://www.iata.org
Ikatan Akuntan Indonesia. (2010). Pernyataan standar Akuntansi Keuangan Indonesia Nomor 23 Revisi 2010: Pendapatan. Jakarta: IAI
Universitas Indonesia Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
Financial System & Procedure (JKTDFP)
WI-1-021-V1
Hal. 1/10
Instruksi Kerja Penyelesaian Transaksi Melalui IATA Clearing House
1.
Unit Interline Accounting (WAP-2)
No.
Aktivitas
1. Mencatat pengakuan A/P IATA dan A/R IATA (berdasarkan Form-1, Form-2, dan Form-3) di sistem akuntansi SAP. Manual jurnal untuk Inw ard Billing/IB (pengakuan A/P IATA) Co. Code
PK
G/L Account
Account
G/L Account Name
Dr
Cr
HORP
40
3510007
-
Forw ard Sales - Inw ard Billing Suspense
XXX
HOGF
40
1211003
-
Cargo Inw ard Control - Clearing Account
XXX
HORP
40
3190001
-
Misc. Inw ard Control – Clearing Account
XXX
HORP
31
3xxxxxx
2450042
XXX
A/P - IATA Geneva
Manual jurnal untuk Outw ard Billing/OB (pengakuan A/R IATA) termasuk selisih antara IB dan OB. Asumsi jika OB > IB (selisihnya diakui sebagai A/R IATA) Co. Code
PK
G/L Account
Account
G/L Account Name
Dr
Cr
HORP
25
3xxxxx
2450042
IATA Geneva
XXX
HORP
01
1xxxxx
XBA55
IATA Geneva
XXX
HORP
17
1xxxxx
XBA55
IATA Geneva Pax
XXX
HORP
17
1xxxxx
XBA55
IATA Geneva UATP
XXX
HOGF
17
1xxxxx
XBA55
IATA Geneva Cargo
XXX
HORP
17
1xxxxx
XBA55
IATA Geneva Misc.
XXX
Manual jurnal untuk Outw ard Billing/OB (pengakuan A/R IATA) termasuk selisih antara IB dan OB. Asumsi jika OB < IB (selisihnya diakui sebagai A/P IATA) Co. Code
PK
G/L Account
Account
G/L Account Name
HORP
25
3xxxxxx
2450042
IATA Geneva
HORP
31
3xxxxxx
2450042
IATA Geneva
XXX
HORP
17
1xxxxxx
XBA55
IATA Geneva Pax
XXX
HORP
17
1xxxxxx
XBA55
IATA Geneva UATP
XXX
HOGF
17
1xxxxxx
XBA55
IATA Geneva Cargo
XXX
HORP
17
1xxxxxx
XBA55
IATA Geneva Misc.
XXX
Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
Dr
Cr
XXX
Financial System & Procedure (JKTDFP)
WI-1-021-V1
Hal. 2/10
Instruksi Kerja Penyelesaian Transaksi Melalui IATA Clearing House
1.
Unit Interline Accounting (WAP-2)
No.
Aktivitas
2. Membukukan akun Miscellaneous per masing-masing OC di sistem akuntansi SAP. Co. Code
PK
G/L Account
HORP
40
3190001
HORP
40
3190001
HORP
40
3190001
HORP
50
3190001
G/L Account Name Misc. Inw ard Control – Clearing Account (per OC) Misc. Inw ard Control – Clearing Account (per OC) Misc. Inw ard Control – Clearing Account (per OC) Misc. Inw ard Control – Clearing Account
Dr
Cr
XXX XXX XXX XXX
Membukukan akun Miscellaneous ke masing-masing company code Unit User HO/BO/SBU di sistem akuntansi SAP. Co. Code
PK
G/L Account
Account
G/L Account Name
HODE
25
3430018
4092150
A/P - IATA Billing & Collection
XXX
HODO
25
3430018
4092150
A/P - IATA Billing & Collection
XXX
HORP
50
3190001
-
Misc. Inw ard Control – Clearing Account (per OC
Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
Dr
Cr
XXX
Financial System & Procedure (JKTDFP)
WI-1-021-V1
Hal. 3/10
Instruksi Kerja Penyelesaian Transaksi Melalui IATA Clearing House
1.
Unit Interline Accounting (WAP-2)
No.
Aktivitas
3. Membukukan prime billing IB, rejection IB, prime billing OB, serta rejection OB di sistem akuntansi SAP, berdasarkan hasil verifikasi melalui RAPID. Co. Code
PK
G/L Account
G/L Account Name
Dr
Cr
HORP
40
3510001
Forw ard Sales- Passenger/MCO
XXX
HORP
40
4000007
Discount Passenger – Agent
XXX
HORP
40
1210005
Reject Suspense – Clearing Account (per airline)
XXX
HORP
40
1210005
Reject Suspense – Clearing Account (per airline)
XXX
HORP
40
1210006
A/R Outw ard Billing Suspense (per airline)
XXX
HORP
40
1210006
A/R Outw ard Billing Suspense (per airline)
XXX
HORP
40
4000004
Passenger Revenue – Other
XXX
HORP
50
3520001
Prepaid Commission
XXX
HORP
50
3520006
Prepaid Discount – Passenger/MCO
XXX
HORP
50
4000003
Passenger Revenue Alliance
XXX
HORP
50
4000004
Passenger Revenue Other
XXX
HORP
50
3510007
Forw ard Sales – Inw ard Billing Suspense
XXX
Keterangan: a. Akun Forw ard Sales – Passenger/MCO dan Forw ard Sales – Inw ard Billing Suspense adalah akun untuk prime billing IB. b. Akun Reject Suspense-Clearing Account adalah akun untuk rejection memo 1 dan 3 dari prime billing IB maupun rejection memo 2 dari prime billing OB. c. Akun A/R Outw ard Billing Suspense dan akun Passenger Revenue Alliance adalah akun untuk prime billing OB. d. Akun Passenger Revenue Other adalah akun untuk mengakui keuntungan selisih antara nilai sales dengan nilai tagihan IB-nya (apabila dalam posisi kredit) atau mengkoreksi revenue saat rejection memo dari OC/Vendor di-accept Garuda.
Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
Financial System & Procedure (JKTDFP)
WI-1-021-V1
Hal. 4/10
Instruksi Kerja Penyelesaian Transaksi Melalui IATA Clearing House
1. Unit Interline Accounting (WAP-2) No.
Aktivitas
4. Membukukan pembebanan OB ke masing-masing airline berikut summary jumlah rejection di sistem akuntansi SAP. Co. Code
PK
G/L Account
Account
HORP
01
1xxxxxx
XBA55
HORP
50
1210005
-
HORP
50
1210006
HORP
50
HORP
50
G/L Account Name IATA Geneva
Dr
Cr
XXX
Reject Suspense – Clearing Account
XXX
xxxxxxx
A/R Outw ard Billing Suspense (per airline)
XXX
1210006
xxxxxxx
A/R Outw ard Billing Suspense (per airline)
XXX
1210006
xxxxxxx
A/R Outw ard Billing Suspense (per airline)
XXX
5. Membukukan A/R untuk OB yang disampaikan ke OC non anggota ICH pada saat mengirim tagihan ke OC melalui sistem akuntansi SAP. Co. Code
PK
G/L Account
Account
G/L Account Name
HORP
01
1xxxxxx
xxxxxxx
A/R Airline
HORP
50
1210006
xxxxxxx
A/R Outw ard Billing Suspense (per airline)
Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
Dr
Cr
XXX XXX
Financial System & Procedure (JKTDFP)
WI-1-021-V1
Hal. 5/10
Instruksi Kerja Penyelesaian Transaksi Melalui IATA Clearing House
2. Unit Revenue Accounting & Reporting (WAP-5) No. 1.
Aktivitas Membukukan detail billing dari ATCAN di sistem akuntansi SAP. Co. Code
PK
G/L Account
Account
HORP
40
1216004
xxxxxxx
A/R Clearing Account
US00
17
1213000
xxxxxxx
A/R – Airline
Co. Code
PK
G/L Account
Account
HORP
40
1211002
-
UATP Outw ard Control – Clearing Account
XXX
HORP
40
5430006
-
SP-Commission Expense – Interline Passenger
XXX
HORP
50
1216004
xxxxxxx
G/L Account Name
G/L Account Name
Dr
Cr
XXX XXX
Dr
A/R Clearing Account
Cr
XXX
Membukukan summary billing transaksi UATP di sistem akuntansi SAP. Co. Code
PK
G/L Account
Account
HORP
01
1xxxxxx
XBA55
HORP
50
1211002
-
G/L Account Name IATA Geneva UATP UATP Outw ard Control – Clearing Account
Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
Dr
Cr
XXX XXX
Financial System & Procedure (JKTDFP)
WI-1-021-V1
Hal. 6/10
Instruksi Kerja Penyelesaian Transaksi Melalui IATA Clearing House
3. Unit Cargo Revenue Accounting No. 1.
2.
Aktivitas Membukukan pengakuan revenue atas tagihan OB di sistem akuntansi SAP. Co. Code
PK
G/L Account
Account
HOGF
01
1xxxxxx
XBA55
HOGF
40
4230004
HOGF
50
BO
50
Dr
G/L Account Name
Cr
IATA Geneva Cargo
XXX
-
Commission Revenue - Freight
XXX
7399902
-
Transaction rounding
XXX
4010001
-
Freight Revenue International
XXX
Membukukan jurnal pembebanan akun Cargo Inw ard – CTRL ke masing-masing OC di sistem akuntansi SAP atas tagihan IB. Co. Code
PK
G/L Account
G/L Account Name
Dr
HOGF
40
1211003
Cargo Inw ard Control – Clearing Account (per OC)
XXX
HOGF
40
1211003
Cargo Inw ard Control – Clearing Account (per OC)
XXX
HOGF
50
1211003
Cargo Inw ard Control – Clearing Account
Cr
XXX
Membukukan pengurangan freight revenue berdasarkan hasil verifikasi dokumen tagihan IB dari OC di sistem akuntansi SAP. Co. Code
PK
G/L Account
BO
40
3530000
Forw ard Sales- Freight
XXX
BO
40
3530000
Forw ard Sales- Freight
XXX
HOGF
50
1211003
Cargo Inw ard Control – Clearing Account (per OC)
XXX
HOGF
50
7399902
Transaction rounding
XXX
G/L Account Name
Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
Dr
Cr
Financial System & Procedure (JKTDFP)
WI-1-021-V1
Hal. 7/10
Instruksi Kerja Penyelesaian Transaksi Melalui IATA Clearing House
3. Unit Cargo Revenue Accounting No.
Aktivitas Membukukan rejection IB di sistem akuntansi SAP.
3.
Co. Code
PK
G/L Account
Account
G/L Account Name
HOGF
01
1xxxxxx
XBA55
BO
50
3530000
-
Forw ard Sales- Freight
XXX
BO
50
3530000
-
Forw ard Sales- Freight
XXX
IATA Geneva Cargo
Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
Dr
Cr
XXX
Financial System & Procedure (JKTDFP)
WI-1-021-V1
Hal. 8/10
Instruksi Kerja Penyelesaian Transaksi Melalui IATA Clearing House
4. Unit Accounting HO/BO/SBU No.
Aktivitas Transaksi Penjualan UATP Unit Accounitng BO membukukan penjualan BO setiap hari (setiap periode) melalui sistem akuntansi SAP, termasuk di dalamnya penjualan dengan menggunakan UATP Card milik OC. Co. Code
PK
G/L Account
Account
G/L Account Name
Dr
JKT0
01
1212000
xxxxxxx
A/R Credit Card
XXX
JKT0
01
1213000
xxxxxxx
A/R – Airline
XXX
JKT0
50
1212001
xxxxxxx
A/R Pax Credit Card
Cr
1.
XXX
Transaksi Miscellaneous 1.
2.
Membukukan akrual transaksi miscellaneous jika verifikasi User HO/SBU/BO belum selesai pada saat closing. Co. Code
PK
G/L Account
G/L Account Name
Dr
HODE
40
5xxxxxx
Expense
XXX
HODE
40
5xxxxxx
Expense
XXX
HODE
40
5xxxxxx
Expense
XXX
HODE
50
3430012
Acr. Exp. IATA Clearing
Cr
XXX
Membukukan beban/aset/lainnya jika User HO/SBU/BO telah menyetujui tagihan OC/Vendor dan TVF (not for payment) telah ditandatangani atau approve invoice reader. Co. Code
PK
G/L Account
Account
HODE
40
5xxxxxx
-
Expense
XXX
HODE
40
5xxxxxx
-
Expense
XXX
HODE
40
5xxxxxx
-
Expense
XXX
HODE
50
3430018
4092150
G/L Account Name
A/P - IATA Billing & Collection
Reverse jurnal akrual Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
Dr
Cr
XXX
Financial System & Procedure (JKTDFP)
WI-1-021-V1
Hal. 9/10
Instruksi Kerja Penyelesaian Transaksi Melalui IATA Clearing House
Co. Code
PK
G/L Account
G/L Account Name
HODE
40
3430012
Acr. Exp. IATA Clearing
HODE
50
5xxxxxx
Expense
XXX
HODE
50
5xxxxxx
Expense
XXX
HODE
50
5xxxxxx
Expense
XXX
Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
Dr
Cr
XXX
Financial System & Procedure (JKTDFP)
WI-1-021-V1
Hal. 10/10
Instruksi Kerja Penyelesaian Transaksi Melalui IATA Clearing House
5. Unit Cash & Bank Accounting (WAA-6) No. 1.
Aktivitas Membukukan penerimaan bank jika OB> IB di sistem akuntansi SAP. Co. Code
PK
G/L Account
Account
HODF
40
1xxxxxx
-
HORP
17
1xxxxxx
XBA55
G/L Account Name Bank
Dr
Cr
XXX
IATA Geneva
XXX
Membukukan pengeluaran bank jika OB< IB di sistem akuntansi SAP. Co. Code
PK
G/L Account
Account
HORP
25
3xxxxxx
2450042
HODF
50
1xxxxxx
-
G/L Account Name IATA Geneva Bank
Siklus pendapatan ..., Gema Dwireka Hakim, FE UI, 2014
Dr
Cr
XXX XXX