EVALUASI SISTEM AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN PADA PT. TS TECH INDONESIA Patricia Anggreani; Aries Wicaksono Jurusan Akuntansi dan Keuangan, Fakultas Ekonomi dan Komunikasi, Binus University Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Kebon Jeruk - Jakarta Barat 11530
ABSTRACT
This study aims to evaluate the application of the accounting system in the revenue cycle, identify weaknesses and limitations of internal control and to suggest improvements as needed. Research carried out using three methods. First, the method of data collection is done by direct observation or observation to a company which is the object of research, interviewing authorities in companies that deal with the issues raised. Second, the method of analysis performed by using flowcharts (flowchart). And third, methods of evaluation that is done by using the Internal Control questionnaires. The results obtained, 1) system of accounting in the revenue cycle that applied to the company has not implemented computerized; 2) The accounting system in the revenue cycle that applied to most companies were appropriate and effective because it is in conformity with the theory of internal control so as to support the revenue cycle, and 3) internal controls at the company's revenue cycle has been quite effective because it has been there five elements of internal control within the company. Keywords : Evaluation, Systems, Accounting, Revenue Cycle ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan sistem akuntansi dalam siklus pendapatan, mengidentifikasi kelemahan dan keterbatasan dari pengendalian intern serta memberikan saran perbaikan yang diperlukan. Penelitian yang dilakukan menggunakan tiga metode. Pertama, metode pengumpulan data yang dilakukan dengan pengamatan atau observasi langsung ke perusahaan yang menjadi objek penelitian, mewawancarai pihak yang berwenang di perusahaan yang berhubungan dengan permasalahan yang diangkat. Kedua, metode analisis yang dilakukan dengan menggunakan bagan alir (flowchart). Dan ketiga, metode evaluasi yang dilakukan dengan menggunakan Internal Control Questionnaires. Hasil penelitian diperoleh, 1) Sistem akuntansi dalam siklus pendapatan yang diterapkan pada perusahaan belum dilaksanakan secara komputerisasi; 2) Sistem akuntansi dalam siklus pendapatan yang diterapkan perusahaan sebagian besar sudah tepat dan efektif karena sudah sesuai dengan teori sehingga dapat mendukung pengendalian intern siklus pendapatan; dan 3) Pengendalian intern siklus pendapatan pada perusahaan sudah cukup efektif karena telah terdapat lima unsur pengendalian intern dalam perusahaan. Kata Kunci: Evaluasi, Sistem, Akuntansi, Siklus Pendapatan
PENDAHULUAN Dalam arus globalisasi, dunia dihadapkan pada suatu kondisi dimana persaingan semakin ketat, dimana perusahaan harus lebih efisien dan efektif dalam menjalankan usahanya, guna mendukung suatu pencapaian tujuan perusahaan (corporate objectives). Perkembangan industri di dunia usaha semakin meningkat, dengan adanya pasar bebas sehingga menuntut perusahaan untuk meningkatkan aktivitas dan memperoleh profit semaksimal mungkin, khususnya dalam hal penjualan. Aktivitas penjualan merupakan suatu sumber pendapatan perusahaan, semakin besar penjualan maka semakin besar pula pendapatan yang diperoleh perusahaan. Jika aktivitas penjualan barang maupun jasa tidak dikelola dengan baik maka secara langsung dapat merugikan perusahaan. Penjualan kredit dapat dijalankan dengan baik apabila setiap fungsi atau bagian yang terkait melaksanakan tugasnya masingmasing dengan baik. Kesalahan pencatatan sering terjadi dalam proses penjualan kredit, seperti dalam pencatatan nama barang, kuantitas dan kualitas barang, harga, analisa kredit, pemberian kredit yang dicatat dalam form penjualan kredit dan seringkalinya terjadi kemacetan penjualan kredit. Kesalahan yang besar akan mengakibatkan kerugian yang besar bagi pihak perusahaan, untuk itu diperlukan adanya pengendalian aktivitas (activity control) dengan menggunakan sistem akuntansi yang efektif agar pencatatan kas dapat dicatat secara wajar. Sistem akuntansi yang efektif membutuhkan suatu persetujuan dan dukungan dari para pihak manajemen. Untuk itu, diperlukan adanya suatu pendelegasian pembagian tugas mengenai tanggung jawab dan otorisasinya. Pendelegasian sangat penting bagi perusahaan untuk pencapaian produktivitas dan hanya terjadi dalam suatu organisasi. Sistem akuntansi dibuat dengan tujuan dapat mengontrol atau mengendalikan aktivitas penjualan. Dengan adanya sistem akuntansi yang berfungsi secara efektif, akan memperkuat struktur pengendalian intern, khususnya atas asset, hutang, modal, pendapatan dan beban perusahaan. Efektivitas pengendalian memegang peranan dalam menunjang aktivitas perusahaan dalam melaksanakan kegiatan operasional perusahaan. Pengendalian terhadap penjualan dengan menggunakan sistem, memperkecil risiko-risiko yang berakibat tidak tertagihnya piutang yang berarti kerugian bagi perusahaan. PT. TS TECH Indonesia merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur untuk car seat assembly, doorlining dan trim-cover di Indonesia. Dalam operasinya, sistem akuntansi siklus pendapatan yang dilakukan perusahaan terdiri dari sistem penjualan kredit, penerimaan kas, dan retur penjualan. Lemah atau tidak adanya pengendalian intern dalam sistem akuntansi penerimaan kas akan berakibat semakin besarnya risiko kerugian yang akan ditanggung perusahaan akibat tak tertagihnya piutang, maupun penyimpangan atau kecurangan yang akan mengakibatkan terancamnya kelangsungan hidup perusahaan. Untuk itu diperlukan adanya pengendalian intern yang baik untuk mendukung sistem akuntansi.
METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan adalah bersifat kualitatif, dimana penelitian mengenai hasil evaluasi untuk memperoleh data yang relevan dengan metode pengumpulan data adalah sebagai berikut: (1) Penelitian Kepustakaan (Library Research Method) − Teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan menggunakan literatur (kepustakaan), baik berupa buku teori, catatan, maupun laporan hasil penelitian dari penelitian terdahulu mengenai sistem akuntansi siklus pendapatan ataupun jenis sumber data yang berkaitan dengan masalah yang dibahas; (2) Penelitian Lapangan (Field Research Method) – penelitian yang dilakukan dengan meninjau secara langsung ke lapangan, yaitu dengan dua cara: (a) Pengamatan Langsung (observation) − mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti mengenai pelaksanaan prosedur sistem akuntansi siklus pendapatan; (b) Wawancara (interview) − mengajukan tanya jawab secara langsung dengan pihak terkait untuk memperoleh keterangan dan penjelasan sehubungan dengan sistem akuntansi siklus pendapatan, serta data atau dokumen yang mendukung bagi penelitian.
HASIL DAN BAHASAN I.
Evaluasi Pengendalian Intern Secara Umum Pada PT. TS Tech Indonesia, pengendalian intern sudah cukup memadai. Dari hasil evaluasi, perusahaan telah sesuai dengan standar operasional. Masing-masing prosedur yang telah sesuai:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Struktur Organisasi Struktur organisasi yang terdapat pada PT. TS Tech Indonesia, merupakan struktur organisasi fungsional. Hasil kerja dari setiap fungsi akan diperiksa oleh manajer dari masing-masing bagian departemen, dan selanjutnya manajer dari masing-masing bagian tersebut melaporkan hasil kerja mereka kepada direktur departemen terkait. Pemberian wewenang dan Tanggung Jawab Dalam pelaksanaan pekerjaaannya, pengendalian intern atas job descriptions PT. TS Tech Indonesia cukup baik. Hal ini terlihat dari uraian tugas dan tanggung jawab setiap fungsi yang telah dibuatkan job descriptions secara tertulis, sehingga tugas dan tanggung jawab dapat diketahui secara jelas. Pemisahan Tugas Masing-masing fungsi departemen telah terpisah dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan pedoman dan kebijakan perusahaan, sehingga tidak terjadi perangkapan fungsi. Sistem Otorisasi Setiap transaksi yang terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi. Prosedur Pencatatan Prosedur pencatatan setiap transaksi-transaksi yang tejadi didukung oleh dokumen yang lengkap. Dokumen yang digunakan Dokumen yang digunakan dalam prosedur siklus pendapatan secara umum memiliki kelebihan, antara lain: (1) Rancangan Formulir yang sederhana dan ringkas; (2) pemanfaatan tembusan atau copy formulir; (3) Pencantuman nama, alamat, dan logo perusahaan pada formulir, untuk memudahkan identifikasi asal formulir tersebut bagi perusahaan penerima; (4) Nama formulir. Namun terdapat kelemahan dari dokumen yang digunakan, yaitu belum menggunakan pemberian nomor urut tercetak atau hanya pengetikan secara manual.
II. Evaluasi Pengendalian Intern atas Sistem Akuntansi Penjualan Berdasarkan penelitian yang dilakukan terdapat beberapa kebaikan dalam pengendalian intern sistem akuntansi penjualan, antara lain: 1. Kebijakan dan Prosedur Pemberian Kredit Kebijakan dan prosedur pemberian kredit PT. TS Tech Indonesia untuk penjualan lokal maupun penjualan ekspor ditetapkan oleh Direktur Penjualan begitu juga untuk penetapan harga jual kepada pelanggan. 2. Pengecekan secara independen antara invoice dengan delivery note. Bagian akuntansi akan melakukan pengecekan secara independen antara invoice dengan delivery note sebelum invoice dikirim ke pelanggan. Kepastian kebenaran invoice tersebut juga harus dilakukan terhadap pengecekan harga jual barang maupun barang yang dipesan oleh pelanggan. Jika terjadi kesalahan pada pembuatan invoice, maka akan mengakibatkan kerugian untuk perusahaan. Selain itu, pelanggan merasa tidak puas terhadap kinerja perusahaan. 3. Pemisahan Tugas Berdasarkan pengamatan dan bagan struktur organisasi perusahaan terdapat pemisahan tugas secara jelas, antara lain: (1) Fungsi Penjualan terpisah dari Fungsi Akuntansi; (2) Fungsi Penjualan terpisah dari Fungsi Penerimaan Kas; (3) Fungsi Penjualan terpisah dari Fungsi Pengiriman; (4) Fungsi Penjualan terpisah dari Fungsi Gudang.
4.
5.
6.
Pada dokumen-dokumen terdapat prosedur otorisasi yang telah sesuai dengan fungsinya. Bagian administrasi penjualan akan menerima Purchase Order dari pelanggan melalui email, dan membuat delivery note (surat jalan) berdasarkan purchase order dari pelanggan. Prosedur atas retur penjualan Pada saat kembalinya barang jadi yang rusak ke PT. TS Tech Indonesia, harus disertai dengan surat jalan dari pihak pelanggan yang ditujukan langsung kepada departemen quality control Penjurnalan atas transaksi penjualan dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap.
7.
Bagian akuntansi akan melakukan pencatatan atas transaksi penjualan yang terjadi. Untuk pelanggan lokal, penjurnalan transaksi penjualan untuk keperluan pembukuan berdasarkan invoice yang didukung dengan dokumen pendukung yaitu delivery note (surat jalan), receiving report dan billing statement. Sedangkan untuk pelanggan ekspor, penjurnalan transaksi penjualan ekspor untuk keperluan pembukuan berdasarkan invoice yang didukung dengan dokumen packing list, dan bill of lading. Pembuatan Anggaran Penjualan dan Laporan Penjualan. Perusahaan setiap tahunnya membuat anggaran penjualan berdasarkan perencanaan forecast purchase order yang disampaikan oleh masing-masing pelanggan. Sedangkan, dari laporan penjualan bulanan dapat diperbandingkan dengan tampilan anggaran penjualan pada masingmasing bulan yang dikehendaki sehingga dapat diketahui apakah target yang disampaikan telah tercapai.
Meskipun pengendalian intern atas penjualan sudah cukup memadai. Namun, masih terdapat kekurangan-kekurangan yang perlu mendapat perhatian diantaranya: Tabel 1 Kebijakan dan Prosedur Kondisi Kriteria Sebab
Akibat
Rekomendasi
Keterlambatan pengiriman barang ke customer. Setiap pengiriman barang jadi ke pelanggan, perusahaan selalu menggunakan troly pengiriman. Dengan adanya keterlambatan pengiriman kembali untuk troly pengiriman barang dari pihak pelanggan, sehingga menyebabkan penumpukan barang jadi di gudang PT. TS Tech Indonesia Aktivitas produksi harian menjadi terganggu dengan tidak adanya penempatan untuk barang jadi. Schedule pengiriman barang jadi yang diminta oleh pelanggan menjadi ikut terganggu, demikian juga terhadap target kapasitas produksi harian. Dengan memesan tambahan troly untuk pengiriman barang jadi, sehingga pengiriman menjadi lancar. Tabel 2 Kebijakan dan Prosedur
Kondisi Kriteria
Sebab
Akibat Rekomendasi
Pengiriman seat ke customer terkadang ditemukan tidak dalam satu set lengkap mobil. Setiap barang jadi yang siap untuk dikirim ke pelanggan, sebelumnya dilakukan pengecekan terlebih dahulu oleh pihak quality control. Apabila barang jadi tersebut mengalami kerusakan, seharusnya pihak quality control memberitahukan kepada bagian administrasi pengiriman, bahwa ada barang yang rusak, sehingga barang jadi tidak dapat dikirim ke pelanggan sesuai jadwal pengiriman customer. Pihak quality control terlambat memberikan informasi bahwa ada bagian seat yang reject (kondisi tidak bagus). Sedangkan, jadwal pengiriman harian untuk tiap-tiap troly pengiriman harus satu set mobil. Oleh sebab itu, permintaan pelanggan tidak dapat dipenuhi. Pelanggan merasa tidak puas dan harus menunggu perbaikan seat yang reject. Untuk setiap seat yang sudah dinyatakan reject harus ditempatkan terpisah. Untuk setiap pemeriksaan ulang yang sedang dilakukan oleh quality control atas troly seat yang siap dikirim, sebaiknya diberi tanda atau tulisan yang menyatakan sedang dalam pengecekan ulang.
III. Evaluasi Pengendalian Intern atas Sistem Akuntansi Piutang Dalam sistem akuntansi piutang pada PT. TS Tech terdapat beberapa pengendalian intern yang baik, meliputi: 1. Kebijakan dan Prosedur syarat pembayaran piutang. Untuk pelanggan lokal jatuh tempo pembayaran adalah 30 hari setelah tanggal penyerahan invoice. Sedangkan tanggal jatuh tempo untuk pelanggan ekspor berkisar 2-4 bulan. 2. Melakukan pengendalian fisik untuk pembayaran invoice dalam bentuk kwitansi.
3.
Bagian akuntansi akan melakukan pengendalian fisik untuk pembayaran invoice dalam bentuk kwitansi. Pada kwitansi tertulis bahwa pembayaran baru benar-benar dianggap lunas setelah ada pengkreditan atau kliring oleh pihak bank, dan ditempelkan meterai disertai tanda tangan oleh bagian keuangan. Informasi dan komunikasi untuk penagihan kepada pelanggan dalam bentuk invoice. Informasi untuk penagihan kepada pelanggan, utamanya dalam bentuk invoice. Dalam invoice tertera dengan jelas nama perusahaan pemasok, kolom kode barang, deskripsi (nama barang), kuantitas, harga unit, potongan harga, PPN dan total nilai invoice. Disamping itu, dicantumkan juga mengenai nama pelanggan, nomor invoice, referensi PO pelanggan, nomor surat jalan, dan tanggal pengiriman.
Selain kebaikan-kebaikan tersebut diatas, ditemukan pula adanya beberapa kelemahan ataupun permasalahan yang kadang perlu mendapat perhatian, yaitu sebagai berikut: Tabel 3 Kebijakan dan Prosedur Piutang Kondisi Kriteria
Sebab Akibat Rekomendasi
Perusahaan tidak membuat aging schedule. Pada umumnya aging schedule sangat penting untuk mengetahui piutang mana saja yang belum dibayar dan sudah lewat berapa lama dari waktu pembayaran yang seharusnya. Tanpa adanya aging schedule, kemungkinan terjadinya piutang tak tertagih atau piutang macet tidak dapat diketahui secara pasti dan tentu saja akan merugikan perusahaan. Karena selama ini untuk masalah pembayaran invoice pelanggan PT. TS Tech Indonesia selalu tepat waktu. Perusahaan tidak dapat mengetahui dengan jelas umur piutang jatuh tempo pelanggan. Dengan membuat laporan analisis umur piutang yang memuat jumlah piutang pelanggan sesuai dengan umur piutangnya serta membuat laporan piutang jatuh tempo yang memuat piutang pelanggan yang telah jatuh tempo. Tabel 4 Kebijakan dan Prosedur Piutang
Kondisi Kriteria
Sebab
Akibat Rekomendasi
Kondisi Kriteria Sebab
Terkadang terjadi keterlambatan pembayaran piutang dari customer, terutama PT. SIM. Penagihan yang dilakukan PT. TS Tech Indonesia kepada customer PT. SIM harus melampirkan bukti Receiving Report dari gudang PT. SIM. Sementara, Receiving Report PT. SIM merupakan bukti penerimaan barang jadi yang dikirimkan PT. TS Tech Indonesia ke gudang PT. SIM. Pada dasarnya Receiving Report sama dengan Delivery note (surat jalan) dari PT. TS Tech Indonesia. Apabila terdapat kesalahan penulisan kuantitas atau kode barang jadi pada Receiving Report, koreksi atau revisi atas Receiving Report yang salah tersebut mengalami keterlambatan dalam pengiriman kembali atas dokumen Receiving Report yang sudah diperbaiki. Sehingga penagihan PT. TS Tech Indonesia menjadi ikut tertunda karena masalah revisi Receiving Report tersebut. Penagihan PT. TS Tech Indonesia menjadi ikut tertunda karena masalah revisi Receiving Report tersebut. Perusahaan seharusnya membuat kebijakan mengenai pengembalian dokumen receiving report. Misalnya, revisi atas dokumen receiving report paling lambat dikirimkan kembali dua hari setelah pengambilan kembali atas dokumen receiving report. Tabel 5 Kebijakan dan Prosedur Piutang Perusahaan tidak memberikan sanksi kepada pelanggan yang terlambat membayar piutang yang telah jatuh tempo. Perusahaan tidak memiliki kebijakan mengenai pemberian sanksi atas keterlambatan pembayaran piutang yang telah jatuh tempo. Dikarenakan selama ini tidak ada perjanjian atas sanksi keterlambatan pembayaran. Namun, apabila menemui permasalahan keterlambatan
Akibat Rekomendasi
pembayaran yang cukup serius, biasanya diselesaikan pada tingkatan top manajemen. Perusahaan dapat mengalami piutang tak tertagih atau piutang macet. Perusahaan sebaiknya menetapkan kebijakan untuk pemberian sanksi kepada pelanggan yang terlambat melunasi hutangnya berupa denda. Dengan penetapan kebijakan ini diharapkan tidak ada lagi keterlambatan pembayaran dari pelanggan dan pelanggan dapat membayar hutangnya tepat waktu sehingga dapat meningkatkan kolektifitas piutang perusahaan.
IV. Evaluasi Pengendalian Intern atas Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Dari hasil evaluasi pengamanan terhadap kas sudah memadai. Dari sistem penerimaan kas, terdapat beberapa kebaikan sebagai berikut: 1. Penerimaan kas melalui bank transfer. Dalam sistem penerimaan kas, perusahaan berusaha melakukan pengendalian intern terhadap fungsi penerimaan kas sehingga terhindar dari manipulasi atau kecurangan. Untuk meminimalkan atau mengantisipasi risiko yang mungkin timbul, maka penerimaan kas dari tagihan piutang pelanggan dan penerimaan kas lainnya, perusahaan menghendaki pengkreditan melalui bank transfer. 2. Fungsi akuntansi terpisah dari Fungsi Penerimaan Kas. Fungsi penerimaan kas dilaksanakan oleh Bagian Keuangan. Perusahaan menerima pembayaran atas tagihan piutang melalui transfer ke rekening perusahaan. Bagian akuntansi akan membuat voucher penerimaan kas setelah adanya bukti pembayaran uang masuk ke rekening perusahaan, dibuktikan dengan bank credit advice. Selanjutnya, bagian akuntansi akan melakukan penjurnalan penerimaan kas berdasarkan voucher penerimaan kas dari bagian keuangan. 3. Penjurnalan atas transaksi penerimaan kas dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap. Untuk penjurnalan transaksi penerimaan kas dari pelanggan lokal berdasarkan dokumen invoice, tanda terima penyerahan invoice ke pelanggan dan bank credit advice atau bank account statement. Sedangkan, untuk penjurnalan transaksi penerimaan kas dari pelanggan ekspor berdasarkan dokumen invoice dan bank credit advice atau bank account statement. 4. Fasilitas pemantauan lewat internet banking. Pemantauan terhadap penerimaan kas dilaksanakan manager keuangan dengan mengecek internet banking apabila ada penerimaan uang kas yang masuk ke rekening perusahaan. Sebagai bukti sah atas penerimaan kas pihak bank biasanya mengeluarkan credit advice. 5. Rekonsiliasi Bank sebagai Pengendalian terhadap Kas. Tujuan rekonsiliasi bank adalah untuk memastikan bahwa saldo kas menurut pembukuan bank dan saldo kas menurut pembukuan perusahaan mengenai kas di bank adalah sama. 6. Pernyataan saldo jumlah tagihan (statement of account). Untuk memantau ketepatan atau akurasi jumlah tagihan kepada pelanggan, perusahaan mengirimkan statement of account bulanan kepada pelanggannya, yang mana dimintakan pernyataan jumlah tagihan yang harus diverifikasi oleh pelanggan.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil evaluasi sistem akuntansi siklus pendapatan yang telah dilakukan pada PT. TS Tech Indonesia, peneliti menyimpulkan bahwa terdapat kelebihan dan kelemahan dalam sistem pengendalian yang berjalan di perusahaan, antara lain: (1) Penerapan sistem akuntansi siklus pendapatan belum terkomputerisasi atau masih menggunakan sistem akuntansi manual, dimana aktivitas pemasukan dan pemrosesan data sampai pada pelaporannya dilakukan secara manual dengan mengandalkan ketelitian manusia; (2) Formulir belum bernomor urut tercetak, sehingga mengakibatkan terjadinya kesalahan dalam pengidentifikasian informasi serta kesulitan dalam pengarsipan; (3) efektifitas pengendalian intern sistem akuntansi siklus pendapatan telah memadai, karena adanya pemisahan tugas, sistem otorisasi, prosedur pencatatan dan pembagian tanggung jawab secara fungsional.
Saran
Seiring dengan berkembangnya perusahaan maka diperlukan sistem yang menunjang aktivitas kerja perusahaan, agar dapat memenuhi kebutuhan perusahaaan. Perusahaan sebaiknya segera menerapkan sistem pelaporan departemen yang lebih terkendali dan terkoordinasi serta kontrol atas hasil aktual yang dicapai, dengan pembelian software package integrasi untuk manufacturing. Berikut ini adalah saran yang dapat diberikan untuk perbaikan sistem akuntansi siklus pendapatan pada PT. TS Tech Indonesia, antara lain: (1) Perusahaan sebaiknya menggunakan dokumen bernomor urut tercetak atau pembuatan dokumen-dokumen dilakukan secara terkomputerisasi dan terintegrasi, sehingga mempermudah karyawan dalam melakukan aktifitas kerja. Dengan sistem terkomputerisasi memungkinkan dokumen terurut secara otomatis oleh sistem sehingga penelusuran dokumen lebih mudah dilakukan, serta meminimalkan terjadinya human error; (2) Perusahaan sebaiknya membuat aging schedule, untuk membantu memberikan informasi kepada manajer dalam menganalisis posisi piutang pelanggan; (3) Perusahaan sebaiknya memberikan sanksi kepada pelanggan yang terlambat membayar piutang yang telah jatuh tempo, dengan mengenakan sanksi berupa denda sebesar persentase terntentu dari nilai putang pelanggan
REFERENSI Agoes. S (2004). Auditing: Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Bodnar, G. H., & Hopwood, W.S. (2010). Accounting Information Systems (10th ed). Pearson Education, Inc. Boynton, W. C., & Johnson, R. N. (2006). Modern Auditing: Assurance Services and The Integrity of Financial Reporting (8th ed). The United State of America: John Wiley & Sons, Inc. Gelinas, JR. U. J., & Dull, R. B. (2010). Accounting Information Systems (8th ed). South-Western: The Thomson Corporation. Hall, J. A. (2011). Introduction to Accounting Information Systems (7th ed). South-Western: Cengage Learning. Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Standar Akuntansi Indonesia. Salemba Empat, Jakarta. Mariani, V., & Permatasari, S. (2011). Evaluasi Sistem Akuntansi Penjualan Kredit, Piutang dan Penerimaan Kas Pada PT. Insan Media Pratama. Universitas Bina Nusantara. Romney, M. B., & Steinbart, P. J. (2009). Accounting Information Systems (11th ed). Pearson Prentice Hall.
RIWAYAT PENULIS Patricia Anggreani lahir di kota Magelang pada 29 Desember 1989. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Ekonomi dan Komunikasi pada tahun 2012.