EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP SIKLUS PENDAPATAN PADA PT TKP Lucya, Gen Norman Thomas, S.E, MM, Ak, CA Universitas Bina Nusantara, Perumahan Taman Surya Buana blok M no.2, 081298236317,
[email protected]
ABSTRAK PT TKP merupakan perusahaan jasa ekspedisi yang menyediakan jasa angkutan barang melalui jalur laut maupun jalur darat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi sistem pengendalian internal atas siklus pendapatan, mengidentifikasi kelemahan dan keterbatasan pengendalian internal, dan menyarankan perbaikan yang diperlukan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan kuesioner, wawancara, dan observasi. Metode analisis dilakukan dengan menggunakan kerangka pengendalian internal Committee of Sponsoring Organization atau dikenal dengan COSO. Hasil yang diperoleh adalah pengendalian internal dalam siklus pendapatan yang diterapkan perusahaan pada umumnya cukup baik. Selain itu telah ditemukan beberapa kelemahan yang harus menjadi perhatian manajemen.
Kata kunci: evaluasi, pengendalian internal, siklus pendapatan ABSTRACT
PT TKP is an expedition services company that provide services of goods by sea or overland. The purpose of this study was to evaluate the system of internal controls over revenue cycle, to identify the weaknesses and limitations of internal control, and suggest necessary improvements. The study was conducted by using the method of data collection is done by questionnaires, interviews, and observations. The method of analysis is done by using the internal control framework of the Committee of Sponsoring Organizations, known as COSO. The results obtained are internal controls in the revenue cycle applied by the company in general is quite good. In addition it has been found several weaknesses which should be a concern of management.
Keywords: evaluation, internal control, revenue cycle
PENDAHULUAN
Latar Belakang Di Indonesia kegiatan perekonomian mengalami perkembangan dari tahun ke tahun, sehingga menuntut perusahaan untuk berkembang seiring berjalannya waktu agar dapat bertahan dan mengatasi persaingan dalam dunia bisnis. Memaksimalkan pendapatan merupakan salah satu kekuatan perusahaan untuk dapat mempertahankan aktivitas bisnisnya dan menjadi kekuatan dalam meningkatkan kemampuan persaingan yang semakin ketat. Dengan memaksimalkan pendapatan, maka perusahaan memperoleh banyak keuntungan seperti memberikan gambaran positif untuk mendapatkan pinjaman permodalan dengan menarik investor melakukan investasi yang besar pada perusahaan. Dalam aktivitas bisnis perusahaan, pendapatan diperoleh dari aktivitas penjualan produk atau jasa kepada pelanggan, baik penjualan tunai maupun kredit, aktivitas penagihan piutang atas penjualan kredit, serta aktivitas penerimaan kas, sehingga rentan terjadi kecurangan dalam hal pengakuan pendapatan. Untuk mencegah dan menjaga agar aktivitas dalam siklus pendapatan dari terjadinya kecurangan, maka diperlukan prosedur yang tepat. Perusahaan yang memiliki prosedur yang efektif dan efisien akan menghasilkan pengendalian internal yang baik. Pengendalian internal dalam suatu entitas bisnis dapat mempengaruhi kegiatan operasional bisnis suatu perusahaan. Pengendalian internal yang dilakukan secara efektif dan efisien akan membantu perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah direncanakan, sehingga dapat meningkatkan profitabilitas yang akan dicapai. Selain itu, pengendalian internal dapat meminimalkan tindakan kecurangan yang mungkin akan terjadi untuk dilakukan oleh pekerja, sehingga dapat mencegah kerugian atau pemborosan pada sumber daya perusahaan, serta menyediakan informasi yang dapat digunakan dalam perencanaan berikutnya. Penelitian ini akan membahas apakah sistem pengendalian internal siklus pendapatan yang diterapkan dalam PT TKP sudah diterapkan sesuai dengan prosedur perusahaan dengan baik. Serta memberikan saran atau rekomendasi yang tepat kepada perusahaan. Sehingga hasil dari penelitian ini dapat menjadi evaluasi untuk meningkatkan serta memperbaiki kelemahan yang di identifikasikan terjadi dalam aktivitas siklus pendapatan PT TKP. Kegiatan dalam siklus pendapatan yang akan diteliti yaitu kebijakan dan prosedur perusahaan dalam menerima permintaan pesanan pelanggan, prosedur pengiriman barang, prosedur pencatatan piutang, prosedur penagihan piutang, serta prosedur penerimaan kas yang diterapkan pada perusahaan.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan pengujian teoritis yang telah dilakukan, penulis melakukan identifikasi evaluasi atas sistem pengendalian internal terhadap siklus pendapatan yang ada pada PT TKP sebagai berikut: 1. Bagaimana kebijakan sistem pengendalian internal siklus pendapatan pada PT TKP? 2. Apakah seluruh aktivitas dalam siklus pendapatan pada PT TKP telah dilakukan sesuai dengan komponen pengendalian internal COSO? 3. Bagaimana saran atau rekomendasi perbaikan kepada perusahaan atas penerapan sistem pengendalian internal dalam siklus pendapatan PT TKP agar dapat berjalan lebih baik?
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulis dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui kebijakan sistem pengendalian internal siklus pendapatan pada PT TKP. 2. Untuk mengidentifikasi penyebab jika ditemukan kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan siklus pendapatan berdasarkan komponen pengendalian internal COSO. 3. Untuk memberikan saran atau rekomendasi perbaikan kepada perusahaan atas penerapan sistem pengendalian internal dalam siklus pendapatan PT TKP agar dapat berjalan lebih baik.
METODE PENELITIAN Metodologi penelitan merupakan cara yang digunakan penulis untuk memperoleh data sehingga pemecahan masalah dapat dilakukan dengan terarah dan memudahkan penelitian. Metode yang digunakan ialah metode kualitatif yang merupakan sebuah metode untuk mengembangkan sebuah objek berdasarkan fakta yang ada untuk mengetahui permasalahan yang sedang dihadapi perusahaan serta memberikan rekomendasi atas permasalahan tersebut. Adapun pengumpulan data yang dilakukan penulis yaitu sebagai berikut: 1. Studi Lapangan Teknik pengumpulan data dengan melakukan pengumpulan data secara langsung pada objek yang diteliti untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan. Adapun teknik yang digunakan meliputi: a. Wawancara Wawancara merupakan teknik yang dilakukan secara langsung melalui tatap muka dan tanya jawab antara pengumpul data dengan sumber data atau narasumber yang terlibat dalam aktivitas siklus pendapatan. b. Observasi
Observasi merupakan pengamatan yang dilakukan secara langsung terhadap kegiatan–kegiatan yang berhubungan dengan siklus pendapatan. c. Dokumentasi Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang diperoleh dari dokumen–dokumen tertulis yang berkaitan dengan seluruh aktivitas yang ada dalam siklus pendapatan, seperti laporan penjualan, laporan penerimaan kas, kebijakan perusahaan tentang Sistem Pengendalian Internal yang ditetapkan perusahaan, terutama aktivitas pengendalian internal yang berhubungan dengan siklus pendapatan. d. Internal Control Questionnaire (ICQ) Internal Control Questionnaire (ICQ) merupakan teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan membagikan sebuah kertas yang berisi pertanyaan yang berkaitan dengan sistem pengendalian internal yang dilakukan perusahaan yang akan diisi oleh pihak yang terkait dengan siklus pendapatan dalam perusahaan, seperti manajer akuntansi yang merupakan mengetahui aktivitas pada bagian penjualan, bagian penerimaan kas dan bagian piutang. Kemudian penulis dapat mengamati informasi dari hasil jawaban kuisioner. 2. Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan teori–teori tertulis dari pendapat para ahli yang relevan dengan cara membaca dan mengutip buku atau literatur yang berhubungan dengan topik serta referensi dari peneliti terlebih dahulu.
HASIL DAN BAHASAN PT TKP didirikan pada 18 April 2006 berdasarkan akta notaris Liono SH, perusahaan ini berada di Pluit, Jakarta Utara, Indonesia sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa angkutan laut, darat, dan perdagangan umum. Namun sejalan dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi serta didukung dengan tenaga handal dan professional, maka PT TKP melakukan diversifikasi usaha sebagai wujud usaha dalam meningkatkan citra perusahaan sehingga mampu mendongkrak pelayanan pengiriman barang via laut dengan kondisi yang lebih baik, serta menjamin keamanan dan kecepatan pengirimannya. Evaluasi Sistem Pengendalian Internal Terhadap Siklus Pendapatan Pada PT TKP Berdasarkan Komponen COSO: 1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
a. Komitmen terhadap integritas dan nilai etika Direktur sangat menanamkan kejujuran khususnya kepada bagian gudang untuk menerapkan integritas pada setiap karyawannya. Gudang merupakan bagian yang sangat penting bagi PT TKP karena merupakan sebuah perusahaan jasa yang bertanggung jawab atas barang titipan pelanggan.
Sehingga direktur sangat mengutamakan kejujuran kepada setiap staf bagian gudang dengan menetapkan kebijakan apabila barang pelanggan tersebut hilang, maka karyawan harus mengganti barang tersebut yang sama dan mendapatkan sanksi atas penyalahgunaan wewenang. Perusahaan juga menanamkan kejujuran kepada bagian kasir apabila ada uang yang hilang atau tidak sesuai dengan laporan keuangan, maka karyawan tersebut harus mengganti uang tersebut. b. Filosofi pihak manajemen dan gaya beroperasi Pada PT TKP filosofi dan gaya manajemen antara atasan dan bawahan saling berhubungan dengan baik. Manajemen menerima setiap masukan atau pendapat yang diberikan bawahan dan mempertimbangkan masukan atau saran tersebut demi perbaikan kinerja perusahaan. Atasan memberikan motivasi kepada bawahannya dengan rasa persaudaraan. Hal tersebut dilakukan perusahaan untuk memberikan rasa nyaman kepada setiap karyawan dalam bekerja tanpa adanya senioritas maupun tekanan negatif yang akan mempengaruhi kinerja karyawan. c. Struktur organisasional Struktur organisasi pada PT TKP sudah terbentuk secara tertulis dengan tugas serta tanggung jawabnya masing-masing fungsi. Jenis struktur organisasi yang terbentuk adalah struktur organisasi lini dan staf. Pelimpahan wewenang dalam struktur organisasi ini berlangsung secara vertikal dari manajer penjualan jasa, supervisor kepada staf penjualan jasa. d. Komite Audit Pada PT TKP tidak memiliki Komite Audit, karena perusahaan belum terdaftar di bursa saham. Komite Audit bertanggung jawab untuk mengawasi struktur pengendalian internal, proses pelaporan keuangannya. e. Metode pemberian otoritas dan tanggung jawab Prosedur otorisasi dalam perusahaan dibutuhkan untuk mendukung pengesahan dokumen-dokumen yang mendukung pengendalian internal yang baik dalam siklus pendapan. Setiap transaksi yang terjadi dalam perusahaan atas dasar otorisasi dari pihak berwenang. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada perusahaan, telah adanya otorisasi yang sesuai pada bagian-bagian yang terkait atas siklus pendapatan f. Kebijakan dan Praktik Sumber Daya Manusia Karena kondisi yang ada di perusahaan seringkali mendapatkan karyawan baru terutama karyawan dalam bidang akuntansi, penjualan dan keuangan yang kurang memadai dalam melaksanakan tugas secara maksimal dan calon karyawan seringkali melakukan kesulitan untuk langsung dapat memahami tugas serta tanggung jawab sesuai dengan bidang pekerjaan dalam perusahaan.
2. Aktivitas Pengendalian (Control Activities) a. Pemisahan tugas PT TKP melakukan pemisahan tugas berdasarkan fungsi untuk mendukung terciptanya suatu pengendalian internal yang baik. b. Dokumen yang memadai Dokumen yang berkaitan dengan siklus pendapatan pada PT TKP diberikan nomor urut tecetak sesuai dengan sistem. c. Pengendalian Fisik Pengendalian fisik dilakukan perusahaan untuk mengendalikan akses fisik guna mengamankan aset perusahaan. d. Review Kinerja PT TKP mengadakan review kinerja kepada setiap karyawan setiap satu bulan sekali. Dalam melakukan review kinerja ini, direktur biasanya melakukan meeting dengan beberapa bagian penanggung jawab pada setiap bagian. Evaluasi yang dilakukan dalam review kinerja ini dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan dan penjualan setiap bulan agar perusahaan mencapai target yang telah ditentukan dan mencapai kinerja perusahaan yang semakin baik. Direktur seringkali melakukan pengecekan secara mendadak pada setiap karyawan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kecurangan yang dilakukan oleh karyawan dan untuk meningkatkan pengendalian internal. Sehingga PT TKP telah melakukan review kinerja dengan baik agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara menciptakan pengendalian yang lebih baik.
3. Penilaian Risiko (Risk Assessment) a. Karyawan Baru Pada PT TKP adanya karyawan baru menyebabkan penyesuaian yang cukup lama untuk bekerja sesuai dengan kegiatan yang diinginkan perusahaan. Tidak adanya pelatihan khusus dan masa orientasi kepada karyawan baru tersebut menyebabkan kegiatan operasional perusahaan menjadi terhambat. b. Risiko pengiriman jasa dan penagihan piutang Perusahaan sangat menjaga hubungan baik dengan pelanggan agar terciptanya suatu kepuasan pelanggan bila bertransaksi dengan PT TKP. Maka dari itu perusahaan melakukan pengecekan barang yang dimuat dalam setiap container sebelum dikirim sebanyak dua kali oleh kepala bagian gudang dan bagian pengiriman untuk mencegah adanya salah kirim pesanan ke pelanggan. Driver akan memberikan invoice yang berisi total tagihan dari pesanan yang dilakukan kepada pelanggan
setelah barang dikirimkan. Invoice yang diterima pelanggan ditagihkan juga oleh driver, sehingga driver merangkap pekerjaan sebagai pengiriman jasa dan penagihan. c. Risiko penagihan dan piutang tak tertagih Dalam transaksi PT TKP belum menggunakan pernyataan credit limit kepada pelanggan sebelum melakukan transaksi kredit. Namun perusahaan belum menerapkan credit analysis karena perusahaan menganggap bahwa mendapatkan customer harus dilayani dengan baik dan berdasarkan kepercayaan bahwa setiap pelanggan dapat melunasi seluruh tagihan kepada perusahaan. Perusahaan menetapkan setiap invoice dengan jatuh tempo dalam 30 hari pembayaran. d. Risiko musibah yang tidak terprediksi PT TKP merupakan perusahaan jasa yang melakukan pengiriman menggunakan container, musibah yang tidak di prediksi untuk perusahaan jasa pengiriman ini seperti kecelakaan, maka dari itu perusahaan telah mengasuransikan asset container untuk pengiriman kepada pihak asuransi FIF dan ORIX. e. Risiko barang yang hilang atau rusak PT TKP memberikan surat perjanjian tersebut, hanya untuk transaksi pelanggan besar atau transaksi lebih dari Rp50.000.000,00 sehingga apabila transaksi yang kurang dari nominal tersebut, perusahaan tidak menanggung apabila ada hilang atau kerusakan barang.
4. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication) a. Prosedur siklus pendapatan Perusahaan telah memiliki prosedur yang mengatur kegiatan yang berhubungan dengan siklus pendapatan yaitu dimulai dari prosedur penerimaan jasa pelanggan, penagihan, pembayaran piutang, sampai pencatatan laporan. Direktur hanya memberikan informasi mengenai prosedur siklus pendapatan PT TKP secara lisan, belum ada prosedur siklus pendapatan secara tertulis sehingga karyawan hanya mengikuti arahan direktur dalam melakukan kegiatan yang berhubungan dengan siklus pendapatan. b. Informasi dan dokumen terkait Dalam menjalankan seluruh kegiatan yang dilakukan, perusahaan memiliki dokumen-dokumen yang terkait dalam setiap transaksi. Dokumen-dokumen tersebut dibuat untuk mencegah adanya kesalahan informasi antar bagian dalam perusahaan. c. Komunikasi terhadap konfirmasi piutang Komunikasi diperlukan antara perusahaan dengan pelanggan agar mencegah kesalahan informasi. Berdasarkan wawancara, beberapa pelanggan PT TKP tidak melakukan konfirmasi atas pembayaran piutang. Sehingga bagian penagihan tidak mendapatkan informasi yang jelas atas
pelunasan invoice nomor berapa yang dilunasi karena pelanggan tersebut melakukan pelunasan dengan penggabungan dari beberapa invoice. Kurangnya informasi membuat perusahaan tidak dapat memberikan bukti pelunasan pembayaran piutang tersebut.
5. Pemantauan (Monitoring) a. Pemantauan oleh auditor internal Dikarenakan PT TKP merupakan perusahaan dalam skala menengah, direktur tidak membentuk bagian auditor internal yang independen untuk bertugas mengaudit segala aktivitas yang terkait dalam perusahaan, baik dalam hal keuangan maupun operasional perusahaan. Audit internal ditempatkan hanya satu orang saja. Hal ini dikarenakan direktur menekankan biaya beban gaji. b. Pemantauan oleh direktur Pada PT TKP, direktur secara berkala memeriksa laporan penjualan dan pencatatan transaksi yang ada. Pemeriksaan laporan penjualan dan pencatatan transaksi yang dilakukan berkala oleh direktur selama setiap satu bulan sekali atas seluruh aktivitas yang terjadi, maka direktur dapat mengetahui jumlah penjualan yang dilakukan penjualan secara aktual. Dalam hal ini direktur dapat menganalisa dan mengambil tindakan atas kesimpulan yang diperoleh dari laporan-laporan tersebut dan mencocokan setiap transaksi dengan semua bukti yang tercatat. Atas pengendalian internal pemantauan oleh atasan yang terjadi pada PT TKP telah dilakukan cukup baik dan harus mempertahankan apa yang selama ini telah berjalan. c. Pemantauan atas bagian penjualan Setiap dokumen yang berkaitan dengan siklus pendapatan, terutama bagian penjualan pada PT TKP selalu melakukan pemeriksaan dan pemantauan setiap hari. Bagian penjualan sangat menjaga kelengkapan dokumen-dokumen yang terkait atas siklus pendapatan.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian terhadap sistem pengendalian internal siklus pendapatan pada PT TKP, maka dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian internal terhadap siklus pendapatan PT TKP sudah cukup efektif dan efisien. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kekuatan yang dimiliki perusahaan dalam kebijakan prosedur siklus pendapatan antara lain: 1. a. Perusahaan telah melakukan kegiatan penjualan secara terkomputerisasi sehingga memudahkan proses penjualan perusahaan melalui sistem komputer tersebut. b. Dokumen terkait siklus pendapatan, seperti invoice, surat jalan sudah bernomor urut tercetak (prenumberred) dan diberi tembusan. Dokumen tersebut juga telah diotorisasi oleh pihak yang
berwenang pada setiap masing-masing departemen dalam perusahaan secara manual (tanda tangan dan cap perusahaan. c. Perusahaan telah melakukan pemisahan tugas pada fungsi penagihan, fungsi penerimaan kas, fungsi kredit dan fungsi akuntansi sehingga masing-masing fungsi melakukan tugasnya sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya. d. Perusahaan mempunyai kebijakan batas jatuh tempo pembayaran piutang (term of payment) selama 30 hari. Batas jatuh tempo tersebut pembayaran dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama antara perusahaan dengan pelanggan kredit. e. Perusahaan melakukan pembatasan fisik terhadap akses aset yang dimiliki perusahaan, seperti pembatasan fisik atas gudang dengan adanya CCTV dan pembatasan fisik atas aset kas untuk mencegah terjadinya kecurangan yang dapat terjadi. f. Perusahaan melakukan penilaian risiko yang dapat terjadi dalam siklus pendapatan oleh manajer terkait. Perusahaan telah menyadari adanya risiko yang dapat terjadi pada setiap aktivitas yang berjalan dalam perusahaan, terutama risiko yang berhubungan dengan aktivitas siklus pendapatan. g. Direktur secara berkala melakukan review kerja terhadap kinerja seluruh karyawan yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan dan penjualan setiap satu bulan sekali. h. Perusahaan telah melakukan kegiatan pemantauan terhadap aktivitas yang berhubungan dengan siklus pendapatan oleh auditor internal, direktur, dan bagian penjualan.
Namun, ditemukan beberapa kelemahan pada sistem pengendalian internal siklus pendapatan PT TKP yang masih harus diperbaiki yang belum sesuai dengan komponen pengendalian COSO antara lain: 2. a. Dalam komponen lingkungan pengendalian, perusahaan belum melakukan perekrutan karyawan dengan tes tertulis, proses perekrutan sumber daya manusia hanya dilakukan dengan wawancara. b. Dalam komponen informasi dan komunikasi, perusahaan belum memiliki Standar Operational Prosedur (SOP) yang berhubungan dengan siklus pendapatan secara tertulis, prosedur diinformasikan kepada setiap pegawai hanya secara lisan. c. Dalam komponen penilaian risiko, perusahaan belum menerapkan analisa kredit dan pengajuan batasan kredit (credit limit) kepada pelanggan kredit, sehingga berdasarkan analisa umur piutang perusahaan masih terdapat pelanggan yang melebihi batas pembayaran piutang (term of payment). d. Dalam komponen penilaian risiko, belum adanya kebijakan akun piutang tak tertagih, mengakibatkan penumpukkan jumlah piutang usaha perusahaan. Berdasarkan evaluasi umur piutang usaha PT TKP per 1 Desember 2014 sampai dengan 31 Desember 2014. Sehingga perusahaan belum dapat mengendalikan risiko pada piutang tak tertagih.
e. Dalam komponen informasi dan komunikasi, belum diterapkan secara maksimal kepada setiap pelanggan yang melakukan pembayaran, sehingga berdasarkan hasil wawancara perusahaan tidak dapat mengidentifikasi pembayaran yang dilakukan oleh pelanggan. f. Dalam komponen penilaian risiko, bagian delivery melakukan tugas merangkap yaitu melakukan pengiriman dan melakukan penagihan. g. Dalam komponen lingkungan pengendalian, proses otorisasi pemberian kredit hanya kepada direktur, sehingga apabila direktur sedang sibuk atau tidak dikantor penjualan kredit akan terhambat. h. Dalam komponen penilaian risiko, perusahaan belum menerapkan kebijakan jaminan kerusakan maupun kehilangan barang dalam transaksi pelanggan yang kurang dari Rp50.000.000,00. Saran 1. Perusahaan sebaiknya melakukan proses perekrutan karyawan dengan proses tertulis yang berhubungan dengan pengetahuan untuk menilai kemampuan karyawan dalam bidang pekerjaannya. 2. Perusahaan sebaiknya membuat Standar Operational Prosedur (SOP) atas siklus pendapatan pada penjualan, piutang, dan penerimaan kas secara tertulis serta rinci sehingga dapat membantu perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya secara efektif dan efisien. 3. Perusahaan sebaiknya membuat kebijakan batasan kredit (credit limit) untuk setiap pelanggan kredit dan melakukan analisa kredit sebelum melakukan persetujuan penjualan kredit sehingga meminimalisasikan adanya piutang tak tertagih maupun pelunasan piutang yang melebihi jatuh tempo sesuai dengan perjanjian. 4. Perusahaan sebaiknya membuat kebijakan mengenai piutang tak tertagih sehingga perusahaan dapat mengendalikan piutang yang berjalan saat ini agar meminimalkan adanya risiko piutang tak tertagih. 5. Perusahaan sebaiknya memberikan informasi kepada setiap pelanggan yang akan melakukan pembayaran untuk melakukan konfirmasi pembayaran secara jelas. Nomor invoice dan jumlah yang dibayarkan sehingga memudahkan pencatatan perusahaan mengenai pelunasan pembayaran tersebut dan mengurangi adanya pembayaran yang tidak teridentifikasi. 6. Bagian delivery sebaiknya tidak melakukan penagihan, sehingga mencegah kecurangan yang dapat dilakukan bagian delivery tersebut. 7. Direktur sebaiknya memberikan kebijakan delegasi atau memberikan wewenang untuk otorisasi pemberian kredit kepada yang dipercayakan dapat menganalisa dan memeriksa pemberian kredit ketika direktur tidak ada ditempat. Sehingga tidak menghambat kegiatan penjualan kredit. 8. Perusahaan sebaiknya memberikan dan membuat kebijakan perjanjian atas kerusakan dan barang hilang kepada setiap transaksi diatas Rp50.000.000,00 maupun dibawah Rp50.000.000,00 karena
barang tersebut dipercayakan perusahaan oleh pelanggan dan meminimalkan terjadinya kerusakan atau kehilangan barang yang dititipkan tersebut.
REFERENSI Agoes, S. (2014). Auditing : Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik, Edisi ke-4. Jakarta: Salemba Empat. Arens, A. A. dan Loebbecke, J.K. (2015). Auditing: Pendekatan terpadu buku satu dan dua. (Alih bahasa Jusuf, A. A.). Jakarta: Salemba Empat. Frazer. L. (2012). The Effect Of Internal Control On The Operating Activities Of The Small Restaurant. Journal of Business & Economics Research , Vol 10, Number 6. Halim. A. & Budisantoso. (2014). Auditing 2: Dasar-dasar Prosedur Pengauditan Laporan Keuangan. Edisi ke-4. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Herry. (2014). Akuntansi Perpajakan. Jakarta: Grasindo. Iriyadi dan Rosita, I. (2013). Evaluasi Penerapan Sistem Pengendalian Internal Penjualan dan Kas Pada Perusahaan Jasa Penerbangan. Akuntansi Kesatuan, Vol 1 No. 1 April 2013. Kieso, Donald E., Weygandt, Jerry J., Warfield, Terry D. (2011). Intermediate Accounting IFRS ed (Vol 1). New Jersey: John Wiley & Sons. Mayangsari, S. dan Wandararum, P. (2013). Auditing pendekatan Sektor Publik dan Privat. Jakarta: Media Bangsa. Mulyadi (2014). Sistem Akuntansi, Edisi ke-5. Jakarta: Salemba Empat. Monica Audrey Jaya. (2013). Analysis of Internal Control System in revenue Cycle ( A case study in Sahid Montana Dua Hotel) Jurnal ilmiah, Vol 2 No 2 18 Maret 2014. Romney, Marshall B., Steinbart, Paul J. (2014). Accounting Information Systems 13th edition. New Jersey: Pearson Education. Sunyoto, Danang. (2014). Auditing Pemeriksaan Akuntansi (edisi I). Yogyakarta: Center of Academic Publishing Service. Tunggal, Amin Widjaja. (2014). Pengendalian Internal: Konsep dan Studi Kasus. Jakarta: Harvarindo. Wicaksono, Aries. (2013). Evaluasi Pengendalian Internal Siklus Pendapatan Pada PT. X. BINUS BUSINESS REVIEW, Vol. 4 No. 2 November 2013. Wicaksono, Aries & Seoulinda, Nena. (2012). Evaluasi Pengendalian Internal dan Sistem Akuntansi Atas Penerimaan Kas dan Piutang Premi Asuransi Pada PT H. BINUS BUSINESS REVIEW, Vol. 3 No. 2 November 2012.
RIWAYAT PENULIS Lucya lahir di kota Jakarta pada 16 July 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi peminatan Auditing pada Tahun 2015.