Manajemen E-Business pada PT. Garuda Indonesia (Persero), Tbk.
Tugas UAS Mata Kuliah : Pengetahuan Manajemen dan E-Bisnis Dosen : Prof. Dr. Rudy C. Tarumingkeng
Disusun oleh : Alvin Soesilo (01-2014-024)
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA KAMPUS III – JAKARTA 2015
DAFTAR ISI DAFTAR ISI ........................................................................................................... i BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 1.1
Latar Belakang ......................................................................................... 1
BAB 2 STUDI PUSTAKA .................................................................................... 3 2.1
Profil PT. Garuda Indonesia (Persero), Tbk. ............................................ 3
2.2
Visi, Misi dan Nilai-nilai Perusahaan ....................................................... 5
2.3
E-Business dan E-Commerce ................................................................... 6
BAB 3 PEMBAHASAN ........................................................................................ 9 3.1.
Manajemen E-Business PT. Garuda Indonesia, Tbk. ............................... 9
3.2.
Sistem E-Commerce PT. Garuda Indonesia, Tbk. .................................. 11
BAB 4 KESIMPULAN ....................................................................................... 14 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 15
i
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya perkembangan teknologi informasi, dunia
perdagangan tidak lagi dibatasi ruang dan waktu. Mobilitas manusia yang semakin tinggi, menuntut dunia perdagangan menyediakan barang dan jasa dengan lebih cepat, baik, mudah, aman, dan nyaman sesuai dengan permintaan konsumen. Oleh karena itu, para pengusaha perlu mempertimbangkan pemanfaatan teknologi komputer dan telekomunikasi seperti internet untuk melakukan kegiatan bisnis dengan jangkauan pasar yang luas. Dengan teknologi itu, para pengusaha dapat membangun unit-unit bisnis secara elektronik. Kini semakin banyak perusahaan di Indonesia yang menerapkan e-business sebagai sarana untuk membantu perkembangan perusahaan, terutama untuk memperbaiki proses bisnis mereka. Penggunaan teknologi diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar terhadap dunia bisnis yang kompetitif tersebut. Perusahaan yang mampu bersaing dalam kompetisi tersebut adalah perusahaan yang mampu mengimplementasikan teknologi ke dalam perusahaannya. Salah satu jenis implementasi teknologi dalam hal meningkatkan persaingan bisnis dan penjualan produk produk adalah dengan menggunakan E-Business. Selama ini juga pelanggan yang ingin membeli suatu produk diharuskan untuk mendatangi tempat dari penjual produk sendiri dan hal itu sangatlah tidak efisien bagi para pelanggan yang mempunyai kesibukan kesibukan yang sangat padat sekali. Dengan adanya E-Business, maka pelanggan dapat mengakses serta melakukan pesanan dari berbagai tempat. Dengan adanya era teknologi yang canggih saat ini para pelanggan yang ingin mengakses internet tidak harus berada di suatu tempat tertentu, hal itu dikarenakan di kota-kota besar di Indonesia telah banyak tempat tempat yang menyediakan suatu fasilitas akses internet hanya dengan menggunakan laptop/notebook ataupun dengan smartphone dengan menggunakan teknologi wifi.
1
Dalam pembahasan manajemen e-business kali ini, akan ditelaah lebih lanjut tentang PT. Garuda Indonesia. Untuk kelangsungan e-business Garuda Indonesia di masa depan, e-commerce merupakan salah satu faktor untuk mengendalikan ekonomi, dan perusahaan yang tidak didukung e-commerce tidak akan dapat berkompetisi secara global. Dalam pelaksanaan aktivitas sehariharinya, Garuda Indonesia juga menggunakan internet yang ditampilkan dalam website khusus dalam hal e-ticketing. Setiap orang yang akan menggunakan jasa Garuda Indonesia dapat memesan tiket secara online melalui internet. Selain itu, fungsi internet disini adalah untuk memperkenalkan Garuda Indonesia kepada masyarakat, sejarah Garuda Indonesia, serta jasa-jasa yang dilayani. Dapat dilihat bahwa Garuda Indonesia memanfaatkan e-commerce untuk menjalankan aktivitas bisnisnya. Garuda Indonesia mempersiapkan dirinya untuk menjadi market leader untuk industri penerbangan domestic dan siap untuk menghadapi kompetisi secara internasional.
2
BAB 2 STUDI PUSTAKA 2.1
Profil PT. Garuda Indonesia (Persero), Tbk.
Gambar 2.1 Pesawat PT. Garuda Indonesia, Tbk.
Gambar 2.2 Logo Garuda Indonesia Sejarah penerbangan komersial Indonesia dimulai saat bangsa Indonesia sedang mempertahankan kemerdekaannya. Penerbangan komersial pertama menggunakan pesawat DC-3 Dakota dengan registrasi RI 001 dari Calcutta ke Rangoon dan diberi nama “Indonesian Airways” dilakukan pada 26 Januari 1949. Pada tahun yang sama, 28 Desember 1949, pesawat tipe Douglas DC-3 Dakota dengan registrasi PK-DPD dan sudah dicat dengan logo “Garuda Indonesian Airways”, terbang dari Jakarta ke Yogyakarta untuk menjemput Presiden Soekarno. Inilah penerbangan yang pertama kali dengan nama Garuda Indonesian Airways. Setahun kemudian, 1950, Garuda Indonesia resmi menjadi Perusahaan Negara. Pada masa itu, Perusahaan memiliki 38 buah pesawat yang terdiri dari 22 jenis DC-3, 8 pesawat Laut Catalina, dan 8 pesawat jenis Convair 240. Armada Perusahaan terus berkembang, dimana untuk pertama kalinya Garuda Indonesia membawa penumpang jamaah Haji ke Mekkah pada tahun 1956. Perjalanan
3
terbang ke kawasan Eropa dimulai Garuda Indonesia pada tahun 1965 dengan tujuan akhir di Amsterdam. Sepanjang tahun 1980-an, Garuda Indonesia melakukan revitalisasi dan restrukturisasi berskala besar untuk operasi dan armadanya. Hal ini mendorong perusahaan untuk mengembangkan program pelatihan yang komprehensif untuk awak kabin dan awak darat Garuda Indonesia dan mendirikan fasilitas pelatihan khusus di Jakarta Barat dengan nama Garuda Indonesia Training Center. Tahun 2000 Seiring dengan upaya pengembangan usaha, di awal tahun 2005, Garuda Indonesia memiliki tim manajemen baru, yang kemudian membuat perencanaan baru bagi masa depan Perusahaan. Manajemen baru Garuda Indonesia melakukan evaluasi ulang dan restrukturisasi Perusahaan secara menyeluruh dengan tujuan meningkatkan efisiensi kegiatan operasional, membangun kembali kekuatan keuangan yang mencakup keberhasilan Perusahaan dalam menyelesaikan restrukturisasi utang, menambah tingkat kesadaran para karyawan dalam memahami pelanggan, dan yang terpenting memperbarui dan membangkitkan semangat karyawan Garuda Indonesia. Tahun 2010 Penyelesaian seluruh restrukturisasi utang Perusahaan mengantarkan Garuda Indonesia siap untuk mencatatkan sahamnya ke publik pada 11 Februari 2011. Garuda Indonesia, pada Januari 2015, mengoperasikan 134 pesawat yang terdiri dari 2 pesawat Boeing 747-400, 11 pesawat Airbus A330-300, 11 pesawat Airbus A330-200, 5 pesawat Boeing 737 Classic (seri 300/500), 76 pesawat Boeing 737-800NG, 15 pesawat CRJ1000 NextGen, 8 pesawat ATR72-600, 6 pesawat Boeing 777-300ER, dan 30 pesawat Citilink yang terdiri dari 24 pesawat Airbus A320-200, 5 pesawat Boeing 737-300 serta 1 pesawat Boeing 737-400. Menghadirkan standar baru kualitas layanan dalam industri air travel, Garuda Indonesia saat ini melayani penerbangan ke 64 destinasi pilihan yang terdiri dari 44 kota di area domestik dan 20 kota di area internasional.
4
Selain melayani penerbangan di rute-rute tujuan yang dioperasikan, saat ini Garuda Indonesia juga melaksanakan perjanjian “code share” dengan 14 maskapai internasional. Selain itu, pada tanggal 5 Maret 2014, Garuda Indonesia secara resmi bergabung dengan aliansi global, SkyTeam, sebagai bagian dari program perluasan jaringan internasionalnya. Dengan bergabung bersama SkyTeam, penumpang Garuda Indonesia kini dapat terbang ke 1.064 tujuan di 178 negara yang dilayani oleh semua maskapai anggota SkyTeam dengan lebih dari 15.700 penerbangan per hari dan akses ke 564 lounge di seluruh dunia. Garuda Indonesia juga merupakan salah satu maskapai yang terdaftar sebagai IATA Operational Safety Audit (IOSA) Operator dan menerapkan standar keamanan dan keselamatan yang setara dengan maskapai internasional besar anggota IATA lainnya. Garuda Indonesia menerima sertifikat IOSA pada tahun 2008 lalu. 2.2
Visi, Misi dan Nilai-nilai Perusahaan Visi Menjadi perusahaan penerbangan yang handal dengan menawarkan layanan
yang berkualitas kepada masyarakat dunia menggunakan keramahan Indonesia. Misi Sebagai perusahan penerbangan pembawa bendera bangsa Indonesia yang mempromosikan Indonesia kepada dunia, guna menunjang pembangunan ekonomi nasional dengan memberikan pelayanan yang profesional. Nilai-nilai perusahaan Tata Nilai Perusahaan yang disebut sebagai „FLY-HI‟ terdiri dari: eFficient & effective, Loyalty, Customer CentricitY, Honesty & openness, dan Integrity.
Gambar 2.3 Nilai-nilai PT. Garuda Indonesia, Tbk.
5
2.3
E-Business dan E-Commerce E-business dan E-commerce, kedua istilah tersebut sering di asumsikan oleh
orang banyak sebagai satu istilah yang memiliki arti yang sama padahal Ebusiness dan E-commerce secara teknis adalah hal yang berbeda. E-business merupakan sebuah konsep yang lebih luas jika di bandingkan dengan Ecommerce, karena E-business tidak hanya terbatas di dalam hal pembelian dan penjualan barang saja tetapi E-business juga mengacu kepada pelayanan terhadap konsumen, kolaborasi dengan mitra bisnis, dan serta melakukan transaksi elektronik dengan organisasi lain. Menurut O‟Brian dan Marakas (2006), e-business adalah penggunaan internet dan jaringan lainnya serta teknologi informasi yang mendukung ecommerce, enterprise communication & collaboration, dan proses bisnis berbasis web yang menghubungkan perusahaan dengan pelanggan dan partner bisnisnya. E-business yang meliputi e-commerce, yaitu melibatkan pemasaran, pembelian, penjualan, serta servis produk atau jasa dan informasi pada jaringan internet. Menurut Samantha Shurety (1999), e-business adalah mengenai penggunaan teknologi internet untuk melakukan transformasi proses bisnis yang dilakukan. Bentuk e-business yang paling mudah terlihat adalah pembelian barang secara online baik retail maupun grosir. Dari pemaparan diatas, maka disimpulkan bahwa e-business (Electronic Business) mempunyai pengertian kegiatan bisnis suatu perusahaan yang memanfaatkan sistem internet dan teknologi informasi yang mendukung ecommerce, enterprise communication & collaboration, dan proses bisnis berbasis web yang menghubungkan perusahaan dengan pelanggan dan partner bisnisnya. Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dengan penerapan e-business adalah sebagai berikut : 1.
Peningkatan efisiensi dimana perusahaan dapat melakukan efisiensi dari total biaya operasional perusahaan yang ditujukan untuk penciptaan dan pendistribusian informasi ke berbagai divisi terkait. Penerapan Ebusiness dapat meningkatkan efisiensi, ditunjukkan dengan email dapat mengurangi biaya komunikasi, call center dapat mengurangi biaya pelayanan pelanggan, website dapat mengurangi biaya marketing, decision support system dapat mengurangi biaya rapat.
6
2.
Peningkatan
efektivitas. Perusahaan dapat
melakukan aktivitas
operasional perusahaan sehari-hari berhubungan dengan pelanggannya non stop 24 jam, 7 hari dalam seminggu dengan adanya penerapan EBusiness. 3.
Perluasan jangkauan dan ruang gerak perusahaan. Perusahaan secara tidak langsung berhubungan dengan ratusan juta calon pelanggan yang tersebar diseluruh dunia dengan adanya penerapan E-Business.
4.
Terciptanya produk dan jasa baru. Penerapan E-business membuka kesempatan perusahaan untuk menawarkan produk-produk baru akibat berkonvergensinya berbagai sektor industri dan produk-produk sesuai dengan keinginan konsumen.
5.
Terciptanya peluang-peluang bisnis baru. Perusahaan akan dapat menciptakan produk atau jasa baru dari setiap penemuan e-technology baru. Menurut Dave Chaffey pada bukunya yang berjudul E-Business And E-
Commerce Management (2009), E-commerce merupakan seluruh jenis transaksi elektronik antara perusahaan dan stakeholder, baik transaksi keuangan (jual-beli) atau bertukar informasi. E-commerce memiliki beberapa jenis atau model yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini:
7
1.
Consumer to Consumer (C2C), kegiatan bisnis/transaksi antar konsumen.
2.
Consumer to Business (C2B), kegiatan bisnis/transaksi dari konsumen kepada produsen atau perusahaan. Contoh: pemberian masukan/feedback kepada perusahaan.
3.
Consumer to Government (C2G), kegiatan bisnis/transaksi dari konsumen kepada pemerintahan. Dapat berupa feedback kepada pemerintah.
4.
Business to Consumer (B2C), kegiatan bisnis/transaksi dari produsen kepada konsumen. Dapat berupa promosi, pembentukan brand image.
5.
Business to Business (B2B), kegiatan bisnis/transaksi antar perusahaan.
6.
Business to Government (B2G), kegiatan bisnis/transaksi dari perusahaan kepada pemerintah. Dapat berupa masukan atau komentar kepada organisasi pemerintahan.
7.
Government to Consumer (G2C), kegiatan bisnis/transaksi dari pemerintah kepada konsumen, dapat berupa pemberian pajak (tax), pelayanan pemerintah.
8.
Government to Business (G2B), kegiatan bisnis/transaksi dari pemerintah kepada produsen/perusahaan, dapat berupa pemberian pajak, regulasi pemerintah.
9.
Government to Government (G2G), kegiatan bisnis/transaksi antar institusi pemerintahan.
8
BAB 3 PEMBAHASAN 3.1. Manajemen E-Business PT. Garuda Indonesia, Tbk. Prioritas
e-business
PT. Garuda
Indonesia,
Tbk.
bertujuan untuj
memperoleh revenue dari beberapa pasar geografis yang baru dan memastikan penyimpanan account customer. Strategi yang digunakan oleh pihak Garuda Indonesia untuk dapat mencapai tujuannya antara lain adalah dengan menggunakan fasilitas e-commerce untuk produk-produk standar, membangun sistem e-procurement, membangun kolaborasi dan project management tools, serta menciptakan partner yang bertujuan untuk paperless support. Menentukan bagaimana pihak Garuda Indonesia harus me-restruktur atau mengubah kemampuannya dalam tujuannya untuk mencapai sekumpulan prioritas untuk ebusiness. Untuk mencapai tujuannya, PT. Garuda Indonesia melakukan beberapa pendekatan mulai dari proses integrasi sampai dengan proses pemisahan (separation), yang diantaranya berupa in-house division, joint venture, strategic partnership, dan spin-off. Keuntungan yang diberikan oleh Garuda Indonesia sehubungan dengan pendekatan integrasi yang dilakukannya antara lain adalah kemampuan untuk menyebarkan informasi dan pencapaian efisiensi ekonomi. Model bisnis, layanan, dan revenue yang digunakan oleh Garuda Indonesia adalah Business-to-Business (B2B) dan Business-to-Consumer (B2C), dimana dalam setiap model bisnis yang digunakan oleh Garuda Indonesia selalu diupayakan inovasi-inovasi dalam setiap layanannya untuk meningkatkan kualitas dari pengalaman yang akan ditawarkan. Hal ini merupakan faktor yang sangat penting dalam menjalankan e-business perusahaan. Strategi pengembangan produk dan pasar yang dilakukan oleh Garuda Indonesia adalah dengan market development, dimana channel online disini digunakan untuk melakukan transaksi penjualan ke pasar baru, memperoleh keuntungan dari rendahnya biaya advertising secara internasional tanpa membutuhkan dukungan infrastruktur penjualan dari wilayah pelanggan. Penggunaan internet disini sangat membantu Garuda Indonesia untuk memasuki pasar baru yang diberikan oleh rute mereka dengan alokasi biaya yang lebih
9
efektif. Iklan Garuda Indonesia untuk menggambarkan pelayanan yang menyenangkan dengan “e-travel”. Kebijakan Masterplan IT Garuda Indonesia telah menyusun dan menerapkan IT Masterplan 2012 – 2016 untuk mendukung pencapaian target bisnis Perseroan melalui inisiatifinisiatif yang terfokus, serta pemilihan teknologi yang realistis dan pragmatis. Inisiatif IT Garuda Indonesia dilaksanakan berdasarkan skala prioritas yang difokuskan pada key objective berikut: 1. Mengganti core airline system (PSS) 2. Menyediakan teknologi yang dibutuhkan untuk bergabung dengan SkyTeam. 3. Membangun platform teknologi yang handal untuk semua area bisnis. 4. Memfasilitasi untuk memberikan diferensiasi terfokus pada area bisnis tertentu. 5. Membangun kapabilitas TI sehingga dapat meningkatkan kemampuan Garuda Indonesia secara signifikan dalam mengimplementasi berbagai inisiatif Teknologi Informasi. Masterplan IT Garuda Indonesia dibangun di atas delapan prinsip teknologi yang kesemuanya ditujukan untuk mendukung pencapaian target Perseroan, serta melakukan diferensiasi bila diperlukan. Ke delapan prinsip tersebut adalah: 1. Memilih sistem standar industri penerbangan, dan menerapkannya untuk fungsi-fungsi yang menawarkan kemampuan bagi Garuda untuk kompetitif. 2. Memilih sistem IT yang dinamis dan mempunyai kemampuan yang terbaik
dikelasnya,
untuk
digunakan
pada
fungsi-fungsi
yang
membutuhkan kemampuan diferensiasi kompetitif. Untuk fungsi lainnya difokuskan untuk menggunakan sistem terintegrasi menggunakan platform yang telah terbukti handal dan tidak perlu kustomisasi. 3. Mengembangkan arsitektur IT yang luwes dan dapat digunakan kembali, serta memberikan kemudahan bagi calon penumpang untuk mengakses layanan dan informasi melalui berbagai channel. 4. Mengembangkan arsitektur IT yang dapat menjamin kerahasiaan data pelanggan dan perusahaan, dengan menerapkan kebijakan, proses dan perangkat keamanan yang sesuai.
10
5. Menerapkan standard best practice di sistem aplikasi. 6. Melakukan integrasi informasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas yang memberikan manfaat untuk pelanggan dan perusahaan. 7. Memanfaatkan infrastruktur dengan menyediakan bandwith yang memadai, keamanan, dan kontinuitas bisnis. 8. Melaksanakan proyek dan menyediakan layanan IT yang sesuai standar industry dengan dukungan mitra IT terpercaya untuk menjamin ketepatan waktu dan efektivitas. 3.2. Sistem E-Commerce PT. Garuda Indonesia, Tbk. Pada tahun 2013, Garuda Indonesia juga terus berupaya untuk meningkatkan kinerja dari jalur distribusi e-commerce. Total penumpang (passenger traffic) dari jalur distribusi ini mencapai 4.132.790 penumpang di tahun 2013, atau menyumbang sekitar 16,6% dari total penumpang Garuda Indonesia. Hal ini meningkatkan penjualan e-commerce perusahaan daru USD 308 juta di tahun 2012 menjadi USD 401,3 juta di tahun 2013, atau meningkat sebesar 30,4%. Unit kerja e-commerce membawahi 5 channel distribusi, yaitu: 1. B2C (Business to Consumer) : www.garuda-indonesia.com 2. B2T (Business to Technology) : gosga.garuda-indonesia.com 3. B2B (Business to Business) : corga.garuda-indonesia.com 4. Mobile/aps : m.garuda-indonesia.com 5. Call center : 08041807807 atau 021-2351999 Dalam pelaksanaan aktivitas sehari-harinya, Garuda Indonesia juga menggunakan internet yang ditampilkan dalam website khusus dalam hal eticketing. Setiap orang yang akan menggunakan jasa Garuda Indonesia tidak hanya dapat memesan tiket secara konvensional, tetapi juga bisa secara online melalui internet. Selain itu, fungsi internet disini adalah untuk memperkenalkan Garuda Indonesia kepada masyarakat itu sendiri, sejarah Garuda Indonesia, serta jasa-jasa yang dilayani. Dari sini dapat dilihat bahwa Garuda Indonesia memanfaatkan e-commerce untuk menjalankan aktivitas bisnisnya. Bentuk penerapan e-commerce Garuda Indonesia ini adalah dengan menyediakan pusat layanan call centre selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu, reservasi online. Secara umum e-travel adalah penggunaan fasilitas e-commerce untuk
11
mengubah kebiasaan para pelanggan dalam industri travel sesuai dengan pengertian e-travel di internet. Garuda Indonesia menyediakan layanan ecommerce dalam bentuk : e-booking, e-payment, e- ticket, advance check in, schedule info, e-voucher, dan promo. Easy booking adalah proses reservasi dan transaksi penerbangan yang dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun dengan menghubungi Garuda Indonesia Call Centre. E-payment adalah pembayaran tiket secara lebih mudah dan cepat melalui beragam fasilitas online payment, termasuk kartu kredit, ATM, phone banking, mobile banking, dan internet banking. Fasilitas e-ticketing merupakan tiket elektronik atau tiket tanpa kertas untuk semua penerbangan tujuan domestik dan Singapura dengan keberangkatan dari Jakarta. E-ticketing ini diyakini dapat menguntungkan kedua belah pihak, baik itu pihak maskapai penerbangan maupun pihak konsumen. Penggunaan
E-Commerce
ini
dapat
membantu
perusahaan
dalam
meningkatkan penyebaran produk serta pendapatan. Sistem ini dirancang untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan pemasaran suatu perusahaan yang timbul ketika memasarkan hasil produksi/layanan jasanya masih mengandalkan tenaga sales. Sedangkan jika menggunakan sistem penjualan secara online, konsumen dapat melakukan pemesanan barang/jasa secara online dari berbagai tempat dan kapan saja. Melalui sistem e-commerce, proses pemasaran dapat dilakukan secara lebih efektif dan efisien.
Gambar 3.1 Tampilan Website Garuda Indonesia
12
Gambar 3.2 Tampilan Mobile app Garuda Indonesia (https://m.garudaindonesia.com/touch/)
Gambar 3.3 Beberapa Top Destinasi Garuda Indonesia
13
BAB 4 KESIMPULAN E-business adalah salah satu cara yang dijalankan oleh perusahaan untuk meningkatkan daya saing melalui berbagai manfaat yang diberikan, diantaranya efisiensi biaya operasional, penjangkauan pasar yang lebih cepat, maupun jangkauan geografis usaha yang lebih luas. Banyak perusahaan di Indonesia dituntut untuk mempersiapkan diri dengan berbagai perangkat e-business sebagai bagian baru dari pola interaksi dengan para pelanggannya, pemasoknya, dan bahkan juga dengan karyawannya sendiri. Walaupun e-business memiliki banyak manfaat bagi perusahaan maupun konsumen, masin ada beberapa tantangan dan keterbatasan untuk menjalankannya, yaitu: 1. Kepercayaan konsumen akan transaksi online masih belum membentuk high trust society. 2. Sarana pembangunan, khususnya jaringan internet di Indonesia yang masih belum memadai, sehingga belum menjangkau seluruh wilayah Indonesia dalam hal koneksi internet. 3. Keterbatasan SDM untuk mengembangkan e-business. 4. Maraknya tindak kejahatan yang dilakukan melalui internet, seperti hacking dan sebagainya. Penerapan e-business pada PT. Garuda Indonesia, Tbk. telah terintegrasi cukup baik. Hal ini dilihat melalui aplikasi perusahaan yang memberikan kerangka kerja konseptual yang menghubungkan antar proses dan interface dari aplikasi e-business, mulai dari bagaimana customer relationship management perusahaan, hubungan dengan pemasok atau supply chain management perusahaan dengan e-procurement, e-commerce pada partner relationship management, human resources development system di Garuda Indonesia dan enterprise resource planning
sebagai integrasi dari sistem e-business yang
dijalankan PT. Garuda Indonesia, Tbk.
14
DAFTAR PUSTAKA
Chaffey, Dave. (2009). E-Business and E-Commerce Management: strategy, implementation, and practice. 4th ed. Edinburgh Gate, England: Prentice Hall. Laporan keuangan tahunan PT. Garuda Indonesia, Tbk. tahun 2013. O‟Brien & Marakas. (2006). Management Information Systems, McGraw-Hill/Irwin. Shurety, Samantha. E-business with Net.Commerce, Upper Saddle River, N.J. : Prentice Hall PTR ; London : Prentice-Hall International, 1999. Website
PT.
Garuda
Indonesia,
Tbk.
dapat
diakses
pada
https://www.garuda-indonesia.com/id/id/index.page Corporate Online System Garuda Indonesia, dapat diakses pada https://corga.garuda-indonesia.com/web/ Garuda Online Sales Garuda Indonesia, dapat diakses pada http://gosga.garuda-indonesia.com/web/ Mobile App Garuda Indonesia, dapat diakses pada https://m.garudaindonesia.com/touch/
15