KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA
Sidang Paripurna II DRN dan Seminar Nasional : “Dukungan Kebijakan Riset dan Inovasi Untuk Peningkatan Daya Saing Industri” Dr. Ir. Jumain Appe, M.Si Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Jakarta, 14 November 2016 Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016
Kementerian Ristek dan Dikti
1
1
Arahan RPJPN 2005-2025 • Visi: INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR
• MISI: 1.Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila. 2.Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing. 3.Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum. 4.Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu. 5.Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan 6.Mewujudkan Indonesia asri dan lestari
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016
Kementerian Ristek dan Dikti
22
2
Arah Pembangunan Nasional Jangka Panjang VISI
Pembangunan
Penciptaan nilai tambah berbasis keunggulan kompetitif (SDA + SDM + IPTEK)
2025
RPJMN Tahun 2020-2024 RPJMN Tahun 2015-2019
RPJMN Tahun 2010-2014 RPJMN Tahun 2005-2009 Menata kembali NKRI, membangun Indonesia yg aman dan damai, yg adil dan demokratis dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik
Memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan iptek, memperkuat daya saing perekonomian
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016
Memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan
pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan iptek
Kementerian Ristek dan Dikti
Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan di segala bidang dengan
struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif
33
3
9 (Sembilan) Agenda Prioritas Pembangunan (Nawa Cita) 1.
Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara;
2.
Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya;
3.
Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan;
4.
Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya;
5.
Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia;
6.
Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional;
7.
Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor strategis ekonomi domestik;
8.
Melakukan revolusi karakter bangsa;
9.
Memperteguh ke-bhinneka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016
Kementerian Ristek dan Dikti
4
4
PILIHAN UNTUK INDONESIA
‘Empowering’ Politik Luar Negeri Bebas aktif (Non Alignment); Memaksimalkan kerjasama G20, B20 Mencegah Middle Income Trap Ekonomi Inovasi (Iptek) berbasis SDA dan Budaya – Keunggulan Komparatif menjadi Keunggulan Kompetitif – Konsumtif menjadi Produktif – Diferensiasi menjadi Terintegrasi
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016
Kementerian Ristek dan Dikti
5
5
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS MENUJU KEUNGGULAN KOMPETITIF
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016
Kementerian Ristek dan Dikti
6
6
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016
Kementerian Ristek dan Dikti
7
7
GLOBAL COMPETITIVE INDEX – INDONESIA 2015-2016 Rank at 41 of 140 Countries 1st pillar: Institutions
4.1
2nd pillar: Infrastructure
4.2
3rd pillar: Macroeconomic environment
5.5
4th pillar: Health and primary education
5.6
5th pillar: Higher education and training
4.5
6th pillar: Goods market efficiency
4.4
7th pillar: Labor market efficiency
3.7
8th pillar: Financial market development
4.2
9th pillar: Technological readiness
3.5
10th pillar: Market size
5.7
11th pillar: Business sophistication
4.3
12th pillar: Innovation
3.9
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016
http://reports.weforum.org/global-competitiveness-report-20152016/economies/#economy=IDN
Kementerian Ristek dan Dikti
8
8
Pillar: Technological Readiness, Business Sophistication & Innovation Indicators
Score
Rank
Indicators
9th pillar: Technological Readiness
3.5
85
Availability of latest technologies
4.8
68 Local Supplier Quantity
Firm-level technology absorption
5.1
41
FDI and technology transfer
4.6
54
Individuals using Internet, %*
17.1
Fixed-broadband Internet subscriptions/100 pop.* Int’l Internet bandwidth, kb/s per user* Mobile-broadband subscriptions/100 pop.*
11th Pillar: Business Sophistication
Score
Rank
Indicators
Score
Rank
4.3
36
12th pillar: Innovation
3.94
30
4.7
39 Capacity for innovation
4.7
30
Local Supplier Quality
4.2
74
Quality of scientific research institutions
4.3
41
Value Chain Breadth
4.3
31
Company spending on R&D
4.2
24
113
State of Cluster Develop.
4.4
28
University-industry collaboration in R&D
4.5
30
1.2
106
Nature of competitive advantage
3.7
51
Gov’t procurement of advanced tech products
4.2
13
6.2
111
Production process sophistication
4.1
48
Availability of scientists and engineers
4.6
34
34.7
76
Extent of marketing
4.8
35
PCT patents, applications/million pop.*
0.1
102
Sumber: http://reports.weforum.org/global-competitiveness-report-2015-2016/economies/#economy=IDN
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016
Kementerian Ristek dan Dikti
9
9
Kondisi Eksisting Industri Indonesia (1) Postur Tipe-Tipe Industri di Indonesia
Sumber: Presentasi Kementerian PPN/Bappenas, Raker 2016 Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016
Kementerian Ristek dan Dikti
10
10
(2) Rantai Penciptaan Nilai Tambah
Sumber: Presentasi Kementerian PPN/Bappenas, Raker 2016 Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016
Kementerian Ristek dan Dikti
11
11
Model Kemandirian Industri Nasional dan Peran Kemenristek Dikti
RATOR
Industri Pembuatan Komponen
Industri Pendukung IKM Komponen Pendukung & Part Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016
Kementerian Ristek dan Dikti
Inkubator Teknologi
Pendanaan Riset dan Inovasi
INTEG-
Kerjasama dengan lembaga Litbang (SDM dan Infrastrutkur Lab)
DUKUNGAN RISET DAN INOVASI
Inkubasi Bisnis Teknologi
12 12 12
IMPLEMENTASI SISTEM INOVASI NASIONAL PENGIKAT (Kebijakan Nasional)
Potensi Nasional (SDA & BUDAYA)
INDUSTRI/ COMMUNITY
KESAMAAN LANGKAH (INSENTIF)
Mendorong Kekuatan
Inovasi
Ekonomi Nasional.
•Masyarakat •BUMD/BUMN •Investor
ACADEMIA
•PT •LPNK •Lemlit
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016
Kementerian Ristek dan Dikti
TRIGGER (INSENTIF)
•KEUANGAN, BAPENAS •SEKTOR •RISTEKDIKTI •Perindustrian dll
13
13
PENGUATAN SISTEM INOVASI NASIONAL INDONESIA
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016
Kementerian Ristek dan Dikti
14
14
Contoh Inisiatif Pelaksanaan Sistem Inovasi 1. 2.
3.
4.
Pengembangan Klaster Inovasi untuk mendukung Kawasan Ekonomi a.l KEK, Kawasan Industri Revitalisasi PUSPITEK sebagai S & T Park • Menjadikan PUSPITEK sebagai Badan Layanan Umum (BLU) • Menjadikan PUSPITEK sebagai pusat unggulan riset berteknologi tinggi Pembentukan Klaster Inovasi Daerah untuk Pemerataan Pertumbuhan • Model Pengembangan Kasawasan Inovasi Perikanan di Wilayah Bagian Timur Indonesia, • Model Pengembangan kawasan industri inovasi produk-produk hilir yang terintegrasi, untuk pengembangan kelapa sawit, kakao dan kopi. • Model Pengembangan Kawasan Inovasi Energi yang berbasis non-renewable dan renewable energy, • Model Pengembangan Kawasan Peternakan di Wilayah Sulawesi Selatan, NTB dan NTT • Model Pengembangan Kawasan Industri Perkapalan di Jawa Timur dan Batam • dll Penguatan Aktor Inovasi • Menciptakan SDM yang kompeten • Optimalisasi sumber daya manusia berpendidikan S2 dan S3 • Pengadaan laboratorium berstandar internasional • Kerjasama internasional
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016
Kementerian Ristek dan Dikti
15
15
Peran Strategis Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
LEMBAGA YANG BERKUALITAS
INOVASI
PENELITIAN DAN PENEMBANGAN
SUMBERDAYA BERKUALITAS
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016
DAYA SAING
TENAGA KERJA TERAMPIL DIKTI
Kementerian Ristek dan Dikti
16 16 16
Arah Kebijakan Kemenristek Dikti Arah: 1. Meningkatkan tenaga terdidik dan terampil berpendidikan tinggi. 2. Meningkatkan kualitas pendidikan tinggi dan lembaga litbang. 3. Meningkatkan sumber daya litbang dan pendidikan tinggi yang berkualitas.
4.
Meningkatkan produktivitas penelitian dan pengembangan.
5.
Meningkatkan inovasi bangsa.
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016
Fokus bidang utama : 1.Pangan, 2.Energi, 3.Teknologi dan Manajemen Transportasi, 4.Teknologi Infomasi dan Komunikasi, 5.Teknologi Pertahanan dan Keamanan, 6.Teknologi Kesehatan dan Obat, dan 7.Material Maju.
Kementerian Ristek dan Dikti
17
17
Lingkup Penguatan Riset dan Inovasi Nasional Innovation
Inventions
Penguatan Inovasi
Penguatan R&D
EKSPLORASI
UJI ALPHA (α)
1. Ide/Konsep 2. Riset Eksplorasi 3. Feasibility/Scanning
1. Pengembangan purwarupa (prototype) 2. Replikasi 3. Uji laboratorium
1. Uji Lapangan (lingkungan pengguna/nyata) 2. Pengembangan Lanjut
TRL 1 - 6
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016
DIFUSI
UJI BETA (β)
1. Aplikasi di pengguna 2. Komersialisasi awal 3. Pengembangan pasar 4. Komersialisasi lanjut
TRL 7 – 9
Kementerian Ristek dan Dikti
18 18 18
STRATEGI RISET DAN INOVASI:
Balanced Demand Driven dan Supply Push
Demand Driven Take to market
Market identified
Take to market
Market to be identified
Supply Push Basic Research
Tecnology
Research grants
Technology grants
Product Development
Innovation Support: sertifikasi, uji, standarisasi, pilot scale, trial productin, insentif, regulasi
Many years of R&D Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016
2-3 Years Kementerian Ristek dan Dikti
19
19
Kerangka Konseptual Hubungan Industri dengan Organisasi Publik Sains/Iptek Dunia Usaha/Industri atau Perusahaan
Perilaku budaya
Kapasitas litbang Tatakelola perusahaan Struktur pasar Kapasitas produksi Kinerja inovasi
Kesesuaian Iptek yang dimiliki dengan yang dibutuhkan Kebutuhan pasar dan perkembangan teknologi
Perguruan Tinggi & Lembaga litbang Kapabilitas litbang Fokus bidang riset Pola pengorganisasian Kapasitas pemanfaatan Kinerja litbang
Saluran Interaksi Intermediaries
Promosi program
Insentif fiskal dan pendanaan
INDUSTRY – SCIENCE RELATIONSHIP (ISR)
Dukungan pengelolaan dan pendanaan riset
Tatakelola dan tatalaksana
Regulasi
Struktur Insentif Sumber : Benchmarking Industry-Science Relationships. OECD. 2002
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016
Kementerian Ristek dan Dikti
20
20
Konsep Pengembangan Teaching Industry Pemerintah Republik Indonesia (Kementerian Keuangan, Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Ristek & Dikti)
Pemenuhan kebutuhan anggaran
Pengadaan pemerintah
SDM ahli, teknologi,
Pengadaan pemerintah
kebutuhan spesifik
Insentif pajak
kapasitas
Perguruan Tinggi Lembaga Litbang
Teaching Industry (*) order/load market driven,
Peran PT/Litbang : 1.Memenuhi fixed cost foresight technology., revenue 2.Teknologi dan SDM ahli 3.Kapasitas produksi/ “fabrication lab”
Industri/Pabrik
Peran Industri : 1.Pemberi order (load) 2.Quality control 3.“Bapak angkat” 4.Informasi dinamika pasar
Nilai Tambah Nasional
(*) Teaching Industry, dikembangkan sesuai target pembangunan bidang/sektor
1. Pemenuhan kebutuhan dalam negeri 2. Peningkatan TKDN (daya saing dan kemandirian industri) 3. Pengembangan dan pemenuhan tenaga kerja trampil 4. Peningkatan ekspor produk DN
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016
Kementerian Ristek dan Dikti
21 21 21
INISIATIF PENGUATAN INOVASI NASIONAL (Rakernas 2016)
Regulating
Executing
Empowering
1. Mobility Peneliti/ Perekayasa/ Dosen ke Industri
1. Roadmap Prioritas Produk Inovasi Thn. 2025)
2. Reward bagi Peneliti/ Perekayasa/Dosen Penilaian angka kredit
2. Fasilitasi Pendanaan Inovasi
1. Pengembangan/Penguatan unit-unit Intermediasi/ Technology Transfer Office – TTO
a. Penerapan Teknologi di Industri
3. Pengaturan Royalti atas Komersialisasi Paten DN
b.Inovasi PT di Industri
4. Flexibility pendanaan riset, pengembangan dan inovasi melaui skema Block Grant
c. Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi d.Inovasi PPBT di PT
5. Insentif Fiskal dan Non Fiskal
2. Pengembangan Help Desk untuk konsultasi inovasi bagi IKM 3. Pengembangan Pusat – Pusat Pelatihan 4. Penguatan Standarisasi berbasis hasil R&D Penguatan Lembaga Uji dan Sertifikasi
5. Memperkuat kolaborasi dengan BUMN dan Industri sebagai penggerak inovasi
6. Regionalisasi Inovasi PT
6. Pengadaan Pemerintah untuk pre komersial produk hasil R&D
3. Pengembangan Teaching Industri
7. Pengembangan database dan sistem informasi inovasi
7. Penjaminan Resiko/Asuransi Teknologi/ sistem jaminan inovasi
4. Pengembangan Konsorsium Inovasi
8. Penguatan difusi dan diseminasi; pameran dan promosi; Business Gathering
5. Pengembangan Wahana Interaksi ABG Industri (STP, Klaster Inovasi)
9. Penguatan Kerjasama Internasional (G to G; B to B)
8. Kewajiban bagi setiap PTN untuk menghasilkan produk inovasi setiap tahun 9. Harmonisasi Kebijakan Sektoral
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016
Kementerian Ristek dan Dikti
10. Penguatan Neraca Inovasi dan Daya Saing
22
22
Contoh Program Riset dan Inovasi Inovasi untuk Kemandirian dan Substitusi Impor
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016
Kementerian Ristek dan Dikti
23
23
PRODUK ALAT KESEHATAN - UGM Lembaga Pelaksana : UGM Lembaga Mitra : PT. Gama Multi Usaha, Yayasan Hepatika, PT. Swayasa Prakarsa,
PT. Phapros, PT. Indofarma, PT. Kimia Farma dan PT. Kalbe Farma
Berfungsi sebagai blood haemostatic pasca pencabutan atau operasi gigi Sponge pertama di Indonesia yang memiliki sertifikasi halal dan aman digunakan
Ijin produksi sudah keluar dan siap produksi (proses trial produksi)
Ina Shunt
Untuk mengetahui adanya sel kanker nasfaring dalam darah pasien
Ijin Produksi sudah keluar dan siap produksi
Berfungsi untuk mengalirkan cairan otak dari rongga ventrikel menuju rongga perut (peritoneal) pada pasien hidrosefalus
Membantu mengatasi problema kesehatan bagi penderita jantung korones Ina Stent
Ijin produksi dan edar sudah keluar, dan masih dalam proses pengurusan e catalog Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016
Kementerian Ristek dan Dikti
03
Proses Uji Klinis
24
24
Kondisi saat ini Implan Tulang SS 316L untuk Rehabilitasi Organ Tulang yang Patah
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016
• bahan baku tersedia melimpah berupa bijih nikel dan pabrik pengolahan bijih nikel menjadi paduan Fe-Ni atau Fe-Ni-Cr • merupakan jenis austenitic steel yang dapat bertahan hingga suhu 871 oC dengan tetap mempertahankan sifat mekanik yang baik. Dibandingkan seri sebelumnya yaitu tipe stainless steel SS 304 maka SS 316 ini telah ditingkatkan ketahanan korosinya dengan penambahan Molybdenum (Mo). • non-hardenable dengan proses heat treatment, dapat juga dilakukan dengan proses pemanasan (annealing) pada suhu 1038 oC – 1149 oC yang diperlukan untuk membentuk karbida elemen penstabil, yang kemudian diikuti pendinginan cepat (quenching).
Kementerian Ristek dan Dikti
MAJU
Keunggulan Stainless steel SS316 dan SS316L:
M AT E R I A L
Pemanfaatan Inovasi Teknologi Biomaterial untuk Pembuatan Implan Tulang Berbasis Stainless Steel 316L Lokal di Industri Alat Kesehatan
5 25
25
BENIH PADI IPB 3S Lembaga Pelaksana : IPB Mitra Kerjasama : PT. BLST dan ASBENINDO STATUS : Telah dihasilkan benih sumber sebanyak 250 Ton
01 Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016
Kementerian Ristek dan Dikti
26
26
PERBIBITAN SAPI Lembaga Pelaksana : UNHAS Mitra Kerjasama : LIPI, Pemprov NTB, Pemkab Enrekang, PT. Karya Alam Rumpin (KAR), CV Agro Bukit Indah Status : Inisiasi pembentukan PT Unhas Livestock Industry
02 Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016
Kementerian Ristek dan Dikti
27
27
Peneliti : BPPT Industri: PT. INTI
Sistem • sistem avionik dari suatu pesawat dapat memancarkan secara terus menerus informasi penting (kecepatan, ketinggian, dan parameter lainnya) secara lengkap
Pengguna Teknologi • Operator dan pemeliharaan: PT. Angkasa Pura I dan II; UPT HUBUD • Pembangunan prasarana: Kemenhub
Efisiensi
Cara kerja sistem ADSB
• Harga yang lebih murah karena produksi dan ide teknologi dari dalam negeri
TKDN • Reciever (RX) 11% • Data Processor 10 % • HMI 15 % • Power Supply Unit 11% •Direktorat PerkiraanJenderal TKDN 47% Penguatan Inovasi 14/11/2016
TEKNOLOGI INFORMASI DAN K O M U N I K A S I
Automatic Dependent Surveillance Broadcast (ADS-B)
ADS-B ini merupakan sistem navigasi dalam dunia penerbangan yang dengan frekuensinya dapat di deteksi oleh radar dengan berbagai data yang dapat ditampilkan dalam bentuk text, visual 2D dan 3D. Data yang ditampilkan lebih rinci dan lengkap, termasuk informasi pesawatnya. ADS-B yang dikembangkan mampu menangkap signal dari transponder yang dimiliki setiap pesawat sipil dalam radius 200 mil, sehingga setiap pergerakan pesawat Kementerian Ristek dan Dikti 28 akan terdeteksi.
12 28
RADAR CUACA Lembaga Pelaksana : ITB Lembaga Mitra : PT. LAPI, PT. INTI, LIPI, BMKG Status : Telah dibuat Prototipe Skala Mini Radar Cuaca
Antenna Pedestal untuk Radar FMCW
IDRA/TU Delft
ITB
Reflectivity (Very Good Match)
Antenna Pedestal untuk Radar Pulse Compression
04
Prototipe Mini Scale Radar Enclosure, Top ViewInovasi Direktorat Jenderal Penguatan 14/11/2016
Enclosure, Bottom ViewDikti Kementerian Ristek dan
29
29
Sistem operasi di mana berbagai aplikasi dapat ditempatkan pada sebuah smart card, tanpa tergantung oleh penyedia smart card dan penyedia layanan, sehingga negara bisa mengkontrol fitur, protokol, dan sistem operasinya untuk jaminan keamanan data, juga agar mudah dilakukan kostumisasi untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dan standar dalam negeri.
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016
Lembaga Pelaksana : PT. Xirka Silicon Technology Lembaga Mitra : ITB, UI, Universitas Telkom, Unhas Output : Dokumen Spesifikasi Operating System Smart Card Hasil Uji Operating system Kementerian Ristek dan Dikti
TEKNOLOGI INFORMASI DAN K O M U N I K A S I
PENGEMBANGAN SISTEM OPERASI MULTIAPLIKASI PADA SMART CARD
20 30
30
MTU (Mechatronic Training Unit): Adalah alat bantu pembelajaran terpadu “multidisiplin ilmu” berbasiskan mesin perkakas berteknologi CNC dan Mekatronika yang merupakan miniatur dari mesin-mesin yang umum dipakai di dunia industri, sehingga mampu memproduksi komponen standar industri yang berukuran relatif kecil.
PT. CNC Controller Indonesia
MTU dihasilkan dari kolaborasi riset perguruan tinggi (ITS) dengan industri (PT.CNC Controller Indonesia) untuk “menjawab” kebutuhan industri dan masyarakat Indonesia bahkan dunia, melalui perwujudan sektor pendidikan dan pelatihan menjadi lebih baik
TEKNOLOGI INFORMASI DAN K O M U N I K A S I
Mechatronic Training Unit
11 Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016
Kementerian Ristek dan Dikti
31
31
Latar Belakang Potensi Pasar Untuk memenuhi kebutuhan komunikasi data yang Puluhan ribuan pelanggan internet untuk semakin besar adalah fiber optik sampai ke rumah rumah (Fiber to The Home/FTTH) dengan teknologi Gigabit Pasive Optical Network (GPON) yang terdiri dari 3 bagian yaitu Optical Line Termination (OLT) yang ada di pusat jaringan, Optical Network Termination (ONT) yang ada di sisi pelanggan, serta Pasive Network. Saat ini, baik teknologi OLT maupun ONT masih terkunci pada single vendor, sehingga Operator tidak memiliki banyak pilihan dalam desain dan penentuan spesifikasi ONT. Diskripsi dan Kegunaan Teknologi ONT berfungsi sebagai perangkat gateway di rumah. Berbagai services yang diberikan oleh Operator tergantung dari kemampuan ONT. Dengan pengembangan produk ONT ini, memudahkan Operator Telekomunikasi untuk mengelola jaringan FTTH, serta memungkinkan Operator untuk melakukan interoperability pada berbagai OLT yang sudah ada, Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016
Kementerian Ristek dan Dikti
TEKNOLOGI INFORMASI DAN K O M U N I K A S I
OPTICAL NETWORK TERMINATION (ONT)
05 32
32
SMALL CELL 4G LTE Small Cell 4G LTE merupakan perangkat telekomunikasi nirkabel berbasis teknologi 4G LTE, memiliki fungsi sebagai perpanjangan Macro Cell BTS di dalam memberikan layanan konektivitas data yang tinggi (terutama di kotakota besar Indonesia). Lembaga Pelaksana : ITB Lembaga Mitra : PT. LEN, PT Fusi Global Teknologi Status : Uji Interoperability di gedung Lab TTC Telkomsel Buaran
Live di Metro TV
05 Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016
Kementerian Ristek dan Dikti
33
33
Manfaat • Alat utama keselamatan perjalanan kereta api yang dapat mengatur, melancarkan, dan menjaga keselamatan perjalanan kereta api dengan menjaga tumburan terjadi antar kereta api. • Sistem Interlocking dengan pelayanan purna jual local dan mudah dalam perawatannya karena diproduksi di dalam negeri.
Kelebihan • Mengatur headway lalu-lintas kereta api terutama untuk stasiun pada jalur mainline. • Dengan produk yang sama buatan luar negeri, harga relatif bersaing
TKDN • Desain • SDM
Stakeholder : CBI adalah system interlocking yang dikembangkan • Kementerian Perhubungan sebagai fasilitator oleh industri dalam negeri dengan kemampuan implementasi produk CBI menengani sistem persinyalan dimulai dari stasiun • ITB dan ITS sebagai konsultan software • BPPT sebagai validator dengan skala kecil, menengah sampai dengan stasiun besar, didesain sebagai solusi yang tepat Pengguna: Stasiun Kereta Api (PT. KAI) dengan produk interlocking berbasis • Telah terpasang di Stasiun Gumilir, Cilacap Jawa mikroprosesor pertama di Indonesia. Tengah 2012, yang diresmikan Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Diktisejak tahun 14/11/2016
oleh Menteri Perhubungan, Menteri BUMN dan
TRANSPORTASI
Computer Based Interlocking (CBI)
15 34
34
LATAR BELAKANG
PT. Mitra Prima Sentosa; BPPT
• Rubber air bag yang digunakan pada industri perkapalan/maritim/galangan kapal untuk membantu proses menaikan dan menurunkan kapal. Pusat Teknologi Industri Proses – BPPT sebagai salah satu lembaga litbang yang mempunyai fungsi sebagai fasilitator dan katalisator dalam penerapan teknologi. BPPT mulai melaksanakan penelitian dan pengembangan rubber air bag dan pada tahun 2013-2014 telah berhasil membuat prototipe rubber air bag. dengan ukuran: diameter 1 meter dan panjang 10 dan 12 meter yang telah diuji aplikasi bekerja sama dengan galangan kapal PT. Barokah Marine – Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Ristek dan Dikti Pekalongan. 14/11/2016
TRANSPORTASI
PENERAPAN TEKNOLOGI RUBBER AIRBAG PADA INDUSTRI KARET NASIONAL
14
35
35
Deskripsi: Sepeda motor listrik sebagai fokus utama kegiatan ini merupakan sebuah teknologi yang tidak hanya potensial bagi pasar Indonesia, namun juga dapat mengurangi polusi dan ketergantungan terhadap BBM. Pengujian yang akan dilakukan (Output) 1. Kondisi maximum speed 2. Kondisi range at 80% maximum speed 3. Kondisi acceleration ability 4. Kondisi hill starting ability 5. Kondisi speed UP hill Stakeholder
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016
TRANSPORTASI
PENGUJIAN PERFORMANCE SEPEDA MOTOR LISTRIK GESITS SESUAI STANDAR INTERNASIONAL ISO-130642
33
Instansi pengusul : Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (PUI-PT) Sistem dan Kontrol Otomotif ITS
Kementerian Ristek dan Dikti
36
36
N U D A
A J
UJI PRODUKSI DAN APLIKASI DI INDUSTRI UNTUK MENDORONG HILIRISASI DAN KOMERSIALISASI TEKNOLOGI ENZIM LATAR BELAKANG
A
A
L
K
U
M
• Permintaan enzim industri cenderung meningkat seiring dengan makin meningkatnya jumlah dan jenis indusri yang menggunakannya. Berdasarkan laporan Bussiness Communication Company Inc. permintaan global terhadap enzim diprediksi meningkat rata-rata 7.0% pada tahun 2015 – 2020 (BCC Research, 2015). Sayangnya hingga saat ini belum ada produsen enzim berskala industri di Indonesia, dan hampir 99% kebutuhan enzim untuk industri nasional dipenuhi oleh enzim impor
POTENSI PASAR • Industri kulit dan kertas
TUJUAN INOVASI
I
OUTPUT •Dokumen alih teknologi •Laporan hasil kegiatan uji produksi •Laporan hasil uji aplikasi enzim •Perjanjian Lisensi
B A H A N M A T E R
• PT. Petrosida Gresik telah membangun industri enzim dengan kapasitas 3 ton/hari dengan dukungan teknologi dari BPPT. Saat ini, unit enzim tersebut dalam tahap melaksanakan Performance Test untuk mendapatkan kondisi operasi yang optimal sehingga dapat menghasilkan enzim dengan kualitas dan spesifikasi produk yang diharapkan, meliputi: Uji produksi (production trial) protease di PT. Petrosida Gresik; Uji aplikasi protease skala produksi di industri penyamakan kulit, PT. Rajawali, Tanjungsari, Sidoarjo; dan Uji aplikasi xilanase skala produksi di PT. Fajar Paper bekerjasama dengan PT. Sadya Balawan
B
DESKRIPSI DAN KEGUNAAN TEKNOLOGI
STAKEHOLDERS •Kemenperin, Kemenristekdikti, Industri Kulit, Industri Kertas, BPPT
TIM PENGUSUL •Konsorsium Enzim
TARGET
•Performance test/optimasi proses produksi protease di PT. Petrosida Gresik • Berhasilnya penerapan teknologi enzim di industri pada skala •Uji produksi protease (production trial) di PT. Petrosida Gresik produksi komersial; Berhasilnya komersialisasi produk enzim dan •Uji aplikasi protease di PT. Rajawali Tanjungsari (industri kulit) pemanfaatannya oleh industri pengguna (end user); •Ujidan aplikasi xilanase di PT. Fajar Paper (industri pulp dan Meningkatnya kapasitas dan Inovasi kapabilitas SDMKementerian didalam Ristek Direktorat Jenderal Penguatan Dikti kertas) 14/11/2016inovasi teknologi enzim menghasilkan •Alih teknologi produksi xilanase
22 37
37
TERIMAKASIH
Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi 14/11/2016
Kementerian Ristek dan Dikti
38
38